ANALISIS SIKAP NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN SI RELA DI BMT AMAL MULIA SURUH Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi Perbankan Syariah
Disusun Oleh : NAFI’ATUL UMMAH NIM : 201 07 001 JURUSAN SYARIAH PROGAM STUDI PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (STAIN) SALATIGA 2010
i
Persetujuan pembimbing 17
Agustus
2010 Lampiran
: 2 (dua) eksemplar
Hal
: Pengajuan Naskah Tugas Akhir Kepada Yth. Ketua STAIN SALATIGA Di SALATIGA Assalamualaikum Wr. Wb Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan maka Tugas Akhir saudari :
Nama : Nafi’atul Ummah NIM : 201 07 001 Judul : Analisis Sikap Nasabah Terhadap Produk Tabungan Si Rela di BMT Amal Mulia Suruh
Dapat diajukan dalam sidang munaqosyah. Demikian untuk menjadi periksa. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Pembimbing
Hikmah M.Si
Endraswati,
SE,
NIP. 197705072000032001
ii
iii
MOTTO
Sesungguhnya didalam kesulitan itu ada kemudahan, maka dari itu jangan pernah beputus asa dan jangan takut untuk try, try and try again
Experience is the best teacher &
Where there is a will there is a way Dimana ada kemauan pasti ada jalan
iv
PERSEMBAHAN TUGAS AKHIR INI PENULIS PERSEMBAHKAN KEPADA : 1. Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan karuniaNya 2. Orang tua ku tersayang yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual 3. Sahabat-sahabat ku yang senantiasa membantu ku dalam penyusunan Tugas Akhir ini
4. Teman-teman ku satu angkatan yang selalu memberikan dukungan
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis ucapkan kepada junjungan kita nabi Agung Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul ”Analisa Sikap Nasabah Terhadap Produk Tabungan Si Rela Di BMT Amal Mulia Suruh. Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) pada program studi perbankan syari’ah STAIN Salatiga. Penyusunan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis atas bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. H. Imam Sutomo, M. Ag, selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Abdul Aziz N. P., MM, selaku ketua Program Studi Perbankan Syariah (PS) STAIN Salatiga. 3. Ibu Hikmah Endraswati, SE, M.Si selaku pembimbing yang telah mencurahkan waktu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Perbankan Syariah (PS) STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini. 5. Bapak Mustofa Al Amin, S. Ag, selaku pimpinan BMT Amal Mulia Suruh.
vi
6. Karyawan-karyawati BMT Amal Mulia Suruh yang membantu penulis dalam mendapatkan data-data serta informasi dalam penulisan Tugas Akhir ini. 7. Bapak dan Ibu, keluarga serta saudara-saudara yang telah memberikan motivasi dan dukungan meteriil dan spiritual. 8. Teman-teman D3 dan sahabat-sahabat penulis yang selalu memberi semangat dan bantuan dalam penulisan Tugas Akhir ini. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang juga telah berperan serta membantu dalam pembuatan laporan ini. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis harapkan. Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi penulis dan bermanfaat bagi pembaca.
Salatiga, 14 Agustus 2010
Nafi’atul Ummah
vii
ABSTRAK BMT Amal Mulia Suruh merupakan lembaga keuangan mikro yang berbasis syari’ah yang berdiri dibawah naungan koperasi. BMT Amal Mulia Suruh berdiri di Jln. Raya Suruh-Salatiga, Suruh, Semarang 50766. BMT Amal Mulia Suruh berdiri di tengah-tengah masyarakat sebagai penyedia jasa intermediasi keuangan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap rentenir. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat sekitar yang kekurangan modal untuk usaha. Dalam perkembangannya, BMT Amal Mulia Suruh berusaha untuk mengenali nasabahnya sehingga bisa mengetahui bagaimanakah sikap nasabah terhadap produk tabungan di BMT Amal Mulia Suruh. Karena dengan mengetahui sikap nasabah, BMT dapat mengetahui tingkat keloyalan nasabah terhadap produk tabungan di BMT Amal Mulia Suruh. Kepercayaan dan keloyalan nasabah merupakan asset penting yang harus dipertahankan oleh BMT Amal Mulia Suruh. Sikap konsumen merupakan konsep yang paling penting yang digunakan pemasar untuk memahami konsumen. Dalam menghimpun pemahaman terhadap sikap nasabah, perlu adanya suatu penelitian. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, kuesioner dan study kepustakaan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui sikap nasabah terhadap produk tabungan si rela di BMT Amal Mulia Suruh. Keyword : Sikap Nasabah
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii MOTTO ........................................................................................................ iv PERSEMBAHAN ........................................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….... xi BAB 1
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 5 C. Tujuan dan Kegunaan ............................................................. 5 D. Telaah Pustaka…………………………………………………6 E. Metode Penelitian .................................................................... 7 F. Sistematika Penulisan ............................................................. 8
BAB II
LANDASAN TEORI A. SIKAP 1. Pengertian Sikap ................................................................ 10 2. Konsep Sikap .................................................................... 12
ix
3. Komponen Sikap ............................................................... 13 4. Fungsi Sikap ...................................................................... 16 5. Pembentukan Sikap……………………………………… 17 6. Strategi Perubahan Sikap……………………………….... 18 7. Model Sikap Multiciri……………………………………. 21 8. Komponen- komponen Model……………………………. 23 B. TABUNGAN SI RELA 1. Pengertian Tabungan Si Rela……………………………....24 2. Karakter Tabungan Si Rela………………………………...24 BAB III
DATA HASIL PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM 1. Sejarah Berdirinya BMT Amal Mulia Suruh .................... 27 2. Profil BMT Amal Mulia Suruh ......................................... 27 3. Struktur Organisasi………………………………………. 28 4. Produk BMT Amal Mulia Suruh ....................................... 30 B. PRODUK TABUNGAN SI RELA DI BMT AMAL MULIA 1. Tabungan Si Rela di BMT Amal Mulia…………………..36 2. Keadaan Nasabah Si Rela di BMT Amal Mulia………….38 3. Sikap Nasabah Si Rela di BMT Amal Mulia……………..42
BAB IV
Analisis Sikap Nasabah…………………………………………...45
BAB V
Penutup A. Kesimpulan
.......................................................................... 50
B. Saran ...................................................................................... 50
x
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Tabel Porsi Bagi Hasil…. ........................................................... 31
Tabel 3.2
Tabel Jenis Kelamin Responden ................................................ 37
Tabel 3.3
Tabel Usia Responden……… .................................................... 37
Tabel 3.4
Tabel Pendidikan Responden ..................................................... 38
Tabel 3.5
Tabel Pendapatan Responden .................................................... 39
Tabel 3.6
Tabel Perkembangan Nasabah…………………………………..41
Tabel 3.7
Tabel Perhitungan Sikap Nasabah………………………………43
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Gambar Skema Al Musyarokah…. ............................................. 32
Gambar 3.2
Gambar Skema Al Mudharabah .................................................. 33
Gambar 3.3
Gambar Skema Al Ijaroh……… ............................................... 34
Gambar 3.4
Gambar Skema Bai’ Bitsaman Ajil ............................................. 35
Gambar 3.5
Gambar Skema Al Murabahah .................................................... 36
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Krisis global yang berasal dari Amerika Serikat telah membawa dampak yang luar biasa terhadap perekonomian dan sistem keuangan semua negara di dunia termasuk Indonesia. Krisis global yang terjadi telah membuat kondisi perekonomian di Indonesia semakin memburuk. Hal ini ditandai dengan banyaknya bank-bank konvensional di Indonesia mengalami kebangkrutan massal yang berujung pada campur tangan pemerintah. Namun di sisi lain hal ini justru menjadi peluang besar bagi perbankan syari’ah untuk lebih mengepakkan sayapnya di Indonesia dalam rangka untuk memajukan perekonomian Indonesia. Karena dalam prakteknya, perbankan syari’ah terbukti aman dari dampak krisis global (http://www.peluangbanksyariah.com). Meskipun begitu, perkembangan perbankan syari’ah di Indonesia belum bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Hal ini terbukti dengan yang menjadi nasabah perbankan syari’ah mayoritas dari masyarakat kalangan menengah ke atas. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut dibentuk lembaga keuangan non bank yang berbasis syari’ah yang disebut dengan Baitul Maal wat Tamwil yang berada di bawah naungan lembaga koperasi (http://bmt-syariah.blogspot.com). Salah satu BMT yang berdiri di Kabupaten Semarang yaitu BMT Amal Mulia Suruh. BMT Amal Mulia Suruh didirikan dengan tujuan untuk menawarkan jasa intermediasi keuangan kepada masyarakat kelas bawah dengan
