PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010
-1PT SUPARMA Tbk NERACA (DisajikanDalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 September 2011
31 Desember 2010
ASET ASET LANCAR Kas dan bank Piutang usaha Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Piutang lain-lain Persediaan Pajak dan biaya dibayar di muka Uang muka kepada pemasok
2b, 2k, 4, 28
25.235.174.394
6.332.320.839
2c, 2k, 5, 16, 28
152.019.904.136
143.723.208.631
2d, 5, 6 7 2e, 8, 11, 16 2f, 9 2k, 10, 28
1.158.015.188 407.575.108 196.131.380.025 8.770.328.232 13.403.555.858
767.902.376 296.777.527 187.723.548.359 909.809.870 12.337.684.070
397.125.932.941
352.091.251.672
ASET TIDAK LANCAR Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 719.410.932.235 per 30 September 2011 dan Rp 665.591.890.772 2g,3,8,11,16 per 31 Desember 2010
1.155.253.759.452
1.137.942.519.760
Jumlah Aset Tidak Lancar
1.155.253.759.452
1.137.942.519.760
JUMLAH ASET
1.552.379.692.393
1.490.033.771.432
Jumlah Aset Lancar
-2-
PT SUPARMA Tbk NERACA (Lanjutan) (DisajikanDalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 September 2011
31 Desember 2010
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang usaha Hutang lain-lain Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Uang muka dari pelanggan Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
2k,12,28 13 2l, 14, 26 2k, 15, 25,28 2k 2k, 5, 8, 11, 15, 16 25, 28
Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Kewajiban pajak tangguhan - bersih Kewajiban tidak lancar lainnya
2k, 5, 8, 11, 15, 16 25, 28 2l, 26 2j, 17
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 400 per saham Modal dasar - 2.500.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 1.492.046.658 saham Tambahan modal disetor - agio saham Saldo laba Dicadangkan Belum dicadangkan Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
3, 18 3, 19 20
36.990.484.402 321.583.472 4.728.744.570 3.804.250.803 342.767.274
26.465.590.165 38.667.519 8.112.504.970 9.825.359.755 637.387.268
280.639.851.750
44.955.000.000
326.827.682.271
90.034.509.677
470.076.261.832 5.323.797.821 12.257.725.705
666.534.957.683 2.820.985.592 12.257.725.705
487.657.785.358
681.613.668.980
596.818.663.200 597.819.550
596.818.663.200 597.819.550
1.000.000.000 139.477.742.014
120.969.110.025
737.894.224.764
718.385.592.775
1.552.379.692.393
1.490.033.771.432
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
-3-
PT SUPARMA Tbk LAPORAN LABA RUGI (DisajikanDalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 September Catatan
2011
2010
2i, 6, 22
883.670.974.766
853.694.288.497
2i, 6, 8, 23
788.999.158.737
748.734.721.944
94.671.816.029
104.959.566.553
32.425.084.409 17.497.411.633
31.314.960.116 16.663.367.509
Jumlah Beban Usaha
49.922.496.042
47.978.327.625
LABA USAHA
44.749.319.987
56.981.238.928
36.313.215 24.453.314.486 ) ( 5.619.324.002 363.123.325 (
35.568.847 31.586.214.318 ) 19.870.140.232 4.222.676.059 )
18.434.553.944)
15.903.181.298 )
PENJUALAN BERSIH BEBAN POKOK PENJUALAN LABA KOTOR BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Beban keuangan Laba selisih kurs – bersih Lain-lain - bersih
2i, 24
2i, 2k, 25 2k
Beban lain-lain - Bersih
(
(
(
26.314.766.043
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK
41.078.057.630
2l, 26
BEBAN PAJAK Kini Tangguhan Jumlah beban pajak LABA BERSIH LABA PER SAHAM DASAR
2n, 21
( (
4.303.321.806 ) ( 2.502.812.248 ) (
9.063.732.004 ) 6.563.540.565 )
(
6.806.134.054 ) (
15.627.272.569 )
19.508.631.989
25.450.785.061
13
17
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
-4PT SUPARMA Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (DisajikanDalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Untuk Periode yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 September 2011 dan 2010 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saldo 1 Januari 2010 Laba bersih
Saldo 30 September 2010 Laba bersih Saldo 31 Desember 2010 Laba bersih Saldo 30 September 2011
596.818.663.200 ___________________ 596.818.663.200 596.818.663.200 596.818.663.200 ================
Tambahan Modal Disetor Agio Saham 597.819.550 ___________________ 597.819.550 597.819.550 597.819.550 ================
Saldo Laba
_
91.348.275.881 25.450.785.061 __________________
Jumlah
_
688.764.758.631 25.450.785.061 _________________
116.799.060.942
714.215.543.692
4.170.049.083
4.170.049.083
120.969.110.025
718.385.592.775
19.508.631.989
19.508.631.989
140.477.742.014 ================
737.894.224.764 ================
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
-5-
PT SUPARMA Tbk LAPORAN ARUS KAS (DisajikanDalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 September Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada: Pemasok Direksi dan karyawan Kas yang dihasilkan dari operasi Penerimaan kas dari penghasilan bunga Pembayaran untuk beban bunga Pembayaran untuk pajak penghasilan Penerimaan dari lain-lain
2011
2c, 2k, 5 2k 2j, 17, 23, 24 4 16
( (
( (
Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap 2g, 11 Penjualan aset tetap Kas Bersih Yang Digunakan Untuk Aktivitas Investasi KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK
2010
954.856.665.178
959.954.856.811
765.704.582.059 ) ( 62.117.901.849 ) (
808.512.462.146 ) 55.940.355.722 )
127.034.181.270 36.313.215 29.651.596.290 ) ( 14.459.897.071 ) ( 682.989.909
95.502.038.943 35.568.847 39.807.667.103) 6.179.345.640) 4.696.869.382
83.821.991.033
54.247.464.429
(
65.379.311.150 ) ( 176.890.000
54.832.406.251) 91.000.000
(
65.202.421.150 ) (
54.741.406.251)
18.619.569.883
(
493.941.822 )
Pengaruh perubahan kurs terhadap kas dan bank
2k
283.283.672
353.916.015
KAS DAN BANK AWAL PERIODE
4
6.332.320.839
7.392.756.418
KAS DAN BANK AKHIR PERIODE
2b, 4
25.235.174.394
7.252.730.611
2g, 10
11.487.774.763
-
8, 10
5.948.745.284
54.866.089.916
INFORMASI TAMBAHAN ARUS KAS: Aktivitas yang Tidak Mempengaruhi Arus Kas: Reklasifikasi aset dalam penyelesaian ke aset tetap Pemakaian suku cadang yang dikapitalisasi ke aset tetap
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
-6PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM a. Pendirian Perusahaan PT Suparma Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta Notaris Tjahjadi Hartanto, S.H. No. 29 tanggal 25 Agustus 1976. Nama Perusahaan, PT Supar Inpama telah diubah menjadi PT Suparma dengan akta Notaris yang sama No. 5 tanggal 7 Desember 1978. Akta pendirian dan perubahan nama Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/449/22 tanggal 15 September 1981 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 26 Tambahan No. 376 tanggal 30 Maret 1982. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta Notaris Siti Nurul Yuliami,S.H.,M.Kn. No.2 tanggal 1 September 2010 mengenai perubahan susunan pengurus Perseroan. Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan nomor : AHU-AH.01.10-28849 tertanggal 10 November 2010. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah industri kertas dan produk-produk lain yang terkait. Kantor dan pabrik Perusahaan terletak di Desa Warugunung, Karangpilang, Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada bulan April 1978. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan dan Tindakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek yang Diterbitkan Pada tanggal 14 Oktober 1994, Perusahaan telah memperoleh persetujuan dengan Surat Keputusan No. S-1739/PM/1994 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk menawarkan saham di Bursa Efek di Indonesia. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya sejumlah 86.500.000 saham pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya tanggal 15 Nopember 1994. Pada bulan Juni 1996, Perusahaan mengeluarkan saham bonus yang berasal dari agio saham sebanyak 64.875.000 saham dan mengeluarkan dividen saham yang berasal dari saldo laba sebanyak 4.325.000 saham, sehingga modal yang ditempatkan dan disetor penuh menjadi 155.700.000 saham. Pada bulan September 1997, Perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 menjadi Rp 500, sehingga modal yang ditempatkan dan disetor penuh menjadi 311.400.000 saham. Pada bulan Juli 1999, Perusahaan mengeluarkan saham bonus yang berasal dari selisih penilaian kembali aset tetap sebanyak 616.572.000 saham, sehingga modal yang ditempatkan dan disetor penuh menjadi 927.972.000 saham. Pada bulan Juli 2000, Perusahaan mengeluarkan dividen saham sebanyak 157.755.240 saham. Dalam rapat umum luar biasa para pemegang saham bulan Oktober 2000, para pemegang saham menyetujui antara lain perubahan jumlah dividen saham sehingga seluruhnya menjadi 64.074.658 saham. Dengan adanya perubahan ini, modal yang ditempatkan dan disetor penuh menjadi 992.046.658 saham. Sehubungan dengan pelaksanaan kuasi reorganisasi, pada tanggal 20 April 2005 Perusahaan meningkatkan modal dasar dari sebesar 2.000.000.000 saham menjadi sebesar 2.500.000.000 saham dan menurunkan nilai nominal saham dari sebesar Rp 500 menjadi sebesar Rp 400, sehingga modal ditempatkan dan disetor penuh menurun sebesar Rp 99.204.665.800 sehingga menjadi sebesar Rp 396.818.663.200. Pada tanggal 30 Juli 2007, Perusahaan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh melalui
