PENGARUH SYARIAH MARKETING TERHADAP MOTIVASI MENABUNG NASABAH PADA PRODUK TABUNGAN MUDHARABAH DI BMT MASLAHAH CAPEM SUKOREJO KABUPATEN PASURUAN Abdillah Mundir, SE., MM & Nur Muhammad Zamroni, SE. Universitas Yudharta Pasuruan
[email protected] dan
[email protected]
Abstrak: Pemahaman karakteristik syariah marketing dan prinsip-prinsip syariah marketing menjadi pedoman bagi BMT Maslahah untuk menciptakan hubungan kemitraan antara BMT dengan nasabah yang dijalin secara terus menerus dalam usaha untuk meningkatan, menciptakan kepuasan, motivasi serta kepercayaan nasabah. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui bagaimana hubungan penerapan teori syariah marketing di BMT Maslahah Sidogiri Cabang pembantu Sukorejo dengan motivasi nasabah dalam memilih tabungan mudharabah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan deskriptif, Adapun metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, dan dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa secara umum variable independen (teistis, etis, realistis, dan humanistis) berpengaruh cukup signifikan sebesar 47,5%, hal ini menunjukan adanya pengaruh yang cukup berarti antara variabel independent (teistis, etis, realistis, dan humanistis) terhadap variable dependent (motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabah). Berdasarkan koefisien determinasi dapat disimpulkan bahwa 22,6% motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabah dipengaruhi oleh strategi syari'ah marketing, sedangkan sisanya 77,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisa regresi ini. Dari data yang ada, terlihat motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabah BMT Maslahah cukup baik, oleh karena itu pihak BMT Maslahah harus terus mengadakan evaluasi terhadap tingkat kepentingan nasabah,dan juga harus selalu meningkatkan kemampuannya dalam menyediakan jasa yang dimilikinya sehingga nasabah memiliki loyalitas yang tinggi. Kata kunci: syariah marketing, motivasi nasabah menabung, tabungan mudharabah, BMT Maslahah Cabang Pembantu Sukorejo.
Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016
116
Pengaruh Syariah Marketing Terhadap Motivasi Menabung Nasabah Pada Produk Tabungan Mudharabah
A. Pendahuluan Sebagai lembaga bisnis BMT lebih mengembangkan usahanya pada sektor keuagan yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti perbankan yakni menghimpun dana anggota dan calon anggota serta menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkan.1 BMT membuktikan lembaga tersebut mampu menunjukkan diri sebagai lembaga yang handal terkait penghimpunan dana dan menyalurkan dana masyarakat. BMT harus mampu memaksimalkan strateginya dalam usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan nasabahnya dengan mengukur kemampuan BMT dalam memberikan produk dan layanan pada nasabah sebagai cara untuk mengetahui penilaian serta kepuasan nasabah terhadap perkembangan BMT. Syariah marekting adalah sebuah disiplin bisnis yang seluruh proses, baik proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang Islami.2 Selain itu, dalam syariah marketing bisnis haruslah disertai keikhlasan semata-mata hanya untuk mencari keridhaan Allah SWT, maka seluruh bentuk transaksi, pelayanan, dan produknya akan menjadi ibadah di hadapan Allah SWT. Selama proses bisnis ini dapat dijamin atau tidak ada penyimpangan terhadap prinsip syariah, maka setiap transaksi apapun dalam bisnis diperbolehkan. Dalam menghimpun dana masyarakat, BMT Maslahah Sidogiri memiliki produk penghimpunan dana yang dapat diandalkan dalam memenuhi kebutuhan dana jangka panjang, yaitu produk Tabungan Mudharabah. Produk tersebut menyasar kalangan bawah dan akar rumput sebagai target pemasaran. Dengan karakteristik dan keuntungan-keuntungan yang tinggi dari prinsip mudharabah di BMT Maslahah Sidogiri, seharusnya dapatmenjadi alternatif dan pilihan utama bagi masyarakat mengingat daribeberapa aspek misalnya secara hukum agama Islam, tingkat keuntungan, keamanan, kenyamanan yang ditawarkan lebih menguntungkan dari pada Lembaga Keuangan Konvensional. Akan tetapi, karenakurangnya sosialisasi menjadikan BMT Maslahah 1
