PROSEDUR PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT SUMBER USAHA TENGARAN KAB. SEMARANG TUGAS AKHIR
OLEH: KRISTIAN SUTRISNO
20108022
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA 2011
1
TUGAS AKHIR
Disusun dan diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah Pada Program Studi Perbankan Syariah
Disusun oleh: KRISTIAN SUTRISNO
20108022
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA 2011
2
3
4
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO: Dengan cinta hidup menjadi indah. Dengan ilmu hidup menjadi mudah. Dan dengan iman hidup menjadi terarah. PERSEMBAHAN Tugas akhir, ini kupersembahkan kepada: 1.
Kedua Orang Tuaku tercinta, Ibu Haryati dan Bapak Winarno, terimakasih untuk kasih sayang, doa dan pengorbananmu selama ini.
2.
Kakak-kakakku (Denny, Ferry, Donny) terimakasih untuk support dan pengarahanmu.
3.
Almamaterku terindah.
4.
Teman-teman yang telah membantu kesuksesan tugas akhir ini, Sahal Kuncoro, Fahruroji, Resty Yuliana, Didik Kurniawan, Sholeh Pratama dan teman-teman seangkatan seperjuangan DIII Perbankan Syari’ah ‘08.
5.
Semua karyawan BMT “Sumber Usaha” Tengaran.
5
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada Penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Prosedur Pembiayaan Mudharabah di BMT Sumber Usaha Tengaran”. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah. Atas terselesainya penulisan Tugas Akhir ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga.
2.
Drs. Mubasirun, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Syari’ah.
3.
Bapak Abdul Aziz NP, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Diploma III Perbankan Syari’ah.
4.
Bapak Faqih Nabhan, SE, MM selaku dosen pembimbing.
5.
Ibu Rodliyatul Hani’ah, SE, dan seluruh karyawan BMT Sumber Usaha Tengaran, Kab. Semarang.
6.
Keluarga, teman-teman dan pihak-pihak yang mendukung yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca senantiasa Penulis harapkan.
6
Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bukan hanya bagi Penulis tetapi juga bagi para pembaca.
Salatiga, 10 Agustus 2011
Kristian Sutrisno
7
ABSTRAK
BMT merupakan lembaga keuangan syari’ah yang menjadi sumber pembiayaan alternative yang memberikan bantuan pada usaha berskala kecil dan menengah. Pembiayaan di BMT ada beberapa macam, salah satunya adalah pembiayaan mudharabah untuk modal kerja. Mudharabah adalah kerjasama antara pihak BMT dengan pihak pengusaha yang membutuhkan dana untuk usahanya dan keuntungan yang diperoleh dari usaha akan dibagikan sesuai dengan bagi hasil yang telah disepakati. Perkembangan pembiayaan mudharabah dari tahun ke tahun makin tinggi. Itu semua dipengaruhi oleh pemilihan produk pembiayaan, gencarnya promosi di kalangan masyarakat atau lapangan, meningkatkan calon nasabah, dan prosedur jaminan yang mudah. Perhitungan bagi hasil mudharabah dalam pinjaman modal dari pihak Bank mudah dimengerti oleh pihak nasabah. BMT Sumber Usaha dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah hampir 100% menerapkan pembiayaan dengan akad mudharabah. Dalam memberikan pembiayaan mudharabah BMT Sumber Usaha tidak hanya melayani nasabah yang berada di sekitar BMT Sumber Usaha, bahkan nasabah dari luar kecanmatan dan juga dari luar kabupaten banyak yang tercatat sebagai nasabah. Pembiayaan mudharabah di BMT Sumber Usaha Kenbangsari berada di wilayah Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR .............................................. HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ KATA PENGANTAR .................................................................................. ABSTRAK .................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................. DAFTAR TABEL .........................................................................................
i ii iii iv v vii viii x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masaalah .................................................................. B. Rumusan Masalah ............................................................................. C. Tujuan dan Kegunaan ........................................................................ D. Metode dan Manfaat Penelitian ....................................................... E. Sistematika Penulisan ........................................................................
1 6 6 8 9
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka ................................................................................... 10 B. Kerangka Teorotik ............................................................................. 11 BAB III LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum .............................................................................. B. Kegiatan BMT ................................................................................... C. Permodalan BMT .............................................................................. D. Tingkat Perkembangan Pembiayaan BMT .......................................
28 36 38 40
BAB IV ANALISIS A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah BMT ......................................... 42 B. Draf Ketentuan Pembiayaan .............................................................. 46 C. Bagi Hasil di BMT ............................................................................ 51 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 57 B. Saran .................................................................................................. 58 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
9
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perkembangan BMT “Sumber Usaha” 2007-2010 ....................... 41 Tabel 3.2 Daftar Volume Usaha BMT “Sumber Usaha” 2007-2010 ............ 42 Tabel 4.1 Daftar Asuransi Jiwa ..................................................................... 57
10
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunannya tidaklah terlepas dari
peran serta sektor perbankan. Bank pada prinsipnya sebagai lembaga intermediasi, menghimpun dana dari masyarakat yang mengalami surplus dana dan menyalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Sudah bertahun-tahun ekonomi dunia didominasi oleh perbankan dengan sistem bunga. Walaupun masih banyak negara yang mengalami kemakmuran dengan sistem ini, akan tetapi masih banyak yang belum bisa mencapai kemakmuran, bahkan semakin terpuruk dengan sistem bunga. Belajar dari pengalaman selama bertahun-tahun perbankan yang didominasi sistem bunga, justru semakin memperdalam jurang kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang. Selain bank syariah yang akhir-akhir ini banyak bermunculan di Indonesia, banyak pula bermunculan lembaga keuangan swasta sejenis yang berprinsip syariah. Diantaranya adalah Baitul Maal wat Tamwil (BMT). Keberadaan BMT ini merupakan usaha untuk memenuhi keinginan khusus sebagian umat Islam yang menginginkan jasa layanan bank syariah untuk mengelola perekonomiannya. BMT merupakan lembaga keuangan swasta yang modal sepenuhnya bersumber dari msyarakat. Lembaga ini tidak mendapat subsidi sedikitpun dari pemerintah. Jadi keberadaananya setingkat dengan
11
koperasi yang dalam mengoperasikannnya berprinsip syariah. Praktek lembaga keuangann syariah di Indonesia tergolong relatif baru. Pada tahap pertama berdiri bank Islam. Pada tahap berikutnya bermunculan lembaga keuangan bukan bank yang mengadopsi prinsip bagi hasil yaitu BMT. Semisal para pedagang kecil, salah satu bagian dari masyarakat golongan ekonomi lemah perlu mendapatkan bantuan terutama dalam hal tersedianya modal yang cukup untuk berusaha. Untuk itulah peran bank-bank Islam seperti BMT maupun koperasi yang berdasar syariat Islam mengembangkan pemikiran untuk memberikan kredit karena BMT (Baitul Maal waat Tamwil) sebagai salah satu lembaga keuangan Islam dalam operasionalnya juga tidak menggunakan sistem bunga seperti yang lain dilakukan bank konvensional, BMT menerapkan sistem bagi hasil bagi para nasabahnya. Bagi dunia perekonomian dan pedagang kecil masalah keterbatasan modal selalu dirasakan sebagai salah satu kendala utama yang selalu dikeluhkan. Dengan adanya keterbatasan modal sendiri diharapkan adanya akses serta terjangkaunya kredit perbankan dengan jumlah yang relative terjangkau, syarat yang terjangkau, dan prosedur yang mudah dan tepat waktu. Sesuai dengan sifat kebutuhannya para pedagang kecil membutuhkan sumber pembiayaan yang mudah dan cepat serta murah. Mudah dan cepat berarti tanpa persyaratan surat-surat yang menyulitkan, dan cepat diambil bila diperlukan tanpa harus menunggu, serta jumlah dan pelaksanaan yang fleksibel. Produk-produk
BMT
yang
bermacam-macam
disediakan
untuk
masyarakat, misalnya kredit atau pembiayaan yang diberikan kepada sektor
12
