RURUNG WALET HITAM (Collocalia maxima)

l'~:N<;F.1.01.AAN

DAN AICfNITAS PE~lANENAN SA.RANG RURUNG WALET HITAM (Collocalia maxima)

(Scudi Kasus di Gua Sarai Kabupatcn Kapuas Hulu Propinsi Kalimanran Barat)

Oleh :

PIF.T SOF.MA RY OTO NP\>t. 2505.2006.0703

TF$1. l ntuS.. Ultmt;•11hi s:._l•h sacu >y•r4t ujian <;uu mtm11C'rolth gtfar Alljlin Maci5ttr Prainim Sludi ll11u L,inRku11gan Bid1na Kajia" lit.Jim• Pf'rtn<'antae J.'e1tf:'('1o1Mi.n S•mbtrdaya Alana dau 1.iu~lr.."nlMD tlidu1>

PROGRA~fPASCASARJANA UNJVERSITAS PA.DJADJARAN BM DUNG 2007

PF.NGELOLAA~ DAN AKTJVJTAS PEMANENAN SARANG BUR.UNG WA LF.T HIT AM (collocatia maxima) (Srudi Kasus di Gua Sarai Kahupaten Kapuas Hulu Propinsi Kalimanran Barat)

Oleh:

PIET SOEMAHVOTO Nl'M. 2505.2006.0703

TESlS Lntuk mcmcnuui ~:tlah .~21u sy:u·at ujian Ci.iil;\ ;;;~;;;pt.oo·,r:.~ gt\l~• ;\f~gi~r.~,.. Salus (!\.·S.Si)

J1rograu1 &>cttdidikan ~·1agist~r Pro~ram Studi llmu l..in~kan_gon ini Tetan disetujui cteh Tim Pembimhing pad» t:tnggttl

Se.ru:11:i tertera di ba'h·a.h iui

B:lndung,

.Agu;o:;ius 2007

llf. TF.C ll H HU 000. M.Si

------------- -----A.nr;gota 'fi1u P 1ul1i111fling

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNfYERSlTAS PADJADJ.ARAN

PROGRAM

PASCASARJANA

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN .Ialan Sekeloa s.:!al2n I, Banet.mg 40132. Tckpan: (022} 2SOU71, Fu. : (022) 2SOi871, E-mul : [email protected]

LE:\1BAR PF.RSF.TU.nJAN PRRBAJKAN (REVlSJ)

UJL-\1'1 TESIS

----·---------TANGGAL UJIAN

: 26 Juli 2007

NAMA

: Pict Socmaryoio

NPM

: 2505-2006-0703

PROGRAM STUDI

· Magiste.r llmu lingkungan

BKU

: Perencanaan Pengelolaan SDA dan LH

JUDL:L

: Pengelolaan dan Akti,•ilas Peiuauenan Sarang Burung Wald l:litam (Collocalia maxima) (Studi Kasus di Guo Sarai Kabupaten Kapuas Hulu, Propinsi Kalimantan Barat),

TEL:\H DIREVISI.

DISETUJUI OLEH TIM PENELAAHITIM PEMBIMBING DAN UYfUK DIPERDA_~YAK/DICETAK

DIPERKF.NANKAN No.

Nam a

[.

Prof. Oekan S. Abdoellah. MA., Ph.O

2.

Prof. Johan lskandar, MSc.,Ph.D.

Tanda Tangan

L

" { ) ;-;>vi'-, I

3.

711

Dr. Yayar Ruchiyat

Bandung. Juli 2007 Mengeiahui,

ProfOc::i=

Ketua Komisi Pembimbing

I

.

PERNYATAAN

I Jengan ini saya menyarakan bahwa: I. Karya tulis saya, tcsis ini adalah asf dan belum pernah diajukan untuk

rnendapatkan gelar akademik (sarjana, magistcr, dan atau doktor), baik di Universitas Padjadjaran rnaupun di perguruan tinggi lain. 2. Karya tulis ini adalah murni gagasan. rumusan. dan penelitian saya sendiri, ranpa bantuan pihak lain. kccuali arahan Tim Pcmbimbing. 3. Dalurn karya iulis ini tcrdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain. kecuali sccara tcrtulis dcngan jelas dicanturnkan scbagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pcngarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka, 4. Pernyataan ini saya buat dcngan sesungguhnya dan apabila dikcmudian terdapat penyimpangan dan ketidakbcnaran dalam pernyataan ini maka bersedia rnencrima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang diperoleh karena karya ini, sorta sanksi lainnya sesuai dengan norma berlaku di perguruan tinggi ini.

Bandung,

hari saya iclah

ya11g

Juli 2007

, yang membuat pcrnyataan.

j

.,o

,1)

P~T SOEMARYOTO N\ 2505.2006.0703

111

_J£/en pt)h()vi ternkh£r telt1h dlttbt1ng, jilet1 sungt1£ terakhir idah terctmtlr, Jileailet111- ten:ikh{r tziah dttavigkap, baru

Jl'A.tl/.'U/Sin tl/etlPv

sadar banwa J.Utrt/etl r£daJe

tlfetln

V1-tPktJ111. uavig.'

Aku bersyu!eu.rktpodt1Mu. okh let1rtnt1 kefadiaYLku. dahsyat·dt1YL '!)'alb; Aja£btlpll yang K,tiubutlt.,. PtlYLjiwt1kt< bt1-iar-beJA.tlr iutJA.!jtldtlrtviya. MIJ.!V'.(UI'

f>.~ud,:t.~')::14

bisa

THE 1\,fANAGE11fENT AND THE HARVEST ACTIVITIES SWIFT-LETS (Collornlittmaxima)

OF Bl.ACK-NEST

(Case St11dyat Gua Sarai Kapuas Hu/11 Regency, Province of West Borneo) ABSTRACt

Black-nest Swifi-lets are consideredto lie highly economic valuable bird species. The decrease of the block-nest swift-tet production in Kapuas Hulu Regency is the background ofthis research particularlyon the manage111eli/ system of/he harvest activities. The aim of this research is to find out and to determine the munagemen: system and the harvest actlvities done by the sustainable businessmen and the cottectors of the black-nest swift-lets al Gua Sarai, Kapuas Hulu Regency. This research was carried out from April 10 :Way 2007, using qualitative mu/ explonnive-descriptive methods. fr describes and i1!forms the management system and the harvest activities done by the black-nest swift-Iet businessme» and collectors at (iua Sarai. Kapuas Hulu Regency.The result ofthis research shows that the acsivities of managing the black-nest swift-lets at Gua Sarai cause their production and population decreasingfrom time to lime. This decrease is due lo the high intensity of harvest pattern; eight times 11 year or once in 4.i days (trip). The management activities of black-nest swift-lets at Guo Sarai art! no/ sustainable caused hy the coruract system which makes the swtfi-kn businessmen perform an o••er- harvest or maximal harvest. This condition becomes 1w)r.re·since thereis no/ a1~y sufficiemplan concerning an aliocation of ttmefor the black-Iles: swift-lets II} breed and a/.1·0 there is 11 lat:k oft·<mlroleitherfrom th« businessmen themselves or.f/'1>111 tlie govemment Key words: black-rest.1wifi-lr!t, managementofswifi-letctn>c, sustainableharvest

iv

P~:~GELOLAM" DAN AKTIVITASPE.\1ANENAN SA.RANG llURUNG WAtET ICITAM (Cottocatia maxima) {Studi Kasus di Gua Sal'lli Ka bupat.en Ka.,..as Hulu Propi•si Kalimantan Barat)

AliSTRAK

Uurung walet saning hitam mcrupakan spe.~ie<; yang bcrnilai ekonomi tinggi, tcrjadinya pcnurunan produksi sarang burung wale: khususnya Ji Kabuparen Kapuas Hulu rnelatarbelakangi dilakulrnnnya penclitian mengenai sistcm pengelolaan dan aktivitas pemanenan sarang bunmg waler hitarn. Penelitian ini bcrtujuan umuk mengerahui dan menentukan sistcm pengclolaan dan akrivitas pcrnancnan yang lestari )ani; Jilal.ukan oleh pengusaha dan pemungui sarang burung wales di Cua Sarai Kabupaten Kapuas Hulu. Penelirian dilaksanakan pada bulan April sampai dcngan Mei 2007. menggunakan rnctode kualitatif Pcnclitian ini bersifat dcskriptif cksplomrif yang menggambarkan dan mcnginformasikan slstcm pengelolaan dan aktivitas pemanenan yang dilakukan olch pcngusaha dan pernungut sarang di Gua Sarai Kabupaten Kapues Hulu, Hasil pcnclitian mcnunjukkan kcglatan pcngelolaan sarang burung waler hitam di Ouu Sarni mcnyebabkan produksi dan populasi burung waler hiram menurun dari tahun kc rahun. Hal ini discbabkan pofa pemancnan yang dilakukan dengan intcnsitas linggi yaitu X kali dalam saiu tahun, dimunu pcmancnan sarang burung wale! dllakukan setiap 45 hari sekah (rrip). Pengclolaan sarang hurung w~lc1 di Gua Sarai tidak dilakukan secara lcstari disebabkan adanya sistem •1~11lra~ yang mcndorong pengusaha burung waler mclakukan pcmanenan yang maksimal. tidak adanyn perencanaan pengclolaan )ling memberikan waktu hagi burung wale! hitam untuk bcrkcmbang biak, dan lcm~hnya pengawasan dalam kcgiatan pcngclolaan baik dari pihak pengelola gua "ale! maupun pernerintah,

Kata kunci : sarang buruug walet, pcngclulaan !,'lla waler, pemanenan lcstari

v

KATA PENG ..\NT AR

Puji Tuhan, ucapan syukur yang tiada tcrkira buat berkat dan kasih setia Tuhan yang selalu menyertai disepanjang hidup penulis sehingga penulis dapar

mcnyelesaikan penelitian dan penulisan tesis dengan judul "Pengelolaan dan Aktivitas Pemanenau Sarang Burung Waler ltuam (Co/localia maxtmd; : Studi

Kasus di Gua Sarai Kabupaten Kapuas Hulu Kalirnantan Barat", Sclcseinya penulisan iesis ini tidak lcpas dari bantuan dan sumbangan yang diberikan semua pihak, baik sumbangan moril maupun matcril sejak awal

penyusunan hingga selesainya pcnulisan. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis mcnghaturkan terima kasih dan penghargaan seringgi-tingginya kcpada Prof. Dr. Gn·i N. Megantara dan Dr. Teguh I lusodo, M.Si alas segala masukan dan bimbingannya.

Ucapan tcrima kasih dan penghargaan, penulis sampaikan pula

kepada: I.

Prof. Dr. H. Ganjar Kurnia, Ir.DEA selaku Rcktor Universiras Padjadjaran,

2. Prof. H.t\. Djadja Saelullah, Ma, Ph.D sclaku Direktur Program Pascasarjana Univcrsitas Padjadjaran,

3. Dr. Ir. Dedy Priatna, M.Sc selaku Kepala Pusat Pcmbinaan Pcndidikan dan Pelatihan Pcrcncanaan Bappenas beserta stat; mas fasilitasi dan dukungan pembiayaan pendidikan.

4. Prof. Ockan S. Abdoellah, MA, Ph.I) selaku Ketua Program Studi Magisicr llmu Lingkungan Univcrsitas Padjadjaran sekaligus doscn pcnelaah tesis, 5. l)r. TIJ. Benito A. Kurnani, Ir. Dip.Est selaku Sckretarts Program Studi Magister lhnu Lingkungan l Jniversitas Pacija11jaran, 6. Chay Asdak, M.Sc, Ph.D selaku Ketua Ridang Kajian Utama Perencanaan Pengclolaan SDA dan Lingkungan l lidup, Program Studi Magisler llnm Lingkungan Universitas Padjadjaran, 7. Bapak Tambul Husin selaku Hupali Kapuas Hulu dart lbu Yohana Endaug.

S. H selaku Kepala Kantor Kepegawaian atas kcpercayaan dan dukungannya baik moril maupun materil,

vi

S. Pref Johan lskandar, MSG .. Ph.D. dan Dr. Yayat Ruchiyat

selaku dosen

penelaah tesis. Teri ma ksih atas semua saran dan masukannya, 9. Seluruh

staf pengajar pada Program Studi Magist('.r llmu Lingkungan

Universitas Padjadjaran Bandung atas ilmu pengctabuan yang dibcrikan dan suasana menyenangkan selama penulis menjalani studi di Bandung, I 0. Keluarga besar Abraham Yohanes Moestopo dan Sui I.in Adelina, bahagia dilahirkan dan tumbuh besar bersama kaiian, 11. Ishak Widodn dan keluarga di Purussibau. rcrimakasih telah menjadi abang disegala musim. 12. Dang Salafudin, Yovinus Riady. Eci, Mange. Nina. dan tcman-tcman GPDI Putussibau dan Pontianak, rerima kasih buar scgala dukungan yang telah diberikan. 13. Mbak Eka Mhak Ririn. Herman. Ma' Johan, Bang Diding, Uda Ferialdi. Bang Riruon, dan Mpok Sri kalian mcrnbuai perjalanan srudi kira lcbih berwarna seperti kodak dan ceria seperti soda dingin di tengah terik matahari, 14. Ternan-teman kelas Bappenas 2006, senang dapat mengenal kalian lcbih jauh, 13 bulan ban yak ccrita yang ridak akan terlupakan, 15. Bapak Agus Seiiawan, Bapak Herman Toni (Akwangj, Bapak Abau. Hang Dul dan Bang Salman. serta semua rcman-tcman penjaga dan pemungut sarang atas bantuannya selarna penelitian dilakukan, Tuhan rncmbcrkari kalian scruua,

Akhirnya penulisan berharap semoga apa yang tcrtuang dalam tesis ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Bandung,

Juli 2007

l'enulis

VII

OAFTARISl

Halaman :

DAFTAR ISi

viii

DAFT AR TABF.L

,.........................................

x

DAFTt\.R GAMBAR

xi

OAi<~rAI{ LAMPIRAN

BAH I.

OAR 11.

xiii

l'ENDAllULlJA"f

.

I .I.

l.atar 11~1akaug Pcnclitian

..

1.2.

Perumusan Masaluh Pcnclitian

()

1.3.

Tujuan Pcnclitinn

7

1.4.

Manfaar Penelitian

7

KA,nAN PUSTAl
8

2.1.

Kujiun Pttslaka

8

2.1.1.

Sisrem Pengelolaan

R

2.1.2.

Pengelolaan Sumbcrdayu Alam

I

2.1 J.

Konsep Konscrvasi

14

2.1.4.

Ou111ng Wale! Sarnng Hiram (Coilocolio maxima) dan

2.2.

J

F11klor-fi1kl(1r )'Mg Mcmpengaruh] Populasinya

15

2.1.5.

Sisrcrn Pcngclolaan Sarang Burung Wnlcl Alam

19

2.1.6.

Pengelolaan Sarang Ou rung Walct l.cstari

20

Kerangka Pemikiran

23

HAJJ Ill. 013.JEK DAN METOUF. Pf:Nl<:l.ITIAN

27

). I.

Objck l'enclitian

27

J.2.

Mctode Penelitian

27

3.2.1.

27

Definisi Operasionnl l'cnelitian

3.2.2. l>e~ain Penelitian

28

3.2.3.

Jenis dan Sumber Data renelitian

2')

3.2.4.

Prosedur Pengumpulan Data Penelitian

.12

3.2.5. Analisis Data penelitian

viii

31

3.2.6. BAB IV.

Lokasi dan Waktu Penelitian

33

HA~HL DAN PEMBAHASAN

35

4.1. Gambaran llmum Lokasi Penclitian

35

4.1.1.

Kabupaten Kapuas Hulu

35

4.1.2.

Gua Sarai

39

4.2. Seiarah Penaelolaan Sarang Burung Waler Hltam di Kabupatcn K apua s H11 l11

4O

4.2.1.

Sistcm Pcngelolaan Hak Milik

44

4.2.2.

Sistcm pcngetolaan Kontrak Tutupan

45

4.3. Siklus llidup Burung Walct Sarang Hiram di Gua Sarni

47

4A. Sistem Pengctolaan Sarnng Burung Wulet Hiram di Guo Snrui

49

4.4. I.

Pelaksanaan

Pcrcncuuaun

l'cng1.1luluun

Sarang

Burung

Walet Hiram 4.4.2.

5'.!

Pelaksanaun

Pengorganisasian

Pcngclolaan

Sarnng

Suning Wclic1 I li1a111 di Gua Sarai 4.4.3.

11.4,il.

Pclaksanaan

Pcngawasan

58

Pcngelolaan

Sarang

Burung

Waler I litam di Gua Sarni

61

Peran Pcmcrintah

62

4.5. i\ktivitas l'cmancnan Sarang nurung Walet Milam 4.5.1.

Tenni:a Ke1:ja dau Sisrem Pcngupahan

67

4.5.'.2. J>ola Pemanenan

6'>

4.5.3. Teknik Pemancnan

77

4.5.4. Perneliharaan Habitat Bersarang llurun~ Wale: ltitarn

80

ln

4.6. Aruhan Perencanaan

BAU V.

67

4.6.1.

Sistern pengelolaan Gua Waler

4.6.2.

Pcngaturan Pola Pemancnun

SJ ~

86

SLMl'ULAN IJAN SARAN

90

5. I. Sirnpulan

90

~.2. Suran

90

DA t'TAR PUST A KA

91

LAJ\ff'!RAN

9 .5

ix

I~

DAl•TAR TAHEL

Tabel 3.1.

Marrik pcngumpulan data primer ........................................•......................

30

Tabet 3.2. Mauik pengumpulau data sckunder

31

Tabet 3.3. Jadwal pengambilan data penelitian

34

Tabcl -I. I. Pcnggunaan lahan di Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2005

38

Tabcl 4.2. Slstcm pcngclolaan gua watci di wilayah Kabupaten Kapuas I lulu

43

Tabel 4.3. Pcrencanaan biaya per trip kcgiatan pcngelolaan sarang burung waler hitam di Gua Sarai

55

Tnbel 4.4. Anallsis kcunrungan pcngclolaan saning burung walct hitarn di Cua

Sarai dalam seriap kegiaran pemancnan

56

Tube! 4.5. Pcndaparan asti dacrah Kabupatcn Kapuas Hutu dari retribusi ~arang burung waler

65

Tabel 11.6. Upah d1111ju111luh rcnuga kcrju di Gua Surui

69

Tabet ·1.7. Ju111l~h µrodnk~i dun populasi burung waler hitam di Gua Sarai

73

x

l)AFTAR GAMDAR

Gainbar I. I.

Burung waler samng hi lam dan lvkasi bersarang di gua alam

Gambar 2.1.

Tclur burung walct sarang hitam dan anakan yang baru mcnctas ......... I 7

Gurnbar 2.2.

Diagram kerangka pcmlkiran

25

Gambar 4.1.

Peta administratif Kabupatcn Kapuas I lulu

36

Gambar 4.2.

Sungai Kcriau

39

Gambar 4.3.

Fluktuasi harga sarang burung waler hitam Kabupaten Kapuas

I lulu Gamber 4A

2

40

Pei ubahan si~1.:111 pcngcloluan sarnng burung walet huarn di Knhuflllrcn K~p11as Hulu

41

r.amhAr 4. ~.

Siklus hidup burung w<1k:t s;irang hitam

47

Gambar 4.6.

Mckanismc kornrak unupan antara pemilik saham Gua Sarai dcngan pcngusahu sarang burung wulet

50

Gambar 4. 7.

Musim bcrkcmbang biak burung waler sarang hitam

70

Gambar 4X

l'ola pcrnanenan :;arnng burung wale! di G11a Sarai

70

Garnbar 4.IJ.

Musim pcmanenan sarang burung walet di bulan balk dan b11la11 jelek

71

Wakru pcmancnan dan waktu berkernbang biak burung walet sarang hiunn

72

Produkxi sarung burung waler hiiam di Gua Sarai (Tahun 2002 2007)

73

Gambar 4.10. Gambar 4.11.

Gambar 4.12. Prcdiksi pcnurunan prnduksi sarnng burung walct hitam di Gua Sarai

75

Garnbar 4.13. Target produksi sarang bunmg walet hitam yang lestari

76

Clamhar4.14.

77

Tcknik pancn sarang burung waler hitam di Gua Sarai

XI

Pcralaian yang digunakan penjaga dan pernungut sarang surung waler hitam di Gua Sarai

78

Gambar 4.16.

Bukit dan Gua Sarai

80

Gambar 4.17.

Pcrnasangan dupa agar waler bctah di Gua

81

Gambar 4.15.

(Jam bar 4 .18. Pencoi etan dan pahatau dinding gua ulch Gum bar 4.19.

1111111u~i;1

Pola pcngaturan pemancnan sarang burung waler lcstari

Gambar 4.20. Produksi ~rang burung walct hitam di Gua Suruk (Tahun 20UO 2007)

xii

82 87

89

DAfTAR LAMPTRAN

l.arnpiran I. Panduan Wawancara umuk Pcngusaha Sarang Aurung Walct

95

Lampi ran 1. Panduan \\'awancara untuk Pemungut Sarang Burung Walet

96

Lampimr J. Panduan Wawancara umuk Ararat Pemermtah

97

I ampirun -1. Riw..t)al Hidup ·················-························· .. ····

98

xiii

BAB I PF.NllAHIJl.UAN

1.l. Latar Belakang Penelitian

Waler (Colkx:olia .sp) rncrupakan burung yang mcmbuat sarang dari air liuruya. sarung tcrscbut bcmilai ekonornis karena dapal dikonsumsi oleh manusia

;cbagai bahan makanan Jan minuman kesehaian. Di Indonesia tcrdapar jcnis-jcnis burung wale! yang bcmilai ckonomis antara lain walct sarang putih (Colfocalia .fi1c111lt(if!.a), wale! sarang hitam (( 111ttri11111), water !:l:riti (C. e.w:ule111a),dan walct

~ar~n~ lumut (C. v11111kore141() (Budiman, 2002). Namun tidak semua ~arang burung "alct ~ang dihasilkan memiliki nilai ekonomis

(harga) yang

sama, waler

paling tinggi dibandingkan

sarang putih memiliki

nifai ckonrsuie )'AJIC

dcngan walct lainnya karena ..arnng ynni; disusun

nurrui dMi nir liur tnnp;1 Jc.lan)1t camporan bulu wale]. Waler sarang hitam 111CllC1Jn$ill(~n sarang )Ong disusun oleh air liur yar.g bercampur dengan bulu dun merupakan .arang "afct dengan kualitas II. sedangkan walet o:ar:mg scriri dan waler sarang lurnut dengan kualitas Ill dan IV karena air fiur ya11g menyusun sarang wal~t lcbih se.lik.it (Ta>lim. 2002). Ma~yar-Jl..at Kabuputcn Kapuas Hulu selamu ini rnelakukan pengeloluan sarang burung waler dari jenis waler sarang hham karcna wale! sarang hi1a111

mcrupakan jenis yang khas di gua-guo kapur di "if ayah Kalimantan (Moc Kinnon. dkk, 1 CJn). I lab ital nlami waler sarang hitam ada'ah gua-gua a lam dan mercka mclciakkan

sarangnya di lokasi lokasi yang sulit dijangkau buik oleh manusia

maupun predator alami waler seperti burung clang dan ular. Walet sarang hitam sclain

di

Kalimantan

banyak

tcrdapat di dacrah

Sumatcra

dan Jawu. Pada

urnurnnya waler sarang hitam dapat dijumpai di pesisir-pcsisir pamai atau pegunungan kapur dan mcreka lcbih meayukai cekungan pada dinding gua-gua kapur sebagai rempa: bersarang dan berproduksi (Nazaruddin dan Regina. 1992). Burung "aid sarang hitam dan lokasi bersarangnya di dalam gua dapat dilihat pada Garnbar I.I.

