PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017)
JARINGAN TULANG SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.
Jaringan Tulang 1. Jaringan Tulang Rawan 2. Jaringan Tulang Keras / Sejati
1. Jaringan Tulang Rawan Fungsi jaringan tulang rawan a. Menyokong jaringan yang lunak
b. Sebagai daerah pergeseran sendi
c. Penting untuk pertumbuhan tulang panjang
1. Jaringan Tulang Rawan Komponen jaringan tulang rawan a. Sel (kondroblast dan kondrosit)
b. Serabut (kolagen dan elastin)
c. Substansi dasar (glukosaminoglikan yang terdiri dari asam hialuronat dan proteoglikan)
1. Jaringan Tulang Rawan Jenis jaringan tulang rawan a. Tulang rawan hialin 1. Mirip kaca, dalam keadaan segar berwarna putih kebiruan dan bening 2. Sel besar dengan inti bulat besar
3. Mengandung serabut kolagen halus tetapi dalam preparat awetan tidak tampak karena indeks bias sama dengan substansi dasar 4. Terdapat pada saluran pernafasan (hidung s/d bronkus), ujung ventral iga, tulang di dalam persendian (tidak mempunyai perikondrium) 5. Mempunyai perikondrium kecuali pada rawan sendi
1. Jaringan Tulang Rawan Jenis jaringan tulang rawan a. Tulang rawan hialin
1. Jaringan Tulang Rawan Jenis jaringan tulang rawan b. Tulang rawan elastik 1. Warna kuning, buram dan elastis 2. Serat elastik banyak, ada juga serat kolagen
3. Terdapat pada daun telinga, dinding kanalis auditorius eksternum, tulang rawan larinks 4. Mempunyai perikondrium
1. Jaringan Tulang Rawan Jenis jaringan tulang rawan b. Tulang eawan elastik
1. Jaringan Tulang Rawan Jenis jaringan tulang rawan c. Tulang rawan serabut/ fibrous 1. Warna buram, putih, kuat 2. Matrik mengandung serat kolagen kasar
3. Sel-sel tidak banyak, satu-satu atau mengelompok 4. Terdapat pada diskus intervertebralis dan simpisis pubis 5. Tidak mempunyai perikondrium
1. Jaringan Tulang Rawan Jenis jaringan tulang rawan c. Tulang rawan serabut/ fibrous
2. Jaringan Tulang Keras / Sejati Fungsi tulang keras / sejati a. Unsur utama kerangka tubuh
b. Melindung organ – organ vital
c. Mengandung sum-sum tulang (tempat sel darah dibentuk)
2. Jaringan Tulang Keras / Sejati Komponen penyusun tulang keras/ sejati a. Sel (osteosit, osteoblast dan osteoklast) 1) Osteoblast : sel yang berfungsi mensintesis kolagen dan glikoprotein yang aktif berbentuk kubus, sedangkan yang tidak aktif berbentuk pipih
2) Osteosit : sel tulang yang matur dan terdapat di dalam lakuna, sitoplasmanya bercabang-cabang yang menjulur ke dalam canaliculi 3) Osteoklast : sel rangka yang berinti banyak, motil bercabang – cabang, untuk resorpsi tulang dan perubahan bentuk jaringan tulang
2. Jaringan Tulang Keras / Sejati Komponen penyusun tulang keras/ sejati b. Matriks tulang sejati terdiri dari 1) Organik yaitu kolagen dan glikosaminoglikan (asam hialuronat, kondroitin sulfat, keratan sulfat)
2) Anorganik Kalsium, fosfor membentuk hidroksi apatit, kalsium karbonat, flour, sitrat, Mg dan Na
2. Jaringan Tulang Keras / Sejati Jenis jaringan tulang keras / sejati a. Tulang kompak 1. Tulang yang padat tanpa rongga 2. Bagian luar dilapisi oleh periosteum
3. Bagian dalam dilapisi oleh endosteum 4. Mempunyai sistem havers (osteon), terdapat saluran volkman
2. Jaringan Tulang Keras / Sejati Letak tulang kompak dan tulang bunga karang
2. Jaringan Tulang Keras / Sejati Letak tulang kompak dan tulang bunga karang
2. Jaringan Tulang Keras / Sejati Penampang melintang tulang kompak
2. Jaringan Tulang Keras / Sejati Jenis jaringan tulang keras / sejati a. Tulang bunga karang 1. Tulang dengan banyak rongga yang berhubungan 2. Tidak mempunyai sistem havers
3. Lamela tidak tersusun konsentris
Osifikasi 1. Osifikasi intramembran. a. sebagian besar terjadi pada tulang pipih (misalnya : tulang parientalis, ospital, temporalis, mandibula dan maksila). b. Disebut intramembran karena proses osifikasi terjadi di dalam membran jaringan ikat c. Selain itu osifikasi intramembran juga untuk membantu pertumbuhan tulang pendek dan penebalan tulang panjang d. Titik permulaan osifikasi disebut dengan pusat osifikasi primer
Osifikasi 1. Osifikasi intramembran Kelompok sel osteogenik (mesenkim)
Osteoblas Mensintesis osteoid / bahan organik Dan proses kalsifikasi
Osteosit
Membentuk pulau – pulau tulang (spikulum) Tulang spongiosa
Osifikasi 1. Osifikasi intramembran Tulang spongiosa
Bergabung dengan sel membran jaringan ikat disekitarnya Tulang spogiosa dengan jaringan ikat ditembus oleh pembuluh darah dan diisi oleh sel mesenkim yang belum berdiferensiasi
Membentuk tulang pipih dan berisi sel – sel sumsum tulang
Osifikasi 2. Osifikasi endokondral a. Terjadi di dalam suatu potogan tulang rawan hialin yang bentuknya mirip dengan ukuran kecil tulang yang akan dibentuk b. Osifikasi endokondral bertanggung jawab untuk pembentukan tulang pendek dan tulang panjang c. Terdiri dari dua proses : 1) Hipertrofi dan destruksi kondrosit model potongan tulang rawan hialin sehingga menghasilkan lakuna – lakuna yang meluas dan dipisahkan oleh septum matriks tulang rawan yang mengalami kalsifikasi 2) Tunas osteogenik yang terdiri dari prekursor osteogenik dan kapiler darah menembus ke dalam ruang – ruang yang ditinggalkan oleh kondrosit yang mengalami degenerasi
Osifikasi 2. Osifikasi endokondral Terdiri dari dua proses a.
