Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
3 ISU-ISU STRATEGIK
3.1
GAMBARAN UMUM DAERAH 3.1.1
Kondisi Geografis
Provinsi Lampung memiliki areal seluas 35.288,35 Km2 termasuk 160 pulau yang terletak pada bagian paling ujung Tenggara Pulau Sumatera. Secara geografis Provinsi Lampung terletak pada : 1030 40’ – 1050 50’ Bujur Timur; serta antara : 60 45’ – 30 45’ Lintang Selatan. Sebagian besar lahan di Provinsi Lampung merupakan kawasan hutan yaitu mencapai 833.847 Ha atau 25,26%. Selain itu merupakan daerah perkebunan (20,92%); tegalan/ladang (20,50%); daerah pertanian, dan perumahan. Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 (lima) unit topografi, yakni : 1) daerah berbukit sampai bergunung dengan kemiringan berkisar 25%, dan ketinggian rata ratarata 300m di atas permukaan laut;2) daerah berombak sampai bergelombang dengan kemiringannya antara 8% sampai 15% dan ketinggian antara 300 m sampai 500 m dari permukaan permukaan laut;3) daerah dataran alluvial dengan kemiringan 0% sampai 3%; 4) daerah dataran rawa pasang surut dengan ketinggian ½ m sampai 1 m; serta 5)serta daerah river basin.Secara Secara administratif Provinsi Lampung terdiri dari 15 Kabupaten/Kota seperti terlihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Luas Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung No 1 2 3 4 5
Kabupaten/Kota Kabupaten Lampung Barat Tanggamus Lampung Selatan Lampung Tengah Lampung Utara
Ibukota Liwa Kota Agung Kalianda Gunung Sugih Kotabumi
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
Jumlah Kecamatan 15 20 17 28 23
Luas Wilayah (km2) 2.043,17 2.731,16 2.007,01 4.789,82 2.725,63
III - 1
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
No
Kabupaten/Kota
6 7 8 9 10 11 12 13
Way Kanan Tulang Bawang Lampung Timur Pesawaran Pringsewu Mesuji Tulang Bawang Barat Pesisir Barat Kota Bandar Lampung Metro Jumlah
14 15
Ibukota Blambangan Umpu Menggala Sukadana Geding Tataan Pringsewu Mesuji Panaragan jaya Krui Bandar Lampung Metro
Jumlah Kecamatan 14 15 24 7 8 7 8 11 13 5 215
Luas Wilayah (km2) 3.921,63 4.385,84 4.337,89 1.173,77 625 2.184 1.201 2.907,23 192,96 61,79 35.288,09
Sumber : Lampung Dalam Angka, 2013
3.1.2
Kondisi Demografis
Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2010, penduduk Provinsi Lampung berjumlah 7.596.115 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Lampung tahun 1990-2000 2000 mencapai 0,98% dan tahun 2000-2010 2000 2010 meningkat menjadi 1,23%. Jumlah Penduduk Provinsi Lampung pada Tahun 2012 menurut BPS Provinsi Lampung adalah sebesar 35.288,35 jiwa, dengan kepadatan sebesar 220 jiwa/Km2. Dilihat dari distribusi antar Kabupaten/Kota, tiga Kabupaten yang wilayahnya saling berdampingan yaitu Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Selatan tercatat sebagai daerah dengan penduduk terbanyak yang masing-masing masing berjumlah 1.170.048 orang, 950.574 950.574 orang, dan 909.989 orang. Ini berarti hampir 40 persen dari total penduduk Provinsi Lampung bermukim di tiga kabupaten tersebut. Sebaran penduduk di Provinsi Lampung per Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Kab/Kota di Provinsi Lampung Tahun 2012
No
Kabupaten/Kota
KABUPATEN 1 Lampung Selatan 2 Lampung Utara 3 Lampung Tengah
Luas Wilayah(Km2) 3.319,04 2.725,87 3.802,68
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
Jumlah Penduduk 932.552 594.562 1.192.958
Kepadatan Penduduk 281 218 314 III - 2
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
No
Kabupaten/Kota
4 Lampung Barat 5 Tanggamus 6 Tulang Bawang 7 Way Kanan 8 Lampung Timur 9 Pesawaran 10 Pringsewu 11 Mesuji 12 Tulang Bawang Barat 13 Pesisir Barat KOTA 14 Bandar Lampung 15 Metro PROVINSI LAMPUNG
Luas Wilayah(Km2) 4.950,40 302,64 3.196,32 3.921,63 5.325,03 2.243,51 625,00 2.184,00 1.201,00
192,96 61,79 35.288,35
Jumlah Penduduk 427.773 548.728 410.725 415.078 968.004 407.475 370.157 191.221 255.833
902.885 149.361 7.767.312
Kepadatan Penduduk 85 182 128 106 182 182 592 88 213
4.679 2.417 220
Sumber : Lampung ampung Dalam Angka, Angka 2013
Berdasarkan hasil registrasidan konsolidasi Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Provinsi rovinsi Lampung tahun 2013 sebanyak 9.499.116 jiwa.Secara rinci jumlah penduduk Provinsi Lampung tahun 2013 hasil registrasidan konsolidasi Kementerian Dalam Negeri disajikan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Rekapitulasi Data Kependudukan Provinsi Lampung Per Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Semester II Tahun 2013 No
Kabupaten/Kota Kabupaten
KABUPATEN 1. Lampung Selatan 3. Lampung Utara 2. Lampung Tengah 4. Lampung Barat 6. Tanggamus 5. Tulang Bawang 8. Way Kanan 7. Lampung Timur 9. Pesawaran 10. Pringsewu 11. Mesuji 12. Tulang Bawang Barat 13. Pesisir Barat KOTA 14. Bandar Lampung
Laki-Laki (Jiwa)
Perempuan (Jiwa)
648.639 453.840 746.856 235.285 327.284 214.770 241.963 566.910 278.417 232.729 158.070 128.095
607.745 422.329 696.708 213.190 303.733 200.539 226.709 532.387 256.429 217.723 142.780 121.125
1.256.384 876.169 1.443.564 448.475 631.017 415.309 468.672 1.099.297 534.846 450.452 300.850 249.220
606.714
556.861
1.163.575
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
Jumlah (Jiwa)
III - 3
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
No
Laki-Laki (Jiwa) 81.796 4.921.368
Kabupaten/Kota Kabupaten
15.
