PENGARUH PEMBIAYAAN BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL TUGAS AKHIR Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Perbankan Syari’ah
OLEH: KHOIRIL UMAM (201 08 021)
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA 2012
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO: v
Kegagalan bukanlah akhir dari semuanya, maka belajarlah dari kegagalan itu untuk meraih kesuksesan.
v
Sukses
adalah
dapat
mempertimbangkan
imajinasi
kenyataan dan bejalanlah sejauh atau semaksimal mungkin. PERSEMBAHAN v
Allah S.W.T
v
Nabi Agung Muhammad S.A.W
v
Bapak dan Ibu tercinta
v
Seluruh keluarga besarku
v
Sahabat-sahabatku
v
STAIN Salatiga
v
BMT SUMBER USAHA Kembangsari
v
Mahasiswa DIII Perbankan Syari’ah angkatan 2009
v
Semua pihak yang membantu penyelesaian Tugas Akhir ini
menjadi
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya telah menjadikan penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya. Maksud dari penulis Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi persyaratan kelulusan mencapai derajad Ahli Madya (A.Md) pada Program Studi Diploma III Perbankan Syari’ah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dalam penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu melalui ruang ini penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada : 1. Bpk. Imam Sutomo selaku Ketua beserta Dosen dan Staff STAIN Salatiga, yang telah memberikan dukungan dan fasilitas baik secara langsung maupun tidak langsung. 2. Bpk. Abdul Aziz, N.P, MM selaku Kaprodi DIII Perbankan Syari’ah STAIN Salatiga yang telah memberikan tuntunan hingga selesainya penulisan Tugas Akhir ini. 3. Bpk. Nafis Irkhami, M.Ag selaku Dosen pembimbing yang telah dengan sabar memberikan pengarahan hingga selesainya penulisan Tugas Akhir ini.
4. Ibu Rodliyatul Hani’ah, SE selaku manajer BMT SUMBER USAHA
beserta
staff
karyawan,
yang
telah
memberikan
kesempatan pada penulis untuk belajar mengenal dunia kerja. 5. Bapak dan Ibu serta saudara-saudara penulis, yang memberikan dorongan
moril
maupun
materiil
hingga
penulis
mampu
menyelesaikan studi tepat waktu. 6. Teman-teman seangkatan penulis serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya, yang telah memberikan bantuan yang berguna bagi kelancaran penulisan Tugas Akhir ini. Akhirnya, penulis menyadari atas keterbatasan yang dimiliki dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, sehingga masih ditemui kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karenanya kritik dan saran dari pembaca sangat penulis nantikan. Namun demikian sekecil apapun karya ini, penulis berharap hasil Tugas Akhir ini akan bermanfaat bagi pembaca dan terutama akan dapat membantu meningkatkan kinerja BMT SUMBER USAHA, dimana penulis melakukan penelitian. Salatiga, 10 September 2012 Penulis
Khoiril Umam
ABSTRAK
Khoiril Umam, 20108021. PENGARUH PEMBIAYAAN BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL. Program Studi D III Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembiayaan yang diberikan oleh BMT Sumber Usaha terhadap pengusaha pedagang kecil. Dimana penelitian ini lebih ditekankan pada pengaruh pembiayaan yang diberikan oleh BMT Sumber Usaha terhadap pengusaha pedagang kecil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis data primer dan sekunder yang bersifat empiris atau non doktrinal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan pembagian angket atau kuesioner, sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil, bahwa pemberian kredit dengan sistem bagi hasil dari BMT Sumber Usaha mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap usaha pedagang kecil di wiliyah Kembangsari dan sekitarnya. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil analisa atas data-data yang telah dihimpun oleh penulis dan kemudian dengan analisa regresi yang dibantu dengan menggunakan SPSS 11.05 for Windows menghasilkan suatu persamaan yang dapat digunakan untuk menyimpulkan terdapat pengaruh signifikan atau tidak pemberian kredit yang diberikan BMT Sumber Usaha terhadap pengusaha pedagang kecil. Implikasi teoritis penelitian ini adalah adanya pengaruh sistem pembiayaan yang diberikan oleh BMT Sumber Usaha, sehingga diharapkan tercipta pemberdayaan terhadap pedagang kecil. Sedangkan impliksasi praktisnya hasil penelitian ini dapat digunakan oleh lembaga keuangan yang lainnya untuk memberdayakan pedagang kecil. Keywords : Pembiayaan, pendapatan, pedagang kecil.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................... i Persetujuan Pembimbing ................................................................................. ii Halaman Pengesahan ........................................................................................... iii Motto dan Persembahan ...................................................................................... iv Kata Pengantar ..................................................................................................... v Abstrak .................................................................................................................. vii Daftar Isi ............................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ......................................................................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 5 D. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 6 E. Metode Penelitian ............................................................................................ 7 F. Penegasan Istilah.......................................................................................... 9 G. Sistematika Penulisan................................................................................... 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka ................................................................................................. 12 1. Tinjauan Lembaga Keuangan Konvensional .............................. 12 2. Tinjauan Lembaga Keuangan Syariah ........................................ 19 BAB III GAMBARAN OBJEK A. Gambaran Umum ........................................................................ 31
B. Data Deskriptif ............................................................................. 39 BAB IV ANALISIS A. Analisis Deskriptif………………………..………………....... 45 B. Analisis Kuantitatif…………..……………………………...... 53 C. Interpretasi Hasil Analisis Regresi............................................. 58 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………………....... 60 B. Saran……………………………………………………………..... 61 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dalam bidang ekonomi harus diarahkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial. Untuk itu perlu dilakukan penumbuhan sikap kemandirian dari manusia dan masyarakat Indonesia melalui peningkatan peran serta efisiensi dan produktivitas dalam rangka peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan lahir batin. Dengan demikian penataan dan pemantapan usaha nasional keseluruhannya dilakukan bersamaan dengan upaya peningkatan pemerataan yang meliputi peningkatan ekonomi rakyat, perluasan kesempatan usaha dan lapangan kerja, serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu masalah yang mendapat perhatian serius dari kalangan kaum intelektual muslim pada waktu sekarang ini adalah bantuan yang dibutuhkan oleh pedagang kecil yang kurang dalam permodalan, lemah akan pengetahuan pengembangan usaha dan juga keterampilan untuk mengolah usaha. Pedagang kecil dan menengah di wilayah pedesaan merupakan sasaran para kaum intelektual muslim karena sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan. Penduduk desa yang jumlahnya sangat besar sangat efektif bila diajak bekerja sama dalam pengelolaan suatu usaha.
Masalah yang mereka hadapi adalah keadaan ekonomi mereka yang lemah sehingga berimbas pada melemahnya permodalan usaha. Keterbatasan pengetahuan mereka sangat mempengaruhi pola pikir, sehingga kebanyakan dari pedagang kecil dalam mengelola usaha mereka menggunakan cara tradisional yang tidak mengenal sistem manajemen. Dalam kenyataan banyak sekali kita jumpai kredit-kredit formal ini hadir di tengah-tengah masyarakat. Namun kehadiran kredit-kredit formal ini tidak bisa dirasakan oleh pedagang kecil. Kebanyakan dari lembaga kredit formal tersebut menggunakan peraturan yang tidak mampu dijangkau oleh para pedagang kecil. Kredit-kredit formal tersebut memberikan batasan minimal untuk peminjaman kredit seperti dengan sistem batas minimal satu juta untuk peminjaman kredit. Kehadiran lembaga-lembaga kredit formal tersebut belum bisa memberikan pemecahan bagi permasalahan pedagang kecil khususnya mengenai permodalan. Kendala-kendala tersebut di atas menyebabkan pedagang kecil enggan untuk menggunakan fasilitas kredit yang telah disediakan oleh lemabagalembaga keuangan formal. Akibatnya mereka menjalani jala pintas dengan meminjam modal pada penyedia kredit liar seperti: rentenir, ijon, tengkulak dan lembaga keuangan tidak resmi, yang akibatnya hanya mengatasi masalah kesulitan dana untuk sementara waktu saja, selanjutnya akan terjerat oleh kesulitan yang berkepanjanangan. Hal tersebut bisa terjadi karena bunga pinjaman lebih besar dari uang pinjaman itu sendiri.
