PROSIDIITG PERH0RTI don PERA GT 2016 !
7
'
r. lr
| 7l-rr. 1r.
)'
"Peningk l vrlrubr\wr*u atanProduksi Pangan w^^Dw^r dan sE^l ^ ^v$9^Lvr ^
Hortikultura yang Berdaya Saing Mendukung MEA"
l4
Betedasana
.'ffi.8
November 20]6
DATTARISI
PENGARUH STATUS HORMON TUMBUH DAN HUBT]NGANI{YA DENGAN PERTTJMBUHAN VEGETATIF TANAMAN JERUK KEPROK BATU 55 HASIL TOP WORKING PADA BEBERAPA INTERSTOCK Sugiyatno A. dan A. Supriyanto
I
EFISIENSI BUDIDAYA TANAMAN KRISAN POT (Chrysanthezrn sp.) JENIS STANDAR MELALUI PENGATURAN FOTOPERIODISITAS DAN WAKTU PINCHING Sitawati dan Essenza Fitria Kusuma
7
DAYA REGENERASI KALUS DAN INDUKSI VARIASI SOMAKLONAL WORTEL (Daucus carota') MELALU INDUKSI MUTAGEN ETHYL METIIANE SULFONATE SECARA IN VITRO Yoana Saragih, Emi Suminar, Tomy Perdana dan Nono Carsono
14
EVALUASI GALURHARAPAN TOMAT ORGANIK KETURLTNAN KE-7 TERHADAP PUPUK ORGANIK CAIR Sri Rustianti, Asfaruddin, dan Farida Aryani
2l
PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (Czcumis sativusL') MELALUI APLIKASI BEBERAPA AMELIORAN PADA TANAH SALIN. Nurul Aini, Wiwin Sumiya Dwi Yamika dan Adi Setiawan
25
MEMPERTAHANKAN GENETIK PLASMA NUTFAH TANAMAN PEPAYA (Carica papaya L.) SECARA KRIOPRESERVASI Dini Hervani, Darda Efendi, M. Rahmad Suhartanto dan Bambang S. Purwoko
32
RESPON FISIOLOGIS DAN EATING QUALITY BUAH MANGGA ARIIMANIS SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU DINGIN DENGAN PENGEMASAN
INDTVIDU I Made Supartha Utama, Ni Luh Yulianti, I Gusti Ngurah Apriadi Aviantar4 Gede Arda 35 PENAMPILAN ENAM GENOTIP POTENSIAL CABAI RAWIT (Capsicum frustescens) Sri Lestari Pumamaningsitr, Lita Soetopo, Fefra Suci
Rahayu
47
SELEKSI LAPANGAN KLON-KLON KENTANG UNTUK KETA}IANAN PENYAKIT BUSIJK DAT]N DAN KARBOHIDRAT TINGGI Tri Handayani dan Ineu
51
PENGARUH DOSIS ABU CANGKANG KERANG TERHADAP BEBERAPA VARIETAS TANAMAN SAWI DI TANAH CAMBU-T Mita Setyowati, Iwandikasyah Putr4 Banta Saidi
59
EF'FECT OF MULCH AND POTASSIUM ON YIELD OF PEPPER PLANT (Capsicum annuum L.) Koesriharti dan Yohana Dian Desinta
65
Sulastrini
PROSIDING SENNAR NASIONAL PERHORN DAN PERAGI TA,GSSAR. 1 1 NOIiENBER M1 A
PENGARUH ASAM 2,4-DIKLOROFENOKSIASETAT PADA PEMBENTUKAN KALUS DUA KLON TEMULAWAK (Curcuma xanthonhiza Roxb.) Ellis Nihayati, Mochnmmad Roviq, Yonita Cahya Ratri, dan Anna Satyana Karyawati
71
BUDIDAYA SAYURAN DAN PERMASALAHANNYA DI LAHAN RAWA LEBAK SI.IMATERA SELATAN Laily Ilrnan Widuri, Kartika Kartik4 Ema Siag4 Lindi Lindiana Mei Meihan4 Mery Hasmcda, Erizal Sodikin, Benyamin Lakitart
78
PEMANFAATAN HIDROGEN SIANAMIDA UNTUK MENINGKATKAN PECAH KTJNCUP, PERTUMBUHAN, DAN HASIL TANAMAN APEL Moch.Dawam Maghfoer dan Nurul Aini
86
KNTERIA KEMATANGAN PASCAPANEN DAN PENENTUAN WAKTU PANEN DENGAN SATUAN PANAS PADA PISANG MAS KIRANA (MuSa SP. AA GRUP) Winarso Drajad Widodo, Ketty Suketi dan Eka Yulyana
92
PEMANFAATAN BUAH MAJA DAN BONGGOL PISANG SEBAGAI SUMBER MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN BAHAN ORGANIK I-INTUK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI CABE Iradhanrllah Rahim, Yunarti dan Sunarti
99
HUBUNGAN POLA TANAM TERHADAP INTERSEPSI CAHAYA DAN RENDEMEN MINYAK ATSIRI JERUK PURUT (Citrus hvstrix D. C') Adi setiawan dan Sukardi
106
IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN PERSENTASE SERANGAN DI LAPANG JAMUR PATOGEN SERANGGA Aschersonia sp. YANG MENGINFEKSI KUTU PUTIH(Dialeurodes citri Aslwread) PADA TANAMAN JERUK (Cbus nobilisTan.) Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya I Putu Wirya Suputra dan I Putu Sudiarta
113
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT UTAMA TANAMAN KUBIS (Brassica oleraceae var. capitrta L.) DENGAN Aacillus thuringiensis D1JI Trichoderma sp. I Kstut Sumiartlra" Ni Wayan Puspadewi, I Putu Sudiarta Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya dan Made Supartha Utama
r20
KADAR.AI.]KSIN ENDOGEN LIMA VARIETAS BAWANG MERAH BALITSA Gina Aliya Soph4 Shinta Hartanto
r27
AKLIMATISASI NENAS MADU (Ananas comosusL. (Men.) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN TINGKAT KONSENTRASI PUPUK GROWMORE Mardaleni ; Saripah Ulpah ; Fathurrahman
134
