ANALISIS PEMBIAYAAN MODAL USAHA MURABAHAH OLEH BMT-UGT SIDOGIRI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL (Studi Kasus Pada Pasar Tradisional Blimbing Kota Malang)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Rusyda Tahsin Afidati 125020507111013
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL
Artikel Jurnal dengan judul : ANALISIS PEMBIAYAN MODAL USAHA MURABAHAH OLEH BMT-UGT SIDOGIRI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL (Studi Kasus Pada Pasar Tradisional Blimbing Kota Malang)
Yang disusun oleh : Nama
:
Rusyda Tahsin Afidati
NIM
:
125020507111013
Fakultas
:
Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
:
S1 Ilmu Ekonomi
Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 9 Mei 2016
Malang, 9 Mei 2015 Dosen Pembimbing,
Arief Hoetoro, SE., MT., Ph.D NIP. 19700920 199512 1 001
Analisis Pembiayaan Modal Usaha Murabahah Oleh BMT-UGT Sidogiri Terhadap Peningkatan Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional (Studi Kasus Pada Pasar Tradisional blimbing Kota Malang) Rusyda Tahsin Afidati Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh besar pembiayaan Murabahah terhadap pendapatan pedagang pasar tradisional Blimbing di Kota Malang setelah pembiayaan Murabahah. Penelitian ini dilakukan kepada pedagang pasar tradisional Blimbing Kota Malang yang melakukan pembiayaan Murabahah di BMT-UGT Sidogiri dengan jumlah sampel sebanyak 66 resonden.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara angket. Analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan menggunakan metode path analysisis.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendapatan pedagang sebelum pembiayaan (X 1), jangka waktu angsuran (X2), bentuk/tempat usaha (X3), dan ada tidaknya agunan (X4). Variabel intervening dalam penelitian ini adalah besar pembiayaan murabahah yang diajukan anggota (Z). Sedangkan variabel terikatnya adalah pendapatan pedagang setelah pembiayaan murabahah (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pendapatan pedagang sebelum pembiayaan Murabahah (X 1) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel besar pembiayaan murabahah yang diajukan oleh anggta(Z) maupun terhadap pendapatan pedagang setelah pembiayaan murabahah (Y). Variabel jangka waktu angsuran (X2), bentuk/tempat usaha (X3), dan ada tidaknya agunan (X4) berpengaruh secara tidak langsung terhadap variabel pendapatan pedagang setelah pembiayaan Murabahah (Y) melalui variabel besar pembiayaan Murabahah yang diajukan anggota (Z). Sedangkan variabel bentuk/tempat usaha (X3) dan variabel besar pembiayaan Murabahah yang diajukan oleh anggota (Z) berpengaruh secara langsung terhadap pendapatan pedagang setelah pembiayaan Murabahah (Y). Kata kunci: Pendapatan pedagang, Pembiayaan Murabahah, jangka waktu angsuran, agunan.
A. PENDAHULUAN Lembaga keuangan telah berperan sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat industri modern. Bisa disebut bahwa pertumbuhan ekonomi dalam pembangunannya tidaklah terlepas dari peran sektor keuangan (perbankan). Ekonomi dunia didominasi oleh perbankan dengan sistem bunga, walaupun masih banyak negara yang mengalami kemakmuran dengan sistem ini, akan tetapi masih banyak yang belum bisa mencapai kemakmuran bahkan semakin terpuruk dengan sistem bunga. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga keuangan Bank maupun non Bank yang bersifat formal umumnya tidak dapat menjangkau lapisan masyarakat dari golongan ekonomi menengah ke bawah sehingga kekosongan ini diisi oleh lembaga keuangan non formal termasuk yang ikut beroperasi adalah para rentenir dengan mengenakan suku bunga yang tinggi. Dari persoalan tersebut, mendorong munculnya lembaga keuangan syariah alternatif. Yakni sebuah lembaga yang tidak saja berorientasi bisnis, tetapi juga sosial. Lembaga tersebut adalah Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yaitu salah satu bentuk usaha yang mendasarkan usahanya pada sistem syariah dan merupakan lembaga keuangan non Bank. Salah satu BMT yang berkontribusi dalam pembangunan nasional adalah BMT-UGT Sidogiri. Kehadiran BMT-UGT Sidogiri dilator belakangi oleh rasa keprihatinan akan merebaknya praktek riba yang terjadi disekitar pondok pesantren Sidogiri khususnya yang dialami oleh para pedagang kecil di sekitar pondok yang sering didatangi oleh para kolektor. Dari latar belakang tersebut, hingga saat ini BMT-UGT Sidogiri lebih banyak memfokuskan untuk memberikan pembiayaannya kepada para pedagang.