1
2
cara memberikan solusi pendanaan yang mudah dan cepat serta mengurangi ketergantungan masyarakat
terhadap rentenir. Namun,
dalam realitanya
pengetahuan masyarakat tentang lembaga keuangan yang berbasis syari’ah masih terbatas sehingga masyarakat banyak yang beranggapan bahwa antara lembaga keuangan syari’ah dengan konvensional tidak ada bedanya (http://bmtsyariah.blogspot.com). Maka dari itu, BMT Amal Mulia perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat sebagai upaya meyakinkan calon nasabah bahwa BMT lebih menguntungkan bagi mereka dan mempunyai keunggulan jika dibandingkan dengan koperasi yang menggunakan prinsip bunga. Selain sosialisasi kepada masyarakat, BMT Amal Mulia juga harus mempersiapkan strategi pemasaran dalam rangka memperkenalkan produk-produk yang ditawarkan oleh BMT kepada masyarakat karena kepercayaan dan motivasi masyarakat untuk menggunakan produk yang ditawarkan oleh BMT sangat menentukan tingkat perkembangan BMT itu sendiri. Dalam memasarkan produknya, seorang marketing BMT harus pandai membaca situasi pasar sekarang dan di masa yang akan datang. Artinya seorang marketing harus pandai membaca keinginan dan kebutuhan nasabahnya melalui berbagai cara seperti melalui riset pemasaran. Tanpa riset pemasaran yang handal, BMT tidak dapat mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabahnya secara tepat. Bahkan bukan tidak mungkin BMT akan ketinggalan informasi dibandingkan dengan kompetitornya. Dalam hal ini BMT harus mampu menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasabah secara tepat dan mampu mengkomunikasikan keberadaan dan kelebihan produk dibandingkan dengan
3
produk lainnya dari pesaing. Akan tetapi sebelum membuat strategi pemasaran, seorang marketing harus mengerti tentang apa arti dari pemasaran dan bagaimana manajemen pemasaran itu sendiri. Pemasaran didefinisikan sebagai proses sosial dan managerial dimana individu dan kelompok mendapatkan keinginan dan kebutuhan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lain. Adapun manajemen pemasaran didefinisikan sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi (Kotler dan Susanto, 2000: 19). Biasanya manajemen pemasaran dihubungkan dengan tugas dan orangorang yang bergerak dalam pasar pelanggan. Tugas pemasaran dalam pasar pelanggan secara formal dilakukan oleh manajer pemasaran. Gambaran umum seorang manajer pemasaran adalah seseorang yang tugas utamanya merangsang permintaan terhadap produk yang ditawarkan. Jadi manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat, waktu dan komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai sasarannya (Kotler dan Susanto, 2000:20). Namun, untuk dapat melakukan hal itu dibutuhkan pengenalan terhadap nasabah atau konsumen karena mengenal konsumen merupakan dasar penting untuk pemasaran. Mengenal konsumen atau nasabah tidak mudah. Mereka mungkin saja menyatakan kebutuhan dan keinginan sedemikian rupa tetapi bertindak yang sebaliknya. Mereka mungkin tidak memahami motivasi mereka yang lebih mendalam. Mereka mungkin bereaksi terhadap pengaruh yang mengubah pikiran
4
mereka pada menit-menit terakhir. Maka dari itu, seorang marketing harus mempelajari keinginan, persepsi, preferensi dan perilaku belanja konsumen sasaran mereka. Karena dengan mempelajari keinginan, persepsi, preferensi dan perilaku belanja konsumen akan memberikan petunjuk untuk mengembangkan produk-produk baru, ciri-ciri produk, harga, saluran, pesan dan unsur bauran pemasaran yang lain (Kotler dan Susanto, 2000:222). Akan tetapi dalam melakukan studi tentang perilaku konsumen, perlu diperhatikan konsep-konsep penting yang menjadi komponen perilaku konsumen. Salah satunya yaitu konsep sikap yang merupakan konsep paling penting yang digunakan pemasar untuk memahami konsumen. Setiap orang pernah membicarakan tentang sikap mereka terhadap sesuatu dalam kehidupannya. Mereka menyatakan suka atau tidak suka terhadap sesuatu, termasuk produk atau jasa yang mereka jumpai dalam kehidupan mereka sebagai konsumen. Pemasar sangat berkepentingan pada sikap konsumen terhadap produknya, karena sikap yang positif akan menghasilkan pembelian, bukan saja dari konsumen yang bersangkutan tetapi rekomendasi kepada teman-teman maupun keluarganya juga akan membuahkan pembelian yang menguntungkan pemasar. Sebaliknya, sikap yang negatif terhadap produk akan menghasilkan penolakan dan sikap yang demikian ini akan diteruskan untuk mempengaruhi orang lain. Itulah sebabnya pemasar sangat mempedulikan sikap konsumen terhadap produknya (Prasetijo dan Ihalauw, 2005:103). Prasetijo dan Ihalauw (2005:117) dalam bukunya berjudul perilaku konsumen, menuliskan bahwa sikap merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam
5
pengambilan keputusan beli konsumen. Oleh karena itu, pemasar sangat berkepentingan dalam hal pengetahuan tentang bagaimana terbentuknya sikap itu dan bagaimana bisa mengubahnya supaya konsumen bersikap positif terhadap produknya dan kemudian memutuskan untuk membeli. Untuk memenangkan sikap positif itu, pemasar selalu berusaha dengan berbagai macam cara, terutama dalam komunikasi pemasarannya untuk mempengaruhi sikap konsumen. Dengan demikian, jelas bahwa sikap konsumen merupakan komponen penting
dalam
pembentukan
perilaku
konsumen
yang
akhirnya
dapat
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk menulis Tugas Akhir dengan judul “Analisis Sikap Nasabah Terhadap Produk Tabungan Si Rela di BMT Amal Mulia Suruh”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah sikap nasabah terhadap produk tabungan si rela di BMT Amal Mulia Suruh? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, diketahui tujuan dari penelitian sebagai berikut: Untuk mengetahui sikap nasabah terhadap produk tabungan si rela di BMT Amal Mulia Suruh.
6
2. Kegunaan Penelitian a. Bagi Penulis Untuk melatih pola pikir ilmiah dan menambah wawasan penulis mengenai sikap nasabah BMT Amal Mulia Suruh dalam menanggapi produk tabungan si rela di BMT Amal Mulia Suruh. b. Bagi STAIN Salatiga Sebagai tambahan referensi dan informasi bagi civitas akademika STAIN Salatiga khususnya bagi mahasiswa yang akan menyusun Tugas Akhir. c. Bagi BMT Amal Mulia Suruh Sebagai masukan yang dapat dipertimbangkan untuk lebih mengenal nasabah BMT Amal Mulia sebagai sarana untuk merancang strategi pemasaran yang lebih sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasabah. D. Telaah Pustaka Penelitian Cahyono (2005) tentang “Analisis Sikap Konsumen Terhadap Atribut Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya” menyimpulkan bahwa sikap konsumen berkaitan dengan atribut-atribut rumah sakit mitra keluarga terdiri dari 8 atribut yakni pelayanan personal, peralatan medis, instalasi farmasi, kebersihan, pembayaran, fasilitas fisik, keamanan dan administrasi terlihat cenderung positif. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor pengukuran sikap diatas 3,5 pada 6 poli di rumah sakit mitra keluarga Surabaya. Penelitian Gunawan (2008) tentang “Analisis Sikap Masyarakat Surabaya Mengenai Iklan Simpati Ekstra Versi Big Umbrella di televisi” menyimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat Surabaya mempunyai sikap mengenai tayangan
7
iklan simpati ekstra versi big umbrella di televisi sebesar 68,5%. Sikap tersebut ada pada elemen iklan televisi yaitu talent. Responden dimungkinkan kurang memahami jalan cerita pada iklan simpati ekstra versi big umbrella, yaitu penginformasian produk simpati ekstra yang menawarkan fasilitas ekstra yang digambarkan dengan payung yang dipakai wanita berukuran besar dan dapat dipakai bersama-sama dengan orang-orang yang ada di sekitar toko-toko. Hal ini menunjukkan bahwa simpati ekstra cenderung bisa dipakai oleh siapa saja. Penelitian Yatyoga (2007) tentang “Analisis Minat Masyarakat Terhadap Lembaga Pendidikan Bahasa EF English First” menyimpulkan bahwa sikap konsumen terhadap atribut lembaga pendidikan bahasa EF English First adalah positif dengan skor 158,3. E. Metode Penelitian 1. Sumber data Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: a. Data primer Yaitu data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian melalui wawancara dan hasil-hasil yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh nasabah BMT Amal Mulia Suruh. b. Data sekunder Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, melalui dokumentasi dan buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
8
2. Teknik Pengumpulan Data Berbagai data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai metode, yaitu: a. Metode observasi Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung pada BMT yang dijadikan obyek penelitian dan mencatat secara sistematis mengenai masalah-masalah yang akan diteliti. b. Metode kuesioner Merupakan metode pengumpulan data dengan cara memberikan suatu daftar pertanyaan yang telah dibuat dan ditentukan urutan serta formatnya oleh peneliti kepada responden. F. Sistematika Penulisan Penulisan Tugas Akhir ini disistematisasikan menjadi lima bab dengan uraian sebagai berikut: BAB I
Merupakan bab pendahuluan. Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan penelitian.
