RaboNews
DESEMBER 2016
Rabobank Indonesia
HIGHLIGHT
Bisnis Unggas di Indonesia: Peluang Baru » 02 FOCUS
Farmer-to-Farmer: Dari peternak Belanda untuk peternak Indonesia » 05
GLOBAL INITIATIVE
Rabobank Global Farmers Master Class » 06
PROGRAM
Semarak Akhir Tahun » 07
MARTYN H. SCHOUTEN President Director/CEO Rabobank Indonesia
Nasabah yang terhormat, D
engan gembira kami sampaikan bahwa dalam tiga bulan terakhir ini, Rabobank telah menyelesaikan beberapa inisiatif yang dapat kami persembahkan kepada anda. Semua inisiatif ini sejalan dengan visi global dan strategi pertumbuhan Banking for Food. Termasuk di antaranya adalah hasil-hasil studi yang dilakukan dan diterbitkan oleh Rabobank FAR (Food & Agribusiness and Research Advisory), yang merupakan bagian dari Rabobank Group yang secara khusus melakukan riset mengenai komoditas dan konsumen di berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Rabobank FAR yang berkantor pusat di Utrecht telah menerbitkan hasil studi khusus untuk Indonesia mengenai peluang bisnis unggas. Hasil studi berjudul Bisnis Unggas di Indonesia: Peluang baru. kami sajikan kepada anda dalam RaboNews edisi ini. Hasil studi lainnya yang kami hadirkan dalam edisi ini adalah mengenai strategi pricing berjudul Menghindari Perangkap Magic Price. Semoga hasil-hasil studi dan juga artikel-artikel lainnya dalam RaboNews edisi ini memberikan manfaat bagi bisnis anda. Dalam beberapa hari lagi kita akan menutup tahun 2016 dan menyambut tahun baru 2017. Atas nama Rabobank Indonesia saya mengucapkan Selamat Hari Natal dan Tahun Baru 2017 kepada anda yang merayakannya. Semoga tahun baru ini membawa kebahagiaan dan keberhasilan bagi kita semua. Terima kasih atas dukungan anda kepada Rabobank Indonesia. Salam,
Martyn
Daftar Isi 02» Bisnis Unggas di Indonesia: Peluang Baru 05» Farmer-to-Farmer: Dari peternak Belanda untuk peternak Indonesia 06» Rabobank Global Farmers Master Class 07» Paket Semarak Akhir Tahun 08» Nata Suprantio: Menjual teh hingga ke Rusia 09» Menghindari Perangkap Magic Price 10» Rabobank Cabang Malang 11» Rabo Events
Rabobank Indonesia Noble House I, 30th floor Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung (Lingkar Mega Kuningan) Kav. E 4.2 No. 2 Jakarta 12950 www.rabobank.co.id Tel. 021-30021888 Fax. 021-30021999
Editor
• Gilang Soepangkat (
[email protected])
• Herlina Siringoringo (
[email protected])
HIGHLIGHT
Bisnis Unggas di Indonesia: Peluang Baru Nan-Dirk Mulder Pawan Kumar Senior Analyst Animal Protein pawan.kumar@ rabobank.com RaboResearch Food & Agribusiness Research & Advisory nan-dirk.mulder@ rabobank.com
Perubahan kondisi sektor unggas di Indonesia ciptakan peluang baru Kondisi sektor unggas di Indonesia sedang berbalik arah menuju kondisi yang lebih baik sejalan dengan mulai pulihnya sektor ini dari oversupply (kelebihan persediaan) dan permintaan yang rendah. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan terdepan dalam sektor ini untuk mempertimbangkan opsi-opsi strategis untuk tahun ini maupun tahun-tahun mendatang. Salah satu opsi yang sudah diperkirakan adalah konsolidasi, terutama antara pemain kecil dan pemain menengah. Investasi baru untuk ekspansi adalah hal lain, karena walaupun industri pakan adalah bagian yang paling menguntungkan dari rantai pasok ini, pertumbuhan serta marjin yang diperoleh dari pemrosesan juga menawarkan peluang investasi yang menarik. Di luar dinamika jangka pendek ini pandangan ke depan untuk jangka menengah tetap cerah. Mengingat popularitas unggas di Indonesia, diperkirakan bahwa pertumbuhannya mencapai sekitar 4-5% per tahun hingga tahun 2020. Ini membantu menjadikan Indonesia menarik bagi investor internasional. Untuk jangka panjang, Indonesia dapat juga menjadi salah satu tempat yang menjadi sumber importir global untuk mendapatkan unggas – terutama untuk Jepang dan Eropa untuk produk yang sudah diproses dan dimasak. Namun demikian, investasi dalam sistem ekspor dan peningkatan efisiensi akan dibutuhkan untuk merealisasikannya.
