Refleksi Agribisnis:
65 Tahun Profesor Bungaran Saragih
R1_Refleksi AGB.indd 1
07/04/2010 19:01:37
R1_Refleksi AGB.indd 2
07/04/2010 19:01:37
Refleksi Agribisnis:
65 Tahun Profesor Bungaran Saragih
Editor: Bayu Krisnamurthi Rachmat Pambudy Frans BM Dabukke
R1_Refleksi AGB.indd 3
07/04/2010 19:01:38
Refleksi Agribisnis:
65 Tahun Profesor Bungaran Saragih Editor: Bayu Krisnamurthi Rachmat Pambudy Frans BM Dabukke Editor Bahasa Desain Cover Lay Out Proof Reader
: Hans Baihaqi : Deni : Andri Alamsyah : Sinta Wulandari
Copyright © 2010 PT Penerbit IPB Press Kampus IPB Taman Kencana Bogor dan Food and Agribusiness Center Kumbang 31 Bogor Edisi Pertama Cetakan Pertama: April 2010 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang Dilarang memperbanyak buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit ISBN: 000-000-000--000-0
R1_Refleksi AGB.indd 4
07/04/2010 19:01:38
Kata Pengantar
Tak dapat dipungkiri, pemikiran dan paradigma “Pembangunan Sistem dan Usaha Agribisnis” melekat sekali dengan nama Profesor Bungaran Saragih. Memang di Indonesia, istilah dan konsep agribisnis telah ada sebelumnya. Tetapi popularitas dan penerimaan publik (public acceptance) akan pemikiran dan paradigma ini melesat seiring dengan kiprah Prof. Bungaran Saragih. Pemikiran dan paradigma ini berevolusi dan bertumbuh mulai dari sebagai salah satu alternatif strategi industrialisasi dan cara baru melihat pertanian menjadi strategi dan kebijakan pembangunan pertanian bahkan sudah mulai berkembang menjadi paradigma baru dalam pembangunan ekonomi. Dan masih belum banyak buku maupun literatur lain yang berisi pembahasan atau analisis sistem dan usaha agribisnis di Indonesia dalam konteks tersebut. Penerbitan buku ini merupakan kelanjutan tradisi di lingkungan IPB beberapa tahun belakangan ini untuk menerbitkan buku dalam rangka purna bakti guru besar. Dan IPB Press bangga sekaligus berterima kasih dapat menjadi bagian dari tradisi tersebut. Buku ini diterbitkan dalam rangka purna bakti Profesor Bungaran Saragih sebagai guru tetap di Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manejemen IPB. Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung serta mensponsori penerbitan buku ini. Penerbitan buku ini kiranya dapat menyumbang dan berkontribusi dalam memperkaya literatur dan pustaka tentang agribisnis di perguruan tinggi khususnya dan di Indonesia umumnya. Buku ini ditulis format yang semi-populer dan ditulis oleh kontributor dari berbagai bidang dan kalangan dan langsung terkait dengan sistem dan usaha agribisnis. Dengan begitu buku ini dapat menjadi bacaan dan literatur serta acuan untuk berbagai kalangan umum, baik itu dosen dan mahasiswa di perguruan tinggi, aparat pemerintah baik pusat maupun daerah, para pelaku usaha dan bisnis, bahkan bagi para petani dan khalayak umum lainnya. Bogor, April 2010 Penerbit
R1_Refleksi AGB.indd 5
07/04/2010 19:01:38
R1_Refleksi AGB.indd 6
07/04/2010 19:01:38
Kata Sambutan
Dalam sejarah ekonomi Indonesia, pemikiran dan paradigma “Pembangunan Sistem dan Usaha Agribisnis” tidak dapat dipisahkan dengan nama Profesor Bungaran Saragih. Sebagai akademisi dan Menteri Pertanian, Prof. Bungaran tidak saja mempromosikan sistem dan usaha agribisnis di Indonesia tetapi juga menerapkannya sebagai kerangka dan strategi pembangunan pertanian nasional. Sistem dan usaha agribisnis saat ini tidak lagi terbatas hanya cara baru melihat sektor pertanian saja tetapi telah berkembang menjadi salah satu strategi dan pendekatan dalam pembangunan ekonomi nasional. Tahun 2010 ini Prof. Bungaran Saragih berusia 65 tahun dan akan memasuki masa purnabakti sebagai Guru Besar Tetap di Departmen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (FEM-IPB). Melanjutkan tradisi di lingkungan IPB maka kami sebagai pemrakarsa bersama-sama dengan murid-murid dan kolega-kolega beliau berinisiatif menerbitkan buku “Refleksi Agribisnis, 65 Tahun Profesor Bungaran Saragih”. Penerbitan buku ini kiranya dapat menjadi sumbangsih dan kenangan, dan kiranya buku ini juga dapat berkontribusi bagi kemajuan agribisnis di Indonesia dan penyebarluasan pemikiran dan paradigma sistem dan usaha agribisnis bagi generasi berikutnya di masa mendatang. Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung serta mensponsori penerbitan buku ini. Kami juga mengucapkan terima kasih atas kerja keras, kerja sama, dan kerja cerdas seluruh teman-teman dan kolega yang telah mempersiapkan penerbitan buku ini dengan baik: Departemen Agribisnis FEM-IPB, IPB Press dan Food and Agribusiness Center, para kontributor, Editor, dan pihak lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Semoga buku ini dapat menjadi tonggak baru dalam perjalanan agribisnis Indonesia.
