FORMULASI DAN AKSELERASI PENGEMBANGAN PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN Muhrizal Sarwani & Irsal Las Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Litbang Pertanian
KEMENTERIAN PERTANIAN 2013
DINAMIKA PRL Pertanian Ramah Lingkungan (PRL) Generasi Pertama Æ Lebih 2 dekade yl Æ Perkembangan wilayah perkotaan & industri Æ Laju deforestasi & penelantaran lahan Æ Intensifikasi Pertanian & Revolusi Hijau-I 9 Degradasi SDL/Air, DAS & Ekosistem 9 Aneka limbah/residu (industri, domestik, pertanian Æ pencemaran lahan, air, udara & produk
Berbagai batasan Æ produksi,ekonomi dan lingkungan 2013 4/4/2013
I-Las-Badan Litbbang Kemntan
2
DINAMIKA PRL (2) Pertanian Ramah Lingkungan (PRL) Generasi Kedua Æ 1-2 dekade yl Æ Fenomena/Isu pemasanan global Æ variabilitas dan perubahan iklim 9 Emisi GRK 9 Polemik pemanfaatan lahan gambut 9 Upaya/aksi mitigasi dan adaptasi
Î Meluasnya dimensi PRL
2013 4/4/2013
I-Las-Badan Litbbang Kemntan
3
Posisi Sektor Pertanian Terhadap Perubahan Iklim
KORBAN & RENTAN • subsektor tanaman pangan paling rentan menderita dengan dampak yang seius dan komplek PROBLEM
SOLUSI • subsektor perkebunan:
¾ mempunyai fungsi ekologi dan menyerepan CO2 ¾ peran strategis dalam mitigasi PI ¾ potential dalam perdagangan karbon • subsektor tanaman pangan: ¾ berbagai teknologi adaptive
2013 4/4/2013
I-Las-Badan Litbbang Kemntan
berkontribusi terhadap emisi GRK Æ lahan sawah, lahan gambut dan ternak
4
Tiga Upaya Simultan untuk Menghindari Kesenjangan antara Pasokan dan Permintaan Pangan • Menghindari penurunan kapasitas produksi eksisting Æ upaya adaptasi & mitigasi terhadap K/PI atau pengembangan climate smart agriculture (CSA), mengurangi degradasi lahan dan air, meningkatkan kemampuan pengendalian OPT yang lebih antisipatif (SL-PHT) • Meningkatkan produktivitas pertanian Æ perbaikan teknologi dan kebijakan, peningkatan efisiensi penggunaan lahan pertanian yang ada dan perluasan lahan pertanian dengan dampak lingkungan yang minimal (SLPTT/SRI) • Mengurangi permintaan pangan komoditas rentan/boros input Æ promosi pilihan makanan sehat yang lebih berkelanjutan dan mengurangi limbah makanan di seluruh rantai pasokan (SL PTT)
2013
I-Las-Badan Litbbang Kemntan
5
PENGEMBANGAN
“FOOD ESTATE”
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MENDUKUNG PRL
2013
I-Las-Badan Litbbang Kemntan
6
PEMBELAJARAN Revolusi Hijau-I (a) Penggunaan teknologi tinggi berbasis SDP (knowledge dan reosurces approach), (b) Penggunaan input yang rasional Æ pengembangan sistem pertanian modern Good Agricultural Practices (GAP), (c) Pemanfaatan SDP, teknologi (indigenous technology), dan kearifan lokal (local wisdom), (d) penerapan teknologi rendah emisi GRK, dan (e) perhatian lebih serius terhadap aspek kesehatan, lingkungan, potensi dan kelestarian sumberdaya pedesaan Î dikemas dalam konsep Revolusi Hijau Lestari (RHL) atau evergreen revolution Æ sebagai acuan pengembangan PRL Generasi II 2013 4/4/2013
I-Las-Badan Litbbang Kemntan
7
“GREEN ECONOMY” (Sektor Pertanian) Æ PP yang tidak “lagi” mengandalkan ekploitasi SDA (lahan & air) & lingkungan berlebihan Æ win-win solution & mengakhiri perdebatan seputar “pelestarian lingkungan” vs “pertum-buhan ekonomi” Æ Delta PDB/Karbon (GRK) Æ meninggalkan praktik2 ekonomi yang hanya mementingkan keutungan jangka pendek Æ mengembangkan sistem pertanian rendah karbon (low carbon farming) Æ PP berbasis IPTEK (TRL) pada ecological economic (saling ketergantungan ekonomi vs eksosistem, pertumbuhan ekonomi vs lingkungan & perubahan iklim) 2013
8
I-L-Badan Litbang Pertanian KEMTAN
