SAMBUTAN KOMISARIS UTAMA Saya berikan apresiasi kepada PMLI yang telah membuat Pedoman Good Corporate Governance (GCG) ini. Pedoman Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu pilar utama dalam mendukung Transformasi Budaya di lingkungan IPC dan anak perusahaan. Salah satu kunci keberhasilan perusahaan dapat dilihat seberapa besar keseriusan dalam menjalankan prinsip-prinsip GCG; Transparancy, Responsibility, Independency, dan Fairness. Prinsip-prinsip GCG tersebut dapat dilaksanakan apabila ada komitmen yang tinggi dari insan PMLI dalam menjalankan organisasi melalui prinsip-prinsip korporasi yang sehat, dan terbebas dari kepentingan dan pengaruh dari pihak manapun Saya berharap Pedoman Good Corporate Governance (GCG) ini dapat menjadi panduan bagi manajemen PMLI dan diwujudkan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan organisasi.
Bogor, Juli 2016 PT PENDIDIKAN MARITIM DAN LOGISTIK INDONESIA Komisaris Utama,
R.J. LINO
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
|i
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA Semangat Pagi! Antusias! Sseiring dengan visi PMLI dalam pengembangan kompetensi unggul bidang kepelabuhanan dan logistik, PMLI berperan dalam mempersiapkan karyawan profesional dan kader-kader pemimpin di industri kepelabuhanan. Untuk itu, seluruh nsan PMLI harus menjadi role model dalam penanaman nilai-nilai perusahaan. Salah satu nilai yang harus terus tumbuh dalam insan PMLI adalah penerapan prinsip-prinsip GCG; Transparancy, Responsibility, Independency, Accountability, dan Fairness. Prinsip-prinsip GCG ini harus menjadi sikap dan perilaku PMLI agar dapat bersaing dan menjadi terdepan sebagai sebuah center of excellence di Indonesia maupun Asia Pasifik. Maka, dengan komitmen yang kuat, PMLI membuat sebuah Pedoman GCG guna menjalankan manajemen perusahaan yang baik dan bertanggung jawab. Dengan adanyan Pedoman GCG, setiap insan PMLI WAJIB MENERAPKAN standar etika, perilaku, dan kinerja sesuai dengan prinsip prinsip GCG. Melalui Pedoman GCG inilah seluruh insan PMLI yang berintergritas dalam kesehariannya berperilaku sebagai insan dan berakuntabilitas. Salam Akuntabilitas! Bogor, Juli 2016 PT PENDIDIKAN MARITIM DAN LOGISTIK INDONESIA Direktur Utama,
NINA INSANIA K.PERMANA
ii |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
DAFTAR ISI
SAMBUTAN KOMISARIS UTAMA .............................................. i SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA ................................................ ii DAFTAR ISI .............................................................................. iii KATA PENGANTAR .....................................................................1 PEDOMAN GCG (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) PT PENDIDIKAN MARITIM DAN LOGISTIK INDONESIA I.
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ........................................................ 3 B. DEFINISI ...................................................................... 3 C. PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE ...................................................................................... 4 D. TUJUAN ........................................................................ 5 E. VISI DAN MISI PERUSAHAAN ..................................... 6 F. DASAR HUKUM ............................................................. 7
II. STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE A. PEMEGANG SAHAM/RUPS ........................................... 10 1.
Hak-hak Pemegang Saham ........................................ 10
2.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ...................... 10
3.
Kewenangan Pemegang Saham melalui RUPS ............. 12
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| iii
4.
Berdasarkan
peraturan
perundangan
yang
berlaku,
Pemegang Saham melalui RUPS memegang segala wewenang
yang
tidak
diserahkan
kepada
Dewan
Komisaris atau Direksi ............................................... 14 5.
Akuntabilitas Pemegang Saham .................................. 16
B. DEWAN KOMISARIS 1.
Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris ..................... 17
2.
Hak dan Kewajiban Dewan Komisaris.......................... 18
3.
Pemilihan dan Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris ............................................................................... 20
4.
Rapat Dewan Komisaris ............................................. 21
5.
Program Pengenalan Bagi anggota Dewan Komisaris Baru dan Program Pengembangan/Pemutakhiran Kompetensi Bagi Dewan Komisaris .............................................. 22
6.
Organ Pendukung Dewan Komisaris ........................... 23
C. DIREKSI 1.
Tugas, Wewenang dan Kewajiban Direksi ................... 25
2.
Hak Direksi ............................................................... 26
3.
Pemilihan dan Pengangkatan Direksi........................... 26
4.
Rapat Direksi ............................................................ 27
5.
Program Pengenalan Bagi anggota Dewan Komisaris Baru dan Program Pengembangan/Pemutakhiran Kompetensi Bagi Direksi ............................................................. 27
6. iv |
Organ Pendukung Direksi .......................................... 29 Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
III. PROSES CORPORATE GOVERNANCE A. SISTEM PENGENDALIAN INTERN 1.
Sistem Pengendalian Intern ....................................... 31
2.
Sistem Pengendalian Intern ....................................... 32
3.
Peran dan Tanggung Jawab Perseroan ....................... 32
4.
Satuan Pengawasan Intern ........................................ 35
5.
Evaluasi terhadap Sistem Pengendalian Intern yang dilakukan oleh Auditor Eksternal ................................. 36
B. MANAJEMEN RISIKO 1.
Tujuan Manajemen Risiko .......................................... 37
2.
Ruang Lingkup Manajemen Risiko .............................. 38
C. TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI 1.
Kebijakan Umum....................................................... 39
2.
Tata Kelola Teknologi Informasi ................................. 40
D. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA 1.
Kebijakan Umum....................................................... 43
2.
Kebijakan Pengelolaan SDM ....................................... 44
E. PENGELOLAAN DAN KETERBUKAAN INFORMASI 1.
Pengelolaan Informasi ............................................... 48
2.
Keterbukaan Informasi .............................................. 49
3.
Kebijakan Kerahasiaan Informasi ................................ 51
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
|v
F. TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERSEROAN 1.
Kebijakan Umum....................................................... 53
2.
Tujuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan ............................................................................... 53
3.
Kebijakan Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan ............................................... 54
G. LINGKUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 1.
Kebijakan Umum....................................................... 55
2.
Keselamatan Kerja .................................................... 56
3.
Kesehatan Kerja........................................................ 57
4.
Perlindungan Lingkungan........................................... 58
IV. PENUTUP ........................................................................... 59
vi |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
KATA PENGANTAR PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI) merupakan Anak Perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang bergerak dalam bidang pembinaan Sumber Daya Manusia. Perusahaan memiliki visi sebagai pusat keunggulan dan mitra strategis dalam mengembangkan bisnis kepelabuhanan, maritim dan logistik di Indonesia dan Asia Pasifik dan untuk menjadi pilihan utama dan kebanggaan pelanggan, karyawan dan stakeholder dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia yang
handal
serta
mendukung
kontribusi
perusahaan
dalam
pengembangan maritim dan logistik di Indonesia serta Asia Pasifik. Dalam upaya menghasilkan sumber daya manusia yang berdaya saing kuat serta guna meningkatkan nilai Perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas, PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia
harus
menjalankan
aktivitas
bisnisnya
dengan
memperhatikan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan benar, sehingga selaras dengan maksud dan tujuan Perusahaan. Untuk mencapai Visi dan Misi serta tujuan Perseroan, pelaksanaan
Good Corporate Governence (GCG) menjadi kunci utama yang ditetapkan
melalui
lima
prinsip
utama
yakni
Transparansi,
Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi dan Kewajaran. Penerapan kelima prinsip ini adalah melalui kegiatan operasional perusahaan sehari-hari terkait dengan strategi perusahaan, pengelolaan produk dan layanan, pengelolaan risiko dan pengelolaan sumber daya manusia. Dengan ini tujuan Perseroan akan terus tumbuh dan berkembang.
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
|1
Seiring dengan hal tersebut dan untuk meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan dan nilai-nilai etika yang berlaku umum maka diperlukan penerapan Good Corporate Governance yang merujuk pada Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 Jo. Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan adanya Buku Pedoman GCG ini diharapkan Direksi, Komisaris dan seluruh karyawan dapat berkarya sesuai dengan Buku Pedoman tersebut demi kepentingan bersama dan kemajuan Perseroan.
2|
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
PEDOMAN GCG (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) PT PENDIDIKAN MARITIM DAN LOGISTIK INDONESIA I.
PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG Salah
satu
upaya
untuk
meningkatkan
kinerja
suatu
perusahaan/organisasi adalah dengan cara menerapkan tata kelola perusahaan yang baik yang biasa disebut Good
Corporate
Governance
(GCG).
Penerapan
tata
kelola
perusahaan yang baik (GCG) merupakan pedoman bagi seluruh
insan
PMLI
dalam
membuat
keputusan
dan
menjalankan tindakan dengan dilandasi moral yang tinggi, kepatuhan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial Perseroan
terhadap
pihak-pihak
yang
berkepentingan
(stakeholders) secara konsisten. B.
DEFINISI Adanya pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) yang konsisten memungkinkan pertumbuhan dan track
record yang sustainable untuk
jangka
panjang.
Sebuah
perusahaan yang telah melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) akan memiliki pandangan jangka panjang dalam mengintegrasikan tanggung jawab lingkungan dan sosial dengan pengelolaan risiko, menemukan peluangpeluang dan mengalokasikan modal untuk memberikan manfaat yang terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan. Tata kelola perusahaan yang baik (GCG) akan mengarahkan praktik
bisnis
yang
bertanggung
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
jawab,
sehingga |3
memastikan pengelolaan lingkungan kerja yang positif dan kondusif, pertanggungjawaban kepada pasar dan komunitas serta
pencapaian
kinerja
keuangan
yang
sehat
dan
berkesinambungan. C.
PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris dan Direksi senantiasa
harus
memperhatikan
prinsip-prinsip
Good
Corporate Governance yang meliputi: 1. Keterbukaan (transparency) Insan
PMLI
menjamin
adanya
keterbukaan
dan
objektivitas dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan
untuk
menjalankan
kegiatan
usahanya.
Perseroan harus menyediakan informasi yang bersifat materiil dan relevan mengenai perusahaan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh para pemangku kepentingan. Perseroan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan
tidak
hanya
informasi
yang
dipersyaratkan oleh anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi juga hal-hal yang
penting
dan
mempengaruhi
pengambilan
keputusan para pemangku kepentingan. 2.
Akuntabilitas (accountability) Insan PMLI bekerja dengan akuntabilitas tinggi serta mempertanggungjawabkan segala tindakannya secara transparan dan wajar untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar, peraturan perundang-undangan
4|
yang
berlaku,
etika
perilaku
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
bisnis,
dan
budaya
perusahaan
dengan
tetap
memperhatikan stakeholders guna mencapai kinerja Perseroan secara berkesinambungan. 3.
Tanggung Jawab (responsibility) Insan PMLI berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian dan
memastikan
kepatuhan
terhadap
peraturan
perusahaan, Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan yang berlaku, serta melaksanakan tanggung jawab sosial antara lain kepedulian terhadap masyarakat dan
kelestarian
Perseroan
lingkungan
dengan
pelaksanaan
yang
terutama
membuat
di
sekitar
perencanaan
memadai
sehingga
dan
terpelihara
kesinambungan usaha Perseroan. 4.
Ketidak-berpihakan (independent) Insan
PMLI
dikelola
menghindari
secara
benturan
profesional kepentingan
dengan serta
pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan-perundang-undangan yang berlaku dari prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
D. TUJUAN Tujuan penyusunan pedoman ini adalah untuk: 1.
Memaksimalkan kinerja dan nilai perusahaan bagi pemegang
saham
melalui
pelaksanaan
prinsip
transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung jawaban dan kewajaran agar perusahaan memiliki daya saing yang tinggi.
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
|5
2.
Meningkatkan profesional,
pengelolaan transparan,
Perseroan
efisien,
serta
secara
mendorong
pemberdayaan fungsi dan kemandirian Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris, dan Direksi. 3.
Menjadi acuan pengelolaan Perseroan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dan dilandasi moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta kesadaran akan tanggung jawab sosial Perseroan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholders)
dan
kelestarian
lingkungan di sekitar Perseroan.
stakeholders value memperhatikan stakeholders lainnya.
4.
Meningkatkan
5.
Meningkatkan daya saing Perseroan secara nasional maupun
internasional,
kepercayaan
pasar
yang
sehingga dapat
dengan
meningkatkan
mendorong
arus
investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan. E.
VISI DAN MISI PERUSAHAAN
To be center of excellence and strategic partner in developing port, maritime and logistics business in Indonesia and Asia Pacific. Being the top choice and pride of customers, employees and stakeholders, in providing excellent people and organization capacity building for maritime and logistics development in Indonesia and Asia Pacific.
6|
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
F.
DASAR HUKUM Penyusunan Pedoman Good Corporate Governance ini mengacu kepada 1.
Undang-undang: a.
Undang-undang RI Nomor 8 Tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan (UU Dokumen 8/1997).
b.
Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (UU BUMN 19/2003).
c.
Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
d.
Undang-undang RI Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi
dan
Transaksi
Elektronik
(UU
ITE
11/2008). e.
Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP 14/2008).
2.
Peraturan Pemerintah: Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara (PP BUMN 45/2005).
3.
Peraturan/Keputusan Menteri: a.
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia/ Kepala Badan Pembina Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-211/M-PBUMN/1999
tentang
Manajemen
Milik
Badan
Usaha
Laporan
Negara
(KEP
211/1999). b.
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-101/MBU/2002 tentang Penyusunan
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
|7
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (Kepmen BUMN 101/2002). c.
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor No. Kep-102/MBU/2002 tentang Penyusunan Rencana Jangka Panjang Badan Usaha Milik Negara (Kepmen BUMN 102/2002).
d.
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan (Permen BUMN 05/2007).
e.
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate
Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara (Permen BUMN 01/2011). f.
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2012 tentang Persyaratan Dan Tata
Cara
Pengangkatan
Dan
Pemberhentian
Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara (Permen BUMN 01/2012). g.
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-03/MBU/2012 tentang Pengangkatan Dewan Komisaris Dan Direksi Anak Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (Permen BUMN 03/2012).
h.
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-06/MBU/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri BUMN No PER-01/MBU/2012 tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pengangkatan
8|
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
Dan Pemberhentian Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara (Permen 06/2012). i.
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Yang
Baik
(Good
Corporate
Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (Permen BUMN 09/2012). j.
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor
PER-12/MBU/2012
Pendukung
Dewan
tentang
Komisaris/Dewan
Organ Pengawas
Badan Usaha Milik Negara (Permen BUMN 12/2012). k.
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor
PER-21/MBU/2012
tentang
Pedoman
Penerapan Akuntabilitas Keuangan Badan Usaha Milik Negara (Permen BUMN 21/2012). l.
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor
PER-02/MBU/2013
tentang
Panduan
Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informasi Badan Usaha Milik Negara (Permen BUMN 02/2013). 4.
Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia No 26 Tanggal 10 Juli 2013.
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
|9
II.
STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE A.
PEMEGANG RUPS 1.
Hak-hak Pemegang Saham a. Hak untuk meminta diselenggarakannya RUPS; b. Hak untuk meminta informasi tentang mata acara RUPS; c. Hak untuk mengajukan usul-usul untuk dibahas dalam acara RUPS; d. Hak untuk menghadiri dan memberikan suara dalam RUPS; e. Hak
untuk
memperoleh
informasi
mengenai
Perseroan, secara tepat waktu dan teratur; f.
Hak untuk menerima sebagian dari keuntungan Perseroan yang diperuntungkan bagi pemegang saham dalam bentuk deviden dan pembagian keuntungan lainnya.
2.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) a. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS Tahunan) i. RUPS
Tahunan
Tahunan
untuk
dan
menyetujui
mengesahkan
Laporan
perhitungan
tahunan. RUPS ini diadakan paling lambat bulan Juni setelah
penutupan
bersangkutan
dan
tahun dalam
buku
RUPS
ini
yang Direksi
menyampaikan: 1. Laporan Tahunan; 2. Usulan Penggunaan Laba Bersih;
10 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
3. Hal-hal lain yang memerlukan persetujuan RUPS Tahunan. ii. RUPS Tahunan untuk mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RUPS RKAP). RUPS RKAP dilaksanakan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tahun anggaran berjalan. Dalam
pelaksanaan
mengajukan
RUPS
rancangan
ini,
RKAP
Direksi
yang
sudah
disepakati dan ditandatangani bersama dengan Dewan Komisaris untuk disahkan oleh RUPS. b. Rapat
Umum
Pemegang
Saham
Luar
Biasa
(RUPSLB) RUPSLB dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan
untuk
kepentingan
Perseroan
atas
permintaan Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham. Direksi wajib menyelenggarakan RUPSLB sesuai permintaan tertulis dari Dewan Komisaris atau Pemegang Saham. Selain RUPS yang dilakukan dengan kehadiran seluruh Organ Perseroan secara fisik, dikenal juga RUPS dimana pelaksanaan
RUPS
pelaksanaan
RUPS
tersebut secara
tidak fisik.
memerlukan
RUPS
tersebut
mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan RUPS biasa. 3.
Kewenangan Pemegang Saham melalui RUPS a. Berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, Pemegang Saham melalui RUPS memegang segala
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 11
wewenang yang tidak diserahkan kepada Dewan Komisaris atau Direksi. b. Nilai transaksinya lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, adalah sebagai berikut: i.
Mengalihkan kekayaan Perseroan; atau
ii. Menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan. c. Perbuatan-perbuatan di bawah ini memerlukan persetujuan RUPS setelah mendapatkan tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris: i.
Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka menengah/panjang;
ii. Melakukan penyertaan modal pada perseroan lain; iii. Mendirikan
Anak
Perusahaan
dan/atau
perusahaan patungan; iv. Melepaskan
penyertaan
modal
pada
Anak
Perusahaan dan/atau perusahaan patungan; v. Melakukan
penggabungan,
peleburan,
pengambilalihan, pemisahan dan pembubaran Anak
Perusahaan
dan/atau
perusahaan
patungan; vi. Mengikat Perseroan sebagai penjamin (borg atau
avalist); vii. Mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak lain berupa kerjasama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja Sama Operasi (KSO), Bangun Guna Serah (Build 12 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
Operate Transfer), Bangun Milik Serah (Build Own Transfer), Bangun Serah Guna (Build Transfer Operate) dan kerjasama lainnya dengan nilai atau jangka waktu melebihi penetapan RUPS; viii. Tidak menagih lagi piutang macet yang telah dihapusbukukan; ix. Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap Perseroan kecuali aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun; x. Menetapkan blue print organisasi Perseroan; xi. Menetapkan dan mengubah logo Perseroan; xii. Melakukan tindakan-tindakan lain dan tindakan sebagaimana ketentuan yang dimaksud yang belum ditetapkan dalam RKAP; xiii. Membentuk
yayasan,
organisasi
dan/atau
perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan yang berdampak bagi Perseroan; xiv. Pembebanan biaya Perseroan yang bersifat tetap dan rutin untuk kegiatan yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung
maupun
tidak
langsung
dengan
Perseroan; xv. Pengusulan wakil Perseroan untuk menjadi calon Anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada perusahaan Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
patungan
dan/atau
Anak | 13
Perusahaan
yang
memberikan
kontribusi
signifikan kepada Perseroan dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan RUPS. 4.
Berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, Pemegang Saham melalui RUPS memegang segala wewenang
yang
tidak
diserahkan
kepada Dewan
Komisaris atau Direksi a. Tindakan-tindakan
di
bawah
ini
memerlukan
persetujuan RUPS yang nilai transaksinya lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, adalah sebagai berikut: i. Mengalihkan kekayaan Perseroan; atau ii. Menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan. b. Perbuatan-perbuatan di bawah ini memerlukan persetujuan RUPS setelah mendapatkan tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris: i.
Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka menengah/panjang;
ii. Melakukan penyertaan modal pada perseroan lain; iii. Mendirikan
Anak
Perusahaan
dan/atau
perusahaan patungan; iv. Melepaskan
penyertaan
modal
pada
Anak
Perusahaan dan/atau perusahaan patungan; v. Melakukan
penggabungan,
peleburan,
pengambilalihan, pemisahan dan pembubaran 14 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
Anak
Perusahaan
dan/atau
perusahaan
patungan; vi. Mengikat Perseroan sebagai penjamin (borg atau
avalist); vii. Mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak lain berupa kerjasama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja Sama Operasi (KSO), Bangun Guna Serah (Build
Operate Transfer), Bangun Milik Serah (Build Own Transfer), Bangun Serah Guna (Build Transfer Operate) dan kerjasama lainnya dengan nilai atau jangka waktu melebihi penetapan RUPS; viii. Tidak menagih lagi piutang macet yang telah dihapusbukukan; ix. Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap Perseroan kecuali aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun; x. Menetapkan blue print organisasi Perseroan; xi. Menetapkan dan mengubah logo Perseroan; xii. Melakukan tindakan-tindakan lain dan tindakan sebagaimana ketentuan yang dimaksud yang belum ditetapkan dalam RKAP; xiii. Membentuk
yayasan,
organisasi
dan/atau
perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan yang berdampak bagi Perseroan; Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 15
xiv. Pembebanan biaya Perseroan yang bersifat tetap dan rutin untuk kegiatan yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung
maupun
tidak
langsung
dengan
Perseroan; xv. Pengusulan wakil Perseroan untuk menjadi calon Anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada perusahaan Perusahaan
patungan yang
dan/atau
memberikan
Anak
kontribusi
signifikan kepada Perseroan dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan RUPS. 5.
Akuntabilitas Pemegang Saham a. Pemegang
Saham
operasional
tidak
Perseroan
mencampuri
yang
menjadi
kegiatan tanggung
jawab Direksi sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perseroan
dan
peraturan
perundangan
yang
berlaku. b. Tata kelola perusahaan yang baik dilaksanakan oleh Pemegang Saham sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. c. Pemegang saham memiliki tanggung jawab untuk memantau
pelaksanaan
prinsip-prinsip
Good
Corporate Governance dalam proses pengelolaaan perusahaan.
16 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
B.
DEWAN KOMISARIS 1.
Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris a. Tugas Dewan Komisaris Untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Para Pemegang Saham memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada Direksi. b. Wewenang Dewan Komisaris i. Melakukan tugas pengawasan atas kebijakan dan tindakan Direksi atas pelaksanaan operasi Perseroan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan
Anggaran
Dasar
1
Perseroan serta Keputusan RUPS ; ii. Memberikan persetujuan tertulis atas perbuatanperbuatan Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar; iii. Memberikan saran dan pendapat tertulis atas perbuatan-perbuatan
Direksi
sesuai
dengan
ketentuan Anggaran Dasar untuk kemudian dimintakan persetujuannya kepada RUPS; iv. Memberikan penilaian atas kinerja Direksi atas hasil pelaksanaan antara lain2: 1. Kinerja keuangan; 2. Kinerja operasi; 3. Penanganan risiko usaha; 4. Penerapan
strategi
jangka
panjang
perusahaan; 1 2
Dengan merujuk kepada AD Perseroan Pasal 15 Ayat (2) Huruf (a) Dengan merujuk kepada SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan GCG di BUMN)
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 17
5. Impelementasi
Good
prinsip-prinsip
Corporate Governance; i. Hal-hal lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perseroan serta Keputusan RUPS. 2.
Hak dan Kewajiban Dewan Komisaris a. Hak Dewan Komisaris i. Dewan Komisaris berhak memperoleh informasi Perseroan secara tepat waktu, lengkap, terukur3 dan akurat4. ii. Untuk kelancaran tugas pengawasan, Dewan Komisaris dapat dibantu oleh seorang Sekretaris Dewan Komisaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris atas beban Perseroan5. Sekretaris Dewan
Komisaris
ini
memimpin
sebuah
Sekretariat yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dan
dibantu
oleh
staf
Sekretariat
Dewan
6
Komisaris . iii. Anggota Dewan Komisaris diberikan honorarium dan tunjangan atau fasilitas termasuk santunan purna
jabatan
yang
jenis
dan
jumlahnya
ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku7. 3
Permen BUMN 01/2011 Pasal 16 Usulan Konsultan 5 AD Perseroan Pasal 14 Ayat (24) 6 Permen BUMN 12/2012 Pasal 3 Ayat 1 7 AD Perseroan Pasal 14 Ayat (23) 4
18 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
iv. Seorang
anggota
Dewan
Komisaris
berhak
mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan
secara
tertulis
mengenai
maksudnya kepada Perseroan dengan tembusan kepada
Pemegang
Saham,
anggota Dewan
Komisaris lainnya dan Direksi Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya8. b. Kewajiban Dewan Komisaris i. Melakukan kewajiban-kewajiban dalam rangka tugas
pengawasan
dan
pemberian
nasihat,
termasuk di dalamnya memberikan pendapat dan saran atas penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP),
kepada
Direksi sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perseroan serta Keputusan RUPS. 9 ii. Membentuk
Komite
Dewan
Komisaris
Audit
untuk membantu
dalam
melakukan
10
pengawasan . iii. Mengajukan calon Auditor Eksternal kepada RUPS11
disertai
dengan
alasan
pencalonan
8
AD Perseroan Pasal 14 Ayat (27) Dengan merujuk kepada AD Perseroan Pasal 15 Ayat (2) Huruf (b) 10 Dengan merujuk kepada AD Perseroan Pasal 15 Ayat (2) Huruf (b) Angka (9) jo. Permen BUMN 01/2011 Pasal 15 Ayat (6) 11 Permen BUMN 01/2011 Pasal 31 Ayat (1) 9
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 19
tersebut
dan
besarnya
honorarium
yang 12
diusulkan untuk Auditor Eksternal tersebut . 3.
Pemilihan dan Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris a. Terdapat
pedoman
pengangkatan
dan
pemberhentian Dewan Komisaris/Dewan Pengawas. b. Pedoman
pengangkatan
dan
pemberhentian,
diantaranya mengatur mengenai: (a) penjaringan atau
nominasi
calon
anggota
Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas; (b) penilaian bagi calon anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas. c. Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal
mencari
usulan calon anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas. d. Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal
mencari
usulan calon anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas. e. Pemegang
Saham/RUPS/Pemilik
Modal
melaksanakan penilaian terhadap Calon Dewan Komisaris/Dewan Pengawas. f.
Penilaian mencakup semua kriteria penilaian Dewan Komisaris/Dewan Pengawas yang ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan di bidang BUMN (penilaian terhadap persyaratan integritas, dedikasi, memahami
masalah-masalah
manajemen
perusahaan yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen
12
dan
memiliki
pengetahuan
yang
Permen BUMN 01/2011 Pasal 31 Ayat (3)
20 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
memadai di bidang usaha perusahaan). Proses penilaian calon Dewan Komisaris/Dewan Pengawas didukung dengan Berita Acara penilaian. 4.
Rapat Dewan Komisaris a. Dewan
Komisaris
mengadakan
Rapat
Dewan
Komisaris yang diselenggarakan secara rutin atau sewaktu-waktu bila perlu13. b. Dewan Komisaris dapat mengadakan Rapat Dewan Komisaris dengan mengundang Direksi14. c. Dewan Komisaris membuat risalah rapat mengenai hal-hal
yang
dibicarakan,
termasuk
perbedaan
pendapat (dissenting opinion) dan keputusan rapat. 15 d. Salinan risalah rapat Dewan Komisaris disimpan oleh Sekretaris Dewan Komisaris dan aslinya disampaikan kepada Direksi untuk disimpan dan dipelihara di kedudukan Perseroan.16 5.
Program Pengenalan Bagi anggota Dewan Komisaris Baru
dan Program Pengembangan/Pemutakhiran
Kompetensi Bagi Dewan Komisaris a.
Program Pengenalan Perseroan memberikan program pengenalan bagi Komisaris yang baru diangkat agar Komisaris tersebut
13
Dengan merujuk Permen BUMN 01/2011 Pasal 14 Ayat (1) jo. AD Perseroan Pasal 16 Ayat (7) 14 Dengan merujuk Permen BUMN 01/2011 Pasal 14 Ayat (1) jo. AD Perseroan Pasal 16 Ayat (7) 15 Dengan merujuk kepada AD Perseroan Pasal 16 Ayat (3) 16 Dengan merujuk kepada AD Perseroan Pasal 16 Ayat (5) Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 21
dapat bekerja dengan optimal untuk kepentingan Perseroan17.