Jakarta, April 2010 Bayu Krisnamurthi
R1_Refleksi AGB.indd 7
07/04/2010 19:01:38
R1_Refleksi AGB.indd 8
07/04/2010 19:01:38
Pengantar Editor
Pemikiran tentang sistem agribisnis baik sebagai cara baru melihat pertanian maupun sebagai suatu strategi pembangunan pertanian di Indonesia, berkembang pertengahan tahun 1990-an ditengah berkembangnya semangat dan harapan perekonomian nasional akan melewati tahapan lepas landas (take-off). Pada momen ini muncul perdebatan dan pergulatan pemikiran dan konsep tentang arah dan strategi industrialisasi nasional sebagai strategi pembangunan nasional memasuki tahapan tinggal landas, yaitu tahapan pembangunan jangka panjang tahap II (PJP-II). Dan sistem agribisnis muncul sebagai salah satu alternatif strategi industrialisasi dengan pengembangan agroindustri sebagai salah satu sektor yang memimpin atau a leading sector. Dalam perkembangannya kemudian, sistem agribisnis ini bermetamorfosa menjadi suatu paradigma dalam pembangunan berbasis pertanian. Tak dapat dipungkiri, dari awal munculnya pemikiran ini sampai saat ini, pembangunan sistem dan usaha agribisnis (termasuk pertanian didalamnya) memiliki tetap posisi dan peranan yang sangat strategis dan mendasar dalam pembangunan ekonomi nasional. Walaupun apakah sudah dapat sebagai suatu sektor yang memimpin (a leading) atau suatu sektor penggerak utama (a prime mover) masih terus diperdebatkan dan dipertanyakan. Dengan mempelajari dan menganalisis perjalanan sejarah pembangunan ekonomi nasional dari sejak awal masa pembangunan tahun 1970-an sampai tahun 2000-an, posisi dan peranan pembangunan sistem dan usaha agribisnis (termasuk pertanian) bukannya semakin surut malah tetap strategis bahkan mendasar. Sistem dan usaha agribisnis masih tetap menjadi sektor utama (megasektor) penghasil pangan Indonesia; penyumbang pertumbuhan ekonomi nasional yang relatif besarsignifikan; solusi dan atau jangkar atau sektor penopang pemulihan ekonomi dari krisis ekonomi (baik krisis ekonomi 1997-1998 maupun krisis ekonomi global 2009 lalu); sumber pendapatan, lapangan pekerjaan dan usaha utama sebagian besar penduduk; penyumbang devisa utama bagi negara; sektor yang menghasilkan komoditas dan produk unggulan yang mampu bersaing secara global; dan lainnya. Peranan dan kontribusi yang strategis di atas berlangsung terus di saat perekonomian kita menghadapi persoalan-persoalan pokok pembangunan ekonomi nasional seperti : gejala deindustrialisasi; pertumbuhan ekonomi
R1_Refleksi AGB.indd 9
07/04/2010 19:01:38
x
Refleksi Agribisnis: 65 Tahun Profesor Bungaran Saragih
yang masih belum mampu membawa Indonesia sejajar dalam pendapatan per kapita dengan bangsa-bangsa di Asia seperti Thailand dan Malaysia; hambatan struktural yang parah karena kontribusi produk domestik bruto (atau nilai tambah) pertanian mulai menurun walau tetap strategis sementara tenaga kerja dan kemiskinan di pertanian belum mampu dikurangi; jebakan produktifitas tenaga kerja yang relatif stagnan dan rendah di sektor pertanian; ancaman perubahan klimatologi global (global climate change); dan lainnya. Sementara itu, dukungan baik pembiayaan dan kebijakan di dan untuk agribisnis (in and for agribusiness), termasuk didalamnya untuk sektor pertanian, tetap rendah dan stagnan. Proporsi kredit perbankan stagnan di level 5 (lima) persen dalam jangka