Transparansi E-Newsletter TI-Indonesia
Edisi V - Volume VIII - Desember 2012
Salam Redaksi hal..2 Berita Kegiatan
Tokoh dan Pimpinan Lembaga Galang Tekad ”Berani Jujur Hebat”
hal..3
Rilis Media
HAKI 2012: Menertawakan Koruptor Antikorupsi, Gw Banget!!
hal..4
Berita Kegiatan
Strategi Jitu Pemkot Makassar dalam Pencegahan Korupsi
hal..5
Berita Kegiatan
70 Persen Korupsi Bidang Pengadaan
hal..5
Berita Kegiatan Pagelaran Teater dan Musikalisasi Puisi Antikorupsi bertajuk “Contagious” hal..6 Berita Kegiatan
Ssst! Pemuda Makassar Bisa Bicara dengan cara Damai dan Kreatif Juga Loch!!
hal..7
Berita Kegiatan
Street Art Anti Korupsi: Lawan Korupsi dengan Mural dan Graffiti hal..9
Berita Kegiatan
Sekjen KY: Gerakan Masyarakat Dibutuhkan Memangkas Mafia Peradilan hal..9
Opini
Korupsi Kekuasaan hal.10
Agenda Kegiatan
Hal.11
Album Kegiatan
Foto Doc.TI Dok. TI-Indonesia 2012
Indonesia 2012
Hal.11
Tribute
Hal.12
Dok. TI-Indonesia
Salam Redaksi
Salam Redaksi Para pembaca setia e-Newsletter Transparansi, Pada bulan Desember 2012 ini, Transparansi kembali hadir menyapa. Edisi kali ini, Transparansi menurunkan beberapa berita kegiatan yang merupakan rangkaian kegiatan memperingati Hari Antikorupsi Internasonal (HAKI). Berita utama dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menggelar acara rangkaian HAKI pada 9 Desember 2012 di kawasan Monumen Nasional ( Monas). Melalui momen ini, KPK mengajak
seluruh elemen masyarakat untuk memerangi tindak pidana korupsi dan menggalang tekad “Berani Jujur Hebat.” Dari daerah, TI Indonesia bekerja sama dengan LPI Makassar dan Banjarbaru untuk menyikapi persoalan pengadaan barang dan jasa. Kegiatan yang dilaksanakan berupa sarasehan, pemutaran film dokumenter “Kemijen Bergerak”, dan diskusi terbuka yang bertemakan transparansi dan partisipasi sebagai strategi jitu dalam pencegahan korupsi. Di Makassar TI Indonesia juga melakukan kampanye melalui mural dan grafiti yang bekerjasama dengan komunitas street art di Makassar. Dari divisi Youth, TI Indonesia menggelar rangkaian kegiatan HAKI bertajuk “ Youth Proactive Roadshow” di 5 kota. Roadshow menyambangi kota Makassar, Garut, Batang, Semarang dan Jogja. Di Jakarta sejumlah aktivis street art beraksi di beberapa titik strategis pada tanggal 7-8 Desember. Tidak ketinggalan para seniman panggung yang tergabung dalam Komunitas Teater Antikorupsi [KoTAK] menampilkan pementasan teater bertajuk “Contagious” di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki. Tulisan opini Reza Syawawi, Peneliti Hukum dan kebijakan TI Indonesia menjadi sebuah analisis yang layak untuk dibaca selanjutnya. Opini yang mengangkat soal Korupsi yang masih menjadi momok yang menakutkan bagi sebahagian besar negara di dunia. Demikianlah persembahan kami dari redaksi Transparansi untuk edisi kali ini. Selamat membaca dan semoga bermanfaat. Terimakasih. Redaksi
2
2012 - 12
Transparency International Indonesia (TII) merupakan salah satu chapter Transparency International, sebuah jaringan global NGO antikorupsi yang mempromosikan transparansi dan akuntabilitas kepada lembaga-lembaga negara, partai politik, bisnis, dan masyarakat sipil. Bersama lebih dari 90 chapter lainnya, TII berjuang membangun dunia yang bersih dari praktik dan dampak korupsi di seluruh dunia. TII memadukan kerja-kerja think-tank dan gerakan sosial. Sebagai think-tank TII melakukan analisis kebijakan, mendorong reformasi lembaga penegak hukum, dan secara konsisten melakukan pengukuran korupsi melalui Indeks Persepsi Korupsi, Crinis project, dan berbagai publikasi riset lainnya. Di samping itu TII mengembangkan Pakta Integritas sebagai sistem pencegahan korupsi di birokrasi pemerintah. Sebagai gerakan sosial, TII aktif terlibat dalam berbagai koalisi dan inisiatif gerakan antikorupsi di Indonesia. TII juga merangkul mitra lembaga lokal dalam melaksanakan berbagai program di daerah. Jaringan kerja ini juga diperluas dengan advokasi bahaya korupsi kepada anak-anak muda di Jakarta. Staf TII terdiri dari beragam latar belakang, mulai dari hukum, ekonomi, komunikasi, ilmu politik, ilmu pemerintahan, antropologi, hingga sains, masingmasing dengan keahliannya yang saling bersinergi untuk mendorong kemajuan kerja-kerja advokasi TII.
