STATUS TINGKAT CEMARAN LOGAM BERAT PADA SUSU SEGAR DI BEBERAPA KUD DI JAWA BARAT (Heavy Metal Contamination Levels in Fresh Milk Taken from Different Locations in West Java) MISGIYARTA
dan
SRI USMIATI
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor
ABSTRACT Fresh milk consumption in Indonesia is increasing . Milk can be contaminated by microbes, pesticides, heavy metals and may pose health problems for consumers . Therefore, the heavy metal contaminations must be minimized for obtaining good quality of milk . The first step for minimizing heavy metal hazard in fresh milk is by detecting the level of heavy metal contamination in fresh milk . The objective of this study was to determine the level of heavy metal contamination in fresh milk in West Java . Fresh milk samples were taken from KUD Tandang Sari, Sumedang, and KUD Sarwamukti, Lembang . Levels of heavy metal analysis were done by using Atomic Absorbance Spectrophotometry (AAS) . The results of heavy metal analysis were Cd 0 .0069-0 .0122 ppm ; Pb 0.1209-0 .2933 ppm, and Zn 2 .8765-5 .1500 ppm . According to Indonesian National Standard (SNI) 01-3141-1998, the maximum level for heavy metal contamination in fresh milk are Cd 0 .5 ppm, Zn 0.5 ppm ; Pb 0 .3 ppm . In this study, Zn was the heavy metal contaminant above the maximum level . Keywords : Fresh milk, heavy metal contamination, Cd, Pb, and Zn ABSTRAK Komsumsi susu segar di Indonesia mengalami peningkatan . Produksi susu dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan susu segar maupun susu olahan mengalami peningkatan . Kasus kontaminasi susu dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah mikroba, residu pestisida , serta logam berat. Kontaminan tersebut dapat menyebabkan kerusakan susu dan gangguan kesehatan bagi manusia . Langkah awal penanggulangan bahaya kontaminan logam berat adalah dengan cara mengetahui status tingkat kontaminan logam berat pada susu segar . Susu segar perlu dianalisis kadar logam beratnya. Sampel susu segar diambil dari KUD Tandang Sari, Sumedang, serta dari KUD Sarwamukti, Lembang . Analisis kadar logam berat dilakukan dengan Atomic Absorbance Spectrophotometry (AAS) . Hasil analisis terhadap beberapa sampel susu kadar logam berat tertinggi dapat dipaparkan sebagai berikut dalam ppm ; Cd 0,0069-0,0122 ppm; Pb 0,1209-0,2933 ppm; Zn 2,8765-5,1500 ppm. Status tingkat cemaran logam berat pada susu segar ditemukan susu yang mengandung kontaminan logam berat di atas ambang batas maksimal menurut standar SNI 013141-1998, Cd-; Zn 0,5 ppm ; Pb 0,3 ppm. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa Zn adalah kontaminan logam berat yang melebihi batas ambang maksimal . Kata kunci : Susu segar, kontaminasi logam berat, keamanan pangan PENDAHULUAN Susu merupakan salah satu pangan yang tinggi kandungan gizinya karena terkandung protein, lemak, mineral dan vitamin . Oleh karena itu susu sangat bermanfaat bagi manusia terutama balita, anak-anak, wanita hamil dan menyusui serta kasus penderita gizi buruk. Akan tetapi susu juga merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroba yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Untuk
308
memenuhi ketersediaan susu harus disertai peningkatan mutu dan keamanan produk susu karena seberapa tinggi nilai gizi suatu pangan tidak ada artinya apabila pangan tersebut tidak bermutu dan berbahaya bagi kesehatan (MutwlATl et al., 2002). Di Indonesia tingkat konsumsi rata-rata masih rendah dengan tingkat konsumsi standar kecukupan gizi 6 .4 kg/kapita/tahun, pada tahun 1998 barn mencapai sekitar 4,2 kg/kapita/ tahun. Dalam hal konsumsi protein hewani
Semiloka Nasional Prospek Indusrri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020