Sekretaris
Perusahaan
bertanggung
jawab terhadap penyelenggaraan program ini18. Program pengenalan yang diberikan kepada Dewan Komisaris antara lain19:
i.
Pelaksanaan
prinsip-prinsip
Good
Corporate
Governance oleh Perseroan;
ii.
Gambaran mengenai Perseroan berkaitan dengan tujuan, sifat, lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan masalah-masalah strategis lainnya;
iii. Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan Audit internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian intern serta Komite Audit; iv. Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi serta hal-hal yang tidak diperbolehkan. Program pengenalan tersebut dapat dilaksanakan dalam bentuk presentasi, pertemuan, kunjungan ke unit usaha dan program lain yang dianggap sesuai dengan Perseroan20.
17
Permen BUMN 01/2011 Pasal 43 Ayat (1) Permen BUMN 01/2011 Pasal 43 Ayat (2) 19 Permen BUMN 01/2011 Pasal 43 Ayat (3) 20 Dengan merujuk kepada Permen BUMN 01/2011 Pasal 43 Ayat (4) 18
22 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
b.
Program Pengembangan/Pemutakhiran Kompetensi Program
pengembangan
knowledge
and
skills
merupakan salah satu program penting bagi Direksi dan
Dewan
Komisaris
dalam
mengikuti
perkembangan terkini dari aktivitas Perseroan dan pengetahuan-pengetahuan lain yang terkait dengan pelaksanaan
tugas
Direksi
dan/atau
Dewan
Komisaris. Program Pengembangan bagi Direktur dan Komisaris yang dilakukan secara berkelanjutan dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi dan kapabilitas Direksi dan/atau Dewan Komisaris dalam rangka pelaksanaan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya. 6.
Organ Pendukung Dewan Komisaris a.
Sekretaris Dewan Komisaris i.
Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris mengangkat Sekretaris Dewan Komisaris yang memimpin Sekretariat Dewan Komisaris dan dibantu Staf Sekretariat Dewan Komisaris21.
ii.
Sekretaris Dewan Komisaris dan staf Sekretariat Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris22.
iii.
Tugas dari Sekretariat Dewan Komisaris adalah untuk melaksanakan kegiatan tata administrasi dan
kesekretariatan
Dewan
Komisaris;
menyusun, mempersiapkan dan mengkoordinasi 21 22
Permen BUMN 12/2012 Pasal 3 Ayat (1) Permen BUMN 12/2012 Pasal 3 Ayat (2)
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 23
laporan yang dibuat dan/atau harus ditelaah Dewan Komisaris; serta sebagai penghubung (liaison officer) Dewan Komisaris dengan pihak lain23. iv.
Sekretaris Dewan Komisaris wajib memastikan dokumen
penyelenggaraan
kegiatan
tugas
Dewan Komisaris di atas tersimpan dengan baik di Perseroan24. b.
Komite Audit i.
Dewan
Komisaris
wajib
membentuk
Komite
25
Audit . ii.
Keanggotaan Komite Audit sekurang-kurangnya terdiri dari satu orang Ketua yang merupakan Komisaris independen atau Komisaris yang dapat bertindak independen26, dan anggota Komite yang dapat berasal dari Komisaris atau dari luar Perseroan27.
i.
Tugas Komite Audit ditetapkan dalam Piagam Komite Audit dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c.
Komite Lainnya i.
Dewan Komisaris dapat membentuk komite lain apabila
diperlukan28
dengan
tetap
23
Dengan merujuk kepada Permen BUMN 12/2012 Pasal 4 Ayat (1) dan (2) Permen BUMN 12/2012 Pasal 4 Ayat (3) 25 Dengan merujuk kepada AD Perseroan Pasal 15 Ayat (2) Huruf (b) Angka (9) jo. Permen BUMN 01/2011 Pasal 18 Ayat (1) Huruh (b) 26 Permen BUMN 12/2012 Pasal 11 Ayat (3) 27 Permen BUMN 12/2012 Pasal 11 Ayat (4) 28 Dengan merujuk kepada AD Perseroan 15 Ayat (2) Huruf (b) Angka (8) 24
24 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Perseroan terkait komite Dewan Komisaris29. ii.
Komite
bertanggung
jawab
kepada
Dewan
Komisaris dan wajib menyampaikan laporan kepada
Dewan
Komisaris
atas
setiap
pelaksanaan tugas disertai dengan rekomendasi jika diperlukan30. C.
DIREKSI 1.
Tugas, Wewenang dan Kewajiban Direksi a.
Tugas Direksi Bertanggung
jawab
atas
pengelolaan
dan
keberlangsungan bisnis PMLI yang efektif dan efisien berdasarkan aturan perundangan yang berlaku
dan
Good
prinsip-prinsip
Corporate
Governance. b.
Wewenang Direksi Membuat kebijakan strategis dalam penentuan arah pengembangan bisnis PMLI.
c.
Kewajiban Direksi Bertanggung
jawab
atas
kebijakan-kebijakan
dalam kepengurusan PMLI yang berkaitan dengan pembinaan
program
kegiatan
Pendidikan
Kepelabuhanan dan Maritim, Konsultansi, Logistik dan Manajemen.
29 30
Dengan merujuk kepada Permen BUMN 12/2012 Pasal 32 Ayat (1) Permen BUMN 12/2012 Pasal 26 Ayat (1)
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 25
2.
Hak Direksi a.
Menerima gaji, tunjangan, fasilitas dan imbalan lainnya yang besarnya ditetapkan oleh RUPS.
b.
Menerima
fasilitas
kelancaran
tugasnya
lain
untuk
yang
diatur
mendukung di
dalam
peraturan Perseroan. c.
Mengundurkan diri dari jabatannya.31
d.
Mengusulkan
diselenggarakannya
RUPS
Luar
nominasi
calon
Biasa. 3.
Pemilihan dan Pengangkatan Direksi a.
Mekanisme
penjaringan
atau
anggota Direksi. b.
Penilaian/pengujian atas kelayakan dan kepatutan
(fit and proper test) bagi anggota Direksi. c.
Terdapat Daftar Bakal Calon yang disetujui oleh Menteri Negara BUMN dan berisikan nama-nama yang diperoleh melalui proses penjaringan dalam rangka memperoleh calon anggota Direksi.
d.
Seluruh Bakal Calon yang disetujui oleh Menteri Negara BUMN diundang secara tertulis oleh Tim dan mengikuti uji kelayakan dan kepatutan sesuai ketentuan yang berlaku.
4.
Rapat Direksi a.
Rapat Direksi diadakan setiap kali dianggap perlu,32 namun sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) bulan.33
31
Dengan merujuk kepada AD Perseroan Pasal 10 Ayat (14) Huruf (g) AD Perseroan Pasal 12 Ayat 4 33 Permen BUMN 01/2011 Pasal 24 Ayat (1) 32
26 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
b.
Direksi dapat mengadakan Rapat Direksi dengan mengundang Dewan Komisaris.
c.
Semua keputusan dalam Rapat Direksi diambil dengan musyawarah untuk mufakat.34 Jika hal tersebut tidak dapat dilaksanakan maka keputusan diambil
dengan
suara.35
pemungutan
Setiap
Direktur berhak mengeluarkan 1 (satu) suara ditambah 1 (satu) suara untuk Direktur yang diwakilinya36. 5.
Program Pengenalan Bagi
anggota Direksi Baru dan
Program Pengembangan/Pemutakhiran Kompetensi Bagi Direksi a.
Program Pengenalan Perseroan memberikan program pengenalan bagi anggota Direksi yang baru diangkat agar anggota Direksi tersebut dapat bekerja dengan optimal untuk
kepentingan
Perusahaan
Perseroan37.
bertanggung
Sekretaris
jawab
terhadap
38
penyelenggaraan program ini . Program
pengenalan
yang
diberikan
kepada
39
anggota Direksi antara lain :
1.
Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance oleh Perseroan;
2.
Gambaran
mengenai
Perseroan
berkaitan
34
AD Perseroan Pasal 12 Ayat (18) AD Perseroan Pasal 12 Ayat (19) 36 AD Perseroan Pasal 12 Ayat (20) 37 Permen BUMN 01/2011 Pasal 43 Ayat (1) 38 Permen BUMN 01/2011 Pasal 43 Ayat (2) 39 Permen BUMN 01/2011 Pasal 43 Ayat (3) 35
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 27
dengan tujuan, sifat, lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana jangka pendek dan jangka panjang, posisi komposisi,
risiko
dan
masalah-masalah
strategis lainnya; 3.
Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang
didelegasikan
Audit
internal
dan
eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian intern serta Komite Audit; 4.
Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi serta halhal yang tidak diperbolehkan.
Program pengenalan tersebut dapat dilaksanakan dalam bentuk presentasi, pertemuan, kunjungan ke unit usaha dan program lain yang dianggap sesuai dengan Perseroan 40. b.
Program Pengembangan/Pemutakhiran Kompetensi Program pengembangan knowledge and skills merupakan salah satu program penting bagi Direksi dalam mengikuti perkembangan terkini dari aktivitas Perseroan dan pengetahuan-pengetahuan lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas Direksi dan/atau Dewan Komisaris. Program Pengembangan bagi anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang dilakukan secara
40
Dengan merujuk kepada Permen BUMN 01/2011Pasal 43 Ayat (4)
28 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
berkelanjutan dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi Dewan
dan
kapabilitas
Komisaris
dalam
Direksi
rangka
dan/atau
pelaksanaan
fungsi, tugas dan tanggung jawabnya. 6.
Organ Pendukung Direksi a.
Sekretaris Perusahaan i.
Sekretaris
Perusahaan
diangkat
dan
diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris41. Sekretaris Perusahaan
bertanggung
jawab
langsung
kepada Direktur Utama. ii.