BAB II
Memaparkan tentang landasan teori. Dalam bab ini membahas tentang kerangka teoritik.
BAB III
Membahas tentang data hasil penelitian di BMT Amal Mulia yang meliputi sejarah berdirinya BMT Amal Mulia, profil BMT Amal Mulia, struktur organisasi BMT Amal
9
Mulia dan produk BMT Amal Mulia serta data-data deskriptif yang berkaitan dengan hasil penelitian. BAB IV
Merupakan bagian analisa dan pembahasan. Dalam bab ini penulis menganalisis data hasil penelitian dan pembahasan hasil analisa data serta jawaban atas pertanyaan yang disebutkan dalam rumusan masalah.
BAB V
Merupakan bagian penutup yang berisi tentang kesimpulan, dan saran-saran.
10
BAB II LANDASAN TEORI
A. SIKAP 1. Pengertian Sikap Setiadi (2003:214-215) dalam bukunya berjudul Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, menuliskan bahwa sikap disebut juga sebagai konsep yang paling khusus dan sangat dibutuhkan dalam psikologis sosial kontemporer. Sikap juga merupakan salah satu konsep yang paling penting yang digunakan pemasar untuk memahami konsumen. Definisi awal sikap dikemukakan oleh Thurstone pada tahun 1993, dia melihat sikap sebagai salah satu konsep yang cukup sederhana yaitu jumlah pengaruh yang dimiliki seseorang atas atau menentang suatu objek. Beberapa tahun kemudian Gordon Allport mengajukan definisi yang lebih luas yaitu “Sikap suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku.” Definisi yang dikemukakan oleh Gordon Allport tersebut mengandung makna bahwa sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan terhadap suatu objek baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten. Jika dianalogikan dengan sikap konsumen terhadap suatu merek berarti sikap terhadap merek yaitu mempelajari kecenderungan konsumen untuk mengevaluasi merek baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten. Dengan demikian,
11
konsumen mengevaluasi merek tertentu secara keseluruhan dari yang paling jelek sampai yang paling baik. Triandis dan ahli lainnya mengkombinasikan tiga jenis tanggapan (pikiran, perasaan dan tindakan) ke dalam model tiga unsur dari sikap. Dalam skema ini sikap dipandang mengandung tiga komponen yang terkait yaitu kognisi (pengetahuan tentang objek), afeksi (evaluasi positif atau negatif terhadap suatu objek) dan conation (perilaku aktual terhadap suatu objek). Selanjutnya Fishbein, seperti halnya Thurstone, menyatakan bahwa adalah lebih berguna untuk melihat sikap sebagai suatu konsep satu dimensi sederhana. Saat ini sebagian besar periset setuju bahwa konsep sederhana dari sikap yang diajukan oleh Thurstone dan Fishbein adalah yang paling bermanfaat. Artinya, sikap mewakili perasaan senang atau tidak senang konsumen terhadap objek yang dipertanyakan. Kepercayaan (kognisi) dan keinginan untuk bertindak (conation) dipandang memiliki hubungan dengan sikap dan merupakan konsep kognitif yang terpisah, bukan merupakan bagian dari sikap itu sendiri. Umar (2003:13) dalam bukunya berjudul Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa, menuliskan bahwa sikap menurut Thurstone yang dikutip Mowen dan Minor didefinisikan sebagai afeksi atau perasaan untuk atau terhadap sebuah rangsangan. Definisi yang lain adalah bahwa sikap merupakan inti dari rasa suka dan tidak suka terhadap sesuatu. Jadi, mengingat kepercayaan merupakan pengetahuan kognitif tentang sebuah objek, maka sikap merupakan tanggapan perasaan atau afektif tentang sebuah objek.
12
Peter dan Olson (1999:130) dalam bukunya berjudul Consumer Behavior perilaku konsumen dan Strategi Pemasaran,
menuliskan bahwa sikap
didefinisikan sebagai evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Evaluasi adalah tanggapan pengaruh pada tingkat intensitas dan gerakan yang relatif rendah. Evaluasi dapat diciptakan oleh sistem afektif maupun kognitif. 2. Konsep Sikap Prasetijo dan Ihalauw (2005:104-105) dalam bukunya Perilaku Konsumen, menuliskan bahwa konsep-konsep sikap adalah sebagai berikut: a. Obyek Dalam bersikap, ada obyek yang disikapi. Obyek disini mempunyai arti yang luas seperti: issues (masalah, pokok persoalan), tindakan perilaku, cara kerja, orang atau peristiwa. b. Sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari Predisposisi disebut juga kecenderungan umum. Dalam sikap, ada kecenderungan umum yang dipelajari atau dibentuk dan karena itu sikap memiliki kualitas motivasional yang dapat mendorong konsumen kepada suatu perilaku tertentu. Dalam terapan pemasaran, sikap yang relevan terhadap perilaku beli terbentuk dari pengalaman langsung menggunakan produk, dari informasi yang diperoleh dari orang lain atau media massa. c. Sikap itu konsisten Secara
relatif,
sikap
selalu
konsisten
dengan
perilaku
yang
diperlihatkannya. Kindra, Laroche dan Muller (1994) bahkan mengemukakan
13
bahwa sikap itu resisten terhadap perubahan. Sekali sikap terbentuk, tidak mudah untuk mengubahnya. d. Sikap terjadi dalam suatu situasi Situasi adalah peristiwa atau keadaan pada saat pengamatan. Situasi ini mempengaruhi hubungan antar sikap dan perilaku. e. Sikap itu terarah dan mempunyai intensitas tertentu Dikatakan terarah karena sikap menyebabkan orang mempunyai pandangan negatif atau positif terhadap obyek. Seberapa besar ketidaksukaannya atau kesukaannya terhadap obyek sikap dinyatakan oleh intensitas sikap itu. 3. Komponen Sikap Prasetijo dan Ihalauw (2005:106-109) dalam bukunya berjudul Perilaku Konsumen, menuliskan bahwa sikap terdiri dari tiga komponen yaitu: a. Komponen Kognitif Yaitu pengetahuan dan persepsi yang diperoleh melalui kombinasi dari pengalaman langsung dengan obyek sikap dan informasi terkait yang didapat dari berbagai sumber. Komponen ini sering sekali dikenal sebagai keyakinan atau kepercayaan sehingga konsumen yakin bahwa suatu obyek sikap memiliki atributatribut tertentu dan bahwa perilaku tertentu akan menjurus ke akibat atau hasil tertentu. b. Komponen Afektif Yaitu emosi atau perasaan terhadap suatu produk atau merek tertentu. Emosi dan perasaan terutama mempunyai hakikat evaluatif, yaitu apakah konsumen suka atau tidak terhadap produk tertentu.
14
c. Komponen Konatif Yaitu kecenderungan seseorang untuk melaksanakan suatu tindakan dan perilaku dengan cara tertentu terhadap suatu obyek sikap. Dalam pemasaran dan penelitian konsumen, komponen konatif lazimnya diperlakukan sebagai ekspresi niat konsumen untuk membeli atau menolak suatu produk. Itulah sebabnya pemasar sering terkecoh dalam mengevaluasi sikap konsumennya.
