Salam dari Redaksi Media Komunikasi dan Edukasi Istimewa
MAJALAH BAKTI diterbitkan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta IZIN TERBIT SK Menpen RI No. 1964/SK/DITJEN PPG/ STT/1993, 31 Desember 1993
PEMBINA : Drs. H. Afandi, M.Pd.I (Kakanwil Kemenag Provinsi DIY) PENGARAH : H. Maskul Haji, M.Pd.I (Kepala Bagian TU) STAF AHLI : Para Kabid, Pembimas, KaKandepag Kota/Kabupaten se-Prov. DIY KETUA PENYUNTING : Sidik Pramono WAKIL KETUA PENYUNTING : Imam Khoiri PENYUNTING : Suwandi, M. Ja’far Arifin, H. Rojiki, H. Fathoni, H. Mukhlas, M. Fauzan, Gugun El-Guyanie SEKRETARIS PENYUNTING : Muslih Usa, Hj. Retnosiwi Dwikaningrum, REPORTER : Farida Kusuma Astuti (Kanwil) Okta (Kota), Ponijo (Bantul) Agung Mabruri Asrori (Kulonprogo), H. Aminuddin Rosjid (Gunung Kidul), Dewi Satriyati Pamungkasari (Sleman) KEUANGAN : Fahrurrozi, Ummu Namiyah FOTOGRAFER : M. Sya’dan DISTRIBUSI : Ida Amriyah, Sujiantoro, Jumadi TATA LETAK/GRAFIS : Slamet Widiarto ALAMAT PENYUNTING & TATA USAHA : Jl. Sukonandi No.8 Telp. (0274) 513492, email : majalahbhakti @ yahoo.com
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji senantiasa kita haturkan ke hadirat Allah swt, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam juga selalu terhaturkan untuk Kanjeng Nabi Muhammad saw, semoga syafaatnya menjadi penolong kita semua di hari akhir. Waktu demi waktu telah mengantarkan kita semua pada perubahan dan dinamika sosial yang serba cepat. Banyak wacana dan isu yang berubah cepat, tentu membutuhkan apresiasi dari BAKTI. Namun tidak semua perhelatan yang perubahannya cepat tersebut dapat ter-cover semua, mengingat keterbatasan ruang dan waktu. Tak terasa, BAKTI telah menginjak pada edisi ke-227. Sebuah capaian dan perjalanan yang begitu panjang. Tentu banyak pengalaman dan rintangan yang dihadapi. Khusus edisi kali ini sidang pembaca akan disuguhi tema utama “Sertifikasi Guru”. Sudah beberapa tahun, proses sertifikasi yang diprediksi tidak berjalan ideal, ternyata jauh mengalami penyimpangan. Walaupun pada sisi lain, sedikit titik keberhasilan juga tampak. Tetapi tentu banyak sisi kebobrokannya. Sertifikasi telah menyeret guru kepada budaya pragmatisme dan materialisme. Guru semakin kehilangan ruhnya sebagai pendidik, hanya sekedar mengejar poin sertifikasi. Tentunya yang menjadi korban adalah siswa, peserta didik yang selalu menjadi obyek kegagalan eksperimentasi sistem pendidikan nasional. Guru-gurunya semakin kehilangan orientasi, lantas generasi macam apa yang hendak dilahirkan dari model guru semacam ini? Bagaimana kesenjangan antar pendidik, guru sertifikasi dan non-sertifikasi? Problematika seputar sertifikasi semakin memperkeruh kualitas pendidikan nasional. Selamat membaca. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR I S I : Iftitah ...................................................... 4 Kontak Pembaca ................................... 5 Laporan Utama ...................................... 6 Sakinah ................................................. 10
Cover Depan : MAJALAH BAKTI menerima segala naskah yang layak muat. Naskah yang dikirim harus asli (bukan foto kopi) dengan panjang 3 halaman folio 1 spasi, dikirim melalui email. Naskah yang dimuat mendapat imbalan sepantasnya.
Bank Indonesia yang berada di nol km kota Yogyakarta.
Agama .............................................. 12,25 Renungan .......................................... 14 Konsultasi Kesehatan .......................... 15 Aktualita .............................................. 16 Tamu Kita ......... .................................... 17 Dapur Kita ........................................... 19 Berita-Berita ........................................ 21 Pendidikan ........................................... 26 Suplemen Anak & Remaja ................. 28 Puisi ....................................................... 31 Kisah ..................................................... 32 Telaah Buku ........................................ 33 TTS ....................................................... 34
BAKTI 227/MEI 2010
3
Sertifikasi Tanpa Substansi
S
ertifikasi Guru, beberapa tahun lalu menjadi menu utama berita-berita nasional. Namun kini nasibnya tak seindah yang dibayangkan para guru bersertifikat. Seolah-olah tak ada signifikansi antara kualitas pendidikan dengan kesejahteraan dan prosedur-prosedur sertifikasi. Banyak permasalahan yang ditemui dalam dinamika dan proses sertifikasi, antara lain; Pertama, kurangnya minat guru untuk meneliti. Banyak guru yang malas untuk meneliti di kelasnya sendiri dan terjebak dalam rutinitas kerja sehingga potensi ilmiahnya tak muncul ke permukaan. Karya tulis mereka dalam bidang penelitian tidak terlihat. Padahal setiap tahun, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) selalu rutin melaksanakan lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran (LKGDP) tingkat nasional yang diselenggarakan oleh direktorat Profesi Guru. Mereka baru mau meneliti, semacam PTK, ketika akan mengurus naik pangkat. PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Kedua, masalah kesejahteraan. Guru sekarang masih banyak yang belum sejahtera. Hal ini bisa dilihat dari perbedaan antara guru yang sudah PNS dan guru yang belum PNS. Banyak guru yang tak bertambah pengetahuannya karena tak sanggup membeli buku. Mereka sibuk memikirkan bagaimana caranya untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari, sehingga tidak mungkin sanggup membeli buku. Hal ini karena kecilnya penghasilan setiap bulannya. Dengan adanya sertifikasi guru kesejahteraan para guru ikut meningkat. Ketiga, kurang kreatifnya dalam membuat alat peraga atau media pembelajaran. Selama ini masih banyak guru yang hanya menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajarannya. Seandainya para guru kreatif, pasti akan banyak ditemukan alat peraga dan media pada pembelajarannya. Kondisi minimnya dana justru membuat guru itu bisa kreatif memanfaatkan sumber belajar lainnya yang tidak hanya berada di dalam kelas, contohnya : pasar, museum, lapangan olahraga, sungai dan lain sebagainya. Untuk mengatasi ketiga problem diatas diperlukan kerjasama dengan semua pihak. Apabila kerjasama ini dapat terwujud, maka kualitas pendidikan akan meningkat. Terutama bagi para guru yang telah bersertifikat. Keberadaan kelompok ini harus menjadi teladan bagi guru yang belum bersertifikat dan sekaligus harus menunjukkan kemampuan yang lebih
4
BAKTI 227/MEI 2010
tinggi dari guru “biasa” dalam segala aspek. Tapi sudahkah kenyataan demikian? Belum ada bukti dan pengakuan dari pihak manapun juga. Peningkatan mutu pendidikan kita belum bisa dikaitkan dengan adanya guru profesional yang telah meningkat kesejahteraannya. Beberapa indikator penghambat lainnya dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Sebagian guru profesional atau telah bersertifikat pendidik yang jumlahnya keseluruhannya lebih kecil dari jumlah guru di Indoensia, justru mengalami penurunan semangat karena pencairan tunjangannya terhenti karena tidak dapat memenuhi syaratnya yaitu mengajar 24 jam perminggu. Kecewa yang lebih kurang sama, juga dialami oleh guru yang baru lulus sertifikasi, tapi belum bisa segera menikmati peningkatan kesejahteraan karena jumlah jam mengajar belum memenuhi syarat. Ini dialami guru berbagai bidang studi di banyak sekolah setiap jenjang. 2. Semangat guru secara umum kini cenderung terbelah, karena secara ekonomi dan pendapatan telah sangat berbeda dengan yang telah mendapatkan tunjangan sertifikasi. Sedangkan kewajibannya sama yaitu juga harus mengajar 24 jam dalam seminggu. Bahkan ada guru yang mendapatkan tugas mengajar 24 jam, tapi belum bisa mengikuti sertifikasi karena kendala tingkat pendidikannya. Dari indikator di atas, maka dapat dijelaskan bahwa secara psikologis semangat guru kini cenderung berbeda dalam mengapresiasi peningkatan mutu pendidikan, karena terbedakan oleh kelas sosial yaitu sertifikasi. Memang ada sebagian guru yang cuek terhadap masalah ini, karena menyadari adanya kendala syarat baginya dan tetap bersemangat. Tapi sebagian lainnya menganalogikan pada rasa keadilan yang dihadapinya, kewajiban sama, pendapatan berbeda. Dengan demikian, mengharapkan sertifikasi berdampak nyata pada peningkatan mutu, lebih mungkin jika seluruh guru diberikan kesempatan yang sama untuk mendapatnya. Ini menjadi kekuatan gerakan guru secara nasional, bukan hanya pada sebagian kecil saja. Selain itu, kendala jam mengajar harus segera dicarikan solusinya, di samping tampak justru menjadi beban guru, yang masalahnya bukan karena sekedar telah besar pendapatannya. Untuk memenuhi semua ini, UU dapat dirubah jika itu kendalanya, supaya menjadi lebih sesuai dengan kenyataan di lapangan dan bersemangat yang sama dalam peningkatan mutu pendidikan kita. Sidik Pramono
Ass wr.wb Hai bakti,tau g’dlu q klu d pperpus scul hanya cari buku cerita atau buku peljaran.Tapi slama aku kenal ma bakti aku jd fens berat bakti lho.sn u itu isiy tetng pljaran hidup and bgaimana menghadapi hidup.sosial ada ibadah pun tak ketinggalan poky u menarik dech.Moga sukses selalu y bakti.Wss Wr Wb.
085292168xxx Assalamu’alaikum, Saya berkesan dgn majalah bakti,krna letak desain pnmpatan brita,cerpan sgt menarik & tepat sasaran. Syukran, Ary Pratama F.E.UMY 09 Wslm.
maju trus bakti... by:muhammad!
087836413xxx Jawab : Wa’alaikumsalam wr.wb Terimakasih atas usulannya,saudara dapat mangajukan pertanyaan lewat SMS,insya Allah akan kami sampaikan pada para ahli di bidangnya dan mulai edisi April 2010 kami sudah membuka rubrik kesehatan yang diasuh oleh dr. Tejo Katon, S.Si, MBA.
085743219xxx
Dear,majalah Bakti,aq poenya pantun nih buat kamu, Pergi ke pasar beli melati Lima ribu udah dapet sepanci. Majalah Bakti slalu di hati isinya komplit penuh inpirasi,,
BAKTI yg OKE sng bangget bs menikmati MENUmu kalo boleh ..minta kasih sedikit2 ilmu hisab/falaq biar nanti kalo mo puasa/lebaran ada wawasan.
085878761xxx
08170400xxx
Bakti,aku pernah baca kalu cerita remaja dan puisi hanya boleh untuk anak2 yg sekolah, Sementara bg yg umum seperti kita tak bisa kirim.Padahal kita jg termasuk keluarga besar Depag,kenapa tidak diterima karya2 kita.Tolong dong Bakti kita juga boleh kirim karya kita ke Bakti.
Jawab : Terima kasih, usul Anda akan kami pertimbangkan.
08170425xxx aslm,bakti makin lama tambah yahud aj,artklny lngkp,padat & bermanfaat,tp syg,ku g bs dapetin edisi bakti dg lnkp cz bakti g dijual bebas, jd sulit ngedapatiny,buat yg lain,tlg klo nulis salam jgn “ass” cz artinya g bgs kl bhs inggris,makasih bakti,sukses selalu.
085292287xxx
Jawab : Rubrik anak dan remaja memang dikhususkan untuk siswasiswi MI/SD, MTs/SMP dan MA/SMA/SMK sebagai wahana berkreasi di bidang tulis-menulis. Karya puisi selama ini sudah mewadahi anak/remaja dan dewasa. Sedangkan cerpen diutamakan oleh dan untuk serta bertema anak/remaja.
Jawab : Wa’alaikumsalam wr.wb Terimakasih atas perhatiannya Untuk sementara oplah kami hanya cukup untuk pegawai di lingkungan Kanwil Kemenag, jadi kami belum bias menjual bebas di pasaran.Silahkan anda ke redaksi Bakti akan kami beri secara cma-cuma.
Bakti ku, kau tmpat curhatku,hanya kau solu si dlm hidupku.Yah gantinya f ace book, Gmn kl ada santunan bg PNS yg memiliki anak yg ca cat mental/sakit dan korban mal praktek?Mrk jg selain memintarkan anak didiknya,msh dgn susah payah mengobatkan putri putranya yg en tah kpn smbuh nya.Smg Bakti mau mendeng ar dan memberi kan solusi. Syukron.
Dear bhakti, Moga aja ni usul bukan asal,soalnya kalo asal,q takut usul,he3x Gni nuh bhak…,brhubung skrg ni dunia pesbuk dah menjamur…. Gimana kalu bhakti buat account@pesbuk+ groupny gt…jd nanti kontak pembacanya bukn hny dari sms aj tp jg lwt email…. Skalian nambah jaringan kn?teman jg jd lbh bnyk… gmn?
087839949xxx Jawab : Terimakasih atas usulannya dan akan kami tindak lanjuti,untuk email majalah Bakti
[email protected]
085878609xxx Jawab : Silahkan mencoba mengajukan permohonan bantuan dana ke Badan Amil Zakat Kanwil Kementerian Agama Provinsi DIY.
Assalamu alaikum wr wb. terimakasih bakti telah dikeluarkan puisi,krena q hobi puisi.sekian trim,s.drALDY SD gangan.wassalamu alaikum wr.wb.
081804221xxx Ass, Bakti dr kcl ak udah bc dirimu lwt ayahku(alm) skrg msk kdg trlmbt kutrma hdirmu,alhmdllh ak yg brlnggn sndri… AMANGAT BAKTIku… kian lama psonamu mmikat hti.
Rubrik ini terbuka bagi para pembaca sebagai media komunikasi dengan Redaksi.
081392908xxx Ass..bakti q mau usul supaya bakti mkn maju n berkualitas usulku:gmnana kalau ddalm majalah bakti ada rubric Tanya jwb dgn para ahli dbidangnya masing2 jd biar para penikmat bakti mndpt ilmu tambahan dari rubric ini yg tadinya tidak tahu mnjdi tahu,trims
Kirimkan komentar Anda ke Redaksi via sms ke nomor 081229464370 Redaksi menyediakan 2 voucer @ Rp.10.000 untuk 2 komentar yang menarik (tanda bintang). (voucher tidak berlaku bagi pengelola).