Metro JUMLAH
Perempuan (Jiwa) 79.490 4.577.748
Jumlah (Jiwa) 161.286 9.499.116
Sumber : Data hasil konsolidasi dari Ditjen Adminduk dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri RI ke Biro Tata Pemerintahan Umum Setdaprov. Lampung
Dengan luas wilayah Provinsi Lampung sekitar 35.288,35 kilometer persegi yang didiami oleh 7.767.312 orang pada tahun 2012, maka tingkat kepadatan penduduk Provinsi Lampungadalah sebanyak 220 orang per kilometer persegi. Dari 15 kabupaten/kota di Provinsi Lampung kepadatan kepadatan penduduk wilayah perkotaan jauh lebih padat dibandingkan wilayah kabupaten. Bandar Lampung memiliki kepadatan 4.679 jiwa/km2 dan Metro 2.417 jiwa/km2. Sedangkan wilayah kabupaten, Pringsewu merupakan kabupaten terpadat dengan 592 jiwa/km2 karena Pringsewu gsewu merupakan kabupaten dengan wilayah terkecil hanya 1,77% dari luas Provinsi Lampung. Kabupaten terpadat selanjutnya adalah Lampung Tengah dengan jumlah 314 jiwa/km2, disusul Lampung Selatan dengan jumlah 281 jiwa/km2. Perkembangan laju pertumbuhan penduduk penduduk Provinsi Lampung mengalami penurunan selama 30 tahun mulai 1971-2000, 1971 2000, dan mengalami kenaikkan lagi pada periode 2000-2010. 2010. Hal ini signifikan dan sebanding dengan perkembangan pertumbuhan penduduk nasional dan regional (Sumatera) sebag sebagaimana disajikan pada Gambar 3.1. 3.1 Gambar 3.1 Pertumbuhan Penduduk Lampung, Sumatera dan Indonesia Tahun 19711971 2010 7 6
5.77
5 4
3.55
3
2.31
2
Indonesia
3.04 2.67
1.9
1.98
1.49 1.17
1
2.38
Sumatera Lampung
1.49 1.24
0 1971-1980 1980
1980-1990
1990-2000
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
2000-2010
III - 4
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019 Sumber :www.bps.go.id www.bps.go.id
Ditinjau pada masing-masing masing masing kabupaten/kota di Provinsi Lampung, Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah dengan laju pertumbuhan penduduk tercepat selama kurun waktu tahun 2000-2010. 2000 2010. Sedangkan kabupaten dengan laju pertumbuhan penduduk terlambat selama kurun waktu tahun 2000-2010 2000 adalah Kabupaten Pringsewu. Perkembangan laju pertumbuhan penduduk Provinsi Provin Lampung berdasarkan wilayah kabupaten/kota tahun 2000-2010 200 2010 disajikan pada Gambar 3.2. Gambar 3.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Lampung per Kabupaten/Kota Tahun 2000-2010 2000 Pringsewu Lampung Timur Lampung Utara Lampung Tengah Tulang Bawang Barat Mesuji Lampung Barat Lampung Pesawaran Lampung Selatan Way Kanan Tanggamus Bandar Lampung Metro Tulang Bawang
0.55 0.78 0.83 1 1.17 1.17 1.22 1.23 1.29 1.35 1.4 1.41 1.59 1.95 2.61 0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Sumber :www.bps.go.id www.bps.go.id
3.2
KONDISI EKONOMI DAERAH Indikator utama untuk mengetahui peningkatan pembangunan ekonomi wilayah (daerah) adalah dengan melihat pertumbuhan ekonominya. Pada lima tahun terakhir (2009-2013) rata-rata rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung sebesar 6,01 persen pertahun. Selengkapnya pertumbuhan pertumbuhan sektoral ekonomi Lampung dalam kurun2009-2013d 2013dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 5
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Tabel 3.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Provinsi Lampung, 2009 2009-2013 (Persen) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sektor Pertanian Pertambangan/Penggalian Industri Pengolahan Listrik/Gas/AirBersih Konstruksi Perdagangan/Hotel/Restoran Transportasi/Komunikasi Keu/Persewaan/Jasa Perbankan Jasa-jasa PDRB
2009 2,63 -9,21 5,88 2,84 4,87 7,00 11,47 12,91 5,59 5,26
2010 1,07 -3,38 6,11 10,41 3,71 4,78 15,42 26,88 5,59 5,88
2011 4,96 13,48 4,88 9,86 7,77 5,50 12,98 7,48 8,24 6,43
2012 4,20 2,28 4,39 10,51 5,82 5,59 13,63 12,44 9,42 6,53
2013 3,59 10,66 7,56 10,05 2,50 4,70 7,83 9,48 9,39 5,97
Sumber : BPS Lampung dan Statistik Stat Perekonomian Lampung Bappeda, 2013
Laju pertumbuhan tertinggi terjadi di tahun 2012 (6,53 persen), sedang yang terendah terjadi di tahun 2009 (5,26 persen).Laju pertumbuhan ekonomi Lampung terus meningkat selama tiga tahun berturut-turut berturut (2010-2012), 2012), dan mengalami penurun kembali pada tahun 2013. Penurunan merupakan dampak penurunan ekonomi nasionalakibat krisis ekonomi global. Berikut grafik perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Provi Lampung seperti terlihat pada Gambar 3.3. Gambar 3.3 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung 2009-2013 2009
6.43
6.53 5.97
5.88 5.26
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber :www.bps.go.id www.bps.go.iddan www.bi.go.id
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 6
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Pertumbuhan ekonomi provinsi-provinsi provinsi provinsi di Pulau Sumatera pada tahun 2013 juga mengalami fluktuasi, dan Provinsi Lampung masih lebih baik dibanding Aceh, Riau dan Kep ep Riau, seperti terlihat pada Gambar 3.4. Gambar 3.4 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi-Provinsi Provinsi Provinsi di Pulau Sumatera Tahun 2013 9 7.88
8 7
6.01
6.18
6.13
6.21
5.98
6 5
5.97 5.29
4.18
4 3
2.61
2 1 0
Sumber : Indikator Makro Provinsi Prov Lampung, Bappeda 2014
3.3
POTENSI PARIWISATA LAMPUNG Provinsi Lampung sering disebut sebagai miniatur Indonesia, karena banyak bermukimnya transmigran dan para pendatang, dari berbagai suku, agama dan ras.Provinsi Lampung memiliki posisi yang strategis karena wilayahnya terletak di ujung Pulau Sumatera bagian Selatan, Selatan, yang merupakan pintu gerbang menuju Pulau Sumatera dari arah Pulau Jawa. Provinsi Lampung memang tidak masuk dalam 10 tujuan (destinasi) wisata unggulan yang ditetapkan pemerintah. Namun, sebagai gerbang Sumatera, Provinsi Lampung menjadi daerah alternatif alternatif terdekat bagi mereka yang ingin menghilangkan kejenuhan dan keluar dari 'kebisingan' akibat padatnya Pulau Jawa. Mengingat tingginya mobilitas warga yang datang dan pergi melewati Selat Sunda yang menjadi penghubung Lampung di Sumatera dan Banten di Pulau Jawa, sebenarnya potensi wisata Provinsi Lampung tak kalah menarik dibandingkan dengan daerah tujuan wisata lainnya lainnya di Indonesia, termasuk Bali dan Lombok.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 7
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Potensi pariwisata Lampung lengkap mulai dari wisata alam, wisata bahari, wisata budaya, wisata sejarah, wisata religi hingga agrowisata yang tersebar di 15 1 kabupaten/kota.
Gambar 3.5 Peta Pariwisata Provinsi Lampung
Keterangan : 1.
Kota Bandar Lampung
6.
Teluk Kiluan
2.
Pantai Pasir Putih
7.
Pantai Pegadung
3.
Pantai Mutun dan Pulau Tangkil
8.
Grand Elty Krakatoa
4.
Balai Budidaya Laut Lampung
9.
Way Belerang
5.
Wisata Pulau Teluk Lampung
10. Makam Radin Intan II
(Kelagian, Pahawang, Tanjung Putus, Balak, Loh)
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
11. Pantai Wartawan (Mata Air Panas Bumi)
III - 8
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
12. Pulau Sebesi (Pulau ulau berpenduduk terdekat dengan Krakatau dan fasilitas wisata) 13. Kepulauan
30. Pantai Tanjung Setia (surfing ( camp) 31. Pantai Labuhan Jukung
Gunung
Berapi
32. Pulau Pisang
Krakatau 33. Pugung Tampak (surfing) 14. Menara Siger 34. Lembah Suoh Geothermal 15. Desa Wana Melinting (arsitektur dan budaya tradisional) 16. Taman Purbakala akala Pugung Raharjo 17. Pusat Konservasi Gajah Way Kambas 18. Resort Way Kanan, Suaka Badak Sumatera
35. Kubu Perahu 36. Air Terjun Sepapa 37. Danau Ranau 38. Desa Wana (arsitektur dan budaya tradisional) 39. Way Besai (rafting) (rafting
19. Balai Benih Induk Holtikultura
40. Rest Area
20. Museum Transmigrasi
41. Situs Purbakala Kebon Tebu
21. Goa Maria 22. Dataran Tinggi Gisting 23. Air Terjun Way Lalaan 24. Pantai Terbaya 25. Bendungan Batu Tegi 26. Rhino Camp Sukaraja Atas 27. Ekowisata Pemerihan
Purawiwitan 42. Bendungan Way Rarem 43. Air Terjun Putri Malu 44. Air Terjun Curup Gangsa 45. Danau Tirta Gangga 46. Menggala Kota Budaya Bu 47. Bekri (Pabrik abrik pengolahan sawit tertua di Indonesia)
28. TNWC Tambling (Suaka Harimau Sumatera)
48. Pabrik dan Perkebunan Nanas terbesar di Asia Tenggara
29. Muara Tembulih (Penangkaran Penyu)
49. Cakat Nyenyek enyek (sungai dan sentra produk olahan ikan) 50. Way Panas Bumi Natar
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 9
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Daya tarik wisata Lampung ada yang bersifat b tangible (berwujud), seperti daya tarik wisata pantai, museum, maupun intangible (tidak berwujud), seperti sejarah, budaya masyarakat tradisional, maupunevents maupun (peristiwa pariwisata).Berikut disajikan potensi daya tarik wisata Lampung dilihat dari aspek sejarah, aspek sosial budaya masyarakat, sektor-sektor sektor sektor lain yang terkait, serta potensi daya tarik wisata kabupaten/kota di Provinsi Lampung. 1.