Industri yang bangkit dari masa yang penuh tekanan Daging unggas tetap merupakan pilihan daging utama di Indonesia dan industri ini sedang keluar dari masa penuh tekanan karena o versupply dan permintaan yang melambat setelah tumbuh 11%
per tahun antara 2008 dan 2013 yang disusul oleh perlambatan yang terjadi tahun 2014-2015 ke CAGR (Compound Annual Growth Rate, atau Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan) sebesar 2,9% (lihat Gambar 1). Industri yang telah menarik investasi besar ini, yang juga disertai dengan kelebihan impor dari grandparent stock secara signifikan telah meningkatkan persediaan ayam pedaging dalam lima tahun terakhir. Investasi di sisi s upply (pasokan) yang dimaksudkan untuk meningkatkan market share pada akhirnya telah menyebabkan terjadinya o versupply yang berdampak negatif kepada perolehan laba perusahaan yang bergerak dalam bisnis unggas. Di sisi demand (permintaan), ekonomi serta rupiah yang melemah telah menurunkan daya beli konsumen. Rupiah yang melemah juga telah membuat perusahaan yang memiliki pinjaman dalam dolar menghadapi tekanan. Situasinya mulai membaik setelah Oktober 2015 di mana pemerintah dan industri mulai bekerja sama untuk mengatasi kondisi o versupply, dengan rencana untuk mengurangi sekitar 6 juta b reeder birds (unggas peternak). Rencana pengurangan ini dihentikan separuh jalan di kuartal pertama 2016 karena adanya penyelidikan mengenai kartel harga ayam. Dengan mempertimbangkan ketersediaan ayam peternak secara historis, kemampuan industri untuk mencetak laba, serta programprogram terkait, maka pengurangan lebih lanjut sebesar 1 juta induk unggas dilakukan setelah semester pertama 2016 untuk mengembalikan keseimbangan supply/demand jangka pendek.
2 RaboNews-Desember
Gambar 1: Pasar Daging Indonesia 2002-2015 dan prakiraan 2020 4,500 ribu ton
Pertumbuhan dengan memperhitungkan depresiasi
4,000 3,500
CAGR Unggas (2008-2013): 11%
3,000
CAGR Babi +1-2%
2,500
CAGR Sapi +3-4%
2,000
CAGR Unggas +4-5%
1,500 1,000 5,00 0 2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Unggas
2009 Sapi
2010 Babi
2011
2012
2013
2014
2015
2020f
Domba
Sumber: Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), USDA, prakiraan Rabobank 2016
Pasokan yang berlebih bisa berarti konsolidasi Kami percaya bahwa industri akan bergerak ke arah masa konsolidasi mengikuti kelebihan kapasitas. Yang mendorong konsolidasi adalah economies of scale, pengaruh pasar yang meningkat, dan manajemen supply/demand yang lebih baik. Pemain domestik dan luar negeri terus mencari investasi dalam rantai pasok unggas, terutama dalam pakannya. Sebagai bagian yang paling menguntungkan dari rantai pasok ini, dan dengan marjin yang relatif stabil, bisnis pakan telah menarik investasi besar, yang menyebabkan terjadinya tingkat utilisasi pabrik pakan yang rendah yang bisa mencapai kurang dari 50%. Kelebihan kapasitas menyebabkan akuisisi menjadi strategi yang lebih baik bagi investor dibandingkan dengan pengembangan dari tahap awal. Walaupun pihak-pihak yang melakukan integrasi akan menerapkan kontrol yang lebih ketat untuk rantai pasok serta produksi -- yang mendukung moderenisasi rantai pasok -- prosesnya akan tetap berjalan lambat.
Prospek tetap cerah walaupun terdapat tantangantantangan jangka pendek Saat ini tingkat konsumsi daging unggas di Indonesia masih rendah dibandingkan konsumsi di negara lain dalam kawasan ini sehingga masih terdapat ruang untuk tumbuh (lihat Gambar 2). Konsumsi diperkirakan tumbuh sejalan dengan tingkat pendapatan sehingga investasi untuk kapasitas tambahan diharapkan terjadi di tahun-tahun mendatang. Idealnya, ekspansi harus dapat mempertahankan keseimbangan permintaan dan penawaran karena investasi yang berlebihan dengan mudah menyebabkan volatilitas pasar.
Kami percaya bahwa karena didorong oleh kontrol dari sisi s upply, maka pandangan ke depan jangka pendek industri unggas di Indonesia adalah positif. Namun demikian, investasi baru dalam hal kapasitas dengan mudah dapat menggeser keseimbangan ini.
