SALAM REDAKSI AROGANSI KEIMANAN
SAJIAN UTAMA Sekolah adalah lembaga untuk mengantarkan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan juga lebih rasional. Namun, mengapa setiap menjelang UN masih saja ada yang datang ke makam keramat atau percaya pada tuah pensil yang sudah diberi doa? Benarkah lembaga pendidikan kita sudah gagal, bagaimana pula dengan lembaga pendidikan Islam?
TANYA JAWAB AGAMA Benarkah ada larangan menikah di antara dua hari raya?
Assalamu’alaikum wr. wb Beberapa waktu lalu, Redaksi Suara Muhammadiyah kembali kedatangan tamu yang bermaksud untuk silaturahim. Tamu yang datang kali ini dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Denpasar Bali, yang terdiri dari H Yusuf (Ketua), Bambang Semedhi (Sekretaris), Eddy Faisal (Wakil Ketua), serta H Tangine KA (MPK). Dalam silaturahim ini Bapak-Bapak dari PDM Denpasar banyak mengemukakan berbagai tantangan dakwah di negeri seribu pura tersebut. Di daerah tujuan wisata terkenal tersebut umat Muslim berada dalam posisi minoritas. Kalau umat Islam di daerah mayoritas berbangga-bangga dengan kemayoritasan sehingga bisa membuat perda-perda yang diangap perda syari’ah. Umat Islam di Bali selalu mendapat hal yang sebaliknya. Bapak-bapak PDM Denpasar ini menegaskan bahwa apa yang terjadi di Hindu mungkin hampir sama dengan yang terjadi di Islam. Ada yang toleran terhadap umat agama lain namun ada pula yang in-toleran. Ada yang secara hormat mempersilahkan umat Muslim untuk makan di meja khusus yang terjamin kehalalannya, tapi ada pula yang secara provokatif menulis bakso babi 100% halal. Secara umum kondisi Bali dapat dikatakan cukup harmonis. Suasana saling hormat dalam masalah peribadatan cukup nampak di sini. Pada hari Nyepi yang jatuh pada hari Jum’at misalnya, ada kesepakatan bersama untuk tidak menggunakan loud speaker besar yang dipancarkan keluar masjid, kalau umat Muslim yang pergi ke masjid yang agak jauh dimohon untuk melapor pada pecalang (keamanan adat) maka dia akan dikawal sampai ke masjid. Namun ada pula umat Islam yang mempunyai “arogansi iman” yang agak keterlaluan, merasa berhak menjalankan ibadat Jum’at, memilih masjid yang jauh tanpa harus merasa harus memberi tahu pecalang, inilah yang kemudian kadang jadi masalah. Ada banyak masalah lain yang disampaikan dalam silaturahim singkat itu yang selanjutnya bapak-bapak PDM Denpasar itu akan menuliskannya dalam artikel tentang problem dakwah di kawasan minoritas.l (i) Wassalamu’alaikum wr. wb.
KALAM Pentingnya pendidikan kejujuran
KRONIK Benarkah revolusi Mesir akan berlanjut?
MENU 04 TAJUK RENCANA 07 SAJIAN UTAMA 12 BINGKAI 17 TANYA JAWAB AGAMA 21 TAFSIR AL-QUR’AN 23 HADITS 24 DIALOG 27 PEDOMAN 31 KHUTBAH 35 DINAMIKA PERSYARIKATAN 39 LAZIS 43 KALAM 44 HUMANIORA 46 SAKINAH 50 WAWASAN 56 SOHIFAH
REDAKSI
SUARA SUARAMUHAMMADIYAH MUHAMMADIYAH10 09/ /97 97| |16 1 - 15 31 MEI 2012
3
TAJUK RENCANA
KELOMPOK GANGSTER JANGAN DITOLERANSI
K
ita sungguh prihatin dengan kebrutalan geng motor di sejumlah kota dan daerah yang mewabah. Korban nyawa, perkosaan, pengrusakan fasilitas umum, penjarahan, dan kekacauan akibat ulah kelompok yang suka bikin kebrutalan ini telah menimbulkan teror atau ketakutan yang meluas di masyarakat. Demikian marak dan leluasa geng ini berbuat keonaran, keributan, dan kejahatan. Maka, tidak mengherankan jika disebut gangster, yakni gerombolan bandit yang suka berbuat keributan dan kebrutalan di masyarakat. Hal yang agak mengherankan ialah sikap dan tindakan aparat kepolisisan dan keamanan yang terkesan lamban dalam memberantas kelompok-kelompok gangster tersebut. Kita hargai setiap tindakan aparat kepolisian selalu didasarkan oleh alat-alat bukti. Namun seyogyanya dalam mengatasi kebrutalan kelompok-kelompok muda yang beringas seperti itu, lebih-lebih setelah banyak makan korban dan kerusakan, lebih cepat bertindak dan dapat melakukan terobosan. Keamanan dan ketertiban masyarakat harus jauh lebih diutamakan ketimbang pertimbangan-pertimbangan prosedural yang terlalu jelimet, yang pada akhirnya memperlambat bahkan tidak jarang menghentikan langkah penindakan. Tidak kalah pentingnya dalam melakukan pencegahan sedini mungkin. Biasanya kelompok-kelompok yang bertindak melakukan kekerasan seperti itu dimulai dari kebiasaan-kebiasaan bergerombol yang meresahkan masyarakat. Sebutlah kebiasaan balapan sepeda motor ugal-ugalan di jalan raya yang semula terkesan iseng tetapi lama kelamaan menjadi kebiasaan, yang tidak jarang jadi tontonan masyarakat. Selain mengganggu jalan raya untuk kepentingan lalulintas umum sebenarnya tindakan balapan amatiran seperti itu membahayakan keselamatan sekaligus membuang-buang waktu untuk kepentingan yang sehat dan produktif bagi anakanak muda. Aparat kepolisian atau aparat keamanan tidak boleh toleran terhadap kegiatan-kegiatan yang mengarah terbentuknya genggeng yang meresahkan dan mengganggu ketertiban umum tersebut. Sebelum segala sesuatunya terlanjur besar menjadi kelompokkelompok ganster, harus ada tindakan pencegahan sekaligus penindakan yang tegas dan tanpa kompromi. Masyarakat khususnya para orangtua juga jangan longgar atau mudah menoleransi anak-anak mudanya untuk tumbuh menjadi kelompok-kelompok pembawa onar. Dimulai dari rasa bangga memiliki anak yang terampil bersepeda motor dan berkendaraan ugal-ugalan di jalan raya hingga bergabung dengan geng-geng yang pada akhirnya menjadi bumerang bagi orangtua dan kehidupan masyarakat. Tanamkan dan tunjukkan kebanggaan pada hal-hal yang positif dan produktif bagi masa depan mereka ketimbang hal-hal yang seolah bangga sesaat tetapi berakibat fatal dan menjerumuskan anak-anak muda ke dunia hitam atau negatif. Jika ingin menjadi pembalap suruhlah berlatih di ajang profesional, bukan di jalan raya umum dan secara amatiran, yang kemudian berujung pada tindakan-tindakan kriminal. Jika negara atau aparat dan masyarakat longgar terhadap perilaku-perilaku onar baik yang berskala kecil hingga besar maka orang akan mengatakan negeri ini toleran gangster. Sekali keran toleransi dimulai maka pada muaranya akan menjadi senjata makan tuan. Kelompok-kelompok bandit seperti itu akan menebarkan tindakan-tindakan kekerasan yang mengancam keselamatan umum dan menjadi beban nasional. Sekali longgar atau toleran maka akibatnya bisa lebih runyam, ketika kelompok-kelompok onar tersebut berubah menjadi gangster-gangster yang meluas dan menjadi kekuatan yang mengancam hajat hidup publik. Jika sudah berubah menjadi gangster-gangster berskala besar akan menjadi ancaman nasional yang membahayakan kehidupan bangsa.l Hns PENASIHAT AHLI: H Din Syamsuddin, HM Amien Rais. PEMIMPIN UMUM: H Ahmad Syafii Maarif. WAKIL PEMIMPIN UMUM: HA Rosyad Sholeh. PEMIMPIN REDAKSI: H Haedar Nashir. WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: HM Muchlas Abror. PEMIMPIN PERUSAHAAN: Didik Sujarwo. DEWAN REDAKSI: HA Munir Mulkhan, Sjafri Sairin, HM Sukriyanto AR, Yusuf A Hasan, Immawan Wahyudi, M Izzul Muslimin. REDAKSI PELAKSANA: Mustofa W Hasyim. STAF REDAKSI: Amru HM, Asep Purnama Bahtiar, Deni Al-Asy'ari, Ahmad Mu'arif. SEKRETARIS REDAKSI: Isngadi Marwah. TATA LETAK/ARTISTIK: Dwi Agus M., Amin Mubarok, Elly Djamila. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN: Zuly Qodir. ARSIP & DOK: H Aulia Muhammad, A Nafian, EDITOR BAHASA: Imron Nasri, Ichwan Abror .
SM 10-2012 COVER: Joko Supriyanto
ALAMAT REDAKSI/TATAUSAHA: Jalan KH Ahmad Dahlan 43 Yogyakarta 55122 Telp. (0274) 376955 Fax. (0274)411306 SMS: 081904181912 E-mail:
[email protected] Web: www.suara-muhammadiyah.com Terbit 2 kali sebulan. Harga langganan/eceran 1 nomor Rp. 12.500,- +ongkos kirim untuk: - Sumatera dan Bali Rp.500,- Kalimantan dan Sulawesi Rp.1.500 ,- NTT, NTB, Maluku dan Indonesia Timur Rp.2.500,Berlangganan sekurang-kurangnya 3 bulan (6 nomor) bayar di muka. "SM" menerima sumbangan tulisan dari para pembaca. Panjang tulisan 3-7 hal A4, diketik dua spasi penulis harus mencantumkan alamat lengkap, no. telp., dan no. rekening. Semua naskah masuk menjadi milik Suara Muhammadiyah dan tidak akan dikembalikan.
WARTAWAN "SUARA MUHAMMADIYAH"
Melaksanakan Dakwah Islamiyah Amar Makruf Nahi Munkar. Dirintis KHA. Dahlan sejak tahun 1915 PENERBIT: Yayasan Badan Penerbit Pers "Suara Muhammadiyah" SIUPP: SK. Menpen RI No. 200/SK/Menpen/SIUPP/D.2/1986, tanggal 26 Juni 1986, Anggota SPS No. 1/1915/14/D/ 2002 // ISSN: 0215-7381
BANKERS: BNI Trikora Rek. No. 0030436020 BRI Katamso Rek. No. 0245.01.000264.30.7 BRI Cik Ditiro Rek. No. 0029.01.000537.30.6 Giro Pos Rek. No. 550 000200 1 Bank Niaga Syariah Rek. No. 520-01-00185-00-4 BPD Rek. No. 001.111.000798 BNI Syariah Rek. No. 009.2196765 Bank Muamalat Rek. No. 531.0000515 Shar-E Rek. 902 69924 99 an. Drs. H Mulyadi Dicetak: Cahaya Timur Offset Telp. (0274) 376730, 380372
TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI NARASUMBER
SUARA PEMBACA PCM BANGUN PANTI BUTUH DANA Baru dua tahun sejak berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah di Kecamatan Bandar Lampung, mendapat kepercayaan seseorang birokrat dari Ibukota Jakarta, untuk mengelola sebuah panti asuhan. Tepatnya di tahun 2006 dengan status hibah, namun setelah tiga tahun kemudian, hibah tersebut ditarik kembali oleh pemiliknya. Karena alasan pada saat menghibahkan tidak bermusyawarah dengan istrinya, sehingga anak-anak panti terpaksa dititipkan di Panti Asuhan Budi Mulia di Kecamatan Sukarame yang berjarak 20 km dari Kecamatan Kemiling. Alhamdulillah tahun 2011 PCM Kemiling bertekad membeli sebidang tanah seluas 2.256 m2 untuk mendirikan kompleks panti asuhan pengganti, yang berlokasi di Jalan Radin Imbakusuma Kemiling, Bandar Lampung dan diberi nama Panti Asuhan Budi Mulia 2. Pembangunan kompleks panti asuhan Budi Mulia 2 tersebut membutuhkan dana sekitar Rp 344 621 860 00 (Tiga milyar, empat ratus enam puluh dua juta, seratus delapan puluh enam ribu rupiah). Terdiri dari: 1). Bangunan panti 2 lantai, seluas 2500 m2 dengan daya tampung 60 orang anak. 2). Masjid, 3). Aula Pertemuan,4. Kantor PCM, 5). Kantor Aisyiyah, 6). Kantor Ortom Kemiling dan 7) BLK. Peletakan baru pertama telah dilaksanakan tanggal 01 April 2012 oleh Buya Nurvaif S Chaniago, Ketua PWM Prov Lampung dan Drs Herman HN, MM Walikota Bandar Lampung. Panitia berharap kepada semua umat, khususnya warga Muhammadiyah agar menjadi donatur dan berpartisipasi menyalurkan sebagian dari hartanya. Baik sebagai infak, atau
shodakoh. Partisipasi dapat ditransfer ke Bank Mandiri Rek 14-00-0722473 atas nama H Pramarikana Hs, S Kep. Jika berupa material dapat dikirimkan langsung ke alamat Jalan Imbakusuma Gg Kenanga Kemiling, Bandar Lampung. Atau hubungi H Syahruddin AR, Ke-
dari dua ruang belajar, Kantor Kepala Sekolah dan guru yang membutuhkan anggaran sebesar Rp 186 juta. Saat pengerjaannya sudah mencapai 50% dengan anggaran yang ada. Dikarenakan gedung tersebut selesai di akhir bulan Mei mengingat tahun ini menerima siswa baru. Ran-
tua Panitia Hp 081379574646, H Ali Imron Sekretaris Panitia 081540855014 atau H Pramarikana Hs, SKep Bendahara Panitia 0811791051. Drs Ali Imron, MHum NBM 1051299 Jl Turi 13 Kemiling, Bandar Lampung
ting Tanjung Selamat sudah memiliki TK ABA, PAUD dan TPQ. Saat kegiatan gotong-royong pengerjaan fondasi dihadiri oleh Maulidin Kamal (Ketua Panitia), Nuraidi (Kades), H Datuk S Fery, Mulyono (PRM), Maulana Malik Muttaqin MA (PD Pemuda Muhammadiyah), dan Sudiman (PRM). Panitia berharap bantuan dari seluruh warga Muhammadiyah di mana pun berada untuk penyelesaian bangunan tersebut. Bantuan dapat disalurkan melalui Bank Syariah Mandiri KCP Setia Budi Medan Rek 2120035554 a.n. Ranting Muhammadiyah Tanjung Selamat atau Kontak Panitia Hp 081264165730.
PRM TANJUNG SELAMAT DIRIKAN SD/SMP Pimpinan Ranting Muhammadiyah Tanjung Selamat Cabang Tanjung Sari, Medan, Sumatera Utara, membangun Gedung SD/SMP Muhammadiyah. Pembangunan di atas tanah seluas 3.400 m2 berada di Jalan Perjuangan Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Pembangunan tahap pertama terdiri
Ketua Panitia, Maulidin Kamal NBM 734394
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
5
SAJIAN UTAMA
MENDIDIK
AKAL BUDI BISAKAH PENDIDIKAN ISLAM JADI ALTERNATIF? Dengan sangat bernafsu, Ikal dan kawankawan segera membuka kain pembungkus kertas yang berisi petunjuk yang harus dijalankan, agar mereka lulus ujian dengan nilai memuaskan. Enam huruf kapital tertulis besar-besar di lembar kertas tua itu. BELAJAR!. Hanya kata itu yang ada, tidak ada kata lain. Sesaat kemudian, anakanak nakal itu tertawa terbahak-bahak. Adegan di atas dikutip dari Novel Lasykar Pelangi karya Andre Hirata.
P
erjalanan mendebarkan dan penuh bahaya untuk menjumpai dukun sakti. Seperti menerobos gelombang laut yang dahsyat, menghindari patukan ular dan serangan hewan berbisa penghuni pulau kosong, serta cengkeraman suara alam yang terdengar seperti raungan hantu. Hanya mendapatkan imbalan kata Belajar. Jauh dari bayangan sebelumnya. Namun, petunjuk itu memang benar dan mereka sudah tahu sebelumnya. Maka mereka tertawa terbahak-bahak. Tidak ada jalan pintas untuk sukses. Tidak ada jalan lain untuk lulus ujian kecuali dengan belajar. Ujian dan belajar adalah dua kata yang mustahil dapat dipisahkan seperti kata hidup dan makan. Bagi manusia kata hidup dan makan bisa dibagi menjadi dua pilihan, sesuai dengan derajat kemanusiaan kita. Hidup untuk makan atau makan untuk hidup. Bagi kaum terpelajar kata ujian dan belajar juga dapat dipilah menjadi dua, juga tergantung dengan derajat keterpelajaran masing-masing. Belajar untuk ujian atau ujian untuk belajar. Bagi yang memilih belajar untuk ujian maka semua jerih payah belajarnya hanya untuk menjawab soal-soal ujian. Gagal dan sukesnya hasil ujian adalah segala-segalanya. Kalau tidak ada ujian maka tidak ada lagi aktivitas belajar. Berbeda dengan yang memilih ujian untuk belajar. Bagi yang 6
memilih ini ujian hanyalah alat untuk mengukur hasil belajar. Ada ujian atau tidak kaum terpelajar ini akan terus belajar. Ujian bukanlah beban berat yang mesti ditakuti. Namun, menjelang UN tahun ini kita banyak mendengar berita adanya ziarah massal ke makam keramat, mengasapi pensil dengan dupa atau kemenyan, banyak pula kepala sekolah dan para guru yang membagikan pensil suci yang sudah didoakan para kiai. Semua hal di luar nalar itu dilakukan oleh para kaum terpelajar dengan sadar hanya untuk sekedar sukses dalam menempuh ujian nasional. Tidak hanya itu, setelah UN berakhir kita juga sering mendengar berita adanya konvoi dan hura-hura, corat-coret baju seragam bahkan sampai banyak juga adanya kabar tawuran massal antarmereka. Inilah kenyataan yang sekarang terjadi di dunia pendidikan kita sekarang ini. Praktik-praktik pendidikan yang justru mematikan akal dan budi yang seharusnya disemai dan dimuliakan. Semua itu pada dasarnya bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional kita, juga bertentangan spirit dari seluruh agama yang ada di dunia. Benarkah lembaga pendidikan kita telah gagal mendidik akal budi yang sehat sesuai dengan fungsi dan tujuan sistem pendidikan nasional kita yang diamanatkan dalam Pasal 3 Undang-Undang No. 20, Tahun 2003? Pasal itu berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Apakah yang seharusnya dilakukan lembaga pendidikan Muhammadiyah (dan Islam pada umumya) untuk menjawab dan meluruskan semua praktik penyelewengan pendidikan yang pada muaranya hanya mematikan akal dan budi ini sehingga bisa balik menertawakan kebodohan sendiri seperti dalam novel Lasykar Pelangi di atas?l isma
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
SAJIAN UTAMA
Di Balik Drama Ujian Nasional Ujian Nasional di sekolah-sekolah Indonesia tampil mirip dengan sebuah lakon drama. Berlangsung dramatis. Dengan pelaku siswa, guru, kepala sekolah, kepala kantor dinas, walikota, bupati, gubernur, orang tua, polisi, aktivis pendidikan, ulama, dan lainnya. Ujian Nasional, sebagai instrumen evaluasi proses pedidikan, artinya sebagai alat, telah berubah menjadi tujuan. Bahkan ada yang mengatakan, Ujian Nasional cenderung diperlakukan sebagai berhala. Sesuatu yang dipuja, dan dimistifikasi menjadi sesuatu yang seolah-olah menjadi penentu nasib seorang siswa, penentu nama baik guru, gengsi sekolah dan pejabat di atasnya.
P
roses Ujian Nasional kemudian juga dicitrakan sebagai sangat potensial terhadap tindakan kriminal. Oleh karena itu, polisi dan sekian pengawas dikerahkan untuk mengamankan jalannya ujian ini. Mulai dari mengamankan soal ujian, mengamankan dari berbagai praktik penyontekan dan pembocoran jawaban. Akan tetapi kasus tindak ketidakjujuran yang massif dalam proses Ujian Nasional pada tahun lalu justru sempat mencuat dengan korban yang mencerminkan ironi negeri ini. Anak yang jujur dan membongkar ketikdakjujuran sekolahnya justru dikucilkan dan dibenci ramai-ramai. Karena telah mengalami proses mistifikasi, maka dalam mengamankan proses menjalani ujian ini, banyak pihak kemudian menempuh jalan mistik. Mulai dengan mendatangi kuburan, memberi jampi-jampi pada alat tulis yang dipakai untuk menjawab soal, dan melakukan kegiatan pengucapan doa bersama-sama. Dan aneka perilaku lain yang jauh dari semangat pendidikan akal budi yang seharusnya ditanamkan kepada peserta didik. Dan ini menjadi pelengkap dari ‘drama’ Ujian Nasional itu sendiri. Ini maknanya, Ujian Nasional sebagai
sesuatu yang biasa, kemudian disikapi dan ditampilkan menjadi sesuatu yang tidak biasa. Proses pendidikan memerlukan alat evaluasi, dan salah satu alat evaluasi adalah Ujian Nasional. Ini biasa. Bahwa, sistem Ujian Nasional mengandung banyak kelemahan, itulah yang perlu disempurnakan dari hari ke hari. Bukan malah dengan mendramatisasi Ujian Nasional menjadi lebih pentng dari pada proses pendidikan itu sendiri. Seorang dosen FKIP UM Purworejo, H Haditoyo, SAg yang diwawancari SM menyebutkan, fenomena pendidikan dalam menyikapi datangnya Ujian Nasional yang diperlihatkan oleh beberapa sekolah dengan menyelenggarakan kegiatan yang aneh-aneh, seperti datang ke suatu tempat dengan maksud untuk dimudahkan ujiannya, atau memantrai alat tulis. Agar nantinya dapat dimudahkan ujiannya dan sebagainya adalah sebuah upaya yang sudah mengarah kepada pemujaan terhadap sebuah benda. Katagorinya adalah perbuatan yang sudah mengarah ke perbuatan syirik. Yang dalam agama sudah dilarang dan diharamkan untuk dilakukan oleh orang yang mengaku beriman dan ber-Islam. “Melakukan istighatsah (doa massal)
sendiri adalah sebuah upaya yang sudah mengarah kepada perbuatan berlebihan, karena untuk melakukan sesuatu tujuan dapat diarahkan untuk berdoa secara personal sudah cukup, tidak dengan beramai-ramai secara massal. Yang justru akan mengganggu orang lain,” kata Haditoyo, “Atau misalnya dapat dilakukan seseorang dengan melakukan shalat malam, tahajud secara individual di malam hari. Caranya boleh saja para guru menganjurkan para muridnya atau menelepon di tengah malam untuk menyarankan siswanya shalat malam.” Gejala istighatsah adalah fenomena pada era masa lalu, cara-cara itu begitu marak dilakukan oleh komunitas tertentu. Yang dampaknya hingga sekarang terasa, para pelajar menjadi sangat terganggu dengan upacara-upacara itu dan mengabaikan cara belajar mereka dalam menghadapi Ujian Nasional. Padahal ujian adalah suatu tahapan yang sudah biasa dilakukan siswa. Menurut dia, menghadapi Ujian Nasional adalah suatu perbuatan yang biasa bagi para pelajar karena merupakan evaluasi mereka dalam belajar selama kurun waktu yang ditempuh. Cara menghadapinya tentu saja dengan belajar bersung-
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
7
SAJIAN UTAMA guh- sungguh secara sabar dan arif. Ketika mereka mengerjakan soal ujian harus dilakukan dengan jujur dan obyektif. Itu saja. Yang harus kita bangun adalah menghindar dari perbuatan yang berlebihan. Kewajiban kita mengembangkan spirit pendidikan sebagai upaya pengembangan akal budi. Caranya dengan menyadarkan siswa untuk tekun belajar dan berlatih. Penting untuk disadari, pendidikan adalah alat atau upaya mencari upaya pengembangan ilmu pengetahuan. Melakukan upaya ini tentu dengan bekal kesadaran keagamaan bahwa itu sebuah kewajiban ibadah. Melakukan pengembangan ilmu pengetahuan harus dengan sikapsikap yang rasional, dapat diterima akal.Dalam melakukan perbuatan yang akan menyertai upaya mengembangkan ilmu dengan berdoa dan beribadah adalah sebuah upaya keyakinan akidah. “Di keluarga kami, ibu dari anak-anak mengingatkan anak untuk tekun belajar dan melakukan shalat malam atau tahajud. Disertai doa-doa untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Itu artinya dalam pengembangan pendidikan disikapi rasional dan menyertainya dengan penguatan mental berdasar ajaran agama,” tuturnya. Seringkali ada sebagian para pendidik yang lebih menggarap kemampuan akal saja tapi mengabaikan pengembangan mental spiritual agama (ruhani). Ini dapat berbahaya. Karena ruhani dapat menjadi kering dan akhirnya lebih mengarah ke perbuatan pragmatis saja. Akhlak siswa harus diperhatikan perkembangannya. Sebetulnya pendidikan moral Pancasila yang pernah dilakukan cukup baik untuk mengingatkan para siswa untuk dapat memiliki sikap mental yang berbudi luhur. Nyatanya soal budi pekerti saat ini sudah terabaikan. Di UM Purworejo, penguatan mental ditempuh selama 2 SKS itu artinya diterapkan dalam 8 semester. Ini barangkali tidak lazim, tetapi kami mendisain begitu, agar mahasiswa memiliki sikap mental yang tangguh kuat dengan bekal spiritual keagamaan. DR H Edy Sukardi, MPd Dekan FKIP 8
UHAMKA menilai. ada kesalahan dalam menyikapi hasil pendidikan selama di sekolah yang ditandai dengan Ujian Nasional. Pertama, kesalahan sikap. Di satu pihak kesalahan ada pada para siswa tetapi kesalahan pihak lain juga ada, yaitu kesalahan para guru. Mengapa demikian? Logikanya adalah, bahwa kurikulum di sekolah itu kan sudah dibakukan dengan kejelasan materi yang diajarkan di sekolah. Tentu saja jika si siswa sudah dapat masukan dari semua kurikulum yang ada (yang diujikan nasional) kan semestinya mereka sudah mengetahui semua persoalan yang ada di pertanyaan Ujian Nasional? Materi Ujian Nasional tidak akan lepas dari isi kurikulum yang ada dalam paket buku yang diajarkan di sekolah. Semestinya para siswa akan tahu jawabannya, dan tidak perlu khawatir lagi tidak mampu menjawab. Yang dapat disebut kesalahan kedua, adalah beban target dari pejabat. Gubernur mengintruksikan kepada walikota/bupati, walikota /bupati via dinas pendidikan ke kepala sekolah agar tingkat kelulusan di daerah itu mencapai 100%. Ada beban target kelulusan yang harus diemban oleh sekolah agar tingkat kelulusannya 100 %. Tentu kekhawatiran tidak mencapai target memunculkan sikap kepanikan dan kekhawatiran berlebihan. Pada akhirnya memunculkan ketidakjujuran dalam mengawasi anak didik Mereka berbuat sesuatu yang bertolak belakang dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Menurut Edy, mengembalikan spirit pendidikan agar tetap pada rel tujuannya sebenarnya sangat mudah. Yaitu, menjadikan sekolah itu bermutu dan berkualitas. Proses ajar mengajarnya terjamin dengan baik. Bagi sekolah yang bermutu dan berkualitas, Ujian Nasional tidak akan menjadi masalah. Ujian merupakan hal yang biasa. Para murid akan mudah mengerjakan soal jawaban, karena memang target kurikulumnya sudah tercapai dengan baik. Dengan demikian, sikap rasional para siswa akan terbangun, para guru sudah terkondisi dengan sikap yang tepat dan lurus.
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
“Pelaksanaan Ujian Masional akan disikapi dengan baik dan tidak melenceng,” tutur Edy. Tepatnya lagi kalau ditambah dengan upaya penebalan keimanan siswa dan guru. Ini dapat dilakukan lewat pembinaan mental keagamaan siswa dan guru. Kekuatan mental keagamaan ini dapat memacu peningkatan mutu akademik sekolah. Kualitas akademik inilah yang tidak mempengarhi secara dramatis sikap murid dan guru ketika datang Ujian Nasional. Semua akan berjalan dengan mudah. Keharmonisan (pengembangan ilmu dan agama) seperti itu akan menghasilkan kelulusan murid dengan kualitas yang terbaik. “Tapi saya berpendapat, sebaiknya Ujian Nasional ditinjau kembali. Bukankah akan lebih tepat dengan sistem Ebtanas seperti tahun-tahun yang lalu. Tengoklah sistem seperti yang ada di perguruan tinggi, kan tidak ada Ujian Nasional. Yang ada kan ujian negara. Di situ mencerminkan adanya kemandirian pendidikan yang lebih baik.” Eko Prasetyo, aktivis HAM dan menulis buku advokasi tentang kaum miskin, dalam sebuah tulisannya, menyebutkan kondisi carut-marutnya dan munculnya berbagai lakon dramatis dalam pendidikan kita karena pendekatannya terlalu ekonomis. Ekonomi pasar bebas. Pelaksanaan pendidikan malahan kemudian didekati sebagai industri. Sekolah dikonsepkan sebagai perusahaan. Yang penting modal dan untung secara finansial. Sekolah pun ada yang dikelola mirip dengan waralaba, dengan nama brand tertentu yang mengandung daya tarik bisnis. Dalam kondisi yang demikian, parahnya, hasil Ujian Nasional atau nilai dalam ijazah yang tinggi pun bukan jaminan untuk mendapatkan sekolah yang berkualitas pada tingkat berikutnya, Pada kondisi yang demikian, dapatkah sekolah atau lembaga pendidikan Islam muncul sebagai alternatif? Ataukah kecenderungannya juga kurang lebih sama dengan yang terjadi di atas tadi?l Bahan amr dan tof, tulisan tof
SAJIAN UTAMA
Kembalikan Pada Prinsip Pendidikan Islam Cukup mencengangkan pengakuan “Mr X” dalam acara dialog Mata Najwa di salah satu stasiun televisi swasta belum lama ini. Najwa Shihab mewawancarai Mr X, pelaku pembocoran soal-soal Ujian Nasional (UN) yang menjadi ajang bisnis menggiurkan. Mr X sengaja tidak tampil secara terbuka dalam acara tersebut, tetapi dia harus memakai topi dan kain penutup wajah. Suaranya pun sengaja dibuat samar agar identitasnya tidak terlacak. Bagaimana penuturan Mr X sewaktu menjalankan aksinya?