Mengingat pentingnya bantuan permodalan bagi masyarakat pedesaan dan belum berhasilnya lembaga kredit non formal yang ada dalam mengatasi masalah tersebut di atas, maka perlu pemikiran lembaga dan pola kredit yang bagaimana yang bisa efektif untuk dimasyarakatkan di daerah pedesaan. Lembaga kredit tersebut diharapkan bisa efektif dan lebih luas jangkauan nasabahnya
serta
dapat
membantu
usaha
pedagang
kecil
dalam
penyalurannya lebih ditekankan pada prosedur yang mudah, murah dan mengarah. Lembaga perkreditan atau pembiayaan yang dimaksud adalah lembaga keuangan syari’ah Baitul Maal Wat Tamwil atau disingkat dengan nama BMT. BMT SUMBER USAHA merupakan buah pemikiran dari kaum intelek muslim yang memikirkan keadaan perekonomian rakyat, utamanya para pengusaha kecil dan menengah yang belum dapat tercover oleh lembaga keuangan formal yang merebak di masyarakat. Para cendekiawan muslim daerah Kembangsari dan sekitarnya dalam hal ini mengambil langkah untuk mendirikan BMT, mengingat BMT merupakan suatu lembaga keuangan yang sangat dibutuhkan kehadirannya oleh masyarakat kecil pedesaan yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan taraf hidup masyrakat. Sesuai dengan tujuan dari pada pemberian pembiayaan adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat baik di daerah pedesaan maupun pedagang kecil, dan tidak semata-mata mencari laba atau keuntungan. Salah satu tujuan adalah untuk dapat menyalurkan kredit kepada masyarakat sehingga mampu meningkatkan
produktifitas
dan
menambah
lapangan
pekerjaan
sehingga
mampu
mempertinggi pendapatan masyarakat. Fungsi BMT SUMBER USAHA adalah mendekatkan permodalan dengan sistem pembiayan yang mudah, murah dan mengarah pada masyarakat sesuai dengan moto dari BMT SUMBER USAHA, juga membentuk modal masyarakat yang diarahkan pada usaha peningkatan produksi dan melindungi masyarakat pedesaan dari pengaruh pelepas uang tidak resmi serta membimbing masyrakat desa untuk lebih mengenal dan mamahami asas-asas ekonomi permodalan. BMT SUMBER USAHA yang beroperasi di wilayah Kembangsari diharapkan akan bermanfaat bagi pedagang kecil dalam usaha mengatasi kesulitan masalah permodalan. BMT SUMBER USAHA bersedia membantu membiayai setiap usaha tersebut layak akan dijalankan dan ada kesanggupan dari peminjam akan mengembalikan tepat waktu, baik itu di bidang pertanian, peternakan, industri kecil, kerajinan tangan dan juga bidang perdagangan. Dengan melihat keadaan di atas, peneliti ingin mengkaji lebih jauh tentang pengaruh pembiayaan yang diberikan BMT SUMBER USAHA terhadap peningkatan pendapatan dalam hal ini adalah laba pedagang kecil di pedesaan sehingga penelitit tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul: “PENGARUH KEMBANGSARI
PEMBIAYAAN TERHADAP
PEDAGANG KECIL”.
BMT
SUMBER
PENINGKATAN
USAHA
PENDAPATAN
B. Rumusan Masalah Berdasarkan dengan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir sebagai berikut: 1. Bagaimanakah prosedur pembiayaan yang disediakan BMT SUMBER USAHA? 2. Apakah ada pengaruh pembiayaan yang diberikan BMT SUMBER USAHA terhadap pendapatan pedagang kecil?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Adapun mengenai tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui jenis-jenis pembiayaan yang disediakan oleh BMT SUMBER USAHA. b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembiayaan yang diberikan BMT SUMBER USAHA terhadap usaha kecil terutama pedagang kecil. 2. Dari hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat : a. Bagi Penulis Untuk
meningkatkan
dan
mengasah
pengetahuan
serta
pengalaman bagi penulis sebagai mahasiswa yang nantinya akan terjun ke dunia kerja masyarakat. b. Bagi STAIN Salatiga
Sebagai bahan referensi dan informasi bagi mahasiswa dan perpustakaan serta menambah khasanah pustaka ilmiah. c. Bagi BMT Sumber Usaha Kembangsari Dapat menganalisis kelebihan dan kekurangan BMT dalam hal pembiayaan dan juga dapat di gunakan sebagai referensi di BMT Sumber Usaha.
D. Penelitian Terdahulu Menurut Karsono dalam TA tahun 2006 yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Yang Diberikan BMT Tumang Cabang Ampel Terhadap Peningkatan Pendapatan Pedagang Kecil”, menjelaskan tentang pengaruh pembiyaan yang diberikan BMT terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil. Menurut Ade Nur Setyanto dalam TA tahun 2008 yang berjudul “Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di BMT Sumber Mulia Tuntang Tahun 2007”, menjelaskan tentang pemberian pembiayaan dengan menggunakan informasi yang berhubungan dengan keluarga, informasi berdasar data usaha dan informasi yang berhubungan dengan data keuangan keluarga. Menurut Muhammad Irham dalam TA tahun 2009 yang berjudul “Efektivitas Pemasaran Produk Pembiayaan BMT Sumber Usaha Kembangsari Tengaran”, menjelaskan tentang strategi pemasaran BMT
Sumber Usaha, di antara strategi yang diterapkan BMT Sumber Usaha adalah bauran pemasaran meliputi: produk, harga, promosi dan tempat. Menurut Salaswati Oktaviani dalam TA tahun 2009 yang berjudul “Manajemen Pemasaran Pembiayaan Di BMT Muhajirin Salatiga”, menjelaskan perencanaan pembiayaan, membahas tentang: jumlah kredit yang disalurkan, nisbah bagi hasil dan mark up, langkah perbaikan dan antisipasi dari evaluasi tahun kemarin, target tahun ini dan sumber dana.
E. Metode Penelitian 1. Tipe Penelitian Tipe penelitian/penulisan dalam tugas akhir ini adalah deskriptif dan kuantitatif. Pengertian penelitian deskriptif yaitu penulisan yang menyajikan analisis mengenai suatu objek yang menggambarkan secara sisitematik dan akurat mengenai bidang tertentu.Sedangkan pengertian penelitian kuantitatif adalah pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. 2. Jenis Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder :
a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh dari observasi, penulis memperoleh data dengan pengamatan secara langsung dari sumber penelitian yang diamati. b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari dokumen, buku-buku dan arsiparsip yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Langsung Observasi langsung ini dimaksudkan guna memberikan gambaran yang utuh tentang keadaan BMT Sumber Usaha Kembangsari. b. Pembagian Angket/Kuesioner Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan
analisis
mempelajari
sikap-sikap,
keyakinan,
perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Kuesioner diberikan langsung kepada responden dan responden menjawab pertanyaan yang sudah tersedia. Responden dari kuesioner ini
adalah
yang
sudah
menggunakan
produk
pembiayaan
mudhorobah di BMT Sumber Usaha. Sesuai dengan dasar penelitian dari tugas akhir yaitu mengetahui pengaruh dari pembiayaan BMT Sumber Usaha terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil, maka pertanyaan yang diberikan tentu saja mengenai pendapatan dari usaha dan juga jumlah kredit responden kepada BMT Sumber Usaha.
F. Penegasan Istilah Pembiayaan menurut Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998, pasal 1 ayat 12 menyatakan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan dan kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Tujuan pokok dijalankannya suatu usaha perdagangan adalah untuk memperoleh pendapatan, dimana pendapatan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup usaha perdagangannya. Pendapatan yang diterima adalah dalam bentuk uang, dimana uang adalah merupakan alat pembayaran atau alat pertukaran ( Samuelson dan Nordhaus, 1997 : 36 ). Selanjutnya, pendapatan juga dapat di definisikan sebagai berikut : “ Pendapatan menunjukan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu ( biasanya satu tahun ), pendapatan terdiri dari upah, atau
penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti : ( sewa, bunga dan deviden ) serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tujangan sosial atau asuransi pengangguran” ( Samuelson dan Nordhaus, 1997 : 258 ). Pengertian pedagang kecil adalah sebuah lembaga yang melakukan kegiatan usaha menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi ( Basu Swasta, 1984:192). Pengertian pedagang kecil yang peneliti maksud adalah pengecer atau toko pengecer, usaha kecil dan atau yang dapat dipersamakan dengan itu.
G. Sistematika Penulisan Penelitian ini direncanakan terdiri dari 5 bab yang saling berkaitan. Bab Pertama adalah bab Pendahuluan. Bab ini terdiri dari Latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penulisan tugas akhir, penelitian terdahulu, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan. Bab
kedua
adalah
Landasan
Teori.
Dalam
bab
ini
penulis
mengemukakan kajian ilmiah terhadap topik tugas akhir dalam rangka mencari justifikasi teoritis serta melihat dan menelaah masalah yang diajukan. Dalam subbab ini disampaikan landasan teoritis terhadap masalah yang dipilih. Bab ketiga adalah Gambaran Objek. Dalam bab ini penulis menggambarkan secara umum tentang objek penelitian dan data-data
deskriptif. Gambaran umum menyajikan informasi umum mengenai objek penulisan antara lain sejarah berdirinya, dasar pendirian, struktur organisasi, permodalan perkembangan kinerja dan lain-lain yang berisi pengetahuan umum mengenai objek tugas akhir. Setelah ditampilkan gambaran umum mengenai objek tugas akhir maka selanjutnya disajikan data-data dan informasi yang lebih bersifat khusus untuk menggambarkan masalah yang dirumuskan dalam rumusan masalah. Bab keempat adalah Analisis. Dalam bab ini penulis menjelaskan masalah yang telah dirumuskan berdasarkan landasan teori dan informasiinformasi objek penulisan tugas akhir dan sekaligus hasil penelitian. Bab kelima adalah Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang merupakan konsistensi
penulisan dari bab I sampai bab V.
BAB II LANDASAN TEORI A.
