PROSEDUR PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI BMT AMAL MULIA
TUGAS AKHIR Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Keuangan dan Perbankan Islam
Disusun oleh : ANDI FITRIYANTO NIM 201 06 026
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2009
i
ii
iii
ABSTRAK BMT merupakan lembaga keuangan syariah khusus bergerak sektor mikro. Disektor mikro banyak kalang yang membutuh pembiayaan, sebab kurang layanan dari pihak perbankan. BMT Amal Mulia sebagai lembag keuangan mikro yang berdasarkan sistem syariah yang kegiatan utamanya menerima simpanan dan menyalurkan pembiayaan juga tak lepas dari peran menciptakan perekonomian mikro yang kuat, melalui penyaluran pembiayaan yang langsung ke sekor rill. Salah satu kebijakan mengenai prosedur pembiayaan mudah dan tepat guna. Tujuan penelitan yang dilakukan penulis untuk mengetahui prosedur dan perkembangan pembiayaan terutama kalangan pengusaha kecil. Hasil penelitian menemukan prosedur pembiayaan di BMT Amal Mulia mayoritas berakad musyarakah. Sebab akab musyarakah bisa lakukan bila pembiayaan digunakan untuk sekto usaha bukan konsumtif. Ini juga berdampak pada meningkatnya loyalitas para nasabah yang umum berprofesi sebagai pedagang dan pengusaha kecil terhadap pembiayaan di BMT Amal Mulia. Kata Kunci : Prosedur Pembiayaan
iv
PERSEMBAHAN Karya tulis ini penulisan persembahkan kepada : 1. Bapak dan Ibu tercinta yang senantisa mencurahkan kasih sayang berupa moril serta materi juga doa yang tiada henti dipanjatkan bagi penulis. 2. Seluruh anggota keluarga, yang selalu memberi dorongan semangat, inspirasi dan motivasi. 3. Dosen-dosen STAIN yang telah memberikan ilmu kepada penulis. 4. Teman-teman yang telah memberikan persahatan yang begitu erat.
v
MOTTO “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (Surat Al Baqarah, ayat 245)
Jangan anggap masalah sebagai hambatan harus dihindari, tetapi anggaplah masalah sebagai tatangan harus dihadapi dan diselesaikan.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Prosedur Pemberian Pembiayaan di BMT Amal Mulia” dengan berusaha sebaik mungkin. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada beliau Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akirat kelak. Penulis tugas akhri ini ditujukkan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Keuangan dan Perbankan Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapakan terima kasih kapada : 1. Bapak Dr.Imam Soetomo, M. Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs Mubasirun, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Syariah STAIN Salatiga 3. Bapak H. Agus Waluyo, S. Ag.,M. Ag., selaku Ketua Program Studi Diploma III Perbankan Syari’ah yang telah memberikan motivasi dan dukungan. 4. Hikmah Endraswati, S.E.,M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu
dan
memberikan
penyusunan tugas akhir ini.
vii
bimbingan
penuh
selama
5. Seluruh dosen dan staf STAIN Salatiga yang telah memberi ilmu serta pelayanan yang baik selama penulis menuntut ilmu. 6. Bapak Mustofa Al Amin, S.Ag., selaku pemimpin pengelola Koperasi BMT Amal Mulia yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melaksanakan Magang dan penulisan tugas akhir. 7. Seluruh staff kariyawan BMT Amal Mulia yang telah banyak membantu, memberikan data-data serta mengajari segala sesuatu yang penulis belum mengerti. 8. Kepada kedua orang tua, saudara-saudara dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan yang berguna demi kelancaran pembuatan tugas akhir. Penulis menyadari atas keterbatasan yang dimiliki dalam menyelesaikan tugas akhir, sehingga masih banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan. Namun demikinan, penulis berharap hasil tugas akhir akan bermanfaat bagi pembaca semua terutama akan dapat membantu meningkatkan kinerja lembaga dimana penulis melakukan magang. Wassalamu’ailaikum Wr. Wb. Salatiga, 18 Mei 2009 Penulis
Andi Fitriyanto ( 20106026 )
viii
DAFTAR ISI JUDUL TUGAS AKHIR .......................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii PENGESAHAN......................................................................................... iii MOTTO .................................................................................................... iv PERSEMBAHAN...................................................................................... v KATA PENGANTAR ............................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................ vii DAFTAR ISI ............................................................................................ ix DAFTAR TABEL .................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 2 C. Tujuan Dan Kegunaan ............................................................. 2 D. Metode Penulisan .................................................................... 3 E. Sistematika Penulisan .............................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI A. Kerangka Teoritik .................................................................... 6 B. Telaah Pustaka ......................................................................... 8
ix
BAB III LAPORAN OBYEK A. Gambaran Umum .................................................................... 16 B. Data - Data Deskriptif .............................................................. 22
BAB IV ANALISA A. Prosedur Pembiayaan di BMT Amal Mulia .............................. 31 B. Kelebihan dan Kekurangan Prosedur Pembiayaan di Amal Mulia ......................................................................... 37 C. Perhitungan Angsuran BMT Amal Mulia ................................ 37 D. Perkembangan Realisasi Pembiayaan ...................................... 38 E. Perkembangan Nasabah Pembiayaan ....................................... 39 F. Perkembangan Pembiayaan Khusus untuk Pengusaha Kecil .... 40 G. Perkembangan Angsuran .......................................................... 43
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 46 B. Saran ....................................................................................... 46 DAFTAR PUSAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL Tabel Jumlah Aset ................................................................................... 29 Tabel Realisasi Pembiayaan pada Tahun 2008 dan Tahun 2009 ............... 30 Data Jumlah Nasabah yang Terealisasi Pembiayaan .................................. 39 Data Jumlah Nasabah yang Terealisasi Pembiayaan pada Tahun 2009 ..... 39 Tabel Jumlah Nasabah .............................................................................. 41 Tabel Jumlah Realisasi Pembiayaan .......................................................... 41 Tabel Pengolongan Nasabah Pada Jumlah Realisasi .................................. 42 Tabel Pengolongan Nasabah pada Waktu Jatuh Tempo .............................. 42 Tabel Angsuran Pembiayaan pada Tahun 2008 ......................................... 43
xi
