PENGEMBANGAN INOVASI PRODUK YANG BERDAYA SAING CYPHO JELLY DRINK 1
Casnan1) 2), M. Syamsul Maarif 1) Yandra Arkeman1) Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fateta IPB Bogor 2 STKIP Muhammadiyah Kuningan, JABAR
[email protected]
ABSTRAC Beverage industry is a segment of the food industry wich is quite the trend these days. The industry is rapidly innovate, make changes, and have more buzzing dynamics than the other segments. Beverage industry was seen easier to adopt scientific concepts regarding food ingridien functionality when compared to other food industries. Beverage industry is no longer producing beverages to satisfy thirst, but many offer the concepts and features diverse functionality. Eggplant Netherlands (Cyphomandra betecea Sendt.) Rich in provitamin A good for eye health and vitamin C to treat thrush and increase endurance. Essential minerals, such as potassium, phosphorus and magnesium were able to keep and maintain good health. High fiber of the dutch eggplant benefit prevent cancer and constipation. And one of the advantages of other dutch eggplant is capable of lowering high blood pressure. Beverage industry needs to be developed as the Indonesian original product that utilizes local commodities dutch eggplant is Cypho Jelly Drink beverages functional raw materials based local eggplant netherlands (Cyphomandra betecea Sendt.) lowering high blood pressure. Keyword: Chypo Jelly Drink, Innovation, Competitiveness, Functional Beverages. ABSTRAK Industri minuman merupakan segmen industri pangan yang cukup tren dewasa ini. Industri ini cepat melakukan inovasi, melakukan perubahan, dan mempunyai dinamika yang lebih berdengung apabila dibandingkan dengan segmen yang lain. Industri minuman pun terlihat lebih mudah mengadopsi konsep ilmiah mengenai fungsionalitas ingridien pangan apabila dibandingkan dengan industri pangan lainnya. Industri minuman tidak lagi memproduksi minuman untuk menghilangkan rasa haus, tetapi banyak menawarkan konsep dan fitur fungsionalitas yang beraneka. Terung Belanda (Cyphomandra betecea Sendt.) kaya akan provitamin A yang bagus untuk kesehatan mata dan vitamin C untuk menghobati sariawan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Mineral penting seperti potasium, fosfor dan magnesium mampu menjaga dan memelihara kesehatan tubuh. Serat yang tinggi di dalam terong belanda bermanfaat untuk mencegah kanker dan sembelit. Dan salah satu keunggulan terung belanda lainnya adalah mampu menurunkan tekanan darah tinggi. Industri minuman yang perlu dikembangkan sebagai produk asli indonesia yang memanfaatkan komoditas lokal terong belanda yaitu Cypho Jelly Drink Minuman Fungsional Berbasis Bahan Baku Lokal Terong Belanda (Cyphomandra betecea Sendt.) Penurun Tekanan Darah Tinggi. Keyword : Chypo Jelly Drink, Inovasi, Daya saing, Minuman Fungsional.
Inovasi produk jely drink (Casnan dkk) )
Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 38
1.