Sekretaris Perusahaan memiliki tugas pokok untuk
memastikan
bahwa
kepatuhan
keterbukaan yang sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance42; memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi
dan
penghubung
Dewan (liaison
Komisaris43; 44
officer) ;
sebagai dan
menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan45. b.
Satuan Pengawasan Intern i.
Direksi wajib menyelenggarakan pengawasan intern46. Pengawasan Intern yang dimaksud adalah
membentuk
Satuan
Pengawasan
41
Permen BUMN 01/2011 Pasal 29 Ayat (3) Permen BUMN 01/2011 Pasal 29 Ayat (4) Huruf (a) 43 Permen BUMN 01/2011 Pasal 29 Ayat (4) Huruf (b) 44 Permen BUMN 01/2011 Pasal 29 Ayat (4) Huruf (c) 45 Permen BUMN 01/2011 Pasal 29 Ayat (4) Huruf (d) 46 Permen BUMN 01/2011 pasal 28 ayat (1) 42
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 29
Intern dan membuat Piagam Pengawasan Intern47.
Satuan
Pengawasan
Intern
berkedudukan secara langsung di bawah Direktur
Utama
independensi
untuk
kegiatan
menjamin
pengawasan
yang
dilakukannya. Kepala Satuan Pengawasan Intern
diangkat
dan
diberhentikan
oleh
Direktur Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris48. ii.
Fungsi dari pengawasan intern adalah untuk: 1. Melakukan
evaluasi
pelaksanaan
atas
efektivitas
pengendalian
intern,
manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan
kebijakan
49
perusahaan ; dan 2. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan,
operasional,
sumber
daya
manusia,
teknologi
informasi,
dan
50
kegiatan lainnya . Satuan
Pengawasan
membantu
Direktur
Intern
bertugas
Utama
dalam
melaksanakan pemeriksaan operasional dan keuangan Perseroan, menilai pengendalian, pengelolaan
dan
pelaksanaannya
pada
47
Permen BUMN 01/2011 pasal 28 ayat (2) Permen BUMN 01/2011 pasal 28 ayat (3) 49 Permen BUMN 01/2011 pasal 28 ayat (4) Huruf (a) 50 Permen BUMN 01/2011 pasal 28 ayat (4) Huruf (b) 48
30 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
Perseroan serta memberikan saran-saran perbaikannya51; tentang
hasil
pelaksanaan Intern
keterangan
pemeriksaan tugas
kepada
memonitor
memberikan
atau
Satuan
Pengawasan
Utama52;
Direktur
tindak
hasil
lanjut
dan
atas
hasil
53
pemeriksaan yang telah dilaporkan . III.
PROSES CORPORATE GOVERNANCE A.
SISTEM PENGENDALIAN INTERN 1. Sistem Pengendalian Intern a.
Kebijakan Umum i. Perseroan
mengembangkan
sistem
pengendalian intern yang merupakan sebuah proses
yang
didesain
dihasilkan
untuk
tercapainya
oleh
Direksi
memberikan
tujuan
Perseroan
yang
jaminan dengan
memperhatikan asas efektivitas dan efisiensi operasi,
(reliability)
terpercayanya
Laporan
Keuangan dan kepatuhan terhadap hukum dan aturan yang berlaku. 54 ii. Perseroan
menetapkan
pengendalian
intern
yang
suatu
sistem
efektif
untuk
mengamankan investasi dan aset perusahaan55.
51
PP BUMN 45/2005 Pasal 67 Ayat (a) PP BUMN 45/2005 Pasal 67 Ayat (b) 53 PP BUMN 45/2005 Pasal 67 Ayat (c) 54 Definisi dari COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) 55 Dengan merujuk kepada Permen BUMN 01/2011 pasal 26 Ayat (1)) 52
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 31
iii. Semua insan Perseroan mempunyai tanggung jawab atas pelaksanaan pengendalian intern dalam pelaksanaan tugas-tugasnya masingmasing. 2. Sistem Pengendalian Intern mencakup: a.
Lingkungan pengendalian intern yang mencakup integritas, nilai-nilai etika, manajemen operasi, pendelegasian wewenang,
serta proses untuk
mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia Perseroan; b.
Pengelolaan risiko usaha (risk assessment) yang sesuai dengan standar Perseroan;
c.
Aktivitas pengendalian, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu proses pengendalian terhadap kegiatan perusahaan pada setiap tingkat dan unit dalam struktur organisasi Perseroan;
d.
Proses
penyajian
operasional, kepatuhan
laporan
finansial, terhadap
mengenai
serta
kegiatan
ketaatan
ketentuan
dan
peraturan
perundang-undangan; e.
Proses
penilaian
terhadap
kualitas
sistem
pengendalian intern, termasuk fungsi internal audit pada setiap tingkat dan unit dalam struktur organisasi. 3. Peran dan Tanggung Jawab Perseroan Setiap
insan
terlaksananya
Perseroan
bertanggung
pengendalian
intern
jawab
sesuai
atas
dengan
bidangnya; 32 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
a.
Dewan Komisaris Dewan
Komisaris
bertanggung
jawab
untuk
memastikan bahwa Direksi telah melaksanakan pengendalian intern dalam pengelolaan Perseroan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
Baik
dalam
hal
pengambilan
keputusan, pencapaian sasaran, proses bisnis dan lain-lain. b.
Direksi Direksi
adalah
implementasi Proses
penanggung
pengendalian
pengambilan
jawab
intern
utama
Perseroan.
keputusan,
pencapaian
sasaran dan lain-lain harus memperhatikan standar pengendalian intern yang berlaku di Perseroan: i. Direksi
wajib
menyampaikan
laporan
pelaksanaan fungsi pengawasan intern secara periodik kepada Dewan Komisaris56. 1. Tujuan dari pelaporan ini adalah untuk memastikan
bahwa
pelaksanaan
pengendalian intern dijalankan dengan baik dan sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan operasi Perseroan yang
dilakukan
Direksi
kepada
Dewan
Komisaris, terutama dalam pengendalian intern.
56
Permen BUMN 01/2011 Pasal 28 Ayat (5)
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 33
ii. Direksi
menetapkan
merupakan
unit-unit
bagian
kerja
dari
yang
pelaksanaan
pengendalian intern, yaitu sebagai berikut: 1. Pegawai Perseroan Pegawai Perseroan merupakan penanggung jawab utama dari sistem pengendalian intern.
Pegawai
Perseroan
harus
memastikan bahwa dalam setiap proses bisnis
yang
dilakukannya
telah
sesuai
dengan peraturan yang berlaku. 2. Unit Kerja Perseroan Unit Kerja Perseroan bertanggung jawab dalam kerjasama dengan manajer-manajer lain
dalam
mengimplementasikan
dan
mengupayakan sistem pengendalian intern yang efektif dalam bidang tanggung jawab mereka. 3. Satuan Pengawasan Intern (SPI) SPI
memainkan
peran
penting
dalam
memantau pelaksanaan dan kualitas kinerja kebijakan
pengendalian
intern
sebagai
bagian dari tanggung jawab mereka atau atas permintaan khusus dari Direksi, Komite Audit, atau Dewan Komisaris. SPI dapat membantu Direksi dan Dewan Komisaris atau
Komite
Audit
mengevaluasi, merekomendasikan
34 |
dengan
memantau,
melaporkan
dan
perbaikan
dalam
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
efektivitas
proses
pengendalian
intern
Perseroan. 4. Satuan Pengawasan Intern a.
Direksi
wajib
menyelenggarakan
pengawasan
57
intern . Pengawasan Intern yang dimaksud adalah membentuk
Satuan
Pengawasan
Intern
dan
58
membuat Piagam Pengawasan Intern . Satuan Pengawasan Intern berkedudukan secara langsung di
bawah
independensi
Direktur
Utama
kegiatan
untuk
menjamin
pengawasan
yang
dilakukannya. Kepala Satuan Pengawasan Intern diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris59. b.
Fungsi dari pengawasan intern adalah untuk: i. Melakukan evaluasi atas efektivitas pelaksanaan pengendalian intern, manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan perusahaan60; dan ii. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, operasional, sumber daya manusia, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya61.
c.
Satuan Pengawasan Intern bertugas membantu Direktur Utama dalam melaksanakan pemeriksaan
57
Permen BUMN 01/2011 pasal 28 ayat (1) Permen BUMN 01/2011 pasal 28 ayat (2) 59 Permen BUMN 01/2011 pasal 28 ayat (3) 60 Permen BUMN 01/2011 pasal 28 ayat (4) Huruf (a) 61 Permen BUMN 01/2011 pasal 28 ayat (4) Huruf (b) 58
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 35
operasional
dan
keuangan
Perseroan,
menilai
pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya pada Perseroan serta memberikan saran-saran perbaikannya62; memberikan keterangan tentang hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas Satuan
Pengawasan
Intern
kepada
Direktur
63
Utama ; dan memonitor tindak lanjut atas hasil pemeriksaan yang telah dilaporkan64. 5. Evaluasi terhadap Sistem Pengendalian Intern yang dilakukan oleh Auditor Eksternal a.
Audit keuangan dilakukan oleh auditor eksternal yang
ditetapkan
RUPS65.
oleh
Mekanisme
penunjukan auditor eksternal adalah dari calon yang diajukan oleh Dewan Komisaris berdasarkan usul Komite Audit66. b.
Dewan Komisaris wajib menyampaikan kepada RUPS alasan pencalonan tersebut dan besarnya honorarium/imbal
jasa
yang
diusulkan
untuk
67
auditor eksternal tersebut . c.