Telaah Pustaka 1. Tinjauan Lembaga Keuangan Konvensional A. Pengertian Kredit Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam. Dimulai dari kata “kredit” yang berasal dari bahasa yunani “Credere” yang berarti “kepercayaan” atau dalam bahasa lain “Creditum” yang berarti kebenaran. (Kellermen, 1989:123). Dalam praktek sehari-hari pengertian ini berkembang lebih luas antara lain: 1. Kredit adalah lalu lintas pembayaran dan penukaran barang dan jasa di mana pihak yang satu memberikan prestasi, baik berupa uang, barang dan jasa atau prestasi-prestasi lainnya, sedangkan imbalan prestasinya akan diterima kemudian (Sudatyo, 1996:203). 2. Kredit
adalah
kemampuan
untuk
melaksanakan
suatu
pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan atau ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati (Kohler, 1964:111).
Sedang pengertian yang lebih sesuai dengan kegiatan perbankan Indonesia, dapat djabarkan sebagai berikut: a. Undang-Undang pokok perbankan Nomor 14 Tahun 1976 pada BAB 1, pasal 12 yang merumuskan: “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan pinjam-meminjam antar bank dengan
pihak
lain
dalam
hal
peminjam
berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan”. b. Undang-Undang pokok perbankan No 7 tahun 1992, pasal 1 butir 12 disebutkan, kredit adalah: “Kredit uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan pinjam-meminjam anatara bank dengan pihak lain”. Dari
pengertian
diatas
tentang
kredit
maka
penulis
berpendapat “kredit adalah suatu transaksi antara dua belah pihak, pihak pertama atau kreditur menyerahakan atau menyediakan sumber-sumber ekonomi yang berupa uang atau barang dengan perjanjian bahwa pihak kedua debitur akan membayar kembali secara mengangsur pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
B.
Penggolongan Jenis Bank Dalam perbankan konvensional berdasar undang-undang
No. 10
Tahun 1988 terdapat penggolongan jenis bank sebagai berikut: 1. Bank umum Bank umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan pasal 1). Usaha-usaha bank meliputi: a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, deposito, tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. b) Memberikan kredit. c) Memberikan surat pengakuan hutang. d) Membeli, menjual atau menjamin atau resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas kepentingan nasabahnya. e) Memindahkan uang bank untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. f) Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, sarana komunikasi baik dengan menggunakan wesel, cek, maupun yang lainnya.
g) Menerima pembayaran tagihan atau surat berharga dan melakukan perhitungan denga pihak ketiga. h) Menyediakan
tempat
untuk
penyimpanan
surat-surat
berharga. i) Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. j) Melakukan kegiatan untuk dengan pihak lain berdasarkan kontrak. k) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasar prinsip hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah. l) Membeli semua pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajiban kepada bank dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut dapat dicairkan secepatnya. m) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang yang berlaku.
2. Bank Perkreditan Rakyat Bank
Perkreditan
Rakyat
merupakan
bank
yang
melaksanakan kegiatan uasaha-usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan pasal 1) Usaha-usaha Bank Perkreditan Rakyat: a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. b) Memberikan kredit. c) Menyediakan pembiayaan. d) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangaka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain. e) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah. Bank Perkreditan Rakyat tidak bolah melakukan hal-hal senagai berikut: a) Melakukan usaha peransuransian. b) Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran. c) Melakukan penyertaan modal. d) Melakukan kegiatan dan usaha dalam valuta asing. e) Melakukan usaha lain di luar ketentuan yang telah berlaku.
C.
Pengertian Pemberian Kredit Bank merupakan lembaga keuangan yang bertugas memberikan
kredit, disamping tugas lain di bidang keuangan karena bank bertugas memberikan kredit, maka bank menentukan kebijaksanaan dan peraturan-peraturan mengenai perkreditan, walaupun antara pihak bank satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan, pada dasarnya pemberian kredit didasarkan pada hasil penelitian dari pihak bank tersebut terhadap perusahaan atau usaha pemohon kredit mengenai berbagai aspek, antara lain : kepribadian, keahlian dan kemampuan calon debitur, besar jaminan, prospek usaha baik jangka pendek maupun jangka panjang. Unsur-unsur yang terdapat dalam pengertian kredit adalah: 1. Kepercayaan adalah keyakinan dari pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang dan jasa akan benarbenar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. 2. Waktu adalah suatu masa yang dipisahkan antara pemberi prestasi yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang dan jasa akan benarbenar diterima atau masa yang akan datang. 3. Degree of Risk adalah tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan pengembalian prestasi yang akan
diterima dikemudian hari. Semakin lama kredit yang diberikan semakin tinggi tingkat resikonya (Suyatmo, 1996:67). D. Jenis-jenis Kredit 1. Kredit Langsung Adalah kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada lembaga pemerintah. Misalnya Bank Indonesia memberikan kredit langsung kepada bulog dalam rangka pelaksanaan program pangan, ini merupakan program dari pemerintah untuk menstabilkan harga bahan pokok termasuk beras. 2. Kredit Perbankan Adalah kredit yang diberikan kepada masyarakat untuk kegiatan usaha atau konsumsi. 3. Kredit Likuiditas Adalah kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada Bank Swasta yang selanjutnya digunakan sebagai untuk membiayai kredit. 4. Kredit Investasi Merupakan kredit jangka menengah atau panjang yang diberikan oleh suatu bank kapada perusahaan untuk melakukan investasi atau penanam modal, yanh dimaksud di sini adalah untuk pembelian barang-barang modal serta jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi maupun ekspansi proyek yang sudah ada. E. Pengertian Pendapatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendapatan didefinisikan sebagai hasil kerja pencarian. Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia oleh Poerwadarminta (1976) pendapatan adalah hasil pencarian perolehan. 2. Tinjauan Lembaga Keuangan Syariah Pada saat ini Bank Indonesia telah mengeluarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/34/KEP/ DIR tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat yang berdasarkan prinsip syari’ah. Dengan berlakunnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, Bank Indonesia yang melakukan kegiatan usaha secara kinvensional dapat juga melaksanakan kegiatan usaha berdasar prinsip syari’ah, namun dilakukan oleh kantor cabang khusus yang semata-mata melaksanakan kegiatan berdasarkan prinsip syari’ah saja. Pada tahun 1990 berawal dari hasil lokakarya MUI tentang Riba dan Bunga Bank mengasilkan rencana secara konkrit pendirian bank syari’ah. Dengan didukung pemerintah, MUI, ICMI mendirikan Bank Muamalat dengan peran serta ratusan ribu ummat Islam Jawa Barat. Secara resmi BMI berdiri pada tanggal 1 Nopember 1991 dan mulai beroperasi pada 1 Mei 1992. Perkembangan perbankan syari’ah tersebut di atas ternyata belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya untuk pedagang kecil dan menengah. Berpijak dari permasalahan tersebut maka kaum
intelek muslim berusaha mencari pemecahan untuk dapat membantu pedagang kecil dan menengah untuk memenuhi kebutuhan modal yakni dengan membentuk BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) yang diharapkan menjadi lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dan menengah yang berlandaskan pada prinsip syari’ah. Kegiatan pokok BMT yakni mengembangkan usaha-usaha produktif, investasi dan menerima titipan BAZIZ dari infaq, zakat, infaq dan shodaqoh. Misi BMT: a) Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota dengan prinsip syari’ah. b) Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan kemajuan lingkungan pada umumnya. c) Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan menyimpan. d) Menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota. e) Memperkuat posisi tawar, sikap amanah dan jaringan komunikasi bagi para anggota. Visi BMT: a) Memberikan pelayanan pembiayaan kepada para anggota untuk tujuan-tujuan produktif, dengan sistem pelayanan cepat, layak dan tepat sasaran.
b) Mengusahakan
pemupukan
modal
yang
bersal
dari
simpanan-simpanan anggota dengan sistem syari’ah dan usaha lain yang tidak bertentangan dengan misi BMT. c) Mengusahakan program pendidikan secara intensif dan teratur bagi
anggota, untuk menambah pengetahuan,
ketrampilan kewirausahaan para anggota. d) Melakukan program pendidikan keagamaan bagi anggota. e) Usaha-usaha lain lain yang bermanfaat bagi anggota dan tidak bertentangan dengan misi BMT. Jenis-jenis produk BMT: 1. Mudhorobah Adalah suatu akad antara kedua belah pihak atas penyerahan uang dari satu pihak ke pihak lain untuk berdagang, dan keuntungan dibagi sesuai kesepakatan. Dipandang dari segi hukum mudhorobah hukumnya boleh (jaiz) berdasarkan AlQur’an dan Hadist, dan Ijma’ ulama. Rukun-rukun mudhorobah: a) Penyerahan oleh pemilik modal. b) Penerima oleh pelaksana. Syarat-syaratnya: a) Pokok modal harus berupa uang. b) Jumlah pokok modal harus ditentukan.
c) Pembagian keuntungan ditetapkan prosentasenya sesuai kesepakatan.