Gambar 2: Dengan konsumsi yang meningkat sejalan dengan pendapatan, Indonesia memiliki ruang untuk tumbuh 50 kg per kapita/tahun US
45 Hong Kong
40
Singapore
35 30
Canada
25 20
Thailand Phillippines
15 10 0
Vietnam
South Korea
China
Indonesia
India
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
PDB per kapita (harga konstan) Sumber: IMF, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), USDA 2016 3 RaboNews-Desember
Meningkatnya penetrasi dari peritel moderen dan jasa boga akan terus mendorong pertumbuhan dari produk olahan ayam, yang telah mengalami pertumbuhan tahunan rata-rata 10%-15% dalam lima tahun terakhir. Indonesia memiliki peluang untuk jangka waktu yang lebih panjang untuk menjadi importir untuk produk ayam matang olahan dan saingannya adalah dengan China dan Thailand. Banyak pedagang global telah menjadi terlalu bergantung kepada impor dari Thailand untuk produk unggas yang bersifat padat karya dan karena itu sedang mencari alternatif baru. Investor swasta yang didukung oleh
pemerintah (dalam hal kebersihan dan persyaratan veteriner) penting untuk mengembangkan industri yang sukses dan didorong oleh ekspor. Risiko utama dari pertumbuhan industri tetaplah wabah flu burung. Wabah seperti yang terjadi di Jakarta pada awal tahun 2016 akan menyebabkan peraturan yang lebih ketat untuk pemotongan unggas di tempat-tempat yang dikelola swasta dan di pasar tradisional. Namun, hal ini juga akan mendorong pemrosesan yang lebih moderen dengan tempat pemotongan yang terpusat dan proses khusus.
Kesimpulan: • Industri unggas bersiap untuk pulih dari masa sulit dengan upaya konsolidasi dan pengurangan pasokan sehingga dalam jangka pendek memberikan pandangan ke depan yang positif. • Meskipun terdapat tantangan, potensi jangka panjang adalah positif dan masih akan terus mendorong investasi perusahaan lokal maupun asing. Terdapat ruang untuk tumbuh sejalan dengan meningkatnya pendapatan.
• Perusahaan unggas yang terintegrasi akan mendorong moderenisasi rantai pasoknya dalam jangka panjang. • Investasi dalam pengolahan diperkirakan akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan dalam jasa boga. Ini akan membantu meningkatkan ekspor unggas Indonesian. Namun demikian, masih diperlukan peningkatan standar untuk keperluan ekspor ini.
RaboResearch Food & Agribusiness Research and Advisory
far.rabobank.com
Dokumen ini dibuat semata-mata untuk memberikan manfaat kepada anda dan tidak memberikan hak bagi siapapun kecuali bagi Cooperatieve Rabobank U.A (“Rabobank”) yang terdaftar di Amsterdam untuk mempublikasikan atau meneruskannya. Isi dokumen ini, baik sebagian ataupun seluruhnya, tidak boleh didistribusikan, direproduksi atau digunakan untuk keperluan apapun kecuali dengan izin tertulis yang diberikan oleh Rabobank sebelumnya. Informasi dalam dokumen ini mencerminkan kondisi pasar dan penilaian hingga tanggal ini, yang semuanya dapat berubah sewaktu-waktu. Dokumen ini didasarkan atas informasi publik. Informasi dan pendapat dalam dokumen ini telah dikompilasi atau didapatkan dari sumber yang dianggap terpercaya tanpa verifikasi secara independen. Informasi dan pendapat dalam dokumen ini bersifat indikatif dan hanya untuk keperluan diskusi. Tidak ada hak yang diperoleh dari penawaran, transaksi, ide komersial potensial dan lain-lain yang terdapat dalam dokumen ini. Dokumen ini bukan merupakan suatu penawaran atau undangan. Dokumen ini bukan merupakan dasar untuk membuat sebuah kontrak atau komitmen. Dokumen ini tidak dimaksudkan untuk memberikan advis (termasuk tetapi tidak terbatas kepada apa yang terkandung dalam pasal 1:1 dam 4:23 dari Dutch Financial Supervision Act). Dokumen ini berpedoman kepada hukum Belanda. Pengadilan di Amsterdam, Belanda, memiliki jurisdiksi eksklusif untuk menyelesaikan segala bentuk perselisihan yang dapat terjadi karena atau dalam kaitannya dengan dokumen ini dan/atau semua diskusi atau negosiasi yang didasarkan atasnya. Laporan ini dipublikasikan sehubungan dengan komitmen jangka panjang Rabobank kepada pangan dan agribisnis internasional. Ini merupakan satu dari serangkaian publikasi yang dibuat oleh departemen global dari Food & Agribusiness Research and Advisory. 2016 – All Rights Reserved (terjemahan bebas dari dokumen asli yang berbahasa Inggris).