secara umum dapat dikatakan Indonesia berada pada urutan paling rendah diantara negaranegara Asia, konsumsi protein hewan baru mencapai 4,19 g/kapita/hari, sedangkan yang ingin dicapai adalah 6 g/kapita/hari . Saat ini pada umumnya masyarakat mengkonsumsi susu dalam bentuk susu bubuk yang sebagian besar bahan dasarnya adalah susu impor temyata lebih tinggi dibandingkan konsumsi susu murni yang dihasilkan oleh peternak sapi perah yang ada di Indonesia . Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan produksi susu, juga usaha peningkatan konsumsi susu atau produksinya . Diharapkan peningkatan konsumsi susu akan dapat memacu peningkatan produksi susu, juga sebaliknya peningkatan produksi akan mendorong peningkatan konsumsi susu (MENKES, 2000). Berarti tugas bidang peternakan untuk meningkatkan ketersediaan susu agar dapat meniadakan impor tersebut . Sebagian besar susu dihasilkan dari peternakan sapi perah rakyat yang dimiliki peternak dari beberapa ekor sampai belasan ekor sapi perah. Oleh karena peternak bermodalkan keuangan yang rendah mengakibatkan kandang, peralatan pemerahan, ketersediaan air sangat terbatas mengakibatkan rendahnya mutu susu yang dihasilkan seperti BJ rendah, TPC tinggi mengakibatkan positif test alkohol dsb . Hal ini yang memicu susu dibuang karena penolakan susu oleh IPS (Industri Pengolahan Susu) . Konsumsi susu segar paling besar adalah IPS, oleh sebab itu persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh IPS seharusnya adalah yang disepakati bersama antara produsen (peternak) melalui koperasi dan IPS . Saat ini penolakan susu juga didasarkan kepada tercemarnya bahan kimiawi yang berbahaya maupun tidak berbahaya seperti ditambahkannya gula, susu, aflatoxin, antibiotika, pestisida, logam berat (INOOMILK, 2004) . Kerusakan susu umumnya disebabkan oleh kontaminasi mikroba karena alat pemerahan dan tempat penyimpanan yang kurang bersih, udara, lalat dan penanganan oleh manusia (BUCKLE et al., 1985) . Sebagian besar kerusakan susu disebabkan oleh mikroorganisme, beberapa kerusakan yang disebabkan oleh mikroorgnisme antara lain adalah, 1) pengasaman dan penggumpulan susu karena terbentuknya asam laktat, 2) pengentalan dan
pembentukan lendir dan 3) penggumpalan susu tanpa penurunan pH karena aktifitas bakteri Bacillus cereus (BUCKLE et al., 1985). Persyaratan mutu susu berdasarkan SNI dan Direktorat Jenderal Peternakan tertera pada Tabel 1 . Peternakan susu rakyat di Indonesia umumnya tergabung di dalam suatu wadah koperasi susu . Menurut PANGGABEAN (2001) usaha agribisnis susu adalah salah satu usaha yang telah dilaksanakan koperasi sejak tahun 1948 . Kegiatan ini merupakan usaha andalan KUD dan koperasi susu untuk tujuan menyelamatkan produksi susu rakyat dan menambah pendapatan peternak (GKSI, 1996) . Agribisnis susu merupakan komoditas yang mudah rusak, mempunyai risiko tinggi, karena itu perlu penanganan yang hati-hati dan spesialisasi . Spesialisasi menumbuhkan kemampuan dan keahlian yang baik . Keahlian memerlukan kompetensi yang dapat dipelajari melalui pendidikan yang teratur dan berkesinambungan . Informasi mengenai cemaran logam berat pada berbagai komoditas pertanian termasuk susu segar masih sangat terbatas, terpotongpotong dan tidak tersedia secara konsisten dari waktu ke waktu . Data status tingkat cemaran logam berat antara lain : Zn, Pb, Cd dan logam berat yang lain sangat diperlukan . Tingkat kontaminasi logam berat yang tinggi dalam tubuh manusia yang masuk lewat makanan yang dikonsumsi akan menyebabkan masalah kesehatan yang serius . Beberapa contoh kasus keracunan logam berat Arsen triorganik pada kadar 300-30 .000 ppb dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan seperti; iritasi perut, muntah, diare, penurunan produksi sel darah merah dan darah putih, serta gangguan kesehatan lain (ANoNiMous, 2004) . Adanya kontaminan Cadmium (Cd) pada makanan yang tertelan ke dalam tubuh manusia pada kadar yang tinggi akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang serius, antara lain : penyakit kanker, kerusakan fungsi ginjal, juga menyebabkan terjadinya deformasi tulang yang di Jepang dikenal sebagai penyakit "itaiitai" (ANONimous, 2004) . Demikian juga kasus-kasus penurunan tingkat kesehatan yang lain yang disebabkan karena terpapar cemaran logam berat lainnya . Beberapa kasus penurunan tingkat kesehatan yang disebabkan terpapar
309
Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020
kontaminan logam berat yang tinggi yang terkandung pada makanan maupun minuman, maka sangat penting upaya menekan kontaminan logam berat tersebut. Langkah kontaminan logam awal upaya penekanan
berat tersebut adalah dengan mengetahui informasi tingkat kontaminan logam berat pada pangan dan minuman termasuk di dalamnya adalah susu segar .
