Psikologi Sosial Modul ke:
Prasangka; Penyebab, Konsekuensi & Cures (1)
Fakultas
Psikologi www.mercubuana.ac.id
Program Studi
Psikologi
Reno Laila Fitria, M.Si.
er: on, E., Wilson, T. D., & Akert, R. M. (2010). Social Psychology (8th ed.). New Jersey, Prentice Hall
http://guardianlv.com/2013/08/signs-say-muslims-not-allowed-to-park-at-shopping-center-in-texas/
Signs Say Muslims Not Allowed to Park at Shopping Center in Texas
umber: Aronson, E., Wilson, T. D., & Akert, R. M. (2010). Social sychology (8th ed.). New Jersey, USA: Prentice Hall
Prasangka • Prasangka Æ masalah yang kerap dialami manusia Æ eskalasi menjadi kebencian yang sangat Æ memicu terjadinya brutalitas, pembunuhan, perang bahkan genosida. • Psikolog sosial: dalam 50 tahun terakhir berusaha membantu kita untuk memahami proses psikologis yang mendasari prasangkaÆ dan mulai mengidentifikasi beberapa solusi.
Prasangka? • Prasangka adalah SIKAP-yang secara emosional sangat kuat. • Sikap, terbentuk berdasarkan 3 komponen: • Komponen afektif/emosional, Cth: ketidaknyamanan, permusuhan langsung • Komponen kognitif, melibatkan beliefs dan pemikiran yg mendasari terbentuknya sikap • Komponen behavioral, berhubungan dengan tindakan seseorang • Ingat: Seringkali orang tidak menahan sikapnya. Biasanya mereka bertindak sesuai sikap.
Prasangka? • In this context, a prejudice is a hostile or negative attitude toward people in a distinguishable group, based solely on their membership in that group. The individual traits or behaviors of the individual target of prejudice will either go unnoticed or be dismissed (Aronson, E., Wilson, T. D., & Akert, R. M.,2010). • Prasangka: • Memiliki Elemen Kognitif (STEREOTIPE) • Dapat mempengaruhi perilaku (DALAM BENTUK DISKRIMINASI)
• Enormous progress has been made. The numbers of people who admit to believing that blacks are inferior to whites, women inferior to men, and gays inferior to straights have been steadily dropping (Weaver, 2008).
Stereotipe: Komponen Kognitif • Tutup mata Anda dan ceritakan apa yang Anda pikirkan tentang: • • • •
Cheerleader di SMU Perawat yang pengasih Seorang Ahli komputer Musisi kulit hitam
Stereotipe: Komponen Kognitif
ttp://www.affordablenursingschools.com/professional-male-nurses/
http://www.snipview.com/q/African-American_musicians
Lihat Video Berikutnya!
Stereotipe: Komponen Kognitif • A stereotype is a generalization about a group of people, in which identical characteristics are assigned to virtually all members of the group, regardless of actual variation among the members. The stereotypic quality might be physical, mental, or occupational: blondes are ditzy bimbos, jocks are dumb, engineers are geeks. Blue-collar workers and Wall Street bankers have uncomplimentary stereotypes of each other. (Aronson, E., Wilson, T. D., & Akert, R. M.,2010). • Stereotipe:proses kognitifÆ bisa positif atau negatif. Jika anda menyukai kelompok tertentu maka stereotipe Anda positif, jika Anda tidak menyukai kelompok tertentu maka stereotipe anda terhadap PERILAKU YANG SAMA akan negatif.
Stereotipe: Komponen Kognitif • Stereotyping is merely a technique that all of us use to simplify how we look at the world—a useful tool in the mental toolbox. Gordon Allport (1954) described stereotyping as “the law of least effort”: Because the world is too complicated for us to have a highly differentiated attitude about everything, we maximize our cognitive time and energy by developing elegant, accurate attitudes about some topics while relying on simple, sketchy beliefs for others (Aronson, E., Wilson, T. D., & Akert, R. M.,2010). • Manusia Æ Kikir Kognitif (WAJAR) • Jika seorang anggota kelompok tertentu berperilaku sesuai ekspektasi kitaÆ mengkonfirmasi & memperkuat Stereotipe kita. Yang berbeda adalah: PENGECUALIAN
Stereotipe: Komponen Kognitif
Stereotipe: Komponen Kognitif
Stereotipe: Komponen Kognitif • Kognisi manusia melanggengkan proses berpikir stereotipe melalui yang disebut dengan phenomenon of illusory correlation . • Ketika kita mengharapkan dua hal memiliki hubungan, maka kita membodohi diri kita sendiri dengan mempercayai bahwa memang dua hal tersebut berhubungan, bahkan ketika kedua hal tersebut sama sekali tidak ada hubungannya. • Illusory correlation seringkali terjadi jika peristiwa atau orang terlihat menyolok atau sangat berbeda dari apa yang biasa kita lihat atau dari kejadian sosial yang kita telah terbiasa dengannya. • Contoh: Muslim dan Kekerasan • 2 Milyar Muslim
• Sekarang Anda Tuliskan 2 kasus yang menurut Anda dapat menggambarkan Illusory Correlation!
Daftar Pustaka • Aronson, E., Wilson, T. D., & Akert, R. M. (2010). Social Psychology (8th ed.). New Jersey, USA: Prentice Hall Æ Buku Wajib • Baron, R. A., Branscombe, N. R., & Byrne, D. (2013). Social Psychology (13th ed.). Massachusetts, USA: Pearson/Allyn & Bacon • Hogg, M. A., & Vaughan, G. M. (2010). Essentials of Social Psychology. Essex, England: Prentice-Hall • Baron, R.A., & Byrne, D. (2008). Social Psychology (12th Ed.). Boston: Pearson Education. • Boeree, C.G. (2008). Psikologi Sosial. Jogjakarta: Ar-Ruz Media. • Sarwono, S.W. (1999). Psikologi Sosial: Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka. • Taylor, S.E., Peplau, L.A., & Sears, D.O. (2009). Psikologi Sosial (Terjemahan) (Edisi Kedua Belas). Jakarta: Pranada Media Group
Terima Kasih