minuman fungsional di AS mencapai angka US$21.3bn dan di pasar Eropa mencapai US$8bn. The Nielsen Indonesia menyebutkan bahwa pertumbuhan RTD di Indonesia sangat tinggi, yakni mencapai 33,8% . Indonesia sebenarnya kaya akan potensi ingridien yang bisa digunakan untuk mengembangkan aneka minuman fungsional. Indonesia juga mempunyai koleksi minuman tradisional yang bisa masuk kategori minuman fungsional ini. Sebut saja bandrek dan bajigur. Kekhasan nilai etnis dan eksotisnya juga dapat menjadi nilai jual tersendiri di pasar internasional. Suatu potensi yang perlu digarap dengan lebih serius. Terong Belanda (Cyphomandra betecea Sendt.) adalah salah satu komoditi lokal Indonesia yang banyak dikembangkan di daerah Sumatera terutama di Sumatera Utara, Garut, dan Kuningan. Komodoti ini memiliki tingkat produktivitas yang cukup tinggi. Terung Belanda (Cyphomandra betecea Sendt.) kaya akan provitamin A yang bagus untuk kesehatan mata dan vitamin C untuk menghobati sariawan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Mineral penting seperti potasium, fosfor dan magnesium mampu menjaga dan memelihara kesehatan tubuh. Serat yang tinggi di dalam terong belanda bermanfaat untuk mencegah kanker dan sembelit. Dan salah satu keunggulan terung belanda lainnya adalah mampu menurunkan tekanan darah tinggi.[1]
PENDAHULUAN Industri minuman merupakan segmen industri pangan yang cukup tren dewasa ini.. Industri ini cepat melakukan inovasi, melakukan perubahan, dan mempunyai dinamika yang lebih berdengung apabila dibandingkan dengan segmen yang lain[7][11][14]. Industri minuman pun terlihat lebih mudah mengadopsi konsep ilmiah mengenai fungsionalitas ingridien pangan apabila dibandingkan dengan industri pangan lainnya. Industri minuman tidak lagi memproduksi minuman untuk menghilangkan rasa haus, tetapi banyak menawarkan konsep dan fitur fungsionalitas yang beraneka.[2] Beberapa ahli menyatakan bahwa fenomena dengung yang terjadi di industri minuman masih dalam taraf permulaan dan pertumbuhan yang sangat cepat. Aneka produk minuman banyak ditawarkan, umumnya di dalam formulasinya menggunakan ingridien “baru” seperti rempah-rempah, vitamin, mineral, asam amino dan/atau aneka jus buah dan sayuran; misalnya jus manggis, delima, dan lain-lain. Aneka kategori produk minuman baru pun dimunculkan; seperti sports and performance drinks, energy drinks, ready to drink (RTD)-teas, enhanced fruit drinks, soy beverages bahkan ada pula enhanced water. Semua itu bisa dikategorikan sebagai minuman fungsional. Fenomena bisnis minuman sangat menarik untuk dicermati[12]. Faktor pendorong utama dari fenomena ini adalah tumbuhnya pengetahuan dan kesadaran konsumen atas pentingnya gaya hidup sehat ditambah dengan meningkatnya pengetahuan tentang manfaat rempah dan aneka ingridien alami lainnya. Dinamika bisnis minuman fungsional ini bisa dilihat dari angka pertumbuhannya. Euromonitor, melaporkan bahwa dari 2003 sampai 2008, penjualan global industri minuman fungsional akan meningkat mencapai 37%. Pada tahun 2006 penjualan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Daya Saing Produk Cypho Jelly Drink Daya saing merupakan salah satu alat ukur untuk mengetahui posisi setiap entitas (unit, produk, organisasi, perusahaan, industri maupun negara) dalam peta persaingan, baik lingkup industri, nasional, regional maupun internasional. Daya saing adalah
Inovasi produk jely drink (Casnan dkk) )
Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 39
2.
METODOLOGI Metode yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan data sekunder dengan metode deskriptif kualitatif.
kemampuan produsen untuk memproduksi suatu komoditas dengan mutu yang baik dan ongkos produksi yang rendah, sehingga pada harga-harga harga di pasar internasional tetap dapat diperoleh laba yang mencukupi, serta dapat mempertahankan kelanjutan kegiatan
produksinya dan mampu memperpanjang pertumbuhannya [17][18]. Tiga iga model inovasi bagi penciptaan produk atau proses baru yaitu, (1) model linier sederhana, (2) Model linier revisi dan (3) model hubungan rantai.[14][15]
Gambar 1. Model linier sederhana dan linier revisi
Gambar 2. Model hubungan-rantai hubungan inovasi (chain-linked linked model) Pengembangan industri industr di Negara berkembang pada umumnya mengadopsi mengadop kondisi di Negara lebih maju. Korea Selatan, Jepang, Singapura dapat mengangkat keterpurukan ekonomi negaranya karena peran sains, sain teknologi [19] dan inovasi. . Cypho Jelly Drink minuman berbasis bahan baku lokal terong belanda (cyphomandra betecea sendt.) sendt sebagai minuman fungsional akan mempunyai daya saing yang lebih tinggi, hal ini dikarenakan minuman Cypho Jelly Drink tidak hanya menghilangkan rasa haus tetapi dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Minuman Cypho Jelly Drink secara aspek sosial akan berdampak be pada masalah kesehatan, sehingga akan mudah
diterima oleh konsumen. Pengolahan minuman Cypho Jelly Drink menggunakan teknologi yang sederhana sehingga mudah untuk diolah dalam skala kecil ataupun besar. Secara ekonomi minuman Cypho Jelly Drink dapat dijadikan sebagai peluang bisnis yang menguntungkan. Minuman Cypho Jelly Drink menggunakan bahan dasar terong belanda yang merupakan komoditas lokal Indonesia sebagai upaya dalam menjaga dan memelihara kearifan lokal. 3.2. Inovasi Bisnis Model Kanvas Produk Cypho ypho Jelly Drink Business Model menjelaskan dasar pemikiran bagaimana sebuah perusahaan menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai. Bussines Model
Inovasi produk jely drink (Casnan dkk) )
Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 1411 40
adalah gambar relasi antara keuntungan dan sumber daya perusahaan serta kegiatan dilakukan untuk memperoleh dan menciptakan nilai yang membuat perusahaan mampu menghasilkan keuntungan[8].