pertanian, industri, perdagangan barang dan jasa, koperasi, pedagang kecil dan lainnya. Kredit yang diberikan untuk mengembangkan dan meningkatkan produktivitas usahanya. Produktivitas perlu ditingkatkan karena merupakan faktor terpenting dalam suatu usaha yang dijalankan agar tetap dapat tumbuh dan berkembang, serta menentukan daya saing diera pasar bebas yang akan datang. Mengingat keadaan demografis di Indonesia dimana masih banyak penduduk yang tinggal dipedesaan dan menjadi pedagang kecil, keberadaan BMT terasa sangat penting (Kasmir, 2004:27). Dengan adanya BMT diharapkan dapat membantu para pedagang kecil dalam mengatasi masalah permodalan mereka. Karena modal menjadi salah satu pokok permasalahan dalam semua jenis usaha. Begitu juga dengan para pedagang kecil yang kebanyakan tinggal didesa dan tergolong ekonomi lemah. BMT memang beroperasi dilingkungan para pedagang kecil dan sangat membantu dalam mengatasi permasalahan modal mereka, ditambah lagi setelah pemerintah membuat kebijakan tentang liberalisasi perbankan dengan mengembalikan sistem perbankan kedalam sistem perhitungan ekonomi yang lebih murah. Dengan adanya fenomena tersebut, BMT yang berdasarkan syariat Islam mengembangkan pemikiran untuk memberikan kredit, namun demikian, Baitul Maal wat Tamwil tidak bisa menembus pada lapisan paling bawah. Munculnya banyak lembaga keuangan yang beropersai berdasarkan prinsip syariah termasuk BMT, merupakan fenomena aktual yang menarik untuk dicermati. Paling tidak dapat dianggap sebagi bukti awal diterimanya dengan baik sistem ekonomi
13
berdasarkan syariat islam ditengah tingkat peradaban yang sudah sedemikian maju. Fenomena di atas sekaligus menjadi jawaban atas keraguan sementara pihak terhadap kebenaran ajaran Islam. Oleh karena itu dalam rangka memberdayakan para pedagang kecil dan menengah agar peranannya dalam segala kegiatan ekonomi dapat meningkat, maka perlu tambahan dana sehingga dapat menambah modal usaha. Oleh karena itu BMT direncanakan sebagai gerakan nasional dalam rangka memperdayakan masyarakat lapisan sampai bawah. Antusias masyarakat akan bank syariah sangat besar, terbukti hinga lebih dari 2000 BMT telah berdiri dan tersebar diseluruh Indonesia yang semakin diminati masyarakat dan semakin banyaknya para pemikir ekonomi syariah di Indonesia yang terus memperjuangkan kemajuan lembaga keuangan berdasarkan syariah Islam. Seperti halnya BMT Sumber Usaha di Tengaran yang mengutamakan kesejahteraan umat muslim. BMT Sumber Usaha mempunyai beberapa produk pendanaan dan pembiayaan. Dalam hal ini BMT Sumber Usaha menawarkan produk pembiayaan di antaranya pembiayaan mudharabah, ba’i bitsaman ajil dan qordul hasan. Pembiayaan mudharabah sendiri adalah pembiayaan yang dilakukan untuk membiayai seluruh modal yang diperlukan nasabah. Dan atas keuntungan yang diperoleh nasabah disepakati pembagiannya antara nasabah dengan BMT. Modal yang dimanfaatkan ini dikembalikan sesuai dengan jangka waktu yang disepakati. Hal tersebut juga sudah di jalankan BMT Sumber Usaha
14
Tengaran dalam menawarkan produk pembiayaan mudharabah dengan prosedur pembiayaan yang sesuai prinsip syari’ah. BMT Sumber Usaha mengutamakan produk pembiayaaan mudharabah karena pembiayaan merupakan sumber pendapatan yang besar bagi BMT, maka dari itu diperlukan kemampuan BMT untuk mengelola pembiayaan, karena akan berpengaruh terhadap stabilitas
dan keberhasilan usahanya. Agar pemberian
pembiayaan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan, maka dibuatlah prosedur yang mudah dan tidak berbelit-belit. Sebelum nasabah mengajukan permohonan pembiayaan, nasabah mengetahui prosedur yang telah ditetapkan oleh BMT. Sebelum suatu fasilitas pembiayaan diberikan, maka suatu lembaga keuangan harus merasa yakin bahwa pembiayaan yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian pembiayaan tersebut disalurkan. Penilaian pembiayaan oleh suatu lembaga keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya. Oleh karena itu, sebelum pinjaman diberikan, untuk meyakinkan BMT bahwa nasabah benar-benar dapat dipercaya, maka BMT terlebih dahulu menganalisis pinjaman, analisis tersebut mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usaha, jaminan yang diberikan, serta faktor-faktor lainnya. Tujuan dari analisis ini adalah agar BMT yakin bahwa pinjaman yang diberikan benar-benar aman.
15
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berniat untuk mengambil judul “PROSEDUR PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT SUMBER USAHA TENGARAN”
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan dengan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas,
maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir sebagai berikut: 1.
Bagaimana prosedur pembiayaan mudharabah di BMT Sumber Usaha?
2.
Bagaimana perhitungan bagi hasil untuk produk pembiayaan mudharabah di BMT Sumber Usaha?
C.
Tujuan dan manfaat penelitian Pada dasarnya segala aktivitas yang termasuk dalam penelitian ini tidak
terlepas dari tujuan yang ingin dicapai. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti atau penulis rumuskan, maka penulisan tugas ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui prosedur-prosedur pembiayaan mudharabah yang diterapkan oleh BMT Sumber Usaha Tengaran.
2.
Untuk
mengetahui
perhitungan
margin
produk
pembiayaan
mudharabah di BMT Sumber Usaha Tengaran. Selain tujuan di atas, proposal ini diharapkan akan mempunyai manfaat antara lain:
16
1.
Bagi Penulis Bermanfaat sebagai tambahan ilmu pengetahuan, khususnya prosedur pembiayaan mudharabah di BMT Sumber Usaha Tengaran.
2.
Bagi STAIN Salatiga Sebagai informasi yang dapat digunakan untuk bahan penelitian bagi peneliti yang berminat dalam di bidang yang sama.
3.
Bagi BMT Sumber Usaha Tengaran Dapat menganalisis kelebihan dan kekurangan BMT dalam hal pembiayaan dan juga dapat di gunakan sebagai referensi di BMT Sumber Usaha.
4.
Bagi Pembaca Menambah wawasan dan pengetahuan dalam dunia bisnis perbankan dan masyarakat luas juga dapat mengetahui adanya suatu lembaga keuangan yang bisa melayani masyarakat pedagang kecil khususnya dengan sistem syari’ah Islam serta sebagai acuan untuk keperluan penelitian yang sejenis.
D.
Metode Penelitian
1.
Penelitian Tipe penelitian/penulisan dalam tugas akhir ini adalah deskriptif, yaitu penulisan yang menyajikan analisis mengenai suatu objek yang menggambarkan secara sisitematik dan akurat mengenai bidang tertentu.
2.
Jenis pola yang dibutuhkan
17
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder : a.
Data Primer Data primer yang dimaksud yaitu data yang diperoleh dari observasi, penulis memperoleh data dengan pengamatan secara langsung dari sumber penelitian yang diamati.
b.
Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen, buku-buku dan arsip-arsip yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti.
3.
Teknik Pengumpulan Data
a.
Observasi Langsung Observasi langsung ini dimaksudkan guna memberikan gambaran yang utuh tentang keadaan BMT Sumber Usaha Tengaran.
b.
Wawancara Wawancara adalah suatu percakapan, tanya jawab antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik diarahkan pada suatu masalah tertentu.
E.
Sisitematika Penulisan BAB I
: Pendahuluan Bab ini terdiri dari :
18
Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penulisan tugas akhir, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II
: Landasan Teori Dalam bab ini terdiri dari tela’ah pustaka dan kerangka teoritik.
BAB III
: Laporan Objek Dalam bab ini penulis menggambarkan secara umum tentang
Objek penelitian antara lain : gambaran umum
BMT Sumber Usaha, kegiatan BMT Sumber Usaha, permodalan
BMT
Sumber
Usaha
dan
tingkat
perkembangan pembiayaan BMT Sumber Usaha. BAB IV
: Analisa Dalam bab analisis ini terdiri dari : prosedur pembiayaan mudharabah
BMT
Sumber
Usaha,
draf
ketentuan
pembiayaan dan bagi hasil di BMT Sumber Usaha. BAB V
: Penutup Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.
19
BAB II LANDASAN TEORI A.
Telaah Pustaka Di dalam penelitian Setyanto yang berjudul “Strategi Penyelesaian
Pembiayaan Bermasalah di BMT Sumber Mulia Tuntang”,
pemberian
pembiayaan memerlukan informasi yang berhubungan dengan data keluarga, informasi data usaha dan informasi yang berhubungan dengan data keuangan keluarga. Dengan adanya data keluarga maka BMT bisa mengetahui status dari nasabah, dari data usaha bisa di lihat perkembangan usahanya, apakah usaha yang dijalankan kedepannya mempunyai prospek baik di masa mendatang, sedangkan dari data keuangan keluarga dapat di lihat kondisi keuangan keluarga tersebut, sehingga BMT akan lebih merasa aman untuk memberikan pembiayaan (Setyanto, 2008:12). Menurut Kurniawati dalam tugas akhirnya yang berjudul “Pembiayaan Mudharabah dan Aplikasinya di BMI Cabang Pembantu Magelang”, sistem penilaian terhadap calon nasabah pembiayaan mudharabah dilakukan dengan pengumpulan data yang dikenal dengan prinsip 5c yaitu: Character, Capital, Capacity, Condition dan Collateral. Character, artinya sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman. Capital, artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam. Capacity, yaitu kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan mengembalika pinjaman yang diambil. Condition, yaitu keadaan usaha atau nasabah yang prospek atau tidak (Kurniawati, 2008:17).
