RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015 - 2019 BALAI BESAR PENELITIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN (BBPSEKP)
Penyusun:
Tim Penyusun Renstra: Sonny Koeshendrajana (Ketua) Achmad Zamroni (Sekretaris) Zahri Nasution (Anggota) Tajerin (Anggota) Armen Zulham (Anggota) Pieter Amalo (Anggota) Yayan Hikmayani (Anggota) Siti Hajar Suryawati (Anggota)
Didukung oleh: Fatriyandi Nur Priyatna (Sekretaris Kelti SDKP); Rizki Muhartono (Sekretaris Kelti SosKel); Rikrik Rahardian (Sekretaris Kelti SUPP); Edwin Yulia (Staf TU); Tenny Aprilliani (Kasie. Kerjasama); Retno Erlina Rahmawati (Kasie. Program dan Anggaran); Retno Widiastuti (Kasie Monev); Andrian Ramadhan (Peneliti), Rizki Aprilian Wijaya (Peneliti), Muhajir (Peneliti), Titin Hasanah (PUMK)
BALAI BESAR PENELITIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014
I
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSE-KP) Tahun 2015-2019 dapat diselesaikan. Dokumen ini disusun sebagai implementasi Surat Keputusan Kepala BBPSE-KP No. 13.1/BALITBANGKP/BBPSEKP/VIII/2014 tentang ‘Perubahan Ke-2 Penetapan Tim Penyusun Rencana Strategis BBPSE-KP Tahun 2015-2019’. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, pembangunan kelautan dan perikanan di arahkan untuk mewujudkan 3 misi, yakni: (1) Mewujudkan Bangsa Yang Berdaya Saing; (2) Mewujudkan Indonesia Yang Asri dan Lestari, dan; (3) Mewujudkan Indonesia Menjadi Negara Kepulauan Yang Mandiri, Maju, Kuat dan Berbasis kepentingan Nasional. Dokumen ini disusun dengan memperhatikan dan mengacu visi dan misi presiden yang baru terpilih yang mengusung Indonesia sebagai poros maritim dunia dan tercermin dalam dokumen NAWA CITA. Selain rujukan penting di atas, dokumen ini disusun secara participatif dan telah mengakomodasi situasi dan kondisi yang diharapkan oleh peneliti maupun pendukung penelitian di lingkup BBPSE-KP serta mitra kerja di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Meskipun demikian, dokumen ini bersifat ‘living documment’ yang mengandung pengertian dapat mengalami perubahan secara fleksibel berdasarkan perkembangan lingkungan strategis yang berubah secara dinamis. Kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun serta semua pihak yang telah berkontribusi sehingga dokumen RENSTRA BBPSE-KP Tahun 2015-2019 dapat diwujudkan. Kami menyadari bahwa dokumen ini masih belum sempurna sesuai dengan harapan kita semua; untuk itu saran dan masukan bersifat konstruktif selalu diharapkan untuk penyempurnaan dokumen ini. Semoga dokumen RENSTRA BBPSE-KP tahun 2015-2019 yang tersusun ini dapat menjadi panduan bagi penyusunan rencana kegiatan tahunan Balai Besar penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan.
Tim Penyusun
II
RINGKASAN EKSEKUTIF Rencana Strategis (RENSTRA) Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) disusun sebagai acuan pelaksanaan PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN sosial ekonomi kelautan dan perikanan maupun acuan penguatan dan pengembangan pendukung Penelitian dan Pengembangan (Litbang) selama 2015 2019. RENSTRA BBPSEKP disusun secara partisipatif melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) Evaluasi RPJMN BBPSE tahun 2010-2014; (2) Identifikasi isu dan lingkungan strategis jangka menengah 2014-2019; (3) Mengadopsi arahan dan kebijakan kepala Badan dan kepala Balai; (4) Memperhatikan tentatif roadmap 12 Agustus 2014; (5) Aspirasi peneliti dan pendukung penelitian BBPSEKP; (6) Telaah kritis Visi-Misi-Program penelitian dan pengembangan, serta; (7) Perubahan paradigma dan fokus kebijakan menteri KP. Sistematika penulisan RENSTRA terdiri dari enam bab. Bab pertama merupakan Pendahuluan; Bab kedua menguraikan capaian kinerja BBPSEKP selama periode 2010-2014. Bab ketiga menggambarkan Potensi dan lingkungan strategis pembangunan KP, yang mencakup potensi kelautan dan perikanan sebagai negara maritim, pembangunan nasional, pembangunan kelautan dan perikanan, penelitian dan pengembangan nasional, serta penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan. Bab keempat memuat isu, arah dan kebijakan strategi, yang mencakup isu pemabngunan kelautan dan perikanan, isu perkembangan kepakaran peneliti dan pembinaan pegawai. Disamping itu, arah kebijakan penelitian dan manajerial juga disampaikan pada bab ini. Bab lima menguraikan Visi, Misi dan program penelitian sosial ekonomi; dan Bab keenam adalah penutup.
III
DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar .............................................................................................................................. II Ringkasan Eksekutif ....................................................................................................................... III Daftar Isi......................................................................................................................................... IV Daftar Tabel ................................................................................................................................... V Daftar Gambar ............................................................................................................................ VI Daftar Lampiran .......................................................................................................................... VII Bab I. Pendahuluan ........................................................................................................................ 1 Bab II. Capaian Kinerja Bbpsekp ................................................................................................ 4 2.1.
Penelitian Dan Pengembangan...................................................................................... 4
2.2.
Pendukung Penelitian Dan Manajerial ......................................................................... 5
2.2.1. Pendukung Penelitian ....................................................................................................... 5 2.2.2. Bidang Manajerial ........................................................................................................... 6 Bab III. Potensi Dan Lingkungan Strategis Pembangunan Kp ........................................... 13 3.1.
Potensi Kelautan Dan Perikanan Sebagai Kekuatan Negara Maritim Indonesia13
3.2.
Lingkungan Strategis ..................................................................................................... 14
3.2.1. Pembangunan Nasional................................................................................................ 14 3.2.2. Pembangunan Kelautan Dan Perikanan.................................................................... 15 3.3.3. Penelitian Dan Pengembangan (Litbang) Nasional ................................................ 21 3.3.4. Penelitian Dan Pengembangan Kelautan Dan Perikanan ..................................... 21 Bab IV. Isu Dan Arah Kebijakan Strategis .............................................................................. 22 4.1.
Isu Strategis .................................................................................................................... 22
4.1.1. Isu-Isu Pembangunan Kelautan Dan Perikanan ........................................................ 22 4.1.2. Isu Perkembangan Kepakaran Peneliti Dan Pembinaan Pegawai ...................... 26 4.2.
Arah Kebijakan Strategis ............................................................................................. 27
4.2.1. Bidang Penelitian........................................................................................................... 27 4.2.2. Bidang Manajerial ........................................................................................................ 29 Bab V. Visi, Misi Dan Program Penelitian Sosial Ekonomi ................................................... 34 5.1.
Visi Dan Misi Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan .. 34
5.2.
Kelompok Peneliti Dan Program Penelitian .............................................................. 40
Bab VI. Penutup ............................................................................................................................ 46
IV
DAFTAR TABEL Hal Tabel 1.
Perkembangan Jumlah Capaian Kinerja Output BBPSEKP Tahun 2010-2014 4
Tabel 2.
Capaian Indikator Kinerja Utama Penyebaran Hasil Penelitian, Tahun 2010-2014 .................................................................................................................. 6
Tabel 3.
Rekapitulasi Sumberdaya Manusia yang Tersedia Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Balai Besar Penelitian Sosial EkonomiKelautan dan Perikanan, sampai dengan 15 November 2014 ....................................................................11
Tabel 4.
Rekapitulasi Sumberdaya Manusia yang Tersedia Berdasarkan Jabatan Fungsional Peneliti di Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, sampai dengan 15 November 2014 ................................................ 11
Tabel 5.
Rekapitulasi Sumberdaya Manusia BBPSEKP Berdasarkan Tingkat Pendidikan, sampai dengan 15 November 2014 ....................................................................11
Tabel 6.
Perkembangan Kepakaran Dalam Bidang Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Yang Diusulkan KKP ke LIPI, 2014 ......................................................26
Tabel 7.
Rencana Kebutuhan Pegawai BBPSEKP 2015 – 2019 berdasarkan kondisi riil PNS tahun 2014 ........................................................................................................30
Tabel 8.
Rencana Pengembangan Jabatan Fungsional Peneliti ....................................... 31
Tabel 9.
Rencana DIKLATPIM dan DIKLATFUNGSIONAL 2015 – 2019 ........................31
Tabel 10. Keterkaitan Misi Utama BBPSEKP dengan NAWACITA ..................................... 35 Tabel 11. Pengertian Penelitian Dasar, Terapan dan Pengembangan Experimental .....40 Tabel 12. Keterkaitan Program Penelitian BBPSEKP 2015-2019 dengan NAWACITA .42
V
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1. Prosedur Penyusunan RENSTRA BBPSEKP ............................................................... 3
VI
DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran 1.
Roadmap kegiatan penelitian KELTI SOSIAL dan KELEMBAGAAN............47
Lampiran 2.
Roadmap Kegiatan Penelitian Kelti Sistem Usaha Pemasaran Dan Perdagangan ........................................................................................................48
Lampiran 3.
Roadmap Kegiatan Penelitian Kelti Dinamika Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan ..................................................................................... 49
Lampiran 4.
Fokus Penelitian Bidang Sosial Ekonomi Berdasarkan NAWACITA ............50
Lampiran 5.
Usulan perubahan kelompok penelitian dan kelompok penelitian ............52
VII
BAB I.
PENDAHULUAN
Pembangunan Kelautan dan Perikanan (KP) merupakan amanat Undang-undang (UU) No 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2005-2025, khususnya mengacu pada misi-misi: (1) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing; (2) Mewujudkan Indonesia yang asri dan lestari, dan; (3) Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional. Pergantian presiden dari Dr Susilo Bambang Yudoyono ke Ir. Joko Widodo membawa konsekuensi perubahan paradigma dan fokus pembangunan pada lima tahun mendatang yang tertuang dalam janji ‘NAWA CITA’ (Lampiran 4). Perubahan paradigma dan fokus pembangunan tersebut terefleksi pada VISI yang ingin diwujudkan, yaitu menjadikan Indonesia negara yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotongroyong. Secara umum, pemerintahan 2015-2019 berupaya merealisir Indonesia sebagai poros maritim dunia yang perwujudannya antara lain melalui kedaulatan maritim. Sektor kelautan dan perikanan merupakan sektor penting bagi pembangunan perekonomian Indonesia. Kelautan dan perikanan adalah sebuah entitas yang tidak bisa dipisahkan dengan semangat kemaritiman, dimana di dalamnya tidak hanya terkait dengan ketahanan pangan nasional; tetapi juga sangat terkait erat dengan pemanfaatan dan pendayagunaan potensi ekonomi kelautan untuk kesejahteraan masyarakat, termasuk kelestarian lingkungan. Potensi perikanan yang ada, sebagian besar sudah mengalami tangkap lebih (over exploitasi) dan hanya sebagian kecil belum dimanfaatkan secara optimal (under exploitasi). Fenomena Illegal, Unreported, Unregulated ( IUU) Fishing telah menyebabkan rusaknya sumber daya perikanan, kerugian ekonomi yang cukup besar serta meluasnya kerugian sosial. Persoalan kemiskinan masyarakat nelayan sebagai ujung tombak pelaku usaha perikanan masih selalui mewarnai performansi sektor perikanan selama ini. Pada sisi lain, tingkat kesejahteraan masyarakat secara global bertumpu pada tiga aspek mendasar, yakni ketahanan pangan (food security), keberlanjutan pembangunan (sustainabe development) dan daya saing (competitiveness). Pada akhir tahun 2015, kawasan ASEAN akan menjadi pasar terbuka berbasis produksi, dimana aliran barang, jasa dan investasi akan bergerak bebas sesuai dengan kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), merupakan komitmen yang dibangun oleh 10 negara ASEAN untuk meningkatkan perekonomian kawasan, dengan cara meningkatkan daya saing perdagangan dan investasi agar tercipta pertumbuhan ekonomi yang merata, peningkatan taraf hidup masyarakat dan penurunan angka kemiskinan. Persoalan 1
lainnya adalah minimnya transportasi antar pulau, lemahnya pengamanan dan pengawasan sumber daya perairan Indonesia, minimnya pendapatan negara dari sektor KP serta lemahnya industri nasional berbasis kelautan dan perikanan. Persoalan tersebut di atas masih diperparah oleh sinergi kebijakan sektor kelautan dan perikanan atau maritim. Sinergi dalam pengertian tumbuh dan berkembangnya komunikasi dan kolaborasi antar sektor dan stakeholder terkait dalam merumuskan arah, tujuan dan target dari seluruh aktivitas yang dilakukan sehingga mampu menciptakan kebijakan dan strategi implementasi program yang telah dicanangkan. Era globalisasi dan informasi memberikan peluang dan tantangan dalam mewujudkan sinergi, antara lain memperkuat fungsi kontrol melalui transparansi serta partisipasi masyarakat dalam menjamin keberlangsungan pembangunan yang dilaksanakan. Perkembangan sistem informasi dapat dijadikan landasan upaya mewujudkan, mempercepat dan memperkuat sinergi antar sektor dan stakeholder dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) maupun perannya. Globalisasi dapat dipandang sebagai peluang untuk meningkatkan daya saing yang terefleksi dalam mewujudan peningkatan efisiensi kerja secara produktif. Hal tersebut, tidak hanya sekedar harapan antar sektor terkait KP; tetapi lebih penting lagi adalah dalam internal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada berbagai jenjang eselon yang ada. Secara ringkas, sinergi diharapkan mampu menghapus persoalan ego sektor dan tumpang tindih tupoksi satuan-satuan kerja yang terjadi. Keterbukaan dan sinergi akan mampu menyelaraskan misi dan program yang dicanangkan sesuai dengan indikator pencapaian kinerja yang bersifat terbuka untuk mendapatkan umpan balik. Mengacu pada uraian tersebut di atas, Rencana Strategis (RENSTRA) Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) dipandang perlu untuk disusun. Penyusunan RENSTRA BBPSEKP dimaksudkan sebagai acuan pelaksanaan PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN sosial ekonomi kelautan dan perikanan maupun acuan penguatan dan pengembangan pendukung Penelitian dan Pengembangan (Litbang). RENSTRA disusun secara partisipatif melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) Evaluasi RPJMN BBPSE tahun 2010-2014; (2) Identifikasi isu dan lingkungan strategis jangka menengah 2014-2019; (3) Mengadopsi arahan dan kebijakan kepala Badan dan kepala Balai; (4) Memperhatikan tentatif roadmap 12 Agustus 2014; (5) Aspirasi peneliti dan pendukung penelitian BBPSEKP; (6) Telaah kritis Visi-Misi-Program penelitian dan pengembangan, serta; (7) Perubahan paradigma dan fokus kebijakan menteri KP 2
Seperti diilustrasikan pada Gambar 1. Arahan dan Kebijakan Ka Badan & Ka Balai
Re- Identifikasi Visi – Misi – Program Litbang (Telaah Kritis)
Evaluasi RPJMN BBPSE 2010-2014
Isu dan Lingkungan Strategis Jangka Menengah 2015-2019 (background studies)
Rancangan Akhir RENSTRA BBPSE 2015-2019
Rancangan RENSTRA BBPSE 2015-2019
Tentatif Road Map Teridentifikasi (s/d 12 Agustus 2014)
Aspirasi Peneliti & Pendukung Penelitian
Perubahan Kebijakan Menteri Gambar 1. Prosedur Penyusunan RENSTRA BBPSEKP Sistematika penulisan RENSTRA adalah sebagai berikut. Bab pertama merupakan Pendahuluan; selanjutnya Bab kedua menguraikan kinerja BBPSEKP selama periode 2010-2014. Potensi dan lingkungan strategis pembangunan KP dijelaskan pada Bab ketiga. Bab keempat memuat isu, arah dan kebijakan strategi; pada bab ini diuraikan kepakaran, kelompok peneliti dan kelompok penelitian. Bab lima menguraikan Visi, Misi dan program penelitian sosial ekonomi dan di akhiri penutup pada Bab keenam.
3
BAB II. CAPAIAN KINERJA BBPSEKP Secara garis besar, capaian kinerja BBPSEKP diklasifikasikan ke dalam 2 kategori, yakni: (1) penelitian dan pengembangan, dan; (2) pendukung penelitian atau manajerial. 2.1.