Salah satu indikator adanya kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah adalah adanya pusat perdagangan atau pasar. Pedagang di pasar tradisonal secara umum adalah masyarakat dengan kelas ekonomi menengah kebawah yang banyak mengalami masalah keterbatas dalam hal permodalan. Menurut Riyanto (2001) menjelaskan bahwa modal modal usaha adalah mutlak diperlukan untuk melakukan kegiatan usaha. Di Kota Malang sendiri terdapat lima pasar tradisional yang tersebar dalam lima kecamatan. Hal tesebut dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 1: Data Jenis Tempat Usaha dan Jumlah Pedagang Menurut Pasar Per Kecamatan Di Kota Malang Tahun 2015 No 1
2
3
4
Kecamatan
Bedak Pedagang
Unit
Los/Emper Pedagang
PKL Pedagang
Unit
Jumlah Pedagang
Kedungkandang 1 Pasar Madyopura
24
24
526
481
0
550
505
2 3
Pasar Sawojajar Pasar Kedungkandang
175 99
149 99
0 347
0 283
0 20
175 446
149 402
4
Pasar Kotalama
48
26
75
51
15
123
92
5
Pasar Lesanpuro
0
0
105
102
0
105
102
6
Pasar Kebalen
30
15
396
350
478
426
843
Sukun 1 Pasar Sukun
36
17
343
107
0
379
124
2
Pasar Gadang
34
34
224
101
0
258
135
3
Pasar Induk Gadang
34
34
2567
1724
150
2601
1908
Klojen 1 Pasar Besar 2 Pasar Baru Barat
718 174
627 58
3706 1029
2164 159
504 0
4424 1203
3295 217
3
Pasar Klojen
40
34
270
151
0
310
185
4
Pasar Klasin
28
20
224
120
0
252
140
5 6
Pasar Oro-Oro Dowo Pasar Bareng
40 45
34 30
209 199
130 89
4 17
249 244
168 136
7
Pasar Buku Willis
68
68
0
0
0
68
68
8
Pasar Mergan
0
0
228
188
49
228
237
9
Pasar Bunga
0
0
69
49
0
69
49
10 11
Pasar Burung Pasar Baru Timur
123 79
123 38
0 150
0 83
40 0
123 229
163 121
12
53
31
172
76
0
225
107
13
Pasar Embong Brantas Pasar Nusakambangan
52
52
7
7
8
59
67
14
Pasar Talun
32
25
60
43
0
92
68
Blimbing 1 Pasar Blimbing
109
89
1871
1672
489
1980
2250
2
100
55
302
186
52
402
293
0
0
0
0
0
0
0
184 122
136 92
489 1101
314 574
0 323
673 1223
450 989
2447
1910
14669
9204
2149
17116
13263
Pasar Burung
3 5
Unit
Pasar Hewan Blimbing Lowokwaru 1 Pasar Tawangmangu 2 Pasar Merjosari Jumlah
Sumber: Dinas Pasar Kota Malang, 2015 Pedagang di pasar tradisional terbanyak berada di pasar besar kecamatan Klojen dengan jumlah pedagang sebanyak 3.295 kemudian diikuti oleh pedagang di pasar Blimbing kecamatan Blimbing dengan jumlah pedagang sebanyak 2.250. Dalam penelitian ini akan fokus pada pasar Blimbing karena
lokasi pasar Blimbing dekat dengan lokasi BMT UGT Sidogiri yang memang fokus terhadap pedagang. Adapun kegiatan pembiayaan BMT UGT Sidogiri Capem Blimbing dapat dilihat pada komposisi pembiayaan yang disalurkan kepada anggotanya, sebagai berikut: Tabel 2: Komposisi Pembiayaan BMT-UGT Sidogiri Capem Blimbing Periode Agustus 2014Desember 2015 Pembiayaan
2014
2015
Ba’i Bitsamanil Ajil
54.500.000
952.750.000
Mudharabah
0
4.500.000
Murabahah
488.100.000
2.948.200.000
Multi Jasa
17.500.000
211.600.000
TOTAL
560.100.000
4.117.050.000
Sumber: Laporan Keuangan BMT-UGT Sidogiri Capem Blimbing (Diolah) Pembiayaan yang paling dominan disalurkan kepada para anggotanya yang dilakukan oleh BMT UGT Sidogiri adalah pembiayaan Murabahah. Pembiayaan murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati dimana penjual harus memberi tahu harga barang yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.Meskipun pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan modal usaha yang banyak disalurkan, namun pihak BMT UGT Sidogiri juga perlu mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi jumlah penyaluran pembiayaan murabahah di BMT-UGT Sidogiri supaya dapat meningkatkan kinerja BMT UGT Sidogiri yang nantinya akan berdampak positif terhadap perkembnagan dan tingkat pendapatan usaha bagi anggota BMT UGT Sidogiri, khususnya para pedagang di pasar tradisional. B. KAJIAN PUSTAKA Baitul Mal WatTamwil (BMT) BMT merupakan lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat bawah dan kecil dengan berlandaskan sistem syariah, yang mempunyai tujuan meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat dan mempunyai sifat usaha yakni bisnis, mandiri, ditumbuhkembangkan dengan swadaya dan dikelola secara profesional. Sedangkan dari segi aspek Baitul Mal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non-profit, seperti zakat, infaq, dan sadaqoh. Pengertian dan Jenis-Jenis Pembiayaan Menurut Antonio (2011) pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit. Jenisjenis pembiayaan dapat dilihat berdasarkan kegunaan, tujuan, jangka waktu, dan jaminan. Pembiayaan Murabahah Pembiayaan Murabahah merupakan bentuk pembiayaan berprinsip jual beli yang pada dasarnya merupakan penjualan dengan keuntungan (margin) tertentu yang ditambahkan diatas biaya perolehan, penjual memberitahukan kepada pembeli biaya perolehan dan keuntungan yang diinginkan. Pembiayaan Murabahah mempunyai dua jenis yaitu Murabahah tanpa pesanan dan Murabahah berdasarkan pesanan. Teori Pendapatan Salah satu dari beberapa konsep revenue yang digunakan dalam penelitian ini adalah total revenue (TR). Menurut Budiono (2000) total revenew adalah penerimaan total produsen dari hasil penjualan outputnya. Total revenew didapatkan dari jumlah output yang terjual dikali harga barang yang terjual.
