PROFIL KESEHATAN KOTA BATU TAHUN 2014
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Undang – Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 17 ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi – tingginya. Selain itu pasal 168 menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui system informasi dan melalui kerjasama lintas sektor dengan ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada pasal 169 disebutkan pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu keluaran dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan adalah Profil Kesehatan, yang merupakan salah satu paket penyajian data/informasi kesehatan yang relatif lengkap, berisi data/informasi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan data/informasi yang terkait lainnya yang terbit setiap tahun. Profil Kesehatan Kota Batu merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian
hasil
pembangunan
kesehatan,
termasuk
kinerja
dari
penyelenggaraan standar pelayanan minimal di bidang kesehatan, dan pencapaian target indikator Millenium Development Goals bidang kesehatan, serta
berbagai
upaya
terkait
dengan
pembangunan
kesehatan
yang
diselenggarakan lintas sektor seperti Badan Pusat Statistik. Pada akhirnya, Profil Kesehatan Kota Batu diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah Kota Batu untuk mengadakan evaluasi program pembangunan kesehatan di wilayahnya.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
1
I.2. Sistematika Penyajian
Untuk lebih menggambarkan situasi derajat kesehatan, peningkatan upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan di Kota Batu Tahun 2013, maka diterbitkanlah Buku profil Kesehatan Kota Batu yang disusun dengan sistematika sebagai berikut. Bab I – Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan serta sistematika penyajiannya. Bab II – Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Batu. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya missal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. Bab III – Situasi Derajat Kesehatan Masyarakat Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat. Bab IV – Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan
dan
penunjang,
pemberantasan
penyakit
menular,
pembinaan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kota Batu. Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
2
Bab VI – Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kota Batu.di tahun 2013. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan halhal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Lampiran Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian Kota Batu dan 81 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
3
BAB II GAMBARAN UMUM Kota Batu adalah kota yang baru terbentuk pada tahun 2001 sebagai pemekaran dari Kabupaten Malang. Sebelumnya wilayah Kota Batu merupakan bagian dari Sub Satuan Wilayah Pengembangan 1 (SSWP 1) Malang Utara. Sebagai Kota yang baru terbentuk, Pemerintah Kota Batu terus melakukan upaya untuk mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan serta mengevaluasian proyek-proyek pembangunan secara
mandiri
sehingga
masyarakat
di
wilayah
ini
semakin
rneningkat
kesejahterannya.
II.1. Kondisi Geografis, Administratif dan Informasi Umum Lainnya Wilayah kota ini berada di ketinggian 680-1.200 meter dari permukaan laut dan diapit oleh 3 buah gunung yang telah dikenal yaitu Gunung Panderman (2010 meter), Gunung Arjuna (3339 meter), Gunung Welirang (3156 meter). Kodisi topografi yang bergunung-gunung dan berbukit-bukit
menjadikan
Kota
Batu
bersuhu udara rata-rata 15-19 derajat Celsius..
Secara
umum,
Kota
Batu
terbagi menjadi dua bagian utama yaitu daerah lereng/ bukit dan daerah dataran. Luas wilayah Kota Batu secara keseluruhan adalah sekitar 19.908,72 Ha atau sekitar 0,42% dari luas wilayah Jawa Timur. Kondisi topografi pegunungan dan perbukitan tersebut menjadikan Kota Batu terkenal sebagai daerah dingin. Selain potensi wisata alam, Kota Batu juga memiliki potensi besar di bidang pertanian dan agroindustri. Ditinjau dari letak astronomi, Kota Batu terletak diantara 122° 17’ - 122° 57’ Bujur Timur dan 7° 44’ - 8° 26’ Lintang Selatan.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
4
Adapun batas-batas wilayah Kota Batu adalah sebagai berikut : Sebelah Utara
: Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan
Sebelah Timur
: Kabupaten Malang
Sebelah Selatan
: Kabupaten Malang dan Blitar
Sebelah Barat
: Kabupaten Malang
Secara administratif, Kota Batu dibagi menjadi 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kecamatan Batu, Kecamatan Junrejo dan Kecamatan Bumiaji yang terinci dalam 20 Desa, 4 Kelurahan, 226 RW dan 1.059 RT. Luas wilayah Kota Batu 19.908,72 Ha (199,08 km²), yang meliputi Kecamatan Batu seluas 4.545,81 Ha (45,45 km²), Kecamatan Junrejo seluas 2.565,02 Ha (25,65 km²) dan Kecamatan Bumiaji seluas 12.797,89 Ha (127,97 km²). Jumlah penduduk Kota Batu pada tahun 2001 yaitu 168.155 jiwa dan 214.321 jiwa pada tahun 2011. Kepadatan penduduk Kota Batu mencapai 1076 jiwa/km². Kota Batu mengikuti perubahan putaran 2 iklim seperti halnya daerah lain di Indonesia, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada tahun 2013, hujan terjadi hampir setiap bulan kecuali pada bulan September. Rata – rata curah hujan pada tahun 2013 yang tercatat pada pengamatan yang dilakukan oleh Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Karangploso mencapai rata rata 193,89 mm/bulan dengan jumlah hari hujan sebanyak 165 hari. Dan rata- rata kelembapan udara tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 86 persen.
II.2. Kondisi Kependudukan Menurut data Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur Tahun 2014 jumlah penduduk Kota Batu Tahun 2014 sebanyak 199.092 jiwa, dengan penduduk laki – laki sebanyak 99.984 jiwa (50,2%) dan penduduk perempuan sebanyak 99.108 jiwa (49,8%). Sehingga didapatkan rasio jenis kelamin sebesar 100,88 per 100 penduduk perempuan, yang berarti setiap 100 penduduk perempuan ada sekitar 100 penduduk laki – laki. Hal ini menandakan komposisi antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kota Batu berimbang.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
5
Gambar 2.1 Komposisi Penduduk Laki-Laki dan Perempuan per Kecamatan di Kota Batu Tahun 2014
100000 90000 80000 70000 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0
91706
58293
46055
Batu
45651
29274
29019
24655
Laki-laki
Bumiaji Junrejo
49093
24438
Perempuan
Total
Pada grafik di atas nampak bahwa jumlah penduduk Kota Batu terbesar berada di Kecamatan Batu dan yang paling jarang penduduknya adalah di wilayah Kecamatan Junrejo. Gambar 2.2 Piramida Penduduk Kota Batu Tahun 2014 75+ 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 10 - 14 5-9 0-4
Perempuan Laki-laki
06
04
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
02
00
02
04
06
6
Piramida penduduk di Kota Batu pada tahun 2014 menunjukkan struktur penduduk di Kota Batu adalah penduduk stasioner dengan ciri-ciri sebagai berikut : a) Penduduk pada setiap kelompok umur hampir sama, b) Tingkat kelahiran rendah, c) Tingkat kematian rendah, d) Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat. Sebagian besar penduduk Kota Batu dengan jenis kelamin laki – laki berada pada golongan umur 15 – 19 tahun. Sedangkan untuk jenis kelamin perempuan sebagian besar berada pada golongan umur 30 – 34 tahun. Jumlah rumah tangga sebanyak 44.556. Jadi rata – rata jumlah anggota keluarga adalah 4 jiwa untuk setiap rumah tangga. Kepadatan penduduk di Kota Batu rerata 1000 orang per Km² dengan wilayah kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Batu yaitu sebesar 2017 jiwa per Km². Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Bumiaji yaitu sebesar 455 jiwa per Km². Berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok umur, angka beban tanggungan (dependency ratio) penduduk Kota Batu pada tahun 2014 sebesar 44%. Berarti pada tahun 2014 setiap 100 penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) harus menanggung beban hidup sekitar 44 penduduk usia belum produktif (0–14 tahun) dan usia tidak produktif (65 tahun ke atas).
II.3. Situasi Perekonomian Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Produk Domestik Regional Bruto didefinisikan sebagai total nilai produksi barang dan jasa yang diproduksi dalam wilayah tertentu dan dalam waktu tertentu (satu tahun). Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dari PDRB atas dasar harga konstan 2000. Sehingga pertumbuhan ini sudah tidak dipengaruhi factor harga atau dengan kata lain benar – benar murni disebabkan oleh kenaikan produksi sektor pendukungnya. Pada tahun 2013, kondisi perekonomian Kota Batu masih menunjukkan
kestabilan
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
seperti
pada
tahun
sebelumnya
meskipun
7
dipertengahan tahun terjadi kenaikan harga bbm, hal ini ditandai dengan laju inflasi yang tidak terlalu tinggi meskipun beberapa komoditi mengalami kenaikan harga sebagai akibat kenaikan harga bbm. Pertumbuhan ekonomi Kota Batu tahun 2013 mencapai 8,20 persen. Pertumbuhan ekonomi Kota Batu digerakkan oleh semua sektor dimana yang paling tinggi pertumbuhannya adalah sektor kon struksi yang mencapai 13,79 sedikit mengalam peningkatan di bandingkan tahun 2012. Sedangkan pertumbuhan yang paling kecil di alami sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 4,6 persen. Hal ini terjadi karena sumber daya alam yang bisa di ambil hanya sirtu yaitu pasir dan batu yang lokasinya di sepanjang Sungai Brantas yang melintasi Kota Batu . Sektor -sektor lain pertumbuhannya berkisar antara 7-9 persen . Tingginya pertumbuhan ekonomi di Kota batu akibat dari efek berganda dicanangkannya Kota Batu sebagai Kota Wisata setelah Bali dan Jogya.
II.4. Pendidikan Pendidikan di Kota Batu sangat memadai dari segi jumlah sekolah, jumlah guru dan angka partisipasi sekolah penduduknya. Gambaran nyata mengenai jumlah sekolah, guru dan murid pada tahun 2013 untuk jenjang pendidikan dasar sampai menengah dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.1 Komposisi Murid, Guru, dan Sekolah Mulai SD sampai dengan SMA dan yang sederajat di Kota Batu Tahun 2013 SD & MI
MURID
GURU
SEKOLAH
MURID
GURU
SEKOLAH
MURID
GURU
KECAMATAN
SMA, SMK & MA
SEKOLAH
NO
SMP & MTs
1
BATU
42
9.651
466
19
6.365
483
18
5.706
564
2
JUNREJO
21
4.372
264
5
1.733
148
6
1.050
144
3
BUMIAJI
26
4.845
379
7
1.535
142
3
695
95
9.633
773
27
7.451
803
JUMLAH KOTA 89 18.868 1109 31 BATU Sumber : Kota Batu Dalam Angka Tahun 2014
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
8
Dari data diatas, nampak bahwa jumlah penduduk yang berpartisipasi dalam pendidikan cukup tinggi dengan diimbangi oleh memadainya jumlah sekolah dan guru di Kota Batu. Hanya saja jumlah penduduk yang berpartisipasi dalam pendidikan menurun seiring dengan ketinggian jenjang pendidikan. Keadaan ini perlu mendapatkan perhatian khusus untuk dicari penyebabnya apakah karena kecenderungan masyarakat untuk mengenyam pendidikan menengah di luar Kota Batu ataukah karena masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dasar 12 tahun.
II.5. Agama Sebagian besar penduduk Kota Batu memeluk agama Islam yaitu sejumlah 94,34%. Berikutnya agama Kristen 3,53%, agama Katolik 1,45%, agama Buddha 0,32% dan agama Hindu 0,20%. Sarana yang dimiliki untuk menunjang kehidupan beragama terlihat dari banyaknya sarana ibadah. Jumlah masjid dan langgar yang berada di Kota Batu masing-masing sebesar 154 dan 503 buah. Berikutnya gereja 30 buah, vihara 6 buah dan Pura 2 buah.
II.6. Situasi Pertanian, Industri, Perdagangan, Transportasi dan Pariwisata Kota Batu merupakan kota pariwisata dengan basis pertanian. Penduduk Kota Batu hampir sebagian besar bermata pencaharian utama sebagai petani. Oleh karena itu menjadi suatu keharusan bagi Pemerintah Daerah Kota Batu untuk memprioritaskan sektor pertanian dan pariwisata dalam pembanguan ekonomi dan wilayah. Sektor Pertanian merupakan sektor unggulan yang diharapkan dapat bersinergi dengan pertumbuhan sektor lainnya seperti pariwisata, perdagangan dan industri. Tahun 2013 luas lahan panen untuk Padi Sawah sebesar 846 Ha, jauh lebih besar dibandingkan luas panen padi ladang sebesar 17 Ha. Dari total luas panen sebesar 863 Ha tersebut menghasilkan produksi Padi sebesar 5.523,2 Ton atau rata-rata per Ha sekitar 6,4 Ton Padi Sawah/Ladang Sementara itu, pada sub sektor peternakan di Kota Batu terdapat penurunan populasi ternak sapi dan kelinci. Dibandingkan dua tahun sebelumnya, jumlah ternak ayam pedaging mengalami peningkatan. Sedangkan populasi ternak
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
9
unggas yang terkecil adalah jenis itik dan entog. Namun demikian pada Tahun 2013, populasinya mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan Tahun 2011 dan 2012. Dibandingkan data tahun 2012, untuk produksi daging dan susu, mengalami penurunan masing-masing sekitar 261 ton daging dan sekitar 1.827.000 liter untuk produksi susu. Kota Batu merupakan salah satu daerah yang kurang cocok untuk dijadikan daerah kawasan industri mengingat kondisi geografisnya yang kurang mendukung. Sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Timur, keberadaan kawasan industri akan mempengaruhi kelestarian lingkungan Kota Batu. Namun bukan berarti industry besar / sedang, kecil dan kerajinan rumah tangga tidak diberdayakan, karena kontribusinya yang cukup signifikan dalam membentuk PDRB Kota Batu Pada tahun 2013 profil industry di Batu cenderung masih didominasi oleh industry formal. Dominasi tersebut dapat dilihat dari persentase jumlah industry formal yang mencapai lebih dari 70 persen. Industri formal di Kota Batu pada Tahun 2013 mampu menyerap 255 tenaga kerja dengan total investasi yang ditanam mencapai 2,6 milyar. Perhubungan merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup strategis dalam pembangunan. Pembangunan infrastruktur berupa jalan sangat penting dalam rangka meningkatkan mobilisasi penduduk dan barang serta meningkatnya perekonomian masyarakat di suatu wilayah. Pada Tahun 2013 sekitar 21,67 persen termasuk dalam kondisi baik, 49,77 persen kategori sedang , 18,19 persen rusak ringan dan sisanya masuk kategori rusak berat. Konsep Kota Batu sebagai Kota Wisata rupanya telah memberikan dampak dari segi pendapatan asli daerah (PAD) Kota Batu, karena pariwisata berhasil mendongkrak kegiatan perekonomian di sektor lainnya. Jumlah pengunjung daya tarik wisata di Kota Batu Tahun 2013 adalah sebesar 1.881.446. Angka ini mengalami
peningkatan
dibandingkan
tahun
2012
sebesar
1.603.441
pengunjung.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
10
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator – indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi. Pada bagian ini derajat kesehatan masyarakat di Kota Batu digambarkan melalui Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), angka kesakitan dari beberapa penyakit dan status gizi pada balita. Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor – faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.
III.1. Mortalitas Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka kematian yang disajikan pada bab ini yaitu Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA).
III.1.1. Angka Kematian Ibu Kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau penanganannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan dan terjatuh per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
11
yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Berdasarkan data Jawa Timur Dalam Angka, pada Tahun 2013 angka kematian ibu adalah sebesar 97,39 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Angka Kematian Ibu (AKI) di provinsi Jawa Timur sudah berada di bawah target Millenium Development Goals (MDGs) 2015, sebesar 102 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu dapat dibedakan menjadi dua yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung merupakan aspek medis yang harus ditangani oleh tenaga kesehatan. Kasus – kasus tersebut antara lain pendarahan, eklamsia, partus lama, komplikasi aborsi dan infeksi ( Kementerian Kesehatan RI, 2009 ). Penyebab kematian langsung ibu di Jawa Timur pada Tahun 2013 adalah pendarahan (21,81%), Pre Eklamsi / Eklamsi (36,29%), Jantung (12,93%), Infeksi (6,07%), dan lain – lain (22,90%). Penyebab kematian ibu tidak langsung adalah aspek Non medis yang merupakan penyebab mendasar antara lain status perempuan dalam keluarga, keberadaan anak, sosial budaya, pendidikan, sosial ekonomi, dan geografis daerah. Data angka kematian ibu di Kota Batu bisa dilihat pada grafik di bawah ini: Gambar 3.1 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup Kota Batu Tahun 2010-2014 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Angka Kematian Ibu
2010
2011
2012
2013
2014
97.06
134.5
107.33
30.2
31
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
12
Angka kematian ibu di Kota Batu dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2011 cenderung mengalami kenaikan. Namun angka kematian Ibu di Kota Batu sejak tahun 2012 perlahan mengalami penurunan yang signifikan. Angka ini juga telah sesuai dengan target MDG’s. Kasus kematian ibu di Kota Batu pada tahun 2014 sebesar 1 kasus dari 3.226 kelahiran hidup yang terjadi pada masa nifas yang disebabkan hipertensi dalam kehamilan.
III.1.2. Angka Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Kematian neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi usia sampai dengan 28 hari. Sedangkan angka kematian bayi adalah kematian yang terjadi pada bayi usia 0-11 bulan (termasuk neonatal). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah. Menurut data BPS Propinsi Jawa Timur, angka kematian bayi di Jawa Timur terus menunjukkan penurunan, tahun 2009 sebesar 31,41/1000, tahun 2010 menjadi 29,99, tahun 2011 menjadi 29,24/1000, tahun 2012 menjadi 28,31/1000, dan tahun 2013 menjadi 27,23/1000. Namun, keadaan ini masih jauh dari angka target MDG’s tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Di Kota Batu, kematian neonatal pada Tahun 2014 adalah sebesar 2/1000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi lima tahun terakhir terus menunjukkan penurunan. Dimana pada tahun 2014 Angka Kematian Bayi adalah 3 per 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut sudah melampaui target MDG’s dan penurunan AKB ini mengindikasikan peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagai salah satu wujud keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan, khususnya di Kota Batu.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
13
Gambar 3.2 Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Kota Batu Tahun 2010 - 2014 12 10 8 6 4 2 0 2010
2011
2012
2013
2014
Angka Kematian Bayi per 1000 LH
Kematian bayi di Kota Batu sebagian besar diakibatkan karena Berat Badan Lahir Rendah dan kelainan bawaan. Bayi dengan BBLR lebih rentan mengalami masalah kesehatan seperti asfiksia, gangguan nafas, suhu tubuh rendah, kadar gula darah rendah, masalah pemberian ASI, infeksi, ikterik (kadar bilirubin yang tinggi) dan masalah perdarahan. Seluruh hal tersebut merupakan faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal Sedangkan, Angka Kematian Balita (AKABA) kematian yang terjadi pada bayi/anak usia 0 - 59 bulan (bayi + anak balita), dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. Angka Kematian Balita di Kota Batu meningkat pada Tahun 2011 sebesar 11,8/1000 dan terus melaju turun hingga angka 5/1000 kelahiran hidup di Tahun 2014. Angka Kematian Balita di Kota Batu dapat dilihat pada grafik berikut ini
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
14
. Gambar3.3 Angka Kematian Balita per 1000 Kelahiran Hidup Kota Batu Tahun 2010 - 2014
Angka kematian Balita
2010
2011
2012
2013
2014
0.97
11.8
10.73
7.7
5
Angka kematian Balita
Meski belum dapat menggambarkan keadaan dalam populasi penduduk Kota Batu, tetapi angka ini setidaknya menunjukkan bahwa kematian balita di Kota Batu berada pada angka yang telah melampaui target MDG’s sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup. Laju kematian bayi dan balita di Kota Batu menunjukkan penurunan yang sama, yang menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan derajat kesehatan pada kelompok bayi dan anak balita di Kota Batu.
III.2. Morbiditas Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi, kasus gizi kurang serta penyakit-penyakit infeksi, baik re-emerging maupun new-emerging disease masih tinggi. Namun di sisi lain, penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguan kesehatan akibat kecelakaan juga meningkat. Masalah perilaku tidak sehat juga menjadi faktor utama yang harus dirubah terlebih dahulu agar beban ganda masalah kesehatan teratasi. Angka kesakitan (Morbiditas) pada penduduk berasal dari community based data yang diperoleh melalui pengamatan (surveilans epidemiologi) dan data sekunder yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin serta insidentil. Berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
15
penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan penyakit yang memiliki potensi untuk menjadi Kejadian Luar Biasa ( KLB )
III.2.1. Pola 15 Penyakit Terbanyak Pola 15 penyakit terbanyak di Kota Batu pada tahun 2014 dapat dilihat di tabel di bawah ini. Tabel 3.1 Lima Belas Penyakit Terbanyak di Pelayanan Kesehatan Dasar Kota Batu Tahun 2014 NO
JENIS PENYAKIT
JUMLAH
1
ISPA
18.622
2
HIPERTENSI
7.654
3
GASTRITIS
4.316
4
COMMON COLD
3.889
5
INFLUENZA
2.439
6
DIARE
2.910
7
PULPITIS
1.966
8
PENYAKIT PULPA DAN JARINGAN PERIAPIKAL
2.240
9
GINGGIVITIS
1.370
10
PENYAKIT RONGGA MULUT, KEL. LUDAH, DAN RAHANG
1.178
11
KELAINAN DENTO FASIAL TERMASUK MALOKLUSI
1.328
12
FARINGITIS
1.727
13
DM
1.307
14
KARIES GIGI
1.056
15
GINGGIVITIS DAN JARINGAN PERIODENTAL
1.000
Dari tampilan tabel III.1, nampak bahwa kasus ISPA masih menduduki tempat pertama jumlah kasus penyakit yang dilayani di fasilitas pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas) diikuti dengan penyakit hipertensi. Dari data tersebut, penyakit yang tergolong penyakit menular adalah ISPA, influenza, diare dan common cold sedangkan lainnya termasuk dalam jenis penyakit degeneratif.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
16
Hal ini menggambarkan adanya beban ganda dalam penanganan masalah kesehatan masyarakat di Kota Batu, dimana penyakit menular kasusnya masih tinggi, namun penyakit-penyakit degeneratif juga meningkat. Perlu diingat bahwa hipertensi merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakitpenyakit kardiovaskuler lain dan seringkali kejadian penyakitnya dipengaruhi oleh gaya hidup atau perilaku yang tidak sehat.
III.2.2. Penyakit Menular a. Tuberkulosis Paru Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet dari orang terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria, HIV/AIDS, Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDG’s. Tingkat prevalensi penderita TBC di Indonesia Tahun 2013 adalah 297 per 100.000 penduduk dengan kasus baru setiap tahun mencapai 460.000 kasus. Dengan demikian, total kasus hingga 2013 mencapai sekitar 800.000-900.000 kasus.. Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Notification Rate (CNR) yaitu angka yang menunjukkan jumlah pasien TB yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk pada satu periode di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut. Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut. Pada Tahun 2013, CNR di Propinsi Jawa Timur adalah sebesar 107,05% Propinsi Jawa Timur adalah propinsi dengan jumlah kasus TB Paru yang besar. Jawa Timur menjalankan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short Course) guna menekan jumlah kasus TB. Dengan strategi ini, Success Rate (SR) penderita TB BTA Positif di Jawa Timur pada tahun 2012 sudah mencapai 89,94 %.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
17
Sementara itu, persentase CNR seluruh kasus TB dan Success Rate Kota Batu yang didata selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 3.4 Perkembangan Persentase CNR seluruh kasus dan Success Rate TB Kota Batu Tahun 2012-2014 90
90 88.4 80.33
85
70
65.09
60
80 75
80
52.44 77.68
50 40
74.95
30 20
70
10 65
0 Tahun 2012
Tahun 2013 Case Notification Rate
Tahun 2014 Success Rate
Pada Gambar 3.4 terlihat perkembangan CNR Kota Batu yang terus mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir. Angka keberhasilan pengobatan juga terus mengalami peningkatan hingga mencapai 80,33 % di Tahun 2014. WHO menetapkan standar angka keberhasilan pengobatan sebesar 85%, dengan demikian Kota Batu masih belum mencapai standar tersebut.