Dasar Mudhorobah Pelaksana adalah orang yang terpercaya, maka jika terjadi kerugian dia tidak menanggungnya kecuali kesalahannya. (Lembaga Keuangan Syari’ah : hal. 16/K.H Abdul Wahid Hasyim) Dalam prakteknya mudhorobah melalui tahapantahapan sebagai berikut: 1) Pemohon Mudhorib mengajukan permohonan modal kapada BMT, kecuali data pribadi mudhorib, permohonan ini memuat antara lain: a) Jenis usaha yang dilakukan. b) Dana yang dibutuhkan untuk operasional usaha tersebut. c) Perkiraan laba bersih yang diperoleh setiap minggu atau setiap bulan. 2) Akad Dalam akad mudhorobah ini selain memuat identitas masing-masing pihak harus mencantumkan:
a) Jumlah modal yang dipercayakan oleh BMT pada mudhorib. b) Jenis usaha yang dikelola oleh mudhorib. c) Nisbah bagi BMT dan mudhorib dari laba bersih yang diperoleh. 3) Perhitungan laba dan nisbah Setiap
periode
dengan
akad
petugas
BMT
bersama-sama dengan mudhorib mengadakan perhitungan laba dan nisbah. Perhitungan laba ini harus dalam semacam acara yang ditandatangani kedua belah pihak. Dalam berita acara ini harus mencantumkan suatu klausul: Perhitungan ini telah kami buat dengan teliti. Namun bila ada kekurangan ataupun kelebihannya kedua belah pihak sudah saling merelakannya. 2. Bai’bisaman ‘ajil (BBA) a) Pengertian Yaitu akad jual beli dengan membayar harga pokok beserta keuntungannya secara angsuran dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan bersama. b) Hukumnya Hukumnya boleh (jaiz) berdasarkan Al-Qur’an (QS. Al Baqarah: 275), Hadist (HR. Bazzar dan dishohihkan oleh Al Hakim) dan Ijma’ Ulama (Kitab Fiqhussunnah juz 3:141).
c) Rukunnya 1. Penjual 2. Pembeli 3. Barang yang dijual 4. Harga 5. Ijab qobul (perjanjian/kesepakatan) d) Syarat-syaratnya 1) Syarat yang terkait dengan penjual dan pembeli: a. Sempurna akal dan pikiran b. Cukup umur (baligh) c. Mengerti hukum d. Tidak terpaksa melakukan jual beli 2) Syarat yang terkait dengan barang: a. Barang yang dijual harus ada b. Jelas pemiliknya c. Jelas kriterianya (bentuk, ukuran, warana dan sifat) d. Halal 3) Syarat yang terkait dengan harga: a. Harga harus jelas b. Jenis mata uang harus jelas c. Pembayaran barang boleh ditangguhkan 3. Murobahah a) Pengertian
Yaitu akad jual beli dengan membayar harga pokok beserta keuntungannya pada waktu jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan bersama. (Fiqhussunnah Juz 3:149) b) Hukumnya Hukumnya boleh (jaiz), berdasar Al Qur’an, QS Al Baqarah:275 yang artinya, “Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. Dalam hadistnya Rosululloh S A W. Ditanya : “Pekerjaan apakah yang paling utama? Beliau menjawab : pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan semua perdagangan yang mabrur”. Dalam Ijma’ para Ulama menyebutkan : “Jumhur ahli fiqih sepakat bahwa jual beli itu ada dua, Misawanah dan Murabahah. c) Rukunnya 1) Penjual 2) Pembeli 3) Barang yang dijual 4) Harga 5) Ijab qobul (perjanjian/persetujuan) d) Syarat-syaratnya 1) Syarat yang terkait dengan penjual dan pembeli: a. Sempurna akal dan pikiran b. Cukup umur (baligh) c. Mengerti hukum
d. Tidak terpaksa melakukan jual beli 2) Syarat yang terkait dengan barang:
a. Barang yang dijual harus ada b. Jelas pemiliknya c. Jelas kriterianya (bentuk, ukuran, warana dan sifat) d. Halal 3) Syarat yang terkait dengan harga: a. Harga harus jelas b. Jenis mata uang harus jelas c. Pembayaran barang boleh ditangguhkan 4. Salam a) Pengertian Salam adalah penjualan sesuatu dengan kriteria tertentu (yang masi berbeda) dalam tanggungan dengan pembayaran segera/atau disegerakan. (Kitab Fiqhussunnah juz 3 : 171). b) Hukum Hukumnya adalah boleh (jaiz), berdasarkan Al Qur’an surat Al Baqarah:282 yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman bila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan maka hendaknya kamu menulisnya dengan benar.”
Berdasarkan Hadist Nabi SAW dikatakan: “Dari Ibnu Abbas r.a berkata: Nabi SAW datang ke Madinah sedangkan penduduknya melakukan transaksi salam untuk penjualan buah-buahan (dengan waktu) dua tahun atau tiga tahun, lalu Rasulullah
bersabda:
barang
siapa
melakukan
salam
hendaknya melakukannua dengan harga yang jelas serta waktu yang jelas pula.” (HR. Bukhari dan Muslim). Berdasarkan Ijma’ ulama menyebutkan: orang-orang yang ahli ilmu yang kami ketahui sepakat bahwa akad salam itu boleh (kitab Fiqhussunnah juz 3:171). c) Syarat-syaratnya: 1. Syarat-syarat pembayaran (modal) a) Diketahui jelas jenisnya b) Diketahui jelas kadarnya c) Diserahkan di majlis 2. Syarat barang yang disalamkan a) Barang tersebut dalam tanggungan. b) Barng
tersebut
berkriteria
yang bisa
kejelasan kadar dan sifat-sifatnya. c) Batas waktunya diketahui dengan jelas.
memberi
5.
Musyarokah a)
Pengertian Musyarokah mempunyai arti persekutuan dua orang dalam modal untuk melakukan perdagangan dengan keuntungan dibagi dua sesuai dengan kesepakatan.
b) Hukumnya Hukum musyarokah boleh (jaiz). Berdasarkan Al Qur’an surat Shod:24 disebutkan: “Dan sesungguhnya kebanyakan orang-orang yag berserikat itu sebagian mereka berbuat kedholiman kepada yang lainnya, kecuali orang-orang beriman dan beramal sholeh.” Dalam sebuah Hadist Rosululloh bersabda: “Sesungguhnya Allah bersabda: Aku adalah orang ketiga dari berserikat selagi salah satunya tidak berkhianat terhadap yang lain, jika salah satu mengkhianati yang lainnya maka aku keluar pada keduanya.” c) Syarat-syarat
1) Hendaknya dilakukan sesama muslim. 2) Besarnya modal dan bagian para sekutu harus diketahui. 3) Keuntungan harus dibagi berdasarkan jumlah modal. d) Rukunnya 1) Ijab 2) Qobul 6.
Qordh al Hasan a)
Pengertian Adalah harta yang dipinjamkan kepada peminjam untuk dikembalikan senilai pinjaman pada waktu peminjam mampu mengembalikan.
b) Hukum Hukum Qordhun Hasan adalah boleh (jaiz) sesuai dengan firman Allah dan Hadist. Dalam Al Qur’an surat Al Baqarah yang artinya: “Barang siapa memberikan pinjaman yang kepada Allah, maka Allah akan melipat gandakan pembayaran dengan berlipat-lipat. Dan Allah menyempurnakan rizqi sebagian orang dan melapangkan kepada sebagian yang lain. Dan kepada-Nya kamu dikembalikan.”
7.
Wadi’ah (Simpanan) a)
Pengertian Adalah menitipkan suatu barang pada orang lain agar dia dapat memelihara dan menjaganya sebagaimana mestinya. (Fiqhussunnah juz 3:235).
b) Hukumnya Hukumnya boleh (jaiz) bagi orang-orang yang yakin mampu menjaganya. c) Rukun dan macamnya 1) Wadi’ah yaitu barang yang dititipkan, diisyaratkan sah pemiliknya. 2) Muwaddi’ dan Muwadda’ yaitu orang yang menitipkan dan yang dititipi, diisyaratkan keduanya orang yang sah menjadi wakil dan yang diwakili. 3) Shighot, yaitu lafadl/akad menitipkan barang seperti “aku titipkan barang ini kepadamu” adapun penerima, menurut
pendapat
yang
paling
rojikh
tidak
melafadlkannya. (kitab Mu’minul Mubin 3:91)
diisyaratkan
BAB III GAMBARAN OBJEK
A.
