26/04/2013
STRATEGI MEMBANGUN SEMANGAT TECHNOPRENEURSHIP UNTUK MENCIPTAKAN PRODUK DAN JASA PERIKANAN YANG BERDAYA SAING DI ERA GLOBALISASI Oleh:
Prof. Dr. Rokhmin Dahuri, MS Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB
Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) Member of International Scientific Advisory Board of Center for Coastal and Ocean Development, University of Bremen Ketua Bidang Pertanian, Kelautan, dan Kehutanan – Dewan Pakar ICMI
Disampaikan Dalam:
“Kuliah Umum Peringatan Setengah Abad Jurusan Perikanan Universitas Gajah Mada” Yogyakarta, 23 April 2013
Outline I. II. III. IV.
LATAR BELAKANG ROAD MAP PEMBANGUNAN INDONESIA POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN INDONESIA DAYA SAING PERIKANAN INDONESIA MENGHADAPI ASEAN FREE TRADE V. ROAD MAP PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN VI. DEFINISI DAN PENGERTIAN ENTREPRENEURSHIP VII. APLIKASI ENTREPREUNEURSHIP DALAM SEKTOR KP VIII. APA YANG HARUS KITA LAKUKAN SETELAH KULIAH UMUM INI? IX. PENUTUP
1
26/04/2013
I. LATAR BELAKANG Seluruh rakyat Indonesia, sangat mendambakan segera terwujudnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang maju, adil-makmur, damai, dan mandiri.
Namun, sudah 67 tahun merdeka, Indonesia masih sebagai negara berkembang dengan angka pengangguran dan kemiskinan yang tinggi serta daya saing ekonomi dan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) yang rendah.
Kondisi Makroekonomi Indonesia Tergolong Baik Pertumbuhan ekonomi: 6,3% Inflasi rendah Cadangan devisa: US$ 120 miliar Sejak 2011 masuk investment grade (layak investasi) Tahun ini ekonomi (PDB) Indonesia menempati peringkat-16 terbesar di dunia: US$ 1 triliun = Rp 9.000 triliun. Tahun 2030 akan menjadi ketujuh terbesar di dunia (Mac Kinsey, 2012). Jumlah kelas menengah 45 juta, 2030 menjadi 130 juta. APBN 2013 = Rp 1.600 triliun (17% PDB)
2
26/04/2013
Source: The Jakarta Post, Monday June 18, 2012
Sources: BPS, 2012
3
26/04/2013
Source: IMF (2012) and Bank of Indonesia (2012)
Kondisi Riil Sosial-ekonomi Indonesia Bermasalah (Buruk) GNP perkapita rendah: US$ 3.800 (Singapura US$ 42.000, Brunei US$ 36.000, Malaysia US$ 9.000, dan Thailand US$ 6.500) Pengangguran dan kemiskinan tinggi Kesenjangan kaya vs. miskin kian melebar Disparitas pembangunan antar wilayah masih sangat tinggi Terjadi deindustrialisasi Defisit neraca perdagangan Dominasi asing dalam berbagai sektor strategis Daya saing ekonomi dan IPM rendah. Kerusakan lingkungan dan SDA kian parah
4
26/04/2013
PENGANGGURAN & KEMISKINAN Pengangguran Terbuka = 9,26 juta orang Setengah Menganggur = 31,36 juta orang Penduduk Miskin (BPS, 2012) = 29,5 juta orang Garis Kemiskinan (BPS, 2012) = Rp 234.000/org/bln Target Penerima BLSM 2012 = 18,5 juta keluarga Penduduk Miskin Versi Bank Dunia (US$ 2/org/hr) = 117 juta orang (47% total penduduk)
Artinya, Hampir 50% Rakyat Indonesia Hidup Dalam Kemiskinan!!!
Jumlah Penduduk Miskin Tahun 2004-2012
Sumber : BPS 2013
5
26/04/2013
Sumber: Kompas diolah dari INDEF, 22 Februari 2013
26 Oktober 2011
6
26/04/2013
Indikator Kesenjangan Ekonomi Antar Wilayah Share PDRB thdp Nasional Dengan migas 23,02% Tanpa migas 20,44% Pertumb. Ekonomi 4,9% Pendaptn perkapita 16,65 jt Penduduk miskin 2,0 jt (16,5%) Koefisien Gini 0,272
Share PDRB thdp Nasional Dengan migas 60,21% Tanpa migas 64,78% Pertumbh Ekonomi 6,16% Pendapt perkapita 15,86 jt Pendudk miskin 2,17 jt (16,0%) Koefisien Gini 0,334
Sumber: BPS (2009)
Share PDRB thdp Nasional Dengan migas 9,13% Tanpa migas 6,40% Pertumb. Ekonomi 3,14% Pendaptn perkapita 24,58 jt Pendudk miskin 1,35 jt (10,4%) Koefisien Gini 0,280
Share PDRB thdp Nasional Dengan migas 1,56% Tanpa migas 1,62% Pertmbuh Ekonomi 4,55% Pendapt perkapita 5,88 jt Pendudk miskin 0,23 jt (26,2%) Koefisien Gini 0,289
Share PDRB thdp Nasional Dengan migas 4,06% Tanpa migas 4,49% Pertmbh Ekonomi 6,88% Pendapt perkapita 8,72 jt Pendudk miskin 1,71 jt (17,0%) Koefisien Gini 0,274 Share PDRB thdp Nasional Dengan migas 1,17% Tanpa migas 1,25% Pertmbuh Ekonomi 5,37% Pendaptn perkapita 24,95 jt Pndudk miskin 1,06 jt (40,4%) Koefisien Gini 0,334
Share PDRB thdp Nasional Dengan migas 0,25% Tanpa migas 0,28% Pertumbh Ekonomi 5,75% Pendaptn perkapita 4,50 jt Pendudk miskin 0,52 jt (23,2%) Koefisien Gini 0,300
Kesenjangan Ekonomi Wilayah
Peta Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Triwulan IV-2012 Sumber : Bank Indonesia 2013
7
26/04/2013
INDIKATOR DEINDUSTRIALISASI Tahun 2011 : Sektor Formal = 37,83 % dari Total Angkatan Kerja Sektor Informal = 62,17 % dari Total Angkatan Kerja
Tahun 2004 : Sektor Formal = 55% dari Total Angkatan Kerja Sektor Informal = 45% dari Total Angkatan Kerja Trend naiknya proporsi angkatan kerja di sektor informal merupakan sinyal kuat terjadinya proses deindustrialisasi di tanah air!!
Daya Saing Ekonomi Tahun 2011, Indonesia di posisi 46 dari 142 negara yang disurvei (World Competitiveness Year Book, 2011-2012). Tahun 2012, Indonesia menurun ke posisi 50 dari 144 negara (WCYB, 20122013).
Singapura
USA Malaysia China
Thailand
8
26/04/2013
Status Gizi dan Kesehatan Masyarakat Indonesia 2010 - 2012 Anak usia 6 – 12 tahun: 12,2% kurus dan 9,2% obesitas (masalah gizi ganda). Anak balita: 18% mengalami gizi kurang; 36,5% stunting growth; dan 5,8% overweight (gizi berlebihan) (Kemenkes, 2010). Dari segi konsumsi pangan, mutu gizi, dan keragaman pangan juga belum memadai Pada 2011 Skor Pola Pangan Harapan hanya 77,3 (mimimal 100). Rendahnya skor PPH itu karena rendahnya konsumsi protein hewani, sayur, dan buah (BKP, Kementan, 2012).
Indeks Pembangunan Manusia
2008 : Indonesia peringkat-107, 2009 : menurun ke peringkat-111 dari 182 negara, 2010 : meningkat ke peringkat-108 dari 169 negara 2011 : menurun ke peringkat-124 dari 187 negara, Sementara itu, Singapura ke-26 Malaysia ke-61 Thailand ke-103 China ke-101 Australia ke-2 Korea ke-15 Norwegia ke-1 Jepang ke-12 Congo Democratic Republic terendah di dunia Amerika Serikat ke-4 (UNDP, 2011)
9
26/04/2013
Indeks Pembangunan Manusia Asia Pasifik 2012 (UNDP, 2013)
(UNDP, 2013)
IPM Indonesia masih kalah dengan negara-negara kecil: Palau, Tonga, Samoa, Micronesia, dan Kiribati
Fakta di Indonesia!!!
Kemiskinan dan Kesengsaraan Penduduk Miskin Versi Bank Dunia (US$ 2/org/hr) = 117 juta orang (47% total penduduk) Penduduk Miskin (BPS, 2012) = 29,5 juta orang
10
26/04/2013
Sumber: Kompas, 20 Juni 2012/halaman 1
11
26/04/2013
Oleh sebab itu, mulai sekarang seluruh komponen bangsa (daerah, sektor pembangunan, dan warga negara) harus: (1) menyumbangkan kemampuan terbaiknya, dan (2) bekerjasama secara produktif dan sinergis untuk mewujudkan kemajuan, kemakmuran, dan kemandirian Indonesia. Selain itu, kita harus memiliki Rencana Pembangunan (Road Map dan Blue Print) untuk mendayagunakan seluruh potensi pembangunan (SDM dan SDA) secara tepat dan benar, serta diimplementasikan secara berkesinambungan.
Sebab,
“If we fail to plan, then we plan to fail” (Peter Drucker, 2007);
dan
“a good plan determines 60 percent of the success of any development program” (Walter Issard, 1972).
12
26/04/2013
Mengingat permintaan (demand) akan berbagai produk SDA terus meningkat, sementara Indonesia memiliki potensi SDA yang cukup besar Maka, ekonomi berbasis SDA (pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, ESDM, dan pariwisata beserta segenap industri hulu dan hilirnya) merupakan keunggulan komparatif yang dapat ditransformasi menjadi keunggulan kompetitif bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan.
Salah satu jenis SDA yang potensial untuk menciptakan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat Indonesia adalah Kelautan & Perikanan.
II. ROAD MAP PEMBANGUNAN INDONESIA
13
26/04/2013
Di dunia yang semakin ‘highly interconnected’ (a flat world) dan di era globalisasi ini, membangun suatu negara-bangsa maupun daerah hanya dapat berhasil, bila mempertimbangkan: (1)Dinamika ‘global trends’, (2)Kondisi internalnya.
GLOBAL TRENDS
CROWDED WORLD
FLAT WORLD
GLOBAL CLIMATE CHANGE
•2011 : 7 Billion •2025 : 8 billion •2100 : 10 billion
•Due to ICT -> faster movement of goods, people and information
•Warmer earth •Sea level rise •Extreme weather •Flood and draught
• Demand for food, energy, water, space, and other natural resources • “Borderless world” • Competition among nations for food and other natural resources
•Earth’s supply capacity to produce food & other natural resources •Earth ‘s carrying capacity to support economic development & human life
SUSTAINABLE WORLD SCENARIO •Green economy •Low carbon economy • Food, water and energy security • A just, prosperous and sustainable world
Shifting World’s Economy •US & Europe •Asia Pacific
• Asia Pacific Region (China, India, Japan, South Korea, ASEAN) will be the power house of the world economy
BUSINESS AS USUAL SCENARIO
• Food, water and energy crises • Unsustainable world
14
26/04/2013
Tingginya Tingkat Pengangguran
Source: Calculating from IMF, 2012 and BI, 2012
Proyeksi Rasio Utang Pemerintah terhadap PDB
Source: Calculating from IMF, 2012
15
26/04/2013
Perkembangan Indeks Harga Pangan
31
Implikasi Dari Dinamika Tren Global 1. Jika tidak ada langkah terobosan dunia akan sering menghadapi krisis pangan, energi, air, dan SDA lain. 2. Persaingan antar bangsa dalam bidang perdagangan, ekonomi, industri, dan SDA akan semakin sengit. 3. Bangsa yang berdaulat pangan, energi, dan SDA esensial lainnya serta memiliki daya saing yang tinggi akan mampu memenangkan persaingan global serta menjadi maju, sejahtera dan berdaulat.
16
26/04/2013
Kekuatan Potensial Indonesia 1. Jumlah penduduk 245 juta jiwa (terbesar keempat di dunia) dengan jumlah kelas menengah 45 juta orang dan menjadi 135 juta orang pada 2030 (Mc Kinsey GI, 2012) merupakan pasar domestik yang sangat besar. 2. Kekayaan SDA alam yang besar dan beragam. 3. Posisi geoekonomi yang paling strategis di dunia. Dimana 45% seluruh barang dan komoditas yang diperdagangkan di dunia dengan nilai 1.500 dolar AS/tahun, dikapalkan melalui laut Indonesia (ALKI) (UNCTAD, 2010).
