i
PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syari’ah
Oleh: LIA ANISATUL MUNIROH NIM 092503031
PROGRAM DIPLOMA III PERBANKAN SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH IAIN WALISONGO SEMARANG 2012
ii
PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syari’ah
Oleh: LIA ANISATUL MUNIROH NIM 092503031
PROGRAM DIPLOMA III PERBANKAN SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH IAIN WALISONGO SEMARANG 2012
iii
H. Muchamad Fauzi. SE., MM Jln. Karangrejo Tengah IX/1 Gajahmungkur Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp.
: 4 (empat) eks
Hal.
: Naskah Tugas Akhir (TA) An. Saudari Lia Anisatul Muniroh Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya maka bersama ini saya kirimkan naskah Tugas Akhir (TA) Saudari: Nama
: Lia Anisatul Muniroh
NIM
: 092503031
Jurusan
: D3 Perbankan Syariah
Judul
: “PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN”
Dengan ini saya mohon kiranya Tugas Akhir Saudari tersebut segera diujikan. Demikian harap menjadi maklum. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
H. Muchamad Fauzi. SE., MM NIP. 19730217 2006 04 1 001
iv
KEMENTRIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS SYARI’AH Jl. Prof. Dr. Hamka KM 02 Ngaliyan Telp. (024) 7601291 Semarang
PENGESAHAN
Tugas Akhir NIM
: Lia Anisatul Muniroh : 092503031
Telah diujikan oleh Dewan Penguji D.III Perbankan Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang , dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude / baik / cukup, pada tanggal : 14 Mei 2012 Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya tahun akademik 2011/2012. Semarang, 14 Mei 2012 Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Johan Arifin, S.Ag., MM NIP. 19710908 200212 1 001
H. Muchamad Fauzi., SE., MM NIP. 19730217 200604 1 001
Penguji I,
Penguji II,
H. Muhammad Saifullah M.Ag
Moh. Khasan, M.Ag.
NIP. 19700321 199603 1 003
NIP. 19741212 200312 1 004
Pembimbing I,
Pembimbing II,
H. Muchamad Fauzi., SE., MM NIP. 1973017 200604 1 001
Maria Anna Muryani, SH., MH NIP. 19620601 199303 2 001
v
MOTTO
1. Experience is the best teacher (Pengalaman adalah guru terbaik). 2. You’ll never know till you have tried (Kamu tidak
akan
pernah
tahu
sebelum
kamu
mencobanya). 3. Practive
makes
prefect
(Praktik
membuat
sempurna). 4.As you show, so will you reap (Apa yang kamu tanam itulah yang akan kamu petik).
vi
PERSEMBAHAN Tugas akhir ini kupersembahkan untuk: 1. Allah SWT yang telah mengkaruniai nafas kehidupan, menghadiahiku kekuatan untuk wujudkan impian. 2. Bapak dan ibuku yang selalu menyayangiku, mencurahkan segenap kasih sayangnya dan yang telah mengenalkanku pada kehidupan, memperjuangkan hidupku, menuntun langkahku menggapai sebuah cita-cita, ridho kalian adalah semangat perjuangku. 3. Eyang, tiada yang pantas penulis hadiahkan kepadamu selain kata terima kasih atas kasih sayang yang telah engkau curahkan dari kecilku, sekarang hingga nanti. 4. Adikku adalah jiwa yang tak dapat ditukar dengan apapun didunia ini. 5. Segenap keluargaku, makasih, atas do’a dan dukungan selama ini. 6. Sayangku, senyummu hapuskan segala dukaku dan yang selalu setia menemani setiap langkahku. 7. Teman-teman kost full house, sekaligus pengganti orang tuaku selama disini. 8. Sahabat-sahabatku, kalian adalah bagian dari hari-hariku. 9. Teman-teman magangku, banyak kenangan indahku terlewatkan bersama kalian. 10. Teman-teman D3 angkatan 2009 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya. 11. Someone whose I loved. 12. Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang.
vii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga Tugas Akhir ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, Mei 2012 Deklarator,
Lia Anisatul Muniroh NIM. 092503031
viii
ABSTRAK
Nama
: LIA ANISATUL MUNIROH
NIM
: 092503031
Judul
: PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang diberikan oleh bank
syariah untuk menalangi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk membeli suatu benda/barang maupun jasa (modal/kerja) dimana nasabah hanya mewajibkan membayar cicilan keuntungan setiap bulan untuk modal kerja yang dibiayai bank syariah dan cicilan harga beli oleh bank syariah (pokok pinjaman) daru dibayar pada saat pelunasan (jatuh tempo). Didalam prakteknya KJKS BMT Bahtera Pekalongan menggunakan sistem wakalah yaitu praktiknya dalam pembelian barang murabahah, pihak BMT Bahtera hanya mewakilkan kepada nasabah untuk mencari dan membeli sendiri barang yang dibutuhkan. Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah bagaimana aplikasi pembiayaan murabahah di KJKS BMT Bahtera Pekalongan, dan bagaimana kendala di KJKS BMT Bahtera Pekalongan. Pada aplikasi pembiayaan murabahah dari adanya Pengajuan pembiayaan murabahah, Analisa pembiayaan murabahah,
Analisa
yuridis,
Analisa
jaminan,
Persetujuan
pembiayaan
murabahah, Pengikatan oleh notaris dan intern/akad pembiayaan, Penerimaan jaminan, Pencairan dana (dropping dana). Dan pada kendala yang dihadapi adanya ketidaksesuaian yang dikarenakan banyaknya peningkatan pembiayaan dari tahun ke tahun, maka dari itu kurang adanya pengontrolan dari pihak BMT kepada nasabah tersebut. Dengan metode sumber Data yaitu Data primer dan Data sekunder, penulis mendapatkan gambaran umum dan data tentang KJKS BMT Bahtera Pekalongan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan Kualitatif dan metode yang digunakan adalah Deskriptif.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir (TA) dengan judul “PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada pembimbing umat, Rasulullah Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya dan segenap umatnya hingga akhir zaman. Karya tulis ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban ilmiah selama penulis mengikuti proses akademik di Fakultas Syari’ah Program D3 Perbankan Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. Dalam penulis Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Muhibbin, M. Ag., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Dr. Imam Yahya, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. 3. Drs. Wahab Zaenuri, MM., selaku ketua Prodi Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. 4. Dan khususnya pembimbing penulis, H. Muchamad Fauzi, SE., MM., Terima kasih atas bimbingannya, masukan, kritikan, dan arahan Bapak, sehingga dengan jangka waktu yang cukup terbatas penulis bisa menyelesaikan TA ini. 5. Seluruh dosen pengajar dan karyawan Program Diploma III Perbankan Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis untuk menjadi bekal dalam Kegiatan Praktik Kerja Lapangan. 6. Seluruh karyawan KJKS BMT Bahtera Pekalongan yang telah memberikan kesempatan magang dan menimba ilmu di sana. Terima kasih atas data-data dan bantuan yang telah diberikan.
x
7. Kelurga tercinta: Bapak Ibu, adikku dan eyang. Penulis menghaturkan terima kasih yang agung. Kalian adalah jiwa dalam setiap nafasku yang membagkitkan semangat penulis untuk selalu melangkah optimis. 8. Budi haryansyah, S.E.MM., selaku GM utama KJKS BMT Bahtera Pekalongan beserta staf-stafnya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu dan praktik langsung dan juga bersedia membantu mencari data untuk menyelesaikan laporan ini. 9. Bapak Moh Isro’i, SAf., MM., yang bersedia meluangkan waktu untuk membantu dan membimbing pembuatan Tugas Akhir ini di KJKS BMT Bahtera Pekalongan. 10.
Sahabat-sahabaty Perbankan Syari’ah angkatan 2009 IAIN Walisongo
Semarang yang telah memberikan dorongan dan do’a 11.
Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Semoga kebaikan dan ketulusan mereka semua menjadi amal ibadah di
sisi Allah SWT. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam mengerjakan TA ini, namun semua tidak lepas dari kekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran serta masukan yang konstruktif selalu penulis tunggu demi kesempurnaan penulisan TA ini.
Semarang, Mei 2012
penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………..
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………. iii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iv HALAMAN MOTTO……………………………………………………….
v
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….. vi DEKLARASI………………………………………………………………... vii ABSTRAK…………………………………………………………………... viii KATA PENGANTAR………………………………………………………. ix DAFTAR ISI………………………………………………………………… xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ....................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................
3
1.3 Tujuan .................................................................................
3
1.4 Manfaat ...............................................................................
3
1.5 Metodologi Penelitian .........................................................
4
1.6 Sistematika Penulisan .........................................................
7
GAMBARAN UMUM KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN 2.1 Profil KJKS BMT Bahtera dan Perkembangannya ............
9
2.2 Visi dan Misi BMT Bahtera................................................ 11 2.3 Struktuk Organisasi KJKS BMT Bahtera ........................... 13 2.4 Produk-Produk di KJKS BMT Bahtera .............................. 29 2.5 Keberadaan Nasabah KJKS BMT Bahtera ......................... 42
BAB III
PEMBAHASAN 3.1 Pengertian dan Landasan Pembiayaan Murabahah ............ 44 3.2 Rukun dan Syarat Pembiayaan Murabahah ....................... 47 3.3Jenis dan Macam-Macam Pembiayaan Murabahah ............ 49
xii
3.4Tindak Lanjut atas Pembiayaan Murabahah ........................ 55 3.5Aplikasi Pembiayaan Murabahah di BMT Bahtera ............ 61 3.6Kendala di BMT Bahtera ..................................................... 73
BAB IV
PENUTUP 4.1 Kesimpulan ......................................................................... 76 4.2 Saran ................................................................................... 77 4.3 Penutup ............................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perbankan syari’ah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep ekonomi Islam, terutama dalam bidang keuangan. Perbankan Syari’ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau disebut juga dengan interes-free banking. Bank Syari’ah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respons dari kelompok ekonom dan praktisi perbankan muslim yang berupaya
mengakomodasi
desakan dari berbagai
pihak
yang
menginginkan agar tersedianya produk pembiayaan dan jasa keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-prinsip Syari’ah Islam. Utamanya adalah yang berkaitan dengan pelanggaran praktek riba, kegiatan maisir (spekulasi) dan Gharar (ketidakjelasan). Keberadaan lembaga keuangan dalam Islam adalah vital karena kegiatan bisnis dan roda ekonomi tidak akan berjalan tanpanya. Bank Syari’ah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan atau perbankan yang beroperasional dan produknya dikembangkan berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya serta lalu lintas pembayaran
1
2
dan peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syari’at Islam.1 KJKS BMT Bahtera merupakan suatu lembaga koperasi yang legal menangani penghimpunan dana maal (harta) untuk Islam meliputi zakat, infaq, dan shadaqah dan juga menangani jasa keuangan (tamwil) yang meliputi simpanan dan pembiayaan untuk usaha produktif kepada anggotanya dan nasabah/masyarakat umum baik lembaga, yayasan, instansi maupun perorangan, yang pengelola dan operasionalnya menggunakan prinsip syariah dan prinsip koperasi KJKS BMT Bahtera ini kantor pusat berada di Pekalongan dengan membuka cabang di Batang, Warungasem, Buaran, dan Pekalongan. Salah satu produk jasa pambiayaan KJKS BMT Bahtera adalah pembiayaan murabahah. Murabahah adalah jual beli barang pada asal (harga perolehan) dengan tambahan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh kedua belah pihak (Penjual dan Pembeli). Dalam akad jual beli murabahah, KJKS BMT Bahtera menetapkan uang muka sebesar 50% kepada nasabahnya. Akan tetapi uang muka 50% ini tidak dikatakan sebagai riba karena dia berfungsi sebagai jaminan agar nasabah tidak melakukan penyalahgunaan pembiayaan akad murabahah. Dan pembiayaan murabahah ini paling diminati oleh masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik ingin menindaklanjuti dengan membahas lebih mendalam yang berkaitan dengan produk pembiayaan dengan prinsip (jual beli) murabahah di KJKS BMT Bahtera sebagai obyek
1
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, Yogyakarta: UPP AMD YKPN, 2002, hlm.13
3
penulisan
tugas
akhir
dengan
mengangkat
judul,
“PEMBIAYAAN
MURABAHAH DI KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana Aplikasi Pembiayaan Murabahah di KJKS BMT Bahtera Pekalongan? 2. Bagaimana kendala dan permasalahan yang timbul terhadap Pembiayaan Murabahah di BMT Bahtera Pekalongan?
1.3 Tujuan Dengan adanya penelitian pada KJKS BMT Bahtera Pekalongan, maka tujuan yang ingin dicapai penulis adalah 1. Untuk mengetahui Bagaimana Aplikasi Pembiayaan Murabahah di KJKS BMT Bahtera Pekalongan. 2. Untuk mengetahui Bagaimana kendala dan permasalahan yang timbul terhadap Pembiayaan Murabahah di BMT Bahtera Pekalongan.
