RENCANA STRATEGIS IMPLEMENTATIF 2010 - 2014
BALAI BESAR PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA SUBANG, 2010
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
1
KATA PENGANTAR
Ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peran penting dalam pembangunan suatu bangsa. Sebagai salah satu bagian dari LIPI yang bergerak dibidang pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna, Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BBPTTG)-LIPI dihadapkan pada tantangan untuk menyelenggarakan kegiatan pengembangan dan perekayasaan di bidang TTG, membantu pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat, memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat dan usaha mikro kecil dan menengah serta dapat menjawab permasalahan-permasalahan pembangunan yang nyata. Program BBPTTG –LIPI diarahkan untuk meningkatkan kapasitas dalam menjawab tantangan tersebut. Untuk itu BBPTTG-LIPI menyusun Rencana Strategis (Renstra) Implementatif 2010-2014 mencakup Pendahuluan (Latar Belakang, Landasan Hukum, Capaian 5 Tahun yang Lalu dan Tantangan Penting), Visi Dan Misi Lipi (Visi LIPI, Misi LIPI, Tujuan Kegiatan dan Sasaran Kegiatan), Strategi, Kebijakan Dan Kegiatan (Strategi, Kebijakan dan Kegiatan) dan penutup. Rencana Strategis (Renstra) Implementatif BBPTTG dibuat sebagai haluan dan garis-garis besar BBPTTG dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya selama kurun waktu 2010-2014. renstra implementatif merupakan upaya institusional untuk menyikapi dinamika yang timbul akibat perubahan-perubahan yang berlangsung, khususnya paradigma pembangunan riset dan teknologi dalam lingkup nasional, regional dan global. Pengembangan teknologi tepat guna di BBPTTG diarahkan pada peningkatan efektifitas pendayagunaan sumber daya alam untuk kepentingan pembangunan bangsa yang humanistis dan berkeadilan. Naskah Renstra Implementatif ini berisi informasi dasar lingkungan strategis dan faktor keberhasilan, kebijakan dan program BBPTTG, serta pengukuran kinerja. Dengan demikian, BBPTTG-LIPI sampai dengan lima tahun mendatang akan lebih pro-aktif mengambil prakarsa yang dapat menstimulasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang teknologi tepat guna. Mudahmudahan naskah Rencana Strategi (Renstra) Implementatif BBPTTG ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukan. BBPTTG-LIPI Kepala,
Dr. Ir. H. Akmadi Abbas, M.Eng.Sc. NIP.195609291982031006
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
2
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR .........................................................................................
i
DAFTAR ISI ........................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
iv
BAB I.
PENDAHULUAN ................................................................................
5
1.1 Latar Belakang .........................................................................................
5
1.2. Teknologi Tepat Guna .............................................................................
7
1.3 Landasan Hukum .....................................................................................
9
1.4 Tugas Pokok dan Fungsi ..........................................................................
11
1.5 Capaian 5 Tahun yang Lalu .....................................................................
5
1.6 Sumber Daya Manusia (2005-2009) ........................................................
16
1.7. HKI, Publikasi dan Penghargaan ............................................................
17
1.8 Tantangan Penting ..................................................................................
18
BAB II.
VISI, MISI DAN KEBIJAKAN .......................................................
20
2.1 Visi LIPI..................................................................................................
20
2.2 Misi LIPI .................................................................................................
20
2.3 Tujuan Kegiatan ......................................................................................
20
2.4 Kebijakan ...............................................................................................
21
BAB III.
PROGRAM KEGIATAN DAN RENCANA CAPAIAN ..............
23
3.1 Program Kegiatan ...................................................................................
23
3.2 Rencana Capaian .....................................................................................
23
BAB IV.
INDIKATOR KINERJA UTAMA .................................................
31
BAB V.
PENUTUP ...........................................................................................
33
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
3
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Capaian Hasil Pengembangan Peralatan Teknologi Tepat Guna ..........
5
Tabel 2. Capaian Hasil Pengembangan Proses Teknologi Tepat Guna ................
6
Tabel 3. Hasil Pengembangan TTG Yang Telah di Desiminasi dan Diadopsi .....
7
Tabel 4. Capaian Hasil Kerjasama (MoU) ............................................................
8
Tabel 5. Perkembangan Jumlah Pegawai BBPTTG-LIPI.....................................
15
Tabel 6. Tingkat Pendidikan Pegawai BBPTTG-LIPI..........................................
15
Tabel 7. Perbandingan Jumlah Peneliti, Teknisi Litkayasa dan Administrasi ......
16
Tabel 8. HKI, Publikasi dan Penghargaan ............................................................
16
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 9. Struktur Organisasi BBPTTG – LIPI .................................................
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
4
4
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi, tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia semakin berat karena harus mampu bersaing dengan negara-negara lain di semua bidang. Sektor industri, sebagai salah satu sektor yang diharapkan menjadi tulang punggung perekonomian nasional, menghadapi kondisi yang sulit akibat krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997. Oleh karena itu, perlu upaya pemanfaatan semua keunggulan untuk melakukan kemitraan agar mampu bertahan pada era pasar bebas.
Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat,
industri harus mampu
meningkatkan kualitas produk dan terus menerus melakukan inovasi melalui kegiatan penelitian dan pengembangan. Permasalahan sigifikan yang dihadapi Indonesia dan dewasa ini menjadi salah satu fokus Millenium Development Goal adalah kemiskinan.
Kemiskinan bukan
hanya menjadi permasalahan masyarakat perdesaan, akan tetapi tidak sedikit masyarakat perkotaan yang hidup di ranah garis kemiskinan.
Secara kumulatif,
tercatat 32,53 juta penduduk miskin atau 14,15 % dari total penduduk di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2009). Kemiskinan adalah bukan semata permasalahan ekonomi belaka, termaktub didalamnya kompleksitas masalah termasuk miskinnya akses terhadap teknologi. Tidak berlebihan bilamana penguatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi salah satu misi yang ingin dicapai bangsa ini. menjamin perolehan masyarakat
Penguasaan teknologi yang
nilai tambah secara ekonomi, sosial dan ekologis bagi
penggunanya
harus
menjadi
acuan
berbagai
menyelenggarakan fungsi pengembangan dan penerapan teknologi.
pihak
yang
Prinsip yang
tidak dapat ditawar lagi mengingat lemahnya keberpihakan terhadap penguna teknologi hanya akan menimbulkan dampak negatif yang merugikan secara jangka panjang. Terutama terhadap daya saing bangsa (Kadiman, 2009; Lakitan 2009). Dengan kata lain, pola pikir teknologi tepat guna menjadi acuan yang dapat dimanfaatkan
sebagai
pemantik
strategis
bagi
penanganan
permasalahan
pembangunan, diantaranya rendahnya penguasaan teknologi masyarakat yang berujung pada kemiskinan yang tak pelak mempengaruhi daya saing bangsa.
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
5
Selaras dengan hal tersebut di atas, pemerintah Indonesia mengakui bahwa strategi penguatan ekonomi rakyat dapat dilakukan melalui penerapan teknologi tepat guna (Instruksi Presiden No. 3 tahun 2001) dan melalui pengembangan usaha mikro kecil menengah (Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008). Keduanya tidak terpisahkan mengingat pelaku UMKM dewasa ini telah mecapai 51.257.000 dan 73% diantaranya termasuk ke dalam kelompok usaha yang harus ditingkatkan teknologinya (Dipta, 2009). Fakta di atas, menggambarkan bahwa UMKM memiliki peran yang strategis terhadap perekonomian suatu negara, bahkan merupakan viable strategies bagi pencapaian tujuan-tujuan nasional seperti pembangunan ekonomi, pengurangan kemiskinan, demokratisasi ekonomi, penciptaan lapangan kerja, penguatan industrial base, struktur ekonomi lokal, keseimbangan antarsektor, subsektor dan serangkaian sasaran-sasaran sosial dan politik dalam pembangunan nasional (Tolentino, 2001). Potensi keunggulan ekonomi dan sosial dari UMKM ditandai dari kapasitas mereka dalam : a. Penciptaan lapangan kerja pada tingkat biaya modal yang rendah b. Perbaikan dalam forward dan backward linkage antara berbagai sektor c. Penciptaan kesempatan bagi pengembangan dan adopsi teknologi yang tepat guna d. Sebagai pool of skill dan semi skill workers e. Mengisi market niche yang tidak efisien bagi perusahaan besar f. Sebagai pendukung perusahaan skala besar
Oleh karena UMKM, khususnya Usaha Mikro dan Kecil, memiliki karakter tersendiri yang berbeda dengan Usaha Menengah dan Besar dari berbagai sisi misalnya : a. taraf pendidikan pelaku yang relatif rendah b. lebih besarnya peran sosial dibandingkan dengan ekonomi c. relatif rendahnya penguasaan teknologi (Tambunan, 200x; Usman dan Sedadyo, 1997). Maka menerapkan teknologi yang tepat-guna bagi UMKM memerlukan cara pandang holistik yang mengakomodasi – tidak hanya – faktor teknologi, akan tetapi sosial, ekonomi dan ekologi, sehingga keberlanjutan manfaat dapat diperoleh (Soemarwoto, 2006).