Gambar LL Burung walet sarang hiiam t.lan lokasi bcrsarang di gua alam

llunrng waler sarang hitam telah lama dikenal olch masyarakai di Indonesia karena sarangnya dapat dikoosumsi dan dipercayai dapat menyeharkan

tubuh rnanusia. bahkan dapat menyembuhkan penyakit-penyakit tertenrn seperti penyakit paru-paru. panas dalam. melancarkan peredaran darah. dan penambah tenaga, Sebag
disekitarnya (fludin:an dan Tim Penulis PS. ~005).

.,

.l

Hasil produksi samng waler Indonesia baik dari jenis wale! samng purih dan walet sarang hitarn memenuhi sekuar 75 persen kebutuhan dunia. Sisanya dipenuhi

olch negara Vietnam, Thailand, Myanmar, Cina baglan selatan, sena

Filipina.

Sarang waler produksi Indonesia scbagian

bcsar dickspor kc ncgara-

negara lain scpcrti Hongkong, Singapura. Malaysia, Cina. Taiwan. dan bcbcrapa ncgara lainnya (Taslim, 2002). Pada saar ini hasil sarang burung wale:

Indonesia

di bebcrapa wilaynh

rncngalaml masnlah pcnurunan produksi. Salah satu contoh tcrjudinya pcnurunan adalah produksi sarang walet purih di Gua Karang Dotong, Gua Karangduwul dan Gua Pasir di selaran Kebumen mcnurun sekuar 70 perscn. Pada tahun 1994 dacrah

tcrscbut maslh rncnghasilkan 275 ~ilogram padn tahun

200~

(suaramcrdcka.corn.

namun turun menjadi 78.5 kilogram

:W\17). IJi Kubupatcn

Kapuas

I lulu.

pcnurunan produksi sarang walet hitam Lcrjmli di Gua Kaung dun Gua Nginge: dimsua p~da t;ihun IQ90 produksi sunrng wulet hiuun di 01111 Kaung dupu( mencapai

kurang lcbih

11! kllogrn.»

11nm1111

di rahun 200 I hanya 2 kilogram.

sedangkan di (; ua Nginge1 produksi sarang waler h itam tahun I 9<JO mcncapa i rotaruta 45 kilogram

,fun turun menjudi kurung lebih S kilogram puda tahun 200 l ,

(Socmuryoto, 200 I). World Wi
tnhun 2010 jcnis burung waler sarang hi1am di Kalimantan

tcrancam punah

discbabkan olch pcngclolaan yang tidak lcsturi (Caniago, 1997). Pcnurunan produksi sarnng waler hitam diatas dlscbebkan olch tcrjadinya

penurunun jumtah populasi burung wule: yang ada di gua-gua alam karenu adanya perubahan habitat alarni walet, Perubuhan habitat alami wnlet sarong hitarn ini

4

discbabkan karena perubahan iklim,

feeding

area yang rnenurun dan adanya

sisrern pengelolaan serang burung walet yang dilakukan terkait dengan kcgiaian perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pemungutan sarang yang tidak rnernperharikan aspek kclestarian. Disamping itu aktivitas pemanenan sarang waler hitam yang mcliputi pola pernanenan, teknik pcmanonan, pcrncliharaan dan rchabilitasi

habitat bcrsarang mcnycbabkan kebcrlaugsungan

pcrkcmbangbiakan

burung walet terganggu (Solihin. 1999: Priyanto. 2()01).

Dibeberapa wilayah penghasil sarang wale! hitam gua alarn di Indonesia. seperti di daerah Jawa dan di daerah Kalimantan.

faktor dorninan

yang

rncnyebabkan terjadinya penurunan populasi walet sarang hitam adalah adanya pencrapan sistem pcugelolaan yang mcndorong para pengusaha sarang waler melakukan pemanenan sepanjang tahun tanpa membcrikan kesempatan pada burung walet untuk berkernbang biak. Seluin sistern pengelotaan, pola pemanenan yang tidak mcmpcrhatikan aspck pcmcliharaan habitat bcrsarang waler juga diduga rncnjadi pcnycbab pcnurunan populasi burung waler, Sentra penghasil sarang waler hitam sepeni di daerah Kabupatcn Bcrau, Kalirnantan Timur telah melakukan pengelolaan

gt~l

walct dengan sisrem kun~c,j

dan konservasi untuk mengatasi rnasalah pcugclolaan saraug burung waler yang tidal, lestari, Sedangkau di Kabupaten Gunung Kidul sistem peugelolaan yang digunakan adalah sistem swakelola dengan dilakukannya kerjasama

antara

Pemda

dengan rnasyarakat pcngusaha sarang burung \vafct dalam rncngatur pola pen1ancnan yang ada.

Pengclolaan

burung walet s:mmg hitam di Kabupatcn Kapuas Hulu tclah

dilakukan secara intensif oleh masyarakat sejak awal tahun 1990 hingga saai ini.

Pengelolaan yang dilakukan olch rnasyarakat adalah scbatas kcgiatan pcmanenan sarang waler yang dilakukan dcngan intensitas tinggi amara 5 hingga 6 kali dalam satu rahun, schinggadiindikasikan pelaksanaan pcmauenau tcrscbut menycbabkan populasi burung wale! sarang hitam di Kabupatcn Kapuas Hulu ccndcrung rnenurun (Soemaryoro. 200 I),

Berdasarkan uraian di aras, pcncliti tcrtarik mclakukan

pcnclitian

mcngcnai pcngclolaan dan aktivitas pcrnanenan sarang burung waler hitam di Gun

Sarai dcngan alasan : I) <.iuu Sarni memiliki komplcksitas sistcm pcngclolaan Kapuas I lulu

y;1ng

pcngclolaan

yang dapat mcnggnmbarkan

sarnng burung waler hitam sccara umum di Kabupatcn dilakukau

olch

lli!ll!)t1MhA ~ara11g. Kompk:ksiws tcrk<1i1

dcne-111 sisiem 1icnaelolann ynnc, mclibatk1111 banyak pihak pcngclolu dan permasnlnhau pcnurunan produksi sarang burung waler hitarn. '.!)

Cua Sarni mcrupakan SHlah satu gu;1 di Kabupaten Kupuas l lulu seluin Gu:1 l.ipis, Gua Elang dan Gu01 Panas yang rncnghasilkan sarung burung wakt hitam di atas 100 kilogram sctiap kali pancunya.

3) Waktu petaksanaan penclitian bcrtcpatan dcngan waktu pancn di Oua Sarai schingga dapat dilihat aktivitas pcmancnan yang dilakukan oleh pcmungut sarang burung waler.

4) Dibandingkan dcngan g.ua lainnya, Gua Sarai memiliki waktu tempuh yang lcbih singkat dari ibukota Kabupatcn Kapuas I lulu yaitu kurang

lebih 8 jam .

6

1.2. Perumusan Masulnb Penelitian Sarang waler hitarn merupakan salah satu sumber mata pencaharian pcnduduk Kabupatcn Kapuas I lulu di beberapa wilayah scperti di Kecamatan Ounul I lulu, Kccamatnn

Kcdarnin,

dan Kccamaran Mcntcbah. Masyarakat sclnin

bcrladang dan bcrburu juga rncnggantuugkun hidupnya pada produksi sarnng walet hitarn yang terdapat di gua-gua alam. Tcrknit dcngan uraian pada latar bclakang,

pada saai ini ccr_iadi pcuurunan

populasi dan produksi burung walet sarang hitarn

di Kabupaten Kapuas I lulu

khususnyn di ( iml Sarni. Penurunan tersebur diindikasikan karcna adanya sistem

pengelolaan dan aktivitas pemancnan yang tidak mcmperhatikan kclcstarian hurung waler dilakukannyn

oteh pengusahn dan pemungut sarang waler hltam, scpcrti intcnsitas

pcmancnan

yang linggi dan rcndahnya pcmeliharuan

ht~bit111 bcrsarang burung walet, Unluk memperiahankan dan mcningkatkan produksi sarans burung walct

sarang hitam, sistern pcngelolaan

yang lcsrari harus dilakukan

supaya sarang

burung waler hitam di sua-gua alam terjarnin kcberadaannya. Agar pengclolaan ~ar;111g

burung walet dapat terwujud, diperlokan d:11:~ dan informasi

mcngenai

yang

lengkap

sistem pcngelolaun sarong burung walet hitam yung :icl11111n ini

dilakukun oleh pcngusaha dun pcmungut wrong. Pcngclolaan sorang burung waler

hilam di Gua Sarai yang akan dilihul dalam pcnclitian ini yaitu, bagaimana sistcm pcngclolaan

dan aktivitas

pcrnungui sarang

rc111011cna11

yang dilakukan oleh pengusnha dan

burung wulcl hitam di Gua Sarai?

7

J .3. Tu.juan Pcnclitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengelolaan dan aktivitas pemancnan yang dilakukan ulch pengusaha dan pemungut saraog burung waler di Oua Sarai Kabupaien Kapuas Hulu.

1.4. Manfaat l'enclilian llasil penelitian

ini diharapkan

dapat

rnernberikan

mantaat

berupa

informasi mcngcnai sisrcm pcngclolaan dan aktivitas pcmanenan sarang burung waler hitam di Gu:1 Sarni Kabupaten Kapuas Hulu, sehingga dapat dijadikan bahan masukan untuk pengarnbilan kebijakan pengelolaan sarang burung walci hitarn yang lestari ofeh pemerintah daerah setempet.

BABU

KAJIAN PUSTAKA OAN KERANGKA PRMIKlllAN

2.1.Kajian Pustaka 2.1.1. Sistcm Pengelolaan Scbuah sistcm rnerupakan keseluruhan y
lcpas dcngan pcngclolaan yang dilakukan oleh suatu individu ataupun organisasi. l'engelolaan memiliki pengertian yang sama dengan manajemen, dimana manajemen dideflnlsikan sebagai suaiu ilmu dan seni yang aiuran dan proses-proses

di dalarnnya ierdapat

pemanfaaran surnberdaya rnanusia dan surnber-sumber

lainnya sccara eiektif dan eflsien untuk mencapai suatu tujuan tenentu (Hasibuan, 1996).

Proses-proses itu

pcugorganisasian.

sendiri

terdiri

dari tindakan-rindakan

perencanaan.

pcngaranan dan pcngawasan yang dilakukan untuk mencapai

tujuan tcrtentu. Tahap awat dari manajcmcn adalah percncanaan (planning). Pcrencanaan merupakan memilih, asurnsi-asumsi mcrumuskan

menghubungkan

takta dan membuat

serta menggunakan

rncngcuai masa datang dengan jalan mengambarkan kegiatan-kegiatan

yang diperlukan

untuk mencapai

diinginkan (ferry, 1978). Pokok dari rcncana pcngclolaan

dan

hasil yang

adalah

suatu

pernyataan mengenai sasaran dun tujuan yang dapat diukur dimana sasaran

dim

tujuan tcrscbut mcmbenruk kerangka unruk meneruukan tindakan yang akan

8

tersebut akan dilakukan, serta dana dan renoga yang

diambil, kapan tindakan

dipcrlukan (Mackinnon. dkk, 1990).

Sebagai dasar pernikiran dalam suatu pcrcncanaan adalah terbatasnya sumberdaya yang tersedia. Artinya sumber-sumbcr yang terscdia selalu tcrbatas sedangkan tujuan yang hcndak dicapai ridak rerbaras, Percncanaan yang akan dibuat harus discsuaikan dengan ketersediaan sumbcrdaya yang ada dan sumbcrdaya tcrsebut harus dikerahui dcngan

tepat.

Berikut

syarat-syarat

pcrcncanaan yang baik (Hasibuan, 1996):

a} Menuuuskau dahulu rnasalah yang akan dircncanakan sejelas-jelasnya. b) Perencanaan harus didasarkan pada informasi, data. dan fakta. c) Mcnctapkan beberapa attematif dan prcmis-premisnya. d) Putuskanlah suaru kepuiusan yang menjadi rencana.

Setelah

dilakukan

pcrcncanaan

maka

dilakukan

pengorganisasian

(OrganizirtK). Pcngorganisasian adalah tindakan rncngusahakan hubungan-

hubungan kclakuan yang efektif antara orang-orang, sehing~a rnereka dapat bckcrjasarna secara efisien dan dcngan dcmikian rnernperoleh kepuasan pribadi dalam Ital metaksanakan iugas-tugas tcrtcntu dalam kondisi lingkungan tertentu

guna rnencapai tujuan atau sasaran tertentu (Terry. 1978). Sedangkan menurut Hasibuan

(2006). pengorganisasian

merupakan

kcgiatan

pembagian keria,

hubungan kerja, pcndelegasian wewenang dan koordinasi dari kegiatan-kegiatan

yang akan dilakukan. Dalam mcncapai sasaran dan tujuan, perencanaan tidak akan banyak berani bila tidak ditunjang oleh fungsi manajemen ketiga yairu pcngarahan (aciuating). Pengarahan

adalah membuat semua anggora kclompok agar mau

I0

bekerjasama clan bekerja secara ikhlas serta bergairah unruk meneapai lujuao sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian (ferry, 1978). Jadi

pengarahan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

pimpinan

untuk

membirnbing, rnenggerakkan, mengatur segala kcgiatan yang tclah diberi tugas dalam melaksanakan sesuatu kegiaran usaha. Mcnurut Terry (1978). fungsi pengarahan merupakan faktor yang pcnting dan mcncntukan suksesoya suatu organisasi karena fung5i

ini tcrkait langsung

dengan orang-orang yang menggerakkan organisasi tcrscbut. Pcngarahan discbut efektif jika dipersiapkan dan dikerjalcan dcngan baik serta benar olch karyawan

yang ditugasi untuk itu (I lasibuan, 1999). Tahap selanjutnya adalah pengawasan (Co11troili11f!.) yang didcfinisikan schagai proses penentuan apa yang harus dicaoai yaitu standar. apa yang sedang dilakukan

yaitu pelaksanaan, mcnilai pclaksanaan dan bila perlu melakukan

perbaikan-pcrbaikan sehingga pdaksanaan sesuai dengan rencana yang selaras dengan stander (Terry. J 978). Dimana tujuan dari pengawasan menurut Hasihuan

( l 996) adalah: a) Supaya prose> pclaksanaan dilakukan sesuai dengan kcrcruuan-ketcruuan da ri rcncana Ii) Melakukan tim.lakan pcrbaikan jika terjadi penyimpangan. c] Supaya tujuan yang dihasilka~ scsuai dengan rencana, Dalam proses pcngawassn \Vinardi (l'l86) mcngemukakan sda cmpar Jangkah pengawao;an yaitu : a) Menetapkan stander dasar pengawasan. b) Meneliti hasil yang dicapai. c) Membandingkan pelaksanaan dengan

standar

pcrbandingan (bilamana ada perbedaan), d) Memperbaiki penyimpangan dengan tindakan koreksi,

dan

menctapkan

11

Pcngawasan

bukan hanya sekedar rncncarai

tetapi berusaha untuk rncnghindari kesatahan.

dan mempcrbaiki

kesalahau-kesalahan bila ierjadinya

akau

kesalahan-

Jadi pc11g~wa!i
suatu kegiaran.

Konsep-konsep yang tefah diungkapkan tcrsebut diaras dimulai

dari

pcrcncanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan merupakan prosesproses yang sangar penring dalam melakukan sehuah pengelolaan, Kegiatan yang

dilakukan pada sctiap proses icrscbui mernbantu dalam pcncapaian sasaran dan tuj uan yang telah ditetapkan.

2.1.2. Pengelotaan Sumberdaya Alam Sumberdaya

cidcfinisikan

ekosistem yang rnenyediakan

sebagai komponen-komponen

dari sebuah

barang-barang dan jasa yang bcrrnanfaat bagi

kebutuhan rnanusia (Berkes, 1989). Scnada dcngan deflnisi di atas, Camp. dkk (1991),

rnendefinisikan

sumberdaya alam sebagai obyck, rnateri, rnakhluk hidup.

atau cncrgi yang dapat ditemukan di a lam dan dapat dimanfaatkan oleh manusia, Pemaofaatan

sumbcrdaya alam

oleh

manusia

akan

menimbulkan

perubahan-pcrubahan pada ekosistem sehingga mempcngaruhi sumberdayasurnberdaya ya11g lain bcserta lingkungannya. Pcngaruh tcrsebut dapat bersifat langsung maupun tidak langsung (Soerianegara, 1977). Pcngelclaan sumber daya a lam yang dilakukan selama ini cenderung berorientasi pada aspck ekonomi tanpa mcmpcrhatikun

kcpentingan ketestarian dan kcscimbangan alam sehingga

mcneakib;it~an

penurunan

nilai

sumbcrdaya

dun

kerusakan lingkungan.

Pernanfaatan snmberdaya alam yang tidak memperhatikan aspck kclcstarian

I~

dalam pengclolaannya akan menyebabkan sumberdaya menurun Jan hahkan punah bila bcrlangsung secara terus rncncrus. MacKinnon, dkk (I 990), menyarakan gcjala umum yang urenandakan bahwa suatu populasi dipungut secara berlchihan adalah : I. Hilang atau bcckurangnyajumlah populasi secara jelas 2. Meningkatnya jarak tempuh untuk meneari sumbcrdaya 3. Mcningkatnya unit usaha yang diperiukan untuk mengumpulkan sumberdaya 4. Hasil panen yang menurun

5. Mcnurunnya kondisi, ukuran dan u111u1 individu rata-rata dalam populasi yang dipanen

Kcgiatan pclestarian sumberdaya mcmiliki beberapa persyaratan yang harus dilakukan yaitu memelihara proses ekologi, kcanekaragarnan hayati, sistern pcnyangga kehidupan dari lingkungan: rnemancn sumberdaya yang dipakai kcmbali pada pada Iahan dasar yang bcrlanjut; serta pemakaian yang cfisien dari sumberdaya baik y~ng dapat maupun yang tidak dapal diperbaharui (Manitoba dalam Mitchell, 1997). Dalam pcrspcktif ekosistem. sun:bcnlaya tidak dapai dikclola

hanya

berdasarkan faktor produksi saja akan retapi untuk mcnjamin kcbertanjutannya harus juga memperharikau nilai ckologinya (Berkes, 1989). Mengingar rujuan utarna dari pengelolaan adalah melindungi margasarwa dan habitat alarnnya maka pcngclola harus menerapkan tindakan pengclolaan aktif. Tindakan pengelolaan

>·a11g dapat dipcrtimbangkan umuk membamu suatu populasi yang mcnurun menurut

MacKinnon. dkk (1990):

I. Mengheutikan pcrubahan habilal yimg merupakan pcnyebab utarna kepunahan spesics, comohnya melalui kegiaian penegakan peraturan pclcstarian, menghemikan konsesi hutaa, dan mcngcndalikan penebangan pohon.

1.1

2. Mcrnpcrluas

atau mcningkarkan

perlindungan koridor rnigrasi, tcrnpat

berkembang biak, atau tempat istirahat. 3. Mengembangkan pcugelolaan habitat. 4. vlelindung] spcsics terancarn secara akrif, melipuri kegitan pcngawasan dan penegakan hukum.

Dalam mcngarasi pennnsalahan pemanfaaran somberdaya alam, mengacu pada kctcruuan Direktoral Jendral Perlindungan

Hutan dan Konscrvasi Alam

(2002}, peran pcmcrintah dalam kcgiatan perlindungan pernanfaatan

sumbcrdaya

alam adalah dengan mclakukan : 11)

Penctapan kuora pcnangkapan 111u11 pengamhila» sumhcrrlaya alam

Pcnetapan

kuola pcngambitan

sarwa liar dari alam

merupakan

baras

maksirnal jcnis dan jumlah satwa liar yung dapat diambil dari hnbitlll alam, Pcnctupan kuota pengambilan/pcnangkapau

satwa liar

dldasarkan P•tcfo

prinsip kchati-hatian (precautionary prin('lp/i•) dan dnsnr dasar ilmiuh untuk 111c11cc~1h tcrjadinya kcrusakan atau dcgradasi populnsi.

h)

Pcri7.inan pcmanluutan surnberdayu

0!11111.

Pcrdagangan jcnis satwa liar hanya dapat dilakukan olch Badan Usaha yang didirikan mcnurut hukum Indonesia clan mendapat izin dari Pcmcrintah (Departcmcn Kchutanan Cq. Dircktorat Jcndcral l'HKJ\). c)

Pe11gendMli11t1 lh111 pengawusan pc111J11f.1ata11 sumbcrduya alum. Pe11gt11d<1li1111 dan pcngawasau satwa kcgiatan pengambilan

atau

liar dilukukan rnulai dari tingkat

penangkapan

sarwa liar. Pcngcndalian dan

pcngawasun pcmmgkapan satwa liar di alam dilakukan dengan rujuan agar pcrnanfaatan

sesuai dengan izin yang diberikan (tidak mclcbihi

kuota

14

tangkap], penengkupan satwa liar dilakukan dengan tidak mcrusak habitat atau populasi di alam. Selain tindakan pcngclolaan sccara akrif di a1<1$. peugelolaau adaptif dapat dipcrtimbangkan sebagai konsep pendekatan pengelolaan sumberdaya yang lcstari

karcna pendekatan adaptif menckankan pengclolaannya pada populasi arau ckosistem dengan mcnggunakan skala waktu yang lebih bersifat skata biologis

daripada

perputaran

bisnls.

Pt:n)lelulaan adaptif

scsuai dalarn menghadapi

pcrmasalahan terkau dengan komplcksitas
2.1.3.

Konscp l
Sebubunga« deugau sutnbcrdaya terbarukan, konservasi bcmnl mcnjagn sumbcrdaya

111.:11111111

~> yan;: ;tkan mcnjamin secara abadi manfaa: ckonomi.

sosial, clan 1>sikologi :.<:Linggi-tingiin) a bag] masyarakai. Konscrvasi mcrupakan 'ua111 tindakan yang tcrcncana dan terkoordinasi dimana konscp konscrvasi dun ketcrtanjurau

mcngandung petu~juk

bahwa pcngelolaan ruang dan waktu

mendasari segnla kehendak atau kegiatan (Norohadiningrat, 1992). Mcnurut Undang-undang

No.5 Tahunl\l'JO tcntang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati

dan Lkosistemnya. konservasi sumbenlaya

alam hayati adalah pcngclolaan

sumber daya alam hayati )ang pcmanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk

menjamin

kesinarnbungan

persediaannya dengan

terap

rnernelihara

dan

mcningkaikan kualitas kcanckaragaman mm nilainya. Saiwa liar dikatakun scbagai sumberdaya yang dapat rerbaharui apabila dapat hitlup dan berkembang biak (Camp. dkk. 1'191). Menurut Fauzi (2006).

15

kapasitas lestari atau produksi lestari adalah konsep pengukuran keberlanjutan di mana kcierscdiaan

sumberdaya d iukur bcrdasarkan kcmampuannya untuk

mcnyediakan keburuhan gcuerasi kini dan juga gencrasi rncndarang. Konscp tcrsebut dikenal sebugai sustainable yield, dimuna sccara tcoritis alokasi produksi dupat dilakukan scpar~ang waktu jika tingkat eksploitasi dapat dikendalikan. Daly dalam Fauzi (2006) rnenambahkan behwa untuk sumbcrdaya alam terbarukan, laju pcrnancnan harus sama dengan laju rcgcncrasi (produksi lestari). Camp, dkk (1991)

meudeliuisikan

pcmancnan yang lestari sebagai

pcrnancnan sumberdaya alam yaug dapal dilakukan secara terus mcnerus dimana rata-rata peinancnan sama dengan rata-rata rcproduksinya. ,H1iri11111111

Dalarn konsep

S11.wai1111hle Yield, pemanenan sumbcrdaya alarn didasarkan pada faktor

biologis, di rnana setiap spesics mcrniliki

kernampuan urnuk berproduksi yang

rnelebihi kapasitas produksi (surplus). Pemanenan sumberdaya dilakukan sckitar

50 person dari total populasi yang ada sehingga apabila spesies tersebut dipanen tidak

lebih


berkcsinarnbungan (13crkcs. 1989).