“CLIMATE SMART AGRICULTRURE” (CSA) Æ CSA: Pertanian yang mampu mengurangi pengaruh/ dampak PI, bahkan mampu meningkatkan kapasitas produksi melalui upaya adaptasi dan mitigasi dengan dukungan inovasi pertanian (serta diversifikasi pangan untuk mereduksi permintaan terhadap komoditas pangan yang rentan dan boros input seperti beras. Æ Strategi utama pengembangan CSA: (a) Penyesuaian & pengembangan SUT atau MF yang adaptif yang sekaligus mitigatif (b) Perakitan, pengembangan, & penerapan teknologi adaptif terhadap cekaman iklim, terutama melalui pemanfaatan dan rekayasa genetik serta teknologi ramah lingkungan; dan (c) Pengembangan dan optimalisasi sumberdaya lahan dan genetik dengan risiko lingkungan minimum 2013 4/4/2013
I-Las-Badan Litbbang Kemntan
9
SUT yang climate smart (sumber: Modifikasi dari FAO, 2012) Komponen SUT Teknologi
Model usahatani
SUT Intensifikasi yang konvensional Konversi sumber energi untuk pengelolaan UT dari tenaga manusia (pra Bimas 1969) ke tenaga hewan dan mesin pertanian dengan BBM Pada umumnya (terutama pangan dan sayuran) dilakukan secara intensif dan monokultur
Climate smart agriculture Penggunaan teknologi yang lebih efisien energi dan sumber energi berbasis non‐BBM, termasuk biogas), serta hemat air
Sistem pertanian (model farming) terpadu yang mengintegrasikan beberapa komoditas (tanaman‐ternak) dengan sistem pengelolaan sumberdaya, input dan output (termasuk limbah) secara terintegrasi dan efisien Input SUT Peningkatan penggunaan pupuk, Penggunaan pupuk an‐organik lebih pestisida dan herbisida (sangat efisien diimbangi dengan penggunaan tergantung pada BBM) dan pupuk organik dan optimalisasi umumnya kurang efisien atau tidak pemanfaatan limbah organik berbasis rasional. konsep “zero waste” Pemanfaatan Perluasan lahan pertanian melalui Lebih mengintensifkan lahan yang lahan deforestasi dan konversi dari sudah digunakan dari pada alang/semak ke lahan pertanian memperluas ke wilayah baru, dan perluasan lahan lebih ditujukan pada reklamasi lahan terdegradasi/terlantar 10 2013 I-Las-Badan Litbbang Kemntan 4/4/2013
SUT yang climate smart (sumber: Modifikasi dari FAO, 2012) (2) Komponen SUT Dampak dan arah pengelolaan SDA
SUT Intensifikasi yang Climate smart agriculture konvensional Kualitas SDA (e.g. lahan, air, Restorasi, konservasi dan pemulihan sumber genetic) yang digunakan kesburan/kapasitas produksi lahan serta penggunaan SDA dalam sistem produksi menurun/terdegradasi dan lebih bekelanjutan/lebih lestari berorientasi ekspolitasi SDA Kehilangan hasil pasca panen rendah Pasca‐panen Kehilangan hasil pasca panen dan tinggi, jenis produk masih terbatas (rendeman tinggi), jenis produk semakin beragam, strategi pemasaran dan strategi pemasaran belum baik dengan rendemen relatif pemasaran yang lebih baik rendah dan kurang mantap Pemanfaatan Belum memanfaatkan informasi Informasi (prakiraan) iklim digunakan secara efektif dalam mengelola risiko informasi (prakiraan) iklim secara optimal iklim dalam mengelola risiko iklim dan iklim dan dijadikan pertimbangan mengembangan kegiatan UT dalam pengembangan kegiatan UT (didukung pengembangan sistem informasi Kalender Tanam Terpadu dan Peringatan Dini) Orientasi dan Produksi dan ekonomi Produksi, ekonomi, dampak sasaran ouput (keuntungan) lingkungan dan penurunan emisi GRK usahatani 2013 4/4/2013
I-Las-Badan Litbbang Kemntan
11
“PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN (PRL) Æ
Berdasarkan berbagai konsep GREEN ECONOMY: maka PRL dapat didefinisikan: “sistem pertanian yang mengelola seluruh SDP dan input SUT secara bijak untuk mencapai produktivitas & NE yang optimum, namun beresiko rendah terhadap kelestarian SDP dan lingkungan, dan PG (PI)”. PRL terkait dengan tiga aspek utama, yaitu biofisik, biotik, dan sosial-ekonomi dengan empat komponen utama, yakni edhapik (tanah), hidrologi (air), atmosfer (udara), dan biologi (tanaman-manusia, ternak, dll).