1.4 Manfaat Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti
4
a. Melatih bekerja dan berfikir kreatif serta inovatif dengan mencoba mengaplikasikan teori-teori yang didapat selama studi. b. Sebagai bahan informasi untuk peneliti selanjutnya. c. Untuk meningkatkan pengetahuan praktikum berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh ditempat magang. d. Untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Ahli Madya pada Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. 2. Bagi BMT Penelitian ini digunakan untuk memperkenalkan eksistensi BMT kepada masyarakat luas sehingga dapat memberikan informasi dan pengetahuan tambahan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan usaha secara syari’ah.
1.5 Metodologi Penelitian Dalam penyusunan tugas akhir ini yang bersifat ilmiah, data merupakan bagian yang sangat penting. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan harus akurat, komprehensif dan relevan bagi persoalan yang diteliti adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu merupakan penyelidikan mendalam mengenai situasi unit social yang menghasilkan gambaran yang terorganisasi dengan baik dan lengkap mengenai unit
5
social tersebut yang ditemukan di lapangan yang ditopang dengan teoriteori yang ada pada referensi yang digunakan dari berbagai sumber.2 2. Sumber Data Dalam penyusunan tugas akhir ini, klasifikasi data yang diperlukan penulis terbagi dalam: a. Data primer Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tidak melalui perantara. b. Data sekunder Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung, melalui media perantara berupa buku-buku literature, majalah-majalah yang ada kaitannya dengan penelitian. 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data ini penulis menggunakan metode: a. Observasi Observasi yaitu penggunaan format atau blangko pengamatan sebagai instrument.3 Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dan informasi, seperti: gambaran umum mengenai BMT Bahtera dan produk-produknya pembiayaan murabahah dan sistem manajemen di BMT Bahtera.
2 3
Saiful Anwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998, hlm. 93 Nur Indriantoro, et al. Metodologi Penelitian Bisnis, Yogyakarta: BPFE, 2002, hlm. 146
6
b. Wawancara/interview Wawancara/interview
adalah
menanyakan
serentetan
pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam mengkorek keterangan lebih lanjut.4 Teknik ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi tentang aplikasi dalam pembiayaan murabahah, dan faktor kendala, maka penulis melakukan kegiatan wawancara dengan pihak Manager Marketing yang ada di Kantor Pusat BMT Bahtera Pekalongan dan karyawan yang ada di BMT Bahtera tersebut. c. Dokumentasi Dokumentasi
adalah
teknik
pengumpulan
data
dengan
membaca buku-buku referensi tentang murabahah. Teknik ini digunakan untuk pengumpulan data personalia, karyawan dan gambaran umum di BMT Bahtera. Dan penulis juga mengambil dari bahan pustaka seperti kutipan, buku-buku, artikel, majalah, dan arsiparsip tentang akad pembiayaan murabahah. 4. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analitis yaitu data yang diperoleh tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistic, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekedar angka atau frekuensi. Penelitian melakukan
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Yogyakarta: 2002, hlm. 206
7
analisis data yang memberi pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif.5 Setelah tahap pengumpulan data, kemudian data diolah, dan dianalisis sesuai dengan teori-teori tentang Pembiayaan Murabahah di KJKS BMT Bahtera. Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis Catatan hasil observasi, wawancara, untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.
1.6 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan. Pada bab ini penulis menyajikan keterangan singkat terhadap Tugas Akhir ini secara garis besar yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Gambaran Umum KJKS BMT Bahtera Pekalongan. Bab ini berisi tentang profil KJKS BMT Bahtera Pekalongan dan perkembangannya, Visi dan Misi Perusahaan BMT Bahtera Pekalongan, Struktuk Organisasi KJKS BMT Bahtera Pekalongan, dan Produk-Produk yang ada di KJKS BMT Bahtera Pekalongan, serta keberadaan nasabah di KJKS BMT Bahtera Pekalongan.
5
Ibid, hlm. 206
8
BAB III Pembahasan. Bab ini berisi tentang pengertian dan landasan pembiayaan murabahah, rukun dan syarat pembiayaan murabahah, jenis dan macam-macam pembiayaan murabahah, aplikasi pembiayaan murabahah dan kendala di BMT BAHTERA Pekalongan. BAB IV Penutup. Dalam bab ini, penulis menyajikan kesimpulan, saran, serta penutup.
9
BAB II GAMBARAN UMUM KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN
2.1 Profil KJKS BMT BAHTERA Pekalongan dan Perkembangannya 2.1.1 Sejarah Berdirinya BMT dan Perkembangannya Baitul Maal wat Tamwil (BMT) yaitu lembaga ekonomi mikro Syari’ah yang berbadan hukum koperasi, yang bergerak dibidang social (Baitul Maal) dan profit oriented (Baitul Tamwil). BMT Bahtera Pekalongan berdiri tepatnya pada tanggal 01 Oktober 1995, pendirian BMT Bahtera Pekalongan ini diprakarsai oleh tokoh-tokoh sebagai berikut: 1. Cendekiawan yang meliputi Drs. A. sahkowi. ME. (Dosen Universitas Pekalongan), Drs. H. Aminudin MPd. (Dosen IAIN Walisongo). 2. Pengusaha yang meliputi H. Edy Supardi (Komisaris PT Primatexo Batang), H. Nayef Shamlan. 3. Ulama’ yang meliputi KH. Ahmad Yahya. 4. Tokoh masyarakat yang meliputi Dr. HM. Basyir Ahmad S, Abdul Masjid. kota Pekalongan yang melihat bawah pengusaha kecil tidak dapat mengembangkan usahanya, karena terbatasnya lembaga yang memfasilitasi mereka baik dibidang permodalan, manajemen ataupun bidang peningkatan kualitas SDM.6
6
Wawancara dengan Bapak Moh Isro’i, SAf., MM., Selaku Manager Marketing KJKS BMT Bahtera Pekalongan, Senin 9 April 2012 Jam 11.00 WIB
9
10
BMT Bahtera Pekalongan yang pada saat berdirinya hanya memiliki modal 26 juta dengan satu kantor dan tiga pengelola, pada tahun ketujuh belas 2012 telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan, dengan 5 kantor cabang, 50 karyawan dan asset kurang lebih 50 milyar rupiah.7 Pendirian ini dilatarbelakangi pula guna memperkenalkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada ekonomi syariah serta menyediakan sarana mediasi keuangan antara warga muslim yang memiliki kelebihan likuiditas dengan warga muslim lainnya yang kekurangan likuiditas dan guna memecahkan persoalan kebutuhan akan mempermodal umat golongan lemah, serta menyediakan sarana penyimpanan dana yang bersistem bagi hasil. KJKS BMT Bahtera Pekalongan merupakan lembaga simpan pinjam syariah. Sejak tahun 1995 sampai sekarang asset tabungan deposito selalu mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini sering dengan tumbuhnya kepercayaan masyarakat Pekalongan dan sekitarnya kepada KJKS BMT Bahtera Pekalongan. Perkembangan ini didukung pula dengan tersebarnya kantor-kantor cabang di beberapa wilayah sekitar Pekalongan, yaitu di Kota Pekalongan meliputi ruko Mega Grosir MM, Kabupaten Pekalongan di kecamatan Buaran Pekalongan, Kabupaten Batang di Bogoran Batang dan Warungasem Batang.8 Pengelolaan operasional KJKS BMT Bahtera Pekalongan pada saat berdiri, ditandatangani oleh 5 orang pengelola dan perkembangan 7 8
Ibid. Ibid.
11
berikutnya ketika aktifitas mengalami kemajuan pesat, BMT Bahtera Pekalongan di pimpin langsung oleh GM Eksekutif Unit Simpan Pinjam KJKS BMT Bahtera Pekalongan. Sementara itu untuk operasional KJKS BMT Bahtera yang pada tahun pertama berdiri memiliki 5 karyawan dan pada saat ini memiliki 50 karyawan (karyawan tetap dan karyawan kontrak, cleaning service dan satpam).9 KJKS BMT Bahtera Pekalongan adalah koperasi simpan pinjam syariah yang berbadan hukum koperasi, bergerak dalam bidang profit oriented (Baitul Tamwil) dan social (Baitul Maal). Sedangkan nasabah KJKS BMT Bahtera Pekalongan berasal dari berbagai kalangan seperti diantaranya:10 1) Lembaga Pendidikan (TK, SD, MI, SMP, SMA, dan TPQ). 2) Perorangan (Pedagang, Ibu rumah tangga, dan pengusaha). 3) Instansi Pemerintah (Balai desa, kecamatan, dan Puskesmas). 4) Anggota masyarakat lainnya.
2.2 Visi dan Misi Perusahaan BMT Bahtera Pekalongan Berpijak pada Visi dan Misi KJKS BMT Bahtera Pekalongan:11
9
Wawancara dengan Mbak Atika sebagai Teller Unit BMT BAHTERA Batang Op. Cit. Wawancara dengan Bapak Isro’i 11 Ibid. 10
12
Visi KJKS BMT Bahtera: “Menjadikan lembaga keuangan mikro Syariah yang dikelola secara professional dan amanah, bermanfaat bagi umat menuju kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, adil dan diridhoi Allah SWT.” Misi KJKS BMT Bahtera: 1. Mewujudkan lembaga keuangan mikro syariah yang dikelola secara syariah dengan murni dan konsekuen. 2. Mewujudkan KJKS BMT Bahtera sebagai media dakwah dalam penguatan ekonomi umat. 3. Menjadi lembaga keuangan mikro syariah yang kuat, sehat dan mandiri dengan mengedepankan kekuatan serta potensi yang dimiliki secara optimal. 4. Menumbuh kembangkan budaya kerja yang berprinsip jujur, amanah, adil, profesional, kreatif, inovatif dan sanggup menghadapi tantangan yang ada. 5. Menjadi lembaga keuangan mikro syariah yang diandalkan masyarakat muslim ditingkat regional maupun nasional. 6. Menjadi lembaga keuangan mikro syariah yang mengedepankan aspek kemanfaatan jangka panjang.
13
2.3 Struktur Organisasi KJKS BMT Bahtera Pekalongan
14
Pengurus KJKS: 1. Ketua
: Budi Hardyansyah. SE, MM
2. Wakil Ketua
: H. Ani Martopo
3. Sekretaris
: Hj. Balgis Diab. SE, SAg, MM
4. Wakil Sekretaris
: H. Syakirin
5. Bendahara
: H. Nayet Shamlan
Pengawas Syari’ah dan Pengawas Manajenem: 1. KH. Azizi Fudhel 2. KH. Saniawi Sya’roni, M. Ag 3. Dr. Arsiyanto (Spesialis Bedah)
Manager Umum: Budi Hardyansyah. SE, MM
Research & Development: 1. M. Taufiqurrohman S.Ag 2. Wisanto, SE 3. Fajar Rohyani, SE 4. Mukarromah
Internal Audit: Rini Erawati, SE
15
Manajer Pemasaran: Moh. Isro’i, S.Ag, MM
Manajer Operasional: Rosa Nonta, SE
Baitul Maal: Moh. Isro’i, S.Ag, MM
Legal/Jaminan: M. Hidayaturrohman, SE
Remedial PYD: Miftakhur Reza, SE
Personalia & Umum: M. Hidayaturrohman, SE
Kepala Cabang: 1. Pekalongan
: Mukarromah
2. Buaran
: Illa Afila, SH
3. Warung Asem
: Fajar Rohyani, SE
4. Batang
: Wisanto, SE
16
5. Tegal
: M. Taufiqurrohman S.Ag
Keterangan: Tugas-tugas dari Bagian Organisasi12 1. Ketua Pengurus KJKS a. Menyelenggarakan RAT. b. Menyusun atau merumuskan kebijakan umum untuk mendapatkan rapat anggota. c. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan KJKS BMT Bahtera. d. Mensosialisasikan KJKS BMT Bahtera. e. Menyelenggarakan rapat pengurus: 1) Evaluasi bulanan dan perkembangan kinerja KJKS BMT Bahtera. 2) Menentukan dan membuat kebijakan strategi KJKS BMT Bahtera. 3) Menandatangani dokumen dan surat yang berhubungan dengan KJKS BMT Bahtera. 2. sekretaris a. Mengagendakan acara pada kegiatan Rapat pengurus, Rapat anggota, Pertemuan pengurus dengan pengelola, Kunjungan pengurus ke instansi/lembaga, Menyusun konsep surat-surat keluar (ekstern) dan kedalam (intern) dari pengurus.