Pola Pergerakan Kontainer Ekspor-Impor Indonesia 2007
Sumber : Kementerian Perhubungan, 2007
Tri Achmadi - Anggota Tim Sislognas, Kemenko Perekonomian Prodi Transportasi Laut, FTK - ITS
17
26/04/2013
Global Trade Routes
18
26/04/2013
Tujuan Pembangunan Ekonomi Atas dasar dinamika global dan kondisi internal Indonesia secara ekonomi bisa maju, makmur, dan berdaulat dengan mewujudkan: 1. Pembangunan ketahanan pangan, energi, dan SDA esensial lainnya. 2. Pengembangan daya saing (competitive advantage). 3. Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang dapat menyediakan banyak lapangan kerja. 4. Pemerataan ‘kue pertumbuhan ekonomi’ untuk mensejahterakan seluruh rakyat secara berkeadilan. 5. Full employment (tidak ada pengangguran) atau pengangguran lebih kecil dari 4% total angkatan kerja. 6. Pemeliharaan daya dukung dan kelestarian lingkungan dan SDA.
INDONESIA •Maju •Adil-Makmur •Mendapat berkah Allah
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN & SDA
TATA RUANG
PENGENDALIAN PENCEMARAN
KONSERVASI
PERTUMBUHAN EKONOMI
SETOR RIIL
TRADABLE •Perikanan tangkap •Pertanian •Perikanan budidaya •Manufacturing •Industri Pengolahan •Pertambangan hasil perikanan •Elektronika •Pariwisata •ICT & IC
IKLIM INVESTASI •Ketenagakerjaan •Perizinan •Perpajakan •Pembebasan & •Bea & Cukai •Pemilikan lahan •Dll
SEKTOR FINANSIAL •Moneter •Fiskal •Bank •Non-Bank
PEMERATAAN “KUE EKONOMI”
POLA USAHA KEMITRAAN
UMR
AKSES TERHADAP ASET EKONOMI PRODUK
ZAKAT INFAK SHADAQOH WAKAF
NON-TRADABLE •Hotel & Rest. •Konstruksi •Komunikasi •Perdagangan •Dll
INFRASTRUKTUR •Pelabuhan •Jalan •Air bersih •Telkom •Bandara •Dll
ENERGI •Listrik •Gas •BBM •Dll
SDM •Kuantitas •Kualitas
IPTEK R&D
Gambar 1. Sistem Perencanaan Pembangunan Terpadu Menujuju INDONESIA yang Maju, Adil-Makmur, dan Berdaulat
19
26/04/2013
GLOBAL TRENDS 1.Pertambahan Penduduk Dunia 2.Flat World 3.Keruntuhan Ekonomi AS & Eropa 4.Global Warming
GLOBAL IMPLICATIONS 1.Demand SDA Meningkat 2.Daya Dukung Lingkungan Menurun 3.Krisis Pangan, Energi, Air, dan SDA Lain 4.Persaingan antar Bangsa Semakin Sengit 5.Asia sebagai Kekuatan Ekonomi Global
KEKUATAN POTENSIAL INDONESIA 1.Kaya SDA 2.Penduduk Terbesar Keempat (pasar domestik besar) 3.Posisi Geoekonomi & Geopolitik Sangat Strategis
PEMBANGUNAN EKONOMI SDA 1.Tata Ruang Wilayah 2.Kluster Industri SDA (skala ekonomi, supply & value chain mgt, industri hilir & hulu, sustainable dev. principles) 3.Infrastruktur & Energi 4.Sislognas 5.Pendanaan 6.Iklim Investasi Kondusif 7.Kebijakan Politik Ekonomi Kondusif (fiskal moneter, ekspor-impor, policy banking, otoda) 8.R & D, IPTEK dan Pembangunan SDM
PERMASALAHAN INDONESIA 1.Pangangguran & Kemiskinan 2.Daya Saing Rendah 3.Kesenjangan Kaya vs Miskin 4.Disparitas Pembangunan antar Wilayah 5.Kerusakan SDA & Lingkungan 6.IPM Rendah
KPI 1.Daya Saing Tinggi 2.Pertumbuhan Ekonomi Tinggi & Berkualitas 3.Kedaulatan Pangan, Energi, dan SDA esensial 4.Pengangguran Sangat Rendah (full employment) 5.Seluruh Rakyat Sejahtera secara Berkeadilan 6.Daya Dukung & Kualitas Lingkungan Terpelihara
INDONESIA YANG MAJU, ADILMAKMUR, DAMAI, BERDAULAT, DAN DIBERKAHI TUHAN YME PADA 2025
Gambar 2. Kerangka Pendekatan Sistem untuk Rood Map Pembangunan Ekonomi SDA Menuju Indonesia Maju, AdilMakmur, dan Mandiri.
III. POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN INDONESIA
20
26/04/2013
INDONESIA NEGARA BAHARI DAN KEPULAUAN TERBESAR DI DUNIA • Lebih dari 13.487 pulau • Garis pantai terpanjang kedua di dunia (95.181 km)
Luas Darat 1,9 juta km2 = 190 juta ha (25%)
Lahan Darat 136 juta ha (72%)
Luas Laut 5,8 juta km2 (75%)
Perairan Tawar (danau, waduk, sungai, rawa) 54 juta ha (28%)
Indonesia: The Maritime Continent
21
26/04/2013
* Merauke
Ekonomi kelautan adalah kegiatan ekonomi yang berlangsung di wilayah pesisir dan lautan, dan kegiatan ekonomi di darat (lahan atas) yang menggunakan SDA dan jasa-jasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa (goods and services) yang dibutuhkan umat manusia (Dahuri, 2003; Kildow, 2005).
22
26/04/2013
Sektor Ekonomi Kelautan 1. Perikanan Tangkap (KKP) 2. Perikanan Budidaya (KKP) 3. Industri Pengolahan Hasil Perikanan (KKP)
4. Industri Bioteknologi (KKP) 5. Pertambangan dan Energi 6. Pariwisata Bahari 7. Perhubungan Laut 8. Industri dan Jasa Maritim 9. Sumberdaya Wilayah Pulau Kecil (KKP) 10. Coastal forestry (Hutan Mangrove) 11. Non-conventional resources (KKP)
Laut Indonesia, Lumbung Pangan Dunia
Indonesia memiliki potensi produksi perikanan terbesar di dunia, sekitar 65 juta ton/tahun, dan pada 2011 baru dimanfaatkan sebesar 13,4 juta ton (20,7%).
Total produksi perikanan dunia tahun 2011: 154 juta ton.
Pangan dari laut dapat dihasilkan melalui:
1. Perikanan tangkap (capture fisheries) 2. Perikanan budidaya (aquaculture) 3. Bioteknologi
23
26/04/2013
World fisheries and aquaculture production and utilization
Source: The State Of World Fisheries And Aquaculture FAO (2012)
Tabel. Potensi Produksi Lestari dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Indonesia Jenis Kegiatan Perikanan
Luas Perairan (juta ha)
Potensi Produksi Tingkat Produksi (jt Tahun 2011 Pemanton/th) (jt ton/th) faatan (%)
A. Perikanan Tangkap 1. Laut
2. Perairan Umum
580,0
6,5
5,34
82,15
54,0
0,9
0,36
40
24,0
42,0
4,60
10,95
1,2
10,0
1,60
16
13,7
5,7
1,72
30,17
672,9
65,0
13,62
20,95
B. Perikanan budidaya 1. Laut 2.Tambak (payau) 3. Perairan Umum dan tawar TOTAL
Sumber : Statistik Kelautan dan Perikanan 2011, KKP, 2012
24
26/04/2013
Volume And Value Of Fisheries Production
Source : KKP (2012)
A. Perikanan Tangkap Pada 2010 total produksi perikanan tangkap sebesar 5,39 juta ton; yang berasal dari laut 5,06 juta ton dan dari PUD 0,33 juta ton. Ini menempatkan Indonesia sebagai produsen perikanan tangkap terbesar ketiga di dunia setelah China dan Peru (FAO, 2010).
Indonesia memiliki komoditas perikanan tangkap ekonomis tinggi seperti tuna, cakalang, dan tongkol Produktivitas dan efisiensi pemanfaatan SDI oleh nelayan nasional masih rendah, butuh investasi untuk peningkatan kapasitas armada tangkap dalam negeri sekaligus mengurangi illegal fishing
25
26/04/2013
Peta Manajemen Perikanan Tangkap Peta Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Indonesia
Tabel. Estimasi Potensi Sumberdaya Ikan Pada Masing-masing Wilayah Pengelolaan Perikanan Tahun 2011 SELAT
KELOMPOK SUMBER DAYA IKAN
SELAT MALAKA
SAMUDERA HINDIA
LAUT CINA SELATAN
LAUT JAWA
MAKASAR LAUT
LAUT
TELUK LAUT BANDA
TOMINILAUT
SAMUDERA LAUT SULAWESI PASIFIK
SERAM
FLORES
ARAFURALAUT TIMOR
TOTAL
WPP 571
WPP 572
WPP 573
WPP 711
WPP 712
WPP 713
WPP 714
WPP 715
WPP 716
WPP 717
WPP 718
Ikan Pelagis Besar
27,7
164,8
201,4
66,1
55,0
193,6
104,1
106,5
70,1
105,2
50,9
1.145,4
Ikan Pelagis Kecil
147,3
315,9
210,6
621,5
380,0
605,5
132,0
379,4
230,9
153,9
468,7
3.645,6
Ikan Demersal
82,4
68,9
66,2
334,8
375,2
87,2
9,3
88,8
24,7
30,2
284,7
1.452,4
Udang Penaeid
11,4
4,8
5,9
11,9
11,4
4,8
-
0,9
1,1
1,4
44,7
Ikan Karang Konsumsi
5,0
8,4
4,5
21,6
9.5
34,1
32,1
12,5
6,5
8,0
3,1
145,3
Lobster
0,4
0,6
1,0
0,4
0,5
0,7
0,4
0,3
0,2
0,2
0,1
4,8
Cumi-cumi
1,9
1,7
2,1
2,7
5,0
3,9
0,1
7,1
0,2
0,3
3,4
28,4
Total Potensi (1000/tahun)
276,1
565,1
491,7
1.059
836,6
929,7
278,0
595,5
333,7
299,2
855,6
98.3
6.520,2
Sumber : Komnas Kajiskan dan Balitbang Kelautan dan Perikanan, KKP 2011
26
26/04/2013
Peluang Menjanjikan!!
1 Ekor Tuna Sirip Biru Raksasa (342 Kg) 1 Kg = Rp. 10.421.052
342 Kg = Rp. 3,5 Miliar !!
Sumber : China Daily, 7 Januari 2011
Ikan Pelagis Besar A. IKAN TUNA BESAR • Ikan Madidihang (Thunnus albacares) • Albakora (T. alalunga) • Tuna mata besar (T. obesus) • Tuna sirip biru selatan (T. maccoyii) B. IKAN TUNA KECIL • Cakalang (Katsuwonus pelamis) • Tongkol (Euthynnus affinis) • Tongkol kecil (Auxis thazard) • Abu-abu (Thunnus tonggol) C. LAIN-LAIN • Setuhuk • Marlin • Bonito • dll
27
26/04/2013
Penyebaran Ikan Pelagis Besar • Madidihang dan Mata besar berada di seluruh perairan laut Indonesia.