Gambaran diperlukannya pendekatan multidisipliner, pada
hakikatnya, bukan hanya diperlukan bagi pengembangan usaha mikro kecil Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
6
menengah, akan tetapi memang merupakan pendekatan yang harus menjadi acuan semua pihak demi tercapainya misi pembangunan bangsa secara makro. Relevan dengan hal tersebut di atas, pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna yang ditujukan untuk penguatan UMKM dan masyarakat diarahkan untuk mendukung pencapaian kemandirian pangan dan energi, 2 prioritas pembangunan jangka panjang nasional 2005-2025. Secara tegas terungkap di dalam RPJP asional 2005-2025, bahwa kemandirian pangan dimaksud adalah tercapainya kemampuan untuk menjamin seluruh peduduk memperoleh pangan yang cukup, mutu yang layak, aman dan halal, didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumberdaya lokal.
1.2.
Teknologi Tepat Guna
Teknologi Tepat Guna lahir dari kegerahan terhadap akibat yang ditimbulkan oleh Revolusi Industri yang menjadikan dunia terbelah menjadi beberapa bagian yang ditandai oleh tingkat “penguasaan teknologi”. menentukan posisi sebuah negara.
Teknologi menjadi alat politik yang
Kondisi ini ditengarai oleh E.F. Schumacher
(1973) seorang ahli ekonomi dan menyuarakan bahwa dalam mengembangkan dan menerapkan teknologi, keberpihakan terhadap pengguna harus menjadi pokok pertimbangan utama. Isu yang disuarakan oleh Schumacher tidak pernah menjadi usang, karena pada prinsipnya, ke‟tepat-guna‟an teknologi adalah pola pikir tak terbantahkan yang memang harus menjadi acuan bila tujuan kita adalah menjadikan teknologi sebagai alat penopang kehidupan manusia. Pada tahun 2001, Indonesia melalui Instruksi Presiden No. 3 (Lampiran 1 dan 2), menetapkan bahwa Teknologi Tepat Guna dikembangkan dan diterapkan untuk tujuan : a) Mempercepat pemulihan ekonomi, meningkatkan & mengembangkan kegiatan usaha ekonomi produktif masyarakat, memperluas lapangan kerja, lapangan usaha, meningkatkan produktivitas & mutu produksi
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
7
b) Menunjang pengembangan wilayah melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemanfaatan sumber daya alam secara bertanggung jawab menuju keunggulan kompetitif dalam persaingan lokal, regional & global c) Mendorong tumbuhnya inovasi di bidang teknologi Sasaran dari pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna yang ditegaskan di dalam Instruksi Presiden tersebut dan Undang No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Lampiran 3) adalah : 1. Masyarakat penganggur, setengah penganggur, putus sekolah & keluarga miskin 2. Masyarakat yg memiliki usaha kecil & menengah yang dalam pengembangan usahanya membutuhkan teknologi tepat guna 3. Kawasan perdesaan & perkotaan yg dalam pengembangan wilayahnya memerlukan teknologi tepat guna 4. Lembaga/institusi yg secara fungsional menangani inovasi TTG, pelayanan masyarakat di bidang TTG Pencapaian tujuan untuk kelompok sasaran tersebut di atas tidak akan dapat diraih melalui pola pikir individualist, karena penerapan teknologi tepat guna mensyaratkan karakter institusi yang orkestratif. Pola pikir holistik dalam menera permasalahan dan mengonstruksi penyikapan adalah mutlak, karena teknologi tepat guna adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta memberikan nilai tambah secara ekonomi, sosial dan lingkungan. Surat Keputusan Bersama 10 Menteri Tahun 2000 Tentang Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna (Lampiran 4) dan Surat Keputusan Bersama 10 Menteri Tahun 2000 Tentang Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna (Lampiran 5) menegaskan hal tersebut. Artinya, bukan hanya kemampuan individual dari sisi akademis, yang lebih diperlukan adalah kemampuan menggunakan sudut pandang komprehensif. Pola pikir ini telah HADIR ketika di awal tahun 1980an embrio Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna dibentuk. Selain akademisi berlatar-belakang teknik, team diperkaya dengan sumber daya manusia berlatar-belakang sosial, ekonomi dan ekologi.
Pemilihan lokasi
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
lembaga secara fisik di Subang pun
8
mencerminkan harapan tinggi terhadap terasahnya kapasitas dan kapabilitas dalam menangani permasalahan masyarakat yang riil di lingkungan yang beraneka. Perjalanan organisasi menggambarkan masih diperlukannya penguatan institusi yang dimulai dari pemahaman setara mengenai peran dan posisi teknologi tepat guna sebagai jembatan tercapainya peningkatan daya saing bangsa.
Yang secara
kelembagaan diejawantahkan dalam langkah pengelolaan secara sistematis terhadap: 1. Sumber daya manusia 2. Dana 3. Teknologi (Hardware, Software) 4. Administrasi (Legal Formal / HKI) Semuanya diselenggarakan dengan dasar pemikiran bahwa pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna ditujukan terutama untuk mendayagunakan kekayaan alam dan lingkungannya sebagai penunjang kesejahteraan dan kualitas hidup manusia secara berkelanjutan. Semangat yang juga ditekankan di Undang Undang Nomor 18 Tahun
2002 Sistem Nasional Penelitian dan Pengembangan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Lampiran 6).
1.3.
Landasan Hukum Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna
(B2P-TTG) didirikan
sebagai bentuk perhatian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Bermula dari sebuah unit bernama Pusat Pengembangan Teknologi di dalam struktur organisasi Lembaga Fisika Nasional, pada tahun 1978, penguatan posisi unit ini dipicu oleh adanya program yang disponsori oleh United Nations for Development Program (UNDP) untuk pengembangan teknologi tepat guna, khususnya bagi daerah perdesaan dan industri kecil. Prinsip yang digunakan dalam menyelenggarakan kegiatan pengembangannya juga mengacu pada Keputusan Menteri Riset dan Teknologi Nomor 39/M/Kp/III/2001 tentang Penerapan dan Pengembangan Teknologi. Misi yang secara konsisten dijadikan acuan dasar dalam penyelenggaraan fungsi lembaga.
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
9
Tuntutan terhadap pencapaian tujuan pembangunan yang didorong oleh perubahan eksternal (nasional dan global) telah mendorong pemerintah menegaskan peran teknologi tepat guna dalam berbagai kebijakan. Diantaranya yang terpenting adalah
Inpres RI No. 3 tahun 2001 tanggal 9 Maret 2001 tentang Pedoman
Pelaksanaan Penerapan Teknologi Tepat Guna. Ditegaskan bahwa teknologi tepat guna adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidak merusak lingkungan, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara mudah serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan hidup. Melalui Inpres tersebut, Presiden menginstruksikan agar dilakukan pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna, serta pemberdayaan masyarakat sebagai tanggungjawab pemerintah untuk mendorong, menumbuhkan, meningkatkan,
mengembangkan
perekonomian
masyarakat,
memeratakan
pembangunan, mengentaskan kemiskinan serta pengembangan wilayah. Penyelenggaraan kegiatan tersebut dengan berpegang pada definisi kerja sebagai berikut : a. Pengembangan Teknologi Tepat Guna sebagai kegiatan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam bentuk desain, fungsi dan manfaat dari suatu teknologi melalui proses penelitian, pengkajian, uji coba, dan fasilitasi; b. Penerapan teknologi tepat guna adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan untuk mempercepat alih teknologi dari pencipta atau pemilik kepada pengguna teknologi; c. Pemberdayaan masyarakat adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan masyarakat mampu membangun diri dan lingkungannya secara mandiri.
Menyikapi kebutuhan nasional yang diekspresikan oleh berbagai kebijakan pemerintah yang relevan, maka Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia memutuskan untuk meningkatkan peran dan posisi Balai Pengembangan Tekbologi Tepat Guna menjadi Balai Besar Pengembangan Tekologi Tepat Guna.