Konsep Pasar Tradisional Peraturan presiden RI No 112 tahun 2007 mendefinisakan pasar tradisional sebagai pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki atu dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan dengan proses jual beli barang, dagangan melalui tawar menawar. Hubungan Modal Usaha Terhadap Pendapatan Modal diperlukan untuk meningkatkan penjualan, karena dengan adanya pertumbuhan penjualan, perusahaan harus memiliki dana untuk membiayai aktiva lancar atau operational sehari-harinya. Menurut Manarung (2007), dalam membangun sebuah bisnis dibutuhkan sebuahdana atau dikenal dengan modal. Bisnis yang dibangun tidak akan berkembang tanpa di dukung dengan modal. Sehingga modal dapat dikatakan jadi jantungnya bisnis yang di bangun tersebut. Maka dari itu, adanya modal akan mempengaruhi pendapatan yang akan diterima. C. METODE PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto (2006) penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut mengunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. Sedangkan jenis penelitian adalah metode deskriptif analisis. Menurut Nazir (1998), metode deskriptif analisis adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek,suatu set kondisi, suatu system pemikiran dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih adalah di Pasar Blimbing Kota Malang, tepatnya di jalan Borobudur, Kecamatan Blimbing Kota Malang. Waktu penelitian adalah selama bulan Maret 2016. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota BMT-UGT Sidogiri Capem Blimbing yang melakukan pembiayaan Murabahah yang berprofesi sebagai pedagang di pasar tradisional Blimbing kota Malang berjumlah 200 pedagang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 66 responden yang dihitung berdasrkan rumus Slovin. Definis Operational dan Penguuran Variabel Penelitian Pada penelitian kuantitatif diperlukan uraian mengenai definisi atau definisi operatioanl dan pengukuran atas semua variabel penelitian. Berikut merupakan definisi operational sekaligus pengukuran masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Pendapatan usaha pedagang sebelum pembiyaan murabahah (X1) adalah jumlah uang yang diterima oleh responden dari hasil berjualannya sebelum mendapat pembiayaan dari BMT UGT Sidogiri, dengan satuan rupiah. 2. Jangka waktu angsuran (X2) adalah batas waktu pengembalian angsuran yang sudah disepakati pedagang dan BMT UGT Sidogiri dengan satuan hari. 3. Bentuk/Tempat Usaha (X3) adalah bentuk tempat berjualan responden. D0= dalam bentuk los/emper. D1=dalam bentuk kios 4. Adanya Agunan (X4) adalah harta benda milik responden yang diikat sebagai alat pembayar jika terjadi wanprestasi terhadap pihak BMT UGT Sidogiri. D0=tidak ada agunan. D1=ada aguanan. 5. Besar pembiayaan Murabahah (Z) adalah jumlah pembiayaan Murabahah yang diajukan oleh responden ke BMT-UGT Sidogiri , dengan satuan rupiah
6. Pendapatan usaha pedagang setelah pembiyaan murabahah (X1) adalah jumlah uang yang diterima oleh responden dari hasil berjualannya setelah mendapat pembiayaan dari BMT UGT Sidogiri, dengan satuan rupiah. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dengan menyebar angket kepada responden yang ada di pasarBlimbing kota Malang dan menggunakan data sekunder dari laporan keuangan BMT UGT Sidogiri Capem Blimbing. Metode Analisis Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Analisis jalur atau Path Analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen) (Akdon, 2007:2). Penggunaan model path analysis dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi besar pembiayaan Murabahah bagi pedagang pasar tradisional pada BMT UGT Sidogiri: a. Faktor yang mempengaruhi besar pembiayaan Murabahah: Z = a + βz1 X1 + βz2 X2 + βz2 X3 + βz3 X4 Keterangan: Z = besar pembiayaan Murabahah yang diajukan anggota (rupiah) X1 = pendapatan usaha anggota per hari sebelum pembiayaan (rupiah) X2 = Jangka waktu angsuran (hari) X3 = Bentuk/tempat usaha Dummy, nilai 1 jika usaha dalam bentuk kios Nilai 0 jika usaha dalam bentuk los/emper X4 = ada tidaknya agunan Dummy, nilai 1 jika ada agunan dalam melakukan pinjaman Nilai 0 jika tidak ada agunan dalam melakukan pinjaman βyi = Koefisien untuk setiap variabel eksogen a = konstanta b.
Pengaruh pembiayaan Murabahah terhadap tingkat pendapatan pedagang pasar tradisional Y = a + βy1 X3 + βy3 Z Keterangan: Y = besar pendapatan pedagang perhari setelah pembiayaan (rupiah) X3 = Bentuk/tempat usaha Dummy, nilai 1 jika usaha dalam bentuk kios Nilai 0 jika usaha dalam bentuk los/emper Z = besar pembiayaan Murabahah yang diajukan anggota (rupiah) βyi = Koefisien untuk setiap variabel eksogen a = konstanta
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Objek Penelitian (Pasar Blimbing) Pasar Blimbing merupakan salah satu pasar tradisional yang terdapat dikecamatan Blimbing, Kota Malang. Yang berdiri sejak tahun 1970 dan memiliki luas area sekitar 11.320 m2. Verifikasi data pada tahun 2011 menyatakan bahwa jumlah pedagang adalah 2.250 pedagang yang semunya dibagi dalam bedak/kios berjumlah 103 unit dan juga los/ emper berjumlah 1433 unit.