Tabel 1 . Syarat mutu susu Komponen Wama, bau, rasa, kekentalan Berat jenis (pada 27,5°C) minimum Kadar lemak minimum Kadar bahan kering tanpa lemak minimum Derajat asam Uji alkohol 70% Uji didih Katalase maksimum Titik beku Angka refraksi Kadar protein minimum Angka reduktase Cemaran mikroba, maksimum : Total kuman
Syarat' Tidak ada perubahan 1,0280 2,8% 8,0% 4,5 sampai 7°SH Negatif Negatif 3 cc -0,520 sampai -0,560 °C 34,0 2,7% 2-5jam 3 juta/cc
Salmonella E. colt (patogen)
Caliform Streptococcus Group B Staphylococcus aureus
Kuman patogen dan benda asing Negatif Jumlah sel radang maksimum Cemaran logam berbahaya Maksimum Timbal (Pb) Seng (Zn) Merkuri (Hg) Arsen (As) Residu Antibiotika Pestisida/insektisida Uji pemalsuan Uji peroxidase Keterangan :'Direktorat Jenderal Peternakan No . 17/KPTS/PJP/DEPTAN/93 bSNI 01-3141-1998 Dengan demikian upaya penelitian menggali informasi tingkat cemaran logam berat pada susu segar sangat diperlukan . Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kontaminan logam berat Cd, Pb dan Zn path susu segar, serta mengetahui status kontaminan logam berat pada susu segar terhadap standar yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia untuk susu.
3 10
Syaratb Tidak ada perubahan 1 .0280 3,0% 8,0% 6 sampai 7°SH Negatif 3 cc -0,520 sampai -0,560 °C 36-38 2,7 2-5 jam I juta CFU/ml Negatif Negatif 20/ml Negatif 1 x 10 2/ml Negatif 4 x 10 5/ml 0,3 ppm 0,5 ppm 0,5 ppm 0,5 ppm Sesuaidengan Peraturan yang berlaku Negatif Negatif
MATERI DAN METODOLOGI Pada tahun 2005 untuk mengetahui tingkat kontaminan logam berat di daerah Jawa Barat maka diadakan analisis mutu susu dari aspek kandungan logam beratnya. Pengambilan sampel susu dilakukan pada tingkat peternak, pada tingkat pengumpul susu dari para peternak dan ti tingkat koperasi. Pengambilan sampel susu pada tingkat peternak dilakukan secara acak, demikian juga pengambilan sampel susu segar di tingkat pengumpul . Pada tingkat koperasi diambil sampel susu sapi dari
Semiloka Nasional Prospek Indusiri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020
koperasi yang mewakili koperasi yang memiliki kualitas pengelolaan baik dan koperasi yang memiliki kualitas pengelolaan kurang. Sampel susu diambil dan disimpan pada container box yang di dinginkan dengan menggunakan es batu agar tidak cepat rusak . Analisis logam berat pada sampel susu segar dilakukan di Laboratorium Kimia, Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian Bogor . Metode analisis logam berat dengan alat Atomic Adsorbsion Spectrophotometer (AAS). Kontaminan seng (Zn), (cara pengabuan) (SNI 19-2896,1998) . Prinsip
Contoh dicampur dengan larutan magnesium nitrat dalam etanol, kemudian dikeringkan dan diabukan. Dilanjutkan dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (AAS) . Peralatan
1) Spektrofotometer serapan atom dengan kelengkapannya . 2) Cawan porselen kapasitas 50 ml atau 100 ml . 3) Pipet isi 10 ml, terkalibrasi . 4) Penangas air. 5) Tanur, terkalibrasi . 6) Labu ukur 100 ml, terkalibrasi. Pereaksi
1) Larutan magnesium nitrat 10% dalam etanol . 2) Larutkan 10 g Mg(N03 ) .6H 20 dalam 100 ml etanol 95% . 3) Larutan HCI dan HNO 3 4) Encerkan 100 ml HCI p .a sampai 250 ml dengan air suling, kemudian tambahkan 100 ml HNO3 p .a dan encerkan kembali sampai 500 ml dengan air suling. Cara kerja
