RENCANA STRATEGIS BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN TAHUN 2015-2019
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian
2015 Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
0
KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) ini merupakan pelaksanan amanat Inpres No. 7 Tahun 1999, tentang kewajiban menyusun Renstra dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Institusi Pemerintah (LAKIP). Renstra
Kementerian
Pertanian
menetapkan
sasaran
pembangunan pertanian dalam periode 2015-2019, yaitu: (1) Swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi daging
dan
gula,
(2)
Peningkatan diversifikasi pangan,
(3)
Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor, (4) Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergy, (5) Peningkatan pendapatan keluarga petani, dan (6) Akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang
baik.
Dalam
upaya
pembangunan pertanian, telah Litbang
Pertanian,
Pengembangan
yaitu
Inovasi
mensukseskan
sasaran
utama
ditetapkan Program Utama Badan
Penciptaan Pertanian
Teknologi
Bio-industri
dan
Model
Berkelanjutan.
Program Utama tersebut telah dijabarkan ke dalam kegiatan utama pada setiap eselon II di lingkup Badan Litbang Pertanian. Renstra Pascapanen
Balai
Besar
Pertanian
Penelitian
dan
(BB-Pascapanen)
Pengembangan
periode
2015-2019
disusun dengan mengacu pada Renstra Badan Litbang Pertanian dan Kementerian Pertanian periode 2015-2019. Renstra BB-Pascapanen ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penyusunan rencana kerja tahunan,
baik dengan sumber
anggaran DIPA BB-Pascapanen maupun dari sumber lain.
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
1
Bogor, Januari 2015 Kepala Balai Besar,
Ir. Rudy Tjahjohutomo, MT NIP. 19570922 198203 1 001
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB-Pascapanen) merupakan salah satu unit kerja yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. Sesuai Keputusan Menteri Pertanian No. 36/Permentan/OT.140/3/2013
tanggal
11
Maret
2013
yang
merupakan penyempurnaan dari Keputusan Menteri Pertanian No. 632/Kpts/OT.140/12/2003
tanggal
30
Desember
BB-Pascapanen mempunyai tugas pokok
2003,
yaitu melaksanakan
penelitian dan pengembangan teknologi pascapanen pertanian. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang tertuang dalam
SK
Menteri
Pertanian
tersebut,
BB-Pascapanen
menyelenggarakan fungsi : (1) Penyusunan Program, Rencana Kerja,
Anggaran,
Evaluasi
dan
Laporan
Litbang
Teknologi
Pascapanen; (2) Penelitian Identifikasi dan Karakterisasi Sifat Fungsional dan Mutu Hasil Pertanian; (3) Penelitian Pengolahan Hasil, Perbaikan Mutu, Pemanfaatan Limbah dan Pengembangan Produk Baru; (4) Penelitian Teknologi Proses Fisik, Kimia dan Biologi Hasil Pertanian; (5) Penelitian Sistem Mutu dan Keamanan Pangan Hasil Pertanian; (6) Analisis Kebijakan Pascapanen; (7) Pengembangan Komponen Teknologi Sistem dan Usaha Agribisnis; (8)
Kerjasama
dan
Pendayagunaan
Hasil
Penelitian
(9)
Pengembangan Sistem Informasi Hasil Litbang Pascapanen dan (10) Pengelolaan Tata Udaha dan Rumah Tangga.
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
3
Susunan organisasi BB-Pascapanen berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 36/Permentan/OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013, terdiri atas tiga Bagian/Bidang dengan tujuh Sub Bagian/Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas Peneliti, Perekayasa, Teknisi Litkayasa, Arsiparis, dan Pustakawan. Dalam rangka mengantisipasi dinamika lingkungan strategis, khususnya perkembangan IPTEK yang sangat pesat, saat ini telah dilakukan pengelompokan peneliti dalam tiga kelompok peneliti (Kelti) berdasarkan bidang masalah yaitu Kelti Teknologi Biomaterial, Kelti Teknologi Bioprosesing, serta Kelti Teknologi Disain Proses dan Biosistem, berdasarkan SK Kepala Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
45/Kpts/kp.340/I.1/2013 tentang
Penetapan
Pertanian Kelompok
No. Peneliti,
Keanggotaan Kelompok Peneliti, Tim Program dan Inovasi, serta Tim Etika Peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Penyusunan rencana strategis (renstra) BB Pascapanen 2015-2019 dilakukan menggunakan beberapa metode antara lain analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat), Logframe, dan Focus Group Discussion dengan mencermati isu-isu dan dinamika lingkungan strategis, baik internal maupun eksternal. Pencermatan lingkungan internal dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan internal (organisasi, sumber daya, maupun program). Kekuatan adalah kondisi internal yang
dapat
digunakan
untuk
memanfaatkan peluang
dan
menghadapi ancaman. Sedangkan kelemahan adalah kondisi internal yang dapat mempersulit organisasi memanfaatkan peluang
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
4
dan menghadapi ancaman. Sementara itu, pencermatan lingkungan eksternal dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai peluang dan tantangan. Peluang adalah kondisi yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan strategis organisasi dengan kekuatan yang dimiliki. Sedangkan tantangan adalah kondisi eksternal yang dapat mempersulit tercapainya tujuan strategis organisasi. Di samping itu, penyusunan renstra BB Pascapanen 2015-2019 dilakukan dengan mengacu pada sejumlah dokumen utama, yaitu
:
(1) Undang-
Undang No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN); (2) Peraturan Pemerintah No. 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; (3) Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2010 – 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015 – 2019; (4) Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2013 – 2045; (5) Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015 – 2019; (6) Agenda Riset Nasional (ARN) 2015 – 2019; dan (7) Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2015 – 2019. 1.2 Tujuan Renstra BB-Pascapanen merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan dan strategi, serta kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu 2010-2014. Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan yang ada termasuk isu strategis
terkini
yang
dihadapi
pembangunan
pertanian
dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
5
Renstra ini selanjutnya menjadi acuan dan arahan di lingkup BB-Pascapanen dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan serta manajemen sumber daya untuk mendukung pencapaian sasaran strategis BB-Pascapanen selama kurun waktu 2015-2019.
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
6
BAB II CAPAIAN KINERJA 2010 - 2014 Selama kurun waktu tahun 2010-2014, capaian kinerja kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen pada Indikator Kinerja Utama (IKU) teknologi penanganan segar produk pertanian melebihi target yaitu sebesar 105%, Indikator Kinerja Utama (IKU) teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor memenuhi target sebesar 100% dan Indikator Kinerja Utama (IKU) teknologi dan produk untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing pencapaiannya melebihi target yaitu 108%. Tabel 2.1. Capaian kinerja litbang pascapanen tahun 2010-2014 Indikator Kinerja Utama (IKU)
2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah
T
R
T
R
T
R
T
R
T
R
T
R
1. Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian
5
5 100%
4
4 100%
4
4 100%
4
5 125%
4
4 100%
21
22 105%
2. Jumlah teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor
6
6 100%
2
2 100%
2
2 100%
2
2 100%
3
3 100%
15
15 100%
3. Jumlah teknologi dan produk baru untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing
2
3 150%
7
7 100%
8
9 113%
10
10 100%
10
11 110%
37
40 108%
Keterangan : T : Target R : Realisasi
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
7
BB-Pascapanen pada TA. 2010-2014 telah menyelesaikan seluruh kegiatan penelitian dan pengembangan yang direncanakan yang menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan komoditas
tanaman
pangan,
hortikultura,
perkebunan
dan
peternakan. Output unggulan yang dapat dihasilkan sampai dengan tahun 2014 beserta uraian keunggulannya disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Keunggulan Teknologi Hasil Litbang Pascapanen No
Output Unggulan
Uraian Keunggulan
A. Teknologi penanganan segar produk pertanian 1.
Teknologi penanganan segar buah manggis dengan metode pelilinan
2.
Teknologi penanganan buah salak Dapat menekan kerusakan buah salak segar dengan formula antimikroba selama transportasi sampai dengan 1alami dan pengemasan atmosfir 2% termodifikasi
3.
Teknologi penanganan segar buah mangga dengan proses iradiasi dan Water Heat Treatment (WHT)
Proses iradiasi dapat membebaskan lalat buah hingga 100% Proses Water Heat Treatment (WHT) dapat menghambat pertumbuhan antraknosa dan stem end rot hingga 2 minggu
4.
Tekonologi kemasan aktif berbasis 1-Methylcyclopropene (1-MCP)
Dapat memperlambat pisang hingga 7 minggu
5.
Teknologi pembuatan vinegar dari Dapat memperpanjang masa simpan limbah pertanian (kulit pisang dan karkas ayam sampai 9 jam (suhu air kelapa) sebagai pengawet ruang) dan 9 hari (suhu dingin) alami
6.
Teknologi sintesis nano serat Dapat meningkatkan kekuatan selulosa pada kemasan edible film mekanis dan memperbaiki untuk bahan pangan segar permeabilitas uap air kemasan edible film
Dapat memperpanjang masa simpan buah manggis segar sampai 3 minggu dengan tingkat kerusakan < 5%
kematangan
B. Teknologi dan produk untukdiversifikasi pangandan substitusi pangan impor 7.
Teknologi produksi tepung kasava termodifikasi skala 10 ton per hari
Dapat meningkatkan efisiensi produksi tepung sebesar 42%
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
8
8.