12
Pokok-Pokok Kebijakan Umum Tahun Anggaran 2012 Di KJKS BMT Bahtera Pekalongan
17
b. Menerima dan melayani tamu yang berhubungan dengan ketua pengurus KJKS BMT Bahtera. c. Menyampaikan amanat dari ketua dari pertemuan apabila ketua berhalangan hadir. d. Menyerap dan menyampaikan aspirasi anggota koperasi. e. Menerima masukan (saran dan kritik) yang diajukan oleh para pengelola kepada pengurus. f. Menyusun konsep kebijakan pengurus atas KJKS BMT Bahtera. 3. Bendahara a. Menelaah anggaran yang diajukan oleh manajer umum yang nantinya akan dibahas dalam RAT. b. Memberikan masukan/saran atas anggaran yang diajukan manajer umum. c. Menyusun anggaran gaji dan keperluan lain yang dibutuhkan oleh pengurus. d. Memberikan konsep kebijakan bagi hasil yang diperoleh oleh pemegang investasi. e. Memberikan validasi pada berkas pembiayaan yang diajukan manajer umum. 4. Dewan Pengurus a. Menelaah semua kegiatan pada peraturan koperasi yang berlaku apakah sesuai dengan aturan hukum, kesyariahan dan peraturan
18
lain yang berlaku, etika serta tak ada benturan kepentingan maupun unsur-unsur yang melanggar kepatuhan. b. Memantau dan mengawasi tentang pola pelaksanaan manajemen dibidang kesyariahan. c. Menelaah
masalah
perilaku
manajemen/karyawan
yang
menyangkut pelaksanaan konsep syariah, benturan kepentingan, melakukan kecurangan, manipulasi, menilai kebijakan akuntansi dan penerapannya, meneliti laporan keuangan KJKS BMT Bahtera. 5. Manajer Umum a. Menyusun rencana strategis yang cukup. b. Prediksi tentang kondisi lingkungan. c. Perkiraan posisi perusahaan dalam persaingan. d. Rencana-rencana perusahaan. e. Visi dan misi perusahaan. f. Tujuan dan sasaran. g. Strategi yang dipilih. h. Laporan keuangan. i. Menyusun rencana strategis kepada pengurus untuk disahkan dalam RAT atau diluar RAT. j. Mengusulkan rancangan anggaran dan rencana kerja manajemen kepada pengurus yang nantinya disahkan pada RAT.
19
k. Memimpin rapat koordinasi dan evaluasi bulanan yang diadakan pada pekan pertama dengan agenda: laporan perkembangan dari manajer
pemasaran
dan
manajer
operasional,
laporan
perkembangan bisnis secara umum (target dan realisasi, analisi rasio, permasalahan peluang bisnis yang ada), pengambilan keputusan untuk perencanaan perbaikan atau mengatasi masalah yang ada, mengajukan perubahan daftar skala gaji pokok, dan bonus kepada pengurus minimal satu tahun sekali (bila ada perubahan dari peninjauan ulang), menandatangani perjanjian kerja sama antar KJKS BMT Bahtera dengan pihak lain. 6. Manajer Pemasaran atau Marketing a. Menyusun rencana yang mencakup: Rencana anggaran pemasaran, pendanaan, dan pembiayaan. b. Rencana pemasaran, pendanaan, dan pembiayaan berupa: Target lending dan konfirmasi per cabang, pengembangan wilayah potensial, rencana pengembangan produk, promosi dan distribusi berdasarkan potensi pasar, rencana organisasi tim marketing. c. Mengusulkan rencana operasional pembiayaan. d. Memimpin rapat koordinasi dengan divisi-divisi lainnya. e. Menyembangkan strategi pemasaran. 7. Kepala Bagian Pemasaran a. Meningkatkan pelayanan pendanaan dan pembiayaan secara efisien dan efektif sesuai dengan kepala bagian.
20
b. Melakukan
monitoring,
evaluasi,
review
terhadap
kualitas
portofolio pembiayaan yang telah diberikan dalam rangka pengamanan atas setiap pembiayaan yang diberikan. c. Menjalankan tahapan pencapaian target sesuai dengan rencana operasional. d. Menyusun strategi planning alokasi pembiayaan (efektif terarah). e. Membina nasabah antara lain penagihan pembiayaan yang berada pada batas wewenangnya. f. Aktif menyampaikan pendapat dan saran tentang strategi dan teknik pemasaran kepada direksi. 8. Account Officer a. Memberikan dan meningkatkan pelayanan pembiayaan secara efektif dan efisien. b. Melakukan analisis pembiayaan atas proposal yang masuk. c. Melakukan survey on the spot kepada nasabah. d. Melakukan taksasi jaminan. e. Melakukan pembinaan nasabah antara lain: penagihan pembiayaan yang berada pada batas wewenangnya yang tergolong lancar, kurang lancar, diragukan maupun macet. 9. Support Pembiayaan dan Hukum (LEGAL) a. Melakukan koordinasi terhadap seluruh kegiatan unit kerjanya dengan memberikan konsultasi dan rekomendasi kepada unit kerja lain.
21
b. Melakukan perencanaan kerja yang disesuaikan. c. Melakukan pemantauan dan pengawasan atas efektifitas dan melakukan pendokummentasian atas pelaksanaan pembiayaan. d. Bertindak selaku sekretaris komite pembiayaan. e. Menerima, memeriksa dan meneliti kelengkapan serta menyimpan dokumen-dokumen jaminan asli yang berhubungan dengan pemberian pembiayaan proses ini dilakukan bersama-sama seksi hukum dokumentasi. f. Memeriksa kembali dokumen, persyaratan, prosedur penelitian taksasi jaminan secara teratur dan mengadakan perubahan, perbaikan jika perlu. g. Aktif menyampaikan pendapat, saran serta melakukan administrasi. 10.
Administrasi Pembiayaan
a. Melakukan pencatatan setiap pencairan pembiayaan terhadap nasabah, berikut jumlah angsuran pokok, bagi hasil, keuntungan mark-up dan biaya lainnya yang menjadi beban nasabah. b. Melakukan
pencatatan
setiap
pengambilan
pinjaman
serta
nisbahnya, pelunasan maupun kewajiban pembayaran nasabah lainnya kepada perusahaan. c. Menyediakan data yang diperlukan untuk manajer pembiayaan maupun manajemen, kondisi tingkat kelancaran setiap individu maupun untuk keseluruhan.
22
d. Membuat laporan mengenai kondisi pembiayaan yang diperlukan oleh manajemen, kondisi tingkat kelancaran setiap individu maupun keseluruhan. e. Melakukan perencanaan kerja yang disesuaikan dan mendukung kegiatan pemberian pembiayaan dari aspek legal, dan investigasi pembiayaan, administrasi pembiayaan dan pelaporannya. 11.
Penyelesaian Pembiayaan atau Bagian Remidial
a. Melakukan koordinasi terhadap seluruh kegiatan penagihan dan penyelesaian pembiayaan yang bermasalah atau macet dengan pola penyelesaian dan penanganan perkara. b. Mempersiapkan usulan program dan strategi operasionalnya yang berhubungan pengembangan penanganan pembiayaan. c. Melakukan pengadministrasian dan pendokumentasian semua permasalahan dan perkara. d. Melakukan koordinasi dengan baik dengan para penasihat hukum dan pihak ketiga lainnya untuk setiap penyelesaian perkara pengadilan. 12.
Manajer Operasional dan Keuangan
a. Menyusun rencana biaya operasional dan keuangan yang mencakup: Rencana anggaran operasional keuangan, Anggaran pendapatan dan biaya operasional pusat dan cabang-cabang, anggaran biaya pembukuan cabang baru, pengembangan produk, promosi dan distribusi.
anggaran biaya
23
b. Mengusulkan rencana operasional dan keuangan. c. Menjaga kelancaran operasional perusahaan yang meliputi: Pengaturan likuiditas dan mengatur arus kas, pemeliharaan investory kantor, mengadakan investori yang dibutuhkan untuk operasional perusahaan, memantau dan mengawasi laporan keuangan akunting dan keuangan. 13.
Kepala Bagian Akuntansi
a. Membuat laporan keuangan bulann pada pertemuan tingkat manajemen. b. Membuat analisis rentabilitas, solvabilitas dan profitabilitas KJKS BMT Bahtera yang dibahas pada pertemuan bulanan dengan manajemen. c. Memberikan masukan yang berkaitan dengan kebijakan akuntansi dan keuangan. d. Mengatur manajemen arus kas dengan memantau arus kas masuk, keluar
baik
pengaturan
penjadwalan
pembayaran
utang,
kebijaksanaan uang minimal di KJKS BMT Bahtera, perhitungan pembiayaan, pemerimaan angsuran pokok dan bagi hasil yang harus dicapai untuk menentukan pembiayaan baru. e. Membuat laporan pajak atas hasil usaha. f. Memeriksa anggaran yang diajukan para manajer sebelum disetujui oleh manajer umum. g. Mengadakan evaluasi setiap jangka waktu yang ditentukan.
24
14.
Akuntansi dan Pembukuan
a. Menyusun laporan keuangan kosolidasi harian, mingguan, bulanan, triw wulan, semester, dan tahunan kepada manajemen akuntansi pada laporan keuangan. b. Meminta dan memeriksa kelengkapan laporan transaksi harian beserta berkas transaksi. c. Mensosialisasikan kebijakan akuntansi. d. Melakukan pengambilan uang dari bank sesuai dengan kebutuhan biaya operasional dan kas kecil. e. Membuat jurnal umum. f. Memasukkan jurnal ke buku pembantu, dan buku besar. g. Membuat neraca harian BMT. h. Memasukkan neraca harian dalam sistim manual computer. i. Setiap akhir pecan membuat laporan keuangan untuk disampaikan kekantor pusat. j. Tiap akhir bulan membuat laporan keuangan yang meliputi neraca laporan Rugi Laba. k. Setiap akhir bulan merekap mutasi dalam buku pembantu dan buku besar. l. Mengecek jumlah saldo Bank dengan saldo pada pembukuan. m. Melakukan proses akuntansi harian tanpa melakukan penundaan hari berikut.
25
n. Membuat jurnal non kas atas penyesuaian yang terjadi pada laporan keuangan. o. Pada akhir hari mencetak transaksi harian akuntansi yang meliputi jurnal kas dan non kas, neraca, Rugi/Laba dan LPK serta neraca saldo harian. 15.
Teller dan Kasir
a. Membuat laporan posisi kas ditangan dan diposisi saldo akhir pada bank. b. Melakukan pengeluaran uang yang telah disetujui oleh manajer akuntansi dan keuangan dan manajer umum. c. Mengelola kas kecil. d. Bertanggung jawab atas pelayanan kepada nasabah dalam hal transaksi uang tunai baik menerima uang untuk penyetoran tabungan, deposito, angsuran pembiayaan ataupun pengeluaran uang
untuk
penarikan
tabungan,
deposito,
pencairan
dan
pengeluaran lainnya yang berhubungan dengan kepentingan kantor, semua transaksi tersebut dimasukkan pada computer sesuai dengan sistim dan program. e. Memasukkan mutasi kelembaran buku mutasi teller untuk kas masuk pada penerimaan untuk kas keluar pada pembayaran semua mutasi disertai dengan bukti/slip. f. Memberi tanda redmark untuk setiap slip setoran atau penarikan tabungan.
26
g. Menerima, menyusun dan menghitung uang secara cermat dan hatihati setiap setoran dari nasabah dan penarikan tunai untuk nasabah. h. Mekalukan penyetoran terhadap uang masuk dan keluar. i. Mengatur menyiapkan pengeluaran uang tunai untuk kepentingan dropping dana. j. Membuat laporan pertanggungjawaban kas pada akhir hari. k. Mencocokkan jumlah fisik uang sesuai dengan jumlah uang pada buku mutasi teller. l. Mengecek slip setoran maupun pengeluaran sesuai dengan saldo akhir kas. m. Membuat jurnal (debet kredit) pada akhir kas. n. Pada akhir hari dan awal hari laporan pertanggungjawaban kas oleh teller dimintakan tanda tangan kepada manajer sebagai periksa atas kondisi uang. o. Teller harus mencocokkan tanda tangan pada slip penarikan tabungan dan deposito dengan kartu tanda tangan yang ada. p. Teller unit mempunyai wewenang untuk mencairkan tabungan dan deposito sampai dengan Rp 5.000.000. q. Penarikan dana diatas nominal tersebut harus diketahui dan dimintakan paraf pada bagian pendanaan dan atau manajer apabila manajer tidak ditempat maka dapat memberitahukan lewat telepon. r. Tiap akhir hari mencetak mutasi kas teller dan laporan pertanggungjawaban pengarsipan.
27
16.
EDP (Electronic data processing)
a. Implementasi sistim informasi akuntansi. b. Merawat data-data transaksi dan keuangan secara elektronis. c. Pengelolaan secara electronis data-data transaksi keuangan. d. Penyediaan laporan-laporan keuangan secara elektronis untuk keperluan internal perusahaan. e. Penyediaan laporan-laporan keuangan secara elektronis untuk keperluan eksternal apabila dibutuhkan. 17.
