Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2009
PROSPEK INDUSTRI DOMBA MENUJU KETAHANAN PANGAN NASIONAL (Prospectives of Sheep Industry in The National Program on Food Security) H. BUNYAMIN Tawakkal Farm, Cimande
ABSTRACT Sheep seem to be prosperious in the future for Indonesia, since lamb as well as beef and chicken meat are accepted by most people, religious and beliefs. The improvement of many cities, education and public income will increase the demand on better nutrition, particularly protein. In order to supply the demand on protein, animals producing meat should be provided sufficiently including sheep. Sheep are potential to be developed to supply the requirement of protein in Indonesia. However, most farming systems in Indonesia is conducted traditionally based on experience without technology input. There are only few university graduates whose having better knowledge in husbandry involving sheep farming. The graduates are therefore expected to be involved in sheep farming bussines to achieve the national food security particularly for protein requirement. Key Words: Insudtry, Sheep, Food ABSTRAK Ternak domba di Indonesia memiliki prospek yang lebih baik di masa yang akan datang, mengingat daging domba seperti halnya daging sapi dan daging ayam bisa diterima oleh berbagai lapisan masyarakat, agama dan kepercayaan di Indonesia. Adanya perkembangan kota-kota besar dan ilmu pengetahuan serta income yang cukup akan mendorong penduduk untuk memenuhi kebutuhan gizi, khususnya protein hewani. Untuk keperluan tersebut tentunya diperlukan pemotongan ternak terus menerus. Dalam hal ini termasuk ternak domba. Sebab ternak potong seperti sapi dan kerbau sebagai penghasil daging kiranya sampai saat ini dirasa belum mencukupi. Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, ternak domba memiliki potensi yang sangat baik, baik dari segi pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat juga dari segi keuntungan bagi peternak itu sendiri. Sayangnya peternakan domba digarap hanya berdasarkan pengalaman dan ilmu ternak yang sederhana. Sementara para sarjana ternak sedikit sekali yang terlibat dalam dunia usaha peternakan. Bayangkan jika peternakan digarap dengan ilmu modern oleh para sarjana peternakan di negeri ini, tentunya hasil yang dicapai akan lebih maksimal. Oleh karena itu, dalam penulisan sederhana ini, penulis menyarankan kepada para sarjana peternakan Indonesia, untuk memandang usaha peternakan sebagai potensi yang sangat baik dan bisa dijadikan sebagai penghidupan yang layak. Kata Kunci: Industri, Domba, Pangan
PENDAHULUAN Peternakan Kambing Domba Tawakkal merupakan peternakan yang bergerak di bidang usaha penggemukan (fattening) dan pengembang-biakan (breeding) domba. Peternakan ini berlokasi di Kampung Cimande Hilir RT. 04/05 Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor Jawa Barat. Peternakan ini didirikan pada bulan Mei tahun 1993 dan sampai saat ini masih berjalan dan telah memiliki kapasitas domba sebanyak 1.200 ekor.