2.J.4. Burung Walci Sarang Hitam (Cottocalia1t11L~ima) duo Pnktor-fnktor yang Mempe.ngaruhi Poputasinya.

Burung

waler sarang hitarn (Coitoootia maxnna; merupakan

famili

Apodidae yang membuat sarang dari lurnpur, !umut hutan, dan atau dari air

ludahnya (Iiur]. Wale! sarang hiram adalah jenis burung yang jarang bertengger dan merniliki kernampuan berckholokasi yang mcmungkinkan rnereka bersarang di dalam gua yang gelap (MacKinuon,Jkk, 1992).

I(}

Secara urnum ada empat perilaku khas burung walet yaitu (Wibowo, 1995: Budiman. 2003: Budiman dan Tim Penulis PS. 2005):

a)

Feeding Behaviour(pcrilaku makan) Makanan utama walct adalah serangga-serangga berukuran kccil sepcrti laron, semut bersayap, wcreng dan kumbang kecil, Untuk aktivitas mencari makan pada slang hari ridak 1erliha1. hal ini dikarcnakan jarak jelajah bunmg walct jauh dan sulit diikuti. karena untuk mencari makan burung waler ridak tctap pada suatu daerah tencntu tetapi iergaruung kerersediaan bahan rnakanan ~ang ada, Palla musim kernarau disaar jumlah scrangga scdikit, feeding area burung water dapat lebih jauh dari biasanya.

b)

lloming Behaviour (perilaku pulang sarang)

I lommg behaviour adalah pcrilaku burung waler pulang kesarangnya. Wai-Tu pulang hurung waler kesarangnya auatah ketika matahari belum tcrbcnam,

yaiiu pada pukul L6.00 wib den mencapai puncaknya disaat matahari terbenarn pada pukul 18.00 wib dan akan kcluar lagi keesokan harinya pada pukul 05.00 wib yang ccnderung tidak berubah. Walet sebelurn masuk kc sarangnya terlebih dahulu berpurar-putar berombongan dan sambil terbang rnerendah sedikit demi sedikit masuk kc lokasi bersarang. c)

Nesung Beh(l\•1011r (petilaku membuat sarang) Nesting behavmur rnenyangkm pcritaku waler dalam mernbuat

sarang.

Burung water mcmbuat sarangnya pada malam hari. Burung wale: jantan dan

betina secara bergantian akan mengoleskan liumya sedikit demi sedikh pads dinding tempat bersarang, Lama waktu :r1111g digunakan unruk membuat

.,

17

'urung sekitar 40 hari di musim kcrnarau.

Proses

pcrnbcntukan

penghujan dan sckirar XO hari dimusim sarang

ini

terkait

dcugan

makanan (serangga) yang ada, Dalam satu sarang dihuni burung waletjantan

d)

kcterscdiaan oleh

scpasang

dan bcrina.

Se.au)! Behaviour (perilaku herkcmhang tiiak) Secara atami h11run~. waler akan memilih musim kswin dan hcrkcmhang bia], di rnusun pcnghujan antura bulan September sampai dcngM bulan April (Wibowo. 1995). Dalam mclakukan perkuwinan umurnnya dilakukun

rnalam hari, dimana

pada

dalmn ~11!11 malnm burung waler dapnt mctakukan

perkawinan lcbih duri scknli sclarna 5 hinsgo 8 lwri. Burung wnlct bc1i110 bcrtclur htlnya scbutir, dan pasangan huning waler Akan mengerami tclur

tcrscbut hinggu mcnetas sccara bcrgantian M!lnrna kurang lcbih 13 hari (Gamber 2.1 ). Kctika usin anak t>u1L11t1,> w11k1111l·11c11p11i usiu sckilar 45 lmri iu akan tc1t11111g 111cninggalka11 s<1n111g d1111111c11~uri

ruakan scndiri,

Garnbar 2.1. Telur burung walct sarang hitam dan anukun yang baru mcnctas

18

Keberadaan popuiasi burung waler sarang di gua dipcngaruhi olch faktor diluar habitat bcrsarang dan foktor di dalam habitat bersarangnya. Faktor di luar habitat bersarang burung waler mcliputi musim, perubahan liugkungan, makanan, binatang pe1nangsa., dan aktivitas pemanenan saraug oleh rnanusia. Scdangkan faktor dari dalam habitat bersarang meliputi suhu. kelernbaban. cahaya, dan ketenangau (Budiman, 2002). Meuurut Ma~Ki1111011, dkk, (1990), fakior pembatas perturnbuhan suatu populasi alami dapat digolongkan ke dalarn dua ripe yaitu faktor langsung scpcrti

pemangsa, kelaparan atau penyakit, dan faktor tidak lang.>tmg sepcrti fluktuasi iklim. kerusakan habitat atau suksesi habitat. Dan dari scrnua kasus penurunan populasi satwa tidak lepas dari pengaruh dan

pcranan

manusia

di dalarnnya

khususnya akiivitas manusia dalam rncngclola sumbcrdaya alam.

Dalam pcngclotaan sarang burung waler di gua alam. penyebab utama mcnurunnya

populasi

dan

produksi

sarang

burung

walci

adalah xegiatan

pemanenan yang dilakukan olch manusia. t'engclolaan yang tidak lestari dengan melakukan intcnsita.s pcmancnan yang tinggi dan tidak adanya pernberian siklus/ waktu untuk bcrkcmbang biak kcpada burung walet bcrdampak pada penurunan

produksi sarang burung walct di gua alarn (Solihin, 1999: Priyanro; 200 I). Pcrubahan iklim mikro pada habitat bcrsarang burung waler adalah akibar adanya pcncbangan vcgctasi olch manusia disckitar kawasan karst scrta perubahan feeding area seperu perubahan bentuk hutan dan sawah Hkibal konversi lahan.

sangat berpcngaruh pada kehidupan burung waler. Perubahan iklim mikro menyebabkan

tluktuasi suhu yang tidak stabil di dalam gua, dan konversi lahan

19

yang terjadi menycbabkan daya jclajah burung wale! untuk mencari makan makin luas dan jauh, hal ini bcrpcngaruh pada lamanya proses membuat sarang dan bcrkcmbang biak burung waler (Wibowo, 1995; Budiman. 20()2).

2.1.5. Sistcm Pcngelolaan Sa rang Burung Wale( Alam Pengelolaan sarang burung waler alam telah rnasyarakat

Indonesia,

sistern

yang digunakan

masih

lama dilakukan oleh scdcrhana

dimana

masyarakat memungut sarang dcngan mcnggunakan alar tradisional sepeni bambu dan obor serta pcmungutan sarang walet disesuaikan dengan kebutuhan hidup rnercka schingga aspek kelestariannya masih terjaga (Budiman dan Tim Penulis PS, 2005). Namun pada perkembangannya sistcm pengclolaan sarang burung waler telah mcngalami pcruhahan yang disebabkan sering rerjadinya konflik dalam mengelola sarang burung walci diantara rnasyarakat pengelola sarang dan kurangnya akses penjualan hasil produksi sarang schingga untuk mcrnpcrmudah pcngclolaan, musyarukat menyerahkan pengelolaan sarang walct kcpada pcmilik modal (pengusaha sarang waler) melaJui lclang/ kontrak hak pcngclolaan gua-gua walet alarn (Solihin, 199.?). Pengelolaan sarang burung walct di Kabupatcn Gunung Kidul mcrupakan conroh perubahan sistcm yang terjadi dalam pengelolaan gua waler alarn. Pcngclolaan sarang burung waler di Kabupaten Ounung Kidul pada awalnya dilimpahkan kcpada pihak kctiga (pcngusaha sarang walot), namun yang rcrjadi ndalnh penurunan populasi dan produksi akibat adanya pola pcmancnari yang tidak lestari karcna pihak pengelola tidak rnau rugi rerkair dcngan nilai (uang} kontrak yang teluh dikeluarkan mercka dalam mcmperoleh hak pengelolaan.

20

Untuk mcngatasi permasalahan tersebut, pada tahun 1993 ditcrapkan suatu sistem pengelolaan swakelola, dalam hal ini Dinas Pendaparan Daerah ditunjuk olch pcmerintah dacrah sctcrnpat untuk rnengelola sarong burung walet yang beradu di gua-gua sepanjang pantai Kabupaten Gunung Kidul, Pcngclolaan dengan sistem swnkelola dilakukan dcngan mcmbcrikan kontrak kcpada masyarakat yang memcnangkan hak kclola dengan mcrnbayar scjumlah uang konrrak selama satu tahun. Pcngclola yang mcmcnangkan kontrak selain bcrhak mengelola

juga

berkcwajiban mclakukan

kcgiatan pelestarian

yang

telah

ditetapkan urnuk mcnjaga populasi burung waler yang ada (kedaulatanrakyat.com, 2005).

2.1.6.

Pengelolaa11 Sar;rng f.lurung Wale! Lestari

Tujuan penyelenggaraan pengelolaan sarang hurung waler adalah untuk menjaga dun melindungi kclcstarian scrta mcningkatkan produksi sarang daiam upaya

pemanfaatan

sebcsar-bcsarnya

hagi

kcsejahtcraan

rakyat,

rnaka

keberlanjutan (susrainahility) pengelolaau dan pemanenan sarang burung waler menjadi sangat renting guna mendapatkan populasi dan produksi yang mcningkar atau setidaknya bertahan. Dalarn pengeJoJaan sarang burung walet yang lestari pengelola saraug burung wale( perlu melakukan dan memperhatikan : 1. Prinsip-prinsip pengelotaon Sarang Burung Wale!

Dalarn pengelolaan sarang burung waler yang lcstari, rnenurut Solihin ( 1999). terdapat bebernpa prinsip pengelolaan yang perlu diperhatikan oleh pcngclol<1 sarang walet, antara lain:

21

a) Burung walet hitam mcrupakan sumbcrduya ulam yang dapm dimanfaarkan oleh scmua lapisan rnasyarakat, b) Tujuan utama dilakukan pengelolaan adalah untuk kclcstarian populasi dan produksi sarang burung waler. c) Scmua komponcn yang tcrlibai pcn!:(Ololatm bcrhak mendapa: keu111t111ga11 dnri

kcgiaran pcngclolaan sarang burung walet. 2. t'euetanon Pro1:ra111 Kegtotan Pema11e111111 Sara111: Rurr1111: Wafer ·1 crkau

dengan

prinsip-prinsip

ci

utas

maku

dalam

perencanaan

pcngclotaan saning burung walct, pcmancnnn hendaknya ridak tcrfokus pada nilai ckonomi

saju namun juga mcmpcrtimhangkun

upaya pelcstariannya.

Dalam

pcnctapan program pemancnan yang Ideal harus mcrnpcrhit1in1,1k11n (ll11nima11 d~11 Tim Penulis PS, 2!1()5): a)

Ke1111t1111can dnri pancn total selama saiu 1<1hu11. Kcrugian

Ma11

kclemahun

hasil panen scbclurnnyu d.ipal ditutup dengan hasil pancn bcrikutny» pudu

tahun yang sama. b)

Mcmbcrikan

kcscmpaum kepada burung wnlct untuk bcrkemhang

populasinya

ti1htk

pcmaucnun

c)

Musim

111cn11r1111,

dengan

cam mctnkukan

biak ugar

p~11g:1t11n111 polo

sarung burung wulet,

kcmarau

1Ha11 11111si1n

pcnghujan.

I lat

ini

bcrkaitan dcngan

kctcrscdiaan makanan yang pcnting bugi kchidupun burung walct 3. Pemelihuraa» dan Rdwbifir11.
Pcmeliharnnn dan rehabilitasi habitat. bcrsnrang burung wntci rnerupakan kcgiatan yang pen Ling untuk dilakukan dalarn kcgiarun pcngclolaan sarang burung

waler.

Beberapa kcgiatan pcmcliharaan

dalam pcngclolaan

dan rchabilitasi

yang harus dilakukan

habitat bcrsarang burung waler hitam antara lain (Wibowo,

I 995; Budirnan dan Tim Penulis PS, 2005):

a)

Mengatu1 dan mcmpcrtahankau kondisi habitat bersarang burung waler dengan cara mcngurangi aktivuas disekitar gua seperti lidak mclakukan pcncbangan

pohon yang akan mempengaruhi

iklim mikro gua. tidak

mcmbuat pondok dan perapian dlsekitar lokasi bcrsaraug hurung waler.

h)

Mclakukan

penccgahan

dan

pcmbcrantasan

satwa sorta hama

yang

mcugganggu kchidupan burung walel sepeni ular, tikus, lipas, danjangkrik. c)

Mclakukan pcmcliharaun

ropula~i h11runr, walct dcngan mcnyisnknn <:M(l11g

pada s11at pcmancnan dilakukun, 111~k~i111urn

50 persen dari

Dimana perlu ditcrapknn

lClllll sarang

panen :;ornnc

yang ada untuk mcmbcrikan

kcscmpatun burung walct berkembang biak, 4. Pe11y1w111a11 Pola Pu111111 S1m111i: 811r1111i; W11/et

Dengan rnemadukan pole pancn, musim, mutu sarang. dan sifol burung

waler. rnaka cara panen yang lcsrari disusun scbagai bcrikut (Wibowo, J()Q5: Budi111M dun Tim Penulis PS, 2005): I) Panen pcrtama dilukuknn dcngnn cam rampasen. Pancn dilakukan pada snot burung waler tclah mernbuat sarangnya namun belum bertelur. 2) Puncn kcdua dan kctiga dilakukan dcngan cara buang telur. J>uncn buang telur adulah

panen ya11g dilakukan setelah burung walct bertelur s,1111 burir

rctapi bclum mengcrarn, Pcmancnan dcngan cam buang tclur dapat dilakukan

dua kali dalarn sctahun.

23

3) Panen keempat dilakukan dcngan cara pancn tetasan. Pemanenan dilakukan setelah telur water mcnctas dan anak waler dapat terbang dan mencari makan

sendiri yaitu setclah anak waler berumur sekirar 45 hari. nercfasarkan cmpm hal tcrscbot diatas, bcntuk pengelolaan yang lestari yaitu pengelolaan yang dapat bcrlanjut dapar dilakukan dengan secara konservasi dimana pengelola hanya belch mclakukan ~

5 kali panen dalam sutu tahun.

Disamping itu pcngclola gua water wajih melakukan minimal satu kali pcriodc dalam satu tahun mcmbcrikan waktu pada waler untuk rnclakukan rcgcnerasi sehingga populasi waler di alam dapa: rerus ierjaga (Solihin, 1999).

2.2. Kerangka l'emikiran Sarang bunmg walct hirarn merupakan sumherrlaya alnm y1111g mcmiliki

manfnat secarn ckonomi nan ckologi dimana sebagai sumberduya yang dupat dipcrbaharu! hurung waler perlu dikclota dcngan baik i;un:i pcmanfaatan bcrkclunjuran mempertohnnknn

b11gi

kcsejahteraan

rnasyarakar.

U1Jaya

yang

pemanfaatan

dan

kcbcradaau sarimg burung walct hitam di gua-gua alum pcrlu

dilukukan datam kcgiaum pcngclolaan ynng lestori,

Keberadaan sarang burung waler hitam di gua-gua alarn dlpengnruhi oleh dua fok1or yaitu faklor alum dun Iaktor manusia, Faktor alum mcliputi pcrubahan

iklim dau l1auitl1l IJl:r:mrang.f('et/ing area. predutur dan hanm pcuyakit, scdangkun faktor manusia meliputi

sistem pengctotaan

dan aktiviras

pcmanenan

sarang

burung waler. Dari kedua fokl\l1 tcrsebut (aktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keberadaan sarang burung waler hitam.

24

Faktor manusia terkait dengan pengelolaan dan aktiviras pemanenan yang dilakukan olch pcngusaha dan pemungut sarang burung waler hitam, selarna ini mcnyebabkan pcnurunan populasi dan produksi sarang burung waler hitam di guagua a lam. Sistcm pcngclolaan seeara kontrak/ konsesi rnclalu i lelang tel ah mendorong

ram pengusaha s.1r:mg bunmg waler unmk melakukan

pola

pcmancnan dcngan intensitas yang tinggi tanpa diimbangi dengan kcgiatan pernelihnraan habitat bersarnng bunmg waler (Noerdjii«, 1985: Solihin. I 999; Priyantc, 2001). Pengelolaan sarang burung waler hitarn yang dilakukan olch pcngusaha sarung burung waler selarna ini han}a bcroricntasi pada aspek ckonomis rnengabalkan

nspck ekologis

burung waler

dan

sehlngga yang tcrjadi adalah

pcngctolaan yang tidnk lcsiari (Solihin. 1999). Jika permasalahan ini dibiarkan terus menerus akan menyebabkan keberadaan sarang burung water h1ta111 di gun-

gua alam akan mcngalami pcnurunan baik pcnurunan populas] burung walct maupun penurunan produ~i sarang yang dihdsilkan. l lntuk mcngatasi permasalahan di atas pcrlu dilakukan suatu sistcm pengelclaan

berdasarkan

dun aktivit~

konsep

pemanenan

konservasi

)Ung

sar..ng bun,ng walct

}ang Jestari

mempertimbangkan

kchcrlanjutan

pemnnfaatan dan pcmcliharaan berung walct. Dalarn kcgiatan pengelolaan terkait proses pcrcncanaan, pcngoeganisasian, pcngarahan dan pengawasan pemanenan sarang burung walet. hams mcmpcrnatikaa prinsip-prinsip pcngclolaan snrang

burung walet, penetapan program kcgiatan pemancnan sarang burung walct, pcrncliharaun dun rchabilitasi habitat bersarang borung walet, serta penyusunan

15

pola pancn sarang burung walet. Ragan kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.2.

I

l'cngclolaan Sar.mg Burung Walel Alam

.. ••. ... .. . .

- - - ...

------------------------------------------------------fakk>t manu!ia (pcm..nfaatan SllW): • Sist:m rcr'l!dol:ian 5R V.· • Akth.i11'S p·1nttn1-n..1nSl)W

•

'

•

Si~i:111

~uo:1a~ 111c:1kk>
.....

Popul:l.'I
proJul.si SOII'

mcnl#\ln

rch:-;a.'llian sow hcnb....,.k.1n knn<en ~nn«n"15i

Ul)3yn

! l''"i'gclol~

J;u,

I

..

Faktor alum : Perubahan ildim Jo'etding area

• Prcdacor alamiah dnn 1Y-nvnki·

l

r,1pul~si dau

•

pr('(fuksi ~II W lestari

' '' ' ' ' '

'' '' '

'' '

'' ' •' ''

.

'

bkti\iU&.'

p.:mllt\<mn SR w ICSl.lri : • Sislcfl' p.:n+'Clob:rn 1 POAC) • Akt:\'iUS ptt"n:.nt1\2n ~1t\V (""fa J><"llkll.. 1';10 k:>lari ,

' Kctcrangan :

: Lingkup pcnelitian Gambar 2.2. Diagram kerangka pemikirun

26

Diharapkan dengan dilakukanoya peogelolaan dan aktivitas pemanenan sarang burung waler hitam yang baik sesuai dcngan konsep konscrvasi tidak terjadi penurUJ1an populasi dan produksi sarang burung waler. Tidak terjadinya penurunan populasi dan produksi tersebur maka keberadaan burung waler sarang hitam di gua-gua alarn akan tetap lestari sehingga dapat dirnanfaatkan sccara berlsnjut,

BAB

Ill

Oll.Jl?,I< DAN METODE PENELITIAN

s.r.

Objck Peuelitiau

Objck dari pcnclitian

ini adalah pengelotaan dan aktivitas pcmanenan

surang burung waler hitam yang dilakukan oleh pengusaha dan pcmungui s:1nmg

waler di Ciuu Sarai Kabupatcn Kapuas I lulu.

3.2. Mclodc P<'nrlitian Penclirian rcne,elolann 5M;1ng burung wale: di Cua Sarai Kabupatcn KnpuM I lulu merupakan penelitian deskriptif cksploratif mcngambarkan

dan

mcnginformasikan

sistcm

dcngan merode kualitatif pcngclotaan

dan

ynns

akiivuas

pemanenan yaug dilakukan oleh pcngusalrn dan pcmungut samng l)ur1111g walct

hitam di gun tcrscbui.

3.2.1. Dclinisi Opcrasional Pcnclitiaa

i)clinisi opcrasional adalah pembatasan tentang darn dan informasi yang dipcrlukan dan merupakan pctunjuk pclakxanaan dalam mengukur suutu variabel. Definisi dari pcngclolaan dan uktivitas pemanenan sarang hunrng walet di ( ;ua Sarni arlalah 'ehacai hcrikut : 1.

Pcngclotaau sarang burung waler hitarn adalah kcgiatan pernungutan sarang )'rtnc

dilakukan

olch pengusaha walct y::ing mencakup perencanaan,

pclaksanaan dun pengawasan (POAC) dalam kegiatan pemanenan sarang hurung wale! hitam.

27

18

2.

Aktivitas pemanenan sarang borung waler hitam adalah

kegiaiau

pemungutan sarang wale! yang 1crkai1 dcngan pola pcmancnan, tcknik pcmancnan, pemcliharaan dan rchabilitasi habitat burung walet yang dilakukan olch pemungut sarang waler hitan).

3.2.2- Oe.~ain Penelitian

Dalam penclitian pengelolaan dan akrivitas pemungutan sarang burung water hitsm di Gua Sarai Kabupaten Kapuas Hulu. unruk keperluan analisis kualitauf dipi!ih lwy-informan1secara purposif Pemilihan Key-informant unluk kegiatan pengelolaan sarong burung waler hitam dipilih dari kalangan pengusaha sarang waict, dimana pemilihan key-i1ifon11m11 berdasarkan pada kriteria: l.

Pengusaha sarang waler hitarn yang melakukan kegiatan pengelolaannya di Gua Sarni.

2. Mengetahui dengan baik mengenai kegiaran pengctolaan dan akrivitas pemungutan sarang burung waler yang dilakukan di Gua Sarai. Sedangkan pemil ihan key-tnforman:untuk aktivitas pemanenan sarang burung walet hitam dipilih dnri kalangan pcmungut sarang )ang pernilihannya berdasarknn pada kriteria : I.

Memiliki keterlibatnn langsung dalam aktivitas pemanenan sarang burung waler hitam d' Gua Sarai.

2.

Memiliki pengalaman (telah lama terlil:at) dalam aktivitas pernanenan sarang burung waler hitarn.

~-

Mcngctahui dcngan baik mengenai pengelolaan dan aktivitas pemanenan sarang burung waler )ang dilakukan di Gua Sarai.

29

Kcgiatan wawancara untuk mengetahui kegiatan pengelolaan dilakukan kepada pengusaha sarang burung waler yang berada di Kofa Putussibau Kahupaten Kapuas Hulu. Kegiatan observasi aktiv itas pcmancnan sarang burung waler dan wawancara dilakukan kcpada pcmungut sarang di Gua Sarai. Wawancara dilakukan berdasarkan panduan wawancara yang telah disediakan bagi pengusaha dan pcmungm sarang burung waler (lihat lampiran I dan 2). Guna

mendukung informasi mcngenai pengclolean sarang burung waler

hitam dan untuk mengerahui ketcdibatan pemerimah dacrah dalam kegiatan pengejolaan dilakukan juga

wawancara

kepada aparat pcmcrintah. Kegiatan

wawancara dilakukan di Kantor Dinas Pcrkcbunan dan Kchutanan Kabupatcn Kapuas Hulu. sebagai kcy-informam adalah Kcpala Scksi Pengusahaan Hulan Dinas Perkebunan clan Kchutanan (lihat lampiran 3).

