REALISASI PEMBIAYAAN IJARAH PADA BMT FAJAR MULIA KANTOR OPERASIONAL UNGARAN
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
SANDRA OKTAVIARTI NUR KHASANAH 20107007
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
REALISASI PEMBIAYAAN IJARAH PADA BMT FAJAR MULIA KANTOR OPRERASIONAL UNGARAN
TUGAS AKHIR Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat Guna memperoleh gelar Ahli Madya Pada Program Studi Perbankan Syariah
Disusun Oleh :
SANDRA OKTAVIARTI NUR KHASANAH 20107007
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
1. Shalat adalah tiang agama 2. Hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini 3. Manfaatkanlah waktu sebaik mungkin dan jangan membuang waktu sedikit pun karena satu detik yang terbuang akan membuat kita menyesal dikemudian hari, 4. Hidup seperti roda yang berputar, kadang kita diatas dan kadang kita dibawah. Oleh karena itu jangan sampai kita terlalu bahagia ketika kita mengalami kesenangan karena bisa jadi besok kita mengalami kesulitan dan kita tidak bisa mengatasinya.
vii
PERSEMBAHAN
Penulisan Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada : 1. Mama, papa dan keluarga yang selalu mensuportku dalam mengerjakan Tugas Akhir 2. Almamater ku tercinta STAIN Salatiga 3. Kakakku mas ryo dan mas zul yang memberiku semangat 4. Sahabat-sahabatku fatma, ismiy, eko dan lain-lain yang selalu memberiku semangat dan doa agar aku kuat dan siap menghadapi semua ini 5. Teman-teman seperjuanganku mahasiswa STAIN Salatiga program studi Perbankan Syariah yang satu angkatan denganku, ayo semangat dan tunjukkan pada dunia kalau kita bisa dan sukses selalu. 6. Manajer dan Kepala Operasional BMT Fajar Mulia yang mengijinkanku magang. 7. Karyawan-karyawan BMT Fajar Mulia a. Bapak Mudrin Hud yang baik, memberikan masukan positif, meminjamkan buku untuk tambahan referensi dan lain-lain. b. Ibu Cyndi Noverina dan Ibu Noor Farida yang mengajariku progam micro fand, menghitung uang, memasukkan data dan lain lain c. Bapak
Syariffudin
yang
mengajakku
keliling
pasar
yang
memberikanku pengalaman menjadi seorang marketing. Bapak Mariyadi, Bapak Mardiyan dan Bapak Novel yang baik dan humoris. 8. Adik kelasku yang akan meneruskan perjuanganku
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah melimpahkan rahmad dan karunia-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya hingga akhir nanti. Alhamdulillah Tugas Akhir ini dapat penulis selesaikan dengan baik guna memenuhi persyaratan lulus dari program studi Diploma III Perbankan Syariah STAIN Salatiga. Penulisan TA ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena iu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak H. Agus Waluyo, M. Ag selaku Pembantu Ketua III. 3. Bapak Abdul Aziz N. P, M. Ag selaku kaprodi Diploma-III Perbankan Syariah 4. Bapak Drs. H. Alfred L, M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan 5. Bapak Drs. Mubasirun, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir 6. Bapak Indra Aris U selaku Manajer BMT Fajar Mulia 7. Ibu Nur Qoidah selaku Kepala Operasional BMT Fajar Mulia Kantor Operasional Ungaran 8. Bapak Mudrin Hud selaku Bagian Pembiayaan BMT Fajar Mulia Ungaran 9. Ibu Cyndi Noverina selaku kasir 10. Ibu Noor Farida selaku Teller
ix
11. Bapak Syariffudin, Bapak Maryadi dan Bapak Mardiyan Priyanto selaku pemasaran. 12. Karyawan- karyawan BMT Fajar Mulia lain yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca yang budiman. Akhir kata semoga dapat bermanfaat untuk sekedar diambil ilmu yang terkandung di setiap kalimat yang berbaris didalamnya oleh para pembaca sekalian. Wassalam
Ungaran, Agustus 2010
Sandra Oktaviarti N.K
x
ABSTRAK Penulis mengambil judul “Realisasi Pembiayaan Ijarah” karena dari alumni STAIN yang lulus belum ada yang mengambil judul mengenai pembiayaan ijarah. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui realisasi pembiayaan ijaroh dan untuk mengetahui langkah – langkah yang dilakukan dalam mengatasi kredit macet. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode dokumentasi dengan melihat data dari buku, internet maupun data yang diberikan oleh manajer berupa pengertian-pengertian dan gambaran umum. Metode interview dengan mewawancarai kepala operasional dan bagian pembiayaan mengenai tahap pembiayaan ijarah, jumlah nasabah pembiayaan ijarah, kolektibitas pembiayaan ijarah dan langkah-langkah mengatasi kredit macet. Serta metode observasi dengan melihat hal-hal yang terjadi di BMT seperti realisasi pembiayaan ijarah. Realisasi pembiayaan ijarah dimulai dari pengajuan pembiayaan yang dilakukan oleh calon debitur dengan mengunjungi BMT, kemudian calon debitur melengkapi persyaratan dan bersedia untuk disurvey. Setelah itu diadakan rapat oleh manajer, kaops, bagian pembiayaan dan PL mengenai hasil survey calon debitur. Apabila tidak layak pembiayaan ditolak dan calon debitur diberi surat penolakan atau ditelepon. Apabila layak maka diadakan pencairan yang dihadiri oleh bagian pembiayaan dan calon debitur dengan membahas hal-hal yang berkaitan dengan pembiayaan calon debitur, apabila telah ada kata sepakat, bagian pembiayaan membuat akad pembiayaan dan surat kuasa yang akan ditandatangani oleh calon debitur diatas materai 6000.Teller menerangkan kepada calon debitur jika uangnya telah masuk direkening tabungan dan bila calon debitur ingin mengambilnya diminta mengisi slip pengambilan dan calon debitur juga diminta membayar biaya administrasi. Calon debitur diminta menandatangani slip pencairan dan menyimpan slip pencairan itu untuk mengambil jaminan jika telah terjadi perlunasan dan menerima kartu pembiayaan yang akan digunakan untuk membayar angsuran. Apabila terjadi pembiayaan bermasalah BMT akan menempuh cara sirahturahmi, memberikan surat pemberitahuan satu, surat pemberitahuan dua, surat pemberitahuan tiga, menyita barang jaminan dan bila belum terselesaikan dan terjadi penyimpangan terhadap akad pembiayaan yang mengakibatkan kerugian yang tidak bisa ditangani oleh kedua belah pihak maka kedua belah pihak tersebut membawa permasalahan ke Kantor Peradilan Negeri Ungaran. BMT Fajar Mulia harus teliti dalam merealisasi pembiayaan agar debitur yang direalisasi pembiayaannya tidak mengalami kredit macet. Karena jika terjadi kredit macet pihak BMT akan dirugikan.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR ............................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN PEMBIMBING ............................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
v
MOTTO ......................................................................................................
vii
PERSEMBAHAN .......................................................................................
viiii
KATA PENGANTAR ................................................................................
ix
ABSTRAK ..................................................................................................
xi
DAFTAR ISI ...............................................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................
5
C. Tujuan dan Kegunaan ...........................................................
5
D. Metode Penelitian ..................................................................
6
E. Sistematika Penulisan ...........................................................
7
KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka ......................................................................
9
B. Landasan Teori ......................................................................
12
1. Landasan Syariah ...............................................................
12
2.Kategori Pembiayaan Berdasarkan Tujuan penggunaannya
13
3.Rukun Ijarah .......................................................................
13
xii
4.Syarat Ijarah .......................................................................
14
5.Implementasi Produk Ijarah ...............................................
14
6.Prinsip – Prinsip Penilaian Pembiayaan Ijarah ..................
15
BAB III LAPORAN OBYEK A. Gambaran Umum ..................................................................
21
1.Sejarah Berdirinya BMT Fajar Mulia .................................
21
2.Lokasi BMT Fajar Mulia ....................................................
22
3.Visi Misi .............................................................................
23
4.Struktur Organisasi ............................................................
25
5.Job Diskription ...................................................................
26
6.Jenis Produk ........................................................................
38
B.Data Deskriptif .........................................................................
41
1.Macam Pembiayaan Ijarah .................................................
41
2.Tahap Pembiayaan Ijarah ...................................................
42
3.Jumlah Nasabah Ijarah ........................................................
43
4.Kolektibitas Kredit Macet ...................................................
43
BAB IV ANALISIS A.Prosedur Pembiayaan Ijarah .....................................................
44
B.Proses Realisasi Pencairan Pembiayaan Ijarah ........................
50
C.Analisa Realisasi Pembiayaan Ijarah .......................................
52
D.Strategi Pemasaran ...................................................................
56
E.Pembiayaan Bermasalah ...........................................................
58
xiii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan .............................................................................
61
B.Saran .......................................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia yang sangat signifikan menstimulasi lembaga keuangan mikro syariah di bawah payungan Koperasi untuk tumbuh dan berkembang berkompetisi dengan lembaga keuangan yang lainnya. Bak jamur yang tumbuh di musim hujan, lembaga keuangan mikro syariah berkembang pesat melampaui perkembangan perbankan syariah nasional. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya BMT (Baitul Maal Tamwil) yang berdiri disetiap kota sampai pedesaan. Hingga sampai kita dapat melihat kantornya dimanapun kita berada. Hal ini menandakan bahwa BMT diterima oleh masyarakat dan mempunyai peran yang penting dalam membantu memajukan ekonomi masyarakat kecil. BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) atau padanan kata Balai Usaha Mandiri Terpadu adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dan kecil, dalam rangka membela kepentingan kaum fakir miskin (Sholahuddin dan Hakim, 2008: 202).