BAKTI 227/MEI 2010
5
Istimewa
Menguak Arti Sertifikasi Guru
B
erdasarkan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang disahkan DPR-RI pada tanggal 6 Desember 2005, sertifikasi bagi guru (juga dosen), dimaksudkan agar kalangan ini memperoleh jaminan terpenuhinya kebutuhan hidup minimum, dengan penambahan penghasilan 1 kali gaji pokok yang diterimakan secara periodik. Setelah kesejahteraan terpenuhi, maka sasaran berikutnya adalah meningkatnya kualitas kerja yang dampaknya diharapkan tertuju pada peningkatan kualitas pendidikan secara nasional. Hal ini tentu menjadi sasaran ideal, karena harapan peningkatan mutu pendidikan yang dirancang setiap tahun, seringkali tidak tercapai sebagaimana yang diharapkan. Dalam konteks ini, guru dijadikan pendukung utama dalam pencapaiannya. Namun tidak semua guru mendapatkan kesempatan memperbaiki kesejahteraan hidupnya melalui sertifikasi. Mereka yang telah diangkat menjadi guru (baik negeri maupun swasta) atas kualifikasi jenjang pendidikan selain S1 atau D4, tidak berhak mengikuti uji sertifikasi, kecuali yang sudah memiliki masa kerja minimal 20 tahun dan golongan IVa. Selain yang masuk dalam klasifikasi di atas, hanya bisa melihat teman sejawatnya merengguk “rezeki” yang jumlahnya puluhan juta rupiah itu. Padahal kewajibannya sama, harus mengajar dengan baik dan jumlah jam tatap muka juga disamakan yaitu menjadi 24 jam seminggu (yang sebelumnya hanya 18 jam perminggu).. Setelah sertifikasi berjalan dan tunjangan profesional diterima, adakah kualitas pendidikan meningkat (secara signifikan)? Sejumlah guru penerima tunjangan menjelaskan, tidak menjamin sampai pada aspek tersebut. Dalam
6
BAKTI 227/MEI 2010
kenyataannya, kualitas pendidikan kita masih biasa-biasa saja, tidak ada terobosan yang menunjukkan peningkatan secara signifikan, apalagi secara spektakuler. Di bagian lain, justru melahirkan kesedihan baru yang berpengaruh pada penurunan semangat guru. Sebagian guru yang telah menerima tunjangan profesional melalui sertifikasi pada tahun 2009 misalnya, kemungkinan tidak menerima pada tahun 2010. Kendala utama adalah karena jumlah jam mengajar yang kurang dari yang disyaratkan yaitu 24 jam tatap muka. Di bagian lain, kini masih terdapat sekitar 50% lebih guru di Indonesia yang belum bisa diajukan untuk ikut sertifikasi karena berbagai kendala, terutama tingkat pendidikan. Tapi jumlah jam mengajar mereka sudah harus 24 jam juga atau sama dengan yang telah lulus sertifikasi. Di samping itu, kini ada ribuan guru tidak bisa melanjutkan pengajuan pencairan tunjangan profesional karena terhambat jumlah jam mengajar. Sertifikasi memang sarat kendala. Lantas, untuk apa sertifikasi? Bisakah kualitas pendidikan meningkat dengan kenyataan seperti ini? Atau cukupkah peningkatan mutu pendidikan dengan mengandalkan sejumlah kecil guru yang dikategorikan profesional dan sudah memperoleh tunjangan profesional? Tampak lebih adil, lebih bersahaja dan lebih memiliki kekuatan jika semua guru, apakah melalui penilaian portofolio atau diklat, diberi kesempatan mengikuti sertifikasi dan memperoleh tunjangan. Demikian juga yang sudah memperoleh, seyogyanya dapat berkelanjutan, dengan jam mengajar tetap 18 jam agar tidak justru memberatkan. Melalui kebersamaan ini, sasaran ideal peningkatan mutu, lebih memungkinkan untuk dicapai. Muslih
Guru Profesional ala Portofolio P
erbaikan kesejahteraan (sebagian) guru bukan isu lagi, tapi sudah menjadi kenyataan. Khusus di lingkungan Kementerian Agama Provinsi DIY, karena yang diterimakan dalam bentuk semacam rapelan, jumlahnya cukup fantastis, antara 9 sampai dengan 35 juta lebih, tergantung jumlah bulan sejak dinyatakan lolos sertifikasi dikali 1 kali gaji pokok. Bahkan sebagian sudah menerima tahap kedua, yang kini menjelang ketiga. Perbaikan kesejahteraan sebagaimana yang diamanatkan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ini, jauh di atas kesejahteraan yang biasa diberikan melalui kenaikan gaji berkala atau kenaikan karena naik pangkat, bahkan jauh di atas kenaikan gaji sekian persen setiap tahun. Namun tidak semua guru dapat menikmati perbaikan kesejahteraan ini. Ia harus terlebih dahulu memenuhi syarat sebagai guru profesional yaitu berpendidikan minimal S1 atau D4, lulus uji kompetensi atau lulus diklat. Bila sudah memenuhi kriteria ini, seorang guru sudah dinyatakan profesional dan berhak memperoleh tunjangan profesional dengan memenuhi syarat lainnya. Sebelum dinyatakan masuk diklat karena tidak lulus melalui penilaian portofolio, maka seorang guru mengajukan portofolionya dan sesuai Peraturan Mendiknas Nomor 18 tahun 2007 dengan komponen sebagai berikut : 1. Kualifikasi akademik, yaitu tingkat pendidikan formal yang dicapai sampai ia mengikuti sertifikasi. Pendidikan minimal adalah S1 atau D4. 2. Aspek pendidikan dan pelatihan. Ini berkaitan dengan pengalaman dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan atau peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional atau Internasional. 3. Komponen pengalaman mengajar. Aspek ini membuktikan masa kerja guru dalam melaksanakan tugas mengajar pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang. 4. Komponen perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yaitu persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas setiap tatap muka atau sekarang disebut dengan RPP. Dokumen tersebut sekurang-kurangnya memuat perumusan tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber atau media pembelajaran, skenario pembelajaran dan penilaian hasil
Istimewa
dengan instrumen tertentu. 5. Komponen penilaian dari atasan dan pengawas yaitu penilaian Kepala Madrasah/Sekolah dan pengawas terhadap kompetensi kepribadian dan sosial guru yang meliputi aspek : ketaatan menjalankan ajaran agama, tanggungjawab, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, inovasi dan kreatifitas, kemampuan menerima kritik dan saran, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan bekerjasama. 6. Komponen prestasi akademik yaitu prestasi yang dicapai guru, terutama yang terkait dengan bidang keahliannya yang mendapat pengakuan dari lembaga atau panitia penyelenggara, baik tingkat Kecamatan, Kabupaten/ Kota, Provinsi, Nasional ataupun Internasional. Hal ini meliputi lomba dan karya akademik (juara atau penemuan karya monumental dibidang pendidikan atau non kependidikan), pembimbingan teman sejawat atau siswa (instruktur, guru inti, tutor atau pembimbing kegiatan siswa). 7. Komponen karya pengembangan profesi yaitu suatu karya yang menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan. Komponen ini dapat meluputi : (a) Buku yang dipublikasikan pada tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi atau Nasional, (b) Artikel yang dimuat dalam media : jurnal/majalah/ buletin yang tidak terakreditasi atau terakreditasi, nasional ataupun internasional. (c) Media atau alat pembelajaran dalam bidangnya. (d) Laporan penelitian tindakan kelas (kelompok/ perorangan). (e) Karya seni (patung, rupa, tari, lukis, sastra dan lain-lain). 8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah yaitu partisipasi dalam BAKTI 227/MEI 2010
7
Istimewa
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (pasal 1 ayat 4). Sebagai tenaga ahli di bidangnya, pasal 20 UU nomor 14 tahun 2005 mengamanatkan agar dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya guru berkewajiban : 1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; 2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahun, teknologi dan seni; 3. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras dan kondisi fisik tertentu atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran; 4. Menjunjung tinggi peraturan perundangundangan, hukum dan kode etik guru serta nilai-nilai Uji Sertifikasi Guru, memeriksa kelengkapan persyaratan agama dan etika; dan sertifikasi 5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu mekegiatan ilmiah yang relevan dengan bidang tugasnya baik rencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik ataupun Internasional, sebagai pemakalah atau peserta. serta melaksanakan tugas tambahan (pasal 35 ayat 1). Untuk 9. Komponen pengalaman organisasi bidang pendidikan tugas dan beban kerja guru dalam melaksanakan proses pemdan sosial. Ini berupa pengalaman guru sebagai pengurus belajaran seperti yang disebutkan di atas, sekurang-kurangdalam suatu organisasi. Kepengurusan dalam bidang nya 24 jam tatap muka dalam 1 minggu (pasal 35 ayat 2). pendidikan, termasuk juga sebagai pengawas, kepala/wakil Namun banyak pihak bertanya, benarkah guru yang telah kepala madrasah, ketua jurusan, kepala laboratorium, kepala dinyatakan lulus sertifikasi itu telah menjadi guru profesional bengkel, kepala studio, pembina ekstra kurikuler, wali kelas, yang sebenarnya? Apakah ada perbedaan yang signifikan, ketua KKG/MGMP atau asosiasi profesi. Sedangkan bahwa guru profesional ala portofolio ini dalam melaksanakan organisasi sosial antara lain : menjadi pengurus RT/RW, LMD/ tugasnya menjadi lebih baik, lebih berkualitas dan lebih BPD atau bidang pembina keagamaan. bermotivasi dibanding sebelum lulus sertifikasi? 10. Terakhir, komponen penghargaan di bidang Tidak ada yang berani memberikan jawaban pasti sebagai Kependidikan yaitu penghargaan relevan yang diperoleh jaminan. Ini karena aspek yang dinilai adalah dokumen, bukan karena guru tersebut menunjukkan dedikasinya yang baik uji kemampuan langsung, baik akademis, kemampuan dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif penguasaan dan menyampaikan materi, kemampuan mengelola (lama waktu, hasil, lokasi) dan kualitatif (komitmen dan etos kelas, hasil yang dicapai dan bagaimana pula dengan dedikasi kerja) dan relevansi (dalam bidang atau rumpun), baik tingkat dan kedisiplinan. Apalagi dengan penambahan beban tugas Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional ataupun Internasional. yang harus mengajar minimal 24 jam tatap muka dalam Bila kesepuluh aspek ini dapat memenuhi angka penilaian seminggu yang semakin memberatkan dan sebagian guru tidak minimal 850, maka guru tersebut dinyatakan lulus serta berhak bisa memenuhinya. memperoleh Sertifikat Pendidikan dan dinyakatan sebagai Dibalik itu semua, yang dikorbankan dan menjadi korban Guru Profesional. Secara ideal, guru profesional sebagaimana adalah siswa. Pendidikan hanya diukur berdasarkan yang dijelaskan dalam ketentuan umum UU No. 14 tahun 2005 kuantitatas berapa lama proses pengajaran berlangsung. (pasal 1 ayat 1) adalah pendidik dengan tugas utama mendidik, Semakin lama, sertifikasi kehilangan ruh pendidikan. Bahkan mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan telah menggadaikan idealisme dengan pragmatisme, menukar mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini masa depan generasi bangsa dengan oportunisme sesaat. jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah. Pengertian profesional dalam hal ini adalah pekerjaan atau Muslih kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
8
BAKTI 227/MEI 2010
SertifikasidanKualitasPendidikan
S
ertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional (pasal 1 ayat 12). Sertifikat hanya diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan (pasal 11 ayat 1) yaitu penguasaan bidang kompetensi terkait dengan tugas guru dan diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi (pasal 11 ayat 2) melalui penilaian dokumen (portofolio). Sedangkan yang tidak lolos melalui penilaian portofolio, karena akumulasi nilainya kurang dari yang disyaratkan, maka yang bersangkutan dipersilahkan mengikuti uji kompetensi melalui Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi tempat asal asesor penilai portofolio. Sesuai pengalaman guru yang telah mengikuti diklat Rayon DIY-Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dalam waktu 11 hari, mendapatkan materi sebagai berikut : 1. Pengembangan Profesional Guru (3,5 jam), dilanjutkan pendalaman materi PAI-1 (Quran-Hadits) 3,5 jam, pendalaman materi PAI-2 (Fiqh) 5 jam, pendalaman materi PAI-3 (AqidahAkhlaq) 5 jam dan pendalaman materi PAI-4 (SKI) 3,5 jam 2. Model PAIKEM dan RPP (9 jam) dan Praktik Model PAIKEM dan RPP (9,5 jam) 3. PTK dan Penulisan Karya Ilmiah (3,5 jam) dan praktik 4,5 jam 4. Peer Teaching (22 jam) 5. Ujian Tulis Setelah dinyatakan lulus diklat, maka status sebagai guru pemegang sertifikat pendidik, adalah sama dengan yang telah lulus melalui portofolio. Namun jika dinilai dari adanya pembelajaran dan pelatihan, maka sesungguhnya guru yang dinyatakan lulus melalui diklat, secara akademis, teknis dan kemampuan profesional, seharusnya lebih baik dibanding yang lulus melalui penilaian portofolio. Peserta diklat mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan baru tentang proses penyusunan perangkat pembelajaran, pembelajaran itu sendiri dan PTK. Bagi guru yang telah diangkat dalam jabatannya dan telah memiliki sertifikat pendidik serta melaksanakan tugas keprofesionalannya, apakah yang lulus melalui portofolio atau diklat, memiliki kewajiban, tanggungjawab dan hak yang sama. Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 14 ayat 1 UU nomor 14 tahun 2005 , ia berhak : a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial; b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja; c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual; d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi ; e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana
pembelajaran untuk menunjang kelancaraan tugas keprofesionalan; f. Memiliki kebebasan untuk memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru dan peraturan perundang-undangan; g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas; h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi; i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan; j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi; k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya. Dalam kaitannya dengan penghasilan di atas kebutuhan minimum yaitu bahwa guru akan memperoleh tambahan penghasilan 1 kali gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus dan maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi (pasal 15 ayat 1). Gaji pokok, dalam hal ini mengandung pengertian satuan penghasilan yang ditetapkan berdasarkan pangkat, golongan dan masa kerja. Tunjangan melekat pada gaji adalah tambahan penghasilan sebagai komponen kesejahteraan yang ditentukan berdasarkan jumlah tanggungan keluarga. Adapun tunjangan profesi adalah tunjangan yang diberikan kepada guru yang memiliki sertifikat pendidik sebagai penghargaan atas profesionalitasnya dan menurut pasal 16 ayat 1 UU nomor 14 tahun 2005, besarnya setara dengan satu kali gaji pokok. Untuk bisa mendapatkan hal tersebut, maka seorang guru harus mengikuti yang disebut dengan Uji Kompetensi atau juga dikenal dengan istilah Sertifikasi. Guru yang telah lulus sertifikasi, menurut UU telah dinyatakan sebagai guru profesional atau guru yang dinyatakan telah memenuhi syarat dalam bidang profesinya. Jika syarat jam mengajar dapat dipenuhi 24 jam tatap muka perminggu atau terpenuhi karena tugas pokok lainnya, maka ia berhak mendapatkan tambahan tunjangan sebagai guru profesional sebesar 1 kali gaji pokok setiap bulan. Dengan demikian guru tersebut telah menjadi andalan sebagai salah satu komponen penting dalam peningkatan kualitas pendidikan di negeri ini. Peningkatan kesejahteraan diidentikkan dengan keharusan pula meningkatnya motivasi, kedisiplinan, kemampuan dalam melaksanakan tugas, sehingga secara ideal mendorong peningkatan kualitas pendidikan. Muslih BAKTI 227/MEI 2010
9
Menderita Karena Anak (2) Oleh H. Afandi
Dok. BAKTI
T
homas Alva Edison, tentu kita semua mengenal nama ini. Penemu besar yang memiliki ribuan hak paten. Namun tahukah Anda bahwa dia hanya mengenyam dunia pendidikan formal 3 bulan? Thomas Alva Edison dikeluarkan dari sekolahnya karena gurunya beranggapan ia terlalu bodoh untuk bersekolah. Dalam kondisi ekonomi yang terbatas sebagai single parent, ibu Edison tidak mempercayai hal tersebut. Dengan gigih ia didik sendiri Edison di rumah. Lebih dari apa yang didapat di sekolah, ibunya mengajarkan keuletan berjuang dan kemandirian. Di usia begitu muda, Edison berjualan koran untuk membiayai sendiri penelitianpenelitiannya. Bahkan di usia 10 tahun ia telah memiliki laboratorium sendiri. Bayangkan apa yang terjadi bila ibu Edison bersikap sama dengan gurunya. Mungkin listrik akan terlambat ditemukan. Dan itu berarti penemuan-penemuan yang terkait listrik juga akan terhambat. Demikian pula dengan ibu Imam Syafi’i. Suaminya meninggal sebelum Imam Syafi‘i lahir. Ia membesarkan Syafi‘i sendirian. Memotivasinya untuk belajar. Usia 7 tahun Syafi‘i sudah hafal Alquran. Guru-guru ia datangkan untuk mengajar Syafi‘i, biarpun untuk itu ia harus bekerja keras untuk biaya belajar anaknya. Dalam riwayat kita juga membaca bagaimana para sahabiyat membiasakan putra-putrinya berpuasa. Sebuah
10 BAKTI 227/MEI 2010
riwayat mengatakan para sahabiyat sengaja menyiapkan mainan untuk anaknya ketika berpuasa. Ketika mereka kelihatan loyo atau lapar, diberikanlah kepada mereka mainan agar mereka lupa akan rasa laparnya. Dalam riwayat lain diceritakan bagaimana usaha seorang ibu mengangkat anaknya agar bisa melihat Rasulullah dalam haji wada’. Bahkan ada kata-kata hikmah dari ibunda Sufyan Tsauri, Imam Bashrah, “Anakku, jika kamu menulis/mendapatkan 10 huruf lantas tidak menambah kekhusu’an kamu dalam beribadah kepada Allah berarti apa yang kamu tulis/dapatkan tidak ada artinya”. Betapa dalam makna kata-katanya. Seakan-akan ia mengatakan, ‘Tidak penting bagi ibu kamu menjadi juara kelas, yang terpenting adalah berapa besar ilmu yang kamu dapatkan menambah keimanan dan ketakwaan kamu kepada Allah”. Inilah yang dicontohkan oleh para ibu generasi lampau. Ibu memiliki peran demikian besar dalam mendidik putraputrinya agar kelak menjadi investasi yang buahnya terus mengalir dan dinikmati hingga di akhirat. Melalui anak-anak yang kuat karakternya, tinggi harga dirinya, kokoh percaya dirinya, besar cita-citanya dan jiwanya senantiasa rindu untuk melakukan amal terbaik (ahsanu ‘amala), orang tua sungguh tetap menabung kebaikan meskipun badan telah berselimut kafan. Sesungguhnya tidak ada yang bisa diharapkan dari seorang anak setelah kita mati kecuali kesalehan. Anak-anak shalih yang mendoakan orang tuanya adalah harta berharga yang tak ternilai harganya. Jika demikian, siapa yang berkepentingan dengan hadirnya anak yang shalih ini? Tentunya kedua orang tua berkepentingan dengan hal ini. Keberhasilan maupun kegagalan adalah milik kedua orang tua. Dalam hadist disebutkan “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci. Kedua orang tuanyalah (abawahu) yang menjadikannya Nashrani, Yahudi atau Majuzi”. Maka jelas pendidikan anak menjadi tanggungjawab ayah dan ibu. Memang, di balik orang-orang besar, selalu ada ibu yang besar. Tetapi di balik sejarah orang besar yang melahirkan orang-orang yang juga memiliki kebesaran, juga mencatat tentang ayah-ayah yang besar. Sekalipun demikian, dalam konteks pendidikan anak, jelas bahwa ibu memiliki frekuensi yang lebih tinggi dalam berinteraksi, menjalin ikatan dan sebagai model bagi anak. Ini tidak lepas dari fitrah seorang ibu dengan perannya dalam wilayah reproduksi. Tahapan-tahapan dalam proses reproduksi mulai dari mengandung, melahirkan dan menyusui, secara alamiah menjadikan ibu menjadi guru pertama bagi sang anak. Sebab itulah seorang penyair mengatakan, “Ibu adalah sekolah, jika kamu mempersiapkannya dengan baik maka seolah kamu telah mempersiapkan kebaikan sebuah umat”. Jack Jane Ruso, juga pernah berkata, “Laki-laki adalah buah
cipta wanita, jika kalian menginginkan laki-laki agung, maka ajarkanlah kepada para wanita apa itu keagungan”. Sejarah juga telah membuktikan bagaimana pribadi-pribadi agung lahir dari tangan ibu-ibu yang agung. Pertanyaannya, masih adakah ibu-ibu agung itu hari ini? Masihkah ada ibu-ibu yang dengan ikhlas berkhidmat untuk mendidik dan membesarkan anak-anaknya? Betapa banyak kita saksikan ibu-ibu yang menyia-nyiakan karunia Allah berupa ASI dan justru menyusahkan diri sendiri dengan pergi bekerja, meninggalkan anak bersama pembantu untuk membeli sebotol susu sapi? Sebagian mungkin enggan menyusui, sebagian lain mungkin tidak sempat karena harus segera bergegas pergi untuk merebut sebuah kata yang bernama sukses. Sukses dalam karier dan pekerjaan. Sukses dalam uang dan harta. Mereka berlelah-lelah atas nama anaknya, padahal anaknya sedang kelelahan karena menunggu kesempatan untuk menyusu dan bermain dengan ibunya. Begitu pun dengan sang ayah. Tidak lagi tersisa kesempatan untuk bercanda dan berbincang dengan anaknya, karena sibuk dengan pekerjaan. Seolah dengan harta yang tak seberapa itu telah cukup menjamin anaknya akan menjadi anak-anak yang shaleh. Jika kemudian anak-anak kita menjadi anak yang rapuh siapa yang paling bertanggung jawab? Dari Mana Dimulai? Pertama, Niat. Kita pernah mendengar kisah istri ‘Imran yang diabadikan Al Qur’an. Ketika ia merasakan ada getaran janin di perutnya ia segera berdo’a kepada Allah “ Ya Tuhanku, Sesungguhnya Aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui” (Ali Imran : 35). Nazar adalah kebajikan yang diwajibkan sendiri oleh pelakunya kepada dirinya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Dalam konteks ini, nazar istri Imran adalah tekad untuk menjadikan anaknya kelak secara penuh berkhidmat di Baitul Maqdis. Dari kandungannya kemudian lahirlah Maryam dan kemudian melahirkan Isa. As. Wahai para Ibu.... Niat dan tekad apakah yang sudah kita pancangkan untuk anak-anak kita? Sudahkah terpancang tekad kuat untuk menjadikan anak-anak kita sebagai generasi yang memiliki akidah yang kokoh, iman yang membaja, keuletan dan kegigihan untuk berjuang yang tak kenal menyerah? Atau kita terlanjur lupa tak memikirkannya? Atau mungkin kita sudah merasa menjadi orang tua yang sukses karena berhasil membiayai mereka untuk mengikuti berbagai macam kursus, membuat mereka memiliki banyak kecakapan, meraih juara kelas, namun hatinya gersang dari ruh iman? Bagaimana jadinya anak-anak kita akan bergantung pada kesadaran kita tentang apa yang penting menurut kita selaku orang tua. Jika orang tua tidak menganggap penting soal agama, maka menyekolahkan anak di lembaga yang tidak mengajarkan agama bukan sebuah masalah. Bahkan mungkin berpindah agama pun tidak menjadi soal, asalkan anak kita menjadi orang yang terpandang karena kekayaan dan status sosialnya yang membuat iri banyak orang. Jika berakidah yang kokoh dipandang bukan sebuah keharusan, tidak menjadi soal apakah anak mengenal Tuhannya atau tidak. Baginya sudah