3.2.3 . .lenis dan Sum her Data Penelitiae Data yang akan dikumpulkan dalam pene!itian yaitu data primer dan daw sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari basil wawaocara

dengan key-irformao: clan basil pengamatan langsung di lapangan. Vanabel. indikator, sumber data dan reknik p!ngumpul
30

Tabel 3.1. Matrik pengumpulan data primer I

S•b-,·ubbel

Vari:1btl

lndilullor

Samber data

L Pcng,:lc1l:ian

saw

LL Si.
.

• I lak ~ilikan iul lknlul. komrakll:oostsi

• swu1to1t1ns

1.2. Pcrt:nl'Um..n

pengusuh3 si~h:'.'1n

d.,lllm kuntnu:. Masa bcriu~u

•

konscst Dib~~k:sn tn..i:u<.'Osi

d"n

daia lmerview

SB\V

I

terliba;

\3nj!

.

Tcknik pcn~umpuhtn

kontrakl pc-ngaturan pcnitusaha waktu SH\\'

""""''""~

p<mlll!CtlllR

• Athny•

.

lar):CI kuot!l sarang \\•ala

t'n)t)uksit

I

"'""~·

Juml3h pc·nungut ~ll W yong dipd<erjokan • Ad3ny:i rcrcn;an:un bi3)'3 l..1. Pn

. •

1.4. ricui;u\.\as;.ln

. •

l.S.

r•cr.in pemcrinrnh

nan

k•e>•llln

Oil>kuklinn)'• koordin;si l'..:ngu$aha Lugi;.• k
"'"'"

1\d:m)a

sow

p.:llJfJ'" ;L~n

.

2. AL.:i\ has pemancnen

snw

2.1. P~)la pt:llU.ncron

snw

I '"'~,. ,.,C'\t'

PlU'U

• Ad:ln):I k~i31:ln pe11l3W:l."'n perr.un~ul:ln

-l

/nJen11c-H1

di lo~l

Kasl Pl I

l.C'~llt.&n

IJbhu1hun Knb. Kar~uJL..:

Ad•n)-. k1>111rvl pctT1ancn11n

llulu

liLio pcmancnan. scsunnon l.tyu) • Adan)a ket>i;3"3n Jt!:n&clol.aa.n saw y~ns ~1t>ual(f<'r.lal ~'Jll' lluf'lll) • l)ilakuk.:
lrtcrvlew

1111('1,·/,--•ll' dai

Obscrvasi

I

31

• Cara

2.2. ·rtknik

ocmanenan

wakw Pctuungul pemancnan SBW SO\V (rnzi, ~i;ioe, 1nnhun) • A lot (pcrteogkapen) yang digunakun untuk mcmanen SU W (;rodisional. modem) • r\Jua)'<:1 pcnyi:.\Otsn SBW +/- Pcmungut 50 % dalam saiu kal i kcgiaran dun pcrnanenan dan minimal pcngusaha dik1kuk{1n suru kali dalam SBW dan

dilakukannya

2.3. Pcmelibaraa»

habital bersarang wale:

iruerview Ll~n Observasi

Interview

d~1n

Obscrvasl

~ctahun

• /\d~nya

pcmberian

waktu

berkembang biak bagi burung waler minimal st.tu k3fi dalar11 Si.HU tahun

• Dilakukannya den

pcnccgahnn

pcmhcr.uuasan

pada

hahi~tt

hama

blirs.iran&

burun~-w~a_k~''~~~~~~~~~~~-'-~~~~~

Sedangkan tla1a sekunder arsip dun dokumentasi

y11i111


yang mendukung lrnsil pcnclirian, Data. sumber data dun

tcknik pcngumpulan dal:l sckunder dapat di Ii hat pada l'abel 3.2.

Tube! 3.2. Matrik pcngumputan data sekunder Ouh1/ lnfornrnsl

Sumhcr· tlata

'rek11fk

pcngumnulan data • Kondisi 111'1111m lokasi ponclirian lkcaurunil wolct hitam

.

Key hak

i1!(orf'lrt1nr [upah pekerja,

Pemda,

Pemungut pcn~us
Pernungut SBW Pernungut

Jrui

dan

pengusaha

-

pengusaha

ti-an

-

kewa] iban, pengalaman saw bekcrja) • Sis1c111 rctnbusi yang bcrlaku Pcngusaha SHW d11n apanu

lnterviuw Jan siudi pusluka hnerview lntl!n';t~\'

-

lntPn'l©t:

Disbunhut

•

l.amauya water rncrnbuat sardng

Pcmungut SR\V dan litoratur.

Interview, observasi

dan studi pustaka • Fluktuasi

burm~•·alloll

produksi hitam

sarang

Pcngusaha, pcmungut SAW
lnterview
31

3.2.4. Prosedur Pesgumputan llata Penelitian Unruk

mempcroleh data dan informasl

pcnelitian

rnaka dilakukan

pengumpulan data sebagai berikut : I.

Pengamaran l~ngsung (Ob<en·atirm); mcngarnati seeara langsung kegiatan pcngelolaan dan aktivitas pemanenan sarang burung waler di lokasi pcnclitian untuk mengetahui kondisi serta prose.~ kegiatan :rang dilakukan

olch pcrnungut sarang waler. 2.

Wawancara (/n-de111/i lnten·it"''); wawancara dilakukan kcpada scjumlah kry-i11farmm11 baik dari pengusaha dan pemungut sarang wale! rnaupun aparat pcmerhuah yang tcrkait. ·1 ujuan dari wawancara ini adalah unruk

rnengungkap sistem pengelolaan dan aktivita~ pcmancnan sarnng burung waler di Gua Sarai Kabupaten Kapuas I lulu.

3.

Studi Pusraka: pcnclusnran informas! dan 1lnta mclalui literntur, h11k11-h11ku, dan dokumcu-dokumcn yan11 tcr!-ait dcngan penclitian, Studi dilakukan

uruuk mcnunjang keabsahan dan peodalaman serta untuk menganalisis

data

1ang dipcrolch.

3.2.!i. Analisis bata Penelitian Analisis data dilakukan berdasarkan analisis deskriptif kualitatif. Analisis dilakukan untuk mengambarkan secara keseluruhan kegiatan pengelclaan dan aktivitas pcrnancnan sarong burung waler yang dilakukan olch pcngusaha dan pcmungut sarang burung waler hitam.

33

Pcngolahan

data kualitatif

informa'i yang terkumpnl

dimulai dcngan

mcnelaah

sefuruh

data dau

dari berbagai sumbcr (pengamaian, wawancara dan

studi kepustakaan) yang selanjutnya diabstraksi melalui suatu rangkuman yang bcrtujuan

unruk

rnernperhalus

data

yang

tclah

didapat

dalam

bentuk

narasi/catatan. Masi! dari pcnelaahan data sistem pengelotaan clan akiivitas pemanenan sarang waler hitam yang dilakukan olch pengusaha dan pemungut sarang waler yang telah diabsrraksi kcmudian dibandingkan dengan konsep pcngclolaan sarang burung waler yang lestari. Dari hasil pembandingan dapat diketahui baik tidaknya sistcm pcngelolaan dan aktivitas 1)etnanena11 sarang wale! hitarn yang dilakukan oleh pengusaha dan pemungut sarang di Gua Sarai Kabupaten Kapuas I lulu. Sclain itu uniuk rucrnudahkan analisis, data dan informasi yang tcrkumpul disajikan dalarn bcmuk garnbar, label, dan graflk.

3.2.6. Lokas! dan Waktu Peoelitian Penelitian dilaksanakan di Korn Putussibau clan di Gua Sarai, Desa Salin. Kccamatan Kcdarnin. Kabupaten Kapuas Hulu, Propinsi Kalimanran Barar, Pcnclltian

dilakukan di Kola Putussibau terkait dengan kegiatan interview kepada

pengusaha yang bcrdomisili

di kota rersebut, sedangkan umuk rnengarnati

aktivitas pcmungotan sarang burung wale! sarang hitarn dilakukan di lokasi kegiatan pemungutan sarang yaitu Gua Sarai. Pengambilan data peneluian mulai dilakukan

pada tanggal 22 April 2007

sampai dcngan 1anggal 13 Mei 2007. Pcngambilan data pcnelitian bcrtepatan

dengan bcrlangsungnya aktivitas

pcmungutan

sarang burung walet hitam oleh

pc111ung111 sarang di Gua Sarai. Jadwa: pcngambilan data penelitian 1fapa1 dilihal pada Tahel 1.1.

Tabcl 3.3. Jadwal pengarnhilan data pcncliuau No.

1. 2.

Un1i:in ke iiatan

<Jhsrn :.isl di Gua S:1r.li r.:ngu1npulan data rimer/ sckunt.lcr

BAD IV

llASIL DAN PEl\>IBAHASAN PENELITTAN

4.l. Gamba.ran Umum Lokasi Penentian

4.l.l. Kabupaicn Kapuas Hulu C.cografis Kabupaten Kapuas Hulu secara geografis terletak antara 0°08'- 1°36' l.intang Utara dan 111°32'

- 114''09' Bujur Timur, dengan luas wilayah 29.842

km; alau 20,33% dari luas wilayah Kalimantan Barnt. Secara administratif, Kabuparcn

Kapuas Hulu berbatasan dengan Malaysia bagian timur di scbclah

utaru, Propinsi Kalimantan Tcngeh di scbclah sclatan, Kahupaten Sintang di scbclah barat. sorta l'ropinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan

Tcngah di

sebelah timur (Gambar 4.1.). Kondisi ropografi Kabuuaten

Kapuas Hulu sebagian besar memiliki

kctinggian antara 25 - 500 meter dari permukaan taut. Kondisi ropografi yang demikian

scsoai dcngan habirac bcrsarang burung walei sarang hitarn yang

biasanya terdapat pada daerah dalaran rendah hingga dacrah pcgunungau dcngan

ketinggian maksirnurn

1000 meter dari permukaan laut (Budiman

dan Tim

Penulis PS. 2005). Pcgunungan kapur (karst) terdapat di. pegunungan Kapuas llulu di sebelah Utara dan bagian Timur Kabupatcn Kapuas Hulu yang

melingkar sarnpai kepcgunungan Muller dekat perbatasan dengan Kalimantan Tengah.

35

36

r~Ht¥QJR44M4i\0?

iiiil*t -

•

,.v"''" ./

"

'('~

"'''''i

'\.

/,,....-~

r:(

'

-

/

•

/'

7.

<

•x l.0Las1 1>.:11dilrttn,

<

Ciu:t !\.1t:'II

)'.

'

KAB. KAPUAS HULU p;.-;:L:=.:: A

__.4::1

"'

-

'

••

·=-

-- " ~IJ-'

lo

."

c= .

"-~ -(..::J

..... _

LU

-'--

~--=. ,_ . . .""_: :;

__

--Wftt ~~

-~

..MHl.J,.,6.N91 •. ~'"

.... _

--~·-.:::. t '__ ,_ .._•·-·------------' ---'---~

Gamber 4.1. Peca Adminlstratif Kabupaicn Kapuas I lulu

f.konomi

Scl>agia11 peududuk Kubupatcn Kapua~ I lulu bcrmata pcncaharian <Ji bidang pertanian sebesar 57, 18 persen. umumnya petani bcrcocok tanam dengan bcrladang sccaru tradisional

yang memanfautkan

mempcrtahankan

tanah. Selain benani.

kesuburan

sistem rotasi sebagai cam 36,65

persen masyarakat

Kapuas I lulu bckerja di bidang perfkanau tradlslonal .. pedagang, dan buruh. scna jumlah pcnduduk yang menjadi pegawal negeri sipil dan TNI/ Polri sebesar 6, 17 person.

••

37

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kapuas Hulu pada tahun 2006 bcrjumlah Rp 5.412.187317.-yang

bersumberdari penerimaan pemerintah

dari sektor pajak, retribusi, laba badan usaha, dan penerimaan lainnya. Sarang, burung waler hitam memberikan kontribusi pernasukan duri hasil penarikan tarif retribusi sebesar Rp. 186.366.600,- atau 3,44 pcrsen dari iota! PAD Kahupaten Kapuas Hu lu.

I klim dan Mustm

Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai dcngan bulan September, sedaugkan musim penghujan biasa ierjadi pada bulan Desember

sampai dengan bulan Maret. Kcadaan ini bcrganri sctiap setcngah tahun setelah rnelewati

masa pcralihan pada bulan April - Mei dan Oktobcr - November.

Cumh hujan di Kabupatcn Kapuas I-lulu cukup besar yaitu 4.263 mm dengan 282 hari hujan sepaniang tahun 2005. Rata-rata curah hujan di Kapuas Hulu

scbcsar 355,2 mm dcngan curah hujan tcrtinggi tcriadi pada bulan Mei (547,6 mm) dan terendah tcrjadi pada bulan Agustus (222.2 mm). Rata-rata jurnlah hari hujan yang tercatat adalah sehanyak 24 hari hujan. Kabupaten Kapnas I-lulu memiliki iklim tropis dengan suhu udara ratarata yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Pangsurna tahun 2005 adalah 27.2'1C. Suhu minimum tercatat pada bulan Agustus (22,9°C) dan suhu maksimurn tercatat pada bulan Juli (33.5"C). Suhu rata-rata yang relatif stabil ant<1111 26 °C hingga 29 "C dengan

lklim tropis merupakan kondisi yang sangat

disukai oleh burung waler (Wihowo. 1995).

Pcoggunaan Laban Pcnggunaan lahan di Kabupaten Kapuas Hulu (Tabet 4.1.) didorninasi olch kawasan hutan yaitu sebesar 1.970.945 hektar aiau sekitar 66 persen dari

luas scluruh wilayah di Kabupaten Kapuas I lulu. Kemudian 636.596 hcktar atau 21.33 persen terdiri dari padang semak belukar, sedangkan penggunaan lain

yang sifatnya menetap seperti pemukiman. sawah. tanah kering, perkebunan, dan kebun campuran seienis hanya 3,i6.63 l hektar arau sebesar l l,52 persen. Wilayah mencari makan (/«eding arP.n) burung waler antara lain hutan. daerah perkcbunan, pcrsawahan. padang rumput, rawa-rawa, dan sungai karena

pada daerah-dacrah tcrscbut banyak mcnycdiakan rnakanan bagi burung waler berupa serangga (Wibowo. 1995; Budiman dan Tim Penulis PS, 2005). Dari data penggunaan lahan di atas diketahui wilayah yang bcrvcgctasi rnasih cukup luas sehingga diasumsikan jumlah scrangga yllng tcrscdia juga masih cukup banyak,

hal ini mcnunjukkan bahwa hurung waler sarang hitam rnerniliki feeding

ar!«1

yang cukup untuk mernenuhi kebutuhan hidupnya.

Tabel 4.L Penggunaan lahan di Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2005. No.

I

Jenis penggunaan

I 2.

Sawah

3

Kebuu caurpuran/ scjenis

4.

Perkehunan

5. 6.

Hutan

Kamnuns/ Pemukiman

16.396 ?.7.451 30.489

140.017 1.970.945

8.

Padang semak belukar/ alana-alana Pcrairan darat Tanah terbuka, tandus, dan kosong

9.

Lam-lain

7.

---

Luas (Ha)

636.596

72.556 67.247 22.306

Jumlah

Sumbcr : Badan Pcrranahan Kapuas Hulu. 2005.

2.984.203

39

4. l.2. Goa Sarai Secara geografis Gua Sarai' tcrletak pada 0•44·08" LlJ dan 113°41 '54". Berada di Hulu Sungai Kapuas (Gambar 4.1.). Gua Sarai hanya dapat diternpuh

mclalui jalan air rneliruasi Sungai Keriau2 dengan mcnggunakan speedboat. Waktu tempuh perjalanan ke Gua Sarai dipengaruhi olch kondisi dehit air Sungai Kcriau. Pada saat debit air sungai meningkat di musim pcnghujan (Gambar 4.2.) Gua Sarai dapat dicapai kurang lebih 8 jam perjalanan dengan menggunakan speedboat berkckuatan mesin 40 PK. Namun pada saat debit air menyusu; di musim kernarau waktu tempuh akan mernakan waktu lama yaitu 12 jam pcrjalanan bahkan lebih karena di beberapa bagian Sungai Kcriau sir rncnjadi dangkal schingga tidak dapat dilalui oleh mcsin speedboat.

Garn bar 4.2. Sungai Kcriau

1

Sarai dalam bahasa D~)"Jk Tuman bcrarti air )'ang mengallr. ()iscblat Gua Sarai karena di dalam gua u-rdapat air ;~ln.g rncugat ir p:;i
Suni;:ii Kcr-iau rncrupakan enak Sunfai yang lc1'IC11d: di I lolu S\1ng;1i Karua.<1 diomna 1~dP.pa1. Ri11n1

Uencfo 'k yang mcrupskan saleh sem riam (.;;rbesw.

40

4.2. Sejarah Pengelolaaa Saraog Burung Walel di Kabupateo Kapuas Hulu Berdasarkan basil wawancara dengan pengusaba sarang burung waler

diketanui bahwa pengelotaan burung waler sarang hitarn di Kabupaien Kapuas Hulu dimulai pada tahun 1980, masyarakat mulai mclakukan survey ke gua-gua alam uruuk mencari gua yang bcrisi bunmg walet. Penemu gua secara otomaus menjadi pemilik gua (pcmilik saham gua jika kepemilikannya lebih dari saui orang) dengan melaporkan pencmuan mereka kepada kepala karnpung arau

kepala adat yang selanjumya kepala kampung atau kepala adat akan mernberikan surat kererangan rnengenai penemuan gua tersebut. Pcncarian gua-gua walet didorong oleh adanya pennimaan produksi

~arang burung waler dari luar dacrah seperti Pontianak dan Singkawang, Disamping itu harga sarang waler yang ccnderung mcningkat mcnycbabkan rnasyarakat

di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu berupaya mencari dau

mengelola gua yaug diltuni oleh burung waler. Flukruasi harga sarang burung waler hitarn dari tahun 1983 hingga tahun 2007 dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Tahun

h.cterane:a.1: Tahun 2007 harga s.-ar-..m~ hurun~ "'~.ili.-t hham mcn~::'c&rni pi:nu.ru:nan karena adanya isu fill

burung yang mclanda ln.Joncsia.

Garnbar -1.:;. Huktu-t.Si h:ui;:asarans bururig waler h-tam di Kabuparen Kapuas I lulu

41

Pengelolaan

sarang burung walet di Kabupaien Kapuas hulu mengalami

perubahan sistcm dari sistem pengelolaan hak milik (gua water dikclola sendiri oleh pernilik gua) pada tahun 1980 menjadi sistem perrgelolaan kontrak rutupan

antara pcmilik gua dengan pcngusaha .~arnng hurung walct pada rahun 1990 hingga sckarang, Perubahan sistem pengelolasn

saranc hurung waler hitam di

Kabupnten Kapuas I lulu dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Pengclolaan rahun 1980 - 1990

Sislcm ocngelolMn ha)j mjljk Pcngelolaan gun dilnkukon sendiri oteh pemlllk gun water W11k111 dan lamanya kegiatan pcngelolaan I idak

rcr.htui rcrubnhun

sistcm pengeloluan

sanm~ burung \VUICI

..

rcrbatas

rakJOr li~t<JLxani: m<;JJ.dorq1u:._(£rj!!sli1JY.11 p~rubaj1an ;

Sering Lcrjudinyu k()nnik/ sengketa d iu11taru P"'" ilik saham Strit)S h!rjt1di11)'f'~1trv111JJt~•~u th1u pencurian s.~mui: burung waler

0 iaya kegiatan pengelolnar: yaug besnr dan reslko yang tinggi Pemilik gua lcbih mudah mcndapatkan uung tu11ai

Pengclnluan rahun 1990 - sckarung

Sjstgn pco~clolaan konll'llJ.Ui!lyoan i;u!k Kontrak antara pemilik gun Jcnglll• pcngu::;aha sarung burung walct 1 Jak pengelotaan dimiliki oleh pengusaha sarang burung walet dengun jatah waktu kegiatan peogelolaan berglllr. l.amanya kontrak lcrgantung rod~ kescpakatan antara pemilik pin dcngan pengusaha sarang buruug walet,

Gambar 4.4. Perubahan sistem pengelolaan sarang burung walet hitam di Kabupatcn Kapuas J 1 u lu

42

Awolny11 pengelolaan gua wolet dikeloln sendiri oleh pemilik guo yang dikenal dengan istilah sisiem pengeloloan hok milik. Sebagal pcmilik gua mereka melakukon kegiotnn pengelolaan gua walet betupa pemanenon sarang burung walet hitam secara swadaya. Hale peogelolaan ini dimulai sejak masyarakat mengenal dan memanfiiatkan sarang walet hitam seeara komersil 1D1tuk memenuhi kebutuhan bidupnya pada tahun 1980 hingga awal tahun 1990. Awai tahun 1990 pengelolaan meng,alami perubahan menjadi sistem kontrak tutupan. Pemilik gua mengontrakkan kepada pengusaha sarang burung waler, Perubahan sistem pengelolaan hak milik menjadi sistem pengelotaan berd
dan pencunan

sarang burung walet.

Perompakan wm peneurian terjadi mengingat harga sarang hurung waler hitam yang cukup tinggj. 3) Kcgiatan pcegclotaan sarang burung wali.1 hitam di gua atam mcmbutuhkan biayo y1111g besar serta resiko yang linggi. Rcsiko yang oda tcrkeit dcngan

43

kcgagalan

panen akibat pencurian

pengamanan

kcgiatan

pernancnan

dan pcrompakan sarang

burung

schingga

dilakukan

waler hitam dengan

melibaikan persouil TNI/ Polri. 4) Pcmilik gua atau saham lebih mudah meadapaikan uang tunui lanpa harus bcrsusah payah melakukan pengelolaau gua. Tidak semua gua waler di wilayah Kabupaten Kapuas I lulu dikelola dengan menggunakan sisteru kontrak tutupan gua. Berdasarkan basil wawancara dengan pengusaha sarang burung walet, diketahui Gua Elang dan Gua Suruk

pcngclolaannya rnasih dilakukan sendiri oleh pemilik gua karena mcrcka mcmiliki modal (uang) sehingga mampu mcmbiayai kegiatan pcngclolaan sarang burung waler hitam. Berikut dapat dilihat sistem pengelolaan sarang burung waler hi tam di K gua wale! yang ada di wilayah Kabupatcn Kapuas Hulu

(fabel 4.2.).