Hal ini dikarenakan banyak pasien yang drop out saat
pengobatan. Maka untuk selanjutnya perlu peningkatan peran aktif tenaga kesehatan dalam menjalankan proses komunikasi, informasi dan edukasi kepada pasien TB Paru dan keluarganya serta meningkatkan peran PMO dalam rangka meningkatkan angka keberhasilan pengobatan.
b. HIV/AIDS HIV / AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang system kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
18
tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada si masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing (VCT), sero survey, dan Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) Data dari Direktorat Jenderal PP & PL Kementerian Kesehatan RI menyebutkan jumlah kasus baru HIV positif pada tahun 2013 sebesar 29.037 kasus mengalami peningkatan sebesar 35% dari tahun 2012 yang hanya 21.511 kasus. Proporsi kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 30-39 tahun (26,0%), disusul kelompok umur 20-29 tahun (25,3%) dan kelompok umur 40-49 tahun (11,6%). Pada tahun 2012, Propinsi Jawa Timur berada pada urutan ketiga propinsi dengan jumlah HIV tertinggi di Indonesia. Untuk wilayah Kota Batu, perkembangan penyakit HIV/AIDS berjalan seiring dengan peningkatan mobilitas penduduk dan ditunjang dengan wilayah Kota Batu sebagai daerah wisata. Secara kumulatif sejak tahun 2003 sampai dengan 2014 di wilayah Kota Batu tercatat 140 kasus HIV/AIDS. Dari jumlah tersebut, seluruh penderita telah mendapatkan penanganan medis. Jumlah kasus ini bisa jadi belum dapat menggambarkan kondisi sebenarnya di masyarakat, hal ini dikarenakan keterbatasan data yang ada. Selain itu, akses ke kelompok beresiko tinggi juga tidak mudah dilakukan sehingga upaya pencegahan, pengendalian maupun pengobatan tidak mudah dilakukan. Penemuan kasus HIV / AIDS di Kota Batu per tahun selama lima tahun terakhir dapat diamati pada grafik berikut :
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
19
Gambar 3.5 Penemuan & Penanganan Kasus HIV/ AIDS di Kota Batu Tahun 2010-2014
23 20
25
23
25
20 15 9
2010
2011
9
2012
Jml Penderita
15
2013
Jml Penderita Ditangani
2014
Poly. (Jml Penderita)
Gambar 3. 6 Jumlah Penemuan Kasus HIV, AIDS dan Jumlah Kematian Tahun 2010-2014 30 25
23
25
25
20 20 15
12
11
15
13 9
10
6
11 8 4
5
5
4
0 2010
2011 HIV + AIDS
2012 AIDS
2013
2014
MATI
Data pada grafik diatas menunjukkan peningkatan secara signifikan jumlah penderita HIV/ AIDS di wilayah Kota Batu selama tujuh tahun terakhir dan mengalami sempat mengalami penurunan pada tahun 2012 lalu meningkat kembali di tahun 2013 dan semakin meningkat pada tahun 2014. Data penemuan kasus tersebut berasal dari laporan surveilans aktif rumah sakit. Pelan namun pasti, masalah ini akan terus bergulir, kecuali dilakukan langkah pencegahan yang tepat. Karena permasalahan pokok penyebaran
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
20
penyakit ini ada pada perilaku yang tidak sehat, maka sekali lagi program promosi kesehatan menjadi ujung tombak penyampaian informasi dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih positif.
c. Pneumonia Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan kuman pneumococcus, staphylococcus, streptococcus dan virus. Gejala penyakit pneumonia yaitu menggigil, demam, sakit kepala, batuk, mengeluarkan dahak dan sesak nafas. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak – anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Deteksi kasus dan pengobatan sedini mungkin mengurangi kasus yang harus dirujuk, menghemat waktu dan biaya keluarga. Selain itu perlu dilaksanakan
tatalaksana
standar
yang
mengajarkan
agar
tenaga
kesehatan memfokuskan perhatian pada pernafasan anak dan bukan pada keparahan batuknya maupun ada tidaknya demam. Penatalaksanaan standar pada pneumonia bisa mencegah 40% dari kematian pneumonia. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini yaitu dengan meningkatkan penemuan pneumonia pada balita. Perkiraan kasus pneumonia pada balita di suatu wilayah sebesar 10% dari jumlah balita di wilayah tersebut. Untuk cakupan penemuan pneumonia balita mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
21
Gambar 3.7 Data Temuan Kasus Pneumonia Balita di Kota Batu Tahun 2011 - 2014 300 262 250 200
170
150 100
79
50 10 0 2011
2012
2013
2014
jumlah kasus pneumonia
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan penemuan kasus yang signifikan dari 10 kasus di tahun 2011, 79 kasus di tahun 2012, 170 kasus di 2013 hingga 262 kasus di tahun 2014. Namun angka ini masih 16,4% dari target sebesar 1.599. Peningkatan temuan kasus pneumonia dari tahun ke tahun ini menandakan bahwa petugas kesehatan sudah mulai melaksanakan tatalaksana standar pneumonia dengan baik. Hal ini turut didukung oleh terpenuhinya kebutuhan logistik (ARI timer) sebagai salah satu alat untuk mendiagnosa pneumonia. Untuk lebih meningkatkan temuan kasus agar dapat memenuhi target pada tahun
mendatang,
perlu
dilakukan
monitoring
dan
evaluasi
yang
berkesinambungan serta refreshing teknis pada petugas di poli rawat jalan dan poli rawat inap Puskesmas dan peningkatan kerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan swasta yang juga melakukan kontak dengan pasien pneumonia.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
22
d. Kusta Penyakit Kusta disebut juga sebagai penyakit Lepra atau penyakit Hansen disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini mengalami proses pembelahan cukup lama antara 2 – 3 minggu. Daya tahan hidup kuman kusta mencapai 9 hari di luar tubuh manusia. Kuman kusta memiliki masa inkubasi 2 – 5 tahun bahkan juga dapat memakan waktu lebih dari 5 tahun. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata. Penemuan penderita baru pada Tahun 2013 di Jawa Timur adalah 4.132 orang. Dari angka tersebut, sebanyak 61 % nya berjenis kelamin laki – laki. Persebaran penyakit kusta di Jawa Timur terfokus pada daerah pantai utara pulau Jawa dan Madura. Begitu juga untuk penemuan kasus baru Kusta cenderung pada kabupaten / kota di pesisir utara pulau Jawa dan Madura. Kota Batu sendiri sangat sedikit menyumbangkan kasus kusta baru. Pada tahun 2012, tidak ditemukan penderita kusta baru. Tahun 2013 ditemukan 1 kasus baru Kusta MB dan pada tahun 2014 ini tidak ditemukan kasus kusta baru. III.2.3. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) a. Campak Campak adalah penyakit yang disebabkan virus Morbili, yang disebarkan melalui droplet bersin / batuk dari penderita. Gejala awal dari penyakit ini adalah
demam,
bercak
kemerahan,
batuk
–
pilek,
mata
merah
(conjunctivitis) yang kemudian menimbulkan ruam di seluruh tubuh. Kasus campak di wilayah Kota Batu tahun 2011 sebanyak 43 kasus dengan distribusi 24 kasus di kecamatan Batu, 2 kasus diwilayah kecamatan Bumiaji dan 17 kasus di kecamatan Junrejo. Pada tahun 2012 jumlah kasus campak sudah mulai menurun sebanyak 26 kasus , dengan distribusi 15 kasus di kecamatan Batu, 3 kasus di kecamatan Bumiaji dan 8 kasus di kecamatan Junrejo. Pada tahun 2013 jumlah kasus campak mulai terjadi peningkatan sebanyak 43 kasus sama dengan tahun 2011 dengan distribusi 18 kasus di kecamatan Batu, 3 kasus diwilayah kecamatan Bumiaji dan 22 kasus di kecamatan Junrejo. Tahun 2014 mulai ada
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
23
penurunan kasus campak sebanyak 39 dengan distribusi di kecamatan Batu sebanyak 18 kasus, kecamatan Bumiaji 1 kasus dan kecamatan Junrejo sebanyak 20 kasus. Kasus campak selama empat tahun berturutturut mulai tahun 2011 sampai 2014 dapat diamati pada gambar berikut ; Gambar 3.8 Kasus Campak di Wilayah Kota Batu Tahun 2011 - 2014 50 45
43
43
40
39
35 30 26
25 20 15 10 5 0 2011
2012
2013
2014
Dari grafik diatas dapat dilihat pada Tahun 2013 kasus campak mengalami peningkatan menjadi 43 kasus dimana capaian UCI pada tahun tersebut hanya sebesar 79,16%. Sedangkan pada tahun 2014 terjadi penurunan kasus campak dimana UCI pada Tahun 2014 adalah sebesar 87,50%.
Pelaksanaan Out Break Respon Imunization (ORI) di Desa Bumiaji
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
24
b. Difteri Difteri merupakan kasus “re-emerging disease” di Jawa Timur karena kasus Difteri sebenarnya sudah menurun di tahun 1985, namun kembali meningkat di tahun 2005 saat terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kabupaten Bangkalan. Sejak saat itulah, penyebaran difteri semakin meluas dan mencapai puncaknya pada tahun 2012 sebanyak 955 kasus dengan 37 kematian. Upaya yang dilakukan untuk menekan kasus difteri adalah dengan melakukan
imunisasi
dasar
pada
bayi
dengan
vaksin
Difteri-
Pertusis_tetanus dan Hepatitis B (DPT-HB). Vaksin tersebut diberikan 3 (tiga) kali yaitu pada umur 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Selain itu, karena terjadi lonjakan kasus pada umur anak sekolah maka imunisasi tambahan Tetanus Difteri (TD) juga diberikan pada anak Sekolah Dasar (SD) dan sederajat kelas 4-6 serta Sekolah menengah Pertama (SMP). Kasus difteri selama empat tahun berturut-turut mulai tahun 2011 sampai 2014 di Kota Batu dapat diamati pada gambar berikut ;
Gambar 3.9 Kasus Difteri di Wilayah Kota Batu Tahun 2011 - 2014 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
16 11
9
3 2011
2012
2013
2014
Kasus Difteri
Kasus Difteri di Kota Batu mengalami lonjakan pada tahun 2012 hingga mencapai 16 kasus. Pada tahun 2013 kasus difteri mengalami penurunan yang cukup signifikan menjadi 3 kasus. Angka kejadian difteri kembali naik menjadi 9 kasus di tahun 2014. Melihat keadaan ini, upaya penanganan yang tepat dan cepat tentunya sangat diperlukan agar KLB difteri dapat
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
25
segera diatasi. Pembenahan dan peningkatan kualitas program imunisasi juga menjadi faktor kunci untuk keberhasilan penanganan KLB difteri diantaranya
melakukan kegiatan
ORI ( Out Break Respon Imunisasi )
untuk mencegah terjadinya penyebaran kasus Diptheri baru.
c. Acute Flacid Paralysis (AFP) Non Polio AFP merupakan kondis abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas kemudian berakibat pada kelumpuhan. Sedangkan Non Polio AFP adalah kasus lumpuh layuh akut yang diduga kasus Polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan kasus Polio. AFP Rate Non Polio dihitung berdasarkan per 100.000 penduduk/populasi anak usia < 15 tahun. Di tahun 2013, angka AFP Rate Non Polio Jawa Timur sebesar 2,46 ( atau 222 kasus). Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 2,64 ( atau 240 kasus ). Angka AFP Rate pada tahun 2013 ini telah mencapai target nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI sebesar minimal 2/100.000. Target kasus AFP di Kota Batu sebanyak 2 ( ditetapkan oleh propinsi), Pada tahun 2014 telah ditemukan sebanyak 2 kasus AFP, sehingga AFP rate Kota Batu sebesar 4,26 dan telah memenuhi target yang ditetapkan. Jumlah penemuan kasus AFP selama tahun 2011 – 2014 dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
26
Gambar 3.10 Jumlah Temuan Kasus AFP < 15 tahun di Kota Batu Tahun 2011 - 2014 2.5
2
2
2
1.5
1
1
1
0.5 0 2011
2012
2013
2014
AFP < 15 tahun
III.2.4. Penyakit Potensial KLB a. Demam Berdarah Dengue Penyakit demam berdarah dengue ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Pada penyakit ini demam terjadi secara akut. Demam biasanya berlangsung selama 3 – 5 hari (jarang lebih dari 7 hari dan kadang-kadang bifasik), disertai dengan sakit kepala berat, mialgia, artralgia, sakit retro orbital, tidak nafsu makan, gangguan gastro intestinal dan timbul ruam. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2013, jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 112.511 kasus dengan jumlah kematian 871 orang ( Incidence rate / Angka kesakitan = 45,85 per 100.000 penduduk dan CFR / angka kematian = 0,77%). Target Renstra Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan DBD tahun 2013 sebesar ≤ 52 per 100.000 penduduk, dengan demikian Indonesia telah mencapai target Renstra 2013. Angka kesakitan DBD di Propinsi Jawa Timur pada tahun 2013 adalah 39 per 100.000 penduduk. Angka ini masih di bawah target 52 per 100.000
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
27
penduduk. Untuk Kota Batu, perkembangan kasus penyakit Demam Berdarah Dengue dapat dilihat dalam grafik berikut ini.
Gambar 3.11 Jumlah Kasus DBD di Kota Batu Tahun 2010 - 2014
300
250 200 150 100 50 0 2010
2011
2012
2013
2014
Kasus DBD
Dalam satu dasawarsa terakhir, kasus demam berdarah di Kota Batu tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 282 kasus, lalu terjadi penurunan signifikan di tahun 2011 dan diikuti tahun 2012 hanya terjadi 17 kasus. Dibanding tahun 2012 yang hanya 17 kasus, DBD tahun 2013 mengalami peningkatan yang signifikan menjadi140 kasus kemudian turun menjadi 65 kasus pada tahun 2014. Apabila merujuk pada Angka Bebas Jentik yang tinggi yaitu 96,7%, bisa diindikasikan kasus-kasus yang ditemukan bersifat import atau didapat dari luar wilayah kota Batu. Hal ini erat kaitannya dengan status Kota Batu sebagai Kota tujuan wisata dimana meningkatnya mobilitas warga, kemudahan transportasi, dan keadaan iklim yang tidak menentu menjadi faktor pendukung peningkatan kasus DBD. Disamping fogging yang dilakukan saat terjadi KLB, PSN tetap menjadi pilihan utama untuk mencegah dan membatasi perkembangan kasus DBD.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
28
Pemberantasan Sarang Nyamuk di Desa Bulukerto
b. Diare Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, Diare merupakan penyebab kematian nomor empat (13,2%) pada semua umur dalam kelompok penyakit menular dan merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi post neonatal (31,4%) dan pada anak balita (25,2%). Oleh karena itu, diare yang menyerang bayi dan balita patut diwaspadai dan apabila telah terjadi perlu segera dilakukan tindakan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi yang berakibat kematian. Di Jawa Timur cakupan pelayanan penyakit diare dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir cenderung meningkat dimana pada tahun 2013 mencapai 118,39%. Hal ini terjadi karena penurunan angka morbiditas dari tahun 2012 yang sebesar 411/1.000 penduduk menjadi 214/1.000 penduduk pada tahun 2013. Data kasus diare yang ditangani di wilayah Kota Batu dapat diamati pada diagram berikut :
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
29
Gambar 3.12 Kasus Diare yang Ditangani di Kota Batu Tahun 2011 – 2014 7000 6000
6375 4707
5000
4521 4004
4000 3000 2000 1000 0 Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Kasus diare ditangani
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa kasus diare yang ditangani cenderung menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 jumlah target penemuan yang ditetapkan yaitu 10 % dari angka kesakitan (214/1.000 penduduk) sebesar 4.261 kasus. Dari target penemuan tersebut kasus diare yang ditangani sebanyak 4.004 kasus (94%). Cakupan ini mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2013 yang mencapai 107,27%. Penurunan angka kesakitan diare dapat diupayakan dengan kegiatan berkesinambungan
seperti memberikan pendidikan dan informasi atau
penyuluhan dari berbagai sumber media. Keterlibatan kader juga mendukung
dalam
pelayanan
penderita
diare,
terutama
untuk
meningkatkan penggunaan rehidrasi oral, yakni Oralit maupun cairan rumah tangga. Di sarana kesehatan, upaya pelayanan penderita Diare bagi balita adalah dengan pemberian tablet Zinc sesuai umur selama 10 hari berturut – turut di samping pemberian oralit. Tata laksana penderita diare yang tepat di tingkat rumah tangga diharapkan dapat mencegah terjadinya dehidrasi berat yang bisa berakibat kematian.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
30
III.2.5. Penyakit Tidak Menular Indonesia pada saat ini menghadapi pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (PTM). Prevalensi beberapa PTM utama meningkat, sementara penyakit menular masih tinggi, lebih diperparah lagi oleh munculnya penyakit baru dan penyakit lama yang muncul kembali. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa dari 10 besar penyebab kematian di Indonesia, enam diantaranya tergolong PTM. Stroke merupakan
penyebab kematian tertinggi 15,4%, disusul
Tuberkulosis 7,5%, hipertensi 6,8%, cedera 6,5%, perinatal 6,0%, diabetes melitus 5,7%, tumor 5,7%, penyakit hati 5,2%, penyakit jantung iskemik 5,1%, dan penyakit saluran nafas bawah 5,1%. Sejalan dengan perkembangan perekonomian dan layanan kesehatan di Indonesia, terjadi pula perubahan demografis - struktur umur penduduk Indonesia bergerak ke arah struktur penduduk yang semakin menua (ageing population). Perubahan ini ikut berperan terhadap pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi), penyakit menular cenderung menurun sedangkan PTM cenderung meningkat. Untuk menghadapi perubahan pola penyakit ini, diperlukan perubahan strategi pelayanan kesehatan. Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan terdepan perlu direvitalisasi, agar mampu memberikan kontribusi besar dalam upaya pengendalian PTM. Dibutuhkan komitmen yang tinggi dari semua pihak untuk meningkatkan kualitas pelayanan puskesmas. Jejaring yang efektif dan efisien perlu diciptakan, kuantitas dan kualitas sumber daya manusia hendaknya ditingkatkan,
tersedianya
standar
pelayanan
minimum
(SPM)
yang
komprehensif (holistik) dan sarana/prasarana diagnostik, serta pengobatan sesuai SPM, juga didukung oleh sistem informasi yang memadai. Puskesmas mempunyai 3 fungsi utama yaitu sebagai : 1) pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, 2) pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan, 3) pusat pelayanan kesehatan primer. Dari penjelasan fungsi puskesmas ini, jelaslah bahwa puskesmas bukan saja berperan menjalankan teknis medis, tetapi juga mengorganisasikan modal sosial yang ada di masyarakat, agar terlibat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri, sehingga pelayanan yang dilaksanakan oleh
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
31
puskesmas dapat memberikan hasil yang lebih baik karena mampu menjangkau masyarakat luas dengan biaya lebih rendah. Dalam rangka penyelenggaraan pengendalian PTM, puskesmas melakukan
upaya
pencegahan penyakit melalui kegiatan primer, sekunder dan tertier Pencegahan Primer adalah segala kegiatan yang dapat menghentikan atau mengurangi faktor risiko kejadian penyakit sebelum penyakit tersebut terjadi. Pencegahan primer dapat dilaksanakan di puskesmas, melalui berbagai upaya meliputi: promosi PTM untuk meningkatkan kesadaran serta edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengendalian PTM. Promosi PTM dapat dilaksanakan melalui berbagai upaya, contohnya : kampanye pengendalian PTM pada hari-hari besar PTM (Hari Kanker Sedunia, Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Hari Diabetes Sedunia, Pekan Keselematan di Jalan, dan lain-lain). Pencegahan Sekunder lebih ditujukan pada kegiatan deteksi dini untuk menemukan penyakit. Bila ditemukan kasus, maka dapat dilakukan pengobatan dini agar penyakit tersebut tidak menjadi parah. Pencegahan sekunder dapat dilaksanakan melalui skrining /uji tapis dan deteksi dini Pencegahan
Tertier
adalah
suatu
kegiatan
difokuskan
kepada
mempertahankan kualitas hidup penderita yang telah mengalami penyakit yang cukup berat yaitu dengan cara rehabilitasi dan paliatif. Pencegahan tertier merupakan upaya yang dilaksanakan pada penderita sesegera mungkin agar terhindar dari komplikasi yang lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang lama ketahanan hidup. Pencegahan tertier dapat dilaksanakan melalui tindak lanjut dini dan tata laksana kasus termasuk penanganan respon cepat menjadi hal yang utama agar kecacatan dan kematian dini akibat penyakit tidak menular dapat tercegah dengan baik. Kota Batu sendiri mulai mengembangkan kegiatan Posbindu PTM sejak Tahun 2013. Posbindu PTM adalah kegiatan pembinaan terpadu untuk mengendalikan faktor risiko PTM dan merupakan bentuk kemandirian masyarakat dalam mendeteksi dan memonitor faktor risiko PTM secara rutin. Petugas puskesmas melakukan pengawasan melalui kegiatan monitoring program. Data di tahun 2014 ini tercatat 6.790 pasien menderita hipertensi yang berarti 4,46 % dari seluruh penduduk berusia > 15 tahun. Untuk kasus obesitas, dari
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
32
860 orang yang diperiksa di posbindu, terdapat 68 orang (7,90%) yang menderita obesitas. Deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA dan kanker payudara dengan pemeriksaan klinis (CBE) pada 114 perempuan usia 30 – 50 tahun berhasil menjaring 30 orang (26,32%) yang IVA positif dan 3 orang (2,63%) dengan tumor / benjolan.
III.3. Status Gizi Masyarakat Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara lain Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Status gizi balita, anemia gizi besi pada ibu dan pekerja wanita, serta Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).Status gizi balita merupakan salah satu indikator MDGs yang perlu mendapatkan perhatian dan akan banyak dibahas (di samping BBLR) pada sub bagian berikut ini. . III.3.1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Angka kejadian BBLR di Indonesia sangat bervariasi. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007, secara keseluruhan prevalensi BBLR di Indonesia sebesar 11.5%. Dari Profil Kesehatan jawa Timur tahun 2013, diketahui bahwa jumlah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Jawa Timur mencapai 21.565 bayi. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 sebesar 19.712 bayi.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
33
Jumlah kasus BBLR di Kota Batu dari tahun ke tahun kecenderungannya meningkat. Pada tahun tahun 2011 jumlah kasus BBLR 67 kasus, tahun 2012 jumlah kasus BBLR 96 kasus, tahun 2013 jumlah kasus BBLR 135 kasus dan mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi 96 kasus. Berikut ini adalah tabel perkembangan kasus BBLR di Kota Batu selama empat tahun terakhir. Gambar 3.13 Jumlah Kasus BBLR di Kota Batu Tahun 2011 - 2014 135 96
96
67
Jumlah Kasus BBLR 2011
2012
2013
2014
Grafik menunjukkan bahwa kasus BBLR di Kota Batu terus meningkat setiap tahunnya dan mengalami sedikit penurunan pada tahun 2014. Keadaan ini dapat diakibatkan oleh faktor gizi ibu seperti Kekurangan Energi Kalori / KEK dan
anemia
serta
faktor
resiko
pada
ibu
hamil
seperti
gemeli,
Preeklamsia/eklamsia, Primimuda dan Grandemulti. Selain itu, kejadian BBLR juga dapat terjadi karena pencemaran pestisida di tanah dan air serta produk pertanian yang ada di wilayah Kota Batu. Upaya yang dapat dilakukan untuk menangani kasus BBLR diantaranya : Penyuluhan pada ibu hamil Pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil (Susu Ibu Hamil) Pemberian tablet besi (FE) untuk ibu hamil Pemeriksaan pada ibu hamil Kelas ibu hamil Pelayanan KB nifas Kerjasama lintas sektor untuk meningkatkan usia perkawinan Pelatihan penanganan kasus BBLR untuk petugas kesehatan Pengendalian pencemaran lingkungan
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
34
III.3.2. Balita Bawah Garis Merah Balita yang berat badannya berada di bawah garis merah (BGM) pada tahun 2014 tercatat sejumlah 66 balita atau 0,6% dari seluruh balita yang ditimbang. Gambarannya dapat diamati pada grafik berikut :
120 100
Gambar 3.14 Jumlah Balita BGM di Wilayah Kota Batu Tahun 2011- 2013 97 83 74
80
66
60 40 20 0 Balita BGM
2011
2012
2013
2014
97
83
74
66
Balita BGM (Bawah Garis Merah) adalah balita dengan berat badan menurut umur berada pada dan dibawah garis merah pada KMS (Kartu Menuju Sehat). Mulai tahun 2010 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menetapkan bahwa balita BGM tidak boleh lebih dari 5% (< 5%). Pencapaian BGM/D di Kota Batu selama 3 tahun terakhir masih berada di bawah standar tersebut. Keberhasilan menekan angka BGM salah satunya dikarenakan masifnya upaya penyuluhan baik itu individu maupun kelompok terhadap ibu hamil (mendukung Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan) untuk pencegahan dini dengan memberikan pengetahuan tentang makanan yang sehat, bergizi dan seimbang bagi ibu hamil agar dapat melahirkan bayi yang sehat dan cukup bulan, sehingga penambahan berat badan bayi sesuai dengan kenaikan berat badan minimal berbanding umurnya dan disertai program pemberian MP – ASI bagi balita, terutama balita BGM keluarga miskin yang didanai dari APBD Kota Batu.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
35
III.3.3. Kasus Gizi Buruk Kasus gizi buruk dapat diperoleh dari indikator berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Data tersebut diperoleh dari laporan masyarakat, kader Posyandu atau kasus-kasus yang langsung dibawa ke tempat – tempat pelayanan kesehatan yang ada seperti Puskesmas dan Rumah Sakit. Gambar 3.15 Jumlah Balita Gizi Buruk di Wilayah Kota Batu Tahun 2012 - 2014
17 20
12 10
15 10 5 0 Jumlah Kasus Gizi Buruk 2012
2013
2014
Sejak tahun 2012 hingga tahun 2014, jumlah kasus gizi buruk di Jawa timur terus menurun, yaitu dari tahun 2012 sebanyak 17 kasus, tahun 2013 ditemukan 12 kasus hingga pada tahun 2014 menjadi 10 kasus.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
36
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk
memelihara
dan
meningkatkan
kesehatan
serta
mencegah
dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa dan pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan. Sedangkan, upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Puskesmas adalah unit pelayanan strata satu yang menjalankan pelayanan kesehatan primer atau dasar dimana terjadi kontak pertama antara masyarakat dengan tenaga kesehatan.
IV.1. Pelayanan Kesehatan Dasar Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Pada uraian berikut dijelaskan jenis pelayanan kesehatan dasar yang diselenggarakan di sarana pelayanan kesehatan.
IV.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Undang-Undang Kesehatan Nomor 36/2009 mengamanatkan bahwa upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
37
ibu sebagai salah satu indikator Renstra dan MDGs. Upaya kesehatan ibu sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi diantaranya adalah sebagai berikut : A.
