1
STRATEGI PENGELOLAAN PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN*)
Syekhfani
**)
*) Disajikan
dalam Pertemuan Sosialisasi Penerapan Pemupukan Berimbang, oleh Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur, 25 September 2013 di Hotel Griyadi Montana, Jln. Candi Panggung No. 2 Malang **) Staf
dosen Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.
2
“The ability to keep in existence; maintain or prolong; to provide sustenance for”; yaitu merupakan kemampuan mempertahankan keberadaan, pemeliharaan atau perpanjangan; untuk terus menerus dapat memberikan hasil yang
menguntungka n
3
Konsep Dasar
Pembangunan berkelanjutan: “pembangunan untuk memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa mengorbankan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan mereka”.
Pertanian Berkelanjutan: adalah keberhasilan mengelola sumberdaya untuk kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta
konservasi sumberdaya alam.
Pertanian berwawasan lingkungan: selalu memperhatikan segi tanah, air, manusia, hewan/ternak, makanan, pendapatan dan kesehatan (holistik).
Tujuan pertanian yang berwawasan lingkungan: adalah mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah, hasil optimal,
keanekaragaman hayati dan ekosistem dan
secara keseluruhan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan penduduk dan makhluk hidup lainnya.
4
Sistem pertanian berkelanjutan harus dievaluasi berdasarkan pertimbangan beberapa ciri/kriteria, antara lain:
Aman menurut wawasan lingkungan, berarti kualitas sumberdaya alam dan vitalitas keseluruhan agroekosistem dipertahankan/mulai dari kehidupan manusia, tanaman dan hewan sampai organisme tanah dapat ditingkatkan. Hal ini dapat dicapai apabila tanah terkelola dengan baik, kesehatan tanah dan tanaman ditingkatkan, demikian juga kehidupan manusia maupun hewan ditingkatkan melalui proses biologi. Sumberdaya lokal dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga dapat menekan kemungkinan terjadinya kehilangan hara, biomassa dan energi, dan menghindarkan terjadinya polusi. Menitikberatkan pada pemanfaatan sumberdaya terbarukan.
Menguntungkan secara ekonomi, berarti petani dapat menghasilkan sesuatu yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri/ pendapatan, dan cukup memperoleh pendapatan untuk membayar buruh dan biaya produksi lainnya. Keuntungan menurut ukuran ekonomi tidak hanya diukur langsung berdasarkan hasil usaha taninya, tetapi juga berdasarkan fungsi kelestarian sumberdaya dan menekan kemungkinan resiko yang terjadi terhadap lingkungan.
Manusiawi terhadap semua bentuk kehidupan, berarti tanggap terhadap semua bentuk kehidupan (tanaman, hewan dan manusia) prinsip dasar semua bentuk kehidupan adalah saling mengenal dan hubungan kerja sama antar makhluk hidup adalah kebenaran, kejujuran, percaya diri, kerja sama dan saling membantu. Integritas budaya dan agama dari suatu masyarakat perlu dipertahankan dan dilestarikan.
Adil menurut pertimbangan sosial, berarti sumberdaya dan tenaga tersebar sedemikian rupa sehingga kebutuhan dasar semua anggota masyarakat dapat terpenuhi, demikian juga setiap petani mempunyai kesempatan yang sama dalam memanfaatkan lahan, memperoleh modal cukup, bantuan teknik dan memasarkan hasil. Semua orang mempunyai kesempatan yang sama berpartisipasi dalam menentukan kebijkan, baik di lapangan maupun dalam lingkungan masyarakat itu sendiri.
Mudah diadaptasi, berarti masyarakat pedesaan/petani mampu dalam menyesuaikan dengan perubahan kondisi usahatani: pertambahan penduduk, kebijakan dan permintaan pasar. Hal ini tidak hanya berhubungan dengan masalah perkembangan teknologi yang sepadan, tetapi termasuk juga inovasi sosial dan budaya.
5
BAHAN ORGANIK BAGI PERTANIAN
BAHAN ORGANIK (BO): ADALAH KUNCI KEBERHASILAN DAN KEBERLANJUTAN PERTANIAN DI DAERAH
TROPIKA BASAH
6
PERAN BAHAN ORGANIK BAGI TANAH: “Tanaman Sehat Tumbuh pada Tanah yang Sehat”
TATA UDARA
FISIK
TATA AIR
TATA KEHIDUPAN
TATA HARA
BIOLOGI
KIMIA
7
Beberapa perinsip dasar yang perlu diperhatikan adalah:
1. pemanfaatan sumberdaya alam untuk pengembangan pangan dan agribisnis (terutama lahan dan air) secara lestari sesuai dengan kemampuan dan daya dukung alam,
2. proses produksi atau kegiatan usahatani dilakukan secara akrab lingkungan, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dan eksternalitas pada masyarakat,
3. penanganan dan pengolahan hasil, distribusi dan pemasaran, serta pemanfaatan produk tidak menimbulkan masalah pada lingkungan (limbah dan sampah),
4. produk yang dihasilkan harus menguntungkan secara bisnis, memenuhi preferensi konsumen dan aman konsumsi. Keadaan dan perkembangan permintaan dan pasar merupakan acuan dalam agribisnis.