Muhammad Ridwan. Manajemen BMT. (Yogyakarta: Uii Pres. 2004). 126. Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing. (Bandung: PT Mizan Pustaka. 2006). 27. 2
Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016
Abdillah Mundir & Nur Muhammad Zamroni
117
Sidogiriyangmenggunakan prinsip bagi hasil sebagian masyarakat menganggap tidakbanyak perbedaan dengan sistem Lembaga Keuangan Konvensional. Akan tetapinasabah hanya tahu kalau pada BMT Maslahah Sidogirihanya tidak memakai sistem bunga. Dari beberapa uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk menelitidengan judul Pengaruh syariah marketing terhadap motivasi menabung nasabah pada produk tabungan mudharabah di bmt maslahah capem sukorejo kabupaten pasuruan. B. Kajian Teori 1. Pengertian Motivasi Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin yakni movere, yang berarti “menggerakkan” (to move).3Secara bahasa motivasi berarti alasan, dorongan.4 Atau motivasiadalah dorongan hati untuk bertindak mencapai suatu tujuan.5 Sedangkan secara terminonologi banyak para ahli yang memberikan batasan tentang pengertian motivasi diantaranya adalah: Menurut Sartain, Motivasi adalah suatu pertanyaan yang komplekdimana dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang. Menurut Chifford T. Morgan, motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari pada motivasi. Ketiga hal tersebut adalah keadaan yang mendorong tingkah laku (Motiving states), yaitu tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (Motiving Behavior), dantujuan dari tingkah laku tersebut (Goal or Endsof Such Behavior). Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi pada intinya adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, secara disadari atau tidak disadari, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu serta usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompokorang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang ingin dicapai.6 Proses motivasi mencakup: a. Pengenalan dan penilaian kebutuhan yang belum terpuaskan. b. Penentuan tujuan yang akan memuaskan kebutuhan. 3
J. Winardi. Motivasi & Pemotivasian dalam Manajemen. (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007). 1. 4 Sulistyowati. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. (Jakarta: CV Buana Raya. 2013). 267. 5 Wahyu Untara. Kamus Bahasa Indonesia. (Jakarta: Indonesia Tera. 2013). 337. 6 H. Mohammad Asrori. Psikologi Pembelajaran. (Bandung: CV Wacana Prima. 2007). 182. Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016
118
Pengaruh Syariah Marketing Terhadap Motivasi Menabung Nasabah Pada Produk Tabungan Mudharabah
c. Penentuan tindakan yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan.7 Dalam Al-Qur’an ditemukan beberapa statement baik secara eksplisit maupun implisit menunjukkan beberapa bentukan dorongan yang mempengaruhi manusia. Dorongan-dorongan dimaksud dapat berbentuk instingtif dalam bentuk dorongan naluriah, maupun dorongan terhadap hal-hal yang memberikan kenikmatan.8 Salah satu ayat Al-Qur’an yang bisa dijadikan rujukan tentang motivasi antara lain :
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,Berilah kelapangan di dalam majelismajelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, Dan apabila dikatakan, Berdirilah kamu, maka berdirilah Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.”9 (QS. Al-Mujadalah: 11) 2. Jenis-Jenis Motivasi Motivasi dibagi dua jenis antara lain: a. Motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Motivasi jenis ini seringkali disebut dengan istilah motivasi instrinsik. Misalnya: seseorang siswa, tanpa disuruh oleh siapapun, setiap malam membaca buku pelajaran yang esok harinya akan dijelaskan oleh gurunya. b. Motivasi dari luar yang berupa usaha pembentukan dari orang lain. Motivasi jenis ini seringkali disebut motivasi ekstrinsik. Misalnya: seorang siswa yang biasanya kurang rajin belajar kemudian menjadi rajin belajar karena gurunya menjanjikan
