SENI BERTANYA DALAM MENGAJAR Oleh : Erwin Tanur, M.Si Widyaiswara Muda Pusdiklat BPS RI Abstrak Dalam proses pembelajaran, bertanya memiliki peran yang penting, sebab pertanyaan yang tertata rapi dengan baik dan dengan teknik penyampaian yang tepat pula akan memberikan dampak positif pada peserta diklat. Keterampilan dan kelancaran bertanya seorang widyaiswara senantiasa perlu dilatih dan dikembangkan, baik dari sisi pertanyaannya maupun dari cara bertanya. Secara umum pertanyaan yang baik dapat memiliki beberapa kriteria, antara lain : (i) jelas dan mudah dimengerti, (ii) mengandung informasi yang cukup untuk menjawabnya, (iii) terfokus pada satu masalah tertentu, (iv) memberikan waktu yang cukup pada peserta didik untuk berpikir sebelum menjawab, (v) memberikan pertanyaan pada seluruh peserta secara merata, (vi) memberikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga peserta didik akan memiliki keberanian untuk menjawab ataupun balik bertanya, (vi) menuntun jawaban peserta didik sehingga pada akhirnya dapat menemukan jawaban sendiri dengan baik dan benar. Pertanyaan menurut maksudnya antara lain : pertanyaan permintaan (compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question), pertanyaan menggali (probing question). Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom antara lain : pertanyaan pengetahuan (recoll question atau knowledge question), pertanyaan pemahaman (comprehension question), pertanyaan penerapan (aplication question), pertanyaan analisis (analysis question), pertanyaan sintesis (synthesis question), pertanyaan evaluasi (evaluation question). Seorang widyaiswara hendaknya menunjukkan sikap baik pada saat bertanya ataupun saat menjawab pertanyaan. Sikap dan gaya termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan dan posisi badan menunjukkan ada atau tidaknya kehangatan dan keantusiasan seorang widyaiswara dalam mengajar.
Kata Kunci: Seni Bertanya dalam Proses Pembelajaran
A. Pendahuluan Dalam proses pembelajaran, bertanya memiliki peran yang penting, sebab pertanyaan yang tertata rapi dengan baik dan dengan teknik penyampaian yang tepat pula akan memberikan dampak positif pada peserta diklat, antara lain : (i) meningkatnya partisipasi peserta diklat dalam proses pembelajaran, (ii) tumbuhnya minat dan rasa ingin tahu peserta diklat terhadap permasalahan yang sedang dibicarakan atau yang sedang dihadapinya, (iii) pengembangan pola pikir dan cara belajar aktif dari peserta diklat, karena pada dasarnya dengan berpikir itu maka akan muncul pertanyaan, (iv) menuntun proses berpikir peserta diklat, karena dengan pertanyaan
1
yang baik akan mengarahkan munculnya jawaban yang baik pula, (v) memusatkan perhatian peserta diklat terhadap permasalahan yang sedang dibahas. Keterampilan dan kelancaran bertanya seorang widyaiswara senantiasa perlu dilatih dan dikembangkan, baik dari sisi pertanyaannya maupun dari cara bertanya. Secara umum pertanyaan yang baik dapat memiliki beberapa kriteria, antara lain : (i) jelas dan mudah dimengerti, (ii) mengandung informasi yang cukup untuk menjawabnya, (iii) terfokus pada satu masalah tertentu, (iv) memberikan waktu yang cukup pada peserta didik untuk berpikir sebelum menjawab, (v) memberikan pertanyaan pada seluruh peserta secara merata, (vi) memberikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga peserta didik akan memiliki keberanian untuk menjawab ataupun balik bertanya, (vi) menuntun jawaban peserta didik sehingga pada akhirnya dapat menemukan jawaban sendiri dengan baik dan benar.