cukup jika anak mampu mengenal dan menghafal setiap rumus matematika dan memastikan setiap hitungannya tidak ada yang meleset, meskipun dia tidak kenal dengan Tuhan dan Nabinya. Tapi mari kita sama-sama ingat, kitalah yang kelak akan ditanya oleh Allah. Kitalah yang akan diminta pertanggungjawaban tentang bagaimana kita memperlakukan amanah yang bernama anak. Kedua, Tauladan. Rumah adalah madrasah. Di sana anak belajar tentang baik dan buruk. Bagi anak, kebaikan adalah apa yang dia lihat dan saksikan. Bukan apa yang diucapkan. Sebab itu, jika ada ibu yang merasa anaknya sulit diatur, tidak mau mendengar dan membandel, mari kita bertanya kepada diri sendiri, sudahkah kita menjadi contoh yang baik untuk anak-anak kita? Untuk menjadi contoh, kita tidak cukup dengan menunjukkan tentang apa yang seharusnya dilakukan, tanpa kita sendiri melakukannya. Karena memerintahkan sesuatu sementara kita sendiri tidak melakukannya, jelas akan menyebabkan kebingungan pada diri sang anak. Sementara pepatah mengatakan, lisanul hal afshahu min lisanil maqal. Contoh perbuatan itu jauh impresif ketimbang kata-kata. Masalahnya, dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa bersandiwara di depan anak. Kita tidak bisa untuk seolaholah menjadi contoh yang baik jika pada hakekatnya kita sendiri bukan contoh yang baik. Jika demikian, pantaskah kita berharap dari keluarga kita akan lahir anak-anak yang shaleh jika kita sendiri tidak menjadi figur orang tua yang shaleh? Akankah dari keluarga kita lahir anak-anak yang memiliki akidah yang kokoh, jika orang tuanya sendiri tidak memiliki akidah yang jelas? Bukankah ada pepatah, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya? “Kacang nurut lanjaran”, begitu orang Jawa mengumpamakan. Maka tantangan terbesar bagi setiap orang tua yang menginginkan lahirnya anak shaleh adalah menjadikan dirinya terlebih dahulu manusia yang shaleh. Dari sana akan lahir contoh-contoh kesalehan. Sudahkah itu kita lakukan? Ketiga, menjadikan ajaran al-qur’an dan sunnah sebagai panduan. Jujur harus diakui, sebagian besar kita mendidik anak-anak hanya berdasar tradisi yang kita warisi secara turun temurun. Sebab memang tidak ada sekolah menjadi orang tua. Tahu-tahu kita besar, menyukai lawan jenis lalu menikah. Tibatiba saja kemudian hamil dan menjadi orang tua. Maka apa yang kita lakukan umumnya hanya mengacu apa yang diajarkan oleh nenek moyang kita. Apakah itu salah? Tentu saja tidak. Warisan masa lalu yang bertahan hingga sekarang adalah warisan yang telah terverifikasi kebenarannya oleh waktu, meskipun sepanjang perjalanan selalu membuka ruang untuk koreksi dan perbaikan. Hanya saja yang menjadi tidak pas, ketika kita menyatakan diri sebagai muslim, tetapi lupa tidak menjadikan al-qur’an dan sunnah sebagai rujukan. Akhirnya kita jauh dari tuntunan nabi dalam mendidik anak-anak kita. Oleh sebab itu, menjadi keharusan bagi kita untuk kembali mempelajari bagaimana pola pendidikan yang diterapkan Rasulullah. Wallahu a‘lam bish-shawab. Disampaikan pada pertemuan pimpinan/pengurus organisasi wanita Islam di Yogyakarta, 22-24 Februari 2010. BAKTI 227/MEI 2010
11
AGAMA Makna Memperingati Waisak Oleh Jiyono
T
anggal 28 Mei 2010, seluruh umat Buddha di dunia memperingati tiga peristiwa yang dialami langsung oleh seorang manusia yang telah mencapai Penerangan Sempurna menjadi Buddha. Tiga peristiwa tersebut adalah kelahiran seorang putra seorang raja Sakya yang diberi nama Sidharta (berarti tercapai segala cita-citanya) dari keluarga Gautama pada tahun 623 SM, pencapaian Penerangan Sempurna setelah menjadi petapa kurang lebih selama 6 tahun pada umur 35 tahun dan mangkatnya seorang manusia Agung yang telah mencapai kesempurnaan pada usia 80 tahun. Tiga peristiwa yang dialami langsung oleh Sang Buddha terjadi pada bulan Waisak, pada saat purnama sidhi pada tahun yang berbeda. Ketika Sidharta sebagai seorang pangeran muda menanyakan proses kehidupan melalui penampakan orang tua, orang sakit, orang mati dan seorang petapa dengan wajah cemerlang, pada saat itulah bibit benih spiritualitas seorang manusia agung tumbuh dengan subur. Fenomena yang tampak dari kehidupan manusia (lahir, tua, sakit dan mati) menjadi bahan pertanyaan yang amat mendalam. Beliau kemudian merefleksikan proses kehidupan manusia sepanjang kehidupan menjadi seorang pangeran. Tidak ada kekurangan secara material yang Beliau alami, bahkan bergelimpangan harta dan tahta. Ternyata di balik kehidupan yang dialami manusia adalah proses lahir, tua, sakit dan mati, terdapat suatu kepastian dan tanpa kesangsian bahwa hidup adalah sebagai bentuk penderitaan. Jangan keliru memahami penderitaan, bukan dalam hal pesimis akan tetapi Beliau menunjukkan fakta-fakta kebenaran. Pangeran Sidharta dalam upaya mencapai KeBuddhaan perlu meninggalkan segala macam kekayaan duniawinya, tanpa dengan kemelekatan yang menjadi jerat. Pangeran Sidharta pergi untuk bertapa dan bebas dari kepemilikan. Setelah mencapai Penerangan Agung, Beliau bagaikan seorang dokter, dokter yang maha dahsyat dan manjur. Pada awal pembabaran Dharma, Beliau menunjukkan hakekat tentang Kebenaran Mulia Tentang Adanya Dukkha. Beliau memberikan contoh berkumpul dengan yang tidak kita cintai, berpisah dengan yang kita cintai, tidak memperoleh yang kita kehendaki adalah bentuk penderitaan. Penderitaan dapat dialami melalui fisik maupun melalui batin (rohani). Penderitaan yang Beliau ajarkan terutama adalah penderitaan karena kemelekatan pada keberadaan manusia itu sendiri. Penderitaan karena ia terikat pada kelahiran, kematian, untuk seterusnya terikat pada roda samsara kelahiran yang berulangulang. Beliau menunjukkan Kebenaran Tentang Sebab Musabab
12 BAKTI 227/MEI 2010
Istimewa
Dari Dukkha. Sebab dari penderitaan tidak lain adalah segala macam nafsu keinginan rendah yang masih menyebabkan proses kelahiran yang berulang-ulang. Keinginan rendah menjadi momok yang amat sangat mengganggu jalan tercapainya kebahagiaan sejati. Selama manusia masih memiliki keinginan rendah, selama itu pula manusia masih terjerat dengan penderitaan. Dilanjutkan kemudian Beliau menunjukkan Kebenaran Tentang Lenyapnya Dukkha. Lenyapnya dukkha yang dimaksud adalah tercapainya kebahagiaan sejati, terhentinya proses kelahiran dan kematian, tercapainya Nirvana (Pengertian Nirvana bukanlah Sorga pada umumnya sebab Nirvana adalah diluar dari segala bentuk maupun kondisi). Sorga dalam agama Buddha adalah alam-alam kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan. Pada akhirnya (tahap keempat), Beliau menunjukkan Kebenaran Mulia Tentang Jalan Untuk Melenyapkan Dukkha. Jalan atau cara untuk melenyapkan dukkha adalah menghindari dua hal ekstrim (hidup berfoya-foya dan hidup menyiksa diri) dan melaksanakan Satu Jalan Mulia berunsur delapan. Delapan unsur dimaksud adalah Pandangan Benar, Pikiran
Benar, Ucapan Benar, Perbuatan Benar, Penghidupan Benar, Usaha Benar, Perhatian Benar dan Konsentrasi Benar. Dalam pelaksanaan sehari-hari tidak terpisahkan dan harus secara seimbang. Delapan unsur itulah satu-satunya jalan untuk mencapai pembebasan dari kondisi penderitaan yang manusia alami. Sang Buddha kemudian memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih mana yang harus dilakukan untuk mencapai pembebasan. Pembebasan mutlak merupakan kunci dari Misi ajaran Sang Buddha. Pembebasan manusia dari eksistensinya yang menderita dan dari segala bentuk, situasi keadaannya yang menyebabkan manusia menderita. Menderita adalah sesuatu yang tidak perlu bagi manusia, namun penderitaan nyatanya tidak pernah tidak ada sebelum men-capai pembebasan itu sendiri. Sebagai manusia kita tibatiba menerima eksistensi dari penderitaan yang hadir. Namun demikian penderitaan itu sendiri juga relatif, tidak mutlak dan dapat ditiadakan. Ditiadakannya penderitaan itu sendiri itulah misi Sang Buddha. Oleh karenanya itu yang sangat penting bagi manusia adalah bagaimana dapat menempatkan secara bijaksana akan nilai yang transenden (mutlak) dengan nilai-nilai yang relatiftemporal. Dalam ajaran Sang Buddha, dunia tampak berkondisi, bersyarat dan mengalami perubahan dan tak terpisahkan dari hal yang esensial, yang mutlak yang luhur dan tidak bersyarat. Realitas yang transenden (mutlak absolut) dan realitas yang relatif temporal bukanlah terpisah satu sama lain. Umat Buddha hendaknya mampu memahami dua hakekat ini. Memahami realitas yang temporal dan transenden, mampu menempatkan secara bijaksana dalam segala tindakan baik melalui pikiran, ucapan maupun perbuatan badan jasmanai, akan membawa kemajuan dan berkah bagi semua mahluk hidup. Sang Buddha tidak akan pernah memaksa bahkan menakutnakuti kepada manusia untuk mengikuti ajarannya. Sang Buddha sangat demokratis memberikan kebebasan penuh. Beliau Maha Tahu, bahwa setiap mahluk membawa hasil dari buah karmanya masing-masing. Kepada siswa-Nya, Sang Buddha memberikan alternatif yaitu hidup menjadi petapa atau hidup berkeluarga. Beliau
sangat paham bahwa kehidupan berkeluarga memang penuh dengan resiko. Segala macam resiko akan muncul bertubitubi, apalagi munculnya keinginan yang deras dari dalam diri manusia. Dalam hal ini bukan berarti bahwa hidup menjadi petapa tidak memiliki suatu masalah. Selama menjadi manusia permasalahan tetap selalu ada, namun demikian permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan berkeluarga lebih besar resikonya. Kalaupun manusia menjadi petapa maka seharusnyalah sesuai dengan petunjuk yang pernah Beliau sampaikan (Vinaya). Peringatan Waisak sebagai sesuatu yang amat Suci, hari yang penuh dengan kandungan makna nilai-nilai transendental, syarat dengan makna rohani-spiritual. Semua aspek kehidupan manusia tercermin ketika kita mampu menangkap makna Waisak. Kesemarakan budaya spiritual sebagai pilar dalam membentuk jati diri umat Buddha. Mampu menahan diri dan tidak menyalahkan orang lain, itulah bercermin diri, suatu usaha yang sangat mulia, tidak meremehkan walaupun sedikit dari kejahatan. Dengan jelas misi Sang Buddha adalah pembebasan manusia dari eksistensinya penderitaan itu sendiri. Waisak hendaknya bukan eskapisme dari arus perubahan dunia atau benturan jaman. Sebaliknya tidak hanyut dalam perubahan dunia yang glamour tak terbatas. Mengembangkan citta-KeBuddhaan dalam praksis pembebasan dan mampu mendialektiskan antara kebenaran transenden dan kebenaran temporal. Atau juga mendekonstruksikan realitas yang relatif temporal serta mampu membuka wacana untuk terwujudnya kebenaran mutlak maupun sikap hidup bijaksana. Dharma ajaran Sang Buddha tidak bersikap dualistis, melainkan humanistis yang mencakup segala dimensi kehidupan manusia baik rasional maupun spiritual. Hal ini karena sumber kebijaksanaan untuk mencapai ke-Buddhaan terdapat dalam diri manusia itu sendiri. Kiranya makna Waisak tahun ini akan dapat memberikan pengaruh suasana sejuk bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara kesatuan dalam menyongsong kehidupan umat manusia yang bahagia dan sejahtera. Semoga semua mahluk hidup berbahagia. Sadhu 3 X. SELAMAT TRI SUCI WAISAK 2554 BE/TAHUN 2010
MT ARA PENCAK SILA MTss N NGEMPLAK JU JUARA SILATT SLEMAN CUP DAN POPDA DIY 2010
Ketiga atlet MTs N Ngemplak meraih 1 emas dan 2 perunggu. Dona Fitriana Juara I Kelas H Putri, Muh. Umar Mahmudi Juara III Kelas G Putra, Widiya Rizky Yulandari Juara III Kelas A Putri Selanjutnya ketiga atlert tersebut dipersiapkan untuk POPWIL 2010 di Semarang. Mereka latihan mulai Kamis 15 April 2010 di Gedung KONI DIY. Prestasi yang diraih tersebut berkat ketekunan mereka dalam kegiatan pengembangan diri di sekolah. Untuk persiapan POPDA mereka latihan 3 kali seminggu yang dibimbing oleh Eva (Alumni MTs N Ngemplak 2006), Walyono, Bambang dan Toni. (Penulis : Harsoyo, S.Pd.).
M
adrasah Tsanawiyah Negeri Ngemplak merebut tiga emas sebagai juara I dan satu perunggu untuk juara III pada Pencak Silat Sleman Cup 2010 di Gedung Serbaguna Denggung, Sleman pada tanggal 1 s.d. 4 Maret 2010. Atlet yang meraih juara yaitu Muh. Umar Mahmudi Juara I Kelas G Putra, Widiya Rizky Yulandari Juara I Kelas A Putri, Dona Fitriana Juara I Kelas H Putri, Meilisa Estu Arti Juara III Kelas F Putri. Kemudian tiga atlet peraih emas mewakili Kabupaten Sleman pada POPDA DIY 2010 pada tanggal 5 s.d. 11 April 2010. Kegiatan POPDA dimulai dari pelepasan atlet di halaman kantor Dikpora Kabupaten Sleman dan dilanjutkan upacara pembukaan POPDA di Gedung Tennis Indoor Bank Jakarta, kemudian penimbangan berat badan di gedung KONI DIY. Pertandingan dilaksanakan tanggal 8 April s.d. 11 April 2010.
RALAT BAKTI Edisi 226/April 2010 NO HAL 1. Hal. 17 paragraf 3 baris ke 8 2.
Hal. 18 paragraf 3 baris ke 7
TERTULIS Haryo Mangkubumi nama kecilnya Bendoro Raden Mas Herjuno Darminto karena istri sinuwun Hamengkubuwono X itu ada empat
SEHARUSNYA Haryo Mangkubumi nama kecilnya Bendoro Raden Mas Harjuno Darbito karena istri sinuwun Hamengkubuwono IX itu ada empat
BAKTI 227/MEI 2010
13
sir Taf
tik a Tem
Diasuh oleh Ja’far Arifin
Larangan Tabdzir Perhatikan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 26 dan 27
Artinya : “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghamburhamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” Arti kata /tabdziran adalah bentuk masdar dari kata badzdzara yang secara bahasa berarti memboroskan, mengamburhamburkan. Kata dengan berbagai bentuknya ini dalam alQur’an hanya terdapat pada surat Bani Israil ayat 26 dan 27. Tafsir Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik, ia bercerita ada seorang laki-laki dan Bani Tamim yang datang kepada Rasulullah Saw, lalu ia berkata, wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki banyak harta, isteri, anak dan banyak rumah, beritahukanlah aku bagaimana aku membelanjakan hartaku? Dan apa yang harus aku lakukan? Rasulullah Saw. bersabda, “Kamu keluarkan zakat dari hartamu jika ada, karena sesungguhnya zakat adalah perbuatan yang dapat menyucikan dosamu, lalu kamu jalin shilaturrahim dengan kerabatmu, dan juga harus mengetahui hak pengemis, tetangga dan orang miskin. Laki-laki itu berkata, “Wahai Rasulullah, sederhanakanlah (penyebutan orang-orang yang berhak aku beri infak itu), maka Rasulullah membacakan firman Allah, “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Mendengar firman Allah tersebut, laki-laki itu berkata, “Apakah cukup bagiku, apabila aku telah menunaikan zakat kepada utusanmu, dan aku telah menunaikan kewajibanku kepada Allah dan Rasul-Nya? Rasulullah menjawab, “Ya apabila kamu telah menunaikan zakat kepada utusanku, maka sesungguhnya kamu telah terlepas dari kewajiban itu, dan bagimu adalah pahalanya. Sedangkan dosanya hanyalah bagi orang yang menukarnya.” Kerabat-kerabat dekat dari keluarga yang berhak mendapatkan shadaqah sebagaimana disebutkan dalam riwayat Ahmad adalah ibu, ayah lalu orang yang berikutnya dan berikutnya (yang lebih dekat hubungan kerabatnya).
14 BAKTI 227/MEI 2010
Manakala Allah memerintahkan untuk berinfaq, mengeluarkan harta yang dimilikinya untuk keperluan di jalan Allah, kemudian Allah melarang agar tidak berlebihan, akan tetapi membelanjakannya dengan cara wajar, sebagaimana yang telah dinyatakan dalam suatu ayat bahwa orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihlebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah pembelanjaan itu di tengah-tengah antara yang demikian. Kemudian Allah berfirman yang menyatakan ketidaksenangan-Nya terhadap pemborosan dan berlebih-lebihan. Yaitu bahwa pemboros-pemboros itu adalah saudara setan, maksudnya serupa dengan mereka. Ibnu Mas’ud berkata, “tabdzir ialah membelanjakan harta pada jalan yang tidak benar. Demikian pula menurut pendapat Ibu ‘Abbas. Mujahid berkata, seandainya seseorang menginfakkan semua hartanya pada jalan yang benar, maka hal itu tidak termasuk pemborosan. Sebaliknya, meskipun hanya sedikit, misalnya satu mudd, namun dibelanjakan bukan pada jalan yang benar, maka hal itu disebut dengan pemborosan. Menurut Qotadah, pemborosan adalah membelanjakan harta untuk suatu kemaksiatan kepada Allah dan di jalan yang tidak benar serta untuk kerusakan. Dimaksudkan pula pemboros-pemboros itu saudara setan adalah bahwa mereka serupa dalam hal pemborosan, kepandiran, tidak patuh dan suka berbuat kemaksiatan. Setan itu sangat ingkar kepada Tuhan. Ini disebabkan karena setan telah ingkar terhadap nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya, ia juga tidak mau tunduk kepada-Nya, bahkan memilih untuk melanggar dan berbuat maksiat. Ibrah Tekait dengan ayat di atas, saat ini tengah diperbincangkan Rancangan Peraturan Pemerintah atau RPP mengenai larangan rokok. Satu sisi ada yang sangat mendukung untuk diputuskannya RPP tersebut. Namun di pihak lain ada pula yang menolaknya dengan berbagai macam alasan. Meski demikian, setiap pribadi tentu akan mampu menjawab persoalan ini. Artinya jika ternyata rokok itu mengakibatkan kerusakan, terutama dari sisi kesehatan, otomatis merokok itu dapat dikatagorikan perbuatan tabdzir. Dan jika ditimbangtimbang antara manfaat dan madlaratnya lebih banyak madharatnya, maka dalam ajaran Islam telah ditetapkan bahwa lebih diutamakan mengantisipasi bahaya yang lebih besar ketimbang manfaat yang sedikit. Di sini rokok tak ubahnya dengan khamr yang secara umum lebih banyak menimbulkan kerusakan khususnya menyangkut kesehatan. Sebagai seorang muslim, menjaga kesehatan adalah hal yang sangat prinsip dan merupakan bagian dari ruh ajaran Islam.
K EE SS EE HH AA TT AA N
Diasuh oleh dr. Tejo Katon, S.Si, MBA
Tensi Darah Naik Turun Ass.wr.wb. Bakti, Kira-kira 1 bulan saya rasakan dibagian leher dan pundak terasa kaku-kaku. Tensi darah kadang naik dan turun. Mohon solusi dan obat serta makanan yang dianjurkan dan pantangannya. Terimakasih. Wassalam.
Jawab : Leher/ tengkuk dan pundak terasa pegal dan kaku, menandakan peredaran darah yang kurang lancar. Hal ini disebabkan dan banyak diderita oleh mereka yang memiliki tekanan darah tinggi dan kolesterol dan trigliceride tinggi. Coba sempatkan diri anda untuk cek kadar kolesteol dan trigliceride nya, juga tensi anda. Tensi/tekanan darah adalah keadaan di mana tekanan yang dikenakan oleh darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh. Tekanan darah dapat dilihat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya ditunjukkan dengan angka seperti 120/80 mmHg. Angka 120 menunjukkan tekanan pada pembuluh arteri ketika jantung berkontraksi dan disebut dengan tekanan sistolik sedang angka 80 menunjukkan tekanan ketika jantung sedang berelaksasi dan disebut dengan tekanan diastolik. Sikap yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah dalam keadaan duduk atau berbaring. Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah. Yang dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, gangguan anak ginjal, dll. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala. Apabila pada kesempatan tersebut tekanan darah anda berada pada 140/90 mmHg atau lebih maka akan didiagnosa sebagai hypertensi (tekanan darah tinggi). Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap
stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal..Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena penyakit jantung dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Target kerusakan akibat Hipertensi antara lain: · Otak : menyebabkan stroke · Mata : menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan · Jantung : menyebabkan penyakit jantung koroner(termasuk infark jantung), gagal jantung · Ginjal : menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal Cara baik menghindari hipertensi adalah dengan mengubah ke arah gaya hidup seperti aktif berolahraga, mengatur diet atau pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak mengkonsumsi alcohol dan rokok. Namun apabila anda telah didiagnosa terkena Hypertensi, langkah awal terpenting adalah menurunkan tekanan darah anda dengan mengikuti gaya hidup sehat seperti di atas dan mengkonsumsi obat sesuai dengan petunjuk dokter.