SELEKSI IN VITRO KETAHANAN PREEMBYOMC CALUS JERUK JAPANSCHE CITROEN (Citrus x limonia Osbeck) TERI{ADAP CEKAMAN SALINITAS 147 Farida Yulianti dan Dita
Asisimanto
PROSID'NE SENNAR NASIONAL PERHORN DAN PERAGI mAr(AssAR. 11 NOyEilBER 2016
PENGARUH INTERAKSI KALSIUM DAN NAA UNTUK MENURUNKAN CEMARAN GETAH KUNING MANGGIS (Garcinia mangostana L) Yulinda Tanari, Darda Efendi, Roedhy Poerwanto, Didy Sopandie, Ketty
Suketi
162
PEMANFAATAN USARTEMPE UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DALAM TANAH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN BAYANI(Amaranthus tricolor) Fahrizal Hazrq Yolanda Octavi4 Nur Hidayatussitah, Syah Deva Ammurabi, Ziyadatul Ulumil A^zaL dan Mohammad Fariz Aldini 169 PENYEDIAAN BENIH BERKUALITAS BAWANG MERAH LEMBAH PALU MELALUI TEKNOLOGI PENYIMPANAN BENIH TERKONTROL Maemunab Adrianton, Ichwan Madauna" Yusran
174
PENINGKATAN HASIL BAWANG MERAH PADA SISTEM BUDIDAYA KO].N/ENSIONAL DANALLEY CROPPING DI LAHAN KERING Sri Anjar Lasmini
180
APLIKASI BOKASHI PUPUK KANDANG DAN PUPUK ORGANIK CAIR UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN TIASIL BAWANG MERAH VARIETAS LEMBAHPALU Muhammad Ansar dan Bahrudin
189
APLIKASI ZAT PENGATUR TUMBUH I.]NTTJK MENINGKATKAN PERT{.JMBUHAN DAN HASIL UMBI BAWANG MERAH VARIETAS LEMBAH PALU Bahrudin dan Muhammad Ansar
197
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK PERANGSANG PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (So/anam melongena L.) Bakhendri Solfan. Indah Permanasari dan Kartika
204
APLIKASI GEL LIDAH BUAYA SEBAGAI EDIBLE COATING UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN BUAH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) St. Sabahannur: Andi Ralle: Sohra
2ll
Sari
PEMETAAN PERSEBARAN DAN KEANEKARAGAMAN TANAMAN KENTANG DI DISTRIK HINK KABUPATEN PEGUNI.JNGAN ARFAK 217 Nouke L. Mawikere dan Saraswati habawardani SINKROMSASI PENYEDIAAN SEMAIAN BATANG BAWAH DAN MATA TEMPEL DALAM PRODUKSI BIBIT JERUKBERMUTU PREMIUM Arry Supriyanto, Dimas Surya Dirgantara dan Titiek Purbiati
KAJIAN APLIKASI DUA MACAMBAHAN ORGANIK PADA TANAMAN PAK CHOY MINI (Brassica rapa chinznsi. PROS'D"VG SEif'A'A R NASIONAL PERHORN DAN PERAG' IAKASSAR. 1 1 NOyE]fiBER MI 6
224
Azlina Heryati
Bakrie
231
IDENTIFIKASI GENETIKAKSESI JERUK SIAM MADU HASIL KULTUR ENDOSPERMA Chaireni Martasari dan Mia Kosmiatin
235
PENGARUH PEMTJPUKAN NITROGEN TERHADAP ERKEMBANGAN BUNGA DAN BUAH DUKU (Lansium domesticum\ Desi Hemita, dan Roedhy
Poerwanto
241
MIKROPROPAGASI MENDUKUNG KEBERLANruTAN DAN KEHANDALAN SISTEM PRODUKSI BENIH TANAMAN HORTIKULTURA SECARA MASSAL: STUDI PADA JERUK DAN STROBERI
DitaAgisimanto
248
MORFOLOGI DAN ANALISIS NUTRISI GEDI (Abelmoschus manihotL.Medik) SERTA TEKNIK BIJDIDAYANYA DI KABUPATEN JAYAPURA Fenny Asyerem, Saraswati habawardani, Imanda A.F. Djuun4 Nova Kayadu
258
PENINGKATAN MUTU BUAH JERUK KEPROK BATU 55 DENGAN PEMBERIAN GIBERELIN PADA PERIODE PEMBESARAN BUAH Ashari Hasim dan Supriyanto Arry 265 KITOSAN SEBAGAI BAIIAN UTAMA PRIMING UNTUK MENINGKATKAN VIABILITAS BEMH DAN PERFORMA BIBIT PEPAYA CALLINA Heny Agustin dan Annisa Nur Ichniarsyah
273
PEWARISAN KOMPONEN PRODUKSI TOMAT (So/anum lyeopersieum L.) Dl DATARANRENDAH Marlina Mustafa, Muhamad Syukur, Surjono H. Sutjahjo, Sobir
288
STATUS TERKINI PEMULIAAN IN VITRO JERIJK DI INDONESIA Mia Kosmiath. Chaireni Mafiasari , A Purwito dan Ali
3O4
Husni
LOOP-MEDIATED ISOTTMRMAL AMPLIFICATION (LAMP): TEKNIK DETEKSI CEPAJ PENYAKIT FruANGIONGBING TANAMAN JERUK UNTUK DAEMH ENDEMIS Nurhadi dan Yunimar 314
INDIIKSI PEMBUNGAAN DAN PERSENTASE SERANGAN Altemaria porri MENGGTJNAKAN ASAM SALISILAT DAN ETHEPON PADA BAWANG MERAH Rasiska Tarigan, Susilawati Barus, Abdul
Fattah
319
GROWTH ENHANCEMENT OF MANGOSTEEN SEEDLINGS (Garcinia nangostana L.) AS AFFECTED BY TIIE APPLICATION OF BENZYL-ADENINE AND SEEDING METHODS Rugayah, Agus Karyanto, dan Hafis Baihaqi
PROSIDING SEMNAR NAS'ONAL PERHORN DAN
ERAA'
fiA'(ASSAR. 1 1 NOIE]EBER M1 6
328
KERAGAMANMORFOLOGI, AGROEKOLOGI DAN RESPON TANAMAN GEDI (Abelmoschus manihot L. Medik) TERHADAP APLIKASI PUPUK ORGANIK Saraswati Prabawardani, Imanda A.F. Djuuna" Fenny Asyerem, Alexander
