KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
SEKRETARIAT JENDERAL PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR P.10/Setjen/Rokum/Kum.1/8/2016 TENTANG PROSEDUR PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN/PERAWATAN PESAWAT TERBANG MICROLIGHT TRIKE LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,
Menimbang
:
a.
bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat
(5)
Peraturan
P.5/Menhut-II/2014
Menteri
tentang
Kehutanan
Pedoman
Nomor
Pengoperasian,
Perawatan, dan Pemeliharaan Pesawat Terbang Microlight Trike di Lingkungan Kementerian Kehutanan, Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan
manual
pengoperasian
dan
manual
perawatan pesawat terbang microlight trike; b.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang
Prosedur
Pengoperasian
dan
Pemeliharaan
/Perawatan Pesawat Terbang Microlight Trike lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Mengingat
:
1.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,
Peraturan Sekretaris Jenderal KLHK
Halaman - 1 -
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2.
Undang-Undang
Nomor
41
Tahun
1999
tentang
Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor
3888),
sebagaimana
telah
diubah
dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan
Peraturan
Pemerintah
Pengganti
Undang-
Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 3.
Undang-Undang Penerbangan
Nomor
(Lembaran
1
Tahun
Negara
2009
Republik
tentang Indonesia
Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 4.
Undang-Undang Perlindungan
Nomor
dan
32
Tahun
Pengelolaan
2009
tentang
Lingkungan
Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia
Nomor 5059); 5.
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara
Republik
Indonesia
Tahun
2001
Nomor
9,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4075); 6.
Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandaraudaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4146);
7.
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara / Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533);
8.
Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Halaman - 2 -
P.10/Setjen/Rokum/Kum.1/8/2016
4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5); 9.
Peraturan
Presiden
Organisasi
Nomor
Kementerian
7
Tahun
Negara
2015
tentang
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 10.
Peraturan Presiden Nomor 16 Kementerian
Lingkungan
Tahun 2015 tentang
Hidup
dan
Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 17); 11.
Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Tahun 2014-2019, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 83/P Tahun 2016 tentang Penggantian Beberapa Menteri Negara Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019;
12.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 25 Tahun 2008
tentang
Penyelenggaraan
Angkutan
Udara,
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 5 Tahun 2015 tentang
Perubahan
Perhubungan
Kedua
Nomor
KM
atas 25
Peraturan
Tahun
2008
Menteri tentang
Penyelenggaraan Angkutan Udara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 6); 13.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 2013 tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 631);
14.
Peraturan II/2013
Menteri
tentang
Kehutanan
Pengelolaan
Nomor Sarana
P.38/Menhutdan
Peralatan
Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 924); 15.
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.5/Menhut-II/2014 tentang
Pedoman
Pemeliharaan/perawatan
dan
Pengoperasian, Pemeliharaan
Pesawat
Terbang Microlight Trike di Lingkungan Kementerian Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 55); Peraturan Sekretaris Jenderal KLHK
Halaman - 3 -
16.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 18/MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 713); MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
PERATURAN
SEKRETARIS
JENDERAL
KEMENTERIAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TENTANG PROSEDUR PENGOPERASIAN PESAWAT
DAN
TERBANG
PEMELIHARAAN/PERAWATAN MICROLIGHT
TRIKE
LINGKUP
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Sekretaris Jenderal ini, yang dimaksud dengan : 1.
Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara,
angkutan
udara,
navigasi
penerbangan,
keselamatan dan keamanan, lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya. 2.
Keselamatan terpenuhinya
Penerbangan
adalah
persyaratan
suatu
keadaan
keselamatan
dalam
pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya. 3.
Keamanan Penerbangan adalah suatu keadaan yang memberikan tindakan
perlindungan
melawan
pemanfaatan
kepada
hukum
sumberdaya
penerbangan
melalui
manusia,
dari
keterpaduan fasilitas,
dan
prosedur. 4.
Navigasi Penerbangan adalah proses mengarahkan gerak pesawat udara dari suatu titik ke titik yang lain dengan
Halaman - 4 -
P.10/Setjen/Rokum/Kum.1/8/2016
selamat dan lancar untuk menghindari bahaya dan/atau rintangan penerbangan. 5.
Air
Traffic
Control
(ATC)
adalah
Sistem
layanan
pengaturan lalu lintas di udara untuk mencegah antar pesawat terlalu dekat satu sama lain, mencegah tabrakan antar pesawat udara dan pesawat udara dengan rintangan yang ada di sekitarnya selama beroperasi. 6.
Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau di perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi, yang
dilengkapi
dengan
fasilitas
keselamatan
dan
keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya. 7.
Bandar Udara Khusus adalah Bandar udara yang hanya digunakan untuk melayani kepentingan sendiri untuk menunjang kegiatan usaha pokoknya.
8.
Airlaw (Hukum Udara) adalah hukum dan regulasi yang mengatur penggunaan ruang udara yang bermanfaat bagi penerbangan, kepentingan umum, dan bangsa-bangsa di dunia.
9.
Radiotelephony adalah komunikasi antara pilot dengan personel ATC (Ground Personel) atau dengan yang lainnya digunakan untuk mengirimkan perintah informasi yang layak,
penting
dalam
membantu
keselamatan
penerbangan dan kelancaran operasi penerbangan. 10.
Izin Angkutan Udara Bukan Niaga adalah izin yang diterbitkan oleh Menteri Perhubungan untuk angkutan udara
yang
melayani
kepentingan
Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dilakukan untuk mendukung kegiatan pengurusan hutan. 11.
Kelaikudaraan adalah terpenuhinya persyaratan desain tipe pesawat udara dan dalam kondisi aman untuk beroperasi.
Peraturan Sekretaris Jenderal KLHK
Halaman - 5 -
12.
Sertifikat/Izin Kelaikudaraan (Certificate of Airworthiness) adalah sertifikat atau izin yang diberikan oleh Menteri Perhubungan atas terpenuhinya persyaratan desain tipe pesawat udara dan dalam kondisi aman untuk beroperasi.
13.
Lisensi adalah surat izin yang diberikan kepada seseorang yang
telah
memenuhi
persyaratan
tertentu
untuk
melakukan pekerjaan dibidangnya dalam jangka waktu tertentu. 14.
Sport Pilot License (SPL) yang selanjutnya disebut SPL adalah lisensi penerbang yang dipersyaratkan untuk pesawat terbang ringan (Light Sport Aircraft/LSA).
15.
Sertifikat Kompetensi adalah tanda bukti seseorang telah memenuhi
persyaratan
pengetahuan,
keahlian,
dan
kualifikasi dibidangnya. 16.
Pengujian
Kesehatan
Kelas
2
adalah
Sertifikasi
Kesehatan kelas 2 yang diterbitkan oleh Balai Kesehatan Penerbangan bagi personel ATC, Private Pilot, Sport Pilot dan Flight Attendant. 17.
Pesawat Terbang Microlight Trike adalah jenis pesawat terbang beroda 3 (tiga) dengan maximum take off weight 450 kg dan memiliki kapasitas 2 penumpang.
18.
Sayap/Wing
pesawat adalah
struktur
yang
memiliki
penampang berbentuk airfoil yang disambungkan di masing-masing sisi fuselage dan merupakan permukaan yang menghasilkan gaya angkat (Lift) guna mengimbangi berat pesawat. 19.
Mesin/Engine Pesawat adalah suatu alat yang di desain untuk
menghasilkan
gaya
dorong
(Thrust)
untuk
mengimbangi gaya hambat (Drag). 20.
Baling-baling/Propeller adalah kitiran atau bilah yang berputar yang berfungsi untuk mengendalikan aliran udara dan menghasilkan perbedaan tekanan antara permukaan bagian depan dan belakang.
21.
Pesawat Terbang Ringan (Light Sport Aircraft) adalah pesawat terbang yang memiliki maximum take off weight (MTOW) kurang dari 12.500 lb/ 5670 kg.
Halaman - 6 -
P.10/Setjen/Rokum/Kum.1/8/2016
22.
Pengoperasian Pesawat Terbang Microlight Trike adalah suatu
kegiatan
pendayagunaan,
perawatan
dan
pemeliharaan Pesawat Terbang Microlight Trike berikut sarana,
prasarana,
dan
sumberdaya
manusia
pendukungnya. 23.
Pemeliharaan/Perawatan
adalah
suatu
rangkaian
kegiatan untuk menjaga kondisi dan memperbaiki semua Barang Milik Negara agar selalu dalam keadaan baik dan layak serta siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna; 24.
Personel
Penerbangan
adalah
personel
yang
berlisensi/bersertifikat yang diberi tugas dan tanggung jawab di bidang penerbangan pesawat terbang microlight trike. 25.
Pilot adalah seseorang yang ditunjuk baik PNS dan/atau ASN atau Non ASN yang telah memiliki kemampuan khusus dan telah tersertifikasi untuk mengemudikan/ mengawaki pesawat terbang Microlight Trike.
26.
Personel
ATC
kemampuan
adalah
khusus
seseorang
dan
telah
yang
memiliki
tersertifikasi
untuk
melakukan pengaturan lalu lintas udara. 27.
Tenaga Potret Udara adalah seseorang yang ditunjuk untuk melakukan tugas pemantauan kawasan hutan, tata batas kawasan, inventarisasi tegakan, perlindungan dan pengamanan hutan, pemantauan hotspot melalui udara.
28.
Perawat Pesawat adalah seseorang yang ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan/perawatan pesawat terbang Microlight Trike lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
29.
Pemandu Darat/Ground Crew adalah personel darat yang bertanggung jawab dalam memberikan layanan informasi cuaca, pengaturan lalu lintas udara dan layanan lain yang diperlukan terkait aktivitas dan operasional Pesawat Terbang Microlight Trike di bandar udara.
30.
Sekretaris
Jenderal
adalah
Sekretaris
Jenderal
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Peraturan Sekretaris Jenderal KLHK
Halaman - 7 -
BAB II MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 (1)
Peraturan Sekretaris Jenderal ini dimaksudkan sebagai pedoman
bagi
Satuan
Kerja
Lingkup
Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam Pengoperasian dan Pemeliharan/Perawatan Pesawat Terbang Microlight Trike. (2)
Tujuan
Prosedur
Pengoperasian
dan
Pemeliharan/
Perawatan Pesawat Terbang Microlight Trike meliputi : a.
Mengutamakan
dan
menjamin
keamanan
serta
keselamatan dalam penggunaan dan pemeliharan/ perawatan pesawat terbang Microlight Trike; b.
Meningkatkan mengoptimalkan
kemampuan penggunaan
operator dan
dalam
pemeliharan/
perawatan pesawat terbang Microlight Trike; dan c.
Keseragaman
dalam
pengoperasian
dan
pemeliharan/perawatan pesawat terbang Microlight Trike di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (3)
Ruang
lingkup
Prosedur
Pengoperasian
dan
Pemeliharaan/Perawatan Pesawat Terbang Microlight Trike Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, meliputi: a.
Penanggung Jawab Pengelola;
b.
Personel Penerbangan;
c.
Pengoperasian; dan
d.
Pemeliharan/Perawatan. BAB III PENANGGUNG JAWAB PENGELOLA Pasal 3
(1)
Pengelolaan Pesawat Terbang Microlight Trike Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mendukung aktivitas
Halaman - 8 -
pengelolaan
hutan,
antara
lain
pemetaan,
P.10/Setjen/Rokum/Kum.1/8/2016
pengawasan dan pengendalian kawasan (surveillance), pengecekan batas hutan, pengamanan hutan, patroli, pemantauan hotspot, evakuasi dan pemantauan potensi sumberdaya hutan. (2)
Pengelolaan Pesawat Terbang Microlight Trike sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh penanggung jawab Pengelola Pesawat Terbang Microlight Trike.
(3)
Penanggung Jawab Pengelola Pesawat Terbang Microlight Trike sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari : a.
Sekretaris Jenderal;
b.
Sekretaris Direktorat Jenderal/Sekretaris Badan/ Direktur/Kepala
Biro/Kepala
Pusat
lingkup
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; c.
Kepala Unit Pelaksana Teknis lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
(4)
Penanggung Jawab Pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. BAB IV PERSONEL PENERBANGAN Bagian Kesatu Umum Pasal 4 (1)
Personel
Penerbangan Pesawat Terbang Microlight Trike terdiri dari : a.
Pilot;
b.
Tenaga Potret Udara;
c.
Perawat Pesawat;
d.
Personel ATC; dan,
e.
Pemandu Darat.
Peraturan Sekretaris Jenderal KLHK
Halaman - 9 -
(2)
Personel Penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh Kepala Satuan Kerja yang menggelola Pesawat Terbang Microlight Trike dan disampaikan kepada Sekretaris Jenderal. Bagian Kedua Persyaratan Personel Penerbangan Pasal 5
(1)
Persyaratan
Personel
Penerbangan
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), antara lain: a.
Pegawai
Aparatur
Sipil
Negara/Pegawai
Non
Aparatur Sipil Negara;
(2)
b.
Memiliki integritas;
c.
Memiliki disiplin tinggi;
d.
Memiliki tanggung jawab.
Persyaratan teknis personel penerbangan sebagaimana tercantum
dalam
Lampiran
I
Peraturan
Sekretaris
Jenderal ini. Bagian Ketiga Pelatihan Personel Penerbangan Pasal 6 (1)
Dalam hal Calon Personel Penerbangan Pesawat Terbang Microlight Trike sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5,
Kepala Satuan Kerja Pengelola Pesawat
Terbang Microlight Trike dapat melaksanakan kegiatan pelatihan. (2)
Kegiatan
pelatihan
Personel
Penerbangan
Pesawat
Terbang Microlight Trike sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaporkan kepada Sekretaris Jenderal. (3)
Pelaksanaan kegiatan pelatihan Personel Penerbangan Pesawat Terbang Microlight Trike dapat mengundang
Halaman - 10 -
P.10/Setjen/Rokum/Kum.1/8/2016
Pelatih dari Kementerian Perhubungan atau pelatih yang berkompeten dalam bidangnya. (4)
Pelaksanaan kegiatan pelatihan pilot dapat mengundang Pelatih/Instruktur dari Club/Perorangan yang memiliki SPL
dan/atau
berpengalaman
sebagai
pelatih
dan
memiliki minimal 200 (dua ratus) jam terbang. Bagian Keempat Pengujian Kesehatan Pilot Pasal 7 Pilot wajib melakukan
pengujian kesehatan kelas 2 sesuai
dengan
perundang-undangan
ketentuan
di
bidang
penerbangan. Bagian Kelima Sertifikasi Personel Penerbangan Pasal 8 (1) Penerbangan Sertifikasi
meliputi Personel
Sertifikasi
Personel
Sertifikasi Perawat
Pilot,
Pesawat,
Sertifikasi Personel ATC, dan/atau Sertifikasi Pemandu Darat. (2)
Persyaratan
untuk
mengajukan SPL calon pilot wajib memiliki sertifikat
kesehatan
kelas
2,
Airlaw,
Radiotelephony dan lolos check-ride. (3)
Bagi pilot yang tidak
aktif terbang minimal 3 bulan berturut-turut sebelum
mengikuti
check-ride
wajib
melakukan penyegaran terbang.