Manajer Personalia
a. Melakukan perencanaan penyelenggaraan program kerja dan mengembangkan bidang kepegawaian. b. Melakukan pembinaan dan pengelolaan dan berkaitan dengan kepegawaian mulai dari penerimaan, pengelolaan jenjang karir, pembayaran gaji, pemberian fasilitas. c. Memantau personalia karyawan dan kegiatan tugasnya. d. Mengesahkan daftar hadir dan mengevaluasi tingkat kehadirannya. e. Mengesahkan
kartu
pegawai
untuk
setiap
pegawai
dan
penyelenggaranya. f. Membuat tata tertib pegawai dalam kegiatan hariannya. g. Menangani dan menyelesaikan perselisihan pemburuhan. h. Memberikan
masukan,
pencegahannya.
opini,
pendapat
dan
saran
serta
28
18.
Internal Audit
a. Melakukan asersi terhadap siklus pendapatan, pengeluaran, dan investasi. b. Wewenang dan tanggung jawab pelaksanaan transaksi. c. Melaksanakan pengujian hasil pelaksanaan transaksi. d. Memeriksa kelemahan sistem. e. Melakukan penelitian kesehatan. f. Melakukan pengamatan langsung dan kepatuhan atas prosedur. 19.
Kepala Cabang
a. Sebagai perpanjangan tangan dan fungsi awal proses pembiayaan dan penyelesaian pembiayaan. b. Memberikan dan meningkatkan pelayanan pembiayaan secara efisien dan efektif sesuai dengan policy manajemen. c. Melakukan monitoring langsung ke UKMK, serta evaluasi, review terhadap kualitas portofolio pembiayaan yang diberikan dalm rangka pengamanan setiap pembiayaan yang diberikan. d. Menjalankan pencapaian target diwilayah sesuai dengan yang ditetapkan korporat yang dilaporkan sesuai periodik. e. Menyusun strategi planning alokasi pembiayaan secara efektif dan terarah di wilayahnya. f. Memantau nasabah antara lain penagihan pembiayaan yang berada pada batas wewenangnya yang tergolong lancar, kurang lancar, maupun yang diragukan/macet.
29
g. Menyampaikan pendapat, saran dan informasi awal kepada manajer pemasaran dan pembiayaan tentang adanya kejanggalan pada UKMK yang akan dibiayai. h. Mengendalikan rencana anggaran biaya dan mengendalikan operasional kantor cabang.
2.4 Produk-Produk yang ada di KJKS BMT Bahtera Pekalongan 1.
Produk Penghimpun Dana (Funding)13 a. Simpanan/Tabungan Yaitu simpanan anggota/calon anggota kepada BMT yang dapat diambil sewaktu-waktu, dengan besarnya tiap setoran disesuaikan dengan kebutuhan nasabah. Simpanan atau tabungan ini biasanya mendapatkan bagi hasil setiap periode (satu bulan takwim) yang besarnya disesuaikan dengan tingkat saldo yang mengendap di BMT Bahtera. Karakteristik simpanan atau tabungan BMT yang membedakan dengan lembaga lainnya adalah prinsip dan akad yang digunakan dalam pengelolanya, yakni berbasis pada prinsip kaidah Islam dan bagi hasil antara lembaga dengan nasabah yang disesuaikan dengan tingkat keuntungan/hasil yang dicapai dari pembiayaan. Prinsip ini biasa digunakan dan dikembangkan dengan pola mudharabah yakni akad kerja sama antara nasabah (shahibul maal) dengan BMT (mudharib). Dan sekarang ada peraturan baru dari Dinas Perkoperasian Indonesia, bahwa
13
Op. Cit. Wawancara dengan Bapak Isro’i
30
Simpanan atau tabungan ini setiap nasabah atau anggota dikenai biaya simpanan pokok sebesar 10.000, dan akan dikembalikan nanti setelah tutup rekening. Simpanan pokok anggota BMT Bahtera ini berlaku sejak tahun 2009. Simpanan/tabungan yang dikelola oleh KJKS BMT Bahtera sebagai berikut: 1) Simpanan Mudharabah (Samudera) Yaitu suatu jenis simpanan pihak ketiga (perorangan/badan hukum) yang setoran dan penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu, dengan mendapatkan bagi hasil simpanan sesuai dengan kesepakatan. Untuk menjembatani masyarakat ekonomi lemah agar dapat menabung sebagai bekal hari esok dan menjadikan hidup lebih terarah. Maka BMT dapat memfasilitasi hal ini, dengan ketentuan: a) Penyimpan adalah perorangan atau badan hukum. b) Mengisi
dan
menandatangani
aplikasi
pembukuan
rekening
simpanan. c) Menyerahkan fotocopy tanda pengenal yang sah (KTP/SIM). d) Mengisi slip setoran awal simpanan minimal 10.000 dan setoran selanjutnya minimal 10.000. e) Simpanan mendapatkan bagi hasil tiap bulan dihitung berdasarkan saldo rata-rata harian, adapun saldo dibawah 10.000 tidak mendapatkan bagi hasil.
31
f) Setoran dapat secara tunai maupun non tunai (berupa cek/BG dll), dengan dikenakan biaya yang ditetapkan BMT dan dibukukan efektif satu hari setelah tanggal pencairan. Biaya administrasi simpanan yang sangat ringan yakni Rp 3000 per triwulan (3 bulan) sekali kecuali simpanan dibawah saldo minimal. 2) Simpanan Hari Raya (Sahara) Yaitu suatu jenis simpanan kolektif maupun individu yang jumlah setoran dan saat penarikannya telah ditentukan (jatuh tempo simpanan) untuk mempersiapkan kebutuhan hari raya dengan mendapatkan bonus pada saat jatuh tempo simpanan. Ketentuan simpanan ini adalah sebagai berikut: a) Calon penyimpan adalah perorangan atau badan hukum. b) Penyetoran awal simpanan yang besarnya ditetapkan oleh BMT dengan setoran perminggu disesuaikan dengan kondisi harga kebutuhan pokok dipasar. c) Jenis setoran yang diperlakukan adalah setoran tunai. d) Jangka waktu simpanan adalah satu tahun dimulai pada bulan Syawal dan berakhir menjelang lebaran tahun berikutnya. e) Bagi hasil yang diberikan kepada nasabah ini berupa bonus pada waktu jatuh tempo simpanan. 3) Simpanan Qurban dan Aqiqah (Saqura) Adalah suatu jenis simpanan yang jumlah setoran dan jangka waktunya dapat ditentukan sendiri oleh penyimpan untuk membantu
32
mewujudkan kebutuhan berkurban dan aqiqah dengan mendapatkan bonus pada saat jatuh tempo simpanan, sebelum jatuh tempo simpanan tidak boleh diambil. Untuk jenis simpanan ini ketentuan yang ditetapkan adalah sebagai berikut: a) Calon penyimpan adalah perorangan atau badan hukum. b) Menyetorkan awal simpanan yang besarnya ditentukan oleh BMT dengan setoran perminggu disesuaikan dengan kondisi harga hewan qurban, saat ini setoran perminggunya Rp 30.000. c) Jenis setoran yang diberlakukan adalah setoran tunai. d) Jangka waktu simpanan adalah 1, 2, 3 tahun dimulai pada bulan Muharram dan berakhir bulan Dzulhijah tahun berikutnya. e) Bagi hasil yang diberikan kepada nasabah yang rutin menabung, berupa bonus biaya penyembelihan pada saat jatuh tempo simpanan. 4) Simpanan Kiat Naik Haji (Sakinah) Yaitu
suatu
jenis
simpanan
untuk
mempersiapkan
keberangkatan naik haji, dengan jumlah setoran dan jangka waktunya dapat ditentukan sendiri oleh nasabah. Untuk menjamin penyimpanan mendapatkan sheet pada Siskohat, BMT Bahtera menjamin kerjasama dengan Bank Syariah yang ada.
33
Ketentuan untuk jenis Simpanan Sakinah ini adalah: a) Simpanan awal Sakinah ditentukan sebesar Rp 500.000 dan selanjutnya disesuaikan dengan kemampuan nasabah dan waktu untuk pemberangkatan ibadah haji. b) Setoran secara tunai dan non tunai dengan kenaikan biaya yang ditetapkan oleh BMT Bahtera dan dibukukan efektif satu hari setelah tanggal pencairan. c) Biaya administrasi Simpanan Sakinah ini sebesar 3000 per enam bulan sekali. d) Jangka waktu Simpanan 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun atau disesuaikan dengan rencana keberangkatan ibadah haji yang bersangkutan. 5) Simpanan/Arisan MiladiaBahtera Yaitu suatu jenis simpanan berupa arisan dengan jumlah setorannya tiap satu bulan sekali dan diundi berupa uang tunai dan hadiah hiburan (Barokah Miladia maupun Rizqi Miladia) tiap bulannya. Peserta yang keluar nomer rekeningnya pada saat undian berhak mendapatkan arisan dan tidak setor lagi. 6) Simpanan Tarbiyah Yaitu suatu jenis simpanan untuk merencanakan biaya pendidikan anak yang jangka waktu dan besar setorannya di sesuaikan dengan kebutuhan. Simpanan ini tidak dapat diambil kecuali pada saat jatuh tempo Simpanan Tarbiyah ini. Simpanan Tarbiyah ini dimulai pada saat tahun ajaran baru dan diakhiri pada ajaran baru berikutnya.
34
Nasabah akan mendapatkan souvenir berupa seperangkat alat tulis sekolah bagi yang rutin setoran dan melebihi saldo yang ditentukan. Simpanan Tarbiyah dibagi menjadi: a) Tarbiyah Plus Adalah
suatu
jenis
simpanan
untuk
merencanakan
biaya
pendidikan anak. b) Tarbiyah Lembaga Adalah suatu jenis simpanan dari pihak instansi atau lembaga yang setoran dan penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu. b. Simpanan Berjangka atau Deposito Adalah simpanan anggota atau calon anggota kepada BMT Bahtera yang pengambilannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo simpanan berjangka itu berakhir. Simpanan berjangka atau deposito ini biasanya sangat membantu BMT Bahtera untuk pengelolaan pembiayaan, karena dana yang mengendap cukup lama, tidak seperti tabungan/simpanan biasa yang sewaktu-waktu diambil oleh nasabah dan juga tingkat bagi hasilnya lebih tinggi. Untuk kategori simpanan berjangka atau deposito menggunakan jangka waktu mulai dari 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan tergantung minat dari nasabah. Prinsip yang biasa digunakan dalam pengelolaannya dana ini adalah mudharabah, karena dana tersebut akan menghasilkan keuntungan dari pembiayaan yang dilakukan BMT Bahtera kepada debitur, dari keuntungan inilah nasabah
35
akan mendapatkan bagi hasil dari BMT Bahtera sesuai dengan nisbah atau akad yang telah ditetapkan. Simpanan berjangka atau deposito yang dikelola di KJKS BMT BAHTERA Pekalongan seperti: 1) Simpanan Berjangka Mudharabah (Saja’ah) Adalah
suatu
jenis
simpanan
dari
pihak
ketiga
(Perorangan/Badan Hukum) yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu dan mendapat bagi hasil yang sesuai kesepakatan. Ketentuan yang berlaku simpanan berjangka mudharabah ini sebagai berikut: a) Calon penyimpan adalah perorangan/badan hukum. b) Mengisi dan menandatangani aplikasi pembukuan rekening simpanan berjangka mudharabah. c) Mengisi slip setoran awal simpanan berjangka mudharabah ini dengan setoran minimal 1.000.000. d) Jangka waktu yang bervariasi yakni, 3, 6, 12 bulan dan dapat diperpanjang secara roll over sesuai dengan jangka waktu yang pertama. e) Bagi hasil yang diberikan, dipindah bukukan kedalam rekening simpanan/tabungan pada saat akhir bulan bersangkutan sesuai dengan tanggal pembukuan saja’ah (Simpanan Berjangka Mudharabah).
36
c. Titipan Yaitu simpanan yang diberikan anggota/calon anggota kepada BMT Bahtera baik berupa barang/uang dan BMT Bahtera berkewajiban menjaga dan merawat barang/uang tersebut dengan baik serta dapat mengembalikannya saat penitipan (Muwadi’) menghendakinya. Prinsip yang digunakan dalam pengelolaan ini adalah wadi’ah (titipan), namun pihak pengelola dapat mengembangkan sesuai dengan akad perjanjian dengan nasabah yakni Pertama, Wadiah Amanah yakni penitipan barang atau uang tetapi BMT Bahtera tidak memiliki hak untuk mendayagunakan atau menggunakan untuk pembiayaan atau sektor pembiayaan yang dikehendaki oleh nasabah, namun BMT Bahtera dapat mensyaratkan adanya jasa (fee) sebagai imbalan atas keamanan, pemeliharaan dan administrasi yang telah dinegosiasikan dengan nasabah. Nilai jasa tersebut sangat tergantung pada jenis barang dan lamanya penitipan, contoh konkrit adalah Save Deposit Box (SDB) yang ada pada perbankan. Untuk BMT Bahtera belum ada, karena tingkat nasabah yang tergolong kelas ekonomi ke bawah dan menengah. Kedua, Wadiah Yad Dhamanah yakni penitipan uang/barang dari nasabah kepada BMT Bahtera dan BMT Bahtera berhak untuk mendayagunakan/mengelola dana tersebut, atas akad ini deposan akan mendapatkan imbalan berupa bonus yang tentu saja besarnya sangat tergantung dengan kebijakan manajemen BMT Bahtera.
