EFEKTIVITAS PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI TENGARAN
TUGAS AKHIR
Disusun dan diajukan untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya (A. Md.) pada Program Studi Keuangan & Perbankan Islam
Disusun Oleh: MUHAMMAD IRHAM 201 06 024
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2009
i
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
JUDUL TUGAS AKHIR
: EFEKTIVITAS PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI TENGARAN
NAMA
: MUHAMMAD IRHAM
NIM
: 201 06 024
PROGRAM STUDI
: KEUANGAN DAN PERBANKAN ISLAM
Telah dipertahankan di depan sidang Munaqasyah pada tanggal 20 Agustus 2009, dan dinyatakan lulus sehingga dapat diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya.
Ketua
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M. Ag
Dr. H. Muh Saerozi, M.Ag
NIP.19580827 198303 1 002
NIP.19660215 199103 1 001
Penguji I
Penguji II
H. Agus Waluyo, M.Ag
Faqih Nabhan, S.E, M.M
NIP.19750211 200003 1 001
NIP. 19741230 2002212 1 002 Pembimbing
Desi Trisnawati,S.E.,M.M NIP. 19751207 199903 2002
ii
PESETUJUAN PEMBIMBING
Lamp
:
Hal
: Pengajuan Naskah Tugas Akhir
Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan seperlunya, maka Tugas Akhir Saudara :
Nama
: MUHAMMAD IRHAM
NIM
: 201 06 024
Judul
:
EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN
PEMASARAN BMT
SUMBER
PRODUK USAHA
KEMBANGSARI TENGARAN Dapat diajukan dalam sidang munaqasah. Demikianlah untuk menjadikan periksa. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
Desi Trisnawati,S.E.,MM NIP. 19751207 199903 2002
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
* Hidup adalah tentang bagaimana mengambil keputusan, dan tanpa disesali. * Berlaku adil dan jujur adalah prinsip hidup yang paling utama.
Kupersembahkan kepada : * Kedua orang tuaku terhormat. * Adik dan saudara-saudari tersayang. * BMT Sumber Usaha Kembangsari Tengaran * Sahabat-sahabat tercinta dan kawan-kawan seperjuangan
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim Assalamu'alaikum Wr. Wb. Segala puja dan puji yukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk, penerangan dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan magang serta menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul "EFEKTIVITAS PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI, TENGARAN". Mengenai maksud dan tujuan penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini adalah guna memenuhi tugas dan syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Keuangan dan Perbankan Islam. Dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini, penulis yakin tanpa petunjuk serta bimbingan dari berbagai pihak, niscaya penulis tidak dapat menyusun dengan baik dan sistematis. Sehubungan dengan hal tersebut penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag., selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs. Mubasirun, M. Ag., selaku ketua Jurusan Syariah STAIN Salatiga. 3. Bapak H. Agus Waluyo, M. Ag., selaku ketua jurusan D III Keuangan dan Perbankan Islam STAIN Salatiga. 4. Ibu Desi Trisnawati, MM., selaku pembimbing yang banyak meluangkan waktu, pikiran dan bimbingan kepada penulis.
v
5. Bapak Nur Kholiq, selaku Manager BMT Sumber Usaha Kembangsari Tengaran yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 6. Semua pengurus dan pengelola BMT Sumber Usaha Kembangsari yang telah memberikan izin, bantuan dan data-data kepada penulis. 7. Bapak, Ibu, Adik Tercinta yang senantiasa memberikan semangat, bantuan dan do'a sehingga terselesaikannya penulisan Tugas Akhir ini. 8. Sahabat-sahabatku yang banyak membantu baik moril maupun materiil serta semua pihak yang telah membantu yang tidak penulis sebutkan satu persatu. Atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam. Serta do'a semoga amal baik bapak / ibu serta sahabat-sahabat semua mendapat balasan yang pantas dari Yang Maha Adil, Allah SWT. Akhirnya dengan ketulusan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca, karena penulis yakin Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaaan.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Salatiga, September 2009 Penulis
Muhammad Irham
vi
ABSTRAK
Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran produk pembiayaan yang diterapkan oleh BMT Sumber Usaha Kembangsari, untuk mengetahui pengaruh dari strategi pemasaran yang dijalankan terhadap perkembangan pembiayaan dan perkembangan dari anggota pembiayaan BMT Sumber Usaha Kembangsari. Hal tersebut dipandang penting karena untuk mengetahui apakah strategi pemasaran produk pembiayaan yang dijalankan selama ini dapat dikatakan efektif atau tidak efektif, serta mengetahui produk pembiayaan mana yang paling diminati masyarakat dan menguntungkan untuk BMT. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan baik dari hasil data-data yang ada, hasil wawancara, observasi maupun studi perpustakaan diperoleh kesimpulan. Secara garis besar BMT Sumber Usaha Kembangsari menerapkan strategi pemasaran dengan bauran pemasaran dan pendekatan jemput bola serta dipadukan dengan strategi pesamaran dengan variasi sendiri. Dari hasil pengamatan data menunjukkan strategi pemasaran berhasil diterapkan pada pembiayaan Mudharabah, sedangkan untuk pembiayaan Bai Bitsaman Ajil hanya bertahan 3 tahun dari awal operasional. Sehingga strategi pemasaran yang dijalankan BMT Sumber Usaha efektif diterapkan pada produk pembiayaan Mudharabah.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
iii
HALAMAN MOTTO DAN PEREMBAHAN................................................
iv
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................
v
ABSTRAK ....................................................................................................
vii
HALAMAN DAFTAR ISI ..............................................................................
viii
HALAMAN DAFTAR TABEL ......................................................................
xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR .................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................
1
B. Rumusan Masalah................................................................
3
C. Batasan Masalah ..................................................................
3
D. Tujuan dan Kegunaan ..........................................................
4
E. Metodologi Penelitian ..........................................................
4
F. Sistematika Penulisan ..........................................................
5
LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka .....................................................................
7
B. Kerangka Pemikiran Pengertian Teoritik .............................
8
1. Efektivitas ......................................................................
8
2. Konsep Pemasaran .........................................................
9
viii
3. Strategi
Memasarkan
Produk
dalam
Bingkai
Syariah ........................................................................... BAB III
BAB IV
19
LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum .................................................................
24
1. Latar Belakang ............................................................
24
2. Sejarah Berdiri ...........................................................
25
3. Visi dan Misi BMT Sumber Usaha .............................
26
4. Produk-produk BMT Sumber Usaha ..........................
27
5. Struktur Organisasi .....................................................
30
B. Data-data Deskriptif .............................................................
32
1. Potensi dan Kondisi Masyarakat .................................
32
2. Perkembangan Kinerja BMT Sumber Usaha...............
33
3. Strategi Pemasaran ......................................................
34
4. Faktor Pendukung dan Kendala dalam Pemasaran .....
39
5. Kiat-kiat Khusus dalam Pemasaran ............................
44
6. Job Deskription Bagian Pemasaran .............................
47
ANALISA A. Produk-produk Pembiayaan BMT Sumber Usaha ...............
50
B. Draft Ketentuan Pembiayaan BMT Sumber Usaha .............
51
C. Strategi Pemasaran BMT Sumber Usaha .............................
60
D. Pengaruh Marketing Mix Terhadap Pemasaran Produk Pembiayaan ..........................................................................
ix
64
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................
68
B. Saran .....................................................................................
70
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
x
DAFTAR TABEL
TABEL I
DAFTAR VOLUME PEMBIAYAAN .................................
TABEL II
DAFTAR PERKEMBANGAN ANGGOTA PEMBIAYAAN 66
xi
65
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR I BAURAN PEMASARAN .....................................................
24
GAMBAR II STRUKTUR ORGANISASI .................................................
56
xii
EFEKTIVITAS PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI TENGARAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperolah Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Keuangan dan Perbankan Islam
Disusun Oleh: MUHAMMAD IRHAM 201 06 024
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2009 xiii
ABSTRAK
Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran produk pembiayaan yang diterapkan oleh BMT Sumber Usaha Kembangsari, untuk mengetahui pengaruh dari strategi pemasaran yang dijalankan terhadap perkembangan pembiayaan dan perkembangan dari anggota pembiayaan BMT Sumber Usaha Kembangsari. Hal tersebut dipandang penting karena untuk mengetahui apakah strategi pemasaran produk pembiayaan yang dijalankan selama ini dapat dikatakan efektif atau tidak efektif, serta mengetahui produk pembiayaan mana yang paling diminati masyarakat dan menguntungkan untuk BMT. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan baik dari hasil data-data yang ada, hasil wawancara, observasi maupun studi perpustakaan diperoleh kesimpulan. Secara garis besar BMT Sumber Usaha Kembangsari menerapkan strategi pemasaran dengan bauran pemasaran dan pendekatan jemput bola serta dipadukan dengan strategi pesamaran dengan variasi sendiri. Dari hasil pengamatan data menunjukkan strategi pemasaran berhasil diterapkan pada pembiayaan Mudharabah, sedangkan untuk pembiayaan Bai Bitsaman Ajil hanya bertahan 3 tahun dari awal operasional. Sehingga strategi pemasaran yang dijalankan BMT Sumber Usaha efektif diterapkan pada produk pembiayaan Mudharabah.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah BMT merupakan salah satu lembaga keuangan mikro syariah yang paling sederhana. BMT direkayasa sebagai lembaga ekonomi rakyat kecil yang berperan sebagai lembaga sosial sekaligus lembaga bisnis yang bersaing di pasar bebas (Ridwan, M, 2006: iv ) BMT telah menjadi lembaga keuangan rakyat, karena keberadaannya yang dekat dengan rakyat, serta tumbuh dan berkembang bersama rakyat banyak. Diantara lembaga keuangan mikro dan menengah lainnya, BMT merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang mempunyai peranan dalam memajukan dan mengembangkan usaha kecil sebagai salah satu kelompok strategis ekonomi rakyat. Dengan
memprioritaskan
pada
golongan
masyarakat
ekonomi
menengah dan mikro, tentu saja tantangan dan kendala-kendala yang dihadapi oleh BMT. Persaingan yang terjadi di antara lembaga keuangan lainnya, baik yang menerapkan prinsip syariah maupun lembaga keuangan konvensional. Kondisi masyarakat yang sebagian besar mempunyai tingkat pendidikan yang rendah dan masih awam dengan BMT serta memandang sebelah mata terhadap lembaga keuangan syariah, khsusunya BMT. Dan lagi di tengah kondisi perekonomian pada saat ini, menimbulkan berbagai kendala yang menyangkut ke-BMT-an. Sehingga tidak aneh
1
jika terdapat BMT yang
2
mengalmi kesulitan di lapangan dan terkadang juga masih belum berpenghasilan (Ridwan, M,2006) Untuk itu harus menyusun strategi pemasaran yang komprehensif. Sehingga upaya pemasaran yang dilakukan bisa optimal (Muhammad, 2002:191).
