Salam dari Redaksi Media Komunikasi dan Edukasi Istimewa
MAJALAH BAKTI diterbitkan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta IZIN TERBIT SK Menpen RI No. 1964/SK/DITJEN PPG/ STT/1993, 31 Desember 1993
PEMBINA : Drs. H. Afandi, M.Pd.I (Kepala Kantor Kemenag Provinsi DIY) PENGARAH : H. Maskul Haji, M.Pd.I (Kepala Bagian TU) STAF AHLI : Para Kabid, Pembimas, Kakankemenag Kota/Kabupaten se-Prov. DIY KETUA PENYUNTING : Sidik Pramono WAKIL KETUA PENYUNTING : Imam Khoiri PENYUNTING : Suwandi, M. Ja’far Arifin, H. Rojiki, H. Fathoni, H. Mukhlas, M. Fauzan, Gugun El-Guyanie SEKRETARIS PENYUNTING : Muslih Usa, Hj. Retnosiwi Dwikaningrum, REPORTER : Farida Kusuma Astuti (Kanwil) Okta (Kota), Ponijo (Bantul) Agung Mabruri Asrori (Kulonprogo), H. Aminuddin Rosjid (Gunung Kidul), Dewi Satriyati Pamungkasari (Sleman) KEUANGAN : Fahrurrozi, Ummu Namiyah FOTOGRAFER : M. Sya’dan DISTRIBUSI : Ida Amriyah, Sujiantoro, Jumadi TATA LETAK/GRAFIS : Slamet Widiarto ALAMAT PENYUNTING & TATA USAHA : Jl. Sukonandi No.8 Telp. (0274) 513492, email : majalahbhakti @ yahoo.com
Assalamu’alaikum wr. wb. Yang terutama terucap dalam lisan, ucapan puji syukur kehadirat Allah swt, Tuhn yang menciptakan, yang menjaga, yang mengatur dan mematikan setiap makhluk sesuai kehendakNya. Tertanam dalam hati dan terbawa dalam setiap amal shaleh, setiap upaya memaknai dan mensyukuri karunia Allah. Shalawat serta salam keselamatan semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad saw, yang telah membuka dunia dari hegemoni kebodohan, menuju dunia yang tercerahkan. Perjalanan panjang majalah BAKTI telah menginjak pada edisi ke-228. Tak ada gading yang tak retak, niatan untuk selalu tampil sempurna dan ideal, namun masih banyak keterbatasan. Sehingga masih banyak kekurangan baik dari segi content maupun tampilan fisik. Namun tim majalah BAKTI tetap berusaha hadir di hadapan sidang pembaca dengan sebaik-baiknya. Banyak inovasi rubrik-rubrik baru dalam beberapa edisi yang lalu dalam rangka menyegarkan pembaca. Rubrik konsultasi kesehatan diusahakan terap bias tampil setiap edisi untuk memenuhi permintaan pembaca. Dalam edisi kali ini akan diangkat tema “Makna Gelar KRT”, di tengahtengah gerusan budaya. Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat telah memberikan penghargaan terhadap masyarakat yang ikut aktif dalam mempertahankan atau nguri-uri kebudayaan Karaton. Dalam konteks inilah, Ngayogyakarta dan segala simbol budayanya hendak memberikan pesan bahwa Karaton Ngayogyakarta masih eksis di tengah kepungan kapitalisme. Selamat membaca. Wassalamu’alaikum wr. wb
DAFTAR I S I : Iftitah ...................................................... 4 Kontak Pembaca ................................... 5 Laporan Utama ...................................... 6 Sakinah ................................................. 11
Cover Depan : MAJALAH BAKTI menerima segala naskah yang layak muat. Naskah yang dikirim harus asli (bukan foto kopi) dengan panjang 3 halaman folio 1 spasi, dikirim melalui email. Naskah yang dimuat mendapat imbalan sepantasnya.
Sikap kesederhanaan Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Kedinasan ........................................... 12 Renungan .......................................... 14 Konsultasi Kesehatan .......................... 15 Aktualita .............................................. 16 Tamu Kita ......... .................................... 17 Dapur Kita ........................................... 19 Berita-Berita ........................................ 21 Laporan Khusus .................................. 26 Suplemen Anak & Remaja ................. 28 Puisi ....................................................... 31 Kisah ..................................................... 32 Telaah Buku ........................................ 33 TTS ....................................................... 34
BAKTI 228/JUNI 2010
3
Makna KRT di Tengah Kekeringan Budaya
D
alam sejarah, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta belum pernah terjadi pejabat aktif Kakanwil diberi penghargaan oleh Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan gelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT). Baru dalam kepemimpinan Drs. H. Afandi, MPdI saja gelar tersebut dianugerahkan. Satu-satunya Kakanwil di seluruh Indonesia yang mendapatkan gelar KRT barulah Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dilihat sepintas, gelar KRT bukanlah sesuatu yang istimewa dalam kehidupan masa sekarang ini. Pudarnya kepemimpinan feodalistik dan menghilangnya relasi sosial yang bersifat paternalistik telah mendorong terbentuknya pandangan baru tentang gelar bangsawan ataupun keningratan. Tidak ada lagi sekarang ini orang yang membanggabanggakan dirinya sebagai raden, roro, kanjeng gusti, ataupun sebutan lain yang sejenis. Selain karena perubahan pandang masyarakat, juga dari kalangan Karaton sendiri sudah mengalami perubahan-perubahan yang mendasar. Karaton yang dulu sangat terhormat, terjaga dan memiliki karisma yang sangat tinggi, sekarang lebih banyak hanya dipandang sebagai bagian dari masa lalu yang ditempatkan sebagai seonggok bangunan yang memiliki nilai pariwisata yang sangat tinggi. Kalau Karatonnya saja nasibnya seperti itu lantas apa makna penting sebuah gelar kebangsawanan Karaton. Bukankah semakin hari semakin tidak memiliki makna, yang mungkin pada saatnya nanti semuanya sudah tidak memiliki makna sama sekali. Jika dipandang dalam konteks ini, semua pihak akan sepakat bahwa dalam konteks kekinian gelar KRT tidak terlalu banyak makna. Berbeda dengan kerajaan-kerajaan lain yang sudah mengalami perubahan-perubahan mendasar, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat masihlah dapat menjaga dan mempertahankan eksistensinya. Sri Sultan Hamengku Buwono X, selaku Raja sekaligus Gubernur, masih dipandang sebagai pengayom masyarakat Yogyakarta. Kharismanya masih terasa kuat dalam kehidupan masyarakat di Yogyakarta. Karena itulah di Kota Gudeg yang merupakan miniatur Indonesia ini tidak ditemui kerusuhan-kerusuhan dalam skala besar. Di sisi lain kota ini juga dikenal dengan kota budaya karena memang masih mampu menjaga dan menjadi sumber inspirasi budaya terutama yang dimotori oleh Karaton itu sendiri. Sebagai kota budaya, Yogyakarta telah menampilkan sebuah wajah seni yang sangat elastis dan penuh kelembutan. Siapapun yang hadir di kota ini akan mendapatkan sambutan yang hangat dari seluruh warga masyarakat, disanjung dan dihargai sebagai tamu agung yang sedang berkunjung. Dalam konteks budaya inilah, gelar KRT itu menjadi penuh
4
BAKTI 228/JUNI 2010
makna. Mengapa tidak, sebab perkembangan masyarakat yang semakin mengglobal ini telah mampu menggeser nilainilai tradisi dan budaya lokal yang ada. Dari masa ke masa, nilai-nilai tradisi dan budaya yang ada itu mengalami erosi dan distorsi yang luar biasa. Sekarang ini masih dengan mudah dijumpai adanya beragam tradisi sebagai sebuah ekspresi budaya masyarakat. Ada tradisi perkawinan yang mempergunakan anyaman janur, gagar mayang, lempar-lemparan daun sirih dan memecah telur. Ada tradisi kendurian yang menggunakan masakan-masakan tertentu seperti apem, nasi gurih/takir, ketan, ataupun gudangan. Tradisi among-among pada setiap selapanan anak, ataupun wiwit ketika petani akan memetik hasil panen padi, meskipun sudah mulai menghilang namun masih mudah dijumpai di Yogyakarta. Tradisi-tradisi tersebut sebagian sudah menghilang dari kehidupan masyarakat, namun sebagian lagi masih terjaga dengan baik. Hanya saja dari tradisi-tradisi yang masih terjaga dengan baik ini, tidaklah banyak yang tahu apa makna sebenarnya dari simbol-simbol yang dipergunakannya. Munculnya sebuah budaya tidaklah lepas dari sebuah ekpresi perasaan masyarakat. Di dalam ekspresi budaya inilah terbetik sebuah keinginan ataupun luapan rasa yang tidak dapat disampaikan secara langsung. Karenanya sebuah tradisi yang muncul mesti memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat. Sayangnya makna-makna ini sudah jarang yang dapat memahaminya. Masyarakat mengerjakan sebuah tradisi hanya sebatas ritual-seremonial semata. Akibatnya, tradisitradisi tersebut telah mengalami kekeringan makna. Kalau sudah demikian, maka tinggal menunggu waktunya saja bahwa tradisi-tradisi tersebut sebagai bagian dari ungkapan cipta karsa budaya masyarakat akan menghilang dari kota budaya tercinta ini. Karaton, sebagai pemegang otoritas budaya di Ngayogyakarta, tidaklah menghendaki proses pemudaran budaya tersebut berjalan secara terus-menerus. Oleh karena itu Karaton berusaha menjaga dan melestarikan budayabudaya yang ada melalui beragama cara. Salah satu di antaranya adalah dengan memberikan penghargaan terhadap siapapun orang yang telah berpartisipasi melestarikan nilainilai budaya yang ada. Dalam konteks inilah Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DIY mendapatkan gelar KRT dengan julukan KRT. Wasistobroto. Sebagai sebuah penghargaan dan penghormatan dari institusi Karaton tentu sesuatu yang membanggakan bagi setiap warga masyarakat DIY termasuk seluruh pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selamat berkarya Kanjeng Raden Tumenggung Wasistabrata. Sidik Pramono
Terobosan baktiku memang menarik.Dengan voucher 10.000 dapat menarik pembaca.tak bakal rugi karena Allah telah menjanjikan melapangkan rizki bagi siapa saja yang menyambung silatuahmi/komunikasi.Semoga demikian baktiku. 085743467459 Asslmlkm BAKTI.. Ak pmbca stiamu loh…Kau bak gajian,stiap awal bln ku nantikan…Mhn informasi apkh ak blh ikut mngisi cerpen dikolommu? Coz ak sdh bkn siswa ato mhsiswa lg… Kl blh bgamana crnya… Trmksh…. 081903232787 Jawab : Wa’alaikum salam wr.wb. saudara boleh ikut ngisi cerpen tapi temanya tetap untuk remaja,kirimkan ke redaksi majalah Bakti Jl Sukonandi No 8 atau email:majalahbhakti @ yahoo.com
Ass redaksi bakti yg sy hormati,bgmn kalau tka teki silang bakti dkrim lgsg oleh pmbca?yg menydiakan kOtakny it? Dan lwat e….mail.? sblmy trimksh. 085226410269 Jawab : Wa’alaikimsalam wr.wb. Naskah TTS terbuka untuk pembaca, silahkan mengirim naskah ke redaksi beserta jawabannya lewat email:majalahbhakti @ yahoo.com
Masukan cover Bakti:Foto Perayaan hr ry keagamaan,cth Maret:NYEPI,Mei:WAISAK,Desember:NATAL,Sbg wujud toleransi&ucpn selmt hr ry ,nuwun. 081578624345 Jawab : Wa’alaikimsalam wr.wb.terimakasih atas usul dan masukannnya.
Ass ww bakti aku cuma ingin terima kasih atas edisi 225 yg temanya tentang ujian nasional aku semakin semangat untuk menempuh ujian nasional karna bakti 085741940827 Jawab : Wa’alaikimsalam wr.wb.mudah-mudahan saudara lulus dengan prestasi yang memuaskan dan tercapai apa yang dicita-citakan. Bhakti walau blm lama sy mengenalmu tp sy sudah terpikat olehmu,Nah bhakti,sym au Tanya,rubrik apa saja yg bs dikirim ke bhakti oleh pembaca? 081392780606
Jawab : Rubrik di majalah BAKTI terbuka untuk umum, kecuali pada rubric Laput, Iftitah dan Profil. Tau kah kamu kepanjangan BAKTI??? (B)ernuansa islam(A)ku suka banget(K)enikmatan membacamu(T)anpamu dunia sepi(I)ngin setiap hari q menemui beritamu,mjlh yes. 087839590258
Bakti,cerpenmu kemaren kok tulisannya da beberapa yang salah,kurang hurufnya,ma yang salah tanda baca?Tolong laen kali lebih disesuaikan dengan kaidah pnulisanya za,Tp maaf lho kalo menyinggung, ni demi kepuasan pembaca,, 085878761718 Jawab : Terima kasih atas masukannya lein kali kami perhatikan.
BAKTI:simple,padat&berisi!ini yg Qmau,gmn kloBAKTI mmuat profil skolah unggulan (tnt ssuai karakteristik msing2),biar qta dpt informasi n trpacu untk maju n lbh baik, Yana(smp mataram kasihan ban2l) 081392467750 Jawab : Terima kasih atas saran dan usulanya,kami sudah ada kerangkanya tapi belum lengkap sehingga belum bisa terealisasi.
SELAMAT dan sukses bwt KEMENTRIAN atas trslggaranya MTQ tgkt provinsi DIY yg sgt meriah dan lncr.slmt bwt para pmenang, tngktkn prestsi2 kLIAN. 085729016738 Assalamu’alaikum… Sy usul penampilan Bakti diperbaiki.Ukuran huruf yg kecil membuat mata cepet lelah saat membc. Jenis font bs dganti menggunakan Arial. 085228170077 Jawab : Wa’alaikimsalam wr.wb.Terima kasih atas usulannya. Kami mohon maaf belum bisa memenuhi usulan saudara karena keterbatasan space dan halaman sehingga kami masih menggunakan font time new roman 10. Rubrik ini terbuka bagi para pembaca sebagai media komunikasi dengan Redaksi. Kirimkan komentar Anda ke Redaksi via sms ke nomor 081229464370 Redaksi menyediakan 2 voucer @ Rp.10.000 untuk 2 komentar yang menarik (tanda bintang). (voucher tidak berlaku bagi pengelola).
BAKTI 228/JUNI 2010 5 dunia sepi(I)ngin setiap hari q menemui beritamu,mjlh yes.