Sejarah Lampung Sebagai Daya Tarik Wisata
Provinsi Lampung lahir pada tanggal 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah No. 03 Tahun 1964 yang kemudian menjadi UU No. 14 Tahun 1964. Sebelum itu Provinsi Lampung merupakan Keresidenan yang tergabung dengan Provinsi Sumatera Selatan. Keresidenan residenan Lampung ditingkatkan menjadi Provinsi Lampung dengan ibukotanya Tanjung Karang-Teluk Karang Betung. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1983 Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjung Karang-Teluk Karang Teluk Betung diganti menjadi Kotamadya Daerah Tingkat ingkat II Bandar Lampung terhitung sejak tanggal 17 Juni 1983 dan tahun 1999 berubah menjadi Kota Bandar Lampung. Lampung memiliki corak warna kebudayaan tersendiri yang menambah khasanah adat budaya Nusantara.Lampung Nusantara.Lampung memiliki suatu kota tua yang merupakan bagian dari Kerajaan Sriwijaya yaitu Kota Tulang Bawang. Kota ini menjadi saksi sejarah kekuatan Kerajaan Sriwijaya pada masa puncak kejayaannya. Selain itu dialek yang di gunakan dalam Bahasa Lampung memiliki banyak perbedaan pada setiap daerahnya. Ini terjadi karena adanya proses akulturasi bahasa karena faktor geografi dan masuknya suku lain di daerah Lampung. Lampung hanya memiliki satu museum pusat yaitu Museum Lampung.. Di dalamnya te terdapat koleksi berupa peninggalan nenek moyang masyarakat Lampung, seperti : guci-guci, piring keramik yang berasal dari Cina ini menandakan bahwa peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya Museum Lampung
masih ada sampai saat ini. Selain itu terdapat
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 10
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
pula alat-alat alat peninggalan purbakala yang di temukan di Desa Punggung Raharjo Kabupaten Lampung Barat, seperti kapak persegi pada zaman megalithic megalithic. Di museum ini terdapat Bola Besi yang di gunakan sebagai pembuka lahan untuk transmigrasi di wilayah Lampung Timur, Raman Utara dan Purbolinggo Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur, Seputih Banyak serta se Seputih Raman padatahun tahun 1953 1953-1956. Selain menyimpan koleksi-koleksi koleksi koleksi pada masa zaman prasejarah dan masa sejarah, museum ini juga menyajikan kebudayaan Lampung yaitu dengan diadakannya pertunjukan tari tradisional.Tari yang di pertunjukan yaitu tarisembah yang merupakan tarian selamat datang bagi para tamu yang datang ke museum ini. Lokasi museum ini berada di Jalan Tengku Umar Tanjung Karang. Lampung hanya memiliki satu Situs Purbakala pada Zaman Megalitikum. M Pada masa itu manusia sudah mengenal suatu kepercayaan terbukti dengan adanya tiang-tiang tiang batu yang disebut Menhir di dalam Situs Arkeologi Pugung yang terdapat di Desa Pugung Raharjo Kabupaten Lampung Barat.
Gambar 3.6 Situs Arkeologi, Punden Berundak di Pugung Rahardjo, Lampung Timur (Kiri) Menhir, Desa Puramekar, Lampung Barat (Kanan)
Di dalam Situs Arkeologi Pugung terdapat benteng Trenched Primitif, Primitif yang hampir mengelilingi lokasinya. Benteng ini merupakan peninggalan prasejarah dan peninggalan alan masa Buddha Hindu. Selain itu terdapat bangunan megah berundak yang di sebut Punden Berundak yang dipercaya pada bagian paling atas membuat manusia dekat dengan roh nenek moyang. Dalam sejarah kebudayaan dan perdagangan di Nusantara, Tulang Bawang digambarkan ambarkan merupakan salah satu kerajaan tertua di Indonesia. Ahli sejarah Dr. J.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 11
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
W. Naarding memperkirakan pusat kerajaan ini terletak di Hulu Way Tulang Bawang (antara Menggala dan Pagardewa) ±20 km dari pusat Kota Menggala.
Gambar 3.7 Kota Tua (kiri), Rumah Tua di Desa Kenali Lampung Barat (Kanan)
Seiring dengan makin berkembangnya Kerajaan Sriwijaya, nama dan kebesaran Tulang Bawang sedikit demi sedikit semakin pudar. Sehingga sulit sekali mendapatkan catatan sejarah mengenai perkembangan kerajaan ini.Sesudah ini.Sesuda Proklamasi Kemerdekaan Republik R Indonesia,, saat Lampung ditetapkan sebagai wilayah Propinsi Sumatera Selatan, Tulang Bawang dijadikan kota tua di Provinsi Lampung.Sementara .Sementara itu di Provinsi Lampung juga terdapat Kampung Tua di Sukau, Liwa, Kembahang, Batu Brak, Kenali, Ranau dan Krui di Kabupaten Lampung Barat. Lampung memiliki beberapa situs ziarah, diantaranya Masjid Al-Anwar Anwar.Masjid tertua di Provinsi Lampung ini didirikan pada tahun 1839. Masjid ini menjadi saksi sejarah dimana pada saat itu Krakatau meletus dengan hebatnya pada tahun 1883. Uniknya bangunan masjid ini Masjid Al-Anwar Al
tidak seluruhnya rubuh akibat getaran pada bumi
ketika Krakatau meletus. Pada tahun 1888 Masjid ini di renovasi. Masjid ini memiliki dua buah meriam peninggalan Portugis. Portugi
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 12
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Masjid Al-Yaqin Yaqin merupakan masjid tertua kedua di Lampung. Masjid ini dibangun oleh pendatang dari Bengkulu pada tahun 1883. Pada masa kolonial Belanda pernah mengalami kerusakan pada bagian depan masjid akan tetapi sudah
direnovasi
dengan
mempertahankan Masjid Al-Yaqin Al
bentuk aslinya.
Vihara Thay Hin Bio digunakan untuk memohon perlindungan pada Kuan Im Pho Sat yang Maha M Pengasih dan Penyayang. Vihara yang di bangun atas keinginan masyarakat Tionghoa Lampung Lampun ini dibangun pada tahun 1896. Sementara Gereja yang di bangun pada masa Vihara Thay Hin Bio
Kolonial Belanda terletak di Jalan Imam Bonjol
dekat Pasar Bambu Kuning, Tanjung Karang. Gereja Gereja ini telah mengalami renovasi tanpa mengubah gubah bentuk asli bangunan ini. 2.
Sosial dan Budaya Lampung Sebagai Daya Tarik Wisata Saat
ini
tradisi
yang
masih
dilestarikan masyarakat Lampung yaitu Krakatau Fest. Fest Tradisi ini sudah ada sejak Krakatau meletus tahun
1883.
Kegiatan
ini
dimaksudkan untuk keselamatan Festival Krakatau
masyarakat
Lampung
agar
Krakatau tidak meletus dengan goncangan yang besarlagi. Tradisi budaya ini di kembangkan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung sebagai sebag bentuk kegiatan yang diadakan setahun sekali. Festival Krakatau diadakan untuk merayakan pulau vulkanik dengan nama yang sama. Selama festival, atraksi wisata budaya yang disajikan seperti Karnaval Tuping (Lampung Lampung Mask Carnivals), Carnivals prosesi gajah dan berbagai agai macam pertunjukan tari dari
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 13
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Lampung dan kota-kota kota kota sekitarnya. Puncak acara ini adalah perjalanan pulau vulkanik itu sendiri (KepulauanKrakatau) untuk menyaksikan eksotisme Gunung Krakatau dari dekat. Provinsi Lampung juga memiliki Arsitektur tradisional
sebagai
Rumah
Adat Adat.Rumah
Kampung Ulok Gading merupakan rumah khusus untuk pemuka adat Lampung yang berbentuk panggung. rumah ini memiliki ruangan khusus untuk menyimpan benda Rumah Adat
pusaka.