dan imajinasi dari model bisnis diuraikan dalam model "kanvas" sebagai alat untuk model bisnis yang akan dilakukan oleh perusahaan[20]. Perusahaan dapat memiliki lebih dari satu model bisnis yang masing-masing dapat digambarkan sebagai "Model bisnis kanvas Cypho Jelly Drink
Business Model Canvas adalah metode visual menggambarkan bagaimana suatu perusahaan membuat dan melakukan bisnis. Visualisasi dengan kanvas lebih komunikatif, hal ini akan menampilkan "bahasa" lebih sederhana untuk dimengerti. Ilustrasi
Minuman Fungsional Berbasis Bahan Baku Lokal Terong Belanda (Cyphomandra betecea Sendt.) Penurun Tekanan Darah Tinggi.".
* kaya akan
* Membuka Cabang Pemasaran * Bekerja sama dengan agen pengiriman barang
* Proses Produksi
* Website
provitamin A yang bagus untuk
* Pengemasan
kesehatan mata,
* Penjualan
* vitamin C untuk
* Pameran Makanan * Direct selling
menghobati sariawan
* Manajemen Keuangan
dan meningkatkan
* Sales Office
daya tahan tubuh,
*Masyarakat Internasional.
* Serat yang tinggi di
* Website/online ordering
dalam terong belanda
* Website
bermanfaat untuk
* Website
mencegah kanker dan sembelit,
* Pameran Makanan
* menurunkan
* Direct selling
* Tester * Brand : Bir Pletok
* Biaya Proses Produksi
(Pembuatan,Pengemas an)
*Masyarakat Indonesia semua Kalangan (Anak-anak, Dewasa, dan Orang tua)
tekanan darah tinggi.
* Pameran Makanan * Direct selling
* Spanduk/Famplet * Iklan Televisi/Radio
Gambar 3. Model Bisnis Kanvas Inovasi produk jely drink (Casnan dkk) )
Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 41
4.2. Inovasi Produk Cypho Jelly Drink 4.2.1. Definisi Kualitas Pengertian kualitas dari lima pakar TQM[6]. Menurut Juran, Kualitas produk adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. menurut Crosby (1979), kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan, menurut Deming (1982), kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen, menurut Feigenbaum (1982), kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Menurut Garvin (1988), kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. 4.2.2.