Berita Kegiatan
Tokoh dan Pimpinan Lembaga Galang Tekad ”Berani Jujur Hebat”
Dok. TI-Indonesia
Komisi Pemberantasan Korupsi menggelar acara puncak Hari Antikorupsi Internasional tahun 2012 yang dipusatkan di kawasan Monumen Nasional (Monas), Minggu (9/12) pagi. Melalui momen ini, KPK mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memerangi tindak pidana korupsi dan menggalang tekad “Berani Jujur Hebat” pimpinan lembaga penegak hukum dan lembaga negara lainnya dalam rangka mewujudkan Indonesia bebas dari korupsi. Acara ini dihadiri Pimpinan KPK Abraham Samad, Bambang Widjojanto, Zulkarnaen, dan Adnan Pandu Praja. Hadir pula Kabareskrim Komjen Polisi Sutarman, Jaksa Agung Basrief Arief, dan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Andi Nirwanto. Selain itu, sejumlah tokoh dan Dok. KPK pejabat antikorupsi juga datang ke acara ini, di antaranya Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin, aktivis Transparency International Indonesia Teten Masduki, dan aktivis antikorupsi lainnya. Dalam sambutannya, Ketua KPK Abraham Samad mengajak seluruh elemen masyarakat bergandeng tangan untuk memerangi tindak pidana korupsi di Indonesia. Pasalnya, praktik korupsi terus terjadi masif dan semakin memprihatinkan. Untuk itu ia merasa perlu adanya gerakan bersama menyelesaikan satu permasalahan bangsa ini. "Korupsi adalah bahaya laten yang sangat harus diwaspadai, kita harus bersatu bergandengan tangan untuk mencegah adanya korupsi dan membutuhkan dukungan masyarakat, Kejaksaan, penegak hukum, birokrasi, yang sadar bahaya korupsi tanpa diingatkan," paparnya. Sementara itu, Komjen Polisi Sutarman yang mewakili Mabes Polri menyampaikan bahwa kejahatan korupsi adalah kejahatan luar biasa. Ia menilai perlu peran aktif masyarakat di dalamnya, termasuk melaporkan setiap tindakan yang terindikasi korupsi pada petugas yang berwenang. "Hari ini seluruh dunia mengumandangkan antikorupsi, korupsi adalah kejahatan luar biasa, harus dihadapi dengan cara yang luar biasa," ujarnya. Rangkaian acara Hari Antikorupsi Internasional tahun 2012 ini dimulai sejak 06.30 WIB dengan kegiatan funbike dengan rute yang dimulai dari silang Monas tenggara, berlanjut ke Jalan Merdeka Selatan, Balai Kota DKI, Jalan M.H. Thamrin, Bundaran Hotel Indonesia, lalu kembali ke Monas. Sekitar 2000 peserta funbike mengenakan kaus biru-abu-abu bertuliskan "Berani Jujur Hebat", slogan peringatan Hari Antikorupsi tahun ini. Acara kemudian dilanjutkan dengan Campaign Statement Bersama dan Penggalangan Tekad “Berani Jujur Hebat!” oleh KPK, POLRI, Kejagung, Kemkominfo, KemenhukHAM, Kemenpan RB, Kemendikbud, BPK, PPATK, Bappenas, Setwapres, Ombudsman RI, United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) dari PBB, Indonesian Corruption Watch (ICW), Transparency International Indonesia (TII), Extractive Industries Transparency Initiatives (EITI), Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ), Kedutaan Besar Jerman, Norwegia, dan Uni Eropa. Kegiatan lainnya juga ikut meramaikan acara ini, seperti pentas musik antikorupsi, happening art, stand up comedy, street art, mini expo, interactive games, trivia quiz, dan permainan anak. Ada pula gerai pameran dari berbagai lembaga negera dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang mengampanyekan antikorupsi., baik dari dalam negeri maupun luar negeri, seperti UNODC) dari PBB, ICW, TII, EITI, dan GIZ dari Jerman. Selain itu, di gedung Balai Kota Jakarta dilakukan pemasangan spanduk raksasa berukuran 30 meter x 50 meter dengan tulisan "Berani Jujur Hebat" sesuai dengan tema yang diambil dalam acara hari antikorupsi ini. Sumber: kpk.go.id http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=3266
3
2012 - 12
Rilis Media
HAKI 2012: Menertawakan Koruptor Antikorupsi, Gw Banget!! Konferensi Pers HAKI 2012: MENERTAWAKAN KORUPTOR Antikorupsi, Gw Banget!!! JAKARTA, (5 Desember 2012) – Setiap tanggal 9 Desember masyarakat dunia memperingati Hari Anti-Korupsi International (HAKI). Di Indonesia, momentum HAKI tidak lagi hanya bersifat seremonial, tetapi telah berkembang menjadi pelibatan masyarakat secara luas dalam berbagai kegiatan yang bertujuan memperluas penyadaran antikorupsi. Untuk mendukung perayaan HAKI tahun ini, Transparency International Indonesia (TII) kembali mengembangkan collective action dengan kelompok-kelompok kreatif untuk menyuarakan semangat antikorupsi. Kolaborasi ini muncul dari adanya kesadaran bersama bahwa persoalan korupsi bukan tugas KPK, penegak hukum atau penggiat antikorupsi saja. Para seniman, budayawan dan komunitas kreatif juga memiliki keprihatinan serupa bahwa korupsi adalah musuh bersama, dan melawan korupsi bisa dengan berbagai cara. Beragam kelompok kreatif dengan latar belakang musisi, streetart, teater, komik performers, komikus, film maker, hingga jaringan radio komunitas telah menyatakan dukungan mereka dalam kampanye antikorupsi. Keterlibatan mereka sangat membantu mainstreaming lifestyle antikorupsi, khususnya ke kalangan generasi muda. Kala pelaku korupsi kini semakin muda, saatnya mengedukasi kaum muda dan menghentikan reproduksi koruptor ke dalam sistem berbangsa dan bernegara kita. Para penggiat antikorupsi, seniman, budayawan dan komunitas kreatif ini mengusung serial kegiatan untuk “Menertawakan Koruptor”. Yakni agar korupsi dipahami bukan sebagai kejahatan yang diganjar hukuman pidana saja, tapi juga perbuatan yang hina di mata publik dan layak ditertawakan. Harapannya, ditertawakan bukan pilihan, dan dorongan mencegah korupsi bisa dari diri sendiri. Berikut kegiatan collective action kampanye melawan korupsi HAKI tahun ini: 1. Youth Proactive Night (di Teater Salihara, 9 Desember 2012) berisikan Stand Up Comedy Show dan Music Performances. Comics (stand up comedian) yang terlibat: Pangeran Siahaan, Adriano Qolbi, Kukuh Adi, Rindra Dana, dan Sammy. Music performances menampilkan Morfem dan Efek Rumah Kaca 2. Youth Proactive Roadshow, berupa Roadshow di 5 kota (Makassar, Garut, Batang, Semarang dan Yogyakarta) pada 13 - 19 Desember 2012. Roadshow ini memperluas kampanye ke anak muda usia SMA dan kuliah (15-24 tahun) di berbagai kota. Roadshow akan menampilkan stand up comedy (Pangeran Siahaan, Adriano Qolbi dan Kukuh Adi). Juga ada music performance dari Simponi (Pemenang Anti-Corruption Music Festival di Brasil), dan Workshop Integritas dan NGomong Politik – NGOMPOL yang berisikan diskusi interaktif dengan anak muda. 3. Pagelaran Teater dan Musikalisasi Puisi Antikorupsi bertajuk “Contagious” pada 15 Desember 2012 di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara 4 komunitas teater yang ada di jakarta, yang gelisah terhadap problematika korupsi. Komunitas teater ini akan menampikan cerita konflik keluarga yang muncul akibat praktek koruptif yang dilakukan oleh orang tuanya. Hal mana kemudian juga mempengaruhi nilai-nilai