YANG BERTAHAN MELEWATI ZAMAN
W
aktu terus bergulir. Seiring dengan terbitnya matahari di ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat, tahun demi tahun terus merayap. Zaman demi zaman silih berganti, menyisakan untaian sejarah yang panjang dan bergulung-gulung. Bersama dengan digantikannya satu generasi oleh generasi berikutnya, seiring itu pula warna tinta sejarah berubah. Setiap masa memiliki ciri dan karakter yang spesifik. Setiap zaman memiliki tantangan sendiri-sendiri. Masyarakat agraris memiliki pola hidup, tradisi, budaya dan tangangan yang berbeda dengan masyarakat industri. Demikian pula dengan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat yang hidupnya berbasis teknologi informasi. Dengan demikian, semua yang pernah ada di dunia ini akan menghadapi ujian sejarah. Seiring waktu, seluruh karya yang pernah diwujudkan manusia, ada yang kemudian bertahan dan ada pula yang bersifat temporer. Ada yang berumur singkat, ada yang hidup lintas generasi. Karya yang bertahan adalah karya yang tidak hanya memberi respons terhadap zamannya, tapi juga melampauinya. Jika karya-karya itu tidak cukup menyahuti dan nyambung dengan konteks sosialnya, sangat mungkin ia akan dipandang tidak relevan dan kecil kemungkinan akan memperoleh dukungan yang diperlukan agar dapat bertahan. Dalam konteks ini, Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat benar-benar menunjukkan kebesarannya. Pada tanggal 13 Mei lalu, Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat genap berusia 263 tahun. Itulah tanggal Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat yang diperingati dengan semaan al-Qur’an dan pembacaan shalawat dan sabdatama dari Sri
6
BAKTI 228/JUNI 2010
Sultan Hamengkubuwono X. Ribuan orang mengikuti acara ini. Inilah kenyataan hari ini. Inilah fakta yang secara nyata menunjukkan eksistensi Kasultanan Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat. Ia tetap eksis di saat kisah-kisah kebesaran lainnya tinggal sebatas cerita. Sedikit diantaranya masih meninggalkan warisan sejarah semisal masjid Demak sebagai bagian dari bukti kebesaran kerajaan Demak. Namun kita kesulitan untuk melihat sisa kebesaran kerajaan Majapahit, Kediri, Pajang atau lainnya. Berbeda dengan Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat. Eksistensinya tidak sebatas wujud fisik yang bisa kita saksikan. Ia eksis dengan seluruh pranatan, tradisi, laku-laku, budaya dan piwulang-piwulang agungnya, hingga sekarang. Betapa bahagia saat kita menyaksikan bukti perjuangan para leluhur. Semua ini adalah anugerah yang membanggakan dan semestinya kita syukuri. Salah satu cara untuk menyukuri ini adalah dengan cara mengenal dan memahami agar kita lebih tepung, srawung lan dunung terhadap warisan sejarah ini sehingga kita menjadikannya sebagai aset positif bagi pembangunan peradaban ke depan. Diantara tradisi kraton yang eksis hingga sekarang adalah pengagugerahan gelar dan kalungguhan oleh sultan kepada sejumlah orang untuk diangkat sebagai abdi dalem. Menjadi menarik untuk kita pahami, apa sesungguhnya makna pengagugerahan kalungguhan ini, baik bagi mereka yang menerimanya maupun bagi kraton yang memberikannya? Inilah yang akan kita coba gali. Imam Khoiri
Abdi Dalem Abdine Budaya T
anggal 12-13 Mei 2010 menjadi momentum bersejarah bagi masyarakat Ngayogyakarta. Selama dua hari berturut-turut, di pagelaran karaton Ngayogyakarta Hadiningrat berlangsung acara peringatan Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat yang ke-263. Sehari sebelumnya, tepatnya hari Selasa, tanggal 11 Mei 2010, berlangsng wisuda kenaikan pangkat dan wisuda sebagai abdi dalem baru. Sebanyak 260 abdi dalem punakawan dan reh keprajan Keraton Yogyakarta menjalani upacara wisuda. Pelaksanaan wisuda abdi dalem tanggal 11 Mei 2010 ini bertepatan dengan Selasa Wage, hari lahir Bendara Raden Mas Herjuna Darpita yang kemudian dinobatkan sebagai Sultan Hamengkubuwono X. Dari jumlah wisudawan itu, sebanyak 104 orang adalah abdi dalem punakawan, yaitu abdi dalem yang bertugas pokok di lingkungan Karaton Yogyakarta. Sementara 156 orang adalah abdi dalem reh keprajan. Yakni abdi dalem yang berasal dari pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintahan ataupun TNI/Polri. Sebanyak 260 orang itu berderet memasuki Bangsal Kesatrian untuk menunggu penerimaan serat kekancingan atau surat keputusan dari Pengageng Tepas Kawedanan Hageng Panitiputra Karaton Ngayogyakarta Hadingrat. Upacara itu mengangkat abdi dalem baru, menaikkan pangkat dan memberikan ganjaran kepada para abdi dalem. Pada acara itu, turut diwisuda Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. DIY, Drs. H. Afandi M.Pd.I yang kemudian diberi kalungguhan sebagai abdi dalem Bupati Anom reh Keprajan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Melalui surat kekancingan itu pula diberikan nama baru, Drs. Kanjeng Raden Tumenggung Wasistabrata, M.pd.I. Apa Maknanya? Bagi masyarakat yang awam dengan tata kehidupan karaton, muncul sejumlah pertanyaan. Apa gerangan maknanya jika seseorang telah dinobatkan sebagai abdi dalem, dengan butki surat kekancingan dan menyandang nama dan gelar baru? Untuk memahami ini semua barangkali akan lebih tepat jika kita memahami sedikit seluk beluk tatanan Karaton Ngayogyakarta hadiningrat. Dalam buku Permati Pranatan Tata Lampah Sowan –Marak Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, karya KRT Wasesowinoto, dijelaskan bahwa karaton selain sebagai tempat lenggahe penguasa yakni tempat lenggahe raja dan keluarga, juga menjadi simbol dan perwujudan sejarah kebudayaan yang menjadi sumber dan tempat kebudayaan Jawa. Poerwokosumo, mantan walikota Yogyakarta menerangkan, “Karaton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat mujudaken manunggaling wutuh antara telu paraga, yakuwi manunggale Ratu-
kawula lan nagara” (Karaton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan kesatuan bulat antara tiga unsur yaitu kesatuan antara raja, kawula dan negara). Antara satu dengan yang lain saling membutuhkan. Tiga unsur ini harus ada. (hlm. 3) Raja dan kawula (abdi dalem) keduanya adalah bagian dari Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat. Keduanya menyatu. “Padha-padha ngisi lan ngiseni”. Kanjeng Panembahan Senopati ing Mataram Kotagede mengatakan “Saiyek Saeko Kapti”. Kanjeng Sultan Agung Hanyakrakusuma ing Mataram Kerta Pleret mengatakan “Gotong royong”. Kanjeng Sultan HB I ing Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat mengatakan “Golong gilig”. Kanjeng Sultan HB IX ing Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat mengatakan “Tahta untuk Rakyat”. Kanjeng Sultan HB X ing Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat mengatakan “Tahta bagi Kesejahteraan, kehidupan sosial dan budaya rakyat”. Dengan demikian, antara raja dan rakyat adalah satu, seperti tergambar dalam istilah “Saiyek Saeko Kapti”, “Gotong royong”, “Golong gilig”. Keduanya menjadi satu keutuhan yang mengarah pada tujuan yang sama. Kedudukan sebagai raja pun tidak lain dimaksudkan untuk kesejahteraan rakyat seperti tergambar dalam istilah “Tahta untuk rakyat” dan “Tahta bagi Kesejahteraan, kehidupan sosial dan budaya rakyat”. Dalam konteks ini, abdi dalem adalah bagian dari sumber daya yang memiliki tanggungjawab menjaga dan melestarikan karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Dalam Dhawuh Dalem angka : 01/DD/HBX/Ehe 1932, tentang “Pranatan Tata Rakite Peprintahan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Bab I Sesebutan kang Umum Pasal 1” disebutkan bahwa sumber daya karaton Ngayogyakarta terdiri dari : a. Ingkang Sinuwun, yaiku Ingkang Sinuwun Ngarsa BAKTI 228/JUNI 2010
7
Dalem. b. Karaton, yaiku Karaton Dalem Ngayogyakarta Hadiningrat c. Ngayogyakarta Hadiningrat, yakuwi ajaran budaya kang diwarisake para luhur kang ngemot wewaler, ngelmu, laku utama lan tuladha sangkan paraning dumadi lan manuggale kawula gusti. d. Putra dalem, yakuwi putra utawa putrine ingkang Sinuwun e. Sentara Dalem, yakuwi putra utawa putrine ingkang Sinuwun Swargi f. Darah Dalem, yakuwi pawongan tedhak turune Ingkang Sinuwun utawa Ingkang Sinuwun Swargi dibuktekake kanthi serat kekancingan Karaton. g. Abdi Dalem, pinangka abdine Ingkang Sinuwun. Abdine Budaya Ngayogyakarta Hadiningrat h. Peprintahan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat i. Pengageng, yakuwi pawongan kang ditetepake dadi Penggedhe ana sajerone Peprintahan Karaton kanthi Dhawuh Dalem utawa serat kekancingan Karaton. Dalam keterangannya, KRT Jatiningrat seperti dikutip KRT Wasesowinoto, dalam Permati Pranatan Tata Lampah Sowan –Marak Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, hlm. 7, menyebutkan “Sumber daya ing ngarep mau kabeh pinangka paraga sarta sarana kang hanjaga, hanglestareake, hanangkarake, serta ngrembakake lestari jumeneng jejeg jejere Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat minangka dadi salah siji pusere budaya jawi serta wadhah ajaran budaya Ngayogyakarat Hadiningrat. Para abdi dalem reh keprajan lenggahe pinangka pilar-pilar panyangga, panjunjung, penyengkuyung bumi jagade Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat kang hadi luhung. Para abdi dalem sanggite jejere Hamengku Buwana cilik, kanthi diadani wadhah Permati hing sasi Mulud Jimawal 1941, kapanggalih perlu wiwit mbaka sethithik ditepungake, disambungake, disrawungake ing pangajab supaya padha luwih dunung lan bisa manggung bebarengan golong-gilig, sawiji – greget —sengguh – ora mingkuh. Kagungan jiwa satriya kang ngemo patang perkara : ha. Kagungan pengangen-angen ingkang luhur (idealisme yang tinggi), na. Tumindak sarta setia (tuhu) dhumateng kesagahan (komitmen yang tinggi), ca. Ngutamakaken tumindak ingkang sae sarta prayogi (integritas moral), ra. Wening lan jujur manahipun (nurani yang bersih)”. Dalam keterangan di atas dapat dipahami bahwa abdi dalem berperan untuk menjaga, melestarikan dan mengembangkan dan bertanggungjawab atas tegak kokohnya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai salah satu pusat budaya Jawa dan budaya Ngayogyakarat Hadiningrat. Abdi dalem reh keprajan menjadi pilar penyangga dan pendukung Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang adi luhung. Para abdi dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat menjadi pilar-pilar Hamengku Buwana, atau sebagai Hamengku Buwana cilik. Ini sejalan dengan makna
8
BAKTI 228/JUNI 2010
Hamengku Buwana yang juga berarti hamangku, hamengku, hamengkoni. Jejibahan Dalam bahasa yang sederhana abdi dalem adalah abdine budaya. Abdi dalem adalah para penyangga dan pilar kebudayaan Ngayogyakarta Hadiningrat. Untuk itu pula, sebelum acara wisuda dilakukan terlebih dahulu dilakukan prematen selama tiga hari berturut-turut. Menurut KRT Jatiningrat SH, permaten adalah semacam uji kesetiaan dalam rangka pengabdian abdi dalem terhadap budaya Jawa, khusunya budaya karaton (Kumala Nareswari, KR, 15 Mei 2010). Menurut KRT Wasesowinoto, dalam Permati Pranatan Tata Lampah Sowan –Marak Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, para winasis mengatakan, “Pangkat puniko momot sarta ngemot pakurmatan”. Istilah permati yang menurut bahwa Jawa berarti kalawan becik, adalah sebuah perangkat untuk melihat kelurusan pribadi apakah benarbenar laras, leres, sengguh, tangguh, saguh menduduki jabatan baru itu. Pada hari pertama, calon wisudawan diuji membaca dan menulis huruf Jawa. Pada hari kedua, peserta memperagakan cara-cara sembah (menghormat) dan berjalan di lingkungan karaton. Pada hari terakahir, peserta diuji untuk mempresentasikan makalah yang dibuatnya sendiri. Keteguhan jiwa ini juga ditunjukkan pula ketika abdi dalem mengenakan busana pranakan bagi abdi dalem pria dan gelung tekuk, kemben, kebaya hitam tangkeban, sinjang wiron tanpa cenela atau janggan bagi abdi dalem putri. Prematen ini tentu sudah semestinya dilakukan. Di satu sisi, prematen bisa dipandang sebagai gladi resik agar acara dapat berjalan lancar. Namun yang lebih penting, bahwa sebagai abdi dalem sudah semestinya jika tepung, srawung lan dunung terhadap segala hal yang berhubungan dengan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Abdi dalem adalah pengawal budaya karaton. Menurut Serat Pranatan Kalenggahan bab Pangkat Abdi Dalem, angka : 01/Pran/KHPP/I/2006 tanggal 27 Besar Jimakir 1938 utawa 27 Januari 2006, disebutkan urutan pangkat sebagai berikut : Pengeran sentana, Bupati nayaka, Bupati kliwon, Bupati (sepuh), Bupati anom, Wedana, Kliwon, Lurah, Lurah, Bekel sepuh, Bekel anom dan Jajar. Dalam kehidupan keseharian mereka mereka dituntut untuk berjiwa ksatria dalam mengawal budaya karaton. Budaya Jawa yang adiluhung menjadi laku dan sikap yang menjadi acuan perilaku keseharian. Maka untuk menyongsong dan memikul beban yang tidak ringan ini, ada 4 hal yang mesti dipenuhi. Seorang abdi dalem harus memiliki idealisme yang tinggi (pengangen-angen ingkang luhur), komitmen terhadap kesanggupan atau tugas (tumindak sarta setia (tuhu) dhumateng kesagahan), memiliki integritas moral (ngutamakaken tumindak ingkang sae sarta prayogi) dan memiliki nurani yang bersih (wening lan jujur manahipun). Imam Khoiri
SejenakBersamaKRT.Wasistabrata
M
endapatkan gelar dari Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat bukanlah sesuatu hal yang biasa. Tidak semua orang bisa mendapatkan gelar dari Karaton . Karaton Ngayogyakarta juga tidak sembarangan memberikan gelar pada setiap orang. Ada sesuatu yang sifatnya khusus. Ada alasan-alasan yang mendasar yang menjadikan orang diberikan gelar dari Karaton . Drs. H. Afandi, MPdI, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Praovinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pada tanggal 11 Mei 2010 diwisuda sebagai Drs. Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Wasistabrata, MPdI. yang memiliki pangkat/ kalungguhan sebagai Abdi Dalem Bupati Anom Reh Keprajan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Seusai mendapatkan kekancingan dan dikukuhkan sebagai abdi dalem, wartawan Bakti mencoba mewawancarai KRT Wasistabrata.
Segenap pengelola Majalah BAKTI ikut senang atas diwisudanya Bapak menjadi KRT. Kami juga mengucapkan selamat atas penganugerahan gelar tersebut. Bagaimana perasaan Bapak mendapatkan gelar tersebut? Menanggapi pemberian gelar tersebut, kami tentu saja merasa sangat tersanjung. Gelar tersebut bukanlah sematamata simbolnya yang membanggakan akan tetapi justru makna di belakangnya sebagai sebuah penghormatan atau penghargaan Karaton terhadap kami. Gelar tersebut memiliki makna terakuinya kami, secara pribadi maupun institusi, masuk ke dalam Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kami diterima dalam lingkungan Karaton sebagai abdi dalem. Ini berarti ada kepercayaan Karaton yang diberikan kepada kami. Karenanya sangat wajar kalau kami merasa sangat tersanjung. Apa sebenarnya makna di balik gelar KRT tersebut. Mungkinkah seperti gelar-gelar kesarjanaan atau mungkin lebih khusus lagi maknanya? Makna dari gelar tersebut tentu saja sangat bergantung pada perspektif orang yang memandang. Akan tetapi perlu disadari bersama bahwa tidaklah mungkin Karaton memberikan gelar kepada seseorang tanpa ada alasan yang melatar belakanginya. Bagi kami, sebagaimana telah kami sampaikan di depan, bahwa hal itu merupakan bagian dari satu kepercayaan Karaton terhadap pribadi kami. Kalau boleh tahu kepercayaan dalam bidang apa? Tentu saja berkaitan dengan bidang yang selama ini menjadi fokus dan orientasi kegiatan-kegiatan Karaton yaitu nguri-uri kabudayan. Bukankah selama ini Karaton memiliki satu keinginan besar untuk dapat tetap menjaga tradisi dan budaya yang dimilikinya. Itulah maka pihak-pihak yang dipandang memiliki kegiatan dalam proses pelestarian tradisi
dan budaya Ngayogyakarta akan diberikan penghargaan sebagaimana yang telah terjadi selama ini. Bisa dijelaskan sumbangan Bapak terhadap proses nguriuri kabudayan tersebut? Kalau masalah itu tentu yang paling tahu sebenarnya pihak Karaton. Kami tadi hanya menjelaskan secara umum tentang mengapa pihak Karaton memberikan penghargaan gelar seperti itu. Akan tetapi barangkali ada hal-hal yang mungkin bisa dipandang sebagai alasan mengapa Bapak diberi gelar KRT? Itu sejarahnya panjang. Berawal dari kami dilantik sebagai Kakanwil. Kami lihat hubungan Kementerian Agama waktu itu dengan Pemprop dan terutama Karaton masih perlu ada yang perlu ditingkatkan. Tidak ada keterkaitan sama sekali kebijakan atau program Kanwil yang berkaitan dengan Karaton atau setidak-tidaknya berkaitan dengan harapan besar Karaton untuk menjaga dan melestarikan budayabudayanya. Sepertinya ada gap atau mungkin ada jarak yang cukup lebar sehingga sangat sedikit perhatian Pemerintah Provinsi terhadap Kanwil Kementerian Agama. Kementerian Agama sangat jarang dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Pemprov. Bahkan di struktur pemprov muncul Bidang Agama di Dinas Sosial. Bidang inilah yang mengampu seluruh kegiatan keagamaan, sehingga Kementerian Agama perannya semakin berkurang. Dari persoalan ini, dalam rangka memperbaiki kesenjangan yang ada, Kanwil Kementerian Agama membangun sebuah visi baru yaitu terwujudnya masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta yang agamis dan berbudaya. Penguatan kehidupan agamis adalah hal yang sudah sewajarnya sebagai sebuah departemen yang memang membidangi agama. Namun kita beri muatan berbudaya, sebagai sebuah komitmen kita terhadap pelestarian budaya Karaton yang ada. Sehingga secara filosofis bagaimana kita ingin mewujudkan masyarakat yang agamis akan tetapi budaya yang ada tidak tercabut. Langkah ini secara riil kita wujudkan dalam bentuk tatanan kerjasama yang lebih baik. Secara pribadi kami sudah lama membantu setiap penyelenggaraan Semaan Al-Quran Mantab Purbojati, ataupun dalam majelis bukhoren yang kita bentuk dan laksanakan atas dasar MoU antara Karaton dengan Kanwil. Semua ini menunjukkan satu perkembangan yang BAKTI 228/JUNI 2010
9
positif sehingga pada akhirnya dengan partisipasi dan keikutsertaan seperti itu menjadikan Karaton memberikan penghargaan terhadap kami. Ini dipandang sebagai suatu gerakan yang bisa mempertahankan budaya-budaya Karaton Ngayogyakarta. Barangkali karena itulah maka hal ini terwujud. Melihat perjalanan panjang seperti itu, mungkin ada harapan-harapan tertentu mengapa Karaton memberikan gelar tersebut? Yogyakarta merupakan daerah yang masih istimewa dan di bawah penguasaan Karaton Ngayogyokarta yang dipimpin oleh seorang Sultan yang sekaligus menjadi Gubernur. Salah satu keistimewaan dari kota ini adalah memililki predikat sebagai kota budaya. Tidaklah salah disebut sebagai kota budaya, sebab di dalam kehidupan masyarakat kita banyak menjumpai ajaran-ajaran adiluhung yang terawat baik dalam berbagai ragam tradisi yang ada. Tradisi-tradisi ini bukan saja hanya di lingkungan Karaton, akan tetapi juga berkembang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Semua tradisi ini sebenarnya bermuara pada nilai-nilai filosofi kehidupan yang sangat agamis dan islamis, setidak-tidaknya memiliki nuansa religi yang sangat kuat. Karenanya kalau ada pihak-pihak yang menyatakan Karaton telah jauh dari nilai-nilai agama, itu jelas sangat tidak beralasan. Bagaimana mungkin pandangan tersebut dapat dibenarkan, padahal setiap orang dapat melihat secara langsung, dari segi manapun ada nilai-nilai religi yang dikembangkan Karaton dalam kehidupan masyarakat luas. Seluruh aspek kehidupan saya kira tidak lepas dari nuansa ini. Kalau masih ada yang memandang negatif, itu hanya perbedaan perspektif semata. Dalam konteks inilah nilai-nilai filosofi tersebut perlu dijaga dan di-kembangkan. Kami kira setelah mendapatkan gelar KRT ini, kami diharapkan oleh Karaton agar ikut nguri-uri dan menjaga nilai-nilai tersebut. Sebagai sesuatu yang langka bisakah dijelaskan kronologis mendapatkan gelar tersebut sampai pelaksanaan wisudanya? Penganugerahan gelar ini merupakan satu hal yang dilakukan secara mendadak atau spontan. Kami tadinya tidak menyangka akan mendapatkan kesempatan ini. Suatu hari kami ditanya oleh salah satu utusan dari Karaton Ngayogyakarta yang berkaitan dengan kesiapan kami untuk menjadi abdi dalem atau akan diberi gelar seperti itu. Karena ini diberikan sebagai satu penghormatan dari Karaton maka tentu saja kami dengan senang hati menerimanya. Setelah ada kesediaan tersebut, kemudian diusulkan ke Karaton dan diproses sehingga mendapatkan kekancingan dan dikukuhkan pada tanggal 11 Mei 2010 di Karaton dengan pakaian lengkap abdi dalem peranakan. Diwisuda dengan upacara yang khusus di Karaton dengan semua aturan penerimaaan dan seremonial yang sudah tersusun rapi. Kita tinggal menyesuaikan dengan aturan-aturan tersebut. Seperti kita menghadap dengan laku jongkok yang di masyrakat sudah semakin ditinggalkan atau tidak mudah kita temukan kembali. Itu tetap dikerjakan. Merupakan suatu penghormatan abdi dalem kepada pemimpinnya yang punya tata cara yang sangat menghormati
10 BAKTI 228/JUNI 2010
pada yang lebih tinggi, lebih tua dan lain sebagainya . Ini merupakan suatu lambang dari suatu penghormatan yang harus kita berikan kepada mereka yang memiliki posisi, derajat yang lebih tinggi. Ini perlambang yang harus disosialisasikan kepada anak cucu kita semua. Lampah-lampah yang seperti itu merupakan perlambang penghormatan yang harus tetap dikerjakan di masyarakat kita. Sehingga hubungan satu dengan yang lain, orang muda dengan orang tua, lebih tinggi dengan anak buah atau temen sepekerjaan itu ada tata caranya. Ini dilambangkan seperti itu dan ini perlu dilestarikan. Upacara seremonial kemarin sudah dilaksanakan dengan pakaian khusus peranakan. Dari pakaian ini saja dapat diartikan karena memiliki aturan-aturannya sendiri, tidak bisa dilakukan secara bebas. Mulai dari bentuk pakaian, jumlah kancing, penggunaan jarit, dan lain sebagainya, itu semua memiliki makna. Untuk masa sekarang ini perlu dilanjutkan. Menjadi seorang abdi dalem itu ada yang memahami seperti pegawainya Karaton atau mungkin yang lebih ekstrem sebagai pembantu di Karaton? Oh, tidak. Setelah kita menjadi abdi dalem, bukanlah kita seperti menjadi pembantu atau yang lain. Akan tetapi sebenarnya sebuah pandangan Karaton yang mengakui kita sebagai satu kesatuan keluarga yang memiliki kewajiban nguriuri budaya dan tradisi yang ada di Karaton. Bukan menjadi abdinya pemerintah atau Sultan akan tetapi lebih sebagai abdi budaya. Artinya mereka insan-insan yang harus mempertahankan budaya-budaya yang dimiliki Karaton Ngayogyakarta. Makna abdi dalem ini jangan sampai keliru sebgai satu insan yang bisa mengedepankan, menjaga dan mengembangkan budaya-budaya Karaton yang sangat adi luhung. Sebagai seseorang yang baru saja mendapatkan gelar KRT apa yang akan dilakukan pada masa-masa yang akan datang? Ke depan ini merupakan kelanjutan dari apa yang sudah kita kerjakan dalam bentuk kerjasama Kementerian Agama dengan Karaton yang akan menjaga budaya-budaya Karaton yang agamis dan islamis. Dengan kerjasama ini kita teruskan sebagai bentuk melestarikan budaya yang ada di Yogyakarta, sehingga masyarakatnya memiliki karakter khsusus yang terbentuk dari nilai-nilai yang ada dalam piwulang agung yang adiluhung. Karena karakter ini dibentuk dari pondasi budaya kita sendiri maka diharapkan akan semakin tertanam dalam masyarakat Ngayogyakarta. Dengan demikian diharapkan budaya-budaya asing yang datang tidak terlalu berpengaruh, sebab masyarakat telah memiliki nilai-nilai etika, sopan santun, sikap saling menghargai satu dengan yang lain, toleransi antar anggota masyarakat, kerukunan antara agama satu dengan agama yang lain. Itulah karakter masyarakat yang kita harapkan dapat terwujud dari berbagai ragam piwulang agung yang ada di Karaton dan ini menjadi kewajiban seluruh warga masyarakat Ngayogyakarta, terutama para abdi dalem termasuk kami. Mohon doa restunya saja.