1) Timbang 1-5 g contoh dan masukkan ke dalam cawan porselin atau gelas pyrex 100 ml, tambahkan dengan menggunakan pipet 10,0 ml larutan magnesium nitrat dalam etanol, diaduk
dengan batang pengaduk. Angkat batang pengaduk dan bilasi dengan etanol 95% . 2) Uapkan etanol diatas penangas air sambil diaduk berkali-kali, kemudian panaskan diatas penangas listrik (tutuplah piala gelas dengan kaca arloj i) . 3) Pindahkan piala gelas ke dalam tanur dengan suhu 200 °C dan secara bertahap naikan suhu sampai 500° C selama 2 jam dan abukan sepanjang malam pada suhu 450-500°C. 4) Angkat piala gelas dari tanur dan biarkan dingin diatas asbes . Apabila masih terdapat sisa karbon, setelah dingin ditambahkan 1 ml air dan 2 ml HNO3 p.a, kemudian keringkan diatas penangas air . Panaskan kembali pada sihi 500 °C selama I jam . Ulangi perlakuan ini sampai diperoleh abu yang berwarna putih . 5) Tambahkan 5 ml larutan campuran HCI dan HNO3 ke dalam abu melalui dinding piala gelas dan panaskan diatas penangas air samapai abu larut. 6) Pindahkan larutan secara kuantitatif kedalam labu ukur 100 ml, kemudian impitkan dengan air suling . Saring dengan kertas saring kertas watman 540 . 7) Siapkan blanko dengan pereaksi yang sama. 8) Bacalah absorbansi larutan standar, blanko dan contoh dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 213,7 nm untuk zeng. 9) Buat kurva kalibrasi dengan sumbu Y sebagai absorbansi dan sumbu X sebagai konsentrasi (dalam ppm) . 10) Hitung kadar logam berat dalam contoh . Perhitungan
Kadar logam dalam contoh dihitung dengan menggunakan rumus sbb : (tg logam/ml dari kurva kalibrasi) x V Kadar logam (pg/g) = m Keterangan : V adalah volume pelarut, dalam ml m adalah bobot contoh dalam gram
3 11
Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020
Kontaminan logam berat Cadmium (Cd) (AOAC, 1995) Prinsip Contoh dihidrolis :s dengan asam untuk memecah karbohidrat dan protein dalam contoh dan membebaskan mineral-mineral yang terkandung di dalamnya . Peralatan
1) Spektrofotometer serapan atom (AAS) dengan kelengkapannya. 2) Labu ukur 100 ml, terkalibrasi. Semua perlatan harus dicuci dengan HNO 3 8 N . Pereaksi
1) Standar Cd 1000 ppm 2) Campuran HC1O4 :HNO3 :H 2SO4 (5 :2 :1) Cara kerja
1) Timbang I gram contoh ke dalam labu destruksi, tambahkan 10 ml campuran HCIO4 :HNO 3 :H 2SO4 (5 :2 :1), kemudian larutan didigest pada suhu 100° C sampai larutan berwarna putih (uap coklat telah hilang) . 2) Naikkan suhunya menjadi 200°C sampai larutan menjadi + 1,2 ml . 3) Angkat dan encerkan menjadi 25 ml. 4) Ukur dengan AAS pada panjang gelombang 228,8 nm . Perhitungan
Kadar logam Cadnium (Cd) dalam contoh dihitung dengan menggunakan rumus sbb : (jiglogam/ml dari kurva kalibrasi) x V Kadar logam Cd (pg/g) = m Keterangan : V adalah volume pelarut, dalam ml m adalah bobot contoh dalam gram
Kontaminan logam Timbal (Pb) (cara pengabuan) (SNI 19-2896-1998) Prinsip
Contoh dicampur dengan larutan magnesium nitrat dalam etanol, kemudian dikeringkan dan diabukan. Dilanjutkan dengan
3 12
pengukuran menggunakan spektrofotometer serapan atom. Peralatan
1) Spektrofotometer serapan atom (AAS) dengan segala kelengkapannya . 2) Cawan porselen dengan kapasitas 50 ml atau 100 ml. 3) Pipet isi 10 ml, terkalibrasi . 4) Penangas air. 5) Tanur, terkalibrasi . 6) Labu ukur 100 ml, terkalibrasi . Pereaksi