Penelitian dan Pengembangan Capaian kinerja BBPSEKP selama periode 2010-2014 dapat diklasifikasikan
dalam dua kategori yaitu kegiatan penelitian dan pengembangan dan kegiatan manajerial. Kegiatan penelitian dan pengembangan dimaksudkan sebagai segala aktivitas yang dilakukan oleh peneliti yang terhimpun dalam kelompok penelitian dalam rangka mewujudkan pencapaian target prioritas program nasional, prioritas program KKP dan kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP). Secara kuantitatif output yang dihasilkan direfleksikan dalam bentuk capaian kinerja berupa indikator kinerja utama (IKU) seperti diilustrasikan pada Tabel 1. Sementara itu, kegiatan pendukung penelitian atau manajerial dimaksudkan segala aktivitas yang dilakukan oleh Bagian Tata Usaha, Bidang Tata Operasional dan Bidang Pelayanan Teknis yang diarahkan untuk mengakselerasi pencapaian target kegiatan penelitian. Tabel 1. Perkembangan Jumlah Capaian Kinerja Output BBPSEKP Tahun 2010-2014 Tahun Target/ Indikator Kinerja Utama (IKU) Capaian 2010 2011 2012 2013 2014 Rekomendasi kebijakan pembangunan Target 4 4 4 4 4 ** kelautan dan perikanan Capaian 4 5 11 40 Model Pengembangan Usaha Berbasis Target 4 4 x*) x*) x*) *) *) Minapolitan Capaian 4 4 x x x*) Model kelembagaan penerapan Target 2 2 4 4 4 ** IPTEK Capaian 2 2 8 15 Data dan informasi sosial ekonomi KP Target 11 11 11 11 11 ** Capaian 13 12 11 14 Karya tulis ilmiah (KTI) Target 24 24 25 25 25 ** Capaian 37 48 47 36 *) Setelah tahun 2011 jumlah target model pengembangan usaha berbasis minapolitan digabungkan menjadi model kelembagaan penerapan IPTEK **) Sedang dalam proses pelaksanaan kegiatan. Capaian lebih besar dari target
4
Capaian kinerja pada Tabel 1 diperoleh dari berbagai judul penelitian dan pengembangan yang telah direncanakan. Penelitian dan pengembangan tersebut dilaksanakan untuk mendukung prioritas nasional, yaitu: penanggulangan kemiskinan dan ketahanan pangan; kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas, peningkatan distribusi dan pemenuhan kebutuhan konsumsi, peningkatan nilai tambah, daya saing dan pemasaran produk perikanan, peningkatan kapasitas masyarakat perikanan, perecepatan dan perluasan pembangunan ekonomi pada koridor MP3EI yang seluruh kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan tersebut dituangkan dalam program prioritas KKP yaitu minapolitan, industrialisasi, dan blue economy; dan tujuh fokus Balitbang KP yaitu mendukung industrialisasi KP, pengembangan energi laut, pengembangan marikultur, blue economy, farmasetika, garam industri dan produk garam turunan, dan CTI. Secara substansial, capaian kinerja tersebut telah didiseminasikan dalam bentuk sosialisasi kepada stakeholder terkait, antara lain Direktorat Jenderal lingkup KKP, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi maupun pelaku usaha pada sektor KP melalui kegiatan sosialisasi, workshop, dan seminar serta dalam bentuk dokumen (publikasi) yang disampaikan secara resmi. 2.2.
Pendukung Penelitian dan Manajerial
2.2.1.
Pendukung Penelitian
Penyebarluasan hasil penelitian BBPSEKP dilakukan dengan beberapa metode diantaranya melalui komunikasi tatap muka dan publikasi tercetak. Komunikasi tatap muka dalam penyebaran hasil penelitian BBPSEKP adalah penyelenggaraan pertemuan ilmiah dan kegiatan pameran, sedangkan publikasi tercetak hasil penelitian dalam bentuk jurnal, buletin, leaflet, poster dan policy brief. Sampai tahun 2014, BBPSEKP sudah berhasil mempublikasikan jurnal ilmiah dengan status terakreditasi yaitu Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan dengan jumlah terbitan dua kali dalam setahun. Publikasi lainnya yang masih dalam status belum terakreditasi meliputi Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (terbit 2 kali setahun) dan Buletin Riset Sosek KP (terbit 2 kali setahun). Peningkatan status publikasi terus diupayakan melalui pemenuhan persyaratan akreditasi dari LIPI, maintenance terhadap akreditasi jurnal Sosek KP pun terus dilakukan setiap dua tahun sekali.
5
Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Utama Penyebaran Hasil Penelitian, Tahun 2010-2014 Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah data dan informasi ilmiah Sosial Ekonomi KP Jumlah Publikasi Sosial Ekonomi di Lingkup BBPSEKP Frekuensi pertemuan ilmiah sosek KP di Lingkup BBPSEKP Jumlah Jejaring Kemitraan
Target/ Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian
2010 11 11 14 14 4 4 3 3
2011 11 11 14 14 4 4 3 2
Tahun 2012 2013 11 11 11 11 14 14 14 14 4 4 4 4 3 3 3 1
2014 11 11 14 14 4 4 3 1
Pertemuan ilmiah yang rutin dilaksanakan setiap tahun oleh BBPSEKP adalah Seminar Nasional Sosek KP, Seminar Internal Hasil Penelitian BBPSEKP dan Temu Sains, Kebijakan dan Pasar (TSKP). Tema yang diangkat setiap tahunnya didasarkan kepada isu-isu yang berkembang disektor kelautan dan perikanan seperti isu kemiskinan, ketahanan pangan, daya saing produk, blue economy dan industrialisasi perikanan. Diseminasi hasil penelitian juga dilakukan melalui kegiatan pameran baik yang diselenggarakan oleh KKP, BalitbangKP maupun institusi lainnya. Jejaring kerjasama penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan dibangun melalui kerjasama kelembagaan baik nasional maupun internasional, yang bersifat bilateral maupun multilateral. Jejaring kerjasama baik dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam diseminasi hasil penelitian akan terus dikembangkan di BBPSEKP dengan prinsip kemitraan. 2.2.2.
Bidang Manajerial Capaian kinerja Sub Bagian Kepegawaian selama periode tahun 2010 – 2014
adalah: a. Pengelolaan Usulan Berkas Kenaikan Pangkat (Reguler dan Pilihan) dan Jabatan (Struktural dan Fungsional) yang dilaksanakan dari tahun 2010 sampai 2014 sebanyak 78 pegawai. b. Pengelolaan pemberkasan angka kredit pejabat fungsional peneliti, pustakawan, pranata komputer dan pengelola pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan setiap tahun. Pada tahun 2010 – 2011 hanya terdapat jabatan fungsional Peneliti dan Pustakawan, sedangkan pada tahun 2012 ada penambahan Jabatan Fungsional Pranata Komputer dan pada tahun 2014 bertambah satu jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang dan Jasa. c. Pembahasan dan pengelolaan usulan penilaian Reformasi Birokrasi yang dimulai pada tahun 2012 yang berimplikasi pada pemberian tunjangan kinerja dengan 6
capaian nilai sebesar 45% pada tahun 2013 dan 2014. Tunjangan Kinerja yang diberikan setelah dilakukan penilaian terhadap dokumen usulan dan verifikasi lapangan oleh Unit Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional (UPRBN) untuk disampaikan kepada Tim Reformasi Birokrasi Nasional (TRBN) yang selanjutnya mendapatkan persetujuan Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional (KPRBN). Penetapan pemberian tunjangan kinerja terutama didasarkan pada : - Kesiapan kementerian dalam melaksanakan reformasi birokrasi secara berkesinambungan. - Dampak potensial strategis dari pelaksanaan reformasi birokrasi kementerian dan dilaksanakan oleh Tim Independent Reformasi Birokrasi. Tambahan/ pengurangan tunjangan kinerja (reward and punishment) dilakukan setelah monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi kementerian oleh Tim Independent. UPRBN mmproses hasil monitoring dan evaluasi serta masukan Tim Quality Assurance kemudian disampaikan kepada TRBN untuk selanjutnya mendapatkan persetujuan KPRBN. Fokus pertimbangannya adalah : - Kemajuan kementerian dalam melaksanakan reformasi birokrasi secara berkesinambungan. - Dampak strategis dari pelaksanaan reformasi birokrasi kementerian. d. Penghitungan dan Analisa Beban Kerja sebagai bahan pembuatan rencana kebutuhan Sumber Daya Manusia setiap tahun dan lima tahunan. Termasuk di antaranya pada penghitungan Analisa Beban Kerja tahun 2013 berdasarkan pertimbangan perkembangan jumlah kegiatan maka dilakukan perubahan pada metode penghitungan beban kerja dari penghitungan beban kerja setiap kegiatan penelitian diganti dengan penghitungan beban kerja berdasarkan jabatan fungsional tertentu. e. Kegiatan Peningkatan Team Building dilaksanakan setiap tahun melalui metode Emotional Spiritual Quotion (ESQ). Pada tahun 2014 dilakukan perubahan metode peningkatan team building dengan lebih mengedepankan permainan yang lebih menguatkan team building antar pegawai termasuk dengan pejabat dengan tujuan mencairkan suasana hubungan antar pegawai. Metode ini ternyata juga membuat setiap pegawai dapat menghilangkan kejenuhan dengan rutinitas dalam pekerjaan sehari-hari. f. Melaksanakan Sosialisasi Peraturan Kepegawaian yang dilaksanakan setiap tahun, yang meliputi sosialisasi : - Peraturan terkait Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan diterbitkannya PP Nomor 53 Tahun 2010. 7
-
-
-
-
Peraturan terkait jabatan fungsional peneliti, meliputi peraturan terkait Etika Peneliti, Penilaian Angka Kredit Peneliti, Karir Peneliti, dan Tugas Minimal yang harus dipenuhi pada setiap jenjang peneliti. Peraturan terkait sistem penilaian prestasi kerja pegawai melalui penilaian sasaran kerja dan perilaku pegawai berdasarkan PP Nomor 46 tahun 2011. Penilaian Prestasi Kerja sudah mulai dilaksanakan pada tahun 2014 yang digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi kinerja pegawai yang secara administratif digunakan sebagai persyaratan penilaian angka kredit, kenaikan pangkat/ jabatan, pencantuman gelar, ujian dinas, dan persyaratan admnistratif lainnya. Workshop pengelolaan aplikasi fungsional peneliti online yang dilaksanakan pada tahun 2013 dan 2014 dengan mengundang perwakilan peneliti dalam bimbingan teknis (BIMTEK). Aplikasi fungsional online mulai diterapkan pada penilaian angka kredit bulan Oktober 2013 dan masih digunakan berdampingan dengan penyerahan berkas hardcopy peneliti kepada TP2I/ TP3, tetapi nantinya pengajuan penilaian angka kredit peneliti cukup secara online menggunakan aplikasi tersebut untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas. Peraturan penggunaan dan pertanggungjawaban anggaran APBN dan
perpajakan. - Peraturan terkait pengadaan barang dan jasa serta bukti pembeliannya. - Peraturan terkait Pokok – Pokok Kepegawaian. - Peraturan terkait Reformasi Birokrasi (RB) dalam rangka Pembangunan Sistem Informasi Kinerja dalam rangka percepatan program RB. - Peraturan terkait UU Aparatur Sipil Negara dimana sudah dilakukan penerapan perpanjangan pensiun dari 56 tahun menjadi 58 tahun kepada tiga orang PNS. - Peraturan terkait Mutasi Kenaikan Pangkat dan Jabatan. g. Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia melalui pendidikan dan pelatihan bagi pejabat struktural, pejabat fungsional umum, dan pejabat fungsional tertentu : -
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Lemhanas, Diklatpim Tk. III, Diklatpim Tk. IV, Diklat Prajabatan. Bimbingan teknis (bimtek) Arsiparis/ Tata Naskah Dinas yang dilaksanakan setiap tahun. Bimtek Aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) yang dilaksanakan setiap tahun. Bimtek terkait Informasi dan Teknologi bagi Pejabat Fungsional Pranata Komputer. 8
-
Bimtek terkait Pengelolaan Perpustakaan. Pelatihan Metodologi Penelitian bagi pejabat fungsional peneliti yang dilaksanakan setiap tahun. Pelatihan Metode Penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi pejabat fungsional peneliti pada tahun 2012 dan 2013. Pelatihan Training for Trainee bagi pejabat fungsional peneliti pada tahun 2011. Pelatihan Analisa SWOT bagi pejabat fungsional peneliti pada tahun 2011. Pelatihan Geographic Information System (GIS) bagi pejabat fungsional peneliti pada tahun 2011. Pelatihan Manajemen Gedung dan Laboratorium pada tahun 2011. Bimtek Penyelesaian Permasalahan Hukum di bidang kepegawaian. Bimtek Caraka yang dilaksanakan setiap tahun. Bimtek terkait pengelolaan dana pensiun pada tahun 2012. Workshop terkait Mutasi Kepegawaian pada tahun 2012. Temu teknis Teknisi Litkayasa pada tahun 2013. Bimtek Pembangunan Sistem Informasi Kinerja dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi pada tahun 2013. Bimtek terkait Pengadaan Barang dan Jasa dengan mengirimkan pegawai untuk
mengikuti bimtek yang sudah meluluskan empat orang PNS pada tahun 2010 dan 2012. h. Penyusunan Analisa Jabatan setiap tahun dengan menguraikan tugas – tugas masing jabatan, menempatkan pegawai yang tepat pada jabatan tersebut, dan melakukan penilaian jabatan yang mulai tahun 2013 digunakan sebagai bahan penilaian kelas jabatan dalam RB. i. Pembinaan etika pegawai yang berimplikasi pada perpanjangan perjanjian kerja para tenaga kontrak dan pembinaan berupa teguran lisan maupun tertulis yang dilaksanakan setiap tahun. Pada tahun 2010 dalam masa pembelajaran penerapan hukuman disiplin dengan mengikutsertakan pegawai dalam bimtek. Pada tahun 2011 sudah mulai diterapkan dan memberikan hukuman disiplin Pemberhentian Dengan Tidak Hormat pada dua orang PNS karena tidak disiplin masuk kerja pada tahun 2013 dan 2014. Memberikan Surat Hukuman Disiplin Tingkat Ringan kepada dua orang PNS pada tahun 2013 dan 2014. Dari tenaga kontrak ada seorang pegawai yang dikeluarkan karena pelanggaran etika pada tahun 2012. j. Penyusunan Prosedur Operasional Standar seluruh bagian/bidang/kelompok peneliti yang sudah dilaksanakan pada tahun 2010 sampai dengan 2013. k. Pengelolaan arsip berkas pegawai berdasarkan Tata Naskah Dinas Balitbang KP 9
yang dilaksanakan setiap tahun. l. Pembinaan mental pegawai melalui kegiatan ceramah keagamaan yang dilaksanakan setiap tahun. m. Pengelolaan cuti setiap pegawai. n. Rekapitulasi presensi pegawai yang dilaksanakan setiap hari untuk mendapatkan nilai uang makan dan tunjangan kinerja setiap pegawai. - Rekapitulasi presensi pegawai dan penghitungan uang makan menggunakan program berbasis microsoft office excel pada tahun 2010 yang dilakukan perubahan secara bertahap sampai tahun 2012. Rekapitulasi presensi pegawai, penghitungan uang makan dan tunjangan kinerja menggunakan program berbasis microsoft office excel menggunakan lima form pada tahun 2013 yang dilakukan perubahan dengan penambahan 2 form tunjangan kinerja. - Menambahkan database pegawai ke dalam setiap bulan sehingga data pegawai yang digunakan untuk presensi selalu up to date dan tidak menyulitkan ketika melakukan pengecekan presensi dan penghitungan secara terpisah per bulan. o. Pengelolaan lima orang pensiun pegawai. -
p. Pengelolaan berkas Kenaikan Gaji Berkala sebayak total 178 berkas pegawai dari 2010 sampai 2014 setiap bulan yang berkoordinasi dengan Pengelola Gaji. q. Pengurusan 20 (dua puluh) Kartu Pegawai. r. Pengelolaan Tugas dan Izin Belajar, yang meliputi usulan, pelaporan setiap semester dan permasalahan petugas belajar. Melalui program tugas belajar sudah ada 7 orang pegawai. s. Pengelolaan penerimaan penghargaan. t. Pengelolaan penerimaan empat pegawai baru. u. Pembuatan dan perubahan Kerangka Umum Kegiatan, Kerangka Acuan Kegiatan, dan Rencana Anggaran Biaya setiap tahun. v. Penyusunan laporan bulanan. Rekapitulasi Sumber Daya Manusia yang tersedia berdasarkan tingkat pendidikan di Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan ditunjukkan pada Tabel 3 berikut ini.
