PROFIL KESEHATAN KOTA BATU TAHUN 2013
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Visi pembangunan kesehatan di Kota Batu adalah “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, seluruh upaya kesehatan yang dilakukan oleh sektor kesehatan, non kesehatan, swasta dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan upaya mengatasi masalah kesehatan perlu dicatat dan dikelola dengan baik dalam suatu Sistem Informasi Kesehatan (SIK). Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence base diarahkan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu guna pengambilan keputusan disemua tingkat administrasi pelayanan kesehatan. Salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah dokumen Profil Kesehatan Kota Batu yang merupakan gambaran situasi kesehatan di wilayah Kota Batu dan diterbitkan setiap tahun. Profil kesehatan menyajikan berbagai data dan informasi diantaranya meliputi data kependudukan, fasilitas kesehatan, pencapaian program – program kesehatan, masalah kesehatan dan lain – lain. Tersedianya data / informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dapat meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasilguna dan berdayaguna sebagai upaya untuk menuju Kota Batu yang sehat. Data kesehatan dalam Profil Kesehatan Kota Batu terpilah menurut jenis kelamin. Data yang responsif gender ini diperlukan untuk mengidentifikasi ada tidaknya serta besaran kesenjangan mengenai kondisi, kebutuhan, dan persoalan yang dihadapi laki – laki dan perempuan terkait dengan akses, partisipasi, control, dan manfaat dalam pembangunan bidang kesehatan. Pada akhirnya, Profil Kesehatan Kota Batu diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah Kota Batu untuk mengadakan evaluasi program pembangunan kesehatan di wilayahnya.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 1
I.2. Sistematika Penyajian
Untuk lebih menggambarkan situasi derajat kesehatan, peningkatan upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan di Kota Batu Tahun 2013, maka diterbitkanlah Buku profil Kesehatan Kota Batu yang disusun dengan sistematika sebagai berikut. Bab I – Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan serta sistematika penyajiannya. Bab II – Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Batu. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya missal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. Bab III – Situasi Derajat Kesehatan Masyarakat Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat. Bab IV – Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan
dan
penunjang,
pemberantasan
penyakit
menular,
pembinaan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kota Batu. Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 2
Bab VI – Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kota Batu.di tahun 2013. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan halhal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Lampiran Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian Kota Batu dan 79 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 3
BAB II GAMBARAN UMUM Kota Batu adalah kota yang baru terbentuk pada tahun 2001 sebagai pemekaran dari Kabupaten Malang. Sebelumnya wilayah Kota Batu merupakan bagian dari Sub Satuan Wilayah Pengembangan 1 (SSWP 1) Malang Utara. Sebagai Kota yang baru terbentuk, Pemerintah Kota Batu terus melakukan upaya untuk mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan serta mengevaluasian proyek-proyek pembangunan secara
mandiri
sehingga
masyarakat
di
wilayah
ini
semakin
rneningkat
kesejahterannya.
II.1. Kondisi Geografis, Administratif dan Informasi Umum Lainnya Kota Batu terletak pada ketinggian 871 m di
atas
layaknya wilayahnya
permukaan daerah subur,
laut.
Sebagai
pegunungan Kota
Batu
yang dan
sekitarnya juga memiliki panorama alam yang indah dan berudara sejuk, tentunya hal ini akan menarik minat masyarakat kota
lain
menikmati
untuk
mengunjungi
Batu
sebagai
dan
kawasan
pegunungan yang mempunyai daya tarik tersendiri. Secara umum, Kota Batu terbagi menjadi dua bagian utama yaitu daerah lereng/ bukit dan daerah dataran. Luas wilayah Kota Batu secara keseluruhan adalah sekitar 19.908,72 Ha atau sekitar 0,42% dari luas wilayah Jawa Timur. Kondisi topografi pegunungan dan perbukitan tersebut menjadikan Kota Batu terkenal sebagai daerah dingin. Selain potensi wisata alam, Kota Batu juga memiliki potensi besar di bidang pertanian dan agroindustri. Ditinjau dari letak astronomi, Kota Batu terletak diantara 122° 17’ - 122° 57’ Bujur Timur dan 7° 44’ - 8° 26’ Lintang Selatan.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 4
Adapun batas-batas wilayah Kota Batu adalah sebagai berikut : Sebelah Utara
: Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan
Sebelah Timur
: Kabupaten Malang
Sebelah Selatan
: Kabupaten Malang dan Blitar
Sebelah Barat
: Kabupaten Malang
Kota Batu secara pemerintahan terbagi menjadi 3 (tiga) kecamatan, 24 Desa/Kelurahan, 237 RW dan 1.122 RT. Kecamatan di Kota Batu antara lain Kecamatan Batu, Kecamatan Junrejo dan Kecamatan Bumiaji. Kecamatan Batu adalah kecamatan kota dimana pusat pemerintahan kota berada, sementara Kecamatan
Junrejo
dipusatkan
sebagai
lokasi
aktivitas
perdagangan
barang/jasa dan Kecamatan Bumiaji sebagai sentra pertanian dan agroindustri. Kota Batu mengikuti perubahan putaran 2 iklim seperti halnya daerah lain di Indonesia, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada tahun 2012, hujan terjadi hampir sepanjang tahun kecuali pada bulan Juli sampai dengan September. Sejalan dengan tingkat kelembaban daerah lainnya di Jawa Timur, tingkat kelembaban udara di Kota Batu hampir sama dengan daerah lainnya di Jawa Timur yaitu sebesar 30% (minimum) pada bulan Nopember serta yang tertinggi sebesar 99% (maksimum) pada bulan Maret.
II.2. Kondisi Kependudukan Menurut data Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur Tahun 2013 jumlah penduduk Kota Batu Tahun 2013 sebanyak 196.951 jiwa, dengan penduduk laki – laki sebanyak 98.880 jiwa (50,2%) dan penduduk perempuan sebanyak 98.071 jiwa (49,8%). Sehingga didapatkan rasio jenis kelamin sebesar 100,82 per 100 penduduk perempuan, yang berarti setiap 100 penduduk perempuan ada sekitar 100 penduduk laki – laki. Hal ini menandakan komposisi antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kota Batu berimbang.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 5
Gambar 2.1 Komposisi Penduduk Laki-Laki dan Perempuan per Kecamatan di Kota Batu Tahun 2013 100000 90000 80000 70000 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0
Batu Junrejo Bumiaji
Laki-Laki
Perempuan
Lk + Pr
Batu
45546
45176
90722
Junrejo
24383
24179
48562
Bumiaji
28951
28716
57667
Pada grafik di atas nampak bahwa jumlah penduduk Kota Batu terbesar berada di Kecamatan Batu dan yang paling jarang penduduknya adalah di wilayah Kecamatan Junrejo. Gambar 2.2 Piramida Penduduk Kota Batu Tahun 2013 ≥ 65 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 10 - 14 5-9 1-4 <1
Laki-laki Perempuan
10
05
00
05
10
Piramida penduduk di Kota Batu pada tahun 2013 menunjukkan struktur penduduk di Kota Batu adalah penduduk stasioner dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 6
a) Penduduk pada setiap kelompok umur hampir sama, b) Tingkat kelahiran rendah, c) Tingkat kematian rendah, d) Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat. Sebagian besar penduduk Kota Batu dengan jenis kelamin laki – laki berada pada golongan umur 15 – 19 tahun. Sedangkan untuk jenis kelamin perempuan sebagian besar berada pada golongan umur 30 – 34 tahun. Jumlah rumah tangga sebanyak 53.109. Jadi rata – rata jumlah anggota keluarga adalah 4 jiwa untuk setiap rumah tangga. Kepadatan penduduk di Kota Batu rerata 989 orang per Km² dengan wilayah kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Batu yaitu sebesar 1995 jiwa per Km². Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Bumiaji yaitu sebesar 450,59 jiwa per Km². Berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok umur, angka beban tanggungan (dependency ratio) penduduk Kota Batu pada tahun 2013 sebesar 44,12%. Berarti pada tahun 2013 setiap 100 penduduk usia produktif (usia 1564 tahun) harus menanggung beban hidup sekitar 44 penduduk usia belum produktif (0–14 tahun) dan usia tidak produktif (65 tahun ke atas).
II.3. Situasi Perekonomian Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Produk Domestik Regional Bruto didefinisikan sebagai total nilai produksi barang dan jasa yang diproduksi dalam wilayah tertentu dan dalam waktu tertentu (satu tahun). Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dari PDRB atas dasar harga konstan 2000. Sehingga pertumbuhan ini sudah tidak dipengaruhi factor harga atau dengan kata lain benar – benar murni disebabkan oleh kenaikan produksi sektor pendukungnya. Pada tahun 2012, perekonomian Kota Batu menunjukkan proses pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Seluruh sektor kegiatan memberikan sumbangan yang positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tahun 2012 yang tumbuh cukup tinggi yakni
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 7
sebesar 8,25 persen, pertumbuhan ini cukup tinggi dibandingkan tahun – tahun sebelumnya. Namun, ditinjau dari struktur produksi sektoral, pertumbuhan yang terjadi kurang mencerminkan fondasi yang menggembirakan bagi pertumbuhan yang lebih berkelanjutan, terutama mengingat masih rendahnya pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan yang mempunyai keterkaitan hulu-hilir terbesar. Terlepas
dari
masih
rendahnya
angka
pertumbuhan
Sektor
Industri
Pengolahan, kecenderungan laju pertumbuhan yang terus meningkat sejak tahun 2001 sebenarnya member momentum yang baik bagi proses peningkatan pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa momentum yang dapat menyebabkan peningkatan laju pertumbuhan yang terus menerus ini. Pertama, sebagai daerah otonom baru, Kota Batu banyak menarik investor menanamkan modal karena dianggap mempunyai nilai strategis. Kedua, sebagai Kota Agro Wisata dan Agro Politan, Kota Batu cukup menarik wisatawan terutama wisatawan domestic. Momentum pertumbuhan ini juga didukung oleh multiplier effect yang ditimbulkan sektor pariwisata dalam menggerakkan roda perekonomian. Meski demikian, tetap saja karena rendahnya sektor industri, banyak permintaan konsumsi tidak sepenuhnya dapat dipenuhi oleh produksi lokal. Dengan pola pertumbuhan seperti yang dijelaskan sebelumnya, angka pertumbuhan yang dihasilkan pada 2012 lebih tinggi dari tahun sebelumnya, struktur perekonomian masih kurang member pondasi yang kuat bagi pertumbuhan yang berkesinambungan.
II.4. Pendidikan Pendidikan di Kota Batu sangat memadai dari segi jumlah sekolah, jumlah guru dan angka partisipasi sekolah penduduknya. Gambaran nyata mengenai jumlah sekolah, guru dan murid pada tahun 2012 untuk jenjang pendidikan dasar sampai menengah dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 8
Tabel 2.1 Komposisi Murid, Guru, dan Sekolah Mulai TK sampai dengan SMA di Kota Batu Tahun 2012 TK
SEKOLAH
MURID
GURU
SEKOLAH
MURID
GURU
SEKOLAH
MURID
GURU
SEKOLAH
SMA
GURU
KECAMATAN
SMP
MURID
NO
SD
1
BATU
3183
220
40
7959
447
34
5562
413
16
1747
232
9
2
JUNREJO
1130
85
18
4041
236
17
1093
96
5
639
59
1
3
BUMIAJI
1364
87
26
4583
364
25
1475
127
6
86
18
1
JUMLAH KOTA BATU
5677
392
84
16583 1047
76
8130
636
27
2472
309
11
Sumber : Kota Batu Dalam Angka Tahun 2013
Dari data diatas, nampak bahwa jumlah penduduk yang berpartisipasi dalam pendidikan cukup tinggi dengan diimbangi oleh memadainya jumlah sekolah dan guru di Kota Batu. Hanya saja jumlah penduduk yang berpartisipasi dalam pendidikan menurun seiring dengan ketinggian jenjang pendidikan. Hal ini sesuai dengan data persentase penduduk laki – laki dan perempuan berusia 10 tahun ke atas menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan semakin sedikit jumlah penduduk yang berhasil menamatkan pendidikan. Keadaan ini perlu mendapatkan perhatian khusus untuk dicari penyebabnya apakah karena kecenderungan masyarakat untuk mengenyam pendidikan menengah di luar Kota Batu ataukah karena masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dasar 12 tahun.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 9
Tabel 2.2 Persentase Penduduk Laki – Laki dan Perempuan berusia 10 Tahun ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kota Batu Tahun 2012
TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI LAKI – LAKI PEREMPUAN
TIDAK / BELUM PERNAH SEKOLAH
1,13
5,10
TIDAK / BELUM TAMAT SD / MI
17,01
19,02
SD / MI
32,42
27,48
SMP / MTS
18,76
18,18
SMA / SMK / MA
15,70
16,78
AK / DIPLOMA
9,15
6,62
UNIVERSITAS
5,84
6,82
JUMLAH
100
100
Sumber : BPS Kota Batu Tahun 2013
II.5. Agama Sebagian besar penduduk Kota Batu memeluk agama Islam yaitu sejumlah 93.97%. Berikutnya agama Kristen 4,02%, agama Katolik 1,48%, agama Buddha 0,34% dan agama Hindu 0,19%. Sarana yang dimiliki untuk menunjang kehidupan beragama terlihat dari banyaknya sarana ibadah. Jumlah masjid dan langgar yang berada di Kota Batu masing-masing sebesar 146 dan 466 buah. Berikutnya gereja 31 buah, vihara 6 buah dan Pura 2 buah.
II.6. Situasi Pertanian, Industri, Perdagangan, Transportasi dan Pariwisata Sektor pertanian merupakan sektor yang unik dan mempunyai cirri khas tersendiri dalam struktur perekonomian. Sektor ini relative merupakan sektor yang mendapatkan perhatian serius dalam aksi pembangunan mengingat Kota Batu sebagai Agro Politan. Namun demikian, kontribusi sektor ini terhadap PDRB tidaklah sebesar sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini mengingat besarnya tenaga kerja yang ditampung oleh sektor ini juga fungsi strategis dan besarnya sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk menyokong pembangunan. Keuntungan tersebut yang harus digali untuk
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 10
meningkatkan peran sektor pertanian pada pendapatan regional namun di sisi lain kepentingan petani sebagai produsen juga diperhatikan. Pada tahun 2012, produksi padi di Kota Batu mencapai 7.404,8 ton yang berarti meningkat sebesar 12,30 persen dibandingkan tahun 2011. Peningkatan produksi padi diikuti pula dengan peningkatan luas panen, hal ini terjadi juga pada tanaman palawija. Sementara itu, pada sub sektor peternakan di Kota Batu terdapat peningkatan populasi semua jenis ternak dan unggas. Peningkatan ini diikuti meningkatnya produksi susu sebesar 11,70 persen disbanding tahun sebelumnya namun produksi daging turun sebesar 16,13 persen dibanding tahun sebelumnya. mengalami penurunan pada tahun 2011. Pada populasi ternak kecil meliputi kambing dan domba masing-masing tercatat sebanyak 4.915 ekor dan 6.034 ekor. Ini menunjukkan populasi kambing meningkat sebesar 7,2 persen sementara populasi domba meningkat sebesar 0,5 persen disbanding tahun sebelumnya. Populasi ayam, baik ayam buras maupun ayam petelur juga cenderung tetap. Kota Batu merupakan salah satu daerah yang kurang cocok untuk dijadikan daerah kawasan industri mengingat kondisi geografisnya yang kurang mendukung. Sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Timur, keberadaan
kawasan
industri
dikhawatirkan
mengganggu
kelestarian
lingkungan. Oleh karenanya, profil industri di Kota Batu lebih didominasi industri kecil. Sektor perdagangan adalah sektor yang selalu ada dan cukup potensial untuk ditumbuh kembangkan menjadi sektor andalan suatu daerah. Sektor ini akan selalu menjadi aktivitas setiap hari oleh penduduk selama berlangsungnya kehidupan karena sektor ini menunjukkan interaksi antar penduduk yang saling membutuhkan dan mendukung. Pada tahun 2012 Kota Batu mencatat 264 usaha telah memiliki SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan). Jumlah tersebut terdiri dari 206 usaha kecil, 54 usaha menengah dan 4 usaha besar.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 11
Perhubungan merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup strategis dalam pembangunan. Pembangunan infrastruktur berupa jalan sangat penting dalam rangka meningkatkan mobilisasi penduduk dan barang serta meningkatnya perekonomian masyarakat di suatu wilayah. Pada Tahun 2012 sekitar 23,49 persen termasuk dalam kondisi baik, 45,57 persen kategori sedang , 19,71 persen rusak ringan dan sisanya masuk kategori rusak berat. Konsep Kota Batu sebagai Kota Wisata rupanya telah memberikan dampak dari segi pendapatan asli daerah (PAD) Kota Batu, karena pariwisata berhasil mendongkrak kegiatan perekonomian di sektor lainnya. Beberapa objek pariwisata di Kota Batu pada tahun 2012 mengalami penurunan
jumlah
kunjungan wisatawan. Wisatawan yang mengunjungi BNS, Kusuma Agro dan Cangar masing-masing meningkat sebesar 8,93 persen, 74,43 persen dan 31,88 persen dibandingkan tahun sebelumnya
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 12
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator – indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi. Pada bagian ini derajat kesehatan masyarakat di Kota Batu digambarkan melalui Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), angka kesakitan dari beberapa penyakit dan status gizi pada balita. Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor – faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.
III.1. Mortalitas Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka kematian yang disajikan pada bab ini yaitu Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA).
III.1.1. Angka Kematian Ibu Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil dan atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dan lain - lain per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 13
yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Berdasarkan data Jawa Timur Dalam Angka, pada Tahun 2012 angka kematian ibu adalah sebesar 97,43 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Bila dibandingkan target RPJMN 2010-2014 118 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014 dan 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 sebagai target MDGs angka kematian ibu di wilayah Jawa Timur Tahun 2012 telah sesuai dengan target. Penyebab
kematian ibu dapat dibedakan menjadi dua yaitu penyebab
langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung merupakan aspek medis yang harus ditangani oleh tenaga kesehatan. Kasus – kasus tersebut antara lain pendarahan, eklamsia, partus lama, komplikasi aborsi dan infeksi ( Kementerian Kesehatan RI, 2009 ). Penyebab kematian langsung ibu di Jawa Timur pada Tahun 2011 adalah pendarahan (29,35%), Pre Eklamsi / Eklamsi (27,27%), Jantung (15,47%), Infeksi (6,06%), dan lain –lain (21,85%). Penyebab kematian ibu tidak langsung adalah aspek Non medis yang merupakan penyebab mendasar antara lain status perempuan dalam keluarga, keberadaan anak, sosial budaya, pendidikan, sosial ekonomi, dan geografis daerah. Data angka kematian ibu di Kota Batu bisa dilihat pada grafik di bawah ini: Gambar 3.1 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup di Kota Batu Tahun 2009 - 2013 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Angka Kematian Ibu
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
2009
2010
2011
2012
2013
92.34
97.06
134.5
107.33
30.2
Page 14
Angka kematian ibu di Kota Batu dari Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011 cenderung mengalami kenaikan. Namun angka kematian Ibu di Kota Batu sejak tahun 2012 perlahan mengalami penurunan yang signifikan. Angka ini juga telah sesuai dengan target MDG’s. Kasus kematian ibu di Kota Batu pada tahun 2013 sebesar 1 kasus dari 3.245 kelahiran hidup yang terjadi pada masa nifas.
III.1.2. Angka Kematian Bayi dan Balita Kematian bayi adalah kematian pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah. Menurut data BPS, angka kematian bayi di Jawa Timur terus menunjukkan penurunan, tahun 2007 mencapai 32,93/1000 kelahiran hidup, tahun 2008 menjadi 31,58/1000, tahun 2009 menjadi 31,41/1000, tahun 2010 menjadi 29,99, dan tahun 2011 menjadi 29,24/1000. Namun, keadaan ini masih jauh dari angka target MDG’s tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Di Kota Batu, angka kematian bayi lima tahun terakhir sempat mengalami peningkatan dari 2009 ke 2010, namun menunjukkan penurunan di tahun 2011 sampai dengan 2013 ke angka 7,09 per 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut
sudah
melampaui
target
MDG’s
dan
penurunan
AKB
ini
mengindikasikan peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagai salah satu wujud keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan, khususnya di Kota Batu.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 15
Gambar 3.2 Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup di Kota Batu Tahun 2009 - 2013
Angka Kematian Bayi per 1000 LH
2009
2010
2011
2012
2013
7.69
10.35
10.4
10.02
7.09
Kematian bayi di Kota Batu sebagian besar diakibatkan karena Berat Badan Lahir Rendah dan kelainan bawaan. Bayi dengan BBLR lebih rentan mengalami masalah kesehatan seperti asfiksia, gangguan nafas, suhu tubuh rendah, kadar gula darah rendah, masalah pemberian ASI, infeksi, ikterik (kadar bilirubin yang tinggi) dan masalah perdarahan. Seluruh hal tersebut merupakan faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal Sedangkan, Angka Kematian Balita (AKABA) adalah kematian yang terjadi pada balita sebelum usia 5 (lima) tahun (bayi + anak balita), dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. Angka Kematian Balita di Kota Batu mengalami penurunan tajam pada Tahun 2010 sebesar 0,97/ 1000 kelahiran hidup. Kemudian meningkat pada Tahun 2011 sebesar 11,8/1000 dan terus melaju turun hingga angka 7,7/1000 kelahiran hidup di Tahun 2013. Angka Kematian Balita di Kota Batu dapat dilihat pada grafik berikut ini
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 16
. Gambar3.3 Angka Kematian Balita per 1000 Kelahiran Hidup di Kota Batu Tahun 2009-2013
Angka kematian Balita
2009
2010
2011
2012
2013
8.62
0.97
11.8
10.73
7.7
Angka kematian Balita
Meski belum dapat menggambarkan keadaan dalam populasi penduduk Kota Batu, tetapi angka ini setidaknya menunjukkan bahwa kematian balita di Kota Batu berada pada angka yang telah melampaui target MDG’s sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup. Laju kematian bayi dan balita di Kota Batu menunjukkan penurunan yang sama, yang menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan derajat kesehatan pada kelompok bayi dan anak balita di Kota Batu.
III.2. Morbiditas Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi, kasus gizi kurang serta penyakit-penyakit infeksi, baik re-emerging maupun new-emerging disease masih tinggi. Namun di sisi lain, penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguan kesehatan akibat kecelakaan juga meningkat. Masalah perilaku tidak sehat juga menjadi faktor utama yang harus dirubah terlebih dahulu agar beban ganda masalah kesehatan teratasi.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 17
Angka kesakitan (Morbiditas) pada penduduk berasal dari community based data yang diperoleh melalui pengamatan (surveilans epidemiologi) dan data sekunder yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin serta insidentil. Berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan penyakit yang memiliki potensi untuk menjadi Kejadian Luar Biasa ( KLB )
III.2.1. Pola 10 Penyakit Terbanyak Pola 10 penyakit terbanyak di Kota Batu pada tahun 2013 dapat dilihat di tabel di bawah ini.
Tabel 3.1 Sepuluh Penyakit Terbanyak di Pelayanan Kesehatan Dasar Kota Batu Tahun 2013 NO
JENIS PENYAKIT
JUMLAH
1
ISPA
22938
2
HIPERTENSI
11041
3
GASTRITIS
5370
4
COMMON COLD
4625
5
DIARE
3902
6
KELAINAN DENTO FASIAL TERMASUK MALOKLUSI
3306
7
PENYAKIT PULPA DAN JARINGAN PERIAPIKAL
3075
8
PULPITIS
2445
9
GINGGIVITIS DAN JARINGAN PERIODENTAL
2377
10
MYALGIA
2115
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 18
Dari tampilan tabel III.1, nampak bahwa kasus ISPA masih menduduki tempat pertama jumlah kasus penyakit yang dilayani di fasilitas pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas) diikuti dengan penyakit hipertensi. Dari data tersebut, penyakit yang tergolong penyakit menular adalah ISPA, diare dan common cold sedangkan lainnya termasuk dalam jenis penyakit degeneratif. Hal ini menggambarkan adanya beban ganda dalam penanganan masalah kesehatan masyarakat di Kota Batu, dimana penyakit menular kasusnya masih tinggi, namun penyakit-penyakit degeneratif juga meningkat. Perlu diingat bahwa hipertensi merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit-penyakit kardiovaskuler lain dan seringkali kejadian penyakitnya dipengaruhi oleh gaya hidup atau perilaku yang tidak sehat.
III.2.2. Penyakit Menular a. Tuberkulosis Paru Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet dari orang terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria, HIV/AIDS, Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDG’s. Tingkat prevalensi penderita TBC di Indonesia diperkirakan sebesar 289 per 100 ribu penduduk dan insidensi sebesar 189 per 100 ribu penduduk. Bahkan 27 dari 1.000 penduduk terancam meninggal seperti yang dilaporkan Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang dihimpun sepanjang 2011 mengenai tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA Positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 19
Propinsi Jawa Timur adalah propinsi dengan jumlah kasus TB Paru yang besar. Jawa Timur menjalankan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short Course) guna menekan jumlah kasus TB. Pada tahun
2012 angka CDR sebesar 63.03% dengan jumlah kasus baru (positif dan negatif) sebanyak 41.472 penderita dan BTA Positif baru sebanyak 25.618 kasus. Kondisi tersebut masih jauh dari target CDR yang ditetapkan yaitu 70%. Dengan strategi ini, Success Rate (SR) penderita TB BTA Positif di Jawa Timur pada tahun 2011 sudah mencapai 93,46%. Sementara itu, persentase CDR dan Success Rate Kota Batu yang didata selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 3.4 Perkembangan Persentase CDR dan Success Rate TB Kota Batu Tahun 2011 - 2013 70.00% 65.09% 60.00% 53.00% 46.71%
50.00%
52.44% 40.29%
40.00% 30.00%
30.05%
20.00% 10.00% 0.00% Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Case Detection Rate Success Rate
Angka penemuan kasus baru BTA Positif (Case Detection Rate) merupakan proporsi penemuan kasus TB BTA Positif dibanding dengan perkiraan kasus dalam persen. Pada tahun 2013, jumlah kasus baru BTA Positif baru sebanyak 59 kasus, dengan angka CDR sebesar 29,06%. Kondisi ini masih jauh dari target CDR yang ditetapkan yaitu 70%. Angka CDR Kota Batu dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Untuk mengatasi hal ini, tenaga kesehatan perlu melakukan proses komunikasi, informasi dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan gejala TB dan bahaya penyebarannya. Sementara itu angka keberhasilan
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 20
pengobatan TB Paru di tahun 2013 juga mengalami penurunan setelah sempat naik pada tahun 2012. Hal ini dikarenakan banyak pasien yang drop out saat pengobatan. Maka untuk selanjutnya perlu peningkatan peran aktif tenaga kesehatan dalam menjalankan proses komunikasi, informasi dan edukasi kepada pasien TB Paru dan keluarganya serta meningkatkan peran PMO dalam rangka meningkatkan angka keberhasilan pengobatan. b. HIV/AIDS Pada saat ini perkembangan epidemi HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. Sebagian besar infeksi baru diperkirakan terjadi pada beberapa sub populasi beresiko tinggi ( dengan prevalensi > 5% ), yaitu pada penasun, WPS dan waria. Situasi demikian menunjukkan bahwa Indonesia berada pada tahap epidemi terkonsentrasi. Resiko penularan HIV tidak hanya terbatas pada sub-populasi yang beresiko tinggi tetapi dapat juga menular pada pasangan atau istrinya, bahkan anaknya. Diperkirakan dalam rentang waktu tahun 2008 – 2015, secara komulatif akan terdapat sekitar 44.180 anak yang dilahirkan dari ibu yang positif HIV. Para ibu ini sebagian besar tertular dari pasangannya. Bila respon yang masih terbatas seperti yang sedang berlangsung saat ini, dimana cakupan program yang rendah dan belum nampak adanya kegiatan yang memadai, maka hasil pemodelan epidemi HIV mengindikasikan tingkat penularan yang akan terus meningkat di Indonesia. Gambar 3.5 Distribusi estimasi jumlah ODHA 15 - 49 tahun dari populasi yang di estimasi menurut kab/kota di Indonesia , tahun 2009
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 21
Gambar 3.6 Peta Sebaran Epidemi HIV di Indonesia (Perkiraan Jumlah ODHA 2009 : 333.200)
Data dari Direktorat Jenderal PPM & PL Departemen Kesehatan RI sampai dengan Juni 2011 menyebutkan jumlah kumulatif kasus AIDS yang dilaporkan sebanyak 26.483 kasus. Sedangkan penularan infeksi baru sepanjang triwulan 2 tahun 2011 sejumlah 2.001 kasus. Dari 2.001 kasus baru tersebut, 64,9% berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 35,1% berjenis kelamin perempuan. Apabila dipilah berdasarkan cara penularannya, urutan tertinggi adalah transmisi melalui hubungan seksual antar jenis kelamin (heteroseksual) sebesar 76,3% diikuti dengan Injection Drugs User (IDU) sebesar 16,3% dan diurutan ketiga melalui transmisi perinatal sebesar 4,7%. Proporsi kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 20-29 tahun (36,4%), disusul kelompok umur 30-39 tahun (34,5%) dan kelompok umur 40-49 tahun (13,3%). Pada tahun 2013, dari 33 Propinsi yang ada Jawa Timur berada pada urutan kedua propinsi dengan jumlah kasus kumulatif AIDS terbanyak. Untuk wilayah Kota Batu, perkembangan penyakit HIV/ AIDS berjalan seiring dengan peningkatan mobilitas penduduk dan ditunjang dengan wilayah Kota Batu sebagai daerah wisata. Secara kumulatif sejak tahun 2003 sampai dengan 2013 di wilayah Kota Batu tercatat 114 kasus
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 22
HIV/AIDS. Dari jumlah tersebut, seluruh penderita telah mendapatkan penanganan medis. Jumlah kasus ini bisa jadi belum dapat menggambarkan kondisi sebenarnya di masyarakat, hal ini dikarenakan keterbatasan data yang ada. Selain itu, akses ke kelompok beresiko tinggi juga tidak mudah dilakukan sehingga upaya pencegahan, pengendalian maupun pengobatan tidak mudah dilakukan. Penemuan kasus HIV / AIDS di Kota Batu per tahun selama lima tahun terakhir dapat diamati pada grafik berikut : Gambar 3.7 Penemuan & Penanganan Kasus HIV/ AIDS di Kota Batu Tahun 2009-2013 23 20 14
23
20 15
14 9
9
2009
2010
2011
Jml Penderita
15
2012
Jml Penderita Ditangani
2013
Poly. (Jml Penderita)
Gambar 3. 8 Jumlah Penemuan Kasus HIV, AIDS dan Jumlah Kematian Tahun 2009 - 2013 25
23 20
20 15
15
15 10
12
13 11
11 9
7
6
8
6 4
5
4
0 2009
2010 HIV + AIDS
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
2011 AIDS
2012
2013
MATI
Page 23
Data pada gambar diatas menunjukkan peningkatan jumlah penderita HIV/ AIDS di wilayah Kota Batu selama lima tahun terakhir. Penemuan kasus yang sempat mengalami penurunan pada tahun 2012, pada tahun 2013 kembali meningkat. Data penemuan kasus tersebut berasal dari laporan surveilans aktif rumah sakit. Pelan namun pasti, masalah ini akan terus bergulir, kecuali dilakukan langkah pencegahan yang tepat. Karena permasalahan pokok penyebaran penyakit ini ada pada perilaku yang tidak sehat, maka sekali lagi program promosi kesehatan menjadi ujung tombak penyampaian informasi dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih positif.
c.