7
B.N. Marbun, SH. Kamus Manajemen. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 2005). 181. Abdul Rahman Sholeh dan Muhbib Abdul Wahab. Psikologi suatu Pengantar (dalam Perspektif Islam). (Jakarta: Kencana. 2004). 141. 9 Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Surabaya: Mekar Surabaya. 2004). 793. 8
Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016
Abdillah Mundir & Nur Muhammad Zamroni
119
kepada siapa saja yang memperoleh nilai terbaik pada mata pelajaran yang diajarkannya akan diberikan hadiah.10 3. Pengertian Menabung Pengertian menabung menurut KBBI adalah menyimpan uang atau dapat diartikan suatu aktivitas dimana seseorang menyimpan uangnya baik dibank atau ditempat yang lainnya. Selain dikaitkan dengan menyimpan uang, menabung juga dapat dikatakan sebagai sarana untuk menyisihkan uang dari hasil pemasukan. Menyisihkan uang ini bertujuan dengan motif ekonomi yaitu berjaga-jaga dan juga tak kalah pentingnya adalah untuk menghemat. Hal-hal lain dari pengertian menabung ini adalah sebagai sarana pembelajaran khususnya bagi anak-anak, remaja dan bahkan untuk orang yang sudah dewasa untuk bagaimana agar pengeluaran tidak lebih besar daripada pemasukan.11 Dasar hukum tentang menabung, khususnya di bank, diatur dalam UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Seperti pengertian tabungan menurut UU No. 10 tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Terdapat pula ayat yang membahas tentang pengertian deposito, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.12 Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa depan sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang secara tidak langsung memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik, seperti dalam QS AnNissa ayat 9 dan QS Al-Baqarah ayat 266 yang menyatakan bahwa “Allah memerintahkan manusia untuk mengantisipasi dan memepersiapkan masa depan untuk keturunannya baik secara rohani
10
H. Mohammad Asrori. Psikologi Pembelajaran. (Bandung: CV Wacana Prima. 2007).183. Rifki Candra Nugraha. Makalah Menabung dalam Perspektif Islam. (Bandung: Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia. 2016). 1. 12 Ibid., 1. 11
Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016
120
Pengaruh Syariah Marketing Terhadap Motivasi Menabung Nasabah Pada Produk Tabungan Mudharabah
atau iman maupun secara ekonomi“. Menabung adalah salah satu langkah dari persiapan tersebut.13 Alokasi anggaran konsumsi seorang muslim akan mempengaruhi keputusan dalam menabung dan investasi. Seseorang biasanya akan menabung sebagian dari pendapatannya dengan beragam motif, antara lain : a. Untuk berjaga-jaga ketidakpastian masa depan. b. Untuk persiapan pembelian suatu barang konsumsi di masa depan c. Untuk mengakumulasikan kekayaan. 4. Pengertian Nasabah Nasabah adalah perbandingan, pertalian, orang yang biasa berhubungan dengan baik atau menjadi pelanggan bank (dalam hal keuangan).14 Definisi nasabah baru dapat direalisasikan dalam UndangUndang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan diatur perihal nasabah yang terdiri dari dua pengertian yaitu: a. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan. b. Nasabah debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan Nasabah (bank customer) adalah sebutan untuk orang atau badan usaha yang mempunyai rekening simpanan atau pinjaman pada sebuah bank tertentu. Atau nasabah bank (bank customer) adalah pihak yang menggunakan jasa bank.15 Jadi, motivasi nasabah adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk memilih produk tabungan di suatu bank tertentu, guna mencapai tujuan yang ingin dicapai.
