PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE – PERIODE YANG BERAKHIR 30 Juni 2010 DAN 2009 (Unaudited)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAFTAR ISI
Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN KEUANGAN - Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 dan untuk periode – periode yang berakhir pada tanggal tersebut Surat Pernyataan Direksi
.
Neraca
2
Laporan Laba Rugi
3
Laporan Perubahan Ekuitas
4
Laporan Arus Kas
5
Catatan Atas Laporan Keuangan
6
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NERACA 30 JUNI 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) Catatan
2010
2009
AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Persediaan Uang muka dan biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TIDAK LANCAR Taksiran tagihan pajak tangguhan Aktiva pajak tangguhan Investasi dalam saham Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp.163.980.480 ribu tahun 2010 dan Rp 138.193.481 ribu tahun 2009 Aktiva lain-lain Jumlah Aktiva Tidak Lancar
2, 3 2, 4 2, 5 2, 6 2, 7
15,829,635 59,444,831 5,303,192 93,536,782 95,822,644 2,935,812 272,872,897
3,947,546 30,589,716 4,664,631 94,089,619 24,206,386 4,588,400 162,086,299
27 27 2, 8
8,751,879 21,203,130 1,000
4,956,154 13,513,324 1,000
2, 9 2, 10
342,244,527 35,275,159 407,475,695
368,080,124 24,019,807 410,570,408
680,348,592
572,656,706
11 12 13 14 15 16
27,249,000 34,050,250 31,070,169 36,362,890 10,618,963 8,204,318
28,089,000 0 27,362,120 20,943,728 8,954,674 3,514,922
17 2, 18
94,377,402 101,395 242,034,388
99,278,850 250,022 188,393,316
JUMLAH AKTIVA KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang bank Wesel bayar Hutang usaha Hutang lain-lain Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Hutang jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman jangka panjang Sewa guna usaha Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban pajak tangguhan - bersih Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman jangka panjang Sewa guna usaha Kewajiban jangka panjang lainnya Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
2, 27
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 2.520.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor - 2.322.723.000 saham tahun 2010 dan 2.322.723.000 saham tahun 2009 Agio saham Saldo laba (rugi) Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-2-
-
-
17 2, 18 2, 19
191,083,305 48,793 64,285,981 255,418,079
152,367,454 148,292 30,892,970 183,408,716
20 1, 21
232,272,342 24,766,375 (74,142,591) 182,896,126
232,272,342 25,253,790 (56,671,456) 200,854,675
680,348,592
572,656,706
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN LABA RUGI UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) Catatan
2010
2009
PENDAPATAN USAHA
2, 22
106,171,226
127,831,408
BEBAN LANGSUNG PENERBANGAN
2, 23
60,288,186
98,608,658
45,883,039
29,222,750
30,244,906
37,330,664
15,638,133
(8,107,914)
7,353,586 26,460 (30,494,009) 2,545,829 (20,568,133)
24,047,458 35,730 (8,232,418) (4,722,991) (25,149,515) (14,021,737)
(4,930,000)
(22,129,651)
(1,286,867)
(1,184,031)
(3,643,132)
(20,945,619)
(1.58)
(9.04)
LABA KOTOR BEBAN USAHA
2, 24
LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Keuntungan kurs mata uang asing - bersih Penghasilan bunga Keuntungan (kerugian) penjualan aktiva tetap Beban bunga Lain-lain - bersih Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih
2, 34 2 25 26
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK MANFAAT (BEBAN) PAJAK
2, 27
LABA (RUGI) BERSIH LABA BERSIH PER SAHAM DASAR (dalam Rupiah penuh)
2, 28
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-3-
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah)
Catatan
Modal disetor
Agio Saham
Saldo laba
Jumlah ekuitas
Saldo per 1 Januari 2009 Penawaran umum terbatas dengan HMETD Laba bersih periode berjalan
214,960,514 17,311,828 -
10,365,618 14,888,172 -
(35,725,837) (20,945,619)
189,600,295 32,200,000 (20,945,619)
Saldo per 30 Juni 2009
232,272,342
25,253,790
(56,671,456)
200,854,676
Saldo per 1 Januari 2010 Laba bersih periode berjalan
232,272,342 -
24,766,375 -
(70,499,459) (3,643,132)
186,539,258 (3,643,132)
Saldo per 30 Juni 2010
232,272,342
24,766,375
(74,142,591)
182,896,126
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-4-
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERIODE-PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) 2010
2009
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok dan karyawan Kas dihasilkan dari operasi Pembayaran pajak penghasilan Penerimaan bunga Pembayaran bunga pinjaman Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi
73,029,423 (58,760,389) 14,269,034 (639,448) 26,460 (30,393,249) (16,737,203)
143,812,966 (99,089,337) 44,723,630 (2,615,092) 35,730 (27,319,575) 14,824,692
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTAS Perolehan aktiva tetap Penerimaan dari penjualan aktiva tetap Penerimaan (pembayaran) uang jaminan bank garansi Pembayaran uang muka aktiva tetap Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Investasi
(48,450) 10,669,697 (90,005,710) (79,384,463)
(63,548) 4,440,450 (10,956,088) (6,579,186)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran provisi bank Penerimaan wesel Penerimaan hutang jangka panjang Pembayaran pinjaman jangka panjang Penerimaan (pembayaran) hutang sewa guna usaha Penerimaan(pembayaran) hutang lain-lain Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
(836,764) 18,250,250 59,486,400 (1,402,382) (103,641) 17,240,782 92,634,644
(4,722,991) 118,458,247 (126,438,198) (434,788) (13,137,730)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(3,487,022)
(4,892,224)
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
19,316,657
8,839,770
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
15,829,635
3,947,546
-5-
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2010 DAN 2009 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) 1.