Infeksi Menular Seksual Infeksi Menular Seksual ( IMS ) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup menonjol pada sebagian besar wilayah dunia. Insiden kasus IMS diyakini tinggi di banyak negara serta kegagalan dalam mendiagnosis dan memberikan pengobatan pada stadium dini dapat menimbulkan komplikasi serius/berat dan berbagai gejala sisa lainnya, antara lain infertilitas, akibat buruk pada bayi, kehamilan ektopik, kanker di daerah anogenital, kematian dini, serta infeksi baik pada neonatus. Di Indonesia, infeksi menular seksual yang paling banyak ditemukan adalah syphilis dan gonorrhea. Data kasus IMS di Kota Batu sendiri dari tahun 2010 sampai tahun 2013 juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 95 kasus pada tahun 2010, meningkat menjadi 164 kasus pada tahun 2011, semakin meningkat di tahun 2012 yaitu sebesar 295 kasus, dan penemuan kasus sedikit mengalami penurunan di tahun 2013 yaitu hanya ditemukan sebanyak 203 kasus. Dimana prosentase pada laki – laki sebesar 8% jauh lebih rendah daripada prosentase kasus pada wanita yang sebesar 92%. Ini disebabkan masih rendahnya kesadaran dari para lelaki beresiko tinggi untuk memeriksakan diri ke layanan IMS yang ada di Kota Batu. Adapun besaran kasus IMS dapat dilihat pada grafik berikut
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 24
Gambar 3.9 Jumlah Penemuan Kasus IMS Kota Batu Tahun 2010 - 2013 280
300 250
188
200
157
150 100 50
68 27
15
7
15
0 L
P
L
2010
P 2011
L
P 2012
L
P 2013
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan jumlah kasus yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, sehingga diperlukan upaya
pencegahan
dan
sosialisasi
yang
lebih
komprehensif
dan
berkesinambingan untuk menekan laju perkembangan Penyakit Menular Seksual khususnya di Kota Batu. d. Pneumonia Hingga saat ini Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kematian pada Balita (berdasarkan Survei Kematian Balita tahun 2005) sebagian besar disebabkan karena pneumonia yaitu sebesar 23,6%. Selama ini digunakan estimasi bahwa insidens pneumonia pada kelompok umur Balita di I ndonesia sekitar 10-20%. Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru – paru (alveoli). Tanda dan gejala penyakit infeksi saluran pernapasan dapat berupa: batuk, kesukaran bernapas, sakit tenggorok, pilek, sakit telinga dan demam. Anak dengan batuk atau sukar bernapas mungkin menderita pneumonia atau infeksi saluran pernapasan yang berat lainnya. Akan tetapi sebagian besar anak batuk yang datang ke Puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya hanya menderita infeksi saluran pernapasan yang ringan. Petugas kesehatan perlu mengenal anakanak yang sakit serius dengan gejala batuk atau sukar bernapas yang membutuhkan pengobatan dengan antibiotik, yaitu pneumonia (infeksi
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 25
paru) yang ditandai dengan napas cepat dan mungkin juga tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Deteksi kasus dan pengobatan sedini mungkin mengurangi kasus yang harus dirujuk, menghemat waktu dan biaya keluarga. Selain itu perlu dilaksanakan
tatalaksana
standar
yang
mengajarkan
agar
tenaga
kesehatan memfokuskan perhatian pada pernafasan anak dan bukan pada keparahan batuknya maupun ada tidaknya demam. Penatalaksanaan standar pada pneumonia bisa mencegah 40% dari kematian pneumonia. Untuk cakupan penemuan pneumonia balita mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 3.10 Data Temuan Kasus Pneumonia Balita di Kota Batu Tahun 2010 - 2013 170
180 160 140 120 100
79
80 60 40 20
7
10
2010
2011
0 2012
2013
jumlah kasus pneumonia
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan penemuan kasus yang signifikan dari 7 kasus di tahun 2010, 10 kasus di tahun 2011, 79 kasus di tahun 2012 dan 170 kasus di 2013. Namun angka ini masih 10,45% dari target sebesar 1316. Peningkatan temuan kasus pneumonia dari tahun ke tahun ini menandakan bahwa petugas kesehatan sudah mulai melaksanakan tatalaksana standar pneumonia dengan baik. Hal ini turut didukung oleh terpenuhinya kebutuhan logistik (ARI timer) sebagai salah satu alat untuk mendiagnosa pneumonia.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 26
Untuk lebih meningkatkan temuan kasus agar dapat memenuhi target pada tahun
mendatang,
perlu
dilakukan
monitoring
dan
evaluasi
yang
berkesinambungan serta refreshing teknis pada petugas di poli rawat jalan dan poli rawat inap Puskesmas dan peningkatan kerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan swasta yang juga melakukan kontak dengan pasien.
e. Kusta Meskipun penyakit Kusta dapat diobati dan disembuhkan, bukan berarti Provinsi Jawa Timur terbebas dari masalah penyakit Kusta karena dari tahun ke tahun masih ditemukan sejumlah kasus baru. Beban penyakit Kusta yang paling utama adalah kecacatan yang ditimbulkannya, sehingga masalah penyakit Kusta sangat kompleks, bukan hanya dari segi medis tetapi meluas pada masalah sosial dan ekonomi. Penemuan penderita Kusta di Indonesia merupakan urutan ketiga di bawah India dan Brazil. Dan secara nasional, Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang penderita kusta terbanyak di antara provinsi lainnya. Rata-rata penemuan penderita Kusta di Provinsi Jawa Timur per tahun antara 4.000-5.000 orang. Kota Batu sendiri sangat sedikit menyumbangkan kasus kusta baru. Pada tahun 2012, tidak ditemukan penderita kusta baru dan pada tahun 2013 ditemukan 1 kasus baru Kusta MB. Untuk penderita Kusta yang selesai berobat pada tahun 2013 ini tercatat sejumlah 3 orang, sesuai dengan jumlah penderita yang tercatat pada tahun 2011 sebanyak 3 orang. Hal ini berarti RFT MB tahun 2013 sebesar 100%.
III.2.3. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) a. Campak Sidang World Health Assembly
( WHA ) pada bulan
menyepakati target pencapaian pengendalian
penyakit
Mei
campak
2010 pada
tahun 2015 yaitu : Mencapai cakupan imunisasi campak dosis pertama > 90 % secara nasional dan minimal 80 % di seluruh Kabupaten / Kota
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 27
Menurunkan angka insiden campak menjadi < 5 / 1000.000 setiap tahun dan mempertahankannya Menurunkan angka kematian campak minimal 95 % dari perkiraan angka kematian tahun 2000 Upaya mencapai tujuan pengendalian penyakit campak tersebut dilakukan beberapa upaya : 1.
Imunisasi : a. Melaksanakan imunisasi rutin campak anak usia 9 – 11 bulan dengan cakupan > 90 %, dilakukan sweeping jika cakupan belum tercapai b. Back Log Fighting ( BLF ) dilakukan di desa yang tidak mencapai Universal Child Immunization ( UCI ) selama 2 tahun berturut – turut c. Melaksanakan imunisasi campak kesempatan kedua dengan cakupan > 95 % pada anak usia kuran 5 tahun melalui kegiatan Crash Program dan pemberian imunisasi campak pada anak saat masuk sekolah dasar
2. Penyelidikan dan manajemen kasus pada semua KLB campak 3. Melaksanakan surveilans campak berbasis kasus individu ( Case Based Measles Surveilans ) dengan pemeriksaan serologi terhadap kasus tersangka campak ( suspect ) Program imunisasi campak di Indonesia dimulai pada tahun 1982, kemudian pada tahun 1991 berhasil dicapai status imunisasi dasar lengkap atau Universal Child Immunization ( UCI ) secara nasional. Sejak tahun 2000 imunisasi campak kesempatan kedua diberikan kepada anak sekolah kelas I – VI ( Catch up ) secara bertahap yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian imunisasi campak secara rutin kepada anak sekolah dasar kelas I SD ( BIAS ). Untuk mempercepat tercapainya perlindungan campak pada anak, sejak tahun 2005 sampai Agustus 2007 dilakukan kegiatan Crash Program Campak terhadap anak usia 6 – 59 bulan dan anak usia sekolah dasar di seluruh provinsi dalam 5 phase dan follow up campaign dilakukan bertahap sejak tahun 2009 – 2011.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 28
Berdasarkan cakupan imunisasi rata-rata sejak tahun 1996 – 2000 sebesar 91.8 % di indonesia, maka diperkirakan terdapat 10.336 – 31.000 kematian karena campak pada tahun 2000. Dengan dilakukannya berbagai upaya tersebut, angka kematian campak diharapkan menurun sehingga upaya program dan jumlah wilayah endemis campak juga berkurang. Sedangkan Strategi reduksi campak di indonesia meliputi a. Imunisasi rutin pada bayi 9 – 11 bulan dengan cakupan tinggi ≥ 90 % (UCI desa) b.
Imunisasi tambahan ( BIAS ) Bulan Imunisasi Anak Sekolah
c. Surveilans dengan kualitas baik (Surveilans rutin, SKD respon KLB dan PE KLB) d.
Penanggulangan KLB
e.
Pemeriksaan Laboratorium pada KLB
Peranan surveilans dalam program reduksi campak sangat penting, surveilans dapat menilai perkembangan program pemberantasan campak serta dapat membantu menentukan strategi pemberantasannya di setiap daerah, terutama untuk perencanaan, pengendalian dan evaluasi program pemberantasan campak di indonesia. Di wilayah Kota Batu tahun 2011 ditemukan sebanyak 43 kasus dengan distribusi 24 kasus di kecamatan Batu, 2 kasus diwilayah kecamatan bumiaji dan 17 kasus di kecamatan Junrejo. Pada tahun 2012 jumlah kasus campak sudah mulai menurun sebanyak 26 kasus , dengan distribusi 15 kasus di kecamatan Batu, 3 kasus di kecamatan Bumiaji dan 8 kasus di kecamatan Junrejo. Pada tahun 2013 jumlah kasus campak kembali mengalami peningkatan yaitu sebanyak 43 kasus dengan distribusi 18 kasus di kecamatan Batu, 3 kasus diwilayah kecamatan Bumiaji dan 22 kasus di kecamatan Junrejo. Kasus campak selama tiga tahun berturut-turut mulai tahun 2011 sampai 2013 dapat diamati pada gambar berikut ;
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 29
Gambar 3.11 Kasus Campak di Wilayah Kota Batu Tahun 2011 - 2013 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
43
43
26
2011
2012
2013
Dari grafik diatas disimpulkan bahwa penemuan kasus campak terjadi penurunan pada tahun 2012 sebanyak 26 kasus campak, seluruhnya terjadi pada penderita yang telah memperoleh imunisasi campak. Hal ini didukung dengan tercapainya cakupan UCI ( Universal Child Immunization ) > 90 % pada tahun 2012. Sedangkan pada Tahun 2013 kasus campak mengalami peningkatan menjadi 43 kasus dimana capaian UCI pada tahun yang sama hanya sebesar 79,16%.
b. Difteri Diphteri masih menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di Indonesia khususnya di Jawa Timur. Penyakit Diphteri adalah penyakit menular
akut
pada
tonsil,
faring
dan
hidung, kadang-kadang pada selaput mukosa dan kulit. Timbulnya disebabkan
lesi
yang
khas
oleh cytotoxin spesifik yang
dilepas oleh bakteri. Lesi nampak sebagai suatu membran asimetrik Keabu
-
abuan
yang dikelilingi dengan daerah inflamasi.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 30
Pengaruh toksin difteria pada lesi perifer tidak jelas. Difteria sebaiknya selalu dipikirkan (khususnya
dalam
membuat
Streptococcus)
diferensial dan
diagnosa
viral
pada
pharingitis,
infeksi
Vincent’s
bakteri angina,
mononucleosis infeksiosa, syphilis pada mulut dan candidiasis. Tenggorokan terasa sakit, diikuti dengan kelenjar limfe yang membesar dan melunak. Masa Inkubasi Difteri 3 – 7 hari. Pada kasus-kasus yang sedang dan berat ditandai dengan pembengkakan dan oedema di leher dengan pembentukan membran (pseudomembran) pada trachea secara ekstensif dan dapat terjadi obstruksi jalan napas. Difteri hidung biasanya ringan dan kronis dengan salah satu rongga hidung tersumbat dan terjadi ekskorisasi (ledes). Infeksi subklinis (atau kolonisasi)
merupakan
kasus
terbanyak.
Toksin
dapat
menyebabkan
myocarditis dengan heart block dan kegagalan jantung kongestif yang progresif, timbul satu minggu setelah gejala klinis difteri.Penyebab penyakit adalah Corynebacterium diphtheria dari biotipe gravis, mitis atau intermedius. Bakteri membuat toksin bila bakteri terinfeksi oleh coryne bacteriophage yang mengandung diphtheria toxin gene tox. Strain non toksikogenik jarang menimbulkan lesi lokal, namun strain ini dikaitkan dengan kejadian endokarditis infektif.
Kasus Suspek Diphteri : adalah orang dengan gejala Laringitis, Nasofaringitis atau Tonsilitis ditambah pseudomembrane putih keabuan yang tak mudah lepas dan mudah berdarah di faring, laring, tonsil.
Kasus Probable Difteri : adalah orang dengan suspek difteri ditambah salah satu dari : a)
Pernah kontak dengan kasus (<2 minggu)
b)
Ada didaerah endemis difteria
c)
Stridor , Bullneck
d)
Pendarahan Submucusa atau petechiae pada kulit
e)
Gagal jantung toxic, Gagal ginjal akut
f)
Myocarditis and/or kelumpuhan motorik 1 s/d 6 minggu setelah onset
g)
Mati
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 31
Kasus konfirmasi Diphteri : adalah orang kasus probable yang hasil isolasi ternyata positiv C difteriae yang toxigenic (dari usap hidung, tenggorok, ulcus kulit, jaringan, conjunctiva, telinga, vagina) atau serum antitoxin meningkat 4 kali lipat atau lebih ( hanya bila kedua sampel serum diperoleh sebelumpemberian toxoid difteri atau antitoxin)
Dengan masa penularan yang beragam, penyakit diphteri dapat tetap menular sampai tidak ditemukan lagi bakteri dari discharge dan lesi; biasanya berlangsung 2 minggu atau kurang bahkan kadangkala dapat lebih dari 4 minggu. Terapi antibiotik yang efektif mampu mengurangi penularan penyakit. Carrier kronis dapat menularkan penyakit sampai 6 bulan. Kasus Diphteri di Jawa Timur cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Tahun 2003 (5 kasus), Tahun 2004 (15 kasus), Tahun 2005 (33 kasus), Tahun 2006 (43 kasus), Tahun 2007 (86 kasus), Tahun 2008 ( 77 kasus), Tahun 2009 (140 kasus), Tahun 2012 ( 955 kasus) dan tahun 2013 ( 653 kasus ). CFR karena Diphteri masih tinggi (2.9%), bahkan di tempat tertentu bisa mencapai 50%.
Kasus Diphteri di Jawa Timur 74% nya terjadi pada
kelompok umur Balita & anak TK-SD (<9 th). KLB Diphteri yang terus meningkat dari tahun ke tahun di Jawa Timur membutuhkan penanganan yang baik, serius dan benar pada semua kejadian sehingga KLB dapat ditanggulangi dan dicegah. Untuk menangani KLB Diphteri dengan baik, serius dan benar diperlukan suatu petunjuk, prosedur tetap yang secara operasional layak digunakan di seluruh jajaran kesehatan di Propinsi Jawa Timur. Kasus difteri selama tiga tahun berturut-turut mulai tahun 2011 sampai 2013 dapat diamati pada gambar berikut ;
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 32
50
Gambar 3.12 Kasus Difteri di Wilayah Kota Batu Tahun 2011 - 2013
45 40 35 30 25 20 16
15 10
11
5
3
0 2011
2012
2013
Dengan adanya peningkatan kasus pada tahun 2011 s/d 2012, saat ini Propinsi Jawa Timur masih menetapkan diphteri sebagai Kejadian Luar Biasa. Kota Batu sendiri juga masih menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penyakit difteri walaupun pada tahun 2013 kasusnya sudah jauh menurun. Penanganan KLB difteri dilaksanakan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur melalui program ORI (Outbreak Response Imunization). Upaya penanganan yang tepat dan cepat tentunya sangat diperlukan agar KLB difteri dapat segera diatasi. Pembenahan dan peningkatan kualitas program imunisasi juga menjadi faktor kunci untuk keberhasilan penanganan KLB difteri tersebut.
III.2.4. Penyakit Potensial KLB a. Demam Berdarah Dengue Penyakit demam berdarah dengue ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Pada penyakit ini demam terjadi secara akut. Demam biasanya berlangsung selama 3 – 5 hari (jarang lebih dari 7 hari dan kadang-kadang bifasik), disertai dengan sakit kepala berat, mialgia, artralgia, sakit retro orbital, tidak nafsu makan, gangguan gastro intestinal dan timbul ruam. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2011, kasus DBD, angka kematian penduduk atau case fatality rate (CFR) dan penularan atau inciden rate (IR) secara nasional cenderung menurun jika dibandingkan
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 33
tahun sebelumnya. Pada 2009 jumlah kasus 158.912 dengan korban meninggal 1.420 orang. Sedangkan IR 68,22/100.000 penduduk dan CFR0,89%. Pada 2010, jumlah kasus hanya 156.086 dengan korban meninggal 1.358 orang. IR sebesar 65,70/100.000 penduduk dan CFR 0,87 persen. Sementara hingga Oktober 2011, jumlah kasus 49.486 dengan korban meninggal 403 orang. IR 20,83/100.000 penduduk dan CFR 0,81 persen. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Jawa Timur, mengingat DBD telah menyebar ke seluruh Kabupaten/ Kota di Jawa Timur dan Kejadian Luar Biasa masih seringkali terjadi. Jumlah penderita DBD tahun 2012 : 8.215 (IR : 121,59/100.000 penduduk), dengan 116 kematian (CFR : 1,41 %).
Sedangkan jumlah
kematian mengalami kenaikan yang cukup banyak yaitu dari 65 penderita yang meninggal naik menjadi 116, jadi angka kematian (CFR) nya mengalami peningkatan dari 1,21 % meningkat menjadi 1,41 %. Hal ini menunjukkan bahwa kewaspadaan terhadap penderita DBD harus terus dilakukan, karena angka kematian masih meningkat dan masih berada diatas target yang diharapkan yaitu ≤ 1 %. Pencegahan diarahkan pada upaya pengendalian vektor penyakit yaitu nyamuk aedes aegypti maupun aedes albopticus melalui gerakan 3M Plus yaitu menguras, menutup, dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas. Plusnya adalah membubuhkan larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, dan mencegah gigitan nyamuk. Caranya memasang kawat kasa, menggunakan kelambu, mengoleskan repelant. Perkembangan kasus penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Batu dapat dilihat dalam grafik berikut ini.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 34
Gambar 3.13 Jumlah Kasus DBD di Kota Batu Tahun 2009-2013 282
300 250 200 150
140
136
100 34
50
17
0 2009
2010
2011
2012
2013
Dalam satu dasawarsa terakhir, kasus demam berdarah di Kota Batu tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 282 kasus, lalu terjadi penurunan signifikan di tahun 2011 dan diikuti tahun 2012 hanya terjadi 17 kasus. Dibanding tahun 2012 yang hanya 17 kasus, DBD tahun 2013 mengalami peningkatan yang signifikan menjadi140 kasus. Apabila merujuk pada Angka Bebas Jentik yang tinggi yaitu 95,95%, bisa diindikasikan kasus-kasus yang ditemukan bersifat import atau didapat dari luar wilayah kota Batu. Hal ini erat kaitannya dengan status Kota Batu sebagai Kota tujuan
wisata
dimana
meningkatnya
mobilitas
warga,
kemudahan
transportasi, dan keadaan iklim yang tidak menentu menjadi faktor pendukung peningkatan kasus DBD. Disamping fogging yang dilakukan saat terjadi KLB, PSN tetap menjadi pilihan utama untuk mencegah dan membatasi perkembangan kasus DBD.
b. Diare Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil survei Sub Direktorat Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan (ISP) Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Angka Kesakitan Diare semua umur tahun 2010 adalah 411 per 1.000 penduduk, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 214 per 1.000 penduduk. Dan berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, Diare merupakan penyebab kematian nomor empat (13,2%) pada semua umur dalam kelompok penyakit menular dan merupakan penyebab kematian
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 35
nomor satu pada bayi post neonatal (31,4%) dan pada anak balita (25,2%). Oleh karena itu, diare yang menyerang bayi dan balita patut diwaspadai dan apabila telah terjadi perlu segera dilakukan tindakan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi yang berakibat kematian. Di Jawa Timur cakupan pelayanan penderita Diare tahun tahun 2011 sebesar 69%, sedangkan tahun 2012 sebesar 72,43% (masih di bawah target Nasional 100%). Data kasus diare yang ditangani di wilayah Kota Batu dapat diamati pada diagram berikut : Gambar 3.14 Kasus Diare yang Ditangani di Kota Batu Tahun 2010 – 2013 8000 7000
6764
6000
6375
5000
4707
4521
Tahun 2012
Tahun 2013
4000 3000 2000 1000 0 Tahun 2010
Tahun 2011
Kasus diare ditangani
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa kasus diare yang ditangani cenderung menurun dari tahun ke tahun. Namun pada tahun 2013, terjadi peningkatan persentase kasus diare yang ditangani dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 10 % dari angka kesakitan (214/1.000 penduduk). Kasus diare yang ditangani pada tahun 2013 sebesar 4521 kasus dari target 4215 kasus.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 36
III.3. Status Gizi Masyarakat Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara lain Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Status gizi balita, anemia gizi besi pada ibu dan pekerja wanita, serta Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).Status gizi balita merupakan salah satu indikator MDGs yang perlu mendapatkan perhatian dan akan banyak dibahas (di samping BBLR) pada sub bagian berikut ini. . III.3.1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Angka kejadian BBLR di Indonesia sangat bervariasi. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007, secara keseluruhan prevalensi BBLR di Indonesia sebesar 11.5%. Dari Profil Kesehatan jawa Timur tahun 2012, diketahui bahwa jumlah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Jawa Timur mencapai 3,32% yang diperoleh dari persentase 19.712 bayi dari 594.461 bayi baru lahir yang ditimbang. Jumlah kasus BBLR di Kota Batu dari tahun ke tahun kecenderungannya meningkat. Pada tahun 2010 jumlah kasus BBLR ada 63 kasus, tahun 2011 jumlah kasus BBLR 67 kasus, tahun 2012 jumlah kasus BBLR 96 kasus dan pada tahun 2013 jumlah kasus BBLR 135 kasus .
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 37
Berikut ini adalah tabel perkembangan kasus BBLR di Kota Batu selama lima tahun terakhir. Gambar 3.15 Jumlah Kasus BBLR di Kota Batu Tahun 2009 - 2013 135 96 67
63 39
Jumlah Kasus BBLR 2009
2010
2011
2012
2013
Grafik menunjukkan bahwa kasus BBLR di Kota Batu terus meningkat setiap tahunnya. Keadaan ini dapat diakibatkan oleh faktor gizi ibu seperti Kekurangan Energi Kalori / KEK dan anemia serta faktor resiko pada ibu hamil seperti gemeli, Preeklamsia/eklamsia, Primimuda dan Grandemulti. Selain itu, kejadian BBLR juga dapat terjadi karena pencemaran pestisida di tanah dan air serta produk pertanian yang ada di wilayah Kota Batu. Upaya yang dapat dilakukan untuk menangani kasus BBLR diantaranya : Penyuluhan pada ibu hamil Pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil (Susu Ibu Hamil) Pemberian tablet besi (FE) untuk ibu hamil Pemeriksaan pada ibu hamil Kelas ibu hamil Pelayanan KB nifas Kerjasama lintas sektor untuk meningkatkan usia perkawinan Pelatihan penanganan kasus BBLR untuk petugas kesehatan Pengendalian pencemaran lingkungan
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 38
III.3.2. Status Gizi Balita Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara mengetahui status gizi balita adalah dengan menggunakan metode antropometri. Dalam metode antropometri, indeks yang umum dipakai adalah Berat Badan menurut Umur (BB/ U) yang kemudian dikategorikan dalam gizi lebih (Z score> +2 SD), gizi baik (Z score -2 SD sampai +2 SD), gizi kurang (Z score < -2 SD sampai -3 SD) dan gizi buruk (Z score < - 3 SD). Gambaran status gizi balita berdasarkan Berat Badan menurut Umur (BB/U) di Kota Batu 2013, dapat dilihat pada gambar 4.23 berikut ini. Gambar 3.16 Prevalensi Angka Kurang Energi dan Protein (KEP) Kota Batu Tahun 2013 0.68
3,76 0.88
% Gizi lebih ( BB lebih ) % Gizi baik (BB normal) % Gizi kurang ( BB kurang)
94.65
% Gizi buruk (% BB sangat kurang)
Dari gambar, diketahui bahwa berdasarkan indikator BB/U, persentase balita Gizi Buruk (BB Sangat Kurang) sebesar 0,68% dan persentase balita Gizi Kurang sebesar 3,78%, sehingga persentase balita kurang gizi (Gizi Kurang + Gizi Buruk) sebesar 4,46%. Jika dibandingkan dengan target MDGs tahun 2014 sebesar 3.6%, maka angka prevalensi gizi buruk di Kota Batu sudah cukup aman (0,67%).
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 39
Tingkat partisipasi masyarakat (D/S) dapat diketahui dengan membandingkan balita yang ditimbang (D) dengan semua sasaran balita (S). Sasaran balita (S) yang digunakan adalah data Supas dari BPS bukan data riil. Dari laporan yang masuk ke Dinas Kesehatan Kota Batu, pada tahun 2013 terdapat 16.329 balita. Dari jumlah balita tersebut, yang ditimbang di posyandu sebanyak 10.919 balita (66,87%). Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2012 sebesar 67,52%. Tingkat partisipasi balita di posyandu Kota Batu mulai tahun 2010 sampai 2013 dapat diamati pada grafik berikut ; Gambar 3.17 Jumlah Balita Ditimbang di Posyandu Kota Batu Tahun 2010 - 2013 18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 2010
2011
2012
2013
Jumlah Balita
15813
15813
16586
16329
Jumlah Balita Ditimbang
11477
11201
10658
10919
Jumlah Balita
Jumlah Balita Ditimbang
Dari tahun ke tahun tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu cenderung stagnan dan belum dapat mencapai target 80%. Hal ini salah satunya dikarenakan banyak ibu balita yang bekerja sehingga balitanya tidak rutin ke posyandu. Selain itu bayi yang telah mendapatkan imunisasi campak enggan untuk datang ke posyandu sehingga partisipasi masyarakat di tahun 2013 belum dapat mencapai 80% seperti yang ditargetkan. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat perlu terus dilaksanakan KIE oleh petugas kesehatan tidak hanya di kegiatan posyandu namun dapat juga dilaksanakan pada saat pengajian, arisan, atau pertemuan PKK tingkat RT/RW. Selain itu, balita yang sudah bersekolah di PAUD/PG/TK bisa diajak ke Taman Posyandu melalui kerjasama dengan guru / lembaganya supaya data timbangnya tercatat di posyandu dan dapat meningkatkan cakupan partisipasi masyarakat.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 40
Adapun untuk menggambarkan status gizi balita di wilayah Kota Batu, salah satu ukuran yang digunakan adalah dari kenaikan berat badan. Dari seluruh balita yang ditimbang di posyandu, pada tahun 2013 tercatat 6.998 (78,80%) balita yang naik berat badannya. Gambarannya dapat dilihat pada diagram berikut : Gambar 3.18 Jumlah Balita Ditimbang di Posyandu Yang Mengalami Kenaikan Berat Badan Tahun 2010 - 2013 20000 15000 10000 5000 0
2010
2011
2012
2013
Jumlah Balita Ditimbang
11477
11201
9391
8884
Jumlah Balita BB Naik
8989
8388
7124
6998
Jumlah Balita Ditimbang
Jumlah Balita BB Naik
Tingkat keberhasilan program (N/D’) dapat diketahui dengan membandingkan balita yang naik timbangannya (N) dengan balita yang ditimbang (D’) dikalikan 100.
Untuk
pembandingnya
menggunakan
data
D’
dimana
definisi
operasionalnya adalah jumlah balita yang ditimbang berat badannya di bulan ini dan ditimbang di bulan sebelumnya di sarana pelayanan kesehatan termasuk di posyandu dan tempat penimbangan lainnya. Pencapaian N/D’ dari tahun 2010 sampai dengan 2013 sudah melampaui targetnya yang sebesar 60%. Hasil penimbangan balita dipengaruhi oleh 2 (dua) hal secara langsung yaitu asupan makanan dan ada tidaknya penyakit infeksi. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan keberhasilan program perlu senantiasa dilakukan pemberian pengetahuan dan keterampilan secara berkelanjutan kepada kader posyandu dan ibu balita oleh petugas kesehatan. Sedangkan balita yang berat badannya berada di bawah garis merah (BGM) pada tahun 2013 tercatat sejumlah 74 balita atau 0,67% dari seluruh balita yang ditimbang. Gambarannya dapat diamati pada grafik berikut :
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 41
Gambar 3.19 Jumlah Balita BGM di Wilayah Kota Batu Tahun 2011- 2013 120
97
100
83 74
80 60 40 20 0 Balita BGM
2011
2012
2013
97
83
74
Balita BGM (Bawah Garis Merah) adalah balita dengan berat badan menurut umur berada pada dan dibawah garis merah pada KMS (Kartu Menuju Sehat). Mulai tahun 2010 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menetapkan bahwa balita BGM tidak boleh lebih dari 5% (< 5%). Pencapaian BGM/D di Kota Batu selama 3 tahun terakhir masih berada di bawah standar tersebut. Keberhasilan menekan angka BGM salah satunya dikarenakan masifnya upaya penyuluhan yang dilakukan dan disertai program pemberian MP – ASI bagi balita, terutama balita BGM keluarga miskin yang didanai dari APBD Kota Batu.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 42
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk
memelihara
dan
meningkatkan
kesehatan
serta
mencegah
dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa dan pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan. Sedangkan, upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Puskesmas adalah unit pelayanan strata satu yang menjalankan pelayanan kesehatan primer atau dasar dimana terjadi kontak pertama antara masyarakat dengan tenaga kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam pelayanan kesehatan dasar dan dibahas dalam bagian ini antara lain adalah pelayanan kesehatan ibu dan bayi, pelayanan kesehatan anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja, pelayanan keluarga berencana, pelayanan imunisasi, perbaikan gizi masyarakat, promosi kesehatan, kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan pra-usia lanjut dan usia lanjut. Selain pelayanan dasar, pelayanan penunjang yaitu pelayanan kefarmasian serta pelayanan kesehatan rujukan atau pelayanan kesehatan di Rumah Sakit juga akan dibahas dalam bab ini.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 43
IV.1. Pelayanan Kesehatan Dasar Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan secara cepat dan tepat diharapkan dapat mengatasi sebagian besar masalah kesehatan masyarakat.
IV.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Undang-Undang Kesehatan Nomor 36/2009 mengamanatkan bahwa upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu. Upaya kesehatan ibu sebagaimana yang dimaksud dalam UndangUndang tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi diantaranya adalah sebagai berikut : A.