1
2
Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi, yaitu (Sholahuddin dan Hakim, 2008: 202 - 203). 1. Baitut Tamwil (Bait = Rumah, at- Tamwil= Pengembangan Harta) melakukan kegiatan pengembangan usaha- usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitaas ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang kegiatan ekonominya. 2. Baitul Maal (Bait = Rumah, Maal = Harta) menerima titipan dana zakat, infak dan shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya. Peran BMT di tengah-tengah masyarakat yang didasarkan atas falsafah koperasi dalam Undang-Undang Perkoperasian No.25 Tahun 1992 yang menyebutkan bahwa koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Pada prinsipnya Lembaga Keuangan Syari‟ah berbeda dengan koperasi, dimana koperasi dan bank bersifat secara konvensional dengan menggunakan indikator bunga, sedangkan Lembaga Keuangan Syari‟ah dikelola berdasarkan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing), namun tidak menutup kemungkinan bahwa didalam prakteknya konsep syari‟ah belum secara murni diterapkan pada Lembaga Keuangan Syari‟ah. (Madyatmoko. 2005: 3)
3
Pada tahun 1993 berdiri Lembaga Keuangan Mikro bernama “Mardlotillah”. Sumber dana diperoleh dari infaq 12 orang, kemudian berkembang menjadi 61 orang, seluruh dana dialokasikan untuk para pedagang kecil dengan pola bagi hasil. Tujuannya
untuk mengurangi
ketergantungan kepada para rentenir. Dalam perjalanannya, tingkat efektivitas operasional begitu terbatas mengingat hanya dikelola oleh dua orang.Pada tahun 1995 digulirkan rencana untuk melakukan profesionalisasi kelembagaan dan manajemen guna mempercepat pencapaian tujuan Awal Tahun 1996 Mardlotillah merubah namanya menjadi “FAJAR MULIA” sekaligus menandai berdirinya lembaga keuangan syari‟ah yang pertama di Kabupaten Semarang Keberadaan BMT ditengah-tengah masyarakat bawah memberikan angin segar bagi pengusaha kecil dan menengah untuk dapat melangsungkan usahanya melalui fasilitas pembiayaan yang ditawarkan. Peran lembaga keuangan mikro cukup besar artinya bagi para pengusaha kecil dan mikro yang selama ini tidak mampu mengakses lembaga perbankan. Hal yang perlu diperhatikan secara umum adalah persyaratan dan prosedur yang disusun relatf mudah dipenuhi oleh para pengusaha kecil sehingga tidak memberatkan, namun juga tidak meninggalkan prinsip kehati-hatian untuk meminimalkan kemacetan pembiayaan.(mardyatmoko, 2005: 2-3)
4
Berbeda dengan pengertian kredit yang mengharuskan debitur mengembalikan pinjaman dengan pemberian bunga kepada bank, maka pembiayaan berdasarkan prinsip syariah pengembalian pinjaman dengan bagi hasil berdasarkan kesepakatan antara bank dan debitur. Misalnya, pembiayaan dengan prinsip jual beli ditujukan untuk membeli barang, sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditujukan untuk mendapat jasa. Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna mendapatkan barang dan jasa sekaligus. ((Mujahidin. 2010: 1). Pembiayaan merupakan aktivitas yang sangat penting karena dengan pembiayaan akan diperoleh sumber pendapatan utama dan menjadi penunjang kelangsungan usaha bank. Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:117) Ijarah adalah akad pemindahan hakguna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milikiyyah) atas barang itu sendiri. Menurut PAPSI (2003) Ijarah adalah akad sewa menyewa antara muajjir (lessor) dengan musta’jir (lessee) atas ma’jur (objek sewa) untuk mendapat imbalan atas barang yang disewakan. Dalam teknik operasional perbankan maka ijarah berarti adanya pemindahan mamfaat atas suatu barang. Ijarah sebenarnya menyerupai jual beli, hanya saja apabila jual beli yang menjadi objek transaksi adalah barang sedang ijarah adalah jasa. Jasa yang dimaksud adalah jasa yang diberikan oleh barang objek sewa.(Nabhan. 2008: 133)
5
Pembiayaan Ijarah, merupakan pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk menyewa tempat usaha atau suatu barang. Cara angsuran pada pembiayaan Ijarah ini bisa menggunakan cara Murabahah maupun Bai Bitsaman Ajil (BBA). (mardyatmoko. 2005: 6) Dalam kesempatan ini penulis akan membahas realisasi pembiayaan ijarah yang dijalankan oleh lembaga keuangan mikro syariah di BMT Fajar Mulia Kantor Operasional Ungaran dengan judul “Realisasi Pembiayaan Ijarah Pada BMT Fajar Mulia Kantor Operasional Ungaran “
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana realisasi pembiayaan ijarah ? 2. Langkah – langkah apa saja yang dilakukan dalam
mengatasi kredit
macet?
C. Tujan dan Kegunaan 1. Tujuan a. Untuk mengetahui realisasi pembiayaan ijaroh b. Untuk mengetahui mengatasi kredit macet
langkah – langkah yang dilakukan dalam
6
2. Kegunaan a. Bagi Penulis Untuk menerapkan ilmu yang sudah didapat di bangku perkuliahan dan untuk memperdalam pengetahuan tentang realisasi pembiayaan ijarah di BMT Fajar Mulia b. Bagi STAIN Salatiga Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian dimasa yang akan datang. c. Bagi pembaca Sebagai tambahan informasi, pengetahuan dan referensi untuk dapat diambil manfaatnya oleh para pembaca. d. BMT Fajar Mulia Sebagai tambahan informasi mengenai Pembiayaan Ijarah
D. Metode Penelitian 1. Metode dokumentasi Pengumpulan data dengan melihat data yang diberikan BMT Fajar Mulia sebagai bahan acuan dan arsip- arsip yang ada, serta mencari literatur buku dan internet yang sesuai dengan tema Tugas Akhir. 2. Metode interview Teknik pengumpulan data dengan metode tanya jawab dengan manajer dan beberapa karyawan di BMT Fajar Mulia.
7
3. Metode observasi Teknik pengumpulan data dengan melihat apa yang terjadi di BMT Fajar Mulia Kantor OPerasional Ungaran.
E. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan dan Kegunaan D. Metode Penelitian E. Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka B. Landasan teori BAB III LAPORAN OBYEK A. Gambaran Umum B. Data Deskriptif BAB IV ANALISIS A. Prosedur pembiayaan Ijarah B. Proses realisasi pencairan pembayaan ijarah C. Analisa realisasi pembiayaan ijarah D. Strategi Pemasaran
8
E. Pembiayaan Bermasalah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka Menurut Muklas dalam penelitiannya yang berjudul “Implementasi Akad Ijarah pada Pegadaian Syariah Cabang Solobaru” menyatakan bahwa hasil penelitian ini adalah mengungkapkan tentang operasional gadai syariah dengan aqad ijarah, dilapangan penulis menjumpai suatu kejanggalan yaitu satu transaksi dengan dua akad, yaitu akad Rahn (gadai), setelah akad gadai selesai masuk akad lagi yaitu Ijaroh yang berkaitan dengan sewa modal. gadai pada prinsipnya adalah akad utang piutang, utang tidak boleh mengembalikan dengan imbalan yang lebih dari pokok pinjamam. Pada akhir pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa akad ijarah di Pegadaian Syariah Cabang Solobaru belum sesuai dengan Syariah, Pada pokoknya didalam sistim Ekonomi hanya ada dua model yaitu Jual beli dan utang piutang, dari situlah akan timbul riba, ghoror, maisir dan haram, yang paling banyak riba terjadi pada utang piutang, sedangkan pada jual beli adalah maisir, ghoror dan haram. Menurut Andi Kusumaningrum dalam penelitiannya yang berjudul “Pelaksanaan Akad Ijarah (Sewa-Menyewa) Dalam Pegadaian Syariah Di Cabang Pegadaian Syariah ( CPS ) Kusumanegara Yogyakarta” menyatakan bahwa Akad Ijarah yang dilaksanakan di Pegadaian Syariah Kusumanegara adalah Kontrak Ijarah yaitu penggunaan manfaat penyewaan tempat gadai 9
10
dan jasa pemeliharaan barang jaminan gadai (marhun) dengan ganti kompensasi. Pegadaian Syariah sebagai pemilik tempat yang menyewakan manfaat disebut muajjir sementara penyewa (nasabah) disebut mustajir, serta sesuatu yang diambil manfaatnya (tempat penitipan) disebut majur dengan kompensasi atau balas jasa yang disebut ujrah atau ajran yang dibayarkan rahin karena telah menitipkan barangnya kepada murtahin untuk menjaga atau merawat marhun. Akibat hukum dari wanprestasi yaitu nasabah tidak dapat melunasi pinjaman dan biaya ijarah sampai waktu yang ditentukan (jatuh tempo), adalah Pemegang gadai (Pegadaian Syariah) mempunyai hak atas barang jaminan (marhun) milik pemberi gadai atau nasabah atau (rahin) untuk menjual atau melelang milik pemberi gadai (nasabah), sebagai ganti kewajiban yang harus dibayarkan. Adapun akibat hukum yang timbul apabila terjadi resiko mengalami kerusakan atau kehilangan barang jaminan (marhun) dalam Pegadaian Syariah adalah Nasabah mempunyai hak yaitu mendapat penggantian atas barang jaminan (marhun) oleh Pegadaian Syariah. Prosedur dan mekanisme penyelesaian akibat hukum dan upaya hukum yang timbul apabila terjadi wanprestasi dan resiko mengalami kerusakan atau hilangnya marhun (barang jaminan) di pegadaian Syariah diatur sama dengan ketentuan dalam Pegadaian konvensional. Menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
11
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual-beli, namun perbedaannya terletak pada obyek transakinya. Bila jual beli obyek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah obyek transaksinya adalah jasa.(Hosen dkk, 2008: 116) Dalam penelitian penulis pengertian ijarah adalah BMT menyewakan barang atau jasa kepada nasabah dengan pembayaran angsuran atau tangguh. Macam pembiayaan ijarah adalah Ijarah manfaat yaitu bank menyewakan barang tertentu kepada nasabah tanpa diikuti perpindahan kepemilikan. Adapun cara pengembalian dengan cara angsuran atau jatuh tempo.Contoh : menyewakan kontrak rumah. Ijarah jasa yaitu Bank menyewakan jasa untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang berbentuk jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa event organizer atupun jasa lainnya yang berbentuk layanan non material. Ijarah muntahia bittamlik Bank menyewakan barang tertentu kepada nasabah dan barang yang disewakan tersebut setelah akhir masa sewa atau perlunasan secara otomatis menjadi milik nasabah. Contoh : sepeda motor, mobil, rumah
12
B. Landasan Teori 1. Landasan Syariah a. QS. An-Nisa :12
Artinya : ”Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu,” (QS. An-Nisa : 12) b. Q.S. Shad : 24
Artinya : ”Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini.” (Q.S. Shad : 24) c. Al Baqarah: 233
Artinya : “ Dan, jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Al- baqarah : 233) 2. Kategori Pembiayaan Berdasarkan Tujuan Penggunaannya
13
Dalam menyalurkan dana pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syari‟ah terbagi kedalam tiga kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya (Hosen dkk, 2008: 113) yaitu: a.
Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang yang dilakukan dengan prinsip jual beli.
b. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapat jasa dilakukan dengan prinsip sewa. c.
Transaksi pembiayaan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip bagi hasil.
3. Rukun ijarah a. Pihak yang berakad 1) Penyewa 2) Pemilik barang yang disewa b. Objek yang diakadkan 1) Objek yang disewakan 2) Harga sewa yang disepakati oleh kedua belah pihak c. Sighat 1) Serah (Ijab) 2) Terima (Qobul)
14
4. Syarat ijarah a. Para pihak yang berakad 1) Para pihak yang berakad harus dalam kondisi cakap hukum 2) Sukarela (ridha) dan tidak dalam keadaan dipaksa atau terpaksa atau berada dibawah tekanan 3) Kesepakatan kedua belah pihak untuk melakukan penyewaan b. Objek yang disewakan 1) Obyek ijarah adalah manfaat (penggunaan) asset dan sewa 2) Barang yang disewa bukan barang yang haram 3) Harga sewa harus terukur c. Sighat (Perjanjian) 1) Serah dan terima yang merupakan niat dari kedua belah pihak 2) Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan keabsahan transaksi pada kejadian yang akan dating atau pada sebuah syarat 5. Implementasi Produk ijarah Didalam transaksi ijarah yang menjadi obyek adalah pengguna manfaat atas sebuah asset dan salah satu rukun ijarah adalah harga sewa. Dengan demikian sesungguhnya ijarah bukan kelompok dari jual beli. Didalam implementasi produk ijarah, lembaga keuangan syariah banyak menerapkan produk ijarah wa iqtina dan mengkelompokkan produk ini kedalam akad jual beli, karena memberikan option kepada penyewa untuk membeli asset yang disewa pada akhir masa sewa. Hal ini disebkan untuk
15
proses kemudahan disisi operasional lembaga kuangan syariah dalam hal pemeliharaan asset pada masa atau sesudah sewa. 6. Prinsip-prinsip Penilaian Pembiayaan Ijarah Seorang
petugas
bagian
pembiayaan
pada
BMT
harus
memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon debitur. Dalam lembaga perbankan atau BMT, prinsip penilaian tersebut dikenal dengan unsur 5C, 7P dan 3R. a. 5C Menurut Mardyatmoko (2005 : 18) 5C terdiri dari : 1) Character (watak) Merupakan gambaran kepribadian atau tindakan calon debitur dalam kehidupan sehari-hari. Character atau watak berkaitan dengan integritas dan kejujuran dari calon debitur. Integritas ini sangat menentukan kemauan untuk membayar kembali oleh debitur atas kredit yang telah diterimanya. Tetapi walaupun calon debitur tersbut mampu untuk menyelesaikan hutangnya, tetapi kalau debitur tersebut tidak mempunyai itikad yang baik maka tentu saja akan membawa kesulitan bagi bank dikemudian hari. Untuk melihat character debitur dapat dilihat dengan: a)
Data diri dan data keluarga calon debitur.
b)
Meneliti domisili dan tempat kerja calon debitur.
c)
Status tempat tinggal dan tempat kerja calon debitur.
16
d)
Aktivitas dalam kemasyarakatan calon debitur.
e)
Status keanggotaan dalam BMT.
f)
Track record masalah keuangan yang diperoleh dari pihak ketiga.
2) Collateral (jaminan) Penyerahan jaminan oleh debitur sebagai keamanan atas kredit yang diberikan oleh kreditur. Kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan pada dasarnya mengandung resiko, sehingga untuk mengurangi munculnya resiko tersebut, agunan atau jaminan merupakan faktor yang harus diperhatikan setiap lembaga keuangan dalam penyaluran kredit. Posisi jaminan kredit penting, terutama dalam fungsinya untuk pengamanan apabila kredit yang diberikan tersebut mengalami kegagalan. Penilaian terhadap jaminan harus ditinjau dari tiga sudut, yaitu: a) Nilai ekonomis merupakan gambaran nilai dari barangbarang yang akan dijaminkan beserta kondisi jaminan dan nilai transaksi atas jaminan. b) Nilai
yuridis,
yaitu
apakah
barang-barang
tersebut
mempunyai syarat-syarat yuridis untuk dipakai sebagai barang jaminan yang berkenaan dengan status kepemilikan barang jaminan.
17
c) Bila barang jaminan milik orang lain, harus ada surat serah terima jual beli dan surat kuasa jaminan yang akan dijual 3) Capacity (kemampuan) Merupakan
kemampuan
calon
debitur
untuk
mengembalikan kredit yang dipinjamnya dalam waktu yang telah ditentukan. Dalam penilaian terhadap debiturnya, lembaga keuangan harus meneliti terutama tentang keahlian debitur dalam usaha serta manajemennya, sehingga kreditur merasa yakin bahwa usaha yang akan dibiayai dengan kredit tersebut dikelola oleh orang yang tepat. Penilaian mengenai capacity meliputi : a) Kapasitas usaha, jenis usaha dan peluang pasar b) Tahun berdiri, perkembangan asset dan omset c) Data penghasilan dan biaya hidup d) Data keuangan usaha e) Status kepemilikan usaha f) Kredibilitas angsuran berdasarkan report pembiayaan sebelumnya g) Keperuntukan pengajuan pinjaman.
18
4) Capital (modal) Merupakan modal sendiri yang dimiliki oleh debitur dalam membiayai usahanya. Penilaian terhadap capital ini dapat memberikan gambaran kekayaan yang terhimpun yang pada dasarnya merupakan indikasi keberhasilan usaha dimasa lalu. Pendekatan yang digunakan untuk mengetahui modal dari calon debitur antara lain: a) Modal awal usaha dan modal sekarang b) Kondisi keuangan tiga bulan terakhir c) Sumber modal yang dimiliki apakah dari modal sendiri, modal bersama atau pinjaman d) Kebutuhan yang digunakan sebagai modal kerja Suatu bank atau lembaga keuangan non bank harus mengetahui kecukupan modal yang telah dimiliki calon debitur. Kemampuan atas modal sendiri tidak hanya dapat diwujudkan dalam bentuk uang sebagai self financing, tetapi juga dapat berupa barang modal seperti tanah, bangunan, mesin dan lainlain. Semakin besar nilai modal yang dimiliki calon debitur maka akan semakin dipercaya dalam memperoleh kredit. Calon debitur harus memiliki modal minimal 30% dari pembiayaan yang diajukan ke bank atau lembaga keuangan berbasis syariah.
19
5) Condition of economic (kondisi ekonomi) Karena mayoritas pengguna jasa lembaga keuangan BMT merupakan nasabah pasar, usaha kecil dan menengah maka kondisi dapat dipengaruhi oleh nilai atas transaksinya selain juga melihat kondisi internal BMT dimana perlu diperhatikan juga tentang kondisi budget dank kas BMT, dan jadwal pembiayaan yang dilkukan oleh pihak BMT. Condition of economy juga dapat dipengaruhi oleh hal yang tidak terduga, seperti bencana alam, kebakaran, banjir dan hal lain yang mengakibatkan nasabah tidak mampu membayar angsurannya. Dalam kondisi seperti ini angsuran bisa saja dibekukan atau dilunaskan. b. 7P Menurut Sumiyanto (2008: 166) 7P terdiri dari : 1) Personality Penilaian calon debitur dari kepribadian atau
tingkah
lakunya. 2) Party Penilaian dengan mengklarifikasikan anggota kedalam golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas dan karakternya. 3) Purpose Penilaian dengan mengetahui tujuan pembiayaan.
20
4) Prospect Penilaian terhadap prospect usaha calon debitur. 5) Payment Penilaian
terhadap
ukuran
cara
calon
debitur
mengembalikan pembiayaan. 6) Profitability Penilaian terhadap kemampuan calon debitur dalam mencari laba. 7) Protection Penilaian terhadap kemampuan calon debitur dalam memberikan perlindungan usaha dan jaminan yang ada. c. 3R Menurut Sumiyanto (2008: 167) 3R terdiri dari : 1) Return Pengembalian dalam bentuk keuntungan atas penggunaan pembiayaan yang diberikan. 2) Repayment Kemampuan dan kesanggupan anggota untuk membayar kembali semua pembiayaan yang diterima. 3) Risk Kemampuan untuk mengantisipasi resiko kegagalan.
21
BAB III LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum Data data yang diberikan oleh Bapak Indra Aris U selaku manajer BMT Fajar Mulia meliputi : 1. Sejarah berdirinya BMT FAJAR MULIA a.
Tahun
1993
berdiri
Lembaga
Keuangan
Mikro
bernama
“Mardhotillah” 1) Sumber dana diperoleh dari infaq 12 orang, kemudian berkembang menjadi 61 orang 2) Seluruh dana dialokasikan untuk pedagang kecil dengan pola bagi hasil 3) Mardhotillah bertujuan mengurangi ketergantungan para pedagang kecil kepada rentenir b. Tahun 1995 digulirkan rencana untuk melakukan profesionalisasi kelembagaan dan manajemen guna mempercepat pencapaian tujuan c.