DAFTAR GAMBAR Susunan Organisasi Koperasi BMT Amal Mulia ....................................... 19 Susunan Organisasi Pengelola Koperasi BMT Amal Mulia ....................... 21 Skema Mudharabah .................................................................................. 24 Skema Musyarokah ................................................................................... 25 Skema Ijaroh ............................................................................................. 26 Skema Bai Bitsaman Ajil .......................................................................... 27 Skema Murabahah .................................................................................... 28
xii
ABSTRAK BMT merupakan lembaga keuangan syariah khusus bergerak sektor mikro. Disektor mikro banyak kalang yang membutuh pembiayaan, sebab kurang layanan dari pihak perbankan. BMT Amal Mulia sebagai lembag keuangan mikro yang berdasarkan sistem syariah yang kegiatan utamanya menerima simpanan dan menyalurkan pembiayaan juga tak lepas dari peran menciptakan perekonomian mikro yang kuat, melalui penyaluran pembiayaan yang langsung ke sekor rill. Salah satu kebijakan mengenai prosedur pembiayaan mudah dan tepat guna. Tujuan penelitan yang dilakukan penulis untuk mengetahui prosedur dan perkembangan pembiayaan terutama kalangan pengusaha kecil. Hasil penelitian menemukan prosedur pembiayaan di BMT Amal Mulia mayoritas berakad musyarakah. Sebab akab musyarakah bisa lakukan bila pembiayaan digunakan untuk sekto usaha bukan konsumtif. Ini juga berdampak pada meningkatnya loyalitas para nasabah yang umum berprofesi sebagai pedagang dan pengusaha kecil terhadap pembiayaan di BMT Amal Mulia. Kata Kunci : Prosedur Pembiayaan
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Menurut Arsyad, L. (2008,1), menjelaskan bahwa sektor ekonomi mikro mempunyai ketahanan yang kuat dalam krisis tetapi diimbangi dengan adanya dukungan dalam hal permodalan, melalui Lembaga Keuangan Mikro yang disingkat LKM baik yang dibentuk pemerintah atau swasta. Tujuan LKM sebagai organisasi pembangunaan adalah untuk melayani kebutuhan finansial dari pasar yang tidak terlayani. Menurut Lubis, S.K. (2004;123), koperasi merupakan satu bentuk dari LKM yang berasas kekeluargaan. Modal usaha koperasi didapatkan dari uang simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, pinjaman, pengumpulan hasil usaha, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat gerak koperasi. Setiap tahun tutup buku koperasi harus ada laporan secara tertulis oleh pengurus Laproan keuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi yang berasas kekeluargaan dan berdasarkan syariah adalah baitul mal wal tamwil pada umumnya disingkat menjadi BMT. Koperasi yang berdasarkan syariah sangat diperlukan masyarakat pada khususnya kaum muslim. BMT Amal Mulia berada di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang memiliki kegiatan funding dan financing. Pembiayaan BMT Amal Mulia sangat memperhatikan sektor UKM yang benar-benar membutuhkan modal yang ringan 1
jauh dari riba, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di sektor mikro agar tetap bertahan. Berdasarkan latar belakang permasalahan seperti diuraikan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian sehingga dalam penulisan tugas akhir mengambil judul: PROSEDUR PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI BMT AMAL MULIA.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas, yaitu: 1. Bagaimana prosedur pemberian pembiayaan di BMT Amal Mulia ? 2. Bagaimana perkembangan pembiayaan di BMT Amal Mulia ?
C. Tujuan Dan Kegunaan Tujuan merupakan hal-hal yang akan dicapai sebagai upaya pemecahan masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui prosedur pemberian pembiayaan di BMT Amal Mulia. 2. Untuk mengetahui perkembangan pembiayaan di BMT Amal Mulia. Kegunaan dari penulisan tugas akhir ini, adalah: 1. Bagi penulis Untuk memberikan pengetahuan yang luas tentang operasional perbankan dalam penerapan teori-teori yang diperoleh selama kuliah.
2
2. Bagi BMT Amal Mulia Sebagai bahan pertimbangan dan pedoman dalam penerapan pemberian pembiayaan. 3. Bagi STAIN Salatiga Dapat menambah informasi dan referensi bagi mahasiswa program studi Perbankan Syari’ah pada khususnya dan sebagai bahan bacaan ilmiah di perpustakan pada umumnya.
D. Metode Penulisan 1. Tepi Penelitian Penelitian dilakukan secara intensif dan terperinci, perlu diketahui bahwa idelanya seseorang melakukan penelitian ilmiah adalah untuk memperoleh suatu interpelasi yang sistematik dari faktor-faktor yang menunjang. Dengan penelitian diharapkan bisa diketahui prosedur yang telah diterapkan oleh BMT Amal Mulia untuk tahun-tahun berikutnya.
2. Jenis - jenis data a. Data primer Data primer diperoleh langsung dari perusahaan sedangkan data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain ; Data register nasabah Data tentang perkembangan pembiayaan dan angsuran Data laporan keuangan
3
b. Data sekunder Data sekunder merupakan data untuk melengkapi data pokok diperoleh dari keperpustakaan BMT meliputi : Sejarah dan perkembangan BMT Amal Mulia Jenis-jenis produk Struktur organisasi Pelayanan pembiayaan
3. Interview (wawancara) Wawancara dilakukan secara langsung dengan karyawan dan pimpin perusahaan. Teknik pengumupulan data ini digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakapan.
E. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan dan Kegunaan D. Sistematika Penulisan BAB II LANDASAN TEORI A. Telah Pustaka B. Pengertian pembiayaan C. Macam pembiayaan D. Kerangka teoritik
4
BAB III LAPORAN OBJEK A. Sejarah singkat BMT Amal Mulia B. Tujuan BMT Amal Mulia C. Visi dan Misi BMT Amal Mulia D. Struktur Organisasi E. Produk-produk BMT Amal Mulia BAB IV ANALISIS A. Prosedur Pembiayaan di BMT Amal Mulia B. Kelebihan dan Kelemahan Prosedur Pembiayaan di BMT Amal Mulia C. Perhitungan Angsuran BMT Amal Mulia D. Perkembangan Realisasi Pembiayaan E. Perkembangan Nasabah Pembiayaan F. Perkembangan Pembiayaan Khusus Untuk Pengusaha Kecil G. Perkembangan Angsuran PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran
5
6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka Irawati, A., (2007), menemukan bahwa seorang calon nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan di BRI Syariah Cabang Solo, harus membawa persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan BRI Syariah yaitu memiliki usaha yang jelas, mengisi formuli permohonan, menyerahkan fotocopy kartu keluarga, fotocopy jaminan, dan bersedia di survey. Berkas pengajuan pembiayaan diserahkan kebagian pembiayaan kemudian diadakan survey. Selanjutnya berkas pengajuan pembiayaan diperiksa untuk menentukan apakah nasabah layak atau tidak untuk menerima pembiayaan. Dalam analisis pihak BRI Syariah Cabang Solo selalu berpedoman pada prinsip 5 C yaitu character, capacity, capital, collateral, dan condition. Nasabah datang ke BRI Syariah Cabang Solo untuk realisasi dengan membawa jaminan asli yang selanjutnya jaminan diserahkan kepada bagian pembiayaan. Akad dimulai setelah kedua belah pihak setuju dengan semua perjanjian, maka berkas diserahkan ke Teller menyerahkan uang ke petugas akad dan oleh petugas akan diserahkan kepada nasabah. Dengan bagi hasil pembiayaan mudharabah di BRI Syariah Cabang Solo dihitung dengan cara jumlah pembiayaan yang diajukan dibagi jangka waktunya, diperoleh angsuran pokok. Untuk menghitung bagi hasilnya jumlah pembiayaan dikalikan dengan kesepaktan bagi hasil pada umumnya 2%.