Pelayanan Antenatal ( K1 dan K4) Pelayanan
antenatal
adalah
kesehatan profesional baik
pelayanan
kesehatan
oleh
tenaga
itu dokter spesialis kandungan dan
kebidanan, dokter umum, maupun bidan kepada ibu hamil selama masa kehamilanya sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang ada. Titik berat kegiatan ini adalah upaya preventif dan promotif sedangkan hasilnya dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4 (Wiyono, 1997). Cakupan
K1
atau
disebut
juga
akses
pelayanan
ibu
hamil,
menggambarkan besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama/ kontak pertama dengan tenaga kesehatan/ fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat. Sedangkan cakupan K4 adalah besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar minimal empat kali kunjungan selama masa kehamilannya dengan distribusi satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Kunjungan ibu hamil dikatakan telah memenuhi standar
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 44
apabila telah mencakup pelayanan timbang badan & ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur lingkar lengan atas, skrining status imunisasi tetanus & pemberian vaksin tetanus toksoid, ukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet zat besi, komunikasi interpersonal & konseling, serta tes laboratorium sederhana. Berikut ini adalah grafik kunjungan K1 dan K4 Ibu Hamil selama kurun waktu lima tahun terakhir di Kota Batu. Gambar 4.1 Persentase Pencapaian Kunjungan K1 dan K4 Ibu Hamil di Kota Batu Tahun 2009-2013
2009
2010
2011
2012
2013
K1
95.77
98.08
K4
93.59
95.83
96.6
81
97.22
89.9
74.87
90.21
Terjadi kenaikan kunjungan K1 dan K4 di tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Namun adanya kesenjangan antara kunjungan K1 dan K4 masih perlu mendapat perhatian. Hal ini menandakan masih ada drop out pelayanan ANC atau ibu hamil yang tidak terpantau kondisi kehamilannya sesuai standar oleh tenaga kesehatan. Tidak terpantaunya kondisi kehamilan akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi maupun kematian maternal. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pemeriksaan kehamilan K4 adalah tingkat pendidikan, jenis pekerjaan ibu, serta tingkat sosial ekonomi.
B.
Pertolongan Persalinan oleh Nakes Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan salah satu dari enam indikator pemantauan program KIA. Dengan indikator ini dapat diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan sekaligus menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam menangani persalinan secara profesional.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 45
Adapun pertolongan persalinan sendiri adalah tindakan yang dilakukan oleh bidan/ tenaga kesehatan lain dengan kompetensi sesuai dalam proses lahirnya janin dari kandungan yang dimulai dari tanda-tanda lahirnya bayi, pemotongan tali pusat sampai keluarnya placenta. Pertolongan persalinan dengan bantuan tenaga kesehatan terlatih merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menurunkan AKI di Indonesia. Persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih meningkat dari 66,7% pada tahun 2002 menjadi 77,34 % pada tahun 2009 (Susenas). Capaian cakupan Linakes untuk Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 adalah 89,14%. Angka ini di bawah target yang telah ditentukan, yakni 94%. Salah satu penyebab ketidaktercapaian target adalah karena perubahan sasaran Ibu Bersalin (Bulin) yang disesuaikan dengan data sasaran BPS Provinsi Jawa Timur. Namun, dari sisi angka absolut (jumlah) capaian Jawa Timur mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Data dari bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Batu menyebutkan pada tahun 2013 terdapat 3.403 sasaran ibu bersalin. Dari jumlah tersebut, yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 3251 atau 95,53%. Trend cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dari tahun 2009 sampai 2013 dapat diamati pada grafik berikut; Gambar 4.2 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Kota Batu Tahun 2009-2013 120.00 100.00
91.87
97.87
95.53
94.6 81.29
80.00 60.00 40.00 20.00 0.00
Linakes
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
2009
2010
2011
2012
2013
91.87
97.87
94.6
81.29
95.53
Page 46
Dari grafik tersebut terlihat bahwa pada tahun 2013 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kota Batu mengalami peningkatan dari 81,3 % pada Tahun 2012 menjadi 95,5 pada Tahun 2013. C.
Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK). Perhitungan jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama dihitung berdasarkan angka estimasi 20% dari total sasaran ibu hamil di satu wilayah pada kurun waktu yang sama. Komplikasi dalam kehamilan diantaranya : abortus, hiperemesis gravidarum, perdarahan per vaginam,
hipertensi dalam kehamilan
(preeklamsia, eklamsia), kehamilan lewat waktu, ketuban pecah dini. Komplikasi dalam persalinan diantaranya : kelainan letak/presentasi janin, partus macet/ distosia, hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia eklampsia), Infeksi berat/ sepsis, kontraksi dini/persalinan premature, kehamilan ganda. Komplikasi dalam nifas : hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), Infeksi nifas, pendarahan nifas. Grafik cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Kota Batu dapat dilihat pada grafik berikut ini. Gambar 4.3 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Tahun 2011-2013 79.66
66.92
61.97 80 60 40 20 0
Kota Batu 2011
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
2012
2013
Page 47
Jumlah sasaran ibu hamil di Kota Batu pada tahun 2013 adalah sebanyak 3565 orang dimana 20 persennya atau 713 ibu hamil adalah ibu hamil dengan komplikasi. Dari sasaran 713 tersebut, jumlah ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani adalah 568 orang atau sebesar 79,66% naik dari capaian tahun 2012 sebesar 66,92%.
D.
Pelayanan Nifas Masa nifas adalah masa 6-8 minggu setelah persalinan dimana organ reproduksi mengalami pemulihan untuk kembali normal. Akan tetapi, pada umumnya, organ-organ reproduksi akan kembali normal dalam waktu tiga bulan pasca persalinan. Dalam masa nifas, ibu diharuskan memperoleh pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan kondisi umum, pemeriksaan kondisi payudara dan puting, pemeriksaan dinding perut, perineum, kandung kemih dan rectum, secret yang keluar serta organ kandungan. Selain itu bagi ibu nifas dilakukan konseling untuk pelayanan KB pasca kehamilan serta pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 x 24 jam. Perawatan nifas yang tepat akan memperkecil resiko kelainan atau bahkan kematian pada ibu nifas. Gambar 4.4 Pelayanan Nifas di Kota Batu Tahun 2010-2013 98.1
92.9
91.45 80.4 2010 2011 2012 2013
Kota Batu
Di wilayah Kota Batu, pada tahun 2013 terdapat 3403 sasaran ibu nifas. Dari jumlah tersebut sebanyak 3112 orang atau 91,45% mendapatkan pelayanan nifas. Cakupan pelayanan nifas ini meningkat dari tahun 2012 yang tercatat sebesar 80,36%.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 48
E.
Pelayanan Kesehatan Neonatus Neonatus atau bayi sampai dengan usia 28 hari merupakan kelompok umur
yang
paling
rentan
terkena
gangguan
kesehatan.
Untuk
meminimalkan resiko kesakitan dan kematian bayi pada usia tersebut dilakukan
kunjungan
pelaksanaan
neonatus
pelayanan
oleh
kesehatan
tenaga pada
kesehatan.
neonatus,
Dalam
disamping
melakukan pemeriksaan kesehatan bayi, dilakukan juga konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan kesehatan neonatus meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar, pemberian vitamin K, manajemen terpadu balita muda serta penyuluhan perawatan neonatus di rumah dengan menggunakan buku KIA. Sejak tahun 2008 terjadi perubahan kebijakan waktu pelaksanaan kunjungan neonatus, dari yang semula sebanyak minimal dua kali menjadi tiga kali. Istilah yang dipergunakan juga tidak lagi KN1 dan KN2 melainkan KN lengkap. Angka yang diperoleh dari kunjungan neonatus dapat digunakan untuk mengetahui jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan neonatus. Data pencapaian KN yang diperoleh dari seksi KIA Dinkes Kota Batu selama lima tahun terakhir dapat dilihat dalam diagram berikut ini. Gambar 4.5 Cakupan Kunjungan Neonatus di Kota Batu Tahun 2009-2013
2009
2010
2011
2012
2013
KUNJUNGAN NEONATUS
2924
3022
2877
2759
3131
JML BAYI
3178
3118
3118
3185
3164
KUNJUNGAN NEONATUS JML BAYI Poly. (KUNJUNGAN NEONATUS)
Dari diagram diatas terlihat bahwa pencapaian KN lengkap pada tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012. Hal ini
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 49
berarti bahwa peran aktif tenaga kesehatan untuk melaksanakan kunjungan neonatus perlu untuk dipertahankan.
F.
Kunjungan Bayi. Kunjungan bayi adalah kunjungan anak umur 29 hari - 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan maupun di rumah, posyandu dan tempat lain untuk mendapatkan pelayanan kesehatan oleh dokter, bidan atau perawat. Pelayanan kesehatan dimaksud meliputi pemberian imunisasi dasar, stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Indikator ini bermanfaat untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi kesehatan bayi. Trend cakupan kunjungan bayi selama lima tahun terakhir di Kota Batu dapat diamati pada grafik berikut. Gambar 4.6 Cakupan Kunjungan Bayi di Kota Batu Tahun 2009-2013 3150 3100 3050 3000 2950 2900 2850 2800 2750 2700 2650 2600 Kunjungan Bayi
2009
2010
2011
2012
2013
2858
3086
2803
2786
2889
Data yang dimiliki di tingkat Kota menyebutkan pada tahun 2013 terdapat 3.164 sasaran bayi. Dari jumlah tersebut, yang dilakukan kunjungan sebanyak 2.889 bayi atau 91,31%. Cakupan kunjungan bayi ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2012.
IV.1.2 Pelayanan Kesehatan Anak Balita Anak balita adalah anak umur 12-59 bulan. Pelayanan kesehatan anak balita meliputi kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita. Pemantauan pertumbuhan balita dilaksanakan melalui pengukuran berat badan, tinggi/ panjang badan yang umumnya dilaksanakan melalui kegiatan
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 50
posyandu maupun pos PAUD. Sedangkan pemantauan perkembangan balita meliputi penilaian perkembangan motorik kasar, motorik halus, kemampuan bahasa dan bicara, kemampuan sosialisasi dan kemandirian, daya dengar maupun penglihatan. Kegiatan pemantauan tersebut dapat mendeteksi secara dini masalah kesehatan anak. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dilakukan minimal dua kali per tahun oleh dokter, bidan, atau perawat dan dicatat pada kohort anak balita. Gambar 4.7 Cakupan Anak Balita yang Memperoleh Pelayanan Tahun 2011 - 2013 86.55 82.8 78.05
2011 2012 2013
Kota Batu
Jumlah anak balita yang ada di Kota Batu pada tahun 2013 mencapai 13.165 anak. Dari jumlah tersebut, cakupan anak balita yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali pada tahun 2013 tersebut tercatat sebanyak 11.394 atau 86,55% meningkat dari cakupan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 78,05%. IV.1.3 Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja Pelayanan kesehatan untuk anak usia sekolah difokuskan pada Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Dalam pelaksanaan program UKS selama ini masih dirasakan belum sesuai dengan yang diharapkan, kegiatan pendidikan kesehatan lebih bersifat pengajaran, penambahan pengetahuan dan kurang menekankan pada segi praktis yang dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Pelayanan kesehatan pada peserta didik meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan pembinaan lingkungan sekolah sehat lebih ditekankan pada lingkungan fisik, mental dan sosial. Disamping itu,
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 51
koordinasi dalam pelaksanaan program belum terjalin dengan baik pada setiap jenjang Tim Pembina UKS. Oleh karena itu, perlu pemberdayaan Tim Pembina UKS dan Tim Pelaksana dalam rangka memantapkan pelaksanaan program UKS ke depan. Pada level pelaporan dalam profil kesehatan, UKS hanya mencakup pemeriksaan kesehatan siswa kelas 1 SD/MI. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa kelas 1 SD/ MI oleh tenaga kesehatan/ tenaga terlatih/ guru UKS/ dokter kecil pada tahun 2013 mencapai 100%. Hasil pemeriksaan selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut ; Gambar 4.8 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/ MI Kota Batu Tahun 2009 - 2013 5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
3300
2009
3215
3031
2010
2011
Jumlah Siswa
2847
2012
3119
2013
Siswa SD/MI diperiksa
Dari grafik diatas dapat diamati bahwa cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD/ MI di Kota Batu pada tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan dengan capaian pada tahun 2012.
IV.I.4 Pelayanan Keluarga Berencana Dalam Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, disebutkan bahwa Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Apabila dikaitkan dengan pelayanan keluarga berencana, yang diamati adalah peserta KB aktif, yaitu akseptor yang sedang memakai alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan (Wiyono, 1997).
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 52
Pada tahun 2013, jumlah pasangan usia subur di wilayah Kota Batu tercatat sebanyak 37.228 orang. Dari jumlah PUS tersebut, peserta KB baru tercatat sebanyak 3.282 orang (8,82%) dan peserta KB aktif sejumlah 25.208 orang (67,71%) dari seluruh PUS yang ada. Hasil ini masih jauh dari target KB aktif yang ditetapkan sebesar 70% dari PUS, namun pada tahun 2013 terjadi peningkatan daripada tahun 2012 yang hanya sebesar 62,68%. Apabila peserta KB aktif tersebut dipilah menurut jenis kontrasepsi yang digunakan,
hanya
13,83%
akseptor
memilih
menggunakan
metode
kontrasepsi jangka panjang, diantaranya IUD, implan, maupun metode kontrasepsi mantap. Angka ini menurun dibandingkan pada tahun 2012 yang sebesar 15,86%. Sebagian besar dari seluruh peserta KB aktif masih memilih untuk mempergunakan metode kontrasepsi jangka pendek seperti pil, suntik, maupun kondom sebesar 86,17%. Hal ini kemungkinan disebabkan karena faktor biaya yang lebih rendah dan kemudahan pemakaian alat kontrasepsi jangka pendek. IV.I.5 Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila Jumlah penduduk usia lanjut menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan meningkatnya usia harapan hidup serta menjadi tanda membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat. Dilain sisi, peningkatan jumlah penduduk usia lanjut juga berdampak pada perubahan pola penyakit di masyarakat serta perubahan orientasi pelayanan kesehatan. Penyakit degeneratif cenderung terjadi pada penduduk pra usila dan usila. Tanpa diimbangi dengan upaya promotif dan preventif sedari awal, beban sosial yang ditimbulkan maupun biaya yang akan dikeluarkan untuk pelayanan kesehatan akan cukup besar. Upaya promotif dan preventif tersebut salah satunya dilaksanakan melalui posyandu lansia. Selama beberapa tahun ini, pola demografi di wilayah Kota Batu cenderung mengarah pada penduduk berusia muda. Hal ini sejalan dengan rendahnya cakupan peserta KB. Akan tetapi disisi lain, jumlah penduduk lanjut usia juga cenderung meningkat. Hal ini menyebabkan pelayanan kesehatan juga harus diarahkan untuk mempertahankan kualitas hidup penduduk lanjut usia, karena dengan meningkatnya
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
kualitas hidup
para
lanjut usia maka
beban
Page 53
ketergantungan dan beban biaya kesehatan yang ditimbulkannya akan makin berkurang. Jumlah warga lanjut usia dan pra lanjut usia di wilayah Kota Batu pada tahun 2013 tercatat sebesar 55.927 orang dan yang memperoleh pelayanan kesehatan sebanyak 42.701 orang atau 76,35%. Cakupan pelayanan kesehatan untuk usila dan pra usila di wilayah Kota Batu selama lima tahun berturut-turut dapat diamati pada gambar berikut ;
Gambar 4.9 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila dan Pra Usila Tahun 2009-2013
2009
2010
2011
2012
2013
JML PRA USILA DAN USILA
37968
45758
19023
43164
55549
JML DILAYANI KESEHATAN
20026
22909
9132
31421
42701
Grafik cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut pada tahun 2013 kembali naik dari tahun 2011, karena jumlah penduduk pra usila kembali ikut dihitung di tahun 2012. Selain itu, posyandu lansia yang ada didukung juga dengan adanya Puskesmas Santun Usila, sehingga cakupan pelayanan usila dan pra usila kembali meningkat. IV.I.6 Pelayanan Imunisasi Pelayanan imunisasi merupakan bagian dari upaya pencegahan dan pemutusan mata rantai penularan Penyakit - Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Secara nasional kebijakan yang ditempuh antara lain adalah mengupayakan pemerataan jangkauan pelayanan baik terhadap sasaran masyarakat / wilayah, mengupayakan kualitas pelayanan yang bermutu, serta mengupayakan kesinambungan dan keterpaduan program.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 54
Indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan program imunisasi secara nasional adalah angka UCI (Universal Child Immunization). Awalnya UCI dijabarkan sebagai tercapainya cakupan imunisasi lengkap minimal 80% untuk tiga jenis antigen yaitu DPT 3, Polio dan campak. Namun dalam perkembangannya,
tidak
hanya
ketiga
jenis
antigen
itu
saja
yang
diperhitungkan tetapi seluruh jenis antigen yaitu BCG, DPT-HB, Polio, campak. Sasaran program imunisasi adalah bayi (0-11 bulan), ibu hamil, Wanita Usia Subur (WUS) dan murid SD kelas 1, 2 dan 3. Sejak tahun 2003, indikator penghitungan UCI sudah mencakup semua jenis antigen. Gambaran pencapaian UCI di wilayah Kota Batu selama delapan tahun terakhir adalah sebagai berikut. Gambar 4.10 Pencapaian Desa / Kelurahan UCI di wilayah Kota Batu Tahun 2009 - 2013 30 25
24
24
24
23
20
24
24
23
24 19
18
15 10 5 0 2009
2010
2011
2012
2013
Jumlah Desa Jumlah Desa UCI
Dari grafik diatas, terlihat bahwa capaian UCI untuk semua jenis antigen di Kota Batu pada tahun 2013 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2012. Hal ini tentunya menjadi faktor resiko terjadinya kasus-kasus PD3I, terbukti dengan kejadian KLB difteri dan campak. Adapun tingkat drop out imunisasi DPT 1 – campak pada tahun ini sebesar 0,28%, menurun dibandingkan tahun 2012. Kecenderungan angka drop out imunisasi ini selama lima tahun terakhir dapat diamati pada grafik berikut :
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 55
Gambar 4.11 Rasio Drop Out Imunisasi di Kota Batu Tahun 2009 - 2013 7 5.74
6 4.81
5 4
3 3 1.79
2 1
0.28
0 2009
2010
2011
2012
2013
Rasio Drop Out Imunisasi
Untuk
mengendalikan
penyakit-penyakit
yang
dapat
dicegah
dengan
imunisasi, peningkatan kualitas program imunisasi yang diantaranya berupa peningkatan skill petugas imunisasi, peningkatan kualitas penyimpanan vaksin, sweeping sasaran maupun kampanye intensifikasi program imunisasi perlu terus dilakukan. Selain itu perlu digalang kemitraan dengan penyedia layanan persalinan seperti polindes, bidan praktek swasta, rumah bersalin maupun Rumah Sakit guna mengurangi miss opportunity dalam pemberian imunisasi pada bayi. Kerjasama lintas program juga perlu terus ditingkatkan agar di level pengambil kebijakan sampai pelayanan primer, pelayanan imunisasi terus mendapat perhatian bersama. Tidak kalah penting adalah program komunikasi, informasi dan edukasi terus menerus pada masyarakat agar masyarakat memperoleh pemahaman yang benar mengenai program imunisasi.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 56
IV.I.7 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Kesadaran anak sekolah SD/MI dengan pemantauan melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) terhadap kesehatan gigi semakin baik dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari hasil program pelayanan kesehatan gigi dan mulut Kota Batu pada grafik di bawah ini. Gambar 4.12 Hasil Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Kota Batu Tahun 2011 - 2013 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
1576
1605 1567
1270
1575 1405
2011
2012
2013
Tumpatan gigi tetap
1270
1605
1575
Pencabutan gigi tetap
1576
1567
1405
Dari grafik di atas terlihat penurunan angka tumpatan gigi tetap tahun 2012 sebesar 1605 anak pada tahun 2012 dan 1575 anak pada tahun 2013. Sedangkan angka pencabutan gigi tetap juga mengalami penurunan angka yakni pada tahun 2012 sebesar 1567 anak menjadi 1405 pada tahun 2013. Dengan rasio tumpatan gigi tetap terhadap pencabutan gigi tetap pada tahun 2013 sebesar 1,12 %, kondisi ini menggambarkan bahwa masyarakat semakin sadar bahwa mempertahankan gigi lebih utama dari pada pencabutan, sehingga mempengaruhi kualitas hidup manusia. Sedangkan pemeriksaan gigi terhadap anak SD/MI untuk memerlukan tindakan perawatan gigi mengalami penurunan dari tahun 2012 ke 2013. Pada tahun 2012 anak yang memerlukan perawatan gigi sebanyak 5.512 anak, sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 4.700 anak. Dengan adanya anak yang memerlukan perawatan di Puskesmas dari hasil kegiatan UKGS, perlu dilakukan rujukan untuk mendapatkan perawatan di PuskesmasPerkembangan hasil perawatan gigi dibandingkan dengan yang memerlukan perawatan di Kota Batu kurun waktu 2011 sampai dengan tahun 2013 disajikan pada grafik berikut ini.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 57
Gambar 4.13 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat di Kota Batu Tahun 2011 - 2013 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Perlu mendapat perawatan
3,538
5,512
4,700
Mendapat perawatan
2,885
3,990
3,807
Perlu mendapat perawatan
Mendapat perawatan
Dari data yang diperoleh terdapat penurunan jumlah anak yang perlu perawatan dan yang mendapatkan perawatan. Pada tahun 2012 data yang mendapatkan perawatan sebesar 3.990 anak terhadap yang memerlukan perawatan sebanyak 5.512 anak, sedangkan untuk tahun 2013 yang mendapatkan perawatan sebesar 3.807 anak terhadap yang perlu perawatan sebesar 4.700 anak. Hal ini disebabkan masih rendahnya tingkat kesadaran orang tua terhadap kesehatan gigi anak dan adanya ketakutan dari anak terhadap alat kesehatan gigi.
IV.I.8 Perbaikan Gizi Masyarakat Upaya perbaikan gizi masyarakat di Kota Batu secara rutin dilakukan melalui distribusi kapsul vitamin A, distribusi tablet Fe pada ibu hamil, dan pemberian makanan pendamping ASI pada balita Bawah Garis Merah (BGM). Untuk distribusi kapsul vitamin A, sasarannya adalah bayi 6-11 bulan, balita dan ibu nifas. Cakupan anak balita yang memperoleh vitamin A sebanyak dua kali setahun (Februari dan Agustus) pada tahun 2013 sebanyak 83,43% dari 13.165 anak balita 1-4 tahun. Hasil ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Gambaran cakupan anak balita yang memperoleh vitamin A sebanyak 2 kali setahun dalam lima tahun terakhir dapat diamati pada gambar berikut ;
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 58
Gambar 4.14 Cakupan Balita Mendapatkan Vitamin A di Kota Batu Tahun 2011- 2013 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0
2011
2012
2013
Jumlah Anak Balita
12,695
13,401
13,165
Anak Balita Dapat Vitamin A
11,440
10,481
10,983
Jumlah Anak Balita
Anak Balita Dapat Vitamin A
Pencapaian cakupan vitamin A 200.000 IU pada balita di tahun 2012 mengalami penurunan dari tahun 2011. Hal ini dikarenakan angka supas yang digunakan pada tahun 2012 lebih tinggi dibanding dengan tahun 2011 sehingga mempengaruhi hasil yang diperoleh. Selain itu, dikarenakan sweeping oleh petugas kesehatan yang kurang merata di beberapa wilayah puskesmas sehingga balita yang seharusnya mendapat vitamin A 200.000 IU di bulan Februari atau Agustus itu ada yang tidak terdata. Tahun 2013 mengalami kenaikan dari tahun 2012 dan masih diatas target sebesar 83%. Salah satu masalah gizi yang masih dihadapi Kota Batu sampai dengan saat ini adalah masalah gizi mikro seperti anemia gizi besi (AGB) dan gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY). Untuk menanggulangi anemia zat besi terutama pada ibu hamil, dilaksanakan program distribusi tablet Fe. Hasilnya sampai dengan akhir tahun 2012 tercatat 2.705 (75,26%) ibu hamil yang memperoleh 90 tablet Fe dari 3.594 sasaran ibu hamil. Hasil program distribusi tablet Fe di Kota Batu selama lima tahun terakhir dapat diamati pada gambar berikut ;
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 59
Gambar 4.15 Cakupan Ibu Hamil Mendapatkan 90 Tablet Fe di Kota Batu Tahun 2011 - 2013 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0
2011
2012
2013
Jumlah Bumil
3,429
3,594
3,565
Bumil Dapat 90 Tablet Fe
3,084
2,705
3,149
Jumlah Bumil
Bumil Dapat 90 Tablet Fe
Pada tahun 2013 pencapaian pemberian tablet Fe3 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu sebanyak 3.149 ibu hamil dari sasaran 3.565 atau sebesar 90,21%. Hal ini dikarenakan adanya kesadaran ibu hamil untuk periksa secara paripurna yang tujuannya mengetahui ibu hamili tersebut anemia atau tidak.
IV.I.9 Persentase Bayi Usia 0-6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif ASI Eksklusif adalah pemberian hanya Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman lain, kecuali obat, vitamin dan mineral. Bayi dikatakan mendapatkan ASI Eksklusif, jika pada saat survei dilakukan (di Bulan Februari dan Agustus) masih diberi ASI secara eksklusif.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 60
Gambar 4.16 Trend Capaian ASI Eksklusif di Kota Batu Tahun 2011 - 2013 80 70
73.87
75
70
67
60
68.7 56.27
50 40 30 20 10 0 2011
2012
2013
% Target % Capaian
Pada
tahun
dibandingkan
2013
pencapaian
tahun 2012.
ASI
Eksklusif
Sedangkan pada
mengalami
tahun
kenaikan
2012 mengalami
penurunan dari tahun 2011 karena bayi yang mendapat ASI Eksklusif pada saat disurvei lebih sedikit. Target tercapai di tahun 2011 tetapi di tahun 2012 tidak dapat mencapai 70%, begitu juga di tahun 2013 tidak dapat mencapai target sebesar 75%. Kemungkinan hal ini dikarenakan kurang digalakkannya pelaksanaan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) di Rumah Sakit Bersalin atau tempat pelayanan kesehatan yang menolong persalinan. Selain itu, masih gencarnya promosi susu formula ke petugas kesehatan terutama bidan yang menangani persalinan dengan pemberian bonus atau imbalan yang menggiurkan. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan KIE tentang pentingnya ASI Eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan kepada ibu nifas dan ibu hamil. Pemberian KIE itu tidak hanya di bagian program gizi saja tetapi harus lintas program dan lintas sektor. Saat ini sudah bekerjasama dengan program promkes, PKK Kota Batu, Muslimat NU, Aisyiyah Muhammadiyah dan sebagainya. Selain itu perlunya pemberian vitamin A untuk ibu nifas sebanyak 2x yang secara tidak langsung untuk menambah kelancaran produksi ASI. Di tahun 2014 ini rencananya akan diadakan Pembentukan Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) di 5 (lima) wilayah puskesmas se-Kota Batu.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 61
IV.1.10 Perilaku Masyarakat Menurut teori Blum, salah satu faktor yang berperan penting dalam menentukan derajat kesehatan adalah perilaku. Perilaku dianggap penting karena ketiga faktor lain seperti lingkungan, kualitas pelayanan kesehatan maupun genetika kesemuanya masih dapat dipengaruhi oleh perilaku. Selain itu, banyak penyakit yang muncul pada saat ini disebabkan karena perilaku yang tidak sehat. Perubahan perilaku tidak mudah untuk dilakukan akan tetapi mutlak diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu, upaya promosi kesehatan harus terus menerus dilakukan untuk mendorong masyarakat agar berperilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat sendiri dapat dimulai dari unit terkecil masyarakat yaitu rumah tangga. A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS di rumah tangga diartikan sebagai upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Pencapaian PHBS di rumah tangga dapat diukur dengan 10 indikator yaitu : 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Memberi ASI ekslusif 3. Menimbang balita setiap bulan 4. Menggunakan air bersih 5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6. Menggunakan jamban sehat 7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu 8. Makan buah dan sayur setiap hari 9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari 10. Tidak merokok di dalam rumah
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 62
Dari hasil survey PHBS yang dilakukan di wilayah Kota Batu pada tahun 2013, dari 5.808 rumah tangga yang disurvey, yang dikategorikan sebagai rumah tangga ber-PHBS hanya sebanyak 1.338 rumah tangga atau sekitar 22,42%. Cakupan rumah tangga sampling yang disurvei dengan metode simple random sampling sebesar 10,9% dari total rumah tangga yang ada. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan rumah tangga ber-PHBS pada tahun 2012 sebesar 31,48%. Prioritas masalah dalam survei PHBS yaitu tidak merokok di dalam rumah, ASI ekslusif, dan jamban sehat. Solusi untuk meningkatkan cakupan rumah tangga sehat diantaranya dengan menaikkan kajian PHBS untuk rumah tangga dari 10% menjadi 20% dari total KK, serta mengadakan penyuluhan tentang bahaya merokok, pentingnya ASI eksklusif, dan membentuk kelompok pendukung ASI.
B. Posyandu Aktif Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM). Persentase posyandu yang aktif merupakan salah satu indikator yang menunjukkan peran serta dan kemandirian masyarakat untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang muncul di wilayahnya. Jumlah posyandu di wilayah Kota Batu sebanyak 189 pos. Seluruh posyandu tersebut merupakan posyandu aktif dan 110 posyandu atau 58,20% tergolong sebagai posyandu purnama dan mandiri, meningkat dari tahun 2012 yang hanya sebesar 104.
C. Desa Siaga Aktif Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya, kemampuan dan kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana, dan kegawat daruratan secara mandiri. Sedangkan desa siaga aktif didefinisikan sebagai ”Desa yang mempunyai Poskesdes yang telah berfungsi dan berada pada tahap tumbuh, kembang dan Paripurna”. Kondisi di Kota Batu sampai dengan tahun 2013, terdapat 24 desa siaga aktif dengan 6 desa yang sudah masuk dalam strata Purnama.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 63
IV.1.11 Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Kesadaran
tentang
pentingnya
jaminan
perlindungan
sosial
terus
berkembang sesuai amanat pada perubahan UUD 1945 Pasal 34 ayat 2, bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ditetapkannya UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada tahun 2004 dan UU No. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada tahun 2011 serta rencana pencapaian Universal Coverage Insurance (UCI) pada tahun 2019 yang dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2014 meniscayakan adanya langkah dan upaya untuk mencapai target tersebut. Pola pembiayaan pelayanan kesehatan fee for service dimana masyarakat membayar kepada penyedia pelayanan kesehatan setiap selesai mendapatkan pelayanan kesehatan saat ini masih menjadi pilihan utama masyarakat saat. Pola pembiayaan fee for service pasti akan membebani masyarakat dikarenakan kejadian sakit merupakan suatu hal yang tidak dapat diprediksi oleh masyarakat demikian pula berapa besar dana yang harus disediakan ketika berada dalam kondisi sakit. Oleh karena itu seharusnya pola pembiayaan kesehatan dari fee for service harus dialihkan ke arah prospective payment atau pola pembiayaan kesehatan prabayar. Beberapa bentuk prospective payment yang saat ini mulai dikembangkan dan dikenal masyarakat antara lain Program Pemerintah Jamkesmas dan Jamkesda, program Asuransi Kesehatan oleh PT. ASKES (Persero), program pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerja oleh PT. Jamsostek maupun asuransi kesehatan yang dikelola oleh pihak swasta. Sedangkan yang dikelola oleh masyarakat dalam bentuk pemberdayaan masyarakat seperti Dana Sehat, Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin) dan yang lainnya masih terdapat dalam masyarakat meski mulai berkurang. Pembangunan kesehatan yang “pro poor” dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dalam bentuk program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) diselenggarakan
berdasarkan
prinsip
asuransi
sosial.