10
Tabel 3. Rekapitulasi Sumberdaya Manusia yang Tersedia Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Balai Besar Penelitian Sosial EkonomiKelautan dan Perikanan, sampai dengan 15 November 2014 SDM S3 S2 S1 D3 SLTA <SLTA Jumlah Kepala Balai Besar 1 1 Peneliti/ Calon Peneliti 7 20 18 45 Penyiap Bahan Penelitian 1 1 Administrasi 2 14 4 2 1 23 Tenaga Kontrak 6 3 11 5 25 Jumlah 7 23 39 7 13 6 95 Tabel 4. Rekapitulasi Sumberdaya Manusia yang Tersedia Berdasarkan Jabatan Fungsional Peneliti di Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, sampai dengan 15 November 2014 No. Jabatan Fungsional Jumlah (orang) a. Profesor Riset 2 b. Peneliti Utama 4 c. Peneliti Madya 5 d. Peneliti Muda 22 e. Peneliti Pertama 6 Tabel 5. Rekapitulasi Sumberdaya Manusia BBPSEKP Berdasarkan Tingkat Pendidikan, sampai dengan 15 November 2014 Jumlah Pegawai Jumlah Pegawai No Tingkat Pendidikan CPNS/ PNS Tenaga Kontrak 1 SD 0 2 2 SMP 1 2 3 SLTA 2 12 4 D3 4 3 5 D4 1 0 6 S1 32 8 7 S2 22 0 8 S3 7 0 JUMLAH 69 27 Capaian kinerja Sub Bagian Keuangan dan Umum selama periode tahun 2010 – 2014 adalah : 1. Rekonsiliasi data keuangan bulanan dengan KPPN, Balitbang KP, dan Akuntansi Wilayah (UAW) Dinas Provinsi DKI Jakarta. 2. Rekonsiliasi data keuangan triwulan dengan UAW, dan rekonsiliasi data laporan keuangan semester lingkup Balitbang KP; 3. Rekonsiliasi data SAK-BMN bulanan, dengan KPKNL, Balitbang KP, dan Akuntansi Wilayah (UAW) Dinas Provinsi DKI Jakarta; 4. Rekonsiliasi data SAK-BMN triwulan dengan UAW, dan rekonsiliasi data laporan SAK-BMN semester lingkup Balitbang KP;
Unit dan Unit dan 11
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
12. 13. 14. 15.
Penyediaan dana kegiatan dengan mekanisme UP, TUP, maupun LS; Penyediaan dana perjalanan dinas pimpinan; Penyusunan laporan pertanggungjawaban bulanan bendahara pengeluaran kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA); Pengisian form SPIP triwulanan lingkup BBPSEKP mulai tahun 2012; Pembayaran gaji berikut tunjangan fungsional maupun struktural setiap bulan; Pembayaran uang makan setiap bulan; Terpeliharanya peralatan kantor berupa printer, komputer , perbaikan dan perawatan LCD, pemeliharaan dan perawatan printer plotter, perbaikan scanner ADF, pemeliharaan handycam dan camera; Pengelolaan biaya perawatan kendaraan roda 4 dan roda 2; Pembayaran honorarium bulanan tenaga kontrak dan pengelola anggaran; Tersedianya layanan listrik, telepon, dan internet. Pelaksanaan Pengadaan sejak tahun 2010 sampai 2014 adalah : a. Pengadaan Fasilitas Kantor sebanyak 72 unit b. Pengadaan Alat Perpustakaan sebanyak 11 unit c. Pengadaan Buku Perpustakaan sebanyak 5 paket d. Pengadaan Alat Pengolah Data sebanyak 67 unit e. Pengadaan Alat Bantu Penelitian sebanyak 8 unit f. Pengadaan Jaringan Internet yang meningkat dari 0,5 MBps menjadi 3 MBps g. Pengadaan Kendaraan Operasional sebanyak 6 unit
12
BAB III. POTENSI DAN LINGKUNGAN STRATEGIS PEMBANGUNAN KP Potensi dan lingkungan strategis dalam Bab III ini potensi kelautan dan perikanan secara umum dan capaian kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Lingkungan strategis ditinjau dari sudut pandang perkembangan global, pembangunan nasional, pembangunan kelautan dan perikanan, Litbang nasional, Litbang KKP dan Litbang Sosial Ekonomi KP.
3.1.
Potensi Kelautan dan Perikanan sebagai kekuatan negara maritim Indonesia
Perkembangan global mempunyai pengaruh besar terhadap sektor kelautan dan perikanan. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Potensi wilayah laut mencapai 5,8 juta km2 yang terdiri dari perairan teritorial 3,1 juta km2 dan ZEE Indonesia 2,7 km2 dan terdiri dari 17.508 buah pulau dengan panjang pantai mencapai 104.000 km. Sekitar 440 kabupaten/kota yang ada, 297 diantaranya merupakan kabupaten/kota pesisir. Sementara itu, jumlah penduduk miskin di kawasan pesisir mencapai 7.879.468 orang atau sekitar 13,05 % dari penduduk miskin nasional. Pertumbuhan PDB Produk Domestik Bruto (PDB) perikanan pada tahun 2012 mencapai 6,48% sementara itu, pada tahun 2013 PDB perikanan tumbuh 6,9%, yaitu lebih tinggi dari PDB Nasional yang tumbuh 5,8% dan pertanian dalam arti luas tumbuh 3,5%. Pada tahun 2013 produksi perikanan nasional mencapai 19,57 juta ton, dengan laju pertumbuhan rata-rata produksi perikanan nasional mencapai 18,94% per tahun, sejak tahun 2010. Produksi perikanan tangkap di laut tahun 2013 sebesar 5,86 juta ton dengan kenaikan produksi sekitar 3,7% per tahun. Sementara itu, produksi perikanan budidaya sampai dengan tahun 2013 sebesar 13, 70 juta ton (terdiri dari rumput laut 8, 18 juta ton dan ikan 5,6 juta ton) dengan kenaikan rata-rata per tahun sebesar 29,99%. Tingkat produksi perikanan yang makin tinggi ini menempatkan Indonesia sebagai negara penghasil ikan nomor dua di dunia pada tahun 2013 setelah Cina, sementara itu ekspor hasil perikanan kita menduduki peringkat 12. Dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan daya saing telah dilakukan pengembangan industri pengolahan ikan. Jumlah produksi pengolahan sekitar 5,2 juta ton tahun 2013 naik 7,1% dari tahun 2010. Nilai ekspor produk perikanan 2013 mencapai US$4,16 milliar atau naik 7,84% dari 2012 yang besarnya US$3,85 milliar. Periode 2010-2013 volume ekspor naik rata-rata 4,37% per tahun sementara itu nilai ekspor naik rata-rata 13,41% per tahun. Nilai impor perikanan 2013 adalah 11,2% dari nilai ekspor (US$4,16 milliar), 13
yaitu sekitar US$ 450 juta. Konsumsi ikan per kapita nasional selama 2010-2013 meningkat sebesar 5,33% per tahun, yakni dari 30,48 kg/kapita pada tahun 2010 menjadi 35,62 kg/kapita pada tahun 2013.
3.2.
Lingkungan Strategis
Lingkungan strategis dan tantangan pembangunan nasional 2015 – 2019 akan mempengaruhi kinerja pembangunan kelautan dan perikanan dalam kurun waktu tersebut. Hal ini akan berdampak pada kinerja struktur organisasi dibawahnya termasuk Balitbang KP dan BBPSEKP. Bab ini akan menyampaikan informasi singkat mengenai; (1) lingkungan strategis (Lingstra) secara nasional yang telah dihasilkan oleh Bappenas, (2) Lingstra kelautan dan perikanan; (3) Lingstra Litbang Nasional; (4) Lingstra Litbang kelautan dan perikanan.
3.2.1.
Pembangunan Nasional Secara nasional, lingstra pembangunan merujuk pada Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang dalam Misi ke & dinyatakan sebagai berikut: 1) Membangkitkan wawasan dan budaya bahari, melalui : (a) pendidikan dan penyadaran masyarakat tentang kelautan melalui semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan; (b) melestarikan nilai-nilai budaya serta wawasan bahari serta merevitalisasi hukum adat dan kearifan lokal di bidang kelautan; dan (c) melindungi dan menyosialisasikan peninggalan budaya bawah air melalui usaha preservasi, restorasi, dan konservasi. 2) Meningkatkan dan menguatkan peranan sumber daya manusia di bidang kelautan dengan : (a) mendorong jasa pendidikan dan pelatihan yang berkualitas di bidang kelautan untuk bidang-bidang keunggulan yang diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja, (b) mengembangkan standar kompetensi SDM di bidang kelautan, dan (c) peningkatan dan penguatan peranan ilmu pengetahuan dan teknologi, riset, dan pengembangan sistem informasi kelautan. 3) Menetapkan wilayah NKRI, aset-aset, dan hal-hal terkait di dalamnya, termasuk kewajiban-kewajiban yang telah digariskan oleh hukum laut UNCLOS 1982, yakni : (a) menyelesaikan hak dan kewajiban dalam mengelola sumber daya kelautan berdasarkan ketentuan UNCLOS 1982; (b) menyelesaikan penataan batas maritim 14
(perairan pedalaman, laut teritorial, zona tambahan, zona ekonomi eksklusif, dan landas kontinen); (c) menyelesaikan batas landas kontinen di luar 200 mil laut; (d) menyampaikan laporan data nama geografis sumber daya kelautan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa. Di sisi lain, Indonesia juga perlu pengembangan dan penerapan tata kelola dan kelembagaan nasional di bidang kelautan, yang meliputi : (a) pembangunan sistem hukum dan tata pemerintahan yang mendukung ke arah terwujudnya Indonesia sebagai Negara Kepulauan serta (b) pengembangan sistem koordinasi, perencanaan, monitoring, dan evaluasi. 4) Melakukan upaya pengamanan wilayah kedaulatan yurisdiksi dan aset Negara Kesatuan Republik Indonesia, meliputi: (a) peningkatan kinerja pertahanan dan keamanan secara terpadu di wilayah perbatasan; (b) pengembangan sistem monitoring, control, and survaillance (MCS) sebagai instrumen pengamanan sumber daya, lingkungan, dan wilayah kelautan; (c) pengoptimalan pelaksanaan pengamanan wilayah perbatasan dan pulau- pulau kecil terdepan; dan (d) peningkatan koordinasi keamanan dan penanganan pelanggaran di laut. 5) Mengurangi dampak bencana pesisir dan pencemaran laut melalui: (a) pengembangan sistem mitigasi bencana; (b) pengembangan early warning system; (c) pengembangan perencanaan nasional tanggap darurat tumpahan minyak di laut; (d) pengembangan sistem pengendalian hama laut, introduksi spesies asing, dan organisme laut yang menempel pada dinding kapal; serta (e) pengendalian dampak sisa-sisa bangunan dan aktivitas di laut. 3.2.2.
Pembangunan Kelautan dan Perikanan
Lingkungan Perikanan Indonesia telah mengadopsi tidak hanya UNCLOS 1982, melainkan UNFSA 1995. Indonesia juga telah menjadi anggota IOTC dan CCSBT dan WCPFC. Untuk itu perlu dilihat ketentuan apa saja yang menjadi hak dan kewajiban Indonesia sebagai peserta dari perjanjian internasional tersebut. UNCLOS 1982 Pada dasarnya UNCLOS 1982 tidak mengatur bagaimana negara pantai harus mengelola dan mengatur mengenai perikanannya di wilayah lautnya yang meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial. Namun UNCLOS 1982 secara spesifik mengatur mengenai pemanfaatan sumber daya ikan di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan laut bebas (high seas) dimana sangat bersinggungan dengan hak 15
negara lain. a. Zona Ekonomi Eksklusif UNCLOS 1982 telah menyebutkan bahwa dalam ketentuan Bagian VI dari ZEE, khususnya pada ketentuan Pasal 63 dan 64, kewajiban yang dimiliki oleh sebuah negara adalah membentuk kerja sama dalam tingkat regional terkait dengan jumlah tangkapan bersama dan spesies-spesies yang beruaya, contohnya tuna. Kerja sama ini sangat disarankan untuk dikembangkan pada institusi-institusi di tingkat regional. Negara yang melakukan penangkapan ikan tuna diharapkan dapat mengelola sumber daya tuna ini secara berkelanjutan termasuk mengadopsi upaya-upaya pelestarian tuna di tingkat nasional dan regional. b. Laut Bebas Setiap Negara memiliki kebebasan menangkap ikan (“freedom of fishing”) di laut bebas, akan tetapi UNCLOS telah merancang sejak semula bahwa “freedom of fishing” harus diatur secara regional dan internasional sehingga menjadi “the high regulated freedom of fishing”. Hal ini memiliki artian bahwa negara anggota yang menangkap ikan di laut bebas harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Konvensi, termasuk penangkapan ikan beruaya jauh. UN Fish Stock Agreement 1995 Salah satu hal dalam kesepakatan ini adalah terkait Regional Fishery Management Organization or Arrangement (RMFOs). Hal penting lainnya adalah adanya peran baru yang diberikan kepada RFB dalam kesepakatan ini, RFB diberikan perluasan kewenangan oleh kesepakatan ini berdasarkan Pasal 10. Negara peserta juga diwajibkan untuk menyepakati hak partisipatif seperti alokasi atau izin penangkapan. Artikel 10 ini menggarisbawahi peran FRB yaitu terkait pengambilan keputusan yang harus efektif dimana hal ini menjadi penting. FAO Compliance 1993 Kesepakatan ini bertujuan untuk mendorong negara untuk melakukan tindakan yang tepat yang sesuai dengan hukum internasional dan untuk menghalangi penghindaran pelaksanaan kewajiban terkait pengaturan konservasi dan menejemen untuk aktivitas perikanan di laut bebas. Mengedepankan peran Regional Fishery Bodies (RFB), pembukaan menjelaskan terkait negara yang tidak terlibat dalam organisasi 16
perikanan yang bersifat global, regional maupun subregional untuk melakukan hal terkait dengan kesepakatan ini, dengan maksud untuk mewujudkan konservasi dan pengelolaan secara internasional. Port State Measures Agreement (PSM) 2009 Sebagai kelanjutan dari upaya pencegahan, penangkalan, dan penghapusan IUU Fishing, Sidang ke 27th Session of COFI Tahun 2007, telah berhasil merumuskan Draft Agreement on Port State Measures to Prevent, Deter and Eliminate IUU Fishing sebagai suatu instrument hukum yang mengikat (legally binding instrument) dengan mengacu pada IPOA-IUU dan FAO Model Scheme. Prioritas pemeriksaan diterapkan pada kapal-kapal yang telah ditolak masuk atau menggunakan pelabuhan, pemeriksaan dasar permohonan-permohonan dari pihak yang terkait, serta kapal yang diduga kuat terlibat IUU Fishing atau kegiatan terkait. Indian Ocean Tuna Commission (IOTC) IOTC adalah sebuah organisasi internasional yang dibentuk dengan Agreement for the Establishment of the Indian Ocean Tuna Commission dan bekerja di bawah pengawasan FAO. IOTC bertugas untuk berkoordinasi dengan negara-negara anggotanya dalam membentuk regulasi dan sistem manajemen tentang tuna yang berada di Samudera Hindia. Selain itu, IOTC juga bertanggungjawab untuk membangun kerjasma antar negara anggota untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan terkait dengan spesies tuna dengan cara melakukan eksploitasi tuna secara optimum disertai dengan manjemen konservasi yang baik. Commission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT) CCSBT bertujuan untuk menjamin konservasi dan pengeksploitasian secara optimum perikanan southern bluefin tuna di dunia. Organisasi ini bertanggungjwab untuk mengatur total penangkapan southern bluefin tuna yang diperbolehkan dan alokasinya di antara negara anggota. Kompetensi CCSBT ini mencakup daerah-daerah di mana southern bluefin tuna dapat ditemukan, yakni di laut bebas dan national waters. Western Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC) WCPFC dibentuk dengan tujuan konservasi dan manajemen stok ikan yang termasuk ke dalam high-migratory species yang berada di sekitar barat dan tengah 17
Samudera Pasifik, kecuali untuk ikan jenis saury. WCPFC dibentuk oleh WCPF Convention yang membahas mengenai karakterikstik khusus dari bagian barat dan tengah Samudera Pasifik. Area yang menjadi cakupan pengaturan WCPF Convention dan menjadi tanggung jawab WCPFC didefinisikan sebagai berikut. “From the south coast of Australia due south along the 141° meridian of east longitude to its intersection with the 55° parallel of south latitude; thence due east along the 55° parallel of south latitude to its intersection with the 150° meridian of east longitude; thence due south along the 150° meridian of east longitude to its intersection with the 60° parallel of south latitude; thence due east along the 60° parallel of south latitude to its intersection with the 130° meridian of west longitude; thence due north along the 130° meridian of west longitude to its intersection with the 4° parallel of south latitude; thence due west along the 4° parallel of south latitude to its intersection with the 150° meridian of west longitude; thence due north along the 150° meridian of west longitude”. Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRFS) dan International Plan of Action (IPoA) a. The Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) Dengan kemajuan teknologi kemampuan manusia untuk mengeksploitasi sumberdaya alam semakin canggih dan dapat membahayakan kelangsungan sumberdaya tsb. Walaupun sumberdaya hayati punya kemampuan untuk berkembang biak, namun bukan tidak terbatas. Kompleksnya kehidupan di laut termasuk ecosystemnya mendorong negara-negara perikanan dunia dalam sidang COFI tahun 1991 mengusulkan kepada FAO untuk disusun petunjuk umum tentang pembangunan perikanan yang bertanggung jawab dalam semua aspek perikanan termasuk budidaya, pasca-panen, penelitian, operasi penangkapan serta perdagangan ikan. Dengan bantuan para ahli perikanan di dunia panduan tersebut disusun dan melalui proses yang panjang akhirnya pada tahun 1995 disetujui dan diadopsi oleh negara-negara anggota FAO sebagai The Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF). b. The IPOA (International Plan of Action) Perikanan dunia berkembang terus akibat dari bertambahnya penduduk maupun meningkatnya kemampuan ekonomi masyarakat golongan menengah. Sebagai akibatnya pembangunan perikanan terus meningkat. Praktek di lapangan menunjukkan bahwa dalam pembangunan perikanan ini masih ditemui cara-cara yang merugikan perikanan itu sendiri, misalnya pembangunan armada kapal penangkap dengan tidak 18
memperhatikan kondisi sumber daya perikanan, penangkapan terhadap ikan hiu yang fekunditasnya rendah, dan lain-lain. Akhirnya melalui sidang-sidang di FAO disepakati perlu disusun rencana aksi internasional (IPOA – International Plan of Action) yang terkait dengan isu perikanan sebagaimana di bawah ini. MDGs Kelautan dan Perikanan Tujuan Pembangunan Milenium (TPM) Millennium Development Goals (MDGs) merupakan respon PBB atas lambatnya pembangunan di negara-negara berkembang. Kesepatakan yang ditantangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada September 2000, diadopsi oleh 189 negara, termasuk di antaranya Indonesia. Deklarasi MDG berisi komitmen untuk mencapai tujuan pembangunan, yaitu: (1) mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, (2) menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, (3) mengentaskan kesenjangan gender pada semua tingkat pendidikan, (4) mengurangi kematian anak balita hingga 2/3, dan (5) mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015. a. WTO WTO (World Trade Organization) merupakan organisasi internasional yang mengatur masalah perdagangan dunia. Indonesia merupakan salah satu anggota pendiri WTO dan keikutsertaan Indonesia dalam WTO tercantum pada UU No 7 tahun 1994. Tujuan utama WTO adalah untuk mensejahterakan negara-negara anggota melalui perdagangan internasional yang lebih bebas. Dalam pelaksanaannya, WTO mencakup aturan-aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil perundingan yang telah ditandatangani oleh negara-negara anggota. Persetujuan tersebut merupakan kontrak antar negara-anggota yang mengikat pemerintah untuk mematuhinya dalam pelaksanaan kebijakan perdagangan di negaranya masing-masing. Walaupun ditandatangani oleh pemerintah, tujuan utamanya adalah untuk membantu para produsen barang dan jasa, eksportir dan importir dalam kegiatan perdagangan. b. APEC APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) didirikan pada tahun 1989. APEC bertujuan mengukuhkan pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas negara-negara di Asia Pasifik. KTT APEC diadakan setiap tahun di negara-negara anggota. APEC menghasilkan "Deklarasi Bogor" pada KTT 1994 di Bogor yang 19
bertujuan untuk menurunkan bea cuka hingga nol dan lima persen di lingkungan Asia Pasifik untuk negara maju paling lambat tahun 2010 dan untuk negara berkembang selambat-lambatnya tahun 2020. c. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) MEA adalah realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi yang digariskan dalam ASEAN Vision 2020 untuk menciptakan kawasan ekonomi ASEAN yang stabil, sejahtera, dan berdaya saing tinggi. Landasan bagi MEA adalah kepentingan bersama di antara negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas usaha-usaha integrasi ekonomi melalui kerjasama yang sedang berjalan dan inisiatif baru dalam kerangkan waktu yang jelas. MEA perlu menjadikan ASEAN sebagai suatu pasar tunggal dan basis produksi dengan mengubah keanekaragaman yang menjadi karakter kawasan ASEAN menjadi peluang bisnis yang saling melengkapi. MEA perlu menjamin bahwa perluasan dan pendalaman integrasi ASEAN harus dibarengi dengan kerjasama teknik dan pembangunan dalam usaha mengatasi perbedaan tingkat ekonomi dan mempercepat integrasi.
