Rencana Kerja
Pembinaan Gizi Masyarakat TAhun 2013
Direktorat Bina Gizi Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI
ii
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
KATA PENGANTAR Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa upaya perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20102014, perbaikan status gizi masyarakat merupakan salah satu prioritas dengan menurunkan prevalensi balita gizi kurang menjadi 15% dan prevalensi balita pendek menjadi 32% pada tahun 2014. Untuk mencapai sasaran tersebut diatas, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014 telah menetapkan 2 (dua) indikator keluaran pembinaan gizi yang harus dicapai yaitu; 1) Persentase balita ditimbang berat badannya, dan 2) Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan. Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan rancangan kegiatan yang spesifik dan terukur, tertuang dalam Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 20102014. Penjabaran kegiatan setiap tahunnya dituangkan dalam Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat yang merupakan penajaman prioritas, strategi operasional serta kegiatan. Buku ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penentu kebijakan, perencana, dan pelaksana program diberbagai tingkat administrasi untuk lebih menyamakan langkah, koordinasi, dan sumber daya dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan gizi masyarakat tahun 2013. Jakarta, Februari Jakarta, Februari2013 2013 Direktur Jenderal Bina Gizi dandan KIAKIA Direktur Jenderal Bina Gizi
Dr. dr. Slamet Riyadi Yuwono, DTM&H, MARS
Dr. dr. Slamet Riyadi Yuwono, DTM&H, MARS
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
iii
iv
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
DAFTAR ISI Kata Pengantar ...................................................................................... Daftar Isi ............................................................................................... I. Pendahuluan .................................................................................. A. Latar Belakang ....................................................................... B. Sasaran Pembinaan Gizi 2010-2014 ...................................... II. Perkembangan Masalah dan Capaian Tahun 2012 ....................... A. Kurang Energi Protein (KEP) 1. Cakupan Balita Ditimbang Berat Badannya (D/S) 2. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif 3. Perawatan Gizi Buruk B. Kurang Vitamin A (KVA) C. Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI) D. Anemia Gizi Besi (AGB) E. Masalah Gizi Lebih III. Konsep dan Strategi Operasional Tahun 2013 A. Konsep Perbaikan Gizi B. Tujuan C. Sasaran Operasional D. Strategi Operasional IV. Kegiatan Pembinaan Gizi 2013 A. Pendidikan Gizi dan Pemberdayaan Masyarakat B. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Gizi C. Suplementasi Gizi dan Alat Penunjang D. Tatalaksana Gizi Buruk dan Penanganan Gizi Kurang E. Penyusunan NSPK F. Surveilans Gizi G. Dukungan Manajemen V. Monitoring dan Evaluasi VI. Penutup Lampiran Daftar Singkatan
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
iii v 1 1 2 3 3 4 5 6 8 9 11 13 14 14 15 15 15 17 17 19 21 23 24 26 26 29 30 31 48
v
vi
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Bab VIII) mengamanatkan bahwa Upaya Perbaikan Gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Upaya pembinaan gizi dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan perkembangan masalah gizi, pentahapan dan prioritas pembangunan nasional. Salah satu prioritas pembangunan nasional sebagaimana tertuang pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014 adalah perbaikan status gizi masyarakat. Sasaran jangka menengah perbaikan gizi yang telah ditetapkan adalah menurunnya prevalensi gizi kurang menjadi setinggi-tingginya 15% dan prevalensi pendek (stunting) menjadi setinggi-tingginya 32% pada tahun 2014. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut telah disusun Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014, sebagai penjabaran operasional Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014 berisikan tujuan, sasaran operasional, kebijakan teknis dan strategi operasional serta kegiatan pokok dan pentahapan indikator setiap tahun. Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat 2013 merupakan upaya percepatan pencapaian sasaran Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan melalui penajaman prioritas dan strategi penggerakan yang dikembangkan berdasarkan kecenderungan capaian dan hambatan pelaksanaan pembinaan gizi selama ini. Adanya inisiatif baru seperti pencegahan stunting, penerapan pola konsumsi makanan dan aktivitas fisik untuk mencegah penyakit tidak menular memerlukan penyesuaian terhadap strategi yang ada. Di sisi lain, adanya terobosan baru di
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
1
bidang pembiayaan kesehatan khususnya dengan diluncurkannya dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), Jaminan Persalinan (Jampersal), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan berbagai inisiatif pembiayaan lain perlu dimanfaatkan secara maksimal untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
B. Sasaran Pembinaan Gizi 2010-2014 Sebagaimana telah ditetapkan di dalam Renstra Kementerian Kesehatan dan Rencana Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014, sasaran Pembinaan Gizi Masyarakat adalah menurunkan prevalensi gizi kurang menjadi 15% dan prevalensi stunting menjadi setinggi-tingginya 32%. Di dalam Rencana Pembinaan Gizi Masyarakat, sasaran tersebut dijabarkan menjadi indikator kinerja perbaikan gizi dan pentahapan pencapaian indikator sampai dengan tahun 2014. Indikator kinerja, target capaian sampai dengan tahun 2014 serta capaian sampai dengan 2012 adalah sebagai berikut; Tabel 1. Target Capaian Indikator Pembinaan Gizi Masyarakat Tahun 2012-2014 dan Capaian Tahun 2012 Indikator Target Capaian Target Target 2012 2012 2013 2014
1. % balita ditimbang berat badannya (D/S) 2. % bayi 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif 3. % anak 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 4. % ibu hamil mendapat Fe 90 tablet 5. % rumah tangga konsumsi garam beriodium 6. % balita gizi buruk mendapat perawatan 7. penyediaan buffer stock MP-ASI
75
75.1
80
85
70
48.6*
75
80
80
82.8
83
85
90
85.0
93
95
80
87.9**
85
90
100
100
100
100
100
100
100
100
Catatan: *Laporan dari 32 provinsi **Laporan dari 29 provinsi
2
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
II. PERKEMBANGAN MASALAH DAN CAPAIAN TAHUN 2012 A. Kurang Energi Protein (KEP) Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan besaran masalah gizi di Indonesia yaitu gizi kurang sebesar 17,9%, pendek 35,6%, kurus 13,3% dan gemuk 14,2%. Secara umum besaran masalah gizi pada balita digambarkan pada gambar 1. Gambar 1. Grafik Distribusi Prevalensi Masalah Gizi di Indonesia 35.6
17.9
Gizi Kurang
Pendek
13.3
14.2
Kurus
Gemuk
Dibandingkan dengan prevalensi gizi kurang tahun 1990 sebesar 31%, secara nasional telah terjadi penurunan sekitar 40% selama periode 1990 sampai 2010. Dengan kecenderungan ini sasaran penurunan prevalensi gizi kurang menjadi 15% pada tahun 2014 diharapkan dapat dicapai. Namun, bila dibandingkan angka prevalensi gizi kurang tahun 2007 (18,4%) dengan tahun 2010, penurunan prevalensi gizi kurang sangat kecil yaitu 0,5%. Apabila tidak dilakukan upaya percepatan, dikhawatirkan sasaran penurunan prevalensi gizi kurang pada tahun 2014 tidak tercapai. Sebaran prevalensi gizi kurang menurut provinsi berdasarkan data Riskesdas tahun 2010, untuk prevalensi gizi kurang yang telah mencapai sasaran rata-rata MDG 2015 (<15%) ada 8 (delapan) provinsi yaitu Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Lampung, DKI, Jabar, DIY, Bali dan Sulawesi Utara. Sementara itu masih ada 15 provinsi yang prevalensinya diatas 20%. Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
3
35.0 30.0 25.0 20.0 15.0
30.5 29.4 29.1 27.6 26.5 26.5 26.5 26.2 25.0 23.7 23.6 22.9 22.8 21.4 20.5 19.9 19.6 18.5 17.9 17.1 17.1 17.1 16.2 16.2 15.7 15.3 14.9 14.0 13.4 13.0 11.3 11.2 11.0 10.6
Gambar 2. Sebaran Prevalensi Balita Gizi Kurang Berdasarkan Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2010
10.0 5.0 SulUt
Bali
Jakarta
Jabar
DI Yogya
Lampung
KepRi
BaBel
Bengkulu
Jateng
Riau
Papua
KalTim
Indonesia
SumBar
Jatim
Jambi
SumSel
Banten
SulBar
Sumut
SulTera
KalSel
MalUt
NAD
Gorontalo
SulSel
Maluku
PapBar
SulTeng
Kalteng
KalBar
NTT
NTB
0.0
Sumber: Riskesdas, 2012
Strategi utama penanggulangan masalah gizi kurang adalah pencegahan dan peningkatan pengetahuan melalui kegiatan edukasi masyarakat tentang asuhan gizi khususnya makanan bayi dan anak, pemantauan pertumbuhan di posyandu suplementasi gizi, pemberian makanan tambahan pemulihan kepada anak gizi kurang serta tatalaksana kasus gizi buruk. 1.
Cakupan Balita Ditimbang Berat Badannya (D/S)
Cakupan pemantauan pertumbuhan secara bertahap mengalami kenaikan, terutama setelah dilakukan revitalisasi posyandu sejak setelah terjadinya krisis beberapa tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 secara rata-rata nasional cakupan D/S sudah mencapai target yaitu 75,1%, namun demikian masih ada 23 provinsi yang cakupannya masih dibawah 75% seperti tergambarkan pada grafik berikut: Gambar 3. Persentase D/S Berdasarkan Provinsi Tahun 2012
Sumber: Laporan Dinas Kesehatan Provinsi, 2012
4
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
Untuk meningkatkan cakupan balita ditimbang berat badannya Menteri Kesehatan melalui surat edaran tanggal 21 September 2012 nomor GK/Menkes/333/IX/2012 telah menetapkan bahwa pada bulan November setiap tahun sebagai bulan penimbangan balita di samping bulan Februari dan Agustus yang bersamaan dengan Bulan Kapsul Vitamin A.
2.
Cakupan Pemberian ASI Eksklusif
Upaya peningkatan cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif dilakukan dengan berbagai strategi, mulai dari penyusunan kerangka regulasi, peningkatan kapasitas petugas dan promosi ASI Eksklusif.
Pada tahun 2012 telah diterbitkan Peraturan Pemerintah tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif (PP No 33 tahun 2012). Dalam PP tersebut diatur tugas dan tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengembangan program ASI, diantaranya menetapkan kebijakan nasional dan daerah, melaksanakan advokasi dan sosialisasi serta melakukan pengawasan terkait program pemberian ASI Eksklusif. Pada tahun 2012, sebanyak 1.057 orang dilatih sebagai konselor menyusui, sehingga secara keseluruhan sampai dengan tahun 2012 telah dilakukan pelatihan fasilitator menyusui sebanyak 415 orang dan konselor menyusui dengan jumlah 3.929 orang (daftar terlampir).