• Albakora di laut sebelah barat Sumatera, selatan Bali, sampai dengan Nusa Tenggara. • Tuna sirip biru di laut sebelah selatan Jawa sampai perairan Samudera Hindia bagian selatan yang bersuhu dingin. • Ikan Cakalang terdapat di sebagian besar perairan laut Indonesia
Tabel. Jumlah dan Persentasi Kapal/Perahu Perikanan Laut Berdasarkan Jenis dan Ukuran Kategori dan Ukuran Kapal/Perahu Jumlah - Total Perahu Tanpa Motor Non Powered Boat Perahu Motor Tempel Outboard Motor
Tahun 2005
2007
2010
Jumlah 555.581
% 100
Jumlah 590.314
% 100
Jumlah 590.420
% 100
244.471
44,00
241.889
40,98
189.630
32,12
165.314
29,76
185.509
31,43
238.430
40,38
Kapal Motor - Inboard Motor
145.796
26,24
162.916
27,60
162.360
27,50
<5
GT
102.456
18,44
114.273
19,36
106.660
18,07
5 - 10
GT
26.841
4,83
30.617
5,19
32.800
5,56
10 - 20
GT
6.968
1,25
8.194
1,39
9.030
1,53
20 - 30
GT
4.553
0,82
5.345
0,91
7.500
1,27
30 - 50
GT
1.092
0,20
913
0,15
2.420
0,41
50 - 100
GT
2.160
0,39
1.832
0,31
2.280
0,39
100 - 200
GT
1.403
0,25
1.322
0,22
1.320
0,22
> 200
GT
323
0,06
420
0,07
350
0,06
Ukuran Kapal Motor
Source : KKP, 2010
28
26/04/2013
Top Ten World Producer of Marine Fish Catch
Source : FA0, 2010
B. Perikanan Budidaya (Akuakultur) Aquaculture is a production of fish, other animals, plants, algae, and microorganisms in aquatic ecosystems (Parker, 1998). Aquaculture can be run in: 1. Marine environment (Mariculture) 2. Coastal areas (brackishwater shrimp/fish ponds) 3. Freshwater environment: ponds, reservoirs, lakes, rivers, irrigation canals, and rice fields (minapadi). 4. Aquarium, mainly for ornamental fishes
29
26/04/2013
Aquaculture’s Products and Roles 1.
2. 3.
4.
5. 6. 7. 8.
Food: edible fish, crustaceans, mollusks, sea cucumbers, and other invertebrates Algae-based feed Pharmaceutical and cosmetics products from bioactive compounds of micro algae, macro algae (seaweed), and other aquatic organisms Raw materials derived from aquatic organisms for myriad types of manufacturing industries, e.g. paper, film, painting, chitin and chitosan, and metal for aircrafts. Biofuel from seaweeds, sea grasses. Ornamental fish and other aquatic organisms Jewelery,e.g. pearls, and other mollusks. Carbon sink which can mitigate global warming.
1) BUDIDAYA LAUT (MARICULTURE) • Dengan garis pantai 95.000 km; banyaknya perairan teluk dan pulau kecil relatif tenang dan bersih; dan hamparan terumbu karang (85.000 km2) terluas di dunia, perairan laut Indonesia yang potensial (suitable) untuk mariculture seluas 24, 5 juta ha. • Potensi komoditas budidaya laut, antara lain : - Kakap - Kerang Mutiara - Kerapu - Abalone - Baronang - Rumput Laut E. cotonii - Kerang darah - Tiram - Teripang - Lobster • Potensi produksinya 47 juta ton/th (DKP, 2000) • Sampai th 2009 Realisasi Produksinya = 2,5 juta ton atau 5,5% (sangat rendah). • Artinya, peluang investasi dan bisnis masih sangat besar serta terbuka lebar.
30
26/04/2013
Baronang
Kakap
31
26/04/2013
TIRAM MUTIARA ( Pictada maxima) Golden (Yellow) Pearl Oyster
Kerang hijau
Gonggong Abalone
Tabel. Potensi Luas Perairan Budidaya Laut No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Propinsi NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Bengkulu Sumatera Selatan Riau Jambi Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Bali
Potensi Areal (ha) 203.350 734.000 128 203.000 2.785.300 1.595 30 596.800 26.400 743.700 677.700 18.800 640.500 39.200
No 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Propinsi Nusatenggara Barat Nusatenggara Timur Sulewesi Utara Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Kalimantan Barat Kalimantan Timur Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Maluku Papua
TOTAL
Potensi Areal (ha) 152.800 37.500 143.400 600.500 18.400 230.000 15.520 6.350 3.708.500 1.962.505 1.044.100 9.938.100
24.528.178
Sumber: Ditjen Perikanan Budidaya, DKP (2000)
32
26/04/2013
2) BUDIDAYA TAMBAK • Komoditas potensial, antara lain : - Udang Windu - Udang Vaname - Bandeng - Nila Saline - Kerapu lumpur - Rumput laut (Gracilaria sp)
UDANG WINDU (Penaeus monodon) Jumbo Tiger Prawn Shrimp
UDANG ROSTRIS (Lithopenaeus Stylirostris) – Blue shrimp
UDANG VANAME (Lithopenaeus Vannamei) Pink Shrimp
UDANG PUTIH (Penaeus merguensis) Banana Prawn Shrimp
33
26/04/2013
Bandeng
Rajungan (Portunus pelagicus) Swimming crab
KEPITING (Scylla sp.) Mud Crab
Areas of Coastal Aquaculture in Indonesia No
Region
Area (ha) Utilized
Potential
1 Sumatera
104.120
324.438
428.558
24,30
2 Jawa
151.225
15.513
166.738
90,70
3 Bali-NTB-NTT
30.801
32.527
63.328
48,64
4 Kalimantan
34.061
252.871
286.932
11,87
5 Sulawesi
124.196
124.394
248.590
49,96
6 Maluku-Papua
5.928
24.000
29.928
19,81
773.743
1.224.076
36,78
Jumlah
450.331
Total
Utilization lavel (%)
Source: DKP (2007)
34
26/04/2013
Aquaculture Production Achievment (2011-2012) in Tonnes
No
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Commodities Total Shrimp Tiger Shrimp Vaname Grouper Seaweed Tilapia Common Carp Milkfish Seabass Pangasius Sp. Clarias Sp. Gourame
2011 7.928.963 372.577 126.157 246.420 10.580 5.170.201 567.078 332.206 467.449 5.236 229.267 337.577 64.252
2012 9 451 700 457 600 143 300 250 300 10 200 6 201 400 684 400 375 200 522 100 6 100 300 300 407 700 69 500
Precentage 119,20 122,82 113,59 101,57 96,41 119,95 120,69 112,94 111,69 116,50 130,98 120,77 108,17
Sumber : DJPB KKP (2012)
35
26/04/2013
C. Industri Pengolahan Hasil Perikanan A.
B.
Pengolahan Tradisional: pengeringan (15%), pemindangan (3,5%), fermentasi (0,8%), dan pengasapan (2,2%). Pengolahan Modern: pembekuan, pengalengan, produk berbasis surimi, tataki, beraded shrimps and fish, tepung ikan, dan lainnya. Saat ini, sekitar 60% dari seluruh ikan hasil tangkapan di laut dipasarkan dalam keadaan mentah (belum diolah), 22% diolah tradisional, dan 4% diolah modern.
36
26/04/2013
Fish Processing Industry on Home Industry Scale
The development of the fishery processing industry based households continue to be encouraged to grow and develop. Support provided includes capital, technology processing, promotion, and support equipment.
Smooking Fish (Berindat, Singkep)
Atom Fish Cracker (Lingga) Anchovy Drying
Salting of Langgai Fish (Meral, Karimun)
Fish Cracker (Lingga)
Smooking of Sea Cucumber
37
26/04/2013
Prospek Pasar Ekspor Produk Perikanan
Secara global, permintaan (demand) terhadap seafood dan ikan akan terus meningkat. Meskipun, laju peningkatannya berbeda dari satu kawasan (region) ke kawasan lainnya.
Peningkatan demand 50% dari 2006 ke 2030 terjadi di: China, India, other South Asia, Central & West Asia, dan North Africa.
Peningkatan > 20% di: SE. Asia, North America, Latin America, and Sub Saharan Africa.
Region with litle growth or decline: other Asia-Pacific, Europe, and Japan.
Pertumbuhan Populasi Dunia
38
26/04/2013
Consumption Growth of Fish and Seafood • More than 50% increase 2006 to 2030 China India Other South Asia Cent./West Asia & N.Africa • Less than 20% increase 2006 to 2030 Southeast Asia Sub-‐Saharan Africa North America La8n America • Regions with ligle growth or decline Other Asia & Pacific Europe Japan
15
Growing Economic Power, Growing Middle Class: By 2030, Sixty Six percent (66%) of The World’s Middle Class Will Live in Asia Numbers (millions) and Share (percent) of the Global Middle Class
2009
2020
2030
North America
338
18%
333
10%
332
7%
Europe
664
36%
703
22%
680
14%
South America
181
10%
251
8%
313
6%
Asia Pacific
525
28%
1740
54%
3228
66%
Sub Sahara & Africa Midle East & North Africa
32
2%
57
2%
107
2%
105
6%
165
5%
234
5%
World
1845
100% 3249 100% 4894 100%
Source: Homi Kharas, The Emerging Middle Class in Developing Countries, OECD 2010.
39
26/04/2013
CHINESE CONSUMERS ARE SPENDING MORE ON FISH & SEAFOOD Expenditures on Fish & Seafood RMB Billion
250 200 150 100 50 -‐ 2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Source: Access Asia / Trade Associations / NBS / China Customs Statistics
Consumer Purchasing Power
40
26/04/2013
CHINA’S GROWING SEAFOOD APPETITE
Australian Seafood (Fish) Market • Australia is NOT self sufficient in seafood. • At least 72% of our seafood is imported. • Australians eat 40% less seafood than recommended. • We will need an additional 1 million tons of seafood per year within ten years. • Almost all of that will come from imports. (Norman Grant, 2012)
3
41
26/04/2013
Ekspor Udang Vaname Indonesia Menurut Negara Tujuan Utama, Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Negara Tujuan U.S.A Japan United Kingdom Belgium (Benelux) Thailand China Hongkong France Italy Taiwan Lainnya Jumlah
Vol (Kg) 40,643,755 31,957,259 5,024,250 2,789,232 2,492,463 2,411,392 1,809,783 1,826,237 1,328,313 1,367,748 9,019,329 100,669,761
Nilai (US$) 307,576,676 328,602,775 40,237,955 21,615,737 1,863,769 7,983,113 10,600,428 13,642,960 3,946,323 4,464,605 51,245,302 791,779,643
Sumber : BPS, diolah oleh DJPB KKP
Global Shrimp Import by US, EU and Japan
42
26/04/2013
Prospek Pasar Domestik Perikanan
Mirip dengan global trend, permintaan domestik terhadap seafood dan ikan konsumsi juga diyakini akan terus meningkat. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan per kapita, tumbuhnya kelas menengah, dan kesadaran akan gizi ikan (seafood) yang lebih baik dan sehat ketimbang read meat.
Konsumsi ikan per kapita : 1999 (18 kg), 2004 (24 kg), 2006 (25 kg), 2011 (31,4 kg), dan 2015 (38 kg) (KKP, 2012).
Contoh Pasar Domestik Udang Vannamei Pada tahun 2003 penjualan udang fresh vannamae lokal di Jabodetabek sekitar 5 Ton/Hari. Pada tahun 2012 penjualan udang fresh vannamae lokal di Jabodetabek sudah mencapai 15 Ton/Hari. Kenaikan penjualan udang dari tahun 2003 – 2012 mencapai 300% : 1. Tangkapan laut menurun. 2. Jumlah penduduk bertambah. 3. Pertumbuhan ekonomi yang baik, income perkapita naik. (SCI, 2012)
43
26/04/2013
Serapan Pasar Dalam Negeri • Serapan Pasar rumah tangga Th. 2009 : 192.005 ton • Prediksi Produksi Th. 2011 : 460.000 ton • Prediksi Serapan Pasar rumah tangga Th. 2011 : 213.506 ton
Sumber: Ditjen P2HP KKP 2011
D. Bioteknologi Perairan Definisi: “Bioteknologi perairan adalah teknik penggunaan biota perairan atau bagian dari biota perairan (seperti sel atau enzim) untuk membuat atau memodifikasi produk, memperbaiki kualitas genetik atau fenotip tumbuhan dan hewan, dan mengembangkan (merekayasa) biota perairan untuk keperluan tertentu, termasuk perbaikan lingkungan” (modifikasi dari Lundin and Zilinskas, 1995)
44
26/04/2013
RUANG LINGKUP INDUSTRI BIOTEKNOLOGI KELAUTAN 1.
2.
3.
Ekstrasi senyawa bioaktif (bioactive substances) dari biota perairan untuk bahan baku industri makanan & minuman, farmasi, kosmetika, bioenergi, industri kertas, film, dan industri lainnya. Rekayasa genetik (genetic engineering) untuk menghasilkan bibit dan benih unggul. Bioremidiasi lingkungan.