Perubahan iklim (UNFCCC) Indonesia telah meratifikasi the United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) pada 1994 (Undang-undang tentang Pengesahan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim Nomor. 6/1994) dalam rangka menyambut satu dekade keterlibatan internasional untuk menanggapi pengurangan emisi dan aksi adaptasi nasional. UNFCC diselenggarakan untuk menstabilkan ‘konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer pada suatu tingkat yang dapat mencegah interferensi membahayakan dari manusia di dalam sistem perubahan iklim’. Di bawah UNFCCC, diharapkan bahwa ’tingkat tersebut akan dicapai dalam kerangka waktu yang mencukupi bagi ekosistem untuk beradaptasi secara alami dengan perubahan iklim, untuk menjamin agar produksi tidak terancam dan mendorong agar pembangunan ekonomi terus dilakukan secara berkelanjutan'. Lingkungan Kelautan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia (Archipelagic State in the World) memiliki potensi dan kekayaan laut meliputi perikanan, pariwisata bahari, energi terbarukan (arus laut, pasang surut, gelombang laut, Ocean Thermal Energy Convertion), mineral di dasar laut, minyak dan gas bumi, pelayaran, industri maritim dan jasa kelautan, 20
yang diperkirakan mencapai US$ 171 milyar per tahun. Secara detail nilai sektor kelautan tersebut adalah sebagai berikut: Perikanan US$ 32 milyar per tahun (IPB, 1997), Wilayah pesisir: US$ 56 milyar per tahun (ADB, 1997), Bioteknologi: US$ 40 milyar per tahun (PKSPL-IPB, 1997), Wisata Bahari: US$ 2 milyar (DEPBUDPAR, 2000), Minyak bumi: US$ 21 milyar per tahun (ESDM, 1999), dan transportasi laut: US$ 20 milyar per tahun (DMI, Bappenas, Dephub, 2003). 3.3.3.
Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Nasional Berdasarkan RPJPN 2005-2025, Rakornas RISTEK 2008, RPJMN 2010-2014,
Jakstranas 2010-2014, agenda riset nasional memfokuskan pada tujuh bidang yaitu: (1) Ketahanan Pangan; (2) Energi; (3) Teknologi Informasi dan Komunikasi; (4) Teknologi dan Manajemen Transportasi; (5) Teknologi Pertahanan dan Keamanan; (6) Teknologi Kesehatan dan Obat; dan (7) Material Maju. Fokus terhadap tujuh bidang tersebut sejalan dengan fokus RPJMN 2015-2019, yaitu “Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan IPTEK”.
3.3.4.
Penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan
Kapasitas inovasi Indonesia tertinggal dibandingkan negara tetangga. Global Innovation Index (GII) 2013 merilis bahwa posisi Indonesia pada peringkat 85 (2013) meningkat dibandingkan peringkat 2012 (peringkat 100). Meskipun Indonesia merupakan salah satu dari 8 negara yang mengalami lompatan peringkat terbesar di dunia, posisi Indonesia masih dibawah Singapura (8), Malaysia (32), Thailand (57) dan Brunei Darussalam (74). Dukungan pendanaan riset masih minimal dibandingkan negara lain. Saat ini pembiayaan Indonesia untuk riset pada kisaran 0,08% dari PDB jauh dibanding China (1,6%), India (0,85%), dan Malaysia (0,7%).
21
BAB IV. ISU DAN ARAH KEBIJAKAN STRATEGIS 4.1.
Isu Strategis
4.1.1.
Isu-Isu Pembangunan Kelautan dan Perikanan
Penjelasan mengenai isu strategis pembangunan kelautan Indonesia perlu didukung oleh ketiga informasi penting sebagaimana tertuang dalam rancangan teknokratik “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional” (RPJMN) 2015-2019, khususnya mengenai: agenda, arah kebijakan nasional dan beberapa misi penting terkait dengan pembangunan kelautan ke depan; serta dinamika pembangunan global. Pertama, agenda pembangunan kelautan tersebut ditetapkan lima hal pokok yang menjadi fokus pembangunan kelautan ke depan, yaitu: (1) Terwujudnya kedaulatan atas wilayah perairan Indonesia dan yurisdiksi nasional. (2) Termanfaatkannya sumber daya kelautan untuk pembangunan ekonomi nasional. (3) Terwujudnya pelayanan angkutan laut dalam rangka meningkatkan konektivitas laut yang didukung oleh keselamatan maritim yang handal dan manajemen yang bermutu serta industri maritim yang memadai. (4) (5)
Terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya hayati laut. Terwujudnya SDM dan IPTEK kelautan yang berkualitas dan meningkatnya wawasan dan budaya bahari. Kedua, arah dan kebijakan pembangunan kelautan juga fokus pada lima hal
pokok: (1) Penegakan Kedaulatan dan Yurisdiksi Nasional. (2) Percepatan Pengembangan Ekonomi Kelautan. (3) Meningkatkan dan Mempertahankan Kualitas, Daya Dukung dan Kelestarian Fungsi Lingkungan Laut. (4) Peningkatan Wawasan dan Budaya Bahari, Serta Penguatan Peran SDM dan Iptek Kelautan. (5) Peningkatan Harkat dan Taraf Hidup Nelayan dan masyarakat pesisir. Ketiga, misi penting terkait dengan pembangunan kelautan dan perikanan ke depan sebagaimana tertuang dalam rancangan teknokratik RPJMN 2015-2019, menjadi salah satu amanat ndang-Undang No. 17 Tahun 2017 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, khususnya tertuang pada: (1) Misi ke-2: mewujudkan bangsa yang berdaya saing, 22
(2) (3)
Misi ke-6: mewujudkan Indonesia yang asri dan lestari, Misi ke-7: mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional.
Keempat, dinamika pembangunan global yang tertuang dalam MDG’s (Millenium Development Goals) dan Sustainable Development Goals (SDGs) yang turut mempengaruhi dinamika pembangunan Indonesia, khususnya terkait perubahan secara fundamental di sektor kelautan dan perikanan secara nasional. Dinamika pembangunan global tersebut bertumpu pada tiga aspek mendasar, yakni: (1) (2) (3)
Ketahanan pangan (food security), Keberlanjutan pembangunan (sustainable development), Daya saing (competitiveness).
Setelah memperhatikan agenda, arah kebijakan nasional dan beberapa misi penting terkait dengan pembangunan kelautan ke depan serta dinamika pembangunan global, dapat dirumuskan beberapa isu strategis pembangunan kelautan Indonesia tahun 2015-2019, yaitu meliputi: (1) pengembangan produk perikanan untuk ketahanan pangan dan gizi nasional; (2) peningkatan daya saing dan nilai tambah produk kelautan dan perikanan; (3) pendayagunaan potensi ekonomi sumberdaya kelautan; (4) pengelolaan sumberdaya yang berkelanjutan; (5) peningkatan kesejahteraan; dan (6) pengembangan SDM dan IPTEK kelautan dan perikanan. Masing-masing isu strategis pembangunan kelautan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Pengembangan produk perikanan untuk ketahanan pangan dan gizi nasional Undang-Undang No 12 Tahun 2014 tentang Pangan menyebutkan bahwa pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah. Sementara itu, Undang-Undang No 45 Tahun 2009 tentang Perikanan Pasal 3, salah satu tujuan Pengelolaan Perikanan adalah mendorong perluasan dan kesempatan kerja dan meningkatkan ketersediaan dan konsumsi sumber protein ikan dan Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa arah pembangunan gizi adalah perbaikan gizi masyarakat melalui perbaikan pola konsumsi sesuai gizi seimbang dan perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik dan kesehatan. Ikan telah berperan penting dalam penyediaan sumber protein hewani masyarakat Indonesia, dan peran tersebut masih dapat ditingkatkan. Peningkatan Konsumsi Ikan sangat dianjurkan oleh para ahli kesehatan termasuk hasil dari Joint FAO & WHO Expert Consultation: Risks & Benefits on Fish Consumption. Pola Pangan Harapan 23
(PPH) untuk masyarakat Indonesia, konsumsi ikan minimal 31,4 kg/kap/thn. Beberapa fakta menunjukkan bahwa: (a) protein ikan memberi kontribusi terbesar dalam kelompok sumber protein hewani, yakni sekitar 57,2%; (b) adanya kecenderungan pergeseran konsumen masyarakat dari red meat kepada white meat; (c) ikan memiliki kandungan lemak, vitamin, dan mineral yang sangat baik dan prospektif (lebih baik dari protein hewani lainnya); (d) nutrisi ikan mudah dicerna dan diserap tubuh sehingga sangat sesuai dari mulai balita hingga manula; (e) ikan mempunyai keragaman yang sangat tinggi baik dari segi jenis, bentuk, warna, rasa, ukuran dan harga sehingga dapat diproses lebih lanjut menjadi berbagai macam produk untuk beragam konsumen; dan (f) ikan berperan penting dalam Gerakan Peningkatan Gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan, bahkan pemerintah telah menerbitkan Kepres No. 3 Tahun 2014 tentang Hari Ikan Nasional. Konsumsi ikan per kapita cenderung terus meningkat sebagai dampak dari kampanye mengenai manfaat mengkonsumsi ikan untuk kesehatan. Peningkatan konsumsi ikan harus diikuti dengan peningkatan pasokan untuk mencukupi kebutuhan konsumsi di dalam negeri. Konsekuensi pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan melalui peningkatan pasokan ikan dari hasil produksi, baik dari kegiatan penangkapan maupun budidaya ikan. (2) Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk kelautan dan perikanan Produksi perikanan Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia, baik untuk perikanan tangkap maupun perikanan budidaya (FAO, 2012). Namun demikian, posisi Indonesia dalam perdagangan hasil perikanan dunia menduduki peringkat ke-7. Hal ini menunjukkan masih belum adanya daya saing perikanan Indonesia di dunia. Saat ini sebagian besar UMKM perikanan belum memenuhi standar mutu dengan kemampuan SDM dan finansial yang sangat terbatas. Pada tahun 2013, jumlah Unit Pengolahan Ikan (UPI) Skala Besar hanya sebanyak 627 UPI dari total UPI lebih dari 63.000. Ke depan perlu ditingkatkan daya saing, nilai tambah dan diversifikasi produk. Pada era globalisasi dan pasar bebas, negara-negara akan berusaha mengambil manfaat ekonomi guna meningkatkan daya saingnya. Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki potensi ekonomi kelautan dan perikanan yang tinggi dituntut untuk dapat memanfaatkan peluang ini agar mampu mendukung pengembangan industri kelautan dan perikanan nasional. Value chain perikanan menunjukkan tren bahwa nilai tambah berada di hulu bukan di hilir, sementara di negara maju, 20% nilai tambah berada di hulu dan sisanya 80% di hilir (USDA , The Economic Research Service’s, Feb 24
2011). Peningkatan daya saing bidang kelautan dan perikanan ditopang melalui pengelolaan serta pemanfaatan sumberdaya alam secara ramah lingkungan dan berkelanjutan. Peningkatan daya saing memerlukan penyediaan dukungan inovasi IPTEK, serta sumberdaya manusia yang kompeten.