Auditor
eksternal
tersebut
harus
bebas
dari
pengaruh Dewan Komisaris, Direksi, dan pihak yang berkepentingan (stakeholders)68.
62
PP BUMN 45/2005 Pasal 67 Ayat (a) PP BUMN 45/2005 Pasal 67 Ayat (b) 64 PP BUMN 45/2005 Pasal 67 Ayat (c) 65 Dengan merujuk kepada UU BUMN No 19/2003 Pasal 71 Ayat 1 jo. Permen BUMN 01/2011 Pasal 31 Ayat (1)) 66 Dengan merujuk kepada Permen BUMN 01/2011 Pasal 31 Ayat (1) dan Ayat (2))) 67 Permen BUMN 01/2011 Pasal 31 Ayat (3) 68 Permen BUMN 01/2011 Pasal 31 Ayat (4) 63
36 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
d.
Perseroan
harus
menyediakan
semua
catatan
akuntansi dan data penunjang yang diperlukan sehingga
memungkinkan
Auditor
Eksternal
memberikan pendapatnya atas kewajaran Laporan Keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia69. e.
Badan Pemeriksa Keuangan berwenang melakukan pemeriksaan sesuai perundang-undangan70.
B.
MANAJEMEN RISIKO 1. Tujuan Manajemen Risiko Direksi wajib membangun dan melaksanakan program manajemen risiko Perseroan secara terpadu yang merupakan bagian dari pelaksanaan program tata kelola perusahaan yang baik71. Tujuan dari penerapan manajemen risiko di Perseroan adalah sebagai berikut: a.
Menumbuhkan risk awareness dalam menjadikan Manajemen Risiko sebagai budaya perusahaan yang bertumpu pada peningkatan kompetensi SDM;
b.
Membangun sinergi antar komponen Perseroan melalui
penyempurnaan
proses
bisnis
dengan
mempertimbangkan peluang (opportunities) dan ancaman (threats);
69
Permen BUMN 01/2011 Pasal 31 Ayat (5) UU BUMN 19/2003 pasal 71 Ayat (2) 71 Permen BUMN 01/2011 Pasal 25 Ayat (2) 70
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 37
Membangun sistem kerja perusahaan berbasis Good
Corporate
Governance melalui penerapan aspek kepatuhan (compliance) sebagai salah satu sasaran Manajemen Risiko. 2. Ruang Lingkup Manajemen Risiko Penerapan Manajemen Risiko di Perseroan meliputi: a.
Lingkup Organisasi Manajemen risiko diterapkan pada seluruh entitas Perseroan, yaitu Kantor Pusat beserta Kantor Cabang
yang
bertujuan
untuk
memastikan
tercapainya sasaran-sasaran yang ada dalam RJPP, RKAP dan KPI Korporat yang ada di dalam RKAP. b.
Lingkup Proses Bisnis Prinsip penerapan manajemen risiko Perseroan adalah menjadi bagian integral dari proses bisnis yang secara signifikan mempengaruhi pencapaian sasaran/kinerja
Perseroan,
baik
pada
fungsi,
dengan bentuk kegiatan sebagai berikut : i.
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Penyusunan
Rencana
Jangka
Panjang
Perusahaan (RJPP) harus dilengkapi dengan kajian risiko, berupa profil risiko-risiko jangka panjang Perseroan
yang
paling
dan
signifikan
gambaran
dihadapi rencana
penanganannya.
38 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
ii.
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) harus dilengkapi dengan kajian risiko, berupa profil risiko-risiko jangka pendek
yang
Perseroan
paling dan
signifikan gambaran
dihadapi rencana
penanganannya. iii.
Kegiatan/Usulan Proyek Kegiatan atau usulan kegiatan yang bersifat proyek, khususnya yang secara signifikan mempengaruhi Perseroan
pencapaian dan
sasaran-sasaran
gambaran
rencana
penanganannya. iv.
Kegiatan Proses Bisnis Penerapan
manajemen
kegiatan/proses
bisnis
risiko
pada
dilakukan
secara
bertahap, dimulai dari proses bisnis yang paling signifikan mempengaruhi pencapaian kinerja Perseroan. C.
TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI 1. Kebijakan Umum a.
Direksi menetapkan tata kelola teknologi informasi yang efektif72.
b.
Direksi menyusun dan melakukan evaluasi secara berkala, master plan Teknologi Informasi yang berfungsi sebagai pedoman pemanfaatan dan
72
Permen BUMN 01/2011 Pasal 30 Ayat (1)
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 39
pengembangan
Teknologi
Informasi
Perseroan
73
untuk mencapai tujuan Perseroan . 2. Tata Kelola Teknologi lnformasi Perseroan menetapkan kebijakan Tata Kelola Teknologi Informasi Perseroan sebagai berikut: 74 a.
Peran Teknologi lnformasi bagi Perseroan i.
Perseroan
menetapkan
Informasi
untuk
peran
Teknologi
menghubungkan
dan
mensinergikan proses-proses bisnis Perseroan dalam rangka mencapai tujuan Perseroan. ii.
Teknologi Informasi dapat menciptakan nilai tambah dari investasi sarana dan prasarana pelabuhan yang dilakukan oleh Perseroan.
iii.
Teknologi menciptakan
Informasi sinergi
Perseroan di
antara
dapat operator
pelabuhan dan pelaku usaha pelabuhan. b.
Perencanaan teknologi lnformasi Perseroan Perseroan menetapkan master plan Teknologi Informasi yang berisi: i.
Penyelerasan
antara
bisnis
inti
Perseroan
dengan Teknologi Informasi; ii.
Arsitektur Informasi, Aplikasi dan Infrastruktur Teknologi Informasi yang akan diadopsi oleh Perseroan;
iii.
Roadmap pengembangan dan implementasi Teknologi Informasi yang akan dilakukan oleh Perseroan;
73 74
Merujuk kepada Permen BUMN 02/2013 Pasal 3 Ayat (1) dan Ayat (5) Merujuk kepada Lampiran dari Permen BUMN 02/2013
40 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
iv.
Investasi
Teknologi
Informasi
yang
akan
dilakukan oleh Perseroan. c.
Kerangka Kerja Proses dan Organisasi Teknologi lnformasi Perseroan Kerangka Kerja Proses dan Organisasi terdiri dari: i.
Struktur Organisasi Tata Kelola Teknologi Informasi Perseroan menetapkan struktur organisasi tata kelola berkaitan dengan pengelolaan kebijakan Teknologi Informasi yang dapat memastikan berjalannya Tata Kelola Teknologi Informasi sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku universal.
ii.
Proses Pengelolaan Teknologi Informasi; Perseroan menetapkan kebijakan pengelolaan dan pengembangan Teknologi Informasi serta kebijakan
pengelolaan
operasi
Teknologi
Informasi. iii.
Proses Komunikasi dan Evaluasi Teknologi Informasi Perseroan
mengkomunikasikan
tata
kelola
Teknologi Informasi yang dilakukan Perseroan dengan tujuan untuk mengedukasi seluruh insan
Perseroan
agar
memahami
peran
Teknologi Informasi dalam mendukung bisnis inti Perseroan. Selain itu Perseroan juga selalu melakukan evaluasi secara terus menerus atas pelaksanaan kebijakan
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 41
tata kelola Teknologi Informasi yang dilakukan oleh Perseroan. d.
Pengelolaan lnvestasi Teknologi lnformasi Perseroan i.
Pengelolaan
investasi
Teknologi
Informasi
merupakan bagian dari proses pengembangan, operasi dan pemeliharaan sistem informasi yang
harus dilaksanakan dalam kerangka
master plan Teknologi Informasi Perseroan. ii.
Perseroan
menyadari
bahwa
investasi
Teknologi Informasi harus mampu memberikan nilai pengembalian yang optimal. Oleh karena itu setiap investasi Teknologi Informasi yang dilakukan oleh Perseroan harus dapat diukur manfaatnya, dengan
master
berkesinambungan, plan
Teknologi
sesuai Informasi
Perseroan dan memberikan hasil yang sesuai dengan yang dijanjikan oleh investasi ini. e.
Pengelolaan Sumber Daya Teknologi lnformasi Perseroan i.
Perseroan menetapkan kebijakan pengelolaan Sumber Daya Teknologi Informasi Perseroan sesuai dengan yang tercantum di dalam master plan Teknologi Informasi Perseroan.
ii.
Tujuan dari penetapan kebijakan ini adalah untuk memberikan standarisasi dan prosedur yang mengatur tata cara penyediaan dan pengelolaan sumber daya Teknologi Informasi Perseroan.
42 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
f.
Pengelolaan Risiko Teknologi lnformasi Perseroan i.
Perseroan mengidentifikasi setiap risiko akibat dari
pengelolaan
Teknologi
Informasi
Perseroan yang tercantum dalam master plan Teknologi Informasi Perseroan. ii.
Identifikasi risiko dilakukan sesuai dengan kebijakan manajemen risiko Perseroan.
D. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA Perseroan mengenali Sumber Daya Manusia sebagai mitra utama dan strategis bagi Perseroan demi menuju jasa pelabuhan
dengan
internasional.
pelayanan
Perseroan
yang
berkualitas
berkomitmen
untuk
mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki integritas tinggi, memiliki kompetensi yang berstandar internasional, produktifitas yang tinggi, serta berorientasi pada pelayanan pelanggan. 1.
Kebijakan Umum a.
Direksi
harus
mempekerjakan,
menetapkan
besarnya gaji, memberikan pelatihan, menetapkan jenjang karir, serta menentukan persyaratan kerja lainnya, tanpa memperhatikan latar belakang etnik, agama, jenis kelamin, usia, cacat tubuh yang dipunyai seseorang, atau keadaan khusus lainnya yang dilindungi oleh peraturan perundangundangan75.
