SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG PERPUSTAKAAN Hotel Novotel, Jl. Duyung Sei Jodoh – Batam Tanggal 17-19 April 2007
Yth. Yth. Yth. Yth. Yth. Yth. Yth.
Walikota Batam; Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional RI; Direktur Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga BAPPENAS; Para Pejabat struktural dan fungsional dilingkungan Pepustakaan Nasional RI; Para Kepala Badan/Kantor/UPTD Perpustakaan Propinsi; Para Kepala Dinas Pendidikan Propinsi; Para penceramah, narasumber, undangan dan peserta Rapat Koordinasi yang berbahagia.
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, Selamat siang dan salam sejahtera buat kita sekalian, 1
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada Alloh SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini alam keadaan sehat walafiat. Pertama-tama saya menyampaikan apresiasi terhadap Bapak/Ibu, rekan-rekan sekalian, yang dengan senang hati dapat memenuhi undangan kami untuk mengikuti Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan, terutama rekan-rekan dari Badan/Kantor/UPTD Perpustakaan Propinsi, Dinas Pendidikan Propinsi dan beberapa Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota yang cukup jauh meninggalkan aktivitasnya di daerah masing-masing untuk ikut ambil bagian dalam Rapat Koordinasi Nasional saat ini. Juga tidak lupa kepada Bapak Walikota Batam yang hadir di tengah-tengah kita, saya selaku pimpinan Perpustakaan Nasional RI memberikan rasa hormat dan penghargaan yang stinggi-tingginya atas kehadiran Bapak dalam acara ini. Bapak/Ibu yang saya hormati, Apabila kita menoleh kebelakang sejenak, semenjak perubahan system pemerintahan menjadi otonomi 2
daerah, Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan telah dilaksanakan sebanyak 5 (lima) kali termasuk yang kita laksanakan saat ini. Rapat koordinasi ini tentu menjadi momentum yang baik bagi kita untuk dapat duduk bersama memadukan pemikiran dalam upaya membangun sinergisitas dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional, khususnya akselerasi pencapaian pembangunan pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan di tanah air. Kita ketahui bersama, bahwa kompleksitas permasalahan bangsa kita saat ini memang sangat multidimensi dan tidak hanya berfokus pada bidang ekonomi, politik, sosial, juga bencana alam; seperti banjir, penyakit menular, dll. Kata kunci daripada permasalahan ini adalah rendahnya kualitas hidup bangsa kita secara umum. Hal ini dapat kita lihat dari laporan United Nation Development Program tahun 2005 menyatakan bahwa indeks pembangunan Manusia Indonesia menempati urutan 110 dari 117 negara, yang berarti kita masih berada di bawah negara sedang berkembang seperti Thailand dan Philipina. Salah satu indikator adalah pencapaian ratarata pendidikan yang diukur dengan tingkat baca tulis di samping indikator lainnya. 3
Hidup cerdas tentu hanya dapat dicapai melalui proses pembelajaran melalui pendidikan sebagai pembentukan karakter. Pembelajaran tersebut tidak hanya diperoleh dari pendidikan sekolah, namun yang lebih penting adalah ketika individu tersebut berada dalam aktifitasnya di masyarakat diperlukan ketersediaan sumber-sumber informasi atau bahan bacaan yang dapat diakses dengan mudah dan murah sebagai elemen utama dalam mendorong pendidikan sepanjang hayat. Oleh sebab itu, dalam upaya mendukung pendidikan sepanjang hayat ini, posisi perpustakaan menjadi penting dalam menyediakan dan menfasilitasi transformasi ilmu pengetahuan sebagai insfrastruktur informasi yang berbasis masyarakat. Artinya, bahwa pengembangan perpustakaan disesuikan dengan kebutuhan pasar (Masyarakat) melalui penerapan ICT (Information and Communication Technology) dan layanan perpustakaan konvensional. Apologi semacam inilah yang akan kita tawarkan dan kembangkan dalam upaya mewujudkan hidup cerdas melalui diversifikasi layanan perpustakaan yang dapat diakses dan dijangkau oleh masyarakat luas dengan mudah dan murah sampai daerah-daerah tertinggal.