Dengan
kegiatan
pemasaran,
pengelola
BMT
dapat
mensosialisasikan keunggulan-keunggulan BMT. Masyarakat dapat mengenali sistem dan prosedur yang diterapkan BMT, serta mengenali produk-produk yang ditawarkan. Sehingga pandangan masyarakat yang sebelah mata terhadap BMT sedikit demi sedikit akan berubah, yang berarti tingkat kepercayaan masyarakat akan meningkat. Karena kepercayaan merupakan faktor yang sangat penting bagi lembaga keuangan seperti BMT. Pemasaran sangat terkait dengan upaya menumbuhkan jumlah anggota dari waktu ke waktu secara terus-menerus. Faktor ini dianggap penting karena bila jumlah anggota meningkat berarti jumlah dana yang dihimpun juga akan meningkat, begitu juga dengan dana yang disalurkan untuk pembiayaan akan bertambah besar jumlahnya. Sehingga laba yang didapatkan oleh BMT akan naik. Pembiayaan yang disalurkan terhadap usaha-usaha yang produktif akan memberikan arti yang sangat penting bagi pemberdayaan ekonomi umat. Manfaat lain yang akan diperoleh BMT adalah manfaat non finansial yaitu pahala karena BMT telah menjauhkan praktek riba dan menerapkan syariah Islam. BMT Sumber Usaha merupakan salah satu lembaga keuangan mikro syariah yang berada di pasar Kembangsari kecamatan Tengaran. Seperti
3
lembaga keuangan lainnya , Kegiatan yang dilakukan adalah menghimpun dana dari masyarakat serta menyalurkannya. Untuk itu guna menarik minat masyarakat diperlukan langkah-langkah strategis agar poduk-produk BMT dapat dipasarkan dengan efektif mengenai sasaran dan sesuai dengan target yang ingin dicapai oleh BMT dengan pemasaran. Dari latar belakang permasalahan yang diuraikan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian sehingga dalam penulisan Tugas Akhir ini mengambil judul: “Efektivitas Pemasaran Produk Pembiayaan BMT Sumber Usaha Kembangsari Tengaran.”
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas, yaitu: 1. Strategi apa yang dilakukan oleh BMT dalam memasarkan produk pembiayaan? 2. Bagaiman pengaruh kegiatan pemasaran terhadap peningkatan pembiayaan dan jumlah anggota?
C. Batasan Masalah Pemasaran produk-produk BMT dapat digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu: Pemasaran produk simpanan dan pemasaran produk pembiayaan. Dalam penulisan ini, pembahasan akan difokuskan atau dibatasi pada strategi yang diterapkan dalam memasarkan produk pembiayaan. Dan bagaimana pengaruh kegiatan pemasaran terhadap peningkatan pembiayaan dan anggota di BMT Sumber Usaha.
4
D. Tujuan dan Kegunaan Adapun tujuan yang ingin dicapai dar penulisan ini adalah: 1. Mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan pada Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Sumber Usaha. 2. Mengetahui kegiatan pemasaran dan pengaruh terhadap perkembangan pembiayaan dan perkembangan anggota pembiayaan BMT Sumber Usaha.
Dan manfaat atau kegunaan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah: 1. Bagi Penulis Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang kegiatan pemasaran, dan ketentuan-ketentuan tentang pembiayaan dan pengaruh pemasaran strategi pemasaran terhadap perkembangan pembiayaan dan anggota. 2. Bagi BMT Sumber Usaha Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam kegiatan pemasaran demi meningkatkan kemampuan pengelola BMT. 3. Bagi Pembaca Penulisan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menambah pemahaman bagi pembaca dalam meningkatkan kemajuan BMT Sumber Usaha melalui kegiatan pemasaran, juga sebagai informasi
dan referensi
bagi pembaca khusunya
mahasiswa Program Studi Keuangan dan Perbankan Islam (KPI) D3 STAIN Salatiga.
E. Metodologi Penilitian Teknik Pengumpulan Data: 1. Observasi Langsung
Data ini diperoleh langsung dari lembaga sedangkan data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:
5
a. Data realisasi pembiayaan BMT b. Data perkembangan anggota 2. Metode Interview
Teknik pengumpulan data dengan metode wawancara dengan manajer maupun beberapa karyawan BMT Sumber Usaha Kembangsari. 3. Metode Dokumentasi
Pengumpulan data dengan melihat catatan data-data arsip BMT Sumber Usaha Kembangsari.
F. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Batasan Masalah D. Tujuan dan Kegunaan E. Metodologi Penelitian F. Sisitematika Penulisan
BAB II
LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka B. Kerangka Pemikiran Teoeritik 1. Pengertian Efektivitas 2. Konsep Pemasaran 3. Strategi Memasarkan Produk dalam Bingkai Syariah
6
BAB III
LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum 1. Latar Belakang 2. Sejarah Berdiri 3. Visi dan Misi BMT Sumber Usaha 4. Produk-produk BMT Sumber Usaha 5. Struktur Organisasi B. Data-data Diskriptif 1. Potensi dan Kondisi Masyarakat 2. Perkembangan Kinerja BMT Sumber Usaha 3. Strategi Pemasaaran 4. Faktor Pendukung dan Kendala dalam Pemasaran 5. Job Discription Bagian Pemasaran
BAB IV
ANALISIS A. Produk-produk Pembiayaan BMT Sumber Usaha B. Draft Ketentuan Pembiayaan BMT Sumber Usaha C. Strategi Pemasaran BMT Sumber Usaha D. Pengaruh Marketing Mix Terhaadap Pemasaran Produk Pembiayaan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran
Daftar Pustaka Daftar Riwayat Hidup
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka Dalam penulisan Tugas Akhir-nya Kholid Marzuki dengan judul Sistem Pemasaran dalam Pengembangan Usaha KUD Sumber Karya Pabelan menyatakan bahwa pemasaran bermula dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan dan keinginan itu menciptakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan dalam diri seseorang yang dipecahkan dengan pemilihan produk untuk memuaskan kebutuhan (2004:6). Dalam pemasaran, semua kegiatan yang berkaitan dengan pasar, yakni untuk mewujudkan pertukaran yang potensial. Banyak definisi dikemukakan oleh para ahli dimana tampaknya terdapat perbedaan pada dasarnya sama artinya. Menurut Philip Kotler pemasaran merupakan kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran (1991:5). Menurut Basu Swasta DH, bahwa pemasaran merupakan suatu usaha untuk menemukan kebutuhan pembeli dan penjual (1991:6). Menurut J. Stanton yaitu suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harha, mempromosikan dan mendisktribusikan barang dan jasa untuk memuaskan pembeli potensial (1991:5).
7
8
Dalam Tugas Akhir-nya Kholid Marzuki memberikan kesimpulan tentang pemasaran (2004:7) : 1. Pemasaran sebagai sistem dari kegiatan yang saling berhubungan yang diajukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan kepada konsumen. 2. Seluruh aktivitas berorientasi pada pasar dan konsumen. 3. Kegiatan pemasaran meliputi aktivitas sebelum barang diproduksi dan tidak berakhir saat barang sampai di tangan konsumen, tetapi harus menjamin layanan purna jual. 4. Menciptakan penjualan yang menguntungkan jangka panjang dan menjamin kelangsungan perusahaan. Berdasarkan pengertian pemasaran yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran tidak hanya menjual barang-barang yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasar, tetapi juga bertugas menetapkan harga yang layak maupun berkomunikasi dengan konsumen. Di samping itu berfungsi pula engatur cara pembayaran di dalam penjualan sehingga menarik langganan untuk mencapai tujuan pemasaran (2004:8).
B. Kerangka Pemikiran Teoritik 1. Pengertian Efektivitas Kamus Umum Bahasa Indonesia keefektivan berarti keadaan berpengaruh; hal berkesan; kemanjuran; keberhasilan (usaha, tindakan); hal mulai berlakunya (2006 : 284 )
9
Sehingga efektivitas atau keefektivan pemasaran dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dari usaha atau tindakan pemasaran yang dilakukan oleh pengelola BMT. Sehingga masyarakat yang menjadi objek atau calon anggota terpengaruh atau terkesan dengan produk-produk yang ditawarkan serta membeli produk-produk tersebut. Efektivitas juga dapat dikatakan sebagai upaya mengerjakan semua pekerjaan dalam kegiatan pemasaran secara tepat (doing the job), dengan menggunakan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki serta sesuai dengan operasional (Rangkuti, F, 2005:55 ). 2. Konsep Pemasaran Perencanaan secara definitif dapat dikatakan sebagai falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuas kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Untuk itu dibutuhkan strategi pemasaran yang komprehensif, sehingga upaya yang dilakukan dapat optimal. Salah satu kajian mengenai pemasaran adalah konsep pemasaran. Konsep dasar pemasaran seperti yang dijelaskan Ali Arifin (2005: 35) adalah : a. Marketing Mix Marketing Mix atau bauran pemasaran biasa disebut dengan istilah 4P (product, price, promotion and place). Konsep ini merupakan serangkaian konsep paling mendasar yang harus diketahui dan tidak boleh dipisahkan. Secara sederhana hal-hal yang perlu
10
diperhatikan dalam bauran pemasaran dapat dilihat pada ilustrasi, berikut ini ( Muhammad, 2002 : 230): Gambar 1 BAURAN PEMASARAN PRODUK
HARGA
PROMOSI
Keanekaragaman Kualitas Desain Bentuk Merk Kemasan Ukuran Pelayanan Jaminan
Daftar harga Potongan Jangka waktu Marjin keuntungan Bagi hasil Syarat kredit
Promosi penjualan Iklan Hubungan masyarakat Publishing
TEMPAT Saluran Lokasi Transformasi Ruang lingkup
1) Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Dalam memilih produk yang akan dijual diperlukan kejelian, karena harus dipastikan apakah produk tersebut dibutuhkan orang lain atau tidak. Adakah benefit yang diberikan produk tersebut kepada orang lain. Tetapi sebagai langkah awal, minimal produk harus memiliki peluang untuk dibutuhkan atau lebih spesifik dipergunakan. Merek dan kemasan juga sangat penting untuk diperhatikan, karena mustahil orang lain akan tertarik dengan suatu produk jika produk tersebut tidak dikemas secara baik dan menarik serta tidak diketahui nama untuk produk tersebut.
11
2) Harga Semua organisasi yang berorientasi laba dan banyak organisasi nirlaba menetapkan harga atas produk atau jasa mereka. Perusahaan menangani penetapan harga dengan berbagai cara. Pada perusahaan kecil, harga biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak dan bukannya oleh bagian pemasaran. Pada perusahaan besar penetapan harga biasanya ditangani oleh manajer divisi dan lini produk. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga jual. Apakah harga yang dikenakan cukup fair? Apakah konsumen mampu untuk membelinya? Bagaimana dengan pesaing lain? Dan tentu saja diskon atau potongan yang dapat diberikan? Terdapat 6 (enam) cara dalam menetapkan harga jual atas produk yang dipasarkan: a) Penetapan harga atas biaya produksi. Artinya penetapan harga jual yang dikenakan atas produk tergantung seberapa besar biaya yang telah dikeluarkan dalam memproduksi produk tersebut. b) Penetapan harga mark up Artinya menetapkan harga, berupa margin keuntungan yang ingin diperoleh suatu perusahaan. c) Penetapan harga mengikuti pasar Artinya penetapan harga berdasarkan pesaing.
12
d) Penetapan harga di atas pasar Penetapan harga ini berdasarkan kualitas produk e) Penetapan harga skimming Berarti ketika pertama kali produk dipasarkan dikenakan dengan harga tinggi dari harga selanjutnya. f). Penetapan harga imbal hasil Artinya memperhitungkan seberapa lama modal yang dibutuhakan bisa kembali. 3)
Promosi Promosi bersifat wajib, tetapi tidak semata-mata berbicara mengenai iklan di televisi atau radio tetapi masih banyak alternatif lainnya. Media promosi bisa dalam bentuk spanduk, balon, reklame di jalan raya, internet, iklan koran, public relation (PR), kunjungan sales, pameran, sponsor acara-acara tertentu dan sebagainya.
4) Tempat Place atau tempat dapat diartikan sebagai 2 (dua) hal. Pertama, tempat atau lokasi berusaha dan kedua, saluran distribusi atau display yaitu usaha pemajangan produk di suatu wilayah atau toko. Membangun
saluran
distribusi
merupakan
kendala
tersendiri,
diperlukan armada yang besar (modal) untuk bisa menjangkau konsumen yang terkadang di pelosok-pelosok kampung.
13
Hal lain yang diperlukan adalah lay out atau tata ruang demi menunjang kenyamanan. Karena kenyamanan adalah faktor yang diperhatikan oleh konsumen. a) Segmentasi, Targeting, Positioning Segmentasi merupakan kegiatan mengidentifikasikan serta memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar. Segmentasi juga dapat diartikan kegiatan membagi pasar menjadi kelompokkelompok pembeli yang berbeda keinginan dan kebutuhannya (Kasmir, 2004:115). Pembagian pasar ke dalam beberapa segmen akan mempermudah perusahaan untuk dapat menentukan dimana mereka harus memberikan pelayanan terbaik dan dimana mereka mempunyai
keunggulan
kompetitif
paling
besar.