Pada tanggal 2 Januari 1996, LKM Mardhotillah berubah menjadi Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) “FAJAR MULIA” sekaligus menandai berdirinya lembaga keuangan syariah pertama di Kabupaten Semarang
d. Bulan Mei tahun 2002 BMT Fajar Mulia diberi amanah oleh pengurus Koperasi Mujahidin Ambarawa untuk meneruskan kinerja dan 21
22
mengelola BMT Mujahidin Ambarawa dan BMT Mujahidin Bandungan e.
Untuk lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat diwilayah kerja BMT maka pada bulan Agustus tahun 2002 BMT Mujahidin di Ambarawa dan Bandungan berganti nama menjadi BMT Fajar Mulia cabang Ambarawa dan BMT Fajar Mulia Cabang Bandungan
f.
Pada bulan yang sama BMT Fajar Mulia membuka cabang baru di Kecamatan Gunungpati
g. Pada tahun 2007, untuk meningkatkan performa, kualitas pelayanan dan pengendalian BMT Fajar Mulia group, kantor Pusat berpindah ke Komplek Ruko Town Square No. A7, Ungaran
2. Lokasi BMT FAJAR MULIA a.
Kantor Pusat: Jln Gatot Subroto No. 77, Ungaran Ruko Town Square No. A7 Ungaran, Telp. 7691 3127 Email :
[email protected]
b. Kantor Operasional : 1) Ungaran Plaza Blok A4-A5, Ungaran, Telp. (024)6922386 2) Jl. Jendral Sudirman 25 C, Ambarawa, Telp. (0298) 591234 3) Jl. Tirtomoyo No. 46, Bandungan,
23
Telp. (0298) 712257 4) Jl Raya Gunungpati, Kp. Ngabean No. 3, Telp. (024) 707768
3. Visi dan misi a. Visi Menjadi lembaga keuangan syariah yang 1)
Amanah Dipercaya oleh umat.
2)
Professional Dikelola oleh tenaga professional yang bekerja purna waktu dan dididik/dilatih khusus untuk mampu mengelola bisnis dan kelembagaan BMT.
3)
Mandiri Secara bersama membangun kemandirian dalam menanggulangi masalah bersama.
4)
Berjamaah Dalam melakukan aktivitasnya BMT bersama-sama dengan lembaga ekonomi syariah lainnya berhubungan, merapatkan barisan, bekerjasama, saling mendukung untuk terus menerus memperbaiki tingkat kesehatan, kapasitas kelembagaan, dan kemampuan financial bersama dalam rangka mewujudkan
24
tatanan ekonomi syariah menuju masyarakat sejahtera yang diridloi-Nya.
b. Misi 1) Membangun sumber daya insani yang menguasai teknologi manajemen keuangan yang dilandasi semangat keimanan, keislaman dan kebersamaan 2) Mengembangkan jiwa kewirausahaan dan memasyarakatkan system ekonomi syariah melalui prinsip-prinsip kerjasama saling menguntungkan dalam satu jaringan yang terpadu.
25
4. Struktur Organisasi STRUKTUR KELEMBAGAAN BMT FAJAR MULIA TAHUN 2010 RAT
Ketua Pengurus
Sekretaris
Bendahara
Manajer
Supervisor Manajement
Staff
Staff
Staff
Staff
Staff
Staff
Pemasaran
Pembiayaan
Personalia
Keuangan
EDP
Umum
KAOPS Ungaran
Pema saran
Pembi ayaan
Tel ler
KAOPS Ambarawa
Ka sir
KAOPS Bandungan
Pema saran
Pembi ayaan
Tel ler
Pema Pembi saran ayaan
Tel Ka ler sir
KAOPS Gunung Pati
Ka sir
Pema Pembi saran ayaan
Tel Ka ler sir
26
STRUKTUR ORGANISASI BMT FAJAR MULIA KANTOR OPERASIONAL UNGARAN
KAOPS UNGARAN Nur Qoidah
PEMASARAN
PEMBIAYAAN
KASIR
TELLER
a. Syariffudin
Mudrin Hud
Noor Farida
Cyndi
b. Maryadi
Noverina
c. Mardiyan Priyanto 5. Job diskription DESKRIPSI TUGAS PENGELOLA KOPERASI BMT FAJAR MULIA a. NAMA JABATAN : MANAJER TUGAS-TUGAS 1)
Memimpin dan mengarahkan operasional BMT Fajar Mulia
2)
Mengkoordinasikan staf pusat dan kepala kantor operasional
3)
Menetapkan kebijakan strategis dan teknis operasional
27
4)
Menandatangani surat-surat lembaga dalam batas kewenangan pengelola
5)
Mengusulkan Rancangan Anggaran dan Rencana Kerja Lembaga kepada Pengurus
6)
Menyusun dan mengimplementasikan rencana kerja operasional
7)
Melakukan rekruitmen,pengangkatan, mutasi, promosi dan pemberhentian pengelola
8)
Melakukan pembinaan pengelola
9)
Melakukan penggajian pengelola di kantor pusat
10) Melakukan fungsi sebagai komite pembiayaan pusat 11) Menjaga kondusifitas finansial dan operasional kantor 12) Melakukan pengendalian internal lembaga 13) Merencanakan rencana pengembangan BMT 14) Melakukan sosialisasi BMT 15) Menjalin hubungan eksternal 16) Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pengembangan lembaga, inovasi produk dan lain-lain
b. NAMA JABATAN : STAFF PEMASARAN TUGAS - TUGAS 1)
Mengadministrasikan data-data pemasaran seluruh kantor
2)
Melakukan pengecekan data pemasaran seluruh kantor
3)
Melakukan pendataan semua anggota
28
4)
Menyusun laporan prestasi marketer
5)
Membuat perhitungan point reward petugas lapangan
6)
Memberikan pelayanan informasi tentang BMT
7)
Membuat analisa dan evaluasi pemasaran
8)
Berperan sebagai tim pemasaran pusat
9)
Melakukan sosialisasi BMT
10) Menyampaikan pendapat dan saran tentang strategi dan teknik pemasaran 11) Memberikan masukan inovasi pemasaran 12) Membuat laporan pemasaran kepada manajer
c. NAMA JABATAN : STAF PEMBIAYAAN TUGAS-TUGAS 1)
Mengadministrasikan pembiayaan seluruh kantor
2)
Mendata seluruh anggota pembiayaan di seluruh kantor
3)
Melakukan proses pembiayaan di kantor pusat
4)
Bertindak selaku komite pembiayaan di kantor pusat
5)
Melakukan pengecekan atas data pembiayaan di seluruh kantor
6)
Melakukan upaya pengamanan pembiayaan melalui pengikatan pembiayaan di notaris maupun asuransi pembiayaan
7)
Membuat data kolektibilitas pembiayaan
8)
Melakukan monitoring pembiayaan
9)
Melakukan penagihan terhadap pembiayaan bermasalah
29
10) Melakukan pembinaan anggota pembiayaan 11) Mengarsip berkas-berkas pembiayaan dan jaminan 12) Membuat laporan pembiayaan 13) Menyampaikan analisa atas laporan pembiayaan 14) Menyampaikan usulan-usulan tentang inovasi produk maupun sistem dan prosedur pembiayaan
d. NAMA JABATAN : STAF KEUANGAN TUGAS-TUGAS 1) Mengadministrasikan laporan keuangan kantor pusat 2) Menyusun dan mengkonsolidasikan laporan keuangan rutin. 3) Menyusun arus kas (cash flow) harian 4) Membuat analisis atas laporan keuangan 5) Mengkomunikasikan
laporan keuangan kantor operasional yang
telah dibuat kepada kantor operasional 6) Melakukan pengeluaran kas di kantor pusat 7) Menjamin kelengkapan data-data transaksi di kantor pusat 8) Berperan sebagai komite pembiayaan di kantor pusat 9) Mengusulkan pembenahan dan desain sistem akuntansi 10) Memberikan masukan-masukan yang berkaitan dengan kebijakan akuntansi.
30
e. NAMA JABATAN : STAF ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN (PERSONALIA) TUGAS-TUGAS 1) Mengadministrasikan dokumen, surat-surat, arsip dan berkas kantor 2) Mengadministrasikan surat-surat masuk dan keluar 3) Membuat data base pengelola 4) Mengadministrasikan data-data kepegawaian di kantor pusat 5) Mengadministrasikan berkas-berkas kepersonaliaan a. Berkas lamaran pekerjaan b. Berkas-berkas jamsostek, asuransi, takaful c. Surat ijin, permohonan cuti, dan lain-lain 6) Menyusun daftar hadir pengelola 7) Menyusun tata tertib pengelola 8) Membuat update data pengelola berkaitan dengan kenaikan golongan atau masa jabatan 9) Membuat laporan penilaian (evaluasi) pengelola 10) Atas instruksi manajemen, membuat surat-surat kepersonaliaan dan lembaga 11) Mengusulkan kegiatan pelatihan dan pembinaan pengelola 12) Mengusulkan „reward and pushment‟ pengelola 13) Menyusun buku panduan pengelola 14) Menerima telepon di kantor pusat
31
f. NAMA JABATAN : STAF EDP (Elektronik Data Prosesing) TUGAS-TUGAS 1) Melakukan instalasi hardware dan network komputer seluruh kantor dalam group 2) Mengatasi masalah-masalah hardware (CPU, laptop, notebook, printer, monitor, LCD, dan lain-lain) dan network (LAN, internet, dan lain-lain) seluruh kantor 3) Maintenance hardware komputer seluruh kantor a) Tune up utilities b) Scanning, defragmanting c) antivirus d) dan lain-lain 4) Membuat desain grafis untuk piranti pemasaran (brosur, bulletin, pamflet, dan lain-lain) 5) Membantu menyiapkan materi presentasi (powerpoint) 6) Menjamin terlaksananya sistem „on line‟ (komunikasi data, dan laporan) dalam group 7) Membuat company profile dalam bentuk grafis atau audio visual 8) Melakukan riset, rancang bangun dan implementasi software akuntansi
32
g. NAMA JABATAN : STAF UMUM TUGAS-TUGAS 1)
Memfasilitasi ketersediaan sarana dan prasarana operasional (peralatan, inventaris, barang cetakan, ATK, brosur, dan lain-lain ) kantor
2)
Melakukan pendataan, pengadaan, distribusi dan pemeliharaan atas sarana dan prasarana kantor
3)
Mengelola,
memelihara,
dan
mengadministrasikan
barang
persediaan dan inventaris. 4)
Mengesahkan kartu pegawai (Kokart) untuk setiap pegawai dan penyelenggaraannya.