Dimensi Kualitas
Menurut Garvin, ada 9 (sembilan) dimensi kualitas dari suatu produk[6], antara lain adalah : Performance, yaitu Kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu sendiri atau karakteristik operasi dari suatu produk. Contoh : Pada produk Cypho Jelly Drink memiliki performance membuat konsumen tertarik untuk membelinya walaupun belum minum produk tersebut. Features, yaitu Ciri Khas produk yang membedakan dari produk lain yang merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang baik bagi pelanggan. Contoh : Adapun features yang ditawarkan pada produk Cypho Jelly Drink adalah dengan menciptakan banyak variasi rasa dan pantas disajikan untuk acara formal atau pun non formal. Realibility, meliputi Kepercayaan pelanggan terhadap produk karena kehandalannya atau karena kemungkinan rusaknya rendah. Contoh : diharapkan Cypho Jelly Drink tidak hanya unggul dari segi rasa tapi juga ketahanannya terhadap suhu dan kondisi alam/lingkungan yang dapat Inovasi produk jely drink (Casnan dkk) )
mempengaruhi kerusakan produk tersebut. Confermance, adalah Kesesuaian produk dengan syarat atau ukuran tertentu atau sejauh mana karakteristik desain dan operasional memenuhi standar yg telah ditetapkan. Contoh : Cypho Jelly Drink ini rasanya disesuikan sesuai dengan SNI. Durability, adalah Tingkat keawetan produk atau lama umur produk. Contoh : Dikemas secara baik, mudah penyimpanannya dan tidak mencemari lingkungan. Serviceability adalah kemudahan pelayanan dan informasi mengenai produk baik dari esensi, manfaat dan kemudahan dalam menggunakan. Contoh : Produk Cypho Jelly Drink perlu memberikan layanan customer care dan informasi bagi para konsumen mengenai kandungan nurisi, khasiat hingga cara pengolahan praktis untuk berbagai macam variasi masakan. Hal ini juga digunakan untuk mengumpulkan voice of customer agar produk bisa selalu melakukan improvement sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Aesthetics, yaitu Keindahan atau daya tarik produk. Contoh : Selain diciptakan dengan berbagai macam rasa juga dikemas dengan kemasan yang cantik sehingga dapat menarik keingian pelanggan untuk ingin tahu dan membeli. Safety, yaitu bebas dari bahaya. Contoh : Cypho Jelly Drink dikemas menggunakan bahan yang aman dan tidak mencemari lingkungan. Perception, yaitu Fanatisme konsumen akan merek suatu produk tertentu karena citra atau reputasi produk itu sendiri. Contoh : produk Cypho Jelly Drink yang sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen sehingga fanatisme pelanggan akan muncul dengan sendirinya. Agar produk bisa diterima oleh masyarakat dan dapat terus berkelanjutan, maka 14 poin deming yang menjadi pegangan dalam menjalankan roda bisnis dan operasi. Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340
42
Adapun 14 poin deming dan rencana implementasinya adalah sebagai berikut: 1. Buat tujuan yang konstan ke arah perbaikan. Rencana Implementasi : Merancang produk yang kualitasnya selalu bisa diterima dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selalu melakukan perbaikan secara terus menerus baik dalam kualitas maupun variasi produk sesuai dengan kemajuan zaman, teknologi dan kebutuhan. Sehingga produk yang dihasilkan akan selalu menjadi yang terbaik untuk sekarang, besok dan yang akan datang. 2. Mengadopsi filosofi baru. Rencana Implementasi : Menerapkan Filosofi Total Quality Management dalam menjalankan bisnis. Menanamkan kepada seluruh jajaran organisasi mulai dari top manajemen hingga pelaksana bahwa mutu adalah yang terpenting, maka secara sadar dan ikhlas para karyawan harus menerapkan bekerja dengan kualitas dan dengan performa terbaik. Pelanggan adalah raja, sehingga kebutuhan atau keinginan dan harapan pelangganlah yang menjadi tujuan pertama dan utama dalam menjalankan bisnis, tanpa mengabaikan tekanan dari para kompetitor. 3. Berhenti tergantung pada Inspeksi/pemeriksaan. Rencana Implementasi : Inspeksi adalah sesuatu yang mahal dan tidak dapat diandalkan, karena tidak dapat meningkatkan kualitas hanya menemukan kurangnya kualitas. Oleh karena itu kualitas dibangun mulai dari bahan baku masuk hingga produk sampai ke tangan konsumen. Hilangkan segala macam kesalahan bukan hanya mencari kesalahan dengan menggunakan metode kendali statistik. Inovasi produk jely drink (Casnan dkk) )