Tabcl 4.2. Sistem pcngclolaan gua wales di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu

Nama gua

I .okasi

Sistern pengelolaan

Gua l.ipis

Kecamatan Bunut Hulu

Sistern kontrak tutupan

Gua Son

Kccarnatan Kalis

Sistcm kontrak tutupan

Gua Sarai

Kecamatan Kedamin

Sistem kontrak uuupan

Gua Krimc

Kecamatan Kedarnin

Sistem kontrak tutupan

Gua P.lang

Kecamatan Kedamin

l-lak milik! dikelola sendiri

Gua Suruk

Kecamatan Kedam in

I lak milik/ dikelola sendiri

Gua Manyu

Kccamatan Kcdamin

Sistcm komrak unupan

Gua Tubung

Kecamatan Kedamin

Sistern kontrak tutupan

Sumber: wawancara dengan per:g.u~ha samng hiJ1'ung walet Kapuns Hulu, tahun 2007

44

4.2.1. Sistem Pengelolaaa Hak.111ilik Pengelolaan gua waler dengan sistem hak milik (pcmilikan pribadi) adalah sistem pengelolaan dimana gua waler dikelola sendiri oleh pernilik gua

Sistern ini merupakan sisrcm pengelolaan yang rnula-mula dilakukan olch anggota rnasyarakat yang rnencmukan gua waler di Kabuparen Kapuas I lulu di awal tahun 1980...an. lnformusi yang dipcroleh dari pengusaha sarang burung waler terungkap bahwa legalita» pcmilikan gua water yang ditemukan olch unggota masyarakat diperoleh dengan jalan mcmbcrikan tanda berupa tulisan nama pcncmu pada

dlnding gua atau tanda bcrupa kainl bcndcra. Selanjutnya penemu gua akan mcrnberitahukan hasil penemuan gua tersebut kepada kcpala kampung arau kepala adat scrempat untuk mendapauan legitimas] berdasarakan "hukum masyarakat .. yang herl:iku (adat) llin'>l!ny.i lcgi1imasi pemilikan gua 1
kam pung aiau kcpala adnt. Pcrmnsolabnn dalam pengelolaan sarang burung waler icrkait dcngan

konllik pcmilikan guu diantara unuuw masyarakat dan kcarnanan (pcrompukun dan penuyulan sarang walct) belum timbul pada awal pengclolaan sarung burung waler di Kabupaten Kapuas I lulu. Koodisi tersebut rnemungkinkan bagi pemilik gua waler untuk melakukan pengelolaan sendiri. Pengelolaan gua wale! dengan sistcm hak milik dianggap lebih bijaxsana karena kaidah-kaidah kclcstariun masih

dipcrhatikan.

l'emilikan

gua waler yang dimiliki

sccara pribadi

45

mcnirnbulkan

rasa mcmiliki yang tinggi dan kesadaran untuk menjaga serta

memelihara kelangsungan pengelolaan oleh pemilik gua (Solihin, 1999}. Pengusaha saraug burung walet Ji Kabupatcn Kapuas Hulu rucngatakan bahwa dalam sistcm pcngclolaan sccara hak milik, kegiatan pemanenan tidak

dengan intensif pemilik gua waler melakukan pemanenan sarang

dilakukan

hanya pada saat mernbutuhkan pcmancnan

tcrscbui

uang tunai. Sccara tidak langsung pola

tidak mcmbcrikan tckanan pada populasi burung waler

sarang hitarn dan kcberadaannya di gua dapat terjaga. Namun Wallcsta dalarn Solihin ( 1991/) mcnyatakan bahwa sistem pcngelolaan secara hak milik pada saat ini telah mengalami

perubahan dirnana pemilik

gua ccnderung

mclakukan

pcmancnan yang imcnsif'dengan alasan ekonomi.

4.2.2. Slstem Pc11gclolaan Kon!rnk Tutu pan Pengelolaun Kabupaten

Kapuas

gua waler dcngan sistcm kontrak Hulu 3dalah

slstcm

pcngololaan

tutupan di

wilayah

yang tcrjadi akibat

perubahan kondls! pcngclolaan gua water yang udak lagi kondusif'tcrkait

dengan

mulai timbulnya permasalahan pcngclolaan scpcrti kontlik pcmilikan gua walet, perompakan dart pcncurian sarang burung walct (pcnuyulan). Untuk rnengatasi permasalahan yang ada dalam pcngclotaan pcmilik pribadl

gua walet baik pernilikan

maupun pcmilikan gun sccara berkelompok (pernilik

pernegang saham) mclakukau kontrak

yang memiliki modal (uang).

gua discbut

kepada pengusaha sarang burung wale!

46

Sistem kontrak tutupan anrara pemilik gua waler dengan beberapa pengusaha dilakukan secara bergilir dimana pengelolaannya berdasarkan 1ri/ pemanenan. Pcngusaha sarang burung waler mcnyatakan bahwa mcreka barns melakukan kontrak dihadapan noiaris dan saksi-saksi sebagai bulcti lcgitimasi hak pcngclolaan gua walct yang mereka bayarkan. I .amanya waktu pengelolaan

tergantung kesepakatan antara pemilik gua waler deugau masiug-masing pengusaha. Biaya yang dikcluarkan olcb pengusaha sarmg burung waler untuk rueudapatkan

kontr.ik rnerupakan

Iaktor :!"ang mendorong dilakukannya

pernanenan sarang burung walet yang imensif guna rnenghindari kerugian akibat gagal pancn yang disebabkan pnx.luksi menurun dan kasus pencurian sarang burung walet. l{asa memiliki yang rendah lerhadap gua waler yang dikelola karena dianggap bukan milik sendiri membuat kesadaran untuk memelihara keberadaan burung waler di gua juga rendah. akibarnya adalah dilakukannya

pernanenan yang maksimal oleh pengusaha sarang burung walei (Mardiasuni dan Soehartono, 1994; Solihin, 1999). Menurut Berkes (1989) sumberdaya alam dapat dikelola dengan baikjika dimiliki secara individu (ha~ pcmilikan terdefinisikan dengan jelas) dengan

akses yang terbatas sedangkan pengelolaan yang rnelibatkan banyak pihak (communal property)cenderung akan mernpercepat habisnya sumbcrdaya yang

ada karena setiap orang mcmililci akses tcrhadap surnberdaya tersebut. Ditambahkan. sumbertiaya alam yang melibatkan banyak pihak akan berhasil 3

Trip merupakan .sLlah jatah waktu kontrak pcngelolaan gaa walet di '"il::tyah Kabupaters KapU3S Hulu dimuna I tripa;.'fl.

47

dikelola jika rerdapat aruran-aturan bcrlaku yang membatasi setiap individu yang tcrlibat dalam pcngclolaan untuk mengakses sumberdaya yang ada.

4.3. Siklus Hidup Burung Walet Sarang llitam di Goa Sarai

Hcrdasarkan informasi :rang dipcrolch dari pcngusahu dun pemungut sarang burung waler hitam, total siklus hidup hurung waler dari telur kemudian rncnctas mcnjadi burung walct muda sampai bisa terbang menlnggalkau sarang,

rncmakan waktu antara 4 hingga 5 bulan. Siklus hidup burung waler sarang hitarn dimulai pada saar musim bcrhlak di musim pcnghujan antara bulan Sepctcmber sampai dcngan bulan April. Jadwal bertelur burung waler sarang hitam tldak scragam, biasanya tclur burung waler banyak ditcmukan disaat pancn nnlAl'll hulan Maret hinggn h111An Mei, borikut stklus hidup burung wAl01

sarang hitam (Gambar 4.5).

---...

Sor;.u1s sclcsui dibuat -t 80 hari di mustm keu-nrau.

nurung hctina

bcrtcfur

---r--scbutlr (-:: sum rninggu sctelah surenu dibuau

~

,..,---

/' I ""-

Meuetas dan burung wulct muda blsa

__...,,

te1t>.1ng< J. 2 bulan I

'------

Gambar 4.5. Siklus hidup burung waler sarang hitarn

48

lnformasi yang diperoleh dari pengusaha dan permmgut sarang burung waler di atas, sesuai dengan siklus hidup burung waler yang dikemukakan oleh Budiman dan Tim Penulis PS (2005). dimana pernbemukan sebuah sarang walei memcrlukan wakru antara 40 sampai dcngan 80 hari. Di musirn pcnguian dlsaai rnakanan burung walet bcrupa scrangga banyak rnaka waktu yang dibutuhkan

untuk mcmbuat sarang sckitar 40 hari, namun di musim kemarau waktu yang dibutuhkan bisa lebih lama yauu sekuar 80 han karena jumlah serangga berkurang. Sarang dibuat pada malam hari olch burung walct jantan dan bctina dengan memoleskan air lium)'ll pada dinding gua, I lasil

wawancara rlcngnn pcngui;.1hn d.in pemungin sar11ng burung waler

menunjukkan hahwa mereka mengc1ah11i dcnl)lln jclM mcnecnAi ~ikl11~ hil111r burung waler sarang hitam di Gua Sarai. Pcngciahuan yang dimiliko pcngusaha sarang burung waf~1 seharusnya dapat mcnjndi dasar dilnkukannya pcngclolaan

sarang burung waler yang lcstari. n:unun pengusahn yang ierlibat dalam kegiatan pcngclolaan tida], mcngimplemcn1asikanny;i melalui pengelolaan sarnng borung

walci yang lcstari di Gua Sarni. hal ini oopat dilihat dari pcnurunan produksi Jan populasi sarang burung "alee yang 1.:rjadi di Gua Sarni. Tidak dilakukannya pcngclolaan yang lestari bcrdasarkan siklus hidup burung waler sarang hitam disebabkan pihak pengelola lebih mementingkan aspek ekonomi (keuntungan) dibandingkan dengan aspck biologi burung waler sarang hitam. Hal ini bertentangan dcngan konscp pengelolaan sumberdaya alam yang lestari secara adaptif, dimana dalam pcngclolaan adaptif skata waktu yang

digunakan lebih bersifat skala biologis daripada perputaran bisnis (Lee dalam Mitch ell, 1997).

4.4. Peugelolaan Saraug Buruug' Walet Hitam di Gua Sarai Pengelolaan sarang burung waler hitam di Gua Sarai dilakukan dengan sistem kontrak tutupan gua yang melibatkan 5 pengusaha sarang burung waler. llal ini tetjadi karena Gua Sarai dimiliki oleh 5 orang pemilik saham, dimana

masing-masing pemilik saham melakukan kontrak turupan gua kepada 5 pengusaha sarang burung waler yang berbeda. Konrrak uuupan gua anrara pernilik saharn gua dengan pengusaha saran~ burung waler berisi masa berlaku kontrak dan nilai kontrak antara pernilik gua dcngan pcngusaha sarang burung waler. Konrrak tutupan dilakukan dihadapan notaris dan saksi-saksi sepeni cam at, kepa la desa/ kcpala karnpung, dan tokoh

masyarakai setempai, Nilai kontrak tutupan gua dihitung bcrdasarkan jurnlah trip dimana nilai kontrak per trip unluk bulan baik dan bulan jelck bcrbcda,

Di (iua Sarni pada bulan baik pengusaha harus mcmbayar antara 135 juta rupiah hingga 150 juta rupiah per trip sedangkan di bulan jclck nilai kontrak

lebih rendah yaitu sekitar 50 juta rupiah per trip, Mckanisme korurak unupan di Gua Sarai antara pemilik saham dcngan pcngusaha sarang burung wale! secara

singkat dapat dilihat pada Gambar4.6.

Gua Sarai

Koetrak

konrak

kuntr•k

kentrak

ken

~

Kegjaian peflgelolaan sarang burmg wales di Gua Sarai

I. Hok pcngclolaan Gue Sarai bcrdas.rkan kon:rak 1utopon )"Ulg dilakukan dcngan pcmilik guai saham. 2. Lamanya wakiukonll111: ber.lal3Iktn trip (45 hari),jumlah trip tc~gantung pad• kesepekatao entara pernilik Gua Sarai Jcn!'iil' pcngu.;aba sarang w:tlct. 3. Kcgietsn prngl'lolaan
Gambar 4.6. Mckanismc kontrak tutupan amara pemilik saham Gua Sarai dengan pcngesaha sarang burung waler Bulan baik adalah bulan burung water hitam menghasilkan sarang kualitas baik (Dcsember - Mei). sarang disusun olch air liar yang lebih banyak

daripada bulu. Sedangkan bulan jclck adalah bulan dimana sarang yang dihasilkan berkualitas jelck.. sarang disusun olch bulu burung waler lebih ban yak daripada air liurnya (Juni - Nopcmber}. Bulan baik berlangsung pada musirn hujan. dimusim hujan produksi sarang waler lebih tinggi dibandingkan pada musim

kemarau, sebab pada musim hujan jumlah

serangga yang menjadi

makanan burung walet hitarn melimpah. Mclimpahnya makanan pada rnusim hujan menyebabkan produktivitas sarang meningkai baik dari segi jurnlah, berat maupun. ukuran sarang (Priyanto, 200 I).

51

Masa berlaku dan nllai komrak ICrj!antung pada kesepakatan amara pemilik gua dan pengusaha sarang burung walet. Oalam kegiatan pengclolaan

sarang burung waler hitam. pcngusaha hams melakukan pcrjanjian konrrak dengan pemilik gua yang dilakukan setahun atau dua tahun sebelum kegiatan pancn dilakukan karena pemilik saham gus biasanya tclah melakukan kontrak tutupan dengun pengusaha sarong burung waler lain scbclumnya. Kegiatan pcngclolaan dilakukan sccara oergilir oleh pengusalu sarang burung wale! berdasarkan jadwal trip pancn yang relah ditetapkan yaitu 45 hari. Sctclah 45 hari, pcngusaha yang telah rnelakukan kcgiatan pcngclolaan gua walct scbclumnya akan digantikan oleh IJl'Uf>u>aha yang mcrniliki judwal pengclolaan

bcrikumya, Jumlah trip pada riap-riap pcngusaha berbeda-bcda

lerg:irtl1111g pada kescpakatan lunlr.ik yang dilakukan aruara pcmi lik gua dengan pengu>aha sarong bui1111g walet. Kcgiatan pcngdolaan sarang burung wulet hitarn olch pcngusaha kadang-kadang berjalan selarna 2 trip (90 hari) scbclurn

digantlkan olch pengusaha bcrikutnya. Pengelolaan

dengan sistcm kontrak atau dibebcrapa wilayah pcnghasil

sarang burung waler sepeni Kalimantan Timur dan Jawa Tengah discbut sistcm ldang/ l.onsc~i mcnjadi faktor pcndorong bagi pengusaha sarang burung walci uruuk mendapatkan ha,il )a.,g maksimal. M~nurul Solinin (1999) terkadang nilai uang yang dikcluarkan olch investor (pengusaha saning burung walet) tidak scsuai dcngan hasil yang dipcrnlch pada saat pcmanenan sarang, kondisi ini meudorong pengclola bcrusaha rncndapatkan ha>il yang scbcsar-bcsarnya untuk

rnenutupi kcrugian ~ang sudah dapat diprediksi, Dampak lcbih lanjut dari sistcm

pengelolaan tersebut adalah terjadinya penurunan produksi dan populasi burung

. ·i

L

walct hitam di Gua Sarni karena setiap pengusaha metakukan pcmancnan sccara intensif'tanpa mcmperhatikan kclangsunganregenerasi burung waler hitam. Kctcrlibatan beberapa pengusaha dalam pengelolaan sarang burung waler di Gua Sarai mcrupekan salah satu faktor yang mendorong terjadinya eksploitasi secara rnaksimal. Masing-masing pengusaha <arang burung waler tidak ingin mengalami kerugian aias hiaya pengelolaan yang telab dikeluarkan sehingga Iim bu! persaingan diantara mercka umek mcndapatkan hasi I yang lebih besar (pcrspekrif" Hardin; the Tra~edyof the Common' dalam pengelolaan sarang

burung waler hitam). Berdasarkan basil analisis, pcngclolaao dcngan masa kontrak dengan kegiutan panen yang dilakukan seuap 45 hari 18 kali serahun) mcnyebabkan

pcnurunan populasi dan produksi sarang burung walet di Gua Sarai. 1 lal ini disebabkan masa paoen lebih pendek daripada masa berbiak burung wale! sarang hitam sehingga tidak ada waktu berbiak yang diberikan untuk memulihkan populasi burung waler yang ada. Noerdjito ( 1985) menyatakan bahwa upaya yang dapat dilakukan unruk mengembangkan kembali populasi burung waler gua

sampai pada tiugkat tertentu adalah dcngan pengaiuran pcmanenan sedernikiau rupa sehingga memberi kesempatan burung waler untuk beregenerasi. 4.4.1.

Pclaksanaan l'ereocanaan l'cngclolaan Sarang Burung WaJet Hitam di Cua Sarai. Setelah pengusaha sarang burung walet rnelakukan korurak iutupan gua

dengan

pemilik saham

Gua

Sarai. sclanjutnya pcngusaha rnelakukan

The tragedy of the com.mo• rncropaksn pcrspcltif Gasren Hardin )&n.(!. dikemukakan di dalam bukunya )ang bcrju.rkdserna ..l.h~ TrtJf,,.qdy of 1M CClnltWn.. ,.pleb talnm 1968 dfrnlrU: 1rated.r1c.rjaoi k.arcna ap(I yans di.hs.-.ilk3Ll dari !i:ombcrd.1~-:. dalamjar.gk.a parjang tidak Jagi -'""-b.:inding~an epa yang dimao(aa.1.l..~1)
53

pcrencanaan kcgiatan pengelolaan. Menurul hasil wawancara dengan pengusaha, dalam kegiatan pengelolaan sarang burung walet hitam di Gua Sarai dilakukan pcrencanaan-perencanaan, amara lain : I. Perencanaan biaya: menyanglmt blaya kontrak tutupan gua, hiaya ienaga

kcrja. biaya logistik dan biaya transportasi, 2. Pcrencanaan tcnaga kcrja: mcnyangkul upah dan jumlah ienaga kerja yang dibutuhkan melipun

jumlah tenaga pemungut sarang. tenaga penjaga gua.

dan aparat kcamanan yang akan digunakan (fNI atau Polri), 3. l'crcncanaan logistik; mcnyangkut kebutuhan makan, minum dan obat-

obatan bagi 1cnaga kerja selama berada di gua. Keburuhan Jogistik disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja dan lamanya waktu pcngelolaan. 4. Perencanaan transportasi; rncnyangkut jumlah speedboat yang akan digunakan untuk mengangkut para lenaga kerja dan hasil produksi sarang burung walet yang dipanen. 5. Perencanaan kcamanan; mcnyangkut sistem pcnjagaan gua yang akan

dilakukan oleh tenaga kcrja baik scbelum

p3nCO

dilakukan maupun setelah

panen selesai dilakukan. 6. Perencanaan kegiatan pemanenan; rnenyangkut percneanaan dan pcngaraban

waktu dan tcknis pcmanenan sarang hurung waler dari pengusaha kcpada tenaga kerja. Pengusaha sarang burung waler melakukan

perencanaan biaya,

perencanaan icnaga kerja, pereocanaan logistik, perencanaan lr411~JJ0rtasi. perencanaan keamanan, dan pcrcncanaan kcgiatan pemanenan tersebut di atas sebelum dilakukannya aktivitas pcmanenan di Cua Sarai. Bcrdasarkan keenam

perencanaan yang dilakukan, diketahui hahwa pengusaha sarang bu rung waler di

54

Gua Sarai melupakan saru perencanaan yang pcnting untuk dilakukan dalarn

menjaga kcberadaan burung wale! sarang hitarn, yairu perencanaan pengaturan pula pcmanenan yang lestari,

Tidak adanya perencanaan pcngaturan pola pcrnancnan yang lesrarl bunmg waler saraug hitam mernbuat pcngololaan hanya terfokus pads kegiaum pcmancnan untuk meugejar kcu111u11ga11 ckonomi sehingga kcberlanjuum bunmg wale! tcrubaikan. l'erabaikannya aspek kelestarian burung wale! sarang hitum mcmbuat kcbcradaannya di Gua Sarai rcrancam berkurang dan dampak lebih jauh adaluh terjndlnya permnsaluhan pcnurunon produksi dan populasi sarong burung waler pada saat ini.

Mcnurul Hasibuan (1996) dusnr pemikiran suaiu percncanaan udalah terbatasnya sumberdaya yang tcrscdia, pcrcucanaan yang akan dibuat harus disesuaikun dengan ketersediaan sumberdaya yang ada dan sumbcrdaya rcrsebu;

harus dikctahui dcngan tepat, Dhambahkan tanpa adanya perencanaan yang baik makn tujuan untuk mencapai peugclolaun

sarHng burung waler yang lestari akan

sulit dicapnl. Tidak ada pcrcncanaan bcranl tidak uda lujuan yang ingln dicapal, perencanaau mcrupakan pedoman pclaksanaan kcgiatan dan dasar pcngendalian karcna tanpa percncanaan pengcndaliau tidak dapat dilakukan, Haxll wawancara dcngan pcngusaha yang terlibat dalam pcngelolaau

sarang burung walct di Gua Sarai, dipcrolch lnformasl bahwa perencanaan biaya pengetolaan per trip kcgiatan pemanenan sarang burung waler di Gua Sarai memhutuhkan biaya scbcsar 269 juta rupiah (Tabet 4.3).

55

Tabcl 4.3. Perencanaan biaya rcr rrlp kegiatan pcngclolaan sarang burung wa let hi tam di Gua Sarai No. l.

2. 3. 4.

5.

Perencanaan kegiatan pengelolaan sarang burung Hiaya wales hitam di Gua Sarai Kontrak tuw121m gua ( I tri[') Rp. 150 iuta Tenaga kcria (20 crane \ Rp. 50 juta Logistik Rp. ?.0 iuta Trunsnortasi (3 speedboat, PP) Rp. 9 juta Keamanan (uang komando") Rp. 40 [uta Total Rn. 269 iuta

Sumbcr : Oat;, pruner dari pcngusahn sarnog burung walet KupuasI-lulu.

t;1h11n

2007

Ketcrangan : Nilai kontruk dan upah haik).

tenaga kerja berdasarkan harga tcrtinggi (pemancnan padl butan

Tabet 4.3. mcnunjukkun pcrcncanaan hiaya yung dikcluarkun pcngusaha tlalam melakukun kcgtaum pcngelolaan

olch

gua waler per trip di bulan

balk. Agar rncnghindari kcrugian aias biaya pengelolaan pengusaha harus mendapaikan hasil lebih dari 269 jura rupiah untuk mcmpcrolch

kcuntungan.

1 Iasil analisis penghitungan keuntungan pcngclolaan sarang. burung waler di Gun Sarni dcngan menggunakau harga pasaran sarang burung waler huam pada saat ini scbesar J.6 juta rupiah. pcngusaha minimal

harus mempcrolch produksi

sarang sebcsar 75 kilogram pada sctiap kali pancn untuk mcnghindari kcrugian. basil produksi lebih dari 75 kilogram berarti pengusaha sarang hurung waler telah mempcroleh keuntungan. llcrikul

analisis penghitungan keuntungan

pengelolaan xarang hurung waler hitam di Gua Sarai dalam I kali pcriodc pancn (Tahd 4.4).

; lJang komando adalah uang yang harus dibayarkun pcngusaha sarung ln.1rw.1g wulet k.:pa
56

label 4.4. Analisis Keuntungan Pengelolaan Sarang Burung \Valet Hitam di Gua Sarai datam Setjap Kcgiatan Pcrnancnan.

-No. 1.

Variabcl

Produksi panen rata-rsta dalarn setali

rancn Bulan Oaik

Panen Oulan Jelek

(Dcsember Mei)

(Juni Nopember)

1 70 lilogmn

111 Ul
panen (I ttip)

., "·

Harga sarang bunmg walet h:tam

3.6 iuta rupiah

2,6 juta rupiah

3.

Keuntungan ko.or (no. I x no. 2)

612 juta rupia.li

288,6 juta rupiah

4.

Biaya pengelolaan tutupan gua (I trip)

269 juta

149 juta rupiah

5.

Keunnmgan bersih pengusaha sarang

3~3 juta rupiah

139,6 juta rupiah

waler per !rip (no. 3- oo. 4).

6.

Selisih bulan baik dengan bulan jelek

203,4 juta rupiah

Berdasarkan penghitungan pada label 4.4 .. meskipun produksi sarang burung walct hitam mengalami pcnurunan di bulan jclck namun masih membcrikan keuntungan bagi pengusaha sarang burung waler hitam dalam satu kali kcgiatan pcmancnan. Dengan keuntungan yang masih dlpcrolch pada bulan jclck tcrsebut, tidak mcnghcrankan bi!a para pcngusaha sarang burung walei hitam tidak rnelakukan pengelolaan secara lcstari dcngan mcmbcrikan pcriodc bcrkernbang biak bagi burung waler.