menengah dan panjang, sudah lebih puluhan tahun rehabilitasi dan pembangunan infrastruktur yang melayani agribisnis mandeg (irigasi, jalan, pelabuhan, sarana pengolahan,dll), muncul dan berkembangnya petani-pengusaha (atau wirausaha atau entepreneur) di bidang agribisnis relatif lambat, penerapan dan pengembangan inovasi dan teknologi tepat-guna di bidang agribisnis juga relatif lambat sehingga produktifitas tetap stagnan dalam kondisi ketersediaan sumberdaya baik lahan, sarana produksi, klimat, dan modal yang semakin terbatas, dan lainnya. Bersamaan dengan kondisi di atas, lingkungan baik domestik dan internasional/global telah mengalami perubahan dan pergeseran yang mendasar dan menyeluruh. Tetapi seperti yang dituliskan oleh beberapa penulis dalam buku ini, sistem dan usaha agribisnis (termasuk pertanian didalamnya) mampu menunjukkan kinerja dan kontribusi yang tetap strategis bahkan sangat vital menurut salah seorang Editor. Sehingga strategi dan kebijakan revitalisasi pertanian menjadi acuan dan dasar strategi pembangunan pertanian yang dilaksakan dalam masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sampai sekarang. Dalam kondisi struktural perekonomian yang sedang kita hadapi saat ini, alternatif yang ada baik itu sebagai strategi pembangunan ekonomi atau sektor yang memimpin (leading sector) sangat terbatas (limited). Disinilah muncul suatu dilema bagi perekonomian nasional. Memang kita berharap sektor industri dapat bertumbuh dan mengambil peranan strategis dalam perekonomian kita lalu ditambah dengan pertumbuhan sektor jasa. Tetapi dalam kenyataannya, harapan ini masih jauh dari yang kita harapkan. Dan yang ada di depan mata kita adalah kontribusi dan peranan sistem dan usaha agribisnis yang masih relatif dominan atau masih berbasis pada sistem dan usaha agribisnis. Kondisi ketimpangan dan perkembangan perekonomian
R1_Refleksi AGB.indd 10
07/04/2010 19:01:38
Pengantar Editor
xi
yang timpang atau tidak seimbang (strucutral imbalance development progress) harus segera dicarikan jalan keluarnya dalam jangka menengah dan dalam jangka panjang. Mungkin inilah salah satu horizon dan tantangan (frontier) masa depan sistem dan usaha agribisnis. Gambaran sejarah awal dan konteks munculnya pemikiran dan paradigma sistem dan usaha agribisnis serta perkembangannya sepuluh tahun terakhir ini akan dijelaskan dalam buku. Diharapkan para pembaca dapat memposisikan dan melihat perkembangan sejarah paradigma sistem agribisnis ini secara historikal, utuh dan menyeluruh. Dan juga dapat memahami dan menerawang tantangan dan agenda di masa mendatang. Sejarah dan perkembangan pemikiran ini akan menarik karena ditulis langsung oleh para murid, para akademisi, para kolega dan pemangku kepentingan lainnya yang menjadi pelaku dan saksi dari perkembangan pemikiran ini.Walau dalam buku ini tidak diikutsertakan perbandingan atau analisis kritis komparasi dengan alternatif pemikiran atau paradigma lainnya, yang disadari tentu ada dan berkembang juga bersama dengan pemikiran dan paradigma sistem agribisnis. Ide di atas yang menjadi kerangka dasar dari buku Refleksi Agribisnis: 65 Tahun Profesor Bungaran Saragih ini. Seluruh tulisan diurutkan untuk menggambarkan perjalanan waktu (timeline) di atas. Tulisan dalam buku ini ditulis mulai dari murid-murid, kolega perguruan tinggi, dan kolega