Teknologi pembuatan jagung termodifikasi
9.
Teknologi pembuatan snack bar Produk snack bar mengandung energi berbasis tepung ubijalar dan > 400 kkal/100g, oligosakarida rendah kacang-kacangan serta kaya vitamin dan mineral
10.
Teknologi produksi tepung sorgum rendah tanin
Tepung sorgum dengan kandungan tanin < 1% serta serat pangan, daya cerna pati dan protein tinggi dengan daya simpan hingga 1 tahun
11.
Teknologi produksi tepung sukun bermutu premium
Daya simpan hingga 1 tahun dengan kehalusan 100 mesh, indeks glikemik rendah untuk diet rendah kalor dan baik untuk penderita autis karena tidak mengandung gluten
12.
Teknologi produksi tepung jagung dan komposit berbasis jagung
Nilai indeks glikemik (IG) tepung 37,5 dan mi jagung 52,63 lebih rendah dari 100% terigu (IG 70), mi jagung baik untuk penderita diabetes
berasan
Produk berasan jagung memiliki nilai cerna tinggi, waktu tanak cepat (20 menit), IG rendah (<40) dan tahan terhadap aflatoksin hingga 2 tahun
C. Teknologi dan produk baru untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing 13.
Teknologi pembuatan fermentasi probiotik
14.
Teknologi pengolahan gambir dan Produk minuman dalam bentuk pangan fungsional berbasis daun effervescent, instan, dan teh celup gambir memiliki daya antioksidan tinggi
15 .
Teknologi pembuatan beras dengan indeks glikemik rendah untuk diet khusus penderita diabetes mellitus dan kegemukan
Serat pangan dan kadar amilosa tinggi, daya cerna pati dan indeks glikemik rendah serta rendemen beras dan mutu giling meningkat
16.
Teknologi produksi lada putih semi mekanis
Proses perendaman buah lada lebih cepat (4-5 hari) dan produk lada putih lebih higienis
17 .
Teknologi proses produksi sari buah campuran
Produk sari buah campuran lebih menarik, beraroma enak dan dapat diproses dengan teknologi sederhana
18 .
Teknologi pembuatan produk nasi instan fortifikasi dan non-fortifikasi
Waktu rehidrasi singkat (4 menit), daya cerna pati 63-74%, IG lebih rendah dari nasi biasa. Retensi Fe dan vit. B3 pada nasi instan tinggi (36 dan
susu
Susu fermentasi mengandung TPC 1,28x107 cfu/g dengan ketahanan probiotik terhadap pH rendah dan garam empedu masing-masing 57,53 dan 12,92%
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
9
16,25%). 19 .
Teknologi proses pembuatan kopi luwak artifisial secara enzimatis dan fermentasi anaerob
Cita rasa kopi luwak artifisial setara kopi luwak asli, lebih higienis, dan bebas kontaminasi E. Coli dan Salmonella sp
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
10
BAB III POTENSI, TANTANGAN DAN IMPLIKASI Beberapa tahun ke depan, pertanian di Indonesia akan mengalami banyak tantangan yang terkait dengan perubahan penduduk dunia khususnya Indonesia baik dalam jumlah dan komposisinya, perubahan iklim global, dan perubahan pasar global yang mempengaruhi lingkungan strategis di sektor pertanian. Terkait dengan berbagai dinamika perubahan lingkungan strategis baik lokal, regional dan global maka perlu dicermati berbagai aspek terkait
dengan
potensi
(kekuatan dan
peluang)
tantangan
(kelemahan dan ancaman) yang akan dihadapi sektor pertanian khususnya yang terkait dengan litbang pascapanen pertanian agar mampu merumuskan perencanaan strategis untuk lima tahun ke depan secara lebih komprehensif. 3.1. Potensi A. Kekuatan Faktor kunci keberhasilan BB-Pascapanen berkaitan dengan pencapaian visi, misi dan kinerja organisasi diperoleh dari hasil analisis terhadap lingkungan internal BB-Pascapanen dan eksternal yang merupakan landasan kritis dalam merancang strategi. Faktorfaktor tersebut dianalisis dan dievaluasi dengan menggunakan pendekatan SWOT (strengths, weakness, opportunities, threats). 1. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia (SDM) dengan jenjang pendidikan tersedia dalam jumlah yang memadai sesuai dengan bidang
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
11
penelitian yang dibutuhkan, yaitu bidang pascapanen.
Sampai
dengan tahun 2014, BB Pascapanen mempunyai SDM peneliti yang memadai dengan jenjang pendidikan S3 12 orang, S2 28 orang, dan S1 19 orang. Jumlah tersebut akan terus meningkat baik kualitas maupun kuantitas, seiring dengan banyaknya SDM yang sedang menyelesaikan studinya pada perguruan tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Diperkirakan sampai dengan tahun 2019, jumlah SDM yang berpendidikan S3 60 orang, S2 120 orang, dan S1 100 orang (proyeksi jika 400%), dengan bidang keilmuan sesuai dengan keahlian yang meliputi : Ilmu Kimia (dasar dan terapan), Ilmu Fisika
(dasar
dan
terapan),
Nanotechnology,
Mikrobiologi,
Keamanan Pangan, Bioproses, Desain Proses, Bioinformatika, Sistem
Dinamik,
dll.
Pendayagunaan
tenaga
peneliti
dan
peningkatan kompetensi peneliti dilakukan untuk menghasilkan teknologi yang bermanfaaat bagi industri, stakeholder, petani, dan pengguna lainnya. Tabel. 3.1. Sebaran Pegawai Berdasarkan Jabatan dan Pendidikan Tahun 2014 No
1. 2.
Jabatan
Pendidikan SM/D3 SLA/D1 SLTP
S3
S2
S1
SD
Jumlah
Jabatan 3 Struktural Jabatan Fungsional - Peneliti 12 - Litkayasa 0 - Arsiparis 0 - Pustakawan 0 - Fungsional 0 Umum 12 Jumlah
6
1
1
0
0
0
11
31 0 0 0 0
14 1 0 1 10
1 8 0 0 1
0 7 1 0 37
0 0 0 0 6
0 0 0 0 1
58 16 1 1 55
36
27
11
45
6
1
138
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
12
2. Anggaran Ketersediaan
anggaran
kegiatan
penelitian
dan
pengembangan pertanian bersumber dari pendanaan internal (APBN Badan Litbang Pertanian) dikelompokkan menjadi : (1) Penelitian upstream dengan alokasi porsi pendanaan 50-60%; (2) Penelitian adaptif yang mendukung langsung pencapaian program utama Kementerian Pertanian berupa kegiatan penelitian adaptif dan diseminasi, dengan alokasi porsi pendanaan 20-30%; dan (3) Penelitian kolaboratif (konsorsium dan kerja sama) berupa penelitian upstream dan adaptif, dengan alokasi porsi pendanaan 10-20%. Upaya peningkatan pendanaan di luar APBN dalam rangka pemenuhan anggaran pembiayaan penelitian akan dilakukan melalui peningkatan kerja sama penelitian dan pemanfaatan hasil penelitian baik dari dalam maupun luar negeri. 3. Sarana dan Prasarana Sarana prasarana yang dimiliki BB Pascapanen berupa gedung perkantoran untuk kegiatan administrasi dan gedung laboratorium yang berada di Bogor dan Karawang. Gedung laboratorium dibagi menjadi dua kelompok yaitu laboratorium penelitian-pengujian dan laboratorium pengembangan. Laboratorium penelitian-pengujian terdiri dari laboratorium kimia, fisik, mikrobiologi, dan organoleptik yang berada di Bogor, dan laboratorium mutu fisik untuk padi dan serealia lainnya di Karawang. Laboratorium penelitian-pengujian
telah
mendapat
akreditasi
dari
Komite
Akreditasi Nasional (KAN) sebagai laboratorium penguji terakreditasi yang mengimplementasikan SNI ISO/IEC 17025:2008.