Membangun Keluarga Sakinah Oleh Silvia Rosetti
S
aat berbicara tentang pernikahan, seringkali yang terbayang adalah suasana yang indah, harmonis dan kehidupan yang penuh kasih sayang. Lebih-lebih bagi muda-mudi yang mulai dewasa dan bersiap memasuki jenjang pernikahan. Baginya, pernikahan identik dengan keindahan. Tapi itulah impian. Beda halnya dengan kenyataan. Tidak sedikit penrikahan yang pada akhirnya hanya membuahkan derita. Derita ini biasanya hadir seiring dengan munculnya problem-problem kerumahtanggaan. Bagi orangorang beriman, problem-problem itu berarti adalah ujian dari Allah SWT, yang harus kita lewati. Jika dipandang secara positif, ujian itu justru mendidik kita agar lebih dewasa, pikiran menjadi lebih terbuka. Bagi seorang muslim, berumahtangga adalah sarana untuk menyempurnakan iman. Karena kesempurnaan iman menjadi kebutuhan setiap muslim, maka berkeluarga adalah sebuah kebutuhan yang asasi. Bukan saja karena berkeluarga akan memaksa kita bertambah dewasa dan matang seiring dengan bertambahnya beban dan kewajiban, berkeluarga juga sebuah wujud dari fitrah manusia yang diciptakan dengan kecenderungan untuk mendapatkan ketentraman dan kasih sayang melalui kehidupan berpasangan. Tak kalah pentingnya, keluarga mengemban misi mulia yakni mempersiapkan generasi penerus yang tangguh sebagai pewaris bumi ini. Semua peran-peran ini hanya bisa terwujud melalui sebuah keluarga yang sakinah mawaddah dan rahmah. Pertanyannya, bagaimana cara membentuk keluarga yang demikian ini ? Bagaimana Membentuk Keluarga Sakinah? Allah menciptakan makhluk serba berpasangan. Demikian juga manusia. Sebab itu, berkeluarga adalah fitrah. Setiap orang yang memasuki gerbang pernikahan, semuanya ingin menciptakan pernikahan itu menjadi sebuah rumah tangga dan keluarga yang bahagia. Dalam bahasa agama disebut dengan keluarga sakinah ; sebuah keluarga yang menjadi subsistem dari sistem sosial menurut Al-Quran. Sakinah, berasal dari bahasa Arab Sakana-Yaskunu Sakiinatan yang berarti tenang atau diam. Tafsir al Thobari mempersamakan sakinah dengan thuma’ninah atau Aminah yang berarti kedamaian. Dalam bahasa keseharian kita, sakinah lebih sering diartikan sebagai bahagia atau tentram. Keluarga bahagia dan tentram. Merujuk kepada makna awal dari sakinah, maka keluarga sakinah adalah keluarga yang penuh kedamaian, kebahagiaan
dan ketentraman. Karena itu keluarga yang sakinah tidak hanya bisa dilandasi oleh saling suka dan cinta saja dan hadir begitu saja. Ke-sakinah-an diperoleh melalui usaha. Keluarga sakinah terbentuk jika setiap anggota keluarga bisa merasakan rumahnya bagai surga (baiti jannati). Kunci keluarga sakinah adalah membangun baiti jannati yang mampu memberikan kenyamanan bagi setiap anggota keluarga. Kenyamanan dalam keluarga hanya dapat dibangun secara bersama-sama oleh seluruh anggota keluarga. Tidak bisa bertepuk sebelah tangan. Melalui proses panjang, setiap anggota keluarga saling menemukan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Mereka saling menerima segala kekurangan dan berusaha memperbaikinya. Mereka saling memberi dengan segala kelebihannya dan saling melengkapi segala kekurangan. Keluarga menjadi sekolah yang tiada batas waktu. Proses pembelajaran terjadi terus menerus untuk menemukan formula yang lebih tepat bagi semua pihak, baik suami-istri, maupun anak-orangtua. Rumah menjadi panggung yang menyenangkan untuk sebuah pentas cinta kasih yang diperankan oleh setiap penghuninya. Rumah juga menjadi tempat sentral kembalinya setiap anggota keluarga setelah melalui pengembaraan panjang di tempat mengadu nasibnya masing-masing. Rumah yang mereka rasakan sebagai surga, karena yang ada hanya Bersambung ke halaman............... 25 BAKTI 228/JUNI 2010
11
K EE DD II NN AA SS AA NN PERATURAN ME NTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR DAN PERSYARATAN PENDAFTARAN JEMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Meninbang
:
Mengingat
:
Bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada calan jemaah haji dipandang perlu menetapkan Peraturan Menteri Agama tentang prosedur dan persyaratan pendaftaran jemaah haji; 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah haji (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4845) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang-Undang; 2. Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2008 tentang Perubahan Kesembilan Atas peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementrian Negara Republik Indonesia; 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian negara; 4. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama; 5. Keputusan Menteri Agama Nomor 396 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Agama Nomor 371 Tahun 2002 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN MENTERI AGAMA TENTANG PROSEDUR DAN PERSYARATAN PENDAFTARAN JEMAAH HAJI.
Pasal 1 Pendaftaran jamaah haji dilakukan sepanjang tahun dengan prinsip pelayanan keberangkatan sesuai dengan nomor urut pendaftaran (nomor porsi). Pasal 2 (1) Pendaftaran jemaah haji dilakukan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai domisili calon jemaah haji. (2) Pendaftaran jemaah haji khusus dilakukan di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi. (3) Dalam hal pendaftaran haji khusus belum/tidak dapat dilakukan di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, pendaftaran dilakukan di Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh. Pasal 3 (1) Calon jemaah haji harus memenuhi syarat pendaftaran sebagai berikut : a. beragama Islam; b. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter; c. memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku; d. memiliki Kartu Keluarga; dan e. memiliki akte kelahiran atau surat kenal lahir atau buku nikah atau ijazah. (2) Dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e tidak dimiliki, dapat diganti dengan surat keterangan dari Camat. (3) Bagi jemaah haji yang telah memiliki paspor yang masih berlaku, persyaratan sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1) huruf d dan huruf e diganti dengan photo copy paspor dengan menunjukkan paspor aslinya. (4) Dalam hal diperlukan, gubernur dapat menetapkan surat keterangan domisili sebagai syarat pendaftaran tambahan. Pasal 4 (1) Orang asing yang memiliki hubungan muhrim dengan Warga Negara Indonesia yang terdaftar sebagai jemaah haji dan tinggal di Indonesia dapat mendaftar sebagai jemaah haji. (2) Hubungan muhrim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah suami, istri, atau anak kandung yang dibuktikan dengan buku/akta nikah atau akta kelahiran. (3) Orang asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus memiliki paspor dan dokumen keimigrasian/izin tinggal di Indonesia yang masih berlaku sekurang-kurangnya 6 bulan. Pasal 5 (1) Pendaftaran calon jemaah haji dilakukan melalui prosedur :
12 BAKTI 228/JUNI 2010
a.
Calon jemaah haji mengisi Surat Permohonan Pergi Haji (SPPH) di Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan calon jemaah haji khusus mengisi SPPH di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dengan menyerahkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1). b. Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) calon jemaah haji harus menyerahkan pas foto terbaru ukuran 3 x 4 cm sebanyak 10 lembar dengan latar belakang warna putih. c. Calon jemaah haji menerima lembar SPPH yang sudah ditandatangani dan disahkan oleh petugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota untuk diserahkan kepada BPS BPIH. d. Calon jemaah haji membayar setoran awal BPIH ke rekening Menteri Agama sebesar Rp 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) dan jemaah haji khusus sebesar USD 4,000.00 melalui BPS BPIH untuk mendapatkan nomor porsi. e. Setelah BPS BPIH mentransfer setoran awal BPIH ke rekening Menteri Agama dan mendapatkan nomor porsi bagi calon jemaah haji, BPS BPIH mencetak lembar bukti setor awal BPIH sebanyak 5 rangkap. f. Lembar bukti setor sebagaimana dimaksud pada huruf e, dilegalisasi dan masing-masing diberi foto 3 x 4 cm dengan peruntukan: (1) Lembar pertama (asli) untuk calon jemaah haji; (2) Lembar kedua untuk BPS BPIH; (3) Lembar ketiga untuk Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota; (4) Lembar keempat untuk Kantor Wilayah Kementerian Agama; (5) Lembar kelima untuk Kantor Kementerian Agama Pusat cq Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah. g. Calon jemaah haji melaporkan dan menyerahkan lembar ketiga, keempat dan kelima bukti setoran awal BPIH ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota dan ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi bagi jemaah haji khusus. h. Pelaporan dan penyerahan lembar bukti setoran awal BPIH sebagaimana dimaksud pada huruf g, dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah pembayaran setoran awal BPIH. (2) Calon jemaah haji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a wajib hadir sendiri untuk proses pendaftaran jemaah haji. (3) Pada saat pendaftaran, calon jemaah haji khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d harus telah menentukan PIHK yang menjadi pilihannya dari daftar PIHK yang telah mendapat izin Menteri Pasal 6 Dengan ditetapkannya peraturan ini, maka semua ketentuan yang terkait dengan pendaftaran jemaah haji masih tetap berlaku, sepanjang tidak bertentangan atau belum diatur dengan peraturan lain yang dibuat berdasarkan peraturan ini. Pasal 7 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Mei 2010. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 April 2010 MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,
REKAP SETORAN AWAL (WAITING LIST) CALON HAJI PROVINSI DAERAH ISTIMEWAYOGYAKARTA TAHUN 2010 Kuota DIY
No.
Nama
1. 2. 3. 4. 5.
Kota Yogyakarta Kabupaten Bantul Kabupaten Sleman Kabupaten Gunung Kidul Kabapaten Kulon Progo Petugas Jumlah
Waiting List 2.847 4.621 6.460 1.692 1.538
23 3.091
17.158
Jumlah Calon Jamaah Haji Sampai dengan Jum’at, 20 Mei 2010 Pukul 14.00 WIB Jumlah setoran awal saat ini : A. Kuota DIY Tahun 2010 B. Kuota DIY Tahun 2011 C. Kuota DIY Tahun 2012 D. Kuota DIY Tahun 2013 E. Kuota DIY Tahun 2014 F. Kuota DIY Tahun 2015
3.068 3.068 3.068 3.068 3.068 1.818
Sisa Kuota 2015 : 1.250
PREDIKSI PORSI SEMENTARA 2010 M/1431 H 2011 M/1432 H 2012M/1433H 2013M/1434 H 2014 M/1435 H
Nomor Porsi terakhir sementara s.d Nomor Porsi terakhir sementara s.d Nomor Porsi terakhir sementara s.d Nomor Porsi terakhir sementara s.d Nomor Porsi terakhir sementara s.d
1200019202 1200022364 1200025681 1200028786 1200031859
BAKTI 228/JUNI 2010
13
sir Taf
tik a Tem
Diasuh oleh Ja’far Arifin
Tiada yang Tersembunyi Perhatikan firman Allah SWT, QS.Al-Baqarah/2 ayat 284 :
Artinya : “Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Tafsir ayat Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia menceritakan ketika turun ayat tersebut kepada Rasulullah SAW, maka menjadi terasa sangat berat bagi para sahabat Rasulullah SAW. Mereka menemui Beliau dan kemudian berlutut seraya berucap, “Ya Rasulullah, kami telah dibebani dengan amalan-amalan yang sanggup kami kerjakan, seperti shalat, puasa, jihad dan shadaqah. Dan sekarang telah turun kepadamu ayat ini, dan kami tidak sanggup untuk memikulnya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda :
Artinya : “Apakah kalian ingin mengutarakan seperti apa yang telah dikatakan oleh dua golongan Ahlul Kitab sebelum kalian, “Kami mendengar dan kami melanggarnya?” Tetapi katakanlah, “Kami mendengar dan kami taat. Kami mohon ampunanmu, ya Rabb kami. Dan kepada-Mu-lah tempat kembali.” Allah SWT memberitahukan bahwa Dia-lah yang memiliki kerajaan langit dan bumi serta apa saja yang terdapat di antara keduanya. Dan Dia selalu mengawasi segala sesuatu yang ada baik di langit ataupun di bumi. Tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari penglihatan-Nya, baik yang nampak (syahadah) maupun yang tersembunyi (ghaib), meskipun sangat kecil sebutir atom (dzarrah) dan benar-benar tersembunyi. Selain itu Dia juga memberitahukan bahwasanya Dia akan memperhitungkan segala perbuatan hamba-hambaNya yang telah mereka kerjakan dan segala apa yang telah mereka sembunyikan dalam hati mereka. Allah SWT telah memberitahukan dalam ayat ini, bahwa Dia bukan saja mengetahui, tetapi juga menghisab semua itu. Oleh karena itu turunnya ayat ini terasa sangat memberatkan para Sahabat. Mereka semua merasa takut atas ayat tersebut dan takut akan perhitungan Allah SWT terhadap semua
14 BAKTI 228/JUNI 2010
perbuatan mereka, baik kecil maupun besar. Ini menunjukkan kedalaman iman dan keyakinan mereka. Sesuatu yang ada di dalam hati manusia itu ada dua macam. Pertama, sesuatu yang ada di dalam hati yang datang dengan sendirinya tergerak tanpa ada yang menggerakkannya, terlintas dalam hati dengan sendirinya. Gerak yang demikian tidak berdasarkan iradah dan ikhtiar manusia, hanya timbul saja dalam hatinya. Hal seperti ini tidak dihukum dan dihisab Allah SWT, kecuali bila diikuti dengan iradah, niat dan ikhtiar. Kedua, sesuatu yang ada di dalam hati yang timbul dengan adanya ikhtiar, pikiran, hasil renungan dan sebagainya. Gerak yang seperti ini berubah menjadi cita-cita dan keinginan serta motivasi kuat, sehingga timbullah iradah, niat dan ikhtiar untuk mewujudkannya. Gerak hati yang seperti inilah yang akan dihisab dan dijadikan dasar dalam menentukan balasan perbuatan manusia. Allah SWT memerintahkan agar manusia waspada, mengawasi, meneliti dan merasakan apa yang ada di dalam hatinya. Bila yang ada dalam hatinya itu sesuai dengan printah Allah dan tidak berlawanan dengan larangan-larangan-Nya, maka peliharalah dan tumbuh seburkanhlah, agar bisa mewujudkan amal yang baik. Sebaliknya bila yang ada di dalam hati itu bertentangan dengan perintah-perintah Allah atau mendorong seseorang untuk mengerjakan larangan-Nya, maka segera hapus dan singkirkanlah jauh-jauh, sehingga tidak sampai mewujudkan perbuatan yang tercela. Hendaklah manusia waspada terhadap kemungkinan adanya niat atau perasaan yang tidak baik di dalam hati, agar tidak terjerumus dalam perbuatan dosa. Dapat dicontohkan seperti perasaan dengki, pada mulanya tumbuh karena rasa tidak senang kepada seseorang tanpa suatu alasan. Perasaan itu bertambah ketika melihat orang yang tidak disenanginya itu memperoleh kesuksesan, sehingga dengan kesuksesannya menyuburkan rasa tidak senang. Lalu timbullah marah, dendam dan berusaha untuk menyingkirkannya “mendepaknya”. Jika perasaan itu dapat dipadamkan disaat mulai tumbuh, maka rasa dengki itu tidak akan muncul. Ibrah Pengetahuan Allah yang Mulia meliputi semua makhluk. Tidak ada satupun yang tersembunyi baik yang terlintas dalam pikiran maupun yang terbesit dalam hati, sekecil apapun tak luput dari penglihatan-Nya. Dialah yang mengetahui segala gerak-gerik sesorang baik yang nyata, rekayasa maupun yang “slinthutan”. Hanya mukmin yang merasa diawasi Allah-lah yang akan berbuat sesuai dengan perintah-Nya dan mengikuti panggilan hati yang bersih. Apa yang terucap tidaklah keluar dari lisannya selain kejujuran, tiada yang terdengar oleh telinganya selain kebenaran, tiada yang terbesit di hatinya selain keikhlasan, dan tiada yang diperbuat oleh anggota badannya selain kebaikan, ketaatan, dan keadilan.