BAKTI 227/MEI 2010
15
H
ari terasa begitu lama berjalan, selepas diselenggarakannya Ujian Nasional (UN). Hati terasa tak tenang menanti kabar yang ditunggu-tunggu, yaitu pengumuman kelulusan UN. Mereka yang telah mengikuti UN tentunya khawatir akan hasil ujiannya. Boleh jadi mereka merasa benar dalam mengerjakannya, tapi juga belum tentu hasilnya sesuai dengan yang mereka harapkan. Hasil Try Out maupun uji coba UN yang lalu menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, di mana masih banyak siswa yang belum mencapai standar kelulusan. Padahal pihak sekolah telah melakukan berbagai cara demi meningkatkan kualitas siswanya mulai dari
untuk lebih mengenal dan menggali potensi diri sehingga mengetahui pekerjaan apa yang cocok baginya. Bekali diri dengan pengetahuan tambahan, seperti bahasa asing, keterampilan khusus, dan sebagainya. Jangan mudah tergiur dengan orang yang menawarkan gaji tinggi yang tidak wajar, maupun bisa membantu mendapatkan kerja dengan menyetor sejumlah uang terlebih dahulu. Konsultasikan dengan orang tua atau orang yang lebih berpengalaman. Bagi yang belum lulus, jangan berkecil hati karena pemerintah masih akan menyelenggarakan ujian susulan. Kesempatan ini hanya sekali dan jangan disia-siakan. Perbaiki
Menyikapi Pengumuman UN menambah jam pelajaran, mengadakan les khusus, membahas soal ujian tahun lalu, pembinaan mental dan spiritual, maupun kegiatan lainnya. Kini saat yang dinantikan telah tiba, masing-masing siswa telah menerima kabar dari pihak sekolah. Bagi yang menerima kabar bahwa ia lulus ujian, sebaiknya menyikapi hal tersebut dengan cara yang bijak dan wajar karena sering kali kita saksikan di televisi beberapa perilaku kurang terpuji yang mereka tampilkan saat pengumuman kelulusan. Ada yang mencorat-coret seragamnya hingga berwarna-warni, bahkan kadang rambut maupun bagian tubuh lainnya tak luput dari coretan tersebut, padahal seragam tersebut dapat lebih bermanfaat jika diberikan kepada adiknya atau orang lain yang lebih membutuhkan. Ada pula yang menggeber motornya keras-keras dan berkeliling bersama teman-temannya tanpa mengindahkan aturan lalu lintas. Tentunya ini bukan perilaku yang diajarkan kepada mereka saat menimba ilmu di sekolah. Sekolah tentu mengajarkan bagaimana menyikapi kesuksesan dengan cara yang lebih baik. Bagi yang lulus, ada beberapa hal yang perlu disiapkan untuk menjalani jenjang kehidupan yang baru, baik bagi yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun yang memutuskan untuk langsung mencari kerja. Semuanya butuh persiapan jika tidak ingin mengalami kegagalan di tengah jalan. Yang akan melanjutkan pendidikannya, persiapkan syarat-syarat yang dibutuhkan, pilih yang sesuai dengan minat dan kemampuan. Yang memutuskan untuk langsung kerja, ada baiknya
16 BAKTI 227/MEI 2010
metode belajar yang salah, seperti belajar dengan sistem kebut semalam. Perdalam teori yang kemarin dianggap sulit. Jika lama dalam menghitung , coba cari dan pelajari rumus cepatnya. Jika lama dalam membaca teks soal bahasa, cari trik menemukan jawaban tanpa membaca seluruh soal. Tambah kosakata Bahasa Inggris untuk memudahkan dalam memahami soal. Guru tentunya sudah mengajarkan hal ini dan tidak ada salahnya jika minta diajari oleh temannya yang telah lulus. Memang tidak ada kesuksesan tanpa perjuangan. Kurangi kegiatan yang tidak perlu, karena ujian susulan ini menentukan masa depan Anda. Di sebagian masyarakat mungkin masih ada yang menganggap hasil UN sebagai kebanggaan, di mana yang lulus ujian dianggap sebagai orang yang pintar dan begitu pula sebaliknya, meski tidak menutup kemungkinan ada faktor lain yang menyebabkan siswa tersebut lulus atau tidak. Yang lulus, bisa jadi karena ia memang pintar atau mungkin beruntung dalam menjawab soal ujian. Yang tidak lulus, bukan berarti kurang pintar, bisa jadi karena ia sedang ada masalah saat mengikuti ujian, baik masalah keluarga, keuangan, kesehatan, maupun yang lainnya. Akhirnya, bagi yang lulus, kami ucapkan selamat, masa depan yang cerah menanti Anda asalkan ada keinginan untuk menjadi lebih baik. Bagi yang belum lulus, tetap semangat, pemerintah masih memberikan kesempatan untuk memperbaiki hasil yang lalu. Manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Semoga sukses. Andi
TA M U K I T A KH. AL Y AS’AD ALY
A
ly As‘ad lahir 57 tahun silam, tepatnya tahun 1953 dari seorang ibu bernama Siti Ni`mah. Kira-kira sebulan sebelum kelahirannya pada bulan Syawal, ayah Aly As‘ad wafat pada tanggal 11 Ramadhan. Nama yang disandang tidak lain adalah nama sang ayah sendiri. Dalam tradisi Jawa diistilahkan dengan “nunggak semi.” Dengan terlahir sebagai ANAK yatim, sejak kecil Aly As‘ad ikut dengan kakeknya. Kakek Aly As`ad adalah seorang Kyai di wilayah tempat dia tinggal yakni di Mbesito Kab. Kudus. Kepada sang kakek inilah, Aly As`ad menimba ilmu agama. Salah satu simbah buyut dia Kyai Hasyim di desa Baturenan, seorang Kyai yang pada masanya dikenal sakti dan menjadi jujukan para pejuang melawan Belanda untuk minta disuwuk. Selain itu, sejak kecil Aly juga terbiasa bergelut dengan lumpur di sawah membantu sang kakek yang juga seorang petani. H. Musyahid, begitu nama sang kakek. Bagi Aly As`ad, pendidikan agama telah menjadi bagian kehidupannya sejak kecil. Selain berguru langsung kepada sang kakek, Aly juga mengikuti sekolah Arab (semacam diniyah) di sore hari. Sementara paginya mengikuti pendidikan di Sekolah Rakyat (SR). Setamat SR, Aly melanjutkan ke PGA 6 tahun di pagi hari. Sore harinya, Aly mengikuti pendidikan Tsanawiyah dan `Aliyah. Kesibukannya dalam belajar pagi sore ini masih ditambah dengan pem-belajaran yang diikuti di pesantren. Mula-mula, Aly mengaji kepada Kyai Arwani Amin. Kepada Kyai Arwani, Aly mengaji al-Quran hingga surat al-Fatihah. “Setelah saya didongani oleh Kyai Arwani, saya melanjutkan berguru kepada Kyai yang ditunjuk oleh Kyai Arwani yang bernama Kyai Abdul Wahab Isma`il,” jelasnya mengenang. Di Pesantren tinggalan Mbah Kyai Asnawi ini, Aly nyantri tidak kurang dari 5 tahun.
kuning. Dalam banyak perjalanan Kyai Ali Ma`shum untuk memberikan pengajian di berbagai tempat, Aly amat sering nderekke. Aly kecil ini sangat beruntung bisa banyak belajar kepada Kyai Ali, baik membaca kitab, dan berkiprah langsung di masyarakat. Ketika Mbah Ali Ma`shum menjadi Ra’is `am NU, tak urung Aly kecil ikut sibuk ngladeni tugas-tugas kyai junjungannya itu. Setamat kuliah di IAIN tahun 1977, Aly As`ad sempat menjadi asisten kyai Ma`shum di IAIN. Aly mengajar di IAIN sampai tahun 1984, tahun dimana Aly mulai terlibat dalam dunia politik. “Itu bermula ketika NU menugaskan saya agar menjadi utusan NU di PPP,” katanya menjelaskan. “Waktu itu, PPP yang merupakan fusi dari empat partai Islam, orang-orangnya ditunjuk oleh unsur-unsurnya masing-masing, misalnya dari NU atau Muhammadiyah. Bisa dikatakan PPP hanya sebagai wadahnya saja”, lanjut Aly. Pada masa Orde Baru, hanya ada tiga partai, PPP, Golkar dan PDI. “Waktu itu, nuansa perjuangannya sangat teologis,” katanya. Saat itu, ada pencitraan yang sengaja dilakukan oleh pihak penguasa, seakan PPP itu tempatnya orang Islam yang anti Pancasila, padahal justru tokoh Islam yang merumuskan Pancasila. Sementara PDI dicitrakan sebagai tempatnya abangan, rumahnya orang-orang PKI. Dengan begitu kayaknya yang sah dan mendukung pemerintah hanya Golkar,” katanya menjelaskan. “Tapi alhamdulillah, era itu sudah berakhir dan sekarang Bangsa Indonesia bisa memetik hikmah dan pelajarannya,” tegasnya dengan puas. Waktu itu Aly yang menjadi dosen di IAIN dipaksa memilih, berpartai atau jadi dosen. “Saya lalu bertanya kepada mbah Ali Ma`shum,” kenangnya. “Yo ditugasna NU yo melu NU wae Cung”, jawab Kyai Ali Ma`shum. “Mboten usah dadi pegawai Mbah Kyai?”, tanya Aly kecil melanjutkan. “Yo metu wae, wong ming penggawean. Dene mbesuk nek ana wektu yo mlebu maneh,” jawab mbah Kyai Ali. “Waktu Hijrah ke Yogyakarta itu PNS yang ndobel berpolitik hanya Golkar, kalau selainnya Setelah tamat dari pendidikan PGA 6 tahun di Kudus, Aly harus memilih,” kenang Aly. melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. IAIN Keterlibatan Aly As‘ad di PPP adalah amanah yang Sunan Kalijaga menjadi pilihannya. Darah pesantren yang diberikan PWNU. “Waktu itu NU wilayah secara resmi mengalir kuat dalam dirinya ini, terus berlanjut setelah hijrah melakukan pemilihan. Setiap pengurus menulis 10 nama ke Yogyakarta. Jika IAIN menjadi tempat kuliahnya, maka dengan urutan rangking. Kalau ditulis no 1 nilainya 10, kalau Pesantren al-Munawir Krapyak menjadi tempatnya nyantri di ditulis no 10 nilainya 1. Setelah dijumlah yang terbanyak bawah asuhan Kyai Haji Ali Ma`shum. nilainya saya,” katanya menjelaskan. Yang luar biasa, saat itu Di Krapyak yang dijalani sejak tahun 1970 hingga 1983, Aly adalah anggota dewan termuda dengan usia 29 tahun. Aly mengaji kepada para kyai di sana, khususnya Kyai Haji Peran politiknya diawali dengan menjabat sebagai anggota Ali Ma`shum. Ia menjadi ustadz selama 7 tahun di madrasah Dewan tingkat Provinsi. Amanah sebagai anggota dewan ini Tsanawiyah 6 tahun yang sekarang disebut Madrasah diemban hingga 3 periode berturut-turut. Perubahan suhu Tsanawiyah dan Aliyah. Aly As`ad dikenal dekat dengan Kyai politik setelah reformasi tahun 1998 turut menentukan Ali Ma`shum, bahkan dialah yang selalu didawuhi untuk perubahan peran Aly As`ad di dunia politik. “Sesungguhnya, melakukan tugas-tugas keilmuan, semacam setelah tiga berpolitik di PPP, saya mau kembali ke dunia KH.menyiapkan Aly As’ad bersama KH. Alikali Maksum berbagai naskah pengajian, pidato, dan modul-modul kitab saya. Tidak tahu, Gusti Allah sing nglakokake, atas perintah BAKTI 227/MEI 2010 17 17
KH. Aly As’ad bersama keluarga
keputusan NU Wilayah saya ditunjuk untuk memimpin PKB, melalui tim lima” katanya. Selama satu periode berikutnya, akhirnya Aly kembali berkiprah dalam dunia politik sebagai anggota dewan di DPR RI dari PKB, tepatnya periode 19992004. “Itulah takdir Allah. Setelah itu, selesai sudah tugas kepolitikan saya dengan berbagai pengalaman yang sangat berharga,” imbuhnya. Pada tahun 1999 ini Aly menyelesaikan pendidikan S2 di bidang Manajemen di Surabaya. Keluarga Aly As`ad menikah tahun 1982 dengan seorang gadis asal Plosokuning bernama R. Ng. Hj. Siti Nuroniyah. “Mertua saya adalah abdi dalem keraton yang ditugaskan di Plosokuning. Saya tidak tahu itu karena ada keturunan atau gimana. Mungkin masih ada trah,” katanya menjelaskan. Dari pernikahannya ini Aly As`ad dikaruniai empat orang putra. Putra pertama biasa dipanggil Mita meskipun nama aslinya Chalwa. Mita adalah alumni IAIN Sunan Kalijaga dan sekarang telah berkeluarga dengan seorang putra. Putra kedua, Miqdam, biasa dipanggil Emki. Saat ini sedang menempuh studi S2 di Fak ekonomi UGM, tempat dia menempuh S1 pada jenjang sebelumnya. Ketiga, Rajif, yang sekarang menempuh pendidikan di al-Azhar Kairo, dimana sebelumnya juga santri Krapyak. Keempat, Amyaz Bil Aufaq, biasa dipanggil Billi. Saat ini masih menempuh pendidikan SMP Ali Maksum Krapyak. Kiprah organisasi dan keilmuan Selain di dunia politik, Aly As`ad juga aktif di organisasi keagamaan yakni NU. Diantara jabatan yang pernah dipangkunya adalah jabatan sebagai sekretaris PWNU DIY. Bersama sejumlah anak muda NU, Aly berhasil memimpin majalah Bangkit yang diterbitkan PWNU dan beredar luas sampai ke Jatim, Jateng dan Jabar serta DKI, bahkan hingga luas Jawa. Di PBNU, Aly juga terlibat dalam tim-tim yang dibentuk PBNU. Misalnya pada masa kepemimpinan Gus Dur, bersama dengan Gus Mus dan Kyai Muzadi, Aly As`ad menjadi Tim Penyusunan Buku ke-NU-an, ia diangkat menjadi Tim ke-Nu-an itu, setelah sukses menulis buku ke-NU-an untuk DIY dalam satu tim yang dibentuk PWNU DIY. BAKTI227/MEI 227/MEI2010 2010 18 BAKTI
Kepiawaiannya dalam tulis menulis ini sudah ditekuni semenjak nyantri di Krapyak. “Waktu itu alatnya belum secanggih sekarang. Saya masih pakai mesin ketik manual,” katanya. Diantara karyanya yang sangat monumental adalah terjemah kitab Fathul Mu`in yang diterbitkan Menara Kudus tahun 1978. “Saat itu barangkali saya yang pertama kali menterjemahkan kitab pesantren yang cukup tebal ke dalam bahasa Indonesia sehingga membuat gempar dunia pesantren,” katanya. Setelah terbitnya buku itu, muncul kontroversi tentang baik buruknya penterjemahan kitab pesantren. “Waktu itu saya didatangi oleh pengurus Pesantren dari Jawa Tengah dan menjelaskan dampak buruk terjemahannya,” jelas Aly. “Saya katakan, itulah usaha saya dan saya niatkan baik. Bahwa itu membawa dampak negatif di pesantren Bapak saya mohon maaf,” jawab Aly. Ternyata, datangnya pengurus pesantren dari Jawa Tengah ini bermula dari ditemukannya kasus seorang santri yang biasanya tidak cukup pandai membaca kitab Fathul Mu‘in, tiba-tiba menjadi pintar. Yang mengejutkan, kepintarannya ini bukan karena penguasaannya atas ilmu alat sebagaimana lazim berlaku di pesantren, tetapi karena membaca buku terjemahan karya Aly As`ad. “Saya waktu itu juga ditimbali mbah Mahrus Lirboyo, melalui utusan yang datang ke Krapyak untuk ngelingke,’ katanya mengenang. “Namun setelah saya sowan ke Kediri, malah disembelihkan ayam. Mungkin karena tahu, karena saya santrinya Kyai Mbah Ali Ma`shum,” jelas Aly. Toh demikian, jarum sejarah terus berputar. Dan buku terjemah yang awalnya setiap tahun dicetak 3000 eksemplar, kini dicetak 7000 eksemplar. Buku ini terus memberi manfaat. Tidak hanya kepada para santri tetapi juga manfaat finansial. “Saya bersyukur karena dari royalti buku itu saya mendapat sekitar 60 juta setiap tahunnya,” katanya. “Sewaktu saya di Jakarta dan uang royalti beberapa lama tidak saya ambil, setelah dihitung Penerbit Menara Kudus masih memiliki hutang hampir 200 juta,” jelasnya. Buku itu pada tahun 1990-an konon pernah sekian kali dicetak di Malaysia tanpa seizin penerbit Menara Kudus dan dipasarkan hingga ke Brunei. Aly diminta agar menggugat perbuatan plagiat itu, ia balik menjawab “Biarlah, gak apaapa, kan ilmunya segera tersebar luas, royaltinya kita mohon dari Allah saja,” jawabnya. Aly juga menulis buku pelajaran agama untuk SD (disebut PAI SD cara CBSA), dan setelah memenangkan penilaian di Depag, buku itu disahkan untuk dipakai sebagai buku pelajaran dan digunakan di sekitar 24 provinsi, berlangsung mulai tahun 1994 sampai 1996. Penerbit Kota Kembang mengedarkan buku itu dan Aly menerima royaltinya. “Royaltinya banyak sekali, saya pakai haji, beli tanah dan bikin rumah yang saya tempati ini dan masih yang lain lagi,” jelasnya dengan bangga. Hingga sekarang, ketertarikan Aly terhadap dunia tulis menulis masih berlanjut. “Nulis itu bagi saya hobi. Selesai nulis juga gak capek tapi puas, seperti habis wedangan,” terang Aly As`ad. Tim Materi Ngayogyakarta Serambi Madinah Diantara peran Aly As`ad yang tidak bisa dikesampingkan adalah perannya dalam mengembangkan gagasan Bersambung ke halaman .... 26
Dok. BAKTI
Sup Ikan Tofu
Bahan: - 1 Sendok makan minyak goreng - ½ buah bawang Bombay cincang kasar - 3 siung bawang putih memarkan - 1 batang daun bawang iris halus - 1 ruas jari jahe, mamarkan - 2 buah tomat hijau, potong juring - 500 ml air - 200 gram ikan tuna, potong dadu - 1 buah tofu, potong-potong goreng hingga kecoklatan - Mrica bubuk, gula pasir, garam secukupnya - 1 sendok makan seledri cincang Cara Membuat: 1. Panaskan minyak goring tumis bawang Bombay, bawang putih, daun bawang, jahe hingga harum 2. Masukkan ikan dan air, masak hingga mendidih, masukkan tofu dan tomat hijau, masak hingga matang 3. tambahkan mrica, gula, garam.Masak hingga semua matang. Angka, sajikan panas dengan taburan seledri.q (Madea)
Sup Baso Ikan Labu Siam
Bahan : 1. 1 sendok makan minyak goring 2. ½ buah bawang Bombay cincang kasar 3. 3 siung bawang putih memarkan 4. 1 batang daun bawang iris halus 5. 1 ruas jari jahe memarkan 6. 500 ml air 7. 12 buah bakso ikan 8. 1 buah labu siam muda, kupas potong dadu 9. Merica bubuk,gula pasir,garam secukupnya 10. 1 sendok makan seledri cincang Cara Membuat : 1. Panaskan minyak goring,tumis bawang Bombay, bawang putih, daun bawang, jahe hingga harum 2. Masukkan baso ikan, air, Masak hingga mendidih, tambahkan labu siam, masak hingga matang 3. Beri mrica, gula,garam. Masak hingga semua matang Angkat, sajikan panas dengan taburan seledri.q (Madea)
BAKTI 227/MEI 227/MEI 2010 2010 19 19
Khasiat Buah Mengk udu Mengkudu B
uah mengkudu memiliki banyak manfaat. diantaranya yaitu; Pertama, Meningkatkan Daya Tahan Tubuh. Penyelidikan klinis yang dilakukan oleh Dr. Schechter (Institut Pengobatan Alami di California) menghasilkan data-data penting tentang kemampuan sari buah Mengkudu, di antaranya yaitu merangsang produksi sel T dalam sistem kekebalan tubuh (sel T berperan penting dalam melawan penyakit); memperkuat sistem kekebalan tubuh, terutama makrofaset dan limfosit dari sel darah putih; menunjukkan efek anti bakteri; mempunyai efek anti rasa sakit/nyeri (analgesik); menghambat pertumbuhan sel-sel pra kanker/tumor yaitu dengan kemampuannya menormalkan fungsi sel-sel yang abnormal. Mona Harrison, MD dari Boston University School of Medicine dan direktur medis pada D.C. General Hospiial,USA melaporkan bahwa Mengkudu meningkatkan fungsi kelenjar tiroid dan kelenjar timus, yang dipercaya bertindak melawan infeksi dan masalah-masalah yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh. Kedua, Menormalkan Tekanan Darah. Menurut Neil Solomon, MD.PhD, peneliti masalah kesehatan dari Amerika melaporkan bahwa buah Mengkudu mengandung sejenis fitonutrien, yaitu scopoletin yang berfungsi untuk memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan. Hal ini menyebabkan jantung tidak perlu bekerja terlalu keras untuk memompa darah, sehingga tekanan darah menjadi normal. Hasil uji coba pada hewan menunjukkan bahwa scopoletin menurunkan tekanan darah tinggi dan normal menjadi rendah (hipotensi yang abnormal). Namun demikian, scopoletin yang terdapat dalam buah Mengkudu dapat berinteraksi sinergis dengan nutraceuticals (makanan yang berfungsi untuk pengobatan) lain untuk mengatur tekanan darah tinggi menjadi normal, tetapi tidak menurunkan tekanan darah yang sudah normal. Ketiga, Melawan Tumor dan Kanker. Sebuah makalah menarik yang dihadirkan pada pertemuan tahunan American Association fin. Cancer Research ke-83 di San Diego, California, tahun 1992 adalah “Aktivitas Anti-tumor Morinda citrifolia pada Lewis Lung Carcinoma yang Disuntikkan pada Tikus.” Dalam penelitian ini, tikus-tikus percobaan diberi suntikan Lewis Lung Carcinoma aktif (sejenis kanker). Semua tikus yang tidak mendapatkan perawatan dengan Mengkudu