Hasil wawancara dengan pengusaha sarang bunmg waler dipemleh informasi bahwa mereka menyadari dan mengetahui sistern pengelolaan yang mcreka lakukan tidak lestari dan perfu dilakukan pengaturan pola pemanenan yang baik. Akan tetapi pada kenyataanya pengaturan pola pcmanenan tidak dilakukan oleh pengusaha saran)! burung walel di Gua Sarai.

57

Pada saai suatu sumberdaya sernakin meningkat nilainya, godaan untuk

memungul sebanyak-banyaknya juga makin meningkat. Oalam pengelolaan surnberdaya alam, aspek ekologi, ekonomi dan cmosi rnerupakan tiga faktor yang selalu tcrkait dalam sctiap kcputusan pcugclolaan yang diambil, individuindividu

yang memiliki

sifat

tamak (greedy individuals) menyebabkan

pertimbangan ekonorni selalu digunakan dalam pengelolaan sumberdaya (Camp. dkk. 1991). Aspck ckonomi yang mcnjadi pilihan para pcngusaha menyebabkan aspck biologi burung waler tcrkait pclestariannya tidak dipcrhatikan karena sctiap pengusaha yang terlibat

kcuntungan.

kcgiatan peugelolaan berusaha mencari

Menurut MacKinnou, dkk (1990)

motivasi

untuk mencari

keuntungan dan lcmahnya pcngawasan rnerupakan keleruahan pengelolaan yang dilak.ukan dcngan sistcm scwa/ kontrak). Kegiatan

pcngclolaan

sarang burung waler hitam di Gua Sarai,

pengusaha sarang "ale! mcmiliki target produksi panen sarang yang harus

dicapai. Target produksi tersebut berdasarkan hasil panen yang didapat sebclumnya, hasil panen sarang yang diperoleh harus sama atau lcbih tinggi

pada panen bcrikuinya. sckali lagi aspek kelestarian pengelolaan sarang burung waler dlabaikan. Selanjutnya yang terjadi adalah pcmunguran sarang burung

waler di Gua Sarai dilakukan secara maksimal. Prinsip pcngusaha dalam melakukan kegiatan pengelolaan adalah

mcnghindarkan kerugian alas uang korurak rutupan gua dan biaya pengclolaan yang tclah dikeluarkan. Prinsip tersebut mcnycbabkan tidak adanya pengawasan

58

dan konrrol dari pcngusaha pada jumlah sarang burung waler hitam yang dipancn olch tcnaga kcrja ditambah lagi dcngan tidak terdapat standar ataupun

barasan 1:irg1~r produksi y~ng harus dipenuhi (rargcr produksi maksimal yang harus dicapai) dalam pengclolaan sarang burung walct hitarn di Gua Sarai. Anggupan yang salah mengenai target produksi yang harus dicapai dirnana pcngusaha sarang burung wale! hham bcrusaha kcras untuk mcncapai target produksi pada kcgiatan panen sarang burung waler hitam berikutnya minimal sama atau lebih linggi, mengakibalkan produksi sarang burung wulct hitam mcnurun yang pada akhimya mcrugikan pcngusaha hu scndlri, Mcuurut

MacKinnon, dkk, I I 990) pcncrapan targc: produksi (kuota) mungkin dilakukan bagi spcsics yang clipungut hasilnya yang menjnmin

bahwa jumlahnya liduk

akan rurun di bawah hatas terendah yang telah disepakari

dun target produksi

ditetapkan atas kcsepakatan bcrsama antam pihnk pcngclola yang tcrlibat dalam kcgiatan pcngctolaan dengan pcmcrintab.

Pengeloluon sumberdaya alam yang bllik ndalah yang mcmpcrhatikan kcbcrlanjuran

schingga dapn; dhnanfaatkan

sctiap tahunnya tanpa mengurangi

kualiras dan kuuntitas sumbcrdaya yang ad" (Fauz], 200G). Kcberlanjutan sumbcrdaya tcrscbut dapat dicapai bila pihak pcugclola mcrnberlakukan target produksi (koora) p<111c11 yang harus dilaksanakau (Widodo dan Suadi, 2006).

4.4.2. Pelaksanaan

Pengorgaois;isian

Pengelolaa11

Sarang lluruog Walet

1:1.Uam di Gua Sarai Pengorganisasian rnerupakan kcgiatan :,da1\jut11ya setelah perencanaan pengcloluan dibuat, Peugorgauisasian kegiatan pcngclolaan sarang burung walet

59

hitam di Gua Sarai mclipuli koor
kearnanan diketahui koordinasi yang dilakukan, antara lain: I)

Koordinasi dengan tenaga kcrja. tcrkait dengan teknis penjagaan dan pemancnan sarang burung wale! hitam.

2) Koordinasi dengan pengusaha sarang hunmg waler lainnya, rerkait dengan pcrgiliran (jndwal panen) kegiaian pengelolaan. 3) Koordinasi dcngan pihak TNI/ Polri, rcrkait dcngan kcamanan selarna kegiatan pengelolaan sarang burung walet hitam di gua dilaksanakan. Koordinasi antara pcngusaha sarang burung wale! dcngan tenaga kerja baik

pcnjaga dan pcmungui sarong dilakukan

sebclum dan

sclama kegiatan

pemanenan berlangsung. l'engusaha yang akan mclakukan kcgiatan pcngclolaan gua waler rncmbcrikan pcngarahan kerja terkait ieknis penjagaan dan waktu pernanenan

sarang

yang harus dilakukan

selama

kcgiatan

pcngclolaan

berlangsung di Gua Sarai.

Kegiatan penjagaan gua waler dipcrlukan karena dalam pengelolaan saning burung waler hitam di gua alarn permasalahan yang sering terjadi adalah

pcncurian sarang olch tuyul" dan perompakan sarang selama kcgiatan penjagaan bcrlangsung. Untuk mengatasi permasalahan

tersebut pcngusaha sarang burung

'' 1·o)·ul adalah i>Lilal1 bagi pcocuri ~arang 't-urung, waler hitam di gua-goa l'!'IRm di wireyah Kabupaten Kapu.as J lulu,. biasaoya mcrcka melakukan aksi pcncurian d1 sore hari :oi;.njclang n1:1J;un awu Ji p<J?i har i . r Ptrorupak biasanya b\.--rjumh1h lebih Jari 10 ot·J..:1g ya11t, berasai d~ li.nws .,.,·ilayah perbatasan Kalimantan Teagah dun Kalinumtan Timur yang me1~a:a.h h:i.sil p:.mcn sunmp. ti1rruniz waler hitam sccara frontal ke.pada 1e~l?;l l(e')a parla S1Ult nl.au xerelah 1''2r
60

waler mempersenjatai tenaga kcrja dcngan mcnggunakan scnjata api dan mcmpcrkuat pcojagaan dcngan mcnycwa tcnaga penjaga dari TN Ii l'olri. Koordinasi diantara pengusaha sarang burung walet terkai: dengau kegiatan pergiliran waktu pemanenan pada gua yang sarna. Koordinasi rnenyangkur

waktu (jadwal)

dimulai

dan berakhimya pancn yang akan

dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari pcngclolaau gua walct yang dapat rnenirnbulkan

terjadinya selislh waktu konflik diantara pengusaha

sarang bu rung water yang terl ibat dalam pengelolaan.

Koordinasi dilakukan oleb pcngusaha sarang burung waler dengan TNI/ Polri bcrkcnaan dcngan masalah kcamanan sclama berlangsungnya kcgiatan pcnjagaan gua waler. Personil bcrlangsungnya

kcgiatan

untuk rncmbantu menjaga keamanan sclama

pengelolaan

disediakan

oleh

TNI/

Polri

aras

permintaan pengusaha sarang burung water. Atas jasa tersebut bcrdasarkan inforrnasi yang diperoleh dari pengusaha, rnereka harus mcngeluarkan biaya keamanan yang biasa disebut uang kornando.

Walaupun terjad: koordinasi diantara pengusaha sarang burung walct namun sarnpai saat ini belum ada badan usaha aiau organisasi yang menaungi kegiatan pengelolaan yang dilakukan oten para pcngusaha sarang burung walct

hitarn di Kabupaien Kapuas Hulu. Pengelolaan.sarang burung waler hitam rnasih dilakukan secara individu oleh pengusaha sarang burung walet mulai dari awal kcgiatan pemanenan hingga pemasaran hasil produksi sarang burung waler hitam kepada pengurnpul.

61

llerdasarkan basil pengamatan, pengaruh yang ditimbulkan dengan tidak

adanya badan usaha yang mcnaungi para pengusaha adalah tcrjadinya pcrsaingan harga diamara pengusaha sarang burung waleL Harga pasarnn sar.rng burung waler hitam mcnjadi ridak stabil, dalam hal ini terjadl pcrbcdaan harga

amara satu pcngusaha dengan pengusaha lainnya. Menurut Hasibuan (1996) organisasi mcrupakan wadah dan alai pelaksanaan proses pengelolaan yang terkoordinasi dari sekelompok orang dalam rneocapai tujuan bersama. Peogelola.ao sarang burung waler yang baik oleh pihak peogelola tidak akan tercapai apabila tidak ada koordinasi diantara pihak yang tcrlibat dalam pcngclolaan gua walct,

Kerjasama yang baik antara pcmungut dan pcngusaha sarang burung walet hitarn sena pernerintah sebagai regulator akan memudahkan proses dalam pencapaian

pengelolaan yang berlanjut {Anonimus.

1996).

Pcngclolaan

sumberdaya sarang burung waler hitam yang bcrianjut tcrscbut tcrgantung pada hubungan antar stakeholders yang terlibat. Pada dasarnya kcuntungan lcbih bcsar akan didapat deagan pembuatan keputusan secara bersama antar aktor daripada dengan beroposisi daniatau berkompeiisi dalam rncngelola sumberdaya

alarn. Para aktor dapal belajar mengoptimalkan keunumgan scrta rcncana secara bersarna untuk jangka wakie lama (Pinkcnoon dalam Mitchell. 1997).

4.4.3. Pelaksanaau Pcngawasau Peogclolaao Saraog Burung Waler llitam di Goa Sarai I lasil wawancara dengan pcngusaha sarang burung walet yang. tcrlibat dalam pcngelolaan di Gua Sarai diperoleh informasi bahwa pengawasan dan

62

kontrol dalam kegiatan pengelolaan sarang burung wale1 di Gua Sarai rerkait dengau aktivitas pemanenan sarang tidak dilakukan oleh setiap pengusaha sarang burung waler, Tidak ditakukannya kegiatan pengawasan disebabkan sistern kontrak unupan gua yang mendorong pengusaha melakukan pemanenan

yang maksirnal dan tidak adanya ketentuan target produksi (kuota) yang harus d ilaksanakan pada saat panen. Lemahnya pengawasan dan kontrol dari pengusaha ditambah tidak adanya peran pemerintah dalam kegiatan pengelolaan sarang burung walet di gua menyebabkan kootrol pemanenan tidak dilakukan. Tidak adanya kontrol berdampak pada tcrjadinya pemanenan yang dilak:ukan secara intensif dan maksimal scrta tidak adanya pengaturan pola pemanenan oleh pengusaha sarang burung walet, Dampak lebih lanjut adalah populasi dan produksi sarang burung waler di Gua Sarai cenderung terus menurun sctiap tahunnya. Menurut MacKinnon,

dkk

(1990)

mata

rantai

terpenting

bagi

keberhasilan kegiatan pelestarian sumberdaya alarn adalah adanya kegiatan pcngawasan yang dilakukan oleh petugas pengawas yang bertugas mcmaksakan rcgaknya hukum dan peraturan perlindungan. Dalarn pengclolaan sarsng burung waler, pengawasan yang haik adalah pengawasan yang dilakukan sccara periodik tcrkaii dengan pengawasan populasi, dan kornrol pemanenan (Anonimus. 1996).

4.4.4. Perau Pemcruuah Wawancara dengan Kcpala Scksi Pcngusahaan Hutan Dinas Perkebunan dan Kchutanan Kabupaten Kapuas I lulu dipcrolch informasi bahwa pernnan pemerintah sclama ini hanya pada kcgiatan penatausahaan peredaran basil huian

63

yang dilakukan pengusaha sarang burung waler hitam. Penatausahaan tersebui tcrkait dcngan pcnarikan retribusi

yang harus disetor

kepada kas pernda

Kabupaien Kapuas ! lulu dan pembuatan dokumen Surat Keterangan Sahnya

l lasil Hutan Bukan Kayu (SKSI IL I-UK).

Dalam kegiatan

pengelolaan

~araur, hurung walc1

himm, pemda

Kabupaten Kapuas H11l11 relah mcngcluarkan pcrda Nomor 9 tahun 1999 11~nrnng Rctribusi lzin Pcngambilan Hasil Hulan lkutan dan pcrda Nomor 11 tahun 2000 ientang Pedoman Pengelolaan dan Pengusahaan Sarans Burung Walet, Dalam Pcrda Nomor 9 tnhun 1999 dijelaskan bahwa sornng burung walet hitam tcrmasuk hasil hutan ikutnn yorig wojil> rctribusi.

Besarnya retribusi

udnlah

scbcsar 6 person per saruan kilogram dari hargn pusar yang bcrlaku. Maksud dan 1ujuan dari dnctapkannya penarikan retrihusi adalah untuk 111c11u1up scbagian IJiayn peuyelcnggaraan

pemberian i1.i11 yang mcliput] biuya transportasi dulurn

rangka pemeriksaan lapangan. monhoring dan pcrnblnaun,

Perda Nomor 11 tahun 2000 bcri~i proses untuk mcndapatkan izin pengelolaan

hingga tata cam pernanenan wrung burung waler hitam yang baik.

Juga disebutkan mengenui tarif retribusi sarnng burung walet hitam sebesar I .'I

pcrscn per kilogram dari kapasitas pancn didasarkau pada harga pasar yani: berlaku,

Namun perda tcrscbut tidak

berjalan

dengan

baik

karena

para

pengusaha sarang hurung waler hitam mcnolak unruk membayar retribusi yang dinilai mcrnbcrntkan. Tarif sebesar 15 persen per kilogram dari harga jual pasar dianggap terlalu

bcsar dan mengurangi keuntungan

pengusaha sarang burung waler.

yang dipcroleh

oleh

65

Tabel 4.5. Pendapatan asli daerah Kabupaten Kapuas Hulu dari retribusi sarang burung waler Tahun

Target(Rp)

Realisasi (Rp)

Perscntase (%)

2004

Rp. 75.000.000.-

Rr. 75.000.000,-

100%

2005

Rp. 100.000.000,-

Rp. 92.437.500,·

92,45 %

200(1

Rp. 250.000.000,-

Rp, 186.366.600. -

74,55 %

200?

.

Rp. 26.250.000. -•

-

-

Sumber : 01~-pell(la Kapuas H•du tahun 2007 Keterangan : • Tahun 2007 mcrupakan angka reansasi terbaru sememara hasil retribusi yang rnasuk kc kas dacrah dari bular. Januari -M=t.

llasil

pengamatan penelitian dikctahui pelanggaran dalam kegiatan

pcngelolaan sarang buruog waler terkau dcngan pernbayaran tarif retribusi masih sering terjadi, disebabkan masih lernahnya pencgakan hukum (law enforcemems dan pengawasan peredaran produksi sarang burung waler hitam yang ada,

Kegiatan

sosialisasi

peraruran-peraturan

yang bcrlaku

merupakan

upaya

perneriruah untuk mencegah dan mengurangi terjadinya pelanggaran tersebut. Kcterlibatan pemerintah dalam kegiatan pengclolaan yang ierbatas pada pernberian

izin dan dokumen SKSHH-BK

mcnyebabkan tidak adanya

pcngawasan dan komrol kegiatan pcngclolaan sarang burung waler hitam yang dilakukan olch pcngusaha di gua alam. Dokumcn SKSHH-BK diperlukan olch pengusaha untuk membawa produksi sarang burung waler secara legal ke luar

dacrah tcrkait kegiatan ekspor-impor. lzin dan dokumen merupakan instrumen dalarn mctakukan pengawasan

dan kontrol tcrhadap pengelolaan

suatu sumberdaya (MacKinnon.

dkk, 199()).

lzin

yang seharusoya menjadi ala! pemerintah dalam mcngontrol

kcgiatan pcngclolaan

sumberdaya alam hanya dilaksanakan

sebagai fonnaliras

bagi pcngusaha sarang burung water untuk rucndapatkan dokurncn SKSHH-BK. Bcrdasarkan

havil wawancara

dengan pcngusuha sara11g burung waler diketahui

bahwa sistem pemilikan gua "dikuasai" oteh rnasyarakat schingga masyarakai mcnganggap pcmcriurah .. ridak berhak" ikut campur dalarn kegiatan pcngclotaan terkait izin pclaksanaan pcngclolaan gua waler.

UUD 194) pasal Ii ayHt :; menyebutkan bahwa, "Bumi, air dan ruang angkasa scrta kekayaan alarn yang terkandung di dalarnnya dikuasai olch ncgara

dan dipcrgunakan umuk sebesar-bcsarnya kcmakmuran rakyar", Dcngan dernikian

sumherdaya alam bcrupa AArang b11rung waler scharusnya dikclola

dengan melibatkan pemerimah karcna r,11A-&11A wAICt Alam
Kapuas Hulu

cendcrung

lcbih

dominan dibandingkan dcngan hukum ncgara, Bukti konkrit yang tcrjacli adululi pclaksanaan pcrda No 9 tahun 1999 dan pcrda Nu. I I tahun 2000 yang bcrjalan tidak scsuai dcngan aturan-aturan yung. telah ditctapkan. lni membuktikan lemnhnya kekuatan hukum yang dimiliki

daerah Kabupaten Kapuas llulu.

olch perucrintah khususnya pe111crintol1

Menurut

Tangkilisnn

(2004) cfcktifhus

pcngclolaan lingkungan hid up akan bcrjalan scsuai tujuan jika pcncgakan hukum ilaw enforcement)
dcngan konsistcn

scsuai dcngan pcraturan

pen1mfo11ga11 yang berlaku, Kcrjasama kolaborutif (ko-manajcmen) merupakan kerjasama dalam pencapaian tuiuan pcngclolaan sumbcrdaya alam yang ada, Kerjasama

67

kolaboratif memberikan ruang bagi adanya pembagian iugas dan tanggungiawab antara pernerintah dan pihak pengelola (pemilik gua dan pengusaha sarang hurung walet) dalam mengelola sumberdaya yang ada (Widodo dan Suadi, 2006). Pengelolaan bersarna biasanya rnelipeti pembagian kekunsaan yang sesungguhnya anmra pengelola pada 1ingkal lokal dan kantor pemerintah, sehingge rnasing-masing dapat mengonlrol penyimpangan yani; dilakukan oleh pihak lain (Pinkerton dalnm Mitchell, 1997). Kerjasama kolaboratif mcmbuka peluang teriadinya konscnsus antara

pcmcriruah dacrah dengan pihak pcngelola dalam kegiatan pengelolaan sumbcrdaya alam (Widodo dan Suadi. 2006). Konscnsus dilakukan terkait dcngan kegiatan pemanenan c:.~rnng. kc£iMan rehabilitasi habitat dan populasi burung waler, kcgiman pernbinaan, dan pembagian kcuntungan. Dengnn adanya konsensus maka ha.~il sumberdaya burung waler dapat dirasakan semua pihak baik pemerimah daerah maupun pihak pcngclola gua waler, dan upayH pcngclolaan yang lcstari diharapkan dapa! tercapei.

4.!\. AkCMtns PemnucnllD Sar.tug Burun11. Waltt Hilam di Gua Sardi 4.5.l. Tenaga Kcrja dao Sistcm Ptngupaban

Oalam pcngetolaan sarang burung "alet di Gua Sarai, setelah pengusaha mclakukan konirak uuupan dengan pemilik gua dan rnelakukan perencanaan dan

pengorganisasiau

kcgiatan pengelotaan maka kegiaran selanjutnya adatah

kcgiatan pcmancnan, Kcgiaian pcrnancnan dilakukan berdasarkan jadwal wakru yang relah ditctapkan di dalam kontrak.

68

Tenaga kerja yang rcrlibar dalam kegiatan

pemancnan

sarang burung

walct hitam ierdiri dari tenaga pemungut sarang, tenaga penjaga gua baik dari sipil dan TNJ/Polri.

Jumlah tenaga kerja yang digunakan

oleh masing-masing

pcngusaha berbeda-beda antara 17 hingga 22 orang. jumlah tersebut tergantung pada kebutuhan dan keinginan pengusaha tcrkait dcngan pcrtimbangan ekonomi.

loformasi yang diperoleh dari para pcmungur sarang burung waler di Gua Sarai diketahui bahwa tenaga kerja yang terlibat dalam pengclolaan sarang burung waler adalah tenaga kerja yang telah berpengalaman dalam menjaga gua waler, umumnya bcrasal dari daerah yang sama deugau pengusaha sarang burung waler dau masih memiliki hubungan kekerabatan (keluarga], Hubungan kekcrabatan ini menjadi faktor yang menyebabkan tidak pcrnah timbulnya

kontlik antara pengusaha dengan tenaga kerja, termasuk tidak terjadinya pencurian yang. dilakukan olch orang dalam, sehingga penurunan jumlah sarang secara ilegal lidak terjadi. Kcgialan penjagaan dan pemanenan sarang burung walet hitarn di Gua Sarai dilakukan dcngan sistem pergiliran waktujaga (shift). Penjagaan dilakukan olch semua tenaga kerja dengan melakukan pergiliran waktu jaga per 3 jam oleh masing-masing kelompok yang telah dibagi setiap harinya hingga masa panen tiba,

Waktu jaga tcrscbut berbeda untuk iiap pengusaha yang mclakukan

pcngclolaan sarang burung waler. Pcnentuan waktu jaga dilakukan olch kcpala

rnrnhongan tenaga kerja yans ditunjuk oleh pengusaha untuk mengatur sernua kcgiatan yang berlangsung di Gua Sarai.

Upah tenaga kerja dibcrikan olch pengusaha sarang burung waler setetah

kcgiatan pemanenan selesai dilakukan. Bcrikut dapat dilihat tabel jumlah tcnaga kerja dan upah masing-masing pekerjaan dalam kegiatan pemanenan sarang burung waler di Gua Sarai (Tabel 4.6.).

label 4.6. Upah dan jumlah tenaga kerja di Gua Sarai Tcnaga kcrja Penjaga gua (sipil) Penjaga

gua (TNl/Polri)

Pemungut sarang Sum her. f>aL1prin\er t1aripc.n,&11~

Jumlah

Upah tenaga kerja

12 orang

1.5 juta - 2 juta rupiah

-I orang

3.5 iuta - 4 juta rupiah~

4orang

1.5 juta- 2jota + 500 ribu rupiah

S8rdJ1@: bunmg

walet Kapua.~ I lulu, :ahun 1007

Keterangan :

renrang u;>ah diberikan berdasarkan bu Ian baik dan bulan jelek.

4.5.2. Pola Pemanenan

Jenis pancn sarang burung waler hitam yang dilakukau di Gua Sarni adalah jcnis pancn rempasan. sarang dipungut sebelum burung walct bertelur atau pada saat burung waler sedang benelur, Ha~il pengamatan di lapangan diketahui

bahwa pernungut sarang burung waler rnelakukan

panen dengan

mernungut habis sarang yang ada di da!am gua, Kegiatan pemanenan dilakukan

dengan intensitas yang saugai tinggi dmana pernungutan dilakukan dcngan periode panen 45 hari sehingga dalam I tahun dilakukan sebanyak 8 kali (360 hari/ 45 hari) kegiatan pemanenan sarang buruug waler hitarn. lntensitas pemanenan seoanyak 8 kali dalam satu tahun membuat tidak

ada jeda waktu bagi burung water unruk berkembang biak. Padahal waktu yang diperlukan burung "alet hitam unruk berkembang biak adalah sekitar 4 hingga 5

70

bulan dalam saiu tahun (Rudiman dan Tim Penulis PS. 2005). Musim berkcmbang biak burung waler hitam biasanya bertepatan dengan rnusim penghujan clan meningkamya jumlah serangga yang menjadi sumber makanan burung waler hitam ( Anonimus, 2005). Musim berbiak burung waler sarang hitam dapat diliha: pada Gambar 4. 7.