Menurut
karakteristiknya, segmentasi bisa dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: Static attribut segmentation, adalah membagi pasar berdasarkan atribut-atribut yang statis sifatnya, yaitu: (1) Segmentasi geografis, artinya membagi pasar berdasarkan negara, kawasan, propinsi, atau kota. (2) Segmentasi demografis, artinya membagi pasar berdasarkan kependudukan, seperti umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, jumlah pendapatan, agama dan pendidikan. b) Dynamic attribut segmentation, adalah pembagian pasar dengan memperhatikan atribut-atribut yang dinamis, yaitu:
14
(1) Segmentasi psikografis, artinya membagi pasar berdasarkan gaya hidup dan kepribadian. (2) Segmentasi behavior, artinya membagi pasar berdasarkan tingkah laku kebiasaan masyarakat, seperti sikap, penggunaan dan respon. c) Individual segmentation, adalah pembagian pasar yang dilakukan atas unit terkecil pasar yaitu individu perseorangan. Targeting adalah suatu tindakan dalam memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Pertimbangan untuk memilih segmen adalah besarnya segmen yang akan dipilih, luasnya segmen, dan kemampuan perusahaan untuk memasuki segmen tersebut. Di dalam mengevaluasi dan menentukan segmen mana yang akan dijadikan target, perusahaan perlu memenuhi tiga kriteria, yaitu: (1) Market size atau market growth Market size artinya memastikan bahwa segmen pasar yang dipilih cukup besar dan akan menguntungkan bagi perusahaan atau market growth artinya memilih segmen yang masih kecil tetapi menarik dan menguntungkan di masa datang. (2) Competitif advantages Keunggulan
daya
saing
merupakan
cara
untuk
mengukur kekuatan dan keahlian yang memadai untuk
15
mendominasi segmen pasar yang dipilih. Hal ini merupakan dasar bagi strategi targeting. (3) Competitif situation Adalah melihat situasi persaingan yang terjadi. Semakin tinggi tingkat persaingan, perusahaan perlu mengoptimalkan segala usaha yang ada secara efektif dan efisien sehingga targeting yang dilakukan sesuai dengan keadaan yang ada di pasar. Penentuan posisi pasar bagi produk ataupun jasa suatu perusahaan sangatlah penting. Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atau suatu pasar. Tujuan positioning ini adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen (Rangkuti, F, 2005:49). Strategi ini menyangkut bagaimana membangun kepercayaan, keyakinan dan kompetensi bagi pelanggan. Pemasar harus mengkomunikasikan
dan
memberikan
manfaat-manfaat
tertentu yang dibutuhkan pasar sasaran. Dengan kata lain, positioning
mengandung
pengertian
sebagai
tindakan
merancang penawaran dan citra perusahaan untuk mendapatkan tempat khusus dan unik dalam benak pasar sasaran sedemikian rupa sehingga dipersepsikan unggul dibandingkan para pesaing. Dan untuk perusahaan yang berbasis syariah membangun
16
kepercayaan berarti menunjukkan komitmen bahwa perusahaan syariah menawarkan sesuatu yang lebih dibandingkan dengan perusahaan non syariah. Dengan demikian bisa dimengerti bahwa
positioning
mempunyai
peranan
penting
untuk
memasarkan produk-produk perusahaan karena positioning merupakan inti dari strategi. b. Market dan Potensial Market Terdapat perbedaan antara market dengan potensial market, market adalah konsumen yang sudah pasti membutuhkan produk (barang dan jasa) yang ditawarkan. Sedangkan potensial market adalah mereka yang membutuhkan produk sekaligus memiliki kondisi keuangan yang memadai untuk membeli produk yang dijual. Semakin jelas potential market, semakin baik bagi perusahaan untuk menetapkan harga. Dan ini tidak dapat dilepaskan dari masalah segmentasi, targeting dan positioning. c. Posisi Perusahaan Apapun bentuk perusahaan, apapun produk yang dipasarkan sudah berapa lama perusahaan didirikan. Suatu perusahaan atau lembaga keuangan berada dalam salah satu dari ke empat posisi yakni market leader, market challenger, market follower atau market nicher. Setiap posisi tersebut memiliki dan seharusnya memang memiliki strategi bersaing yang berbeda-beda.
17
Sebagai pendatang baru yang ingin bersaing di segmen yang lama dan jika ingin mengetahui perusahaan siapa yang menjadi leader, challenger, follower atau nicher terlebih dahulu dapat melakukan monitoring. Survey juga dapat dilakukan untuk memberikan gambaran yang cukup memadai, sebelum memutuskan segmen dan target dari produk yang ingin dipilih. 1) Market leader adalah perusahaan yang produknya paling banyak di konsumsi oleh konsumen atau perusahaan yang menguasai pangsa pasar paling besar. 2) Market challenger adalah perusahaan yang produknya menempati urutan kedua paling banyak dikonsumsi oleh konsumen atau perusahaan yang selalu berusaha mengalahkan market leader. 3) Market follower adalah perusahaan pengikut pasar. Bagi market follower yang terpenting adalah keuntungan dan kurang secara serius melakukan gebrakan pasar. 4) Market nicher yakni perusahaan yang meraih pangsa pasar tertentu dari pangsa pasar yang terabaikan perusahaan lainnya. d. Brendhmarking Secara sederhana, brendmarking dapat disebut sebagai tolak ukur atau patok banding. Benchmarking bukan saja berbicara mengenai berapa unit produk yang berhasil dijual dan harus disamakan, tetapi juga berapa margin keuntungan yang mereka dapatkan.
18
Karena setiap industri memiliki satu perusahaan yang memimpin di pasar, maka biasanya perusahaan tersebutlah yang menjadi brendmark bagi perusahaan lainnya untuk ditiru dan diikuti gerak-geriknya dibisnis yang sama. Dan pada dasarnya adalah mengambil hal-hal yang baik dan positif untuk memajukan perusahaan. e. Out Sourching Out Sourching bertujuan untuk menghemat waktu dan dana karena
tidak semua perusahaan atau lembaga bisnis mampu
melakukan segala sesuatunya dengan sendiri. Suatu perusahaan dapat mengalihdayakan kepada pihak lain yang memang jauh lebih hebat dan berspesialisasi dalam menangani pekerjaan tersebut. Demikian yang dimaksud dengan out sourching atau alih daya dalam dunia usaha. f. Co-Branding Co-Branding adalah kerjasama antar merek. Dalam dunia bisnis, terkadang diperlukan kerjasama merek untuk mendongkrak penjualan. Dengan adanya kerjasama seperti ini, konsumen dapat dirayu untuk beralih ke produk perusahaan kita. Karena jika tidak ada kerjasama akan sulit konsumen akan menyukainya. Co-Branding bukan berarti peleburan perusahaan menjadi satu. Tetapi masingmasing perusahaan tetap eksis dalam mengembangkan produk serta usahanya masing-masing.
19
3. Strategi Memasarkan Produk dalam Bingkai Syariah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1983 strategi adalah ilmu siasat perang atau akal (tipu muslihat) untuk mencapai suatu maksud. Dalam pengertian yang lebih luas strategi adalah cara yang ditempuh seseorang atau organisasi untuk mencapai tujuan yang dicitacitakan. Jadi “strategi memasarkan produk BMT” mengandung pengertian sebagai cara yang ditempuh dalam rangka menawarkan dan menjual kepada masyarakat produk-produk BMT. Sedangkan “dalam bingkai syariah” dikandung maksud agar cara tersebut diwujudkan dalam bentuk tindakan dan langkah-langkah kebijakan yang sejalan dengan prinsipprinsip tersebut (Ilmi, M, 2002: 57). Dalam memasarkan produk BMT, pengelola perlu memperhatikan beberapa hal penting sebagai berikut (Ilmi, M, 2002: 58): a.
Meluruskan Niat Pentingnya meluruskan niat disini, karena merupakan sumber inspirasi dan motivasi dalam melakukan perbuatan. Tanpa niat amal seseorang tidak akan bernilai apa-apa di sisi Allah. Dalam sabdanya Nabi SAW mengingatkan : “Sesungguhnya sahnya perbuatan (amal) itu tergantung pada niatnya” (Hadist riwayat Imam Muslim). Pentingnya meluruskan niat tersebut tidak lain terkait dengan esensinya yang menjadi dasar bagi segala tindakan manusia, sehingga
20
meluruskan arah kebijakan pengelolaan lembaga agar selaras dengan misi yang diembannya. Beberapa petunjuk praktis yang dapat dijadikan bahan rujukan pengelola BMT dalam upaya meluruskan niat, sebagai berikut : 1) Luruskan niat dengan selalu menyebut nama Allah bahwa apa yang hendak dilakukan dalam kerangka pemasaran produk BMT semata-mata mengharap ridha-Nya. 2) Luruskan niat dengan selalu mendekatkan tindakan dengan misi BMT yang telah ditetapkan. 3) Luruskan niat dengan keyakinan bahwa memasarkan produk BMT juga merupakan salah satu bagian penting dari dakwah dan menegakkan hukum-hukum Allah. 4) Luruskan niat dengan menyatakan ikrar dalam hati hendak berusaha maksimal dalam memasarkan produk BMT dan pantang menyerah menghadapi tantangan karena pertolongan Allah akan datang menyertai langkah-langkahnya. b.
Memperhatikan Ulama Hal
yang
perlu
diperhatikan
pengelola
BMT
dalam
memasarkan produknya adalah dengan menetapkan jadwal rutin kunjungan shilaturrohim kepada ulama, terutama mereka yang berseberangan pandangan, yaitu dengan memberi penjelasan bahwa BMT dikelola mengikuti prinsip syariah dan bekerja untuk
21
kepentingan umat dan pembangunan ekonomi bangsa yang dihuni ratusan juta masyarakat miskin. Untuk itu, perlu dipikirkan langkah-langkah strategis yang memungkinkan BMT mengukuhkan jalinan kerjasama tersebut secara lebih konkrit dengan lembaga atau organisasi-organisasi sosial keagamaan yang berada di bawah pengaruh (naungan) ulama. Dan juga mempertimbangkan kemungkinan pemberian beasiswa bagi para santri berprestasi dan kurang mampu, sumbangan pengadaan sarana pra sarana ibadah dan lain sebagainya. c.
Memperluas Jaringan Kerjasama Langkah yang selanjutnya dalam memasarkan produknya adalah dengan memperluas jaringan kerjasama saling menguntungkan (simbiosa mutualisma) dengan berbagai pihak, sepanjang tidak mengingkari prinsip-prinsip syariah yang sejak awal ditetapkan sebagai landasan utama BMT. Kerjasama ini sebagai upaya strategis meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemasaran lembaga di masa datang. Demikian juga eksistensi BMT semakin kukuh di masyarakat karena mengalirnya banyak dukungan dari pihak-pihak yang terjalin kerjasamanya dan juga banyak peluang untuk memacu percepatan pengembangan lembaga dan target-target yang akan dicapai. Pihak-pihak dimaksud, antara lain : 1) Para aghniya, yakni orang-orang muslim yang memiliki kelebihan harta (surplus unit).
22
2) Pengusaha muslim yang jujur dan memiliki komitmen kuat terhadap pemberdayaan ekonomi umat. 3) Perbankan syariah dan lembaga-lembaga keuangan mikro syariah lainnya, instansi pemerintah maupun swasta yang bergerak dalam bidang ekonomi dan bisnis 4) Pihak-pihak yang memiliki komitmen sama dalam upaya pemberdayaan umat khususnya ekonomi mikro, kecil
dan
menengah. d.