Program
ini
diselenggarakan secara nasional dengan tujuan mewujudkan portabilitas pelayanan sehingga pelayanan rujukan tertinggi sesuai dengan indikasi medis dapat diakses oleh seluruh peserta dari seluruh wilayah Indonesia dan subsidi silang pembiayaan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 64
masyarakat miskin. Kepesertaan masyarakat miskin Kota Batu yang tercatat sejak bulan Nopember 2013 dalam program Jamkesmas sebanyak 39.883 jiwa. Manfaat pelayanan kesehatan yang dapat diperoleh peserta Program Jamkesmas meliputi : 1. Pelayanan rawat jalan dan rawat inap tingkat dasar di Puskesmas dan jaringannya, 2. Pelayanan rawat jalan dan rawat inap tingkat lanjutan di Rumah Sakit dan Balai Kesehatan. Selain 39.883 jiwa penduduk miskin di Kota Batu yang memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan yang dibiayai APBN melalui program Jamkesmas, masih terdapat 6.000 jiwa masyarakat miskin di wilayah Kota Batu pembiayaannya
menjadi tanggungan
Pemerintah
Kota
Batu melalui
Jamkesda. Sehingga total masyarakat miskin yang menjadi peserta Jamkesmas maupun Jamkesda di Kota Batu pada tahun 2013 adalah 45.882 jiwa. Adapun persentase penduduk miskin mendapatkan pelayanan kesehatan pada tahun 2013 tercatat sebesar 38,37%. Sedangkan cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin pada tahun 2013 adalah sebesar 0,37% dan untuk cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin pada tahun 2013 adalah sebesar 4,39%.
IV.I.12 Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan sebagai akibat dari lingkungan yang kurang sehat, Dinas Kesehatan Kota Batu telah mengkoordinir berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan, diantaranya dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi, pengawasan tempat-tempat umum dan pengendalian vektor. Adapun untuk lebih menggambarkan keadaan lingkungan di Kota Batu, berikut ini disajikan indikator-indikator
persentase rumah sehat, tempat
makanan & depot air minum sehat, serta sarana sanitasi dasar seperti air bersih, pembuangan air limbah tempat sampah dan kepemilikan jamban. Selain itu disajikan pula data sarana pengolahan limbah di sarana pelayanan kesehatan.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 65
A. Rumah Sehat Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memiliki minimal sarana sanitasi dasar seperti kepemilikan jamban, air bersih, kepemilkan tempat sampah, dan saluran pengelolaan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan. Data dari seksi penyehatan lingkungan pada tahun 2013 menyebutkan terdapat 44.175 rumah dan jumlah rumah sehat sebanyak 16.393 rumah atau sebesar 37,11%.
B. Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang sehingga dikhawatirkan
dapat menjadi sumber penyebaran
penyakit.
Yang
termasuk TUPM antara lain adalah hotel, restoran, pasar dan lain-lain. Adapun TUPM yang dapat dikategorikan sehat adalah TUPM yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan limbah, ventilasi yang baik serta luas yang sesuai dengan banyaknya pengunjung. Data yang diperoleh dari seksi penyehatan lingkungan Dinas Kesehatan Kota Batu, menyebutkan terjadi peningkatan jumlah TUPM dari 520 pada tahun 2012 menjadi 578 di tahun 2013 di Kota Batu. Tempat umum yang telah diidentifikasi tersebut meliputi sarana pendidikan formal, hotel, Rumah Sakit, pondok pesantren, pasar, tempat wisata, dan terminal. Berikut grafik hasil pemeriksaan TTU di Kota Batu selama lima tahun terakhir.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 66
Gambar 4.17 Hasil Pemeriksaan TTU & TPM di Wilayah Kota Batu Tahun 2009 - 2013 600 500 400 300 200 100 0 JML SARANA
2009 218
2010 221
2011 423
2012 520
2013 578
JML DIPERIKSA
154
140
187
279
385
JML SEHAT
135
132
215
244
337
C. Akses Air Minum Sumber air minum yang digunakan di rumah tangga dibedakan menurut ledeng, sumur gali, sumur pompa dan penampungan air hujan. Dari data yang ada, sebagian besar rumah tangga di Kota Batu
sudah
memanfaatkan air dari sumber yang terlindung, baik PDAM, sumur pompa, sumur terlindung maupun mata air terlindung. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan pemanfaatan air dari mata air terlindung dibandingkan tahun 2012. Hal ini antara lain disebabkan adanya HIPAM di beberapa desa yang memanfaatkan sumber mata air setempat untuk disalurkan pada warganya. Apabila ditilik dari segi akses air bersih, masyarakat Kota Batu hampir seluruhnya tidak ada yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Namun hal tersebut belum menjamin kualitas air yang dikonsumsi masyarakat, karena walaupun telah dilakukan uji petik untuk memeriksa kualitas air di beberapa titik mata air, namun kualitas air yang sampai ke konsumen juga sangat ditentukan oleh banyak hal seperti kualitas jaringan perpipaan dan pengolahan air dari PDAM atau HIPPAM. Sehingga untuk menjamin mutu air yang dikonsumsi harus dilaksanakan kerja sama dengan lintas sektor terkait.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 67
D. Sarana Sanitasi Dasar Sarana sanitasi dasar yang dimaksudkan disini meliputi kepemilikan tempat sampah dan sarana pembuangan limbah. Pada tahun 2013 dari 22.274 rumah tangga yang memiliki tempat sampah 89,57% telah memenuhi kriteria sehat. Untuk Pembuangan air limbah hanya 92,92% rumah yang sudah mengelola air limbah dengan sehat. Sedangkan untuk kepemilikan jamban yang memenuhi kriteria sehat telah mencapai 89,57% dari keluarga yang memiliki jamban. Namun demikian, untuk masyarakat yang memiliki jamban, tapi belum memenuhi kriteria sehat dan masyarakat yang belum memiliki jamban harus terus dipersuasi dan didorong untuk memiliki jamban dan meningkatkan kualitas jamban demi kualitas air dan lingkungan mereka sendiri. Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah salah satu strategi yang dimunculkan untuk mendorong kepemilikan jamban dan memenuhi kriteria sehat. Dalam program STBM ini lebih menekankan pada perubahan perilaku masyarakat. Untuk mendukung peningkatan akses jamban sehat oleh masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Batu juga memiliki program Wirausaha Sanitasi yang sudah berjalan sejak tahun 2013 di 4 desa dalam bentuk penawaran jamban sehat dan murah kepada masyarakat.
IV.1.13 Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Pelayanan penyediaan obat dan perbekalan kesehatan yang ditampilkan dalam profil ini meliputi pengadaan obat esensial dan generik sampai dengan pemanfaatan obat generik. Pada tahun 2013, ketersediaan obat sesuai kebutuhan mencapai 125,59%. Jumlah ini meningkat cukup signifikan dari tahun 2012 yang hanya sebesar 76,47%. Informasi ketersediaan per item obat dapat dilihat pada tabel 69 lampiran profil ini.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 68
IV.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada kepada unit yang lebih mampu atau secara horisontal antar unit-unit yang setara kemampuannya. Pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang keduanya merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Wiyono, 1997). Saat ini di wilayah Kota Batu terdapat lima Rumah Sakit dengan spesifikasi 2 (dua) RS khusus yaitu RS Paru yang merupakan UPT Propinsi Jawa Timur dan RSIA IPHI milik swasta. Kemudian ada 3 (tiga) RS umum yaitu RS Dr. Etty Asharto dan RS Baptis Batu yang kepemilikannya oleh swasta, serta RS Bhayangkara Hasta Brata milik Polri. Untuk memantau efektivitas dan efisiensi pelayanan di Rumah Sakit dipergunakan beberapa indikator seperti Bed Occupancy Rate (BOR), Length Of Stay (LOS), Turn Over Internal (TOI). Gambaran indikator pelayanan seluruh rumah sakit yang ada di Kota Batu pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 4.1 Indikator Pelayanan Rumah Sakit di Wilayah Kota Batu Tahun 2013
NO
NAMA RUMAH SAKIT
JENIS RS
BOR
LOS
TOI
1 RS PARU BATU
Umum
38.6
3.5
5.5
2 RS BAPTIS
Umum
37.6
3.0
4.9
3 RS HASTA BRATA
Umum
36.8
3.5
6.0
40.4
3.2
4.8
30.5
3.9
9.0
37.5
3.3
5.5
4 RS DR. ETTY
Umum Khusu 5 RS IPHI s JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber : Laporan Rumah Sakit 2013
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 69
Indikator Bed Occupancy Rate (BOR) digunakan untuk menggambarkan tinggi rendahnya pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit. Idealnya BOR berada di kisaran 70-80%. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh rumah sakit yang ada di Kota Batu memiliki BOR dibawah nilai ideal. Hal ini berarti rendahnya kunjungan rawat inap di RS. Rendahnya BOR kemungkinan dikarenakan rasio jumlah tempat tidur RS se-Kota Batu jika dibandingkan dengan jumlah penduduk sangat jauh dibawah ideal. WHO mensyaratkan rasio yang ideal adalah 1 : 1000, sementara di Kota Batu saat ini rasio tersebut adalah 1 : 600. Rasio diatas masih belum termasuk tempat tidur di Puskesmas Rawat Inap di Kota Batu. Ini berakibat kepada longgarnya tingkat hunian di RS se-Kota Batu. Namun jika dibandingkan dengan tahun lalu, beberapa RS seperti RS. Baptis, RS. Hasta Brata, dan RS. Dr. Etty Asharto mengalami peningkatan yang cukup baik. Indikator yang juga berhubungan dengan BOR adalah TOI. Indikator Turn Over Interval atau rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat perputaran penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong dalam waktu 1-3 hari. Dari lima rumah sakit yang ada di Kota Batu, tidak ada yang mencapai nilai ideal di tahun 2013 karena tempat tidur kosong berkisar 4-9 hari. Indikator Average Length of Stay (ALOS) atau rata-rata lama hari perawatan digunakan untuk menggambarkan tingkat efisiensi dan mutu pelayanan. Idealnya nilai ALOS antara 6-9 hari, dan di semua RS pencapaian ALOS masih dibawah standar. Rendahnya nilai ALOS ini berarti masa rawat inap rata-rata seluruh pasien selama satu tahun terlalu singkat yaitu sekitar 3 hari. Hal ini menggambarkan bahwa rumah sakit masih belum sepenuhnya menjalankan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan, dimana kasus-kasus yang semestinya dapat ditangani di level pelayanan dasar pada kenyataannya ditangani di rumah sakit. Hal ini tentu tidak efisien dari segi mutu dan biaya. Sedangkan, catatan cakupan rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit maupun Puskesmas di Kota Batu adalah sebagai berikut
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 70
Tabel 4.2 Jumlah Kunjungan Rawat Inap, Rawat Jalan & Kasus Jiwa di Puskesmas dan Rumah Sakit Se-Kota Batu Tahun 2013
NO
1
SARANA PELAYANAN KESEHATAN Puskesmas Batu Puskesmas Sisir Puskesmas Bumiaji
RAWAT JALAN L
P
RAWAT INAP L+P
L
P
JUMLAH
L+P
L
P
L+P
406
532
938
15017
20329
35346
185
225
410
8130
12244
20374
0
0
0
12698
21310
34008
32
34
66
8093
12420
20513
72
53
125
7209
13819
21028
0
0
0
51247
80122
131269
289
312
601
RS PARU BATU
19542
21249
40791
2079
2446
4525
RS BAPTIS
14664
20706
35370
2003
2619
4622
RS HASTA BRATA
5497
6718
12215
863
1055
1918
10634
14151
24785
1043
1233
2276
8895
10916
19811
433
554
987
59232
73740
132972
6421
7907
14328
406
532
938
59232
73740
132972
6421
7907
14328
406
532
938
98880
98071
196951
9888 0
59.90
75.19
67.52
6.49
Puskesmas Beji Puskesmas Junrejo SUB JUMLAH I - PUSKESMAS 2
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
JUMLAH KUNJUNGAN
RS DR. ETTY RS IPHI SUB JUMLAH II – RS JUMLAH KAB/KOTA JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
98071 196951
8.06
7.27
Tabel 4.2 diatas menggambarkan bahwa total penduduk yang menggunakan fasilitas rawat jalan antara puskesmas dengan RS hampir sama banyak. Ini menggambarkan tingkat kepercayaan pasien untuk pelayanan rawat jalan di puskesmas sama tingginya dengan yang ada di RS. Dengan demikian ini merupakan peluang dan tantangan bagi Puskesmas untuk semakin
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 71
meningkatkan kualitas layanannya sehingga dapat menekan biaya berobat pasien dan mengefisienkan pelayanan kesehatan. Sementara
untuk
pelayanan
rawat
inap,
penduduk
lebih
banyak
memanfaatkan fasilitas di RS. hal ini kemungkinan bisa disebabkan karena RS memang menjalankan fungsinya sebagai layanan rujukan bagi pasien yang membutuhkan rawat inap.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 72
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN V.1 Tenaga Kesehatan Dalam pembangunan kesehatan, faktor penggerak utamanya adalah sumber daya manusia. SDM kesehatan yang berkualitas menentukan keberhasilan dari seluruh proses pembangunan tersebut. Pada tahun 2013, jumlah tenaga kesehatan di Kota Batu baik yang berada di instansi pemerintah maupun swasta seluruhnya
sebanyak 710 orang. Hasil pendataan dan pelaporan
tentang jenis tenaga kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5.1 Rekapitulasi SDM Kesehatan Berdasarkan Jenis Tenaga di Wilayah Kota Batu Tahun 2013 NO.
JENIS TENAGA
JUMLAH
%
1
Medis
144
20.3
2
Perawat dan Bidan
430
60.6
3
Farmasi
50
7.1
4
Kesehatan Masyarakat
16
2.3
5
Gizi
16
2.1
6
Teknisi Medis
41
5.8
7
Sanitasi
10
1.4
8
Terapi fisik
3
0.4
710
100.0
Jumlah
Dari data tersebut di atas terlihat bahwa jenis tenaga yang ada di sektor kesehatan dari tahun ke tahun masih didominasi oleh tenaga perawat dan bidan. Adapun untuk menilai kecukupan tenaga kesehatan, berikut rasio tenaga kesehatan di wilayah Kota Batu per 100.000 penduduk adalah sebagai berikut.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 73
Tabel 5.2 Perbandingan Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 Penduduk di Wilayah Kota Batu Tahun 2013 dengan Standar Indonesia Sehat 2010
No.
Jenis Tenaga
Indonesia Sehat
Kota Batu
2010
2013
1
Dokter spesialis
6
26,9
2
Dokter Umum
40
38,07
3
Dokter Gigi
11
8,12
4
Perawat
117,5
152,79
5
Bidan
100
65,4
6
Apoteker
10
5.08
7
Ahli Kesehatan Masyarakat
40
8,12
8
Ahli gizi
40
7,16
9
Ahli Sanitasi
22
5,07
Dari tabel diatas, terlihat bahwa di wilayah Kota Batu, tenaga dokter spesialis rasionya melebihi standar, namun dari jenis spesialisasinya, masih belum sesuai dengan kebutuhan dan tenaga dokter spesialis yang ada kebanyakan adalah dokter tamu. Sedangkan, jenis tenaga yang masih jauh dibawah standar antara lain bidan, apoteker, tenaga ahli kesehatan masyarakat, ahli gizi dan sanitarian.
V.2 Sarana dan Prasarana Selain ketersediaan tenaga kesehatan dalam jumlah dan kualifikasi yang cukup, diperlukan juga dukungan sarana dan prasarana yang memadai agar pelaksanaan pembangunan kesehatan dapat berjalan dengan baik. Situasi sarana kesehatan di Kota Batu pada tahun 2013 akan diuraikan dalam sub bab berikut. Pada tahun 2013 di Kota Batu telah berdiri lima puskesmas dan tiga diantaranya adalah puskesmas dengan perawatan. Untuk memperluas jangkauan pelayanan puskesmas, dikembangkan puskesmas pembantu (Pustu) yang pada tahun 2013 berjumlah 6 buah. Penambahan unit Pustu dilakukan pada tahun 2008 dengan peningkatan status polindes Temas dan Giripurno menjadi Pustu. Selain itu, terdapat sarana puskesmas keliling roda empat sebanyak 8 unit yang dapat menjangkau seluruh daerah di wilayah Kota Batu.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 74
Untuk pelayanan kesehatan rujukan, di Kota Batu sudah berdiri lima rumah sakit yaitu RS Paru Batu, RS Baptis Batu, RS Hasta Brata, RS dr. Etty Asharto dan RS IPHI Batu. RS Paru merupakan UPT Propinsi Jawa Timur yang berstatus RS Khusus Paru, akan tetapi juga membuka pelayanan untuk umum. Empat rumah sakit lainnya merupakan rumah sakit swasta. Dengan jumlah penduduk 196.951 jiwa dan perkiraan angka kesakitan kasar tidak lebih dari 20% per-tahun serta lokasi Kota Batu yang dekat dengan Kota Malang yang telah lebih dahulu mengembangkan pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan, dapat dikatakan bahwa sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta yang ada di Kota Batu sudah cukup lengkap apabila dibandingkan dengan pesaing dari Kota Malang. Walaupun demikian pelayanan kesehatan di Kota Batu masih dapat dikembangkan lagi dengan memunculkan pelayanan unggulan di masingmasing institusi, sehingga jenis pelayanan yang ditawarkan ke masyarakat selain lebih beragam dan bermutu, juga dapat menekan persaingan tidak sehat antara pemberi pelayanan. Selain itu, pelayanan kesehatan yang masih memiliki peluang besar untuk dikembangkan adalah pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan pelayanan kesehatan yang bersumber daya masyarakat. Kedua pelayanan ini dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik wilayah dan permasalahan kesehatan lokal.
V.3 Pembiayaan Pembiayaan untuk program dan kegiatan Dinas Kesehatan Kota Batu beserta jajarannya diperoleh dari beberapa sumber, diantaranya Dana APBD, Dana dekonsentrasi, Dana BLN, Dana Askeskin dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Pada tahun 2013, pemerintah daerah Kota Batu menganggarkan dari Dana Alokasi Umum (DAU) dana untuk belanja langsung bidang kesehatan di luar gaji sebesar Rp. 12.662.524.516,- dari total APBD Rp. 670.557.782.777,-. Sedangkan, belanja tidak langsung pada tahun 2013 tercatat sebesar Rp. 11.130.716.921,-.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 75
Apabila jumlah belanja langsung kesehatan dipersentase terhadap total anggaran belanja Kota Batu, alokasi APBD II (DAU) untuk belanja langsung pembangunan kesehatan selama sepuluh tahun terakhir sebagai berikut :
2004
Rp.2.268.211.500
1,62%
dari APBD II
2005
Rp.2.512.995.500
1,57%
dari APBD II
2006
Rp.4.539.582.000
2,01%
dari APBD II
2007
Rp.7.787.550.000
2,66%
dari APBD II
2008
Rp.8.761.137.801
2,38%
dari APBD II
2009
Rp.9.710.570.000
2,19%
dari APBD II
2010
Rp.9.711.721.117
2,28%
dari APBD II
2011
Rp.9.711.721.117
2,06%
dari APBD II
2012
Rp.7.200.000.000
1,38%
dari APBD II
2013
Rp.12.662.524.516
3,55%
dari APBD II
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan Pemerintah untuk mengalokasikan anggaran pembangunan kesehatan diluar gaji pegawai minimal sebesar 10% dari total anggaran belanja. Apabila dilihat dari persentase alokasi APBD II Kota Batu untuk pembangunan kesehatan, nampak bahwa alokasi anggaran APBD II (DAU) yang diperuntukkan kegiatan pembangunan kesehatan masih sangat jauh dari yang digariskan dalam undang-undang kesehatan. Selain APBD II (DAU), ada juga pendanaan dari APBD I Propinsi Jawa Timur sebesar Rp. 55.173.100,-. Anggaran lainnya yang bersumber hibah luar negeri dan bantuan luar negeri pada tahun 2013 dengan total sebesar Rp. 10.853.500,- untuk kegiatan HDL (Hospital Dots Link) dan kegiatan pelacakan KLB (Kejadian Luar Biasa). Sedangkan, anggaran APBN tahun 2013 yang dialokasikan berupa Dana Dekonsentrasi, BOK, Jamkesmas dan Jampersal tercatat sebesar Rp. 999.905.500,-. Total anggaran kesehatan untuk Kota Batu pada tahun 2013 dari semua sumber sebesar Rp. 24.854.630.037,-. Apabila dihitung berdasarkan jumlah penduduk tahun 2013, maka anggaran kesehatan per kapita tahun ini sebesar Rp. 126.197,02 Nilai ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yang sebesar Rp. 113.177,46 per kapita.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 76
BAB Vi penutup Penyusunan profil kesehatan sebagai salah satu instrumen dalam Sistem Informasi Kesehatan memegang peran penting bagi semua pihak yang terlibat dalam pembangunan kesehatan. Hal ini karena data dan informasi merupakan sumber daya strategis bagi organisasi maupun individu dalam menjalankan sistem manajemen mulai dari proses perencanaan sampai pengambilan keputusan. Keputusan yang baik dapat dihasilkan apabila ditunjang dengan data yang tepat, akurat dan validitasnya tidak diragukan. Sangat disadari bahwa pemenuhan kebutuhan akan data dan informasi kesehatan merupakan tantangan tersendiri demi memperoleh potret terinci dari situasi kesehatan di sebuah wilayah. Oleh karena itu, dari seluruh pemaparan dalam profil ini diharapkan dapat diperoleh gambaran secara umum akan situasi dan kondisi pembangunan kesehatan di Kota Batu selama tahun 2013. Implikasi yang diharapkan setelah mengetahui gambaran umum situasi kesehatan Kota Batu, dapat dipergunakan sebagai masukan terutama bagi pembuat kebijakan untuk melakukan perencanaan yang lebih tepat sasaran dan penyusunan strategi pencapaian kinerja sampai di tingkat pemegang program di Puskesmas sehingga pencapaian pembangunan kesehatan di tahun-tahun mendatang dapat lebih baik dari pencapaian saat ini. Dari seluruh indikator derajat kesehatan maupun kinerja sektor kesehatan pada tahun 2013, ada beberapa indikator yang mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelemnya. Meski demikian, penurunan cakupan tidak selalu berarti bahwa kinerja pengelola program mengalami penurunan, tetapi menurunnya cakupan seharusnya menjadi bahan evaluasi tersendiri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab penurunan tersebut dan selanjutnya dilakukan upaya yang tepat untuk meningkatkan kembali cakupan maupun kinerja program. Hal-hal yang masih perlu mendapat perhatian dari pencapaian pembangunan kesehatan pada tahun 2013 diantaranya adalah perlunya peningkatan koordinasi lintas program dan lintas sektor terutama untuk menangani kasus BBLR di wilayah Kota Batu, serta peran aktif masyarakat dan pihak swasta untuk membantu
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 77
meningkatkan temuan kasus penyakit menular seperti TB, Kusta, dan pneumonia balita agar dapat segera memperoleh penanganan sehingga tidak menunjadi sumber penularan. Selain itu, perlu penguatan kelembagaan dan advokasi secara intensif untuk meningkatkan pembiayaan di bidang kesehatan. Upaya peningkatan partisipasi masyarakat dibidang kesehatan juga masih sangat perlu untuk ditingkatkan pelaksanaannya sekaligus untuk menyadarkan masyarakat bahwa sektor kesehatan paradigmanya adalah pencegahan dan perubahan perilaku ke arah perilaku hidup bersih dan sehat. Kedepan, berangkat dari permasalahan yang dihadapi dari penyusunan profil kesehatan Kota Batu tahun 2013 ini, diharapkan kesadaran dan peran serta aktif dari semua pihak untuk membenahi sistem manajemen data agar kinerja dari masingmasing bidang dapat lebih terukur dan memberikan gambaran yang lebih rinci dari pencapaian masing-masing program serta kontribusinya bagi pencapaian visi dan misi pembangunan kesehatan di Kota Batu.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013
Page 78
RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 NO
INDIKATOR
ANGKA/NILAI L
P
L+P
A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah
199
2 Jumlah Desa/Kelurahan 3 Jumlah Penduduk
24 98,880
98,071
4 Rata-Rata Jiwa/Rumah Tangga
196,951 4.00
5 Kepadatan Penduduk/KM2
989.26
6 Rasio Beban Tanggungan
44.12
7 Rasio Jenis Kelamin
100.82
8 Penduduk 10 Tahun ke Atas Melek Huruf
67.68
68.59
69.50
9 Penduduk 10 Tahun ke Atas dengan Pendidikan Tertinggi SMP+
49.44
48.40
48.92
1,647
1,598
3,245
9.03
6.22
7.65
18
5
23
10.93
3.13
7.09
20
5
25
B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian 10 Jumlah Lahir Hidup 11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 12 Jumlah Bayi Mati 13 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 14 Jumlah Balita Mati
NO
INDIKATOR
15 Angka Kematian Balita (dilaporkan)
ANGKA/NILAI L
P 12.14
16 Jumlah Kematian Ibu
L+P 3.13
7.70
1
17 Angka Kematian Ibu (dilaporkan)
30.82
B.2 Angka Kesakitan 18 AFP Rate (non Polio) < 15 th
4.26
19 Angka Insidens TB Paru
85.96
70.36
78.19
20 Angka Prevalensi TB Paru
85.96
71.38
78.70
0.00
0.00
-
#DIV/0!
#DIV/0!
29.06
23 Success Rate TB Paru
50.00
55.00
52.44
24 Pneumonia Balita Ditemukan dan Ditangani
#REF!
#REF!
10.41
25 Jumlah Kasus Baru HIV
0
4
4
26 Jumlah Kasus Baru AIDS
6
5
11
11
172
183
3
1
4
29 Donor Darah Diskrining Positif HIV
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
30 Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani
#DIV/0!
#DIV/0!
107.27
31 Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler)
0
0
0
32 Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler)
1
0
1
33 Angka Penemuan Kasus Baru Kusta (NCDR)
1
0
0.51
21 Angka Kematian Akibat TB Paru 22 Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR)
27 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 28 Jumlah Kematian Karena AIDS
NO
INDIKATOR
ANGKA/NILAI L
P
L+P
34 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun
0.00
#DIV/0!
0.00
35 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta
0.00
#DIV/0!
0.00
36 Angka Prevalensi Kusta
0.10
0.00
0.05
37 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB)
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
38 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB)
100.00
100.00
100.00
1
2
3
39 Jumlah Kasus Difteri 40 Case Fatality Rate Difteri
0
41 Jumlah Kasus Pertusis
0
0
0
42 Jumlah Kasus Tetanus (non Neonatorum)
0
0
0
43 Case Fatality Rate Tetanus (non Neonatorum) 44 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum
#DIV/0! 0
0
45 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 46 Jumlah Kasus Campak
0 #DIV/0!
