PROFIL KESEHATAN KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
DINAS KESEHATAN KOTA BUKITTINGGI
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
xv
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK A. Keadaan Penduduk
B. Keadaan Pendidikan
C. Indeks Pembangunan Manusia
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. Mortalitas
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
2. Angka Kematian Anak Balita (AKABA) 3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) 4. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)
B. Status Gizi
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
i
ii
iv
vii
viii 1 7 9
17 19 22 23 26 28 38 30
ii
C. Morbiditas
1. Penyakit Menular
2. Penyakit Bersumber Binatang
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
34 35
42
A. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
45
C. Pelayanan Imunisasi
80
B. Perbaikan Gizi Masyarakat
D. Upaya Pengendalian Penyakit
E. Keadaan Kesehatan Lingkungan
F. Upaya Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat G. Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
71 84
95
105 107
A. Tenaga Kesehatan
111
C. Pembiayaan Kesehatan
123
B. Sarana Kesehatan BAB VI PENUTUP LAMPIRAN
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
113 126
iii
BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8 Gambar 2.9
PETA KOTA BUKITTINGGI
JUMLAH PENDUDUK KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2010 – 2014 (RIBUAN JIWA)
PIRAMIDA PENDUDUK KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 (RIBUAN JIWA)
TINGKAT KEPADATAN P ENDUDUK KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2010 - 2014 (RIBUAN JIWA)
PERSENTASE P ENYEBARAN TAHUN 2014
P ER
PENDUDUK
KECAMATAN
KOTA BUKITTINGGI
ANGKA TANGGUNGAN P ENDUDUK KOTA BUKITTINGGI SELAMA 6 TAHUN TERAKHIR (2009-2014) PERSENTASE P ENDUDUK
BERUSIA
10
TAHUN KEATAS MENURUT TINGKAT
PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN
2014
DI
K OTA BUKITTINGGI TAHUN
INDEKS P EMBANGUNAN MANUSIA KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2009-2014 ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH) KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2019 - 2014
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Gambar 3.1
ANGKA K EMATIAN BAYI (AKB)
Gambar 3.2
JUMLAH KEMATIAN BAYI (AKB) DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2008-2014
Gambar 3.3
PER
BUKITTINGGI TAHUN 2008-2014
100.000 K ELAHIRAN HIDUP
ANGKA KEMATIAN ANAK BALITA (AKABA) KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2011-2014
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
PER
DI
KOTA
1000 K ELAHIRAN HIDUP
iv
DI
Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9
JUMLAH KEMATIAN IBU DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2010-2014
ANGKA K EMATIAN IBU (AKI) P ER 100.000 K ELAHIRAN DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2009-2014
STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN TAHUN 2009-2014
INDIKATOR
BB/U
DI
KOTA BUKITTINGGI
ANGKA H ARAPAN HIDUP (AHH) KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2006 TAHUN 2010 - 2012
STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN
BB/U
DI
KOTA BUKITTINGGI
NOTIFIKASI KASUS BTA+ DAN SELURUH KASUS
DI
KOTA BUKITTINGGI
TAHUN 2009-2014 ANGKA
DAN
INDIKATOR
TAHUN 2012-2014
CAKUPAN PENEMUAN P ENDERITA PNEUMONIA BUKITTINGGI TAHUN 2008-2014
PADA
BALITA
ANGKA KESAKITAN DBD DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2008-2014
Gambar 3.10 CAKUPAN PENEMUAN P ENDERITA PNEUMONIA BUKITTINGGI TAHUN 2008-2013
PADA
BALITA
DI
KOTA
DI
KOTA
Gambar 3.11 KESAKITAN DIARE DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2008-2013
Gambar 3.12 ANGKA KESAKITAN DBD DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2008-2013 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
Gambar 4.1
GAMBARAN PENCAPAIAN PELAYANAN ANTENATAL (K4) DI KOTA BUKITTINGGI
Gambar 4.2
CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA K ESEHATAN
Gambar 4.3
TAHUN 2008-2014
BUKITTINGGI TAHUN 2011 – 2014
DI
KOTA
CAKUPAN PERBANDINGAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2011 - 2014
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
v
Gambar 4.4
GAMBARAN PENCAPAIAN PELAYANAN IBU NIFAS (KF3) DI KOTA BUKITTINGGI
Gambar 4.5
GAMBARAN KUNJUNGAN NEONATUS PERTAMA (KN1)
DI
KOTA BUKITTINGGI
GAMBARAN KUNJUNGAN NEONATUS LENGKAP (KN3)
DI
KOTA BUKITTINGGI
Gambar 4.6 Gambar 4.7
Gambar 4.8 Gambar 4.9
TAHUN 2009 - 2014 TAHUN 2011-2014 TAHUN 2008-2014
GAMBARAN K UNJUNGAN BAYI DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2011-2014 GAMBARAN PELAYANAN USIA LANJUT 2014
DI
KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2008-
GAMBARAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI TAHUN 2008-2013
DI
KOTA BUKITTINGGI
Gambar 4.10 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN P ELAYANAN FE 3 KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2009-2014
Gambar 4.11 CAKUPAN PEMBERIAN VIT A BUKITTINGGI
PADA BALITA
TAHUN 2008-2014
Gambar 4.12 CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF TAHUN 2009-2014 BUKITTINGGI
DI DI
KOTA KOTA
Gambar 4.13 KESEMBUHAN TB PARU DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2008-2014 Gambar 4.14 ANGKA BEBAS J ENTIK DI K OTA BUKITTINGGI TAHUN 2008-2013
Gambar 4.15 PERSENTASE RUMAH S EHAT DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2008-2014 Gambar 4.16 PENCAPAIAN BOR RS SEKOTA BUKITTINGGI
DI
KOTA BUKITTINGGI TAHUN
Gambar 4.17 PENCAPAIAN TOI RS SEKOTA BUKITTINGGI
DI
K OTA BUKITTINGGI TAHUN
Gambar 4.18 PENCAPAIAN LOS RS S EKOTA BUKITTINGGI
DI
K OTA BUKITTINGGI TAHUN
2008-2014
2008-2014 2008-2013
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
vi
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Gambar 5.1
JUMLAH
TENAGA
Gambar 5.2
JUMLAH
TENAGA
Gambar 5.3 Gambar 5.4
2014 2014
K ESEHATAN K ESEHATAN
DI PUSKESMAS DI DI
RUMAH
SAKIT DI
K OTA BUKITTINGGI TAHUN KOTA BUKITTINGGI TAHUN
TINGKAT PERKEMBANGAN POSYANDU TAHUN 2008 S.D 2014 DI KOTA BUKITTINGGI PERSENTASE
ANGGARAN
KESEHATAN
BUKITTINGGI TAHUN 2008-2014
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
TERHADAP
APBD
vii
KOTA
Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3
Tabel 5.4
JUMLAH PENDUDUK
DAN ANGKA BEBAN KETERGANTUNGAN MENURUT JENIS
KELAMIN DAN KELOMPOK USIA PRODUKTIF DAN NON PRODUKTIF DI
BUKITTINGGI TAHUN 2014 JUMLAH
PENDUDUK
SASARAN
PROGRAM
KESEHATAN DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
KOTA
PEMBANGUNAN
10 P ENYAKIT TERBANYAK DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
CAPAIAN P ROGRAM UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2012 – TAHUN 2014
CAPAIAN SPM (STANDAR P ELAYANAN MINIMUM) BIDANG K ESEHATAN PROGRAM P ENINGKATAN GIZI MASYARAKAT
CAKUPAN IMUNISASI BAYI DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
CAPAIAN STANDAR P ELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN P EMBERANTASAN P ENYAKIT MENULAR
CAPAIAN STANDAR P ELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN PROGRAM PROMOSI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI DINAS KESEHATAN KOTA BUKITTINGGI MENURUT GOLONGAN TAHUN 2014
SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI DINAS KESEHATAN KOTA BUKITTINGGI MENURUT LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TAHUN 2014
JUMLAH SARANA P ELAYANAN K ESEHATAN KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 PEMBIAYAAN K ESEHATAN KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
viii
Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11
LUAS WILAYAH,
JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK,
JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN,KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+
SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN,DAN PUSKESMAS
JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
ix
Tabel 12
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT
Tabel 13
KASUS
Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23
JENIS KELAMIN
DIARE
YANG
DITANGANI
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MENURUT
JENIS
KELAMIN,
JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM
TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI
(PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Lanjutan
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN,KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN,KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN,DAN PUSKESMAS
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
x
Tabel 24
CAKUPAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN,
Tabel 25
CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN,
Tabel 26 Tabel 27 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 34 Tabel 35
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KECAMATAN,DAN PUSKESMAS
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA
DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA
KESEHATAN,DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN,DAN PUSKESMAS
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
xi
Tabel 36
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN,
Tabel 37
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN,
Tabel 38 Tabel 39 Tabel 40 Tabel 41 Tabel 42 Tabel 43 Tabel 44 Tabel 45 Tabel 46 Tabel 47 Tabel 48
DAN PUSKESMAS
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS CAKUPAN
KUNJUNGAN
NEONATAL
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MENURUT
JENIS
KELAMIN,
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUMLAH ANAK 0 – 23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
xii
Tabel 49
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD DAN
Tabel 50
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN,
Tabel 51 Tabel 52 Tabel 53 Tabel 54 Tabel 55 Tabel 56 Tabel 57 Tabel 58
Tabel 59 Tabel 60 Tabel 61 Tabel 62 Tabel 63
SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (BERPHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT PERSENTASE
TEMPAT-TEMPAT
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
UMUM
MEMENUHI
SYARAT
xiii
Tabel 64 Tabel 65 Tabel 66 Tabel 67 Tabel 68 Tabel 69 Tabel 70 Tabel 71 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 74
Tabel 75 Tabel 76 Tabel 77 Tabel 78 Tabel 79 Tabel 80 Tabel 81
KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN PERSENTASE
SARANA
KESEHATAN
(RUMAH
SAKIT)
DENGAN
KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN
JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN
JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN
JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI FASILITAS KESEHATAN
JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
xiv
2015
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam konstitusi organisasi
kesehatan dunia yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), disebutkan bahwa salah satu hak asasi manusia adalah memperoleh
manfaat, mendapatkan dan atau merasakan derajat kesehatan setinggitingginya, sehingga Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/Kota dalam menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan tidak hanya berpihak pada kaum tidak punya, namun juga berorientasi pada pencapaian Millenium Development Goals (MDGs).
Keberhasilan pembangunan kesehatan yang sesuai dengan Visi Dinas
Kesehatan Kota Bukittinggi “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan” perlu diukur dengan suatu indikator yang tercantum dalam Rencana Strategi (Renstra).
Rencana Strategis (Renstra) merupakan penjabaran dari sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (UU Nomor 25 Tahun 2004). Renstra Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi merupakan dokumen perencanaan yang
bersifat indikatif dan memuat berbagai program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi untuk kurun
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
1
2015
waktu tahun 2010-2014, dengan penekanan pada pencapaian sasaran
prioritas nasional dan Kota Bukittinggi yaitu Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan dan Millenium Development Goals (MDGs).
Dari 8 (delapan) agenda pencapaian MDGs, 5 (lima) di antaranya
merupakan bidang kesehatan, yakni terdiri dari memberantas kemiskinan dan kelaparan (Tujuan 1); menurunkan angka kematian anak (Tujuan 4);
meningkatkan kesehatan ibu (Tujuan 5); memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit lainnya (Tujuan 6) dan melestarikan lingkungan hidup (Tujuan 7).
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses
terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pada Pasal 168 juga menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui sistem informasi dan melalui kerjasama lintas sektor,
dengan ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada pasal 169 disebutkan pemerintah memberikan kemudahan
kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Dengan demikian sudah menjadi tugas kita bersama selaku pemangku
kepentingan di sektor kesehatan untuk menyediakan data dan informasi yang berkualitas. Salah satu hasil dari penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan adalah Profil Kesehatan kota.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
2
2015
Profil kesehatan adalah salah satu sarana penyediaan data/informasi
yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan dan sarana pelaporan
hasil pemantauan pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal. Data dan
informasi dalam Profil Kesehatan ini sebagai landasan
penentu kebijakan kota, bukti-bukti untuk pengambilan keputusan
berlandaskan fakta (evidence based decision making), memberikan gambaran situasi dan kondisi kesehatan masyarakat kota, sehingga dapat diupayakan
perbaikan setiap tahunnya sehingga adanya peningkatan dan perbaikan kesehatan.
Sumber data dalam penyusunan Profil Kesehatan Kota Bukittinggi
tahun 2014 ini berasal dari berbagai program, baik di lingkungan Dinas
Kesehatan Kota Bukittinggi maupun yang berasal dari Lintas Sektoral yang terkait antara lain; Badan Pusat Statistik (BPS), Kantor BKKBN, Badan
Perencanaan Daerah dan Penanaman Modal, Rumah Sakit Umum Propinsi Sumatera Barat, Rumah Sakit Swasta, Rumah Sakit Khusus, Sarana Kesehatan Swasta, Institusi/Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Profil Kesehatan Kota diharapkan dapat dijadikan salah satu media
untuk memantau dan mengevaluasi hasil penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di pusat maupun daerah. Untuk itu penyusunan profil kesehatan yang berkualitas, terbit lebih cepat, menyajikan data yang lengkap, akurat, konsisten, dan sesuai kebutuhan, menjadi harapan kita bersama.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
3
2015
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi membahas beberapa topik yang terdapat dalam setiap bab yang disajikan dalam urutan sebagai berikut : BAB GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Bukittinggi, yang meliputi keadaan geografis, keadaan penduduk, ekonomi ,pendidikan dan lingkungan.
Kota Bukittinggi memiliki piramida penduduk berbentuk limas dimana masih
banyak penduduk jumlah penduduk usia muda yang berumur 0-14 sebesar 27.90% dan juga ditopang oleh penduduk usia produktif sebanyak 67.61%. Hal ini merupakan salah satu potensi besar bagi Kota Bukittinggi untuk membangun
pertumbuhan.
lebih
maju
karena
penduduknya
sedang
mengalami
BAB SITUASI DERAJAT KESEHATAN Bab ini berisi uraian tentang tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat. Angka kematian pada
bayi, balita, dan maternal pada profil kesehatan Kota Bukittinggi ini menggunakan data laporan dari seluruh sarana pelayanan kesehatan yang
ada di Kota Bukittinggi. Angka kematian neonatal, bayi, dan balita bersifat fluktuatif selama 7 tahun terakhir.
BAB SITUASI UPAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang indikator dan kegiatan pada program
kesehatan keluarga, program promosi dan pemberdayaan masyarakat, pelayanan
kefarmasian,
upaya
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
pemberantasan
penyakit
menular,
4
2015
pengamatan penyakit dan pembinaan kesehatan lingkungan. Upaya
pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta
indikator Milenium Development Goals (MDGs). Upaya kesehatan ibu dan anak diharapkan mampu menurunkan angka kematian ibu dan angka
kematian anak sebagaimana yang telah disepakati dalam komitmen global MDGs.
BAB SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan,
pembiayaan kesehatan dan sumber daya pembangunan kesehatan lainnya.
sampai tahun 2014. Gambaran tentang keadaan sumber daya mencakup tentang keadaan sarana/fasilitas kesehatan, sarana produksi/distribusi obat
dan perbekalan kesehatan, institusi pendidikan tenaga kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan di Kota Bukittinggi. BAB KESIMPULAN
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting dan ditelaah lebih lanjut
dari Profil Kesehatan Kota Bukittinggi tahun 2014. Selain keberhasilankeberhasilan, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
5
2015
LAMPIRAN Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian kabupaten/kota
dan 81 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
6
2015
Kota Bukittinggi adalah nama sebuah kota yang terletak di bagian
utara Provinsi Sumatera Barat. Dua kata yang terhimpun jadi satu, mempunyai makna identik dengan letaknya pada ketinggian perbukitan.
Kota ini memiliki luas 25,24 km² membentang antara 100°20' - 100°25'
Bujur Timur dan antara 00°16' - 00° 20' Lintang Selatan. Posisi ini menjadikan iklim di Bukittinggi masuk kedalam iklim tropis. Letak
Bukittinggi pada ketinggian antara 780 - 950 meter diatas permukaan laut, menyebabkan udara di Bukittinggi relatif sejuk dengan suhu berkisar antara
16.1–24.9 °C dan cocok untuk tempat peristirahatan dan tujuan wisata. Letak geografis ini cukup strategis, terutama bila dikaitkan dengan posisi sentral
Bukittinggi terhadap lintasan regional antar ibukota provinsi, seperti lintasan dari Padang ke Medan, dan lintasan dari Padang ke Pekanbaru.
Secara administrasi Kota Bukittinggi berbatasan dengan beberapa
wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Agam, yaitu : 1.
Sebelah Utara berbatasan dengan
Nagari
2.
Kecamatan Tilatang Kamang; Kabupaten Agam.
3.
Banuhampu Sungai Puar; Kabupaten Agam.
Gadut
dan Kapau;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Nagari Banuhampu; Kecamatan Sebelah Barat berbatasan dengan Nagari Sianok, Guguk, dan Koto V Gadang; Kecamatan IV Koto; Kabupaten Agam.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
7
2015
4.
Sebelah Timur berbatasan dengan Nagari Tanjung Alam, Ampang Gadang; Kecamatan IV Angkat Candung Kabupaten Agam.
Kecamatan-kecamatan yang ada di Kota Bukittinggi adalah : 1.
2.
3.
Kecamatan Guguk Panjang dengan luas areal 6,831 km2 (683,10 ha) atau 27,06 % dari total luas Kota Bukittinggi yang meliputi 7 kelurahan.
Kecamatan Mandiangin Koto Selayan dengan luas areal 12,156 km2 (1.215,60 ha) atau 48 % dari total luas Kota Bukittinggi yang meliputi 9 kelurahan.
Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh dengan luas areal 6,252 km2
(625,20 ha) atau 24,77% dari total luas Kota Bukittinggi yang meliputi 8 kelurahan.
Bukittinggi merupakan pusat kebudayaan Sumatera Barat, terletak di
dataran tinggi sebelah utara Padang di bukit Agam. Berbeda dengan Padang
yang merupakan pusat roda pemerintahan dan perdagangan modern maka
Bukittinggi adalah kota yang tenang dihiasi oleh panorama alam yang sungguh tiada duanya. Lembahnya yang sangat terkenal adalah Ngarai
Sianok dengan kedalaman 100 M dan kemiringan antara 800 – 900 adalah
salah satu daya tarik kota Bukittinggi dijadikan sebagai kota wisata. Kota Bukittinggi memiliki nama lain yaitu Tri Arga yang artinya tiga pegunungan
agung yang memberikan keberuntungan.Keagungan Gunung Merapi, Gunung
Singgalan dan, Gunung Sago pun ikut menghiasi moleknya kota Jam Gadang ini.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
8
2015
GAMBAR 2.1. PETA KOTA BUKITTINGGI
A.
KEADAAN PENDUDUK Sesuai dengan data dari BPS Kota Bukittinggi, jumlah penduduk Kota
Bukittinggi pada tahun 2014 tercatat sebesar 120.421 jiwa, yang terdiri dari
58.408 penduduk laki-laki dan 62.083 penduduk perempuan dengan rasio jenis kelamin 94. Angka ini berarti bahwa terdapat 94 laki-laki diantara 100 perempuan.
GAMBAR 2.2. JUMLAH PENDUDUK KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2010 -2014 (RIBUAN JIWA)
Sumber : BPS Kota Bukittinggi
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
9
2015
Pada gambar 2.1, berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Kota
Bukittinggi terus mengalami peningkatan rata-rata sekitar 2.000 jiwa dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, namun pada tahun 2014 terjadi
peningkatan sebesar 4.000 jiwa karena adanya migrasi/perpindahan dari luar kota Bukittinggi.
Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan
dalam bentuk primida penduduk. Dasar piramida menunjukkan jumlah penduduk, badan piramida bagian kiri menunjukkan banyaknya penduduk
laki- laki dan badan piramida bagian kanan menunjukkan jumlah penduduk perempuan. Piramida tersebut merupakan gambaran struktur penduduk yang terdiri dari struktur penduduk muda, dewasa dan tua. Struktur penduduk ini menjadi dasar bagi kebijakan kependudukan, sosial, budaya dan ekonomi.
GAMBAR 2.3. PIRAMIDA PENDUDUK KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 (RIBUAN JIWA)
Sumber : BPS Kota Bukittinggi
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
10
2015
Pada Gambar 2.3 ditunjukkan bahwa struktur penduduk di Indonesia
termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya
jumlah penduduk usia muda yang masih tinggi. Badan piramida besar, ini
menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif terutama pada kelompok
umur 15-19 tahun dan 20-24 tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Jumlah golongan penduduk usia tua (75+) juga cukup besar, terutama perempuan. Hal ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan
hidup, terutama perempuan. Kondisi ini menuntut kebijakan terhadap
penduduk usia tua. Bertambahnya jumlah penduduk tua dapat dimaknai sebagai
meningkatnya
tingkat
kesejahteraan,
meningkatnya
kondisi
kesehatan tetapi juga dapat dimaknai sebagai beban karena kelompok usia
tua ini sudah tidak produktif lagi. Rincian jumlah penduduk menurut jenis
kelamin dan kelompok umur di Kota Bukittinggi tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 1.2.
Konsentrasi penduduk disuatu wilayah dapat di pelajari dengan
menggunakan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk menunjukkan
rata-rata jumlah penduduk per 1 kilometer persegi. Semakin besar angka
kepadatan penduduk menunjukkan bahwa semakin padat penduduk yang
mendiami wilayah tersebut. Kepadatan penduduk berguna sebagai acuan dalam rangka mewujudkan pemerataan dan persebaran penduduk.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
11
2015
GAMBAR 2.4. TINGKAT KEPADATAN PENDUDUK KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2010 - 2014 (RIBUAN JIWA)
Sumber : BPS Kota Bukittinggi
Ditinjau dari gambar 2.4 penyebaran penduduk berdasarkan luas
daerah, kepadatan penduduk Kota Bukittinggi pada tahun 2014 sudah tergolong sangat padat, yaitu 4.774 jiwa per km2. Berarti tiap km2 terhuni
oleh penduduk sebanyak 4.774 jiwa. Penyebaran penduduk pada tahun 2014 meningkat sekitar 171 jiwa dibandingkan dengan penyebaran penduduk pada tahun 2013 sebesar 4.603 per km2.
Berdasarkan klasifikasi kepadatan penduduk menurut kabupaten dan
kota menunjukkan bahwa kepadatan penduduk Kota Bukittinggi termasuk klasifikasi sangat padat dan merupakan daerah dengan tingkat kepadatan penduduk paling tinggi dibandingkan dengan 18 kabupaten/kota lain di
Propinsi Sumatera Barat. Kepadatan penduduk kota Bukittinggi yang
demikian disebabkan salah satunya karena wilayah Kota Bukittinggi sendiri hanya mencakup 0.06% saja dari total luas Propinsi Sumatera Barat
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
12
2015
disamping berkembangnya kota Bukittinggi sebagai kota wisata dan kota pendidikan di Sumatera Barat.
GAMBAR 2.5. PERSENTASE PENYEBARAN PENDUDUK PER KOTA BUKITTINGGI TAHUN2014
KECAMATAN
Sumber : BPS Kota Bukittinggi
Berdasarkan gambar 2.5, penduduk terpadat ditemui di Kecamatan
Guguk Panjang, yaitu 6.555 jiwa pada tiap km2 dan terjarang terdapat di
kecamatan Mandiangin Koto Selayan, yaitu 4.011 jiwa pada tiap km2. Hal ini disebabkan karena di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan merupakan daerah terluas di Kota Bukittinggi sehingga masih diperlukan penyebaran
/pemerataan penduduk dari kecamatan Guguk Panjang ke Kecamatan Mandiangin Koto Selayan.
Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang
sering digunakan untuk mengetahui produktivitas penduduk adalah Angka
Beban Tanggungan atau Dependency Ratio. Angka Beban Tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak
produktif (umur di bawah 15 tahun dan umur 65 tahun ke atas) dengan
banyaknya orang yang termasuk umur produktif (umur 15–64 tahun). Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
13
2015
semakin tinggi rasio beban tanggungan, semakin tinggi pula jumlah
penduduk non produktif yang ditanggung oleh penduduk umur produktif. TABEL 2.1.