5)
Melakukan pembelian (pengadaan) dan apraisal inventaris kantor.
6)
Memfasilitasi kegiatan-kegiatan, acara (event)
khusus dan rutin
dalam dan luar kantor 7)
Memfasilitasi kegiatan-kegiatan lembaga (sebagai event organizer)
8)
Melakukan
tugas
rutin
penunjang
operasional
kantor,
a/l:
pembayaran tagihan listrik, PAM, telepon, asuransi, pajak dan lainlain 9)
Melakukan dokumentasi kegiatan-kegiatan kelembagaan
10) Memfasilitasi pengelola,manajer, dan pengurus untuk kegiatankegiatan dinas luar 11) Memfasilitasi kegiatan sosial –promosi lembaga,
33
12) Mendata, menyeleksi dan memproses proposal-proposal bantuan yang masuk 13) Melakukan tugas - tugas perbantuan umum untuk menunjang kelancaran aktivitas lembaga 14) Mendata dan mengadministrasikan pustaka kantor
h. NAMA JABATAN : KEPALA KANTOR OPERASIONAL TUGAS-TUGAS 1)
Memimpin dan mengarahkan operasional BMT di area kantor operasional
2)
Mengkoordinasikan seluruh staf (pengelola) di kantor operasional
3)
Menjalankan pencapaian target di kantor operasional
4)
Sebagai pengambil keputusan untuk masalah-masalah tingkat cabang
5)
Menyusun rencana pemasaran secara effektif dan terarah di wilayahnya.
6)
Bertanggungjawab terhadap berjalannya struktur kepegawaian di kantor operasional
7)
Bertanggungjawab terhadap penyajian informasi keuangan kantor operasional
8)
Bertindak sebagai komite pembiayaan di kantor operasional
9)
Bertindak sebagai tim pemasaran dan pembiayaan group
34
10) Bertanggung jawab atas segala aktivitas yang berhubungan dengan pengeluaran uang 11) Menjamin terlaksananya ketertiban dan suasana kondusif kantor operasional 12) Melakukan pembinaan di kantor operasional 13) Melakukan evaluasi pengelola di kantor operasional 14) Memberikan referensi kepada manajemen mengenai mutasi, promosi, maupun pemberhentian pengelola di kantor operasional 15) Mensosialisikan BMT 16) Membangun jaringan BMT di area kantor operasional 17) Memberikan masukan-masukan tentang pengembangan BMT kepada manajemen
DESKRIPSI TUGAS PENGELOLA KOPERASI BMT FAJAR MULIA DI KANTOR OPERASIONAL a. PEMBUKUAN 1) Memeriksa kelengkapan bukti transaksi, ketelitian dan ketepatan perhitungan 2) Memeriksa ketepatan posting dan keseimbangannya 3) Menyusun daftar aktiva tetap dan aktiva lainnya secara berkala dan menyeluruh 4) Menyediakan rekening internal dan pelaporannya
35
5) Melakukan pembukuan pada akhir tutup buku setiap harinya, mulai dari pengecekan jurnal yang dikerjakan oleh kasir, meneliti kecocokan tugas teller ( transaksi harian ), penyusunan buku besar hingga neraca rugi laba. 6) Bertanggungjawab terhadap segala kekeliruan, selisih maupun ketidakakuratan data akibat kesalahan posting maupun penjumlahannya
b. TELLER 1) Memberi penjelasan kepada nasabah atas produk – produk BMT 2) Menerima permohonan pembiayaan 3) Menerima bukti setor tabungan dan angsuran 4) Mencocokkan kartu validasi dengan slip pengambilan tabungan 5) Melakukan pengetikan atau penulisan terhadap buku tabungan dan buku angsuran nasabah 6) Melakukan back up manual dan komputerisasi setiap hari terhadap angsuran maupun tabungan yang masuk melalui saldo harian nasabah 7) Melakukan verifikasi atas kesesuaian antara saldo tabungan dalam kartu tabungan nasabah dengan buku tabungan nasabah 8) Memberi verifikasi berupa kode personal ( PC ), paraf dan stempel validasi pada setiap transaksi 9) Menyusun transaksi teller
36
10) Membuat dan menghitung bagi hasil tabungan pada akhir bulan. 11) Melakukan input bagi hasil ke tiap rekening anggota penyimpan
c. KASIR 1) Menerima dan mencocokkan jumlah uang dengan nominal dalam slip 2) Memeriksa keaslian uang 3) Mengeluarkan bon untuk setiap pengeluaran yang tidak disertai dengan nota pembelian 4) Mengeluarkan kas bon kepada setiap pengelola maksimal 40 % selama dua kali dalam sebulan Membuat jurnal transaksi melalui slip pencairan debit, kredit dan memorial 5) Menyusun laporan – laporan berikut pada setiap awal dan akhir hari : a) Register O dan daftar mutasi vault b) Laporan harian kas dan kertas kerja rekap secara benar dan menyeluruh 6) Membuat laporan kas kantor setiap ada perubahan transaksi 7) Menyusun laporan cash flow setiap minggu. ( Laporan cash flow harus sampai ke meja manajer bersamaan waktunya dengan bagian pembukuan dan teller )
37
d. BAGIAN PEMBIAYAAN 1) Melakukan proses pembiayaan di kantor operasional 2) Melakukan survey dan analisa kelayakan usaha calon pengguna pembiayaan 3) Membuat keputusan realisasi pembiayaan berdasar penilaian bersama dengan komite pembiayaan 4) Menyimpan segenap agunan yang ada dan menyusun prosedur penggunaan agunan terhadap peminjam 5) Menyusun laporan perkembangan pembiayaan yang terdiri dari : a) Laporan pengajuan pembiayaan b) Laporan realisasi dan outstanding pembiayaan c) Laporan pembiayaan bermasalah dan perkembangannya d) Proyeksi pendapatan e) Rekap total pembiayaan f) Rekap jenis pembiayaan
e. MARKETING 1) Melakukan sosialisasi produk – produk BMT 2) Melakukan funding dana dan merekrut anggota penyimpan 3) Melakukan penarikan simpanan dan penagihan pembiayaan 4) Membantu anggota dalam melakukan transaksi simpanan maupun pembiayaan 5) Membantu survey kelayakan pembiayaan
38
6) Menyusun laporan perkembangan pemasaran yang terdiri dari : a) Laporan perkembangan penarikan simpanan berdasarkan area b) Daftar kunjungan ke anggota penyimpan
6. Jenis produk a. Simpanan 1) Simpanan Suka Rela Lancar (SIRELA) Simpanan sukarela anggota dengan akad wadiah untuk memberikan layanan pengaturan arus kas pribadi, usaha maupun investasi. Penyetoran dan simpanan dapat dilakukan setiap waktu pada jam kantor. Setoran awal minimal Rp 10.000, selanjutnya minimal Rp 10.000 2) Simpanan Suka Rela Berjangka (SISUKA) Simpanan untuk anggota dengan akad mudhorobah untuk memberikan layanan investasi jangka panjang yang aman dan menguntungkan. Anggota dapat menentukan jangka waktu yang dikehendaki dan atas investasi ini anggota berhak atas bagi hasil sesuai dengan nisbah. Simpanan dengan pengambilan berjangka. Pilihan jangka waktu 3, 6 dan 12 bulan atau sesuai kesepakatan. Setoran minimal Rp 1.000.000
39
3) Simpanan Suka Rela Qurban (SISUQUR) Simpanan anggota dengan akad wadiah yaddlomanah untuk memberikan layanan persiapan ibadah Qurban. Anggota dapat menentukan sendiri besarnya simpanan dan jenis Qurban yang diiginkan. Membantu merencanakan pelaksanaan ibadah qurban secara bertahap. BMT siap membantu dalam penyediaan hewan qurban pada akhir periode simpanan. Setoran awal minimal Rp 50.000, selanjutnya minimal Rp 20.000 4) Syarat Membuka Simpanan a) Menjadi anggota b) Menyerahkan foto copy identitas diri (KTP / SIM) c) Mengisi formulir aplikasi dan validasi b. Pembiayaan 1) Mudhorobah (MDA) BMT mempercayakan modal penuh kepada nasabah untuk mengelola sebuah usaha. Penentuan bagi hasil berdasarkan kesepakatan bersama. 2) Musyarokah (MSA) BMT menambah modal usaha nasabah. Bagi hasil ditentukan berdasarkan komposisi modal dan kesepakatan bersama
40
3) Ijaroh (Sewa) BMT menyewakan barang atau jasa kepada nasabah dengan pembayaran angsuran atau tangguh. 4) Bai Bitsama Ajil (BBA) BMT menyediakan barang-barang kebutuhan nasabah dengan pembayaran angsuran / cicilan senilai harga perolehan barang ditambah keuntungan (mark up) yang telah disepakati bersama. 5) Murabahah (MBA) BMT
menyediakan barang-barang kebutuhan nasabah
dengan pembayaran tangguh pada saat jatuh tempo senilai harga perolehan barang ditambah keuntungan (mark up) yang telah disepakati bersama. 6) Qordhul Hasan (QH) Penyediaan pinjaman dana kepada pihak yang layak untuk mendapatkannya secara syari‟ah. Peminjam hanya berkewajiban membayar kembali pokok pinjamannya walaupun syariah membolehkan peminjam untuk memberikan imbalan sesuai dengan
keiklasannya,
tetapi
lembaga
keuangan
tidak
membolehkan pemberian qard untuk meminta imbalan apapun. 7) Syarat Pengajuan Pembiayaan a) Bersedia menjadi anggota b) Amanah dan bertanggung jawab
41
c) Memiliki kartu identitas (KTP atau SIM) d) Memiliki usaha atau pekerjaan tetap e) Mengisi formulir permohonan pembiayaan f) Bersedia disurvei ke rumah atau tempat usaha
B. Data Deskriptif 1. Macam Pembiayaan Ijarah Ijarah dikategotikan berdasarkan tiga hal a. Ijarah manfaat Bank menyewakan barang tertentu kepada nasabah tanpa diikuti perpindahan kepemilikan. Adapun cara pengembalian dengan cara angsuran atau jatuh tempo. Contoh : menyewakan kontrak rumah b. Ijarah jasa Bank menyewakan jasa untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang berbentuk jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa event organizer atupun jasa lainnya yang berbentuk layanan non material. c. Ijarah muntahia bittamlik Bank menyewakan barang tertentu kepada nasabah dan barang yang disewakan tersebut setelah akhir masa sewa atau perlunasan secara otomatis menjadi milik nasabah. Contoh : sepeda motor, mobil, rumah