Rumah adat lainnya adalah Rumah Kampung Kedamaian, merupakan salah satu rumah peninggalan dari pemuka adat Lampung yang fungsinya sebagai tempat pertemuan para pemuka adat untuk mengadakan musyawarah serta merupakan rumah masyarakat Lampung yang bukan merupakan merupakan pemuka adat. Arsitektur rumah ini yaitu rumah panggung dengan atap yang terbuat dari anyaman ilalang dan bangunan ini terbuat dari kayu yang sangat kuat. Rumah ini berbentuk Limas.Arsitektur rumah panggung dipilih karena dapat menghindari gangguan binatang binatang buas dan tahan bencana gempa, banjir dan tanah longsor. Dalam seni pertunjukan, Lampung memiliki seni pertunjukan yang lengkap, seperti : Musik,
Tari
Tradisional,
Theatre,
dan
Sastra.Lampung memiliki beraneka ragam musik tradisional yang masih bertahan sampai saat
ini seperti Klasik Lampung. Jenis musik ini biasanya diiringi oleh alat musik gambus dan gitar akustik. Penggunaan alat musik gambus pada musik tradisional Lampung merupakan adanya pengaruh dari masuknya Islam ke Lampung. Adapun lagu tradisional masyarakat
Tari Singeh Pengunten Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 14
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Lampung yaitu Sang Bumi Ruwa Jurai dan Pang Li Pandang. Jenis tarian tradisional masyarakat Lampung yang terkenal adalah Tari Sembah dan Tari Melinting. Nama tari sembah sudah berubah nama menjadi tari Singeh Pengunten. ngunten. Ritual tari Singeh Pengunten biasanya dipersembahkan untuk penyambutan dan penghormatan bagi tamu yang datang. Tarian ini biasa ditampilkan pada saat pembukaan pesta pernikahan dengan adat Lampung. Ciri khas pada tarian Lampung seorang penari memakai memakai kuku panjang yang terbuat dari emas atau tembaga. Seni teater yang ada di Lampung digelar tiap tahun untuk event-event event seperti pertunjukan, lomba, workshop dan diskusi.Tempat yang sering digunakan adalah Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, Auditorium Auditorium RRI, GSG UNILA, Academic Centre STAIN Metro, Gedung PKM Unila, Aula FKIP Unila, Pasar Seni Enggal.Dari sisi kerajinan rakyat, rakyat, Lampung memiliki seni plastis dari kerajinan Kain Tapis dan Batik Lampung.Kain Tapis merupakan kerajinan tradisional yang sangat terkenal yang di miliki Lampung dan merupakan penanda tingkat sosial masyarakat Lampung. Kain Tapis biasa digunakan dalamacara-acara dalamacara acara adat dan acara pernikahan. Sentra penjual kain tapis dapat dijumpai di PasarBambu Kuning, Tanjung Karang, Bandar Lampung.Tapis Lampung.Tapis Lampung adalah hasil tenun benang kapas dengan motif, benang perak atau benang emas dan menjadi kain khas Suku Lampung.Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif seperti motif alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang emas dan benang perak.Sementara itu kerajinan batik di Lampung yaitu Sebage mempunyai ragam khas dan corak warna dengan berbagai variasi Motif. Bahan dasar yang dipergunakan adalah Sutera dan Katun. atun. 3.
Sektor Lain Sebagai Daya Tarik Wisata
Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang dapat memanfaatkan potensi sektor lain, terutama sektor-sektor sektor sektor yang “ramah lingkungan”.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 15
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Gambar 3.8 Wisata Agro. Perkebunan Lada di Lampung Utara (kiri), Atraksi Panjat Pohon Damar di Krui, Lampung Barat
Potensi pertanian, termasuk di dalamnyatanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan, dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata agro. Potensi daya tarik wisata agro di Lampung sangat besar. Saat ini, beberapa potensi pertanian sudah dikembangkan ke arah wisata agro, seperti pabrik pengolahan singkong yang memproduksi tepung tapioka. Salah satu pabrik yang menarik itu dimiliki PT. Bumi Tapioka Jaya di Kampung Karta Udik, Menggala Kabupaten Tulang Bawang.Wisata B agro dapat menjadi tujuan wisata utama di Lampung pada masa yang akan datang. 3.4
KAWASAN WISATA UNGGULAN Merujuk pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung tahun 2010-2030, 2030, Kawasan pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumberdaya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan. ke Kawasan Wisata Unggulan Provinsi Lampung yang terbentuk memilikicakupan wilayah yang berbeda luasannya dengan batas ’imajiner’ kabupaten/kota yang berada dalam cakupannya. Dengan demikian suatu KWU memilikifaktor pengikat kawasan yang dapat bersifat bersifat fisik (geomorfologi), seperti jalur jalan dan jalur pantai, maupun non-fisik fisik yang bersifat pengaruh suatu budaya.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 16
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Setiap KWU memiliki sumberdaya wisata utama/kegiatan yang telah berkembang, atau sumber daya wisata lain maupun kegiatan wisata lain yang di diusulkan untuk dikembangkan, serta potensi pasar wisatawaneksisting dan yang akan menjadi sasaran pasar, baik dilihat dari daerah asal wisatawan, maupun karakteristik wisatawannya. Sumberdaya wisata utama suatu KWU nantinya menjadi tema produk wisata utama yang akan diunggulkan dari KWU tersebut, dan akan terkait dengan segmen pasar wisatawan yang menjadi sasaran.Penyebaran wilayah KWU Provinsi Lampung selengkapnya disajikan pada berikut :
Gambar 3.9 Peta Penyebaran Wilayah Kawasan Wisata Unggulan di Provinsi Lampung
3.4.1
Kawasan Wisata Unggulan Kota Bandar Lampung
Merupakan kawasan wisata dijalur lintas Barat yang mencakup GedungtataanRantau Tijang-Kota Kota Agung–Wonosobo–Sangga-Bengkunat Agung – Biha–Krui-Simpang Biha Gunung Kemala-Pugung Kemala Tampak-batas Provinsi Bengkulu.. Kawasan ini memiliki dominasi karakteristik wilayah perkotaan dan industri, dengan kegiatan perdagangan dan jasa, industri, dan bisnis yang cukup dominan.Daya tarik wisata
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 17
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
yang ditawarkan kawasan ini pun berkembang ke arah wisata bisnis di perkotaan dengan an daya tarik wisata belanja, rekreasi buatan, wisata pendidikan, serta wisata industri dan bisnis yang terkait dengan keberadaan kawasan Kota Bandar Lampung.
Gambar 3.10 Peta Wilayah Kawasan Wisata Unggulan Kota Bandar Lampungdi Lampu Provinsi Lampung
Lokasinya yang dekat dengan DKI Jakarta dengan aksesibilitas yang cukup baik dan sarana prasarana perkotaan yang relatif lengkap menjadikan kawasan ini sangat potensial bagi wisnus maupun wisman dari DKI Jakarta dan sekitarnya dan atau yang melintasi kawasan ini.Selain ini.Selain itu, jumlah penduduk di kawasan ini dan kawasan sekitarnya yang sangat besar merupakan potensi pasar yang perlu diraih. Dari segi perkembangan wilayah, kawasan ini sebenarnya sudah sangat berkembang sebagai kawasan perkotaan.Namun tingkat perkembangan pariwisata di kawasan ini belum setara dengan tingkat perkembangan wilayahnya.Wisatawan memang sudah berkunjung ke kawasan ini khususnya untuk maksud bisnis dan bahkan sarana/prasarana penunjang sudah tidak menjadi masalah lagi. Namun pengemasan produk wisata wisata dirasakan masih kurang dapat bersaing dengan kawasan wisata lain di sekitarnya sehingga diperlukan upaya-upaya upaya untuk Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 18
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
memunculkan keunikan daya tarik yang dimiliki yang dikemas sesuai dengan karakter wilayah perkotaan serta segmen pasar wisatawan yang dituju. 3.4.2
Kawasan Wisata Unggulan Krui dan Tanjung Setia
Pantai Tanjung Setia terletak di Desa Tanjung Setia, Kecamatan Pesisir Selatan, dan berjarak sekitar 52 km dari Kota Liwa ke arah Krui.Perpaduan nuansa biru laut dan biru langit dapat kita lihat di pantai ini.Temperatur udara rata-rata rata di kawasan pantai ini sekitar 29°C 33°C. Kegiatan wisata yang bisa dilakukan di sini antara lain berenang, menyelam, piknik,
Tanjung Setia
mengumpulkan kerang, berselancar, berperahu dan bersepeda menyusuri pantai. pan
Gambar 3.11 Peta Wilayah Kawasan Wisata Unggulan Krui dan Tanjung Setia di Provinsi Lampung
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 19
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Pantai ini menghadap langsung ke Samudera Hindia dan selama bulan tertentu yaitu April dan Oktober, ketinggian ombak mencapai 2 - 4 meter dengan panjang sekitar 200 m. Pada musim seperti ini banyak wisatawan mancanegara yang khusus datang untuk berselancar. Tersedia cottage yang disediakan khusus untuk para surfer.Tempat ini terletak di Krui Kabupaten Lampung Barat, dapat dijangkau dengan perjalanan darat sejauh 273 km dari Bandar Lampung. 3.4.3
Kawasan Wisata Unggulan Taman Nasional Way Kambas
Way Kambas merupakan Suaka alam dataran rendah dengan luas - 1300 km, dapat dicapai 2 (dua) jam berkendaraan dari kota Bandar Lampung melintasi daerah perkebunan ebunan Bergen dan Situs Purbakala Pugung Raharjo, perkebunan lada serta perkampungan asli Lampung.