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
13
Beberapa peralatan yang terdapat di laboratorium penelitianpengujian antara lain HPLC, GC, spektrofotometer, amilograph, texture analyzer, dan lain-lain. Sebagian besar peralatan yang berusia cukup tua dan alat dalam kondisi rusak atau tidak dapat digunakan. Laboratorium pengembangan terdiri dari laboratorium penanganan bahan dan pengolahan. Laboratorium penanganan bahan termasuk penanganan segar komoditas tanaman pangan (serealia dan umbi-umbian), hortikultura (buah, sayuran, tanaman hias dan biofarmaka), dan peternakan (daging, susu dan telur), dan tepung-tepungan. Sedangkan laboratorium pengolahan diantaranya pengolahan roti-rotian dan mi, pengolahan minuman, pengolahan tahu, ekstraksi atsiri dan bahan aktif, serta pengolahan daging dan susu, serta pengolahan bioprosesing serta pengemasan produk. Beberapa peralatan di laboratorium pengembangan antara lain ektraktor minyak atsiri, peralatan pengeringan (spray drier, molen drier, far infra red drier), mesin penepungan, penyosoh sorgum, mesin pascapanen padi terpadu, peralatan pengolahan roti dan mi, alat pengemas, dan sebagainya. Pada umumnya peralatan tersebut berasal dari balai-balai penelitian komoditas sehingga hampir dalam kondisi kurang baik atau rusak.Banyaknya peralatan yang rusak menyulitkan dalam pengaturan penggunaan ruangan laboratorium dan menjadi beban biaya pemeliharaan (inefisien). Pada tahun 2013, dilakukan pembenahan laboratorium dan peralatannya
yang
difokuskan
pada
penambahan
jumlah
laboratorium dan peralatannya, yaitu laboratorium nanoteknologi dan bioinformatika. Peralatan laboratorium nanoteknologi yang diperoleh
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
14
melalui program Sustainable Management for Agriculture Research and Technology Dissemination (SMARTD) tahun 2013 diantaranya Transmission Electron Microscope (TEM),
Scanning Electron
Microscope (SEM), particle size analyzer (PSA), X-Ray Difraction (XRD), Differential Scanning Colorimetry (DSC), nano spray drier, ultrafine grinder, nanomilling, high pressure homogenizer (HPH), ultrasinik, dan lain-lain. Laboratorium nanoteknologi ini difokuskan pada pangan dan pertanian. Sedangkan laboratorium bioinformatika direncanakan akan dimulai tahun 2014.Khusus laboratorium instalasi Karawang telah dilakukan pembenahan laboratorium pengolahan yang mendukung diverfisikasi pangan berbasis pangan lokal. Pembenahan laboratorium tersebut akan terus dilakukan baik di Bogor maupun Karawang, sebagai upaya mengikuti pesatnya perkembangan IPTEK bidang pascapanen, perubahan isu global, serta semakin pentingnya posisi dan peran pascapanen dalam pembangunan agroindustri nasional, sehingga BB Pascapanen diharapkan akan semakin berperan nyata dan menjadi trend setter atau center of excellent di bidang pascapanen di tingkat nasional dan internasional. Selain itu, ketersediaan laboratorium-laboratorium tersebut dapat meningkatkan pendapatan negara bukan pajak (PNBP)
sebagai bentuk
optimalisasi aset-aset
negara
untuk
kepentingan pembangunan nasional. 4. Manajemen Litbang Pelaksanaan visi dan misi BB-Pascapanen mengarah pada reformasi birokrasi untuk mewujudkan good governance dan clean government.Salah satu penjabaran reformasi birokrasi tersebut
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
15
antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Sejak tahun 2010, BB-Pascapanen telah membentuk Satuan Pelaksana Pengendalian Intern (Satlak PI) dan menerapkan lima unsur SPI yaitu lingkungan pengendalian, pengelolaan risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan dalam pengelolaannya.
Peran monitoring dan evaluasi (monev)
sebagai bagian dari pelaksanaan SPI sangat penting untuk menganalisis capaian kinerja tahun berjalan dan kegiatan yang telah dilaksanakan.Selain
itu
BB-Pascapanen
telah
menerapkan
manajemen korporasi dan menyelaraskan sistem manajemennya dengan standar manajemen riset yang ditetapkan oleh Komite Nasional
Akreditasi
Pranata
Penelitian
dan
Pengembangan
(KNAPPP) untuk meningkatkan jaminan mutu produk litbang. 5. Ketersediaan Teknologi Inovasi teknologi yang telah dihasilkan oleh BB Litbang Pascapanen pada skala labotorium banyak tersedia. Sampai dengan kurun waktu tahun 2009-2014 BB Litbang Pascapanen telah menghasilkan 47 teknologi. Selama kurun waktu tersebut BBPascapanen telah menyelesaikan semua kegiatan penelitian dan pengembangan
sesuai
dengan
menghasilkan inovasi
teknologi
komoditas
pangan,
tanaman
yang
direncanakan
penanganan dan hortikultura,
serta
pengolahan
perkebunan
dan
peternakan. Beberapa invensi teknologi pascapanen sudah diadopsi oleh stakeholder dan dapat meningkatkan nilai tambahdan daya saing. Semua teknologi yang dihasilkan dalam rangka mewujudkan
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
16
empat sukses pembangunan pertanian 2010-2014 yaitu : 1) Pencapaian
swasembada dan swasembada berkelanjutan; 2)
Peningkatan diversifikasi pangan; 3) Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor serta 4) Peningkatan kesejahteraan petani. Tabel 3.2. Teknologi pascapanen mendukung empat sukses pembangunan pertanian 2010-2014 No
1
2
4 sukses pembangunan pertanian Mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
Mendukung peningkatan diversifikasi pangan
Judul RPTP
Penanganan susut pascapanen padi dalam mendukung peningkatan produksi beras nasional (P2BN) Sistem penunjang keputusan berbasis pemodelan dinamik untuk perencanaan pencapaian target perberasan nasional: Studi kasus penanganan susut pascapanen di Jawa Barat Teknologi penyosohan enzimatis untuk meningkatkan rendemen beras giling dalam mendukung peningkatan produksi beras nasional (P2BN) Teknologi kemasan aktif antimikroba untuk memperpanjang umur simpan produk daging sapi segar Teknologi Produksi Vinegar sebagai Pengawet Alami dan Aplikasinya untuk Memperpanjang Masa Simpan Daging Segar Teknologi pengawet alami (vinegar air kelapa dan chitosan) pada daging sapi dan daging ayam di tingkat RPH/RPA dan pedagang Penggandaan Skala Produksi Tepung Sorgum (100 kg/hari) Rendah Tanin (1%) dan produk nasi serta bubur sorghum instan (10kg/hari) Peningkatan Efisiensi (50%) Produksi Tepung Kasava Termodifikasi Skala UKM (10 ton/hari) Inovasi Teknologi Pembuatan Starter Kering (109CFU/g/6 bulan) Untuk Mendukung Model Produksi Susu Fermentasi Probiotik Skala 10 liter per hari Teknologi Pengaolahan Pangan Fungsional
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
17
3
Mendukung peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor
Kaya Serat (25%) dan Antioksidan (minimal 300 ppm) Berbasis Bekatul dan Gambir Teknologi Pembuatan Snack Bars Berbasis Tepung Ubijalar sebagai Makanan Berkalori Tinggi untuk Daerah Rawan Bencana Pengembangan Teknologi Produksi Nasi Instan Dengan Waktu Rehidrasi Singkat Teknologi Proses Pembuatan Kopi Luwak Artificial Melalui Proses Ezimatis dan Fermentasi Anaerob Teknologi Produksi Starter Mikroba Untuk Peningkatan Mutu Biji Kakao Di Tingkat Pedagang Pengumpul Pengembangan Diversifikasi Produk Olahan Panngan Non Beras (Aneka Umbi) Mendukung Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Teknologi Pengolahan Kacang-kacangan sebagai sumber protein untuk substitusi Impor Kedelai Ujicoba Ekspor Buah Manggis (Kapasitas 1518 ton) menggunakan Metode Pelilinan dan Pengemasan dengan Daya Simpan 28 hari dan Tingkat Kerusakan <20% Implementasi Teknologi Pengemasan Atmosfir Termodifikasi Pada Buah Salak (kapasitas 10 ton) selama 21 hari transportasi untuk tujuan ekspor dengan tingkat kerusakan <20% Teknologi Penanganan Jamur Merang (Volvariella Volvacea) Segar dengan Daya simpan minimal 10 hari dengan tingkat kerusakan <10% Teknologi Pulsing dan Pengemasan Bunga Potong Krisan untuk Meningkatkan vase life (8 hari) dalam pengiriman domestik dan ekspor Teknologi Pengolahan Jus dan Buah Rambutan Dalam Sirup Kapasitas 1000 cup /hari dengan daya simpan minimal 1 tahun Teknologi pengemasan pepaya mini untuk transportasi laut dengan tingkat kerusakan dan memperpanjang daya simpan Teknologi Kemasan Aktif Berbasis 1-
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
18
Methylcyclopropene (1-MCP) Untuk Memperlambat Kematangan Pisang Teknologi Pengemasan Buah Durian Dalam Memperpanjang Daya Simpan dan Trnasportasi Ekspor Penerapan irradiasi sinar Gamma dan WHT untuk meningkatkan mortalitas lalat buah pada mangga Produksi Enzim Pektinase Kasar Untuk Mempercepat Degradasi Kulit Pada Pengolahan Lada Putih Formulasi Bahan Pewarna Alami untuk Batik dengan Ketahanan Luntur Tinggi Formulasi Bahan Pewarna Alami untuk Batik dengan Ketahanan Luntur Tinggi Pengembangan Produk Susu Fermentasi Kering Probiotik dan Keju Rendah Lemak Berbasis Susu Sapi Low-Grade Teknologi Produksi Biopreservatif dari Buah Mangga Rucah Teknologi Non-Destruktif untuk GradingUkuran dan Kualitas Buah Tropika Pengembangan Edible Film dari Komposit Puree Buah dan Sayur Nanoserat Selulosa dengan Sifat Antimikroba Sebagai Kemasan Bahan Pangan Perbaikan Proses Produksi Sari Buah Tropika Skala UKM di Kalimantan Timur Pengembangan Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan (Gambir, Nilam dan Kopi) di Kabupaten Pakpak Bharat Sumatera Utara Teknologi Nanoenkapsulasi Minyak Biji Pala (Myristica fragrans H) sebagai Bahan Preservatif Puree Jambu Merah dan Sari Buah Apel Teknologi Nanoenkapsulasi Ekstrak Temulawak dalam Pendispersi Minyak Sawit Kaya Beta Karoten untuk Meningkatkan Bioavaibilitas dan Sifat Anti-Inflamasi Teknologi Sistesis Nano-Katekin Dari Daun Gambir untuk Aplikasi pada Produk Nutraseutikal Penanganan Segar Kentang dan Cabe untuk
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
19
Meningkatkan Daya Simpan Teknologi Pengolahan Bawang Merah dan Kentang (Tepung Bawang Merah dan Tepung Kentang) Peningkatan Rendemen dan Mutu Gula melalui Proses Enzimatis Aplikasi Nanoteknologi untuk Pengembangan Pangan Fungsional, nutrasetikal dan kemasan Pengembangan MAI Pangan dalam Mendukung Keamanan dan Ketahanan Pangan Teknologi biopreservatif mendukung perdagangan hortikultura antar pulau dan peningkatan ekspor Teknologi kombinasi enzimatis dan filtrasi pada produksi gula Teknologi percepatan fermentasi biji kakao Teknologi produksi bioetanol berbasis limbah jagung dan sorghum
Gambar 1. Proses penyosohan beras pecah kulit hasil perlakuan enzimatis (kiri); Beras hasil penyosohan enzimatis (kanan)
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
20
Gambar 2. Produk edible film antimikroba dan aplikasinya (kiri); kemasan plastik antimikroba dan aplikasinya (kanan)
Gambar 3. Proses iradiasi kentang segar (kiri); Produk cabai setelah penyimpanan 14 hari (kanan)
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
21
Gambar 4. Beras artifisial non-fortifikasi (atas); Beras artifisial fortifikasi (bawah)
Gambar 6. Gula tebu hasil proses enzimatis (kiri); Peralatan membran filtrasi (tengah); Gula tebu substitusi sorgum manis (kanan)
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
22
B. Peluang 1. Dukungan Kebijakan Pemerintah Berbagai
dinamika
lingkungan
strategis
seperti
makin
meningkatnya permintaan terhadap komoditas pertanian karena pesatnya pertumbuhan penduduk, makin langkanya energi fosil, perubahan iklim, makin cepatnya alih fungsi lahan serta adanya persaingan bahan baku untuk pangan, pakan, serat dan energi telah diantisipasi oleh Kementerian Pertanian dengan mengeluarkan Strategi Induk Pembangunan Pertanian 2013-2045 (SIPP 20132045).