26
17
47 Case Fatality Rate Campak
43 0
48 Jumlah Kasus Polio
0
0
0
49 Jumlah Kasus Hepatitis B
0
0
0
70.79
71.38
71.08
51 Case Fatality Rate DBD
0.00
1.43
0.71
52 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence )
0.00
0.00
0.00
53 Case Fatality Rate Malaria
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
54 Angka Kesakitan Filariasis
0
0
0
50 Incidence Rate DBD
NO
INDIKATOR
ANGKA/NILAI L
P
L+P
B.3 Status Gizi 55 Bayi Baru Lahir Ditimbang
100
100
100
56 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR)
3.46
4.88
4.16
94.65
94.65
94.65
58 Balita Gizi Kurang
3.76
3.81
3.78
59 Balita Gizi Buruk
0.67
0.69
0.68
57 Balita Gizi Baik
C. UPAYA KESEHATAN C.1 Pelayanan Kesehatan 60 Kunjungan Ibu Hamil (K1)
97
61 Kunjungan Ibu Hamil (K4)
90.21
62 Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan (Linakes)
95.53
63 Pelayanan Ibu Nifas
91.45
64 Ibu hamil dengan Imunisasi TT2+
2.86
65 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3
90.21
66 Bumil Risti/Komplikasi Ditangani
79.66
67 Neonatal Risti/Komplikasi Ditangani 68 Bayi Mendapat Vitamin A 69 Anak Balita Mendapat Vitamin A 70 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A
84.99
94.69
89.76
103.92
105.78
104.84
80.93
86.03
83.43
90.36
NO
INDIKATOR
ANGKA/NILAI L
P
L+P
71 Peserta KB Baru
8.82
72 Peserta KB Aktif
67.71
73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1)
105.53
99.49
102.56
74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap)
100.50
97.37
98.96
94.03
88.50
91.31
75 Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) 76 Desa/Kelurahan UCI
79.17
77 Cakupan Imunisasi Campak Bayi
102.60
78 Drop-Out Imunisasi DPT1 - Campak
0.28
79 Bayi yang Diberi ASI Eksklusif
69.03
68.36
68.70
80 Pemberian MP-ASI pada Anak 6-23 Bulan dari Gakin
52.59
51.91
52.26
81 Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali)
86.41
86.69
86.55
82 Balita Ditimbang
65.46
68.98
67.19
83 Balita Berat Badan Naik
78.14
79.43
78.80
0.66
0.69
0.67
85 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
100.00
100.00
100.00
86 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
100.00
100.00
100.00
87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
45.33
39.54
42.53
88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +)
58.63
93.42
76.87
84 Balita Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM)
89 Sarkes dengan Kemampuan Pelayanan Gadar Level 1
50.00
90 Desa/Kelurahan Terkena KLB Ditangani < 24 jam 91 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap
100.00 1.02
1.18
1.12
NO
INDIKATOR
ANGKA/NILAI L
P
L+P
92 SD/MI yang Melakukan Sikat Gigi Massal
75.00
93 SD/MI yang Mendapat Pelayanan Gigi
80.68
94 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS)
33.56
36.30
34.89
95 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS)
81.51
80.57
81.00
96 Siswa SD dan Setingkat Mendapat Perawatan Gigi dan Mulut
81.51
80.57
81.00
-
-
26.45
-
-
20.25
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar 98
Penduduk Miskin (dan Hampir Miskin) Dicakup Askeskin/Jamkesmas
99
Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kesehatan Strata 1
1.91
3.16
2.53
100
Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kesehatan Strata 2 dan 3
-
-
4.52
101
Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kesehatan Strata 1
0.05
0.11
0.08
102
Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kesehatan Strata 2 dan 3
-
-
0.90
103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan
120.16
175.14
147.54
104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap
6.79
8.85
7.82
105 Gross Death Rate (GDR) di RS
1.62
1.45
2.98
NO
INDIKATOR
106 Nett Death Rate (NDR) di RS 107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS
ANGKA/NILAI L
P 0.69
L+P 0.56
1.35 37.49
108 Length of Stay (LOS) di RS
3.31
109 Turn of Interval (TOI) di RS
5.51
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 110 Rumah Tangga ber-PHBS
22.42
C.4 Keadaan Lingkungan 111 Rumah Sehat
37.31
112 Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes
95.95
113 Keluarga dengan Sumber Air Minum Terlindung
41.99
114 Keluarga Memiliki Jamban Sehat
89.57
115 Keluarga Memiliki Tempat Sampah Sehat
89.57
116 Keluarga Memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat
92.58
117 TUPM Sehat
87.53
118 Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya
75.00
D. SUMBERDAYA KESEHATAN D.1 Sarana Kesehatan 119 Jumlah Rumah Sakit Umum
3
NO
INDIKATOR
ANGKA/NILAI L
P
L+P
120 Jumlah Rumah Sakit Khusus
2
121 Jumlah Puskesmas Perawatan
3
122 Jumlah Puskesmas non-Perawatan
2
123 Jumlah Apotek
12
124 Sarkes yang Memiliki Laboratorium Kesehatan
100.00
125 Sarkes yang Memiliki 4 Spesialis Dasar
80.00
126 Jumlah Posyandu
189
127 Posyandu Aktif
58.20
128 Rasio Posyandu per 100 Balita
1.16
129 Jumlah Desa Siaga
24
130 Desa Siaga Aktif
100.00
131 Jumlah Poskesdes
24
D.2 Tenaga Kesehatan 132 Jumlah Dokter Spesialis
32
22
54
133 Rasio Dokter Spesialis
32.36
22.43
27.42
134 Jumlah Dokter Umum
26
53
79
26.29
54.04
40.11
136 Jumlah Dokter Gigi
2
15
17
137 Jumlah Bidan
7
122
129
135 Rasio Dokter Umum
138 Rasio Bidan per 100.000 Penduduk
65.50
NO
INDIKATOR
139 Jumlah Perawat
ANGKA/NILAI L
P
L+P
93
208
301
140 Jumlah Tenaga Kefarmasian
7
41
48
141 Jumlah Tenaga Gizi
7
12
19
142 Jumlah Tenaga Kesmas
2
14
16
143 Jumlah Tenaga Sanitasi
4
7
11
18
22
40
1
2
3
144 Jumlah Tenaga Teknisi Medis 145 Jumlah Fisioterapis D.3 Pembiayaan Kesehatan 146 Total Anggaran Kesehatan 147 APBD Kesehatan Terhadap APBD Kabupaten/Kota 148 Anggaran Kesehatan Perkapita
25,245,309,421.00 3.61 128,180.66
SUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAI Satuan
No. Lampiran
KM2
Tabel 1
Desa/Kel
Tabel 1
Jiwa
Tabel 2
Jiwa
Tabel 1 2
Jiwa/KM
Tabel 1 Tabel 2 Tabel 2
%
Tabel 4
%
Tabel 5
Bayi
Tabel 6 Tabel 6
Bayi
Tabel 7
per 1.000 KH
Tabel 7
Balita
Tabel 7
ANGKA/NILAI Satuan
No. Lampiran
per 1.000 KH
Tabel 7
Ibu
Tabel 8
per 100.000 KH
Tabel 8
per 100.000 Penduduk < 15 tahun
Tabel 9
per 100.000 Penduduk
Tabel 10
per 100.000 Penduduk
Tabel 10
per 100.000 Penduduk
Tabel 10
%
Tabel 11
%
Tabel 12
%
Tabel 13
Kasus
Tabel 14
Kasus
Tabel 14
Kasus
Tabel 14
Jiwa
Tabel 14
%
Tabel 15
%
Tabel 16
Kasus
Tabel 17
Kasus
Tabel 17
per 100.000 Penduduk
Tabel 17
ANGKA/NILAI Satuan
No. Lampiran
%
Tabel 18
%
Tabel 18
per 10.000 Penduduk
Tabel 19
%
Tabel 20
%
Tabel 20
Kasus
Tabel 21
%
Tabel 21
Kasus
Tabel 21
Kasus
Tabel 21
%
Tabel 21
Kasus
Tabel 21
%
Tabel 21
Kasus
Tabel 22
%
Tabel 22
Kasus
Tabel 22
Kasus
Tabel 22
per 100.000 Penduduk
Tabel 23
%
Tabel 23
per 1.000 Penduduk
Tabel 24
%
Tabel 24
per 100.000 Penduduk
Tabel 25
ANGKA/NILAI Satuan
No. Lampiran
%
Tabel 26
%
Tabel 26
%
Tabel 27
%
Tabel 27
%
Tabel 27
%
Tabel 28
%
Tabel 28
%
Tabel 28
%
Tabel 28
%
Tabel 29
%
Tabel 30
%
Tabel 31
%
Tabel 31
%
Tabel 32
%
Tabel 32
%
Tabel 32
ANGKA/NILAI Satuan
No. Lampiran
%
Tabel 35
%
Tabel 35
%
Tabel 36
%
Tabel 36
%
Tabel 37
%
Tabel 38
%
Tabel 39
%
Tabel 39
%
Tabel 41
%
Tabel 42
%
Tabel 43
%
Tabel 44
%
Tabel 44
%
Tabel 44
%
Tabel 45
%
Tabel 46
%
Tabel 47
%
Tabel 48
%
Tabel 49
%
Tabel 51 Tabel 52
ANGKA/NILAI Satuan
No. Lampiran
Sekolah
Tabel 53
Sekolah
Tabel 53
%
Tabel 53
%
Tabel 53
%
Tabel 53
%
Tabel 55
%
Tabel 56
%
Tabel 56
%
Tabel 56
%
Tabel 57
%
Tabel 57
%
Tabel 58
%
Tabel 58
per 100.000 Pasien Keluar
Tabel 59
ANGKA/NILAI Satuan
No. Lampiran
per 100.000 Pasien Keluar
Tabel 59
%
Tabel 60
Hari
Tabel 60
Hari
Tabel 60
%
Tabel 61
%
Tabel 62
%
Tabel 63
%
Tabel 65
%
Tabel 66
%
Tabel 66
%
Tabel 66
%
Tabel 67
%
Tabel 68
Tabel 70
ANGKA/NILAI Satuan
No. Lampiran Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70
%
Tabel 71
%
Tabel 71
Posyandu
Tabel 72
%
Tabel 72
per 100 Balita
Tabel 72
Desa
Tabel 73
%
Tabel 73
Poskesdes
Tabel 73
Orang
Tabel 74
per 100.000 Penduduk
Tabel 74
Orang
Tabel 74
per 100.000 Penduduk
Tabel 74
Orang
Tabel 74
Orang
Tabel 75 Tabel 75
ANGKA/NILAI Satuan
No. Lampiran
Orang
Tabel 75
Orang
Tabel 76
Orang
Tabel 76
Orang
Tabel 77
Orang
Tabel 77
Orang
Tabel 78
Orang
Tabel 78
Rupiah
Tabel 79
%
Tabel 79
Rupiah
Tabel 79
TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH KECAMATAN, DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
LUAS WILAYAH (km 2)
1
2
1 BATU 2 BUMIAJI 3 JUNREJO JUMLAH KABUPATEN/KOTA
3
JUMLAH DESA
KELURAHAN
DESA+KEL.
JUMLAH PENDUDUK
4
5
6
7
JUMLAH RUMAH TANGGA 8
RATA-RATA JIWA KEPADATAN PENDUDUK / RUMAH TANGGA per km 2 9 = 7/8
10 = 7/3
45.46
4
4
8
90,722
23,561
4.00
1,995.64
127.98
9
0
9
57,667
15,879
4.00
450.59
25.65
6
1
7
48,562
13,669
4.00
1,893.26
199
19
5
24
196,951
53,109
4.00
989.26
Sumber: - BPS Kota Batu (Kecamatan Dalam Angka 2013) - Proyeksi Jumlah Penduduk BPS Propinsi Jawa Timur
TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
2
JUMLAH PENDUDUK 3
JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI
PEREMPUAN
<1
1-4
5-9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
≥ 65
JUMLAH
<1
1-4
5-9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
≥ 65
JUMLAH
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19 = SUM(4:18)
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35 = SUM(20:34)
RASIO BEBAN TANGGUNGAN
RASIO JENIS KELAMIN
36 = …
37 = (19/35)*100
1
BATU
90,722
723
3,117
3,679
3,630
3,886
3,685
3,556
3,721
3,534
3,573
3,220
2,880
2,251
1,454
2,639
45,548
699
2,927
3,499
3,581
3,753
3,583
3,537
3,706
3,552
3,544
3,263
2,736
2,102
1,403
3,290
45,175
44.14
100.83
2
BUMIAJI
57,667
470
1,877
2,289
2,167
2,250
2,096
2,289
2,390
2,372
2,303
2,044
1,843
1,537
1,104
1,921
28,952
461
1,880
2,194
2,142
2,288
2,108
2,289
2,342
2,286
2,219
2,144
1,835
1,388
952
2,187
28,715
43.88
100.83
3
JUNREJO
48,562
415
1,703
2,053
2,121
1,763
2,065
1,857
1,953
1,692
1,547
1,170
803
1,476
24,380
396
1,659
1,834
1,804
1,912
1,998
1,944
1,952
1,799
1,464
1,065
840
1,850
24,181
44.37
100.82
1,608
6,697
7,624
8,189
7,902
7,608
8,176
7,763
7,829
6,956
6,270
4,958
3,361
6,036
98,880
1,556
6,466
1,920 7,613
1,744
196,951
1,935 7,903
1,827
7,467
7,875
7,495
7,738
8,046
7,782
7,715
7,206
6,035
4,555
3,195
7,327
98,071
44.12
100.82
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber:
- Proyeksi Jumlah Penduduk BPS Propinsi Jawa Timur
TABEL 3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 JUMLAH PENDUDUK NO
KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
1
2
3
4
5 = 3+4
1
<1
1,608
1,556
3,164
2
1-4
6,697
6,466
13,163
3
5-9
7,903
7,613
15,516
4
10 - 14
7,624
7,467
15,091
5
15 - 19
8,189
7,875
16,064
6
20 - 24
7,902
7,495
15,397
7
25 - 29
7,608
7,738
15,346
8
30 - 34
8,176
8,046
16,222
9
35 - 39
7,763
7,782
15,545
10
40 - 44
7,829
7,715
15,544
11
45 - 49
6,956
7,206
14,162
12
50 - 54
6,270
6,035
12,305
13
55 - 59
4,958
4,555
9,513
14
60 - 64
3,361
3,195
6,556
15
≥ 65
6,036
7,327
13,363
98,880
98,071
196,951
JUMLAH Sumber:
- Proyeksi Jumlah Penduduk BPS Propinsi Jawa Timur
TABEL 4 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS NO
KECAMATAN
1
2
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH
MELEK HURUF
%
JUMLAH
MELEK HURUF
%
JUMLAH
MELEK HURUF
%
3
4
5 = (4/3)*100
6
7
8 = (7/6)*100
9 = 3+6
10 = 4+7
11 = (10/9)*100
1
BATU
45,508
31,726
69.72
45,117
31,098
68.93
90,625
62,824
69.32
2
BUMIAJI
28,927
16,887
58.38
28,679
15,736
54.87
57,606
32,623
56.63
3
JUNREJO
24,361
20,052
82.31
24,152
19,453
80.54
48,513
39,505
81.43
98,797
68,665
69.50
97,948
66,287
67.68
196,744
134,952
68.59
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber:
- BPS yang direkap ulang Dinas Pendidikan Kota Batu
TABEL 5 JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 LAKI-LAKI NO
KECAMATAN
1
2
TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH
TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI
SD/MI
SMP/ MTs
SMA/ SMK/ MA
3
4
5
6
7
PEREMPUAN AK/ UNIVERS DIPLOMA ITAS 8
9
JUMLAH 10 = SUM(3:9)
TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH
TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI
SD/MI
SMP/ MTs
SMA/ SMK/ MA
11
12
13
14
15
LAKI-LAKI + PEREMPUAN AK/ UNIVERS DIPLOMA ITAS 16
17
JUMLAH 18 = SUM(11:17)
TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH
TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI
19 = 3+11
20 = 4+12
SD/MI 21 = 5+13
SMP/ MTs
SMA/ SMK/ MA
AK/ DIPLOMA
22 = 6+14
23 = 7+15
24 = 8+16
UNIVERSITAS
JUMLAH
25 = 9+17
26 = SUM(19:25)
1
BATU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
BUMIAJI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
JUNREJO
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
98,071
6,118
35,471
59,005
36,377
31,979
15,538
12,463
196,951
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - BPS Kota Batu
1,116
16,818
32,055
18,548
15,523
9,046
5,774
98,880
5,002
18,653 26,950
17,829
16,456
6,492
6,689
TABEL 6 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 JUMLAH KELAHIRAN NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
2
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP
MATI
HIDUP + MATI
HIDUP
MATI
HIDUP + MATI
HIDUP
MATI
HIDUP + MATI
4
5
6 = 4+5
7
8
9 = 7+8
10 = 4+7
11 = 5+8
12 = 10+11
3
1
BATU
BATU
378
6
384
374
3
377
752
9
761
2
BATU
SISIR
366
3
369
339
1
340
705
4
709
3
BUMIAJI
BUMIAJI
525
2
527
476
5
481
1,001
7
1,008
4
JUNREJO
BEJI
232
4
236
260
1
261
492
5
497
5
JUNREJO
JUNREJO
146
0
146
149
0
149
295
0
295
1,647
15
1,662
1,598
10
1,608
3,245
25
3,270
JUMLAH KABUPATEN/KOTA ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN)
9.03
6.22
7.65
Sumber: - Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013 Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 7 JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 JUMLAH KEMATIAN NO
KECAMATAN
1
1
NAMA PUSKESMAS
2
LAKI - LAKI
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
BAYI
ANAK BALITA
BALITA
BAYI
ANAK BALITA
BALITA
BAYI
ANAK BALITA
BALITA
4
5
6
7
8
9
10 = 4+7
11 = 5+8
12 = 6+9
3
BATU
PEREMPUAN
BATU
4
0
4
2
0
2
6
0
6
2
BATU
SISIR
3
0
3
1
1
2
4
1
5
3
BUMIAJI
BUMIAJI
7
2
9
0
0
0
7
2
9
4
JUNREJO
BEJI
3
0
3
1
0
0
4
0
3
5
JUNREJO
JUNREJO
1
0
1
1
0
1
2
0
2
18
2
20
5
1
5
23
3
25
12.14
3.13
3.13
7.09
0.92
7.70
JUMLAH KABUPATEN/KOTA ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
10.93
Sumber: - Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013 Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 8 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH LAHIR HIDUP
3
4
2
JUMLAH KEMATIAN IBU KEMATIAN IBU HAMIL
KEMATIAN IBU BERSALIN
KEMATIAN IBU NIFAS
JUMLAH KEMATIAN IBU
< 20 Thn
20-34 Thn
≥35 Thn
JUMLAH
< 20 Thn
20-34 Thn
≥35 Thn
JUMLAH
< 20 Thn
20-34 Thn
≥35 Thn
JUMLAH
< 20 Thn
20-34 Thn
5
6
7
8 = 5+6+7
9
10
11
12 = 9+10+11
13
14
15
16 = 13+14+15
17 = 5+9+13
18 = 6+10+14
≥35 Thn
JUMLAH
19 = 7+11+15 20 = 17+18+19
1
BATU
BATU
752
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
2
BATU
SISIR
705
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
1,001
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
JUNREJO
BEJI
492
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
JUNREJO
JUNREJO
295
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
3,245
0
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) Sumber: - Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013 Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
0
1 30.82
TABEL 9 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
2
NAMA JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP AFP RATE (NON PUSKESMAS <15 TAHUN (NON POLIO) POLIO) 3
4
5
6 = (5/4)*100000
1
BATU
BATU
12,943
1
7.73
2
BATU
SISIR
10,567
0
0.00
3
BUMIAJI
BUMIAJI
13,480
1
7.42
4
JUNREJO
BEJI
4,804
0
0.00
5
JUNREJO
JUNREJO
4,627
0
0.00
46,934
2
4.26
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - RS Baptis dan RS Paru Batu Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS Jumlah kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada Tabel 3
TABEL 10 JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 JUMLAH KASUS TB PARU NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH PENDUDUK
KASUS BARU
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6 = 4+5
7
8
9 = 7+8
L
P
PREVALENSI (PER 100.000 PENDUDUK)
KASUS BARU + KASUS LAMA
KASUS LAMA L+P
L
L+P
P
L
P
L+P
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT TB PARU L
P
L+P
1
BATU
BATU
23,599
23,425
47,024
55
38
93
0
1
1
55
39
94
233.06
166.49
199.90
0
0
0
2
BATU
SISIR
21,947
21,751
43,698
3
5
8
0
0
0
3
5
8
13.67
22.99
18.31
0
0
0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
28,951
28,716
57,667
7
10
17
0
0
0
7
10
17
24.18
34.82
29.48
0
0
0
4
JUNREJO
BEJI
14,766
14,679
29,445
4
5
9
0
0
0
4
5
9
27.09
34.06
30.57
0
0
0
5
JUNREJO
JUNREJO
9,617
9,500
19,117
16
11
27
0
0
0
16
11
27
166.37
115.79
141.24
0
0
0
6
RS PARU BATU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
7
RS BAPTIS BATU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
8
RS HASTA BRATA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
9
RS DR ETTY
0
0
0
0
0
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
98,880
ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK
98,071
196,951
85
69
154
85.96
70.36
78.19
Sumber: - Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1
0
1
1
85
70
155
85.96
KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK
71.38
78.70
TABEL 10 A JUMLAH KASUS BARU TB DAN KEMATIAN PENDERITA TB MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 JUMLAH KASUS BARU TB NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH PENDUDUK
KASUS BARU BT A - Ro + Dan EP
KASUS BARU BTA +
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6 = 4+5
7
8
9 = 7+8
10
11
CASE NOTIFICATION RATE (PER 100.000 PENDUDUK)
TOTAL KASUS BARU TB
L+P
L
L+P
P
L
12 = 10+11 13 = 7+10 14 = 10+11 15 = 13+14
16 = (13/4) * 100000
P
L+P
17 = (14/5) 18 = (15/6) * 100000 * 100000
JUMLAH KEMATIAN PENDERITA TB L
P
L+P
19
20
21 = 19+20
1
BATU
BATU
23,599
23,425
47,024
13
15
28
41
23
64
54
38
92
228.82
162.22
195.64
3
1
4
2
BATU
SISIR
21,947
21,751
43,698
3
3
6
0
2
2
3
5
8
13.67
22.99
18.31
0
1
1
3
BUMIAJI
BUMIAJI
28,951
28,716
57,667
6
8
14
1
2
3
7
10
17
24.18
34.82
29.48
2
0
2
4
JUNREJO
BEJI
14,766
14,679
29,445
2
2
4
2
3
5
4
5
9
27.09
34.06
30.57
0
0
0
5
JUNREJO
JUNREJO
9,617
9,500
19,117
6
3
9
10
8
18
16
11
27
166.37
115.79
141.24
1
0
1
6
RS PARU BATU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
7
RS BAPTIS BATU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
8
RS HASTA BRATA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
9
RS DR ETTY
0
0
0
0
0
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
0
0
6
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
98,880
98,071
196,951
30
31
61
54
Sumber: Data TB 03 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1
38
92
84
69
153
84.95
70.36
77.68
8
TABEL 11 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 TB PARU NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARU
KLINIS
BTA (+)
ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12 = 11+10
14
15
16 = (12/6) * 100
1
BATU
BATU
49
13
14
27
55.10
2
BATU
SISIR
46
3
3
6
13.04
3
BUMIAJI
BUMIAJI
60
5
8
10
16.67
4
JUNREJO
BEJI
30
2
2
4
13.33
5
JUNREJO
JUNREJO
18
6
3
9
50.00
6
RS PARU BATU
7
RS BAPTIS BATU
8
RS HASTA BRATA
9
RS DR ETTY 29
30
59
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0
0
203
0
0
0
Sumber: - Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
#DIV/0!
#DIV/0!
29.06
TABEL 11A JUMLAH SUSPEK DAN KASUS TB SERTA ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 TB PARU NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARU L
1
2
3
P
4
L+P
5
SUSPEK L
6
BTA (+)
P
7
L+P
8
L
9 = 7+8
ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR)
P
10
L+P
11
L
12 = 10+11
13
P
L+P
14
15 = (12/6) * 100
1
BATU
BATU
49
1,113
13
15
28
57.14
2
BATU
SISIR
46
134
3
3
6
13.04
3
BUMIAJI
BUMIAJI
60
272
6
8
14
23.33
4
JUNREJO
BEJI
30
104
2
2
4
13.33
5
JUNREJO
JUNREJO
18
159
6
3
9
50.00
6
RS PARU BATU
0
0
0
#DIV/0!
7
RS BAPTIS BATU
0
0
0
#DIV/0!
8
RS HASTA BRATA
0
0
0
#DIV/0!
9
RS DR ETTY
0
0
0
#DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0
0
0
0
203
0
0
1,782
30
Sumber: - Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
31
61
#DIV/0!
#DIV/0!
30.05
TABEL 12 JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 TB PARU NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
2
3
KESEMBUHAN
BTA (+) DIOBATI L
P
L+P
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
4
5
L JUMLAH
6 = 4+5
% 8 = (7/4) * 100
7
PENGOBATAN LENGKAP
P JUMLAH
L+P % 10 = (9/5) * 100
9
L %
JUMLAH
12 = (11/6) * 100
11
JUMLAH
% 14 = (13/4) * 100
13
ANGKA KESUKSESAN
P JUMLAH
% 16 = (15/5) * 100
15
(SUCCESS RATE/SR)
L+P JUMLAH
%
17
18 = (17/6) * 100
L
P
L+P
19 = 20 = 21 = ((7+13)/4) ((9+15)/5) ((11+17)/6 * 100 * 100 ) * 100
1
BATU
BATU
27
25
52
10
37.04
9
36.00
19
36.54
3
11.11
7
28.00
10
19.23
48.15
64.00
55.77
2
BATU
SISIR
3
3
6
3
100.00
1
33.33
4
66.67
0
0.00
0
0.00
0
0.00
100.00
33.33
66.67
3
BUMIAJI
BUMIAJI
4
8
12
1
25.00
4
50.00
5
41.67
0
0.00
0
0.00
0
0.00
25.00
50.00
41.67
4
JUNREJO
BEJI
1
1
2
1
100.00
0
0.00
1
50.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
100.00
0.00
50.00
5
JUNREJO
JUNREJO
7
3
10
2
28.57
1
33.33
3
30.00
1
14.29
0
0.00
1
10.00
42.86
33.33
40.00
6
RS PARU BATU
7
RS BAPTIS BATU
8
RS HASTA BRATA
9
RS DR ETTY
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
42
40
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
37.50
32
39.02
50.00
55.00
52.44
82
17
40.48
15
Sumber: - Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
4
9.52
7
17.50
11
13.41
TABEL 13 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 PNEUMONIA PADA BALITA NO
KECAMATAN
1
JUMLAH BALITA
NAMA PUSKESMAS
2
3
PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6 = 4+5
7 = 10% * 4
8 = 10% * 5
9 = 10% * 6
10
11 = (10/7) * 100
12
13 = (12/8) * 100
14
15 = (14/9) * 100
1
BATU
BATU
2,012
1,871
3,883
201
187
388
25
12.43
20
10.69
45
11.59
2
BATU
SISIR
1,827
1,805
3,632
183
181
363
14
7.66
12
6.65
26
7.16
3
BUMIAJI
BUMIAJI
2,348
2,338
4,686
235
234
469
58
24.70
41
17.54
99
21.13
4
JUNREJO
BEJI
1,256
1,173
2,429
126
117
243
0
0.00
0
0.00
0
0.00
5
JUNREJO
JUNREJO
863
836
1,699
86
84
170
0
0.00
0
0.00
0
0.00 #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
8,306
8,023
16,329
831
802
1,633
97
11.68
Sumber: - Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
73
9.10
170
10.41
TABEL 14 JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 JUMLAH KASUS BARU NO
NAMA PUSKESMAS
KECAMATAN
HIV L
1
2
3
P
4
L+P
5
L
6 = 4+5
P
7
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA
AIDS L+P
8
L
9 = 7+8
P
10
L+P
11
L
12 = 10+11
P
13
L+P
14
15 = 13+14
1
BATU
BATU
0
1
1
1
2
3
4
56
60
1
1
2
2
BATU
SISIR
0
0
0
1
2
3
0
24
24
1
0
1
3
BUMIAJI
BUMIAJI
0
2
2
4
0
4
1
1
2
1
0
1
4
JUNREJO
BEJI
0
1
1
0
1
1
6
87
93
0
0
0
5
JUNREJO
JUNREJO
0
0
0
0
0
0
0
4
4
0
0
0
6
RS PARU BATU
0
0
0
0
7
RS BAPTIS BATU
0
0
0
0
8
RS HASTA BRATA
0
0
0
0
9
RS DR ETTY
0
0
0
0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0
4
4
6
5
11
11
172
Sumber: - Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
183
3
1
4
TABEL 15 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 DONOR DARAH NO
UNIT TRANSFUSI DARAH
JUMLAH PENDONOR L
1
2
SAMPEL DARAH DIPERIKSA
P
3
L
L+P
4
5 = 3+4
POSITIF HIV
P
JUMLAH
%
6
7 = (6/3) * 100
L+P
JUMLAH
%
8
9 = (8/4) * 100
L
JUMLAH
%
10
11 = (10/5) * 100
1
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
2
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0
Sumber: -Dinas Kesehatan Kota Batu Tahun 2013 Keterangan : Kota Batu tidak mempunyai UPTD
0
0
0
#DIV/0!
0
P
JUMLAH
%
12
13 = (12/6) * 100
0
#DIV/0!
L+P
JUMLAH
%
14
15 = (14/8) * 100
0
#DIV/0!
JUMLAH
%
16
17 = (16/10) * 100
0
#DIV/0!
TABEL 16 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 DIARE NO
KECAMATAN
1
JUMLAH PENDUDUK
NAMA PUSKESMAS
2
3
DIARE DITANGANI
TARGET PENEMUAN PENDERITA
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6 = 4+5
7 = 10% * 214/1000 * 4
8 = 10% * 214/1000 * 5
9 = 10% * 214/1000 * 6
10
11 = (10/7) * 100
12
13 = (12/8) * 100
14 = 10+12
15 = (14/9) * 100
1
BATU
BATU
23,599
23,425
47,024
1,006
932
2
BATU
SISIR
21,947
21,751
43,698
935
594
63.52
3
BUMIAJI
BUMIAJI
28,951
28,716
57,667
1,234
1,626
131.76
4
JUNREJO
BEJI
14,766
14,679
29,445
630
714
113.31
5
JUNREJO
JUNREJO
9,617
9,500
19,117
409
655
160.11
6
RS PARU BATU
7
RS BAPTIS BATU
8
RS HASTA BRATA
9
RS DR ETTY 98,880
98,071
196,951
4,521
107.27
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
0
0
4,215
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
92.62
TABEL 17 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 KASUS BARU NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
Pausi Basiler (PB) / Kusta kering 0-14 TAHUN
Multi Basiler (MB) / Kusta Basah
≥ 15 TAHUN
JUMLAH
0-14 TAHUN
≥ 15 TAHUN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6 = 4+5
7
8
9 = 7+8
10= 4+7
11 = 5+8
12 = 6+9
13
14
15 = 13+14
16
17
PB + MB
JUMLAH
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
18 = 16+17 19 = 13+16 20 = 14+17 21 = 15+18 22 = 10+19 23 = 11+20 24 = 12+21
1
BATU
BATU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
BATU
SISIR
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
4
JUNREJO
BEJI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
JUNREJO
JUNREJO
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
RS PARU BATU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
RS BAPTIS BATU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
RS HASTA BRATA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
RS DR ETTY
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0
0
0
0
0
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK Sumber: - Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1.01
0.00
0.51
TABEL 18 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 KASUS BARU NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
2
3
PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN
PENDERITA KUSTA
L
P
CACAT TINGKAT 2 L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6 = 4+5
7
8 = (7/4) * 100
9
10 = (9/5) * 100
11
12 = (11/6) * 100
13
14 = (13/4) * 100
15
16 = (15/5) * 100
17 = 13+15
18 = (17/6) * 100
1
BATU
BATU
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
2
BATU
SISIR
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
3
BUMIAJI
BUMIAJI
1
0
1
0
0.00
0 #DIV/0!
0
0.00
0.00
#DIV/0!
0
0.00
4
JUNREJO
BEJI
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
5
JUNREJO
JUNREJO
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
6
RS PARU BATU
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
7
RS BAPTIS BATU
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
8
RS HASTA BRATA
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
9
RS DR ETTY
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
1
0
1
0
0 #DIV/0!
0
0.00
0.00
#DIV/0!
0
0.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
0.00
TABEL 19 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
NAMA PUSKESMAS
KECAMATAN
1
2
3
KASUS TERCATAT PB
MB
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6 = 4+5
7
8
9 = 7+8
10 = 4+7
11 = 5+8
12 = 6+9
1
BATU
BATU
0
0
0
0
0
2
BATU
SISIR
0
0
0
0
0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
0
1
1
0
1
4
JUNREJO
BEJI
0
0
0
0
0
5
JUNREJO
JUNREJO
0
0
0
0
0
6
RS PARU BATU
0
0
0
0
0
7
RS BAPTIS BATU
0
0
0
0
0
8
RS HASTA BRATA
0
0
0
0
0
9
RS DR ETTY
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0.10
0.00
0.05
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0
0
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK Sumber: - Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
0
1
1
0
TABEL 20 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 KUSTA (PB) NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
2
3
RFT PB
2012 L
1
KUSTA (MB)
PENDERITA PB P
4
L L+P
5
P
JUMLAH
%
7
8 = (7/4) * 100
6 = 4+5
PENDERITA MB
JUMLAH
%
9
10 = (9/5) * 100
RFT MB
2011
L+P JUMLAH
%
11 = 7+9
12 = (11/6) * 100
L 13
L
P
L+P
14
15 = 13+14
P
JUMLAH
%
16
17 = (16/13) * 100
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
18
19 = (18/14) * 100
20 = 16+18
21 = (20/15) * 100
1
BATU
BATU
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
2
BATU
SISIR
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
3
BUMIAJI
BUMIAJI
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
1
#DIV/0!
1
100.00
4
JUNREJO
BEJI
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
1
100.00
2
100.00
5
JUNREJO
JUNREJO
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
6
RS PARU BATU
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
7
RS BAPTIS BATU
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
8
RS HASTA BRATA
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
9
RS DR ETTY
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
0 #DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
100.00
3
100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0
0
Sumber: - Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013 Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2
0
2
1
1
1
1
100.00
2
1
100.00
3
2
100.00
1
1
TABEL 21 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 JUMLAH KASUS PD3I NO
KECAMATAN
DIFTERI
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH KASUS L
1
1
2
3
BATU
4
BATU
MENINGGAL
P
L+P
5
6 = 4+5
1
TETANUS (NON NEONATORUM)
PERTUSIS
7
JUMLAH KASUS
L
P
L+P
8
9
10 = 8+9
TETANUS NEONATORUM
MENINGGAL
L
P
L+P
11
12
13 = 11+12
14
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
L
P
L+P
15
16
17 = 15+16
1
0
0
0
2
BATU
SISIR
2
0
0
0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
0
0
0
0
4
JUNREJO
BEJI
0
0
0
0
5
JUNREJO
JUNREJO
0
0
0
0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
2
1
2
3
CASE FATALITY RATE (%) Sumber: - Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
0 0.00
0
0
0
0
0
0
0 #DIV/0!
0
0
0
18
0 #DIV/0!