Yaku
KARAKTERISASI SUMBERDAYA GENETIK TANAMAN LOKAL DI PROVINSI ACEH Iskandar Mirza Abdul Azis, Didi Darmadi dan Maintang
337
349
PE\,EERIAN BIOCHAR TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativa L ) Sharly Asmairicen, Abdul Azis, Abdul Azis dan Arafah 359 PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RIJMAH PANGAN LESTART DI PROVINSI ACEH Basri A. Bakar, Abdul Azis, Nazariah dan Idaryani
366
IPTEKS BAGI MASYARAKAT PENERAPAN IRIGASI BERTEKANAN (TRICKLER IRRICATIO}9 SEBAGAI SUPLEMEN AIR IJNTTJK PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PADA SAWAH TADAH HUJAN 376 Ahmad Munir, Suhardi dan Juni
Astuti
PENGARUH PEMUPUKAN MTROGEN TERHADAP PERKEMBANGAN BUNGA DAN BUAH DUKU ( Lansium domesticum) 381 Desi Hernita dan Roedhy
Poerwanto
PENGUJIAN LAPANGAN EFEKTIVITAS SOLUT-ION SEBAGAI TRIGER PADA APLIKASI HERBISIDA GLIFOSAT Dwi Guntoro, Adolf Pieter Lontoh, dan Nuha Hera
3
PENGUJIAN LAPANGAN EFEKTIVITAS SOLUT-ION SEBAGAI TRIGER PADA APLIKASI HERBISIDA PARAKUAT PADA PENGENDALIAN GULMA DI PERKEBLTNAN KELAPA SAWIT TBM Dwi Guntoro, Adolf Pieter Lontoh dan Nuha Hera
402
Putri
Putri
89
IDENTIFIKASI DAN ANALI$S FILOGENETIK LALAT BUAH BACTROCERA BRYONIAE (TRYO}9 (Dipteralephritida€) DI PULAU BALI MENGGTJNAKAN GEN ITS1 I Putu Sudiarta, Putu Shinta Devi, I Gede Rai MayaTemaja dan Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya
4r3
PENGARUH PUPUKNITROGEN DAN PIJPUK CAIRHAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KENIKIR SEBAGAI SAYURAN DATJN Juang Gema Kartika dan Rista
421
Delyani
ANALISIS KEDEKATAN HUBI,JNGAN ANTAR AKSESI KELOR BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN KUANTITATIF 434 Ketty Suketi, Juang Gema Kartika Ni Luh Gede Mitariastini PENGARUH APLIKASI PUPUK N DAN PTJPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN. FIASIL DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN GANDUM PROSIDING SEMINAR
PERI'ORN DAN PERAGI
fiA'GSSAR, 11 NOVEUBER 2016 'VAS'OI'A[
(Triticum aestivum L.) PASURUAN Nur Edy Suminarti
DI DATARAN TINGGI NGAWU, KECAMATAN TOSARI 445
RESPON TANAMAN JAGLING MAMS (Zea mays SACCHARATA STURT.) TERHADAP PUPUK HIJAU CROTALARIAJUNCEA DAN THITONIA \DIVERSIFOLIA SERTA DEKOMPOSER TRICHODERMA SP Titin Sumami, Eko Widaryanto dan Rifqi Nafi PENGARI.JH PENGENDALIAN GULMA DAN METODE PENGOLAII{N
453
LAII{N
TERHADAP PERTUMBUTIAN DAN HASIL TANAMAN KEDELA] Umiyati dan Denny Kumiadie
459
KARAKTERISASI JAMUR ENDOFITIK DARI TANAMAN STROBERI DAN BIOTISASINYA PADA VITROPLANT STROBERI Yunimar dan Dita Agisimanto
464
APLIKASI ABU SEKAM PADI DAN PUPUKKANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI CAISIM (Brassica juncea. L) Ismaya NR Parawansal dan Zem
478
SISTEM PERSEMAIAN PADI OLEH PETANI LAHAN RAWA LEBAK PEMULUTAN, SUMATERA SELATAN Erna Siaga, Benyamin Lakitan, Hasbi, Siti Masreah Bemas, Kartika Kartik4 Laily I. Widuri, Lindiana, Meihana
487
INTERAKSI GENOTIPE x LINGKUNGAN TERHADAP KERAGAAN DAYA HASIL GALUR-GALUR HARAPAN GANDIIM (Triticum aestivum L.) 497 Jabal Rahmat Ashar, Trikoesoemaningtyas, Yudiwanti Wahyq Amin Nur KARAKTERISASI UBI KAYU BERDASARKAN LOKASI TANAM DAN UMUR PANEN, MODIFIKASI PRODUK SERTA APLIKASINYA LINTUK ROTI MANIS Maria Ema Kustyawati, Siti Nurjanah, Susilawati, Fibra Nuraini
508
PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN PARAMETER GENETIK POPULASI F3 KEDELAI HASIL PERSILANGAN ANTAR TETUA VARIETAS I,INGGUL NASIONAL DAN GALUR HARAPAN IJNIVERSITAS BRAWIJAYA Anna Safana Karyawati, Budi Waluyo, SM. Sitompul dan Ellis Nihayati
5
ANALISIS PEMASARAN SAGU BASAH (STUDI KASUS USAHA MAru JAYA) DI DESA SEI. TOHOR KECAMATAN TEBING TINGGI TIMURKABUPATEN KEPULAUAN MERANTI, RIAU Limetry Liana
523
l8
EVALUASI KOMPONEN TEKNOLOGI PENDUKI.ING PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNGDENGAN PENINGKATAN IP PADA LAHAN SAWAH. Fahdiana Tabri dan Syafruddin
532
PROS'D'A'G SEff,,VAR NASIONAL PERHORTI DAN PERAGI flA'(ASSAR. 11 NOyEMBER 2U6
PENAMPILAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA PROVIT-A TER}IADAP SERANGAN PENYAKIT DI KABUPATEN SOPPENG 540 Suriani dan Muh. Azrai PERAKITAN JAGUNG KETAN LOKAL MANOKWARI GENERASI BC3 (BC2 X PULUT) Amelia S. Sarungallo, Nouke L. Mawikere, Imam Widodo dan Diyah A. Aribowo