Dalam
SIPP
2013-2045
tersebut
tergambar
visi
pembangunan pertanian ke depan yaitu “Terwujudnya sistem pertanian
bioindustri
berkelanjutan
yang
menghasilkan
beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi dari sumberdaya hayati pertanian dan kelautan tropika”. Dari visi ini, tampaknya ada beberapa kata kunci penting seperti bioindustri, bekelanjutan, pangan sehat, dan nilai tambah dengan
BB
Pascapanen,
sehingga
yang berkaitan erat
kegiatan
penelitian
dan
pengembangan pascapanen ke depan harus bertumpu pada hal tersebut. Badan Litbang Pertanian sendiri dalam penyusunan Rencana Strategis 2015-2019 juga menitik beratkan program penelitian dan pengembangan pada technology.
bio-based technology serta zero waste
Agenda Riset Nasional 2015-2019 yang disusun oleh
Dewan Riset Nasional juga menyebutkan bahwa prioritas penelitian dan pengembangan adalah untuk menjawab issue perubahan iklim, teknologi
hijau,
peningkatan
komponen
dalam
negeri,
serta
pembangunan berkelanjutan yang melibatkan semua pihak.
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
23
Selain kebijakan pemerintah yang sifatnya nasional, kondisi regional maupun global juga menciptakan berbagai peluang bagi pengembangan teknologi pascapanen pertanian. Era globalisasi dan pemberlakuan pasar (ACFTA),
bebas
Asean-Jepang
ASEAN
(AJFTA),
dan
(AFTA),
ASEAN-China
Asean-Korea
Selatan
(ASKFTA) telah mendorong berbagai produk pertanian Indonesia, baik bahan mentah maupun olahan berpeluang untuk dipasarkan ke pasar ASEAN dan China. Apabila peluang pasar dalam dan luar negeri dapat dimanfaatkan dengan meningkatkan nilai tambah dan daya saing berbasis pada keunggulan komparatif dan kompetitif. Permintaan terhadap produk pertanian akan meningkat seiring dengan bertambahnya populasi dunia, sedangkan pasokan terbatas. Ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengembangankan pertanian. Sementara itu, makin terbatasnya energi fosil saat ini, maka dunia perlu memanfaatkan dan beradaptasi dengan energi alternatif seperti biofuel. Dampak krisis energi tersebut merupakan potensi besar bagi Indonesia untuk mengembangakan beberapa komoditas pertanian-bioindustri. Potensi strategis sektor pertanian pada krisis ekonomi dan pasar global antara lain: peluang meningkatkan daya pasok bahan mentah maupun olahan, penyedia lapangan kerja, penyedia bahan baku bagi industri yang memeiliki efek penggada cukup besar (multiplier effect) bagi perekonomian Indonesia, penghasil devisa, serta pasar potensial bagi produk sektor industri dalam negeri. Dampak dari peningkatan perekonomian dunia mengakibatkan meningkatnya kebutuhan pangan, energi dan serat, oleh karena itu,
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
24
pembangunan pertanian ke depan,
peran teknologi pascapanen
sangat dibutuhkan. 2. Keanekaragaman Hayati dan Agroekosistem Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah (mega biodiversity), termasuk plasma nutfah. Bio-diversity darat Indonesia merupakan terbesar nomor dua di dunia setelah Brasil, bahkan bila termasuk kelautan maka Indonesia nomor satu dunia. Keanekaragaman hayati yang didukung dengan sebaran kondisi geografis, berupa dataran rendah dan tinggi serta iklim yang sesuai berupa limpahan sinar matahari, intesitas curah hujan yang hampir merata sepanjang tahun di sebagian wilayah, serta keaneka ragaman jenis tanah memungkinkan dibudidayakannya aneka jenis tanaman dan ternak asli daerah tropis maupun komoditas introduksi dari daerah sub topis secara merata sepanjang tahun di Indonesia. Keaneka ragaman plasma nutfah tanaman dan hewan ini tentunya
harus
dimanfaatkan
semaksimal
mungkin
untuk
penyediaan sumber bahan pangan, energi dan serat yang terus meningkat setiap tahunnya.
Bila saat ini sebagian masyarakat
Indonesia masih sangat bergantung kepada Beras sebagai sumber pangan utama maka ke depan, harus dilakukan upaya diversifikasi pangan dengan menggali potensi plasma nutfah yang ada yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat pengganti beras. Tidak itu saja, keragaman komoditas pertanian tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan
dan
peternakan
juga
dapat
lebih
dioptimalkan dalam upaya pencapaian Pola Pangan Harapan yang
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
25
bergizi, sehat dan berimbang dalam upaya pencapaian Ketahanan Pangan. 3. Demografi Berdasarkan berbagai proyeksi penduduk Indonesia 20102020 menurut BPS pada tahun 2015 akan mendekati
255 juta
dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,25 persen, dan pada tahun 2020 diperkirakan akan mendekati 270 juta jiwa dengan pertumbuhan sebesar 0,5 persen.
Adapun hasil sensus 2010,
terlihat bahwa pada tahun 2010- 2040 akan terjadi ledakan penduduk berusia muda di Indonesia atau bonus demografi. Pada periode bonus demografi itu, Indonesia memiliki peluang atau kesempatan besar (window of opportunity) untuk memanfaatkan penduduk usia muda itu. Peluang emas yang tidak akan terulang di masa mendatang itu dapat dilihat ketika Indonesia berada pada titik terendah dalam rasio ketergantungan (dependency ratio) dimana penduduk usia produktif harus menanggung penduduk usia tidak produktif. Kondisi ini bisa menjadi peluang yang baik dalam memacu pertumbuhan di segala bidang melalui ketersediaan tenaga muda yang terampil.Namun apabila peluang ini tidak dimanfaatkan secara baik, kondisi ini bisa menjadi bumerang yang justru menghambat pertumbuhan di segala bidang, terutama di bidang pertanian. 4. Ketersediaan Sumber Energi Alternatif Ketergantungan masyarakat dunia terhadap bahan bakar fosil saat ini memang masih sangat tinggi,
khususnya untuk sektor
transportasi dan penyediaan bahan baku industri khususnya
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
26
oleokimia. Eksploitasi cadangan minyak yang berlebihan tersebut mendorong terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak di seluruh dunia. Belum lagi ditambah dengan kondisi plitik negara-negara Timur Tengah yang selama ini menjadi pengekspor minyak. Selain itu, sumber energi fosil mengakibatkan pencemaran udara yang dihasilkan oleh pembangkit-pembangkit energi tersebut, seperti gas sulfur dioksida (SO2) dan gas-gas rumah kaca (GRK), seperti karbon dioksida (CO 2). Banyak penelitian menyebutkan bahwa GRK telah memicu terjadinya pemanasan global. Lebih lanjut, pemanasan global telah memicu terjadinya perubahan iklim (climate change) yang berdampak pada gangguan di sektor pertanian. Meningkatnya kelangkaan dan pemanasan global akibat konsumsi energi fosil telah mendorong banyak negara untuk mensubstitusi atau mengurangi pemanfaatan energi fosil dengan energi dari tanaman. Jagung, ubikayu, tebu, sagu dan aren digunakan untuk memproduksi etanol, sedangkan minyak sawit, minyak kedelai, minyak rape seed, jarak pagar, kelapa dan kemiri sunan sunan sunan sebagai bahan baku biodiesel. Indonesia sendiri melalui Dewan Energi Nasional (DEN)
telah menyusun road map
penggunaan etanol dan biodiesel untuk keperluan transportasi, industri
manufaktur,
dan
pembangkit
tenaga
listrik.