Gambaran Umum BMT UGT Sidogiri BMT UGT Sidogiri adalah lembaga keuangan non formal yang sejenis dengan koperasi simpan pinjam tetapi menggunakan prinsip syariah dalam kegiatan operationalnya. BMT ini berdiri dilatarbelakangi karena keprihatinan para ustad pondok pesantren Sidogiri yang melihat maraknya praktek riba disekitar pondok dimana para pedagang kecil disekeliling pondok setiap harinya didatangin oleh para kolektor. Dari keprihatinan itlah semenjak tanggal 17 Juli 1997 dibentuk koperasi dengan prinsip syariah yang diberi nama BMT-MMU Sidogiri dan pada tanggal 20 Juni 2000 berganti nama menjadi BMT-UGT Sidogiri. Uji Asumsi Klasik Jalur I Dalam persamaan struktur jalur I bertujuan untuk menganalisis hubungan variabel bebas yaitu pendapatan usaha sebelum pembiayaan (X1), jangka waktu angsuran (X2) ,Bentuk/tempat usaha (X3), dan ada tidaknya agunan (X4) terhadap variabel intervening yaitu besar pembiayaan Murabahah (Z) yang diajukan oleh pedagang pasar Blimbing. Secara matematis persamaan struktural dari jalur I adalah: Z = a + βy1X1 + βy2X2+ βy3X3 + βy4X4 Uji Asumsi Multikolinearitas Jalur I Untuk mengetahui apakah antara variabel bebas terdapat hubungan atau saling berkorelasi. Pengujian multikolinearitas ini dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dimana bila VIF > 10, maka dapat dikatakan terdapat gejala multiolinearitas. Tabel 3:Hasil Uji Multikolinearitas Jalur I Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error -4.707
4.951
X1
5.796
3.425
X2
2.790
.604
X3
7.759
X4
9.188
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
.098
.923
.162
1.692
.196
.589
1.699
.452
4.616
.003
.614
1.630
3.586
.193
1.907
.031
.551
1.815
1.913
.229
2.491
.015
.668
1.497
a. Dependent Variable: Z Sumber: Hasil Analisis Data, 2016 Berdasarkan tabel Coefficients menunjukkan bahwa nilai VIF dari semua variabel bebas < 10 maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan usaha sebelum pembiayaan (X1), jangka waktu angsuran (X2), bentuk/tempat usaha (X3) ,dan ada tidaknya agunan (X4) tidak terjadi multikolinearitas. Uji Asumsi Autokorelasi Jalur I Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin Watson seperti pada tabel beikut: Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson (DW) memiliki ketentuan sebagai berikut: a. 1,65 < DW < 2,35 tidak terjadi autokorelasi b. 1,21 < DW < 1, 65 atau 2,35 < DW < 2,79 tidak dapat disimpulkan c. DW < 1,21 atau DW > 2,79 terjadi autokorelasi
Tabel 4 : Hasil Uji asumsi Autokorelasi Jalur I Model Summaryb Model
R
R Square a
1
.810
Std. Error of the Estimate
Adjusted R Square
.656
.633
Durbin-Watson
2030.47095
2.146
a. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3 b. Dependent Variable: Z
Sumber: Hasil Analisis Data, 2016 Berdasarkan tabel model Summary di atas, menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson adalah 1,881 (1,65 < DW < 2,35) yang artinya bahwa asumsi non autokorelasi terpenuhi (tidak terdapat autokorelasi antara variabel bebas pendapatan sebelum pembiayaan (X1), jangka waktu angsuran (X2), bentuk/tempat usaha (X3), dan ada tidaknya agunan (X4). Uji Asumsi Heterokedastisitas Jalur I H0 : tidak terdapat heterokedastisitas antara variabel bebas Pendapatan usaha sebelum pembiayaan (X1), Jangka waktu angsuran (X2), bentuk/tempat usaha (X3), dan Ada tidaknya agunan (X4) di dalam model. H1 : terdapat heterokedastisitas antara variabel bebas Pendapatan usaha sebelum pembiayaan (X1), Jangka waktu angsuran (X2), bentuk/tempat usaha (X3), dan Ada tidaknya agunan (X4) di dalam model. Tabel 5: Hasil Uji asumsi Heterokedastisitas Jalur 1 Coefficientsa Standardized Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 66.465
Beta
t
94.283
Sig. 1.245
.218
X1
-.088
.356
-.028
-.246
.806
X2
-1.383
2.020
-.077
-.685
.496
X3
2.337
5.755
.714
5.975
.325
X4
2.909
6.807
.143
1.317
.193
a. Dependent Variable: mutlak_sisaan Sumber: Hasil Analisis Data, 2016 Dari hasil tabel 5 diatas yang menggunakak uji Glejser menunujukkan bahwa H0 diiterima dan H1 ditolak karena berdasarkan tabel Coeeficients diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi tiap variabel lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan terjadi kesamaan varians antara residual pendapatan usaha sebelum pembiayaan (X1), jangka waktu angsuran (X2) bentuk/tempat usaha (X3), dan ada tidaknya agunan (X4). Uji Asumsi Klasik Jalur II Dalam persamaan struktur jalur II bertujuan untuk menganalisis hubungan variabel bebas yaitu bentuk/tempat usaha (X3), dan besar pembiayaan Murabahah yang diajukan pedagang (Z) terhadap variabel dependen yaitu pendapatan pedagang setelah pembiayaan (Y). Secara matematis persamaan struktural dari jalur II adalah: Y = a + β 3YX3 + BzyZ Uji Asumsi Multikolinearitas Jalur II Untuk mengetahui apakah antara variabel bebas terdapat hubungan atau saling berkorelasi. Pengujian multikolinearitas ini dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor).
Tabel 6 :Hasil Uji Multikolinearitas Jalur II Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
1
(Constant) x3 Z
-1,086 ,110 ,867
Std. Error 1,727 ,275 ,399
Standardized Coefficients Beta
T
Sig.