6
Berdasarkan hasil penelitian peran lembaga keuangan bank dan non bank dalam pembiayaan komoditas terpilih UMKM dari tiga sektor penyumbang PDRB terbesar di Jawa Tengah. Yang dilakukan oleh, Bank Indonesia Semarang bekerjasama dengan Center for Micro and Small Enterprise Dynamics (CEMSED) Fakultas Ekonomi UKSW Salatiga menemukan bahwa lembaga keuangan bank semakin mendapat tempat di hati masyarakat dengan kenyataan bahwa lembaga keuangan bank menjadi sumber pembiayaan prioritas yang dipilih oleh 418 (43,36%) dari 964 responden untuk pengajuan pinjaman di waktu yang akan datang. Hal itu ditemui pada semua sektor baik pertanian, industri maupun perdagangan. Prioritas selanjutnya adalah lembaga keuangan informal dan sumber dana institusi seperti BUMN. Hal ini dapat dimengerti karena sumber dana informal dinilai mempunyai prosedur yang lebih mudah dan sifatnya tidak mengikat. Sementara itu, sebagian besar responden (41%) menginginkan adanya kegiatan pendampingan usaha oleh pihak lembaga keuangan. Kebutuhan untuk mendapat pendampingan paling banyak muncul pada sektor industri, disusul sektor pertanian dan paling sedikit pada sektor PHR. Sebagian besar responden yang membutuhkan pendampingan berharap konsultasi kewirausahaan merupakan bentuk pendampingan yang dapat mereka peroleh dari pihak pendamping terlebih pada sektor industri dan PHR. Pada sektor pertanian, konsultasi teknik produksi merupakan bentuk pendampingan yang paling diharapkan.
7
B. Kerangka Teoritik Menurut Undang-Undang No 10 tahun 1998, pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan dana atau uang yang dipersamakan dengan itu berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan dana, atau uang yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan/mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengambilkan uang/tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan/bagi hasil. Menurut Arifin, Z., (2003;123) bahwa pemberdayaan dan keperpihakan pemerintah terhadap koperasi, usaha kecil dan menengah masih kecil kepada sumber-sumber
pendanaan,
sehingga
kuantitas
dan
kualitas
penyaluran
pembiayaan pada usaha kecil dapat belum dilaksanakan secara optimal. Permasalahan yang mendasar dalam penyaluran pembiayan kepada usaha kecil selain aspek permodalan adalah kurangnya jiwa kewirausahaan, terbelakang teknis produksi, serta lemahnya kemampuan dan pemasaran. Oleh karena itu pola pembinaan, pengawasan dan pendampingan secara teknis harus selalu dilaksanakan dalam setiap aktivitas penyaluran pembiayaan.
1. Unsur-Unsur Kredit/Pembiayaan Menurut Kasmir ( 2004;74) yang menyampaikan lima unsur kredit yaitu kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko, dan balas jasa. a. Kepercayaan Kepercayan yaitu suatu keyakinan pemberian kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena
8
sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit yang disalurkan. b. Kesepakatan Disamping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangi hak dan kewajibannya masing-masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak yaitu bank dan nasabah. c. Jangka waktu Setiap waktu yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu. Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu. d. Resiko Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya pahahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengambilan (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar resikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupun resiko yang tidak disengaja.
9
e. Balas Jasa Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank, bank
mengharap suatu
keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga bagi bank konvesional. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
2. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit/Pembiayaan Menurut Kasmir (2004;91) prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5 C dan analisis 7 P. a. Character Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermian dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan social standing. Maksud dari social standing kedudukan sosial di suatu daerah misalnya seorang pemuka agama pasti mempunyai pengaruhi yang besar didalam masyarakat. Character merupakan ukuran untuk melihat “kemauan” nasabah membayar kreditnya. Orang yang memiliki karakter baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan berbagai cara.
10
b. Capacity Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit, maka penting untuk melihat kemampuan peminjam untuk mengelola bisnis serta kemampuan mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlibat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka kemampuan untuk membayar kredit semakin baik. c. Capital Biasanya bank tidak akan bersedia untuk membayar suatu usaha 100% artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri dengan kata lain. Capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. d. Collateral Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik misalnya sertifikat tanah dan BPKB kendaran motor mapun non fisik misalnya kepercayaan, tanggung jawab, dan kejujuran. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai lindung bank dari resiko kerugian. e. Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi
11
perekonomian yang kurang stabil sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu . Contoh : Bila bahan bakar minyak dinaikkan oleh pemerintah maka industri otomotif akan lesu. Perbankan sebaiknya berhati-hati dalam memberikan kredit yang menyangkut industri otomotif. Bila perlu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut di masa yang akan datang. Sedangkan penilaian dengan 7 P kredit adalah sebagai berikut : a. Personality Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. Personality hampir sama dengan character dari 5 C. b. Party Party yaitu mengklasifiksi nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank. Kredit untuk pengusaha lemah sangat berbeda dengan kredit usaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah, bunga dan persyaratan lainnya. c. Purpose Purpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat
12
bermacam-macam apakah tujuan untuk konsumtif atau tujuan produktif atau untuk tujuan perdagangan. d. Prospect Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah. e. Payment Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka semakin baik, sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya. f. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari priode ke priode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank. g. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
13
3. Macam-macam Pembiayaan Menurut Antonio .S., dan Karnaen (1992;21), menyatakan macam-macam pembiayaan sebagai berikut : a. Pembiayaan Mudharabah Al Mudharabah yaitu suatu perjanjian usaha antara pemilik modal dengan pengusaha, di mana pihak pemilik modal menyediakan seluruh dana yang diperlukan dan pihak pengusaha melakukan pengelolaan atas usaha. Hasil usaha bersama ini dibagi sesuai dengan kesepakatan pada waktu pembiayaan akan ditanda tangani yang dituangkan dalam bentuk nisbah misalnya 70:30; 65:35. Apabila terjadi kerugian dan kerugian tersebut merupakan konsekuensi bisnis (bukan penyelewengan atau keluar dari kesepakatan) maka pihak penyedia dana akan menanggung kerugian, pengusaha akan menanggung kerugian managerial skill dan waktu serta kehilangan nisbah keuntungan bagi hasil yang akan diperolehnya. b. Pembiayaan Musyarakah Al-Musyarakah atau syirkah yaitu suatu perjanjian usaha antara dua atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya pada suatu proyek, di mana masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta, mewakilkan, atau menggugurkan haknya dalam manajemen proyek. Keuntungan dari hasil usaha bersama ini dapat dibagikan baik menurut proporsi penyertaan modal masingmasing maupun sesuai dengan kesepakatan bersama (unproportional). Ketika merugi kewajiban hanya terbatas sampai batas modal masing-masing.
14
c. Pembiayaan Murabahah Murabahah berarti pembelian barang dengan pembayaran ditangguhkan ( 1 bulan, 3 bulan, 1 tahun dst). Pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan produksi (inventory). Pembiayaan Murabahah mirip dengan Kredit Modal Kerja yang bisa diberikan oleh bank-bank konvensional, dan karenanya pembiayaan Murabahah berjangka waktu di bawah 1 tahun (short run financing). d. Pembiayaan Al Bai Bitsaman Ajil Bai Bistaman Ajil artinya pembelian barang dengan pembayar cicilan. Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil artinya pembelian barang dengan pembayaran cicilan. Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka
pemenuhan kebutuhan barang modal (investasi).