4 RaboNews-Desember
FOCUS
Farmer-to-Farmer: Dari peternak Belanda untuk peternak Indonesia Wawancara: Retno Jayanti, Assistant Program Manager, Rabobank Foundation
K
urangnya minat anak peternak sapi perah untuk melanjutkan peternakan sapi milik orang tuanya merupakan hal yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di Sumedang, Jawa Barat. Mereka memilih untuk pergi ke kota besar untuk mencari pekerjaan lain daripada menjadi peternak. Kota besar yang dianggap menyimpan banyak peluang dan menyajikan kehidupan yang lebih menarik, menjadi daya tarik yang sangat kuat bagi anak-anak muda dalam kelompok ini. Farmer-to-Farmer, program Rabobank Foundation Indonesia yang mengundang peternak dari Belanda berbagi pengetahuan dengan peternak Indonesia adalah salah satu bentuk kepedulian untuk membantu regenerasi peternak di Indonesia. Salah satu penggagas program in adalah Retno Jayanti, Assistant Program Manager Rabobank Foundation yang bergabung dengan Rabobank Indonesia pada tahun 2011. “Bidang pertanian dan pengembangan masyarakat sudah menjadi minat saya sejak masih di bangku kuliah”, kata Retno yang meraih gelar dalam bidang ekonomi manajemen di Universitas Trisakti, Jakarta, dan dalam bisnis internasional di Hogeschool Utrecht, Belanda. Dengan minat serta latar belakang ini, Retno kemudian magang di Rabobank Foundation di Utrecht. Setelah menyelesaikan kuliahnya di Belanda, Retno memutuskan untuk berkarir di Rabobank Foundation di Jakarta. Rabobank Foundation adalah bagian dari Rabobank Group yang bertujuan untuk memberdayakan petani dan peternak kecil di negaranegara berkembang termasuk Indonesia. “Ini pas sekali dengan apa yang saya cita-citakan. Apalagi Rabobank Indonesia memiliki strategi pertumbuhan Banking for Food, yang sangat fokus kepada sektor pangan dan agribisnis termasuk pemberdayaan petani dan peternak melalui koperasi.” Dalam program Farmer-to-Farmer di Sumedang, Retno mengundang dua orang peternak sapi perah dari Belanda yaitu Petra Versluis dan Tijmen van Zessen untuk khusus datang ke Sumedang, tepatnya ke Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari yang memiliki tantangan dalam regenerasi peternak sapi karena kurangnya minat anak peternak sapi untuk melanjutkan peternakan orang tua mereka. Petra dan Tijmen adalah peternak sapi perah sukses yang masing-masing memiliki lebih dari 100 sapi perah di Belanda. 5 RaboNews-Desember
“Di KSU Tandangsari, ada dua hal penting yang dilakukan. Yang pertama adalah melatih peternak muda dan anak peternak anggota koperasi mengenai kewirausahaan. Yang ke dua adalah berbagi pengetahuan mengenai cara memelihara pedet (anak sapi) dengan peternak yang menerima bantuan dari koperasi dengan sistem bagi hasil,” kata Retno. Pelatihannya telah dilakukan oleh Petra dan Tijmen tanggal 14-26 November 2016. Sebagai peternak wanita yang sukses, Petra merupakan inspirasi bagi isteri-isteri peternak sapi yang memiliki peranan besar dalam pemeliharaan sapi. Merekalah yang membersihkan kandang, merawat sapi, memerah susu, dan membantu memberikan pakan. Pelatihan bisnis kepada sekitar 30 orang anak peternak mengajarkan mengenai peluang bisnis dan bagaimana laba dapat ditingkatkan dengan meningkatkan pendapatan, menekan biaya dan tetap memperhatikan kualitas susu. Kepada mereka juga diajarkan mengenai manajemen usaha peternakan sapi. Ini diharapkan dapat memberikan motivasi untuk menjadi peternak. Mereka juga mengadakan kunjungan ke sebuah peternakan sapi modern yang dimiliki seorang peternak sukses yang memasok susu ke salah satu pabrik pengolahan susu terbesar. Sekitar 50 orang peternak sapi anggota KSU Tandangsari mendapatkan pelatihan mengenai perawatan pedet yang baru lahir agar kelak menjadi sapi perah penghasil susu yang baik dari segi kualitas dan kuantitas. “Sangat penting bagi pedet yang baru lahir untuk langsung diberi kolostrum dari induknya. Selain itu, pada saat pertumbuhannya pedet harus diberi pakan dengan komposisi yang sesuai,” kata Retno. “Antusiasme yang ditunjukkan anak peternak sapi perah dan peternak muda saat mengikuti program Farmer-to-Farmer sangat di luar dugaan. Ternyata, mereka mendapatkan pengetahuan baru mengenai bisnis peternakan sapi yang sangat menginspirasi,” kata Retno. Semoga mereka semakin termotivasi dan menjadi inspirasi anak-anak peternak sapi lainnya. Saat ini Rabobank Foundation bekerjasama dengan 35 mitra kerja dalam 39 buah proyek di Jawa, Sumatra, Sulawesi, Bali, dan NTT dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, pengusaha mikro dalam sektor pangan dan agribisnis. Bantuan diberikan dalam bentuk akses kepada modal kerja, pelatihan, serta bantuan teknis.