BAKTI 20 BAKTI 227/MEI 227/MEI 2010 2010 20
mati dalam 9-12 hari akibat kanker. Sedangkan tikus-tikus yang mendapat perawatan dengan Mengkudu mampu bertahan hidup 105 persen hingga 123 persen lebih lama (40 persen dari tikus-tikus percobaan tersebut hidup hingga 50 hari atau lebih). Ada beberapa kasus pasien kanker yang mengkonsumsi sari buah Mengkudu dan menjadi sembuh, antara lain kasus pasien Dr. Harrison (D.C. General Hospital), yang menderita kanker hati dan pemhengkakan perut yang disebabkan oleh cairan yang berlebihan. Selama 7 hari mengkonsumsi sari Mengkudu, bengkak pada perutnya berkurang secara nyata. Pengujian haru terhadap cairan perutnya menunjukkan bahwa sel-sel kanker tersebut telah lenyap. Menurut Dr. Judah Folkman dari Harvard University, Mengkudu bekerja sinergis dengan mikronutrien lain dalam menghamhat aliran darah yang menuju ke sel-sel tumor. Mekanismenya hampir sama dengan minyak squalen (dari hati ikan hiu) yang mengontrol pertumbuhan tumor otak dan memperpanjang usia tikus eksperimen dengan merusak alatalat peredaran yang mensuplai darah menuju ke sel-sel tumor. Keempat, Menghilangkan Rasa Sakit. Kemampuan buah Mengkudu sebagai zat analgesik telah dikenal dalam sejarah pengobatan tradisional, sehingga tanaman ini disebut “painkiller tree” atau “headache tree”. Riset-riset ilmiah telah membuktikan efek menguntungkan dari Mengkudu untuk mengatasi rasa sakit. Pada tahun 1990, para peneliti menemukan adanya hubungan yang signifikan antara dosis ekstrak sari buah Mengkudu dengan aktifitas analgesik tikus-tikus percobaan (umumnya, semakin banyak digunakan, efek analgesiknya akan semakin kuat). Banyak teori yang menjelaskan tentang bagaimana mekanisme kerja Mengkudu menghilangkan rasa sakit. Salah satunya adalah teori Dr. Ralph Heinicke (ahli biokimia terkenal dari AS) yang mengatakan bahwa xeronine-lah yang berperan dalam menghilangkan rasa sakit. Hal ini dikaitkan dengan kemampuan xeronine menormalkan protein pada sel-sel yang abnormal, termasuk sel-sel jaringan otak, tempat berasalnya rasa sakit. Beberapa kasus rasa sakit yang kronis seperti sakit kepala terus menerus, rasa sakit pada otot saraf dan nyeri sendi disembuhkan setelah mengkonsumsi sari buah Mengkudu. (Sumber: Buku Sehat Dengan Mengkudu, Penulis Maria Goreti Waha, STP)
KANWIL ORIENT ASI PERANCANG PERA TURAN ORIENTASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
P
emahaman dalam perancangan produk perundangan bagi pejabat mutlak terus ditingkatkan. Hal ini dikarenakan seluruh produk perundangan yang dihasilkan merupakan landasan utama dalam pelaksanaan kegiatan dalam suatu instansi. Oleh karena itu produk yang dihasilkan harus benarbenar jelas, lugas dan mudah dipahami oleh semua pihak. Kekurangcermatan dalam penyusunan produk perundangan yang dihasilkan, yang menimbulkan kerugian di salah satu pihak, dapat menimbulkan celah penuntutan melalui PTUN, demikian petikan sambutan pengarahan Kakanwil Kementerian Agama Provinsi DIY Drs. H. Afandi, M.Pd.I yang sekaligus secara resmi membuka Orientasi Perancang Peraturan Perundang-undangan di Hotel Saphir Yogyakarta, Selasa (13/04/10). Acara yang diikuti sekitar 50 pejabat di lingkungan Kementerian Agama Provinsi DIY yang terdiri dari Kasubbag TU Kemenag Kab/Kota, Kepala KUA, Kepala MAN dan perwakilan Kanwil Kemenag Provinsi DIY. Kepala Biro Hukum dan KLN, H. Mubarok, SH, M.Sc., dalam penyampaian materinya mengungkapkan pentingnya pemahaman dalam penyusunan produk perundangan agar produk yang dihasilkan benar-benar berkualitas, mudah dipahami, jelas serta tidak mengakibatkan kerugian bagi pihak lain. Hadir sebagai narasumber lainnya Ninnu S Yanuarti, SH (Bentuk/Pola Peraturan Perundangan) dan H. Rahadi, SH (Praktek Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan).(Fz)
REKT OR UIN RIA U BBUKA UKA REKTOR RIAU PENGEL OLAAN TENA GA PENGELOLAAN TENAGA
B
Negeri bahkan jika diperlukan melibatkan pihak BIN khusus untuk tenaga asing/mahasiswa yang berasal dari negaranegara yang dikategorikan rawan konflik. Turut hadir sebagai narasumber dalam orientasi tersebut diantaranya H. Mubarok, SH, M.Sc. (Biro Hukum dan KLN), Parbadian D. Tobing (Kementerian Luar Negeri RI), Dirjen Imigrasi, dan Badan Intelijen Negara (BIN Jakarta).(Fz)
PEMBINAAN
D
alam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah, Subbag Ortala dan Kepegawaian Kanwil Kemenag Provinsi DIY mengadakan Pembinaan Kepegawaian bagi Kepala Madrasah Negeri dengan mengundang 70 Kepala Madrasah dari MIN, MTsN dan MAN se-provinsi DIY di Aula Kanwil, Kamis (8/4). Dalam pengarahannya, Kakanwil Kemenag Provinsi DIY, Drs.H.Afandi,M.Pd.I, menyatakan bahwa Kepala Madrasah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala madrasah yang profesional akan selalu melakukan penyesuaian-penyesuaian agar madrasah yang dipimpinnya mampu berkembang, maju dan bermutu sesuai dengan kebutuhan pembangunan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sesi selanjutnya diisi oleh Kasubbag Ortala dan Kepegawaian Kanwil Kemenag Provinsi DIY, Drs. H. Fathony, MA, yang menjelaskan tentang Peraturan Disiplin PNS dan Penerapannya. Dalam sesi ini dijelaskan pula pejabat yang berwenang memeriksa dan menghukum pegawai yang melanggar disiplin.(Andi)
ORIENT ASI ORIENTASI ASING
ertempat di Hotel Galuh Prambanan, Senin-Rabu (5-7/04/ 10) Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri Kementerian Agama RI menyelenggarakan Orientasi Pengelolaan Mahasiswa dan Tenaga Asing Bidang Agama. Acara yang diikuti 50 peserta pengelola tenaga asing dan mahasiswa seIndonesia tersebut resmi dibuka oleh Rektor UIN Riau Prof. Dr. Moesa Suaib yang dalam kesempatan tersebut berkenan hadir sekaligus mengikuti acara orientasi. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Kakanwil Kementerian Agama Provinsi DIY Drs. H. Afandi, M.Pd.I yang dalam sambutannya mengungkapkan selamat datang kepada seluruh peserta serta ucapan terimakasih kepada panitia penyelengara dari Biro Hukum dan KLN Jakarta. Kepala Biro Hukum dan KLN, H. Mubarok, SH, M.Sc., dalam penyampaian materinya mengungkapkan bahwa penanganan terhadap mahasiswa dan tenaga asing di Indonesia hendaknya dilakukan secara cepat, cermat dan teliti. Hal yang perlu disadari pula bahwa penanganan tenaga asing dan mahasisiwa menuntut adanya mekanisme yang melibatkan berbagai isntansi baik Imigrasi, Kementerian Luar
KEPEGAWAIAN
PROGRAM
SOSIALISASI BOS TTAHUN AHUN
2010
P
rogram Bantuan Operasional Sekolah (BOS) secara umum bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Pada tahun 2010 ini ada perubahan mendasar dalam penyaluran dana BOS, yakni BOS pada madrasah negeri diletakkan pada DIPA pada masing-masing Satker dengan MAK 521219, sedangkan untuk madrasah swasta masih melalui DIPA Kanwil Kementerian Agama D.I. Yogyakarta, demikian petikan sambutan Kakanwil Drs. H. Afandi, M.Pd.I dalam pengarahan Sosialisasi Program Bantuan Operasional Sekolah Tahun 2010 di Hotel Satyagraha Yogyakarta. Acara yang diselenggarakan Senin (05/04/10) tersebut dihadiri oleh seluruh Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri/ Swasta dan Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri/Swasta seProvinsi D.I. Yogyakarta. Turut hadir dan memberikan materi Kepala Bidang Mapenda Drs. H. Bardan, M.Pd.I dan Kepala Bidang Pekapontren Dra. Hj. Mas’amah, M.Pd.I.(Fz)
BAKTI 227/MEI 2010
21
KABUPATEN BANTUL SOSIALISASI
BOS
2010
S
eksi Mapenda Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul, Sabtu (20/02/2010) menyelenggarakan Sosialisasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi MI, MTs dan Pondok Pesantren Salafiah (PPS) Penyelenggara Wajar Dikdas 9 Tahun di lingkungan Kantor Kemenang Kab. Bantul tahun 2010, bertempat di Bantul Terrace. Drs. Ahmad Subkhi, M.Pd Kasi Mapenda melaporkan untuk tahun 2010 Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul mendapat alokasi BOS sebesar Rp. 4. 752.578.000,00 dengan perincian untuk 481 siswa MIN sebesar Rp. 190.957.000,00; sejumlah 2008 siswa MIS sebesar Rp. 797.176.000,00; 345 santri PPS Ula sebesar Rp. 136.965.000,00; 3626 siswa MTsN sebesar Rp 2.066.820.000,00; 2034 siswa MTs Swasta sebesar Rp. 1.159.380.000,00; dan 704 santri PPS Wustha sebesar Rp. 401.280.000,00. Hadir memberikan pembinaan Kepala Kantor Kemenang Bantul Drs. H. Muntachob, MHI, dan Dra. Hj. Masamah, M.Pd.I Plt. Kabid Mapenda Kanwil Kemenang Prov. DIY. mengharapkan agar penggunaan dana BOS di madrasah harus tepat guna, didasarkan pada kesepakatan bersama antara Kepala Madrasah/Dewan Guru dan Komite Madrasah yang harus didaftar sebagai salah satu sumber penerimaan dalam RAPB madrasah, disamping dana yang diperoleh dari Pemda atau sumber lain (blockgrant, hasil unit produksi, sumbangan lain, dsb), dengan menghindari larangan-larangan penggunaan dana BOS.(Jojo)
PEMBINAAN
PRODUK
U
HALAL
ntuk mendapatkan pemahaman tentang makanan apa yang boleh dikonsumsi dan makanan apa yang tidak boleh dikonsumsi menurut syar’i, maupun kesehatan, dengan harapan agar dalam menjalani hidup secara sehat, baik fisik maupun psikis, lebih-lebih untuk mendapatkan keberkahan dan keridhaan dari Allah SWT. Seksi Urais Kantor Kemenag Kab. Bantul pada hari Selasa ( 2/3/2010) menyelenggarakan Pembinaan Produk Halal, dengan tema “Mencegah dan Menghindari Makanan yang Haram”, bertempat di Aula Kantor Kemenag Kab. Bantul. H. Bashori Alwi, S.Ag MA Kasi Urais melaporkan Pembinaan Produk Halal diikuti oleh 100 orang peserta terdiri dari tokoh masyarakat (ormas NU-Muhammadiyah), Takmir masjid, Kepala KUA, dan Penyuluh Agama Islam. Adapun materi pembinaan meliputi; Kebijakan Kementerian Agama dalam Pembinaan Produk Halal di Provinsi DIY disampaikan oleh Kabid Urais Kanwil Kemenag Prov. DIY Drs. H. Zainal Abidin, M.Pd.I; Mencegah dan menghindari dari Makanan Haram (Komitmen/Jaminan Halal) oleh sekretaris MUI Prov. DIY. KRT. Drs. H. Ahmad Muhsin Kamaludiningrat; serta Kebijakan Pemerintah di dalam Perlindungan Konsumen, Pengawasan Barang dan Jasa yang beredar di Pasar oleh Kepala Dinas Perindagkop Kabupaten Bantul.(Jojo)
22 BAKTI 227/MEI 2010
PELANTIKAN
PENGURUS
DAERAH
IGRA
B
erlangsung di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul, pada Hari Sabtu (20/2/2010) diselenggarakan Pelantikan Pengurus Daerah Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kabupaten Bantul periode 20092014 oleh Ketua PW IGRA Provinsi DIY Sumasrifah, S.P.d.I. yang disaksikan oleh Drs. H. Sumarno, PRS Wakil Bupati Bantul, Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal, dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul. Wakil Bupati Bantul dalam sambutannya menyampaikan, agar Pengurus Daerah IGRA dapat mengemban amanat dan tanggungjawab dengan sebaikbaiknya, sehingga IGRA akan berperan dalam meningkatkan mutu lulusan dan profesionalisme guru, sehingga dapat mencetak generasi yang unggul dan berakhlak mulia. Adapun susunan Pengurus PD IGRA Kabupaten Bantul periode 2009-2014, selengkapnya sebagai berikut : Dewan Pembina Kepala Kantor Kemenag Bantul; Dewan Penasehat Kasi Mapenda; Majelis Hikmah Hj. Dalinem, A.Ma.Pd, Hj. Mudzakir Wasilah; Ketua Yuni Retnowati, S.Pd, Isti Nurindah, S.Pd.I; Sekretaris Rr Sri Asrumiyati, S.Ag, Zischa Wahyu Suprawati, S. Tp; Bendahara Siti Munawaroh, M.Pd, Dra. Suwarti; Sie Pendidikan Sutrisno M Hasan, Soepriyadi ID Supriyanto, S.Pd, Fitriatun, Jazimah; Sie Penelitian Annisatul Ma’rifah, SH, Dwi Wahyuni, Nurul Latifah, Wasiatun; Sie Organisasi Nur Hidayah, S.Pd, Sumarni, Kartini, S.Pd.I, Yanti, Siti Halimah; Sie Dana Usaha Sosial Santoso, S.Ag, Nurul Hidayati, Asfi Zumamatun, Umi Amroni, Atun Winarni. Seusai pelantikan pengurus dilanjutkan Workshop Keorganisasian dan Kreativitas kepala/guru RA, sebagai narasumber Mastiti Subur Koordinator Bidang Organisasi PW IGRA, dan Sulastri Yusro Ketua II PW IGRA Provinsi DIY.(Jojo)
KABUPATEN SLEMAN PEMBINAAN
S
KELUARGA
SAKINAH
enin (22/3), pukul 09.00 WIB, bertempat di KPRI KIPAS, diadakan Pembinaan Keluarga Sakinah oleh Seksi Urais Kemenag Kab. Sleman. Acara diikuti oleh 50 orang peserta, terdiri dari Penghulu/Pegawai KUA, Kader motivator se-Kab Sleman, dan Pegawai Kemenag Kab. Sleman. Pembinaan bertujuan untuk meningkatkan peran Penghulu, pegawai KUA Kec se-Kab. Sleman dan Kader motivator keluarga sakinah sebagai satuan tugas dalam pembinaan gerakan keluarga sakinah di Kecamatan, mensosialisasikan tentang teknis Pembinaan Keluarga Sakinah, dan memberikan pemahaman pentingnya peran Agama dalam pembentukan keluarga sakinah. Kepala Kemenag Kab. Sleman, Drs. H. Arif Djufandi, M.Pd.I, memberikan penjelasan tentang kriteria umum keluarga sakinah, yang terdiri dari Keluarga Pra Sakinah, Keluarga Sakinah I, Keluarga Sakinah II, Keluarga Sakinah III, dan Keluarga Sakinah III Plus. Kasi Urais Kemenag Kab.Sleman, Drs. Tulus Dumadi, M.A, menguraikan tentang tugas dan
kewajiban kader motivator. Kader mempunyai tugas untuk mendata warga desa binaan. Kader harus bisa melihat potensi yang ada di desa dan menggerakkannya agar ada peningkatan. Pembinaan warga dilakukan sesuai dengan kemampuan kader di bidangnya masing-masing.(dew)
WORKSHOP PROPHETIC INTELLIGENCE BAGI TENAGA PENDIDIK MADRASAH DINIY AH DINIYAH
K
onsep Kecerdasan Kenabian (Prophetic Intelligence) menjadi solusi dalam mengatasi krisis esensial kebangsaan dan kenegaraan di Indonesia. Demikian penjelasan KH Drs. H. M.Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, salah satu fasilitator dalam workshop yang terselenggara atas kerja sama Seksi Pekapontren Kemenag Kab. Sleman dan Kelompok Kerja Madrasah Diniyah (KKMD) Kab.Sleman, hari Selasa, (16/03) bertempat di Ponpes Raudhatul Muttaqien Kalasan. Acara ini diikuti oleh semua Kepala dan Guru Madrasah Diniyah seKabupaten Sleman. Dalam kesempatan tersebut Ka.Bid Pekapontren Kemenag. Prop DIY, Dra. Hj. Mas’amah, M.Pd.I, mengatakan bahwa Kementerian Agama telah melakukan langkah-langkah berupa penataan dan akreditasi lembaga, penyusunan pedoman tentang status dan jenjang, penyusunan pedoman tentang kurikulum, evaluasi dan tenaga pendidik, dan penyusunan standar tentang sarana dan prasarana. Drs. M. Solikhan Amin, Kasi Pekapontren Kemenag Kab SLeman, menjelaskan kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah yang terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu Madin Takmiliyah Awaliyah : Masa belajar 4 tahun, terdiri dari Kelas 1 s.d kelas 4, dengan jumlah belajar 18 jam/minggu dan berdurasi @ jam: 30 menit Madin Takmiliyah Wustha : Masa belajar 2 tahun, terdiri dari Kelas 1 s.d Kelas 2, dengan jumlah jam belajar 18 jam/minggu berdurasi @ jam: 40 menit. Madin Takmiliyah ‘Ulya : Masa belajar 2 tahun, terdiri dari Kelas 1 s.d Kelas 2 dengan jumlah jam belajar 18 jam/minggu, berdurasi @ jam 45 menit. Bidang studi yang diajarkan pada Madin Takmiliyah meliputi bidang studi Al-Qur’an Hadits, Aqidah-Akhlak, Fiqh, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, dan Praktek Ibadah. (dew)
HM. Sabbikhis, MA dalam pelatihan internet (Informasi Tehnologi) yang diikuti oleh para Penyuluh Agama Islam di RM Niela Sary pada Sabtu (7/4/2010). Selaku nara sumber kegiatan tersebut adalah Nuruddin Jauhari, ST seorang praktisi IT (internet) menyampaikan bagaimana sebuah tehnologi informasi dapat menjadi media yang penting dan strategis dalam segala aspek kehidupan tak terkecuali untuk kepentingan dakwah atau kepenyuluhan kepada masyarakat. Satu contoh apabila ada tema atau materi yang akan disampaikan pada pengajian dan tidak ada waktu banyak membaca buku maka solusi cepatnya adalah dengan mencari judul yang diinginkan di internet. Bahkan hampir segala kitab tafsir dan kitab keagamaan ada dan bisa diakses lewat internet.(@min)
SIAP
KAFILAH KE MT Q MTQ
GUNUNGKIDUL VINSI TINGKATT PRO PROVINSI TINGKA
D
ipimpin oleh Ketua LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an) Kab. Gunungkidul Drs. HM. Joko Sasono (Sekda Gunungkidul) kafilah Gunungkidul telah siap dan rencananya akan mengikuti Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Tk Propinsi yang akan berlangsung tanggal 30 April s/d 2 Mei 2010 di Kota Yogyakarta. Dari 8 cabang dan 15 golongan yang dilombakan Kafilah Gunungkidul yang berkekuatan 46 orang akan mengikuti 6 cabang yakni tilawah (tartil, anak, remaja, dewasa), tahfizh (1, 5, 10, 20, 30 juz), MSQ, MFQ, khath (naskah, hiasan, dekorasi) dan qiro’ah sab’ah. Sedangkan cabang lomba yang tidak diikuti adalah tafsir (Bahasa Arab, Indonesia, Inggris) dan cacat netra. Hal ini dikarenakan beratnya persyaratan dari cabang tersebut. Untuk mencapai target yang optimal maka persiapan dan pembinaan telah dilakukan antara lain latihan rutin di M. Agung Al Ikhlas dengan pelatih Drs.KH. Kharis Masduki dan KH. M. Thohari untuk tahfizh. Adapun tilawah dilatih oleh Herfan, S.Ag dan Habibullah, MSQ dan MFQ oleh H. Asrofi, S.Ag.,M.Hum, dan khath oleh Drs. HM. Ismail, M.Pd.I. Menjelang keberangkatan ke arena lomba dilaksanakan Training Centre (TC) 2 hari satu malam bertempat di SKB Wonosari. Sedangkan pamitan dan mohon doa restu Bupati akan dilaksanakan pagi sebelum berangkat ke Kota Yogyakarta. (@min)
KABUPATEN GUNUNGKIDUL PELA TIHAN PELATIHAN
D
IT
BA GI BAGI
PENYUL UH PENYULUH
akwah adalah mengajak orang ke jalan yang lebih baik. Oleh karena agar dakwah berhasil guna maka cara dan media berdakwah harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi mad’u. Oleh karena itu menjadi sebuah tuntutan dan keniscayaan apabila menyampaikan ajaran agama dan pesanpesan pembangunan dengan bahasa agama tidak hanya menggunakan cara-cara yang selama ini telah dilakukan akan tetapi juga dengan tehnologi informasi-multi media”, demikian antara lain sambutan Kepala Kemenag Kab. Gunungkidul Drs.