,,

3

2 Kctcran!@l : I, 2. J ..... 12

5

8

7

l ()

9

11

12

: bulan

Gamber 4.7. Musim berkembang biak boning wulet sarang hitum Herdasarkan (jambar 4.7. di atas sebarusnya pengusaha 1i1fak belch

mctakukan pemancnan sarang di musirn tcrscbut karena akan mcng!lllggu proses

bcrkcmbang biak burung waler sarang huam. Namun yang tcrjadi di Gua Sarai adalah pernanenan yang dilakukan dengan intensitas tinggi yairu 8 kali dalam

tahun seperti pada Gamber 4.8. p

p

p

p

p

r-L-1 Ii I i I Ii I lI 2

J

4

5

6

7

I 8

p

I'

I'

9

l 10

Ii

I JI

2..t.].-tM.01

Ketcrangan ; 1. 2, j, .... I l ; bulan p · panen ya~g dilakukan < ;amhar

4.8. Pola pemaneoan sarang bu rung walet di Gua Sarai

12

71

Pemanenan sarang dilakukan tanpa rnemperhatikan musim berkembang biak schingga pola terscbut menjadi faktor yang rnernpengaruhi

menurunnya

produksi dan populasi bunmg wale! hitam karena 1idnk adanya kesernpatan bagi burung wale! hitam untuk bcrkcrnbang biak. Noerdjico (1985) mengungkapkan bahwa pcn1111ma11 populasi bun1ng wale! di alarn tcriadi karcna sclang waktu pcnguuduhau atau pcrnancnan sarang hurung waler hampir selalu lebih pcndck daripada waktu induk waler membuai sarang sampai anak burung waler dapai

icrbang mcninggalkan ...:1rung. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sarang burung water di Gun Sarai, alasan cko110111i (kcuntungan) pola pemanenan

merupakan

foktur yirng menyebabkan

sepeni pada Gamber 4.8. dilakukan

oleh mcrcka. Pcmancnan

yang dilakukan di Guo Sarai selarna ini dibedakan untara bulan baik dan bulan

jelek.

Secura ckonomi

pada hulau baik hasil pcmancnan

bagi pcngusaha, Bcrikut dapat dillhet

rncngunrungkun

lcbih baik dan

rnusim pcmuncnan di

bu Ian baik dan bu Ian jelek (Gambar 4. Q. ). (pemunenan bulan baik)

1-i' I (pcmancnan bulan jclck} 2 Keternnuan : I. 2, J, .... l 2 ~""T.e'lr.'t ll't

3

6

7

8

9

10

11

: bulan :

waktu pcmunenan di bulan baik .uuara bulan Dcscrnber Mei

: waktu pemanenan di bulanjelek antara bulan Juni - Nopember Gambar 4.'/. Musim pcmancnan sarang burung waler

di bu Ian baik dan bulan jclck

12

I

I~

72

Berdasarkan (iambar terseber di atas maka diketahui pemancnan yang menguntungkan secara ekooomis bertepatan dengan musirn berkembang biak burung waler sarang hitam (Gambar 4.10.). Kegiatan pemaaenan yang dilakukan oleh pengusaha di Gua Sarai ridak mcmperhatikan aspek kelestarian burung waler sarang hitam karcna tidak adanya waktu bcrkcrnbang biak yang diberikan untuk mcnjaga kcberadaan burung waler sarang hitam di gua

I I 2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Ketcransan : l.2.'.l.. ... 12 : bulan : walnu pemanenan di liulau bail.. amara buhm Dcserubcr=-Mci

: waktu pemanenan di buian jelek antara bulan Joni - Nopember : musim berkembang bial hunmg waler antara bulan September - April

Gambar 4.10. Waktu pemanenan dan wakiu berkembang biak borung waler sarang hitam

Dampak dari sctiap kegiatan pemanenan adalah pecahnya telur dan rnatinya anakan burung waler hitam, kedua hal tcrsebut merupakan darnpak awal dar! kegiaran pemanenan sebelum dampak lchih besar timbul bcrupa turunnya populasi dan produksi sarang borung waler hiiam (Noerdjilo. 1985). Produksi sarang burung waler hitam di Gua Sarai dapat dilihat pada Gambar 4.11.

73

2002

2003

2007 Tallll!1

Sumbcr Data primer dari pcngesaha :saran!' burung "ala KaJ)IJGS Hulu, tahun 2007 Kct\:.ta:1~":

• •

Jumlalt preuruog "a let tiiam merupakan pruduksi sarang per rrlp(45 hari). rnf1ut1 7007 nlt'!nl,;)."l~and:tl~~ procluksi $lU'3ng burung.wslct hit~n: ~"'3fl£!. diperolch dari bulan Januari - Mei.

Gamber 4.11. Produksi sarang burung walet hitam di Gua Sarai [Tahun 2001 - 2007)

Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa produksi dan populasi hurung waler sarong hitam di Gua Sarai mcngelami pcnurunan dari tahun kc iahun. Jurnlah produksi sarang burung walct hitam pada Gambar -1. 11. dikeiahui jumlah populasi bunmg waler hitam di Gua Sarai pada tabcl berikut (Tabcl 4.7.). ·1 abel 4.7. Jumlah pmduksi dan populasi hunmg waler hiiarn di Gua Sarai ~

Tahun

Jumlah produksi sarang burung wale! hitam

Jum lah populasi burung waler hitam

2002 2003 2004 2005

160 kilogram

S4.0-00 ekor (27.000 pa
2006 2007

-·

290 kiloeram 320 kilogram 280 kilogram 150 kiloe.ram 170 ki logram

48.000 ekor (24.QOO ""'
42.000 ekor (21.000 pasang} ~2.500 ekor (I 1.250 pasana) 15.500 ekor (I~- 750 pasang)

Kc1cra.ngan · f>cnghitun~"n bcrdasarksn pada :

• R~t(; (.J>!dK111Jiu~_at hu1 ..u~ "alct hita'lljantan da.1 bctina fof"Oddtif I : 1

• I buah sarang dibuat dan dihuni olen ~ng bu.,,ng\Vliet hitarn, jan1an dan beuna. • I kilogram ~tr-Jn~burung ":alct hhnm di hubn haik hctj1unlah 70- 80 buah sarang (rata-rata per kilogram 75 buah sarong>

74

Tabel penghiumgan jumlah populasi burung wafer hiram di aras dikctahui dalam kurun waktu 5 tahun terakhir tcrjadi penurunan produksi dan populasi burung waler hitarn produktif sebesar 47,2 person . .l\ninya pola pemanenan scpcrti pada gambar 4 .6. telah menyebabkan

pen unman produksi yang

diakibatkan penunman populasi burung waler hitam maka pengclolaan sarang hurung waler hi tam di Gua Sarai tidak dilakukan dengan lestari Padahal untuk pengelolaan burung walet hitam secara lcstari diwajibkan kcpada pengclola

sarang

untuk

mcrnberikan

periode regcnerasi

dalarn

pengclolaannya schingga kelestarian populasi burung waler hitam dapa: terjag:i dan usaha pengelolaan wt1lct dapiu 1erus bertangsung, Scpcrti yang tcrtuaug datam

Keputusan

Mcnlcri Kchutanon Nomor I 00/ kplS·ll/ 2003 rcntang

Pedoman Pemanfaatan Sarang Burung \Valet (Coll<x:111io spp). pasal 5 ayat 4, bcrbuny i. "pe111mu:11m1 .w11m11 biiMlll//. dilakuka11111/11/111a/ I Hila

(.tall/) foll tlalcu11

tidak dilakukan

walet


tetasan

wa1ih

I (satu) 1ahr111".

pengaiuran

ro a

pemanenan

dalam

kegiatan

pengelolaan sarang burung waler hitam di Oua Sarai. diprcdiksikan dimulai pada tahun 2014 Gua Sarai tidak lagi menguntungkan dikelola oleh pengusaha sarang burung walet. Prediksi ini didasarkan pada hasi! penghirungan laju penururun produksi sarang burung walet dalam 5 1ahun teraknir yang tcrjadi di Gua Sarai

sebesar 47,2 persen, hasil penghuunaan seperti tcrlihat pada Gamber 4.12.

73

I

400 350

350

(~~.iJIJ'J tl.•)1)

300 ~ m ~ 250

, e 150

~ 200. -e

e-:

0.

100

/

n11k (idak m:;11gu1\ll11\gkan dalrun l)tllAelolru.n Gua

s'"'; m .82 K ei L-----=---~

-----------"'""';/:::. ,....--------

50 0

' '

2002

2007

'

' 2012

--
751\.g

(ll.~j{i(:l.i'r1)

25.03 2027

2017

Keterungan : kondisi faklor~(aklor pcngctolaan d1angg::1p liduk h.;ruhah

Garnbar 4. 12. Prediksi pcnurunan produksi sarang burung wale! hitam di Gua Sarai

Pcnghitungan icrscout di ams mcngnbaikan faktor cks1crnal scp~r1i pcrubahan harga sarang. pcrubahan biaya pcngctotuan. yang mampu mcmbcrikan hiram dari kcpunahan.

pcrlindungan

dun keadaan gua alam

terhudap keberadan burung waler sar:1ng

Pad11 tahun 2014 dinrediksikan

pmduksi sarong burung

walet sarang huam di Guo Sarni akan menurun meniadi 72.82 kilogram dcngan j11111Jah

populasi

scbcsar 10.923 ckor buruug wnlci yang produktif

rnembuat

sarang. Ilerani produksi tersebut dibawah target produksi yang h~r11~
yaitu sebesar 75 kilogram dalam sctiap kali pancnnya (telah dibahas pada balaman 55). Pcngclolaan sarang burung walet di Gua Sarai akan dapat bcrlanjut bila pihak pcngcloia dart pcngusaha sarang burung walei memiliki targcr prod11k•i pemanenan sarang. Bcrdasarkan hasil analisis. dengan asurnsi scrlap pcngusaha

76

sarang burung walet memperoleh keuntungan sebesar 50 person (dapat dirubah berdasarkan

kescpakatan pcngclola]

dari

modabbiaya

pengelolaan

yang

dikeluarkan maka maksimal target produksi unruk setiap pcngnsahs sarang burung waler di Gua Sarni adalah sebcsar 112,5

kilogram dalarn setiap kali

pancnnya dcngan jurnlah populasi burung waler yang produktilrnembuat sarang

sebesar 16.875 ekor, seperti dapat dilihat pada Gamhar 4.13. 400 350

360 ('4 (t'IO r~m>

C iua

S:1n1i fn1:nr11nt1111e,kt1n Jil..~:lolu {$0 IXT:~"ll dari hin)a pc11&el(lla-M1)

300

'l'ilil.. 1id;1I.. 1nentu11lu1l~OH d:-11\lllt 1'\]fll!,\:lc1l:1an
s:or•i (72.82 ks> 'lS,Sl,'t· cli.,1\

170

2007

2012

2017

2022

Tahun

(;nmbnr 4.13. Target produksi sarnng burung wnlet hiram yung lo~turi

Gaml,ar 4.13. menunjukkan bahwa untuk mcnjaga kelestarian sckaiigus mernperoleh nilai ekonnmis dalarn pcngclolaan sarang burung waler hitam di

(iua Sarai, pihak pengelnla gua harus mcmpcrtahankan produksi sarang hurung walet minimal puda garis 112.5

kilogram. Cari• rersehut bisa dipertahankan

bahkan diringkatkan dcngnn cam melakukan rehahil ilasi populasi burung walct sarang hitam melalui pengaturan pola pcrnuncnau yanc lcsiari.

...I' ,

4.5.3. Teknik Pemanenan Pcmancnan sarang burung waler hiram yang dilakukan di gua-gua alam rergantung pada kondisi dan lokasi bersarang bu rung walei di dalam gua, Di Cua Sarai yang bcrbcntuk rckahan batu dan lokasi sarang burung walct hitam yang berada pada dinding-dinding

gu:i yang curam menghnruskan parn 1>e1m111gu1

sarang burung waler hitarn metnkukan

pancn dcngan cam bcrganumg dcngun

menggunakan tali ramhang pndu dinding-dinding berbahoya

karcna dibutuhkan

kctcrampilan

gu11. Kcgiatnn pcmancnan ini

dan pcngalaman

dari pernuugut

dalam menghudapi kondisi gua yang :;ulit. sepcui leiliha1p<1dt1011111um

4.14.

Gamber 4.14. Tckuik pnncn sarang burung waler hiturn di Gua Sarai

Parn pemungur sarang menggunaknn :il,11 paneu yang disesunikan dengan kondisi gua. u~rdasarkan hasil pcngamatan. uniuk memungul

sarang para

pc11111ng111 <~ra11c h11r1111g walct mc11cg1111ak:111 alal yang biasa disebur penjulok"

" Pcuj111ol. (,)t_1'upc1') M;l.1luli 11ln1 y11ng dig.1111.-1ko1\ u1n11k 111~~1.1k11km1 pancn sar1:I p;1dd 1ti11dinc, gua. l'
78

(scraper). sarung tangan. serner. terpal, kcranjang dan tali tambang (Gambar

11.15.). Cara pemanenan aifalah l11'ng~n mcngikis kaki sarang burung waler hitam dcngan

menggunakan pcnjulok sclungga sarang terlepas dari dinding gu~ dan

jatuh. Snr~ng yang juuh kcmudian diiangkap otch bin tcrpal yang tclah dibcntangkan

dibawahnya.

Fungsi

dari

kain

tcrpnl

tcrscbui

adalah

unruk

rnemudahkan pengumpulan sMa11g yang jaruh d:111 rncnceguh agar sarang burung waler hitam iidakjaruh kc scln-scla hnt111111 gua ntnu kc dasar gua.

G11m bar 4 .15. Peru l:1tun yung digu nakan pcnjaga t.htn pcmungut sarung bu rung wale; hirn111 di Gua Sarai

burung walet hitam telah meningalkan tempat bersarang (gua) padu pukul OX.00 wih dan diakhiri padu pukul 1.5.00 wib scbelum burung waler hitam kernbali kc dalam gua . Jumtah icnaga kcrja scbunya« 4 orang pcmungut yang memanjat dinding gua uruuk 1nc111~u1c11 ':Kll"ill'g \cda11gk<.111 J 11ra11g 1ieujaga 111eu11.111guL

sarang yang jatuh di atas tcrpal yang tcluh dibcutangkau di bawah

pi:1111111gu1

79

sarang, hal ini dikarenakan kondisi gua yang sulit dan jumlah sarang yang dipanen cukup bcsar sehingga proses panen mcmbutuhkan waktu yang cukup lama. Selama kegiatan pernanenan sarang burung waler berlangsung, 4 personi'

T.NI! Polri mclakukan pcnjagaan keamanan. Pcmancnan yang dilakukan pada pukul 08.00 wib sampai pukul 15.0(!

wib bertujuan agar kegiaian pemanenan tidak rnengganggu burung waler sarang hitam ketika beristirahat pada malarn hari karena apabila dilakukan panen pada saai burung water hitam masih berada di dalam gua akan mcnyebahkan burung

"ale! tidak bctah dan pergi mcninggalkan gua unruk mencari habitat bersarang yang baru (Budirnan dan Tim l'enulis I'S, 2005). Kegiatan pemancnan sarang burung waler hitarn di Gua Sarai tclah scsuai dengan tata cara waktu pemanenan

yang lestari berdasarkan Keputusan Menteri Kchutanan Nomor 100/ Kpts-ll/ 1003 l'asa] 5 ayat 3. berbunyi "I'emanenan saran)! b11nmg

walct ha1Jyo

dilakukan pada slang hari antara pukul 09. 00 sampai dengan pukul 16. 00 wou 11 setempat", Diketahui bahwa dari jumlah tenaga kerja yang melakukan

kcgiatan

pcmancnan sarang burung walei hitam di Gua Sarai tida], dibutuhkan tonaga kerja yang ban yak ( 17 hingga 22 orang) dalam rnelakukan kegiaian pcngelolaau

gua waler, namun karena dalam kegiatan pengelolaan gua alarn faktor keamanan merupakan resiko tcrbcsar maka pcnggnnaan tcnaga kcrja dalam jumlah yang bcsar cimaksudkan untuk menghindari rcsiko rersebui. Dampak yang terjadi dcngan

mskin

banyaknva

tenaga

kerja yang digunakan

dalarn

kegiatan

pengelolaan gua waler mcnyebabkan rnakin bertarnbahnya tekanan terhadap

80

keberadann gua waler. seperti iindakan vandalisme atau perusakan arsirektur gua

oleh ienaga kerja. Kcgiatan pengelolaa« saning burung wale! hitam di Gua Sarai tidak dilukukan pcnyisaan saning burung wale! huam pada saat pancn. Scrnua sarong

burung wale! hiram yang dapat dijangkau dipungu; habis, baik saranu yang maslh llcrisi iclur mnupun yang berisi anakan waler. Akan tcrapi mcskipun dilnkukau pc111ancu1111 sccara 111.ik>irn~I. berdasarkan hasil pcngumaran burung waler di Gua Santi masih tcrlindungi

kcbcradaaunya otch faktor alam karena

kondis] gun yang suli: schingga 1idak scmua bagian gua yang dihuni burung wnlct dnpril dijangktw oleh pernungut sarong scpcrii dilihat pnda Gambar 4.16.

Garn bar 4.16. Bukit dau Gua Sarai

4.5..t. Pemcllharnnn Ffahifaf Hersarang ll11r1111g Walet llitam Upaya yang dilakukan oleh tenaga kerja agar burung waler sarang hitam bcrah tince-~I di dalam r,110 adalah dengan memasang dupa di lokasi burung waler

bcrsarang (Gamhar 4.17) karena hurung walet menyukai bau dupa yang

81

khas. Diharapkan dcngan semakin betah burung waler hitarn berada di dalam gua rnaka sarang yang dibuat juga semakin cepai terbentuk,

Gambar 4.17. Pemasangan dupa agar walei betah di gua

Para p~njaga dan pemungut sarang burung waler biasanya akan mengusir atau rnemhunuh sarwa sepeni kucing hutan. ular, jangkrik gi;a dan burung elang yang ditemukan disekitar gua. Satwa-satwa tersebut
selama

ini

bertentangan dengan konscp kcscimbangar dan kelcstarian lingkungan. Seperti }ang dikemukakan olch Alikodra ( 1990) behwa spcsics-spcsies )ang menempati suatu habiuu terdapat fakror :.cld~i alam )ang sangar berperan tenuama dalam mekanismc

untuk hidup bersama dan melakukan adaptasi diantara spesies-

spesies tcrtcnru yang bcrsair.g,

Di dalam sebuah ekosisrem berlaku kaidah-kaidah hubungan fluktuasi populasi jenis akan mempengaruhi [luktuasi jenis lain yang berkaitan dengan

jaring-jaring makanan. Gangguan dari musuh walet scbaiknya jangan dianggap sebagai suatu ancaman

bagi kelesrarian

populasi waler akan lctapi dapai

dianggap schag.ai kontrol dan pcnyeimbang ckosistcm schingga tindakan yaug dapat ctiamhil acfabh

<;eh:tla~

pada rengendalian bnkan tindaknn pcnckanan atau

pembasmian (Solihin. 1999).

Kcgiatan manusia uenaga keoa) selarna berada di gua bcrdasarkan pengnmatan tidak bcrpengaruh rerhadap keberadaan burung waler di dalam gua karena kegiatan peniagaan dilakukan duuar habitat bcr.-arung burung walct.

11.:;dm;ar~an hl~il pcngamatan damp~ negatif dari kcgiatan pcnjagaan gua olch manusia tcrsebut edalah tcrjadinya pcncorctan dan pahaian pada dinding-dinding gua yang merupakan aktivitas yang merusak esteuka gua (Gamber 4.18).

I

f,

\

....'·..r r-r:

Garn bar 4.1 g. Pencoretan dan pahatan dinding gua olch rnanusia Menurut Solihin ( 1990). jika pencoreran dilakukan di dalarn gua tcmpm bcrsarang burung walet dapat mc'Tlgganggu lokasi peletakan sarang burung Rurung waler tidak al:.an mernbuat >11nmgn}'1 pada tempat-tempat yang ktifpr

83

akibatnya penyebaran ruang peletakan sarang bunmg walet akan menjadi

rerbatas karena adanya corcran-corctan tcrsebut, schingga faktor yang mernpengaruhi penurunan populasi semakin besar, bokan hanya sifat alarni dan pengnmhilan ~arnng bu-11ng walc1 hitam olch rcnaga pcmungui sarang namun j11ga karcna adanya vandalismc. Terjadinya tindakan vandalisme pada gua wale! mcnunjukkan lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak pengelolaan khususnya penga« asan dari

pcnjaga gun walct. Pcnjaga gua wale! yang seharusnya mcnjaga kcberadaan gua nnmun ikul rerlibat dalam uktivhas perusakan gua mcnycbabkan pcnccgahan tindakan

tcrscbut tidak dapat dilakukan

dcngsn baik.

Adanya tindakan

vandulismc discbabkan kurangnya kesadaren dalam memclihara kcbcradaan gua waler olch tcnaga kcrja balk pcmungut sarung maupun pcnjai;a gua waler, Tangkilisan (2004), mcngungk
pada terjadiny-J pclanggamn hukurn, y.;\Janghun

)'~Ill>

1e11d~h

makin

1i11ggi

kesadaran hukum scseorang, makin 1inggi ketaatan hukumnya.

4.6. Aranan J'ere1rnnan 4.6.1. Sistcm Pcngclolaan Cua Walet Herdasarkan pokok-poko], pembahasan vang tclah di uraikan di atas. diketahui pengelolaan sarang burung walet hitam di Gua Sarai dilakukan dengan sistcm kontrak tutupan antara 5 pemilik saham (iua Sarai dcngan 5 pengusaha sarang burung wale! bcrbeda. Sistem kootrak tutupan mendorong sctiap pengusaha melakukan pemancnan yang intensif untuk menghindarl

keruglan

84

mas biaya pengelolaan yang telah dikeluarkan, dampak yang terjadi dari sisrcm tersebut adalah dilakukannya pemungutan habis sarang burung waler.