profesional, para pejabat, dan para pelaku usaha yang berkaitan dengan perjalanan karier akademis,karier profesional dan karier pribadi Profesor Bungaran Saragih selama ini. Seluruh tulisan dalam buku ini menyumbang besar dan mampu menggambarkan refleksi dari pemikiran dan paradigma agribisnis, yang sangat dekat dengan sosok dan pribadi Prof. Bungaran Saragih. Bahkan beberapa penulis menyebutkan sebutan atau panggilannya sendiri tentang kedekatan paradigma agribisnis ini dengan Prof. Bungaran Saragih. Para penulis ini mewakili hampir sebagian besar pemangku kepentingan sistem agribisnis nasional, walau terasa masih banyak kontributor lain yang seharusnya menyumbangkan pemikiran dan tulisan dalam buku ini. Mengingat keterbatasan waktu, keinginan ini terpaksa ditunda mungkin untuk penerbitan buku ini berikutnya. Buku ini disusun dan diterbitkan dalam rangka purna bakti sebagai Guru Besar Tetap Prof. Bungaran Saragih di Departemen Agribisnis FEM-IPB sera bertepatan dengan usia yang ke-65 (enam puluh lima) tahun beliau. Buku ini diharapkan menjadi kenangan dan sumbangsih bagi Institut Pertanian Bogor dan Departemen Agribisnis-FEM-IPB secara khusus serta bagi perkembangan
R1_Refleksi AGB.indd 11
07/04/2010 19:01:38
xii
Refleksi Agribisnis: 65 Tahun Profesor Bungaran Saragih
sistem agribisnis (termasuk pertanian didalamnya) secara umum. Dengan format yang populer dan lugas, buku ini dapat menjadi bacaan dan acuan bagi kalangan luas baik itu dosen dan mahasiswa di perguruan tinggi, aparat pemerintah baik pusat maupun daerah, para pelaku usaha dan bisnis, bahkan bagi para petani dan khalayak umum. Bogor, Maret 2010 Bayu Krisnamurthi Rachmat Pambudy Frans B. M. Dabukke
R1_Refleksi AGB.indd 12
07/04/2010 19:01:39
Sekilas Tentang Profesor Bungaran Saragih
Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, MEc menyelesaikan pendidikan S-l dari Institut Pertanian Bogor (IPB) bidang Sosial Ekonomi (1971), lalu meraih S-2 dengan mayor dalam bidang Ekonomi (MEc) dan minor dalam bidang Statistika dari North Carolina State University, Amerika Serikat. Di universitas yang sama ia menyelesaikan S-3 (Ph.D) dengan mayor bidang Ekonomi dan minor bidang Sosiologi. Pada tahun 1079, menerima penghargaan internasional masyarakat pertanian untuk prestasi istimewa akademik, Gamma Sigma Delta. Pria kelahiran Pematangsiantar 17 April 1945 ini sejak muda sudah bercita-cita ingin menggeluti dunia pertanian, Ini karena lingkungan tempatnya dibesarkan di Pematang Siantar yang dikelilingi perkebunan teh. Prof. Bungaran Saragih tetap menggeluti dunia pertanian, tetapi sebagai pengajar di IPB. Pun ia tak memilih jurusan Budidaya Pertanian tetapi Ekonomi Pertanian, karena buat sulung dari tiga bersaudara anak pasangan Jahodim Saragih dan Patianim Purba ini pertanian bukan soal komoditi tetapi soal manusia. Menurut Saragih, manusia yang memproduksi, manusia yang mendistribusikan hasil produksi pertanian dan manusia juga yang memakan hasil pertanian tersebut. Saragih mematok cita-cita menjadi profesor karena profesor menurut anggapannya adalah orang yang mampu membuat sejarah, “Ketika terjadi pemberontakan pada tahun 1965, saya merumuskan kembali cita-cita hidivp saya. Saya perhatikan dalam pergantian dari Orde Lama ke Orde Barn, pemerintahan ditentukan dua pimpinan yakni jenderal dan profesor seperti