Dengan
tersusunnya road map ini tentunya akan mempengaruhi kebijakan dalam pembangunan pertanian dalam kaitannya dengan penyediaan bahan bakar nabati (bio-fuels). Pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan moratorium yang mewajibkan penambahan bahan bakar nabati sebesar 20% untuk setiap liter solar. Kebijakan ini tentunya
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
27
diharapkan dapat mendorong berkembangnya industri bahan bakar nabati di Indonesia. 5. Pasar dan Industri Teknologi pascapanen sebagi bagian paling hilir dalam suatu sistem pertanian, memiliki kedekatan dengan sektor industri maupun pasar. Hal tersebut tentunya menjadi peluang karena akan memudahkan untuk mendapatkan informasi yang sebanyak mungkin langsung
dari
konsumen.
Dengan
demikian,
teknologi
yang
dihasilkan harus mampu menjawab keinginan maupun kebutuhan konsumen. Pertumbuhan eknonomi yang pesat tentunya berdampak pula terhadap pendapatan masyarakat dan juga pola hidup masyarakat. Contohnya saja, kebutuhan pangan sekarang tidak hanya sebatas dapat mengenyangkan tetapi juga harus memiliki fungsi lain seperti pangan sehat yang bergizi, aman dan juga fungsional. Selain itu, kesadaran akan
arti
pentingnya kesehatan serta
kelestarian
lingkungan juga mendorong berkembangnya produk-produk yang bersifat back to nature, organik maupun enviromental friendly sehingga memiliki nilai tambah lebih dibandingkan produk yang tidak mengusung label tersebut. Tentunya perubahan pola hidup tersebut harus mampu diantisipasi dengan menghasilkan teknologi yang bersifat aman, sehat, dan ramah lingkungan. Sementara itu, di sisi lain, kemajuan teknologi informasi juga telah merubah pola hidup masyarakat. Maraknya penggunaan internet, dan sosial media harus mampu diantisipasi agar mampu dimanfaatkan secara maksimal bagi produk-produk hasil teknologi
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
28
pascapanen. dimanfaatkan
Selain itu, aplikasi teknologi informasi juga dapat dalam
penelitian
dan
pengembangan teknologi
pascapanen, umpamanya saja dalam presision farming ataupun dalam membuat model-model simulasi untuk proses ataupun pengambilan kebijakan. Badan Litbang juga telah mencanangkan penerapan corporate management dalam semua lini kegiatannya. Hal ini berarti, dalam kegiatan penelitian dan pengembangan, harus melibatkan semua pihak terkait mulai dari perencanaan hingga pelaksanaannya.
Hal
tersebut juga didukung dengan tagline Badan Litbang yaitu Science, Innovation, Networks dimana kerja sama dan jejaring kerja internasional harus
diperluas dan diperkuat untuk mendukung
keberhasilkan penelitian dan pengembangan. Secara bilateral Kementerian Pertanian telah membuat nota kesepahaman
dengan
kementerian
beberapa
Malaysia, Brazil, Slovakia, Laos, dan Tunisia. Pertanian
juga
sudah
membuat
nota
negara
seperti
Badan Litbang
kesepahaman
dengan
lembaga-lembaga penelitian internasional seperti ACIAR, CIRAD dan Embrapa. Secara multilateral, Badan Litbang Pertanian juga membuat nota kesepahaman dengan beberapa organisasi dan lembaga penelitian internasional seperti CIMMYT, IRRI dan CIP. Nota kesepahaman ini dapat ditindaklanjuti dengan kegiatankegiatan penelitian bersama, pertukaran tenaga ahli dan informasi. Selain itu masih juga terbuka peluang untuk
membuat nota
kesepahaman baru
atau
dengan
beberapa
negara
lembaga
penelitian internasional lainnya.
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
29
3.2. Tantangan A. Kelemahan
B. Ancaman 1. Perubahan Iklim Perubahan
iklim
yang
disebabkan
oleh
semakin
meninngkatnya gas rumah kaca di atmosfir menyebabkan berbagai dampak diantaranya meningkatnya suhu atmosfir, semakin tingginya frekuensi tahun kering (El Niño), semakin sulitnya diprediksi awal dan lama musim hujan dan musim kemarau, makin tingginya intensitas curah hujan di musim hujan dan semakin pendeknya durasi musim hujan. Kenaikan suhu bumi tersebut menyebabkan terjadinya pemanasan global yang berdampak pada mencairnya gunung es di daerah kutub
sehingga
terjadi
kenaikan
muka
air
laut
dan
mengancam pertanian di daerah pantai karena perendaman oleh air laut (rob) dan meningkatnya salinitas tanah dan air. Selain itu, perubahan iklim ini juga berpengaruh terhadap pengaturan musim tanam beberapa komoditas pangan utama sehingga berimbas pada terjadinya kelangkaan produksi yang dapat menimbulkan ancaman terjadinya krisis pangan dunia. Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah khatulistiwa termasuk wilayah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan pola curah hujan, kenaikan muka air laut, kenaikan suhu udara dan peningkatan frekuensi kejadian iklim ekstrim adalah dampak serius perubahan
iklim
yang
dihadapi
Indonesia.
Pertanian
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
30
merupakan sektor yang mengalami dampak paling serius dan kompleks akibat perubahan iklim tersebut, yaitu terkait dengan aspek biofisik dan teknis, serta aspek sosial dan ekonomi. Oleh
sebab
itu,
perubahan
iklim
dikhawatirkan
akan
mendatangkan masalah baru bagi keberlanjutan produksi pertanian, terutama tanaman pangan. Tantangan
ke
depan
dalam
menyikapi
dampak
perubahan iklim global adalah menciptakan teknologi tepat guna untuk penanganan pascapanen maupun pengolahan berbagai komoditas pangan agar pada saat terjadi kelangkaan produksi, produk pangan dapat tetap tersedia sehingga krisis pangan bisa dihindari. 2. Kelangkaan Bahan Bakar/Energi Fosil Cadangan gas dan minyak bumi (BBM) dunia semakin berkurang, belum lagi kondisi politik negara Timur Tengah yang merupakan negara penghasil minyak bumi yang terus bergejolak menyebabkan terjadinya kenaikan harga BBM. Energi alternatif dari nuklir yang bagi sebagian masyarakat dianggap jalan keluar terbaik ternyata menyimpan tidak sepenuhnya aman, seperti yang tejadi pada salah satu pembangkit energi nuklir di Fukushima, Jepang. Oleh karena itu maka perhatian dunia mulai berpaling pada bioenergi baik berupa biosolar maupun bioetanol.
Bioenergi dianggap
sebagai sumber energi alternatif yang bersih dengan emisi GRK yang relatif rendah dibandingkan dengan BBM. Dalam rangka mengurangi konsumi bahan bakar fosil, pemerintah Indonesia mencanangkan akan meningkatkan
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
31
komposisi bioenergi sebanyak 10% dari minyak solar dalam beberapa tahun ke depan. Hal tersebut tentunya harus dapat segera diantisipasi karena salah satu bahan baku biosolar adalah
kelapa
sawit
yang
notabene
juga
merupakan
kebutuhan pangan. Dengan semakin meningkatnya pasar untuk komoditas minyak sawit, tentunya pemerintah akan meningkatkan produksi sawit untuk menjawab peningkatan permintaan tersebut. Sebagian besar dari peningkatan produksi sawit di Indonesia dicapai melalui peningkatan luas areal perkebunan (ekstensifikasi) yang sebagiannya menggunakan lahan hutan dan
lahan
dikhawatirkan
pertanian akan
lainnya.
terjadi
Jika
kerusakan
hal
ini
berlanjut
lingkungan
dan
ancaman terhadap produksi tanaman lain, termasuk tanaman pangan.
Untuk meminimalkan dampak tersebut, pemerintah
perlu mempunyai standard penurunan emisi GRK dan proporsi penggunaan bahan baku sawit untuk keperlun pangan dan energi agar tidak terjadi kelangkaan. Untuk itu, perlu dilakukan menghasilkan
penelitian dan kajian bagaimana teknologi proses yang optimal agar dapat
menggunakan bahan
baku
seminimal mungkin dengan
rendemen yang semaksimal mungkin. 3. Perubahan Pasar Global Liberalisasi perdagangan dunia yang terus berlangsung akan menciptakan peluang dan sekaligus ancaman bagi Indonesia. Di satu sisi liberalisasi perdagangan dunia meningkatkan peluang pasar di luar negeri bagi produk ekspor pertanian
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
32
indonesia, namun di sisi lain akses produk impor ke pasar dalam negeri untuk barang atau bahan baku yang tidak diproduksi di dalam negeri merupakan sebuah ancaman. Pembentukan blok perekonomian yang terus berlangsung sampai saat ini seperti ASEAN-CHINA Free Trade Agreement akan mempengaruhi perekonomian nasional. Dampak negatif yang dihadapi oleh suatu negara yang tidak menjadi anggota adalah adanya hambatan akses pasar global karena negara anggota blok perekonomian yang selama ini melakukan hubungan dagang akan mengalihkan permintaan barang dan jasa ke negara sesama anggota blok perekonomian. Sebagai akibatnya setiap negara harus menciptakan tingkat efisiensi paling optimal sehingga mempunyai daya saing tinggi di pasar global. Pengembangan usaha produk-produk pertanian menghadapi tantangan berat dalam persaingan global sehingga perlu kebijakan
yang
strategis
dan
operasional.