Peraturan Sekretaris Jenderal KLHK
Halaman - 11 -
(4)
Persyaratan
untuk
mengajukan
Sertifikasi
Perawat
Pesawat, wajib memiliki lisensi dasar perawat pesawat udara (basic aircraft maintenance). (5)
Persyaratan untuk mengajukan Sertifikasi Personel ATC, wajib memiliki sertifikat radiotelephony dan airlaw.
(6)
Persyaratan
untuk
Pemandu
Darat,
wajib
memiliki
sertifikat Ground Handling. (7)
Sekretariat Jenderal melalui Pusat Keteknikan Kehutanan dan Lingkungan memfasilitasi Penyegaran Terbang dan Sertifikasi Personel Pilot, Sertifikasi Perawat Pesawat, dan Sertifikasi Personel ATC lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. BAB V PENGOPERASIAN Pasal 9
Prosedur Lingkup
Pengoperasian Kementerian
Pesawat
Terbang
Lingkungan
Hidup
Microlight Trike dan
Kehutanan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Sekretaris Jenderal ini. Pasal 10 Prosedur Pengoperasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, merupakan acuan dalam pengoperasian Pesawat Terbang Microlight Trike.
Halaman - 12 -
P.10/Setjen/Rokum/Kum.1/8/2016
BAB VI PEMELIHARAAN/PERAWATAN Pasal 11 Prosedur Pemeliharan/Perawatan Pesawat Terbang Microlight Trike Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Sekretaris Jenderal ini. Pasal 12 Prosedur
Pemeliharan/Perawatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, merupakan
acuan
dalam
perawatan
Pesawat Terbang Microlight Trike.
BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Sekretaris Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Agustus 2016 Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIS JENDERAL
KEPALA BIRO HUKUM, ttd. KRISNA RYA
Salinan
BAMBANG HENDROYONO
Sesuai
Peraturan Sekretaris Jenderal KLHK
dengan
asl Halaman - 13 -
LAMPIRAN
I
PERATURAN
SEKRETARIS
JENDERAL
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR P.10/Setjen/Rokum/Kum.1/8/2016 TENTANG
PROSEDUR
PENGOPERASIAN
PEMELIHARAN/PERAWATAN MICROLIGHT
TRIKE
PESAWAT
LINGKUP
DAN
TERBANG
KEMENTERIAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PROSEDUR PENGOPERASIAN PESAWAT TERBANG MICROLIGHT TRIKE LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN I.
PENGGUNAAN Penggunaan pesawat terbang Microlight Trike antara lain : 1.
Pengamanan Hutan;
2.
Patroli Udara;
3.
Pengawasan dan Pengendalian Kawasan Hutan dan Lingkungan (forest and environment surveillance);
4.
Pemantauan Hotspot;
5.
Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan;
6.
Pemetaan Tata Batas;
7.
Percepatan Proses Penetapan Kawasan Hutan;
8.
Inventarisasi dan Pemantauan Sumberdaya Hutan;
9.
Survey Udara untuk Areal Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH);
10.
Potret Udara untuk Koreksi Informasi Geospasial Database;
11.
Tanggap Cepat Bencana Alam;
12.
Penebaran Benih;
13.
Pengendalian Hama dan Penyakit.
Halaman - 14 -
Lampiran I
II.
MEKANISME Mekanisme penggunaan pesawat terbang microlight trike terdiri dari: 1.
Kelengkapan Dokumen a.
SPL yang masih berlaku;
b.
Bukti Kepemilikan Pesawat Terbang Microlight Trike;
c.
Sertifikat Pendaftaran (Certificate of Registration) yang masih berlaku;
d.
Sertifikat Kelaikudaraan yang masih berlaku, terdiri atas sertifikat kelaikudaraan standar pertama (initial airworthiness certificate) dan sertifikat kelaikudaraan standar lanjutan (continuous airworthiness certificate);
2.
e.
Buku Catatan Pilot (Pilot Log Book);
f.
Buku Catatan Pesawat (Aircraft Log Book);
g.
Daftar pemeriksaan sebelum terbang (Pre-Flight Check List).
Tahap Perencanaan Menyusun rencana penerbangan sebagaimana Tabel 1 (Form Flight Plan).
3.
Tahap Perizinan Surat Pemberitahuan Perihal Rencana dan Kegiatan Penerbangan, ditujukan kepada Kepala Bandara dan/atau Komandan Lapangan Udara dan mengetahui ATC setempat.
4.
Menyiapkan Surat Tugas dari Kepala Unit Pelaksana Teknis/ Satuan Kerja Pengelola Pesawat Terbang Microlight Trike.
III.
PERSYARATAN TEKNIS A.
B.
Personel Penerbangan meliputi : 1.
Pilot Pesawat Terbang Microlight Trike;
2.
Personel Potret udara;
3.
Perawat Pesawat Terbang Microlight Trike;
4.
Personel ATC;
5.
Personel Pemandu Darat.
Persyaratan Pilot Pesawat Terbang Microlight Trike :
1.
Sekurang - kurangnya telah memiliki minimal 15 jam terbang tandem dan 5 jam terbang solo.
2.
Memiliki SPL yang masih berlaku.
Prosedur Pengoperasian Microlight Trike
Halaman - 15 -
3.
Menguasai
pengetahuan
tentang
angin
dan
cuaca
lokal,
aerodinamika dan prinsip-prinsip penerbangan, serta pengetahuan tentang visual flight rules dan navigasi.
4.
Sehat jasmani dan rohani, serta tidak mengidap penyakit yang membahayakan selama penerbangan dan tidak tergantung dengan minuman keras/obat-obatan terlarang.
5.
Menguasai sistem navigasi menggunakan GPS dan compass.
6.
Bertanggung jawab dalam menentukan laik atau tidaknya pesawat terbang microlight trike untuk diterbangkan (Pilot In Command).
7.
Melakukan komunikasi dan melaporkan rencana penerbangan untuk setiap kegiatan melalui radio dengan ATC dan/atau Pemandu
Darat
disetiap
tahapan/pergerakan
kegiatan
penerbangan.
8.
Cukup gizi dan cukup tidur/istirahat malam minimal 6 jam sebelum melakukan penerbangan.
9.
Mempersiapkan rencana terbang/flight plan dengan teliti sebelum melakukan penerbangan.
10. Mengisi form flight plan sebagaimana contoh pada tabel 1; 11. Melakukan
pengecekan
sebelum
Inspections) dan pengecekan setelah
penerbangan
(Preflight
penerbangan (Post Flight
Inspections).
12. Untuk kondisi emergency pada saat terbang, wajib mengutamakan keselamatan diri sendiri dan penumpang.
13. Pada saat melakukan penerbangan, wajib dilengkapi dengan radio komunikasi, intercom dan head set 2 arah.
14. Dilindungi dengan asuransi jiwa. 15. Ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis / Satuan Kerja Pengelola Microlight Trike. C.
Persyaratan Personel Potret Udara 1.
Memiliki pengetahuan Fotografi dan Fotogrametri.
2.
Memiliki kompetensi pemetaan.
Halaman - 16 -
Lampiran I
3.
Sehat jasmani dan rohani, serta tidak mengidap penyakit yang membahayakan selama penerbangan dan tidak tergantung dengan minuman keras/obat-obatan terlarang.
4.
Cukup gizi dan cukup tidur/istirahat malam minimal 6 jam sebelum melakukan penerbangan.
5.
Ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis / Satuan Kerja Pengelola Microlight Trike.
D.
Persyaratan Perawat Pesawat terbang Microlight Trike: 1.
Memiliki lisensi Mekanik Pesawat Terbang (Basic Aircraft Licence) dan/atau telah mengikuti pelatihan dasar perawatan pesawat terbang microlight trike.
2.
Ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis / Satuan Kerja Pengelola Microlight Trike.
E.
Persyaratan Personel ATC 1.
Memiliki lisensi Personel ATC dan/atau telah mengikuti pelatihan dasar lalu lintas udara (Air Traffic Control).
2.
Ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis / Satuan Kerja Pengelola Microlight Trike.
F.
Persyaratan Personel Pemandu Darat Pesawat Terbang Microlight Trike 1.
Memiliki kemampuan untuk mengkoordinasikan pengoperasian pesawat terbang microlight trike di lapangan.
2.
Ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis / Satuan Kerja Pengelola Microlight Trike.
G.
Perlengkapan pada Pesawat Terbang Microlight Trike :
1.
Airspeed Indikator;
2.
Altimeter;
3.
Hourmeter;
4.
RPM dan water temperatur;
Prosedur Pengoperasian Microlight Trike
Halaman - 17 -
H.
5.
Radio komunikasi, intercom dan headset;
6.
Compass;
7.
GPS (Global Positioning System);
8.
Safetybelt;
9.
Emergency Locator Transmitter (ELT);
10.
Roket Parasut;
11.
Landing Light;
12.
Survival Kit.
Perlengkapan Pilot/Co-Pilot/Penumpang Pesawat Terbang Microlight Trike 1. Helm Pilot; 2. Gogle mask; 3. Sarung Tangan; 4. Flying Suit/Jaket; 5. Sepatu.
I.
Airstrip Airstrip yang dapat digunakan oleh pesawat terbang microlight trike memiliki fasilitas minimal meliputi : 1.
Landasan Pacu Pesawat (runway) a.
Kondisi sekitar runway harus bebas dari halangan (obstacle) berupa pohon, jaringan listrik (power line), rumah tinggi, rawa-rawa,
pegunungan.
Sebaiknya
runway
berada
di
tempat yang jauh dari pemukiman. b.
Dalam penentuan lokasi runway disesuaikan dengan arah angin yang dominan sebagai arah utama runway. Contoh apabila di lokasi runway tersebut angin paling sering bertiup dari barat dan timur, sebaiknya arah runway membujur dari barat/timur.
c.
Runway
bisa
berupa
runway
tanah,
runway
tanah
berumput, runway aspal, dan runway beton. Untuk runway tanah berumput, tinggi rumput maksimal adalah 10 cm.
Halaman - 18 -
Lampiran I
d.
Runway yang baik harus mempunyai taxiway, yaitu tempat pesawat berjalan dari apron menuju runway dan persiapan sebelum melakukan take-off.
e.
Runway harus mempunyai nomor azimuth runway yang menunjukkan arah landasan tersebut. Penomoran runway sesuai
standar
internasional
dilakukan
dengan
arah
berlawanan dengan arah azimuth. Misal pada ujung runway yang
berada
di
arah
barat
sempurna
(270°)
maka
penomorannya menggunakan azimuth lawannya (arah timur = 90). f.
Runway
dilengkapi
dengan
windshock
(penentu
arah
angin/kantong angin) untuk mengetahui arah angin pada saat dilakukan take off dan landing, dipasang pada tempat di sekeliling
2.
runway
dan
mudah
terlihat.
Hanggar (Tempat Penyimpanan Pesawat) a.
Hanggar memiliki luas dan tinggi yang cukup untuk menyimpan pesawat dan dapat melindungi pesawat dari angin, hujan maupun panas langsung matahari.
b.
Hanggar
dilengkapi
dengan
alat
pemadam
kebakaran,
kompresor, toolkit dan special tool, penyimpanan bahan bakar dan peralatan P3K yang diperlukan setiap saat. c.
Hangar dilengkapi dengan garis pandu (guiding line) yang berfungsi untuk memandu pesawat masuk hangar dengan posisi tepat di tengah -tengah hangar.
Prosedur Pengoperasian Microlight Trike
Halaman - 19 -
d.
Hanggar dilengkapi dengan marka/tanda peringatan yang diperlukan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan area hanggar.
e.
Tidak diperkenankan merokok di dalam hangar.
f.
Dilarang menghidupkan pesawat terbang microlight trike di dalam hangar dan memasukkan pesawat
terbang
microlight trike ke dalam
hangar
dengan
mesin
pesawat
dalam
keadaan hidup. 3.
Menara Pengawas a.
Menara
pengawas
berfungsi
untuk membantu pilot pada saat lepas landas, terbang dan mendarat (take off, cruising, and
landing)
serta
menginformasikan cuaca lokal disekitar airstrip. b.
Menara pengawas dilengkapi dengan
peralatan
radio
komunikasi. IV.
PROSEDUR PENGOPERASIAN A.
Prosedur Normal (Normal Procedures) 1.
Pengecekan
Sebelum
Penerbangan (Preflight Inspections)
a.
Pemeriksaan Sayap
Halaman - 20 -
(Wing Lampiran I
Preflight Inspections), meliputi: 1)
Memeriksa jepitan moncong sayap (nose wing) dan memastikan
terpasang
aman
dan
terkunci
serta
perekat kain (Velcro) terpasang rapi. 2)
Memeriksa leading edge dan memastikan kondisinya baik.
3)
Memeriksa
engsel
cross
bar
dan
memastikannya
terpasang dengan aman. 4)
Memeriksa
kedua
ujung
sayap
dan
memastikan
kondisinya baik, serta webbing yang mengikatnya terpasang dengan aman. 5)
Memeriksa batten dan memastikan tetap elastis dan terpasang dengan aman.
6)
Memeriksa
cross
bar
dapat
bergerak
bebas
dan
berfungsi dengan baik. Jarak minimum ujung sayap kanan/kiri dengan tanah apabila cross bar digerakan maksimal ke kanan/kiri adalah 10 cm. 7)
Memeriksa
hang
pont
(universal
bracket)
dan
memastikan kondisinya terpasang dengan aman. 8)
Memeriksa semua kabel/wire dan memastikan dalam kondisi baik.
9)
Memeriksa semua pipa/tube dan memastikan dalam kondisi baik dan tidak ada retakan.
10)
Memeriksa semua baut dan mur, dan memastikan semuanya terpasang dengan aman dan terkunci.
11)
Melihat dan memeriksa sayap dan komponennya, pastikan semuanya terpasang simetris.
12)
Sayap dalam keadaan bebas bergerak setelah dipasang dengan trike.
b.
Pemeriksaan Trike (Trike Preflight Inspections), meliputi: 1)
Memeriksa sistem bahan bakar dan mesin, selanjutnya memastikan tidak ada kebocoran pada sistem bahan bakar dan mesin.