1) Larutan magnesium nitrat 10% dalam etanol. a . Larutkan 10 g Mg(N03) .6H20 dalam 100 ml etanol 95% . 2) Larutan HCI dan HNO3 a . Encerkan 100 ml HCI p .a sampai 250 ml dengan air suling, kemudian tambahkan 100 ml HNO3 p.a dan encerkan kembali sampai 500 ml dengan air suling . Cara kerja
1) Timbang 1-5 g contoh dan masukkan ke dalam cawan porselin atau gelas pyrex 100 ml, tambahkan dengan mengguna-kan pipet 10,0 ml larutan magnesium nitrat dalam etanol, aduk dengan batang pengaduk . Angkat batang pengaduk dan bilas dengan etanol 95% . 2) Uapkan etanol diatas penangas air sambil diaduk berkali-kali, kemudian panaskan diatas penangas listrik (tutuplah piala gelas dengan kaca arloji) . 3) Pindahkan piala gelas ke dalam tanur dengan suhu 200° C dan secara bertahap naikan suhu sampai 500°C selama 2 jam dan abukan sepanjang malam pada suhu 450-500 °C . 4) Angkat piala gelas dari tanur dan biarkan dingin diatas asbes. Apabila masih terdapat sisa karbon, setelah dingin ditambahkan lml air dan 2 ml HNO3 p .a, kemudian keringkan diatas penangas air . Panaskan kembali pada sihi 500 ° C selama I jam . Ulangi
Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020
perlakuan ini sampai diperoleh abu yang berwarna putih . 5) Tambahkan 5 ml larutan campuran HCI dan HNO3 ke dalam abu melalui dinding piala gelas dan panaskan diatas penangas air samapai abu larut . 6) Pindahkan larutan secara kuantitatif kedalam labu ukur 100 ml, kemudian impitkan dengan air suling . Saring dengan kertas saring dengan kertas watman 540 . 7) Siapkan blanko dengan pereaksi yang sama . 8) Bacalah absorbansi larutan standar, blanko dan contoh dengan menggunakan spektrofotometer srapan atom pada panjang gelombang 283,3 nm . 9) Buat kurva kalibrasi dengan sumbu Y sebagai absorbansi dan sumbu X sebagai konsentrasi (dalam ppm) . 10) Hitting kadar logam berat dalam contoh . Perhitungan
Kadar logam dalam contoh dihitung dengan menggunakan rumus sbb : (µglogam/ml dari kurva kalibrasi) x V Kadar logam (pg/g) = m Keterangan : V adalah volume pelarut, dalam ml, m adalah bobot contoh dalam gmm
HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat konsentrasi logam berat pada susu segar tergantung pada jenis logam berat, tingkat terkumpulnya susu segar, lokasi peternakan penghasil susu segar . Logam berat yang diteliti pada penelitian ini adalah Cd, Pb, dan Zn . Dari tiga jenis logam berat tersebut konsentrasi tertinggi adalah jenis Zn . Secara umum konsentrasi kontaminan logam berat pada susu segar yang tertinggi dari tingkat peternak, tingkat pengumpul dan tingkat koperasi adalah pada tingkat koperasi . Koperasi merupakan tempat berkumpulnya susu segar dari kelompok peternak, dan kelompok ternak mengumpulkan susu dari para peternak . Dengan demikian kemungkinan terkontaminasi oleh logam berat dari lingkungan susu yang ditampung di koperasi akan lebih besar. Lokasi susu segar yang dihasilkan oleh peternak, kelompok ternak sangat bervariasi antara lokasi penghasil susu satu dengan penghasil susu yang yang lain (label 2 dan label 3). Sebagai contoh tingkat kontaminasi logam berat Cd di tingkat koperasi Tandang Sari, Sumedang sebesar 0,0067 ppm sedang kontaminan logam berat Cd pada susu segar di tingkat koperasi di Sarwa Mukti, Lembang mencapai 0,0081 ppm .