(3) Pendayagunaan potensi ekonomi sumberdaya kelautan Isu strategis pendayagunaan potensi ekonomi sumberdaya kelautan pada kurun waktu lima tahun kedepan akan lebih berorientasi pada pemanfaatan dan pengelolaan potensi sumberdaya kelautan, terutama menyangkut: (a) optimalisasi pendayagunaan pulau-pulau kecil termasuk pulau-pulau kecil terluar, (b) efektifitas pengelolaan kawasan konservasi perairan, (c) penanggulangan IUU fishing dan kegiatan yang merusak, (d) kerentanan ekosistem, (e) penyerasian tata kelola laut, (f) optimalisasi pemanfaatan ekonomi sumberdaya kelautan, dan (g) peningkatan peran masyarakat hukum adat, masyarakat lokal dan masyarakat tradisional. (4) Pengelolaan Sumber daya Kelautan dan Perikanan yang Keberlanjutan Kekayaan sumberdaya kelautan dan perikanan merupakan kumpulan sumber daya yang berpotensi besar, yakni sumber daya terbarukan yang dapat dikelola untuk menghasilkan pendapatan yang berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan mutlak diperlukan untuk mengantisipasi penurunan cadangan sumberdaya alam di masa mendatang. Upaya menjaga keberlanjutan sumberdaya dilakukan melalui konservasi, peningkatan kualitas dan rehabilitasi lingkungan, serta adaptasi perubahan iklim dan mitigasi bencana. (5) Peningkatan kesejahteraan pelaku usaha kelautan dan perikanan Kesejahteraan Pelaku Usaha Perikanan (budidaya, penangkapan, pengolahan dan pemasaran) merupakan salah satu pilar penting dalam peningkatan daya saing perekonomian dan merupakan tahapan penting dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan pelaku usaha dapat digambarkan dari kemampuan pelaku usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan pendapatan yang diperolehnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tahun 2013 jumlah penduduk miskin mencapai 28,07 juta orang, dimana 25,14% diperkirakan tinggal di wilayah pesisir. Kondisi ini menggambarkan tentang kondisi sebagian pelaku usaha perikanan Indonesia yang merupakan persoalan yang kompleks dan multidimensional yang membutuhkan pendekatan komprehensif untuk menyelesaikannya. 25
(6) Pengembangan SDM dan IPTEK kelautan dan perikanan Pengembangan SDM dan IPTEK sangat penting dalam meningkatkan daya saing bidang Kelautan dan Perikanan di Indonesia. Isu daya saing ini sangat relevan dengan kebutuhan pembangunan kelautan dan perikanan pada RPJMN ketiga (2015 –2019), dimana pembangunan diarahkan pada keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, dan kemampuan IPTEK. Penguatan IPTEK merupakan amanah konstitusi pada pasal 31 (ayat 5) UUD 1945 dimana disebutkan bahwa pemerintah memajukan nilai pengetahuan dan teknologi untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan masyarakat. Namun, hal ini belum didukung oleh sumberdaya yang ada terutama dari aspek pendanaan. Selama ini, dana riset Indonesia hanya sebesar 0,08% dari PDB nasional. Rendahnya alokasi dana ini berpengaruh terhadap rendahnya produktivitas karya ilmiah di bidang kelautan dan perikanan, sehingga tentu saja menghambat upaya pengembangan teknologi bagi kesejahteraan masyarakat. 4.1.2.
Isu Perkembangan Kepakaran Peneliti dan Pembinaan Pegawai
Dalam rangka mendukung ketiga komponen kebijakan BBPSEKP di atas, BBPSEKP memandang perlu untuk mempertimbangkan perkembangan kepakaran yang akan atau telah ditetapkan oleh LIPI (Tabel 6). Tabel 6. Perkembangan Kepakaran Dalam Bidang Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Yang Diusulkan KKP ke LIPI, 2014 NO
BIDANG ILMU
BIDANG KEPAKARAN
SUB BIDANG KEPAKARAN (SPESIALISASI)
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
19
PERTANIAN, VETERINER (KEDOKTERAN HEWAN), Sosial Ekonomi KEHUTANAN, 19.09 Perikanan dan PERIKANAN Kelautan DAN KELAUTAN
19.09.01 19.09.02
Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan (Resources and Environmental Economics) Sistem Usaha Perikanan dan Kelautan (Fisheries and Marine Bussines System)
19.09.03
Pemasaran dan Perdagangan (Marketing and Trade)
19.09.04
Sosial dan Budaya (Social and Culture)
19.09.05
Hukum dan Politik (Law and Politics)
26
Perkembangan kepakaran tersebut perlu ditindaklanjuti dengan melakukan pengembangan Kelompok Peneliti (KELTI) sebagai wadah pengembangan peneliti di BBPSEKP berdasarkan perkembangan kepakaran tersebut. Pengembangan KELTI dengan melakukan kaji ulang KELTI yang ada saat ini akan diselenggarakan oleh panitia Ad Hoc yang ditunjuk oleh kepala BBPSEKP. 4.2.
ARAH KEBIJAKAN STRATEGIS
4.2.1.
Bidang Penelitian
Perencanaan kegiatan penelitian Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) tahun 2015-2019 mengacu pada target kinerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Pemerintahan (RKP) yang diterbitkan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dan Rencana Kerja (RENJA) BBPSEKP Tahun 2015-2019, arah kebijakan KKP, arahan Kepala Balitbang KP, serta kebijakan litbang BBPSEKP. Kebijakan KKP pada periode 2015 – 2019 diarahkan untuk mendukung prioritas nasional terkait dengan ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan, memperkuat sistem kemaritiman, dan pengelolaan sumberdaya kelautan. Untuk mendukung prioritas nasional tersebut BBPSEKP didukung oleh 7 fokus arah kebijakan Badan Litbang KP yang mencakup: (1) pemetaan sumberdaya kelautan dan perikanan di WPP NRI untuk pemanfaatan yang berkelanjutan; (2) pengembangan komoditas ekspor yang berdaya saing; (3) ketahanan pangan dan gizi; (4) produk prospektif KP; (5) pengembangan pusat data dan informasi ilmiah kelautan nasional; (6) penerapan dan alih teknologi; dan (7) pengembangan kapasitas litbang. Sementara itu, kebijakan litbang BBPSEKP terhadap kegiatan penelitian dilakukan untuk mendukung kebijakan KKP dan Kebijakan BalitbangKP. Kebijakan litbang BBPSEKP tersebut mencakup tiga komponen kebijakan: a.
b.
Kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan data dan informasi Sosek KP. Kegiatan ini terdiri dari dua komponen kegiatan utama yaitu kegiatan penelitian dan kegiatan pengembangan yang mendukung fokus litbang KP berbasis kawasan dan komoditas; Kegiatan penelitian dan pengembangan untuk mendukung prioritas pembangunan nasional dan daerah. Penelitian dan analisis kebijakan terkait dengan pembangunan sektor KP. Kegiatan ini melakukan analisis kebijakan yang bersifat responsif dan antisipatif berdasarkan isu-isu yang sedang dan potensial berkembang; 27
c.
Kegiatan yang mempelopori alih teknologi, advokasi dan evaluasi kebijakan dalam mendukung pembangunan KP. Kegiatan tersebut mencakup (1) pembentukan dan penguatan kelembagaan yang dapat menfasilitasi proses alih teknologi pada masyarakat di pedesaan; (2) Advokasi alih teknologi melalui sosialisasi, diseminasi, mediasi dan evaluasi; dan (3) evaluasi teknologi.
Selanjutnya untuk memperkuat peran BBPSEKP sebagai sumber data dan informasi aspek sosial ekonomi, maka dalam perencanaan 2015-2019 mendorong pengembangan sistem knowledge data based management sosial ekonomi. Sehingga akan dihasilkan data dasar serta data generik menurut wilayah dan komoditas fokus litbang KP. 4.2.1. Bidang Pendukung Penelitian Arah dan kebijakan pelayanan jasa penelitian, publikasi dan diseminasi hasil penelitian periode 2015-2019 dalam melaksanakan tugas dan fungsinya akan memanfaatkan perkembangan teknologi berbasis website. Penggunaan sistem informasi berbasis website dapat menjadi sebuah revolusi publikasi dalam membuka jangkauan informasi yang lebih luas. Salah satu sasaran kegiatan yang akan dilakukan pada tahun 2015 adalah melalui ujicoba pemanfaatan Open Journal System (OJS) untuk Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan KP. Penggunaan OJS akan memudahkan peran pengelola jurnal, editor, reviewer, penulis, dan pembaca. Namun tentunya beberapa hal yang perlu disiapkan oleh BBPSEKP diantaranya dari sisi sumberdaya manusia, sumberdaya material dan sumber penganggaran. Sedangkan untuk jurnal Kebijakan Sosek KP sistem OJS akan mulai diujicobakan pada tahun 2016. Perpustakaan di lingkungan BBPSEKP diharapkan dapat menjadi ujung tombak penyebaran hasil penelitian dan pengembangan sosial ekonomi kelautan dan perikanan. Perkembangan perpustakaan digital bagi pengelola perpustakaan dapat membantu pekerjaan di perpustakaan melalui fungsi otomasi perpustakaan, sehingga proses pengelolaan perpustakaan lebih efektif dan efisien. Fungsi otomasi perpustakaan menitikberatkan pada bagaimana mengontrol sistem administrasi layanan secara otomatis terkomputerisasi. Sedangkan bagi pengguna dapat membantu mencari sumber informasi yang diinginkan dengan menggunakan catalog on-line yang dapat diakses melalui intranet maupun internet, sehingga pencarian informasi dapat dilakukan kapan dan dimanapun ia berada. Selain itu, perpustakaan BBPSEKP akan merintis pengembangan jejaring kerjasama dengan perpustakaan lain di luar KKP misal dengan perpustakaan nasional, perpustakaan kementerian di luar KKP dan perpustakaan perguruan tinggi. 28
Arah dan kebijakan bidang PT juga selain pemanfaatan teknologi website juga terkait dengan penyediaan infrastruktur, software maupun pengembangan sumberdaya manusia. Secara khusus, laboratorium data juga akan berperan dalam pengembangan knowledge management system (KMS) BBPSEKP di masa yang akan datang melalui penyusunan dan penerapan sistem pengelolaan pengetahuan. KMS adalah sistem (umumnya berbasis teknologi informasi) yang digunakan untuk melakukan pengelolaan atas pengetahuan pada tiap tahapan, baik saat perolehan, penyimpanan, pengambilan kembali, pemanfaatan maupun penyempurnaannya. Pembangunan KMS di BBPSEKP akan mulai disiapkan pada tahun 2015 melalui penyediaan berbagai infrastruktur penunjang seperti server, workstations, software serta sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan mengoperasikan kesemuanya. 4.2.2.
Bidang Manajerial
Dalam rangka mewujudkan sistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance) serta mewujudkan pelayanan publik yang baik, efisien, efektif dan berkualitas tentunya perlu didukung adanya SDM yang profesional, bertanggung jawab, adil, jujur dan memiliki kompetensi di bidangnya. Pengembangan SDM yang berbasis kompetensi merupakan suatu keharusan agar organisasi dapat mewujudkan suatu kinerja yang lebih baik dan pelayanan publik yang lebih optimal. Untuk mewujudkan SDM yang profesional dan kompoten khususnya dapat dilakukan melalui pembinaan karir dengan perpaduan antara sistem prestasi kerja dan sistem karir. SDM yang profesional juga berarti mempunyai kompetensi dan kemampuan yang dapat menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Pegawai tidak cukup mempunyai kompetensi dan kemampuan saja akan tetapi juga harus ada perpaduan antara kemauan dan kemampuan, dengan demikian maka prinsip profesionalisme pegawai yang tahu, mau dan mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk melayani masyarakat. Perencanaan SDM atau pegawai merupakan bagian dari alur proses manajemen dalam menentukan pergerakan SDM organisasi, dari posisi saat ini menuju posisi yang diinginkan dimasa depan. Dengan demikian, keberhasilan perencanaan SDM akan ditentukan oleh ketepatan pemilihan strategi dalam merancangpemberdayaan personil yang ada saat ini dan memprediksi kebutuhan di masa depan. Perencanaan pegawai ini merupakan bagian dari sebuah strategi bisnis secara keseluruhan dari sebuah organisasi. Bahwa pembinaan dan pengembangan SDM aparatur perlu terus mendapat perhatian, berkaitan dengan strategi peningkatan kualitas dan kompetensinya dalam 29
memenuhi tugas dan tanggung jawab pelayanan publik. Dipahami bahwa kualitas aparatur itu sendiri tidak mungkin meningkat tanpa adanya usaha-usaha yang konkrit. Membentuk sosok SDM aparatur memang memerlukan waktu dan proses serta upaya yang tidak boleh berhenti. Perubahan yang segera dapat dilakukan adalah peningkatan kemampuan atau kompetensi aparatur melalui pendidikan dan pelatihan melalui kebijakan penarapan sistem pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Dalam menetapkan strategi pengembangan sumberdaya manusia yang berkualitas tentunya harus mengacu kepada kondisi faktual SDM secara komprehensif dengan melihat sudut padang manajemen SDM, meliputi : 1. Tersedianya sistem rekruitmen SDM berdasarkan kebutuhan organisasi; 2. Penempatan tugas SDM berdasarkan pada kompetensi jabatan; 3. Pendidikan dan pelatihan berdasarkan kompentesi dan kebutuhan; 4. Tersedianya sistem penilaian kinerja yang akuntabel dan obyektif; 5. Sistem jenjang karier yang jelas, seperti kenaikan pangkat, kenaikan jabatan dan promosi. Rencana kebutuhan SDM yang mendukung tugas dan fungsi BBPSEKP sesuai dengan jenjang pendidikan yang dibutuhkan ditunjukkan pada Tabel 7 berikut ini. Tabel 7. Rencana Kebutuhan Pegawai BBPSEKP 2015 – 2019 berdasarkan kondisi riil PNS tahun 2014 Jumlah Pegawai per tahun Tingkat 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Pendidikan SMP 1 1 1 1 1 SLTA 2 3 5 7 9 10 D3 4 3 1 D4 1 1 1 S1 32 37 44 49 56 58 S2 23 24 24 27 25 26 S3 7 10 11 11 10 11 70 79 87 95 101 105 *) kenaikan jumlah pegawai berdasarkan Analisa Beban Kerja tahun 2013 dan jumlah pegawai yang pension
Pengembangan SDM difokuskan pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan. Jenjang pendidikan SLTA lebih difokuskan pada tugas administratif dan pendukung tingkat terampil seperti caraka, pramubakti, satpam, dan pengemudi yang berada di Sub Bagian Keuangan dan Umum BBPSEKP. Jenjang pendidikan Sarjana S1 difokuskan pada tenaga ahli admnistratif dan pejabat fungsional yang mendukung tugas dan fungsi BBPSEKP. 30
BBPSEKP menyadari bahwa, pengembangan SDM berbasis kompetensi sangat diperlukan guna mewujudkan SDM yang profesional. Kompetensi jabatan SDM secara umum berarti kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seseorang berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku, yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya. Kompentensi menyangkut kewenangan setiap individu untuk melakukan tugas atau mengambil keputusan sesuai dengan perannya dalam organisasi yang relevan dengan keahlian, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Disinilah kompetensi menjadi satu karakteristik yang mendasari individu atau seseorang mencapai kinerja tinggi dalam pekerjaannya. Pengembangan SDM diperoleh melalui berbagai macam diklat dan bimtek. Tabel 8 menggambarkan rencana pengembangan SDM Pejabat Struktural dan Fungsional Tertentu dan Umum.
Tabel 8. Rencana Pengembangan Jabatan Fungsional Peneliti
Jabatan Profesor Riset Peneliti Utama Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Pertama Fungsional Lainnya Non Fungsional
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2
2
3
3
3
4
3 8 23 6 5 23 70
3 9 29 1 6 29 79
3 13 26 0 7 35 87
3 20 19 7 7 36 95
3 23 16 10 7 39 101
6 27 9 10 7 42 105
Tabel 9. Rencana DIKLATPIM dan DIKLATFUNGSIONAL 2015 – 2019
Jenis Diklat Lemhanas Diklatpim III Diklatpim IV Diklat Fungsional Peneliti Pertama Diklat Fungsional Peneliti Lanjutan Diklat Pengadaan Barang dan Jasa Diklat Arsiparis Diklat Analis Kepegawaian Diklat Perpustakaan Diklat Pranata Komputer Diklat Statistik Diklat Bendahara Diklat Perpajakan Diklat Standar Pelayanan ISO 9001
2015
2016 0 1 1 7 5 3 1 1 1 2 0 1 1 2
2017 1 1 1 3 7 0 1 1 1 0 1 1 1 2
2018 0 1 1 0 3 0 0 0 0 0 1 1 1 1
2019 1 1 1 0 4 0 0 0 0 0 0 1 1 1
0 1 1 0 5 0 0 0 0 0 0 1 1 1 31
Peningkatan kompetensi SDM juga dapat dilakukan melalui program Tugas dan Izin Belajar yang direncanakan selama 5 tahun dari tahun 2015 – 2019 yang ditunjukkan dalam lampiran. Dengan peningkatan jenjang pendidikan para pegawai secara langsung akan dapat mempercepat dan memudahkan dalam pengembangan dan pencapaian visi dan misi BBPSEKP. Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan profesionalisme pegawai lingkup BBPSEKP dan pencapaian output kinerja secara individu maupun institusi, BBPSEKP memandang perlu untuk membentuk tim advokasi yang bersifat Ad Hoc yang akan membantu kerja sub bagian kepegawaian secara fungsional. Tim advokasi yang dimaksud dapat dibedakan menjadi dua, yaitu 1) tim advokasi terkait dengan etika pegawai dan 2) tim advokasi terkait dengan pembinaan peneliti. Adapun struktur, fungsi dan kerja tim advokasi akan diatur lebih lanjut melalui Surat Keputusan (SK) kapala BBPSEKP. Pembentukan tim advokasi tersebut akan merujuk perkembangan pegawai dan tuntutan tugas kepada BBPSEKP yang semakin dinamis, dan tinjauan perkembangan pada masa lalu dan kondisi saat ini. Berdasarkan Peraturan Kepala LIPI No 2 Tahun 2014 bab V tentang Pembinaan Kader Peneliti di dalam Juknis Jabatan Fungsional Peneliti, maka diperlukan adanya mekanisme pembinaan kepakaran peneliti di BBPSEKP. Pembinaan/bimbingan merupakan proses transfer pengetahuan dan keterampilan dari seseorang kepada orang lain melalui serangkaian kegiatan penelitian, pengembangan, atau kegiatan lain terkait dengan penelitian dan pengembangan. Mekanisme pembinaan kepakaran peneliti adalah sebagai berikut: 1. Jenjang Jabatan Fungsional Peneliti (JFP) sebagai pembimbing paling kurang setingkat lebih tinggi dari yang dibimbing. Bukti bimbingan dapat berupa laporan hasil penelitian, review buku/resume buku, KTI diterbitkan/tidak diterbitkan dengan pembimbing sebagai penulis kedua atau ketiga, bukti acknowledgment atau surat keputusan pimpinan tertinggi instansi yang bersangkutan. 2.