Pelayanan Antenatal ( K1 dan K4) Pelayanan
antenatal
adalah
pelayanan
kesehatan
oleh
tenaga
kesehatan profesional baik itu dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, maupun bidan kepada ibu hamil selama masa kehamilanya sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang ada. Titik berat kegiatan ini adalah upaya preventif dan promotif sedangkan hasilnya dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4 (Wiyono, 1997). Cakupan
K1
atau
disebut
juga
akses
pelayanan
ibu
hamil,
menggambarkan besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama/ kontak pertama dengan tenaga kesehatan/ fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat. Sedangkan cakupan K4 adalah besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar minimal empat kali kunjungan selama masa kehamilannya dengan distribusi satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Kunjungan ibu hamil dikatakan telah memenuhi standar apabila telah mencakup pelayanan timbang badan & ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur lingkar lengan atas, skrining status imunisasi tetanus & pemberian vaksin tetanus toksoid, ukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet zat besi, komunikasi interpersonal & konseling, serta tes laboratorium sederhana. Berikut ini adalah grafik kunjungan K1 dan K4 Ibu Hamil selama kurun waktu lima tahun terakhir di Kota Batu.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
38
Gambar 4.1 Persentase Pencapaian Kunjungan K1 dan K4 Ibu Hamil di Kota Batu Tahun 2010 - 2014
2010
2011
2012
2013
2014
K1
98.08
96.6
81
97.22
97
K4
95.83
89.9
74.87
90.21
93.5
Terjadi kenaikan K4 di tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013. Namun adanya kesenjangan antara kunjungan K1 dan K4 masih perlu mendapat perhatian. Hal ini menandakan masih ada drop out pelayanan ANC atau ibu hamil yang tidak terpantau kondisi kehamilannya sesuai standar oleh tenaga kesehatan. Tidak terpantaunya kondisi kehamilan akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi maupun kematian maternal. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pemeriksaan kehamilan K4 adalah tingkat pendidikan, jenis pekerjaan ibu, serta tingkat sosial ekonomi.
Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Sisir
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
39
B.
Pertolongan Persalinan oleh Nakes Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan salah satu dari enam indikator pemantauan program KIA. Dengan indikator ini dapat diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan sekaligus menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam menangani persalinan secara profesional. Adapun pertolongan persalinan sendiri adalah tindakan yang dilakukan oleh bidan/ tenaga kesehatan lain dengan kompetensi sesuai dalam proses lahirnya janin dari kandungan yang dimulai dari tanda-tanda lahirnya bayi, pemotongan tali pusat sampai keluarnya placenta. Pertolongan persalinan dengan bantuan tenaga kesehatan terlatih merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menurunkan AKI di Indonesia. Capaian cakupan Linakes untuk Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013 mencapai 92,04%.
Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan
capain tahun 2012 sebesar 89,14%. Pada tahun 2013 target untuk program ini adalah 94%. Dengan kondisi ini angka cakupan Propinsi jawa Timur masih belum mencapai target. Data dari bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Batu menyebutkan pada tahun 2014 terdapat 3.379 sasaran ibu bersalin. Dari jumlah tersebut, yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 3.222 atau 95,4%. Trend cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dari tahun 2010 sampai 2014 dapat diamati pada grafik berikut;
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
40
Gambar 4.2 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Kota Batu Tahun 2010 - 2014 120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00
Linakes
2010
2011
2012
2013
2014
97.87
94.6
81.29
95.53
95.4
Dari grafik tersebut terlihat bahwa pada tahun 2014 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kota Batu mengalami sedikit penurunan dari 95,53% di tahun 2013 menjadi 95,4% di tahun 2014 C.
Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK). Perhitungan jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama dihitung berdasarkan angka estimasi 20% dari total sasaran ibu hamil di satu wilayah pada kurun waktu yang sama. Komplikasi dalam kehamilan diantaranya : abortus, hiperemesis gravidarum, perdarahan per vaginam,
hipertensi dalam kehamilan
(preeklamsia, eklamsia), kehamilan lewat waktu, ketuban pecah dini. Komplikasi dalam persalinan diantaranya : kelainan letak/presentasi janin, partus macet/ distosia, hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia eklampsia), Infeksi berat/ sepsis, kontraksi dini/persalinan premature, kehamilan ganda. Komplikasi dalam nifas : hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), Infeksi nifas, pendarahan nifas.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
41
Grafik cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Kota Batu dapat dilihat pada grafik berikut ini. Gambar 4.3 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Tahun 2012 - 2014
79.66
88.3
66.92 100 80 60 40 20 0 Kota Batu 2012
2013
2014
Jumlah sasaran ibu hamil di Kota Batu pada tahun 2014 adalah sebanyak 3.540 orang dimana 20 persennya atau 708 ibu hamil adalah ibu hamil dengan komplikasi. Dari sasaran 708 tersebut, jumlah ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani adalah 625 orang atau sebesar 88,3% naik dari capaian tahun 2013 sebesar 79,66%.
D.
Pelayanan Nifas Masa nifas adalah masa 6-8 minggu setelah persalinan dimana organ reproduksi mengalami pemulihan untuk kembali normal. Akan tetapi, pada umumnya, organ-organ reproduksi akan kembali normal dalam waktu tiga bulan pasca persalinan. Dalam masa nifas, ibu diharuskan memperoleh pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan kondisi umum, pemeriksaan kondisi payudara dan puting, pemeriksaan dinding perut, perineum, kandung kemih dan rectum, secret yang keluar serta organ kandungan. Selain itu bagi ibu nifas dilakukan konseling untuk pelayanan KB pasca kehamilan serta pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 x 24 jam. Perawatan nifas yang tepat akan memperkecil resiko kelainan atau bahkan kematian pada ibu nifas.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
42
Gambar 4.4 Pelayanan Nifas di Kota Batu Tahun 2011-2014
95.1
92.9
91.45
2011 2012 2013
80.4
2014
Kota Batu
Di wilayah Kota Batu, pada tahun 2014 terdapat 3.379 sasaran ibu nifas. Dari jumlah tersebut sebanyak 3.212 orang atau 95,1% mendapatkan pelayanan nifas. Cakupan pelayanan nifas ini meningkat dari tahun 2013 yang tercatat sebesar 91,45%.
E.
Pelayanan Kesehatan Neonatus Neonatus atau bayi sampai dengan usia 28 hari merupakan kelompok umur
yang
paling
rentan
terkena
gangguan
kesehatan.
Untuk
meminimalkan resiko kesakitan dan kematian bayi pada usia tersebut dilakukan
kunjungan
pelaksanaan
neonatus
pelayanan
oleh
kesehatan
tenaga pada
kesehatan.
neonatus,
Dalam
disamping
melakukan pemeriksaan kesehatan bayi, dilakukan juga konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan kesehatan neonatus meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar, pemberian vitamin K, manajemen terpadu balita muda serta penyuluhan perawatan neonatus di rumah dengan menggunakan buku KIA. Sejak tahun 2008 terjadi perubahan kebijakan waktu pelaksanaan kunjungan neonatus, dari yang semula sebanyak minimal dua kali menjadi tiga kali. Istilah yang dipergunakan juga tidak lagi KN1 dan KN2 melainkan KN lengkap. Angka yang diperoleh dari kunjungan neonatus dapat digunakan untuk mengetahui jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan neonatus.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
43
Data pencapaian KN yang diperoleh dari seksi KIA Dinkes Kota Batu selama lima tahun terakhir dapat dilihat dalam diagram berikut ini.
Gambar 4.5 Cakupan Kunjungan Neonatus di Kota Batu Tahun 2010-2014
2010
2011
2012
2013
2014
KUNJUNGAN NEONATUS
3022
2877
2759
3131
3080
JML BAYI
3118
3118
3185
3164
3148
KUNJUNGAN NEONATUS JML BAYI Poly. (KUNJUNGAN NEONATUS)
Dari diagram diatas terlihat bahwa pencapaian KN lengkap pada tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013.
Dari
3.148 jumlah bayi, yang mendapat pelayanan kunjungan neonatal lengkap sebanyak 3080 (97,8%), turun dari capaian tahun 2013 sebesar 98,95%..
F.
Pelayanan Kesehatan Bayi Pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, 1 kali pada umur 6-8 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, Campak), pemantauan pertumbuhan, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), pemberian vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan, penyuluhan pemberian ASI eksklusif
dan Makanan Pendamping ASI
(MP ASI). Trend cakupan pelayanan kesehatan bayi selama lima tahun terakhir di Kota Batu dapat diamati pada grafik berikut.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
44
Gambar 4.6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Kota Batu Tahun 20102014 3150 3100 3050 3000 2950 2900 2850 2800 2750 2700 2650 2600 Kunjungan Bayi
2010
2011
2012
2013
2014
3086
2803
2786
2889
3052
Data yang dimiliki di tingkat Kota menyebutkan pada tahun 2014 terdapat 3148 sasaran bayi. Dari jumlah tersebut, yang mendapatkan pelayanan kesehatan bayi sebanyak 3052 bayi atau 97%. Cakupan pelayanan kesehatan bayi ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 91,31%.
IV.1.2 Pelayanan Kesehatan Anak Balita Anak balita adalah anak umur 12-59 bulan. Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan bagi anak umur 12 - 59 bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, dan pemberian vitamin A 2 x setahun.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
45
Gambar 4.7 Cakupan Anak Balita yang Memperoleh Pelayanan Tahun 2011 - 2014 86.55
88.9 2011
82.8
2012 78.05
2013 2014
Kota Batu
Jumlah anak balita yang ada di Kota Batu pada tahun 2014 mencapai 12.838 anak. Dari jumlah tersebut, cakupan anak balita yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali pada tahun 2014 sebanyak 11.417 (88,9%), meningkat dari cakupan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 86,55%. IV.1.3 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Pelayanan Kesehatan ( penjaringan ) siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter kecil) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan penjaringan kesehatn siswa SD dan setingkat pada tahun 2013 mencapai 100%. Hasil pemeriksaan selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut ;
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
46
Gambar 4.8 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/ MI Kota Batu Tahun 2010 - 2014 5000 4500 4000 3500
3215
3031
2847
3119
3252
3000 2500 2000 1500 1000 500 0
2010
2011 Jumlah Siswa
2012
2013
2014
Siswa SD/MI diperiksa
Dari grafik diatas dapat diamati bahwa cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD/ MI di Kota Batu pada tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkan dengan capaian pada tahun 2012 yaitu sebesar 3252 siswa.
IV.I.4 Pelayanan Keluarga Berencana Pada tahun 2014, jumlah pasangan usia subur di wilayah Kota Batu tercatat sebanyak 40.201 orang. Dari jumlah PUS tersebut, peserta KB baru tercatat sebanyak 2.455 orang (6,1%) dan peserta KB aktif sejumlah 26.819 orang (66,7%) dari seluruh PUS yang ada. Hasil ini masih jauh dari target KB aktif yang ditetapkan sebesar 70% dari PUS. Capaian ini menurun dibandingkan tahun 2014 dimana peserta KB baru sebanyak 8,82 % dan peserta KB aktif sebanyak 67,71%. Perkembangan peserta KB baru dan peserta KB aktif di Kota Batu selama Tahun 2012 – 2014 dapat dilihat pada grafik di bawah ini
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
47
Gambar 4.9 Cakupan Peserta KB aktif dan Peserta KB baru di Kota Batu Tahun 2012 - 2014
90
67.71
80
62.68 66.7
70 60 50 40 30 20 10
8.82 9.18
6.1
0 Tahun 2012
Tahun 2013 Peserta KB baru
Tahun 2014
Peserta KB aktif
IV.I.5 Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila Jumlah penduduk usia lanjut menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan meningkatnya usia harapan hidup serta menjadi tanda membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat. Dilain sisi, peningkatan jumlah penduduk usia lanjut juga berdampak pada perubahan pola penyakit di masyarakat serta perubahan orientasi pelayanan kesehatan. Penyakit degeneratif cenderung terjadi pada penduduk pra usila dan usila. Tanpa diimbangi dengan upaya promotif dan preventif sedari awal, beban sosial yang ditimbulkan maupun biaya yang akan dikeluarkan untuk pelayanan kesehatan akan cukup besar. Upaya promotif dan preventif tersebut salah satunya dilaksanakan melalui posyandu lansia. Selama beberapa tahun ini, pola demografi di wilayah Kota Batu cenderung mengarah pada penduduk berusia muda. Hal ini sejalan dengan rendahnya cakupan peserta KB. Akan tetapi disisi lain, jumlah penduduk lanjut usia juga cenderung meningkat. Hal ini menyebabkan pelayanan kesehatan juga harus diarahkan untuk mempertahankan kualitas hidup penduduk lanjut usia, karena dengan meningkatnya
kualitas hidup
para
lanjut usia maka
beban
ketergantungan dan beban biaya kesehatan yang ditimbulkannya akan makin berkurang.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
48
Jumlah warga lanjut usia dan pra lanjut usia di wilayah Kota Batu pada tahun 2014 tercatat sebesar 54.992 orang dan yang memperoleh pelayanan kesehatan sebanyak 35.860 orang atau 65.21%. Cakupan pelayanan kesehatan untuk usila dan pra usila di wilayah Kota Batu selama lima tahun berturut-turut dapat diamati pada gambar berikut ; Gambar 4.10 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila dan Pra Usila di Kota Batu Tahun 2010-2014
2010
2011
2012
2013
2014
JML PRA USILA DAN USILA
45758
19023
43164
55549
54992
JML DILAYANI KESEHATAN
22909
9132
31421
42701
35860
Grafik cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut pada tahun 2014 mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan cakupan tahun 2013. Namun upaya peningkatan pelayanan pada Lansia terus diupayakan diantaranya dengan adanya Puskesmas Santun Lansia dengan fasilitas yang lebih bersahabat untuk lansia. Puskesmas santun Lansia di Kota Batu saat ini terdapat di Puskesmas Batu dan Puskesmas Sisir.
Gebyar Lansia Dinas Kesehatan Kota Batu
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
49
IV.I.6 Pelayanan Imunisasi Pelayanan imunisasi merupakan bagian dari upaya pencegahan dan pemutusan mata rantai penularan Penyakit - Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Secara nasional kebijakan yang ditempuh antara lain adalah mengupayakan pemerataan jangkauan pelayanan baik terhadap sasaran masyarakat / wilayah, mengupayakan kualitas pelayanan yang bermutu, serta mengupayakan kesinambungan dan keterpaduan program. Indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan program imunisasi secara nasional adalah angka UCI (Universal Child Immunization). Awalnya UCI dijabarkan sebagai tercapainya cakupan imunisasi lengkap minimal 80% untuk tiga jenis antigen yaitu DPT 3, Polio dan campak. Namun dalam perkembangannya,
tidak
hanya
ketiga
jenis
antigen
itu
saja
yang
diperhitungkan tetapi seluruh jenis antigen yaitu BCG, DPT-HB, Polio, campak. Sasaran program imunisasi adalah bayi (0-11 bulan), ibu hamil, Wanita Usia Subur (WUS) dan murid SD kelas 1, 2 dan 3. Sejak tahun 2003, indikator penghitungan UCI sudah mencakup semua jenis antigen. Gambaran pencapaian UCI di wilayah Kota Batu selama lima tahun terakhir adalah sebagai berikut. Gambar 4.11 Pencapaian Desa / Kelurahan UCI di wilayah Kota Batu Tahun 2010 – 2014 120 100
95.8
98.8
87.5
80 79.16
75
60 40 20 0 Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Desa/Kelurahan UCI
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
50
Dari grafik diatas, terlihat bahwa capaian UCI untuk semua jenis antigen di Kota Batu pada tahun 2014 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun
2013. Namun hal ini masih dapat menjadi faktor resiko terjadinya
kasus-kasus PD3I, terbukti dengan kejadian KLB difteri dan campak. Untuk
mengendalikan
penyakit-penyakit
yang
dapat
dicegah
dengan
imunisasi, peningkatan kualitas program imunisasi yang diantaranya berupa peningkatan skill petugas imunisasi, peningkatan kualitas penyimpanan vaksin, sweeping sasaran maupun kampanye intensifikasi program imunisasi perlu terus dilakukan. Selain itu perlu digalang kemitraan dengan penyedia layanan persalinan seperti polindes, bidan praktek swasta, rumah bersalin maupun Rumah Sakit guna mengurangi miss opportunity dalam pemberian imunisasi pada bayi. Kerjasama lintas program juga perlu terus ditingkatkan agar di level pengambil kebijakan sampai pelayanan primer, pelayanan imunisasi terus mendapat perhatian bersama. Tidak kalah penting adalah program komunikasi, informasi dan edukasi terus menerus pada masyarakat agar masyarakat memperoleh pemahaman yang benar mengenai program imunisasi.
IV.I.7 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Program Pelayanan kesehatan gigi dilaksanakan berupa pelayanan klinik di Puskesmas, Upaya kesehatan gigi di Masyarakat dan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah melalui kegiatan UKGS.. Hasil program pelayanan kesehatan gigi dan mulut Kota Batu selama tahun 2011 – 2014 dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
51
Gambar 4.12 Hasil Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Kota Batu Tahun 2011 - 2014 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
1576
1605
1575
1567
1268 1405
1270
1243
2011
2012
2013
2014
Tumpatan gigi tetap
1270
1605
1575
1243
Pencabutan gigi tetap
1576
1567
1405
1268
Dari grafik di atas terlihat penurunan angka tumpatan gigi tetap tahun 2014 sebesar 1243 pasien dibandingkan tahun 2013 sebesar 1575 pasien. Sedangkan angka pencabutan gigi tetap juga mengalami penurunan yakni pada tahun 2013 sebesar 1405 pasien menjadi 1268 pasien pada tahun 2014. Dengan rasio tumpatan gigi tetap terhadap pencabutan gigi tetap pada tahun 2014 sebesar 1,0 %. Sedangkan pemeriksaan gigi terhadap anak SD/MI yang memerlukan tindakan perawatan gigi mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebanyak 4.700 anak menjadi 6.751 anak di tahun 2014. Dengan adanya anak yang memerlukan perawatan di Puskesmas dari hasil kegiatan UKGS, perlu dilakukan rujukan untuk mendapatkan perawatan di Puskesmas. Perkembangan hasil perawatan gigi dibandingkan dengan yang memerlukan perawatan di Kota Batu kurun waktu 2011 sampai dengan tahun 2014 disajikan pada grafik berikut ini.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
52
Gambar 4.13 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat di Kota Batu Tahun 2011 - 2014 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Perlu mendapat perawatan
3,538
5,512
4,700
6751
Mendapat perawatan
2,885
3,990
3,807
4745
Perlu mendapat perawatan
Mendapat perawatan
Dari data yang diperoleh terdapat kenaikan jumlah anak yang perlu perawatan dan
yang
mendapatkan
perawatan.
Namun,
persentase
anak
yang
mendapatkan perawatan turun dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 data yang mendapatkan perawatan sebesar 3.807 anak (81%) terhadap yang memerlukan perawatan sebanyak 4.700 anak, sedangkan untuk tahun 2014 yang mendapatkan perawatan sebesar 4.745 anak (70,2%) terhadap yang perlu perawatan sebesar 6.751 anak. Hal ini disebabkan masih rendahnya tingkat kesadaran orang tua terhadap kesehatan gigi anak dan adanya ketakutan dari anak terhadap alat kesehatan gigi.
IV.I.8 Perbaikan Gizi Masyarakat Masyarakat di Jawa Timur dan di Indonesia pada umumnya masih dihadapkan pada masalah gizi “ganda”, yaitu masalah gizi kurang dalam bentuk : Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kurang Vitamin A (KVA), serta masalah gizi lebih yang erat kaitannya dengan penyakit – penyakit degeneratif. Berbagai upaya perbaikan gizi telah dilakukan di Jawa Timur dalam upaya menanggulangi masalah gizi kurang tersebut, sedangkan untuk masalah gizi lebih, masih dilakukan secara individu.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
53
A. Jumlah Balita Ditimbang Tingkat partisipasi masyarakat atau balita ditimbang (D/S) dapat diketahui dengan membandingkan balita yang ditimbang (D) dengan semua sasaran balita (S) dikalikan 100%. Sasaran balita (S) yang digunakan adalah data Supas dari BPS bukan data riil. Dari laporan yang masuk ke Dinas Kesehatan Kota Batu, pada tahun 2014 terdapat 15.986 balita. Dari jumlah tersebut yang ditimbang di posyandu sebanyak 11.439 balita (71,6%). Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 66,87%. Tingkat partisipasi balita di posyandu Kota Batu mulai tahun 2011 sampai 2014 dapat diamati pada grafik berikut ; Gambar 4.14 Jumlah Balita Ditimbang di Posyandu Kota Batu Tahun 2011 - 2014 18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 2011
2012
2013
2014
Jumlah Balita
15813
16586
16329
15986
Jumlah Balita Ditimbang
11201
10658
10919
11439
Jumlah Balita
Jumlah Balita Ditimbang
Dari tahun ke tahun tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu cenderung stagnan dan walaupun mengalami kenaikan pada tahun 2014, namun belum dapat mencapai target 85%. Hal ini salah satunya dikarenakan banyak ibu balita yang bekerja sehingga balitanya tidak rutin ke posyandu. Selain itu bayi yang telah mendapatkan imunisasi campak enggan untuk datang ke posyandu. Oleh karena itu, perlu peningkatan KIE secara rutin oleh petugas kesehatan di kegiatan posyandu. Petugas gizi dan bidan desa dapat meminta bantuan kader posyandu untuk ikut menggerakkan masyarakat atau memberikan pengumuman pada saat pengajian, arisan, atau pertemuan PKK tingkat RT/RW. Selain itu, balita yang sudah bersekolah di PAUD/PG/TK
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
54
dapat dibawa ke Taman Posyandu agar data timbangnya tercatat di posyandu.
B. Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Bayi dan Balita Untuk distribusi kapsul vitamin A, sasarannya adalah bayi 6-11 bulan, balita dan ibu nifas. Cakupan anak balita yang memperoleh vitamin A sebanyak dua kali setahun (Februari dan Agustus) pada tahun 2014 sebanyak 87,42% dari 12.838 anak balita 1-4 tahun. Hasil ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang pencapaiannya 83,43% dan telah memenuhi target yang ditetapkan yaitu sebesar 85%. Gambaran cakupan anak balita yang memperoleh vitamin A sebanyak 2 kali setahun dalam empat tahun terakhir dapat diamati pada gambar berikut ; Gambar 4.15 Cakupan Anak Balita Mendapatkan Vitamin A di Kota Batu Tahun 2011- 2014 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0
2011
2012
2013
2014
Jumlah Anak Balita
12,695
13,401
13,165
12,838
Anak Balita Dapat Vitamin A
11,440
10,481
10,983
11,223
Jumlah Anak Balita
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
Anak Balita Dapat Vitamin A
55
C. Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi Upaya pencegahan dan penanggulangan Anemia Gizi Besi dilaksanakan melalui pemberian Tablet Tambah darah (TTD) yang diprioritaskan pada ibu hamil, karena prevalensi anemia pada kelompok ini cukup tinggi. Di samping itu, kelompok ibu hamil merupakan kelompok rawan yang sangat berpotensi memberi kontribusi terhadap tingginya Angka Kematian Ibu (AKI). Untuk menanggulangi anemia zat besi pada ibu hamil, dilaksanakan program suplementasi TTD dengan dosis pemberian sehari sebanyak 1 tablet (60mg Elemental Iron dan 0,25mg Asam Folat) berturut-turut minimal 90 hari selama masa kehamilan. Pada tahun 2014 tercatat 3.311 (93,5%) ibu hamil yang memperoleh 90 tablet Fe dari 3.540 sasaran ibu hamil. Hasil program distribusi tablet Fe di Kota Batu selama lima tahun terakhir dapat diamati pada gambar berikut ;
Gambar 4.16 Cakupan Ibu Hamil Mendapatkan 90 Tablet Fe di Kota Batu Tahun 2011 - 2014 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0
2011
2012
2013
2014
Jumlah Bumil
3,429
3,594
3,565
3,540
Bumil Dapat 90 Tablet Fe
3,084
2,705
3,149
3,311
Jumlah Bumil
Bumil Dapat 90 Tablet Fe
Pada tahun 2014 pencapaian pemberian tablet Fe3 mengalami peningkatan yaitu sebesar 93,5% dari capaian tahun 2013 sebesar 90,21%. Hal ini dikarenakan adanya kesadaran ibu hamil untuk periksa secara paripurna yang tujuannya mengetahui ibu hamili tersebut anemia atau tidak.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
56
IV.I.9 Persentase Bayi Usia 0-6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif ASI Eksklusif adalah pemberian hanya Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman lain, kecuali obat, vitamin dan mineral. Bayi dikatakan mendapatkan ASI Eksklusif, jika pada saat survei dilakukan (di Bulan Februari dan Agustus) masih diberi ASI secara eksklusif. Gambar 4.17 Trend Capaian ASI Eksklusif di Kota Batu Tahun 2011 - 2014 90 80 70
75
70
73.87 67
60
80 73.8
68.7 56.27
50 40 30 20 10 0 2011
2012
2013
2014
% Target % Capaian
Pada
tahun
2014
pencapaian
ASI
Eksklusif
mengalami
kenaikan
dibandingkan tahun 2013, yaitu dari 68,7% menjadi 73,8%. Namun capaian pada tahun 2014 ini masih belum mencapai target sebesar 80%. Hal ini dapat dikarenakan kurang digalakkannya pelaksanaan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) di Rumah Sakit Bersalin atau tempat pelayanan kesehatan yang menolong persalinan. Selain itu, masih gencarnya promosi susu formula ke petugas kesehatan terutama bidan yang menangani persalinan dengan pemberian bonus atau imbalan yang menggiurkan. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan KIE tentang pentingnya ASI Eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan kepada ibu nifas dan ibu hamil. Pemberian KIE itu tidak hanya di bagian program gizi saja tetapi harus lintas program dan lintas sektor. Selain itu perlunya pemberian vitamin A untuk ibu nifas sebanyak 2x yang secara tidak langsung untuk menambah kelancaran produksi ASI. Di tahun 2014 ini sudah terbentuk 5 (lima) Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) di
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
57
Kelurahan Songgokerto, Desa Sidomulyo, Desa Beji, Desa Tlekung, dan Desa Sumbergondo. Diharapkan KP-ASI yang sudah terbentuk ini dapat dijadikan wadah untuk berkumpulnya anggota KP-ASI seperti kader posyandu, ibu hamil, ibu menyusui, nenek, ayah, dan petugas kesehatan untuk bertukar pikiran satu sama lain sehingga dapat meningkatkan cakupan ASI eksklusif.