K EE SS EE HH AA TT AA N
Diasuh oleh dr. Tejo Katon, S.Si, MBA
Pundak Terasa Kaku-kaku Ass.wr.wb. BAKTI, Kira-kira 1 bulan saya rasakan dibagian leher dan pundak terasa kaku-kaku. Tensi darah kadang naik dan turun. Mohon solusi dan obat serta makanan yang dianjurkan dan pantangannya. Terimakasih, pengirim (085868044xxx) Wassalam. Jawab
:
Leher/tengkuk dan pundak terasa pegal dan kaku, menandakan peredaran darah yang kurang lancar. Hal ini disebabkan dan banyak diderita oleh mereka yang memiliki tekanan darah tinggi dan kolesterol dan trigliceride tinggi. Coba sempatkan diri anda untuk cek kadar kolesterol dan trigliceride nya, juga tensi anda. Tensi/tekanan darah adalah keadaan di mana tekanan yang dikenakan oleh darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh. Tekanan darah dapat dilihat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya ditunjukkan dengan angka seperti 120/80 mmHg. Angka 120 menunjukkan tekanan pada pembuluh arteri ketika jantung berkontraksi dan disebut dengan tekanan sistolik sedang angka 80 menunjukkan tekanan ketika jantung sedang berelaksasi dan disebut dengan tekanan diastolik. Sikap yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah dalam keadaan duduk atau berbaring. Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah. Yang dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, gangguan anak ginjal, dan lain-lain. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala. Apabila pada kesempatan tersebut tekanan darah anda berada pada 140/90 mmHg atau lebih maka akan didiagnosa sebagai hypertensi (tekanan darah tinggi).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal..Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena penyakit jantung dan biasanya tanpa ada gejalagejala sebelumnya. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Target kerusakan akibat Hipertensi antara lain : · Otak : menyebabkan stroke · Mata : menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan · Jantung : menyebabkan penyakit jantung koroner (termasuk infark jantung), gagal jantung · Ginjal : menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal Cara baik menghindari hipertensi adalah dengan meng-ubah ke arah gaya hidup seperti aktif berolahraga, mengatur diet atau pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak mengkonsumsi alcohol dan rokok. Namun apabila anda telah didiagnosa terkena Hypertensi, langkah awal terpenting adalah menurunkan tekanan darah anda dengan mengikuti gaya hidup sehat seperti di atas dan mengkonsumsi obat sesuai dengan petunjuk dokter. BAKTI 228/JUNI 2010
15
Memilih Sekolah
M
asa sekolah selama tiga tahun usai sudah selepas diterima-nya Surat Tanda Tamat Belajar (STTB). Tak terasa waktu seolah berlalu begitu cepatnya. Masih terbayang dalam ingatan saat-saat senang dan sedih bersama temanteman di sekolah. Kini, masing-masing menyiapkan masa depannya sendiri, ada yang melanjutkan pendidikan, ada pula yang memutuskan langsung bekerja. Bagi yang akan melanjutkan pendidikan, tentunya ada perasaan senang jika dapat bertemu kembali dengan teman-teman di lingkungan sekolah atau Perguruan Tinggi (PT) yang baru karena merasa ada teman seperjuangan. Namun jika tidak bertemu, kita dapat meng-explore kemampuan bergaul kita dengan teman-teman yang baru. Dalam memilih sekolah, tentunya teman bukan pertimbangan utama. Biasanya kita memilih tempat pendidikan yang mutu dan kualitasnya telah teruji serta lulusan yang dihasilkannya pun berkualitas agar tidak ada penyesalan di kemudian hari. Idealis dalam memilih pendidikan lanjutan tidak ada salahnya, tapi yang perlu diingat, sesuaikan dengan minat dan kemampuan agar nantinya tidak kesulitan dalam menyerap ilmu yang diajarkan dan hasilnya pun dapat lebih maksimal. Coba cari informasi sebanyak-banyaknya tentang sekolah atau PT yang kita minati, bisa melalui brosur, internet ataupun datang langsung ke lokasi dan bertanya kepada pihak terkait sehingga informasi yang kita peroleh dapat lebih akurat. Kenali fasilitas dan program studi yang ditawarkan, pengajarpengajarnya, dan sebagainya. Mempersiapkan lebih dulu syarat-syarat yang kemungkinan akan diperlukan, merupakan tindakan yang bijak,
16 BAKTI 228/JUNI 2010
sehingga ketika tiba saatnya nanti mengumpulkan berkasberkas, kita tidak akan kelabakan karena kadang waktu yang disediakan tidak lama. Mungkin benar kata pepatah, sedia payung sebelum hujan. Coba tanya kepada senior, kira-kira apa saja yang perlu dipersiapkan, bagaimana cara agar lulus ujian seleksi masuk, tipe soal seperti apa yang biasanya diujikan, dan sebagainya. Bagi orang tua, ada kebanggaan tersendiri jika anaknya diterima di sekolah atau PT yang bermutu. Tempat pendidikan yang bermutu tentunya diharapkan dapat mengembangkan kemampuan anak atau peserta didik, baik secara intelegensi, emosional, maupun spiritual. Sehingga nantinya dapat memanfaatkan ilmu yang diperolehnya dalam kehidupan bermasyarakat. Salah dalam memilih tempat pendidikan, dapat membuat anak tidak nyaman selama menempuh pendidikan di tempat tersebut. Hal ini tentunya dapat menghambat perkembangan keilmuan anak. Ada baiknya mendiskusikan hal tersebut secara bersama-sama sehingga keputusan yang diambil dapat dilaksanakan dengan senang hati. Ketika telah mantap memilih, jangan lupa berdoa agar Tuhan memberikan yang terbaik bagi kita karena boleh jadi kita tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagi kita dan boleh jadi kita menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagi kita. Ini perlu kita tanamkan pada diri kita sehingga apapun hasilnya nanti ketika dilakukan seleksi, diterima atau tidak, kita sudah siap. Tentu ada hikmah di balik hasil seleksi tersebut. Ketika diterima, cari tahu jalan singkat menuju ke sana, angkutan apa saja yang perlu dinaiki dan tempat makan terdekat. Jika perlu kos, tentunya cari yang lokasinya dekat dengan tempat pendidikan. Cari tahu juga di mana tempat rental komputer dan fotokopi terdekat, tempat penjualan buku pelajaran yang murah, dan sebagainya. Kos ketika sedang menempuh pendidikan merupakan wahana untuk menguji kemampuan kita hidup mandiri, pengeluaran sehari-hari dikelola sendiri, sehingga jika salah mengelola, kita sendiri yang menanggung akibatnya. Ketika mulai masuk sekolah atau PT, tentunya ada kegiatan MOS atau OSPEK bagi siswa baru. Tapi tidak perlu takut karena pelaksanaannya kali ini tidak seekstrim dulu. Pelaksanaannya kini berisi pengenalan tentang berbagai macam fasilitas sekolah atau kampus, kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan, para pengajar, senior-seniornya, dan hal-hal lain yang nantinya akan mereka butuhkan. Yang perlu dilakukan selanjutnya adalah segera beradaptasi dengan lingkungan yang baru, pandai-pandailah dalam bergaul, jangan sampai mengikuti pergaulan yang salah, jangan sombong dan perhatikan kebiasaan yang berlaku di sana agar kita mudah diterima. Ibarat pepatah, di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. Akhirnya, selamat belajar. Semoga Tuhan selalu memudahkan segala urusan kita. Amin.Andi
TA M U K I T A Prof. Dr. Moh. Mahfud MD, SH, SU
Pendekar Penegak Hukum J
um’at, 14 Mei 2010 kemarin, Mahfud MD merayakan hari ulang tahunnya yang ke-53 di RM. Nyonya Suharti Jalan Solo Yogyakarta. Tak ada yang istimewa, juga tak ada yang terkesan mewah, karena Mahfud MD sendiri tipikal orang besar yang senang tampil sederhana. Bahkan dalam pengakuannya, hari ulang tahunnya selalu lupa, kalau temantemannya tak mengucapkan selamat duluan. “Saya itu orang desa, gak pernah ada tradisi merayakan ulang tahun, makanya sering lupa” kata Mahfud MD dengan logat Madura yang kental. Sebenarnya hari ulang tahunnya adalah 13 Mei, ketika Ketua Mahkamah Konstitusi ini dilahirkan di Sampang Madura tahun 1957. Namun untuk menyesuaikan jadwal, dipilihlah hari Jum’at 14 Mei, ulang tahun sekaligus launching buku terbarunya yang berjudul “Gusdur, Islam, Politik dan Kebangsaan”. Disela-sela acara yang sangat sederhana tersebut, ada beberapa pengakuan dari para sahabatnya tentang guru besar Fakultas Hukum UII ini mengenaii masa lalunya. Prof. Akhmad Minhaji, MA, Ph.D, seorang guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, adalah salah seorang kawan karibnya sejak kecil dari pulau garam Madura. “Saya berangkat dari Madura bareng sama Mahfud, dari satu sekolah PGAN Sumenep, dengan tujuan sekolah di Jogja. Tujuannya di Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) Yogyakarta. Dari Madura ternyata naik bus jurusan Semarang, karena belum tahu Jogja. Tersesatlah kita bersama Mahfud” kenang Prof Minhaji. Kebesaran nama Mahfud MD, dalam pandangan banyak orang tak bisa lepas dari peran G u s d u r. Sehingga o r a n g Madura y a n g pernah
menjadi Menteri Pertahanan era presiden Gusdur ini selalu berkisah tentang kedekatannya dengan Gusdur. “Ketika Gusdur jadi presiden, saya tiba-tiba diminta jadi Menteri Pertahanan. Saya bilang kepada Gusdur, saya nggak bisa Gus, saya nggak punya background jadi Menteri Pertahanan. Tapi Gusdur tetap ngotot dan bilang, nggak apa-apa Pak Mahfud, saya juga nggak punya background jadi presiden, tetap bisa jadi presiden” cerita Mahfud MD yang disambut tawa para hadirin. Diusianya yang ke-53, karir seorang Mahfud MD semakin meroket. Setelah terpilih sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2008-2011, banyak penghargaan yang diterimanya, terutama dalam bidang penegakan hukum. Di tangan Mahfud, MK sebagai salah satu lembaga peradilan, mendapatkan kepercayaan dari rakyat dalam mencari keadilan di tengah bobroknya penegakan hukum di tanah air. Di Mahkamah Konstitusi, ia didampingi Abdul Muhktie Fadjar sebagai wakil ketua MK. Pemilihan berlangsung terbuka di ruang sidang pleno gedung MK, Jakarta, Selasa (19/8/ 2008). Mahfud menggantikan Jimly Asshiddiqie yang sudah dua periode menjabat ketua MK. Pemilihan Ketua MK yang diikuti sembilan hakim konstitusi berlangsung dua putaran. Pada putaran pertama, Mahfud dan Jimly sama-sama meraih empat suara dan satu suara abstain. Pada putaran kedua, Mahfud unggul atas Jimly dengan 5-4 suara. M a h f u d adalah alumnus dan guru besar Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, juga lulusan Fakultas Sastra dan Kebudayaan serta doktor BAKTI 228/JUNI 2010 17 17
hukum tata negara UGM. Sebelumnya, ia anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR dan mantan Menteri Pertahanan di era Presiden Gus Dur (Kabinet Persatuan Nasional). Ia terpilih menjadi hakim konstitusi di DPR dan dilantik menjadi hakim konstitusi pada 1 April 2008. Suasana demokratis terlihat selama proses pemilihan. Mahfud, sesaat setelah terpilih, langsung menghampiri Jimly dan saling berjabat tangan. Jimly pun mengucapkan selamat dan mendukung ketua baru MK. Mahfud juga menilai Jimly Asshiddiqie telah membawa MK dikenal publik sebagai lembaga yang transparan dan akuntabel. Kemudian ia berjanji akan menjaga independensi dan netralitas MK serta bertindak sebagai negarawan dalam setiap keputusannya. Sekarang, saya menjadi negarawan, dulu politikus,’’ kata Mahfud. Selama ini Jimly pun, selaku ketua MK, telah menunjukkan diri sebagai negarawan. Sementara, pemilihan wakil ketua MK berlangsung lebih alot dalam tiga putaran. Putaran pertama, empat hakim konstitusi meraih suara, yakni Abdul Mukthie Fadjar (dua suara), Maruarar Siahaan (dua suara), M Akil Mochtar (tiga suara), dan M Arsyad Sanusi (satu suara). Satu suara, abstain. Sesuai Tata Tertib MK, jika belum ada yang meraih 50 persen suara, proses pemilihan dilanjutkan ke putaran kedua. Pada putaran kedua, Mukthie meraih empat suara, Maruarar tiga suara, dan Akil dua suara. Belum juga ada yang mencapai 50 persen suara. Pemungutan suara putaran ketiga dilakukan dengan memilih dua kandidat peraih suara tertinggi. Akhirnya, Mukhtie, lulusan Fakultas Hukum UGM pada 1970, terpilih dengan meraih lima suara, mengalahkan Maruarar yang meraih empat suara. Banyak penghargaan yang diterima oleh MK, juga khususnya kepada Mahfud MD. Republika menobatkannya sebagai tokoh perubahan 2009. Mahfud pun menyampaikan terima kasih kepada para pembaca Republika yang telah memilihnya sebagai salah satu Tokoh Perubahan 2009. ‘’Saya senang kalau apa yang saya lakukan selama ini dihargai oleh masyarakat melalui Republika,’’ ujarnya. Kendati demikian, Mahfud melanjutkan, perubahan bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan oleh satu orang. Terlebih jika kata perubahan digandengkan dengan konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Perubahan itu muncul bergelombang dan hanya mereka yang punya keberanian yang bisa melakukan gerakan perubahan itu. Falsafah ini pulalah yang diyakini Mahfud saat berada di MK. Beberapa waktu lalu, di tengah keraguan masyarakat terhadap penegakan hukum, Mahfud membuat gebrakan baru dengan memutar rekaman percakapan antara Anggodo dan beberapa orang dalam kasus kriminalisasi pimpinan KPK.Tak sedikit kalangan yang mengkritik manuver Mahfud tersebut. Maklum, saat itu MK tidak sedang memeriksa perkara pidana selayaknya di pengadilan umum. Rekaman percakapan Anggodo hasil sadapan KPK itu diputar MK ketika menyidangkan uji materi UU KPK yang diajukan dua petinggi KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah. Hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kendati ada kritik, terbukti manuver Mahfud mampu menyingkap tabir adanya mafia hukum di negeri ini. Tidak sedikit kalangan yang gerah. Maklum, selama ini praktik malhukum tak pernah diakui keberadaannya walaupun tampak nyata di depan mata. BAKTI228/JUNI 228/JUNI2010 2010 18 BAKTI
Mengomentari soal ini, Mahfud menerangkan, apa yang dia lakukan bersama kawan-kawan hakim konstitusi di MK hanyalah perwujudan dari menegakkan keadilan dalam proses hukum. Menurut Mahfud, keberanian semacam inilah yang hendaknya bisa dilakukan para penegak hukum lain di negeri ini. Dan modal paling penting untuk berbuat berani adalah jejak rekam yang baik sehingga (penegak hukum) tidak tersandera oleh pihak mana pun, papar Mahfud. Dia melanjutkan, penyakit kronis penegakan hukum di Indonesia tak lain karena para penegak hukumnya tersandera oleh pihak lain. Penyanderaan bisa terjadi jika penegak hukum itu memiliki jejak rekam yang kurang baik. Kedepan, bila Indonesia ingin berdigdaya secara hukum, para aparatur hukumnya haruslah mampu berbuat berani. Berani untuk tidak tersandera dengan menumpuk modal jejak rekam yang bersih. Mengapa Mahfud MD terpilih sebagai tokoh perubahan 2009? Karena Mahfud berani melawan arus tradisi ketatanegaraan yang kaku, membolehkan pemilih tak terdaftar untuk menggunakan KTP pada Pemilu 2009, berperan memperdengarkan rekaman percakapan sejumlah pejabat dengan pengusaha yang terlibat kasus korupsi besar yang terkait kriminalisasi pimpinan KPK, Mengembalikan kepercayaan lembaga hukum yang adil di mata masyarakat yang selama ini apatis, hukum kembali menjadi panglima di negeri ini. Selain dari Republika, Mahfud MD juga menerima anugerah Universitas Islam Indonesia (UII) Award. Mahfud dinilai sebagai salah seorang pejabat negara yang berprestasi baik. Pemberian anugerah UII Award itu dilakukan di Auditoium Abdul Kahar Muzakir di kampus terpadu, Jalan Kaliurang Km 14,5, Sleman, Rabu (6/1/2010). Dalam rapat terbuka itu dipimpin langsung Rektor UII Prof Dr Edy Suandi Hamid. Dalam acara itu Mahfud menyampaikan pidato berjudul “Implementasi Pengembangan Iptek Untuk Penegakan Konstitusi dan Keadilan”. Naskah pidato sebanyak 16 halaman itu dibacakan di hadapan ratusan tamu undangan. Menurut dia, tiga pilar yakni keilmuan, keislaman dan ke-Indonesiaan jika dikaitkan dengan produk hukum yang berdasarkan konstitusi akan ditemukan kaedah-kaedah hukum. Gugun El Guyanie Tentang Mahfud MD Nama
: Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD, SH, SU Lahir : Sampang, Madura, 13 Mei 1957 Agama : Islam Jabatan : Ketua Mahkamah Konstitusi, 2008-2011 Pendidikan : - Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta - Fakultas Sastra dan Kebu-dayaan UGM - Doktor hukum tata negara UGM, 1993 Karir : - Ketua Mahkamah Konstitusi, 2008-2011 - Hakim Konstitusi, 2008-2013 - Anggota DPR (Fraksi PKB), 2004-2008 - Menteri Pertahanan Kabinet Persatuan Nasional, 1999-2001 - Dosen, Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta Alamat : Mahkamah Konstitusi RI Jl. Medan Merdeka Barat No. 6 Jakarta 10110 Telp. 23529000
Dok. BAKTI
Bubur Jagung Keju
Sup Krim Jagung Sosis
Bahan : - 3 Buah jagung manis, sisir - 600 ml santan sednag dari ½ butir kelapa - 100 ml santan kental dari ½ butir kelapa - 3 lembar daun pandan - 1 sendok teh garam - 4 sendok makan gula pasir - 5 sendok makan keju parut
Bahan : - 1 Sendok makan mentega - 1/2 bawang bambay, cincang besar - 3 Siung bawang putih,memarkan - 500 ml air - 1 Batang seledri simoulkan - Garam, mrica bubuk secukupnya - 4 lonjor ssosis ayam,iris serong - 1 Buah jagung manis parut - 300 ml susu cair - ½ sendok the tepung maezena, larutkan dengan 2 sendok makan air - 1 batang daun bawang, iris halus - 1 sendok the seledri cincang
Cara Membuat : - Rebus jagung dengan santan sedang, daun pandan, garam. Aduk rata hingga jagung matang - Masukkan santan kental, gula. Aduk hingga tercampur rata, angkat. - Sajikan bubur jagung dengan taburan keju parut. (Madea)
Cara Membuat : - Panaskan mentega, tumis bawang Bombay, bawang putih hingga harum. Masukkan air seledri garam, mrica. Masak hingga mendidih. - Tambahkan sosis, aduk rata. Bari jagung parut, Masak hingga matang,larutkan maizana, aduk rata. Masak hingga mendidih dan kental. Angkat - Tambahkan daun bawang, seledri cincang. Sajikan hangat (Madea) BAKTI 228/JUNI 228/JUNI 2010 2010 19 19
Sehat dengan Akar Alang-alang Oleh Prof. Hembing Wijayakusuma
A