M
r X menuturkan bahwa aksinya dilakukan pada pagi hari menjelang UN. Ketika soalsoal UN sedang diantar atau dalam perjalanan menuju lokasi ujian, dia mencegat petugas dan langsung melakukan aksi scaning. Tentu saja Mr X tidak sendirian dalam melakukan aksinya. Ia bekerjasama dengan petugas dan beberapa oknum guru agar aksinya berjalan lancar. Setelah proses scaning selesai, dengan cepat ia menjawab soal-soal tersebut dan langsung membagikan lembar jawaban kepada para peserta UN. Ketika para siswa peserta UN akan memasuki ruang ujian, lembar jawaban bocoran UN sudah di tangan mereka. Bagaimana dengan kebenaran jawaban bocoran UN? “Kebenarannya mencapai 75%,” jawab Mr X. Sungguh suatu kerja ekstra yang luar biasa. Proses pembocoran soal-soal UN ternyata hanya butuh beberapa jam saja. Padahal, para siswa harus berbulan-bulan belajar, bahkan sampai harus mengikuti bimbingan belajar, untuk dapat menghadapi momentum sakral bernama “Ujian Nasional.” Sayangnya, kerja ekstra yang luar biasa ini dilakukan dalam hal kecurangan. Penuturan Mr X dalam acara yang dipandu Najwa Shihab tersebut hanyalah salah satu modus dari proses pembocoran soal-soal UN. Modus lainnya ternyata lebih memprihatinkan karena
Suasana yang tenang ketika para siswa mengerajakan soal UN di sebuah sekolah.
melibatkan beberapa oknum guru. Melihat carut-marut pelaksanaan UN tahun ini, bagaimana seharusnya institusi-institusi pendidikan Islam menyikapinya? “Dalam Islam, yang diwajibkan itu proses menutut ilmu, bukan hasil akhir atau evaluasinya. Allah mewajibkan kepada hamba-hambaNya untuk belajar. Artinya, itu adalah proses, bukan hasil,” demikian jelas Ishafid, Dekan FKIP Universitas Ahmad Dahlan. “Evaluasi belajar hanya bagian dari serangkaian proses belajar,” terangnya. Dalam pelaksanaannya, pemerintah terlalu berlebihan dalam menyelenggarakan evaluasi belajar. Padahal, proses belajar mengajar jauh lebih penting ketimbang evaluasi. Memang evaluasi dibutuhkan untuk standarisasi, tetapi dalam praktiknya penyelenggaraan UN seakan-akan menjadi momentum sakral yang harus SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
9
SAJIAN UTAMA dihadapi para peserta didik ketika memasuki fase akhir pemerintah melakukan proses evaluasi, justru dalam dalam proses belajar di sekolah. praktiknya bukan menilai program, tetapi malah menilai Menurut Ishafid, ada dua faktor yang harus kualitas para siswa dengan standar seragam. diperhatikan dalam kasus ini. Pertama, sistem penilaian Dalam prakteknya, pelaksanaan UN banyak dengan objek individu dan kedua sistem evaluasi mengundang masalah. Kasus kebocoran soal ujian, dengan objek program. Sistem penilaian dengan objek perilaku aneh para siswa yang panik menghadapi UN, individu menjadi otoritas sekolah. Adapun sistem dan permainan oknum pejabat dan guru yang menjadikan evaluasi dengan objek program menjadi otoritas bocoran soal sebagai ajang bisnis menjadi persoalan yang pemerintah pusat. tidak gampang diatasi. Saking sulitnya persoalan ini, “Selama ini UN sudah merenggut otoritas sekolah untuk mengawasi jalannya UN, pemerintah pusat merasa untuk memberikan penilaian terhadap peserta didik. tidak cukup hanya melibatkan stakeholder. Pemerintah Seharusnya, pemerintah menyelenggarakan evaluasi atas pusat telah melibatkan pihak kepolisian dan BIN untuk pelaksanaan program, bukan penilaian secara seragam mengawasi kebocoran UN. Bahkan, beberapa sekolah terhadap peserta didik”, terang Ishafid. “Akibatnya, merasa belum cukup dengan menempatkan petugas proses belajar mengajar di sekolah hanya untuk memper- pengawas UN. Mereka memasang CCTV di setiap sudut siapkan para siswa menghadapi UN. Penanaman dan ruangan untuk mengawasi proses UN. pembentukan nilai diabaikan. Di samping mengandung Para siswa didrill sehingga cacat bawaan, pelaksanaan UN “Kembalikanlah semuanya aspek afektif dan psikomotorik sudah tidak manusiawi. pada prinsip ajaran Islam. dalam proses belajar mengajar Pendekatan yang digunakan diabaikan,” terangnya. Dalam Islam, yang diwajibkan Kemendiknas dalam menaKebijakan Ujian Nasional adalah proses menuntut ilmu. ngani kasus UN sungguh sulit sebenarnya sudah mengandung dipahami dengan nalar eduUtamakan proses belajar cacat bawaan sejak awal. Pada katif. Pendekatan represif telah tahun 2005, Menteri Pendidimenjadikan suasana UN layakmengajar, jangan hanya kan Nasional bersikukuh mememandang hasilnya. Dengan nya ruang teror mental bagi nyelenggarakan kebijakan ujian para siswa. “Pemerintah telah demikian, proses internalisasi sebagai evaluasi nasional. Semenempatkan bahaya kebobelumnya, kebijakan Ujian coran UN setara dengan tinnilai-nilai akhlak al-karimah Akhir Nasional (UAN) sudah akan efektif menghapus sikap dakan terorisme!”, demikian resmi dihapus setelah disepakati kata Mohamad Ali, Kepala curang, bohong, dan tidak bersama Komisi X DPR dan Sekolah SD Muhammadiyah para pakar pendidikan nasional. Program Khusus Kotta Barat, tahu malu.” Memang UAN sudah dihapus, Solo. Lebih lanjut, kepala tetapi kebijakan baru muncul dengan nama berbeda tetapi sekolah yang baru saja meluncurkan buku Menyemai subtansinya sama, yaitu Ujian Nasional (UN). Cacat Sekolah Bertaraf Internasional ini menambahkan, bawaan UAN jelas menjadi cacat bawaan bagi UN. “Tidak cukup dengan melibatkan perangkat pemerintah, Kebijakan ini lahir sebagai bentuk inkonsistensi dan Mendiknas juga minta bantuan malaikat untuk memberi sekaligus arogansi pemerintah pusat yang memaksa sanksi “dosa besar” pada guru-guru ataupun kepala penyelenggaraan ujian skala nasional sebagai evaluasi sekolah yang melakukan mark up nilai olahan sekolah.” pendidikan tingkat nasional. Sejak pemberlakuan otonomi Lantas, bagaimanakah institusi pendidikan Islam pendidikan, kebijakan ujian skala nasional yang menawarkan solusi untuk mengatasi kesemrawutan cenderung seragam sudah tidak relevan lagi. Fakta di pelaksanaan UN selama ini? “Kembalikanlah semuanya lapangan, kebijakan UN telah mengabaikan nilai-nilai pada prinsip ajaran Islam. Dalam Islam, yang diwajibkan kearifan sekolah pada masing-masing daerah. adalah proses menuntut ilmu. Utamakan proses belajar Proses penilaian bertujuan untuk mengetahui sejauh- mengajar, jangan hanya memandang hasilnya. Dengan mana daya serap peserta didik dalam proses pembe- demikian, proses internalisasi nilai-nilai akhlak al-karimah lajaran di sekolah. Seharusnya, otoritas memberikan akan efektif menghapus sikap curang, bohong, dan tidak penilaian dilimpahkan kepada pihak guru atau sekolah tahu malu,” terang Ishafid. “UN bisa dikatakan gagal yang bersangkutan. Sebab, guru atau institusi sekolah jika proses penyelenggaraannya hanya pada penilaian, yang bersangkutan jauh lebih mengetahui kualitas siswa bukan evaluasi program!,” tegasnya.l bahan dan ketimbang pemerintah pusat. Namun, ketika tulisan: rif 10
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
SAJIAN UTAMA Pendidikan Muhammadiyah Harus Memiliki Ciri Khas Yasmin Kamsurya., M.Pd (Praktisi Pendidikan dan Guru di Maluku Utara) unculnya fenomena mistik dalam praktik ujian nasional yang dilakukan oleh sebagian siswa maupun sekolah, setidaknya menurut saya, hal ini pertanda adanya sebuah keterputusan tujuan pendidikan nasional itu sendiri. Artinya, bahwa apa yang hendak dicapai melalui sistem pendidikan kita, tidak memiliki korelasi yang berbanding lurus dengan perilaku siswa maupun sekolah. Hal yang demikian, seharusnya menjadi evaluasi total dan fundamental bagi pejabat di lingkungan kementerian pendidikan. Sebab dalam angan-angan kita, bahwa penyelenggaraan pendidikan yang terus berjalan bisa membawa aspek positif, namun justru yang terjadi sebaliknya. Oleh karena itu, saya melihat, fenomena ini adalah sebuah persoalan yang amat mendasar. Namun memang kita sangat beruntung ada sistem pendidikan lain yang diselenggarakan oleh pihak swasta seperti Muhammadiyah misalnya, melalui sistem pendidikan yang berbasis pada keagamaan ini, setidaknya bisa menopang sistem pendidikan nasional yang nyaris salah kaprah. Hanya saja, pendidikan Muhammadiyah betul-betul harus mampu memiliki ciri khas yang bisa membedakan dengan pendidikan umum. Namun jika pendidikan Muhammadiyah sama dengan pendidikan umum, tentunya lembaga pendidikan Muhammadiyah tidak akan memiliki arti dan nilai apaapa di mata masyarakat. Saya sendiri sangat setuju, jika pendidikan yang berbasis keagamaan seperti lembaga pendidikan Muhammadiyah bisa menjadi alternatif dalam membentuk karakter dan budipekerti siswa.l d
M
Pendidikan Muhammadiyah Harus Menjadi Alternatif Desvian Bandarsyah, MPd.,Kandidat Doktor Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung dan Dosen UHAMKA Jakarta. unculnya perilaku mistik pada saat pelaksanaan Ujian Nasional sebagaimana yang terjadi pada beberapa sekolah maupun siswa di Tanah Air, menunjukkan bahwa masyarakat kita memang belum memahami etos kemodernan dengan baik. Fenomena itu sesungguhnya menghinggapi hampir semua perilaku sosial masyarakat Indonesia, mulai dari rakyat sampai elitnya. Nilai-nilai mistisisme yang bersumber pada agama (Islam) gagal ditranformasikan ke dalam bentuk kehidupan rasional, tetapi malahmasyarakat masih terjebak pada pola mistisisme seperti tahayul, bid’ah, dan khurafat. Pendidikan dan syiar Islam nampaknya belum berhasil sepenuhnya mengikis persoalan itu dalam masyarakat kita. Di sisi lain ada semacam kepanikan masyarakat terhadap problematika dan kompleksitas kehidupan, sehingga masyarakat cenderung mengambil jalan pintas dengan mengesampingkan upaya dan rasionalitasnya dalam
M
memecahkan tantangan dan problema kehidupan. Lantas bagaimana dengan peran pendidikan Muhammadiyah dalam kondisi ini? Menurut saya, secara ideal pendidikan Muhammadiyah memang membawa misi untuk mengatasi persoalan di atas (mistisisme dalam masyarakat). Pendidikan Nasional kita hari ini terjebak pada persoalan membuat orang pintar semata yang parameternya diukur dengan kelulusan. Sehingga peserta didik tidak tercerahkan oleh model implementasi pendidikan semacam itu. Dan pendidikan Muhammadiyah hari ini juga mengikuti pola dan kebijakan semacam itu, sehingga pendidikan Muhammadiyah belum mampu secara maksimal menopang dakwah Muhammadiyah, yaitu mencerahkan akal budimasyarakat, bangsa dan Negara. Jika pendidikan Muhammadiyah ingin menjadi alternatif bagi pemecahan problem dari pendidikan Muhammadiyah, maka muatan yang dilakukan dalam regulasi pendidikannya harus mampu mencerahkan akal budi peserta didiknya dengan memberikan seperangkat pengetahuan yang bermakna, dan bukan pengetahuan hapalan yang semu serta dangkal. Karena pengetahuan semacam itu tidak bermakna bagi kehidupan mereka. Dengan demikian, pendidikan Muhammadiyah perlu memikirkan paradigma baru dalam penyelenggaraannya berlandaskan pada filosofinya sendiri dan bukan mengekor semata pada model pendidikan yang diselenggarakan pemerintah selama ini.l d
Mentalitas Instan Akar Problem Pendidikan Kita Fajar Rizaulhaq, Direktur Eksekutif Maarif Institute Jakarta
A
kar persoalannya adalah kegagalan sistem pendidikan kita yang dibesarkan oleh mentalitas instan dan tidak punya orientasi yang jelas. Dunia pendidikan dimanjakan budaya potong kompas, menihilkan proses kreatif mendidik manusia. Adapun keberadaan fenomena “mistis” di kalangan peserta didik di kala ujian nasional merupakan bentuk pelarian dari ketidakmampuan mereka keluar dari budaya instan tersebut. Sistem pendidikan nasional tidak kuasa memompa daya kreativitas nalar peserta didik, justru mereka terbelenggu oleh kesadaran mistis-teologis. Saya melihat peserta didik sebagai korban dari kegagalan sistem pendidikan nasional mentransformasikan nilainilai pembebasan pendidikan ke dalam budaya literasi yanglebih luas. Perilaku mistis dalam dunia pendidikan kita sangat paradoks dengan semangat liberasi dan humanisasi manusia yang menjadi tujuan utama filsafat pendidikan modern. Sebagai alternatifnya, kita tidak bisa menyandarkan pada satumodel pendidikan karena akan berujung pada nasib yang sama. Model pendidikan apa pun yang ditawarkan harus menyantuni perbedaan kecerdasan manusia. Memaksakan satu parameter keberhasilan pendidikan tanpa mempertimbangkan keunikan dan kompleksitas siswa akan menyeret generasi muda ke dalam pusaran persoalan pendidikan yang sistemik.l d
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
11
BINGKAI
MUHAMMADIYAH BERIDENTITAS GERAKAN DR H HAEDAR NASHIR, MSI
Muhammadiyah dinamakan dan menamakan dirinya sebagai gerakan, yakni Gerakan Islam. Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah terang benderang disebutkan, bahwa “Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Qur`an dan As-Sunnah” (AD Muhammadiyah Bab II, pasal 4). Dari pernyataan resmi tersebut tergambar jelas identitas Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam.
M
uhammadiyah bukan sembarang organisasi, tetapi sebagai organisasi pergerakan atau gerakan, yakni sebagai Gerakan Islam (al-Harakah al-Islamiyyah). Sebagai Gerakan Islam pun bukan sembarang gerakan, tetapi sebagai Gerakan Dakwah dan Gerakan Tajdid. Hingga di sini menjadi penting memahami kembali hakikat Muhammadiyah agar tidak salah kaprah dalam membawa Gerakan Islam yang didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan seratus tahun yang lampau itu. Memaknai Gerakan Kata “gerakan”secara harfiah memiliki arti yang penting, yaitu “perbuatan atau keadaan bergerak” dan “pergerakan, usaha, atau kegiatan”. Gerakan juga memiliki arti “pergerakan”, yaitu “hal atau keadaan bergerak” dan “kebangkitan untuk perjuangan atau perbaikan”. Akar katanya dari “gerak”, yaitu “peralihan tempat atau kedudukan baik sekali maupun berkalikali”, “dorongan (batin, perasaan, dan sebagainya)”, “denyut atau kejut yang bersifat firasat atau gelagat”. Lawan katanya diam alias tidak bergerak. Dengan demikian, kata gerakan atau pergerakan mengandung arti, unsur, dan esensi yang dinamis dan sebaliknya tidak statis. Karenanya, Muhammadiyah dan orang-orang Muhammadiyah manakala mengklaim dirinya berada dalam organisasi gerakan atau pergerakan, maka haruslah selalu bergerak dinamis dan tidak boleh statis alias diam diri. Karena Muhammadiyah itu sebagai gerakan, kata Pak AR Fakhruddin, maka haruslah senantiasa bergerak. Kalau tidak bergerak, ujar Ketua PP Muhammadiyah terlama itu, maka bukanlah Muhammadiyah. Artinya jika orang-orang di dalam Muhammadiyah tidak bergerak alias diam, statis, pasif, dan lebih banyak menunggu maka bukanlah jiwa Muhammadiyah sebagai pergerakan. Orang Muhammadiyah harus “trengginas” 12
alias proaktif dan selalu berjiwa pergerakan. Dalam teori perubahan (social movement theory) sebuah pergerakan atau gerakan selalu lahir dan memiliki makna “perubahan” atau “change”, yakni kehadirannya untuk melakukan perubahan tertentu dari yang evolusioner (perubahan bertahap) hingga revolusioner (perubahan drastis). Gerakan sosial dalam suatu masyarakat, ialah suatu tindakan kolektif berkelanjutan untuk mendorong atau menghambat perubahan dalam masyarakat atau organisasi yang menjadi bagian dari masyarakat itu (Turner dan Killian, 2000). Dalam perkembangan mutakhir, menurut kedua ahli tersebut bahwa suatu gerakan sosial selain memiliki bentuk-bentuk gerakan yang tidak melembaga, juga merupakan gerakan yang terorganisasi, berkelanjutan, dan tantangan kesadaran-diri yang menunjukkan bagian identitas dari para pelakunya. Menurut David A. Locher (2002) bahwa terdapat tiga hal yang membedakan gerakan sosial (social movements) dari bentuk perilaku kolektif yang lainnya, yaitu : (1) Organized, bahwa gerakan sosial itu terorganisasi, sedangkan kebanyakan perilaku kolektif tidak terorganisasi baik pemimpin, pengikut, maupun proses gerakannya ; (2) Deliberate, bahwa gerakan sosial itu direncanakan dengan penuh pertimbangan dan perencanaan, sedangkan perilaku kolektif sebaliknya tanpa perencanaan secara intensif ; (3) Enduring, bahwa gerakan sosial itu keberadaannya untuk jangka waktu yang panjang hingga beberapa dekade, sementara perilaku kolektif biasanya terbatas pada periode yang singkat. Artinya betapa sebuah gerakan sosial, lebih-lebih gerakan keagamaan memiliki karakter yang kuat untuk bergerak secara terorganisasi, terencana, dan berkelanjutan sehingga tidak mudah ditelan zaman. Adapun gerakan keagamaan (religious movements) atau disebut pula gerakan sosial-keagamaan (socio-religious
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
BINGKAI movements), yang sering dikenal ialah gerakan revitalisasi dan gerakan millenari. Gerakan revitalisasi (revitalization movements), ialah gerakan keagamaan yang berupaya untuk menciptakan eksistensi yang baru atau yang “direvitalisasi”, yang dipandang tepat untuk kondisi saat ini. Sedangkan, gerakan millenari (millenary movements), yaitu suatu gerakan keagamaan untuk mengantisipasi tibanya suatu masa seribu tahun (millennium), suatu masa yang diyakini akan penuh kedamaian, harmoni, dan makmur, dengan hadirnya pemimpin kharismatik yang dipandang messias atau gerakan ratu adil (Sanderson, 1995). Karakter gerakan keagamaan menurut Michel Adas biasanya bersifat “revitalisasi”, yakni kemampuan untuk bangkit dan melakukan perubahan berdasarkan visi keagamaannya. Visi keagamaan itulah yang menjadi kekuatan idealistik dalam melahirkan perubahan, tidak jarang dengan militansi yang tinggi. Gerakan keagamaan (Islam) yang dilakukan petani Banten tahun 1988 sebagaimana diteliti Sartono Kartodirdjo, merupakan contoh dari gerakan yang militan, meskipun waktunya singkat tetapi mampu mengubah tatanan dan menimbulkan kecemasan pemerintahan kolonial Belanda saat itu. Adapun gerakangerakan keagamaan yang muncul pada awal abad ke-20 seperti dilakukan Muhammadiyah, merupakan bentuk dari revitalisasi atau kebangkitan Islam untuk perubahan yang bercorak pembaruan yang disebut “revivalisme”, “modernisme”, dan “reformisme”. Semangat dasarnya ialah pergerakan untuk perubahan. Gerakan Islam Muhammadiyah bukan sebagai gerakan sosial-keagamaan yang biasa, tetapi sebagai Gerakan Islam. Selain terkena hukum pergerakan, Muhammadiyah dalam gerakannya terkait dengan Islam. Bergerak bukan asal bergerak, harus selalu dilandasi, dibingkai, dan diarahkan dengan Islam. Islam bukan sekadar asas formal, tetapi menjiwai, melandasi, mendasari, mengkerangkai, memengaruhi, menggerakkan, dan menjadi pusat orientasi dan tujuan. Islam yang menjadi basis gerakan Muhammadiyah pun benar-benar kokoh yakni bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah as-makbulah disertai pengembangan ijtihad atau penggunaan akal pikiran yang sesuai jiwa ajaran Islam. Islam yang diwujudkan dalam misi dakwah dan tajdid, bukan sekedar Islam secara formal atau simbolik belaka. Itulah Islam yang berkemajuan sebagaimana yang menjadi semangat dasar gerakan Muhammadiyah dalam mengarungi perjalanan zaman. Pergerakan Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam lahir dari inspirasi Kiai Ahmad Dahlan dari Al-Qur’an surat Ali Imran 104, selain tafsir ayat-ayat Al-Qur’an lainnya yang dibaca melalui Tafsir Al-Manar yang menggugah pembaruan. Ali Imran 104 itu mengandung jiwa, makna, dan fungsi yang mendasar tentang kewajiban berdakwah “yad’u ila al-khair”, “ya’muruna bi alma’ruf”, “wa yanhauna ‘an al-munkar” yang harus dilakukan oleh segolongan umat. Segolongan umat itu menurut AsySyuyuthi harus memiliki “keunggulan lebih dari kemampuan
umat yang awam” (bukan orang biasa) dan menurut Al-Jazairi berperan sebagai “mujahid dakwah”. Artinya kelompok umat selaku pelaku dakwah itu haruslah lebih unggul dan benar-benar sebagai pelaku (subjek) dakwah yang proaktif, dinamis, dan progresif. Segolongan umat sebagai pelaku gerakan dakwah tersebut bahkan wajib terorganisasi secara baik. Kata “waltakum minkum ummatun” dalam tafsir disebutkan artinya “litakunu ummah”, yakni harus menjadi segolongan umat pelaku dakwah. Para pendahulu Muhammadiyah memaknainya dengan kaidah fiqhiyah “ma layatim al-wajib fa huwa wajib”. Artinya organisasi itu menjadi wajib adanya karena keniscayaan dakwah memerlukan alat organisasi tersebut. Dari keniscayaan organisasi untuk berdakwah itulah lahirlah Muhammadiyah. Di sinilah organisasi Muhammadiyah bukan sekadar alat biasa, tetapi sebagai alat strategis pergerakan dakwah, yang memiliki tujuan untuk mewujudkan “khaira ummah” atau “umat terbaik” atau “umat yang utama” atau “umat yang unggul” sebagaimana kandungan Al-Qur’an surat Ali Imran 110. Dalam penjelasan Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada Pokok Pikiran Keenam disebutkan, bahwa “organisasi adalah satusatunya alat atau cara perjuangan yang sebaik-baiknya”. Dalam penjelasan Pokok Pikiran Keenam Muqaddimah AD Muhammadiyah disebutkan bahwa “berdasarkan ayat 104 Q.s. Ali Imran tersebut di atas, nyatalah bahwa Muhammadiyah adalah satu organisasi yang bersifat sebagai Gerakan, ialah yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang antara lain ialah: (a) Muhammadiyah adalah sebagai subjek atau pemimpin, dan masyarakat semuanya adalah objek atau yang dipimpinnya; (b) Lincah (dinamis), maju (progresif), selalu di muka dan militan; (c) Revolusioner; (d) Mempunyai pemimpin yang kuat, cakap, tegas, dan berwibawa; dan (e) Mempunyai organisasi yang susunannya lengkap dan selalu tepat atau up to date” (PP Muhammadiyah, Manhaj Gerakan Muhammadiyah, 2010: 2930). Dari kandungan pemikiran tersebut tampak jelas tuntutan sekaligus keniscayaan Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam yang harus memiliki jiwa, sifat, dan orientasi yang berwatak gerakan atau pergerakan. Jadi, Muhammadiyah itu bukan sekedar organisasi biasa yang serba formal dan tanpa jiwa. Muhammadiyah itu organisasi pergerakan Islam. Kini tuntutannya ialah bagaimana para anggota terutama kader dan pimpinan Muhammadiyah di berbagai lingkungan Persyarikatan memaknai dan menjadikan Gerakan Islam yang beridentitas dan berasas fundamental tersebut sebagai jiwa dalam keseluruhan sikap dan tindakannya? Apakah sekedar menjalaninya secara apa adanya, bahkan dengan pemahaman yang alakadarnya, sehingga menggerakkan Muhammadiyah pun hanya minimal belaka? Mudah-mudahan tidak sesederhana itu pemahamannya, sebab manakala sesempit itu maka yang terjadi ialah ber-Muhammadiyah akan kehilangan api gerakannya. Muhammadiyah tanpa jiwa gerakan. Jiwa dan identitas gerakan yang hakiki itulah yang harus dihayati oleh setiap anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah di seluruh lingkungan Persyarikatan.l SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
13
TANYA JAWAB AGAMA
LARANGAN PERNIKAHAN DI ANTARA DUA HARI RAYA Pertanyaan: Assalamu ‘alaikum wr. wb. Rencana setelah hari raya Idul Fitri akan melangsungkan pernikahan tetapi terhalang dari kebiasaan di kampung bahwa di antara 2 hari raya tidak bisa ada pernikahan (hari raya Idul Fitri dan Idul Adha). Pertanyaannya: Bagaimana menurut Majelis Tarjih atau menurut ajaran agama? Atas jawabannya saya ucapkan terima kasih. La Ode Khalifa, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Tenggara (disidangkan pada hari Jum’at, 21 Jumadilawal 1433 H / 13 April 2012) Jawaban: Wa ‘alaikumus-salam wr. wb. Kami mengucapkan terima kasih kepada saudara La Ode Khalifa atas pertanyaan Anda, sayang tidak dijelaskan alasan ketidakbolehan tersebut. Di dalam ajaran Islam larangan nikah itu secara tegas termaktub di dalam Al-Qur’an surah An-Nisa’ [4] ayat 23. Dalam ayat ini larangan itu berkaitan dengan hubungan individu dengan individu yang lain, tidak berkaitan dengan waktu atau keadaan, kecuali memang dilarang oleh agama. Misalnya pada saat ihram umrah atau haji, seseorang tidak boleh menikah atau menikahkan. Secara rinci wanita-wanita yang haram dinikahi ada dalam tiga hal: Pertama, diharamkan karena nasab (keturunan), dinyatakan oleh ayat:
Artinya: “Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan.” (An-Nisa’ [4]: 23) Kedua, diharamkan karena sesusuan. Hal ini diisyaratakan oleh firman Allah:
Artinya: “Ibu-ibumu yang menyusui kamu, saudara perempuan sepersusuan.” (An-Nisa’ [4]: 23) Ketiga, diharamkan karena mushaharah (bersemenda) yang terjadi oleh sebab pernikahan. Dijelaskan oleh ayat:
Artinya: “Ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ce-
raikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau.” (An-Nisa’ [4]: 23) Kembali kepada persoalan ketidakbolehan mengadakan pernikahan antara dua hari raya yaitu Idul Fitri dan Idul Adha, bahwa ketidakbolehan itu berkaitan dengan kebiasaan di kampung sebagaimana pernyataan saudara penanya, sehingga masalah tersebut dapat dimasukkan ke dalam kategori urf atau adat. Banyak pengertian tentang urf atau adat yang ditemukan dari berbagai sumber, walaupun dari beberapa definisi tersebut memiliki arti implisit yang sama. Beberapa akan kami sebutkan agar menjadi perbandingan, yaitu urf adalah mengenal atas segala sesuatu yang dipandang baik dan hal yang sudah melekat dalam diri manusia, dan dibenarkan oleh akal dan kebiasaan. Sementara dalam sumber lain disebutkan bahwa arti dari urf adalah kebajikan dan perbuatan/ucapan yang telah menjadi kebiasaan dan dilakukan berulang-ulang di tengah masyarakat. Wahbah az-Zuhaily mengartikan urf sebagai suatu pekerjaan/perkataan yang populer dilakukan di tengah-tengah mereka (masyarakat). Sementara Abu Zahrah mengatakan bahwa urf juga memiliki definisi sebagai sesuatu yang menjadi pijakan di dalam kehidupan masyarakat. Di dalam ushul fiqih, melihat urf dari segi keabsahannya, ada yang dinamakan: 1. Urf Shahih. Yaitu urf yang berlaku di tengah-tengah masyarakat, tidak bertentangan dengan nash, tidak meng-
Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
14
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
TANYA JAWAB AGAMA hilangkan kemaslahatan, dan juga tidak membawa kemudlaratan. Dalam kitab lain disebutkan urf yang tidak menghalalkan yang haram dan tidak mengharamkan yang halal. Misalnya, pemberian kado/hadiah kepada penganten pada malam resepsi perkawinannya dan seorang calon suami sewaktu meminang dengan memberikan sesuatu kepada calon istrinya, dan pemberian itu tidak dianggap sebagai maskawin. 2. Urf Fasid. Yaitu urf yang berlaku dan dilakukan oleh masyarakat namun hal itu bertentangan dengan syara’, membawa kemudlaratan, dan menghilangkan kemanfaatan. Atau di dalam ibarat lain disebutkan, urf yang menghalalkan sesuatu yang haram dan mengharamkan sesuatu yang halal. Misalnya, kebiasaan minum minuman keras pada saat pesta perkawinan dan melakukan praktik riba dalam perdagangan dan utang piutang. Zakariya al-Barri dalam kitabnya Mashadiru al-Ahkam al-Islamiyyah menulis bahwa keberlakuan ‘urf dalam kehidupan manusia merupakan sebagai dalil bahwa ia mendatangkan kemaslahatan bagi mereka atau melenyapkan kesulitan. Mashlahah merupakan dalil syar’i, demikian juga melenyapkan kesulitan adalah tujuan syar’i. Ajaran Islam datang dengan mengakomodir kemashlahatan yang telah menjadi ‘urf bangsa Arab pra Islam seperti dalam masalah kafa’ah dalam perkawinan. Seorang Faqih, menurut Abdul Wahab Khalaf, tidak boleh menetapkan hukum atau berfatwa dengan mendasarkan pada ‘urf yang bertentangan dengan ajaran-ajaran pokok dalam agama. Kecuali pemberlakuan ‘urf itu merupakan sesuatu yang dlarurah, tidak boleh berdasarkan pada suatu kebodohan dan keinginan hawa nafsu semata Hukum yang didasari oleh suatu keadaan yang dlarurah diberlakukanlah dispensasi; yang dikenal dengan rukhshah. Hal ini harus berdasar-
kan ijtihad dari faqih. Dengan demikian ‘urf shahih diterima dan menjadi bagian dari hukum Islam itu sendiri. Eksistensinya diakui dengan penerimaan secara eksplisit oleh nash. Sedangkan ‘urf fasid para ulama sepakat menolaknya. Karena kebiasaan yang bertentangan dengan syari’at Islam, budaya yang luhur, sopan santun dan undang-undang negara harus ditinggalkan meskipun kebiasaan atau tradisi itu diterima oleh orang banyak. Berpijak dari pengertian urf dan segi keabsahannya, maka landasan pokok bagi masyarakat Islam adalah tauhid. Oleh karena itu melindungi kepercayaan dan tauhid adalah pertama-tama yang dilakukan oleh Islam dalam perundang-undangan maupun dakwahnya. Nilai Sunatullah dalam alam semesta pertama kali yang ditanamkan Islam dalam jiwa pemeluknya yaitu bahwa alam semesta yang didiami manusia di permukaan bumi dan di bawah kolong langit tidak berjalan tanpa aturan dan tanpa bimbingan, dan tidak juga berjalan mengikuti kehendak hawa nafsu seseorang. Sebab hawa nafsu manusia karena kebutaan dan kesesatannya selalu bertentangan. Firman Allah SwT dalam surah Al-Mu’minun [23]: 71: “Andaikata kebenaran itu mengikuti hawa nafsu mereka niscaya akan rusaklah langit dan bumi serta seluruh makhluk yang ada di dalamnya.” Namun perlu dimaklumi bahwa alam ini dikendalikan dengan undang-undang dan hukum yang tetap tidak pernah berubah dan berganti sebagaimana telah dinyatakan oleh AlQur’an dalam beberapa ayat antara lain sebagai berikut: “Kamu sekali-kali tiada akan menjumpai perubahan pada sunnah Allah.” (Al-Ahzab [33]: 62). Kaum Muslimin telah belajar dari kitabullah dan Sunnah Rasul supaya menjunjung tinggi Sunnatullah yang berbentuk alam semesta ini dan mencari musabab yang diperoleh dari sebab-sebab yang telah diikatnya oleh Allah serta supaya mereka
menolak apa yang dikatakan sebab yang sekedar dugaan semata. Tidak ada yang memberi manfaat dan tidak ada yang memberi mudlarat kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah SwT berfirman:
Artinya: “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudlaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Yunus [10]: 107) Dalam Hadits Ibnu Abbas ra disebutkan bahwa Nabi saw bersabda:
Artinya: “Seandainya umat berkumpul untuk memberikan kemanfaatan bagimu dengan sesuatu niscaya mereka tidak dapat memberikan kemanfaatan bagimu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan sebaliknya, jika mereka semuanya berkumpul untuk memudlaratkanmu dengan sesuatu niscaya mereka tidak dapat menimpakan kemudlaratan tersebut kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Telah diangkat pena dan telah
Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
15
TANYA JAWAB AGAMA kering lembaran-lembaran (catatan takdir).” (HR. at-Tirmizi) Abu Hurairah ra mengabarkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda:
Artinya: “Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah (menganggap sial dengan sesuatu), tidak ada kesialan dengan keberadaan burung hantu dan tidak ada pula kesialan bulan
16
Shafar.” (HR. al-Bukhari dan Muslim) Rasulullah saw pun meniadakan kebenaran anggapan masyarakat dan membatalkannya. Beliau kabarkan bahwa bulan Shafar itu sama dengan bulan yang lain, tidak ada pengaruhnya dalam menarik kemanfaatan dan menolak kemudlaratan. Demikian pula hari-hari, malam-malam dan waktu-waktu lain, tidak ada bedanya. Berdasarkan pertanyaan saudara La Ode Khalifa berkenaan dengan halangan
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
melangsungkan pernikahan di antara dua hari raya itu merupakan halangan permanen atau sementara? Jika permanen (maksudnya sudah menjadi aturan masyarakat), Tim Fatwa belum pernah menemukan aturannya. Sehingga jika demikian dapat digolongkan sebagai urf fasid, kecuali apabila ada alasan yang dibenarkan tentang ketidakbolehan melaksanakan pernikahan di antara dua hari raya di wilayah saudara itu. Wallahu a’lam bi ash-shawab. *fz).l
KOLOM
ADA APA DENGAN UJIAN NASIONAL??? PROF DR ZAMRONI
O
rang-orang di manca negara terheran-heran membaca di media massa, bahwa puluhan ribu polisi dan puluhan ribu dosen dikerahkan dalam pelaksanaan ujian nasional jenjang sekolah menengah atas dan menengah pertama di Indonesia. Munculah pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini. Ujian Nasional (UN) merupakan suatu bentuk evaluasi akhir atas proses pembelajaran yang telah diikuti selama tiga tahun, untuk SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang diselenggarakan secara nasional. Sudah barang tentu dari evaluasi ini dapat disimpulkan kelompok siswa yang telah mencapai standard dan kelompok siswa yang berada dibawah standard atau belum memenuhi persyaratan untuk lulus. Di samping UN ada bentuk lain untuk mengevaluasi akhir yakni US atau ujian sekolah. Sesuai dengan nama, US ini yang menentukan kelulusan adalah sekolah. Mana lebih baik UN atau US? Di antara keduanya sama saja, tidak ada yang lebih baik satu atas yang lain. Tinggal siapa yang berpendapat. Kalau yang berpendapat pendukung UN, maka dia akan menjelaskan bagaimana hebatnya UN dan betapa jeleknya US. Sebaliknya, mereka pendukung US akan menjelaskan bagaimana bagusnya US dan betapa berbahayanya UN. Dan, perbedaan sampai perdebatan keras sudah berlangsung puluhan tahun, tanpa ada konsensus. Yang perlu dicatat adalah bahwa bentuk evaluasi akhir: UN atau US, sama sekali tidak ada kaitan apalagi berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Jadi buat apa kita berlaku “tolol” dengan menentang UN atau sebaliknya menentang US, andaikata suatu ketika dipergunakan? Yang perlu dipertanyakan adalah mengapa pelaksanaan UN di negara kita sedemikian seru dan ribut. Pengawas ujian dilaksanakan dengan silang antarsekolah, para dosen dari berbagai perguruan tinggi dikerahkan untuk mengawasi, puluhan ribu polisi diterjunkan untuk mengamankan, baik soal maupun pelaksanaan ujian, ada upacara doa bersama plus nangis sendiri sendiri di tempat yang sama. Hal-hal semacam ini yang tidak ada pada pelaksanaan UN di negara lain. Seperti di China, Korea Selatan, Malaysia dan di Mesir. KETIDAKJUJURAN DI ANTARA KITA Sumber dari riuh ributnya pelaksnaan UN adalah adalah lemahnya kejujuran di antara kita. Khususnya di kalangan siswa dan guru-kepala sekolah, serta dalam batas batas tertentu juga di kalangan orang tua siswa. Mengapa muncul ketidakjujuran berkaitan dengan UN. Sumber utamanya adalah kebijakan yang mengarah pada memberhalakan UN. Bagi siswa, dan juga bagi
kepala sekolah dan guru, UN menjadi berhala baru, yang amat ditakuti dan siap berbuat apa saja untuk bisa melewati UN. At total costs. Pernah diketemukan, seorang kepala sekolah memerintahkan siswa yang cerdas agar kelak ketika mengerjakan UN tangannya jangan menutupi pekerjaan, agar temannya di sebelah dan di belakang bisa njiplak dia. Berhala baru itu muncul antara lain karena kebijakan pemerintah yang menjadikan hasil UN alat untuk masuk ke jenjang pendidikan di atasnya. Semakin tinggi UN semakin memiliki kesempatan untuk masuk sekolah yang termasuk “sekolah favorit”. Di negara lain, kemana siswa sekolah ditentukan oleh pemerintah, dengan dasar sekolah paling dekat dengan tempat tinggalnya. Dampak seterusnya, adalah semakin tinggi nilai UN yang dicapai sekolah, semakin laris sekolah itu. PENDIDIKAN PINCANG Apabila dikaji lebih mendalam sumber dari segala sumber tersebut adalah bahwa realitas sekolah kita ini melaksanakan pendidikan yang pincang. Pendidikan semestinya meningkatkan tiga aspek pada diri siswa spiritual, mental dan intelektual. Tapi, pendidikan kita ini hanya menekankan pada peningkatan intelektual, sedikit pada mental serta sama sekali tidak meningkatkan spiritual. Jadi, pelaksanaan UN yang riuh meriah tersebut dikarenakan adanya tidak kejujuran, khususnya di kalangan siswa. Namun, dalam hal ini, sangatlah naïf apabila hanya menyalahkan siswa. Sebab, perilaku siswa merupakan korban kebijakan pemerintah, ambisi sekolah, ketakutan kepala sekolah dan guru kalah pamor dengan sekolah lain, dan korban dari kekhawatiran sekaligus menjaga citra dan gengsi orang tua. Jadi, jangan salahkan siswa, karena dalam kaitan dengan UN siswa hanya menjadi korban. Semua kekuatan pendidikan perlu bersatu untuk melaksanakan UN yang baik dan benar. Menentang suatu bentuk evaluasi akhir, seperti UN hanya menunjukkan “ketololan” diri sendiri. Sebab antara UN dan US sama saja, dan yang penting keduanya tidak ada kaitan dengan mutu sekolah. Di samping itu, pemerintah perlu merevisi kebijakan sistem penerimaan siswa baru pada jenjang SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang tidak dikaitkan dengan nilai NEM sekolah jenjang dibawahnya. Terakhir, yang amat prinsip adalah perlunya transformasi pendidikan di Tanah Air kita, sehingga benar-benar menjadi praktik pendidikan yang meningkatkan diri siswa secara holistic: spiritual, mental dan intelektual.l
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
17
Laki-laki Buruk dan Laki-laki Baik dalam Al-Qur’an (1) PROF DR H MUHAMMAD CHIRZIN, MAg
Fenomena Kehidupan Manusia Allah menciptakan hidup dan mati untuk menguji siapa yang beramal lebih baik di antara umat manusia (Al-Mulk [67]: 2). Kematian ada sebelum kehidupan. Tadinya manusia mati, maka Allah memberi manusia hidup, lalu Dia membuat manusia mati, lalu memberinya hidup, lalu kepada-Nya ia kembali (Al-Baqarah [2]: 28). Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik penciptaan (At-Tin [95]: 4-5). Jasadnya dari tanah dan ruhnya dari hadirat Allah SwT Yang Maha Tinggi. Bila ia beriman dan berbuat kebajikan, jiwanya membubung ke langit, dan jika ia ingkar, maka jiwanya berkubang dalam lumpur kehinaan. Allah SwT berfirman,
Bacakanlah kepada mereka yang sebenarnya tentang kisah kedua putra Adam ketika mereka mempersembahkan kurban. Dari yang seorang diterima, tetapi dari yang seorang lagi tidak. Dia berkata, “Akan kubunuh engkau.” Saudaranya menjawab, “Allah menerima kurban hanya dari orang yang bertakwa.” “Jika engkau mengulurkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.” “Aku ingin engkau kembali memikul dosaku dan dosamu sendiri, maka engkau akan menjadi penghuni neraka. Itulah balasan buat orang yang jahat.” Tetapi nafsunya mendorongnya membunuh saudaranya, dan dia pun lalu membunuhnya. Maka jadilah ia orang yang rugi. (AlMaidah [5]: 27-30). 18
Sekiranya Kami menghendaki, niscaya dengan ayat-ayat itu Kami angkat dia, tetapi ia cenderung pada dunia dan mengikuti hawa nafsunya yang rendah. Perumpamaan orang ini seperti anjing, jika kau menghalaunya ia menjulurkan lidah, dan jika kaubiarkan ia menjulurkan lidah juga. Itulah perumpamaan orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah ini supaya mereka berpikir. (Al-A’raf [7]: 176) Allah menciptakan manusia dari satu diri dan satu jenis, dan menciptakan pasangannya. Dari keduanya Allah memper-
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
kembangbiakkan manusia sebanyak-banyaknya laki-laki dan perempuan untuk berpasang-pasangan satu dengan yang lain (An-Nisa‘ [4]:1). Allah menunjukkan kepada manusia jalan kebaikan dan jalan keburukan. Dia meniupkan ke dalam setiap jiwa pengertian dosa, kesesatan dan kezaliman serta apa itu ketakwaan dan perilaku yang baik di mana pun mereka berada. Di antara manusia ada yang memilih dan menempuh jalan yang baik dan tidak sedikit yang memilih dan menempuh jalan yang buruk. Berhasillah dia yang membersihkan jiwa dan rugilah yang mengotori dan merusaknya (Asy-Syams [91]: 8-10). Qabil Pembunuh Anak Manusia Pertama Keburukan di muka bumi berupa pembunuhan pertama kali dilakukan oleh putra Adam. Malaikat telah memperkirakan kelakuan buruk manusia itu di muka bumi. Hal itu diajukan malaikat kepada Allah SwT ketika Allah mengemukakan rencana-Nya untuk menjadikan khalifah; pemimpin, pengganti atau penguasa di bumi ini.