B. Jenis – Jenis Pertanyaan 1.
Pertanyaan menurut maksudnya a. Pertanyaan permintaan (Compliance Question), pertanyaan yang mengharapkan agar peserta didik mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan. Contoh: “Bisakah bapak/ibu sekalian tenang sebentar? Ada teman kita yang ingin menyampaikan pendapatnya.” b. Pertanyaan retoris (Rhetorical Question), pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, melainkan dijawab sendiri oleh widyaiswara, ini merupakan salah satu teknik penyampaian informasi. Contoh: “mengapa kita harus menyampaikan pendapat dengan baik dan sopan, karena dengan menyampaikan pendapat secara baik dan sopan akan …. “ c. Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (Prompting Question), pertanyaan yang diajukan untuk memberikan arahan kepada peserta didik dalam proses berpikirnya. Hal ini biasanya dilakukan apabila ada bagian tertentu dalam pembahasan yang dianggap penting, atau suatu cara yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan tambahan untuk dapat menjawab pertanyaan utamanya. d. Pertanyaan menggali (Probing Question), pertanyaan lanjutan yang akan mendorong peserta didik untuk lebih mendalami jawabannya sendiri pertanyaan pertama, peserta didik didorong untuk dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas jawaban sebelumnya.
2.
Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom 2
a. Pertanyaan pengetahuan (Recoll Question atau Knowledge Question), pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifat hafalan atau mengingat ulang apa yang telah disampaikan. Contoh : “Sebutkan ciri-ciri komunikasi yang efektif!” b. Pertanyaan pemahaman (Comprehension Question), pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifat pemahaman dengan kata-kata sendiri. Contoh : ”Jelaskan apa yang maksud dengan pelayanan prima!” c. Pertanyaan penerapan (Aplication Question), pertanyaan yang menghendaki jawaban untuk menerapkan materi atau informasi yang telah diterima. Contoh : “Berdasarkan kriteria tertentu coba anda rumuskan suatu organisasi pelayanan publik yang efektif!” d. Pertanyaan analisis (Analysis Question), pertanyaan yang menuntut jawaban dengan cara mengidentifikasi, mencari bukti dan membuat kesimpulan. Contoh : “Berdasarkan proses yang telah kita bahas tadi, kesimpulan apa yang dapat anda berikan?” e. Pertanyaan sintesis (Synthesis Question), pertanyaan yang menghendaki jawaban benar, tidak hanya satu jawaban, yang akan menuntut peserta didik untuk dapat membuat prediksi, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Contoh : “Apa yang akan anda lakukan apabila responden menolak memberikan informasi?” f. Pertanyaan evaluasi (Evaluation Question), pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapat terhadap permasalahan yang ada. Contoh : “Bagaimana pendapat anda tentang adanya Reformasi Birokrasi?” Untuk meningkatkan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran, seorang widyaiswara hendaknya menunjukkan sikap baik pada saat bertanya ataupun saat menjawab pertanyaan. Sikap dan gaya termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan dan posisi badan menunjukkan ada atau tidaknya kehangatan dan keantusiasan seorang widyaiswara dalam mengajar.
C. Kesimpulan Dalam proses pembelajaran, bertanya memiliki peran yang penting, sebab pertanyaan yang tertata rapi dengan baik dan dengan teknik penyampaian yang tepat pula akan memberikan dampak positif pada peserta diklat. Pertanyaan yang baik dapat memiliki beberapa kriteria, antara lain : (i) jelas dan mudah dimengerti, (ii) mengandung informasi yang cukup untuk menjawabnya, (iii) terfokus pada satu 3
masalah tertentu, (iv) memberikan waktu yang cukup pada peserta didik untuk berpikir sebelum menjawab, (v) memberikan pertanyaan pada seluruh peserta secara merata, (vi) memberikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga peserta didik akan memiliki keberanian untuk menjawab ataupun balik bertanya, (vi) menuntun jawaban peserta didik sehingga pada akhirnya dapat menemukan jawaban sendiri dengan baik dan benar. Pertanyaan menurut maksudnya antara lain : pertanyaan permintaan (compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question), pertanyaan menggali (probing question). Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom antara lain : pertanyaan pengetahuan (recoll question atau knowledge question), pertanyaan pemahaman (comprehension question), pertanyaan penerapan (aplication question), pertanyaan analisis (analysis question), pertanyaan sintesis (synthesis question), pertanyaan evaluasi (evaluation question).
4
Daftar Pustaka
Harold P Adams & Frank Graves Dickey. Basic Principles of Student Teaching. 1956. New York, American Book Co. Peraturan Kepala LAN No. 3 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya. Suryadi A. Membuat Siswa Aktif Belajar. Bina Cipta. Bandung. 1983
5