Usaha peternakan domba ini dimulai dari tahun 1990. Awalnya hanya memelihara domba sebanyak 6 ekor saja, itupun dipelihara di belakang rumah, belum di lokasi peternakan yang ada sekarang. Pada tahun itu, tepatnya pada saat hari raya Idul Adha, domba tersebut dipergunakan sebagai hewan qurban untuk keperluan pribadi sebanyak 3 ekor, dan 3 ekor sisanya dijual sebagai domba qurban. Setelah menghitung hasil pemeliharaan 6 ekor modal awal yang dikeluarkan untuk membeli domba sebesar Rp. 60.000 per ekor, namun bisa
3
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2009
menjual sisa domba yang 3 ekor lagi dengan harga Rp. 150.000 per ekor. Adapun biaya operasional pemeliharaan ternak tersebut tidak diperhitungkan, karena pada saat itu memelihara domba hanya berdasarkan hobi. Melihat peluang tersebut munculah ide untuk membuat peternakan dengan kapasitas yang lebih besar. Pada tahun 1991, dicoba memelihara domba dengan jumlah populasi sebanyak 40 ekor. Kandang yang dipergunakan masih menggunakan konstruksi sederhana terbuat dari bambu. Namun terjadi kendala pemasaran terhadap hasil produksi. Menerapkan berbagai strategi dan upaya akhirnya bisa habis terjual sebanyak 37 ekor, karena yang 3 ekor lagi dipergunakan untuk qurban keluarga sendiri. Pada tahun 1992, dengan kandang yang sama, populasi domba ditingkatkan menjadi 70 ekor. Pada tahun 1993 dengan tambahan modal, maka berdirilah peternakan kambing domba Tawakkal. Nama Tawakkal dipilih berdasarkan semangat usaha kami untuk berupaya semaksimal mungkin dengan hasil kami serahkan seluruhnya secara utuh kepada Allah SWT. MODEL USAHA Pada awal berdirinya, Peternakan Kambing Domba Tawakkal hanya bergerak dibidang usaha penggemukan (fattening) domba saja. Pertimbangan yang diambil pada saat itu adalah waktu yang dibutuhkan untuk usaha penggemukan domba relatif lebih cepat dibandingkan dengan usaha pengembangbiakan (breeding). Seiring dengan semakin bertambahnya permintaan akan bakalan domba dipasaran, sementara sangat sedikit sekali peternak yang mengembangbiakan domba, maka dicoba untuk merintis usaha pengembangbiakan domba. Namun sampai saat ini pelaksanaan pengembangbiakan masih dalam rangka tahap coba-coba dan belajar. Usaha penggemukan domba merupakan model usaha peternakan dimana peternak mencari keuntungan dari penambahan bobot badan yang terjadi terhadap ternak selama ternak tersebut dipelihara. Oleh karena itu, waktu panen pun bisa dipilih secara fleksibel tergantung kebutuhan dan target pasar yang
4
diincar. Untuk pasar pedaging, waktu pemeliharaan berkisar antara 2,5 – 3 bulan. Sedangkan untuk pasar Idul Adha idealnya pemeliharaan dilakukan minimal selama 6 bulan. Pemilihan bibit dengan genetik yang baik serta pemilihan pakan yang tepat merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan usaha penggemukan domba. Usaha pengembangbiakan domba merupakan usaha untuk mengembangbiakan ternak domba melalui perkawinan alam maupun inseminasi buatan (IB). Keuntungan yang diperoleh dari usaha ini ialah, selain tidak menghadapi kesulitan dalam memperoleh bakalan domba untuk digemukan, bakalan yang didapatkan dengan kualitas yang baik. PENGELOLAAN Pengelolaan peternakan yang baik merupakan kunci penting dalam keberhasilan usaha ternak domba. Beberapa komponen utama dalam ternak domba yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut: Perkandangan Sebaiknya konstruksi kandang domba dibuat berkolong, dimana domba bisa tinggal di lantai atas sedangkan lantai bawah kedap air dengan kemiringan tertentu agar mudah membersihkan kotoran. Bangunan kandang harus sesuai dengan tujuan usaha peternakan. Contohnya jika model usaha seperti yang telah diuraikan sebelumnya adalah usaha fattening maka sebaiknya ruang gerak domba dibatasi agar pertumbuhan bobot optimal. Sekeliling kandang harus selalu dalam keadaan bersih. Sedapat mungkin sinar matahari harus dapat masuk ke dalam kandang. Pemilihan bibit Tujuan pemilihan bibit Pemilihan bibit bertujuan untuk memperoleh bangsa-bangsa domba yang memiliki sifat-sifat baik seperti persentase kelahiran dan kesuburan yang tinggi, memiliki kecepatan tumbuh yang baik dan persentase karkas yang baik. Dengan demikian
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2009
keberhasilan usaha ternak domba tak bisa dipisahkan dengan pemilihan bibit yang memiliki sifat-sifat baik seperti tersebut diatas. Sebab dengan pemilihan atau seleksi terhadap bibit ini diharapkan akan bisa menjamin karakter ekonomi tertentu. Kriteria pemilihan bibit