4
2012 - 12
dalam keluarga. 4. Kampanye Integritas Menggunakan Mural dan Graffiti pada tanggal 7-8 Desember 2012 di 10 titik-titik strategis di Jakarta. 13 komunitas street art, pelukis individu dan kelompok pemuda kreatif akan berpartisipasi. 5. Pameran Mural Antikorupsi. Kegiatan ini lebih menekankan tentang kampanye nilai-nilai antikorupsi dalam bentuk artistik mural. Pameran seni mural ini akan di produksi pada 7, 8 dan 9 Desember 2012, dan akan dipamerkan bersamaan dengan pagelaran teater. 6. Public Screening "Kemijen Bergerak" di Banjarbaru (9 Desember 2012), Makassar (13 Desember 2012). Kemijen Bergerak, karya Aryo Danusiri (Ragam) adalah sebuah film dokumenter tentang partisipasi aktif masyarakat dalam memantau pengadaan publik dan rasing awarness masyarakat tentang isu-isu korupsi di desa. Dengan menggunakan instrumen social audit, masyarakat desa mampu menjalankan fungsi kontrol terhadap pemerintah kota. Kelurahan Kemijen merupakan salah satu advokasi dan pemberdayaan Pattiro Semarang dan TII yang berlokasi di kota Semarang. 7. Pemutaran Film “Piagam Warga” bekerjasama dengan Eagle Institute di Metro TV pada 9 Desember 2012. Film ini akan memberi kita sketsa kondisi kesenjangan akibat kurangnya perhatian dan kondisi korupsi di daerah-daerah di mana akses dan informasi terbatas. Sang sutradara memberikan gambaran saat warga membutuhkan sarana dan layanan kesehatan, dana APBD Pelayanan Kesehatan yang ternyata tidak sampai kepada masyarakat yang membutuhkannya. 8. Lomba Blog “Melawan Korupsi, Siapa Takut!” yang berlangsung dari September hingga 28 Oktober 2012. Dengan 82 peserta yang lolos verifikasi adminstrasi, maka telah terpilih 5 pemenang (2 kategori remaja, 2 kategori umum, dan 1 special mention juri). Inagurasi pemenang akan berlangsung pada tgl 9 Desember dalam peringatan HAKI 2012 secara nasional. 9. Pembuatan dan penayangan 2 PSA Radio Antikorupsi. Untuk menjangkau generasi muda di Jakarta dan masyarakat umum di daerah, TI Indonesia dan VHR Media bekerja sama untuk mengembangkan PSA yang mempromosikan nilai-nilai kejujuran dan pentingnya partisipasi warga dalam memantau proses pembangunan yang dijamin Undangundang Kebebasan Informasi Publik. PSA tersebut ditayangkan dari tanggal 28 November s.d 8 Desember 2012 di 5 radio swasta dan 1 jaringan radio komunitas. Kampanye MENERTAWAKAN KORUPTOR, “Antikorupsi, Gw Banget!!!” terselenggara atas dukungan: Uni Eropa, UNODC, Danida, USAID, MSI, KPK
Kontak Media : Agus Sarwono, Koordinator HAKI 2012, TII,
[email protected], 08126992667 Lia Toriana, Youth Creative Community Dept, TII,
[email protected], 081280275652 Retha Dungga, Youth Creative Community Dept, TII,
[email protected], 0818567425 Wawan Suyatmiko, Anti-Corruption Information Center, TII,
[email protected], 085640095088
Berita Kegiatan
Strategi Jitu Pemkot Makassar dalam Pencegahan Korupsi dengan nilai 6,29 dan pada tahun 2012 menjadi 6,59. “Berbagai upaya pencegahan korupsi di lingkup Pemkot Makassar, telah dilaksanakan secara terencana dan berkelanjutan, diantaranya beberapa karakteristik kepemerintahan yang baik telah diupayakan pelaksanaannya di Kota Makassar,” ungkapnya, Kamis, 13 Desember. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah Kota Makassar 2009-2014, yang dijabarkan dalam lima kebijakan pokok, salah satunya yakni desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bebas korupsi.
Dok. TI Indonesia MAKASSAR, Pemerintah Kota Makassar bekerja sama dengan Lembaga Pemantau Independen –Pengadaan Barang dan Jasa Kota Makassar, Transparency International Indonesia (TII) dan Indonesia Corruption Watch (ICW) mengadakan pemutaran film, sarasehan dan diskusi bersama terkait transparansi dan partisipasi sebagai strategi jitu dalam pencegahan Korupsi. Walikota Makassar dalam sambutannya yang diwakili oleh Asisten IV Bidang Administrasi Umum, Sittiara menyambut baik kerja sama yang terjalin karena sejalan dengan kebijakan Pemkot Makassar dalam mendorong transparansi dan partisipasi sebagai upaya mencegah korupsi. Sebagai tindak lanjut hasil survei Integritas Sektor Publik tahun 2011 yang dilakukan oleh KPK, Kota Makassar memiliki Indeks Integritas
Melalui kebijakan desentralisasi yang kemudian dijabarkan dalam 5 program prioritas yakni peningkatan kapasitas kelembagaan, peningkatan professional aparatur, pengelolaan keuangan daerah, peningkatan kualitas pelayanan publik, serta peningkatan kualitas materi dan penyebaran informasi, berbagai pendekatan dan penekanan kepada aparat pun telah dilakukan. “Kami beri warning kepada aparat agar kooperatif dalam upaya pemberantasan korupsi dengan memahami bahwa jabatan yang disandang sekarang akan dipertanggungjawabkan dalam berbagai aspek,” tuturnya. Kegiatan ini pun diikuti oleh seluruh jajaran SKPD lingkup Pemerintah Kota Makassar. (Fik) Sumber: Pembaharuannews.com http://pembaharuannews.com/strategi-jitu-pemkot-makassar-dalampencegahan-korupsi/
70 Persen Korupsi Bidang Pengadaan Hari ini, TII Kumpulkan Tanda Tangan “Menertawakan Koruptor”
mengakses pintu-pintu yang selama ini belum tersentuh,” ujarnya.
BANJARBARU – Korupsi sepertinya akan menjadi biang kerok kesengsaran masyarakat. Betapa tidak, uang rakyat banyak dikeruk ternyata dari proses pengadaan barang dan jasa. Transparency International Indonesia (TII) mencatat 70 persen korupsi yang terjadi selama ini adalah korupsi di bidang pengadaan barang dan jasa.
Karenanya kata dia, hal terpenting dalam pemberantasan korupsi saat ini bukan hanya dari sisi kebijakan saja, namun perlawanan terhadap korupsi harus menjadi nilai-nilai yang tertanam dalam individu masyarakat.