Prof, Widjoyo Nitisastro,” tutur Kepala Pusat Studi Pembangunan IPB yang mulai menjabat sejak tahun 1993 ini. Keinginan itu akhirnya tercapai pada usia 50 tahun, tepatnya Desember 1995, dengan orasi ilmiah berjudul:”Pembangunan Agribisnis Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional Menghadapi Abad Ke-21”. Setelah pertemuan dengan K.H. Abdurrahman Wahid yang saat itu menjadi Presiden Republik Indonesia di Istana Presiden tahun 1999, Presiden yang akrab dipanggil Gus Dur ini mengangkat Prof. Bungaran Saragih menjadi Menteri Pertanian dan Kehutanan pada bulan Agustus 2000. Hanya tiga bulan berselang, departemen yang tadinya adalah penyatuan Departemen Pertanian dengan Departemen Kehutanan ini kembali dipisahkan: dan kembali diangkat menjadi Menteri Pertanian dan dilantik pada bulan Desember 2000. Dalam pergantian pucuk pimpinan negara dari K.H. Abdurrahman Wahid kepada Ibu Megawati Soekarnoputri, Presiden
R1_Refleksi AGB.indd 13
07/04/2010 19:01:39
xiv
Refleksi Agribisnis: 65 Tahun Profesor Bungaran Saragih
Megawati Soekarnoputri kembali mempercayakan jabatan Menteri Pertanian kepada Prof. Bungaran Saragih sampai berakhir masa pemerintahan akhir tahun 2004. Chairman of the Governing Council dari Internasional Fund for Agriculture Development (IFAD) 2003-2004. Memperoleh penghargaan Doctor Honoris Causa di Bidang Pertanian dari George-August Univesity, Gootingen, Jerman. Mendapat penghargaan Matsuda Award tahun 2005 di Jepang. Pasca pengabdian sebagai menteri, keinginan untuk tetap mengembangkan sistem dan usaha agribisnis tetap dilakoni dengan kembali aktif di IPB, dan ikut membidani lahirnya Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan Departemen Agribisnis, yang belakangan akan menjadi tempat purna bakti sebagai profesor. Memang kegiatan pendidikan, penelitian dan pengajaran tetap menjadi minat utama dan tak pernah ditinggalkan. Dalam bidang pendidikan, sejak tahun 2005 menjadi Ketua Dewan Pebina Yayasan Kesatuan di Bogor yang mewadahi sekolah-sekolah dan Sekolah Tinggi Kesatuan Bogor. Juga mendirikan Pusat Pangan dan Agribisnis (Food and Agribusiness Center) bersama dengan murid-murid dan kolega lainnya sebagai kantor dan wadah untuk melanjutkan agenda dan pekerjaan pembangunan sistem dan agribisnis yang belum selesai dan perlu dilanjutkan. Setelah tidak menjabat menteri lagi, kebiasaan dan kesukaan menulis dapat kembali dilakoni dengan menulis secara rutin di Tabloid AGRINA, yang diberi judul SUARA AGRIBISNIS. Lepas mengurus manusia (sumberdaya manusia) agribisnis, tampaknya walau tidak berhubungan langsung dengan bidang ini, upaya rehabilitasi dan penyelamatan orang utan serta penghutanan kembali hutan yang rusak untuk habitat orang utan menjadi pekerjaan utama sampai saat ini. Kegiatan dan upaya ini dinaungi melalui lembaga Yayasan Borneo Orang Utan Survival (BOS), dengan menjadi Ketua Dewan Pembina. Juga menjadi Ketua Majelis Pertimbangan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dari tahun 2004-2009. Jadi pengabdian dan pekerjaan utama selalu berkaitan dengan pembangunan sistem dan usaha agribisnis, yang sepertinya sudah melekat erat dengan pribadi Profesor yang adalah ayah dari putri satu-satunya Erina Paima Nakamura, dan suami dari Mihoko Nakamura, wanita Jepang yang dikenalnya di negeri Sakura. Saat ini mereka tinggal di Bogor.