Dalam menanggapi teori three component attitude model ini, ada semacam perasaan ingin tahu yang cukup mengganggu, yaitu: apakah ketiga komponen itu selalu konsisten. Hawkins dkk (1998) menjawab bahwa ketiganya cenderung untuk konsisten, dalam arti bahwa perubahan salah satu komponen akan selalu diikuti oleh perubahan komponen-komponen yang lain. Bila konsumen dipengaruhi secara emosional – komponen afektif, maka pengaruh ini juga akan mempengaruhi proses kognitif, yaitu keyakinan akan atribut produk dan kemudian ditunjukkan dengan perilaku beli sehingga pemasar selalu menyajikan gambar dengan latar belakang dan musik latar yang mempengaruhi salah satu, dua atau ketiga komponen sikap itu. Akan tetapi, ada faktor-faktor yang bisa mengurangi konsistensi ketiga komponen tersebut, yaitu: 1) Sikap positif mensyaratkan kebutuhan dan motivasi sebelum sikap tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk tindakan. Jadi, seseorang bisa bersikap positif terhadap suatu produk, tetapi sikap ini tidak diwujudkan dalam tindakan karena dia sudah memiliki produk tersebut.
15
2) Untuk memanifestasikan sikap positif ke dalam bentuk kepemilikan dibutuhkan kemampuan. Walaupun seseorang mempunyai sikap positif terhadap mobil Mercedes, karena dia tidak mampu, maka dia membeli mobil lain yang lebih murah. 3) Pengukuran sikap biasanya dilakukan untuk obyek sikap tertentu. Padahal kadang-kadang hal itu tidak mencerminkan sikap yang sebenarnya. 4) Bila komponen kognitif dan afektif tidak kuat, dan apabila konsumen bisa mendapatkan informasi lain pada waktu berbelanja, maka sikap bisa mudah berubah. 5) Sikap sering kali tidak berasal atau dimiliki oleh konsumen secara individu, tetapi terbentuk dari pengaruh orang lain seperti teman dan keluarga. Jadi, perilaku beli mungkin dilakukan untuk kepentingan keluarga. Pemasar sering terkecoh juga bila mengukur sikap secara sempit yaitu untuk individu yang bersangkutan saja. 6) Sikap terhadap merek sering diukur tanpa mempertimbangkan situasi. Dalam situasi yang serba mendesak, perilaku beli belum tentu sebagai manifestasi dari sikap positif terhadap produk. Demikian pula bila seseorang tidak membeli suatu produk, belum tentu karena dia mempunyai sikap negatif terhadap produk itu. Dia tidak membeli, bisa disebabkan karena situasi yang kurang tepat. 7) Bila seseorang bertanya kepada orang lain tentu sikapnya terhadap suatu produk, belum tentu dia bisa mengekspresikan dengan baik komponen kognitif dan afektifnya.
16
Setiadi (2003:217) dalam bukunya berjudul Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, menuliskan bahwa hubungan tiga komponen tersebut mengilustrasikan hierarki pengaruh keterlibatan tinggi yaitu kepercayaan merek mempengaruhi evaluasi merek, dan evaluasi merek mempengaruhi maksud untuk membeli. Dari tiga komponen sikap, evaluasi merek adalah pusat dari telaah sikap karena evaluasi merek merupakan ringkasan dari kecenderungan konsumen untuk menyenangi atau tidak menyenangi merek tertentu. Evaluasi merek sesuai dengan definisi dari sikap terhadap merek yaitu kecenderungan untuk mengevaluasi merek baik disegani atau tidak disegani. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan merek datang sebelum dan mempengaruhi evaluasi merek, dan evaluasi merek terutama menentukan perilaku berkehendak. 4. Fungsi Sikap Prasetijo dan Ihalauw (2005:111-112) dalam bukunya berjudul Perilaku Konsumen, menuliskan bahwa Daniel Katz membagi fungsi sikap dalam empat kategori sebagai berikut: a.
Fungsi Utilitarian
Melalui instrumen suka dan tidak suka, sikap memungkinkan seseorang memilih produk yang memberikan hasil positif atau kepuasan, dan menolak produk yang tidak memberikan hasil positif atau kepuasan. b.
Fungsi Ego Defensive
Orang cenderung mengembangkan sikap tertentu untuk melindungi egonya dari abrasi psikologis. Abrasi psikologis bisa timbul dari lingkungan yang
17
kecanduan kerja. Untuk melarikan diri dari lingkungan yang tidak menyenangkan ini, orang tersebut membuat rasionalisasi (dengan demikian menghindar dari anxiety dan citra diri yang negatif) dengan mengembangkan sikap positif terhadap gaya hidup yang santai. c.
Fungsi Value-expressive (mengekspresikan nilai-nilai yang dianut)
Fungsi ini memungkinkan konsumen untuk mengekspresikan secara jelas citra dirinya dan juga nilai-nilai inti yang dianutnya. d.
Fungsi Knowledge-organization
Karena terbatasnya kapasitas otak manusia dalam memproses informasi, maka orang cenderung untuk bergantung pada pengetahuan yang didapat dari pengalaman dan informasi dari lingkungan. 5. Pembentukan Sikap Prasetijo dan Ihalauw (2005:118-119) dalam bukunya berjudul Perilaku Konsumen, menuliskan bahwa sikap dibentuk dari pembelajaran. Pembentukan sikap sangat dipengaruhi oleh: a. Pengalaman Pengalaman langsung oleh konsumen dalam mencoba dan mengevaluasi produk dapat mempenngaruhi sikap konsumen terhadap produk tersebut. b. Kepribadian Keluarga, menurut Kindra dkk (1994), adalah faktor penting dalam pembentukan kepribadian dan selanjutnya pembentukan sikap seseorang. Dalam keluarga itulah, seseorang membentuk nilai-nilai dasar dan keyakinannya. Selain keluarga, kontak dengan teman dan orang-orang lain di sekitarnya, terutama
18
orang-orang yang dikagumi, juga berpengaruh dalam pembentukan kepribadian dan sikap seseorang. c. Informasi dari media massa Pengaruh media massa tidak boleh dianggap remeh. Perusahaan menggunakan berbagai macam media massa secara efektif untuk mempengaruhi sikap audiens yang merupakan konsumen atau calon konsumen perusahaan itu. Sikap dapat terbentuk dari jenis media massa yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi tentang produk. d. Pengaruh kolompok kawan sebaya Banyak studi yang memperlihatkan bahwa kaum sebaya mampu mempengaruhi dalam perilaku pembelian. Kazt dan Lazarsfeld yang dikutip Assel (1992) menemukan bahwa peer group lebih memungkinkan mempengaruhi sikap dan perilaku pembelian daripada iklan (Setiadi, 2003:230). 6. Strategi Perubahan Sikap Model multiciri adalah suatu pengarah yang berguna dalam menerapkan strategi untuk mengubah sikap konsumen. Pada dasarnya, pemasar memiliki empat kemungkinan strategi perubahan sikap, yaitu: a. Menambahkan satu kepercayaan utama baru dari objek sikap idealnya, satu hal yang dimiliki ei positif. b. Meningkatkan kekuatan salah satu kepercayaan positif. c. Meningkatkan evaluasi kepercayaan yang dipegang kuat. d. Membuat kepercayaan baik yang telah ada menjadi lebih kuat.
19
Menambahkan satu kepercayaan utama baru pada kepercayaan yang telah dimiliki konsumen atas suatu produk mungkin merupakan strategi perubahan sikap yang paling umum. Strategi ini mensyaratkan perubahan fisik produk. Pemasar juga dapat mencoba mengubah sikap dengan mengubah kekuatan kepercayaan yang sudah utama. Mereka dapat mencoba meningkatkan kekuatan kepercayaan pada ciri dan konsekuensi positif atau mereka dapat menurunkan kekuatan kepercayaan pada ciri dan konsekuensi negatif. Pemasar juga dapat mencoba mengubah sikap konsumen dengan mengubah aspek evaluasi kepercayaan yang dipegang teguh saat ini tentang suatu ciri utama. Untuk itu harus dibangun rantai arti-akhir dengan menghubungkan konsekuensi tingkat lebih tinggi dan lebih positif terhadap ciri tersebut. Strategi terakhir untuk mengubah sikap konsumen adalah membuat kepercayaan positif menjadi lebih utama, biasanya dengan meyakinkan konsumen bahwa ciri yang dimiliki sebenarnya lebih relevan ketimbang apa yang mereka lihat. Strategi ini mirip dengan strategi sebelumnya dalam hal berupaya menghubungkan ciri produk pada konsekuensi dan nilai yang dihargai. Menciptakan rantai arti-akhir akan meningkatkan baik keutamaan kepercayaan konsumen terhadap suatu ciri maupun evaluasi terhadap kepercayaan tersebut (Peter dan Olson, 1999:143-146). Prasetijo dan Ihalauw (2005:119-123) dalam bukunya berjudul Perilaku Konsumen, menuliskan bahwa strategi untuk mengubah sikap dapat dilakukan dengan cara: 1) Mengubah fungsi motivasi dasar dengan cara menumbuhkan secara kuat kebutuhan-kebutuhan baru.