549
APLIKASI BIOETANOL DAN MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI Suherman, Iradhatullah Rahim, Muhamnad Akhsan Akib
558
PENAPISAN CEPAT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERIIADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE PERKECAMBAHAN Warid, Nurul Khumaida, Agus Purwito, Muhamad Syukur, Sintho Wahyuning Ardie 567 UJI DAYA HASIL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine mdi (L.) MERRILL) PADA LINGKLTNGAN TERNALTNGI
chairudin
581
PENGOLAHAN TANAH DAN APLIKASI PI]PUK OLEH PETANI PADI DI LAHAN RAWA LEBAK, SUMATERA SELATAN Kartika Kartika" Benyamin Lakitan, Sabaruddin, Andi Wijaya, Ema Siaga, 589 Laily I. Widuri
KARAKTER AGRONOMI AKSESI PADI LOKAL ACEH TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA BATIAN AMELIORAN PADA LAHAN GAMBUT 597 Iwandikasyah Putr4 Wira Hadianto dan Iqbal PRODUKSI HORMON GIBERELLIC ACID (GA3) CENDAWAN RHIZOSFER PADI AROMATIK TANATORAJA Abri. Aylec
Christine
604
PENGARUH JARAK TANAM DAN LIMBAI{ CAIRKELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUIIAN. FIASIL. DAN NILAI EKONOMI JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata Sturt) 608 Irsyadi Siradjuddin, Rinda Purwenti dan Indah
Permanasari
EFEK BAHAN COATING DAN ADITIF PADA VTABILITAS DAN VIGOR BENIH KEDELAI (Glycine max L. Merril) SELAMA PENYMPANAN
Agustiansyah
621
SISTEM WONOTANI PADA LA}IAN 0,25 HA PER KK UNT1JK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN DI DESA
Mudji Santosa ANALISIS PEMASARAN PRODIJK USA}IATANI SAYUR.SAYI,'RAN (STUDI KASUS PETANI DI DESA KANREAPIA KECAMATAN TINGGIMONCONG KABI.]PATEN GOWA PROPINSI SULAWESI SELATA\T)
629
Aylee Christine Alamsyah
638
Sheyoputri
PROSIDING SENNAR NAS'ONAL PERHORN DAN PERAG' ffAKASSAR. 1 1 NOyENBER M1 6
KEPUTUSAN PETANI MENDIVERSIFIKASI USAHATAM DI KECAMATAN KUALA CENAKU KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU Sri Ayu Kuniiati
645
PROFIL USAHATANI CABAI MERAH DI KABUPATEN ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN Muh. Taufik dan Witono Adiyoga
653
ANALISIS KOMPARATIF PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DALAM PENENTUAN KOMODITAS TJNGGULAN DI SULAWESI SELATAN Muh. Tauf*
666
PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL UMKM PANGAN LJNGGULAN TERHADAP DAYA SAING Musa Hubeis , Farida ltatna Dewi, Hardiana Widyastuti, Heti Mulyati, Fety N. Muzayana'li
678
PERTUMBUHAN BIBIT SETEK PUCUK JERUK PAMELO (Citrus grandis (L.) Osbeck) PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI GROWTONE Cri Wahyuni, Ifayanti Ridwan, Alief M. Makkasompa
689
PROS'D"VG SEfi''V' R NAS'ONAL PERHORfi' DAN PERAGI rtArGssa& 11 NotlEuBER 2016
ISBN: 978-602-7 A24A-0-7
PENGARUH ASAM 2,4.DIKLOROFENOKSIASETAT PADA PEMBENTUKAN KALUS DUA KLON TEMUI-AWAK (Curcuma
xanthonhiza Roxb.) Ellls
Nlhayafr,
ochammad Rovlq, Yonlta Cahya Ratrl, dan Anna Satyana Karyawati
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Braurijaya Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesia rE-mail:
[email protected]
ABSTRAK Temulawak merupal€n tenamen trlplold tehingga peningkaten lrualites tcmulawak m6Elui metode konvensional sulil untuk dilakukan, oleh karena itu penggunaan teknik kultur jaringan (rh vrfro) dengan asam 2,4-Diklorofenoksiasetat (2,4-D) dapat menjadi salah satu altematif. 2,4-D dapat m€nglnduksl kalus yang m€rupekan Jaflngan amorphous yang dapat dlmEnfaatkan untuk tujuan peningkatan kualitas melalui pemuliaan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari respon pembentukan kalus 2 klon temulawak terhadap berbagai taraf konsontrasi 2,4-D guna mendapatkan konsentrasi 2,4-D yang t6pat untuk pembentukan kalus temulawak. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Agustus 2016 di Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawfaya, Malang. Hasil penelitian menunjukkan balwa masing-masing klon temulawak menunjukkan respon pembentukan kalus yang be$eda terhadap berbagai taraf konsentrasi 2,4-D yang diberikan.