R1_Refleksi AGB.indd 14
07/04/2010 19:01:39
Profil Editor
Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi, MS. Lahir di Menado, 18 Oktober 1964. Dibimbing Prof. Bungaran Saragih berturut-turut dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Sosial Ekonomi Pertanian (1987), Magister Sains (1991), dan Doktor Ekonomi Pertanian (1998). Juga sama-sama pernah memimpin Pusat Studi Pembangunan IPB, Prof. Bungaran Saragih menjadi Kepala PSP tahun 1993-2000, DR. Krisnamurthi Kepala PSP yang kemudian menjadi PSP3 tahun 2002-2005 setelah sebelumnya menjadi Direktur Eksekutif PSP 1993-2002. Setelah menjabat sebagai Deputi Menteri Koordinator Perekonomian 2005-2010 saat ini Dr. Krisnamurthi kembali mengikuti jejak Prof. Bungaran Saragih memimpin Kementerian Pertanian sebagai Wakil Menteri Pertanian. Aktif dalam bidang pendidikan, pengajaran dan penelitian, juga di organisasi keilmuan atau profesi. Mengajar mata kuliah: ekonomi, ekonomi pertanian, manajemen, agribisnis, metode kuantitatif, dan metode penelitian; utamanya di Institut Pertanian Bogor dan sebagai dosen tamu dibeberapa perguruan tinggi lain; baik untuk pendidikan Sarjana, Magister, maupun Doktoral. Hingga saat ini jumlah mahasiswa yang telah dibimbing dan diluluskan S1 = 114 orang, S2/MM = 27 orang; S2/ MS = 11 orang, Doktor = 5 orang. Aktif melakukan dan ikut terlibat dalam penelitian dengan topik-topik utama: ekonomi pertanian dan manajemen agribisnis, ekonomi pembangunan, pembangunan pedesaan, penanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan, koperasi, dan ekonomi lingkungan. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS. Lahir tahun 1959. Menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Peternakan IPB, S2 dan S3 di Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan Sekolah Pascasarjana IPB. Bekerja sebagai DosenKepala Bagian Bisnis dan Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Pernah aktif sebagai peneliti senior dan Asisten Direktur pada Pusat Studi Pembangunan – Lembaga Penelitian IPB. Penghargaan yang pernah diperoleh antara lain Pegawai Teladan Departemen Pertanian RI (2002) dan Penghargaan Satyalencana Karya Satya (2001) serta Lencana Emas KTNA (2003) Mengusulkan dan memegang beberapa hak paten dan merek produk inovasi peternakan. Menjabat Staf Ahli Menteri Pertanian RI Bidang Hubungan Antar Lembaga (2001-2004). Tahun 2002 menjadi pendiri Forum Komunikasi Pondok Pesantren dan Pembina Pesantren Sunan Drajat Lamongan. Tahun 2002 menjadi anggota kehormatan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA). Menjadi Anggota Dewan Pengawas BULOG (20032007). Menjadi anggota Dewan Redaksi Tabloid AGRINA dan Tabloid Sinar
R1_Refleksi AGB.indd 15
07/04/2010 19:01:39
xvi
Refleksi Agribisnis: 65 Tahun Profesor Bungaran Saragih
Tani. Sekretaris Jenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sejak tahun 2004. Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU) sejak tahun 2005. Tahun 2008 menjabat Ketua Dewan Pupuk Indonesia (DPI) Bidang Kebijakan. Ir. Frans BM Dabukke, MSi lahir 4 Januari 1972 di Pematang Siantar. Lulus S-1 dari Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya Jurusan Sosial Ekonomi IPB tahun 1996, dan melanjutkan pendidikan S-2 di institut yang sama di Program Studi Ekonomi Pertanian Sekolah Pascasarjana IPB serta lulus tahun 2000. Dari tahun 1995-2000 bekerja sebagai Peneliti di Pusat Studi Pembangunan-IPB. Selepas mendapat gelar Master dari IPB diangkat menjadi Peneliti di Pusat Analisis Sosial Ekonomi Pertanian (PSE) Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian, setelah sebelumnya juga diangkat menjadi Asisten Tenaga Ahli Menteri Pertanian dari tahun 20002004. Menjadi anggota delegasi Indonesia di berbagai negosiasi, kunjungan, pertemuan, dan seminar internasional. Pada tahun 2005 ikut mendirikan Pusat Pangan dan Agribisnis (Food and Agribusiness Center), sebuah pusat studi dan advokasi serta konsultasi untuk pengembangan pangan dan agribisnis. Sejak awal tahun 2009 ikut menjadi ekonom muda dengan spesialisasi kebijakan makroekonomi dan ekonomi agribisnis di Institut Garuda Nusantara, sebuah pusat pemikiran (think tank) independen yang melaksanakan studi dan kajian isu-isu dan kebijakan-kebijakan strategis terutama menyangkut ekonomi, politik, kebijakan dan hubungan internasional, kebijakan publik, sosial, energi terbarukan dan nabati, dan lain-lain. Info lebih lanjut di: http://www. fransbmdabukke.com
R1_Refleksi AGB.indd 16
07/04/2010 19:01:39