Gambaran Umum 1. Sejarah BMT Sumber Usaha. Pendirian
BMT
Sumber
Usaha
dilatarbelakangi
karena
banyaknya pengusaha dan pedagang mikro di sekitar Desa Karang Duren yang mengalami kesulitan mendapat akses permodalan. Meskipun
sebenarnya
mereka
mempunyai
potensi
untuk
berkembang. Golongan tersebut didominasi oleh kelompok ekonomi lemah dan dengan pendidikan yang terbatas. Langkah pintas biasanya diambil oleh beberapa diantara mereka dengan meminjam modal pada rentenir dengan bunga yang terkadang melampaui pendapatan dari mereka. Diantara akses yang dapat mereka peroleh adalah lembaga perbankan, namun biasanya mereka justru terkendala oleh sistem dan prosedur bank yang baku dan dengan proses yang lama. Dan juga perbankan yang lebih mengutamakan pengusaha tingkat menengah ke atas. Diharapkan dengan adanya BMT Sumber Usaha masyarakat sekitar desa Karang Duren antara yang surplus dana dengan yang membutuhkan dana akan terhubung. Sehingga secara tidak langsung kedua pihak tersebut dengan perantara BMT Sumber Usaha dapat
tercipta suatu hubungan yang positif. Pembangunan ekonomi berjalan dengan memberdayakan masyarakat, khususnya golongan ekonomi mikro. Disamping itu tujuan BMT terlaksana yaitu memperoleh keuntungan dunia yang bersifat materi dan persaudaraan juga keuntungan yang akan dipetik di akhirat dengan terhindarkan dari harta riba. BMT Sumber Usaha untuk pertama kali didirikan pada tanggal 18 Mei 2001. Diantara yang berperan dalam pendirian BMT Sumber Usaha adalah tokoh-tokoh masyarakat dan ulama desa Karang Duren. Diantara tokoh-tokoh yang memprakarsai berdirinya BMT adalah Bp. Dhofari S.Pd., Bp. Drs. H. Sholiminudin, Bp. H.A. Djuremi dan para ulama yang ada di desa Karang Duren, Kec. Tengaran seperti KH. Fatcul Mu’in. Lembaga keuangan ini mendapat perizinan menjadi salah satu Unit Otonomi Simpan Pinjam dari Koperasi dan Pembinaan Menengah
dengan
Badan
Hukum
Koperasi
nomor
236/BH/KDK.II.I/188.4/VII/2001 pada tanggal 4 Juli 2001. Lokasi pertama lembaga ini beroperasi adalah Pasar Lama Kembangsari yang saat ini telah menjadi markas TNI. Kemudian di tahun 2005 telah menempati gedung baru di Kompleks Kios Pasar Kembangsari Baru dengan ruangan yang representatif dan lokasi yang strategis. 2. Visi dan Misi
Visi BMT Sumber Usaha sebagai suatu badan usaha atau lembaga yang memiliki kegiatan yang berlandaskan syariah Islam dalam upaya meningkatkan dan atau mewujudkan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi umat secara umum dan masyarakat di sekitar BMT Sumber Usaha. Visi ini mewujud ke misi yang tertuang sebagai berikut : a. Ikut serta dalam meningkatkan atau memajukan kualitas kehidupan sosial ekonomi umat. b. Memberikan keuntungan yang wajar bagi pihak – pihak yang memiliki akses langsung maupun tidak langsung pada BMT Sumber Usaha. c.
Mengusahakan pertumbuhan BMT Sumber Usaha seoptimal mungkin.
d. Memberikan kontribusi positif bagi umat Islam. e.
Memberikan kondisi yang nyaman untuk bekerja.
Perkembangan Usaha Dari waktu ke waktu BMT Sumber Usaha menujukkan perkembangan yang pesat. Modal awal Rp 29.000.000,00,- ( Dua Puluh Sembilan Juta Rupiah ) dan hingga Desember tahun 2006 sudah mencapai modal Rp.181.807.000,00,- (Seratus Delapan Puluh Satu Juta Delapan Ratus Tujuh Ribu Rupiah), dengan asset Rp 4,8 milyard. Sedangkan sumber daya insani dari 3 orang menjadi 8
orang.
Kepercayaan
masyarakat
meningkat
dengan
dapat
dihimpunnya dana dari anggota sebesar Rp 3,1 milyard dengan jumlah anggota 2800 orang dan jangkauan operasional di sekitar pasar Kembangsari, desa Karangduren, wilayah kecamatan Tengaran dan Salatiga. Ini menunjukkan bahwa BMT Sumber Usaha Tengaran semakin dipercaya masyarakat di sekitar BMT Sumber Usaha Tengaran. 3. Struktur Organisasi Adapun Struktur Organisasi di BMT Sumber Usaha Tengaran periode 2009-2012 adalah sebagai berikut: GAMBAR 3.1 STRUKTUR ORGANISASI BMT “SUMBER USAHA” TENGARAN PERIODE 2009 – 2012
Dewan Penasehat
Pengurus
Dewan Pengawas
Manager
Accounting
Bag. Pembiayaan
Sumber : BMT Sumber Usaha 2012 Keterangan: a. Pengurus :
Teller
Pemasaran
1) Ketua
: Wignyo Gutomo,SH
2) Sekretaris
: Waluya, S.Pd
3) Bendahara
: Dhofari, S.Pd.,MM
b. Pengelola : 1) Manager
: Rodliyatul Hani’ah, SE
2) Accounting
: Luthfi Al Jauhari. S.Ag.
3) Teller
: Yulianingsih,SE
4) Bag. Pemby.
: Totok Pramono, SE
5) Bag. Pemby.
: Nur Kholiq
6) Pemasaran
: Alip Wiyono, SE
7) Pemasaran
: Anida Fitri Nur Susanti
8) Office Boy
: Saliq, S.Ag.
c. Badan Pemeriksa : 1) Ketua
: Agus Joko Susilo, SE
2) Anggota
: Rinif Budi Prasetyo, SH Joko Purwadi, S.Pd.
d. Dewan Penasehat : 1) Drs.H. Soliminudin,MM 2) H. M. Zuhri Berdasarkan data-data yang ada di BMT Sumber Usaha Tengaran, tugas-tugas dari pengelola yaitu:
1. Manajer
a. Mengoptimalkan sumber daya yang ada di BMT Sumber Usaha Tengaran guna mencapai BMT yang profesional (sehat dan efisien). b. Menyusun anggaran. c. Menyusun strategi dan rencana kerja untuk mencapai anggaran. d. Mengkoordinasikan
aktifitas
penghimpuna
dana
dan
penyaluran pembiayaan dengan aman dan lancar. e. Memastikan laporan keuangan tepat waktu dan benar. f. Sistem dan prosedur operasional dilaksanakan sesuai ketentuan. g. Meningkatkan, memelihara dan mengamankan harta BMT. h. Menindaklanjuti hasil evaluasi/pemeriksaan Dewan Syari’ah. 2. Dewan Pengawas dan Dewan Pengurus. a. Mereview aplikasi pembiayaan sebelum menyetujui dan merekomendasikan. b. Melakukan penilaian secara menyeluruh untuk mengatur kelayakan usaha calon direktur. c. Merekomendasikan/mengusulkan
penyelesaian
pinjaman
bermasalah d. Meningkatkan ketrampilan dan profesionalisme SDM. 3. Tanggung jawab manager:
Terkoordinasinya semua aktifitas BMT baik dibidang operasi, investasi, pembiayaan, pemasaran, dan SDM dengan sebaik-baiknya. a. Tercapainya citra yang baik dan hubungan yang harmonis dengan lingkungan masyarakat sekitar BMT Sumber Usaha Kembangsari. b. Pencapaian target sesuai anggaran yang telah ditetapkan. 4. Accounting a. Mengelola administrasi pembukuan dan laporan kegiatan. b. Melaksanakan pembukuan atas transaksi yang dilaksanakan setiap hari. c. Membuat laporan neraca dan rugi/laba harian dan bulanan. d. Memproses, mengelola pembukuan transaksi bank. e. Melaksanakan
buku
yang
menjadi
tanggung
jawab
pembukuan. f. Membuat laporan bulanan setiap periode. 5. Bagian kredit a. Melayani pembukuan sampai dengan pencairan deposito serta pembebanan bagi hasilnya. b. Melayani pembukuan sampai dengan penutupan rekening tabungan. c. Memberikan informasi kepada nasabah mengenai bagi hasil tabungan dan deposito yang berlaku.
d. Memeriksa kelengkapan akad pembiayaan. e. Memonitor proses penandatanganan akad pembiayaan. f. Merencanakan pengembangan SDM. g. Mensupervisi peraturan kekaryawanan. h. Mengontrol penggunaan blangko deposito (nomor deposito). i. Melaksanakan proses pembukuan dan pencairan deposito. j. Membuat register mutasi deposito/tabungan. k. Membuat cadangan bagi hasil deposito. l. Mencetak posisi tabungan ke buku tabungan nasabah. m. Pembukuan dan pencairan deposito. n. Bertanggung jawab terhadap kerahasiaan data nasabah. o. Melakukan survey lapangan. p. Meneliti kartu angsuran pembiayaan. 6. Teller a. Melayani transaksi harian secara tunai di counter. b. Mengelola kas dan uang tunai. c. Memberi informasi dan penjelasan. d. Memeriksa ulang transaksi nasabah. e. Mengakses mutasi harian ke komputer sesuai dengan pengolahan datanya. f. Mencocokan transaksi harian dengan nominal uangnya. 7. Pemasaran a. Melaksanakan wawancara dengan calon debitur.
b. Mengadakan pemeriksaan ke lokasi usaha. c. Mengadakan
pemeriksaan
dan
penilaian
jaminan
pembiayaan. d. Membuat laporan analisa pembiayaan.
8. Dewan Pengawas a. Mengawasi seluruh kegiatan BMT dalam aspek syari’ah. b. Memberikan persetujuan pemberian pembiayaan besar. 9. Dewan Penasehat Memberikan nasehat kepada manager untuk menjalankan kegiatan operasional sesuai dengan syariat Islam.