Prosedur Pengoperasian Microlight Trike
Halaman - 21 -
2)
Memeriksa
filter
bahan
bakar
dan
memastikan
kondisinya bersih dan berfungsi dengan baik. 3)
Membuang bahan bakar sebanyak kurang lebih 200 ml dari pipa fuel drain di tangki bagian bawah untuk memastikan tidak terdapat campuran air pada bahan bakar.
4)
Memeriksa bahan bakar agar selalu dalam keadaan penuh untuk menghindari penguapan bahan bakar, selain lebih aman dalam menghadapi keadaan darurat pada saat terbang.
5)
Memeriksa air radiator dan memastikan kondisinya selalu penuh.
6)
Memeriksa
selang
air
radiator
dan
memastikan
kondisinya aman dan berfungsi dengan baik. 7)
Memeriksa oli pada Rotary Valve dan memastikan oli pada level yang ditentukan pada tabung, jika kurang maka isi kembali oli sampai batas yang ditentukan. Periksa tekanan oli (2 bar/30 psi selama 10 detik), hanya untuk mesin 4 Tak tipe 912 UL.
8)
Memeriksa propeler dengan cermat dan memastikan tidak ada keretakan dan bagian yang pecah pada propeler dapat berputar dengan aman.
9)
Memeriksa
kabel/wire
pada
sumbu
roda
dan
memastikan kondisinya bersih dan tidak ada rumput maupun kotoran lain. 10)
Memeriksa semua baut dan memastikan kondisinya tidak ada yang bengkok, patah, retak, maupun mulai terlihat berkarat.
11)
Memeriksa
apakah
sistem
kelistrikan
aman
dan
berfungsi dengan baik. 12)
Memeriksa instrumen dan pastikan semuanya bekerja dengan baik.
13)
Gerakan
pedal/throttle
gas,
pastikan
semuanya
berfungsi dengan baik. Halaman - 22 -
Lampiran I
14)
Memeriksa
ban
dan
memastikan
ketiga
ban
mempunyai tekanan angin yang cukup. 15)
Memeriksa seat belt terpasang dengan baik.
16)
Memeriksa
komponen
mesin
dan
memastikan
semuanya dalam kondisi bagus dan terpasang dengan baik, seperti filter udara, knalpot, dan busi. 17)
Parasut (jika terpasang) : Pastikan pin pengaman sudah dilepas.
c.
18)
Indikator rem dalam keadaan menyala / parkir.
19)
Helm terpasang dengan aman.
Penggunaan dan pengisian bahan bakar
1)
Memeriksa selang-selang bahan bakar dan memastikan tidak ada kebocoran.
2)
Periksa kondisi bahan bakar untuk memastikan tidak ada unsur air atau unsur lain yang tercampur dalam tangki bahan bakar.
3)
Tangki
bahan
bakar
mempunyai
saluran
drain
(pembuangan) yang berada di bawah dasar tangki.
4)
Periksa selalu kondisi filter bahan bakar yang berada di belakang
tempat
duduk
penumpang
(rear
seat),
pastikan dalam keadaan bersih dan tidak tersumbat kotoran.
5)
Tangki bahan bakar dalam keadaan tertutup rapat setelah pengisian bahan bakar.
6)
Dilarang mengisi bahan bakar dalam keadaan mesin masih panas.
7)
Untuk pesawat microlight trike yang menggunakan oli samping, masukkan oli yang direkomendasikan ke dalam tangki oli samping.
8)
Bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar yang memiliki nilai oktan minimal 92.
9)
Untuk penggunaan bahan bakar yang memiliki nilai oktan di bawah 92, dapat menggunakan oktan booster.
Prosedur Pengoperasian Microlight Trike
Halaman - 23 -
d.
Prosedur menghidupkan mesin (Mesin yang digunakan adalah Rotax 582 UL DCDI tipe 2 langkah, 65 HP Starter Elektrik dan/atau Rotax 912 UL DCDI tipe 4 langkah, 81 HP starter elektrik.) 1)
Periksa posisi switch on/off dan pedal gas (throttle).
2)
Pastikan sistem perapian (ignition system) dan sistem pengendali
mesin
(engine
control
system)
bekerja
dengan baik. 3)
Pastikan keran bahan bakar dalam posisi terbuka.
4)
Kondisi hand throttle pada kondisi off.
5)
Gunakan full choke apabila bahan bakar belum mencapai mesin.
6)
Pastikan keadaan di sekitar propeler tidak ada orang.
7)
Pilot meneriakan clear prop sebelum menghidupkan mesin.
8)
Personel pemandu darat meneriakan clear ketika kondisi di sekitar propeler bebas dari penghalang (obstacle).
9)
Hidupkan mesin dengan cara menghidupkan switch on/off, kunci kontak, dan menekan elektric starter di sebelah kanan dashboard (aktifkan sistem choked sebelum mesin dihidupkan apabila dibutuhkan).
10)
Pertahankan gas pada kondisi iddle pada 2000 rpm selama 2 menit setelah mesin hidup.
11)
Naikan putaran mesin secara bertahap, kemudian turunkan posisi choke hingga pada posisi off.
12)
Trike ditahan dengan menggunakan penahan roda (U-holder) agar tidak bergerak maju ketika mesin sudah dihidupkan.
13)
Tidak diperkenankan terlalu lama memanaskan mesin di ground terutama dengan rpm tinggi.
14)
Tidak diperkenankan meninggalkan pesawat dalam keadaan mesin menyala.
15)
Pastikan
mesin
dalam
kondisi
normal
ketika
dihidupkan. 16)
Setelah
mesin
dipanaskan,
matikan
mesin
pada
kondisi iddle. Dilarang mematikan mesin pada rpm Halaman - 24 -
Lampiran I
tinggi
yang
dapat
mengakibatkan
mesin
banjir,
sehingga sulit untuk dihidupkan. 17)
Sebelum melakukan penerbangan, harus melakukan pengecekan seluruh elemen trike, dengan membuat checklist TWIMPFISCH : T
:
Throttle – full and free movement Tyres – Inflated and seviceable
W
:
Wind – Check direction and strenght Wire – Secure and airworthy
M
:
Mixture – chokes off
P
:
Pins – Fitted and secured
F
:
Fuel – On and sufficient
I
:
Instrument – Check, set, and operational
S
:
Switch – Ignition check (All Switch On)
C
:
Controls – Pitch and roll Chokes – Remove (Secure in Aircraft)
H 2.
Prosedur
:
Harness and Helmet in place and secure
Pada
Saat
Melakukan
Penerbangan
(INFLIGHT
PROCEDURES) a.
Take Off 1)
Melakukan komunikasi dengan personel ATC.
2)
Perhatikan selalu
keadaan
angin di landasan pacu, take off dilakukan pada kondisi angin headwind (angin dari depan pesawat). 3)
Pada saat take off, sayap harus pada posisi trim level.
4)
Injak pedal gas secara perlahan dengan akselerasi yang sesuai
untuk
mencapai
take
off
safety
speed
(kecepatan aman untuk take off). 5)
Injak pedal gas hingga full power pada kondisi beban
Prosedur Pengoperasian Microlight Trike
Halaman - 25 -
maksimum. 6)
Pada saat pesawat mencapai take off safety speed, control
bar
didorong
ke
depan
sampai
pesawat
mempunyai daya angkat dan terbang. 7)
Setelah pesawat mengudara, control bar harus ditarik ke belakang sesuai dengan kebutuhan untuk tetap pada take off safety speed dan climb.
8)
Pesawat akan mengudara dipengaruhi oleh berat penumpang, keadaan suhu, permukaan airstrip, arah angin, kepadatan udara, dan faktor lainnya.
9)
Setelah take off, usahakan pesawat tetap climb sampai mendapatkan ketinggian yang cukup aman dengan cara tetap mendorong control bar dan menekan pedal gas secara perlahan.
10)
Setelah mencapai ketinggian aman, kembalikan gas pada posisi yang disebut cruising speed (5000 – 5200 rpm). Pada kecepatan ini, pesawat berada pada posisi maintain level flight.
11)
Hindari mendorong atau menarik control bar (pitching) sampai
pada
mencapai
450
posisi
moncong
sayap
(nose
wing)
dari horison. Climb secara ekstrim
dengan posisi yang curam akan membahayakan dan mengakibatkan stall (kehilangan gaya angkat). b.
Belok
1)
Posisi belok dapat dilakukan dengan menggerakkan control bar ke kiri atau
ke
kanan.
Jika akan belok kiri, maka control bar digerakkan ke kanan, sebaliknya jika akan belok kanan, maka control bar digerakkan ke kiri.
2) Halaman - 26 -
Jika menghendaki belok dengan kecepatan, maka Lampiran I
pergerakan
control bar
bisa
digabungkan
dengan
gerakan menarik ke dalam control bar.
3)
Posisi control bar harus dikembalikan ke posisi trim ketika pesawat trike sudah mencapai arah belok yang dikehendaki.
4)
Tidak diperkenankan berbelok dengan ketinggian yang tidak cukup.
5)
Dilarang
membuat
putaran
U
(U-Turn)
pada
saat pesawat baru mengudara (airborne).
6)
Arah
posisi
pandang
pilot
pada
saat
belok
menyesuaikan arah belok.
7) c.
Dilarang belok melebihi 600.
Stalls
1)
Untuk keadaan dimana pesawat stall baik dalam keadaan mesin hidup atau mati, seorang pilot harus segera
mengembalikan
secara
perlahan
pesawat
dengan tetap memperhatikan kecepatan.
2)
Stall recovery secara tiba-tiba dapat mengakibatkan pesawat cepat kehilangan ketinggian.
3)
Jangan pernah melakukan peningkatan ketinggian (climbing) dengan moncong sayap (nose wing) naik terlalu tinggi.
4)
Sebagai patokan, sudut dimana pesawat mengalami stall adalah sebanding dengan sudut dimana pesawat akan memulihkan stall.
d.
Landing
1)
Usahakan
landing
dilakukan
dengan
long
straight
approach menghadap angin(headwind).
2)
Pilot harus berusaha meluruskan
Prosedur Pengoperasian Microlight Trike
arah Halaman - 27 -
terbang pesawat dengan runway di depannya.
3)
Approach landing bisa dilakukan tanpa menggunakan engine
power
(mengurangi
gas)
dengan
catatan
airspeed pesawat cukup memenuhi syarat approach speed.
Dalam
hal
memperhitungkan
glide
ini
pilot
ratio
harus
sayap
selalu
pesawat
dan
kondisi angin.
4)
Pada saat posisi On Final, tetap pertahankan airspeed untuk menjaga apabila mengalami mesin mati.
5)
Posisi sayap harus selalu dalam keadaan wing level (rata). Hal ini sangat penting dilakukan pada kondisi dimana angin di landasan cukup kencang, tidak headwind, pengaruh turbulence, tekanan udara yang berbeda, dan kondisi dimana kestabilan pesawat harus selalu dijaga.
6)
Besarnya sudut layang (glide path) pesawat pada saat turun
bisa
diatur
dengan
variasi
engine
power
(menambah atau mengurangi gas) sampai spot landing sudah tepat.
7)
Lakukan flare (mendorong control bar sehingga sayap menghadap ke atas dan mengurangi laju luncuran) sesuai kebutuhan pada saat menjelang ban menyentuh landasan.
8)
Flare yang tepat adalah jika ban belakang menyentuh landasan lebih dahulu secara perlahan.
9)
Setelah ban belakang menyentuh landasan, segera tarik
control
bar
agar
ban
depan
segera
ikut
menyentuh tanah dan selanjutnya injak rem.
10) Timing flare yang terlambat mengakibatkan crash landing (roda depan menyentuh tanah terlebih dahulu), sedangkan flare yang terlalu cepat mengakibatkan hard landing
(pesawat landing dengan tiga roda
bersamaan). Halaman - 28 -
Lampiran I
11) Pada saat kondisi angin cross wind (angin dari samping), setelah roda menyentuh landasan, segera geser control bar ke arah berlawanan dengan arah angin bertiup.
12) Jika angin bertiup dari arah kanan pesawat, maka segera geser contol bar ke arah kiri, begitu pula sebaliknya.
Hal
ini
dilakukan
agar
sayap
tidak
menangkap angin yang mengakibatkan pesawat tidak stabil.
13) Jika terjadi hard landing, periksa secara keseluruhan bagian pesawat setelah landing. e.
Kecepatan 1)
Untuk masing-masing tipe pesawat dan masing-masing tipe
sayap
memiliki
batas
kecepatan
maksimal
(Airspeed Limitation) dan kecepatan operasi normal yang berbeda. 2)
Batas
kecepatan
yang
dilarang
untuk
dilampaui
tercantum pada tabel 2. 3)
Kecepatan operasi normal yang dianjurkan tercantum pada tabel 3.
3.
Pengecekan Setelah Penerbangan (POST FLIGHT INSPECTIONS) Setelah pesawat dalam kondisi full stop landing dan sesaat sebelum masuk hangar, mesin wajib dimatikan kemudian personel pemandu darat membantu melepaskan peralatan pilot yaitu :
a.
Helm untuk pilot dan co-pilot harus segera dikemas beserta headset masing - masing ke dalam kantung helm sebelum dimasukkan ke dalam helmet bag.
b.
Headset, segera dimasukkan ke dalam helm dan dikemas di dalam kantung helm sebelum dimasukkan ke dalam helmet bag.
c.
Saklar pengapian dalam kondisi mati.
d.
Saklar kelistrikan dalam kondisi mati.
e.
Kemudi dalam kondisi aman.
Prosedur Pengoperasian Microlight Trike
Halaman - 29 -
f.
Parasut (jika terpasang) Pasang pin pengaman .
g.
Peralatan intercom dan radio airband VHF dalam kondisi mati dimasukkan ke dalam tas.
h.
GPS dilepas dan dimatikan kemudian dimasukkan ke dalam kantung GPS.
i.
Memasang ganjal roda (U-holder) pada ketiga roda. 1)
Pengecekan Sayap (Wing Post Flight Inspections)
a)
Memeriksa jepitan moncong sayap (nose wing) dan memastikan tetap terpasang aman dan terkunci serta velcro tetap terpasang rapi.
b)
Melihat
dan
memeriksa
leading
edge
dan
memastikan kondisinya baik.
c)
Memeriksa engsel cross bar dan memastikannya tetap terpasang aman.
d)
Memeriksa kedua ujung sayap dan memastikan kondisinya baik, serta webbing yang mengikatnya tetap terpasang.
e)
Memeriksa batten dan memastikan tetap elastis dan terpasang aman.
f)
Memeriksa cross bar tetap dalam kondisi normal dan baik.
g)
Memeriksa hang pont (universal bracket) dan memastikan kondisinya tetap terpasang aman.
h)
Memeriksa semua kabel/wire dan memastikan tetap dalam kondisi baik.
i)
Memeriksa semua pipa/tube dan memastikan tetap dalam kondisi baik dan tidak ada retakan.
j)
Memeriksa semua baut dan mur dan memastikan semuanya tetap terpasang aman dan terkunci.
k)
Melihat dan memeriksa sayap dan komponennya, pastikan semuanya tetap terpasang simetris.