lang-alang? Ya semua orang sudah mengenal tumbuhan merumput ini. Tapi soal khasiatnya? Belum semua tahu, bukan?Sebelum sampai pada khasiatnya, baiklah diuraikan secara singkat ikhwal tumbuhan yang biasa ditemukan liar di hutan, lapangan rumput, sisi jalan, dan lahan-lahan lain yang mendapat sinar matahari cukup. Tumbuhan ini bagi banyak orang dikenal sebagai gulma, tumbuh merumput dengan tunas yang merayap di dalam tanah. Tingginya bisa mencapai 30 - 180 cm, mudah berkembang biak, mempunyai rimpang kaku yang tumbuh menjalar. Batangnya padat, bukunya atau ruasnya berambut jarang. Bunganya menguncup dengan panjang 6 - 30 cm, berwarna putih dan mempunyai biji-biji sangat kecil sekitar 1 mm dan berwarna coklat tua. Bunga atau bijinya berambut halus dan mudah di-terbangkan angin. Tumbuhan itu dapat hidup pada ketinggian 1 2.700 meter di atas permukaan laut. Alang-alang ini mempunyai banyak nama, antara lain di Sumatera disebut laturui, naleueng (Aceh), jih (Gayo), lalang, alang-alang (Melayu), rih (Batak), oo (Nias), hilalang, alang (Minangkabau), lioh (Lampung). Jawa : alangalang, langangan, kambengan (Jawa), eurih (Sunda), kabut alang (Madura). Kalimantan: tingen, halalang. Sulawesi: reja (Makassar), deya (Bugis), padanga (Gorontalo), padongo, padang (Sulawesi Utara). Nusa Tenggara : witsyu (Sumbawa), kii (Flores), ambenan (Buru), re (Sasak). Maluku: kuso (Ternate), ige (Halmahera), kusukusu (Tiodore). Papua: ruren, gombur, mesofou, ukua, mentahoi, matawe, urmamu, dan omasa.Khasiat alang-alang sangat banyak sebagai obat untuk berbagai gangguan kesehatan, seperti: batu ginjal, infeksi ginjal, kencing batu, batu empedu, buang air kecil tidak lancar atau terus-menerus, air kemih mengandung darah, prostat, keputihan, batuk rejan, batuk darah, mimisan, pendarahan pada wanita, demam, campak, radang hati, hepatitis, tekanan darah tinggi, urat saraf melemah, asma, radang paru-paru, jantung koroner, gangguan pen-cernaan, diare, dan lain-lain Cara Mengolah : untuk mengatasi mimisan, gunakan 60 gram akar alang-alang segar dan 100 gram akar teratai direbus dengan 800cc air hingga tersisa 300cc, airnya diminum. Mengobati tekanan darah tinggi: 100 gram akar alang-alang, 15 gram meniran, dan 15 gram kunyit direbus dengan 800cc air hingga tersisa 300cc, saring dan diminum. Mengatasi gangguan air kemih yang mengandung darah: 100 gram akar alang-alang dan 30 gram daun sendok direbus dengan 2 liter air hingga tersisa 300cc, saring dan airnya diminum.Buang air kecil tidak lancar dapat diobati dengan 100 gram akar alang-alang dan gula batu secukupnya direbus dengan 600cc air hingga tersisa 200cc, saring dan minum airnya. Batu ginjal, ambil 60 gram akar alang-alang, 30 gram BAKTI 20 BAKTI 228/JUNI 228/JUNI 2010 2010 20
daun kejibeling, dan 30 gram rambut jagung direbus denan 600cc air hingga tersisa 200cc, saring dan minum airnya. Batu empedu, gunakan 100 gram akar alang-alang direbus dengan 600cc air hingga tersisa 200cc, saring dan minum arinya. Atasi asma dengan menggunakan 60 gram akar alangalang dan 15 kuntum bunga kenop direbus dengan 600cc air hingga tersisa 200cc, saring dan airnya diminum.Untuk gangguan prostat, gunakan 60 gram akar alang-alang, 30 gram sambiloto, dan 30 gram meniran direbus dengan 600cc air hingga tersisa 200cc, saring dan airnya diminum. Kencing Batu, gunakan 100 gram akar alang-alang, 30 gram meniran, dan 30 gram daun kumis kucing direbus dengan 700cc air hingga tersisa 200cc, saring dan airnya diminum. Mengobati jantung koroner dengan menggunakan 100 gram akar alang-alang, 100 gram akar teratai, 25 gram jamur kuping hitam, 25 gram jamur hioko, dan 25 gram jamur putih kering dirbus dengan 800cc air hingga tersisa 200cc, saring dan arinya diminum. Catatan : Lakukan 2 kali sehari secara teratur. Untuk penyakit yang berat/serius disarankan tetap konsultasi ke dokter. Sedang jamur kuping hitam, jamur putih kering, dan jamur hioko dapat dibeli di supermarket. Penulis, ahli pengobatan tradisional dan Akupunktur,Ketua Umum Himpunan Pengobat Tradisional & Akupunktur se-Indonesia (Hiptri)
KANWIL PEMBINAAN
JJABA ABA ABATT AN
FUNGSIONAL
P
erkembangan teknologi yang teramat cepat menghajatkan adanya kebutuhan akan SDM yang mampu mengikuti perkembangan tersebut. Pembinaan terhadap pranata komputer sebagai sebuah upaya penguatan dan pemberdayaan SDM di bidang komputer menjadi penting dilakukan. Disisi lain persoalan pranata statistisi dan pranata humas tidak kalah penting. Penyiapan dan pengolahan datadata statistik kantor sangat membutuhkan adanya ketekunan dan kehati-hatian yang tidak bisa dilakukan semua pihak. Begitu pula tugas-tugas kehumasan yang merupakan wajah utama dari sebuah kantor memiliki fungsi yang cukup berat”, papar Kakanwil Kemenag Provinsi D.I.Y, Drs. H. Afandi, M.Pd.I, saat memberikan sambutan pada acara Pembinaan Jabatan Fungsional Pranata Komputer, Statistisi dan Pranata Humas Kemenag Tahun 2010 di Hotel Sahid Raya Yogyakarta. Acara yang diadakan oleh Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan (PINMAS) Kementerian Agama RI ini berlangsung pada tanggal 28-30 April 2010 dengan mengundang beberapa perwakilan pranata komputer, statistisi, pranata humas dan pejabat dari Kanwil, Kantor Kemenag Kab./ Kota, STAIN dan UIN se-Pulau Jawa. Turut hadir dan memberikan materi, Kepala PINMAS, Drs. H. Masyhuri AM, M.Pd., dan Kabid Penyelenggaraan Sistem Jaringan dan Aplikasi, Ferimeldi, Ph.D. (Andi)
pembantu, Usahakan makan-minum yang halal dan baik, Usur stress. (A) Agama dijalankan secara utuh dan nyata, Agar terus berguna. (T) Teratur dan Terukur berolahraga, Taati dokter (obat, control, check up), dan Tidur yang cukup.(Fz)
PELANTIKAN
PEJ ABA PEJABA ABATT
ESEL ON ESELON
IV
P
DWP SELENGGARAKAN UHAN KESEHA PENYULUHAN KESEHATT AN PENYUL
embangunan karakter bangsa merupakan hal penting untuk menjaga budaya dan tradisi ketimuran yang telah ditanamkan oleh para pendiri bangsa, terutama menghadapi gempuran budaya asing yang mulai menjangkiti generasi muda bangsa. Perjuangan para pendiri bangsa yang penuh dengan rasa tulus ikhlas, tanpa pamrih dan penuh keprihatinan perlu dicontoh oleh para pemimpin di masa sekarang. Demikian petikan sambutan Kakanwil Drs. H. Afandi, M.Pd.I dalam acara Pengambilan Sumpah dan Pelantikan Pejabat Struktural Eselon IV di Aulan Utama Kanwil, Kamis (20/05/10). Bertindak sebagai saksi Kabag Tata Usaha Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I dan Kabid Mapenda Drs. H. Bardan, M.Pd.I, turut hadir dalam acara tersebut Kepala Kantor Kemenag Kab/Kota dan seluruh pejabat di lingkungan Kanwil. Adapun pejabat yang dilantik diantaranya Drs. H. Nur Abadi, MA (Kasi Supervisi dan Evaluasi Bidang Mapenda), Imam Khoiri, S.Ag (Kasi Kurikulum Bidang Mapenda), Drs. H. Akhmad Khamim, MA (Kasi Kelembagaan dan Ketatalaksanaan), Hj. Silvia Rosetti, SE (Kasi Sarana Bidang Mapenda), Drs. H. Kusnanto, MA (Kasi Kepenghuluan Bidang Urais), H. Nur Ahmad Ghojali, MA (Kasi Pengembangan Keluarga Sakinah Bidang Urais) dan Hj. Any Nurul Aini, SH (Kasi Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Bidang Hazawa).(Fz)
ertempat di Ruang Rapat I, Sabtu (14/05/10) Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kementerian Agama Provinsi D.I. Yogyakarta mengadakan Penyuluhan Kesehatan dengan tema “Kesehatan Pra Lansia dan Lanjut Usia”. Secara resmi acara dibuka oleh Ketua DWP Kanwil Hj. Suyarti Afandi sekaligus memberikan kata sambutan selamat datang kepada para peserta serta menyampaikan agenda DWP. Ketua Pembina DWP Kanwil Drs. H. Afandi, M.Pd.I menyampaikan apresiasinya pada Dharma Wanita yang telah menyelenggarakan acara ini. Lebih lanjut diungkapkan bahwa menjaga kesehatan merupakan hal paling mudah daripada mengobati penyakit, apalagi memasuki masa lansia. Dalam kesempatan tersebut menghadirkan dr. H. Probosuseno, S.pD, K-Ger., yang dalam kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa berkat peningkatan teknologi pangan, penemuan obat-obatan dan pelayanan kesehatan serta program sanitasi telah meningkatkan masa hidup manusia sampai 80 tahun, sehingga jumlah penduduk usia lanjut makin banyak. Untuk mengantisipasi berbagai penyakit yang menyertai di usia lanjut, dokter yang berkantor di RSUP dr. Sardjito tersebut memberikan rumus KUAT yakni latihan yang dilakukan luardalam sejak masih muda. Rumus KUAT kepanjangan dari (K) Kebiasaan buruk dihilangkan, Kebersihan diri dan lingkungan selalu ditingkatkan. (U) Usahakan menolong orang lain dan
epala Bidang Pekapontren Kanwil Kementerian Agama Provinsi D.I. Yogyakarta Dra. Hj. Mas’amah, M.Pd.I mengungkapkan bahwa berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor: Dj.I/210/2010 tanggal 29 April 2010 tentang Hasil Seleksi Calon Peserta Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Tahun 2010 Kementerian Agama RI. Berdasarkan pengumuman tersebut 12 santri berprestasi yang berasal dari Provinsi DIY berhasil lolos seleksi. Secara terperinci santri yang berhasil lolos seleksi yakni UIN Syarief Hidayatulloh: Syrojuddin Hadi I (Pendidikan Dokter). UIN Sunan Kalijaga: A. Fauzan Dwi C. (Tafsir Hadist), M. Tholib Khoiril W (Tafsir Hadist). UIN Malang: Ikha Inayatul M (Kimia), Siti Ngaisah (Biologi). UGM: Noviantika Nur S (THP), Ari Rahmat Imtihan (Ilmu dan Industri Peternakan), Iqbal Nur (Kedokteran Hewan), Dyah Wahyuningsih (Ilmu dan Industri Peternakan). ITS Surabaya: Irfan Fahmi (Teknik Industri), Fardan Nozami A (Teknik Perkapalan). IPB Bogor: Azmida Ana Shofiana (Agronomi dan Hortikultura). Untuk konfirmasi lebih lanjut dapat
B
12
SANTRI
DIY
LLOL OL OS OLOS
SELEKSI
K
BAKTI 228/JUNI 2010
21
menghubungi Panitia Seleksi Calon Peserta PBSB Kementerian Agama RI, dengan alamat: Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI Jl. Lapangan Banteng Barat 3-4 Jakarta Pusat Telp. (021) 3811810.(Fz)
L OUNCHING
DIRJEN HAJI SISK OHA SISKOHA OHATT
ONLINE
M
enghadapi perkembangan teknologi yang semakin canggih, hendaknya dapat dimanfaatkan oleh Kementerian Agama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam penyelenggaraan ibadah haji. Dengan dilounchingnya SISKOHAT di tingkat Kantor Kemenag Kab/Kota se-Provinsi DIY secara online diharapkan pelayanan pendaftaran dapat dilakukan lebih cepat, nyaman dan aman. Demikian petikan sambutan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama RI dalam acara Lounching SISKOHAT di Kantor Kemenag Kota Yogyakarta, Selasa (04/05/10). Turut hadir dalam kesempatan tersebut Kakanwil Kemenag Provinsi DIY Drs. H. Afandi, M.Pd.I., Sekda Provinsi DIY diwakili Kepala Dinas Sosial dr. Sarminto, M.Kes. Kakanwil melaporkan bahwa untuk Provinsi DIY sampai hari Senin (03/ 05/10) pukul 15.00 WIB, total waiting list untuk tahun 2015 tinggal 1.390 jamaah. Sedangkan dr. Sarminto, M.Kes dalam sambutanya menyambut baik penerapan SISKOHAT ONLINE di Provinsi DIY sehingga pelayanan pendaftaran ibdah haji menjadi lebih singkat dan cepat. Drs. Cepy Supriyatna menampiakan bahwa Proivinsi DIY merupakan provinsi ke 8 dalam penerapan SISKOHAT ONLINE. Labih lanjut dijelaskan bahwa setelah diterapkanya sistem ini pendaftaran haji mulai entry dan pengambilan foto serta sidik jari di pusatkan di Kantor Kemenag Kab/Kota, sedangkan bank penerima BPIH hanya tempat untuk setor uang muka.(Fz)
KABUPATEN BANTUL BIMBINGAN BAGI PEMBIMBING MANASIK HAJI 2010
pelayanan kepada jamaah haji sehingga jamaah dapat beribadah dengan mudah, dan nyaman, mendapatkan pemondokan yang relatif lebih dekat baik di Madinah maupun di Makkah. Materi bimbingan langsung disampaikan oleh Tim pembimbing dari Kanwil Kemenag Prov. DIY. meliputi Kebijakan Kementerian Agama tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji oleh Kabid Gara Zawa Drs. H. Muhammad; Bimbingan Manasik Haji oleh Kasi Bimbingan Jamaah dan Petugas H. Wahid Hasyim, S.Ag, M.Pd.I; Peran KUA dalam Pembinaan Haji oleh Kasi Penyuluhan Hajum H. Aidi Johansyah, S.Ag; dan Proses Perjalanan dan Sarana Haji (Dokumen Haji) oleh Kasi Perjalanan dan Sarana Drs. H. Sigid Warsito, MA.(Jojo)
PERINGA PERINGATT AN
22 BAKTI 228/JUNI 2010
2010
D
M
engingat latar belakang pendidikan, SDM calon jamaah haji yang berbeda-beda, serta adanya kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan ibadah haji yang setiap tahun dimungkinkan ada perubahan, menjadikan timbulnya persoalan-persoalan yang sering terjadi. Untuk meminimalisir permasalahan yang mungkin timbul Seksi Gara Hajum Kantor Kemenag Kab. Bantul, Rabu (3/3/2010) bertempat di Aula Kantor menyelenggarakan Pembinaan dan Bimbingan bagi Pembimbing Manasik Haji tahun 2010. Menurut H. Nadhif, S.Ag, MSI Kasi Gara Hajum Kantor Kemenag Kab. Bantul, bimbingan bertujuan untuk menyamakan persepsi, visi dan misi bagi pembimbing manasik haji agar dapat memberikan playanan prima pelada jamaah. Kepala Kantor Kemenag Kab. Bantul berharap semoga di tahun-tahun mendatang dapat meningkatkan kualitas
HARDIKNAS
alam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, Ahad 2 Mei 2010, RA Masyithoh Karanganom Kabupaten Bantul menggelar Lomba Mewarnai yang diikuti oleh 600 peserta siswa TK/RA, PAUD di Kabupaten Bantul, terbagi dalam 5 kategori; kelompok PAUD umur 2-3 tahun, 34 tahun, 4 tahun, kelompok TK/RA A dan B. Acara yang didukung Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan Non Formal Kabupaten Bantul, mengambil tema “Sekolahku Surgaku”. Sumasrifah, S.Pd.I selaku penyelenggara menyampaikan tujuan diselenggarakan kegiatan tersebut untuk mengembangkan ketrampilan dan daya cipta anak sejak dini agar menjadi anak yang berpengetahuan, kreatif dan mempunyai nilai moral agama. Acara dibuka oleh Drs. Sukasman mewakili Kepala Dinas Pendidikan Non Formal Kabupaten Bantul. Dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi, semoga dapat mengembangkan kreativitas, menjadi generasi yang unggul, berkwalitas, dan berkepribadian, serta dapat melanjutkan cita-cita pahlawan di bidang pendidikan. Untuk memeriahkan acara tersebut setelah perlombaan selesai peserta dihibur dengan mendengarkan dongeng dari kak Bimo, dan pembagian doorprize serta hadiah kejuaraan.(Jojo)
PENYERAHAN KEMBALI SISW A MT sN Y OGY AKART A I SISWA MTsN YOGY OGYAKART AKARTA
K
egiatan penyerahan kembali siswa kelas IX MTsN Yogyakarta I walau merupakan program rutin sekolah yang dilaksanakan setiap akhir tahun selalu dikemas dengan model yang berbeda, hal ini dilakukan untuk memberikan kesan dan semangat baru bagi para alumnus madrasah untuk berkompetisi secara sholeh dan cerdas di jenjang pendidikan berikutnya. Untuk tahun ini lulusan terbaik memperoleh nilai 36,30 (Mahardini), kedua 35,35 (Chalidin Shaleh) dan peringkat ketiga 34,80 ((Rifqi Syarofudin). Demikian dikatakan Kepala Madrasah Dra. Hj. Siti Nurdiyati, M.Pd.I dalam acara Penyerahan kembali siswa MTsN Yogyakarta I. Ketua Panitia Dra. Hj. Jauhariyah mengungkapkan bahwa
seluruhcivitas akademika, komite madrasah dan orangtua siswa madrasah akan terus berusaha agar dalam waktu mendatang MTsN Yogyakarta I menjadi salah satu sekolah unggulan di Yogyakarta. Beberapa prestasi pun mulai terukir oleh para siswa madrasah di tingkat DIY dan Kabupaten seperti juara 1 dan 2 lomba Kaligrafi, juara 2 mading, tapak suci dan lainnya.(Fz)
KABUPATEN GUNUNGKIDUL PEMBINAAN HUKUM PERUNDANGAN DAN
K
amis (22/04/2010) Kantor Kementerian Agama Kab. Gunungkidul menyelenggarakan Pembinaan Tatacara Penyusunan Perangkat Hukum dan Perundangan yang diikuti 33 peserta dari staf di lingkungan sekretariat, seksi, penyelenggara, KUA dan Penghulu yang bertempat di Lantai Dasar M. Agung Al Ikhlas Wonosari. Sebagaimana disampaikan Drs. H. Masdjuri, M.Si (Kasubag TU Kemenag Gunungkidul), bahwa pembinaan ini dalam rangka untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman akan pembuatan surat keputusan atau produk hukum lainnya di semua bidang dan kegiatan dibiayai dari DIPA serta menghadirkan nara sumber dari Kantor Wilayah Kemenag. Provinsi DIY. Menurut Sidiq Pramono, S.Ag (Kasubag Hukmas dan KUB Kantor Kemenag Provinsi DIY) selaku nara sumber pembinaan bahwa apapun surat keputusan dan atau produk hukum kedinasan harus dibuat sesuai dengan petunjuk teknis dan aturan yang ada. Sehingga setiap kegiatan akan dimungkinkan berbeda di dalam pengambilan konsideran undang-undang, peraturan ataupun keputusan. Agar pembinaan ini efektif maka dilakukan evaluasi dan pencermatan terhadap surat keputusan yang sudah ada di Kantor Kemenag Kab. Gunungkidul.(@min)
PENCANANGAN DBKS RINTISAN TTAHUN AHUN 2010
U
ntuk lebih memfokuskan pembinaan agar program pembinaan keluarga sakinah bisa lebih cepat tercapai dan untuk memberdayakan warga masyarakat melalui kader motivator dan warga binaan terlebih lagi dalam mengupayakan kehidupan yang sakinah, mawaddah dan rahmah sesuai dengan indikator capaian yang telah ditetapkan”, demikian antara lain tujuan pencanangan Desa Binaan Keluarga Sakinah (DBKS) sebagaimana dilaporkan oleh Drs. H. Buchori Muslim, M.Pd.I Kasi Urais Kantor Kemenag Kab. Gunungkidul dalam Pencanangan Desa Binaan Keluarga Sakinah (DBKS) Rintisan Th 2010 bertempat di Lantai Dasar M. Agung Al Ikhlas Wonosari Sabtu (12/04/2010). Ketiga Desa yang tahun ini dicanangkan oleh Kepala Kantor Kemenag Kab. Gunungkidul meliputi Desa Planjan Kec. Saptosari, Desa Pringombo Kec. Rongkop dan Desa Pundungsari Kec. Semin. Dan sampai tahun 2010 sudah di-
canangkan sebanyak 92 desa atau 81 % dari 114 desa yang ada di Gunungkidul. Pada sambutan pengarahannya, Drs. HM. Sabbikhis, MA mengharapkan agar program pembinaan seperti DBKS ini nantinya benar-benar mampu mengubah sikap dan pola pikir masyarakat untuk membentuk keluarga dan masyarakat pedesaan yang sehat jasmani maupun rohani dan materiil maupun spirituil.(@min)
SUMP AH SUMPAH
JJABA ABA ABATT AN
KEP ALA KEPALA
MT MTss
D AN DAN
MI
B
ahwa untuk kepentingan dinas dan kelancaran pelaksanaan tugas pekerjaan serta mengisi formasi yang kosong dipandang perlu mengadakan mutasi/promosi baik Kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs) maupn Madrasah Ibtidaiyah (MI), maka Senin (21/04/2010) di Landas M. Agung Al Ikhlas Wonosari Kepala Kantor Kemenag Gunungkidul Drs. HM. Sabbikhis, MA mengambil sumpah jabatan dan melantik beberapa pegawai di lingkungan Kantor Kemenag Kab. Gunungkidul. Adapun nama-nama yang diambil sumpah jabatan dan dilantik antara lain Drs. Sipat Kawedar (semula Kepala MTsN. Ngawen) menjadi Kepala MTsN Wonosari; Drs. Ngatemin (Kepala MTs Muhammadiyah Wonosari) menjadi Kepala MTsN Ngawen dan H. Supriyanto, S.Ag (Kepala MTs YAPPI Mulusan Paliyan) menjabat Kepala MTsN Ponjong. Sedangkan di lingkup Madrasah Ibtidaiyah Sumarna, S.Ag., MA (Guru MIN Semin) dilantik menjadi Kepala MIN Semin; Salabi, S.Ag (Kepala MI YAPPI Mulusan Paliyan)menjadi Kepala MIN Jurangjero Ngawen; Saryanto, S.Ag (Kepala MI YAPPI Kedungwanglu Banyusoco Playen) menjabat Kepala MIN Ngloro Saptosari dan Zainal Arifin, S.Ag (Kepala MI YAPPI Baleharjo Wonosari) menjabat Kepala MIN Ngawen.(@min)
KABUPATEN SLEMAN PERINGA PERINGATT AN HARI KANKEMENAG
KARTINI DWP SLEMAN
M
emeriahkan Peringatan Hari Kartini, Rabu, (21/4), di KPRI KIPAS Sleman, Dharmawanita Persatuan Kantor Kementerian Agama Kab. Sleman mengadakan perlombaan memasak makanan tradisional dari bahan beras jawa rasa gurih dan manis. Perlombaan diikuti oleh 47 kelompok yang berasal dari Kelompok DWP Madrasah, KUA, dan PPAI Kemenag Kab. Sleman. Setiap peserta diwajibkan memakai pakaian nasional Muslimah. Kakankemenag Kab. SLeman, Drs. H. Arif Djufandi, M.Pd.I dalam sambutannya berpesan agar melalui Hari Kartini, para wanita terpacu untuk berprestasi dengan meraih cita-cita setinggi-tingginya. Dra.Hj. Syamsiah, Pengawas PAI Kemenag Kab Sleman menyampaikan refleksi perjalanan RA Kartini, sebagai seorang wanita yang lugu, alim dan sederhana, namun modern, yaitu bisa berpartisipasi aktip membela kaumnya untuk merdeka. Di akhir acara, diumumkan hasil kejuaraan. Pemenang Lomba Makanan Rasa Gurih, yaitu Juara I : Brandos Keju dari MTsN Tempel, Juara II : Coro Bikang dari MTsN BAKTI 228/JUNI 2010
23
Godean, Juara III : Arem-arem dari MAN Godean, dan Juara Harapan I : Arem-arem dari KUA Kalasan. Pemenang Lomba Makanan Rasa Manis, yaitu: Juara I : Kue Kering Tepung Beras Jawa dari MTsN Pakem, Juara II : Apang coe dari MAN Godean, Juara III : Bistik Beef dari MTsN Godean, dan Juara Harapan I : MTsN Ngemplak.(dew)