Tabel 2 . Kontaminan logam berat pada susu asal KSU Tandang Sari, Tanjung Sari, Sumedang (ppm) Konsentrasi logam berat dalam susu - Cd - Pb
- Zn
Koperasi
Pengumpul I
Peterak
SNI 01-3141-1998
0.0067 0.2451 5 .9932
0 .0126 0 .0263 3 .9252
0 .0206 0 .0437 2 .2503
0,3 ppm 0,5 ppm
Perbedaan tingkat kontaminan dari lokasi satu dengan lokasi yang lain sangat ditentukan oleh keadaan dimana peternakan sapi perah tersebut diusahakan . Kondisi lingkungan berpengaruh pada kadar kontaminan logam berat pada udara, air minum ternak sapi, hijauan makanan ternak. Kontaminan logam berat Cd, Pb, dan Zn pada susu segar yang dihasilkan di sekitar Sumedang bervariasi . Kadar kontaminan Cd pada susu segar mencapai angka 0,00670,0206 ppm. Pada Satandar Nasional Indonesia belum mencantumkan batas maksimal kontaminan Cd pada susu segar. Kontaminan
Pb memiliki variasi antara 0,0263-0,2451 ppm . Tingkat kontaminan Pb masih dibawah batas masimal yang disyaratkan SNI sebesar 0,3 ppm . Namun demikian untuk kadar kontaminan logam berat Zn pada susu yang dihasilkan oleh peternak di Sumedang melampaui batas maksimal yang dipersyaratkan oleh SNI sebesar 0,3 ppm (Tabel 2) . Mutu susu segar yang dihasilkan di daerah Lembang memiliki tingkat cemaran logam berat yang bervariasi . Tingkat kontaminan Cd pada susu segar yang dihasilkan oleh peternak hingga dikoperasi memiliki variasi kontaminan logam berat antara 0,0013-0,0081 ppm. SNI
3 13
Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020
untuk susu segar belum mencantumkan nilai batas maksimal kontaminan logam berat Cd . Dengan demikian perlu adanya antisipasi kemungkinan naiknya kontaminan lagam berat tersebut sehingga tidak membahayakan kesehatan ternak maupun manusia Tingkat kontaminan logam berat Pb bervariasi antara 0,1981-0,3416 ppm . Tingkat kontaminan logam berat Pb pada susu segar yang dihasilkan telah melebihi batas ambang
maksimum pada SNI sebesar 0,3 ppm . Demikian pula tingkat kontaminan Zn pada susu segar yang dikhasilkan oleh peternak sapi di Lembang tingkat peternak, pengumpul dan koperasi berkisar antara 2,8692-4,3068 ppm . Tingkat kontaminan Pb tersebut telah melebihi ambang batas maksimum yang dipersyaratkan oleh SNI sebesar 0,3 ppm .
Tabel 3. Kontaminan logam berat pada susu dari KUD Sarwamukti, Lembang . (ppm) Konsentrasi logam berat dalam susu -Cd -Pb -Zn
Koperasi
Pengumpul
Peterak
0 .0081
0,0013
0 .00385
0 .3416
0 .2546
0.1981
0,3
4 .3068
2 .8692
3 .50265
0,5
Logam berat Cd dan Zn dari susu asal KUD Sarwa Mukti berada pada level yang sama dari susu segar hasil penelitian SUPRAPTINIGSIH et al. (1992/1993) . Namun kandungan Pb berada diatas 0,1023 ppm yaitu susu ditingkat koperasi yang berada diatas SNI 0,3 ppm, akan tetapi susu yang berasal dari tingkat pengumpul dan tingkat petemak asal koperasi Sarwa Mukti berada di bawah 0,3 . PPM Secara umum gambaran tingkat kontaminan susu segar yang dihasilkan di daerah Jawa Barat dengan mengambil sampel susu di daerah sentra penghasil susu segar
SNI 01-3141- 1998 -
ppm ppm
daerah Lembang dan sumedang adalah sangat variatif. Tingkat kontaminan logam berat Cd pada susu segar berkisar 0,0069-0,0122 ppm . Sedangkan tingkat kontaminam Pb sebesar 0,1209-0,2933 ppm . Tingkat kontaminan Pb pada susu segar ini telah melebihi ambang batas maksimum sebesar 0,3 ppm . Pada penelitian ini telah mengidentifikasi juga tingkat kontaminan Zn pada susu segar di Jawa sebesar 2,8765-5,1500 ppm. Tingkat kontaminan Zn tersebut melebihi ambang batas maksimum yang dipersyaratkan SNI sebesar 0,3 ppm . (Tabel 4) .