TABEL 22 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 JUMLAH KASUS PD3I NO
KECAMATAN
CAMPAK
NAMA PUSKESMAS L
1
2
3
POLIO
JUMLAH KASUS P
4
MENINGGAL
L+P
5
6 = 4+5
7
L
HEPATITIS B
P
8
L+P
9
L
10 = 8+9
P
11
HEPATITIS KLINIS L+P
12
L
13 = 11+12
P
14
L+P
15
16 = 14+15
1
BATU
BATU
10
4
14
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
BATU
SISIR
2
2
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
2
1
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
JUNREJO
BEJI
3
6
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
JUNREJO
JUNREJO
9
4
13
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
26
17
43
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
CASE FATALITY RATE (%) Sumber: - Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
0.00
TABEL 23 JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
2
3
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) JUMLAH KASUS
MENINGGAL
CFR (%)
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6 = 4+5
7
8
9 = 7+8
L
P
L+P
10 = (7/4) * 100 11 = (8/5) * 100
12 = (9/6) * 100
1
BATU
BATU
9
15
24
0
0
0
0.00
0.00
0.00
2
BATU
SISIR
30
30
60
0
1
1
0.00
3.33
1.67
3
BUMIAJI
BUMIAJI
6
2
8
0
0
0
0.00
0.00
0.00
4
JUNREJO
BEJI
10
11
21
0
0
0
0.00
0.00
0.00
5
JUNREJO
JUNREJO
15
12
27
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0
1
1
0.00
1.43
0.71
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
70
70
140
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 70.79
71.38
71.08
Sumber: - Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 MALARIA NO
KECAMATAN
PENDERITA NAMA TANPA PEMERIKSAAN SEDIAAN DENGAN PEMERIKSAAN PUSKESMAS DARAH SEDIAAN DARAH (positif) L
1
1
2
3
BATU
P
4
L+P
5
L
6 = 4+5
P
7
MENINGGAL
L+P
8
L
9 = 7+8
P
10
CFR L+P
L
13 = 12 = 10+11 10/(4+7) * 100
11
P
L+P
14 = 11/(5+8) * 100
15 = 12/(6+9) * 100
BATU
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
2
BATU
SISIR
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
3
BUMIAJI
BUMIAJI
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
4
JUNREJO
BEJI
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
5
JUNREJO
JUNREJO
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0
0
ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
Sumber: - Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013 Keterangan : Tidak ada kasus karena Kota Batu bukan daerah endemis malaria
0
0
TABEL 24A KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 MALARIA NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
PENDUDUK BERESIKO
1
2
3
4
PENDERITA MENINGGAL
DENGAN PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH (positif)
CFR
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
5
6
7 = 5+6
8
9
10 = 8+9
11=8/5*100
12 = 9/6 * 100
API L+P 13=10/7*10 14=7/4*100 0 0
1
BATU
BATU
47024
0
0
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
2
BATU
SISIR
43698
0
0
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
57667
0
0
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
4
JUNREJO
BEJI
29445
0
0
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
5
JUNREJO
JUNREJO
19117
0
0
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
196,951
0
0
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
TABEL 25 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 PENDERITA FILARIASIS NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
KASUS BARU DITEMUKAN
JUMLAH SELURUH KASUS
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6 = 4+5
7
8
9 = 7+8
1
BATU
BATU
0
0
0
0
0
0
2
BATU
SISIR
0
0
0
0
0
0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
0
0
0
0
0
0
4
JUNREJO
BEJI
0
0
0
0
0
0
5
JUNREJO
JUNREJO
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0
0
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) Sumber: - Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
TABEL 26 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG
JUMLAH LAHIR HIDUP
L
P
BBLR L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6 = 4+5
7
8 = (7/4) * 100
9
10 = (9/5) * 100
11 = 7+9
12 = (11/6) * 100
13
14 = (13/7) * 100
15
16 = (15/9) * 100
17 = 13+15
18 = (17/11) * 100
1
BATU
BATU
378
374
752
378
100.00
374
100.00
752
100.00
18
4.81
27
3.59
2
BATU
SISIR
366
339
705
366
100.00
339
100.00
705
100.00
13
3.55
20
5.90
33
4.68
3
BUMIAJI
BUMIAJI
525
476
1,001
525
100.00
476
100.00
1,001
100.00
21
4.00
27
5.67
48
4.80
4
JUNREJO
BEJI
232
260
492
232
100.00
260
100.00
492
100.00
10
4.31
9
3.46
19
3.86
5
JUNREJO
JUNREJO
146
149
295
146
100.00
149
100.00
295
100.00
4
2.74
4
2.68
8
2.71
1,647
1,598
3,245
1,647
100.00
1,598
100.00
3,245
100.00
57
3.46
78
4.88
135
4.16
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
9 2.38095238
TABEL 27 STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 BALITA NO
KECAMATAN
1
BALITA DITIMBANG
NAMA PUSKESMAS
2
3
GIZI LEBIH (BERAT BADAN LEBIH) L
P
GIZI BAIK (BERAT BADAN NORMAL) L+P
L
P
GIZI KURANG (BERAT BADAN KURANG) L+P
L
P
GIZI BURUK (BERAT BADAN SANGAT KURANG)
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6 = 4+5
7
8 = (7/4) * 100
9
10 = (9/5) * 100
11 = 7+9
12 = (11/6) * 100
13
14 = (13/4) * 100
15
16 = (15/5) * 100
17 = 13+15
18 = (17/6) * 100
19
20 = (19/4) * 100
21
22 = (21/5) * 100
23 = 19+21
24 = (23/6) * 100
25
26 = (25/4) * 100
27
28 = (27/5) * 100
29 = 25+27
30 = (29/6) * 100
1
BATU
BATU
1,019
1,146
2,165
16
1.57
17
1.48
33
1.52
972
95.39
1,094
95.46
2,066
95.43
25
2.45
29
2.53
54
2.49
6
0.59
6
0.52
12
0.55
2
BATU
SISIR
1,325
1,334
2,659
16
1.21
13
0.97
29
1.09
1,276
96.30
1,296
97.15
2,572
96.73
28
2.11
22
1.65
50
1.88
5
0.38
3
0.22
8
0.30
3
BUMIAJI
BUMIAJI
1,844
1,826
3,670
7
0.38
8
0.44
15
0.41
1,788
96.96
1,761
96.44
3,549
96.70
37
2.01
45
2.46
82
2.23
12
0.65
12
0.66
24
0.65
4
JUNREJO
BEJI
777
767
1,544
5
0.64
5
0.65
10
0.65
669
86.10
656
85.53
1,325
85.82
93
11.97
95
12.39
188
12.18
10
1.29
10
1.30
20
1.30
5
JUNREJO
JUNREJO
438
443
881
5
1.14
4
0.90
9
1.02
409
93.38
414
93.45
823
93.42
20
4.57
19
4.29
39
4.43
3
0.68
7
1.58
10
1.14
5,403
5,516
10,919
49
0.91
47
0.85
96
0.88
5,114
94.65
5,221
94.65
10,335
94.65
203
3.76
210
3.81
413
3.78
36
0.67
38
0.69
74
0.68
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - LB3 GIZI 2013
TABEL 28 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
1
BATU
BATU
2
BATU
SISIR
3
BUMIAJI
BUMIAJI
4
JUNREJO
5
JUNREJO
IBU BERSALIN
IBU NIFAS
JUMLAH
K1
%
K4
%
JUMLAH
DITOLONG NAKES
%
JUMLAH
MENDAPAT YANKES
%
4
5
6 = (5/4) * 100
7
8 = (7/4) * 100
9
10
11 = (10/9) * 100
12
13
14 = (13/12) * 100
857
814
94.98
750
87.51
818
756
92.42
818
708
86.55
796
757
95.10
709
89.07
760
705
92.76
760
691
90.92
1,043
1,049
100.58
990
94.92
995
1,002
100.70
995
955
95.98
BEJI
527
521
98.86
455
86.34
503
493
98.01
503
462
91.85
JUNREJO
342
325
95.03
312
91.23
327
295
90.21
327
296
90.52
3,565
3,466
97.22
3,216
90.21
3,403
3,251
95.53
3,403
3,112
91.45
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013 *Data Sasaran
IBU HAMIL
TABEL 29 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
2
1
JUMLAH IBU HAMIL
3
BATU
4
BATU
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL TT-1
TT-2
JUMLAH
%
5
6 = (5/4) * 100
TT-3
JUMLAH
%
7
8 = (7/4) * 100
TT-4
JUMLAH
%
9
10 = (9/4) * 100
TT-5
JUMLAH
%
11
12 = (11/4) * 100
TT2+
JUMLAH
%
13
14 = (13/4) * 100
JUMLAH
%
15
16 = (15/4) * 100
857
2
0.23
0
0.00
2
0.23
0
0.00
2
0.23
4
0.47
2
BATU
SISIR
796
0
0.00
0
0.00
0
0.00
10
1.26
28
3.52
38
4.77
3
BUMIAJI
BUMIAJI
1,043
0
0.00
0
0.00
0
0.00
12
1.15
43
4.12
55
5.27
4
JUNREJO
BEJI
527
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
5
JUNREJO
JUNREJO
342
0
0.00
0
0.00
0
0.00
1
0.29
4
1.17
5
1.46
3,565
2
0.06
0
0.00
2
0.06
23
0.65
77
2.16
102
2.86
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0
0
Sumber: - Laporan Bulanan Puskesmas tahun 2013 *Data Sasaran
TABEL 30 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 FE1 (30 TABLET)
FE3 (90 TABLET)
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL
JUMLAH
%
JUMLAH
%
1
2
3
4
5
6 = (5/4) * 100
7
8 = (7/4) * 100
1
BATU
BATU
857
814 94.98249708
750 87.51458576
2
BATU
SISIR
796
757
95.10
709
89.07
3
BUMIAJI
BUMIAJI
1,043
1,049
100.58
990
94.92
4
JUNREJO
BEJI
527
521
98.86
455
86.34
5
JUNREJO
JUNREJO
342
325
95.03
312
91.23
3,565
3,466
97.22
3,216
90.21
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Seksi Gizi dan Promkes Tahun 2013 *Data Sasaran
TABEL 31 JUMLAH DAN PERSENTASE KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI
NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
20% JUMLAH IBU JUMLAH IBU HAMIL HAMIL 4
5 = 20% * 4
KOMPLIKASI KEBIDANAN DITANGANI
SASARAN BAYI
15% SASARAN BAYI
L
P
L+P
S
%
L
P
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
6
7 = (6/5) * 100
8
9
10 = 8+9
11 = 15% * 8
12 = 15% * 9
13 = 15% * 10
14
15 = (14/11) * 100
16
17 = (16/12) * 100
18 = 14+16
19 = (18/13) * 100
1
BATU
BATU
857
171
112
65.34
362
345
707
54
52
106
36
66.30
48 92.753623
84
79.21
2
BATU
SISIR
796
159
124
77.89
361
354
715
54
53
107
43
79.41
57
107.34
100
93.24
3
BUMIAJI
BUMIAJI
1,043
209
188
90.12
470
461
931
71
69
140
59
83.69
64
92.55
123
88.08
4
JUNREJO
BEJI
527
105
99
93.93
235
234
469
35
35
70
47
133.33
36
102.56
83
117.98
5
JUNREJO
JUNREJO
342
68
45
65.79
180
162
342
27
24
51
20
74.07
16
65.84
36
70.18
3,565
713
568
79.66
1,608
1,556
3,164
241
233
475
205
84.99
221
94.69
426
89.76
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: -Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013 *Data Sasaran
TABEL 32 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 BAYI NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
2
3
ANAK BALITA (1-4 TAHUN)
BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A
JUMLAH
L
P
JUMLAH
L+P
IBU NIFAS
MENDAPAT VIT A 2X L
MENDAPAT
P
JUMLAH
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
4
5
6 = 4+5
7
8 = (7/4) * 100
9
10 = (9/5) * 100
11 =7+9
12 = (11/6) * 100
13
14
15 =13+14
16
17 = (16/13) * 100
18
19 = (18/14) * 100
20 =16+18
21 = (20/15) * 100
22
VIT A S
%
23
24 = (23/22) * 100
1
BATU
BATU
362
345
707
350
96.7
393
113.9
743
105.09
1,650
1,526
3,176
1209
73.272727
1340
87.811271
2,549
80.26
818
631
2
BATU
SISIR
361
354
715
344
95.3
318
89.8
662
92.59
1,466
1,451
2,917
1248
85.129604
1268
87.388008
2,516
86.25
760
690
90.79
3
BUMIAJI
BUMIAJI
470
461
931
464
98.7
445
96.5
909
97.64
1,878
1,877
3,755
1614
85.942492
1691
90.09057
3,305
88.02
995
1,002
100.70
4
JUNREJO
BEJI
235
234
469
344
146.4
320
136.8
664
141.58
1,021
939
1,960
747
73.163565
712
75.825346
1,459
74.44
503
461
91.65
5
JUNREJO
JUNREJO
180
162
342
169
93.9
170
104.9
339
99.12
683
674
1,357
602
88.140556
552
81.89911
1,154
85.04
327
291
88.99
1,608
1,556
3,164
1,671
103.9
1,646
105.8
3,317
104.84
6,697
6,466
13,165
5420
80.93176
5563
86.034643
10,983
83.43
3,403
3,075
90.36
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - LB3 GIZI 2013 *Data Sasaran
77.14
TABEL 33 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 PESERTA KB AKTIF NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
2
NON MKJP
MKJP IUD
%
MOP
%
MOW
%
IM PLAN
%
JUMLAH
%
SUNTIK
%
PIL
%
KON DOM
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
4
5 = (4/26) * 100
6
7 = (6/26) * 100
8
9 = (8/26) * 100
10
11 = (10/26) * 100
12 = 4+6+8+10
13 = (12/26) * 100
14
15 = (14/26) * 100
16
17 = (16/26) * 100
18
19 = (18/26) * 100
20
21 = (20/26) * 100
22
3
%
JUMLAH
%
24 = 23 = (22/26) 25 = (24/26) 14+16+18+20 * 100 * 100 +22
MKJP + NON MKJP
% MKJP + NON MKJP
26 = 12+24
27 = 13+25
1
BATU
BATU
316
4.98
4
0.06
59
0.93
333
5.24
712
11.21
4,748
74.77
761
11.98
129
2.03
0
0.00
0
0.00
5,638
88.79
6,350
100.0
2
BATU
SISIR
408
10.43
0
0.00
66
1.69
312
7.98
786
20.10
2,754
70.42
307
7.85
64
1.64
0
0.00
0
0.00
3,125
79.90
3,911
100.0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
702
8.46
35
0.42
104
1.25
1,228
14.80
2,069
24.93
5,158
62.14
876
10.55
197
2.37
0
0.00
0
0.00
6,231
75.07
8,300
100.0
4
JUNREJO
BEJI
256
6.48
10
0.25
126
3.19
226
5.72
618
15.65
2,839
71.91
485
12.28
6
0.15
0
0.00
0
0.00
3,330
84.35
3,948
100.0
5
JUNREJO
JUNREJO
389
14.41
9
0.33
122
4.52
398
14.75
918
34.01
1,341
49.69
358
13.26
82
3.04
0
0.00
0
0.00
1,781
65.99
2,699
100.0
2,071
8.22
58
0.23
477
1.89
2,497
9.91
5,103
20.24
16,840
66.80
2,787
11.06
478
1.90
0
0.00
0
0.00
20,105
79.76
25,208
100.0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 PESERTA KB BARU NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
2
3
NON MKJP
MKJP IUD
%
MOP
%
MOW
%
IMPLAN
%
JUMLAH
%
SUNTIK
%
PIL
%
KONDOM
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
4
5 = (4/26) * 100
6
7 = (6/26) * 100
8
9 = (8/26) * 100
10
11 = (10/26) * 100
12 = 4+6+8+10
13 = (12/26) * 100
14
15 = (14/26) * 100
16
17 = (16/26) * 100
18
19 = (18/26) * 100
20
21 = (20/26) * 100
22
%
JUMLAH
24 = 23 = (22/26) 14+16+18+20 * 100 +22
% 25 = (24/26) * 100
MKJP + NON MKJP
% MKJP + NON MKJP
26 = 12+24
27 = 13+25
1 BATU
BATU
44
5.65
0
0.00
15
1.93
41
5.26
100
12.84
544
69.83
124
15.92
11
1.41
0
0.00
0
0.00
679
87.16
779
100.00
2 BATU
SISIR
33
8.23
0
0.00
11
2.74
15
3.74
59
14.71
331
82.54
11
2.74
0
0.00
0
0.00
0
0.00
342
85.29
401
100.00
3 BUMIAJI
BUMIAJI
95
6.71
0
0.00
13
0.92
96
6.78
204
14.41
898
63.42
269
19.00
45
3.18
0
0.00
0
0.00
1,212
85.59
1,416
100.00
4 JUNREJO
BEJI
18
4.31
0
0.00
7
1.67
14
3.35
39
9.33
377
90.19
2
0.48
0
0.00
0
0.00
0
0.00
379
90.67
418
100.00
5 JUNREJO
JUNREJO
25
9.33
4
1.49
6
2.24
17
6.34
52
19.40
196
73.13
20
7.46
0
0.00
0
0.00
0
0.00
216
80.60
268
100.00
215
6.55
4
0.12
52
1.58
183
5.58
454
13.83
2,346
71.48
426
12.98
56
1.71
0
0.00
0
0.00
2,828
86.17
3,282
100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 35 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH PUS
1
2
3
4
PESERTA KB AKTIF
PESERTA KB BARU JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6 = (5/4) * 100
7
8 = (7/4) * 100
1 BATU
BATU
8,974
779
8.68
6,350
70.76
2 BATU
SISIR
7,561
401
5.30
3,911
51.73
3 BUMIAJI
BUMIAJI
11,843
1,416
11.96
8,300
70.08
4 JUNREJO
BEJI
5,275
418
7.92
3,948
74.84
5 JUNREJO
JUNREJO
3,575
268
7.50
2,699
75.50
37,228
3,282
8.82
25,208
67.71
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013 *Data Sasaran
TABEL 36 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
2
3
KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1)
JUMLAH BAYI L
P
4
L L +P
5
6 = 4+5
P
JUMLAH
%
7
8 = (7/4) * 100
KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP) L+P
JUMLAH
%
9
10 = (9/5) * 100
L
JUMLAH
%
11 = 7++9
12 = (11/6) * 100
P
JUMLAH
%
13
14 = (13/4) * 100
JUMLAH
L+P %
JUMLAH
%
16 = (15/5) 18 = (17/6) 17 = 13+15 * 100 * 100
15
1
BATU
BATU
362
345
707
394
108.84
355
102.90
749
105.94
361
99.72
348
100.87
709
100.28
2
BATU
SISIR
361
354
715
364
100.83
337
95.20
701
98.04
352
97.51
337
95.20
689
96.36
3
BUMIAJI
BUMIAJI
470
461
931
525
111.70
476
103.25
1,001
107.52
511
108.72
456
98.92
967
103.87
4
JUNREJO
BEJI
235
234
469
259
110.21
235
100.43
494
105.33
252
107.23
241
102.99
493
105.12
5
JUNREJO
JUNREJO
180
162
342
155
86.11
145
89.51
300
87.72
140
77.78
133
82.10
273
79.82
1,608
1,556
3,164
1,697
105.53
1,548
99.49
3,245
102.56
1,616
100.50
1,515
97.37
3,131
98.96
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013 *Data Sasaran
TABEL 37 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI)
JUMLAH BAYI
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6 = 4+5
7
8 = (7/4) * 100
9
10 = (9/5) * 100
11 = 7+9
12 = (11/6) * 100
BATU
BATU
362
345
707
336
2
BATU
SISIR
361
354
715
3
BUMIAJI
BUMIAJI
470
461
931
4
JUNREJO
BEJI
235
234
5
JUNREJO
JUNREJO
180
162
1,608
1,556
Sumber: - Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013 *Data Sasaran
L+P
L 1
JUMLAH PROVINSI
P
92.82
297
86.09
633
89.53
346
95.84
298
84.18
644
90.07
488
103.83
452
98.05
940
100.97
469
195
82.98
180
76.92
375
79.96
342
147
81.67
150
92.59
297
86.84
3,164
1,512
94.03
1,377
88.50
2,889
91.31
Tabel 38 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH DESA/KEL
DESA/KEL UCI
% DESA/KEL UCI
1
2
3
4
5
6 = (5/4) * 100
1
BATU
BATU
5
4
80.00
2
BATU
SISIR
3
3
100.00
3
BUMIAJI
BUMIAJI
9
9
100.00
4
JUNREJO
BEJI
4
3
75.00
5
JUNREJO
JUNREJO
3
-
0.00
24
19
79.17
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Laporan Bulanan Puskesmas tahun 2013
TABEL 39 CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 BAYI DIIMUNISASI NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH SURVIVING INFANT L L
1
2
3
DPT1+HB1
P
4
L+P
5
6 = 4+5
DPT3+HB3
P
JUMLAH
%
7
8 = (7/4) * 100
L+P
JUMLAH
%
9
10 = (9/5) * 100
L
JUMLAH
%
11 = 7+9
12 = (11/6) * 100
JUMLAH
%
13
14 = (13/4) * 100
JUMLAH
L+P %
JUMLAH
L %
16 = (15/5) * 18 = (17/6) * 17 = 13+15 100 100
15
DO RATE (%)
CAMPAK
P
P
JUMLAH
%
19
20 = (19/4) * 100
JUMLAH
L+P %
JUMLAH
%
L
P
L+P
22 = (21/5) * 24 = (23/6) * 25 = (7-19) / 7 26 = (9-21) / 9 23 = 19+21 27 = 25+26 100 100 * 100 * 100
21
1
BATU
BATU
352
335
687
366
103.98
361
107.76
727
105.82
387
109.94
371
110.75
758
110.33
380
107.95
372
111.04
752
109.46
-3.83
-3.05
-3.44
2
BATU
SISIR
355
348
703
345
97.18
351
100.86
696
99.00
326
91.83
343
98.56
669
95.16
359
101.13
316
90.80
675
96.02
-4.06
9.97
3.02
3
BUMIAJI
BUMIAJI
452
443
895
497
109.96
489
110.38
986
110.17
510
112.83
474
107.00
984
109.94
493
109.07
493
111.29
986
110.17
0.80
-0.82
0.00
4
JUNREJO
BEJI
227
229
456
225
99.12
237
103.49
462
101.32
261
114.98
244
106.55
505
110.75
218
96.04
237
103.49
455
99.78
3.11
0.00
1.52
5
JUNREJO
JUNREJO
174
158
332
133
76.44
158
100.00
291
87.65
123
70.69
164
103.80
287
86.45
145
83.33
140
88.61
285
85.84
-9.02
11.39
2.06
1,560
1,513
3,073
1,566
100.38
1,596
105.49
3,162
102.90
1,607
103.01
1,596
105.49
3,203
104.23
1,595
102.24
1,558
102.97
3,153
102.60
-1.85
2.38
0.28
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber:
- Laporan Bulanan Puskesmas tahun 2013 *Data Sasaran
TABEL 40 CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 BAYI DIIMUNISASI NO
KECAMATAN
JUMLAH BAYI
NAMA PUSKESMAS
2
3
BCG L
L 1
JUMLAH SURVIVING INFANT
P
4
L+P
5
6 = 4+5
L
P
7
L+P
8
9= 7+8
POLIO3
P
JUMLAH
%
10
11 = (10/4) * 100
L+P
JUMLAH
%
12
13 = (12/5) * 100
L
JUMLAH
%
14 = 10+12
15 = (14/6) * 100
P
JUMLAH
%
16
17 = (16/7) * 100
L+P
JUMLAH
%
18
19 = (18/8) * 100
JUMLAH
%
19 = 16+18
20 = (19/9) * 100
1
BATU
BATU
362
345
707
352
335
687
369
101.93
374
108.41
743
105.09
373
105.97
382
114.03
755
2
BATU
SISIR
361
354
715
355
348
703
355
98.34
340
96.05
695
97.20
335
94.37
329
94.54
664
94.45
3
BUMIAJI
BUMIAJI
470
461
931
452
443
895
531
112.98
489
106.07
1,020
109.56
519
114.82
491
110.84
1,010
112.85
4
JUNREJO
BEJI
235
234
469
227
229
456
229
97.45
235
100.43
464
98.93
247
108.81
264
115.28
511
112.06
5
JUNREJO
JUNREJO
180
162
342
174
158
332
138
76.67
160
98.77
298
87.13
127
72.99
162
102.53
289
87.05
1,608
1,556
3,164
1,560
1,513
3,073
1,622
100.87
1,598
102.70
3,220
101.77
1,601
102.63
1,628
107.60
3,229
102.05
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber:
- Laporan Bulanan Puskesmas tahun 2013 *Data Sasaran
109.90
TABEL 41 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
2
3
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
JUMLAH BAYI (YANG DIPERIKSA) L
P
4
L+P
5
6 = 4+5
L
P
JUMLAH
%
7
8 = (7/4) * 100
L+P
JUMLAH
%
9
10 = (9/5) * 100
JUMLAH
%
11 = 7+9
12 = (11/6) * 100
1
BATU
BATU
175
174
349
143
81.7
147
84.5
290
83.09
2
BATU
SISIR
333
308
641
202
60.7
189
61.4
391
61.00
3
BUMIAJI
BUMIAJI
393
389
782
249
63.4
243
62.5
492
62.92
4
JUNREJO
BEJI
224
217
441
162
72.3
143
65.9
305
69.16
5
JUNREJO
JUNREJO
102
110
212
91
89.2
97
88.2
188
88.68
1,227
1,198
2,425
847
69.0
819
68.4
1,666
68.70
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - LB3 GIZI 2013
TABEL 42 PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
2
3
1 BATU
BATU
2 BATU
SISIR
3 BUMIAJI
BUMIAJI
4 JUNREJO
BEJI
5 JUNREJO
JUNREJO
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - LB3 GIZI 2013
ANAK 6-23 BULAN DARI KELUARGA MISKIN L
P
4
L+P
5
9
L
6 = 4+5
8
%
MENDAPAT MP-ASI P
7
17
L+P
8
9
L
9 = 7+8
8
P
L+P
10 = (7/4) * 11 = (8/5) * 12 = (9/6) * 100 100 100
17
100.00
100.00
100.00
4
4
8
3
2
5
75.00
50.00
62.50
97
94
191
41
40
81
42.27
42.55
42.41
9
9
18
5
5
10
55.56
55.56
55.56
16
16
32
13
13
26
81.25
81.25
81.25
135
131
266
71
68
139
52.59
51.91
52.26
TABEL 43 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 ANAK BALITA (12-59 BULAN) NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6 = 4+5
7
8 = (7/4) * 100
9
10 = (9/5) * 100
11 = 7+9
12 = (11/6) * 100
1
BATU
BATU
1,650
1,526
3,176
1,402
84.97
1,354
88.73
2,756
86.78
2
BATU
SISIR
1,466
1,451
2,917
1,321
90.11
1,294
89.18
2,615
89.65
3
BUMIAJI
BUMIAJI
1,878
1,877
3,755
1,797
95.69
1,728
92.06
3,525
93.87
4
JUNREJO
BEJI
1,021
939
1,960
772
75.61
741
78.91
1,513
77.19
5
JUNREJO
JUNREJO
683
674
1,357
496
72.62
489
72.55
985
72.59
6,698
6,467
13,165
5,788
86.41
5,606
86.69
11,394
86.55
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013 *Data Sasaran
TABEL 44 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 BALITA NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
BALITA YANG ADA L
1
2
3
P
4
L L+P
5
BB NAIK
D = DITIMBANG ( N + T + O + B )
6 = 4+5
P
JUMLAH
%
7
8 = (7/4) * 100
L+P
JUMLAH
%
9
10 = (9/5) * 100
L
JUMLAH
%
11= 7+9
12 = (11/6) * 100
P
JUMLAH
%
13
14 = (13/7) * 100
BGM L+P
JUMLAH
%
15
16 = (15/9) * 100
JUMLAH
%
17 = 13+15
18 = (17/11) * 100
1
BATU
BATU
2,012
1,871
3,883
1,042
51.8
1,139
60.9
2,181
56.17
0.0
0.0
0
2
BATU
SISIR
1,827
1,805
3,632
1,324
72.5
1,331
73.7
2,655
73.10
0.0
0.0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
2,348
2,338
4,686
1,844
78.5
1,826
78.1
3,670
78.32
0.0
4
JUNREJO
BEJI
1,256
1,173
2,429
772
61.5
772
65.8
1,544
63.57
5
JUNREJO
JUNREJO
863
836
1,699
455
52.7
466
55.7
921
54.21
8,306
8,023
16,329
5,437
65.5
5,534
69.0
10,971
67.19
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - LB3 GIZI 2013
0
L
P
JUMLAH
%
19
20 = (19/7) * 100
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
21
22 = (21/9) * 100
23 = 19+21
24 = (23/11) * 100
0.00
6
0.6
6
0.5
12
0.55
0
0.00
5
0.4
3
0.2
8
0.30
0.0
0
0.00
12
0.7
12
0.7
24
0.65
0.0
0.0
0
0.00
10
1.3
10
1.3
20
1.30
0.0
0.0
0
0.00
3
0.7
7
1.5
10
1.09
0.0
0
0.00
36
0.7
38
0.7
74
0.67
0.0
0
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 BALITA NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
2
3
BB NAIK
D' = DITIMBANG ( N + T )
BALITA YANG ADA
L
P
L+P
L
P
BGM L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6 = 4+5
7
8 = (7/4) * 100
9
10 = (9/5) * 100
11= 7+9
12 = (11/6) * 100
13
14 = (13/7) * 100
15
16 = (15/9) * 100
17 = 13+15
18 = (17/11) * 100
19
20 = (19/7) * 100
21
22 = (21/9) * 100
23 = 19+21
24 = (23/11) * 100
1
BATU
BATU
2,012
1,871
3,883
835
41.5
1,001
53.5
1,836
47.28
716
85.7
880
87.9
1,596
86.93
0.0
0.0
0
0.00
2
BATU
SISIR
1,827
1,805
3,632
989
54.1
1,002
55.5
1,991
54.82
836
84.5
851
84.9
1,687
84.73
0.0
0.0
0
0.00
3
BUMIAJI
BUMIAJI
2,348
2,338
4,686
1,565
66.7
1,555
66.5
3,120
66.58
1,167
74.6
1,168
75.1
2,335
74.84
0.0
0.0
0
0.00
4
JUNREJO
BEJI
1,256
1,173
2,429
612
48.7
612
52.2
1,224
50.39
467
76.3
478
78.1
945
77.21
0.0
0.0
0
0.00
5
JUNREJO
JUNREJO
863
836
1,699
350
40.6
360
43.1
710
41.79
214
61.1
221
61.4
435
61.27
0.0
0.0
0
0.00
8,306
8,023
16,329
4,351
52.4
4,530
56.5
8,881
54.39
3,400
78.1
3,598
79.4
6,998
78.80
0.0
0
0.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - LB3 GIZI 2013 *Data Sasaran
0
0.0
0
TABEL 45 CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 BALITA GIZI BURUK NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS L
1
2
1
3
BATU
MENDAPAT PERAWATAN
JUMLAH (KASUS) P
4
L L+P
5
6 = 4+5
P
S
%
7
8 = (7/4) * 100
L+P
S
%
9
10 = (9/5) * 100
S
%
11 = 7+9
12 = (11/6) * 100
BATU
2
3
5
2
100.0
3
100.0
5
100.00 100.00
2
BATU
SISIR
1
0
1
1
100.0
0
#DIV/0!
1
3
BUMIAJI
BUMIAJI
3
2
5
3
100.0
2
100.0
5
100.00
4
JUNREJO
BEJI
0
0
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
5
JUNREJO
JUNREJO
0
1
1
0
#DIV/0!