bahwa untuk mewujudkan guru profesional antara lain kita memberikan media dalam bentuk pembinaan guru, mengikutkan guru dalam dalam seminar, workshop maupun diklat sehingga guru mempunyai tambahan pengetahuan dari luar yang diimplemantasikan dalam mendidik siswa. (@k)
PEMBINAAN
PEMBINAAN PENYUSUNAN PERANGKA PERANGKATT
HUKUM
D
alam rangka mewujudkan tertib hukum serta adanya jaminan kepastian hukum bagi masyarakat di bidang Nikah Talak Cerai dan Rujuk, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman menyelenggarakan Pembinaan Tata Cara Penyusunan Perangkat Hukum dan Perundangan, Selasa, (20/ 4), pukul 09.00-14.30 WIB, di KPRI KIPAS. Acara dihadiri 30 orang peserta, terdiri dari para kepala KUA Kecamatan, pokja penghulu, pokja penyuluh, beberapa pejabat dan staf Kankemenag Kab. Sleman. Drs.H.Arif Djufandi, M.Pd.I, Kakankemenag Kab.Sleman, membuka acara pembinaan sekaligus menyampaikan materi tentang Hukum dan Peraturan NTCR, problematika NTCR, dan solusinya. Ka Sub Bag Hukmas dan KUB Kanwil Kemenag Prop. DIY, Sidik Pramono, S.Ag menjelaskan tentang tatacara pembentukan peraturan dan perundangan. Drs Dedhy Supriady, MA. Wakil Ketua Pengadilan Agama Sleman menerangkan tentang kedudukan tugas dan wewenang peradilan agama. Para peserta tampak antusias mengikuti pembinaan terlihat dalam sesi tanya jawab yang interaktif dan permintaan tambahan waktu dari jadwal semula.(dew)
PENGEL OLAAN PENGELOLAAN
TP A TPA
S
enin, 3 Mei 2010 bertempat di Ruang Aula Masjid Pangeran Diponegoro Komplek Balaikota Yogyakarta, dilaksanakan Pembinaan Pengelolaan TPA. Acara ini diikuti 25 utusan TPA se Kota Yogyakarta. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta Nurudin, SH, MA yang didampingi Kasi Pekapontren Dra. Khobibah dalam sambutannya menjelaskan bahwa TPA merupakan suatu lembaga pendidikan non formal tingkat dasar yang memberikan bekal dasar kepada anak sejak dininya sehingga dapat menjadi generasi Qur’ani yaitu generasi yang memiliki komitmen dengan Al Qur’an. M. Humam selaku Litbang Badko Provinsi DIY dalam kesempatannya memberikan kiat-kiat atau panduan praktis TKA TPA dalam mencapai target menjadi generasi Qur’ani. Dimana suatu generasi yang menjadikan Al Qur’an sebagai sumber inspirasi, perilaku, pijakan hidup dan tempat kembali segala urusan hidupnya. Kasi Pekapontren Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta Dra. Khobibah di kesempatan yang sama menjelaskan bahwa diselenggarakannya kegiatan yang meliputi pembelajaran TPA, psikologi anak dan strategi pembelajaran TPA ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan TKA TPA, menambah wawasan peserta tentang manajemen/pengelolaan TPA yang baik serta sebagai ajang silaturahmi antar TPA se Kota Yogyakarta.(@k)
KOTA YOGYAKARTA PEMBINAAN
GURU
B
PPAI AI
SMP
ertempat di Aula III Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, Selasa (11/05/10) Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta Nurudin, SH., MA didampingi Dra. Hj. Sulasmi, MA memberikan pengarahan pada TOR Pembinaan Guru PAI SMP. Kepala Kantor dalam pengarahannya yang diikuti 50 orang peserta guru PAI se Kota Yogyakarta menekankan bahwa tujuan diselenggarakan acara ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan guru tentang tugas seorang guru profesional, meningkatkan pemahaman guru tentang beban kerja dan jam kerja sehingga diharapkan semakin meningkatnya kinerja Guru Pendidikan Agama Islam dalm menjalankan tugas kedinasannya. Dr. Marzuki, M.Ag dosen PAI Universitas Negeri Yogyakarta yang bertindak sebagai narasumber sesi ke-2 menekankan tentang pentingnya Pendidikan Agama Islam yang diikuti dengan Pendidikan Karakter. Pendidikan Islam merupakan segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumberdaya insani yang ada pada diri manusia menuju terbentuknya manusia seutuhnya, sedangkan Pendidikan Karakter merupakan upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan seutuhnya. Kasi Mapenda Kantor Kemenag. Kota Yogyakarta, Dra. Hj. Sulasmi, MA menjelaskan
24 BAKTI 228/JUNI 2010
MIN JU ARA JUARA
S
YYOGY OGY AKART A II OGYAKART AKARTA LLOMBA OMBA BERCERIT A BERCERITA
alsabila Syadza Az-Zahra duta dari MIN Yogyakarta II dinobatkan sebagai Juara I kategori putri dalam acara lomba bercerita yang diselenggarakan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah ( ARPUSDA ) Kota Yogyakarta. Lomba yang diikuti 200-an peserta tingkat SD/Mi se Kota Yogyakarta ini dilaksanakan melalui 2 tahap yang terdiri tahap penyisihan yang dilaksanakan tanggal 19 – 21 April 2010 dan tahap final yang dilaksanakan pada hari Ahad, tanggal 2 Mei 2010 di halaman Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Yogyakarta. Siswi MIN Yogyakarta II Salsabila Syadza Az-Zahra di putaran final membawakan cerita rakyat dari Jawa Barat yang berjudul “ Si Loreng “ mampu mengungguli peserta lainnya sehingga pada saat pengumuman pemenang lomba pada hari Sabtu, tanggal 15 Mei 2010 di halaman Kantor Arpusda Kota Yogyakarta siswi MIN Yogyakarta II Salsabila Syadza AzZahra dinobatkan sebagai juara I kategori putri. Bagi juara I berhak mewakili Kota Yogyakarta untuk maju dalam lomba tingkat Provinsi DIY yang direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Juni 2010 mendatang. Menurut Kepala MIN Yogyakarta II Ratini, S.Pd.I dengan kemenangan ini semoga akan menambah siswa-siswi lainnya untuk semangat dalam mengukir prestasidi berbagai even perlombaan dan menambah koleksi penghargaan di MIN Yogyakarta II.(@k)
Dari halaman............... 11 cinta dan kebaikan. Setiap hari jatuh cinta. Anak selalu merindukan orang tua, demikian pula sebaliknya. Kebaikan menjadi pakaian sehari-hari, sehingga dapat terus melaju menempuh badai sebesar apapun. Betapa indahnya kehidupan ketika ia hanya berwajah kebaikan. Betapa indah keluarga ketika ia hanya berwajah kebahagiaan. Pilar Keluarga Sakinah Masyarakat adalah cermin keluarga. Jika keluarga sehat, masyarakatnya juga sehat. Jika keluarga bahagia, masyarakatnya juga bahagia. Ada 5 pilar untuk membentuk keluarga sakinah. Pertama, dalam keluarga harus tercipta mawaddah dan rahmah (Q/30:21). Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang menggebu-gebu dan “nggemesi”. Sedangkan rahmah adalah jenis cinta yang lembut, siap berkorban dan siap melindungi kepada yang dicintai. Mawaddah saja kurang menjamin kelangsungan rumah tangga, sebaliknya, rahmah, lama kelamaan akan menumbuhkan mawaddah. Kedua, hubungan antara suami isteri harus didasarkan pada hubungan yang saling membutuhkan, seperti pakaian dan yang memakainya (hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna. Q/2:187). Fungsi pakaian ada tiga, yaitu; (a) menutup aurat, (b) melindungi diri dari panas dingin, dan (c) perhiasan. Suami terhadap isteri dan sebaliknya harus menfungsikan diri dalam tiga hal tersebut. Jika isteri mempunyai suatu kekurangan, suami tidak menceriterakan kepada orang lain, begitu juga sebaliknya. Jika isteri sakit, suami segera mencari obat atau membawa ke dokter, begitu juga sebaliknya. Isteri harus selalu tampil membanggakan suami, suami juga harus tampil membanggakan isteri. Jangan di luar tampil menarik banyak orang, di rumah “nglombrot” menyebalkan. Ketiga, dalam bergaul suami isteri harus memperhatikan hal-hal yang secara sosial dianggap patut (ma‘ruf) [wa‘a syiruhunna bil ma‘ruf (Q/4:19]. Besarnya mahar, nafkah, cara bergaul dan sebagainya harus memperhatikan nilai-nilai ma‘ruf. Hal ini terutama harus diperhatikan oleh suami isteri yang berasal dari kultur yang menyolok perbedaannya. Keempat, mengikuti konsep Nabi yang menerangkan ada empat pilar keluarga yaitu, (a) memiliki kecenderungan kepada agama, (b) yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda, (c) sederhana dalam belanja, (d) santun dalam bergaul dan (e) selalu introspeksi. Kelima, mewujudkan empat faktor yang mendatangkan kebahagiaan seperti sabda Nabi, (arba‘un min sa‘adat al mar’i), yakni (a) suami / isteri yang setia (saleh/salehah), (b) anak-anakyang berbakti, (c) lingkungan sosial yang sehat, dan (d) dekat rizkinya. Lahirnya Generasi Tangguh Anak-anak yang berkualitas hanya akan lahir dari keluarga yang berkualitas. Di sini keluarga sakinah menjadi sistem terpenting untuk mewujudkan lahirnya anak-anak berkualitas ini. Di dalam keluarga skainah terdapat nilai cinta, kasih sayang, komitmen, tanggung jawab, saling menghormati, kebersamaan dan komunikasi yang baik. Keluarga yang dilandasi nilai-nilai
tersebut akan menjadi tempat terbaik bagi anak-anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Di sisi yang lain, pendidikan yang berbasis pada nilainilai luhur dalam ajaran Islam hendaknya mulai diterapkan sejak dini dalam lingkup keluarga. Menurut Azyumardi, sangat disayangkan jika pendidikan, terutama ajaran Islam, baru mulai diperkenalkan pada anak saat masuk pendidikan formal. Harusnya keluarga muslim banyak membaca sejarah. Para penentu jarum sejarah adalah generasi yang matang dalam memperoleh pendidikan di lingkup keluarga. Lebih lanjut menurut Azyumardi, kiblat pendidikan yang cenderung bercermin pada metode pendidikan ala Barat diyakini akan mempengaruhi pembentukan watak dasar pendidikan Islami. Padahal sejak awal terbentuknya keluarga, orang Islam sudah diingatkan bahkan didoakan agar menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Harusnya komitmen itu terus di pelihara dan berusaha di wujudkan sepanjang keluarga itu ada. Karena sejarah membuktikan dari keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah akan melahirkan generasi tangguh dan berjiwa kepemimpinan sejati, bukan pencundang. Kondisi demikian harusnya menjadi tantangan sekaligus peluang bagi generasi muda khususnya keluarga muslim untuk bisa melahirkan generasi yang akan menjadi teladan ummat selain Rasulullah. Generasi demikianlah yang kita nantinantikan saat ini, di tengah merosotnya moral sebagian pemimpin bangsa. Penutup Ketenangan dan ketentraman akan diberikan kepada orang beriman dan bertaqwa. Membentuk keluarga sakinah menjadi hak semua orang. Apakah dia ustadz atau bukan, lulusan pesantren atau bukan. Sekalipun dmeikian, perlu kita sadari bahwa keluarga sakinah bukanlah keluarga malaikat yang tidak pernah berbuat salah. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa: “Setiap manusia pernah berbuat salah, orang salah yang paling baik adalah yang bertaubat”. Jadi ketika ada anggota keluarga yang berbuat salah, tidak lantas kita menutup jalan baginya untuk memperbaiki diri. Jika dia ber-istighfar dan melakukan taubatan nasuha, maka jalan lurus dan luas terbentang baginya untuk mewujudkan keluarga sakinah. Siapapun berhak dan bisa membangun keluarga sakinah. Kuncinya adalah berpegang teguh pada tali agama Allah dengan istiqomah (konsisten). Yakni berpegang teguh pada Al Qur’an dan Hadits. I. DAFTAR REFERENSI Althaf, Azyumardi Azra: Keluarga Sakinah Lahirkan Generasi Tangguh, hid/arrahmah.com, Maret 2010. Abdul Majid Mahmud Mathlub, Panduan Hukum Keluarga Sakinah, Penerbit : Era Intermedia, 2009. Habiburrahman El Shirazy, Sakinah: Manajemen Qolbu Untuk Keluarga, Penerbit MQ, 2008. Mochamad Bugi, Keluarga Sakinah Dalam Masalah, Baitul Muslim, 2007. Mamah Dedeh, Menuju Keluarga Sakinah:Curhat ke Mamah Dedeh, Penerbit : Gramedia, 2010. Situs internet: artikel-artikel yang relevan dengan problem keluarga sakinah. BAKTI 228/JUNI 2010
25
MTQ Tingkat Provinsi D.I Yogyakarta
“Membangun Generasi Qur’ani dan Berbudaya”
A
l-Qur’an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan berbahasa Arab, tidak ada keraguan padanya, bernilai ibadah dalam membacanya. Al-Qur’an menempati posisi yang peling sentral dari seluruh bangunan Islam disebabkan seluruh petunjuk kehidupan terkandung di dalamnya. Karena Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk dan cahaya bagi umat Islam, maka menjadi keharusan untuk menjadikannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari umat Islam. Musabaqah Tilawatil Qur’an Tingkat Provinsi DIY Tahun 2010 diselenggarakan selama 3 hari mulai tanggal 30 April s.d. 2 Mei 2010 di Kota Yogyakarta. Dalam event ini sekaligus sebagai ajang untuk memilih calon kafilah Provinsi DIY pada MTQ Tingkat Nasional yang akan diselenggarakan pada tanggal 5 s.d. 12 Juni 2010 di Provinsi Bengkulu. . Membangun Generasi Qur’ani dan Berbudaya Penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an ini diharapkan dapat mendekatkan kaum muslimin kepada kitab sucinya, mengenal, membaca dan memahami serta menjadikan pedoman dalam kehidupan. Selain itu diharapkan pula akan mampu meningkatkan kualitas seni baca Al-Qur’an, tahfidzil Qur’an, tafsir dan pemahaman Al-Qur’an serta seni kaligrafi Al-Qur’an di seluruh pelosok Provinsi Daerah Istimewan Yogyakarta sehingga dapat memotivasi para peserta meraih prestasi di Tingkat Nasional. Selain itu pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an adalah salah satu bagian dari dedikasi umat Islam dalam mengamalkan “iqra” yang menjadi bagian dari ajaran Islam dalam Al-Qur’an. MTQ juga merupakan sarana yang sistematis dalam rangka menyamai generasi Qur’ani, yaitu generasi yang bersemangat Qur’ani, berucap dan berpikir secara Qur’ani, bertindak dan bersikap menurut nilai-nilai Qur’ani.
26 BAKTI 228/JUNI 2010
Sebagai tuan rumah kegiatan MTQ Kota Yogyakarta yang khas dengan suasana perkotaan, tampak telah berbenah rapi menyambut datangnya kafilah-kafilah MTQ dari kabupaten se-Provinsi DIY. Komplek Balai Kota Yogyakarta yang berada tepat di tengah kota, dijadikan pusat digelarnya perhelatan Musabaqah tertinggi di provinsi DIY tahun ini. Rangkaian kegiatan MTQ dimulai dengan penyelenggaraan Rakerda LPTQ Provinsi DIY yang dilaksanakan di Aula Utama Balaikota, Kamis (29/05/10). Secara resmi Rakerda dibuka oleh Kepala Biro Administrasi dan Kesra dr. Sarminto, M.Kes mewakili gubernur. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Ketua LPTQ Provinsi DIY Drs. H. Afandi, M.Pd.I didampingi Ketua Panitia Drs. H. Najib Sudarmawan, MA. Rekomendasi yang berhasil disahkan dalam rakerda tersebut diantaranya diputuskan bahwa pengiriman kafilah DIY pada MTQ Nasional Tahun 2010 di Bengkulu ditetapkan berdasarkan hasil pembinaan yang dilakukan dari para juara I s.d. III MTQ Tingkat Provinsi DIY pada masingmasing cabang dan golongan. Sore hari sebelum acara pembukaan Kamis (29/04/10) digelar pawai taaruf yang diikuti oleh seluruh kafilah MTQ dengan mengendarai 30 andong hias. Pawai taaruf dilepas secara simbolis oleh Sekda Provinsi DIY Drs. H. Rapingun didampingi Kepala Kantor Kemenag Kota Yogyakarta H. Nurudin, SH., MA. Seusai pelepasan pawai secara dilanjutkan dengan pembukaan bazaar di arena MTQ. Secara simbolis stand bazaar dibuka secara resmi oleh Ketua PKK Kota Hj. Diah Suminar Zudianto didampingi pejabat di lingkungan Pemkot Yogyakarta. Seremonial pembukaan MTQ Tingkat Provinsi DIY Tahun 2010 digelar di halaman Kantor Balaikota Yogyakarta, (30/04/ 10). Acara secara resmi dibuka oleh Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi DIY Drs. H. Afandi, M.Pd.I dengan memukul bedug di panggung kehormatan didampingi Walikota Yogyakarta H. Hery Zudianto, Kabid Penamas Drs. H. Najib Sudarmawan, MA., Kepala Kantor Kemenag Kota Yogyakarta H. Nurudin, SH., MA serta jajaran pejabt di lingkungan Pemkot Yogyakarta. Dalam sambutannya Kakanwil mengungkapkan bahwa menjaga Al-Quran bukan dengan menyimpan dan menguncinya rapat-rapat di dalam sebuah almari tetapi menjaga Al-Quran dengan sebenarnya adalah dengan membaca, memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sementera itu gubernur ddalam sambutan tertulisnya mengungkapkan bahwa membumikan Al-Qur’an tidak semudah orang membalikkan telapak tangan, namun membuthkan tahapan-tahapan serta proses ang sungguhsungguh. Melalui penyelengaran MTQ ini diharapkan ke
Tahfidh 1 Juz Pa
Hj. Diah Suminar Zudianto saat membuka Bazar di arena MTQ depannya nanti akan dapat memberikan manfaat yang berarti dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kafilah Kota Yogyakarta Raih Juara Umum Setelah melalui babak penyisihan dan babak final, akhirnya Kafilah Kota Yogyakarta berhasil membawa pulang Trofi Juara Umum MTQ Tingkat Provinsi DIY Tahun 2010 yang sebelumnya dipegang oleh Kafilah Kabupaten Bantul. Nama para pemenang ditetapakan ditetapkan dalam Surat Keputusan Dewan Hakim MTQ Tingkat Provinsi DIY Tahun 2010 Nomor 1/Kpts/2010 yang dibacakan oleh Kasi Pendidikan Al-Qur’anQur’an dan MTQ. Adapun nama-nama pemenang dari masing-masing cabang dan golongan adalah sebagai berikut : CABANG Tilawah Dewasa Pa
Tilawah Dewasa Pi
Tilawah Remaja Pa
Tilawah Remaja Pi
Tilawah Anak Pa
Tilawah Anak Pi
Tilawah Cacat Netra
Qiro'ah Sab'ah Pa
Qiro'ah Sab'ah Pi
Tartil Putra
Tartil Putri
NAMA JUARA KAFILAH Ahmad Sakdiyah I Kota Yogyakarta Muwashillurrohman II Kab. Kulon Progo Helmi Musthofa III Kab. Bantul Indra I Kab. Sleman Muhibatul Ilmiyah II Kota Yogyakarta Rahmawati III Kab. Kulon Progo Romico Putra D I Kota Yogyakarta Ain Ali Maftuch II Kab. Bantul Roni Okta Ristanta III Kab. Sleman Juliana I Kab. Sleman Hidayatun Ulfa II Kab. Bantul Fikani Siti Mahmudah III Kab. Kulon Progo M. Abha Wafi I Kab. Sleman Fatwa Januarya II Kota Yogyakarta M. Arif Muzayar III Kab. Bantul Ifah Munifah I Kota Yogyakarta Pratitis Puspita II Kab. Kulon Progo Vivi Afianti III Kab. Sleman Ali Afandi I Kota Yogyakarta Muhammad Ali II Kab. Bantul Ardiadi III Kab. Sleman Herfan Said, S.Ag. I Kab. Gunungkidul Imam Bustomi II Kab. Sleman Anas Mustofa III Kota Yogyakarta Silvia Mareti I Kab. Bantul Maunah, S.Pd.I II Kota Yogyakarta III Hasan I Kab. Bantul M. Shidiq Widagdo II Kota Yogyakarta M. Abdul Rahman III Kab. Kulon Progo Alifiya Bunga Surga I Kota Yogyakarta Habibatul Muazizah II Kab. Kulon Progo Safira III Kab. Bantul
M. Sahabudin Hilmi Az Zuma Muhammad Alfin Nuha Ahmad Tahfidh 1 Juz Pi Jihan Nadia Salsabila Fitria Tahta Nishfi Laila M Tahfidh 5 Juz Pa Tomi Rizqi Moh Samodra Makmunuddin Tahfidh 5 Jus Pi Akmilna Aqlina Kurotul Aini Irma Tahfidh 10 Juz Pa Abdul Rasyid Abdullah Fahri Muhlasin Tahfidh 10 Juz Pi Atiqah Nurul Fauziah Muftilah Tahfidh 20 Juz Pa Suban Yazid Abdul Madjid Muhammad Ubaidillah Tahfidh 20 Juz Pi Desty Arina Sa'diyah Nazhati Mu'tabiroh Tahfidh 30 Juz Pa Ilham Akbar Ahmad Syaifullah Anwaruddin Tahfidh 30 Juz Pi Robi'ah Al Adawiyah Dwi Fitriani Jawahrul Umi Z Tafsir B. Arab Pa Abdullah Lutfi Abdul Anwar Tafsir B. Arab Pi Fatkhuli Nusrotus S Tafsir B. Indonesia Pa Abu Hurairah Salimuddin Tafsir B. Indonesia Pi Fitriana Firadusi Erni Khusnul Khotima Ni'matul Khoiriyah Tafsir B. Inggris Pa Rois Muhtadin Izzudin Ulil Absor Tafsir B. Inggris Pi Fitriatus Saadah Nur Izzah Laila Munajah Penulisan Naskah Pa M. Hafidz M. Taufiq Ahmad Hafidz Penulisan Naskah Pi Rahmawati Revina Zaini Restia Saniat Badriyah Hiasan Mushaf Pa Nur Kholis Mahassin Muh Abdul Rouf Hiasan Mushaf Pi Siti Tursilawaty Risna Chairul Wafa' Anita Nurlaili Fatimah Khoth Dekorasi Pa Ahmad Ashof Ihlal Fauqi M Zulkarnain Aziz Khoth Dekorasi Pi Eulis Elah Hayani Elsa Alawiyah Arif Isnaini MFQ Regu Kota Yogyakarta Regu Kab. Bantul Regu Kab. Sleman MSQ Regu Kab. Bantul Regu Kab. Sleman Regu Kota Yogyakarta M2KQ Pa Arif Lutviansari Zuhdi Ubaidillah kasyfillah A.R.