4. Gunakan pemasok tunggal untuk setiap satu item. Rencana Implementasi : Dengan melihat pemasok sebagai mitra bisnis bukan pesaing, maka kewajiban kita untuk mendorong mereka untuk selalu meningkatkan kualitas mereka agar barang yang dikirim sesuai dengan standar kualitas yang telah kita inginkan. Berikan kepada mereka training dan informasi tentang standar dan detail produk yang akan mereka kerjakan serta berikan mereka kepercayaan bahwa mereka mampu memenuhi standar kita. 5. Perbaikan secara terus menerus. Rencana Implementasi : Terus meningkatkan sistem dan proses. Deming mempromosikan pendekatan Plan - Do – Check - Act untuk memproses analisis dan perbaikan. Menekankan pelatihan dan pendidikan sehingga semua orang dapat melakukan pekerjaan mereka lebih baik. Gunakan kaizen sebagai model untuk mengurangi limbah dan meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan keamanan. 6. Gunakan pelatihan di tempat kerja. Rencana Implementasi : Pelatihan di tempat kerja dilakukan untuk melatih konsistensi karyawan dalam membantu mengurangi variasi kualitas. Pelatihan juga akan membangun pengetahuan umum para karyawan dan memperdalam pemahaman peran mereka dalam perusahaan. Selain itu mendorong para karyawan untuk selalu belajar satu dengan lainnya dan menanamkan budaya kerja tim yang efektif. 7. Melaksanakan Kepemimpinan. Rencana Implementasi : Maksud dari melaksanakan kepemimpinan disini adalah diharapkan pada supervisor dan Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340
43
manajer untuk lebih memahami pekerjaan dan proses yang mereka gunakan. Bukan hanya mengawasi namun memberikan dukungan dan kepercayaan kepada para karyawan agar mereka dapat bekerja dengan sebaik-baiknya juga memberikan apa yang benar-benar karyawan inginkan agar mereka bisa bekerja dengan sebaik-baiknya. Supervisor dan manajer bukan polisi tapi pelatih atau mentor yang dapat menekankan pentingnya manajemen pertisipasi dan kepemimpinan. Mereka juga dituntut untuk mencari cara agar dapat mengelola potensi-potensi yang ada dengan baik tidak hanya fokus pada target atau quota.
8. Hilangkan rasa takut. Rencana Implementasi : Keterbukaan komunikasi dan kejujuran dari para pimpinan dapat menghilangkan rasa takut dari karyawan. Membiarkan semua karyawan mengetahui bahwa tujuan perusahaan adalah mencapai kualitas yang terbaik. Dengan begitu mereka terpanggil bahwa mereka adalah bagian/tim untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Mereka tidak takut dalam mengekspresikan ide-ide untuk membantu menyelesaikan masalah yang ada dan sebagai pimpinan wajib memberikan penghargaan agar mereka semua selalu terdorong untuk mencari cara yang lebih baik lagi. Jika terjadi kesalahan sebagai pimpinan jangan langsung menyalahkan karyawan sebelum tahu benar dimana letak kesalahannya. 9. Meruntuhkan penghalang antar departemen. Rencana Implementasi : Membangun Konsep “Pelanggan Internal” artinya bahwa masingmasing departemen mengakui pengguna output dari departemen lain Inovasi produk jely drink (Casnan dkk) )
begitu pula sebaliknya. Ini pun dapat diartikan bahwa semua departemen adalah suatu tim yang tidak terpisahkan untuk membangun dan mencapai visi/tujuan bersama. Sehingga mereka hanya fokus pada kolaborasi, konsensus bukan kompromi atau permusuhan. 10. Singkirkan slogan yang tidak jelas. Rencana Implementasi : Hapuslah slogan desakan dan target serta tingkatkan produktivitas tanpa menambah beban kerja. Berikan kesadaran bagi setiap pekerja akan pentingnya mutu produk melalui perbaikan secara terus menerus pada setiap tahapan proses. Pemberian kesadaran tidak cukup hanya dengan slogan, pengumuman atau publikasi lainnya namun pimpinan terjun langsung memberikan semangat kepada semua pekerja untuk perbaikan mutu produk. 11. Hapuskan standar kerja yang menggunakan kuota numerik.