8
Definisi: (Asosiasi Pertanian Organik Skandinavia)
“Organic farming means a self-sufficient and sustainable agrienvironmental system in equilibrium. The system is based as far as possible on local, renewable resources. Organic farming builds on an integrated ethos which encompasses the environmental, economic and social aspects in agricultural production both from a local and from a global perspective. Thus, organic farming perceives nature as an entity which has value in its own right; human beings have a moral responsibility to steer the course of agriculture so that the cultivated landscape makes a positive contribution to the countryside.”
9
Pertanian Organik Modern
Beberapa tahun terakhir, pertanian organik modern masuk dalam sistem pertanian Indonesia secara sporadis dan kecil-kecilan.
Dengan makin berkembangnya pengetahuan dan teknologi kesehatan, lingkungan hidup, mikrobiologi, kimia, molekuler biologi, biokimia dan lain-lain, pertanian organik terus berkembang.
Pertanian organik modern berkembang memproduksi bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan sistem produksi yang ramah lingkungan. Tetapi secara umum konsep pertanian organik modern belum banyak dikenal dan masih banyak dipertanyakan.
Dalam sistem pertanian organik modern diperlukan standar mutu dan ini diberlakukan oleh negaranegara pengimpor dengan sangat ketat.
Penekanan sementara ini lebih kepada meninggalkan pemakaian pestisida sintetis.
Sering satu produk pertanian organik harus dikembalikan ke negara pengekspor termasuk ke Indonesia karena masih ditemukan kandungan residu pestisida maupun bahan kimia lainnya.
10
Banyaknya produk-produk yang mengklaim sebagai produk pertanian organik yang tidak disertifikasi membuat keraguan di pihak konsumen. Sertifikasi produk pertanian organik dapat dibagi menjadi dua kriteria yaitu: Sertifikasi Lokal untuk pangsa pasar dalam negeri. Kegiatan pertanian ini masih mentoleransi penggunaan pupuk kimia sintetis dalam jumlah yang minimal atau Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA), namun sudah sangat membatasi penggunaan pestisida sintetis. Pengendalian OPT dengan menggunakan biopestisida, varietas toleran, maupun agensia hayati. Tim untuk merumuskan sertifikasi nasional sudah dibentuk oleh Departemen Pertanian dengan melibatkan perguruan tinggi dan pihak-pihak lain yang terkait.
Sertifikasi Internasional untuk pangsa ekspor dan kalangan tertentu di dalam negeri, seperti misalnya sertifikasi yang dikeluarkan oleh SKAL ataupun IFOAM. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain masa konversi lahan, tempat penyimpanan produk organik, bibit, pupuk dan pestisida serta pengolahan hasilnya harus memenuhi persyaratan tertentu sebagai produk pertanian organik.
Beberapa komoditas prospektif yang dapat dikembangkan dengan sistem pertanian organik di Indonesia antara lain tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, tanaman rempah dan obat, serta peternakan. Menghadapi era perdagangan bebas pada tahun 2010 dan akan datang diharapkan pertanian organik Indonesia sudah dapat mengekspor produknya ke pasar internasional.
Komoditas pertanian organik yang akan dikembangkan dan memiliki potensi pasar yang baik, yaitu: hortikultura sayuran (brokoli, kubis merah, petsai, caisin, cho putih, kubis tunas, bayam daun, labu siyam, oyong dan baligo. Buah: nangka, durian, salak, mangga, jeruk dan manggis), perkebunan (kelapa, pala, jambu mete, cengkeh, lada, vanili dan kopi), rempah dan obat (Jahe, kunyit, temulawak, dan temutemuan lainnya), dan peternakan (susu, telur dan daging).
11
ALTERNATIF SOLUSI
1
SISTEM TERPADU
PERTANIAN ORGANIK
POLA PERTANIAN IFS POLA PERHARAAN IPNS POLA PENGENDALIAN HAMA-PENYAKIT IPMS
12
2
SISTEM INPUT TEKNOLOGI INTENSIFIKASI YANG RASIONAL
INPUT TINGGI
HEIA (konvensional)
BAHAN ORGANIK
PUPUK ANORGANIK
PERTANIAN ORGANIK
GOAL
BERIMBANG
EEISA (intermediet)
INPUT RENDAH
LEISA (final)
13 1
INPUT BAHAN ORGANIK: DAUR ULANG: SISA PANEN P. HIJAU GULMA
Pengomposan
STRATEGI
INPUT B.O: P. KANDANG KOMPOS KOTA P.HIJAU
Pengomposan 2
INPUT PUPUK ANORGANIK: UNSUR MASUK = HILANG
Berimbang
14
PENGATURAN
SISTEM POLA TANAM
PROGRAM
“KOMPOSISASI”
INKORPORASI
BAHAN ORGANIK IMBANGAN
PUPUK ANORGANIK
15
PENUTUP
• Prinsip dasar pertanian keberlanjutan (sustainability), mengacu sistem alami (natural system), • Alternatif sistem pertanian berkelanjutan adalah Sistem pertanian organik (SPO) yang tidak menggunakan bahanbahan kimiawi buatan pabrik; sehingga lahan dan produk tidak tercemar dan bersifat akrab lingkungan. • Dalam menuju SPO keberlanjutan diperlukan prinsip keseimbangan antara input bahan organik dan anorganik di mana kekurangan bahan organik disubstitusi dengan senyawa anorganik, hingga akhirnya tercapai SPO murni tanpa bahan anorganik.