-7PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
konversi hutang jangka panjang sebesar Rp 200.000.000.000 sehingga modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi sebesar Rp 596.818.663.200 dalam 1.492.046.658 lembar saham. Pada tanggal 30 September 2011, Perusahaan telah mencatatkan seluruh saham biasanya (1.492.046.658 saham) pada Bursa Efek Indonesia. c. Karyawan, Dewan Direksi dan Komisaris Susunan anggota dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 adalah sebagai berikut : Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris
: Jan Karunia Janto : Paul Liputra : Joseph Sulaiman Komisaris Independen : Suhartojo Tjandra : Subiantara
Dewan Direksi Presiden Direktur Direktur
: Welly : Hendro Luhur : M. B. Lanniwati : Edward Sopanan
Susunan anggota dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2010 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris
: Jan Karunia Janto : Paul Liputra : Joseph Sulaiman Komisaris Independen : Suhartojo Tjandra : Freddy Andhisetiyawan Dewan Direksi Presiden Direktur Direktur
: Welly : Hendro Luhur : M. B. Lanniwati : Edward Sopanan
Jumlah karyawan tetap Perusahaan adalah 590 orang dan 559 orang masing-masing pada tahun 2011 dan 2010 (tidak diaudit). Gaji dan kompensasi kesejahteraan lain untuk komisaris dan direksi Perusahaan kurang lebih sebesar Rp 2.409.272.353 dan Rp 2.031.635.334 masing-masing untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010. 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) mengenai Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan, yang diedarkan oleh BAPEPAM-LK bagi emiten atau perusahaan publik industri manufaktur.
-8PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Laporan keuangan kecuali untuk, laporan arus kas, disusun berdasarkan pada saat terjadinya (accrual basis) dengan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk persediaan yang dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Laporan arus kas disajikan dengan metode langsung yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah. b. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang pada saat penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atas kewajiban dan pinjaman lainnya, serta tidak dibatasi penggunaannya. c. Piutang Usaha dan Piutang lain-lain Piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, piutang diakui pada nilai wajarnya dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu. Penurunan Nilai Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk pada saat terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang tidak dapat ditagih. Piutang ragu-ragu dihapuskan pada saat piutang tersebut tidak tertagih. d. Transaksi Dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Seluruh transaksi dan saldo signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga dan persyaratan normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. e. Persediaan Sejak 1 Januari 2009, Perusahaan telah mengadopsi PSAK No. 14 (Revisi 2008), mengenai “Persediaan” yang efektif untuk periode pelaporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2009 dan diterapkan secara prospektif. Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method). Perusahaan menetapkan penyisihan kerugian persediaan, usang atau penurunan nilai persediaan, jika ada, berdasarkan hasil penelaahan terhadap kondisi fisik dan tingkat perputaran persediaan. f. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka dibebankan pada usaha sesuai masa manfaatnya. g. Aset Tetap Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) mengenai “Aset Tetap” suatu entitas harus memilih model
-9PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
biaya (cost method) atau model revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method), kecuali hak atas tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut : Tahun Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Alat pengangkutan Peralatan dan perabot kantor
20 20 - 30 5 5
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada operasi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam operasi tahun berjalan. Penurunan nilai aset tetap dibebankan pada operasi tahun berjalan bilamana terdapat peristiwa atau perubahan situasi yang menunjukkan adanya penurunan nilai aset. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari “Aset Tetap”. Akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasi ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan. h. Restrukturisasi Hutang Bermasalah Perusahaan mengakui keuntungan atas restrukturisasi hutang sebesar kelebihan nilai tercatat hutang (jumlah pokok, bunga terhutang dan denda) atas jumlah kas masa depan yang dibayarkan untuk pelunasan hutang sesuai dengan PSAK No. 54 mengenai “Akuntansi Restrukturisasi Hutang-Piutang Bermasalah”. Keuntungan atas restrukturisasi hutang setelah biaya pajak yang terkait, jika ada, dilaporkan pada masa operasi tahun berjalan pada saat restrukturisasi terjadi, dan disajikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi. i. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang di atas kapal di pelabuhan pengirim (f.o.b. shipping point). Pendapatan dari penjualan domestik diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). j. Imbalan Kerja Perusahaan mengakui kewajiban atas imbalan kerja karyawan yang tidak didanai sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (UU). Sesuai PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya penyisihan imbalan kerja karyawan menurut UU ditentukan berdasarkan penilaian aktuaria menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuaria diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari jumlah yang lebih besar antara nilai kini imbalan pasti dan nilai wajar aset program pada tanggal neraca. Keuntungan dan kerugian aktuaria ini diakui dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan. Kemudian, biaya jasa lalu diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus sampai imbalan tersebut
- 10 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
menjadi hak karyawan (vested). k. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut dan laba atau rugi kurs yang terjadi dikredit atau dibebankan pada operasi tahun berjalan. Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan kewajiban moneter adalah kurs tengah Bank Indonesia, yaitu sebagai berikut : 30 September 2011 EUR 1, Euro Eropa AS$ 1, Dolar Amerika Serikat JPY 1, Yen Jepang GBP 1, Poundsterling
11.956 8.823 115 13.764
31 Desember 2010 11.956 8.991 110 13.894
l. Beban Pajak Taksiran beban pajak kini dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak dalam tahun yang bersangkutan. Perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak sesuai dengan PSAK No. 46 tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Penangguhan pajak penghasilan dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda temporer antara aset dan kewajiban pada pelaporan komersial dan pajak, dan akumulasi rugi fiskal yang diharapkan dapat terealisir. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau jika Perusahaan mengajukan keberatan pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan. m. Informasi Segmen Sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi 2000) tentang “Pelaporan Segmen”, mensyaratkan Perusahaan mengungkapkan informasi segmen yang meliputi segmen usaha yang disajikan berdasarkan jenis produk dan segmen geografis yang disajikan berdasarkan lokasi pelanggan. n. Laba per Saham Dasar Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang dari saham yang beredar dalam tahun yang bersangkutan. Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar adalah 1.492.046.658 lembar saham pada periode yang berakhir pada tanggaltanggal 30 September 2011 dan 2010. o. Hutang usaha Hutang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
- 11 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
p. Pinjaman Pada saat pengakuan awal, pinjaman diakui sebesar nilai wajar, dikurangi dengan biaya transaksi yang terjadi. Selanjutnya pinjaman diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dengan akuisisi atau konstruksi aset kualifikasian (qualifying asset) dikapitalisasi hingga aset tersebut selesai secara substansial. Pinjaman diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang kecuali yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca. q. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Karena terdapatnya risiko yang melekat dalam suatu estimasi, hasil sebenarnya yang akan dilaporkan di masa mendatang mungkin didasarkan pada jumlah yang berbeda dari estimasi tersebut. 3.