I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III
Kota Yogyakarta Kab. Gunungkidul Kab. Sleman Kab. Sleman Kota Yogyakarta Kab. Kulon Progo Kab. Bantul Kota Yogyakarta Kab. Sleman Kota Yogyakarta Kab. Sleman Kab. Gunungkidul Kab. Sleman Kota Yogyakarta Kab. Gunungkidul Kab. Bantul Kota Yogyakarta Kab. Sleman Kab. Gunungkidul Kab. Bantul Kab. Sleman Kab. Bantul Kab. Kulon Progo Kab. Sleman Kab. Bantul Kab. Sleman Kab. Gunungkidul Kab. Sleman Kab. Gunungkidul Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta Kab. Bantul Kab. Sleman Kota Yogyakarta Kab. Bantul Kota Yogyakarta Kab. Bantul Kota Yogyakarta Kab. Sleman Kota Yogyakarta Kab. Bantul Kab. Sleman Kota Yogyakarta Kab. Bantul Kab. Sleman Kab. Bantul Kota Yogyakarta Kab. Sleman Kota Yogyakarta Kab. Bantul Kab. Kulon Progo Kota Yogyakarta Kab. Bantul Kab. Sleman Kota Yogyakarta Kab. Bantul Kab. Gunungkidul Kab. Bantul Kota Yogyakarta Kab. Sleman Kab. Bantul Kota Yogyakarta Kab. Kulon Progo Kota Yogyakarta Kab. Bantul Kab. Sleman Kab. Bantul Kab. Sleman Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta Kab. Sleman Kab. Bantul
Selamat kepada para juara, semoga prestasi yang telah diraih dapat terus ditingkatkan serta membawa berkah dan manfaat bagi seluruh umat Islam khususnya di Provinsi Daerah istimewa Yogyakarta.(Fz) BAKTI 228/JUNI 2010
27
Suplemen Anak & Remaja Artikel Remaja
:
,
,
Oleh Khoirul Fadlillah Mari Mengenal Lebih Dekat agi sebagian orang, madrasah identik dengan sekolah agama. Apakah benar demikian? Begitulah pendapat beberapa teman saya, madrasah pastinya sekolah yang banyak memberikan pelajaran agama. Memang kebanyakan siswa madrasah awal mulanya masuk ke sekolah bercirikan Islam karena keterpaksaan. Hal-hal yang ditakutkan oleh siswa tersebut adalah pelajaran agama yang banyak. Salah satu aplikasinya adalah ketatnya peraturan harus menutup aurat. Kebanyakan dari mereka yang berasal dari sekolah yang tidak bercirikan Islam, hal yang paling sulit dilakukan saat sekolah di madrasah adalah menutup aurat. Kesan mereka, berjilbab itu gerah. Hal tersebut menjadi tantangan bagi siswa yang sekarang hidup di persimpangan mode dari budaya barat. Remaja, pastinya ingin menampilkan cirinya yang terbaik dengan mengikuti mode, dengan alasan hal itu merupakan salah satu bentuk pencarian jati diri. Nah, tentunya tidak mudah bagi mereka untuk menyesuaikan diri menggunakan jilbab dan pakaian yang menutup semua auratnya. Terlepas dari masalah menutup aurat, siswa yang masih menyandang status remaja adalah pribadi egois dan tak mau diatur. Bahkan, bimbingan orang tua jarang dilaksanakan, atau sama sekali tidak dilaksanakan. Hal tersebut diperparah karena keinginannya pun harus dituruti. Selayaknya, siswa harus mendapatkan bimbingan yang ekstra agar di masa pencarian jati diri tersebut tidak salah arah. Dengan adanya madrasah, akan membantu para orang tua membimbing anak-anak mereka agar tidak salah dalam melangkah. Hal itu disebabkan remaja merasa bisa menentukan arah, laju, dan langkahnya dengan benar meskipun sebenarnya salah. Salah satu bentuk bimbingan yang ada di madrasah adalah tentang ibadah sehari-hari. Fakta yang bisa dibuktikan, ada siswa yang mengaku bahwa dirinya tidak tahu sama sekali tentang bacaan sholat, apalagi melaksanakannya. Ironis, ada seorang yang mengaku dirinya seorang muslim tetapi ternyata tidak melaksanakan perintah-perintah-Nya. Seorang muslim diwajibkan untuk sholat lima waktu saat memasuki usia baligh. Akan tetapi ternyata belum melaksanakan sholat lima waktu. Di sini madrasah memiliki peran yang sangat penting. Menyadarkan dan mengajarkan hal yang memang wajib dan harus dilakukan oleh seorang
B
28 BAKTI 228/JUNI 2010
muslim. Siswa itu pun mengaku mengenal bacaan-bacaan sholat dan mulai rajin sholat setelah masuk di madrasah. Lambat laun dia merasa bangga karena disaat-saat yang tepat, madrasah membimbing dan mengajak akan pentingnya beribadah kepada Allah SWT. Bayangkan, apa jadinya siswa yang tidak mengenal sholat, tanpa madrasah sedangkan sholat merupakan bekal untuk menuju ke akhirat. Keabadian hanya ada di akhirat. Jika bekalnya pun tidak dilaksanakan, seperti apakah nanti di akhirat? Tanpa madrasah, akan jadi apakah generasi muda ini? Ada madrasah saja, remaja yang salah arah masih banyak. Jika tidak ada Madrasah, mungkin semakin banyak remaja yang salah arah. Bagi sebagian siswa yang berasal dari sekolah umum, madrasah banyak memberikan hal-hal baru. Tentunya yang sangat bermanfaat di kehidupan dunia dan akhirat. Di sekolah yang tidak bercirikan agama Islam, siswa yang tidak mau melaksanakan sholat mungkin akan didiamkan. Akan tetapi, di madrasah siswa yang tidak mau melaksanakan shalat dibimbing dan diberi pengertian agar mau melaksanakan kewajibannya dengan ikhlas dan tidak berat hati. Sebenarnya seseorang yang sudah baligh jika tidak melaksanakan sholat,
diperintahkan bagi orang tua mereka untuk memukulnya. Akan tetapi, di madrasah dibimbing dengan baik dan dengan cara yang halus, agar anak tersebut mau sholat dengan kerelaan hati dan tidak merasa sakit hati dengan ajakan-ajakan yang baik tersebut. Tentunya, bukan hanya sholat saja yang dipelajari di madrasah. Tetapi zakat dan puasa juga diajarkan ilmu-ilmu mengenainya. Diantaranya kewajiban puasa dan zakat, manfaat puasa dan zakat, serta hal-hal yang lain mengenai puasa dan zakat. Di sekolah yang tidak bercirikan Islam mungkin hanya diberitahukan kewajiban seorang muslim, tetapi tidak dipelajari hal-hal yang menyebabkan hal itu wajib dilakukan seorang muslim. Sebenarnya sangat penting kita mengetahui mengenai kewajiban-kewajiban itu agar dalam pelaksanaan kewajiban tersebut kita lakukan dengan kerelaan dan keikhlasan. Madrasah Tak Melulu Akhirat, Kok! Selain hal-hal yang wajib di lakukan di madrasah juga diajak untuk melaksanakan hal-hal yang sunnah. Contohnya, setiap hari Jum’at, di madrasah siswa dibiasakan untuk berinfak. Selain itu, Setiap pagi siswa madrasah dibiasakan untuk tadarus bersama. Siswa yang mulanya kurang pengetahuan tentang cara membaca Al-Qur’an, menjadi bertambah ilmu mengenai Al-Qur’an. Dengan tadarus setiap pagi, siswa bisa belajar bersama, melengkapi kekurangan teman yang lain, dan kebersamaan akan tertanam. Tidak hanya sekedar itu, setiap hari Jum’at juga laksanakan sholat Jum’at bagi siswa putra dan keputrian bagi siswa putri. Semua dibimbing untuk mengenal asma-asma Allah dengan mengumandangkan asma’ul husna yang bisa membuat hati tenang dan tenteram. Di madrasah, siswa juga belajar untuk menghargai dan belajar bersama di suatu majlis dengan diadakanya sholat berjamaah yang dilanjutkan kultum. kultum tersebut dibawakan oleh siswa secara bergiliran. Yang dimaksud dengan menghargai di sini, kita bisa berusaha untuk menghargai seseorang yang berbicara di depan dan belajar berbicara di depan umum. Di era globalisasi ini, kemajuan tekhnologi sudah terjamin. Komunikasi mudah dilakukan, informasi pun cepat meluas. Namun sering kali kemajuan teknologi disalahgunakan, termasuk para pelajar. Apalagi dengan maraknya internet dan alat-alat yang lainnya. Bahkan, penyalahgunaan fungsi kemajuan teknologi tersebut sudah merambah ke sekolahan. Bisa dikatakan sudah menjadi hal yang tidak aneh lagi. Memang di masa kini kita selayaknya mengikuti kemajuan teknologi agar kita mudah untuk berkomunikasi dan mudah dalam mengembangkan suatu pengetahuan. Seperti halnya sekolah umum lainnya, madrasah juga memiliki fasilitas internet tersebut. Semua warga dapat mengekases internet guna mengembangkan pembelajaran. Yang perlu digarisbawahi, kita harus mengambil hal positif dari fasilitas yang ada tersebut. Sering kali siswa ingin menggunakannya untuk hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan. Peranan madrasah sangat penting dalam hal ini. Setiap kali siswa akan menyalahgunakannya, kita diberi pengetahuan bahwa hal itu tidak baik untuk dilakukan. Tidak hanya saat menyalahgunakan saja, setiap saat guruguru mengingatkan siswa. Guru-guru mengingatkan dengan cara halus dan dengan penalaran-penalaran yang membuat
siswa harus berpikir panjang jika ingin menyalahgunakannya. Tenyata, sekolah di madrasah bukan hanya belajar tentang akhirat, tetapi juga masalah keduniaan. Di zaman modern ini, saat akhlak manusia semakin bobrok, madrasah mampu menguranginya dengan menanamkan benih kebaikan pada para siswa-siswinya. Madrasah memiliki berbagai macam ekstrakulikuler yang bisa mengembangkan bakat siswanya dan bahkan dari kegiatan ekstrakurikuler tersebut, siswa diikutkan berbagai lomba dan bisa mendapatkan juara. Menciptakan Generasi Berbudaya. Pengalaman salah satu teman, ilmu yang didapat dari madrasah bisa ditanamkan di dalam keluarga. Salah satunya bahasa Arab. Dia bangga karena dapat mengajarkan bahasa Arab kepada adiknya. Artinya, selain menambah pengetahuan bagi keluarga, ilmu yang diperoleh bisa bermanfaat jika digunakan dengan baik dan diajarkan pula kepada orang lain. Selain berbagai ilmu didapat, visi dan misi madrasah bisa menjadi pedoman bagi para siswa untuk menjadi orang yang terampil, ahli fikir, dan ahli dzikir. Terampil, diperoleh dengan siswa belajar menuangkan pikiran-pikiran dan menyalurkan mina melalui program keterampilan, yang memang menjadi unggulan di madrasah tempat saya menimba ilmu. Menjadi ahli fikir dengan belajar mengenai segala hal yang positif dan meninggalkan hal yang negatif. Menjadi ahli dzikir dengan taat dan istiqomah menjalankan ibadah, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Madrasah juga mempunyai ciri khas budaya yang membedakannya dengan sekolah umum. Para siswa dibiasakan untuk menerapkan 5S, yaitu senyum, salam, salam, sapa, sopan, dan santun. Pertama, senyum merupakan ibadah yang paling murah. Dengan bersenyum pada orang lain, kita bisa merasakan betapa indahnya tersenyum itu. Kedua, salam adalah kewajiban kita sebagai umat Islam untuk mengucap salam kepada orang lain. Hal ini sangat indah bila diterapkan, karena salam merupakan do’a yang baik bagi diri sendiri dan orang yang diberi salam. Ketiga, sapa setiap bertemu dengan orang lain, hendaklah kita menyapa orang itu agar mempererat tali persaudaraan. Keempat, sopan, hendaklah kita sebagai kaum muda menghormati yang tua, dan mengikuti ajaran baik yang diberikan kepada kita. Kelima, santun artinya siswa dibiasakan untuk berkata dengan bijak. Dari semua keuntungan dari madrasah di atas, saya bersyukur bisa menjadi salah satu bagian dari madrasah. Banyak kesempatan berinvestasi untuk kehidupan dunia maupun akhirat. Marilah menuai sukses di dunia, berbudaya luhur dengan mengamalkan nilai-nilai agama, tentunya dengan bersekolah di madrasah!
Penulis adalah Siswa XI IPA 1 MAN 2 Wates Jl. Khudori Wonosidi Wates Kulon Progo Telp. (0274) 773301 Artikel ini merupakan Juara I Lomba Mengarang Tingkat MA pada HAB Depag ke-64 Kantor Kemenag Kabupaten Kulonprogo
BAKTI228/JUNI 228/JUNI2010 2010 29 BAKTI 29
Cerpen Remaja
Jangan Asal Menuduh Oleh Faridhotul Jannah
S
iang ini jam dinding kelasku telah menunjukkan pukul 10.00 WIB, waktu yang kutunggu-tunggu pun telah tiba, tak lama terdengar bel istirahat. Suara riuh yang terdengar dari ruang-ruang kelas pun memecah keheningan. Satu per satu teman-teman sekelasku meninggalkan kelas menuju halaman, begitu juga denganku. Halaman yang luas dan terlihat panas itu pun telah penuh dengan penjualpenjual yang menjajakan dagangannya. Tak perlu waktu yang lama halaman madrasah itu telah dipenuhi siswa-siswa, seolah mereka tak merasakan panasnya terik matahari yang menyengat kulit. Dengan langkah santai kuhampiri penjual siomay yang sedang sibuk melayani pembelinya. Tiba-tiba kulihat Sulis, Nita dan Wahyu yang terus memandangku dengan tatapan yang tak biasa. Mereka berjalan ke arahku, sepertinya akan menghampiriku. Memang benar mereka menghampiriku, sepertinya ingin mengatakan sesuatu. “Fari, kamu masih ingat bukan uangku yang tadi pagi kuperlihatkan padamu?”, tanya Sulis dengan wajah serius. “Tentu ingat! Ada apa dengan uangmu?” kataku balik bertanya. Sekarang uang itu hilang!!” Jawab Sulis. “Benarkah?” kataku terkejut. “Yang tahu kalau aku membawa uang itu hanya kamu Fari, dan kamu juga melihatku saat menyimpannya dalam tas, lalu kutinggal shalat Dhuha, dari tadi pun aku tidak menyentuhnya, kenapa tibatiba nggak ada?” kata Sulis. “Apa kamu yang mengambilnya, Ri!” tuduh Nita. “Sungguh, bukan aku. Aku nggak ngambil uangmu, Lis!” jawabku. “Udahlah! Ngaku aja! Kamu tega banget sama teman sendiri berani- beraninya mencuri”, kata Wahyu. “Aku tidak melakukannya!” jawabku. “Lalu siapa lagi kalau bukan kamu?” kata Nita. Aku hanya diam. Aku tak tahan mendengar pembicaraan mereka. Aku lari ke masjid, kududuk terdiam seorang diri. Yang ada dalam pikiranku hanya pembicaraan teman-temanku yang mampu merobek-robek hatiku.Sungguh perasaanku sedih tak menentu. Apa salahku sehingga teman yang selama ini dekat denganku tega menuduhku seperti ini, padahal aku tidak melakukannya. Tak terasa air mataku menetes. Dengan mata berkaca-kaca kutatap semua yang ada di depanku namun seolah tak terlihat olehku. Suara riuh yang terdengar dari halaman pun seolah tak terdengar olehku. Suara bel pun terdengar mengejutkan. Akan tetapi aku tak ingin kembali ke kelas. Pasti teman-temanku hanya akan menggunjing dan menyalahkanku saja. “Hei .......! kamu disuruh masuk. Pak Wicak udah masuk tuh!” terdengar suara Nita yang mengejutkanku. “Iya ..... !” jawabku perlahan sambil mengusap wajahku. Kulangkahkan kakiku perlahan menuju kelas. Semilir angin yang sejuk mengibas wajahku, namun seolah tak terasa olehku. Kelaskelas yang mulai tenang itu tak mampu menenangkan pikiranku. Halaman kelas yang sejuk tak mampu menyejukkan pikiranku. Kulangkahkan kakiku masuk ke kelas, semua teman mengalihkan pandangannya padaku, begitu juga Pak Wicaksono yang telah menunggu. Dengan lirih kuucapkan salam. “Assalamu’alaikum!”