37
Jenis titipan yang ada di BMT Bahtera seperti, Simpanan Wadiah (Siwada) yaitu jenis simpanan dari pihak ketiga (perorangan/badan hukum) yang merupakan titipan murni yang setoran dan penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu dan tidak mendapatkan bagi hasil. Dana penyimpan dijamin keamanannya karena dikelola secara syariah dan amanah. 2.
Produk Penyaluran Dana (Landing) Atau Pembiayaan14 Pembiayaan atau yang sering dikenal orang dengan kredit adalah salah satu ujung tombak yang menjadi tumpuan suatu lembaga keuangan dalam mengembangkan usahanya. Dengan demikian yang dimaksud dan tujuan pembiayaan di BMT Bahtera dapat disamakan sesuai dengan undang-undang Perbankan, karena secara tegas membuka peluang sistem bagi hasil sesuai dengan syariah Islam. Adapun
manfaat
produk
pembiayaan
adalah
meningkatkan
kesejahteraan ekonomi rumah tangga, anggota dan calon nasabah sebagai bekal beribadah kepada Allah Swt. Sehingga mampu meningkatkan ketaqwaan dan amal sholeh dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan sasaran pembiayaan diarahkan kepada semua sektor ekonomi yang memungkinkan untuk dibiayai seperti, pedagang pasar, pedagang batik, tenun Atbn, pertanian, home industry dan bidang jasa.
14
Ibid.
38
Jenis-jenis pembiayaan BMT Bahtera meliputi fatwa DSN/MUI: a. Al murabahah (Angsuran) Yaitu hubungan akad jual beli (investasi atau pembelian barang) dengan pembayaran tangguh atau angsuran. Dalam masyarakat kita hubungan jual beli ini disebut dengan jual beli secara kredit. Dalam prakteknya BMT Bahtera bertindak sebagai penjual tetapi dilakukan tidak secara langsung. BMT Bahtera hanya menalangi (menyediakan dana) untuk pembelian barang modal yang diajukan oleh anggota nasabah untuk kemudian anggota/nasabah tersebut membeli sendiri barang modal yang dikehendaki. Jumlah kewajiban yang harus dibayar kepada BMT Bahtera oleh anggota ialah jumlah modal barang dan mark-up (keuntungan) yang telah disepakati. BMT Bahtera mendapat keuntungan dari harga barang yang dinaikkan. b. MurabahahJatuh Tempo Akad jual beli ini sebenarnya hamper sama dengan murabahah angsuran, bedanya pada akad murabahah jatuh tempo pembayaran dilakukan oleh anggota/nasabah kepada BMT Bahtera setelah jatuh tempo pengambilan dengan harga dasar barang yang dibeli ditambah keuntungan yang disepakati bersama. c. Mudharabah Sebagaimana
telah
diketahui
tentang
mudharabah
dalam
simpanan, dimana BMT Bahtera bertindak sebagai mudhorib dan
39
anggota/nasabah sebagai penyimpan. Maka dalam operasi pembiayaan, perannya menjadi terbalik. BMT Bahtera bertindak sebagai Shohibul Maal dan anggota/nasabah (penerima pembiayaan) sebagai mudhorib yang menjalankan usaha dan manajemennya. Dalam pembiayaan ini, resikonya sangat tinggi karenanya harus dilakukan secara hati-hati dan dengan penelitian yang benar-benar matang. Hasil keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama dalam bentuk nisbah tertentu dari keuntungan pembiayaan. Bagi hasil efektif didapat BMT Bahtera setelah nasabah/anggota mendapatkan dana pembiayaan
dan
setelah
dinilai
bahwa
investasi
tersebut
telah
menghasilkan keuntungan. Apabila pengelolaan usaha mengalami kerugian, BMT Bahtera menanggung
semua
kerugian
modal
usaha,
sedangkan
nasabah
menanggung kerugian waktu dan manajemen. d. Musyarakah Yaitu pembiayaan modal investasi atau modal kerja, yang mana pihak BMT Bahtera menyediakan sebagai dari modal usaha keseluruhan, pihak BMT Bahtera dapat dilibatkan dalam proses manajemen. Pembagian keuntungan berdasarkan perjanjian sesuai proporsinya dalam bentuk nisbah. Apabila pengelolaan usaha mengalami kerugian masing-masing pihak menanggung kerugian sesuai kesepakatan perjanjian.
40
e. Ijarah Yaitu bentuk pembiayaan di BMT dimana BMT Bahtera memberikan fasilitas pinjaman kepada anggota/nasabah sebagai penyewa, dan memberi kepadanya kesempatan untuk mengambil kemanfaatan dari barang sewaan untuk jangka waktu tertentu dengan imbalan yang besarnya telah disepakati bersama. f. Qhardul Hasan Yaitu suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata, dimana si peminjam tidak dituntut untuk mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman. Format pinjaman Qhardul Hasan di BMT Bahtera ditopang dengan dana Baitul Maal Bahtera, yang didapat dari Zakat, Infaq, dan Shodaqah karyawan. Nasabah dan lembaga serta donator dan para dermawan. 3. Produk-Produk Jasa Lainnya Selain kegiatan utamanya yaitu simpan pinjam, BMT Bahtera ini juga memberikan fasilitas jasa lainnya guna mendukung pelayanan yang diberikan kepada nasabah dengan pelayanan prima (Aksanu Amala). Produk-produk Jasa tersebut antara lain:15 a. ATM Bahtera (Bahtera Card) Salah satu terbaru dengan inovasi dan kerjasama dengan Bank Muamalah Indonesia (BMI) merupakan kartu ATM yang dapat digunakan
15
Ibid.
41
sebagai kartu debet disemua jaringan mesin ATM serta penyetorannya dilakukan melalui IZI UANG yang juga disesuaikan oleh KJKS BMT Bahtera Pekalongan. Tetapi ini jarang dimiliki dan digunakan oleh nasabah BMT Bahtera mengingat nasabah di BMT Bahtera ini tingkat ekonomi kelas menengah kebawah. b. Al-Wakalah Pada prinsipnya jasa yang sesuai diterapkan dengan akad ini adalah jasa penagihan/pengiriman uang melalui Bank Korespondensi yang bekerjasama dengan KJKS BMT Bahtera Pekalongan, sehingga dengan pelayanan ini nasabah mewakili kepada BMT Bahtera untuk melakukan pemindahbukuan kedalam rekening. Selain itu, dalam praktisnya dalam pembelian barang murabahah pihak BMT Bahterahanya mewakilkan kepada nasabah untuk mencari dan membeli sendiri barang yang dibutuhkan tersebut. c. Al-Kafalah Yaitu jaminan yang diberikan oleh penanggung (Kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua (pihak yang ditanggung), hal ini disebabkan bahwa praktiknya dalam mencapai suatu tujuan sering diperlukan pihak lain untuk menjaminnya. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai pemimpin.
42
d. Al-Hiwalah Yaitu mengalihkan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya, dimana si A mempunyai hutang ke C, dan dalam waktu yang sama B mempunyai hutang kepada A, atas persetujuan bersama B melunasi hutang A ke C. Akad semacam ini sangat mungkin di praktikkan di KJKS BMT Bahtera, karena sering terjadi hal semacam ini di lapangan. e. Ar-Rahn (Gadai Syariah) Adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan untuk pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan jaminan tersebut dapat mengambil seluruh atau sebagian nilai dari jaminan untuk menutup piutang. Jika kewajiban pinjaman tersebut tidak dapat terpenuhi.
2.5 Keberadaan Nasabah di KJKS BMT Bahtera Pekalongan Keberadaan jumlah nasabah di KJKS BMT Bahtera dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. KJKS BMT Bahtera Pekalongan mempunyai anggota dan nasabah pembiayaan yang terdiri dari berbagai macam tingkatan masyarakat yang bermacam-macam usahanya, namun sebagian besar berekonomi menengah kebawah. Keberadaan tingkatan usaha anggota dan nasabah KJKS BMT Bahtera Pekalongan sebagian besar berekonomi menengah kebawah tersebut khususnya
43
para anggota, nasabah, dan calon nasabah usahanya antara lain, Pedagang, Pengusaha Batik dan ATBN, Konveksi, Garmer, Petani, dll. Adapun klasifikasi keadaan usaha anggota nasabah sebagai berikut:16 a. Pegawai Negeri
87 orang
b. Pegawai Swasta
120 orang
c. Pertanian
16
60 orang
d. Perindustrian
405 orang
e. Perdagangan
1647 orang
f. Perhotelan/Penginapan
14 orang
g. Jasa-jasa
87 orang
h. Lain-lain
485 orang
Jumlah
2.945 orang
Data Nasabah KJKS BMT Bahtera Pekalongan Per Desember 2011
44
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian dan Landasan Pembiayaan Murabahah 3.1.1 Pengertian Murabahah Jual beli yaitu bentuk dasar dari kegiatan manusia yang sudah dikenal sejak zaman Rasulullah Saw. Sebagaimana bahwa pasar tercipta oleh adanya transaksi dari jual beli. Pasar akan timbul apabila terdapat penjual yang menawarkan barang maupun jasa untuk dijual kepada seorang pembeli. Dari konsep sederhana tersebut lahirlah sebuah aktivitas ekonomi yang kemudian berkembang menjadi suatu sistem perekonomian seperti di Indonesia saat ini. Dalam sistem jual beli tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pembayaran secara cash dan pembayaran dengan cara tangguh atau kredit. Apabila jual beli dilakukan dengan cara tangguh, maka akan menyebabkan suatu angsuran (cicilan) pada setiap jangka waktunya. Dalam hal tersebut, dunia perbankan syariah telah menyediakan fasilitas-fasilitas penyaluran danadengan menggunakan prinsip jual beli yaitu murabahah. Dari uraian di atas, dapat dipaparkan tentang pengertian pembiayaan murabahah sebagai berikut: 1. Murabahah didefinisikan oleh para fuqaha sebagai penjualan barang seharga biaya/harga pokok (cost) barang tersebut ditambah mark-up 44
45
atau margin keuntungan yang disepakati. Karakteristik murabahah adalah bahwa penjual harus memberi tahu pembeli tentang mengenai harga pembelian produk dan menyamakan jumlah keuntungan yang ditambah pada biaya (cost) tersebut.17 2. Murabahah adalah prinsip jual beli dimana harga jualnya terdiri dari harga pokokyang ditambah nilai keuntungan (ribhun) yang disepakati. Pada akad murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara pembayarannya dilakukan secara tunai, tangguh ataupun dicicil.18 3. Murabahah adalah persetujuan jual beli suatu barang sebesar harga pokok ditambah keuntungan yang disepakati bersama. Persetujuan tersebut juga meliputi cara pembayaran sekaligus.19 4. Berdasarkan PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah paragraf 52 dijelaskan bahwa murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. 5. Jual beli murabahah adalah pembelian oleh suatu pihak untuk kemudian dijual kepada pihak lain yang telah mengajukan permohonan pembelian terhadap suatu barang dengan keuntungan atau tambahan harga yang transparan.20
17
Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, 2005, hlm. 13 SunartoZulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim, 2003, hlm. 39 19 Herman Darmawi, Pasar Financial dan Lembaga-Lembaga Financial, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hlm. 82 20 Gemala Dewi, Hukum Perikatan Indonesia, Jakarta: Kencana, 2006, hlm. 108 18
46
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa murabahah yaitu akad jual beli dimana bank syariah bertindak sebagai penjual dan nasabah bertindak sebagai pembeli, dengan perantara pihak ketiga (supplier), bank syariah terlebih dahulu memesan barang yang diinginkan nasabah yang proses pengambilan atas barang tersebut dilakukan oleh nasabah sebagai agen bank syariah dan proses pembayarannya dilakukan sesuai dengan jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama. 3.1.2 Landasan Murabahah 1.
Surat Al-Baqarah ayat 275
“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”21 2.