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
10
1.4.
Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
No.3213/M/2004 tanggal 28 Oktober 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja B2PTTG LIPI adalah unit pelaksana teknis di bidang pengembangan dan pelayanan teknologi tepat guna yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna, mempunyai tugas, yaitu: (a). melaksanakan penyusunan rencana dan program, (b). pengembangan dan pelayanan di bidang teknologi tepat guna untuk pemberdayaan masyarakat, (c). memajukan industri kecil menengah, dan (d). pendayagunaan hasil-hasil penelitian dan pengembangan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala LIPI.
Dalam melaksanakan tugasnya tersebut Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna menyelenggarakan fungsi, yaitu : (a). Pelaksanaan penyusunan rencana, program serta pengembangan dan pelayanan teknologi tepat guna (b). Pelaksanaan pemantauan pemanfaatan hasil pengembangan dan pelayanan teknologi tepat guna (c). Pelaksanaan pelayanan jasa dan kerja sama serta alih teknologi bidang teknologi tepat guna (d). Pelaksanaan
evaluasi
dan
penyusunan
hasil
kegiatan
di
bidang
pengembangan dan pelayanan teknologi tepat guna (e). Pelaksanaan urusan tata usaha .
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
11
2.3.
STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Bagian Tata Usaha
Subagian Umum
Bidang Pengembangan Teknologi
Subagian Keuangan
Bidang Jasa dan Kerjasama Subbidang Kerjasama
Subbidang Pengembangan Proses dan Sistem Produksi
Subbidang Alih Teknologi
Subbidang Pengembangan Peralatan
Kelmpk Jabatan Fungsinal
Gambar 1. Struktur Organisasi UPT B2PTTG – LIPI (SK Ketua LIPI Nomor : 3213/M/2004 tanggal 28 Oktober 2004)
Berdasarkan Landasan Hukum diatas, maka dalam melaksanakan tugasnya B2P-TTG LIPI memiliki susunan organisasi yang terdiri dari : 1.
Kepala B2P-TTG LIPI
2.
Bagian Tata Usaha
3.
Bidang Pengembangan Teknologi
4.
Bidang Jasa dan Kerjasama
5.
Kelompok Jabatan Fungsional
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
12
1. Bagian Tata Usaha : Bagian Tata Usaha mempunyai tugas urusan kepegawaian, keuangan, persuratan dan kearsipan, perlengkapan, rumah tangga, keamanan dan ketertiban serta pemeliharaan sarana dan prasarana. a.
Sub Bagian Umum : Subbagian ini bertugas melakukan urusan yang
menyangkut kepegawaian, kearsipan dan persuratan, rumah tangga, keamanan dan ketertiban, inventarisasi Barang /Kekayaan Milik Negara, serta pemeliharaan sarana dan prasarana. b. Sub Bagian Keuangan :
Subbagian
keuangan
mempunyai
tugas
melakukan urusan keuangan. 2. Bidang Pengembangan Teknologi : Bidang Pengembangan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan pengembangan teknologi proses dan sistem produksi serta pengembangan teknologi di bidang rekayasa dan rancang bangun peralatan. a. Subbidang Pengembangan Proses Dan Sistem Produksi : Subbidang Pengembangan Proses dan Sistem Produksi mempunyai tugas melakukan urusan penyiapan bahan pengembangan proses pengolahan pangan, energi, lingkungan dan pengembangan sistem produksi. b. Subbidang Pengembangan Peralatan : Subbidang Pengembangan Peralatan mempunyai tugas melakukan urusan penyiapan bahan pengembangan teknologi di bidang rekayasa dan rancang bangun peralatan bidang pertanian, khususnya pascapanen, energi dan lingkungan. 3. Bidang Jasa Dan Kerjasama : Bidang Jasa dan Kerjasama mempunyai tugas melaksanakan pelayanan jasa dan kerjasama serta alih teknologi bidang teknologi tepat guna dan evalusi serta penyusunan laporan. a.
Subbidang Kerjasama : Subbidang Kerjasama mempunyai tugas melakukan
urusan penyiapan program kerjasama bidang teknologi tepat guna. b. Subbidang Alih Teknologi : Subbidang Alih Teknologi mempunyai tugas melakukan urusan penyiapan program alih teknologi tepat guna. 4. Kelompok Jabatan Fungsional : Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
13
1.5. Capaian 5 Tahun Terakhir Selama 5 (lima) tahun terakhir (2005-2009) dalam melakukan kegiatan pengembangan teknologi tepat guna bagi masyarakat dan UKM/Industri, banyak hasil yang telah dicapai oleh B2P-TTG LIPI. Teknologi yang dihasilkan dan sudah diaplikasikan/diadopsi baik oleh masyarakat maupun industri menengah dapat dilihat pada Tabel 10, 11 dan 12. Tabel 1. Perkembangan jumlah kegiatan riset di B2PTTG - LIPI :
DATA Tematik Kompetitif IPTEKDA Insentif KRT Insentif Dikti Total
2005 10 3 2 15
2006 11 2 1 14
2007 14 4 4 4 26
2008 9 1 3 1 14
2009 10 1 2 7 20
Tabel 2. Perkembangan HKI B2PTTG-LIPI Jenis HKI Jumlah HKI yang di daftarkan :
2005
2006
2007
2008
2009
-
5
-
-
-
1. Makanan Olahan Buahbuahan Beku Cepat Saji 2. Nugget Tempe dan Proses Pembuatannya 3. Saus Nanas dan Proses Pembuatannya 4. Biskuit untuk Penyandang Autis 5. Kecap kacang Lebui (Cajanus cajan) Non Fermentasi dan Proses Pengolahannya Keterangan : 1 Paten Sederhana Granted, 1 Paten Granted.
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
14
Tabel 3. Perkembangan Publikasi B2PTTG-LIPI dalam 5 tahun.
DATA Proceeding Regional/Internasional Journal Reg/Internasional Prosiding DN Jurnal DN Buku Lain-Lain Dok draft Kebijakan
Publikasi B2PTTG-LIPI 2005 2006 2007
2008
2009
1
1
1
1
2
8 2 2 -
10 2 5 -
7 6 5 -
11 1 1 -
8 2 -
Tabel 4. Berbagai produk litbang B2PTTG-LIPI dalam periode 2005-2009. Perkembangan Jumlah Berbagai bentuk Hasil Litbang B2PTTG-LIPI Bentuk Hasil Litbang 2005 2006 2007 2008 2009 1. Prototype alat/hardware (belum dipakai) Pengguna 1 3 1 3 3 2. Prototype alat (sudah dipakai) 2 4 3 5 3 3. Contoh Produk (belum dipakai) 2 3 6 3 2 4. Contoh Produk (sudah dipakai) 3 3 6 8 7 5. UMKM yang terbina 2 4 2 18 12 6. Sistem Produksi/ SOP 1 1 2 7. Paket Teknologi 2 3 2 8 1 8. Model/ Konsep 1 1 4 3 9. Pilot Plant 2 1 2 1 10. Desain Gambar 3 3 7 9 5 11. Software 1 2 12. Kerjasama 3 4 4 2 1 Jumlah Total 20 30 35 62 41
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
15
Capaian hasil pengembangan teknologi tepat guna yang telah di diseminasi dan diadopsi oleh masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia, dapat dilihat pada Tabel 5.
Secara rinci kerjasama dengan berbagai instansi dan lingkup kegiatan
kerjasama dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 5. Hasil Pengembangan TTG Yang Telah di Diseminasi dan Diadopsi Wilayah Nusa Tenggara
Maluku Papua Sulawesi
Kalimantan
Jawa-Bali
Sumatera
TTG PLTMH, Pompa hidram, teknologi alat dan proses pengolahan pangan Teknologi alat dan proses pengolahan pangan PLTMH, teknologi alat dan proses pengolahan pangan PLTMH, pompa hidram, teknologi alat dan proses pengolahan pangan Teknologi alat dan proses pengolahan pangan, pompa hidram PLTMH, pompa hidram, teknologi alat dan proses pengolahan pangan Teknologi alat dan proses pengolahan pangan
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
Diseminasi
Adopsi
√ √ √ √ √ √
√ √
16
e.