Cakupan pemberian ASI ekslusif di Indonesia sangat berfluktuatif. Cakupan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan pada tahun 2012 berdasarkan laporan sementara hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 sebesar 42%. Bila dibandingkan dengan survei yang sama pada tahun 2007 telah terjadi kenaikan yang bermakna sebesar 10%. Pada tahun 2013 target bayi 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif sebesar 75%.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
5
Gambar 4. Tren Cakupan Pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan 2002-2012
Sumber data: laporan sementara SDKI 2012
Berdasarkan laporan provinsi tahun 2012, sebaran cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil SDKI 2012 yaitu sebesar 48,6%, seperti terlihat pada grafik di bawah ini: Gambar 5. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan Menurut Provinsi Tahun 2012
Sumber: Laporan Dinas Kesehatan Provinsi, 2012
6
3.
Perawatan Gizi Buruk
Keadaan gizi merupakan salah satu penyebab dasar kematian bayi dan anak. Gizi buruk seringkali disertai penyakit seperti TB, ISPA, diare dan lain-lain. Risiko kematian anak gizi buruk 17 kali lipat dibandingkan dengan anak normal. Oleh karena itu setiap anak gizi buruk harus dirawat sesuai standar. Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
Pemerintah telah mengembangkan prosedur perawatan gizi buruk, dengan dua pendekatan. Kasus gizi buruk yang disertai dengan salah satu atau lebih tanda komplikasi medis seperti anoreksia, anemia berat, dehidrasi, demam sangat tinggi dan penurunan kesadaran perlu penanganan secara rawat inap, baik di rumah sakit, puskesmas maupun Therapeutic Feeding Centre (TFC). Sedangkan bagi anak gizi buruk tanpa komplikasi dapat dirawat jalan. Perawatan anak di rumah dilakukan melalui pembinaan petugas kesehatan dan kader.
Jumlah kasus gizi buruk yang ditemukan pada tahun 2012 sebanyak 42.702 kasus dan semuanya telah mendapat perawatan sesuai standar.
Kegiatan yang telah dilakukan terkait dengan kasus gizi buruk antara lain: a.
Melaksanakan Pelatihan Tatalaksana Anak Gizi Buruk bagi petugas kesehatan dari Puskesmas dan Rumah Sakit. Sampai dengan Desember tahun 2012 telah dilatih 5.876 petugas kesehatan dari 1.434 Puskesmas Perawatan, 436 Puskesmas non Perawatan, dan 367 RSUD, serta 98 fasilitator di seluruh Indonesia.
b. Mendirikan Therapeutic Feeding Centre (TFC) dan Community Feeding Centre (CFC) atau Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM). Sampai dengan Desember 2012 telah didirikan 170 TFC di 28 provinsi dan 109 CFC di 4 provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tenggara.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
7
Gambar 6. Peta Sebaran TFC dan CFC di Indonesia Tahun 2012
B. Kurang Vitamin A (KVA) Prevalensi Kurang Vitamin A pada balita secara signifikan terus B. Prevalensi Kurang Vitamin A (KVA) menurun. xerophthalmia pada tahun 1992 sebesar 0.35%, Prevalensi Kurang A padamasyarakat, balita secara dan signifikan di bawah batas masalahVitamin kesehatan turunterus secara menurun. Prevalensi xerophthalmia pada tahun 1992 sebesar 0.35%, di signifikanbawah dibandingkan dengan tahun 1978 (1,3%). batas masalah kesehatan masyarakat, dan turun secara signifikan dibandingkan dengan tahunkurang 1978 (1,3%). Dari berbagai studi prevalensi vitamin A subklinis (serum retinol Dari berbagai studi prevalensi kurang vitamin subklinissignifikan, (serum retinol <20µg/dl) juga menunjukkan penurunan yangA sangat yaitu <20µg/dl) juga menunjukkan penurunan yang sangat signifikan, yaitu dari dari 14.6% pada tahun 2007 (Survei Nasional Gizi Mikro), menjadi 0.8% 14.6% pada tahun 2007 (Survei Nasional Gizi Mikro), menjadi 0.8% pada pada tahun 2011 (South East Asia Nutrition Survey/SEANUTS). tahun 2011 (South East Asia Nutrition Survey/SEANUTS).
Strategi
penanggulangan
kurang
vitamin
A
dilaksanakan
secara
Strategi komprehensif, penanggulangan A kapsul dilaksanakan secara terdiri darikurang pemberianvitamin suplementasi vitamin A dosis komprehensif, terdiri dari pemberian suplementasi kapsul vitamin tinggi setiap bulan Februari dan Agustus, penyuluhan gizi seimbang untuk konsumsi pangandan sumber vitamin A dan fortifikasi gizi A dosis meningkatkan tinggi setiap bulanbahan Februari Agustus, penyuluhan pangan.
8
Pencapaian rata-rata cakupan Vitamin A pada balita 6-59 bulan sampai dengan bulan Februari 2012 sebesar 82,3%. Meskipun sudah mencapai target nasional tahun 2012 yaitu sebesar 80%, namun masih terdapat Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA172013 provinsi yang belum mencapai target dan masih terdapat 5 (lima) provinsi yang belum menyampaikan laporannya. Pencapaian cakupan masingmasing provinsi dapat dilihat pada grafik berikut:
seimbang untuk meningkatkan konsumsi bahan pangan sumber vitamin A dan fortifikasi pangan. Pencapaian rata-rata cakupan Vitamin A pada balita 6-59 bulan sampai dengan bulan Februari 2012 sebesar 82,8%. Meskipun sudah mencapai target nasional tahun 2012 yaitu sebesar 80%, namun masih terdapat 13 provinsi yang belum mencapai target. Pencapaian cakupan masingmasing provinsi dapat dilihat pada grafik berikut: Gambar 7. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Balita 6-59 Bulan Berdasarkan Provinsi Tahun 2012
Sumber: Laporan Dinas Kesehatan Provinsi, 2012
C. Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI) Indikator untuk memantau masalah GAKI saat ini adalah Ekskresi Iodium dalam Urin (EIU) sebagai refleksi asupan iodium, cakupan rumah tangga mengonsumsi garam beriodium dan pencapaian 10 indikator manajemen. Bila proporsi penduduk dengan EIU<100 µg/L dibawah 20% dan cakupan garam beriodium 90% diikuti dengan tercapainya indikator manajemen maka masalah GAKI di masyarakat tersebut sudah terkendali. Hasil Studi Intensifikasi Penanggulangan GAKI (IP-GAKI) tahun 2002/2003, hasil Riskesdas 2007 menunjukkan hasil yang konsisten bahwa rata-rata EIU dalam batas normal. Bahkan hasil survei SEANUTS tahun 2011 pun menunjukkan hasil yang sama (batas normal) yaitu 228 µg/L. Dari hasil survey yang sama diketahui proporsi EIU<100 µg/L telah dibawah 20% yaitu 12.9 µg/L pada tahun 2007 dan turun menjadi 11,5 Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
9
µg/L pada tahun 2011, Dengan kemajuan ini dapat disimpulkan bahwa secara nasional masalah Gangguan Akibat Kurang Iodium tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Tabel 2. Perkembangan Masalah GAKI
Sumber data: 2002 Survei GAKI, 2007 Riskesdas, 2011 SEANUTS
Upaya penanggulangan masalah GAKI mengutamakan kegiatan promosi garam beriodium. Untuk daerah-daerah endemik masalah GAKI, upaya yang dilakukan yaitu menjamin garam yang dikonsumsi adalah garam beriodium melalui penyusunan peraturan daerah yang mengatur pemasaran garam beriodium. Sampai dengan tahun 2009, terdata 9 (sembilan) provinsi dan 13 kabupaten/kota yang sudah memiliki Perda Penanggulangan masalah GAKI Hasil pemantauan konsumsi garam beriodium tahun 2012 di 29 provinsi menunjukkan cakupan sebesar 87,9% rumah tangga mengonsumsi garam beriodium. Meskipun secara nasional angka ini meningkat dari tahun sebelumnya dan sudah mencapai target program tahun 2012 (80%), namun masih ada 4 (empat) provinsi yang belum melaksanakan pemantauan garam beriodium di wilayahnya. Diharapkan semakin bertambah wilayah yang melakukan pemantauan garam beriodium dengan penerapan Permendagri No. 63 tahun 2010 tentang Pedoman Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium di Daerah.
10
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
Gambar 8. Cakupan Rumah Tangga Mengonsumsi Garam Beriodium Berdasarkan Provinsi Tahun 2012
Sumber: Laporan Dinas Kesehatan Provinsi, 2010- 2012
D. Anemia Gizi Besi (AGB) Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan prevalensi anemia pada ibu hamil masih cukup tinggi yaitu sebesar 40,1%. Keadaan ini mengindikasikan anemia gizi besi pada ibu hamil masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Program penanggulangan anemia gizi pada ibu hamil telah dikembangkan sejak tahun 1975 melalui distribusi Tablet Tambah Darah (TTD). TTD merupakan suplementasi gizi mikro khususnya zat besi dan folat yang diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah kejadian anemia gizi besi selama kehamilan. Penelitian terakhir membuktikan bahwa pemberian tablet Fe di Indonesia dapat menurunkan kematian neonatal sekitar 20%. Secara nasional cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe tahun 2012 sebesar 85%. Data tersebut belum mencapai target program tahun 2012 sebesar 90%. Koordinasi dan kegiatan yang terintegrasi dengan lintas program masih perlu di tingkatkan agar cakupan dapat meningkat karena pemberian tablet Fe merupakan salah satu komponen standar pelayanan antenatal.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
11
Gambar 9. Cakupan Pemberian 90 Tablet Fe pada Ibu Hamil Menurut Provinsi Tahun 2012
Sumber: Laporan Dinas Kesehatan Provinsi, 2012
Pada anak balita, studi masalah gizi mikro di 10 provinsi tahun 2006 masih dijumpai 26,3% balita yang menderita anemia gizi besi dengan kadar haemoglobin (Hb) kurang dari 11,0 gr/dl, dan prevalensi tertinggi didapat di Provinsi Maluku sebesar 36%. Secara nasional telah terjadi penurunan prevalensi anemia pada anak pada tahun 2011 yaitu menjadi 17.6% (SEANUTS). Salah satu intervensi inovatif lainnya dalam pencegahan anemia pada balita adalah melalui pemberian Taburia pada balita usia 6-59 bulan dengan prioritas usia 6-24 bulan yang akan dilaksanakan secara bertahap di seluruh Indonesia. Pada tahun 2013 akan dilakukan penambahan lokasi pemberian taburia yang semula hanya di 24 kabupaten/kota di 6(enam) provinsi NICE project (Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, NTB, NTT, dan Sulawesi Selatan) menjadi 40 kabupaten/kota di 13 provinsi. Tambahan 7 (tujuh) provinsi tersebut adalah: Lampung (4 Kabupaten), Jawa Barat (4 Kabupaten), Sulawesi Tenggara (1 Kabupaten), Kalimantan Timur (1 Kota), Jawa Tengah (4 Kabupaten), Sulawesi Tengah (2 Kabupaten) dan Maluku Utara (1 Kabupaten).