42
2. Tahap pembiayaan ijarah Hasil wawancara dengan Bapak Mudrin Hud selaku Bagian Pembiayaan: a.
Nasabah mengajukan pembiayaan dan melenngkapi persyaratan pembiayaan seperti : 1) Menjadi anggota atau nasabah 2) Mempunyai rekening atau membuka rekening baru 3) Mengisi form pengajuan pembiayaan 4) Foto copy KTP suami atau istri (1) 5) Foto copy KK (1) 6) Foto copy slip gaji (jika ada) 7) Foto copy jaminan 8)Surat kuasa jaminan a.n orang lain
b. Persyaratan pembiayaan diteliti c. Permohonan pembiayaan dilakukan penaksiran dari nilai jaminan d. Penghitungan taksiran pemberian pembiayaan e. Survey atau silahturahmi ke anggota pembiayaan f. Persetujuan dengan bagian pembiayaan, kepala operasional dan PL g. Jika permohonan disetujui di ACC, jika tidak disetujui ditolak h. Konfirmasi dengan anggota pembiayaan yang disetujui maupun ditolak i. Jika disetujui diadakan pencairan
43
3) Jumlah nasabah pembiayaan ijarah Dari hasil wawancara dengan Bu Nur Qoidah selaku Kepala Operasional BMT pada tanggal 27 agustus 2010 menyimpulkan bahwa jumlah nasabah pembiayaan ijarah yang aktif saat ini berjumlah 25 orang. Dari 25 orang yang mengalami perhatian khusus berjumlah 3 orang yang lain dikategorikan lancar.
4) Kolektibilitas kredit macet Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu Nur Qoidah selaku Kepala Operasional BMT pada tanggal 27 agustus 2010 menyimpulkan bahwa kolektibitas pembiayaan ujarah adalah sebagai berikut : No 1.
Kategori Lancar
Kriteria Tiap bulan membayar angsuran dan tidak ada tunggakan
2.
Perhatian Khusus
Tidak mengangsur 1 – 4 bulan
3.
Kurang Lancar
Tidak mengangsur 5 – 7 bulan
4.
Diragukan
Tidak mengangsur 8 – 9 bulan
5.
Macet
Tidak mengangsur 10 bulan
44
BAB IV ANALISIS
A. Prosedur Pembiayaan Ijaroh 1. Calon debitur
mengajukan pembiayaan
ke bagian pembiayaan dan
menanyakan syarat-syarat pembiayaan. 2. Bagian pembiayaan memberikan formulir pembiayaan dan memberitahu syarat-syarat yang dibutuhkan, seperti: a. Menjadi anggota atau nasabah b. Mempunyai rekening atau membuka rekening baru c.
Mengisi form pengajuan pembiayaan
d. Foto copy KTP suami atau istri (1) e.
Foto copy KK (1)
f.
Foto copy slip gaji (jika ada)
g. Foto copy jaminan h. Surat kuasa jaminan a.n orang lain 3. Calon debitur melengkapi persyaratan dan mengisi formulir pembiayaan yang berkaitan dengan analisis 5C, diantaranya: a. Analisis Character ( watak ) Penilaian terhadap character berkaitan terhadap kepribadian, cara bicara, kejujuran dan kemauan melunasi kredit dari calon debitur.
44
45
Analisis character sangat penting untuk diperhatikan, karena dasar pemberian kredit adalah kepercayaan, jadi BMT dituntut untuk melakukan analisa character sebaik mungkin untuk mendapat calon debitur
yang
dapat
dipercaya
dalam
memenuhi
kewajiban
pembiayaannya. Isi formulir pengajuan pembiayaan yang terkait dengan analisa character adalah: 1)nama lengkap 2) jenis kelamin 3) tempat tanggal lahir 4) status pernikahan 5) tanda pengenal 6) agama 7) alamat 8) status rumah 9) nomer telepon 10) alamat email 11) pendidikan terakhir 12) pendapatan. b. Analisis Capacity (kemampuan) Tujuan
analisis
capacity
untuk
mengetahui
dan
melihat
kemampuan dari calon debitur dalam membayar kembali pembiayaan berupa angsuran pokok dan bagi hasil sesuai dengan jangka waktu
46
yang disepakati. Pemberian pembiayaan dalam jumlah besar juga akan memberatkan yang kemudian akan menjadi tunggakan dikemudian hari, perkembangan usaha calon debitur dan perkiraan pendapatan yang diperoleh dari usaha yang dijalankan. Jenis usaha akan mempengaruhi kelancaran pembayaran angsuran, jumlah usaha pengajuan didasarkan atas jenis usaha yang dijalankan serta nilai ekonomis barang jaminan, BMT memberikan maksimal 75% dari pengajuan kredit. Isi formulir pengajuan pembiayaan yang berkaitan dengan analisis capacity: 1) Pekerjaan 2) Pendapatan 3) jumlah pengajuan 4) jangka waktu angsuran 5) periode angsuran 6) jaminan. c. Analisis Capital (modal) Analisis capital berkaitan dengan modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Besarnya modal sendiri akan mempengaruhi jenis usaha dan kelancaran dalam pengembalian pinjaman. Besarnya modal sendiri minimal 25% dari total kebutuhan dana. Isi formulir pengajuan pembiayaan yang berkaitan dengan analisis capital yaitu tentang pendapatan.
47
d. Analisis Collateral (jaminan) Besar kecilnya pinjaman tergantung pada nilai jaminan, semakin tinggi nilai jaminan memungkinkan semakin rendahnya kredit macet. Hal yang berkaitan dengan collateral antara lain : 1) Nilai ekonomis Nilai ekonomis suatu barang yang akan dijaminkan akan dapat menggambarkan nilai yang akan ditanggung jika terjadi kredit macet, berupa a) Barang jaminan dapat diperjual belikn secara umum dan bebas b) Nilai barang jaminan lebih besar daripada kredit c) Barang jaminan dapat dipertukarkan d) Nilai barang jaminan stabil dan cenderung naik e) Kondisi dan lokasi agunan strategis bagi anggunan berupa sertifikat tanah, rumah atau surat dasaran bagi pedagang pasar. Sertifikat rumah atau tanah lebih tinggi nilainya dibandingkan sertifikat sawah atau kebun. f) Mempunyai manfaat ekonomi lebih panjang g) Bagi anggunan BPKB kendaraan bermotor dan mobil untuk pembuatan diatas tahun 1990 yang dilengkapi dengan foto copy STNK yang masih berlaku. BPKB mobil lebih tinggi nilainya daripada BPKB kendaraan bermotor.
48
2) Nilai yuridis a) Barang yang menjadi anggunan benar-benar milik orang atau calon debitur yang melakukan kredit, kalaupun milik orang lain boleh saja asal ada perjanjian serah terima jual beli dan surat kuasa jaminan yang akan dijaminkan. b) Barang yang menjadi anggunan bebas dan tidak dalam sengketa c) Memiliki bukti kepemilikan yang sah dan berlaku serta memiliki kekuatan hokum Isi formulir pengajuan pembiayaan yang berkaita dengan collateral adalah (1)status rumah (2)jaminan e. Analisis Condition of economy (kondisi ekonomi) Kondisi ekonomi berkaitan dengan kondisi ekonomi calon debitur, jika terjadi krisis angsurannya berdampak atau tidak. Penyebab lain adalah hal yang tidak terduga seperti kebakaran, bencana alam dan kebanjiran. Kondisi ekonomi calon debitur akan mempengaruhi kemampuan untuk mengangsur pembiayaan. Isi formulir pengajuan pembiayaan yang berkaitan dengan kondisi ekonomi adalah 1) Pendapatan 2) jumlah angsuran
49
3) jangka waktu angsuran 4) periode angsuran. 4. Formulir pembiayaan yang sudah diisi calon debitur dan syarat pembiayaan yang sudah dilengkapi diajukan ke manajer, kemudian diadakan rapat yang dihadiri manajer, kepala operasional, bagian pembiayaan dan PL 5. Apabila ditolak pembiayaan tidak dapat diteruskan untuk direalisasi dan dibuat surat penolakan kepada calon debitur atau dihubungi lewat telepon. 6. Apabila disetujui akan segera dilaksanakan sirahturahmi dan Tanya mengenai biodata calon debitur dengan membawa MAP (Memorandum Analisis Pembiayaan Lama), Form laporan kunjungan lapangan dan melakukan survey terhadap rumah, wawancara tetangga dekat, usaha, agunan, dan hal-hal yang berkaitan dengan si pemohon oleh tim surveyor, survey
ini
dilakukan
untuk
menganalisis
kelayakan
pengajuan
pembiayaan. 7. Jika agunannya BPKB dilakukan cek fisik terhadap kendaraan yang menjadi anggunan atau jaminan. 8. Hasil survey akan dirapatkan lagi oleh manajer, PL, kepala operasional dan bagian pembiayaan. Apabila ditolak pembiayaan tidak dapat diteruskan untuk direalisasi dan dibuat surat penolakan kepada nasabah atau dihubungi lewat telepon. Apabila disetujui pengajuan akan di ACC dan dilakukan pencairan
50
B. Proses Realisasi Pencairan Pembiayaan Ijarah Hasil Observasi yang dilakukan penulis selama magang di BMT Fajar Mulia mengenai proses realisasi pencairan pembiayaan ijarah meliputi: 1. Calon
debitur
pembiayaan
dan
bagian
pembiayaan
membahas
kesepakatan
mengenai jumlah pencairan, jangka waktu angsuran,
angsuran pokok,
margin,
jumlah angsuran dan lain-lain. Besar
pembiayaan yang diterima maksimal 75% dari angunan. 2. Bagian
pembiayaan
menjelaskan
bahwa
calon
debitur
harus
menandatangani surat kuasa menjual jaminan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi bila terjadi kredit macet dikemudian hari, maka jaminan itu akan menjadi milik BMT dan dijual untuk melunasi angsuran dan bagi hasil calon debitur dan jika sisa maka uang hasil penjualan jaminan akan dikembalikan kepada calon debitur. 3. Setelah terjadi kesepakatan antara calon debitur dan bagian pembiayaan mengenai kesepakatan pembiayaan, bagian pembiayaan akan membuat akad pembiayaan. Akad pembiayaan kemudian diserahkan kepada calon debitur atau dibacakan oleh bagian pembiayaan agar kedua belah pihak mengerti dan mematuhi perjanjian tersebut. 4. Calon nasabah menyerahkan materai 6000 dua dan jaminan. 5. Kepala operasional dan nasabah menandatangani akad pembiayaan dan surat kuasa menjual diatas materai 6000. 6. Calon debitur menemui teller dan menandatangani slip pencairan pembiayaan.