IV.1.10 Perilaku Masyarakat Menurut teori Blum, salah satu faktor yang berperan penting dalam menentukan derajat kesehatan adalah perilaku. Perilaku dianggap penting karena ketiga faktor lain seperti lingkungan, kualitas pelayanan kesehatan maupun genetika kesemuanya masih dapat dipengaruhi oleh perilaku. Selain itu, banyak penyakit yang muncul pada saat ini disebabkan karena perilaku yang tidak sehat. Perubahan perilaku tidak mudah untuk dilakukan akan tetapi mutlak diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu, upaya promosi kesehatan harus terus menerus dilakukan untuk mendorong masyarakat agar berperilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat sendiri dapat dimulai dari unit terkecil masyarakat yaitu rumah tangga. A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS di rumah tangga diartikan sebagai upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Pencapaian PHBS di rumah tangga dapat diukur dengan 10 indikator yaitu : 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Memberi ASI ekslusif 3. Menimbang balita setiap bulan 4. Menggunakan air bersih 5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6. Menggunakan jamban sehat 7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu 8. Makan buah dan sayur setiap hari 9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari 10. Tidak merokok di dalam rumah
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
58
Dari hasil survey PHBS yang dilakukan di wilayah Kota Batu pada tahun 2014, dari 7.540 rumah tangga yang disurvey, yang dikategorikan sebagai rumah tangga ber-PHBS hanya sebanyak 2.122 rumah tangga atau sekitar 28.1%. Cakupan rumah tangga sampling yang disurvei dengan metode simple random sampling sebesar 16,9% dari total rumah tangga yang ada. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan rumah tangga ber-PHBS pada tahun 2013 sebesar 22.24%. Prioritas masalah dalam survei PHBS dari tahun ke tahun relatif sama yaitu tidak merokok di dalam rumah dan ASI ekslusif. Solusi untuk meningkatkan cakupan rumah tangga sehat selain dengan menaikkan kajian PHBS untuk rumah tangga dari 10% menjadi 20% dari total KK, juga di bentuk Desa PHBS Percontohan, serta tetap melaksanakan penyuluhan pada masyarakat baik melalaui posyandu, dan kelompok yang ada di masyarakat, seperti kelompok Pengajian, PKK dan ORMAS lainnya, tentang PHBS pada umumnya serta bahaya merokok, pentingnya ASI eksklusif, dan membentuk kelompok pendukung ASI. B. Posyandu Aktif Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM). Persentase posyandu yang aktif merupakan salah satu indikator yang menunjukkan peran serta dan kemandirian masyarakat untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang muncul di wilayahnya. Jumlah posyandu di wilayah Kota Batu sebanyak 189 pos. Posyandu aktif sejumlah 121 atau mencapai 64.02% yang merupakan Strata Purnama dan Mandiri. Posyandu aktif ini (berstrata Purnama dan Mandiri) mengalami peningkatan mulai dari tahun 2012 sejumlah 104 dan tahun 2013 sejumlah 110.
C. Desa Siaga Aktif Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya, kemampuan dan kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana, dan kegawat daruratan secara mandiri. Sedangkan desa siaga aktif didefinisikan sebagai ”Desa yang mempunyai Poskesdes yang telah berfungsi dan berada pada tahap
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
59
tumbuh, kembang dan Paripurna”. Kondisi di Kota Batu sampai dengan tahun 2014, terdapat 24 desa siaga aktif dengan 4 desa yang sudah masuk dalam strata Purnama, hal ini mengalami penurunan strata yaitu tahun 2013 dari 6 menjadi 4, hal ini disebabkan kurang berfungsinya desa Siaga dan kurang dukungan dari pemerintah desa atau steak holder, baik berupa moril dan materiil (dana).
IV.1.11 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jaminan
Kesehatan
Nasional
adalah
jaminan
berupa
perlindungan
kesehatan yang diselenggarakan secara nasional, agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Jaminan Kesehatan Nasional diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
kesehatan
yang
merupakan
badan
hukum
publik
yang
bertanggungjawab kepada Presiden. Program Jaminan Kesehatan Nasional dilakukan secara bertahap mulai 1 Januari 2014 hingga diharapkan tercapainya Universal Coverage Insurance (UCI) pada tahun 2019. Kepesertaan
Program
Jaminan
Kesehatan
Nasional
oleh
Badan
Penyelenggara Jaminan Kesehatan terdiri dari Penerima Bantuan Iuran Kesehatan dan bukan Penerima Bantuan Iuran Kesehatan. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah fakir miskin dan orang tidak mampu yang ditetapkan oleh Menteri Sosial sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 101/2011 tentang Peserta PBI Jaminan Kesehatan. Sedangkan peserta bukan penerima Bantuan iuran terdiri atas Pekerja penerima upah (PPU) dan keluarganya, pekerja bukan penerima upah (PBPU) dan keluarganya, bukan pekerja (BP) dan keluarganya. Peserta Penerima Bantuan Iuran di Kota Batu yang iurannya dibayarkan oleh Pemerintah pada Tahun 2014 sebanyak 39.894 jiwa. Di era Jaminan Kesehatan Nasional ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur masih melaksanakan program Jaminan Kesehatan Daerah hingga tahun 2016. Hal ini dikarenakan masih ada warga miskin yang belum masuk menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI). Di Kota Batu masih terdapat 2.459 jiwa yang terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Daerah
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
60
(Jamkesda). Pemerintah Kota Batu diharapkan untuk mendaftarkan peserta Jamkesda menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran Daerah (PBI-D) sebelum berakhirnya program Jamkesda tahun 2016. Dari jumlah peserta PBI dan peserta Jamkesda, total masyarakat miskin yang ada di Kota Batu pada tahun 2014 adalah 42.353 jiwa. Dari uraian di atas maka peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kota Batu Tahun 2014 sebanyak 27,13 % yang terdiri dari 20,04 % Penerima Bantuan Iuran APBN, 3,26% Pekerja Penerima Upah, 3,84% Pekerja Bukan Penerima Upah/mandiri. Dan sebanyak 1,24% masih terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
IV.I.12 Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar Keadaan lingkungan di Kota Batu dapat digambarkan dengan beberapa indikator-indikator diantaranya persentase rumah sehat, tempat makanan & depot air minum sehat, serta sarana sanitasi dasar seperti air bersih, pembuangan air limbah tempat sampah dan kepemilikan jamban. Selain itu disajikan pula data sarana pengolahan limbah di sarana pelayanan kesehatan.
A. Rumah Sehat Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memiliki minimal sarana sanitasi dasar seperti kepemilikan jamban, air bersih, kepemilkan tempat sampah, dan saluran pengelolaan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan. Data dari seksi penyehatan lingkungan pada tahun 2014 menyebutkan terdapat 45.687 rumah dan jumlah rumah sehat sebanyak 20.828 rumah atau sebesar 45.59%.
B. Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang sehingga dikhawatirkan dapat menjadi sumber penyebaran penyakit. Banyaknya Tempat – tempat umum yang ada maka dikerucutkan menjadi tempat – tempat umum prioritas. Yang termasuk Tempat – tempat umum prioritas
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
61
adalah Sarana Pendidikan, Sarana Kesehatan, Hotel. Adapun Tempat Pengelolaan Makanan antara lain Jasa boga, Rumah makan, Depot air minum, makanan jajanan. TUPM yang dapat dikategorikan sehat adalah TUPM yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan limbah, ventilasi yang baik serta luas yang sesuai dengan banyaknya pengunjung. Data yang diperoleh dari seksi penyehatan lingkungan Dinas Kesehatan Kota Batu tahun 2014, menyebutkan tempat tempat umum yang memenuhi syarat sebanyak 174 sarana dari 210 sarana yang ada atau sekitar 82.85%. Sedangkan tempat pengelolaan makanan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 8 sarana dan seluruh TPM tersebut telah dibina. Sedangkan TPM yang memenuhi syarat sebanyak 85, dimana 29 diantaranya atau 34,12% telah diuji petik. Gambar 4.18 Jumlah Tempat - Tempat Umum yang Memenuhi Syarat di Kota Batu Tahun 2014 140 120
139 114
100 80
61
50
60 40 10
20
10
0 Sarana pendidikan Sarana yang ada
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
Sarkes
Hotel
Sarana yang memenuhi syarat
62
Gambar 4.19 Jumlah Tempat Pengolahan Makanan Dibina dan Diuji Petik di Kota Batu tahun 2014 85 100 80 29
60 40
8
8
20 0 TPM Dibina Jumlah TPM
TPM Diuji Petik TPM dibina/diuji petik
C. Akses Air Minum Sumber air minum yang digunakan di rumah tangga dibedakan menurut Sumur gali terlindung, sumur gali dengan pompa, sumur bor dengan pompa, terminal air, mata air terlindung, penampungan air hujan, perpipaan. Dari data yang ada, sebagian besar rumah tangga di Kota Batu sudah memanfaatkan air dari sumur gali terlindung, mata air terlindung dan perpipaan seperti PDAM. Apabila ditilik dari segi akses air bersih, masyarakat Kota Batu hampir seluruhnya tidak ada yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Namun hal tersebut belum menjamin kualitas air yang dikonsumsi masyarakat, karena walaupun telah dilakukan uji petik untuk memeriksa kualitas air di beberapa titik mata air, namun kualitas air yang sampai ke konsumen juga sangat ditentukan oleh banyak hal seperti kualitas jaringan perpipaan dan pengolahan air dari PDAM atau HIPPAM. Sehingga untuk menjamin mutu air yang dikonsumsi harus dilaksanakan kerja sama dengan lintas sektor terkait. Hasil uji petik kualitas air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan tahun 2014 dari 40 sampel yang diambil hanya 27.5% yang memenuhi syarat kesehatan baik fisik, bakteriologi, maupun kimia.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
63
Uji petik kualitas air bersih di Desa Beji
D. Sarana Sanitasi Dasar Sarana sanitasi dasar yang dimaksudkan disini meliputi kepemilikan jamban, akses air bersih, kepemilikan tempat sampah tertutup, dan saluran pengelolaan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan. Namun untuk kepemilikan sarana sanitasi dasar ini lebih ditekankan pada kepemilikan jamban sehat karena masih banyak warga Kota Batu yang belum akses ke jamban sehat. Untuk mengakses data kepemilikan jamban sehat jota Batu bisa diakses melalui www.stbm-indonesia.org. Namun demikian, untuk masyarakat yang memiliki jamban, tapi belum memenuhi kriteria sehat dan masyarakat yang belum memiliki jamban harus terus dipersuasi dan didorong untuk memiliki jamban dan meningkatkan kualitas jamban demi kualitas air dan lingkungan mereka sendiri. Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah salah satu strategi yang dimunculkan untuk mendorong kepemilikan jamban dan memenuhi kriteria sehat. Dalam program STBM ini lebih menekankan pada perubahan perilaku masyarakat. Untuk mendukung peningkatan akses jamban sehat oleh masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Batu juga memiliki program Wirausaha Sanitasi yang sudah berjalan sejak tahun 2013 dalam bentuk penawaran jamban sehat dan murah kepada masyarakat.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
64
IV.1.13 Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Tingkat ketersediaan obat yang diukur sebanyak 144 item obat dan vaksin. 144 item obat tersebut yang diperkirakan bisa mewakili kebutuhan pelayanan kesehatan dasar, yang merupakan obat emergency, fast moving, penunjang utama dan life saving, serta yang wajib tersedia untuk beberapa penyakit menular. Pada tahun 2014, ketersediaan obat sesuai kebutuhan adalah sebesar 83,91%. Jumlah ini turun dari capaian tahun 2013 yang mencapai 97,96%. Informasi ketersediaan per item obat dapat dilihat pada tabel 66 lampiran profil ini.
IV.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan Saat ini di wilayah Kota Batu terdapat lima Rumah Sakit dengan spesifikasi 2 (dua) RS khusus yaitu RS Paru yang merupakan UPT Propinsi Jawa Timur dan RSIA IPHI milik swasta. Kemudian ada 3 (tiga) RS umum yaitu RS Dr. Etty Asharto dan RS Baptis Batu yang kepemilikannya oleh swasta, serta RS Bhayangkara Hasta Brata milik Polri. Untuk memantau efektivitas dan efisiensi pelayanan di Rumah Sakit dipergunakan beberapa indikator seperti Bed Occupancy Rate (BOR), Average Length Of Stay (ALOS), Turn Over Internal (TOI). Gambaran indikator pelayanan seluruh rumah sakit yang ada di Kota Batu pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 4.1 Indikator Pelayanan Rumah Sakit di Wilayah Kota Batu Tahun 2014
NO
NAMA RUMAH SAKIT
JENIS RS
BOR
ALOS
TOI
1 RS PARU BATU
Khusus
43.3
3.3
4.4
2 RS BAPTIS
Umum
40.7
2.9
4.8
3 RS HASTA BRATA
Umum
37.0
2.5
6.0
4 RS DR. ETTY
Umum
31.1
3.0
6.5
5 RS IPHI
Khusus
21.2
1.6
8.8
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber : Laporan Rumah Sakit 2014
37.5
-
5.4
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
65
Indikator Bed Occupancy Rate (BOR) digunakan untuk menggambarkan tinggi rendahnya pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit. Idealnya BOR berada di kisaran 70-80%. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh rumah sakit yang ada di Kota Batu memiliki BOR dibawah nilai ideal. Hal ini berarti rendahnya kunjungan rawat inap di RS. Rendahnya BOR kemungkinan dikarenakan rasio jumlah tempat tidur RS se-Kota Batu jika dibandingkan dengan jumlah penduduk sangat jauh dibawah ideal. WHO mensyaratkan rasio yang ideal adalah 1 : 1000, sementara di Kota Batu saat ini rasio tersebut adalah 1 : 600. Rasio diatas masih belum termasuk tempat tidur di Puskesmas Rawat Inap di Kota Batu. Ini berakibat kepada longgarnya tingkat hunian di RS se-Kota Batu. Namun jika dibandingkan dengan tahun lalu, beberapa RS seperti RS. Baptis, RS. Hasta Brata, dan RS. Paru mengalami peningkatan yang cukup baik. Indikator yang juga berhubungan dengan BOR adalah TOI. Indikator Turn Over Interval atau rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat perputaran penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong dalam waktu 1-3 hari. Dari lima rumah sakit yang ada di Kota Batu, tidak ada yang mencapai nilai ideal di tahun 2014 karena tempat tidur kosong berkisar 4-9 hari. Indikator Average Length of Stay (ALOS) atau rata-rata lama hari perawatan digunakan untuk menggambarkan tingkat efisiensi dan mutu pelayanan. Idealnya nilai ALOS antara 6-9 hari, dan di semua RS pencapaian ALOS masih dibawah standar. Rendahnya nilai ALOS ini berarti masa rawat inap rata-rata seluruh pasien selama satu tahun terlalu singkat yaitu sekitar 3 hari. Hal ini menggambarkan bahwa rumah sakit masih belum sepenuhnya menjalankan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan, dimana kasus-kasus yang semestinya dapat ditangani di level pelayanan dasar pada kenyataannya ditangani di rumah sakit. Hal ini tentu tidak efisien dari segi mutu dan biaya. Sedangkan, catatan cakupan rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit maupun Puskesmas di Kota Batu adalah sebagai berikut
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
66
Tabel 4.2 Jumlah Kunjungan Rawat Inap, Rawat Jalan & Kasus Jiwa di Puskesmas dan Rumah Sakit Se-Kota Batu Tahun 2014
NO
1
SARANA PELAYANAN KESEHATAN Puskesmas Batu Puskesmas Sisir Puskesmas Bumiaji Puskesmas Beji Puskesmas Junrejo SUB JUMLAH I - PUSKESMAS
2
RAWAT JALAN L
RAWAT INAP
P
L+P
15.473
21.327
36.800
10.332
15.399
25.731
8.654
13.156
21.810
41
74
8.225
13.028
21.253
99
133
6.030
13.211
19.241
48.714
76.121 124.835
RS PARU BATU
13.309
18.882
RS BAPTIS
14.201
RS HASTA BRATA RS DR. ETTY RS IPHI SUB JUMLAH II – RS JUMLAH KAB/KOTA JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
JUMLAH KUNJUNGAN
L
P 85
JUMLAH L+P
126
L
P
128
127
255
59
20
79
115
689
1442
2.131
232
41
42
83
42
80
122
211
L+P
225
333
558
959
1.711
2.670
32.191
2.443
3.041
5.484
0
0
0
21.891
36.092
1.964
2.598
4.562
356
633
989
8.578
3.795
12.373
507
1.403
1.910
0
0
0
11.995
12.049
24.044
1.223
821
2.044
0
0
0
9.814
13.057
22.871
384
697
1.081
0
0
0
57.897
69.674 127.571
6.521
8.560
15.081
356
633
989
106.611
145.795 252.406
6.746
8.893
15.639
1.315
2.344
3.659
99.984
99.108
199.092
99.984
106.6
147.1
126.8
6.7
99.108 199.092
9.0
7.9
Tabel 4.2 diatas menggambarkan bahwa total penduduk yang menggunakan fasilitas rawat jalan antara puskesmas dengan RS hampir sama banyak. Ini menggambarkan tingkat kepercayaan pasien untuk pelayanan rawat jalan di puskesmas sama tingginya dengan yang ada di RS. Dengan demikian ini merupakan peluang dan tantangan bagi Puskesmas untuk semakin meningkatkan kualitas layanannya sehingga dapat menekan biaya berobat pasien dan mengefisienkan pelayanan kesehatan.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
67
Sementara
untuk
pelayanan
rawat
inap,
penduduk
lebih
banyak
memanfaatkan fasilitas di RS. hal ini kemungkinan bisa disebabkan karena RS memang menjalankan fungsinya sebagai layanan rujukan bagi pasien yang membutuhkan rawat inap.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
68
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN V.1 Tenaga Kesehatan Dalam pembangunan kesehatan, faktor penggerak utamanya adalah sumber daya manusia. SDM kesehatan yang berkualitas menentukan keberhasilan dari seluruh proses pembangunan tersebut. Pada tahun 2014, jumlah tenaga kesehatan di Kota Batu baik yang berada di instansi pemerintah maupun swasta seluruhnya
sebanyak 641 orang. Hasil pendataan dan pelaporan
tentang jenis tenaga kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5.1 Rekapitulasi SDM Kesehatan Berdasarkan Jenis Tenaga di Wilayah Kota Batu Tahun 2014 NO.
JENIS TENAGA
JUMLAH
%
1
Medis
133
20,7
2
Perawat dan Bidan
377
58,8
3
Farmasi
39
6,1
4
Kesehatan Masyarakat
9
1,4
5
Gizi
19
2,9
6
Teknisi Medis
53
8,3
7
Sanitasi
7
1,1
8
Terapi fisik
4
0,6
641
100
Jumlah
Dari data tersebut di atas terlihat bahwa jenis tenaga yang ada di sektor kesehatan dari tahun ke tahun masih didominasi oleh tenaga perawat dan bidan. Adapun untuk menilai kecukupan tenaga kesehatan, berikut rasio tenaga kesehatan di wilayah Kota Batu per 100.000 penduduk adalah sebagai berikut.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
69
Tabel 5.2 Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 Penduduk di Wilayah Kota Batu Tahun 2014
No.
Jenis Tenaga
Kota Batu 2014
1
Dokter spesialis
25,6
2
Dokter Umum
33,1
3
Dokter Gigi
8,03
4
Perawat
135,1
5
Bidan
48,7
6
Apoteker
4,02
7
Ahli Kesehatan Masyarakat
4,52
8
Ahli gizi
9,54
9
Ahli Sanitasi
3,51
Dari tabel diatas, terlihat bahwa di wilayah Kota Batu, tenaga dokter spesialis rasionya cukup tinggi, namun dari jenis spesialisasinya, masih belum sesuai dengan kebutuhan dan tenaga dokter spesialis yang ada kebanyakan adalah dokter tamu. Sedangkan, jenis tenaga yang masih rendah rasio terhadap 100.000 penduduk antara lain bidan, apoteker, tenaga ahli kesehatan masyarakat, ahli gizi dan sanitarian.
V.2 Sarana dan Prasarana Selain ketersediaan tenaga kesehatan dalam jumlah dan kualifikasi yang cukup, diperlukan juga dukungan sarana dan prasarana yang memadai agar pelaksanaan pembangunan kesehatan dapat berjalan dengan baik. Situasi sarana kesehatan di Kota Batu pada tahun 2014 akan diuraikan dalam sub bab berikut. Pada tahun 2014 di Kota Batu telah berdiri lima puskesmas dan tiga diantaranya adalah puskesmas dengan perawatan. Untuk memperluas jangkauan pelayanan puskesmas, dikembangkan puskesmas pembantu (Pustu) yang pada tahun 2014 berjumlah 6 buah. Penambahan unit Pustu dilakukan pada tahun 2008 dengan peningkatan status polindes Temas dan Giripurno menjadi Pustu. Selain itu, terdapat sarana puskesmas keliling roda empat sebanyak 10 unit yang dapat menjangkau seluruh daerah di wilayah Kota Batu.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
70
Untuk pelayanan kesehatan rujukan, di Kota Batu sudah berdiri lima rumah sakit yaitu RS Paru Batu, RS Baptis Batu, RS Hasta Brata, RS dr. Etty Asharto dan RS IPHI Batu. RS Paru merupakan UPT Propinsi Jawa Timur yang berstatus RS Khusus Paru, akan tetapi juga membuka pelayanan untuk umum. Empat rumah sakit lainnya merupakan rumah sakit swasta. Dengan jumlah penduduk 199.092 jiwa dan perkiraan angka kesakitan kasar tidak lebih dari 20% per-tahun serta lokasi Kota Batu yang dekat dengan Kota Malang yang telah lebih dahulu mengembangkan pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan, dapat dikatakan bahwa sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta yang ada di Kota Batu sudah cukup lengkap apabila dibandingkan dengan pesaing dari Kota Malang. Walaupun demikian pelayanan kesehatan di Kota Batu masih dapat dikembangkan lagi dengan memunculkan pelayanan unggulan di masingmasing institusi, sehingga jenis pelayanan yang ditawarkan ke masyarakat selain lebih beragam dan bermutu, juga dapat menekan persaingan tidak sehat antara pemberi pelayanan. Selain itu, pelayanan kesehatan yang masih memiliki peluang besar untuk dikembangkan adalah pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan pelayanan kesehatan yang bersumber daya masyarakat. Kedua pelayanan ini dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik wilayah dan permasalahan kesehatan lokal.
V.3 Pembiayaan Pembiayaan untuk program dan kegiatan Dinas Kesehatan Kota Batu beserta jajarannya diperoleh dari beberapa sumber, diantaranya Dana APBD, Dana dekonsentrasi, Dana BLN, Dana Askeskin dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Pada tahun 2014, pemerintah daerah Kota Batu menganggarkan dari Dana Alokasi Umum (DAU) dana untuk belanja langsung bidang kesehatan di luar gaji sebesar Rp. 15.806.410.778,- dari total APBD Rp. 792.186.217.513,-. Sedangkan, belanja tidak langsung pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 12.700.281.713,-. Apabila jumlah belanja langsung kesehatan dipersentase terhadap total anggaran belanja Kota Batu, alokasi APBD II (DAU) untuk belanja langsung pembangunan kesehatan selama sepuluh tahun terakhir sebagai berikut :
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
71
2005
Rp.2.512.995.500
1,57%
dari APBD II
2006
Rp.4.539.582.000
2,01%
dari APBD II
2007
Rp.7.787.550.000
2,66%
dari APBD II
2008
Rp.8.761.137.801
2,38%
dari APBD II
2009
Rp.9.710.570.000
2,19%
dari APBD II
2010
Rp.9.711.721.117
2,28%
dari APBD II
2011
Rp.9.711.721.117
2,06%
dari APBD II
2012
Rp.7.200.000.000
1,38%
dari APBD II
2013
Rp.12.662.524.516
3,55%
dari APBD II
2014
Rp.15.806.410.778
3,60%
dari APBD II
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan Pemerintah untuk mengalokasikan anggaran pembangunan kesehatan diluar gaji pegawai minimal sebesar 10% dari total anggaran belanja. Apabila dilihat dari persentase alokasi APBD II Kota Batu untuk pembangunan kesehatan, nampak bahwa alokasi anggaran APBD II (DAU) yang diperuntukkan kegiatan pembangunan kesehatan masih sangat jauh dari yang digariskan dalam undang-undang kesehatan. Selain APBD II (DAU), ada juga pendanaan dari APBD I Propinsi Jawa Timur sebesar Rp. 42.272.000,-. Anggaran APBN tahun 2014 yang dialokasikan berupa
Dana
Dekonsentrasi,
BOK,
Askeskin
tercatat
sebesar
Rp.