Way Kambas
Taman Nasional Way Kambas adalah rumah bagi sekitar 350 gajah Sumatera (Elepahas Elepahas maximus sumatrensis)yang sumatrensis merupakan sub-spesies spesies dari gajah Asia dan hanya terdapat rdapat di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Gajah-gajah Gajah gajah di tempat ini tidak berada dalam kehidupan liar yang sebenarnya karena mereka semua berada dalam program pelatihan gajah. Gajah-gajah gajah yang masih liar dijinakkan dan dilatih di Pusat Pelatihan Gajah Way Kambas. ambas. Pusat pelatihan ini didirikan untuk mengatasi masalah gajah liar yang kehidupannya terdesak karena habitatnya digunakan untuk ladang pertanian. Di pusat pelatihan gajah, hewan bertubuh besar yang dilindungi ini dilatih untuk dapat tampil dalam suatu pertunjukan seperti sepak bola gajah yang cukup populer di kalangan wisatawan lokal. Para wisatawan juga dapat berkeliling dengan menunggang gajah dan menyaksikan pertunjukan oleh para gajah.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 20
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Gambar 3.12 Peta eta Wilayah Kawasan Wisata Unggulan Taman Nasional WayKambas di Provinsi Lampung
Resort Way Kanan adalah termasuk dalam wilayah Taman Nasional Way Kambas dengan lokasi 13 km dari pintu gerbang. Di sepanjang jalan menuju Way Kanan, pengunjung yang beruntung dapat melihat satwaliar yang berkeliaran atau melintas di jalan. Way Kanan adalah surga bagi pencinta alam dikarenakan flora dan faunanya dan kawasan ini juga merupakan lokasi Sumatran Rhino sanctuary yaitu proyek penelitian pembangunan populasi badak Sumatra di habitat aslinya setara penelitian populasi harimau Sumatera. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah trekking di hutan rimba atau berperahu motor di Sungai untuk mengamati flora dan fauna dengan dibantu petugas. Pusat latihan Gajah terletak di Desa Karangsari atau 8 (delapan) Km dari Plang Ijo, Ij yaitu Pintu Gerbang Taman T Nasional Way Kambas dengan jalan aspal yang juga merupakan batas wilayah taman Nasional dengan perladangan Penduduk desa.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 21
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Arena pertunjukan gajah menampilkan pertunjukan menarik seperti gajah berjoget, berdiri di tonggak, melangkahi orang, dan lain-lain.Kegiatan lain.Kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya safari gajah, foto hunting, naik kereta gajah dll. Fasilitas yang tersedia yaitu : Mushola, Parkir, Pesanggrahan, arena atraksi, kios cinderamata, dan lainlain lain. 3.4.4 Teluk
Kawasan Wisata Unggulan Teluk Kiluan Kiluan
terletak
di
KabupatenTanggamus merupakan yang
sebuah
banyak
teluk
menyimpan
potensi wisata bahari. Tidak jauh dari sana terdapat pantai
Teluk Kiluan
berpasir putih tempat penyu-penyu penyu bertelur dan bukit-bukit bukit batu kkarang. Teluk ini merupakan jalur lintasan lumba-lumba lumba lumba berada, mulai dari gugusan Cengkalik ke arah Selatan sampai ke Cuku Kementara.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 22
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Gambar 3.13 Peta Wilayah Kawasan Wisata Unggulan Teluk Kiluan di Provinsi Lampung
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 23
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Selain itu terdapat Pulau Kiluan, di sekitar pulau merupakan tempat ideal bagi aktivitas wisata air seperti menyelam, snorkling, memancing, berselancar dan berperahu untuk melihat lumba-lumba.Suasana lumba lumba.Suasana kehidupan masyarakat yang masih tradisional dengan perpaduan budaya Bali, Lampung dan Jawa.Akses Jawa.Akses menuju ke Kiluan dapat ditempuh dengan 2 (dua) jam perjalanan darat dari Bandar Lampung dengan menyusuri pesisir pantai, sawah, perkebunan, perkampungan dengan rumah-rumah rumah tradisional dan perbukitan. 3.4.5
Kawasan Wisata Unggulan Gunung Krakatau dan Pulau Sebesi
Kepulauan Krakatau terletak di Selat Sunda
termasuk
dalam
wilayah
Kabupaten Lampung Selatan, mempunyai daya tarik yang unik baik bagi Wisatawan Nusantara
maupun
Mancanegara,
khususnya bagi peneliti, karena Pulau ini merupakan
laboratorium
alam
bagi
Gunung Krakatau
berbagai disiplin ilmu (Geologi, Konservasi, Biologi dan Vulkanologi). Disamping itu, aktivitas Anak Krakatau, sunset pada sore hari merupakan panorama alam yang sangat menarik untuk disaksikan. Gunung Anak Krakatau muncul dari permukaan permu laut pada tahun 1927 dan sampai dengan bulan Agustus 2008 ketinggian Anak Krakatau telah mencapai lebih kurang 417 meter. Ketinggiannya terus bertambah beberapa meter setiap tahun. Selain itu di kepulauan ini dapat di jumpai tempat yang menarik untuk berenang, menyelam dan kegiatan wisata bahari lainnya. Transportasi Menuju Kepulauan Krakatau, dari Bandar Lampung (melalui terminal Bus Rajabasa atau terminal Panjang) menggunakan Bus jurusan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan (45 menit), kemudian dilanjutkan dilanjutkan dengan angkutan umum menuju desa Canti (10 menit). Atau jika anda dari pelabuhan Bakauheni menggunakan Bus jurusan Kota Kalianda (45 menit), di lanjutkan dengan angkutan umum menuju Desa Canti. Dari Dermaga Desa Canti menggunakan kapal motor rakyat yang ng dapat kita sewa ke Kepulauan Krakata/Gunung Krakatau dalam waktu sekitar 150 menit atau kapal cepat dalam waktu sekitar 90 menit.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 24
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Pulau Sebesi terletak di Teluk Lampung dan dekat dengan Gunung Krakatau (Pulau Rakata) tepatnya posisi 05°55°37.43” 05°55°37.43”-05°58’44.48” LS dan 105°27’30.50”-105°30’47.54” 105°30’47.54” BT. Pulau Sebesi termasuk dalam wilayan Desa Tejang Pulau Sebesi Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan. Desa tejang Pulau Sebesi terbagi menjadi 4 dusun yaitu : Dusun I Bangunan, Dusun II Inpres, Dusun III Regahan Lada dan Dusun IV Segenom. Luas wilayah adalah 2325,25 Ha, dengan panjang pantai Pulau Sebesi
19,55 Km. Sebagian besar wilayah Pulau
Sebesi tersusun dari endapan gunung api muda dan daratan perbukitan. Bukit tertinggi mencapai 884 meter dari permukaan permukaan laut yang berbentuk kerucut dengan 3 (tiga) puncak.
Gambar 3.14 Peta Wilayah Kawasan Wisata Unggulan Gunung Krakatau dan Pulau Sebesi di Provinsi Lampung
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 25
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Akses menuju pulau Sebesi melalui Pelabuhan Canti yang ada di Kalianda Lampung Selatan. Satu-satunya satunya moda transportasi yang digunakan adalah menggunakan perahu motor. mengingat penumpang hanya terbatas dan mayoritas adalah penduduk Pulau Sebesi yang keluar pulau untuk keperluan tertentu ke Kalianda Jadwal pemberangkatan hanya satu kali setiap hari. Perahu motor berangkat dari Pulau Sebesipada pagi hari (antara jam 07.00 s.d. jam 08.00 WIB) dan kembali pada jam 13.00 s.d. 14.00 WIB. Keadaan ini menyulitkan bagi penumpang umum (non penduduk Pulau Sebesi) atau wisatawan untuk ke mengunjungi Sebesi. Sebes Isu yang lain yang akan dapat menghambat pengembangan Pulau Sebesi menjadi kawasan ekowisata adalah Konflik status kepemilikan tanah di Pulau Sebesi. Konflik kepemilikan tanah antara warga dan pemilik tanah Pulau Sebesi dan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan.Konflik ini berkembang menjadi permasalahan yang meresahkan warga masyarakat Desa Tejang Pulau Sebesi. Hal ini juga dimanfaatkan oleh pihak-pihak pihak pihak yang ingin mengambil keuntungan pribadi dengan menyebarkan isu bahwa tanah dan pekarangan rumah warga akan diambil oleh Pemerintah Daerah. Bahkan beberapa warga masyarakat sudah ada yang telah menyetorkan sejumlah uang kepada oknum perangkat desa yang menjanjikan akan dibuat sertifikat hak milik tanah. 3.4.6
Kawasan Wisata Unggulan Bakauheni dan Menara Siger Merupakan icon Lampung dan sebagai titik nol jalan lintas Sumatera (pintu gerbang Pulau Sumatera). Dengan bentuk architecture crawn yang indah berwarna kuning, menara ini dapat dilihat dari jauh ketika kapal akan berlabuh di Pelabuhan Bakauheni eni baik pagi maupun Menara Siger
malam hari dengan lampu sorot dan sekaligus
dijadikan menara lampu oleh kapal-kapal kapal kapal yang akan merapat di Pelabuhan. Di puncak menara,terdapat payung tiga warna (putih-kuning-merah) (putih merah) sebagai simbol tatanan sosial masyarakat Lampung. Menara Menara yang mengusung adat budaya Lampung dan sekaligus landmark dari kawasan Bakauheni ini menyimpan prasasti
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 26
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
kayu are sebagai simbol pohon kehidupan bagi masyarakat Lampung. Hal tersebut menjadikan Menara Siger sebagai mahkota budaya kehidupan masyarakat.