20
Di dalam penelitian Astuti yang berjudul “Pembiayaan Mudharabah Pada BMT Al-Muaawanah Bringin Kab. Semarang”, persyaratan yang harus dipenuhi nasabah dalam mengajukan pembiayaan adalah: fotocopy identitas diri (KTP, SIM, KK, dan Surat Nikah), surat pengantar dari kelurahan, fotocopy agunan BPKB dan STNK yang masih berlaku serta sertifikat tanah, rekening pembayaran listrik, telepon dan air, surat kesanggupan potong gaji dan slip gaji untuk pegawai negeri dan pegawai swasta serta mengisi formulir permohonan pembiayaan. Dengan persyaratan tersebut apakah nantinya nasabah berhak mendapatkan pembiayaan atau tidak setelah di data keseluruhan (Astuti, 2009:15).
B.
Kerangka Teoritik
1.
Pengertian Pembiayaan Menurut UU No 7 tahun 1992, yang dimaksud pembiayaan adalah:
“Penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil”. Sedangkan menurut PP No 9 tahun 1995, tentang pelaksanaan simpan pinjam oleh koperasi, pengertian pinjaman adalah: “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan disertai pembayaran sejumlah imbalan”.
21
Sebagai upaya memperoleh pendapatan yang semaksimal mungkin, aktivitas pembiayaan BMT, juga menganut azas Syari’ah, yakni dapat berupa bagi hasil, keuntungan maupun jasa manajemen. Upaya ini harus dikendalikan sedemikian rupa sehingga kebutuhan likuiditas dapat terjamin dan tidak banyak dana yang menganggur. Supaya dapat memaksimalkan pengelolaan dana, maka managemen BMT harus memperhatikan tiga aspek penting dalam pembiayaan yakni: aman, lancar, dan menguntungkan. a.
Aman Aman dalam hal ini adalah keyakinan bahwa dana yang telah dilempar dapat ditarik kembali sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Untuk menciptakan kondisi tersebut, sebelum dilakukan pencairan pembiayaan, BMT terlebih dahulu harus melakukan survey usaha untuk memastikan bahwa usaha yang dibiayai layak. Dilarang memberikan pembiayaan hanya faktor kasihan. BMT harus betul-betul jeli dalam melihat usaha yang diajukan.
b.
Lancar Lancar yaitu keyakinan bahwa dana BMT dapat berputar dengan lancar dan cepat. Semakin cepat dan lancar perputaran dananya, maka pengembangan BMT akan semakin baik. Untuk itu BMT harus membidik segmen pasar yang putarannya harian atau mingguan harus berimbang dan akan lebih baik jika hariannya lebih banyak.
c.
Menguntungkan
22
Menguntungkan dalam hal ini adalah perhitungan dan proyeksi yang tepat, untuk memastikan bahwa dana yang dilempar akan menghasilkan pendapatan. Semakin tepat dalam memproyeksi usaha, kemungkinan besar gagal dapat diminimalisasi. Kepastian pendapaatan ini memiliki pengaruh yang besar bagi kelangsungan BMT. Karena para deposan akan secara langsung merasakan dampaknya. Semakin besar pendapatan BMT, akan semakin besar pula bagi hasil yang akan diterima oleh anggota penabung dan sebaliknya. Besar-kecilnya bagi hasil tentu saja akan sangat dipengaruhi oleh bagi hasil BMT yang diterima dari nasabah peminjam. Oleh karena hubungan timbal balik ini harus dipelihara supaya tidak saling merugikan (Ridwan, 2004:163).
2.
Macam-macam Pembiayaan Menurut (Sudarso, 2003:47) macam-macam pembiayaan dapat di bagi
menjadi 4 bagian, yaitu sebagai berikut: a.
Berdasarkan Prinsip Jual Beli
1)
Bai’ al-Murabahah Ba’i al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan nasabah. Dalam murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu. Pada perjanjian
murabahah,
bank membiayai
pembelian barang yang
dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang itu dari pemasok,
23
dan kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang ditambah keuntungan atau di-mark-up. Dengan kata lain, penjualan barang kepada nasabah dilakukan atas dasar cost-plus profit. 2)
Bai’ as-Salam Ba’i as-salam adalah akad pesanan barang yang disebutkan sifat-sifatnya, yang dalam pengertian itu pemesan barang menyerahkan uang seharga barang pesanan yang barang pesanan tersebut menjadi tanggungan penerima pesanan, dan akad tersebut mempergunakan salah satu dari dua lafal.
3)
Bai’ al-Istishna Ba’i al-istishna adalah merupakan suatu jenis khusus dari bai’ as-salam. Biasanya jenis ini digunakan dalam bidang manufaktur. Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam istishna pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran.
b.
Berdasarkan Prinsip Sewa Al Ijarah berasal dari kata aljru yang berarti al ‘iwadhu (ganti). Ijarah
adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam konteks perbankan syari’ah ijarah adalah lease contract dimana suatu bank atau lembaga keuangan menyewakan peralatan kepada salah satu nasabahnya berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditentukan secara pasti sebelumnya. c.
Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil
1)
Musyarakah
24
Musyarakah adalah kerjasama antara kedua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Musyarakah ada dua jenis, yaitu musyarakah pemilikan dan musyarakah akad (kontak). Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan wasiat atau kondisi lainnya yang berakibat pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih. Sedangkan musyarakah akad tercipta dengan kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah dan berbagi keuntungan dan kerugian. 2)
Mudharabah Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.
d.
Prinsip-prinsip Pembiayaan Mudharabah Prinsip pembiayaan didasarkan pada rumusan 5C (Muhammad, 2002:261)
yaitu: 1)
Character, artinya sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman.
2)
Capacity, artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan mengembalikan pinjaman yang diambil.
3)
Capital, artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam.
4)
Colateral, artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada bank.
5)
Condition, artinya keadaan usaha atau nasabah yang prospek atau tidak.
25
Prinsip 5C tersebut biasanya ditambahkan dengan 1C, yaitu constrainty, artinya hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu proses usaha.
3.
Prosedur Pembiayaan Mudharabah
a.
Pengertian Prosedur Berdasarkan kamus prosedur internasional diartikan sebagai cara kerja
atau jalan perkara (Raliby, 1982:422), Sedangkan dalam buku lain dijelaskan bahwa pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan atau pekerjaan. Biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang (Mulyadi, 2001:5). Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan tatacara dalam melakukan transaksi secara berurutan dari awal hingga akhir berrdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku. b.
Pembiayaan Mudharabah Pada umumnya kata mudharabah berasal dari kata dharb, yang berarti
memukul atau berjalan. Pengertian dari memukul atau berjalan diatas yang maksudnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usahanya. Sedangkan pengertian mudharabah yang secara teknis adalah suatu akad kerja sama untuk suatu usaha antara dua belah pihak dimana pihak yang pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modalnya dan sedangkan pihal yang lain menjadi pengelolanya. Keuntungan dari usahanya tersebut secara mudharabah
26
akan dibagi hasilnya menurut kesepakatan yang telah disepakati pada perjanjian awal, dan apabila usaha tersebut mengalami kerugian maka kerugian tersebut akan ditanggung oleh pihak pemodal selama kerugian tersebut bukan disebabkan kelalaian pengelola modal. Dan jika kerugian tersebut disebabkan karena kecurangan atau kelalaian pengelola modal, maka pengelola modal yang harus bertanggung jawab atas kerugian yang telah dialaminya. Pengertian mudharabah secara definisi adalah suatu bentuk perniagaan di mana pemilik modal (shahibul maal) menyetorkan modalnya kepada seorang pengusaha yang sering disebut dengan (mudharib), untuk diniagakan dengan keuntungan yang akan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan dari kedua belah pihak sedangkan terdapat kerugian akan ditanggung oleh pemilik modal jika disebabkan olehnya, dan jika disebabkan oleh pengelola modal maka pengelola modal yang harus menanggung kerugian tersebut. Pembiayaan mudharabah (Nabhan, 2008:53) di bagi menjadi 2, yaitu: 1)
Mudharabah Pembiayaan dengan akad mudharabah adalah akad kerja-sama usaha antara bank sebagai pemilik dana (shahibul maal) dengan nasabah sebagai pengusaha atau pengelola dana (mudharib), untuk melakukan kegiatan dengan nisbah pembagian hasil (keuntungan atau kerugian) menurut kesepakatan di muka. Bank dapat bertindak sebagai pemilik dana maupun pengelola dana.
Apabila bank bertindak sebagai pemilik dana, maka dana yang disalurkan disebut
27
pembiayaan mudharabah. Apabila bank sebagai pengelola dana, maka dana yang diterima dapat dibedakan menjadi dua hal: a.
Mudharabah mutlaqah (investasi tidak terikat), yaitu kontrak kerja sama mudharabah yang memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. Pelaporannya disajikan dalam neraca sebagai investasi terikat.
b.
Mudharabah muqayyadah (investasi terikat) yaitu kontrak kerjasama mudharabah yang memberikan batasan kepada pengelola dana dalam mengelola investasi. Pelaporan atas mudharabah muqayyadah disajikan tersendiri dalam pelaporan perubahan investasi terikat sebagai investasi terikat dari nasabah. Pembiayaan mudharabah (Ridwan, 2004:170) dapat dijalankan jika
anggota atau nasabah dapat membuat laporan keuangan usaha. Laporan ini sebaiknya secara tertulis dan disertai bukti-bukti transaksi yang memadai. Meskipun laporan dengan tanpa tulisan (pengakuan) dapat dipakai sebagai dasar, namun sangat sulit dilakukan pengujian kebenarannya. Oleh karenanya, BMT dapat melakukan pendampingan administrasi usaha, sehingga anggota patner mudharabah dapat melaporkan hasil usahanya secara benar. 2)
Manfaat Mudharabah Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil (Antonio, 2001:98) pada saat
keuntungan usaha nasabah meningkat. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami
28
negative spread. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah. Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha yang benar-benar halal, aman dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah ini akan berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerimaan pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi. 3)
Resiko Mudharabah Resiko yang terdapat dalam mudharabah terutama dalam penerapannya
dalam pembiayaan, relatif tinggi diantaranya: a)
Nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak.
b)
Lalai dan kesalahan disengaja.
c)
Penyembunyian keuntungan oleh nasabahnya tidak jujur.