Hadist Nabi riwayat Suhaib Ar Rumi ثال ث فهين البركة: قال رسىل اهلل صلى اهلل عليه وسلم:عن صالح بن صهيب عن ابيه قال البيع الى اجل والمقارضة واحالط البربا الشعير Dari Suhaib Ar Rumi r.a., bahwa Rasulullah Saw bersabda “Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan bukan untuk dijual”22
21
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2005, hlm. 36 22 A. Hasan, BulughulMaraam, Bangil: CV. Pustaka Tamaam, 1991, hlm. 496
47
3.2 Rukun dan SyaratPembiayaanMurabahah 3.2.1 Rukun Murabahah: 1. Pihak yang berakad a. Penjual. b. Pembeli. 2. Obyek yang diakadkan a. Barang yang diperjualbelikan. b. Harga. 3. Akad a. Ijab. b. Qabul. 3.2.2 Syarat Murabahah: Dalam murabahah dibutuhkan beberapa syarat, antara lain:23 1. Mengetahui harga pertama (Harga Pembelian) Pembeli kedua hendaknya mengetahui harga pembelian karena hal itu adalah syarat sahnya transaksi jual beli. Syarat ini meliputi semua transaksi yang terkait dengan murabahah, seperti pelimpahan wewenang (tauliyah), kerjasama (isyrak) dan kerugian (wadhi’ah), karena semua transaksi ini berdasar pada harga pertama yang merupakan modal. Jika tidak mengetahuinya, maka jual beli tersebut tidak sah hingga ditempat transaksi. Jika tidak diketahui hingga keduanya meninggalkan tempat tersebut, maka gugurlah transaksi tersebut.
23
Wiroso, Jual Beli Murabahah, Op Cit, hlm. 17
48
2. Mengetahui besarnya keuntungan Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan, karena ia merupakan bagian dari harga (tsaman), sedangkan mengetahui harga adalah syarat sahnya jual beli. 3. Modal hendaklah berupa komoditas yang memiliki kesalahan dan sejenis, seperti benda-benda yang ditakar, ditimbang, atau dihitung Syarat ini diperlukan dalam murabahah dan tauliyah, baik ketika jual beli dilakukan dengan penjual pertama atau orang lain. Serta baik keuntungan disepakati berupa suatu yang diketahui keuntungannya, misalkan dirham atau yang lainnya. Jika modal dan benda-benda tidak memiliki kesamaan, seperti barang dagangan, selain dirham atau dinar, tidak boleh diperjualbelikan dengan cara murabahah atau tauliyah oleh pihak yang tidak memiliki barang dagangan. Hal ini murabahah atau tauliyah adalah jual beli dengan harga yang sama dengan harga pertama, dengan adanya tambahan keuntungan dalam sistem murabahah. 4. Sistem murabahah dalam harta riba hendaknya tidak menisbatkan riba nisbah tersebut terhadap harga pertama Seperti membeli barang yang ditakar atau ditimbang dengan barang sejenis dengan takaran yang sama, maka tidak boleh menjualnya sistem murabahah. Hal semacam ini tidak diperbolehkan karena murabahah adalah jual beli dengan harga pertama dengan adanya tambahan, sedangkan tambahan terhadap harta riba hukumnya adalah riba dan bukan keuntungan.
49
5. Transaksi pertama haruslah sah secara syara’ Jika transaksi pertama tidak sah, maka tidak boleh dilakukan jual beli secara murabahah, karena murabahah adalah jual beli dengan harga pertama disertai tambahan keuntungan dan hak milik jual beli yang tidak sah ditetapkan dengan nilai barang atau dengan barang yang semisal dengan harga, karena tidak benarnya penamaan.
3.3 Jenis dan Macam-Macam Pembiayaan Murabahah Salah
satu
jenis
penyaluran
dana
dari
bank
syariah
yang
mempergunakan prinsip jual beli adalah murabahah. Penyaluran dana atau pembiayaan murabahah tersebut merupakan salah satu pembiayaan yang mendominasi sebagian besar skim pembiayaan yang ditawarkan dan dijalankan Lembaga Keuangan Syariah termasuk didalamnya BMT Bahtera Pekalongan.
50
Gambar 2.1 Perkembangan Simpan Pinjam KJKS BMT Bahtera sebagai berikut:24 No
Uraian
Thn. Buku 2010
Thn. Buku 2011
Perkembangan Naik
Turun
%
(000) 1
Asset
34.737.799.079,83
41.708.797.518,94
6.970.998.439
20.06
2
Simpanan: 14.431.375.515,85
16.696.054.294,63
2.264.678.778,8
16
Tarbiyah
474.606.644,09
1.347.392.609,49
872.785.965,4
183
Sakinah
52.294.637,46
124.104.973,63
71.810.336,17
137
Sahara
2.516.093.433,33
3.260.545.582,84
744.452.149,5
29
Saqura
57.261.337,66
100.182.754,65
42.921.416,9
75
Sajaah
8.930.150.000,00
13.051.550.000,00
4.121.400.000,0
46
Miladia
280.502.175,63
856.589.159,20
576.086.983,5
205
Wadi’ah
64.973.009,52
286.052.690,35
221.079.680,83
340
Simp.
78.575.183,25
300.691.798,52
222.116.615,52
282
36.760.042.496,54 9.874.210.559,30
37
Samudera
Pembiayaan Jumlah
26.885.831.937,29
Simpanan 3
Pembiayaan: Murabakhah
24
2.480.733.450
2.575.914.944
95.181.494
Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Tahun Buku 2011, Rapat Anggota Tahunan (RAT) XVI KJKS BMT Bahtera Pekalongan
4
51
Angs. Murabakhah
20.303.019.950
24.860.877.850
4.557.857.900
22
Al ijaroh
183.933.500
231.280.900
47.347.400
26
KPRS
734.017.900
148.119.900
585.898
(80)
Qordul Hasan
705.400.500
508.881.100
196.519
(27)
Mudharabah
104.791.500
166.850.000
JT
Jumlah
24.511.896.800
62.058.500
28.491.924.694,51 3.980.027.894,50
59
Pembiayaan 4
SHU
5
Partisipasi
320.419.221,71
405.267.310,95
84.848.089,20
26,48
18.920 orang
20.464 orang
1.544 orang
8
Anggota
Murabahah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (1) Murabahah tanpa pesanan, maksudnya ada yang pesan atau tidak, ada yang beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang dagangannya. Penyediaan barang pada murabahah ini tidak terpengaruh atau terkait langsung dengan ada tidaknya pesanan atau pembeli. (2) Murabahah berdasarkan pesanan, maksudnya bank syariah baru akan melakukan transaksi murabahah atau jual beli apabila ada nasabah yang memesan barang sehingga penyediaan barang baru dilakukan jika ada pesanan. Pada murabahah ini, pengadaan barang sangat tergantung atau terkait langsung dengan pesanan atau pembelian barang tersebut.
52
Murabahah berdasarkan pesanan dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1) Murabahah berdasarkan pesanan yang bersifat mengikat, maksudnya apabila telah pesan harus dibeli, dan (2) Murabahah berdasarkan pesanan yang bersifat tidak mengikat, maksudnya walaupun nasabah telah memesan barang, tetapi nasabah tidak terikat, nasabah dapat menerima atau membatalkan barang tersebut. Sedangkan jika dilihat dari cara pembayarannya, maka murabahah dapat dilakukan dengan cara tunai atau dengan pembayaran tangguh. Yang banyak dijalankan oleh bank syariah saat ini adalah murabahah berdasarkan pesanan dengan sifatnya mengikat dan cara pembayarannya tangguh. Berikut adalah bagan Jenis Pembiayaan Murabahah:25 Gambar 2.2 Jenis Pembiayaan Murabahah Murabahah
Cara Pembayaran
Tunai
Tangguh
Jenis
Tanpa Pesanan
Dengan Pesanan
Mengikat
Tidak Mengikat
25
Wiroso, Jual Beli Murabahah, Op Cit, hlm. 37-38
53
Berdasarkan
sifat
penggunaannya,
macam-macam
pembiayaan
murabahah dibagi menjadi dua yaitu:26 1. Pembiayaan Produktif Yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas yakni untuk peningkatan usaha, baik produksi, perdagangan, jasa maupun investasi. Sedangkan menurut keperluannya pembiayaan produktif dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu: a.
Pembiayaan Modal Kerja, pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan: 1) Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. 2) Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.
b.
Pembiayaan Investasi,yaitu untuk memenuhi barang-barang modal serta fasilitas-fasilitas yang erat hubungannya dengan hal tersebut.
2. Pembiayaan Konsumtif Yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang penting. Pada umumnya masyarakat menggunakan pembiayaan konsumtif untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti rumah, kendaraan, dan sebagainya. Oleh karena itu, pengembalian pembiayaan ini tidak berasal dari hasil eksploitasi barang yang dibiayai. Pembiayaan konsumtif 26
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, 2001, hlm. 160
54
sebagian besar menggunakan skema jual beli angsuran (Ba’ibitsamanajil) atau sewa beli (ijarahmuntahiabittamlik) atau melalui kemitraan dengan partisipasi menurun (musyarakahmutanaqishah). Ba’i al-murabahah adalah akad jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati dengan pembayaran tangguh. Dalam akad ini penjual harus memberitahu yang ia beli dan menetapkan tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Mekanisme atau teknis pembiayaan syariah: a. BMT bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual bank adalah harga beli bank dari produsen atau pabrik toko ditambah keuntungan (mark-up). Kedua pihak harus menyepakati harga jual dengan jangka waktu pembayaran. b. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad murabahah. Dalam perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (Ba’iBitsamanAjil). c. Dalam transaksi ini, bila ada barang diserahkan segera kepada nasabah, sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.
55
Gambar 2.3 Skema Ba’iMurabahah (1) Negosasi dan Persyaratan
(2) Akad Jual Beli
BMT
Nasabah
(6) Bayar
(5) Terima Barang
(3) Beli Barang
(4) Kirim Produsen
3.4 Tindak Lanjut atas Permohonan Pembiayaan Murabahah Dalam proses analisa suatu pembiayaan terlebih dahulu bank akan menerapkan prinsip 5C27 dan 4P28, yaitu sebagai berikut: 1.
Prinsip 5C a. Character (Karakter atau Watak) Pembiayaan diberikan oleh BMT dengan memperhitungkan aspek karakter atau calon nasabah yakni kepribadian baik dan bertanggung jawab.