Kata kunci : Temulawak, 2,4-D, in w?o, callus PEl{DAHULUAN Temulawak adalah tanaman obet b€rlmpang esll lndonesle yeng m€mlllld khaslat sebagel obat terhadap penyakit liver, mengatasi gejala rematik, mencegah asam urat, dan menangkal radikal bebas karena kandungan kurkumin dan xanthonizol yang dikandungnya (Said, 2007: Khaerani, 2013; Hermawati dan Darvi, 2014). Temulawak klon Jcmber dan temulawak klon Pasuruan termasuk 2 klon unggul dad 20 klon temulawak dari berbagai titik di Jawa dan Madura yang memiliki keunggulan dari segi bobot rimpangnya (Wardiyati' Sunarni' dan Azi3ahi 2010), akan tetapi dari segi kandungan kurkumin kedua klon temulawak tersebut masih tergolong rendah (Anonymousb, 2008). Peningkatan kualitas kedua klon temulawak ters€but dapat dilakukan dengan meningkatl€h keragaman genotls taneman, namun karakt6ristik temulewak yeng merupakan tanaman triploid (Syukur dan Sastrosumarjo, 2015) menyebabkan tidak memungkinkannya dilakukan peningkatan keragaman genetis melalui metode konvensional, s€hingga salah satu altematff untuk melakukan perbaikan kualitas tanaman temulawak adalah dengan pembentukan kalus temulawak menggunakan 2,4-D Eecara in vitro. 2,4-D merupakan golongan auksin sintetik yang biasa digunakan o€bagai herbisida namun dalam kons€ntraoi tedentu mampu digunakan untuk membantu pertumbuhan eksplan pada medium kultur. Oleh karena itu. untuk mengetahui respon pembentukan kalus pada 2 klon temulawak (klon Jember dan klon Pasuruan) teffadap 2,+D dan konsentrasi yang tep6t untuk l(edua klon tetsebut meka dilakukan penelitian menggunakan perlakuan berbagai taraf konsentasi ZPT yang dikombinasikan dengan BA homogen.
PROSIDING SEMNAR NAS'ONAL PERHORTI DAN PERAGI
nAr(AssA& t1 NoPEUBER 2016
ISBN: 978-602-7 0240-0 -7
BAHAN DAil IIETODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus 20'16 dan berlokasi di di Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Jl. VCteran Malang. Penelitlan ini menggunakan Rancahgan Acak K6l0mpok (RAK) dengan 3 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu kombinasi zat pengatur tumbuh 2,4-D pada taraf 0, 1, 2, 4, dan 5 ppm dengan BA homogen pada konsentrasi 3 ppm. Kedua ZPT tersebut dikombinasikan sehingga diperoleh 5 kombinasi ZPT (D) sebagai berikut : Do= 2,4-D 0 ppm + BA 3 ppm (kontrol); Dl=2,4D 1 ppm + BA 3 ppm; Dz=2,$D2 ppm + BA3 ppm; D3= 2,4-D 4ppm+ BA 3 ppm; dan D.= 2,4-D 5 ppm + BA 3 ppm. Perlakuan tersebut dikombinasikan dengan 2 klon temulawak yang digunakan yaitu temulawak klon Jemb€r (UBz) dan temulawak klon Pasuruan (UBa) sehingga diperoleh 10 kombinasi perlakuan (tabel 1).
Tabel 1 Kombinasi Perlakuan Antara Klon Temulawak dengan ZPT UBz Perlakuan
UBz
Do
UBzDo
UBsDo
Dr
UBzDr
UBsDr
Dz
UBzDz UBzDe
UBgDz
Dr
UBzDr
Dr
UBgDa
UBsDr
lnkubasi pada media MS yang diperkaya dengan kombinasi ZPT (tabel 'l) dilakukan solame 4 mlnggu (faso Inkubasl komblnasl ZPD, kemudlan s€telahnye dllakul€n subkultur untuk k€seluruhan eksplan pada media MS dengan BA 5 ppm (fase inkubasi BA 5 ppm) yang dilakukan solama 8 minggu (5-12 MSI). Pengamatan yang dilakukan meliputi waktu muncul kalus, persentase eksplan yang membentuk kalus, dan warna kalus. Pengamatan wama kalus m€nggunakan alat @lor chaft Royal Horticultunl Saiely (RHS). Rumus pers€ntase planlet yang momb€ntuk kalus sebagai berikut o/okaluz
=
tW!-ryy:46tu x lggoh
HASIL DAN PETBAHASAN jaringan tanaman yang tumbuh dari hasil proliferasi s€l yang Kalus adalah sekelompok belum terdiferensiasi yang dapat digunakan untuk tujuan pemuliaan in vtfrc (contoh : mutagene€is vltto) atau s€bagal bahan perbanyakan melalul organogenesls (Zulkamah, 2011). Berdasarkan pengamatan solama 12 minggu inkubasi diketahui bahwa pada 4 minggu awal inkubasi pada media kombinasi ZPT tidak terjadi pembentukan kalus pada kes€luruhan perlakuan. Pembentukan kalus baru terjadi s€telah dilakukan subkultur pada masing-masing oksplan ke dalam media MS dengan BA 5 ppm. Subkultur dilakukan s€telah tanaman berumur 4 minggu untuk mencegah komatian eksplan akibat torlalu lama terpapar 2,4-D dalam kon6€ntrasi tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan, eksplan yang membentuk kalus yaitu perlakuan UBzDz (temulawak klon Jsmber dengan 2,4-D 2 99m + BA 3 ppm), UBzDs (temulawak klon Jetnber dengan 2,4-D 4 ppm + BA 3 ppm), UBaDr (temulawak l{on Pasuruan dengan 2,4-D 1 pBm + BA
in
PROS'D'TG SEI',JVAR NASIONAL PERHORTI DAN PERAGI I'A'GSSAR,' 1 NOPENBER MI 8
ISBN; 978-602-7 0240-0-7 3 ppm), UBaDz (temulawak klon Jember dengan 2,4-D 2 ppm + BA 3 ppm), dan UBgDr (temulawak
klon Jemb€r dengan 2,4-D 5 ppm + BA 3 ppm). Kelima perlakuan ters€but menunjukkan r€spon waktu inisiasi kalus yang b€rbeda. Hasil pengamatan waktu inisiasi kalus ditunjukkan pada gambar 1 .