Sumber Daya Manusia (2005 – 2009) Dalam suatu organisasi Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset yang
sangat menunjang untuk mencapai keberhasilan kegiatan. Untuk mencapai keunggulan kompetitif suatu organisasi harus sejalan dengan kualitas dan kuantitas SDM yang dimiliki. Pada saat ini jumlah pegawai Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna-LIPI sebanyak 124 orang, adapun komposisi pegawai tersebut terdiri dari 32 orang tenaga fungsional peneliti, 18 orang teknisi, 2 orang Pranata Humas, Kepegawaian 1 orang, dan 72 orang Fungsional Umum. Tabel di bawah ini memperlihatkan status pegawai B2P TTG-LIPI menurut jenis kelamin, tingkat golongan, pendidikan, jenjang jabatan dan bidang keahlian. Perkembangan SDM B2P-TTG selama periode 2005 – 2009, berdasarkan jumlah total pegawai, tingkat pendidikan dan jabatan fungsional, dapat dilihat pada Tabel 6, 7 dan 8. Jumlah SDM Tabel 6. Perkembangan Jumlah Pegawai B2P-TTG LIPI (2005 – 2009) Tahun
Jumlah Pegawai
Keterangan
2005
66
-
2006
115
Pengangkatan tenaga honorer menjadi PNS
2007
114
-
2008
117
-
2009
119
-
Perkiraan 2010
125
Diusulkan 6 orang S1
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
17
Tabel 7. Komposisi Pegawai B2PTTG -LIPI Menurut Jenjang Pendidikan Per Akhir Februari 2010 Pendidikan
PNS
CPNS
Jumlah
S-3
4
orang
-
-
4
Orang
S-2
9
orang
-
-
9
Orang
S-1
39
orang
5
Orang
44
Orang
D-3/S-0
9
orang
0
Orang
9
orang
SLTA
42
orang
3
Orang
45
orang
SLTP
4
orang
2
Orang
6
orang
SD
5
orang
2
Orang
7
orang
112
orang
12
Orang
124
orang
Jumlah
Tabel 8. Tingkat Pendidikan Pegawai B2P-TTG LIPI Tahun SD
SMP SMA
Diploma III
S1
S2
S3
Jumlah
2005
5
0
21
6
21
11
2
66
2006
12
7
45
8
30
11
2
115
2007
8
6
48
8
31
10
3
114
2008
7
6
45
9
37
10
3
117
2009
7
6
45
10
39
9
3
119
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
18
Tabel 9. Jumlah Jabatan Fungsional Peneliti, Teknisi Litkayasa dan Administrasi Tahun
Peneliti
Teknisi
Administrasi
Jumlah
2005
33
23
10
66
2006
21
22
72
115
2007
21
21
72
114
2008
22
20
75
117
2009
27
20
72
119
Tabel 10. Komposisi Pegawai B2PTTG - LIPI Berdasarkan Usia Per 31 Desember 2009
Fungsional
Umur
Jumlah
Keterangan
Peneliti
Antara
> 56
3 orang
Pen. Utama.Madya
Peneliti
Antara
54 -55
2 orang
Pen. Utama.Madya
Peneliti
Antara
52 - 53
3 orang
Peneliti Utama.Madya
Peneliti
Antara
50 – 51
1 orang
Peneliti Madya
Peneliti
Antara
48 – 49
6 orang
Peneliti Madya
Peneliti
Antara
46 – 47
1 orang
Peneliti Madya
Peneliti
Antara
44 – 45
0 orang
-
Peneliti
Antara
42 – 43
0 orang
-
Peneliti
Antara
40 - 41
2 orang
Peneliti Muda
Peneliti
Antara
38 – 39
1 orang
Peneliti Muda
Peneliti
Antara
36 – 37
0 orang
-
Peneliti
Antara
34 -35
0 orang
-
Peneliti
Antara
32 -33
2 orang
Peneliti Muda
Peneliti
Antara
31 <
9 orang
Peneliti Muda/ Pertama -
Jumlah
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
30 orang
19
TABEL 11. Formasi Pegawai Negeri Sipil B2PTTG LIPI Tahun Anggaran 2009 GOL.
JUMLAH
FORMASI
NO
PANGKAT
RUANG GAJI
PEGAWAI PADA 31-12-2009
TAHUN 2010
KET
1
2
3
4
5
6
118
118
JUMLAH SELURUHNYA Pembina Utama
IV/e
0
1
Pembina Utama Madya
IV/d
2
3
Pembina Utama Muda
IV/c
6
5
Pembina Tk. I
IV/b
5
4
Pembina
IV/a
3
3
Penata Tingkat I
III/d
2
3
P e n a t a
III/c
10
10
Penata Muda Tk. I
III/b
16
25
Penata Muda
III/a
28
18
Pengatur Tk. I
II/d
1
2
Pengatur
II/c
7
7
Pengatur Muda Tk. I
II/b
2
1
Pengatur Muda
II/a
26
26
Juru Tingkat I
I/d
0
0
J u r u
I/c
6
6
Juru Muda Tk. I
I/b
0
0
Juru Muda
I/a
4
4
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
20
f.
HKI, Publikasi dan Penghargaan Output yang dihasilkan oleh B2P-TTG LIPI selain teknologi proses dan peralatan
adalah HKI, publikasi ilmiah dan penghargaan yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 10. HKI, Publikasi dan Penghargaan No
Uraian
Tahun 2005-2009 5
Keterangan
1
Paten/ Paten Sederhana
2
Jurnal Nasional
6
1 Paten Sederhana Granted : Pelecet Kopi 1 Paten Granted : Selai Lembaran -
3
Jurnal International
0
-
4
Prosiding DN
41
-
5
5
-
6
Prosiding Regional/ Internasional Buku
10
-
7
Penghargaan (Award)
6
4 Iptekda dan 2 Inventor
8
Satya Lencana Wirakarya dan Pembangunan
5
-
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
21
g.
Tantangan & (Peluang) Penting
Dari sekian banyak tantangan pembangunan yang dihadapi Indonesia, salah satu yang terpenting adalah „daya saing‟.
Daya saing Indonesia mengakibatkan posisi negara
berada di bawa Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina, terutama dalam kaitannya dengan peringkat penguasaan teknologi dan juga Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Di era globalisasi dimana persaingan bebas mengemuka, maka strategi dalam menghadapi tantangan ini perlu dirancang secara bijak. Masalah fundamental yang berkaitan dengan ketidakpaduan antara teknologi yang dikembangkan dengan kebutuhan pengguna teknologi perlu diselesaikan terlebih dahulu sebelum langkah-langkah lain diambil karena solusi yang tepat untuk masalah ini merupakan faktor kunci keberhasilan pengembangan sistem inovasi nasional (SINas). Secara akademik ada dua alternatif yang dapat ditempuh, yakni dengan pendekatan supply-push (mengembangakan teknologi terlebih dahulu baru kemudian menawarkanya kepada pengguna) atau “Demand Driven” (memahami terlebih dahulu kebutuhan pengguna, baru kemudian mengembangkan teknologi yang sesuai). (Lakitan, 2009) Rendahnya kontribusi teknologi terhadap pembangunan perekonomian nasional sering dikaitkan dengan alokasi anggaran negara yang kecil dalam mendukung kegiatan riset.
Walaupun faktanya memang alokasi anggaran tersebut masih rendah, tetapi
rendahnya kontribusi teknologi juga disebabkan karena ketidakpaduan antara teknologi yang dikembangkan dengan kebutuhan dan problem nyata yang dihadapi publik dan pengguna teknologi. Hasil riset atau teknologi domestik yang diadopsi oleh pengguna untuk menghasilkan barang/jasa yang dibutuhkan masyarakat masih sangat rendah (Lakitan, 2009). Oleh karena itu perlu peningkatan pengembangan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan atau ke „tepat guna‟ an teknologi. Hal tersebut juga merupakan pemikiran strategis untuk diacu dalam menghadapi tantangan (dan peluang) desentralisasi dimana setiap
dituntut untuk berkemampuan
menghasilkan kebijakan pembangunan yang spesifik wilayah berdasarkan pada kemampuan lokal (Tambunan, 2010; Warsito dan Teguh Yuwono, 2003).
Langkah
yang tidak dapat ditunda pelaksanaannya untuk menghadapi tantangan pembangunan ekonomi lokal, nasional dan global.
