RENCANA OPERASIONAL PENGKAJIAN PERTANIAN (ROPP)
MODEL AKSELERASI PENGEMBANGAN PERTANIAN YANG RAMAH LINGKUNGAN LESTARI (m-AP2RL2)
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014
1
RENCANA OPERASIONAL PENGKAJIAN PERTANIAN (ROPP)
MODEL AKSELERASI PENGEMBANGAN PERTANIAN YANG RAMAH LINGKUNGAN LESTARI (m-AP2RL2)
Oleh : RUDI HARTONO
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2014
2
RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN PERTANIAN NOMOR :
26/1801.013/012/ROPP/2014
1. JUDUL RPTP
: Model Pengembangan Pertanian yang Ramah Lingkungan Lestari (m-AP2RL2)
2. SUMBER DANA
: DIPA BPTP Bengkulu TA. 2014
3. PROGRAM
:
a. b. c. d.
Komoditas Bidang Riset Jenis Penelitian Status Penelitian
: Padi : Pengkajian : Lanjutan (L)
4. JUDUL KEGIATAN
: Model Pengembangan Pertanian yang Ramah Lingkungan Lestari (mAP2RL2)
5. LOKASI KEGIATAN PENGKAJIAN
: Kabupaten Mukomuko
KATA KUNCI
: Model, Ramah Lingkungan, Lestari
6. PENELITI YANG TERLIBAT
: Peneliti 6 orang dan Teknisi 1 orang
7. TUJUAN Tujuan kegiatan m-AP2RL2 pada tahun 2014 adalah: 1. Aplikasi model budidaya padi ramah lingkungan dengan kualitas produk yang tinggi. 2. Mengkaji sistem budidaya yang menghasilkan produk sehat dengan proses yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan manusia. 3. Menilai kelayakan usahatani dari sistem budidaya padi pada berbagai varietas.
8. LATAR BELAKANG Komoditas tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai pemenuh kebutuhan pangan. Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman pangan, dan berperan penting terhadap pencapaian ketahanan pangan serta memberikan kontribusi besar terhadap prodok domestik bruto (PDB)
1
nasional (Damardjati, 2006; Dirjen Tanaman Pangan, 2008; Sembiring dan Abdulrahman, 2008). Akhir-akhir ini aspek keamanan makanan mendapatkan prioritas dalam perdagangan internasional. Good agricultural practices (GAP) adalah salah satu cara dan strategi dalam pengembangan pertanian yang sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan di Indonesia. Penggunaan pestisida yang bijaksana menjadi salah satu kunci dalam pelaksanaan GAP. Pestisida adalah bahan bahan kimia baik sintetik maupun alami yang digunakan dalam pengendalian hama, penyakit dan gulma (Moi, 2005) Ada dua faktor utama yang mempengaruhi permintaan (demand) produk pangan, khususnya beras yaitu pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan pendapatan per kapita. Keduanya meningkat secara pesat (Avery, 2005). Dalam kondisi ini ada dua hal yang harus dipenuhi yaitu ketersediaan pangan yang cukup dan kualitas produk pangan yang tinggi sesuai dengan standart kesehatan. Hal tersebut menjadi dilematis karena untuk dapat menyediakan pangan yang cukup untuk seluruh penduduk diperlukan produktivitas yang tinggi dalam areal yang luas tanpa mengesampingkan kualitas produk yang diminta oleh produsen. Peran agro input termasuk pupuk an organik dan pestisida sangat diperlukan dalam menjaga pertumbuhan dan perlindungan tanaman untuk mendapatkan produktivitas dan produksi yang tinggi. Di sisi lain, tuntutan terhadap kelestarian lingkungan dan produk (beras) yang bebas residu pestisida meningkat sejalan dengan peningkatan kesadaran, pengetahuan dan pendapatan masyarakat. Budidaya padi
dengan berbagai pendekatan sudah cukup banyak
dilaksanakan oleh masyarakat tani dalam upaya peningkatan kualitas dan kuantitas produk beras.