Halaman - 30 -
Lampiran I
l)
Apabila tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama, sayap dapat dilipat dan disimpan pada tempat yang aman.
2)
Pemeriksaan Trike (Trike Post Flight Inspections)
a)
Memeriksa kembali sistem bahan bakar dan mesin,
selanjutnya
memastikan
tidak
ada
kebocoran pada sistem bahan bakar dan mesin.
b)
Memeriksa
kembali
filter
bahan
bakar
dan
memastikan kondisinya tetap bersih.
c)
Memeriksa kembali air radiator dan memastikan kondisinya tetap dalam keadaan penuh pada saat mesin
sudah
dingin
sekaligus
menutupnya
kembali dengan kencang.
d)
Memeriksa memastikan
kembali
selang
kondisinya
air tetap
radiator
dan
aman
dan
berfungsi dengan baik.
e)
Memeriksa kembali oli pada Rotary Valve dan memastikan oli pada level yang ditentukan pada tabung, jika kurang maka isi kembali oli sampai batas yang ditentukan.
f)
Memeriksa kembali propeller dengan cermat dan memastikan tidak ada keretakan dan bagian yang pecah pada propeller.
g)
Memeriksa kembali suspensi pada sumbu roda dan membuang rumput maupun kotoran lain yang menempel.
h)
Memeriksa kembali semua baut dan memastikan kondisinya tidak ada yang bengkok, patah, dan retak.
i)
Memeriksa
kembali
sistem
kelistrikan
tetap
berfungsi dengan baik.
Prosedur Pengoperasian Microlight Trike
Halaman - 31 -
j)
Memeriksa kabel throttle gas, pastikan semuanya tetap berfungsi dengan baik dan tidak ada serabut yang lepas.
k)
Memeriksa
kondisi
pedal
gas
(throttle)
dan
pastikan gerakannya lancar dan tidak terhambat.
l)
Memeriksa kembali kondisi ban dan tekanan angin pada ban.
m)
Memeriksa kembali semua komponen mesin dan memastikan semuanya tetap dalam kondisi dan terpasang dengan baik.
n)
Periksa hour meter apakah sudah mendekati batas akhir peripheral yang harus diganti atau belum.
B.
Prosedur Darurat (Emergency Procedures) 1.
Kerusakan Mesin pada saat Climb Out (Engine Failure on Climb Out)
a.
Usahakan pertahankan airspeed (maintain airspeed).
b.
Kurangi Sudut Serang Sayap (Angle of Attack) dengan cara menarik control bar, dan landing lurus di landasan yang tersisa di depan jika memungkinkan.
c.
Untuk memudahkan, prosedur di atas bisa disingkat (dalam Bahasa Inggris) menjadi : C Maintain Control, A Maintain Airspeed-take off safety speed, L Forced Landing
2.
Kerusakan Mesin pada saat di Ketinggian (Engine Failure at Height) Pada saat di ketinggian (cruising speed) dan relatif jauh dari ground, pilot masih memungkinkan untuk :
a.
Memeriksa isi bahan bakar dalam tangki apakah masih ada atau memang sudah habis.
b.
Mengecek kran saluran bahan bakar terbuka (ON).
c.
Memeriksa apakah sistem pengapian sudah hidup (Ignition System : On).
Halaman - 32 -
Lampiran I
d.
Pada keaadaan ini jangan langsung menghidupkan mesin sampai masalah yang menyebabkan mesin bermasalah ditemukan dan segera diperbaiki. Tetap tenang dan maintain control pada saat harus menghadapi pendaratan darurat.
e.
Untuk memudahkan, prosedur di atas bisa disingkat (dalam Bahasa Inggris) menjadi : C Fuel Contents F Fuel Tap on I Igniton On
3.
Mesin Mati pada saat Gas Penuh (Full Power Engine Shutdown in Flight)
a.
Tetap tenang dan maintain control.
b.
Capai
ketinggian
pada
kesempatan
pertama.
Dengan
ketinggian yang cukup, persiapan untuk pendaratan darurat akan lebih lama.
c.
Naikkan airspeed dengan cara menarik control bar untuk menjaga agar sudut sayap lebih kecil dari 30⁰ dari horisontal.
d.
Kembalikan posisi switch pada off.
e.
Bersiap melakukan pendaratan darurat.
f.
Untuk memudahkan, prosedur di atas bisa disingkat (dalam Bahasa Inggris) menjadi : C Maintain Control H Get Height A Increase Airspeed I Switch Off Ignition L Prepare for Forced Landing
4.
Pendaratan Darurat
a.
Pertahankan
kontrol
dan
airspeed
sampai
mencapai
approach airspeed yang diinginkan.
b.
Kembalikan semua pedal gas/hand throttle pada posisi off.
c.
Mematikan Mesin (Ignition System : Off).
d.
Kencangkan sabuk pengaman.
e.
Kencangkan helm.
Prosedur Pengoperasian Microlight Trike
Halaman - 33 -
f.
Posisikan anggota badan (lengan dan tangan) masuk sedekat mungkin ke dalam tempat duduk.
g.
Bersiap untuk mengambil final approach dan upayakan kondisinya sedekat mungkin seperti pada prosedur normal tetapi dengan engine off.
h.
Jika pendaratan di lokasi yang masih banyak semak, padi, atau tanaman perdu, maka prosedur yang lebih aman adalah dengan membuat stall terlebih dahulu menjelang pesawat menyentuh tanah.
i.
Pilih lokasi pendaratan yang lapang dan mudah diakses oleh pilot itu sendiri pada saat meminta pertolongan maupun orang yang akan memberikan pertolongan.
5.
Propeller Bermasalah Masalah pada propeller biasanya disebabkan oleh vibrasi yang ekstrim dan kekurangan daya dorong (thrust). Jika mengalami kejadian ini, maka prosedur yang harus dilakukan adalah :
Halaman - 34 -
a.
Pertahankan kontrol (Maintain control).
b.
Kecilkan gas (Throttle closed).
c.
Menutup saluran bahan bakar.
d.
Mematikan mesin (Ignition Off).
e.
Bersiap untuk melakukan pendaratan darurat.
Lampiran I
Tabel 1. Form Flight Plan
Prosedur Pengoperasian Microlight Trike
Halaman - 35 -
Keterangan :
Kolom Addressee (s) Diisi dengan kode station destinasi yang akan dituju.
Kolom Filling Time Diisi dengan Tanggal dan Jam Pengisian (UTC System) Contoh : Terbang tanggal 15 Juni 2016 pukul 06.00 WIB diisi tanggal 14 Juni 2016 pukul 23.00 UTC
Originator Diisi dengan kode station asal
7 Aircraft Identification Diisi dengan nomor seri penerbangan Contoh : PKS174
8 Flight Rules Diisi dengan jenis cara penerbangan, secara visual atau instrument, dan bisa juga keduanya. I = IFR (instrument flight rules) V
= VFR (visual FR)
Y
= IFR kemudian VFR
Z
= VFR kemudian IFR
Untuk penerbangan dengan menggunakan pesawat terbang microlight trike diisi dengan V.
Type of Flight S
= Schedule
N= Non schedule
M
= Military, Custom, Police
G
= General aviation
X
= other
9 Number Diisi dengan jumlah pesawat yang berangkat
Type of Aircraft Diisi dengan Jenis dan tipe pesawat. Untuk penerbangan dengan menggunakan pesawat terbang microlight trike diisi dengan ULA atau Trike.
Wake Turbulence CAT Apabila berat 136.000kg keatas masuk ke tipe H 7000kg – 136.000kg tipe M
Halaman - 36 -
Lampiran I
7000kg kebawah tipe L Untuk penerbangan dengan menggunakan pesawat terbang microlight trike diisi dengan L.
10 Equipment Diisi dengan peralatan bantu komunikasi, navigasi dan system approach lainnya yang terpasang di pesawat. Isi dengan S jika terpasang alat bantu dipesawat dan N jika tidak ada.
13 Departure aerodrome Isi dengan kode ICAO aerodrome departure contoh : WIII (jakarta)
Time : Isi dengan block time penerbangan
15 Cruising Speed Isi dengan : N = Knots contoh N0480 K = Kilometer/jam contoh K0678 M = Mach Number Untuk penerbangan dengan menggunakan pesawat terbang microlight trike diisi dengan N. Contoh : untuk cruising speed 40 knots diisi N 0040
Level Diisi dengan : F : jika flight level Contoh F0330 A : Altitude dengan satuan feet M: Altitude dengan satuan meter S : Metric Untuk penerbangan dengan menggunakan pesawat terbang microlight trike diisi dengan A. Contoh : untuk terbang dengan ketinggian 3000 ft diisi A 0030.
Destination Aerodrome Diisi dengan ICAO Code Dest Aerodrome
Total EET Total dari estimasi flight time menuju destinasi
ALTN Aerodrome
Prosedur Pengoperasian Microlight Trike
Halaman - 37 -
Isi dengan code ICAO aerodrome alternate Untuk penerbangan dengan menggunakan pesawat terbang microlight trike diisi dengan AOA (Any Open Area), bandara terdekat, atau RTB (Return to Base).
19 Endurance Diisi dengan lama kemampuan terbang pesawat dengan bahan bakar yang dibawa Untuk penerbangan dengan menggunakan pesawat terbang microlight trike diisi sesuai dengan kapasitas bahan bakar
Person on Board Diisi dengan total penumpang
Emergency Radio – Survival Equipment – Remarks (N) Silang yang tidak ada Tabel 2. Airspeed Limitations
No
Tipe Pesawat/Tipe Sayap
1 1
Jenis Kecepatan
KIAS
KCAS
4
5
Cruising Speed
85
74
Manoeuvering Speed
80
70
2 XT 582 / Streak 2B
Kecepatan (knots)
3
Max. Speed in Turbulence
70
Max. Wind Operating
20
Conditions 2
XT 582 / Cruze
Cruising Speed
73
65
Manoeuvering Speed
73
65
Max. Speed in Turbulence
66
Max. Wind Operating
20
Conditions 3
XT 582 / Merlin
Cruising Speed
66
59
Manoeuvering Speed
66
59
Max. Speed in Turbulence Max. Wind Operating Conditions 4
XT 912 / Arrow
Halaman - 38 -
Cruising Speed
66 20 85 Lampiran I
5 6
XT 912 / Arrow K XT 912 / Merlin
Manoeuvering Speed
80
Cruising Speed
85
Manoeuvering Speed
73
Cruising Speed
66
Manoeuvering Speed
66
Tabel 3. Kecepatan Operasi Normal Tipe Pesawat / Tipe
No
Sayap
1 1
2
3
4
5
6
Jenis Kecepatan
Kecepatan (knots)
3
4
2 XT 582 / Streak 2B
XT 582 / Cruze
XT 582 / Merlin
XT 912 / Arrow
XT 912 / Arrow K
XT 912 / Merlin
Trim Speed
49 – 54
Stall Speed
35
Take Off Safety Speed
49
Trim Speed
45 – 50
Stall Speed
34
Take Off Safety Speed
45
Trim Speed
45 - 50
Stall Speed
33
Take Off Safety Speed
44
Trim Speed
60 – 65
Stall Speed
35
Take Off Safety Speed
49
Trim Speed
55 – 60
Stall Speed
34
Take Off Safety Speed
45
Trim Speed
47 - 52
Stall Speed
33
Take Off Safety Speed
45
Tabel 4. Operasi Normal untuk Airborne XT 582 dan XT 912 Before Starting Engine
Pre-flight Inspection Full / free movement of the wing when attached to the
Prosedur Pengoperasian Microlight Trike
Completed Completed
Halaman - 39 -
trike base Passenger Briefing
Completed
Safety Belts Secure
Secure
Helmets Secure
Secure
Intercom Connection Secure Brakes On / Park Intercom Connection Secure Parachute (if fitted)
Starting Engine
Secure On / Park Secure Remove Safety Pin
Park Brake
On
Fuel Cock
Open
Hand and Foot Throttle
Off -(Idle Position)
Key
On
Instrument
On
Ignition
On
Choke
On
Propeller
Clear
Depress Start Button
Push -When engine fires Release Check -(2 Bar (30psi) within 10
Oil Pressure*
secs)
Choke
Off
Engine Running
Adjust Idle to 2000 rpm (2 mins)
Park Brake
On
Choke
Off Adjust Idle to 2500 rpm (Temp to
Before Take Off
Warm Up
reach 50 deg C)
Oil*
Check temperature and pressure 3000 rpm (4000 rpm*)Speed drop with only one ignition must not exceed 300 rpm Set Fast (Increase
Ignition Check Trimmer
Halaman - 40 -
trim speed)
Lampiran I
Fuel Quantity
Check Sufficient for task
Instruments
Check
Circuit Breaker
Check
Harnesses
Secure
Helmets
Secure
Throttle Response
Full On (3 seconds) Pitch and Roll Full and free movement – completed before engine start as well as just prior to
Take Off and
Controls
take off.