Anti-Corruption Information Center Transparency International Indonesia, Wawan Suyatmiko di sela konferensi perss peringatan HAKI di Syafwah Inn Banjarbaru, Sabtu (8/12) mengatakan potensi korupsi lebih banyak dalam proyek-proyek pengadaan barang dan jasa serta bidang perizinan. Paling tidak kata dia, dari hasil pantauan Lembaga Pemantau Independen di Kota Banjarbaru, ada 14 lubang yang memungkinkan praktek-praktek korupsi, kolusi dan nepotisme terjadi. Semua lubang tersebut katanya, ada pada mekanisme proses pengadaan barang dan jasa. Sayang dia tak menyebut secara rinci 14 potensi masuknya KKN di Kota Banjarbaru ini. Meski demikian, Wawan menyebut, peluang yang paling besar terjadi pada proses perencanaan pembangunan. Proses ini katanya, sulit diakses oleh lembaga pemantau anti korupsi. Padahal katanya, peluang terjadinya kolusi justru terjadi pada saat proses perencanaan proyek itu dilakukan. “Makanya LPI ini sebenarnya menjadi pintu masuk agar bisa
5
2012 - 12
Hal itu katanya, akan mungkin terwujud dengan sosialisasi dan kampanye anti korupsi hingga perlawanan korupsi ini menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. “Urgensinya sebenarnya ini, kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi aktif mengawasi jalannya roda pembangunan di Banjarbaru,” ujarnya. Rencananya pagi hari ini, TII akan menggelar seminar dan diskusi tentang pemberantasan di Aula Gawi Sabarataan Kota Banjarbaru. Tak hanya itu, LSM ini juga akan mengumpulkan tanda tangan dari masyarakat sebagai bentuk komitmen pemberantasan korupsi di kota pendidikan Banjarbaru.(ema/ij/abj) Sumber: Radar Banjarmasin.co.id http://www.radarbanjarmasin.co.id/index.php/berita/detail//35/39116
Berita Kegiatan
Pagelaran Teater dan Musikalisasi Puisi Antikorupsi bertajuk “Contagious” TI Indonesia kembali menyelenggarakan Pagelaran Teater dan Musikalisasi Puisi Antikorupsi bertajuk “Contagious” pada Sabtu, 15 Desember 2012 di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki. Kegiatan ini merupakan kolaborasi para seniman dari berbagai komunitas teater yang ada di Jakarta, yang gelisah terhadap problematika korupsi. Para seniman panggung yang kemudian menyebut diri mereka dengan Komunitas Teater Antikorupsi [KoTAK] ini akan menampikan cerita konflik keluarga yang muncul akibat praktek koruptif yang dilakukan oleh orang tuanya. Hal mana kemudian juga mempengaruhi nilai-nilai dalam keluarga. Teater [KoTAK] didukung oleh 5 komunitas yakni Ikatamor, Teater Sarung, Redam, Teater Indonesia, Komunitas SLB dan Minor-Mayor. Komunitas ini sengaja berkolaborasi untuk mengkampanyekan nilai-nilai antikorupsi dalam bentuk pagelaran teater. Hal ini sejalan dengan gagasan TI Indonesia ke depan bahwa Dok. TI Indonesia Kampanye Antikorupsi harus merupakan gerakan kolektif berbagai kelompok masyarakat, dan Teater merupakan salah satu kelompok kreatif yang bisa mengamplify nilai-nilai, kritik dan pesan antikorupsi. Lakon pementasan ini berkisah tentang sebuah keluarga yang ayahnya korup dan menurun pada kedua anaknya [Wicaksono dan Handoko], Wicaksono sebagai pejabat publik yang sering melakukan penggalapan pajak negara dan Handoko sebagai pengusaha batik yang juga meminta kakaknya untuk pajaknya di putihkan. Ulah Wicaksono di dukung sepenuhnya oleh istrinya yang bernama Menu. Sementara Konflik terjadi ketika 3 karakter diatas ingin menguasai rumah di tentang oleh Marno. Sebagai seniman, Marno masih sangat memegang prinsip hidup yang jujur. Justru dalam situasi ini lah, prinsip sedang diuji. Pementasan kali ini merupakan yang keempat kalinya dalam kampanye antikorupsi dalam spirit film Kita versus Korupsi (KvsK). Pementasan sebelumnya dalam rangka Hari Sumpah Pemuda, yakni pada Jakarta Art Festival 16 dan 23 Oktober, dan di Taman Ismail Marzuki pada 27. Khusus untuk pementasan memperingati Hari Antikorupsi besok, Teater [KoTAK] menyuguhkan lakon baru, setelah lakon sebelumnya “Montage of Corruptors” men-satirized kondisi rakyat versus para elit yang korup. Dok. kekayaan TI Indonesia Para seniman Teater [KoTAK] sering melakukan pementasan baik aksi teatrikal. Noersan Guntur [Sutradara] merupakan murid asuh dari Ratna Sarumpet. Noersan yang juga pendiri teater Sarung baru saja menerima Penghargaan Naskah Terbaik pada Festival Teater Indonesia 2012. Seniman lain Ajeng Anjani bermain sepanggung dengan maestro Sujiwotejo dalam Lakon Meneropong Indonesia. Pengalaman lain beradu beran dengan Sys Ns dalam lakon berjudul Kisah cinta anak koruptor dan pacarnya. [MIS]
Dok. TI Indonesia
6
2012 - 12
Berita Kegiatan
Ssst! Pemuda Makassar Bisa Bicara dengan cara Damai dan Kreatif Juga Loch!! Udara pagi yang masih segar menemani langkahku menuju ke Gedung Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BAKTI).Dengan tak adanya jadwal kuliahku hari ini, sayapun menyempatkan diri mengisi kegiatan dengan mengikuti Focus Group Discussion dimana acara kali ini mengangkat tema “MOVIEMENTO, Yang Muda Bervideo Tanpa Korupsi”.Dalam acara ini dihadirkan 5 pembicara yaitu Kak Diah, Yerry,Lia Toriana,Ismi, dan kak Retha Dungga.Saat saya datang ke gedung Bakti,saya disambut oleh keramahan para pembicara dan mereka mengatakan saya adalah peserta pertama yang datang dan berhak mendapatkan hadiah berupa sebungkus kue( candaan salah seorang pembicara) Kegiatan ini diikuti kurang lebih 20 orang yang merupakan undangan perwakilan komunitas masing masing .Saya bersama Suhel dan Memet mewakili Skholatanpabatas. Selain kami ada pula perwakilan dari Makassar Berkebun( Tami dan Kak Syifa) , Rumah Ide