UMUM a. Pendirian Perusahaan. PT Indonesia Air Transport (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 berdasarkan Akta No. 14 tanggal 10 September 1968 dari Notaris Frederik Alexander Tumbuan, SH. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. JA5/18/21 tanggal 15 April 1969 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 40 tanggal 20 Mei 1969, Tambahan No. 68. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia No. 03/V/1984 tanggal 24 Pebruari 1984, status Perusahaan berubah dari penanaman modal asing menjadi penanaman modal dalam negeri. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 11 tanggal 22 Pebruari 2008 dari Notaris Meiyane Halimatussyadiah, SH, mengenai pernyataan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Indonesia Air Transport Tbk untuk mengubah tujuan Perusahaan dan menyesuaikan Anggaran Dasar Perubahan dengan Undang-Undang No.40 Tahun 2007 mengenai “Perseroan Terbatas”. Perubahan ini mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-13749.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 19 Maret 2008. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan adalah dalam bidang pengangkutan udara, menyewakan dan/atau menyewa, perdagangan, perawatan, jasa kebersihan dan jasaboga, perwakilan dan agen penjualan umum dan jasa pengamanan bandar udara. Perusahaan beroperasi secara komersial pada tahun 1969 dengan daerah operasi di Balikpapan (Kalimantan Timur) dan Jakarta. Perusahaan beralamat di Jl. Baru Skatek – Apron Selatan, Halim Perdanakusuma Airport, Jakarta. b. Dewan Komisaris dan Direksi, dan Karyawan Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha PT Bhakti Investama Tbk. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 21 Mei 2010 dan disahkan oleh Notaris di Jakarta yaitu Ny. Liliana Arief Gondoutomo, SH dengan akta No. 06 tanggal 21 Mei 2010 para pemegang saham menyetujui dan memutuskan antara lain, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan menjadi : Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
: : :
Hary Tanoesoedibjo Darma Putra Wati Muhamad Budi Rustanto
Direktur Utama Direktur Direktur
: : :
Syafril Nasution Juwono Kolbioen Toto Soebandoro
Berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris Perusahaan tanggal 8 Desember 2008, Perusahaan menyetujui pergantian Komite Audit yang lama dan mengangkat komite audit yang baru menjadi sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota
: : :
Muhamad Budi Rustanto Anton Tonbeng Nul Zulhadi
- 6 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
Perusahaan memberikan kompensasi kepada pengurus Perusahaan berupa gaji, tunjangan dan bonus. Jumlah kompensasi pada tanggal 30 Juni 2010 (30 Juni 2009) masing-masing sebesar Rp 1.242.000 (Rp 1.541.080). Jumlah karyawan Perusahaan sebanyak 245 pada 30 Juni 2010 (274 karyawan pada 30 Juni 2009). c. Penawaran Umum Saham Perusahaan Pada tanggal 31 Agustus 2006, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dengan suratnya No. S-1759/BL/2006 untuk melakukan Penawaran Umum kepada masyarakat sebanyak 432.000.000 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 130 per saham. Seluruh saham Perusahaan sebanyak 2.149.605.000 saham tahun 2007 telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 5 Desember 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan suratnya No. S-8803/BL/2008 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak-banyaknya 1.289.763.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga perolehan Rp 186 per saham. Saham ini dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 Desember 2008 Pada tanggal 30 Juni 2010 (2009), sejumlah 2.322.723.417 (2.322.723.417) saham Perusahaan yang beredar telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), serta Peraturan dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam-LK) No.VIII.G.7. tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual dan laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah. b. Kas dan Setara Kas Deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga (3) bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya yang tidak dibatasi penggunaannya serta tidak dijaminkan atas hutang, diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.
- 7 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
c. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Semua transaksi material dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan atau yang tidak dilakukan berdasarkan persyaratan dan kondisi normal, sebagaimana yang dilakukan dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan laporan keuangan. d. Investasi Dalam Saham Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai bersifat permanen, nilai tercatat dikurangi untuk mengakui kerugian atas penurunan tersebut dan dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan e. Piutang Usaha Piutang dinyatakan sebesar jumlah nominal setelah dikurangi dengan penyisihan piutang raguragu. Penyisihan piutang ragu-ragu diestimasi berdasarkan penelaahan terhadap masingmasing akun piutang pada akhir tahun. f.
Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dengan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan untuk suku cadang dan komponen perbaikan pesawat udara (repairable and rotable parts and components) yang telah dipasang (assigned) pada pesawat ditentukan sebesar jumlah tercatat setelah dikurangi dengan pembebanan persediaan. Pembebanan persediaan ditentukan berdasarkan jumlah jam terbang masing-masing pesawat udara. Biaya perolehan persediaan selain repairable spareparts dan components hanya untuk aktiva tetap tertentu ditentukan dengan metode “masuk pertama, keluar pertama” (FIFO).
g. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method). h. Aktiva Tetap Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994) “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih antara model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansi atas aset tetap. Perusahaan telah memilih untuk menggunakan
- 8 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, kecuali aktiva tertentu yang dinilai kembali dan kapitalisasi kerugian kurs mata uang asing sesuai dengan ISAK No. 04, dikurangi akumulasi penyusutan. Aktiva tertentu telah dinilai kembali berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh penilai independen sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Peningkatan nilai aktiva karena penilaian kembali dikreditkan pada selisih penilaian kembali aktiva tetap dalam akun ekuitas dan telah dikapitalisasi sebagai modal saham. Aktiva tetap disusutkan dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan dan prasarana Pesawat udara – dengan nilai residu 20% Mesin dan peralatan Kendaraan
20 8-20 5 5
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai. Penurunan nilai aset tersebut diakui sebagai kerugian penurunan nilai aset dan dibebankan pada tahun berjalan. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya, pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan. Sesuai dengan PSAK No. 47 tentang “Akuntansi Tanah”, perolehan tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya perpanjangan hak pemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah. Sesuai dengan PSAK No. 48 tentang “Penurunan Nilai Aktiva”, nilai aktiva ditelaah untuk setiap penurunan dan kemungkinan penghapusan aktiva ke nilai wajar jika terjadi peristiwa atau perubahan keadaan yang menunjukkan bahwa nilai tercatat tidak dapat diperoleh kembali. i.
Sewa pembiayaan Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”, yang menggantikan PSAK No. 30 (1990) “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) klasifikasi sewa didasarkan pada sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya
- 9 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemiikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Jumlah yang dapat disusutkan dari aset sewaan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama perkiraan masa penggunaan dengan dasar yang sistematis dan konsisten dengan kebijakan penyusutan aset yang dimiliki. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaat aset sewaan Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) secara prosfektif, perlakuan akuntansi sebelumnya untuk transaksi dan saldo sewa telah diterapkan dengan tepat. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan. j.
Murabahah Murabahah adalah transaksi pembelian barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui sebagai hutang murabahah sebesar harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib dibayarkan). Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan murabahah tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah tangguhan dan diamortisasi secara proporsional dengan porsi hutang murabahah.
k. Ijarah Ijarah adalah akad sewa menyewa antara ma’jur (lessor) dengan musta’jir (lessee) atas ma’jur (objek sewa) untuk mendapatkan imbalan atau barang yang disewakannya. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah perjanjian sewa suatu barang antara lessor dengan lessee yang diakhiri dengan perpindahan hak milik objek sewa l.
Beban Tangguhan Biaya pendidikan pilot ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa ikatan dinas pilot berkisar antara 3 – 5 tahun. Biaya kompensasi lahan ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus berdasarkan jangka waktu perjanjian selama 30 tahun. Biaya provisi atas pinjaman bank jangka panjang ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama jangka waktu pinjaman.