Potongan tulang rawan hialin
Kondrosit hipertrofi dan degenerasi
Lakuna meluas
Osifikasi b.
Tunas osteogenik dan kapiler darah masuk ke dalam lakuna Membentuk osteoblas
Membentuk matrik tulang pada sisa – sisa tulang rawan yang mengalami kalsifikasi
Osteosit
Osifikasi endokondral untuk pembentukan tulang panjang dan tulang pendek
Osifikasi pada tulang panjang 1. Terjadi proses osifikasi intramembran di dalam perikondrium mengelilingi diafisis sehingga terbentuk bone collar (tulang berongga). Perikondrium berubah menjadi periosteum. 2. Karena terbentuk tulang, maka difusi nutrien terhambat akibatnya kondrosit berdegenerasi, setelah sebelumnya meresorpsi matriks di sekitarnya sehingga terjadi perluasan lakuna (hipertrofikasi). Kondrosit berdegenerasi dan matrik mengalami kalsifikasi 3. Tunas osteogenik (sel mesenkim) dan pembuluh darah melalui lubang yang dibuat osteoklas menembus matrik tulang rawan yang mengalami kalsifikasi. Kemudian mesenkim mengalami proliferasi, kemudian sum – sum tulang dibentuk, terjadi pertumbuhan longitudinal, sehingga seluruh diafisis ditempati
Osifikasi pada tulang panjang 4. Penulangan pada pusat osifikasi sekunder pada epifisis
5. Lempeng epifisial berfungsi untuk pertumbuhan memanjang, pada titik tersebut terdapat 5 daerah, yaitu : a) Daerah istirahat b) Daerah proliferasi c) Daerah tulang rawan hipertrofik d) Kartilago mengalami kalsifikasi e) Daerah osifikasi
Struktur tulang panjang
Osifikasi pada tulang panjang
Histofisiologi Tulang 1. Sebagai penyokong dan pelindung
2. Bersifat plastis artinya tulang bisa berubah strukturnya sesuai dengan stress yang dialami 3. Rangka bertindak sebagai cadangan kalsium 4. Fungsi kalsium : untuk kontraksi otot dan penghantaran impuls, reaksi enzimatis, untuk koagulasi dan perlekatan sel
Histofisiologi Tulang Kalsium dalam tubuh dimobilisasi dengan dua cara :
1. Cara cepat Pemindahan biasa ion kristal hidroksiapatit (molekul yang mengandung kalsium) ke cairan intersel 2. Cara lambat a) Hormon paratiroid : meningkatkan jumlah sel (osteoklas) yang melakukan resorpsi matrik tulang akibatnya kalsium dilepas b) Hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid meningkatkan pembentukan matriks dan pengendapan kalsium
Histofisiologi Tulang Selama pertumbuhan, tulang peka terhadap nutrisi 1. Protein dalam diet tidak cukup = defisiensi asam amino. Asam amino & vit.C diperlukan untuk sintesa kolagen oleh osteoblas 2. Kalsium tidak cukup = kalsifikasi matrik tidak sempurna, atau kekurangan vit.D mengakibatkan penyerapan kalsium terganggu 3. Kekurangan kalsium pada anak-anak menyebabkan ricket (kalsifikasi matrik tidak sempurna) tulang tumbuh lambat dan deformitas 4. Kekurangan kalsium pada orang tua menyebabkan osteomalasia yaitu kurangnya kalsifikasi pada tulang yang baru dibentuk dan terjadinya dekalsifikasi parsial
Histofisiologi Tulang 5. Vitamin A berhubungan dengan distribusi dan aktifitas osteoblast dan osteoklas
6. Kekurangan vitamin A, osteoblas tidak mensintesis matrik dengan normal 7. Kelebihan vitamin A, mempercepat osifikasi lempeng epifisial tanpa disertai efek pada pertumbuhan tulang rawan sehingga pertumbuhan badan terhenti 8. Vitamin C penting untuk sintesis kolagen oleh osteoblas dan osteosit
Histofisiologi Tulang Faktor hormonal 1. Hormon pertumbuhan yang dihasilkan oleh hipofisis merangsang pertumbuhan tulang rawan epifisial 2. Kekurangan hormon pertumbuhan menyebabkan pertumbuhan terganggu 3. Kelebihan hormon pertumbuhan akan menyebabkan gigantisme, kelebihan hormon ini pada orang dewasa akan menyebabkan akromegali (tulang-tulang panjang menjadi sangat menebal) 4. Hormon seks mempengaruhi waktu munculnya dan perkembangan pusat osifikasi
Penyembuhan patah tulang