Jemput Bola Sebagai lembaga keuangan yang belum lama lahir BMT membutuhkan promosi dan sosialisai secara lebih optimal di masyarakat. Salah satu cara paling efektif yang dapat dilakukan untuk mencapai target-target pemasaran produk BMT adalah dengan pendekatan “jemput bola”. Dari perspektif syariah, jemput bola dapat dipahami sebagai upaya BMT mengembangkan tradisi sillaturrahim yang menurut keterangan Nabi SAW dapat menambah rezeki, memanjangkan umur serta menjauhkan manusia dari dendam dan kebencian. Dari sini kemudian terbinalah persaudaraan yang baik antara BMT dengan anggota dan antara muslim satu dengan muslim lainnya (ukhuwah islamiyah). Jika keadaan ini benar-benar terwujud, BMT akan lebih cepat dikenal dan diakui masyarakat secara luas dalam upaya menyalurkan dana guna pemberdayaan umat.
23
Selanjutnya perlu dikembangkan strategi pemasaran di bawah ini : 1) Pertama :
Pengelola BMT dituntut bertindak jujur, amanah
dan profesional yaitu
dengan
mengedepankan
transparansi
manajemen, keikhlasan menerima kritik dan saran, bijaksana dalam mengambil keputusan penting serta mampu memberikan pelayanan terbaik ke semua anggota. 2) Kedua
: Memilih produk penyaluran dana yang tepat dengan
ukuran sebagai berikut : a) Sederhana, yakni mudah dalam pemasaran, pengelolaan maupun penerapannya sesuai prinsip-prinsip syariah. b) Tidak beresiko tinggi, untuk itu perlu dipikirkan dengan baik agar semua dana yang dihimpun dan disalurkan dapat dikelola secara profesional sehingga mampu mendatangkan keuntungan yang wajar. c) Memiliki nilai jual yang tinggi, maksudnya adalah produk yang ditawarkan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat kelas menengah ke bawah (defisit-units). Ukuran ini didasarkan pada kenyataan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia dan penduduk muslim terdiri dari kelompok ekonomi menengah ke bawah (defisit-units)
BAB III LAPORAN OBJEK
A. Gambaran Umum a. Latar Belakang Pendirian BMT Sumber Usaha di latar belakangi karena banyaknya pengusaha dan pedagang mikro disekitar Desa Karang Duren yang mengalami kesulitan mendapat akses permodalan. Meskipun sebenarnya mereka mempunyai potensi untuk berkembang. Golongan tersebut didominasi oleh kelompok ekonomi lemah dan dengan pendidikan yang terbatas. Langkah pintas biasanya diambil oleh beberapa diantara mereka dengan meminjam modal pada rentenir dengan bunga yang terkadang melampaui pendapatan dari mereka. Di antara akses yang dapat mereka peroleh adalah lembaga perbankan, namun biasanya mereka justru terkendala oleh sistem dan prosedur bank yang baku dan dengan proses yang lama. Dan juga perbankan yang lebih mengutamakan pengusaha tingkat menengah ke atas. Faktor inilah yang coba disiasati oleh pendiri BMT, dengan diilhami dari ayat Al Quran surat Al. Hasyr ayat 7 : “Supaya harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya diantara kamu.” Diharapkan dengan adanya BMT Sumber Usaha masyarakat sekitar desa Karang Duren antara yang surplus dana dengan yang
24
25
membutukan dana akan terhubung . Sehingga secara tidak langsung kedua pihak tersebut dengan perantara BMT Sumber Usaha dapat tercipta suatu hubungan
yang
positif.
Pembangunan
ekonomi
berjalan
dengan
memberdayakan masyarakat, khususnya golongan ekonomi mikro. Disamping itu tujuan BMT terlaksana yaitu memperoleh keuntungan dunia yang bersifat materi dan persaudaraan juga keuntungan yang akan dipetik di akhirat dengan terhindarkan dari harta riba. b. Sejarah Berdiri BMT Sumber Usaha untuk pertama kali didirikan pada tanggal 18 Mei 2001. Diantara yang berperan dalam pendirian BMT Sumber Usaha adalah tokoh-tokoh masyarakat dan ulama desa Karang Duren. Diantara tokoh-tokoh yang memprakarsai berdirinya BMT adalah Bp. Dhofari, S.Pd., Bp. Drs. H. Sholiminudin, Bp. H.A. Djuremi dan para ulama yang ada di desa Karang Duren, Kec. Tengaran seperti KH. Fatchul Mu’in. Lembaga keuangan ini mendapat perizinan menjadi salah satu Unit Otonomi Simpan Pinjam dari Koperasi dan Pembinaan Menengah dengan Badan Hukum Koperasi nomor 236/BH/KDK.II.I/188.4/VII/2001 pada tanggal 4 Juli 2001. Lokasi pertama lembaga ini beroperasi adalah Pasar Lama Kembangsari yang saat ini telah menjadi markas TNI. Kemudian di tahun 2005 telah menempati gedung baru di Kompleks Kios Pasar Kembang Sari Baru dengan ruangan yang representatif dan lokasi yang sangat strategis.
26
c. Visi dan Misi BMT Sumber Usaha a. Visi BMT Sumber Usaha Sebagai suatu badan usaha atau lembaga keuangan yang memiliki kegiatan dengan landasan syari’ah Islam dalam upaya meningkatkan dan mewujudkan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi umat serta umum dan masyarakat sekitar BMT Sumber Usaha. b. Misi BMT Sumber Usaha Misi BMT Sumber Usaha mewujud kedalam misi yang tertuang sebagai berikut: 1) Ikut serta dalam meningkatkan dan memajukan kualitas kehidupan sosial ekonomi umat. 2) Memberikan keuntungan yang wajar bagi pihak-pihak yang memiliki akses langsung maupun tidak langsung pada BMT Sumber Usaha. 3) Mengusahakan pertumbuhan BMT Sumber Usaha seoptimal mungkin 4) Memberikan kontribusi positif bagi umat Islam 5) Memberikan kondisi yang nyaman untuk bekerja 6) Keberadaan dan peranan BMT meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
27
d. Produk –Produk BMT Sumber Usaha a.
Produk Penghimpunan Dana 1) Si Rela Adalah simpanan sukarela lancar yang setoran dan penarikan dapat dilakukan setiap saat selama jam kerja. Bagi hasil keuntungan dihitung berdasarkan saldo rata-rata harian dan diberikan setiap akhir bulan dan secara langsung menambah pada saldo Si Rela. Adapun mengenai persyaratan pembukaan rekening: a) Pembukaan rekening atas nama pribadi atau lembaga b) Setoran pertama Rp 10.000,- selanjutnya minimal Rp 5.000,c) Fotocopy KTP atau Kartu Identitas lain. Dikenakan biaya administrasi pemeliharan komputer Rp. 300,- per bulan efektif Februari 2009. Rumusan yang digunakan dalam menghitung bagi hasil Total Rata-rata Tabungan x Pendapatan Kotor PYD x 30% Total Rata-rata Asset Keterangan : 30% adalah nisbah anggota dan 70% nisbah BMT PYD : Pembiayaan Yang Diberikan
28
2) Si Suka Adalah simpanan sukarela berjangka atas dasar akad wadiah yad dhlomanah
yang dikelola dengan sistem syariah
dengan jangka waktu jatuh tempo 1 bulan , 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun. Adapun persyaratan pembukaan rekening Si Suka ; a) Pembukaan rekening atas nama perorangan atau lembaga b) Pembukaan rekening dengan setoran minimal Rp. 1.000.000,c) Foto copy KTP atau Kartu Identitas lain. Tingkat bagi hasil yang diberikan adalah 10% untuk jangka waktu 1 bulan, 11% untuk jangka waktu 3 bulan, 12% untuk jangka waktu 6 bulan dan 14% untuk jangka waktu 1 tahun. Dapat diperpanjang secara otomatis (roll over). b.
Produk Penyaluran Dana atau Pembiayaan 1) Mudharabah (MDA) Adalah pembiayaan yang dilakukan untuk membiayai seluruh modal yang diperlukan anggota. Dan atas keuntungan yang diperoleh anggota disepakati dikembalikan sesuai dengan jangka waktu yang disepakati dan dapat dikembalikan secara berangsur.
29
Keuntungan dan kemudahan : a) Aman karena sesuai prinsip syariah b) Bagi hasil sesuai dengan porsi masing-masing dan nisbah ditetapkan sesuai hasil analisa usaha yang dilakukan BMT dan disepakati oleh anggota. c) Dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan usaha. d) Hanya dikenakan biaya administrasi sebesar 2,5% dari total pembiayaan yang disetujui. Adapun mengenai persyaratan pengajuan permohonan pembiayaan ; a) Perorangan maupun lembaga dengan menyertakan b) Fotocopy KTP Suami dan Istri c) Fotocopy Kartu Keluarga (KK) d) Fotocopy jaminan berupa BPKB dan STNK e) Bersedia disurvei dan cek fisik kendaran bermotor Pembiayaan disetujui berdasarkan hasil analisa usaha yang dilakukan BMT dan pertimbangan lain. 2) Bai Bitsaman Ajil (BBA) Adalah pembiayaan yang diberikan untuk pembelian suatu barang yang diperlukan anggota dan anggota membayar harga barang tersebut secara diangsur ditambah keuntungan (margin) yang disepakati bersama.
30
Persyaratan untuk pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA) tidak jauh berbeda dengan pembiayaan Mudharabah, hanya saja terkadang BMT tidak membiayai keseluruhan dana
yang
dibutuhkan 3) Qardhul Hasan (QH) Adalah pinjaman atau pembiayaan untuk usaha poduktif bagi yang berhak. Dalam akad ini peminjam hanya berkewajiban mengembalikan pokok pinjaman tanpa tambahan apapun. Pembiayaan ini berdasarkan prinsip Ta’awun atau tolongmenolong dan bukan untuk tujuan komersial.
e. Struktur Organisasi BMT Sumber Usaha
DEWAN PENASEHAT
PENGURUS
BADAN PENGAWAS
MANAJER
Accounting
Bag. Pembiayaan
Teller
Pemasaran
Sumber: Dokumen BMT “Sumber Usaha” Kembangsari, Tengaran
31
Adapun nama dan tugas masing-masing bagian adalah sebagai berikut: Dewan Penasehat K.H. Drs Shaliminudian, M.M H. Muhammad Zuhri.
Dewan Pengawas Ketua
: Wignyo Gutomo, SH
Sekretaris
: Waluyo, S. Pd.
Bendahara
: Dhofari S. Pd. M.M
Pengelola Manager
: Nur Kholiq
Pembiayaan
: Totok Pramono, S. E.
Analis Pembiayaan
: Alip Wiyono S E
Adminitrasi Pembiayaan : Rodliyatul Hani’ah A. Md. Accounting
: Luthfi Al-Jauhari S. Ag
Koordinator Umum
: Salik S. Ag
Teller
: Yulianingsih
Security
: Usup Yusup.