Collinearity Statistics Tolerance
,364 ,543
-,629 3,998 2,173
,532 ,000 ,034
VIF
,644 ,086
1,553 11,689
a. Dependent Variable: Y Sumber: Hasil Analisis Data, 2016 Berdasarkan tabel Coefficients menunjukkan bahwa pada margin pembiayaan (X5) dan besar pembiayaan murabahah yang diajukan pedagang (Z) terdapat nilai VIF yang lebih besar dari 10 dikarenakan pada model jalur kedua ini memang diperlukan korelasi/hubungan antara variabel intervening terhadap variabel respon yang digunakan dalam model. Jadi asumsi non multikolinearitas bisa dianggap dipenuhi. Uji Asumsi Autokorelasi Jalur II Cara untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin Watson seperti pada tabel beikut: Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson (DW) memiliki ketentuan sebagai berikut: a. 1,65 < DW < 2,35 tidak terjadi autokorelasi b. 1,21 < DW < 1, 65 atau 2,35 < DW < 2,79 tidak dapat disimpulkan c. DW < 1,21 atau DW > 2,79 terjadi autokorelasi Tabel 7 : Hasil Uji asumsi Autokorelasi Jalur II Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate a 1 ,817 ,668 ,652 ,733534078 a. Predictors: (Constant), z, x3 b. Dependent Variable: Y Sumber: Hasil analisis Data, 2016
Durbin-Watson 2,188
Berdasarkan tabel model Summary di atas, menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson adalah 2,188 (1,65 < DW < 2,35) yang artinya bahwa asumsi non autokorelasi terpenuhi (tidak terdapat autokorelasi antara variabel bebas bentuk/tempat usaha(X3), dan besar pembiayaan murabahah yang diajukan pedagang (Z). Uji Asumsi Heterokedastisitas Jalur II H0 : tidak terdapat heterokedastisitas antara variabel bebas bentuk/tempat usaha (X3) dan besar pembiayaan Murabahah yang diajukan pedagang (Z) di dalam model. H1 : terdapat heterokedastisitas antara variabel bebas bentuk/tempat usaha (X3) dan besar pembiayaan Murabahah yang diajukan pedagang (Z) di dalam model. Tabel 8: Hasil Uji asumsi Heterodastisitas Jalur II Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
1
Standardized Coefficients Beta
Std. Error
(Constant)
4,717
1,822
x3 Z
,506 -,722
,290 ,421
a. Dependent Variable: abs_kuad
,258 -,698
T
Sig.
2,588
,012
1,743 -1,716
,086 ,091
Dari hasil tabel 8 diatas menunujukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak karena berdasarkan tabel Coeeficients diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi tiap variabel lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan terjadi kesamaan varians antara residual bentuk/tempat usaha (X3) dan besar pembiayaan Murabahah yang diajukan pedagang (Z). Pengujian Hipotesis Jalur I Hipotesis statistik untuk pengaruh simultan dapat dilihat dalam tabel annova sebagai berikut: Tabel 9 : Uji F Pada Hipotesis Jalur I ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
4.797E8
4
1.199E8
Residual
2.515E8
61
4122812.272
Total
7.312E8
65
F 29.087
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3 b. Dependent Variable: Z
Sumber: Hasil Analisis Data, 2016 Berdasarkan tabel diatas,nilai F hitung adalah 29,087 sementara nilai F tabel adalah 2,37 dan nilai sig adalah 0,000. Karena F hitung > F tabel (29,087>2,37) dan niali sig <0,005 (0,000<0,05), maka H0 ditolak. Dengan demikian terbukti bahwa Variabel Pendapatan usaha sebelum pembiayaan (X1), Jangka waktu angsuran (X2), bentuk/tempat usaha (X3), dan Ada tidaknya agunan (X4), berkontribusi secara simultan (bersama-sama) terhadap besar pembiayaan Murabahah yang diajukan pedagang (Z). Tabel 10 : Nilai R2 Persamaan Regresi Jalur I Model Summary Model 1
R
R Square .810a
.656
Adjusted R Square .633
Std. Error of the Estimate 2030.47095
a. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3
Sumber: Hasil Analisis Data, 2016 Berdasarkan tabel Model Summary diatas dapat dilihat bahwa besarnya pengaruh simultan Variabel Pendapatan usaha sebelum pembiayaan (X1), Jangka waktu angsuran (X2), bentuk/tempat usaha (X3), dan Ada tidaknya agunan (X4), terhadap besar pembiayaan Murabahah yang diajukan pedagang (Z) adalah 0,656 atau dibulatkan menjadi 66%. Sedangkan sisanya 34% dipengaruhi oleh faktor dari luar model. Tabel :11 Koefisien Jalur I Standardized Variabel Variabel Coefficient T Sig Kesimpulan Terikat Bebas Beta Z X1 0,162 1,692 0,196 Tidak Signifikan X2 0,452 4,616 0,003 Signifikan X3 0,193 1,907 0,031 Signifikan X4 0,229 2,491 0,015 Signifikan Sumber : Hasil analisis Data, 2016 Kerangka hubungan kausal empiris antara variabel pendapatan usaha sebelum pembiayaan (X1), Jangka waktu angsuran (X2), bentuk/tempat usaha (X3), dan ada tidaknya agunan (X4) terhadap besar pembiayaan Murabahah yang diajukan anggota (Z) dapat dibuat melalui persamaan berikut: Z = a+ βy1X1 + βy2X2 + βy3X3 + βy4X4 Z = - 4,707 + 0,162 X1 + 0,452 X2 + 0,193X3 + 0,229 X4
Gambar 1 : Diagram Koefisien Jalur I X1
Tidak signifikan 0,452
X2
Z
0,193 X3 0,229 X4
Pengujian Hipotesis Jalur II Hipotesis statistik untuk pengaruh simultan dapat dilihat dalam tabel annova sebagai berikut: Tabel 12: Uji F Pada Hipotesis jalur II ANOVAa Model