4.649.560.000,-. Total anggaran kesehatan untuk Kota Batu pada tahun 2014 dari
semua
sumber
sebesar
Rp.
33.198.524.491,-.
Apabila
dihitung
berdasarkan jumlah penduduk tahun 2014, maka anggaran kesehatan per kapita tahun ini sebesar Rp. 166.749,67. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp. 126.197,02 per kapita.
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
72
BAB Vi penutup Penyediaan data dan informasi di bidang kesehatan yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan di lingkungan pemerintahan, organisasi profesi, akademisi, swasta dan pihak terkait lainnya. Di bidang kesehatan, data dan informasi juga merupakan sumber daya strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan. Sangat disadari bahwa pemenuhan kebutuhan akan data dan informasi kesehatan merupakan tantangan tersendiri demi memperoleh potret terinci dari situasi kesehatan di sebuah wilayah. Oleh karena itu, dari seluruh pemaparan dalam profil ini diharapkan dapat diperoleh gambaran secara umum akan situasi dan kondisi pembangunan kesehatan di Kota Batu selama tahun 2014. Implikasi yang diharapkan setelah mengetahui gambaran umum situasi kesehatan Kota Batu, dapat dipergunakan sebagai masukan terutama bagi pembuat kebijakan untuk melakukan perencanaan yang lebih tepat sasaran dan penyusunan strategi pencapaian kinerja sampai di tingkat pemegang program di Puskesmas sehingga pencapaian pembangunan kesehatan di tahun-tahun mendatang dapat lebih baik dari pencapaian saat ini.. Kedepan, berangkat dari permasalahan yang dihadapi dari penyusunan profil kesehatan Kota Batu tahun 2014 ini, diharapkan kesadaran dan peran serta aktif dari semua pihak untuk membenahi sistem manajemen data agar kinerja dari masingmasing bidang dapat lebih terukur dan memberikan gambaran yang lebih rinci dari pencapaian masing-masing program serta kontribusinya bagi pencapaian visi dan misi pembangunan kesehatan di Kota Batu
Profil Kesehatan Kota Batu 2014
73
RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA BATU TAHUN 2014 NO A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
B. B.1 10 11 12 13 14 15 16 17 18
INDIKATOR
L
ANGKA/NILAI L+P
P
Satuan
No. Lampiran
GAMBARAN UMUM Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Rata-rata jiwa/rumah tangga Kepadatan Penduduk /Km2 Rasio Beban Tanggungan Rasio Jenis Kelamin Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi a. SMP/ MTs b. SMA/ SMK/ MA c. Sekolah menengah kejuruan d. Diploma I/Diploma II e. Akademi/Diploma III f. Universitas/Diploma IV g. S2/S3 (Master/Doktor) DERAJAT KESEHATAN Angka Kematian Jumlah Lahir Hidup Angka Lahir Mati (dilaporkan) Jumlah Kematian Neonatal Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) Jumlah Bayi Mati Angka Kematian Bayi (dilaporkan) Jumlah Balita Mati Angka Kematian Balita (dilaporkan) Kematian Ibu Jumlah Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (dilaporkan)
97.56
94.18
199 24 199,092 4.5 1000.0 43.8 100.9 95.88
13,095.00 14,237.00 6,506.00 0.00 0.00 0.00 0.00
16,718.00 14,757.00 4,872.00 0.00 0.00 0.00 0.00
29,813.00 28,994.00 11,378.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1,680 8 5 3 8 5 11 7
1,546 1 3 2 3 2 6 4
3,226 5 8 2 11 3 17 5
99,984
99,108
1 31
Km2 Desa/Kel Jiwa Jiwa Jiwa/Km2 per 100 penduduk produktif
Tabel 1 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 1
%
Tabel 1 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 3
% % % % % % %
Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3
per 1.000 Kelahiran Hidup neonatal per 1.000 Kelahiran Hidup bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Balita per 1.000 Kelahiran Hidup
Tabel 4 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5
Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
Tabel 6 Tabel 6
NO
INDIKATOR
B.2 Angka Kesakitan 19 Tuberkulosis Jumlah kasus baru TB BTA+ Proporsi kasus baru TB BTA+ CNR kasus baru BTA+ Jumlah seluruh kasus TB CNR seluruh kasus TB Kasus TB anak 0-14 tahun Persentase BTA+ terhadap suspek Angka kesembuhan BTA+ Angka pengobatan lengkap BTA+ Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ Angka kematian selama pengobatan 20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 21 Jumlah Kasus HIV 22 Jumlah Kasus AIDS 23 Jumlah Kematian karena AIDS 24 Jumlah Kasus Syphilis 25 Donor darah diskrining positif HIV 26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 27 Kusta Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Angka Prevalensi Kusta Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi AFP Rate (non polio) < 15 th Jumlah Kasus Difteri Case Fatality Rate Difteri Jumlah Kasus Pertusis Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum
L
ANGKA/NILAI L+P
P
31 49.21 15.57 90 45.21
32 50.79 16.07 86 43.20
#DIV/0! 50.00 20.00 70.00 1.00 15.61 0 14 3 0 #DIV/0! 0.00
#DIV/0! 58.06 32.26 90.32 0.00 17.20 0 11 2 3 #DIV/0! 0.00
0 0.00
0 0.00
0.00 #DIV/0! #DIV/0!
0.05 #DIV/0! #DIV/0!
4
5
0 0
0 0
0
0
Satuan
63 Kasus % 31.64 per 100.000 penduduk 176 Kasus 88.40 per 100.000 penduduk 9.09 % 4.21 % 54.10 % 26.23 % 80.33 % 1.00 per 100.000 penduduk 16.39 % 0 Kasus 25 Kasus 5 Jiwa 3 Kasus #DIV/0! % 0.00 %
No. Lampiran
Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13
0 0.00 #DIV/0! #DIV/0! 0.00 0.05 #DIV/0! #DIV/0!
Kasus per 100.000 penduduk % % per 100.000 penduduk per 10.000 Penduduk % %
Tabel 14 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 15 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 17
4.26 9 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
per 100.000 penduduk <15 tahun
Tabel 18 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19
Kasus % Kasus Kasus % Kasus %
NO
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 C. C.1 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
INDIKATOR Jumlah Kasus Campak Case Fatality Rate Campak Jumlah Kasus Polio Jumlah Kasus Hepatitis B Incidence Rate DBD Case Fatality Rate DBD Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) Case Fatality Rate Malaria Angka Kesakitan Filariasis Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi Persentase obese Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Kunjungan Ibu Hamil (K4) Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan Pelayanan Ibu Nifas Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 Penanganan komplikasi kebidanan Penanganan komplikasi Neonatal Peserta KB Baru Peserta KB Aktif Bayi baru lahir ditimbang Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) Bayi yang diberi ASI Eksklusif Pelayanan kesehatan bayi Desa/Kelurahan UCI Cakupan Imunisasi Campak Bayi Imunisasi dasar lengkap pada bayi Bayi Mendapat Vitamin A
L
P 32
7
0 0 18.58 0.00 #DIV/0! 0.00 0 0.00 3.53
0 0 14.06 0.00 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 8.39 26.32 2.63
84.95
97 93.53 95.35 95.06 1.21 93.53 88.28 87.91
100 2.50 100.62 100.87 76.12 97.44
100 3.49 96.44 94.70 71.35 96.44
101.35 101.16 101.69
96.61 96.48 98.64
ANGKA/NILAI L+P 39 0 0 0 32.65 0.00 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 7.91
Satuan
Kasus % Kasus Kasus per 100.000 penduduk % per 1.000 penduduk berisiko % per 100.000 penduduk % % % % 100.00 %
86.40 6.11 66.71 100 2.98 98.57 97.84 73.76 96.95 87.50 99.02 98.86 100.19
% % % % % % % % % % % % % % % % % % % % %
No. Lampiran Tabel 20 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 26 Tabel 28
Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 33 Tabel 36 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 40 Tabel 41 Tabel 43 Tabel 43 Tabel 44
NO 60 61 62 63 64 65 66 67
INDIKATOR Anak Balita Mendapat Vitamin A Baduta ditimbang Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) Pelayanan kesehatan anak balita Balita ditimbang (D/S) Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
68 69 70 71 72 73
Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap SD/MI yang melakukan sikat gigi massal SD/MI yang mendapat pelayanan gigi Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut 74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +)
L 86.98 84.31 0.33 88.51 71.76 0.48 100.00 100.00
P 87.88 82.30 0.50 89.37 71.35 0.68 100.00 100.00
ANGKA/NILAI L+P 87.42 83.32 0.41 88.93 71.56 0.58 100.00 100.00
Satuan % % % % % % % %
32.10 68.94
36.01 71.63
0.98 85.56 85.56 34.23 70.29
68.94 45.23
71.63 93.87
70.29 % 65.21 %
28.41 106.63 6.75 3.00 1.17
28.32 147.11 8.97 2.58 1.06
sekolah sekolah % %
No. Lampiran Tabel 44 Tabel 45 Tabel 45 Tabel 46 Tabel 47 Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 50 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 52
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Persentase 75 76 77 78 79 80 81 82 83
Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Cakupan Kunjungan Rawat Inap Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS Bed Occupation Rate (BOR) di RS Bed Turn Over (BTO) di RS Turn of Interval (TOI) di RS Average Length of Stay (ALOS) di RS
28.37 126.78 7.86 2.76 1.11 37.51 42.29 5.39 -
% % % per 100.000 pasien keluar per 100.000 pasien keluar % Kali Hari Hari
Tabel 53 Tabel 54 Tabel 54 Tabel 55 Tabel 55 Tabel 56 Tabel 56 Tabel 56 Tabel 56
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 87 Rumah Tangga ber-PHBS
28.14 %
Tabel 57
NO
INDIKATOR
L
P
ANGKA/NILAI L+P
Satuan
No. Lampiran
C.4 Keadaan Lingkungan 88 89 90 91 92 93
Persentase rumah sehat Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) Desa STBM Tempat-tempat umum memenuhi syarat TPM memenuhi syarat higiene sanitasi TPM tidak memenuhi syarat dibina TPM memenuhi syarat diuji petik
104 105
SUMBERDAYA KESEHATAN Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Umum Jumlah Rumah Sakit Khusus Jumlah Puskesmas Rawat Inap Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap Jumlah Puskesmas Keliling Jumlah Puskesmas pembantu Jumlah Apotek RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 Jumlah Posyandu Posyandu Aktif Rasio posyandu per 100 balita UKBM Poskesdes Polindes Posbindu Jumlah Desa Siaga Persentase Desa Siaga
D.2 106 107 108 109
Tenaga Kesehatan Jumlah Dokter Spesialis Jumlah Dokter Umum Rasio Dokter (spesialis+umum) Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis
D. D.1 94 95 96 97
98 99 100 101 102 103
33.00 20.00
18.00 46.00
3.00
13.00
45.59 53.65 27.50 82.86 22.14 100.00 34.12
% % % % % % % % %
Tabel 58 Tabel 59 Tabel 60 Tabel 61 Tabel 62 Tabel 63 Tabel 64 Tabel 65 Tabel 65
3.00 2.00 12.00 80.00 189.00 64.02 1.18
RS RS
% Posyandu % per 100 balita
Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 68 Tabel 69 Tabel 69 Tabel 69
24.00 13.00 25.00 24.00 100.00
Poskesdes Polindes Posbindu Desa %
Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 71 Tabel 71
Orang Orang per 100.000 penduduk Orang
Tabel 72 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 72
51.00 66.00 58.77 16.00
NO
INDIKATOR
110 111 112 113 114 115 116 117 118 119
Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) Jumlah Bidan Rasio Bidan per 100.000 penduduk Jumlah Perawat Rasio Perawat per 100.000 penduduk Jumlah Perawat Gigi Jumlah Tenaga Kefarmasian Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan Jumlah Tenaga Sanitasi Jumlah Tenaga Gizi
D.3 120 121 122
Pembiayaan Kesehatan Total Anggaran Kesehatan APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota Anggaran Kesehatan Perkapita
L
P
92.00
97.00 48.72 177.00
4.00 3.00 4.00 6.00
11.00 35.00 6.00 3.00 13.00
ANGKA/NILAI L+P Satuan 8.04 per 100.000 penduduk Orang per 100.000 penduduk 269.00 Orang 135.11 per 100.000 penduduk 11.00 Orang 39.00 Orang 9.00 Orang 7.00 Orang 19.00 Orang
33,198,524,491.00 Rp 3.60 % 166,749.67 Rp
No. Lampiran Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 74 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 77
Tabel 81 Tabel 81 Tabel 81
TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
LUAS WILAYAH (km 2)
1
2
3
JUMLAH DESA + KELURAHAN KELURAHAN
DESA 4
5
6
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH RUMAH TANGGA
7
8
RATA-RATA KEPADATAN JIWA/RUMAH PENDUDUK TANGGA per km 2 9
10
45.46
4
4
8
91,706
14,503
6.32
2017.29
2 BUMIAJI
127.98
9
0
9
58,293
16,384
3.56
455.49
3 JUNREJO
25.65
6
1
7
49,093
13,669
3.59
1913.96
19
5
24
199,092
44,556
4.47
1,000
1 BATU
JUMLAH (KAB/KOTA)
199.1
Sumber: Subag. Program dan Pelaporan
TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KOTA BATU TAHUN 2014
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+PEREMPUAN
RASIO JENIS KELAMIN
3
4
5
6
1
2
1
0-4
8,137
7,849
15,986
103.67
2
5-9
8,138
7,810
15,948
104.20
3
10 - 14
7,570
7,412
14,982
102.13
4
15 - 19
8,290
7,943
16,233
104.37
5
20 - 24
7,941
7,573
15,514
104.86
6
25 - 29
7,465
7,576
15,041
98.53
7
30 - 34
8,192
8,025
16,217
102.08
8
35 - 39
7,840
7,877
15,717
99.53
9
40 - 44
7,875
7,756
15,631
101.53
10
45 - 49
7,092
7,319
14,411
96.90
11
50 - 54
6,452
6,287
12,739
102.62
12
55 - 59
5,152
4,818
9,970
106.93
13
60 - 64
3,614
3,406
7,020
106.11
14
65 - 69
2,583
2,671
5,254
96.71
15
70 - 74
1,702
1,930
3,632
88.19
16
75+
1,941
2,856
4,797
67.96
99,984
99,108
199,092
100.88
JUMLAH
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) Sumber: Subag. Program dan Pelaporan
44
TABEL 3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN KOTA BATU TAHUN 2013 JUMLAH NO
VARIABEL
1
2
PERSENTASE
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+ PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+ PEREMPUAN
3
4
5
6
7
8
1
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
83,405
82,720
166,125
2
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
81,370
77,906
159,276
97.56
94.18
95.88
3
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN: a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD
13,520
15,138
28,658
16.21
18.30
17.25
b. SD/MI
28,633
23,534
52,167
34.33
28.45
31.40
c. SMP/ MTs
13,095
16,718
29,813
15.70
20.21
17.95
d. SMA/ MA
14,237
14,757
28,994
17.07
17.84
17.45
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
6,506
4,872
11,378
7.80
5.89
6.85
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II
0
0
0
0.00
0.00
0.00
g. AKADEMI/DIPLOMA III
0
0
0
0.00
0.00
0.00
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV
0
0
0
0.00
0.00
0.00
7,415
7,701
15,116
8.89
9.31
9.10
0
0
0
0.00
0.00
0.00
i. PERGURUAN TINGGI j. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) Sumber: Hasil Susenas 2013 BPS Kota Batu
TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 JUMLAH KELAHIRAN NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
2
3
LAKI-LAKI HIDUP
MATI
PEREMPUAN HIDUP + MATI
HIDUP
MATI
LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP + MATI
HIDUP
MATI
HIDUP + MATI
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
BATU
BATU
410
3
413
362
1
363
772
4
776
2
BATU
SISIR
381
1
382
358
1
359
739
2
741
3
BUMIAJI
BUMIAJI
483
7
490
468
0
468
951
7
958
4
JUNREJO
BEJI
234
2
236
228
0
228
462
2
464
5
JUNREJO
JUNREJO
172
0
172
130
0
130
302
0
302
1,680
13
1,693
1,546
2
1,548
3,226
15
3,241
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)
7.7
1.3
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014 Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
4.6
TABEL 5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 JUMLAH KEMATIAN NO
KECAMATAN
1
LAKI - LAKI
PUSKESMAS
2
3
PEREMPUAN
NEONATAL
BAYIa
ANAK BALITA
4
5
6
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
BAYIa
ANAK BALITA
BALITA
NEONATAL
BAYIa
ANAK BALITA
BALITA
8
9
10
11
12
13
14
15
BALITA
NEONATAL
7
1
BATU
BATU
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
2
BATU
SISIR
3
4
0
4
1
1
0
1
4
5
0
5
3
BUMIAJI
BUMIAJI
1
3
0
3
2
2
0
2
3
5
0
5
4
JUNREJO
BEJI
1
1
1
2
0
0
3
3
1
1
4
5
5
JUNREJO
JUNREJO
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
5
8
3
11
3
3
3
6
8
11
6
17
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
3
5
2
7
2
2
2
4
2
3
2
5
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014 Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi - a : kematian bayi termasuk kematian pada neonatal
TABEL 6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 KEMATIAN IBU NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
JUMLAH LAHIR HIDUP
5
6
7
8
JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN < 20 20-34 ≥35 tahun JUMLAH tahun tahun 9
JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS < 20 20-34 ≥35 tahun JUMLAH tahun tahun
< 20 tahun
JUMLAH KEMATIAN IBU 20-34 ≥35 tahun JUMLAH tahun
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
BATU
BATU
772
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
2
BATU
SISIR
739
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
951
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
JUNREJO
BEJI
462
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
JUNREJO
JUNREJO
302
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3,226
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
4
JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL < 20 20-34 ≥35 tahun JUMLAH tahun tahun
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014 Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
31
TABEL 7 KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
JUMLAH KASUS BARU BTA+
JUMLAH PENDUDUK
L
P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
L
L+P 11
JUMLAH SELURUH KASUS TB P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
12
13
14
15
KASUS TB ANAK 0-14 TAHUN L+P 16
JUMLAH
%
17
18
1
BATU
BATU
23,860
23,666
47,526
18
62.07
11
37.93
29
53
56.38
41
43.62
94
14
14.89
2
BATU
SISIR
22,195
21,985
44,180
0
0
5
100.00
5
16
46
19
54.29
35
1
2.86
3
BUMIAJI
BUMIAJI
29,274
29,019
58,293
7
54
6
46.15
13
4
36
7
63.64
11
0
0.00
4
JUNREJO
BEJI
14,930
14,850
29,780
1
17
5
83.33
6
6
50
6
50.00
12
0
0.00
5
JUNREJO
JUNREJO
9,725
9,588
19,313
5
50
5
50.00
10
11
46
13
54.17
24
1
4.17
99,984
99,108
199,092
51
63
49
176
JUMLAH (KAB/KOTA)
CNR KASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK
31 15.57
49
32 16.07
90
51
86
31.64 45.21
43.20
88.40
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014 Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 199092
16
9
TABEL 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 TB PARU NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
SUSPEK L
P
L+P
L
P
L+P
L
% BTA (+) TERHADAP SUSPEK P
4
5
6
7
8
9
10
11
BTA (+)
L+P 12
1
BATU
BATU
902
18
11
29
#DIV/0!
#DIV/0!
3.22
2
BATU
SISIR
125
0
5
5
#DIV/0!
#DIV/0!
4.00
3
BUMIAJI
BUMIAJI
294
7
6
13
#DIV/0!
#DIV/0!
4.42
4
JUNREJO
BEJI
69
1
5
6
#DIV/0!
#DIV/0!
8.70
5
JUNREJO
JUNREJO
105
5
5
10
#DIV/0!
#DIV/0!
9.52
1,495
31
32
63
#DIV/0!
#DIV/0!
4.21
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
0
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014 Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 ANGKA PENGOBATAN LENGKAP (COMPLETE RATE)
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) BTA (+) DIOBATI NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
L L
P
L+P
JUMLA H
4
5
6
7
P %
JUMLA H
8
9
L+P %
JUMLA H
10
11
L %
JUMLA H
12
13
P %
JUMLA H
14
15
ANGKA KEBERHASILAN JUMLAH KEMATIAN PENGOBATAN SELAMA PENGOBATAN (SUCCESS RATE/SR)
L+P %
JUMLA H
%
L
P
L+P
L
P
L+P
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1
BATU
BATU
13
15
28
6
46.15
7
46.67
13
46.43
3
23.08
7
46.67
10
35.71
69.23
93.33
82.14
1
-
1
2
BATU
SISIR
3
3
6
1
33.33
2
66.67
3
50.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
33.33
66.67
50.00
0
0
0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
6
8
14
14 100.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00 100.00 100.00 100.00
0
0
0
4
JUNREJO
BEJI
2
2
5
JUNREJO
JUNREJO
6
3
30
31
JUMLAH (KAB/KOTA)
6 100.00
8 100.00
4
0
0.00
0
0.00
0
0.00
2 100.00
2 100.00
4 100.00 100.00 100.00 100.00
0
0
0
9
2
33.33
1
33.33
3
33.33
1
16.67
1
33.33
2
22.22
50.00
66.67
55.56
1
0
1
61
15
50.00
18
58.06
33
54.10
6
20.00
10
32.26
16
26.23
70.00
90.32
80.33
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014 Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
2 1.0
0 0.0
2 1.0
TABEL 10 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH BALITA L
P
4
5
L+P 6
JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA L P L+P 7
8
9
PNEUMONIA PADA BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI L P L+P % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH 10
11
1
BATU
BATU
1,971
1,806
3,777
197
181
378
2
BATU
SISIR
1,792
1,742
3,534
179
174
353
9
3
BUMIAJI
BUMIAJI
2,298
2,291
4,589
230
229
459
4
JUNREJO
BEJI
1,229
1,175
2,404
123
118
5
JUNREJO
JUNREJO
847
835
1,682
85
7,849
15,986
814
JUMLAH (KAB/KOTA)
8,137
12
34 17.25013
13
14
15
40 22.14839
74 19.59227
5.0
13
7.5
22
6.2
12
5.2
13
5.7
25
5.4
240
72
58.6
69
58.7
141
58.7
84
168
0
0.0
0
0.0
0
0.0
785
1,599
127
15.6
135
17.2
262
16.4
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 11 JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN KOTA BATU TAHUN 2014 HIV NO
AIDS
KELOMPOK UMUR L
P
3
L+P
6
7
P
L+P 9
L
10
11
P
L+P
0
0
#DIV/0!
1
1
2
8.00
0
1
1
0
0
0
0.00
2
5 - 14 TAHUN
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
0.00
0
0
0
0
0
0
0.00
3
15 - 19 TAHUN
0
0
0
#DIV/0!
2
0
2
8.00
0
0
0
0
0
0
0.00
4
20 - 24 TAHUN
0
0
0
#DIV/0!
0
2
2
8.00
0
1
1
0
1
1
33.33
5
25 - 49 TAHUN
0
0
0
#DIV/0!
11
7
18
72.00
3
0
3
0
2
2
66.67
6
≥ 50 TAHUN
0
0
0
#DIV/0!
4.00
0
0
0
0
0
0
0.00
0
0
0
3
2
5
0
3
3
60.00
40.00
0.00
100.00
1
1
11
25
56.00
44.00
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014 Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
14
PROPORSI KELOMPOK UMUR
L+P
0
0
13
P
2
14
12
L
≤ 4 TAHUN
#DIV/0!
8
PROPORSI KELOMPOK UMUR
1
PROPORSI JENIS KELAMIN #DIV/0!
5
L
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
4
PROPORSI KELOMPOK UMUR
SYPHILIS
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
15
16
17
TABEL 12 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN KOTA BATU TAHUN 2014 DONOR DARAH NO
UNIT TRANSFUSI DARAH
L 1
JUMLAH
2
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP HIV L P L+P JUMLAH JUMLAH JUMLAH % % %
JUMLAH PENDONOR P
3
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
POSITIF HIV L JUMLAH 12
% 13
P JUMLAH 14
% 15
L+P JUMLAH % 16
17
-
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
-
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
-
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014
TABEL 13 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 DIARE NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH PENDUDUK L
P
L+P
4
5
6
JUMLAH TARGET PENEMUAN L P L+P 7
8
9
DIARE DITANGANI P
L
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
10
11
12
13
14
15
1
BATU
BATU
23,860
23,666
47,526
511
506
1,017
427
84
395
78
822
81
2
BATU
SISIR
22,195
21,985
44,180
475
470
945
274
58
373
79
647
68
3
BUMIAJI
BUMIAJI
29,274
29,019
58,293
626
621
1,247
640
102
834
134
1,474
118
4
JUNREJO
BEJI
14,930
14,850
29,780
320
318
637
284
89
339
107
623
98
5
JUNREJO
JUNREJO
9,725
9,588
19,313
208
205
413
211
101
227
111
438
106
99,984
99,108
199,092
2,140
2,121
4,261
1,836
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK
85.8
214
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014 Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
2,168
102.2
4,004
94.0
TABEL 14 KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 KASUS BARU NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering
Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah
PB + MB
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
9
10
11
L+P 12
1
BATU
BATU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
BATU
SISIR
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
JUNREJO
BEJI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
JUNREJO
JUNREJO
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) PROPORSI JENIS KELAMIN
#DIV/0!
#DIV/0!
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! 0.00
#DIV/0!