12
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
E. Masalah Gizi Lebih Selain masalah gizi kurang dan pendek, prevalensi gizi lebih saat ini sudah cukup tinggi. Gizi lebih merupakan masalah gizi baru yang selama beberapa tahun terakhir menunjukkan kenaikan. Selama kurun waktu tahun 2007 sampai 2010, prevalensi gizi lebih baik pada anakanak maupun pada kelompok dewasa meningkat sebesar 2% atau hampir satu persen setiap tahunnya. Hal ini patut diwaspadai karena dapat memicu terjadinya masalah yang ditimbulkan akibat penyakit tidak menular (PTM). Bardasarkan data Riskesdas 2010 status gizi balita gemuk mengalami peningkatan dari 12,2% (2007) menjadi 14,2%.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
13
III. KONSEP & STRATEGI OPERASIONAL TAHUN 2013 A. Konsep Perbaikan Gizi Mengacu dari berbagai hasil penelitian, pemilihan intervensi gizi didasarkan pada intervensi yang telah terbukti “cost effective”. Terdapat 3 kelompok kegiatan gizi, yaitu kegiatan peningkatan (promotif) yang bertumpu pada kegiatan pemberdayaan dan pendidikan gizi masyarakat, kegiatan pencegahan (preventif) agar anak gizi kurang tidak menjadi gizi buruk, dan kegiatan pemulihan (kuratif) yaitu tatalaksana kasus gizi buruk. Diagram berikut menjelaskan konsep pelayanan gizi, mulai dari promotif sampai kuratif. Gambar 10. Diagram Konsep Pelayanan Gizi Gizi Buruk (sangat kurus) Tidak Naik BB/ Kurus
• Pemantauan Pertumbuhan • Pendidikan gizi dan konseling ASI/MP-ASI/Gizi Lebih • Pemberian Kapsul vit A • Pemberian tablet Fe Ibu hamil • Promosi garam beriodium • Skrining aktif • Taburia • PMT Bumil KEK
Promotif
BALITA GIZI KURANG DIBERI PMT PEMULIHAN
BALITA GIZI BURUK DIRAWAT
Perlu pemulihan
Pulih Pulih
Preventif
Kuratif
Kegiatan promotif adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di tingkat masyarakat oleh masyarakat dan petugas. Kegiatannya meliputi pemantauan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling tentang pemberian makanan bayi adan anak, pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan, pemberian tablet tambah darah kepada ibu hamil, promosi garam beriodium, pelacakan dan tindak lanjut kasus gizi buruk. Kegiatan preventif adalah pemberian makanan tambahan pemulihan terhadap anak-anak gizi kurang atau kurus. Makanan tambahan 14
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
diberikan dalam bentuk makanan lokal, dengan resep-resep yang dianjurkan. Kegiatan kuratif, berupa tatalaksana kasus gizi buruk baik dengan rawat inap maupun rawat jalan, menggunakan protokol yang telah ditetapkan.
B. Tujuan Tujuan dari kegiatan pembinaan gizi 2013 adalah meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan gizi keluarga untuk meningkatkan status gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.
C. Sasaran Operasional Sasaran operasional kegiatan pembinaan gizi masyarakat tahun 2013 mencakup 8 (delapan) indikator kinerja gizi yang terdiri dari 2 (dua) indikator kegiatan dan 6 (enam) indikator penunjang. 1.
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) a. 80% balita yang ditimbang berat badannya b. 100% balita gizi buruk yang mendapat perawatan
2.
Indikator Penunjang a. 83% balita mendapat kapsul vitamin A b. 75% bayi 0 – 6 bulan mendapat ASI Ekslusif c. 93% ibu hamil mendapat Fe 90 tablet d. 85% Rumah Tangga yang mengonsumsi garam beriodium e. Penyediaan bufferstock MP-ASI untuk gizi darurat f. Kabupaten dan Kota melaksanakan surveilans gizi
D. Strategi Operasional 1. Meningkatkan pendidikan gizi masyarakat melalui kampanye Gerakan Nasional Sadar Gizi serta penyediaan materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE). 2. Meningkatkan koordinasi untuk pemenuhan kebutuhan obat gizi (seperti: vitamin A, tablet Fe, mineral mix) melalui peran aktif dalam keterpaduan penyusunan rencana kebutuhan, pemantauan ketersediaan obat gizi dan pencapaian cakupan. 3. Mengoptimalkan pemanfaatan dana BOK untuk pelayanan gizi, meliputi penyelenggaraan penyuluhan, pembinaan Posyandu,
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
15
4.
penyediaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan bagi balita gizi kurang dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK). Meningkatkan integrasi pelayanan gizi dan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada ibu hamil berupa pemberian tablet Fe, skrining ibu hamil KEK, dan PMT ibu hamil KEK melalui bimbingan terpadu Gizi dan KIA secara berjenjang.
5. Meningkatkan kapasitas petugas melalui pembinaan dan pelatihan pemantauan pertumbuhan, konseling menyusui, Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), tatalaksana gizi buruk, surveilans gizi, dan program gizi lainnya. 6. Peningkatan surveilans gizi melalui pengembangan sistem jaringan informasi, pelacakan kasus dan respon cepat, serta penyebarluasan informasi. Terkait dengan pemanfaatan dana BOK untuk pembinaan gizi di tingkat puskesmas dan desa di dalam Pedoman Teknis BOK 2013 dituliskan beberapa kegiatan perbaikan gizi yang dapat didanai dari dana BOK sebagai berikut:
16
1.
Upaya Kesehatan Prioritas (MDGs 1, 4, 5, 6 dan 7) a. Pendidikan Gizi (penyuluhan gizi, konseling ASI & MP-ASI dan PMT Penyuluhan), b. Pelayanan Gizi (penimbangan balita di posyandu, sweeping, pemantauan status gizi dan survei), c. PMT Pemulihan Balita Gizi Kurang, d. PMT Bumil KEK dan Tablet Fe (terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu hamil), e. Pemberian vitamin A (terintegrasi dengan pelayanan kesehatan balita).
2.
Upaya Kesehatan Lainnya Upaya perbaikan gizi lainnya yang bersifat promotif dan preventif (seperti: pemantauan garam beriodium dan lain-lain).
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
IV. KEGIATAN PEMBINAAN GIZI 2013 Dalam rangka mewujudkan pencapaian tujuan sasaran kegiatan pembinaan gizi dalam Renstra Kementerian Kesehatan 2010-2014 dan pencapaian 8 (delapan) indikator kinerja gizi, maka akan dilaksanakan beberapa kegiatan pokok yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pendidikan Gizi dan Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Gizi Suplementasi Gizi dan Alat Penunjang Penanganan Gizi Buruk dan Kurang Penyusunan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Surveilans Gizi Dukungan Manajemen
Adapun penjelasan secara rinci dari beberapa kegiatan pokok tersebut adalah sebagai berikut:
A. Pendidikan Gizi dan Pemberdayaan Masyarakat Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan petugas dalam rangka memberikan pelayanan dan penanganan gizi yang berkualitas. Selain itu kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan perilaku masyarakat tentang gizi. 1.
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi adalah upaya meningkatkan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat menerapkan gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari menuju manusia Indonesia prima.
Kegiatan Pokok Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi a) Kampanye tingkat Nasional dan Daerah b) Peningkatan kapasitas petugas di tingkat nasional, provinsi
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
17
dan kabupaten/kota dalam rangka perencanaan, koordinasi dan evaluasi sehingga tercipta dialog untuk menggalang dukungan c) Peningkatan pengetahuan gizi kepada ibu hamil, ibu menyusui, ibu balita, anak sekolah, remaja, lanjut usia dan masyarakat umum melalui media poster, leaflet, spanduk, flyer dan baliho. 2. Sosialisasi Pencegahan dan Penanggulangan Stunting Kegiatan sosialisasi ini bertujuan memperoleh pemahaman yang sama tentang penerapan pencegahan dan penanggulangan stunting. Sasaran pesertanya adalah pemangku kepentingan dari dinas kesehatan provinsi, lintas sektor dan lintas program. 3. Akselerasi Perbaikan Gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan Stunting Kegiatan akselerasi ini bertujuan mempercepat status gizi dan kesehatan ibu dan anak pada periode 1000 hari yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya dengan sasaran pemangku kepentingan dari dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota serta lintas sektor dan lintas program.
18
4.
Sosialisasi dan Advokasi Penanggulangan Masalah GAKI Bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan dari lintas sektor terkait dalam penanggulangan masalah GAKI di tingkat kabupaten. Salah satu output-nya adalah terbentuknya Tim GAKI tingkat Kabupaten.
5.
Advokasi Pengembangan Taburia Di 7 (Tujuh) Provinsi Terpilih Bertujuan untuk meningkatkan kepedulian atau dukungan dari penentu kebijakan di daerah terkait pelaksanaan pemberian taburia. Advokasi dilakukan di 7 (Tujuh) provinsi terpilih yaitu Provinsi Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara.
6.
Sosialisasi Surveilans Gizi Dan SMS Gateway. Pada tahun 2012 telah dikembangkan aplikasi pelaporan kasus balita gizi buruk dengan SMS gateway. Untuk pelaksanaan aplikasi tersebut akan dilaksanakan sosialisasi, yang bertujuan untuk menyebarkan informasi kegiatan surveilans gizi dan pelaporan Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
kasus balita gizi buruk dengan SMS gateway. Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah pengelola gizi tingkat Pusat, pengelola gizi provinsi dan Perguruan Tinggi/Poltekes. B.
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Gizi 1.
Pelatihan Fasilitator dan Petugas Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan tenaga kesehatan yang terlatih dan kompeten dalam menyampaikan informasi dan pengetahuan dalam bidang gizi, guna membantu masyarakat dalam meningkatkan status gizi.
Kegiatan peningkatan kapasitas pada tahun 2013 yang diselenggarakan adalah : a. Pelatihan Training of Trainer (TOT) Penggunaan Standar Pertumbuhan Balita Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan teknis profesi kesehatan dalam Standar Antropometri penilaian status gizi dengan sasaran petugas kesehatan menggunakan metode pelatihan berbasis kompetensi dengan teknik pembelajaran bagi orang dewasa. b.
Peningkatan Kapasitas Fasilitator dalam Tatalaksana Gizi Buruk Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kompetensi tenaga kesehatan tentang tatalaksana gizi buruk untuk menjadi fasilitator. Peserta pelatihan adalah pengelola gizi provinsi/kabupaten, dokter spesialis anak dan ahli gizi di Rumah Sakit dari masingmasing daerah terpilih.
c.