B. Data Deskriptif A. Permodalan Modal BMT Sumber Usaha Kembangsari berasal dari sisa hasil usaha, simpanan anggota, pinjaman pemerintah dan simpanan dari masyarakat selain anggota. a. Sisa Hasil Usaha (SHU) Sisa hasil usaha merupakan keuntungan yang diperoleh selama melakukan operasional. Perhitungannya dilakukan setiap satu tahun sekali. Setelah SHU dibagikan kepada anggota sesuai dengan porsi pembagian berdasarkan aturan yang ada, maka kelebihannya dijadikan modal oleh BMT.
b. Simpanan Pokok Dalam BMT Sumber Usaha simpanan pokok ini dihitung dalam lembaran usaha. Setiap saham senilai Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) c. Simpanan Wajib Simpanan wajib dikenakan bagi setiap anggota, besarnya yaitu Rp 10.000,- per bulan. Namun dalam prakteknya simpanan wajib ini dibayarkan sekali dalam setahun. d. Pinjaman Pemerintah Pada tahun 2003 BMT Sumber Usaha Kembangsari mendapatkan pemerintah.
pinjaman Pinjaman
sebesar ini
Rp
250.000.000,-
diberikan
dengan
dari
periode
pengembalian selama 3 tahun. e. Modal Penyertaan Dana ini diperoleh dari masyarakat diluar anggota. Mereka menitipkan sejumlah uang untuk dikelola guna mendapatkan pembagian dari SHU yang ada di BMT Sumber Usaha.
TABEL 3.2 LAJU PERKEMBANGAN BMT SUMBER USAHA TAHUN 2008-2011
Tahun- tahun Operasional BMT Sumber Usaha 2008 2009 2010 2011 7.586.232.311 10.413.458.003 11.893.558.815 15.003.414.959 466.082.425 396.558.425 427.789.800 539.720.700
No Keterangan 1 Asset 2 Kas Penempatan 3 pada bank 1.638.512.986 3.880.885.376 Penempatan 4 pada Koperasi Pembiayaan 5 yang diberikan Jumlah anggota 980 1.012 Pembiayaan 5.345.647. 6.105.487.100 Harta tetap, inv 6 dan persediaan 118.389.500 93.824.600 Biaya dibayar 7 dimuka Dana pihak 8 III/Simpanan Jumlah Anggota 3.505 3.669 Dana pihak III/Simpanan 5.763.776.613 8.935.400.006 Dana Pinjaman 1.132.000.000 610.277.778 9 Modal Dasar 199.127.000 502.114..500 10 Cadangan 183.838.091 131.338.091 11 Pendapatan 1.334.901.698 1.608.641.150 12 Beban biaya 1.152.122.813 1.374.313.522 Laba rugi tahun 13 lalu Laba rugi tahun 14 berjalan 182.778.885 234.327.628 Sumber : BMT Sumber Usaha 2011
3.105.255.098
3.752.317.511
1.170 8.378.018.656
1.406 11.112.138.475
89.518.111
61.983.973
3.807
4.054
10.126.863.664 12.995.518.485 437.500.000 470.000.000 583.887.500 120.667.000 178.203.617 1.261.521.000 2.364.805.323 3.054.676.726 1.914.648.290 2.808.966.254
450.157.033
245.710.472
Dari tabel di atas dapat diketahui laju perkembangan BMT Sumber Usaha yang meliputi beberapa aspek dari tahun 2008-2011 mengalami peningkatan yang cukup baik.
B. Jenis-jenis Pembiayaan di BMT SUMBER USAHA 1. Pembiayaan Mudharabah Yaitu pembiayaan dimana BMT SUMBER USAHA bertindak sebagai pihak yang menyediakan dana (shohibul mal), dan anngota yang menerima pinjaman bertindak sebagai pengelola dana (mudhorib) untuk melakukan kegiatan usaha. Hasil keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama dalam bentuk nisbah. 2. Pembiayaan Murabahah Yaitu
akad
jual
beli
barang dengan
pembayaran
dilakukan oleh anggota BMT SUMBER USAHA setelah jatuh tempo. Pengembalian dengan harga dasar ditambah dengan keuntungan yang telah disepakati bersama. Dalam pembiayaan murabahah ini penjual harus memberitahu pembeli, harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambah pada biaya tersebut. 3. Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil Yaitu hubungan akad jula beli dengan pembayaran ditangguhkan atau jumlah angsuran kewajiban yang harus dibayar oleh peminjam adalah jumlah atas barang modal dan mark-up yang disepakati. 4. Pembiayaan Qordh al Hasan
Yaitu pembiayan lunak yang diberikan atas dasar kewajiban
sosial
semata,
dimana
anggota
(penerima
pembiayaan) tidak dituntut mengembalikan apapun kecuali modal pokok pembiayaan. Namun peminjam atas kehendaknya sendiri boleh menambah secara sukarela sebagai tambahan tertentu pada saat mencicil atau melunasi pembiayaan diatas pembayaran dana yang seharusnya.
5. Pembiayaan Musyarokah Yaitu pembiayaan modal investasi atau modal kerja, yang mana pihak BMT SUMBER USAHA menyediakan sebagian dari modal usaha keseluruhan. Pihak BMT SUMBER USAHA dapat dilibatkan dalam proses manajemen.
C. Syarat-syarat Pembiayaan di BMT SUMBER USAHA Syarat
yang
harus
dipenuhi
oleh
debitur
untuk
mendapatkan pembiayaan adalah sebagai berikut : 1. Foto Copy KTP dan Kartu Keluarga Setelah debitur mengisi formulir permohonan, debitur juga harus menyerahkan foto copy KTP dan KK kepada petugas. 2. Bersedia Disurvey
Calon debitur juga harus bersedia untuk disurvey guna memastikan kebenaran data yang telah di dapat dan mencari informasi diberbagai pihak yang dianggap perlu. 3. Jaminan Calon debitur harus menyerahkan jaminan bila debitur tersebut mengambil pembiayaan murabahah atau bai bitsaman ajil. Jaminan tersebut berupa BPKB, sertifikat tanah, dan lainlain.
4. Memiliki Rekening Tabungan Syarat
yang
mendapatkan
harus
dipenuhi
kredit
adalah
oleh harus
calon
debitur
memiliki
tabungan/harus menjadi anggota terlebih dahulu.
dalam
rekening
BAB IV ANALISIS A. Analisis Deskriptif Dari hasil penelitian didapatkan deskripsi mengenai pedagang kecil di Kembangsari sebagai responden penelitian. Deskripsi tersebut terutama yang berhubungan dengan pemberian kredit BMT SUMBER USAHA kepada para nasabahnya yang merupakan pedagang kecil di Kembangsari
Prosedur yang
dilakukan oleh BMT SUMBER USAHA dalam memberikan pembiayaan adalah sebagai berikut:
1. Nasabah Mengisi
surat
permohonan
pinjaman
dan
menyerahkannya ke manajer bersamaan dengan foto copy KTP dan Kartu Keluarga. 2. Manajer a. Menerima surat permohonan pinjaman, foto copy KTP
dan
Kartu
Keluarga,
menganalisa,
dan
memberikan persetujuan. b. Surat permohonan pinjaman, foto copy KTP dan Kartu Keluarga diserahkan ke bagian kredit.
3. Bagian Kredit
a. Menerima surat permohonan pinjaman, foto copy KTP
dan
Kartu
Keluarga
dari
manajer
dan
mengarsipkannya. b. Membuat surat perjanjian kredit, bukti pengeluaran kas, dan buku angsuran kemudian menyerahkannya ke bagian kasir setelah mendapat persetujuan dari manajer. 4. Bagian Kasir a. Menerima surat perjanjian kredit, bukti pengeluaran kas, dan buku angsuran dari bagian kredit. b. Mencatat realisasi pinjaman ke dalam kartu pengawas pinjaman dan mencatat pengeluaran kas ke dalam buku harian kas. c. Menyerahkan buku angsuran, bukti pengeluaran kas lembar kedua, dan kas ke nasabah. d. Menyerahkan surat perjanjian kredit ke bagian kredit. e. Menyerahkan bukti pengeluaran kas lembar pertama ke bagian pembukuan. 5. Bagian pembukuan a. Menerima bukti kas lembar pertama dari bagian kasir. b. Mencatat transaksi pengeluaran kas ke dalam daftar pengeluaran harian kas serta mengarsipkan bukti pengeluaran kas.
c. Secara periodik memposting pengeluaran kas ke buku besar.
Prosedur Pelunasan Pembiayaan di BMT SUMBER USAHA Kembangsari 1. Nasabah a. Mengisi bukti kas rangkap dua. b. Bukti peneimaan kas diserahkan ke bagian kasir bersamaan dengan kas dan buku angsuran. 2. Bagian Kasir a. Menerima bukti kas rangkap dua, kas, dan buku angsuran. b. Mencatat pembayaran angsuran ke dalam buku angsuran
dan
kartu
pengawas
pinjaman,
serta
mencatat penerimaan kas ke dalam buku harian kas. c. Buku angsuran dan bukti penerimaan kas lembar kedua diserahkan ke nasabah. d. Bukti penerimaan kas lembar pertama diserahkan ke bagian pembukuan. 3. Bagian Pembukuan a. Menerima bukti penerimaan kas lembar pertama dari bagian kasir.
b. Mencatat transaksi penerimaan kas ke dalam daftar pengeluaran harian kas serta mengarsipkan bukti penerimaan kas. c. Secara periodik memposting penerimaan kas ke buku besar. Modal merupakan elemen yang sangat penting dalam menjalankan usaha. Modal sangat mempengaruhi usaha para pedagang terutama dalam hal mencukupi persediaan barang dagangan. Dibawah ini akan disajikan data mengenai modal yang dimiliki oleh para responden yang merupakan pedagang kecil di Kembangsari sebelum mendapatkan kredit di BMT SUMBER USAHA.