Pembiayaan Bai Bistaman Ajil mirip dengan Kredit Investasi yang diberikan oleh bank-bank konvensional dan karenanya pembiayaan ini berjangka waktu di atas satu tahun (long run financing). e. Pembiayaan Ijarah Ijarah atau pure leasing adalah pemberian kesempatan kepada penyewa untuk mengambil kemanfaatan dari barang sewaan untuk jangka waktu tertentu dengan imbalan yang besarnya telah disepakati bersama. f. Pembiayaan Al Qardhul Hasan Al Qardul Hasan atau Benevolent Loan adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata dimana si peminjam tidak dituntut untuk mengembilkan apapun kecuali modal pinjaman.
15
16
BAB III LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum 1. Sejarah Berdirinya Koperasi BMT Amal Mulia merupakan salah satu dari 15 Koperasi Syariah baru di wilayah Kabupaten Semarang yang lahir melalui program P3T (Penanggulangan Pengangguran Pekerja Trampil) pada bidang LEP (Lembaga Ekonomi Produktif) yang diselenggarakan kerja sama antara Depnaker Kabupaten Semarang dengan fasilitor PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) Dati II Kabupaten Semarang. Proses pendirian diawali dengan sosialisasi Koperasi Syariah oleh PINBUK Dati II Kabupaten Semarang pada acara Pengajian IPHI Kecamatan Suruh yang diselenggarkan di rumah Bapak. H. Syahri Dusun Morangan Desa Suruh, soialisasi perdana Kecamatan Suruh ini baru bersifat informatif. Bersamaan dengan Calon Pengelola yang telah terseleksi melalui P3T tersebut mengikuti pelatihan tentan manajemen operasional Koperasi Syariah seJawa Tengah di Asrama Haji Donohudan Solo yang diselenggarakan oleh PINBUK Dati I Propinsi Jawa Tengah. Pelatihan tersebut diadakan selama dua minggu dan dilanjutkan dengan Job on Training di Koperasi Syariah Assa’adah Gedangan Sraten Salatiga selama tiga hari. Setelah pelatihan purna dan Job on Training selesai kemudian diadakan pertemuan ulang pada pertengahan bulan Agustus 1998 di rumah Bapak H.Badarudin yang dihadiri oleh beberapa orang yang merupakan tim formatur
16
yang mengagendakan segera dibentuk susunan pengurus sementara kemudian ditindak lanjuti pertemuan di Gedung Ar-Rohmah yang dihadiri oleh calon Pendiri tepat pada acara itu disahkan Susunan Pengurus BMT AMAL MULIA Suruh serta disepakati ketentuan simpanan Pokok per anggota Rp. 200.000,- dan simpanan wajib per anggota pendiri sebanyak Rp. 2.000,- setiap bulannya. Akhirnya pada hari Selasa Pon tanggal 20 Oktober 1998 telah diresmikan BMT Amal Mulia oleh Bapak Camat Suruh yang diwakili oleh MPP Kecamatan Suruh Bapak Suparno Andes di Kantor BMT Amal Mulia Suruh yang berlokasi di Jl. Sumberejo Suruh No. 57 yang dihadiri oleh sejumlah tokoh Masyarakat, Pengurus, Anggota Pendiri dan tamu undangan lainnya.
2. Obyek Tempat Praktik. Objek tempat praktik adalah Koperasi BMT Amal Mulia, yang terletak Dusun Karangasem Desa Suruh, Kecamatan Suruh. Jl. Raya Suruh-Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi antara lain : a. Daerah sekitar lokasi BMT Amal Mulia di Suruh belum terdapat lembaga keuangan sekitar yang sejenis. b. Kantor yang mudah dijangkau transprotasi sebab kantor berhadap langsung dengan Jalan Suruh – Salatiga. c. Tempat dengan dengan aktivitas ekonomi berupa pasar sekitar 100 meter, sehingga dapat memudah nasabah.
17
3. Visi dan Misi BMT Amal Mulia Suruh BMT Amal Mulia Suruh adalah sebuah lembaga ekonomi swadaya yang tumbuh dan berkembang di wilayah Suruh dan sekitarnya. BMT terlahir dengan tujuan untuk berperan aktif dalam memberdayakan dan mengembangkan ekonomi umat melalui sebuah lembaga keuangan rakyat berdasarkan syariat Islam sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi dengan sasaran utama para pedagang dan pengusaha kecil serta masyarkat umum kelas menengah kebawah. Adapun target yang hendak dicapai adalah terbentuknya pusat penghimpunan dan pendistribusian dana umat berdasarkan syariat Islam dengan system bagi hasil melalui kegiatan atau usaha yang bersifat produktif, sosial, dan perspektif, untuk memberi semangat usaha masyarakat dalam rangka mencapai kesejahteraan hidup.
4. Struktur Organisasi Suatu kegiatan usaha agar berjalan sesuai dengan tujuan suatu lembaga atau perusahaan, maka diperlukan adanya struktur organisasi yang baik. Struktur organsisasi yang ditentukan dengan baik juga harus didukung moral karyawan untuk membentuk kerja yang loyal dan hormonis. Dalam menentukan bentuk struktur organisasi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan pertumbuhan lembaga atau perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan yang ada dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.
18
SUSUNAN ORGANISASI KOPERASI BMT AMAL MULIA
RAT
BADAN PENGAWAS
PENGURUS
MANAJER
STAF/PENGELOLA
19
Keterangan : a) PENGURUS i.
Ketua − FATHUL MUNIB
ii.
Sekretasi − HARTOYO SPd − BENDAHARA − H. ROBIYAH
b) BADAN PENGAWAS i.
Ketua − H. SUYITNO
ii.
Anggota − H. FATHUL DJAWAD ZUDHI − H. BUDOYO AKBAR
20
SUSUNAN ORGANISASI PENGELOLA KOPERASI BMT AMAL MULIA MANAJER MUSTOFA AL AMIN S. Ag
KEPALA OPERASIONAL ISTIA’ANAH. SE
KABAG PEMBIAYAAN
KABAG PEMBUKUAN
AMIR MAHMUD STAF
CUTEMER SERVICE SITI SA’IDAH AMd
STAF
KASIR/TELLER KIPTIYAH BA
KABAG PEMASARAN
KABAG KANTOR KAS
EDI YULIANTO
IWAN SUSIANTO SE
PEMASARAN
PEMASARAN
RESTINA HARDANIK SE
SLAMET BAGYO
STAF
KASIR/TELLER LELY FAUZIYAH ST
21
B. Data - Data Deskriptif 1. Produk-produk BMT Amal Mulia a) Produk Simpanan i. SI RELA (Simpanan Sukarela Lancar) Merupakan bentuk simpanan Mudharabah biasa yaitu simpanan pihak ketiga yang di simpan di BMT atas dasar akad wadi' ah (titipan) dan BMT berkewajiban memelihara dana tersebut yang oleh para penyimpan sewaktu-waktu dapat ditarik. a. Syarat : − Foto copy kartu identitas (KTP/SIM/Passport) − Setoran awal minimum Rp. 10.000,− Selanjutnya minimal Rp. 5.000,− Menandatangani kesepakatan nisbah bagi hasil b. Nisbah bagi hasil : − 35 % nasabah : 65 % BMT ii. Si Suqur (Simpanan Sukarela Qurban) Merupakan bentuk simpanan berkala mudharabah yaitu simpanan dari pihak ketiga dengan harapan BMT dapat memutar uang tersebut kepada debitur. Nasabah menyimpan uang untuk jangka waktu tertentu dan penarikanya sesuai dengan perjanjian yang telah di sepakati. Simpanan ini dikhususkan untuk melaksanakan ibadah qurban. Penyetoran dapat dilakukan setiap hari tetapi tabungan hanya dapat diambil pada saat akan melaksanakan ibadah qurban / bulan Dzulhijjah setiap tahunnya.