51
7. Teller menjelaskan uang telah masuk ke dalam rekening tabungan debitur dan
memberikan slip setoran kepada debitur, apabila debitur ingin
mengambil uang itu, debitur diminta mengisi slip pengambilan. 8.
Debitur membayar biaya administrasi, menerima uang, kartu pembiayaan dan slip pencairan.
9. Jika debitur baru, proses pemberian pembiayaan disesuaikan dengan prosedur yang berlaku, sedangkan bagi debitur lama dinilai dari track record atas pembiayaan sebelumnya. Bila calon debitur aktif dan lancar, maka kemungkinan besar dari pihak BMT akan memberikan pembiayaan kembali. Demikian sebaliknya, jika debitur tersebut bermasalah dalam pengembalian atau tidak mempunyai track record yang baik atas pembiayaan sebelunnya, maka pengajuan atas pembiayaan kembali akan ditolak demi mengantisipasi terjadinya kegagalan kredit atau kredit macet. 10. Bagian pembiayaan mengarsipkan pinjaman, slip pencairan dan syaratsyarat pembiayaan, setelah itu membuat plafond pembiayaan.
52
C. Analisa Realisasi Pembiayaan Ijarah Calon debitur yang datang mengajukan pembiayaan tidak tahu akan mengajukan pembiayaan apa. Calon debitur ditanya untuk apa pembiayaannya tersebut. Sebagai contoh calon debitur yang memperbaiki rumah, Dalam memperbaiki rumah dapat dijadikan pembiayaan ijarah dan pembiayaan Bai Bitsaman Ajil. Karena jika pembiayaan untuk membayar tukang dikenakan pembiayaan ijarah dan jika pembiayaan untuk membeli material seperti pasir, semen, batu dan lainnya dikenakan pembiayaan Bai Bitsaman Ajil. Ijarah yang dilakukan BMT memang tidak sama persis dengan definisi ijarah yang dikenal dalam kitab-kitab fiqiah. Ijarah yang lazimnya dijelaskan dalam kitab fiqih hanya melibatkan dua pihak yaitu penyewa dan yang menyewakan. Metode pembayarannya dapat dilakukan tunai (naqdan) atau cicilan (bi tsaman ajil atau muajjal). Sedangkan dalam BMT sebenarnya terdapat dua akad ijarah yang melibatkan tiga pihak. Ijarah pertama dilakukan secara tunai antara BMT (sebagai penyewa) dengan yang menyewakan jasa. Ijarah kedua dilakukan secara cicilan antara BMT (sebagai yang menyewakan) dengan nasabah BMT. Lazimnya bisnis, tentu BMT mengambil keuntungan dari transaksi ijarah ini. Rukun ijarah pertama terpenuhi sempurna (ada penyewa – ada yang menyewakan, ada jasa yang disewakan, ada ijab- Kabul) demikian pula rukun ijarah kedua. Dengan demikian dapat dikatakan kedua akad ijarah ini sah (Hosen, 2008 : 102).
53
Syarat ijarah pertama (para pihak yang berakad) terpenuhi ditandai dengan kesepakatan antara pihak BMT dan debitur terhadap akad pembiayaan ijarah yang isinya telah dimusyawarahkan bersama mengenai jumlah pinjaman, jumlah angsuran, bagi hasil dan tanggal jatuh tempo serta nasabah diberi pengertian tentang surat kuasa menjual. Syarat ijarah yang kedua (obyek yang disewakan) dan ketiga (sighat) terpenuhi ditandai dengan obyek ijarah yang berupa sewa seperti menyewakan dokter bagi debitur yang sakit, menyewakan guru bagi debitur yang sekolah dan menyewakan tukang bagi debitur yang membangun rumah dengan harga yang sesuai kebutuhan. Hal yang berkaitan degan jumlah pinjaman, jumlah angsuran, bagi hasil, tanggal jatuh tempo surat kuasa menjual jelas dan sesuai kesepakatan. Pasal lima dalam akad pembiayaan ijarah telah dijelaskan mengenai tanggal mengangsur, jumlah pembayaran setiap mengangsur dengan rincian angsuran pokok, bagi hasil dan cadangan resiko serta tanggal jatuh tempo pembayaran. Namun pada praktiknya sering dijumpai debitur yang membayar angsuran tidak sesuai dengan tanggal mengangsur, terkadang debitur hanya membayar bagi hasil saja tanpa membayar angsuran pokok, ada pula debitur yang membayar angsuran lansung beberapa kali angsuran dalam satu bulan. Jatuh tempo sesuai akad dari 6 bulan, 10 bulan sampai 12 bulan dan besar pinjaman dari Rp 500.000 sampai dengan Rp 50.000.000 sesuai syarat dan ketentuan berlaku dengan memperhitungkan taksiran barang yang dijaminkan.
54
Meski jatuh tempo sudah ditentukan di akad namun pihak BMT mengijinkan debitur melunasi pembiayaannya sebelum tanggal jatuh tempo usai jika debitur mempunyai rezeki dengan ketentuan, sebagai contoh : 1. Debitur yang tidak ingin melakukan pembiayaan lagi boleh melunasi pembiayaan pada angsuran ketiga dengan membayar satu bagi hasil, dengan demkian maka debitur yang seharusnya membayar bagi hasil sampai tanggal jatuh tempo usai hanya dikenakan bagi hasil tiga kali. 2. Debitur yang ingin melakukan pembiayaan lagi setelah perlunasan boleh melunasi angsuran sebelum jatuh tempo asalkan debitur membayar setengah bagi hasil dari tanggal jatuh tempo. Jumlah bagi hasil tergantung pada kesepakatan kedua belah pihak biasanya BMT menanyakan kepada debitur ingin memberi bagi hasil berapa kepada BMT tiap bulanya, sebagian besar debitur menanyakan berapa biasaya debitur lain memberikan bagi hasil. Pihak BMT memberikan gambaran biasanya debitur lain memberi bagi hasil tiap bulan Rp 20.000 per angsuran Rp 100.000,. Setelah diberikan gambaran barulah debitur memberikan keputuasan tentang jumlah bagi hasil yang akan diberika kepada BMT setiap bulannya. Pasal tujuh dalam akad pembiayaan ijarah menerangkan apabila terjadi permasalahan yang berakibat penghentian akad pembiayaan secara tiba-tiba, sementara debitur tidak mampu mengembalikan seluruh kewajiban yang diberikan BMT, maka barang yang dijaminkan tersebut dapat dijual atau dengan cara apapun yang sah dan halal untuk menutup kekurangan
55
pengembalian pembayaran dan kewajiban-kewajiban yang harus dibayar oleh debitur. Hal ini menjelaskan bahwa debitur menguasakan penuh barang jaminannya kepada BMT dan jika terjadi pembiayaan bermasalah maka pasal ini menjadi sah karena didukung oleh penandatangan surat kuasa menjual oleh debitur diatas materai 6000. Penandatanganan surat kuasa menjual dilakukan bersama dengan penandatangan akad pembiayaan ijarah dan sebelum penandatanganan surat kuasa menjual debitur sudah dijelaskan mengenai maksud surat kuasa menjual yang isinya apabila debitur tidak dapat memenuhi kewajiban membayar pinjaman maka debitur tidak keberatan jika jaminan disita BMT atau dikuasakan olehnya untuk menjual dibawah tangan atau dimuka umum (lelang) agar debitur tidak complain bila sewaktu-waktu jaminan disita oleh bank. Pada pasal sepuluh dalam akad pembiayaan ijarah menerangkan terhadap persetujuan ini dan segala akibat hukumnya, kedua belah pihak sepakat memilih domisili hukum dan tetap di Kantor Peradilan Negeri Ungaran. Hal ini menjelaskan apabila terjadi penyimpangan terhadap akad pembiayaan dan mengakibatkan kerugian yang tidak bisa ditangani oleh kedua belah pihak maka kedua belah pihak tersebut membawa permasalahan ke Kantor Peradilan Negeri Ungaran.