20
2) Menautkan produk dengan suatu kelompok atau peristiwa tertentu, karena sikap mempunyai hubungan dengan atau ditentukan juga oleh suatu kelompok tertentu. Maka pemasar menggunakan kelompok tertentu yang ditautkan ke produknya supaya calon konsumen dapat terpengaruh dan mengubah sikapnya. 3) Menghubungkan sikap yang sudah ada dengan sikap-sikap yang berlawanan. Menurut ahli-ahli psikologi, orang yang normal cenderung berusaha mencari konsistensi, keseimbangan dalam hidupnya. Apabila konsumen disadarkan melalui iklan atau promosi yang lain bahwa sikapnya terhadap produk tertentu tidak sejalan dengan sikap lainnya yang mendasar, dia akan mengubah evaluasinya terhadap produk tersebut. 4) Mengubah komponen-komponen dari model multiciri. Caranya: a) Mengubah relative evaluation of attributes. b) Mengubah brand belief. c) Menambah dan menggabung suatu atribut. d) Menambah overall brand rating. e) Mengubah keyakinan terhadap competitor’s brands yang biasa dilakukan melalui comparative advertising. Semua uraian tentang pembentukan dan perubahan sikap tersebut diatas dilandaskan pada pandangan bahwa konsumen membentuk sikapnya dahulu baru kemudian diikuti dengan tindakan atau perilaku. Namun ada juga pandangan lain yang mendahulukan perilaku daripada sikap. Pandangan seperti ini tampak dalam dua teori berikut:
21
1. Cognitive Dissonance Theory. Menurut teori ini ketidaknyamanan terjadi apabila seorang konsumen memperoleh informasi baru yang bertentangan dengan apa yang diyakini atau sikapnya yang terdahulu. Cognitive Dissonance sering terjadi sesudah pembelian dilakukan. Itu berarti bahwa perilaku (membeli) telah mendahului sikap. Sikap negatif sebagai akibat perilaku terjadi karena adanya pendapat yang bertentangan dengan keyakinan sebelum membeli. 2. Attribution Theory Teori ini menjelaskan bagaimana konsumen mencari penyebab dari berbagai peristiwa, baik yang ditimbulkan oleh perilakunya sendiri maupun perilaku orang lain. Jadi, Attribution Theory menggambarkan pembentukan dan perubahan perilaku sebagai hasil interpretasi orang yang bersangkutan terhadap perilaku dari pengalamannya sendiri. 7. Model Sikap Multiciri Sejumlah besar riset pemasaran difokuskan pada pengembangan model untuk memperkirakan sikap yang tercipta oleh proses integrasi. Ini disebut model sikap multiciri karena difokuskan pada kepercayaan konsumen tentang multiciri suatu merek atau produk. Untuk hal ini, model Martin Fishbein adalah yang paling berpengaruh dalam dunia pemasaran (Peter dan Olson, 1999:139). Model Fishbein memungkinkan para pemasar mendiagnosis kekuatan dan kelemahan merek produk mereka secara relatif dibandingkan dengan merek produk pesaing dengan menentukan bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif merek produk pada atribut-atribut penting (Setiadi, 2003:221).
22
Proposisi kunci dalam teori Fishbein adalah bahwa evaluasi terhadap kepercayaan utama menghasilkan sikap keseluruhan. Secara sederhana, seseorang cenderung menyukai objek yang dikaitkan dengan ciri “baik” dan tidak menyukai objek yang mereka percaya memiliki ciri “buruk”. Dalam model multiciri Fishbein, sikap keseluruhan terhadap suatu objek adalah fungsi dari dua faktor, yaitu kekuatan dari kepercayaan utama jika dikaitkan dengan suatu objek dan evaluasi dari kepercayaan tersebut. Secara formal, model tersebut menyatakan bahwa:
Dimana: Ao= Sikap terhadap objek bi = Kekuatan dari kepercayaan bahwa suatu produk memiliki ciri i ei = Evaluasi terhadap ciri i n = Jumlah kepercayaan utama tentang objek Model multiciri ini menerangkan proses integrasi yang mengkombinasikan pengetahuan produk (evaluasi dan kekuatan kepercayaan utama) untuk membentuk evaluasi atau sikap yang menyeluruh. Akan tetapi, model itu tidak menyatakan bahwa konsumen sebenarnya menjumlahkan hasil dari kekuatan kepercayaan dan evaluasi ketika membentuk sikap terhadap objek, melainkan mencoba memperkirakan sikap yang dihasilkan oleh proses integrasi. Model
23
tersebut tidak ditujukan untuk menjelaskan operasi kognitif sebenarnya yang mengintegrasikan pengetahuan (Peter dan Olson, 1999:139). 8. Komponen-komponen Model Peter dan Olson (1999:139-141) dalam bukunya berjudul Consumer Behavior Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, menuliskan bahwa dua elemen utama model multiciri Fishbein adalah kekuatan dan evaluasi dari kepercayaan utama. Kekuatan kepercayaan adalah kemungkinan yang diyakini dari hubungan antara suatu objek dengan ciri-cirinya yang relevan. Kekuatan kepercayaan diukur dengan meminta konsumen memeringkat kemungkinan asosiasi dari setiap kepercayaan utama mereka. Kekuatan kepercayaan produk atau merek konsumen dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dengan suatu objek. Kepercayaan akan ciri atau konsekuensi produk cenderung lebih kuat ketika didasarkan pada pengalaman nyata penggunaan suatu produk. Kepercayaan yang dibentuk secara tidak langsung sebagai akibat dari iklan yang gencar atau perbincangan dengan pramuniaga cenderung lebih lemah. Fishbein menyatakan bahwa jumlah kepercayaan utama tentang suatu objek sikap cenderung tidak lebih dari tujuh atau sembilan buah. Dengan keterbatasan kapasitas konsumen dalam menerjemahkan dan mengintegrasikan informasi, jumlah kepercayaan utama atas beberapa jenis objek tertentu bahkan mungkin lebih sedikit. Kenyataannya, ketika konsumen memiliki pengetahuan yang terbatas tentang produk dengan tingkat keterlibatan rendah, sikap merek mereka didasarkan pada jumlah kepercayaan utama yang sangat sedikit, mungkin hanya satu atau dua buah saja. Sebaliknya, sikap konsumen terhadap produk atau
24
merek yang lebih relevan terhadap pribadi didasarkan pada jumlah kepercayaan utama yang lebih banyak. Hal yang dikaitkan dengan kepercayaan utama adalah evaluasi kepercayaan yang mencerminkan seberapa baik konsumen menilai suatu ciri. Pemasar mengukur komponen ei dengan meminta konsumen menyebutkan evaluasi mereka (rasa suka mereka terhadap) setiap kepercayaan utama. Evaluasi terhadap kepercayaan utama mempengaruhi Ao dalam proporsinya pada kekuatan setiap kepercayaan (bi). Oleh karena itu, kepercayaan yang kuat tentang ciri positif memiliki dampak yang lebih besar pada Ao ketimbang kepercayaan lemah tentang ciri positif yang sama. B. TABUNGAN SI RELA 1. Pengertian Tabungan Si Rela Tabungan Si Rela merupakan bentuk investasi dari anggota atau calon anggota
koperasi
syari’ah
yang
memiliki
kelebihan
dana
kemudian
menyimpannya di koperasi syari’ah (http://bmt-syariah.blogspot.com). 2. Karakter Tabungan Si Rela Bentuk tabungan si rela ini memiliki dua jenis karakter antara lain: a. Karakter pertama bersifat dana titipan yang disebut wadi’ah dan dapat diambil setiap saat. Titipan wadi’ah terbagi atas dua macam yaitu titipan wadi’ah amanah dan titipan wadi’ah yad dhomanah. Titipan wadi’ah amanah merupakan titipan yang tidak boleh dipergunakan baik untuk kepentingan koperasi maupun untuk investasi usaha, melainkan pihak koperasi harus menjaga titipan tersebut sampai diambil oleh si pemiliknya.
