Yayasan Spiritia
No. 32, Juli 2005
Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Laporan Kegiatan Pelatihan Keterampilan Kelompok Dukungan Sebaya Oleh: Siradj Okta Pada tanggal 14 sampai 17 Juli 2005, sekali lagi telah diselenggarakan Pelatihan Keterampilan, dengan mengambil tema tentang kelompok dukungan sebaya. Dalam hal ini adalah ditekankan mengenai pembentukan sebuah kelompok dukungan sebaya Odha/Ohidha secara sederhana sebagai sarana atau wadah pemenuhan sebagian kebutuhan seorang yang HIV positif atau orang terdekatnya. Pelatihan tersebut diselenggarakan di Palembang, Sumatera Selatan, bekerjasama dengan Sriwijaya Plus, sebuah kelompok dukungan sebaya di Palembang. Pelatihan yang diikuti oleh 20 peserta dari 16 kota di 15 provinsi itu menggunakan modul yang digunakan pada pelatihan serupa sebelumnya. Modul tersebut diangkat dari buku Pemberdayaan Positif (buku yang besar warna biru). Dari pelatihan ini diharapkan akan lahir dukungan sesama Odha sesederhana apapun bentuknya. Pelatihan ini juga berusaha membuka pikiran peserta bahwa masih banyak masalah yang dihadapi oleh Odha dan masih banyak kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi sebagai Odha sehingga dengan saling mengenal sesama Odha dapat menjadi salah satu jalan untuk menjawab semua itu. Spiritia sedang berusaha memperbaiki modul untuk pelatihan ini sehingga nanti dapat digunakan oleh kelompok-kelompok dukungan sebaya jika ingin menelenggarakan pelatihan serupa, misalnya untuk tingkat provinsi. Dalam pelatihan ini juga ditekankan bahwa membentuk kelompok dukungan sebaya bukan berarti menambah beban seorang Odha, karena sebuah kelompok sebaiknya lahir dari kebutuhan dan berkembang secara alami, tidak
dipaksakan untuk mengembangkan dan menjalankan segudang program-program yang tidak pada waktu dan kapasitasnya, apalagi bahwa berkelompok adalah hak, bukan kewajiban. Selain itu juga diangkat bahwa sebuah kelompok adalah wadah pemberdayaan, dimana sebagai sarana pemenuhan kebutuhan Odha, sebuah kelompok akan berhasil jika Odha di dalam kelompok itu menjadi berdaya, bukan justru menjadi ketergantungan terhadap kelompok itu. Pelatihan di Palembang tersebut difasilitasi oleh 4 orang, yaitu Oki, Karni, Mbak Yuni dari Spiritia ditambah Ginan dari Bandung Plus Support. Peserta pelatihan berasal dari Ambon, Singkawang, Sidoarjo, Yogyakarta, Jakarta, Medan, Tanah Karo, Manado, Merauke, Makassar, Jambi, Palembang, Balikpapan, Sukabumi, Gorontalo.