JUMLAH PENDUDUK DAN ANGKA BEBAN KETERGANTUNGAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK USIA PRODUKTIF DAN NON PRODUKTIF DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
No
Usia
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+PEREMPUAN
%
1 2 3
0 -14 15 - 64 65+
16,974 39,208 2,226
16,649 42,259 3,175
33,623 81,467 5,401
27.90 67.61 4.48
JUMLAH
58,408
62,083
120,491
Angka Beban Tanggungan
48.97
46.91
47.90
Sumber : BPS Kota Bukittinggi
Pada Tabel 2.1, angka Beban Tanggungan penduduk Kota Bukittinggi
pada tahun 2014 sebesar 47.90. Hal ini berarti bahwa 100 penduduk Kota Bukittinggi yang produktif, di samping menanggung dirinya sendiri, juga
menanggung 47.90 orang yang belum/sudah tidak produktif lagi . Komposisi penduduk Kota Bukittinggi menurut kelompok umur, menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 27.90%, yang berusia produktif (15-64 tahun) sebesar 67.61% dan yang berusia tua (>65 tahun) sebesar 4.48%. Apabila dibandingkan antar jenis kelamin, maka angka beban tanggungan laki-laki sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan angka
beban tanggungan perempuan, yaitu 48.97% untuk laki-laki dan 46.91% untuk perempuan. Untuk lebih jelasnya angka beban tanggungan penduduk Kota Bukittinggi dapat dilihat pada grafik dibawah ini .
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
14
2015
GAMBAR 2.6 ANGKA TANGGUNGAN PENDUDUK KOTA BUKITTINGGI SELAMA 6 TAHUN TERAKHIR (2009-2014)
Sumber : BPS Kota Bukittinggi
Gambar 2.6 menunjukkan Angka Beban Tanggungan (Dependency
Ratio) penduduk Kota Bukittinggi pada tahun 2014, sebesar 47.90. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 (48.17).
Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat
perhatian yang serius. Program pembangunan di bidang kesehatan harus
didasarkan pada dinamika kependudukan. Untuk mendukung upaya tersebut diperlukan ketersediaan data mengenai penduduk sebagai sasaran program pembangunan kesehatan.
Penduduk sasaran program pembangunan kesehatan sangatlah
beragam, sesuai dengan karakteristik kelompok umur tertentu atau
didasarkan pada kondisi siklus kehidupan yang terjadi. Beberapa upaya program kesehatan memiliki sasaran ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu nifas. Beberapa program lainnya dengan penduduk sasaran terfokus pada kelompok umur tertentu, meliputi: bayi, batita, balita, anak balita, anak usia sekolah SD, wanita usia subur, penduduk produktif, usia lanjut dan lain-lain.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
15
2015
TABEL 2.2. JUMLAH PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN DI KOTA BUKITTINGGI T AHUN 2014 No
Sasaran Program
1
Bayi
3
Anak Balita
2 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15
1.175
1,249
2,424
3,703
3,936
7,639
4,696
4,991
9,687
5,981
6,357
12,338
2,202
2,341
4,543
1,092
1,161
2,253
6,653
7,071
13,724
< 15 tahun
16,974
16,649
33,623
15 – 64 Tahun
39,208
42,259
81,467
45 – 59 Tahun
8,575
8,460
17,035
>= 60 Tahun
3,801
4,747
8,548
>= 70 Tahun
1,289
2,084
3,373
32,400
32,400
25,171
25,171
2,664
2664
2.543
2.543
2.543
2.543
1193
2338
0 Tahun
Balita
0 – 4 Tahun
Anak Usia SD/setingkat Penduduk Usia Muda Penduduk Usia Produktif
Penduduk Pra Usia Lanjut
Penduduk Usia Lanjut Penduduk Usia Lanjut Resiko Tinggi
1 – 4 tahun
5 – 6 Tahun 7 Tahun
7 – 12 tahun
Wanita Usia Subur
15 – 49 Tahun
Ibu Hamil
1.1 x CBR x jml pdkk
Wanita Usia Subur Imunisasi
16
Ibu bersalin
18
Lahir hidup
17
Perempuan
0 – 2 tahun
Anak Usia Kelas 1 SD
Ibu nifas
Jumlah
LakiLaki
Batita
Pra Sekolah
Jenis Kelamin
Kelompok umur/ formula
15 – 39 Tahun
NB : CBR thn 2014 = 20.12
1.05 x CBR x jml pdkk 1.05 x CBR x jml pdkk
1145
Sumber : hasil olahan proyeksi dari data BPS Kota Bukittinggi
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
16
2015
B.
KEADAAN PENDIDIKAN Pendidikan memiliki peran penting dalam proses pembangunan.
Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan.
Dalam
upaya
peningkatan
peran
pendidikan
dalam
pembangunan, maka kualitas pendidikan harus ditingkatkan. Beberapa program pemerintah telah diupayakan sebagai sebuah alternatif dalam rangka menyiapkan dan meningkatkan mutu pendidikan, sebagai contoh adalah dari program wajib belajar 9 tahun.
Salah satu Indikator pendidikan lainnya adalah Angka Melek Huruf
(AMH) yaitu persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam
hidupnya sehari-hari. Penggunaan AMH adalah untuk (1) mengukur
keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf, terutama di daerah perdesaan yang masih tinggi jumlah penduduk yang tidak pernah
bersekolah atau tidak tamat SD, (2) menunjukkan kemampuan penduduk
disuatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media, (3) menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis.
Sehingga angka melek huruf berdasarkan kabupaten mencerminkan potensi
perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
17
2015
Angka Melek Huruf (AMH) di Kota Bukittinggi pada tahun 2014 sudah
sebesar 99.63% dengan perbandingan 99.44% pada laki-laki dan 99,81% pada perempua. Angka ini lebih tinggi dari capaian nasional yaitu 96,07% untuk angka melek huruf di perkotaan.
Pada tahun 2014, jumlah penduduk berusia 10 tahun keatas sebesar
96.639 jiwa. Jumlah penduduk berusia 10 tahun keatas yang tidak/belum
pernah bersekolah sebesar 16.73%. Sedangkan 15.26% bersekolah di SD/MI,
sebesar 21.02% di SLTP/MTs, sebesar 37.24% di SMU/SMK dan 9.75% di
Akademi dan Universitas. Menurut jenis kelamin persentase jumlah penduduk perempuan yang tidak/belum pernah bersekolah lebih kecil daripada jumlah penduduk laki-laki, begitu juga dengan jumlah penduduk
yang menamatkan Akademi/universitas. Persentase penduduk laki-laki dan perempuan berusia 10 tahun keatas menurut tingkat pendidikan tertinggi dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
GAMBAR 2.7
PERSENTASE PENDUDUK BERUSIA 10 TAHUN KEATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DI KOTA B UKITTINGGI T AHUN 2014
Sumber : Bukittinggi dalam angka
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
18
2015
Kemampuan membaca dan menulis merupakan keterampilan dasar
yang dibutuhkan oleh penduduk untuk menuju kehidupan yang lebih
sejahtera. Kemampuan membaca dan menulis tercermin dari angka melek huruf dan angka buta huruf. Angka buta huruf berkorelasi dengan angka
kemiskinan. Sebab penduduk yang tidak dapat membaca secara tidak langsung mendekatkan mereka pada kebodohan, sedangkan kebodohan itu sendiri mendekatkan mereka pada kemiskinan.
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan
kecerdasan dan keterampilan manusia. Kualitas sumber daya manusia tercermin dari kualitas pendidikan. Dengan demikian program pendidikan mempunyai andil besar terhadap kemajuan sosial ekonomi.
C.
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dihitung dari 3 dimensi dasar
pembangunan manusia yaitu hidup yang sehat dan panjang umur yang
diukur dengan angka harapan hidup waktu lahir, pengetahuan yang diukur
dengan angka melek huruf pada orang dewasa (bobotnya dua per tiga) dan rata-rata lama sekolah (bobot satu per tiga), serta standar kehidupan yang layak diukur dengan pengeluaran riil per kapita.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan bahwa sampai dengan
bulan mei 2015 data IPM hanya sampai tahun 2013. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Bukittinggi pada tahun 2013 sebesar 79.29 meningkat dari 79.07 tahun pada tahun 2012, angka ini lebih tinggi dari IPM Provinsi
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
19
2015
Sumatera Barat tahun 2014 yaitu 75.01 sekaligus menempati posisi pertama di Provinsi Sumatera Barat.
GAMBAR 2.8 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2009 - 2013
Sumber : sumbar.bps.go.id
IPM dikategorikan menjadi 3, yaitu IPM tinggi (IPM ≥ 80), IPM sedang
(IPM 50-79,99), dan IPM rendah (IPM <50). Berdasarkan kategori tersebut keadaan IPM di Kota Bukittinggi memiliki IPM berkategori sedang sama dengan keadaan IPM Propinsi Sumatera Barat. Angka Harapan Hidup (AHH)
Angka Harapan Hidup (AHH) waktu lahir dapat digunakan untuk
menilai derajat kesehatan masyarakat. Selain itu, AHH juga menjadi salah
satu indikator yang digunakan untuk menghitung Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). AHH yaitu rata-rata jumlah tahun yang akan dijalani seseorang sejak orang tersebut lahir.
Data BPS, menunjukkan bahwa AHH Kota Bukittinggi pada tahun
2012 sebesar 71.85 tahun meningkat menjadi 71.89 tahun pada tahun 2013 Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
20
2015
menempati posisi ketiga di Provinsi Sumatera Barat setelah Kota Sawahlunto dan Kota Padang Panjang.
GAMBAR 2.9 ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH) KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2009 - 2013
Sumber : sumbar.bps.go.id
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
21
2015
Derajat kesehatan masyarakat dinilai dengan menggunakan beberapa
indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), status gizi dan morbiditas (kesakitan). Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat di Kota Bukittinggi digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka
Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan angka morbiditas beberapa penyakit.
Selain dipengaruhi oleh faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan
dan ketersediaan sumber daya kesehatan, derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan
sosial, serta faktor lain yang kondisinya telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
A.
MORTALITAS Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan
tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya.
Angka kematian yang dibahas dalam Profil Kesehatan ini didapat dari
sumber-sumber pelayanan kesehatan dasar maupun tingkat lanjut yang
direkapitulasi dan dianalisa oleh Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi. Beberapa
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
22
2015
angka kematian khusus yang akan diulas dalam bab ini yaitu Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu (AKI).
1.
Angka Kematian Bayi (AKB)
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi
lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Angka kematian bayi (AKB)
atau infant mortality rate (IMR) merupakan salah satu indikator sangat sensitif untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat. AKB merupakan indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam rangka menurunkan AKB.
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah yang meninggal sebelum
mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama. Badan Pusat Statistik berwenang menghitung dan
mengeluarkan angka ini dalam periode tertentu melalui survey - survey, seperti SUSEDA, bersama dengan Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Bayi diKota Bukittinggi berdasarkan gambar 3.1 tahun 2014
sebesar 7.9 / 1.000 kelahiran hidup. Angka ini naik (secara positif)
dibandingkan tahun 2013 lalu yang sebesar 8/1.000 kelahiran hidup. Grafik perkembangan Angka Kematian Bayi di Kota Bukittinggi dalam 6 tahun terakhir dapat di lihat di bawah ini.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
23
2015
GAMBAR 3.1. ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) PER 1000 KELAHIRAN HIDUP DI KOTA BUKITTINGGI T AHUN 2008-2014
Sumber : Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
Berdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa selama 6 tahun terakhir
angka kematian bayi mengalami fluktuasi, Jumlah kematian bayi yang
terungkap di Kota Bukittinggi pada Tahun 2014 sebesar 19 bayi dari 2.405
kelahiran hidup dan lahir mati sebanyak 10 bayi. Penyebab kematian tertinggi tahun 2014 untuk neonatus adalah Asfiksia dan Prematur.
Bila dibandingkan dengan tahun 2013, jumlah kematian bayi
mengalami penurunan jumlah kasus sebanyak 1 kasus kematian dan lahir mati
mengalami
peningkatan
sebesar
3
kasus
kematian.
Grafik
perkembangan jumlah kematian bayi di Kota Bukittinggi dalam 5 tahun terakhir dapat di lihat di bawah ini.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
24
2015
GAMBAR 3.2. JUMLAH KEMATIAN BAYI (AKB) DI KOTA BUKITTINGGI T AHUN 2009-2014
Sumber : Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
Angka Kematian Bayi berdasarkan target Milennium Developmnet
Goals (MDG’s) 2015 yaitu sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup, yang berarti AKB Kota Bukittinggi sudah jauh lebih baik mencapai target MDG’s.
Penyebab kematian bayi antara lain disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau di dapat selama kehamilan. Faktor lain penyebab kematian bayi adalah
yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar (eksogen), terutama tingkat pelayanan antenatal,tingkat keberhasilan program KIA & KB, kondisi lingkungan, dan sosial Ekonomi.
Beberapa penyebab kematian bayi dapat bermula dari masa
kehamilan 28 minggu sampai hari ke-7 setelah persalinan (masa perinatal).
Penyebab kematian bayi terbanyak adalah karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur dan berat bayi lahir
yang rendah. Sedangkan penyebab lainnya yang cukup banyak terjadi adalah
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
25
2015
kejadian kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia intra uterus) dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa setelah lahir (asfiksia lahir). Hal ini dapat diartikan bahwa 65,8% kematian bayi pada masa perinatal dipengaruhi pada kondisi ibu saat melahirkan.
Salah satu upaya percepatan penurunan AKI dan AKB adalah melalui
peningkatan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas dan penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal sesuai
standar dan tepat waktu yang dapat dikaji melalui Audit Maternal Perinatal (AMP). Penelusuran penyebab setiap kematian bayi dilakukan oleh petugas puskesmas dalam kegiatan AMP. 2.
Angka Kematian Anak Balita (AKABA) Angka Kematian Anak Balita (AKABA) adalah jumlah kematian anak
umur 12-59 bulan per 1.000 kelahiran hidup pada periode waktu tertentu. AKABA dapat menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan serta faktor
lain yang mempengaruhi terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi lingkungan, tingkat pelayanan KIA / Posyandu, penyakit infeksi, dan kecelakaan.
Kematian anak balita di Kota Bukittinggi pada Tahun 2014 menurut
laporan bersumber fasilitas kesehatan sejumlah 2 anak. Bila dibandingkan
dengan angka tahun lalu terdapat adanya kenaikan 2 kasus kematian. Grafik
berikut ini menunjukan jumlah kematian balita di Kota Bukittinggi selama 4 tahun terakhir.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
26
2015
GAMBAR 3.3. ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) PER 1000 KELAHIRAN HIDUP DI KOTA B UKITTINGGI T AHUN 2011-2014
Sumber : Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
Jumlah kematian balita disini yang dimaksud adalah jumlah kematian
seorang anak balita usia 12-59 bulan yang ditemukan di Kota Bukittinggi di
Tahun 2014. Angka kematian anak balita di Kota Bukittinggi tahun 2014 adalah 2 dari 2.405 kelahiran hidup,
mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu 0. Millenium Development Goals (MDGs) menetapkan nilai normative AKABA, yaitu sangat tinggi dengan nilai
> 140, tinggi dengan nilai 71 – 140, sedang dengan nilai 20 – 70 dan rendah
dengan nilai < 20. Jadi berdasarkan indikator Milenium Developmnet Goals (MDG’S) 2015, AKABA di Kota Bukittinggi sudah baik sekali atau dengan nilai normative AKABA yag sudah rendah.
Adapun penyebab kematian balita tersebut dikategorikan ke dalam
penyebab lain-lain, yang berarti bukan disebabkan oleh penyebab kematian
yang dikatergorikan penyakit potensi wabah atau penyakit yang rentan
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
27
2015
terhadap balita, seperti penyakit Diare, Campak, Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), ataupun Demam Berdarah Dengue (DBD). 3.
Angka Kematian Ibu Maternal Angka kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam
menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan
gangguan kehamilan atau penangganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42
hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang dikarenakan oleh
kehamilan,
persalinan,
dan
masa
nifasnya.
Angka
kematian
Ibu
mencerminkan resiko yang dihadapi ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh :
a. Keadaan sosial ekonomi dan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan.
b. Kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran.
c. Tingkat tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan perinatal dan obstetri.
AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan
kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum,
pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
28
2015
AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan.
Pada Gambar 3.3 berikut
terlihat kecendrungan jumlah kematian ibu maternal sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2014 di Kota Bukittinggi.
GAMBAR 3.4. JUMLAH KEMATIAN I BU DI KOTA BUKITTINGGI T AHUN 2010-2014
Sumber : Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
Jumlah kematian ibu maternal di Kota Bukittinggi tahun 2014 adalah
1 jwa. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2013 dari 0 jiwa. Ekslampsia adalah penyebab terjaidnya kematian ibu di Kota Bukittinggi pada tahun 2014. Selain menegakkan AMP ditingkat kota, seperti
halnya kematian bayi, peran promosi kesehatan melalui program P4K
(Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) serta program Desa Siaga dalam menjalankan fungsinya meningkatkan sistem siaga di
masyarakat terhadap kesehatan ibu hamil di wilayahnya menjadi upaya dalam menurunkan kematian ibu. Selain itu, bidang promosi kesehatan
sebagai fungsi promotif dan preventif melalui penyuluhan dengan menggunakan mediamedia yang efektif dan menarik dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan ibu dan anak. Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
29
2015
Upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian neonatal
melalui program EMAS dilakukan dengan cara:
Meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir
minimal
di
150
rumah
Puskesmas/Balkesmas (PONED).
sakit
(PONEK)
dan
300
Memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar Puskesmas dan Rumah Sakit.
Selain itu, pemerintah bersama masyarakat juga bertanggung jawab
untuk menjamin bahwa setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan
kesehatan ibu yang berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan memperoleh cuti hamil dan melahirkan serta akses terhadap keluarga
berencana. Di samping itu, pentingnya melakukan intervensi lebih ke hulu
yakni kepada kelompok remaja dan dewasa muda dalam upaya percepatan penurunan AKI.
B.
STATUS GIZI Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator,
antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan status gizi balita.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
30
2015
1.
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR<2500 gram) Berat Badan Lahir Rendah didefinisikan sebagai bayi lahir yang berat
badannya kurang dari 2500 gram. Bayi yang mempunyai berat badan lahir rendah
sangat
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
kecerdasan
anak,
cenderung mempunyai pertumbuhan fisik yang terhambat. Selain itu mudah
terkena infeksi. Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah Kota
Bukittinggi tahun 2014 adalah 1.8%, dimana ditemukan 24 bayi dengan
berat badan lahir <2500 gram dari 2.405 bayi yang lahir. Angka ini
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebesar 1,3%. Gambaran kasus bayi BBLR dari tahun 2009 – 2014 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
GAMBAR 3.5 KASUS BAYI DENGAN BBLR DI K OTA BUKITTINGGI TAHUN 2009-2014
Sumber : Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
Berdasarkan laporan, kasus bayi dengan BBLR ini disebabkan faktor
rendahnya pengetahuan orang tua bayi akan gizi dan perekonomian yang
miskin .Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan
salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
31
2015
neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu : BBLR karena prematur
(usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena intra uterine growth retardation ( IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. 2.
Status Gizi Balita Status
gizi
balita
merupakan
salah
satu
indikator
yang
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat selain juga merupakan
indikator yang dinilai keberhasilan pencapaiannya dalam MDG’s . Status Gizi
balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri,
yaitu : Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB).
Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara umum.
Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkorelasi positif dengan umur dan
tinggi badan. Dengan kata lain, berat badan yang rendah dapat disebabkan
karena tubuh yang pendek (kronis) atau karena diare atau penyakit infeksi lain (akut).
Berdasarkan BB/U jumlah balita dengan gizi sangat kurang pada
tahun 2014 di Kota Bukittinggi sebesar 1.8%, dibandingkan dengan tahun 2013 jumlah Balita dengan gizi sangat kurang mengalami penurunan dari 0.3% apalagi jika dibandingkan dengan target Standar Pelayanan Minimal
tahun 2012, Jumlah Balita dengan gizi sangat kurang sudah dibawah target
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
32
2015
yaitu 15%. Berikut ini disajikan grafik status gizi pada Balita berdasarkan indikator antropometri BB/U di Kota Bukittinggi.
GAMBAR 3.6 STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDIKATOR BB/U DI KOTA B UKITTINGGI T AHUN 2014
Sumber : Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
Menurut MDG’s, Balita dengan prevalensi BB kurang / gizi kurang <
15%, sedangkan prevalensi Balita gizi buruk < 3,15%, jadi untuk kota
Bukittinggi status gizi baik balita sudah mencapai target MDG’s. Sedangkan
menurut indikator Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) seperti yang tertuang dalam lampiran tabel 49. Balita dengan status gizi buruk pada tahun
2014 di Kota Bukittinggi adalah 5 jiwa dari 7.377 Balita yang ditimbang (0.07%).
Pada tahun 2014 balita dengan berat badan di bawah garis merah
adalah 1.8%, dimana mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu 0.3%.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
33
2015
C.
MORBIDITAS Morbiditas adalah angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen
dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat
(comunity based data) salah satunya dapat di peroleh dari hasil pengumpulan
data dari Dinas Kesehatan kota dan sarana pelayanan kesehatan lainnya (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan.
Gambaran / pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di
Puskesmas pada tahun 2014 di Kota Bukittinggi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
TABEL 3.1. 10 PENYAKIT TERBANYAK DI KOTA BUKITTINGGI T AHUN 2014 Jenis Penyakit ISPA Common Cold Gastritis Hipertensi Rhematoid Artritis P. Pulpa & Jaringan Periapikal Penyakit Kulit Alergi Chepalgia Diare Diabetes Mellitus
Sumber : Bidang PSDK
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
Jumlah 27.789 15.704 11.377 9.960 7.335 4.982 4.982 3.749 2.741 2.327
34
2015
1.
Penyakit Menular a.
Tuberkulosis Paru Tuberkulosis
(TB)
merupakan
penyakit
menular
yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis , TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDG’s.
Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat
diukur dengan insiden (didefinisikan sebagai jumlah kasus baru dan
kasus kambuh tuberkulosis yang muncul dalam periode waktu
tertentu, biasanya dinyatakan dalam satu tahun), prevalensi
(didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberkulosis pada suatu titik
waktu tertentu) dan mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah kematian akibat tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu). i.
Kasus baru dan Prevalensi BTA Positif
Jumlah kasus baru BTA+ yang ditemukan Di
Kota
Bukittinggi pada tahun 2014 sebanyak 111 kasus. Jumlah tersebut lebih sedikit bila dibandingkan kasus baru BTA+ yang ditemukan tahun 2013 yang sebesar 135 kasus.
Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat di
Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad dan Puskesmas Tigo
Baleh. Kasus baru di dua Puskesmas tersebut sekitar 57.6% dari jumlah seluruh kasus baru di Kota Bukittinggi, hal ini disebabkan karena pasien banyak ditemukan di Rumah Sakit Achmad
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
35
2015
Muchtar dan Rumah Sakit Ibnu Sina Bukittinggi yang termasuk kedalam wilayah kerja puskesmas tersebut.
Menurut jenis kelamin, kasus baru BTA+ pada perempuan
hampir 1,06 kali dibandingkan kasus BTA+ pada laki-laki. Sebesar 48.65% kasus BTA+ yang ditemukan berjenis kelamin
laki-laki dan 51.35% kasus berjenis kelamin perempuan. Kasus
BTA+ pada kelompok umur 0-14 tahun di Kota Bukittinggi sebanyak 23 kasus atau 10% dari seluruh kasus TB + di Kota Bukittinggi.
ii.
Proporsi pasien Baru BTA positif diantara semua kasus Proporsi pasien baru BTA positif di antara semua kasus
adalah persentase pasien baru BTA positif di antara semua pasien TB paru tercatat. Indikator ini menggambarkan prioritas
penemuan pasien TB yang menular di antara seluruh pasien TB paru yang diobati. Angka ini diharapkan tidak lebih rendah dari
65%. Apabila proporsi pasien baru BTA positif di bawah 65%
maka hal itu menunjukkan mutu diagnosis yang rendah dan kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang menular (pasien BTA Positif).
Di Kota Bukittinggi proporsi pasien baru BTA positif
diantara seluruh kasus pada tahun 2014 sebesar 48.05%
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 50.37%, yang berarti belum juga mencapai target
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
36
2015
minimal. (65%). Hal ini mengindikasikan kurangnya prioritas manemukan kasus BTA positif.
iii.
Angka Notifikasi Kasus atau Case Notification Rate (CNR) Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan
jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara
100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial akan menggambarkan kecenderungan
penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut. Angka ini
berguna
untuk
menunjukkan
kecenderungan
(trend)
meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut.