Pitch Control
Neutral
Hand Throttle
Off
Foot Throttle
Full On (Reduce for minimum TOW)
Directional Control
Nose Wheel Steering Straight
Initial Climb
STREAK / SST Rotate at TOSS
Foot Throttle
/STREAK 2B
49 KIAS
CRUZE
45 KIAS
MERLIN
45 KIAS
Full On (Reduce for minimum TOW) 5000 RPM (Reduce to 5000 rpm
RPM
once climb established. No change if using a reduced power take off)
Climb
STREAK / SST Airspeed
Hand Throttle
/STREAK 2B
45-50 KIAS
CRUZE
45-50 KIAS
MERLIN
45-50 KIAS
Adjust for Level Flight STREAK /SST
Cruise Speed
Descent
Airspeed
/STREAK 2B CRUZE
50-55 KIAS
MERLIN
50-55 KIAS
Foot Throttle
Reduce
Hand Throttle
Off
Prosedur Pengoperasian Microlight Trike
55-60 KIAS
Halaman - 41 -
STREAK / SST / STREAK 2B
Airspeed
Hand Throttle
45-50 KIAS
CRUZE
45-50 KIAS
MERLIN
45-50 KIAS
Off STREAK / SST /
Landing
After Landing
STREAK 2B
Airspeed
CRUZE / MERLIN
49 KIAS 45 KIAS
Directional Control
Nose Wheel Steering Straight
Braking
Off Then as required
Parking Brake
On As required
Ignition Switch
Off
Electrical Switch
Off
Radio Equipment
Off
Controls
Secure
Parachute (If fitted)
Insert Safety Pin
Keterangan : *hanya untuk Tipe Pesawat XT 912 Tabel 5. Operasi Normal untuk Microlight Trike Aquilla Before allowing your passenger into the rear seat it is advisable to first warm up the engine. Look around to ensure there are no onlookers, children, animals near to the propeller Chock the rear and front wheels Apply full choke Make sure the throttle is properly closed Engine Start
Switch both ignition switches on Loudly shout “Prop Clear” Turn the ignition key Close the choke as the throttle is gently opened Check the operation of both ignition switches. At 3000 rpm the engine should not loose more than 300 rpm when one ignition is switches off Warm the engine up for until the oil temperature is at least 50 degree celcius
Before Take
Check that the passenger is sevurely strapped in and that he has no
Halaman - 42 -
Lampiran I
Off
loose items that could fly into the propeller during flight. Ensure that his intercom, helmet and goggles are secure. Start the engine, let the aircraft move slowly forward and then check the brake Taxi the aircraft to a safe operating area Check the full and free movement of the universal joint between the trike and the wing by moving the wing backwards and forwards and from side to side Check that the seat belts are secure fastened, including the back seat belt if there is no passenger Ensure that the saddle bags are closed and that there are no other loose objects that may fall into the propeller. Do not move onto the runway until the engine has been running for at least 2 minutes and is warm. Do a full power engine check for at least 10 seconds. Before doing the power check look at what is behind the Aquilla so that something is not damaged or blown away by the prop blast. Check in which direction the dust from the prop blast will travel. Check that the approaches to the runway are clear and that there is no traffic on final approach. Check wind direction and strength Check that the altimeter and other instruments are set correctly. Again check the two ignition circuits by switching one off at a time. Check you have sufficient fuel. Re-check the wind direction Rev the engine slowly up to full power against the brake and back down to idle. Release the brake and rev the engine slowly up to full power for take
Take Off
off. Keep the nose pointed straight down the runway by steering the nose wheel. From the beginning of the take-off run, hold the control bar approximately 90% of the way out i.e. about 8cm from the forward airfoil tube stop. This will ensure that the aircraft becomes airborne at
Prosedur Pengoperasian Microlight Trike
Halaman - 43 -
about 50 km/h. Once airborne let the control bar move back to the neutral position and the Aquilla will climb out at approximately 70km/h. Do not climb too steeply. When all obstacles have been cleared, reduce the throttle setting as required. Once familiar with all the controls, your instructor will require that you become totally at home with the nose wheel fork, brake and throttle controls for ground handling. The footrests are attached Taxiing
directly to the nose wheel fork unit and the steering is thus similar to that of a tricycle. The wheel follows the movement of your feet, i.e. the right foot forward for a left turn and vice-versa. You need to be competent with the ground handling, as it is very important during the take off and landing roll. The trike unit is attached to the wing by means of a universal joint, which is free to pivot in two planes. The longitudinal movement (fore and aft) of the trike is used to control the Aquilla in the pitching plane, and lateral movement for controlling the rolling plane. To be more specific, by moving the wing control bar backwards the Aquilla’s nose
Flight Controls
is towards you. By pushing the control bar away from you, the angle of attack increases with increased drag, resulting in a decrease in airspeed. Roll control is accomplished in a very similar fashion. To roll to the right is achieved by pushing the control bar over to the left. When the required angle of bank has been established, the wing must be centralised by moving the control bar back to the middle or neutral position.
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIS JENDERAL
KEPALA BIRO HUKUM, ttd. KRISNA RYA
Halaman - 44 -
BAMBANG HENDROYONO
Lampiran I
LAMPIRAN II PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR P.10/Setjen/Rokum/Kum.1/8/2016 TENTANG
PROSEDUR
PENGOPERASIAN
PEMELIHARAN/PERAWATAN MICROLIGHT
TRIKE
PESAWAT
LINGKUP
DAN
TERBANG
KEMENTERIAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PROSEDUR PEMELIHARAN/PERAWATAN PESAWAT TERBANG MICROLIGHT TRIKE LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN I.
PEMELIHARAN UMUM Dalam rangka meningkatkan kinerja dan umur pakai pesawat terbang microlight trike dan menjamin terpeliharanya kondisi pesawat terbang dengan baik dan selalu dalam kondisi yang siap pakai, maka perlu dilakukan perawatan umum sebagaimana berikut :
1.
Pemeliharan Teknis a.
Setiap selesai dan pada saat akan melakukan penerbangan semua item dicek apakah masih dalam posisi sempurna atau tidak.
b.
Penggunaaan
oli
samping
harus
diperhatikan
dan
harus
memenuhi standar untuk aircraft disarankan menggunakan oli Super two stroke ASTM/CEC standards, API-TC classification (misal : Castrol TTS) mixing ratio 1:50 (2%). Dilarang menggunakan oli samping yang sembarangan (misal Oli samping sepeda motor). c.
Penggunaan Bahan Bakar harus memenuhi standar oktan yang dibutuhkan oleh mesin pesawat terbang microlight trike ini, yaitu minimal
menggunakan
Bahan
Bakar
Minyak
jenis
En228
Premium/Reguler, Super grade gasoline, lead free, minimal RON 90 (disarankan Pertamax 92 (Ron-92) atau Peramax Plus (Ron-95)) optional : AVGAS. Apabila menggunakan premium Ron-90 dapat ditambahkan octane booster. Dilarang menggunakan bahan bakar selain tersebut di atas, kecuali sudah melalui tes oktan dan murni (tidak dicampur dengan bahan bakar lain atau air). Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 45 -
d.
Pada saat tidak dilakukan penerbangan pesawat wajib ditutup dengan cover body agar tidak lecet atau kotor yang bisa membahayakan engine dan wing pesawat.
e.
Propeller harus dalam kondisi tertutup cover pada saat tidak dilakukan penerbangan atau run-up engine.
f.
Helm harus senantiasa dalam keadaan bersih dari kotoran, terutama bagian head glass (kaca depan).
g.
Radio harus dalam kondisi full charged agar setiap saat dilakukan penerbangan sudah siap.
2.
Pemeliharan Non-Teknis Untuk
menjaga
keamanan
fisik
peralatan
yang
terpasang
pada
perangkat microlight trike, maka diperlukan tempat penyimpanan (hanggar) yang dapat melindungi peralatan dari panas matahari langsung, hujan dan angin. Tempat penyimpanan dapat menggunakan fasilitas yang ada di bandara setempat dengan mekanisme sewa tempat. Dalam upaya untuk menghindarkan dampak yang diakibatkan karena kecelakaan, kebakaran, pencurian pesawat
microlight trike
harus
diasuransikan.
3.
Perawatan Preventif a.
Penggantian busi dilakukan setiap 15 jam sekali, atau maksimal 20 jam terbang. Lebih dari 20 jam tanpa penggantian busi, pilot dilarang untuk menerbangkan pesawat.
b.
Penggantian busi harus dilakukan serempak, tidak disarankan hanya mengganti sebagian saja.
c.
Setiap 10 jam terbang, dilakukan cek terhadap karburator dengan cara
melepas
mangkok
karburator
dan
membersihkan
bila
terdapat kotoran. d.
Apabila
terdapat
kotoran
pada
mangkok
karburator,
perlu
dilakukan cek terhadap pompa bahan bakar, filter dan tanki bahan bakar. Setiap 20 jam sekali dilakukan pemeriksaan pada tanki bahan bakar apakah terdapat endapan bahan bakar atau tidak. Bila terdapat endapan dan kotoran pada tanki, dilakukan pencucian pada tanki.
Halaman - 46 -
Lampiran II
e.
Setiap 50 jam sekali (untuk mesin 2 tak), setiap 100 jam sekali (untuk mesin 4 tak) atau setiap 3 bulan (untuk pesawat yang tidak diterbangkan selama 3 bulan secara berturut-turut), pesawat harus di lakukan service oleh tim mekanik yang kompeten, sekaligus untuk melakukan penggantian oli rotary valve, oli gear box, cairan pendingin (Coolant), busi dan filter udara serta spare parts lainnya apabila terdapat spare parts yang harus diganti. Spesifikasi oli dan part yang diganti mengacu pada buku manual perawatan pesawat terbang microlight trike yang dikeluarkan oleh pabrikan.
f.
Pencucian wing dilakukan minimal setiap 50 jam sekali atau selambat-lambatnya 6 bulan sekali dengan menggunakan bahan pencuci untuk sayap pesawat.
4.
Perawatan Korektif a.
Identifikasi jenis, tipe, dan lokasi yang mengalami kegagalan (failure) dan/atau kerusakan.
b.
Isolasi lokasi kegagalan dan/atau kerusakan.
c.
Memperbaiki kegagalan dan/atau kerusakan yang terjadi sampai batas toleransi yang ditetapkan.
5.
Pemeliharan tidak terjadwal Pemeliharan tidak terjadwal dilakukan pada saat terjadi penerbangan diluar batas beban normal seperti terjadi turbulensi dan atau hard landing. Pilot harus bertanggung jawab dalam mengidentifikasi kondisi dan bagian komponen yang mengalami dampak dari kejadian tersebut. Pemeriksaan lebih lanjut harus dilakukan pada bagian komponen yang mengalami kerusakan, dan lakukan pemeriksaan secara menyeluruh (General
nose
to
tail
inspection)
setelah
selesai
penerbangan.
Pemeriksaan setelah mengalami hard landing meliputi: a.
Pemeriksaan pada shock absorber
b.
Pemeriksaan pada titik sambungan dan semua komponen terkait sistem penyangga.
c.
Pemeriksaan pada bagian yang dilas untuk mengetahui terjadinya bengkokan atau keretakan pada cat
yang mengindikasikan
perubahan bentuk pada suatu bagian. d.
Jika terjadi perubahan bentuk secara permanen, segera lakukan pemeriksaan dan atau penilaian lebih lanjut terhadap komponen tersebut untuk memperbaiki atau melakukan pergantian.
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 47 -
6.
Pemeliharan Parasut (Optional) Jika parasut dipasang di pesawat terbang microlight trike, manual parasut akan disediakan dari pabrikan masing-masing. Operator pesawat terbang microlight trike harus mengikuti prosedur sesuai dengan ketentuan yang telah dikeluarkan dari pabrik dan perawatan parasut harus selalu dicatat dalam log book pesawat.
II.
PEMELIHARAN/PERAWATAN
PESAWAT
TERBANG
MICROLIGHT
TRIKE
AQUILLA A.
Ketentuan Pemeliharan/Perawatan Pemeliharan pesawat terbang Microlight Trike Aquilla : 1.
Pemeliharaan wajib dilakukan setiap sebelum penerbangan.
2.
Pemeliharaan Tahunan sesuai dengan panduan Pemeliharaan pesawat terbang Microlight Trike Aquila
dengan interval tidak
melebihi 12 bulan. Hasil pemeliharaan tahunan dicatat dalam buku pemeliharaan (Maintenance logbook). 3.
Pesawat terbang Microlight Trike yang digunakan untuk pelatihan wajib dilakukan perawatan setiap 50 jam terbang yang setara dengan pemeriksaan tahunan.
B.
Pemeriksaan sebelum penerbangan (Pre-Flight Inspection) 1.
Pemeriksaan area Roda Pendaratan Depan a.
Periksa Kondisi ban, pastikan tidak ada kerusakan / cacat dan tekanan yang tepat.
b.
Periksa Pijakan throttle dan rem untuk kenyamanan dalam bergerak.
c.
Periksa keamanan mur axle/as.
d.
Periksa keamanan mudguard.
e.
Periksa pemasangan yang tepat untuk Pin dan safety ring pada airfoil vertical.
2.
f.
Periksa peredam kejut (Shock absorber).
g.
Periksa Rem.
Pemeriksaan Area Tempat Duduk a.
Periksa sabuk pengaman depan dan belakang.
b.
Periksa keamanan semua tali yang menempel pada tempat duduk dan pastikan penempatannya yang tepat.
Halaman - 48 -
Lampiran II
c.
Periksa keamanan dan kenyamanan klem yang menempel pada tempat duduk.
3.
d.
Periksa keamanan semua mur dan baut.
e.
Periksa pegangan throttle dari gesekan dan keausan kabel.
f.
Periksa tuas choke dari gesekan dan keausan kabel.
Pemeriksaan Area Roda Pendaratan Belakang a.
Periksa keamanan mur roda pendaratan belakang.
b.
Periksa Kondisi ban, pastikan tidak ada kerusakan / cacat dan tekanan yang tepat.
c.
Periksa semua kabel - yang melekat pada axle / as dan pastikan baut dalam kondisi baik.
d.
Periksa pipa axle / as.
e.
Periksa
mudguards
untuk
keamanan
dan
roda
bebas
bergerak. 4.
Pemeriksaan Pylon a.
Periksa
kondisi
tiang,
pastikan
tidak
ada
retak
dan
pemanjangan lubang. b.
Periksa Pin dan ring yang menempel pada penyangga bagian depan.
c.
Periksa pergerakan pada bagian hang point dan panjang dari lubang hangbolt.
d.
Periksa keamanan area hinge point, keausan dari brackets, baut, pengunci baut dan lain-lain.
e.
Periksa keamanan kabel antara tiang dan rangka disekitar dua rangka sayap. Pastikan berada dibawah tiang kabel tensioning.
5.
Pemeriksaan Area Sayap a.
Pastikan bagian depan nose batten terpasang dengan baik.
b.
Buka ritsleting dan periksa keamanan baut dan kabel.
c.
Gunakan tangan menuju bagian bawah leading edge (area depan sayap) untuk memeriksa apakah ada penyok atau adanya penyimpangan lain.
d.
Periksa semua kabel dan pastikan tidak ada yang terurai dan berbelit / tidak rapi.
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 49 -
e.
Periksa pemasangan yang tepat untuk pipa yang berada pada ujung sayap.
f.
Periksa semua garis kemudi utama dengan aman.
g.
Periksa pipa sprog dan kabel terpasag dengan baik dan dilengkapi dengan pengunci yang aman.
h.
Pastikan semua tali batten bungee berada di tempat dan tidak usang.
i.
Periksa tali crossbar tensioning tersimpan aman dalam kantongnya.
j.
Periksa keamanan dan kelurusan dari strut.
k.
Buka Perekat permukaan dan periksa crossbar hinge dan kabelnya.
l.