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
22
Sesuai dengan Renstra LIPI 2010-2014 penguatan daya saing bangsa dicapai melalui cara: a. Membangun SDM yang berkualitas, b. Memperkuat perekonomian domestik, c. Meningkatkan penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi d. Membangun sarana dan prasara yang memadai dan maju, serta e. Melakukan reformasi hukum dan birokrasi. Pengembangan teknologi tepat guna berperan meningkatkan penguatan daya saing bangsa sesuai dengan yang tercantum pada Renstra LIPI 2010-2014 khususnya point ke- (3) Meningkatkan penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk meningkatkan penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi maka diperlukan adanya upaya-upaya yang melibatkan semua pihak baik itu lembaga litbang maupun masyarakat sebagai pengguna teknologi. Selama ini peran lembaga litbang masih terbatas sebagai penyedia teknologi, belum sampai kepada tindakan penyampaian hasil litbang kepada masyarakat pengguna teknologi. Oleh karena itu diperlukan proses intermediasi untuk menjembatani masalah tersebut. Mekanisme intermediasi dapat dilakukan melalui intensifikasi, komunikasi dan interaksi antara pengembang dan pengguna teknologi. Intensifikasi, komunikasi dan interaksi antara pengembang dan pengguna teknologi mempunyai dua alternatif pilihan yakni interfensi dari luar sistem (external forces) dan menumbuhkan kesadaran saling membutuhkan dalam internal sistem (internal attraction). Intervensi dari luar sistem dapat berupa regulasi yang “rigid” untuk mendorong agar komunikasi dan inteaksi tersebut terjadi dan dapat pula melalui peran pro-aktif kelembagaan intermediasi. Pilihan kebijakan yang paling ideal adalah menumbuhkan hubungan mutualistik pengembangpengguna teknologi yang didukung oleh regulasi untuk menjamin lingkungan tumbuhkembang SiNas yang kondusif dan dukungan lembaga intermediasi secara profesional dan proporsional. Untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan mekanisme tersebut, maka diperlukan tiga aktor utama yang terlibat langsung dalam proses aliran teknologi ini, yakni (1)
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
23
Pengembang teknologi (periset dan akademisi), (2) Pengguna teknologi (masyarakat dan industri) yang sekaligus sebagai pelaku produksi, dan pemerintah (government) yang melakukan fasilitasi dan (3) Regulasi agar hubungan pengembang-pengguna teknologi dapat lebih intensif dan bersifat mutualistik.
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
24
BAB II. a.
VISI, MISI DAN KEBIJAKAN
Visi LIPI Menjadi lembaga ilmu pengetahuan yang berada dalam peringkat kelompok
terbaik dunia dalam menghasilkan IPTEK guna meningkatkan kualitas SDM dan memperkuat daya saing perekonomian nasional. b.
Misi LIPI 1. Menciptakan "great science" (ilmu pengetahuan berdampak penting) dan invensi yang dapat mendorong inovasi dalam rangka meningkatkan daya saing perekonomian nasional; 2. Mendorong peningkatan pemanfaatan pengetahuan dalam proses penciptaan good governance dalam rangka memantapkan NKRI; 3. Turut serta dalam proses pencerahan kehidupan masyarakat dan kebudayaan berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan kaidah etika keilmuan; 4. Memperkuat peran Indonesia (yang didukung ilmu pengetahuan) dalam pergaulan internasional; 5. Memperkuat infrastruktur kelembagaan (penguatan manajemen dan sistem).
c.
Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan dari Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna adalah 1. Mengembangkan SDM, sarana dan prasarana B2P TTG untuk menunjang penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna yang bertaraf nasional dan Internasional sehingga memberikan dampak luas untuk mendukung daya saing bangsa. 2. Meningkatkan pemanfaatan teknologi tepat guna dengan mempertimbangkan nilai inovasi guna peningkatan ekonomi masyarakat 3. Meningkatkan
dan
menumbuhkembangkan
kesadaran
dan
kemampuan
masyarakat melalui diseminasi teknologi tepat guna dengan mempertimbangkan potensi unggulan wilayah. 4. Meningkatkan
pengembangan
teknologi
tepat
guna
untuk
mendukung
kepentingan nasional sehingga dapat meningkatkan posisi tawar Indonesia di dunia Internasional
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
25
d.
Kebijakan
1.
Program Penyusunan program kegiatan mengacu kepada program RPJMN 2010 – 2014 dan program prioritas IPT LIPI yaitu bidang Pangan dan Energi. •
Optimalisasi jumlah kegiatan didasarkan kepada kesepakatan setiap peneliti dengan mengacu pada program prioritas.
•
Satu kegiatan harus bisa mewadahi bebeberapa sub kegiatan yang berkaitan dengan topik kegiatan dan memperhatikan aspek sinergi.
2.
SDM
Perencanaan suatu program kegiatan harus disesuaikan dengan jumlah SDM dan dapat meningkatkan kemampuan dari tiap-tiap SDM yang ada.
Peningkatan
jumlah
SDM
yang
diusulkan
harus
memperhatikan
komposisi/rasio ideal peneliti/teknisi/administrasi yaitu 3 : 2: 1 3.
Pengawasan
Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi dilakukan secara berkala oleh Tim PME B2P-TTG LIPI –LIPI.
•
Setiap program yang hasil capaiannya tidak sesuai dengan RKT atau Indikator Kinerja atau ditemukan suatu penyimpangan yang signifikan baik substansi dan administrasi akan dikenakan sanksi sesuai dengan aturan
•
Penghargaan terhadap kegiatan dengan hasil capaian tertinggi akan diberikan berdasarkan kebijakan yang berlaku di Kedeputian IPT
4.
Anggaran
B2P-TTG LIPI secara aktif mencari peluang anggaran di luar anggaran tetap untuk mendukung program kegiatan.
•
Secara aktif menjalin peluang kerjasama kegiatan yang sumber pendanaannya murni dari negara yang bersangkutan atau sharing pendanaan.
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
26
BAB III.
PROGRAM KEGIATAN DAN RENCANA CAPAIAN
Tantangan yang harus dihadapi B2P-TTG LIPI dalam pembangunan Indonesia 2010 - 2014 adalah menjawab masalah energi, pangan dan kesehatan, tingginya angka kemiskinan dan kurang optimalnya peran perempuan serta rendahnya nilai ekonomi masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan dengan penguatan
inovasi teknologi dan
pemanfaatannya di masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang ada.
Agar
bermanfaat, strategi yang diacu adalah pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna yang dilakukan dengan memperhatikan faktor calon pengguna, ruang, dan waktu yang mencakup unsur-unsur sosial - ekonomi, budaya, lingkungan bahkan agama dan politik. Sumber energi pengganti BBM, baik untuk listrik maupun untuk sarana transportasi akan menjadi isu yang semakin penting. Pencarian energi alternatif yang bersih dan renewable yang berharga terjangkau diperhitungkan akan tetap menjadi salah satu isu strategis nasional. Ketersediaan energi baru dan terbarukan belum termanfaatkan secara optimal. Dalam hal ini Indonesia memiliki keuntungan karena memiliki berbagai sumber alam yang berlimpah. Berbagai sumber terbarukan dan energi alternatif untuk bahan bakar cair ini, biofuel (bioethanol, biosolar, jatropha oil,
turunan CPO, dan minyak tanaman
lainnya), biogas dan biohydrogen, energi surya, energi angin dan energi air akan menjadi perhatian. Di bidang pangan dan kesehatan masih banyak permasalahan, faktor penyebab utama masalah tersebut adalah belum optimalnya pengembangan di bidang pangan dan kesehatan
dikarenakan
teknologi
belum
berkontribusi
secara
efektif,
dan
pengembangannya belum selaras dengan kebutuhan dan persoalan nyata yang dihadapi oleh para pengguna. Alternatif pengembangan yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan di bidang pangan dan kesehatan diantaranya adalah pencarian bahan obat dari bahan baku alam, makanan tambahan (food supplement), disamping isu bahan pokok seperti beras, kedele, jagung diperhitungkan akan tetap menjadi isu nasional. Terkait dengan hal tersebut di atas maka diperlukan penelitian multi dan interdisipliner berskala besar yang mengarah pada isu kesehatan, pangan dan lingkungan
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
27
yang merupakan cerminan kepekaan B2P-TTG LIPI terhadap masalah di kawasan urban maupun pedesaan. Dalam kaitan ini, B2P-TTG LIPI berkontribusi aktif dalam proses penanggulangan . Tantangan ini akan menjadi perhatian B2P-TTG LIPI dalam kegiatan 2010-2014 ini. Untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan suatu rencana strategis (Renstra ) implementatif yang bertujuan untuk merumuskan bahan acuan atau garis-garis besar haluan B2P-TTG dalam menentukan program yang terkait dengan pelaksanaan tujuan pokok dan fungsi B2P-TTG serta memberikan gambaran, arah pengembangan B2P-TTG yang sesuai dengan dinamika pembangunan nasional.
a.