Daftar Isi Laporan Kegiatan
1
Pelatihan Keterampilan Kelompok Dukungan Sebaya
1
Pengetahuan adalah Kekuatan
2
Resistansi Nevirapine terkait Penularan HIV dari Ibu-ke-Bayi 2 Estimasi biaya kesehatan reproduksi bagi Odha 3 Angka Penularan HIV dari Ibu-ke-Bayi yang Sangat Rendah Mungkin Terdapat di Afrika 4
Tips... Tips untuk ODHA
Konsultasi
5 5
6
Tanya jawab
6
Positive Fund
6
Laporan Keuangan Positif Fund
6
Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
Pengetahuan adalah Kekuatan Resistansi Nevirapine terkait Penularan HIV dari Ibu-ke-Bayi Laporan dari HIV Drug Resistance Workshop ke-14 oleh Jules Levin Pada sesi di HIV Drug Resistance Workshop ke14 (Quebec City, Kanada, 7-11 Juni 2005) yang berjudul “Penularan dari Ibu-ke-Bayi”, ada empat presentasi oral mengenai penelitian yang menyelidiki penggunaan nevirapine untuk mengurangi penularan HIV dan mengurangi resistansi terhadap nevirapine pada ibu dan bayi. Dua penelitian menyelidiki rejimen pilihan lain untuk mengganti nevirapine dosis tunggal (singledose nevirapine/sdNVP) untuk mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi. Susan Eshleman dari JohnsHopkins menyelidiki intervensi yang tidak memberi nevirapine pada ibu, tetapi dengan memberi sdNVP atau sdNVP+AZT pada bayi segera setelah lahir. Menghindari pemberian NVP pada ibu jelas mencegah munculnya resistansi terhadap NVP pada ibu. Resistansi bayi terhadap NVP dikurangi dari 74 persen menjadi 57 persen dengan hanya memberi NVP pada bayi, Tetapi yang lebih penting, angka ini dikurangi lagi menjadi 27 persen dengan memberi sdNVP+AZT pada bayi [dengan ibu tidak diberi obat apa pun]. David Hall dari Boehringer Ingelheim (BI) melaporkan mengenai penelitian BI yang membagi perempuan secara acak menjadi tiga kelompok, dengan ibu dan bayi diberi obat yang sama. Kelompok 1 menerima sdNVP, kelompok 2 menerima sdNVP plus AZT+3TC selama empat hari setelah lahir, sedangkan kelompok 3 menerima sdNVP plus AZT+3TC selama tujuh hari setelah lahir. Waktu pemantauan pada penelitian ini singkat, hanya enam minggu, sedangkan hanya sedikit peserta dilibatkan pada dua penelitian (BI dan Eshleman). Penggunaan AZT+3TC selama empat atau tujuh hari mengurangi viral load ibu dari 8000 tanpa AZT+3TC menjadi 400 atau lebih rendah lagi. Belum terlihat perbedaan pada hasil sampai akhir pemantauan selama enam minggu antara kelompok
yang menerima AZT selama empat hari dibandingkan yang menerimanya selama tujuh hari. Resistansi terhadap NVP pada ibu dikurangi dari 60 persen (41/68) untuk ibu yang menerima sdNVP menjadi 12 persen (8/67) untuk ibu yang menerima sdNVP plus AZT+3TC selama empat hari, sedangkan menjadi 10 persen (8/67) untuk ibu yang menerima sdNVP plus AZT+3TC selama tujuh hari. Jadi penggunaan AZT+3TC menghindari resistansi sebanyak 80 persen terhadap NVP pada ibu. Secara serupa, resistansi terhadap NVP dikurangi pada bayi. Dari delapan bayi yang menjadi HIVpositif dalam kandungan, tujuh mempunyai resistansi terhadap NVP (88 persen); angka resistansi dikurangi pada kelompok yang memakai AZT+3TC: tujuh bayi (14 persen) yang memakai sdNVP plus AZT+3TC selama empat hari terinfeksi dalam kandungan, sementara tidak ada satu pun (0/7) yang memakai sdNVP plus AZT+3TC selama tujuh hari terinfeksi dalam kandungan. Resistansi terhadap 3TC tidak terdeteksi. Namun Sarah Palmer melaporkan pada sesi oral yang berikut mengenai penggunaan tes resistansi yang sangat peka dibandingkan tes genotipe yang baku untuk mencari resistansi terhadap NVP pada ibu dalam penelitian BI. Dengan memakai tes sangat peka, angka perempuan yang mempunyai resistansi terhadap