•
Kriteria penting yang biasa dijadikan pedoman dalam pemilihan bibit domba yang baik ialah: jenis domba, usia domba dan kesehatan. Untuk usaha penggemukan pemilihan bibit diusahakan yang masih memiliki berat badan yang rendah atau masih kurus. Adapun untuk usia sebaiknya di bawah satu tahun. Pemberian pakan Pemeliharaan ternak domba yang efisien dan ekonomis untuk maksud pembibitan, penggemukan, peningkatan persentase kelahiran, dan kecepatan tumbuh, kesemuanya berpangkal pada pemberian pakan. Sebab pakan merupakan salah satu faktor utama di dalam mengusahakan ternak termasuk ternak domba. Dalam usaha peternakan ada 3 faktor utama yang selalu berhubungan dan saling menunjang, yakni sifat-sifat genetik, pemeliharaan dan pakan disamping faktor lainnya seperti pencegahan atau pemberantasan penyakit dan pemasaran yang tak bisa diabaikan. Itulah sebabnya pemilihan yang baik melalui seleksi harus diimbangi pemberian makanan yang baik pula sifat pembawaan yang ada pada masing-masing domba seperti kecepatan tumbuh, persentase karkas yang tinggi dan lain-lain hanya mungkin bisa direalisasikan apabila domba tersebut dapat memperoleh makanan yang cukup dan memenuhi persyaratan. Kebutuhan pakan yang dimaksud adalah zat makanan seperti lemak, protein, karbohidrat, vitaminvitamin, mineral dan air. Kesemuanya ini disediakan dalam bentuk ransum pakan. Cara pemberian pakan •
Hijauan merupakan pakan pokok bagi ternak domba, seperti halnya dengan
• •
ternak lain yang memamah biak, tetapi pakan penguat yang diberikan kepada ternak domba sekedar tambahan saja. Secara umum jumlah pakan hijauan untuk ternak domba dewasa ialah sebanyak 10% dariberat hidup disamping pakan tambahan. Hijauan pakan hendaknya diberikan sedikit demi sedikit, 3 – 4 kali sehari. Sehingga domba bisa beristirahat dan ada kesempatan untuk memamah biak. Pemberian hijauan yang sekaligus dalam jumlah yang banyak akan merangsang domba untuk makan dalam jumlah yang banyak pula. Akibatnya hijauan dalam rumen akan memadat, sehingga menurunkan khasiat hijauan. Nilai hijauan akan meningkat dua kali lipat lebih baik jika hijauan itu diberikan secara bertahap sedikit demi sedikit. Ampas tahu sebagai pakan tambahan Sebaiknya domba diberi garam agar di dalam tubuhnya tidak kekurangan unsur mineral.
Pencegahan penyakit ternak Sesuai dengan motto mencegah lebih baik daripada mengobati, begitu juga dalam beternak domba, untuk menjaga agar ternak tidak terserang penyakit maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Domba sebaiknya dicukur dan dimandikan untuk menghilangkan kutu agar tidak terjangkit penyakit kulit. 2) Setiap domba yang akan sebaiknya diberi obat cacing.
dipelihara
3) Pemberian vaksin anthrax dilakukan setiap enam bulan sekali. 4) Untuk mencegah penularan terhadap domba yang masih sehat maka: • Setiap domba yang mati akibat penyakit harus dibakar atau dikubur dalam-dalam. • Semua kandang dan tempat makan yang telah terkontaminasi harus didesinfeksikan (disuci hamakan). • Bagi penderita yang belum parah harus segera diobati. • Pengguntingan/pemotongan kuku secara periodik.
5
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2009
Manajemen tenaga kerja Peternakan Kambing Domba Tawakkal menggunakan manajemen terbuka. Di lokasi peternakan ini terdapat 4 buah blok kandang yang masing-masing di kelola oleh 1 orang pemelihara sekaligus penanggung jawab kandang dan 3 orang pencari rumput (satu tim) untuk tiap-tiap blok dengan kapasitas ternak sebanyak 300 ekor. Untuk memotivasi karyawan, maka pemberian bonus tahunan didasarkan pada prestasi yang dicapai oleh masing-masing tim dalam mengelola blok kandangnya masing-masing. Kriteria penilaian keberhasilan pemeliharaan dinilai dari berbagai aspek, diantaranya ialah rata-rata kenaikan bobot badan ternak setiap bulannya dan hasil keuntungan yang diperoleh dari tiap-tiap blok kandang. Adapun besarannya bonus adalah 10% dari hasil keuntungan bersih. Dengan demikian karena ada perolehan hasil yang berbeda dengan blok yang lain maka penanggung jawab kandang masing-masing akan merasa terpacu untuk meningkatkan prestasi kerja dengan tujuan akan mendapatkan penghasilan yang lebih dari blok kandang yang lain. Maka dengan terbentuknya motivasi karyawan seperti tersebut di atas maka tumbuh rasa memiliki.