KUASI REORGANISASI Sesuai dengan PSAK No. 51 (Revisi 2003) (PSAK 51) tentang “Akuntansi Kuasi Reorganisasi“, kuasi reorganisasi (Kuasi) merupakan prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh aset dan kewajibannya berdasarkan nilai wajar. Melalui Kuasi perusahaan mendapatkan awal yang baik (fresh start), dengan neraca yang menunjukkan nilai sekarang dan tanpa dibebani defisit. Kuasi yang diterapkan oleh Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2004 dilakukan sesuai dengan PSAK 51, dan Peraturan BAPEPAM No.IX.L.1, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No.Kep-16/PM/2004, tanggal 13 April 2004, tentang Tata Cara Pelaksanaan Kuasi Reorganisasi. Pelaksanaan Kuasi didasarkan atas keyakinan yang memadai bahwa Perusahaan setelah Kuasi akan dapat mempertahankan kelangsungan usahanya (going concern). Perusahaan melakukan Kuasi diikuti dengan reorganisasi secara hukum, yaitu dengan cara menurunkan nilai nominal modal ditempatkan dan modal disetor dan menjumpakan (set-off) antara agio yang timbul dari penurunan nilai nominal modal saham dan selisih hasil penilaian kembali aset dan kewajiban dengan saldo defisit. Pelaksanaan Kuasi tersebut telah mendapat persetujuan dari pemegang saham Perusahaan melalui Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham pada tanggal 20 April 2005 dan telah diaktakan dengan akta Notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H., No. 44 Notaris di Surabaya tanggal 20 April 2005. Penentuan nilai wajar aset dan kewajiban Perusahaan dalam rangka Kuasi dilakukan sesuai dengan nilai pasar pada tanggal kuasi reorganisasi. Apabila nilai pasar tidak tersedia atau tidak menggambarkan nilai yang sebenarnya, estimasi nilai wajar aset dan kewajiban dilakukan dengan mempertimbangkan nilai wajar instrumen lain yang substansinya sejenis, estimasi perhitungan nilai sekarang, atau arus kas diskonto. Sedangkan untuk aset dan kewajiban tertentu, penilaian dilakukan sesuai dengan PSAK terkait. Selisih lebih atas penilaian tersebut dicatat pada akun “Selisih Penilaian Kembali Aset dan Kewajiban”. Penilaian aset dan kewajiban Perusahaan adalah sebesar Rp 227.501.041.832 yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik lain sesuai dengan laporan No. AN/L-11/05 tanggal 9 Maret 2005. Saldo defisit pada tanggal 31 Desember 2004 sebesar Rp 339.288.698.890 dieliminasi pada akun sebagai berikut :
- 12 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Selisih penilaian kembali aset tetap Selisih penilaian kembali aset dan kewajiban Tambahan modal disetor – Agio saham Tambahan modal disetor – penurunan nilai nominal saham
Rp
Jumlah
4.
Rp
12.515.185.810 227.501.041.830 665.625.000 98.606.846.250 339.288.698.890
KAS DAN BANK Akun ini terdiri dari: 30 September 2011 Kas
31 Desember 2010
792.463.492
1.203.965.948
4.289.658.423
2.678.594.293
1.454.588.163
543.433.699
447.124.516 169.842.216
1.756.964.348 120.266.506
Bank PT Bank Central Asia Tbk, Surabaya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Surabaya Standard Chartered Bank, Surabaya (AS$ 44.494,86 dan Rp 54.546.367 pada tahun 2011 dan AS$ 189.698,78 dan Rp 51.382.617 pada tahun 2010) PT Bank CIMB Niaga Tbk, Surabaya PT Bank DBS Indonesia, Surabaya (AS$ 3.229,92 pada tahun 2011 dan AS$ 3.236,13 pada tahun 2010) PT Bank ICBC, Surabaya
28.497.584 18.053.000.000
29.096.045 -
Jumlah
25.235.174.394
6.332.320.839
Tidak terdapat saldo kas dan bank kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Tingkat suku bunga masing-masing adalah sebesar 1% - 3,25% pada tahun 2011 dan 2010.
5. PIUTANG USAHA Akun ini terdiri dari: 30 September 2011
31 Desember 2010
Pihak ketiga: Penjualan domestik Penjualan ekspor
147.771.849.417 4.248.054.719
135.000.632.508 8.722.576.123
Jumlah – bersih
152.019.904.136
143.723.208.631
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa: PT Siantar Madju
1.158.015.188
767.902.376
Jumlah
1.158.015.188
767.902.376
- 13 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Piutang usaha dalam mata uang asing sebesar AS$ 481.475,09 dan AS$ 970.145,27 masing-masing pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 (lihat Catatan 28). Rincian umur piutang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut:
30 September 2011 Pihak ketiga: Belum jatuh tempo Jatuh tempo: 1 – 30 hari 31 – 60 hari Lebih dari 60 hari
31 Desember 2010
89.934.490.504
52.865.394.262
41.047.152.587 17.904.299.758 3.133.961.287
39.901.960.184 35.329.577.791 15.626.276.394
152.019.904.136
143.723.208.631
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa: Belum jatuh tempo
1.158.015.188
767.902.376
Jumlah
1.158.015.188
767.902.376
Jumlah-bersih
Perubahan penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut : 2010 Saldo awal Pengurangan penyisihan piutang ragu-ragu
(
255.465.025 255.465.025 )
Saldo akhir
-
Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang usaha tersebut dapat ditagih sehingga penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan nihil. Piutang usaha sebesar Rp 88.571.463.000 digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (lihat Catatan 16).
6.
SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan melakukan transaksi usaha dengan PT Siantar Madju, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sifat hubungan istimewa antara Perusahaan dengan PT Siantar Madju, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, adalah seorang komisaris Perusahaan menjabat sebagai salah satu komisaris PT Siantar Madju dan direktur utama Perusahaan menjabat sebagai direktur utama PT Siantar Madju. Transaksi-transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: a. Perusahaan melakukan penjualan kertas kepada PT Siantar Madju sebesar Rp 238.816.028 dan Rp 1.192.403.053 masing-masing untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan pada tahun 2010, yang masing-masing merupakan 0,03 % dan 0,10 % dari penjualan bersih pada periode dan tahun tersebut. Saldo piutang yang timbul dari transaksi ini
- 14 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
disajikan sebagai “Piutang Usaha – Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” dalam neraca (lihat Catatan 5). Penjualan kertas tersebut dilakukan dalam kondisi dan persyaratan normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga. Penjualan tersebut dalam 41.444 kg dan 163.384 kg dengan harga rata-rata sebesar Rp 5.762/kg dan Rp 7.298/kg masing-masing untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan pada tahun 2010. b. Perusahaan melakukan penjualan bukan produk utama, berupa tenaga listrik, kepada PT Siantar Madju sebesar Rp 2.730.801.279 dan Rp 4.365.816.399 masing-masing untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan pada akhir tahun 2010 yang masing-masing merupakan 0,31 % dan 0,38% dari penjualan bersih pada periode-periode tersebut. Saldo piutang yang timbul dari transaksi ini disajikan sebagai “Piutang Usaha - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” dalam neraca (lihat Catatan 5). Penjualan listrik tersebut dilakukan dalam kondisi dan persyaratan normal. Penjualan tersebut dalam 3.178.887 kwh dan 4.367.588 kwh dengan harga rata-rata sebesar Rp 859/kwh dan Rp 1.000/kwh masing-masing untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan pada tahun 2010. c. Perusahaan melakukan penjualan bukan produk utama, berupa soda, kepada PT Siantar Madju sebesar Rp 1.709.500 dan Rp 2.962.250 masing-masing untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan pada tahun 2010, yang masing-masing merupakan 0,00% dari penjualan bersih pada periode dan tahun tersebut. Saldo piutang yang timbul dari transaksi ini disajikan sebagai “Piutang Usaha - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” dalam neraca (lihat Catatan 5). Penjualan soda tersebut dilakukan dalam kondisi dan persyaratan normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga. Penjualan tersebut dalam 950 kg dan 1.810 kg dengan harga rata-rata sebesar Rp 1.799/kg dan Rp 1.637/kg masing-masing untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan pada tahun 2010. d. Perusahaan membeli bahan baku dan bahan pembantu dari PT Siantar Madju sebesar Rp 176.705.200 dan Rp 233.918.300 masing-masing untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan pada tahun 2010. Pembelian tersebut merupakan 0,03 % dari pembelian pada periode dan tahun tersebut. Pembelian tersebut dilakukan dalam kondisi dan persyaratan normal. Pembelian tersebut dalam 166.085 kg dan 226.863 kg dengan harga beli rata-rata sebesar Rp 1.064/kg dan Rp 1.031/kg masingmasing untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan pada tahun 2010.
7.
PIUTANG LAIN-LAIN Akun ini merupakan saldo pinjaman karyawan kepada Perusahaan masing-masing sebesar Rp 407.575.108 dan Rp 296.777.527 pada tanggal-tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010. Manajemen berkeyakinan bahwa semua piutang tersebut dapat ditagih sehingga penyisihan atas piutang ragu-ragu dinyatakan nihil.