“ Marine Biotechnology Industry is a huge market, about four times the size of the current semiconductor market” (Ministry of Maritme Affairs and Fisheries, Republic of Korea. 2002. Vision for Marine Policy of Korea: Blue Revolution for the 21st Century)
45
26/04/2013
IV. DAYA SAING PERIKANAN INDONESIA MENGHADAPI AEC DAN GLOBALISASI
Dibandingkan dengan negara-negara perikanan utama lain, daya saing produk perikanan Indonesia masih relatif rendah:
Pada 2011, nilai ekspor perikanan Indonesia US$ 3,5 miliar (peringkat-12). Sedangkan, Vietnam US$ 6,2 miliar (ke-4) dan Thailand US$ 8,5 miliar (ke-3).
Pangsa (share) udang Indonesia dalam pasar udang global menempati peringkat-4, di bawah Thailand, China, dan Vietnam.
46
26/04/2013
WORLD MAIN EXPORTER OF FISHERIES PRODUCTS (US$ Billion)
2008 10.36 6.72 6.49 4.51 4.36 4.60 3.70 2.70 1.90
China Norway Thailand Vietnam USA Denmark Canada Indonesia *) India
2009 10.50 6.92 6.21 4.25 4.01 3.98 3.24 2.47 2.13
2010 13.54 8.66 7.13 China 5.11 Thailand 4.66 4.18 3.90 2.86 2.86
2011 16.0 9.4 8.5 6.2 4.7 4.3 4.1 3.52 3.30
*) Indonesia pada posisi ke 12 dari eksportir dunia (value) Source : FAO / Fisheries Statistics Division, National Marine Fisheries Service, NOAA
Share of Indonesian cultured shrimp production in Asia Asian countries
2007
2008
2009
2010
2011
China
1,265,636
(1st)
1,286,074
(1st)
1,181,130
(1st)
899,600
(1st)
962,000
(1st)
Thailand
504,856
(2nd)
507,500
(2nd)
541,994
(2nd)
548,800
(2nd)
553,200
(2nd)
Vietnam
376,700
(3rd)
381,300
(4th)
302,400
(4th)
357,700
(4th)
403,600
(4th)
Indonesia**
358,925
(4th)
409,59
(3rd)
338,06
(3rd)
380,972
(3rd)
414,014
(3rd)
India
107,665
(5th)
86,600
(5th)
76,261
(6th)
94,190
(6th)
107,737
(6th)
Bangldesh
63,600
(6th)
67,197
(6th)
105,000
(5th)
110,000
(5th)
115,000
(5th)
Asia Total
2,648,612
2,719,017
2,505,835
2,344,150
2,532,168
Source: * The Global Aquaculture Advocate, ed. Jan/Feb 2011 **KKP in number 2011
47
26/04/2013
Industri perikanan Indonesia baik hulu maupun hilir masih tertinggal jika dibandingkan Jepang, Republik Korea, Singapura, China, Malaysia, dan Thailand. Tetapi masih lebih baik dibandingkan negara Asia lainnya.
Produktivitas dan efisiensi perikanan Indonesia, baik tangkap, budidaya, industri pengolahan, dan bioteknologi secara umum lebih rendah daripada negara-negara maju di Asia (Jepang, Republik Korea, dan Singapura) maupun Asia’s emerging economies (China, Malaysia, Thailand, and Vietnam).
Meskipun demikian, secara umum masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang di Asia seperti Philipina, Pakistan, Bangladesh, Myanmar, Laos, and Kamboja.
Number of Surimi factories in Southeast Asia (2010)
Source: Fish for the People Magazine, 2012
48
26/04/2013
Numbers of EU approved HACCP factories for fish and fishery products by countries as of 25 January 2012
Source: Katoh-SEAFDEC, 2012
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Daya Saing Produk Perikanan Indonesia 1. Baik di perikanan tangkap maupun perikanan budidaya, pada umumnya teknologi yang digunakan masih rendah, dan manajemen profesional (economy of scale, intergarted supply chain management, dan sustainable development principles) belum diterapkan. 2. Ketersediaan sarana produksi perikanan (seperti benih, pakan, BBM, alat penangkap ikan, dan es) terbatas, dan harga relatif mahal, khususnya di luar Jawa. 3. Infrastruktur dasar (pelabuhan, jalan, listrik, telkom, gas, dan air bersih) dan infrastruktur perikanan (irigasi tambak, dan pelabuhan perikanan) umumnya buruk.
49
26/04/2013
Tabel. Jumlah dan Persentasi Kapal/Perahu Perikanan Laut Berdasarkan Jenis dan Ukuran Tahun
Kategori dan Ukuran Kapal/Perahu
2005
2007
2010
Jumlah 555.581
% 100
Jumlah 590.314
% 100
Jumlah 590.420
% 100
244.471
44,00
241.889
40,98
189.630
32,12
165.314
29,76
185.509
31,43
238.430
40,38
Kapal Motor - Inboard Motor
145.796
26,24
162.916
27,60
162.360
27,50
<5
GT
102.456
18,44
114.273
19,36
106.660
18,07
5 - 10
GT
26.841
4,83
30.617
5,19
32.800
5,56
10 - 20
GT
6.968
1,25
8.194
1,39
9.030
1,53
20 - 30
GT
4.553
0,82
5.345
0,91
7.500
1,27
30 - 50
GT
1.092
0,20
913
0,15
2.420
0,41
50 - 100
GT
2.160
0,39
1.832
0,31
2.280
0,39
100 - 200
GT
1.403
0,25
1.322
0,22
1.320
0,22
> 200
GT
323
0,06
420
0,07
350
0,06
Jumlah - Total Perahu Tanpa Motor Non Powered Boat Perahu Motor Tempel Outboard Motor
Ukuran Kapal Motor
Sumber : KKP, 2010
TINGKAT TEKNOLOGI TAMBAK UDANG INDONESIA Potensi Areal 1,22 juta ha Dimanfaatkan Sekitar 345.000 ha
Proporsi untuk Pemanfaatan Tambak intensif
10%
34.500 ha
Tambak semi Intensif
15%
51.750 ha
Tambak tradisional
75%
258.750 ha
50
26/04/2013
4. Sistem logistik perikanan nasional (kapal angkutan ikan, cold storage, dan pergudangan) umumnya buruk. 5. Tata ruang wilayah mudah berubah (uncertain) dan kurang kondusif bagi sektor perikanan.
6. Pencemaran dan kerusakan lingkungan lain. 7. Di negara-negara perikanan utama lain (Malaysia, Thailand, Vietnam, India, dan China), sektor perikanan mendapat subsidi, khususnya BBM, benih, dan pakan.
ASEAN in the World Bank’s 2012 Logistic Performance Index (LPI)
51
26/04/2013
Biaya konektivitas nasional yang rendah : Indonesia menjadi “Propinsi negeri Tirai Bambu” dan Indonesia Timur Merupakan Wilayah Mahal
Lebih murah pengiriman barang dari Jakarta ke Hamburg (11.000 km) daripada dari Jakarta ke Padang (1.000 km)
Source: ITS Team, 2013
8. Pada umumnya kualitas SDM perikanan (knowledge, skills, dan etos kerja) relatif rendah. 9. Iklim investasi (moneter, fiskal, kredit perbankan, izin usaha, high cost economy, keamanan berusaha, dan konsistensi kebijakan pemerintah) belum kondusif bagi kinerja sektor perikanan.
52
26/04/2013
Suku bunga pinjaman Tahun 2010 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10)
Indonesia 14%; Malaysia (3,8%); Filipina (3,8%); Singapura (6,0%); Thailand (2,3); Australia (3%); Jepang (0,5%); AS (0,5%); Canada (2%); dan UE (1,5%) (World Bank, 2010)
POSISI PINJAMAN BANK UMUM & BPR MENURUT SEKTOR EKONOMI 2004 Sektor Pertanian
M Rph
2008 %
M Rph
2009 %
16,29 7.70 31,39 6.05
M Rph
Juli 2010 %
33,16 5.81
M Rph
%
29,10 4.73
Non Pertanian
195,26 92.3 487,23 93.95 537,99 94.19 86,58 95.27
Total
211,55 100 518,62 100 571,15 100 615,68 100
53
26/04/2013
10. Dalam 6 th terakhir pertumbuhan ekonomi sebagian besar dari sektor konsumsi, keuangan, dan non-tradable. Bukan dari sektor riil tradable seperti kelautan & perikanan, pertanian, kehutanan, ESDM, pariwisata, ICT, industri manufaktur, dan industri kreatif. Akibatnya: pertumbuhan ekonomi tidak berkualitas (sedikit menyerap tenaga kerja). 11. Sementara, daya saing ekonomi nasional masih lemah, liberalisasi perdagangan dibuka sebebasbebasnya (ACFTA, dominasi kepemilikan asing di sektor keuangan, telkom, pertambangan, dan perkebunan).
54
26/04/2013
POTENSI PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA SETIAP SATU PERSEN PERTUMBUHAN EKONOMI
Sektor finansial
: 40.000 orang
Sektor non-tradable : 150.000 orang Sektor riil tradable : 400.000 orang
Sumber: Bappenas (2012)
12. Sangat rendahnya entrepreneurship (jiwa kewirausahaan) bangsa, termasuk di bidang perikanan. Padahal, teori dan fakta sejarah membuktikan, bahwa bangsa yang maju dan makmur adalah bangsa yang memiliki jumlah entrepreneur sedikitnya 2% dari total penduduknya (David Mc-Clelland, 2007). Sedangkan, jumlah entrepreneur di Indonesia masih sekitar 1,56 % dari total penduduk (Setneg RI, 2013).
55
26/04/2013
ASEAN Free Trade
ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang telah diterapkan secara bertahap sejak 2010, pada dasarnya bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi ASEAN dengan kebijakan bebas tarif (zero tarrifs)
Perjanjian CEPT - AFTA (Common Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade Area) berisi kesepakatan Negara-negara anggota ASEAN untuk menghapus dan mengurangi hambatan berupa tarif dan non tarif (lisensi impor dan ekspor, pembatasan perdagangan, pembatasan embargo) atas barang asal dari negara-negara anggota ASEAN yang telah disepakati.
56
26/04/2013
Jadwal Penurunan dan atau Penghapusan Tarif Bea Masuk NEGARA ANGGOTA AFTA
JADWAL PENURUNAN/PENGHAPUSAN
ASEAN -6
1.Tahun 2003 : 60% produk dengan tarif 0%
(Brunei, Indonesia, Singapura,
2.Tahun 2007 : 80% produk dengan tarif 0%
Malaysia, Philipina, dan Thailand)
3.Tahun 2010 : 100% produk dengan tarif 0% 1.Tahun 2006 : 60% produk dengan tarif 0%
Vietnam
2.Tahun 2010 : 80% produk dengan tarif 0%
3.Tahun 2015 : 100% produk dengan tarif 0% 1.Tahun 2008 : 60% produk dengan tarif 0%
Laos dan Myanmar
2.Tahun 2012 : 80% produk dengan tarif 0% 3.Tahun 2015 : 100% produk dengan tarif 0%
Sumber : ASEAN Statistics 2012
Dampak AEC 2015 Terhadap Ekonomi Kelautan dan Perikanan Sebagai Kelanjutan dari AFTA, konsep ASEAN Economic Community (AEC) akan diberlakukan pada 2015 Konsep AEC memberi legalisasi bagi free flow atas barang, jasa, faktor produksi, investasi, dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN Dengan diterapkannya AEC diharapkan (1) Peluang pasar semakin besar (2) Biaya Produksi semakin rendah (3) Pilihan konsumen semakin banyak (4) Kerjasama Bisnis semakin terbuka
57
26/04/2013
Namun, bila tidak diantisipasi dengan baik, perjanjian AEC 2015 bisa berdampak buruk terhadap sejumlah sektor ekonomi Indonesia, termasuk kelautan dan perikanan Faktanya Thailand, Vietnam dan Singapura mampu memproduksi komoditas perikanan yang lebih murah dan berkualitas Oleh karenanya mulai sekarang kita harus lebih meningkatkan daya saing produk dan komoditas hasil perikanan Sekaligus harus mengoptimalkan keunggulan komperatif kita yaitu potensi SDI yang melimpah
Persaingan Tenaga Kerja Antisipasi terhadap AEC 2015 juga sangat diperlukan di bidang pengembangan SDM, mengingat Elimination of Non-Tariff Barriers dan Single Window mengakibatkan tenaga kerja dari luar negeri akan lebih mudah bermigrasi ke Indonesia. Tenaga kerja asing yang memiliki keahlian di atas keahlian SDM Indonesia, tentu akan mendapat pekerjaan di perusahaan yang ada di Indonesia. Sulit bagi kita bersaing dengan tenaga kerja asing jika kita tidak memiliki skill yang memadai. Akibatnya pengangguran bisa meningkat.