Rencana Implementasi : Mutu produk tidak diukur dengan nilai semata namun diukur berdasarkan tingkat kepuasan pelanggan. Dalam pengembangan produk, perubahan bukanlah sesuatu yang tabu untuk dilakukan, bahkan justru perubahan harus terus dilakukan seiring dengan meningkatnya kebutuhan pelanggan. 12. Menghilangkan hambatan untuk kebanggaan kerja Rencana Implementasi : Hilangkan kendala-kendala yang merampas kebanggaan pekerja atas keahliannya Berikan kesempatan yang sama bagi semua komponen dalam meningkatkan mutu produk. Dalam pekerjaan, jangan dibuat suasana individualis dan persaingan antara di antara pekerja, namun harus tercipta kerja tim. Setiap komponen memiliki andil yang sama. Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340
44
13. Melaksanakan pendidikan dan perbaikan diri Rencana Implementasi : Mempersiapkan diri pada perubahan dan tantangan yang akan datang maka diperlukannya pengetahuan dan keterampilan baru. Maka setiap karyawan diberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya agar dapat segera beradaptasi dengan perubahan sehingga roda bisnis dapat terus berjalan dan lebih baik lagi. 14. Membuat “transformasi” pekerjaan setiap orang. Rencana Implementasi : Menempatkan setiap orang dalam tim kerja terstruktur agar dapat melakukan suatu transformasi. Pimpinan harus menjadi “leader manager” bukan “boss manager”. Seorang “leader manager” akan berusaha mengkomunikasikan pandangannya selalu berusaha mengembangkan kerjasama, meluangkan waktu dan tenaga untuk sistem sehingga dengan adanya contoh nyata, pekerja menyadari cara untuk melakukan pekerjaan yang berkualitas. Pimpinan harus terjun memberikan contoh yang baik bagi semua komponen tentang bagaimana meningkatkan mutu melalui proses produksi yang efektif.
Kepuasan pelanggan adalah respons pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.[5][9] 4.2.5. Quality Function Deployment (QFD) QFD artinya penyebaran atau pengembangan fungsi suatu produk/jasa. QFD dapat digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan pelanggan kedalam spesifikasi teknis tertentu.[6] Menurut Heizer dan Render Quality Function Deployment (QFD) yaitu berkaitan dengan (1) menetapkan apa yang akan memuaskan pelanggan dan (2) menerjemahkan keinginan pelanggan pada desain yang ditargetkan.[5] Idenya adalah untuk memahami keinginan pelanggan dan memperkenalkan solusi proses alternatif. Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari QFD. Manfaat-manfaat tersebut antara lain 1) Fokus Pada Pelanggan, 2) Efisiensi Waktu, 3) Orientasi kerjasama tim, 4) Orientasi pada dokumentasi.[5] 4.2.6. Rumah Kualitas (House of Quality) Rumah kualitas merupakan teknik grafis untu menjelaskan hubungan antara keinginan pelanggan dan produk atau jasa. Rumah Kualitas bagian dari proses quality function deployment yang menggunakan sebuah matriks perencanaan untuk menghubungkan “keinginan” pelanggan dengan “bagaimana” perusahaan melakukan sesuatu untuk memenuhi “keinginan” tersebut.[4]
4.2.3. Perspektif Kualitas Setelah diketahui dimensi kualitas, harus diketahui bagaimana perspektif kualitas, yaitu pendekatan yang digunakan untuk mewujudkan kualitas suatu produk. Menurut Garvin adanya lima alternatif perspektif kualitas yang digunakan, yaitu transcendental approach, product-based approach, user-based approach, manufacturing-based approach, valuebased approach.[5] 4.2.4. Kepuasan Pelanggan Inovasi produk jely drink (Casnan dkk) )
Gambar . House of Quality (HOQ) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340
45
Bagian A : Berisi data atau informasi yang diperoleh dari hasil penelitian tentang kebutuhan dan keinginan konsumen. Bagian B : Berisi tiga jenis data, pertama tingkat kepentingan keinginan konsumen, kedua data tingkat kinerja produk atau jasa perusahaan dan produk pesaing, ketiga tujuan strategis (nilai target) untuk produk dan jasa. Keempat, diukur besarnya rasio perbaikan (improvement). Kelima, sales point, keenam, menetapkan bobot (weight) dari setiap atribut jasa. Dan yang terakhir adalah dengan melakukan normalisasi terhadap bobot. Bagian C : Berisi respon teknis untuk produk atau jasa baru yang akan dikembangkan. Data ini diturunkan berdasarkan informasi yang diperoleh mengenai keinginan konsumen. Bagian D : Berisi penilaian manajemen mengenai kekuatan hubungan antara eleme-elemen yang terdapat pada bagian respon teknis terhadap kebutuhan konsumen yang dipengaruhinya. Kekuatan hubungan dinyatakan dengan menggunakan simbol tertentu. Bagian E :Menunjukkan korelasi antar respon teknis yang satu dengan respon teknis yang lain. Korelasi antara kedua respon teknis tersebut ditunjukkan dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Bagian F : Berisi tiga jenis data, yaitu: 1).Urutan prioritas respon teknis, 2).Informasi hasil perbandingan kinerja persyaratan teknis produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan terhadap kinerja produk pesaing, 3).Target kinerja persyaratan teknis produk atau jasa yang baru dikembangkan.