HIGHLIGHT GLOBAL INITIATIVE
Rabobank Global Farmers Master Class Berbagi praktek-praktek terbaik dunia
Tigapuluh lima peserta dari berbagai negara dari berkumpul di Australia dan Selandia Baru untuk sebuah master class yang diselanggarakan Rabobank.
R
abobank Global Farmers Master Class yang ke empat berlangsung selama 10 hari di Australia dan Selandia Baru pada bulan November 2016 dan diikuti oleh 35 peserta dari Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Afrika, Selandia Baru dan Australia. Termasuk di antara peserta adalah seorang produsen jagung, kacang kedelai dan sapi dari Brazil, seorang peternak sapi terkenal di Amerika Serikat, serta penghasil buah berry dan peternak sapi dari Australia. Global Farmers Master Class dimulai di Belanda pada tahun 2012 dan bertujuan mejadi wadah bagi petani, kalangan bisnis dan pemerintahan dari berbagai negara untuk membangun jejaring, berbagi pengetahuan dan gagasan Fokus dari Global Farmers Master Class 2016 adalah kepada peran inovasi dan teknologi pertanian dalam pertanian masa depan. Topik yang dibahas mulai dari tren rantai pasok global, perencanaan suksesi, kebersinambungan, dan model pertanian keluarga yang mengalami perubahan. Pertukaran pengetahuan dan pengalaman terjadi dari kunjungan-kunjungan ke pertanian dan peternakan, demonstrasi praktek-praktek terbaik, dan presentasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dari berbagai negara.
Global Farmers Master Class 2016 dianggap oleh pesertanya sebagai wadah yang efektif untuk berbagi pengetahuan, pengalaman dan budaya di mana para petani mau berbagi pengetahuan secara terbuka. Peserta Global Farmers Master Class juga menghadiri Farm2Fork Summit yang diselenggarakan pada tanggal 3 November di Cockatoo Island, Sydney, di mana Rabobank Group Executive Board Member Berry Marttin berbicara mengenai teknologi baru dan investasi dalam inovasi untuk dapat menyediakan cukup pangan bagi penduduk dunia yang terus bertambah. Farm2Fork Summit mempertemukan sekitar 1200 petani, peternak dan pemangku kepentingan dalam sektor pangan dan agribisnis, termasuk pemimpin-pemimpin dunia industri, perusahaan start-up dalam bidang pangan dan agribisnis, inovator teknologi, investor dan periset. Rabobank Global Farmers Master Class adalah salah satu inisiatif global Rabobank untuk menjalin kerjasama, bertukar pengetahuan dan gagasan antara para pemangku kepentingan dalam sektor pangan dan agribisnis di berbagai negara. Rabobank yang berkantor pusat di Utrecht bermula dari koperasi petani di Belanda pada tahun 1898. Saat ini Rabobank secara global dikenal sebagai salah satu bank pangan dan agribisnis terdepan di dunia.