Makassar (Dilla dan kak Cicy), PMKRI (Adolf dan Ince), Komunitas Perajut Makassar (Kak Sartika),Komunitas Sehati ( Bubu dan Abu), Kampung Dongeng (Pak Heru,Pak Yusran dan adik Lahardi) ,Rumah Hijau( kak Dok. Heriyanto Rantelino Darmawan),Komunitas Beranda Baca (kak Sasliansyah), ada pula dari Komunitas Sekolah Pesisir dan masih banyak lagi peserta lainnya seperi Imran ,Fahmi, Jupri,Toni, Korneless,Feny, Toni, Ibu bunga dan Ibu herli, Eva, dan Qia. Diskusi Pertama dari Kak Retha Dungga dari Transparency Internasional Indonesia Transparency Internasional Indonesia adalah lembaga non profit yang bergerak dalam hal isu-isu korupsi. Sebagai pembuka kegiatan, semua peserta diberi tugas untuk menggambar diatas kertas yang dibagikan mengenai gambaran diri, film favorit, gambaran anak Makassar dan juga pengalaman pribadi yang mendorong diri bergerak dalam komunitas yang digeluti. Setelah menggambar,para peserta diarak keluar dari ruangan menuju halaman kantor Bakti untuk menceritakan apa yang sudah digambar peserta. Kami pun membentuk lingkaran kecil dan memperkenalkan diri masing masing. Setelah itu,peserta diinstruksikan menceritakan isi gambar yang sudah dibuat ke teman yang ada di samping peserta. Sayapun berpasangan dengan kak Diah dimana kak Diah merupakan pribadi yang ramah menyenangkan . Kak Diah menceritakan bahwa dirinya adalah pribadi yang suka damai, menyukai film horor, belum tahu gambaran anak Makassar sebab baru kali ini,beliau datang ke Makassar,dan beliau menggunakan fasilitas Internet untuk terjun dalam kegiatannya karena beliau percaya dengan internet bisa menciptakan perubahan .Setelah semua peserta mempresentasikan gambarnya,kami pun kembali ke dalam ruangan. Setelah semua peserta sudah memasuki ruangan,pembicara pun mengajak peserta untuk berdiskusi mengenai karakter,hobi,tempat nongkrong,hal yang dianggap menyenangkan,hal yang dianggap mengganggu ,bagaimana kepekaan politik politiknya dan kepekaan sosialnya. Berikut hal yang dipaparkan peserta: · Karakter orang Makassar: solidaritas tinggi, tangguh,dan ada pula yang mengatakan kasar karena pengaruh dialek · Tempat nongkrong anak muda Makassar yaitu karaoke, warkop,flyover,restoran cepat saji dan mall . · Hobi anak Makassar yaitu bermain futsal,kumpul di cafe sembari menikmati internet, dan balap motor. · Hal yang dianggap menyenangkan yaitu ketika bisa berkumpul dengan kawan-kawan melakukan hobby sesuai minat masing masing · Hal yang dianggap mengganggu di Makassar yaitu banyaknya ruko ,kemacetan,adanya tukang parkir disepanjang jalan tanpa ada karcis , dan adanya pengamen kasar di pantai losari Dalam diskusi kali ini, permasalahan lain yang cukup mengundang perhatian yaitu mengenai banyaknya sampah sampah visual (Baliho) baik yang menyangkut pilkada maupun iklan yang ada di sepanjang jalan kota Makassar.Menurut salah satu peserta,hal inilah kemudian yang membuat Makassar mendapat julukan kota ruko dan kota baliho.Seorang peserta lainnya mengatakan bahwa ini sangat berbeda dengan yang ada di salah satu daerah di Sulawesi Selatan yaitu Bantaeng dimana bupatinya melarang pemasangan baliho di kotanya.Hal inilah yang kemudian membuat Bantaeng menjadi daerah terbersih di daerah Sulsel. Kemudian,Dilla pun menceritakan pengalamannya yaitu dia bersama kawan-kawannya mewakili Makassar dalam suatu lomba bertingkat Internasional dan saat pengumuman mereka mendapat juara satu.Namun saat diwawancarai wartawan, yang ditanyakan bukan perasaan mereka memenangkan kejuaraan tersebut tapi ditanyakan mengenai perasaannya menjadi nasib menjadi mahasiswa Makassar yang selalu dicap tukang demo dan anarkis. Diskusi Kedua dari Kak Lia Toriana dari Transparancy Internasional Indonesia Sesi kali ini membahas mengenai pemahaman peserta mengenai fenomena korupsi dalam kehidupan sehari hari dan mengenai korupsi dalam konteks politik.Para peserta pun mulai menceritakan pengalamannya mengenai isu-isu korupsi di sekitarnya..Ada yang menceritakan pengalamannya mendapat amplop saat pemilihan daerah ,menyogok petugas saat pembuatan KTP dan SIM ,dan ada yang memberi petugas 'uang damai' agak tak dijerat hukuman....bersambung ke hal..8
7
2012 - 12
Berita Kegiatan
Lanjutan hal..7 Kak Lia pun meminta tanggapan dari peserta mengenai arti politisi bagi mereka.Dengan antusiasnya,para peserta politisi itu suatu seni seorang negarawan,amanah yang terabaikan,identik dengan uang,korupsi tender,cerdik. Seorang peserta pun menceritakan suatu kejadian dimana suatu ketika dia berbincang dengan seorang politisi dan politisi tersebut mengatakan bahwa sebenarnya korupsi datang dari masyarakat itu sendiri dimana masyarakat memilih dia sebagai politisi kemudian mereka menyodorkan aneka macam proposal ke politisi tersebut dengan asumsi politisi tersebut adalah orang yang mendapat gaji dari masyarakat ,toch uang itu akan kembali ke rakyat pula. Menurut Kak Darmawan ,seorang individu di negara kita akan dihargai jika memenuhi salah satu dari dua syarat yaitu dia seorang pejabat ataukah dia seorang yang kaya.Hal inilah kemudian membuat orang –orang untuk mencari jalan menjadi pejabat dan menghalalkan segala cara mendapat uang semata mata agar dia bisa dihargai dan dipuji masyarakat. Adapun pesan terakhir dari diskusi kedua kali ini yaitu kita harus mampu berani menolak segala hal yang berbau korupsi dan mampu mengatasi ketimpangan ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat. Sebelum melangkah ke acara selanjutnya,para peserta rehat sejenak menikmati sajian yang disajikan selama 45 menit. Setelah