8.
PERSEDIAAN
- 15 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akun ini terdiri dari: 30 September 2011
31 Desember 2010
Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku dan pembantu Barang dalam perjalanan
32.705.476.857 32.578.372.776 130.847.530.392 -
37.070.202.427 24.896.836.388 119.611.182.144 6.145.327.400
Jumlah
196.131.380.025
187.723.548.359
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap persediaan pada akhir periode, manajemen berpendapat bahwa persediaan telah mencerminkan nilai realisasi bersihnya, sehingga tidak perlu dilakukan penyisihan atas persediaan tersebut. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada persediaan usang dan oleh karena itu penyisihan persediaan usang ditetapkan nihil. Persediaan dan aset tetap tertentu diasuransikan secara gabungan terhadap risiko kerugian kebakaran atau pencurian dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis dengan jumlah pertanggungan sebesar AS$ 225.000.000 pada tahun 2011 dan 2010 (lihat Catatan 11). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko-risiko tersebut. Persediaan Rp 182.047.368.000 digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2011 dan 2010 (lihat Catatan 16).
9. PAJAK DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA Akun ini terdiri dari: 30 September 2011 Pajak Dibayar Di Muka : Pajak Penghasilan Pasal 22 Pajak Penghasilan Pasal 25 Biaya Dibayar Di Muka : Bea Masuk Impor Asuransi Jumlah
6.000.303.847 1.815.621.940
31 Desember 2010 -
59.816.000 72.665.088 821.921.357
28.510.679 95.478.084 785.821.107
8.770.328.232
909.809.870
10. UANG MUKA KEPADA PEMASOK Akun ini merupakan saldo uang muka atas pembelian persediaan masing-masing sebesar AS$ 779.968,13 dan Rp 6.521.897.033 serta AS$ 1.306.717,08 dan Rp 588.990.784 pada tanggal 30 September 2011 dan tanggal 31 Desember 2010.
11. ASET TETAP Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:
- 16 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30 September 2011 Penambahan/ Reklasifikasi
Saldo Awal
Pengurangan/ Reklasifikasi
Saldo Akhir
Nilai Tercatat Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Alat pengangkutan Peralatan dan perabot kantor
171.701.300.000 116.888.238.526 1.462.739.968.321 24.627.851.714 16.949.825.988
1.978.000.000 20.199.999 73.840.276.166 1.866.853.812 1.243.990.508
197.775.279 -
173.679.300.000 116.908.438.525 1.536.580.244.487 26.296.930.247 18.193.816.496
Sub-jumlah
1.792.907.184.549
78.949.320.485
197.775.279
1.871.658.729.755
10.627.225.983
3.866.510.712
11.487.774.763
3.005.961.932
1.803.534.410.532
82.815.831.197
11.685.550.042
1.874.664.691.687
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Alat pengangkutan Peralatan dan perabot kantor
70.100.659.731 567.717.641.466 14.394.745.879 13.378.843.696
3.686.686.379 46.566.140.902 2.405.347.410 1.358.642.052
197.775.280 -
73.787.346.110 614.283.782.368 16.602.318.009 14.737.485.748
Jumlah Akumulasi Penyusutan
665.591.890.772
54.016.816.743
197.775.280
719.410.932.235
Aset dalam Penyelesaian Mesin dan peralatan Jumlah
1.137.942.519.760
Nilai Buku
1.155.253.759.452
31 Desember 2010 Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
Harga Perolehan Pemilikan Langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Alat pengangkutan Peralatan dan perabot kantor
157.244.000.000 116.575.364.110 1.319.431.341.634 18.195.134.014 16.170.315.985
14.457.300.000 312.874.416 3.780.734.132 6.746.292.117 779.510.003
139.527.892.555 313.574.417 -
171.701.300.000 116.888.238.526 1.462.739.968.321 24.627.851.714 16.949.825.988
Sub-jumlah
1.627.616.155.743
26.076.710.668
313.574.417
1.792.907.184.549
Aset dalam Penyelesaian Mesin dan peralatan Jumlah
-
139.527.892.555
6.121.934.263
4.505.291.720
1.633.738.090.006
30.582.002.388
313.574.417
139.527.892.555
-
64.219.021.221 508.788.523.887 11.815.989.904 11.605.889.350
5.881.638.510 58.929.117.579 2.766.872.892 1.772.954.346
188.116.917 -
-
596.429.424.362
69.350.583.327
188.116.917
-
10.627.225.983 1.803.534.410.532
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Alat pengangkutan Peralatan dan perabot kantor Jumlah Akumulasi Penyusutan
70.100.659.731 567.717.641.466 14.394.745.879 13.378.843.696 665.591.890.772
1.037.308.665.644
Nilai Buku
1.137.942.519.760
30 September 2010 Penambahan/ Reklasifikasi
Saldo Awal Nilai Tercatat Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Alat pengangkutan Peralatan dan perabot kantor Sub-jumlah
Rp
157.244.000.000 116.575.364.110 1.319.431.341.634 18.195.134.014 16.170.315.985 1.627.616.155.743
Rp
213.205.415 98.611.574.753 6.418.889.391 640.207.389 105.883.876.948
Pengurangan/ Reklasifikasi
Rp
141.821.689 141.821.689
Saldo Akhir
Rp
157.244.000.000 116.788.569.525 1.418.042.916.387 24.472.201.716 16.810.523.374 1.733.358.211.002
- 17 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset dalam penyelesaian Mesin dan peralatan
6.121.934.263
3.814.619.219
1.633.738.090.006
109.698.496.167
141.821.689
1.743.294.764.484
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Alat pengangkutan Peralatan dan perabot kantor
64.219.021.221 508.788.523.887 11.815.989.904 11.605.889.350
4.409.273.417 43.313.227.766 2.002.138.840 1.350.742.771
141.821.689 -
68.628.294.638 552.101.751.653 13.676.307.055 12.956.632.121
Jumlah Akumulasi Penyusutan
596.429.424.362
51.075.382.794
141.821.689
647.362.985.467
Jumlah Nilai Tercatat
Nilai Buku
Rp
-
1.037.308.665.644
9.936.553.482
Rp 1.095.931.779.017
Pembebanan penyusutan pada tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011
2010
Beban pabrikasi Beban umum dan administrasi (lihat Catatan 24)
52.672.531.242 1.344.285.501
49.783.209.978 1.292.172.816
Jumlah
54.016.816.743
51.075.382.794
Sampai dengan tanggal 30 September 2011, hak atas tanah merupakan hak guna bangunan (HGB) yang akan berakhir pada berbagai tanggal sampai dengan tahun 2025, dan selanjutnya dapat diperbarui. Tanah seluas 275 meter persegi (kurang dari 1% dari keseluruhan tanah) masih atas nama pemilik terdahulu. Penambahan mesin dan peralatan termasuk reklasifikasi dari aset dalam penyelesaian dan kapitalisasi pemakaian suku cadang masing-masing sebesar Rp 11.487.774.763 dan Rp 5.948.745.284 untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 serta kapitalisasi pemakaian suku cadang sebesar Rp 54.866.089.916 untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010. Untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2011 dan 2010, penurunan aset tetap merupakan penjualan aset tetap tertentu masing-masing dengan nilai buku nihil serta harga jual sebesar Rp 176.890.000 dan Rp 91.000.000. Sedangkan pada tahun 2010, penurunan aset tetap merupakan penjualan aset tetap tertentu dengan nilai buku sebesar Rp 125.457.500 dan harga jual sebesar Rp 249.860.000. Pada tahun 2010, Perusahaan melakukan pembelian aset tetap tanah dari pihak ketiga, seluas 7.056 m² yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat, yang kepemilikannya dibuktikan dengan perjanjian jual beli. Proses sertifikasi hak atas tanah tersebut menjadi atas nama Perusahaan masih dalam proses. Aset tetap tertentu digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka panjang (lihat Catatan 16). Sesuai dengan laporan Kantor Jasa Penilai Publik Wiratno Achmanan Armansyah & Rekan, Perusahaan Penilai, No. 38/PR/APP/WAA/III/2011 dan No. 39/PR/APP/WAA/III/2011 tanggal 3 Maret 2011, nilai wajar aset tetap Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 1.148.738.070.000. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai aset tetap pada tahun 2011 dan 2010. Aset tetap dan persediaan, kecuali hak atas tanah, diasuransikan secara gabungan terhadap risiko kerugian kebakaran atau pencurian dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis dengan jumlah pertanggungan sebesar AS$ 225.000.000 dan Rp 8.500.000.000 pada tahun 2011 dan 2010 (lihat Catatan 8). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko-risiko tersebut.