4. KESIMPULAN Pengembangan Inovasi produk minuman sebagai produk asli indonesia yang memanfaatkan komoditas lokal terong belanda yaitu Cypho Jelly Drink Minuman Fungsional Berbasis Bahan Baku Lokal Terong Belanda (Cyphomandra betecea Sendt.) Penurun Tekanan Darah Tinggi, yang mampu berdaya saing dan dan menjadi produk unggulan dalam negeri berkelas internasional. DAFTAR PUSTAKA Inovasi produk jely drink (Casnan dkk) )
[1]Deny Supriharti, Elimasni, dan Emita Sabri. 2007. Identifikasi karyotipe terung belanda (solanum betaceum cav.) Kultivar berastagi sumatera utara. Jurnal Biologi Sumatera, Januari 2007, hlm. 7 – 11. Vol. 2 No. 1. ISSN 1907-5537 [2]Foss, J.Nicolai. (2000). Strategy, Bargaining, and Business Organization: Some thoughts on the transaction cost, Fondations of Firm Strategy. Frederiksberg Denmark: Copenhagen Business School. [3]Hitt, Michael,A, et al. (1996). Strategic Management: Competitiveness and Globalization. New York: West Publishing Company. [4] Heizer, Jay & Render, Barry. 2005. Operations Management. Buku I. Jakarta : Salemba Empat. [5] Fandy Tjiptono. 1997. Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta : Andi Offset [6] Nasution, M.N. 2001. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta : Ghalia Indonesia. [7]Rogers, E.M., 2003. Diffusion of Innovations 5th edition, Free Press. New York. [8]Damanpour, 1991. Organizational Innovation: A Meta-Analysis of Effects of Determinants and Moderators. The Academy of Management Journal Vol. 34, No. 3 (Sep., 1991), pp. 555590. [9] Kuusisto, J. & M. Meyer (2003) Insights into Services and Innovation in the Knowledge Intensive Economy. Report. Helsinki: Technology Review – National Technology Agency. . [10] Kotler, Philip. 1987. "Broadening the Concept of Marketing Still Further: The Megamarketing Concept." In Contemporary Views on Marketing Practice, edited by Leonard-Barton. [11] Danampaour dan Evan, 1984. Diffusion-of-innovations; Organizational-change; Publiclibraries-United-States; Performancelevel; Libraries-Automation. Administrative Science Quarterly , 29(??), 392 - 409. Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340
46
[12] Damanpour, 1996. Analysis About Determinants Of Organizational Innovation. [13] Kim et al, 1998. Inhibitory CerebelloOlivary Projections and Blocking Effect in Classical Conditioning. Science 23 January 1998: Vol. 279 no. 5350 pp. 570-573 DOI: 10.1126/science.279.5350.570. [14] Hadjimonalis, Anthanasios., Keith Dickson. 2000. Innovation Strategies of MEs in Cyprus, A Small Developing Country. International Small Business Journal Vol. 18 No. 4 Page :62-79 [15] Ciptono. W. S, (2006), A Sequential Model Of Innovation StrategyCompany NonFinancial Performance Links, Gajah Mada International journal of Bussiness, 8, 2, pp. 137-178 [16] Vastag, G. 2000. “The theory of perform a nice frontiers”, dalam Journal of Operations Management , Vol 18, hlm 353-360 [17] Porter, M. E. 1990. Competitive Advantage of Nations. New York: The Free Press [18] Li, Y. dan S. Deng. 1999. “A methodology for competitive advantage analysis and strategy form ulation: an example in a transitional economy”, dalam European Journal of Operational Research, Vol. 118, Issue 2, October, hlm 259-270 [19]Zuhal. 2010. Knowledge & Innovation. Flatform Kekuatan Daya Saing. PT. Gramedia. [20] www.modelbussinesgeneration.com
Inovasi produk jely drink (Casnan dkk) )
Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340
47