itu,lagi-lagi peserta diarak menuju ke halaman gedung Bakti .Namun kali ini kegiatannya berbeda dengan sebelumnya. Peraturan yang ditetapkan bahwa akan dilontarkan sebuah pertanyaan dimana pilihan jawabannya ada tiga yaitu setuju,netral ataupun tak setuju. Untuk yang menyatakan setuju mengambil tempat di sebelah kiri,yang netral posisi di tengah dan yang tak setuju di posisi kanan. Kemudian pembicara melontarkan beberapa pertanyaan dan tampak peserta berlarian mengambil posisi yang mewakili jawaban mereka. Adapun pertanyaannya mengenai tanggapan apakah percaya dengan media dan sulitkah membuat media. Peserta kemudian kembali lagi menuju ruangan dan diputarkan 3 buah video termasuk video Ganggam style agar bisa menghibur peserta sekaligus memetik beberapa pesan yang terkandung dalam video tersebut Diskusi ketiga dari Kak Yerry dan Kak Diah dari Engagemedia.Org Para peserta mendiskusikan mengenai arti citizen journalism bagi mereka, media-media lokal yang ada di Makassar dan juga alasan masyarakat kurang menyukai konten yang disajikan media lokal .Namun yang cukup alot pembahasannya yaitu mengenai pemamfaatan video pada komunitas masing masing masing. Apakah para peserta sudah memamfaatkan video dalam memediakan komunitasnya atau tidak.Perwakilan dari Rumah Ide Makassar mengutarakan bahwa dia sudah menggunakan video untuk memediakan komunitasnya misalnya ketika berada di Palu dan Kendari dimana tak adanya bioskop-bioskop ternama di kota tersebut membuat cara ini efektif untuk menarik masyarakat. Selain itu salah satu perwakilan kampung dongeng, Pak Heru yang mengatakan bahwa beliau menggunakan youtube untuk memediakan komunitas kampung dongeng dimana dengan media tersebut yang murah dan gratis ,beliau bisa membagikan konten-konten yang positif. Diakhir diskusi, para peserta diminta menuliskan di atas secarik kertas mengenai refleksi mereka setelah mengikuti kegiatan ini. Menutup diskusi tersebut,para peserta dibagikan sebuah buku, sekeping DVD mengenai korupsi, stiker dan sertifikat Oh ya,Saya ingin memperkenalkan sedikit tentang Komunitasku yaitu Skholatanpabatas dimana komunitas kami adalah wujud keinginan untuk berbagi tanpa batas kepada siapapun yang membutuhkan dalam hal pembelajaran tentunya. Tanpa perlu ada batasan dinding, pakaian, tempat tinggal, strata sosial, suku, agama, gender dan lain-lain dan kesemuanya kami lakukan secara tulus dan ikhlas untuk berbagi kepada sesama. Adapun tempat kami berbagi yaitu di daerah Makassar sepert di Pampang bersama anak anak kurang mampu, di panti Riskullah,panti Nahdiat, ada pula di Barombong ,maros ,Manado dan masih banyak lagi. Semoga kegiatan diskusi ini bisa dilakukan secara rutin agar masyarakat masyarakat bisa mengetahui lebih dalam lagi mengenai korupsi dan isu isu sosial lainnya terutama dalam penggunaan video nantinya.Harapannya semoga Makassar yang terpilih nantinya dari sebagai kota untuk penyelenggaraan worshop yang dipaparkan peserta dimana di makassar masih ada sekitar 30 komunitas lebih lainnya yang ingin merasakan bagaimana penggunaan video yang efektif dalam komunitasnya masing masing mengingat pemamfaatan video masih sangat kurang. Bagi yang tidak hadir,bisa mendownload buku dan videonya di www.aksikita.clubspeak.org Reportase by:Heriyanto Rantelino (Relawan Skholatanpabatas Makassar/mahasiswa Teknik Perkapalan Unhas) facebook : http://www.facebook.com/ryan.lino.982?ref=tn_tnmn twitter: https://twitter.com/ryan_nebula
8
2012 - 12
Berita Kegiatan
Street Art Anti Korupsi: Lawan Korupsi dengan Mural dan Graffiti Street Art, pelukis individu dan kelompok pemuda kreatif akan berpartisipasi. Meraka melakukan action painting pada 7-8 Desember lalu di 10 titik-titik strategis di Jakarta. Selain Jakarta, Komunitas Street Art dari Makassar juga akan kampanye integritas pada 12 Desember di jalan Pasar Ikan daerah benteng Rotterdam dan 13 Desember di SMA 1 Makassar. Agus “Tile” Sarwono, Community Organizer TI-Indonesia berkata “Masyarakat umum seperti, para seniman, budayawan dan komunitas kreatif juga memiliki keprihatinan serupa bahwa korupsi adalah musuh bersama, dan melawan korupsi bisa dengan berbagai cara.”
Dok. TI Indonesia Di Indonesia, momentum HAKI setiap tanggal 9 Desember tidak lagi hanya bersifat seremonial, tetapi telah berkembang menjadi pelibatan masyarakat secara luas dalam berbagai kegiatan yang bertujuan memperluas penyadaran antikorupsi. Salah satunya Kampanye Integritas menggunakan Mural dan Graffiti. “Persoalan korupsi bukan saja tugas KPK, penegak hukum atau penggiat antikorupsi saja.” terang Arief Rachman dari Prophagraphic Movement yang juga Koordinator Komunitas Street Art. Pada HAKI tahun ini, TI-Indonesia berkolaborasi dengan 13 Komunitas
Bermain dengan konsep visual, media dan tempat menjadi strategi kami dalam kampanye kali ini dengan harapan propaganda visual yang di buat dengan tema Anti Korupsi dapat tersampaikan kepada masyarakat tanpa harus membuat karya yang massive , tetapi juga dengan karya yang kecil dan punya efek yang besar. “Memulai dengan sikap nyata untuk tidak menyogok, menegaskan kejujuran atau menyebarkan pesan antikorupsi melalui berbagai medium kreatif, dapat secara nyata mendukung terwujudnya masa depan negeri Indonesia bersih dari korupsi” tambah Arief Rachman. Pesan moral yang tegas dalam kampanye ini adalah bahwa setiap orang bisa melawan korupsi, daripada menjadi pendukung koruptor. Walau dalam kenyataannya, korupsi memang bukan persoalan hukum dan elit saja. Tapi terjadi dalam keseharian dan lingkungan sekitar kita [DK].