Tabel 4. Rata-rata tingkat kontaminan logam berat pada susu segar Konsentrasi logam berat dalam susu
Koperasi
Pengumpul
Peterak
SNI 01-3141- 1998
- Cd
0.0074
0.0069
0 .0122
-
- Pb
0 .2933
0.1404
0 .1209
0,3 ppm
- Zn
5 .1500
3 .3972
2 .8765
0,5 ppm
Ingkat kontaminan logam berat pada susu segar yang dihasilkan dibeberapa daerah sentra produksi susu perlu mendapat perhatian, mengingkat tingkat kontaminan Pb dan Zn telah melebihi batas ambang batas masimal yang persyaratkan oleh SNI . Perlu .langkah antisipasi untuk menetapkan batas maksimal untuk kontaminan Cd pada susu segar agar konsumen susu segar dapat terlindungi dari mengkonsusmsi susu segar terkontaminasi Cd ataupun logam berat pada umumnya .
3 14
KESIMPULAN Dari pemaparan mengenai status tingkat cemaran logam berat pada susu segar di beberapa KUD di Jawa Barat dapat disampaikan kesimpulan sebagai berikut : 1 . Tingkat kontaminan logam berat pada susu segar di Jawa Barat adalah sebagai berikut ; Cd 0,0069-0,0122 ppm ; Pb 0,1209-0,2933 ppm ; Zn 2,8765-5,1500 ppm . 2 . Status tingkat cemaran logam berat pada susu segar di Jawa Barat ditemukan susu
Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020
yang mengandung kontaminan logam berat di atas ambang batas maksimal menurut standar
SNI 01-3141-1998,
Zn
0,5
ppm ; Pb
0,3 ppm, yaitu kontaminan logam berat Zn .
logan
berat
Cd
belum
memiliki nilai ambang batas maksimum dalan SNI sehingga perlu upaya untuk menetapkan nilai ambang
batas
GABUNGAN KOPERASt Susus INDONESIA DAERAIi JAWA BARAT . 2000 . Laporan produksi dan kualitas susu koperasi/KUD Jawa Barat bulan Januari s .d Desember 2000 .
SARAN Kontaminan
DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN . 2002. Statistik Peternakan 2000 . Direktorat Jendral Peternakan . Jakarta .
maksimum
GABUNGAN KOPERASI Susus INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR . 2000 . Laporan produksi dan kualitas susu koperasi/KUD Jawa Timur bulan Januari s .d Desember 2000 .
untuk
melindungi keamanan pangan bagi kesehatan manusia .
DAFTAR PUSTAKA Koperasi mengambil alih ANONIMOUS . 2001 . peranan pemerintah. Dari Diskusi Panel : Reposisi Koperasi Pedesaan pada Era Otonomi Daerah. Lacto media him 8 .
KoMPAS . 2003 . Harian Kompas tanggal 31 Januari 2004 . MURDIATI, TB, M. POELOENGAN, R . MARIAM, S, RAHmAWATI, W. SUWITO, E. MASBULAN, S . M. NOOR, dan ABUBAKAR . 2002 . Teknologi penanganan dan pengamanan produk segar dan olahan hasil ternak . Laporan Hasil Penelitian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Departemen Pertanian .
Produksi : GKSI Pusat, Jakarta . PANGGABEAN, ANONIMOUS . 2001 . Susuku sehat, susuku selamat, penghasilanku meningkat. Laporan dari Lokakarya Kesehatan Hewan pada tanggal 21 April 2001 di Malang. Lacto media hal 12-13 . Produksi : GKSI Pusat, Jakarta . ANONIMous . 2004 . Evaluasi, produksi dan kualitas susu . Anggota GKSI daerah Jawa Barat. COWAN, ST . 1974 . Manual for the identification of medical bacteria . Second edition Cambridge, Cambridge Univ . Press.
R . 2001 .
Kompetensi KUD dan
koperasi dalam agribisnis susu dan tantangannya (Kasus di Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan Kabupaten Malang, Jawa Timur) . Disertasi Program Pasca Sarjana Institut Pertanian . SUPRAPTININGSIH, S. RocHANI, dan SuNARso . 19921993 . Penelitian migrasi logam-logam Cd, Zn, Pb dan Hg pada plastik polyethylene (PE) kemas susu segar. Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik. Vol . VIII No . 14 : 74-79 .
315