58
26/04/2013
Elimination of Non-Tariff Barriers dan Single Window juga membawa dampak pada UMKM. Banjir produk impor yang lebih murah dan berkualitas baik, akan menggeser usaha UMKM. Di saat seperti inilah kualitas produk dengan harga terjangkau sangat bermain untuk mengambil hati konsumen. Dibutuhkan peningkatan jumlah entrepreneur (termasuk technopreneur) untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan semua potensi yang dimiliki indonesia (termasuk kelautan dan perikanan)
Intra and Extra ASEAN Trade 2011
Sumber : ASEAN Statistics 2012
59
26/04/2013
Ranking Indeks Daya Saing Negara ASEAN Negara 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Singapura Malaysia Brunei Darussalam Thailand Indonesia Filipina Vietnam Kambodia Timor-Leste
Ranking Dunia
Perubahan
2008 2012 5 2 21 25 39 28 34 38 55 50 71 65 70 75 109 85 129 136
3 -4 11 -4 5 6 -5 24 -7
Sumber : WEF 2012
V. ROAD MAP PEMBANGUNGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN INDONESIA
60
26/04/2013
A. Tujuan Pembangunan Kelautan dan Perikanan 1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat, khususnya nelayan, pembudidaya ikan, dan masyarakat KP lainnya. 2. Menghasilkan produk dan jasa KP yang berdaya saing tinggi untuk memenuhi kebutuhan nasional dan ekspor. 3. Meningkatkan kontribusi sektor KP bagi perekonomian nasional secara signifikan. 4. Menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar. 5. Meningkatkan kesehatan dan kecerdasan rakyat melalui peningkatan konsumsi ikan, seafood, dan produk KP lain. 6. Memelihara daya dukung lingkungan dan kelestarian sumberdaya KP.
B. Kebijakan dan Program Prioritas 1. Peningkatan produktivitas dan daya saing perikanan tangkap secara berkeadilan dan ramah lingkungan. 2. Intensifikasi (peningkatan produktivitas dan daya saing) dan ekstensifikasi perikanan budidaya. 3. Penguatan dan pengembangan industri pengolahan hasil perikanan. 4. Pengembangan industri bioteknologi kelautan dan perikanan. 5. Penguatan dan pengembangan pemasaran hasil perikanan dan industri bioteknologi, baik domestik maupun ekspor. 6. Kebijakan politik-ekonomi dan iklim investasi yang kondusif. 7. Penguatan dan pengembangan R & D. 8. Pembangunan SDM.
61
26/04/2013
Kebijakan dan Program Pembangunan Perikanan Tangkap 1. Penghitungan stok sumber daya ikan (MSY = Potensi Produksi Lestari) di: (1) setiap wilayah perairan laut dalam lingkup Indonesia; (2) wilayah laut Indonesia (dari 4 mil – 12 mil);
2. Penetapan jumlah armada kapal ikan beserta jenis teknologinya (ukuran kapal, mesin kapal, alat tangkap, dan alat kelengkapan lainnya) dan intensitas penangkapan (fishing intensity) yang dapat beroperasi di ketiga wilayah perairan laut pada butir-1 (80% MSY) Sehingga, usaha perikanan tangkap mampu mensejahterakan nelayan dan menjaga kelestarian sumber daya ikan.
PETA WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN (WPP) INDONESIA
Kab/kota Indonesia
62
26/04/2013
Restructuring of the Indonesian fishing fleets from 2009 to 2014
Fishing fleets in 2009
Fishing fleets in 2014
Source: Fish for the People Magazine, 2012
3. Penerapan cara-cara penanganan ikan hasil tangkapan yang terbaik (Best Handling Practices) selama ikan berada dalam kapal sampai ke tempat pendaratan ikan (pelabuhan perikanan) untuk jenis-jenis ikan mahal harus disimpan dalam keadaaan hidup, didinginkan (es), atau dibekukan (refrigerator). Untuk ikan murah atau sedang harus disimpan dalam wadah yang teduh atau diberi garam.
4. Perbaiki pelabuhan perikanan yang ada dan bangun pelabuhan perikanan baru (sesuai kebutuhan) yang bersih dan higienis sebagai kawasan industri perikanan terpadu: tambat -labuh kapal; pabrik es; cold-storage; pabrik pengolahan hasil perikanan; mobil pengangkut berpendingin; galangan kapal; toko (warung) yang menyediakan BBM, alat tangkap, dan perbekalan melaut lain; puskesmas; dll.
63
26/04/2013
Number of fishing ports in Indonesia by Class (2010)
Source: Indonesia Fisheries Statistics, 2011
5. Di setiap pelabuhan perikanan, tempat pendaratan ikan, atau pemukiman nelayan, pasok sarana produksi perikanan tangkap (BBM, es, garam, alat tangkap, sagu, beras, dan perbekalan melaut lain) harus mencukupi kebutuhan para nelayan dengan harga relatif murah. 6. Pengadaan prasarana dan sarana angkutan dari sentra produksi perikanan Indonesia ke lokasi pasar domestik maupun ekspor. 7. Berapapun dan kapanpun, ikan hasil tangkapan para nelayan yang didaratkan di Indonesia harus dapat dijual (terpasarkan) dengan harga sesuai dengan nilai keekonomian (menguntungkan nelayan dan pembeli ikan) Pemerintah bisa bekerjasama dengan swasta atau melalui BUMN Perikanan.
64
26/04/2013
8. Selama nelayan tidak melaut karena cuaca buruk atau musim paceklik ikan, pemerintah bekerjasama dengan swasta harus menyediakan usaha (matapencahariaan) substitusi, seperti usaha perikanan budidaya, pertanian, industri rumah tangga, dan lainnya.
9. Jika diperlukan, perbaiki sistem bagi hasil antara pemilik kapal ikan dengan nelayan buruh (ABK) agar saling menguntungkan. 10. Penerapan teknik manajemen perikanan tangkap untuk menjamin kelestarian sumber daya ikan, seperti: penggunaan alat tangkap ramah lingkungan, input control, output control, dan kawasan lindung laut (Marine Protected Areas).
11. Optimalisasi usaha perikanan tangkap di PUD (Perairan Umum Darat) sesuai kaidah ekonomi dan daya dukung lingkungannya.
12. Rehabilitasi ekosistem pesisir (seperti mangrove, terumbu karang, padang lamun, dan estuari) yang rusak akibat pencemaran dan perusakan lingkungan lainnya. 13. Konservasi keanekaragaman hayati laut dan perairan umum darat. 14. Peningkatan kapasitas nelayan, pembudidaya ikan, pengolah hasil perikanan, pedagang ikan, dan masyarakat KP lainnya.
65
26/04/2013
2. Perikanan Budidaya 1. Komoditas prioritas (unggulan) budidaya laut (mariculture): kerapu, kakap, bawal bintang, gobia (gindara tropis), lobster, teripang, kerang mutiara, ikan hias, dan rumput laut (Eucheuma spp, Padina spp, Halimeda spp, dll). 2. Komoditas prioritas budidaya tambak (perairan payau): udang Vaname, udang Windu, bandeng, kerapu lumpur, nila salin, dan rumput laut (Gracilaria spp). 3. Komoditas prioritas budidaya di kolam air tawar: ikan mas, nila, nilem, lele, gurame, Cherax (lobster air tawar), dan ikan hias.
4. Aplikasi Best Aquaculture Practices pada setiap usaha perikanan budidaya: (1) benih unggul (SPF, SPR, dan cepat tumbuh), (2) pemberian pakan berkualitas secara benar, (3) pengendalian hama dan penyakit, (4) manajemen kualitas air dan tanah, (5) pond engineering, dan (6) biosecurity. 5. Pengembangan induk (broodstock) dan benih yang bebas penyakit (SPF = Specific Pathogen Free) dan tahan terhadap serangan penyakit (SPR = Specific Pathogen Resistant). 6. Pengembangan industri pakan untuk perikanan budidaya dan peternakan. 7. Aplikasi Integrated Supply and Value Chain Management System (lihat Daigram di bawah).
66
26/04/2013
FEED BACK SARANA PRODUKSI - Broodstock - Pakan - Listrik - Kincir air - Plastik - dll.
OUTPUT
BREEDING
PENGELOLAAN LINGKUNGAN - Tata Ruang - Pengendalian Pencemaran - Konservasi Biodiversity MANAJEMEN SDM - Kapasitas & etos kerja pembudidaya - Indonesia Aquaculture Incorporated
Logistik & Infrastruktur
HATCHERY
APBN & APBD
HANDLING & PROCESSING
REARING (FARM)
Kredit Perbankan
1. Produk yang Kompetitif 2. Kedaulatan Produk Akuakultur 3. Pelaku Usaha Untung & Sejahtera 4. Kontribusi Ekonomi Signifikan 5. Sustainable
Perdagangan Domestik & Internasional
Iklim Investasi
IPTEK
FEED BACK
Gambar. Model Generik Sistem Bisnis Akuakultur
Theoretical Coastal Ecosystem, Water Flow and Simple Aquaculture Pond Arrangement
Open Sea Mangrove Green Belt (MGB)
MGB
Buffer Ponds
SP
JSP JSP JSP
JSP
JSP JSP
Shrimp Growout Ponds
SP
River Outflow
JSP JSP
Seaweeds/Bivalves
JSP
Milkfish / Other Commodity
Milkfish/ Other Commodity
Seaweeds/Bivalves
River inflow
JSP JSP JSP
MGB
SP : Settling Ponds JSP : Juvenile Shrimp Ponds
67
26/04/2013
Estimasi Potensi Nilai Ekonomi Usaha Budidaya Tambak Udang Dan Rumput Laut
Potensi luas lahan pesisir Indonesia (tidak termasuk lahan bertekstur pasir) yang cocok (suitable) untuk budidaya udang sebesar 1,22 juta ha jika diusahakan 600.000 ha (50%), dengan rincian sebagai berikut:
1. 200.000 ha untuk budidaya intensif udang Vanamei 2. 100.000 ha untuk budidaya semi-intensif udang Windu 3. 200.000 ha untuk budidaya tradisional udang Windu 4. 100.000 ha untuk budidaya rumput laut Gracilaria spp.
1. Tambak Intensif Udang Vaname Luas areal usaha: 200.000 ha
Produksi: 200.000 ha x 40 ton/ha/th = 8.000.000 ton/th = 8.000.000.000 kg/th Pendapatan kotor total : 8.000.000.000 kg/th x US$ 5/kg = US$ 40 miliar/th = Rp 360 triliun/th = 26% APBN 2012. Jika diekspor 50% (4.000.000 ton/th) Devisa komoditas primer udang = US$ 20 miliar/th = Rp 180 triliun/th.
Pendapatan bersih = Rp 200 juta/ha/tahun = Rp 16,5 juta/ha/bulan (lihat Kompas, 15/5/2012 halaman 18). Tenaga Kerja Langsung (on farm): 200.000 ha x 4 orang/ha = 800.000 orang
68
26/04/2013
www.themegallery.com
Sumber: Kompas, Selasa 15 Mei 2012
Company name
2. Tambak Semi Intensif Udang Windu • Produksi Windu : 100.000 ha x 5 ton/ha/th = 500.000 ton/th. • Pendapatan kotor (DEVISA): 500.000.000 kg/th x US$ 7/kg = US$ 3,5 miliar/tahun = Rp 31,5 triliun/tahun • Pendapatan individu = Rp 6 juta/ha/bulan • Tenaga kerja langsung: 400.000 orang.
69
26/04/2013
3. Tambak Tradisional Udang Windu • Produksi Windu : 200.000 ha x 1 ton/ha/th = 200.000 ton/th. • Pendapatan kotor (DEVISA): 200.000.000 kg/th x US$ 7/kg = US$ 1,4 M/tahun = Rp 1,26 triliun/tahun • Pendapatan individu = Rp 2,5 juta/ha/bulan
• Tenaga kerja langsung: 800.000 orang.