PENGAJIAN
PEJ ABA PEJABA ABATT
PUT ARAN PUTARAN
KE-138
D
ihadiri Wakil Bupati, unsur Muspida, Kepala SKPD, Camat, Kepala KUA dan Penyuluh Fungsional Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunungkidul menyelenggarakan pengajian pejabat yang sudah memasuki putaran ke 138 dan berlangsung di Aula Pertemuan pada Rabu (14/4/2010). Sebagaimana dilaporkan oleh Kepala DPU Gunungkidul Ir. H. Purnamajaya bahwasanya kegiatan ini merupakan sebagian upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pejabat dan aparat pemerintah kepada Allah SWT yang diselenggarakan setiap bulan. Sedangkan infaq yang BAKTI 227/MEI 2010
23
terkumpul pada kegiatan tersebut Rp. 541.000 Adapun sebagai penceramahnya adalah Drs. H. Zamari yang menyampaikan tema Kampung Daarussalaam. Menurutnya Kampung Daarussalaam adalah kampung yang bisa membawa penghuninya menjadi penghuni surga dengan jalan antara lain: iman disertai amal shalih, bertaubat, bertakwa, berjuang dengan jiwa dan harta, sabar dalam berjuang, istiqomah dalam beriman, bersyukur, menghargai generasi tua dan peduli pada generasi muda. Penyelenggara pengajian pejabat bulan yang akan datang yakni putaran 139 adalah Dinas Kesehatan yang rencananya akan dilaksanakan pada hari Rabu (12/5/2010) bertempat di Ruang Pertemuan dinas setempat.(@min)
KOTA YOGYAKARTA SUMP AH SUMPAH SK
PNS D AN PENYERAHAN DAN KENAIKAN ANGKA ANGKATT PPANGKA
B
ertempat di Aula Utama Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, Kamis, tanggal 8 April 2010 Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta Nurudin, SH., MA dihadapan Rohaniawan Drs. Nasiruddin, M. Hum dan Drs. FX. Didik Anang Mertanto serta Saksi H. Hasto Perwiro Utomo, S.Ag dan Drs. Badaruddin, MA melakukan pengambilan Sumpah PNS sejumlah 13 pegawai di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta dan dilanjutkan dengan penyerahkan SK Kenaikan Pangkat sejumlah 26 orang pegawai yang terdiri dari : Golongan II/b sejumlah 2 orang, Golongan II/c sejumlah 2 orang, Golongan II/d sejumlah 1 orang, Golongan III/b sejumlah 12 orang, Golongan III/c sejumlah 2 orang, Golongan III/d sejumlah 2 orang serta Golongan IV/a sejumlah 5 orang. Kepala Kantor dalam sambutannya yang dihadiri pejabat dilingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, Kapokja Ka. KUA, Kapokjawas PAI serta Kepala Madrasah Negeri Kota Yogyakarta mengucapkan selamat kepada PNS yang baru saja diambil sumpahnya dan pegawai yang mendapat SK Kenaikan Pangkat agar selalu meningkatkan kesyukuranya kepada Allah SWT yang diwujudkan dengan semakin meningkatnya kinerja dan prestasi pegawai dalam melaksanakan tugas kedinasan serta dengan penuh tanggungjawab mampu mendedikasikan dirinya sebagai pelayan masyarakat yang baik sehingga bermanfaat bagi lingkungannya masing-masing.(@k)
KUNJUNGAN PESERT A DIKLA TPIM TK. IV PESERTA DIKLATPIM ANGKA ANGKATT AN XIII BALAI DIKLA DIKLATT KEA GAMAAN SE-KALIMANT AN SELA KEAGAMAAN SE-KALIMANTAN SELATT AN AN,, TENGAH DAN TIMUR
S
ebanyak 43 Peserta Observasi Lapangan Diklatpim Tk. IV Angkatan XIII Balai Diklat Keagamaan Se Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur yang terdiri dari ketua rombongan, pembimbing, pendamping, panitia dan peserta selama 3 hari dari tanggal 25 s/d 27 Maret 2010 melaksanakan Observasi
24 BAKTI 227/MEI 2010
Lapangan di Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta. Penanggungjawab Observasi Lapangan Diklatpim Angkatan XIII Balai Diklat Keagamaan Se Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur Drs. Muhran dalam sambutannya mengatakan bahwa program Observasi Lapangan ini merupakan bagian integral dari program kurikuler Diklatpim. Kegiatan ini merupakan penerapan dari materi pembelajaran mmelalui upaya mencocokkan antara teori yang diperoleh selama di kelas, pengalaman di tempat tugas masing-masing dengan kenyataan yang dihadapi di lapangan.. Disamping itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta Nurudin,SH., MA dalam sambutannya yang dihadiri pejabat dilingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, Kapokja Ka. KUA, Kapokjawas PAI mengatakan bahwa pada prinsipnya Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta sangat senang dengan adanya kunjungan Diklatpim TK. IV Angkatan XIII, semoga dengan adanya kunjungan ini dapat memepererat tali silaturahmi serta sebagai media untuk saling bertukar wawasan antara daerah satu dengan lainnya sehingga hal-hal yang positif selama pelaksanaan Observasi Lapangan dapat diterapkan di daerah kerjanya masing-masing. Di tempat terpisah H. Hasto Perwiro Utomo, S.Ag selaku Kasub. Bag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta mengungkapkan bahwa Observasi Lapangan pada kesempatan ini membahas 3 topik yang meliputi Rencana Kerja Peningkatan Organisasi pada Lembaga Zakat Wakaf, Rencana Kerja Peningkatan SDM Pengawas pada seksi Mapenda serta Rencana Kerja Peningkatan Pelayanan Prima Penyelenggara Ibadah Haji.(@k)
W ORKSHOP PENANGANAN
M
D AN ORIENT ASI DAN ORIENTASI PERKARA HUKUM
asalah hukum dalam penyelenggaraan kegiatan di suatu instansi terkadang secara fisik tidak begitu kelihatan, akan tetapi jika penanganan masalah hukum tidak dilakukan secara cermat dan benar akan berdampak sangat luas terhadap penyelenggaraan dan pertanggungjawaban kegiatan. Oleh karena itu, pengetahuan dan ketrampilan dalam penanganan masalah hukum bagi pejabat perlu terus ditingkatkan, agar benar-benar memahami jika sewaktu-waktu menghadapi situasi yang berhubungan dengan masalah hukum, demikian petikan sambutan pengarahan Kakanwil Kementerian Agama Provinsi DIY Drs. H. Afandi, M.Pd.I yang sekaligus secara resmi membuka Workshop dan Orientasi Penanganan Perkara Hukum di Hotel Galuh Prambanan, Senin (22/03/10). Kabag Tata Usaha Drs. H. Maskul Haji dalam sambutannya mengungkapkan bahwa acara ini diikuti oleh 60 Kepala KUA Kecamatan yang terbagi ke dalam 2 angkatan. Hadir sebagai narasumber diantaranya Kompol Tri Sugihartana (Polda D.I. Yogyakarta-Penanganan Perkara Hukum di Kepolisian), Nur Kumalaningdyah, SH, MH (Kejati Provinsi D.I. Yogyakarta-Penanganan Perkara Hukum di Kejaksaan), Didit Mahatmanto, SH., MH (Pengadilan Tinggi DIY-Penanganan Perkara Hukum Pengadilan) dan Akriman Hadi, SH., MH (Lawyer-Strategi Menghadapi dan Menyelesaikan Perkara Hukum).(Fz)
AGAMA Menentukan Kiblat itu Mudah OlehSa’ban Nuroni Keluarnya Fatwa MUI Nomor 3 tahun 2010 tanggal 1 Februari 2010 tentang kiblat cukup mengejutkan sekaligus memprihatinkan. Mengejutkan, karena di tengah upaya pemerintah –dalam hal ini Kementerian Agama- melakukan verifikasi arah kiblat masjid/mushalla di berbagai daerah , dan memprihatinkan, karena dalam fatwa tersebut menyatakan bahwa kiblat untuk Indonesia adalah cukup menghadap ke arah barat, mengingat Indonesia berada di sebelah timur Ka’bah. Memang secara fiqhiyyah fatwa tersebut dapatlah dipahami. Ketidak tepatan seseorang dalam menghadap kiblat tidaklah mengurangi keabsahan shalat. Namun kalau dihitung, bila kita shalat di Yogyakarta, menghadap ke arah. barat, maka akan menjauhi titik pusat Ka’bah sekitar 3000-an kilometer. Jarak sejauh itu sudah keluar dari tanah suci Makkah, bahkan sudah di negara lain bukan Arab Saudi. Sebetulnya untuk menentukan arah kiblat tidaklah sulit. Tidak harus melakukan perhitungan yang rumit dan memerlukan peralatan yang mahal. Dalam dunia astronomi, ada beberapa cara yang mudah dilakukan dan hasilnya akurat.. Di sini hanya akan dipaparkan dua cara. Pertama, memanfaatkan saat matahari tepat di atas ka’bah atau yang dikenal rasydul kiblat (istiwa a’dham/utama). Peristiwa ini terjadi dua kali dalam satu tahun. Untuk tahun 2010 ini jatuh pada tanggal 28 Mei jam 16:17:56 WIB dan tanggal 16 Juli jam 16:26:43 WIB. Pada hari, tanggal dan jam tersebut semua benda yang berdiri tegak lurus di permukaan bumi bayangannya menunjukkan arah kiblat. Momentum tersebut sangat tepat dipergunakan umat Islam untuk melakukan pengecekan kembali arah kiblat. Akan sangat baik kalau saat tersebut dijadikan sebagai gerakan bersama pengecekan arah kiblat. Namun apabila momentum tersebut tidak dapat dilakukan karena faktor manusiawi (lupa) atau faktor alam (mendung, hujan atau sinar matahari tertutup oleh bangunan/pohon), maka dapat dipergunakan cara kedua, yaitu dengan bantuan sinar matahari dan kompas. Di sini , sinar matahari dan kompas hanya berfungsi untuk menentukan arah barat dan timur sejati. Bila kita memakai bantuan sinar matahari, secara teknis terlebih dahulu kita harus membuat lingkaran dengan jari-jari 50 cm. di lokasi yang terkena sinar matahari. Tancapkan tongkat secara tegak lurus di tengah-tengah lingkaran tersebut. Saat ujung tongkat menyentuh lingkaran berilah tanda B (Barat) ini terjadi sebelum pukul 12.00 WIB. Setelah
pukul 12.00 WIB saat ujung tongkat menyentuh lingkaran tandai dengan T (timur). Hubungkanlah antara B dan T, inilah titik barat dan timur sejati. Sedangkan apabila memakai alat bantu kompas maka kita harus tahu, bahwa kompas adalah alat penunjuk arah mata angin melalui jarum yang ada padanya. Jarum kompas ini terbuat dari logam magnetis yang dipasang sedemikian rupa sehingga dengan mudah bergerak menunjukkan arah utara. Hanya saja arah utara yang ditunjukkan oleh kompas bukan arah utara sejati (titik kutub utara), melainkan titik utara magnit, sehingga untuk mendapatkan arah utara sejati perlu ada koreksi variasi magnit (deklinasi kompas) terhadap arah jarum kompas. Nilai variasi magnit itu berbeda-beda tergantung pada posisi tempatnya. Harga variasi magnit untuk wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke sekitar -1º s/ d +5º. Misalnya untuk Yogyakarta sebesar 1,17°, berarti titik utara sejati berada di sebelah barat utara magnit (kompas) sebesar nilai tersebut. Menentukan titik barat-timur dengan kompas dapat dilakukan dengan cara, letakkan kompas di tempat yang datar serta bebas dari medan magnit (logam yang mengandung zat besi dan semacamnya). Periksalah jarum yang ada padanya, upayakan ia dapat bergerak bebas. Jarum kompas yang (biasanya) berwarna merah atau kebiru-biruan senantiasa menunjukan arah utara dan selatan. Bentangkan benang atau semacamnya di atas kompas searah dengan jarum kompas. Buatlah titik U pada arah yang menuju titik Utara dan buatlah titik S pada arah yang menuju titik Selatan. Untuk memperoleh arah utara sejati, perlu dikoreksi dengan nilai variasi magnit. Arah Barat dan Timur diperoleh dengan membuat garis tegak lurus pada garis Utara-Selatan sejati tesebut. Garis inilah yang menuju titik arah Barat dan Timur. Setelah didapatkan titik barat dan timur, baik dengan bantuan sinar matahari ataupun kompas, langkah selanjutnya tinggal mengukur arah kiblat. Caranya, dari titik barat-timur tersebut, buatlah garis sepanjang 1 meter. Kemudian tarik dari titik barat ke utara sepanjang 46,02 cm (harga tangen Yogyakarta) dan berilah tanda K. Hubungkan antara titik T (timur) dengan K (kiblat). Inilah kiblat yang kita kehendaki. Untuk membuat shaf tinggal membuat garis tegak lurus (siku) terhadap garis yang menunjukkan kiblat. Penulis, Kasi Pengembangan Kemitraan Umat/Sekretaris Badan Hisab Rukyat Kanwil Kementerian Agama Prov DIY BAKTI 227/MEI 2010
25
PE N D I D I K A N Menumbuhkan Komitmen Warga Madrasah dengan Kepemimpinan Kolaboratif dan Belajar Kolektif (Suatu pengalaman Empirik)
Oleh Fahrudin
P
ermasalah yang terjadi pada Madrasah Ibtidaiyah baik negeri apalagi swasta adalah terjadinya manajemen tukang cukur. Kepala Madrasah merencanakan, melaksanakan dan melayani sendiri tanpa mengikutsertakan warga madrasah. Ini terjadi karena adanya anggapan bahwa kepala madrasah adalah segalanya. Peran guru dan masyarakat madrasah lainnya kurang dioptimalkan. Seringkali, ide ide yang muncul dari kalangan guru kurang diakomodir, atau bahkan ada pandangan jika menerima ide itu akan mengurangi kewibawaan kepala madrasah. Akhirnya, guru hanya melaksanakan apa yang menjadi perintah dan instruksi Kepala Madrasah. Bila ini yang terjadi, maka guru akan kehilangan komitmen untuk memajukan madrasah. Bahkan kehilangan rasa ikhlas dalam bekerja. Mereka bekerja karena takut kepada kepala Madrasah. Maka menurut penulis, berdasar pengalaman, yang perlu dikembangkan adalah kepemimpinan kolaboratif dan belajar kolektif sebagai cara tepat untuk menumbuhkan komitmen guru untuk memajukan madrasah. Kepemimpinan harus diartikan sebagai proses belajar bersama yang saling menguntungkan sehingga seluruh unsur masyarakat madrasah turut ambil bagian dalam membangun kesepakatan yang mengakomodir berbagai kepentingan. Kolaborasi tersebut bukan hanya sekedar berarti setiap orang mampu menyelesaikan pekerjaannya, namun yang terpenting adalah semua dilakukan dalam suasana kebersamaan dan saling mendukung (Depag : 2005 ; 64 ) Kepala Madrasah memang mempunyai hak dan wewenang untuk menentukan kebijakan madrasah. Namun alangkah baiknya bila keputusan ini diangkat bersama dalam musyawarah masyarakat madrasah. Hal ini juga merupakan proses pembelajaran bagi masyarakat madrasah dan masingmasing individu madrasah akan merasa tanggung jawab dan merasa memiliki apabila dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Kepala Madrasah menggunakan hak dan wewenangnya ketika dalam musyawarah mengalami jalan buntu. Sehingga hak dan wewenang ini digunakan oleh kepala madrasah pada jalan akhir dari suatau keputusan di madrasah. Dalam hal membangun komitmen dan memberdayakan seluruh potensi Madrasah, maka perlu dibentuk tim-tim. Tim ini bertugas membantu kepala Madrasah dalam urusannya masing-masing sebagai pengganti Wakil Kepala sebab di MIN tidak ada Wakil kepala madrasah. Contoh tim yang pernah penulis lakukan sendiri adalah : 1. Tim Kurikulum dan Kendali Mutu. 2. Tim Kesiswaan dan Beasiswa. 3. Tim Keuangan. 4. Tim Kegiatan Ekstra Kurikuler. 5. Tim PHBI/N dan Kegiatan Keagamaan. 6. Tim Sarana dan Prasarana. 7. Tim Humas dan
26 BAKTI 227/MEI 2010
Kompetisi. 8. Tim Sosial dan Kesehatan. 9. Tim Penuntasan Baca Tulis Al-Qur’an (BTAQ). 10. Tim Koperasi dan Rumah tangga. Setiap tim terdiri dari 3 orang guru dan atau karyawan, sehingga seluruh personal yang ada di Madrasah tersebut mempunyai tanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan terhadap kegiatan pada tugas dan tanggung jawabnya pada tim tersebut. Secara terperinci tugas dan tanggung jawab pada setiap tim tersebut kami contohkan pada Madrasah yang penulis kelola (MIN Tempel) adalah sebagai berikut : 1
Tim Kurikulum dan Kendali Mutu
2
Kesiswaan
3
Keuangan
4
PHBI/N dan Keagamaan
5
Sarana dan Prasarana
6
Humas dan Kompetisi
7
Kegiatan Ekstra
8
Sosial dan Kesehatan
9
Baca Tulis Al-Qur’an
10 Koperasi dan Rumah Tangga
1. Melakukan Pembagian tugas mengajar pada seluruh guru 2. Menyusun jadwal Pembelajaran 3. Menentukan jadwal kegiatan Ekstra bersama tim Ekstra 4. Menentukan guru piket harian dan tugasnya 5. Mengatur pelaksanaan : a.Ulangan Harian (UH) b.Ulangan Tengah Semester ( UTS ) c.Ulangan Akhir Semester (UTS) d.Ulangan Kenaikan kelas (UKK) e.Ujian Akhir Sekolah 6. Mengatur pelaksanaan Contektual Teaching & Learning 7. Melaporkan kegiatan kepada Kepala Madrasah 1. Menentukan pelaksanaan PPDB 2. Melakukan pembagian dan pengelolaan Kelas 3. Pendataan dan Update Siswa setiap Kelas 4. Menyiapkan siswa untuk ikut kompetisi bersama tim Kompetisi 5. Melakukan pendataan siswa miskin 6. Melakukan pendataan terhadap pekerjaan dan penghasilan orang tua siswa 7. Menentukan siswa penerima beasiswa 8. Menginfentarisir seluruh prestasi siswa dan menyiapkan riword pada siswa 9. Menyiapkan dan melatih petugas Upacara bersama pembina Pramuka. 10.Melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala Madrasah 1. Mendata sumber-sumber keuangan sekolah 2. Mencermati dan mengimplementasikan APBM 3. Melayani dan mendistribusikan keuangan yang sesuai dengan APBM. 4. Melakukan penggajian terhadap seluruh pegawai 5. Memberikan transport pada guru yang mengikuti kegiatan keluar sekolah 6. Menyusun laporan keuangan yang disampaikan kepada kepala Madrasah dan 1. Melaksanakan kegiatan PHBI (Maulid Nabi,1 Muharrom,Isro’mi’roj) 2. Melaksanakan Kegiatan PHBN (Peringatan 17 Agustus, Hardiknas, Hab Depag) 3. Melaksanakan Kegiatan Keagamaan ( Sanlat,Qurban,ZIS) 4. Mengkoordinasi Pengajian Rutin Bulanan Guru dan Karyawan 5. Melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala Madrasah. 1. Mengidentifikasi,merencanakan dan mengusulkan sarana yang dibutuhkan 2. Melaksanakan Pengadaan barang sesuai kebutuhan dan anggaran 3. Mengadakan pendataan terhadap kekayaan madrasah 4. Melakukan perawatan sarana dan Prasarana 5. Melakukan pendataan barang keluar masuk dan pinjam kembali 6. Mengidentifikasi kelayakan dan penghapusan infentaris Madrasah 7. Melaporkan kekayaan Madrasah kepada Kepala madrasah dan Instansi terkait. 1. Melakukan hubungan dengan Instansi terkait dan kalangan DUDI 2. Melakukan jalinan harmonis dengan komite dan POMG 3. Mengkoordinasikan seluruh masukan, kritikan dan saran dari pihak manapun 4. Mengadakan home visit kepada siswa tertentu bekerjasama dengan Wali Kelas 5. Menyiapkan dan mengkoordionasikan siswa dalam ajang kompetisi baik 6. Melakukan Kompetisi internal di Madrasah bekerjasama dengan PHBI/N 7. Menyusun anggaran kegiatan kompetisi bila diperlukan 8. Mengatur pelaksanaan CTL berkerjasama dengan Tim KKM 9. Melaporkan hasil kegiatan kepada kepala Madrasah 1. Mengkoordinasikan seluruh Kegiatan Ekstra Kurikuler 2. Menyiapkan dan menunjuk pendamping, pembimbing, pelatih, Instruktur Keg 3. Menyusun Jadwal kegiatan Ekstra bekerjasama dengan Tim Kurikulum 4. Mengkoordinasikan dan mengumpulkan seluruh keuangan yang bersumber 5. Memberikan honorarium pada seluruh pembina Ekstra sesuai dengan tanggung 6. Bersama tim Kompetisi menyiapkan dan melatih siswa siap tanding dan siap 7. Melaporkan hasil kegiatan pada kepala Madrasah 1. Melayani permintaan rujukan siswa periksa ke Puskesmas 2. Melayani dan mengkoordinasikan kegiatan pemeriksaan dari Puskesmas. 3. Mengkoordinasikan pembesukan siswa dan guru karyawan yang sakit 4. Melayani, mengkoordinasikan dan mengurusi Asuran baik siswa maupun 5. Mengkoordinasikan Pendataan siswa peserta ( nasabah ) Asuransi kepada 6. Melaporkan kegiatan kepada kepala Madrasah 1. Membuat perencanaan pelaksanaan BTAQ dari Klas I s/d VI 2. Mencari dan mendata Ustadz yang dibutuhkan 3. Membuat Jadwal Kegiatan BTAQ 4. Bertanggungjawab terhadap kehadiran Ustadz 5. Menyiapkan perangkat yang dibutuhkan BTAQ 6. Melaporkan terhadap penilaian BTAQ pada wali kelas 7. Melaporkan kegiatan pada kepala Madrasah 1. Membuat Perencanaan Koperasi Siswa 2. Melayani Kebutuhan Perlengkapan sekolah siswa melalui Warung Siswa 3. Melaksanakan Warung Kejujuran 4. Menerima uang hasil laba dari kanting belakang 5. Melaporkan kepada kepala Madrasah secara berkala 6. Menyiapkan dan melayani konsumsi ketika ada tamu dan kegiatan rapat-rapat
Dari halaman ...... 19 Ngayogyakarta Serambi Madinah, tepatnya selaku Koordinator Tim Materi. Dialah yang menjadi komandan dalam merumuskan materi gagasan Ngayogyakarta Serambi Madinah. Sebab itu, Aly sangat memahami konsep-konsep dasar Ngayogyakarta Serambi Madinah. “Ngayogyakarta Serambi Madinah adalah piwulang untuk masyarakat Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat yang bersumber dari ajaran walisongo, piwulang agung, nilai-nilai Piagam Madinah dan kehendak budaya masyarakat,” jelasnya. Karena Ngayogyakarta Serambi Madinah ini bukan ormas atau parpol, tapi piwulang, menjadi tidak tepat jika ada orang yang bicara soal dukung mendukung karena memang tidak membutuhkan dukungan layaknya partai. “Ini piwulang yang disimpulkan oleh tim dan disosialisasikan dan didiskusikan oleh masyarakat sehingga dari sana diharapkan lahir sebuah format masyarakat baru yang lebih maslahat dan bermanfaat sesuai dengan perkembangan zaman,” imbuh Aly As`ad menegaskan. “Kalau ada orang yang takut itu karena ada yang memaknai Serambi Madinah sebagai sebuah gerakan seperti yang digagas MUI DIY. Kalau Serambi Madinah kita tidak demikian, karena ia sebagai piwulang,” kata Aly. Ketika ditanyakan kepadanya, “Jadi berbeda dengan MUI dong?!”, ia menjawab “Ya, memang tidak sama. Biar masyarakat yang memilih, dan perjalanan zaman akan menilainya.”