25
Wadi’ah amanah yang dimaksud disini biasanya berupa dana ZIS (zakat, infak dan shodaqoh) yang dimiliki oleh 8 asnaf mustahik dan disalurkan baik dalam bentuk mustahik produktif maupun konsumtif. Sementara titipan wadi’ah yad dhomanah adalah dana titipan anggota kepada koperasi yang diizinkan untuk dikelola dalam usaha riil sepanjang dana tersebut belum diambil oleh si pemiliknya. Mengingat dana tersebut dapat dikelola oleh koperasi maka sepantasnya koperasi syari’ah memberikan kelebihan berupa bonus kepada si penitip, meski tidak ada larangan untuk tidak memberikan bonusnya. “ Diriwayatkan dari Abu Rafie bahwa Rasulullah pernah meminta seseorang untuk meminjamkannya seekor unta, maka diberikannya unta qurban. Setelah selang beberapa waktu Abu Rafie diperintahkan rasulullah untuk mengembalikan unta tersebut kepada pemiliknya, tetapi Abu Rafie kembali berbalik menghadap rasulullah seraya berkata “ Ya Rasulullah untuk yang sepadan tidak kami temukan, hanya untuk yang lebih besar dan berumur empat tahun” Rasulullah SAW membalas sambil berkata “ Berikan itu karena sesungguhnya sebaik-baik kamu adalah yang terbaik ketika membayar” b. Karakter kedua bersifat investasi, yang memang ditujukan untuk kepentingan usaha dengan mekanisme bagi hasil (Mudharobah) baik revenue sharing maupun profit and loss sharing. Konsep simpanan yang diberlakukan dapat berupa simpanan berjangka mudharobah mutlaqoh maupun simpanan berjangka mudharabah muqayadah. Mudharabah
26
mutlaqoh adalah bentuk kerja sama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan koperasi syari’ah selaku pengusaha (mudharib) yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah usaha. Sementara mudharabah muqayadah adalah bentuk kerjasama antara pemilik dana dengan koperasi syari’ah selaku pengusaha (mudharib) dimana penggunaan dana dibatasi oleh ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemilik dana.
Dan
merupakan
kebalikan
dari
mudharabah
mutlaqoh.
”Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a bahwasanya Sayyidina Abbas jikalau
memberikan dana kepada mitra usahanya secara mudharabah, ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak yang berparu-paru basah, jika menyalahi peraturan maka yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikan syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah dan diapun memperkenankannya” (http://bmt-syariah.blogspot.com).
27
BAB III DATA HASIL PENELITIAN TENTANG PRODUK TABUNGAN SI RELA DI BMT AMAL MULIA SURUH
A. Gambaran Umum 1. Sejarah Berdirinya BMT Amal Mulia Suruh Peresmian BMT Amal Mulia Suruh dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 1998 bertepatan pada hari Selasa pon. Peresmian dilakukan oleh Bapak Camat Suruh yang diwakili oleh MPP kecamatan Suruh Bapak Suparno Andes di kantor BMT Amal Mulia Suruh yang berlokasi di Jln. Sumberejo-Suruh no 57 yang dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, pengurus, anggota pendiri dan tamu undangan lainnya. Sumber dana pendirian diperoleh dari simpanan pokok sebanyak 38 orang dan berkembang menjadi 6500 orang nasabah. Seluruh dana dialokasikan untuk pedagang kecil dengan pola bagi hasil. Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap rentenir. Pada tahun 2002 digulirkan rencana untuk melakukan profesionalisasi kelembagaan dan manajemen guna mempercepat pencapaian tujuan sesuai anjuran asosiasi BMT dan anggota koperasi BMT Amal Mulia Suruh. 2. Profil BMT Amal Mulia Suruh a. Data Lembaga 1) Nama
: Koperasi BMT Amal Mulia Suruh
2) Tahun berdiri
: 1998
28
3) No telepon
: (0298)317100
4) Alamat
: Jln. Raya Suruh-Salatiga, Suruh, Semarang 50766
b. Legalitas Hukum 1) No badan hukum
: 069/BH/KPK. II. I/III/1999
2) Tertanggal
: 24 Maret 1999
3) Izin Operasional
: no. 02/S/SPK/KD/KD. UMK/X/I/09
4) HO
: no. 503/03/2005
5) NPWP
: 02. 253. 369. 9-505-000
6) TDP
: 111726500228
7) SIUUP
: 503/005/PB/II/2005
8) Status Kantor
: hak milik
3. Struktur Organisasi a. Struktur Organisasi Pengurus
Ketua Fatkhul Munib
Sekretaris
Bendahara
Hartoyo, S. Pd
H. Budoyo Akbar
29
b. Struktur Organisasi Pengawas Ketua H. Suyitno Musoffa
Anggota 1.
KH.
Fatkhul
Jawad
Zuhdi 2.
Hj. Robiyah
c. Struktur Organisasi Pengelola Manager Mustofa Al Amin, S. Ag
Kabag Operasional Isti’anah, SE
Penjaga Kantor 1. Sukarli 2. Wahyudi
1. 2. 3. 4. 5.
Kepala Kantor Kas Iwan Susianto, SE
Kabag Pembiayaan Amir Mahmud
Customer service Siti Sa’idah, Amd
1. 2.
Marketing Edi Yulianto Slamet Bagiyo Yogi Ariyanto, SH Sihabuddin, SH Siti Nur Faizah, Amd
Kasir Restina Hardanik, SE Kiptiyah, BA
30
4. Produk BMT Amal Mulia Suruh Produk BMT Amal Mulia Suruh terdiri dari produk pendanaan dan produk pembiayaan. a. Produk Pendanaan atau Tabungan 1) Si Rela Merupakan salah satu jenis produk simpanan suka rela lancar dimana dalam melakukan kegiatan penyetoran dan pengambilan tabungan dapat dilakukan sewaktu-waktu selama antor kas buka. Pembukaan rekening si rela dapat dilakukan atas nama perorangan ataupun lembaga. Tabungan si rela tidak dipungut biaya administrasi bulanan tetapi nasabah akan mendapat bagian bagi hasil setiap bulan yang langsung menambah saldo tabungan si rela. Adapun nisbah bagi hasil tabungan si rela yaitu 25% : 75% dimana 25% untuk nasabah dan 75% untuk BMT. 2) Si Suka Merupakan salah satu jenis produk simpanan suka rela berjangka dimana tabungan hanya boleh diambil dalam jangka waktu tertentu atau pada saat jatuh tempo. Nasabah sebagai pemilik dana akan mendapat bagian bagi hasil setiap bulan yang langsung ditransfer ke rekening tabungan si rela. Adapun nisbah bagi hasil tabungan si suka yaitu sebagai berikut:
31
Tabel 3.1 Porsi bagi hasil Jangka waktu
Nisbah untuk nasabah
Nisbah untuk BMT
3 bulan
40%
60%
6 bulan
45%
55%
12 bulan
50%
50%
sumber: data primer
3) Si Suqur Merupakan salah satu jenis simpanan yang dikhususkan untuk persiapan ibadah qurban. Tabungan hanya dapat diambil pada saat akan melaksanakan ibadah qurban atau bulan dzulhijjah. Nasabah sebagai pemilik dana akan mendapatkan bagian bagi hasil setiap bulan yang langsung ditransfer ke rekening tabungan si rela. b. Produk Pembiayaan 1) Al Musyarokah Merupakan salah satu jenis pembiayaan dimana nasabah dan BMT samasama menyediakan dana untuk membiayai suatu usaha, dan nasabah harus mengembalikan dana bersama bagi hasil yang telah disepakati. Adapun skema pembiayaan Al Musyarokah yaitu:
32
Gambar 3.1 Skema Al Musyarokah
NASABAH
BMT
USAHA
KEUNTUNGAN
BAGI HASIL KEUNTUNGAN SESUAI PORSI KONTRIBUSI MODAL (NISBAH)
Sumber:data primer
2) Al Mudharabah Merupakan pembiayaan modal kerja dimana seluruh dana disediakan oleh BMT, dan nasabah harus mengembalikan pinjaman ditambah bagi hasil yang disesuaikan dengan keuntungannya. Adapun skema Al Mudharabah yaitu sebagai berikut:
33
Gambar 3.2 Skema Al Mudharabah PERJANJIAN BAGI HASIL
NASABAH
Keahlian
BMT
USAHA
Modal
Y%
X%
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN
Pengambilan modal
MODAL
Sumber: data primer
34
3) Al Ijaroh Merupakan pembiayaan dimana terjadi pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah atau sewa. Adapun skema Al Ijaroh adalah sebagai berikut:
GAMBAR 3.3 SKEMA AL IJAROH
PENJUAL
NASABAH
OBJEK SEWA
BMT
Sumber: data primer
4) Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) Merupakan pembiayaan dengan prinsip jual beli yang diberikan untuk pembelian barang yang diperlukan nasabah, dan nasabah akan membayar secara mengangsur. Adapun skema BBA adalah sebagai berikut:
35
Gambar 3.4 Skema Bai’ Bitsaman Ajil
BBA BMT Penyedia Barang
NASABAH Pembeli
PEMBELIAN
PENYERAHAN
BARANG
Sumber: data primer
5) Al Murabahah Merupakan pembiayaan yang diberikan untuk pembelian barang yang diperlukan nasabah, dan nasabah akan membayar secara tangguh pada waktu yang telah ditentukan sebesar harga barang ditambah mark up yang diberikan kepada BMT. Adapun skema Al Murabahah adalah sebagai berikut:
36
Gambar 3.5 Skema Al Murabahah
BMT Penyedia Barang
MBA
NASABAH Pembeli
TUNAI & MARK UP PEMBELIAN
PENYERAHAN
BARANG
Sumber: data primer
B. Produk Tabungan Si Rela di BMT Amal Mulia Suruh 1. Tabungan Si Rela di BMT Amal Mulia a. Karakteristik Tabungan si rela di BMT Amal Mulia Tabungan si rela merupakan jenis simpanan suka rela lancar dimana dalam melakukan transaksi penyetoran maupun pengambilan tabungan dapat dilkukan sewaktu-waktu selama kantor kas buka. Pembukaan rekening tabungan si rela dapat dilakukan atas nama perorangan maupun lembaga. Dalam operasionalnya, BMT Amal Mulia bekerja dengan sistem yang berlandaskan syari’at islam yaitu menggunakan sistem bagi hasil. b. Prosedur Pengajuan Tabungan Si Rela di BMT Amal Mulia Prosedur pembukaan rekening tabungan si rela adalah sebagai berikut:
37
1) mempunyai kartu anggota BMT Amal Mulia Suruh yang bisa didapatkan dengan membayar uang sebesar Rp. 20.000 2) foto copy kartu identitas diri 3) mengisi formulir pengajuan tabungan 4) setoran awal minimal Rp. 10.000 dan setoran selanjutnya minimal Rp. 5.000 c. Bagi hasil tabungan si rela di BMT Amal Mulia Besarnya nisbah bagi hasil si rela yaitu 25:75 dimana 25% untuk nasabah dan 75% untuk BMT dengan perhitungan sebagai berikut: bagi hasil = saldo rata-rata tabungan x 25% x pendapatan pembiayaan saldo total tabungan adapun bagian bagi hasil nasabah akan ditransfer ke rekening tabungan si rela setiap bulan. d. kelebihan tabungan si rela di BMT Amal Mulia Adapun kelebihan tabungan si rela di BMT Amal Mulia Suruh adalah sebagai berikut: 1) Tabungan si rela mempunyai masa aktif selamanya sehingga nasabah tidak merasa takut uangnya akan hangus meskipun tidak diisi dalam jangka waktu yang lama. 2) Tabungan si rela tidak terbebani biaya administrasi bulanan. 3) Tabungan si rela menguntungkan bagi nasabah karena mendapat bagi hasil setiap bulan.
38
4) Setoran si rela relatif rendah sehingga terjangkau oleh semua lapisan masyarakat dan nasabah tidak merasa keberatan dalam melakukan setoran. 2.
Keadaan Nasabah Si Rela di BMT Amal Mulia
Keadaan nasabah dapat diketahui melalui pengumpulan data dilapangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian. Cara penarikannya dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada 40 nasabah (responden) yang bertindak sebagai sampel. Kuesioner yang dibagikan terdiri dari dua variabel, yaitu variabel keyakinan dan variabel evaluasi. Untuk angket masing-masing variabel menggunakan 5 jawaban alternatif, yaitu: 1. Sangat setuju dengan poin 5 2. Setuju dengan poin 4 3. Ragu-ragu dengan poin 3 4. Kurang setuju dengan poin 2 5. Tidak setuju dengan poin 1 Adapun karakteristik responden yang diperoleh antara lain data tentang jenis kelamin, usia, pendidikan dan pendapatan setiap bulan. Berikut ini data mengenai jenis kelamin responden:
39
Tabel 3.2 Jenis kelamin responden Jenis kelamin
Jumlah responden
prosentase
Laki-laki
16
40%
perempuan
24
60%
Sumber: data primer yang diolah
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa mayoritas nasabah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 24 (60%) dan responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 16 (40%). Berikut ini data mengenai usia responden: Tabel 3.3 Usia responden Usia responden
Jumlah responden
Prosentase
Dibawah 17 tahun
1
2,5%
17 – 26 tahun
7
17,5%
27 – 36 tahun
14
35%
37 – 46 tahun
9
22,5%
Diatas 46 tahun
9
22,5%
Sumber: data primer yang diolah
Tabel 1.3 menunjukkan bahwa mayoritas nasabah berusia antara 27 – 36 tahun yaitu sebanyak 14 (35%). Untuk nasabah berusia 17 – 26 tahun sebanyak 7 (17,5%) dan untuk nasabah berusia 37 – 46 tahun sebanyak 9 (22,5%). Sedangkan
40
untuk nasabah yang berusia diatas 46 tahun sebanyak 9 (22,5%) dan prosentase terendah adalah nasabah berusia dibawah 17 tahun yaitu sebanyak 1 (2,5%). Berikut ini data mengenai pendidikan responden: Tabel 3.4 Pendidikan responden Pendidikan
Jumlah responden
Prosentase
SD
9
22,5%
SMP
11
27,5%
SMA
17
42,5%
D1
-
-
D2
-
-
D3
2
5%
S1
1
2,5%
S2
-
-
Sumber: data primer yang diolah
Tabel 1.4 menunjukkan bahwa mayoritas nasabah berpendidikan SMA yaitu sebanyak 17 (42,5%). Untuk nasabah yang berpendidikan SMP sebanyak 11 (27,5%) dan nasabah yang berpendidikan SD sebanyak 9 (22,5%). Sedangkan untuk nasabah yang berpendidikan D3 sebanyak 2 (5%) dan prosentase terendah adalah nasabah yang berpendidikan S1 yaitu sebanyak 1 (2,5%). Berikut ini data mengenai pendapatan responden:
41
Tabel 3.5 Pendapatan Responden Pendapatan
Jumlah
Prosentase
responden Rp. 100.000 – Rp. 500.000
21
52,5%
Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000
15
37,5%
Rp. 1.100.000 – Rp. 2.000.000
2
5%
Rp. 2.000.000 keatas
2
5%
Sumber: data primer yang diolah
Tabel 1.5 menunjukkan bahwa mayoritas nasabah berpendapatan antara Rp. 100.000 – Rp. 500.000 per bulan yaitu sebanyak 21 (52,5%). Untuk nasabah berpendapatan Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000 per bulan sebanyak 15 (37,5%) dan prosentase terendah adalah nasabah berpendapatan antara Rp. 1.100.000 – Rp. 2.000.000 dan nasabah berpendapatan Rp. 2.000.000 ke atas yaitu masing-masing sebanyak 2 (5%). Adapun untuk perkembangan nasabah dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Data perkembangan nasabah dari tahun 2004-2009 tahun
Jumlah nasabah
2004
2909
2005
3419
Kenaikan/penurunan
%
510
17,53
42
2006
2007
2008
2009
509
14,89
598
15,22
974
21,52
1089
19,80
3928
4526
5500
6589
Sumber: data primer
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa perkembangan nasabah dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 17,53%, tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 14,89%, tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 15,22%, tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 21,52% dan tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 19,80%. 3. Sikap Nasabah Si Rela di BMT Amal Mulia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di lapangan, diketahui bahwa sikap nasabah terhadap produk tabungan si rela adalah positif. Hal ini terbukti dengan sikap nasabah sebagai berikut: a. Nasabah menjadi nasabah yang loyal terhadap tabungan si rela. Ini berarti bahwa nasabah aktif dalam melakukan setoran tabungan si rela. b. Banyak nasabah yang merekomendasikan tabungan si rela kepada teman-temannya atau keluarganya.