TABEL 15 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
PENDERITA KUSTA
1
2
3
4
KASUS BARU PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN JUMLAH % 5
6
CACAT TINGKAT 2 JUMLAH
%
7
8
1
BATU
BATU
-
-
#DIV/0!
0
#DIV/0!
2
BATU
SISIR
-
-
#DIV/0!
0
#DIV/0!
3
BUMIAJI
BUMIAJI
-
-
#DIV/0!
0
#DIV/0!
4
JUNREJO
BEJI
-
-
#DIV/0!
0
#DIV/0!
5
JUNREJO
JUNREJO
-
-
#DIV/0!
0
#DIV/0!
-
-
#DIV/0!
-
#DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014
-
TABEL 16 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 KASUS TERCATAT NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
Pausi Basiler/Kusta kering
Multi Basiler/Kusta Basah
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
BATU
BATU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
BATU
SISIR
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
0
0
0
0
1
1
0
1
1
4
JUNREJO
BEJI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
JUNREJO
JUNREJO
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014
0.0
0.1
0.1
TABEL 17 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 KUSTA (PB) NO
KECAMATAN
1
2
3
KUSTA (MB) RFT PB P
a
PUSKESMAS
PENDERITA PB
L
RFT MB P
a
PENDERITA MB
L+P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
BATU
BATU
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
2
BATU
SISIR
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
3
BUMIAJI
BUMIAJI
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
4
JUNREJO
BEJI
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
5
JUNREJO
JUNREJO
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014
TABEL 18 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO)
1
2
3
4
5
1
BATU
BATU
11,284
0
2
BATU
SISIR
10,566
0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
13,471
0
4
JUNREJO
BEJI
6,971
2
5
JUNREJO
JUNREJO
4,624
0
46,916
2
JUMLAH (KAB/KOTA) AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014 Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar: 46,916
4.26
TABEL 19 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
DIFTERI
PUSKESMAS
JUMLAH KASUS L
1
2
3
P
4
MENINGGAL
L+P
5
PERTUSIS
6
7
L
P
8
JUMLAH KASUS PD3I TETANUS (NON NEONATORUM) JUMLAH KASUS L+P
9
L
10
P
11
MENINGGAL
L+P
12
TETANUS NEONATORUM
13
14
JUMLAH KASUS L
P
15
MENINGGAL
L+P
16
17
18
1
BATU
BATU
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
BATU
SISIR
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
4
3
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
JUNREJO
BEJI
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
JUNREJO
JUNREJO
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
5
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%)
Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
0.00
#DIV/0!
#DIV/0!
TABEL 20 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 JUMLAH KASUS PD3I NO
KECAMATAN
PUSKESMAS L
1
2
3
CAMPAK JUMLAH KASUS P L+P
4
5
POLIO MENINGGAL
6
7
HEPATITIS B
L
P
L+P
L
P
8
9
10
11
12
L+P 13
1
BATU
BATU
12
2
14
0
0
0
0
0
0
0
2
BATU
SISIR
3
1
4
0
0
0
0
0
0
0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
4
JUNREJO
BEJI
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
5
JUNREJO
JUNREJO
15
4
19
0
0
0
0
0
0
0
32
7
39
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%)
Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
0.0
TABEL 21 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
CFR (%)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
BATU
BATU
14
4
18
0
0
0
0.0
0.0
0.0
2
BATU
SISIR
11
12
23
0
0
0
0.0
0.0
0.0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
5
1
6
0
0
0
0.0
0.0
0.0
4
JUNREJO
BEJI
4
7
11
0
0
0
0.0
0.0
0.0
5
JUNREJO
JUNREJO
3
4
7
0
0
0
0.0
0.0
0.0
37
28
65
0
0
0
0.0
0.0
0.0
JUMLAH (KAB/KOTA) INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK
18.6
14.1
32.6
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014 Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 22 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
SUSPEK
PUSKESMAS
2
3
MALARIA SEDIAAN DARAH DIPERIKSA POSITIF
L
P
L+P
4
5
6
L
P
L+P
7
8
9
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
P
L+P
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
BATU
BATU
0
0
0
1
0
2
BATU
SISIR
0
0
0
0
0
-
0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
0
0
0
0
0
-
4
JUNREJO
BEJI
0
0
0
0
0
-
5
JUNREJO
JUNREJO
0
0
0
0
0
-
0
0
0
1
-
1
1
1
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
0
1
100.00
100.00
-
100.00
0
0
0
-
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
-
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
-
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
-
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1.00
#DIV/0!
JUMLAH PENDUDUK BERISIKO ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO
CFR
10
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
MENINGGAL
#DIV/0!
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014 * Kota Batu bukan daerah endemis malaria Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
0
TABEL 23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 PENDERITA FILARIASIS NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
KASUS BARU DITEMUKAN
JUMLAH SELURUH KASUS
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
L+P 9
1
BATU
BATU
0
0
0
0
0
0
2
BATU
SISIR
0
0
0
0
0
0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
0
0
0
0
0
0
4
JUNREJO
BEJI
0
0
0
0
0
0
5
JUNREJO
JUNREJO
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014 Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24 PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN NO
KECAMATAN
1
LAKI-LAKI
PUSKESMAS
2
3
HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
BATU
BATU
16,131
13,131
29,262
0.00
0.00
0
0.00
300
#DIV/0!
1056
#DIV/0!
1356
#DIV/0!
2
BATU
SISIR
14,832
14,983
29,815
0.00
0.00
0
0.00
420
#DIV/0!
1089
#DIV/0!
1509
#DIV/0!
3
BUMIAJI
BUMIAJI
20,193
20,047
40,240
0.00
0.00
0
0.00
431
#DIV/0!
1123
#DIV/0!
1554
#DIV/0!
4
JUNREJO
BEJI
10,147
10,249
20,396
0.00
0.00
0
0.00
269
#DIV/0!
985
#DIV/0!
1254
#DIV/0!
5
JUNREJO
JUNREJO
6,546
6,626
13,172
0.00
0.00
0
0.00
255
#DIV/0!
862
#DIV/0!
1117
#DIV/0!
67,849
65,036
132,885
0.00
0
0.00
1,675
#DIV/0!
5,115
#DIV/0!
6,790
#DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
0
0.00
0
TABEL 25 PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
4
5
6
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS LAKI-LAKI
PEREMPUAN
OBESE
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
BATU
BATU
27
353
380
0.00
0.00
0
0.00
1
#DIV/0!
19
#DIV/0!
20
#DIV/0!
2
BATU
SISIR
14
151
165
0.00
0.00
0
0.00
0
#DIV/0!
7
#DIV/0!
7
#DIV/0!
3
BUMIAJI
BUMIAJI
40
397
437
0.00
0.00
0
0.00
1
#DIV/0!
21
#DIV/0!
22
#DIV/0!
4
JUNREJO
BEJI
48
286
334
0.00
0.00
0
0.00
1
#DIV/0!
15
#DIV/0!
16
#DIV/0!
5
JUNREJO
JUNREJO
8
120
128
0.00
0.00
0
0.00
0
#DIV/0!
3
#DIV/0!
3
#DIV/0!
137
1,307
1,444
59.30
860
59.56
JUMLAH (KAB/KOTA)
85
62.04
Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014 Ket : Jumlah kunjungan di tabel 25 adalah jumlah kunjungan Posbindu dan pemeriksaan obesitas dilakukan di Posbindu
775
3 3.52941176
65 8.38709677
68 7.90697674
TABEL 26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
PEREMPUAN USIA 30-50 TAHUN
1
2
3
4
PEMERIKSAAN LEHER RAHIM DAN PAYUDARA
IVA POSITIF
TUMOR/BENJOLAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
1
BATU
BATU
7367
0
0.00
12.00
#DIV/0!
1
#DIV/0!
2
BATU
SISIR
6802
0
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
3
BUMIAJI
BUMIAJI
9054
0
0
8
#DIV/0!
1
#DIV/0!
4
JUNREJO
BEJI
4696
0
0
10
#DIV/0!
1
#DIV/0!
5
JUNREJO
JUNREJO
3058
0
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
30,977
114
0
30
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014 Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat CBE: Clinical Breast Examination
26.32
3
2.63
TABEL 27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) KOTA BATU TAHUN 2014 YANG TERSERANG NO
JENIS KEJADIAN LUAR BIASA
1
2
JUMLAH JUMLAH KEC DESA/KEL
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL)
3
4
5
DITANGGULANGI 6
DIKETAHUI
JUMLAH PENDERITA
KELOMPOK UMUR PENDERITA 8-28 HARI
1-11 BLN
1-4 THN
5-9 THN
10-14 THN
JUMLAH KEMATIAN
15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 THN THN THN THN THN
70+ THN
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM
ATTACK RATE (%)
AKHIR
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
1
Diptheri
1
1
11/3/2014
3/4/2014
3/4/2014
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
6,385
6,013
12,398
2
Diptheri
1
1
10/3/2014
10/3/2014
10/3/2014
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
2,408
2,414
4,822
3
Diptheri
1
1
11/4/2014
11/4/2014
11/4/2014
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
2,701
2,642
5,343
0.04
4
Diptheri
1
1
15/4/2014
15/4/2014
16/4/2014
1
1
2
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
2
3,342
3,240
6,582
0.03
5
Diptheri
1
1
10/6/2014
10/6/2014
10/6/2014
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
3,342
3,240
6,582
6
Diptheri
1
1
11/6/2014
11/6/2014
11/6/2014
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
4,615
4,637
9,252
7
AFP
1
1
11/8/2014
11/8/2014
11/8/2014
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
2,865
2,932
5,797
8
AFP
1
1
11/9/2014
11/9/2014
11/9/2014
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
2,865
2,932
5,797
0.03
9
Diptheri
1
1
17/9/2014
17/9/2014
17/9/2014
1
3
4
0
0
0
0
1
0
0
3
0
0
0
0
1
3
4
3,342
3,240
6,582
0.03
10 Keracunan Makanan
1
1
16/9/2014
16/9/2014
17/9/2014
14
15
29
0
0
0
0
0
29
0
0
0
0
0
0
14
15
29
4,972
4,980
9,952
0.28
11 Diptheri
1
1
20/10/2014
20/10/2014
20/10/2014
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
3,342
3,240
6,582
Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
CFR (%)
0-7 HARI
0.02 -
0.02 -
-
0.04 -
0.01
-
#DIV/0!
-
0.02
#DIV/0!
100.00
100.00
0.02
100.00
#DIV/0!
100.00
0.03
0.03
100.00
100.00
100.00
0.03
0.02
#DIV/0!
100.00
100.00
0.01
100.00
#DIV/0!
100.00
0.02
#DIV/0!
100.00
100.00
0.02
100.00
#DIV/0!
100.00
0.09
0.06
100.00
100.00
100.00
0.30
0.29
100.00
100.00
100.00
0.03
0.02
#DIV/0!
100.00
100.00
0.03 -
TABEL 28 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH
KLB DI DESA/KELURAHAN DITANGANI <24 JAM
%
4
5
6
1 BATU
BATU
1
1
2 BATU
SISIR
0
0
3 BUMIAJI
BUMIAJI
7
7
100.00
4 JUNREJO
BEJI
3
3
100.00
5 JUNREJO
JUNREJO
0
0
11
11
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
100.00 #DIV/0!
#DIV/0! 100.00
TABEL 29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 IBU HAMIL NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
K1
JUMLAH 4
K4
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
IBU BERSALIN/NIFAS PERSALINAN MENDAPAT JUMLAH DITOLONG NAKES YANKES NIFAS JUMLAH % JUMLAH % 9
10
11
12
13
IBU NIFAS MENDAPAT VIT A JUMLAH % 14
15
1
BATU
BATU
851
796
93.5
770
90.5
811
770
94.9
771
95.1
-
0
2
BATU
SISIR
791
771
97.5
748
94.6
754
735
97.5
745
98.8
-
0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
1036
1034
99.8
988
95.4
989
954
96.5
947
95.8
-
0
4
JUNREJO
BEJI
523
519
99.2
496
94.8
500
462
92.4
443
88.6
-
0
5
JUNREJO
JUNREJO
339
314
92.6
309
91.2
325
301
92.6
306
94.2
-
0
3,540
3,434
97.0
3,311
93.5
3,379
3,222
95.4
3,212
95.1
-
0
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
TABEL 30 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL
JUMLAH IBU HAMIL 4
TT-1
TT-2
TT-3
TT-4
TT-5
TT2+
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1 BATU
BATU
851
0
-
0
-
1
0.1
1
0.1
0
-
2
0.2
2 BATU
SISIR
791
0
-
0
-
0
-
4
0.5
27
3.4
31
3.9
3 BUMIAJI
BUMIAJI
1,036
0
-
0
-
0
-
2
0.2
0
-
2
0.2
4 JUNREJO
BEJI
523
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
5 JUNREJO
JUNREJO
339
0
-
0
-
0
-
4
1.2
4
1.2
8
2.4
3,540
0
-
0
-
1
0.0
11
0.3
31
0.9
43
1.2
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
TABEL 31 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS
JUMLAH WUS (15-39 TAHUN) 4
TT-1
TT-2
TT-3
TT-4
TT-5
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
1 BATU
BATU
9,454
5
0.1
7
0.1
44
0.5
43
0.5
33
0.3
2 BATU
SISIR
8,707
0
-
317
3.6
337
3.9
817
9.4
1,508
17.3
3 BUMIAJI
BUMIAJI
11,324
0
-
0
-
0
-
3
0.0
12
0.1
4 JUNREJO
BEJI
5,794
0
-
0
-
0
-
0
-
50
0.9
5 JUNREJO
JUNREJO
3,715
3
0.1
2
0.1
5
0.1
36
1.0
24
0.6
38,994
8
0.0
326
0.8
386
1.0
899
2.3
1,627
4.2
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
TABEL 32 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 FE1 (30 TABLET)
FE3 (90 TABLET)
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL
JUMLAH
%
JUMLAH
%
1
2
3
4
5
6
7
8
1 BATU
BATU
851
796
93.54
770
90.48
2 BATU
SISIR
791
771
97.47155499
748
94.56
3 BUMIAJI
BUMIAJI
1036
1,034
99.81
988
95.37
4 JUNREJO
BEJI
523
519
99.24
496
94.84
5 JUNREJO
JUNREJO
339
314
92.63
309
91.15044248
3540
3,434
97.00564972
3,311
93.53107345
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Gizi Tahun 2014
TABEL 33 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL
1
2
3
4
PERKIRAAN BUMIL DENGAN KOMPLIKASI KEBIDANAN 5
PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
PERKIRAAN NEONATAL KOMPLIKASI
JUMLAH BAYI
L
P
L+P
S
%
L
P
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1 BATU
BATU
851
170
152 89.3067
361
343
704
54
51
106
40
73.9
58
112.7
98
92.8
2 BATU
SISIR
791
158
123
77.7
359
352
711
54
53
107
31
57.6
48
90.9
79
74.1
3 BUMIAJI
BUMIAJI
1,036
207
183
88.3
468
458
926
70
69
139
69
98.3
48
69.9
117
84.2
4 JUNREJO
BEJI
523
105
99
94.6
234
234
468
35
35
70
33
94.0
27
76.9
60
85.5
5 JUNREJO
JUNREJO
339
68
68
100.3
179
160
339
27
24
51
31
115.5
23
95.8
54
106.2
3,540
708
625
88.3
1,601
1,547
3,148
240
232
472
204
84.9
204
87.9
408
86.4
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 PESERTA KB AKTIF NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
NON MKJP
MKJP IUD
%
MOP
%
4
5
6
7
MOW
%
8
9
IM PLAN
%
10
11
JUMLAH
%
KON DOM
12
13
14
% 15
SUNTIK
%
PIL
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
16
17
18
19
20
21
%
22
23
JUMLAH
%
24
25
MKJP + NON MKJP
% MKJP + NON MKJP
26
27
1 BATU
BATU
335
4.8
6
0.1
69
1.0
369
5.3
779
11.2
141
2.0
5,129
74.0
878
12.7
0
0.0
0
0.0
6,148
88.8
6,927
100.0
2 BATU
SISIR
465
10.9
0
0.0
91
2.1
316
7.4
872
20.4
95
2.2
2,992
70.0
316
7.4
0
0.0
0
0.0
3,403
79.6
4,275
100.0
3 BUMIAJI
BUMIAJI
740
8.5
33
0.4
119
1.4
1,454
16.7
2,346
26.9
202
2.3
5,271
60.5
890
10.2
0
0.0
0
0.0
6,363
73.1
8,709
100.0
4 JUNREJO
BEJI
259
6.4
10
0.2
159
3.9
222
5.5
650
16.1
9
0.2
2,936
72.9
434
10.8
0
0.0
0
0.0
3,379
83.9
4,029
100.0
5 JUNREJO
JUNREJO
395
13.7
9
0.3
121
4.2
470
16.3
995
34.6
83
2.9
1,431
49.7
370
12.9
0
0.0
0
0.0
1,884
65.4
2,879
100.0
2,194
8.2
58
0.2
559
2.1
2,831
10.6
5,642
21.0
530
2.0
17,759
66.2
2,888
10.8
0
0.0
0
0.0
21,177
79.0
26,819
100.0
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014 Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 PESERTA KB BARU NO
KECAMATAN
1
2
3
NON MKJP
MKJP
PUSKESMAS IUD
%
MOP
4
5
6
%
MOW
%
IMPLAN
%
JUMLAH
%
KONDOM
%
SUNTIK
%
PIL
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
%
JUMLAH
%
23
24
25
MKJP + % MKJP NON + NON MKJP MKJP 26
27
1 BATU
BATU
48
7.5
2
0.3
10
1.6
58
9.1
118
18.5
11
1.7
391
61.2
119
18.6
0
0.0
0
0.0
521
81.5
639
100.0
2 BATU
SISIR
78
18.1
0
0.0
25
5.8
29
6.7
132
30.7
2
0.5
274
63.7
22
5.1
0
0.0
0
0.0
298
69.3
430
100.0
3 BUMIAJI
BUMIAJI
87
10.6
0
0.0
13
1.6
58
7.1
158
19.3
10
1.2
537
65.5
115
14.0
0
0.0
0
0.0
662
80.7
820
100.0
4 JUNREJO
BEJI
26
7.6
0
0.0
32
9.4
20
5.9
78
22.9
6
1.8
244
71.8
12
3.5
0
0.0
0
0.0
262
77.1
340
100.0
5 JUNREJO
JUNREJO
20
8.8
0
0.0
1
0.4
3
1.3
24
10.6
1
0.4
176
77.9
25
11.1
0
0.0
0
0.0
202
89.4
226
100.0
259
10.5
2
0.1
81
3.3
168
6.8
510
20.8
30
1.2
1,622
66.1
293
11.9
0
0.0
0
0.0
1,945
79.2
2,455
100.0
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014 Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH PUS
1
2
3
4
PESERTA KB AKTIF
PESERTA KB BARU JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
1 BATU
BATU
9,759
639
6.5
6,927
71.0
2 BATU
SISIR
8,268
430
5.2
4,275
51.7
3 BUMIAJI
BUMIAJI
12,853
820
6.4
8,709
67.8
4 JUNREJO
BEJI
5,539
340
6.1
4,029
72.7
5 JUNREJO
JUNREJO
3,782
226
6.0
2,879
76.1
40,201
2,455
6.1
26,819
66.7
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
TABEL 37 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
JUMLAH LAHIR HIDUP
L
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG P L+P
BBLR P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
9
14
15
16
17
18
1
BATU
BATU
410
362
772
410
100.0
362
100.0
772
100.0
9 2.19512
19
5.2
28
3.6
2
BATU
SISIR
381
358
739
381
100.0
358
100.0
739
100.0
6
1.6
10
2.8
16
2.2
3
BUMIAJI
BUMIAJI
483
468
951
483
100.0
468
100.0
951
100.0
14
2.9
15
3.2
29
3.0
4
JUNREJO
BEJI
234
228
462
234
100.0
228
100.0
462
100.0
7
3.0
4
1.8
11
2.4
5
JUNREJO
JUNREJO
172
100.0
130
100.0
302
100.0
6
3.5
6
4.6
12
4.0
1,680
100.0
1,546
100.0
3,226
100.0
42
2.5
54
3.5
96
3.0
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
172
130
302
1,680
1,546
3,226
TABEL 38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) L P L+P
JUMLAH BAYI
KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP) L P L+P
L
P
L +P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
BATU
BATU
361
343
704
371
102.8
333
97.1
704
100.0
368
101.9
333
97.1
701
99.6
2
BATU
SISIR
359
352
711
366
101.9
342
97.2
708
99.6
362
100.8
341
96.9
703
98.9
3
BUMIAJI
BUMIAJI
468
458
926
469
100.2
454
99.1
923
99.7
487
104.1
432
94.3
919
99.2
4
JUNREJO
BEJI
234
234
468
235
100.4
227
97.0
462
98.7
229
97.9
221
94.4
450
96.2
5
JUNREJO
JUNREJO
179
160
339
170
95.0
136
85.0
306
90.3
169
94.4
138
86.3
307
90.6
1,601
1,547
3,148
1,611
100.6
1,492
96.4
3,103
98.6
1,615
100.9
1,465
94.7
3,080
97.8
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
TABEL 39 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH BAYI L
P
L+P
4
5
6
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF USIA 0-6 BULAN L P L+P JUMLAH JUMLAH JUMLAH % % % 7
8
9
10
11
12
1 BATU
BATU
370
375
745
300
81.1
288
76.8
588
78.9
2 BATU
SISIR
363
359
722
256
70.5
242
67.4
498
69.0
3 BUMIAJI
BUMIAJI
455
408
863
336
73.8
273
66.9
609
70.6
4 JUNREJO
BEJI
152
161
313
112
73.7
109
67.7
221
70.6
5 JUNREJO
JUNREJO
105
114
219
96
91.4
99
86.8
195
89.0
1,445
1,417
2,862
1,100
76.1
1,011
71.3
2,111
73.8
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Gizi Tahun 2014
TABEL 40 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
2
3
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
JUMLAH BAYI
PUSKESMAS
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
BATU
BATU
361
343
704
376
104.2
348
101.5
724
102.8
2
BATU
SISIR
359
352
711
327
91.1
348
98.9
675
94.9
3
BUMIAJI
BUMIAJI
468
458
926
479
102.4
440
96.1
919
99.2
4
JUNREJO
BEJI
234
234
468
219
93.6
209
89.3
428
91.5
5
JUNREJO
JUNREJO
179
160
339
159
88.8
147
91.9
306
90.3
1,601
1,547
3,148
1,560
97.4
1,492
3,052
97.0
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
96
TABEL 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/KELURAHAN
DESA/KELURAHAN UCI
% DESA/KELURAHAN UCI
1
2
3
4
5
6
1 BATU
BATU
5
4
80.0
2 BATU
SISIR
3
3
100.0
3 BUMIAJI
BUMIAJI
9
9
100.0
4 JUNREJO
BEJI
4
3
75.0
5 JUNREJO
JUNREJO
3
2
66.7
24
21
87.5
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
TABEL 42 CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 BAYI DIIMUNISASI NO
KECAMATAN
1
JUMLAH BAYI
PUSKESMAS
2
3
Hb < 7 hari P
L
L+P
BCG P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1 BATU
BATU
361
343
704
357
98.89
333
97.08
690
98.01
356
98.61
310
90.38
666
94.60
2 BATU
SISIR
359
352
711
374
104.18
349
99.15
723
101.69
369
102.79
361
102.56
730
102.67
3 BUMIAJI
BUMIAJI
468
458
926
513
109.62
438
95.63
951
102.70
513
109.62
435
94.98
948
102.38
4 JUNREJO
BEJI
234
234
468
226
96.58
226
96.58
452
96.58
210
89.74
202
86.32
412
88.03
5 JUNREJO
JUNREJO
179
160
339
173
96.65
150
93.75
323
95.28
154
86.03
159
99.38
313
92.33
1601
1547
3148
1643
102.62
1496
96.70
3139
99.71
1602
100.06
1467
94.83
3069
97.49
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
TABEL 43 CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 BAYI DIIMUNISASI NO
1
KECAMATAN
2
PUSKESMAS
3
JUMLAH BAYI (SURVIVING INFANT)
POLIO 4a P
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 L
P
L+P
L
CAMPAK L+P
L
IMUNISASI DASAR LENGKAP
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
BATU
BATU
351
334
685
323
92
295
88
618
90
324 92.3077
295 88.3234
619
90.365
354 100.855
314
94.012
668 97.5182
354 100.855
313 93.7126
667 97.372
2
BATU
SISIR
349
342
691
375
107
337
99
712
103
377 108.023
340 99.4152
717 103.763
353 101.146
354 103.509
707 102.315
353 101.146
354 103.509
707 102.32
3
BUMIAJI
BUMIAJI
455
445
900
516
113
433
97
949
105
530 116.484
432 97.0787
962 106.889
504 110.769
432 97.0787
936
501
110.11
431 96.8539
932 103.56
4
JUNREJO
BEJI
228
228
456
234
103
214
94
448
98
235
214 93.8596
449 98.4649
220 96.4912
207 90.7895
427 93.6404
220 96.4912
207 90.7895
427
5
JUNREJO
JUNREJO
174
156
330
150
86
155
99
305
92
154 88.5057
166
106.41
320 96.9697
147 84.4828
147 94.2308
294 89.0909
147 84.4828
147 94.2308
294 89.091
1,557
1,505
3,062
1,598
103
1,434
95
3,032
99
1,620 104.046
1,447 96.1462
3,067 100.163
1,578 101.349
1,454 96.6113
3,032 99.0202
1,575 101.156
1,452 96.4784
3,027 98.857
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014 Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3
103.07
104
93.64
TABEL 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
JUMLAH BAYI
BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A L P % % SƷ S
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
JUMLAH
L+P S
%
L
P
11
12
13
14
ANAK BALITA (12-59 BULAN) MENDAPAT VIT A L P L+P % % S S 15
16
17
18
19
JUMLAH
L+P S
%
L
P
L+P
20
21
22
23
24
BALITA (6-59 BULAN) MENDAPAT VIT A L P % % S S 25
26
27
28
L+P S
%
29
30
1 BATU
BATU
361
343
704
426
118.01
394
114.87
820
116.48 1,610
1,463
3,073
1,313
81.55 1,290
88.17
2,603
84.71 1,971
1,806
3,777
1,738
88.18 1,684
93.24
3,422
90.60
2 BATU
SISIR
359
352
711
352
98.05
349
99.15
701
98.59 1,433
1,390
2,823
1,311
91.49 1,247
89.71
2,558
90.61 1,792
1,742
3,534
1,664
92.86 1,596
91.62
3,260
92.25
3 BUMIAJI
BUMIAJI
468
458
926
496
105.98
419
91.48
915
98.81 1,830
1,833
3,663
1,648
90.05 1,639
89.42
3,287
89.74 2,298
2,291
4,589
2,144
93.30 2,058
89.83
4,202
91.57
4 JUNREJO
BEJI
234
234
468
220
94.02
211
90.17
431
92.09
995
941
1,936
840
84.42
730
77.58
1,570
81.10 1,229
1,175
2,404
1,060
86.25
941
80.09
2,001
83.24
5 JUNREJO
JUNREJO
179
160
339
134
74.86
153
95.63
287
84.66
668
675
1,343
573
85.78
632
93.63
1,205
89.72
847
835
1,682
707
83.47
785
94.01
1,492
88.70
1,601
1,547
3,148
1,628
100.19 6,536
6,302
12,838
5,685
87.42 8,137
7,849
15,986
7,313
89.87 7,064
90.00
14,377
89.93
JUMLAH (KAB/KOTA)
101.69 1,526
98.64 3,154
Sumber: Seksi Gizi Tahun 2014 Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus
86.98 5,538
87.88 11,223
TABEL 45 JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
ANAK 0-23 BULAN (BADUTA) DITIMBANG JUMLAH (D) % (D/S)
JUMLAH BADUTA DILAPORKAN (S) P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
BATU
BATU
754
719
1,473
763
710
1,473
101.2
2
BATU
SISIR
725
712
1,437
573
560
1,133
79.0
3
BUMIAJI
BUMIAJI
926
924
1,850
887
807
1,694
4
JUNREJO
BEJI
498
437
935
304
285
5
JUNREJO
JUNREJO
334
338
672
202
3,237
3,130
6,367
2,729
Sumber: LB3 GIZI ELEKTRONIK
L+P
L 1
JUMLAH (KAB/KOTA)
BGM P
L
98.7
100.0
1
0.1
3
0.4
4
0.3
79
78.8
1
0.2
1
0.2
2
0.2
95.8
87
91.6
4
0.5
2
0.2
6
0.4
589
61.0
65
63.0
2
0.7
4
1.4
6
1.0
214
416
60.5
63
61.9
1
0.5
3
1.4
4
1.0
2,576
5,305
84.3
82
83.3
9
0.3
13
0.5
22
0.4
TABEL 46 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 ANAK BALITA (12-59 BULAN) NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
BATU
BATU
1,610
1,463
3,073
1,349
83.8
1,281
87.6
2,630
85.6
2
BATU
SISIR
1,433
1,390
2,823
1,207
84.2
1,247
89.7
2,454
86.9
3
BUMIAJI
BUMIAJI
1,830
1,833
3,663
1,749
95.6
1,719
93.8
3,468
94.7
4
JUNREJO
BEJI
995
941
1,936
902
90.7
850
90.3
1,752
90.5
5
JUNREJO
JUNREJO
668
675
1,343
578
86.5
535
79.3
1,113
82.9
6,536
6,302
12,838
5,785
88.5
5,632
89.4
11,417
88.9
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
TABEL 47 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 BALITA NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
JUMLAH BALITA DILAPORKAN (S) L
P
L+P
4
5
6
DITIMBANG JUMLAH (D) L P L+P L 7
8
9
BGM P
% (D/S) P
L L+P
10
11
12
74.0
72.8
4
0.3
9
0.7
13
0.5
JUMLA H 13
% 14
JUMLA H 15
L+P % 16
JUMLA H 17
% 18
1
BATU
BATU
1,971
1,806
3,777
1,414
1,337
2,751
71.7
2
BATU
SISIR
1,792
1,742
3,534
1,432
1,400
2,832
79.9
80
80.1
4
0.3
2
0.1
6
0.2
3
BUMIAJI
BUMIAJI
2,298
2,291
4,589
1,941
1,843
3,784
84.5
80
82.5
11
0.6
7
0.4
18
0.5
4
JUNREJO
BEJI
1,229
1,175
2,404
608
564
1,172
49.5
48
48.8
6
1.0
11
2.0
17
1.5
5
JUNREJO
JUNREJO
847
835
1,682
444
456
900
52.4
55
53.5
3
0.7
9
2.0
12
1.3
8,137
7,849
15,986
5,839
5,600 11,439
71.8
71
71.6
28
0.5
38
0.7
66
0.6
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: LB3 GIZI ELEKTRONIK
TABEL 48 CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 BATU
BATU
2 BATU
SISIR
3 BUMIAJI
BUMIAJI
4 JUNREJO
BEJI
5 JUNREJO
JUNREJO
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: LB3 GIZI ELEKTRONIK
KASUS BALITA GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN L P
JUMLAH DITEMUKAN
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1 -
2 -
1 1 3
3 -
-
2
3
3
3
7
1
100.0 #DIV/0!