- 18 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. HUTANG USAHA Akun ini merupakan hutang pembelian persediaan Perusahaan kepada pihak ketiga yang terdiri dari : 30 September 2011
31 Desember 2010
Lokal Impor
26.897.220.326 10.093.264.076
16.581.265.988 9.884.324.177
Jumlah
36.990.484.402
26.465.590.165
Rincian hutang usaha berdasarkan mata uang transaksi adalah sebagai berikut : 30 September 2011
31 Desember 2010
Rupiah Mata uang asing : Dolar Amerika Serikat Euro Eropa Yen Jepang
20.369.292.176
8.641.276.512
16.621.192.226 -
8.653.603.464 1.921.209.640 7.249.500.549
Jumlah
36.990.484.402
26.465.590.165
Rincian hutang usaha berdasarkan jatuh tempo pembayaran adalah sebagai berikut : 30 September 2011
31 Desember 2010
Belum Jatuh tempo Jatuh tempo : 1 – 30 hari 31 – 60 hari Lebih dari 60 hari
33.894.381.280
17.064.157.194
2.433.161.283 100.220.300 562.721.539
1.614.644.941 190.324.386 7.596.463.644
Jumlah
36.990.484.402
26.465.590.165
Tidak ada jaminan yang diberikan atas hutang usaha kepada pihak ketiga tersebut. 13. HUTANG LAIN-LAIN Akun ini merupakan saldo hutang atas beban operasional Perusahaan sebesar Rp 321.583.472 dan Rp 38.667.519 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan pada tahun 2010. 14. HUTANG PAJAK Akun ini terdiri dari: 30 September 2011 Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23
163.584.491 111.352.006 37.594.445
31 Desember 2010 27.511.446 126.504.827 4.212.174
- 19 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pasal 25 Pasal 26 Pasal 29 Pajak Pertambahan Nilai
4.416.213.628
1.071.917.292 1.064.459.055 1.268.732.032 4.549.168.144
Jumlah
4.728.744.570
8.112.504.970
15. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini merupakan pencadangan atas beban bunga pinjaman jangka panjang dan gaji masing-masing sebesar AS$ 136.799,28 dan Rp 2.597.270.690 pada periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 serta pencadangan atas beban bunga pinjaman jangka panjang dan honorarium tenaga ahli masing-masing sebesar AS$ 1.083.901,66 dan Rp 80.000.000 pada tahun 2010.
16. PINJAMAN JANGKA PANJANG Akun ini terdiri dari: 30 September 2011
31 Desember 2010
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk: Kredit Modal Kerja – AS$ (AS$ 31.000.525,90 per 30 September 2011 dan AS$ 22.936.082,61 dan GBP 45.299 per 31 Desember 2010) Kredit Modal Kerja – Rp Pinjaman Sindikasi DBS Bank Ltd.,Singapura (AS$ 18.000.000) Channel Securities Ltd, Singapura
273.517.640.053 7.122.211.697 225.186.377.985
206.847.693.903 31.542.001.948 225.186.377.985
158.814.000.000 86.075.883.847
161.838.000.000 86.075.883.847
Jumlah
750.716.113.582
711.489.957.683
280.639.851.750
44.955.000.000
470.076.261.832
666.534.957.683
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun (AS$ 31.000.525,90 dan Rp 7.122.211.697 per 30 September 2011 dan AS$ 5.000.000 per 31 Desember 2010) Bagian Jangka Panjang
a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari BRI dengan pagu sebagai berikut : Mata uang Dolar AS Kredit modal kerja impor Kredit modal kerja Mata uang Rupiah Kredit modal kerja
AS$ Rp
18.600.000 15.500.000 20.000.000.000
Pinjaman dalam mata uang asing dan mata uang Rupiah masing-masing dibebani bunga per tahun
- 20 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
sebesar 5,5 % dan 11 %. Pada tanggal 10 Agustus 2007, Perusahaan memperoleh penambahan fasilitas kredit modal kerja impor dari BRI sebesar AS$ 3.100.000 sehingga jumlah maksimum pinjaman menjadi sebesar AS$ 12.900.000. Penambahan tersebut telah diaktakan dengan akta Notaris Soehartono, S.H., No. 5 tanggal 10 Agustus 2007. Pada tanggal 22 Juli 2011, Perusahaan memperoleh penambahan fasilitas kredit modal kerja dalam mata uang Dolar AS dari BRI sebesar AS$ 2.600.000 sehingga jumlah maksimum pinjaman menjadi sebesa AS$ 15.500.000. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2012. Pinjaman dari BRI tersebut di atas dijamin dengan aset tetap tertentu, piutang usaha dan persediaan (lihat Catatan 5, 8 dan 11). Perjanjian pinjaman dengan BRI memuat beberapa pembatasan kepada Perusahaan, antara lain, pemeliharaan rasio keuangan tertentu, perolehan pinjaman baru, melakukan penggabungan usaha, akuisisi atau penyertaan baru pada perusahaan lain, merubah Anggaran Dasar Perusahaan termasuk susunan pengurus dan atau pemegang saham serta pemodalan, memberikan pinjaman, melakukan investasi, bertindak selaku penjamin dan melakukan pengalihan, penjaminan atau penjualan aset. b. Pinjaman Sindikasi Pada bulan Juni 1996, Perusahaan mengadakan perjanjian kredit sindikasi dengan The Sanwa Bank, Limited, Singapura, sebagai koordinator sindikasi, secara kolektif dengan 7 bank di luar negeri dan 4 bank di Indonesia (Sindikasi), di mana Sindikasi setuju untuk menyediakan fasilitas pinjaman berjangka sebesar AS$ 43.000.000. Fasilitas kredit sindikasi ini digunakan untuk modal kerja dan pelunasan kembali sebagian hutang Perusahaan yang diperoleh dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Pinjaman yang diperoleh dari BRI digunakan untuk membiayai perolehan aset tetap tertentu. Pinjaman sindikasi ini dijamin dengan aset tetap tertentu Perusahaan, secara pari passu dengan pinjaman BRI. Pinjaman ini jatuh tempo pada tanggal 20 September 1999. Sesuai dengan perjanjian restrukturisasi hutang tanggal 30 Maret 2000, Sindikasi setuju untuk menjadualkan kembali pembayaran hutang pokok dalam 13 angsuran triwulanan mulai tanggal 10 April 1999 sampai dengan tanggal 10 Januari 2002, masing-masing dalam jumlah tertentu. Berdasarkan akta Notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H., No. 34 tanggal 9 Desember 2004, Notaris di Surabaya, (menambah dan mengubah akta Notaris No. 63 tanggal 29 Agustus 2003 yang diaktakan oleh notaris yang sama), Perusahaan dan Sindikasi telah menandatangani perjanjian restrukturisasi hutang yang berisi kesepakatan untuk menjadualkan kembali pembayaran pinjaman pokok dan hutang bunga yang telah ditetapkan sebelumnya (Perjanjian). Perjanjian pinjaman ini memuat pembatasan kepada Perusahaan, antara lain, pemeliharaan rasio keuangan tertentu dan mengharuskan adanya persetujuan tertulis dari Sindikasi mayoritas untuk memperoleh tambahan pinjaman, pembagian dividen dan melakukan pengalihan atau penjualan aset. Perusahaan harus memelihara rasio hutang terhadap ekuitas tidak lebih besar dari 4,0 : 1, rasio aset lancar terhadap kewajiban lancar tidak lebih kecil dari 0,4 : 1 dan minimum ekuitas sebesar Rp 150.000.000.000. Selain yang disebutkan di Perjanjian di atas, syarat-syarat pinjaman lainnya yang dinyatakan dalam akta Notaris No. 63 di atas tidak berubah. Pada tahun 2005 dan 2006, Perusahaan melakukan restrukturisasi atas pinjamannya. Pada tanggal 20 Juli 2007, Perusahaan dan Sindikasi melakukan perjanjian restrukturisasi hutang yang berisi kesepakatan untuk mengkonversi hutang sindikasi sebesar Rp 200.000.000.000 menjadi
- 21 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
saham Perusahaan sebanyak 500.000.000 lembar saham. Sedangkan sisa pinjaman Sindikasi sebesar Rp 226.563.839.639 akan dijadual kembali untuk dilunasi dalam waktu 10 tahun yang akan dimulai sejak tanggal 30 Juni 2009 sampai dengan tanggal 31 Desember 2018. Tingkat bunga pinjaman atas sisa pinjaman tersebut adalah 3 % di atas SIBOR. Pada tanggal 22 Desember 2008, Perusahaan dan Sindikasi melakukan kesepakatan untuk menjadualkan kembali atas pembayaran hutang di atas dimana dari tanggal 30 Juni 2009 menjadi 30 Juni 2014, dan mengubah tingkat bunga pinjaman untuk periode berikutnya menjadi sebesar 4% di atas SIBOR. Pada tanggal 21 Desember 2009, Perusahaan dan Sindikasi melakukan kesepakatan untuk mengubah tingkat bunga pinjaman untuk periode berikutnya menjadi sebesar 5% di atas SIBOR dan melakukan pembayaran hutang sebesar Rp 1.377.461.654 untuk periode berikutnya sehingga pinjaman Sindikasi pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 225.186.377.985. c. Channel Securities Ltd., Singapura Berdasarkan akta Notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H., No. 37 tanggal 14 Desember 2004, Notaris di Surabaya, (merubah akta Notaris No. 59 tanggal 24 Juni 2003 yang diaktakan oleh notaris yang sama mengenai perjanjian restrukturisasi hutang antara Perusahaan dengan Kanematsu Corporation, Singapura (Kanematsu)), Perusahaan dan Channel Securites Ltd., Singapura (Channel), sebagai kreditur penerus Kanematsu, telah menandatangani perjanjian restrukturisasi hutang yang berisi kesepakatan untuk menjadualkan kembali pembayaran pinjaman pokok dan hutang bunga yang telah ditetapkan sebelumnya dengan Kanematsu. Pembayaran pinjaman dan hutang bunga tersebut dikelompokkan kembali dalam beberapa skema sebagai berikut: Skema A. Merupakan saldo pinjaman pokok yang dapat dipertahankan (“Sustainable Debt”) dimana pada tanggal 14 Desember 2004 bersaldo AS$ 1.198.542, diangsur dalam pembayaran tengah tahunan sebanyak 9 kali angsuran yang dimulai pada tanggal 31 Desember 2005 sampai dengan tanggal 31 Desember 2009. Tingkat bunga per tahun atas pinjaman ini sebesar 2% diatas SIBOR. Skema B.