- 10 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
m. Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham dikurangkan dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi. n. Pengakuan pendapatan dan beban Pendapatan jasa penyewaan dan perbaikan pesawat diakui pada periode penggunaan aset sejalan dengan berlalunya waktu. Pendapatan jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat diakui pada saat jasa diserahkan atau secara signifikan diberikan dan manfaat jasa tersebut telah dinikmati oleh pelanggan. Pendapatan bunga diakui atas dasar waktu, pokok dan tingkat bunga berlaku. Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual). o. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku terakhir dari Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan. Kurs yang digunakan pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, adalah sebagai berikut:
Dolar Amerika Serikat Euro GBP Dolar Singapura Dolar Australia
2010
2009
9.083 11.087 13.680 6.481 7.730
10.225 14.432 16.990 7.055 8.291
Kurs tersebut dihitung berdasarkan rata-rata kurs beli dan kurs jual uang kertas asing dan/atau kurs transaksi terakhir dari Bank Indonesia untuk tahun berjalan. p. Manfaat (Beban) pajak penghasilan Beban pajak kini disajikan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui berdasarkan perbedaan temporer antara dasar pelaporan komersial dan dasar pajak atas aktiva dan kewajiban pada masing-masing tanggal pelaporan. Manfaat pajak masa yang akan datang, seperti akumulasi rugi fiskal yang belum digunakan diakui sejauh terdapat cukup kemungkinan atas realisasi dari manfaat pajak tersebut. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transakasi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
- 11 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
q. Imbalan kerja Perusahaan mencatat imbalan kerja berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 (“ UU No. 13”) dan PSAK 24 (Revisi 2004). Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja dihitung berdasarkan UU No. 13 dengan menggunakan metode perhitungan aktuarial, projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui untuk masing-masing program pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah 10% dari kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja karyawan dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan. r.
Program opsi karyawan Program opsi saham karyawan diberikan untuk direksi dan komisaris serta karyawan tetap yang mempunyai masa kerja minimal 5 tahun. Nilai wajar opsi ditentukan dengan menggunakan model the black-scholes option pricing. Beban kompensasi ditentukan berdasarkan jumlah opsi diberikan dan dibebankan dalam laporan laba rugi selama periode vesting.
s. Laba Per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah ratarata tertimbang saham setelah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham bersifat dilutif t.
Informasi Segmen Informasi segmen disusun dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
- 12 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
u. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi nilai yang dilaporkan. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, maka realisasi yang akan terjadi dapat berbeda dengan estimasi yang telah dilaporkan sebelumnya.. 3.
KAS dan BANK 2010 327.819
2009 304.222
104.544 14.521.216
8.198 832.175
275.689 55.036
22.104 188.400
7.782 55.561
11.214 68.842
ABN AMRO Bank - US Dollar
-
6.919
Bank Mega - Rupiah
-
4.322
226.472
-
2.777 54.548
1.610 2.275.419
4.511 193.679 15.501.815 15.829.634
167.664 56.457 3.643.324 3.947.546
Kas Bank Bank Muamalat Indonesia Rupiah US Dollar Bank Mandiri Rupiah US Dollar Bank Syariah Mandiri Rupiah US Dollar
Bank Negara Indonesia Bank Central Asia Rupiah US Dollar Bank DKI Syariah Rupiah US Dollar Jumlah Bank Rupiah dan US Dollar Jumlah Kas dan Bank
4.
PIUTANG USAHA
a.
2010
2009
Total E&P Indonesie ConocoPhillips Indonesia Inc. Ltd
22.079.695 769.662
11.204.760 996.483
Premier Oil Natuna Sea, BV Eni Bukat PT. International Nickel Indonesia
1.351.914 24.425 6.079.479
470.512 2.567.274 -
Berdasarkan langganan
- 13 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
b.
c.
Lainnya (masing-masing kurang dari Rp 1 miliar)
29.139.656
15.350.687
Jumlah
59.444.831
30.589.716
01 - 30 hari
20.126.367
20.365.514
31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari
19.261.622 3.448.308 16.608.534
4.654.682 47.173 5.522.347
Jumlah
59.444.831
30.589.716
US Dollar Rupiah
51.404.220 8.040.611
28.291.352 2.298.364
Jumlah
59.444.831
30.589.716
Berdasarkan umur
Berdasarkan mata uang
Seluruh piutang usaha merupakan tagihan kepada pihak ketiga. Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang usaha tersebut dapat ditagih sehingga tidak membuat penyisihan piutang raguragu. Piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 11) dan pinjaman jangka panjang (Catatan 17). 5.
PIUTANG LAIN-LAIN 2010 PT. Global Maintenance Facilities PT. Cheysia Aurelia Karyawan Lainnya Jumlah
2009
3.077.397 1.351.672 213.195 660.928
2.557.184 1.351.672 220.510 535.265
5.303.192
4.664.631
Piutang dari PT Cheysia Aurelia (dahulu PT Cahaya Utama Delapan Belas) merupakan piutang atas asuransi 2 helikopter jenis Bell 212. Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang lain-lain tersebut dapat ditagih sehingga tidak membuat penyisihan piutang 6.
PERSEDIAAN 2010
2009
Repairable and rotable parts and components Suku cadang Persediaan umum dan supplies
56.336.458 37.287.635 (87.311)
55.563.720 38.461.274 64.626
Jumlah
93.536.782
94.089.620
- 14 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
Manajemen tidak membentuk penyisihan penurunan nilai persediaan karena manajemen berpendapat pergerakan persediaan tersebut cepat. Persediaan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka panjang (Catatan 17). Berdasarkan kondisi fisik dari persediaan di akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa pembentukan penyisihan atas barang usang tidak perlu dibuat Pada tahun 2009, persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran atau kecurian dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis dengan nilai pertanggungan sejumlah US$ 12,5 juta kepada PT Citra International Underwriter. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari risiko-risiko tersebut. 7.
8.
UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA 2010
2009
Biaya dibayar dimuka – Avtur Pertamina Biaya dibayar dimuka lainnya Uang muka perjalanan dinas karyawan Uang muka persediaan
1.109.083 2.185.444 547.999 17.323.543
1.233.151 8.165.971 263.481 12.173.264
Uang muka pembelian pesawat Uang muka - Charter Uang muka dan biaya dibayar dimuka lainnya
72.682.166 508.587 1.465.822
0 709.934 1.660.585
Jumlah
95.822.644
24.206.386
INVESTASI DALAM SAHAM Akun ini merupakan investasi Perusahaan di PT Usaha Gedung Bimantara sebanyak 1 saham, persentasi kepemilikan 0,01% dengan biaya perolehan Rp 1 juta.
9.
AKTIVA TETAP 1 Januari 2010
30 Juni Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
2010
Biaya perolehan atau revaluasi Pemilikan langsung Pesawat udara Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan
481.329.368
-
-
-
481.329.368
18.728.438
-
-
-
18.728.438
9.514.943
84.450
-
-
9.599.393
804.387
804.387
Sewa guna usaha Kendaraan Jumlah
2.323.000
-
-
-
2.323.000
512.700.135
84.450
-
-
512.784.585
- 15 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
Akumulasi penyusutan dan penurunan nilai Pemilikan langsung Pesawat udara
141.214.310
12.098.500
-
-
153.312.810
Bangunan dan prasarana
6.665.844
462.456
-
-
7.128.300
Mesin dan peralatan
7.549.037
346.883
-
-
7.895.920
Kendaraan
1.190.468
195.043
-
-
1.385.511
778.800
38.717
-
817.517
157.398.459
13.141.599
Sewa guna usaha Kendaraan Jumlah Jumlah Tercatat
-
-
355.301.676
342.244.527
1 Januari 2009
170.540.058
30 Juni Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
2009
-
37.954.681
-
481.329.368
18.657.998
-
-
70.439
18.728.437
9.406.642
63.548
-
-
9.470.190
832.987
-
28.600
-
804.387
Biaya perolehan atau revaluasi Pemilikan langsung Pesawat udara Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan
519.284.049
Sewa guna usaha Kendaraan Jumlah
2.323.000
-
-
-
2.323.000
550.504.676
63.548
37.983.281
70.439
512.655.382
Akumulasi penyusutan dan penurunan nilai Pemilikan langsung Pesawat udara
151.556.413
115.576.556
33.695.275
-
129.437.694
Bangunan dan prasarana
5.668.823
463.291
-
70.439
6.202.553
Mesin dan peralatan
6.850.146
349.440
-
-
7.199.586
Kendaraan
8282.815
156.410
28.600
-
956.625
701.367
77.433
-
-
778.800
Sewa guna usaha Kendaraan Jumlah Jumlah Tercatat
173.059.564
116.623130
377.445.112
33.723.875
70.439
144.575.258 368.080.124
Aktiva tetap dengan jumlah tercatat sebesar Rp 342.244.527 ribu dan Rp 368.080.124 ribu masing-masing pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 digunakan sebagai jaminan atas hutang bank dan pinjaman jangka panjang (Catatan 11 dan 17).