1 -
2 -
100.0 #DIV/0!
1
1
100.0
10
3
100.0
100.0 #DIV/0!
3 -
100.0 #DIV/0!
2
100.0
3
100.0
3
100.0
3
100.0
1
100.0
10
100.0
-
#DIV/0! 7
100.0
TABEL 49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
JUMLAH
PUSKESMAS
L
P
SD DAN SETINGKAT
L+P JUMLAH
L 1
2
3
P
4
5
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
6
7
8
9
10
11
12
13
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
%
14
15
1
BATU
BATU
381
360
741
381
100.0
360
100.0
741
100.0
21
21
42
2
BATU
SISIR
468
436
904
468
100.0
436
100.0
904
100.0
20
20
40
3
BUMIAJI
BUMIAJI
425
393
818
425
100.0
393
100.0
818
100.0
25
25
50
4
JUNREJO
BEJI
278
244
522
278
100.0
244
100.0
522
100.0
15
15
30
5
JUNREJO
JUNREJO
147
120
267
147
100.0
120
100.0
267
100.0
6
6
12
1,699
1,553
3,252
1,699
100.0
1,553
100.0
3,252
100.0
87
87
174
JUMLAH (KAB/KOTA)
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
100.0
100.0
100.0
TABEL 50 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/ TUMPATAN GIGI TETAP TETAP PENCABUTAN 4
5
6
1 BATU
BATU
429
364
1.2
2 BATU
SISIR
113
203
0.6
3 BUMIAJI
BUMIAJI
390
380
1.0
4 JUNREJO
BEJI
180
180
1.0
5 JUNREJO
JUNREJO
131
141
0.9
1,243
1,268
1.0
JUMLAH (KAB/ KOTA) Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
TABEL 51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH
JUMLAH SD/MI DGN SD/MI SIKAT GIGI
%
JUMLAH SD/MI MENDAPAT YAN. GIGI
%
6
7
8
MASSAL 1
2
3
4
5
MURID SD/MI DIPERIKSA
JUMLAH MURID SD/MI
PERLU PERAWATAN
MENDAPAT PERAWATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
1 BATU
BATU
23
23
100.0
23
100.0 2,525
2,273
4,798
2
0.1
2
0.1
4
0.1
807
861
1,668
638
79.1
687
79.8
1,325
2 BATU
SISIR
20
20
100.0
20
100.0 2,689
2,526
5,215
2,150
80.0
2,015
79.8
4,165
79.9
860
806
1,666
420
48.8
411
51.0
831
49.9
3 BUMIAJI
BUMIAJI
26
13
50.0
13
50.0 2,380
4,859
7,239
52
2.2
1,196
24.6
1,248
17.2
704
690
1,394
704
100.0
690
100.0
1,394
100.0
4 JUNREJO
BEJI
14
14
100.0
14
100.0 1,483
5 JUNREJO
JUNREJO
7
7
100.0
7
90
77
85.6
77
JUMLAH (KAB/ KOTA)
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
79.4
1,403
2,886
486
32.8
476
33.9
962
33.3
853
813
1,666
462
54.2
498
61.3
960
57.6
796
727
1,523
479
60.2
556
76.5
1,035
68.0
140
217
357
95
67.9
140
64.5
235
65.8
85.6 9,873
11,788
21,661
3,169
32.1
4,245
36.0
7,414
34.2
3,364
3,387
6,751
2,319
68.9
2,426
71.6
4,745
70.3
100.0
TABEL 52 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 USILA (60TAHUN+) NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1 BATU
BATU
5,415
5,283
10,698
3,419
63.14
5,357
101.40
8,776
82.03
2 BATU
SISIR
11,833
5,662
17,495
4,384
37.05
4,808
84.92
9,192
52.54
3 BUMIAJI
BUMIAJI
8,925
5,764
14,689
4,257
47.70
6,299
109.28
10,556
71.86
4 JUNREJO
BEJI
4,059
4,219
8,278
1,940
47.80
2,719
64.45
4,659
56.28
5 JUNREJO
JUNREJO
2,166
1,666
3,832
652
30.10
2,025
121.55
2,677
69.86
32,398
22,594
54,992
14,652
45.23
21,208
93.87
35,860
65.21
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
TABEL 53 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN KOTA BATU TAHUN 2014 PESERTA JAMINAN KESEHATAN NO
JENIS JAMINAN KESEHATAN
1
2
1
Jaminan Kesehatan Nasional
L
JUMLAH P
L+P
3
4
5
L
% P
L+P
6
7
8
27268
26749
54017
27.27
26.99
27.13
20,085
19,809
39,894
20.09
19.99
20.04
0
0
0
0.00
0.00
0.00
1.3 Pekerja penerima upah (PPU)
3,549
2,933
6,482
3.55
2.96
3.26
1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri
3,634
4,007
7,641
3.63
4.04
3.84
0
0
0
0.00
0.00
0.00
1,142
1,317
2,459
1.14
1.33
1.24
1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 1.2 PBI APBD
1.5 Bukan pekerja (BP) 2
Jamkesda
3
Asuransi Swasta
0
0.00
0.00
0.00
4
Asuransi Perusahaan
0
0.00
0.00
0.00
56,476
28.41
28.32
28.37
JUMLAH (KAB/KOTA)
28,410
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus dan Jaminan Kesehatan
28,066
TABEL 54 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN KOTA BATU TAHUN 2014 JUMLAH KUNJUNGAN NO
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
1
2
1 Puskesmas Batu 2 Puskesmas Sisir 3 Puskesmas Bumiaji 4 Puskesmas Beji 5 Puskesmas Junrejo SUB JUMLAH I 1 RS Paru Batu 2 RS Baptis Batu 3 RS Bhayangkara 4 RS dr. Etty Asharto 5 RS IPHI SUB JUMLAH II
RAWAT JALAN
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
15,473 10,332 8,654 8,225 6,030 48,714 13,309 14,201 8,578 11,995 9,814 57,897
21,327 15,399 13,156 13,028 13,211 76,121 18,882 21,891 3,795 12,049 13,057 69,674
36,800 25,731 21,810 21,253 19,241 124,835 32,191 36,092 12,373 24,044 22,871 127,571
106,611
145,795
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
99,984
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
106.6
JUMLAH (KAB/KOTA)
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
RAWAT INAP
85
126
41 99
74 133
225 2,443 1,964 507 1,223 384 6,521
252,406
99,108
199,092
147.1
126.8
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
L+P 11
333 3,041 2,598 1,403 821 697 8,560
211 0 115 232 0 558 5,484 4,562 1,910 2,044 1,081 15,081
128 59 689 41 42 959 0 356 0 0 0 356
127 20 1,442 42 80 1,711 0 633 0 0 0 633
255 79 2,131 83 122 2,670 0 989 0 0 0 989
6,746
8,893
15,639
1,315
2,344
3,659
99,984
99,108
199,092
6.7
9.0
7.9
TABEL 55 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT KOTA BATU TAHUN 2014
NO
NAMA RUMAH a SAKIT
JUMLAH TEMPAT TIDUR
1
2
3
1 2 3 4 5
RS Paru Batu RS Baptis Batu RS Bhayangkara RS dr. Etty Asharto RS IPHI
KABUPATEN/KOTA
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI
PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT
GDR
NDR
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
104 100 50 50 35
2,140 1,957 502 837 523
2,705 2,560 1,405 1,086 622
4,845 4,517 1,907 1,923 1,145
112 41 6 19 1
128 54 9 24 1
240 95 15 43 2
48 14 1 6 1
54 22 2 10 1
102 36 3 16 2
52.3 21.0 12.0 22.7 1.9
47.3 21.1 6.4 22.1 1.6
49.5 21.0 7.9 22.4 1.7
22.4 7.2 2.0 7.2 1.9
20.0 8.6 1.4 9.2 1.6
21.1 8.0 1.6 8.3 1.7
339
5,959
8,378
14,337
179
216
395
70
89
159
3.0
2.6
2.8
1.2
1.1
1.1
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
TABEL 56 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KOTA BATU TAHUN 2014
NO 1
1 2 3 4 5
NAMA RUMAH SAKITa
JUMLAH TEMPAT TIDUR
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
JUMLAH HARI PERAWATAN
JUMLAH LAMA DIRAWAT
BOR (%)
2
3
4
5
6
7
RS Paru Batu RS Baptis Batu RS Bhayangkara RS dr. Etty Asharto RS IPHI
KABUPATEN/KOTA
104 100 50 50 35
4,845 4,517 1,907 1,923 1,145
16,435 14,855 6,752 5,667 2,706
339
14337
46,415
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
16,122 13,013 4,842 5,718 1,866
BTO (KALI) 8
TOI (HARI)
ALOS (HARI)
9
10
43.3 40.7 37.0 31.1 21.2
46.58653846 45.17 38.14 38.46 32.71428571
4.442724458 4.8 6.0 6.543421737 8.8
3.3 2.9 2.5 3.0 1.6
37.5
42.2920354
5.4
0.0
TABEL 57 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 RUMAH TANGGA NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
JUMLAH
JUMLAH DIPANTAU
% DIPANTAU
JUMLAH BER- PHBS
% BER- PHBS
4
5
6
7
8
1 BATU
BATU
2,264
1,640
72.4
440
26.8
2 BATU
SISIR
12,239
979
8.0
461
47.1
3 BUMIAJI
BUMIAJI
16,384
2,187
13.3
784
35.8
4 JUNREJO
BEJI
8,676
1,735
20.0
278
16.0
5 JUNREJO
JUNREJO
4,993
999
20.0
159
15.9
44,556
7,540
16.9
2,122
28.1
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber Seksi Promosi Kesehatan Tahun 2014
TABEL 58 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH SELURUH RUMAH
1
2
3
4
2013 JUMLAH RUMAH MEMENUHI SYARAT RUMAH YANG (RUMAH SEHAT) BELUM MEMENUHI JUMLAH % SYARAT 5
6
7
2014 RUMAH DIBINA MEMENUHI SYARAT
RUMAH DIBINA
RUMAH MEMENUHI SYARAT (RUMAH SEHAT)
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
8
9
10
11
12
13
1 BATU
BATU
10836
5,576
51.46
542.00
542
100.00
407
75.09225092
5,983
55.21410114
2 BATU
SISIR
10788
2,005
18.59
556.00
556
100.00
417
75.00
2,422
22.45
3 BUMIAJI
BUMIAJI
13684
4,592
33.56
3247.00
3,247
100.00
2436
75.02
7,028
51.36
4 JUNREJO
BEJI
6088
1,860
30.55
651.00
651
100.00
489
75.12
2,349
38.58
5 JUNREJO
JUNREJO
2,447
57.03
798.00
798
100.00
599
75.06
3,046
70.99
16,480
36.07
5,794
5,794
100.00
4348
75.04
20,828
45.59
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan Tahun 2014
4291 45,687
TABEL 59 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 BUKAN JARINGAN PERPIPAAN PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
BEJI
29,780
5 JUNREJO
JUNREJO
19,313
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan Tahun 2014
199,092
13 17
0
-
0.00
0
-
52
0
0.00
-
0
0
0.00
0
0
0
0.00
-
0
0
0.00
0
68
0
0
0
0
0
0
0
0.00
0
-
-
0.00
1739
6956
0
0.00
0
-
-
0.00
10053
40212
-
0
0.00
0
-
-
0.00
3321
13284
-
0
0.00
0
-
-
0.00
3769
15076
0
0
0
0
24802
99208
0
0
0
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
%
0.00
0
24
23680
JUMLAH
0
0
5920
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
0
-
0.00
MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA
-
0.00
23
-
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
0.00
0
22
-
JUMLAH SARANA
0
0
21
0
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
16
20
0
MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA
0
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
-
JUMLAH SARANA
0
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
15
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA
0.00
0
14
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
0
13
JUMLAH SARANA
0
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
19
-
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
11
JUMLAH SARANA
10
JUMLAH SARANA
18
0
MEMENUHI SYARAT JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
4 JUNREJO
4 -
17
0
MATA AIR TERLINDUNG
JUMLAH SARANA
58,293
JUMLAH SARANA
44,180
BUMIAJI
16
0
8
9
MEMENUHI SYARAT JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
SISIR
3 BUMIAJI
6
-
MEMENUHI SYARAT
TERMINAL AIR
JUMLAH SARANA
2 BATU
5
SUMUR BOR DENGAN POMPA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
4
47,526
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
3
BATU
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
2
1 BATU
SUMUR GALI DENGAN POMPA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
1
PUSKESMAS
JUMLAH SARANA
KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
NO
JUMLAH SARANA
SUMUR GALI TERLINDUNG PENDUDU K
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM LAYAK
36
5920 23680.00
0
0
0
0.00
0
0
0
0.00
23680
49.825
1739
6956.00
0
0
0
0.00
1562
6248
1558
6232.00
13188
29.85
10053 40212.00
0
0
0
0.00
0
0
0
0.00
40212
68.98
3321 13284.00
0
0
0
0.00
341
1364
341
1364.00
14648
49.19
3769 15076.00
0
0
0
0.00
0
0
0
0.00
15076
78.06
0
0
0
0
1903
7612
1899
7596 106804
53.65
24802
99208
TABEL 60 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH PENYELENGGARA AIR MINUM
1
2
3
4
1 2 3 4 5
BATU BATU BUMIAJI JUNREJO JUNREJO
BATU SISIR BUMIAJI BEJI JUNREJO
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan Tahun 2014
JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA 5
MEMENUHI SYARAT (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA) JUMLAH
%
6
7
15 9 39 8 14
8 9 9 8 6
2 3 3 1 2
25 33.33333333 33.33333333 12.5 33.33333333
85
40
11
27.5
TABEL 61 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 JENIS SARANA JAMBAN
18
20
21
22
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
19
23
PENDUDUK DENGAN AKSES SANITASI LAYAK (JAMBAN SEHAT)
% PENDUDUK PENGGUNA
17
JUMLAH SARANA
16
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
15
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
14
JUMLAH SARANA
13
MEMENUHI SYARAT
% PENDUDUK PENGGUNA
12
JUMLAH SARANA
11
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
10
JUMLAH SARANA
9
CEMPLUNG
MEMENUHI SYARAT
% PENDUDUK PENGGUNA
8
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
7
JUMLAH SARANA
6
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
5
JUMLAH SARANA
4
PLENGSENGAN
MEMENUHI SYARAT
% PENDUDUK PENGGUNA
3
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
2
JUMLAH SARANA
1
PUSKESMAS
MEMENUHI SYARAT JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
KECAMATAN
LEHER ANGSA
JUMLAH SARANA
NO
JUMLAH PENDUDUK
KOMUNAL
JUMLAH
%
24
25
26
1 BATU
BATU
47526
#DIV/0!
#####
#DIV/0!
#####
0.0
2 BATU
SISIR
44180
#DIV/0!
#####
#DIV/0!
#####
0.0
3 BUMIAJI
BUMIAJI
58293
#DIV/0!
#####
#DIV/0!
#####
0.0
4 JUNREJO
BEJI
29780
#DIV/0!
#####
#DIV/0!
#####
0.0
5 JUNREJO
JUNREJO
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan Tahun 2014
19313 199,092
#DIV/0! -
-
-
-
#DIV/0!
##### -
-
-
-
#####
#DIV/0! -
-
-
-
#DIV/0!
##### -
-
-
-
#####
0.0 -
0.0
TABEL 62 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KOTA BATU TAHUN 2014 SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/ KELURAHAN
1
2
3
4
DESA MELAKSANAKAN STBM
DESA STOP BABS (SBS)
DESA STBM
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
1 BATU
BATU
5
3
60
2
40
-
0
2 BATU
SISIR
3
3
100.0
0.0
0
-
0
3 BUMIAJI
BUMIAJI
9
7
77.8
2.0
22.2222222
-
0
4 JUNREJO
BEJI
4
4
100.0
0.0
0
-
0
5 JUNREJO
JUNREJO
3
3
100.0
1.0
33.3333333
-
0
24
20
83.3
5
20.8333333
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan Tahun 2014
0
0
TABEL 63 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014 TEMPAT-TEMPAT UMUM YANG ADA
22
%
21
JUMLAH
20
%
19
TEMPAT-TEMPAT UMUM
JUMLAH
18
NON BINTANG
%
17
JUMLAH
16
BINTANG
%
15
JUMLAH
14
HOTEL
RUMAH SAKIT UMUM
%
13
JUMLAH
12
PUSKESMAS
%
11
JUMLAH
10
SLTA
%
9
JUMLAH
8
SARANA KESEHATAN
SLTP
%
7
SD JUMLAH
6
NON BINTANG
5
BINTANG
4
RUMAH SAKIT UMUM
3
PUSKESMAS
2
SLTA
1
HOTEL
PUSKESMAS
SLTP
KECAMATAN
SD
NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH TTU
SARANA PENDIDIKAN
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN SARANA PENDIDIKAN
23
24
25
26
27
1 BATU
BATU
21
4
6
1
1
7
27
67
19
90.5
3
75.0
5
83.3
1
100.0
1
100.0
6
85.7
24
88.9
59
88.1
2 BATU
SISIR
20
12
10
1
3
-
9
55
18
90.0
12
100.0
10
100.0
1
100.0
3
100.0
0 #DIV/0!
6
66.7
50
90.9
3 BUMIAJI
BUMIAJI
26
6
2
1
-
3
11
49
18
69.2
1
16.7
1
50.0
1
100.0
-
#DIV/0!
3
100.0
7
63.6
31
63.3
4 JUNREJO
BEJI
15
4
1
1
-
1
3
25
13
86.7
4
100.0
1
100.0
1
100.0
-
#DIV/0!
1
100.0
3
100.0
23
92.0
5 JUNREJO
JUNREJO
6
2
4
1
1
-
-
14
6
100.0
1
50.0
2
50.0
1
100.0
#DIV/0!
11
78.6
88
28
23
5
11
50
210
74
84.1
21
75.0
19
82.6
5
100.0
80.0
174
82.9
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan Tahun 2014
5
1 5
100.0 100.0
0 #DIV/0! 10
90.9
40
TABEL 64 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI KOTA BATU TAHUN 2014 TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI NO
KECAMATAN
1
2
PUSKESMAS
JUMLAH TPM
3
4
RUMAH DEPOT AIR JASA BOGA MAKAN/ MINUM RESTORAN (DAM) 5
6
7
TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
MAKANAN JAJANAN
TOTAL
%
JASA BOGA
8
9
10
11
RUMAH DEPOT AIR MAKAN/ MINUM RESTORAN (DAM) 12
13
MAKANAN JAJANAN
TOTAL
14
15
% 16
1 BATU
BATU
85
1
24
6
0
31
36.47
0
1
0
0
1
1.18
2 BATU
SISIR
84
0
8
4
0
12
14.29
0
3
1
0
4
4.76
3 BUMIAJI
BUMIAJI
96
6
7
9
0
22
22.92
0
2
0
0
2
2.08
4 JUNREJO
BEJI
64
1
6
4
0
11
17.19
0
0
0
0
0
0.00
5 JUNREJO
JUNREJO
55
7
0
2
0
9
16.36
1
0
0
0
1
1.82
384
15
45
25
0
85
22.14
1
6
1
0
8
2.08
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan Tahun 2014
TABEL 65
11
12
13
14
15
16
PERSENTASE TPM DIUJI PETIK
10
TOTAL
9
MAKANAN JAJANAN
8
DEPOT AIR MINUM (DAM)
7
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
6
JUMLAH TPM DIUJI PETIK JASA BOGA
5
JUMLAH TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
4
PERSENTASE TPM DIBINA
3
TOTAL
2
MAKANAN JAJANAN
1
DEPOT AIR MINUM (DAM)
PUSKESMAS
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
KECAMATAN
JUMLAH TPM DIBINA JASA BOGA
NO
JUMLAH TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK KOTA BATU TAHUN 2014
17
1 BATU
BATU
1
0
1
0
0
1
100.00
31
1
1
10
0
12
38.71
2 BATU
SISIR
4
0
3
1
0
4
100.00
12
0
2
3
0
5
41.67
3 BUMIAJI
BUMIAJI
2
0
2
0
0
2
100.00
22
0
0
4
0
4
18.18
4 JUNREJO
BEJI
0
0
0
0
0
0 #DIV/0!