4.
Pengertian Bagi Hasil Bagi hasil adalah kerja sama antara pihak yang mempunyai modal
(shohibul maal) dengan pihak yang akan menjalankan modal (mudharib), kerja sama dalam perekonomian harus di lakukan dalam semua kegiatan ekonomi, yaitu produksi, distribusi barang maupun jasa. Sistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut
29
diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan syari’ah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kapada masyarakat, dan di dalam aturan syari’ah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan (An-Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan. a.
Prinsip Bagi Hasil
1)
Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad dan berpedoman pada kemungkinan untung atau rugi.
2)
Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntunngan yang diperoleh.
3)
Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.
4)
Tidak ada yang merugikan keuntungan bagi hasil.
5)
Bagi hasil tergantung pada ketentuan proyek yang di jalankan jika proyek tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan di tanggung bersama untuk kedua pihak.
b.
Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam perbankan
syari’ah terdiri dari dua sistem, yaitu: 1)
Profit Sharing
30
Profit sharing menurut etimologi Indonesia adalah bagi keuntungan. Dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Di dalam istilah lain profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Pada perbankan syariah istilah yang sering dipakai adalah profit and loss sharing, di mana hal ini dapat diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi dari pendapatan yang diterima atas hasil usaha yang telah dilakukan. Sistem profit and loss sharing dalam pelaksanaannya merupakan bentuk dari perjanjian kerjasama antara pemodal (investor) dan pengelola modal (enterpreneur) dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi, dimana di antara keduanya akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha tersebut jika mendapat keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai nisbah kesepakatan di awal perjanjian, dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan ditanggung bersama sesuai porsi masing-masing. Kerugian bagi pemodal tidak mendapatkan kembali modal investasinya secara utuh ataupun keseluruhan, dan bagi pengelola modal tidak mendapatkan upah atau hasil dari jerih payahnya atas kerja yang telah dilakukannya. Keuntungan yang dibagihasilkan harus dibagi secara proporsional antara shohibul mal dengan mudharib. Dengan demikian, semua pengeluaran rutin yang berkaitan dengan bisnis mudharabah, bukan untuk kepentingan mudharib dapat dimasukkan kedalam biaya operasional. Keuntungan bersih harus dibagi antara shahibul mal dan mudharib sesuai dengan proporsi yang disepakati sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal. Tidak ada pembagian laba
31
sampai semua kerugian telah ditutup dan ekuiti shahibul mal telah dibayar kembali. Jika ada pembagian keuntungan sebelum habis masa perjanjianakan dianggap sebagai pembagian keuntungan dimuka (Muhamad, 2002:101). 2)
Revenue Sharing Revenue Sharing berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue yang berarti; hasil, penghasilan, pendapatan. Sharing adalah bentuk kata kerja dari share yang berarti bagi atau bagian. Revenue sharing berarti pembagian hasil, penghasilan atau pendapatan. Revenue (pendapatan) dalam kamus ekonomi adalah hasil uang yang diterima oleh suatu perusahaan dari penjualan barang-barang (goods) dan jasa-jasa (services) yang dihasilkannya dari pendapatan penjualan (sales revenue). Dalam arti lain revenue merupakan besaran yang mengacu pada perkalian
antara jumlah out put yang dihasilkan dari kagiatan produksi dikalikan dengan harga barang atau jasa dari suatu produksi tersebut. Di dalam revenue terdapat unsur-unsur yang terdiri dari total biaya (total cost) dan laba (profit). Laba bersih (net profit) merupakan laba kotor (gross profit) dikurangi biaya distribusi penjualan, administrasi dan keuangan. Berdasarkan devinisi di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa arti revenue pada prinsip ekonomi dapat diartikan sebagai total penerimaan dari hasil usaha dalam kegiatan produksi, yang merupakan jumlah dari total pengeluaran atas barang ataupun jasa dikalikan dengan harga barang tersebut. Unsur yang terdapat di dalam revenue meliputi total harga pokok penjualan ditambah dengan total
32
selisih dari hasil pendapatan penjualan tersebut. Tentunya di dalamnya meliputi modal (capital) ditambah dengan keuntungannya (profit). Berbeda dengan revenue di dalam arti perbankan yang dimaksud dengan revenue bagi bank adalah jumlah dari penghasilan bunga bank yang diterima dari penyaluran dananya atau jasa atas pinjaman maupun titipan yang diberikan oleh bank. Revenue pada perbankan Syari'ah adalah hasil yang diterima oleh bank dari penyaluran dana (investasi) ke dalam bentuk aktiva produktif, yaitu penempatan dana bank pada pihak lain. Hal ini merupakan selisih atau angka lebih dari aktiva produktif dengan hasil penerimaan bank. Perbankan Syari'ah memperkenalkan sistem pada masyarakat dengan istilah revenue sharing, yaitu sistem bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan dana. Lebih jelasnya revenue sharing dalam arti perbankan adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada total seluruh pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Sistem revenue sharing berlaku pada pendapatan bank yang akan dibagikan dihitung berdasarkan pendapatan kotor (gross sales), yang digunakan dalam menghitung bagi hasil untuk produk pendanaan bank. c.
Faktor yang mempengaruhi Bagi Hasil
1)
Faktor Langsung
33
Diantara faktor-faktor langsung (direct factor) yang mempengaruhi perhitungan bagi hasil adalah investment rate, jumlah dana yang tersedia dan nisbah bagi hasil (profit sharing ratio). a)
Investment rate merupakan persentase aktual dana yang diinvestasikan dari total dana. Jika bank menetukan investment rate sebesar 80 persen, hal ini berarti 20 persen dari total dana dialokasikan untuk memenuhi likuiditas.
b)
Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk diinvestasikan. Dana tersebut dapat dihitung dengan menggunakan salah satu metode diantaranya, rata-rata saldo minimum bulanan dan rata-rata saldo harian. Investment rate dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan aka menghasilkan jumlah dana aktual yang digunakan.
c)
Nisbah (profit sharing ratio)
1)
Salah satu cirri mudharabah adalah nisbah yang harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian.
2)
Nisbah antara satu bank dengan bank lainnya dapat berbeda.
3)
Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu dalam satu bank, misalnya deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.
4)
Nisbah juga dapat berbeda antara satu akun dan akun lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya.
34
2)
Faktor Tidak Langsung
a)
Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah. Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya (profit and sharing). Pendapatan yang dibagihasilkan merupakan pendapatan yang diterima dikurangi biaya-biaya. Jika semua biaya ditanggung bank, hal ini disebut revenue sharing.
b)
Kebijakan akunting Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya aktivitas yang diterapkan, terutama sehubungan dengan pengakuan pendapatan dan biaya (Antonio, 2001:139).
35
BAB III LAPORAN OBJEK A.
Gambaran Umum
1.
Sejarah BMT Sumber Usaha. Pendirian BMT Sumber Usaha di latar belakangi karena banyaknya
pengusaha dan pedagang mikro disekitar Desa Karang Duren yang mengalami kesulitan mendapat akses permodalan. Meskipun sebenarnya mereka mempunyai potensi untuk berkembang. Golongan tersebut didominasi oleh kelompok ekonomi lemah dan dengan pendidikan yang terbatas. Langkah pintas biasanya diambil oleh beberapa diantara mereka dengan meminjam modal pada rentenir dengan bunga yang terkadang melampaui pendapatan dari mereka. Di antara akses yang dapat mereka peroleh adalah lembaga perbankan, namun biasanya mereka justru terkendala oleh sistem dan prosedur bank yang baku dan dengan proses yang lama. Dan juga perbankan yang lebih mengutamakan pengusaha tingkat menengah ke atas. Faktor inilah yang disiasati oleh pendiri BMT, dengan diilhami dari ayat Al Quran surat Al. Hasyr ayat 7 :
“Supaya harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya diantara kamu”. Diharapkan dengan adanya BMT Sumber Usaha masyarakat sekitar desa Karang Duren antara yang surplus dana dengan yang membutuhkan dana akan terhubung. Sehingga secara tidak langsung kedua pihak tersebut dengan perantara
36
BMT Sumber Usaha dapat tercipta suatu hubungan yang positif. Pembangunan ekonomi berjalan dengan memberdayakan masyarakat, khususnya golongan ekonomi mikro. Disamping itu tujuan BMT terlaksana yaitu memperoleh keuntungan dunia yang bersifat materi dan persaudaraan juga keuntungan yang akan dipetik di akhirat dengan terhindarkan dari harta riba. BMT Sumber Usaha untuk pertama kali didirikan pada tanggal 18 Mei 2001. Diantara yang berperan dalam pendirian BMT Sumber Usaha adalah tokohtokoh masyarakat dan ulama desa Karang Duren. Diantara tokoh-tokoh yang memprakarsai berdirinya BMT adalah Bp. Dhofari S.Pd., Bp. Drs. H. Sholiminudin, Bp. H.A. Djuremi dan para ulama yang ada di desa Karang Duren, Kec. Tengaran seperti KH. Fatcul Mu’in. Lembaga keuangan ini mendapat perizinan menjadi salah satu Unit Otonomi Simpan Pinjam dari Koperasi dan Pembinaan Menengah dengan Badan Hukum Koperasi nomor 236/BH/KDK.II.I/188.4/VII/2001 pada tanggal 4 Juli 2001. Lokasi pertama lembaga ini beroperasi adalah Pasar Lama Kembangsari yang saat ini telah menjadi markas TNI. Kemudian di tahun 2005 telah menempati gedung baru di Kompleks Kios Pasar Kembangsari Baru dengan ruangan yang representatif dan lokasi yang strategis. 2.