GAMBAR 3.7 ANGKA NOTIFIKASI KASUS BTA + DAN SELURUH KASUS DI KOTA BUKITTINGGI T AHUN 2012 - 2014
Sumber : Bidang PMK
Gambar 3.5 menunjukkan angka notifikasi kasus baru TB
paru BTA positif di Kota Bukittinggi dari tahun 2013-2014
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
37
2015
mengalami penurunan dari 135 menjadi 92 per 100.000 penduduk. Begitu juga dengan angka notifikasi seluruh kasus
BTA positif dari tahun 2013 sampai 2014 cenderung menurun b.
dari 268 menjadi 191 per 100.000 penduduk . HIV dan AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami
penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi
berbagai macam penyakit lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif.
Pemetaan epidemi HIV di Indonesia dibagi menjadi lima
kategori, yaitu <90 kasus, 90-206 kasus, 207-323 kasus, 324-440 kasus, dan > 440 kasus.
Di Kota Bukittinggi pada tahun 2014 kasus HIV sebanyak 77
kasus mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebanyak 27 kasus, dimana penderita tersebut kebanyakan berasal dari luar wilayah Bukittinggi namun melakukan pengobatan di RSAM Bukittinggi.
Menurut jenis kelamin, proporsi kasus baru AIDS di Kota
Bukittinggi tahun 2014 pada kelompok laki-laki lebih besar
dibandingkan persentase pada kelompok perempuan yaitu sebesar 54 berbanding 45.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
38
2015
c.
Pneumonia Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru
(alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup
cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65
tahun dan orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).
Di Kota Bukittinggi angka cakupan penemuan penderita
pneumonia pada Balita hingga saat ini masih belum mencapai target sama halnya juga dengan nasional, seperti tampak pada gambar dibawah ini.
GAMBAR 3.8 CAKUPAN PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA DI KOTA BUKITTINGGI T AHUN 2008-2014
SUMBER : B IDANG PMK
Cakupan penemuan pneumonia pada Balita tahun 2014 sebesar
55.76% mengalami peningkatan dari tahun 2013 (41.78%), namun
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
39
2015
walaupun mengalami peningkatan, angka tersebut masih belum mencapai target yaitu sebesar 60%. Hambatan yang ditemui dalam
meningkatkan cakupan penemuan Pneumonia Balita di Puskesmas yaitu :
Sebagian besar pengelola Program program ISPA di Puskesmas
belum terlatih karena keterbatasan dana dan mutasi petugas
yang tinggi.
Manajemen data (Under reported) karena kerancuan antara diagnosa kerja dan klasifikasi ISPA (Pneumonia, Pneumonia berat,
ISPA
biasa),
sehingga
banyak
kasus
pneumonia
dimasukkan ke dalam ISPA biasa.
d.
kasus pneumonia belum mencakup RS, klinik dan praktek
Pengendalian pneumonia balita masih berbasis Puskesmas. Data Kusta
Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat
menyebabkan
kusta
menjadi
progresif,
menyebabkan
kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata.
Sejak tercapainya status eliminasi kusta tahun 2000, situasi
kusta di Indonesia menunjukkan kondisi yang relatif statis. Hal ini dapat terlihat dari angka penemuan kasus baru kusta yang berkisar
antara 7 hingga 8 per 100.000 penduduk per tahunnya dan telah mencapai target < 10.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
40
2015
Begitu pula halnya Di Kota Bukittinggi dimana jumlah penderita
Kusta sudah tidak ada lagi. Sejak tahun 2009 sampai Tahun 2011
sudah tidak ada temuan penderita baru, namun sejak tahun 20122013 ditemukan jumlah penderita kasus baru 2 orang, dan untuk tahun 2014 hanya ditemukan 1 kasus.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan telah menetapkan kelompok beban kusta dalam 2 kelompok, yaitu dengan beban kusta tinggi (high endemic) jika NCDR > 10 per 100.000 penduduk atau jumlah kasus baru lebih dari 1.000
dan beban kusta rendah (low endemic) jika NCDR < 10 per 100.000
penduduk atau jumlah kasus baru kurang dari 1.000 kasus. Jadi Kota Bukittinggi termasuk dalam kelompok low endemic. e.
Diare
Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan
konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan
juga merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan
kematian. Laporan Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa penyakit Diare merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
41
2015
(31,4%) dan pada balita (25,2%), sedangkan pada golongan semua umur merupakan penyebab kematian yang ke empat (13,2%).
Jumlah kasus diare tahun tahun 2014 adalah sebesar 2.741
2.
kasus, namun penanganan penderita diare sudah dilaksanakan 100%. Penyakit Bersumber Binatang a.
Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kota Bukitinggi pada tahun 2014 ditemukan 139 kasus.
Keadaan ini mengalami penurunan yang berarti jika dibandingkan
dengan tahun 2013 dimana terdapat 152 penderita DBD, dan sebagian besar merupakan penderita kiriman dari kota lain. Kota Bukittinggi
yang diprediksikan bukan daerah endemis DBD karena secara geografis ketinggiannya lebih dari 900 m diatas permukaan laut, tetapi faktor mobilitas penduduk yang tinggi juga mempengaruhi
kasus ini. Gambaran angka kesakitan penderita DBD dari tahun 2008 – 2014 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
GAMBAR 3.9 ANGKA KESAKITAN DBD DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2008-2014
Sumber : Bidang PMK Kota Bukittinggi
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
42
2015
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa angka kesakitan DBD
yang tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu 159 dan terendah pada tahun 2011 yaitu 59.88. Namun semua penderita atau 100% penderita telah ditangani.
b.
Malaria
Penderita malaria adalah penderita dengan kasus gejala klinis
demam tinggi disertai menggigil, dengan atau tanpa pemeriksaan
sediaan darah di laboratorium. Sejak tahun 2010 sampai 2012 Di Kota Bukittinggi sudah tidak ditemukan lagi penderita malaria, pada tahun 2013 ditemukan 1 kasus , namun pada tahun 2014 kasus malaria mengalami peningkatan menjadi 8 kasus dan menjadi Kejadian Luar
Biasa (KLB) dikota Bukittinggi karena penderita meninggal dunia. Tepatnya di kecamatan Mandiangin Koto Selayan di Puskesmas
Mandiangin . walaupun angka inin telah mencapai target MDG’s yaitu 2 per 1000 penduduk, namun kejadian KLB Malaria harus diupayakan jangan sampai terjadi lagi salah satunya dengan kegiatan Promosi Kesehatan. c.
Filariasis Di Kota Bukittinggi sejak tahun 2010 sampai tahun 2011 tidak
terdapat kasus filariasis dan mengalami penurunan dari tahun 2009
yang terdapat 2 kasus filariasis dan sudah ditangani 100%, namun pada tahun 2012 ditemukan adanya 7 kasus filariasis di 4 kelurahan
(Kelurahan Manggis ganting, kubu gulai bancah, ATTS dan Puhun
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
43
2015
Pintu Kabun) setelah diadakan survey filariasis. Tahun 2013
mengalami penurunan lagi menjadi 2 kasus filariasis, dan tahun 2014 kasus Filariasis sduah tidak ada lagi di Kota Bukittinggi.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
44
2015
Secara umum upaya kesehatan terdiri dari dua unsur utama, yaitu
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan
masyarakat
mencakup
upaya-upaya
promosi
kesehatan,
pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular,
penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, peningkatan kesehatan keluarga,pengamanan sediaan farmasi
dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan
minuman serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.(profil kesehatan indonesia).
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup
upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan.(profil kesehatan indonesia 2010)
Berikut ini diuraikan upaya kesehatan yang dilakukan selama
beberapa tahun terakhir khususnya untuk tahun 2014.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
45
2015
A.
UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa
upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi
angka kematian ibu. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada
Undang-Undang tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Anak dan ibu merupakan dua anggota keluarga yang perlu
mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Penilaian
terhadap status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan. Hal tersebut disebabkan Angka Kematian Ibu dan Anak
merupakan dua indikator yang peka terhadap kualitas fasilitas pelayanan kesehatan. Kualitas fasilitas pelayanan kesehatan yang dimaksud termasuk aksesibilitas terhadap fasilitas pelayanan kesehatan itu sendiri.
Dalam upaya pencapaian MDG’s dan tujuan pembangunan kesehatan,
peningkatan pelayanan ibu dan anak diprioritaskan yaitu dengan
menurunkan Angka kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2015 dan menurunkan Angka Kematian Bayi menjadin 23 per 1.000 kelahiran hidup. Untuk menurunkan Angka kematian Ibu dan Bayi diperlukan upaya-upaya yang terkait dengan kehamilan, kelahiran dan nifas
Kelangsungan hidup ibu dan bayi baru lahir erat kaitannya dengan
kesehatan bumil yang juga diakumulasi masalah perilaku, mutu pelayanan
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
46
2015
kesehatan, status gizi, tingkat pendidikan, ekonomi dan sosial budaya.
Rawannya derajat kesehatan ibu memberi dampak yang bukan terbatas pada
kesehatan ibu saja. Hal ini juga berpengaruh secara langsung terhadap janin atau bayi pada minggu pertama kehidupannya. Capaian pelayanan kesehatan ibu dan anak dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
TABEL 4.1. CAPAIAN PROGRAM U PAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2012 – TAHUN 2014
Program
1.
2.
3.
4.
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan /Nakes yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan kunjungan neonatus Cakupan kujungan bayi Pelayanan Keluarga Berencana : Cakupan peserta KB aktif Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar dan Komprehensif : Akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonatus Ibu hamil resiko tinggi/komplikasi yang ditangani Neonatal rsiko tinggi/ komplikasi yang ditangani Bayi Yang Mendapat ASI Ekslusif : Bayi yang mendapat ASI ekslusif
Sumber : Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
1.
Target 2011 (%)
Capaian Tahun 2012 (%)
Capaian Tahun 2013 (%)
Capaian Tahun 2014 (%)
95 90
98.21 94.57
95.22 94.11
94.18 94.65
70
70.94
69.50
62.87
90 90
97.20 89.92
81.40 55.00
80
0
0
80
100
100
94.92 88.36
Data Tidak ada 100
100
53.45
38.21
88.60
80
74.56
98.73
39.17
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4)
Upaya kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam pemberian pelayanan
antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan
distribusi waktu minimal 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24-36 minggu). Standar waktu
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
47
2015
pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan
penanganan dini komplikasi kehamilan. Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas 7 T, yaitu :
1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan; 2. Pengukuran tekanan darah;
3. Penilaian Status Gizi (ukur Lingkar lengan atas/LILA) 4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
5. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid bila diperlukan;
7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;
8. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb) dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya) serta pemeriksaan HIV.
9. Tatalaksana/penanganan kasus ; serta.
10. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana).
Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan Hasil
pencapaian upaya kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan
indikator Cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang
telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali, dibandingkan jumlah
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
48
2015
sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal
yang dianjurkan, dibandingkan sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses pelayanan
kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan
kehamilannya
ke
tenaga
kesehatan.
Gambaran
kecendrungan cakupan pelayanan antenatal (K1 dan K4) di Kota Bukittinggi sejak tahun 2008 – 2014 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
GAMBAR 4.1. GAMBARAN PENCAPAIAN PELAYANAN ANTENATAL (K1 DAN K4) DI K OTA BUKITTINGGI TAHUN 2008-2014
Sumber : Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
Gambar 4.1 diatas memperlihatkan trend Cakupan K1 dan Cakupan
K4 dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2014. Terlihat bahwa Cakupan K1 dan K4 mengalami kecenderungan fluktuatif dari tahun ke tahun. Hal ini
menunjukkan semakin membaiknya akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan ibu hamil yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Dari gambar tersebut juga terlihat bahwa bahwa cakupan kunjungan ibu Hamil K4 tahun Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
49
2015
2014 adalah 94.2%, mengalami sedikit peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu 94.11%.
Jika dibandingkan dengan target SPM Kota Bukittinggi atau sebesar
95%, maka pada tahun 2014 cakupan K4 masih perlu lebih ditingkatkan lagi
untuk mencapai target tersebut, Sedangkan Puskesmas dengan cakupan K4 tertinggi pada tahun 2014 adalah Puskesmas Mandingin sebesar 97.5 %, sedangkan yang terendah Puskesmas Tigo Baleh sebesar 90.4%. Namun jika dibandingkan dengan target renstra Kementrian Kesehatan yakni sebesar
93% dan target MDG’s 2015 yaitu meningkatkan capaian K4 dari 86%, maka cakupan pelayanan K4 Ibu hamil diKota Bukittinggi sudah mencapai target.
Upaya meningkatkan cakupan pelayanan antenatal juga makin
diperkuat dengan adanya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sejak tahun
2010 dan diluncurkannya Jaminan Persalinan (Jampersal) sejak tahun 2011,
dimana keduanya saling bersinergi. BOK dapat dimanfaatkan untuk kegiatan luar gedung, seperti pendataan, pelayanan di Posyandu, kunjungan rumah, sweeping kasus drop out, pelaksanaan kelas ibu hamil serta penguatan
kemitraan bidan dan dukun. Sementara itu Jampersal mendukung paket
pelayanan antenatal/melahirkan dan PNC, termasuk yang dilakukan pada saat kunjungan rumah atau sweeping, baik pada kehamilan normal maupun kehamilan dengan risiko tinggi. Semakin kuatnya kerja sama dan sinergi berbagai program yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
termasuk
sektor swasta
diharapkan
tercapainya target cakupan pelayanan antenatal.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
dapat
mendorong
50
2015
2.
Pelayanan kesehatan Ibu Bersalin Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi
besar terhadap Angka Kematian Ibu di Indonesia. Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa sekitar
persalinan, hal ini disebabkan antara lain pertolongan tidak dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional).
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi
kebidanan yang bertujuan untuk mengamankan proses persalinan oleh tenaga kesehatan.
Upaya kesehatan ibu bersalin diwujudkan dalam upaya mendorong
agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan
di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan adalah proses
pelayanan persalinan dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih (Cakupan Pn).
Indikator ini memperlihatkan tingkat kemampuan Pemerintah dalam menyediakan pelayanan persalinan berkualitas yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kota Bukittinggi
sejak Tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 sudah mencapai 100 %, namun tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 92.04% disebabkan karena
adanya perbedaan definisi operasional, dimana untuk tahun 2008 – 2010
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
51
2015
pembaginya adalah jumlah ibu hamil yang bersalin sedangkan tahun 2011
pembaginya adalah jumlah sasaran ibu hamil. Namun pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi sebesar 94.64%.
Gambaran kecendrungan cakupan Pertolongan Persalinan di Kota
Bukittinggi sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 padat dilihat pada gambar 4.2.
GAMBAR 4.2. CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI K OTA BUKITTINGGI TAHUN 2011-2014
Sumber : Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
Gambar 4.1 diatas memperlihatkan bahwa cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan di Kota Bukittinggi pada tahun 2014 adalah
angka yang tertinggi sekaligus telah mencapai target MDG’s (90%) dan telah memenuhi target renstra kementrian kesehatan yakni sebesar 89%.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari semakin meningkatnya upaya penyuluhan program kesehatan Ibu dan Anak ke masyarakat.
Analisis kematian ibu yang dilakukan Direktorat Bina Kesehatan Ibu
pada tahun 2010 membuktikan bahwa kematian ibu terkait erat dengan
penolong persalinan dan tempat/fasilitas persalinan. Persalinan yang
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
52
2015
ditolong tenaga kesehatan terbukti berkontribusi terhadap turunnya risiko
kematian ibu. Demikian pula dengan tempat/fasilitas, jika persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan, juga akan semakin menekan risiko kematian ibu.
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan tetap konsisten dalam
menerapkan kebijakan bahwa seluruh persalinan harus ditolong oleh tenaga
kesehatan dan didorong untuk dilakukan di fasilitas kesehatan. Kebijakan
Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan menggariskan bahwa pembangunan Puskesmas harus satu paket dengan rumah dinas tenaga
kesehatan. Demikian pula dengan pembangunan Poskesdes yang harus bisa sekaligus menjadi rumah tinggal bidan di desa. Dengan disediakan rumah
tinggal, maka tenaga kesehatan termasuk bidan akan siaga di tempat tugasnya.
GAMBAR 4.3. CAKUPAN PERBANDINGAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI K OTA BUKITTINGGI TAHUN 2011-2014
Sumber : Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
53
2015
Dari gambar 5.7 dapat dilihat bahwa persentase cakupan pelayanan
ibu hamil K4 lebih rendah daripada cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi. Pelayanan antenatal memiliki peranan yang sangat penting, diantaranya agar dapat dilakukan deteksi dan tata laksana dini komplikasi
yang dapat timbul pada saat persalinan. Apabila seorang ibu datang langsung
untuk bersalin di tenaga kesehatan tanpa adanya riwayat pelayanan
antenatal sebelumnya, maka faktor risiko dan kemungkinan komplikasi saat persalinan akan lebih sulit diantisipasi. 3.
Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF) Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca
persalinan. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada
ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jam sampai dengan 3 hari pasca
persalinan (KF1), pada hari ke-4 sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan (KF2), dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan (KF3). Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi :
a. Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu); b. Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri); c. Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain;
d. Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif;
e. Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana;
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
54
2015
f. Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.
Pencapaian upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui indikator
cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas (Cakupan Kf-3). Indikator ini mengukur kemampuan daerah dalam menyediakan pelayanan kesehatan ibu nifas yang berkualitas sesuai standar.
GAMBAR 4.4. GAMBARAN PENCAPAIAN PELAYANAN IBU NIFAS (KF3) DI K OTA BUKITTINGGI TAHUN 2009-2014
Sumber : Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
Di Kota Bukittinggi capaian indikator Kf-3 selama 6 tahun terakhir ini
memperlihatkan kecendrungan yang berfluktuasi. Cakupan Kf-3 yang tertinggi pada tahun 2013 sebesar 91.71% dan yang terendah pada tahun 2009 sebesar 58.2%.
Peningkatan cakupan Kf-3 dari tahun ke tahun tidak lepas dari
berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat termasuk sektor swasta Selain itu, dengan diluncurkannya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sejak tahun 2010, Puskesmas, Poskesdes, dan Posyandu
lebih terbantu dalam mengintensifkan implementasi upaya kesehatan termasuk di dalamnya pelayanan kesehatan ibu nifas, di antaranya kegiatan Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
55
2015
sweeping atau kunjungan rumah bagi yang tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. 4.
Kunjungan Neonatus Bayi hingga usia kurang satu bulan (masa neonatus) merupakan
golongan umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah asfiksia, bayi berat lahir rendah dan infeksi. Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk
mengendalikan risiko pada kelompok ini diantaranya dengan mengupayakan
agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir.
Dengan melihat adanya risiko kematian yang tinggi dan berbagai
serangan komplikasi pada minggu pertama, maka setiap bayi baru lahir
harus mendapatkan pemeriksaan sesuai standar lebih sering (minimal 2 kali)
dalam minggu pertama. Langkah ini dilakukan untuk menemukan secara dini jika terdapat penyakit atau tanda bahaya pada neonatus sehingga
pertolongan dapat segera diberikan untuk mencegah penyakit bertambah
berat yang dapat menyebabkan kematian. Kunjungan neonatus merupakan salah satu intervensi untuk menurunkan kematian bayi baru lahir.
Terkait hal tersebut, pada tahun 2008 ditetapkan perubahan
kebijakan dalam pelaksanaan kunjungan neonatal, dari 2 kali yaitu satu kali pada minggu pertama dan satu kali pada 8-28 hari, menjadi 3 kali yaitu dua
kali pada minggu pertama dan satu kali pada 8 – 28 hari. Dengan demikian,
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
56
2015
jadwal kunjungan neonatal yang dilaksanakan saat ini adalah pada umur 648 jam, umur 3-7 hari dan umur 8-28 hari. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program Kesehatan Ibu Anak (KIA) dalam menyelenggarakan pelayanan neonatal yang komprehensif.
Kunjungan neonatal pertama (KN1) adalah cakupan pelayanan
kesehatan bayi baru lahir (umur 6 jam - 48 jam) di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai standar oleh tenaga kesehatan
terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan. Pelayanan yang diberikan saat kunjungan neonatal adalah pemeriksaan sesuai standar Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi baru lahir
termasuk ASI eksklusif dan perawatan tali pusat. Pada kunjungan neonatal
pertama (KN1), bayi baru lahir mendapatkan vitamin K1 injeksi dan imunisasi hepatitis B0 bila belum diberikan pada saat lahir. Cakupan
indikator kunjungan neonatal pertama Di Kota Bukittinggi dari tahun 2010 2014 digambarkan pada gambar dibawah ini.
GAMBAR 4.5 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) DI K OTA BUKITTINGGI TAHUN 2011-2014
Sumber : Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
57
2015
Selain KN1, indikator yang menggambarkan pelayanan kesehatan bagi
neonatal adalah KN lengkap yang mengharuskan agar setiap bayi baru lahir
memperoleh pelayanan Kunjungan Neonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada
6-48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1 kali pada 8-28 hari sesuai standar di satu wilayah kerja pada satu tahun.
GAMBAR 4.6 GAMBARAN KUNJUNGAN NEONATUS LENGKAP (KN3) DI K OTA BUKITTINGGI TAHUN 2008-2014
Sumber : Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
Berdasarkan gambar 4.3 diatas Cakupan kunjungan neonatus lengkap
(KN3) pada tahun 2014 sudah mencapai target SPM Kota Bukittinggi yaitu
sebesar 94.9% dan sekaligus mengalami peningkatan dibanding tahun 2013 sebesar 81.40%.
Dimana capaian tertinggi terdapat di Puskesmas Plus
mandiangin sebesar 99.2% dan yang terendah terdapat di Puskesmas Mandiangin sebesar 90.6 namun walaupun terendah capaian KN Lengkap di seluruh Puskesmas di Kota Bukittinggi ini telah memenuhi target Renstra kementrian kesehatan sebesar 84%.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
58
2015
5.
Pelayanan/Penanganan Komplikasi Kebidanan
Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak
langsung, termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin, yang tidak disebabkan oleh trauma/kecelakaan. Pencegahan dan penanganan komplikasi kebidanan
adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk
mendapatkan perlindungan/pencegahan dan penanganan definitif sesuai
standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pencegahan
dan penanganan komplikasi kebidanan adalah cakupan penanganan
komplikasi kebidanan (Cakupan PK). Indikator ini mengukur kemampuan
negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu (hamil, bersalin, nifas) dengan komplikasi.
Capaian indikator penanganan komplikasi kebidanan pada tahun
2014 di Kota Bukittinggi sebesar 90.4 % mengalami peningkatan sebesar
28.6% dari tahun 2013 (61,8%). Diperkirakan 20% kehamilan akan mengalami komplikasi. Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa,
tetapi sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila : 1) ibu
segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan; 2) tenaga kesehatan melakukan prosedur penanganan yang sesuai, antara lain penggunaan partograf untuk memantau perkembangan persalinan, dan pelaksanaan
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
59
2015
manajemen aktif kala III (MAK III) untuk mencegah perdarahan pasca-salin; 3) tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini komplikasi; 4)
apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan
rujukan; 5) proses rujukan efektif; 6) pelayanan di RS yang cepat dan tepat guna.
Terdapat tiga jenis area intervensi yang dilakukan untuk menurunkan
angka kematian dan kesakitan ibu dan neonatal yaitu melalui : 1)
peningkatan pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani
kasus risiko tinggi secara memadai; 2) pertolongan persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil, pelayanan pasca persalinan dan
kelahiran; serta 3) pelayanan emergensi obstetrik dan neonatal dasar (PONED) dan komprehensif (PONEK) yang dapat dijangkau.
Upaya terobosan dalam penurunan AKI dan AKB di Indonesia salah
satunya melalui
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) yang menitikberatkan fokus totalitas monitoring yang
menjadi salah satu upaya deteksi dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu
hamil serta menyediakan akses dan pelayanan kegawatdaruratan obstetric dan neonatal dasar di tingkat Puskesmas (PONED) dan pelayanan
kegawatdaruratan obstetric dan neonatal komprehensif di Rumah Sakit (PONEK).
Dalam implementasinya, P4K merupakan salah satu unsur dari Desa
Siaga. P4K mulai diperkenalkan pada tahun 2007. Sampai dengan tahun 2014
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
60
2015
Di Kota Bukittinggi, tercatat 24 (100%) kelurahan telah melaksanakannya. .
Pelaksanaan P4K di kelurahan tersebut perlu dipastikan agar mampu membantu keluarga dalam membuat perencanaan persalinan yang baik dan
meningkatkan kesiap-siagaan keluarga dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas agar dapat mengambil tindakan yang tepat.