Merupakan saldo pinjaman yang tidak dapat dipertahankan (“Unsustainable Debt”) dimana pada tanggal 14 Desember 2004 bersaldo AS$ 7.134.257, dilunasi dengan cara sebagai berikut, sebesar 50% dari saldo tersebut atau sejumlah AS$ 3.567.130 diangsur dalam pembayaran tengah tahunan sebanyak 10 kali angsuran yang dimulai pada tanggal 31 Desember 2005 sampai dengan tanggal 30 Juni 2010, dan 50% sisanya pada tanggal 31 Desember 2010 akan dijadualkan kembali untuk periode 5 tahun berikutnya. Tingkat bunga per tahun atas pinjaman ini sebesar SIBOR. Jika Perusahaan tidak dapat melakukan pembayaran atas pokok pinjaman sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan, pada akhir tahun 2010 Channel akan menjadualkan kembali pembayaran sisa pinjaman dengan pembayaran tengah tahunan untuk jangka waktu 5 tahun berikutnya.
Skema C.
Merupakan saldo bunga yang belum dibayar oleh Perusahaan dimana pada tanggal 14 Desember 2004 bersaldo AS$ 1.273.738,45, akan dilunasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2010. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga. Jika Perusahaan tidak dapat melakukan pembayaran atas bunga yang belum dibayar sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan, maka Channel akan menjadualkan kembali pembayaran sisa pinjaman tersebut untuk jangka waktu 5 tahun berikutnya.
Pada tahun 2005 dan 2006, Perusahaan melakukan restrukturisasi atas pinjamannya. Selain yang disebutkan di perjanjian di atas, syarat-syarat pinjaman lainnya yang dinyatakan dalam akta notaris No. 59 di atas tidak berubah. Pada tanggal 31 Desember 2009, saldo pinjaman berdasarkan Skema A , Skema B dan Skema C masing-masing sebesar Rp 8.419.766.580 , Rp
- 22 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
66.277.247.530 dan Rp 11.833.030.200. Pada tanggal 22 Desember 2008, Perusahaan dan Channel melakukan kesepakatan untuk penjadualan kembali atas pembayaran hutang di atas dari tanggal 30 Juni 2009 menjadi 30 Juni 2014, dan mengubah tingkat bunga pinjaman untuk periode berikutnya menjadi sebesar 4% di atas SIBOR. Pada tanggal 21 Desember 2009, Perusahaan dan Channel melakukan kesepakatan untuk mengubah tingkat bunga pinjaman untuk periode berikutnya menjadi sebesar 5% di atas SIBOR dan melakukan pembayaran hutang sebesar Rp 454.160.463 untuk periode berikutnya, sehingga pinjaman pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 86.075.883.847. d. DBS Bank Ltd., Singapura Pada bulan April 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari DBS Bank Ltd., Singapura (DBS Singapura) dengan jumlah maksimum sebesar AS$ 13.000.000, merupakan fasilitas refinancing pinjaman yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia. Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan bunga per tahun sebesar 4% di atas SIBOR pada tahun 2009 dan mempunyai jangka waktu pinjaman selama 5 tahun dan dijamin dengan aset mesin dan peralatan tertentu milik Perusahaan. Pada tanggal 25 Juni 2009, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman dari DBS Singapura dengan nilai maksimum sebesar AS$ 5.000.000 yang digunakan untuk tambahan modal kerja Perusahaan. Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan bunga 4% diatas SIBOR dengan jangka waktu 2 tahun, sampai dengan tanggal 30 Juni 2011, dan dijamin dengan aset tetap tertentu milik Perusahaan. Fasilitas pinjaman tersebut diperpanjang selama 5 (lima) tahun sampai dengan Juni 2016. 17. IMBALAN KERJA Perusahaan telah mencatat akrual untuk uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan ganti kerugian sebesar Rp 12.257.725.705 pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, dan disajikan sebagai “Kewajiban Tidak Lancar Lainnya” dalam neraca. Beban imbalan kerja sebesar Rp 2.978.044.844 (lihat Catatan 24), pada tahun 2010, disajikan sebagai “Beban Umum dan Administrasi – Imbalan kerja” dalam laporan laba rugi. Perusahaan mencatat akrual berdasarkan perhitungan aktuaris yang dilakukan oleh PT Sigma Aktuarindo, aktuaris independen, berdasarkan laporan No. 016/PSAK-Spm/II/2011 tanggal 7 Februari 2011 dengan menggunakan metode Projected Unit Credit yang mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut : Usia pensiun Tingkat kenaikan gaji tahunan Tingkat kematian Suku bunga diskonto
: : : :
50 tahun 6% TMI-II 1999 9,5% pada tahun 2010
a. Beban imbalan kerja karyawan 31 Desember 2010 Beban jasa kini Beban bunga Amortisasi dari biaya jasa lalu yang belum diakui-non vested Amortisasi keuntungan aktuaria
932.459.923 1.564.697.284
Jumlah
2.978.044.844
346.878.892 134.008.745
- 23 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Kewajiban imbalan kerja karyawan Rincian kewajiban imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut : Nilai kini kewajiban Beban jasa lalu yang belum diakui – non vested Keuntungan aktuaria yang belum diakui
20.489348.575 ( (
2.428.252.240 ) 5.803.470.630 )
Saldo akhir periode
12.257.725.705
Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa jumlah akrual pada tahun 2011 dan 2010 tersebut adalah memadai untuk memenuhi ketentuan dalam keputusan tersebut. Analisis akrual imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 20110 adalah sebagai berikut: Saldo awal periode Penambahan selama satu periode Pembayaran manfaat
(
Saldo akhir periode
10.018.184.336 2.978.044.844 738.503.475 ) _ 12.257.725.705
18. MODAL SAHAM Rincian pemegang saham dan kepemilikannya pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: (Nilai Nominal Rp 400 per Saham)
Pemegang Saham PT Gloriajaya Gempita Shangton Finance Limited PT Mahkotamutiara Mustika UBS AG, Singapura Cashpoint Investment Limited Strategy Finance Limited Masyarakat Jumlah
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh (lembar)
Persentase Kepemilikan
Jumlah
443.763.920 232.500.000 221.936.977 165.000.000 104.500.000 104.500.000 219.845.761
29,7 % 15,6 14,9 11,1 7,0 7,0 14,7
177.505.568.000 93.000.000.000 88.774.790.800 66.000.000.000 41.800.000.000 41.800.000.000 87.938.304.400
1.492.046.658
100,0 %
596.818.663.200
19. TAMBAHAN MODAL DISETOR Akun ini merupakan tambahan modal disetor berupa agio saham sebesar Rp 597.819.550 (lihat Catatan 3).