13
Rifki Candra Nugraha. MakalahMenabung dalam Perspektif Islam. (Bandung: Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia. 2016). 2. 14 W.J.S. Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka. 2006). 795. 15 Sujana Ismaya. Kamus Perbankan. (Bandung: CV Pustaka Grafika. 2006). 405. Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016
Abdillah Mundir & Nur Muhammad Zamroni
121
5. Pengertian Mudharabah Mudharabah berasal dari kata dharb yang artinya memukul. Atau lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam perjalanan usaha. Secara teknis, mudharabah adalah sebuah akad kerja sama antar pihak, yaitu pihak pertama (shahib al-mal) menyediakan seluruh (100%) modal; sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Abdurrahman Al-Jaziri yang memberikan arti mudharabah sebagai ungkapan pemberian harta dari seseorang kepada orang lain sebagai modal usaha. Namun, keuntungan yang diperoleh akan dibagi di antara mereka berdua, dan jika rugi ditanggung oleh pemilik modal. Keuntungan usaha secara mudharabah, dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi, ditanggung oleh pemilik modal selama bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian tersebut disebabkan oleh kelalaian atau kecurangan pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi.16 Jenis-jenis Mudharabah Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis: mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyadah. a. Mudharabah Muthlaqah Mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Dalam pembahasan fiqih ulama salafus sholeh seringkali dicontohkan dengan ungkapan if’al ma syi’ta (lakukanlah sesukamu) dari shahibul maal ke mudharib yang memberi kekuasaan sangat besar. b. Mudharabah muqayyadah Mudharabah muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted mudharabah/specified mudharabah adalah kebalikan dari mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasuki jenis dunia usaha.17 16
H. Zainudin Ali. Hukum Perbankan Syariah. (Jakarta: Sinar Grafika. 2008). 25. Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani. 2001). 97. 17
Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016
122
Pengaruh Syariah Marketing Terhadap Motivasi Menabung Nasabah Pada Produk Tabungan Mudharabah
6. Syariah Marketing Kata “syariah” berasal dari kata syara’a al-syai’a yang berarti “menerangkan” atau menjelaskan sesuatu. Atau, berasal dari kata syir’ah yang berarti “suatu tempat yang dijadikan sarana untuk mengambil air secara langsung sehingga orang yang mengambilnya tidak memerlukan bantuan alat lain”. Syaikh Al-Qaradhawi mengatakan, cakupan dari pengertian syariah menurut pandangan Islam sangatlah luas dan komprehensif (al-syumul). Di dalamnya mengandung makna mengatur seluruh aspek kehidupan, mulai dari aspek ibadah (hubungan manusia dengan Tuhan nya), aspek keluarga (seperti nikah, talak, nafkah, wasiat, warisan), aspek bisnis (perdagangan, industri, perbankan, asuransi, utang-piutang, pemasaran, hibah), aspek ekonomi (permodalan, zakat, bait al-mal, fa’I, ghanimah), aspek hukum dan peradilan, aspek undang-undang hingga hubungan antar negara. Pemasaran sendiri adalah salah satu bentuk muamalah yang dibenarkan dalam Islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal yang terlarang oleh ketentuan syariah. Philip Kotler mendefinisikan pemasaran sebagai “sebuah proses sosial dan manajerial di mana individu-individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk-produk atau value dengan pihak lainnya”. Definisi ini berdasarkan konsep-konsep inti, seperti: kebutuhan, keinginan, dan permintaan, produk-produk (barang-barang, layanan, dan ide), value, biaya dan kepuasan, pertukaran dan transaksi, hubungan dan jaringan, pasar dan para pemasar, serta prospek. Maka, Syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholders nya yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam. Ini artinya bahwa dalam syariah marketing seluruh proses, baik proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai(value) tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang Islami.18 18
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing. (Bandung: PT Mizan Pustaka. 2006). 22. Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016
Abdillah Mundir & Nur Muhammad Zamroni
123
C. Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan deskriptif, yaitu menjelaskan hubungan karakteristik syari’ah marketing yang terdiri dari teistis (rabbaniyyah), etis (akhlaqiyyah), realistis (al-waqi’iyyah) dan humanistis (al-insaniyyah) dilihat dari sudut pandang nasabah terhadap motivasi nasabah dalam menabung pada produk tabungan mudharabah di BMT. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian survey. Penelitian survey merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur atau sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti, dicatat, diolah, dan dianalisis.19 Dalam sebuah penelitian, data berguna sebagai dasar objektif dalam mengambil suatu keputusan atau kebijakan yang diambil oleh pembuat kebijakan. data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang diangap suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode dan lain-lain.20 D. Analisis dan Pembahasan 1. Validitas dan Reliabilitas Untuk mendapatkan data yang akan dilakukan penyebarannya kepada 100 responden, peneliti terlebih dahulu melakukan try out angket yang dibagikan kepada 30 responden unutk menguji validitas dan reliabilitas dari seluruh pernyataan dalam angket. Angket dibagi menjadi 4 variable independen, yaitu variable teistis (rabbaniyyah), etis (akhlaqiyyah), realistis (al-waqi’iyyah), humanistis (al-insaniyyah) dan motivasi menabung pada tabungan mudharabahsebagai variabel dependen. Dimana setiap variabel utama tersebut terdiri dari beberapa kisi-kisi pernyataan / indikator. Tabel 1 Hasil Uji Validitas kuesioner
19
coba
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif. (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. 2005). 44. 20 Iqbal Hasan. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. (Jakarta: Ghalia Indonesia. 2002). 82. Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016
124
Pengaruh Syariah Marketing Terhadap Motivasi Menabung Nasabah Pada Produk Tabungan Mudharabah
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa, semua item pernyataan mempunyai rhitung> rtabel. Jumlah responden adalah 30 orang. Tabel 4.6 menjelaskan bahwa rhitung lebih besar daripada rtabel maka (ukuran) item dalam kuesioner penelitian adalah Valid. rtabel sebesar 0,374sedangkan rhitung masing-masing pearson corelation total lebih besar dari 0,374. Tabel 2 Hasil Analisis reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban pertanyaan adalah konsisten. Pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan uji statistik Cronbach Alpha (a). Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha (a) > 0,8. Adapun dari hasil try out pada tabel 4.7, diperoleh data yang menyatakan bahwa dari semua pernyataan dalam angket yang diberikan kepada 30 responden hasilnya adalah reliable, ini terbukti dengan nilai cronbach’s alpha if item deleted masing-masing item semuanya bernilai > 0,8. 2. Hasil Analisis a. Uji Normalitas/Uji Linearitas Dan Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda 1) Uji Normalitas/Uji Linearitas Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah data-data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut : Uji statistik sederhana yang sering
Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016
Abdillah Mundir & Nur Muhammad Zamroni
125
digunakan untuk menguji asumsi normalitas adalah dengan menggunakan uji normalitas dari Kolmogorov Smirnov.21 Metode pengujian normal tidaknya distribusi data dilakukan dengan melihat nilai signifikansi variabel jika signifikan lebih besar dari α = 5% maka menunjukkan distribusi data normal. Gambat 1 Hasil Normalitas/ linieritas
Uji
Dari gambar grafik diatas menunjukkan pola grafik yang normal, terlihat dari titik distribusi data menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal. Artinya data berdistribusi normal dan asumsi kenormalan terpenuhi. 2) Autokorelasi Uji statistik yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam analisis ini adalah uji statistic Durbin-Watson, dengan menggunakan software SPSS 23 diperoleh hasil berikut: Tabel 3 Hasil Uji Autokorelasi
21
Abbi Satya”Uji Normalitas data dalam Asumsi Klasik”http://solusismart.com/ujinormalitas-data/, diakses pada tanggal 16/07/2016 pukul 17:46. Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016
126
Pengaruh Syariah Marketing Terhadap Motivasi Menabung Nasabah Pada Produk Tabungan Mudharabah
Nilai Durbin Watson kemudian dibandingkan dengan nilai d-tabel. Hasil perbandingan akan menghasilkan kesimpulan seperti kriteria sebagai berikut: a. Jika d < dl, berarti terdapat autokorelasi positif. b. Jika d > (4 – dl), berarti terdapat autokorelasi negatif. c. Jika du < d < (4 – dl), berarti tidak terdapat autokorelasi. d. Jika dl < d < du atau (4 – du), berarti tidak dapat disimpulkan.22 Tabel 4 daerah pengujian durbin watson