Pendekatan yang dilakukan tidak hanya ramah
lingkungan, menghasilkan kualitas produk yang sehat tetapi sekaligus juga mampu meningkatkan produktivitas. Pendekatan yang dilakukan merupakan pendekatan budidaya padi yang masih mentolerir penggunaan bahan kimia sintetik baik dalam bentuk pupuk maupun pestisida dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi. Pendekatan ini yang paling luas dilaksanakan baik secara nasional maupun regional di Provinsi Bengkulu. Model pengembangan budidaya padi yang ramah lingkungan perlu dikaji karena menyangkut isu penting terutama lingkungan (environment), pangan (food) dan bahkan pakan (feed).
2
7. DASAR PERTIMBANGAN Kebutuhan pangan akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, di sisi lain lahan yang subur semakin berkurang baik dikarenakan alih fungsi lahan ke subsektor perkebunan maupun di luar sektor pertanian. Kemandirian dan ketahanan pangan dalam hal ini beras merupakan salah satu isu hangat di tataran regional maupun nasional. Untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, pada tahun 2011 Kementerian Pertanian telah menetapkan target produksi padi sebesar 70,60 juta ton GKG. Sampai dengan tahun 2014 pertumbuhan produksi padi ditargetkan meningkat sebesar 5,22% per tahun. Instrumen yang dapat digunakan untuk mencapai target produksi tersebut adalah: 1). Perluasan areal 2). Peningkatan produktivitas dan 3). Rekayasa teknologi dan sosial. Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan kualitas produk makanan meningkat
sejalan
dengan
peningkatan
pengetahuan
dan
kesejahteraan
masyarakat. GAP merupakan salah satu cara dan strategi dalam pengembangan pertanian yang sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan di Indonesia. Penggunaan pestisida yang bijaksana menjadi salah satu kunci dalam pelaksanaan GAP. Isu pemenuhan pangan khususnya beras merupakan tantangan yang berat bagi pemerintah Indonesia. Di satu sisi ingin memenuhi kebutuhan dalam kuantitas yang cukup, bahkan surplus, sedangkan di sisi lainnya dituntut untuk mampu menjaga kelestarian lingkungan dan menghasilkan produk yang sehat, dengan residue pestisida yang rendah. Persepsi dan pemahaman produsen maupun konsumen
terhadap terhadap pupuk dan pestisida dalam proses
produksi dan akibatnya terhadap produk yang dihasilkan perlu diluruskan dan ditingkatkan. 8.
PERKIRAAN KELUARAN
Keluaran Tahunan (2014) 1. Model budidaya padi ramah lingkungan dengan kualitas produk yang tinggi. 2. Sistem budidaya yang menghasilkan produk sehat dengan proses yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan manusia. 3. Sistem budidaya padi dengan varietas yang ramah lingkungan dan secara finansial menguntungkan untuk keberlanjutan usahatani.
3
Keluaran Jangka Panjang 1. Model pengembangan budidaya padi yang ramah lingkungan dapat dipahami dan diadopsi secara masif. 2. Meningkatnya pemahaman masyarakat tani dan stakeholders dalam menghasilkan produk (beras) yang aman untuk dikonsumsi dengan produktivitas tinggi. 3. Masyarakat tani dan stakeholders mampu menentukan fokus pengembangan budidaya
yang
efektif,
efisien
dalam
penggunaan
input
dengan
mempertimbangkan keselamatan lingkungan, petani dan konsumen. 9. a.
METODOLOGI PENELITIAN Lokasi kegiatan dan waktu Kegiatan ini direncanakan dimulai bulan Januari sampai Desember 2014.
Percobaan lapangan dan survey akan dilaksanakan di lahan rawa Kabupaten Mukomuko. b. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada percobaan ini diantaranya adalah pupuk kimia, pestisida (herbisida, insektisida, dan fungisida), benih padi varietas Ciherang, IR 64, Cigeulis dan Inpari 6, sedangkan peralatan yang diperlukan dalam percobaan ini adalah pH meter, alat pengambil sampel tanah, perangkat analisis tanah, timbangan, timbangan analitik, ATK (mistar, handcounter, calculator, pena, amplop dll), plastik, cangkul, tugal, ember, caplak, handsprayer, tali, dan meteran, serta peralatan dan bahan untuk analisis residu dan emisi. c.