- 16 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
Pada tanggal 30 Juni 2010, aktiva tetap dan persediaan diasuransikan dalam industrial special risks termasuk kebakaran, pencurian dan risiko lainnya sebesar US$ 106,29 juta dan Rp 6,100 juta kepada PT Citra Underwriter Insurance. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aktiva tetap yang dipertanggungkan.
Pengurangan aktiva tetap merupakan penjualan aktiva tetap pemilikan langsung dengan rincian sebagai berikut : 2010
2009
Biaya perolehan Akumulasi penyusutan
-
46.396.744 33.723.875
Jumlah tercatat
-
12.672.869
Harga Jual
-
4.440.450
Keuntungan (Kerugian) penjualan aktiva
-
(8.232.4190
10. AKTIVA LAIN-LAIN 2010 Beban tangguhan - bersih Sewa lahan (Catatan 33) Pendidikan pilot Provisi bank Jumlah Uang Muka pembelian pesawat Performance bond Jaminan lainnya Jumlah
2009
2.568.310
2.212.526
12.238.199
8.025.542
9.279.594
2.243.482
24.086.103 9.766.723
12.481.550 10.956.088
1.402.539 19.794
562.374 19.795
35.275.159
24.019.806
Biaya pendidikan pilot ditangguhkan dan diamortisasi selama masa ikatan dinas dan wajib diganti oleh pilot apabila mengundurkan diri sebelum masa ikatan dinas berakhir. Beban amortisasi kompensasi lahan, pendidikan pilot dan provisi bank adalah sebesar Rp. 24.086.103 ribu tahun 2010, Rp 12.481.550 ribu tahun 2009. 11. HUTANG BANK Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan modal kerja dari Bank Syariah Mandiri sebesar US$ 3.000.000, jangka waktu 12 bulan jatuh tempo 31 Oktober 2008 dengan tingkat nisbah bagi hasil setara dengan 9,5% per tahun dan sejak Mei 2009 tingkat nisbah bagi hasil telah dilakukan perubahan menjadi setara dengan 8,5% per-tahun. Pinjaman ini telah diperpanjang sampai dengan Oktober 2010. Pinjaman ini dijamin dengan, piutang usaha, 2 unit pesawat Beechcraft
- 17 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
1900D (PK TRX dan PK–TRW), 1 unit pesawat BAC 1-11 (PK TRU), 1 unit helikopter Dauphin tipe 365N2 (PK-TSW), dan 1 unit helicopter Dauphin tipe SA-365C2 (PK-TRE).(Catatan 4 dan 9) Pada tanggal 30 Juni 2010 (2009), saldo hutang untuk fasilitas ini sebesar Rp 27.249.000 (Rp 28.089.000). Sehubungan dengan fasilitas kredit tersebut, Perusahaan diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu yang harus mendapat persetujuan tertulis dari Bank Syariah Mandiri, antara lain membubarkan perusahaan, merger, mengakuisisi perusahaan lain, meminta dinyatakan pailit; menjual atau mengalihkan sebagian atau seluruh harta perusahaan; menjual, menjaminkan, atau membebani dengan kewajiban seluruh atau sebagian harta perusahaan termasuk pendapatan yang telah dan akan diterima. 12. WESEL BAYAR Pada Oktober 2009, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Oxley Capital Investments Ltd sebesar Rp 15.800.000 dengan tingkat bunga 3% per tahun, jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010. Pada bulan Januari 2010 wesel bayar tersebut oleh Oxley Capital Investments Ltd dijual ke Starlight Ltd. Pada Januari 2010, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Global Far East Investments Ltd sebesar Rp 7,850,000. Pada bulan Maret 2010, Perusahaan menerbitkan kembali wesel bayar kepada Global Far East Investments Ltd sebesar USD 150,000 atau setara dengan Rp 1,400,250. Pada bulan April 2010, Perusahaan menerbitkan kembali wesel bayar kepada Global Far east Investments Ltd sebesar Rp 9,000,000 Pada tanggal 30 Juni 2010 total hutang wesel bayar Perusahaan sebesar Rp 34.050.250. 13. HUTANG USAHA a.
b.
2010
2009
Berdasarkan langganan - Pihak ketiga Eurocopter Asia Fokker Services Schipol ATR Eastern Support TAT Industries Turbomeca Lainnya (masing-masing kurang dari 1 miliar) Jumlah
10.403.160 3.122.254 1.147.794 7.319.477 2.931.827 6.145.656 31.070.168
3.116.099 7.718.713 2.290.687 4.533.407 9.703.214 27.362.120
Berdasarkan umur 01 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari Jumlah
4.102.301 3.679.314 1.360.359 21.928.194 31.070.168
750.119 4.032.574 1.556.927 21.022.500 27.362.120
- 18 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
c.