Selain itu dilakukan pula kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP),
yang merupakan upaya dalam penilaian pelaksanaan serta peningkatan mutu
pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir melalui pembahasan kasus
kematian ibu atau bayi baru lahir sejak di level masyarakat sampai di level fasilitas
pelayanan
kesehatan.
Kendala
yang
timbul
dalam
upaya
penyelamatan ibu pada saat terjadi kegawatdaruratan maternal dan bayi
baru lahir akan dapat menghasilkan suatu rekomendasi intervensi dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi di masa mendatang. 6.
Pelayanan/Penanganan Komplikasi Neonatal
Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan
atau kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti
asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma
lahir, BBLR (berat lahir < 2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM).
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
61
2015
Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah
asfiksia, bayi berat lahir rendah dan infeksi (Riskesdas, 2007). Komplikasi ini
sebetulnya dapat dicegah dan ditangani. Namun terkendala oleh akses ke pelayanan kesehatan, kemampuan tenaga kesehatan, keadaan sosial
ekonomi, sistem rujukan yang belum berjalan dengan baik, terlambatnya deteksi dini dan kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan kesehatan. Penanganan
neonatal
dengan
komplikasi
adalah
penanganan
terhadap neonatal sakit dan atau neonatal dengan kelainan atau
komplikasi/kegawatdaruratan yang mendapat pelayanan sesuai standar oleh
tenaga kesehatan (dokter, bidan atau perawat) terlatih baik di rumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan.
Pelayanan sesuai standar antara lain sesuai dengan standar MTBM,
manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir, manajemen Bayi Berat Lahir Rendah,
pedoman pelayanan neonatal essensial di tingkat pelayanan kesehatan dasar, PONED, PONEK atau standar operasional pelayanan lainnya.
Cakupan penanganan Neonatal komplikasi pada tahun 2014 sebesar
88.6% mengalami peningkatan sebesar 50.4% dari tahun 2013. Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di kelurahan dan Puskesmas, beberapa ibu hamil yang memiliki resiko tinggi (Risti) dan
memerlukan pelayanan kesehatan karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan tingkat II.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
62
2015
Selain itu dilakukan pula kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP),
yang merupakan upaya dalam penilaian pelaksanaan serta peningkatan mutu
pelayanan kesehatan bayi baru lahir dan ibu maternal melalui pembahasan kasus kematian bayi baru lahir dan kematian ibu maternal sejak di level
masyarakat sampai di level fasilitas pelayanan kesehatan. Kendala yang
timbul dalam upaya penyelamatan bayi baru lahir dan ibu melahirkan akan dapat menghasilkan suatu rekomendasi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi di masa mendatang. 7.
Pelayanan kesehatan pada Bayi
Bayi juga merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap
gangguan kesehatan maupun serangan penyakit. Oleh karena itu dilakukan
upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan pada bayi usia 29 hari sampai dengan 11 bulan dengan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) minimal 4 kali. Program ini terdiri dari
pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, dan Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, 2 kali
pemberian vitamin A pada bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta penyuluhan ASI Eksklusif, MP ASI, pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita dan lain-lain.
Cakupan pelayanan kesehatan bayi dapat menggambarkan upaya
pemerintah dalam meningkatan akses bayi untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit,
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
63
2015
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan
kualitas hidup bayi. Gambaran capaian indikator Pelayanan kesehatan bayi
di Kota Bukittinggi dari tahun 2011 – 2014 dapat disajikan pada gambar berikut ini :
GAMBAR 4.7 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI DI K OTA BUKITTINGGI TAHUN 2011-2014
Sumber : Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
Pada gambar 4.7 diatas dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan bayi
di Kota Bukittinggi berfluktuasi dari tahun 2011 – 2014, namun dibandingkan dari tahun 2013, cakupan kunjungan bayi mengalami
peningkatan menjadi 88,36% dan sudah mencapai target Renstra Kementrian kesehatan sebesar 87% walaupun harus lebih ditingkatkan lagi
karena jika dibandingkan dengan tahun 2011 dan tahun 2012 mengalami penurunan. 8.
Pelayanan Kesehatan Pada Anak Balita Salah satu indikator yang ditetapkan pada Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan terkait dengan upaya kesehatan anak adalah
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
64
2015
pelayanan kesehatan pada anak balita. Adapun batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur 12 sampai dengan 59 bulan.; Pelayanan kesehatan pada anak balita dilakukan oleh tenaga kesehatan dan memperoleh :
1. Pelayanan Pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun
(Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan minimal 8 kali dalam setahun).
2. Pemberian vitamin A dua kali dalam setahun yakni setiap bulan Februari dan Agustus.
3. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang balita minimal 2 kali dalam setahun.
4. Pelayanan Anak Balita Sakit sesuai standar menggunakan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Capaian indikator ini Di Kota Bukittinggi pada tahun 2014 sebesar
74.86% yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 sebesar 71.98%. Namun walaupun mengalami peningkatan dari tahun 2013,
pelayanan anak Balita harus lebih ditingkatkan lagi karena indikator ini juga belum memenuhi target Renstra sebesar 81%. 9.
Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat Mulai
masuk
sekolah
merupakan
hal
penting
bagi
tahap
perkembangan anak. Banyak masalah kesehatan terjadi pada anak usia
sekolah, seperti misalnya pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
65
2015
menggunakan sabun, karies gigi, kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi. Pelayanan kesehatan pada anak termasuk pula
intervensi pada anak usia sekolah. Dengan adanya penjaringan kesehatan terhadap murid SD/MI kelas I diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan anak usia sekolah.
Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk
pelaksanaan program kesehatan, karena selain jumlahnya yang besar, mereka juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir
dengan baik. Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk murid SD/sederajat kelas 1. Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan bersama tenaga lainnya yang terlatih (guru UKS/UKGS dan dokter kecil). Tenaga kesehatan disini adalah tenaga medis, tenaga keperawatan
atau petugas puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana
UKS/UKGS. Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau guru yang ditunjuk sebagai pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang UKS/UKGS. Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari
murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil.
Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan terhadap murid kelas 1 Sekolah Dasar atau yang
setingkat untuk memilah siswa yang mempunyai masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin. Kegiatan tersebut meliputi pemeriksaan kesehatan dalam penjaringan kesehatan siswa yang terdiri dari
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
66
2015
pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit dan kuku), pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri, pemeriksaan ketajaman indera
(penglihatan dan pendengaran), pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan laboratorium untuk anemia dan kecacingan, pengukuran kebugaran jasmani dan deteksi dini masalah mental emosional.
Cakupan SD atau sederajat yang melaksanakan penjaringan kesehatan
untuk siswa kelas 1 sejak tahun 2011 sampai Tahun 2014 di Kota Bukittinggi sudah mencapai 100%. Sekaligus sudah mencapai target Renstra Kemenkes
sebesar 90%. Pelayanan kesehatan pada kelompok ini dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak Sekolah Dasar/sederajat,
serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS dan Dokter Kecil. 10.
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas telah
dikembangkan Kementerian Kesehatan RI sejak tahun 2003, dengan tujuan
khusus untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja tentang kesehatan reproduksi dan perilaku hidup sehat serta memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada remaja.
Puskesmas PKPR memberikan layanan di dalam dan di luar gedung
pada kelompok remaja berbasis sekolah ataupun masyarakat sehingga dapat
menjangkau semua kelompok remaja (10-19 tahun). Suatu puskesmas
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
67
2015
dikatakan mampu laksana PKPR apabila telah memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Melakukan pembinaan pada minimal 1 sekolah (sekolah umum, sekolah
berbasis
agama)
dengan
melaksanakan
kegiatan
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) di sekolah binaan minimal 2 kali dalam setahun;
2) Melatih Kader Kesehatan Remaja di sekolah minimal sebanyak 10% dari jumlah murid di sekolah binaan; dan
3) Memberikan pelayanan konseling pada semua remaja yang memerlukan konseling yang kontak dengan petugas PKPR.
Di Kota Bukittinggi semua Puskesmas (7 puskesmas) sudah
melaksanakan Layanan PKPR. Layanan kesehatan diberikan secara
komprehensif, dengan penekanan pada langkah promotif/preventif berupa pembekalan kesehatan dan peningkatan keterampilan psikososial dengan
pendidikan keterampilan hidup sehat (PKHS). Sesuai dengan permasalahan
remaja yang tidak hanya terkait fisik tetapi juga psikososial maka konseling merupakan layanan yang menjadi ciri khas PKPR.
Konseling diberikan oleh tenaga kesehatan yang terampil, ‘ramah’
remaja dan berwawasan. Tenaga kesehatan puskesmas juga melaksanakan
kegiatan KIE ke sekolah dan kelompok-kelompok remaja lainnya melalui penyuluhan, atau Focus Group Discussion (FGD). Selain itu, agar pelayanan kepada remaja lebih efektif maka remaja juga dilibatkan, khususnya menjadi konselor sebaya yang berperan sebagai agen pengubah di kelompok
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
68
2015
sebayanya. Konselor sebaya sebagai kader memiliki peran yang besar mengingat remaja lebih memilih teman sebayanya sebagai tempat curahan hati dibandingkan orang tua bahkan tenaga kesehatan. 11.
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
Pelayanan kesehatan juga dilakukan secara khusus kepada kelompok
Pra Usia Lanjut, dimana pada kelompok ini biasanya banyak mengalami gangguan kesehatan degeneratif dan fungsi tubuh lainnya. Pelayanan
pengembangan
program kesehatan
usia
lanjut
di
puskesmas melalui Posyandu Lansia dengan kegiatan rutin setiap bulan
diantaranya senam lansia, pengajian dan pemeriksaan kesehatan. Jumlah Usila di Kota Bukittinggi yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada tahun
2014 sebesar 45.71 % mengalami penurunan dibanding tahun 2013 (60.79%). Gambaran persentase pelayanan kesehatan usia lanjut dari tahun 2008 – 2014 di Kota Bukittinggi adalah sebagai berikut.
GAMBAR 4.8 GAMBARAN PELAYANAN USIA LANJUT DI KOTA BUKITTINGGI T AHUN 2008-2013
Sumber : Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa persentase pelayanan
kesehatan pada kelompok Lansia tertinggi pada tahun 2011. Dari tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
69
2015
sampai dengan Tahun 2014 pelayanan usia lanjut terus mengalami
penurunan,sehingga perlu peran serta semua pihak untuk mencapai target SPM sebesar 70%. 12.
Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara
15 – 49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/metode KB.
Tingkat pencapaian pelayanan Keluarga Berencana dapat dilihat dari
cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang sedang menggunakan alat/metode
kontrasepsi (KB aktif), cakupan peserta KB yang baru menggunakan alat/metode kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor.
Cakupan peserta KB aktif Tahun 2014 diKota Bukittinggi menurun
jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 69.50% menjadi 62.87%
namun sudah mencapai target MDGs yaitu meningkat dari 61,4%. Cakupan peserta KB aktif juga dapat digambarkan menurut metode kontrasepsi yang sedang digunakan.
Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan pada tahun 2014
adalah alat kontrasepsi jangka pendek berupa suntikan sebesar 40.2% dan IUD sebesar 23.4%. Sedangkan metode kontrasepsi yang paling sedikit
digunakan adalah metode jangka panjang yaitu MOP (Metode Operasi Pria) sebesar 2.6%.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
70
2015
Gambaran penggunaan metode kontaraspesi yang sedang digunakan
di Kota Bukittinggi tahun 2014 dapat dilihat pada grafik dibawah ini. GAMBAR 4.9 GAMBARAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI DI K OTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
SUMBER : KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KB KOTA B UKITTINGGI
B.
PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan
untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat antara lain anemia gizi besi dan kekurangan Vitamin A.
Berikut ini hasil capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
kesehatan program peningkatan gizi masyarakat sejak tahun 2011 sampai tahun 2014 di Kota Bukittinggi.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
71
2015
TABEL 4.2. CAPAIAN PROGRAM BIDANG KESEHATAN PROGRAM PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT Indikator
1.
2.
3. 4.
Capaian Tahun 2011 (%)
Capaian Tahun 2012 (%)
Capaian Tahun 2013 (%)
Capaian Tahun 2014 (%)
100
100
100
100
75.2
81.54
98.31
79.08
100
100
100
100
Pemantauan Pertumbuhan Balita : Cakupan bayi berat lahir rendah/BBLR yang ditangani Balita yang naik berat bedannya Balita bawah garis merah Pelayanan Gizi : Cakupan anak balita mendapat kapsul Vit. A 2x/tahun Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi bawah garis merah dari keluarga miskin Balita gizi buruk mendapat perawatan Penyuluhan Perilaku Sehat : Desa dengan garam beryodium Pelayanan Gizi : Cakupan wanita usia subur yang mendapatkan kapsul yodium
81.6 0.7 94.73
100 100
86 1
97.09
100 100
86 0.3
98.0
86 1.8
95.23
100
100
100
100
Tidak ada kapsul Iodium karena Bkt wilayah endemis ringan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1457/MenKes/SK/X/2003
1.
Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil (Fe)
Anemia gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah
yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
pembentukan Hb tersebut. Di Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut anemia kekurangan zat besi atau anemia gizi besi.
Pelayanan pemberian tablet Fe dimaksudkan untuk mengatasi kasus
anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Persentase ibu hamil yang mendapatkan
Tablet fe 3 pada tahun 2014 adalah sebesar 95.23% mengalami penurunan
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
72
2015
jika dibandingkan dengan tahun 2013 (97.09 %). Namun sudah mencapai target capaian Standar pelayanan Minimal (SPM) ibu hamil yang mendapatkan Tablet Besi sebesar 80%.
Cakupan persentase ibu hamil yang mendapatkan tablet fe3 selama 4
tahun terakhir berfluktuasi dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 sebagaimana dapat dilihat pada grafik dibawah ini .
GAMBAR 4.10 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN PELAYANAN FE 3 KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2009-2014
Sumber :Bidang Upaya Kesehatan
Peningkatan persentase ibu hamil yang mengkonsumsi Tablet Fe ini
disebabkan karena selain meningkatnya upaya penyuluhan kepada
masyarakat juga tingginya partisipasi masyarakat khususnya ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan. 2.
Pemberian Kapsul Vitamin A
Selain anemia gizi besi, kekurangan vitamin A juga menjadi perhatian
dalam upaya perbaikan gizi masyarakat. Oleh karena itu dilakukan
pemberian kapsul Vitamin A dalam rangka mencegah dan menurunkan
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
73
2015
prevalensi kekurangan vitamin A (KVA) pada balita. Cakupan yang tinggi dari pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah KVA pada masyarakat. Vitamin A berperan terhadap penurunan angka
kematian,
pencegahan
kelangsungan hidup anak.
kebutaan,
serta
pertumbuhan
dan
Pemberian kapsul vitamin A dilakukan terhadap bayi (6-11 bulan)
dengan dosis 100.000 SI, anak balita (12-59 bulan) dengan dosis 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga bayinya akan
memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pemberian Kapsul Vitamin A
diberikan secara serentak setiap bulan Februari dan Agustus pada balita usia 6-59 bulan.
KVA subklinis, yaitu tingkat yang belum menampakkan gejala nyata,
masih ada pada kelompok balita. KVA tingkat subklinis ini hanya dapat
diketahui dengan memeriksa kadar vitamin A dalam darah di laboratorium.
Selain itu, sebaran cakupan pemberian vitamin A pada balita menurut
provinsi masih ada yang dibawah 75%. Dengan demikian kegiatan pemberian vitamin A pada balita masih perlu dilanjutkan, karena bukan hanya untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, namun lebih penting
lagi, vitamin A meningkatkan kelangsungan hidup, kesehatan dan pertumbuhan anak.
Persentase cakupan pemberian Vitamin A 2 kali pada Balita sejak
tahun 2008 sampai dengan tahun 2014 di Kota Bukittinggi dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
74
2015
GAMBAR 4.11 CAKUPAN PEMBERIAN VIT A PADA BALITA TAHUN 2008-2014 DI KOTA BUKITTINGGI
SUMBER : BIDANG U PAYA K ESEHATAN (BUK)
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa cakupan pemberian vitamin
A pada bayi dan Balita tiga tahun terakhir (2008 – 2010) sudah menunjukkan angka diatas 80%, tapi pada tahun 2011 menunjukkan kecendrungan
menurun (77.67%) dan tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi sebesar 98.31% dan Tahun 2014 mengalami penurunan lagi menjadi 71.82%. Dengan demikian masih diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan cakupan tersebut, antara lain melalui peningkatan integrasi pelayanan kesehatan ibu nifas, sweeping pada daerah yang cakupannya masih rendah dan kampanye pemberian kapsul vitamin A.
Berdasarkan Puskesmas memperlihatkan bahwa distribusi Vitamin A
untuk Balita di Kota Bukittinggi pada Bulan Februari maupun Agustus hanya Puskesmas Mandiangin (85,31%) dan Puskesmas Nilam Sari ( 85,81%) yang
sudah mencapai target (78%), walaupun ada beberapa Puskesmas distribusi
vitamin A untuk Balitanya belum mencapai target. Puskesmas yang paling
tinggi cakupannya adalah Puskesmas Nilam Sari (85.81%) sedangkan yang terendah Puskesmas Guguk Panjang (63,69%) . Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
75
2015
Pencapaian cakupan vitamin A 2x yang belum mencapai target di Kota
Bukittinggi tidak terlepas dari peran promosi kesehatan yang perlu dilakukan tentang pentingnya Vitamin A pada Balita. 3.
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif
Cara Pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah
menyusui bayi secara ekslusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan
meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya.(Profil kesehatan Indonesia 2010).
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel
darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi terhadap penyakit.
Gambar 4.5 berikut ini menyajikan persentase kecendrungan cakupan
anak usia 0 – 6 bulan yang mendapat Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif sejak tahun 2009 sampai tahun 2014 di Kota Bukittinggi.
GAMBAR 4.12 CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF TAHUN 2009-2014 DI KOTA BUKITTINGGI
Sumber : Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
76
2015
Dari grafik diatas dapat dilihat ada pola kecendrungan pemberian ASI
ekslusif mengalami penurunan, terutama ditahun 2011 yaitu sebesar 23.34%, ini disebabkan karena faktor pembagi dari ASI ekslusifnya adalah semua bayi bukan bayi umur 0 – 6 bulan saja sesuai dengan petunjuk teknis
penyusunan Profil kesehatan Tahun 2011. Pada tahun 2012 mpemberian ASI ekslusif mengalami peningkatan, Namun pada tahun 2013 sampai tahun 2014 mengalami penurunan lagi menjadi 39.17%. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :
Pemasaran susu formula masih gencar dilakukan untuk bayi 0-6 bulan yg tidak ada masalah medis
Masih banyak tenaga kesehatan ditingkat layanan yang belum
peduli atau belum berpihak pada pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif, yaitu masih mendorong untuk
memberi susu formula pada bayi 0-6 bulan.
yang tidak punya masalah kesehatan.
Pemasaran susu formula masih banyak yang ditujukan pada bayi Masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI
Belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan
kampanye terkait pemberian ASI, dan belum semua rumah sakit
melaksanakan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM),
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
77
2015
Beberapa Upaya yang dilakukan dalam memecahkan masalah
tersebut yaitu dengan melaksanakan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM), yaitu: Membuat
kebijakan
tertulis
tentang
menyusui
dikomunikasikan kepada semua staf pelayanan kesehatan;
dan
Melatih semua staf pelayanan dalam keterampilan menerapkan kebijakan menyusui tersebut;
Menginformasikan kepada semua ibu hamil tentang manfaat dan manajemen menyusui;
Membantu ibu menyusi dini dalam 30 menit pertama persalinan;
Membantu ibu cara menyusui dan mempertahankan menyusui meskipun ibu dipisah dari bayinya;
Memberikan ASI saja kepada bayi baru lahir kecuali ada indikasi medis;
Menerapkan rawat gabung ibu dengan bayinya sepanjang waktu (24 jam);
Menganjurkan menyusui sesuai permintaan bayi; Tidak memberi dot kepada bayi;
Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan merujuk ibu kepada kelompok tersebut setelah keluar dari sarana pelayanan;
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
78
2015
4.
Cakupan Penimbangan Balita Di Posyandu (D/S)
Kegiatan penimbangan balita di Posyandu (D/S) menjadi salah satu
indikator yang ditetapkan pada Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014. Indikator ini berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada
balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta penanganan prevalensi gizi kurang pada balita. Dengan cakupan cakupan D/S yang tinggi, diharapkan semakin tinggi pula cakupan vitamin A, cakupan imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi kurang.
Di Kota Bukittinggi Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S)
pada tahun 2013 sebesar 60.70%. Cakupan ini lebih rendah dibandingkan
tahun 2013 sebesar 77.45%. Capaian pada tahun 2014 belum memenuhi target Renstra sebesar 75%.
Kunjungan balita ke posyandu sangat berkaitan dengan indikator D/S.
Namun demikian terdapat beberapa kendala yang dihadapi terkait dengan kunjungan balita ke posyandu. Permasalahan tersebut antara lain : dana operasional dan sarana prasarana untuk menggerakkan kegiatan Posyandu,
tingkat pengetahuan kader dan kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan konseling, tingkat pemahaman keluarga dan masyarakat
terhadap manfaat Posyandu, serta pelaksanaan pembinaan kader,peran serta stake holder terkait serta kesibukan orang tua pada pagi hari.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
79
2015
C.
PELAYANAN IMUNISASI Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi
penduduk terhadap penyakit tertentu. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
antara lain : Difteri, Tetanus, Hepatitis B, radang selaput otak, radang paruparu, pertusis, dan polio.
Proses perjalanan penyakit diawali ketika virus/ bakteri/ protozoa/
jamur, masuk ke dalam tubuh. Setiap mahluk hidup yang masuk ke dalam tubuh manusia akan dianggap benda asing oleh tubuh atau yang disebut
dengan antigen. Secara alamiah system kekebalan tubuh akan membentuk zat anti yang disebut antibodi untuk melumpuhkan antigen. Pada saat pertama kali antibodi “berinteraksi” dengan antigen, respon yang diberikan
tidak terlalu kuat. Hal ini disebabkan antibodi belum “mengenali” antigen. Pada interaksi antibodi-antigen yang ke-2 dan seterusnya, sistem kekebalan tubuh sudah memiliki “memori” untuk mengenali antigen yang masuk ke dalam tubuh, sehingga antibodi yang terbentuk lebih banyak dan dalam waktu yang lebih cepat.
Proses pembentukan antibodi untuk melawan antigen secara alamiah
disebut imunisasi alamiah. Sedangkan program imunisasi melalui pemberian vaksin adalah upaya stimulasi terhadap sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan
antibodi
dalam
upaya
melawan
penyakit
dengan
melumpuhkan “antigen” dilemahkan yang berasal dari vaksin. Program imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggap rentan terjangkit Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
80
2015
penyakit menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil. 1.
Imunisasi Dasar Pada Bayi Sebagai salah satu kelompok yang menjadi sasaran program
imunisasi, setiap bayi wajib mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap (LIL)
yang terdiri dari : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-Hb/HiB, 4 dosis polio, 2 dosis
hepatitis B, dan 1 dosis campak. Dari kelima imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak merupakan imunisasi yang mendapat perhatian lebih yang dibuktikan dengan komitmen Indonesia pada lingkup ASEAN dan SEARO untuk mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90%. Hal
ini terkait dengan realita bahwa campak adalah penyebab utama kematian pada balita. Dengan demikian pencegahan campak memiliki peran signifikan dalam penurunan angka kematian balita.
Program imunisasi pada bayi mengharapkan agar setiap bayi
mendapatkan kelima jenis imunisasi dasar lengkap. Keberhasilan seorang bayi dalam mendapatkan 5 jenis imunisasi dasar tersebut diukur melalui indikator imunisasi dasar lengkap.
Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya
merupakan cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam
wilayah
tersebut
tergambarkan
besarnya
tingkat
kekebalan
masyarakat atau bayi (Herd Immunity) terhadap penularan penyakit yang
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
81
2015
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Dalam hal ini pemerintah menargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi desa/kelurahan.
Kota Bukittinggi tahun 2014 mencapai 95.83% kelurahan yang
mencapai Universal Child Immunization mengalami peningkatan dari tahun 2013 yaitu sebesar 91.67% Kelurahan.
Program imunisasi di Kota Bukittinggi merupakan bentuk pencegahan
penyakit dan perlindungan terhadap penyakit dengan memberikan vaksin
pada sasaran imunisasi. Program imunisasi ini dilakukan oleh petugas
puskesmas, tidak hanya menunggu di puskesmas akan tetapi mencari dan
melaksanakan imunisasi di luar puskesmas seperti posyandu dan pos-pos pelayanan kelurahan lainnya, serta dengan pengembangan program pada bidan-bidan praktek swasta. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan yang menyeluruh terhadap masyarakat.