Analisa usaha Modal domba penggemukan/ekor Domba 1 ekor @ Rp. 500.000 (± 23 kg)
Rp. 500.000
Ampas tahu Rp. 600 x 1 ekor x 90 hari
Rp. 54.000
Makanan stimulan Rp. 200 x 1 ekor x 90 hari
Rp. 18.000
Upah karyawan Rp. 7.500 x 1 ekor x 3 bulan
Rp. 22.500
Obat-obatan Rp. 5.000 x 1 ekor
Rp.
Jumlah
Rp. 599.500
5.000
Penjualan Harga 1 kg domba hidup
Rp. 21. 000
Harga 1 ekor domba bibit (± 23 kg)
Rp. 500.000
Berat hasil penggemukkan domba selama 3 bulan = 10 kg Harga jual domba penggemukkan: 23 kg + 10 kg = 33 kg ≥ 33 kg x Rp. 21.000
Rp. 693.000
Keuntungan yang diperoleh dari 1 ekor kambing selama 3 bulan: (Modal – Penjualan) Rp. 693.000 – Rp. 599.500
Rp. 93.500 (15,6%)
PEMASARAN DAN ANALISA USAHA
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam hal ini, pasar untuk ternak domba dapat klasifikasikan menjadi dua kelompok utama yaitu: 1) Pasar untuk konsumen langsung
Ternak domba di Indonesia memiliki prospek yang lebih baik di masa yang akan datang, mengingat: Daging domba seperti halnya daging sapi dan daging ayam bisa diterima oleh berbagai lapisan masyarakat, agama dan kepercayaan manapun di Indonesia. Adanya perkembangan kota-kota besar dan ilmu pengetahuan serta income yang cukup akan mendorong penduduk untuk memenuhi kebutuhan gizi, khususnya protein hewani. Untuk keperluan tersebut tentunya diperlukan pemotongan ternak terus menerus. Dalam hal ini termasuk ternak domba. Sebab ternak potong seperti sapi dan kerbau sebagai penghasil daging kiranya sampai saat ini dirasa belum mencukupi.
Meliputi konsumen Qurban, Aqikah, pesta dan konsumen lainnya yang membeli domba untuk keperluan sendiri, bukan untuk dijual kembali. 2) Pasar untuk pedagang Meliputi Rumah Potong Hewan (RPH), pedagang sate, pengusaha aqikah siap saji, pengecer daging dan konsumen lain yang membeli domba untuk dijual kembali.
6
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2009
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, ternak domba memiliki potensi yang sangat baik, baik dari segi pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat juga dari segi keuntungan bagi peternak itu sendiri. Sayangnya seperti halnya usaha peternakan domba ini, peternakan domba digarap hanya berdasarkan pengalaman dan ilmu ternak sederhana. Sementara para sarjana peternakan sedikit sekali terjun di dunia
peternakan. Bayangkan jika peternakan digarap dengan ilmu modern oleh para sarjana peternakan di negeri ini. Tentunya hasil yang dicapai akan lebih maksimal. Oleh karena itu, dalam penulisan sederhana ini, penulis menyarankan kepada para sarjana peternakan Indonesia, mulailah melihat usaha ternak sebagai potensi yang sangat baik dan bisa dijadikan sebagai penghidupan yang layak.
DISKUSI Pertanyaan: 1. Apakah domba sehat semua, penyakit apa saja yang mengganggu produksi? 2. Bagaimana makanan stimulannya? Jawaban: 1. Penyakit yang sering timbul adalah penyakit mata, orf dan diare. 2. Makanan stimulan diberi urea dan molases.
7