Berdasarkan mata uang Rupiah US Dollar Euro Lainnya Jumlah
2.307.740 24.182.910 4.137.132 442.387 31.070.169
2.509.345 20.580.550 4.133.581 136.644 27.362.120
14. HUTANG LAIN-LAIN Premi asuransi Koperasi Bimantara JAS Lain-lain Jumlah
2010
2009
194.316 32.352 36.136.222
432.710 125.839 32.352 20.352.827
36.362.890
20.943.728
2010
2009
15. HUTANG PAJAK Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23
9.835.898 129.648
7.911.005 257.979
Pasal 25
124.711
458.089
528.706
327.601
10.618.963
8.954.674
Pajak Pertambahan Nilai Jumlah
16. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR 2010
2009
Perbaikan dan pemeliharaan Bunga Lain-lain
1.603.599 1.658.093 4.942.626
1.603.599 288.394 1.622.929
Jumlah
8.204.318
3.514.922
Biaya masih harus dibayar perbaikan dan pemeliharaan pesawat merupakan estimasi perbaikan dan pemeliharaan pesawat berdasarkan jam terbang. 17. PINJAMAN JANGKA PANJANG Akun ini merupakan pinjaman Perusahaan kepada pihak ketiga dengan rincian sebagai berikut:
- 19 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
Bank Bank Syariah Mandiri - US Dollar Bank DKI Syariah - US Dollar Bank Muamalat Indonesia - US Dollar dan Rupiah Jumlah Bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian Jangka Panjang Tingkat bunga per tahun US Dollar Rupiah
2010
2009
108.814.340 11.353.750 192.541.617 312.709.707 (121.626.402) 191.083.305
121.698.875 17.893.750 140.142.679 279.735.304 (127.367.850) 152.367.454
8,5% 16%
8% - 9% -
Bank Syariah Mandiri Berdasarkan perjanjian pinjaman talangan (bridging loan) tanggal 26 September 2008 dan 6 Oktober 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas Al Murabahah sebesar US$ 9.155.000. Hutang ini jatuh tempo pada bulan Maret 2009. Pinjaman ini dijamin dengan tagihan kepada Total E&P Indonesie dan satu unit helikopter EC-155 B1 (PK-TPG). Perjanjian ini diperpanjang sampai dengan 20 Maret 2011. Saldo per 30 Juni 2010 (2009) sebesar Rp 108.814.340 (121.698.875). Sehubungan dengan fasilitas tersebut, Perusahaan diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu yang harus mendapat persetujuan tertulis dari Bank Syariah Mandiri, antara lain mencari tambahan pembiayaan baru; melakukan penyertaan saham; membagi dividen; melakukan transaksi dengan pihak lain di luar kegiatan bisnis inti; mengeluarkan pernyataan hutang dalam bentuk pinjaman, penyewaan atau garansi kepada pihak lain; menjual, mentransfer dan menjaminkan harta Perusahaan yang telah dijaminkan; mengubah anggaran dasar Perusahaan, khususnya mengenai modal, pengurus dan pemegang saham; membubarkan Perusahaan; meminta dinyatakan pailit dan mengalihkan hak atas barang jaminan kepada pihak lain. Perusahaan telah menerima surat persetujuan perubahan negative covenant dari Bank Syariah Mandiri sesuai Surat No. 8/595-3/DPB1 tanggal 16 Agustus 2006 yaitu setiap perubahan pengurus, pemegang saham dan pembagian dividen wajib dilaporkan secara tertulis kepada bank tersebut. Pada tanggal 30 Juni 2010, Manajemen berpendapat bahwa Perusahaan mematuhi seluruh perjanjian yang dibuat oleh bank. Bank Muamalat Indonesia Pada bulan Pebruari 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Wa’ad sebesar US$ 5.200.000, jangka waktu 78 bulan, dengan marjin sebesar US$ 1.736.200 yang dibayar secara bulanan. Untuk menambah dana dari fasilitas pembiayaan Waad, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman melalui fasilitas pembiayaan Al Murabahah pada bulan Mei 2007 sebesar US$ 580.000, jangka waktu 78 bulan, dengan marjin sebesar US$ 193.300 yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian 1 unit pesawat tipe ATR 42–300 dan 1 unit pesawat tipe Fokker 50. Pada bulan Mei 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 1.120.000, jangka waktu 60 bulan, dengan marjin sebesar US$ 275.000 yang dibayar secara
- 20 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian spareparts dan bahan bakar. Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan April 2012 Pada bulan Juni 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 3.335.000, jangka waktu 60 bulan, dengan marjin sebesar US$ 818.776 yang dibayar secara bulanan, mulai bulan Juni 2007. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian spareparts dan bahan bakar. Pada bulan Juni 2007, Perusahaan juga memperoleh fasilitas pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 1.545.000, jangka waktu 60 bulan, dengan marjin US$ 379.210 yang digunakan untuk uang muka pembelian 2 unit pesawat Fokker 50. Pada bulan Juni 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Wa’ad sebesar US$ 3.150.000, jangka waktu 72 bulan, dengan marjin sebesar US$ 1.051.590 yang dibayar secara bulanan, mulai bulan Juni 2007. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian 1 unit pesawat tipe ATR 42–300. Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan Juni 2013. Pada bulan Juli 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Wa’ad sebesar US$ 1.000.000, jangka waktu 72 bulan, dengan marjin sebesar US$ 144.448 yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian mesin dan spareparts. Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan Agustus 2010. Pada bulan April 2009. Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Al Musyarakah sebesar US$ 11.445.540, jangka waktu pengembalian 60 bulan dengan marjin sebesar US$ 3.580.020 yang diangsur secara bulanan. Fasilitas ini merupakan restrukturisasi dari semua fasilitas diatas. Pada bulan April 2009 Perusahaan mendapat fasilitas pembiayaan Al Musyarakah dengan pagu sebesar Rp 34.800.000. Fasilitas yang disalurkan kepada Perusahaan pada tahun 2009 sebesar Rp 30.247.000 dengan jangka waktu 60 bulan. Fasilitas ini digunakan untuk modal kerja proyek Total E&P Indonesie. Adapun jaminan atas fasilitas ini merupakan paripasu dengan fasilitas Al Musyarakah (restruktur) diatas dengan tingkat bunga 16% per tahun. Seluruh pinjaman diatas dijamin dengan 3 unit pesawat Fokker 50 (PK-TSN, PK-TSO dan PKTSP), 2 unit pesawat ATR 42-300 (PK-TSY dan PK-TSZ), Tanah dan bangunan yang terletak di Balikpapan. Pada bulan Juni 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Al Musyarakah sebesar USD 6,480,000. Fasilitas ini digunakan untuk modal kerja proyek PT Badak LNG sebesar USD 1,000,000 dengan jangka waktu 1 tahun dan pembelian pesawat ATR 52-500 MSN 601 untuk proyek PT Badak LNG sebesar USD 5,480,000 dengan jangka waktu 60 bulan. Saldo fasilitas pinjaman per 30 Juni 2010 (2009) adalah sebesar Rp 192.541.617 (140.142.679). Bank DKI Syariah Pada bulan Januari 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas al musyarakah dan wakalah bil ujrah sebesar US$ 3.500.000, jangka waktu 48 bulan, yang kemudian dilakukan addendum pada tanggal 31 Desember 2008 menjadi US$ 2.000.000, dengan bagi hasil setara dengan 8% yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk modal kerja proyek Fixed Wing Charter. Saldo pinjaman ini per tanggal 30 Juni 2010 (2009) sebesar Rp 11.393.750 (Rp 17.893.750).