22
iii. Si Suka (Simpanan Sukarela Berjangka) Merupakan bentuk simpanan berupa deposito yang penarikanya hanya dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dengan BMT. Jangka waktu jatuh tempo sebagai berikut : 1. Tiga (3) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 40 % untuk penabung dan 60 % untuk BMT. 2. Enam (6) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 45 % untuk penabung dan 55 % untuk BMT. 3. Dua belas (12) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 50 % untuk penabung dan 50 % untuk BMT. b) Produk Layanan Selain produk yang tersebut di atas, Koperasi BMT Amal Mulia Suruh juga mempunyai produk baru yaitu berupa produk layanan yang bertujuan untuk lebih mempermudah nasabah Koperasi BMT Amal Mulia Suruh yang meliputi : •
Pembayaran Listrik dengan biaya Rp. 1.600,-
•
Pembayaran rekening Telepon dengan biaya Rp. 2.000,-
•
Pembelian pulsa
•
Transfer Bank
•
FIF
23
c) Produk Pembiayan BMT Amal Mulia i. Pembiayaan Mudharabah (MDA) Merupakan pembiayaan modal kerja di mana seluruh dana disediakan oleh BMT, dan nasabah harus mengambilkan pinjaman ditambah bagi hasil yang disesuaikan dengan keuntungannya
SKEMA MUDHARABAH
PERJANJIAN BAGI HASIL BMT
NASABAH
USAHA
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN
MODAL
24
ii. Pembiayaan Musyarakah Merupakan pembiayaan yang dilakukan untuk investasi atau modal kerja dengan kondisi berbagi modal dan pengelolaan antara BMT dengan anggota dengan pembagian keuntungan sesuai nisbah yang disepakati. SKEMA MUSYAROKAH
BMT
NASABAH
USAHA
KEUNTUNGAN
BAGI HASIL KEUNTUNGAN SESUAI PORSI KONTRIBUSI MODL (NISBAH)
25
iii. Pembiayaan Ijaroh Pembiayaan yang diberikan untuk pembiayaan yang barang, rumah atau bangunan dan jasa yang diperlukan nasabah, dan nasabah membayar harga pokok sewa barang tersebut dengan kelebihan yang disepakati (mark up). SKEMA IJAROH NASABAH
PENJUAL
OBJEK SEWA
KEUNTUNGAN
26
iv. Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA) Adalah pembiayaan yang diberikan untuk pembelian suatu barang yang diperlukan nasabah dan nasabah membayar harga barang tersebut secara angsuran ditambah keuntuangan (margin) yang disepakati bersama.
SKEMA BAI BITSAMAN AJIL (BBA)
BMT
NASABAH PEMBELI
PENYEDIA BARANG
27
v. Pembiayaan Murabahah (MBA) Merupakan pembiayan yang diberikan untuk pembelian barang yang diperlukan nasabah akan membayar secara tangguh pada waktu yang telah di tentukan sebesar harga barang ditambah mark up yang diberikan kepada BMT
SKEMA MURABAHAH (MBA)
BMT
NASABAH PEMBELI
PENYEDIA BARANG
28
2. Jumlah Aset Jumlah Aset sangat besar terlihat dari data laporan keuangan sebagai berikut :
Keterangan
Desember 2007
Desember 2008
Prosentasi
Aset
Nominal
Nominal
Ke Naikkan
Kas
Rp 1,369,517,200 Rp
1,424,335,100
4.00%
Pembiayaan
Rp 3,592,007,300 Rp
5,957,194,350
65.85%
Cad. Pengh. Pembiy.
Rp
469,186 Rp
469,186
Aktiva Tetap
Rp
433,157,250 Rp
433,157,250
Akumulasi Penyusutan Rp
33,771,299 Rp
50,688,947
50.69%
Beban dibayar dimuka
Rp
59,494,173 Rp
69,206,128
16.32%
Total Aset
Rp 5,419,935,438 Rp
7,833,203,881
44.53%
3. Perkembangan Realisasi Pembiayaan BMT Amal Mulia memberikan pembiayan kepada nasabah dalam bentuk akad musyarakah, bai bistsaman ajil dan qardul hasan. Dapat digambarkan melalui tabel realisasi pembiayaan pada tahun 2008 sebagai berikut :
29
Tabel Realisasi Pembiayaan pada Tahun 2008 dan Tahun 2009
Bulan Januari' 2008 Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Januari' 2009 Februari Maret Total
Musyarakah 523,350,000 419,700,000 285,450,000 668,300,000 603,375,000 376,750,000 405,200,000 844,050,000 432,400,000 459,515,000 813,450,000 895,900,000 576,050,000 673,200,000 443,100,000 8,419,790,000
Bai Bitsaman Ajil
Qardhul Hasan
3,000,000 900,000
2,000,000 41,000,000
43,900,000
30
3,000,000
Prosentase Perubahan Mus. Q.H. -20
%
-32
%
134
%
-10
%
-38
%
8
%
108
%
122
%
-49
%
1950
%
6
%
77
%
10
%
-36
%
17
%
-34
%
31
BAB IV ANALISIS
A. Prosedur Pembiayaan di BMT Amal Mulia 1. Prosedur Permohonan Pembiayaan Mengisi formulir dan menandatangi permohonan menjadi anggota BMT kemudian. Permohonan pembiayaan yang inti adalah modal yang diperlukan nasabah. Nasabah pembiayaan yang mengajukan permohonan dilengkapi persyaratan sebagai berikut : − Foto copy KTP Suami-Isteri yang masih berlaku sebanyak 2 lembar. − Copy KK dan surat nikah bagi yang sudah menikah sebanyak 2 lembar − Copy Agunan rangkap 2, dalam hal agunan milik orang lain harus ada Surat Kuasa bermateri cukup. − Surat pernyataan dari Penjamin di atas materai sesuai dengan ketentuan (untuk belum kawin) Untuk mendapatkan pembiayaan, nasabah harus menjadi calon anggota dengan membuka rekening tabungan Si rela.