4. POTENSI EKONOMI RUMPUT LAUT (Gracilaria sp) Luas usaha: 100.000 ha Produksi : 100.000 ha x 20 ton kering/th = 2.000.000 ton/th Pendapatan daerah : 2.000.000.000 kg/th x US$ 1/kg = US$ 2 M/th = Rp 9 trilyun/th
Pendapatan keluarga: Rp 2,5 juta/ha/bln Tenaga kerja : 100.000 ha x 2 orang/ha = 200.000 orang
70
26/04/2013
5. POTENSI EKONOMI RUMPUT LAUT
(Eucheuma cottonii)
Luas budidaya laut potensial: 24 juta ha
Produksi : 1.000.000 ha x 20 ton kering/th = 20.000.000 ton/th
Devisa : 20.000.000.000 kg/th x US$ 1,5/kg = US$ 30 milyar/th = Rp 270 trilyun/th
Pendapatan keluarga: Rp 14 juta/ha/bln
Tenaga kerja : 1.000.000 ha x 8 orang/ha = 8.000.000 orang
Tabel. Potensi Ekonomi Usaha Budidaya Tambak Udang dan Rumput Laut No.
Komoditi
Tingkat Teknologi
Produksi (ton/ tahun)
Gross Revenue (miliar US $) / tahun
Tenaga Kerja (orang)
Pendapatan Usaha (juta/ha/bln)
1.
Udang Vaname
Intensif
8.000.000
40,0
800.000
16,5
2.
Udang Windu
Semi Intensif
500.000
3,5
400.000
6
3.
Udang Windu
Tradisional
200.000
1,4
200.000
2,5
4.
Rumput Laut (Gracilaria sp)
2.000.000
2,0
200.000
2,5
5.
Rumput Laut (Eucheuma cottonii)
20.000.000
30,0
8.000.000
14
30.700.000
76,9
9.600.000
-
Total
71
26/04/2013
3. INDUSTRI PENANGANAN DAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN 1. Penguatan dan pengembagan teknologi penanganan (handling) dan transportasi hasil perikanan, baik di sektor perikanan tangkap maupun di sektor perikanan budidaya. 2. Perbaikan produk-produk olahan perikanan yang sudah ada Sehingga, lebih bernilai tambah dan berdaya saing secara berkelanjutan. 3. Pengembangan produk-produk olahan perikanan baru (product development). 4. Penguatan dan pengembangan teknologi pengemasan.
Shrimp Products : Chilled and Cooked
72
26/04/2013
Fish & Mollucs Processed Products
PRODUCTS AND BRANDS OF CP GROUP IN INDONESIA
73
26/04/2013
Fishball
Seafood Tofu
Fishcake
Wan Ton
Beberapa Contoh Surimi-based Products
74
26/04/2013
NO
Jenis UMKM
2011
1
Pemindangan
65.000
2
Pengasapan
8.056
3
Penggaraman
23.876
4
Lainnya
16.563
Total
103.973
NO
Jenis UPI
1
2 Jumlah
2009
2010
2011*)
% Pertumbuhan
Udang
150
145
150
0,06
Non Udang
273
356
420
24,19
423
501
570
16,10
75
26/04/2013
Kebutuhan Bahan Baku dan Utilitas UPI No.
Jenis Produk
1 Tuna (beku, kaleng, steam) Kebutuhan (ton) Utilitas (%) 2 Sardin (kaleng) Kebutuhan (ton) Utilitas (%) 3 Udang (beku) Kebutuhan (ton) Utilitas (%) 4 Pindang Kebutuhan (ton) Utilitas (%) 5 Mollusca Kebutuhan (ton) Utilitas (%) 6 Demersal dan Crab Kebutuhan (ton) Utilitas (%)
Total kebutuhan (ton) Utilitas industri
2010
2011
2012*
238,913.00 51.00
297,957.00 59.00
363,607.00 68.00
97,500.00 65.00
113,750.00 70.00
131,250.00 75.00
181,943.00 32.00
204,505.00 35.00
297,687.00 50.00
535,310.00 50.00
614,455.00 57.00
756,456.00 65.00
100,000.00 50.00
120,000.00 50.00
135,000.00 50.00
356,166.00 30.00
641,098.00 60.00
801,373.00 75.00
1,509,832.00 44,23
1,991,765.00 64,32
2,485,373.00 88,02
*) angka sementara
4. INDUSTRI BIOTEKNOLOGI 1. Ekstraksi senyawa bioaktif (bioactive substances) dari biota perairan untuk bahan baku industri makanan dan minuman, farmasi, kosmetika, pupuk, kertas, campuran logam untuk pesawat terbang, film, dan beragam industri lainnya. 2. Manufakturing (produksi) berbagai macam produk industri diatas dari senyawa bioaktif yang terkandung dalam biota perairan. 3. Produksi biofuel dari micro algae, macro algae, dan biota perairan lainnya.
76
26/04/2013
4. Rekayasa genetik (genetic engineering) untuk menghasilkan bibit dan benih unggul dari ikan, hewan, tanaman, dan organisme perairan lainnya. Dan, untuk merekayasa (engineered) tanaman-tanaman terestrial (seperti padi, jagung, kedelai, dan tebu) dapat dibudidayakan (cultivated) di habitat perairan, khususnya rawa pasang surut dan laut. 5. Rekayasa genetik mikroba (bakteri), sehingga mampu melumat (menetralkan) ekosistem yang dilanda pencemaran (environmental bioremediation).
Added Values of Seaweed Products ( E. cottonii )
RAW MATERIAL
CHIP
SEMI REFINED CARRAGEENAN
REFINED CARRAGEENAN
+/- 500 END PRODUCT
Rp. 200.000/Kg FOOD GRADE
Rp. 4.500/Kg Rp. 29.000/Kg
Rp. 51.000/Kg
Rp. 180.000/Kg INDUSTRIAL GRADE 154
77
26/04/2013
IntegrattingTablet Bahan Gigi Buatan Shampoo
Obat, Salep
Lotion Pasta Gigi
Kapsul Tablet
Sabun
Pakan Ternak, Ikan Pengeboran Printing Tekstil Kertas Keramik
Gracilaria sp. Gelidium sp.
Film
Ice Cream Susu Coklat Permen Saus Roti, Waper Sirup, Beer Yoghurt Soft drink Jeli Jam Salad Dressing Saus Makanan Dlm Kaleng
Cat
Eucheuma sp., Chondrus sp.
Sargassum sp. Laminaria sp.
SEAWEED TREE
Cake and Jelly
finishing agent
Ice Cream emulsifying and stabilizing agent Formating agent
gelling agent
78
26/04/2013
suspending agent binding agent
Shining Agent
Formating agent Water Holding Agent
binding agent
suspending agent
Food & Beverages
79
26/04/2013
80
26/04/2013
Bioactive Compounds from Algae, and Their Medical and Nutritional Functions No 1 2
Algae species Laminaria japonical Undaria pinnatifida
Bioactive Compounds Fucoidan
Medical and Nutritional Functions 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9.
10. 11.
Zat Aktif dalam Sistem Kekebalan Tubuh Antifiral, Anti kanker Anti Tumor Pengeluaran logam berat, radioaktif dan radikal bebas dari dalam tubuh Memodulasi metabolisme glukosa Anti koagulant Mencegah dari kerusakan oksidasi, menunda penuaan sel kulit, peremajaan kulit Mencegah melanogenesis dan membuat kulit bersinar dan elastis, menjaga kelembaban kulit Kesehatan jantung Menjaga kesehatan otak dan ingatan, kesehatan tulang
81
26/04/2013
Lanjutan….. No 3.
Jenis Algae Spirulina (micro algae)
Senyawa Bioaktif 1. 2. 3.
Pycocyanin Klorofil zeasantin
Khasiat Medis 1. 2. 3. 4. 5. 6.
4.
5.
Rumput laut (seperti Eucheuma cottonii, Eucheuma spinosum, Sargassum, dan Gracillaria verucossa) Padina sp. dan Halimeda sp.
1. 2. 3.
Alginat Karagenan agar-agar
1. 2. 3.
1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
kesehatan hati dan ginjal kesehatan mata Antikanker Antiracun menurunkan kolesterol Menurunkan lipida darah Sebagai bahan pelapis kapsul dan tablet Membuat emulsifier, stabilizer, tablet, salep, dan filter Micro-encapsulation dan cell transplantation. Healing for sensitive skin Antioxidant enzymes Collagen activator Anti aging Anti wrinkle Anti acne Dental product Oral health Skin lightening Slimming properties
Algae have been part of human diet and used therapeutically for millennia. The high intake of Algae in the Japanese diet is associated with lower incidences of cardiovascular disease, some cancers, inflammatory diseases and diabetes.
Algae consumption has also been associated with weight-loss and youthful looking skin.
82
26/04/2013
Fucoidan is one of the key bioactive constituents of Algae and is considered to be responsible for many of its health benefits. Fucoidan, a complex sulfated polysaccharide containing substantial percentages of L-fucose and sulfate ester groups,. Besides L-fucose, it frequently contains D-xylose, D-galactose, Dmannose and D-glucuronic acid and protein. Fucoidan can be classified by material it extracted from as Laminaria japonica and Undaria pinnatifida.
Bioactive Compounds from Algae, and Their Medical and Nutritional Functions No 1.
Jenis Invertebrata Tunicate (Tridemnum sp)
Senyawa Bioaktif Not Available
Khasiat Medis 1. 2. 3.
Penyembuhan leukimia Penyembuhan B-16 melanoma Penyembuhan M5076 sarcoma
2.
Kura-kura dan penyu (bagian tempurung)
Not Available
1. Obat luka 2. Obat tetanus
3.
Kuda laut
Not Available
1. 2.
4.
Ikan buntal (Bagian Empedu)
tetrodotoksin
1. 2.
5.
Krustasea (Limbah)
khitin dan khitosan
Obat penenanga tau obat tidur Obat kuat semacam viagra Memperbaiki syaraf otak yang rusak Sebagai zat anestesi bagi pasien yang akan dioperasi
obat penyembuh luka
83
26/04/2013
KEGUNAAN KITIN DAN KITOSAN
Bidang Industri :
Koagulan polielektrolit pengolahan limbah cair
Pengikat dan penyerap ion logam Pewarna Media kromatografi Gel dan pertukaran ion Penyalut berbagai serat alami dan sintetik Pemebentuk film Meningkatkan kualitas kertas Pulp dan produksi tekstil Dll
Bidang Pertanian dan Pangan:
Pencampur ransum pakan ternak Antimikroba Antijamur Serat bahan pangan Penstabil Pembentuk gel Pembentuk tekstur Pengental dan Pengemulsi produk olahan pangan Pembawa zat aditif makanan Flavor Zat Gizi Pestisida Herbisida Virusida tanaman Deasidifikasi buah-buahan, sayuran dan penjernih sari buah Dll.
84
26/04/2013
Bidang Kedokteran :
Mencegah pertumbuhan Candida albicans dan Staphylococcus aureus
Antikogulan Antitumor Antivirus Pembuluh darah kulit dan ginjal sintetik Bahan pembuat lensa kontak Aditif kosmetik Membran dialisis Bahan shampoo dan kondisioner rambut Zat hemostatik Penstabil liposom Bahan orthopedik
Pembalut luka dan benang bedah yang mudah diserap
Antiinfeksi Dll
Lanjutan….. No 7.
Invertebrata Timun laut atau teripang (gamat)
Senyawa Bioaktif asam amino esensial
Khasiat Medis 1.
2.
3.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
8.
Sponges (soft corals)
Bastadin okadaic acid monoalide
1. 2. 3. 4.
Mengatasi penyakit sirosisi hati Mengatasi penyakit mioma dan segala penyakit yang menyebabkan pengerasan dan pembengkakan organ tubuh. membantu proses penyembuhan stroke Asma diabetes melitus jantung koroner, Hepatitis Psoriasis asam urat radang sendi/osteoarthritis
anti kanker anti bakteri anti asma anti fouling
85
26/04/2013
Tempo, 30 Desember 2003
Algae for Biofuel Consumes CO² as source of food/nutrients (Photosynthesis)
Rapid growth High Yields (lipid for biodiesel, starch/polysaccharides for ethanol)
Able to grow on deserted lands, vast climate conditions
86
26/04/2013
Utilization of power plant resources for growing selected microalgae at a low energy cost for valuable products and bio-fuels while iding CO2 Sequestering; •Low cost algae agriculture •All year production of algae •Low cost flue gas, CO2 •Low cost water source •Residual Energy •Arid Land
Smoke fan
Ash Collector
Microalgae Pond
AIMSys A highly efficient tubular photo-bioreactor is used for the production of microalgae under controlled conditions. AIMSys is a system that integrates two different platform technology which are Algae Plant and Precision Agriculture.