NVP adalah lebih tinggi dibandingkan hasil dengan tes baku: 75 persen dibandingkan 50 persen (sdNVP); 27 persen dibandingkan 0 persen (sdNVP plus AZT+3TC selama empat dan tujuh hari). Komentar WartaAIDS: Ada semakin banyak bukti bahwa intervensi untuk mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi dengan nevirapine dosis tunggal pada ibu dan bayi hampir pasti akan menyebabkan resistansi terhadap nevirapine pada ibu, dan juga pada bayi bila ternyata bayi terinfeksi HIV. Oleh karena itu, walaupun intervensi ini paling terjangkau, dan efektif untuk mencegah penularan pada bayi, penggunaanya dapat sangat merugikan ibu dan bayi. Memang penelitian di atas hanya melibatkan sedikit peserta, dan penelitian lebih lanjut jelas dibutuhkan untuk meyakinkan hasilnya. Namun, berdasarkan hasil ini, dan mengingat bahwa AZT+3TC tersedia di Indonesia sebagai Duviral, mungkin harus dipertimbangkan penggunaan sdNVP plus Duviral selama tujuh hari setelah lahir pada bayi saja, dengan ibu tidak diberikan obat apa pun. URL: http://www.natap.org/2005/HIV/061405_03.htm
2
Sahabat Senandika No.32
Estimasi biaya kesehatan reproduksi bagi Odha Oleh: Purwa Kurnia Sucahya, MSi (Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia) Estimasi kesehatan reproduksi yang diteliti oleh Pusat Penelitian Kesehatan U.I terdiri dari kehamilan, persalinan dan perawatan anak dalam tahun pertama. Kehamilan bisa dibagi melalui 2 cara: Alamiah dan Buatan. • Untuk kehamilan alamiah, tentunya tidak ada biaya yang dikeluarkan. • Bagi kehamilan buatan, ada beberapa biaya yang harus dikeluarkan: • Konsultasi: Rp. 110,000,- (RSAB) • Cek laboratorium dan cuci sperma: Rp. 2,500,000,- (RS Bunda) Rp. 200,000,- (RSAB) • Inseminasi: Rp. 2,600,000,- (RSBunda) Rp. 750,000,- (RSAB) • Bayi tabung: Rp. 50,000,000,- (RS Bunda) Rp. 44,000,000,- sampai Rp. 53,000,000 (RSAB) • Total perkiraan untuk bayi tabung: Rp 68,000,000,- sampai Rp. 80,000,000,• Tingkat keberhasilan kehamilan buatan: 30% sampai 40% • Perkiraan biaya selama kehamilan: • Bulan 1-3: Tes kehamilan: Rp.16,000,Konsultasi dokter: Rp. 65,000,- (1 x) Obat dan Vitamin: Rp. 100,000,Susu (Bumil): Rp. 72,000,- (4 kotak) • Bulan 4-6: Konsultasi dokter: Rp. 130,000 (2 x) Obat dan Vitamin: Rp. 200,000,USG: Rp. 40,000,Susu (Bumil): Rp. 216,000,- (12 kotak) • Bulan 7-9: Konsultasi dokter: Rp. 195,000,- (3 x)
Juli 2005
USG: Rp. 80,000,- (2 x) Obat: Rp. 250,000,Susu (Bumil): Rp. 216,000,- (12 kotak) • Sub Total: 1,580,000,• Tes CD4: Rp. 110,000,• Tes Viral load: Rp. 850,000,• ARV: Rp. 5,850,000,- (9 bulan) • Total: Rp. 8,390,000,Persalinan dengan cara alamiah tidak ada biaya yang dikeluarkan. Selama persalinan, ada beberapa biaya yang akan dikeluarkan: • Tindakan bedah sesar: Rp. 5,000,000,(RSCM) • Kamar kelas I untuk 5 hari: Rp. 1,850,000,• Total dari proses kehamilan sampai persalinan alamiah disertai dengan ARV sejumlah Rp. 15,240,000,-. • Total biaya proses kehamilan dan persalinan alamiah tanpa ARV, CD4, dan tes viral load sejumlah Rp. 8,430,000,• Total biaya kehamilan sampai persalinan buatan disertai ARV sejumlah Rp. 85,240,000,• Total biaya proses kehamilan dan persalinan buatan tanpa ARV, CD4, dan tes viral load sejumlah Rp. 78, 430,000,Untuk biaya perawatan bayi, dimulai dengan pemeriksaan bayi yang baru lahir. Biaya ini termasuk: • Kamar bayi: Rp. 300,000,- (3 hari) • Jasa medis: Rp. 100,000,• Bahan habis pakai: Rp. 100,000,• Laboratorium panel sepsis: Rp. 110,000,• DPL: Rp. 60,000,• Total biaya pemeriksaan bayi baru lahir sejumlah: Rp. 670,000,Biaya pemeriksaan dan perawatan bayi selanjutnya dilanjutkan pada tahap 6 bulan pertama. Estimasi biaya yang akan dikeluarkan adalah: • Karcis: Rp. 175,000,- (7 kunjungan) • PCR: Rp. 1,700,000,- (2 tes) • DPL: Rp. 110,000,- (1x) • Imunisasi hepatitis B: Rp. 105,000,- (3x) • Imunisasi DPT: Rp. 30,000,- (3x) • Imunisasi polio oral: Rp. 16,000,- (4x) • Imunisasi polio suntik: rp. Rp.328,000,- (4x) • Nevirapine: Rp. 133 (dosis tunggal)