- 24 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. SALDO LABA 30 September 2011
31 Desember 2010 ---------------------
Saldo awal periode / tahun Laba bersih
120.969.110.025 19.508.631.989
29.620.834.144 -------------------------------------
Saldo akhir periode / tahun
140.477.742.014
120.969.110.025
91.348.275.881
__________________
21. LABA PER SAHAM DASAR Laba per saham dasar dihitung berdasarkan laba bersih dibagi dengan rata-rata tertimbang jumlah lembar saham yang beredar dalam tahun yang bersangkutan. Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar adalah 1.492.046.658 lembar masing-masing pada tahun 2011 dan 2010. Jumlah laba per saham dasar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010 masingmasing adalah sebesar Rp 13 dan Rp 17.
22. PENJUALAN BERSIH Rincian penjualan bersih adalah sebagai berikut: 2011
2010
Domestik Ekspor
800.488.310.189 83.182.664.577
757.658.250.449 96.036.037.998
Jumlah
883.670.974.766
853.694.288.497
Tidak terdapat penjualan kepada suatu pihak yang melebihi 10% dari total penjualan pada tahun 2011 dan 2010, sehingga Perusahaan tidak melaporkan informasi segmen geografis secara terpisah. Penjualan utama Perusahaan berupa kertas sebesar 98,5 % dan 98,8 % dari penjualan bersih masingmasing pada periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010 sehingga Perusahaan tidak melaporkan informasi segmen produk secara terpisah. Penjualan sebesar Rp 2.971.326.807 dan Rp 5.561.181.702 dari penjualan bersih merupakan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010 (lihat Catatan 6).
23. BEBAN POKOK PENJUALAN Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut : 2011
2010
Pemakaian bahan baku Upah buruh langsung Beban pabrikasi
367.429.327.595 37.578.543.524 365.715.959.522
397.493.089.542 33.888.221.752 333.369.254.194
Jumlah Beban Produksi
770.723.830.641
764.750.565.488
Persediaan barang dalam proses Pada awal periode Pembelian Pada akhir periode
(
24.896.836.388 21.592.138.914 32.578.372.776 ) (
21.617.742.832 44.426.078.034 )
- 25 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Beban Pokok Produksi Persediaan barang jadi Pada awal periode Pada akhir periode Beban Pokok Penjualan
13.910.602.526
(
741.942.230.286
37.070.202.427 32.705.476.857 ) ( 788.999.158.737
21.617.742.832 36.490.978.511 ) 748.734.721.944
Tidak terdapat pembelian dari suatu pihak yang melebihi 10 % dari total pembelian pada tahun 2011 dan 2010.
24. BEBAN USAHA Rincian beban usaha adalah sebagai berikut : 2011
2010
Penjualan Ekspor dan pengangkutan Gaji dan upah Perjalanan dinas Iklan dan promosi Telepon dan telex Perbaikan dan pemeliharaan Lain-lain
23.214.047.828 3.490.287.986 1.900.302.115 137.932.852 1.169.376.049 726.816.080 1.786.321.499
22.799.448.606 3.090.420.131 1.550.785.410 514.410.924 1.033.822.555 702.579.516 1.623.492.974
Sub-jumlah
32.425.084.409
31.314.960.116
Umum dan Administrasi Gaji dan upah Penyusutan (lihat Catatan 11) Perjalanan dinas Perbaikan dan pemeliharaan Jamuan Keperluan kantor Telepon dan telex Honorarium tenaga ahli Lain-lain
10.595.671.271 1.344.285.501 752.021.887 677.001.285 439.783.850 385.688.222 316.309.066 1.244.920.300 1.741.730.251
9.060.320.915 1.292.172.816 788.794.874 951.135.394 367.809.490 322.806.432 243.483.472 272.000.000 3.364.844.116
Sub-jumlah
17.497.411.633
16.663.367.509
Jumlah
49.922.496.042
47.978.327.625
25. BEBAN KEUANGAN Akun ini terdiri dari beban bunga dan administrasi bank dengan rincian sebagai berikut: 2011 Beban bunga pinjaman PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Pinjaman sindikasi
9.492.723.091 6.717.472.109
2010 ----------------8.797.586.702 11.713.231.117
- 26 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
DBS Bank Ltd., Singapura Channel Securities Ltd., Singapura Administrasi bank Jumlah
3.836.728.269 2.300.775.796 2.105.615.221
6.771.076.600 3.887.700.886 416.619.013 ------------------
24.453.314.486
31.586.214.318 __
26. PAJAK PENGHASILAN a. Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak tangguhan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2011 dan 2010, dengan taksiran laba fiskal adalah sebagai berikut: 2011 Laba sebelum beban pajak sesuai dengan laporan laba rugi Beda tetap : Jamuan dan representasi Lain-lain Penghasilan bunga yang pajaknya bersifat final Beda temporer : Penyusutan
2010
26.314.766.043
41.078.057.630
(
946.083.390 36.313.215 ) (
677.609.439 4.535.595.550 35.568.847 )
(
10.011.248.993 ) (
10.000.765.755 )
17.213.287.225
36.254.928.017
Taksiran laba fiskal periode berjalan
Perhitungan beban pajak kini Perusahaan dan hutang pajak adalah sebagai berikut : 2011
2010
Pajak penghasilan 25 % x Rp 17.213.287.225 25 % x Rp 36.254.928.017 Dikurangi pembayaran pajak di muka Pajak Penghasilan Pasal 22 Pajak Penghasilan Pasal 25
4.303.321.806 -
9.063.732.004
6.000.303.847 6.118.943.746
5.025.628.977 2.273.795.682
Pajak Dibayar Di Muka (Hutang Pajak)
7.815.925.787
(
1.764.307.345 )
Sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia, Perusahaan melaporkan/ menyetorkan pajak yang terhutang berdasarkan sistem self assessment. Fiskus dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku. b. Pajak Tangguhan Perhitungan beban pajak tangguhan untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 2010 Laba fiskal
Rp
-
Rp
9.063.732.004
- 27 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penyusutan
(
2.502.812.248 ) (
2.500.191.439 )
Beban pajak tangguhan
(
2.502.812.248 ) (
6.563.540.565)
Rekonsiliasi antara taksiran pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku dari laba akuntansi sebelum beban pajak yang tercantum dalam laporan laba rugi dengan beban pajak untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Laba akuntansi sebelum beban pajak tangguhan Taksiran pajak penghasilan dengan persentase tarif pajak 25% Pengaruh pajak atas beda tetap Penghasilan bunga yang pajaknya bersifat final Lain-lain
( (
Beban pajak
(
2010
26.314.766.043
41.078.057.630
6.578.691.511) 236.520.847) 9.078.304 -
( ( (
10.269.514.407 ) 1.459.697.396 ) 8.892.212 3.906.952.978 )
6.806.134.054)
(
15.627.272.569 )
Pengaruh pajak atas beda waktu yang signifikan antara pelaporan komersial dan fiskal adalah sebagai berikut : 30 September 2011
31 Desember 2010
Kewajiban pajak tangguhan Imbalan kerja Aset tetap
( 5.323.797.821
3.064.431.426 ) 5.885.417.018
Jumlah
5.323.797.821
2.820.985.592
27. KEWAJIBAN KONTINJENSI Pada bulan Pebruari 1995, Perusahaan dengan beberapa perusahaan lain di Surabaya, telah digugat oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) di Pengadilan Negeri Surabaya, dalam kasus perdata No. 116/Pdt.G/1995/PN.SBY. Walhi mengajukan gugatan bahwa Perusahaan telah membuang limbahnya ke Kali Surabaya dan memohon kepada Pengadilan untuk menghukum Perusahaan dengan membayar denda sebesar Rp 7.726.250.000. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Surabaya tanggal 16 Nopember 1995 No. 116/Pdt.5/1995/PN.SBY. Pengadilan memutuskan dan menyatakan bahwa gugatan yang telah diajukan oleh Walhi tidak dapat diterima. Namun berdasarkan catatan Pengadilan Negeri Surabaya, putusan tersebut belum mempunyai kekuatan hukum tetap karena adanya upaya hukum berupa banding yang diajukan oleh Walhi pada tanggal 29 Nopember 1995. Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Pengadilan Tinggi Jawa Timur No. 535/Pdt/1997/PT.SBY. tanggal 10 Desember 1997, Pengadilan Tinggi Jawa Timur menguatkan keputusan Pengadilan Negeri Surabaya tanggal 16 Nopember 1995, No. 116/Pdt.5/1995/PN.SBY. tersebut. Pada tanggal 9 April 1998, Pengadilan Tinggi menerima permohonan kasasi yang diajukan Walhi kepada Mahkamah Agung. Berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1885/K/Pdt/2007 tanggal 13 Maret 2008 yang telah diterima Perusahaan pada tanggal 11 Maret 2010, Mahkamah Agung menolak permohonan kasasi yang diajukan Walhi. Pada tanggal 11 Maret 2010, Perusahaan menerima salinan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1885 K/Pdt/2007 tanggal 13 Maret 2008 dimana surat putusan tersebut menyatakan bahwa Mahkamah Agung Republik Indonesia menolak permohonan kasasi yang dilakukan oleh Walhi
- 28 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
atas putusan Pengadilan Negeri No. 116/Pdt.G/1995/PN.Sby tanggal 12 Juli 2004 serta membebankan biaya perkara sebesar Rp 500.000 kepada Walhi selaku penggugat dan Rp 200.000 kepada Perusahaan dan beberapa perusahaan di Surabaya selaku tergugat.