75
Permen BUMN 01/2011 pasal 37 ayat 1
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 43
b.
Perseroan menetapkan dan melaksanakan sistem pengelolaan Sumber Daya Manusia yang berbasis kompetensi dan kinerja.
c.
Pengelolaan SDM dimaksudkan untuk memastikan bahwa Perseroan selalu memiliki sumber daya manusia yang unggul dan dapat diarahkan dan digerakkan
untuk
mencapai
tujuan-tujuan
Perseroan. 2.
Kebijakan Pengelolaan SDM Perseroan menetapan pengelolaan SDM yang meliputi proses-proses sebagai berikut: a.
Pengembangan Organisasi dan Perencanaan Tenaga Kerja Direksi
melakukan
Perseroan
dengan
perencanaan
organisasi
memperhatikan
kebutuhan
Perseroan sesuai dengan visi dan misi Perseroan yang memiliki kemampuan beradaptasi dengan budaya Perseroan, fokus kepada efisiensi dan peraturan perundang-undangan serta menyadari pentingnya kepuasan pelanggan. Adapun proses ini meliputi: i.
Penetapan strukur organisasi;
ii. Penetapan nomenklatur jabatan; iii. Penetapan
ruang
lingkup
pekerjaan
dan
jabatan; iv. Penetapan struktur gaji yang berdasarkan kinerja.
44 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
b.
Rekrutmen Direksi
menetapkan
proses-proses
rekrutmen
pegawai Perseroan yang bertujuan memberikan hasil yang nyata, beretika tinggi serta mampu membangun hubungan dan kerja sama tim dalam jangka waktu panjang. Proses rekrutmen pegawai dilakukan berdasarkan basis kompetensi yang jelas sebagai kriteria utama. Proses ini minimal terdiri dari: i.
Analisa beban kerja;
ii. Perencanaan tenaga kerja; iii. Penetapan kebijakan dan program proses rekrutmen yang meliputi proses rekrutmen, seleksi, penempatan pegawai serta orientasi; tenaga alih daya dan pemutusan hubungan kerja. c.
Pengembangan Pekerja Direksi menetapkan proses-proses pembelajaran dan pengembangan Pegawai Perseroan yang bertujuan
untuk
menciptakan
Sumber
Daya
Manusia yang memiliki tata nilai yang mampu mendukung dan menuntun proses pengambilan keputusan dalam operasi Perseroan serta mampu meningkatkan kinerja Sumber Daya Manusia. Proses pembelajaran dan pengembangan karir pegawasan ini dapat berupa:
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 45
i. Proses Pembelajaran (1)
Pengembangan Knowledge Management
System Knowledge
Management
System
merupakan langkah-langkah sistematik untuk
mengelola
Perseroan
aset
berupa
pengetahuan
mengumpulkan,
menyimpan dan menyebarluaskan serta menggunakan aset pengetahuan dalam proses
bisnis
Perseroan
secara
berkelanjutan. (2)
Pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan. Pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan berupa program belajar dengan bekerja sama dengan institusi pendidikan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sedangkan untuk pelatihan dapat berupa
pengembangan
kompetensi
teknik pegawai operasional. ii. Proses Pengembangan Pegawai (1)
Pengembangan Talent Pool Management
System Talent Pool Management System adalah sistem
yang
dikembangkan
oleh
Perseroan untuk mencari Sumber Daya Manusia Perseroan menjadi 46 |
terbaik yang
yang
dimiliki
diharapkan
pemimpin
masa
oleh untuk depan
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
Perseroan. Pengembangan Talent Pool
Management System ditetapkan oleh Direksi sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. (2)
Pengembangan Sistem Karir Pegawai Pengembangan karir pegawai dilakukan berdasarkan profil
kompetensi
kompetensi
jabatan
pegawai
dan serta
berdasarkan jenjang karir yang dinamis bagi
pegawai.
Pengembangan
karier
meliputi jalur manajerial/struktural yang mengikuti
jenjang
struktur
organisasi
Perseroan dan jalur tenaga ahli/spesialis dengan
Professional
dukungan
Development Program. d.
Manajemen Kinerja Direksi menetapkan sistem manajemen kinerja pegawai pemahaman
Perseroan bersama
untuk antara
menciptakan Perseroan
dan
pegawai mengenai tujuan yang harus dicapai, cara serta optimalisasi sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan dari proses ini adalah mewujudkan sistem penilaian kinerja pegawai yang dapat membangun dan membina budaya pembelajar dan berprestasi serta memotivasi pegawai untuk meningkatkan kompetensi dan kontribusi pegawai bagi Perseroan. Perseroan akan melakukan pengukuran kinerja Pegawai secara transparan,
terukur
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
dan
objektif
sehingga | 47
Perseroan dapat memberikan kompensasi dan penghargaan secara adil dan sepadan dengan kinerja pegawai Perseroan. Proses manajemen kinerja pegawai meliputi halhal sebagai berikut: i.
Perencanaan dan penyusunan kontrak sasaran kinerja individu;
ii. Pemantauan kinerja individu; iii. Penilaian dan umpan balik kinerja individu; iv. Penghargaan kinerja individu. e. Penghargaan Pegawai Direksi menetapkan sistem penghargaan bagi Pegawai Perseroan berdasarkan kinerja individu. Tujuan dari sistem penghargaan Pegawai adalah untuk
memberikan
penghargaan
atas
kompentensi, pencapaian target serta kinerja yang baik dari Pegawai Perseroan. E.
PENGELOLAAN DAN KETERBUKAAN INFORMASI 1. Pengelolaan lnformasi a. Kebijakan Umum i.
Perseroan
membuat
disclosure
atau
pengungkapan informasi yang tepat waktu dan berimbang tentang segala sesuatu yang penting mengenai Perseroan76. ii.
Perseroan
wajib
mengungkapkan
informasi
penting dalam Laporan Tahunan dan Laporan
76
Merujuk kepada Permen BUMN 01/2011 Pasal 3 Ayat (1)
48 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
Keuangan Perseroan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
secara
tepat
waktu,
77
akurat, jelas dan obyektif . iii.
Prinsip
transparansi
informasi
mewajibkan
dan
pengungkapan
Perseroan
untuk
mengembangkan struktur pemantauan seperti Komite Audit, Satuan Pengawasan Intern, dan Auditor
Eksternal
penyajian
posisi
yang
dapat
keuangan
memastikan dan
operasi
perusahaan secara faktual dan dengan sebenarbenarnya78. 2. Keterbukaan lnformasi Perseroan menyusun dan menyampaikan pelaporan secara berkala79 kepada Pemegang Saham. Laporan ini sekurang-kurangnya terdiri dari80: a.
Laporan Manajemen i.
Isi
Laporan
Manajemen
merujuk
pada
ketentuan penyusunan Laporan Manajemen dari Kementerian Negara BUMN81 dengan mengutamakan prinsip langsung ke substansi (concise but right on the content)82. ii. Laporan Manajemen yang dimaksud di atas terdiri dari: (1)
Laporan Manajemen Triwulanan;
77
Permen BUMN 01/2011 Pasal 34 Dengan merujuk kepada PP 60/2008 79 AD Perseroan Pasal 19 Ayat (1) 80 Kepmen BUMN 211/1999 Pasal 2 Ayat (1) 81 Kepmen BUMN 211/1999 Pasal 3, 4, 5 dan 6 82 Usulan Konsultan 78
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 49
(2) b.
Laporan Manajemen Tahunan.
Laporan Tahunan atau Annual Report i.
Isi dan format dari Laporan Tahunan atau
Annual
Report
mengacu
sesuai
dengan
ketentuan yang berlaku . 83
ii. Perseroan wajib menyampaikan hasil penilaian dan evaluasi atas pelaksanaan Good Corporate
Governance kepada RUPS dan Pemegang Saham melalui Laporan Tahunan84. iii. Perseroan menyampaikan Laporan Tahunan atau Annual Report yang ditandatangani oleh Dewan
Komisaris
dan
Direksi
kepada
Pemegang Saham paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku lalu berakhir85. iv. Perseroan
menyampaikan
Keberlanjutan
(Sustainability
menjadi bagian dari
Annual
86
Report .
Laporan
Report)
yang
Laporan Tahunan atau Laporan
Keberlanjutan
merupakan laporan ketaatan Perseroan yang menunjukkan tanggung
dilaksanakannya
jawab
sosial
kegiatan
perusahaan
dan
kegiatan lain yang relevan untuk menjamin keberlanjutan Perseroan87. Isi dan format dari Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)
83
UU PT 40/2007 Pasal 66 Permen BUMN 01/2011 Pasal 44 Ayat (9) 85 AD Perseroan Pasal 18 Ayat (5) 86 Usulan dari Sekretaris Perusahaan 87 Usulan Konsultan 84
50 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
mengacu
sesuai
dengan
ketentuan
yang
berlaku . 88
c. Laporan Keuangan Perseroan Perseroan menyampaikan Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh auditor eksternal89 paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku berakhir kepada RUPS. Isi dan format dari Laporan Keuangan harus mengacu
kepada
ketentuan
peraturan
dan
90
perundang-undangan yang berlaku . d. Laporan
Lain
yang
Harus
Diungkapkan
oleh
Perseroan Perseroan tetap mematuhi kewajiban penyampaian laporan yang bersifat insidental maupun sektoral yang dimintakan oleh regulator, pemegang saham, maupun pihak lain yang memiliki hak sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku91. 3. Kebijakan Kerahasian lnformasi a. Walaupun Perseroan menganut prinsip transparansi dalam
pengelolaan
perusahaan,
bukan
berarti
Perseroan tidak melindungi informasi yang bersifat rahasia mengenai Perseroan, Manajemen Perseroan dan pihak-pihak terkait lainnya sesuai dengan Anggaran Dasar dan perundang-undangan yang berlaku92. 88
Sesuai dengan ketentuan tentang isi dan format Sustainibility Report dari Global Reporting Standard 89 AD Perseroan Pasal 18 Ayat (3) 90 Usulan Konsultan 91 Seperti yang diwajibkan dalam UU KIP No. 14 tahun 2008 92 Dengan merujuk kepada Permen BUMN 01/2011 Pasal 33 Ayat (3)) Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 51
b. Oleh karena itu Perseroan menetapkan hal-hal sebagai berikut93: i.