Sasaran dari pemberian vaksin imunisasi ini adalah pada bayi, balita,
anak sekolah, ibu hamil dan WUS. Untuk klasifikasi pemberian vaksin pada
bayi, BCG diberikan 1 kali pada bayi baru lahir untuk mencegah TBC, DPT
diberikan pada bayi sebanyak 3 kali dengan interval satu bulan yang berfungsi mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Polio diberikan 4 kali dengan interval 1 bulan ditambah boster dengan antigen
untuk perlindungan penyakit polio. Kemudian pemberian vaksin campak 1 kali pada usia 9 bulan berguna untuk mencegah penyakit campak. Vaksin
hepatitis B diberikan 2 kali untuk mencegah penyakit hepatitis atau memberikan kekebalan terhadap penyakit hepatitis.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
82
2015
Suatu kelurahan telah mencapai target UCI apabila > 80% bayi di
kelurahan tersebut mencapai imunisasi lengkap. Hasil program imunisasi bayi tahun 2014 di Kota Bukittinggi dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL 4.4 CAKUPAN IMUNISASI BAYI DI KOTA BUKITTINGGI T AHUN 2014
Jenis Imunisasi BCG DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 Polio 4 Campak Imunisasi dasar lengkap
Sumber :Bidang PMK
Jumlah Bayi Di Imunisasi 2292 2163 2168 2162 2158
% 95.3 89.0 89.5 89.2 89.0
Sesuai dengan tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase campak di
Kota Bukittinggi tahun 2014 sebesar 89.2% mengalami penurunan dari tahun 2013 yang sebesar 91.8%, Namun Tahun 2014 persentase campak di Kota Bukittinggi sudah sesuai dengan target MDG’s 2015 yaitu proporsi anak-anak berusia 1 tahun diimunisasi campak meningkat dari 67%. 2.
Imunisasi Pada Ibu Hamil
Ibu hamil juga merupakan populasi yang rentan terhadap infeksi
penyakit menular, oleh karena itu program imunisasi juga ditujukan bagi
kelompok ini. Salah satu penyakit menular yang dapat berakibat fatal dan
berkontribusi terhadap kematian ibu dan kematian anak adalah Tetanus Maternal dan Neonatal. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan berkomitmen terhadap program Eliminasi Tetanus Maternal dan
Neonatal (Maternal and Neonatal Tetanus Elimination atau MNTE). Badan
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
83
2015
Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal jika terdapat kurang dari satu kasus tetanus neonatal per 1.000 kelahiran hidup di setiap kabupaten di suatu negara.
Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan
program eliminasi tetanus pada neonatal dan wanita usia subur termasuk ibu hamil. Strategi yang dilakukan untuk mengeliminasi tetanus neonatorum dan maternal adalah :
pertolongan persalinan yang aman dan bersih;
cakupan imunisasi rutin TT yang tinggi dan merata; dan penyelenggaraan surveilans Tetanus Neonatorum.
Di Kota Bukittinggi Cakupan imunisasi TT2+ (ibu hamil yang telah
mendapat imunisasi TT minimal 2 dosis) pada ibu hamil pada tahun 2013 sebesar 32.4%.
D.
UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT Perubahan pola hidup dan mobulitas masyarakat yang tinggi akan
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di Kota Bukittinggi. Perubahan
cuaca dan global warning juga ikut mempengaruhi kesehatan masyarakat. Hal ini menyebabkan penyakit menular tetap ada. Terdapat beberapa
penyakit menular yang sering terjadi Di Kota Bukittinggi diantaranya penyakit TB-Paru dan Demam Berdarah
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
84
2015
Tabel 4.6 dibawah ini memberikan gambaran capaian SPM bidang
kesehatan program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular sejak tahun 2011– 2014 di Kota Bukittinggi.
TABEL 4.5 CAPAIAN PROGRAM BIDANG KESEHATAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR Indikator
1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9.
Pelayanan Imunisasi Desa/kelurahan Universal Child Immnization (UCI) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Polio AFP rate per 100.000 penduduk <15 th Pencegahan dan Pemberantasan TB Paru Kesembuhan penderita TBC BTA (+) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ISPA Cakupan Balita dengan Pneumonia Yang ditangani Pencegahan dan Pemberantasan HIV/AIDS Klien yang mendapatkan penanganan HIV/AIDS infeksi menular seksual yang diobati Darah donor diskrining terhadap HIV/AIDS Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBD Penderita DBD yang ditangani Pencegahan dan Pemberantasan Diare Balita dengan diare yang ditangani Pelayanan Pengendalian Vektor Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Malaria Penderita Malaria yang diobati
10. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Kusta Penderita kusta yang selesai berobat (RFT rate)
Sumber : Bidang PMK DKK Bukittinggi
1.
Capaian Tahun 2011 (%)
Capaian Tahun 2012 (%)
Capaian Tahun 2013 (%)
Capaian Tahun 2014 (%)
100
95.8
92.16
95.8
0
20387
20387 44.40
0
72.12
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
85.29
87.88
87.88
87.88
100
Tidak ada penderita
100
100
100
100
100
100
96,74
100
100
96.65
100
100
100
100
100
100
Pengendalian penyakit TB Paru Millenium Development Goals menetapkan pengendalian penyakit TB
paru sebagai bagian dari tujuan di bidang kesehatan yang terdiri dari :
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
85
2015
1) Menurunkan insidens TB Paru pada tahun 2015;
2) Menurunkan prevalensi TB Paru dan angka kematian akibat TB
Paru menjadi setengahnya pada tahun 2015 dibandingkan tahun 1990;
3) Sedikitnya 70% kasus TB Paru BTA+ terdeteksi dan diobati
melalui program DOTS (Directly Observed Treatment Shortcource) atau pengobatan TB Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO); dan
4) Sedikitnya 85% tercapai Succes Rate (SR).
Jumlah kasus baru penyakit TB Paru yang terdeteksi tahun 2014 di
Kota Bukittinggi, BTA (+) adalah 111 kasus mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 135 kasus.
Salah satu upaya untuk mengendalikan TB yaitu dengan pengobatan. Indikator yang digunakan sebagai evaluasi pengobatan yaitu angka
keberhasilan pengobatan (success rate). Angka keberhasilan pengobatan ini dibentuk dari angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap. Angka kesembuhan Penderita TB Paru BTA (+) adalah setelah penderita menerima
pengobatan anti TB Paru dinyatakan sembuh, dimana hasil pemeriksaan dahak menunjukkan 2 kali negatif
Di Kota Bukittinggi pada tahun 2014 terdapat 75 orang penderita
yang sembuh dari keseluruhan penderita TB BTA(+). Angka kesembuhan
kasus BTA (+) pada tahun 2014 mencapai 72.12% mengalami peningkatan dari 44.40% pada tahun 2012 dan sudah melebihi target MDG’s untuk angka
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
86
2015
kesembuhan penderita TB paru yaitu 85%. Sedangkan Angka keberhasilan pengobatan penderita TB Paru tahun 2014 sebesar 79.81% mengalami peningkatan dari tahun 2013 yaitu sebesar 49.25%.
Persentase fluktuasi kecendrungan angka kesembuhan penderita TB
Paru BTA (+) dan Keberhasilan Pengobatan sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 di Kota Bukittinggi dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
GAMBAR 4.13 ANGKA KESEMBUHAN TB PARU DAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TB PARU DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2008-2013
Sumber : Bidang PMK
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa angka kesembuhan Penderita
TB Paru BTA (+) paling tinggi terjadi pada tahun 2012 dan mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi 44.4% namun meningkat lagi pada tahun 2014 sebesar 72.12%.
Pada Gambar 6.6 terlihat perkembangan angka keberhasilan
pengobatan tahun 2011-2014 pada tahun 2014 angka keberhasilan
pengobatan sebesar 79.81%. WHO menetapkan standar angka keberhasilan
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
87
2015
pengobatan sebesar 85%. Dengan demikian pada tahun 2014, Kota Bukittinggi belum mencapai standar tersebut.
Upaya Pencegahan dan pemberantasan TB-Paru dilakukan dengan
pendekatan
DOTS
(Directly
Observed
Treatment
Shortcource)
atau
pengobatan TB-Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawasan
Menelan Obat (PMO) Kegiatan ini meliputi upaya penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan yang ditindak lanjuti oleh paket pengobatan.
Dalam penanganan program, semua penderita TB yang ditemukan
ditindaklanjuti dengan paket-paket pengobatan intensif. Melalui paket pengobatan yang diminum secara teratur dan lengkap, diharapkan penderita akan dapat disembuhkan dari penyakit TB yang dideritanya. Namun demikian dalam proses selanjutnya tidak tertutup kemungkinan terjadinya
kegagalan pengobatan akibat dari paket pengobatan yang tidak terselesaikan atau Drop Out (DO). Terjadinya resistensi obat atau kegagalan dalam penegakan diagnosa di akhir pengobatan. 2.
Pengendalian Penyakit Kusta
Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium
Leprae.
Penatalaksanaan
kasus
yang
buruk
dapat
menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen
pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata. Perkembangan penyakit Kusta yang diindikasikan dengan prevalensi dan penemuan penderita baru.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
88
2015
3.
Pengendalian penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) merupakan penyebab
kematian terbesar baik pada bayi maupun pada anak Balita. Program
pengendalian ISPA menetapkan bahwa kasus yang ditemukan harus
ditatalaksana sesuai standar, dengan demikian angka kasus pneumonia juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA.
Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit ISPA lebih difokuskan
pada upaya penemuan secara dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan
tepat terhadap penderita Pneumonia balita yang ditemukan. Upaya ini dikembangkan melalui suatu manajemen terpadu dalam penanganan balita sakit yang datang ke unit pelayanan kesehatan atau lebih dikenal dengan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Dengan pendekatan MTBS semua
penderita ISPA langsung ditangani di unit yang menemukan, namun bila
kondisi Balita sudah berada dalam pneumonia berat sedangkan peralatan tidak mencukupi maka penderita langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih lengkap. 4.
Pengendalian Penyakit HIV/AIDS HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan
ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
89
2015
Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit
HIV dan AIDS di samping ditujukan pada penanganan penderita yang
ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan
penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV dan AIDS terhadap darah donor dan pemantauan pada kelompok berisiko penderita Penyakit Menular Seksual (PMS).
Pelayanan kesehatan dalam upaya penanggulangan HIV-AIDS perlu
dilakukan secara komprehensif. Layanan komprehensif adalah upaya yang meliputi upaya preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif bagi masyarakat
yang membutuhkan (yang belum terinfeksi agar tidak tertular, yang sudah
terinfeksi agar kualitas hidup meningkat). Melibatkan seluruh sektor terkait, masyarakat termasuk swasta, kader, LSM, kelompok dampingan sebaya,
ODHA, PKK, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta organisasi kelompok masyarakat. Layanan komprehensif HIV atau paripurna sejak dari
rumah atau komunitas hingga ke fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas, klinik dan rumah sakit).
Layanan berkesinambungan adalah untuk memberikan dukungan dari
aspek manajerial, medis, psikologis dan sosial untuk ODHA selama
perawatan dan pengobatan untuk mengurangai dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Orang yang HIV positif perlu mendapatkan dukungan psikologis dan sosial di masyarkat. Jangan sampai ada stigma
sehingga mereka justru mendapatkan intimidasi yang dapat menyebabkan
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
90
2015
mereka bunuh diri atau frustasi menghadapi keadannya. Dukungan dari keluarga juga sangat dibutuhkan selain proses medis yang dijalankan.
Program promosi kesehatan di keluarga, sekolah dan masyarakat
mengenai pencegahan HIV perlu terus diberikan. Penjangkauan aktif pada populasi kunci yang berisiko perlu terus dilaksanakan dengan pendataan dan
pemetaan. Penyediaan outlet kondom di lokasi serta edukasi pada pelanggan serta pekerja seks. Fasilitas kesehatan perlu menyediakan ruangan khusus
untuk konseling dan test HIV yang nyaman sehingga mudah diakses. Pengobatan dan pendampingan minum obat perlu diberikan agar jangan sampai putus obat. Masyarakat perlu mendapatkan edukasi untuk menghindari stigma pada ODHA.
Adanya jaringan antar unit kesehatan lintas daerah sangat diperlukan
segera. Mobilitas pekerja seks sangat tinggi mereka dapat saja berpindahpindah padahal harus rutin konsumsi obat. Oleh sebab itu mereka harus bisa mengakses obat dimana saja. Membuat kartu yang dapat teregistrasi di seluruh Indonesia bagi ODHA perlu dilakukan untuk mengatasi keadaan ini.
Pemberdayaan tenaga promosi kesehatan dalam mengembangkan
program kegiatan, memotivasi masyarakat serta membangun kemitraan diperlukan. Setiap kantor desa perlu ada tenaga khusus untuk memberikan
edukasi positif ke masyarakatnya. Sehingga beban puskesmas dalam menangani tsunami HIV-AIDS mendatang dapat kita tanggulangi dengan segera.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
91
2015
Tantangan yang dihadapi masa mendatang sangatlah kompleks. Kasus
HIV-AIDS semakin tinggi jumlahnya apabila tidak dari sekarang dilakukan
upaya pencegahan yang serius. HIV-AIDS akan menjadi beban Negara,
masyarakat dan keluarga tersebut. Sekarang ini penyebaran HIV-AIDS sudah mulai mengarah ke populasi umum dimana penyebarannya bukan saja pada
pekerja seks maupun yang berperilaku berisiko. Melainkan juga ada indikasi sudah menular pada ibu hamil, bayi dan anaknya.
Secara nasional perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukan
peningkatan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan
terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman dan meningkatnya
penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar resiko penyebaran HIV/AIDS.
Saat ini Indonesia telah digolongkan sebagai negara dengan tingkat
epidemi yang terkonsentrasi (concentratedlevel epidemic), yaitu adanya prevalensi lebih dari 5% pada sub populasi tertentu, misalnya pada
kelompok penjaja seks dan pada para penyalahguna NAPZA. Tingkat epidemi
ini menunjukkan tingkat perilaku beresiko yang cukup aktif menularkan, di dalam suatu sub populasi tertentu. Selanjutnya perjalanan epidemi ini akan ditentukan oleh jumlah dan sifat hubungan antara kelompok beresiko tinggi dengan masyarakat umum..
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
92
2015
MDG’s menargetkan pengendalian penyebaran HIV/AIDS sampai
dengan tahun 2015, begitu juga di Kota Bukittinggi walaupun penderitanya tidak terlalu banyak, tapi diharapkan penderita HIV/AIDS di Kota Bukittinggi bisa berkurang. 5.
Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes Aegypty. Gejala klinis
penderita DBD adalah demam tinggi mendadak selama 2-7 hari, tanda-tanda pendarahan dari atau pembesaran hati, serta pemeriksaan labor positif DBD. Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat.
Upaya Pemberantasan DBD dititikberatkan pada penggerakan potensi
masyarakat untuk dapat berperan serta dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3 M plus (Menguras, Menutup dan Mengubur) plus
menabur larvasida serta Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk memantau Angka bebas Jentik (ABJ)
Angka Bebas Jentik (ABJ) sebagai tolok ukur upaya pemberantasan
vektor melalui PSN-3M menunjukan tingkat partisipasi masyarakat dalam mencegah DBD. Berikut ini pencapaian persentase Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kota Bukittinggi sejak tahun 2008 – 2014 di Kota Bukittinggi.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
93
2015
GAMBAR 4.14 ANGKA BEBAS JENTIK DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2008-2014
SUMBER : B IDANG PMK D KK B UKITTINGGI
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa adanya kecendrungan
penurunan angka bebas jentik di Kota Bukittinggi tahun 2008 – 2010, tapi mengalami peningkatan lagi sejak tahun 2011 sampai tahun 2013, namun
mengalami sedikit penurunan pada tahun 2014 menjadi 88.3%. Angka ini juga menunjukkan tingkat pastisipasi masyarakat dalam menanggulangi DBD
di Kota Bukittinggi. Oleh karena itu pendekatan pemberantasan DBD yang
berwawasan kepedulian masyarakat merupakan salah satu alternatif pemberantasan DBD. 6.
Pengendalian penyakit AFP (Acut Flaccid Paralysis) AFP (Acut Flaccid Paralysis) adalah penderita dengan gejala lumpuh
layu mendadak (akut), ditemukan pada anak usia <15 tahun dan diduga kuat
poliomyelitis. Pada Tahun 2014 di Kota Bukittinggi sudah tidak ditemukan lagi penderita AFP (Acut Flaccid Paralysis).
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
94
2015
7.
Pengendalian penyakit Filariasis Filariasis adalah penyakit menular yang dapat menimbulkan cacat
seumur hidup, yang disebabkan oleh cacing filarial yang hidup dan
berkembang biak dalam kelenjer limfe. Pada waktu malam, anak-anak cacing tersebut masuk kedalam pembuluh darah tepi. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang mengandung mikrofilaria.
Bila sebuah kota sudah endemis filariaris, maka sasaran pengobatan
massal adalah semua penduduk di kota tersebut. Semua penduduk harus minum obat, tetapi pengobatan untuk sementara ditunda bagi anak berumur < 2 tahun, ibu hamil, orang yang sedang sakit berat, penderita kronis filariasis
yang
dalam
marasmus/kwashiorkor.
E.
serangan
akut
dan
Balita
dengan
KEADAAN KESEHATAN LINGKUNGAN Lingkungan merupakan salah satu variabel yang perlu mendapat
perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama
dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
Menurut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI)
kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
95
2015
Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-
indikator seperti: Rumah sehat, akses terhadap air bersih dan air minum berkualitas dan akses terhadap sanitasi layak. 1.
Rumah Sehat
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 162
dan 163 mengamanatkan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Untuk menjalankan amanat tersebut, maka untuk penyelenggaraan penyehatan permukiman difokuskan pada peningkatan rumah sehat .
Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah.
Perkembangan kondisi perumahan penduduk Kota Bukittinggi yang
memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2014 sebesar 92.54% mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2013 (44.51%). Gambaran
persentase rumah sehat di kota Bukittinggi dari tahun 2008 -2014 dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
96
2015
GAMBAR 4.15 PERSENTASE RUMAH SEHAT DI KOTA BUKITTINGGI T AHUN 2008-2014
Sumber : Bidang PMK
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa persentase rumah sehat
tertinggi terjadi pada tahun 2014, dan yang terendah tahun 2013. Peningkatan persentase rumah sehat ini diakrenakan adanya penyuluhan yang dilakukan terhadap masyarakat tentang pentingnya rumah seha serta pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi yang didukung oleh lintas sector yang terkait lainnya. 2.
Akses Terhadap Sanitasi Dasar
Salah satu tujuan pembangunan prasarana penyediaan air baku untuk
memastikan komitmen pemerintah terhadap Millenium Development Goals (MDGs) yaitu memastikan kelestarian lingkungan dan mengurangi hingga
setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga 2015.
Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak
yang digunakan rumah tangga di Kota Bukittinggi pada tahun 2014 baru Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
97
2015
28.36% mengalami peningkatan dari tahun 2013 (21.29% ), jadi harus terus ditingkatkan lagi menjadi 90% sesuai dengan target Inpres Nomor 14 tahun 2011 prioritas pembangunan nasional tentang persentase kualitas air minum
yang didistribusikan oleh PDAM yang memenuhi syarat kesehatan. Hal tersebut di atas merupakan salah satu upaya pencegahan terjadinya
kemungkinan munculnya penyakit berbasis air (waterborne disease) karena air merupakan salah satu media lingkungan yang berperan dalam
penyebaran penyakit melalui media pertumbuhan mikrobiologi serta adanya kemungkinan terlarutnya unsur kimia yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
Akses terhadap air bersih dan sanitasi merupakan salah satu pondasi
inti dari masyarakat yang sehat. Air bersih dan sanitasi yang baik merupakan
elemen penting yang menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan
dengan kesehatan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak negatif di banyak
aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya penyakit.
Di Kota Bukittinggi persentase rumah tangga yang telah mempunyai
akses terhadap pembuangan tinja layak atau telah memiliki jamban sehat
sebesar 63.5% telah melampaui target MDGs sebesar 55,5% walaupun perlu lebih ditingkatkan lagi untuk mencegah terjadinya berbagai macam penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
98
2015
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi
oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja dan air seni. Untuk mencegah atau mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka
pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat.
Pembuangan tinja layak sesuai MDGs adalah penggunaan jamban
sendiri/bersama, jenis kloset leher angsa/latrine dan pembuangan akhir
tinjanya adalah tangki septik atau Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL). Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar, atau bila memang benarbenar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin
f. Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
Secara umum salah satu kendala yang dihadapi dalam upaya
pencapaian target yaitu Proses peningkatan perubahan perilaku tidak dapat
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
99
2015
dilakukan secara instan, cenderung membutuhkan waktu yang relatif lama agar masyarakat dapat mengadopsi perilaku yang lebih sehat dalam
kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian, kondisi sosial budaya yang sangat bervariasi dapat mempengaruhi cepat lambatnya perubahan perilaku. 3.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
STBM menjadi ujung tombak keberhasilan pembangunan air minum
dan penyehatan lingkungan secara keseluruhan. Sanitasi total berbasis
masyarakat sebagai pilihan pendekatan, strategi dan program untuk
mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan metode pemicuan dalam rangka mencapai target MDGs. Dalam pelaksanaan STBM mencakup 5 (lima) pilar yaitu: a.
Stop buang air besar sembarangan,
c.
Pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga,
b. d. e.
Cuci tangan pakai sabun,
Pengelolaan sampah dengan benar, dan
Pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman
Pemerintah memberikan prioritas dan komitmen yang tinggi
terhadap kegiatan STBM, hal ini tercantum pada Instruksi Presiden Nomor 3
Tahun 2010 yang mempertegas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 dan Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor 132
Tahun 2012 terkait dengan STBM. Tujuan dari STBM adalah untuk mencapai kondisi sanitasi total dengan mengubah perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan 3 komponen strategi yaitu: Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
100
2015
1.
Menciptakan lingkungan yang mendukung terlaksananya kegiatan STBM melalui:
a. Advokasi dan sosialisasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan secara berjenjang;
b. Peningkatan kapasitas institusi pelaksana di daerah; dan 2.
c. Meningkatkan kemitraan multi pihak.
Peningkatan kebutuhan akan sarana sanitasi melalui peningkatan kesadaran mayarakat tentang konsekuensi dari kebiasaan buruk
sanitasi (buang air besar) dan dilanjutkan pemicuan perubahan 3.
perilaku komunitas:
Peningkatan penyediaan melalui peningkatan kapasitas produksi
swasta local dalam penyediaan sarana sanitasi, yaitu melalui pengembangan
kemitraan
dengan
kelompok
masyarakat,
koperasi, pengusaha lokal dalam penyediaan sarana sanitasi..
Suatu kelurahan dikatakan telah melaksanakan STBM didasarkan pada kondisi:
Minimal telah ada intervensi melalui pemicuan di salah satu dusun dalam desa/kelurahan tersebut,
Adanya masyarakat yang bertanggung jawab untuk melanjutkan
aksi intervensi STBM baik individu atau dalam bentuk komite dan sebagai respon dari aksi intervensi STBM, dan
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
101
2015
Masyarakat menyusun suatu rencana aksi kegiatan dalam rangka
mencapai komitmen-komitmen perubahan perilaku pilar-pilar STBM yang telah disepakati bersama.
Pelaksanaan STBM dilakukan secara bertahap dengan prioritas pada
pilar ke-1 yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) dan adopsi perilaku
Cuci
Tangan
Pakai
Sabun
(CTPS),
dan
secara
bertahap
mengembangkan pilar-pilar lain dari STBM. Di Kota Bukittinggi pada tahun 2013 semua kelurahan (100%) telah melaksanakan STBM.
Kendala dan hambatan dalam pelaksanaan STBM khususnya di daerah
perkotaan adalah masih belum optimalnya investasi bidang air minum dan sanitasi seperti investasi untuk PDAM serta disparitas capaian antar provinsi
untuk pelayanan air minum. Untuk mengatasi kendala tersebut, maka dilakukan upaya peningkatan advokasi untuk meningkatkan investasi bidang air minum dan sanitasi terutama untuk masyarakat miskin, perluasan
penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat melalui program Air Bersih untuk Rakyat serta meningkatkan edukasi perilaku sehat dengan akselerasi STBM. 4.
Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS) Keluarga mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat, karena dalam keluarga terjadi komunikasi dan interaksi antara anggota keluarga yang menjadi awal penting dari suatu proses pendidikan perilaku.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
102
2015
Pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini dalam
keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat dan aktif dalam setiap
upaya kesehatan di masyarakat. Dalam upaya meningkatkan kesehatan anggota
keluarga,
Pusat
Promosi
Kesehatan
meningkatkan persentase rumah tangga ber-PHBS.
Kemenkes
berupaya
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga adalah
upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Untuk mencapai rumah tangga berPHBS, terdapat 10 perilaku hidup bersih dan sehat yang dipantau, yaitu: (1)
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) memberi ASI ekslusif, (3) menimbang balita setiap bulan, (4) menggunakan air bersih, (5) mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat, (7)
memberantas jentik di rumah sekali seminggu, (8) makan buah dan sayur setiap hari, (9) melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan (10) tidak merokok di dalam rumah.
Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program PHBS adalah
kemitraan/dukungan lintas program/lintas sektor yang rendah dan alokasi dana terbatas. Alternatif pemecahan adalah melalui kegiatan advokasi
kebijakan, koordinasi dan keterpaduan manajemen. Berdasarkan hasil
survey PHBS Kota Bukittinggi pada tahun 2014 persentase Rumah Tangga
yang berperilaku Hidup bersih dan Sehat mengalami sedikit kenaikan dari 19,7% pada tahun 2013 menjadi 37.94 %, namun angka tersebut masih jauh
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
103
2015
dibawah target nasional yaitu 60%. Tentunya ini perlu usaha keras dari
semua baik lintas program maupun lintas sektor untuk memberikan
penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pelaksanaan PHBS khususnya di rumah tangga. 5.
Kawasan Tanpa Rokok(KTR) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruangan atau area yang
dinyatakan dilarang untuk melakukan kegiatan produksi, penjualan, iklan,
promosi dan atau penggunaan rokok. Penetapan KTR merupakan upaya perlindungan untuk masyarakat terhadap risiko ancaman gangguan
kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok. KTR merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa baik individu, masyarakat,
parlemen, maupun pemerintah, untuk melindungi generasi sekarang maupun yang akan datang. Komitmen bersama dari lintas sektor dan berbagai elemen akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan KTR.
Rokok adalah zat adiktif yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan
menimbulkan berbagai penyakit seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, penyakit paru obstruktif kronis, kanker paru, kanker mulut, impotensi, kelainan kehamilan dan janin. Zat adiktif jika dikonsumsi manusia akan menimbulkan adiksi atau ketagihan. Asap rokok sangat membahayakan kesehatan si perokok maupun orang lain yang ada di sekitarnya.
Pemerintah Kota Bukittinggi telah menetapkan kebijakan Kawasan
Tanpa Rokok untuk melindungi seluruh masyarakat dari bahaya asap rokok
yaitu Peraturan Daerah Kota Bukittinggi Nomor 1 Tahun 2012. Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
104
2015
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 115 Pemerintah Daerah wajib menetapkan dan menerapkan KTR di wilayahnya.
Untuk menindaklanjuti kebijakan tersebut telah diterbitkan Peraturan Bersama
Menteri
Kesehatan
dan
Menteri
Dalam
Negeri
Nomor
188/Menkes/PB/I/2011 dan Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok.
F.
UPAYA PROMOSI DAN PEMBERDAYAAAN MASYARAKAT Berikut ini disajikan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)
bidang kesehatan program promosi den pemberdayaan masyarakat sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 di Kota Bukittinggi. TABEL 4.6 CAPAIAN PROGRAM BIDANG KESEHATAN
PROGRAM PROMOSI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Program
1. 2. 3. 4.
Penyuluhan Perilaku Sehat : Rumah tangga sehat Posyandu Aktif Penyelenggaraan Pembiayaan Untuk Pelayanan Kesehatan Perorangan : Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Penyelenggaraan Pembiayaan Untuk Keluarga Miskin dan Masyarakat Rentan Cakupan Jaminan Pemeliharan Kesehatan keluarga miskin dan masyarakat rentan Pelayanan Kesehatan Kerja Cakupan pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal
Target (%)
Capaian Tahun 2012 (%)
Capaian Tahun 2013 (%)
Capaian Tahun 2014 (%)
65 40
19.25 80.77
19.25 80.77
19.25 80.77
80
100
100
100
100
100
100
100
80
0
0
0
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1457/Menkes/SK/X/2003
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
105
2015
1.
Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) Pembangunan Kesehatan dilaksanakan secara bersama-sama oleh
pemerintah dan masyarakat. Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya
yang dilakukan
dalam meningkatkan
kegiatan
Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), berkoordinasi dengan lintas
sektoral serta melibatkan masyarakat dalam kegiatan kesehatan dalam rangka menggalang kemandirian masyarakat dibidang kesehatan. Di Kota
Bukittinggi berkembang bentuk UKBM seperti posyandu, Dana Sehat, Pos
UKK, Toga, Polindes dan Saka Bhakti Husada. Saka Bhakti Husada (SBH) merupakan bentuk partisipasi generasi muda khususnya pramuka dalam bidang kesehatan. 2.
Promosi Kesehatan Promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang
bersumber daya masyarakat. Penyebarluasan informasi kesehatan melalui siaran radio, pembuatan dan penyiaran TV spot, dialog interaktif, penyebaran informasi mobil unit penyuluhan dan penyuluhan kelompok masing-masing Puskesmas, serta pemutaran film kesehatan. 3.
Kegiatan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
Di Kota Bukittinggi sejak tahun 2011 sudah dilaksanakan wajib lapor
Pencandu Narkoba ke Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) dalam hal ini
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
106
2015
adalah Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad dan Puskesmas Guguk
Panjang. Puskesmas yang telah ditunjuk sebagai institusi Penerima Wajib Lapor wajib mempersiapkan diri untuk menjalankan proses penerimaan wajib lapor.
Sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2011
tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika, pengaturan wajib lapor pecandu narkotika bertujuan untuk :
Memenuhi
hak
pecandu
narkotika
dalam
mendapatkan
pengobatan dan atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial:
Mengikutsertakan orangtua, wali, keluarga dan masyarakat dalam
meningkatkan
narkotika
yang
bimbingannya;serta Memberikan
bahan
tanggungjawab
ada
dibawah
informasi
bagi
terhadap
pecandu
pengawasan pemerintah
dan
dalam
menetapkan kebijakan di bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
G.
UPAYA PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan yang diuraikan pada
pelayanan kesehatan rujukan ini diantaranya adalah pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
107
2015
Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya
dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat
tidur (Bed Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari perawatan (Length of
stay/LOS), Rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn of interval/TOI), persentase pasien keluar yang meninggal (Gross Death Rate/GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal >= 48 jam perawatan (Net death Rate/NDR).
Berdasarkan data yang didapat dari semua rumah sakit yang ada di
Kota Bukittinggi baik yang dikelola pemerintah maupun swasta tingkat
pemanfaatan tempat tidur (BOR) tahun 2014 mencapai 53.8%, jadi mencapai angka ideal yang diharapkan yaitu 60 – 85%. Gambaran tingkat pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit sejak tahun 2009 – 2014 dapat dilihat pada gambar 4.16 dibawah ini.
GAMBAR 4.16 PENCAPAIAN BOR RS SEKOTA BUKITTINGGI DI K OTA BUKITTINGGI TAHUN 2008-2014
Sumber : Rumah Sakit Sekota Bukittinggi
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
108
2015
Indikator Pelayanan rumah sakit yang lain adalah Turn Over Interval
(TOI). TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah digunakan sampai saat digunakan kembali. Idealnya tempat tidur
kosong tidak terisi pada kisaran 1 – 3 hari, selama tahun 2009 – 2014 berkisar antara 1.7 – 5.1 hari. Tahun 2014 TOI RS di Kota Bukittinggi sudah mempunyai angka ideal yaitu 1.7.
GAMBAR 4.17 PENCAPAIAN TOI RS SEKOTA BUKITTINGGI DI K OTA BUKITTINGGI TAHUN 2008-2013
Sumber : Rumah Sakit Sekota Bukittinggi
LOS adalah rata-rata lama rawat (hari) seorang pasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, Secara umum nilai LOS yang ideal antara 6 – 9
hari. LOS Rumah sakit di Kota Bukittinggi sejak tahun 2008 – 2014 berkisar antara 3,5 – 5.6 hari dan belum mencapai angka ideal. Pencapaian TOI dan
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
109
2015
LOS Rumah sakit se Kota Bukittinggi sejak tahun 2008 – 2014 bisa dilihat pada gambar dibawah ini :
GAMBAR 4.18 PENCAPAIAN LOS RS SEKOTA BUKITTINGGI DI K OTA BUKITTINGGI TAHUN 2008-2014
Sumber : Rumah Sakit Sekota Bukittinggi
Indikator pelayanan rumah sakit yang lain yaitu GDR dan NDR. GDR
adalah angka kematian umum untuk setiap 1.000 penderita keluar dari
Rumah sakit. Nilai ideal GDR adalah < 45 per 1.000 pasien keluar. Pada tahun 2014 GDR rumah sakit se kota Bukittinggi sudah mencapai angka ideal yaitu dengan nilai rentang 6.1 kematian per 1.000 kematian.
NDR adalah angka kematian pasien setelah dirawat >= 48 jam per
1.000 pasien keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Asumsinya jika pasien meninggal setelah mendapat perawatan 48 jam berarti ada faktor pelayanan rumah sakit yang terlibat dengan kondisi
meninggalnya pasien. Nilai ideal NDR adalah < 25 per 1.000 pasien keluar. NDR Pada tahun 2014 yaitu 3.1 per 1.000 pasien keluar. Dengan demikian NDR Rumah Sakit (RS) di Kota Bukittinggi telah mencapai angka ideal yaitu < 25 per 1.000 pasien keluar.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
110
2015
Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung
dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi tenaga kesehatan, sarana kesehatan dan pembiayaan kesehatan, yang dapat dilihat pada bab ini, adalah sebagai berikut :
A.
TENAGA KESEHATAN Jumlah tenaga kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Kota
Bukittinggi sampai akhir tahun 2013 adalah 327 orang dengan status kepegawaian PNS, CPNS, PTT, Honor dan kontrak. Untuk data yang lebih lengkap dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
TABEL 5.1. SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI DINAS KESEHATAN KOTA BUKITTINGGI MENURUT GOLONGAN TAHUN 2013
Golongan (Pegawai Negeri/Honor) IV III II I Honor Kontrak PTT Jumlah
Keadaan 1 Januari 2014 (Orang) 12 175 89 0 2 19 30 329
Sumber : Bagian Kepegawaian
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
Keadaan 31 Desember 2014 (Orang) 12 177 81 1 2 15 30 318
111
2015
TABEL 5.2. SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI DINAS KESEHATAN KOTA BUKITTINGGI MENURUT LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TAHUN 2013 Pendidikan S3 S2 S1
Keadaan 1 Januari 2014 (Orang) -
Keadaan 31 Desember 2014 (Orang) -
136 1
101 1
27
12
9
D IV D III
99 -
D II DI
SLTA
51
SLTP
3
SD
Jumlah Sumber : Bagian Kepegawaian
1.
3
327
11
149 40 1 3
318
Tenaga kesehatan di Puskesmas Puskesmas yang merupakan ujung tombak dalam pelayanan
kesehatan masyarakat, kinerjanya sangat dipengaruhi ketersediaan sumber
daya manusia yang dimilki, terutama ketersediaan tenaga kesehatan. Gambaran jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Kota Bukittinggi Tahun 2014 dapat dilihat pada gambar 5.1 dibawah ini:
GAMBAR 5.1 JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS DI K OTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
Sumber : Bagian kepegawaian DKK Bkt
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
112
2015
2.
Tenaga kesehatan di Rumah sakit Data Tenaga kesehatan di rumah sakit yang tercatat di Dinas
Kesehatan Kota Bukittinggi tahun 2013 yaitu dari 6 Rumah Sakit milik
Pemerintah dan swasta. Gambaran jumlah tenaga kesehatan di Rumah Sakit se kota Bukittinggi Tahun 2014 dapat dilihat pada gambar 5.2 dibawah ini GAMBAR 5.2 JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT DI K OTA BUKITTINGGI TAHUN 2013
B.
Sumber : RS Se-Kota Bukittinggi
SARANA KESEHATAN Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatan diantaranya
Puskesmas, institusi pendidikan tenaga kesehatan, Rumah Sakit dan Sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat.
Sarana kesehatan yang dimiliki Pemda Kota Bukittinggi adalah
puskesmas, puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Sebaran sarana kesehatan di Kota Bukittinggi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
113
2015
TABEL 5.3. JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 Pemilikan/Pengelolaan
Pem. Pusat
Pem. Propinsi
Pem. Kota
TNI
Swasta
Jumlah
Rumah Sakit Umum
0
1
0
1
2
4
RS. Bersalin
0
0
0
0
0
0
Fasilitas Kesehatan
Rumah Sakit Jiwa RS. Khusus
Puskesmas
Pusk. Pembantu Pusk. Keliling Posyandu
Poskeskel
Rumah Bersalin
Balai Pengobatan/Klinik Apotek Toko Obat GFK
Industri Obat Tradisonal Praktek Dokter Bersama Praktek Dokter Perorangan Jumlah
0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 3
0 0 0
0 0 7
0
14
0
0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2
7 0 0 0 0 0 1 0 0 0
27
0 0 0 0
0 1 0
0 2 7
0
14
0
128
129
0
4
4
0 0 0
0
24 1
7
24 1
1
41
45
0
0
1
0 0 0
16 0 0
16 0 0
0
115
115
2
324
358
Sumber : Bidang PSDK DKK Bukittinggi
1.
Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas
merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota. Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
114
2015
dalam sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan wajib
dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan, inovasi serta kebijakan pemerintahan daerah setempat. Puskesmas memiliki
fungsi
sebagai
: 1) pusat
pembangunan berwawasan kesehatan; 2) pusat pemberdayaan masyarakat; 3) pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer: dan 4 ) pusat pelayanan kesehatan perorangan primer.(profil Kesehatan Indonesia 2010)
Jumlah Puskesmas di kota Bukittinggi tercatat ada 7 buah sejak tahun
2010, yaitu dengan penambahan puskesmas Plus Mandiangin, disamping Puskesmas Guguk Panjang, Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad, Puskesmas Tigo Baleh, Puskesmas Mandiangin, Puskesmas Nilam sari dan Puskesmas Gulai Bancah. 2.
Rumah Sakit
Ruang lingkup pembangunan kesehatan selain upaya promotif dan
preventif, di dalamnya juga terdapat pembangunan bersifat kuratif dan rehabilitative.
Rumah
Sakit
merupakan
pelayanan
kesehatan
pada
masyarakat yang bergerak dalam kegiatan kuratif dan rehabilitatif. Rumah sakit juga berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan.
Di Kota Bukittinggi terdapat enam (6) buah Rumah Sakit milik
Pemerintah dan swasta yaitu sebagai berikut :
Rumah Sakit Achmad Muchtar (RSAM),milik Pemerintah Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN), milik Pemerintah Rumah Sakit Tentara, Milik TNI
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
115
2015
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Yarsi, Milik Swasta Rumah Sakit Madina, Milik Swasta 3.
Rumah Sakit Khusus THT Sitawa Sidingin, milik swasta Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan
Pendidikan tenaga kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan
ketersediaan dan kualitas tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan
kesehatan
masyarakat.
Pendidikan
tenaga
kesehatan
diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta melalui berbagai insitusi
pendidikan dan jenjang pendidikan. Dari seluruh institusi pendidikan tenaga kesehatan (Diknakes) yang ada hanya sebagian yang menjadi tanggung jawab Departemen Kesehatan dalam koordinasi dan pembinaannya, yang dikelompokkan ke dalam institusi Politeknik Kesehatan (Poltekes) dan
institusi Diknakes Non Poltekes. Pada tahun 2013 jumlah institusi
pendidikan tenaga kesehatan di Kota Bukittinggi terdapat 10 sarana, 2 institusi pemerintah (poltekes) dan 8 dikelola swasta, yaitu a. Poltekes Prodi Kebidanan
b. Poltekes Prodi Kesehatan Gigi c. Stikes Perintis d. Stikes Yarsi
e. Stikes Muhammadiyah
f. Stikes Prima Nusantara g. Stikes For De Kock h. Akfar Dwi Farma
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
116
2015
i. j.
SMF YIB
Akfar YIB
k. Akbid Pelita Andalas 4.
Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat Dalam mewujudkan masyarakat sehat, diperlukan kesadaran setiap
anggota masyarakat akan pentingnya perilaku sehat, berkeinginan, serta berdaya untuk hidup sehat. Masyarakat bersinergi membangun kondisi lingkungan yang kondusif untuk hidup sehat. Langkah tersebut tercermin dalam pengembangan sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) di desa dan kelurahan. Beberapa UKBM di antaranya Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)/Poskeskel.
Desa Siaga Aktif merupakan desa/kelurahan yang penduduknya dapat
mengakses pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan UKBM yang dapat melaksanakan surveilans berbasis masyarakat (pemantauan penyakit,
kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan
sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Tahun 2012 terdapat 14 Kelurahan Siaga Aktif di Kota Bukittinggi a.
POSYANDU
Posyandu merupakan salah satu UKBM yang dilaksanakan oleh, dari
dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
117
2015
bagi masyarakat terutama ibu, bayi dan anak. Dalam menjalankan fungsinya,
Posyandu diharapkan dapat melaksanakan 5 program prioritas yaitu
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi dan penanggulangan diare.
Pada tahun 2014 terdapat 132 Posyandu di Kota Bukittinggi, dengan
demikian maka rasio Posyandu terhadap 100 Balita sebesar 1 Posyandu, artinya untuk setiap 100 Balita telah mempunyai sebuah posyandu dan justru telah melebihi dari satu posyandu untuk mendekatkan pelayanan
kesehatan pada masyarakat Posyandu merupakan jenis UKBM yang paling memasyarakat dewasa ini. Posyandu minimal meliputi 5 program prioritas (Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi, Imunisasi, dan Penanggulangan Diare).
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di
masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan
diare.
Dalam
pelaksanan
kegiatan
Posyandu
yang
dilaksanakan sebulan sekali, digunakan sistem 5 langkah, 4 langkah dikelola Kader dan 1 langkah terakhir merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Petugas. Dari segi jumlah, Posyandu relatif memadai, namun dari segi kualitas masih harus ditingkatkan.
Untuk meningkatkan kualitas Posyandu ini telah dikembangkan
telaah Kemandirian Posyandu, yang intinya mengelompokkan Posyandu ke
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
118
2015
dalam 4 ( empat ) tingkat perkembangan, yaitu : 1)Posyandu Pratama, 2) Posyandu Mady, 3) Posyandu Purnama, 4) Posyandu Mandiri.
Menurut klasifikasi stratanya, saat ini terdapat 3 posyandu pratama
(2.27%), 22 posyandu madya (16.67%), 68 posyandu purnama (51.52%) dan
39 posyandu mandiri (29.55%). Posyandu aktif (Purnama dan Mandiri) sejak Tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 sudah sebesar 81.06%. Tingkat Perkembangan Posyandu dari tahun 2008 sampai tahun 2014 adalah sebagai berikut:
b.
GAMBAR 5.3 TINGKAT PERKEMBANGAN POSYANDU TAHUN 2008 S.D 2014 DI KOTA BUKITTINGGI
Sumber : Bidang PSDK
POSKESKEL
Poskeskel merupakan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan penyediaan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa, dengan kata lain sebagai salah satu
wujud upaya untuk mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
119
2015
Poskeskel minimal melakukan kegiatan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat desa berupa pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan
kompetensinya (pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu
menyusui, pelayanan kesehatan anak, penemuan dan penanganan penderita penyakit) dan menumbuhkembangkan UKBM lain yang dibutuhkan oleh masyarakat serta surveilance berbasis masyarakat. Pada tahun 2014
terdapat 26 unit Poskeskel dan rasio Poskeskel terhadap kelurahan di Kota Bukittinggi pada tahun 2014 sebesar 1.
Pelayanan Poskeskel meliputi upaya promotif, preventif dan kuratif
yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan ( terutama Bidan ) dengan
melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya. Kegiatan Poskeskel ini utamanya adalah :
Pengamatan dan kewaspadaan dini ( surveilans penyakit, surveilans gizi, surveilans perilaku berisiko, dan surveilans
c.
lingkungan dan masalah kesehatan lainnya ), Penanganan kegawatdaruratan kesehatan, Kesiapsiagaan terhadap bencana Pelayanan kesehatan dasar.
POSKESTREN
Poskestren ( Pos Kesehatan Pesantren ) merupakan salah satu wujud
upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) di lingkungan pondok pesantren dengan prinsip dari, oleh, untuk warga pondok pesantren, yang
mengutamakan pelayanan promotif (peningkatan kesehatan) dan preventif
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
120
2015
(pencegahan penyakit) tanpa mengabaikan aspek kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) dengan binaan Puskesmas setempat. Kegiatan utama POSKESTREN :
Pemberdayaan masyarakat Pesantren. Penyuluhan kesehatan. Kesehatan lingkungan. Perilaku hidup sehat.
Pelayanan kesehatan sederhana.
Pelayanan kesehatan kunjungan oleh Puskesmas ( bila memungkinkan). Pengembangkan penyediaan pelayanan kesehatan.
Di Kota Bukittinggi terdapat 3 buah pondok pesantren yaitu pondok
pesantren al ma’arif di Kelurahan Koto Selayan, pondok pesantren Baitul Ridwan di Kelurahan Aur Tajungkang Tengah Sawah dan pondok pesantren
Madinatul Munawarrah di Kelurahan Kayu Kubu. Pondok pesantren tersebut belum ada yang memiliki gedung khusus untuk Poskestren ( Pos Kesehatan Pondok Pesantren ). d.
TOGA ( Tanaman Obat Keluarga )
Taman Obat Keluarga yang disingkat dengan ”TOGA” adalah sebidang
tanah dihalaman atau ladang yang dimanfaatkan untuk menanam tanaman yang berkhasiat sebagai obat.
Fungsi utama dari ”TOGA” adalah menghasilkan tanaman yang
dipergunakan antara lain untuk :
Menjaga dan meningkatkan kesehatan
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
121
2015
Mengobati gejala ( keluhan) dari beberapa penyakit yang ringan Memperbaiki gizi masyarakat
Upaya pelestarian alam dan memperindah pemandangan Menambah penghasilan keluarga.
Beberapa faktor penghambat dalam pemanfaatan sarana kesehatan bersumber daya masyarakat diantaranya : 1.
Kurangnya minat ibu – ibu yang mempunyai balita untuk
membawa balitanya keposyandu sehingga target dari masingmasing posyandu tersebut tidak tercapai pada akhirnya akan
2.
menurunkan strata posyandu.
Kurangnya kerjasama dengan lintas sektor terkait seperti PKK
yang beranggapan bahwa posyandu tersebut hanya milik orang kesehatan saja.
Sedangkan faktor pendukung dalam pemanfaatan sarana kesehatan bersumberdaya masyarakat adalah : 1.
2.
Ibu – ibu masih semangat melakukan penimbangan door to door
ke rumah ibu- ibu yang mempunyai balita jika target penimbangan tidak tercapai tiap bulannya
Adanya rapat pertemuan kader yang diadakan tiap bulannya sehingga pengetahuan kader tentang kesehatan bertambah.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
122
2015
3.
4. 5.
C.
Untuk Poskestren : pembinanya begitu antusias dengan kegiatan
atau binaan yang telah dilakukan kemasing- masing pondok pesantren.
Adanya bantuan dana PMT dari lintas sektor terkait ke masing – masing posyandu.
Adanya honor/dana insentif kader posyandu ( 5 x Rp 75.000/bln) dan kader poskeskel (2 x Rp 350.000)
PEMBIAYAAN KESEHATAN Salah satu komponen sumber daya yang diperlukan dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan adalah pembiayaan kesehatan.
Pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah dan pembiayaan yang bersumber dari masyarakat.
Berikut ini diuraikan tentang pembiayaan kesehatan oleh pemerintah
yaitu mengenai alokasi anggaran Departemen Kesehatan (APBD) baik rutin
maupun pembangunan, alokasi anggaran bersumber APBN per kapita dan alokasi APBD Kabupaten/Kota untuk kesehatan dan juga uraian mengenai pembiayaan jaminan kesehatan masyarakat dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dari Kementrian Kesehatan. 1.