Program Kegiatan Prioritas program B2P-TTG LIPI pada tahun 2010-2014 difokuskan pada bidang :
1.
Pangan dan Kesehatan:
Pengembangan dan pemanfaatan produk pangan potensial dan harapan berbasis komoditas sumber daya lokal untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Pengembangan dan pemanfaatan pakan berbasis sumber daya lokal untuk menunjang pangan hewani sebagai sumber protein untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
2.
Energi
Pengembangan
Rancang
Bangun
peralatan
mekanikal
elektrikal
teknologi energi terbarukan PLTMH dan Pikohidro.
Pengembangan Model Pemanfaatan energi PLTMH dan Pikohidro untuk pengembangan usaha produktif.
Pengembangan Model Desa Mandiri Energi
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
28
Rencana Capaian b.1. Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan dari Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna adalah 1. Meningkatnya kualitas SDM di B2P-TTG LIPI dengan indikator :
Target peningkatan pendidikan adalah : 30 %*)
Target peningkatan jabatan fungsional : 40 %*)
2. Meningkatnya hasil penelitian yang diukur dari peningkatan jumlah publikasi dan HKI
Target peningkatan jumlah publikasi: 25 %*)
Target HKI – usulan paten
: 10 %*)
3. Meningkatnya kreativitas dalam menciptakan iptek yang bernilai ekonomis yang diukur dari jumlah hasil yang dipakai.
Target : hasil litbang unggulan yang dipakai masyarakat sebanyak 3 (tiga) paket teknologi per tahun**)
4. Terwujudnya kerjasama dengan industri dan masyarakat pengguna teknologi.
Target Industri (IKM) : 3 (tiga) kerjasama
Target Masyarakat pengguna teknologi : 5 (lima) kerjasama
5. Terdiseminasinya Hasil Pengembangan Teknologi Tepat Guna kepada masyarakat pengguna tekonogi.
Target : 20 Jenis teknologi terdiseminasi melalui kegiatan alih teknologi (hasil litbang yang baru dan lama)
6. Meningkatnya akses jaringan terhadap pengetahuan melalui peran serta dalam aktivitas ilmiah, nasional, regional dan internasional :
Target menyelenggarakan pertemuan ilmiah (2010-2014):
Seminar Nasional
: 3 (tiga)
Regional/Internasional
: 1 (satu)
7. Meningkatnya kerjasama B2P-TTG LIPI dengan berbagai lembaga litbang dan perguruan tinggi baik dalam dan luar negeri dan meningkatnya keikutsertaan dalam organisasi, berbagai pertemuan ilmiah nasional dan internasional.
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
29
Target :
a. Kerjasama : Nasional
: 5 (lima) kerjasama
Internasional : 1 (satu) kerjasama b. Seminar : Nasional
: 5 (lima) / tahun
Internasional : 1 (satu) / tahun 8. Tersedianya sarana laboratorium :
Target : 5 paket terdiri dari
1 (satu) paket peralatan analisa kimia
1 (satu) paket peralatan pengujian mekanik elektrik PLTMH
1 (satu) paket peralatan proses produksi pangan
1 (satu) paket instrumen pengujian QC dan QA terhadap produk alat yang dihasilkan
1 (satu) paket peralatan GIS (Geographical Information System)
9. Terwujudnya bangunan sarana penelitian. Target 1 (satu) sarana Laboratorium GIS Target 1 (satu) sarana Laboratorium pengujian mekanik elektrik PLTMH Target 1 (satu) sarana laboratorium pengujian QC dan QA peralatan yang diproduksi 10. Terwujudnya Tata Kelola Organisasi yang Baik yang dapat diukur dengan terlaksananya perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan yang berkualitas dan akuntabel yang tertib dan taat azas. Target : Terlaksananya tata kelola administrasi yang berkualitas dan akuntabel , tertib dan taat azas sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh B2P-TTG LIPI. 11. Terbinanya SDM yang diukur dari terpenuhinya kebutuhan guna melaksanakan tugas sesuai kompetensi B2P-TTG LIPI.
Target : bertambahnya 20 orang PNS baru yang sesuai dengan kompetensi B2PTTG LIPI.
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
30
b.2. Strategi A.
Memperkuat kompetensi inti satuan kerja dan SDM Penguatan Manajemen:
Mengikutsertakan PNS di lingkungan B2P-TTG LIPI pada pendididikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan SDM sesuai dengan jenjang dan kompetensinya
Melakukan pengembangan tata usaha (administrasi) dan manajemen sumber daya untuk pencapaian kinerja yang optimal.
Melakukan reformasi birokrasi di lingkungan B2P-TTG LIPI sehingga terwujud tata kelola organisasi yang baik
Penguatan Kemampuan SDM Pelaksana Penelitian dan Pendukung
Memberikan informasi dan bimbingan kepada setiap PNS di lingkungan B2P-TTG LIPI – LIPI untuk melakukan studi lanjutan.
Memberikan kesempatan kepada PNS di lingkungan B2P-TTG LIPI untuk meningkatkan kemampuan sesuai dengan kompetensi masingmasing melalui pelatihan-pelatihan di dalam dan luar negeri.
-
Penguatan Sarana
Sarana Laboratorium/alat:
Penguatan sarana laboratorium pangan dengan memperbaiki fasilitas secara berkala dan pengadaan peralatan/instrumen pendukung kerja.
Penguatan sarana laboratorium kimia dan mikrobiologi dengan memperbaiki fasilitas secara berkala dan pengadaan peralatan/instrumen pendukung kerja.
Penguatan sarana bengkel mekanik dengan memperbaiki fasilitas secara berkala dan pengadaan peralatan/instrumen pendukung kerja.
Melakukan standarisasi laboratorium dengan mengakreditasi laboratorium yang dilakukan oleh Badan Standarisasi Nasional.
Usulan laboratorium baru
Mengajukan usulan pembangunan laboratorium instrumentasi,
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
31
elektronika dan laboratorium GIS
Peningkatan Fungsi Perpustakaan dan Informasi Teknologi Tepat Guna
Mengembangkan dan Meningkatkan Sarana Perpustakaan dan Informasi Teknologi Tepat Guna memperbaiki
fasilitas secara
berkala dan pengadaan peralatan pendukung kerja.
Peningkatan kemampuan kualitas SDM dan database hasil litbang dan Implementasi TTG
Mengikutsertakan SDM laboratorium pada pelatihan-pelatihan teknis dan manajerial yang sesuai dengan kompetensinya.
Penyusunan Ukuran/Indek Prestasi
Merencanakan, menyusun dan menetapkan target capaian kinerja yang dituangkan dalam bentuk RKT (Rencana Kerja Tahunan) dan Indikator Kerja Utama (IKU).
Melakukan evaluasi terhadap hasil capaian kegiatan yang dituangkan dalam laporan teknis kegiatan, laporan adminstrasi, laporan tahunan B2P-TTG LIPI dan LAKIP (Laporan Akhir Kinerja Instansi Pemerintah)
Mendorong Terciptanya Kompetisi yang sehat (Fair Competition) dengan Aturan yang disepakati Mewujudkan kondisi kerja yang sehat dan kondusif bagi PNS
untuk melakukan pengembangan kompetensi sesuai dengan kode etik PNS. B. Peningkatan Upaya Koordinasi (Internal) B2P-TTG LIPI – LIPI
Komunikasi Manajemen: Peningkatan komunikasi dan koordinasi manajemen dilakukan dengan cara:
Rapat pengelola dilakukan 1 bulan sekali; dalam kondisi mendesak dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
Rapat koordinasi program dilakukan 1 bulan sekali
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
32
Rapat Kerja Tahunan dilakukan setahun sekali
Peningkatan Interaksi Antar Bidang Peningkatan interaksi antar bidang di B2P-TTG LIPI dilakukan melalui : Pembentukan kelompok Bangtek :
Pembentukan kelompok program pengembangan teknologi
(Forum) Komunikasi Antar Peneliti :
Forum diskusi ilmiah peneliti dilakukan 1 minggu sekali
Mengaktifkan kembali forum diskusi ilmiah teknisi/litkayasa (Forum) Komunikasi Antar SDM Pendukung
Forum koordinasi antara peneliti, litkayasa dan administrasi serta Jabatan Fungsional Lainnya.