Visi dan Misi Visi BMT Sumber Usaha sebagai suatu badan usaha atau lembaga yang
memiliki kegiatan yang berlandaskan syariah Islam dalam upaya meningkatkan dan atau mewujudkan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi umat secara umum dan masyarakat di sekitar BMT Sumber Usaha.
37
Visi ini mewujud ke misi yang tertuang sebagai berikut : a.
Ikut serta dalam meningkatkan atau memajukan kualitas kehidupan sosial ekonomi umat.
b.
Memberikan keuntungan yang wajar bagi pihak – pihak yang memiliki akses langsung maupun tidak langsung pada BMT Sumber Usaha.
c.
Mengusahakan pertumbuhan BMT Sumber Usaha seoptimal mungkin.
d.
Memberikan kontribusi positif bagi umat Islam.
e.
Memberikan kondisi yang nyaman untuk bekerja.
Perkembangan Usaha Dari waktu ke waktu BMT Sumber Usaha menujukkan perkembangan yang pesat. Modal awal Rp 29.000.000,00,- ( Dua Puluh Sembilan Juta Rupiah ) dan hingga Desember tahun 2006 sudah mencapai modal Rp.181.807.000,00,(Seratus Delapan Puluh Satu Juta Delapan Ratus Tujuh Ribu Rupiah), dengan asset Rp 4,8 milyard. Sedangkan sumber daya insani dari 3 orang menjadi 8 orang. Kepercayaan masyarakat meningkat dengan dapat dihimpunnya dana dari anggota sebesar Rp 3,1 milyard dengan jumlah anggota 2800 orang dan jangkauan operasional di sekitar pasar Kembangsari, desa Karangduren, wilayah kecamatan Tengaran dan Salatiga. Ini menunjukkan bahwa BMT Sumber Usaha Tengaran semakin dipercaya masyarakat di sekitar BMT Sumber Usaha Tengaran. 3.
Struktur Organisasi Adapun Struktur Organisasi di BMT Sumber Usaha Tengaran periode
2009-2011 adalah sebagai berikut:
38
STRUKTUR ORGANISASI BMT “SUMBER USAHA” TENGARAN PERIODE 2009 – 2011
Keterangan: a.
Pengurus :
1)
Ketua
: Wignyo Gutomo,SH
2)
Sekretaris
: Waluya, S.Pd
3)
Bendahara
: Dhofari, S.Pd.,MM
b.
Pengelola :
1)
Manager
: Rodliyatul Hani’ah, SE
2)
Accounting
: Luthfi Al Jauhari. S.Ag.
3)
Teller
: Yulianingsih,SE
4)
Bag. Pemby.
: Totok Pramono, SE
5)
Bag. Pemby.
: Nur Kholiq
39
6)
Pemasaran
: Alip Wiyono, SE
7)
Pemasaran
: Anida Fitri Nur Susanti
8)
Office Boy
: Saliq, S.Ag.
c.
Badan Pemeriksa :
1)
Ketua
: Agus Joko Susilo, SE
2)
Anggota
: Rinif Budi Prasetyo, SH : Joko Purwadi, S.Pd.
d.
Dewan Penasehat :
1)
Drs.H. Soliminudin,MM
2)
H. M. Zuhri Berdasarkan data-data yang ada di BMT Sumber Usaha Tengaran, tugas-
tugas dari pengelola yaitu: 1.
Manajer
a.
Mengoptimalkan sumber daya yang ada di BMT Sumber Usaha Tengaran guna mencapai BMT yang profesional (sehat dan efisien).
b.
Menyusun anggaran.
c.
Menyusun strategi dan rencana kerja untuk mencapai anggaran.
d.
Mengkoordinasikan
aktifitas
penghimpuna
dana
dan
pembiayaan dengan aman dan lancar. e.
Memastikan laporan keuangan tepat waktu dan benar.
f.
Sistem dan prosedur operasional dilaksanakan sesuai ketentuan.
g.
Meningkatkan, memelihara dan mengamankan harta BMT.
h.
Menindaklanjuti hasil evaluasi/pemeriksaan Dewan Syari’ah.
40
penyaluran
2.
Dewan Pengawas dan Dewan Pengurus.
a.
Mereview
aplikasi
pembiayaan
sebelum
menyetujui
dan
merekomendasikan. b.
Melakukan penilaian secara menyeluruh untuk mengatur kelayakan usaha calon direktur.
c.
Merekomendasikan/mengusulkan penyelesaian pinjaman bermasalah
d.
Meningkatkan ketrampilan dan profesionalisme SDM.
3.
Tanggung jawab manager: Terkoordinasinya semua aktifitas BMT baik dibidang operasi, investasi,
pembiayaan, pemasaran, dan SDM dengan sebaik-baiknya. a.
Tercapainya citra yang baik dan hubungan yang harmonis dengan lingkungan masyarakat sekitar BMT Sumber Usaha Kembangsari.
b.
Pencapaian target sesuai anggaran yang telah ditetapkan.
4.
Accounting
a.
Mengelola administrasi pembukuan dan laporan kegiatan.
b.
Melaksanakan pembukuan atas transaksi yang dilaksanakan setiap hari.
c.
Membuat laporan neraca dan rugi/laba harian dan bulanan.
d.
Memproses, mengelola pembukuan transaksi bank.
e.
Melaksanakan buku yang menjadi tanggung jawab pembukuan.
f.
Membuat laporan bulanan setiap periode.
5.
Bagian pembiayaan
a.
Melayani
pembukuan
sampai
pembebanan bagi hasilnya.
41
dengan
pencairan
deposito
serta
b.
Melayani pembukuan sampai dengan penutupan rekening tabungan.
c.
Memberikan informasi kepada nasabah mengenai bagi hasil tabungan dan deposito yang berlaku.
d.
Memeriksa kelengkapan akad pembiayaan.
e.
Memonitor proses penandatanganan akad pembiayaan.
f.
Merencanakan pengembangan SDM.
g.
Mensupervisi peraturan kekaryawanan.
h.
Mengontrol penggunaan blangko deposito (nomor deposito).
i.
Melaksanakan proses pembukuan dan pencairan deposito.
j.
Membuat register mutasi deposito/tabungan.
k.
Membuat cadangan bagi hasil deposito.
l.
Mencetak posisi tabungan ke buku tabungan nasabah.
m.
Pembukuan dan pencairan deposito.
n.
Bertanggung jawab terhadap kerahasiaan data nasabah.
o.
Melakukan survey lapangan.
p.
Meneliti kartu angsuran pembiayaan.
6.
Teller
a.
Melayani transaksi harian secara tunai di counter.
b.
Mengelola kas dan uang tunai.
c.
Memberi informasi dan penjelasan.
d.
Memeriksa ulang transaksi nasabah.
e.
Mengakses mutasi harian ke komputer sesuai dengan pengolahan datanya.
f.
Mencocokan transaksi harian dengan nominal uangnya.
42
7.
Pemasaran
a.
Melaksanakan wawancara dengan calon debitur.
b.
Mengadakan pemeriksaan ke lokasi usaha.
c.
Mengadakan pemeriksaan dan penilaian jaminan pembiayaan.
d.
Membuat laporan analisa pembiayaan.
8.
Dewan Pengawas
a.
Mengawasi seluruh kegiatan BMT dalam aspek syari’ah.
b.
Memberikan persetujuan pemberian pembiayaan besar.
9.
Dewan Penasehat Memberikan nasehat kepada manager untuk menjalankan kegiatan
operasional sesuai dengan syariat Islam. B.
Kegiatan BMT Sumber Usaha Tidak berbeda dengan lembaga keuangan lain, BMT Sumber Usaha
mempunyai suatu kegiatan usaha yaitu mengelola perputaran uang khususnya untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat dan pada umumnya ikut serta membangun tatanan ekonomi nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Jenis pelayanan yang diselenggarakan berbentuk usaha simpan pinjam. Adapun produk-produk yang dikelola antara lain:
43
1.
Simpanan (Funding)
a.