TOT Konselor Menyusui Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kompetensi tenaga konselor menyusui untuk menjadi fasilitator. Peserta pelatihan adalah konselor dari Pusat, Provinsi dan Kabupaten terpilih.
d.
TOT Konselor MP-ASI Pelatihan konselor MP-ASI bertujuan untuk melatih konselor menjadi fasilitator, sasarannya adalah petugas yang sudah dilatih menjadi konselor MP-ASI dari Provinsi terpilih.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
19
e.
2.
Pembinaan teknis a.
Bimbingan Teknis dan Pendampingan Kegiatan ini bertujuan untuk memonitor pengelolaan kegiatan pembinaan gizi di daerah oleh Tim Pusat secara terpadu. Sasarannya adalah pejabat terkait bidang gizi di Provinsi dan Kabupaten/Kota serta lintas program serta lintas sektor terkait.
b.
Pembinaan dan Evaluasi Rencana Aksi Pangan dan Gizi Rencana aksi ini bertujuan sebagai panduan dan arahan dalam pelaksanaan pembangunan bidang pangan dan gizi di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, baik bagi institusi pemerintah maupun masyarakat dan pihakpihak lain yang terkait dalam perbaikan pangan dan gizi, Pelaksanaannya akan dilaksanakan secara bertahap mulai dari persiapan penyusunan tools, pembahasan penyusunan tools, dan pelaksanaan pembinaan di daerah dengan metode presentasi, diskusi dan tanya jawab.
c.
Penguatan Posyandu Dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Kurang dan Gizi Buruk Penguatan posyandu bertujuan untuk memantapkan komitmen kabupaten/kota dalam membina posyandu sebagai sarana deteksi dini, mencegah dan menanggulangi gizi kurang dan gizi buruk. Sasaran dari penguatan posyandu adalah pemangku kepentingan di dinas kesehatan provinsi dan lintas sektor dan program di kabupaten/kota.
d.
20
Peningkatan Kapasitas Petugas Kesehatan Tentang Tatalaksana Kretin (GAKI) Adapun tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan ketrampilan tenaga kesehatan dalam tatalaksana kretin di daerah endemik GAKI. Adapun pesertanya adalah pengelola gizi Provinsi dan Kabupaten serta Tim Asuhan Gizi di Puskesmas Terpilih.
Pembinaan Dan Pendampingan Pengelola Jasa Makanan Bertujuan untuk melakukan bimbingan teknis dalam pengelolaan jasa makanan yang sasarannya adalah pengelola jasa makanan seperti perusahaan catering, pengelola makanan di panti asuhan, pondok pesantren, Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
lapas dan institusi lain yang melakukan penyelenggaraan makanan. e.
Pembinaan Dan Pendampingan Antisipasi Bencana Kegiatan ini bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi kegiatan penanganan gizi pada situasi bencana yang dilakukan mulai tahap pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana oleh tim antisipasi bencana. Dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK). Sasarannya adalah Tim antisipasi bencana tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
C. Suplementasi Gizi dan Alat Penunjang Dalam rangka pelaksanaan program gizi baik di pusat maupun daerah Direktorat Bina Gizi menyediakan suplemen gizi dan alat penunjang sebagai berikut: 1.
Obat Program Gizi
Penyediaan obat program gizi di tingkat pusat yang meliputi kapsul vitamin A dosis tinggi, Tablet Tambah Darah (TTD) Fe Folat dan mineral mix disediakan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan berdasarkan usulan dari daerah melalui verifikasi Direktorat Bina Gizi.
2. Taburia Bertujuan untuk menurunkan prevalensi anemia dan kekurangan gizi mikro pada balita dengan sasaran balita usia 6 – 24 bulan dari keluarga miskin (gakin). Kegiatan ini merupakan lanjutan dari tahun sebelumnya yang dilaksanakan di wilayah provinsi NICE. Pada tahun ini penyediaan Taburia dilaksanakan untuk 13 provinsi yang terdiri dari 6 (enam) provinsi NICE dan 7 (tujuh) provinsi pengembangan. 3. Antropometri Kit Tujuan dari penyediaan antropometri kit untuk menunjang pelaksanaan kegiatan surveilans gizi di kabupaten dan kota, melalui penyediaan peralatan antropometri kit. Alokasi distribusi antropometri kit pada 60 kabupaten/kota terpilih.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
21
4. Pengadaan Alat Test Cepat Garam Beriodium Bertujuan sebagai bahan penunjang pemantauan garam beriodium, untuk mengetahui cakupan konsumsi garam beriodium di rumah tangga dengan alokasi meliputi semua kabupaten/kota. 5.
MP-ASI Buffer Stock MP-ASI bufferstock bertujuan untuk mencegah/menanggulangi kasus gizi kurang/buruk pada balita umur 6-24 bulan yang terkena bencana (situasi darurat) dan situasi khusus (daerah-daerah rawan gizi). MP-ASI diberikan dalam bentuk ‘Biskuit MP-ASI’ akan didistribusikan ke daerah-daerah bencana dan daerah khusus sesuai permintaan dalam rangka mencegah terjadinya gizi kurang dan gizi buruk pada balita.
6. PMT Bumil KEK Buffer Stock Pemberian Makanan tambahan bagi Ibu hamil Kurang Energi Kronis bertujuan untuk meningkatkan status gizi ibu hamil dengan indikator peningkatan Lingkar Lengan Atas (LiLA) <23,5 cm. PMT diberikan dalam bentuk biskuit lapis (sandwich). Distribusi dilakukan berdasarkan permintaan daerah pada saat bencana/ darurat dan situasi khusus. 7.
PMT-Anak Sekolah (PMT-AS) Untuk Provinsi Papua dan Papua Barat Pemberian Makanan Tambahan bagi Anak Sekolah ditujukan untuk meningkatkan asupan gizi anak sekolah berupa ‘Biskuit Sekolah’, yang merupakan kelanjutan dari PMT-AS tahun sebelumnya. Lokasi distribusi di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat (masing-masing 3 (tiga) kabupaten/kota) 8. Kit Konseling Menyusui Kit Konseling menyusui diadakan dengan tujuan untuk memfasilitasi konselor dalam melakukan konseling menyusui. Sarana ini diberikan pada petugas yang telah dilatih sebagai konselor. 9. Penyediaan CD Software NutriClin Bertujuan untuk menyediakan Software Nutriclin dalam bentuk compact disk (CD) yang telah disempurnakan (update). CD software ini akan didistribusikan kepada tenaga yang sudah dilatih.
22
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
10. Food Model Tujuan pengadaan food model adalah sebagai alat bantu visualisasi bahan makanan yang dianjurkan pada saat konseling gizi. Food model didistribusikan ke seluruh provinsi. 11. Buku Pedoman dan Materi KIE Gizi Pengadaan buku pedoman meliputi bidang gizi makro, gizi mikro, gizi klinik, konsumsi makanan dan kewaspadaan gizi yang bertujuan untuk memberikan bahan acuan kepada pengelola program gizi di daerah. Materi KIE gizi terdiri dari leaflet, booklet, poster dan lain-lain yang terkait dengan kegiatan pembinaan gizi. Buku pedoman dan materi KIE gizi akan didistribusikan ke seluruh provinsi.
D. Tatalaksana Gizi Buruk dan Penanganan Gizi Kurang Kasus gizi buruk dan gizi kurang dapat diketahui dari hasil penimbangan anak balita di posyandu, pemeriksaan di fasilitas pelayanan kesehatan, laporan masyarakat dan skrining aktif. Bila ditemukan anak dengan LiLA <12.5 cm, berdasarkan hasil penimbangan berat badan dua kali tidak naik (2T), dan berat badan pada kartu menuju sehat (KMS) berada di bawah garis merah (BGM), perlu dilakukan pengukuran antropometri dan pemeriksaan tanda klinis serta penyakit penyerta ataupun komplikasi medis. Berdasarkan hasil pemeriksaan lanjut bila balita ditemukan tampak sangat kurus, berat badan menurut panjang badan (BB/PB) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)-nya <-3SD, LiLA <11,5 cm disertai dengan salah satu atau lebih tanda komplikasi medis seperti anoreksia, dehidrasi berat, pneumonia berat, anemia berat harus dirawat inap. Perawatan anak gizi buruk rawat inap dilakukan dengan memperhatikan tahap stabilisasi, transisi, rehabilitasi dan tindak lanjut. Pelaksanaannya memperhatikan 10 langkah diawali dengan mengatasi hipoglikemia, hipotermia, dehidrasi dilanjutkan dengan pemberian makanan dan mikronutrien sampai dengan memberikan makanan untuk tumbuh kejar, simulasi dan persiapan tindak lanjut di rumah. Anak gizi buruk tanpa komplikasi medis dapat dilakukan perawatan secara rawat jalan. Seorang anak gizi buruk dikatakan sembuh dengan kriteria BB/TB atau BB/PB-nya >- 2SD dan tidak ada gejala klinis. Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
23
Untuk anak gizi buruk yang telah membaik berada dalam tahap pemulihan pasca perawatan gizi buruk atau balita gizi kurang mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) yang dapat diberikan dengan dana BOK.
E. Penyusunan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Penyusunan NSPK dimaksudkan untuk memberikan acuan dan dukungan kegiatan untuk memperlancar pelaksanaan upaya pembinaan gizi masyarakat. NSPK yang disusun pada tahun 2013 adalah: 1.
Petunjuk Teknis Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi Juknis ini bertujuan meningkatkan kesadaran gizi masyarakat Indonesia melalui pengembangan dan pengaktifan norma-norma sosial yang mendukung perilaku gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari menuju manusia Indonesia prima. Penyusunan buku ini melibatkan lintas sektor dan lintas program terkait.
2. Penyusunan Model Intervensi Pencegahan Stunting Kegiatan ini bertujuan mengetahui faktor penyebab stunting yang tepat selanjutnya dirumuskan cara pencegahan dan penanggulangannya. Kegiatan ini dilakukan melalui survei yang salah satu output-nya adanya rekomendasi model intervensi pencegahan stunting. 3. Pedoman Gizi Haji Pedoman gizi haji diperlukan sebagai acuan petugas kesehatan dan petugas gizi dalam memberikan pelayanan gizi bagi jemaah haji baik berupa penyelenggaraan makanan maupun konseling gizi. Penyusunan buku ini melibatkan lintas program, lintas sektor dan petugas yang mempunyai pengalaman sebagai penyelenggara kesehatan haji. 4. Penyusunan Pedoman Pelayanan Gizi Pada TBC Gizi merupakan faktor yang sangat penting guna membantu mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit infeksi, termasuk TBC. Kegiatan ini bertujuan menyusun buku pedoman pelayanan gizi kepada penderita TBC. Penyusunan pedoman ini melibatkan organisasi profesi, praktisi, akademisi, lintas program dan lintas sektor terkait. 24
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
5.