Sekjen KY: Gerakan Masyarakat Dibutuhkan Memangkas Mafia Peradilan Jakarta (Komisi Yudisial) - Sekretaris Jendral Komisi Yudisial (KY), Drs. Muzayyin Mahbub, M.Si., dan Kepala Pusat Analisis dan Layanan Informasi, Drs. Patmoko menerima kunjungan dari organisasi masyarakat yang menamakan diri Transparansi Internasional Indonesia (TII) di Ruang Media Gedung KY lantai 1 (7/12). Pada kunjungan tersebut TII memberikan alas kaki (keset) yang bertuliskan slogan-slogan anti korupsi dengan membawa pesan agar setiap elemen masyarakat mengetahui bahaya dan menghindari praktik korupsi. Pada kesempatan itu Muzayyin memberikan pandangan bahwa gerakan anti korupsi telah menjadi gerakan masyarakat luas, namun tidak banyak gerakan yang membawa pesan tentang bahaya mafia peradilan. “Saya melihat bahwa gerakan anti korupsi telah menjadi gerakan masyarakat luas, namun tidak banyak juga masyarakat yang mengetahui bahaya tentang mafia peradilan, padahal aspek dari bahaya yang ditimbulkannya sangat merugikan masyarakat, terutama yang tengah berperkara di pengadilan,” terang Muzayyin. Pada masa mendatang Muzayyin mengharapkan gerakan seperti ini untuk terus dilakukan, dengan menambah pesan tentang bahaya dari mafia peradilan. “Kalau bisa kami mengharapkan untuk slogan-slogan yang mengingatkan tentang bahaya mafia peradilan, karena bahaya mafia peradilan ini bisa sama atau lebih buruk dampaknya dari bahaya yang ditimbulkan oleh praktik korupsi”, pesannya.
9
2012 - 12
Agus Sarwono selaku Humas dari TII mengapresiasikan gagasan tersebut karena sejalan dengan misi dari organisasi ini yang bertujuan untuk membumikan bahasa-bahasa hukum yang tidak umum kedalam ranah publik yang lebih luas dengan media ruang publik. Media ruang publik yang dimaksud adalah fasilitas dan barang yang sifatnya umum seperti, alas kaki, zebra cross, temboktembok, sampai dengan mouse pad, yang kelak akan diisi sloganslogan yang mengingatkan masyarakat untuk menghindari praktik korupsi dan bahaya mafia peradilan. Agus dan rekan-rekan dari 15 komunitas street art (seni jalanan) yang tergabung dalam Serrum Studio, siap untuk menjalankan misinya bila mendapatkan dukungan yang lebih banyak terutama dalam hal finansial dan kebijakan. “Gerakan sosial ini bertujuan untuk mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mewaspadai dan menghindari bahaya dari praktik korupsi awalnya, namun untuk mafia peradilan kita baru akan meneliti hal tersebut sekaligus membumikan bahasanya dalam seni yang dituangkan di media ruang publik, namun untuk gerakan ini memerlukan dukungan kebijakan dan finansial,” ungkap Agus. (KY/Adnan). Sumber: Komisi Yudisial.go.id http://www.komisiyudisial.go.id/berita-4627-sekjen-ky-gerakanmasyarakat-dibutuhkan-memangkas-mafia-peradilan-.html
Opini
Korupsi Kekuasaan oleh Reza Syawawi Korupsi masih menjadi momok yang menakutkan bagi sebahagian besar negara di dunia. Penyuapan, penyalahgunaan kekuasaan, dan resistensi institusi negara terhadap prinsip transparansi dan akuntabilitas masih sangat tinggi. Kondisi ini digambarkan dalam hasil survey Corruption Perception Index (CPI) tahun 2012 yang dirilis oleh Transparency International (TI) pada 5 Desember 2012 pukul 05.00 GMT. Survey ini dilakukan terhadap 176 negara di seluruh dunia untuk mengukur tingkat korupsi di sektor publik.
Pola komunikasi antara Presiden selaku pengambil kebijakan kerap hanya dianggap hanya sekedar himbauan dan bukan kewajiban.Pada sisi Presiden sendiri, terlihat ada pembiaran ketika instruksi tidak dilaksanakan. Presiden hanya akan bereaksi ketika publik melakukan protes, jadi memang terkesan sangat pasif.
Hasilnya, sekitar dua pertiga dari 176 negara yang disurvey memperoleh skor dibawah 50, pada skala 0 yang berarti sangat korup hingga 100 yang berarti sangat bersih. Ini memberikan sinyal bahwa lembaga-lembaga publik harus lebih transparan dan akuntabel dalam menjalankan fungsinya.
Sementara Stranas PK belumlah bisa mendongkrak kenaikan indeks CPI dikarenakan hanya memuat prinsip umum dan memerlukan aturan teknis. Jika dikalkulasi, implementasinya tidak akan mungkin dilakukan dalam waktu dekat mengingat usia pemerintahan yang sudah “uzur”.
Jika melihat posisi Indonesia diantara 176 negara tersebutdengan perolehan skor 32 di tahun 2012. Secara substansial ini tidak mengubah posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat korupsi yang masih tinggi, walaupun secara metodologi penghitungan indeks mengalami perubahan. Posisi Indonesia yang menempati peringkat 118 dengan skor 32 tersebut telah memposisikan Indonesia setara dengan Negara Madagaskar, Equador, Egypt, dan Dominican Republic. Bahkan posisi negara Timor Leste, Nigeria dan Eithopia jauh lebih baik dengan berada pada peringkat 113. Strategi Tanpa Arah? Diatas kertas, pemerintah Indonesia telah mengadopsi instrumen CPI ini sebagai salah satu barometer untuk mengukur tingkat keberhasilan program pemberantasan korupsi. Dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010-2014, pemerintah mentargetkan skor CPI pada 2014 pada posisi 5,0. Selama tahun 2012, setidaknya terdapat dua kebijakan yang menjadi fokus utama pemerintah dalam pemberantasan korupsi, yaitu Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012 dan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Stranas PK). Secara umum pemerintah bisa disebut sangat rajin dalam menghasilkan kebijakan/aturan terkait pemberantasan korupsi. Namun perlu dicatat bahwa kebijakan tersebut belum tentu dilaksanakan oleh semua institusi/kementerian/lembaga.
10
Inpres 17/2011 yang konon sangat bagus ternyata belum mampu menyokong kinerja dalam pemberantasan korupsi di tahun 2012. Ada problem hubungan institusional yang selama ini tidak pernah diselesaikan.