Periksa pipa trapeze, sudut fitting dan semua bracket, baut dan mur.
m.
Periksa control bar dan downtubes pada area trapeze terpasang lurus sempurna.
n.
Periksa hang point, kabel pengaman dan trapeze sendi atas terpasangan aman. Pada sayap aquilla II, periksa bentangan batang penahan tali direkatkan pada tempatnya. Lubang penahan batang bagian bawah berada di depan tempat trapeze.
o. 6.
Periksa kerusakan pada bentangan sayap.
Formulir Pre-flight Inspection FORM NO : PUSTEK KL 0001 PRE-FLIGHT INSPECTION MICROLIGHT TRIKE AQUILLA Tabel 1. Pre Flight Inspection Microlight Trike Aquilla PERFORMED
AREA
NO
DESCRIPTION
BY SIGN/STAMP
Nose Wheel
1 2
Halaman - 50 -
Check the tyre for wear and cuts also for proper inflation. Check foot throttle and foot brake assemblies for freedom of movement and cable wear
Lampiran II
3
Check axle nut for security.
4
Check if mudguard is secure.
5
Check shock absorbers.
7
Check brake
2
Rear Wheels And Underc
base of the airfoil upright
6
1
Seat
Check proper installation of pin and safety ring at the
3
Check front and rear seat belts for security and also check mechanism. Check all seat attachment straps for security, wear and proper placement. Check front seat attachment clamps for security and wear.
4
Check security of all nuts and bolts.
5
Check hand throttle for friction and cable wear
6
Check choke lever for friction and cable wear.
1
Check the wheel nuts for security.
2
Check tyres for proper inflation, wear and tear.
3 4
arriage 5 1 2 Pylon 3 4
Check all cables – those attached to the axles as well as the bolt. Check main axle tubes. Check mudguards for security and freedom of tyre movement. Check the general condition of the pylon, look for cracks and elongation of hole. Check the front support attachment pin and ring. Check for free movement of hang point assembly and elongation of hangbolt hole. Check hinge point area for security, wear and tear – Brackets, bolts, locking bolt etc.
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 51 -
Check that the safety cable between the pylon and 5
the keel goes around the wing keel twice and is in front of the wing hangblock. It must pass underneath the crossbar tensioning cables.
1 2 3 4 5 6 7 8 Wing
9 10 11 12 13
Check front of nose batten is correctly located. Open the inspection zips and check that bolts and cables are secure. Run your hands down the leading edges to check for dents or irregularities. Check all cables for fraying and kinks. Check fixed washout tubes on wing tips are correctly located. Check all luff lines are secure and kingpost is in place (Does not apply to Top Lass) Check sprog tube & cable is correctly positioned with velcro secure (Top Lass only) Check all batten bungee cords are in place and not worn. Check crossbar tensioning rope is secure in pocket. (Does not apply to Top Lass) Check struts for straightness and security (Top Lass only) Open surface Velcro and check crossbar hinge point and cable attachment point. Check the trapeze tubes, corner fittings, attachment point and all brackets, bolts and nuts. Check that the control bar and downtubes of the trapeze are perfectly straight. Check the hang point, safety cable and trapeze top joint are secure. On the Aquilla II wing check the
14
spreader bar restraining strap is securely velcroed in place. This holds the spreader bar down in front of the trapeze bracket.
15 Halaman - 52 -
Check sail for damage. Lampiran II
1 2
Check the engine bolts and rubbers for security and wear. Check engine mount cradle as well as bolts and nuts. Check fuel system. From tank to filter to carburettor.
3
Check all tubes for wear, leaks and to make sure they are secure.
4 5 6 Engine
7
Check tank for water and contamination. Do not rely on filters. Check fuel valve and breather are clear and open. Check
the
complete
electrical
system,
loose
connections, worn wires and loose spark plugs. Systematically check and feel all bolts and nuts for security and corrosion. Check the propeller for general condition, dents and
8
dings, also ensure all 6 propeller bolts are properly secured with lock nuts. Check the complete exhaust system, attachment
9
bolts, springs, exhaust gaskets (for leaks) and make sure springs are wired. Check carburettors are secure by moving them up
10
and
down
on
their
mounting
rubbers.
Check
carburettor rubbers for perishing and cracks. 11
C.
Check radiator and all the mounting points, also check hoses for security, wear and tear.
Pemeriksaan Tahunan (Annual Inspection) 1.
Pemeriksaan Rangka Pesawat a.
Pemeriksaan kondisi menyeluruh pada bagian bawah rangka pesawat.
b.
Pemeriksaan kondisi dan fungsi sistem dan komponen yang terpasang.
c.
Periksa tempat duduk, sabuk pengaman, dan kabel-kabel yang
terpasang.
Pastikan
aman
dan
tidak
ada
kerusakan/kebocoran. Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 53 -
d.
Periksa mesin dan pengontrolan rem, pastikan terpasang dengan tepat, keamanan koneksi, kondisi dan beroperasi dengan baik.
e.
Periksa kondisi roda bagian depan dan belakang, pastikan kondisi semua bagian yang menempel pada roda tidak ada kerusakan.
f.
Periksa kondisi rem, pemasangan dan dapat berfungsi dengan baik.
g.
Periksa rangka mesin.
h.
Periksa rangka radiator.
i.
Periksa tiang, penampang, dan pipa penyangga bagian samping,
pastikan
tidak
ada
penyok
dan
tidak
ada
perubahan bentuk/deformasi. j. 2.
Periksa engsel tiang.
Pemeriksaan Sayap Pesawat a.
Periksa
secara
pengontrol
menyeluruh
pemasangan
semua
pastikan
tidak
penerbangan,
kabel ada
kerusakan/terbelit dan kondisi baik. b.
Periksa ujung bagian belakang, tiang penyangga, engsel dan pipa-pipa penopang. Pastikan tidak penyok, retak, korosi dan tidak ada perubahan bentuk/deformasi.
c.
Periksa tiang dan penyangga utama untuk keamanan, penempatan dan pemasangan yang benar.
d.
Periksa semua ketegangan layar sayap pada ujung bagian belakang sayap.
e.
Periksa semua rangka dan lapisan pastikan tidak ada penyok, bengkok dan patah.
f.
Periksa semua rangka, pastikan memiliki bentuk yang tepat, pemasangan ujung rangka dan semua kondisi pipa secara benar.
g.
Periksa kondisi kain sayap dari tanda-tanda penuaan yang terlihat
dan
kerusakan
yang
diakibatkan
oleh
sinar
matahari. Periksa pemasangan sepanjang bagian depan, khususnya pada bagian ujung-ujung sayap. Kain sayap Halaman - 54 -
Lampiran II
harus dalam kondisi baik dan dapat menahan beban minimum 50 lbs/inci dengan pengujian kain. h.
Layar ujung bagian belakang adalah struktur komponent yang paling penting pada wing, pastikan tidak memiliki kandungan air dan tidak ada jahitan yang terputus di semua bagian. Beberapa bagian diperbolehkan ditambal jika lubang tidak terlalu besar (Maximum 50 mm).
i.
Periksa semua mur dan baut terpasang dengan aman dan pastikan tidak korosi.
3.
Pemeriksaan Mesin Pesawat a.
Periksa bagian mesin dan pastikan tidak ada kebocoran oli dan bahan bakar.
b.
Periksa semua pengunci, mur dan semua pengikat terpasang dengan aman, kondisinya baik dan torsi yang benar.
c.
Periksa semua tekanan silinder / tabung (minimal 6 kg/m³).
d.
Periksa kondisi penahan mesin terpasang dengan baik.
e.
Periksa keamanan dan kelengkapan sistem pembuangan, pastikan tidak ada retak, terpasang kawat pengaman, dan secara umum dalam kondisi yang baik.
f.
Periksa
kondisi
keamanan
kontrol
mesin,
pastikan
pemasangan yang benar dan bekerja dengan baik. g.
Periksa
saringan
karburator
bagian
depan,
pastikan
kondisinya bersih, aman dan pemasangannya tepat. h.
Periksa kondisi sistem pengapian.
i.
Periksa kelengkapan sistem bahan bakar, termasuk tengki, saringan dan pipa bahan bakar. Pastikan kondisinya baik, pemasangannya tepat, bebas dari kebocoran dan semua komponen berfungsi dengan baik.
j.
Periksa kondisi baling-baling, periksa pemasangan baut dengan benar, terkunci dengan baik dan dikencangkan.
k.
Periksa jalur baling-baling dan atur dengan benar jika diperlukan.
l.
Periksa radiator, pengaman dan selang terpasang dengan benar. Pastikan kondisinya baik dan tidak ada retak.
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 55 -
D.
Troubleshooting pada karburator dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1.
Campuran Bahan bakar atau udara terlalu banyak
2.
a.
Kebisingan mesin meningkat dan berselang.
b.
Kebisingan mesin meningkat pada kondisi mesin panas.
c.
Kebisingan mesin meningkat jika filter udara dilepas.
d.
Kondisi busi sangat kotor.
e.
Kondisi mesin tersedak ketika throttle dibuka terlalu cepat.
Campuran Bahan bakar atau udara terlalu sedikit a.
Mesin menjadi terlalu panas.
b.
Kondisi membaik jika choke dibuka atau pompa utama dioperasikan.
E.
c.
Sulit untuk menambah kecepatan putaran mesin.
d.
Busi terbakar.
e.
Fluktuasi mesin berubah cepat dan kehilangan daya mesin.
f.
Mesin backfire.
Troubleshooting pada mesin dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1.
Mesin tidak dapat menyala dan sistem pengapian tidak bekerja
Tabel 2. Troubleshooting pada Mesin yang Tidak Dapat Menyala dan Sistem Pengapian Tidak Bekerja Indikasi
Tindak Lanjut
Saklar tidak berfungsi
Kembalikan saklar pada posisi ON atau diganti
Busi kotor
Lakukan pergantian busi
Plug cap rusak, bocor atau
Lakukan pergantian plag cap
korslet Tegangan kabel longgar,
Lakukan perbaikan tegangan kabel
grounded atau korslet C.D unit rusak 2.
Lakukan Pergantian C.D unit Mesin tidak dapat menyala dan bahan bakar tidak mengalir
Tabel 3. Troubleshooting pada Mesin yang Tidak Dapat Menyala dan Bahan Bakar Tidak Mengalir Indikasi
Tindak Lanjut
Tangki bahan bakar kosong
Lakukan pengiisian bahan bakar
Kerusakan pada saluran bahan
Lakukan pergantian saluran bahan bakar
Halaman - 56 -
Lampiran II
bakar Filter bahan bakar tersumbat
Lakukan pergantian Filter bahan bakar
Kerusakan pada pompa bahan
Bersihkan atau ganti pompa bahan bakar
bakar Kerusakan pada saluran impulse
Lakukan pergantian saluran impulse
Pemasangan karburator tidak tepat
Lakukan penyetingan pada karburator
3.
Mesin berhenti secara bertahap setelah berputar
Tabel 4. Troubleshooting pada Mesin yang Berhenti secara Bertahap Setelah Berputar Indikasi
Tindak Lanjut
Tangki bahan bakar atau filter
Bersihkan atau lakukan pergantian filter bahan
tersumbat
bakar
Saluran bahan bakar tersumbat
Bersihkan sumbatan pada saluran bahan bakar
Kerusakan pada gasket utama
Lakukan pergantian gasket
4.
Mesin tidak dapat idle atau putaran idle berfluktuasi
Tabel 5. Troubleshooting pada Mesin yang Tidak Dapat Idle atau Putaran Idle Berfluktuasi Indikasi
Tindak Lanjut
Air screw terpasang tidak tepat
Lakukan penyetelan pada air screw
Idle screw terpasang tidak tepat
Lakukan penyetelan pada Idle screw
Kerusakan pada pompa bahan
Lakukan perbaikan pada pompa bahan bakar
bakar/valve
dan periksa valve
Kerusakan pada saluran impulse
Lakukan pergantian saluran impulse
Kebocoran pada oli
Lakukan pergantian oil seal
Kebocoran udara (tekanan mesin)
Lakukan perbaikan pada kebocoran
Chock stuck
Lakukan pembersihan pada chock
5.
Mesin tidak dapat menyala – bahan bakar tidak dapat ignite
Tabel 6. Troubleshooting pada Mesin yang Tidak Dapat Menyala – Bahan Bakar Tidak Dapat Ignite Indikasi
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Tindak Lanjut
Halaman - 57 -
Keboran pada karburator, knalpot
Lakukan pengencangan baud dan mur pada
atau intake manifold
mounting
Karburator tidak terpasang dengan
Lakukan penyetelan karburator
benar Karburator berair
Lakukan pembersihan karburator
Mesin kebanjiran
1. Matikan saklar. 2. Buka busi dan keringkan. 3. Putar engkol mesin 5-10 kali. 4. Pasang kembali busi dan nyalakan mesin 5. Lakukan pengecekan kembali jika masih terjadi banjir 6. Periksa kondisi karburator
Tidak ada tekanan : usang atau
Lakukan pemeriksaan pada kompresor dan
rusak pada ring, piston dan
lakukan pergantian suku cadang yang rusak
silinder Kerusakan pada gasket head 6.
Lakukan pergantian pada gasket head
Daya mesin berkurang atau berjalan hanya satu silinder
Tabel 7. Troubleshooting pada Mesin yang Berkurang atau Hanya Satu Silinder Indikasi
Tindak Lanjut
Kerusakan pada busi
Lakukan pergantian busi
In-line filter kotor atau tersumbat
Lakukan pergantian pada In-line filter
Penumpukan karbon pada knalpot
Lakukan pembersihan pada knalpot
Kerusakan atau kondisi rings usang
Lakukan pergantian rings
Tekanan rendah pada crankcase
Lakukan pemeriksaan kebocoran pada crankcase, lakukan pergantian oil seal atau gasket
Kerusakan pada piston
Lakukan pergantian piston dan komponen yang terkait dengan piston
Kerusakan pada head gaskets
Lakukan pergantian head gaskets
Kerusakan (korslet) pada kabel
Lakukan pergantian pada ignition coil
bertegangan tinggi Kerusakan pada pelindung busi
Halaman - 58 -
Lakukan pergantian pelindung busi
Lampiran II
(spark plug caps) Knalpot retak – daya rendah
Lakukan pengelasan pada bagian yang retak
7.