Sum of Squares Regression 67,190 1 Residual 33,360 Total 100,550 a. Dependent Variable: ln_Y b. Predictors: (Constant), ln_z, x3, ln_x5
Df 3 62 65
Mean Square 22,397 ,538
F
Sig. ,000b
41,624
Berdasarkan tabel diatas,nilai F hitung adalah 41,624 sementara nilai F tabel adalah 2,76 dan nilai sig adalah 0,000. Karena F hitung > F tabel (41,624>2,76) dan niali sig <0,005 (0,000<0,05), maka H0 ditolak. Dengan demikian terbukti bahwa Variabel bentuk/tempat usaha (X3), dan besar pembiayaan Murabahah yang diajukan pedagang (Z) berkontribusi secara simultan (bersama-sama) terhadap pendapatan pedagang setelah pembiayaan (Y). Tabel 13: Tabel R2 Persamaan Jalur II Model Summaryb Model
R
R Square
1 ,817a a. Predictors: (Constant), ln_z, x3, ln_x5 b. Dependent Variable: ln_Y
Adjusted R Square
,638
,652
Std. Error of the Estimate ,733534078
Durbin-Watson 2,188
Berdasarkan tabel Model Summary diatas dapat dilihat bahwa besarnya pengaruh simultan Variabel bentuk/tempat usaha (X3) dan besar pembiayaan Murabahah yang diajukan pedagang (Z) terhadap terhadap pendapatan pedagang setelah pembiayaan (Y) adalah 0,638 atau dibulatkan menjadi 64%. Sedangkan sisanya 36% dipengaruhi oleh faktor dari luar model. Tabel 14: Koefisien Jalur II Standardized Variabel Variabel Coefficient T Sig Kesimpulan Terikat Bebas Beta Y X3 0,110 3,998 0,000 Signifikan Z 0,867 2,173 0,034 Signifikan Sumber : Hasil analisis Data, 2016 Kerangka hubungan kausal empiris antara variabel bentuk/tempat usaha (X3), dan besar pembiayaan Murabahah yang diajukan anggota (Z) terhadap pendapatan usaha setelah pembiayaan (Y) dapat dibuat melalui persamaan berikut: Y = a + β3yX3 + β 5yX5+ β zyZ Y = -1,086 + 0,110 X3 + 0,867 Z Gambar 2 :.Diagram Koefisien Jalur II 0,110
X3 Z
0,867
Y
Tabel 15 Rangkuman pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung variabel X Terhadap Variabel Y Pengaruh Kausal Pengaruh Variabel Total Langsung Tidak Langsung (Melalui Variabel Z) X1 terhadap Y X2 terhadap Y
-
0,392
0,107
X3 terhadap Y
0,110
0,168
0,278
X4 terhadap Y
-
0,199
0,199
Z terhadap Y
0,867
-
0,619
Berdasarkan hasil analisa data diatas maka dapat digambarkan besar nilai pengaruh masingmasing variabel dalam diagram jalur adalah sebagai berikut: Gambar 3: Diagram Analisis Jalur (Path Analysis) X1
Tdk signifikan Z
X2
0,392 0,168
0,867
X3 0,199 X4
0,110 Y
Sumber: Hasil Analisis Data, 2016 Pengaruh Pendapatan Usaha Sebelum Pembiayaan Terhadap Besar Pembiayaan Murabahah Pendapatan usaha sebelum pembiayaan tidak berpengaruh signifikan terhadap besar pembiayaan murabahah yang diajukan oleh pedagang. Dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendapatan usaha pedagang yang lebih tinggi tidak selalu mengambil pembiayaan dalam jumlah yang tinggi. Menurut kondisisi di lapangan pada saat penelitian, pedagang yang baru memulai usaha (pengalaman uahanya belum terlalu lama tetapi prospek usahanya bagus) mengajukan pembiayaan dalam jumlah yang besar dibandingkan dengan pedagang yang sudah mapan dalam hal pendapatan dan usahanya. Pengaruh Jangka Waktu Angsuran Terhadap Besar Pembiayaan Murabahah Dalam penelitian ini jangka waktu angsuran memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap besar pembiayaan murabahah yang diajukan oleh pedagang. Koefisien variabel jangka waktu angsuran sebesar 0,452. Nilai positif pada koefisien jangka waktu angsuran memiliki arti bahwa adanya penambahan (perpanjangan) jangka waktu angsuran selama 1 hari maka akan meningkatkan besar pembiayaan murabahah yang diajukan anggota sebesar 0,452 rupiah. Hal ini menunjukkan kemudahan mengangsur dari BMT karena pedagang mempunyai waktu yang lebih lama untuk memanfaatkan pembiayaan di BMT untuk kebutuhan modal usaha perdagangannya. Pengaruh Bentuk/Tempat Usaha Terhadap Besar Pembiayaan Murabahah Dalam penelitian ini bentuk/tempat usaha memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap besar pembiayaan murabahah yang diajukan oleh pedagang. Koefisien bentuk/tempat usaha sebesar 0,193. Nilai positif pada koefisien bentuk/tempat usaha memiliki arti bahwa jika bentuk/tempat usaha berupa kios yang mempunyai jumlah barang dagangan lebih banyak dan lebih bervariasi maka akan
menaikkan jumlah pembiayaan murabahah yang diajukan anggota BMT sebesar 0,193 rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk/tempat usaha yang lebih besar seperti kios akan membutuhkan banyak modal usaha karena volume penjualnnya yang lebih banyak dibandingkan dengan bentuk/tempat usaha yang berpa tenda/emper karena volume penjualannya lebih sedikit sehingga pedagang dengan bentuk/tempat usaha kios akan cenderung mengajuakan pembiayaan murabahah lebih besar tibandingkan dengan pedagang dengan tempat usaha los/emper (tenda). Pengaruh Ada Tidaknya Agunan Terhadap Besar Pembiayaan Murabahah Ada tidaknya agunan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap besar pembiayaan murabahah yang diajukan oleh pedagang. Koefisien ada tidaknya agunan sebesar 0,229. Koefisien positif pada variabel ada tidaknya agunan memiliki arti bahwa jika besarnya