1
100.0
1
100.00
6
6
12
6
100.0
6
100.0
12
100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota - LB3 GIZI 2013
TABEL 46 CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
2
3
MENDAPAT PENJARINGAN KESEHATAN
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6 = 4+5
7
8 = (7/4) * 100
9
10 = (9/5) * 100
11 = 7+9
12 = (11/6) * 100
1
BATU
BATU
442
375
817
442
100.00
375
100.00
817
100.00
2
BATU
SISIR
481
384
865
481
100.00
384
100.00
865
100.00
3
BUMIAJI
BUMIAJI
374
362
736
374
100.00
362
100.00
736
100.00
4
JUNREJO
BEJI
225
275
500
225
100.00
275
100.00
500
100.00
5
JUNREJO
JUNREJO
118
83
201
118
100.00
83
100.00
201
100.00
1,640
1,479
3,119
1,640
100.00
1,479
100.00
3,119
100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT Sumber: - Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
100.00
100.00
100.00
TABEL 47 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 MURID SD DAN SETINGKAT NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
1
BATU
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6 = 4+5
7
8 = (7/4) * 100
9
10 = (9/5) * 100
11 = 7+9
12 = (11/6) * 100
BATU
2,524
2,275
4,799
1,400
55.47
781
34.33
2,181
45.45
2
BATU
SISIR
2,769
2,526
5,295
1,471
53.12
1,330
52.65
2,801
52.90
3
BUMIAJI
BUMIAJI
2,479
2,380
4,859
1,037
41.83
1,009
42.39
2,046
42.11
4
JUNREJO
BEJI
1,461
1,494
2,955
214
14.65
230
15.39
444
15.03
5
JUNREJO
JUNREJO
751
684
1,435
404
53.79
351
51.32
755
52.61
9,984
9,359
19,343
4,526
45.33
3,701
39.54
8,227
42.53
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
TABEL 48 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA LANSIA DAN LANSIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
PRA LANSIA DAN LANSIA (60TAHUN+)
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH L
1
2
3
P
4
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN L+P
5
6 = 4+5
L
%
7
8 = (7/4) * 100
P
%
9
10 = (9/5) * 100
L+P
%
11 = 7+9
12 = (11/6) * 100
1
BATU
BATU
5,650
7,450
13,100
4,763
84.30
7,868
105.61
12,631
96.42
2
BATU
SISIR
5,962
6,171
12,133
3,271
54.86
7,599
123.14
10,870
89.59
3
BUMIAJI
BUMIAJI
8,246
8,589
16,835
4,134
50.13
6,113
71.17
10,247
60.87
4
JUNREJO
BEJI
3,967
4,280
8,247
2,097
52.86
3,364
78.60
5,461
66.22
5
JUNREJO
JUNREJO
2,595
2,639
5,234
1,224
47.17
2,268
85.94
3,492
66.72
26,420
29,129
55,549
15,489
58.63
27,212
93.42
42,701
76.87
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
TABEL 49
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) LEVEL I KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
1
SARANA KESEHATAN
2
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH SARANA
3
JUMLAH
%
4
5 = (4/3) * 100
1 RUMAH SAKIT UMUM
3
3
2 RUMAH SAKIT JIWA
0
0
3 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
2
1
4 PUSKESMAS PERAWATAN
3
0
5 SARANA YANKES.LAINNYA JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Tahun 2012
100.00 #DIV/0! 50.00 #DIV/0!
8
4
50.00
TABEL 50 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 YANG TERSERANG
NO
JENIS KEJADIAN LUAR BIASA
JUMLAH KEC
JUMLAH DESA
1
2
3
4
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM
ATTACK RATE (%)
JUMLAH PENDERITA
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
#DIV/0!
-
2
2
74,497
73,892
148,389
2
0
2
0.00
2 DIPTHERI
1
2
13,305
12,922
26,227
1
1
2
0.01
- RS Baptis dan RS Saiful Anwar Malang
CFR (%)
L
1 AFP
Sumber:
JUMLAH KEMATIAN
0.01
0.00
0
-
0.01
0
-
-
-
TABEL 51 DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH DESA/KELURAHAN
1
2
3
4
JUMLAH
RATA2 KEJADIAN DESA/KELURAHAN KLB PER JUMLAH DESA/KELURAHAN
DITANGANI <24 JAM
%
5
6 = 5/4
7
8 = (7/5) * 100
1
BATU
BATU
2
2
1.00
2
100.00
2
BATU
SISIR
1
1
1.00
1
100.00
3
BUMIAJI
BUMIAJI
1
1
1.00
1
100.00
4
JUNREJO
BEJI
4
0
0.00
0
#DIV/0!
5
JUNREJO
JUNREJO
3
0
0.00
0
#DIV/0!
0.36
4
0 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - RS Baptis dan RS Dr.Saiful Anwar Malang
11
4
#DIV/0! 100.00
TABEL 52 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
TUMPATAN GIGI TETAP L
1
2
3
P
4
L+P
5
RASIO TUMPATAN/ PENCABUTAN
PENCABUTAN GIGI TETAP L
6 = 4+5
P
7
8
L+P
L
P
9 = 7+8
10 = 4/7
L+P
11 = 5/8
12 = 6/9
1
BATU
BATU
133
219
352
162
266
428
0.82
0.82
0.82
2
BATU
SISIR
94
159
253
113
177
290
0.83
0.90
0.87
3
BUMIAJI
BUMIAJI
205
486
691
121
234
355
1.69
2.08
1.95
4
JUNREJO
BEJI
40
83
123
71
123
194
0.56
0.67
0.63
5
JUNREJO
JUNREJO
54
102
156
48
90
138
1.13
1.13
1.13
526
1,049
1,575
515
890
1,405
1.02
1.18
1.12
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Laporan LB4 Puskesmas
TABEL 53 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF) NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
3
2
JUMLAH SD/MI
JUMLAH SD/MI DGN SIKAT GIGI MASSAL
4
5
MURID SD/MI DIPERIKSA
JUMLAH MURID SD/MI
%
JUMLAH SD/MI MENDAPAT YAN. GIGI
%
6 = (5/4) * 100
7
8 = (7/4) * 100
PERLU PERAWATAN
MENDAPAT PERAWATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
9
10
11 = 9+10
12
13 = (12/9) * 100
14
15 = (14/10) * 100
16 = 12+14
17 = (16/11) * 100
18
19
20 = 18+19
21
22 = (21/18) * 100
23
24 = (23/19) * 100
25 = 21+23
26 = (25/20) * 100
1
BATU
BATU
22
12
54.55
12
54.55
2,525
2,274
4,799
877
34.73
881
38.74
1,758
36.63
758
752
1,510
595
78.50
604
80.32
1,199
2
BATU
SISIR
20
13
65.00
13
65.00
2,769
2,526
5,295
931
33.62
797
31.55
1,728
32.63
410
497
907
382
93.17
478
96.18
860
94.82
3
BUMIAJI
BUMIAJI
26
26
100.00
26
100.00
2,588
2,519
5,107
572
22.10
647
25.68
1,219
23.87
50
80
130
161
322.00
210
262.50
371
285.38
4
JUNREJO
BEJI
14
14
100.00
14
100.00
1,461
1,482
2,943
431
29.50
475
32.05
906
30.78
663
898
1,561
445
67.12
568
63.25
1,013
64.89
5
JUNREJO
JUNREJO
6
1
16.67
6
100.00
751
684
1,435
577
76.83
643
94.01
1,220
85.02
245
347
592
150
61.22
214
61.67
364
61.49
88
66
75.00
71
80.68
10,094
9,485
19,579
3,388
33.56
3,443
36.30
6,831
34.89
2,126
2,574
4,700
1,733
81.51
2,074
80.57
3,807
81.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Laporan LB4 Puskesmas
79.40
TABEL 54 JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 PENYULUHAN KESEHATAN NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
1
BATU
JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN MASSA
4
5
BATU
90
0
2
BATU
SISIR
531
0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
54
0
4
JUNREJO
BEJI
142
0
5
JUNREJO
JUNREJO
540
0
1,357
0
1,357
0
SUB JUMLAH I - PUSKESMAS SUB JUMLAH II - DINAS KESEHATAN SUB JUMLAH III - RUMAH SAKIT JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Laporan Profil Puskesmas
TABEL 55 CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
2
3
JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR
JUMLAH PENDUDUK
ASKES
JAMSOSTEK
ASKESKIN/JAMKESMAS
JAMKESDA
LAINNYA
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6 = 4+5
7
8
9 = 7+8
10
11
12 = 10+11
13
14
15 = 13+14
16
17
18 = 16+17
19
20
JUMLAH L+P
L
%
P
L+P
L
22 = 23 = 24 = 25 = (22/4) 21 = 19+20 7+10+13+16+1 8+11+14+17+2 9+12+15+18+21 * 100 9 0
P
L+P
26 = (23/5) * 100
27 = (24/6) * 100
1 BATU
BATU
23,599
23,425
47,024
3,659
0
10,414
1,448
0
0
0
15,521
0.00
0.00
33.01
2 BATU
SISIR
21,947
21,751
43,698
161
0
7,265
1,354
0
0
0
8,780
0.00
0.00
20.09
3 BUMIAJI
BUMIAJI
28,951
28,716
57,667
587
0
15,336
1,747
0
0
0
17,670
0.00
0.00
30.64
4 JUNREJO
BEJI
14,766
14,679
29,445
864
0
3,992
832
0
0
0
5,688
0.00
0.00
19.32
5 JUNREJO
JUNREJO
9,617
9,500
19,117
934
0
2,876
619
0
0
0
4,429
0.00
0.00
23.17
98,880
98,071
196,951
0
0
0
52,088 0.00
0.00
26.45
JUMLAH KABUPATEN/KOTA PERSENTASE KABUPATEN/KOTA
0
0
6,205 3.15
0
0
0 0.00
Sumber: - Rekap Data penerima Jamkesmas 2013 - Rekap Data penerima Jamkesda 2010 - SK Kepala PT Askes ( Persero ) Cabang Malang No. 053 Tahun 2013 tentang Penetapan Jumlah Peserta pada Pemberi Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama *Data Sasaran
0
0
39,883 20.25
0
0
6,000 96.70
0
0
0.00
26.45
TABEL 56 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS
JUMLAH YANG ADA L L
1
2
3
4
P 5
L+P 6 = 4+5
P
JUMLAH
%
7
8 = (7/4) * 100
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
L+P
JUMLAH
%
9
10 = (9/5) * 100
1 BATU
BATU
23,599
23,425
47,024
0.00
0.00
2 BATU
SISIR
21,947
21,751
43,698
0.00
3 BUMIAJI
BUMIAJI
28,951
28,716
57,667
0.00
4 JUNREJO
BEJI
14,766
14,679
29,445
5 JUNREJO
JUNREJO
9,617
9,500
19,117
L
JUMLAH
%
11 = 7+9
12 = (11/6) * 100
P
JUMLAH
%
13
14 = (13/4) * 100
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
L+P
JUMLAH
%
15
16 = (15/5) * 100
L
JUMLAH
%
17 = 13+15
18 = (17/6) * 100
2,454
5.22
1.35
471
1.08
2.56
1,027
1.78
310
2.11
472
1.60
377
3.97
563
2.95
P
JUMLAH
%
19
20 = (19/4) * 100
L+P
JUMLAH
%
21
22 = (21/5) * 100
JUMLAH
%
23 = 19+21
24 = (23/6) * 100
10,414
22.15
1,071
4.54
1,383
5.90
0.00
7,265
16.63
178
0.81
293
0.00
15,336
26.59
292
1.01
735
0.00
0.00
3,992
13.56
162
1.10
0.00
0.00
2,876
15.04
186
1.93
6 RS Paru
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
2,187
7 RS Baptis
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
6,715
0.00
39,883
20.25
0.00
8,902
8 RS Bhayangkara Hasta Brata
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
98,880
98,071
196,951
0
0.00
0
Sumber: - Laporan Puskesmas Pelayanan Jamkesmas ( Form PPK - 1A ) bulan Januari s/d Desember 2013 - Laporan Puskesmas Pelayanan Kesehatan dan Pendanaan Peserta Jamkesda da SPM Kota Batu bulan Januari s/d Desember 2013 - Rekapitulasi klaim Jamkesda da SPM RS - Klaim Jamkesmas dan Jampersal RS
1,889
1.91
3,098
3.16
4,987
2.53
0
0.00
0
4.52
TABEL 56 A CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN YANG DICAKUP MELALUI PROGRAM JAMKESDA KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
DICAKUP JAMKESDA
JUMLAH YANG ADA L
1
2
3
P
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
L+P
L
P
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6 = 4+5
7
8 = (7/4) * 100
9
10 = (9/5) * 100
11 = 7+9
12 = (11/6) * 100
13
14 = (13/4) * 100
15
16 = (15/5) * 100
17 = 13+15
18 = (17/6) * 100
19
20 = (19/4) * 100
21
22 = (21/5) * 100
23 = 19+21
24 = (23/6) * 100
1 BATU
BATU
23,599
23,425
47,024
0.00
0.00
1,448
3.08
260
1.10
325
1.39
585
1.24
2 BATU
SISIR
21,947
21,751
43,698
0.00
0.00
1,354
3.10
96
0.44
83
0.38
179
0.41
3 BUMIAJI
BUMIAJI
28,951
28,716
57,667
0.00
0.00
1,747
3.03
11
0.04
13
0.05
24
0.04
4 JUNREJO
BEJI
14,766
14,679
29,445
0.00
0.00
832
2.83
20
0.14
40
0.27
60
0.20
5 JUNREJO
JUNREJO
9,617
9,500
19,117
0.00
0.00
619
3.24
137
1.42
276
2.91
413
2.16
6 RS Paru
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
244.00
7 RS Baptis
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
2,214.00
98,880
98,071
196,951
0.00
6,000
3.05
0.00
2,458
8 RS Bhayangkara Hasta Brata JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0.00 0
0.00
0
Sumber: - Laporan Puskesmas Pelayanan Jamkesmas ( Form PPK - 1A ) bulan Januari s/d Desember 2013 - Laporan Puskesmas Pelayanan Kesehatan dan Pendanaan Peserta Jamkesda da SPM Kota Batu bulan Januari s/d Desember 2013 - Rekapitulasi klaim Jamkesda da SPM RS - Klaim Jamkesmas dan Jampersal RS
524
0.53
737
0.75
1,261
0.64
0
0.00
0
1.25
Tabel 57 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN MENDAPAT YANKES RAWAT INAP NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH YANG ADA
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
L 1
2
3
P
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6 = 4+5
7
8 = (7/4) * 100
9
10 = (9/5) * 100
11 = 7+9
12 = (11/6) * 100
13
14 = (13/4) * 100
15
16 = (15/5) * 100
17 = 13+15
18 = (17/6) * 100
1 BATU
BATU
23,599
23,425
47,024
34
0.14
78
0.33
112
0.24
2 BATU
SISIR
21,947
21,751
43,698
0
0.00
0
0.00
0
0.00
3 BUMIAJI
BUMIAJI
28,951
28,716
57,667
10
0.03
20
0.07
30
0.05
4 JUNREJO
BEJI
14,766
14,679
29,445
7
0.05
10
0.07
17
0.06
5 JUNREJO
JUNREJO
9,617
9,500
19,117
0
0.00
0
0.00
0
0.00
6 RS Paru
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
782 #DIV/0!
7 RS Baptis
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
981 #DIV/0!
8 RS Bhayangkara Hasta Brata JUMLAH KABUPATEN/KOTA
9 98,880
98,071
196,951
51
0.05
108
Sumber: - Laporan Puskesmas Pelayanan Jamkesmas ( Form PPK - 1A ) bulan Januari s/d Desember 2013 - Laporan Puskesmas Pelayanan Kesehatan dan Pendanaan Peserta Jamkesda da SPM Kota Batu bulan Januari s/d Desember 2013 - Rekapitulasi klaim Jamkesda da SPM RS - Klaim Jamkesmas dan Jampersal RS
0.11
159
0.08
0
0.00
0
0.00
1,772
0.90
Tabel 57 A CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN YANG DICAKUP MELALUI PROGRAM JAMKESDA KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN MENDAPAT YANKES RAWAT INAP NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH YANG ADA
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
L L 1
2
1
3
BATU
P
L+P 6 = 4+5
P
JUMLAH
%
7
8 = (7/4) * 100
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
L+P
JUMLAH
%
9
10 = (9/5) * 100
L
JUMLAH
%
11 = 7+9
12 = (11/6) * 100
4
5
BATU
23,599
23,425
47,024
6
0.03
5
0.02
11
0.02
P
JUMLAH
%
13
14 = (13/4) * 100
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
15
16 = (15/5) * 100
17 = 13+15
18 = (17/6) * 100
2
BATU
SISIR
21,947
21,751
43,698
0
0.00
0
0.00
0
0.00
3
BUMIAJI
BUMIAJI
28,951
28,716
57,667
0
0.00
2
0.01
2
0.00
4
JUNREJO
BEJI
14,766
14,679
29,445
0
0.00
0
0.00
0
0.00
5
JUNREJO
JUNREJO
9,617
9,500
19,117
0
0.00
0
0.00
0
0.00
6 RS Paru
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
33
#DIV/0!
7 RS Baptis
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
209
#DIV/0!
98,880
98,071
196,951
0.00
242
0.12
8 RS Bhayangkara Hasta Brata JUMLAH KABUPATEN/KOTA
6
0.01
7
Sumber: - Laporan Puskesmas Pelayanan Jamkesmas ( Form PPK - 1A ) bulan Januari s/d Desember 2013 - Laporan Puskesmas Pelayanan Kesehatan dan Pendanaan Peserta Jamkesda da SPM Kota Batu bulan Januari s/d Desember 2013 - Rekapitulasi klaim Jamkesda da SPM RS - Klaim Jamkesmas dan Jampersal RS
0.01
13
0.01
0
0.00
0
Tabel 58 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 JUMLAH KUNJUNGAN NO 1
2
1 Puskesmas Batu
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
RAWAT JALAN
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT INAP
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5 = 3+4
6
7
8 = 6+7
9
10
11 = 9+10
15,017
20,329
35,346
185
225
410
1,679
2,690
8,093
12,420
20,513
72
53
125
21
30
51
3 Puskesmas Bumiaji
12,698
21,310
34,008
32
34
66
680
1,297
1,977
4 Puskesmas Junrejo
7,209
13,819
21,028
0
0
0
28
64
92
5 Puskesmas Sisir
8,130
12,244
20,374
0
0
0
29
16
45
51,147
80,122
131,269
289
312
601
2,437
4,097
6,534
1 RS PARU BATU
19,542
21,249
40,791
2,079
2,446
4,525
2 RS BAPTIS
14,664
20,706
35,370
2,003
2,619
4,622
406
532
938
2 Puskesmas Beji
SUB JUMLAH I - PUSKESMAS
3 RS HASTA BRATA 4 RS DR. ETTY 5 RS IPHI SUB JUMLAH II - RS 1 NU
5,497
6,718
12,215
863
1,055
1,918
10,634
14,151
24,785
1,043
1,233
2,276
8,895
10,916
19,811
433
554
987
59,232
73,740
132,972
6,421
7,907
14,328
0
185
4,369
0 0 0 406
532
938
1,135
4,794
5,929
185
0
2 Hilmy Rasyad
12
12
24
0
0
3 Agrohusada
82
1,514
1,596
0
0
6,330
10,531
16,861
0
279
279
0
876
1,045
1,921
289
233
522
0
0
0
45
19
64
18
7
25
8,435
17,896
26,331
0
464
464
0
0
25
2,843
4,629
7,497
4 Margi Rahayu 5 RB / BP Punten 6 PR Doulos SUB JUMLAH III - SARKES LAINNYA JUMLAH KABUPATEN/KOTA
118,814
171,758
290,572
6,710
8,683
15,393
JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN/KOTA
98,880
98,071
196,951
98,880
98,071
196,951
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
120.16
175.14
147.54
6.79
8.85
7.82
Sumber:
0
- Laporan Kesehatan Jiwa Puskesmas Tahun 2013 - Laporan LB4 Puskesmas Tahun 2013 *Data Sasaran
Tabel 59 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
NAMA RUMAH SAKIT
1
a
JENIS RS
2
3
b
JUMLAH TEMPAT TIDUR 4
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
L 5
P 6
PASIEN KELUAR MATI
PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT
L+P
L
L+P
L
7
8
10
11
P 9
P 12
GDR
L+P
L
13
14
P 15
NDR L+P
L
16
17
P
L+P
18
19
1 RS PARU BATU
Umum
111
2,079
2,446
4,525
0
0
209
0
0
105
-
-
46.2
-
-
23.2
2 RS BAPTIS
Umum
100
1,998
2,615
4,613
55
73
128
21
27
48
27.5
27.9
27.7
10.5
10.3
10.4
3 RS HASTA BRATA
Umum
50
674
1,244
1,918
12
15
27
5
6
11
17.8
12.1
14.1
7.4
4.8
5.7
4 RS DR. ETTY
Umum
50
1,043
1,233
2,276
33
27
60
17
12
29
31.6
21.9
26.4
16.3
9.7
12.7
5 RS IPHI
Khusus
35
433
554
987
1
2
3
0
0
0
2.3
3.6
3.0
-
-
-
346
6,227
8,092 14,319
101
117
427
43
45
193
1.6
1.4
3.0
0.7
0.6
1.3
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Data RS Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta b
Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
TABEL 60 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
NAMA RUMAH SAKITa
JENIS RSb
JUMLAH TEMPAT TIDUR
1
2
3
4
JUMLAH PASIEN PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI
PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT
5
6
7
JUMLAH HARI PERAWATAN
LAMA DIRAWAT
BOR
LOS
TOI
8
9
10
11
12
1 RS PARU BATU
Umum
111
4,525
209
105
15,654
14,564
38.6
3.5
5.5
2 RS BAPTIS
Umum
100
4,613
128
48
13,707
12,805
37.6
3.0
4.9
3 RS HASTA BRATA
Umum
50
1,918
27
11
6,712
4,794
36.8
3.5
6.0
4 RS DR. ETTY
Umum
50
2,276
60
29
7,375
7,198
40.4
3.2
4.8
5 RS IPHI
Khusus
3,896
4
30.5
3.9
9.0
37.5
3.3
5.5
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
35
987
3
346
14319
427
193
47,344
Sumber: - Data RS Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta b
Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
TABEL 61 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 RUMAH TANGGA
NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH
JUMLAH DIPANTAU
% DIPANTAU
BER PHBS
%
1
2
3
4
5
6 = (5/4) * 100
7
8 = (7/5) * 100
1 BATU 2 BATU
BATU
11,322
900
7.95
180
20.00
SISIR
12,239
820
6.70
213
25.98
3 BUMIAJI 4 JUNREJO
BUMIAJI
15,879
1,515
9.54
420
27.72
BEJI
8,676
1,735
20.00
278
16.02
5 JUNREJO
JUNREJO
4,993
999
20.01
247
24.72
53,109
5,969
11.24
1,338
22.42
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Laporan Profil Puskesmas
TABEL 62 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
1
BATU
RUMAH JUMLAH YANG ADA
JUMLAH YANG DIBINA/DIPERIKSA
% DIBINA/DIPERIKSA
JUMLAH YANG SEHAT
% RUMAH SEHAT
4
5
6 = (5/4) * 100
7
8 = (7/4) * 100
BATU
9,112
6,118
67.14
5,576
61.19
2
BATU
SISIR
10,273
2,561
24.93
2,005
19.52
3
BUMIAJI
BUMIAJI
13,684
7,839
57.29
4,592
33.56
4
JUNREJO
BEJI
6,815
2,511
36.85
1,860
27.29
5
JUNREJO
JUNREJO
4,291
3,245
75.62
2,447
57.03
44,175
22,274
50.42
16,480
37.31
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Laporan Tribulan Puskesmas
TABEL 63 PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH RUMAH/BANGUNAN YANG ADA
1
2
3
4
1
BATU
RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA JUMLAH
%
5
BATU
9,112
RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK JUMLAH
6 = (5/4) * 100
6,423
70.49
%
7
8 = (7/5) * 100
6,135
95.52
2
BATU
SISIR
10,273
1,944
18.92
1,740
89.51
3
BUMIAJI
BUMIAJI
13,684
10,934
79.90
10,686
97.73
4
JUNREJO
BEJI
6,815
4,780
70.14
4,610
96.44
5
JUNREJO
JUNREJO
4,291
3,727
86.86
3,510
94.18
44,175
27,808
62.95
26,681
95.95
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Laporan Tribulan Puskesmas
TABEL 64 PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN PER KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
JUMLAH
NO
KECAMATAN
1
ADA
JUMLAH KELUARGA DIPERIKSA SUMBER AIR BERSIHNYA
% KELUARGA DIPERIKSA
4
5
6 = (5/4) * 100
NAMA KELUARGA YANG PUSKESMAS
2
3
JENIS SARANA AIR BERSIH KEMASAN
LEDENG
SPT
SGL
MATA AIR
PAH
LAINNYA
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
7
8 = (7/4) * 100
9
10 = (9/4) * 100
11
12 = (11/4) * 100
13
14 = (13/4) * 100
15
16 = (15/4) * 100
17
18 = (17/4) * 100
19
JUMLAH %
%
JUMLAH
20 = (19/4) * 21 = 22 = (21/4) * 100 7+9+11+13+15+17+19 100
1
BATU
BATU
11,322
6,118
54.04
0
0.00
6,118
54.04
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
6,118
54.04
2
BATU
SISIR
12,239
2,561
20.92
0
0.00
923
7.54
0
0.00
8
0.07
3,959
32.35
0
0.00
0
0.00
4,890
39.95
3
BUMIAJI
BUMIAJI
15,879
7,839
49.37
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
7,839
49.37
0
0.00
0
0.00
7,839
49.37
4
JUNREJO
BEJI
8,676
2,511
28.94
0
0.00
1,101
12.69
0
0.00
18
0.21
1,392
16.04
0
0.00
0
0.00
2,511
28.94
5
JUNREJO
JUNREJO
4,993
3,245
64.99
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
3,245
64.99
0
0.00
0
0.00
3,245
64.99
53,109
22,274
41.94
0
0.00
8,142
15.33
0
0.00
26
0.05
16,435
30.95
0
0.00
0
0.00
24,603
46.33
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Laporan Tribulan Puskesmas
TABEL 65 PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN PER KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
SUMBER AIR MINUM KELUARGA
JUMLAH KELUARGA
NAMA DIPERIKSA SUMBER AIR PUSKESMAS
AIR KEMASAN
AIR ISI ULANG
LEDING METERAN
LEDING ECERAN
POMPA
SUMUR TERLINDUNG
MINUMNYA
1
2
1
3
4
MATA AIR TERLINDUNG
SUMUR TAK TERLINDUNG
AIR HUJAN
MATA AIR TAK TERLINDUNG
AIR SUNGAI
KELUARGA DENGAN SUMBER AIR MINUM TERLINDUNG
LAIN-LAIN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
5
6 = (5/4) * 100
7
8 = (7/4) * 100
9
10 = (9/4) * 100
11
12 = (11/4) * 100
13
14 = (13/4) * 100
15
16 = (15/4) * 100
17
18 = (17/4) * 100
19
20 = (19/4) * 100
21
22 = (21/4) * 100
23
24 = (23/4) * 100
25
26 = (25/4) * 100
27
%
JUMLAH
%
29 = 28 = (27/4) * 30 = (29/4) * 5+7+9+11+13 100 100 +15+17
BATU
6,118
0
0.00
8
0.13
6,118
100.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
6,126
54.11
2
BATU
SISIR
2,561
0
0.00
4
0.16
922
36.00
0
0.00
0
0.00
8
0.31
1,631
63.69
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
2,565
20.96
3
BUMIAJI
BUMIAJI
7,839
0
0.00
4
0.05
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
7,839
100.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
7,843
49.39
4
JUNREJO
BEJI
2,511
0
0.00
4
0.16
1,101
43.85
0
0.00
0
0.00
18
0.72
1,392
55.44
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
2,515
28.99
5
JUNREJO
JUNREJO
3,245
0
0.00
4
0.12
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
3,245
100.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
3,249
65.07
22,274
0
0.00
24
0.11
8,141
36.55
0
0.00
0
0.00
26
0.12
14,107
63.33
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
22,298
41.99
BATU
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Laporan Tribulan Puskesmas
TABEL 66 PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 JAMBAN NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH KELUARGA
1
2
3
4
KELUARGA DIPERIKSA
KELUARGA MEMILIKI
TEMPAT SAMPAH
SEHAT BERDASARKAN KK MEMILIKI
SEHAT BERDASARKAN KK DIPERIKSA
KELUARGA DIPERIKSA
KELUARGA MEMILIKI
PENGELOLAAN AIR LIMBAH SEHAT
KELUARGA DIPERIKSA
KELUARGA MEMILIKI
SEHAT
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6 = (5/4) * 100
7
8 = (8/7) * 100
9
10 = (9/7) * 100
11
12 = (11/5) * 100
13
14 = (13/4) * 100
15
16 = (15/13) * 100
17
18 = (17/15) * 100
19
20 = (19/4) * 100
21
22 = (21/19) * 100
23
24 = (23/21) * 100
1
BATU
BATU
11,322
6,118
54.04
6,020
98.40
5,806
96.45
6,020
98.40
6,118
54.04
6,118
100.00
6,020
98.40
6,118
54.04
6,183
101.06
6,020
97.36
2
BATU
SISIR
12,239
2,561
20.92
2,306
90.04
2,231
96.75
2,306
90.04
2,561
20.92
2,561
100.00
2,306
90.04
2,561
20.92
2,498
97.54
2,231
89.31
3
BUMIAJI
BUMIAJI
15,879
7,839
49.37
6,481
82.68
6,222
96.00
6,481
82.68
7,839
49.37
7,839
100.00
6,481
82.68
7,839
49.37
7,223
92.14
6,461
89.45
4
JUNREJO
BEJI
8,676
2,511
28.94
2,219
88.37
2,117
95.40
2,219
88.37
2,511
28.94
2,511
100.00
2,219
88.37
2,511
28.94
2,400
95.58
2,232
93.00
5
JUNREJO
JUNREJO
4,993
3,245
64.99
2,925
90.14
2,925
100.00
2,925
90.14
3,245
64.99
3,245
100.00
2,925
90.14
3,245
64.99
3,259
100.43
3,018
92.61
53,109
22,274
41.94
19,951
89.57
19,301
96.74
19,951
89.57
22,274
41.94
22,274
100.00
19,951
89.57
22,274
41.94
21,563
96.81
19,962
92.58
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Laporan Tribulan Puskesmas
TABEL 67 PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 HOTEL NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
RESTORAN/R-MAKAN
PASAR
TUPM LAINNYA
JUMLAH TUPM
JUMLAH YG ADA
JUMLAH DIPERIKSA
JUMLAH SEHAT
% SEHAT
JUMLAH YG ADA
JUMLAH DIPERIKSA
JUMLAH SEHAT
% SEHAT
JUMLAH YG ADA
JUMLAH DIPERIKSA
JUMLAH SEHAT
% SEHAT
JUMLAH YG ADA
JUMLAH DIPERIKSA
JUMLAH SEHAT
4
5
6
7 = (6/4) * 100
8
9
10
11 = (10/8) * 100
12
13
14
15 = (14/12) * 100
16
17
18
% SEHAT
JUMLAH YG ADA
19 = (18/16) 20 = * 100 4+8+12+16
JUMLAH DIPERIKSA 21 = 5+9+13+17
JUMLAH SEHAT
% SEHAT
22 = 23 = (22/20) 6+10+14+18 * 100
1
BATU
BATU
34
31
29
85.29
27
24
24
88.89
0
0
0
0.00
90
76
73
81.11
151
131
126
96.18
2
BATU
SISIR
9
2
2
22.22
27
17
13
48.15
1
0
0
0.00
95
33
27
28.42
132
52
42
80.77
3
BUMIAJI
BUMIAJI
15
15
10
66.67
8
8
7
87.50
0
0
0
0.00
88
70
46
52.27
111
93
63
67.74
4
JUNREJO
BEJI
4
3
3
75.00
8
6
6
75.00
0
0
0
0.00
105
46
48
45.71
117
55
57
103.64
5
JUNREJO
JUNREJO
0
0
0
0.00
4
4
4
100.00
0
0
0
0.00
63
50
45
71.43
67
54
49
90.74
62
51
44
70.97
74
59
54
72.97
1
0
0
0.00
441
275
239
54.20
578
385
337
87.53
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Laporan Tribulan Puskesmas
TABEL 68 PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
2
3
SARANA PELAYANAN KESEHATAN JUMLAH DIBINA 4
% 6 = (5/4) * 100
5
INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM JUMLAH DIBINA 7
% 9 = (8/7) * 100
8
SARANA PENDIDIKAN JUMLAH 10
DIBINA
%
11
12 = (11/10) * 100
SARANA IBADAH JUMLAH 13
PERKANTORAN
DIBINA
%
14
15 = (14/13) * 100
JUMLAH DIBINA 16
17
SARANA LAIN %
18 = (17/16) * 100
JUMLAH DIBINA 19
20
JUMLAH %
21 = (20/19) * 100
JUMLAH
DIBINA
22 = 23 = 4+7+10+13 5+8+11+1 +16+19 4+17+20
% 24 = (23/22) * 100
1
BATU
BATU
8
8
100.00
#DIV/0!