3.
Proses pembinaan disertai surat penugasan untuk membimbing peneliti di bawahnya yang sesuai dengan kepakarannya, paling banyak tiga peneliti per tahun. Pembinaan kepakaran peneliti sudah pernah dilaksanakan di BBPSEKP pada tahun 2007-2010 diperkuat dengan penerbitan SK Kepala BBPSEKP terkait dengan Pembinaan Berjenjang Jabatan Fungsional Peneliti lingkup kelompok peneliti (kelti).
32
4.
5.
6.
Pengaktifan kembali pembinaan berjenjang Jabatan Fungsional Peneliti di BBPSEKP dengan merujuk kepada peraturan Kepala LIPI No 2 tahun 2014 tentang pembinaan Kader Peneliti Seleksi terhadap karya tulis ilmiah yang akan didiseminasikan baik internal maupun eksternal harus dilakukan oleh KELTI sehingga karya tulis ilmiah tersebut akan lebih berkualitas. KTI yang akan didiseminasikan oleh peneliti sudah melalui proses pendampingan internal kelti sesuai tugas, fungsi dan kompetensi setiap jenjang peneliti. Merujuk pada peraturan LIPI No 2 Tahun 2014 yang diperkuat dengan SK Kepala BBPSEKP tentang pendampingan peneliti.
33
BAB V. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN PROGRAM PENELITIAN SOSIAL EKONOMI 5.1.
Visi Dan Misi Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan
Perubahan tatanan global serta nasional yang berkembang dinamis menuntut percepatan pembangunan kelautan nasional secara nyata untuk mampu menyesuaikan dan memenuhi tantangan lingkungan yang strategis. Sebagaimana Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang salah satu misinya menyatakan Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional, menjadikan perlunya pelaksanaan konsep blue economy pada pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan melalui pengembangan inovasi yang beorientasi pada pelestarian sumberdaya untuk memberikan manfaat secara ekonomi, sosial, dan lingkungan secara berkelanjutan. Diharapkan pengembangan blue economy mampu menciptakan daya saing yang lebih tinggi melalui inovasi dan efisiensi yang berkelanjutan, melakukan pembangunan tanpa merusak lingkungan, menciptakan berbagai industri baru di bidang kelautan dan perikanan, serta menciptakan lapangan kerja. Disamping itu juga untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia yang berwawasan kelautan dan perikanan. Berkenaan dengan hal tersebut, BBPSEKP akan melakukan kebijakan yang terintegrasi dari KKP dalam mengembangkan industrialisasi kelautan dan perikanan yang akan dimulai sejak tahun 2012, dengan tujuan untuk mendukung peningkatan kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Diharapkan indutrialisasi mampu membawa multiplier effect sebagai prime mover perekonomian nasional. Melalui kegiatan penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan, BBPSEKP akan mendukung beberapa kebijakan baru yaitu Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) dan pengembangan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di 3 Koridor Ekonomi yang terkait dengan sektor kelautan dan perikanan. Sehubungan dengan hal tersebut, visi, misi dan tujuan serta sasaran strategis dari BBPSEKP tahun 2010-2014 yang telah ditetapkan sebelumnya dilakukan penyesuaian dan ditetapkan sebagai berikut :
34
Visi BBPSEKP: “Menjadi institusi litbang yang berperan dan berkomitmen kuat dalam mendukung peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat Kelautan dan Perikanan, dan menjadi rujukan kebijakan pembangunan”. Misi BBPSEKP: A. Utama 1. Mengembangkan penelitian aplikatif dan inovatif dibidang sosial ekonomi yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan (KP). 2. Mengembangkan kajian-kajian kebijakan untuk memberikan bahan rekomendasi kebijakan pembangunan KP. 3. Mendukung upaya pengembangan masyarakat KP melalui kelembagaan alih IPTEK KP, advokasi dan evaluasi. Tabel 10. Keterkaitan Misi Utama BBPSEKP dengan NAWACITA Misi utama saat ini Melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan data dan informasi sosial ekonomi kelautan dan perikanan (KP) Melaksanakan penelitian dan analisis kebijakan terkait dengan pembangunan sektor KP
Mempelopori kelembagaan alih teknologi dan advokasi kebijakan dalam mendukung pembangunan
Misi utama (usulan) Mengembangkan penelitian aplikatif dan inovatif dibidang sosial ekonomi yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat KP. Mengembangkan kajian-kajian kebijakan untuk memberikan bahan rekomendasi kebijakan pembangunan KP.
Mendukung upaya pengembangan masyarakat KP melalui kelembagaan
Keterkaitan dengan nawacita 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara. 2. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia 3. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik 1. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, 2. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan 3. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional 4. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik 5. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial indonesia 1. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan
35
Misi utama saat ini KP
Misi utama (usulan) alih IPTEK KP, advokasi dan evaluasi.
Keterkaitan dengan nawacita 2. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia 3. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional 4. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik
B. Pendukung 1. Mengembangkan kapasitas institusi melalui peningkatan kapasitas SDM, anggaran, 2. 3. 4. 5.
sarana dan prasanana. Mengembangkan kapasitas bidang Tata Operasional Mengembangkan kapasitas bidang Pelayanan Teknis Mengembangkan kapasitas bagian Tata Usaha Mengembangkan kapasitas Laboratorium Data Sosial Ekonomi.
Visi dan Misi BBPSEKP yang disepakati tersebut akan menjadi pedoman bagi bidang-bidang dan bagian serta Kelti lingkup BBPSEKP dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan penelitian dan non penelitian selama lima tahun kedepan (2015 – 2019). Dalam kaitan dengan visi yang dirumuskan dan misi yang akan dilaksanakan maka tujuan dari BBPSEKP adalah untuk: 1. Menghasilkan IPTEK sosial ekonomi dan bahan rekomendasi kebijakan kelautan dan perikanan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan: a. Meningkatnya mutu data dan informasi sosial ekonomi kelautan dan perikanan; b. Meningkatnya kualitas output rekomendasi kebijakan sosial ekonomi kelautan dan perikanan dalam mendukung kebijakan KP 2. Menyiapkan dan meningkatkan kualitas dan kompetensi sumberdaya penelitian yang handal dan mandiri di bidang sosial ekonomi kelautan dan perikanan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan : a. Meningkatnya kapasitas para peneliti dalam melaksanakan, menganalisa, dan merumuskan rekomendasi kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan. b. Meningkatnya kesempatan melanjutkan pendidikan jangka panjang (S2/S3) bagi para peneliti maupun jangka pendek bagi peneliti dan pendukung penelitian dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM yang handal. 3. Mewujudkan penyelenggaraan urusan tata usaha dan rumah tangga kantor dengan azas good governance, akuntabel, dan transparan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan: 36
a. Terwujudnya BBPSEKP sebagai UPT yang bebas dari korupsi; b. Terwujudnya BBPSEKP sebagai UPT yang selalu menindaklanjuti rekomendasi terkait dengan aparat internal eksternal pemerintah. 4. Mewujudkan kinerja efektif, efisien dan sinkron dengan program yang ditetapkan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan: a. Dihasilkannya output atau keluaran BBPSEKP berupa rekomendasi yang mencakup aspek pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya, pengembangan sistem usaha, sosial budaya, kelembagaan, pengembangan model kawasan ekonomi, serta sumberdaya laut, dan pulau-pulau kecil; b. Program dan kegiatan BBPSEKP direncanakan sesuai dengan program yang telah ditetapkan; c. Anggaran kegiatan BBPSEKP direncanakan sesuai dengan pertimbangan skala prioritas. Adapun sasaran strategis beserta indikator utamanya meliputi : 1. Meningkatnya pengelolaan SDKP yang berkelanjutan dengan indikator kinerja utama : Jumlah WPP yang terpetakan potensi di bidang sumberdaya sosial ekonomi KP untuk pengembangan ekonomi maritim dan kelautan yang berkelanjutan; 2. Meningkatnya hasil penyelenggaraan litbang dan layanan IPTEK yang mendukung daya saing produksi dan pemanfaatan SDKP dengan indikator kinerja utama : a. Jumlah rekomendasi yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah); b. Jumlah pengguna hasil Iptek litbang di bidang sumberdaya sosial ekonomi KP (kelompok) 3. Tersedianya Rekomendasi dan Masukan Kebijakan KP berdasarkan data dan informasi ilmiah penelitian sosial ekonomi KP dengan indikator kinerja : a. Jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan Kelautan dan perikanan berkelanjutan; b. Jumlah data dan informasi sosial ekonomi KP; c. Karya Tulis Ilmiah Bidang Penelitian Sosial Ekonomi KP 4. Terwujudnya hasil litbang yang inovatif dan implementatif di bidang sosial ekonomi KP dengna indikator kinerja utama : a. Jumlah model Kelembagaan Penyebaran IPTEK dan Pemberdayaan Masyarakat; b. Model Kebijakan Sosial Ekonomi Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan 5. Tersedianya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dna layanan Iptek di bidang sosial ekonomi KP dengan indikator kinerja : a. Proporsi fungsional Litbang di bidang di bidang sosial ekonomi KP yang kompeten (%); b. Jumlah Sarana Prasarana Litbang Sosial Ekonomi KP yang Terfasilitasi;
37
c. Jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang Sosial Ekonomi yang terbentuk (buah) 6. Terselenggaranya pengendalian penelitian Sosial Ekonomi KP dengna indikator kinerja utama : a. Proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan penelitian sosial ekonomi 7. Terselenggaranya ASN BBPSEKP yang kompeten dan profesional dengan indikator kinerja : a. Jumlah SDM BBPSEKP yang dikembangkan kompetensinya 8. Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses dengan indikator kinerja : a. Indeks pemanfaatan informasi KP berbasis IT (%) 9. Tersedianya reformasi birokrasi dengna indikator kinerja : a. Indeks RB BBPSEKP; b. Nilai/Skor SAKIP BBPSEKP; c. Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap BBPSEKP; 10. Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dengan indikator kinerja utama : a. Nilai efisisensi anggaran (%)
Target dari capaian indikator kinerja utama BBPSEKP tahun 2015-2019 telah ditentukan. (terlampir0
Untuk mendukung visi dan misi BBPSEKP, maka untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas perencanaan dan penganggaran, serta monitoring dan evaluasi maka dilakukan pembinaan SDM agar terampil dalam; a. Melakukan perencanaan kegiatan dan anggaran sesuai dengan skala prioritas dan target yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja (Renja). b. Mengawal pencapaian output atau keluaran BBPSEKP berupa rekomendasi kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan, model kebijakan sosial ekonomi pembangunan sektor kelautan dan perikanan, model kelembagaan penyebaran IPTEK dan pemberdayaan masyarakat, data dan informasi sosial ekonomi kelautan dan perikanan dan karya tulis ilmah melalui kegiatan monev berkala, kegiatan penajaman naskah output yang dihasilkan, penyusunan laporan yang akurat dan lengkap. Bidang pelayanan teknis sebagai struktur penunjang penelitian terutama dalam merencanakan program pelayanan jasa penelitian serta publikasi dan dokumentasi tahun 2015-2019 mendukung pencapaian visi dan misi BBPSEKP. Inisiasi kerjasama penelitian akan diperluas dengan mitra kerjasama baik didalam maupun luar negeri, dengan institusi penelitian, perguruan tinggi, swasta maupun pemerintah daerah. Program-program diseminasi hasil penelitian akan diselenggarakan setiap tahunnya baik 38
dalam bentuk seminar internal/nasional/internasional, workshop, lustrum hingga mengikuti pameran. Program diseminasi merupakan wadah untuk mensosialisasikan hasil penelitian BBPSEKP kepada berbagai pemangku kepentingan. Peningkatan pemanfaatan hasil penelitian BBPSEKP harus didukung kesiapan wadah publikasi baik berupa jurnal, bulletin maupun buku. Publikasi BBPSEKP mulai tahun 2015 akan memanfaatkan perkembangan teknologi website (on line) yaitu dengan sistem e-journal system. Untuk menampung publikasi peneliti BBPSEKP pada pada tahun 2017 untuk jurnal Sosek KP akan ditingkatkan menjadi tiga (3) terbitan pertahun, serta jurnal kebijakan dan buletin menjadi tiga terbitan pertahun pada tahun 2019. Bentuk publikasi lain seperti bentuk buku, leaflet, poster, hingga audiovisual tetap menjadi program bidang PT untuk mempublikasikan hasil penelitian BBPSEKP setiap tahunnya. Bidang manajerial mendukung visi sebagai berikut; 1. Terwujudnya pelayanan yang cepat memberikan pelayanan sesuai dengan pemerintahan secara profesional; 2. Tertib administrasi adalah perbaikan
dan misi BBPSEKP dengan target kerja dan prima secara profesional berarti standar mutu dan kualitas kerja instansi sistem administrasi pemerintahan untuk
mewujudkan good governance; 3. Berdayaguna dan memberikan manfaat, efektif dan efisien bagi kinerja BBPSEKP. Oleh karena itu, bidang manajerial akan melakukan beberapa hal utama untuk mewujudkan target di atas: 1. Melakukan penyempurnaan sistem dan standar kinerja aparat menuju sikap profesionalisme serta efisiensi tata aturan birokratis; 2. Melakukan pembinaan unsur Tata Usaha dan mengikutsertakan pada Diklat/ Bimtek sesuai bidang yang relevan; 3. Menciptakan situasi dan kondisi kerja yang kondusif dan koordinatif guna 4. 5. 6. 7. 8. 9.
mendukung kegiatan organisasi; Berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan BBPSEKP sesuai tugas dan fungsi Bagian Tata Usaha; Melaksanakan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; Melaksanakan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; Melaksanakan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur; Melaksanakan Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan; Melaksanakan pengelolaan dan penatausahaan urusan surat menyurat; 39
10. Melaksanakan pengelolaan dan penatausahaan urusan kepegawaian dan Keuangan; 11. Penerapan Pelayanan Prima dengan Alokasi Waktu yang Jelas; 12. Pengoptimalan teknologi/inovasi baru untuk melaksanakan standar pelayanan minimal. 5.2.
Kelompok Peneliti dan Program Penelitian
Program penelitian pada BBPSEKP terbagi menjadi menjadi dua kategori; pertama, penelitian yang berbasis kelompok peneliti (Kelti). Penelitian ini mempunyai unifikasi tersendiri berdasarkan ketiga Kelti yang ada di BBPSEKP, sementara jumlah Kelti akan menyesuaikan perkembangan secara organisasi dan politik yang ada di Badan Litbang Kelautan dan Perikanan (Tabel 12). Kedua, penelitian yang berbasis institusi/organisasi BBPSEKP. Penelitian ini merupakan program utama yang menjadi prioritas utama BBPSEKP, yang bertujuan untuk menjawab tantangan dan isu terkini serta membantu tercapainya program-program andalan BalitbangKP. Kategori kedua ini akan menjadi ciri khas atau unifikasi institusi BBPSEKP. Saat ini, penelitian yang termasuk dalam kategori kedua adalah Kajian khusus dan Panel Perikanan Nasional (Panelkanas). Selain kedua kategori tersebut, masih terdapat program pengembangan yang menjadi program besar BBPSEKP. Program ini akan fokus kepada pengembangan ekonomi dan permberdayaan masyarakat, dan juga diharapkan merupakan sarana/kelembagaan untuk transfer teknologi, menilai kelayakan teknologi yang dihasilkan oleh BalitbangKP. Klasifikasi penelitian mengacu pada ketentuan LIPI dan arahan kepala BALITBANG KP yang menyatakan bahwa peneltian di masa mendatang dikategorikan kedalam penelitian dasar, penelitian terapan dan penelitian pengembangan experimental. Pengertian penelitian dasar, terapan dan pengembangan mengacu kepada PP 30/2008 seperti disarikan pada Tabel 11. Definisi penelitian dasar adalah kegiatan penelitian yang bersifat eksploratif dan atau eksperimental untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru sebagai acuan bagi penelitian terapan perikanan. Penelitian terapan merupakan kegiatan penelitian yang memanfaatkan hasil penelitian dasar perikanan, dan diarahkan untuk tujuan praktis guna memperoleh pengetahuan dan teknologi dibidang perikanan. Penelitian pengembangan eksperimental merupakan kegiatan sistematik dengan menggunakan pengetahuan yang sudah ada yang diperoleh melalui penelitian dasar perikanan dan atau penelitian terapan perikanan, untuk memperoleh sistem teknologi yang lebih efektif dan efisien serta menghasilkan produk unggulan dibidang perikanan. Tabel 11. Pengertian Penelitian Dasar, Terapan dan Pengembangan Experimental 40
No
Jenis Litbang
1.