Perhatikanlah! Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku akan membuat khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Engkau akan menempatkan orang yang akan merusak di sana dan membuat per-
tumpahan darah, padahal kami bertasbih memuji-Mu dan menguduskan-Mu?” Dia menjawab, “Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Al-Baqarah [2]: 30). Di antara anak-anak Adam dikenal dalam tradisi Ahli Kitab bernama Qabil dan Habil. Qabil yang lebih tua congkak dan iri hati, sedangkan Habil adiknya shalih dan tak berdosa. Mereka diperintahkan untuk mempersembahkan kurban. Dari Habil diterima, tetapi dari saudaranya, Qabil tidak. Maka Qabil pun berkata kepada adiknya, “Akan kubunuh kau.” Saudaranya mengingatkan, “Allah menerima kurban hanya dari orang yang bertakwa. Jika engkau mengulurkan tangan untuk membunuhku, aku tidak akan melakukannya.” Qabil terdorong nafsunya membunuh saudaranya, seperti diungkapkan dalam surat Al-Maidah 27-30 tersebut. Qabil pun menyesal. Allah mengutus seekor burung gagak untuk mengajarinya menguburkan saudaranya. Burung gagak itu menggali tanah untuk menutupi mayat saudaranya (Al-Maidah [5]: 31). Kisah Qabil dan Habil mengingatkan pada cerita Bani Israel. Bani Israel memperlihatkan pembangkangannya terhadap Tuhan, membunuh dan menista orangorang beriman. Tatkala Allah mencabut karunia-Nya dari kaum Israel karena dosa-dosa mereka, dan menganugerahkannya kepada saudaranya sebangsa, mereka makin terjerumus ke dalam dosa. Mereka pun merencanakan dan berusaha membunuh dan menyalib Nabi Isa Almasih putra Maryam. Allah pun menyelamatkan nyawanya dengan menampakkan seseorang menyerupai dirinya (An-Nisa’ [4]: 157). Qarun Konglomerat Kolega Fir’aun Dalam tradisi Ahli Kitab, Qarun adalah salah seorang kaum Musa. Ia mengadakan pemberontakan terhadap Musa dan Harun bersama 250 orang pengikutnya, dengan alasan bahwa kedudukan dan kemasyhuran mereka di tengah-tengah umat dalam arti rohani sama haknya dengan hak para pendeta. Mereka juga sama sucinya.
Bahwa Qarun adalah salah seorang dari kaum Musa, tetapi bertindak sewenang-wenang terhadap mereka, dan Kami berikan kepadanya sebagian perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya akan membuat bungkuk orang yang kuatkuat. Perhatikan ketika kaumnya berkata kepadanya, “Janganlah kau pongah, karena Allah tidak menyukai orang yang pongah karena kekayaan. Carilah dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kehidupan akhirat, dan janganlah lupa bagianmu di dunia ini; dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah engkau mencari kesempatan untuk ber-
buat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” Qarun berkata, “Ini diberikan kepadaku karena kepandaian yang ada padaku.” Tidakkah ia tahu bahwa Allah telah membinasakan beberapa generasi sebelum dia, yang lebih hebat dari kekuatannya, dan lebih besar jumlah kekayaan yang diperolehya? Tetapi orang yang jahat tidak segera dimintai tanggung jawab atas segala dosanya. Maka ia keluar ke tengah-tengah kaumnya dengan segala kemegahannya. Orang-orang yang senang dengan kehidupan duniawi berkata, “Wahai, sekiranya kita yang mempunyai harta seperti yang diperoleh Qarun itu! Sungguh ia beruntung sekali!” Tetapi mereka yang dikaruniai ilmu berkata, “Celakalah kamu! Balasan Allah di hari kemudian lebih baik bagi orang yang beriman dan beramal kebaikan. Tetapi hanya orang yang tabah yang mencapainya.” Maka Kami benamkan dia bersama rumahnya ke dalam tanah; maka tidak ada satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, juga dia tak dapat mempertahankan diri. (Al-Qashash [28]: 76-81) Harta kekayaan Qarun tak terbatas. Kunci-kunci perbendaharaannya memberatkan puluhan orang pembawanya. Qarun dan kawan-kawannya mendapat hukuman dibenamkan dalam tanah beserta rumah dan harta bendanya. Mereka yang semula mencita-citakan kedudukan Qarun pun mengerti bahwa Allah melapangkan dan membatasi rezeki kepada siapa saja hamba-Nya yang Ia kehendaki.l BERSAMBUNG
AGEN BARU SUARA MUHAMMADIYAH DI SUMATERA UTARA SYAWALUDDIN Komplek Pasar Inpres 7B Kotapinang Labuanbatu Selatan, Sumatera Utara 21464 Hp. 081 260 835 717
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
19
HAD I T S
Pendidikan Seumur Hidup Dalam Perspektif Hadits (1) RUSLAN FARIADI, SAg, MS.I
Iftitah Pendidikan merupakan kebutuhan asasi manusia. Karena itu, Islam memberikan perhatian besar terhadap persoalan ini. Dalam konsep Islam, proses pendidikan manusia merupakan hal utama, yang harus dilakukan sejak dini, sesuai dengan pertumbuhan dan fase-fase perkembangan kehidupan manusia. Ahmad Rasyidi (2003), dalam Huquq al Insan: Dirasah muqaranah fî al Nazhariyyat wa al Tatbiq, mengungkapkan; belajar dan menuntut ilmu tidak hanya merupakan hak asasi manusia, tetapi juga merupakan tuntutan dan kewajiban syari’at (faridhah al syar’iyah). Hal senada dikemukakan oleh Abdul Gina Abud (1977) dalam bukunya, Fi al-Tarbiyah al-Islamiyah; bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban personal (wajib ‘aini) bagi setiap Muslim sepanjang hayat (life long education), sesuai dengan perintah Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Jauh sebelum PBB (1970-an) memprakarsai “pendidikan seumur hidup” (life long integrated education), Islam telah mencanangkan dan membuktikannya. Banyak ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi, baik secara tersirat maupun tersurat, memerintahkan hal tersebut. Bahkan, bagi sebagian umat Islam, sudah sangat familier dengan statment yang berbunyi:
Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat. Karena populernya statment ini, tidak sedikit orang meyakininya sebagai Hadits Nabi. Tetapi sejauh penelitian para ahli Hadits, ungkapan ini tidak ditemukan sumbernya, baik dalam kitab Hadits mu’tabar 20
maupun kitab Hadits sekunder lainnya. Hanya Musthafa bin Abdillah al-Qasthanthini al-Rumi al-Hanafi yang mencantumkannya dalam kitabnya Kasyf al-Dzunûn, dan Shadiq bin Hasan al-Qunuji dalam kitabnya Abjad al-’Ulum, tanpa sedikit pun mencantumkan sumber (sanad)-nya. Artinya bahwa statement ini sama sekali tidak berasal dari Nabi saw. Banyak pakar pendidikan Islam yang menjadikan statement ini sebagai argumentasi primer untuk mengklaim bahwa Islam menganut ajaran pendidikan seumur hidup (life long education) dalam Islam. Mereka berargumentasi bahwa asas sistem pendidikan Islam mengakomodir pendapat para ulama dan hasil ijtihad mereka. Oleh sebab itu, statement tersebut dapat dijadikan sebagai bagian dari dasar dan argumentasi tentang pendidikan seumur hidup (life long education) dalam Islam. Namun demikian, rasanya kurang maksimal jika tidak dikemukakan dasar yang benar-benar otentik berasal dari Rasulullah saw. Sehingga umat Islam dapat mengklaimnya sebagai teori yang benarbenar memiliki dasar pijakan (yuridis) dalam Islam. Sekalipun sesungguhnya dengan berpedoman pada kaidah “al-‘Am yabqa ‘ala ‘amihi” (keumuman makna suatu ayat atau Hadits harus dipegang berdasarkan keumumannya selama tidak ada yang mengkhususkannya), ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi tentang ajaran menuntut ilmu (Ali-Imran: 190 dan lainnya) dapat dijadikan sebagai landasan argumentasi. Untuk itu, dalam tulisan ini, penulis mencoba mengemukakan beberapa representasi Hadits Nabi saw yang dapat
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
dijadikan sebagai justifikasi teori pendidikan seumur hidup (life long education) dalam Islam, disertai dengan sekelumit penjelasan tentang validitas dan otentitasnya, sebagai berikut: 1. Hadits-Hadits Umum Tentang Perintah Menuntut Ilmu
“Dari Anas bin Malik, dari Nabi saw bersabda: Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap umat Islam, dan meletakkan ilmu pada bukan ahlinya seperti mengalungkan babi-babi dengan intan, permata dan emas.” (H.R. Ibnu Majah) Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ibn Majah dalam kitab al-Muqaddimah, bab Fadl al ‘Ulama’ wa al hitsu ‘ala thalab al ‘ilm, hadits nomor 220. Dari aspek sanadnya, Hadits ini termasuk Hadits dha’if, karena di dalam rangkaian sanad-nya terdapat dua orang rawi yang dinilai cacat oleh para ulama ahli Hadits, yaitu; Hafs bin Sulaiman; beliau dikomentari oleh imam Ibn Hanbal dengan penilaian matruk al Hadits (Haditsnya ditinggalkan), Yahya bin Ma’in menilainya kadzab (pendusta), Ali bin alMadini menilainya dengan dha’iful hadits (orang yang lemah Haditsnya), sedangkan Imam al-Bukhari menilainya sebagai rawi yang matruk (ditinggalkan). Begitu pula halnya dengan rawi yang bernama Katsir bin Syinzhir, beliau dinilai oleh
DI ANTARA KITA Abu Zar’ah al-Razy sebagai rawi yang layyin (lemah). Dengan demikian, Hadits ini memiliki kelemahan yang sangat serius, sekalipun secara matan tidak bertentangan dengan Hadits shahih dan AlQur’an.
“Dari Anas bin Malik ra berkata, Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang keluar (dari rumahnya) untuk menuntut ilmu, (maka) ia berada di jalan Allah sampai ia kembali”. (H.R. al-Tirmidzi) Hadits ini diriwayatkan oleh Imam alTirmidzi dalam kitab Sunan-nya, jilid kelima (Beirut: Dâr al-Fikr), Kitab al-’Ilmi, bab. Fadl Thalab al-’Ilmi, Hadits nomor. 2647, halaman 29. Abu Isa menjelaskan bahwa Hadits ini termasuk Hadits hasan gharib.
HAD I T S Bab. Fadl al-’Ulama’ wa al-Hitstsu ‘ala Thalab al-’Ilm, Hadits nomor. 226, halaman 82. Secara sanad, hadits riwayat ibn Majah ini termasuk hadits dha’if disebabkan adanya beberapa rawi yang dinilai lemah (dha’if) dan majhul (tidak dikenal identitasnya). Namun, matan Hadits ini diriwayatkan dari beberapa jalur periwayatan dengan beberapa versi. Imam al-Tirmidzi dalam kitab al-‘Ilm ‘an Rasulillah, bab Ma ja’a fi al-Fadl al-fiqhi ‘ala al-‘Ibadah, Hadits nomor 2606 ini juga diriwayatkan oleh imam Ahmad dalam musnad-nya, pada kitab Awwalu Musnad al-Kufiyin nomor. 17394, dan imam alDarimy nomor. 360. Dengan demikian, Hadits ini termasuk kategori Hadits hasan ligahirihi dan dapat dijadikan sebagai salah satu argumentasi tentang urgensi menuntut ilmu.
“Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan dalam rangka menuntut ilmu, (maka) Allah akan mempermudah jalannya menuju surga” (H.R. al-Tirmidzi)
“Dari Zir bin Hubaisy berkata, ‘Saya mendatangi Shafwan bin ‘Assal al-Murady, lalu ia berkata, Apa gerangan denganmu? Saya berkata, Saya ingin menuntut ilmu, ia berkata; Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda; Tidak ada seorang pun yang keluar dari rumahnya dalam rangka menuntut ilmu, melainkan ia dibentangkan (dilindungi) baginya oleh malaikat sayapsayapnya karena senang terhadap apa yang ia lakukan’”. (H.R. Ibn Majah) Hadits ini diriwayatkan oleh imam Ibn Majah, dalam kitab Sunan-nya, Jilid.1,
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah, dalam kitab Sunan-nya, jilid kelima, Kitab al’Ilmi, bab. Fadl Thalab al-’Ilmi, hadits nomor. 2646, halaman 28. Hadits ini juga diriwayatkan oleh imam Abu Dawud nomor. 3157, imam Ibn Majah nomor. 219, dan imam Ahmad nomor. 20723. Hadits ini termasuk Hadits shahih yang diriwayatkan oleh para imam ahli Hadits dari beberapa sumber. Bahkan, Imam Muslim pun turut meriwayatkan matan Hadits ini sebagai berikut:
“Dari Abi Hurairah ra berkata; Rasulullah saw bersabda; “...Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan dalam rangka menuntut ilmu, (maka) Allah akan mempermudah baginya (dengan perjalanan tersebut) menuju surga” (H.R. Muslim)
“Dari Abi Umamah al-Bahily berkata; disebutkan kepada Rasulullah saw (tentang) dua orang laki-laki, salah seorang di antaranya ahli ibadah dan salah satunya lagi orang yang berilmu. Lalu, Rasulullah saw bersabda; Keutamaan orang ‘âlim (berilmu) atas ahli ibadah (namun tidak berilmu) bagaikan keutamaanku terhadap orang yang (terendah) di antara kamu. Kemudian Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang ada dalam liangnya, sampai ikanikan di lautan semuanya mendoakan ahli ilmu yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.” (HR. al-Tirmidzi) Hadits ini diriwayatkan oleh Imam alTirmidzi dalam kitab Sunan nya, jilid kelima, Kitab al-’Ilmi, bab. Mâ Jâ’a fi Fadhl al-Fiqhi ‘ala al-’Ibadah, Hadits nomor. 2685, halaman 48. Hadits ini juga diriwayatkan oleh imam al-Darimy dalam bab al-Muqaddimah, Hadits nomor. 291 dengan kualitas hasan.l Bersambung Ruslan Fariadi, SAg, MS.I, Guru Pelajaran Hadits-Ilmu Hadits Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
21
KHAZANAH
RESENSI KITAB-KITAB TAFSIR (II) (AL-MUHARRIR AL-WAJIZ DAN TAFSIR AL-QUR’AN AL-AZIM) SA’AD ABDUL WAHID 1 Al-Muharrir al-Wajiz fi Tafsir alKitab al-’Aziz a. Biografi Singkat Penulis Nama lengkap penulis tafsir al-Muharrir al-Wajiz ff Tafsir al-Kitab al-’Aziz ialah: Abu Muhammad Abd al-Haqq ibnu Galib ibnu Atiyyah al-Andalusiy al-Magribiy. al-Gernatiy al-Hafiz al-Qadi. Dia dilahirkan pada tahun 481 H. dan wafat di Riqqah pada tahun 546 H. b. Kelebihan Ilmunya Al-Qadi Abu Muhammad ibnu ‘Atiyyah tumbuh dan berkembang di suatu rumah yang bersuasana ilmiah dan keagamaan. Ayahnya, Abu Bakr Galib ibnu Atiyyah adalah seorang pemimpin yang alim dan berwibawa. Ia mempunyai semangat yang amat tinggi dalam mencari ilmu, sehingga harus mendatangi para ulama. Maka tidaklah heran jika cabangnya sama dengan pohonnya. Ibnu Atiyyah adalah seorang yang cerdas dan gemar membaca kitab-kitab, maka tidaklah heran jika ia memiliki ilmu yang luas. Ia adalah seorang ulama yang mempunyai keahlian dalam bidang: fiqih, Hadits, tafsir, dan sangat baik dalam menetapkan hukum. Menurut Abu Hayyan, dia adalah seorang mufassir yang sangat tinggi ilmunya. (Abu Hayyan, al-Bahr al-Muhit, I: 9). Di antara karya ilmiah yang terkenal ialah kitab tafsir yang berjudul: al-Muharrir al- Wajiz fi Tafsir al-Kitab al- ‘Aziz.
banyak mengambil penafsiran Ibni Jarir dengan dianalisis dan sering juga merujuk kepada Syi’ir ‘Arabiy. nahwu, ma’ani apabila harus menjelaskan makna bahasa. Tafsir Ibni Atiyyah telah dicetak dalam 10 jilid, dan dapat ditemukan di perpustakaan Dar al-Kutub di Mesir, sebanyak 4 jilid. (az-Zahabiy, 1976,1: 240). Dari penjelasan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa metode yang dipergunakannya adalah kombinasi antara tahlili dan ijmali. Adapun nilai tafsir Ibni Atiyyah dapat dilihat dari komentar para ulama, kurang lebih sebagai berikut: 1) Ibnu Khaldun menilai, bahwa tafsir Ibni Atiyyah, mempunyai nilai yang sangat tinggi di antara kitab-kitab tafsir lainnya, sehingga diterima oleh para mufassir generasi berikutnya; ia menafsirkan Al-Qur’an dengan sangat teliti dan selalu mencari jalan yang lebih dekat kepada kebenaran. (Ibnu Khaldun, Muqaddimah Ibni Khaldun, t.t., hlm. 495). 2) Abu Hayyan pemah membandingkan antara tafsir Ibni Atiyyah dan tafsir az-Zamakhsyariy; ia mengatakan, bahwa kitab Ibni Atiyyah adalah lebih bersih, lebih lengkap, sedang tafsir az-Zamakhsyariy, lebih ringkas dan lebih mendalam. Dari penjelasan tersebut, maka dapatlah ditarik kesimpulan, bahwa tafsir Ibni Atiyyah, nilainya sangat tinggi.
c. Metode dan Nilai Tafsir Ibni Atiyyah Tafsir Ibni ‘Atiyyah yang berjudul: alMuharrir al-Wajiz fi Tafsir al-Kitab al‘Aziz, dimulai dari awal hingga akhir sesuai dengan susunan dan tertib Mushaf Usmaniy. Ia menafsirkannya dengan ringkas tetapi lengkap, dan mudah dipahami. Ia
2. Tafsir Al-Qur’an al-’Azim a. Biografi Singkat Penulis Nama lengkap penulis tafsir ini ialah: al-Imam al-Jalil al-Hafiz, Imad ad-Din, Abu al-Fida, Isma’il, ibnu Amr ibnu Kasir ibnu Dau’ ibnu Kasir ibnu Zar’in al-Basriy, ad-Dimasqiy, al-Faqih asy-Syafi’iy. Ia da-
22
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
tang di Damaskus ketika berumur 7 tahun bersama saudaranya setelah ayahnya wafat. Ia belajar kepada Ibnu as-Syahnah, al-Amidiy, Ibnu Asakir dan lain-lainnya. Ia sangat dekat dengan al-Muzziy, yang membacakan kepadanya kitab Tahzib alKamal, kemudian ia menjadi menantunya dengan menikahi anak putrinya. Ia juga belajar kepada Ibnu Taimiyyah, kemudian iia mendapat cobaan karena kedekatannya dengan Ibnu Taimiyyah, dan pernah memberikan fatwa dengan pendapatnya dalam masalah talaq, dan kemudian ia mendapatkan cobaan dan penganiayaan. (az-Zahabiy, 1976,1: 242). Menurut ad-Dawudiy, ia adalah seorang ulama teladan, dan hafal Al-Qur’an. Ia adalah ahli dalam bidang ilmu ma’ani dan ilmu linguistik (nahwu). (ad-Dawudiy, t.t, Tabaqat al-Mufassirin: hlm. 327). Ia dilahirkan pada tahun 700 H., dan wafat pada tahun 770 H dan dikebumikan di makam Suffiyah, di samping gurunya, Ibnu Taimiyyah. Pada akhir hayatnya kedua matanya telah buta, semoga Allah memberikan rahmat. (az-Zahabiy, 1976, 1: 242). b. Keluasan Ilmunya Mengenai keilmuannya, para ulama berkomentar sebagai berikut: 1) Ibnu Hajar berkomentar, bahwa Ibnu Kasir adalah seorang ulama yang tidak diragukan kapasitas ilmunya. Ia memiliki ilmu yang sangat luas dan telah diakui oleh para ulama di hampir seluruh dunia; terutama ilmu tafsir, Hadits dan sejarah. Ia sangat tekun menelaah Hadits, baik matan maupun sanadnya, dan sangat tekun menghimpun tafsir, dan memberikan syarah kitab-kitab tentang hukum. Ia berhasil menulis suatu tarikh (sejarah), yang berjudul: al-Bidayah wa an-Niha-
KHAZANAH yah, Tabaqat asy-Syafi’iyyah, juga telah berhasil memberikan syarah terhadap Sahih al-Bukhariy, dengan judul: Syarah al-Bukhariy. Ia suka mendatangkan sahabat-sahabatnya dan suka bercakap-cakap dengan mereka. Pada masa hidupnya karangan-karangannya tersebar di seluruh dunia, dan banyak bermanfaat bagi banyak manusia, sekalipun ia telah wafat. 2) Az-Zahabiy berkomentar sebagai berikut: Ibnu Kasir adalah seorang imam dan mufti besar pada masanya, seorang ahli Hadits, ahli fiqih dan ahli tafsir yang sangat tekun, ia mempunyai karya ilmiah yang sangat banyak dan berfaidah. (az-Zahabiy, 1976, I: 243). Menurut para ulama, ilmu Ibnu Kasir benar-benar sangat luas, dan akan lebih jelas, jika membaca kitab Tafsir Ibni Kasir dan Tarikh yang disusunnya. Sebab kedua kitab tersebut merupakan karyanya yang paling besar dan paling baik serta paling banyak manfaatnya bagi kaum Muslimin. c. Metode dan Nilai Tafsir Ibnu Kasir Metode yang ditempuh oleh Ibnu Kasir dalam menyusun tafsirnya, adalah metode ijmaliy (global), yaitu menafsirkan Al-Qur’an dengan ringkas tetapi lengkap dan mudah dipahami. Adapun nilai Tafsir Ibni Kasir yang sangat terkenal itu dapat dilihat dari komentar sebagian ulama, sebagaimana
dipaparkan di bawah ini: 1) Asy-Syaikh Ahmad Syakir berkomentar sebagai berikut: Tafsir Ibnu Kasir adalah at-Tafsir alMa’sur yang paling masyhur sesudah Tafsir Ibnu Jarir. Penulis tafsir tersebut sangat memperhatikan riwayat dari mufassir salaf. Maka ia menafsirkan AlQur’an dengan Al-Qur’an, kemudian dengan al-Hadits dan pendapat para sahabat, dengan melakukan jarh (menyebutkan kelemahan perawi) dan ta’dil (menyebutkan keadilan perawinya). Tafsir ini telah dicetak bersama dengan at-Tafsir al-Bagaqiy, kemudian dicetak tersendiri dalam 4 juz besar. Dalam muqaddimah (pendahuluan) nya yang panjang lebar itu, penulisnya memaparkan berbagai macam masalah yang sangat penting, yang ada hubungannya dengan Al-Qur’an dan penafsirannya. Tafsir ibnu Kasir tergolong tafsir bi alma’sur. Jika dibaca dengan cermat, maka tampaklah bahwa penafsirannya adalah dengan ayat lainnya, kemudian membandingkan antara dua ayat atau lebih, sehingga maknanya jelas. Maka kadangkadang tafsir semacam ini disebut: Tafsir Al-Qur’an bi Al-Qur’an. Sesudah itu ia menggunakan Hadits-Hadits yang marfu’ah (sanadnya sampai kepada Nabi saw), yang ada hubungannya dengan ayat yang dibahas. Kemudian ia jelaskan, mana yang dapat dijadikan hujjah dan mana yang tidak dapat dijadikan hujjah, kemudian ia menggunakan pendapat para sahabat, tabi’in dan ulama salaf, ia menjelaskannya dengan bahasa yang je-
las dan mudah dipahami dan ringkas. Ibnu Kasir dengan sangat hati-hati dalam menafsirkan Al-Qur’an, jika ia melihat adanya kelemahan pada suatu pendapat, maka ia dengan tegas melemahkannya, dan jika ia melihat sahih, ia pun mensahihkannya; Sering-sering ia menukil penafsiran Ibnu Jarir, Abu Hatim, Ibnu ‘Atiyyah dan lain-lainnya. Ibnu Kasir juga sangat berhati-hati terhadap penggunaan kisah-kisah israiliyat, maka ia mengingatkan kepada kaum Muslimin untuk tidak mempercayainya atau mendustakannya. Ia menegaskan, bahwa kisah-kisah israiliyat tidak dapat dijadikan pegangan kecuali apa yang sesuai dengan kebenaran, Al-Qur’an dan As-Sunnah. Misalnya, ketika Ibnu Jarir menafsirkan surat Al-Baqarah ayat 67 dan ayat berikutnya, yaitu ayat:
“...Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina...” (Al-Baqarah [2]: 67), dan seterusnya, ia menerangkan kisah tersebut dengan panjang lebar. Kemudian ia memperingatkan, bahwa kisah ini adalah berasal dari ‘Ubaidah, Abi al-’Aliyah, as-Sudiy dan lain-lainnya. Kisah ini dipertentangkan oleh para ulama, dan yang jelas, bahwa kisah tersebut diambil dari kitabkitab Bani Isra’il, yang tidak boleh dipercaya dan tidak pula didustakan.” (az-Zahabiy, 1976, 1: 245).l
MAKLUMAT Assalamu’alaikum Wr. Wb. Sehubungan dengan banyaknya kiriman uang tanpa nama melalui Bankers Suara Muhammadiyah : BNI, BNI Syariah, BRI, BPD, Giro Pos, Muamalat, CIMB Niaga Syariah, mohon supaya mengirimkan berita/fak resi setoran ke Suara Muhammadiyah agar kami mudah membukukan kiriman nafkah majalah sesuai dengan perhitungan Bapak/Ibu/Saudara. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan banyak terima kasih. Informasi lebih lanjut hubungi : Drs. H. Mulyadi (Kabag. Keuangan) Telp. (0274) 376955, Fax. (0274) 411306, call/sms : 081 904 18 1912. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
23
DIALOG PROF DR H SUYATNO, MPD
Pendidikan Islam Harus Menjadi Role Model Ujian nasional yang baru saja dilaksanakan menyisakan berbagai persoalan yang sangat mendasar, salah satunya adalah, munculnya gejala mistik pada saat ujian. Misalnya diketahui beberapa siswa yang pergi ke orang-orang pintar, kemudian sejumlah guru ada yang membagi-bagikan pensil hasil ruwatan, dan terdapat beberapa siswa jelang ujian merendam kakinya pada air 7 jenis, dan sebagainya.