- 21 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
18. HUTANG SEWA GUNA USAHA Akun ini merupakan hutang sewa guna usaha untuk pembiayaan kendaraan bermotor dari PT Astra Sedaya Finance dan PT Bhakti Finance, sebagai berikut: 2010 Pembayaran yang jatuh tempo pada tahun: 2009 2010 2011 dan seterusnya Jumlah pembayaran minimum sewa guna usaha Bunga Nilai tunai pembayaran minimum sewa guna usaha Bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian Jangka Panjang
108.167 49.972 158.139 (7.951) 150.188 (101.395) 48.793
2009 167.772 225.132 49.972 442.876 (44.563) 398.313 (250.022) 148.291
Jangka waktu sewa guna usaha dengan PT. Astra Sedaya Finance adalah 35 bulan, berakhir pada tahun 2009 dengan tingkat bunga efektif 17% per tahun. Hutang sewa guna usaha dibayar setiap bulan dalam jumlah tetap. 19. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG LAINNYA 2010
2009
Hutang pembelian pesawat - US Dollar Deposit pelanggan Kewajiban imbalan pasca kerja (catatan 29)
9.877.763 28.980.903 25.427.315
11.119.687 0 19.773.282
Jumlah
64.285.981
30.892.969
Kewajiban atas pembelian pesawat merupakan kewajiban kepada pihak ketiga dalam US Dollar untuk memperoleh pesawat BAC1-11 (PK-TRU). Kewajiban ini tidak dikenakan bunga dan akan dilunasi setelah pesawat tersebut dijual oleh Perusahaan. Pada Desember 2009, PT TransNusa Air Services memberikan jaminan atas sewa pesawat sebesar US$ 1.000.000 dan Februari 2010 sebesar US$ 400.000 20. MODAL SAHAM 2010
Nama Pemegang Saham PT Global Transport Service PT Usaha Gedung Bimantara Masyarakat dan karyawan Jumlah
Jumlah
Persentase
Jumlah Modal
Saham
Pemilikan
Disetor
1.592.358 78 730.287 2.322.723
- 22 -
68.56% 0.00% 31.44% 100.00%
159.235.832 7.849 73.028.661 232.272.342
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
2009
Nama Pemegang Saham PT Global Transport Service PT Usaha Gedung Bimantara Masyarakat dan karyawan Jumlah
Jumlah
Persentase
Jumlah Modal
Saham
Pemilikan
Disetor
1.592.358 78 730.287 2.322.723
68.56% 0.00% 31.44% 100.00%
159.235.832 7.849 73.028.661 232.272.342
Penambahan modal saham pada tahun 2009 berasal dari Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 173.118.417 saham dengan harga Rp 186 per saham. 21. AGIO SAHAM Akun ini merupakan agio saham setelah dikurang biaya emisi saham yang berasal dari penawaran umum perdana saham Perusahaan (Catatan 1.b), sebagai berikut: 2010
2009
Penawaran umum perdana saham tahun 2006 Pelaksanaan opsi saham karyawan tahun 2007 Penawaran umum terbatas dengan HMETD Biaya emisi saham
10.059.772 305.834 14.888.183 (487.414)
10.059.772 305.834 14.888.184 -
Jumlah-bersih
24.766.375
25.253.790
22. PENDAPATAN USAHA 2010
2009
Jasa penyewaan pesawat Contract charter Spot charter Jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat Jumlah
80.862.435 25.292.922 15.869
114.874.613 11.764.460 1.192.335
106.171.226
127.831.408
Seluruh pendapatan usaha diperoleh dari pihak ketiga. Pendapatan usaha dari pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha berasal dari: 2010 2009 Total E&P Indonesie International Nickel Indonesia ConocoPhillips Indonesia Inc., Ltd PT. Metro Batavia PT TransNusa Air Services Jumlah
- 23 -
59.341.431 15.381.684 24.436.496
76.040.835 15.574.095 21.916.392 -
99.159.611
68.776.784
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
23. BEBAN LANGSUNG PENERBANGAN 2010
2009
Mesin pesawat dan Ijaroh Penyusutan Gaji dan tunjangan Bahan Bakar
19.371.247 12.098.499 6.885.758 3.492.155
46.134.764 11.578.055 12.280.512 2.641.767
Suku cadang Asuransi Lampu pendaratan Lain-lain
5.294.342 10.222.003 493.058 2.431.124
2.606.305 15.951.725 1.009.161 6.406.369
Jumlah
60.288.186
98.608.658
24. BEBAN USAHA 2010 Gaji dan tunjangan Perjalanan dinas Sewa Asuransi Lisensi pilot
2009
14.151.319 5.146.629 716.540 1.127.964 690.007
11.485.126 7.891.286 2.004.793 2.387.306 4.073.713
Perbaikan dan pemeliharaan Imbalan pasca kerja (Catatan 29) Pelatihan Utilitas Penyusutan
547.492 3.518.124 270.794 600.387 1.043.100
536.734 3.357.290 219.225 638.525 1.046.575
Komunikasi Perlengkapan kantor Jasa professional Lain-lain
604.190 518.157 228.150 1.082.053
809.858 785.561 837.355 1.448.872
30.244.906
37.330.664
Jumlah
25. BEBAN BUNGA 2010
2009
Beban bunga atas: Hutang bank, dan pinjaman jangka panjang Hutang sewa guna usaha
27.064.733 3.429.276
26.760.647 558.928
Jumlah
30.494.009
27.319.575
- 24 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
26. PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2010
2009
Provisi dan administrasi bank Pendapatan Lain-lain
(836.764) 3.382.594
(4.722.991) 2.170.060
Bersih
2.545.830
( 2.552.931)
27. PAJAK PENGHASILAN Beban pajak Perusahaan terdiri dari: 2010
2009
Pajak kini Pajak tangguhan
1.286.867
1.184.031
Jumlah beban pajak
1.286.867
1.184.031
Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan laba (rugi) kena pajak adalah sebagai berikut: 2010 (4.929.999)
2009 (22.129.651)
Perbedaan temporer: Imbalan pasca kerja Sewa guna usaha Aktiva tetap setelah dikurangi amortisasi Jumlah – bersih
(5.270.223) (8.136.043) (13.406.266)
(337.873) (8.215.510) (8.553.383)
Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal: Tunjangan karyawan Penghasilan bunga Lain-lain Jumlah - bersih
4.716.206 (26.460) 67.703 4.757.449
8.218.706 (30.111) 5.610.193 13.798.788
(13.578.817)
(16.884.245)
Laba/(Rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi
Taksiran Penghasilan kena Pajak
Untuk periode sampai dengan 30 Juni 2009, Perusahaan mengalami rugi, sehingga tidak terdapat beban pajak. Perhitungan beban dan pajak dibayar dimuka (hutang pajak kini) adalah sebagai berikut:
- 25 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
Pembayaran pajak dimuka Pajak Penghasilan lebih bayar Pajak penghasilan Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Ppn Fiskal luar negeri Jumlah pembayaran pajak dimuka Pajak dibayar dimuka (hutang pajak kini)
13.112 501.625 2.421.075 2.935.812 2.935.812
861 2.156.142 2.431.397 4.588.400 4.588.400
Pajak Tangguhan Rincian aktiva (kewajiban) pajak tangguhan Perusahaan sebagai berikut: 2010 Aktiva pajak tangguhan Rugi Fiskal Kewajiban imbalan pasca kerja Kewajiban pajak tangguhan Aktiva tetap Sewa guna usaha Beban tangguhan Lain-lain Jumlah
2009
(3.394.704) 5.424.584
(4.727.589) 5.536.519
(18.096.312) (301.884) (3.249.814) 40.821.260 21.203.130
(13.740.109) (77.528) (1.990.180) 28.512.210 13.513.323
Rekonsiliasi antara beban (manfaat) pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