=8
Er !6 a
3r f G
3r UB2DO UB2D1
UB2D2
U82D3 U82D4 UB3DO U83D1
UB3D2
I
U83D3 UB3O4
Perlakuan
Gambar
I
Waktu Inisiasi Kalus Eksplan Temulawak (keterangan: MSI=Minggu Setelah Inkubasi)
Berdasarkan hasil pengamatan waktu inisiasi kalus pada pada gambar 1, diketahui bahwa inisiasi kalus tercepat yaitu saat €ksplan berumur 6 MSI pada perlakuan UBaDz (klon Pasuruan dengan 2,4-O 2 ppm + BA 3 ppm), sedangkan inisiasi kalus terlambat yaitu saat eksplan berumur 8 MSf pada perfakuan UBzDz (klon Jember dengan 2,4-D 2 ppm + BA 3 ppm), UBzDg (klon Jember dengan 2,4-D 4 ppm + BA 3 ppm), dan UBgDr (klon Pasuruan dengan 2,4-D 1 ppm + BA 3 ppm). Hasil ters€but menunjukkan bahwa respon inisiasi kalus temulawak klon Pasuruan (UBs) lebih cepat dibandingkan dengan temulawak klon Jember (UBz). Temulawak klon Jember memiliki respon yang sama dari segi waktu inisiasi kalus baik pada perlakuan 2,4-D konsentrasi rendah maupun 2,4-D dalam kons€ntrasi tinggi. Berbeda dari temulawak klon Jember, Temulawak klon Pasuruan memiliki respon waktu inisiasi kalus yang cepat baik pada perlakuan 2,4-D dalam konsentrasi rendah maupun pada perlakuan 2,4-D dalam konsentrasi tinggi, namun pada konsentrasi 2,4-D yang terlalu rendah ('1 ppm) waktu inisiasi kalus, temulawak klon Pasuruan cenderung melambat. Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian terhadap daun ramin dan temulawak klon Sumenep, dimana semakin tinggi konsentrasi 2,4-D yang digunakan maka semakin cepat waktu inisiasi kalus (Yelnitis dan Komar, 2010; Waryastuti, 2015). Berdasarkan gambar 2 diketahui bahwa persentas€ pembentukan kalus tertinggi pada temulawak klon Jember sebesar 3306 yang diperoleh pada perlakuan UBzDz (klon Jember dengan 2,4-O 2 ppft + BA 3 pBm) dan yang terendah sebesar 17o/e pada perlakuan UBzDg (klon Jember dengan 2,4-D 4 ppm + BA 3 ppm). Berbeda dari klon jomber, pada temulawak klon Pasuruan p€rs€ntase eksplan yang membentuk kalus tertinggi s€b€sar 500/6 dip€roleh pada perlakuan UBgDr (kfon Pasuruan dengan 2,4-D 1 ppm + BA 3 ppm) dan UBsDz (klon Pasuruen dengan 2,4D 2 ppm + BA 3 ppm), sedangkan persentas€ terendah s€besar 17% diperoleh pada perlakuan UBsDr (klon Pasuruan dengan 2,4-D 5 ppm + BA 3 ppm). Perbedaan respon pembentukan kalus berdasarkan persentase eksplan yang memb€ntuk kalus tersebut menandakan bahwa genotip
PROS'D'A'G SEtr'flAR TAS'O'VAL PERHORN DAN PERAG'
TAKASSA& 11 NOPErBER m16
ISBN: 978-602-7 0240-0-7 tanaman memp€ngaruhi respon tanaman tersebut terhadap kondisi lingkungan tumbuhnya (Gardner ef a/., 2008). FaKor lingkungan yang menjadi penentu dalam kulturjaringan adalah ZPT yang digunakan. Respon yang berbeda antar varietas sejalan dengan hasil terdahulu dimana vadetas tanaman (genotip) yang berbeda dapat m€mberikan respon yang berbeda terhadap konsentrasi ZPT yang diberikan (Muda el al., 200/.i Purnamaningsih, 2006; Basri, 2008). Persentase kalus tertinggi yang berbeda antara temulawak klon Jember dengan temulawak klon Pasuruan dimana lebih unggul pada temulawak klon Pasuruan menunjukkan bahwa kemampuan regenerasi temulawak klon Pasuruan lebih tinggi dari temulawak klon Jember. Sejalan dengan pemyataan Tomes (1985 dalam Zulkamain, 201 1), masing-masing genotip momiliki kemampuan regenerasi yang berbeda-beda yang dapat dilihat dari kapasitas regeneratihya. 50
Es"
c;* ii30 9E
t.g
.^
EEt=ro
0
il
lr
I
UB2DO UB2D1 UB2D2 UB2D3 UB2D4 UB3DO U83D1 UB3D2 UB3O3 U8304
Pedakuan
Gambar 2 Percentase eksplan temulawak yang membentuk kalus Kedua klon temulawak menunjukkan respon pembembentukan kalus yang baik rata-rata pada perlakuan dengan 2,4-D rendah, hasil t€rsebut sesuai dengan pernyataan George dan Sherington, (19&4 dalam Lidya, 2013) bahwa konsentrasi 2,4-D yang dianjurkan untuk pembentukan kalus tanaman monokotil berkisar antara 2-1O ppm. Sejalan dengan pendapat Trigiano dan Gray (2011) bahwa 2,4-D yang dibutuhkan untuk membentuk kalus pade tumbuhan monokotil berkisar antara 10-50 UM atau setara dengan 2-11 ppm. Menurut George (1993) kalus terbentuk sebagai wujud dari respon tanaman terhadap kombinasi ZPT yang diberikan dimana kombinasi ZPT untuk membentuk kalus pada monokotil yaitu konsentrasi auksin yang lebih tinggi dibandingkan dengan sitokinin, namun pada kedua klon t€mulawak yang diamati perlakuan kembinasi 2,4-D rendah dengan BA yang tinggi yang mcnunjukkan pcrscnta3s k.lur terbanyak. Kalus terbentuk selama fase inkubasi BA 5 ppm dan tidak terbentuk selama fase inkubasi kombinasi ZPT merupakan indikasi bahwa kombinasi ZPT yang dib€riken belum tepat dan terjadi akumulasi auksin yang tinggi didalam tanaman sehingga meskipun pada medla tldak diberlkan auksin, eksplan tetap dapat berkembang membentuk kalus. Kalus pada perlakuan UBgDz (gambar 3d) menunjukkan aktifitas organogenesis dimana terdapat akar yang muncul dari kalus, hal tersebut berkaitan dengan fungsi auksin s€bagai pengatur morfogenesis dimana auksin akan menghambat pembentukan akar dari potongan organ vegetatif tanaman, auksin akan memb€ntuk kalue terlebih dahulu dan komudian akar akan muncul dari kalus ters€but (Gardner et a/.,2008).