T
entu saja fenomana ini bertolak belakang dengan tujuan pendidikan yang beorientasi pada pembentukan karakter dan akal budi. Lantas kenapa fenomena ini justru bisa terjadi di era kontemporer dengan sistem pendidikan modern? Dan bisakah pendidikan Islam menjadi altenatif dalam mendidik akal budi? Lebih mendalam, berikut petikan wawancara Deni al Asyari, MA dari SM dengan Prof DR H Suyatno, MPd, Rektor Universitas DR Hamka, Jakarta beberapa waktu yang lalu di ruang Rektor. Bagaimana tanggapan anda dengan munculnya fenomena mistik yang dilakukan siswa dan sekolah saat ujian nasional yang baru saja dilaksanakan di Tanah Air? Sebenarnya saya melihat fenomena ini terjadi karena adanya sebuah tekanan atau target tertentu oleh semua pihak. Target dan tekanan itu bisa datang dari guru, sekolah dan bahkan 24
pemerintah, karena memang melalui Ujian Nasional ini seperti adanya sebuah target politik oleh pihak-pihak tertentu dari pendidikan nasional kita. Sehingga pendidikan yang dijalankan itu tidak lagi mengutamakan pikiran, hati nurani maupun akal sehat. Di samping itu, munculnya fenomena mistik ini juga tidak lepas berbagai pengaruh kebudayaan kontemporer yang kini sedang kita hadapi. Karena yang namanya budaya kontemporer itu berpotensi meminggirkan akal budi, hati nurani dan berpihak pada kepentingan pasar. Sebaliknya, hal-hal yang tidak rasional justru kemudian menjadi pilihan. Inilah sesungguhnya yang menjadi keprihatinan kita dalam dunia pendidikan, padahal melalui dunia pendidikan itu, seharusnya melahirkan anak-anak bangsa yang memiliki ketajaman hati, seperti memiliki kejujuran, kedisiplinan, dan kekuatan yang bersumber dari dalam dirinya. Namun, karena ada kekuatan-kekuatan lain yang bersumber
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
DIALOG dari budaya kontemporer, akhirnya mengesampingkan target dan tujuan itu. Kita bisa melihat misalnya saat ujian berlangsung, ketika para siswa akan melaksanakan ujian, justru para orang tua yang merasa resah, gurunya merasa tidak tenang dan gelisah. Tentunya, pendidikan yang seperti ini tidak sehat untuk berjalan. Jadi ujian nasional yang niscayanya, meningkatkan kompetensi, malah yang terjadi justru lari dari tujuan itu. Maka disinilah peran pendidikan Islam yang mengutamakan akhlaqul karimah menjalankan perannya secara optimal. Kalau pendidikan Islam tidak memainkan perannya, maka bisa jadi pendidikan Islam akan tergilas oleh kebudayaan kontemporer yang menafikan rasionalitas itu. Adakah korelasinya fenomena mistik saat ujian nasional ini dengan kegagalan sistem pendidikan nasional kita? Ya memang demikian, karena fenomena ini tidak Sekolah Islam harus menjadi percontohan bagi sekolah umum. lepas dari sistem pendidikan yang kita jalankan Karena selama ini sistem pendidikan kita hanya mengejar sekarang, dimana sistem pendidikan kita sekarang ini telah direduksi begitu sangat dangkal. Pertama, pendidikan sekarang target kurikulum, daya serap kurikulum, daya serap buku ajar ini sudah terjebak dengan hal-hal yang bersifat teknis dan dan sebagainya. Sehingga dengan sistem ini mendorong guruadministratif, sehingga kehilangan geliat intelektual dan spiritual. guru kita dipaksa harus mencapai sekian persen dari pencapaian Kedua, sekolah lebih mengedepankan orientasi mengajar kurikulum. Jadi, memang sistem pendidikan kita yang membuat ketimbang mendidik yang semestinya kedua hal tersebut begini. Kita cenderung bergelut pada hal-hal yang tidak menjadi tugas guru. Sebab seperti kita ketahui, bahwa mendidik substansial. Jadi dengan sistem ini, siswa kita akhirnya menjadi dengan mengajar itu berbeda. Mendidik itu tekanannya pada korban dari sistem pendidikan kita. Seperti sekarang ini dengan transfer of value, atau pembentukan nilai-nilai, seperti kejujuran, adanya bimbingan belajar, apakah membentuk karakter kita, kedisiplinan, kerja keras, sopan santun, berakhlakul karimah sama sekali tidak, karena bimbingan belajar hanya mengejar dan berkarakter. Sedangkan mengajar tekanannya pada transfer aspek kecerdasan kognitif saja. Namun, hal seperti ini justru of knowledge, yaitu pengembangan pengetahuan. Jadi sekarang disenangi oleh para orangtua, para guru dan bahkan juga siswaini sistem pendidikan kita hanya lebih mengedepankan transfer siswa kita. Nah, pola-pola pendidikan yang seperti inilah yang of knowladge saja, artinya yang dikedepankan hanya aspek mestinya dirubah dengan sistem pendidikan Islam, bagaimana kognitif semata. Begitu pula dengan ujian nasional yang pendidikan Islam bisa menjadi solusi dari pendidikan nasional dilaksanakan selama ini yang sangat kognitif mainded. Jadi hal kita. semacam ini merupakan proses reduksionis pendidikan yang amat luar biasa. Sehingga aspek spiritualitas tidak pernah Lantas bagaimana dengan kondisi dan kualitas pendidikan tersentuh melalui sistem pendidikan yang seperti ini. Padahal Islam itu sendiri sekarang ini? Sudah dapat menjadi rujukan yang namanya pendidikan itu adalah proses panjang, dari tidak bagi pendidikan nasional? Nah disitu masalahnya, pendidikan Islam yang seharusnya tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan dari tidak jujur menjadi jujur. Jadi tidak bisa kemudian untuk mengukur bisa menjadi solusi, namun kondisinya sekarang ini, pendidikan seseorang itu dengan aspek kognitif saja, apalagi kognitif yang Islam justru terkooptasi dengan sistem pendidikan nasional. Jadi menjadi ukuran kita adalah kognitif tingkat rendah. Sebab dalam dulu pendidikan Islam bisa menjadi model tersendiri, namun teorinya, kognitif itu adalah 10 tingkatan, dan kognitif yang kita sekarang ini justru pendidikan Islam dibawah sistem pendidikan kedepankan selama ini adalah kognitif dengan tingkatan paling nasional. Jadi kita itu payungnya sistem pendidikan nasional, rendah, dan sebenarnya ada kognitif dalam bentuk sikap, analisis menurut saya ini kurang tepat, dan harus ada yang berani untuk kritis dan lain sebagianya yang merupakan tingkat yang tinggi. mendobrak ini agar kita keluar dari sistem pendidikan nasional Sementara guru-guru kita hanya bisa mengedepankan mengajar dengan tidak menyalahi aturan dari sistem pendidikan nasional. Pendidikan Muhammadiyah misalnya bisa untuk mencari model semata, dan lupa kalau tugasnya juga mendidik. pendidikan Islam tanpa harus menyalahi sistem pendidikan Kenapa bisa demikian? SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
25
nasional kita. Misalnya sekarang ini kita telah mencari ciri khas sistem pendidikan Islam sebagaimana pembeda dengan sistem pendidikan nasional dengan adanya ismuba, kemudian pendidikan pesantren misalnya, hal itu kan tidak menyalahi aturan sistem pendidikan nasional. Dulu kita menjadi contoh sistem pendidikan negara, namun sekarang tidak ada lagi yang bisa dijadikan contoh, bahkan sebaliknya kita yang mencontoh negara.
sekarang itu bagaimana kita untuk mengembangkan kreativitas itu menjadi sebuah model pendidikan secara nasional. Apakah dengan kondisi sistem pendidikan kita seperti ini, fenomena mistik kala ujian nasional itu akan terus terjadi? Iya, saya sangat yakin fenomena yang seperti demikian akan terus terjadi. Karena dengan sistem ujian nasional yang kita laksanakan itu, akan membuat siswa takut, tidak percaya diri, was-was. Coba kita bayangkan siswa yang sudah diberikan pengetahuan yang banyak, namun saat ujian nasional berlangsung, kemudian yang bersangkutan menemukan kunci jawaban yang bocor. Pasti si anak akan memilih kunci jawaban yang bocor. Ini bukti bahwa ujian nasional justru membuat si anak kurang percaya diri. Makanya kemudian ketika ujian nasional siswa diminta untuk jujur, sangat sulit, karena siswa kehilangan percaya diri. Apalagi kalau kita tahu, banyak sekolah-sekolah di daerah-daerah yang justru sekolahnya tidak jujur saat ujian nasional. Makanya ironis kemudian jika hasil ketidakjujuran ini menjadi penilaian.
Kenapa begitu sulitnya kita melakukan perubahan dalam dunia pendidikan ini? Kata kuncinya adalah, karena pendidikan kita itu sudah menjadi komoditas politik, hal ini mulai dilakukan saat proses regulasi undang-undang hingga pelaksanaannya. Makanya kalau pendidikan kita ingin bagus jangan jadikan ia komoditas politik. Nah, di negara ini pendidikan justru menjadi komoditas politik yang sangat kuat, bahkan tidak hanya sebagai sebuah pencitraan semata, tapi juga masuk ke dalam sistem dan aturan pelaksanaannya. Oleh karenanya, dengan kondisi sistem pendidikan kita seperti ini, Muhammadiyah harus berpikir untuk keluar dari sistem itu dengan membuat modifikasi, kreativitas dan pola baru dalam pengembangan pendidikan. Jadi harus ada orang seperti KHA Dahlan dulu yang berani mendobrak dan keluar dari sistem pendidikan tradisional masyarakat saat itu. Nah, kita tunggu siapa yang akan bisa tampil memerankan gerakan terobosan seperti KHA Dahlan. Prof Dr H Suyatno, Bagaimana dengan pendidikan Muhammadiyah sendiri, belum bisakah menjadi terobosan? Ya karena sistem pendidikan Muhammadiyah itu sendiri juga masih terkooptasi dengan sistem pendidikan nasional. Jadi belum ada yang signifikan. Jadi, sebetulnya Negara itu jangan ikut campur dalam otonomi sistem pendidikan yang menyangkut substansi. Jadi negara cukup hanya pada garis penjaga ideologi bangsa. Sehingga tidak terlalu jauh mencampurinya. Oleh karenanya, negara perlu untuk menafsirkan kembali tugasnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kata mencerdaskan di sini selama ini ditafsirkan dalam aspek kognitif saja, padahal dalam teori multiintelegensi, banyak sekali makna kecerdasan itu. Adakah sistem pendidikan Muhammadiyah yang sesungguhnya bisa ditawarkan? Sebetulnya pendidikan Islam itu atau pendidikan Muhammadiyah bisa menjadi role model bagi pendidikan nasional, dengan berdasarkan pada kreativitas-kreativitas yang dikembangkan. Apalagi sekarang ini banyak sekolah-sekolah Muhammadiyah itu yang menjadi model dan kreatif. Nah 26
Dengan kondisi yang seperti ini, bisa pendidikan Islam menjadi altenatif dalam mendidik akal budi manusia? Bukan hanya alternatif, tapi harus menjadi pilihan. Karena Islam itu agama yang rahmatan lil’alamin. Jadi memang harus menjadi pilihan. Misalnya saja ketika kita mengajarkan anak tentang ajaran Islam, tentu semua kita yakin akan kebenarannya. Jadi bukan alternatif, tapi harus menjadi pilihan yang utama. MPd Apalagi dalam Islam pendidikan akal budi ini mendapat tempat yang tinggi dan menjadi utama. Misalnya saja dalam surat Al-Imran: 190-191 dan Al-Hujurat: 13 menekankan pentingnya pikir dan dzikir. Kemudian dalam Islam juga dikatakan ad dinul aqla, ad dinal iman wa aqla. Bahwa disini dikatakan begitu pentingnya akal dalam beragama, sehingga tidak ada agama bagi mereka yang tidak berakal. Dan pendidikan Islam adalah pendidikan yang holistik yang mengintegrasikan antara agama dan umum. Lantas apa yang mesti disiapkan oleh lembaga pendidikan Muhammadiyah untuk menghadapi berbagai tantangan dan fenomena seperti di atas? Pertama memang harus ada keberanian dalam pendidikan Muhammadiyah untuk melakukan perubahan. Tentunya keberanian yang berdasarkan pada konsep. Kedua, harus dibangun sistem pendidikan yang kuat dan kokoh. Ketiga, membentuk SDM yang berkualitas. Jadi bagaimana guru-guru yang ada mengerti dan memahami maksud dari proses belajar mengajar. Sehingga pendidikan Islam betul-betul bisamenjadi role model bagi sistem pendidikan nasional.l d
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
P
E
D
O
M
A
N
TINGKA TKAN M UTU P ENDIDIKAN TINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MUHA MM ADIY AH UHAMM MMADIY ADIYAH HA ROSYAD SHOLEH
M
uhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid, bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah serta berasas Islam, dengan maksud dan tujuan “Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-bernarnya”. Untuk mencapai maksud dan tujuan yang sangat mulia tersebut, Muhammadiyah melaksanakan misi Dakwah Amar ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan, yang secara operasional dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatan. Di antara amal usaha yang telah diselenggarakan oleh Muhammadiyah sejak masa awal berdirinya, di samping bidang tabligh dan kesejahteraan masyarakat, adalah juga bidang pendidikan, dengan mendirikan lembaga pendidikan formal dalam bentuk sekolah. Bahkan lembaga pendidikan formal ini telah dirintis oleh KHA Dahlan, jauh sebelum beliau mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Yaitu dengan membuka Sekolah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah, yang mengambil tempat di ruang tamu rumah beliau di Kampung Kauman, yang berukuran kecil 2,5 x 6 m, dengan peralatan seadanya, 3 buah meja dan bangku, yang terbuat dari kayu putih bekas peti kain mori serta sebuah papan board dari kayu suren. Lembaga pendidikan yang sangat sederhana itu ternyata di kemudian hari telah berkembang dengan amat pesatnya dan mampu bertahan sampai selama 1 abad, dan tersebar luas di seluruh Nusantara. Tidak ada satupun daerah di Indonesia ini, hatta di daerah yang jumlah umat Islamnya minoritas sekalipun, yang tidak mengenal lembaga pendidikan Muhammadiyah. Di Papua, NTT dan Sulawesi Utara misalnya, yang potensi umat Islamnya tidak sekuat di daerah lain, di sana pun berdiri lembaga pendidikan Muhammadiyah, terutama pendidikan tingkat menengah dan tingkat tinggi. Menurut Laporan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Muktamar ke-46 yang lalu, dinyatakan bahwa perkembangan usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan cukup menggembirakan. Dilaporkan bahwa sampai akhir periode 2005-2010, jumlah Taman Kanak-Kanak sebanyak 4.623 buah; PAUD sebanyak 6.723 buah; Sekolah Luar Biasa sebanyak 15 buah; SD/MI sebanyak 2.882 buah; Madrasah Diniyah sebanyak 347 buah; SMP/MTs sebanyak 1.765 buah; SMA/MA sebanyak 747 buah; SMK sebanyak 396 buah; Madrasah Mu’allimin/Mu’allimat sebanyak 7 buah; Pondok Pesantren sebanyak 101 buah; Sekolah Menengah Farmasi sebanyak 3 buah; Perguruan Tinggi sebanyak 172 buah. Pertanyaannya sekarang, mengapa amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan dapat berkembang dengan pesat dan tersebar luas di seluruh Indonesia , disamping mampu bertahan selama 1 abad ?. Dalam Keputusan Muktamar ke-46 tentang Revitalisasi Pendidikan Muhammadiyah, Bab III dinyatakan, bahwa
Lembaga pendidikan Muhammadiyah mampu eksis dan bertahan selama 1 abad, serta dapat memberikan kontribusinya kepada bangsa Indonesia, ini tidak dapat dilepaskan dari model pendidikan Muhammadiyah yang didasarkan atas nilai-nilai tertentu sebagai berikut: Pertama, pendidikan Muhammadiyah diselenggarakan merujuk pada nilai-nilai yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Kedua, ruhul ikhlas untuk mencari ridla Allah SwT menjadi dasar dan inspirasi dalam ikhtiar mendirikan dan menjalankan amal usaha di bidang pendidikan. Ketiga, menerapkan prinsip kerjasama (musyarokah) dengan tetap memelihara sikap kritis, baik pada masa Hindia Belanda, Dai Nippon (Jepang), Orde Lama, Orde Baru hingga pasca Orde Baru. Keempat, selalu memelihara dan menghidup-hidupkan prinsip pembaruan (tajdid), inovasi dalam menjalankan amal usaha di bidang pendidikan. Kelima, memiliki kultur untuk memihak kepada kaum yang mengalami kesengsaraan (dhu’afa’ dan mustadh’afin) dengan melakukan proses-proses kreatif sesuai dengan tantangan dan perkembangan yang terjadi pada mayarakat Indonesia; Keenam, memperhatikan dan menjalankan prinsip keseimbangan (tawasuth atau moderat) dalam mengelola lembaga pendidikan antara akal sehat dan kesucian hati. Kedepan, permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh dunia pendidikan Muhammadiyah nampaknya tidak semakin bertambah ringan dan sederhana, melainkan cenderung semakin bertambah berat dan kompleks. Di antara tantangan berat yang dihadapi adalah persaingan yang semakin tajam, tidak saja antara sesama lembaga pendidikan swasta, melainkan juga dengan Lembaga pendidikan Negeri. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat itu, maka dunia pendidikan Muhammadiyah tidak boleh hanya berkutat pada pengembangan yang bersifat kuantitatif saja, melainkan harus juga - dan ini yang lebih penting peningkatan mutu. Dalam Program Persyarikatan Keputusan Muktamar ke-46, pada Program Jangka Panjang (visi 2025) Bidang Pendidikan, Iptek dan Litbang antara lain diamanatkan, agar kita “menjadikan mutu sebagai tujuan utama seluruh usaha pengembangan amal usaha pendidikan Muhammadiyah”. Sedang pada Program Jangka Menengah (visi 2015) pada Bidang yang sama, diamanatkan agar kita “meningkatkan mutu pendidikan Muhammadiyah sehingga memenuhi delapan standar pendidikan nasional dan mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan yang berstatus mandiri menjadi lembaga pendidikan berstandar internasional dengan keunggulan khusus dalam bidang agama, akhlak mulia, kepemimpinan dan kecakapan hidup”. Untuk itu, sesuai Keputusan Muktamar ke-46 juga, kita perlu “mengembangkan sistem pendidikan Muhammadiyah yang holistik atau menyeluruh sebagai kelanjutan dari konsep blueprint pendidikan Muhammadiyah menuju pada pencapaian pendidikan yang unggul/utama di masa depan”.l SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
27
DI ANTARA KITA FE Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Alumninya, Cepat Lulus, Cepat Kerja, Baik sebagai Profesional ataupun Entrepreneur! FAKULTAS Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (FE UMP) merupakan salah satu fakultas favorit di perguruan tinggi yang terkenal dengan moto “Unggul, Modern dan Islami” ini. Sejak didirikan pada tanggal 1 Juni 1995 dengan surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No : 345/DIKTI/KEP/1995 berhasil membuka 4 program studi yaitu Program Studi Manajemen S1, Manajemen Pemasaran D III, Akuntansi S1 dan Akuntansi D III. FE UMP memiliki visi menjadi Dekan FE UMP, fakultas yang unggul, modern dan Akhmad Darmawan, S. E., M.Si. Islami serta berjiwa entrepreneur Indonesia. Lulusan FE UMP diharapkan pula senantiasa siap menjadi penerus cita-cita Muhammadiyah. Sedangkan misi dari FE UMP ialah menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang ekonomi secara professional, menjalankan manajemen FE UMP yang sesuai dengan prinsip tata kelola fakultas yang baik untuk menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan dan mampu bersaing di tingkap nasional atau global, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan sesuai dengan tuntutan zaman dan membekali mahasiswa dengan prinsip dan nilai-nilai Islam untuk menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. Di bawah kepemimpinan Akhmad Darmawan, SE., M Si selaku Dekan FE UMP, ingin menciptakan ciri kekhasan FE UMP dibandingkan FE lain yaitu melalui pengembangan mindset entrepreneurship di mahasiswa. Darmawan mengungkapkan “Kita berpikir harus ada yang diperjuangkan, karena banyak masyarakat yang mencari pekerjaan namun kebutuhan selalu meningkat tapi ketersediaan tidak meningkat. Dari sini kita tidak ingin alumni kita menjadi pencari kerja saja tetapi juga harus bisa menjadi pencipta lapangan kerja,” tandasnya mantap. Pengagum sosok Ciputra (entrepreneur yang gigih dalam mengembangkan kurikulum entrepreneurship) ini berkomitmen alumni UMP harus bisa memberikan sumbangsih bagi Indonesia dalam bidang entrepreneurship. “Sebuah negara itu akan tumbuh baik jika populasi entrepreneurnya 2%, sementara Indonesia baru 0, 18% Singapura saja sudah 7%. Jadi kita (UMP) ingin mensuplai populasi jumlah entrepreneur agar meningkat,” jelasnya. FE UMP memiliki kurikulum (mata kuliah) entrepreneurship dari semester 1 sampai 6, mata kuliah yang diberikan mulai dari event organizer, selling, keagenan, retail (berkelompok), retail (individu-partner) dan pada semester akhir sudah harus memiliki bisnis sendiri. Di sisi lain FE UMP juga tidak tinggal diam dalam mengakomodir 28
kebutuhan alumni yang ingin berkarir di dunia kerja. FE UMP menjalin kerjsama dengan stakeholder dari berbagai bidang tertentu, “Kita memiliki program ERP (Early Recruitment Program), sehingga masa transisi alumni setelah lulus hingga mendapatkan kerjaan hanya 0 tahun. Banyak alumni terrekrut, baru wisuda tetapi ada serah terima surat kerja.” Beberapa stakeholder yang menjadi mitra dari FE UMP adalah industri perbankan seperti Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah. Selain itu juga FE UMP memfasilitasi program magang bagi mahasiswa yang sudah semester akhir di perusahaan tertentu. Masih menurutnya, FE UMP didukung oleh staf pengajar yang memiliki kualitas dan kompetensi yang baik. “Kita memiliki dosen S3 sebanyak 4 orang, 2 Akuntansi dan 2 Manajemen. Bahkan tahun ini memberangkatkan lagi ke luar negeri. Jadi kita memiliki SDM yang madani,” tuturnya. FE UMP juga didukung dengan sarana prasarana yang memadai, seperti mini bank, studio bursa efek dan lainnya.
Bazzar Proyek Kewirausahaan Fakultas Ekonomi UMP.
Darmawan berpesan “Para orangtua seyogyanya dapat memberikan keleluasaan kepada anak untuk memilih karirnya atau mengarahkan anaknya ke entrepreneurship karena inilah yang akan menolong Indonesia, kami mencetak lulusan yang cepat lulus, cepat kerja, baik itu sebagai professional atau entrepreneur,” katanya. FE UMP memiliki moto “to produce good entrepreneuship”, jadi tidak ada keraguan lagi bagi para orang tua untuk menitipkan anaknya di FE UMP, karena FE UMP tidak hanya mencetak alumni yang siap kerja tetapi juga entrepreneurship. Darmawan juga meyakinkan “Muhammadiyah itu ibarat raksasa tidur dari segi ekonomi tapi belum digarap. Maka Muhammadiyah harus mensupport semua PTM untuk mengembangkan entrepreneurship. Sehingga Muhammadiyah menyumbang kontribusi besar, agar 2% entrepreneur Indonesia dapat tercapai,” tegasnya. (Pra/Hum)
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
DI ANTARA KITA
Fakultas Sastra Universitas Muhammadiyah Purwokerto
“Menciptakan Atmosfer Pendidikan yang Nyaman”
F
akultas Sastra Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) didirikan pada tanggal 13 Juli 2000 melalui surat Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas No. 226/Dikti/Kep/2000. Fakultas Sastra UMP memiliki visi menyiapkan tenaga ahli di bidang ilmu bahasa Inggris, media dan budaya yang berwawasan global dan beretika Islami. Sedangkan misi Fakultas Sastra UMP adalah menyelenggarakan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di bidang ilmu bahasa Inggris, media dan budaya yang berwawasan global dan beretika Islami dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan di bidang ilmu bahasa Inggris, media dan budaya sesuai perkembangan zaman. Dekan Fakultas Sastra UMP yang diwakili oleh Wakil Dekan, Ambar Pujiyanto SS., MHum menjelaskan bahwa Fakultas Sastra UMP senantiasa menciptakan atmosfer pendidikan yang nyaman bagi mahasiswa. bukan hanya itu saja, “Atmosfer akademik di sini sangat lain. Hubungan interpersonal sangat baik di sini. Selain itu juga, dari segi akademik kita rutin mengadakan workshop kurikulum yang menghasilkan kurikulum yang digunakan sesuai
Salah satu acara Seminar Internasional yang diselenggarakan Fakultas Sastra UMP.
dengan kebutuhan stakeholder moto kami adalah genggam dunia dengan bahasa,” jelasnya. Di Fakultas Sastra UMP mahasiswa tidak hanya belajar bahasa Inggris tetapi juga belajar sastra, budaya, entrepreneurship, secretaryship, journalism, public relations, tourism dan lainnya. “Pengetahuan yang bisa diperoleh di Fakultas Sastra Wakil Dekan Fakultas Sastra UMP, UMP tentunya tidak Ambar Pujiyanto SS., M.Hum. akan bisa didapatkan di kursus bahasa manapun,” imbuhnya. Masih menurutnya, dari segi tenaga pendidikan “Kita memiliki pengajar yang berkualitas dan kompeten di bidangnya, bahkan beberapa dosen kita studi lanjut,” tuturnya. Dosen Fakultas Sastra UMP juga aktif dalam menyelenggarakan seminar internasional, seperti COTEFL. “Acara semacam ini rutin kita adakan tiap tahunnya. Pembicara didalamnya langsung dari native speaker dari luar negeri,” tambahnya. Tidak kalah ketinggalan, prestasi mahasiswa fakultas Sastra UMP juga memiliki catatan panjang yang baik. Pada tahun 2012, mahasiswa Fakultas Sastra UMP berhasil meraih juara 1 lomba debat lokal dan masih di tahun yang sama mahasiswa sastra juga berhasil menjadi pemenang lokal lomba cerpen yang diikutkan dalam ajang PEKSIMIDA (Pekan Seni Mahasiswa Daerah). Fakultas Sastra UMP juga menjalin kerjasama yang baik dengan stakeholder. Jadi, alumni fakultas Sastra UMP tidak akan kesulitan dalam mencari pekerjaan baik sebagai professional maupun entrepreneurship, angka kelulusan dengan masa transisi kerja semakin pendek. “Alumni kita tersebar di berbagai bidang, mulai dari perusahaan swasta tertentu, Pemda Banyumas, Depsos, Disnakertrans Kalimantan dan beberapa di antaranya mendirikan bisnis pendidikan. Ya, Karena kita juga menyiapkan kurikulum entrepreneurship bagi mahasiswa,” jelasnya. Ambar juga menjelaskan, “Kami merupakan Fakulktas Sastra yang bernaung di lembaga pendidikan Islam. Sudah barang tentu salah satu keunggulan kami adalah menciptakan alumni yang bernafaskan Islam (Muhammadiyah). Inilah yang menjadikan kami lebih unggul dari tempat lain, tentunya, para orangtua akan lebih nyaman bila menitipkan putra-putrinya di institusi yang memiliki konsep ke-Islaman baik,” himbaunya. (Pra/Hum) SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
29
TELAAH PUSTAKA
Judul Buku Penulis Penerbit Cetakan Tebal
M
: Mendidik Karakter dengan Karakter : Ida S Widayanti : Arga Tilanta, Jakarta : Pertama, 2011 : xxxi + 164 halaman
endidik Karakter dengan Karakter merupakan kumpulan kisah bermuatan prinsip pendidikan dan pengasuhan dengan gaya penuturan yang menyentuh dan mudah dipahami pikiran awam. Penulisnya tidak suka memakai istilah-istilah yang memusingkan. Kisah-kisah yang disajikan dipungutnya dari dunia nyata keseharian. Tentu diracik dengan teori mendalam sehingga isi tulisan menjadi bermuatan dan mengagumkan. Menulis enak barangkali juga karena apa yang ditulis itu benar-benar keluar dari hati. Atau mungkin juga pengalaman pribadi penulis sendiri. Dalam salah satu tulisan berjudul “Perubahan Anak, Perubahan Orangtua”. Dikisahkan, ada seorang ibu yang dipanggil ke sekolah gara-gara anaknya yang berumur sepuluh tahun sering berbicara dan bersikap kasar. Tentu ibu tadi kaget. Nah setelah diselidiki, perilaku anak yang demikian ternyata akibat pengaruh temanteman sekitar rumah. Ibu tadi lantas meminta sang anak untuk tidak sering bermain dengan mereka. “Makanya Bunda jangan pulang malam supaya pulang sekolah kita buat kegiatan di rumah dan aku tidak main sama anak-anak itu.” Jawaban yang diberikan anak sambil menangis itu membuat ibu tadi merenung. Ia lalu memutuskan bekerja separuh hari. Selebihnya, ia mengasuh anak tanpa jasa pembantu. Subhanallah, ada perubahan anak seiring perubahan orangtua. Kini, sang anak menjadi betah di rumah, santun dalam bersikap dan berbicara. Memang, membentuk karakter anak berbeda dengan mengukir sebuah benda. Anak tidak terlalu butuh perintah dan larangan. Yang lebih dibutuhkan anak adalah teladan dari segala yang orangtua ucapkan dan ajarkan. Di sinilah, menurut saya, poin utama buku ini. Ida S Widayanti hendak mengajak orangtua
30
untuk melakukan tarbiyah bil hal, pendidikan dengan teladan. Analoginya sederhana. Ingin anak menjalankan shalat, orangtua harus rajin shalat. Ingin anak gemar mengaji Al-Qur’an, orangtua harus mengakrabi Al-Qur’an. Ingin anak suka membaca, orangtua harus mengintimi bacaan. Ingin anak berlaku sopan, orangtua harus menjaga ucapan dan tindakan. Dan ingin anak berkarakter mulia, orangtua harus punya karakter yang matang dan mulia pula. Yang lucu, ada seorang ibu yang mengantarkan anak mengaji ke TPQ dengan memakai kaos pendek dan celana ketat. Ada juga seorang ayah yang memerintah anaknya pergi jamaah ke masjid sementara dirinya serius di depan TV. Juga ada orangtua yang memarahi kesalahan anak dengan bahasa-bahasa umpatan disertai pukulan. Ini jelas tindakan yang justru jauh dari nilai-nilai pendidikan. Orangtua harus terus belajar tentang metode mendidik anak. Jangan sampai bosan karena sudah merasa kenyang oleh asam garam kehidupan. Buku ini bisa dijadikan salah satu bacaan utama bagi guru dan orangtua. Disajikan kisah, teori, dan beberapa tips praktis yang gampang diaplikasikan. Laiknya buku kumpulan kolom, membacanya juga bisa dimulai dari mana saja sesuai judul yang diinginkan. Buku Mendidik Karakter dengan Karakter ini adalah seri catatan parenting ke tiga karya Ida S Widayanti. Dua seri buku sebelumnya adalah Smart Choice (Hikmah, 2005) dan Bahagia Mendidik, Mendidik Bahagia (Arga Publishing, 2009). Ida S Widayanti memang seorang pakar parenting yang secara tekun berbagi ilmu melalui tulisan, seminar, dan pelatihan. Membaca judul per judul Mendidik Karakter dengan Karakter sungguh mencerahkan, memantik spirit baru dalam mendidik anak dan murid. Semoga kita dapat memetik sari hikmah bahwa pendidikan harus disertai keteladanan. Malu rasanya menuntut anak-anak berkarakter mulia sementara orangtua justru kerap berucap dan berperilaku tercela.l M HUSNAINI, ayah satu anak dan juga guru, tinggal di Takerharjo, Solokuro, Lamongan, Jawa Timur.