Laba (Rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi Beban pajak dengan tarif pajak yang berlaku sebesar 25% untuk tahun 2010 dan 28% untuk tahun 2009 Dampak pajak atas beban (penghasilan) yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Tunjangan karyawan Beban tangguhan Penyusutan Penghasilan bunga Lain-lain Jumlah beban (manfaat) pajak
- 26 -
2010
2009
(13.578.817)
(16.884.245)
(3.394.704)
(4.727.589)
52.714 2.055.123 -
940.041 1.259.634 3.711.945
1.286.867
1.184.031
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
28. LABA BERSIH PER SAHAM Perhitungan laba bersih per saham dasar didasarkan pada data berikut: Laba Bersih 2009 Laba/(Rugi) bersih periode berjalan
(3.643.132)
2008 (20.945.619)
Jumlah Saham Jumlah rata-rata saham tertimbang saham beredar (penyebut) untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar adalah sebagai berikut: 2010 Saldo awal tahun Penerbitan saham melalui opsi karyawan (tanggal 17 Oktober 2007)
2009
2.140.000.000
2.140.000.000
1.921.000
1.921.000
Penerbitan saham melalui HMETD
173.118.417
173.118.417
Jumlah rata-rata tertimbang saham
2.315.039.417
2.315.039.417
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Perusahaan hanya menghitung laba per saham dasar sebagai berikut: 2010 Laba/(Rugi) per saham - Rupiah penuh
(1.58)
2009 (9.04)
29. IMBALAN PASCA KERJA Imbalan Pasca Kerja Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut adalah 245 karyawan tahun 2010, dan 274 karyawan tahun 2009. Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi adalah: 2010 Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu Keuntungan (kerugian) amortisasi biaya jasa kini yang belum diakui Jumlah
- 27 -
2009
1.689.562 1.277.112 589.709
1.389.274 1.378.307 589.709
(38.258) 3.518.125
0 3.357.290
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
Kewajiban imbalan pasca kerja di neraca adalah sebagai berikut: 2010 Nilai kini kewajiban tanpa pendanaan
26.538.313
Keuntungan/(kerugian actuarial belum diakui Biaya jasa lalu belum diakui Saldo akhir
1.696.340 (2.807.339) 25.427.314
2009 25.095.712 260.750 (5.583.181) 19.773.281
Mutasi kewajiban bersih di neraca adalah sebagai berikut: 2010 Saldo awal Pembayaran manfaat Beban tahun berjalan Saldo akhir
21.909.189 3.518.125 25.427.314
2009 16.415.991 3.357.290 19.773.281
Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut: Tingkat bunga per tahun Tingkat kenaikan gaji Tingkat mortalita Tingkat cacat Tingkat pengunduran diri
: : : : :
Umur pensiun normal
:
10.5% per tahun 8% per tahun Tabel Mortalita Indonesia 2 10% dari tingkat mortalita 10% usia 25 tahun dan menurun secara garis lurus menjadi nihil pada usia 45 tahun 55 tahun
30. PROGRAM OPSI KARYAWAN Berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa Perusahaan sebagaimana tercantum dalam akta no. 12 tanggal 9 Juni 2006, dari Notaris Meiyane Halimatussyadiah, SH, para pemegang saham menyetujui Program Pemilikan Saham Karyawan (ESOP). ESOP akan diberikan kepada direksi dan komisaris yang telah menjabat sejak tanggal 1 Agustus 2006 serta karyawan tetap yang mempunyai masa kerja minimal 5 tahun. Jumlah hak opsi sebanyak 90 juta saham yang akan diberikan secara bertahap dalam jangka waktu 5 tahun dengan ketentuan tahap pertama sebanyak 20% dari jumlah opsi akan diberikan bersamaan dengan penawaran umum perdana Perusahaan dan tahap kedua sampai dengan tahap kelima masing-masing sebanyak 20% dari jumlah opsi akan diberikan setelah Rapat Umum Pemegang Saham tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010. Setiap hak opsi memberikan hak untuk membeli 1 saham baru Perusahaan. Pada tahun 2009 tidak terdapat saham yan dieksekusi. Nilai wajar opsi diestimasi pada tanggal pemberian opsi dengan model the Black-Scholes Option Pricing. Asumsi utama untuk menghitung nilai wajar opsi adalah sebagai berikut:
- 28 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
Opsi gagal diperoleh Suku bunga bebas resiko Periode opsi Ketidakstabilan harga saham Dividen diharapkan
0,0822% 8.25% 5 tahun 51.06% 2,63%
31. KOMITMEN DAN KONTINJENSI Perusahaan menghadapi kasus litigasi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebagai tergugat II atas gugatan dari Syarifuddin Harahap terhadap PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd sebagai tergugat I sehubungan dengan transaksi pembatalan performance bond. Proses perkara ini telah selesai dan berkekuatan hukum tetap, dengan putusan nomor 1221/Pdt.G/2009/PN.Jkt.Sel tertanggal 14 Oktober 2009. 32. INFORMASI SEGMEN Segmen usaha Untuk tujuan pelaporan, manajemen Perusahaan menetapkan segmen usaha berdasarkan pertimbangan risiko dan hasil terkait dengan jasa yang diberikan yaitu jasa penyewaan pesawat serta jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat. Informasi segmen usaha Perusahaan adalah sebagai berikut:
Jasa penyewaan pesawat PENDAPATAN USAHA Pendapatan dari pihak eksternal Hasil segmen
2010 Jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat
Jumlah
106.155.357
15.869
106.171.226
45.867.170
15.869
45.883.039
Beban usaha tidak dapat dialokasi Laba usaha Keuntungan kurs mata uang asing Penghasilan bunga Beban bunga Kerugian penjualan aktiva tetap Lain-lain - bersih Laba sebelum pajak Beban pajak Laba bersih
(30.244.906) 15.638.133 7.353.586 26.460 (30.494.009) 0 2.545.829 (4.929.999) 1.286.867 (3.643.132)
AKTIVA Aktiva segmen Aktiva tidak dapat dialokasi Jumlah aktiva
530.501.300 149.847.292 680.348.592
- 29 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
KEWAJIBAN Kewajiban segmen Kewajiban tidak dapat dialokasi Jumlah kewajiban
442.266.295 55.186.172 497.452.467
Jasa penyewaan pesawat PENDAPATAN USAHA Pendapatan dari pihak eksternal Hasil segmen
2009 Jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat
Jumlah
126.639.073
1.192.335
127.831.408
28.223.181
99.569
29.222.750
Beban usaha tidak dapat dialokasi Laba usaha Keuntungan kurs mata uang asing Penghasilan bunga Beban bunga Kerugian penjualan aktiva tetap Lain-lain - bersih Laba sebelum pajak Beban pajak Laba bersih
(37.330.664 (8.107.914) 24.047.458 35.730 (27.319.575) (8.232.418) 2.552.931 (22.129.650) 1.184.031 (20.945.619)
AKTIVA Aktiva segmen Aktiva tidak dapat dialokasi Jumlah aktiva
516.779.266 55.877.440 572.656.706
KEWAJIBAN Kewajiban segmen Kewajiban tidak dapat dialokasi Jumlah kewajiban
338.388.708 33.413.323 371.802.031
Segmen geografis Perusahaan berlokasi di Jakarta dan Balikpapan, sedangkan jasa diberikan ke beberapa wilayah geografis di Indonesia.