32
B. Data – Data Deskriptif 1. Potensi dan Kondisi Masyarakat Pada
umumnya
masyarakat
sekitar
BMT
Sumber
Usaha
didominasi dari kelompok masyarakat dari tingkat ekonomi menengah ke bawah. Desa-desa yang berada di wilayah Kecamatan Tengaran dan sekitarnya mempunyai potensi alam yang berlainan, baik potensi fisik, sosial, maupun potensi lainnya. Secara umum mata pencaharian penduduk dapat dikelompokkan sebagai berikut : kelompok petani yang merupakan kelompok yang paling besar, kelompok pedagang baik di pasar-pasar tradisional maupun pedagang kelontong, pedagang keliling termasuk sales-sales, kelompok karyawan pada pabrik-pabrik dan industri rumah tangga, dan kelompok pegawai yang bekerja pada isntansi pemerintah dan swasta. Kelompok lainnya adalah buruh-buruh pada proyek bangunan dan pengusaha kecil menengah. Dengan basis Islamnya yang kuat, dimana pemahaman terhadap prinsip-prinsip syariah cukup baik, sangat
mendukung perkembangan
BMT. Apalagi ternyata BMT lebih diminati kalangan berpenghasilan menengah ke bawah yang merupakan bagian paling besar di wilayah kerja BMT. Potensi lain yang turut mendukung perkembangan BMT adalah banyak terdapat daerah sentra-sentra ekonomi yaitu pasar-pasar tradisional yang berada diberbagai wilayah kecamatan. Banyak terdapat lembaga-
33
lembaga pendidikan, diantaranya sekolah dan pesantren serta instansiinstansi milik pemerintah dan swasta. Apabila sentra-sentra ekonomi dan pendidikan mampu dimanfaatkan secara optimal akan mendukung terhadap upaya penggalian dana sekaligus untuk penyalurannya. Implikasinya upaya pemberdayaan masyarakat dapat terwujud dengan memberikan penyaluran dana kepada usaha-usaha produktif yang dapat membuka lapangan kerja baru. Adanya
keinginan
masyarakat
untuk
menabung
maupun
memperoleh pembiayaan di BMT memiliki prospek yang sangat menggembirakan sehingga turut andil dalam mengembangkan BMT, karena ada respon positif dari masyarakat. Terbukti dari wilayah operasional BMT Sumber Usaha yang pada awalnya hanya terbatas pada wilayah sekitar pasar Kembangsari, hingga saat ini wilayah operasional BMT telah meluas meliputi Kecamatan Tengaran, Kecamatan Getasan, Kota Salatiga, Kecamatan Susukan, Kecamatan Kaliwungu dan sebagian daerah Boyolali. Usaha ini tidak terlepas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh pengelola BMT sendiri secara terus-menerus dan berkesinambungan dan gethuk tular dari masyarakat 2. Perkembangan Kinerja BMT Sumber Usaha Dari waktu ke waktu semenjak BMT didirikan hingga akhir Desember 2008 BMT Sumber Usaha telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan . Modal awal Rp. 29.000.000,- setelah dikembangkan hingga akhir Desember 2008 telah mencapai modal Rp. 502.144.500,-
34
dengan asset lebih dari Rp. 10.000.000.000,- dan jumlah anggota 3.669 dengan jangkauan operasional disekitar Desa Karang Duren. Pasar Kembang Sari. Wilayah Kecamatan Tengaran, Kec. Susukan, Karang Gede, Kec. Kaliwungu, Kec. Susukan dan Salatiga. Ini menunjukkan bahwa BMT Sumber Usaha semakin dipercaya masyarakat dan telah menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat yang ingin menabung maupun nasabah yang membutuhkan modal. 3. Strategi Pemasaran Strategi merupakan suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan (Basu Swasta Irawan, 1990 : 67). Sedangkan pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan penawaran dan pertukaran produk-produk yang bernilai dengan yang lainnya. (Philip Kotler, 2000 : 7). Dalam melakukan kegiatan pemasaran, diantara strategi yang diterapkan oleh BMT Sumber Usaha adalah bauran pemasaran: a.
Produk BMT Sumber Usaha mengeluarkan produk pembiayaan yang sudah mencapai tahap kemapanan awal, dimana BMT telah dikenal oleh masyarakat. Produk pembiayaan yang ditawarkan BMT adalah Mudharabah (MDA), Ba’i Bitsaman Ajil (BBA), dan Qardul Hasan (QH). Produk-produk tersebut merupakan produk yang sederhana, tidak terlalu beresiko dan memiliki nilai jual yang tinggi.
35
Pada awal pendirian, strategi yang digunakan adalah dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat melalui media cetak berupa brosur yang disebarkan diberbagai tempat-tempat umum. Brosur ini berisi tentang nama-nama produk yang ditawarkan BMT, persyaratan untuk pengajuan pembiayaan dan manfaat apa saja yang diperoleh nasabah dari produk tersebut. Pengelola juga turun langsung ke lapangan dengan menawarkan produk kepada masyarakat yang cukup potensial dengan menyampaikan manfaat produk dan keunggulannya. Fakta ini penulis peroleh dari penulisan tugas akhir Anik Budiyati yang melakukan penelitian untuk Tugas Akhir di BMT Sumber Usaha pada tahun 2004. Dalam melakukan program pemasaran produk pembiayaan BMT juga menerapkan konsep yang umum meliputi spesifikasi produk yang dijual, penawaran manfaat total yang dapat diperoleh nasabah. Manfaat tersebut meliputi produk, jaminan, bantuan teknis yang disediakan, serta hubungan personal yang mungkin terbentuk diantara pengelola BMT dan nasabah. Hal lain yang dilakukan dalam strategi pemasaran produk yang dilakukan BMT Sumber Usaha adalah : 1) Meningkatkan Kualitas Produk Yaitu dengan memperhatikan manfaat inti dari produk pembiayaan, misalkan produk Mudharabah, nasabah memperoleh keleluasaan untuk menggunakan dana yang diberikan BMT untuk
36
usaha produktif dan halal apa saja. Menyiapkan produk yang diharapkan oleh nasabah serta meningkatkan pelayanan dan hal lain yang dianggap bernilai bagi nasabah, seperti pendampingan pada usaha yang dijalankan oleh nasabah. 2) Mencari Segmen Pasar yang Baru BMT senantiasa mencari pasar baru yang potensial dan yang belum didatangi guna menawarkan produk ataupun jasa dari BMT. b. Harga Dalam menetapkan harga, BMT menentukan harga pokok yang bersaing di pasaran. Kemudian juga menetapkan pembayaran biaya ongkos kirim dan operasional lainnya termasuk biaya administrasi serta kebijaksanaan menyangkut diskon atau potongan harga bagi nasabah yang telah beberapa kali meminjam pada BMT. Strategi penetapan harga ini ditetapkan pengurus dan pimpinan termasuk pengelola pemasaran dengan memperhatikan harga di pasaran atau harga dari pesaing. Untuk biaya administrasi BMT Sumber Usaha hanya mengenakan 2,5% dari jumlah plafon yang disetujui, sehingga nasabah tidak mengalami kerugian karena besarnya potongan.
37
c.
Promosi Promosi digunakan sebagai sarana untuk mensosialisasikan produk, manfaatnya dan juga keunggulannya. Beberapa kegiatan promosi yang dilakukan untuk
meningkatkan volume pemasaran
produk pembiayaan diantaranya : 1) Publishitas Merupakan kegiatan promosi guna menarik nasabah melalui kegiatan bakti sosial seperti pada pembangunan masjid di pasar Kembangsari, pengajian rutin yang diadakan pegurus, dan kegiatan lain. 2) Periklanan a) Pemasangan spanduk di tempat yang strategis. b) Pemasangan bilboard c) Pencetakan brosur 3) Promosi Penjualan Promosi penjualan dilakukan dengan memberikan harga atas produk pembiayaan yang murah juga menawarkan bagi hasil lebih rendah (khusus) untuk volume pembiayaan yang relatif besar, memberikan cinderamata dan intensif kepada nasabah yang mempunyai karakter yang baik. 4) Penjualan Pribadi Penjualan pribadi dimaksudkan setiap anggota BMT baik pengelola, pimpinan dan semua pemegang saham merupakan
38
bagian marketer. Langkah ini sangat efektif, karena dilakukan penawaran dari orang-orang terdekat dari anggota BMT. d. Lokasi Lokasi sangat penting untuk diperhatikan. Lokasi yang tidak strategis akan mengurangi minat nasabah untuk berhubungan dengan BMT. Faktor
yang
dipertimbangkan
BMT
dalam
penentuan
lokasi yaitu : 1) Dekat dengan pasar Kembangsari Baru yang ramai. 2) Tersedianya tenaga kerja yang profesional dan amanah serta mengenali dengan baik masyarakat yang menjadi nasabah atau calon nasabah, juga mengenali dengan baik wilayah dan kondisi masyarakat sekitar BMT Kembangsari. 3) Tersedianya sarana dan prasarana seperti kemudahan transportasi, listrik, air dan lainnya. Untuk transportasi BMT Sumber Usaha dapat dijangkau dari berbagai arah, baik dari arah Solo, Salatiga, Karang gede ataupun dari Getasan. 4) Sikap masyarakat untuk
menerima kehadiran BMT. Karena
masyarakat sekitar Kembangsari mayoritas adalah umat muslim. 5) Prospek perkembangan harga dan kemajuan lokasi. Karena dekat dengan pasar dan terletak di pinggir jalan raya Solo-Semarang. 6) Dekat dengan pusat perbelanjaan, perumahan dan instansi lainnya seperti perkantoran, sarana pendidikan dan sebagainya.
39
4. Faktor-faktor yang Mendukung dan Kendala dalam Pemasaran a.
Faktor-faktor yang Mendukung dalam Pemasaran di BMT 1) Dari Segi Lokasi dan Lay Out Lokasi yang strategis sangat memudahkan nasabah dalam berurusan dengan BMT. Oleh karena itu penentuan lokasi kantor BMT merupakan kebijakan yang sangat penting. Hal lain yang juga mendukung lokasi adalah tata ruang kantor BMT itu sendiri. Penentuan lay out yang tepat akan membuat nasabah merasa nyaman dan memudahkan dalam pelayanan. Disamping itu yang diperhatikan oleh BMT adalah sarana pendukung seperti tempat parkir, ruangan yang ber AC, musik dan televisi serta kebersihan ruangan yang senantiasa terjaga. 2) Dari Segi SDM (Sumber Daya Manusia) Sumber daya manusia merupakan faktor kunci dalam kegiatan pemasaran BMT Sumber Usaha. Sumber daya manusia yang profesional dan berpengalaman sangat menunjang untuk perkembangan BMT. Oleh karena itu dalam merekrut sumber daya manusia, BMT memprioritaskan pada tenaga-tenaga ahli yang berasal dari wilayah sekitar BMT Sumber Usaha Kembangsari. Diharapkan dengan tenaga-tenaga marketing yang telah mengenali kondisi wilayah, kondisi sosial serta karakter dari masyarakat akan semakin
mempermudah
dalam kegiatan
40
sosialisasi pemasaran, sehingga volume penjualan akan sangat meningkat. 3) Dari Segi Sarana dan Prasarana Faktor
lain
yang
mendukung
kegiatan
pemasaran
diantaranya sarana dan prasarana seperti tekhnologi dan transportasi. Sistem komputerisasi akan semakin mempercepat dalam pelayanan dan sarana transportasi seperti sepeda motor ataupun mobil akan mempercepat mobilisasi dalam kegiatan pemasaran, sehingga kegiatan pemasaran berjalan semakin efektif. 4) Service atau Pelayanan Inti dari kegiatan pemasaran adalah bertujuan untuk memahami nasabah atau pelanggan, sehingga produk yang ditawarkan baik berupa barang dan jasa diminati dan diterima oleh pelanggan. Faktor yang selalu diperhatikan oleh nasabah adalah pelayanan. Oleh karena itu memahami pelanggan dengan memberikan kualitas pelayanan yang cepat, tepat, dan tidak bertele-tele merupakan perhatian khusus yang selalu diutamakan oleh pengelola BMT. Dengan adanya service atau kualitas layanan yang profesional, cepat dan tepat akan mempengaruhi keputusan nasabah dan calon nasabah untuk berhubungan dengan BMT. Artinya, jika nasabah yang berhubungan dengan BMT semakin
41
meningkat maka tingkat penjualan juga akan semakin meningkat dan sebaliknya. Oleh karena itu bagian marketing selalu melakukan pendekatan jemput bola baik kepada nasabah penabung maupun nasabah yang membayar angsuran. Hal tersebut akan menciptakan hubungan timbal balik yang positif antara BMT dan nasabah, karena sama-sama saling membutuhkan dan saling menguntungkan. 5) Gethok Tular Upaya peningkatan citra positif juga pelayanan yang maksimal secara tidak langsung akan memberikan dampak yang positif bagi BMT. Nasabah yang merasa terpuaskan dengan layanan yang diberikan oleh pengelola BMT akan tertanam dalam benak untuk tetap loyal dan kembali lagi ke BMT ketika mereka membutuhkan. Implikasinya nasabah yang merasa terpuaskan dengan layanan yang diberikan oleh BMT akan memberitahukan kepada pihak lain baik itu sahabat, keluarga, tetangga atau siapapun yang membutuhkan pinjaman maupun jasa dari BMT Sumber Usaha. Gethuk tular merupakan sarana yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan volume pembiayaan. Untuk itu memelihara nasabah yang loyal dan potensial menjadi perhatian khusus bagi pengelola BMT khususnya bagian pemasaran. Hal tersebut dilakukan dengan silaturrahmi secara berkala dan tentu
42
saja yang diperhatikan adalah keluwesan dan sopan santun saat menghadapi nasabah maupun calon nasabah. b.