PROSID/NG SENNAR NAS'ONAL PERHORN DAN PERAG'
tArGssAR, t 1 NOPEmBER 201 6
ISBN; 978-602-7 0240-0-7 Tabel 2 Wama kalus, struktur kalus dari eksplan temulawak umur 12 MSI Perlakuan Warna kalus Struktur kalus UBzDo
UBzDr
Light yellowish green Pale y€llow
neman Oan kompak kompak
UBgDr
tight yellowish green
UBoDz
Light yello\flish green
Remah dan mudah l6pa9 Remah dan kompak
UBzDz UBzDs
UBzDr UBsDo
UBsDs
Light yelloivish green Keterangan : MSI= Minggu Setelah Induksi UBsDr
Gambar
3
Remah dan kompak
Eksplan temulawak yang membentuk kalus (keterangan: a) kalus perlakuan UBzDz (temulawak klon Jember dengan 2,4-D 2 ppm + BA 3 ppm), b) kalus perlakuan UBzDs (temulawak klon Jember dengan 2,4-D 4 ppm + BA 3 ppm), c) kalus perlakuan UBoDr (temulawak klon Pasuruan dengan 2,4-D 1 ppm + BA 3 ppm), d) kalus perlauan UBgDz (temulawak klon Jember dengan 2,4-D 2 ppm + BA 3 ppm), e) kalus perlakuan UBoDr (temulawak klon Jember dengan 2,4-D 5 ppm + BA 3 ppm))
Wama kalus yang muncul pada beberapa p€rlakuan cenderung berwama kuning kehuauan (light yeilowish green) (tabel 2). Menurut Lizawati (2012) warna kalus merupakan indikasi kualitas kalus ters€but, semakin hijau kalus tersebut maka semakin bagus kualitasnya karena menandakan bahwa terdapat banyak kandungan klorofil di dalam selnya. Sehingga warna kalus pada perlakuan yang diterapkan cenderung berwama hijau kekuningan cerah (/rghl yellowish g/B6n) menandakan bahwa kualitas kalus yang muncul cukup baik namun komungkinan karena masih terdapat akumulasi 2,4-D didalam jaringan tanaman yang menyebabkan kalus ikut benrvarna kuning. Pemberian sitokinin dalam media juga b€rperan terhadap wama kalus dimana sitokinin berp€ran untuk menghambat proses senescene sel dengan menghambat degradasl klorofil dan protoin dalam sel Wattimena, 1991 dalam Lizawati, 2012). Penambahan BA (sitokinin) dengan konsentrasi 5 ppm terbukti lebih mampu menghambat pros€s s€nescene
PROSID//NG SETINAR
PERHORT' DAN PERAGI NOPEHBER 2018 TA'(ASSAR, 'VAS'O'YAL
'1
ISBN: 978-602-7 0240 -0-7 eksplan tunas temulawak baik pada klon Jember (UBz) maupun pada klon Pasuruan (UBs). StruKur kalus pada kedua klon temulawak menunjukkan hasil yang sama yaitu berstruKur remah dan kompak yang s€jalan dengan hasil penelitian terhadap kalus keladi tikus, temulawak klon Sumenep, dan balalai gajah (Clinachanthus nutans) (Sayhid dan Kristina, 2007; Waryastuti, 2015; Quan Yi Phua ef a/, 2016).
KESIilPULAN 1.
Kfon temulawak UB3 lebih responsive pada 2,4D untuk pembentukan kalus
2.
Konsentrasi 2,4D dengan konsentrasi 1-2 ppm mampu menumbuhkan kalus l€bih cepat dibandingkan konsentrasi yang lebih tinggi pada temulawak klon U83 2,4D dengan konsentrasi 2-3 ppm lebih sesuai untuk pembentukan kalus pada klon UB2
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z. 1985. Dasar-Dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa. Bandung. Anonymousa. 2004. Chemical Watch Factsheet '. 2,4-O. https:#www.beyondpesticides.org /assets/media/documents/pesticides/factsheets/24D_Jul04.pdf. Diakses pada 16 November 2015. Anonymousb. 2008. Farmakope Herbal Indonesia : Edisi 1. Departemen Kesehatan Republik lndonesia. Jakarta. Basri, Z. 2008. Multiplikasi Empat Varietas Krisan melalui Teknik Kultur Jaringan. Jurnal Agroland 15(4):271-277. Bukowska, B. 2006. Toxicity of 2,4-Dichlorophenoryacetic Acid - Molecular Mechanism. Polish Joumal of Environtment Study 15(3): 365-374 Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell. 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya. Ul-Press. Jakarta. Gcorge, E. F. 1993. Plant Propagation by Tissu€ Culture Part 1 The Technology (2nd Edition). Exegetics Limited. England. Hermawati, R. dan H. A. C. Dewi. 2014. Berkat Herbal, Penyakit Jantung Koroner Kandas. Fmedia. JakartaLidya, K. 2013. Kecepatan dan Induksi Kalus dan Kandungan Eugenol Sirih Merah (Pper crceatum Rutz and Pav.) yang Diperlakukan Menggunakan Variasi Jenis dan Konsentrasi Auksin. Skripsi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta Lizawati. 2012. Induksi Kalus Embriogenik dari Eksplan Tunas Apikal Tanaman Jarak Pagar (Jatropa cu,cas L.) dengan Pcngguiean 2,4-O dan TDZ. Jurnal Fakunas Pertaniah Universitas Jambi 1(2): 75-87. Muda, M.A., N. Khalid, and H. lbrahim. 20O4. Mocropropropagation Study on Three Varieties of Zingiber officinale Rosc. Malaysian Joumal Of Sciene 23(2):7-10. Pumamaningsih, R. 2006. lnduksi Kalus dan Optimasi Regenensi Empat Vaietas Padi melalui Kultur ln Vrtro. Jumal Agrobiogen 2(2\:74-80. Quan Yi Phua, C.K. Chin, Z.R.M. Asri, D.Y. Aun Lam, S. Subramaniam, dan B.L. Chew.2016. The Gallugenic Efiects of 2,4-Dichlorophenory Acetic Acid (2,4-D) on Leaf Explants of sabah snake Gia.)s (clinaehanthus nutans). Pak. Journal Bolany 48(2): 561-566.