3
• Zidovudine syrup: Rp. 70,000,- (2 botol) • Kotrimoksazole syrup: Rp. 110,000,- (10 botol) • Susu formula: Rp. 660,000,- (30 kaleng) • Total biaya pemeriksaan dan perawatan bayi selama 6 bulan pertama: Rp. 3,364,133,Biaya pemeriksaan dan perawatan bayi selanjutnya mencakup biaya selama 6 bulan berikutnya: Estimasi biaya yang akan dikeluarkan adalah: • Karcis: Rp. 75,000,- (3 kunjungan) • Serologi HIV (3reagens) 1-2 k: Rp. 200,000,(2x) • Imunisasi Mantoux: Rp. 60,000,• Imunisasi BCG: Rp. 5,000,• Imunisasi campak: Rp. 15,000,• Susu formula (standar SGM): Rp. 660,000,(30 kaleng) • Total biaya pemeriksaan dan perawatan bayi selama 6 bulan kedua: Rp. 1,015,000,Total biaya diatas adalah perkiraan minimal dan dianggap bayi tidak mengalami gangguan kesehatan. Sumber estimasi biaya perawatan dan pemeriksaan bayi berasal dari: Dr. Nia Kurniati, SPA (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Bagian Spesial Anak)
Angka Penularan HIV dari Ibu-ke-Bayi yang Sangat Rendah Mungkin Terdapat di Afrika Oleh Deborah Mitchell, 2 Maret 2005 Dengan memakai kombinasi nevirapine dosis tunggal bersama dengan AZT + 3TC jangka pendek, sebuah tim multi-pusat mampu mengurangi penularan HIV dari ibu-ke-bayi secara bermakna di Pantai Gading, sementara resistansi terhadap nevirapine diminimalkan. “Ini adalah angka penularan paling rendah yang dilaporkan di Afrika, antara 4-5 persen,” menurut laporan peneliti utama Dr. Francois Dabis di Konferensi Retrovirus dan Infeksi Oportunistik ke12 di Boston, AS, “dan angka resistansi terhadap nevirapine yang terendah di rangkaian Afrika.” Berdasarkan hasil ini, WHO mempertimbangkan untuk mengubah pedomannya untuk mencakup rejimen ini, tegasnya. Dr. Dabis dari Universitas Bordeau, Perancis, bersama dengan rekan di Abidjan, Pantai Gading, melakukan percobaan ‘open-label’ untuk menilai tingkat keberhasilan nevirapine dosis tunggal dan AZT + 3TC jangka pendek, yang diakhiri tiga hari setelah bayi lahir. Antara 2002 dan 2003, sejumlah 329 perempuan hamil yang terinfeksi HIV di Abidjan memulai rejimen pada atau setelah 32 minggu kehamilan. Bayi diberikan AZT selama tujuh hari dan nevirapine dosis tunggal pada hari kedua setelah lahir. Pada pemantauan setelah enam minggu, Elizabeth Glazer Pediatric AIDS Foundation mengeluarkan penyataan yang mendesak dilakukan peluasan lebih cepat dalam akses pada berbagai rejimen untuk mencegah penularan HIV dari ibuke-bayi, termasuk penggunaan nevirapine dosis tunggal bila diindikasi, dengan catatan bahwa kebanyakan perempuan hamil masih belum terjangkau dengan standar perawatan minimum ini. Referensi: B Tonwe-Gold and others (for The MTCT Plus Initiative and the ANRS Ditrame Plus Study Group). Highly Active Antiretroviral Therapy for the Prevention of Perinatal HIV Transmission in Africa: Mother-to-Child HIV Transmission Plus, Abidjan, Côte d’Ivoire, 2003-2004. Abstract 785. 12th CROI. February 22-25, 2005. Boston, MA. URL: http://www.hivandhepatitis.com/2005icr/12croi/docs/ 030205hiv_d.html
4
Sahabat Senandika No.32