Rancangan Percobaan Pengkajian ini akan dilaksanakan secara terpadu yang meliputi percobaan
lapangan, analisa laboratorium (analisis tanah, analisis residu pestisida yang terdapat pada beras/produk), survey, penyiapan dan pendistribusian bahan informasi (diseminasi) dan temu lapang. Percobaan lapangan akan dilaksanakan pada lahan seluas 2 - 4 ha, dengan 4 petani kooperator sebagai ulangan. Petak percobaan berukuran 800 – 1000 m2. Perlakuan yang akan dikaji yaitu sistem budidaya dan varietas dengan produktivitas tinggi serta menghasilkan emisi GRK rendah (Ciherang, IR 64, Cigeulis dan Inpari 6).
Wawancara terhadap calon petani kooperator dilakukan untuk
mengetahui keragaan teknologi eksisting, pendapatan usahatani, kendala dan masalah.
4
Parameter yang diamati diantaranya adalah komponen pertumbuhan vegetatif, komponen hasil, tingkat serangan OPT (hama, penyakit dan gulma), emisi GRK, residu pestisida dalam beras, persepsi produsen dan konsumen beras terhadap pestisida dan residunya, analisis finansial kelayakan usahatani. Tabel 1. Komponen teknologi budidaya padi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
KomponenTeknologi
Paket Teknologi
Dosis pupuk anjuran Seleksi benih Varietas Persemaian Tanam bibit Jumlah bibit/lubang Jarak tanam Hama penyakit Pengendalian gulma Pengairan Penanganan pasca panen Metode pendekatan
-
Berdasar PUTS/analisis tanah Larutan garam/ZA (3%) VUB Inhibrida/hibrida Basah < 21 HSS 1-3 bibit 20 x 20 cm; Legowo Hayati/nabati/ pestisda kimia Mekanis/landak/ kimia Berselang Gebot/thresher PRA
d. Parameter yang Diukur
Pertumbuhan dan produktivitas tanaman Parameter tanaman yang diamati adalah komponen pertumbuhan vegetatif (tinggi tanaman, jumlah anakan aktif), komponen hasil (jumlah anakan produktif, umur tanaman berbunga 50%, umur tanaman dapat dipanen, jumlah gabah isi dan gabah hampa per malai, bobot 100 butir (kadar air 14%), dan hasil gabah kering bersih per plot (kadar air 14%). Komponen pertumbuhan vegetatif padi diukur mulai umur 2 minggu setelah tanam MST) dan selanjutnya dilakukan secara periodik, setiap minggu hingga umur 42 hari setelah tanam (HST).
Residue pestisida dan emisi GRK Residue pestisida dilakukan pada produk akhir dari tanaman padi yaitu beras. Residu dilakukan dengan metode standart yang telah ditetapkan (SNI) pada berbagai insektisida maupun fungisida yang diaplikasikan dalam proses produksi. Selain residu juga dilakukan analisis terhadap tingkat emisi GRK dari berbagai
pendekatan
budidaya
dan
varietas
yang
ditanam
(cultivar).
Pengamatan emisi GRK dilakukan secara periodik (3 kali) dalam satu musim tanam.
5
Perkembangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Perkembangan OPT yang akan diamati meliputi hama, penyakit dan gulma utama pada berbagai pendekatan dan VUB padi. Pengamatan dilakukan secara periodik setiap minggu. Hama utama padi yang diamati diantaranya adalah ulat daun, penggerek batang, wereng, kepinding tanah, dan walang sangit, sedangkan penyakit utamanya adalah HDB, tungro, dan blas.
Anasir iklim Iklim merupakan salah satu komponen lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman maupun perkembangan OPT. Anasir iklim yang yang penting untuk dikaitkan dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman maupun OPT diantaranya adalah jumlah curah hujan, jumlah hari hujan, temperatur, kelembaban, kecepatan angin, panjang hari dan intensitas penyinaran. Anasir iklim tersebut penting karena berpengaruh terhadap proses fisiologi tanaman dan OPT. Anasir iklim ini akan dikumpulkan dari stasiun Meteorologi terdekat.