Tabel 4.1 Modal yang dimiliki pedagang kecil di Kembangsari sebelum mendapatkan kredit di BMT SUMBER USAHA Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Modal Awal 600,000 350,000 2,000,000 600,000 230,000 1,550,000 1,000,000 650,000 350,000 1,000,000 200,000 700,000 500,000 600,000 250,000 2,050,000 500,000 250,000 650,000
20
Rp
750,000
Sumber : data primer 2012
Dari tabel di atas dapat diuraikan beberapa deskripsi mengenai kondisi permodalan para pedagang kecil di Kembangsari yang mendapatkan kredit di BMT SUMBER USAHA. Modal awal paling besar oleh responden adalah sebesar Rp 2.250.000,- sedangkan yang paling kecil adalah sebesar Rp 200.000,-. Bila dihitung rata-ratanya maka dapat diketahui rata-rata modal awal yang dimiliki oleh pedagang kecil di Kembangsari tersebut adalah sebesar Rp 739.000,-. Para pedagang kecil mengajukan kredit dari lembaga keuangan untuk menambah modal. Dengan bertambahnya modal diharapkan para pedagang dapat memperluas usahanya. BMT SUMBER USAHA merupakan lembaga keuangan yang juga menyediakan pelayanan pemberian kredit kepada para nasabahnya. Para pedagang kecil di Kembangsari mengajukan kredit kepada BMT SUMBER USAHA dengan harapan dapat mengembangkan usaha dagangnya, misalnya dengan menambah persediaan barang dagangan. Dengan demikian diharapkan usaha dagang para pedagang kecil tersebut akan semakin berkembang. Berikut ini disajikan data mengenai jumlah kredit yang diberikan oleh BMT SUMBER USAHA kepada beberapa nasabahnya yang merupakan pedagang kecil di Kembangsari.
Tabel 4.2 Jumlah kredit dan jangka waktu peminjaman pedagang kecil di Kembangsari Responden Plafon Jangka waktu 1 Rp 10 bulan 1,500,000
2
Rp 500,000 3 Rp 5,000,000 4 Rp 2,000,000 5 Rp 1,000,000 6 Rp 6,000,000 7 Rp 2,000,000 8 Rp 2,500,000 9 Rp 500,000 10 Rp 4,000,000 11 Rp 500,000 12 Rp 1,500,000 13 Rp 1,000,000 14 Rp 2,000,000 15 Rp 700,000 16 Rp 5,500,000 17 Rp 4,000,000 18 Rp 650,000 19 Rp 3,500,000 20 Rp 2,400,000 Sumber : data primer 2012
10 bulan 10 bulan 10 bulan 10 bulan 10 bulan 10 bulan 10 bulan 10 bulan 10 bulan 10 bulan 10 bulan 10 bulan 10 bulan 10 bulan 10 bulan 10 bulan 10 bulan 10 bulan 10 bulan
Dari tabel di atas dapat diuraikan beberapa deskripsi tentang kredit yang diperoleh para pedagang kecil di Kembangsari dari BMT SUMBER USAHA. Dari data yang ada diketahui bahwa
semua kredit BMT SUMBER USAHA yang diberikan kepada responden yang menjadi nasabah memiliki jangka waktu pinjaman selama 10 bulan, sedangkan pelunasannya adalah 10 kali pembayaran. Dengan kata lain pengembalian pinjaman dilakukan sebulan sekali selama jangka waktu peminjaman. Jumlah kredit paling besar yang didapatkan oleh para responden adalah sebesar Rp 6.000.000,- sedangkan yang paling kecil adalah sebesar Rp 500.000,-. Bila dihitung rata-ratanya maka dapat diketahui rata-rata jumlah kredit yang didapatkan oleh para responden adalah sebesar Rp 2.337.500,-. 1. Pendapatan Suatu usaha dagang ditujukan untuk memperoleh pendapatan. Dari pengajuan kredit kepada BMT SUMBER USAHA diharapkan
para
menambah
modal
pedagang usaha
kecil yang
di dapat
Kembangsari
dapat
digunakan
untuk
mengembangkan usaha dagangnya. Dengan usaha dagang yang semakin berkembang diharapkan pendapatan para pedagang kecil di Kembangsari yang diperoleh dari usaha dagang tersebut akan naik. Kenaikan pendapatan tersebut pada akhirnya meningkatkan
kesejahteraan
para
pedagang
kecil
di
Kembangsari. Bila tujuan tersebut tercapai berarti BMT SUMBER
USAHA
turut
berperan
dalam
meningkatkan
kesejahteraan para pedagang kecil di Kembangsari. Berikut ini
disajikan data mengenai jumlah pendapatan rata-rata per hari responden sebelum dan sesudah mendapatkan kredit di BMT SUMBER USAHA. Tabel 4.3 Pendapatan rata-rata per hari pedagang kecil di Kembangsari sebelum dan sesudah mendapatkan kredit di BMT SUMBER USAHA Pendapatan Responden Sebelum Sesudah Kenaikan 1 Rp Rp Rp 6,000 20,000 26,000 2 Rp Rp Rp 5,000 16,000 21,000 3 Rp Rp Rp 50,000 55,000 105,000 4 Rp Rp Rp 13,000 24,000 37,000 5 Rp Rp Rp 7,500 15,000 22,500 6 Rp Rp Rp 50,000 95,000 45,000 7 Rp Rp Rp 7,500 32,500 40,000 8 Rp Rp Rp 20,000 30,000 10,000 9 Rp Rp Rp 16,000 20,500 4,500 10 Rp Rp Rp 40,000 80,000 40,000 11 Rp Rp Rp 15,000 14,000 (1,000) 12 Rp Rp Rp 7,000 18,000 25,000 13 Rp Rp Rp 7,500 16,000 23,500 14 Rp Rp Rp 60,000 130,000 70,000 15 Rp Rp Rp 18,000 24,000 6,000 16 Rp Rp Rp 65,000 100,000 35,000 17 Rp Rp Rp
55,000 Rp 15,000 19 Rp 30,000 20 Rp 50,000 Sumber : data primer, data diolah 18
135,000 Rp 20,000 Rp 25,000 Rp 125,000
80,000 Rp 5,000 Rp (5,000) Rp 75,000
Dari tabel dapat dideskripsikan jumlah pendapatan rata-rata per hari responden baik sebelum maupun sesudah mendapatkan kredit di BMT SUMBER USAHA. Dari 20 responden, pendapatan rata-rata per hari terbesar yang diperoleh sebelum mendapatkan kredit adalah sebesar Rp 60,000,- dan yang terkecil adalah sebesar Rp 15.000,-, sedangkan rata-ratanya adalah sebesar Rp 31.525,-. Setelah mendapatkan kredit pendapatan rata-rata per hari terbesarnya menjadi Rp 125.000,dan yang terkecil sebesar Rp 20.000,-, sedangkan rata-ratanya adalah sebesar Rp 54.925,-. Dengan membandingkan pendapatan para pedagang kecil sebelum dan sesudah mendapatkan kredit maka dapat diketahui kenaikan pendapatan para pedagang kecil tersebut. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah mendapatkan kredit hampir semua responden mengalami kenaikan pendapatan. Dari 20 responden, kenaikan pendapatan terbesar adalah sebesar Rp 80.000,- rata-rata per hari. Ada sebagian kecil responden yang responden yang ternyata mengalami penurunan yang terbesar adalah Rp 5.000,- rata-rata per hari. Sedangkan bila dilihat dari
rata-ratanya, setelah mendapatkan kredit di BMT SUMBER USAHA pendapatan rata-rata per hari responden mengalami kenaikan sebesar Rp 24.000,- rata-rata per hari.