27
Sukmadi dan Sudrajad, Mengajukan dan Mengelola Kredit Usaha Tani, Yogyakarta: Penebar Swadaya, 1994, hlm. 19-22 28 SigitTrihartono, Tanya Jawab Masalah Perbankan, Yogyakarta: CV. Aneka Solo, 1995, hlm. 40-42
56
b. Capacity (Kemampuan) Yaitu BMT melihat kemampuan financial debitur dalam memenuhi kewajiban yang telah dijanjikan.29 BMT melihat dan memperkirakan gambaran kemampuan calon nasabah dalam proses aktiva maupun kekayaan yang dimilikinya dalam rangka proses pengembalian pembiayaan tersebut. Dalam proses analisa ini, dilakukan proses tinjauan mengenai beberapa aspek yaitu: 1) Aspek Keuangan Yaitu kondisi keuangan perusahaan calon nasabah termasuk dalam kategori sehat atau tidak. Apabila perusahaan tersebut mempunyai aliran kas (cash flow) dan neraca laba rugi yang positif, berarti
perusahaan
tersebut
mempunyai
tingkat
rentabilitas
(kemampuan menghasilkan laba) dan solvabilitas (kemampuan memenuhi kewajibannya) yang baik. Maka kondisi tersebut dikatakan sehat. 2) Aspek Ekonomis BMT akan menilai besarnya kebutuhan pembiayaan nasabah untuk usaha yang akan dilaksanakan. 3) Aspek Hukum, Aspek Manajerial, dan Aspek Teknis perlu diperhatikan Yaitu mengenai apakah perusahaan calon nasabah mempunyai izin pendirian yang sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku atau 29
Rinsky K. Yudisseno, Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005, hlm. 164
57
tidak, dan juga kemampuan calon nasabah dalam menjalankan fungsi manajemen serta kemampuan mengelola faktor produksinya. c. Capital (Modal) BMT dalam menilai calon nasabah, melihat besarnya modal yang dimilikinya, untuk memperkirakan pembelian pembiayaannya. d. Collateral (Jaminan) Setiap penarikan suatu pembiayaan bank berhak mengenakan atau meminta jaminan pada calon nasabah, yang mana jaminan disini dimaksudkan sebagai alat pengaman apabila usaha yang dibiayai bank mengalami kegagalan dan nasabah tidak mengembalikan plafond pinjamannya. Dalam buku Kelembagaan Perbankan karangan Drs. Thomas Suyatno, mengartikan jaminan secara luas yaitu sesuatu yang bersifat material maupun yang bersifat immaterial. Agar bank dapat melaksanakan hak dan kekuasaan atas barang jaminan tersebut, maka perlu terlebih dahulu dilakukan pengikatan secara yuridis formil atas barang jaminan yang bersangkutan menurut hukum yang berlaku.30 Sedangkan dalam buku karangan Prathama Rahardja dalam bukunya yang berjudul Uang dan Perbankan mengartikan jaminan yang dimaksud adalah tambahan karena jaminan utama adalah pribadi yang dinilai dari tingkat bonafiditas dan solidaritas dari nasabah itu sendiri. Jaminan disini adalah the last defence bagi keselamatan kredit dan terdiri 30
Thomas Suyatno, Kelembagaan Perbankan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997, Edisi2, hlm. 45
58
atas barang-barang bergerak maupun tidak, yang secara yuridis dapat diikat sebagai tanggungan.31 e. Condition of Economy (Kondisi Ekonomi) BMT akan mengucurkan dananya kepada nasabah dengan melihat dan kondisi (Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya) yang mempengaruhi perekonomian pada waktu itu. Biasanya bank enggan memberikan pinjaman pada saat kondisi perekonomian yang kurang baik. 2. Prinsip 4P a. Personality (Kepribadian) BMT akan mencari data tentang kepribadian calon nasabah seperti riwayat hidupnya (kelahiran, pendidikan, pengalaman usaha atau pekerjaan dan sebagainya), dan bagaimana pendapat masyarakat tentang dirinya seperti hal-hal yang lain yang berhubungan dengan kepribadian calon nasabah yang bersangkutan. b. Perfuse (Kegunaan atau Fungsi) Merupakan pencarian data tentang tujuan atau keperluan dalam mengajukan suatu pembiayaan. c. Prospect (Harapan di Masa Datang) Yaitu harapan masa depan dari bidang usaha yang ditekuni calon nasabah, yang dapat dilihat dari kekuatan keuangannya yaitu dengan tingkat earning power (kekuatan pendapatan atau keuntungan) dimasa lalu dan dimasa yang akan datang. 31
PrathamaRahardja, Uang dan Perbankan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997, hlm. 110
59
d. Payment (Pembayaran) Yaitu BMT mengetahui pembayaran kembali pinjaman yang akan diberikan. Yang mana dapat diketahui dari kelancaran penjualan dan pendapatan sehingga dapat diketahui kemampuan pembayaran pinjaman ditinjau dari waktu pengembalian serta jumlah uang pengembalian yang dibebankan kepada calon nasabah. Setelah melalui proses analisa, maka tahap berikutnya adalah sebagai berikut:32 Gambar 2.5 Proses Pembiayaan Proses Pembiayaan
Inisisasi
Dokumentasi
Monitoring
Solisitasi Pre-Signing
Reguler
Pre-Disdursement
Restrukturisasi
Evaluasi
Approval
32
Hasil Perolehan Data di KJKSBMT BAHTERA Pekalongan pada 16 April 2012 Pukul 13.00 WIB
60
Keterangan: 1. Inisiasi Inisiasa adalah proses awal menetapkan kriteria nasabah pembiayaan sesuai dengan kriteria yang ditetakan bank, kemudian melakukan evaluasi serta memberikan keputusan hasil evaluasi. Proses inisiasi terdiri dari 3 hal: a.
Solitasi Solitasi yaitu proses mencari nasabah sesuai kriteria yang ditetapkan bank. Yang tahapannya meliputi: 1) Penetapan target market. 2) Penetapan sektor bisnis. 3) Penetapan risk acceptance assets criteria (RAAC). 4) Penetapan nasabah yang akan dibiayai.
b.
Evaluasi Evaluasi yaitu proses evaluasi meliputi rangkaian kegiatan sebagai berikut: 1) Kunjungan ke nasabah, dengan laporan kunjungan nasabah (report call): a) Tujuan. b) Hasil kunjungan. c) Rencana tindak lanjut. 2) Pengumpulan data-data
61
a) Surat permohonan nasabah. b) Data legalitas. c) Data keuangan nasabah. d) Data jaminan. e) Proposal proyek yang dibiayai. f) Proyeksi cash flow proyek. 3) Data dimasukkan ke dalam financing file a) Persetujuan
: Keterangan ringkas nasabah.
b) Kolektabilitas
: Laporan kunjungan.
c) Permintaan informasi
: Korespondensi intern.
d) Penyidikan
: Korespondensi ekstern.
e) Penilaian jaminan
: Permanen.
4) Tahapan Evaluasi a) Evaluasi kelayakan usaha yang akan dibiayai. b) Evaluasi dokumentasi legalitas, taksasi jaminan, checking (BI, Trade, Personal). 5) Evaluasi data disajikan ke dalam Usulan Pembiayaan (UP), dengan outline sebagai berikut: a) Tujuan. b) Latar belakang nasabah (legalitas, kepemilikan, kepengurusan, track record, dan lain-lain). c) Hubungan perbankan nasabah.
62
d) Usaha nasabah (sarana, proses produksi, supplier, konsumen, industri nasabah). e) Deskripsi proyek yang akan dibiayai. f) Analisa cash flow dan penentuan plafond pembiayaan. g) Analisa jaminan. h) Aspek syariah. i) Kesimpulan. j) Rekomendasi struktur fasilitas. c.
Approval 1) Account Manager (A/M) mempresentasikan Usulan Pembiayaan di depan Komite Pembiayaan. 2) Keputusan Komite Pembiayaan: a) Ditolak, seluruh dokumen nasabah dikembalikan disertai surat penolakan. b) Disetujui, A/M membuat Offering Letter (LO) atau surat
persetujuan
prinsip
pembiayaan
yang
ditandatangani oleh GM, MM atau Pimpinan Cabang atau Kepala Bagian. c) OL adalah dokumentasi legal berisi komitmen bank untuk membiayai usaha nasabah. 2. Dokumentasi a.
Pre-sign Documentation 1) Offering Letter.
63
2) Akad pembiayaan. 3) Akad dan dokumen jaminan. 4) Dokumen pendukung: kontrak kerja, asuransi, dan lainlain. b.
Pre-disbursement Documentation 1) Surat Pemohon Realisasi Pembiayaan (SPRP). 2) Tanda terima barang. 3) Surat perintah transfer dana. 4) Dokumen lainnya yang disyaratkan dalam OL.
3. Monitoring a.
RegularMonitoring 1) Monitoring aktif, yaitu mengunjungi nasabah secara regular dan memberikan laporan kunjungan nasabah atau call report kepada komite pembiayaan atau supervisor A/M. 2) Monitoring pasif, yaitu memonitoring pembayaran kewajiban nasabah kepada bank setiap akhir bulan.
b.
Restrukturisasi Pembiayaan 1) Restrukturisasi, Re-conditioning, Re-scheduling. 2) Penjualan jaminan (suka rela atau ligitasi). Penentuan tingkat kelayakan nasabah mengenai
apakah akan dikabulkan pembiayaan yang diajukannya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
64
a) Total income yang diterima calon nasabah yaitu kalkulasi antara penghasilan bersih nasabah, penghasilan pasangan nasabah (suami/istri), dan penghasilan tambahan dari keduanya. b) Total income tersebut dikurangi semua biaya-biaya yang dikeluarkan nasabah dan jumlah kewajiban yang harus ditanggungnya, sehingga menghasilkan pendapatan bersih nasabah. c) Nasabah
dinyatakan
layak
dibiayai
apabila
memiliki
disposable income sebesar kurang dari atau sama dengan 50% dan take home pay (uang yang dibawa pulang) minimal 40%. Hal tersebut diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut: Pendapatan Bersih = Total Income – (Total Biaya Rutin Perbulan + Kewajiban)
3.5 Aplikasi Pembiayaan Murabahah di KJKS BMT Bahtera Pada dasarnya pembiayaan murabahah di BMT Bahtera tersebut menggunakan sistem wakalah yaitu praktiknya dalam pembelian barang murabahah, pihak BMT Bahtera hanya mewakilkan kepada nasabah untuk mencari dan membeli sendiri barang yang dibutuhkan tersebut, sehingga memudahkan nasabah dalam mencari dan membeli benda/barang yang dibutuhkan nasabah untuk perkembangan usahanya. Dalam hal ini sistem
65
pembayaran tersebut dilakukan secara angsuran ataupun secara langsung/jatuh tempo (murabahah angsuran dan murabahah jatuh tempo). Jumlah kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah kepada BMT Bahtera ialah jumlah harga barang dan mark-up (keuntungan yang telah disepakati). 1. Syarat-syarat pembiayaan murabahah di BMT Bahtera adalah sebagai berikut: a. Pembiayaan Badan Usaha: 1) Proposal pengajuan pembiayaan. 2) Kesepakatan kerjasama (MoU) dengan KJKS BMT Bahtera Pekalongan atau di Kantor Cabang BMT BAHTERA Pekalongan. 3) Foto copy KTP yang berlaku pengurus dan pengelola. 4) Angsuran Dasar (AD) dan Angsuran Rumah Tangga (ART) untuk koperasi. 5) NPWP yang sudah ada. 6) SIUP untuk badan hukum. 7) Laporan keuangan minimal 3 bulan terakhir. 8) Foto copy jaminan: - Sertifikat (foto copy sertifikat dan PBB). - BPKB (disertai faktur, dan foto copy BPKB dan STNK). b. Pembiayaan Perorangan: 1) Proposal pengajuan pembiayaan. 2) Mengisi formulir pengajuan pembiayaan. 3) Foto copy KTP suami istri (sebanyak 2 lembar).
66
4) Foto copy surat nikah untuk yang sudah berkeluarga. 5) Foto copy Kartu Keluarga (KK). 6) Rekening listrik. 7) NPWP. 8) Laporan Keuangan minimal 3 bulan terakhir, jika ada. 9) Foto copy jaminan: - Sertifikat (foto copy sertifikat dan PBB). - BPKB (disertai faktur, dan fotocopy BPKB dan STNK). c. Proses Penyaluran Pembiayaan Gambar 3.1 Nasabah (debitur)
Customer Service
Marketing Pembiayaan
Legal Jaminan
Komite Pembiayaan
Manajer Marketing
General Manager
Dropping Pembiayaan
67
Keterangan: 1) Calon
debitur
(calon
nasabah)
mengajukan
permohonan
pembiayaan kepada customer service. 2) Customer service menginput data dari calon debitur. 3) Customer
service
memberikan
berkas
pembiayaan
kepada
marketing pembiayaan dan marketing pembiayaan melakukan survey dan menganalisisnya, dan berkas jaminan diberikan kepada legal jaminan untuk dilakukan. 4) Hasil analisis keduanya diserahkan kepada Rapat Komite Pembiayaan analisis dan taksasi jaminan untuk dianalisis ulang dan dijadikan pertimbangan. 5) Hasilnya diserahkan kepada manajer marketing dan manajer marketing memberikan pertimbangan keputusan yang kemudian diajukan ke GM. 6) Manajer memberikan keputusan pembiayaan dengan beberapa pertimbangan: a) Jika pembiayaan disetujui maka dilakukan pengikatan jaminan dan pencairan dana. b) Jika
pembiayaan
ditolak
maka
marketing
pembiayaan
memberikan surat tolakan permohonan pembiayaan kepada calon debitur (nasabah).
68
Proses dari Permohonan sampai droping Dana Pembiayaan Tabel 4.1 No Tahapan
Aktivitas
Hari
Akuntabilitas
1
Persyaratan Administrasi
3
Marketing
hari
Offiser,
Pengajuan Permohonan Pembiayaan
2
3
Kabag
Marketing,
Analisis
-
Pemeriksaan kelengkapan adm
Manager
Pembiayaan
-
Analis kelayakan pembiayaan
Legal, Manager
-
Refisi proposal
Marketing
-
Pemeriksaan
Analisis Yuridis
Dokumen
Unit,
Keabsahan (BH,
NPWP,
AD/ART Jaminan)
4
5
-
Evaluasi reputasi hukum
-
Evaluasi pengikatan
Analisis
-
Pemeriksaan Fisik Jaminan
Jaminan
-
Taksasi jaminan
Persetujuan/
-
Vasilidasi permohonan pemby.
Permasalahan -
Memo Persetujuan pemby.
1hari Legal
1hari Kabag Marketing,
Pembiayaan
Manager
di
Legal, Manager
ajukan
pada
Rapat
Komite Pembiayaan
Marketing GM
Unit,
dan
69
6
Pengikatan
-
Notariel
-
Intern/Akad pemby.
1hari Kabag Marketing, Adm Pembiayaan
7
8
Penerimaan
Penyaman/penyimpanan
semua
Administrasi
jaminan
dokumen asli pembiayaan
Pencairan
-
Administrasi Pencairan
-
Dokumentasi Pencairan
pembiayaan,
-
Pendropingan
Teller
Pembiayaan 1hari Bag.