Analisis finansial dan persepsi petani terhadap pestisida Analisis finansial dilakukan untuk menilai kelayakan usaha tani padi pada berbagai sistem budidaya dan varietas. Data diambil dari petani kooperator. Semua aktivitas dalam proses produksi dicatat dalam satu form yang disebut
farm record keeping (FRK) dan dilakukan oleh petani kooperator. Persepsi dan aplikasi/penanganan pestisida dianalisis dari 30-50 orang petani di sekitar lokasi pengkajian. Hal ini dilakukan untuk menilai kesadaran, pengetahuan, aplikasi, dan penanganan pestisida yang dilakukan oleh petani.
6
12. RENCANA OPERASIONAL No.
Kegiatan
1.
Persiapan: Desk study/pengumpulan data sekunder Penyempurnaan proposal Pelaksanaan: Hunting dan pemantapan lokasi Penentuan kooperator Penerapan teknologi, pengamatan, analisis lab. dan pengolahan data Pelaporan bulanan, tengah tahun dan akhir tahun
2.
3.
1
2
X X
x
x x
x
x
Bulan 7 8
3
4
5
6
x x
X
X
X
X
x
x
x
x
x
9
10
X
X
X
x
x
x
11
12
x
X
13. DAFTAR PUSTAKA
Avery. A. 2005. High-yield conservation: Why pestisida and biotechnology will save the planet. International conference on pesticides: Pesticides in perspective. Kuala Lumpur. 73 - 76. Damardjati, J. 2006. Learning from Indonesian Experiences in Achieve Rice Self Sufficientcy. In Rice Industry, Culture, and Environment. ICCR, ICFORD, IAARD. Jakarta. Dyson, J.S. 2005. Environmental impact assessment in the development of pesticides. International conference on pesticides: Pesticides in perspective. Kuala Lumpur. 121-124. Dirjen Tanaman Pangan. 2008. Pedoman Umum: Peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi, Jagung, dan Kedelai melalui pelaksanaan SL-PTT. Dirjen Tanaman Pangan. 72 p. Gomez, K.A. dan Gomez, A.A. 1984. Statistical Procedures for Agricultural Research. New York: John Willey and Sons. Moi, W.S. 2005. Consumer and industry expectation on food safety in relatition to pesticides. International conference on pesticides: Pesticides in perspective. Kuala Lumpur. 104-106. Sembiring, H. dan Abdulrahman, H. 2008. Filosofi dan Dinamika Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. BB Penelitian Padi sawah. Sukamandi. Shukor, A dan . 2005. Research and development initiatives for safe agricultural food producion and the imparative to international trative. International conference on pesticides: Pesticides in perspective. Kuala Lumpur. 113-104.
7
14.
LEMBAR PENGESAHAN Penanggung Jawab ROPP,
Dr. Rudi Hartono, SP, MP NIP. 19730430 199903 1 001 MENYETUJUI : Penanggung Jawab RPTP
Ketua Kelji Sosek,
Hamdan, SP, M.Si NIP. 19772106 200212 1 001
Dr. Rudi Hartono, SP, MP NIP. 19730430 199903 1 001 MENGETAHUI : Kepala BPTP Bengkulu,
Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 19590206 198603 1 002
8
Lampiran 1 : Tim Kegiatan Model Pengembangan Pertanian yang Ramah Lingkungan Lestari (m-AP2RL2) No.
Nama/NIP
Jabatan Pelaksana
Fungsional
Bidang Keahlian
1.
Dr. Rudi Hartono,SP,MP 19730430 199903 1 001
Penanggung jawab
Peneliti Muda
Sosek Pertanian
2.
Ir.Miswarti,M.Si 19650820 200003 2 001
anggota
Peneliti Pertama
Budidaya Pertanian
3.
Hamdan, SP, M.Si 19970621 200212 1 001
anggota
Peneliti Pertama
Sosek Pertanian
2.
Taufik Hidayat,STP 19820511 200912 1 004 Alfayanti,SP 19830305 200912 2 001
anggota
Calon Peneliti
Agronomi
anggota
Calon Peneliti
Analis
4.
Jhon Firison,S.Pt 19771130 2001101 1 002
anggota
Calon peneliti
Sosek Pertanian
5.
Rahmat Oktavia 19791003 200701 2 001
anggota
Administrasi
-
3.
9