Sirela Sirela adalah simpanan suka rela lancar yang setoran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kerja. Bagi hasil keuntungan dihitung berdasarkan saldo rata-rata harian dan diberikan setiap akhir bulan langsung menambah saldo sirela. Syarat–syarat: -
Pembukaan rekening atas nama perorangan/lembaga
-
Setoran pertama Rp 10.000,-
-
Setoran selanjutnya minimal sebesar Rp 2.000,-
-
Penarikan dapat dilakukan setiap jam kerja.
Keuntungan: -
Bagi hasil keuntungan dihitung atas saldo rata-rata harian dengan kadar keutungan sebesar 30 : 70
Rumus yang digunakan dalam menghitung bagi hasil Total
Rata2 Tabungan
X Pendapatan Kotor PYD
A
X 30%
Total Rata2 Aset Keterangan: 30
adalah nisbah untuk nasabah
70 % adalah nisbah untuk BMT PYD: Pembiayaan Yang Diberikan
44
b.
Sisuka Sisuka adalah simpanan Suka Rela Berjangka atas dasar akad wadiah yadlomanah yang dikelola dengan sistem syariah Islam. Jangka waktu jatuh tempo 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Syarat–syarat: -
Pembukaan rekening atas nama perorang/lembaga.
-
Pembukaan Rekening dengan setoran minimal Rp 1.000.000,-.
2.
Pembiayaan (Lending)
a.
Mudharabah (MDA) Mudharabah adalah pembiayaan yang dilakukan untuk membiayai seluruh modal yang diperlukan nasabah. Dan atas keuntungan yang diperoleh nasabah disepakati pembagiannya atara nasabah dengan BMT. Modal yang dimanfaatkan ini dikembalikan sesuai dengan jangka waktu yang disepakati.
b.
Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) Ba’i bitsaman ajil adalah pembiayaan yang diberikan untuk pembelian suatu barang yang diperlukan nasabah dan nasabah akan membayar harga barang tersebut secara mengangsur ditambah jumlah keuntungan (mark up) yang diberikan kepada BMT.
c.
Qardhul Hasan Qardhul hasan adalah pinjaman kebijakan untuk usaha yang produktif bagi yang berhak. Dalam akad ini peminjam hanya berkewajiban
45
mengembalikan pinjaman sebesar pokok pinjaman tanpa tambahan apapun. C.
Permodalan Modal BMT Sumber Usaha Tengaran berasal dari sisa hasil usaha,
simpanan anggota, pinjaman pemerintah dan simpanan dari masyarakat selain anggota. a.
Sisa Hasil Usaha (SHU) Sisa hasil usaha merupakan keuntungan yang diperoleh selama melakukan operasional. Perhitungannya dilakukan setiap satu tahun sekali. Setelah SHU dibagikan kepada anggota sesuai dengan porsi pembagian berdasarkan aturan yang ada, maka kelebihannya dijadikan modal oleh BMT.
b.
Simpanan Pokok Simpanan pokok dalam BMT Sumber Usaha dihitung dalam lembaran usaha. Setiap saham senilai Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah).
c.
Simpanan Wajib Simpanan wajib dikenakan bagi setiap anggota, besarnya yaitu Rp 10.000,- per bulan. Namun dalam prakteknya simpanan wajib ini dibayarkan sekali dalam setahun.
46
d.
Pinjaman Pemerintah Pada tahun 2003 BMT Sumber Usaha Tengaran mendapatkan pinjaman sebesar Rp 250.000.000,- dari pemerintah. Pinjaman ini diberikan dengan periode pengembalian selama 3 tahun.
e.
Modal Penyertaan Dana ini diperoleh dari masyarakat diluar anggota. Mereka menitipkan sejumlah uang untuk dikelola guna mendapatkan pembagian dari SHU yang ada di BMT Sumber Usaha.
D.
Tingkat Perkembangan Pembiayaan BMT Sumber Usaha Tengaran
Berikut ini tabel perkembangan pembiayaan BMT Sumber Usaha: Tabel 3.1
Tahun- tahun Operasional BMT Sumber Usaha No
Keterangan
1
Asset
2
Kas
3
Penempatan pada bank
4
Penempatan pada Koperasi
2007
2008
2009
2010
7.586.232.311
10.413.458.003
11.893.558.815
15.003.414.959
466.082.425
396.558.425
427.789.800
539.720.700
1.638.512.986
3.880.885.376
3.105.255.098
3.752.317.511
980
1.012
1.170
1.406
5.345.647.
6.105.487.100
8.378.018.656
11.112.138.475
118.389.500
93.824.600
89.518.111
61.983.973
Pembiayaan yang 5
diberikan Jumlah anggota Pembiayaan Harta tetap, inv dan
6
persediaan
7
Biaya dibayar dimuka
47
8
Dana pihak III/Simpanan Jumlah Anggota
3.505
3.669
3.807
4.054
Dana pihak III/Simpanan
5.763.776.613
8.935.400.006
10.126.863.664
12.995.518.485
Dana Pinjaman
1.132.000.000
610.277.778
437.500.000
470.000.000
9
Modal Dasar
199.127.000
502.114..500
583.887.500
120.667.000
10
Cadangan
183.838.091
131.338.091
178.203.617
1.261.521.000
11
Pendapatan
1.334.901.698
1.608.641.150
2.364.805.323
3.054.676.726
12
Beban biaya
1.152.122.813
1.374.313.522
1.914.648.290
2.808.966.254
13
Laba rugi tahun berjalan
182.778.885
234.327.628
450.157.033
245.710.472
Data perkembangan BMT Sumber Usaha tahun 2007 – 2010 Sumber: BMT Sumber Usaha Dari tabel di atas dapat diketahui laju perkembangan BMT Sumber Usaha yang meliputi beberapa aspek dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup baik. Tabel 3.2 Daftar volume usaha BMT Sumber Usaha tahun 2007 – 2010 No
Bulan
Realisasi 2007
Realisasi 2008
Realisasi 2009
Realisasi 2010
1
Januari
438.800.000
702.750.000
998.475.000
1.143.707.017
2
Februari
315.500.000
902.000.000
1.452.583.500
1.268.062.685
3
Maret
931.500.000
409.000.000
1.739.835.000
1.952.695.950
4
April
633.200.000
596.100.000
870.095.400
1.003.529.500
5
Mei
590.900.000
575.700.000
852.030.000
1.292.864.850
6
Juni
539.200.000
512.546.000
1.030.805.000
1.104.227.300
7
Juli
664.250.000
566.075.000
999.962.000
1.508.954.800
48
8
Agustus
1.024.500.000
644.400.000
854.502.500
1.612.893.875
9
September
831.450.000
878.900.000
745.880.000
968.010.750
10
Oktober
384.250.000
686.500.000
635.800.000
1.448.050.600
11
November
758.700.000
575.800.000
978.730.725
988.325.700
12
Desember
372.100.000
670.480.000
675.762.381
226.105.000
7.484.350.000
7.720.251.000
11.833.461.506
14.517.428.027
Jumlah
Sumber: BMT Sumber Usaha Dari tabel di atas menunjukkan bahwa BMT Sumber Usaha Tengaran mempunyai tingkat realisasi yang cukup baik. Terbukti dari tahun 2007-2010 jumlah realisasi semakin naik. Meskipun di beberapa bulan tahun 2007-2010 realisasi pembiayaan mudharabah mengalami ketidakstabilan, namun tidak menutup kemungkinan bahwa perkembangan pembiayaan mudharabah di BMT Sumber Usaha Tengaran dari tahun ke tahun semakin naik.
49
BAB IV ANALISIS
A.
Prosedur Pembiayaan Mudharabah BMT Sumber Usaha Tengaran
1.
Prosedur Permohonan Pembiayaan Mudharabah
a.
Nasabah yang baru pertama kali mengajukan permohonan 1)
Mengisi formulir permohonan pembiayaan
2)
Foto copy KTP, kartu keluarga, Surat jaminan
Bagian pembiayaan 1)
Menerima permohonan pembiayaan dari nasabah
2)
Memeriksa kelengkapan persyaratan pengajuan pembiayaan
3)
Memberikan penjelasan kepada anggota mengenai besarnya nisbah, jangka waktu untuk pelunasan, cara pembayaran kembali dan lain-lain
4)
Memberikan keputusan kepada nasabah yang layak untuk diberikan pembiayaan atas ijin manager.
b.
Nasabah lebih dari satu kali pembiayaan 1)
Mengisi surat permohonan
2)
Bagian pembiayaan akan melihat data angsuran sebelumnya, apakah raportnya baik atau tidak
3)
Bila pertimbangan di atas dianggap bisa menentukan kriteria dan bagus maka biasanya akan direalisasikan kembali.
50
c.
Formulir yang digunakan 1)
Surat permohonan pembiayaan Berisi identitas calon nasabah, pengajuan biaya, jaminan yang digunakan, identitas usaha, lokasi.
2)
Akad pembiayaan Akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak satu (shahibul maal) menyediakan dana, pihak lainnya jadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak antara kedua pihak.