- 30 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
Pendapatan Perusahaan berdasarkan segmen geografis adalah sebagai berikut : Wilayah geografis Balikpapan Jakarta/Matak Lainnya Jumlah
2010
2009
59.738.817 6.614.229 39.818.180 106.171.226
64.380.074 23.064.573 40.386.760 127.831.407
33. IKATAN DAN PERJANJIAN PENTING Perusahaan melakukan perjanjian penyewaan pesawat udara dengan beberapa pelanggan antara lain: • Tiga unit helikopter Dauphin N2 (PK-TSB, PK-TSC dan PK-TSW) kepada Total E&P Indonesie untuk jangka waktu 11 bulan mulai bulan Mei 2008 sampai dengan April 2009. Mulai bulan Desember 2008, 1 unit helikopter Dauphin N2 (PK-TSW) digantikan dengan helicopter tipe EC 155 B1 (PK-TPG). • Tiga unit helikopter EC 155 B1 (PK-TPD, PK-TPE dan PK-TPF) kepada West Natuna Consortium/WNC (terdiri atas PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd, Star Energy dan Premier Oil) untuk jangka waktu 60 bulan mulai Pebruari 2008 sampai dengan Januari 2013. Pada 23 Januari 2009, Perusahaan menghentikan kontrak ini, dan telah dialihkan ke Total E&P Indonesie pada tanggal 30 April 2009. • Satu unit ATR 42-500 (PK-TSQ) kepada PT International Nickel Indonesia Tbk untuk jangka waktu 12 bulan mulai bulan Juni 2008 dan berakhir pada bulan Mei 2009, namun sejak bulan Nopember 2008 dilayani dengan Fokker 50 (PK-TSO), karena kontrak sewa ATR 42-500 dengan PT Energy Spectrum diterminasi sejak tanggal 19 Nopember 2008. • Dua unit ATR 42-300 (PK-TSY dan PK-TSZ) serta 1 unit Fokker 50 (PK-TSP) kepada PT Metro Batavia untuk jangka waktu enam tahun berakhir tahun 2012 dan 2013. Pada Desember 2009, 1 unit ATR 42-300 (PK-TSY) dihentikan dan Februari 2010, 1 unit Fokker 50 (PK-TSP) juga dihentikan. • Pada bulan Desember 2009, Perusahaan melakukan perjanjian keagenan dengan PT TransNusa Air Services. • Penyewaan 1 unit helicopter EC 155 B1 (PK-TPG) kepada Pelita Air Service – Husky Oil untuk jangka waktu 3 bulan yang mulai beroperasi pada bulan Juni – September 2009.
Perusahaan melakukan perjanjian sewa sindikasi (ijarah) tiga unit helikopter EC 155 B1 dengan beberapa lembaga keuangan dalam dan luar negeri sebesar US$ 31.000.000 untuk masa 63 bulan sampai dengan April 2013. Perusahaan melakukan perjanjian sewa dua unit helikopter Dauphin N2 dengan Eurocopter Southeast Asia untuk masa 1 tahun sampai dengan Juli 2009. Berdasarkan perjanjian kerja sama tanggal 12 Oktober 2000, Perusahaan memanfaatkan (untuk keperluan usaha) tanah seluas ± 10.524 m2, apron seluas ± 7.500 m2 dan gedung eks Terminal
- 31 -
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan Haji seluas ± 2.592 m2 seluruhnya milik Induk Koperasi TNI Angkatan Udara (Inkopau) untuk jangka waktu 30 tahun. Sehubungan dengan perjanjian tersebut, Inkopau membebankan biaya pemanfaatan lahan sebesar US$ 76.830 per tahun dan kompensasi lahan sebesar Rp 3 miliar, yang telah dibayar pada tahun 2000 dan diamortisasi selama 30 tahun. (Catatan 11). Perusahaan memperoleh fasilitas bank garansi dari JP Morgan Chase dengan counter garantor PT Bank Muamalat Indonesia Tbk sejumlah US$ 509.468,40, sebagai Performance Bond kepada Total E&P Indonesie dengan jangka waktu 11 bulan sampai dengan 1 April 2009. Perusahaan memperoleh fasilitas Surety Bond dari perusahaan asuransi PT Parolamas sejumlah US$ 2.497.530 sebagai performance bond kepada West Natuna Consorsium (WNC) untuk jangka waktu 63 bulan sampai dengan 30 April 2013. Pada bulan Januari 2009, Perusahaan telah membatalkan perjanjian dengan WNC (terdiri atas PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd, Star Energy dan Premier Oil). Perusahaan memperoleh fasilitas performance bond dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan counter garansi dari Bank Muamalat Indonesia sebesar US$ 3.476.587,08, sebagai performance bond kepada Total E&P Indonesie untuk jangka waktu dari 15 Oktober 2008 sampai dengan 31 Maret 2014. 34. AKTIVA DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, Perusahaan mempunyai aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing (dalam ribuan) sebagai berikut: 2010 Mata uang asing Aktiva Kas dan bank Piutang usaha Uang muka Aktiva lain-lain
US$ US$ US$ Sing$ EUR US$
1.655 5.506 9.959 2 76 1.676
Jumlah Aktiva Kewajiban Hutang bank Hutang usaha
Hutang Jangka pendek Hutang lain-lain Biaya masih harus dibayar Pinjaman jangka panjang Kewajiban jangka panjang lainnya
2009
Ekuivalen Rp 15.032.635 50.007.855 90.459.239 13.154 839.651 15.225.323
Mata uang asing 352 2.603 1.191 6 85 526
171.577.857
US$ Eur US$ Sing$ US$ US$ US$ US$ US$
3.000 373 2.662 68 10.391 681 183 17.707 1.088
Jumlah Kewajiban Jumlah Kewajiban - Bersih
- 32 -
27.249.000 4.137.132 24.182.910 442.387 94.377.402 6.183.985 1.658.093 160.836.305 9.877.763
Ekuivalen Rp 3.599.512 26.612.786 12.173.264 45.315 1.222.971 5.373.764 60.546.074
3.000 286 2.229 20 9.709 747 28 14.901 1.088
30.675.000 4.133.581 22.796.459 138.644 99.278.850 7.635.528 288.393 152.367.454 11.114.688
328.944.977
328.433.597
(157.367.120)
(267.887.524)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2009 DAN 2008 SERTA PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah) - Lanjutan
Kurs konversi yang digunakan Perusahaan masing-masing: 2010 GBP 1 Eur 1 US$ 1 Sing$ 1 Aus$ 1
13.680 11.087 9.083 6.481 7.730
2009 16.990 14.432 10.225 7.055 8.291
Perusahaan mengalami keuntungan kurs mata uang asing sebesar Rp 7.353.586 ribu untuk periode yang berakhir 30 Juni 2010 serta keuntungan kurs mata uang asing sebesar Rp 24.047.458 ribu untuk periode yang berakhir 30 Juni 2009.
- 33 -