Gambar 3.15 Peta Wilayah Kawasan Wisata Unggulan Bakauheni dan Menara Siger di Provinsi Lampung
Menara Siger sebagai landmark/simbol /simbol penanda bagi Provinsi Lampung yang mencerminkan identitas Lampung sebagai Provinsi Gerbang Selatan dan Titik Nol Nolnya Pulau Sumatera. Dibangun di atas bukit dekat Pelabuhan Bakauheni yang sangat strategis sebagai tempat transit dan wisata. Dengan mengadaptasi bentuk khas tradisional Lampung diambil dari bentuk Mahkota Siger yang dikenakan oleh wanita Lampung pada upacara-upacara upacara a adat dan merupakan suatu simbol kehormatan, simbol budaya Lampung dan sering diaplikasikan pada bangunan, monumen serta ragam hias. Disamping bentuk dasar Mahkota Siger, desain ini juga memasukkan bentuk asli tradisional Lampung lainnya yaitu paguk di bagian ba kiri kanan menara sebagai perlambang perahu. Pada puncak menara terdapat payung merah, kuning, putih sebagai simbol hirarki kebangsawanan. Dimensi Menara Siger : Tinggi 32 meter, panjang 50 meter, lebar 10 meter, lantai 5 tingkat. Ruang dalam
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 27
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
difungsikan kan sebagai Pusat Informasi Budaya dan Pariwisata Lampung serta kegiatan keagamaan. 3.4.7
Kawasan Wisata Unggulan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Taman
Nasional
Bukit
Barisan
Selatan
merupakan akan Taman Nasional terbesar ke-3 ke di Pulau Sumatera, dengan luas358.800 Ha, membentang
dari
ujung
Selatan
Provinsi
Lampung bagian Barat hingga bagian Selatan Provinsi Bengkulu. Di ujung Selatan Taman Nasional ini terdapat Danau Menjukut yang
Taman Nasional Bukit Barisan
dipisahkan dengan laut hanya oleh pasir pantai selebar selebar puluhan meter. Sementara bagian Tenggara, Selatan dan Barat Taman Nasional ini dikelilingi oleh lautan yaitu perairan Teluk Semangka, Tanjung China dan Samudera Indonesia.
Gambar 3.16 Peta Wilayah Kawasan Wisata Unggulan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Provinsi Lampung
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 28
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Taman Nasional Bukit Barisan II (TNBBS-II) (TNBBS II) merupakan kawasan hutan lindung yang dihuni oleh satwa langka yang dilindungi oleh pemerintah seperti : gajah, harimau, badak, kerbau hutan, burung, dan sebagainya. Kecuali itu kawasan ini juga ditumbuhi oleh flora yang sangat langka misalnya bunga bangkai dan berbagai macam anggrek. TNBBS-II TNBBS II di ujung Selatan Pulau Sumatera yang sebagian wilayahnya merupakan wilayah territorial Kabupaten Tanggamus. Lokasi TNBBS TNBBS-II sangat tepat untuk ntuk pengembangan kegiatan wisata buru, yaitu ekowisata maupun kegiatan penelitian habitat dan fauna yang ada. Lokasi bunga bangkai terletak di perbatasan Wilayah Kabupaten Tanggamus dengan Wilayah Kabupaten Lampung Barat. Untuk mencapai lokasi habitat tanaman tanaman bunga bangkai, dapat digunakan d dengan kendaraan umum/pribadi umum/pribadi dari Kota Agung dengan waktu tempuh selama ± 50 menit perjalanan dan jarak tempuh ± 40 km. 3.5
FASILITAS PENDUKUNG KEPARIWISATAAN LAMPUNG Jumlah hotel berbintang di Provinsi Lampung terus bertambah bertambah dan pada tahun 2013 menjadi 10 hotel dengan jumlah kamar bervariasi, yaitu : Tabel 3.5 Jumlah Hotel Berbintang di Provinsi Lampung Tahun 2013 Nama Hotel Sheraton Lampung Novotel Lampung Marcopolo Sahid Bandar Lampung Emersia Grand Anugerah Bukit Randu Widara Asri Bumi Kedaton Resort Arinas Jumlah
Class
Jumlah Kamar
***** **** *** *** **** *** **** ** ** *
110 221 101 93 122 82 72 39 8 44 892
Jumlah Tempat Tidur 146 360 168 125 119 127 103 50 16 67 1.271
Sumber : Dinas nas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung, 2013
Sedangkan jumlah hotel klas melati/non klasifikasi tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota upaten/kota se-Provinsi se Lampung dapat dilihat pada Gambar 3.17 berikut.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 29
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Gambar 3.17 Grafik Jumlah Hotel Klas Melati/Non Klasifikasi di Kabupaten/Kota Provinsi Lampung La Tahun 2013 80
71
70 60 50 40
30
30 20
21 10
5
10
9
12
17
17 9
7
10 2
1
0
Sumber :Dinas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung, Lampung 2013
Untuk menuju daerah tujuan wisata di Provinsi Lampung, para wisatawan juga tidak akan menemui kesulitan, karena banyak biro perjalanan wisata yang menyediakan sarana transportasi ke tempat/obyek wisata yang tersebar di seluruh kabupaten/kota se-Provinsi Provinsi Lampung, yaitu : Tabel 3.6 Jumlah Biro Perjalanan Wisata dan Travel di Provinsi Lampung, Tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Kota/Kabupaten Bandar Lampung Metro Pesawaran Tanggamus Lampung Barat Lampung Utara Lampung Tengah Pringsewu Tulang Bawang Barat Pesisir Barat
Jumlah 75 19 1 7 11 3 8 3 1 2
Sumber :Dinas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung, Lampung 2013
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 30
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
3.6
PERKEMBANGAN EKONOMI KREATIF Era globalisasi dan konektivitas mengubah cara bertukar informasi, berdagang, dan konsumsi dari produk-produk produk produk budaya dan teknologi dari berbagai tempat di dunia. Dunia menjadi tempat yang sangat dinamis dan kompleks sehingga kreativitas dan pengetahuan menjadi suatu aset yang tak ternilai dalam kompetisi dan pengembangan ekonomi. Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep yang menempatkan kreativitas dan pengetahuan sebagai aset utama dalam menggerakkan ekonomi. Konsep ini telah memicu ketertarikan berbagai negara untuk melakukan kajian kajian seputar Ekonomi Kreatif dan menjadikan Ekonomi Kreatif model utama pengembangan ekonomi. Istilah “Ekonomi Kreatif” mulai dikenal secara global sejak munculnya buku “The Creative Economy : How People Make Money from Ideas” (2001) oleh John Howkins. Howkins kins menyadari lahirnya gelombang ekonomi baru berbasis kreativitas setelah melihat pada tahun 1997 Amerika Serikat menghasilkan produk produk-produk Hak Kekayaan Intelektual (HKI) senilai 414 Miliar Dollar yang menjadikan HKI ekspor nomor 1 Amerika Serikat. Howkins Howkins dengan ringkas mendefinisikan Ekonomi Kreatif, yaitu :“The The creation of value as a result of idea”. idea” Dalam sebuah wawancara oleh Donna Ghelfi dari World Intellectual Property Organization (WIPO) di tahun 2005, John Howkins secara sederhana menjelaskan Ekonomi Kreatif yang disarikan sebagai berikut “Kegiatan ekonomi dalam masyarakat
yang
menghabiskan
sebagian sebagian
besar
waktunya
untuk
menghasilkan ide, tidak hanya melakukan hal-hal hal hal yang rutin dan berulang. Karena bagi masyarakat ini, menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk kemajuan.” Studi Ekonomi Kreatif terbaru yang dilakukan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) pada tahun 2010 mendefinisikan nisikan Ekonomi Kreatif sebagai “An An evolving conceptbased on creative assets potentially generating economic growth and development.” development
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 31
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Dengan penjabaran lebih lanjut sebagai berikut : 1.