Tips... Tips untuk ODHA Menjadi Odha bukan berarti kita kehilangan hak untuk menikmati hubungan yang intim dengan suami atau istri kita. Namun, ada beberapa hal yang patut diketahui tentang ‘alat’ untuk menikmati hubungan tersebut. Berikut ini merupakan tips untuk memilih dan memakai kondom dengan benar. Dengan beragam jenis kondom yang tersedia di pasaran, memilih salah satu di antaranya merupakan hal yang sulit namun mempelajari perbedaan jenisjenis kondom akan membantu kita untuk memilih kondom yang terbaik dan yang sesuai dengan kita. Kondom kulit/kondom usus domba (skin condom/lamb caecum condom) sangatlah efektif untuk mencegah kehamilan karena seperti kondom latex, kondom jenis ini tidak mengijinkan sperma untuk lewat melalui dinding kondom. Namun, karena kondom jenis ini terbuat dari lapisan membran alami, bahan ini mempunyai pori-pori kecil yang bisa menyebabkan virus HIV yang sangat kecil (mikroskopik) untuk lewat. Untuk melindungi diri Anda dan partner Anda dari HIV, pilihlah kondom latex yang diakui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jenis kondom latex di pasaran sangatlah banyak. Konsumen dapat memilihnya sesuai dengan pilihan pribadi. Kondom memiliki bentuk yang berbedabeda. Sebagian besar kondom memiliki ujung yang menyerupai tempat penyimpanan kecil. Hanya sedikit yang memiliki ujung yang polos. Sebagian besar kondom memilik bentuk yang biasa (dengan sisi yang lurus) dan bentuk ketat (memiliki lekukan pas dibawah ‘kepala’ penis). Sebagai tambahan, ada beberapa jenis kondom yang memiliki tekstur yang memiliki tonjolan. Kondom juga memiliki warna yang beragam. Pelumas pada kondom juga beragam; ada yang tidak memiliki pelumas (nonlubricated condom), kondom yang berpelumas dengan bahan silicon, dan kondom berpelumas dengan bahan dasar air (water-based lubricated condom). Kondom-kondom yang berpelumas juga ada yang dilengkapi dengan spermicide (pembunuh sperma). Semua perbedaan ini dibuat agar dapat memenuhi kebutuhan pilihan pribadi dari masing-
Juli 2005
masing orang dan untuk meningkatkan kepuasan bagi pemakainya. Sangatlah penting untuk berkomunikasi dengan pasangan Anda sebelum memakai kondom. Untuk pemakaian kondom yang benar, ikutilah langkah-langkah berikut ini: 1. Bukalah pembungkus dari salah satu sisi saja. Berhati-hatilah agar jangan sampai menyobek kondom. Kuku yang tajam atau perlakuan yang kasar dapat menyebabkan kondom menjadi rusak. Pastikanlah bungkusan dan kondomnya terlihat berada dalam kondisi yang baik. Periksalah tanggal habis masa berlaku dari kondom tersebut. 2. Tekanlah ujung kondom. Hal ini akan mengeliminasi gumpalan udara ketika kita melindungi penis dengan kondom. Membiarkan ujung kondom agar tidak berisi gumpalan udara bisa mengurangi resiko pecahnya kondom dan juga untuk memberikan ruangan bagi cairan ejakulasi. 3. Lindungilah penis dengan cara membuka gulungan kondom sampai pada pangkal penis. 4. Setelah menggunakan kondom, tariklah kondom secara perlahan dalam keadaan penis yang masih ereksi untuk menghindari tumpahnya isi kondom. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah: pakailah kondom sebelum kontak dengan kulit karena sperma dan beberapa organisme bisa tertukar tanpa penetrasi. Pakailah kondom hanya sekali saja. Jangan membuka gulungan kondom sebelum melindungi penis. Membubuhkan pelumas dengan bahan dasar air di ujung kondom dapat meningkatkan sensitivitas dan mengurangi pecahnya kondom. Pakailah pelumas yang berbahan dasar air jangan berbahan dasar minyak karena dapat menyebabkan kerusakan pada kondom latex. Jangan menggunakan kondom jika pembungkusnya sudah rusak. Jangan memakai kondom yang sudah terlalu lama ditaruh di dalam dompet karena suhu tubuh dapat juga merusak kualitas kondom. Kondom bukanlah bahan yang bisa didaur ulang secara lamiah. Jadi, janganlah membuang kondom ke dalam toilet.