4
Komitmen pemerintah terhadap akselerasi pencapaian pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan untuk membangun masyarakat yang cerdas telah disampaikan oleh Presiden RI, Bapak DR. Susilo Bambang Yudhoyono, dengan dicanangkannya Gerakan Pemberdayaan Perpustakaan di Masyarakat di Jakarta pada tanggal 17 Mei 2006 yang lalu atas pencanangan ini, Bapak Presiden menghimbau seluruh komponen masyarakat baik dari jajaran pemerintah tertinggi sampai terendah agar senantiasa dapat mewujudkan dengan mengembangkan semua jenis perpustakaan disetiap komunitas masyarakat. Beliau juga mengingatkan kita, bahwa membaca, merupakan kegiatan dan kemampuan yang perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan. Kemampuan membaca tidak terjadi secara tiba-tiba, kemampuan itu harus didahului oleh aktivitas dan kebiasaan sejak dini. Karena itu lah, salah satu peran penting dalam mendorong amanat ini adalah tugas perpustakaan yang harus pro aktif menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya minat baca melalui ketersediaan bahan bacaan yang memikat serta kegiatan lain yang dapat menyentuh emosi masyarakat akan pentinya mambaca. 5
Bapak/Ibu yang saya hormati, Rapat Koordinasi Nasional tahun ini mengambil tema “Kita Tingkatkan Kualitas SDM Melalui Sinergi Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan antara Pemerintah Pusat dan Daerah”. Tema ini tentu mengajak kita bersama untuk selalu mengutamakan kemitraan atau sinergi antara lintas sektoral dan lembaga. Upaya ini merupakan perwujudan prinsip perencanaan partisipatori pembangunan nasional agar dalam pengambilan kebijakan dan program terdapat satu kesatuan visi, dan misi yang utuh dalam percepatan pencapaian sasaran dan tujuan kita bersama. Sinergi program perpustakaan semacam ini telah kita lakukan dengan Departemen Pendidikan Nasional, Menegpora, Menegbudpar, Mendagri. Seperti tahun 2006 yang lalu Perpustakaan Nasional dengan Depdiknas telah berhasil melakukan sinergi program melalui kegiatan penetapan Duta Baca Indonesia, yaitu Sdr. Tantowi Yahya. Sinergis dan kemitraan dalam pencapaian program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan perlu juga ditindaklanjuti oleh Dinas 6
Pendidikan Propinsi dan Badan/Kantor/UPTD Perpustakaan Propinsi serta Dinas maupun lembaga teknis daerah lainnya. Prinsip ini perlu dikedepankan mengingat tebatasnya sumber daya dan sumber dana dalam pengembangan perpustakaan dan minat baca yang bersumber dari APBN dan APBD di setiap Propinsi dan Kabupaten/Kota. Perpustakaan Nasional RI sebagai instansi pembina semua jenis perpustakaan. Maka kebijakan strategis yang ditempuh adalah melalui kebijakan stimulan bantuan buku-buku dan Mobil Perpustakaan Keliling kepada Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota dan dana dekonsentrasi untuk Badan/Kantor UPTD Perpustakaan Propinsi. Sampai dengan tahun ini, Propinsi yang menerima dana tersebut sudah mencapai 29 (dua puluh sembilan) Propinsi dan ini akan ditingkatkan dan diupayakan terus menerus agar kesinambungan program dapat terlaksana dengan baik. Walaupun secara umum, perkembangan perpustakaan di tanah air pada prinsipnya telah menunjukkan ke arah yang baik. Akan tetapi, representasi perpustakaan yang ada saat ini di masyarakat masih belum optimal. Sebagai contoh, sekolah baru 29% yang memiliki perpustakaan, 7
sedangkan perpustakaan umum di masyarakat baru mencapai 5%. Bukan itu saja, setelah otonomi daerah bergulir kelembagaan Perpustakaan Propinsi juga menghadapi inkonsistensi dikarenakan kurangnya apresiasi atau dukungan otoritas daerah terhadap eksistensi kelembagaan perpustakaan di daerah. Akibatnya, kelembagaan perpustakaan eks Perpustakaan Nasional Propinsi yang dulunya eksis eselon II sebagian digabung dengan lembaga kearsipan daerah dan bahkan ada 2 (dua) Propinsi menjadi UPTD Dinas Pendidikan setingkat eselon III yaitu Propinsi Lampung dan Kalimantan Barat. Dalam mendorong upaya penguatan kelembagaan perpustakaan di masyarakat dan menampung berbagai masukan dari stakeholders, Perpustakaan Nasional RI telah berhasil menyusun Rancangan Undang-Undang Perpustakaan, Alhamdullilah, sampai sekarang Undang-Undang dimaksud telah menjadi Hak Inisiatif DPR, dan insya Allah mudah-mudahan tahun ini dapat disahkan menjadi Undang-Undang. Bapak/Ibu peserta Rakornas yang saya hormati, Berkaitan dengan arahan Bapak Presiden RI, arah dan sasaran pembangunan bidang perpustakaan tahun 2008 diarahkan pada: 8
1. Mengurangi angka buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas menjadi 6,2% bersama dengan makin berkembangnya budaya baca. 2. Terwujudnya kesadaran masyarakat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai luhur budaya bangsa dalam rangka penguatan ketahanan budaya dan menghadapi derasnya arus globalisasi. 3. terlaksananya sosialisasi dan advokasi nilai-nilai kebangsaan dan strategi dengan berbagai pihak berkaitan dengan upaya pelestarian kekayaan budaya bangsa dalam menggali kembali kearifan lokal. 4. Terpeliharanya kerjasama yang strategis dengan berbagai pihak berkaitan dengan upaya pelestarian kekayaan budaya bangsa dalam menggali kembali kearifan lokal. 5. Terwujudnya masyarakat yang berbudaya baca menuju masyarakat yang unggul, kritis, inovatif, produktif dan mandiri. Mengakhiri sambutan ini, saya ingin mengajak kembali Bapak/Ibu agar senantiasa terus berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan perbaikan melalui gagasan, ide dan pemikiran dalam rapat 9
komisi dan pleno nantinya, sehingga akselerasi pencapaian pembangunan budaya baca dan pembinaan perpustakaan di seluruh tanah air kita dapat terwujud dengan baik. Memenuhi permintaan panitia ini, saya ingin mengajak kembali Bapak/Ibu agar senantiasa memohon ridho Tuhan Yang Maha Esa dan dengan pengucapkan Bissmillahirohmanirohim Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan Tahun 2007 secara resmi saya nyatakan dibuka. Terima Kasih. Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Kepala Perpustakaan Nasional RI.
Dady P. Rachmananta
1 0
1 1