Mendorong peningkatan pendapatan, penciptaan pekerjaan, dan pendapatan ekspor sekaligus mempromosikan kepedulian sosial, keragaman budaya, dan pengembangan manusia.
2.
Menyertakan
aspek
sosial,
budaya,
dan
ekonomi
dalampengembanganteknologi, ampengembanganteknologi, Hak Kekayaan Intelektual, dan pariwisata. 3.
Kumpulan aktivitas ekonomi berbasiskan pengetahuan dengan dimensi pengembangan dan keterhubungan lintas sektoral pada level ekonomi mikro dan makro secara keseluruhan.
4.
Suatu pilihan strategi strategi pengembangan yangmembutuhkan tindakan lintas kementerian dan kebijakan yang inovatif dan multidisiplin.
5.
Di jantung Ekonomi Kreatif terdapat Industri Kreatif.
Di Indonesia, dalam Cetak Biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional 20092009 2015 (2008) Ekonomi Kreatif Kr didefinisikan sebagai berikut “Era Era baru ekonomi setelah ekonomi pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi informasi, yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi produks utama dalam kegiatan ekonominya.” ekonominya Ekonomi kreatif sering dilihat sebagai sebuah konsep yang memayungi konsep lain yang juga menjadi populer di awal abad ke-21 ke 21 ini, yaitu Industri Kreatif. Tercatat istilah “Industri Kreatif” sudah muncul pada tahun 1994 dalam dalam Laporan “Creative Nation” yang dikeluarkan Australia. Namun istilah ini benar-benar benar benar mulai terangkat pada tahun 1997 ketika Department of Culture, Media, and Sport (DCMS) United Kingdom mendirikan Creative Industries Task Force. Definisi Industri Kreatif menurut DCMS Creative Industries Task Force (1998) : “Creative Creative Industries as those industries which have their origin in individual creativity, skilll & talent, and which have a potential for wealth and job creation through the generation and exploitation of intellectual property and content.” content Definisi Industri Kreatif di Indonesia seperti yang tertulis dalam Cetak Biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional Nas 2009-2015 2015 (2008) adalah :“Industri yang Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 32
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.“ tersebut Dapat disimpulkan bahwa Ekonomi Kreatif dalam hubungannya dengan Industri Kreatif adalah kegiatan ekonomi yang mencakup industri dengan kreativitas sumber daya manusia sebagai aset utama untuk menciptakan nilai tambah ekonomi. Hasil Studi kerjasama Bappeda Provinsi Lampung dan LPM Universitas Lampung Tahun 2012 telah mengidentifikasi produk-produk produk unggulan ekonomi kreatif yaitu : Tabel 3.7
Hasil Identifikasi Produk-Produk Produk Produk Unggulan Ekonomi Kreatif di Provinsi Lampung Tahun 2012
Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Sub sektor Kerajinan Periklanan Fesyen Penerbitan dan Percetakan Arsitektur Desain Video, Film dan Fotografi Layanan Komputer dan Peranti Lunak Musik Pasar Barang Seni Seni Pertunjukan Televisi dan Radio Permainan Interaktif Riset dan Pengembangan Kuliner
Bobot Gabungan 0,988 0,881 0,876 0,845 0,835 0,806 0,793 0,781 0,778 0,726 0,703 0,681 0,658 0,649 0,648
Sumber : Hasil Studi LPM Unila, 2012
Sub Sektor Kerajinan merupakan sub sektor yang paling potensial jika dibandingkan dengan 13 sub sektor lainnya ditinjau dari seluruh kriteria yang dipilih/digunakan dengan bobot sebesar 0,988. Tingginya bobot nilai pada sub sektor kerajinan tersebut ditentukan ukan oleh hampir keseluruhan kriteria kecuali teknologi dan modal. Kriteria modal, walaupun pada penilaian prioritas kriteria merupakan kriteria dengan bobot tertinggi, namun untuk sub sektor kerajinan faktor modal merupakan kriteria dengan prioritas ke-10, ke , sedangkan yang menjadi prioritas utamanya adalah
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 33
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
ketersediaan pasar. Kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sub sektor unggulan atau sub sektor ekonomi kreatif yang paling potensial untuk dikembangkan di Provinsi Lampung adalah sub sektor kerajinan dengan dengan dukungan ketersediaan akses pasar yang potensial. Pada Tabel di bawah ini juga diuraikan kabupaten/kota penghasil cenderamata yang menarik minat wisatawan yaitu : Tabel 3.8 Daftar Usaha Cenderamata di Provinsi Lampung, Tahun 2013 No
Kab/Kota
1
Bandar Lampung
2
Metro
3 4
Lampung Selatan Way Kanan
5
Lampung Barat
6 7
Lampung Utara Tanggamus
8
Mesuji
Jenis Industri Kerajinan Makanan/Minuman Kerajinan Makanan Kerajinan Kerajinan Kerajinan Makanan/Minuman Kerajinan Kerajinan Keajinan Makanan
Jumlah 12 2 12 1 15 9 20 12 3 8 14 20
Sumber :Dinas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung, Lampung 2013
3.7
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS Berdasarkantugas dan fungsi Dinas pariwisata dan Ekonomi Kreatif Propinsi lampung, permasalahan yang dapat diidentifikasi antara lain : 1.
Belum maksimalnya tata kelola pelayanan perkantoran yang tertib administrasi
2.
Kurangnya kapasitas sumber daya aparatur
3.
Kurangnya sarana dan prasarana promosi serta kegiatan promosi dan pemasaran pariwisata di dalam dan luar negeri
4.
Belum terwujudnya ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan Iptek yang bernilai tambah, berdaya saing, dan berkelanjutan
5.
Kurangnya kajian kebijakan yang efektif di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 34
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
3.8
TELAAHAN VISI, VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Propinsi Lampung 2014-2019, 2019, terdapat beberapa hal penting yang perlu dicermati dalam memasuki tahapan III dari RPJPD Provinsi Lampung, yaitu : 1.
Mengembangkan kemajuan daerah dan meningkatkan pemerataan kualitas dan kesejahteraan antar wilayah;
2.
Dinamika ekonomi yang atraktif dimantapkan dengan memperluas jangkauan jaringan kerja kegiatan ekonomi dalam skala Nasional dan Internasion Internasional.
3.
Pengembangan pengetahuan dan taknologi pada upaya optimalisasi pendayagunaan potensi sumber daya dan infrastruktur.