56
D. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran penting dilakukan agar nasabah menggunakan suatu produk dari BMT tersebut. Strategi pemasaran yang dilakukan BMT agar debitur melakukan pembiayaan di BMT adalah 1. Place BMT mudah dijangkau dan berada ditempat yang strategis. 2. Product Memberikan alternatif produk yang bervariasi dan sesuai kebutuhan debitur. 3. Price Bagi hasil sesuai kesepakatan antara pihak BMT dan nasabah agar tidak ada pihak yang dirugikan. 4. Promotion Melakukan promosi melalui koran, brosur, spanduk dan internet. 5. Menimbulkan kepuasan bagi debitur Kepuasan debitur meliputi: a. Tangibles Merupakan bukti fisik yang harus dimiliki oleh karyawan BMT, seperti gedung, perlengkapan kantor daya tarik karyawan, sarana komunikasi dan sarana fisik lainnya. Bukti fisik ini akan terlihat secara langsung oleh nasabah. Oleh karena itu, bukti fisik ini harus menarik dan modern.
57
b. Responsivitas Yaitu adanya keinginan dan kemauan karyawan dalam
memberikan
pelayanan
kepada
pelanggan.
BMT Seluruh
karyawan BMT mendukung kegiatan pelayanan kepada nasabah tanpa pandang bulu. c. Assurance Adanya jaminan behwa karyawan memiliki pengetahuan, kompetensi,
kesopanan
dan
sifat
atau
perilaku
yang
dapatdipercaya. Hal ini penting agar nasabahyakin akan transaksi yang mereka lakukan benar dan tepat sasaran. d. Reliabilitas Yaitu kemampuan BMT dalam memberikan pelayanan yang telah dijanjikan dengan cepat, akurat serta memuaskan pelanggannya. Guna mendukung hal ini maka setiap karyawan bank sebaiknya diberikan pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kemampuannya. e. Empati Meliputi
kemudahan
dalam
menjalin
hubungan,
komunikasi yang efektif, perhatian personal dan pemahaman atas individual para nasabahnya. Dalam hal ini masalah prosedur kerja dan dihubungkan dengan tingkat pelayanan kepada nasabah.
58
E. Pembiayaan Bermasalah Pembiayaan bermasalah dapat diartikan sebagai pembiayaan yang pembayaran kembali angsuran pokok dan bagi hasil tidak sesuai dengan persyaratan atau persetujuan yang telah disepakati oleh BMT dan debitur. Mempunyai resiko penerimaan, bahkan berpotensi merugi.
Indikator pembiayaan bermasalah: 1. Tunggakan (Delinquency) a. Adanya tendensi tidak mau membayar b. Adanya keterlambatan dalam proses perputaran dana tersebut 2. Gejala memburuk (adverse trend) 3. Informasi lancung (fraudulent information) Kekeliruan yang disengaja atau tidak terhadap pemberian informasi, data, neraca yang dibutuhkan BMT. 4. Debitur yang enggan 5. Jaminan yang turun nilainya 6. Faktor lain
Penyebab pembiayaan bermasalah: 1. Dari pihak BMT a. Analisis pinjaman yang kurang memuaskan tentang kemampuan manajemen peminjam b. Analisis laporan keuangan yang tidak memadahi
59
c. Peninjauan dan pemeriksaan yang kurang baik atas pinjaman yang tangung-tangung d. Kebijaksanaan pembiayaan yang terlalu longgar pada teman pribadi, teman direktur dan pejabat eksekutif. 2. Dari pihak debitur a. Unsur kesengajaan b. Unsur tidak sengaja (memiliki kemauan tapi tidak mampu)
Hasil wawancara
dengan Bu Nur Qoidah selaku Kepala Operasional
BMT pada tanggal 27 Agustus 2010 mengenai Langkah- langkah mengatasi pembiayaan bermasalah meliputi : 1. Sirahturahmi dengan debitur 2. Memberikan surat pemberitahuan pertama 3. Memberikan surat pemberitahuan kedua 4. Memberikan surat pemberitahuan ketiga 5. Mengakad ulang pembiayaan ijarah. Mengakad ulang dilakukan apabila debitur tidak dapat membayar angsuran sampai dengan jatuh tempo dengan cara membuat akad baru dan debitur dikenakan biaya administrasi. Dalam akad ulang BMT tidak boleh menerima bagi hasil Jatuh tempo dalam akad ulang ini adalah satu bulan, karena jika diberi jatuh tempo lama debitur akan menyepelekan kewajiban membayar angsuran dan mengakibatkan BMT merugi.
60
6. Menyita jaminan Menyita jaminan terpaksa dilakukan apabila debitur tidak menghiraukan kelima langkah mengatasi pembiayaan bermasalah diatas. Jaminan yang disita kemudian dilelang atau dijual oleh BMT. Hasil lelang atau menjual jaminan apabila melebihi pinjaman maka akan hasilnya akan dikembalikan kepada debitur, apabila hasil lelang atau menjual jaminan kurang dari jumlah pinjaman maka debitur harus memberi tambahan uang untuk melunasi pinjaman. 7. Membawa ke Kantor Peradilan Negeri Ungaran apabila terjadi penyimpangan terhadap akad pembiayaan dan mengakibatkan kerugian yang tidak bisa ditangani oleh kedua belah pihak maka kedua belah pihak tersebut membawa permasalahan ke Kantor Peradilan Negeri Ungaran.
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang dikemukakan pada Bab – bab sebelumnya yang menjadi perhatian penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Realisasi pembiayaan ijarah dimulai dari pengajuan pembiayaan yang dilakukan oleh calon debitur dengan mengunjungi BMT, kemudian calon debitur melengkapi persyaratan dan bersedia untuk disurvey. Setelah itu diadakan rapat oleh manajer, kaops, bagian pembiayaan dan PL mengenai hasil survey calon debitur. Apabila tidak layak pembiayaan ditolak dan calon debitur diberi surat penolakan atau ditelepon. Apabila layak maka diadakan pencairan yang dihadiri oleh bagian pembiayaan dan calon debitur dengan membahas hal-hal yag berkaitan dengan pembiayaan calon debitur, apabila telah ada kata sepakat, bagian pembiayaan membuat akad pembiayaan dan surat kuasa yang akan ditandatangani oleh calon debitur diatas materai 6000.Teller menerangkan
kepada calon debitur jika
uangnya telah masuk direkening tabungan dan bila calon debitur ingin mengambilnya diminta mengisi slip pengambilan dan calon debitur juga diminta
membayar
biaya
administrasi.
Calon
debitur
diminta
menandatangani slip pencairan dan menyimpan slip pencairan itu untuk
61
62
mengambil jaminan jika telah terjadi perlunasan dan menerima kartu pembiayaan yang akan digunakan untuk membayar angsuran. 2. Apabila terjadi pembiayaan bermasalah BMT akan mempuh cara sirarturahmi, memberiakn surat pemberitahuan satu, surat pemberitahuan dua, surat pemberitahuan tiga, menyita barang jaminan dan bila belum terselesaikan dan terjadi penyimpangan terhadap akad pembiayaan yang mengakibatkan kerugian yang tidak bisa ditangani oleh kedua belah pihak maka kedua belah pihak tersebut membawa permasalahan ke Kantor Peradilan Negeri Ungaran. B. Saran Dalam prosedur pembiayaan ijarah yang berkaitan dengan pengisian formulir pembiayaan terdapat analisis 5C yaitu character, capacity, capital, collateral dan codition of economy. Selain untuk pengisian formulir 5C juga diperlukan untuk mensurvey calon debitur. BMT harus waspada dalam menentukan calon debitur yang akan direalisasi pembiayaannya karena tidak menutup kemungkinan calon debitur itu juga melakukan pembiayaan ditempat lain. Hal ini akan merugikan pihak BMT karena jika calon debitur juga melakukan pembiayaan ditempat lain dikhawatirkan calon debitur tidak dapat membayar angsuran dan bagi hasil yang telah disepakati antara calon debitur dan BMT dan akan mengakibakan kredit macet. Dalam realisasi pencairan yang harus diperhatikan adalah jumlah margin atau bagi hasil, karena jika terlalu rendah BMT akan dirugikan dan
63
jika terlalu tinggi calon debitur yang akan dirugikan. Oleh karena itu, perlu adanya kesepakatan antara kedua belah pihak agar mereka tidak merasa dirugikan. Selain jumlah margin yang perlu diperhatikan adalah akad dan surat kuasa mejual. Dalam akad dan surat kuasa menjual selain calon debitur diminta membaca sendiri sebaiknya bagian pembiayaan juga membacakan kembali dan memberikan penjelasan mengenai jumlah angsuran yang harus dibayar, tanggal angsuran dan tanggal jatuh tempo agar calon debitur tidak lalai membayar angsuran. Nasabah juga harus tahu maksud dari surat kuasa menjual yang ditujukan untuk
mengantisipasi bila terjadi kredit macet
dikemudian hari, maka jaminan itu akan menjadi milik BMT dan dijual untuk melunasi angsuran dan bagi hasil calon debitur dan jika sisa maka uang hasil penjualan jaminan akan dikembalikan kepada calon debitur. Penjelasan itu diberikan agar calon debitur tidak merasa dibohongi dan complain bila sewaktu-waktu macet.
jaminan mereka disita dan dijual karena terjadinya kredit
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Hosen, M. Nadratuzzaman, AM Hasan Ali dan A. Bahrul Muhtasib. 2008. Materi Dakwah Ekonomi Syariah. Jakarta: PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah) Mardyatmoko, Erdy. 2005. Analisis Kredit Berdasarkan Prinsip Syari’ah Pada BMT di Salatiga Dan Kabupaten Semarang. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana Mujahidin, Muhammad. Manajemen Pembiayaan Syariah. RSS Feed. Kamis, 17 Juni 2010 Nabhan, Faqih. 2008. Dasar-Dasar Akuntansi Bank Syariah. Salatiga: Lumbung Ilmu Shalahuddin, Muhammad dan Lukman Hakim. 2008. Lembaga Ekonomi dan Keuangan Syariah Kontemporer. Surakarta: Muhammadiyah University Press Sumiyanto, Ahmad. 2008. BMT Menuju Koperasi Modern. Yogyakarta: PT ISES Publishing