87
26/04/2013
Algae Research Centre (ARC) Malaysia
Algae Project in Jakarta Indonesia
Sentul Spirulina Farm
88
26/04/2013
Terdapat 13 spesies microalgae di perairan Indonesia mengandung lemak (senyawa hidrokarbon) yang potensial untuk biofuel. Empat spesies utama: Nannocholoropsis oculata (24%), Scenedesmus (22%), Chlorella (20%), dan Dunaliela salina (15%) (Kawaroe, 2010).
PRODUKSI CRUDE OIL DARI MIKROALGA
1000 L of Media
1 L of wet biomass
~153 gr of dry biomass
~22,5 mL of crude Oil
89
26/04/2013
CERITA DARI DALAM NEGERI PT SCI (Sun Chlorella Indonesia) Lokasi : Candi Binangun, Pasuruan, Jawa Timur. Total area : 50 ha Produksi : ± 200 ton Chlorella per tahun
PT SUN CHLORELLA, PASURUAN
90
26/04/2013
PT TRANS PANGAN SPIRULINDO, JEPARA
Macro Nutrient Content of sargassum spp: N = 1,27% P = 897,12 mg/100 ml K = 13,85%
Ca = 1,5%
Micro Nutrient Content of sargassum spp: Mg = 0,76%
Fe = 119,45 ppm Mn = 455,8 ppm Cu = 8,24 ppm
Zn = 84,13 ppm Bo = 169 ppm
91
26/04/2013
1 kg
Sargassum spp powder = 20 – 30 litres of Concentrate Fertilizer “ Marine biotechnology industry is a huge market, about four times the size of the current semiconductor (Information Technology) industry market by 2010” (Ministry of Maritime Affairs and Fisheries, Republic of Korea. 2002. Vision for Marine Policy of Korea: Blue Revolution for the 21st Century)
92
26/04/2013
VI. DEFINISI DAN PENGERTIAN ENTREPRENEURSHIP
A. KARAKTERISTIK ENTREPREUNEUR Kisah seorang entrepreneur (usahawan) meminta putranya untuk menikah dengan gadis pilihannya:
"Saya mau kamu menikah dengan gadis pilihan saya," kata sang pengusaha. "Tidak, saya hanya mau menikah dengan gadis pilihan saya," jawab sang anak. Tidak mau kalah, sang pengusaha menawarkan, "Tapi gadis itu adalah putri Bill Gates."
93
26/04/2013
Mendapat tawaran prestisius, sang putra hanya bisa manut. "Oh, kalau begitu saya setuju,"sambut sang anak.
Besoknya, si pengusaha menemui Bill Gates, orang terkaya sejagat. "Saya punya calon suami untuk putri Anda," sang pengusaha memberikan penawaran.
Sambil tertawa sinis, Bill Gates berujar apa adanya: "Wah putri saya terlalu kaya untuk menikah dengan orang biasa seperti anak Anda."
Tak menyerah, pengusaha cari akal. "Tapi anak saya ini adalah Wakil Direktur Bank Dunia!" . Bill Gates, "Oh, kalau begitu saya setuju."
Kemudian, si pengusaha pergi menemui Presiden Direktur Bank Dunia, yang kebetulan sedang mencari wakilnya.
"Saya punya anak muda yang cocok untuk jadi wakil Anda," ujar si pengusaha.
Lantaran kurang yakin, sang Presdir menolak secara halus. "Maaf, saya sudah memiliki cukup wakil," kata sang Presidir.
Lagi-lagi sang pengusaha tidak mau menyerah begitu saja. "Tapi anak saya itu menantu Bill Gates!”, kata sang pengusaha sedikit memelas.
94
26/04/2013
Karena sosok yang ditawarkan sangat menarik (menantu Bill Gates), sang Presdir setuju saja, "Oh, kalau begitu saya setuju." Singkat kata, sang anak berhasil menikahi putri Bill Gates dan menjadi Wakil Presiden Bank Dunia, sekaligus menyenangkan hati sang ayah.
Kisah di atas hanyalah sebuah ilustrasi dan bukan kisah nyata. Namun, fiksi itu dapat memudahkan kita bagaimana memahami pola pikir dan mental (karakteristik) seorang wirausaha (entreprenuer), yakni
tidak boleh mudah menyerah atau gampang kehilangan akal”.
95
26/04/2013
Sifat-Sifat Entrepreneur 1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9.
Pantang menyerah Tidak gampang kehilangan akal Tekun Sabar Kreatif (menciptakan peluang, bukan sekedar mencari peluang) Inovatif Berani mengambil resiko yang terukur Optimis Dapat mengubah ‘rongsokan’ menjadi ‘emas’.
Definisi Entrepreneurship : proses mengorganisasi dan mengelola resiko untuk sebuah bisnis baru. Seorang entrepreneur melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang pasar. b. Menemukan solusi-solusi untuk mengisi peluang pasar tersebut. c. Memperoleh sumberdaya yang diperlukan (uang, orang, dan peralatan) untuk menjalankan bisnis. d. Mengelola sumberdaya dari tahap awal (start-up) ke fase bertahan (survival) dan fase pengembangan (ekspansi). e. Mengelola resiko-resiko yang berhubungan dengan bisnisnya. (Zimmerer dan Scarborough 2008)
96
26/04/2013
B. KATEGORI ENTREPRENEUR
1. Business entrepreneur: (1) owner entrepreneur, dan (2) professional entrepreneur. 2. Government entrepreneur.
3. Social entrepreneur. 4. Academic entrepreneur.
5. Tecnopreneur.
Business Entrepreneur Tujuan seorang business entrepreneur adalah menghasilkan laba (profit) semaksimal mungkin untuk meningktakan wealth (kekayaan) para pemegang saham. Owner entrepreneur adalah para pencipta dan pemilik unit bisnis (perusahaan). Professional entrepreneur : mereka yang memiliki kapasitas wirausaha, tetapi mempraktekkannya di perusahaan milik orang lain.
97
26/04/2013
Government Entrepreneur Government entrepreneur adalah seorang pejabat atau pegawai pemerintahan yang mampu menggunakan berbagai sumber daya ekonomi yang ada dengan cara baru untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing unit kerja nya (kabupaten/kota, provinsi, kementerian, atau negara). Di seluruh di dunia, APBN suatu negara berkisar antara 15 – 25 % dari PDB nya. Berarti, sekitar 75 – 85 % ekonomi suatu negara digerakkan oleh sektor swasta dan masyarakat.
Dengan demikian, entrepreneur government adalah mereka yang pro-business and investment, dan pro-growth (pertumbuhan ekonomi). Itu diwujudkan dalam kebijakan dan program nya yang menciptakan iklim investasi dan bisnis yang kondusif bagi tumbuh kembangnya berbagai usaha ekonomi oleh sektor swasta dan ekonomi. Contoh entrepreneur government : Umar bin Khattab, Umar bin Abdul Azis, Mahatir Muhammad, Lee Kuan Yew, dan Zu Rhong Ji.
98
26/04/2013
Social Entreprenuership Wirausahawan Sosial atau WS (Social Entrepreneur) adalah sosok wirausahawan yang social driven, bekerja dan bertindak tidak atas dasar motif keuntungan semata, tetapi misi untuk mengatasi problem kehidupan manusia.
Mereka adalah orang-orang yang berupaya menciptakan perubahan positip atas persoalan yang menimpa masyarakat, seperti kesehatan, pendidikan, pengangguran, kemiskinan, dan kerusakan lingkungan hidup.
Hasil yang mewadahi aktivitas para WS lazim disebut sebagai Social Enterprise (Perusahaan Sosial), yakni sebuah entitas usaha (bisnis) yang social driven, berusaha mencetak profit untuk dikembalikan buat kepentingan bersama, karena memang tidak dikenal pemegang saham mayoritas. Jiwa yang mengikat itu semua adalah Social Entrepreneurship yakni spirit kewirausahaan sosial, spirit memberikan value untuk masyarakat dengan cara menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan. Kewirausahaan Sosial (KS) menjadi alat penting untuk mengurangi kemiskinan secara damai.
99
26/04/2013
CONTOH PELAKU KS 1. Bunda Theresa 2. Willie Smith, yang membangun kawasan hijau taman Kamboja Ribuan hektar di dekat Bukit Soeharto, Kaltim. 3. Bambang Ismawan, Pengelola Majalah Trubus dan Penerbit Penebar Swadaya. 4. Anna Alisjahbana, menggeluti kesehatan ibu dan anak. 5. Lexy Rambadeta, Penyedia Rumah untuk anak-anak Jalanan di Jakarta. 6. Para Pengelola Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 7. Sugeng, Pembuat Kaki Palsu. 8. Tri Mumpuni, membangun listrik pedesaan dengan teknologi mikro-hidro dan nano-hidro
Academic Entrepreneur Adalah akademisi yang mengajar atau mengelola lembaga pendidikan dengan pola dan gaya entrepreneur, sambil tetap menjaga tujuan mulia pendidikan. Contoh: Nicholas Negroponte penggagas One Child One Laptop dari MIT.
100
26/04/2013
TECHNOPRENEURSHIP Agar mendapatkan manfaat besar dalam perkembangan ekonomi baru, suatu bangsa memerlukan komunitas wirausaha yang kuat. Salah satu ukuran kualitas seorang wirausaha dalam ekonomi baru adalah kemampuannya memanfaatkan pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan nilai tambah dan membangun daya saing. Teknologi itu bisa diciptakan sendiri atau oleh orang lain yang kemudian diadopsi secara cerdas.
Technopreneurship (technology entrepreneurship), merupakan proses dan pembentukan usaha baru yang melibatkan teknologi sebagai basisnya, dengan harapan bahwa penciptaan strategi dan inovasi yang tepat kelak bisa menempatkan teknologi sebagai salah satu faktor untuk pengembangan ekonomi nasional.
101
26/04/2013
Kelompok technopreneurship adalah masyarakat inovatif yang menciptakan dan mengembangkan usaha dengan bertumpu pada kekuatan IPTEK.
Kualitas kewirausahaan seseorang juga ditentukan oleh komitmennya menjalankan usaha secara beretika serta tangggung jawab sosialnya. Etika mencakup keberanian untuk mendengarkan suara hati nurani dan bertindak sesuai dengan bisikan nurani tersebut.
Technopreneur dalam pengembangan perusahaan, tidak mengorbankan kepentingan atau kesejahteraan masyarakat. Prinsip good corporate governance (tata kelola perusahaan yang baik) harus ditekankan sebagai sikap selalu melakukan yang benar ketika ada peraturan “atau ada yang melihat ataupun tidak ada yang melihat”.
102
26/04/2013
C. KEUNGGULAN (KEMULIAAN) ENTREPREUNEUR Tidak perlu berdesak–desakan mencari pekerjaan, bahkan dapat membuat lapangan pekerjaan untuk orang lain, sehingga membantu secara langsung pemecahan permasalahan nasional berupa pengangguran, kemiskinan, dan daya saing bangsa.
Ada kebahagiaan tersendiri. Bila diniatkan ikhlas karena Allah dapat menjadi kuci sukses dan bahagia hidup di dunia serta akhirat.
“Apabila sholat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi: carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyakbanyak agar kamu beruntung” (Al-Jumuah (18) : 10)
“Khoirunass anfauhum linnas” (Manusia yang paling baik di sisi Allah adalah mereka yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain) (HR. Ahmad). “Tangan diatas lebih baik dari pada tangan di bawah” (Hadits).
103
26/04/2013
Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun
Angkatan Kerja Kesempatan Kerja (Juta Orang) (Juta orang)
Pertumbuhan Ekonomi (%)
Penganggur (Juta Orang)
TPT (%)
2002
116,53
108,21
4,4
8,32
7,14%
2003
119,40
111,28
4,7
8,12
6,80%
2004
117,37
109,67
5,0
7,70
6,56%
2005
105,80
94,95
5,7
10,85
10,26%
2006
106,28
95,18
5,5
11,10
10,45%
2007
108,13
97,58
6,3
10,55
9,75%
2008
111,48
102,05
6,1
9,43
8,46%
2009
113,74
104,49
4,5
9,26
8,14%
2010
116,00
107,41
6,1
8,59
7,41%
2011
119,40
111,28
2012
120,41 (Feb)
112,80 (Feb)
8,12
6,5 6,4 (tw.II)
7,61 (Feb)
6,80% 6,32% (Feb)
Sumber : Bappenas 2012
Persentase Pengangguran Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sumber : BPS Agustus 2012 diolah oleh RD Institute
104
26/04/2013
VII. APLIKASI ENTREPRENEURSHIP DI SEKTOR KELAUTAN PERIKANAN
PROSES KOMERSIALISASI TEKNOLOGI KP From Pilot Scale to Market Hampir semua hasil penelitian putri-putra Indonesia (termasuk di sektor KP) berhenti di skala laboratorium (proto tipe), tidak menjadi produk teknologi komersial yang bisa digunakan masyarakat Technopreneur, harus mampu menjembatani teknologi dengan pasar, sekaligus mengatasi semua halangan yang ada, antara lain: 1. Rendahnya produktivitas, kreativitas, dan daya inovasi mayoritas peneliti (scientists dan engineers) Indonesia.