Mesin terlalu panas
Tabel 8. Troubleshooting pada Mesin yang Terlalu Panas Indikasi
Tindak Lanjut
Pemasangan busi tidak tepat
Lakukan pemasangan busi secara tepat
Pendingin radiator tersumbat
Lakukan pembersihan pada radiator
Kebocoran udara antara karburator,
Lakukan pergantian gasket,
manifold intake dan silinder
kencangkan perangkat mounting
Karburator terpasang tidak tepat
Lakukan penyetelan karburator
Endapan karbon pada ruang
Lakukan pembersihan komponen yang
pembakaran, exhaust port atau muffler
terkait
Volume air di bawah level
Lakukan pengisian air radiator dengan air yang bersih (Air suling atau dimurnikan)
8.
Mesin backfire dan putaran mesin tidak stabil
Tabel 9. Troubleshooting pada Mesin yang Backfire dan putaran tidak stabil Indikasi Korleting pada kabel bertegangan
Tindak Lanjut Lakukan pergantian ignition coil
tinggi Pemasangan busi yang tidak tepat
Lakukan pergantian busi atau pasang busi
atau kotor (Panas melebihi batas)
yang memiliki cooler heat range
Kebocoran udara antara manifold
Lakukan pemeriksaan kerusakan pada
intake dan silinder
karet manifold karburator
Kebocoran udara antara intake
Lakukan pemasangan intake manifold
manifold dan silinder
gasket yang baru
Pemasangan Jets yang tidak tepat
Lakukan pemasangan jets dengan tepat
9.
Mesin berhenti tiba-tiba
Tabel 10. Troubleshooting pada Mesin yang Berhenti Tiba-tiba Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 59 -
Indikasi
Tindak Lanjut
Kerusakan pada C.D unit/coil
Lakukan pergantian C.D unit/coil
Tengki bahan bakar atau filter
Lakukan pembersihan tengki bahan bakar
bahan bakar tersumbat
(harus dilakukan secara rutin) atau lakukan pergantian filter bahan bakar
Saluran bahan bakar tersumbat
Lakukan pembersihan pada saluran bahan
atau rusak
bakar atau lakukan pergantian saluran bahan bakar
Kerusakan pada busi
Lakukan pergantian busi
Kerusakan pada piston
Lakukan pergantian piston dan komponen yang terkait
Kerusakan pada crankshaft
Lakukan pergantian crankshaft dan komponen yang terkait
F.
Pemeliharaan Rangka Pesawat Jadwal pemeliharaan rangka pesawat sebagaimana tabel berikut :
Tabel 11. Jadwal Pemeliharaan Rangka Pesawat Nama Komponen
Jadwal Pergantian Komponen Jam Terbang
Siklus Pendaratan
Hang block
1000
10000
Pylon
1000
10000
Brake cable assembly
1000
10000
Throttle cable assembly
1000
10000
All hang bolts, nuts and rubbers
1000
10000
Boom
1500
10500
Rear shock tube
1000
10000
Prop bolts and nuts
1000
10000
Engine bracket
1500
15000
Engine mounting plate
1000
10000
Exhaust rubber mounts
1000
10000
Engine rubber mounts
1000
10000
Ignition switches and wiring
1000
10000
Seat side tubes
2000
20000
Rear axle
2000
20000
Halaman - 60 -
Lampiran II
Choke cable assembly
2000
30000
Radiator mount rubbers
1000
10000
Wing sail
1500
15000
Leading edge tube
1500
15000
Keel
1500
15000
Crossbar
1500
15000
Upright
1500
15000
Control bar
1500
15000
All flying and landing cables
1000
10000
All bolts, pins and nuts
2000
15000
All brackets
2000
15000
Side struts (Top Lass)
1500
15000
Catatan : Pergantian komponen dilaksanakan berdasarkan capaian jam terbang dan atau siklus pendaratan (yang terlebih dahulu
sampai)
Setelah 500 jam terbang, seluruh komponent harus diperiksa, jika terjadi korosi, maka periode pergantian diperpendek 50% dari jadwal pergantian. Semua mur dan baut harus dilakukan perganian III.
PERAWATAN PESAWAT TERBANG MICROLIGHT TRIKE AIRBORNE A.
Tools dan Consumable Part 1.
Tools yang dibutuhkan dalam perawatan pesawat terbang micrrolight trike, antara lain : a.
Loctite (243, 567 dan Antisieze Lubricant nomor 76764) untuk bagian rangka pesawat.
b.
Ring / Open ended Imperial Spanner set.
c.
Ring / Open ended Metric Spanner set.
d.
Torque wrench Air Pump (Schrader Style Valve).
e.
Tie wire, and tooling.
f.
Wire, Swages dan tooling.
g.
Hex key set (metric and imperial).
h.
Petrol resistant thread sealant tape.
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 61 -
2.
Typical consumable part yang digunakan adalah sebagaimana tabel 2, meliputi :
Tabel 12. Typical Consumable Part untuk Tipe XT-582 Part
Consumable
External Supplier Part Number
Number
Nulon Rll20 Coolant
106644
RLL20
Sparkplug Ngk Br8es
100832
NGK BR8ES
Silicone Heat Transfer Paste
106817
897 186
Tyre 6" X 6.00 Standard
100268
Tube Inner 6" Suit Rim 6.00x6
100369
Tyre 8" X 4.00
103138
Tube Inner 8" Right Angle Valve
103139
Tyre 6in X 8.00 Tundra
105244
Air Filter For Silencer
102159
15-600x6 4K01 TL Rib Part Number: 156006RIB 156006TU13 480-400x8 Hiway Part Number: Kend4008JT 4008TU87 CARLISLE 8.00-6 4 PR TITAN TURF GLIDE 9042T 825511
K&N Filter Oil Spray / K&N Filter Oil 99 -1131
897 870
Tabel 13. Typical Consumable Part untuk Tipe XT-912 Contents of Rotax 912, 100 Hour
Airborne part
Service Kit
number 106907
Consumable OIL SHELL ADVANCE 15W- 50 ENGINE 912 OIL FILTER (Use only Rotax brand filter) SPARKPLUG NGK DCPR7E SILICONE HEAT TRANSFER PASTE WASHER 18X12X1 OIL TANK XT912
Halaman - 62 -
Rotax Part Number
Airborne Part Number 106786 105620
825701
106816 106817 105936
897 186 Gasket Ring C12x18 #250010
Lampiran II
15-600x6 4K01 TL Rib Tyre 6" X 6.00 Standard
100268
Part
Number:
156006RIB Tube Inner 6" Suit Rim 6.00x6
100369
Tyre 8" X 4.00
103138
Tube Inner 8" Right Angle Valve
103139
156006TU13 480-400x8
Hiway
Part
Number: Kend4008JT 4008TU87 CARLISLE 8.00-6 4 PR
Tyre 6in X 8.00 Tundra
105244
TITAN
TURF
GLIDE
9042T Air Filter For Silencer
102159
825511
K&N Filter Oil Spray / K&N Filter Oil 99 -1131 B.
897 870 Pemeriksaan sebelum penerbangan (Pre-Flight Inspection) antara lain : 1.
Pemeriksaan area sayap a.
Pemeriksaan batang pada kerangka depan sayap.
b.
Pastikan kerucut moncong dalam keadaan baik.
c.
Pemeriksaan batang pada bagian depan kerangka.
d.
Pemeriksaan engsel penghubung tiang dan pipa.
e.
Pemeriksaan ritsleting tengah pada permukaan bawah sayap (Tidak berlaku untuk sayap merlin).
f.
Pemeriksaan pengaman layar sayap dan rangka.
g.
Pemeriksaan penopang ujung/battens.
h.
Pastikan tidak ada kerusakan pada pengaman penopang ujung/battens dan tempatnya.
i.
Pastikan kenyamanan dari Garis kendali (Tidak berlaku untuk sayap arrow).
j.
Pemeriksaan pada jalur palang tensioner dan pegangan.
k.
Rekatkan
kembali
semua
penutup
yang
menggunakan
Velcro. l.
Pemeriksaan pada hang-point, bracket dan baut universal.
m.
Pemeriksaan batang pengontrol, engsel, ruas pipa dan penghubung pipa.
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 63 -
n.
Pastikan alat kemudi trimmer, routing pulley dan twist dapat dioperasikan (Tidak berlaku untuk sayap merlin).
o.
Pemeriksaan
pada
kelengkapan
kabel
pengendali
dan
sambungan kedua ujungnya. p.
Pemeriksaan pada sambungan cross bar dan leading edge.
q.
Pemeriksaan pada tali temali bagian atas
dan lokasi
pengendali (Tidak berlaku untuk sayap arrow). r.
Pastikan lokasi stut terpasang pada sisi yang benar (Tidak berlaku untuk sayap arrow K dan merlin).
s.
Pastikan pergerakan poros engsel bergerak bebas dan kabel dalam kondisi aman (Tidak berlaku untuk sayap merlin).
t.
Pastikan semua resleting telah ditutup rapat.
u.
Pemeriksaan pada kondisi layar, pastikan tidak sobek, baret, kondisi jahitan bagus dan terpasang dengan baik.
v.
Pastikan layar bebas dari genangan air.
w.
Pemeriksaan kondisi sayap secara umum.
x.
Sayap bebas bergerak ketika dipasang dengan trike.
y.
Pemeriksaan pada semua kabel. Pastikan tidak terbelit dan tidak karat. Terutama di daerah NICO press fittings.
2.
Pemeriksaan tambahan pada area sayap (jika dalam beberapa periode tidak digunakan) antara lain : a.
Pastikan sayap terpasang simetris.
b.
Pastikan semua pipa tidak rusak dan tidak retak.
c.
Pastikan semua kabel tidak rusak dan dalam kondisi rapi.
d.
Semua baut dan mur aman dan terkunci dengan baik.
e.
Periksa keamanan semua quick-release fittings.
f.
Secara umum, pastikan tidak ada kerusakan pada bracket, baut dan tali pengaman.
g.
Pastikan pemasangan ketegangan layar harus lurus dan simetris.
h.
Pastikan penopang Ujung/battens tidak terdistorsi, dan dalam kondisi baik.
i.
Pastikan semua lapisan layar dalam kondisi utuh, tidak ada jahitan yang lepas pada layar.
Halaman - 64 -
Lampiran II
j.
Pastikan tidak ada sobekan pada layar.
k.
Pastikan trimmer berfungsi dengan baik dan tidak ada kerusakan pada kabel.
3.
Pemeriksaan Trike secara lengkap antara lain : a.
Pastikan tidak ada kebocoran pada sistem bahan bakar dan mesin, aliran bahan bakar dalam kondisi terlindungi.
b.
Pastikan tidak ada kebocoran pada sistem oli dan mesin.
c.
Pastikan katup bahan bakar pada posisi ON (terbuka).
d.
Pastikan penyaringan bahan bakar dalam kondisi bersih dan bekerja dengan baik.
e.
Pastikan katup pembuangan bahan bakar, periksa jika ada tetesan air dan segera keringkan.
f.
Pastikan
jumlah
bahan
bakar
yang
cukup
untuk
penerbangan. g.
Pastikan takaran oli cukup.
h.
Lakukan pendingin
pemeriksaan berada
pada
pada
level
level
pendingin.
antara
Pastikan
maksimum
dan
minimum pada botol pendingin. i.
Lakukan Pemeriksaan pada level oli.
j.
Pastikan selang radiator terlindungi dan bekerja dengan baik.
k.
Pemeriksaan pada baling-baling, pastikan tidak pecah, penyok, delaminasi, tergores. Periksa pelindung bilah/blade.
l.
Pastikan propeller hub terlindungi dan terikat kabel dengan aman.
m.
Pastikan tidak ada retakan pada ban atau bekas retakan disekitar pelek/rim.
n.
Lakukan pemeriksaan pada bagian belakang trike dan pastikan roda berputar dengan baik.
o.
Pastikan tidak ada baut yang bengkok, retak atau korosi.
p.
Pastikan sistem kelistrikan dan Instrumen terlindungi dan bekerja dengan baik.
q.
Operasikan throttle (throttle kaki dan tangan). Pastikan bekerja dengan baik dan bebas bergerak.
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 65 -
r.
Pastikan sabuk pengaman terpasang dengan baik
s.
Pastikan
alat
kemudi
terpasang
sesuai
dengan
yang
diinginkan. t.
Pemeriksaan secara umum pada semua komponen mesin, pastikan saringan udara, knalpot, plug leads, dalam kondisi aman dilengkapi locking wire (kawat pengaman).
u.
Pastikan mast race PIP pins dalam kondisi baik.
v.
Pastikan mast over centre latch terpasang dan aman.
w.
Pastikan windscreen dalam kondisi baik (jika terpasang)
x.
Pastikan
penutup
mesin
terpasang
dengan
baik
(jika
terpasang). y.
Lakukan periksa tangki oli, tangki bahan bakar dan pitot.
z.
Putar baling-baling searah jarum jam, pastikan tidak ada bunyi atau hambatan berlebihan. Periksa kondisi trike secara keseluruhan dan pastikan sayap dan trike terpasang dengan baik. Tali pengaman cadangan terpasang dengan baik.
4.
Formulir Pemeriksaan sebelum penerbangan (Pre-Flight Inspection Form) FORM NO : PUSTEK KL 0002 PRE FLIGHT INSPECTION MICROLIGHT TRIKE AIRBORNE XT-582
Tabel 14. Pre Flight Inspection Microlight Trike Airborne XT-582 Area
No
1
Wing
Performed By SIGN/STAMP
Nose catch, nose bolts, sail tangs, Nose battens.
2
Nose cone aligned.
3
Leading edge tubing.
4
Halaman - 66 -
Description
Crossbar hinge junction & cross bar tubing.
5
Centre undersurface zip.
6
Sail tip secure and webbing.
Lampiran II
7 8 9
Tip struts / Battens Battens secure and pockets free from damage. Reflex bridle lines.
10
Cross bar tensioner routing and catch.
11
Velcro pull back cover.
12
Hang-point / universal bracket & bolts.
13 14 15
Control frame tubes, hinges, knuckles, connections. Trimmer
operation,
routing
pulleys,
twists. Control
frame
cables
fittings
terminations both ends.
16
Junction cross bar & leading edge.
17
Top rigging, kingpost located.
18
All inspection zips
19
Sail condition inspection, tears, abrasion, stitching & attachment.
20
Sail free from water accumulation.
21
General inspection of complete wing.
22
&
Full / free movement of the wing when attached to the trike base. Inspect all cables – Inspect for kinks
23
fraying, corrosion – particularly around the NICO press fittings.
If the wing has been left fully set up for any period, then the
1 2 3
The symmetry of the wing (batten profile check). All
tubes
straight,
undamaged
and
without cracks. All cables undamaged, no fraying with secure thimbles/swages.