Penelitian dasar
2.
Penelitian terapan
3.
Pengembangan eksperimental
Lingkup Kegiatan
Hasil
Inventarisasi, a. Data perikanan; antara ekspedisi, lain, data potensi, identifikasi, produksi, konsumsi, luasan karakterisasi, studi, budi daya, dan sensus, dan survei parameter lingkungan b. Informasi perikanan; antara lain, peta fishing ground, distribusi perikanan, daya dukung perairan, dan daya dukung lahan budi daya. Desain, rancang a. Produk biologi perikanan; bangun dan antara lain, plankton, konstruksi, vaksin, benih, induk, dan permodelan, probiotik. pemetaan, dan b. Teknologi perikanan; pengkajian antara lain, teknologi penangkapan, teknologi budi daya, teknologi pengolahan, dan lain-lain Perekayasaan, a. Produk industri scaling-up, dan b. Rekomendasi kebijakan inovasi teknologi c. Produk rekayasa, antara lain alat dan formula
Penyelenggara a. Perguruan Tinggi b. Litbang non Departemen
a. Perguruan Tinggi b. Litbang Perikanan Departemen c. Litbang non Departemen
a. Litbang Perikanan Departemen
Berdasarkan pemahaman penelitian dasar, terapan dan pengembangan eksperimental di atas, karakteristik penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan di BBPSEKP dapat dikelompokkan ke dalam kategori penelitian terapan dan pengembangan eksperimental. Penjelasan yang cukup jelas dan komprehenship mulai Bab I sampai dengan Bab V terutama perkembangan kepakaran peneliti, IPTEK kelautan dan perikanan, tuntutan peran, tanggungjawab dan komitmen kepada BBPSEKP beserta civitasnya. Berkaitan penjelasan di atas, maka BBPSEKP perlu segera melakukan adaptasi dan perbaikan sistem baik manajemen SDM dan penelitian. Berdasarkan diskusi bersama pakar dan merujuk berbagai sumber, RENSTRA 2015-2019 memberikan rekomendasi untuk perbaikan kedepan (Lampiran 5). Bahan rekomendasi tersebut harapannya dapat dilaksanakan dalam kurun waktu selama 2015 – 2019 sesuai dengan arahan Kepala BBPSEKP.
41
Tabel 12. Keterkaitan Program Penelitian BBPSEKP 2015-2019 dengan NAWACITA Program 2015-19 (sebagai peran strategis KKP mewujudkan Nawacita) Kelti
Ruang Lingkup
Dinamika - Identifikasi pemanfaatan Pengelolaa SDKP n SDKP - Penilaian ekonomi SDKP (DPSDKP) - Sosial ekonomi pengelolaan wilayah pesisir, laut dan perairan umum daratan berkelanjutan - Sosial ekonomi pengelolaan daerah perlindungan laut dan suaka (reservat) perairan umum daratan - Dampak sosial ekonomi kerusakan lingkungan SDKP - Kerentanan sosial ekonomi masyarakat pesisir (termasuk akibat climate change) - Nilai ekonomi pasar karbon - Pengembangan kelembagaan, politik dan hukum terkait pengelolaan SDKP
Program
Klasifikasi Keterkaitan dengan Nawacita Penelitian (Dasar/Terapa n/Exp) Terapan Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik (7)
Kajian Indikator Kinerja Mikro dan Makro Pembangunan Kelautan dan Perikanan Kajian Efektivitas Tata Terapan Kelola Sumber Daya KP
Kajian Karakteristik, Valuasi & Optimasi Sosial Ekonomi Sumber Daya KP
Terapan
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara (1) 2. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya (4)
Keterangan
Indikator Kinerja Mikro dan Makro Pembangunan KP 1. Kearifan lokal dalam penegakan hukum pengelolaan SDKP 2. konservasi SDKP 3. Pengembangan kawasan industri perikanan terpadu 4. Implementasi MEA dalam pemanfaatan SDKP
1. Membangun Indonesia dari 1. Karakterisasi sosial pinggiran dengan memperkuat ekonomi daerah-daerah dan desa dalam 2. Valuasi SDKP kerangka negara kesatuan (3) 3. Optimasi 2. Meningkatkan produktivitas pengelolaan SDKP rakyat dan daya saing di pasar
42
Sistem 1. Pembangunan Ekonomi Usaha, dan Perdagangan Sektor Pemasaran KP dan Perdagang an Keluatan dan Perikanan (SUPP)
Dukungan Informasi Dasar untuk Peningkatan Efektivitas Kebijakan Pembangunan Ekonomi dan Perdagangan Sektor KP
Penelitian Dasar
2. Permodelan Sistem Usaha Dukungan Informasi Penelitian dan Pemasaran Produk KP Dasar dalam Rancang Dasar Bangun Model Pengembangan Sistem Usaha dan Pemasaran Produk KP
3. Pembangunan Ekonomi dan Perdagangan Sektor KP
Penerapan Berbagai Instrumen untuk Peningkatan
Penelitian Terapan
internasional (6) 3. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial indonesia (9) 1. Meningkatkan produktivitas 1. Kontribusi program rakyat dan daya saing di pasar pembangunan internasional (No. 6) ekonomi lokal sektor 2. Mewujudkan kemandirian ekonomi KP dengan menggerakkan 2. Penurunan insidensi sektor-sektor strategis ekonomi kemiskinan dan domestik (No. 7) ketimpangan 3. Produktivitas Tenaga kerja seltor KP 4. Daya tarik investasi usaha sektor KP 5. Ketahanan pangan dan kesejahteraan RT-KP 1. Meningkatkan kualitas hidup 1. Sistem nilai manusia Indonesia (No. 5) pemasaran produk 2. Meningkatkan produktivitas sektor KP rakyat dan daya saing di pasar 2. Penurunan tingkat ketidakpastian dan internasional (No. 6) resiko usaha sektor 3. Mewujudkan kemandirian KP ekonomi dengan menggerakkan 3. Penentu sektor-sektor strategis ekonomi Keberhasilan, Daya domestik (No. 7) saing dan 4. Melakukan revolusi karakter produktivitas UMKM bangsa (No. 8) sektor KP 1. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional (No. 6)
1. Kebutuhan investasi sektor KP, 2015-2019
43
Efektivitas Kebijakan Pembangunan Ekonomi dan Perdagangan Sektor KP
4. Pembangunan Ekonomi dan Perdagangan Sektor KP
Sosial dan Kelembag aan
- Pembangunan Sosial Budaya
Penerapan Berbagai Instrumen dalam Rancang Bangun Model Pengembangan Sistem Usaha dan Pemasaran Produk KP
- Program pemanfaatan potensi ekonomi, sosial dan budaya dalam
Penelitian Terapan
- Penelitian Dasar
2. Mewujudkan kemandirian ekonomi 2. Daya saing sektor KP dengan menggerakkan menghadapi MEA sektor-sektor strategis ekonomi dan ACFTA 3. Transformasi dan domestik (No. 7) sumber pertumbuhan sektor KP 4. Diversifikasi Produk dan kinerja perdagangan KP 5. Peningkatan Nilai tambah sektor KP 1. Meningkatkan kualitas hidup 1. Optimalisasi supply manusia Indonesia (No. 5) chain system produk 2. Meningkatkan produktivitas KP rakyat dan daya saing di pasar 2. Market intelegence dan Sistem Informasi internasional (No. 6) Pemasaran Produk 3. Mewujudkan kemandirian KP ekonomi dengan menggerakkan 3. Manajemen reikso sektor-sektor strategis ekonomi dan perilaku usaha domestik (No. 7) KP 4. Melakukan revolusi karakter 4. Sistem informasi bangsa (No. 8) usaha untuk mendorong pemasaran produk KP 5. Iklim usaha untuk kemudahan investasi di sektor KP Inovasi teknologi - Membangun Indonesia dari kelembagaan pinggiran dengan permodalan informal memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan (3). - Meningkatkan kualitas hidup
44
mengelola kelautan dan perikanan
-
-
-
Pembangunan Kelembagaan Sektor KP
- Program - Penelitian penyediaan pengembang data dan an informasi - Dan Terapan aspek sosial , ekonomi, budaya dan kelembagaan dalam pengelolaan dan pemanfaatan potensi KP serta potensi pasar
-
-
-
manusia Indonesia (5) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik (No. 7) Melakukan revolusi karakter bangsa (8) Memperteguh Ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia (9) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan (3). Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia (5) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik (No. 7) Melakukan revolusi karakter bangsa (8) Memperteguh Ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia (9)
1. Dinamika sosial kelembagaan usaha 2. Tingkat adopsi 3. Kelembagaan pengembangan usaha 4. Antropologi budaya bahari 5. Pengembangan kawasan berbasis IPTEK 6. Kelembagaan inkubasi bisnis
Catatan : Kegiatan yang ada di dalam Tabel 12 belum secara spesifik menjelaskan program kegiatan penelitian Kajian Inovative (Kajian khusus) yang menjadi program khusus BBPSEKP. Pelaksanaan Kajian Inovative (kajian khusus) akan dilaksanakan di bawah koordinasi langsung oleh Kepala BBPSEKP.
45
BAB VI. PENUTUP RENSTRA BBPSEKP yang disusun ini merupakan ‘living document’ yang penyusunannya dilakukan secara partisipatif dan disusun sebagai acuan bagi pelaksanaan kegiatan tahun 2015-2019. Perubahan yang bersifat nyata dilakukan untuk mengakomodasi ‘NAWA CITA’ dalam konteks penelitian dan pengembangan sosial ekonomi kelautan dan perikanan. Implementasi RENSTRA ini diharapkan mampu mewujudkan pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya KP secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan perekonomian nasional. Dalam implementasinya, RENSTRA ini masih memerlukan langkah-langkah kongkrit secara lebih detail baik sebagai antisipasi kemungkinan perubahan kebijakan dan strategi yang terjadi maupun sebagai respon terhadap persoalan-persoalan aktual baik secara eksternal maupun internal lingkungan strategis BBPSEKP
46
Lampiran 1. Roadmap kegiatan penelitian KELTI SOSIAL dan KELEMBAGAAN Tema Penelitia n
2015 Telaahan Ulang Program, Pengembangan Sistem Jaringan Pengumpulan Data dan Kajian Dinamika Sosial Kelembagaan Usaha pada Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
2016
Kegiatan Penelitian Tahunan 2017
Telaahan Ulang Program, Pengembangan Sistem Jaringan Pengumpulan Data dan Kajian Dinamika Sosial Kelembagaan Usaha pada Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kajian tingkat adopsi Kajian tingkat adopsi inovasi inovasi dan kelayakan dan kelayakan teknologi teknologi pada pada masyarakat kelautan masyarakat kelautan dan dan perikanan. perikanan. KajianKelembagaan Penelitian Kajian peran kelembagaan Pengembangan Usaha Eksperime Permodalan informal dalam Industri dan Jasa Kelautan ntal perekonomian masyarakat Berbasis Masyarakat di nelayan kawasan pesisir Studi Antropologi Budaya Studi Antropologi Budaya Bahari Dan Peran Bahari Dan Peran Masyarakat Adat Dalam Masyarakat Adat Dalam Pemanfaatan Potensi Pemanfaatan Potensi Bahari Bahari Membangun indeks resiliensi Membangun indeks inovasi teknologi perikanan resiliensi inovasi tangkap pada kawasan teknologi perikanan pesisir dan pulau-pulau kecil budidaya pada kawasan untuk mendukung program pesisir dan pulau-pulau pembangunan kecil untuk mendukung program pembangunan
Telaahan Ulang Program, Pengembangan Sistem Jaringan Pengumpulan Data dan Kajian Dinamika Sosial Kelembagaan Usaha pada Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kajian tingkat adopsi inovasi dan kelayakan teknologi pada masyarakat kelautan dan perikanan. KajianKelembagaan Pengembangan Usaha Industri dan Jasa Kelautan Berbasis Masyarakat di kawasan pesisir Studi Antropologi Budaya Bahari Dan Peran Masyarakat Adat Dalam Pemanfaatan Potensi Bahari Membangun indeks resiliensi inovasi teknologi pengolahan pada kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil untuk mendukung program pembangunan
2018
2019
Telaahan Ulang Program, Pengembangan Sistem Jaringan Pengumpulan Data dan Kajian Dinamika Sosial Kelembagaan Usaha pada Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kajian tingkat adopsi inovasi dan kelayakan teknologi pada masyarakat kelautan dan perikanan. KajianKelembagaan Pengembangan Usaha Industri dan Jasa Kelautan Berbasis Masyarakat di kawasan pesisir Studi Antropologi Budaya Bahari Dan Peran Masyarakat Adat Dalam Pemanfaatan Potensi Bahari Membangun indeks resiliensi inovasi teknologi kelautan pada kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil untuk mendukung program pembangunan
Telaahan Ulang Program, Pengembangan Sistem Jaringan Pengumpulan Data dan Kajian Dinamika Sosial Kelembagaan Usaha pada Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kajian tingkat adopsi inovasi dan kelayakan teknologi pada masyarakat kelautan dan perikanan. KajianKelembagaan Pengembangan Usaha Industri dan Jasa Kelautan Berbasis Masyarakat di kawasan pesisir Studi Antropologi Budaya Bahari Dan Peran Masyarakat Adat Dalam Pemanfaatan Potensi Bahari Membangun Pola Hubungan indeks resiliensi inovasi teknologi pada berbagai sektor di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
47
Lampiran 2. Roadmap Kegiatan Penelitian Kelti Sistem Usaha Pemasaran Dan Perdagangan Karakteristik Penelitian
Tema/ Ruang Lingkup
Program/ Kegiatan
Terapan
1. Pembangunan Ekonomi dan Perdagangan Sektor KP
2. Permodelan Sistem Usaha dan Pemasaran Produk KP
Kegiatan Penelitian menurut Tahun 2015
2016
2017
2018
2019
PENINGKATAN EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PERDAGANGAN SEKTOR KP
Kajian Kebutuhan Investasi Pembangunan Kelautan dan Perikanan dalam Pembangunan Lima Tahun Mendatang (2015-2019)
Kajian Transformasi Struktur dan Sumber-sumbe r Pertumbuhan Ekonomi dalam Mendorong Investasi, Perdagangan dan Menciptakan Lapangan Kerja di Sektor Kelautan dan Perikanan
Kajian Perkembangan Diversifikasi Produk dan Dampaknya Terhadap Kinerja Perdagangan di Sektor Kelautan dan Perikanan Indonesia
Kajian Skenario Kebijakan dalam Meningkatkan Nilai Tambah (PDB) Sektor KP dan Implikasinya terhadap Pembangunan Ekonomi dan Perdagangan di Sektor KP
RANCANG BANGUN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM USAHA DAN PEMASARAN PRODUK KP
Optimalisasi supply Chain System Dalam Mendukung Industrialisasi kelautan dan Perikanan
Kajian Daya Saing Sektor Kelautan dan Perikanan Dalam Menghadapi Kesepakatan Perdagangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Dan ASEAN-China serta dampaknya terhadap perekonomian Indonesia Kajian Market Intelligence dalam mendukung Sistem Informasi Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan
Kajian Manajemen Resiko dan Perilaku Usaha Serta Hubungannya Dengan Pemasaran Produk KP Utama Indonesia
Kajian Sistem Informasi Usaha dan Pemasaran Produk KP Utama Indonesia
Kajian Iklim Usaha dan Hubungannya Dengan Pemasaran Produk KP Utama Indonesia
48
Lampiran 3. Roadmap Kegiatan Penelitian Kelti Dinamika Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Tema Kegiatan Penelitian Tahunan Penelitian 2015 2016 2017 2018 Kajian - PANELKANAS - PANELKANAS - PANELKANAS - PANELKANAS Indikator - Indikator - Indikator - Indikator - Indikator Kinerja Mikro Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan dan Makro Berbasis Berbasis EAFMBerbasis Berbasis EAFMPembangunan EAFMPerairan Umum EAFM-Pesisir dan Pesisir dan Laut Kelautan dan Perairan Daratan Laut Perikanan Umum Daratan
Kajian - Kearifan lokal Efektivitas dalam Tata Kelola pengelolaan Sumber Daya SDKP KP