105
26/04/2013
Daya Inovasi Beberapa Negara
2. Sejak tahap awal (idea) sampai proto tipe, scientists dan engineers tidak berkomunikasi dengan pengusaha swasta, BUMN, pemerintah, dan pengguna teknologi lain (masyarakat) Sehingga, teknologi tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat (pasar) tidak laku. 3. Terdapat missing link antara inovasi teknologi ke pasar (produk komersial), yakni business model (market feasibility, scaling-up, financing, dan manufacturing) (lihat diagram).
4. Pemerintah belum optimal memainkan peran sebagai match maker antara peneliti dengan perusahaan swasta maupun BUMN.
106
26/04/2013
FROM BENCH TO MARKET
TECHNOLOGY
BUSINESS MODEL
COMMERCIAL PRODUCT
Create & Capture Value
Valley of Death Why technologies don’t make it to market
Sumber: Dr. Kathleen Allen. 2010. Entreprenuership for Scientists and Engineers. Prentice Hall, New York. 244 halaman.
5. Mayoritas peneliti Indonesia memiliki entrepreneurship yang rendah. 6. Pemerintah belum menciptakan iklim kondusif bagi para peneliti untuk menghasilkan inovasi teknologi yang bisa dijual ke pasar, seperti: terbatasnya dana, sarana dan prasarana penelitian; akses kepada sumber modal; dan penghargaan kepada inovator kurang memadai. 7. Pemerintah belum menciptakan iklim kondusif bagi perusahaan swasta untuk mengkomersialkan teknologi hasil temuan purti-putra bangsa Indonesia sendiri.
107
26/04/2013
Opsi dalam komersialisasi teknologi: 1. Diserahkan sepenuhnya kepada swasta/BUMN, dan peneliti (inovator) hanya mendapatkan royalti selama produk teknologi laku di pasar.
2. Kerja sama operasional (KSO), peneliti dengan modal temuan teknologinya mendapatkan sebagian saham. 3. Peneliti mengerjakan dan mendanai sendiri seluruh proses komersialisasi teknologi.
108
26/04/2013
CONTOH SEORANG TECHNOPREUNER Budidaya Perairan Nama Dr. Ir. Hasanuddin Atjo MP Perusahaan CV Dewi Windu, Barru-Sulsel Spesialisasi Perbenihan-Pembesaran
Budidaya Udang Vaname Supra Intensive Produktivitas 15,3 ton/1000 m2 atau 153 ton/ha PER SIKLUS
CONTOH SEORANG TECHNOPREUNER Perikanan Tangkap Nama Muhammad Faisal (mahasiswa UI) Perusahaan Dompet Duafa Spesialisasi Perikanan tangkap (Nelayan)
Inovasi kapal plat datar pertama di Indonesia yang menggunakan plat datar sebagai konstruksi lambung kapal. Mengurangi biaya produksi kapal sampai 30%
109
26/04/2013
CONTOH SEORANG TECHNOPREUNER Pengolahan Hasil Perikanan Nama Fedwi Anggi (Alumni IPB) Perusahaan UMKM Banjarnegara Spesialisasi Pengolahan Produk perikanan
'Da Lele‘ cendol dawet ayu dari daging ikan lele, dengan formulasi 30 % daging ikan lele dan 60 % dari bahan karbohidrat
1
USAHA PENANGKAPAN IKAN YANG RAMAH LINGKUNGAN Pencegahan pencemaran pada kapal perikanan Penggunaan energi alternatif pada kapal perikanan:
Penangkapan Ikan
1. Bahan Bakar Gas 2. Penggunaan mesin hybrid 3. Penggunaan solar cell 4. Penggunaan tenaga angin (layar dengan bahan bakar solar cell)
Pengembanan penangkapan ikan ramah lingkungan : penggunaan set net, trap, hand line, pole and line Penanganan/pengangkutan ikan: ikan diangkut dalam keadaan hidup (ikan ditidurkan), RSW Pemanfaatan hasil tangkapan sampingan 220
110
26/04/2013
CONTOH PENGEMBANGAN PENANGKAPAN IKAN RAMAH LINGKUNGAN Belajar dari lumba-lumba (menangkap ikan dengan gelembung udara)
Perlu riset dan inovasi untuk mengembangkan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan dengan mengeksplorasi fenomena yang terjadi di alam 221
CONTOH PENGGUNAAN SOLAR CELL PADA KAPAL PERIKANAN
Perlu dukungan perguruan tinggi & pelaku industri untuk pengembangan dan pengaplikasian secara luas
222
111
26/04/2013
CONTOH PENGGUNAAN MESIN HIBRIDA PADA KAPAL PERIKANAN
Perlu dukungan perguruan tinggi & pelaku industri untuk pengembangan dan pengaplikasian secara luas 223
CONTOH PENGGUNAAN AIR LAUT UNTUK MENDINGINKAN IKAN DENGAN METODE RSW RSW: Refrigerated Sea Water
Keunggulan: Mengurangi penurunan mutu ikan di kapal Mutu ikan lebih bagus dibandingkan dengan ikan yang dibekukan Dapat diaplikasikan untuk armada perikanan skala kecil maupun skala besar 224
112
26/04/2013
2
PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN DALAM KERANGKA BLUE ECONOMY
Lingkungan (ekosistem) yang bersih, indah dan nyaman Tingkat polusi sangat rendah Banyak penghijauan Lingkungan dapat pulih secara alami
Pengembangan industri daur ulang limbah Efisiensi dan inovasi yang tinggi Penggunaan sumberdaya yang rasional & berkelanjutan Pengukuran pengembangan industri yang baik
Pengembangan Secara Terintegrasi
Sistem Industri
economy)
ECO FISHIN G PORT
Pembangunan Berkelanjutan (Blue
Pengembangan Budaya Eco port
Lingkungan Bersih
Budaya Peduli Lingkungan
Fasilitas Pokok
Tersebarnya budaya peduli lingkungan para pengguna PP Dukungan para stakeholder dan pengguna PP
Pembangunan fasilitas PP dengan material ramah lingkungan Fasilitas pengendalian polusi Fasilitas penyedia sumber energi yang bersih Fasilitas pemantauan dan inspeksi Sistem informasi terintegrasi
Pelabuhan Eco Fishing Port
225
PELUANG PENERAPAN BLUE ECONOMY DALAM PENGELOLAAN LIMBAH SECARA TERINTEGRASI DI PELABUHAN PERIKANAN Kegiatan Usaha TPI
KAPAL
GALANGAN KAPAL
INDUSTRI PENGOLAHAN
LIMBAH ORGANIK PADAT PAKAN IKAN/TERNAK
CAIR PUPUK
PLASTIK
PERTANIAN
BESI BEKAS
BUTIRAN PLASTIK
RUMAH IKAN
KOMPOS BUDIDAYA/ PETERNAKAN
ANORGANIK
SDI
PRODUK PLASTIK LAINNYA
BAJA PRODUK BERBAHAN DASAR BESI LAINNYA
OLI BEKAS PENJERNIHAN
BAHAN BAKAR CAIR
MENDUKUNG KEGIATAN USAHA DI KAPAL & PP /PPI
226
113
26/04/2013
CONTOH PEMBANGUNAN BREAK WATER YANG RAMAH LINGKUNGAN DENGAN METODE SUPW SUPW: Sistem Urug dengan Perkuatan Wadah dengan metode RSW
3 Elemen SUPW: Panel tulang pra cetak Batang pengikat Media pengisi (tanah, pasir, tanah endapan non organik berpasir)
Keunggulan: Tidak perlu tiang pancang Tidak perlu menggunakan batu sebagai material break water Biaya konstruksi lebih rendah Waktu konstruksi lebih pendek Lebih efisen & ramah lingkungan
227
Apa Yang Harus Peneliti Lakukan ke Depan? Terus produktif, kreatif, dan inovatif untuk menghasilkan hasil penelitian (teknologi) yang dibutuhkan umat manusia. Perkuat entrepreneurship dan kembangkan kerjasama dengan swasta, BUMN, dan pemerintah untuk menjadikan temuan hasil penelitian (teknologi) menjadi produk komersial. Ikuti proses komersialisasi teknologi pada Gambar di bawah.
114
26/04/2013
KAPASITAS LULUSAN PT YANG DIBUTUHKAN BANGSA INDONESIA •
Kemampuan dan keahlian profesional yang prima (hard skill)
•
Entreupreneurship
•
Computer (IT) literacy
•
Kemampuan berkomunikasi (bahasa Indonesia dan asing)
•
Kemampuan bekerjasma
•
Soft skills (emotional quotion, ‘otak kanan’)
•
IMTAQ yang benar dan kokoh
VIII. APA YANG HARUS KITA LAKUKAN SETELAH KULIAH INI ?
Berusaha untuk menjadi kelima kategori entrepreneur, atau setidaknya jadi professional entrepreneur, atau meminjamkan uang secara prudent kepada para entrepreneur.
115
26/04/2013
Untuk menjadi entrepreneur yang sukses, terutama di bidang agribisnis, agroindustri, dan perikanan; usaha kita harus: (1) memenuhi economic of scale, (2) secara terpadu mulai dari sub-sistem produksi pasca panen handling and processing) pemasaran, dan (3) terapkan teknologi pada setiap mata rantai sistem bisnis (Supply Chain Management).
Siapkah Anda Begabung Bersama Para Entrepreneur Sukses???
116
26/04/2013
Warrent Buffet (USD 62 Miliar)
Warren orang terkaya dunia dan pemilik Coca Cola, WellsFargo dan Kraft Food Pertama kali terjun berbisnis sejak usia 11 tahun, dengan membeli sejumlah saham, dan kini ia menyesal, kenapa tidak membeli saham saat usianya lebih muda lagi. Pernah membeli sebuah ladang kecil dari uang hasil menjadi loper koran, saat usianya baru 14 tahun.
117
26/04/2013
Mark Zuckerberg, 26 tahun (USD 4.9 milyar)
Situs yang memiliki 500 juta user ini sekarang menjadi situs jejaring sosial terbesar di Dunia. Peringkat 35 pada daftar Majalah Forbes sebagai orang paling kaya di Dunia, Lebih tinggi dari CEO Apple, boo.
Elang Gumilang, FEM-IPB (22 tahun) Juara I Wirausaha Muda Mandiri, 2007
Omzet perusahaan properti mencapai Rp. 211 Miliar. Keuntungan Rp 20 miliar per tahun dapat dibukukan. Tak kurang 30 tenaga adminitrasi dan 100 pekerja.
118
26/04/2013
Ance Trio Marta, MAB-IPB „40 (23 tahun) Juara I Wirausaha Muda Mandiri, 2009
Fokus menggarap pembibitan bawal dan memiliki sekitar satu ton indukan bawal dengan berat antara 80 kg-100 kg. Dalam seminggu, mampu menjual satu sampai dua juta larva dan sejuta bibit usia dua bulanan. Umumnya, bibit dan larva bawal dibeli oleh para petani pembesaran bawal. Omzet usaha hingga Rp 30 juta/bulan dengan margin 80 juta per bulan.
Pejuang Muda Enterpreunership
119
26/04/2013
Inspiring “Ciputra : Pengusaha Bertangan Baja”
IX. PENUTUP
120
26/04/2013
“Kalau Anda menginginkan perubahan kecil dalam hidup,ubahlahperilaku Anda. Tetapi bila Anda menginginkan perubahan yang besar dan mendasar, ubahlah pola pikir Anda.” (Stephen Covey)
“Hendaklah kami berdagang karena di dalamnya terdapat 90 persen pintu rezeki.'‘ (HR Ahmad bin Hanbal)
''Sesungguhnya, sebaik-sebaik mata pencarian adalah seorang pedagang.'‘ (HR Baihaqy)
“Jikalau sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa kepada Ku, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka kami siksa mereka di sebabkan perbuatanya”(Al-A‟raaf: 96)
121
26/04/2013
ROKHMIN DAHURI FOR MARINE AND FISHERIES
122