PROSlDfiG SFJ,INAR NASIONAL PERHORTI DAN PERAG' ilA'GSSAR. 1 1 NO PEN BER 201 6
ISBN: 978-602-7 0240-0 -7 Syahid, S.F. dan N.N. Kristina. 2007. Induksi dan Rsgenerasi Kalus Keladi Tikw (Typonium flagelliforme. Lodd. ) secara ln Vitro. Jurnal Littri 13(4): 142-146. Syukur, M. dan S. Sastrosumarjo (Ed.). 2015. Sitogenetika Tanaman. IPB Press. Bogor. Trigiano, R.N. and D.J. Gray (Ed.). 201 1. Plant Tissue Culture, Development, and Biotechnology. CRC Press. USA. Wardiyati, T., Y. Rinanto,T. Sunami, dan N. Azizah.2010. ldentifikasi Hasil dan Kurkumin pada Curcuma xanthorhiza dan Curcuma domestica Hasil Koleksi di Jawa dan Madura. Agrivita
32(1):'t-'t1Waryastuti, D,E. 2015. Pengaruh Tingkat Konsentrari 2,4-D dan BAP p.da Media MS terhaCaP Induksi Kalus Embriogenik Temulawak (Curcuma xanthorrhiza roxb.). Skripsi. Universitas Brawijaya, Malang. Yetnitls dan T.E. Komar. 2010. Upaya hduksl Kalus Embriogenlk dari Potongan Daun Ramin. Indonesia's Work Programme for 2008 ITTO CITES Project. Bogor. Zulkarnain. 2011. Kultur Jaringan Tanaman, Solusi Perbanyakan Tanaman Budidaya. Bumi Aksara. Jakarta.
PROS'DfiG SE TINAR NASIONAL PERHORTI DAN PERAGI I'A'GSSAB' 1 NOPE''BER M1 6
SERTIFIKAT
lahedarrnr
''ffiJ
Dtetatto*Kwoda':.
Ellb Niho
ti
Atas Partlsipaslnya Sebagal
PEMAI(ALAH Dalam Acara
SEMINAR NASIONAL PERHORTT don PERAGT 20.16 "Peningkatan Produksi Pangan dan Hortikuttura yang Berdaya Saing Mendukung MEA" Unlversitas Hasanuddln, 14 November 2016
KETUA PERHORTI PUSAT
1\F9€ P
Prof. Dr. lr. Slairret Susanto, M.Sc
t'ft.
t.. A. Muh. syakir, M.S
Bahrun, M.Si
KEMENTERIAN RISE1 TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI TJNIVERSITAS BRAWUAYA FAKULTAS PERTAI{IAN
,sla! Vet$all Malary - 65145, Jrwa fimur. Indomsia :
+6234
I
-5 5 16 I
I prs. 207-208:
55
1665; 565 845; Fax.
/ Ham8 dao Pcnyakit Tumbuhan: 575843 Program Pasca Sarjana: 576273
SI]RAT TUGAS NO. :11180 /UNl0.4/KP/r016
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya menugaskan kepada
No
l. 2. 3.
4. 5.
6. 7. 8.
9. 10.
ll
Nama Prof Dr.Ir. Mudji Santoso, MS Prof.Dr.Ir. Moch" Dawam Maghfoer, SU D:.Ir. Nurul Aini, MS k. Koesriharti, MS Dr.h. Nur Edi Suminarti. MP Dr.h. Titin Sumarni. MP Dr.k. Sitawati, M.Si Dr.k. Ellis Nihayati, MS Ir. Sri l,estari Purnamaninssih, MS Anna Satyana Karyawati, SP., MP, Ph.D. Adi Setiawan. SP.MP.
:
NIPN.IIK 19510710 1979031002 19570714 198103 I 004 19601012 198601 2 001 19580830 198303 2 002 19580521 198601 2 001 19620323 198701 2 001 19600924 198701 2 001 19531025 1980022002 t9570sr2198s03 2 001 19710624 200012 2 00r 2013M8706r9100Q
Unit Keria FP-UB FP-UB FP.UB FP.UB FP-UB FP-TJB
FP.UB FP.IJB FP-UB FP-UB FP-UB
untuk bertindak sebagai pemakalah oral dalam kegiatan Seminar Nasional Perhimpunan Hortikultura Indonesia (PERHORTD dan Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGRf) tahun 2016 dengan tema "Peningkatan Produksi Pangan dan Hortikultura yang Berdaya Saing Mendukung MEA" pada tanggal 14 November 2016 di Univenitas llasanuddin Makasar, Sulawesi Selaba.
Demikian surat tugas ini dibuat untuk dilaksanakan dengen baik.
Malang
N0v
?olt
e;ffiii? Ilanani A& MS I 005
Seminar I{asional PERHORTI dqn PERAGI 201 6
'-ffi'8ffi *
Bekerjasama
rsBN 978 - 602 - 70240 - 0 -7
ISEI 602-702400-3