- Kerentanan - Efektivitas masyarakat Pengelolaan pesisir terkait sumberdaya KP dengan di pulau-pulau perubahan iklim terluar
- Efektivitas pengelolaan dan partisipasi masyarakat dalam implementasi konservasi SDKP (open-closed)
Kajian Karakteristik, Valuasi dan Optimasi Sosial Ekonomi Sumber Daya KP
Karakterisasi sosial ekonomi dan valuasi ekonomi sdkp terkait dengan perdagangan karbon
Karakterisasi sosial ekonomi dan valuasi ekonomi sdkp pada wilayah rawan tercemar tumpahan minyak
Karakterisasi sosial ekonomi dan valuasi ekonomi sdkp terkait dengan perdagangan karbon
Karakterisasi sosial ekonomi dan valuasi ekonomi sdkp pada wilayah pulau-pulau terluar
Keterkaitan Nawacita 2019 - PANELKANAS - Indikator Pengelolaan Berbasis EAFM- Pesisir dan laut
a. Kedaulatan Maritim b. Program Indonesia kerja dan Indonesia Sejahtera melalui reformasi agrarian 9 juta Ha untuk rakyat tani dan buruh tani, rumah susun bersubsidi dan jaminan sosial c. Peningkatan kualitas SDM masyarakat kelautan dan perikanan d. Membangun kedaulatan pangan Efektivitas a. Kedaulatan maritim pengelolaan dan b. Membuka partisipasi partisipasi publik masyarakat c. Mengembangkan insentif dalam khusus untuk implementasi memperkenalkan dan konservasi SDKP mengangkat kebudayaan (MPA) lokal Karakterisasi a. Kedaulatan Maritim sosial ekonomi dan valuasi ekonomi sdkp pada daerah perlindungan laut
49
Lampiran 4. Fokus Penelitian Bidang Sosial Ekonomi Berdasarkan NAWACITA No Nawacita 1 Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara 2 Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, 3 Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan 4 Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya 5 Meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia 6
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
7
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik
Agenda Prioritas Terkait - Kedaulatan maritim
- Membuka partisipasi publik
Fokus Program Penelitian 2015-2019 - Pengelolaan pulau-pulau terluar - Pemetaan sumberdaya KP untuk melindungi kerugian negara akibat rusaknya sumberdaya KP (ex : oil spil) - Partisipasi Masyarakat dalam pengelolaan SDKP
- Pemerataan pembangunan antar wilayah terutama desa, kawasan timur Indonesia dan kawasan perbatasan
- Pembangunan ekonomi di wilayah-wilayah tertinggal
- Pemberatasan tindak penebangan liar, perikanan liar, dan penambangan liar
- IUU Fishing - Hukum dan Peradilan Sektor Kelautan Perikanan
- Program Indonesia kerja dan Indonesia Sejahtera melalui reformasi agrarian 9 juta Ha untuk rakyat tani dan buruh tani, rumah susun bersubsidi dan jaminan sosial - Membangun sekurang-kurangnya 10 pelabuhan baru dan merenovasi yang lama - Membangun sekurang-kurangnya 10 kawasan industri baru - Menciptakan layanan satu atap untuk investasi, efisiensi perijinan bisnis menjadi maksimal 15 hari - Membangun kedaulatan pangan - Mendirikan Bank petani/nelayan dan UMKM termasuk gudang dengan fasiitas
- Jaminan sosial masyarakat kelautan dan perikanan - Pemberdayaan masyarakat - Fungsi dan sistem layanan pelabuhan yang menunjang sektor kelautan dan perikanan - Iklim usaha kelautan dan perikanan yang kondusif
- Pembiayaan usaha dan kredit skala kecil bagi masyarakat kelautan dan perikanan
50
No
Nawacita
8
Melakukan revolusi karakter bangsa
9
Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial indonesia
Agenda Prioritas Terkait pengolahan paska panen - Memperbesar akses warga miskin untuk mendapatkan pendidikan tinggi - Memprioritaskan penelitian yang menunjang IPTEK - Mengembangkan insentif khusus untuk memperkenalkan dan mengangkat kebudayaan lokal
Fokus Program Penelitian 2015-2019 - Peningkatan kualitas SDM masyarakat kelautan dan perikanan
- Pengelolaan Berbasis Kearifan lokal - Pengembangan wisata budaya bahari
51
Lampiran 5. Usulan perubahan kelompok penelitian dan kelompok penelitian Landasan Penyusunan Kelompok Penelitian (Kelti): 1. Balitbang KP merupakan institusi penelitian yang ditujukan untuk menunjang kinerja KKP sehingga penelitian lebih diutamakan pada penelitian aplikatif (baik bersifat responsif maupun antisipatif) dibandingkan dengan penelitian dasar 2. Kelti sebagai wadah pelaksanaan penelitian yang bersifat aplikatif memerlukan berbagai bidang kepakaran 3. Kelti dibentuk untuk menjawab isu-isu pokok pembangunan kelautan dan perikanan Usulan perubahan terdiri dari 3 skenario: 1. Kondisi kelompok peneliti tetap seperti semula dan megembangkan laboratorium sosial ekonomi 2. Membentuk kelompok penelitian 3. Membentuk kelompok penelitian (menjawab nawa cita) dan kelompok peneliti adalah tetap Usulan Perubahan Kelompok Penelitian dan Kelompok Peneliti No 1
Usulan Kelompok Penelitian DINAMIKA PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN
Ruang lingkup
Justifikasi
- Identifikasi pemanfaatan, - Menjawab agenda prioritas pendayagunaan SDKP dan Nawacita terkait : indikator a. Kedaulatan maritim b. Pemberatasan tindak - Penilaian ekonomi SDKP penebangan liar, - Sosial ekonomi pengelolaan perikanan liar, dan wilayah pesisir, laut dan penambangan liar perairan umum daratan c. Membuka partisipasi berkelanjutan publik - Sosial ekonomi pengelolaan d. Mengembangkan insentif daerah perlindungan laut dan khusus untuk suaka (reservat) perairan memperkenalkan dan umum daratan mengangkat kebudayaan - Dampak sosial ekonomi lokal kerusakan lingkungan SDKP
-
-
Program Turunan Output Nawacita Pengelolaan pulau-pulau 1. Data dan Informasi Sosial Ekonomi terluar Pengelolaan SDKP Pemetaan sumberdaya 2. Rekomendasi kebijakan KP untuk melindungi Sosial Ekonomi kerugian negara akibat Pengelolaan SDKP rusaknya sumberdaya KP 3. Model Pengembangan (ex : oil spil) Kelembagaan Sosial Partisipasi Masyarakat Ekonomi Pengelolaan dalam pengelolaan SDKP SDKP Pengelolaan Berbasis Kearifan lokal IUU Fishing Hukum dan Peradilan Sektor Kelautan
52
No
Usulan Kelompok Penelitian
2
EKONOMI MAKRO, PEMASARAN DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
3
SISTEM USAHA KP DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Ruang lingkup
Justifikasi
- Kerentanan sosial ekonomi masyarakat pesisir (termasuk akibat climate change) - Nilai ekonomi pasar karbon - Konsumsi ikan - Pengembangan kelembagaan, politik dan hukum terkait pengelolaan SDKP - Daya saing produk perikanan - Menjawab agenda prioritas Indonesia Nawacita terkait : a. Pemerataan pembangunan - PDB perikanan Indonesia antar wilayah terutama - Kerjasama perdagangan desa, kawasan timur internasional sektor KP Indonesia dan kawasan - Indikator kinerja makro perbatasan pembangunan KP b. Meningkatkan produktivitas - Kebijakan fiskal dan moneter rakyat dan daya saing di sektor KP pasar internasional - Ketenagakerjaan sektor KP c. Menciptakan layanan satu - Dampak kebijakan ekonomi atap untuk investasi, terhadap sektor KP efisiensi perijinan bisnis - Pengembangan menjadi maksimal 15 hari kelembagaan, politik dan hukum terkait ekonomi makro dan perdagangan internasional Menjawab agenda prioritas - Sosial ekonomi pelaku usaha Nawacita terkait : KP - Keragaan usaha kelautan a. Program Indonesia kerja dan dan perikanan Indonesia Sejahtera melalui - Pemberdayaan dan reformasi agrarian 9 juta Ha
Program Turunan Nawacita Perikanan
Output
- Iklim usaha kelautan dan 1. Data dan Informasi Ekonomi Makro dan perikanan yang kondusif Perdagangan - Pembangunan ekonomi di Internasional wilayah-wilayah 2. Rekomendasi kebijakan tertinggal Ekonomi Makro dan - Investasi sektor kelautan Perdagangan dan perikanan Internasional - Peningkatan Daya saing 3. Model Pengembangan produk KP Kelembagaan Ekonomi - Ekspor-impor produk KP Makro dan Perdagangan Internasional
- Pembiayaan usaha dan kredit skala kecil bagi masyarakat kelautan dan perikanan - Pengembangan wisata budaya bahari
1. Data dan Informasi Sistem Usaha dan Pengembangan Masyarakat 2. Rekomendasi kebijakan Sistem
53
No
Usulan Kelompok Penelitian
Ruang lingkup
-
pengembangan masyarakat KP Diseminasi dan adopsi teknologi KP Pengembangan mata pencaharian alternatif Kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan Sistem jaminan sosial Nilai tukar nelayan dan pembudidaya ikan Pengembangan kelembagaan, politik dan hukum terkait sistem usaha dan pengembangan masyarakat
Justifikasi
b. c. d.
e.
f. g.
untuk rakyat tani dan buruh tani, rumah susun bersubsidi dan jaminan sosial Peningkatan kualitas SDM masyarakat kelautan dan perikanan Membangun kedaulatan pangan Mendirikan Bank petani/nelayan dan UMKM termasuk gudang dengan fasiitas pengolahan paska panen Membangun sekurang-kurangnya 10 pelabuhan baru dan merenovasi yang lama Memperbesar akses warga miskin untuk mendapatkan pendidikan tinggi Memprioritaskan penelitian yang menunjang IPTEK
-
-
-
Program Turunan Nawacita Fungsi dan sistem layanan pelabuhan yang menunjang sektor kelautan dan perikanan Pembiayaan usaha dan kredit skala kecil bagi masyarakat kelautan dan perikanan Jaminan sosial masyarakat kelautan dan perikanan Pemberdayaan masyarakat
Output Usaha dan Pengembangan Masyarakat 3. Model Pengembangan Kelembagaan Sistem Usaha dan Pengembangan Masyarakat
Untuk mewujudkan pengembangan kepakaran di BBPSEKP tersebut di atas, disusun skenario-skenario yang bertujuan agar perubahan tersebut tidak menimbulkan hal-hal yang dapat menghampat kerja BBPSEKP secara keseluruhan.
54
Skenario 1: Melakukan pengembangan Laboratorium Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, terdiri dari: Laboratorium Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Divisi Ilmu Sosial Divisi Ilmu Ekonomi Divisi Data Sosial Ekonomi KP
Ruang Lingkup Pengembangan metodologi dan keilmuan bidang ilmu sosial Pengembangan metodologi dan keilmuan bidang ilmu ekonomi Pengembangan sistem data dan informasi, jaringan dan aplikasi metodologi penelitian sosial ekonomi
Output Pengembangan SDM kepakaran peneliti bidang ilmu sosial Pengembangan SDM kepakaran peneliti bidang ilmu ekonomi Pengembangan data dan informasi dan aplikasi metodologi penelitian sosial ekonomi
Skenario 2: Pengembangan Kelompok Peneliti, terdiri dari: Kelompok Peneliti Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan Sistem Usaha Perikanan dan Kelautan Pemasaran dan Perdagangan Sosial dan Budaya Hukum dan Politik
Ruang Lingkup Ekonomi Sumberdaya, Pengelolaan Sumberdaya KP, Perencanaan Wilayah, dll Manajemen, Agribisnis, dll Ekonomi, Marketing, dll Sosiologi, Antropologi, dll Hukum, Politik, dll
55
Skenario 3: Keterkaitan Kelompok Penelitian dan Kelompok Peneliti Kelompok peneliti memungkin dikembangkan berdasarkan kepakaran yang dikembangkan oleh LIPI, dan kepakaran sosial ekonomi kelautan dan perikanan merujuk pada kode kepakaran 19.09.
Kelompok Peneliti Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan Sistem Usaha Perikanan dan Kelautan Pemasaran dan Perdagangan Sosial dan Budaya Hukum dan Politik
Ruang Lingkup Keilmuan Ekonomi Sumberdaya, Pengelolaan Sumberdaya KP, Perencanaan Wilayah, Statistika/Ekonometrik, dll Manajemen, Agribisnis, Ekonomi Perikanan dll Ekonomi, Marketing, Statistik/Matematik/Ekonometrik, dll Sosiologi, Antropologi, Komunikasi, dll Hukum, Politik, Hubungan Internasional, dll
DINAMIKA PENGELOLAAN SUMBERDAYA KP +++
Kelompok Penelitian EKONOMI MAKRO, PEMASARAN DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL +
SISTEM USAHA KP DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT +
+
+
+++
+
+++
+
++ ++
+ ++
+++ ++
Keterangan: + = Keterkaitan Rendah, ++ = Keterkaitan Sedang, +++ = Keterkaitan Tinggi
56
LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN No
Sasaran Program/ Kegiatan
Indikator Kinerja
Target 2015
(1)
(2)
(3)
2.
Meningkatnya pengelolaan SDKP yang berkelanjutan
1.
3.
Meningkatnya hasil penyelenggaraan litbang dan layanan iptek di bidang sumberdaya sosial ekonomi KP yang mendukung daya saing produksi pemanfaatan SDKP
2017
2018
2019
2
2
2
3
3
(4)
Jumlah WPP yang terpetakan potensi di bidang sumberdaya sosial ekonomi KP untuk pengembangan ekonomi maritim dan berkelanjutan
2016
kelautan
yang
2.
Jumlah rekomendasi kebijakan yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah)
2
2
2
2
2
3.
Jumlah pengguna hasil Iptek litbang di
14
14
14
14
14
dan
bidang sumberdaya sosial ekonomi KP (kelompok)
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 4.
Tersedianya Rekomendasi dan Masukan Kebijakan KP berdasarkan Data dan Informasi Ilmiah
4.
Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan
7
7
7
8
9
5.
Jumlah Data dan Informasi Sosial
16
16
16
16
16 57
No
Sasaran Program/ Kegiatan
Indikator Kinerja
Target 2015
(1)
(2)
(3)
Penelitian Sosek KP
5.
6.
peningkatan
2018
2019
(4)
kapasitas
6.
Karya Tulis Ilmiah Bidang Penelitian Sosial Ekonomi
30
32
34
36
40
7.
Jumlah Model Kelembagaan Penyebaran IPTEK dan Pemberdayaan Masyarakat
5
5
5
5
5
8.
Jumlah Model Kebijakan Ekonomi Pembangunan Kelautan dan Perikanan
9
9
9
9
9
9.
Proporsi fungsional Litbang di bidang di
67,1
67,1
70
70
70
1
1
1
1
1
5
5
5
5
5
Sosial Sektor
dan kapabilitas sumberdaya Litbang
bidang sosial ekonomi KP yang kompeten
dan Layanan Iptek di bidang sosial
(%)
ekonomi KP
2017
Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Terwujudnya hasil litbang yang inovatif dan implementatif di bidang Sosial Ekonomi KP
Terwujudnya
2016
10.
Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang KP yang
11.
memadai
Jumlah jejaring dan kerjasama litbang Sosial Ekonomi yang terbentuk (buah)
7.
Terselenggaranya Pengendalian Litbang 12.
proporsi anggaran penelitian terapan dan
Sosial Ekonomi KP
pengembangan
dibandingkan
93,1%
93,1%
93,1%
93,1%
93,1%
total
anggaran penelitian dan pengembangan
58
8.
Tersedianya
ASN
Litbang
Ekonomi KP
Sosial 13.
Jumlah SDM BBPSEKP yang dikembangkan
8
8
9
9
10
> 75%
> 75%
> 75%
> 80%
> 80%
kompetensinya 9. 10.
Tersedianya
informasi
yang
valid, 14.
Indeks pemanfaatan informasi KP berbasis
handal dan mudah diakses
IT (%)
Terselenggaranya Reformasi Birokrasi 15.
Indeks RB BBPSEKP
BB
BB
BB
BB
BB
Litbang Sosial Ekonomi
16.
Nilai/Skor SAKIP BBPSEKP
A
A
A
A
A
17.
Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap
70,1
72
73
75
75
80-90
80-90
80-90
80-90
80-90
BBPSEKP 11.
Terkelolanya anggaran pembangunan 18.
Nilai efisisensi anggaran (%)
secara efisien
59
60