Berdasarkan output tabel 4.8 diatas, diketahui nilai DW 1,746, nilai DW dibandingkan dengan nilai table signifikansi 5%, jumlah sample N=100 dan jumlah variabel independen 8 (K=8), maka diperoleh nilai dL 1,506 dan dU 1,849. Jika dL < d < dU (1,506 < 1,746 < 1,849) maka = tidak ada kesimpulan yang pasti. 3) Multikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan, Variance inflation factor (VIF) nilai tolerance yang besarnya diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebasnya. Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas
22
Ariyoso, “Uji Multikolinearitas dan Autokorelasi”, https://ariyoso.wordpress.com/2009/11/27/multikolinearitas-dan-autokorelasi/diakses pada tanggal 16/07/2016 pukul 23:49. Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016
Abdillah Mundir & Nur Muhammad Zamroni
127
Dari tabel di atas diketahui nilai VIF kurang dari 10. Untuk nilai toleransi diatas 0,1 yaitu variabel Teistis1 sebesar (0,564), Teistis2 (0,528), Etis1 sebesar (0,825), Etis2 (0,854), Realistis1 sebesar (0,679), Realistis2 (0,733), variabel Humanistis1 sebesar(0,884) dan Humanistis2sebesar (0,834). Hal ini dapat diartikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas. 4) Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan apakah dalam model regresi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain jika variance dari residual pengamatan yang lain tetap maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda Heteroskedastisitas. Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik Scatterplots terlihat bahwa titik-titik dari data menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi atau data bersifat homoskedastisitas, sehingga model regresi layak digunakan untuk menganalisis syariah marketing terhadap motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabah. b. Uji Hipotesis 1) Uji Regresi Linier Berganda Model persamaan regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan Y. apabila semua nilai variabel independen diketahui, maka kita dapat menggunakan persamaan regresi linier berganda. Model regresi linier berganda dirumuskan sebagai berikut : Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + ε i Dimana: Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016
128
Pengaruh Syariah Marketing Terhadap Motivasi Menabung Nasabah Pada Produk Tabungan Mudharabah
Y = motivasi menabung pada tabungan mudharabah α = Elemen Konstanta β1sd n = Koefisien regresi variabel independen X1 = teistis X2 = etis X3 = realistis X4 = humanistis
Dari hasil pengolahan didapat model persamaan regresi: Y = 0,150 + 0,659X1 + 0,184X2 + 0,054X3 + 0,043X4+ 0,929error Dari model regresi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: a) Nilai konstanta sebesar 0,150 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai teistis, etis, realistis, dan humanistis maka besarnya motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabah sebesar 0,150 b) Nilai koefisien regresi variabel X1 (teistis) sebesar 0,659 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (karena tanda +) dari produk, maka nilai Y (motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabah) akan bertambah sebesar 0.659 c) Nilai koefisien regresi variabel X2 (etis) sebesar 0,184 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (karena tanda +) dari produk, maka nilai Y (motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabah) akan bertambah sebesar 0.184 d) Nilai koefisien regresi variabel X3 (realistis) sebesar 0,054 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (karena tanda +) dari produk, maka nilai Y (motivasi nasabah menabung Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016
Abdillah Mundir & Nur Muhammad Zamroni
129
pada tabungan mudharabah) akan bertambah sebesar 0.054 e) Nilai koefisien regresi variabel X4 (humanistis) sebesar 0,043 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (karena tanda +) dari produk, maka nilai Y (motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabah) akan bertambah sebesar 0.043 2) Uji Simultan (F) Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependen. Hipotesis dalam uji F adalah sebagai berikut: Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variable independen (teistis, etis, realistis, humanistis) terhadap variable dependen (motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabah). Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara variable independen (teistis, etis, realistis, humanistis) terhadap variable dependen (motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabah). Apabila nilai Fhitung> Ftabel maka hipotesis (Ha) diterima (Ho ditolak). Apabila nilai Fhitung< Ftabel maka hipotesis (Ha) ditolak (Ho diterima). Atau Jika nilai Sig. Fhitung> Fα(k,n-k -1) maka Hipotesis (Ha) ditolak (Ho diterima). Jika nilai Sig. Fhitung< Fα(k,n-k -1) maka Hipotesis (Ha) diterima (Ho ditolak).
Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016
130
Pengaruh Syariah Marketing Terhadap Motivasi Menabung Nasabah Pada Produk Tabungan Mudharabah
Berdasarkan pada tabel analisis (Anova), jika dilihat dari signifikansi, diketahui bahwa nilai signifikan (0.000 < 0.05) yang artinya signifikan, sedangkan Fhitung sebesar 6.926> Ftabel, dengan tingkat signifikansi 5% dan Ftabel = df1 = k 1maka df1 = 5 – 1 = 4 dan df2 = n – k maka df2 = 100 – 5 = 95 didapat nilai ftabel = 2.47 Kesimpulan: Karena nilai Fhitung (6.926) > nilai Ftabel (2.47), dan nilai signifikansi Fhitung (0.000)< Ftabel (0.05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen (teistis, etis, realistis, humanistis)mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabah). 3) Uji Parsial (Uji t) Dasar pengambilan keputusan : Ho : artinya secara parsial variabel independen tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Ha : artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai thitung> ttabel maka hipotesis (Ha) diterima (Ho ditolak) Jika nilai thitung< ttabel maka hipotesis (Ha) ditolak (Ho diterima) atau Jika nilai Sig. >0,05 maka hipotesa (Ha) ditolak (Ho diterima) Jika nilai Sig.<0,05 maka hipotesa (Ha) diterima (Ho ditolak)
a) Teistis Jika dilihat dari signifikansi, diketahui bahwa nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) yang artinya hipotesa Ha diterima (Ho ditolak), sedangkan nilai thitung sebesar 4,609, ttabel bisa dihitung pada table ttest, dengan α = 0,05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi dua menjadi 0,025, dan df = 95 (didapat dari rumus n-k, di mana n adalah jumlah Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016
Abdillah Mundir & Nur Muhammad Zamroni
131
data = 100, dan k adalah jumlah variabel dependen dan independen maka = 5, maka 100 – 5 = 95). Didapat ttabel adalah 2,366. Oleh karena thitung> ttabel (4,609 > 2,366), maka Ho ditolak(Ha diterima) sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien Teistis berpengaruh signifikan terhadap Motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabahsebesar 42,0%. b) Etis Hasil yang didapat menyatakan nilai koefisien thitung 1,889 < dari ttable 2,366 sehingga Ha ditolak(Ho diterima) dan nilai signifikansi 0,062 >0.05 sehingga dapat dipastikan Ho diterima (Ha ditolak). Artinya koefisien etis tidak ada pengaruh secara signifikanterhadap Motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabah atau pengaruhnya hanya sebesar 17,1%. - Realistis Hasil yang didapat menyatakan nilai koefisien thitung 0,672 < dari ttable 2,366 sehingga Ha ditolak(Ho diterima) dan nilai signifikansi 0,503 >0.05 sehingga dapat dipastikan Ho diterima (Ha ditolak). Artinya koefisien realistis tidak ada pengaruh secara signifikanterhadap Motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabah atau pengaruhnya hanya sebesar 6,4%. - Humanistis Hasil yang didapat menyatakan nilai koefisien thitung 0,399 < dari ttable 2,366 sehingga Ha ditolak(Ho diterima) dan nilai signifikansi 0,691 >0.05 sehingga dapat dipastikan Ho diterima (Ha ditolak). Artinya koefisien humanistis tidak ada pengaruh secara signifikanterhadap Motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabah atau pengaruhnya hanya sebesar 3,8%.
Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016
132
Pengaruh Syariah Marketing Terhadap Motivasi Menabung Nasabah Pada Produk Tabungan Mudharabah
4) Koefisien Determinasi
Berdasarkan tabel diatas, maka korelasi antara variabel dependen (motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabah) dengan seluruh variabel independen (teistis, etis, realistis, humanistis) secara umum (R) sebesar 0.475 menunjukkan bahwa variabel teistis, etis, realistis, humanistis dengan variabel dependen (motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabah) mempunyai hubungan dengan kategori “sedang atau cukup berarti” Koefisien Korelasi Pearson KK = 0 Tidak ada korelasi 0 < KK < 0,20 Korelasi sangat rendah / lemah sekali 0,20 < KK < 0,40 Korelasi rendah / lemah tapi pasti 0,40 < KK < 0,70 Korelasi cukup berarti 0,70 < KK < 0,90 Korelasi tinggi, kuat 0,90 < KK < 1,00 Korelasi sangat tinggi, kuat sekali KK = 1 Korelasi sempurna Sedangkan nilai R2 sebesar 0.226 yang biasa disebut koefisien determinasi. Dalam hal ini berarti 22,6% motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabahdipengaruhi oleh strategi syariah marketing, sedangkan sisanya 77,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisa regresi ini. E. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi syariah marketing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabah di BMT Maslahah Capem Sukorejo. Hal ini terbukti dengan hasil hipotesis dengan menggunakan uji F. Berdasarkan pada tabel analisis (Anova), jika dilihat dari signifikansi, diketahui bahwa nilai signifikan (0.000 < 0.05) yang artinya signifikan, sedangkan Fhitung sebesar 6.926 > Ftabel, dengan tingkat Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016