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
PRM SE-LUBUK JAMBI DIKUKUHKAN LUBUK JAMBI. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lubuk Jambi, Kabupaten Kuantan Singingi Riau belum lama ini mengadakan pengukukhan Pimpinan Ranting Muhammadiyah se-Cabang Lubuk Jambi sejumlah 15 Ranting. Dalam acara itu juga dilakukan pengukuhan Pimpinan Ranting Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah seCabang Lubuk Jambi, oleh Pimpinan Cabang Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah Lubuk Jambi. Kegiatan pengukuhan ini merupakan program awal tahun 2012 dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lubuk Jambi yang dilaksanakan di masing-masing Ranting yang terpencar di wilayah Cabang Lubuk Jambi. Pengukuhan ini bertujuan untuk menguatkan semangat Pimpinan Ranting dalam menjalankan roda Persyarikatan serta memotivasinya agar bergerak lebih maju. Di samping itu, juga untuk menghidupkan Ranting yang hampir mati. Sekaligus menggairahkan warga Ranting dalam ber-Muhammadiyah sekarang dan masa yang akan datang. Dengan selesainya pengukuhan PRM, PRA, dan PRNA maka Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lubuk Jambi akan melanjutkan kegiatan dengan Pelatihan Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Ortomnya se-Cabang Lubuk Jambi. Pelatihan tersebut bermaksud untuk pembekalan Pimpinan Ranting terutama di bidang kepemimpinan, surat-menyurat dan administrasi keuangan dalam Persyarikatan Muhammadiyah.l Syafri S
PDM KENDAL SIAP GELAR PORSENI KENDAL. Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Kabupaten Kendal akan menyelenggarakan Pekan Olah Raga dan Seni (PORSENI) Akbar ke-3, yang akan berlangsung pada akhir Juni 2012. Ketua PDM Kendal, H Muslim mengatakan, PORSENI sebagai media dakwah Persyarikatan untuk menggembirakan umat, juga untuk mengembangkan rasa ukhuwah Islamiah keluarga besar Muhammadiyah Kendal. Mengembangkan kompetensi warga, khususnya bidang seni, dan olah raga, mengembangkan jiwa kompetisi secara jujur, bermartabat dan menjunjung tinggi jiwa kebersamaan dan persaudaraan. Serta saling menghargai dalam adu kompetensi keilmuan, seni dan olah raga. Sementara Ketua Panitia, Drs HM Ali Satiran, MPd mengatakan, PORSENI ke-3 ini diikuti kontingen dari 20 Cabang Muhammadiyah yang ada di Kendal, dengan 26 jenis pertandingan. Dan akan dilaksanakan selama sepekan. Adapun cabang olah raga yang akan dipertandingkan di antaranya, sepak bola, bola volley, bulu tangkis, futsal, sepak takraw, gerak jalan, catur, tenis meja, layang-layang kepanduan dan tapak suci. Sedangkan bidang seni, diantaranya MTQ, CCQ, muratal, adzan, khutbah, menulis kaligrafi, baca puisi religius, busana Muslim, drum band, macapat, MC, mewarnai gambar, rebana, paduan suara dan
jajanan tradisional. Kegiatan yang dilaksanakan pada saat liburan sekolah ini, diharapkan memunculkan prestasi olah raga dan seni di lingkungan Muhammadiyah Daerah Kendal.l Abdul Ghofur
AKTIVITAS ORTOM Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Kenjeran, Kota Surabaya beberapa waktu yang lalu telah mengadakan Musyawarah Cabang bertempat di aula MI Muhammadiyah 25 Surabaya. Muscab kali ini dimeriahkan dengan ‘Liga Melati Futsal’ antar Pemuda Muhammadiyah se-Cabang Kenjeran. Hadir dalam Muscab ini, Drs Marlikan dari PCM Kanjeran, A Zainul Arifin Ketua PDPM Kota Surabaya dan Musa Abdillah, Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur. Muscab PCPM Kanjeran ini berhasil memilih Al-Qodar Purwo Sulistyo, SH,.MM sebagai Ketua. Dengan anggota; Ferry Rismawan, MPdI, Luqman Harianto, SThI, Maliki, SThI., Budi Asmawan, ST., Syamsul Arifin, Habibullah Al-Irsyad, SThI., Syafar Mubarok, dan Nardi, SThI. Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kabupaten Bogor, belum lama ini mengadakan Rapat Kerja Pimpinan. Rakerpim yang diikuti sekitar 40 orang pengurus IPM ini, bertujuan merumuskan program kerja masing-masing bidang dan merupakan penentuan arah kebijakan IPM periode 2012-2014. Sebelum rakerpim ini dilaksanakan, telah dilaksanakan pelantikan Pimpinan Daerah IPM Kabupaten Bogor, yang dilakukan oleh Pimpinan Wilayah IPM Jawa Barat. Pelantikan pengurus baru ini dilaksanakan di gedung Muhammadiyah Leuwiliang. Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Pekanbaru, belum lama ini mengadakan Latihan Instruktur Dasar (LID) yang diikuti oleh Pimpinan Cabang Kota Pekanbaru dan perwakilan komisariat IMM se-Kota Pekanbaru. Kegiatan ini mengambil tema, “Membentuk Instruktur yang Berkarakter Dalam Meningkatkan Potensi Kaderisasi Ikatan”. Ketua Panitia Zulka Affandi mengatakan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membentuk instruktur yang berkarakter. Agar nantinya dapat menjadi instruktur yang mampu meningkatkan potensi kader ikatan dalam setiap perkaderan yang diadakan IMM.l im
PERESMIAN KANTOR BERSAMA YOGYAKARTA. Pimpinan Ranting Muhammadiyah, Aisiyiyah, Pemuda Muhammadiyah Sorosutan dan Takmir Masjid Mataram, kompleks wartawan Pakel Baru, Sorosutan, Yogyakarta belum lama ini berhasil membangun Kantor Kesekretariatan bersama. Terdiri dari 3 lokal, masing-masing berukuran 3 x 4 m. “Besar anggaran pembangunan ketiga kantor, Rp. 44.450.000,- Dana pembangunan diperoleh dari SUARA MUHAMMADIYAH MUHAMMADIYAH 06 10/ /97 97| |16 16- -31 31MARET MEI 2012 SUARA 2012
35
sumbangan UAD sebesar Rp. 10 juta. Sisanya, dari anggota, simpatisan dan dari Takmir Masjid Mataram,” jelas Agus Widodo, SPd selaku Ketua Panitia Pembangunan kepada SM. Peresmian Kantor Kesekretariatan ini dilakukan oleh Bagus Suryawan, ST mewakili Ketua PCM Umbulharjo, Yogyakarta. Sekaligus, dilaksanakan pengajian perdana setelah adanya kepengurusan Muhammadiyah Ranting yang baru. Pengajian ini dilaksanakan secara rutin tiap bulan dengan bergiliran tempat di antara pengurus. Pengajian perdana ini menganbil tema, “Ikrar Pimpinan Ranting Muhammadiyah”. Diisi oleh HM Muchlas Abror (Mantan Ketua PP Muhammadiyah). Dalam sambutannya, Bagus Suryawan, ST memberikan saran agar PRM Sorosutan merangkul semua Takmir Masjid yang ada di lingkungan Wilayah Kelurahan Sorosutan untuk kerja sama. Di samping itu, segeralah direalisasikan adanya Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah Sorosutan. Adapun susunan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sorosutan, Yogyakarta yang baru setelah Muktamar Muhammadiyah Satu Abad antara lain, PRM (Ketua: Agus Widodo, SPd., Sekretaris I dan II: Sarjono, Iwan Agustian, SIP., Bendahara I dan II: Sukiman, H Hartadi). PRA Ketua I, II dan III masing-
36
masing: Hj Umi Yustiasti Muchlas, Hj Elies Diyah Darmawati Natzir, Hj Chairin Nadirin Darojat. PRPM, Ketua: Rudi Hartono. Sekretaris: Fikri Hajjan Mubarak. Bendahara: Wali Kosim. Bid Kokam: Fandy Yulianto. Bid Ekonomi: Hery Shidiq. Bid Dakwah: Farizal Ahmad.l iw
GELIAT PD MUHAMMADIYAH BOYOLALI BOYOLALI. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Boyolali Majelis Tabligh kerjasama dengan Majelis Tarjih dan Tajdid menyelenggarakan pengajian rutin bulanan. Pengajian ini dilaksanakan di Gedung Dakwah Muhammadiyah Boyolali. Pengajian ini melibatkan seluruh Pimpinan Cabang Muhammadiyah seDaerah Boyolali dan juga Ortom dan Amal Usaha Muhammadiyah Boyolali. Sedangkan Majelis Pustaka dan Informasi, akan menerbitkan bulletin dakwah yang diberi nama ‘Sinar Muhammadiyah’. Menurut Drs Muhamad Syihab, MM selaku Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Boyolali, salah satu langkah Majelis ini, untuk memfungsikan peran dalam Persyarikatan Muhammadiyah. Di samping itu akan mengadakan kajian buku rutin.l Sujoko
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
Sementara itu, sebelumnya Malik Fajar juga melantik Rektor baru Universitas Muhammadiyah Sorong.l Niko Ismail
PELATIHAN PERTANIAN SULBAR POLEWALI MANDAR. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan Aisyiyah Sulawesi Barat gelar Pelatihan Pertanian Ramah Lingkungan yang diikuti oleh 500 orang berlangsung belum lama lalu, di Aula Masjid Ta’mir Muhammadiyah Wonomulyo Polman Sulbar. Dalam pelatihan pertanian dan pembuatan pupuk organik tersebut, Ketua PWM Sulbar, Drs HM Yususf Tuali, dalam sambutannya mengingatkan pola dakwah dengan menggunakan metode MPM dapat menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Bahkan, dapat menentukan prospek masa depan Muhammadiyah. “Bidang pertanian merupakan kebutuhan langsung masyarakat di akar rumput,” katanya. Karena itu, bimbingan dari teori dan praktik dari Muhammadiyah akan dapat menentukan keberhasilan. Sehingga kelemahan dakwah di akar rumput selama ini yang berdampak pada peningkatan kemusyrikan dapat dicegah dan digapai hasilnya lewat pendampingan pertanian kepada masyarakat. “Program ini diharapkan dapat memberikan nuansa baru dalam perubahan pola pikir dan perilaku bagi umat Islam di akar rumput,” kata Yusuf Tuali. Pelatihan dengan metode pengajian diberikan oleh Ir Nasrullah Rahim, Drs Jirman Yunus dan Drs HM Husni Yunus MPd.l husni
PELANTIKAN KETUA STKIP SORONG SORONG. Ketua PP Muhammadiyah Prof DR HA Malik Fadjar, MSc melantik Drs H Rustamadji, MSi sebagai Ketua STKIP Muhammadiyah Kabupaten Sorong, Papua Barat, periode 2012-2016. Malik Fadjar mengatakan dalam sambutannya, pihaknya sangat bangga dengan cita-cita yang ingin dikembangkan oleh STKIP Muhammadiyah Sorong yang dapat melahirkan guruguru berkualitas masa depan yang menguatkan SDM di tanah Papua Barat. Ketua STKIP Rustamadji, STKIP terus membangun melengkapi sarana dan prasarana fasilitas kampus dengan mendirikan bangunan 2 gedung berlantai 3 di atas tanah seluas 21 hektar dilengkapi dengan masjid yang cukup representatif. Dukungan diberikan oleh Bupati Sorong, Drs Stepanus Malak, MSi, di masa kepemimpinannya telah menyerahkan 80 sertifikat tanah milik Muhammadiyah dan 25 sertifikat hak milik. STKIP sendiri saat ini memiliki 60 orang dosen yang berpengalaman. PDM Sorong sendiri sudah memiliki amal usaha 20 TK, 3 SD, 3 Ibtidaiyah, 3 SMP, 4 Tsanawiyah, 2 SMK, 1 SMA, 1 Ali-yah, dan 2 Panti Asuhan. Serta memiliki Pondok Pesantren Muhammadiyah.
PELANTIKAN DIREKTUR PESANTREN GOMBARA GOMBARA. Drs KH Baharuddin Pagim dilantik oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Drs KH Muh Alwi Uddin, MAg sebagai Direktur Pondok Pesantren Muhammadiyah Gombara periode 2012-2016 dalam sebuah acara yang berlangsung belum lama lalu di halaman pesantren. Pelantikan dihadiri oleh Gubernur Sulsel DR H Syahrul Yasin Limpo, Ketua PP Muhammadiyah Prof DR Ki Ageng Fatah Wibisono, MA dan para undangan. Gubernur Syahrul Yasin Limpo mengakui, sebagai anak kandung Muhammadiyah pihaknya wajib memberikan dari apa yang dia miliki untuk kepentingan dakwah Muhammadiyah. Dengan ber-Muhammadiyah dapat memberikan makna hidup dan peningkatan kualitas iman. Sementara itu, KH Fatah Wibisono mengatakan, Muhammadiyah merupakan perekat kekuatan bangsa, sehingga dalam pembangunan bangsa keberadaan Muhammadiyah sangat penting untuk memajukan pembangunan nasional. Terutama aspek akidah, akhlak, ibadah dan muamalah. Gubernur memberikan bantuan uang Rp 400 juta, sementara itu HM Yunus Kadir memberikan bantuan Rp 200 juta, serta bantuan masyarakat 62 zak semen serta gerakan infak Rp 10.000,-l husni SD MUH KAKAP RASAU JAYA PONTIANAK. SD Muhammadiyah Kakap Rasau Jaya yang berada di Jalan MT Haryono, Kecamatan Sungai Kakap Rasau Jaya menjadi unggulan Muhammadiyah Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat. Hampir sama dengan keadaan perkembangan Muhammadiyah yang ada di Kota Pontianak, perkembangan Muhammadiyah di Kabupaten Pontianak berkembang cukup baik. Jaringan Muhammadiyah di Kabupaten Pontianak sendiri terdiri dari keberadaan PCM Kuala Mempawah, PCM Sempaorang, yang keduanya ada di Jalan Bawal 41 Mempawah, PCM Sungai Bakau Kecil di Desa Parit Banjar, Kecamatan Sungai Bakau Kecil, PCM Sungai Burung di Jalan Bawal 41, PCM Sungai Kunyit di Sungai Kunyit, PCM Mempawah Ilir Kota di Jalan R Kusno Mempawah 78.912 serta PCM Sungai Pinyoh di Jalan Bawal 41. Sementara itu, di Kabupaten Pontianak sendiri sudah ada SMP Muhammadiyah yang ada di Jalan Pontianak Rasau Jaya Km 26, Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah di Jalan Raya Sui Bakau Kecil Mempawah dan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah di Olak- Olak Kubu, Kecamatan Kubu. SD Muhammadiyah Kakap Rasau Jaya, diharapkan akan menjadi sekolah unggulan yang nantinya mampu mendorong sekolah-sekolah lain dari beberapa amal usaha Muhammadiyah.l am SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
37
MI MUARA MUNTAI TINGKATKAN KUALITAS Muhammadiyah untuk berdakwah. KUTAI. Mengembangkan sarana pendidikan bagi MuhamSoal kesehatan anak-anak yatim yang ada di Panti Asuhan madiyah adalah kewajibannya untuk mencerdaskan masyarakat Muhammadiyah Bima, mereka tidak perlu khawatir karena di adalah sebuah tindakan ibadah yang dianjurkan Islam. Hal ini Bima tumbuh pesat balai kesehatan, rumah sakit dan poliklinik menyadarkan pimpinan Muhammadiyah di Kutai Kaltim untuk kesehatan. Tidak kurang dari 9 pelayanan kesehatan dibangun terus membina keberadaan lembaga pendidikan Madrasah Ibti- oleh Muhammadiyah untuk memberikan kemanfaatan kepada daiyah Muhammadiyah Muara Muntai Ulu Ke Muara Muntai masyarakat. Hal ini merupakan kesempatan terbaik anak-anak Kutai untuk terus dapat bertahan dan meningkatkan kualitasnya. didik panti untuk tumbuh sehat dan kuat.l am Menyadari tugas berat ini, misi Muhammadiyah harus dapat tercapai di bumi Kutai, agar masyarakat merasakan kemanfaPCM KEBUNSARI BANGUN SMP atannya. Karena itu penguatan jajaran pimpinan, POLEWALI MANDAR. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kebunsari, kesolidan organisasi dan gerak langkah amal Polewali Mamasa mendirikan sekolah SMP Muhammadiyah tahun ajaran usaha terus diperbaiki langkah-langkahnya agar baru 2012-2013 yang berbasis Islam. Pendirian sekolah SMP ini mendapat membawa hasil maksimal.l am respons cukup baik dari 6 masyarakat Desa Kecamatan Wonomulyo dan sekitarnya. Ketua PCM Kebunsari, Musa Andani Rio, menyebut SMP Darul MUHAMMADIYAH Hasnah Kebunsari nantinya menjadi sekolah unggulan. Dukungan diberikan BANGUN BISNIS EKONOMI dari beberapa pihak yang memercayakan tanggung jawab pelaksanaan MAKASSAR. Pimpinan Wilayah Muhampendidikan diberikan kepada PCM Kebunsari. madiyah Sulawesi Selatan tahun 2012 memSekolah SMP Darul Hasanah mengambil lokasi di Gedung SD Negeri bangun ekonomi kerakyatan dengan mengem21 Inpres Kebunsari yang sudah puluhan tahun tidak difungsikan. Dinas Dikpora bangkan peternakan, holticultura, pertanian, dan Kabupaten Polewali Mandar, Arifuddin Toppo, meminjamkan kepada UKM di setiap PDM. Wakil Ketua PWM Sulsel, Muhammadiyah. Tahun ini, siswa tahun ajaran baru diberikan gratis biaya HM Yunus Kadir, mengungkapkan di Pusat masuk, 35 siswa baru pertama nantinya mendapatkan seragam gratis. Lokasi Dakwah Muhammadiyah Jalan Perintis Kemerbakal sekolah sudah ditinjau oleh PDM Polmas, H Abdul Hafid Malla dan dekaan 38 Makassar, Muhammadiyah yang PWM Sulbar, H Moch Asly Kaduppa serta Rahman Bande. Nantinya gedung memiliki aset kekayaan trilyunan rupiah dalam bekas SD Inpres mendapat perlakuan rehabilitasi bangunan serta dilengkapi bentuk amal usaha dan tanah wakaf sangat dengan beberapa sarana dan prasarana fasilitas sekolah yang dapat potensial memberdayakan asetnya yang selama mendukung proses pembelajaran.l musa a rio ini masih ‘tidur’. Dalam waktu jangka pendek ini Muhammadiyah gelar workshop manajemen keuangan, konsolidasi, laporan keuangan dan pembentukan manajemen bisnis dengan memfokuskan pada bidang pengembangan ekonomi kerakyatan. Sehingga nantinya dapat terwujud pola keuangan yang terprogram dengan memanfaatkan aset perspekti melalui kerja sama dengan semua pihak yang bergerak pada dunia bisnis.l hus
PANTI ASUHAN BIMA DIDIK ANAK YATIM BIMA. Keberadaan amal usaha Muhammadiyah di Bima Nusa Tenggara Barat berkembang cukup signifikan. Seiring dengan laju pertumbuhan Muhammadiyah di daerah ini, keberadaan jaringan organisasi sangat mendukung pengembangannya. Panti Asuhan Muhammadiyah yang ada di Jalan Pattimura di Pane Na’E Bima mencoba mengentaskan anak-anak yatim untuk dibimbing dan dibina melalui santunan pendidikan. Di panti diajarkan kedisiplinan, ketaatan ibadah dan tentu saja kesempatan belajar dan keterampilan sangat ditonjolkan. Keinginan pengasuh panti agar kelak anak-anak asuh dapat tumbuh melanjutkan pendidikanya yang lebih tinggi atau dapat mandiri hidup dengan karakter kuat sebagai anak panah 38
BP/BKI AISYIYAH KOTA BARU MENGABDI KOTA BARU. Organisasi Aisyiyah berkeinginan kuat seperti Muhammadiyah untuk tumbuh kuat memberikan pelayanan pengabdiannya kepada masyarakat. Hal itu dibuktikan Aisyiyah dengan mendirikan Balai Pengobatan dan Balai Kesehatan Ibu Anak Aisyiyah Kota Baru di Kalimantan Selatan.Kalimantan Selatan tidak diragukan lagi, sebagai basis pertumbuhan Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk kota-kota dan daerah di sekitarnya. Aisyiyah dengan ketekunannya melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan pelayanan kesehatan. Keberadaannya akan memberikan prospek cukup baik bagi lembaga pendidikan kesehatan yang dimiliki Muhammadiyah dan Aisyiyah dengan sekolah tinggi atau universitas. Soal maksimali pengembangan kualitasnya, tidak berbeda dengan daerah lain masih memerlukan dukungan kuat dari beberapa pihak yang peduli. Atau lewat berbagai kerja sama dengan pihak lain dalam memberikan palayanan terbaik. Dengan keberadaan SDM yang lebih siap dan dukungan fasilitas sarana dan prasarana fasilitasnya.l am
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
39
B I N A
A K I D A H
MANAJEMEN WAKTU O AN BERIMAN OR RANG BERIM DR MOHAMMAD DAMAMI, MAg
P
erjalanan waktu selalu ke depan. Tidak pernah dan tidak akan pernah terjadi perjalanan waktu menuju ke belakang. Karena itu, wajar kalau setiap orang terdorong senantiasa menghargai waktu. Benyamin Franklin, seorang tokoh pendiri Negara Amerika Serikat misalnya, mengatakan bahwa “time is money” (waktu adalah uang), yang kemudian menjadi slogan masyarakat negara kapitalis tersebut. Bagi umat Islam, Al-Qur’an secara sangat khusus mengingatkan akan makna penting dari pemerhatian faktor “waktu” ini. Menurut Al-Qur’an, cara pandang umat beriman terhadap perjalanan hidup orang-perorang ini ada 2 (dua), yaitu “hablun mina-’llaah” (hal-hal yang berhubungan dengan Allah SwT) dan “hablun mina‘nnaas” (hal-hal yang berhubungan dengan sesama manusia yang juga tercakup di dalamnya lingkungan alam dengan segala isinya) (Ali Imran [3]: 112). Kedua macam hubungan ini merupakan konsekuensi logis dari peran manusia yang dikaruniakan kepada manusia, yaitu sebagai “Khaliifah fii al-ardl” (wakil Allah SwT di planet bumi). Peran tersebut menimbulkan 2 (dua) wajah sikap yang harus seimbang. Yaitu: (1) sikap mengakui sifat kehambaan (‘abdun) di hadapan Allah SwT; dan (2) sikap taat menjalankan tugas selaku pemakmur planet bumi dengan segala macam kompleksitasnya. Bagi umat yang beriman, dua cara pandang dan sekaligus 2 sikap di atas dapat dijelaskan lewat bagaimana umat beriman dalam melakukan manajemen “waktu”, pengelolaan dan pemanfaatan perjalanan “waktu”. Pertama, tentang “hablun mina-‘llaah” dan pengakuan sifat kehambaan (‘abdun) di hadapan Allah SwT. Dari sudut pandang
40
“waktu”, maka tentang hal pertama ini disitir dengan ungkapan, “li duluuki-’sy-syamsi ilaa ghasaqi-’l-lail wa qur’aana-’l-fajr” (= sejak matahari tergelincir sampai dengan gelap malam dan hingga subuh) (Al-Isra’ [17]: 78). Penyitiran waktu-waktu tersebut untuk apa? Sitiran waktu tersebut adalah untuk agar diisi dengan melakukan shalat. Rentang waktu sejak tergelincir matahari sampai dengan “qur’aana-’l-fajr” terdapat kewajiban menjalankan 5 (lima) waktu shalat, yaitu Dluhur, ‘Ashar, Maghrib, ‘Isya’, dan Subuh. Untuk setiap shalat sudah ada aturannya yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw tidak perlu ditambah-tambah dan juga tidak perlu dikurangkurangi. Shalat 5 (lima) waktu tersebut pada hakikatnya adalah untuk “mengingat Allah SwT”, dzikir kepada Allah SwT (Thaha [20]: 14), yang dengan cara berdzikir semacam itu akan menumbuhkan rasa ketenangan dalam hati umat beriman, “alladziina aamanu wa tathmainnu quluubuhum bi dzikri-’llaah alaa bi dzikri’llaahi tathmainnu-’l-quluubu” = (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah; ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram. (Ar-Ra’d [13]: 28). Diulang-ulanginya shalat dalam 5 (lima) waktu gunanya adalah untuk memperteguh ketenangan hati umat yang beriman. Kedua, tentang “hablun mina-’nnaas” dan tugas selaku pemakmur planet bumi. Dari sudut pandang “waktu”, maka dalam Al-Qur’an disimbolkan dengan 6 (enam) waktu paling kurang, yaitu: fajar, subuh, dluha, nahar, ‘ashar, dan lail. Penegasan waktu-waktu ini, kalau dibaca lewat pengetahuan manajemen dewasa ini, menunjukkan perlu pengisian kegiatan hidup
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
atau yang lebih populer disebut “bekerja”, terutama sekali waktu siang (An-Naba’ [78]: 11). Dalam melakukan pekerjaan tampaknya diatur juga secara tersirat dalam Al-Qur’an yang dalam bahasa modern sekarang disebut dengan “manajemen bekerja”. Bagaimana penjelasannya? Waktu “fajar” (Al-Fajr [89]: 1), waktu “subuh” (At-Takwir [81]: 18-21), dan waktu “dluha” (Adl-Dluha [93]: 1-4) menyiratkan dalam ilmu manajemen apa, yang disebut unsur “perencanaan” (planning). Lalu waktu “nahar”, siang hari (Al-Lail [92]: 24 menyiratkan dalam ilmu manajemen sekarang apa yang disebut “pelaksanaan kerja” (actuating). Selanjutnya, waktu “‘ashar” (Al-Ashr [103]: 1 - 3) menyiratkan dalam ilmu manajemen apa yang dinamakan “pengawasan” (controlling). Yang terakhir, waktu “lail”, malam hari (At-Takwir, 81: 17 - 26; Al-Insyiqaq [84]: 17-21) menyiratkan dalam ilmu manajemen apa yang dinamakan “evaluasi” (evaluating) . Dengan demikian, Al-Qur’an menyebut secara urut mulai dari waktu “fajar” sampai dengan waktu “lail” tentang perlunya prinsip-prinsip manajemen bekerja bagi orang beriman. Seperti telah kita ketahui bersama, dewasa ini seluruh kerja modern tentu memakai prinsip-prinsip manajemen bekerja tersebut. Orang beriman tentu juga demikian halnya. Filsafat “waktu” mulai dari waktu “fajar” sampai dengan waktu “lail” di atas sudah seharusnya mendorong orang beriman untuk bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen bekerja. Sudah barang tentu faktor istirahat juga perlu diperhatikan. Sebab AlQur’an juga menegaskan bahva waktu malam (lail) dijadikan Allah SwT untuk keperluan istirahat (An-An’am [6]: 96). Wallahu a’lam bishshawaab.l
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
41
42
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
K KALAM A L A M
Pendidikan Kejujuran M MUCHLAS ABROR
K
EJUJURAN di negeri kita merupakan hal yang sangat langka. Ketidakjujuran merebak di mana-mana. Sering terjadi pembicaraan antarsesama, tetapi ternyata satu sama lain sulit dipegang kebenaran perkataannya. Mudah berjanji, tetapi hampir semuanya tidak terbukti. Bahkan kini banyak terdakwa korupsi, ketika diadili di Pengadilan dan ditanya oleh hakim, mereka menjawabnya berbelit-belit, tidak tahu, dan tidak mengaku bersalah. Para saksi yang diajukan pun, meskipun sebelumnya sudah disumpah, mereka sering tidak memberikan kesaksian yang sebenarnya. Lebih tragis lagi di antara penegak hukum ada yang diadili, misalnya, karena menerima suap. Dalam perdagangan pun, baik dari pihak penjual maupun pembeli, terkadang kejujuran tidak tegak lagi. Demikian pula, mereka yang duduk di lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif, tidak sedikit yang tidak mengemban amanah secara baik. Kita tentu tidak boleh membiarkan sesuatu yang tidak kita kehendaki itu berkelanjutan. Kita jangan memberi kesempatan hal tersebut berkembang. Ketidakjujuran dalam berbagai aspek yang sedang kita saksikan dan menyedihkan, kita batasi sampai generasi sekarang. Ini bukan berarti kita lepas bebas tidak ada upaya dan usaha untuk mengatasinya. Kita tetap berupaya dan berusaha secara terencana dan konstitusional untuk turut berbuat mengatasinya, paling tidak menguranginya. Kemudian yang terpenting kita harus berikhtiar bagaimana ketidakjujuran di negeri kita ini jangan sampai berlanjut ke generasi anak bangsa kita berikutnya. Mereka harus kita jaga dengan menanamkan pendidikan yang memberi daya tahan kokoh-kuat dan kita selamatkan dari serangan wabah penyakit yang menyengsarakan dan menghinakan itu. Islam meletakkan tanggungjawab pendidikan dalam keluarga di atas pundak ibu-bapak atau orangtua. Karena itu, orangtua dari setiap rumahtangga Muslim berkewajiban mendidik anak-anak keturunannya dalam banyak aspek antara lain keimanan, akhlak, ibadah, jasmani dan rohani, serta mental dan sosial. Orangtua, sebagai pendidik pertama dalam keluarga, sebagai Mukmin, berakal sehat, dan bijak wajib menunaikan tanggungjawab pendidikan sesempurna mungkin. Kewajiban ini mesti ditunaikan dengan kesadaran dan ketulusan. Jangan hanya asal-asalan, apalagi mengabaikan dan melupakannya. Sebab Allah akan minta pertanggungjawaban orangtua terhadap pendidikan anak-anaknya di kemudian hari. Anak-anak dilahirkan dengan naluri tauhid dan iman kepada Allah. Mereka akan tumbuh dengan iman yang benar, jika mereka mendapat pendidikan Islami dan lingkungan yang baik. Pendidikan ketauhidan dan keimanan kepada Allah harus ditanamkan oleh orangtua kepada mereka sedini mungkin. Allah mengetahui perilaku makhluk-Nya lahir batin, baik yang nampak maupun yang tersembunyi. Berpijak dan beralasdasar pada keyakinan itu, selanjutnya orangtua menanamkan kepada mereka pendidikan akhlak antara lain tentang kejujuran. Orangtua berkewajiban mendidik mereka untuk berkata dan berbuat jujur, benar, dapat dipercaya, amanah, dan semacamnya. Tidak mau berkata dan berbuat tidak benar, dusta atau bohong dan sejenisnya. Pendidikan kejujuran harus ditanamkan
sejak awal, kemudian dilatihkan secara berkesinambungan, agar mereka terbiasa melakukannya di mana pun dan kapan pun. Akhirnya, kebiasaan yang baik ini pada masa mereka dewasa menjadi salah satu karakternya. Keteladanan orangtua kepada anak-anak dalam menanamkan pendidikan merupakan salah satu metode paling berpengaruh dan berhasil. Keteladanan ibu-bapak kepada mereka sangat berarti dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual, etos sosial anak, dan lainnya yang positif. Mengingat ibu-bapak, sebagai orangtua dan sekaligus sebagai pendidik, adalah figur terbaik dalam pandangan mereka. Perkataan, perbuatan, serta tindak tanduk dan segala perilakunya senantiasa tertanam dalam kepribadian mereka. Karena itu, orangtua harus menjadi pendidik yang jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia, dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan Islam. Agar si anak akan tumbuh dalam kejujuran, terbentuk dengan akhlak mulia, dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan Islam. Jika keteladanan yang ditanamkan bukanlah hal yang positif, tapi sebaliknya, misal, kebohongan, maka buah yang akan dipetik pastilah lain. Jujur lawannya dusta atau bohong. Jadi, jujur dan dusta adalah dua hal yang berbeda. Jujur termasuk salah satu akhlak mulia dan karenanya kita harus memiliki sifat ini. Sedangkan dusta merupakan akhlak tercela dan karenanya harus kita jauhi atau hindari. Kejujuran menjadi tempat tumbuhnya segala keutamaan dan keutamaan itu ibarat pohon sebagai akar yang menjadikan pohon itu tegak dan kokoh. Kejujuran sebagai jalan kebenaran akan membawa ketenangan, keselamatan, keberkahan, dan mengundang kepercayaan publik. Sebaliknya, kebohongan, karena berlawanan dengan hati nurani, menjadi sumber kerusakan. Ibarat pohon yang tidak kuat akarnya, mudah tumbang. Kebohongan akan menimbulkan keraguan, kekecewaan, kerugian, dan kehinaan. Kejujuran melapangkan jalan menuju surga sedangkan kebohongan akan mengantarkan ke neraka. Nabi Muhammad saw bersabda, “Kamu harus bersifat jujur. Karena jujur membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Dan sesungguhnya orang yang membiasakan jujur (dalam segala ikhwalnya) akan dicatat Allah sebagai orang yang jujur. Jauhilah sifat dusta. Karena dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu membawa ke neraka. Dan orang yang membiasakan berdusta akan dicatat Allah sebagai orang yang paling dusta” (HR Bukhari dan Muslim). Pendidikan kejujuran harus ditanamkan di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan kejujuran di masyarakat, misal, ikut sertakan anak-anak keturunan kita dalam Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW). Kepanduan HW adalah sistem pendidikan di luar keluarga dan sekolah untuk anak, remaja, dan pemuda yang di dalamnya ditanamkan akidah Islam dan akhlak mulia. Kepanduan ini memiliki Undang-Undang Pandu HW yang berisi 10 butir antara lain HW selamanya dapat dipercaya; HW suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Pendidikan kejujuran memberi modal positif bagi masa depan anak. Sungguh!l SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
43
HUMANIORA
Tangan-tangan Cerpen: Agusno S
A
pa artinya punya uang banyak dan disegani khalayak bila tidak dapat tidur nyenyak ? Marzuki terlalu lelah untuk membohongi diri sendiri, dalam mimpinya tangan kanan Marzuki selalu menjadi sasaran nasib sial, suatu hari ia bermimpi berada di sebuah perjamuan makan, tangan kanannya tidak dapat digerakkan, terpaksalah ia makan dengan tangan kiri di lain waktu terbakar saat menyetir mobil mewahnya, pada kali lain malah terputus kejepit lift, Marzuki dicekam ketakutan. Haruskah ia menyerahkan tangan kanannya kepada seorang dokter untuk diamputasi? Agar terbebas dari mimpi-mimpi dan halusinasi? Beruntunglah Marzuki tidak pernah meneruskan niat konyol itu. Kalau saja ketenangan dapat terbeli, berapa pun harganya tentu akan dibayar Marzuki. Asalkan hidupnya kembali seperti semula. “Sebaiknya Bapak istirahat yang cukup, hindari stres dan kesibukan yang berlebihan, ”saran seorang psikiater ternama di kotanya, lantas menuliskan resep obat penenang. Marzuki pun dapat berlama-lama tidur, tetapi mimpi menyeramkan tetap saja datang bahkan bertambah merecokinya. Lalu berdasarkan masukan dari bawahannya, Marzuki mendatangi paranormal. Dengan dibekali jimat-jimat keramat, Marzuki pun berjuang melawan mimpi buruk itu. Ajaib, mimpi keparat itu sirna, Marzuki lega.Tetapi sebagai gantinya Marzuki sering menyaksikan bayangan tubuhnya yang telah kehilangan kegagahan dengan tangan kanan buntung, gentayangan justru pada saat ia sedang terjaga. Serta merta jimat-jimat itu dilempar dari lantai delapan ruang kerjanya., “Biasakanlah membaca Al- Quran ,” nasihat seorang ustadz yang ditemuinya di masjid yang berdekatan dengan kantornya, sehabis shalat Jum’at. “Saya tak punya waktu,” keluhnya pilu. “Kalau begitu sering-seringlah mendengarkan bacaan Qur’an, itulah obat yang sesungguhnya bagi kita.” Marzuki terlanjur kecewa, ia menjadi sulit percaya pada orang lain, terlebih ustadz itu pun masih muda tentulah ilmunya belum tua. Kegiatan sehari-hari Marzuki di kantor setidaknya telah banyak melupakan persoalan hidupnya itu. Namun Marzuki tidak pernah siap ketika menjelang malam, Marzuki takut pada kegelapan. Marzuki membenci bayang-bayang. “Di Jerman ada rumah sakit yang bagus bagi Papa,” ujar 44
putra sulungnya yang selama ini dianggap selalu dapat diandalkan keluarga. “Papa tidak mungkin meninggalkan tugasnya, masa depan perusahaan menjadi taruhan,” sergap putra lainnya. “Papa kan bisa cuti panjang,” timpal si sulung antusias. “Kamu ingin ganti-in tugas Papa?” cetus putra ketiga yang sudah lama curiga, bahwa kakak tertua hendak mengincar sebagian aset perusahaan demi memenuhi selera istrinya yang pemboros. “Papa butuh tangan kanan untuk kemajuan perusahaan,” sanggah Si Sulung percaya diri. “Mestinya semua anak lelaki Papa menjadi tangan kanan,” protes anak kedua, meski sadar ia tak memiliki kemampuan manajemen sebagus kakaknya dan ia merasa tidak dianggap penting oleh papanya. Marzuki dikaruniai empat orang putra, yang pertama hingga ke tiga lelaki semua, lulusan universitas luar negeri pula, Si Bungsu, perempuan memilih pondok pesantren sebagai pelabuhan untuk mencerahkan jati dirinya. “Wahai kakak-kakakku kembalilah pada pokok persoalan,” Si Putri akhirnya angkat bicara. Suasana hening sejenak, suara Si Putri begitu lembut dan berwibawa,seperti oase yang muncul dengan tiba-tiba, mengingatkan masa-masa ketentraman keluarga yang pernah mereka nikmati bertahun-tahun silam ketika Sang Mama masih berada di tengah-tengah mereka. “Kita semua mendambakan ayah dapat pulih lagi seperti sediakala, agar Papa tenang-bahagia.” “Ada baiknya Papa rehat sejenak, mengunjungi makam Mama barangkali ? Ataukah menjenguk Eyang Putri?” ujar Si Putri khidmad. Terasa benar perubahan hidup mereka sejak Sang Mama pulang ke rahmatullah, Andai saja Sang Mama masih berada di antara mereka, sudah pasti kehidupan mereka tidak akan setandus bukit-bukit kapur, lebih dari itu Eyang Putri tidak menjadi tawanan panti wredatama seperti belakangan ini sekalipun menempati ruang VIP. Karena beliau telaten merawat Eyang yang sudah jompo. Hanya Si Putri cucunya yang paling buncit dan tidak diperhitungkan keberadaannya sebagai keluarga Marzuki, pengusaha sukses dan terpandang di kota itu, yang paling rajin dan setia membezuk neneknya yang bernasib malang itu.