agunan berbanding lurus dengan besarnya pembiayaan murabahah yang dajukan pedagang. Artinya jika terdapat agunan dalam pengajuan pembiayaan murabahah yang dilakukan anggota BMT maka besar pembiayaan murabahha yang diajukan anggota akan meningkat sebesar 0,229 rupiah. Hal ini menunjukkan kemampuan finansial anggota BMT yang melakukan pembiayaan murabahah dan dilakukan oleh pihak BMT untuk mengatasi adanya moral hazard yang mungkin dilakukan oleh anggota. Hasil penelitian mengenai agunan pada sistem pembiayaan Murabahah di BMT UGT Sidogiri berbeda dengan lembaga-lembaga keuangan formal pada umumnya. Hal tersebut karena pada BMT memiliki loyalitas anggota yang sangat diperhatikan dan diperhitungkan. Hasil di lapang menemukan bahwa dalam hal ini agunan tidak menjadi prioritas utama dalam persyaratan pembiayaan Murabahah pada BMT UGT Sidogiri bahkan anggota yang pernah meminjam di BMT dengan catatan yang baik terbebas dari agunan dan banyak dari responden bahwa BMT UGT Sidogiri menjadi lembaga pinjaman paling menguntungkan dibandingkan lembaga-lembaga pinjaman lain yang pernah diikuti. Pengaruh Bentuk/Tempat Usaha Terhadap Pendapatan Pedagang Setelah Pembiayaan Murabahah Dalam penelitian ini bentuk/tempat usaha memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang setelah pembiayaan. Koefisien jangka waktu angsuran sebesar 0,11. Nilai positif pada koefisien bentuk/tempat usaha memiliki arti bahwa jika bentuk/tempat usaha berupa kios yang mempunyai jumlah barang dagangan lebih banyak dan lebih bervariasi maka akan menaikkan jumlah pendapatan usaha pedagang setelah pembiayaan sebesar 0,11 rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk/tempat usaha yang lebih besar seperti kios mempunyai volume penjualannnya yang lebih banyak dibandingkan dengan bentuk/tempat usaha yang berupa tenda/emper sehingga pendapatan usahapun akan meningkat. Pengaruh Besar Pembiayaan Murabahah Terhadap Pendapatan Pedagang Setelah Pembiayaan Murabahah Dalam penelitian ini pembiayaan Murabahah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang setelah pembiayaan murabahah. Koefisien jangka waktu angsuran sebesar 0,867. Nilai positif pada koefisien besar pembiayaan murabahah yang diajukan oleh anggota BMT memiliki arti bahwa adanya peningkatan besarpembiayaan murabahah yang diajukan anggota BMT sebesar 1 rupiah maka akan meningkatkan pendapatan setelah pembiayaan murabahah sebesar 0,867 rupiah. Hal ini menunjukkan semakin besarnya pembiayaan yang diajukan, maka akan semakin meningkatkan motivasi anggota untuk mengembangkan usahanya dan akhirnya meninfkatkan pendapatan setelah pembiayaan.Dengan bantuan pinjaman modal usaha menggunakan pembiayaan murabahah oleh BMT UGT Sidogiri mampu membantu para anggota BMT (pedagang) dalam meningkatkan jumlah barang dagangannya dan meningkatkan volume usahanya sehingga pendapatannya juga akan meningkat.
E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pemaparan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan, antara lain:
1.
2.
3.
BMT UGT Sidogiri merupakan lembaga keuangan alternatif yang tidak hanya berorientasi terhadap bisnis tetapi juga terhadap sosial. Banyak para pedagang pasar tradisional (pasar Blimbing Kota Malang) yang mengungkapkan bahwa pembiayaan murabahah di BMT UGT Sidogiri sangat sesuai dengan kebutuhan pembiayaan modal usaha karena sistemnya yang mudah dijangkau dan memberikan keuntungan Faktor yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap besar pembiayaan murabahah yang diajukan oleh pedagang pasar Blimbing pada BMT UGT Sidogiri adalah jangka waktu angsuran, bentuk/tempat usaha dan ada tidaknya agunan. Sedangkan pendapatan pedagang sebelum pembiayaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besar pembiayaan murabahah yang diajukan anggota BMT UGT Sidogiri Terdapat pengaruh positif dan berpengaruh secara langsung antara besar pembiayaan Murabahah yang diajukan pedagang di pasar tradisional Blimbing yang menjadi anggota BMT UGT Sidogiri terhadap pendapatan pedagang pasar tradisional Blimbing setelah pembiayaan Murabahah.
Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa saran atau rekomendasi yang dapat diajukan antara lain: 1. Kebijakan yang sebaiknya diambil oleh BMT UGT Sidogiri adalah dengan melakukan pengaturan terhadap variabel yang mempengaruhi besar pembiayaan 2. Penelitian selanjutnya diharapkan variabel margin pembiayaan bisa dimasukkan dalam model regresi untuk mengetahui faktor apa yang mempengarugi besar pembiayaan murabahah yang diajukan anggota (nasabah). 3. Penelitian selanjutnya lebih luas lagi bidang usaha yang diteliti. Selain itu diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk menganalisis alokasi pemanfaatan pembiayaan usaha pedagang atau usaha kecil di sektor lainnya yang digunakan oleh anggota nasabah pembiayaan dari suatu lembaga keuangan. UCAPAN TERIMA KASIH Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga panduan ini dapat terselesaikan.Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.