Pedoman Gizi Olahraga Buku Pedoman Gizi Olahraga memberikan informasi tentang gizi yang cocok bagi atlet setiap cabang olahraga, daya tahan dan pencegahan cedera saat olahraga. Buku ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi atlet dan petugas gizi dan pihak lain terkait dalam meningkatkan status gizi untuk mencapai prestasi yang optimal. Penyusunan buku ini melibatkan praktisi olahraga dan gizi serta petugas kesehatan di daerah yang pernah melaksanakan event olahraga nasional dan/atau internasional.
6.
Pedoman Asuhan Gizi Terstandar Asuhan gizi memegang peranan penting dalam penyembuhan pasien yang sejajar dengan asuhan medik, asuhan keperawatan dan asuhan farmasi. Buku pedoman ini disusun untuk menjamin proses di atas berjalan sesuai standar sehingga menjamin keselamatan pasien. Penyusunan buku ini melibatkan organisasi profesi, praktisi, akademisi, lintas program dan lintas sektor terkait.
7.
Pengembangan Manual Monitoring dan Evaluasi Program Gizi Pengembangan manual bertujuan memberikan acuan kepada petugas di Direktorat Bina Gizi dalam berintegrasi dan melaksanakan langkah-langkah kegiatan dan pembagian tugas monitoring evaluasi (monev) antarsubdit dan antarprogram di Kementerian Kesehatan. Pertemuan melibatkan pengelola program gizi dan lintas program.
8. Modul Pelatihan Tatalaksana Kretin Bertujuan agar tersedianya modul pelatihan tata laksana kretin bagi fasilitator dalam rangka pelaksanaan pelatihan tatalaksana kretin. Penyusunan melibatkan lintas program, lintas sektor dan praktisi. 9. Draft Permenkes Tentang Spesifikasi Kapsul Vitamin A Bertujuan adanya standar spesifikasi kapsul vitamin A dan bentuk kapsul vitamin A agar penyediaan kapsul vitamin A di daerah sesuai standar yang telah ditentukan. Penyusunan melibatkan lintas program, lintas sektor, akademisi dan pakar. 10. Buku Saku Deteksi Dini Masalah Gizi Mikro Buku saku deteksi dini masalah gizi mikro dimaksudkan sebagai
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
25
acuan bagi petugas gizi puskesmas. Buku saku ini memuat tentang cara mendeteksi sedini mungkin masalah gizi mikro yaitu Kurang Vitamin A, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Iodium, dan masalah gizi mikro lainnya. Penyusunan melibatkan lintas program, lintas sektor, akademisi dan pakar. Selain menyusun beberapa NSPK terbaru, juga dilakukan review (update) beberapa buku pedoman, antara lain Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Pedoman Sistem Kewaspadaan Gizi, Pedoman Pemberian TTD Ibu Hamil, Software Nutriclin dan menyusun beberapa jurnal, lembar berita dan media KIE.
F.
Surveilans Gizi Tujuan penyelenggaraan surveilans gizi adalah membantu pengelolaan program pangan dan gizi di tingkat kabupaten dan kota melalui penyediaan informasi yang cepat dan akurat untuk digunakan dalam penentuan kebijakan dan perencanaan serta pelaksanaan kegiatan. Kegiatan surveilans meliputi pengumpulan, pengolahan dan diseminasi informasi hasil pengolahan data secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan khususnya indikator yang terkait dengan kinerja pembinaan gizi masyarakat. Pada tahun 2013 akan terus dilakukan upaya peningkatan kualitas kegiatan surveilans, tidak hanya pada kegiatan pelaporan, namun ditindaklanjuti dengan kegiatan pengolahan, analisis dan pengkajian data serta penyebarluasan informasi. Pelaporan secara online melalui website http://www.gizi.depkes.go.id/sigizi adalah bentuk fasilitas yang disediakan agar pelaporan dari kabupaten dan kota dapat dilakukan dengan cepat, akurat, lengkap teratur dan berkelanjutan, sehingga prioritas pembinaan teknis dalam hal penanggulangan masalah gizi dapat dipetakan. Selain itu sosialisasi pemanfaatan SMS Gateway untuk pelaporan cepat adanya kasus gizi buruk yang perlu segera ditindaklanjuti penanganannya di suatu wilayah, sudah dimulai pada tahun 2012 dan akan ditingkatkan pada tahun 2013.
G. Dukungan Manajemen Dukungan manajemen diperlukan untuk memfasilitasi dan memperlancar proses upaya kegiatan pembinaan gizi tahun 2013 yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan. Kegiatan dukungan manajemen tersebut antara lain: 26
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
1.
Administrasi Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta operasional kegiatan pembinaan gizi masyarakat, Direktorat Bina Gizi memerlukan dukungan operasional dalam bentuk administrasi kegiatan untuk memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut. Kegiatan ini meliputi antara lain untuk honorarium pengelola kegiatan dan belanja perkantoran serta fasilitas pendukung perkantoran.
2.
Perencanaan Pembinaan Gizi Masyarakat Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun perencanaan kegiatan pembinaan gizi masyarakat tahun 2014 baik di tingkat pusat maupun di tingkat provinsi. Rincian kegiatannya meliputi Konsolidasi Perencanaan Tingkat Pusat Tahun Anggaran 2014, Reformulasi Perencanaan, Persiapan Pembahasan dan Penelaahan Anggaran, Penyusunan Rencana Kerja Pembinaan Gizi serta Pemantapan Rencana Aksi Pembinaan Gizi. Kegiatan ini melibatkan tim perencana tingkat pusat dan daerah, praktisi, akademisi serta lintas program dan lintas sektor.
3.
Rapat Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor Dalam rangka mengetahui perkembangan dan kemajuan pelaksanaan kegiatan pembinaan gizi serta merespon perkembangan terkini dan isu-isu aktual yang berkembang diperlukan kegiatan rapat-rapat koordinasi baik lintas program dan lintas sektor sebagai wadah monitoring dan evaluasi kegiatan gizi. Rincian kegiatannya antara lain Rapat Koordinasi Pembinaan Gizi, Pertemuan Konsolidasi Tim Pembinaan Gizi Masyarakat, Rapat Koordinasi Perencanaan Pembinaan Gizi Masyarakat dan Workshop Cakupan Indikator Pembinaan Gizi.
4.
Laporan Pencapaian Kinerja Pembinaan Gizi Masyarakat Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian kinerja pelaksanaan kegiatan pembinaan gizi dari aspek keuangan maupun pencapaian indikator kegiatan gizi. Kegiatannya meliputi Penyusunan Laporan Keuangan dan Laporan PP 39, Penyusunan Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Pemerintah (LAKIP) serta Laporan Tahunan (LAPTAH) TA 2013. Kegiatan ini melibatkan lintas subdit di Direktorat Bina Gizi dan lintas program di Kementerian Kesehatan.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
27
5.
Dukungan Narasumber Pembinaan Gizi Masyarakat Dukungan narasumber pembinaan gizi bagi narasumber dan fasilitator pusat ke daerah bertujuan untuk memberikan dukungan, mengendalikan dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pelatihan teknis pembinaan gizi masyarakat maupun kegiatan koordinasi antara pusat dan daerah.
6. Pendampingan Perencanaan, Sistem Aplikasi Informasi (SAI) dan Sistem Aplikasi Barang Milik Negara (SABMN) Kegiatan pendampingan perencanaan bertujuan untuk menyamakan persepsi dengan daerah tentang kegiatan-kegiatan yang relevan dilakukan tahun anggaran 2014 sesuai komponen dasar perencanaan yang tergambar dalam draft awal RKAKL serta mempertajam perencanaan dan mengikuti alokasi anggaran untuk masing-masing provinsi. Kegiatan ini terintegrasi dengan kegiatan penyusunan laporan keuangan dekonsentrasi pembinaan gizi dan inventarisasi sarana program pembinaan gizi dimana penyusunan laporan ini diperlukan karena daerah harus mempertanggungjawabkan dana pembinaan gizi di daerah bukan hanya kepada Ditjen Bina Gizi dan KIA, tetapi juga kepada Direktorat Bina Gizi sebagai unit teknis.
28
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
V. MONITORING DAN EVALUASI Pelaksanaan program perbaikan gizi perlu dipantau dan dievaluasi serta dikendalikan apakah program telah dilaksanakan sesuai rencana. Informasi pencapaian program diperoleh dari kegiatan surveilans gizi Dinas Kesehatan kabupaten dan kota yang dikirimkan melalui Sistem Informasi Gizi (SIGIZI). Sedangkan untuk pelaporan kasus balita gizi buruk dikirimkan oleh petugas puskesmas dengan SMS-gateway. Untuk kelancaran pelaporan dimaksud diharapkan pengiriman laporan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan yaitu: 1.
Puskesmas ke kabupaten dan kota paling lambat tanggal 5 setiap bulannya
2.
Kabupaten dan kota ke provinsi dan pusat paling lambat tanggal 10 setiap bulannya.
Selanjutnya data yang dikirim akan diklarifikasi akurasi dan kelengkapan datanya, kemudian diolah dan dianalisa berdasarkan wilayah dan waktu oleh Tim Monev pusat. Tim Monev selanjutnya melakukan kajian laporan kegiatan pembinaan gizi dan mengidentifikasi masalah dan analisis penyebab untuk menentukan prioritas wilayah (provinsi, kabupaten/kota) untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan korektif bersama dengan tim wilayah yang akan dibina. Selanjutnya Tim pusat akan memantau secara terus menerus apakah kegiatan perbaikan di daerah tersebut sudah dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan. Untuk meningkatkan efektifitas kegiatan program perbaikan gizi data dan informasi tersebut diharapkan dapat didesiminasikan ke lintas program dan sektor terkait baik di pusat dan daerah.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
29
VI. PENUTUP Buku Rencana Kerja 2013 ini merupakan acuan bagi pelaksana kegiatan pembinaan gizi di tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota agar dapat menyamakan persepsi dan pemahaman tentang pembinaan gizi masyarakat di tahun 2013. Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam mendukung percepatan tercapainya target indikator pembinaan gizi di berbagai jenjang administrasi secara sinergis dan berkesinambungan. Kegiatan pembinaan gizi dapat terlaksana dengan dukungan sumber daya tenaga dan anggaran yang terencana dengan baik pada semua tingkat. Buku Rencana Kerja 2013 ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu diharapkan adanya masukan yang bermanfaat dari berbagai pihak demi kesempurnaan buku ini.