Adm
2. Prosedur Analisa Pembiayaan Murabahah/on the spot (OTS) a. Prosedur analisa yang harus dilakukan bagian pembiayaan adalah: 1) Analisa dilakukan oleh bagian pembiayaan/AO dan atau manager. 2) Analisa dilakukan selambat-lambatnya 3 hari setelah pengajuan pembiayaan. 3) Bagian kredit/pembiayaan membuat laporan analisa pembiayaan dan taksasi jaminan. 4) Pembiayaan diberikan berdasarkan hasil penelitian kelayakan atas usaha calon debitur, prospek usahanya, karakter, pemilik agunan dan factor yuridis serta kondisi perekonomian/lingkungan yang dapat mempengaruhi usahanya calon debitur seperti yang tertera pada tabel sebagai berikut:
70
Tabel 4.2 Aspek
Obyek yang dianalisa
Sumber
Karakter
-
Reputasi pekerjaan
-
(character)
-
Gambaran
umum
Karakter pemohon pembiayaan
pemohon
forum
-
Kelengkapan keabsahan legalitas
aplikasi atau isian
-
Konsistensi
Informasi dari pihak
pembiayaan
pengembalian dan
laporan
ketiga
keuangan Kapasitas
-
Legalitas usaha
(capasity)
-
Bisnis usaha
-
Latar
-
rasio
keuangan
belakang
pemohon -
pembiayaan -
Kinerja
-
Kinerja manajerial usaha
Cash flow SIUP, NPWP, TDP, TDR, AD/ART
-
Latar
belakang
pendidikan Modal
-
(capital)
Kemampuan
pendapat
modal -
sendiri -
-
Analisis likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, resiko usaha, efisien
-
Kemampuan
Info pihak ketiga Lapangan keuangan Data kekayaan sesuai format isian
-
Analisa hasil survey
penggunaan
pembiayaan untuk tujuan lain Jaminan
-
Nilai taksasi jaminan dibanding -
NJOP PBB
71
(collateral)
pembiayaan yang diberikan -
Kecenderungan
fluktuasi
nilai -
jaminan
Kondisi
Kondisi fisik Harga pasaran yang
-
Marketable
sama atau sejenis
-
Kondisi jaminan (fisik dan aspek -
Info lingkungan
hukum)
Info
-
-
Kemudahan pengikatan
berwenang
-
Dampak perekonomian makro -
Media massa
dan regional terhadap usaha
Rumor
Ekonomi (conditions)
-
Tahun pembuatan
-
-
pihak
Regulasi pemerintah pusat dan daerah/gejolak sosial politik
b. Prosedur dropping/pencairan dana Syarat dropping atau pencairan dana adalah sebagai berikut: 1) Kelengkapan data administrasi calon nasabah pembiayaan. 2) Pengikatan jaminan. 3) Tanda tangan akad pembiayaan oleh calon nasabah pembiayaan. 4) Validasi manager unit dropping data ke teller. c. Jangka waktu pembiayaan Pada hakikatnya jangka waktu pembiayaan didasarkan pada dana yang dimiliki oleh BMT Bahtera, dengan mengamati jumlah dana yang asing dipinjam oleh BMT Bahtera tersebut.
72
1) Untuk pembiayaan dibawah Rp 1.000.000 jangka waktu 10 sampai 12 bulan. 2) Untuk pembiayaan diatas Rp 1.000.000 sampai Rp 10.000.000 jangka waktu maksimal 24 bulan, dan untuk pembiayaan diatas Rp 10.000.000 sampai keatas jangka waktu maksimal 36 bulan. 3) Untuk pembiayaan murabahah jatuh tempo jangka waktu maksimal 4 bulan. 4) Untuk akad ulang pembiayaan hanya diperkenankan diperpanjang maksimal 1 kali, apabila sampai 2 kali sudah dikategorikan pembiayaan dalam pengawasan. 5) Potongan atau bonus (bagi hasil/mark-up) dari total akad pembiayaan diperlakukan kepada para nasabah dengan beberapa ketentuan sebagai berikut: a) Penutupan angsuran atau jatuh tempo, dihitung dengan aturan dua kali bagi hasil/mark-up bulan penutupan/pelunasan dan satu bulan berikutnya kepada nasabah. b) Bagi hasil (mark-up) diatas dua kali mark-up yang diminta oleh pihak BMT Bahtera menjadi bonus atau potongan bagi para nasabah. d. Standar margin keuntungan Untuk menghadapi persaingan pasar bebas dan kompetitor yang
semakin
hari
semakin
banyak
dan
berani
menjual
73
kredit/pembiayaan yang murah dan cepat, maka BMT Bahtera menentukan standar margin keuntungan sebagai berikut: a. Sistem pembiayaan angsuran standar margin mark-up setara dengan 2% berlaku untuk umum, dan 2% untuk pembiayaan khusus karyawan perusahaan yang telah memiliki MoU dengan BMT Bahtera untuk potongan gaji bulanan karyawan. b. Pembiayaan angsuran jatuh tempo standar margin mark-up yaitu 2% (dimungkinkan tanpa mengenakan biaya provisi dan komisi). c. Provisi dan komisi 0,5% untuk pembiayaan dibawah 1 bulan dan setara dengan 1% untuk pembiayaan diatas 1 bulan.
3.6 Kendala Pembiayaan Murabahah di KJKS BMT Bahtera Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bahtera Pekalongan merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat, BMT Bahtera juga sebagai lembaga bisnis dalam rangka memperbaiki perekonomian umat khususnya di wilayah Pekalongan dan sekitarnya. Pembiayaan yang diberikan oleh KJKS BMT Bahtera untuk menalangi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk membeli suatu benda/barang maupun jasa (modal/kerja) dimana nasabah hanya diwajibkan membayar cicilan keuntungan setiap bulan untuk modal kerja yang dibiayai BMT Bahtera dan cicilan harga beli oleh BMT Bahtera (pokok pinjaman) baru dibayar pada saat pelunasan (jatuh tempo).
74
Dalam pembiayaan murabahah ini kendala dipengaruhi oleh adanya pembayaran yang tidak stabil atau tidak sesuai.Untuk meminimalisir resiko pembayaran tersebut banyak yang menggunakan giro dalam hal pengusaha konveksi, batik, jeans, mori (kain). Dan pembayaran giro tersebut biasanya menggunakan plafond yang telah dibatasi sampai 500 juta. Penetapan plafond pembiayaan murabahah di KJKS BMT Bahtera melalui rapat komite pembiayaan untuk menetapkan berapa besarnya nilai pembiayaan minimal dan maksimal yang akan diberikan. Untuk penentuan pembiayaan minimal berkaitan dengan efektivitas penyaluran pembiayaan, sedangkan penentuan besarnya nilai pembiayaan maksimal berkaitan dengan penekanan pembiayaan. Dan dalam penetapan besarnya pembiayaan angsuran untuk kendaraan baru 30%, sedangkan untuk kendaraan lama 50%. Jangka waktu untuk pembiayaan murabahah angsuran telah dibatasi 3 tahun, sedangkan pembiayaan murabahah jatuh tempo telah dibatasi 4 bulan dan ada waktu perpanjangan 2 bulan. Di KJKS BMT Bahtera banyak yang portofolio konveksi usaha dengan pembiayaan murabahah jatuh tempo. Manfaat yang dihadapi dalam pembiayaan murabahah ini sangat cepat untuk membantu usaha, membantu ritme usaha si nasabah tersebut, mendorong terciptanya iklim usaha yang dinamis. Pada pembiayaan murabahah angsuran maupun jatuh tempo telah dibatasi oleh adanya BMPK (batas maksimum pemberian kredit) yaitu 500
75
juta. Dan klasifikasi antara pengusaha konveksi 35%, batik 18%, jeans 10%. Dengan banyaknya nasabah yang berminat pada pembiayaan murabahah ini terjadilah kurangnya pengontrolan kepada nasabah. Dengan adanya pembiayaan murabahah baik yang cara angsuran maupun
jatuh tempo ini masyarakat di Pekalongan dan sekitarnya dapat
mengembangkan usahanya lebih baik dan lebih maju.
76
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan mengenai “pembiayaan murabahah di KJKS BMT Bahtera Pekalongan” seperti yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan yang dapat menjawab pokok permasalahan yang telah dikemukakan dibagian awal Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut: 1. Aplikasi pembiayaan murabahah di KJKS BMT Bahtera ini adalah sebagai berikut: 1) Calon debitur (calon nasabah) mengajukan permohonan pembiayaan kepada customer service. 2) Customer service menginput data dari calon debitur. 3) Customer service memberikan berkas pembiayaan kepada marketing pembiayaan dan marketing pembiayaan melakukan survey dan menganalisisnya, dan berkas jaminan diberikan kepada legal jaminan untuk dilakukan. 4) Hasil analisis keduanya diserahkan kepada Rapat Komite Pembiayaan analisis dan taksasi jaminan untuk dianalisis ulang dan dijadikan pertimbangan. 5) Hasilnya diserahkan kepada manajer marketing dan manajer marketing memberikan pertimbangan keputusan yang kemudian diajukan ke GM.
76
77
6) Manajer
memberikan
keputusan
pembiayaan
dengan
beberapa
pertimbangan: a. Jika pembiayaan disetujui maka dilakukan pengikatan jaminan dan pencairan dana. b. Jika pembiayaan ditolak maka marketing pembiayaan memberikan surat tolakan permohonan pembiayaan kepada calon debitur (nasabah). 2. Kendala yang dihadapi pada KJKS BMT Bahtera adalah pembayarannya yang tidak stabil atau tidak sesuai, karena pembiayaan murabahah dari tahun ke tahun meningkat, maka dari itu terjadi kurangnya pengontrolan.
4.2 Saran Secara umum usaha di KJKS BMT Bahtera Pekalongan sudah banyak membantu program pembangunan nasional dalam hal perekonomian masyarakat, khususnya para pengusaha kecil yang ada di wilayah Kota Pekalongan-Batang dan sekitarnya. Adapun saran dari penulis untuk BMT Bahtera Pekalongan diantaranya sebagai berikut: 1. KJKS BMT Bahtera hendaklah mempertahankan kinerjanya agar tetap berada dalam keadaan sehat. 2. Perlu dikembangkan produk-produk pembiayaan yang sudah ada di BMT Bahtera dan mensosialisasikannya lewat media elektronik.
78
3. Meningkatkan pelayanan yang tepat waktu dan memanamkan kepercayaan kepada nasabah BMT Bahtera, agar nasabah merasa puas dan nyaman terhadap pelayanan yang diberikan khususnya pembiayaan murabahah. 4. Murabahah yang diterapkan di BMT Bahtera Pekalongan hendaknya sesuai dengan kaidah Islam yakni tidak adanya akad wakalah. Sehingga BMT Bahtera Pekalongan menberikan barang secara langsung kepada nasabah tanpa nasabah ditunjuk sebagai agen BMT Bahtera.
4.3 Penutup Dengan hati yang tulus dan ikhlas peneliti mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan taufiqNya atas selesainya Tugas Akhir ini, meskipun banyak kekurangan baik dari segi referensi maupun dari segi penulisan. Akan tetapi dengan memohon petunjuk-Nya dengan disertai do’a dan kesungguhan penulis, pada akhirnya peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Dan teriring do’a, penulis berharap mudah-mudahan karya ini bermanfaat terutama bagi penulis pribadi khususnya, bagi para praktisi perbankan maupun para pembaca pada umumnya dan juga bagi khazanah ilmu pengetahuan. Amin.
79
DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi’i,Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, 2001. Arikunto,Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Yogyakarta: 2002. Darmawi, Herman, Pasar Financial dan Lembaga-Lembaga Financial, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2005. Dewi, Gemala,Hukum Perikatan Indonesia, Jakarta: Kencana, 2006. Hasan, A., BulughulMaraam, Bangil: CV. Pustaka Tamaam, 1991. Indriantoro, Nur, et al. Metodologi Penelitian Bisnis, Yogyakarta: BPFE, 2002. Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, Yogyakarta: UPP AMD YKPN, 2002. Profile KJKSBMT BAHTERA Pekalongan. Rahardja, Prathama, Uang dan Perbankan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997. Saiful, Saiful Anwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998. Sukmadi dan Sudrajad, Mengajukan dan Mengelola Kredit Usaha Tani, Yogyakarta: Penebar Swadaya, 1994. Suyatno,Thomas, Kelembagaan Perbankan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997. Trihartono, Sigit, Tanya Jawab Masalah Perbankan, Yogyakarta: CV. Aneka Solo, 1995.
80
Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, 2005. Yudisseno, Rinsky K,. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005. Zulkifli, Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim, 2003. Wawancara dengan Bapak Moh Isro’i, SAf., MM., sebagai Manager Marketing KJKS BMT Bahtera Pekalongan.
81
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Lia Anisatul Muniroh
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat Tanggal Lahir
: Batang, 18 Agustus 1990
Agama
: Islam
Kebangsaan
: Indonesia
Alamat
: Ds. Sojomerto RT 04/RW 01, Reban, Batang
Orang Tua
: - Junadi - Badriyah
Pendidikan
: SDN Sojomerto II Tahun 2003 MTs Al-Islam Limpung Tahun 2006 MANU Limpung Tahun 2009