Kendala dalam Pemasaran Dalam melakukan kegiatan pemasaran, sasaran utama yang menjadi obyek bagi BMT terbagi menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu : (1) Pusat-pusat ekonomi (pasar-pasar tradisional), (2) Lembaga pendidikan (sekolahan, pesantren), (3) Instansi, baik swasta maupun milik pemerintah (kantor KUA, kantor kecamatan), (4) Umum (selain dari 3 kelompok tersebut). Hambatan sekaligus tantangan yang dihadapi oleh pengelola BMT dalam kegiatan pemasarannya yaitu : 1) Tidak semua nasabah yang didatangi pihak BMT bersedia untuk mengajukan
permohonan
pembiayaan
dikarenakan
telah
melakukan pinjaman pada lembaga lain. 2) Banyak terdapat lembaga keuangan yang menjadi pesaing bagi BMT Sumber Usaha baik dari konvensional maupun lembaga keuangan syariah. Pesaing yang paling berat adalah dari lembaga keuangan nasional seperti BRI dan BPR yang telah lama ada dan begitu dikenal oleh masyarakat. Umumnya lembaga keuangan tersebut menawarkan pinjaman dengan tingkat suku bunga atau bagi hasil yang bersaing. Bagi lembaga perbankan konvensional, untuk menarik nasabah mereka menawarkan berbagai macam
43
hadiah atau undian. Hal ini sangat dihindari oleh lembaga keuangan yang berbasis syariah seperti BMT Sumber usaha. 3) Rendahnya tingkat perhatian masyarakat terhadap keberadaan BMT serta pengetahuan masyarakat tentang ke BMT an yang kurang dan terkadang dianggap sebelah mata. Keadaan ini kadang kala menurunkan motivasi pengelola dan pegawai untuk tetap mempertahankan idealismenya. Dan ada diantara BMT maupun lembaga perbankan syariah yang tidak total serta konsisten menerapkan
prinsip
syariah
membuat
masyarakat
masih
beranggapan jika BMT merupakan lembaga perbankan atau seperti yang menerapkan sistem bunga dengan kostum syariah. 4) Rendahnya pengetahuan kesyariahan masih menjadi kendala bagi pengelola BMT. Umumnya pengelola BMT tidak mempunyai basik pendidikan mengenai ekonomi syariah yang cukup, sehingga sulit untuk mengembangkan produk-produk BMT yang lain. 5) Kondisi wilayah juga menjadi kendala tersendiri. Diantara beberapa nasabah dan calon nasabah yang berminat mengajukan pembiayaan
berada
di
pelosok-pelosok
desa.
Untuk
menjangkaunya dibutuhkan perjalanan yang memakan waktu cukup lama dan tentu saja biaya operasional yang tidak sedikit, mengingat wilayah kerja BMT Sumber Usaha meliputi beberapa bagian dari 4 Kecamatan dan 1 Kota Madya yang cukup luas
44
dan dengan kondisi pedesaan yang sulit dijangkau karena berada di pelosok-pelosok kampung.
5. Kiat-kiat Khusus dalam Pemasaran Dalam memasarkan produknya khususnya produk pembiayaan dibutuhkan kiat-kiat khusus agar posisi BMT dapat lebih mantap sebagai upaya untuk meningkatkan kemajuan BMT. Manfaat dari kiat-kiat ini diterapkan adalah agar BMT mampu berkembang dan meningkatkan kinerja di masa kini dan masa yang akan datang. Kiat-kiat khusus tersebut adalah : Pengelola BMT khususnya marketing senantiasa melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai produk-produknya serta menyampaikan keunggulan dan manfaat yang didapatkan oleh masyarakat sebagai calon nasabah. Beberapa keunggulan dan manfaat yang diperoleh adalah : a.
Nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan ke BMT Sumber Usaha dilayani dengan ramah dan proses yang cepat.
b. Pengelolaan BMT yang berdasarkan syariah yang bebas riba dan menghindarkan pemusatan harta pada sebagian kelompok atau orang tertentu saja. Sehingga sangat berpihak pada kelompok ekonomi mikro disekitar Kembangsari. c.
Prosedur pengajuan permohonan pembiayaan yang mudah dan tidak kaku seperti dalam perbankan konvensional serta syarat-syarat yang
45
mudah. Dengan mengenakan biaya administrasi yang murah yaitu 2,5% dari jumlaj plafon yang disetujui. d. Pengelola disemua lini senantiasa berperilaku sopan, luwes dan mampu menempatkan diri disetiap menghadapi nasabah dengan berbagai
latarbelakang yang berlainan serta menunjukkan sifat
agamis. e.
Menanamkan dan menumbuhkan rasa kekeluargaan (mu’amalah) dan terus senantiasa menciptakan hubungan persaudaraan.
f.
Melakukan promosi dengan bahasa yang komunikatif sesuai dengan kondisi pasar seperti dengan : 1) Mengadakan pengajian rutin antara masyarakat, pengelola dan pengurus. 2) Memberikan bonus dan souvenir bagi nasabah dengan karakter yang baik atau nasabah yang loyal kepada BMT . 3) Turut aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial dan kemasyarakatan. 4) Memberikan layanan plus kepada nasabah dengan janji telepon dan jemput bola.
g. Pengembangan pola pembiayaan dan pendampingan terhadap usaha kecil yang dibiayai oleh BMT Sumber Usaha. h. Melakukan lobi dengan instansi-instansi baik swasta maupun instansi pemerintah sebagai mitra. i.
Mengadakan kerja sama dengan lembaga keuangan dan bisnis lain.
46
j.
Senantiasa meningkatkan mutu SDM dengan mengikutsertakan pada seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan tentang ke BMT an dan ekonomi syariah.
k. Rutin melakukan evaluasi terhadap rencana kerja yang lalu, kini, dan yang akan datang. Akhirnya, BMT Sumber Usaha sebagai salah satu lembaga keuangan yang menerapkan prinsip syariah mempunyai fungsi sebagai : a.
Agent of Trust Dengan memberikan pelayanan yang profesional sebagai lembaga intermediary dengan mengedepankan sifat sidik, amanah, tabligh dan fathonah.
b.
Agent of Development Melalui pembiayaan yang disalurkan dan diprioritaskan kepada kelompok ekonomi mikro menengah yang produktif.
c.
Agent of Service Sebagai lembaga keuangan yang menawarkan produk baik barang maupun jasa dengan mengutamakan layanan yang profesional. Kiat-kiat tersebut merupakan bagian dari pengembangan strategi
ketepatan dan efektifitas pemasaran. Sedangkan usaha pemasaran tersebut hanya dapat dikembangkan oleh pengelola atau pengurus BMT, karena mereka yang terjun langsung ke lapangan dan paling mengetahui karakter nasabah.
47
6. Job Description Bagian Pemasaran Marketing di BMT Sumber Usaha terdiri dari 2 bagian, yaitu : a.
Bagian Pemasaran Produk Simpanan
b.
Bagian Pemasaran Produk Pembiayaan atau Penyaluran Dana. Secara umum, job description bagian tersebut adalah sebagai
berikut : a.
Fungsi Utama Jabatan Membuat rencana dan melaksanakan pemasaran meliputi : penghimpunan dana dan pembiayaan, melakukan studi kelayakan atau survei calon nasabah, menarik setoran dari nasabah, menarik kembali pembiayaan serta pekerjaan yang terkait dengan pemasaran.
b.
Wewenang 1) Melakukan studi atau penilaian kelayakan pembiayaan yang diajukan nasabah. 2) Membuat daftar nominatif calon anggota. 3) Menerima setoran tabungan dan angsuran tanpa disertai teller pejabat yang berwenang.
c.
Tanggung Jawab
1.) Terpenuhinya kolektibilitas pembiayaan dengan baik. 2.) Terpenuhinya target funding dan financing 3.) Terjaganya hubungan baik dan loyalitas anggota dan mitra. 4.) Terjadinya ekspansi pasar secara terencana.
48
d.
Tugas Pokok
1) Terkendalinya kolektibilitas pembiayaan a) Melakukan
studi
atau
penilaian
terhadap
permohonan
pembiayaan dengan obyektif. b) Memberikan peringatan kepada nasabah yang mempunyai gejala pembiayaan bermasalah. c) Menarik angsuran yang jatuh tempo d) Menekan pembiayaan bermasalah seminimal mungkin e) Melakukan koordinasi dan evaluasi rutin. 2) Terpenuhinya target funding dan financing
a) Melakukan promosi produk b) Segmentasi pasar dengan daftar nasabah c) Melakukan pembinaan kepada nasabah dan mitra. d) Terjaganya hubungan baik dan loyalitas dengan nasabah dan mitra e) Silaturrahmi secara rutin f) Secara
proaktif
melakukan
jemput
bola
baik
untuk
penghimpunan dana maupun pembiayaan g) Mendampingi usaha binaan, baik secara kelompok maupun individu. h) Mempercepat proses pelayanan pembiayaan. i) Mempercepat ekspansi pasar dengan terencana.
49
j) Merencanakan perluasan dengan terencana. k) Menjaga dan membina serta mempertahankan pasar lama. e.
Persyaratan Jabatan
a) Persyaratan Umum a) Ekonomi Islam b) Ke BMT an b) Pengetahuan Manajerial a) Manajemen pembiayaan b) Manajemen penghimpunan dana c) Kemampuan Teknis a) Penanganan pembiayaan bermasalah b) Mengemudikan kendaraan bermotor c) Menghitung uang dengan cepat d) Menguasai medan dan pasar.
BAB IV ANALISIS
A. Produk-produk Pembiayaan BMT Sumber Usaha 1. Pembiayaan Mudharabah (MoA) Yaitu suatu perjanjian usaha antara pemilik modal (BMT) dengan anggota (pengelola), di mana pihak BMT menyediakan seluruh modal yang diperlukan dan pihak pengelola melakukan pengelolaan usaha. Hasil usaha bersama ini dibagi sesuai dengan kesepakatan pada waktu pembiataan akan ditandatangani yang dituangkan dalam bentuk nisbah sebagai bagi hasil. Apabila tejadi kerugian dan bukan merupakan penyelewengan atau keluar dari kesepakatan, maka pihak penyedia dana akan menanggung kerugian manakala pengusaha akan menanggung kerugian manajerial, skill, dan waktu serta kehilangan nisbah bagi hasil yang akan diperolehnya. 2. Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBD) Merupakan pembiayaan beakad jual beli, yaitu pembiayaan yang diberikan untuk pembelian suatu barang yang diperlukan angota dan anggota membayar harga barang tersebut secara diangsur ditambah keuntungan (mark up) yang disepakati bersama. Pembiayaan
ini
sangat
membantu
bagi
anggota
yang
membutuhkan barang di mana pada saat membutuhkan barang, anggota belum mempunyai uang tunai. Pihak BMT akan membiayaan dan anggota
50
51
harus memenuhi kewajibannya pada saat tertentu yang telah disepakati bersama. Untuk ketentuan-ketentuan pembiayaan Mudharabah dan Bai Bitsaman Ajil diatur dalam drafh ketentuan pembiayaan yang telah dirumuskan oleh BMT Sumber Usaha yang akan dismapaikan pada sub bab berikutnya. 3. Pembiayaan Qordhul Hasan (QH) Yaitu pembiayaan untuk usaha produktif bagi yang berhak. Dalam akad ini peminjam hanya berkewajiban mengembalikan pokok pinjaman tanpa tambahan apapun. Pembiayaan ini berdasarkan prinsip Ta’awun atau tolong-menolong dan bukan untuk tujuan komersial. Pembiayaan Qordhul Hasan dikhususkan bagi anggota pemegang saham, sesuai dengan tujuan koperasi yaitu mensejahterakan anggota. Pembiayaan ini bersifat sekali seumur hidup, artinya anggota yang telah memperoleh satu kali pembiayaan tidak dapat mengajukan kembali. Dan plafon maksimal pembiayaan ini Rp 5.000.000,- (Lima juta rupiah). B. Draft Ketentuan Pembiayaan Maksud : 1. Untuk menjaga agar tetap terkendalinya operasional lembaga. 2. Untuk menyatukan pengertian dan pemahaman di antara pengelola, pengurus, anggota dan masyarakat.