Proses pengajuan pembiayaan yaitu sebagai berikut: a)
Permohonan pembiayaan diajukan oleh nasabah kepada BMT, permohonan disampaikan kepada manager.
b)
Oleh pembagian pembiayaan, permohonan itu diteruskan untuk dianalisa dan disurvey, apabila data untuk pertimbangan cukup, maka dapat diteruskan. Tapi bila masih ada kekurangan data dapat meminta tambahan data kepada nasabah yang bersangkutan secara tertulis.
c)
Setelah disurvey dilakukan pemeriksaan bagi pembiayaan.
d)
Laporan hasil survey diserahkan kepada manager.
e)
Manager memeriksa hasil survey dan melakukan komite pembiayaan dengan bagian pembiayaan.
51
f)
Hasil komite pembiayaan diserahkan kepada pengurus.
g)
Pengurus mereview aplikasi pembiayaan sebelum menyetujui dan merekomendasikan, kemudian diserahkan kebagian pembiayaan.
h)
Keputusan ditentukan ke bagian pembiayaan untuk dilaksanakan, persiapan perjanjian ditandatangani oleh nasabah atau manager dan teller.
i)
Pengawasan atas fasilitas pembiayaan yang diberikan dilakukan sampai pembiayaan lunas.
Di bawah ini pasal-pasal setelah terjadi persetujuan pembiayaan dengan ketentuan dan syarat sebagai berikut: 1.
Perjanjian pembiayaan dilandasi oleh ketakwaan kepada Allah SWT, saling percaya, ukhuwah, islamiyah dan rasa tanggung jawab.
2.
Pihak I telah setuju untuk memberikan pembiayaan kepada Pihak II sebesar pinjam modal yang telah disepakati.
3.
Kedua belah pihak setuju untuk mengakhiri persetujuan ini apabila Pihak II telah mengembalikan seluruh jumlah uang Pihak I, termasuk yang harus dibayar oleh Pihak II kepada Pihak I.
4.
Jika Pihak II lalai membayar baik mengembalikan uang maupun kewajiban-kewajiban lain yang harus menjadi beban Pihak II, maka segala ongkos penagihan termasuk juga kuasa Pihak I, harus dipikul dan dibayar Pihak II.
52
5.
Guna menjamin kepastian pembayaran Pihak I serta menunjukkan kesungguhan berusaha dari pihak II menyerahkan jaminan fotocopy BPKB kepada Pihak I.
6.
Dalam pelaksanaan pembiayaan tidak diharapkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dikarenakan dasar transaksi adalah semata-mata kepada Allah SWT, apabila karena kehendak-Nya terjadi permasalahan kedua belah pihak maka setuju menyelesaikan dengan musyawarah untuk mufakat. Akad pembiayaan mudharabah ini disertai tanda tangan Pihak I dan Pihak II, serta saksi di atas materai serta bersetempel. Kemudian tanda tangan lagi di surat pernyataan dan kuasa antara Pihak I dan Piahak II dan saksi di atas materai
B.
Draf Ketentuan Pembiayaan Berdasarkan hasil wawancara dengan manager BMT Sumber Usaha
Rodliyatul Hani’ah untuk mencari data tentang ketentuan-ketentuan draf pembiayaan adalah sebagai berikut: 1.
Untuk Nasabah Umum
a.
Penggunaan 1)
Kegunaan kredit riil tidak digunakan untuk yang bersifat spekulatif dan melanggar norma-norma.
2)
Kredit tidak boleh digunakan untuk 2 orang atau lebih.
3)
Kredit tidak boleh digunakan oleh orang lain.
4)
Diupayakan kredit hanya satu nama dalam satu keluarga.
53
b.
Plafond Plafond maksimal 50 juta selebihnya ada pembahasan pengurus dengan bagian kredit.
c.
Jangka Waktu 1)
Jangka waktu pinjaman maksimal 36 bulan (3 tahun) atau lebih diminimalkan lagi.
2) d.
Pinjaman tempo maksimal 3 bulan (pokok dibayar akhir).
Biaya 1)
Administrasi & provisi 2,5%+materai.
2)
Asuransi jiwa disesuaikan jumlah pinjaman.
3)
Untuk pinjaman tempo: Jangka waktu kurang dari 1 bulan administrasi 1% + materai. Asuransi jiwa 1 s/d 3 bulan administrasi 1,5% + materai.
e.
Sistem angsuran 1)
Pokok dan bagi hasil dibayarkan setiap bulan.
2)
Untuk yang pinjaman tempo bahas dibayarkan setiap bulan, pokok dibayarkan di akhir.
3) f.
Angsuran yang mengalami keterlambatan bahas diutamakan.
Jaminan 1)
2)
Rasio jaminan harus 150% dari plafond pinjaman Pokok
: BPKB Kendaraan Roda II dan IV
Tambahan
: Sertifikat a/n sendiri
Jaminan BPKB senilai 80%
54
3)
Tambahan jaminan sertifikat tanah dipilih yang paling marketable. Penggabungan jaminan bisa dilakukan selama nilai jaminan minimal 150% dari plafond (hanya berlaku untuk BPKB) dengan catatan yang memakai hanya 1 nama.
g.
Bagi Hasil 1)
Bagi hasil pinjaman
: 1,5 s/d 1,8% per bulan flat. : 24 s/d 28% per tahun (efektif)
2)
Untuk pinjaman tempo Jangka waktu kurang dari 1 bulan bahas 1,5% dihitung secara harian. Jangka waktu 1 bulan bahas 1,5%. Jangka waktu 2 bulan bahas 1,75%. Jangka waktu 3 bulan bahas 2%.
h.
Mekanisme dan Lain-lain 1)
Permohonan/pengajuan pembiayaan nasabah boleh dituliskan oleh yang
membawa
atau
petugas
tetapi
permohonan
harus
ditandatangani oleh pemohon. 2)
Pengajuan kredit bawaan, permohonan atau pengajuan harus ditanda tangani oleh pemohon pada saat realisasi.
3)
Waktu pencairan suami/isteri harus ikut tanda tangan.
4)
Membuka rekening tabungan.
5)
Setiap permohonan harus disikapi dalam posisi netral dan obektif, profesioanal.
55
6)
Permohonan lengkap dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
7)
Jaminan asli harus dikroscek dengan kopian pada saat realisasi.
2.
Kredit Pegawai
a.
Penggunaaan 1)
Kegunaan kredit bersifat riil tidak digunakan untuk yang bersifat spekulatif dan melanggar noram-norma.
b.
2)
Kredit tidak boleh dugunakan untuk 2 orang atau lebih.
3)
Kredit tidak boleh digunakan oleh orang lain.
4)
Fasilitas kredit anggota hanya satu nama.
5)
Diupayakan kredit hanya satu nama untuk satu pegawai.
Plafond Plafond maksimal 20 juta selebihnya ada pembahasan pengurus dengan bagian kredit.
c.
Jangka Waktu 1)
Jangka waktu pinjaman maksimal 60 bulan (5tahun) atau lebih diminimalkan lagi.
2) d.
Pinjaman tempo maksimal 3 bulan (pokok dibayar di akhir).
Biaya 1)
Administrasi & provisi 2.5% + materai.
2)
Asuransi jiwa disesuaikan dengan pinjaman.
3)
Untuk pinjaman tempo : Jangka waktu kurang dari 1 bulan administrasi 1% Jangka waktu 1 s/d 3 bulan administrasi 1.5%.
56
e.
Sistem Angsuran 1)
Pokok dan bagi hasil dibayarkan setiap bulan.
2)
Untuk yang pinjaman tempo bahas dibayarkan setiap bulan, pokok dibayarkan di akhir.
3)
Sistem angsuran anggota yang statusnya sebagai karyawan BMT harus melalui potong gaji.
f.
Jaminan 1)
Rasio jaminan harus 150% dari plafond pinjaman. Pokok
: BPKB / Sertifikat tanah a/n sendiri.
Tambahan
: Saham + SHU (1lembar Rp 3.000.000,-)
2)
Jaminan Sertifikat tanah dipilih yang marketable.
3)
Penggabungan jaminan bisa dilakukan selama nilai jaminan minimal 150% dari plafond (hanya untuk berlaku BPKB) dengan catatan yang memakai hanya 1 nama.
g.
Bagi Hasil 1)
Bagi hasil pinjaman: 17% per tahun efektif.
2)
Untuk pinjaman tempo Jangka waktu kurang dari 1 bulan bahas 1,5% dihitung secara harian. Jangka waktu 1 bulan bahas 1,5%.
h.
Mekanisme dan Lain-lain 1)
Permohonan pengajuan pembiayaan dapat lewat bendahara gaji atau datang sendiri ke kantor BMT.
57
2)
Ada MOU dengan lembaga atau instansi terkait.
3)
Pengajuan dilampiri fotocopy KTP suami/istri, surat nikah, copy SK.
4)
Dilampiri slip gaji yang ditandatangani oleh bendahara gaji.
5)
Pada saat realisasi suami/istri harus ikut tanda tangan.
6)
Membuka rekening tabungan.
7)
Setiap permohonan harus disikapi dalam posisi netral dan obyektif, professional.
8)
Permohonan lengkap dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
9)
Jaminan asli harus dikroscek dengan kopian pada saat realisasi.
Berdasarkan data yang ada di BMT Sumber Usaha Tengaran, ketentuan penggantian jaminan meliputi beberapa hal, yaitu:
C.
1)
Mengajukan permohonan penggantian jaminan secara tertulis.