BAKTI228/JUNI 228/JUNI2010 2010 30 BAKTI
“Wa’alaikumussalam!” jawab Pak Wicaksono. Semua teman - temanku hanya menatapku. “Mengapa kamu terlambat masuk kelas?” tanya Pak Wicaksono tiba-tiba. “Maaf, Pak!” jawabku lirih. “Pak, dia sudah mengambil uangnya Sulis”, kata Wahyu. “Iya Pak, tidak mau mengaku lagi. Padahal sudah jelas-jelas dia yang mengambilnya”, kata Yuni. “Mengapa bisa begini Bagaimana ceritanya?” tanya Pak Wicaksono. “Begini lho Pak, tadi pagi saya diberi uang oleh Ibu, untuk membeli buku dan uang jajan, sesampai di sekolah uang itu hanya saya perlihatkan pada Fari, lalu kuletakkan di dalam tas dan saya tinggal salat Dhuha, tiba-tiba waktu istirahat tadi sudah tidak ada, tadi pagi pun yang tidak shalat hanya Fari, Pak, mungkin saja dia yang mengambilnya”, kata Sulis menjelaskan. “Apa benar Fari, kamu mengambil uang Sulis?” tanya Pak Wicak padaku. “Tidak Pak, sungguh saya tidak mengambilnya!” jawabku. “Coba Sulis, kamu periksa lagi dalam tasmu, siapa tahu Fari memang tidak mengambilnya!” perintah Pak Wicaksono. “Baik Pak”, kata Sulis sambil membuka tas gendongnya. Semua teman-temanku pun hanya terdiam dan melihat ke arah Sulis dengan rasa penasaran. Aku pun berharap uang itu ada. Dengan teliti Sulis mengobrak-abrik tasnya dan mengeluarkan seluruh isi tasnya. “Alhamdulillah!! Uangnya ketemu”, kata Sulis tiba-tiba dengan wajah senang. “Wuuuu...........uuuuu......uuuuuuuu!!!!!!!!!!” teriak temanteman sekelasku “Makanya, Lis jangan asal nuduh, udah nuduh salah lagi!” kata salah seorang temanku. “Ya, maaf, aku tidak tahu, ternyata terselip dalam buku!” jawab Sulis membela diri. Aku sungguh lega mendengar semua ini. “Fari aku minta maaf ya, aku udah nuduh kamu ngambil uangku, padahal kamu nggak salah!” kata Sulis padaku. “Udahlah, Lis nggak apa-apa aku udah maafin kamu !!” kataku. Sulis pun meminta maaf pada semua. Teman-teman sekelasku pun hanya terdiam melihatku berjabat tangan dengan Sulis. “Ya sudah anggap saja ini pelajaran berharga yang bisa kita ambil hikmahnya, lain kali jika tidak ada bukti sebaiknya jangan menuduh orang sembarangan, apalagi sampai membuat orang lain yang kita tuduh menjadi sakit hati karena tuduhan kita!” jelas Pak Wicaksono. “Baik, Pak!” jawab teman-temanku serentak. Akhirnya teman-temanku memperlakukanku seperti dulu. Kami kembali bersahabat seperti dulu. Persahabatan yang begitu kompak tanpa melihat kekurangan dan kelebihan masing-masing. Penulis, siswa Kelas IX B MTsN Bantul Kota
Mona Indah Muntholib (MTs N Yogyakarta I) Edi Triyanto (Pendidik. Tinggal di Nanggulan Sendangagung Minggir)
Teknologi
Kereta Jenazah
Zaman semakin maju Dengan berbagai teknologi Terkadang membutakan mata Melanjutkan ke situs kelam
Tiap kali kereta melewati Depan kami berdiri Bertanya siapa yang mati Terus kami sadar hidup tak lama Sekedar menghembuskan nafas yang tersisa Bila sujudku mulai ragu Kami bertanya lagi siapa yang mati Hari ini atau lusa Sampai kami menaikinya sendiri
Tujuannya bagus Namun sering disalahgunakan Untuk hala-hal yang gelap Hal-hal yang hancurkan mimpi Insan penggunanya Namun tanpa kau Kami bodoh dan tertinggal Karena kaulah mode dunia Yang membantu manusia Dalam sebagian hal
Nurul Faradita (MTs N Karangmojo GK)
Satu
Rindu
Terlantun kata yang kau ucap pada buah hatimu Ucap manis yang masih teringat di benaknya Kaua ajari tentang arti indah kehidupan Yang kini membuatnya bahagia dalam kerinduan Satu rindu yang kini ia ratapi Rindu yang tak dapat ia lepas denganmu Karena kini kau telah bahagia dengan surgamu Surga yang penuh dengan tawa warna Terbayang bahagia jika s’lalu menemaninya Kini dia ingin bahagiakanmu meski kau t’lah pergi Datangkah meski hanya dalam mimpi Untuk sekedar mengobati satu rindu di hati
Syaiful Hermawan (Mahasiswa FBS UNY)
Sketsa Masjid Tua Orang-orang bersarung duduk penuh renung Usah tengok kanan apalagi kiri Bibir tak berkecap senyap Di pojok, berdiri bedug kakek buyut Di sela-selanya ; satu, dua laba-laba berumah tangga Penantian kian tiba Waktu berbuah beku Berkeliling ayat-ayat di kepala Mendayung bahtera tak bertepi Dimanakah itu tersampai? Di sana Tuhan bersama orang-orang yang menunggu
BAKTI228/JUNI 228/JUNI2010 2010 31 BAKTI 31
Gadis Penggoda
S
ulaiman bin Yasir adalah seorang lelaki yang memiliki tubuh yang gagah, tampan dan memiliki akhlaq yang sangat menawan. Salah satu kisah kemenawanan akhlaknya adalah ketika suatu hari, ia bersama seorang kawannya berniat pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Di suatu tempat, karena merasa telah kelelahan setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, singgahlah mereka berdua untuk beristirahat dengan mendirikan kemah di suatu tanah lapang yang cukup luas. Setelah kemah didirikan, dia menunggu di kemah sambil berbenah-benah, merapikan dan menata barang-barang yang ada agar tempat di bawah tenda tersebut dapat dipergunakan untuk beristirahat ataupun tidur. Sedangkan kawannya mempunyai tugas berbeda yaitu diminta untuk pergi berbelanja kebutuhan-kebu-tuhan pokok selama berkemah, sambil menunggu badannya kuat kembali untuk melanjutkan perjalanan. Dalam keadaan dia sendirian di kemah inilah, tiba-tiba muncul di hadapan Sulaiman seorang wanita cantik, seraya berkata: “Beri saya....” Wanita tersebut tidak bisa menyelesaikan perkataannya. Sepertinya agak gemetaran badannya. Tubuhnya kelihatan agak kelelahan dan sedikit kebingungan. Akan tetapi pakainnya masih nampak bersih dan terawat rapi. Melihat wanita yang sepertinya kelaparan tersebut, segera Sulaiman beranjak mengambil makanan, lalu diberikannya kepada wanita itu. Tetapi alangkah terkejutnya Sulaiman atas jawaban wanita tersebut; “Saya tidak menginginkan makanan. Saya menginginkan bersama kamu, selagi tidak ada orang lain di sini.” Berkata begitu wanita itu mencoba mendekati Sulaiman dengan sikap menggoda. Mendengar dan melihat gelagat seperti itu Sulaiman tersentak. Lalu ia berkata, “Engkau telah dipersiapkan iblis untuk menggodaku. Enyahlah dari sini secepatnya. Aku tidak sudi melayani nafsumu itu.” Sulaiman menunduk dan meletakkan kepalanya di antara dua lutut sambil menangis tersedu-sedu. Melihat keadaan demikian, gadis penggoda itu menjadi kebingungan sendiri. Ternyata pemuda yang ia goda tidak menanggapi seperti yang dia inginkan. Karenanya ia segera meninggalkan Sulaiman. Tak lama kemudian terdengar langkah temannya datang. Mata sembab Sulaiman belum sempat terhapus. “Ada apakah gerangan wahai Sulaiman?” tanyanya. “Kita sudah agak lama meninggalkan keluarga. Tiba-tiba aku teringat pada puteriku yang biasanya kalau jam-jam seperti sekarang ini selalu minta ditimang-timang.” kata Sulaiman
32 BAKTI 228/JUNI 2010
mencoba berbohong. “Tidak mungkin. Demi Allah, engkau pasti menyembunyikan sesuatu.” bujuk temannya. Kerana didesak terus, akhirnya Sulaiman menceritakan kejadian yang baru saja berlaku. Mendengar ceritanya tersebut, temannya gantian yang menangis terisak-isak. Sulaiman heran dan tertanya; “Mengapa engkau menangis mendengar ceritaku?” tanya Sulaiman. “Saya lebih layak menangis daripada engkau. Saya berfikir bahwa seandainya sayalah yang menerima cobaan itu, seandainya sayalah yang berada di kemah ketika itu, entah apa yang terjadi.” ucapnya lirih. Keduanya saling berpelukan mensyukuri atas terhindarnya dari cobaan wanita penggoda. Khawatir wanita tersebut akan kembali lagi, tanpa terlalu lama beristirahat keduanya melanjutkan perjalanan. Sesampainya Sulaiman di kota Makkah, ia langsung melaksanakan rukun, wajib dan sunnah-sunnahnya haji, ia bertawaf dan bersai di Ka’bah, ia sholat dan berdoa di tempat-tempat yang diyakini mustajab sehingga ia merasa sangat kelelahan. Ketika telah usai semua, betapa ia merasa tubuhnya sangat terasa letih dan lelah. Ia berbaring di sudut ruangan berselimutkan pakaiannya sendiri. Dalam tidurnya inilah ia bermimpi bertemu lelaki tampan yang tubuhnya mengeluarkan bau yang sangat harum sekali seperti harumnya minyak miski. Nampak sekali lelaki tersebut memiliki kharisma dan aura yang sangat berwibawa dan luar biasa. Lelaki tersebut berkata padanya; “Assalamu’alalikum wahai Sulaiman bin Yasir. Semoga rahmat dan hidayah-Nya senantiasa menyertaimu.” Sulaiman menjawab; “Wa’alaikumussalam warohmatullahi wabarakatuh. Semoga tuan juga mendapatkan curahan rahmat dan hidayah-Nya. Akan tetapi kalau boleh tahu siapakah Tuan sebenarnya?” “Aku Nabi Yusuf As-Siddiq,” jawabnya. “Sungguh, engkau mengagumkan wahai Nabi.... Engkau menang melawan godaan isteri Tuanmu.” kata Sulaiman. “Sesungguhnya keteguhan engkau terhadap rayuan gadis itu mengagumkan pula!” Jawab Yusuf dalam mimpi itu. Mimpinya itu menandakan bahwa Sulaiman akan dikumpulkan bersama-sama Nabi Yusuf yang berjaya menolak godaan wanita cantik. Inilah sebuah kisah teladan yang sekarang ini mestinya banyak dibuka kembali sebagai langkah kita semua untuk bisa lebih berhati-hati. Dari berbagai sumber
Mata Air Pendidikan Islam Oleh Suwandi
Judul Buku : Ilmu Pendidikan Islam Penulis : Drs. H. Mangun Budiyanto, MSI Penerbit : Griya Santri, Yogyakarta Cetakan : I, 2010 Tebal Buku :iv +186 hlmn
P
erkembangan mutakhir madrasah dan sekolah Islam sangat menggembirakan. Banyak yang telah berstandard internasional. Dari TK sampai sekolah menengah yang menambah nama Islam dengan berbagai label, seperti Islam Terpadu, Islam Kreatif, maupun Islam Plus. Kehadirannya seperti oase di tengah kegersangan spiritual, datangnya menjawab masalah merosotnya moral umat, khususnya di kalangan anak dan remaja. Untuk itu perjuangan para pengelola patut diapresiasi, sebab rata-rata merupakan sekolah swasta. Sekolah ini menjadi solusi bagi para orang tua yang peduli akhlak anak. Dengan memasukkan anaknya ke sekolah agama tentu ada alasan utama. Pada saat yang sama pihak lembaga pendidikan pun harus selalu mencharged ilmu dan semangatnya. Jika tidak, ibarat bertepuk sebelah tangan, akan mengecewakan berbagai pihak. Kondisi yang tak diinginkan semua pihak. Untuk itu pendidik (sekolah) harus selalu menambah mata air ilmu pendidikan. Buku bersampul coklat ini dapat menjadi salah satu mata air itu. Buku yang semula merupakan bahan ajar mahasiswa Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga ini termasuk lengkap sebagai rujukan. Apalagi latar belakang penulisnya dari pondok pesantren dan mantan konseptor dan aktivis TKA/TPA/TQA, selain sebagai dosen. Isi buku ini dimulai dengan hal yang sangat mendasar tentang pengertian ilmu, pendidikan, dan Islam itu sendiri. Akan lebih lengkap lagi jika ditambah bab evaluasi di bagian akhir. Orang yang memilih profesi sebagai pendidik, tidak hanya gutu, sebab orang tua pun sebagai pendidik bagi anakanaknya, menurut penulis buku, sangat beruntung. Bukan hanya karena adanya sertifikasi, namun karena termasuk golongan “al-hayah fil-maut”, orang yang hidup terus meski (jasad) telah mati. Mengapa? Sebab memiliki tiga amalan yang pahalanya terus mengalir ; shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya. Para pendidik memiliki shadaqah jariyah, selain ilmu yang berguna dan anak/murid yang shaleh, karena selama ini gaji
yang mereka peroleh masih belum sebanding dengan jerih payahnya sebagai pendidik atau ustadz. Selisih gaji tersebut, insya Allah dihitung sebagai shadaqah jariyah (hal. 69). Mengenai adanya resistensi oleh sebagian kalangan, tentang anak kecil seusia TK/PAUD sudah dididik, buku ini menyampaikan alasan dari Qur’an Surat Al-A’raf: 172 dan juga hadits nabi SAW berikut, “Uthlubul-‘ilma minal-mahdi ilallahdi” yang artinya “tuntutlah ilmu sejak rahim ibu sampai liang lahad” (HR. Ibnu ‘Abdil Bar). Kata al-mahdi yang biasa diterjemahkan masa ayunan kurang tepat. Sebab sejak dalam kandungan bayi sudah bisa bisa dididik (hal. 113). Tentu oleh orang tuanya, khususnya ibu. Yakni melalui pendengaran dan sentuhan kasih sayang sesuai denmgan makna rahim sebagai salah satu dan satu-satunya nama Tuhan yang agung (asmaul-husna) yang ‘dipinjamkan’ kepada manusia. Telah banyak bukti untuk hal seperti ini, baik di Barat maupun di Timur. Begitu bayi lahir dari rahim ibu metode mendidiknya berbeda dengan pendidikan orang dewasa. Harus memenuhi hak-hak anak. Dalam Islam, setidaknya ada tujuh hak anak, yaitu hak untuk hidup dan tumbuh berkembang (QS. An-Nisa’ayat 29, Al-An’am: 151), mendapat perlindungan dari api neraka (At-Tahrim: 6), mendapat nafkah dan kesejahteraan (Al-Baqarah: 233), hak mendapatkan pendidikan dan pengajaran (At-Tahrim: 6), mendapatkan keadilan dan persamaan derajat (AlHujurat: 13), mendapatkan kasih sayang dan hak untuk bermain. Sayang kadang orang tua dan sekolah merampas masa bermain anak. Waktu anak habis untuk les dan les, hanya karena mengikuti ambisi orang tuanya. Alhamdulillah kini telah banyak sekolah yang menyadari kekurangan ini dan telah melengkapi metode belajarnya dengan ‘belajar sambil bermain’ (learning by doing). Setidaknya ada sepuluh metode (thariqah) dalam mendiudik anak yang bisa diterapkan di sekolah maupun di rumah (halaman 143-168), diantaranya metode nasihat, dengan teladan, adanya pertanyaan, latihan, berkisah. Buku ini masih perlu editing lebih lanjut, sebab masih banyak tulisan dan ejaan yang belum sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Juga masih ada perulangan tulisan ayat. Penulis, Guru Fisika dan Jurnalistik MAN Yogyakarta III (Mayoga) BAKTI 228/JUNI 2010
33
JAWABAN TTS BAKTI No. 227/Mei 2010
TTS BAKTI No. 228/Juni 2010 1
2
3
4
5
F A U N O G I R T N A I F A S A
6
7 8
9 10
11
12 15
13
14
16
17
18
19
20
Mendatar 1. Provinsi mayoritas Islam di Thailand 7. Sungai di Mesir 8. Nyeri pada sendi/reumatik 9. Pemberontakan di suatu negara 11. Salah satu jenis atap 13. Perintah (Arab) 15. Seratus tahun 17. Daging panggang khas Turki 18. Pekan Raya Jakarta (Singk.) 19. Perairan yang menjorok ke daratan 20. Pulau di Ambon Menurun 1. Jenjang tingkatan Pramuka 2. Jalan bebas hambatan 3. Kaki tangan penguasa 4. Kain putih sewaktu haji 5. Jenis tarian Bali 6. Lombok Barat (Sing.) 10. Sepuluh (Dibalik) 12. Alat tulis zaman dulu 14. Hukuman bagi pezina dalam Islam 16. Hutan (Jawa) 18. Rest In Peace (Singk:dibalik)
H
R E E O M I K I S S A D U R
N
H E E I J O H O S
I
O N
A
E
V
S
K
O F
I
A
I
T A O N G L O O L I S I A A D N I G U S
Pemenang TTS Edisi 227/Mei 2010 1. 081 931 170 841 2. 081 215 572 592 TTS ini ditujukan kepada pembaca yang telah sekian lama merespon Majalah BAKTI, kecuali jajaran Redaksi/Pengelola. Adapun ketentuan selengkapnya sebagai berikut: 1. Menjawab pertanyaan dalam kotak TTS 2. Jawaban dikirim via sms ke nomor 085 868 323 652/081 392 277 272, paling lambat tanggal 15 di setiap edisi. 3. Disediakan hadiah untuk 2 pemenang berupa voucer pulsa @ Rp.20.000 4. Pengumuman pemenang akan dimuat pada edisi Majalah BAKTI bulan berikutnya. 5. Hadiah langsung dikirim ke nomor pemenang. Pengelola
DAFTAR PENERIMA SANTUNAN SKP BULAN JUNI 2010 Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunung Kidul Pensiun
Kesripahan No. 1.
Nama Zamronah
NIP 150207430
Tanggal 25 Februari 2010
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kulonprogo Pensiun No. 1.
Nama Ngarjo
NIP 150249103
Tanggal 1 Oktober 2009
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman Pensiun Tanggal
No.
Nama
NIP
1. 2.
Suminah Christiana Srinatun, BcHK Sumardi Tasmin, S.Ag
150142622 150264644
1 Oktober 2009 1 Oktober 2009
150129938 150249103
1 Oktober 2009 1 Oktober 2009
3. 4.
No.
Nama
NIP
Tanggal
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19
Ngibadi Wariyem Sarto, S.Pd.I Hartijah Drs. Wahadi, M.Pd.I Waryono Djumantoro Mudjinah Kasno, S.Pd.I Asiyah Dasiman Kustini Sugijem Painah M. Zainal Arifin, S.Ag Mudrikah Baruno Saminem Djuminten
150089286 150131548 150130580 150179266 150131287 131089150 150131163 150131508 150130799 150172076 150130431 150129758 150131396 131070991 150130940 150130421 150130889 150130465 150089173
1 Juli 2009 1 Juli 2009 1 Juli 2009 1 Juli 2009 1 Juli 2009 1 Juli 2009 1 Agustus 2009 1 Agustus 2009 1 Agustus 2009 1 Agustus 2009 1 Agustus 2009 1 Agustus 2009 1 Agustus 2009 1 September 2009 1 September 2009 1 September 2009 1 September 2009 1 September 2009 1 September 2009
Ketua
BPSKP KANWIL KEMENAG PROV. DIY Sekretaris,
Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I
34 BAKTI 228/JUNI 2010
Drs. H. Fathony
BAKTI 228/JUNI 2010
35