Pengawasan, dan Monev : Reguler
Tim PME B2P-TTG LIPI melakukan perencanaan , pengawasan dan evaluasi terhadap program, SDM , sarana prasarana yang menunjang pelaksanaan kegiatan.
Tim PME B2P-TTG LIPI –LIPI melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program/kegiatan yang berjalan satu bulan sebelum Tim PME Kedeputian melakukan pengawasan dan evaluasi.
Tim PME B2P-TTG LIPI – LIPI melakukan koordinasi administratif dan substantif dengan Pejabat Pembuat Komitmen terkait program/kegiatan.
Monev Tidak Reguler :
Kepala B2P-TTG LIPI dapat melakukan pengawasan terhadap suatu program/kegiatan yang sedang berjalan.
Para penangungjawab kegiatan di lingkungan B2P-TTG LIPI diwajibkan memberikan laporan kegiatan ke Kepala B2P-TTG LIPI – LIPI dan kepada Deputi Bidang IPT.
C. Kerjasama dan Promosi
Peningkatan Komunikasi dengan Pihak Lain
Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan pihak lain dapat
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
33
dilakukan
melalui
temu
wicara/dialog/sosialisasi
mengenai
program kegiatan yang dilakukan oleh B2P-TTG LIPI.
Mencari informasi untuk menjajaki kerjasama dengan pihak lain baik dalam maupun luar negeri.
Peningkatan Media Publikasi Publikasi hasil kegiatan pengembangan Inovasi dan Implementasi TTG
dilakukan melalui media Website, Majalah Inovasi, buku hasil Litbang/Inovasi Teknologi, brosur, leaflet dan media audio visual yang bertujuan sebagai media promosi dan menjaring kerjasama antara B2PTTG LIPI dengan pengguna teknologi. Pengembangan Perpustakaan Digital E-Library
Peningkatan Upaya Komersialisasi Hasil
Peningkatan upaya komersialisasi hasil pengembangan B2P-TTG LIPI ditempuh melalui:
Pemberian data hasil pengembangan yang sudah siap dikomersialisasikan kepada Pusinov atau Puslit Informatika untuk ditindak lanjuti
Ikut serta pada acara atau kegiatan promosi berupa Gelar TTG Tahunan Skala Nasional, RiTech-pameran, workshop dan expose yang berkaitan dengan hasil kegiatan pengembangan teknologi tepat guna
Pengembangan pilot plant usaha-usaha komersial melalui inkubator bisnis dan spin off.
Melakukan
kerjasama
kegiatan
Implementasi
Teknologi
dengan
Pemerintah Daerah/ Swasta
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
34
BAB IV. INDIKATOR KINERJA UTAMA
A.
PRIORITAS (sesuai RPJM)
Pangan dan Kesehatan:
Pengembangan dan pemanfaatan produk pangan potensial dan harapan berbasis komoditas sumber daya lokal untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Pengembangan dan pemanfaatan pakan berbasis sumber daya lokal untuk menunjang pangan hewani sebagai sumber protein untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Indikator Utama:
Jumlah contoh produk yang dihasilkan dan tersertifikasi
Jumlah prototipe alat pengolahan pangan dan pakan yang dihasilkan
Jumlah model penerapan teknologi pengolahan pangan dan pakan yang dihasilkan
Jumlah kerjasama dalam pemanfaatan paket teknologi pengembangan pangan dan pakan
Jumlah publikasi ilmiah
Jumlah HKI yang dihasilkan
Dokumen Standard Operating Procedure
Saran Kebijakan dan Kegiatan Pemanfaatan TTG yang mendukung Ketahanan Pangan Nasional
Energi
Pengembangan rancang bangun peralatan Mekanikal elektrikal Teknologi Energi Terbarukan yang diterapkan pada PLTMH dan Pikohidro.
Pengembangan Model Pemanfaatan energi PLTMH dan Pikohidro untuk pengembangan usaha produktif.
Pengembangan Model Desa Mandiri Energi
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
35
Indikator Utama:
Jumlah Contoh produk Teknologi Mekanikal Elektrikal PLTMH/Pikohidro
Jumlah Prototype Teknologi Mekanikal Elektrikal PLTMH/Pikohidro
Jumlah publikasi ilmiah nasional atau internasional
Jumlah contoh model pemanfaatan energi terbarukan
Jumlah kerjasama dalam pemanfaatan Teknologi PLTMH/Pikohidro dengan Masyarakat Pengguna
Jumlah HKI yang dihasilkan
Dokumen Standard Operating Procedure dan Pedoman Teknis
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
36
BAB V. PENUTUP
Dalam upaya penerapan peran lembaga secara nasional, maka Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI berusaha untuk selalu bersikap responsif terhadap dinamika perubahan yang terjadi. Meskipun demikian, penyikapan terhadap perubahan akan senantiasa diselaraskan dengan visi dan misi LIPI. Sasaran utama dari BBPTTG – LIPI adalah menghasilkan teknologi yang dapat diadopsi dan terdifusi oleh masyarakat industri dan para pengguna teknologi.
Untuk mencapai sasaran utama
tersebut BBPTTG – LIPI mempunyai dua peran yaitu sebagai penyedia teknologi dan juga sebagai lembaga intermediasi. Agar selalu memiliki kemampuan prima dalam melayani masyarakat, maka strategi khusus pengembangan institusional melalui reformasi birokrasi dipandang penting untuk segera dilaksanakan. Untuk mensukseskan reformasi birokrasi perlu adanya peningkatan etos kerja dengan mengoptimalkan kemampuan SDM, ketersediaan sarana prasarana dan besaran dana yang dikelola. Peningkatan etos kerja diharapkan dapat memacu tingkat profesionalisme institusi sehingga jejaring dengan pihak instansi dalam dan luar negeri menjadi lebih luas.
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
37
Lampiran 1 : Tabel 13. Capaian Hasil Pengembangan Peralatan Teknologi Tepat Guna No.
Jenis Alat
Kapasitas
Sumber Dana
1
Separator Biji
200 kg/jam
DIPA
2
Winower
200 kg/jam
DIPA
3 4
Pengupas kulit kedelai Chopper buah dan sayur
80 kg/jam 200 kg/jam
DIPA DIPA
5
Cross Beater Mill
250 kg/jam
DIPA
6
Mesin Sortasi
800 kg/jam
DIPA
7
Granulator Kompos
500 kg/jam
DIPA
8
Pencacah Kompos
250 kg/jam
DIPA
9
Vacuum Frying
8 kg/batch
DIPA
10
Pengaduk dodol
8 kg/batch
DIPA
11
Pulper Buah
500 lt/jam
DIPA
12
Penyangrai Biji-bijian
20 kg/batch
DIPA
13
Conching Machine
20 kg/batch
DIPA
14
Hidraulic Press
DIPA
15
Vacuum evaporator
Tekanan sampai 15 ton 1000 kg/batch
16
Blender
5 kg/batch
DIPA
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
DIPA
38
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
39
Lampiran 2. Tabel 14. Kerjasama (MoU) NO
NO SURAT
TANGGAL
MOU/PEMDA
LINGKUP KEGIATAN
KETERANGAN
1
671/82 – 0753/IPT.UPT.1/ KS/2009
22 Juni 2009
Dinas Pertambangan dan Energi kabupaten Buton Utara - Sultra
Pengembangan dan Pemanfaatan Energi terbarukan di wilayah Kab. Buton Utara – Program Perancangan dan pembangunan Mikrohidro dan Pemanfaatan Energi PLTMH untuk menunjang desa mandiri energi berbasis TTG
Aktif
2
0415/IPT.UPT.1/KS/2008
12 Mei 2008
Yayasan Pontren TPI Purba Sinoba – Kec. Padang Bolak dan Kec. Portibi, Kab. Padang Lawas Sumatera Utara
Pengembangan Usaha Intensifikasi Budidaya Ikan
Aktif
3
416.2/BPMD/53A/02/2008 0133/IPT.UPT.1/KS/2008
8 Februari 2008
BPMD Kab. Ngada NTT
Pengembangan dan Pemanfaatan TTG meliputi Hasil pertanian/pasca panen, Sumber energi terbarukan dan teknologi lain yang diperlukan
Aktif
4
83/KS/DISTAMBEN/II/ 2007 0272/IPT.UPT.1/KS/2007
5 Maret 2007
Distamben Kab. Enrekang – SulSel
Pengembangan dan Pemanfaatan TTG untuk Pendayagunaan Potensi daerah. Pengkajian, Pengembangan dan Pemanfatan TTG untuk PLTMH
Aktif
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
40
NO
NO SURAT
TANGGAL
MOU/PEMDA
LINGKUP KEGIATAN
KETERANGAN
5
075/196/2007-0963/ IPT.UPT.1/KS/2007
10 Agustus 2007
Badan Riset Daerah Prov. Sultra
Pengembangan Model Pendayagunaan TTG di Wilayah Pedesaan Prov Sultra, Program pembangunan SDA dan Lingkungan, Inovasi dan pengembangan Produk Unggulan Daerah dan Riset Bersama
Aktif
6
048/PP-PATI/KS/IX/2007 1134/IPT-UPT.1/KS/2007 HK.188/1/2005 04/KS/IPT-LIPI/2005
20 September 2007 15 Februari 2005
Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia Pemkab Timor Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur Dan Deputi Bidang IPT
-
416.1/I.04/428/BPMD/ 2006 1187/IPT.UPT.1/KS/2006 193/97/PDA/2006 01/KS/LIPI/2006
17 Oktober 2006
BPMD Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur Pemkab Loteng dan Kedeputian IPT
Pemasyarakatan Dan Pemanfatan Teknologi Pengembangan Dan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna Untuk Pendayagunaan Sumber Daya Di Kabupaten Timur Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pemasyarakatan TTG Di Wilayah Pedesaan
Aktif
10
020/K.PATMA/KS/I/2006 0075/IPT.UPT.1/KS/2006
16 Januari 2006
Pengembangan Dan Pemanfaatan TTG Untuk Pendayagunaan Sumber Daya Di Kab Loteng NTB Pemanfaatan Fasilitas Sarana Dan Prasarana.