Perencanaan dan pengorganisasian dalam kegiatan pengclolaan hanya ierfokus pada kegiaran pernanenan sarang burung waler yang akan dilakukan sehingga aspek biologis burung waler diabaikan. Aspek biologis yang diabaikan terkait

dengan

pemberian

waktu berkembang

biak bagi hurung wale!

mcnycbabkan populasi burung waler mengalarni penurunan baik jumlah maupun produktivitas sarang yang dihasilkan. Sistern pengelolaan sarang burung waler yang dilakukan di Gua Sarai menunjukkan bahwa pcngclolaan yang dilakukan olch pihak pcngclola bclum memperhatikan aspek kelestarian burung waler sarang hitarn. Hal ini dapat dilihat dari pola pernanenan yang helurn diatur berdasarkan konsep lestari, yaitu tidak adanya pengaturan pola pemanenan yang mcrnberikan periode berkcmbang biak kcpada burung water sarang hitam. dan lcmahnya kcgiatan pcngawasan baik dari pengusana sarang burung waler maupun pemanenan

yang dilakukan.

pemerintah dalam kegiatan

Kcgiatan pcngelolaan

sarang burung walct

dikaiakan baik apabila tujuan dari pengelolaan tlapat dicapai. Tujuan dari pengelolaan sumberdaya burung waler adalah mcnjamin konservasi burung waler

dan kegiatan pcmancnan sarangnya

agar dapat dilakukan

secara

berkelanjuian (Anonimus. 1996). l lntuk mengarasi permasalahan pengelolaan sarang burung walct hitam, behcrapa tindakan yang dirckomendasikan untuk dilakukan oleh pihak pcngelola

85

gua water di Gua Sarai dalam mclakukan kcgiatan pengelolaan sarang burung waler hitam yang lestari, amara lain : I) Mclakukan rchabititasi habitat bersarang dan populasi bu rung water sarang huam. Rehabilitasi terkait dengan pengaiuran pcmancnan bcrdasarkan pola

pemanenan konservasi yang memberikan jeda waktu berkembang biak bagi burung walct sarang hitam minimal I kali dalam setahun sesuai dcngan Keputusan Mcn:cri Kehuranan Nomor 100/Kpts-llnOOJ iemang l'edoman

Pemanfaatan Sarang Burung Wale! (Collucalia sp). Intensitas pernanenan dilakukan antara 4 - 5 kali dalam saru tahun unruk mengembalikan jumlah populasi buruag waler sarang hitam (Wibowo. 1995; Solihin, 1999; Budiman dan Tim Penulis PS). 2) Perlu dibcntuk suatu kerjasama antar pengusaha sarang burung waler mclalui wadah organisasi/ badan usaha yang menaungi semua pcngusaha sarang bunmg walct di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu. Organisasi/ badan usaha tcrscbut mengamr dan mengawasi kegiatan pengelolaan dan peredaran sarang burung waler hitam sehingga dapai berjalan baik dan tenib. Keberadaan organisasi akan membantu pihak pengclola dalam melakukan koordinasi kcgiatan pengelolaan dan bckcrjasama untuk mencapai tujuan bcrsarna (Hasihuan, 1996).

3) Untu], mcnjaga kesinambungan produksi sarang hurung waler hitam di gua alam hams ada penerapan rargcl produksi yang discpakati bersama (melalui konsensi) aotara

pemerintah dacrah dcngan pihak pengclola gua yang dalarn

86

pelaksanaannya diawasi dcngan ketat oleh pemerimah daerah (MacKinnon, dkk, 1990). -i)

Pernerintah

daerah pcrlu tcrlibat datam kegiatan

pengelotaan gua waler

icrkair dcngan kcgiatan pembinaan, pengawasan, dan kontrol pcngelolaan sarang burung wale! hitarn, Pelestarian burung walct di gua alam dapat dilakukan dengan kerjasama kolaboratif antara perncrintah daerah dengan pihak pcngelnla c•m w:ilct Pihak-pi'iak yang tetlibat dapat saling mengawasi dan mclakukun konrrol terhadap pcnyimpangan yang dilakukan olch pihak lain (Pinkerton dalam Mitchell. 1997). 5) Tindakan perusskan lingkungan

gua [vandalismc] hcndaknya mcnjadi

perhatian pengelola karena pencoreran pada dinding mcnycbabkan turunnya nilai anilltik (cstctika) dnri gun tcrebut. Pcrlu dilakukan pcngarahan dari pcngclola gua (pcngusaba) kepada lenaga kerja, bila perlu dil)ual suatu peraturan yang jelas dan 1ega~ untck mcnangani perrnasalahan

tersebut

(Priyanto, 200 I).

4.6.2. P~n11a111r•n Pul• Pemanenan

Untuk menjaga kelestarian populasi burung walet saning hitam. pengaturan pemanenan sangat diperlukan dan perlu dirurnuskan dengan hati-hati untuk menjamin kelestariannya. Agar pengelolaan burung walet mernbcrikan keumungan yang sebesar- besarnya dan kelestarian populasi rciap tcrjaga, sarang harus dipancn pada waktu yang tepat dengan sistern pancn yang benar

(Mardiastuti dan Soehartono, 1994).

87

Berdasarkan pola-pola pemancnan dan rnusim bcrkembang biak burung

walci yang tclah disampaikan sebelurnnya maka pola pengaturan pcmancnan sarang burung waler hitnrn yang sebaiknyn dilakukan oleh pihak pengelola di Gua Sarai dapat dilihat pada Garn bar 4.19.

I'

I'

TP

.,i-;..., ..._,...... ,,_.__ 2

3

P

I'

P

-1---1-FI r1

............

,,

7

8

9

10

r* 11

12

Kctcrangan : I, 2, 3 •... , 12 : bulan p : punen yuni;\ dilakukan

--Tf>

: tidak panen : musim bcrbiak burung walci : pcmberian waktu berkcrnbang bia], : musirn panen yang rnengumungkan sccara ekonom i Ga1ubar 4.19. Pola pengaiuran pemanenan sarans burung waler lestari

Kegiatan pemancnan 1idak dilakukan p:1da akhir bulun t\pril hinsga awal hulan September

karenu bcrd11s11rk1111 penganunan

dun wawancara dengan

pemungut surang burling waler, pada hulan Mei rnusih mcrupakan musim bertehn burung walct hitam di Gua Sarai. Pembcrian waktu untuk bcrkcmbang

biak dimulai pada bulan Maret karcna burung walct akan mcmasuki masn bertelur secara scrcntak 1J1lda bulae April (Solihin, 1999). Namun dibcbcrupa daerah buruug wale; saraug hitam biasanya baru meletakkan tclurnya pada pertengahan

bulan Juni (Marin, 1997). perbedaan ini discbabkan adanya

perbcdaan rnusiu: di tiap-tiap tempat (Marzuk i dalam Priy,11110. 2001 ). Dcngan

88

rnemberikan wakru selama 5 bulan bagi burung water untuk berkcmbang biak rnaka regenerasi diharapkan akan dapat tcrcapai, Pilla

pengaturan

pemancnan

pada Gambar

4.1 (), didasarkan

pada

pertimbangan ckonomi dan biolagi burung walct sarang hitam. Diharapkan dcngan ridak mclakukan pcmancnan sccara inicnsif pada musim berkembang biak rnuka buruug walct masih mcmiliki waktu untuk membuat sarung dan meleiukkan telurnya sehingga proses rcgcncrasi dapat bcrlangsung. Pola pcngaturan pcmancnan lcsrari di atas diadonsi dari pola pcngclolaan sarang burung walci hitam di (.iua Niah. Negara llagian Scrawak Malaysia (James, 2001) dan Gua Suruk di Kabupaten Kap1m~ I lulu. Di Gua Niah pcmancnan sarang burung walei hitarn dilakukan hanya 2 kali (5 bulan) dalam sctahun, rnasing-masing masa pemanenan dilakukan 75 hari sekall, Sednngkan Gua Suruk di Kubupaten Kapuus I lulu polo yung ditcrupkun adulah pcmanenun 3

kali dalam sctahun dcngan waktu pancn 50 hari sckali. Masing-niasing sisicm pengelolann membcrikan waktu 7 bulan bagi burung waler sarang hitam untuk bcrkcmbung biak. Sumptti Saal ini produksi "'1rang dan llll(JUlusi burung walct

hitam ui Gua Suruk tlaput lc~jaga chm stabit dcngan sistcm yang tclah dijalankan (Gamber 4.20).

89

_30 Cl

~25

~u

t 2S

"'

1-11

I

c2Q

I 2(15

211

:~ : ID "+t+.5-+ 2S

....I ~5

-~zi1

!! ;; 15

-+-pnxlutsi~ -..-prOOutsi:ere!ldah

~m I ~ 5 ~

"- 0

~-

I

2<:00

20(!1

21102

20C'3

2004

2005

2000

2007

Tahun

Gambar 4.20. Produksi sarang burung walct hirarn Gua Suruk (Tahun 2000 - 2007) Memberikan satu periode masa bcrkembang biak bagi burung walet sarang hitam maka diharapkan jumlah populasi burung walct akan meningkat sebesar 50 persen dari jumlah populasi sebelumnya. Apabila sistem pengelolaan ini dilakukan sccara terns mcncrus maka diharapkan rchabilitasi produksi dan populasi bunmg waler sarang hitam dapat iercapai,

BAI.I\'

Sll\tl'l.UN DAN SARAN

~-L Si1111J11l:rn Berdasarkan

basil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan pengelolaan sarang hurung walet hitam di Gua Sarai dilakukan dengan sistem kontrsk tutupan gua walet, Akrivitas pernanenan dilakukan secara

intensif dengan pola panen rarnpasan yang bcrdampak pada penurunan produksi dan populasi sarang burung waler dalarn 5 tahun terakhir. Sistcm

peagelolaan dan aktivitas pemanenan yang dilakukan oleh

pcngusaha dan pemu:igut sarang burung water di Gua Sarai bclum memperbatikan

aspck kelcstarian.

Hal

ini diketahui dari tidak

adanya

pcrcncanaan pcngelolaan yang mcmberikan waktu berkernbang biak bagi burung waler melalui pengaturan pola pemanenan, kurangnya koordinasi diantaru pengusaha scrta lcmahnya pengawasan dad pcngusaha sarang burung waler dan pcmcrintah.

5.2. Saran Perlu dilakukan pcnelirian lanjutan mengcnai : I. Populasi burung walct sarang hitam gua alnm yang ada di wilayah Kabupaten Kapuas I lulu. 2. Aspes sosial dan permasalahannya dalam kegiatan pengelolaan sarang

burung waler di wilayah Kabupaten Kapuas I lulu.

90

91

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Adiwibawa. S. E. 2000. Pengelotoan Rumah Waler. Yogyakarta: Kanisius. Alikodra.

H.S. 1990. J>e11ge/11laa11 Satwa Liar.. lilid I. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas llmu Hayati. Bogor: lnstitut l'enanian l:logor.

llerkes, F. (ed.). 1989. Co111111011 I'roperty Resources: ecology and Co111111unitybased S11.\'IC1i11ab/e.l,011don: llelhaven Press. Bodirnan,

A. 2002. ,l{emp1vduksi Sarang Wale: Kualitas Atas .. iakarta: Penebar Swadaya.

------------. 2003. Migrasi Walet: Teknik Mencegah dan Memanggil, Jakarta: Pcnebar Swadaya, Budirnan, A dan Tim Pcnulis PS. 2005. fiudidaya dun Bisnis Samng Wales. Ceiakan ke-Zf , Edisi rcvisi, Jakarta: Penebar Swadaya. Camp, W,G .. T.B. Daugherty. dan C. I< irrs. 1991.

lvfrmoging Ow· Natural

Resources. New York: Delmar Publishers Inc. Caniago. I. 199?. PmgA(liian Terhadap K1!sinambunga11 Dttu Sum/Jerdoya Alam Gaharu dan Sarong Burung Wale! don Prospek Pengembangannyadi Dalam don Disekitar Kawasan Toman Nasional Bentuang Karimun KaiimantanBaros. WWF-IP Taman Nasional llentuang Kari mun. Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumberday« Alain dan Lingkungan: Teori don Aplikasi. Jakarta: PT Gramedia Pusraka Utama. Hasibuan, M.S.P. 1996. Manajenien Dasar, Pengertian dun Masaloh. Edisi keduu. Jakarta: Toko Gunung Agung. -----·-·---------. 2006. Man{!jeuwn SumberdayaManusia. Edisi revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Mackinnon, J., K. Mackinnon, G. Child. t!an J. Thorsell. 1990. Pengelolna« Kawasan yang l)i/indungi di Dae rah Tropikn, ,\ lih hahasa: Harry H. Amir. Yogyakurta: Gadjah Mada University Press.

MacKinnon .. I.,

K.

Philtipus,

dan

B. Van

Balen.

1992.

Burung-ourung di

Sumatera, Jawa, !Ja!i
M itchcll, 13. 1997. Resource om/ F111•iru11111er1111/ Harlow: Longman. Nazaruddin dan Regina. 1992. Jludidaya Jakarta: Penebar Swadaya,

1/1111

,';fm1ogc:mwt.

Fi r;1 edition.

Bisnis Sarong Burung Wa/('I.

Socriancgara, I. 1977. Pcnuelolaan S11111herd1(yf1 Alam !JaKian I. .lurusan Pcngclolaan Sumberdaya AIM1 dun Lingkungan. Boger: Pascaswjanu lnstitut Pcrtanian Begor,

Tangkilisan,

H.N.S.

2004. Kebijakan d1111 Mm1rife111e11 l.i11p,k1111f1.tm Hidup.

Cciakan pcrtarna, Yogyakarta: Yayasan Pembaruan Administrasi l'ublik Indonesia (YPAPI). Taslirn, H. 2002. TradingSamng Wa/i'I. Jakarta: Penehar Swaday»,

Terry, Cl.R. 1')78. l'rinl'iplil 11/'Monfli;Pm<'nl . Sevemh edirio». 1 lomcwood Illinois: Richard D. Irwin Inc. Wibowo. S. I 'l95. BudtdayaSarang 11'11fo1. Surabaya: Arkola, Wido, J., dun Suudi, 2006. f'e11gelolom1Sionberdaya Prriknnan pcrtama. Yogyakartn; Gadjah Mada lJnivcN;ity Press.

/,11111.

Cctakun

Winardi, 1986. Aws <1Za.1·Manajl'111e11. Bandung: Alumni.

Jurua], Malm la II, Skripsi: A. dan 'I'. H. Scehartono. 1994. C111'1'enl Si11111tio11ofThe Edibl« Nes! Sll'ijilt!1 i11 Indonesia. l3ogor: lnkultns Kehutanun lnstitut Pcrtanian Llogor (tidak dipublikasikan).

Mardiasturi,

Noerdjito, M. 1985. Tata l.aksana PengamiJilan Sarong Dipu/11k1111 11n/11k Meleslarika11 Li11p,kunga11 Gua. Makalah pada Sirnposium Nasional

Lingkungan Karst. 28 - 29 Juni 1n5. Hoger: Direktorat Jcndral Pcrlindungan l lutan dun l'cngawctan Alam.

93

T. 2002. PengeloloanLi11gk1111gm1 U11111k Kelanjtuan Kegunaan Sumbertlayu Alam. Makalah pada Seminar Nasional: Arah dan Kebijakan Pembangunan yang Berkelanjutan Dalam Upaya Optimalisasi Sumberdaya Untuk Pembarguna Jangka Panjang Tahap 11, 30- 31 Juli. Yoyakarta; Fakultas Geograf Universitas Gadjah Mada.

Jotohadiningrat,

Priyanto, 2001. Penyebaron Sarong; Teknik Pemonenan clan Sistem Pengeloloo» Walet Sarong Huom (Collocatia maxima) d1 Toman Nasional Kerinci Seblat Rayon Be11gkuf11 Utara. Begor: Fakultas Petemakan JPB (tidak dlpubfikasikan)

Soemaryoto, P. 2001. Studi Habitat Mikro Wolet Sarong Ilitam /Collocalia maxima} di Dusun Tanj11nr. Lokang Kawasan Toman Nasional Betung Kerihun Kabupoten Kapuas H11f11. Pontianak: Faknltas Kehutanan Univershas Tanjungpura (tidak dipublikasikan). Solihin, T. 1999. Pemilihan Habito: Bersarong. Teknik Pemanenan dan Pola Pengelolaan Wale) Gua di Desa Suwaran Kabupaten Berau Kalimontan

Timur. Boger: Fakultas Kehutanan lnstitut Pertanian Begor (tidal. dipublikasiknn).

Undang-uodang, Peraruran Pcmerintah, Peraturan Daerah : Departcmcn Kehutanan. 2003. Kepmusan Memeri Kehutanan Nomor: lfJO!Kpts· 1112003 1e11fm1g Pedomon Pemanfiw1a11 Sarong Burung Wolet (Collocoliaspp). Jakarta: Departemen Kehutanan. Pemerimah Daerah Kabupaten Kapuas Hulu. 1999. PertuuranDaerah Kobupaien Kopun.t Ilulu Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Retribusi bin Pengambilan Hasil H111an lkuum. Putussibau: Dioas Pendapatan Daerah. ······-·-·····--·-----·-·-----. 2000. Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hu/11 Nomo« 11 Tahun 2000 Tentang Pedoman t'engeiolaon dan Pengusahaan Sarong Burung Wale). Putussibau: Dinas Pcncapatan Daerah.

Websites:

/\nonimus. 1996. Conservaston of Edible-nestSwift/els of the Genus Collocalia. Diakses rrelalui: w•~w.cites.or<>Jeng;cop!JO/doc/E 10-50.pdf. ( 13107!2007).

94

Anonimus,

2005.

Swijis

(Apodidoe).

Diakses

meta lu i:

http:iiwww.Answer.com/topiciswift-apodidne-biologicalfamilv'lcat-·tec.hnolOgy( 13107/2007). Dirjen PHK.'\. 2002. Penuinfaatan Tumbuhan den Satwa liar. Diakscs mclalui: http:!/www.dcphlit.eo.id/fNFORMASl/PI IPA!PHKA/citcs 2002/Satwa

Liar.htm.(29/03/07). James, I'. S. 2001. Collection of Bird's Nest melalui:

Niah National Park. Diakses http:f/www.jphpk.go.v.my/English!Apr03%2022.htm 01

(27101/2007). Kedaulatan-rakyat.com, 2005. Hadapi Dilemo Pengeloloon Sarong Burung; mclalui: Dilelang atau Dikelola Sendiri. Diakses hct p://kcbumcn .go.id/modu les.rhp. (27/0112007) Marin, M. 1997. Some Aspectsof the Breeding Biology ofthe Black.Swift. Diakses mclalu i: hnp:/!www.cl ibrarv. unm.eduiSora/Wilson/v I 09n02/p0290p0306.pdf. ( 13/07/2007). Suaramerdeka.com. 2007. Tahun 2006 Tidok Mencopoi Targe,1. Produksi Sarong Wale! Kebumen Menunm. Diakses melalui: http:i!kebumen.g().id!modules.php?op=modload&nama=news&lifcarticl .:&sid~5577. (02/0312007).

95

Lampiran I. Panduan Wawancara untuk Pcngusaha Sarang Buruug Wale!

PANllUAN WAWANCAHA

Informasi y:rng dibnluhkan

•

!

Sistcm pcngclolaan sarong burung walet

lde11W-:1~ I nfnrman :

Nama Jonis Kda1ni11

:

Umur l'cndidikan Pekerjaan /\lamm Pertanyaan K1111ci: 1.

Sish•m konlrnk/ konscsi Pengelolaan Gu:i Wald I. Ut1~n1111Mo sisrern pcmilikan !!""yang selamn ini berlaku di Kabupatcn Kap11~< Hulu ? 2. Oag~ininrm bentuk kruurak pcntcltllaan gua Sl3 W '! 3. Siap.i saju .)'!U1g terliba: dalom pc(ja11.iit111 kontruk pcngdolnan SBW? d. Oempu lama masa hcrlaku kontrak pengelolaau Sl~W "!

2. Percncanaan I. 2.

uagatmanu perencauua» p.:11~utu1t111 Irekueusl dan waktu koi;iullu1 pcmancnan 'I Ilernpu 111rgct produksi yang dil'cncum1k.;111 dalam memanen SHW?

3. Berapa ju111!oh tcnaga kcrju yung diperluka» datam kcgia1ru1 pemanenan Sl:I W '? 4. Ilerapa biayu yang dianggarkan dalarn sutu kali kcgiatan pernanenan ~!lW '/

J. Pcngvrganisusiau I.

13agaimana koordinasi yang dilakukan dalam kcgiatan pengeloluan SR W umara

2.

pengusaha dan pemungut sarang ! Ap:1kal1 ada badan 11sahilf org;misasi yang menaungi para pcngusaha SBW?

-1. Pcngawasan I. Apakah dilakukan korurol tcrkuil Jen~~" jumlah SB W yang dipanen ?

2. Apakah mla pelaksuuaan pengawasan rnutu SB W

?

96

Lampiran 2. Panduan Wawancara untuk Pc111u11g\ll Sarang llurung Waler

PANDUA!\ WAWANCARA

lnfnrmasi yang dibutullkan : •

Aktivitas Pcmanenan sarang burung wale!

ldentitas lnforman :

Nama Jenis Kclamin : Umur

Pendidikan Pckerjaan Alarnar

Perranyaan Kunri : I. Poln Pemanenan Sar11og Bu rung Walet Jenis panen apa yang dilakukan olch pengusaha/ pcrnungut 88\V '? Berapa kali pemanenan SBW dilakukan dalam satu tahun? 3. Kapan waktu-waktupernanenan SH\V dilakukan ? I.

2.

2. Teknik Pemaneuau Sar.mg Burnug \'Vu.let I. Bagaimana (proses) cara dan waktu p¢11H111cna11 SB W dllakukan "? 2. Perlengkapan (alai) apa saja vangdigunakan dalam kegiarsn pemanenan '!

J. Pemetiharaan Habitat Bcrsaran!{ Walei I. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pcmcllharaan habitat bersarang SBW? apakah dilakukan penyisaan SB W ? 2. Apakah dllakukan pemberian wakru untuk berkerubaug biak ba~i burung waict ? 3. Apakah dilakukan kegiaran pencegahan dan pemberantasan hama penyakit pada habitat bcrsarang waler ?

97

Lampiran 3. Panduan Wawancam unluk Aparat Pcmcrintah

PANDUAN WA WANCARA

Inforrnasi yang dibutuhkan : •

Sistem pengelolaan sarang buruug waler

Identitas lnforman : Nnma Jenis Kclamin

:

lJ111ur Pendidikan Pckcrjaan Alamat

Pertanyaan Kund : •

Perno P<\mcrinh1h DalMm Pcngclula11n Sarnni: Burung W:ilcl I. Angoimnnn

pclaksanaan kcgimon pc11gawa~an SAW di lokasi pcmancna«

olch

aparat pcmda '/ apakan ada kegiatan pembinaan (sosiallsasi}? 2. B~i:aimlln;1

3. 4.

pelaksunaun kont:ol pemanenan SAW (mclahn pcmberian iiin penungutan dan dokurnen SKSI II i-non kayu}? Lht,gaimana implementasi kcbijakan yang 111c11i:atur pcngelolaan SDW di Kabupotcn Kapuas I lulu? l'lagaimana implementasi sanksi hukum ba~i pcni;usaha SBW 111clakuka11 J"'langgamn pcngclolaan '/

~""IJ.

98

l.ampiran 4.

RJWAYAT lllDUP

A. Dna Pribadi

Piel Socmaryoto. Lahir di Pontianak pat.lH u111gi;al 19 Maret 1979. Anak kcenam dari delapan bersaudara dan pasangan Abraham Yohanes Moc..<1op<> (t) dan Sui Lin Adelina (t), Bekerja sebagai pcgawai negcri sipil pada unit kcrja Dinas l'erkebunan

dan Kchutanan di

lingkungan Pcmcrintah

Daerah Kabupaten Kapuas I lulu, Kalimantan tahun 2003 hiugga

)33t

Baral sejak

ini.

Alamat : JI. Lintas Utara, Gg. Rahrnadan No, 9. Putussibau Knbupaten Kapuns llulu- 78711

Kalimantan Barat b. Kantor

Dinas Perkebunan don Kchutnnon Kubupaten Kapuas I lulu

JI. Antasar] No. 4. l'utu3sib3u 78711 Kalimantan Hnrat B. Riwayai l'cndidilrnn 1984-

1990

SD Negcri 07 Pontianak U1ar.1

19'10

IQ9J

SMP Ncgcri 07 Pontianak Ltara

1993-1996

SM.A. 1'ei;eri 08 Pontianak Selatan

1996-2001

Fakultas Kchutanan Jurusan Manaiemen Hulan Univcrsuas Tartjungpura Pontianak.