Oleh karenanya penting sekali menjadikan visi pembangunan Provinsi Lampung menjadi visi bersama (shared ( vision).. Dengan mendasarkan modal mod dasar Provinsi Lampung, tantangan yang dihadapi dalam 5 (lima) tahun ke depan, dan mengacu pada visi pembangunan jangka panjangIndonesia Tahun 2005 2005-2025 dan visi pembangunan jangka panjang Provinsi LampungTahun 2005-2025, 2005 2025, maka visi dalam RPJMD Provinsi Lampung Tahun 2014-2019adalah :
“LAMPUNG LAMPUNG MAJU DAN SEJAHTERA 2019” 2019 Maju mempunyai konotasi modern atau industrialized.. Kemajuan mencakup domain perekonomian, sains dan teknologi, pendidikan, dan civilization (politik dan hukum). Perekonomian yang maju umumnya umumnya berbasis industri, perdagangan, dan jasa, didukung oleh infrastruktur yang mantap dan memadai. Proses produksi didukung oleh penerapan sains dan teknologi yang kental. Tingkat pendapatan masyarakat tinggi dengan pembagian yang lebih adil dan merata. Menjadi Menjadi wilayah makmur mempunyai pengertian Provinsi Lampung menjadi daerah dengan kinerja ekonomi tinggi. Desa/Kampung/Pekon tertinggal yang ada di Lampung memiliki porsi relatif besardari jumlah penduduk yang ada. Pengangguran yang tinggi mencapai tiga persen en dari jumlah penduduk. Kondisi ini paradok dengan potensi atau kekayaan wilayah yang dimiliki oleh Provinsi Lampung dan kedekatan dengan pusat ekonomi nasional DKI Jakarta yang dapat ditempuh dalam waktu 2525-40 menit melalui
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 35
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
pesawat udara dan enam jam dengan dengan moda transportasi darat dan laut. Kondisi ini menjadi motivasi untuk mencapai visi menjadi provinsi maju dengan merancang strategi pembangunan yang memungkinkan untuk terjadi pertumbuhan ekonomi tinggi yang konsisten dan persisten. Masyarakat Lampung akan akan memanfatkan secara optimal segala bentuk peluang dan kesempatan pada wilayah lain di Indonesia bahkan di luar negeri untuk kemajuan demi terwujudnya masyakarat yang makmur. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai salah satu SKPD Pemerintah Propinsi si Lampung harus mengambil peran sebagai pendukung terwujudnya visi pembangunan Propinsi Lampung. Upaya mendukung pencapaian visi propinsi tersebut harus dituangkan dalam rencana pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang merupakan sektor jasa. jasa. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif harus memiliki perencanaan lima tahun kedepan yang berorientasi kepada terwujudnya pariwisata dan ekonomi kreatif yang maju dan berdaya saing. Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif harus mampu menjadi sektor unggulan yang berkontribusi besar terhadap PDRB dan perekonomian lampung secara umum. 3.9
TELAAH RTRW PROVINSI Dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung telah ditetapkan pola pemanfaatan ruang yaitu Kawasan Andalan, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya. Kawasan andalan adalah bagian dari kawasan budidaya, baik di ruang darat maupunruang laut yang yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di sekitarnya. Khusus mengenai Kawasan Budidaya, arahan pola ruang untuk kegiatan budidaya mencakup arahan pemanfaatan kawasan kawasan hutan, kawasan pertanian, serta kawasan non-pertanian. pertanian. Salah satu kawasan budidaya non pertanian adalah Kawasan Pariwisata. Pengembangan pariwisata Provinsi Lampung diarahkan pada pengembangan pariwisata alam (ekowisata) dan wisata bahari untuk mendukung mend pelestarian lingkungan, khususnya di Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Wisata Terpadu LombokLombok Ranau dan Gunung
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 36
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Betung. Wisata bahari sebagai obyek wisata yang potensial diarahkan di sekitar Teluk Lampung, mulai dari Kalianda Kalianda hingga Padang Cermin, serta kawasan Kepulauan Krakatau sebagai kawasan yang potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari berskala internasional. Wisata buatan (man made made) diarahkan ke Taman Wisata Bumi Kedaton dan Bakauheni dan sekitarnya sekitarnya (Tugu Siger). 3.10 PENENTUAN ISU ISU-ISU STRATEGIS Beberapa isu strategis terkait dengan pengembangan pariwisata antara lain : 1.
Koordinasi Penyelenggaraan Pengembangan Pariwisata Antar Pemangku Kepentingan (Stakeholders). ( Pengembangan dan pengelolaan pariwisata Provinsi Provinsi Lampung yang terkoordinir dengan baik dinilai akan menjadi lingkungan yang kondusif bagi iklim investasi pariwisata.Agar tercapai suatu koordinasi yang baik, perlu diperhatikan aspek hukum yang dapat mengikat pihak-pihak pihak pihak yang terlibat dalam pengembangan pengemba pariwisata.
2.
Pengembangan Pariwisata Provinsi Lampung yang Ramah Lingkungan. Pengembangan produk pariwisata, sebaiknya menggunakan pendekatan pengembanganecotourism pengembanganecotourism yang menyelaraskan kegiatan pariwisata dengan kegiatan konservasi lingkungan alam dan budaya dalam arti yang luas. luas
3.
Pariwisata Sebagai Alat Mencapai Pemerataan Pembangunan di Provinsi Lampung. Ketimpangan etimpangan pembangunan antara wilayah yang maju dengan wilayah yang relatif belum maju harus menjadi perhatian. Pengembangan sektor pariwisata diharapkan pkan dapat mengurangi ketimpangan yang terjadi.
4.
Aspek Sosial Ekonomi dari Pengembangan Pariwisata di Provinsi Lampung. Isu ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas manusia dan kualitas hidup masyarakat melalui pengembangan pariwisata. Sumberdaya manusia yang dilibatkan dalam pengembangan pariwisata harus memiliki keterampilan tinggi untuk meningkatkan daya saing. Selain itupariwisata harus dapat memberikan manfaat sosial selain ekonomi.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 37
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 38
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
5.
Pembentukan Jati Diri Masyarakat Lampung Pariwisata harus bisa menjadi menjadi alat pelestarian dan pembentukan identitas masyarakat Lampung. Pemanfaatan unsur-unsur unsur unsur budaya dan tradisi untuk pariwisata seharusnya tidak dilihat sebagai komoditas ekonomi semata tapi juga sebagai cara untuk mengangkat kembali budaya dan tradisi lok lokal ke tempat terhormat dan membanggakan bagi masyarakat setempat khususnya, dan Lampung pada umumnya
6.
Peningkatan Kualitas Produk Pariwisata Isu peningkatan kualitas produk pariwisata sebenarnya secara implisit merupakan gabungan dari isu-isu isu isu strategis lain karena keberhasilan produk pariwisata ditentukan oleh beragam aspek. Selain daya tarik yang bernilai tinggi dan keunikan, suatu produk wisata harus didukung pengelolaan dan iklim pengembangan yang baik. Daya tarik yang dinilai menjadi kekuatan Lampung adalah daya tarik lingkungan alam yang dikedepankan sebagai gunung, rimba, air, laut, pantai, sungai, seni dan budaya
7.
Pengembangan ekonomi kreatif berbasis seni budaya dalam rangka mendukung pariwisata. pariwisata
Sedangkan beberapa isu strategis dalam pengembangan ekonomi kreatif di Provinsi Lampung yaitu : 1.
Kurangnya Daya Tarik Industri Rendahnya daya tarik industri kreatif dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : sulitnya akses pembiayaan dari lembaga keuangan, rendahnya apresiasi oleh masyarakat, kurangnya sarana dan prasarana, serta rendahnya dukungan kebijakan pemerintah. Kondisi tersebut selain merupakan permasalahan pada tingkat nasional juga terjadi ter di Provinsi Lampung.
2.
Keberadaan Posisi Dominan Posisi dominan merupakan hal yang lumrah dalam struktur industri. Namun posisi dominan sangat rentan untuk disalah gunakan, sehingga membawa dampak persaingan tidak sehat pada industri. Subsektor penerbit penerbitan dan percetakan, televisi, film, merupakan contoh adanya posisi dominan pada
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 39
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
industri kreatif. Kondisi tersebut terjadi pada tingkat nasional, dan diduga akan terjadi di Provinsi Lampung. 3.
Belum Ada Usaha Best Practice Untuk Industri Kreatif Umumnya, model mode bisnis usaha-usaha usaha kreatif di Indonesia belum sampai pada tingkat kematangan yang tinggi. Bahkan di beberapa subsektor, belum ditemukan best practice.. Kondisi ini antara lain disebabkan pesatnya perkembangan teknologi serta kebijakan dan tata kelola industri indu yang belum matang. Kondisi tersebut selain merupakan permasalahan pada tingkat nasional juga terjadi di Provinsi Lampung.Di Provinsi Lampung terdapat pelaku usaha pada sub sektor Layanan Komputer dan Peranti Lunak yang dapat dijadikan best practice bagi gi model usaha kreatif di Provinsi Lampung, yaitu Aztechsoft Int. Dengan fokus usaha pada pengembangan accounting software “ACOSYS”. ACOSYS”. Kini Aztechsoft Int telah memiliki 21 cabang yang tersebar diseluruh Indonesia, seperti : Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Aceh, Riau, Makasar dan masih banyak lainnya. Pada tahun 2013 Aztechsoft Int mentargetkan Go Internasional dengan produk AcosysAccounting Software telah memiliki seri ke 4.
4.
Risiko Usaha Tinggi Industri kreatif banyak menghasilkan produk kreatif yang sifatnya intangible in dan sebagian memerlukan biaya tinggi pada prosesnya. Karenanya, industri kreatif selalu dipandang sebagai industri yang berisiko tinggi. Contohnya di industri film, musik, dan permainan interaktif. Akibatnya mengimpor film lebih menarik dibanding memproduksi sendiri. Di Provinsi Lampung kondisi tersebut saat ini belum teridentifikasi, akan tertapi hal tersebut merupakan potensi permasalahan bagi wirausaha sektor industri kreatif yang akan menjajakan karyanya di Provinsi Lampung.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
III - 40