6 RaboNews-Desember
PROGRAM
Paket Semarak Akhir Tahun
A
khir tahun dapat menjadi lebih semarak lagi bagi anda dan keluarga! Ikuti program Paket Semarak Akhir Tahun yang berlangsung hingga 31 Desember 2016 dan hadiah bunga deposito spesial, voucher belanja senilai hingga Rp1.500.000 dapat menjadi milik anda. Untuk menikmati akhir tahun yang lebih semarak anda cukup menempatkan dana baru(yang bukan berasal dari dana anda di Rabobank Indonesia) dalam Tabungan Gamma dan Deposito Rupiah sekaligus. Terdapat empat paket untuk penempatan dana antara Rp 50.000.000 hingga Rp 500.000.000. Silakan melihat tabel ini untuk mengetahui hadiah dan keuntungan yang anda dapatkan:
Pilihan Paket
Pembagian Penempatan Dana
Hadiah
• Tabungan Gamma Rp 15.000.000 • Deposito Rupiah Rp 35.000.000
• Bunga Deposito Rupiah spesial 6,00% • Voucher belanja Indomaret Rp150.000 • Gamma Points
• Tabungan Gamma Rp 35.000,000 • Deposito Rupiah Rp 65.000.000
• Bunga Deposito Rupiah spesial 6,25% • Voucher belanja Indomaret Rp300.000 • Gamma Points
• Tabungan Gamma Rp 75.000,000 • Deposito Rupiah Rp 125.000.000
• Bunga Deposito Rupiah spesial 6,50% • Voucher belanja MAP Rp 600.000 • Gamma Points
• Tabungan Gamma Rp 200.000.000 • Deposito Rupiah Rp 300.000.000
• Bunga Deposito Rupiah spesial 6,75% • Voucher belanja MAP Rp 1.500.000 • Gamma Points
Paket 1 Total penempatan (Tabungan Gamma + Deposito Rupiah) Rp 50.000.000
Paket 2 Total penempatan Rp 100.000.000
Paket 3 Total penempatan Rp 200.000,000
Paket 4 Total penempatan Rp 500.000,000
Pastikan anda segera menghubungi Relationship Manager anda atau layanan 24-jam Rabo Access Center untuk penawaran istimewa ini serta mendapatkan syarat ketentuan lengkap program ini. Kami nantikan telepon anda di 1500080.
7 RaboNews-Desember
Nata Suprantio: Menjual teh hingga ke Rusia Berawal dari kegemarannya minum teh berkualitas, Nata Suprantio, pendiri dan pemilik PT Bangun Sukses, sukses mengembangkan kegemarannya menjadi sebuah bisnis. Kerja keras, kepandaiannya membina relasi serta kejeliannya melihat peluang, telah menjadikannya seorang pengusaha teh yang sangat sukses.
A
walnya sederhana. Saya senang minum teh, jadi mengapa saya tidak bisnis teh saja. Paling tidak, sebagai penggemar teh saya memiliki pengetahuan mengenai berbagai jenis dan cita rasa teh,” kata Pak Nata mengawali wawancara dengan RaboNews. Bisnis teh dimulainya bersama teman-temannya di Jakarta pada tahun 1975. Mereka membeli daun teh dari berbagai sumber untuk kemudian menjualnya kembali. Pada tahun 90-an, ia mulai mengembangkan bisnis dengan menjadi importir teh. Teh impor dari India dan Vietnam kadang dicampur dengan teh dari Indonesia, dan kemudian dikemas untuk dijual ke buyer. Memiliki usaha sendiri adalah langkah berikutnya yang diwujudkannya pada tahun 2006 dengan mendirikan PT Bangun Sukses. Pada tahun 2008, ia menjadi nasabah Rabobank Indonesia cabang Krekot dan mendapatkan kredit dari Rabobank yang digunakan untuk memperbesar bisnis perdagangan tehnya. Ia juga tetap menjalankan bisnis impor teh. “Layanan Rabobank bagus dan cepat. Saya sering perlu melakukan pembayaran dalam mata uang asing dan ini dapat dilakukan dengan mudah di Rabobank,” katanya.
Ketika ditanya apa kunci keberhasilannya dalam bisnis teh, Pak Nata menjelaskan bahwa mencari peluang sangatlah penting. “Kita harus pandai melihat peluang. Orang Rusia sangat menyukai teh dan ratarata mengkonsumsi 2kg teh per orang setiap tahunnya, padahal perkebunan teh di Rusia hingga kini belum dapat berproduksi karena kasus Chernobyl. Ini adalah sebuah peluang.” Sebagai perbandingan, konsumsi teh per kapita di Indonesia adalah 700gram. Selain ke Rusia, ia juga mengekspor teh ke Eropa Barat, Eropa Timur, Amerika Serikat, dan Tiongkok. Selain itu, menjalin hubungan baik dengan buyer, terutama untuk pasar domestik, sangatlah penting. Pak Nata sangat optimis mengenai masa depan bisnis teh. “Di dalam negeripun, walaupun pemainnya banyak tapi peluangnya tetap besar karena teh adalah minuman yang sangat populer dan banyaknya segmen pasar untuk teh di Indonesia. Permintaan teh kualitas tinggi, menengah, maupun rendah itu semuanya ada sehingga menciptakan banyak peluang,” katanya menutup wawancara. Terima kasih Pak Nata. Semoga bisnisnya semakin berkembang dan mengharumkan nama teh Indonesia di luar negeri! 8 RaboNews-Desember
Menghindari Perangkap M agic Price D
i negara bekembang di Asia seperti Indonesia, Vietnam, Filipina dan India, pasar tradisional masih memegang peranan penting dalam penjualan produk makanan dan minuman dalam kemasan. Kebanyakan produk ini dijual dengan harga murah karena daya beli masyarakat yang rendah. Kemasan sachet dan porsi tunggal atau single serving adalah cara yang sangat populer untuk menjangkau segmen pasar ini dan meningkatkan volume penjualan.