28. POSISI ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 30 September 2011, posisi aset dan kewajiban yang dinyatakan dalam mata uang asing adalah sebagai berikut: Mata Uang Asing Aset Bank Piutang usaha – pihak ketiga Uang muka kepada pemasok
AS$ AS$ AS$
47.724,78 481.475,09 779.968,13
Jumlah Aset Kewajiban Hutang Usaha – pihak ketiga Biaya masih harus dibayar Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Rupiah 421.075.734 4.248.054.719 6.881.658.811 11.550.789.264
AS$ AS$
1.883.848,15 136.799,28
16.621.192.226 1.206.980.047
AS$
31.000.525,90
273.517.640.053
AS$
18.000.000.00
158.814.000.000
Jumlah Kewajiban
450.159.812.326
Kewajiban – bersih
438.609.023.062
Pada tanggal 31 Desember 2010, posisi aset dan kewajiban yang dinyatakan dalam mata uang asing adalah sebagai berikut: Mata Uang Asing Aset Bank Piutang usaha - pihak ketiga Uang muka kepada pemasok
AS$ AS$ AS$
192.934,91 970.145,27 1.306.717,08
Jumlah Aset Kewajiban Hutang usaha - pihak ketiga
Biaya masih harus dibayar Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman jangka panjang – setelah dikurangi yang akan jatuh tempo dalam satu tahun Jumlah Kewajiban
Rupiah 1.734.677.776 8.722.576.123 11.748.693.286 22.205.947.185
AS$ EUR JPY AS$
962.473,97 160.690,00 65.734.090,00 1.083.901,66
8.653.603.464 1.921.209.640 7.249.500.549 9.745.359.754
AS$
5.000.000,00
44.955.000.000
AS$ GBP
35.936.082,61 45.299,00
323.101.315.657 629.375.246 396.255.364.310
- 29 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kewajiban – bersih
374.049.417.125
29. KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Aktivitas Perusahaan mengandung berbagai macam risiko-risiko keuangan antara lain: risiko mata uang, risiko suku bunga, risiko harga, risiko kredit dan risiko likuiditas. Kebijakan manajemen risiko keuangan yang dijalankan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: a. Risiko Mata Uang Risiko mata uang adalah risiko fluktuasi atas nilai wajar atau arus kas dari instrumen keuangan yang disebabkan perubahan nilai tukar mata uang asing. Perusahaan tidak memiliki kebijakan khusus manajemen untuk mengantisipasi risiko fluktuasi mata uang asing. Manajeman berkeyakinan bahwa risiko yang timbul dari fluktuasi mata uang asing dapat diminimalisasikan dengan strategi commercial hedging yaitu dengan memperoleh hasil penjualan ekspor dalam mata uang asing yang setara dengan kebutuhan impor Perusahaan serta berupaya untuk mengurangi porsi pembelian impor dan mengganti dengan bahan baku lokal. b. Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah risiko fluktuasi atas nilai wajar atau arus kas dari instrumen keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga pasar. Eksposur risiko tingkat bunga Perusahaan timbul terutama dari pinjaman yang diperoleh dari pinjaman bank. Perusahaan memandang tingkat suku bunga pinjaman bank sangat kompetitif dan risiko dalam berinvestasi akan memberikan hasil yang sangat memadai. Perusahaan aktif melakukan telaah atas pinjaman yang diberikan oleh bank. c. Risiko Harga Risiko harga adalah risiko fluktuasi atas nilai wajar atau arus kas dari instrumen keuangan yang disebabkan perubahan harga pasar, baik yang disebabkan oleh faktor-faktor spesifik dari instrumen individual atau faktor-faktor yang mempengaruhi seluruh instrumen yang diperdagangkan di pasar. Harga kertas sangat dipengaruhi oleh besarnya permintaan dan penawaran di pasar, dan fluktuasi yang besar pada harga kertas di pasar dunia akan secara langsung mempengaruhi kinerja keuangan, kegiatan operasional dan prospek usaha Perseroan. Untuk mengantisipasi risiko akibat fluktuasi harga komoditas kertas ini, Perusahaan melaksanakan kegiatan usaha secara konservatif, baik dalam kondisi pada saat harga naik maupun turun yaitu secara konsisten mempertahankan stok bahan baku optimal yaitu rata-rata untuk tiga bulan produksi, karena periode tiga bulan ini merupakan rata-rata waktu yang dibutuhkan mulai order sampai dengan pesanan bahan baku tiba. d. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan. Perusahaan selalu melakukan pemantauan kolektibilitas dan penelaahan atas masing-masing piutang pelanggan secara berkala untuk mengantisipasi kemungkinan tidak tertagihnya piutang. e. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko dimana entitas akan mengalami kesulitan dalam memperoleh dana
- 30 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
untuk memenuhi komitmennya terkait dengan instrumen keuangan. Ekposur risiko likuiditas Perusahaan timbul terutama dari persyaratan pendanaan untuk membayar kewajiban dan mendukung kegiatan usaha. Perusahaan menerapkan manajemen risiko likuiditas yang berhati-hati dengan mempertahankan saldo kas yang cukup yang berasal dari penagihan hasil penjualan dan juga dapat memperoleh dana tambahan melalui lembaga perbankan serta menjalankan manajemen arus kas yang ketat.
30. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI BARU Berikut ini ikhtisar revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dan belum berlaku efektif untuk laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010: (i) Standar dan interprestasi yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011: - PSAK No. 1 (revisi 2009), mengenai “Penyajian Laporan Keuangan” - PSAK No. 2 (revisi 2009), mengenai “Laporan Arus Kas” - PSAK No. 4 (revisi 2009), mengenai “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” - PSAK No. 5 (revisi 2009), mengenai “Segmen Operasi” - PSAK No. 7 (revisi 2010), mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” - PSAK No. 12 (revisi 2009), mengenai “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama” - PSAK No. 15 (revisi 2009), mengenai “Investasi pada Entitas Asosiasi” - PSAK No. 19 (revisi 2010), mengenai “Aset tak Berwujud” - PSAK No. 22 (revisi 2010), mengenai “Kombinasi Bisnis” - PSAK No. 23 (revisi 2010), mengenai “Pendapatan” - PSAK No. 25 (revisi 2009), mengenai “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan” - PSAK No. 48 (revisi 2009), mengenai “Penurunan Nilai Aset” - PSAK No. 57 (revisi 2009), mengenai “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi” - PSAK No. 58 (revisi 2009), mengenai “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan” - ISAK No. 7 (revisi 2009), mengenai “Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus” - ISAK No. 9, mengenai “Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purna-operasi, Restorasi,dan Liabilitas Serupa” - ISAK No. 10, mengenai “Program Loyalitas Pelanggan” - ISAK No. 11, mengenai “Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik” - ISAK No. 12, mengenai “Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer” - ISAK No. 14, mengenai “Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web” (ii) Standar dan interprestasi yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012: - PSAK No. 10 (revisi 2010), mengenai “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing”. - ISAK No. 13, mengenai “Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri’. Manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi ini terhadap laporan keuangan.