B. Analisis Kuantitatif Untuk mengetahui pengaruh jumlah kredit terhadap pendapatan pedagang kecil di Kembangsari digunakan analisis regresi linier sederhana. Secara matematis persamaan regresi linier sederhana dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : Y = a + bX + e ...................Sugiyono, 2002 : 250) Keterangan : Y = Pendapatan Rata-rata Pedagang Kecil Per Hari (Variabel dependen) X =:Variabel Jumah Kredit (Variabel independen) b = Koefisien regresi Variabel Jumah Kredit bo = Konstanta Tabel 4.4 Jumlah pembiayaan dan pendapatan rata-rata per hari pedagang kecil Responden Pembiayaan Pendapatan Rata-rata Per Hari 1 Rp Rp 26,000 1,500,000 2 Rp Rp 21,000 500,000 3 Rp Rp 105,000 5,000,000 4 Rp Rp 37,000 2,000,000 5 Rp Rp 22,500 1,000,000 6 Rp Rp 95,000
6,000,000 Rp 2,000,000 8 Rp 2,500,000 9 Rp 500,000 10 Rp 4,000,000 11 Rp 500,000 12 Rp 1,500,000 13 Rp 1,000,000 14 Rp 2,000,000 15 Rp 700,000 16 Rp 5,500,000 17 Rp 4,000,000 18 Rp 650,000 19 Rp 3,500,000 20 Rp 2,400,000 Sumber : data primer, data diolah 7
Rp
40,000
Rp
30,000
Rp
20,500
Rp
80,000
Rp
14,000
Rp
25,000
Rp
23,500
Rp
130,000
Rp
24,000
Rp
100,000
Rp
135,000
Rp
20,000
Rp
25,000
Rp
125,000
Adapun hasil analisis regresi dengan alat Bantu SPSS 11.05 diperoleh hasil sebagai berikut :
Gambar 4.1
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 3857.135 8641.191 Jumlah Kredit (X) .009 .003 .563
t .446 2.887
Sig. .661 .010
a. Dependent Variable: Pendapatan Rata-Rata Pedagang Kecil Per Hari (Y)
Dari tabel di atas dapat dijabarkan model persamaan regresi sebagai berikut : Y = 3857,135 + 0,009X Persamaan di atas dapat diinterprestasikan penjelasan sebagai berikut: 1) Konstanta (a) = + 3857,135, artinya tanpa ada variabel jumlah kredit (X), maka besarnya variabel pendapatan rata-rata pedagang kecil per hari (Y) adalah sebesar 3857,135 satuan. 2)
Koefisien regresi variabel jumlah kredit (b) = +0,009, artinya setiap peningkatan jumlah kredit yang diterima sebesar satu-satuan akan meningkatkan pendapatan rata-rata pedagang kecil per hari (Y)sebesar 0,009 satuan dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap atau ceteris paribus.
Kemudian untuk mengetahui apakah variabel jumlah kredit (X) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan rata-rata pedagang kecil per hari (Y) maka digunakan uji t. Berikut prosedur uji statistiknya adalah sebagai berikut : (Hasan, 2004 : 108) 1. Menentukan formulasi hipotesis §
H0 : b = 0, berarti tidak terdapat pengaruh jumlah kredit (X) terhadap pendapatan rata-rata pedagang kecil per hari (Y).
§
Ha : b ¹ 0, berarti terdapat pengaruh jumlah kredit (X) terhadap pendapatan rata-rata pedagang kecil per hari (Y).
2. Menentukan taraf nyata (α) dan t-tabel §
Taraf nyata (α) yang digunakan adalah 5 %/2 (0,025) untuk uji dua arah.
§
Nilai t-tabel memiliki derajad kebebasan (db) = n-k-1 (n = jumlah responden, k = jumlah variabel bebas, 1 = angka konstan), dengan demikian nilai t-tabel pada taraf signifikansi 5%/2 dan df = 20-1-1 = 18 adalah 2,101.
3. Menentukan kriteria pengujian §
Ho diterima apabila –t-tabel α/2 ≤ t-hitung ≤ t-hitung α/2
§
Ho ditolak apabila t-hitung > t-tabel α/2 atau t-hitung <- t-tabel α/2
4. Menentukan nilai uji statistik (nilai t-hitung) bi - B0 S bi Keterangan :
t - hitung =
bi = Koefisien regresi masing-masing variabel Bo = Mewakili Nilai B tertentu sesuai dengan hipotesisnya Sbi = Simpangan Baku Koefisien Regresi bi Hasil analisis regresi menunjukkan jika nilai t-hitung = 2,887
5. Membuat kesimpulan Menyimpulkan Ho diterima atau ditolak Keterangan :
Ho diterima, jika -t tabel < t hitung < t tabel Ho ditolak, jika -t tabel > -t hitung jika t tabel < t hitung
Ho ditolak
Ho ditolak Ho diterima
α/2
-t-tabel =
٠
α/2
+t-tabel= 2,101
t-hitung = 2,887
Dari kurva normal di atas jelas nilai t-hitung (2,887) berada di daerah penerimaan Ha pada sisi sebelah kanan, sehingga kesimpulannya terdapat pengaruh jumlah kredit (X)
terhadap pendapatan rata-rata
pedagang kecil per hari (Y).
Uji R2 (Koefisien Determinasi) Koefisien determinasi adalah suatu indikator yang menunjukkan besarnya varians variabel dependen yang bisa dijelaskan oleh variabel independen (Santoso, dan Ashari, 2003 : 170). Dalam hal ini koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya varians variabel pendapatan rata-rata pedagang kecil per hari (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel jumlah kredit (X).
Hasil analisis regresi menunjukkan besarnya nilai koefisien determinasi sebagai berikut :
Model Summary Model 1
R R Square .563a .317
Adjusted R Square .279
Std. Error of the Estimate 22805.68955
a. Predictors: (Constant), Jumlah Kredit (X)
Dari tabel di atas dapat dilihat besarnya nilai koefisien determinasi atau R Square yaitu 0,317, yang artinya 31,70% variasi variabel pendapatan rata-rata pedagang kecil per hari (Y) dapat dijelaskan oleh variabel jumlah kredit (X). Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak termasuk dalam model.
C. Interpretasi Hasil Analisis Regresi Dengan dibuktikannya adanya pengaruh variabel jumlah kredit terhadap pendapatan rata-rata pedagang per hari, menunjukkan jika jumlah kredit yang diberikan memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan rata-rata pedagang per hari. Untuk mengetahui besarnya pengaruh tersebut dapat dilakukan dengan melihat besarnya nilai koefisien regresi (b) variabel jumlah kredit tersebut. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai koefisien regresi variabel jumlah kredit sebesar +0,009, artinya setiap peningkatan jumlah kredit yang diterima sebesar Rp. 100.000,- akan meningkatkan pendapatan rata-rata
pedagang kecil per hari (Y) sebesar Rp. 900,- dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap atau ceteris paribus.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pedagang kecil Kembangsari mengenai pengaruh pembiayaan yang diberikan oleh BMT SUMBER USAHA dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian pembiayaan terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil, hasil ini dapat kita buktikan dari:
Y = 3857,135 + 0,009X Hasil persamaan regresi tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut: a
=
3857,135 artinya, jika kredit dianggap konstan atau
sebesar 0 maka tingkat kenaikan pendapatan sebesar Rp 3.857,135,b
= 0,009 merupakan koefisien regresi untuk X, artinya, jika
kredit (X) mengalami peningkatan sebesar Rp. 1,- maka tingkat pendapatan akan mengalami peningkatan sebesar Rp. 0,009 dan variabel dianggap konstan. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan kredit sebesar 0 maka tingkat kenaikan pendapatan sebesar Rp 3.857,135,dan jika kredit mengalami peningkatan sebesar Rp. 1,- maka tingkat
pendapatan akan mengalami peningkatan sebesar Rp. 0,009. Semakin besar jumlah kredit, maka semakin tinggi pula jumlah pendapatan.
D. Saran Berdasarkan memberikan
pembahasan
beberapa
saran
diatas, yang
maka
mungkin
penulis dapat
ingin
dijadikan
pertimbangan dan masukan bagi perbankan syari’ah pada umumnya dan BMT SUMBER USAHA Tengaran pada khususnya: 1. Hambatan yang dialami pedagang kecil adalah modal, untuk itu BMT atau lembaga keuangan perlu memberikan bantuan berupa kredit atau pembiayaan dengan persyaratan ringan atau mudah agar pedagang kecil dapat mengembangkan usaha. 2. Dengan adanya keringanan dan kemudahan dalam mendapatkan kredit dari BMT atau lembaga yang lainnya diharapkan para pedagang
kecil
lebih
terpacu
kewirausahaan dan kemandiriannya.
untuk
meningkatkan
jiwa
ANGKET PENELITIAN
Nama :........................................................ Alamat :...................................................... Jawablah pertanyaan di bawah ini : 1. Jenis usaha yang anda miliki ? ................................................................................................................ .......................... 2. Sejak kapan usaha anda berdiri ? ................................................................................................................ .......................... 3. Berapakah modal awal dari usaha anda ? ................................................................................................................ .......................... 4. Berapakah jumlah kredit anda di BMT Sumber Usaha ? ................................................................................................................ .......................... 5. Berapakah besar angsuran dan jangka waktu yang anda ambil ? ................................................................................................................ .......................... 6. Berapakah jumlah pendapatan dari usaha anda ? a. Sebelum anda kredit di BMT Sumber Usaha ? ........................................................................................................... ......................... b. Setelah anda kredit di BMT Sumber Usaha ? ........................................................................................................... .........................
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
DATA RESPONDEN Jumlah Kredit (X) Rata-Rata Pendapatan Per Hari(Y) 1.500.000,00 6.000,00 500.000,00 5.000,00 5.000.000,00 50.000,00 2.000.000,00 13.000,00 1.000.000,00 7.500,00 6.000.000,00 45.000,00 2.000.000,00 7.500,00 2.500.000,00 10.000,00 500.000,00 4.500,00 4.000.000,00 40.000,00 500.000,00 (1.000,00) 1.500.000,00 7.000,00 1.000.000,00 7.500,00 2.000.000,00 70.000,00 700.000,00 6.000,00 5.500.000,00 35.000,00 4.000.000,00 80.000,00 650.000,00 5.000,00 3.500.000,00 (5.000,00) 2.400.000,00 75.000,00