Strategi harga yang unik Situasi ini memunculkan strategi penentuan harga yang unik yang disebut ‘magic price points’. Di Indonesia, Rp500, Rp1000 dan Rp2000 merupakan m agic price points, sedangkan di India m agic price points adalah pada harga INR 2, IDR 5 dan INR 10. Produk yang dijual di luar magic price points biasanya akan menghadapi masalah di pasar, karena pedagang sulit menyediakan koin bernilai kecil sebagai kembalian.
Haris Fajar Rahmanto Food and Agribusiness Research Analyst Rabobank Indonesia
Namun demikian, magic price points dapat juga menjadi perangkap. Pada saat laba kotor perusahaan mendapat tekanan karena naiknya biaya produksi, ada kecenderungan bagi produsen untuk mempertahankan magic price point alih-alih menaikkan harga. Artinya, satu-satunya cara mempertahankan marjin adalah melalui pengurangan biaya. Tetapi, pada saat biaya tidak bisa lagi ditekan lebih rendah maka pada akhirnya perusahaan tidak memiliki pilihan selain menaikkan harga. Ini berarti bahwa mereka harus menyesuaikan harga ke magic price point berikutnya, misalnya yang tadinya Rp500 naik menjadi Rp1000. Harga jual naik dua kali lipat sedangkan produk yang ditawarkan tetap sama, sehingga nilai produk tersebut menjadi jatuh di mata konsumen.
1. Reformulasi produk yang sama dan peluncuran ulang dengan harga baru Ini adalah strategi di mana perusahaan tidak lagi menggunakan harga lama dan melakukan perubahan dalam formulasi produk untuk menyesuaikan dengan harga yang baru. Keuntungannya adalah bahwa konsumen tetap familiar dengan produknya. Namun, konsumen yang sensitif terhadap harga mungkin akan beralih ke kompetitor yang tidak mengubah harga.
Menghindari perangkap Perangkap lainnya akan menanti pada saat pemerintah meniadakan koin pecahan terkecil. Seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1, dalam 10 tahun terakhir ketersediaan koin Rp100, Rp500 dan uang kertas di bawah Rp1000 menurun drastis dan digantikan dengan koin pecahan Rp1000 dan uang kertas pecahan Rp2000. Namun demikian banyak merek makanan ringan, biskuit dan minuman tetap mempertahankan produknya di Rp500 walaupun berat produk telah dikurangi secara signifikan. Perusahaan-perusahaan yang tidak mengantisipasi perangkap ini akan bermasalah karena jika strategi satu-satunya adalah meningkatkan harga ke Rp1000 mereka menghadapi kompetisi dari produk yang lebih baik yang sejak awal sudah didesain untuk dijual pada harga Rp1000.
2. Siapkan produk-produk dengan beberapa poin harga Perusahaan tetap mempertahankan produk yang dijual pada harga lama tetapi juga menyiapkan calon produk pengganti pada titik harga yang baru. Produk lama akan secara bertahap ditiadakan dan diganti dengan produk-produk baru. Meskipun demikian, ada potensi risiko di mana produk baru tidak sesukses produk lama. 3. Refokus ke target pasar yang tidak terlalu sensitif terhadap harga Dalam pendekatan ini, perusahaan akan melayani segmen yang benar-benar baru. Melonjaknya konsumen kelas menengah di banyak negara berkembang di Asia memberikan peluang bagi perusahaan untuk menyeimbangkan produk yang mengandalkan volume dengan produk premium yang memberikan profitabilitas lebih tinggi. Namun, jika sebuah perusahaan sudah terkenal dengan merek yang terkenal murah, akan sulit untuk meningkatkan ekuitas mereknya di kalangan konsumen kelas menengah ke atas.
Untuk memitigasi risiko, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan, dari yang bersifat jangka pendek dan taktis hingga ke yang lebih strategis dan berjangka panjang:
Apa tantangan yang anda hadapi dalam menetapkan strategi pricing untuk produk anda? Kirimkan e-mail kepada h erlina.siringoringo@ rabobank.com untuk berdiskusi dengan analis Food & Agribusiness Research kami. Kami akan mengirimkan lima buah notebook Rabobank ke lima orang nasabah pertama yang mengirim email.