31
30
96.77
32
27
84.38
#DIV/0!
#DIV/0!
71
65
91.5
2
BATU
SISIR
2
0
0.00
#DIV/0!
41
31
75.61
18
5
27.78
#DIV/0!
#DIV/0!
61
36
59.0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
0
0 #DIV/0!
#DIV/0!
33
32
96.97
54
40
74.07
#DIV/0!
#DIV/0!
87
72
82.8
4
JUNREJO
BEJI
1
1
100.00
#DIV/0!
19
19
100.00
20
3
15.00
#DIV/0!
#DIV/0!
40
23
57.5
5
JUNREJO
JUNREJO
2
1
50.00
#DIV/0!
11
10
90.91
24
15
62.50
#DIV/0!
#DIV/0!
37
26
70.3
13
10
76.92
#DIV/0!
135
122
90.37
148
90
60.81
0 #DIV/0!
296
222
75.0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - Laporan Tribulan Puskesmas
0
0
0
0 #DIV/0!
0
TABEL 69 KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
NAMA OBAT
1
2
KEMASAN
KEBUTUHAN TAHUN 2013
3
4
TOTAL PENGGUNAAN BULAN DESEMBER 2012 S/D BULAN NOVEMBER 2013
SISA STOK PER 30 NOVEMBER 2013
JUMLAH OBAT DAN VAKSIN
% KETERSEDIAAN
5
6
7 = 5+6
8 = (7/4) * 100
1
Alopurinol tablet 100 mg
tablet
-
10,500
14,300
24,800
#DIV/0!
2
Aminofilin tablet 200 mg
tablet
13,000
68,000
3,000
71,000
546.15
3
Aminofilin injeksi 24 mg/ml
tablet
30
450
-
450
4
Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL)
tablet
4,600
4,000
1,400
5,400
117.39
5
Amoksisilin kapsul 250 mg
kapsul
-
-
-
-
#DIV/0!
6
Amoksisilin kaplet 500 mg
kaplet
-
316,300
72,700
389,000
#DIV/0!
7
Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg
botol
3,000
3,800
900
4,700
156.67
8
Metampiron tablet 500 mg
tablet
15,000
20,000
3,000
23,000
153.33
9
ampul
-
-
-
-
#DIV/0!
tablet
-
76,000
21,000
97,000
#DIV/0!
tube
-
998
52
1,050
#DIV/0!
supp
1,000
900
340
1,240
124.00
-
-
1,608
1,608
#DIV/0!
tablet
1,600
2,100
500
2,600
162.50
tablet
-
-
-
-
#DIV/0!
16
Metampiron injeksi 250 mg Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + polimiksin 10.000 IU/g Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + Heksaklorofen 250 mg Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3% Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa 250 mg Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen
-
2,400
27,350
29,750
#DIV/0!
17
Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg
tablet
25,000
43,000
-
43,000
172.00
18
Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal)
tablet
2,500
2,000
700
2,700
108.00
19
Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal)
tablet
-
-
-
-
#DIV/0!
20
Atropin sulfat tablet 0,5 mg
tablet
-
-
-
-
#DIV/0!
21
Atropin tetes mata 0,5%
botol
-
-
-
-
#DIV/0!
22
Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat)
ampul
-
-
-
-
#DIV/0!
23
Betametason krim 0,1 %
1,700
2,000
450
2,450
144.12
24
Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml
-
300
-
300
#DIV/0!
10 11 12 13 14 15
pot
vial
krim ampul
1,500.00
25
Deksametason tablet 0,5 mg
tablet
70,000
53,000
19,000
72,000
102.86
26
Dekstran 70-larutan infus 6% steril
botol
-
-
-
-
#DIV/0!
27
Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr)
botol
2,200
1,700
800
2,500
113.64
28
Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr)
tablet
90,000
88,000
22,000
110,000
122.22
29
Diazepam Injeksi 5mg/ml
ampul
-
-
-
-
#DIV/0!
30
Diazepam tablet 2 mg
tablet
5,000
3,000
2,000
5,000
100.00
31
Diazepam tablet 5 mg
tablet
2,000
1,000
1,000
2,000
100.00
32
Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL)
ampul
990
840
150
990
100.00
33
Diagoksin tablet 0,25 mg
tablet
-
3,100
-
3,100
#DIV/0!
34
Efedrin tablet 25 mg (HCL)
tablet
25,000
24,000
4,000
28,000
112.00
35
Ekstrks belladona tablet 10 mg
tablet
-
21,000
-
21,000
#DIV/0!
36
Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL)
ampul
150
150
-
150
100.00
37
Etakridin larutan 0,1%
botol
-
-
24
24
#DIV/0!
38
Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml
ampul
18,000
-
-
-
39
Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml
ampul
-
-
-
-
40
Fenobarbital tablet 30 mg
tablet
6,000
4,500
1,500
6,000
100.00
41
Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg
tablet
-
-
-
-
#DIV/0!
42
Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg
tablet
-
-
-
-
#DIV/0!
43
Fenol Gliserol tetes telinga 10%
botol
-
648
672
1,320
#DIV/0!
44
Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml
ampul
210
600
125
725
345.24
45
Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg
tablet
-
-
4,000
4,000
#DIV/0!
46
Furosemid tablet 40 mg
tablet
2,600
5,400
1,000
6,400
246.15
47
botol
-
-
-
-
#DIV/0!
sach
-
14,400
-
14,400
#DIV/0!
49
Gameksan lotion 1 % Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g ,Kalium klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g Gentian Violet Larutan 1 %
botol
-
330
70
400
#DIV/0!
50
Glibenklamida tablet 5 mg
tablet
12,000
28,000
2,000
30,000
250.00
51
Gliseril Gualakolat tablet 100 mg
tablet
192,000
135,000
60,000
195,000
101.56
52
Gliserin
botol
-
-
-
-
#DIV/0!
53
Glukosa larutan infus 5%
botol
-
780
900
1,680
#DIV/0!
54
Glukosa larutan infus 10%
botol
-
-
-
-
#DIV/0!
55
Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal)
ampul
-
5
355
360
#DIV/0!
56
Griseofulvin tablet 125 mg, micronized
tablet
-
-
500
500
#DIV/0!
57
Haloperidol tablet 0,5 mg
tablet
15,000
10,000
5,800
15,800
105.33
58
Haloperidol tablet 1,5 mg
tablet
10,400
8,000
4,400
12,400
119.23
59
Haloperidol tablet 5 mg
tablet
14,000
10,000
4,800
14,800
105.71
60
Hidroklorotiazida tablet 25 mg
tablet
32,000
25,000
10,000
35,000
109.38
61
Hidrkortison krim 2,5%
tube
4,800
3,456
1,464
4,920
102.50
48
#DIV/0!
62
Ibuprofen tablet 200 mg
tablet
40,000
27,000
13,000
40,000
100.00
63
Ibuprofen tablet 400 mg
tablet
202,000
140,800
61,200
202,000
100.00
64
Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg
tablet
2,200
2,100
700
2,800
127.27
65
Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg
tablet
70,000
66,000
21,000
87,000
124.29
66
Kaptopril tablet 12,5 mg
tablet
-
-
-
#DIV/0!
67
Kaptopril tablet 25 mg
tablet
70,000
66,600
23,400
90,000
128.57
68
Karbamazepim tablet 200 mg
tablet
69
Ketamin Injeksi 10 mg/ml
70 71
15,000
10,000
5,000
15,000
100.00
vial
-
-
-
-
#DIV/0!
Klofazimin kapsul 100 mg microzine
kapsul
-
-
-
-
#DIV/0!
Kloramfenikol kapsul 250 mg
kapsul
-
1,000
60,000
61,000
#DIV/0!
72
Kloramfenikol tetes telinga 3 %
botol
900
924
120
1,044
116.00
73
Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg
tablet
310,000
245,000
115,000
360,000
116.13
74
Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL)
ampul
-
-
-
-
#DIV/0!
75
Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL)
ampul
-
60
-
60
#DIV/0!
76
Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL)
tablet
-
-
-
-
#DIV/0!
77
tablet
35,000
26,250
10,000
36,250
103.57
tablet
-
-
-
-
#DIV/0!
botol
-
1,550
700
2,250
#DIV/0!
tablet
-
18,100
131,500
149,600
#DIV/0!
tablet
-
-
-
-
#DIV/0!
82
Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 mg Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg + Trimetoprim 40 mg/ 5 ml Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg Kuinin (kina) tablet 200 mg
tablet
-
-
-
-
#DIV/0!
83
Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml
ampul
-
-
-
-
#DIV/0!
84
Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml
vial
-
1,740
3,450
5,190
#DIV/0!
85
Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml
vial
5
5
-
5
100.00
86
Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml
vial
5
5
-
5
100.00
87
Magnesium Sulfat serbuk 30 gram
sach
-
-
-
-
#DIV/0!
88
Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml
botol
-
150
-
150
#DIV/0!
89
Mebendazol tablet 100 mg
tablet
-
-
-
-
#DIV/0!
90
Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg
tablet
2,500
3,800
1,000
4,800
192.00
91
Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml
ampul
-
210
180
390
#DIV/0!
92
Metronidazol tablet 250 mg
tablet
-
6,000
-
6,000
#DIV/0!
93
Natrium Bikarbonat tablet 500 mg
tablet
-
-
-
-
#DIV/0!
94
Natrium Fluoresein tetes mata 2 %
botol
-
-
-
-
#DIV/0!
95
Natrium Klorida larutan infus 0,9 %
botol
720
540
340
880
122.22
96
Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 %
ampul
-
-
-
-
#DIV/0!
78 79 80 81
97
Nistatin tablet salut 500.000 IU/g
tablet
200
200
-
200
100.00
98
Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g
tablet
-
2,400
10,100
12,500
#DIV/0! 106.00
99
Obat Batuk hitam ( O.B.H.)
botol
6,000
3,840
2,520
6,360
100
Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 %
tube
288
200
113
313
108.68
101
Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml
vial
-
-
20
20
#DIV/0!
102
Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml
ampul
-
870
-
870
#DIV/0!
103
Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml
botol
8,000
5,700
2,300
8,000
100.00
104
Paracetamol tablet 100 mg
tablet
25,000
14,000
11,000
25,000
100.00
105
Paracetamol tablet 500 mg
tablet
300,000
300,000
-
300,000
100.00
106
Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat)
botol
-
-
-
-
#DIV/0!
107
Pirantel tab. Score (base) 125 mg
tablet
-
600
1,400
2,000
#DIV/0!
108
Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL)
tablet
80,000
52,000
28,000
80,000
100.00
109
Povidon Iodida larutan 10 %
botol
-
178
14
192
#DIV/0!
110
Povidon Iodida larutan 10 %
botol
-
-
78
78
#DIV/0!
111
Prednison tablet 5 mg
tablet
-
-
-
-
#DIV/0!
112
Primakuin tablet 15 mg
tablet
-
-
-
-
#DIV/0!
113
Propillitiourasil tablet 100 mg
tablet
-
-
-
-
#DIV/0!
114
Propanol tablet 40 mg (HCL)
tablet
-
-
-
-
#DIV/0!
115
Reserpin tablet 0,10 mg
tablet
-
-
-
-
#DIV/0!
116
Reserpin tablet 0,25 mg
tablet
-
-
-
-
#DIV/0!
117
Ringer Laktat larutan infus
botol
600
520
100
620
103.33
118
Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4%
tube
1,320
964
504
1,468
111.21
119
Salisil bedak 2%
kotak
870
600
270
870
100.00
120
Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I)
vial
-
-
-
-
#DIV/0!
121
Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II)
vial
-
-
-
-
#DIV/0!
122
Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.)
vial
-
-
-
-
#DIV/0!
123
Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.)
ampul
-
-
-
-
#DIV/0!
124
Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.)
vial
-
-
-
-
#DIV/0!
125
Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg
ampul
-
400
-
400
#DIV/0!
126
Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 %
botol
48
4,104
48
4,152
8,650.00
127
Tetrakain HCL tetes mata 0,5%
botol
-
-
-
-
#DIV/0!
128
Tetrasiklin kapsul 250 mg
kapsul
-
-
-
-
#DIV/0!
129
Tetrasiklin kapsul 500 mg
kapsul
-
-
-
-
#DIV/0!
130
Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml
ampul
-
30
30
60
#DIV/0!
131
Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat)
tablet
70,000
109,000
-
109,000
155.71
132
Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp
ampul
-
-
-
-
#DIV/0!
133
Triheksifenidil tablet 2 mg
tablet
41,000
25,000
17,900
42,900
104.63
134
Vaksin Rabies Vero
135
Vitamin B Kompleks tablet
vial tablet
-
-
-
-
#DIV/0!
400,000
276,000
124,000
400,000
100.00
VAKSIN 136
BCG
vial
870
826
138
964
111
137
TT
vial
464
684
270
954
206
138
DT
vial
210
400
400
190
139
CAMPAK 10 Dosis
vial
747
699
117
816
109
140
POLIO 10 Dosis
vial
1,797
2132
246
2,378
132
141
DTP-HB
vial
2,549
2450
270
2,720
107
142
HEPATITIS B 0,5 ml ADS
vial
3,164
2952
327
3,279
104
143
POLIO 20 Dosis
vial
-
208
144
CAMPAK 20 Dosis
vial
-
187
30
TT (BIAS)
vial
1,496
801
9
208 217 810
54
TABEL 70 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
FASILITAS KESEHATAN
1
2
PEMILIKAN/PENGELOLA PEM.PUSAT
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9 = SUM(3:8)
1
RUMAH SAKIT UMUM
2
RUMAH SAKIT JIWA
3
RUMAH SAKIT BERSALIN
4
RUMAH SAKIT KHUSUS
5
PUSKESMAS PERAWATAN
3
3
6
PUSKESMAS NON PERAWATAN
2
2
7
PUSKESMAS KELILING
8
8
8
PUSKESMAS PEMBANTU
6
9
RUMAH BERSALIN
1
2
3 0 0
1
1
2
6 3
3
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
6
6
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
8
8
50
50
310
310
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 13 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 14 POSKESDES
24
24
15 POSYANDU
189
189
16 APOTEK 17 TOKO OBAT 18 GFK
12
12
1
1
1
19 INDUSTRI RUMAH TANGGA MAKANAN (PM-IRT)
475
20 PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF)
2
2
21 PENYALUR ALAT KESEHATAN (PAK)
1
1
22 CABANG PENYALUR ALAT KESEHATAN (CABANG PAK)
0
23 INDUSTRI FARMASI
0
24 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL (IOT) 25 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL (IKOT)
0 1
1
26 INDUSTRI ALAT KESEHATAN
0
27 INDUSTRI PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)
0
28 INDUSTRI KOSMETIKA
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota - Seksi Yankesdasjuk dan Farmakmin dan Alat Kesehatan Tahun 2013 KETERANGAN : 1
Rumah Sakit Jiwa dan Rumah Sakit Bersalin dimasukkan Rumah Sakit Khusus
1
1
TABEL 71 SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABORATORIUM DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH
1
2
3
1 RUMAH SAKIT UMUM
LABORATORIUM KESEHATAN
4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5 = (4/3) * 100
6
7 = (6/3) * 100
3
3
100.00
3
100.00
3 RUMAH SAKIT KHUSUS
2
2
100.00
1
50.00
4 PUSKESMAS
5
5
100.00
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
10
10
100.00
4
2 RUMAH SAKIT JIWA
Sumber: - Seksi Yankesdasjuk Tahun 2013
80.00
TABEL 72 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA PER KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
2
3
POSYANDU PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
4
5 = (4/12) * 100
6
7 = (6/12) * 100
8
9 = (8/12) * 100
10
POSYANDU PURI
JUMLAH %
JUMLAH
11 = (10/12) 12 = * 100 4+6+8+10
%
JUMLAH
%
13 = 5+7+9+11
14 = 8+10
15 = (14/12) * 100
1
BATU
BATU
2
4.17
28
58.33
16
33.33
2
4.17
48
100.00
18
37.50
2
BATU
SISIR
2
4.88
2
4.88
34
82.93
3
7.32
41
100.00
37
90.24
3
BUMIAJI
BUMIAJI
4
7.69
18
34.62
27
51.92
3
5.77
52
100.00
30
57.69
4
JUNREJO
BEJI
0
0.00
13
48.15
14
51.85
0
0.00
27
100.00
14
51.85
5
JUNREJO
JUNREJO
0
0.00
10
47.62
11
52.38
0
0.00
21
100.00
11
52.38
8
4.23
71
37.57
102
53.97
8
4.23
189
100.00
110
58.20
JUMLAH KABUPATEN/KOTA RASIO POSYANDU PER 100 BALITA Sumber: - Laporan Profil Puskesmas
1.16
TABEL 73 UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
JUMLAH
NAMA PUSKESMAS
2
DESA SIAGA
DESA/ KELURAHAN
3
JUMLAH
4
DESA SIAGA AKTIF %
5
JUMLAH
6 = (5/4) * 100
POSKESDES
%
7
8 = (7/5) * 100
POSYANDU
9
10
1
BATU
BATU
5
5
100.00
5
100.00
5
48
2
BATU
SISIR
3
3
100.00
3
100.00
3
41
3
BUMIAJI
BUMIAJI
9
9
100.00
9
100.00
9
52
4
JUNREJO
BEJI
4
4
100.00
4
100.00
4
27
5
JUNREJO
JUNREJO
3
3
100.00
3
100.00
3
21
0
24
24
100.00
24
100.00
24
189
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 Sumber: - Laporan Profil Puskesmas
TABEL 74 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
UNIT KERJA
1
2
DR SPESIALIS
a
JUMLAH
DOKTER UMUM
DOKTER GIGI
b
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5 = 3+4
6
7
8 = 6+7
12 = 3+6
13 = 4+7
14 = 5+8
9
10
11 = 9+10
1 RS PARU BATU
5
7
12
4
8
12
9
15
24
1
1
2
2 RS BAPTIS
3
3
6
3
7
10
6
10
16
1
1
2
3 RS HASTA BRATA
8
3
11
3
5
8
11
8
19
0
1
1
4 RS DR. ETTY
7
5
12
0
11
11
7
16
23
0
1
1
5 RS IPHI
4
1
5
2
2
4
6
3
9
0
1
1
6 Dinas Kesehatan
0
0
0
1
4
5
1
4
5
0
0
0
7 Puskesmas Batu
1
0
1
1
4
5
2
4
6
0
1
1
8 Puskesmas Beji
0
0
0
2
2
4
2
2
4
0
1
1
9 Puskesmas Bumiaji
0
0
0
3
1
4
3
1
4
0
2
2
10 Puskesmas Junrejo
0
0
0
0
2
2
0
2
2
0
2
2
11 Puskesmas Sisir
0
0
0
1
2
3
1
2
3
0
1
1
12 NU
0
1
1
0
2
2
0
3
3
13 Hilmy Rasyad
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
14 Agrohusada
0
0
0
2
2
4
2
2
4
0
0
0
15 Margi Rahayu
1
0
1
1
1
2
2
1
3
0
0
0
16 RB / BP Punten
2
1
3
2
0
2
4
1
5
0
1
1
17 PR Doulos SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) Sumber: - Bagian Umum dan Kepegawaian Tahun 2013 Keterangan :
a
termasuk S3 b
termasuk Dokter Gigi Spesialis
0
0
1
1
1
0
1
1
1
2
0
1
1
32
22
54
26
53
79
58
75
133
2
15
17
TABEL 75 JUMLAH TENAGA BIDAN/ KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 BIDAN NO
UNIT KERJA
1
2
PERAWAT
BIDAN
DIII BIDAN
JUMLAH
3
4
5 = 3+4
SARJANA KEPERAWATAN
a
PERAWAT
b
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
6
7
8 = 6+7
9
10
11 = 9+10
12 = 6+9
13 = 7+10
14 = 8+11
1 RS PARU BATU
0
13
13
11
3
14
21
45
66
32
48
80
2 RS BAPTIS
1
9
10
1
2
3
12
58
70
13
60
73
3 RS HASTA BRATA
1
10
11
3
4
7
8
7
15
11
11
22
4 RS DR. ETTY
0
8
8
2
1
3
10
16
26
12
17
29
5 RS IPHI
0
6
6
0
0
0
2
6
8
2
6
8
6 Dinas Kesehatan
2
6
8
0
1
1
3
5
8
3
6
9
7 Puskesmas Batu
0
8
8
0
1
1
4
11
15
4
12
16
8 Puskesmas Beji
3
9
12
0
3
3
7
7
14
7
10
17
9 Puskesmas Bumiaji
0
14
14
0
5
5
4
5
9
4
10
14
10 Puskesmas Junrejo
0
8
8
1
1
2
1
3
4
2
4
6
11 Puskesmas Sisir
0
8
8
0
2
2
2
4
6
2
6
8
12 NU
0
14
14
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13 Hilmy Rasyad
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14 Agrohusada
0
1
1
0
0
0
0
3
3
0
3
3
15 Margi Rahayu
0
6
6
0
1
1
0
5
5
0
6
6
16 RB / BP Punten
0
2
2
0
0
0
1
6
7
1
6
7
17 PR Doulos
0
0
0
0
0
0
0
3
3
0
3
3
7
122
129
18
24
42
75
184
259
93
208
301
JUMLAH Sumber: - Bagian Umum dan Kepegawaian Tahun 2013 Keterangan : a termasuk S2 dan S3 b
termasuk SLTA, D-I, dan D-III
TABEL 76 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 TENAGA KEFARMASIAN NO
UNIT KERJA
1
2
APOTEKER DAN SARJANA FARMASI
TENAGA GIZI
D-III FARMASI DAN ASS APOTEKER
a
JUMLAH
D-IV/SARJANA GIZI
a
JUMLAH
DI DAN D-III GIZI
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5 = 3+4
6
7
8 = 6+7
9 = 3+6
10 = 4+7
11 = 5+8
12
13
14 = 12+13
15
16
L+P
L
P
L+P
17 = 15+16 18 = 12+15 19 = 13+16 20 = 14+17
1 RS PARU BATU
1
2
3
1
8
9
2
10
12
1
1
2
2
1
3
3
2
5
2 RS BAPTIS
0
3
3
2
8
10
2
11
13
0
1
1
0
2
2
0
3
3
3 RS HASTA BRATA
0
1
1
0
2
2
0
3
3
0
0
0
0
1
1
0
1
1
4 RS DR. ETTY
0
1
1
0
5
5
0
6
6
0
0
0
0
1
1
0
1
1
5 RS IPHI
0
0
0
0
2
2
0
2
2
0
1
1
0
0
0
0
1
1
6 Dinas Kesehatan
1
0
1
0
3
3
1
3
4
0
1
1
1
0
1
1
1
2
7 Puskesmas Batu
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
8 Puskesmas Beji
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
9 Puskesmas Bumiaji
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
10 Puskesmas Junrejo
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
11 Puskesmas Sisir
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
2
1
1
2
12 NU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13 Hilmy Rasyad
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14 Agrohusada
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15 Margi Rahayu
0
1
1
0
1
1
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16 RB / BP Punten
0
0
0
2
0
2
2
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
38
7
41
48
14
7
12
19
17 PR Doulos JUMLAH Sumber: - Bagian Umum dan Kepegawaian Tahun 2013 Keterangan : a termasuk S2 dan S3
0 2
8
10
5
33
0 1
4
5
6
8
TABEL 77 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 TENAGA KESMAS NO
UNIT KERJA
1
2
SARJANA KESMAS
a
D-III KESMAS
b
TENAGA SANITASI
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5 =3+4
6
7
8 = 6+7
9 = 3+6
10 = 4+7
11 = 5+8
12
13
14 = 12+13
1 RS PARU BATU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2 RS BAPTIS
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
3 RS HASTA BRATA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4 RS DR. ETTY
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5 RS IPHI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6 Dinas Kesehatan
0
8
8
0
0
0
0
8
8
0
3
3
7 Puskesmas Batu
0
2
2
0
0
0
0
2
2
1
0
1
8 Puskesmas Beji
0
2
2
0
0
0
0
2
2
1
1
2
9 Puskesmas Bumiaji
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
2
2
10 Puskesmas Junrejo
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
11 Puskesmas Sisir
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
12 NU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13 Hilmy Rasyad
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14 Agrohusada
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15 Margi Rahayu
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16 RB / BP Punten
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17 PR Doulos
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
14
16
0
0
0
2
14
16
4
7
11
JUMLAH Sumber: - Bagian Umum dan Kepegawaian Tahun 2013 Keterangan: a termasuk S2 dan S3 b
termasuk D-I
TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013 TENAGA TEKNISI MEDIS NO
UNIT KERJA
1
2
ANALIS LAB.
TEM & P.RONTG
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5 = 3+4
6
7
8 = 6+7
9
10
FISIOTERAPIS
JUMLAH
P.ANESTESI L+P
L
P
L+P
11 = 9+10 12 = 3+6+9 13 = 4+7+10 14 = 5+8+11
L
P
L+P
15
16
17 = 15+16
1 RS PARU BATU
3
4
7
2
2
4
1
0
1
6
6
12
0
1
1
2 RS BAPTIS
2
3
5
2
2
4
1
1
2
5
6
11
1
1
2
3 RS HASTA BRATA
0
2
2
1
0
1
0
0
0
1
2
3
0
0
0
4 RS DR. ETTY
0
3
3
1
0
1
0
0
0
1
3
4
0
0
0
5 RS IPHI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6 Dinas Kesehatan
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
2
0
0
0
7 Puskesmas Batu
1
1
2
0
0
0
0
0
0
1
1
2
0
0
0
8 Puskesmas Beji
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
9 Puskesmas Bumiaji
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
10 Puskesmas Junrejo
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
11 Puskesmas Sisir
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
12 NU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13 Hilmy Rasyad
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14 Agrohusada
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15 Margi Rahayu
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16 RB / BP Punten
2
0
2
0
0
0
0
0
0
2
0
2
0
0
0
17 PR Doulos
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
17
26
7
4
11
2
1
3
18
22
40
1
2
3
JUMLAH Sumber: - Bagian Umum dan Kepegawaian Tahun 2013
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA KABUPATEN/KOTA BATU TAHUN 2013
NO
SUMBER BIAYA
1
2
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah
%
3
4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1 APBD KAB/KOTA A. RUMAH SAKIT
-
a. Belanja Langsung
-
b. Belanja Tidak Langsung
-
B. DINAS KESEHATAN
24,183,920,821
a. Belanja Langsung
12,662,524,516
b. Belanja Tidak Langsung
11,521,396,305
2 APBD PROVINSI
55,173,100
a. Belanja Langsung
0.00
95.80
0.22
55,173,100
b. Belanja Tidak Langsung
-
Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan
-
3 APBN :
999,905,500
a. Dana Dekonsentrasi
3.96
203,382,500
b. Tugas Pembantuan
-
c. Jamkesmas dan Jampersal
302,973,000
f. Lain-Lain (BOK)
493,550,000
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
10,853,500
a. Pertemuan HDL
0.04
10,053,500
b. Kusta
800,000
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 6 BANTUAN LUAR NEGERI (BLN) a. Pelacakan KLB
-
-
6,310,000
0.02
6,310,000 TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
25,245,309,421
TOTAL APBD KAB/KOTA
670,557,782,777
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA ANGGARAN KESEHATAN KAB/KOTA PERKAPITA Sumber: - Bagian Penyusunan Program tahun 2013
3.61 128,180.66
INDIKATOR KINERJA SPM TAHUN 2013 DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA : TRIWULAN : IV NO
NAMA INDIKATOR
1 2 3
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Cakupan pelayanan nifas Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Cakupan kunjungan bayi Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization Cakupan pelayanan anak balita Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Cakupan peserta KB aktif Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit : a. Penemuan penderita AFP b. Penemuan dan penanganan penderita Pneumonia balita c. Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif d. Penemuan dan penanganan DBD e. Penanganan penderita diare Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin A. Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
14 15 16 17
18 Cakupan desa siaga aktif
BATU HASIL/ REALISASI (A) 3,216 568 3,251 3,112 426 2,889 19 11,394 139 12 3,119 25,208 2 170 59 140 4,521 6,420 13,374 3 4 24
HUN 2013
TARGET/ SASARAN SETAHUN (B) 3,565 713 3,403
(A)/(B) ( %)
KETERANGAN
90.21 79.66 95.53
3,403 475 3,164 24 13,165 266 12 3,119 37,228
91.45 89.76 91.31 79.17 86.55 52.26 100.00 100.00 67.71
46,934 1,633 203 140 4,215 196,951
0.00 10.41 29.06 100.00 107.27 3.26
196,951 3
6.79 100.00
4
100.00
24
100.00
…………………, ……………………………….. KEPALA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA ……………………………………………..
……………………………………….. NIP. ……………………………….
LINK INDIKATOR SPM DAN PROFIL NO
NAMA INDIKATOR
1 Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 4 Cakupan pelayanan nifas 5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 6 Cakupan kunjungan bayi 7 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization 8 Cakupan pelayanan anak balita 9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan 10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 12 Cakupan peserta KB aktif 13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit : a. Penemuan penderita AFP b. Penemuan dan penanganan penderita Pneumonia balita c. Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif d. Penemuan dan penanganan DBD e. Penanganan penderita diare 14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin A. Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin 15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 16 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota 17 Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam 18 Cakupan desa siaga aktif
BIDANG Bina Yankes Bina Yankes Bina Yankes Bina Yankes Bina Yankes Bina Yankes Bina PPMK Bina Yankes PPKM PPKM Bina Yankes Bina Yankes Bina PPMK Bina PPMK Bina PPMK Bina PPMK Bina PPMK PSDK PSDK Bina Yankes Bina PPMK PPKM
SEKSI Yankesga Yankesga Yankesga Yankesga Yankesga Yankesga P3PMK Yankesga Gizi Gizi Yankesga Yankesga
HASIL/REALISASI PADA PROFIL TABEL KOLOM KURSOR 28 7 G 35 31 6 F 36 28 28 31 37 38 43 42 45 46 35
10 13 18 11 5 11 9 11 11 7
J 35 M 35 R 36 K 34 E 34 K 36 I 37 K 36 K 36 G 32
TARGET/SASARAN PADA TABEL KOLOM KURSOR 28 4 D 35 31 5 E 36 28 28 31 37 38 43 42 45 46 35
9 12 13 6 4 6 6 6 6 4
I 35 L 35 M 36 F 34 D 34 F 36 F 37 F 36 F 36 D 32
P3PMK P2 P2 P2 P2 Biakes
9 5 E 33 13 14 N 36 11 12 L 36 23 6 F 35 16 14 N 36 56+56A+57+57A 17+17+11+11 Q37+Q37+K37+K37
9 13 11 23 16 56
4 9 6 6 9 6
D 33 I 36 F 36 F 35 I 36 F 37
Biakes
56+56A+57+57A 23+23+17=17 W37+W37+Q37+Q37
56
6
F 37
Yankesjuksus
49
4
D 12
49
3
C 12
P3PMK Promkes
51 73
7 7
G 33 G 33
51 73
5 5
E 33 E 33