11
314.2/324.BPMD 0879/IPT.UPT.01/KS/2003
20 Agustus 2003
Aktif
12
BU.058/176/2003 03a/KS/LIPI/2003
26 Februari 2003
Pengembangan Dan Pemanfaatan TTG Untuk Pendayagunaan Daerah Pengembangan Dan Pemanfaatan TTG Untuk Pendayagunaan Sumberdaya Di Kabupaten Alor
7
8
9
16 Februari 2006
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
Perjanjian Teknis Pelaksanaan Koperasi Patma BPMD Kab Alor NTT
PemKab Alor dan Kedeputian IPT LIPI
Non Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
41
NO
NO SURAT
TANGGAL
MOU/PEMDA
LINGKUP KEGIATAN
KETERANGAN
NTT 13
073/458/05.Bappeda/2004 0025/IPT/UPT.01/KS/2004
7 Januari 2004
Pemkab LoBar dan B2PTTG
Pengembangan Dan Pemnafaatan TTG Untuk Pendayagunaan Sumberdaya Di Kab. Lobar - NTB
Aktif
14
240/MBF-KT/XI/2004 0151/IPT.UPT.01/KS/2004
24 November 2004
PT.Mahakam Beta Farma Jakarta
Penelitian Dan Pengembangan Produk Jamu
Non aktif
15
01/IPTEKnetBPPT/UPTBPTTGLIPI/I/2003
10 Januari 2003
Balai IPTEKnet-BPPT
Penerapan Sistem Jaringan Terpasang (On Line) Melalui Teknologi Internet Dalam Rangka Pengembangan,Pemeliharaan Dan Penyebarluasan Informasi Teknologi Tepat Guna.
Non Aktif
16
1326/IPT.UPT.01/KS/2003 524.050/586.A/XII/2003
9 Desember 2003
Dinas Peternakan Kabupaten Belu
Kerjasama Bidang Pengkajian Dan Pembangunan Teknologi Tepat Guna
Aktif
17
411.3/39.32/PMD 0528/IPT.UPT.01/KS/2002
18 November 2002
Pemerintah Kabupaten Poso
Pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna.
Aktif
18
073/ks.05-BAPEDA/2005 01/KS/IPT.LIPI/2005
25 Januari 2005
Pemkab Subang dan Deputi bidang IPT
Pengembangan Dan Pemanfaatan Iptek
Aktif
19
033/EP/K/2005 0174/IPT.UPT.01/KS/2005
14 Februari 2005
SMK Teknik Industri Muhammadiyah Kota Baru-Cikampek
Nota Kesepahaman
Aktif
20
410/212/BPMP/2006 1066/IPT.UPT.01/KS/2006
15 September 2006
BPMP Subang
Pemasyarakatan TTG Di Wilayah Pedesaan Kabupaten Subang.
Aktif
21
100.116/275.PMD/2007 B2PTTG.1183/IPT.UPT.1/ KS/2007.
5 Oktober 2007
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Timor
Pemasyarakatan TTG Di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Aktif
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
42
NO
NO SURAT
TANGGAL
MOU/PEMDA
LINGKUP KEGIATAN
KETERANGAN
Tengah Selatan Propinsi Nusa Tenggara Timur
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
43
Lampiran 2. Tabel 15. Capaian Hasil Pengembangan Proses Teknologi Tepat Guna No. Jenis Teknologi Proses 1 2
3
4
Teknologi Proses Pengolahan Kelapa Teknologi Proses Pengolahan Buah dan Sayur
Teknologi Proses Pengolahan Komoditas Organik Teknologi Proses Pengolahan Hasil Perikanan
5
Teknologi Proses Pengolahan Hasil Ternak
6
Teknologi Proses Hasil Perkebunan
7
Teknologi Proses Umbiumbian dan emponempon Teknologi Pembuatan Pakan Ikan Teknologi Pengolahan Biji-bijian
8 9
10
Teknologi Pembuatan Minyak Atsiri
Produk
Sumber Kegiatan
VCO, Hand and Body Lotion
Iptekda
Sari buah, Selai Nanas Lembaran, Dodol, Anggur (wine), cuka buah (vinegar), Keripik buah dan sayur, Mie Sayur, Instan Buah, Pasta Tomat, tepung pisang Saus Tomat, Saus Cabai, Selai buah, Selai Kacang, Sirup Jamu-jamuan Surimi, Nugget, Sosis, Kerupuk, Abon, Dendeng, Kaki Naga, Sate Lilit, Bakso, Ikan Asap, Ikan Presto, Snack Ikan, Kecap Ikan Dendeng, Abon, Telor Asin Aneka Aroma, Bakso, Nugget, Daging Asap Cair, Dairy Products Produk olahan coklat, kopi, pala, teh, lada
Tematik, Iptekda
Dekstrin, tepung, instan,
Pakan ikan mas dan lele Produk olahan kacang tanah, kedelai, jagung, kacang hijau, kacang mete Nilam, kulit jeruk, cengkeh, serai wangi, sirih, pala, jahe, lada hitam
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
Kerjasama
Tematik, Iptekda, Kompetitif
Tematik, Kerjasama
Tematik, Kompetitif, Insentif Tematik, Iptekda
Tematik, Iptekda, Insentif Dikti Tematik, Insentif Dikti Tematik, Kompetitif
44
Daftar Pustaka Dipta, Wayan I. 2009. Teknologi untuk UMKM Solusi atau Bumerang? http://dhi.koranjakarta.com/berita-detail.php? . Diakses 14 Januari 2010. Lakitan, 2009. Kontribusi Teknologi dalam Ketahanan Pangan. Makalah yang disampaikan di Peringatan Hari Pangan Sedunia. Yogyakarta Tambunan, Tulus. 1999. Perkembangan Industri Skala Kecil. Salemba Empat. Tambunan, Mangara. 2010. Menggagas Perubahan Pendekatan Pembangunan. Menggerakkan Kekuatan Lokal dalam Globalisasi Ekonomi,. Graha Ilmu. Yogyakarta. Soemarwoto, Otto. 2006. Atur Diri Sendiri. Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Schumacher E.F., 1973, Small is Beatifull : a study of economics as if people mattered. Blond and Briggs. Warsito, Yuwono, Teguh. 2003. Otonomi Daerah. Capacity Building dan Penguatan Demokrasi Lokal. Puskodak Universitas Diponegoro. Semarang
Lampiran :
1. Inpres No.3 Tahun 2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan Teknologi Tepat Guna 2. Lampiran Inpres No.3 Tahun 2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan Teknologi Tepat Guna 3. Undang No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 4. Kep Mendagri No.4 Tahun 2001 Tentang Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat Guna 5. Surat Keputusan Bersama 10 Menteri Tahun 2000 Tentang Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna 6. Undang Undang Nomor 18 Tahun 2002 Sistem nasional Penelitian dan Pengembangan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Renstra Implementatif B2P-TTG LIPI – LIPI 2010-2014
45