43
Adapun sikap nasabah terhadap tabungan si rela berdasarkan teori fishbein adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Perhitungan sikap nasabah dengan dengan teori fishbein BELIEF
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
A1 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4
A2 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 2 4 4 4 4 4 3 4
A3 3 1 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 1 4 4 3 3 4 4 4
EVALUTION A4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 1 4 5 4 4 4 5 4
A1 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4
A2 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4
A3 3 1 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 5 1 4 4 3 3 4 4 4
A4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 5 4 4 4 5 4
SIKAP 75 49 68 64 64 64 64 95 77 68 64 64 64 64 64 64 64 82 64 64 64 64 64 64 79 57 64 64 73 68 100 18 64 73 57 57 64 73 64
44
40 41
40 Rata-Rata
4 4.025
Sumber: data primer yang diolah
4 4.1
4 3.8
4 4.125
4 4.1
4 4.125
4 3.775
4 4.175
64 66.025
45
BAB IV ANALISIS
Untuk mengetahui sikap nasabah terhadap produk tabungan si rela di BMT Amal Mulia Suruh, data yang diperoleh dianalisis dengan metode perhitungan Model Sikap Multiciri (Multiattribute Attitude Model) yang dikemukakan oleh Fishbein. Peter dan Olson (1999:139) dalam bukunya berjudul Consumer Behavior Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, menuliskan bahwa Model Sikap Multiciri difokuskan pada kepercayaan konsumen tentang multiciri suatu merek atau produk. Proposisi kunci dalam teori Fishbein adalah bahwa evaluasi terhadap kepercayaan utama menghasilkan sikap keseluruhan. Secara sederhana, seseorang cenderung menyukai objek yang dikaitkan dengan ciri “baik” dan tidak menyukai objek yang mereka percaya memiliki ciri “buruk”. Dalam model multiciri Fishbein, sikap keseluruhan terhadap suatu objek adalah fungsi dari dua faktor, yaitu kekuatan dari kepercayaan utama jika dikaitkan dengan objek dan evaluasi dari kepercayaan tersebut. Adapun pengukuran sikap secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan rumus:
Dimana: Ao= Sikap terhadap objek bi = Kekuatan dari kepercayaan bahwa suatu produk memiliki ciri i ei = Evaluasi terhadap ciri i
46
n = Jumlah kepercayaan utama tentang objek Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan rata-rata keyakinan dari masing-masing atribut sebagai berikut: Rata-rata
Atribut
4,125
Atribut 4
4,1
Atribut 2
4,025
Atribut 1
3,8
Atribut 3
Dimana : 1. Atribut 1 menyatakan bahwa si rela mempunyai masa aktif selamanya. 2. Atribut 2 menyatakan bahwa si rela tidak ada biaya administrasi bulanan. 3. Atribut 3 menyatakan bahwa si rela mendapat bagi hasil setiap bulan. 4. Atribut 4 menyatakan bahwa jumlah setoran si rela rendah. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dalam membentuk sikap terhadap tabungan si rela, nasabah mempunyai keyakinan bahwa jumlah setoran si rela yang relatif rendah adalah paling baik jika dibandingkan dengan atribut yang lainnya. Sedangkan untuk atribut yang menyatakan bahwa si rela mendapat bagi hasil setiap bulan adalah atribut yang paling tidak diminati nasabah.
47
Untuk hasil perhitungan variabel evaluasi, didapatkan rata-rata dari masing-masing atribut sebagai berikut: Rata-rata
Atribut
4,175
Atribut 4
4,125
Atribut 2
4,1
Atribut 1
3,775
Atribut 3
Dimana : 1. Atribut 1 menyatakan bahwa si rela mempunyai masa aktif selamanya. 2. Atribut 2 menyatakan bahwa si rela tidak ada biaya administrasi bulanan. 3. Atribut 3 menyatakan bahwa si rela mendapat bagi hasil setiap bulan. 4. Atribut 4 menyatakan bahwa jumlah setoran si rela rendah. Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa atribut yang menyatakan bahwa setoran si rela yang relatif rendah ternyata merupakan atribut yang paling penting bagi nasabah dalam mempertimbangkan sebuah tabungan atau dapat dikatakan bahwa nasabah merasa penilaian (evaluasi) terhadap atribut yang menyatakan setoran si rela relatif rendah merupakan hal yang paling utama dalam membentuk sikap terhadap tabungan si rela.
48
Analisis sikap nasabah terhadap produk tabungan si rela Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa besarnya sikap nasabah terhadap tabungan si rela secara keseluruhan adalah 66,025. Umar (2003:201) dalam bukunya berjudul Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa, menuliskan bahwa untuk menginterpretasikan sikap nasabah dalam kategori positif atau negatif dapat dilakukan dengan membuat rentang skala dengan rumus sebagai berikut: RS = (m-n)/b di mana : RS
= rentang skala
m
= skor tertinggi yang mungkin
n
= skor terendah yang mungkin
b
= jumlah kelas
Skor maksimum
= 100
Skor minimum
= 18
Rentang skala
= 100-18/4 = 82/4 = 20,5
49
Interpretasi terhadap sikap: Skor sikap 79,5 sampai dengan 100 = sangat positif Skor sikap 59 sampai dengan 78,5
= positif
Skor sikap 38,5 sampai dengan 58
= negatif
Skor sikap 18 sampai dengan 37,5
= sangat negatif
Berdasarkan skala interval diatas, angka 66,025 berada di interval antara 59 sampai dengan 78,5. Ini menunjukkan bahwa sikap nasabah terhadap atribut tabungan si rela di BMT Amal Mulia Suruh adalah positif. Sikap nasabah bernilai positif mencerminkan bahwa perasaan nasabah tersebut suka terhadap tabungan si rela di BMT Amal Mulia Suruh.
50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dalam bab IV, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa sikap nasabah terhadap atribut tabungan si rela adalah positif dengan skor sebesar 66,025. Implikasi sikap nasabah yang positif adalah nasabah menjadi nasabah yang aktif dan loyal terhadap produk tabungan si rela BMT Amal Mulia Suruh. Dengan sikap yang positif tersebut, menjadikan nasabah banyak yang merekomendasikan tabungan si rela kepada teman-temannya atau keluarganya. Hal ini ditunjukkan dengan skor atribut 4 yang menyatakan bahwa jumlah setoran si rela rendah adalah skor yang paling tinggi dibandingkan dengan skor atribut lainnya. B. Saran Berdasarkan analisis dan kesimpulan hasil penelitian, dapat disimpulkan saran dari peneliti yaitu: 1. Bagi BMT Amal Mulia Suruh Dengan terbentuknya sikap nasabah yang positif terhadap produk tabungan si rela di BMT Amal Mulia Suruh, maka pihak BMT harus mempertahankan sikap nasabah yang telah terbentuk dengan cara: c. Lebih meningkatkan pelayanan terhadap nasabah
51
d. Tetap mempertahankan sistem jemput bola bagi nasabah yang berada di pasar sehingga nasabah bisa rutin melakukan setoran. e. Setelah diketahui bahwa atribut 3 yang menyatakan tabungan si rela mendapat bagi hasil setiap bulan merupakan atribut yang mendapat skor terendah atau atribut yang paling tidak diminati, maka pihak BMT seharusnya menambah prosentase porsi bagi hasil untuk nasabah sehingga nasabah lebih semangat untuk menyimpan uangnya di BMT Amal Mulia Suruh. f. Lebih memperluas pemasaran produk si rela sehingga nasabah tabungan si rela tidak hanya terbatas pada pedagang di pasar. 2. Bagi STAIN Salatiga Untuk penulisan tugas akhir yang akan datang, diharapkan mahasiswa lebih memperluas cakupan bahasan tidak hanya terbatas pada sikap, namun lebih mengacu pada perilaku atau motivasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://bmt-syariah.blogspot.com. http://www.dewey.petra.ac.id. http://www.peluangbanksyariah.com. http://www.scribd.com. Kotler, Philip dan A. B. Susanto. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. 1999. Consumer Behavior Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Prasetijo, Ristiyanti dan John J. O. I Ihalauw. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: ANDI. Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Prenada Media. Umar, Husein. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta: Ghalia Indonesia.