30
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
LAMPIRAN LAMPIRAN
KOMPOSISI SUPLEMENTASI GIZI: KOMPOSISI SUPLEMENTASI GIZI:
1. 1.Tablet Tambah Darah: Tablet Tambah Darah:
Tiap mengandung: TiapTablet Tabletsalut salut selaput selaput mengandung: Ferro 200 FerroSulfat SulfatEksikatus Eksikatus 200 mg mg (Setaradengan denganFe Feelemen elemen 60 mg) (Setara mg) AsamFolat Folat 0.25mg mg Asam 0.25
2. 2.Kapsul Vitamin Kapsul Vitamin A: A: VITAMIN A BIRU
VITAMIN A MERAH
Tiap kapsul mengandung: Vitamin A Palmitat 1,7 juta IU 64,7059 mg (Setara dengan Vitamin A 100.000 IU)
Tiap kapsul mengandung: Vitamin A Palmitat 1,7 juta IU 129,529 mg (Setara dengan Vitamin A 200.000 IU)
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
33
31
3. Bubuk Tabur Gizi “TABURIA”:
Tiap 1 gram bubuk TABURIA mengandung:
4. Garam Beriodium Garam beriodium adalah garam yang mengandung iodium (KIO3) 30 ppm sesuai dengan SNI Garam beriodium nomor SNI 3556:2010
32
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
KOMPOSISI PMT : 1.
PMT Bumil KEK : Zat Gizi yang dikandung makanan tambahan dihitung dalam 100 gram produk (Per Saji). Komposisi Gizi dalam 100 gram Produk (Per Saji) No
Zat Gizi
1 Energi 2
3
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Protein (kualitas protein tidak kurang dari 65% kasein standar)
Satuan
Kadar
kkal
min 500
g
min 15
g
min 25
g g
Lemak (kadar asam linoleat minimal 300 mg per 100 kkal atau 1,5 gram per 100 gram produk) Karbohidrat: Sukrosa Serat Vitamin A Vitamin D Vitamin E Thiamin Riboflavin
mcg mcg mg mg mg
15 – 17 min 5 min 800 min 5 min 15 min 1,3 min 1,4
Niasin
mg
min 18
Vitamin B12 Asam folat Vitamin B6 Asam Pantotenat Vitamin C Besi (as ferro fumarat) Kalsium (as Ca laktat) Natrium Seng Iodium Fosfor Selenium Fluor Air
mcg mcg mg mg mg mg mg mg mg mcg mg mcg mg %
min 2,6 min 600 min 1,7 min 7 min 85 maks 15 min 250 maks 500 maks 7,5 mini 100 maks 208 min 35 min 2,7 maks 5
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
33
2. MP-ASI Zat gizi yang terkandung dalam 100 gram produk harus memenuhi persyaratan mutu sebagai berikut:
Komposisi Gizi dalam 100 gram Produk (per saji)
34
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
3. PMT-AS Zat Gizi yang dikandung makanan tambahan dihitung dalam 60 gram produk (per saji). Komposisi Gizi dalam 60 gram (per saji) Zat Gizi Energi Protein (kualitas protein tidak kurang dari 65% kasein standar) Lemak (kadar asam linoleat minimal 300 mg per 100 kkal atau 900 mg per 60 gram produk) Karbohidrat: 4.1. Sukrosa 4.2. Serat Vitamin A Vitamin D Vitamin E Thiamin Riboflavin Niasin Vitamin B12 Asam folat Vitamin B6 Asam Pantotenat Vitamin C Besi (as ferro fumarat) Kalsium (as Ca laktat) Natrium Seng Iodium Fosfor Selenium Air
Satuan kkal g
Kadar minimum 300 minimum 6
g maksimum 13
g g mcg mcg mg mg mg mg mcg mcg mg mg mg mg mg mg mg mcg mg mcg %
maksimum 15 maksimum 5 minimum 600 minimum 5 minimum 11 minimum 1,0 minimum 1,0 minimum 12 minimum 1,2 minimum 300 minimum 0,6 minimum 3 minimum 15 minimum 13 minimum 250 maksimum 500 maksimum 11 minimum 100 125 -208 minimum 20 maksimum 5
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
35
DAFTAR BUKU RUJUKAN UTAMA PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
28. 29. 30.
Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015 Bagan dan Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk (Buku I dan II) Pedoman Training of Trainer (TOT) Tatalaksana Anak Gizi Buruk Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk Modul Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan Anak Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak Pedoman Kader Posyandu Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi Bangsa Indonesia Pedoman Penanggulangan Gizi Lebih bagi Anak Sekolah Strategi Nasional Penerapan Pola Konsumsi Makanan dan Aktivitas Fisik Pedoman Pelaksanaan Penanganan Gizi dalam Situasi Darurat Petunjuk dan Pelaksanaan Surveilans Gizi Khusus Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling Menyusui Panduan Peserta Pelatihan Konseling Menyusui Panduan Fasilitator Pelatihan Konseling Menyusui Pedoman Peserta Pelatihan Konseling MP-ASI Pedoman Pelatih Pelatihan Konseling MP-ASI Penyelenggaraan Pelatihan Konseling MP-ASI Pemberian Air Susu Ibu dan Makanan Pendamping ASI Buku Saku Inisiasi Menyusu Dini Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan bagi Balita Gizi Kurang (BOK) Jurnal GAKI Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Konsumsi Garam Beryodium untuk Semua (KGBS) di Rumah Tangga Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A Apa dan Mengapa tentang Vitamin A. Apa dan Mengapa tentang Taburia Panduan Praktis bagi Kader Pedoman penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putri dan Wanita Usia Subur Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit Permenkes tentang Penggunaan KMS bagi Balita
36
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
22. 23. 24. 25. 26. 27.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
37
38
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
39
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
No
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau Daerah Khusus Ibukota Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Daerah Istimewa Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia
Provinsi 98.603 292.492 103.752 136.971 67.479 157.556 36.172 155.670 27.847 47.088 171.333 838.295 552.602 53.215 570.762 214.189 67.646 99.049 118.475 87.691 44.602 76.158 85.491 40.072 56.441 159.135 55.502 21.831 27.625 37.829 24.665 19.841 50.458 4.596.537
Bayi (0 Tahun) 307.478 884.488 308.133 425.790 206.383 482.310 108.772 462.802 83.842 142.040 519.997 2.554.183 1.641.546 160.797 1.746.069 666.359 211.851 288.700 364.861 272.279 142.385 226.240 262.442 122.468 176.305 480.367 166.751 66.782 85.671 118.277 78.704 61.871 193.076 14.020.019
413.040 1.200.198 417.607 577.664 278.231 649.050 147.635 607.416 111.804 184.290 690.253 3.504.473 2.177.202 210.644 2.405.577 921.248 287.577 391.161 511.891 375.036 199.872 300.328 350.226 169.008 248.957 656.298 228.746 91.768 121.107 165.037 111.864 84.231 314.700 19.104.139
Anak Balita (1-4 Tahun)
Jumlah Sasaran *) Batita (0-2 Tahun)
Sumber: *) Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI Tahun 2013 **) Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI Tahun 2012 ***) Pusat Promosi Kesehatan, Kemenkes RI Tahun 2011
Jumlah Penduduk*) (Semua Umur) 4.671.874 13.391.231 5.035.311 6.143.674 3.329.887 7.857.437 1.799.668 7.880.769 1.339.774 1.937.577 10.001.943 45.472.830 32.684.579 3.560.080 38.268.825 11.523.018 4.139.690 4.651.648 4.971.802 4.508.968 2.328.823 3.840.547 3.967.793 2.354.668 2.787.164 8.305.154 2.370.549 1.110.294 1.252.071 1.662.965 1.114.917 846.711 3.310.715 248.422.956 511.643 1.492.686 521.355 714.637 345.710 806.606 183.807 763.080 139.651 231.376 861.581 4.342.772 2.729.781 263.857 2.976.344 1.135.443 355.224 490.206 630.371 462.730 244.477 376.481 435.717 209.082 305.401 815.432 284.248 113.599 148.733 202.868 136.531 104.071 365.176 23.700.676
Balita (0-4 Tahun)
Ibu Hamil (1,10 x lahir hidup) 110.644 335.046 118.847 155.281 76.500 180.479 41.435 178.318 31.569 53.383 192.255 950.358 620.078 59.713 640.456 245.351 75.906 113.460 135.712 100.449 50.048 87.238 95.930 45.428 64.653 182.287 63.577 25.007 31.644 43.333 28.253 22.727 57.203 5.212.568
ESTIMASI PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2013
Ibu Nifas (1,05 x lahir hidup) 105.615 319.817 113.445 148.223 73.023 172.275 39.552 170.213 30.134 50.957 183.516 907.160 591.893 56.999 611.344 234.199 72.456 108.303 129.543 95.883 47.773 83.273 91.570 43.363 61.714 174.001 60.687 23.870 30.206 41.363 26.969 21.694 54.603 4.975.636 144 157 89 63 62 106 43 69 20 26 52 220 268 42 441 56 29 84 128 96 70 49 94 88 72 225 74 23 35 61 28 39 99 3.152
Posyandu Puskesmas ***) Non Total Perawatan 186 330 7.039 398 555 13.861 171 260 6.680 144 207 4.679 114 176 2.992 211 317 5.775 135 178 1.818 207 276 7.480 40 60 948 43 69 859 288 340 4.241 826 1046 45.632 605 873 47.763 79 121 5.359 519 960 45.637 172 228 10.184 89 118 4.719 73 157 6.133 221 349 5.792 141 237 4.057 120 190 2.262 177 226 3.692 123 217 4.455 89 177 2.361 104 176 3.154 200 425 9.151 184 258 2.783 64 87 1.228 56 91 1.441 117 178 1.634 91 119 1.318 89 128 1.122 282 381 2.190 6.358 9.510 268.439
Puskesmas **) Puskesmas Perawatan