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
HUMANIORA “Benar-benar tidak relevan!” tukas Si Sulung berang. “Diam!” Sergah Marzuki naik pitam, dia semakin merasa asing di tengah-tengah kehadiran anaknya. Yang sangat mengecewakannya, anak-anak laki-lakinya yang digadanggadang akan melebarkan sayap-sayap perusahaannya kini bagaikan pesaing bisnisnya yang hendak menjegalnya dari belakang. Situasi di ruang keluarga yang indah dan megah itu semakin tegang- muram-kelam, seolah dinaungi awan hitam berlapis-lapis. Sejak itu Marzuki benar-benar tak berdaya, mengurung diri di rumah. Tugas kantor didelegasikan, telepon rumah dan HP dimatikan. Dalam keheningan dan kehampaan, Marzuki mencoba memberi ruang bagi suara hati nuraninya yang sudah lama tertimbun longsoran remah dunia. Mengapa ia justru menjadi gamang dipuncak kejayaannya? Prestasi seperti ini sangat diimpi-impikan setiap pelaku bisnis di mana pun berada. Sayup-sayup terdengar lantunan Al-Qur’an dari kamar putrinya, tiba- tiba jiwanya terkesiap melayang-layang pada memori yang jauh, membangkitkan kenangan masa kecilnya, terutama di surau kampung halamannya menjelang Magrib tiba, tenang-damai-santai, hidup tidak diburu-buru dan terburu-buru. Di dalam keterbatasannya orang-orang dahulu, ternyata lebih berpeluang menikmati kehidupannya, nerimo ing pandum, luwih becik mikul dawet sinambi nembang kanthi rengeng-rengeng tinimbang tumpakane mobil mercy nanging tangis atine tansah brebes mili. Ah, betapa rindunya Marzuki pada sebuah kebebasan. Ia merasa ditawan gaya hidup modern yang selalu menghasut agar berlomba mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya lalu bingung kemana membelanjakannya. Pesona dunia selalu menyembunyikan tipu daya, melenakan padahal sepanjang sejarah manusia, harta dunia takkan pernah mengekalkan hidup manusia. Marzuki tercekat, berapa tahun anak putrinya terabaikan? Berapa rupiah Marzuki mengeluarkan uang untuk biaya studi putrinya? Sebagai pribadi yang konsisten ucapan dengan tindakan, Marzuki tidak hanya mengancam tetapi membuktikan kata-katanya, bahkan ia tidak sudi membiayai studi putrinya bila masih nekad mengurung diri di pesantren. Marzuki tersadar telah menjadi orangtua yang tidak adil terhadap anak-anaknya tahun-tahun belakangan. Si-Putri, si-anak hilang kini telah kembali di ruang kesadarannya, dan siapakah dari keempat anaknya yang benar-benar mandiri? Kemandirian yang didewa-dewakan dalam konsep pendidikan Barat ternyata sebatas tidak mau disusahkan orang lain, tanpa imbalan yang memadahi. Tanpa campur tangan Marzuki, Sang Putri justru berhasil membuka bimbingan belajar juga sebagai pemilik sejumlah warnet ternama di kota itu, di sela-sela ketekunannya
menimba ulumuddien di sebuah pesantren, masih pula aktif bersama teman-temannya membuka sekolah gratis bagi anak jalanan, uniknya yang bersedia menjadi penyandang dana justru orang-orang kecil yang berjiwa besar. Pedagang bakso, counter HP, dan toko- toko kelontong yang bagi Marzuki adalah pelaku ekonomi kelas ecek-ecek. Marzuki bagai tersengat listrik. Mengapa tidak terpikirkan untuk mengulurkan empatinya pada sebuah dunia yang tidak dijalaninya, bahkan siapa pun tidak ingin merasakan hidup dalam kefakiran lalu dalam hal ini tangan kanannya lunglai tak sanggup menguasai hatinya sendiri? Tangan di atas ternyata lebih nikmat dari tangan di bawah, lalu tanpa diminta Sang Putri, ia menawarkan diri sebagai salah satu donatur tetap yang akan menjadi penjaga gawang bagi kelangsungan sekolah yang dirintis putrinya. Kesibukannya selama ini hanyalah keterjajahan dan kesia-siaan, bila bumi dan langit ini milik Tuhan, mengapa manusia ingin menguasainya sendiri, semua akan kembali pada pemilik hakiki. Inikah saatnya untuk belajar meletakkan hartanya di tangan, perlahan dan pasti mengeluarkannya dari hati. Tangan kanannya bersodaqoh dan berinfak tanpa diketahui oleh tangan kirinya. Manusia adalah mahluk yang senantiasa sibuk, namun kesibukan Marzuki belakangan terasa lebih bermakna bagi hidupnya, taman jiwanya tak lagi gersang dan nelangsa, sehingga tanpa sadar mimpi-mimpi menyeramkan yang pernah menerornya perlahan pergi, seperti kabut diterjang matahari pagi. Aneh! Marzuki justru mensyukuri mimpi-mimpi buruknya dulu, bagai pengembara gelisah di malam gelap yang mendengar bisikan fajar, Marzuki telah menemukan alamat bahagia, bagi si kaya memberi sebelum si fakir memintaminta haknya, si fakir berjuang agar tak menjadi peminta. Bagi Marzuki memberi adalah keuntungan yang pasti. Marzuki telah mendapatkan tangan kanannya yang sejati, adalah putrinya yang selalu membantu keshalihan papanya, mendoakan orangtuanya ketika masih hidup dan Sang Mama yang sesudah meninggal. Bukanlah sebuah emosi sesaat bila seperti tiba-tiba Marzuki hendak merawat Eyang Putri dengan tangan kanannya sendiri. Marzuki ingin merayakan kelahirannya kembali.l
Agusno S adalah seorang sastrawan dari Kudus Jawa Tengah.
Rubrik Humaniora ini dipersembahkan oleh
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
45
K E L U A R G A
S A K I N A H
AKIBAT DISURUH
“BALAS DENDAM” Assalamu’alaikum wr. wb. Ibu Emmy yang baik, saya Wati (27 tahun), ibu dari seorang putra (2 tahun 4 bulan), namanya Eba (Febra). Sejak umur 20 bulan, ia sudah sekolah di play group. Alhamdulillah, meski badannya mungil, tapi ia sehat. Berat dan tinggi badannya ideal. Sekarang ia sudah tambah pandai bicara dan bercerita apa saja yang dialaminya baik di sekolah maupun ketika main di rumah. Di sekolah ia jarang berebut atau memukul, ia cenderung mengalah dengan temannya. Kini ada murid baru yang setiap menginginkan mainan atau dekat ustadzah/guru suka merebut dan memukul. Hal ini ia ceritakan pada ayahnya bahwa ia suka dipukul oleh teman barunya. “Terus Eba gimana?” tanya ayahnya, “Eba nangis,” Jawab Eba. Karena akhir-akhir ini yang diceritakan tentang itu-itu saja, padahal dulu ceritanya beragam, membuat ayahnya geram. Kemudian ayahnya menasihati, ”Besok lagi kalau Eba dipukul, balas saja, jangan nangis.” Sejak itu, Eba memang jarang cerita nangis di sekolah, tapi saya justru sering dapat laporan dari gurunya, kalau Eba sekarang sering mukul dan mencubit muka temannya. Saya jadi tidak enak, bagaimana cara menghadapi agar Eba tidak sedikit-sedikit berebut dan memukul? Apakah nasihat yang diberikan pada Eba salah? Mohon jawabannya. Jazakumullah khairan katsira. Wassalamu’alaikum wr. wb. Ibu Wati, di Pekalongan Wa’alaikumsalam wr. wb. Ibu Wati yth., tentu senang ya,melihat pertumbuhan putra ibu yang sehat dan lucu, apalagi perkembangannya juga bagus. Ia bisa mengekspresikan apa yang ia lihat dan rasakan secara verbal dengan baik, sehingga orang-orang di sekitarnya paham apa yang diomongkan. Anak seusia putra ibu, sedang tumbuh egonya, ia jadi sangat egois bila menginginkan apa saja “harus boleh”, “harus dapat”. Maka kalau Eba dan teman-temannya suka berebut mainan atau makanan meski itu bukan miliknya, sangat bisa dipahami.
Yang penting, orang dewasa di sekitarnya menyikapi dengan bijak dan mau membimbingnya serta membenarkan perilaku yang salah yang dilakukan anak. Karena apa saja yang akan kita nasihatkan pada anak kita akan menjadi sangat berkesan dan tidak mudah ia lupakan. Seperti yang dinasihatkan ayah Eba untuk membalas memukul bila dipukul temannya. Nasihat itu sangat berkesan dan langsung dipraktikkan kepada temannya. Nasihat itu kurang tepat, karena bisa membuat anak belajar bahwa setiap keburukan yang menimpa dirinya harus dibalas dengan keburukan pula, tak peduli siapa yang dihadapi. Sebetulnya ada cara lain yang lebih bijak yang bisa dilakukan oleh orangtua yang mendapat “laporan” tertentu dari anaknya. Pertama yang harus kita ketahui bahwa mengapa anak kita “curhat” kepada orangtua atas apa yang dialaminya. Sebetulnya anak itu ingin diperhatikan dan diberi empati. Maka ketika ia bercerita dengarkan dengan baik dan beri respon positif. misalnya dengan bertanya “sakit ya dipukul teman? Terus besok kalau Eba dipukul lagi mau gimana?” hormati pilihannya atas apa yang ingin ia lakukan pada temannya. Arahkan bila keliru. Kedua, kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, bisa jadi anak kitalah yang memulai menggoda atau memukul temannya dan temannya membalas lebih sakit pada anak kita, sehingga ia nangis. Maka kita sebagai orangtua tidak usah terlalu emosi dalam menanggapi “laporan” anak kita apalagi terpancing marah dan ikut membalaskan. Ketiga, tanamkan pada anak bahwa Allah sangat menyayangi anak yang mau memaafkan teman yang “nakal” pada kita. Kalau anak kita memilih untuk membalasnya, jelaskan kalau mau membalas jangan melebihi dari apa yang sudah dilakukan temannya pada anak kita. Dengan begitu insya Allah anak kita belajar menjadi orang yang bisa menyikapi masalahnya dengan bijak. Tidak asal membalas. Semoga ibu dan bapak diberi kesabaran dalam menemani Eba dan mengantarkannya menjadi anak yang shalih dan cerdas dalam menghadapi permasalahannya. Amiin.l
Kami membuka rubrik tanya jawab masalah keluarga. Pembaca bisa mengutarakan persoalan dengan mengajukan pertanyaan. Pengasuh rubrik ini, Emmy Wahyuni, S.Psi. seorang pakar psikologi, dengan senang hati akan menjawabnya.
46
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
KRONIK DUNIA ISLAM
RE VO LUSI MESIR REVO VOLUSI BERLANJUT?
R
evolusi Mesir, yang berakibat pemecatan mantan Presiden Hosni Mubarak, mungkin harus dilanjutkan, bahkan setelah pemilihan presiden mendatang di negara ini. Pandangan ini diungkapkan tokoh yang dimungkinkan menjadi Presiden Mesir, Mohamed Morsi, sebagaimana ditulis islamonline.com. Dia adalah calon presiden dari kelompok dominan Islam Mesir, persaudaraan Muslim, dan dianggap sebagai pesaing utama dalam pemilihan presiden pasca-revolusi pemilu pertama di negara itu. Dia menyatakan, ia ingin revolusi di Mesir untuk terus dilakukan, bahkan setelah pemilihan presiden. Hal ini merupakan indikasi yang jelas, ia serius tentang perubahan di Mesir dan partainya, serta akan terus mendukung revolusi Islam. Morsi percaya, mahasiswa Mesir akan memainkan peran penting dalam pertumbuhan negara itu, karena dia selalu mendorong pertanyaan dan aktivisme di antara mereka. Dia selalu menegaskan dalam pidato-pidatonya, Mesir akan berubah secara politik, ekonomi, dan sosial melalui prinsip-prinsip Islam. Itu adalah pertanda baik bagi umat beriman dari partai yang tidak pernah kehilangan kepercayaan pendukungnya, kendati pernah dilarang selama terjadinya kemelut pada pemerintah lama. Seorang pendukung, Hannan Zakaria, mengatakan, Mohamed Morsi pantas menjadi presiden. Perempuan ini menggambarkan, sebelumnya dia merasa tinggal di pengasingan, tetapi sekarang, di bawah dia (Morsi, red), dia merasa tinggal di Mesir. Visi dari Mesir baru adalah sangat religius dan, seringkali, sangat mencurigai semua hal-hal asing, Morsi mengakui titik dalam suasana hati yang menyenangkan di rumahnya di Edwa. Dia menyatakan, “Ini adalah asal dari orang Mesir di Delta Nil. Jadi lebih baik untuk berbicara bahasa Arab. Jika mereka mendengar saya mereka mungkin marah. Anda memahami situasi, tentu saja.” Hal itu relevan untuk disebutkan, Morsi bukan pilihan pertama Ikhwanul Muslimin untuk Presiden Mesir. Morsi muncul secara kebetulan dan berada di posisi terdepan ketika calon pemimpin partai didiskualifikasi. Insinyur berpendidikan Amerika ini berbicara kepada para pendengarnya, dengan kesadaran berpengalaman, apakah ia berhadapan dengan
orang banyak atau ruangan penuh politisi. “Kami tidak dilahirkan dengan sendok emas di mulut kami,” ia mengingatkan kepada para pendengarnya. Ia pun mengenang masa kecilnya, ia ingat, ayahnya bekerja keras dan berkeringat. Dengan didudukkan di bagian belakang keledai, Morsi diantar ke sekolah. Sementara itu, munculnya pengaruh Islam di Mesir seolah merupakan bunyi lonceng sebagai mengkhawatirkan bagi beberapa orang Mesir, terutama untuk orang-orang Kristen Koptik yang minoritas. Namun, Nagla Ali, istri Morsi, dengan tegas mengatakan, ia percaya, Muslim dan Kristen dapat hidup secara harmonis satu sama lain. Ucapnya, “Tidak ada masalah antara Muslim dan Kristen, terutama para Muslim sejati, yaitu mereka yang tercerahkan prinsipprinsip Islam yang benar.” Tugas Morsi sekarang harus menghapus kekhawatiran yang terjadi di antara orang-orang Mesir, termasuk berbagai agama dan sekte-sekte, serta menempatkan negara pada jalan menuju kemajuan. Hal ini bisa terjadi jika dia terpilih menjadi presiden dalam pemilu mendatang. Dalam pemilu presiden Mesir, Morsi akan bersaing dengan 13 kandidat lainnya. Sebagaimana ditulis republika.co.id, pendukung Amr Moussa, Mantan Kepala Liga Arab bahkan sudah melakukan kampanye pertamanya hanya berselang beberapa jam dari pengumuman kandidat presiden. Ia menjadi salah satu kandidat yang paling menonjol dibanding kandidat yang lain. Sementara, kandidat lain, mantan kepala intelijen, Omar Suleiman, juga akan segera memulai kampanyenya. Tokoh tersebut terkenal dengan semangat liberalismenya yang menentang segala bentuk pengaruh agama dalam dunia politik. Kandidat lainnya yang juga dipandang kuat adalah Abdul Munim Abulfatuh. Mantan anggota Ikhwanul Muslimin ini siap maju dengan mengusung gagasan negara Islam yang moderat, toleran, dan inklusif dari semua kalangan tanpa memandang agama mereka. Sedangkan Mohamed Morsi dicalonkan gerakan Ikhwanul Muslimin. Ia juga sempat dikabarkan di beberapa media Mesir sebagai calon terkuat yang akan menduduki kursi presiden. Pemilihan Presiden Mesir digelar 23 dan 24 Mei 2012, sedangkan putaran berikutnya dijadwalkan Juni mendatang.l au SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
47
HADLARAH
DARI AL-QISMUL ARQA HINGGA KWEEKSCHOOL MUHAMMADIYAH (2) MU’ARIF
I
khtiar mendirikan Kweekschool Muhammadiyah bukanlah pekerjaan yang mudah. Berdasarkan informasi Mh. Mawardi (SM no. 10. Th. 58/1978), sejak masih menggunakan nama Al-Qismul Arqa (kepemimpinan K.H. Ahmad Dahlan) atau ketika berubah menjadi Pondok Muhammadiyah (kepemimpinan Siradj Dahlan) hingga menjadi Kweekschool Muhammadiyah, sekolah calon guru Muhammadiyah ini tidak pernah menggantungkan nasib kepada pemerintah kolonial Belanda. Artinya, Kweekschool Muhammadiyah tidak pernah menerima subsidi dari pemerintah. Tanpa Subsidi Tanpa subsidi dari pemerintah kolonial Belanda, Muhammadiyah mampu menyelenggarakan sekolah Islam modern pertama di Yogyakarta. Sumber pendanaan Kweekschool Muhammadiyah berasal dari kas Hoofdbestuur Muhammadiyah, infak anggota, dan sumbangan operasional, dan iuran bulanan (SPP). Berdasarkan catatan Haji Fachrodin (SM no. 7/th ke-3/1922), pada tahun 1922, Hoofdbestuur Muhammadiyah telah mengeluarkan anggaran untuk operasional Kweekschool Muhammadiyah sebesar f. 1.500 (seribu lima ratus florin). Sejak pertama kali berdiri, status penyelenggaraan Kweekschool Muhammadiyah memang berada di bawah tanggung jawab Hoofdbestuur Muhammadiyah. Selain dari sumber kas Hoofdbestuur Muhammadiyah, sumber pendanaan Kweekschool Muhammadiyah berasal dari infak para dermawan yang sebagian besar adalah warga Muhammadiyah. Suara Muhammadiyah nomor 6 tahun 1924 merilis leden (anggota-anggota) Muhammadiyah yang sebagian besar terdiri dari para pengusaha (pedagang, pengusaha batik, percetakan, toko sembako, dan lain-lain). Mereka adalah para donatur yang menyuplai dana untuk kegiatan-kegiatan Muhammadiyah, termasuk penyelenggaraan Kweekschool Muhammadiyah. Cukup menarik dalam hal ini bahwa Kweekschool Muhammadiyah juga sudah menarik sumbangan operasional pendidikan. Jika penyelenggaraan sekolah-sekolah Islam pada waktu masih mengandalkan dana infak dan zakat, Kweekschool Muhammadiyah sudah menetapkan biaya operasional yang dibayarkan sewaktu pendaftaran. Pada tahun ajaran 1930, Kweekschool Muhammadiyah menetapkan biaya examen (penerimaan siswa baru) sebesar: f. 2,50 (dua setengah florin) (SM no. 17 Th. XI/31 Januari 1930). 48
Untuk iuran bulanan (SPP), berdasarkan “Ketetapan Pengoeroes Besar Moehammadijah Hindia-Timoer No. 64 Djokjakarta, 12 Maart 1924” pasal 14 disebutkan: “K.S.M. pada satoe-satoe tempat ada hak menentoekan besar ketjilnja bajaran sekolah dengan alasan: semoerah-moerahnja, tetapi seboleh-boleh mentjoekoepi keperloean sekolah itoe.” Pada pasal 16 disebutkan: “Oeang sekolah itoe dalam setahoen dipoengoet 12 kali...” Kemudian, pada pasal 15 disebutkan: “Anak-anak moerid jang oeang sekolahnja dalam 3 boelan tiada dibajar akan dikeloearkan K.S.M. Tiada boleh mendjadi moerid pada sekolah Moehammadijah sebeloem hoetangnja dibajar” (SM no. 4 Th. 1924). Dengan demikian, besarnya iuran SPP yang ditarik tiap bulan dari para siswa atau wali murid menjadi otoritas masingmasing sekolah, dengan syarat harus mencukupi operasional pendidikan. Ketentuan ini pun berlaku bagi Kweekschool Muhammadiyah yang menarik iuran SPP, tetapi tidak ditentukan secara pasti jumlahnya. Muhammadiyah telah menerapkan manajemen modern yang tegas dalam penyelenggaraan sekolah Islam. Ketika ada murid yang menunggak SPP sampai tiga bulan berturut-turut akan segera dikeluarkan dari sekolah. Kebijakan ini bukannya tidak humanis, tetapi supaya proses penyelenggaraan sekolah dapat berjalan lancar. Sebab, besarnya SPP, berdasarkan “Ketetapan Pengoeroes Besar Moehammadijah Hindia-Timoer No. 64 tahun 1924” telah disebutkan “semoerah-moerahnja.” Artinya, biaya SPP ditetapkan sesuai kemampuan ekonomi dari para wali murid. Manajemen Modern Kweekschool Muhammadiyah menggunakan manajemen modern untuk ukuran zamannya. Dalam Rapat Tahunan 1923, Hoofdbestuur Muhammadiyah berhasil membentuk Department van Onderwijs yang sebelumnya bernama Hoofdbestuur Muhammadiyah Bahagian Sekolahan. Unsur pembantu pimpinan ini pertama kali dibentuk tahun 1920 dengan ketua pertamanya, Haji Hisyam. Amanat Rapat Tahunan 1923 berhasil membentuk Department van Onderwijs yang dipimpin oleh Ng. Djojosoegito (SM no. 8/Th. ke-4/1923). Tugas departemen ini merancang sistem pengajaran, menyusun perencanaan kurikulum, dan penyiapan buku-buku ajar. Djojosoegito tidak sendirian dalam mengemban amanat ini. Ia berkolaborasi dengan para intelektual pribumi, khususnya para aktivis Boedi Oetomo cabang Yogyakarta. Di antara intelektual
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
HADLARAH pribumi yang membantu Djojosoegito adalah: R. integralistik). Komposisi materi dalam kurikulum Kweekschool Soesrosoegondo, Raden Danoewijoto, dan Pringgowinoto. Muhammadiyah meliputi: Bahasa Bumi, Berhitung, Menulis, Dengan demikian, kolaborasi antara kaum intelektual pribumi Menggambar, Gerak Badan, Agama Islam, Ilmu Bumi, Bahasa dengan para aktivis Muhammadiyah berhasil memajukan Melayu, Ilmu Tabi’i, dan Hikayat (SM no. 4/Th. ke-5/1924). sekolah ini. Sebagai institusi pendidikan partikelir yang tidak menerima Boleh dikata, Djojosoegito salah satu aktor intelektual di balik subsidi dari pemerintah, tantangan Kweekschool reformasi sistem pengajaran di Muhammadiyah, di samping Muhammadiyah sudah pasti sangat berat. Apalagi, kebijakan Haji Hisyam, Siradj Dahlan, dan KRH Hadjid. Dia berhasil pemerintah kolonial Belanda, khususnya kebijakan Ordonansi merancang sistem pendidikan Muhammadiyah secara Guru (staatblad 1905 no. 550 dan bijblad no. 6363) dan Ordonasi sistematis. Sebelumnya, tiap-tiap sekolah Muhammadiyah Sekolah Liar, sangat ketat membatasi ruang gerak sekolahmenyelenggarakan pendidikan secara terpisah-pisah dengan sekolah partikelir, termasuk Kweekschool Muhammadiyah. muatan kurikulum yang berbeda-beda dan jenjangnya pun Meskipun demikian, Kweekschool Muhammadiyah tetap terputus. Setelah terbentuk Department van Onderwijs, tiap- berjalan dan meraih prestasi membanggakan pada masa tiap lulusan sekolah Muhammadiyah menyelenggarakan kepemimpinan Siradj Dahlan (1923-1928 dan 1930-1942) dan pendidikan atas instruksi dan pengawasan dari departemen ini KRH Hadjid (1928-1930). Setelah Djojosoegito berhasil dengan penyeragaman muatan mereformasi sistem pendidikan kurikulum. Tiap-tiap lulusan seMuhammadiyah lewat Departkolah rendah dapat melanjutkan ment van Onderwijs, pada tahun ke jenjang yang lebih tinggi. Status 1924 keluar “Ketentoean oentoek Kweekschool Muhammadiyah Moehammadijah bahagian sebagai sekolah lanjutan sudah Sekolahan tentang Sekolahdapat menerima siswa baru dari sekolah Moehammadijah.” Pada sekolah-sekolah rendah. pasal 7 disebutkan bahwa Pada tanggal 15 Juli 1923, sekolah-sekolah MuhammaDepartment van Onderwijs diyah dapat menerima murid non Muhammadiyah menggelar Muslim, termasuk di Kweekvergadering (rapat) dengan school Moehammadijah (SM no. mengundang dua orang guru 4/ Th. ke-5/1924). Pada persekolah gouvernement (pemetengahan tahun 1928, Siradj rintah/negeri) dan dua guru Dahlan tidak dapat melanjutkan Hoofdschool Opziener (Sekolah tugas sebagai direktur KweekKepala Mandor) di kantor school Muhammadiyah, sehingKweekschool Muhammadiyah di ga KRH Hadjid yang melanjutkan Ketanggungan (SM no. 8/Th. ketugas tersebut hingga tahun 1930. 4/1923). Tujuan digelar vergadePada masa kepemimpinan COMMITTE PENDIRIAN ROEMAH KWEEKSCHOOL ring untuk mendapatkan maHadjid, pada tahun 1927, berdirilah MOEHAMMADIJAH (CPRKwM): Duduk di tengah Haji sukan dari keempat guru Kweekschool Muhammadiyah Mochtar, ketua CPRKwM (Dok SM/Yunus Anis) pemerintah dalam mengatur Isteri (sekarang Madrasah sekolah secara modern. Di samping mendapat masukan Mu’allimat Muhammadiyah). Dalam dokumen Berita Tahoenan penting, hasil pertemuan tersebut memutuskan Kweekschool Moehammadijah Hindia Timoer (1927: 61) dijelaskan bahwa Muhammadiyah akan mendapat bantuan tenaga guru negeri Kweekschool Muhammadiyah Isteri baru saja didirikan di yang rela meluangkan waktu untuk mengajar di sekolah Islam Notoprajan dan gedungnya masih dalam proses pembangunan. modern ini. Mereka adalah R. Soesrosoegondo (Guru Bahasa Tahun 1930, Siradj Dahlan kembali memimpin Kweekschool Melayu), Raden Danoewijoto (Guru Menggambar), dan Muhammadiyah sampai tahun 1942 setelah KH Mas Mansur Pringgowinoto (Guru Bahasa Inggris). Sedangkan Djojosoegito secara resmi diangkat sebagai Direktur Kehormatan. yang sebenarnya berstatus sebagai guru negeri juga mengajar Itulah cerita sukses Muhammadiyah merintis sekolah Islam di Kweekschool Muhammadiyah. Dia adalah guru Sejarah. modern pertama di Yogyakarta. Kini, Kweekschool MuhamDengan menggandeng para intelektual pribumi, para aktivis madiyah sudah berubah menjadi Madrasah Mu’allimin MuMuhammadiyah mampu menghadirkan sistem dan model hammadiyah Yogyakarta. Gapura tua berumur 89 tahun di belapendidikan Islam modern pertama di Yogyakarta. Rancangan kang gendung Madrasah Mu’allimin adalah salah satu dari sisakurikulum Kweekschool Muhammadiyah berhasil memadukan sisa kejayaan sekolah Islam modern pertama di Yogyakarta antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum (kurikulum ini.l Habis SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
49
WAWASAN
SEKOLAH MUHAMMADIYAH DI ERA DIGITAL IMAM ROBANDI, PROF DR. ENG.