Globalisasi
perdagangan menuntut peningkatan daya saing produk pertanian Indonesia. Munculnya raksasa ekonomi baru seperti China, di satu sisi merupakan peluang bagi Indonesia untuk memperluas serta menganeka ragamkan produk ekspor untuk tujuan China. Kemudian munculnya negara-negara yang bertumpu pada ekspor seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand merupakan tekanan terhadap produk pertanian di pasar domestik maupun di pasar internasional. Oleh karena itu perlu dicermati bagaimana dan sejauh mana peluang dan
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
33
ancaman tersebut di atas mempengaruhi perkembangan pembangunan pertanian di Indonesia. Permasalahan lain adalah menurunnya daya beli negaranegara maju akibat terjadinya krisis global. Eropa dan Amerika Serikat yang selama ini merupakan pasar potensial bagi komoditas ekspor
Indonesia. Indonesia sebagai negara
berkembang
menumpukan perekonomiannya pada
yang
sektor pertanian dengan potensi pertumbuhan yang tinggi tampaknya perlu menyikapi masalah sekaligus tantangan tersebut
secara
serius.Pertumbuhan
ekonomi
Indonesia
menunjukkan trend yang terus meningkat, bahkan merupakan pertumbuhan terbesar kedua di dunia setelah China. Krisis ekonomi dan pasar global secara langsung maupun tidak langsung juga akan mempengaruhi ekonomi Indonesia, karena peranan sektor pertanian Indonesia adalah sumber pembiayaan dan alternatif investasi bagi investor atau penanam modal. Permasalahan ikutan, seperti penurunan demand
dan
peningkatan
jumlah
pengangguran,
keterlambatan pertumbuhan ekonomi, dan terjadi inflasi sebagai
dampak naik-turunnya harga komoditas dan nilai
tukar dolar, yang dapat berdampak luas pada perekonomian Indonesia. 4. Mutu dan Keamanan Pangan Tuntutan pasar akan mutu produk pertanian yang semakin tinggi, akibat munculnya berbagai kasus seperti kontaminasi
aflatoksin
pala,
cemaran
logam-logam
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
34
berbahaya.
Salah
pertanian, berbagai
satu
perkebunan, cemaran,
cara
untuk
peternakan
penyakit
mencegah
produk
terkontaminasi
tersebut
adalah
dari
dengan
pemberian standardisasi, sertifikasi sehingga aman. 5. Sumber Daya dan Pemanfaatan Hasil Penelitian Saat ini BB Pascapanen Pertanian memiliki pegawai sebanyak 137 orang, terdiri atas 60 orang tenaga fungsional peneliti (47,80%), 1 orang perekayasa (0,73%) dan 76 orang (55,47%) tenaga administrasi.
Jumlah tenaga fungsional
peneliti adalah 60 orang, dengan komposisi S3, S2 dan S1, masing-masing 12 orang (20%), 33 orang (55%), dan 29 orang (48,33%). Komposisi tersebut untuk institusi penelitian dan pengembangan berdasarkan tupoksinya dirasa belum memadai. Berdasarkan hasil kajian critical mass. Upaya yang akan dilakukan untuk memenuhi komposisi tersebut adalah melakukan rekruitmen calon peneliti dengan kualifikasi S2 dan S1 dan melakukan pelatihan jangka panjang melalui program S2 dan S3. Pengembangan sarana prasarana gedung administrasi dan laboratorium yang sudah dilakukan tahun 2013 akan terus dilakukan
sampai
beberapa
tahun
ke
depan.Strategi
penguatan sarana prasarana laboratorium diarahkan pada pengadaan peralatan yang belum tersedia, penghapusan peralatan yang sudah rusak, dan optimalisasi penggunaan peralatan yang sudah ada melalui kegiatan penelitian dan jasa
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
35
analisa
pengujian,
termasuk
peningkatan
pemeliharaan
peralatan dan perbaikan sistem manajemen laboratorium. Laboratorium yang sudah direncanakan akan dibangun adalah laboratorium bioinformatika, dan laboratorium pengembangan penanganan dan pengolahan di Bogor, terutama laboratorium penanganan segar, bioprosesing dan desain/rekayasa proses untuk menghasilkan model scaling-up teknologi. Sedangkan laboratorium di Karawang dapat diarahkan pada skala pilot plant sebagai ujicoba produksi komersial, terutama untuk mendukung ketahanan pangan dan diversifikasi pangan berbasis
produk
lokal.Strategi
ini
diharapkan
akan
menghasilkan paket teknologi yang siap digunakan, kompetitif, dan bernilai ilmiah tinggi yang bersifat invensi maupun inovasi. Untuk meningkatkan PNBP dari jasa analisa pengujian akan dilakukan upaya perluasan ruang lingkup akreditasi KAN dan
peningkatan
pelayanan
meningkatkandaya
saing
sehingga
menjadi
dapat
sebagai
secara
ilmiah
laboratorium
upaya dan
untuk
komersial,
rujukan
untuk
standarisasi mutu dan keamanan produk pangan.Selain itu, optimalisasi penggunaan anggaran PNBP akan dilakukan dengan lebih mengarahkan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan laboratorium dan penelitian.
3.3. Implikasi Dalam
mensikapi
berbagai
potensi
yang
ada
serta
mengantisipasi berbagai tantangan, implikasinya antara lain: a. Pengembangan SDM
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
36
Meskipun sumber daya manusia di BB Pascapanen secara kualitas mungkin sudah memadai tetapi bila dihitung dari kualitas sebenarnya masih sangat kurang sehingga perlu dilakukan penambahan SDM. Selain itu bila dilihat dari rasio antara peneliti, teknisi dan tenaga administrasi, tampaknya kurang proporsional sehingga perlu dilakukan penataan kembali agar proporsi ideal dapat tercapai. Selain itu, peningkatan kualitas peneliti yang berwawasan internasional juga perlu dilakukan antara lain melalui kegiatan
scientific exchange, specific
training, scientific visit, post-doctoral program dan lain-lain. Adanya tunjangan kinerja bagi PNS di lingkup Kementerian Pertanian
juga
harus
disikapi
dengan
penyusunan
job
description dan beban kerja yang optimal agar pekerjaan yang ada dapat terdistribusi merata dan selesai tepat waktu. Sistem rewards dan punishment juga harus diterapkan agar kinerja BB Pascapanen dapat terus ditingkatkan. b. Penerapan Manajemen Korporasi dan Sistem Akreditasi (ISO, KAN, KNAPPP) Masih rendahnya sinkronisasi antar bagian maupun antar instansi yang dapat menghambat kinerja BB Pascapanen perlu disikapi melalui penerapan manajemen korporasi maupun sistem akreditasi penelitian. Pengembangan manajemen korporasi lingkup Badan Litbang Pertanian ini dimaksudkan untuk dapat menyatukan dan menyamakan langkah gerak organissi dalam 7 aspek manajemen litbang yang meliputi manajemen program dan alokasi anggaran; manajemen sumber daya manusia; manajemen sarana dan prasrana; tertib administra; manajemen
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
37
waktu; manajemen pola pikir atau mindset serta manajemen konflik.
Manajemen korporasi Badan Litbang Pertanian juga
tidak lepas dari Tagline yaitu Science, Innovation, Networks, sehingga dengan demikian dalam semua kegiatannya, inovasi harus
dihasilkan
melalui
kegiatan
ilmiah
(science)
dan
pengembangannya dilakukan dengan membangun kemitraan maupun kerjasama (networks). Era pembangunan yang semakin kompetitif menuntut peran BB Pascapanen dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan peningkatan nilai ilmiah (scientific recognition) dalam pencapaian status sebagai lembaga penelitian yang berkelas dunia.Mencermati hal tersebut, maka perlu dilakukan reorientasi
paradigma
pembangunan
“Penelitian untuk Pembangunan”.
pertanian
menuju
Kegiatan penelitian dan
pengembangan harus berorientasi pada kebutuhan pengguna tanpa mengabaikan pengembangan teknologi
yang bersifat
demand driving sehingga ilmu pengetahuan, teknologi dan sistem kelembagaan pertanian yang dihasilkan lebih tepat guna dan futuristik. c.
Pengembangan bio-based technology Dampak yang dirasakan karena perubahan iklim, krisis energi serta kerusakan lingkungan telah mendorong perubahan preferensi kosumen terhadap suatu komoditas. Kesadaran akan arti pentingnya kesehatan serta kelestarian lingkungan telah mendorong berkembangnya produk-produk yang bersifat back to nature, organik maupun enviromental friendly sehingga memiliki nilai tambah lebih dibandingkan produk yang tidak mengusung
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
38
label tersebut. Tentunya perubahan pola hidup tersebut harus mampu
diantisipasi dengan
menghasilkan teknologi
yang
bersifat aman, sehat, dan ramah lingkungan atau disebut dengan bio-based technology. BB Pascapanen juga harus mampu
berperan
aktif
dalam
merakit
teknologi
untuk
peningkatan mutu dan keamanan produk pertanian disamping menghasilkan teknologi yang dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk lokal sebagai substitusi pangan impor, tujuan
ekspor,
pengembangan
pangan
fungsional,
dan
pengembangan bioenergi. d. Peningkatan diseminasi dan adopsi teknologi BB-Pascapanen Diseminasi
adalah proses penyebaran invensi dan atau
inovasi teknologi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola. Impact recognition merupakan salah satu indikator keberhasilan lembaga penelitian.