52
Tujuan : 1. Membuat ketentuan yang dijalankan dan disepakati oleh semua unsur. 2. Menciptakan kondisi / budaya untuk menjaga dan menempatkan kepentingan lembaga di atas kepentingan pribadi dan golongan. 3. Menciptakan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan lembaga. 4. Terciptanya pemahaman yang sama oleh semua unsur khususnya staff bagian pembiayaan sehingga menunjang pelayanan terhadap para anggota. 5. Menghindari konflik kepentingan di antara semua unsur. Ketentuan-ketentuan 1. Untuk Nasabah Umum a. Penggunaan 1) Kegunaan kredit riil tidak digunakan untuk yang bersifat spekulatif dan melanggar norma-norma. 2) Kredit tidak boleh digunakan untuk 2 orang atau lebih. 3) Kredit tidak boleh digunakan oleh orang lain. 4) Diupayakan kredit hanya satu nama dalam satu keluarga. b. Plafond Plafond maksimal 50 juta selebihnya ada pembahasan Pengurus dengan bagian kredit.
53
c. Jangka Waktu 1) Jangka waktu pinjaman maksimal 36 bulan (3 tahun) atau lebih diminimalkan lagi. 2) Pinjaman tempo maksimal 3 bulan (pokok dibayar akhir). d. Biaya 1) Administrasi & provisi 2,5% + materai. 2) Asuransi jiwa : sesuai analisa. 3) Untuk pinjaman tempo : Jangka waktu kurang dari 1 bulan administrasi 1% + materai. Asuransi jiwa 1 s/d 3 bulan administrasi 1,5% + materai. e. Sistem Angsuran 1) Pokok dan bagi hasil dibayarkan setiap bulan. 2) Untuk yang pinjaman tempo bahas dibayarkan setiap bulan pokok dibayarkan di akhir. 3) Angsuran yang mengalami keterlambatan bahas diutamakan. f.
Jaminan 1) Rasio jaminan harus 150% dari plafond pinjaman Pokok
: BPKB Kendaraan Roda II dan IV
Tambahan
: Sertifikat a/n Sendiri
2) Jaminan BPKB senilai 80%.
54
3) Tambahan
jaminan
sertifikat
tanah
dipilih
yang
paling
marketabel. 4) Penggabungan jaminan bisa dilakukan selama nilai jaminan minimal 150% dari plafond (hanya berlaku untuk BPKB) dengan catatan yang memakai hanya 1 nama. g. Bagi Hasil 1) Bagi hasil pinjaman
: 1,5 s/d 1,8% per bulan flat. : 24 s/d 28% per tahun (efektif)
2) Untuk pinjaman tempo Jangka waktu kurang dari 1 bulan bahas 1,5% dihitung secara harian. Jangka waktu 1 bulan bahas 1,5%. Jangka waktu 2 bulan bahas 1,75% Jangka waktu 3 bulan bahas 2%. h. Mekanisme dan Lain-lain 1) Permohonan/pengajuan pembiayaan nasabah boleh dituliskan oleh yang membawa atau petugas tetapi permohonan harus ditandatangani oleh pemohon. 2) Pengajuan kredit bawaan, permohonan/pengajuan harus ditanda tangani oleh pemohon pada saat realisasi. 3) Lain-lain : Isteri/suami harus ikut tanda tangan. 4) Buka Rekening Tabungan.
55
5) Setiap permohonan harus disikapi dalam posisi netral dan obyektif, profesional. 6) Permohonan lengkap dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. 7) Jaminan asli harus dikroscek dengan kopian pada saat realisasi. 2. Kredit Pegawai a. Penggunaan 1) Kegunaan kredit bersifat riil tidka digunakan untuk yang bersifatspekulatif dan melanggar norma-norma. 2) Kredit tidak boleh digunakan untuk 2 orang atau lebih. 3) Kredit tidak boleh digunakan oleh orang lain. 4) Diupayakan kredit hanya satu nama untuk satu pegawai. b. Plafond Plafond maksimal 20 juta selebihnya ada pembahasan Pengurus dengan bagian kredit. c. Jangka Waktu Jangka waktu pinjaman maksimal 36 bulan (3 tahun) atau diminimalkan lagi. d. Biaya 1) Administrasi & provisi 2,5% + materai. 2) Asuransi jiwa. e. Sistem Angsuran Potongan gaji oleh Bendahara gaji masing-masing instansi.
56
f.
Jaminan 1) Pokok Tambahan
: BPKB kendaraan roda II dan IV. : Sertifikat a/n. sendiri
2) Jaminan BPKB senilai 80%. 3) Tambahan
jaminan
sertifikat
tanah
dipilih
yang
paling
marketabel. 4) Penggabungan jaminan bisa dilakukan selama nilai jaminan minimal 150% dari plafond (hanya berlaku untuk BPKB) dengan catatan yang memakai hanya 1 nama. g. Bagi Hasil Bagi hasil pinjaman
: 1,5 s/d 1,8% per bulan flat. : 24 s/ 28% per tahun (efektif).
h. Mekanisme dan Lain-lain 1) Permohonan/pengajuan pembiayaan dapat lewat bendahara gaji atau datang sendiri ke kantor BMT. 2) Ada MOU dengan lembaga atau instansi terkait. 3) Pengajuan dilampiri photo copy KTK suami / istri, surat nikah, copy SK. 4) Dilampiri slip gaji yang ditandatangani oleh bendahara gaji. 5) Lain-lain : Istri/suami harus ikut tanda tangan pada saat realisasi. 6) Buka Rekening tabungan.
57
7) Setiap permohonan harus disikapi dalam posisi netral dan obyektif, profesional. 8) Permohonan lengkap dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. 9) Jaminan asli harus dikroscek dengan kopian pada saat realisasi. 3. Kredit Pegawai a. Penggunaan 1) Kegunaan kredit bersifat riil tidak digunakan untuk yang bersifatspekulatif dan melanggar norma-norma. 2) Kredit tidak boleh digunakan untuk 2 orang atau lebih. 3) Kredit tidak boleh digunakan oleh orang lain. 4) Fasilitas kredit anggota hanya satu nama. 5) Diupayakan kredit hanya satu nama untuk satu pegawai. b. Plafond Plafond maksimal 100 juta selebihnya ada pembahasan Pengurus dengan bagian kredit. c. Jangka Waktu 1) Jangka waktu pinjaman maksimal 60 bulan (5 tahun) atau lebih diminimalkan lagi. 2) Pinjaman tempo maksimal 3 bulan (pokok dibayar di akhir). d. Biaya 1) Administrasi & provisi 2% + materai. 2) Asuransi jiwa.
58
3) Untuk pinjaman tempo : Jangka waktu kurang dari 1 bulan administrasi 1%. Jangka waktu 1 s/.d 3 bulan administrasi 1,5%. e. Sistem Angsuran 1) Pokok dan bagi hasil dibayarkan setiap bulan. 2) Untuk yang pinjaman tempo bahas dibayarkan setiap bulan pokok dibayarkan di akhir. 3) Sistem angsuran anggota yang statusnya sebagai karyawan BMT harus melalui potong gaji. f.
Jaminan 1)
Rasio jaminan harus 150% dari plafond pinjaman. Pokok
: BPKB / Sertifikat tanah a/n sendiri.
Tambahan
: Saham + SHU (1 lembar seharga Rp 3.000.000,-)
2)
Jaminan Sertifikat tanah dipilih yang paling marketabel.
3)
Penggabungan jaminan bisa dilakukan selama nilai jaminan minimal 150% dari plafond (hanya berlaku untuk BPKB) dengan catatan yang memakai hanya 1 nama.
g. Bagi Hasil 1) Bagi hasil pinjaman : 17% per tahun efektif. 2) Untuk pinjaman tempo Jangka waktu kurang dari 1 bulan bahas 1,5% dihitung secara harian.
59
Jangka waktu 1 bulan bahas 1,5%. Jangka waktu 2 bulan atau lebih bahas 2%. h. Mekanisme dan Lain-lain 1) Permohonan/pengajuan pembiayaan nasabah boleh dituliskan oleh yang
membawa
atau
petugas
tetapi
permohonan
harus
ditandatangani oleh pemohon. 2) Pengajuan
kredit
bawaan,
permohonan/pengajuan
harus
ditandatangani oleh pemohon pada saat realisasi. 3) Lain-lain : Isteri harus ikut tanda tangan. 4) Buka Rekening tabungan. 5) Setiap permohonan harus disikapi dalam posisi netral dan obyektif, profesional. 6) Permohonan lengkap dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. 7) Jaminan asli harus dikroscek dengan kopian pada saat realisasi. 8) Untuk anggota yang statusnya sebagai karyawan BMT take home pay 40%. 9) Apabila kredit mengalami keterlambatan SHU digunakan untuk membayar tunggakan. i.
Lain-lain Kredit dengan jaminan cash (Cash Collateral) 1)
Jaminan berupa deposito, tabungan dengan catatan harus diblokir).
2)
Nilai 100%.
60
3)
Bagi hasil 2% di atas deposito / tabungan.
4)
Bagi hasil yang dibayarkan tidak masuk sebagai perhitungan gaji dan insentive.
5)
Jangka waktu sesuai dengan jangka waktu deposito / tabungan.
6)
Administrasi sesuai umum.
Ketentuan Penggantian Jaminan 1).
Mengajukan permohonan penggantian jaminan secara tertulis.
2).
Melampirkan fotocopy jaminan pengganti.
3).
Dilakukan cek fisik / survey jaminan.
4).
Jaminan pengganti harus senilai atau lebih dari jaminan lama.
5).
Kredit harus lancar.
6).
Dilakukan perubahan perjanjian / adendum.
7).
Suami / istri ikut tanda tangan (kondisional).
C. Strategi Pemasaran BMT Sumber Usaha Dalam melakukan kegiatan pemasaran, di antara strategi yang diterapkan BMU Sumber Usaha adalah bauran pemasaran : 1. Produk Produk pembiayaan BMT Sumber Usaha dapat dianalisa dari variabel berikut ini : a. Keanekaragaman Produk-produk pembiayaan BMT Sumber Usaha terdapat 3 produk :
61
1). Mudharabah (MDA) 2). Bai Bitsaman Ajil (BBA) 3). Qordhul Hasan (QH) b. Kualitas Dari segi kualitas BMT Sumber Usaha mengutamakan produk pembiayaan dengan ukuran sebagai berikut : 1). Sederhana, ketiga produk pembiayaan BMT Sumber Usaha tergolong mudah dalam pemasaran, meskipun dalam pengelolaan masing-masing produk terdapat kendala-kendala yang dihadapi dan dalam penetapannya masih kurang sesuai dengan prinsipprinsip syariah. 2). Tidak terlalu beresiko, setiap dana yang disalurkan selalu mengandung resiko, untuk itu pihak BMT selalu memikirkan dengan baik melalui penilaian dan survey kelayakan agar semua dana yang dihimpun dan disalurkan dapat dikelola secara profesional sehingga mampu mendatangkan keuntungan yang wajar. 3). Memiliki nilai jual yang tinggi, produk-produk BMT Sumber Usaha seperti Mudharabah (MDA) benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat kelas menengah ke bawah (defisit-units).