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 67 -
following additional checks
4 5
should be performed
6 7 8 9 10 11 1
All nuts and bolts secure and locked appropriately. All quick-release fittings secure. Universal bracket undamaged, heart-bolt and back-up strap secure. Sail tension settings correctly aligned and symmetrical. Battens
undistorted,
and
in
good
condition. All sail seams intact, with no frayed stitching. No tears or nicks in the sail. Trimmer
functional
and
wires
not
damaged. No leaks from fuel system and engine, fuel lines secure.
2
No Leaks from oil system and engine.
3
Fuel On/Off valve in the ON position.
4
Fuel filter clean and operational. Fuel drain valve - check for any water in
5
tank sump by draining a small quantity into a container.
Trike Base
6
Sufficient fuel for flight.
7
Oil level for oil injection.
8 9 10
Coolant Level. Between max and min level on coolant bottle. Rotary Valve oil level. Radiator hoses secure and operational. Propeller:
11
free
delamination,
of
splitting,
nicks.
Blade
denting, tape
condition.
Halaman - 68 -
Lampiran II
12 13 14 15 16 17 18 19 20
Propeller hub assembly secure and tie wired. No cracking in tyre treads, or evidence of cracking around the rim. Rear end and Wheel Spats secure. No bolts bent, fractured or evidence of corrosion. Electrical
&
instrumentation
system
secure and operational. Throttle operation, both foot and hand throttle. Verify free and full movement. Seat belt attachments secure. Steering damper - adjust to desired setting. All engine components secure - air filter, muffler, plug leads, locking wires
21
Mast race PIP pins secure.
22
Mast over centre latch loaded and secure.
23
Windscreen XT 800 mm secured (if fitted)
24
Vents: oil tank, fuel tank, Pitot entry. Mechanical Components. Rotate propeller
25
clockwise
and
observe
for
noise
or
excessive resistance. 26 27
General inspection of complete trike. Wing & base universal bracket secure. Back up webbing strap secure.
FORM NO : PUSTEK KL 0003 PRE FLIGHT INSPECTION MICROLIGHT TRIKE AIRBORNE XT-912 Tabel 15. Pre Flight Inspection Microlight Trike Airborne XT-912 AREA
NO
DESCRIPTION
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
PERFORMED BY SIGN/STAMP
Halaman - 69 -
1
battens.
2
Nose cone aligned.
3
Leading edge tubing.
4
Crossbar hinge junction & cross bar tubing.
5
Centre undersurface zip. (Not Applicable for Merlin Wing)
6
Sail tip secure and webbing.
7
Tip struts / Battens
8 9
Wing
Nose catch, nose bolts, sail tangs, Nose
Battens secure and pockets free from damage. Reflex bridle lines. (Not Applicable for Arrow Wing)
10
Cross bar tensioner routing and catch.
11
Velcro pull back cover.
12
Hang-point / universal bracket & bolts.
13 14 15 16 17
Control frame
tubes,
hinges, knuckles,
connections. Trimmer operation, routing pulleys, twists. (Not Applicable for Merlin Wing) Control frame cables fittings & terminations both ends. Junction cross bar & leading edge. Top
rigging,
kingpost
located.
(Not
Applicable for Arrow Wing) Stuts located correctly ie Leading edge
18
forward and on correct side (Not Applicable for Arrow K & Merlin Wing)
19 20
Halaman - 70 -
Sprog hinge free to pivot. Wires secure (Not Applicable for Merlin Wing) All zips closed
Lampiran II
21
Sail condition inspection, tears, abrasion, stitching & attachment.
22
Sail free from water accumulation.
23
General inspection of complete wing.
24
Full / free movement of the wing when attached to the trike base. Inspect all cables – Inspect for kinks
25
fraying, corrosion – particularly around the NICO press fittings.
1
If the wing has been left fully set up for any
2 3 4 5
period, then the
6
following additional checks should be performed
7 8 9
Trike
check). All tubes straight, undamaged and without cracks. All cables undamaged, no fraying with secure thimbles/swages. All nuts and bolts secure and locked appropriately. All quick-release fittings secure. Universal bracket undamaged, heart-bolt and back-up strap secure. Sail tension settings correctly aligned and symmetrical. Battens undistorted, and in good condition. All sail seams intact, with no frayed stitching.
10
No tears or nicks in the sail.
11
Trimmer functional and wires not damaged.
1 Complete
The symmetry of the wing (batten profile
No leaks from fuel system and engine, fuel lines secure.
2
No Leaks from oil system and engine.
3
Fuel On/Off valve in the ON position.
4
Fuel filter clean and operational.
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 71 -
Fuel drain valve - check for any water in 5
tank sump by draining a small quantity into a container.
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Coolant Level. Between max and min level on coolant bottle. Oil level. Check level as per Maintenance Manual. Radiator hoses secure and operational. Propeller:
free
of
splitting,
denting,
delamination, nicks. Blade tape condition. Propeller hub assembly secure and tie wired. No cracking in tyre treads, or evidence of cracking around the rim. Rear end and Wheel Spats secure. No bolts bent, fractured or evidence of corrosion. Electrical & instrumentation system secure and operational. Throttle operation, both foot and hand throttle. Verify free and full movement.
17
Seat belt attachments secure.
18
Steering damper - adjust to desired setting.
19
Halaman - 72 -
Sufficient fuel for flight.
All engine components secure - air filter, muffler, plug leads, locking wires
20
Mast race PIP pins secure.
21
Mast over centre latch loaded and secure.
22
Windscreen extension secured (if fitted)
23
Engine cowl secured (if fitted)
24
Vents: oil tank, fuel tank, Pitot entry.
Lampiran II
Mechanical Components. Rotate propeller 25
clockwise
and
observe
for
noise
or
excessive resistance. 26 27 C.
General inspection of complete trike. Wing & base universal bracket secure. Back up webbing strap secure.
Pemeriksaan Rutin Mesin dan Trike Pemeriksaan rutin mesin dan trike sebagaimana tabel 16 sebagai berikut:
Tabel 16. Pemeriksaan Rutin Mesin dan Trike Perawatan Terjadwal Microlight Trike Airborne Tipe 582 dan 912 untuk 25, 100, 200, 300, 400, 500 dan 600 Jam Terbang Area
Mesin
Bagian-bagian yang diperiksa
Kode Pemeriksaan
Mur dan baut yang terpasang
2
Karet mesin
2
Permukaan mesin (Pemeriksaan keretakan)
2
Kabel-kabel listrik
2
Saluran bahan bakar
3
Tengki Bahan Bakar
3
Saringan bahan bakar
2
Kabel kontrol kemudi
2
Saringan udara
2
Sistem pembuangan (Knalpot)
2
Pengaman knalpot
3
Kabel tie
3
Suhu gas pembuangan
2
Suhu silinder head mesin
2
Tachometer mesin
2
Alat ukur jam terbang mesin
2
Suhu Oli mesin (Hanya untuk tipe 912)
2
Torsi dari baut baling-baling
2
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 73 -
Baling-baling (Pemeriksaan goresan atau lecet)
2
Pembongkaran baling-baling (dilaksanakan hanya
4
pada interval 500 Jam terbang) Ukuran oli (hanya untuk XT-582)
2
Pemeriksaan rangka utama (penyok/ retak)
3
Pemeriksaan Tiang penyangga (penyok/ retak)
3
Strut belakang dan drag links
3
(bengkok/pemanjangan lubang) Trike
Sistem pengereman, ukuran cairan pengereman
3
Pemeriksaan penjepit Tiang (penyok/ retak)
3
Bantalan karet dan suspensi depan (hanya pada tipe
3
XT Outback) Aliran pitot
2
Baut yang terpasang (Jenis Heart bolt)
4
Kode Pemeriksaan : 2
Pemeriksaan Kondisi Komponen Secara Langsung
3
Pemeriksaan ketidakamanan, retak, pembacaan dan pengoperasian Pelepasan komponen, pemeriksaan komponen dan penggantian
4
komponen jika diperlukan
6
Pergantian komponen (wajib) D.
Pemeriksaan Rutin pada Sayap Pesawat Terbang Microlight Trike Pemeriksaan sayap pesawat terbang microlight trike sebagaimana tabel 17 sebagai berikut :
Tabel 17. Pemeriksaan Rutin pada Sayap Pesawat Terbang Microlight Trike Perawatan Terjadwal Sayap untuk 25 dan kelipatan 100 sampai dengan 900 Jam Terbang
Kode Pemeriksaan
Area
Halaman - 74 -
Bagian-bagian yang diperiksa
Lampiran II
Pengetesan layar dengan bettsometer
2
Pemeriksaan kain dan jahitan layar
2
Pemeriksaan titik sambungan layar
2
Pemeriksaan dan penyetelan tegangan Tip assembly dan
2
webbing
Sayap
Pemeriksaan risleting
2
Pemeriksaan keamanan Batten fitting latch
3
Pemeriksaan battens against template
2
Pemeriksaan kabel dan sambungan
3
Pemeriksaan bridles dari karat
3
Pemeriksaan kekuatan, penyok dan korosi pada Leading
2
edges, keel, cross bars dan down tubes Lepas rangka dari layar, bongkar dan periksa indikasi
4
retak dari lubang-lubang yang dibor Pemeriksaan baut dan atau mur yang lepas
2
Pastikan universal joint/keel roller bebas bergerak dan
2
dalam kondisi baik. Pergantian heart bolt
6
Pemeriksaan Trimmer assembly (hanya sayap Streak 2B)
2
Pemeriksaan marka: Trimmer, Kingpost dan Data plate
3
Kode Pemeriksaan : 2
Pemeriksaan Kondisi Komponen Secara Langsung
3
Pemeriksaan ketidakamanan, retak, pembacaan dan pengoperasian
4 6
IV.
Pelepasan komponen, pemeriksaan komponen dan penggantian komponen jika diperlukan Pergantian komponen (wajib)
KOMPONEN MICROLIGHT TRIKE Bagian-bagian komponen pesawat terbang microlight trike
yang perlu
diketahui bagi operator dan perawat pesawat sebagaimana tabel 18. Tabel 18. Pengenalan Komponen Pesawat Terbang Microlight Trike
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 75 -
1
Main Structure
2
Cockpit
3
Seat
Halaman - 76 -
Lampiran II
4
Mast Block
5
Steering & Foot Levers
6
Engine / Mesin
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 77 -
7
Front Mast to Mast Brace Check
8
Tie Down Hook
9
Front Wheel Tie Down
Halaman - 78 -
Lampiran II
10
Rear Wheel Tie Down
11
Trike On Trailer
12
Air filter Protection During Cleaning
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 79 -
13
Outside Nut with Spat Bracket
14
Inside Nut and Inner Spat Bracket
Halaman - 80 -
Lampiran II
15
Locking Bolt Head
16
Tie Wire on Compression Strut
17
Rear Wheels Self Locking Nuts
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 81 -
18
Muffler Safety Wire and Springs
19
Mast Top Safetying
20
Finger Filter, as Installed / Prior Installation
Halaman - 82 -
Lampiran II
21
Fuel Line Check
22
Fuel Sender and Tools
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 83 -
23
Rear Shock Dimension Check Catatan : Harus di cek setiap 50 Jam Terbang, "A" tidak boleh lebih dari 2 mm
24
Steering Damper Setting
Halaman - 84 -
Lampiran II
25
Brake Lock Lever Inspect : 100 FH The pads should be replaced if necessary : Brake drum Internal diameter = 90.0 mm Internal diameter service limit = 91.0 mm Brake shoe pads Thickness of lining = 4 mm Thickness service limit = 2 mm
26
Front Wheel Assembly
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 85 -
27
Rear Disk Brake Master Cylinder Mounted on Front Fork
28
Cap Grit Plug Replenishment of Fluid : Remove the Plug from the Grub Screw for Allen Key Access
29
Reservoir Plug
Halaman - 86 -
Lampiran II
30
Brake Fluid / Cairan Rem (Top Up) Using a syringe, fill reservoir with auto transmission fluid. Visually sight the level to be approximately 10mm from top of housing and replace plug
31
LH Calliper
32
Master Cylinder / Silinder Utama Note : Push Triple Sleeving Over the Compression Fitting Nut
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 87 -
33
Bleed Drain Hose
34
Junctions Inspect All Junctions for Oil Leakage
35
Dynamic Port (Pitot Entry)
36
Pitot Drain Vale
Halaman - 88 -
Lampiran II
37
Transponder Instrument
38
Altitude Encoder Mounting
39
Transponder Ground Plane and Altitude Encoder
40
Amptronics GMX Case Rear View, With Altimeter Static Pressure Tube Exit Hole &Grommet
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 89 -
41
Top Of Mast
42
Front Landing GearLnding Gear Depan
43
Front Fork to Wheel Attachment
Halaman - 90 -
Lampiran II
44
Rear Landing Gear and Engine Mount Attachment to Mast Block
45
Pod Front Attachment The pod is attached to the structure using bolts and brackets, and is located on the front mast pole
46
Pod Attachment to Mast Brace
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 91 -
47
Pod Attachment to Seat Frame
48
Pod Instrument Panel Attachment
49
AN4 Bolts Into Forward Hub Block
50
Place Blades into Hub Block Tempat Blade ke hub block
Halaman - 92 -
Lampiran II
51
Propeller With All The Necessary Components
52
Mounting the Propeller
53
Propeller Part Lines
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 93 -
54
Shims Under the Front Wheel
55
Prop Hub at 89.95 Degrees After Correct Shimming of Front Wheel The ideal reading is 90° but +/0.05° is acceptable for practical application.
56
Propeller Horizontal Check
Halaman - 94 -
Lampiran II
57
Set Blade Angle
58
Correctly Installed Propeller
59
Engine Mount Rubbers (XT 912 Shown in photo)
60
Earthing of CHT Sender, to Check the Wire to the SkyDAT
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 95 -
61
Photo of Screwdriver in Place to Remove Wire
62
Ballistic Parachute Installation, XT912
63
Parachute Bracket Attachment
64
Parachute Mount Attachment Tube
Halaman - 96 -
Lampiran II
65
Side View, Parachute Attached to Trike
66
Rocket Angle
67
Bridle End Attachment
68
Schematic, Bridle Attachment
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 97 -
69
Bridle Attachment
70
Gathered Bridle on Engine Mount Upright
71
Release Handle Attachment
Halaman - 98 -
Lampiran II
72
Release Handle Exploded View
73
Cable Routing
74
Cable Attachment to Oil Tank
75
Safety Tag Assembly
Prosedur Pemeliharaan/Perawatan Microlight Trike
Halaman - 99 -
76
Safety Tag Placement
77
Release Handle
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIS JENDERAL
KEPALA BIRO HUKUM, ttd. KRISNA RYA
Halaman - 100 -
BAMBANG HENDROYONO
Lampiran II