Abdillah Mundir & Nur Muhammad Zamroni
133
signifikansi 5% dan Ftabel = df1 = k -1maka df1 = 5 – 1 = 4 dan df2 = n – k maka df2 = 100 – 5 = 95 didapat nilai ftabel = 2.47 Karena nilai Fhitung (6.926) > nilai Ftabel (2.47), dan nilai signifikansi Fhitung (0.000) < Ftabel (0.05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen (teistis, etis, realistis, humanistis) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabah). 2. Variabel yang memberikan pengaruh paling besar terhadap motivasi nasabah menabung pada tabungan mudharabah adalah teistis sebesar 42,0%, kemudian etis sebesar 17,1%, realistis sebesar 6,4%, serta humanistis sebesar 3,8%. Adapun strategi yang digunakan pihak BMT Maslahah untuk menambah jumlah nasabahnya khususnya yang menabung pada tabunganmudharabah yaitu, adanya petugas BMT Maslahah yang setiap hari keliling menemui setiap nasabah di pasar untuk memudahkan nasabahmenyetor maupun menarik tabungan dan juga memudahkan nasabah memperoleh informasi, keramahan account officer, customer service dan teller yang dapat menambahkan loyalitas nasabah, dan hadiah yang ditawarkan BMT Maslahah yang dapat menarik nasabah. Daftar Pustaka Ali, H. Zainudin. Hukum Perbankan Syariah. Jakarta: Sinar Grafika. 2008. Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. 2001. Arifa, Anif Ni’matin. Implementasi Syariah Marketing Dalam Meningkatkan Kepuasan Nasabah Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Ambarukmo Yogyakarta, Yogyakarta: Jurusan Manajemen Dakwah. Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2015. Arrasjid, Prof. Chainur S.H. Hukum Pidana Perbankan. Jakarta: Sinar Grafika. 2011. Asrori,H. Mohammad. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. 2007. B.N. Marbun, SH. Kamus Manajemen. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 2005. Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Surabaya: Mekar Surabaya. 2004. Dinas Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. PN. Balai Pustaka. 2003. Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016
134
Pengaruh Syariah Marketing Terhadap Motivasi Menabung Nasabah Pada Produk Tabungan Mudharabah
Djali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2011. Fistylia, Citra. Analisis Pengaruh Karakteristik Marketing Syari’ah dan Etika Pemasaran Terhadap Kepuasan Nasabah Bank Muamalat Semarang. Semarang: Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Islam Sultan Agung Semarang. 2008. Ghazali, Imam. Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan penerbit UNDIP. 2006. Gujarati, Demodar. Ekonometrika Dasar, Penerjemah Sumarno Zain. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. 1999. Handoko, T.Hani. Manajemen. Yogyakarta: BPFE. 2003. Hasan, Iqbal. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2002. Husein, Umar. Riset pemasaran dan perilaku konsumen. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. 2005. Ismaya, Sujana. Kamus Perbankan. Bandung: CV Pustaka Grafika. 2006. Kartajaya, Hermawan dan Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing. Bandung: PT Mizan Pustaka. 2006. Nugraha, Rifki Candra. Makalah Menabung dalam Perspektif Islam, Bandung: Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia. 2016. Ridwan, Muhammad. Manajemen BMT. Yogyakarta: Uii Pres. 2004. Robbbins dan Judge. Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta: Salemba Empat. 2007. Sadili Samsudin. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia. 2005. Santoso, Singgih. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo. 2000. Sholeh, Abdul Rahman dan Muhbib Abdul Wahab. Psikologi suatu Pengantar (dalam Perspektif Islam). Jakarta: Kencana. 2004. Sulistyowati. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Buana Raya. 2013. Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta: IKAPI. 2005.
Malia, Volume 8, Nomor 1, Desember 2016