K
H Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di tahun 1912, sebuah era marjinal. Era yang meminggirkan semua kepentingan kecuali kepentingan penguasa Hindia Belanda. Sungguh tidak dapat dibayangkan saat itu, menjalankan misi sebuah perubahan dan pergerakan (taghyir wal harakah) di bawah kekuasaan penjajahan yang serba membatasi. Membuat meja bangku sekolah menggunakan tong bekas, berdakwah ke kampung dengan berjalan kaki, ke kecamatan lain menggunakan dokar kuda, dan menuju pulau sebelah harus menggunakan kapal laut. Menurut kaca mata orang yang hidup sekarang, era Kiai Dahlan ini adalah sebuah jaman yang serba sulit untuk melakukan sebuah gerakan dakwah, apalagi harus sukses. Semua berjalan dengan sangat lambat. Tidak dapat dibayangkan, perjalanan Kiai Dahlan dari Yogyakarta di 1921 menuju Banyuwangi, berapa ratus kilometer, berapa lama, dan berapa enerji yang digunakan? Ternyata, semua terbukti bisa berjalan dengan lancar dan berhasil. Sekarang adalah bukan lagi era marjinal. Tahun 2012 ini Muhammadiyah genap berumur 100 tahun di era digital. Sebuah era dengan semua proses yang terjadi di Persyarikatan dan Amal Usaha Muhammadiyah harus berjalan dengan kecepatan tinggi. Yaitu efisiensi tinggi (high efficience) dan tumbuh cepat (fast growing). Istilah digital berlawanan dengan istilah analog dalam rekayasa teknik elektro, sehingga muncul istilah digitalization (digitalisasi), atau pendigitalan (Ogata, 2005). Bentuk digital tidak memakan tempat, mudah dikerjakan, dan dapat membantu proses menjadi lebih cepat. Sedangkan yang analog, selalu ketinggalan, memakan tempat, dan tidak akurat. Penggunaan internet yang semakin meluas telah meningkatkan penggunaan istilah “digitalisasi” untuk segala bidang, yaitu menggambarkan perbaikan dalam hal efisiensi proses di sebuah organisasi. Ini dapat melibatkan beberapa jenis proses pada sebuah organisasi untuk menyederhanakan proses kegiatan, dengan tujuan agar pelaksanaannya lebih ramping dan berarti serta cepat. Kepemimpinan di Era Digital Di era digital Sekolah Muhammadiyah akan diuji ketahanan, kestabilan (stability), kepekaan (observability), dan keterkontrolannya (controlability) untuk menghadapi perubahan yang cepat, serba mendadak, dan sulit diprediksi. Jika rem, steer, dan gasnya tidak siap setiap saat, maka Sekolah 50
Suasana pembelajaran di sebuah sekolah kreatif Muhammadiyah
Muhammadiyah akan menjadi seperti bus angkot yang hanya pintar “ngetem” (berhenti) lama di terminal, dan di saat berjalan kondekturnya teriak-teriak mencari penumpang di setiap melewati pertigaan dan perempatan. Mencari siswa tidak dipersiapkan jangka panjang, hanya jika bulan Maret tiba saja semua pada sibuk. Billboard (papan berbayar) yang telah dipasang oleh SDM 1 Magelang, SDM Sapen Yogyakarta, SDM Sudagaran Wonosobo, dan SMPM 3 Yogyakarta telah mengangkat status sekolah ini masuk ke era digital. Sekolah-sekolah ini telah menyapa masyarakat menggunakan teknologi. Sekolah yang tidak peka terhadap perubahan akan menjadi penonton abadi kesuksesan sekolah yang lain, dan biasanya sekolah seperti ini selalu mempermasalahkan keberadaan pesaing (competitor) sebagai alasan. Di mana-mana selalu bercerita kegagalan sekolahnya karena kedatangan pesaing baru. Pimpinan Cabang Muhammadiyah yang tidak mengizinkan sekolahnya untuk mengirim siswanya ke arena kejuaraan robot
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
WAWASAN dunia karena panitianya tidak mengirim surat undangan ke sekolahnya adalah sedang bermimpi di alam analog. Pengumuman yang ada di website tidak dapat dijadikan sebagai bukti undangan, dengan argumen bahwa undangan harus ada stempel posnya. Majelis Dikdasmen PDM berkunjung ke sekolah juga harus mengirim surat dulu ke Cabang, kalau tidak ingin dianggap tidak legal. SMS bukan surat, telepon dianggap obrolan biasa, dan e-mail adalah juga bukan undangan. Kita hidup di zaman digital, tetapi menggunakan metode mesin ketik klasik yang sebentarsebentar mengambil tip-ex. Sekolah, untuk mengundang tukang pembersih AC, mengganti kaca pecah, kran bocor, dan membersihkan selokan harus melewati sidang pleno Cabang bermingguminggu yang belum tentu selesai. Customer, stake holder, dan orangtua murid ikut merasa frustrasi dan bosan menghadapi sistem yang serba sangat lambat dan bertele-tele. Rapat pimpinan sampai pukul 02.00 pagi hanya membahas rapat sebelumnya yang belum selesai. Rapat membahas rapat, sehingga hanya membuang waktu, tidak fokus, dan sangat tidak produktif. Sekolah terkena imbasnya, murid semakin menurun, orang yang datang semakin sedikit, guru semakin ogah-ogahan, sekolah semakin tidak terawat dan tidak menarik, dan berakhir dengan mengenaskan. Sekolah yang dulu pernah berjaya dengan jumlah murid ribuan, sekarang tidak lebih dari 200 siswa, lagi-lagi yang disalahkan adalah keberadaan competitor. Kepala sekolah ditarget dengan jumlah siswa harus memenuhi quota, tetapi strategi dan jurusnya tidak diajarkan. Kepala sekolah hanya dilantik, tetapi tidak ditraining secara berkala. Tuntutan orangtua wali murid sebagai stakeholder sekaligus customer yang disalurkan melalui kepala sekolah sering kandas di tengah jalan. Kepala sekolah hanya sebagai perantara, yang harus sering berteriak menyampaikan masukan dari walimurid, namun terkadang harus menangis dan tidak berdaya menghadapi penjara struktural. Ingin mengadu kepada siapa, kalau sekolah tetangga juga mengalami hal yang sama. Sering tuntutan dipenuhi, tetapi di waktu yang sangat molor dan tidak tepat dengan timingnya, sehingga menjadi kontraproduktif. Kolektif-kolegial sering disalahartikan menjadi “bersama-sama tidak berkerja” atau “tidak berjalan tetapi bersama-sama.”
Padahal di era digital, the speed at which decisions must be made. Solusi Komunitas Sarasehan Kebangkitan Pendidikan Muhammadiyah di Pondok Pesantren Muhammadiyah Patean, 10-11 Maret 2012 membawa angin segar baru. Ini adalah sebuah bukti bahwa sekolah-sekolah Muhammadiyah dan juga pimpinan Persyarikatannya mempunyai kepentingan dan tekad bersama untuk mempercepat pertumbuhan melalui jaring komunikasi horisontal. Walaupun untuk menuju Kecamatan Patean harus ditempuh satu jam dari Ibu Kota Kabupaten Kendal Jawa Tengah, namun peserta sarasehan membludak, datang dari berbagai penjuru. Hujan lebat, jalan sempit, panitia spontanitas dari santrisantri pondok dan PDM Kendal, dan lain-lain yang semua serba terbatas tidak menurunkan semangat mereka untuk berbagi kesuksesan dan “curhat” selama dua hari. Peserta datang penuh ghirah karena saling membutuhkan, dan ingin saling memotivasi diri. Situasi sarasehan sangat horisontal. Ketua PDM, Ketua Majelis Dikdasmen, Kepala Sekolah, Guru, dan para aktivis pendidikan duduk bersama-sama. Undangan yang disebar lewat sms, sungguh potret sebuah era digital, valid, dan dapat dipercaya. Koran Radar Pekalongan (10/3/2012) menyebutnya sebagai “Sarasehan yang Nekad fii Sabilillah”. Di sarasehan Patean wadah komunitas guru terwadahi, yaitu Ikatan Guru Muhammadiyah (IGM), begitu juga asosiasi para pengurus Majelis Dikdasmen terwadahi. Ikatan horisontal ini sangat cocok untuk era digital yang memerlukan waktu serba cepat, dan melebar ke samping. Struktural yang sangat vertikal sering terlambat dan tertinggal dalam mengimbangi perubahan, sehingga membuat semua menjadi tersumbat. Dalam era horisontal, sebagai contoh Majelis Dikdasmen PDM Kebumen dapat belajar masalah pondok ke Majelis Dikdasmen PDM Kendal; Majelis Dikdasmen PDM Kota Tegal dapat belajar masalah sekolah kompleks ke Majelis Dikdasmen PDM Kota Surabaya; dan sebagainya. SDM 8 dan 10 Banjarmasin belajar robot di SDM 4 Pucang, dan sebaliknya sekolah Pucang juga dapat belajar keunikan yang ada di sekolahsekolah Muhammadiyah di Banjarmasin. Antara pimpinan Muhammadiyah di segala level dapat saling berkomunikasi; antara Kepala Sekolah Muhammadiyah saling bertukar pengalaman; antara guru juga saling berembug memecahkan masalah adalah ciri sebuah gerakan horisontal di era digital. Kepala sekolah yang tidak fleksibel dan masih senang bertapa menyendiri akan ditinggal oleh komunitasnya. Kepemimpin yang fleksibel, the importance of being flexible, diperlukan untuk menghadapi perubahan yang terjadi, serba cepat dan sulit diprediksi. Bagaimana sekolah Anda?l _____________________________________________________ Imam Robandi, Prof DR Eng., Wakil Ketua PWM Jawa Timur, dan Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah. SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
51
WAWASAN
MEMUHAMMADIYAHKAN KEMBALI KURIKULUM AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN NOOR CHOZIN AGHAM
S
elama menjadi dosen di Uhamka dan UM Jakarta, penulis dan teman-teman dosen AIKA lainnya hanya mengikuti kurikulum dan silabus PAI yang berlaku di PTN/PTS yang dikemas dengan ke-Muhammadiyahan. Sama halnya dengan kurikulum Ismuba yang diberlakukan di sekolah dasar dan menengah Muhammadiyah. Hal demikian, secara umum mengesankan bahwa jiwa dan semangat keislaman peserta didik perguruan Muhammadiyah masih kurang terwarnai oleh jiwa dan semangat Muhammadiyah. Indikatornya, antara lain tercermin dari hasil penelitian yang pernah penulis lakukan yang menyimpulkan, bahwa lulusan sekolah menengah atas Muhammadiyah yang aktif di IPM ketika melanjutkan kuliah, mayoritas tidak memilih PTM dan tidak mengenal IMM. Ironisnya lagi, mahasiswa PTM tidak otomatis ikut dan aktif di IMM melainkan ke organisasi ekstra kampus yang lain. Fenomena tersebut dapat dikatakan sebagai akibat nyata dari kurikulum AIKA atau Ismuba yang selama ini masih belum maksimal dirumuskan berdasar ideologi Muhammadiyah yang sesungguhnya. Kita lihat misalnya kurikulum Ismuba untuk sekolah dasar dan menengah Muhammadiyah, ruang lingkupnya yaitu: (1) AlQur’an dan Hadits, (2) Akidah, (3) Akhlak, (4) Fiqih (Ibadah dan Mu’amalah), (5) Tarikh dan Kebudayaan Islam, (6) Ke-Muhammadiyahan. Sedangkan untuk kurikulum pondok pesantren (pontren) Muhammadiyah, sampai pada Rakernas Majelis Dikdasmen Juli 2011 lalu masih belum dapat disamakan. Semua pesantren Muhammadiyah cenderung mempertahankan kurikulumnya masing-masing, yang secara umum tidak berbeda dengan kurikulum pesantren produksi para kiai yang diadopsi dan kini menjadi proyek garapan Kementerian Agama RI (Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren). Pengelompokan Mata Ajar Seperti dimaklumi, bahwa kurikulum pesantren, baik yang dikelompokkan pesantren salafiyah maupun khalafiyah, kajian Keislamannya dikelompokkan ke dalam: Al-Qur’an, Tafsir, Ilmu Tafsir, Hadits, Ilmu Hadits, 52
Fiqih, Ushul Fiqih, Bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, Balaghah, ‘Arud, Akhlak, Tauhid, dan Tarikh. Pengelompokan mata ajar demikian tercermin pula dalam pontren Muhammadiyah, misalnya (untuk tingkat SMA/Aliyah). Kita ambil contoh di Pontren Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Mata ajar AIKA dikelompokkan menjadi: Al-Qur’an, Hadits, Akidah, Akhlak, Syari’ah (Fiqih dan Ushul-Fiqih), Bahasa Arab, Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam, dan KeMuhammadiyahan (plus ilmu-ilmu yang dikategorikan ilmu umum). Di Pontren Darul Arqam Muhammadiyah Garut Jawa Barat, pengelompokannya ada 27 mata ajar, yaitu: Aqidah, Tafsir, Ilmu Tafsir, Dakwah, Ilmu Tajwid, Hifzhul Qur’an, Akhlak, Fiqih Mu’amalah, Fiqih Mawaris, Ushul Fiqih, Hadits, Ilmu Hadits, Nahwu, Sharaf, I‘rab, Muthala’ah, Insya’, Muhadatsah, Imla’/Khat, Balaghah, Ilmu Mantiq, Tarikh Islam, Tarikh Tasyri‘, Muhadharah, Administrasi Ke-Muhammadiyahan, MKCH Muhammadiyah, dan Ke-’Aisyiyahan, ditambah dengan ilmuilmu yang dikategorikan ilmu umum. Untuk pontren Muhammadiyah di luar Jawa, kita ambil contoh Pontren Muhammadiyah Darul Arqam Pinrang Sulawesi Selatan. Di pontren Muhammadiyah ini, muatan kurikulum pembelajaran al-Islamnya, yaitu Al-Qur’an, Hadits, Fiqih, Akidah, Akhlak, SKI, Ushul Fiqih, Ilmu Hadits, Ilmu Tafsir, Tarikh Tasyri’, Tarikh Islam, dan ke-Muhammadiyahan, plus mata ajar yang dikategorikan ilmu pengetahuan umum. Berikutnya kita angkat contoh kurikulum AIK di PTM, khususnya di PTM tempat penulis mengampu AIKA, yaitu di Uhamka, UM Jakarta dan UM Tangerang, yang rata-rata membutuhkan waktu 5 semester (termasuk 1 semester untuk Bahasa Arab). Ruang lingkup kurikulum masih menggunakan istilah Al-Islam 1, Al-Islam 2, Al-Islam 3, dan Al-Islam 4, dengan subsub bahasannya (idealnya) disesuaikan dengan kebutuhan keilmuan masing-masing fakultas, meskipun pada kenyataannya adalah sama. Sebagai contoh, Al-Islam 1 untuk semester I, sub bahasannya berkisar pada Pengertian Dinul Islam; Ke-
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
WAWASAN butuhan Manusia terhadap Agama; Sumber Ajaran Islam; Sejarah Turunnya Risalah Islam, Mengenal Figur Rasulullah saw; Sejarah Kemajuan dan Kemunduran Islam; Proses Kedatangan Islam ke Indonesia; Persoalan Bid‘ah, Khurafat dan Tahayyul. Al-Islam 2 berkisar tentang Studi Al-Qur’an dan Muamalah (Keluarga Sakinah, Munakahat, Mawaris, Jual-beli, Ekonomi Islam). AlIslam 3 meliputi masalah keimanan (Arkanul Iman); masalah ibadah dan hukumnya (Fiqih Ibadah); dan permasalahan akhlak (yang baik dan buruk) terhadap Allah, diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa. Al-Islam 4 berkisar tentang Ke-Muhammadiyahan (sejarah KHA Dahlan, Hisab dan Rukyat, Ideologi Muhammadiyah). Langkah Pembenahan Dari informasi seputar ruang lingkup kurikulum AlIslam/Ke-Muhammadiyahan di atas, baik yang berlaku di lingkungan Dikdasmen maupun Dikti, menurut analisis penulis tidak sesuai dengan al-Islam yang dikehendaki oleh Muhammadiyah, atau tidak mencerminkan al-Islam gaya Muhammadiyah. Dengan kata lain, kurikulum AIK, baik di sekolah, di pesantren dan apalagi di PTM, hampir pasti tidak mendukung proses pengkaderan Muhammadiyah, atau minimal tidak menjadikan out-put pendidikan Muhammadiyah menjadi seorang yang berwawasan komprehensif dan bersemangat serta berjiwa Muhammadiyah. Untuk mengekang supaya kondisi memprihatinkan tersebut tidak berlarut, proses pencapaian visi dan misi pendidikan Muhammadiyah tidak terhambat dan proses kaderisasi lewat lembaga pendidikan Muhammadiyah tidak tersendat, maka langkah awal yang sebaiknya kita lakukan yaitu membenahi kurikulum Ismuba atau AIK yang ada sekarang. Prof HM Amien Rais pernah mengatakan, bahwa Muhammadiyah adalah Islam. Membicarakan Muhammadiyah adalah membicarakan Islam. Ini artinya, bahwa kurikulum ke-Muhammadiyahan adalah kurikulum al-Islam. Walau kurikulum al-Islam tentu tidak dapat disebut kurikulum Muhammadiyah, namun dengan penyebutan bahwa membicarakan KeMuhammadiyahan sama dengan membicarakan Islam, setidaknya pernyataan ini telah memberi gambaran bahwa ke-Muhammadiyahan dalam hal ini kurikulumnya tidak bisa dipisahkan dengan al-Islam. Itulah sebabnya, mata pelajaran atau mata kuliah ke-Muhammadiyahan senantiasa diawali dengan kata al-Islam, menjadi Al-Islam/Ke-Muhammadiyahan (menggunakan garis miring, bukan menggunakan dan). Dengan cara demikian. berarti memberi niscaya bahwa ada ajaran Islam yang dikembangkan oleh Muhammadiyah. Dengan kata lain, ada Islam model Mu-
hammadiyah, atau Islam gaya Muhammadiyah, yakni pemahaman terhadap ajaran Islam menurut Muhammadiyah. Dalam rumusan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, disebutkan bahwa ajaran Islam bersifat menyeluruh yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan meliputi bidang-bidang akidah, akhlak, ibadah, dan muamalah duniawiah. Sedangkan dalam rumusan sebelumnya, atau tepatnya yang terdapat dalam MKCH Muhammadiyah, disebutkan juga bahwa Muhammadiyah bekerja untuk melaksanakan ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang (a) akidah, (b) akhlak, (c) ibadah, dan (d) muamalah duniawiah. Dari rumusan tersebut, berarti menurut Muhammadiyah, bahwa ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw mengandung 4 hal pokok, yaitu: akidah, akhlak, ibadah, dan muamalah duniawiah. Hemat penulis, inilah yang disebut dengan ajaran Islam menurut Muhammadiyah, yang seharusnya menjadi ruang lingkup kurikulum Ismuba di sekolah dasar dan menengah atau ruang lingkup kurikulum yang menjadi materi pokok dalam mata kuliah AIK di semua perguruan tinggi Muhammadiyah. Seperti disebutkan di atas, bahwa selama ini kurikulum yang direalisasikan di perguran Muhammadiyah, mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, belum menerapkan amanat yang terdapat dalam MKCH dan atau PHIWM. Akibatnya, dapat diduga cara pandang lulusan perguruan Muhammadiyah terhadap ajaran Islam masih tidak berbeda dengan cara pandang keberagamaan masyarakat non-Muhammadiyah. Padahal, jika masing-masing sekolah atau perguruan Muhammadiyah dalam menerapkan kurikulum Ismuba atau AIK mengedepankan ruang lingkup sesuai yang ada di MKCH atau PHIWM tersebut, dapat diprediksi akan melahirkan lulusan yang memunyai keunggulan, wawasan keberIslaman yang lebih komprehensif dan berkemajuan dibanding dengan lulusan perguruan lain. Karena memang 4 hal pokok tersebut (akidah, akhlak, ibadah, muamalah duniawiah) jika dirumuskan dasar dan standar kompetensinya sesuai dengan tingkatannya atau dirumuskan ke dalam bentuk silabus atau dalam bentuk rancangan pembelajaran, maka akan terlihat perbedaan dan keunggulannya dengan kurikulum yang selama ini digunakan. Hal ini tentu saja dengan syarat yang merumuskannya (guru Ismuba atau dosen AIK yang) memunyai kualifikasi akademik dan keMuhammadiyahan yang memadai.l ___________________________________________ Noor Chozin Agham, Dosen AIK di UHAMKA, UM Jakarta dan UM Tangerang; Anggota Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah (2010-2015). SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
53
DI ANTARA KITA
UAD ADAKAN PERS TOUR 2012 ada gurunya yang disiapkan secara khusus untuk mengajar di sekolah itu. Sedangkan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bawang Banjarnegara, Suprianto, MPd menyampaikan bahwa banyak bakat dan potensi telah lahir dan terasah di UAD. Sekarang jika bertanya lulusan mana “Lulusan UAD” begitu yang selalu saya dengar. Kepala sekolah favorit di Banjarnegara ini juga menyatakan terimakasih kepada UAD karena telah memberikan beasiswa untuk para siswa SMAN 1 Bawang. “Sekarang sudah ada siswa SMAN 1 Bawang yang dijamin untuk masuk ke UAD dengan jalur beasiswa,” tambahnya. Setelah dari SMAN Bawang, peserta pers tour diajak untuk menikmati beberapa obyek wisata alam di Pegunungan Dieng semisal Rekor UAD berfoto bersama dengan civitas akademik SMAN 1 BAWANG Telaga Warna, Kawah Sikidang, serta kompleks anggal 20-21 April yang lalu, Universitas Ahmad Dahlan percandian peninggalan abad VII masehi. Sedangkan di Yogyakarta, untuk kesekian kalinya kembali mengadakan keesokan harinya para peserta diajak untuk melakukan kegiatan pers tour bagi forum wartawan yang biasa meliput di out bond di sekitar kebun dan Pabrik Teh Tambi yang telah Univeritas Ahmad Dahlan. Pers tour kali ini diikuti oleh sekitar beropreasi sejak jaman penjajahan Belanda. 19 wartawan cetak maupun elektronik dan mengambil tempat Pada malam harinya, dengan dipandu oleh Dedy Pramono, di Pegunungan Dieng serta kompleks perkebunan Teh Tambi Rektor UAD, Wakil Rektor II (Drs Susena, MM) serta Wakil Wonosobo. Rektor III Drs H Muchlas, MT mengadakan urun rembug Sebelum sampai pada lokasi, rombongan forum wartawan dengan forum wartawan UAD tentang upaya-upaya apa yang peserta pers tour ini oleh Rektor UAD diajak singgah sekaligus seharusnya ditempuh UAD agar bisa lebih maju lagi dan prestasiberamah tamah dengan civitas akademik SMAN I Bawang prestasi UAD yang sudah mendunia itu lebih dikenal lagi oleh Banjaranegara Jawa Tengah. Menurut catatan BAA UAD, SMA masyarakat. N I Bawang ini merupakan sekolah yang paling banyak Di forum ini ada wartawan yang mengusulkan agar UAD mengirimkan alumninya untuk menjadi mahasiswa UAD. membentuk semacam humas di setiap program studi yang Dalam sambutan ramah tamah tersebut, rektor UAD Drs ada di UAD. Dengan demikian setiap hal yang ada di prodi itu Kasiyarno, MHum yang juga ketua Aptisi PTS (Perguruan Tinggi bisa dengan mudah diketahui oleh masyarakat. Ada pula Swasta) DIY mengatakan, “Rata-rata ada 30 siswa pertahun wartawan yang mengusulkan agar humas UAD lebih aktif dari SMA Banjarnegara yang mempercayakan anak didiknya mengirim release ke media massa yang ada. Dalam forum untuk melanjutkan sekolah di UAD, bukan berarti yang alumni santai di samping api unggun ini ada banyak usulan dan hasil SMAN 1 Bawang yang mendaftar ke UAD hanya sejumlah itu, lain yang bisa dipetik bersama. Dan yang jelas gathering tetapi ada juga yang tidak dapat diterima karena mayoritas alumni wartawan dan kegiatan semacam pers tour seperti ini terasa SMAN 1 Bawang memilih program studi yang sangat ketat sangat efektif mendekatkan UAD dengan para awak media. peminatnya.” Karena itu, rektor UAD juga meminta maaf karena Pada ujungnya UAD jauh lebih mudah dikenal oleh semua alummni SMAN 1 Bawang yang berminat ke UAD masyarakat. Seperti Gedung yang diberi papan nama dan papan terpaksa ada yang tidak dapat diterima. nama itu diberi lampu yang jelas, meskipun malam papan nama Di forum ini Rektor UAD juga menyatakan kalau UAD sudah itu masih akan terbaca, orang yang mencari juga akan lebih membuka program pendidikan international yang dimaksudkan mudah menemukannya. Tampaknya acara seperti ini perlu ditiru untuk menyiapkan para guru yang mengajar di SBI maupun oleh PTM dan AUM yang lain agar semua prestasi yang sudah RSBI, karena selama ini sudah ada sekolahnya tetapi belum diperolehnya bisa berkilau dan dikenal masyarakat.l k’ies
T
54
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
DI ANTARA KITA Upgrading Nasional Fasilitator MPM PP Muhammadiyah
ASSIFIKA SI MENUJU M SSIFIKASI MA PEMBERDA YAAN M ASY AR AKA T EMBERDAY MA SYAR ARAKA AKAT
M
PM (Majelis Pemberdayaan Masyarakat), majelis baru di lingkungan Muhammadiyah yang terbentuk pasca Muktamar Malang di tahun 2005 sekarang telah memasuki tahun ke tujuh dalam kiprahnya untuk melanjutkan misi Muhammadiyah di wilayah kemanusiaan dan sosial. Khususnya, dalam upaya menerjemahkan amanat dari surat Al-Ma’un lewat berbagai kerja-kerja pendampingan dan advokasi sebagai bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat. Bagi MPM sendiri, dengan pengalaman selama lebih kurang tujuh tahun bergelut dengan persoalan-persoalan rakyat bawah, mulai ditemukan simpul tentang langkah-langkah apa yang perlu dikembangkan MPM ke depan. Hal penting yang perlu dikembangkan oleh MPM ke depan, antara lain, massifikasi program pemberdayaan masyarakat yang sudah dikembangkan selama tujuh tahun kepengurusan. Itu yang perlu dilakukan, menurut Said Tuhuleley dalam sambutan pada Upgrading Nasional Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di UM Malang 20-22 April lalu. Upgrading Nasional Fasilitator MPM ini diikuti 120 peserta, terdiri dari utusan MPM PWM, PWM, MPM PDM, LPM PTM, mitra dampingan, Direktur Diklat Pertanian Terpadu, para fasilitator nasional, konsultan MPM se-Indonesia. Dalam pengantar Upgrading, DR Muhammad Nurul Yamin menjelaskan bahwa MPM memiliki visi pengembangan 2010-2015 yang berbunyi, “Peningkatan kapasitas, daya saing, dan posisi tawar, dan intensitas pemberdayaan masyarakat berbasis misi Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) dan gerakan Al-Maa’uun, menuju kehidupan sosial yang adil, sejahtera, dan berkeadaban” Dalam proses upgrading nasional ini dimaksudkan agar terjadi penguatan kapasitas pengurus dan fasilitator, mapping persoalan pemberdayaan, sinergi gerakan dan program pemberdayaan. Lewat proses itu diharapkan akan tercapai tujuan upgrading yaitu, massifikasi program pemberdayaan masyarakat. Untuk mencapai tujuan itu, upgrading nasional ini diformat menjadi empat agenda, Pertama, agenda berbagi pengalaman pendampingan dan pengembangan masyarakat dari peserta. Kegiatan MPM PWM yang menonjol misalnya dari MPM Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, DIY. Kegiatan MPM PDM yang menonjol, misalnya dari MPM Magelang, Karanganyar, Banjarnegara, Indramayu disampaikan oleh utusannya masingmasing. Kedua, agenda memperluas wawasan dan pendalaman
nilai kejuangan Muhammadiyah dalam memberdayakan masyarakat. Dalam konteks ini, Prof DR HM Amien Rais memberikan pandangan bahwa apa yang dilakukan oleh MPM Muhammadiyah ini sudah benar seratus persen, dan sesuai dengan ajaran Islam. Missi membela kepentingan kaum mustadl’afin perlu diteruskan. Sebab merekalah sumber kekuatan umat Islam yang sesungguhnya. Ini diperkuat dengan teologi Al Ma’un yang disampaikan oleh Prof DR Hamim Ilyas dari Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Wawasan dan peneguhan sikap agar MPM selalu bersedia untuk melakukan jihad menegakkan kedaulatan pangan disampaikan oleh Pak Ali Agus dan Syafii Latuconsina. Pemetaan masalah pertanian dan bagaimana agar petani dapat terbela dan termajukan nasibnya lewat advokasi kebijakan Negara dan pencerahan teknis bertani menjadi penting untuk diketahui, difahami dan dijadikan bagian dari penguat spirit perjuangan para fasilitator di lapangan. Fakta-fakta bahwa Negara atau pemerintah sering mengabaikan kaum miskin dalam bentuk pengabaian anggaran biaya untuk mengembangkan mereka disampaikan dalam upgrading nasional ini. Ketiga, agenda mengenal jaringan pendanaan dan sinergi kemitraan dengan berbagai pihak. Termasuk dengan Kantor Wakil Presiden, Baznas, perbankan syariah khususnya Bukopin Syariah dan Pemda atau kementerian terkait. Ini menjadi penting dan relevan ketika MPM mau mencanangkan massifikasi program pemberdayaan masyarakat. Ini akan dilangsungkan secara nasional, sehingga gerakannya betulbetul massif dan signifikan dengan kepentingan nasional. Keempat, agenda peningkatan kapasitas pendampingan dan pemberdayaan itu sendiri. Kekayaan teknis pendampingan, pengorganisasian petani atau kelompok masyarakat, dan mengembangkan kapasitas kekompok dampingan disampaikan dalam kesempatan ini. Amir Fanzuri, Nasrullah, dan pengurus MPM PP Muhammadiyah turun langsung menyertai peserta dalam diskusi dan game yang menggembirakan dan menyadarkan akan pentingnya tindakan taktis dan strategis ketika fasilitator bergerak di tengah masyarakat. Dengan format kegiatan seperti itu, peserta upgrading nasional mendapat bekal dan meningkat kapasitasnya sebagai pendamping dan fasilitator. Dengan demikian, ketika upaya massifikasi program pemberdayaan masyarakat dicanangkan secara nasional, mereka semua sudah siap. “Kami optimis semua itu bisa kami lakukan,” kata seorang peserta dari Bengkulu.l Mustofa W Hasyim SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
55
SOHIFAH
VOC KEMBALI MENJAJAH NEGERI RI HARDIWINOTO, SE, M.SI.