Kebijakan pengelolaan informasi yang bersifat rahasia
termasuk
klasifikasi
informasi
yang
bersifat rahasia untuk menjamin keamanan informasi yang bersifat rahasia; ii. Dewan Komisaris, Direksi, Auditor Eksternal, Komite-Komite Komisaris dan seluruh pegawai Perseroan wajib menjaga kerahasiaan informasi sesuai dengan peraturan perusahaan, ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan Kode Etik, serta mereka dapat dikenakan sanksi untuk pelanggaran yang dilakukan; iii. Penyampaian informasi yang bersifat rahasia hanya dapat dilakukan oleh pihak yang ditunjuk oleh Direksi; iv. Alternatif 1: Sesuai dengan fungsi dan wewenang yang dimiliki,
Sekretaris
Perusahaan
mengelola
informasi yang bersifat rahasia. Alternatif 2: Setiap fungsi atau unit kerja Perseroan memiliki tanggung jawab untuk mengelola informasi yang bersifat rahasia.
93
Dengan merujuk kepada prinsip Information Security Management
52 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
F.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERSEROAN 1. Kebijakan Umum a. Perseroan
mewujudkan
kepedulian
kepada
masyarakat sekitar Perseroan dengan memberikan kontribusi nyata melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan94. b. Tanggung jawab sosial Perseroan (CSR & PKBL) merupakan
bagian
dari
visi
Perseroan
untuk
memberikan nilai tambah bagi stakeholders dalam rangka terciptanya sinergi yang baik, maju, dan tumbuh bersama95. c. Perseroan mempunyai kewajiban dan tanggung jawab secara hukum, sosial, moral serta etika untuk menghormati kepentingan masyarakat sekitar. d. Perseroan tidak dapat dilepaskan dari hubungan yang
harmonis,
dinamis,
serta
saling 96
menguntungkan dengan masyarakat sekitar . 2. Tujuan
Tanggung
Jawab
Sosial
dan
Lingkungan
Perseroan Tujuan dari pelaksanaan dari Tanggung Jawab Sosial Perseroan adalah sebagai berikut97: a. Mempertahankan dan meningkatkan hubungan yang harmonis antara Perseroan dengan masyarakat sekitar sehingga tercipta kondisi yang kondusif 94 95 96
97
Dengan merujuk kepada Permen BUMN 05/2007 Pasal 2 Ayat (1) Dengan merujuk kepada UU PT 40/2007 Pasal 1 ayat (3) Dengan merujuk kepada Penjelasan pada UU PT 40/2007 Bagian Umum mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Usulan Konsultan
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 53
dalam
mendukung
pengembangan
usaha
dan
pertumbuhan Perseroan. b. Memberikan kontribusi yang menyentuh kehidupan masyarakat sehingga dapat membantu mengatasi atau mengurangi permasalahan sosial yang terjadi di sekitar lingkungan Perseroan. c. Menumbuhkan citra (image) yang positif bagi Perseroan
di
mata
masyarakat
sekitar
dan
stakeholders lainnya. d. Ikut menciptakan kondisi sosial yang baik sehingga dapat
menumbuhkan
sikap
masyarakat
yang
98
partisipasif dan mandiri . e. Mewujudkan penerapan prinsip responsibilitas. 3. Kebijakan Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Perseroan menyusun program pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perseroan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 99 a.
Perencanaan program Tanggung Jawab Sosial harus dibuat sesuai nyata
dengan rencana kebutuhan
masyarakat
sekitar
dengan
mempertimbangkan kemampuan Perseroan. b.
Pelaksanaan dilaksanakan
program
Tanggung
bersama
Jawab
masyarakat,
Sosial serta
berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat, 98 99
Lembaga
Swadaya
Masyarakat,
Usulan Konsultan Usulan Konsultan
54 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
organisasi massa dan Perguruan Tinggi serta instansi terkait lainnya, dengan memperhatikan sosial
budaya
masyarakat
setempat,
kondisi
geografis dan kepentingan operasional Perseroan. c.
Perseroan ikut serta dalam memelihara kondisi sosial yang tenang, aman, stabil, dan kondusif di lingkungan lokasi usaha Perseroan.
Perseroan memelihara dan mengembangkan hubungan baik dengan melakukan pemberdayaan dan sosialisasi secara terus-menerus.
d.
Perseroan memiliki suatu ukuran untuk menilai efektivitas pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial.
e. Perseroan
melakukan
berkesinambungan
atas
evaluasi program-program
yang yang
telah dilakukan untuk meningkatkan hubungan baik yang lebih berkualitas dengan masyarakat sekitar. G. LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 1. Kebijakan Umum a. Direksi wajib memastikan bahwa aset dan lokasi usaha serta fasilitas BUMN lainnya, memenuhi peraturan perundang-undangan berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan kerja serta pelestarian lingkungan100.
100
Permen BUMN 01/2011 Pasal 36
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 55
b. Melakukan
penerapan
Sistem
Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)101 sesuai dengan
peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku secara konsisten dalam upaya memberikan perlindungan
optimal
dari
hal-hal
yang
dapat
mengancam keselamatan dan kesehatan Pegawai. c. Perseroan
memiliki
komitmen
dalam
rangka
perbaikan berkelanjutan atas berbagai infrastruktur yang berkaitan dengan SMK3. d. Menyertakan partisipasi Pegawai Perseroan sebagai bagian
dari
upaya
peningkatan
pelaksanaan
kesehatan dan keselamatan kerja. 2. Keselamatan Kerja Perseroan
menetapkan
standar
keselamatan
kerja
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dengan
memperhatikan
hal-hal-
sebagai
berikut: a. Menjamin ketersediaan kerja yang
perlengkapan keselamatan
dibutuhkan sesuai
dengan standar
keselamatan kerja yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan. b. Melakukan penyesuaian dan perbaikan yang terus menerus
terhadap
perkembangan
teknologi
keselamatan kerja. 101
PP 50/2012 Pasal 5 Ayat (1), (SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja)
56 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
c. Mengutamakan tindakan yang bersifat promotif dan preventif untuk mengantisipasi situasi
keadaan darurat. d. Melakukan pemeriksaan, inspeksi, dan evaluasi secara berkala terhadap semua sarana termasuk persyaratan-persyaratan peralatan
dan
sumber
sistem
gedung/bangunan
daya
manusia,
proteksi
untuk
pada
mencegah
dan
meminimalisir potensi bahaya keselamatan kerja. e. Melaksanakan program pelatihan dan keahlian yang diperlukan
dalam
melaksanakan
tugas
yang
dilakukan. f.
Melakukan
pelatihan
penanggulangan
keadaan
darurat secara berkala. g. Melakukan evaluasi terhadap penerapan Sistem Manajemen (SMK3)
Keselamatan
dan
dan
meningkatkan
Kesehatan
Kerja
kompetensi
yang
diperlukan Pegawai termasuk mitra kerja. 3. Kesehatan Kerja Perseroan menetapkan peran aktif dari setiap Pegawai Perseroan dalam upaya menjaga kesehatan pegawai Perseroan dan kesehatan lingkungan kerja, dengan cara: a. Menyediakan rumah sakit (ditunjuk) Perseroan bagi Pegawai. b. Menyediakan program medical check-up kepada Pegawai
secara
periodik
sesuai
tugas
yang
dilakukan.
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 57
c. Melakukan pemantauan dan pengukuran kesehatan lingkungan kerja. 4. Perlindungan Lingkungan Perseroan
memperhatikan
aspek
lingkungan
kerja
Perseroan dengan cara sebagai berikut: a. Menjaga kelestarian lingkungan. b. Mentaati
peraturan
perundang-undangan
dan
standar pengelolaan lingkungan. c. Melakukan pengelolaan lingkungan sesuai dengan standar pengelolaan lingkungan dan peraturan yang berlaku. d. Melakukan penyesuaian dan perbaikan yang terus menerus. e. Melakukan tindakan yang bersifat promotif dan preventif untuk mengantisipasi keadaan darurat f.
Melakukan pemeriksaan dan evaluasi secara berkala terhadap semua sarana yang berada di sekitar pelabuhan dan kantor Perseroan.
g. Meningkatkan wawasan mengenai lingkungan hidup bagi semua insan Perseroan dan Mitra Kerja secara berkala.
58 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
IV.
PENUTUP Pedoman ini disusun untuk dijadikan acuan dalam penerapan
Good Corporate Governance
di lingkungan PT Pendidikan
Maritim dan Logistik Indonesia. KOMISARIS
DIREKSI
PT PENDIDIKAN MARITIM
PT PENDIDIKAN MARITIM
DAN LOGISTIK INDONESIA
DAN LOGISTIK INDONESIA
KOMISARIS UTAMA
DIREKTUR UTAMA
R.J. LINO
NINA INSANIA K.
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI
| 59
60 |
Pedoman GCG (Good Corporate Governance) | PMLI