2.5%
2.0%
1.5%
IDR 2000 (kertas) IDR 500 (koin) IDR 1000 (koin)
1.0%
0.5%
0.0%
Jul-05
Jul-06
Jul-07
Jul-08
Jul-09
Jul-10
Jul-11
Jul-12
Jul-13
Jul-14
Gambar 1: Uang pecahan kecil berkurang secara signifikan dalam 10 tahun terakhir Sumber: Bank Indonesia 2016
9 RaboNews-Desember
Jul-15
Jul-16
Rabobank Cabang Malang tempati lokasi baru di Jl. Semeru 52
K
antor cabang Rabobank Indonesia di Malang yang sebelumnya berlokasi di daerah Pasar Besar pindah ke lokasi baru di area strategis di Jl. Semeru No. 52 sejak tanggal 20 September 2016. Dengan relokasi ini, namanya secara resmi berubah dari Rabobank Cabang Malang Pasar Besar menjadi Rabobank Cabang Malang Semeru. Dibangun dengan gaya moderen yang fungsional, Cabang Malang Semeru dirancang untuk memberikan kenyamanan bagi nasabah. Sejalan dengan strategi pertumbuhan Banking for Food, Kantor Cabang Malang Semeru akan mendukung pengembangan sektor pangan dan agribisnis di Malang dan Jawa Timur dengan memberikan akses dana, akses pengetahuan, serta akses kepada jaringan Rabobank kepada pengusaha-pengusaha yang bergerak dalam sektor ini. Banking for Food adalah strategi pertumbuhan Rabobank Indonesia untuk fokus kepada sektor pangan dan agribisnis dengan menyediakan akses dana, akses pengetahuan, serta akses kepada jaringan Rabobank di 40 negara. Secara global Rabobank yang berkantor pusat di Belanda adalah salah satu bank terdepan untuk sektor pangan dan agribisnis. Banking for
Food adalah visi global Rabobank untuk turut berperan aktif dalam menjawab tantangan dunia untuk menyediakan cukup pangan bagi penduduk yang terus bertambah. Malang dan Jawa Timur juga memiliki potensi bisnis yang sangat baik bagi Rabobank Indonesia. Propinsi Jawa Timur adalah penghasil padi, jagung, ayam potong, sapi potong dan budidaya hasil laut terbesar di Indonesia dan memiliki PDRB terbesar ke dua setelah Jakarta. Jawa Timur menghasilkan 41,3% ikan hasil budidaya laut di Indonesia, 32,0% jagung, 17,4% padi, 12,4% ayam potong, dan 7,9% sapi potong. Sektor pangan dan agribisnis memberikan kontribusi sebesar 23,0% dari PDRB di Jawa Timur dan merupakan kontributor terbesar ke dua setelah perdagangan yang memberikan kontribusi 25,1%. Di Jawa Timur, Rabobank Indonesia memiliki cabang di Surabaya, Malang, dan Jember. Kami nantikan kunjungan anda ke Rabobank Cabang Malang Semeru.
10 RaboNews-Desember
Rabo Events
Kegiatan Rabobank Indonesia di Jakarta, Bandung, Karawang, Medan, Bandar Lampung, Makassar.
1. President Director/CEO Rabobank Indonesia Martyn H. Schouten berbicara dalam acara urban farming yang diselenggarakan di Kedutaan Belanda. Urban farming adalah upaya untuk memanfaatkan pekarangan, atap rumah, ataupun kebun yang dikelola oleh masyarakat untuk bercocok tanam. Saat ini bahan pangan untuk sekitar 500 juta penduduk dunia ditanam di perkotaan (23/10).
2. Seminar mengenai peluang dan tantangan bisnis singkong diselenggarakan untuk nasabah Rabobank Indonesia di Lampung. Pembicara dalam seminar yang diselenggarakan di Sheraton Lampung ini adalah pakar singkong Prof. Fakih Udin dari Universitas Lampung (25/10).
3. Tim cabang Rabobank di Karawang melakukan sosialisasi produk perbankan di Pasar Baru Karawang. Acara ini diselenggarakan untuk mendukung program literasi keuangan dari Otoritas Jasa Keuangan (8/11).
4. Temu nasabah dan seminar mengenai tren konsumsi roti dan kue dengan pembicara Haris Rahmanto (Rabobank Food and Agribusiness Analyst) di Hotel Aryaduta, Bandung dihadiri oleh pemilik-pemilik perusahaan roti dan kue terkemuka (24/10).
5. Wibowo (Ketua Umum Asosiasi Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan) berbicara mengenai pengembangan industri pengolahan dan budidaya ikan yang berkelanjutan dalam acara yang diselenggarakan untuk nasabah di Makassar (23/11).
6. Seminar mengenai kopi untuk nasabah Rabobank Indonesia di Medan diselenggarakan di Novotel Medan pada tanggal 29 Oktober. Dalam seminar ini Haris Rahmanto (Rabobank Food and Agribusiness Research Analyst) memberikan persentasi mengenai tren konsumsi kopi di Asia (29/10). 11 RaboNews-Desember