Hal ini juga mendukung tagline Badan
Litbang Pertanian yaitu Science, Innovation and Networks. Oleh karena itu untuk meningkatkan Kegiatan diseminasi hasil penelitian
dan
memanfaatkan
pengembangan industri
dan
BB
pasar
Pascapanen
sebagai
mitra
harus litbang
pascapanen untuk mempercepat alih teknologi dan penguasaan iptek. Diseminasi teknologi dilakukan melalui publikasi dan pameran tingkat nasional dan internasional, gelar teknologi dan lain lain.
Peningkatan diseminasi dilakukan dengan
meningkatkan frekuensi dan kualitas
( website, publikasi,
pameran, promosi melalui media cetak dan elektronik serta gelar teknologi).
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
39
Adopsi adalah proses penerimaan invensi dan atau inovasi teknologi sampai dapat melaksanakan dan menerapkan dengan benar dan dapat dimonitoring atau dievaluasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan pra-adopsi yang dilakukan meliputi difusi teknologi, pameran, gelar teknologi, pelatihan
teknologi,
pendampingan
teknologi,
menyusun
perjanjian kerjasama, lisensi, uji produksi dan lain lain. Seringkali teknologi sulit diadopsi karena : teknologi yang dihasilkan belum sepenuhnya sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat, teknologi yang dihasilkan belum efisien dan dampaknya kurang nyata, tidak ada respon dari stakeholder (Petani, Pemda, Swasta dsb), teknologi yang dihasilkan masih berskala laboratorium/bangsal. Tolok ukur adopsi teknologi adalah teknologi tersebut digunakan untuk berproduksi menghasilkan nilai tambah dan daya saing menuju tumbuhnya agroindutri. Untuk diadopsinya suatu teknologi diperlukan persyaratan teknologi meliputi aspek: 1. Kriteria Internal meliputi:
Konsistensi karakteristik dan kualitas produk
yang
dihasilkan skala lab hingga skala pilot.
Teknologi bersifat efektif dan efisien : Rendemen tinggi, kualitas baik, waktu proses singkat, biaya murah, kebutuhan bahan baku minimal, nilai tambah maksimal, zero waste.
Teknologi memiliki kelayakan secara finansial.
Teknologi memiliki kelayakan secara ekonomi.
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
40
Teknologi memiliki kelayakan secara budaya.
Teknologi memiliki kelayakan secara managemen.
2. Kriteria Eksternal meliputi:
Teknologi sudah memiliki peluang pasar atau dapat menciptakan pasar sendiri (market driven).
Penerimaan pasar terhadap teknologi yang dihasilkan.
Teknologi tersebut telah memiliki mitra pengguna.
Jenis HaKI yang dapat dihasilkan.
Peningkatan adopsi teknologi dilakukan melalui diseminasi SDMC
corporate
managemen,
dengan
melibatkan
peran
UK/UPT lingkup badan Litbang dan Direktorat Teknis terkait serta peran mitra yang memilki komitmen dan manajemen yang kuat.
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
41
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN TARGET 4.1. Visi BB-Pascapanen menetapkan visinya sejalan dengan visi pembangunan pertanian dan visi Badan Litbang Pertanian. Visi BBPascapanen dirumuskan berdasarkan kajian orientasi masa depan, perubahan paradigma pembangunan pertanian, serta kebutuhan institusi yang profesional. Visi BB-Pascapanen dalam jangka panjang
“Menjadi
institusi
penelitian
dan
pengembangan
berkelas dunia”. Sedangkan visi kurun waktu 2015-2019 ditetapkan sebagai berikut: “Terwujudnya sistem inovasi pascapanen pertanian dalam
rangka
memperkokoh
fondasi
sistem
pertanian
bioindustri berkelanjutan”
4.2. Misi Upaya mewujudkan visi yang telah dirumuskan, maka disusun misi sebagai suatu kesatuan gerak dan langkah dalam mencapai visi. Misi BB-Pascapanen dirumuskan sebagai berikut : 1. Menghasilkan
dan
mengembangkan inovasi
pascapanen
pertanian unggul, berdaya saing dalam mewujudkan sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan; 2.
Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumber daya penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian dalam menghasilkan sains, teknologi dan inovasi;
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
42
3.
Mengembangkan jejaring kerjasama nasional dan internasional dalam rangka penguasaan sains dan teknologi pascapanen dan pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian.
4.3. Tujuan Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misinya, dalam kurun waktu 2015 – 2019 BB-Pascapanen menetapkan tujuan sebagai berikut: 1. Melaksanakan
penelitian
dan
pengembangan
teknologi
pascapanen dan pengolahan hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian bio-industri berkelanjutan terutama elalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing dan bioinformatika; 2. Menyusun rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian bio-industri berkelanjutan; 3. Melaksanakan diseminasi teknologi pascapanen serta kerjasama nasional dan internasional; 4. Menghasilkan publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional serta Hak Kekayaan Intelektual (HaKI).
4.4. Sasaran Sasaran BB-Pascapanen dalam kurun waktu 2015 – 2019 adalah sebagai berikut: 1. Tersedianya
teknologi
pascapanen
hasil
pertanian
untuk
meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
43
mendukung sistem pertanian bio-industri berkelanjutan terutama melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprocessing dan bioinformatika; 2. Tersedianya rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian bio-industri berkelanjutan; 3. Meningkatnya diseminasi teknologi pascapanen serta kerjasama nasional dan internasional; 4. Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional serta Hak Kekayaan Intelektual (HaKI).
4.5. Target Sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan, target utama yang akan dicapai secara bertahap dalam kurun waktu 2015 – 2019 sebagai berikut : a. 85 (Delapan puluh lima) teknologi pascapanen pertanian (penanganan dan pengolahan). b. 12 (Dua belas) model angrobio-industri terpadu. 15
(Lima
belas)
rekomendasi
kebijakan
pengembangan
pascapanen pertanian.
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
44
BAB V ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
5.1. Arah Kebijakan dan Strategi Penelitian dan Pengembangan Pertanian Arah kebijakan dan strategi litbang pertanian ke depan disusun
dengan
mempertimbangkan
sasaran
pembangunan
pertanian 2015 – 2019 melalui peningkatan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang inovatif, efisien dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan berkontribusi terhadap perkembangan iptek. Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui pemanfaatan sumber daya penelitian secara optimal dan meningkatkan jejaring kerjasama dengan institusi lain baik nasional maupun internasional. Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian, rumusan arah kebijakan litbang pertanian dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kategori sesuai dengan 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian, yaitu : (1) Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan; (2) Peningkatan diversifikasi pangan; (3)
Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; (4)
Peningkatan kesejahteraan petani. 5.1.1. Arah kebijakan penelitian dan pengembangan pertanian Arah kebijakan Badan Litbang Pertanian 2015-2019 meliputi: 1.
Memprioritaskan penyediaan inovasi dan teknologi inovatif untuk optimalisasi
pemanfaatan
sumberdaya
lahan
pertanian
khususnya lahan sub optimal.
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
45
2.
Mendorong kemajuan bioscience dan bioengineering tropika sebagai inti 7 Sistem Inovasi Pertanian-Bioindustri Nasional.
3. Mengembangkan
sistem
litkajibangrap
teknologi
untuk
mendukung pembangunan pertanian-bioindustri spesifik lokasi. 4.
Mempercepat
penyediaan
advance
Technology
(frontier),
pemanfaatan SD Genetik, SD Lahan dan Air dan Biomassa dan Limbah Organik 5. Merumuskan Kelembagaan
rekomendasi terutama
kebijakan, berkaitan
Organisasi
dengan
dan
peningkatan
efektivitas sinergi program pembangunan pertanian 6.
Mengembangkan model prediksi dan sistem informasi pertanian berbasis geo-spasial
7. Meningkatkan scientific recognition melalui Peningkatan jumlah publikasi dalam jurnal internasional serta Peningkatan kualitas Jurnal Badan Litbang Pertanian,; 8. Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan sistem cloud computing. 9. Memposisikan
spirit Tagline (Science.Innovation.Networks)
dalam setiap kegiatan Litkajibangrap. 5.1.2. Strategi Penelitian dan Pengembangan Pertanian Strategi penelitian dan pengembangan pertanian, Badan Litbang Pertanian 2015-2019 adalah sebagai berikut : 1.
Optimalisasi sumber daya penelitian dalam rangka memacu peningkatan produktivitas dan kualitas penelitian (scientific and impact recognition).
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
46
2.
Meningkatkan perakitan dan
pengembangan varietas/galur
unggul, bibit unggul yang didukung oleh sistem perbenihan yang handal. 3.
Membangun dan mengembangkan Jejaring kerjasama penelitian dan pengembangan dengan lembaga nasional dan internasional.
4.
Meningkatkan promosi dan mengakselerasi diseminasi hasil penelitian melalui Spektrum Diseminasi Multi Channel kepada seluruh stakeholders nasional melalui jejaring PPP
(public-
private–partnership) maupun internasional. 5.