2. Prosedur pemeriksaan dan proses pengajuan. a. Memeriksa
surat
permohonan
pembiayaan
dan
kelengkapan
persyaratnnya. Mencocokkan fotokopi berkas pengajuan dengan aslinya dan memberitahukan calon debitur untuk menunggu informasi lebih lanjut. b. Mencatat permohonan kredit ke dalam buku permohonan pembiayaan 31
c. Permohonan tersebut disampaikan kepada Kabag Pembiayaan untuk diproses lebih lanjut. d. Masuk file calon debitur tersebut dalam Daftar Proses Pembiayaan dan digolongkan dalam nasabah baru atau lama. Ada ketentuan yang berbeda untuk nasabah baru dan nasabah lama. 1) Nasabah baru − Mengisi surat permohonan pembiayaan − Melengkapi syarat-syarat − Harus memiliki atau membuka terlebih dahulu rekening tabungan si rela. − Harus memiliki kartu anggota koperasi dengan mengluarkan biaya Rp 20.000,-. Biaya tersebut yang sewaktu-waktu dapat ambil jika nasabah tidak berhubungan lagi pada BMT. − Harus diadakan survei terhadap nasabah yang bersangkutan. 2) Nasabah lama − Mengisi surat permohonan pembiayaan − Melengakapi syarat-syarat − Petugas akan melihat data angsuran pembiayaan sebelumnya, apakah pembiayaan sebelum bermasalah atau lancar. − Usaha yang dijalankan bisa menguntungkan atau tidak dengan analisa bagi hasil yang diberikan setiap mengangsur. − Dilakukan survei jika nasabah mengajukan pembiayaan meningkat dari sebelum serta tambah jaminan.
32
3. Prosedur survei (pemeriksaan langsung ) Melakukan identifikasi Nasabah melalui pihak ketiga (tangga, teman, rekan seprofesi, saudara pemohon, orang tua, ketua RT dan sebagainya). Berdasarkan identifikasi tersebut maka dilakukan pendataan tempat usaha (analisis usaha) dengan cara menwawancarai pemohon yang meliputi kondisi usaha, sistem manajemen, data keuangan, teknik produksi, faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran produksi, siklus produksi, karaker pemohon dan sumber pendapatan. Melakukan taksasi jaminan dan penilaian kelayakan usaha. Penilaian jaminan dapat dilakukan sebagai berikut : a. Jaminan berbentuk BPKB BPKB tersebut harus diwilayah Kabupaten Semarang. Kabupaten Boyolali, dan Kota Salatiga. Nilai jaminan 50% dari harga jual kendaraan. Misalnya : Nasabah A menjaminkan Yamaha Mio 2007 yang mempunyai nilai jual pada saat ini Rp 7.500.000-. Maka BMT dapat merealisasi pembiayaan Rp 3.750.000,-. b. Jaminan berbentuk Sertifikat Tanah. Sertifikat tanah sebut harus di wilayah Kabupaten Semarang dan sekitarnya. Nilai jaminan 50 % dari harga jual tanah.
4. Persiapan Realisasi Pembiayaan Mengisi dan melengkapi kolom lembar disposisi, yaitu nomor anggota, nomor pembiayaan, tahapan angsuran, tanggal realisasi, tanggal jatuh tempo, jumlah kredit, besar angsuran, cara angsuran, jamin, dan akad.
33
Membuat persetujuan pembiayaan rangkap dua yakni lembar pertama untuk asrip dan lembar kedua untuk nasabah dan membuat berkas kartu angsuran (outstanding) untuk nasabah. Serta angsuran, akad, tanda terima agunan, dan slip pencairan. Memberitahu kepada nasabah tentang waktu dan jumlah realisasinya dan dijelaskan pemohon harus hadir bersama suami/istri.
5. Realisasi pembiayaan a. Menerima jaminan dari nasabah dan nasabah menerima tanda terima jaminan. b. Kabag pembiayaan pengakadan dan meminta nasabah menandatangi PP dan persetujuan pembayaran. c.
Khusus untuk jaminan sertifikat tanah harus yang bertanda tangan si pemilik atau yang beratas nama tidak dapat diwakilkan, bila yang bersangkutan pemilik tanah meninggal harus surat waris dari keluarga.
d. Membubuhkan stempel BMT setelah ditandatangani oleh para saksi. e. Kemudian debitor memberikan tanda tangan pada slip pembiayaan, slip adminstrasi dan asuransi, kabag pembiayaan membubuhkan tanda tangannya, cap/stempel perusahaan dan tanggal pencarian pada persetujuan pembiayaan. f. Pemohonan kredit yang terealisasi harus dicatat pada Buku Realisasi Pembiayaan
berdasarkan
lembar
disposisi
pembiayaan
oleh
Kabag
Pembiayaan. Kemudian teller memberi dana sesuai dengan realisasi kepada debitor. Teller meminta biaya administrasi dan asuransi dengan perhituangan sebagai berikuti :
34
a) Perhitungan untuk biaya adminitrasi adalah realisasi pembiayaan dibawah Rp 5.000.000,- dikenakan biaya 2 %, sedangkan realisasi pembiayaan diatas Rp 5.000.000,- dikenakan biaya 1,2 %. Contoh pertama ; Jumlah pembiayaan terealisasi adalah Rp 3.000.000,- maka debitor wajib membayar Rp 60.000,-. Contoh kedua : Jumlah pembiayaan terealisasi adalah Rp 7.000.000,- maka debitor wajib membayar Rp 84.000,-. b) Perhitungan untuk biaya asuransi adalah jumlah realisasi pembiayaan setiap Rp 1.000.000,- dikenakan biaya Rp 2.650,- dalam jangka waktu angsuran satu tahun, untuk dua tahun dikenakan biaya Rp 3.960,- dan tiga tahun dikenakan biaya Rp 5.260,-. Contoh Pertama : Realisasi pembiayaan sejumlah Rp 4.500.000,- dengan jatuh tempo angsuran 1 tahun premi asuransi yaitu Rp 11.925,Contoh Kedua Realisasi pembiayaan sejumlah Rp 3.000.000,- dengan waktu jatuh tempo 2 tahun premi asuransi yaitu Rp 11.800,Contoh Ketiga Realisasi pembiayaan sejumlah Rp 5.000.000,- dengan waktu jatuh tempo selama 3 tahun premi asuransi yaitu Rp 26.300,-.
35
6. Pelayanan Angsuran Kredit a. Deditur yang datang langsung ke Koperasi BMT harus membawa kartu angsuran. Kartu angsuran diserahkan pada teller untuk dicek serta diisi termasuk salinan dan mengisi slip angsuran disertai tanda tangan deditur. b. Setelah itu slip angsuran divalidasi oleh petugas/teller dengan komputer. Jika debitur tidak dapat mendatangi ke Koperasi BMT tanpa beri tahuan sebelumnya atau telah jatuh tempo maka Dedt Colector akan mendatangi debitur ke rumah.
7. Pelunasana pembiayaan dan pengambilan jaminan a. Nasabah membawa uang pelunasan terakhir serta kartu angsuran ke kantor koperasi. b. Teller akan menerima kartu angsuran dan mengecek jumlah uang. c. Teller membuat slip angsuran dan memvalidasi pada komputer serta selanjutnya
menyetempel
“LUNAS”.
Setempel “LUNAS”
juga
dibubuhkan pada kartu angsuran setelah diisi terlebih dahulu. Termasuk mengisi arsip kartu angsuran serta menyetempel “LUNAS”. d. Setelah selesai teller memberikan slip angsuran terakhir berstempel lunas dan kartu angsuran berstempel lunas kepada nasabah. e. Sebelum
menyerahkan
barang
jaminan
terlebih
dahulu
nasabah
menandatangi Kwintasi Pengambilan Jaminan pada kolom “yang mengambil”. f.