62
c. Kemasan, produk pembiayaan BMT Sumber Usaha dikemas dalam bingkai syariah karena nama dan penerapannya menggunakan prinsip-prinsip syariah Islam. d. Pelayanan, setiap anggota maupun calon anggota yang mengajukan pembiayaan di BMT Sumber Usaha senantiasa dilayani dengan ramah dan proses yang cepat. Pihak BMT juga melakukan pendekatan jemput bola untuk memaksimalkan pelayanan bagi anggota. e. Jaminan, bagi anggota yang mengajukan pembiayaan jaminan yang dijaminkan adalah BPKB kendaraan bermotor merk Jepang. 2. Harga a. Daftar harga, BMT menyediakan daftar harga pembiayaan yang berisikan besar plafond pembiayaan, jangka waktu dan bagi hasil. b. Potongan, pihak BMT menerapkan potongan untuk Mudharabah (MDA) dan Bai Bitsaman Ajil (BBA) 2,5% dari jumlah plafond yang disetujui. c. Jangka waktu, pihak BMT dan anggota uang mengajukan pembiayaan yang biasanya disesuaikan dengan jumlah plafond pembiayaan dan kemampuan anggota dalam mengembalikan angsuran. d. Bagi hasil, bagi hasil ditetapkan pada awal akad yaitu sebesar 1,8% per bulan dari jumlah plafond pembiayaan. Memungkinkan bagi BMT memberikan tingkat bagi hasil yang lebih rendah, misalkan 1,6% per bulan bagi anggota yang telah menjadi langganan.
63
e. Syarat kredit, syarat pengajuan pembiayaan di BMT Sumber Usaha yaitu:
64
1). Fotocopy KTP suami + istri. 2). Fotocopy Kartu Keluarga (KK). 3). Fotocopy BPKB dan STNK kendaraan bermotor, untuk kendaraan roda dua diutamakan merk Jepang. 4). Bersedia disurvei dan cek fisik kendaraan. 3. Promosi a. Promosi penjualan, dilakukan dengan memberikan harga atas produk pembiayaan yang bersaing dan memberikan harga khusus untuk volume pembiayaan yang relatif besar, memberikan cinderamata dan insentif. Penjualan pribadi dilakukan oleh setiap lini dari BMT baik itu dari tingkat bawah sampai manager serta para pemegang saham. b. Iklan, kegiatan ini dilakukan dengan membuat spanduk, reklame di jalan raya, public relation (PR). c. Hubungan masyarakat, marketing senantiasa melakukan hubungan dengan masyarakat melalui silaturrohmi, pengajian maupun dengan para ulama. d. Publishing, dilakukan dalam kegiatan sosial seperti dlam pertemuan seperti pengajian dan bakti sosial. 4. Tempat a. Lokasi, BMT Sumber Usaha terletak di kompleks kios Pasar Kembangsari Baru yang ramai. Lokasi BMT berada di pinggir jalan
65
raya Solo – Semarang sehingga memungkinkan BMT Sumber Usaha untuk mudah dikenali masyarakat. b. Lay out, tata ruang BMT Sumber Usaha sangat representatif dengan ruangan ber-AC, televisi, tempat parkir, kursi tunggu dan senantiasa terjaga kebersihannya. c. Ruang lingkup, lingkungan sekitar BMT Sumber Usaha didominasi masyarakat muslim yang mudah menerima BMT karena menerapkan syariah Islam yang fleksibel. Juga terdapat para petani. pedagang dan pengusaha mikro yang potensial dan membutuhkan modal untuk meningkatkan usaha. d. Prospek perkembangan harga dan kemajuan lokasi, karena dekat dengan pasar dan berada di pinggir jalan raya Solo – Semarang.
D. Pengaruh Marketing Mix terhadap Pemasaran Produk Pembiayaan Bauran pemasaran yang dilakukan BMT Sumber Usaha dapat dikatakan efektif atau tidak efektif setelah melihat data-data mengenai perkembangan pembiayaan.
pembiayaan
maupun
perkembangan
jumlah
anggota
66
1. Perkembangan Pembiayaan Tabel 1 Daftar Volume Pembiayaan BMT Sumber Usaha
Keterangan Tahun Bai Mudharabah
Mark Up
Bahas Bitsaman
Qardhul Hasan
Ajil 2001
105.813.450
14.941.300
41.768.100
5.584.100
1.000.000
2002
343.259.300
87.578.650
46.519.600
18.539.450
1.600.000
2003
826.865.900
202.722.150
28.728.500
2.594.500
200.000
2004
1.626.066.617
353.442.317
2005
2.129.196.467
580.793.800
2006
3.390.536.000
738.493.233
2007
5.345.647.400
1.110.266.900
2008
6.105.487.100
1.329.678.800
Sumber : BMT Sumber Usaha
Dari tabel di atas dapat diketahui produk pembiayaan yang paling diminati masyarakat dan juga lebih menguntungkan adalah pembiayaan Mudharabah. Bauran pemasaran untuk pembiayaan Mudharabah dapat dikatakan efektif. Tabel menunjukkan peningkatan volume pembiayaan
67
rata-rata 100% setiap tahunnya dan peningkatan pendapatan bagi hasil rata-rata di atas 50% tiap tahun. Untuk produk pembiayaan Bai Bitsaman Ajil mengalami fluktuasi selama 3 tahun berjalan. Pada awal operasional pembiayaan sebesar Rp 41.768.100,- dengan pendapatan mark up Rp 5.584.100,-. Pada tahun ke dua mengalami peningkatan menjadi Rp 46.519.000,- dengan pendapatan mark up Rp 18.539.450,-. Tetapi pada tahun ke tiga terjadi penurunan tajam, pembiayaan menjadi Rp 28.728.500,- dengan pendapatan mark up
Rp 2.594.500,-.
Dengan berbagai pertimbangan akhirnya pada tahun 2004 pembiayaan Bai Bitsaman Ajil ditiadakan. Pembiayaan Qordhul Hasan juga menunjukkan fluktuasi hampirs serupa dengan pembiayaan Bai Bitsaman Ajil. 2. Perkembangan Pembiayaan Tabel 2 Daftar Perkembangan Anggota Pembiayaan Tahun
Jml Anggota
Mudharabah
Jml Anggota
Bai Bitsaman Ajil
2001
110
105.813.450
42
41.768.100
2002
211
343.259.300
29
46.519.600
2003
360
826.865.900
12
2.594.500
2004
476
1.626.066.617
-
-
2005
587
2.129.196.467
-
-
68
Tahun
Jml Anggota
2006
807
2007 2008
Mudharabah
Jml Anggota
Bai Bitsaman Ajil
3.390.536.000
-
-
980
5.345.647.400
-
-
1.012
6.105.487.100
-
-
Dari tabel perkembangan anggota juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu produk Mudharabah lebih diminati, daripada produk Bai Bitsaman Ajil. Secara global jumlah anggota pembiayaan Mudharabah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sedangkan Bai Bitsaman Ajil jumlah anggota semakin menurun sehingga pada tahun 2004 pembiayaan Bai Bitsaman Ajil dihibahkan ke Mudharabah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan dari hasil analisa yang telah penulis sampaikan baik berdasarkan data-data, hasil wawancara, observasi maupun studi perpustakaan. Sehubungan dengan efektivitas pemasaran produk pembiayaan BMT Sumber Usaha, maka penulis dapat memberikan beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Kesimpulan 1. Strategi pemasaran produk pembiayaan yang diterapkan BMT Sumber Usaha Tengaran yaitu bauran pemasaran meliputi strategi produk, harga, lokasi dan promosi ditambah dengan pendekatan jemput bola serta strategi dari pihak BMT sendiri. 2. Draft ketentuan pembiayaan yang diatur oleh BMT Sumber Usaha bermaksud untuk : a. Menjaga agar tetap terkendalinya operasional lembaga. b. Menyatukan pengertian dan pemahaman di antara pengelola, pengurus, anggota dan masyarakat. 3. Sejak awal berdirinya (2001) produk pembiayaan BMT Sumber Usaha meliputi pembiayaan Mudharabah, Bai Bitsaman Ajil dan Qrdhul Hasan.
68
69 Meskipun pada tahun 2004 pembiayaan Bai Bitsaman Ajil dan Qordhul Hasan tidak ada lagi. 4. Setelah melihat data perkembangan pembiayaan dan perkembangan anggota dapat disimpulkan bahwa : a. Strategi pemasaran dapat diterapkan pada pembiayaan Mudharabah karena dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal tersebut dapat disebabkan karena 2 hal : 1) Produk Mudharabah diminati oleh masyarakat. 2) Produk Mudharabah merupakan produk yang mudah dikelola karena sederhana, tidak terlalu beresiko dan memiliki nilai jual yang tinggi. b. Produk pembiayaan Bai Bitsman Ajil dapat diterapkan pada awal operasional tetapi pada tahun-tahun berikutnya mengalami penurunan sehingga pada tahun 2004 tidak diterapkan lagi. Hal ini juga dapat disebabkan karena berbagai hal seperti : 1) Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil kurang diminati masyarakat. 2) Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil sulit dalam pengelolaan atau manajemen. 3) Tidak berhasilnya strategi pemasaran yang diterapkan untuk pembiayaan Bai Bitsaman Ajil. c. Pembiayaan Qordhul Hasan tidak memerlukan strategi pemasraan khusus karena merupakan pembiayaan yang bersifat sosial dan dikhususkan bagi para pemegang saham.
70 Keberhasilan dari strategi pemasaran BMT Sumber Usaha tergantung pada kekuatan BMT sendiri dalam menempatkan citra positif sehingga mampu menarik simpati dan kepercayaan masyarakat serta memberdayakan dana yang ada seoptimal mungkin dan mengurangi resiko sekecil mungkin sebagai alat meningkatkan kesejahteraan anggota dan memberdayakan umat.
B. Saran 1. Senantiasa meningkatkan profesionalisme kerja dan kompetensi yang tinggi supaya mampu dan unggul dalam bersaing secara sehat dengan lembaga keuangan lain. 2. Dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan usaha melalui pemasaran, hendaknya pegawai rutin diberikan pendidikan dan pelatihan tentang keBMTan dan ekonomi Islam. Dan juga lebih konsisten untuk terus mempelajari dan mengamalkan pengetahuan tentang ekonomi Islam. 3. BMT Sumber Usaha untuk lebih berorientasi mengembangkan produk pembiayaan dengan tetap mempertahankan ukuran-ukuran produk yang sederhana, tidak terlalu beresiko dan memiliki nilai jual yang tinggi dengan tidak mengesampingkan penerapan prinsip syariah. 4. Jemput bola merupakan langkah yang paling efektif untuk meningkatkan volume penjualan produk pembiayaan, karena menghadapi persaingan dari banyak pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, Manajemen Bank Syari'ah. UPP AMP YKPN. Yogyakarta ,2002 Ilmi, Makhalul SM, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syari'ah, Beberapa Permasalahan dan Alternatif Solusi. Cet. I. UII Press. Yogyakarta ,2002 Ridwan, Muhammad, Sistem dan Prosedur Pendirian BMT (Baitul Mal Wat Tamwil). Citra Media, Yogyakarta,2006 Arifin, Ali, Seni Menjual Perspektif Bisnis, Ide-Ide Penjualan Serta Strategi Pemasaran. Ed. I. Penerbit Andi. Yogyakarta,2005 Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2005 Kotler. Philip, Manajemen Pemasaran. Ed. II. PT. Prenha Lindo. Jakarta,2002