2012 - 12
dengan tindak pidana narkotika misalnya. Semua kasus ini terjadi didalam ranah kekuasaan, lalu apakah strategi anti korupsi yang selama ini digagas telah menjawab problem korupsi semacam ini?. Jawabnya tentu saja belum, karena strategi yang ada hanya melingkupi ranah kekuasaan eksekutif saja. Global Corruption Barometer (GCB) tahun 2010 yang juga dirilis oleh TI mencoba memotret tingkat korupsi di masing-masing ranah kekuasaan tersebut. Walaupun hanya menggambarkan posisi beberapa institusi, namun keberadaanya sangat strategis untuk menggambarkan tingkat korupsi di semua level.
Disitu ada partai politik, parlemen, kepolisian, kelompok bisnis, media, pelayanan publik, lembaga yudisial, lembaga keagamaan, NGO, militer, dan lembaga pendidikan. Dengan rentang skor 1 (sangat tidak korup) hingga skor 5 (sangat korup), ada 5 institusi yang masuk Gambaran ini menunjukkan strategi anti kedalam 5 besar intitusi paling korup dengan korupsi yang disusun seolah didesain tanpa posisi pertama ditempati oleh parlemen (3,6), arahan yang jelas.Fokus pemberantasan korupsi lalu partai politik dan kepolisian (3,5), lembaga menjadi sangat kabur karena hanya ditopang yudisial (3,3), dan lembaga pendidikan dan oleh hadirnya aturan. pelayanan publik (3,2) (sumber : www.transparency.org). Korupsi Kekuasaan Situasi ini harus dijawab melalui upaya pemberantasan korupsi yang tidak hanya fokus Kedepan strategi pemberantasan korupsi pada satu institusi, tetapi menjadi program harusnya menjawab problem korupsi saat bersama antar tiga ranah kekuasaan.Karena ini.Episentrum korupsi yang semuanya bermuara kepada kekuasaan harusnya menjadi faktanya konsolidasi korupsi terjadi di semua ranah kekuasaan tersebut. musuh bersama (common enemy). Korupsi di lembaga legislatif (DPR), eksekutif (presiden, menteri, polisi, jaksa), dan yudikatif (pengadilan) seakan menjadi momok yang sulit diberantas. Ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masuk kedalam tiga ranah kekuasaan tersebut, yang terjadi justru resistensi dan serangan balik (fight back). Dalam dugaan kasus korupsi di kepolisian misalnya, ada kasus rekening gendut petinggi polri yang tidak terselesaikan sampai saat ini. Penarikan penyidik dari KPK oleh polri secara massal tentu saja menjadi bagian yang sulit dipisahkan dari upaya KPK membongkar korupsi ditubuh institusi ini. Korupsi di legislatif juga tak kalah parahnya, para legislator “mencuri” uang rakyat melalui proyek-proyek yang dibiayai oleh negara.Termasuk korupsi di sektor legislasi dan pengawasan DPR. Ada banyak kasus yang mengkonfirmasi tentang adanya suap yang terkait dengan perumusan sebuah undangundang. Di ranah yudisial, praktek mafia peradilan melalui “jual beli “ putusan pada tingkat tertentu. Kasusnya pun tidak hanya yang berkaitan dengan korupsi, ada juga yang terkait
Presiden sebagai kepala negara sebetulnya memiliki posisi yang sangat strategis untuk mengkonsolidasikan gerakan pemberantasan korupsi di semua institusi negara. Karena faktanya Presiden juga didukung oleh mayoritas kekuatan politik yang ada. Namun ini tidak akan berjalan jika Presiden justru terperangkap dalam situasi korupsi yang juga menggerogoti kekuatan politik yang menyokong kekuasaannya. Pilihan akhirnya dikembalikan kepada Presiden, mau membersihkan “rumahnya” terlebih dahulu atau mengakhiri kekuasaannya dengan bergelimang korupsi. Reza Syawawi, Peneliti Hukum dan Kebijakan Transparency International Indonesia Artikel ini pernah dimuat di harian tempo edisi Jumat, 21 Desember 2012
Agenda Kegiatan
4 Januari 2013 FGD Youth Integrity Suvey Crown Hotel Jakarta 16-18 Januari 2013 FGD “Moviemento” Balikpapan 21-23 Januari 2013 Rapat Kerja TI Indonesia GG House Happy Valley, Bogor 25-27 Januari 2013 Training Jurnalis Riau 26 Januari 2013 Launching Global Corruption Report Jakarta 28-30 Januari 2013 FGD “Moviemento” Pontianak
Album Kegiatan
1
3 3
Dok. TI Indonesia
Dok. TI Indonesia
Dok. Heriyanto Rantelino
Dok. TI Indonesia
5
Dok. TI Indonesia
1. Penyerahan Keset hasil Mural Antikorupsi Kantor Komisi Yudisial, 7 Desember 2012 2. Penyerahan Hadiah Pemenang Lomba Blog “Melawan Korupsi Siapa Takut” Jakarta, 9 Desember 2012 3. Peluncuran Corruption Perception Index 2012 Hotel Atlet Centry Jakarta, 6 Desember 2012 4. Focus Group Discussion ”MOVIEMENTO” Gedung Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BAKTI) Makassar 13 Desember 2012 5. Penandatangan Deklarasi PLN Bersih Gedung PLN Pusat, Jakarta Selatan, 21 Desember 2012 6. Action Painting di Kantor TII Sekretariat TI Indonesia, 24 Desember 2012
6 11
4
2
Dok. TI Indonesia
2012 - 12
Tribute
Melawan Korupsi melalui Mural
E-NEWSLETTER TRANSPARANSI diterbitkan oleh Transparency International Indonesia atas dukungan Danish International Development Agency (DANIDA) PENANGGUNG JAWAB: Dedi Haryadi. REDAKTUR PELAKSANA: Wawan H. Suyatmiko. Co-REDAKTUR PELAKSANA: Nur Fajrin. REDAKSI: Lia Toriana, Retha Dungga, Putut A. Saputro, Utami Nurul H, Agus Sarwono, Ilham B. Saenong, Dwipoto Kusumo, Soraya Aiman, Ratnaningsih Dasahasta, M.Affan Tojeng, Jonni Oeyoen, Rivan Prahasya, Teguh Setiono, Frenky Simanjuntak, Wahyudi, Reza Syawawi. ALAMAT REDAKSI: Jl. Senayan Bawah No.17, Blok S, Rawa Barat, Jakarta 12180. Tel: 6221 7208515, Fax: 6221 7267815, Email:
[email protected], Web: www.ti.or.id REDAKSI MENERIMA ARTIKEL ATAU TULISAN DARI PIHAK LUAR SECARA SUKARELA, YANG BERKAITAN DENGAN ISU GERAKAN ANTIKORUPSI DI INDONESIA DAN LUAR NEGERI, PANJANG ARTIKEL ATAU TULISAN 500 KARAKTER
12
2012 - 02