51 174 59 53 27 42 18 46 13 25 142 243 247 66 286 73 54 21 42 38 16 29 50 35 25 76 23 11 8 26 17 13 34 2.083
Rumah Sakit **)
RESUME 2013 RESUMEKEGIATAN KEGIATANDIREKTORAT DIREKTORATBINA BINA GIZI GIZI TAHUN TAHUN 2013 Kegiatan
No
40
A
Pendidikan Gizi dan Pemberdayaan Masyarakat 1. Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi 2. Sosialisasi Pencegahan dan Penanggulangan Stunting 3. Akselerasi Perbaikan Gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan Stunting 4. Sosialisasi dan Advokasi Penanggulangan Masalah GAKI 5. Advokasi Pengembangan Taburia di 7 (Tujuh) Provinsi Terpilih 6. Sosialisasi Surveilans Gizi dan SMS Gateway
B
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Gizi 1. Pelatihan Fasilitator dan Petugas a. Pelatihan TOT Penggunaan Standar Pertumbuhan Balita b. Peningkatan Kapasitas Fasilitator dalam Tatalaksana Gizi Buruk c. TOT Konselor Menyusui d. TOT Konselor MP-ASI e. Peningkatan Kapasitas Petugas Kesehatan Tentang Tatalaksana Kretin 2. Pembinaan Teknis a. Bimbingan Teknis dan Pendampingan b. Pembinaan Dan Evaluasi Rencana Aksi Pangan Dan Gizi c. Penguatan Posyandu Dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Kurang dan Gizi Buruk d. Pembinaan dan Pendampingan Pengelola Jasa Makanan e. Pembinaan dan Pendampingan Antisipasi Bencana
C
Suplementasi Gizi dan Alat Penunjang Obat Program Gizi 1. Taburia 2. 3. Antropometri Kit 4. Pengadaan Alat Test Cepat Garam Beriodium 5. MP-ASI Buffer Stock 6. PMT Bumil KEK Buffer Stock 7. PMT-Anak Sekolah (PMT-AS) untuk Provinsi Papua dan Papua Barat 8. Kit Konseling Menyusui 9. Penyediaan CD Software Nutriclin 10. Food Model 11. Buku Pedoman dan Materi KIE Gizi
D
Tatalaksana Gizi Buruk dan Penanganan Gizi Kurang
E
Penyusunan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) 1. Petunjuk Teknis Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi 2. Penyusunan Model Intervensi Pencegahan Stunting 3. Pedoman Gizi Haji 4. Penyusunan Pedoman Pelayanan Gizi Pada TBC 5. Pedoman Gizi Olahraga 6. Pedoman Asuhan Gizi Terstandar 7. Pengembangan Manual Monev Program Gizi 8. Modul Pelatihan Tatalaksana Kretin Draft Permenkes tentang Spesifikasi Kapsul Vitamin A 9. 10. Buku Saku Deteksi Dini Masalah Gizi Mikro 11. Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 12. Pedoman Sistem Kewaspadaan Gizi 13. Pedoman Pemberian TTD Ibu Hamil 14. Software Nutriclin
F
Surveilans Gizi
G
Dukungan Manajemen Administrasi Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat 1. Perencanaan Pembinaan Gizi Masyarakat 2. Rapat Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor 3. Laporan Pencapaian Kinerja Pembinaan Gizi Masyarakat 4. 5. Dukungan Narasumber Pembinaan Gizi Masyarakat 6. Pendampingan Perencanaan, SAI dan SABMN
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
41
41
2 Papua
Papua Barat
1 A
B
Sub Total -
1 Kab. Manokwari 2 Kab. Teluk Bintuni 3 Kota Sorong
1 Kab. Biak Numfor 2 Kab. Keerom 3 Kota Jayapura Sub Total Papua
3
Kabupaten/Kota 4
8,1 11,9 7,8
12,7 7,9 11,1
Prevalensi Kurus 5
0
6 22.030 11.438 42.118 75.586
7
(Anak)3)
Sasaran
713 147.600
229 26.722 71 10.541 81 34.751 381 72.014
162 73 97 332
Jml Pusk Jml SD3)
Keterangan 2 Data sekolah diambil dari Data Diknas 2011 (http/Dapodik.org)
Jumlah
Propinsi
No
12 12 12
12 12 12
60 60 60
60 60 60
4 4 4
4 4 4
425.088
207.400
76.959 30.358 100.083
63.446 32.942 121.300 217.688
60.000 60.000 60.000
60.000 60.000 60.000
25.505.280.000
4.617.540.000 1.821.480.000 6.004.980.000 12.444.000.000
3.806.760.000 1.976.520.000 7.278.000.000 13.061.280.000
Lama Berat per Frekuensi Jumlah Unit Cost Jumlah Biaya Pemberian pemberian per pemberia (Rp) 4) (Rp) (Minggu) (gr) Minggu n (kg) 8 9 10 11 12 13
RENCANA DISTRIBUSI PMT-AS PAPUA DAN PAPUA BARAT TAHUN 2013
ALOKASI DISTRIBUSI TABURIA TAHUN 2013 No.
PROVINSI/KABUPATEN-KOTA
1 Sumatera Utara 1 Mandailing Natal 2 Tapanuli Tengah 3 Dairi 4 Kota Medan 2 Sumatera Selatan 1 Ogan Komirin Ilir 2 Lahat 3 Musi Rawas 4 Kota Palembang 1 Landak 2 Ketapang 3 Sintang 4 Kota Pontianak 4 Nusa Tenggara Barat (NTB) 1 Lombok Barat 2 Lombok Tengah 3 Lombok Timur 4 Kota Mataram 5 Nusa Tenggara Timur (NTT) 1 Sumba Barat 2 Kabupaten Kupang 3 Timor Tengah Utara 4 Kota Kupang 6 Sulawesi Selatan 1 Jeneponto 2 Maros 3 Pangkajene Kepulauan 4 Kota Makassar 7 Lampung 1 Lampung Utara 2 Tulang Bawang 3 Way Kanan 4 Tenggamus 8 Jawa Barat 1 Kota Tasikmalaya 2 Sumedang 3 Tasikmalaya 4 Cianjur 9 Sulawesi Tenggara 1 Kab Wakatubi
964.200 747.360 661.260 5.007.900 1.746.240 920.520 1.288.839 3.499.920 852.720 1.026.180 870.180 1.360.589 1.440.720 2.109.667 2.641.260 960.720 272.229 746.915 591.240 824.659 855.000 780.720 749.819 3.214.020 1.410.000 87.756 84.975 86.520 1.558.472 2.565.318 2.954.597 4.191.276 541.938
10 Kalimantan Timur 1 Kota Samarinda 11 Jawa Tengah 1 Rembang 2 Brebes 3 Karanganyar 4 Blora 12 Sulteng 1 Donggala 2 Sigi 13 Maluku Utara 1 Ternate
1.515.521 933.056 1.264.737 1.347.116 734.060 630.720 375.000 132.060
JUMLAH
54.546.000
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
42
TABURIA (saset)
42
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
RENCANA DISTRIBUSI Alat Tes Cepat Garam Beriodium (TPG KIT) TAHUN 2013 Alokasi Alat Tes Cepat Garam Beriodium (set) Stok Stok Jumlah Provinsi Kab
Jumlah Kab/Kota
Jumlah Desa/ Kelurahan
1 Aceh
23
6.429
33
804
837
2 Sumatera Utara
33
5.687
33
711
744
3 Sumatera Barat
19
1.014
33
127
160
4 Riau
12
1.629
33
204
237
5 Jambi
11
1.406
33
176
209
16 10 15 7 7 6 27 35 5 38 8 9 10 22 14
3.126 1.448 2.423 361 351 267 5.863 8.589 438 8.523 1.535 714 962 2.925 1.958
33 33 33 29 21 26 33 33 21 33 33 33 33 33 33
391 181 303 46 44 34 733 1.074 55 1.066 192 90 121 366 245
424 214 336 75 65 60 766 1.107 76 1.099 225 123 154 399 278
21 Kalimantan Tengah
14
1.469
33
184
217
22 Kalimantan Selatan
13
1.984
33
248
281
23 Kalimantan Timur
10
1.460
33
183
216
24 Sulawesi Utara 25 Sulawesi Tengah 26 Sulawesi Selatan
15 12 24
1.634 1.740 2.955
33 33 33
205 218 370
238 251 403
27 Sulawesi Tenggara
13
1.971
33
247
280
88 72 113 133 500 172
121 105 146 166 533 205 450 11.200
No.
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
28 29 30 31 32 33 34
Provinsi
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Babel Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali NTB NTT Kalimantan Barat
Gorontalo 6 700 33 Sulawesi Barat 6 570 33 Maluku 11 902 33 Maluku Utara 10 1.062 33 Papua 29 3.997 33 Papua Barat 13 1.373 33 Stok Pusat Total 503 77.465 1.504 • 1 set TPG Kit berisi 8 botol alat tes cepat garam beriodium, • Setiap desa mendapat 1 botol alat tes cepat garam beriodium
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
9.696
43
43
LAPORAN PENCAPAIAN INDIKATOR PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT LAPORAN PENCAPAIAN INDIKATORKINERJA KINERJA PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT TAHUN 2012 TAHUN 2012 % Cakupan Pencapaian Indikator No
Provinsi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
44
Jumlah Balita Gizi RT Buruk yang Balita 0-59 Bulan Ibu Hamil Vitamin A ASI Eksklusif Mengonsumsi Ditemuan dan ditimbang Berat Mendapat balita 6-59 Bayi 0-6 Garam Mendapat Badannya (D/S) 90 TTD Bulan Bulan Beriodium Perawatan 617 670 539 65 122 178 151 202 133 284 1.147 6.762 2.972 451 10.848 5.063 79 556 3.594 193 55 124 384 73 304 408 273 961 581 316 87 1.605 2.905 42.702
66,6 75,8 72,9 60,7 74,4 74,5 69,2 74,9 60,9 59,7 53,3 83,6 82,1 79,0 87,8 68,8 81,7 79,6 78,6 57,7 56,8 71,5 61,3 75,5 59,6 73,5 62,3 81,0 73,4 60,2 52,5 48,9 31,0 75,1
82,3 78,3 71,6 86,4 89,8 88,8 85,0 80,6 92,3 71,2 101,9 89,3 91,1 89,6 83,8 87,2 92,7 84,3 72,0 86,9 115,3 75,8 69,1 82,9 81,3 88,8 75,6 83,1 74,0 82,0 76,4 32,0 33,3 85,0
87,8 78,0 85,2 78,7 85,4 80,8 85,6 81,8 83,2 70,2 77,0 84,6 98,4 99,1 80,7 71,6 96,2 96,5 84,8 78,1 92,2 87,9 68,0 90,5 79,7 86,8 84,1 76,9 87,4 69,1 54,4 47,9 41,8 82,8
75,2 97,1 93,2 83,0 99,1 97,9 96,7 93,1 97,6 87,1 94,2 86,0 97,3 93,5 81,3 74,6 67,2 95,1 94,8 95,2 97,2 98,3 93,4 91,4 95,4 100,0 94,1 59,6 86,8 87,9
38,0 32,2 61,2 45,6 48,7 57,7 66,0 57,2 40,6 37,3 59,0 34,4 42,7 58,2 64,5 47,9 66,9 69,8 59,5 45,0 43,8 49,3 60,9 36,1 30,4 62,9 50,5 45,0 67,0 32,4 61,7 20,6 48,6
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