11
0
1
4
0
5
45.45
5 JUNREJO
JUNREJO
1
1
0
0
0
1
100.00
9
0
0
3
0
3
33.33
8
1
6
1
0
8
100.00
85
1
4
24
0
29
34.12
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan Tahun
TABEL 66 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN KOTA BATU TAHUN 2014
NO 1
NAMA OBAT 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Alopurinol tablet 100 mg Aminofilin tablet 200 mg Aminofilin injeksi 24 mg/ml Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) Amoksisilin kapsul 250 mg Amoksisilin kaplet 500 mg Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg Metampiron tablet 500 mg Metampiron injeksi 250 mg Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg
11
Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + polimiksin 10.000 IU/g
12
Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + Heksaklorofen 250 mg
13
Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3%
14 15
Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa 250 mg
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) Atropin sulfat tablet 0,5 mg Atropin tetes mata 0,5% Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) Betametason krim 0,1 % Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml Deksametason tablet 0,5 mg Dekstran 70-larutan infus 6% steril Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) Diazepam Injeksi 5mg/ml Diazepam tablet 2 mg Diazepam tablet 5 mg Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) Diagoksin tablet 0,25 mg Efedrin tablet 25 mg (HCL) Ekstrks belladona tablet 10 mg Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) Etakridin larutan 0,1% Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml Fenobarbital tablet 30 mg Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg Fenol Gliserol tetes telinga 10% Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg Furosemid tablet 40 mg Gameksan lotion 1 % Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g Gentian Violet Larutan 1 % Glibenklamida tablet 5 mg Gliseril Gualakolat tablet 100 mg Gliserin Glukosa larutan infus 5% Glukosa larutan infus 10% Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) Griseofulvin tablet 125 mg, micronized Haloperidol tablet 0,5 mg Haloperidol tablet 1,5 mg Haloperidol tablet 5 mg Hidroklorotiazida tablet 25 mg Hidrkortison krim 2,5% Ibuprofen tablet 200 mg Ibuprofen tablet 400 mg Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg Kaptopril tablet 12,5 mg Kaptopril tablet 25 mg Karbamazepim tablet 200 mg Ketamin Injeksi 10 mg/ml
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
SATUAN TERKECIL
KEBUTUHAN
3
4
PERSENTASE TOTAL JUMLAH SISA STOK KETERSEDIAAN PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN OBAT/VAKSIN 7
8
47500 26000.00 120.00 8400.00 306000.00 2800.00 3000.00 150.00 219000.00
172.73 144.44 134.83 200.96 #DIV/0! 130.21 133.33 400.00 #DIV/0! 148.88
800
1002.00
105.47
690
410
1100.00
100.00
384
72
1,536
1608.00
418.75
tablet tablet
1,550
100
1,800
1900.00
122.58 #DIV/0!
vial tablet tablet tablet tablet botol ampul krim ampul tablet botol botol tablet ampul tablet tablet ampul tablet tablet tablet ampul botol ampul ampul tablet tablet tablet botol ampul tablet tablet botol sach
2,750 95,000
1,300 7,000 700
26,050 66,000
27350.00 73000.00 700.00
994.55 76.84 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
10 3,100 600 42,500
850 300 20,100
3,000 400 30,900
3850.00 700.00 51000.00
4,100 95,500
800 14,400
2,500 1,000 1,496 7,600 28,400 56,000 360 75
700 300 450 8,900 5,250
1,800 700 1,200 6,300 23,750
124.19 116.67 120.00 #DIV/0! 19.51 15.08 #DIV/0! 100.00 100.00 110.29 200.00 102.11
90 1
420 23
550
1,500
905 290 3,800 9,200
1,152 150 2,500 3,100
432 270 3,000 10,700
1584.00 420.00 5500.00 13800.00
35,300
5,800
40,200
46000.00
botol tablet tablet botol botol botol ampul tablet tablet tablet tablet tablet tube tablet tablet tablet tablet tablet tablet tablet vial
1,150 30,500 178,500
570 4,000 41,000
600 40,300 150,000
1170.00 44300.00 191000.00
1,340
680
1,320
2000.00
800 7,000 456
415.00 500.00 5800.00 4400.00 8000.00 10000.00 2424.00 32000.00 102700.00 3200.00 107000.00 209400.00 12200
tablet tablet tablet tablet kapsul kaplet botol tablet ampul tablet
5
6
27,500 18,000 89 4,180 235,000 2,100 750 147,100
11,600 1,300 30 600 99,700 405 2,100 90 67,900
35,900 24,700 90 7,800 206,300 2,395 900 60 151,100
tube
950
202
supp
1,100
pot
800.00 14400.00 2500.00 1000.00 1650.00 15200.00 29000.00 510.00 24.00
1500.00
60 600 1,000 3,000 4,000 27,500 2,560 32,000 88,000 2,350 87,500
17,700 2,100 26,000
415 500 5,800 4,400 7,200 3,000 1,968 32,000 85,000 1,100 81,000
108,500 10,000
34,400 600
175,000 11,600
141.67 32.00 #DIV/0! #DIV/0! 272.73 #DIV/0! #DIV/0! 175.03 144.83 144.74 150.00 #DIV/0! 130.31 101.74 145.25 107.00 #DIV/0! 149.25 #DIV/0! 691.67 83.33 580.00 146.67 200.00 36.36 94.69 100.00 116.70 136.17 122.29 #DIV/0! 193.00 122 #DIV/0!
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN KOTA BATU TAHUN 2014
NO
NAMA OBAT
1
2
70 71 72 73 74 75 76 77 78
Klofazimin kapsul 100 mg microzine Kloramfenikol kapsul 250 mg Kloramfenikol tetes telinga 3 % Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 mg 79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg + Trimetoprim 40 mg/ 5 ml 80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg 81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg 82 Kuinin (kina) tablet 200 mg 83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml 84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml 85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml 86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml 87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram 88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml 89 Mebendazol tablet 100 mg 90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg 91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml 92 Metronidazol tablet 250 mg 93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg 94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % 95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % 96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % 97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g 98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g 99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) 100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % 101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml 102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml 103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml 104 Paracetamol tablet 100 mg 105 Paracetamol tablet 500 mg 106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) 107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg 108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) 109 Povidon Iodida larutan 10 % 110 Povidon Iodida larutan 10 % 111 Prednison tablet 5 mg 112 Primakuin tablet 15 mg 113 Propillitiourasil tablet 100 mg 114 Propanol tablet 40 mg (HCL) 115 Reserpin tablet 0,10 mg 116 Reserpin tablet 0,25 mg 117 Ringer Laktat larutan infus 118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% 119 Salisil bedak 2% 120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) 121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) 122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) 123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) 124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) 125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg 126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % 127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% 128 Tetrasiklin kapsul 250 mg 129 Tetrasiklin kapsul 500 mg 130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml 131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) 132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp 133 Triheksifenidil tablet 2 mg 134 Vaksin Rabies Vero 135 Vitamin B Kompleks tablet VAKSIN 136 BCG 137 T T 138 D T 139 CAMPAK 10 Dosis 140 POLIO 10 Dosis 141 DPT-HB 142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS 143 POLIO 20 Dosis 144 CAMPAK 20 Dosis Sumber: Seksi Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2014
SATUAN TERKECIL
KEBUTUHAN
3
4
kapsul kapsul botol tablet ampul ampul tablet tablet tablet
PERSENTASE TOTAL JUMLAH SISA STOK KETERSEDIAAN PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN OBAT/VAKSIN 5
6
7
5,500 485 276,000
65000.00 1006.00 352000.00
8
#DIV/0! 1300.00 110.55 104.92 #DIV/0! 250.00 #DIV/0! 933.33 #DIV/0!
5,000 910 335,500
59,500 521 76,000
10
25
1,200
1,000
10,200
11200.00
botol
1,350
1,050
2,050
3100.00
229.63
tablet
41,400
149,100
32,400
181500.00
438.41
25.00
tablet
#DIV/0!
tablet ampul vial vial vial sach botol tablet tablet
#DIV/0! #DIV/0! 250.48 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 155.56
ampul tablet tablet botol botol ampul tablet tablet botol tube vial ampul botol tablet tablet botol tablet tablet botol botol tablet tablet tablet tablet tablet tablet botol tube kotak vial vial vial ampul vial ampul botol botol kapsul kapsul ampul tablet ampul tablet vial tablet vial vial vial vial vial vial vial vial vial
3,150
5,040
2,850
7890.00
3,600
1,000
4,600
5600.00
230
180
991
540
2,150
10,100
6,420 550 440 6,000 31,000 633,100
1,320 113 20 400 1,050 11,000 147,200
619,800
6980.00 113.00 20.00 500.00 8150.00 11000.00 767000.00
110,000 670 30
29,000 114 71
49,000 620 37
78000.00 734.00 108.00
800
180.00
700
1240.00 10100.00
5,660
100 7,100
800
800.00
8,570 1,024
4,520 288
8,130 744
12650.00 1032.00
1,950
476
2,194
2670.00
250 1,520
200 312
200 1,248
400.00 1560.00
210 208,000
30 15,000
210 125,000
240.00 140000.00
21,200
4,000
18,150
22150.00
377,000
51,400
459,800
511200.00
836 280 350 725 1,764 2,504 3,148
740 305 470 1,100 2,118 1,760 2,612
198 195 212 328 9 415
938.00 500.00 470.00 1312.00 2446.00 1769.00 3027.00
78.26 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 125.13 #DIV/0! 469.77 #DIV/0! 108.72 20.55 #DIV/0! 113.64 135.83 35.48 121.15 #DIV/0! #DIV/0! 70.91 109.55 360.00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.00 #DIV/0! #DIV/0! 147.61 100.78 136.92 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 160.00 102.63 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 114.29 67.31 #DIV/0! 104.48 #DIV/0! 135.60 112.20 178.57 134.29 180.97 138.66 70.65 96.16 #DIV/0! #DIV/0!
TABEL 67 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN KOTA BATU TAHUN 2014 PEMILIKAN/PENGELOLA NO 1
FASILITAS KESEHATAN KEMENKES
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
2
RUMAH SAKIT 1 RUMAH SAKIT UMUM 2 RUMAH SAKIT KHUSUS PUSKESMAS DAN JARINGANNYA 1 PUSKESMAS RAWAT INAP - JUMLAH TEMPAT TIDUR 2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 3 PUSKESMAS KELILING 4 PUSKESMAS PEMBANTU SARANA PELAYANAN LAIN 1 RUMAH BERSALIN 2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 7 UNIT TRANSFUSI DARAH SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN 1 INDUSTRI FARMASI 2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 5 PEDAGANG BESAR FARMASI 6 APOTEK 7 TOKO OBAT 8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 9 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
1 1
2 1
3 2
2 4 2 102 2 0 0
2 5 2 102 2 -
3 41 2 0 6
1
0 0 0 0 1 12 1 0 3
1 12 1 3
TABEL 68 PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I KOTA BATU TAHUN 2014
NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH SARANA
1
2
3
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I JUMLAH
%
4
5
1 RUMAH SAKIT UMUM
3
3
100.00
2 RUMAH SAKIT KHUSUS
2
1
50.00
5
4
80.00
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
TABEL 69 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
PRATAMA JUMLAH % 4
5
STRATA POSYANDU MADYA PURNAMA JUMLAH % JUMLAH % 6
7
8
9
MANDIRI JUMLAH % 10
11
POSYANDU AKTIF JUMLAH 12
JUMLAH
%
13
14
1 BATU
BATU
2
4.17
29
60.42
15
31.25
2
4.17
48
17
35.42
2 BATU
SISIR
2
4.88
2
4.88
34
82.93
3
7.32
41
37
90.24
3 BUMIAJI
BUMIAJI
0
0.00
10
19.23
38
73.08
4
7.69
52
42
80.77
4 JUNREJO
BEJI
0
0.00
13
48.15
14
51.85
0
0.00
27
14
51.85
5 JUNREJO
JUNREJO
0
0.00
10
47.62
11
52.38
0
0.00
21
11
52.38
4
2.12
64
33.86
112
59.26
9
4.76
189
121
64.02
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO POSYANDU PER 100 BALITA Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Tahun 2014
1
TABEL 70 JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
DESA/ KELURAHAN
1
2
3
4
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) POSKESDES POLINDES POSBINDU 5
6
7
1 BATU
BATU
5
5
3.00
5
2 BATU
SISIR
3
3
1.00
6
3 BUMIAJI
BUMIAJI
9
9
5.00
9
4 JUNREJO
BEJI
4
4
3.00
4
5 JUNREJO
JUNREJO
3
3
1.00
1
24
24
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Tahun 2014
13
25
TABEL 71 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN KOTA BATU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/ KELURAHAN
1
2
3
4
DESA/KELURAHAN SIAGA PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
1 BATU
BATU
5
2
1.00
2 BATU
SISIR
3
1
2.00
3 BUMIAJI
BUMIAJI
9
4 JUNREJO
BEJI
4
1
3.00
5 JUNREJO
JUNREJO
3
3
0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Tahun 2014
24
-
2
0.00
5
100
0.00
3
100
0.00
9
100
-
0.00
4
100
-
0.00
3
100
24
100
-
7.00
7
13
2
4
0
TABEL 72 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN KOTA BATU TAHUN 2014
NO 1
DR SPESIALIS a
UNIT KERJA 2
1 Puskesmas Batu 2 Puskesmas Sisir 3 Puskesmas Bumiaji 4 Puskesmas Beji 5 Puskesmas Junrejo SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Paru Batu 2 RS Baptis Batu 3 RS Bhayangkara 4 RS dr. Etty Asharto 5 RS IPHI SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
DOKTER GIGI
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
-
-
-
10 13 3 4 2 32
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
-
3 1 17
16 20 3 7 3 49
5 5 3 2 1 2 13
2 2 2 2 2 10 9 8 6 7 3 33
3 3 4 3 2 15 14 11 8 8 5 46
1
2
2
3
5
6 7 -
1
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
Sumber: - Data Dasar Puskesmas & laporan RS Keterangan : a termasuk S3
TOTAL
DOKTER UMUM
33
18
1 1 2 1 -
-
-
-
-
51 25.616
20
46
1 1 2 1
3 3 4 3 2 15 30 31 11 15 8 95
-
3
4
7
-
-
-
-
-
-
66 33.151
5 15 16 5 5 4 45
2 2 2 2 2 10 15 15 6 10 4 50 -
53
64
1 1 2
-
-
117 58.767
-
L
P
15
16
17
18
19
-
-
-
TOTAL
1 1 1 2 2 7 1 1 1 1 1 5
1 1 1 2 2 7 2 2 1 1 1 7
-
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
DOKTER GIGI SPESIALIS L P L+P
13
15 7.5342
1 1
1
-
1
1 0.5023
20
1 1 1 2 2 7 1 1 1 1 1 5
1 2
1
L+P
3
1 1 1 2 2 7 2 3 1 1 1 8
1 3
1 -
13
16 8.0365
TABEL 73 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN KOTA BATU TAHUN 2014 NO
UNIT KERJA
BIDAN
1
2
3
1 Puskesmas Batu 2 Puskesmas Sisir 3 Puskesmas Bumiaji 4 Puskesmas Beji 5 Puskesmas Junrejo SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Paru Batu 2 RS Baptis Batu 3 RS Bhayangkara 4 RS dr. Etty Asharto 5 RS IPHI SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
L
PERAWATa P
L+P
4
5
6
L
PERAWAT GIGI P
L+P
7
8
9
8 8 15 12 7 50 12 12 9 7 7 47
4 2 5 7 2 20 33 12 15 10 2 72
13 5 10 5 3 36 46 59 14 16 6 141
17 7 15 12 5 56 79 71 29 26 8 213
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 2 1 1 1 7 2 1 1 0 0 4
2 2 1 1 1 7 2 1 1 0 0 4
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
0
0
0
0
0
0
0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
0
0
0
0
97
92
177
269
0
11
11
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
48.72
Sumber: - Data Dasar Puskesmas & laporan RS Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
135.11
5.53
TABEL 74 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN KOTA BATU TAHUN 2014 TENAGA KEFARMASIAN NO
UNIT KERJA
1
2
TENAGA TEKNIS a KEFARMASIAN L P L+P
L
P
L+P
L
P
3
6
7
8
9
10
4
5
1 Puskesmas Batu
-
2 Puskesmas Sisir
-
3 Puskesmas Bumiaji
-
1
4 Puskesmas Beji
-
5 Puskesmas Junrejo
-
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
1
11
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
1
1
1
1
-
-
-
-
1
1
1
1
-
-
-
-
1
1
4
4
-
-
-
-
4
4
-
1
10
11
2 RS Baptis Batu
2
5
7
3 RS Bhayangkara
-
4 RS dr. Etty Asharto
-
6
6
5 RS IPHI
-
3
3
24
27
3
L+P
-
-
1
1 RS Paru Batu
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
TOTAL
APOTEKER
-
1
1 -
1 -
2
3
2
12
14
-
3
3
2
8
10
-
1
1
-
1
1
-
1
1
-
7
7
-
3
3
31
35
1
7
8
4
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
28
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber: - Data Dasar Puskesmas & laporan RS Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
31
1
7
8
4
35
39 19.59
TABEL 75 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN KOTA BATU TAHUN 2014 NO
UNIT KERJA
1
2
KESEHATAN MASYARAKATa L P L+P 3
4
KESEHATAN LINGKUNGANb L P L+P
5
6
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
1
1 1 1 1 1 5 3 1
-
-
1 1 1 2 1
-
3 2 1 -
1
3
3
4
6
9 4.520523175
1 1
8
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
1
7
1 Puskesmas Batu 2 Puskesmas Sisir 3 Puskesmas Bumiaji 4 Puskesmas Beji 5 Puskesmas Junrejo SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Paru Batu 2 RS Baptis Batu 3 RS Bhayangkara 4 RS dr. Etty Asharto 5 RS IPHI SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
1 1 4
1 1 1 2 1 6
1 1 2 -
-
1
1
-
-
1
4
1
3
7 3.51596247
Sumber: - Data Dasar Puskesmas & laporan RS Keterangan : a
termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan, tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan b
termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
TABEL 76 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN KOTA BATU TAHUN 2014
NO
UNIT KERJA
1
2
NUTRISIONIS
TOTAL
DIETISIEN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
1 Puskesmas Batu
1
2 Puskesmas Sisir
-
1
1
-
-
-
1
L+P 11
-
1
2
-
-
-
1
2
3 Puskesmas Bumiaji
-
1
1
-
-
-
-
1
1
4 Puskesmas Beji
-
1
1
-
-
-
-
1
1
5 Puskesmas Junrejo
-
-
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Paru Batu 2 RS Baptis Batu
-
3 RS Bhayangkara
-
4 RS dr. Etty Asharto
-
5 RS IPHI
-
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
1
1
1
1
-
-
-
1
1
2
4
6
-
-
-
2
4
6
3
3
6
-
-
-
3
3
6
1
1 -
3
1 -
1 -
1
1
1
1
6
9
-
2
3
1
1
-
-
1
3
3
4
-
1
1
-
1
1
4
4
1
1
9
13
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber: - Data Dasar Puskesmas & laporan RS
5
10
15 7.534205292
1
3
4 2.009121411
6
13
19 9.543326703
TABEL 77 JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN KOTA BATU TAHUN 2014
FISIOTERAPIS L P L+P
TENAGA KETERAPIAN FISIK OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA L P L+P L P L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1 Puskesmas Batu 2 Puskesmas Sisir 3 Puskesmas Bumiaji 4 Puskesmas Beji 5 Puskesmas Junrejo SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Paru Batu 2 RS Baptis Batu 3 RS Bhayangkara 4 RS dr. Etty Asharto 5 RS IPHI SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
NO
UNIT KERJA
1
2
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber: - Data Dasar Puskesmas & laporan RS
14
17
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
2
3
3 1.5068
0
0
1
1
1
-
L+P
-
1
-
-
1
P 16
-
1 2
1
L 15
-
1 1 -
1
13
TOTAL
-
1 -
AKUPUNKTUR L P L+P
1 1 1 1
1 -
1
1 0.5023
1
1 1 1 2 -
2
3
3
4 2.0091
TABEL 78 JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN KOTA BATU TAHUN 2014 TENAGA KETEKNISIAN MEDIS NO
UNIT KERJA
1
2
RADIOGRAFER L
P
RADIOTERAPIS
L
P
L+P
L
P
L+P
L
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
5
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber: - Data Dasar Puskesmas & laporan RS
1
5
2 -
5
5
10
10
L+P
1 1 -
1 -
2
2
2 1 -
1
1
3
3
-
1 -
1
16
1 1
1 1
1
5
7
L
P
L+P
L
P
L+P
18
19
20
21
22
23
24
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2 1 1 1 1 6 7 5 2 3
1 1 1 4 4 3 2 3 -
12
16
REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN L P L+P
17
-
2 3 2
ORTETIK PROSTETIK
L+P 1
-
1
P
REFRAKSIONIS OPTISIEN
3
5 3
P
TEKNISI GIGI
-
3 1
L
ANALISIS KESEHATAN
1 Puskesmas Batu 2 Puskesmas Sisir 3 Puskesmas Bumiaji 4 Puskesmas Beji 5 Puskesmas Junrejo SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Paru Batu 2 RS Baptis Batu 3 RS Bhayangkara 4 RS dr. Etty Asharto 5 RS IPHI SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
2 2
L+P
TEKNISI ELEKTROMEDIS
1 -
17
23
1
1
-
1 1
1
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
28
29
30
31
32
33
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
26
1 1 1 1 1 5 2 2 3 1
2
2
2
TEKNISI KARDIOVASKULER
27
25
-
TEKNISI TRANSFUSI DARAH
1 1 1 1 1 5 2 4 3 1 -
8
13
10
15
P
L+P
34
35
-
-
-
-
-
1 1
2 1 2 2 2 9 10 7 5 5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2 7 7 1 -
15
17
3 2 2 2 2 11 17 14 5 6 -
27
42
36
53 26.62
TABEL 79 JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN KOTA BATU TAHUN 2014
NO
UNIT KERJA
TENAGA KESEHATAN LAINNYA PENGELOLA PROGRAM TENAGA KESEHATAN LAINNYA KESEHATAN L
1
2
P
3
L+P
4
L
5
P
6
L+P
7
TOTAL L
8
P
9
L+P
10
11
1 Puskesmas Batu 2 Puskesmas Sisir 3 Puskesmas Bumiaji 4 Puskesmas Beji 5 Puskesmas Junrejo SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Paru Batu 2 RS Baptis Batu 3 RS Bhayangkara 4 RS dr. Etty Asharto 5 RS IPHI SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumber: - Data Dasar Puskesmas & laporan RS
TABEL 80 JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN KOTA BATU TAHUN 2014 TENAGA NON KESEHATAN NO
UNIT KERJA
1
2
1 Puskesmas Batu 2 Puskesmas Sisir 3 Puskesmas Bumiaji 4 Puskesmas Beji 5 Puskesmas Junrejo SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Paru Batu 2 RS Baptis Batu 3 RS Bhayangkara 4 RS dr. Etty Asharto 5 RS IPHI SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
PEJABAT STRUKTURAL
STAF PENUNJANG ADMINISTRASI
STAF PENUNJANG TEKNOLOGI
STAF PENUNJANG PERENCANAAN
TENAGA PENDIDIK
TENAGA KEPENDIDIKAN
TOTAL
JURU
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: - Data Dasar Puskesmas & laporan RS
1 1 1 1
-
4 1 14 1 3 2 21
25
1 1 1 1 1 5 2 36 3 6 2 49
1 1 1 22 2 3 28
29
54
-
2 3 3 2 2 12 25
2 1 3 57 -
-
64
1 17 5 48
2 2 61
2 3 3 4 3 15 82
60
1 19 7 109
124
1
-
1
-
-
1
1
-
-
1
1
-
-
-
-
1 1 1 -
1 -
5 -
-
10
1 2
2
3 3 6
7 7
2 1 2 4 1 10 58 14 1 6 11 90
1
3 -
2
8
3 10 13
18
100
3 3 3 3 3 15 26 22 3 23 8 82
5 4 5 7 4 25 84 36 4 29 19 172
97
197
TABEL 81 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA KOTA BATU TAHUN 2014
NO
SUMBER BIAYA
1
2
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah
%
3
4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1 APBD KAB/KOTA
28,506,692,491
a. Belanja Langsung
15,806,410,778
b. Belanja Tidak Langsung
12,700,281,713
2 APBD PROVINSI 3 APBN : - Dana Dekonsentrasi - Dana Alokasi Khusus (DAK)
42,272,000
0.13
4,649,560,000
14.01
126,010,000
0.38
-
- ASKESKIN - Tugas Pembantuan ( BOK ) 4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
85.87
0.00
4,000,000,000
12.05
523,550,000
1.58
-
0.00
-
0.00
(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
33,198,524,491
TOTAL APBD KAB/KOTA
792,186,217,513
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA Sumber: Subag Program dan Pelaporan pada kelompok APBN, dimana DAK bukan kelompok APBN tapi sudah masuk dalam perhitungan APBD (karena merupakan bagian dari Dana Perimbangan). Yang benar untuk kelompok APBN adalah Dana Tugas Pembantuan (TP), Dana Dekonsentrasi, BOK, Jamkesmas, Jampersal. Untuk BOK, Jampersal dan Jamkesmas mungkin dijadikan satu dalam
100.0
3.60
166,749.67