DAFTAR PUSTAKA Abdad, M. Zaidi. 2003. Lembaga Perekonomian Umat di Dunia Islam. Bandung: Angkasa. Aksadiyah, Salamun dan Sulistyani. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional di Kota Yogyakarta. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol 15 No 1 April 2008. Amalia, Euis. 2009. Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo. Anggadini, Sri Dewi. Penerapan Margin Pembiayaan Murabahah Pada BMT As Salam-Pacet Cianjur. Jurnal Ilmiah Unikom, Vol 9 No 2 Juni 2011. Anggriawan, Aries. 2010. Analisis Efektivitas dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Pembiayaan Syariah (Studi Kasus: PT.BPRS Amanah Ummah, Leuwiliang, Bogor).Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah:Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani. Arifin, Zainul.2010. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alfaber.
Arsyad, Lincoln. 2008. Lembaga Keuangan Mikro. Yogyakarta. Penerbit Andi. Arsyad,Lincoln. 2002. Ekonomi Pembangunan Edisi ke 4. Yogyakarta: Bagian Penerbit STIE-YKPN. Artaman, Dewa Made Aris. 2015. Analisis Faktorr-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Sukowati di Kabupaten Gianyar. Progam Studi Ilmu Ekonomi Universitas Udayana Denpasar. Aryati. 2006. Analisis Permintaan dan Efektivitas Pembiayaan Usaha Kecil Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi Kasus KBMT Khidamaul Ummah, Bogor). Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Azzahhrah, Mufida Amalia dan Dr. Irfan Syauqi Beik. 2014. Menguji Efektivitas Pembiayaan Mudharabah BMT Bagi UMKM. Jurnal Ekonomi Islam Republika. BMT-UGT Sidogiri Capem Blimbing. 2015. Laporan Keuangan. BPS (Badan Pusat Statistik Kota Malang. Malang Dalam Angka Tahun 2015. Dinas Pasar Kota Malang. 2015. Data Jenis Tempat Usaha dan Jumlah Pedagang Menurut Pasar Per Kecamatan Di Kota Malang. Djazuli.A dan Yadi Janwari. 2002. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat. Sebuah Pengenalan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Fatwa
Dewan Syariah Nasional No:04/DSN-MUI/VI/2000 http://www.tazkiaonline.com 28 Januari 2015.
tentang
Murabahah.
Firotul Maghfiroh (2014). Analisis Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) Dalam Meningkatkan Pendapatan Anggota (BMT UGT Sidogiri, Capem Kepanjen). Fakultas Ekonomi, UIN Maulana Malik Ibrahim. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam IBM SPSS 21 Update PLS Regresi Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hidayat. 2002. Sektor Informal Dalam Struktur Ekonomi Indonesia. Jakarta: LP3S Karim, Adiwarman. 2010. Bank Islam (Analisis Fiqih dan Keuangan). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Karnaen, A, Permata Atmdja, dan M.Syafi’i Antonio, 1992. Apa Dan Bagaiman Bank Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi 2002. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Manarung, Adler Haymans.2008. Modal Untuk Bisnis UMKM. Jakarta: Buku Kompas. Marselina, Gresi Ayu. 2015. Peran Pembiayaan Murabahah Pada Perkembangan Usaha dan Pendapatan Anggota BMT (Studi Kasus BMT UGT Sidogiri Capem Dampit). Fakultas Ekonomi, UIN Maulana Malik Ibrahim. Muhammad. 2000. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia.
Munandar, M. 2006. Pkok-Pkok Intermediate Accounting. Yogyakarya : Universitas Gadjah Mada. Nazir, Moh. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: PT Ghalia Indonesia. Ridwan, Muhammad, 2004. Manajemen Baitul Maal Wat Tanwil (BMT). Yogyakarta: UII Press. Ridwan, Muhammad. 2007. Konstruksi Bank Syariah di Indonesia. Yogyakarta: UII Press. Riningsih. 2005. Pengaruh Modal Kerja dan Satuan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Pada Industri Kecil Pengrajin Genteng di Desa Karangasem Kecamatan Wonsari Kabupaten Grobongan. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surakarta. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan PerusahaanI. Yogyakarta: BPFEE. Samuelson, Paus A dan William Nordhaus. 1992. Mikro Ekonomi Edisi 4. Jakarta: Erlangga. Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. Jakarta. PT Alex Media Komputindo. Soemitra, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet 1. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sriyatun. 2009. Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah BMT Terhadap Peningkatan Pendapatan Pedagang Kecil di Kabupaten Sukoharjo. Surakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiyah Surakarta. Sudarsono, Heri. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan syariah: Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonisia. Sudrajat, Anton. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Muslim. Jurnal Ekonomi Syariah Vol.8, No 1, Februari 2014.STEI al-Ishlah Cirebon. Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: LP3ES. Suparmoko. 1990. Pengantar Ekonomi Mikro, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Rochaety, Ety. Dkk. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS Edisi Revisi. Jakarta: Mitra Wacana Media. Widodo, Harianto. 1999. Panduan Praktis Operasional BMT. Bandung: Mizan. Widyatama, Dery. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Sembako di Pasar Besar Kota Malang. Malang. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Wiroso. 2005. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta: PT Grasindo.