Anggaran Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi bersumber APBD Distribusi anggaran Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi terdiri dari
Belanja Langsung dan belanja tidak langsung, Belanja tidak langsung sebesar
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
123
2015
Rp 18.093.544.101.- dan belanja langsung termasuk Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 3.300.097.273.2.
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Bantuan Operasional Kesehatan merupakan bantuan dana dari
Pemerintah
melalui
Kementerian
Kesehatan
RI
dalam
membantu
pemerintahan kabupaten dan pemerintahan kota melaksanakan pelayanan
kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan menuju Millennium Development Goals (MDGs) dengan meningkatkan kinerja Puskesmas dan jaringannya serta Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM)
dalam
menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan
promotif dan preventif. Pada Tahun 2014 untuk Kota Bukittinggi dana BOK disalurkan untuk 7 Puskesmas dengan total anggaran sebesar Rp 634.480.000,-. (1.54%)
Selain itu juga ada sumber biaya dari APBD Provinsi untuk kegiatan
MDGS dan Pemantauan Surveilans Gizi serta adanya dana sharing dari APBD
Provinsi untuk Jamkes Sakato Sumbar sejumlah Rp 1.056.990.000 (3,3%)-
disamping dana tersebut terdapat juga sumber biaya dari pinjaman/hibah
luar negeri untuk kegiatan TB dan AIDS. Informasi selengkapnya tentang Anggaran yang tersedia dalam APBD Pemerintah Kota Bukittinggi dan sumber
daya
lainnya
yang
sah
(APBD
Propinsi
Sumatera
Barat
APBN/Dekonsentrasi Tugas Pembantuan, Bantuan Luar Negeri dan lain-lain)
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
124
2015
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi adalah sebesar Rp 31.663.272.516,- (5,61%).
TABEL 5.7 PEMBIAYAAN KESEHATAN KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO 1
SUMBER BIAYA
2 ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1
APBD KAB/KOTA
3
APBN
2 4
APBD PROVINSI
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah % 3 4 33.574.419.703
81.65
7.273.347.273
17.69
41.119.166.070
100,00
0
PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA Sumber : Bagian Keuangan DKK Bukittinggi
0
247.650.150
1.0
641.272.623.132
5.24
341.263.38
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase Anggaran kesehatan
terhadap APBD kab/kota tahun 2014 sebesar 5.241% mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013 (5.61%), dan masih jauh dibawah target nasional yaitu 15%. Gambaran fluktuasi persentase anggaran
kesehatan terhadap APBD Kab/Kota Bukittinggi sejak tahun 2008-2014 dapat dilihat pada gambar 5.7 dibawah ini:
GAMBAR 5.4 PERSENTASE ANGGARAN KESEHATAN TERHADAP APBD KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2008-2014
Sumber : Bagian Keuangan DKK Bukittinggi
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
125
2015
Berdasarkan uraian pembahasan diatas ada beberapa target indikator
program yang berhasil dicapai oleh Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi yaitu diantaranya sebagai berikut : 1.
2.
3. 4. 5. 6.
Penurunan Angka Kematian Bayi menjadi 7.9 per 1000 kelahiran hidup sekaligus mencapai target MDG’s 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup.
Peningkatan cakupan kunjungan K4 ibu hamil menjadi sebesar 94.20% sekaligus mencapai target Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan sebesar 95%.
Peningkatan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 94.64% seiring dengan target MDG’s 2015 yaitu 90%.
Peningkatan cakupan kunjungan neonatus menjadi 94.92% dari 81.40% pada tahun 2013
Peningkatan cakupan penderita pneumonia Balita menjadi sebesar 55.76% dari 41.78% pada tahun 2013.
Peningkatan persentase Rumah Sehat menjadi 92.54% dari 44.54% yang
menunjukkan
semakin
pentingnya rumah sehat.
pedulinya
masyarakat
tentang
Capaian Indikator MDGs lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
126
2015
No A
Indikator Goal 1 : memberantas Kemiskinan dan Kelaparan
1
Prevalensi Balita dengan berat badan rendah / gizi kurang
B
Goal 4 : Menurunkan angka kematian Anak
2
Prevalensi Balita Gizi Buruk
Target
Hasil
status
18.50%
1.86%
Tercapai
2015
3.15%
004%
Tercapai
1
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup
23
7.9
Tercapai
3
Angka Kematian neonatal (per 1.000 kelahiran hidup)
19
7.5
Tercapai
2
4
Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 kelahiran hidup proporsi anak-anak berusia 1 tahun diimunisasi campak
C
Proporsi anak usia 12-23 bulan yang telah diimunisasi campak
1
Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup
3
Cakupan pelayanan antenatal K1
5
2 4
Goal 5 : meningkatkan Kesehatan Ibu
Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan Cakupan pelayanan antenatal K4
D
Goal 6 : mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria dan penyakit menular lainnya (TB)
1
Prevalensi HIV/AIDS
2
Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan antiretroviral
4
Tingkat prevalensi TB per 100.000 penduduk
3 5 6
E 1 2
Prevalensi malaria per 1.000 penduduk Tingkat kematian karena tuberculosis
proporsi kasus TB yang disembuhkan melalui DOTS (cure rate) Goal 7 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
32
0
Tercapai
> 67%
89.23%
102
0
Tercapai
97%
Tercapai
> 67%
97.85
Tercapai Tercapai
90%
94..65%
> 86%
94.18%
< 0.2%
0.64%
Tercapai
> 38.4%
100%
Tercapai
92.12
Tercapai
> 92.7%
Dihentikan
0.07%
< 39
9
< 244 85%
72.12%
kota : 57.5
28.36%
Kota : 78.3
63.45%
Tercapai Tercapai
Tercapai Tercapai Tercapai Belum Tercapai Belum Tercapai
127
2015
Namun disamping keberhasilan-keberhasilan yang dicapai, ada juga
beberapa program yang belum mencapai targetnya dan perlu menjadi perhatian semua pihak diantaranya yaitu sebagai berikut :
Pencapaian desa/Kelurahan UCI
Pencapaian pemberian ASI Ekslusif
Cakupan pemberian vitamin A pada Balita
Data dan informasi adalah masukan dalam pengambilan keputusan
oleh pimpinan. Di bidang kesehatan, data dan informasi ini diperoleh melalui penyelenggaraan sistem informasi kesehatan. Namun sangat disadari
pengelolaan dari tingkat puskesmas hingga tingkat kota belum dapat
memenuhi kebutuhan data dan informasi secara menyeluruh, cepat dan akurat. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan
dalam Profil Kesehatan yang diterbitkan. Walaupun demikian, diharapkan Profil Kesehatan dapat memberikan gambaran secara garis besar tentang seberapa jauh keadaan dan capaian program kesehatan masyarakat.
Profil kesehatan ini di harapkan pula menjadi publikasi data dan
informasi yang meliputi data capaian SPM Bidang Kesehatan dan Indikator MDG’s 2015. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas data untuk tahun
selanjutnya dibutuhkan terobosan dan dukungan serta komitmen stake holder kesehatan dalam pengumpulan data dan informasi, secara tepat untuk memenuhi kebutuhan data dan informasi Kesehatan.
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
128
2015
Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014
129
RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 NO A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
B. B.1 10 11 12 13 14 15 16 17 18
INDIKATOR GAMBARAN UMUM Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Rata-rata jiwa/rumah tangga Kepadatan Penduduk /Km2 Rasio Beban Tanggungan Rasio Jenis Kelamin Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi a. SMP/ MTs b. SMA/ SMK/ MA c. Sekolah menengah kejuruan d. Diploma I/Diploma II e. Akademi/Diploma III f. Universitas/Diploma IV g. S2/S3 (Master/Doktor) DERAJAT KESEHATAN Angka Kematian Jumlah Lahir Hidup Angka Lahir Mati (dilaporkan) Jumlah Kematian Neonatal Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) Jumlah Bayi Mati Angka Kematian Bayi (dilaporkan) Jumlah Balita Mati Angka Kematian Balita (dilaporkan) Kematian Ibu Jumlah Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (dilaporkan)
L
58.408
ANGKA/NILAI L+P
P
62.083
25 24 120.491 4,2 4774,0 47,9 94,1 99,63
Satuan
Km2 Desa/Kel Jiwa Jiwa Jiwa/Km2 per 100 penduduk produktif
No. Lampiran Tabel 1 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 1
%
Tabel 1 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 3
9.708,00 ######## ######## % ######## ######## ######## % 0,00 0,00 0,00 % 1.306,00 1.415,00 2.721,00 % 0,00 0,00 0,00 % 3.225,00 3.495,00 6.720,00 % 0,00 0,00 0,00 %
Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3
99,44
1.208 6 10 8 11 9 12 10
99,81
1.197 3 8 7 8 7 9 8 1 42
2.405 4 18 7 19 8 21 9
per 1.000 Kelahiran Hidup neonatal per 1.000 Kelahiran Hidup bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Balita per 1.000 Kelahiran Hidup
Tabel 4 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5
Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
Tabel 6 Tabel 6
NO
INDIKATOR
B.2 Angka Kesakitan 19 Tuberkulosis Jumlah kasus baru TB BTA+ Proporsi kasus baru TB BTA+ CNR kasus baru BTA+ Jumlah seluruh kasus TB CNR seluruh kasus TB Kasus TB anak 0-14 tahun Persentase BTA+ terhadap suspek Angka kesembuhan BTA+ Angka pengobatan lengkap BTA+ Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ Angka kematian selama pengobatan 20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 21 Jumlah Kasus HIV 22 Jumlah Kasus AIDS 23 Jumlah Kematian karena AIDS 24 Jumlah Kasus Syphilis 25 Donor darah diskrining positif HIV 26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 27 Kusta Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Angka Prevalensi Kusta Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi AFP Rate (non polio) < 15 th Jumlah Kasus Difteri Case Fatality Rate Difteri Jumlah Kasus Pertusis Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum
L
ANGKA/NILAI L+P
P
54 48,65 92,45 114 195,18
57 51,35 91,81 117 188,46
12,80 71,15 5,77 76,92 8,56 63,37 0 42 55 0 0,16 0,00
11,73 73,08 9,62 82,69 9,66 48,61 0 35 15 0 0,11 0,00
0 0,00
1 1,61
0,00 0,00 0,00
0,16 0,00 100,00
0
0
0 0
0 0
0
0
Satuan
111 Kasus % 92,12 per 100.000 penduduk 231 Kasus 191,72 per 100.000 penduduk 9,96 % 12,22 % 72,12 % 7,69 % 79,81 % 9,13 per 100.000 penduduk 55,76 % 0 Kasus 77 Kasus 70 Jiwa 0 Kasus 0,15 % 0,00 % 1 0,83 100,00 0,00 0,00 0,08 0,00 100,00 0 0 0 0 0 0
No. Lampiran
Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13
Kasus per 100.000 penduduk % % per 100.000 penduduk per 10.000 Penduduk % %
Tabel 14 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 15 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 17
per 100.000 penduduk <15 tahun
Tabel 18 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19
Kasus % Kasus Kasus % Kasus
NO
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 C. C.1 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
INDIKATOR Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum Jumlah Kasus Campak Case Fatality Rate Campak Jumlah Kasus Polio Jumlah Kasus Hepatitis B Incidence Rate DBD Case Fatality Rate DBD Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) Case Fatality Rate Malaria Angka Kesakitan Filariasis Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi Persentase obesitas Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Kunjungan Ibu Hamil (K4) Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan Pelayanan Ibu Nifas Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 Penanganan komplikasi kebidanan Penanganan komplikasi Neonatal Peserta KB Baru Peserta KB Aktif Bayi baru lahir ditimbang Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) Bayi yang diberi ASI Eksklusif Pelayanan kesehatan bayi Desa/Kelurahan UCI Cakupan Imunisasi Campak Bayi Imunisasi dasar lengkap pada bayi
L
P 17
13
0 0 116,42 0,00 0,03 50,00 0 3,36 5,98
0 0 114,36 0,00 0,10 0,00 0 2,30 2,58 0,69 2,95
95,32
97 94,18 94,65 89,62 95,91 20,30 95,23 90,43 82,26
100 1,90 102,81 96,77 39,74 87,23
100 1,75 95,91 93,19 38,62 89,42
90,38 89,53
88,14 88,62
ANGKA/NILAI No. Lampiran L+P Satuan 0% Tabel 19 30 Kasus Tabel 20 0% Tabel 20 0 Kasus Tabel 20 0 Kasus Tabel 20 115,36 per 100.000 penduduk Tabel 21 0,00 % Tabel 21 0,07 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22 12,50 % Tabel 22 0 per 100.000 penduduk Tabel 23 2,72 % Tabel 24 3,22 % Tabel 25 % Tabel 26 % Tabel 26 100,00 % Tabel 28
88,60 43,48 62,87 100 1,83 99,26 94,92 39,17 88,36 95,83 89,23 89,06
% % % % % % % % % % % % % % % % % % % %
Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 33 Tabel 36 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 40 Tabel 41 Tabel 43 Tabel 43
NO 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
INDIKATOR Bayi Mendapat Vitamin A Anak Balita Mendapat Vitamin A Baduta ditimbang Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) Pelayanan kesehatan anak balita Balita ditimbang (D/S) Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap SD/MI yang melakukan sikat gigi massal SD/MI yang mendapat pelayanan gigi Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +)
L 100,26 89,71 56,24 0,64 73,76 56,27 0,36 100,00 100,00
P 90,54 69,07 65,12 0,64 75,78 65,02 0,22 100,00 100,00
ANGKA/NILAI L+P 95,25 % 79,08 % 60,80 % 0,64 % 74,80 % 60,77 % 0,28 % 100,00 % 100,00 %
Satuan
No. Lampiran Tabel 44 Tabel 44 Tabel 45 Tabel 45 Tabel 46 Tabel 47 Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 50 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51
43,97 100,00
53,38 100,00
0,16 98,39 98,39 48,82 100,00
100,00 27,39
100,00 63,10
100,00 % 45,71 %
Tabel 51 Tabel 52
61,26 377,00 55,94 6,86 3,27
70,11 458,75 66,07 6,13 2,91
65,82 419,12 61,16 6,46 3,07 53,84 98,51 1,71 3,80
Tabel 53 Tabel 54 Tabel 54 Tabel 55 Tabel 55 Tabel 56 Tabel 56 Tabel 56 Tabel 56
sekolah sekolah % %
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Persentase 75 76 77 78 79 80 81 82 83
Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Cakupan Kunjungan Rawat Inap Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS Bed Occupation Rate (BOR) di RS Bed Turn Over (BTO) di RS Turn of Interval (TOI) di RS Average Length of Stay (ALOS) di RS
% % % per 100.000 pasien keluar per 100.000 pasien keluar % Kali Hari Hari
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 87 Rumah Tangga ber-PHBS
37,94 %
Tabel 57
NO
INDIKATOR
L
P
ANGKA/NILAI L+P
Satuan
No. Lampiran
C.4 Keadaan Lingkungan 88 89 90 91 92 93
Persentase rumah sehat Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) Desa STBM Tempat-tempat umum memenuhi syarat TPM memenuhi syarat higiene sanitasi TPM tidak memenuhi syarat dibina TPM memenuhi syarat diuji petik
104 105
SUMBERDAYA KESEHATAN Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Umum Jumlah Rumah Sakit Khusus Jumlah Puskesmas Rawat Inap Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap Jumlah Puskesmas Keliling Jumlah Puskesmas pembantu Jumlah Apotek RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 Jumlah Posyandu Posyandu Aktif Rasio posyandu per 100 balita UKBM Poskesdes Polindes Posbindu Jumlah Desa Siaga Persentase Desa Siaga
D.2 106 107 108 109
Tenaga Kesehatan Jumlah Dokter Spesialis Jumlah Dokter Umum Rasio Dokter (spesialis+umum) Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis
D. D.1 94 95 96 97
98 99 100 101 102 103
106,00 29,00
42,00 69,00
8,00
19,00
92,54 28,36 92,89 63,45 100,00 90,00 91,17 161,68 9,09
% % % % % % % % %
Tabel 58 Tabel 59 Tabel 60 Tabel 61 Tabel 62 Tabel 63 Tabel 64 Tabel 65 Tabel 65
4,00 2,00 47,00 100,00 132,00 81,06 1,05
RS RS
% Posyandu % per 100 balita
Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 68 Tabel 69 Tabel 69 Tabel 69
26,00 27,00 24,00 100,00
Poskesdes Polindes Posbindu Desa %
Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 71 Tabel 71
148,00 98,00 204,16 27,00
Orang Orang per 100.000 penduduk Orang
Tabel 72 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 72
NO
INDIKATOR
110 111 112 113 114 115 116 117 118 119
Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) Jumlah Bidan Rasio Bidan per 100.000 penduduk Jumlah Perawat Rasio Perawat per 100.000 penduduk Jumlah Perawat Gigi Jumlah Tenaga Kefarmasian Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan Jumlah Tenaga Sanitasi Jumlah Tenaga Gizi
D.3 120 121 122
Pembiayaan Kesehatan Total Anggaran Kesehatan APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota Anggaran Kesehatan Perkapita
L
P
112,00
240,00 386,58 687,00
7,00 25,00 26,00 5,00 4,00
34,00 152,00 45,00 13,00 36,00
ANGKA/NILAI L+P Satuan 22,41 per 100.000 penduduk Orang per 100.000 penduduk 799,00 Orang 663,12 per 100.000 penduduk 41,00 Orang 177,00 Orang 71,00 Orang 18,00 Orang 40,00 Orang ##############
5,24 341.263,38
Rp % Rp
No. Lampiran Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 74 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 77
Tabel 81 Tabel 81 Tabel 81
TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
LUAS WILAYAH (km 2)
1
2
3
1 Guguk Panjang Aur Birugo Tigo 2 Baleh Mandiangin Koto 3 Selayan JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH
JUMLAH DESA + KELURAHAN PENDUDUK KELURAHAN
DESA 4
5
6
7
JUMLAH RUMAH TANGGA 8
RATA-RATA KEPADATAN JIWA/RUMAH PENDUDUK TANGGA per km 2 9
10
6,831
0
7
7
44.775
10.996
4,07
6554,68
6,252
0
8
8
26.954
6.594
4,09
4311,26
12,156
0
9
9
48.762
11.416
4,27
4011,35
25,2
0
24
24
120.491
29.006
4,15
4.774
Sumber: - Badan Pusat Statistik Kota Bukittinggi
TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+PEREMPUAN
RASIO JENIS KELAMIN
5
6
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
0-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75+
6.386 5.680 4.908 5.737 5.596 5.183 4.431 4.340 3.771 3.437 2.828 2.310 1.575 937 647 642
6.226 5.560 4.863 7.088 7.465 5.075 4.500 4.209 3.890 3.338 2.764 2.358 1.572 1.091 886 1.198
12.612 11.240 9.771 12.825 13.061 10.258 8.931 8.549 7.661 6.775 5.592 4.668 3.147 2.028 1.533 1.840
102,57 102,16 100,93 80,94 74,96 102,13 98,47 103,11 96,94 102,97 102,32 97,96 100,19 85,88 73,02 53,59
58.408
62.083
120.491
94,08
JUMLAH
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) Sumber: - Badan Pusat Statistik Kota Bukittinggi
48
TABEL 3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 JUMLAH NO
VARIABEL LAKI-LAKI
1
2
PEREMPUAN
PERSENTASE LAKI-LAKI+ PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+ PEREMPUAN
6
7
8
3
4
5
1
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
46.342
50.297
96.639
2
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
46.084
50.201
96.285
99,44
99,81
99,63
3
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN: a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD
7.707
8.465
16.172
16,63
16,83
16,73
b. SD/MI
6.958
7.792
14.750
15,01
15,49
15,26
c. SMP/ MTs
9.708
10.608
20.316
20,95
21,09
21,02
35.980
37,13
37,33
37,23
0
0,00
0,00
0,00
2.721
2,82
2,81
2,82
0
0,00
0,00
0,00
6.720
6,96
6,95
6,95
0
0,00
0,00
0,00
d. SMA/ MA e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN f. DIPLOMA I/DIPLOMA II g. AKADEMI/DIPLOMA III h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) Sumber: - Bukittinggi dalam angka
17.205 1.306 3.225
18.775 1.415 3.495
TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 JUMLAH KELAHIRAN NO
1
1
KECAMATAN
2
Guguk Panjang
LAKI-LAKI
NAMA PUSKESMAS
3
HIDUP
MATI
4
5
PEREMPUAN HIDUP + MATI
HIDUP
MATI 8
LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP + MATI
HIDUP
MATI 11
HIDUP + MATI
6
7
9
10
Guguk Panjang
284
3
287
274
1
275
558
4
562
12
Perkotaan Rasimah Ahmad
158
0
158
177
0
177
335
0
335
2
Aur Birugo Tigo Baleh Tigo Baleh
274
1
275
266
1
267
540
2
542
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
165
1
166
161
0
161
326
1
327
Nilam Sari
134
0
134
135
0
135
269
0
269
54
2
56
55
0
55
109
2
111
139
0
139
129
1
130
268
1
269
1.208
7
1.215
1.197
3
1.200
2.405
10
2.415
Gulai Bancah Plus Mandiangin
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)
5,8
2,5
Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK) Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
4,1
TABEL 5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 JUMLAH KEMATIAN NO
1
1
KECAMATAN
PUSKESMAS
2
Guguk Panjang
LAKI - LAKI
3
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
PEREMPUAN
NEONATAL
BAYIa
ANAK BALITA
4
5
6
2
3
1
BALITA
NEONATAL
7
8
4
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
BAYIa
ANAK BALITA
BALITA
NEONATAL
BAYIa
ANAK BALITA
BALITA
9
10
11
12
13
14
15
3
3
0
3
5
6
1
7
3
3
0
3
3
3
0
3
6
6
0
6
2
Aur Birugo Tigo Baleh Tigo Baleh
2
2
0
2
1
1
0
1
3
3
0
3
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
2 0 0
2 0 0
0 0 0
2 0 0
0 1 0
0 1 0
0 0 1
0 1 1
2 1 0
2 1 0
0 0 1
2 1 1
19
2
21
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
10
11 8
1 9
12 1
10
8
8 7
1 7
Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK) Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
9 1
18 8
7
7,9
0,8
9
TABEL 6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 KEMATIAN IBU NO 1
1
KECAMATAN 2
Guguk Panjang
PUSKESMAS 3
JUMLAH LAHIR HIDUP
JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL < 20 20-34 ≥35 JUMLAH tahun tahun tahun
JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN < 20 20-34 ≥35 JUMLAH tahun tahun tahun
JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS < 20 20-34 ≥35 JUMLAH tahun tahun tahun
< 20 tahun
JUMLAH KEMATIAN IBU 20-34 ≥35 JUMLAH tahun tahun
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Guguk Panjang
558
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Perkotaan Rasimah Ahmad
335
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
540
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
326
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Nilam Sari
269
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Gulai Bancah
109
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Plus Mandiangin
268
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2.405
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN)
Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK) Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
42
TABEL 7 KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Guguk Panjang
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+
JUMLAH PENDUDUK
L
P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
L
L+P 11
JUMLAH SELURUH KASUS TB P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
12
13
14
15
KASUS TB ANAK 0-14 TAHUN L+P
JUMLAH
%
17
18
16
Guguk Panjang
13.013
13.888
26.901
7
53,85
6
46,15
13
13
56,52
10
43,48
23
1
4,35
Perkotaan Rasimah Ahmad
8.703
9.171
17.874
18
46
21
53,85
39
54
50
55
50,46
109
17
15,60
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
12.739
14.215
26.954
11
44
14
56,00
25
24
46
28
53,85
52
4
7,69
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
8.150
8.305
16.455
8
53
7
46,67
15
10
53
9
47,37
19
1
5,26
Nilam Sari
6.961
6.871
13.832
3
60
2
40,00
5
3
43
4
57,14
7
0
0,00
Gulai Bancah
2.542
2.954
5.496
5
56
4
44,44
9
7
47
8
53,33
15
0
0,00
Plus Mandiangin
6.300
6.679
12.979
2
40
3
60,00
5
3
50
3
50,00
6
0
0,00
58.408
62.083
120.491
54
49
57
51
111
114
49
117
51
231
23
10
JUMLAH (KAB/KOTA)
CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK
92,45
91,81
92,12 195,18
188,46
191,72
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 120491
TABEL 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 TB PARU NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Guguk Panjang
SUSPEK
BTA (+)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
4
5
6
7
8
9
10
% BTA (+) TERHADAP SUSPEK P L+P 11
12
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
90
109
199
7
6
13
7,78
5,50
6,53
65
79
144
18
21
39
27,69
26,58
27,08
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
78
66
144
11
14
25
14,10
21,21
17,36
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
78
95
173
8
7
15
10,26
7,37
8,67
Nilam Sari
35
43
78
3
2
5
8,57
4,65
6,41
Gulai Bancah
36
44
80
5
4
9
13,89
9,09
11,25
Plus Mandiangin
40
50
90
2
3
5
5,00
6,00
5,56
422
486
908
54
57
111
12,80
11,73
12,22
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 ANGKA PENGOBATAN LENGKAP (COMPLETE RATE)
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) BTA (+) DIOBATI NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Guguk Panjang
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
L L
P
4
5
L + P JUMLAH 6
7
P
L+P
L
P
L+P
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SUCCESS RATE/SR) L P L+P 19
20
21
JUMLAH KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN L
P
22
23
L+P 24
7
6
13
6
85,71
6
100,00
12
92,31
0
0,00
0
0,00
0
0,00
85,71 100,00
92,31
1
0
1
17
20
37
10
58,82
11
55,00
21
56,76
2
11,76
1
5,00
3
8,11
70,59
60,00
64,86
3
2
5
63,64
8
88,89
15
75,00
1
9,09
2
22,22
3
15,00
72,73 111,11
90,00
0
2
2
0,00
71,43
60,00
0
2
2
0,00 100,00 100,00 100,00 22,22 80,00 150,00 111,11 0,00 100,00 100,00 100,00
0 0 1
0 0 0
0 0 1
5 9
6 10
11 9
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
11
9
20
7
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
7
8
15
5
71,43
4
50,00
9
60,00
0
0,00
0
0,00
0
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
3 5 2
2 4 3
5 9 5
3 4 2
100,00 80,00 100,00
2 4 3
100,00 100,00 100,00
5 8 5
100,00 88,89 100,00
0 0 0
0,00 0,00 0,00
0 2 0
0,00 50,00 0,00
0 2 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 52 52 104 ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK
37
71,15
38
73,08
75
72,12
3
5,77
5
9,62
8
7,69
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
76,92
50,00
82,69
79,81
TABEL 10 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Guguk Panjang
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
JUMLAH BALITA L
P
4
5
L+P 6
JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA L P L+P 7
8
9
PNEUMONIA PADA BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 10
11
12
13
14
15
1.333
1.422
2.755
133
142
276
82
61,5
55
38,7
137
49,7
891
939
1.830
89
94
183
70
78,6
54
57,5
124
67,8
1.456
2.760
130
146
276
75
57,5
60
41,2
135
48,9
51,6
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
1.304
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
835
850
1.685
84
85
169
35
41,9
52
61,2
87
Nilam Sari
713
704
1.417
71
70
142
69
96,8
50
71,0
119
84,0
Gulai Bancah
260
302
562
26
30
56
22
84,6
11
36,4
33
58,7
Plus Mandiangin
645
684
1.329
65
68
133
26
40,3
27
39,5
53
39,9
5.981
6.357
12.338
598
636
1.234
379
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
63,4
309
48,6
688
55,8
TABEL 11 JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
HIV NO
AIDS
KELOMPOK UMUR L
P
5
6
7
P
L+P
8
9
L
10
11
P
L+P
L
13
P
14
PROPORSI KELOMPOK UMUR
L+P
2
≤ 4 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
0,00
0
0
0
0
0
0
0,00
2
5 - 14 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
0,00
0
1
1
0
0
0
0,00
3
15 - 19 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
0,00
0
0
0
0
0
0
0,00
4
20 - 24 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
0,00
3
0
3
0
0
0
0,00
5
25 - 49 TAHUN
0
0
0
0,00
42
35
77
100,00
51
14
65
0
0
0
0,00
6
≥ 50 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
0,00
1
0
1
0
0
0
0,00
0
0
0
42
35
77
55
15
70
0
0
0
0,00
0,00
54,55
45,45
78,57
21,43
0,00
0,00
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
12
SYPHILIS
1
PROPORSI JENIS KELAMIN
4
L
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS PROPORSI KELOMPOK UMUR
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
L+P
PROPORSI KELOMPOK UMUR
15
16
17
TABEL 12 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 DONOR DARAH NO
UNIT TRANSFUSI DARAH
1
2
1 UTDC PMI Kota Bukittinggi JUMLAH
JUMLAH PENDONOR L
P
L+P
3
4
5
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP HIV L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 6
7
8
9
10
11
POSITIF HIV L JUMLAH 12
% 13
P JUMLAH 14
15
8.868
903
9.771
8.868
100,00
903
100,00
9.771
100,00
14
0,16
1
8.868
903
9.771
8.868
100,00
903
100,00
9.771
100,00
14
0,16
1
Sumber: Unit Donor Darah (UDD) PMI Cabang Kota Bukittinggi
L+P JUMLAH %
%
16
0,11 0
17
15
0,15
15
0,15
TABEL 14 KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 KASUS BARU NO 1
1
KECAMATAN
PUSKESMAS
2
Guguk Panjang
3
Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering
Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah
L
P
L+P
L
P
L+P
L
PB + MB P
4
5
6
7
8
9
10
11
L+P 12
Guguk Panjang
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Perkotaan Rasimah Ahmad
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Tigo Baleh
0
0
0
0
1
1
0
1
1
2
Aur Birugo Tigo Baleh
3
Mandiangin Koto SelayanMandiangin
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Nilam Sari
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Gulai Bancah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Plus Mandiangin
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0,00
100,00
0,00
100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) PROPORSI JENIS KELAMIN
#DIV/0!