Kemudian petugas (pihak BMT) menandatangani pada kolom “yang menyerahkan”.
36
g.
Petugas memberikan barang jaminan serta kwintasi pengambilan Jaminan ke nasabah.
h. BMT harus mempunyai salinan kwintasi pengambilan jaminan sebagai tanda, bawah barang tersebut sudah tidak bersetatus jaminan di BMT Amal Mulia. B. Kelebihan dan Kekurangan Prosedur Pembiayaan di BMT Amal Mulia a. Kelebihan Terdapat asuransi untuk nasabah pembiayaan Terdapat layanan jemput bola untuk nasabah membayar angsuran tidak langsung ke BMT. Syarat mudah dan proses cepat. b. Kekurangan Dalam jaminan sekertifikat tidak melibatkan notaris. Biaya adminitasi mengunakan prosentase Tidak terdapat cadangan resiko dalam pembiayaan.
C. Perhitungan Angsuran BMT Amal Mulia BMT Amal Mulia mayoritas pemberian pembiayaan mengunakan akad musyarakah. Sebab mayoritas dari nasabah BMT Amal Mulia adalah kalangan pengusaha kecil sehingga cocok mengunakan akad pembiayaan tersebut. Perhitungan bagi hasil maksimal 2 % bisa kurang tergantung hasil survei dan kekuatan sumber pendapatan. Pemberlakuan bagi hasil hanya berlaku pada saat modal itu terlibat dalam usaha tersebut bila modal itu dikembalikan semua dilunasi angsurannya maka bagi hasil hanya pada bulan tersebut, walapun jatuh
37
tempo masih lama. Khusus di BMT Amal Mulia semua nasabah pembiayaan apapun akadnya tidak mengunakan cadangan resiko. Hanya menerapkan simpanan pembiayaan itu pun bila nasabah meminta. Simpanan pembiayaan akan kembali ke rekening si rela nasabah.
Contoh : Nasabah A pembiayaan terealisasi sejumlah Rp 1.500.000,- mengambil angsuran 1 tahun dan nasabah meminta ada simpanan pembiayaan Rp 5.000,- . Nasabah A mempunyai kewajiban mengangsur setiap bulan kepada BMT yaitu angsuran pokok Rp 125.000- ditambah 2 % untuk bagi hasil. Nilai 2 % diperoleh melalui kesepakatan dari nasabah dengan Kabag Pembiayaan, sesuai juga dengan hasil survei. Angsuran pokok sebesar Rp 125.000,- ditambah bagi hasil sebesar Rp 30.000,- serta simpanan pembiayaan Rp 5.000,- sehingga total angsuran Rp 160.000,-. Jika nasabah A menutup angsuran dengan membayar pada bulan ke enam sejumlah angsuran pokok Rp 750.000,- cukup bagi hasil bulan ke enam saja yang dibayarkan sebesar Rp 30.000,- Jadi total angsuran untuk menutup angsuran adalah Rp 780.000,-.
D. Analisa Perkembangan Realisasi Pembiayaan Dari data realisasi pembiayaan tahun 2008 dan 2009 memperlihatkan bahwa dana pembiayaan musyarakah lebih banyak jika dibandingkan pembiayaan lain. Sebab banyak nasabah yang mempergunakan pembiayaan untuk modal usaha, sehingga akadnya adalah musayarakah. Bila mengunakan pembiayaan Bai Bitsaman Aji kurang kurang tepat sebab pembiayaan untuk pengadaan barang.
38
Pembiayaan Qardhul Hasan diperuntukkan bagi kalang kurang mampu sehingga tidak terdapat bagi hasil. Perkembangan dari bulan ke bulan cukup baik walapun terjadi naik turun tetapi pada bulan Desember mengalami peningkatan yang cukup singnifikan. Disebabkan pada bulan Desember terdapat Hari Raya Idul Adha, dimana membuat para pedagang ternak meminjam modal usaha di BMT untuk usaha berjualan hewan korban.
E. Perkembangan Nasabah Pembiayaan Jumlah nasabah realisasi pembiayan di BMT Amal Mulia tercacat dalam data sebagai berikut : Data Jumlah Nasabah yang Terrealisasi Pembiayaan
Pembiayaan baru
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
598
574
790
-4%
37,6 %
Prosentase perubahan
Data Jumlah Nasabah yang Terrealisasi Pembiayaan pada Tahun 2009
Pembiayaan baru
Januari
Februari
Maret
76
86
62
13%
- 28%
Prosentase perubahan
39
Respon masyarkat terhadap pembiayaan di BMT Amal Mulia terlihat baik. Tercermin dari makin banyak nasabah yang ingin bermitra dengan BMT Amal Mulia. Pada tahun 2007 mengalami penurunan jumlah nasabah yang terealisasi oleh BMT Amal Mulia penuruan sekitar 4%, disebabkan penerapan software yang memerlukan penyesuaian dan kurang bantuan dana dari pemerintah dan mitra BMT. Pada tahun 2008 masalah tersebut serius ditangani dengan cara pelatihan dan memodifikasi
software supaya lebih efisien. Untuk bantuan dana, BMT
mengembangkan jaringan kerja sama dengan pemerintah daerah atau pusat serta mitra kerja supaya pembiayaan dapat berkembang dengan optimal. Semua usaha yang dilakukan BMT tidak sia-sia terbukti pada tahun 2008 peningkatan nasabah sebesar 37,6 %.
F. Perkembangan Pembiayaan Khusus untuk Pengusaha Kecil BMT mempunyai tanggung jawab untuk membangkitkan ekonomi umat Islam melalui Lembaga Keuangan Mikro sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi dengan sasaran utama para pedagang dan pengusaha kecil. Untuk meningkatkan kalangan UKM harus ada permodal untuk berusaha serta pembinaan untuk mereka. Maka BMT sangat memperhatikan kalangan pengusaha kecil terlihat dari data sebagai berikut :
40
Tabel Jumlah Nasabah Jenis Profesi
Nasabah Tahun 2009 Januari
Februari Maret
Pedagang
28
40
19
Petani
4
-
1
Peternak Jasa Total nasabah
5 37
1 6 47
14 34
Tabel Jumlah Realisasi Pembiayaan
Jumlah Realisasi Pembiayaan Jenis Profesi
Tahun 2009 Januari
Pedagang Petani
Februari
Maret
Rp 204,450,000 Rp 293,200,000 Rp 155,000,000 Rp 13,000,000
-
Rp
3,000,000
Peternak Jasa
Rp Rp 18,500,000 Rp
1,000,000 43,000,000 Rp 140,200,000
Total
Rp 235,950,000 Rp
337,200,000 Rp 298,200,000
Catatan : Kasifikasi jasa di atas adalah para perkerja informal seperi tukang sopir, ojek, kusir delman, tukang sol sepatu dan lain-lain
41
Tabel Pengolongan Nasabah Pada Jumlah Realisasi
No
Jumlah Pembiayaan
1.
Kurang Rp 1.000.000,-
2.
> Rp 1.000.000,- − Rp 2.500.000,> Rp 2.500.000,- − Rp 5.000.000,> Rp 5.000.000,- − Rp 7.500.000,Di atas Rp 7.500.000,-
3. 4. 5.