2)
Melampirkan fotocopy jaminan pengganti.
3)
Dialakukan cek fisik/survey jaminan.
4)
Jaminan pengganti harus senilai atau lebih dari jaminan lama.
5)
Kredit harus lancar.
6)
Dilakukan perubahan perjajian.
Bagi Hasil di BMT Sumber Usaha Tengaran Berdasarkan dari data observasi di BMT Sumber Usaha Tengaran,
perhitungan bagi hasil pembiayaan mudharabah di bawah 10 juta dan di atas 10 juta adalah sebagai berikut:
58
1.
Perhitungan Bagi Hasil di BMT Sumber Usaha Tengaran untuk jenis Pembiayaan Mudharabah di bawah 10 Juta Secara Teknik Manual. Ibu Handayani meminjam uang kepada BMT “Sumber Usaha Tengaran” untuk penambahan modal usaha warung kelontong sebesar Rp 2.500.000,-. dengan bagi hasil kesepakatan 70% (BMT) dan 30% (nasabah) jangka waktu 12 bulan. Bagi hasil yang didapat pihak BMT 70%, maka Rp 2.500.000,- x 70% = Rp 1.750.000/12 bulan = Rp 145.800,Sehingga BMT mendapatkan bagi hasil uang sebesar Rp 145.800,Bagi hasil yang didapat pihak nasabah 30%, maka Rp 145.800 x 30% = Rp 43.740,Sehingga nasabah mendapatkan bagi hasil uang sebesar Rp 43.740,- untuk mempermudah perhitungan maka BMT membulatkan menjadi Rp 42.500,Angsuran pokok
= Jumlah pinjaman / Jangka waktu = Rp 2.500.000,- / 12 bulan = Rp 208.333,- dibulatkan menjadi Rp 209.000,-
Besar angsuran
= Jumlah bagi hasil nasabah + angsuran pokok = Rp 42.500,- + Rp 209.000,= Rp 251.500,-
Biaya administrasi
= Jumlah pinjaman x 2.5% = Rp 2.500.000,- x 2.5% = Rp 62.500,-
Biaya administrasi yang dibebankan oleh nasabah pada saat pencairan pinjaman modal yaitu Rp 62.500,-
59
2.
Perhitungan Bagi Hasil di BMT Sumber Usaha Tengaran untuk jenis Pembiayaan Mudharabah di atas Rp 10.000.000,- secara teknik komputer sebab menggunakan program PNM (Permodalan Nasional Madani). Pak Joko meminjam uang kepada pihak BMT “Sumber Usaha Tengaran” sebesar Rp 10.000.000,- untuk penambahan modal usaha ternak ayam potong. Prosentase bahas sudah disepakati kedua belah pihak (pihak bank dan pihak nasabah) 24%, jangka waktu 48 bulan, bunga flat 14,1222% (hasil konversi) per tahun. Bunga flat = 1,769% per bulan. Untuk mencari presentase bagi hasil atau bagi flat per bulan yaitu: = (total bahas pinjaman / jumlah pinjaman) (jangka waktu 4 tahun / 12)x 100 = (56.488.811 / 100 jt) (48 / 12)x 100 = 14.1222% Untuk mencari presentase bagi hasil atau bagi flat per tahun yaitu = bagi flat per bulan / 12 = 14.1222 / 12 = 1.769% Bahas pinjaman ke-1
= Jumlah pinjaman x(presentase bahas/12) = Rp 10.000.000,- x 24% / 12 = Rp 2.000.000,-
Jadi bahas pinjaman awal nasabah sebesar Rp 2.000.000,Total angsuran dicari lewat program PNM di komputer.
60
Bhs/ 12 bulan
= 24,00%
Nper
= 48 bulan
Pv
= 100.000.000,-
Fv
=0
Total angsuran
= Rp 3.260.184,-
Keterangan: Nper
: Jangka waktu pinjaman
Pv
: Present value (jumlah pinjaman sekarang)
Fv
: Future value (jumlah pinjaman mendatang)
Jadi total angsuran yang harus dibayar nasabah Rp 3.260.182,Angsuran pokok ke-1 = total angsuran – bahas pinjaman = Rp 3.260.184 – 2.000.000 = Rp 1.260.184,Jadi angsuran pokok nasabah sebesar Rp 1. 260.184,Sisa pinjaman ke-1
= jumlah pinjaman – angsuran pokok 1 = Rp 100.000.000 – Rp 1.260.184 = Rp 98.739.816,-
Bahas pinjaman ke-2
= Sisa pinjaman x (24% / 12) = Rp 98.739.816 x (24% / 12) = Rp 1.974.796,-
Angsuran pokok ke-2
= Total angsuran – bahas pinjaman ke-2 = Rp 3.260.184 – Rp 1.974.796 = Rp 1.285.387,-
61
Sisa pinjaman
= Sisa pinjaman 1 – angsuran pokok 2 = Rp 98.739.816 – 1.285.387 = Rp 97.459.429,-
Kemudian cara perhitungan begitu seterusnya, namun yang perlu diketahui adalah bahas pinjaman makin lama makin menurun, angsuran pokok makin mendekati jatuh tempo maka makin naik, total angsuran tetap dan sisa pinjaman makin lama sampai waktu jatuhya tempo menjadi nol (lunas). Untuk permohonan pembiayaan semua nasabah berhak mendapatkan asuransi jiwa. Dalam hal ini BMT Sumber Usaha Tengaran terlebih dahulu menawarkan asuransi tersebut, apakah nasabah (peminjam) mau menggunakan asuransi atau tidak. Untuk kategori asuransi jiwa di mulai dari usia 20-54 tahun. Tabel 4.1 Perhitungan Asuransi Masa Asuransi (dalam tahun)
Premi sekaligus
1
2,65
2
3,96
3
5,26
4
6,55
5
7,84
6
9,89
7
12,21
8
14,40
62
Rumus
9
17,24
10
18,89
11
20,53
12
22,16
13
23,78
14
25,39
15
27,00
: Jumlah plafond x tabel 1000
Keterangan : -
Jangka waktu pinjaman minimal 1 tahun
-
Jumlah plafond pinjaman minimal 5 juta
-
Yang dikenakan asuransi pinjaman potong gaji + pinjaman yang tidak menggunakan jaminan (avalist).
63
BAB V PENUTUP A.
KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah diuraikan, maka penulis
dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, yaitu sebagai berikut: 1.
Sistem penilaian terhadap calon nasabah pembiayaan mudharabah dilakukan dengan pengumpulan data yang dikenal dengan prinsip 5C. Dalam pengajuan permohonan pembiayaan nasabah berhak membawa syarat-syarat yang telah ditentukan BMT. Kemudian pengembalian pembiayaan mudharabah pada BMT Sumber Usaha Tengaran dilakukan secara mengangsur pada tiap bulan, dan pembayarannya tidak boleh melebihi waktu jatuh tempo yang telah ditentukan.
2.
Untuk proses perhitungan bagi hasil dalam pembiayaan mudharabah di BMT Sumber Usaha Tengaran menggunakan cara perhitungan flate rate dan anuitas menurun. Dalam perhitungan flate rate bagi hasil di mulai dari 1.5% s/d 1.8%, sedangkan untuk perhitungan anuitas menurun bagi hasil di mulai dari 20% s/d 28%.
B.
SARAN Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis ingin memberikan
beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan dan masukan bagi perbankan syari’ah pada umumnya BMT Sumber Usaha Tengaran pada khususnya:
64
1.
Meskipun perkembangan pembiayaan mudharabah di BMT semakin meningkat akan tetapi pihak BMT harus lebih berhati-hati dalam menyeleksi nasabah agar dana yang di cairkan benar-benar digunakan sesuai dengan pengajuan.
2.
Untuk memperluas pemasaran lebih baik menambah pengelola dalam bidang marketing agar wilayah pemasaran BMT Sumber Usaha semakin berkembang.
65
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad syafi’i, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press. 2002. Astuti, Yuli, Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada BMT Al-Muaawanah Bringin Kab. Semarang. Salatiga: STAIN, 2008. Kasmir, Managemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000. Kurniawati, Desi Tri, Pembiayaan Mudharabah dan Aplikasinya di BMI Cabang Pembantu Magelang. Salatiga: STAIN, 2008. Nabhan, Faqih, Pengantar Akuntansi Bank Syari’ah. Yogyakarta: Lumbung Ilmu, 2008. Raliby, Osman, Kamus Internasional. Jakarta: Bulan Bintang, 1982. Setyanto, Ade nur, Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di BMT Sumber Mulia Tuntang Tahun 2007. Salatiga: STAIN, 2008.
66
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Tempat/Tanggal Lahir Jenis Kelamin Warga Negara Agama Alamat
: Kristian Sutrisno : Semarang, 13 Oktober 1988 : Laki-laki : Indonesia : Islam : Desa Karangduren RT01/01, Kec. Tengaran, Kab. Semarang
Jenjang Pendidikan: -
TK PGRI Karangduren, Tengaran SDN 1 Karangduren, Tengaran SMPN 2 Tengaran SMA Muhammadiyah Salatiga DIII Perbankan Syari’ah STAIN Salatiga
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 12 Agustus 2011 Penulis
Kristian Sutrisno NIM. 201 08 022
67