Meningkatkan kuantitas, kualitas dan kapabilitas SDM melalui perbaikan sistem pembinaan dan pelatihan.
6. Peningkatan
kapasitas
sarana
dan
prasarana,
dan
penyempurnaan struktur penganggaran yang sesuai dengan kebutuhan institusi. 7.
Memanfaatkan advance technology mempercepat penciptaan varietas
unggul
baru
dan
mendukung
pengembangan
bioindustri.
5.2. Arah Kebijakan dan Strategi Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 5.2.1. Arah
Kebijakan
Penelitian
dan
Pengembangan
Pascapanen Pertanian 1.
Memperkuat kebijakan biobased teknologi seperti ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal dan energi alternatif untuk mendukung sistem inovasi pascapanen, pengolahan, logistik dan distribusi;
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
47
2.
Mempercepat implementasi kebijakan penciptaan advanced technology (frontier), pemanfaatan biomassa dan limbah organik menuju pertanian zero waste yang ramah lingkungan;
3.
Mengembangkan sistem litkajibangrap teknologi pascapanen pertanian untuk mendukung pembangunan pertanian-bioindustri berkelanjutan;
4. Merumuskan
rekomendasi
bahan
kebijakan
pascapanen
pertanian dalam mempercepat penciptaan advanced-biobased technology; 5.
Meningkatkan scientific recognition dan impact recognition dengan mendorong adopsi teknologi pascapanen pertanian, baik secara nasional maupun internasional;
6. Mengembangankan
teknologi
pascapanen
dengan
memperhatikan aspek sosio ekonomi pengguna (sosio teknologi pascapanen; 7.
Mengembangkan teknologi pascapanen dengan memperhatikan perkembangan bioscience dan engineering system, merespon dinamika iklim dan menerapkan teknologi informasi untuk hulu hilir pertanikan.
5.2.2. Strategi
Penelitian
dan
Pengembangan
Pascapanen
Pertanian Strategi penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian dalam tahun 2015-2019 sebagai berikut: 1.
Menyusun prioritas penelitian, rencana kegiatan penelitian, serta sinkronisasi kegiatan penelitian pascapanen pertanian sesuai dengan
kebutuhan
stakeholders,
termasuk
sistem
pasar
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
48
nasional dan internasional dengan menyusun dan menerapkan bussiness plan utuk mendasari perencanaan kegiatan; 2. Melaksanakan
kegiatan
penelitian
dan
pengembangan
pascapanen pertanian secara terpadu dan lintas bidang masalah (biomaterial, bioproses, desain proses dan biosistem) yang mencakup penelitian dasar, terapan dan Model Agroindustri baik berorientasi HaKI maupun public domain; 3.
Mengefektifkan
sumberdaya
peneliti
pascapanen
melalui
pengembangan kegiatan litbang koordinatif lingkup Badan Litbang Pertanian; 4.
Mengefektifkan penggunaan sumber daya penelitian melalui monitoring dan evaluasi, sistem pengendalian internal (SPI) serta
mengimplementasikan standar
pranata
litbang
baik
nasional maupun internasional seperti KNAPPP, ISO 9001 2008, SNI ISO/IEC 17025:2008; 5.
Meningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya penelitian pascapanen pertanian sesuai dengan perkembangan IPTEK, Sistem
Akuntansi
Instansi,
SIMAK-BMN
dan
dinamika
lingkungan strategis lainnya; 6.
Memanfaatkan
advanced
technology
untuk
mempercepat
penciptaan inovasi teknologi pascapanen pertanian mendukung pengembangan sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan; 7.
Meningkatkan pendayagunaan hasil penelitian pascapanen pertanian melalui media/sarana publikasi (Jurnal, Buletin, buku teknologi, poster, leaflet, gerai, media elektronik dan jejaring sosial), kegiatan promosi (business meeting, pameran dan
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
49
ekspose), pengiriman tenaga ahli/narasumber, dan pertemuan ilmiah. 8.
Membangun
dan
mengembangkan
kegiatan
kerja
sama
penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian melalui jejaring
public-private–partnership
(PPP)
dengan
lembaga
nasional seperti Dirjen Teknis, Perguruan Tinggi, Lembaga Riset Nasional, Swasta dan lembaga internasional seperti IRRI, ACIAR, FAO, CIGR.
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
50
BAB VI KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA 6.1. Kegiatan Kegiatan
penelitian
dan
pengembangan
pascapanen
difokuskan untuk menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan
hasil
pertanian
mendukung
pencapaian
target
diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor. Kegiatan dilakukan baik dalam skala laboratorium, pilot maupun skala komersial. Untuk menciptakan teknologi skala komersial akan dilakukan difusi, diseminasi, kerjasama penelitiandan kemitraan. Penelitian
penanganan
segar
dan
pengolahan
produk
pertanian akan menerapkan iptek mutakhir antara lain teknologi nano, bioprocessing, teknologi non-destructive danbio-sensinguntuk menghasilkan produk baru, formulasi baru, bahan aktif, anti mikroba, anti-senesence sediaan enzim dan kemasan aktif serta produk baru lainnya yang inovatif. Selain
kegiatan
penelitian
dan
pengembangan
yang
menghasilkan inovasi teknologi, juga akan dilakukan kegiatan analisis kebijakan untuk menghasilkan rumusan kebijakan di bidang pascapanen
sebagai
bahan
rekomendasi
bagi
pemangku
kepentingan.
6.2. Indikator Kinerja Utama Untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis BB-Pascapanen tahun 2015-2019, maka disusun langkah operasional berupa rencana tindak pembangunan jangka menengah BB-Pascapanen
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
51
tahun 2015-2019 (Lampiran 1). Dalam rencana tindak tersebut telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) selama tahun 2015-2019 dan capaian kinerja setiap tahun. Indikator kinerja BB-Pascapanen dalam kurun waktu 2015 - 2019 sebagai berikut: c. Tersedianya teknologi pascapanen pertanian (penanganan dan pengolahan); d. Tersedianya model angrobio-industri terpadu; e. Tersedianya
rekomendasi
kebijakan
pengembangan
pascapanen pertanian. Berdasarkan jenis IKU di atas, telah ditetapkan target pencapaian IKU BB-Pascapanen 2015-2019 sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 (Rencana Pembangunan Jangka Menengah).
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
52
BAB VII PENUTUP Dokumen Renstra BB-Pascapanen tahun 2015-2019 disusun sebagai pedoman untuk mencapai kinerja yang akuntabel dan terukur serta menjadi rujukan dilingkup BB-Pascapanen.Seluruh komponen di lingkup BB-Pascapanen harus bersinergi sehingga capaian kinerja yang telah ditetapkan dapat terwujud. Perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan
di
lingkup BB-Pascapanen harus
diarahkan untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan dalam Renstra tersebut. Visi, misi, tujuan dan sasaran penelitian telah disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan permasalahan pertanian yang diperkirakan akan timbul baik di dalam maupun luar negeri. Renstra ini bersifat dinamis yaitu
dapat ditinjau kembali dan
diperbaiki berdasarkan dinamika perubahan lingkungan strategis maupun kebijakan dari Badan Litbang Pertanian dan Kementerian Pertanian. Peningkatan daya saing dan nilai tambah serta ketahanan pangan menjadi sasaran utama dalam Renstra BB-Pascapanen tahun 20152019. Pencapaian indikator kinerja utama (IKU) dalam Renstra ini sangat ditentukan oleh faktor-faktor, antara lain ketersediaan sumber daya (manusia, fasilitas dan pendanaan) serta adanya koordinasi dengan stakeholder. Oleh karena itu kegiatan penelitian kemitraan juga menjadi perhatian utama. Dokumen Renstra ini dilengkapi dengan indikator kinerja utama sehingga akuntabilitas pelaksana kegiatan beserta organisasinya dapat dievaluasi selama periode tahun 2015-2019.
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
53
Lampiran 1. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN 2015-2019
KL
PROGRAM/KEGIATAN
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
KEGIATAN
2015
2016
VOLUME PRAKIRAAN MAJU 2017 2018 2019
2015
ALOKASI ANGGARAN (JUTA RUPIAH) PRAKIRAAN MAJU 2016 2017 2018 2019
PRIORITAS
Kementerian Penciptaan Teknologi dan Pertanian Model Pengembangan Inovasi Pertanian Bioindustri Berkelanjutan Penelitian dan pengembangan pasca panen pertanian Tersedianya teknologi dan rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan, antara lain melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprocessing dan bioinformatika
01 Jumlah teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan)
19
21
27,958.8
30,754.7
33,830.1
37,213.2
40,934.5
3,000.0
3,300.0
3,630.0
3,993.0
4,392.3
Teknologi
13
15
17
02 Jumlah Model Agrobio-industri Model Terpadu 03 Jumlah rekomendasi kebijakan Rekomendasi pengembangan pascapanen pertanian 04 Dukungan kegiatan penelitian Bulan dan pengembangan pascapanen pertanian
2
2
2
3
3
900.0
990.0
1,089.0
1,197.9
1,317.7
3
3
3
3
3
460.0
506.0
556.6
612.3
673.5
12
12
12
12
12
23,598.8
25,958.7
28,554.5
31,410.0
34,551.0
Rencana Strategis Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 2015 - 2019
54
Nasional