5
Konsultasi
Positive Fund
Tanya jawab
Laporan Keuangan Positive Fund Yayasan Spiritia
T: Saya sudah memakai ARV. Apakah ada cara lain agar saya bisa bertahan untuk hidup sehat lebih lama? J: Walaupun sudah memakai ARV, ada banyak hal lain yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan hidup sehat. Mempertahankan kesehatan secara umum merupakan hal yang sangat penting, karena hal itu akan membantu sistem kekebalan tubuh kita untuk melawan HIV dengan lebih baik. Untuk mencapainya, ikutilah “peraturan-peraturan emas” berikut ini: Konsumsilah makanan yang bergizi baik (4 sehat 5 sempurna) dan pertahankan berat badan yang sesuai dengan usia dan tinggi tubuh kita. Hal ini akan membuat kita kuat, berenergi dan juga bertujuan untuk melindungi tubuh kita dari infeksi. Sejalan dengan memakan makanan yang bergizi baik, olahraga dapat mempertahankan massa otot, membantu kita untuk relaks dan tidur lebih baik. Selain itu, olahraga juga bisa memberikan rasa percaya diri. Pilihlah olahraga ringan dan yang kita sukai. Jalan pagi/sore, jogging, berenang, dan bersepeda santai merupakan contoh yang baik. Berolahragalah secara teratur supaya tetap sehat, kuat dan fit. Istirahatlah yang cukup. Pertahankan higienitas pribadi dengan cara mencuci tangan secara benar dan teratur, mandi, konsumsi makanan yang bersih, gunting kuku, dan lain-lain. Jika kita menyukai binatang, jagalah agar binatang-binatang tersebut tetap bersih. Ingat bahwa beberapa infeksi, penyakit dan virus bisa di dapat dari binatang (kriptosporadiosis, meningitis kriptokokus, toksoplasmosis, penisiliosis, histoplasmosis, dan lain-lain). Sedapat mungkin, jauhkanlah diri kita dari hal-hal yang kotor. Turunkan level stress/ketegangan kita. Banyak penelitian menunjukkan bahwa doa dan meditasi yang dijalankan bersama dengan istirahat yang cukup dan olahraga yang teratur bisa membantu agar Odha bisa menurunkan ketegangan akibat HIV. Hindarilah minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang.
Periode Juli 2005 Saldo awal 1 Juli 2005
11,886,675
Penerimaan di bulan Juli 2005
500,000 ________+ 12,386,675
Total penerimaan Pengeluaran selama bulan Juli : Item
Jumlah
Pengobatan Transportasi
500,000 531,000
Komunikasi Peralatan / Pemeliharaan
0 0
Modal Usaha
0 ________+
Total pengeluaran
1,031,000-
Saldo akhir Positive Fund per 31 Juli 2005
11,355,675
Sahabat Senandika Diterbitkan sekali sebulan oleh
Yayasan Spiritia dengan dukungan THE FORD ATION FOUNDA FOUND
Kantor Redaksi: Jl Radio IV/10 Kebayoran Baru Jakarta 12130 Telp: (021) 7279 7007 Fax: (021) 726-9521 E-mail:
[email protected] Editor: Hertin Setyowati Copyright 2002 Yayasan Spiritia. Izin dikeluarkan bukan untuk diperdagangkan, sehingga bila mengutip isinya Anda harus mencantumkan sumber (termasuk alamat dan nomor telepon). Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
6
Sahabat Senandika No. 32