Inilah agenda kita,” katanya penuh semangat. Untuk itu, tentu dibutuhkan kecerdasan dan kreatifitas dari para kyai. Barangkali perlu dibuat modul yang pas agar kitab-kitab dapat dipelajari secara lebih cepat. ’Intinya harus ada akselerasi proses belajar,” tegasnya meringkas. Ketiga, berkenaan dengan bagaimana generasi tua mapanke generasi muda. “Adanya anak muda mendemo orang tua, murid mendemo guru dan bahkan santri mendemo kyai adalah bukti bahwa yang tua tidak care pada yang muda, yang muda tidak tahu bagaimana harus bersikap kepada yang tua,” terangnya. Makna mapanke ini mencakup berbagai hal. Bagi kyai, mapanke berarti mapanke santri sampai menjadi kyai muda. Bagi pejabat, berarti mapanke kader sampai siap. Bagi politisi, berarti mapanke pengganti yang mumpuni “Semangat mapanke inilah yang harus dikuatkan,” terangnya. Itulah kisah perjalanan KH. Aly As`ad. Di sepanjang jalan banyak alternatif-alternatif pilihan. Pilihan mana yang diambil tentu tidak lepas dari peran manusia. Namun sesungguhnya pada akhirnya seluruh perjalanan itu menjadi demikian karena memang dikehendaki olehNya. GUSTI ALLAH SING NGLAKOAKE.Imam Khoiri
Sebuah Cita-Cita Ada beberapa keprihatinan dan impian yang ingin diwujudkan oleh Aly As`ad dengan mencermati perkembangan zaman yang ada. Pertama, berkaitan dengan perkembangan teknologi. Kemajuan teknologi adalah keniscayaan. Yang diperlukan adalah bagaimana kita memiliki kemampuan untuk menyikapi secara produktif. “Saya punya semangat bagaimana mencetak anak-anak yang mampu menyikapi kemajuan dan teknologi dengan dengan pas,” katanya. “Hari ini kita sudah terlambat. Tidak banyak ulama’ dan kyai yang bisa memanfaatkan teknologi,” terangnya. Maka di tempat tinggalnya yang sekaligus menjadi tempat nyantri sejumlah mahasiswa yang umumnya alumni pesantren, Aly As`ad mengejawantahkan semangatnya ini. “Di sini anak-anak saya berikan postulat-postulat bagaimana mestinya kita harus berbuat, bagaimana seorang pemimpin misalnya, lalu mereka diskusikan,” tambahnya. Kedua, berkaitan dengan ilmu agama. “Saya berkeyakinan, ilmu agama murni itu harus dirawat, jangan sampai hilang,” tegasnya. Dalam hal ini yang diperlukan adalah ketekunan. Yakni kesediaan orang untuk tidak hanya berdiskusi soal wacana agama tetapi betul-betul memahami materi agama. Harus ada kesediaan dan ketelatenan untuk mengkaji al-Qur’an ayat demi ayat, hadist demi hadist dan seterusnya. “Saya berharap semoga para kyai memiliki kepedulian terhadap hal ini. Di tengah dahsyatnya kemajuan iptek dan perubahan budaya hidup, disertai dengan kedahsyatan dampak negatif yang disikapi secara salah, maka usaha utuk mengutuhkan ilmu agama ini mutlak perlu dikembangkan dengan kekuatan sedahsyat kemajuan yang harus disikapi.
BAKTI 227/MEI 2010
27
Suplemen Anak & Remaja Info Madrasah MANYOGYAKARTA III BUKA KELAS INTERNASIONAL
Diproyeksikan Menjadi Madrasah Bertaraf Internasional Harapan masyarakat Yogyakarta agar salah satu madrasah di DIY dapat menyusul sekolahberkategori RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) dalam waktu dekat akan menjadi kenyataan. Melalui surat Direktur Jendral Pendidikan Islam, MAN Yogyakarta III terpilih menjadi satu-satunya madrasah di DIY yang diproyeksikan menjadi MAN Bertaraf Internasional, karena dipandang memiliki kesiapan dan kelayakan untuk membuka program prestisius ini. Untuk mengetahui seluk beluk program ini, beserta persiapanpersiapannya, BAKTI secara khusus mewawancarai Drs. Suharto, kepala Madrasah Aliyah yang populer dengan sebutan MAYOGA ini. Berikut hasil wawancara kami: BAKTI (B): Mulai kapan program ini dibuka? Drs. Suharto (S): Tahun ajaran 2010/2011 ini kami akan membuka 2 kelas internasional, baik bagi siswa lulusan MTs. maupun lulusan SMP umum. B: Apa sesungguhnya persyaratan menjadi Madrasah Bertaraf Internasional? S: Bila mengacu pada ketentuan SBI memang persyaratannya cukup berat. Namun, dalam proses penentuannya, alhamdulillah, MAYOGA dianggap layak dan siap. MAYOGA sudah terakreditasi A dengan nilai hampir 95. Laboratorium kami cukup lengkap. Perpustakaan kami pada tahun 2007 lalu terpilih menjadi perpustakaan SLTA negeri terbaik tingkat nasional. Kami sangat bersyukur, karena ketersediaan perpustakaan yang baik ternyata menjadi persyaratan penting. Oh ya, Perpustakaan dan sebagian besar labororatorium kami telah ber-AC. Selain itu, dari aspek lingkungan dan kesehatan, tahun lalu kami menduduki peringkat IV dalam Lomba Sekolah Sehat tingkat nasional. Guru-guru kami sudah banyak yang bergelar Master (S2) dan beberapa orang lagi akan segera selesai. Jadi, kami cukup siap… B: Bagaimana dengan fasilitas yang disediakan untuk program ini? S: Sebelumnya, saya perlu jelaskan nama program ini. Bila temanteman di Dinas Pendidikan menggunakan istilah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), Surat Edaran Dirjen Pendis No. DT.I.I/ PP.00/19/2010, 12 Januari 2010, menggunakan istilah Proyeksi Madrasah Bertaraf Internasional (PMBI). Untuk mendukung program ini, selain mengintegrasikan perpustakaan dengan laboratorium komputer, kami juga menyiapkan kelas-kelas dengan fasilitas khusus. Kelas-kelas ini dilengkapi dengan LCD proyektor dan layarnya, TV, penyejuk ruangan (kipas angin atau AC), dan instalasi komputer (ICT). Buku-buku literatur dan sumber belajar, baik yang bilingual maupun yang berbahasa internasional, telah kami siapkan. B: Apa sih ciri dari kelas internasional? S: Selain fasilitasnya yang lebih lengkap, ciri utama dari kelas internasional adalah penggunaan literature berbahasa asing, terutama bahasa Inggris, dan berbasis ICT. Pembelajaran pun dirancang agar siswa berwawasan internasional. Ke depan kita akan siapkan para siswa untuk mengikuti sertifikasi internasional. Selain harus lulus UN mereka juga diarahkan untuk lulus Cambridge International Test, agar mereka memiliki sertifikat untuk melanjutkan ke perguruan
28 BAKTI 227/MEI 2010
tinggi terkemuka di seluruh dunia. Itulah sebabnya dalam pelaksanaannya, untuk masing-masing mata pelajaran, kami didampingi oleh fasilitator para pakar dari UNY, UGM dan UIN. Mereka dipersyaratkan harus alumni luar negeri. Sebagian dari mereka bahkan akan terjun sebagai guru. Dalam waktu dekat kami juga akan menjalin kemitraan dengan sekolah-sekolah bertaraf internasional di dalam maupun luar negeri, dalam bentuk sisterschool. Secara bergelombang para guru yang mengajar di kelas internasional akan magang di sekolah-sekolah bereputasi internasional ini. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, para siswa akan melakukan program bersama atau kunjungan muhibah ke sister school ini. B. Apakah ada ciri khusus PMBI dibanding RSBI? S: Karena ini madrasah, ciri khas muatan materi keagamaan tetap kami perhatikan, bahkan nilai-nilai religiusitas sangat kami tonjolkan. Kami memberikan penekanan pada pembentukan karakter yang kuat. Untuk ini, kami akan membekali mereka dengan berbagai pelatihan mental, emosional-spiritual maupun motivasional, untuk kesuksesan mereka menghadapi era globalisasi di hari depan. Bahkan, sukses dunia-akhirat. Insya-Allah… B: Untuk suksesnya program ini sejauh mana persiapannya? S: Tentu saja kami menyiapkan diri sangat serius. Kami telah dan terus menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan. Studi banding juga telah kami lakukan, yang ditindaklanjuti dengan jalinan kerjasama dengan SMAN 1 Wonosari dan SMAN 1 Yogyakarta (Teladan). Ini adalah sekolah-sekolah yang sudah lama menjadi RSBI. Ketua Komite Madrasah kami, Prof. Dr. Indarto, DEA (mantan Dekan F. Teknik UGM), memberikan dukungan luar biasa. Bahkan beliau terjun secara aktif., karena beliau juga alumni perguruan tinggi kaliber internasional di Perancis. Terus terang kami harus bekerja ekstra keras untuk menyiapkannya karena kami sadar kami tidak boleh setengah-setengah. Beruntung sekali infrastruktur yang kami miliki cukup memadai. Kami juga telah menyiapkan kurikulum adaptif yang bersifat bilingual. Untuk ini kami telah pula menyiapkan guruguru yang berpengalaman. B: Apa syarat calon siswa untuk bisa diterima di program ini? S: Pertama, muslim/muslimah lulusan MTs maupun SMP dengan nilai rapor rata-rata minimal 7,5, dari kelas VII hingga IX. Kedua, lulus ujian nasional dengan nilai rata-rata minimal 7,5, bisa menyusul. Ketiga, lulus tes tertulis dan wawancara. Keempat, tidak merokok dan tidak mengkonsumsi Narkoba/Napza. B: Apa harus sudah lancar berbahasa Inggris? S: Yang sudah lancar tentu lebih baik. Namun kami pun menyiapkan program matrikulasi bagi yang belum lancar. B: Kapan pendaftaran dimulai? S: Pendaftaran dibuka tanggal 3 – 15 Mei 2010 pada jam kerja. Melampirkan foto copy rapor kelas VII – IX, bukti nilai ujian nasional, pas foto 3x4 -3 lembar. Keterangan lebih lanjut hubungi telepon/fax (0274) 513613, website www.mayoga.net, atau datang sendiri di MAN Yogyakarta III, Jl. Magelang Km 4.(SWD)
Cerpen Remaja
Hak Anak Mendapatkan Kasih Sayang Oleh M. Fandi Syarifudin
D
engan langkah kaki yang santai, berjalan menelusuri jalan setapak. Hari itu cuaca sangat panas. Tampak sang surya tepat berada di atas permukaan bumi. Dengan hati yang senang, wajah yang ceria, Tania bergegas pulang ke rumahnya di jalan Ahmad Yani Blok 72 E. Sesampainya di depan pintu, mengetuk pintu, “Assalamu’alaikum!” “Wa’alaikumussalam” “Eh, non Tania. Masuk non” “Makasih Bik.” “Iya, non” Bik Inah adalah seorang pembantu di rumah Tania. Bik Inah seorang pembantu yang jujur, baik hati dan suka menolong. Tania bergegas masuk ruang tamu dan menyuruh bik Inah untuk membuatkan secangkir jus jeruk kesukaanya. “Bik..... Bik Inah” “Iya Non” “Tolong buatkan aku secangkir jus jeruk” “Iya Non” Tak lama kemudian jus jeruk pun datang dan diletakan di atas meja tamu. “Ini Non jusnya” “Makasih ya Bik” “Iya Non. Sama-sama” “Oya bik. Ibu dan bapak belum pulang ya?” “Belum Non. Mungkin sebentar lagi” “Assalamu’alaikum!” “Wa’alaikumussalam”
“Siang Bu, Pak” “Siang Bik” Tanpa menyapa Tania, putri satu-satunya. Mereka bergegas masuk ruang kerja mereka masing-masing. Hingga mereka lupakan perhatian seorang ibu kepada anaknya. Semenjak itu tingkah laku Tania agak berbeda dengan sebelumnya. Yang dahulunya nggak suka keluar malam, kini dia suka keluar malam. Yang dahulunya senang belajar kelompok, kini hampir tak pernah sama sekali. Tania merasa bahwa lingkungan rumahnya seperti bukan di rumahnya. Hingga dia merasa bahwa ia sudah tidak dianggap sebagai anaknya. Oleh sebab itu, untuk menghilangkan rasa penat, kesal, marah, maka Tania melampiaskannya dengan bermain balap motor. Semenjak Tania kenal dengan sesosok pria yang bernama Aldy. Pada malam itu, “Hai...gwe Tania” “Gwe Aldy. Mantan pembalap internasional” “Waw kalau kamu gak keberatan, mau nggak ngajrin gue naik motor?” “Boleh ... dengan senang hati” Semenjak itu, Tania semakin akrab dengan Aldy. Hampir setiap hari waktunya dihabiskan untuk berbalap motor. Hingga dia lupa kewajibannya sebagai pelajar untuk belajar. Selang beberapa minggu, seorang guru dari sekolah Tania datang ke rumah orang tua Tania, “Assalamu’alaikum!” “Wa’alaikumussalam” BAKTI227/MEI 227/MEI2010 2010 29 BAKTI 29
“Benar ini rumah Ibu Siska, oran tua dari Tania?” “Benar ..Pak ! Ada yang bisa saya bantu? O, ya Pak. Silakan masuk !” “Iya bu. Begini Bu. Maksud kedatangan saya kemari untuk menanyakan kepada Ibu tentang Tania” “Tania?” sambil terkejut dan lemas. “Onten nopo Pak dengan anak saya?” “Gini Bu. Anak Ibu tak melakukan kesalahan, tetapi semenjak beberapa minggu ini nilai anak Ibu semakin menurun. Makanya saya kemari untuk menanyakan langsung dengan ibu” “Maaf Pak..... saya sebagai orang tuanya kurang memberi perhatian kepada anak kami” “Oleh sebab itu, saya mohon Ibu lebih banyak memberi perhatian kepada Tania” “Baik..baik pak. Terima kasih” “Baik bu. Saya permisi pulang” “Baik Pak” “Assalamu’alaikum!” “Wa’alaikumussalam” Tak lama kemudian Tania pun pulang sekolah. “Assalamu’alaikum!” “Wa’alaikumussalam” “Tania kemari sebentar”. “Tania cepat.” Dengan nada marah. “Tania. Jawab pertanyaan Ibu dengan jujur” “Ada apa sih Bu?” “Tania....! Mengapa beberapa minggu ini nilai pelajaranmu selalu menurun. Apa kurang selama ini uang yang Ibu berikan
untuk kamu? Untuk les. Untuk beli ini, beli itu. Apa kurang? Jawab Tania” “Bu..... se mua uang yang Ibu berikan kepada Tania lebih dari cukup. Bu, tidak semua persoalan dapat diselesaikan dengan uang. Bu, jujur Tania ini anak Ibu. Tania butuh kasih sayang dari ibu dan bapak. Apa ibu dan bapak tidak sadar akan hal ini?” sambil meneteskan air mata, “Jawab Bu !” Hingga adu mulut pun tak terhindarkan, antara ibu dan Tania. Karena Tania tak kuat dengan semua itu, maka ia keluar dari rumah, dan berlari sambil menangis. “Aldy...gue pinjam motor lu” “Heh kamu kenapa........Kamu menangis?” “Cepat pinjam jangan banyak bicara” “Tapi...” “Mana kuncinya?” “Ini...” Dengan kencang ia mengegas motornya itu tanpa kontrol yang bagus dan perasaan yang kacau. Hingga ia kehilangan kesadaran dalam mengendarai motor dan terjatuh. Saat sadar, Tania sudah ada di rumah sakit. “Ibu... Bapak...maafin Tania selama ini selalu melawan Ibu dan Bapak” “Enggak Tania. Ibu dan Bapak yang salah, karena selama ini Ibu dan Bapak kurang memperhatikan kamu, sehingga kamu seperti ini. Kami janji akan meluangkan waktu untuk kamu Tania” “Terima kasih Bu....!” Penulis, siswa Kelas IX MTs N Piyungan
REKAP SETORAN AWAL (WAITING LIST) CALON HAJI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2010 Kuota DIY
No.