2013 4/4/2013
I-Las-Badan Litbbang Kemntan
12
“PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN (PRL) (2) Æ Berdasarkan batasan tersebut, PRL sangat erat kaitannya dengan sistem pengelolaan: (a) Sumberdaya pertanian (lahan, air dan genetik), (b) Sistem usahatani (SUT), (c) Pengelolaan limbah industri dan domestik, serta residu agrokimia. Æ Ketiga sistem pengelolaan tersebut membawa konsekuensi lingkungan Æ pencemaran lahan/tanah, air, udara, dan produk, atau peningkatan emisi GRK dan penyebab degradasi sumberdaya pertanian. Æ Sasaran pengembangan PRL adalah produktivitas dan produksi pertanian, keuntungan ekonomi, dampak sosial, dan kelestarian sumberdaya dan lingkungan serta meredam (mitigasi) pemanasan global (perubahan iklim). 2013 4/4/2013
I-Las-Badan Litbbang Kemntan
13
“PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN (PRL) (3) Æ Strategi umum PRL : sinergisitas dan keterpaduan antar-teknologi, optimalisasi sumberdaya dan input produksi yang dilakukan melalui: a) pendekatan mitigasi, penanggulangan dan remediasi dalam konteks lingkungan edhapik dan biologi b) pendekatan antisipasi, adaptasi, dan mitigasi dalam konteks pemasanan global/perubahan iklim, c) pendekatan konservasi dan reklamasi atau restorasi dalam konteks degradasi sumberdaya lahan, air, dan ekosistem. 2013 4/4/2013
I-Las-Badan Litbbang Kemntan
14
PENGEMBANGAN
“FOOD ESTATE”
FORMULASI DAN LANDASAN PEMIKIRAN \
2013
I-Las-Badan Litbbang Kemntan
15
BASIS PERAKITAN/PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ADAPTIF K/P-IKLIM 1. Eksplorasi, eksploitasi/pemanfaatan, dan rekayasa SDG pertanian (mega biodiversity) Æ VUB adaptif dan tahan/toleran cekaman biotik dan abiotik; 2. Optimalisasi pemanfaatan SD lahan dan air Æ teknologi pengelolaan lahan, teknologi pemupukan, pemulihan lahan, panen hujan, & pengelolaan air, dll.; 3. Optimalisasi SD karbon berupa biomasa/limbah organik berbasis “zero waste” berupa teknologi pakan ternak, pengomposan, biogas, biochar, atau amelioran dan bioremediator, dll. 4. Optimalisasi dan/atau reduksi penggunaan nonrenewable energy input atau energi fosil melalui teknologi pengembangan bio-energi dan/atau energi terbarukan (blue energy). 2013
4/4/2013
I-Las-Badan Litbbang Kemntan
16
PILAHAN TEKNOLOGI PRL 1. Teknologi mitigasi GRK Æ amelioran, varietas unggul adaptif, pengelolaan air dan lahan, formula/ransum pakan, dll, 2. Teknologi penanggulangan bencana dan ancaman Æ bio-remediator, konservasi, restorasi sumberdaya, dll., 3. Teknologi adaptasi Æ varietas dan berbagai kompomen teknologi budi daya adaptif, 4. Teknologi antisipasi Æ sistem informasi dan berbagai tool Æ SI KATAM TERADU, SB-SDLP, dll. 2013
4/4/2013
I-Las-Badan Litbbang Kemntan
17
MODEL FARMING PRL a) Sistem Pertanian Efisien Karbon (Indonesian Efficient Carbon Farming, ICEF, atau Low Carbon Farming, LCF); b) Praktek Pertanian Baik (Good Agriculture Practices, GAP); c) Sistem Integrasi Tanaman-Ternak (SITT); d) Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT); e) Sistem Pertanian Terpadu Lahan Kering Iklim Kering (SPTLK-IK), f) Sistem Rice Intensification (SRI), g) Model Pertanian Terpadu Lahan Rawa (MPTLR), h) Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), dll. 2013
4/4/2013
I-Las-Badan Litbbang Kemntan
18
PENUTUP 1. Belajar dari sukses story serta pemilahan teknologi inovatif, adaptif dan ramah lingkungan Æ peluang pengembangan inovasi teknogi untuk mendukung akselerasi pengembangan PRL sangat besar. 2. Pengembangan teknologi tersebut harus ditujukan pada upaya pemanfaatan sumberdaya lokal secara optimal dan bijak. 3. Selain teknologi, salah satu faktor kunci mendukung keberhasilan akselerasi pengembangan PRL adalah dukungan sistem informasi sumbedaya, terutama lahan, air, iklim dan teknologi. 2013
4/4/2013
I-Las-Badan Litbbang Kemntan
19
PENUTUP 4. Dalam mensinergikan upaya akselerasi pengembangan PRL yang diawali dengan aktivitas “litkajibang diklatluh rap” Æ Peranan dan dukun gan berbagai Puslit dan BB terkait Æ Peranan dan posisi Tim Gugus Tugas Katam dan Perubahan Iklim BPTP bersama Tim Peneliti BalitBalit Æ Koordinasi BBSDLP dan BBP2TP, menjadi sangat strategis. 5. Perlunya pengembangan sistem informasi dan komunikaksi yang efektif (SDL, iklim & teknologi)
2013
4/4/2013
I-Las-Badan Litbbang Kemntan
20
LANGKAH TINDAK LANJUT • Raker BB SDLP: Formulasi dan akselarasi Pertanian Ramah Lingkungan melalui pembangunan Sistem informasi SDLP • Joint Workshop (BBSDLP-BBP2TP): Pertanian Ramah Lingkungan seluruh stake holder; identifikasi kegiatan BPTP yang dapat diangkat menjadi Pertanian Ramah lingkungan • Implementasi lapangan: Gugus Tugas di BPTP
2013
Terima Kasih Wassalamu’alaikum WrWb
4/4/2013 2013 4/4/2013
I-Las-Badan Litbbang Kemntan
22