Januari 4
Total Nasabah
Nasabah Tahun 2009 Februari 5
7
10
6
15
23
16
6
-
7
5
9
5
37
47
34
Tabel Pengolongan Nasabah pada Waktu Jatuh Tempo No
Maret -
Nasabah Tahun 2009
Waktu Jatuh Tempo
Januari Februari
Maret
1
Di bawah 1 tahun
4
8
5
2
15 bulan
-
-
1
3
18 bulan
5
4
9
3
20 bulan
1
-
-
4
1 tahun
14
17
10
5
2 tahun
13
14
7
6
3 tahun
-
4
2
37
47
34
Total Nasabah
42
G. Perkembangan Angsuran BMT Amal Mulia sangat memperhatikan angsuran yang dilakukan oleh nasabah. Bila terjadi kemacetan langsung ditangani dengan cepat dan profesional. Cara yang dilakukan BMT Amal Mulia untuk menangani pembiayaan macet sebagai berikut : 1. Pemberian Surat Penagihan Pertama Dilakukan oleh BMT apabila nasabah pembiayaan telah tiga bulan berturut-turut belum membayarkan angsuran, sehingga BMT memberikan surat melalui petugas penagihan. Surat Penagihan Pertama berisi pemberitahuan mengenai nominal tunggakan angsuran pokok dan bagi hasil yang harus dibayar sampai bulan bersangkutan. 2. Pemberian Surat Penagihan Kedua Dilakukan oleh BMT apabila nasabah pembiayaan setelah satu bulan diberi surat penagihan pertama, tidak ada tindakan atau itikad baik untuk melunasi pinjaman. Surat penagihan kedua yang harus diberi kepada nasabah dan pemberikan tahuan akan dilakukan penyitaan terhadap barang jaminan, apabila nasabah tidak mampu untuk melunasi pinjaman. 3. Pembuat Surat Pernyataan Pada pembuat surat pernyataan petugas BMT memberikan surat pernyataan yang harus ditanda tangani oleh nasabah pembiayaan berisi kesanggupan untuk melunasi pinjamannya, berdasarkan waktu yang disetujui oleh peminjam. Apabila peminjaman tetap tidak mampu untuk melunasi hutangnya maka BMT berhak untuk mengambil hak dari barang jaminan tersebut, baik diantar sendiri oleh nasabah atau diambil langsung oleh petugas BMT .
43
4. Pelaksanaan Ekeskusi Dalam pelaksanan ekeskusi terhadap barang jaminan dilakukan karen tidak ada tindakan atau itikad baik dari nasabah dan tidak sanggup melaksanakan isi dari surat pernyataan. Ekeskusi dapat dilakukan sesuai dengan jenis jaminan tersebut. Untuk sertifikat tanah penyelesaian dilakukan mengunakan jasa notaris. Sedangkan untuk BPKB kendaran bermotor dilakukan secara langsung disertai hak kuasa menjual yang telah ditandatangai oleh pemilik. Selanjutnya pihak BMT melelang barang jaminan tersebut untuk menutupi hutang yang masih tersisa dan apabila sisa maka akan dikembalikan kepada nasabah. Prosedur
penanganan
pembiayaan
macet
telah
dilakukan
secara
profesional. Sebab angsuran merupakan pendapatan terbesar dari suatu lembaga keuangan. Dari tabel yang terlihat sebagai berikut :
Tabel Angsuran Pembiayaan pada Tahun 2008
Januari Februari Maret
307,841,700 349,086,300 324,562,250
Bai Bitsaman Ajil 500,000 500,000 500,000
April Mei Juni Juli Agustus
278,622,550 355,300,200 334,773,000 331,959,600 455,777,700
500,000 780,000 1,120,000 500,000 517,700
September Oktober
329,068,350 503,054,250
500,000 1,458,350
Nopember
448,362,100
3,458,350
Bulan
Desember Total
Musyarakah
361,969,700 770,850 4,380,377,700 11,105,250 44
Qardhul Hasan
Prosentasi Perubahan Mus.
B.B.A.
1,000,000 2,000,000
13
%
0
%
%
0
%
4,000,000
-7 14
%
0
%
28
%
56
%
-6
%
44
%
-1
%
-55
%
37 28
%
4
%
%
-3
%
53 11 19
%
192
%
%
137
%
%
-78
%
7,000,000
Q.H. 100
%
100
%
Dari uraian tabel di atas mengambarkan kinerja cukup baik yang dilakukan oleh BMT Amal Mulia, yang berusaha maksimal untuk setiap nasabah dapat mengangsur dengan baik. Angsuran tertinggi terdapat pada bulan Oktober senilai Rp 503.000,- untuk musyarakah, sedang akan Bai Bitsaman Ajil pada bulan November senilai Rp 3.458.350,-.
45
46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Prosedur pembiayaan BMT Amal Mulia banyak mengunakan akad musyarakah disebabkan mayoritas berprofesi sebagai pedagang dan pengusaha kecil. 2. Perkembangan pembiayaan di BMT Amal Mulia dengan pertumbuhan pembiayaan semakin lama semakin meningkat. Hal ini membuktikan bahwa kinerja BMT Amal Mulia cukup baik. 3. Loyalitas para nasabah terhadap pembiayaan di BMT Amal Mulia cukup terjaga, terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah nasabah yang mau bermitra dengan BMT Amal Mulia. 4. BMT Amal Mulia juga memperhatikan para pengusaha kecil dan pedagang yang ingin mengembangkan usaha, terlihat jumlah realisasi untuk kalangan tersebut cukup tinggi. Sehingga para nasabah dapat terbantu terutama untuk modal kerja.
B. Saran 1. Untuk BMT Amal Mulia a. Para nasabah yang berprofesi pedagang dan pengusaha kecil diupayakan pembinaan lebih lanjut dari BMT supaya modal yang digunakan dapat tepat guna.
46
b. Penggunaan sistem komputerisasi harus ditingkatkan agar pembayaran angsuran dapat efisien dan memuaskan bagi nasabah. c. Dalam akad musyarakah sebaiknya tidak mengunakan prosentasi tetapi nisbah. 2. Untuk STAIN a. Hendaknya lembaga mengadakan pembekalan magang serius dengan mendatangan praktisi dunia perbankan syariah yang berpengalaman, supaya mahasiswa mempunyai wawasan luas pada saat magang. b. Hendaknya lembaga memberikan fasilitas seperti tas dan buku pedoman agar mahasiswa tidak kesulitan ketika di tempat magang.
47
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’I A. Perwataatmadja, Karnaen, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1992 Arsyad, Lincolin, Lembaga Keuangan Mikro Institusi Kinerja dan Sustanabilitas, CV. Andi Offset, Yogyakarta, 2008 Irawati, Anik, Prosedur Pembiayaan Mudharabah (Bagi Hasil) pada BRI Syariah Cabang Solo, STAIN, Salatiga, 2007 Kasmir, Manajemen Perbankan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004 Lubis, Suhrawati. Hukum Ekonomi Islam, Sinar Grafika, Jakarta, 2004 Zainul, Arifin, Memahami Bank Syariah ; Lingkup, Peluang, Tantangan, dan Prospek, Alvabet, Jakarta, 2003
48