Nama
1. 2. 3. 4. 5.
Kota Yogyakarta Kabupaten Bantul Kabupaten Sleman Kabupaten Gunung Kidul Kabapaten Kulon Progo Petugas Jumlah
Waiting List 2.776 4.512 6.283 1.670 1.477
23 3.091
16.718
Jumlah Calon Jamaah Haji Sampai dengan Jum’at, 16 April 2010 Pukul 15.30 WIB Jumlah setoran awal saat ini : A. Kuota DIY Tahun 2010 B. Kuota DIY Tahun 2011 C. Kuota DIY Tahun 2012 D. Kuota DIY Tahun 2013 E. Kuota DIY Tahun 2014 F. Kuota DIY Tahun 2015
3.068 3.068 3.068 3.068 3.068 1.378
Sisa Kuota 2015 : 1.690
PREDIKSI PORSI SEMENTARA 2010 M/1431 H 2011 M/1432 H 2012M/1433H 2013M/1434 H 2014 M/1435 H
BAKTI227/MEI 227/MEI2010 2010 30 BAKTI
Nomor Porsi terakhir sementara s.d Nomor Porsi terakhir sementara s.d Nomor Porsi terakhir sementara s.d Nomor Porsi terakhir sementara s.d Nomor Porsi terakhir sementara s.d
1200019188 1200022324 1200025661 1200028765 1200031833
Ina Sutriyaningsih (Kelas VIII C MTs N Karangmojo)
Waludin (Kelas XI IPA 1 Mayoga)
Nuansa
Ayahku,
Bening
Malam telah larut Peraduan malamku telah menjemput Nuansa dinginnya malam telah merasuk Ke alam tubuhku yang mulai mengantuk Tak kurasa entah mengapa Aku terbangun dari bunga tidurku Begitu indah, begitu hening Nuansa bening yang tak pernh kurasa sebelumnya
Pahlawanku
Ayah, aku tahu Di kala mimpi merasukiku Suara jangkrik terus terdengar Engkau selalu menatap luasnya dunia Bersujud, menangis, dan berharap Di kala sang surya telah nampak, Masih adakah kesempatan itu? Meski engkau cucurkan darah nadimu Untuk masa depan anakmu
Ku bersimpuh memohon doa kepada-Nya Terangnya cahya menerangi bias wajahku Peri-peri kecil pun bersenandung merdu di sampingku Inilah keajaiban di suatu malam yang kurasa
Engkau tak ingin melihat Tatkala daun berguguran Aku selalu menangis
Indah dan mempesona Damai dan sempurna Penuh makna penuh rasa Rasa syukur kepada Sang Penguasa
Engkau inginkan Tatkala tetesan embun ‘tlah tiada Aku menanti kehidupan penuh senyuman Ayahku, engkaulah pahlawanku
Subarjo, S.Pd. (Guru MAN Wates 1)
Miras Coba kau.... Tengok di seantero negeri Penikmat minuman laknat Terpanggang dalam racun Terlempar dalam maut Coba kau.... Simak berita ini Penikmat minuman laknat Ternoda tak berdaya terenggut dini Pada lelaki tak tahu diri Coba kau.... Telusuri jalan aspal ini Puluhan penikmat air oplosan Melaju oleng membentur ajal Coba kau.... Baca berita terkini Berpuluh generasi negeri Meradang terkapar tak berdaya Menjemput maut Coba kau....! Jangan mati sia-sia !
Luluk Nurcahyati (Kelas XI IPA MAN 1 Wates)
Ayah Ayah...... Susah payah kau berusaha Untuk mencari sesuap nasi Untuk diberi anak, istri Tanpa merasa letih di hati Ayah...... Demi keluargamu Kau tak rasakan Teriknya mentari Hujannya di bumi Ayah...... Siang malam kau cari uang Kau berusaha mencari yang halal Semua itu kau curahkan Untuk keluarga tersayang Ayah...... Terima kasih Ayah Kau telah menjadi ayah yang baik Kau telah menjadi imam di keluarga Yang selalu aku idamkan-idamkan Terima kasih Ayah BAKTI227/MEI 227/MEI2010 2010 31 BAKTI 31
Khalid Al-Miski
Kotoran yang Berlepotan Itu Berbau Seharum Miski
K
halid Al-Miski adalah seorang pemuda yang tampan, rajin beribadah, wara’, ikhlas, rajin bekerja, dan amanah. Dia seorang pedagang keliling kampung yang membawa barang dagangannya di atas kepala. Setiap hari ia berjalan kaki dari kampung ke kampung, dari rumah ke rumah untuk menjajakan barang dagangannya. Khalid nampak bersemangat dalam menjalankan pekerjaannya. Meskipun ia hanya berjalan kaki menempuh puluhan kilo meter, tidak sekalipun merasa bersedih, apalagi berkeluh kesah. Ia lakukan pekerjaan itu dengan sepenuh hati, dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Terkadang kalau pas mujur, belum setengah hari ia sudah pulang ke rumah karena dagangannya sudah terjual semua. Namun jika pas apes seharian keliling kampung tidak satupun dagangannya terjual. Itupun ia terima dengan rasa husnudzdzon tetap berprasangka baik terhadap apa yang telah diberikan Allah swt. Dalam satu kampung yang sering dikunjungi, ada seorang wanita cantik yang tertarik pada Khalid Al-Miski yang tampan. Ia begitu tergila-gila kepada pedagang keliling ini. Sudah beberapa kali ia mencoba memperlihatkan rasa sukannya, namun khalid tidak memberi respon yang positif. Hingga akhirnya ia mencoba merancang tipu muslihat untuk menaklukkan pedagang keliling tersebut. Suatu hari, wanita ini memanggil Khalid dengan maksud akan membeli barang dagangannya. Ia telah merancang tipudayanya. Ketika Khalid menjajakan dagangannya melalui depan rumahnya. Wanita itu memanggilnya dan memintanya agar masuk ke dalam rumahnya dengan alasan ia akan membeli dagangannya. Setelah Khalid masuk ke dalam rumah, ternyata ia segera mengunci pintu-pintu rumahnya. Khalid terkejut dan merasa khawatir, sehingga keringat dingin keluar berkucuran. Setelah merasa aman, wanita tersebut kemudian berkata, “Kamu akan celaka, jika tidak mau melayani aku! Sebab aku akan memper-malukanmu di depan umum sehingga mereka menuduhmu ingin memperkosaku. Bisa kau bayangkan apa yang akan terjadi, kalau orang-orang mendengar teriakannku. Niscaya mereka akan mengejarmu, menangkapmu bahkan sampai memukulimu. Nama baikmu hancur. Badanmupun akan hancur, biru lebam sekujur tubuh. Orang-orang tak akan mempercayaimu lagi.” Khalid berusaha mengalihkan pembicaraan dengan menawarkan dagangan yang dibawanya, menjelaskan kualitas dan kelebihan barang-barang yang dibawanya, akan tetapi tanpa membuahkan hasil. Lalu Khalid memperingatkannya dengan janji dan ancaman Allah. Akan tetapi, setan telah menguasai wanita cantik tersebut dan membutakan mata
32 BAKTI 227/MEI 2010
hatinya. Ketika Khalid yakin bahwasanya ia tidak bisa menyelamatkan diri dari ancaman wanita tersebut, maka ia tampakkan dirinya menyetujui permintaannya dan meminta izin untuk berbenah diri di kamar mandi. Wanita itu bahagia dan setuju. Khalid masuk ke kamar mandi dan berpikir bagaimana caranya agar dapat terhindar dari godaan ini. Kemudian, Allah memberi petunjuk, sekalipun nanti tubuhnya akan kotor. Tidak masalah, asalkan ia dapat menghindarkan diri dari maksiat yang pasti mendatangkan murka Allah. Kemudian, Khalid melumuri wajah dan tubuhnya dengan tinja, dengan demikian tercium bau tidak enak, kelihatan jelek, dan menjijikkan. Khalid keluar dari kamar mandi, begitu wanita tersebut melihat Khalid kotor dan menjijikkan, ia menghardik dan menyuruhnya keluar serta mengusir dari rumahnya. Pemuda tersebut lari dan meninggalkan rumah wanita untuk menyelamatkan diri dan agamanya. Allah Ta’ala mengganti bau busuk dan menjijikkan itu dengan bau yang harum bagaikan minyak miski. Orang-orang pun dari kejauhan sudah mengetahui kedatangannya, sebelum mereka melihat Khalid, yaitu dengan mencium baunya yang harum. Sejak saat itu orang-orang memanggilnya dengan Khalid Al--Miski. Inilah seorang Mukmin yang sebenarnya, yang meyakini bahwa Allah senantiasa mengawasi gerak-geriknya setiap saat sehingga sekalipun di hadapannya seorang wanita yang cantik dan gemulai, namun ia merasa takut kepada Allah. Tidak takut kepada manusia atau undang-undang karena semuanya tidak dapat melihat dan mengawasinya sepanjang waktu. Hanya Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Melihatlah yang senantiasa memantau gerakannya. Khalid takut dengan bahaya yang ditim-bulkan oleh maksiat, maka ia mencari alasan dengan melumuri kotoran pada tubuhnya, dan justru ini menunjukkan kebersihan batinnya dan ketulusan imannya. Kemudian, Allah mengganti-nya dengan bau harum semerbak di dunia dan baginya di akhirat pahala yang besar dan berlimpah. Sekarang ini, di zaman yang penuh kegemerlapan, berapa banyak manusia melumuri wajah dan tubuhnya dengan parfum dan wangi--wangian. Akan tetapi, bau busuk perbuatan mereka menjadikan mereka tercemar dan terbongkar keburukannya, walaupun mereka berusaha menutupi aibnya. Disebabkan mereka hanya takut kepada manusia, bukan kepada Allah. Balasan seseorang itu sesuai dengan jenis amalnya. Dari berbagai sumber
Membumikan Makna Sosial Azan Oleh Faizah SA
Judul Buku : Rahasia Dahsyatnya Azan : Hayya Alal Falah Come to Succes Penulis : Arham Armuza Penerbit : kaukaba, Yogyakarta Cetakan : I, Maret 2010 Tebal Buku : xviii +258 hlmn
N
eil Alden Amstrong, seorang astronot Amerika Serikat, termasuk salah satu tokoh yang dikenang sepanjang masa. Pada 20 Juli 1969 dengan pesawat Apollo 11 ia mengukir namanya sebagai orang yang pertama kali menginjakkan kaki di bulan. Peristiwa monumental itu disaksikan jutaan orang di muka bumi melalui layar televisi. Di balik peristiwa penting itu, ternyata beredar pula kisah yang tak kalah heroik. Konon, ketika di bulan Amstrong mendengar lantunan suara azan yang menggetarkan hatinya. Hatta, oleh beberapa sumber dinyatakan setelah misi Apollo 11 sukses dijalankan, ia mengikrarkan kalimat syahadat. Amstrong masuk Islam. Terlepas dari adanya sebagian kalangan yang meragukan kisah tersebut, azan sesungguhnya menyimpan kekuatan adikodrati yang sangat dahsyat. Tak sedikit orang yang terbuka hatinya dan mengislamkan diri setelah mendengar lantunan azan. Sebut saja, misalnya, Chica Koeswoyo, WS Rendra, Anton Medan (Tan Hok Liang), Tamara Bleszynski, bahkan Raja Pop Michael Jackson. Bila dirunut ke latar historisnya, fungsi azan memang tak semata-mata sebagai panggilan salat. Pada masa itu, azan menemukan momentum sebagai penyeru dengan “kekuatan supranatural” yang luar biasa. Ketika azan berkumandang, kaum muslimin bergegas meninggalkan seluruh aktivitas duniawi dan bersegera menuju masjid untuk menunaikan salat berjamaah. Dalam konteks demikian, azan adalah pemersatu umat. Simpul-simpul kesadaran psiko-religius mereka bergetaran, terhubung secara simultan, dan dengan totalitas kesadaran seorang hamba (abdi) mereka bersimpuh, luruh dalam kesyahduan ibadah salat berjamaah. Namun sesungguhnya azan tidaklah semata-mata panggilan salat. Lebih dari itu, ada makna penting yang terkandung dalam azan. Dulu ketika pertama kali Rasulullah menetapkan azan dengan mengamini mimpi Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbih, tujuan pertama memang untuk mengingatkan umat Islam agar bersegera mengerjakan salat. Akan tetapi ini tak lantas berarti fungsi azan sebatas itu. Pada ruang inilah buku Rahasia Dahsyatnya Azan: Hayya
Alal Falah Come to Success buah pena Arham Armuza ini menemukan signifikansinya. Dibanding buku-buku sejenis, semisal The Power of Azan (Madania, 2010), yang masih berkutat pada pemaknaan azan secara normatif-artikulatif, buku ini beranjak lebih jauh membabar makna azan lafal demi lafal secara reflektif- inspiratif. Armuza mampu menarik keluar azan dari gerbong doktrinal yang sempit menuju konteks kekinian yang begitu lempang, hingga begitu nyata spirit sosial yang dikandung azan. Upaya kontekstualisasi azan ini tentu saja merujuk pada historisitas azan itu sendiri. Azan dikukuhkan pada periode penyebaran Is- lam di Madinah. Tepatnya setelah Rasulullah memutuskan hijrah dari Mekah ke Yatsrib—sebelum berganti nama Madinah. Secara etimologis, hijrah berarti migrasi fisik dari satu tempat ke tempat lain. Sedangkan secara terminologis merupakan migrasi nilai dari ketertindasan menuju keadilan dan keadaban. Dalam konteks hijrahnya Rasulullah, kedua makna ini berlaku sekaligus. Rasulullah yang semula tinggal bersama para sahabat di Mekah memilih melakukan hijrah ke Yatsrib dalam rangka menyongsong kehidupan baru yang menjunjung tinggi moralitas dan kemaslahatan bersama. Iklim humanisme religius di Madinah ini terasa terutama setelah dicetuskan kesepahaman Piagam Madinah. Dalam situasi demikian, azan pun dikukuhkan. Bila diresapi dari struktur pelafalannya, jelaslah tampak betapa azan mengandung seruan ukhrawi dan duniawi, interaksi vertikal dan horizontal sekaligus. Puncaknya adalah seruan hayya alal falah. Seruan ini merupakan klimaks azan. Ajakan meraih kemenangan, merengkuh kesuksesan, dan menggapai kebahagiaan tanpa sama sekali meninggalkan pondasi keagamaan. Seruan ini persis sebagaimana anjuran Rasulullah: Beribadahlah seakan-akan engkau akan mati esok dan bekerjalah seoalah-olah engkau hidup untuk selamanya. Di sini kesetimbangan (balance) dunia-akhirat betul-betul diperhatikan. Tidak meninggikan salah satu dan merendahkan yang lain. Tidak berarti mementingkan urusan ibadah dan mengabaikan urusan dunia. Begitu pun sebaliknya, tidak melulu bekerja tapi meninggalkan ibadah. Peresensi, Guru SMK Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. BAKTI 227/MEI 2010
33
JAWABAN TTS BAKTI No. 226/April 2010
TTS BAKTI No. 227/Mei 2010 1
2
3
4
5
7 9
F A U N O G I R T N A I F A S A
6
8 10
15 21
11
12 13
14
16 17
18
19
22
20
23 24
25
H
R E E O M I K I S S A D U R
N
H E E I J O H O S
I
O N
A
E
V
S
K
O F
I
A
I
T A O N G L O O L I S I A A D N I G U S
Pemenang TTS Edisi 226/April 2010 1. 081 754 59080 2. 085 729 314 104
26
Mendatar 1. Penabuh Gamelan 4. Tumbuhan gurun 7. Salah satu bagian tangan 8. Debu (Jawa) 9. Terkandung dalam kopi 12. Alat napas ikan 15. Sepuluh (Inggris) 16. Bahan bakar pesawat 19. Ibu (Arab) 21. Obat pembuat tape (dibalik) 23. Api (Jawa:dibalik) 25. Huruf Jepang 26. Empon bahan jamu berwarna kuning tua Menurun 1. Hari raya Buddha 2. Alat penghasil daya listrik 3. Alibi 4. Buah yang dimakan Nabi Adam 5. Tempat ibadah Hindu 6. Adu (ayam) 10. Jamur 11. Nama Nabi 13.Cahaya 14. Tidak tenggelam 15. Sifat rakus 17. Jauh (Inggris) 18. Tes 20. Lawan ekspor 22. Ayah (Arab) 24. Nomor Induk Kependudukan
TTS ini ditujukan kepada pembaca yang telah sekian lama merespon Majalah BAKTI, kecuali jajaran Redaksi/Pengelola. Adapun ketentuan selengkapnya sebagai berikut: 1. Menjawab pertanyaan dalam kotak TTS 2. Jawaban dikirim via sms ke nomor 085 868 323 652/081 392 277 272, paling lambat tanggal 15 di setiap edisi. 3. Disediakan hadiah untuk 2 pemenang berupa voucer pulsa @ Rp.20.000 4. Pengumuman pemenang akan dimuat pada edisi Majalah BAKTI bulan berikutnya. 5. Hadiah langsung dikirim ke nomor pemenang. Pengelola
DAFTAR PENERIMA SANTUNAN SKP BULAN MEI 2010 Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunung Kidul Pensiun
Pensiun No. 1. 2.
Nama Karsilah, A.Ma Siti Amanati, SIP
NIP 150131586 150222130
Tanggal
No.
1 Januari 2010 1 Januari 2010
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kulonprogo Pensiun No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Sjariat Sunoto, BA Sudirah Muslichin, BA Basirin
NIP 150130763 150144082 150129381 150129397 150129492
Tanggal 1 Januari 2010 1 Januari 2010 1 Januari 2010 1 Januari 2010 1 Januari 2010
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Achmad Djumali, A.Md Sri Suwarni Drs. Budirejo, MA Wakido, A.Ma Djawadi
NIP 150148820 150129692 150148910 150131238 150179264
1.
Nama Mahmudah Sulistyawati, SH Sumarsini, A.Ma
Tanggal 1 Januari 2010 1 Januari 2010 1 Januari 2010 1 Januari 2010 1 Januari 2010
150130629 150130029 150130461 150129772 150070944 131131013 150131402 150172075 150131117 150131241 150129645
NIP
1 Januari 2009 1 Januari 2009 1 Januari 2009 1 Januari 2009 1 Januari 2009 1 Januari 2009 1 April 2009 1 April 2009 1 Mei 2009 1 Juli 2009 1 Juli 2009
Tanggal
150267218
9 Februari 2010
150454759
26 September 2009
Kesripahan 1.
Suerlin Setyawati, S.Pd
Ketua
150355294
14 Oktober 2009
BPSKP KANWIL DEP. AGAMA PROP. DIY Sekretaris,
Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I
34 BAKTI 227/MEI 2010
Tanggal
Meninggal
2.
Pensiun
Kahno Sudirah Aminto Wagimin Slamet Sukijadi Purwoko Widji Wasto Karjono, A.Md Parsidi Sukarman
NIP
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman
No.
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul
Nama
Drs. H. Fathony