M
embaca dan memperhatikan berita-berita tentang konflik antarwarga atau warga dan aparat yang pro dengan kontra karena akan diekplorasinya lahan luas (boleh juga dibaca dieksploitasi) untuk proyek atau investasi memiliki modus yang sama. Jika diperhatikan ada kaitannya dengan dampak privatisasi. Privatisasi lahan terus berlangsung sejak VOC datang ke tanah Nusantara sampai kini dengan berbagai bentuk variasi konflik dan sebab pemicunya. Namun demikian memiliki benang merah yang sama substansi penyebab konfliknya. Konfilk-konflik yang dipicu oleh dibukanya lahan untuk investasi yang menyebabkan terjadinya amuk massa baik warga dengan warga maupun warga dengan aparat. yang masih kita ingat antara lain: Konflik warga dengan satpol PP di sekitar makam Mbah Priok. Konflik warga dengan aparat di Alas Tlogo. Konflik antar warga di Sukolilo Pati. Konflik warga dengan aparat di Mesuji. Konflik warga dengan aparat di sekitar Freeport. Modus-modus penyebab konflik tersebut mengingatkan pada model VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) menanamkan investasinya di bumi Nusantara. Pengingatan kasus-kasus baru yang mirip dengan apa yang pernah dilakukan oleh VOC Belanda berakibat peperangan (konflik) dapat diperspektifkan kepada masa Perang Diponegoro (1825 – 1830). Ketika VOC melakukan pematokan–pematokan tanah milik kerajaan Mataram dengan dalih pembangunan jalan raya yang menerjang makam leluhur Diponegoro untuk pengembangan perkebunan yang telah disewanya. Diponegoro menolak dan melawan bersama rakyat. Pematokan makam leluhur Diponegoro tentunya tidak dipahami hanya sekedar kuburan melainkan makna dari sedumuk bathuk sebumi nyari. Yaitu terinjak-injakkan harga diri pemilik sah lahan dikuasai oleh VOC. Bagi Diponegoro, masalah makam bukan hal yang penting yang layak untuk dijadikan alasan melawan VOC. Namun, kesewenang-wenangan yang mempertontonkan kekuasaan itulah yang hendak dilawan. Apa yang terjadi kini? Perusahaan Multi Nasional (MNC = Multi National Corporation) mematok tanah–tanah kita. Demi eksplorasi tambang, pengembangan transportasi, telekomunikasi, perbankan, pendidikan dan segala macam potensi alat produksi yang menguasai hajad hidup bangsa Indonesia. Justru dahulu VOC membangun infrastruktur jalan dan alat transportasi lain seperti pelabuhan dan rel kereta api sendiri. Sekarang justru Negara menyediakan hal tersebut, sebelum MNC mematok-matok lahan kita, sedangkan pemerintah mempersilahkannya. Ada apa gerangan? Kebijakan 56
privatisasi juga pernah dilakukan oleh para sebagian penguasa lokal, untuk digarap Belanda lewat VOC kini diberlakukan lagi oleh MNC dengan instrumen gaya baru. Konflik dan peperangan juga terdapat kemiripan sebab yaitu terdapatnya devide at impera (pembagian kekuasaan = “adu domba”), di berbagai simpul antara lain; ilmuwan, aparat keamanan, kepala daerah atau pusat dan centeng (preman bayaran). Kenapa ilmuwan termasuk simpul yang diadu domba? Lewat kajian ilmiah para ilmuwan menanamkan nilai-nilai ilmiah tentang pasar bebas walau sebenarnya untuk menjajah. Hans Peter Martin dan Harald Schumann (2005) menceritakan bahwa ada serombongan pendoktrin ekonomi dunia dengan dalih keselamatan dan kesejahteraan negara mendongeng tentang teori pembangunan, sementara dipunggungnya adalah kapitalisme global. Apa doktrin mereka? Demokrasi politik dan ekonomi yang disederhanakan dengan kalimat pasar bebas diasumsikan bagus dan campur tangan negara diasumkan buruk. Lalu para pendoktrin pasar bebas membuat tuduhan bahwa BUMN tidak efisien sehingga perlu di privatisasi. Privatisasi yang sebenarnya adalah pengambilalihan hak penguasaan hajat hidup orang banyak yang semestinya dikuasai oleh negara kemudian beralih ke tangan MNC. Inilah awal pengambilan kembali perusahaan-perusahaan negara yang dulu dikuasai VOC (hanya Belanda) sekarang berganti ke MNC (multi Negara). Bagaimana dengan aparat keamanan? Tentu di samping aparat keamanan mendapatkan bayaran resmi Negara untuk mengamankan keamanan secara umum mereka mendapat tambahan bayaran secara informal dari para investor asing (pengusaha lahan baik perkebunan, tambang, dan lain-lain) untuk menjadi aparat keamanan bayangan perusahaan swasta tersebut. Ditambah dengan dukungan regulasi atau UU atau PERDA yang memberikan ijin operasi investasi asing sementara para operator investasi lokal dituduh illegal. Pertanyaannya kenapa operator penambang lokal yang illegal tidak dilegalkan? Ketika terjadi kerusuhan antara warga maka terdapatlah centeng bayaran, sehingga aparat dan birokrat dapat cuci tangan dengan cukup mengatakan bahwa konflik tersebut murni kerusuhan antar warga. Sebagaimana Diponegoro ketika protes kepada VOC, maka sebutan yang pas bagi Diponegoro adalah perusuh dan pengganggu keamanan persis kini terjadi para “pelawan” tertanamkannya investasi asing yang mempersempit lahan perkebunan, penambangan di lokasi-lokasi konflik disebut perusuh. Metode VOC dan MNC
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
SOHIFAH Metode penguasaan alat produksi yang dikuasai negara oleh MNC dilakukan dengan bahasa halus, yaitu sebagai tempat investasi. Mari kita tengok bagaimana VOC memulai menancapkan investasinya. Pertama VOC menguasai perdagangan pada rempah rempah, lalu lahan untuk menanam rempah rempah, dan kemudian penguasaan birokrasi. Penguasaan investasi dapat secara integral yaitu perdagangan rempah rempah, lahan perkebunan sekaligus didukung oleh birokrasi untuk mengamankan investasinya. Akhirnya VOC memiliki wilayah kolonial. Sekarang hal demikian juga dilakukan oleh MNC yaitu membangun infrastruktur dan suprastruktur dengan menjadi cukong-cukong pilkada, pileg dan pilpres atau jabatan-jabatan tertentu. MNC tentunya tidak ingin mendapatkan perlawanan secara fisik karena bangsa Indonesia telah memproklamasikan kemerdekan. Oleh karena itu MNC telah merevisi model/cara menjajahnya. Yaitu: pertama, MNC tidak perlu membuat pemerintahan kolonial sebagaimana VOC Belanda, namun kehadiran MNC lebih dari sekedar memiliki pemerintahan kolonial karena dapat menguasai investasi para BUMN-BUMN melalui privatisasi. Dengan demikian MNC dapat menguasai aset Negara sehingga juga mampu memengaruhi kebijakan pemerintahannya, sehingga justru MNC lebih efisien dari pada VOC karena MNC tidak perlu menggaji gubernur jendral untuk menjadi pemimpin wilayah kolonial dan membangun infrastruktur. MNC cukup membayar fee atau rente pada para pemerintah baik pusat maupun lokal yang dimenangkan pilpresnya maupun pilkadanya. Kedua, MNC datang dengan penjelasan ilmiah dalam perspektif ilmuwan pendukung kapitalisme dan liberalism sehingga tidak mendapat perlawanan rakyat sebagaimana dialami VOC. Ketiga, jika VOC mengadu domba para pangeran dan rajaraja untuk diberi bagian–bagian kekuasaan (de vide at impere) maka MNC mendidik para konsultan dan guru besar di kampus sehingga dapat secara ilmiah menerangkan bahwa BUMN tidak efisien dan bagus jika diprivatisasi. Para pakar dan cerdik pandai ekonomi diadu domba, juga secara devide at empire yaitu pada ranah–ranah proyek konsultan dengan upah yang menggiurkan. James Petras dan Henry Veltmeyer (2002) mengemukakan bahwa privatisasi adalah awal dari neo imperialisme. Lebih jauh mereka menyatakan bahwa privatisasi merupakan de– nasionalisasi sebuah negara. Kebijakan ini adalah alat strategi yang diolah oleh adikuasa ekonomi untuk menaklukan perekonomian negara–negara berkembang. Lebih lanjut dikatakan bahwa privatisasi adalah bagian dari proses pembalikan kesejahteraan sosial dan rekonsentrasi pendapatan global. Celakanya, seperti kata George Susan bahwa kolonialisme bisa terus berlangsung lima abad karena selalu ada saja kaum elit lokal yang bernafsu untuk kerjasama dengan para kolonial demi mendapatkan “sepotong roti”. Apakah sepotong roti tersebut? Tidak lain dan bukan adalah fee dan rente dari privatisasi.
Penjajahan Paradigmatis Ryacudu (2004) dalam buku perang modern sebuah fenomena yang mendunia mengatakan bahwa perang bersenjata adalah aktivitas terakhir untuk menguasai Negara lain. Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan perang paradigmatic yaitu suatu bentuk agresi dengan cara memaksakan sistem nilai, norma dan kepentingan Negara-negara aggressor yang berkaitan dengan semua aspek kehidupan. Nilai-nilai yang telah mapan di Negara sasaran dan sudah berakar selama ratusan tahun, secara sistematis dilemahkan dan digantikan dengan nilainilai universal atau tatanan nilai yang mengakomodasi kepentingan Negara aggressor. Jika Negara-negara sasaran mengikutinya maka Negara sasaran dapat dikontrol sehingga kedaulatan Negara sasaran praktis sudah terampas. Di samping itu dalam penjajahan paradigmatik Negara aggressor melakukan infiltrasi agen-agen lokal yang berada di Negara sasaran dengan berbagai kedok kegiatan bisnis, kemanusiaan dan penelitian. Agen-agen lokal tersebut antara lain media massa, LSM, partai politik, tokoh masyarakat, ilmuan, budayawan, penegak hukum, pelaku ekonomi, aparat pemerintah dan sel-sel perlawanan. Mereka semua berada dalam paradigma nilai untuk memperlemah wibawa Negara. Mereka menjadi agen untuk mensosialisasikan dan “memaksakan” untuk dapat diterima oleh pengambil kebijakan dan didukung oleh rakyatnya. Nilai-nilai universal apa yang dimaksud? Liberalisasi ekonomi, politik dan ideologi melalui media massa untuk selalu di doktrinkan setiap saat. Yang ujung-ujungnya adalah privatisasi sektor publik. Dengan demikian Negara menjadi lemah karena tidak menguasai aset Negara yaitu digantikan oleh swasta. Swasta yang dimaksud adalah swasta Negara aggressor. Indonesia meskipun sudah merdeka dari VOC, kini diakui atau tidak MNC telah mengeksploitasi bangsa Indonesia. Artinya MNC sedang menggantikan peranan VOC meskipun dengan metode yang berbeda. Pernyataan kemerdekaan yang kita raih harus dibaca ulang. Bunyi proklamasi kita yang nampak adalah pada kata kunci “pemindahan kekuasaan”. Artinya memindah kekuasaan birokrasi belaka atau termasuk ekonomi? Dalam proses kemerdekaan selain menyusun Dasar Negara, Undang Undang Dasar, tentu menasionalisasi perusahaan yang dikuasai oleh VOC menjadi BUMN. Pernyataan sebagai introspeksi kita adalah: mengapa BUMN diserahkan kembali ke MNC?. VOC terusir karena perlawanan rakyat, apakah sudah perlu MNC kita usir dengan perlawanan rakyat? Toh C huruf pada VOC maupun MNC adalah kompeni. Tidak perlu seorang pakar sejarah untuk menyatakan bahwa kompeni adalah penjajah. Terbukti serentetan konflik antar warga dan aparat atau warga dengan warga adalah konflik-konflik yang dipicu oleh lahan-lahan produksi yang dikuasai oleh perusahaan MNC.l Hardiwinoto, SE, MSi., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang. Wakil Sekretaris Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PWM Jawa Tengah SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
57
MENIKAH: l Dian Ayu Intani, SSos binti Sunaryo dengan Juwono, SSos bin Rudi Suwito, 23 Maret 2012, di Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah. l Nur Azizah Zahra binti Suciyanto dengan Dian Eko Purwanto bin Suparto, 6 April 2012, di Bajul, Kedunglerep, Modo, Lamongan, Jawa Timur. l Nurul Afifah Rahmasari, Amd binti Drs H Mardjuki dengan Joko Susilo, ST bin Jono Hadi Sumarto, 7 April 2012, di Mergangsan, Yogyakarta. l Fatimah Said dengan Arsal Bintang, 8 April 2012, di CeppieSengkang, Sulawesi Selatan. l Fabana Risa, SE binti Fauzi (alm) dengan Muhammad Shaffaril Pasha, SEI bin Akhmad Risaf Iskandar, 8 April 2012, di Blitar, Jawa Timur.
JALAN PINGGIR Ribuan ton limbah, mencemari daratan dan perairan Indonesia. Memang tempat pembuangan limbah, kok. *** Pemerintah Indonesia memerlukan empat juta pelaku wirausaha. Kesempatan, bagi generasi muda. *** Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi mendesak usut penembakan TKI di Malaysia. Beraninya, cuma mendesak. Tapi, tidak berani bertindak.
MENINGGAL: l Ahmad Zainuri (88 tahun), mantan Ketua PCM Babat, 14 Maret 2012, di Babat, Lamongan, Jawa Timur. l Cut Farida Djamin, 13 April 2012, di Yogyakarta. l M Nur Hasan (60 tahun), 14 April 2012, di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. l Drs H Yahya Noor, MA, Wakil Ketua PDM Klaten, 16 April 2012, di RS Sarjito, Yogyakarta. l Asep Hilman Yahya, SAg (41 tahun), Ketua Majelis Pendidikan Kader PDM Kota Tasikmalaya, 17 April 2012, di Tasikmalaya, Jawa Barat. l Drs Muh Sampurno (74 tahun), 21 April 2012, di Banjarnegara, Jawa Tengah. l Hj Siti Maryam (86 tahun), 22 April 2012, di Kutowinangun, Kebumen, Jawa Tengah. l M Sahlan, SH (38 tahun), Sekretaris Majelis Kader PCM Bandar Sribhawono, Lampung Timur, 23 April 2012, di Metro, Lampung. l Drs H Djami’an (mantan Wakil Ketua PWM DIY), 24 April 2012, di RS PKU Muhammadiyah, Yogyakarta. l Drs Edi Ahmad, MA.,MSi (43 tahun) mantan Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah/MAM Sontang, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pasaman, 26 April 2012, di RS AM Bukittinggi, Sumatera Barat. l Dra Erna Esmeralda Yulianti (42 tahun) Isteri Drs Ahmad Dahlan, MAg, Ketua PDM Kabupaten Cirebon, 1 Mei 2012, di Cirebon, Jawa Barat. 58
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
*** Sekitar 1,1 juta hektar dari total 1,7 juta hektar lahan gambut di Kalimantan Barat hancur. Gambut aja diembat, apalagi yang lain. *** Banteng Jawa di Taman Nasional Baluran terancam punah Apalagi menjelang pemilu, banteng banyak yang nyari. *** Banyak warga di Ibu Kota Jakarta belum mendapatkan air bersih. Apa masih ada, air bersih di Ibukota? *** Pemerintah Malaysia minta maaf terkait kematian tiga tenaga kerja Indonesia yang meninggal tertembak di Malaysia. Walaupun sudah minta maaf, proses hukum tetap berjalan. *** KPK kini berniat untuk memiskinkan pelaku korupsi Setuju. Jangan ditunda lagi. *** BUNG SANTRI
DI ANTARA KITA
SEKOLAH-SEKOLAH BERPRESTASI PCM DEPOK SLEMAN SD MUHAMMADIYAH KOMPLEKS KOLOMBO FASILITASNYA DUKUNG PRESTASI
K
emampuan siswa-siswi SD Muhammadiyah Kompleks Kolombo sangat didukung oleh sarana dan fasilitas sekolah, sehingga memudahkan guru dalam melahirkan prestasi. SD Muhammadiyah Kompleks Kolombo Terakreditasi “A”, terletak di Jalan Rajawali 10 Demangan Baru, Caturtunggal, Depok, Sleman Telp 0274-585755. Dengan visi: Unggul dalam prestasi, cerdas dan berakhlak mulia berhasil mengantarkan para siswa-siswinya melahirkan keberhasilan dalam berbagi kejuaraan. Seperti Juara II Pildacil Tingkat Provinsi 2011, Juara II Lomba Karate Tingkat Nasional 2011, Juara I Lomba Pidato Bahasa Indonesia Tingkat Provinsi 2011, dan Juara II Lomba Pidato Bahasa Jawa Tingkat DIY dan Jateng 2011. Andil dari keberhasilan itu, berkat dukungan sarana dan fasilitas sekolah. Di antaranya memiliki fasilitas dan sarana lingkungan yang kondusif, strategis, nyaman, bersih, indah dan tenang. Gedung dan ruang kelas yang representratif. Pembinaan keagamaan didukung sarana Masjid di lingkungan sekolah, ruang Perpustakaan, Ruang UKS, Ruang Komputer (AC), Media Pembelajaran Multimedia (AC) dan Kantin di dalam lingkungan sekolah. Di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah Etin Kuraesin, SPd (NBM 989141) terus bekerja keras bersama dengan jajaran guru dan karyawan sekolah untuk memajukan kualitas proses pendidikan di SD Muhammadiyah Komplek Kolombo. Siswa baru sekolah diberikan kesempatan mendaftarkan diri mulai Maret hingga Juli 2012 dengan datang langsung di SD Muhammadiyah Komplek Kolombo Jalan Rajawali 10 Demangan Baru, Caturtunggal, Depok Sleman.l
SD MUHAMMADIYAH KAYEN SLEMAN TERAKREDITASI A TERBAIK
B
erhasil meraih terakreditasi “A”, SD Muhammadiyah Kayen, Depok, Kabupaten Sleman memiliki visi: Mencetak siswa-siswi yang Unggul dalam ketakwaan, Prestasi dan Akhlaqul Karimah. SD Muhammadiyah Kayen Sleman yang memperjuangkan misi memperkokoh landasan agama yang dijiwai amar ma’ruf nahi munkar, sekuat tenaga memajukan dan memperkuat ilmu pengetahuan dan budaya. Serta menumbuhkan semangat kemandirian, kreativitas, dan keterampilan. Disiplin membiasakan pengamalan hidup Islami. Sejak didirikan pada 1 Januari 1972, banyak prestasi yang telah berhasil diraih. Konsep proses kegiatan pembelajaran di sekolah sangat beragam, dari KBM di dalam kelas dan di luar kelas. Cocok dengan lokasi sekolah yang berada di lingkungan pedesaan yang dapat digunakan sebagai kegiatan pembelajaran di luar kelas. SD Muhammadiyah Kayen mempunyai kegiatan intrakurikuler meliputi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan kegiatan ekstrakurikuler yang meliputi Tadarus Pagi, Hizbulwathan (HW), Tapak Suci Putra Muhammadiyah, Melukis, TPA. Juga ada Drumband. Prestasi di bidang akademik dan seni banyak yang diraih siswa-siswi SD Muhammadiyah Kayen Sleman dalam kompetisi lomba dan kejuaraan. Saat ini SD Muhammadiyah Kayen, Sleman, mempunyai 10 guru kelas dan 17 guru ekstra yang membimbing 206 siswa dalam 60
6 kelas (tidak pararel). Kegiatan belajar mengajar menggunakan alat peraga dan media yang sesuai dengan materi dan perkembangan jaman.l
SD MUH CONDONGCATUR TERAPKAN PROGRAM INTEGRASI
S
tatus yang disandang SD Muhammadiyah Condong Catur, Sleman sebagai sekolah berprestasi, menerapkan beberapa program. Program Rumah Belajar dari Pustekkom Kemdikbud RI, Portal Rumah Belajar adalah sebuah Website yang menyediakan bahan sumber belajar berbasis TIK untuk semua jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA/SMK). Portal ini dikelola oleh PUSTEKKOM Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Manfaat Portal Rumah Belajar bagi sekolah adalah sebagai sumber tambahan belajar, meliputi Materi Pokok, Modul Online, Pengetahuan Populer, Bank Soal/Uji Kompetensi, Multimedia Interaktif, Video on Demand (VoD) dan dapat didownload digunakan sesuai kebutuhan belajar. Sebagai sarana komunikasi dan kolaborasi antar individu pendidikan dan peserta didik, wahana pengembangan profesionalisme guru, meliputi mengembangkan rencana pembelajaran di template RPP, bahan ajar yang sesuai kurikulum dan media pembelajaran. Kelebihan Rumah Belajar adalah pengintegrasian RPP menggunakan TIK. Pembelajaran mengintegrasikan TIK adalah satu pembelajaran yang aktivitasnya melibatkan pendayagunaan TIK sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kelebihan RPP yang ada di dalam Portal Rumah Belajar ini, yaitu guru dapat memilih dan menggunakan secara langsung RPP yang ada. Serta mengembangkan atau membuat RPP baru dengan menggunakan template sesuai kebutuhan pembelajaran. E-Learning Sekolah: Program Rumah Belajar sejalan dengan program inovasi pembelajaran di SD Muhammadiyah Condongcatur, yaitu sebagai pengembangan e-learning sekolah yang telah berjalan sejak tahun 2008. Program e-learning SD Muhammadiyah Condongcatur dapat diakses di http://sdmuhcc.net berisikan konten pembelajaran berbasis multimedia. Seperti movie, animasi dan pembelajaran interaktif berbasis web. Konten-konten dibuat oleh guru bidang studi masing-masing. ICT EQEP. Program ICT EQEP atau program pemerataan mutu pendidikan di Prov DIY di SD Muhammadiyah Condongcatur juga telah dilaksanakan, yaitu bantuan perangkat komputer dari Jepang sebanyak 21 unit, jaringan internet dan perangkat lunak pendukung untuk membuat bahan ajar. Selain itu juga memperoleh bahan ajar matematika berbasis Web sebanyak 30 materi. Semua fasilitas TIK dapat mendukung proses belajar kreatif dan inovatif. SD Muhammadiyah Condongcatur memiliki beberapa kluster, adalah SD Muhammadiyah Pakem, SD Muhammadiyah Kadisoka, SD Muhammadiyah Prambanan dan SMP Muhammadiyah 2 Depok.l (adv)
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H
DI ANTARA KITA SMP MUHAMMADIYAH 2 DEPOK BERKUALITAS DAN BERPRESTASI
kepercayaan dari Dinas Pendidikan Provinsi DIY dengan mendapatkan status Akreditasi “A” lewat SK No.28.02/BAP/TU/X/ 2011. Tahun 2012 terjadi peningkatan mutu dan kualitas dengan menyusun langkah-langkah penjaminan mutu (quality assurance). Sebagai sekolah visioner, SMP Muhammadiyah I Depok terus berupaya kerja keras untuk mengembangkan diri guna mencapai sekolah yang bermutu. Dengan program keunggulan kerja sama Majelis Dikdasmen PWM DIY, menerapkan pendidikan karakter (LVE) program dari UNESCO, ketersediaan biasiswa berprestasi dari Yayasan dan Dikpora Prov DIY. Juga menerapkan program Pembelajaran Inovatif: outdoor tematik, spiritual camp Muhammadiyah, ESQ dan outbond Bina Mental. Didukung fasilitas dan sarana sekolah Laboratorium IPA, Perpustakaan, Pendampingan belajar Khusus, Komputer 20 unit sekaligus menuntun bina prestasi menuju sekolah favorit dan sekolah terkemuka Muhammadiyah. Prestasi yang pernah dicapai adalah Guru Teladan Muhammadiyah tahun 2012, Juara V Call for Papers Guru Muhammadiyah Olycon Malang 2011, Juara II Seni Beladiri Sleman 2010 dan 2011, Juara II Beladiri DIY Jateng 2011, Perunggu Olimpiade IPA Biologi Sleman 2012, Juara V Pidato Bahasa Inggris Olimpiade ISMUBARIS Sleman 2012. Komposisi para pendidik berkualifikasi S2 (25%) dan tenaga Kader Muhammadiyah, mampu menghasilkan alumni yang memiliki karakter akhlak mulia, kemampuan kemandirian IT, hafal Juz 30 serta menghasilkan lulusan dengan nilai rata-rata UN 30 skala 40.l (adv)
S
MP Muhammadiyah 2 Depok yang didirikan pada tahun 1979 terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condongcatur, Depok, Sleman hingga kini perkembangannya terus menunjukkan prestasi dan proses pendidikan yang berkualitas. Tahun 2011/ 2012 memiliki 6 rombongan belajar. Masing-masing jenjang 2 rombel. Untuk tahun 2012/2013, SMP Muhammadiyah 2 Depok membuka 3 kelas untuk kelas 7. Peraihan prestasi ditunjukkan dalam Karya Ilmiah Remaja, Tim KIR tahun 2011 telah menjadi Juara I Tingkat Kabupaten Sleman, nominasi dalam lomba yang diadakan Surya Institute dan maju ke Tingkat Nasional pada bulan Desember 2011. KIR SMP Muhammadiyah 2 Depok dibina oleh Zulia Sukmawati, SPd. Pembinaan dilakukan secara intensif dalam bidang ilmu fisika, biologi dan sosial. Robotika merupakan ekstrakurikuler yang baru dikembangkan SMP Muh 2 Depok. Ekstrakurikuler lainnya, HW, Tapak Suci, Futsal, Multi Media, Batik, Renang, Bimbingan Belajar. Di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah Romiyatun, SPd dan beberapa staf guru yang telah berprestasi meraih berbagai kejuaraan, mampu mengantarkan meraih Juara II Penulisan Artikel HKN Sleman th 2008, Juara III Olimpiade Sains Fisika 2008, Juara III Olimpiade Sains Matematika Provinsi DIY 2008, Finalis Grand Olicon Solo TK Nasional 2010, Juara II Hafalan Qur’an Sleman 2010, Juara I Hafalan Quran Provinsi DIY 2010, Juara I Adzan Provinsi DIY 2010, Juara I Pencak Silat Sleman 2011, Juara II Pencak Silat Provinsi DIY 2011, Juara II Futsal DIYJateng 2011, Juara I Karya Ilmiah Remaja Sleman 2011, Juara I Seni IPSI DIY 2011, Finalis KIR Nasional 2011, Juara I Pencaksilat Prov DIY 2012. Juga menjuarai II Pencak Silat Pemuda DIY 2012, MP Muhammadiyah 3 Depok yang berlokasi di Jalan Juara I Tapak Suci Sleman 2012, Juara III Jurus Rajawali 10 Demangan Baru, Caturtunggal, Depok, Sleman YogBeregu Sleman 2012, Juara III Pidato Bahasa Arab yakarta 55281 Telp/Fax (0274) 560135, Website: www.smpmugaSleman 2012, Medali Perak Olimpiade Matematika deta.sch.id email: moegadeta
[email protected]. merupakan sebuah Sleman 2012 dan Medali Perunggu MIPA Olimpiade sekolah yang memiliki visi: Unggul dalam Prestasi, Berkemajuan, Cerdas Sleman 2012. dan Berakhlak Mulia. Guru-guru yang berprestasi di antaranya Utari, Dengan statusnya yang Terakreditasi A, memiliki Program Unggulan: SPd - Bahasa Inggris; Wisni Nugrahaningtyas, SPd Full Day School, Pembelajaran dengan metode Contextual Teaching and - Bahasa Indonesia; Lisa Denok Saputri, SPd - IPS; Active Learning serta School Parenting. Irvan Andi Wiranata - TI; Amran Fauzi - Robotika; Eksistensi SMP Muhammadiyah 3 Depok dibuktikan dengan menjuarai Wisnu Haryo S - OR; Rian Agustianto, Andrianto, Juara I Speech English Olimpiade ISMUBARIS Tahun 2012, Juara I dan Lis Winarni masing-masing TU, Iswatun KhasaMatematika Olimpiade ISMUBARIS Tahun 2012, Juara III Fisika Olimpiade nah, SAg - Kebendaharaan; dan Ratih Andar Wulan ISMUBARIS Tahun 2012. Mampu bersaing di tingkat internasional dengan - Perpustakaan.l mencapai Peringkat 5 International Water Rocket Competetion in Singapura Tahun 2011, dan berkompetisi di tingkat nasional Juara III Kompetisi Roket Air Nasional di Jakarta Tahun 2011, Juara III Bulutangkis Putra POPCANAS di Pekanbaru Tahun 2011. Bersaing di tingkat regional, mampu membuktikan yang terbaik sebagai MP Muhammadiyah I Depok Sleman berdiri tahun Juara I Pencak Silat Putri Tingkat Provinsi DIY Tahun 2011, Juara I 1968, berkembang pesat. Tahun 1990 Pencak Silat Kelas A POPDA Sleman Tahun 2011, Pesilat Terbaik Putri mendapatkan image sebagai sekolah atlet daerah. Invitasi Silat Pelajar se-Jawa Tengah - DIY IKIP PGRI Tahun 2011. Meraih Banyak piala kejuaraan olah raga berhasil diraih. Juara I Pencak Silat Putri POPDA DIY Tahun 2011, Juara I Pidato Tingkat SMP Muhammadiyah I Depok yang dibina Prof Malik SMP se-Kabupaten Sleman Tahun 2010 dan Juara II Pidato Tingkat SMP Fadjar MSc (mantan Mendiknas) terapkan Program l se-DIY Tahun 2010. PAIKEM sebuah upaya peningkatan pembelajaran
SMP MUH 3 DEPOK UNGGUL PRESTASI
S
SMP MUHAMMADIYAH I DEPOK BUKAN SEKOLAH BIASA
S
yang menyenangkan. Tahun 2011 mendapatkan SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 16 - 31 MEI 2012
61
IBRAH
KETIKA MARAH
N
abi Muhammad pada suatu kali didatangi orang Badui yang kasar. Orang dari pedalaman Arab itu meminta gandum dan kurma sambil menarik kerah gamis Nabi hingga leher beliau tampak sedikit lecet. “Bukankah engkau Muhammad suka memberi kepada orang dengan suka hati,” ujar Badui itu. Para sahabat seperti Umar bin Khattab sampai marah dan hendak menangani Badui itu. Tapi Nabi melarangnya, sambil tersenyum beliau memberikan apa yang diminta Badui itu. Pada kesempatan lain Nabi membagikan harta rampasan perang. Ada orang yang bicara di belakang menggunjing Nabi yang dianggap tidak adil. Berita tak menyenangkan itu sampai kepada Nabi. Nabi sampai merah rona mukanya, namun beliau mampu menahannya. Nabiyullah itu bahkan berkata: “Semoga Allah mengasihi saudaraku Musa alaihissalam, yang diperlakukan buruk dan menyakitkan sekalipun, Musa selalu sabar menghadapinya.” Nabi begitu rendah hati untuk mencontoh kebaikan para Nabi sebelumnya. Nabi akhir zaman itu dikenal memiliki sifat al-hilm, lembut dan lapang hati, hatta ketika marah sekalipun. Sifat al-hilm bukan dungu tanpa rasa marah, tetapi juga jauh dari sifat ghadhab atau tahawwur alias serba mudah marah. Inilah sifat yang dilukiskan dalam Al-Qur’an: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” (Ali Imran: 159). Para pengikut Nabi Muhammad tentu harus meneladani sifat Nabi yang halus dan lapang hati itu, jika mengklaim diri ingin mengikuti Sunnah. Mengikuti Sunnah bukan sekedar yang gampang dan menyenangkan, lebih-lebih sekedar atribut-atribut fisik dan luaran. Mengikuti jejak Nabi tidak kalah penting dan utama ialah dalam urusan-urusan yang berat, termasuk dalam berperilaku sehari-hari yang menyangkut kendali diri seperti menahan marah dan lapang hati dalam menghadapi hal-hal yang tidak enak. Bukan dalam urusan yang enak dan mudah belaka. Bersikap baik dan lapang hati terhadap orang yang berbuat baik tentu dianjurkan, namun lumrah sifatnya. Wajar 62
kalau kebaikan orang dibalas dengan kebaikan serupa. Namun berbuat baik atau setidak-tidaknya lapang hati terhadap orang yang berbuat buruk kepada diri kita, sungguh merupakan sifat utama. Nabi memberikan teladan dalam bersikap al-hilma seperti itu, yang memerlukan pengorbanan hati dan jiwa untuk bersabar lebih dari standar kelumrahan. Inilah mutiara sikap dan tindakan yang mulia dalam berinteraksi dengan sesama, yang memerlukan latihan batin sejak dini. Di sinilah ajaran ihsan, yakni kebaikan yang berlipatganda atau berada dalam tingkatan tinggi. Lazim orang berbuat setimpal, ketika marah dibalas marah, tatkala memperoleh tindakan tidak menyenangkan dibalas dengan perbuatan yang sejenis. Malah ada kebanggaan kalau membalas keburukan dengan keburukan yang setara, marah dengan marah, keangkuhan dilawan keangkuhan serupa. Orang Betawi bilang, Lu jual gue beli, baik dibalas baik, buruk dibalas buruk, sehingga impas. Pada titik inilah lalu terjadi perseteruan, permusuhan, dan konflik antarsesama yang tak berkesudahan. Ego mengalahkan segalanya. Nabi bukan tanpa rasa marah. Beliau juga bisa marah, lebih-lebih jika berurusan dengan kebenaran atas sesuatu hal. Ketika larangan Allah dilanggar, Nabi marah. Namun meski menyangkut urusan ajaran Islam pun, menurut pengakuan Aisyah dan para sahabat terdekat, kemarahan Nabi tetap terkendali dan tidak melampaui batas. Sifat al-hilm dan sabar tetap menjiwai sikap Nabi dalam menghadapi keadaan yang berat sekalipun. Itulah pantulan dari akhlak mulia Rasulullah sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an: “Dan sungguh engkau Muhammad benar-benar berbudipekerti yang agung” (Al-Qalam: 4). Aisyah memberikan pengakuan. Ketika dirinya marah, Nabi seraya mengingatkan istri tercintanya dengan anjuran, ucapkanlah: “Ya Allah, Tuhan Nabi Muhammad, ampunilah dosaku dan hilangkanlah kemarahan hatiku serta lindungilah aku dari fitnah yang menyesatkan”. Lalu Nabi memberi cara bagaimana mengatasi rasa marah. Ketika marah dalam keadaan berdiri maka duduklah. Ketika marah dalam keadaan duduk maka berbaringlah. Namun manakala sudah berbaring masih juga marah maka ambillah air wudhu, karena “sesungguhnya yang bisa memadamkan api itu air,” sabda Nabi. Tetapi kalau sudah berwudlu masih juga marah, boleh jadi ada yang harus dimuhasabah dalam diri kita.l A. Nuha
SUARA MUHAMMADIYAH 10 / 97 | 24 JUMADILAKHIR - 10 RAJAB 1433 H