DATA DAN FASILITATOR PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DI SELURUH DATA JUMLAH JUMLAHEND END– USER - USER DAN FASILITATOR PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DI SELURUH INDONESIA S.D. DESEMBER 2012 INDONESIA S.D. DESEMBER 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Provinsi DI Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Selatan Lampung Jambi Riau Bangka Belitung Kepulauan Riau Bengkulu Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Timur Jawa Tengah DI Yogyakarta Bali NTB NTT Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat TOTAL
End User 61 62 55 60 81 20 40 60 50 62 20 27 104 80 84 120 40 142 20 60 50 23 70 40 40 22 22 40 40 40 32 62 20 1749
Fasilitator 3 11 6 10 4 3 2 2 13 2 1 33 9 8 1 4 4 15 11 10 4 4 2 12 2 2 1 2 4 2 3 3 193
ctt: data berasal dari provinsi dan kabupaten yang melibatkan fasilitator pusat, masih perlu disesuaikan bila ada yang melaksanakan tanpa NS pusat
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
45
45
DAFTAR JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG SUDAH DILATIH TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK TAHUN 2004 - 2012
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
PROPINSI NAD SUMUT RIAU KEP.RIAU JAMBI SUMBAR BENGKULU SUMSEL BABEL LAMPUNG DKI JAKARTA BANTEN JAWA BARAT JAWA TENGAH DIY JAWA TIMUR BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALTIM KALSEL SULUT GORONTALO SULTENG SULSEL SULTRA SULBAR MALUKU MALUKU UTARA PAPUA PAPUA BARAT TOTAL
Jumlah Kabupaten / Kota 23 33 12 7 11 19 10 15 7 14 6 8 26 35 5 38 9 10 21 14 14 14 13 15 6 11 24 12 5 11 9 29 10 496
Puskesmas Perawatan Puskesmas Non Perawatan Rumah Sakit Jumlah Pengelola Jml Puskesmas Jml. Tenaga Dilatih Jml Puskesmas Jml. Tenaga Dilatih JML RS Jml. Tenaga Dilatih TFC Program JML Dilatih dr Pr/Bd AG JML Dilatih dr Pr/Bd AG JML Dilatih dr/SpA Pr/Bd AG 1 26 115 101 64 66 68 194 14 12 12 11 35 14 10 12 19 155 77 77 77 77 372 65 65 65 65 147 28 28 28 28 19 26 67 65 65 77 57 138 12 12 13 11 28 13 11 7 12 1 2 0 5 24 20 35 43 24 37 0 0 0 0 13 8 12 12 13 2 15 56 48 26 34 27 107 0 0 0 0 18 12 11 12 12 87 77 74 76 92 167 50 50 51 50 20 18 18 19 21 15 8 38 16 15 14 14 139 0 0 0 0 10 10 6 2 8 1 13 80 49 34 43 40 204 90 90 90 90 34 12 34 4 9 11 1 3 8 20 13 13 16 15 35 7 6 9 6 8 8 10 10 10 1 4 51 26 19 30 22 213 0 0 0 0 22 14 12 13 14 4 10 51 5 2 3 2 288 0 0 0 0 124 17 17 16 16 46 46 35 34 36 150 0 0 0 0 27 8 4 3 8 3 10 5 12 171 119 31 35 25 837 15 4 4 15 144 22 21 22 21 1 7 264 67 72 85 64 603 0 0 0 0 182 39 39 39 39 42 30 30 30 30 79 27 27 28 26 5 7 6 8 8 3 2 365 80 51 49 57 579 0 0 0 0 171 11 42 31 32 12 36 27 24 24 0 19 88 88 87 0 85 34 9 9 9 9 0 9 107 101 51 54 55 45 9 9 9 9 12 9 9 12 10 35 15 6 20 93 29 31 46 36 195 0 0 0 0 24 24 23 32 29 94 23 4 4 4 135 0 0 0 0 28 2 2 2 2 21 6 57 41 16 15 16 114 0 0 0 0 17 15 14 14 16 0 6 100 50 30 31 29 107 0 0 0 0 31 1 1 1 1 0 2 46 18 19 18 19 167 20 20 20 20 26 17 15 18 17 5 7 72 12 6 6 6 87 0 0 0 0 22 2 2 2 1 1 1 25 16 12 5 18 59 23 0 23 23 7 7 7 7 7 7 9 73 24 20 27 20 98 4 3 3 4 13 13 13 25 19 3 36 205 143 8 8 8 190 0 0 0 0 62 3 3 3 3 2 5 240 45 45 44 46 0 0 0 0 0 14 14 12 13 13 1 26 31 6 6 6 6 46 0 0 0 0 1 1 2 2 2 0 4 53 0 0 0 0 103 0 0 0 0 19 1 1 1 1 1 1 29 15 14 16 17 79 0 0 0 0 12 9 9 9 9 1 193 2 2 7 89 32 19 19 16 224 4 3 6 3 18 2 2 2 36 24 17 31 17 69 0 0 0 0 10 3 2 2 3 1 3 3009 1442 965 1042 982 5948 428 388 293 418 1338 373 407 392 414 168 535
Keterangan: dr : dokter Pr/Bd : perawat/bidan AG : ahli gizi SPA : spesialis anak TFC : Theurapeutic Feeding Centre
46
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
DISTRIBUSI KONSELOR DAN FASILITATOR PELATIHAN KONSELING MENYUSUI MENURUT PROVINSI Jumlah Konselor ASI Per Provinsi di Indonesia Tahun 2012 Tahun 2012
dan Target sampai Tahun 2014
No 1 2 3
Provinsi
Jumlah Konselor
NoSumateraProvinsi Utara Sumatera Barat
1 Aceh Riau 2 Sumatera Utara Jambi 3 Sumatera Barat 6 Sumatera Selatan 4 Riau 7 Bengkulu 5 Jambi 8 Lampung 6 Sumatera Selatan 9 Bangka Beilitung 7 Bengkulu 10 Kepulauan Riau 8 Lampung 11 Jakarta 9 DKIBangka Beilitung 12 Jawa Barat 10 Kepulauan Riau 13 Jawa Tengah 11 DKI Jakarta 14 12DI Yogyakarta Jawa Barat 15 Timur 13Jawa Jawa Tengah 16 14Banten DI Yogyakarta 17 15BaliJawa Timur 18 16Nusa Tenggara Barat Banten 19 17Nusa Tenggara Timur Bali 20 18Kalimantan BaratBarat Nusa Tenggara 21 19Kalimantan Tengah Nusa Tenggara Timur 22 20Kalimantan Selatan Kalimantan Barat 23 21Kalimantan Timur Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan 24 22Sulawesi Utara Kalimantan Timur 25 23Sulawesi Tengah Sulawesi Utara 26 24Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah 27 25Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan 28 26Gorontalo Sulawesi Tenggara 29 27Sulawesi Barat Gorontalo 30 28Maluku Sulawesi Barat 31 29Maluku Utara 30Papua Maluku 32 Barat 31Papua Maluku Utara 33 32Indonesia Papua Barat 33 Papua Indonesia 4
Jumlah Fasilitator
Jumlah 612 Jumlah Konselor s.d114 Fasyankes (RS Sept 2012 350 dan PP) 612 344 210 114 630 100 350 283 213 210 204 70 100 181 124 213 318 34 70 178 66 124 286 87 34 62 148 46 74 54 87 463 190 118 1152 28 54 1031 38 190 153 4 28 1115 179 38 223 839 4 148 20 179 158 4 839 314 25 20 257 38 4 184 25 239 24 38 238 112 24 181 19 112 184 22 19 457 38 22 238 40 38 79 61 40 78 4 61 154 43 4 104 19 43 115 3929 19 284 3.932 6.033
Aceh
5
Jumlah Motivator
Target 102013 65 5
612 194 350 12 250 2 140 33 253 3 110 1 164 30 54 30 66 26 167 21 198 11 134 2 190 3 108 31 78 65 97 10 179 3 839 1 60 2 44 2 65 4 78 14 64 2 132 2 59 1 62 2 58 1 60 81 2 44 5 63 415 59 5.112 13 1
DISTRIBUSI KONSELOR DAN FASILITATOR PELATIHAN KONSELING MP-ASI MENURUT PROPINSI TAHUN 2012
Target 2014 612 274 350 290 180 293 150 204 64 76 247 278 214 190 108 118 210 137 179 839 100 84 105 118 104 172 99 102 79 78 121 84 103 210 99 6.331
Jumlah Fasilitator Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) Tahun 2012 No
No 1 Aceh
Provinsi Uraian
Provinsi
2 Sumatera Utara 1 Aceh
3 Sumatera Barat 2 Jawa Tengah
3 5 Jawa Barat 4
4 Riau
6 Jawa Tengah
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
Pusat Barat 7 Nusa Tenggara
1 Direktorat 8 Nusa Tenggara Timur Gizi 2 Poltekes 9 Others (Central Level) Poltekkes Jkt 2 dan Jkt 3 RSCM
Indonesia
Konseling MP-ASI Fasilitator Konselor Fasilitator Fasilitator (Orang) untuk Kader(Orang) TOT 4 5
2 2 6 1 6 5
22
PERSAGI, PERINASIA, PDGMI
2 3 7
120
1 1 -
9 4 21 7
1
6
20 17 20 63 24 105 19 5 1
2
2
Dit. BGM
11
11
Total
51
388
Rencana Kerja Pembinaan GiziMasyarakat MasyarakatTA TA2013 2013 Rencana Kerja Pembinaan Gizi Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
47 49
47
Daftar Singkatan AGB ASI BB/PB BB/TB BB/U BGM BOK CFC D/S EIU GAKI Gernas IP-GAKI Jampersal Jamkesmas KEK KEP KIA KIE KMS KVA LAKIP LAPTAH LiLA MDG Monev MP-ASI NICE 48
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Anemia Gizi Besi Air Susu Ibu Berat Badan Menurut Panjang Badan Berat Badan Menurut Tinggi Badan Berat Badan Menurut Umur Bawah Garis Merah Bantuan Operasional Kesehatan Community Feeding Centre Balita ditimbang berat badannya Ekskresi Iodium dalam Urin Gangguan Akibat Kurang Iodium Gerakan Nasional Intensifikasi Penanggulangan GAKI Jaminan Persalinan Jaminan Kesehatan Masyarakat Kurang Energi Kronis Kurang Energi Protein Kesehatan Ibu Anak Komunikasi Informasi Edukasi Kartu Menuju Sehat Kurang Vitamin A Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Pemerintah Laporan Tahunan Lingkar Lengan Atas Millenium Development Goal Monitoring Evaluasi Makanan Pendamping Air Susu Ibu Nutrition Improvement through Community Empowerment Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
NSPK Perda Permendagri PGBM Posyandu Puskesmas PMBA PMT PMT-AS PPKK PTM Renstra Riskesdas RKA-KL RSUD RT SAI SABMN SEANUTS SDKI SIGIZI SKRT TFC TOT TTD WHO
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Peraturan Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat Pos Pelayanan Terpadu Pusat Kesehatan Masyarakat Pemberian Makan Bayi dan Anak Pemberian Makanan Tambahan Program Makanan Tambahan Anak Sekolah Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Penyakit Tidak Menular Rencana Strategis Riset Kesehatan Dasar Rencana Kegiatan Anggaran Kementerian Lembaga Rumah Sakit Umum Daerah Rumah Tangga Sistem Aplikasi Informasi Sistem Aplikasi Barang Milik Negara South East Asia Nutrition Survey Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Sistem Informasi Gizi Survei Kesehatan Rumah Tangga Theurapeutic Feeding Centre Training of Trainer Tablet Tambah Darah World Health Organisation
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013
49
50
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013