#DIV/0!
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
0
1,61
0,83
TABEL 15 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
PENDERITA KUSTA
1
2
3
4
1
Guguk Panjang
KASUS BARU PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN JUMLAH % 5
CACAT TINGKAT 2 JUMLAH
6
%
7
8
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
0
0
0,00
0
0
0
0
0,00
0
0
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
1
1
100,00
0
0
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
0
0
0,00
0
0
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
0 0 0
0 0 0
0,00 0,00 0,00
0 0 0
0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
1
1
100,00
0 0
0
TABEL 16 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 KASUS TERCATAT NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Guguk Panjang
Pausi Basiler/Kusta kering
Multi Basiler/Kusta Basah
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
9
10
11
L+P 12
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Tigo Baleh
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0
0
0
0
1
1
0
2
Aur Birugo Tigo Baleh
3
Mandiangin Koto Selayan Mandiangin Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
0
1 0,16
1 0,08
TABEL 17 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 KUSTA (PB) NO 1
1
KECAMATAN 2
Guguk Panjang
PUSKESMAS 3
KUSTA (MB) RFT PB P
a
PENDERITA PB
L
RFT MB P
a
PENDERITA MB
L+P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLA
%
JUMLA
%
JUMLA
%
L
P
L+P
JUMLA
%
JUMLA
%
JUMLA
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
100
1
100
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0
0
0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
1
1
0
0,0
1
100
1
100
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
TABEL 18 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS 3
JUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO)
4
5
1
2
1
Guguk Panjang
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
5.326 3.539
0 0
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
5.337
0
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
3.258 2.739 1.088 2.570
0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN
23.857
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar: 33.623
0 0,00
TABEL 19 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO 1
1
KECAMATAN 2
Guguk Panjang
PUSKESMAS 3
DIFTERI JUMLAH KASUS L P L+P 4
5
6
PERTUSIS MENINGGAL 7
L
P
8
JUMLAH KASUS PD3I TETANUS (NON NEONATORUM) L+P
9
10
JUMLAH KASUS L P L+P 11
12
13
TETANUS NEONATORUM
MENINGGAL 14
JUMLAH KASUS L P L+P 15
16
17
MENINGGAL 18
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Nilam Sari
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Gulai Bancah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Plus Mandiangin
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%)
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
0,00
0,00
0 0,00
TABEL 20 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 JUMLAH KASUS PD3I NO
KECAMATAN
PUSKESMAS L
1
1
2
Guguk Panjang
3
CAMPAK JUMLAH KASUS P L+P
4
5
POLIO MENINGGAL
6
7
HEPATITIS B
L
P
L+P
L
P
8
9
10
11
12
L+P 13
Guguk Panjang
4
3
7
0
0
0
0
0
0
0
Perkotaan Rasimah Ahmad
1
1
2
0
0
0
0
0
0
0
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
6
4
10
0
0
0
0
0
0
0
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
2
3
5
0
0
0
0
0
0
0
Nilam Sari
1
1
2
0
0
0
0
0
0
0
Gulai Bancah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Plus Mandiangin
3
1
4
0
0
0
0
0
0
0
17
13
30
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%)
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
0,0
TABEL 21 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Guguk Panjang
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
CFR (%)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
9
10
11
L+P 12
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
13
15
28
0
0
0
0,0
0,0
0,0
12
14
26
0
0
0
0,0
0,0
0,0
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
19
19
38
0
0
0
0,0
0,0
0,0
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
12
8
20
0
0
0
0,0
0,0
0,0
4 4 4
5 4 6
9 8 10
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0,0 0,0 0,0
0,0 0,0 0,0
0,0 0,0 0,0
68 116,4
71 114,4
139 115,4
0
0
0
0,0
0,0
0,0
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin JUMLAH (KAB/KOTA) INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 22 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
1
1
KECAMATAN
2
Guguk Panjang
3
MALARIA SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
SUSPEK
PUSKESMAS L
P
L+P
4
5
6
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
0 1
2 1
L
P
L+P
7
8
9
2 2
0 1
2 1
MENINGGAL
POSITIF
CFR
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
P
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
L+P 21
2
0
0
2
100
2
100,00
0
0
0
0
0
0
2
1
100
1
100
2
100,00
0
0
0
0,00
0,00
0,00
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
0
1
1
0
1
1
0
0
1
100
1
100,00
0
0
0
0,00
0
0,00
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
1
1
2
1
1
2
1
100
1
100
2
100,00
1
0
1
100,00
0
50,00
Nilam Sari
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0,00
0,00
0,00
Gulai Bancah
0
1
1
0
1
1
0
0
1
100
1
100,00
0
0
0
0,00
0,00
0
Plus Mandiangin
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0,00
0,00
0,00
2
6
8
2
100
8
100,00
1
0
1
50
0
12,5
JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK BERISIKO
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
2
6
8
58.408 0,03
6 62.083 0,10
100
120.491 0,07
TABEL 23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 PENDERITA FILARIASIS NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Guguk Panjang
KASUS BARU DITEMUKAN
JUMLAH SELURUH KASUS
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
L+P 9
Guguk Panjang
0
0
0
0
0
0
Perkotaan Rasimah Ahmad
0
0
0
0
0
0
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
0
0
0
0
0
0
3
Mandiangin
Mandiangin
0
0
0
0
0
0
Nilam Sari
0
0
0
0
0
0
Gulai Bancah
0
0
0
0
0
0
Plus Mandiangin
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA)
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24 PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Guguk Panjang
LAKI-LAKI
HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Guguk Panjang
8.602
9.180
17.782
4.731
55,0
7.843
85,4
12.574
70,7
110
2,3
112
1,4
222
1,8
Perkotaan Rasimah Ahmad
5.753
6.062
11.815
3.546
61,6
4.215
69,5
7.761
65,7
253
7,1
264
6,3
517
6,7
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
8.420
9.396
17.817
5.907
70,2
6.422
68,3
12.329
69,2
117
2,0
110
1,7
227
1,8
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
5.387
5.490
10.877
4.731
87,8
8.123
148,0
12.854
118,2
120
2,5
114
1,4
234
1,8
Nilam Sari
4.601
4.542
9.143
2.574
55,9
4.495
99,0
7.069
77,3
115
4,5
120
2,7
235
3,3
Gulai Bancah
1.680
1.953
3.633
472
28,1
3.157
161,7
3.629
99,9
50
10,6
65
2,1
115
3,2
Plus Mandiangin
4.164
4.415
8.579
2.123
51,0
1.973
44,7
4.096
47,7
45
2,1
47
2,4
92
2,2
38.608
41.037
79.645
24.084
62,4
36.228
88,3
60.312
75,7
2,3
1.642
2,7
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
810
3,4
832
TABEL 25 PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
1
1
KECAMATAN
2
Guguk Panjang
PUSKESMAS
3
JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN
PEREMPUAN
OBESITAS
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Guguk Panjang
7.589
8.472
16.062
100
1,32
120
1,42
220
1,37
8
8,0
10
8,3
18
8,2
Perkotaan Rasimah Ahmad
9.641
11.093
20.734
160
1,66
189
1,70
349
1,68
7
4,4
15
7,9
22
6,3
7.589
8.697
16.286
5
0,07
15
0,17
20
0,12
3
60,0
8
53,3
11
55,0
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
930
7.370
8.300
16
1,72
209
2,84
225
2,71
2
12,5
5
2,4
7
3,1
3.442
3.961
7.403
45
1,31
428
10,81
473
6,39
2
4,4
4
0,9
6
1,3
Gulai Bancah
43.731
59.432
103.164
45
0,10
50
0,08
95
0,09
2
4,4
5
10,0
7
7,4
Plus Mandiangin
64.875
75.852
140.726
114
0,18
1.081
1,43
1.195
0,85
5
4,4
7
0,6
12
1,0
137.798
174.877
312.675
485
0,35
2.092
1,20
2.577
0,82
Nilam Sari
JUMLAH (KAB/KOTA)
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS LAKI-LAKI
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
29
6,0
54
2,6
83
3,2
TABEL 26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 PEMERIKSAAN LEHER RAHIM DAN PAYUDARA
IVA POSITIF
TUMOR/BENJOLAN
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
PEREMPUAN USIA 30-50 TAHUN
1
2
3
4
1
Guguk Panjang
Guguk Panjang
3930
85
2,16
0
0,0
0
0,00
Perkotaan Rasimah Ahmad
2595
50
2
0
0,0
13
26,00
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
4023
105
3
2
1,9
2
1,90
3
Mandiangin
Mandiangin
2350
140
6
2
1,4
2
1,43
Nilam Sari
1944
96
5
0
0,0
0
0,00
836
45
5
0
0,0
0
0,00
1890
55
3
0
0,0
0
0,00
576
3
4
0,7
17
2,95
Gulai Bancah Plus Mandiangin JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK) Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat CBE: Clinical Breast Examination
17.569
TABEL 27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 YANG TERSERANG NO 1
1
JENIS KEJADIAN LUAR BIASA 2
Kematian Akibat Penyakit Malaria
JUMLAH JUMLAH KEC DESA/KEL 3
4
1
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) DIKETAHUI 5
1 26 Juli 2015
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
DITANGGULANGI 6
26 juli 2015
JUMLAH PENDERITA
KELOMPOK UMUR PENDERITA
AKHIR
L
P
L+P
0-7 HARI
8-28 HARI
1-11 BLN
1-4 THN
5-9 THN
10-14 THN
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1 agustus 2015
1
0
1
0
0
0
0
0
15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 THN THN THN THN THN
17
0
JUMLAH KEMATIAN
0
18
0
19
1
20
0
21
0
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM
ATTACK RATE (%)
CFR (%)
70+ THN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
0
1
0
1 3.284 3.411 6.695
0,03
-
0,01
100,00
-
100,00
TABEL 28 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 Guguk Panjang
2 Aur Birugo Tigo Baleh
JUMLAH
KLB DI DESA/KELURAHAN DITANGANI <24 JAM
%
4
5
6
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
0
0
0
0
0
0
Tigo Baleh
0
0
0
1
1
0 0 0
0 0 0
1
1
3 Mandiangin Koto Selayan Mandiangin Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
100 0 0 0 100
TABEL 29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 IBU HAMIL NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Guguk Panjang
K1
JUMLAH 4
K4
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
IBU BERSALIN/NIFAS PERSALINAN MENDAPAT JUMLAH DITOLONG NAKES YANKES NIFAS JUMLAH % JUMLAH % 9
10
11
12
13
IBU NIFAS MENDAPAT VIT A JUMLAH % 14
15
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
595
580
97,5
571
96,0
568
558
98,2
513
90,3
552
97,18
395
398
100,8
364
92,2
377
335
88,9
334
88,6
345
91,51
596
562
94,3
539
90,4
569
541
95,1
491
86,3
534
93,85
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
364
357
98,1
355
97,5
347
326
93,9
321
92,5
340
97,98
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
306 122 287
294 119 285
96,1 97,5 99,3
292 116 273
95,4 95,1 95,1
292 116 274
269 110 268
92,1 94,8 97,8
267 109 244
91,4 94,0 89,1
283 120 265
96,92 103,45 96,72
2.665
2.595
97,4
2.510
94,2
2.543
2.407
94,7
2.279
89,6
2.439
95,91
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
TABEL 30 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO 1
KECAMATAN 2
1 Guguk Panjang
PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL
3
4
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL TT-1
TT-2
TT-3
TT-4
TT-5
TT2+
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
595
55
9,2
35
5,9
28
4,7
18
3,0
17
2,9
98
16,5
395
0
-
10
2,5
19
4,8
26
6,6
22
5,6
77
19,5
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
596
56
9,4
39
6,5
69
11,6
34
5,7
12
2,0
154
25,8
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
364
37
10,2
76
20,9
3
0,8
6
1,6
1
0,3
86
23,6
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
306 122 287
24 17 5
7,8 13,9 1,7
30 17 3
9,8 13,9 1,0
16 15 4
5,2 12,3 1,4
13 7 4
4,2 5,7 1,4
12 0 5
3,9 1,7
71 39 16
23,2 32,0 5,6
2.665
194
7,3
210
7,9
154
5,8
108
4,1
69
2,6
541
20,3
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
TABEL 31 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO 1
KECAMATAN 2
1 Guguk Panjang
PUSKESMAS 3
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS
JUMLAH WUS (15-39 TAHUN) 4
TT-1
TT-2
TT-3
TT-4
TT-5
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Guguk Panjang
7.234
50
0,69
26
0,36
34
0,47
24
0,33
7
0,10
Perkotaan Rasimah Ahmad
4.806
3
0,06
13
0,27
14
0,29
25
0,52
4
0,08
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
7.248
5
0,07
3
0,04
7
0,10
1
0,01
0
0
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
4.425
50
1,13
2
0,05
2
0,05
0
0,00
0
0
Nilam Sari
3.719
11
0,30
3
0,08
1
0,03
1
0,03
0
0
Gulai Bancah Plus Mandiangin
1.478 3.490
12 11
0,81 0,32
13 0
0,88 0
10 0
0,68 0
0 0
0 0
0 0
0 0
JUMLAH (KAB/KOTA)
32.400
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
142
0,4
60
0,2
68
0,2
51
0,2
11
0,0
TABEL 32 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 FE1 (30 TABLET)
FE3 (90 TABLET)
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL
JUMLAH
%
JUMLAH
%
1
2
3
4
5
6
7
8
1 Guguk Panjang
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
595
580
97,5
572
96,1
395
398
100,8
385
97,5
562
94,3
565
94,8
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
596
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
364
357
98,1
361
99,2
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
306 122 287
294 119 285
96,1 97,5 99,3
260 108 287
85,0 88,5 100,0
2665
2.595
97,4
2.538
95,2
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
TABEL 33 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO 1
KECAMATAN 2
1 Guguk Panjang
2
Aur Birugo Tigo Baleh
3 Mandiangin
PUSKESMAS 3
JUMLAH IBU HAMIL 4
PERKIRAAN BUMIL DENGAN KOMPLIKAS I 5
PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
PERKIRAAN NEONATAL KOMPLIKASI
JUMLAH BAYI
L
P
L+P
S
%
L
P
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
595
119
119
100,0
262
279
541
39
42
81
35
89,1
31
74,1
66
81,3
395
79
66
83,5
175
185
360
26
28
54
26
99,0
28
100,9
54
100,0
Tigo Baleh
596
119
85
71,3
256
286
542
38
43
81
32
83,3
25
58,3
57
70,1
Mandiangin Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
364 306 122 287
73 61 24 57
72 61 22 57
98,9 99,7 90,2 99,3
164 140 51 127
167 138 59 134
331 278 110 261
25 21 8 19
25 21 9 20
50 42 17 39
26 22 7 20
105,7 104,8 91,5 105,0
25 16 9 20
99,8 77,3 101,7 99,5
51 38 16 40
102,7 91,1 97,0 102,2
2.665
533
482
90,4
1.175
1.248
2.423
176
187
363
168
95,3
154
82,3
322
88,6
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 PESERTA KB AKTIF NO
KECAMATAN
MKJP
PUSKESMAS IUD
1
2
1 Guguk Panjang
3
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
JUMLAH (KAB/KOTA)
%
MOP
%
MOW
NON MKJP IM PLAN
%
%
JUMLAH
%
KON DOM
%
SUNTIK
%
PIL
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
%
JUMLAH
%
MKJP + NON MKJP
% MKJP + NON MKJP
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
1.169
23,4
157
3,1
320
6,4
513
10,3
2.159
43,3
489
9,8
1.778
35,6
563
11,3
0
0,0
0
0,0
2.830
56,7
4.989
100,0
546
1.475
3.190
15,2
29,2
23,4
Sumber: Kantor Pemberdayaan Perempuan dan KB Kota Bukittinggi Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
13
191
361
0,4
3,8
2,6
161
344
825
4,5
6,8
171
428
6,0 1.112
4,7
8,5
8,1
891
2.438
5.488
24,7
48,2
219
484
40,2 1.192
6,1 2.263
9,6
1.448
8,7 5.489
62,8
28,6
229
686
40,2 1.478
6,4
13,6
10,8
0
0
0,0
0,0
0
0,0
0
0
0,0
0,0
0
0,0
2.711
2.618
8.159
75,3
51,8
59,8
3.602
5.056
13.647
100,0
100,0
100,0
TABEL 35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 PESERTA KB BARU NO
KECAMATAN
MKJP
PUSKESMAS IUD
1
2
1 Guguk Panjang
3
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
JUMLAH (KAB/KOTA)
%
MOP
%
MOW
NON MKJP %
IMPLAN
%
JUMLAH
%
KONDOM
%
SUNTIK
%
PIL
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
%
JUMLAH
%
MKJP + % MKJP NON + NON MKJP MKJP
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
1.086
30,4
13
0,4
180
5,0
344
9,6
1.623
45,4
282
7,9
1.321
37,0
348
9,7
0
0,0
0
0,0
1.951
54,6
3.574
100,0
433
1.023
2.542
20,9
27,0
26,9
Sumber: Kantor Pemberdayaan Perempuan dan KB Kota Bukittinggi Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
4
7
0,2
0,2
24
0,3
173
172
525
8,4
4,5
5,6
138
225
707
6,7
5,9
7,5
748
1.427
3.798
36,1
37,6
40,2
205
277
764
9,9
7,3
8,1
949
1.702
3.972
45,8
44,9
42,1
169
387
904
8,2
10,2
9,6
0
0
0,0
0,0
0
0,0
0
0
0,0
0,0
0
0,0
1.323
2.366
5.640
63,9
62,4
59,8
2.071
3.793
9.438
100,0
100,0
100,0
TABEL 36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 PESERTA KB BARU
PESERTA KB AKTIF
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH PUS
JUMLAH
%
JUMLAH
%
1
2
3
4
5
6
7
8
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
8.067
3.574
44,3
4.989
61,8
Tigo Baleh
4.856
2.071
42,6
3.602
74,2
8.785
3.793
43,2
5.056
57,6
1 Guguk Panjang
2 Aur Birugo Tigo Baleh
3 Mandiangin Koto Selayan Mandiangin Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin JUMLAH (KAB/KOTA)
21.708
Sumber: Kantor Pemberdayaan Perempuan dan KB Kota Bukittinggi
9.438
43,5
13.647
62,9
TABEL 37 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO 1
1
KECAMATAN 2
Guguk Panjang
PUSKESMAS 3
JUMLAH LAHIR HIDUP
L
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG P L+P
BBLR P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Guguk Panjang
284
274
558
284
274
100
558
100
2
5
1,8
7
1,3
Perkotaan Rasimah Ahmad
158
177
335
158
100
100
177
100
335
100
0
0,0
0,7
1
0,6
1
0,3
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
274
266
540
274
100
266
100
540
100
11
4,0
7
2,6
18
3,3
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
165
161
326
165
100
161
100
326
100
2
1,2
2
1,2
4
1,2
Nilam Sari
134
135
269
134
100
135
100
269
100
6
4,5
1
0,7
7
2,6
54
55
109
54
100
55
100
109
100
2
3,7
4
7,3
6
5,5
139
129
268
139
100
129
100
268
100
0
0,0
1
0,8
1
0,4
1.208
1.197
2.405
1.208
100
1.197
100
2.405
100
23
1,9
21
1,8
44
1,8
Gulai Bancah Plus Mandiangin JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
TABEL 38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Guguk Panjang
KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) L P L+P
JUMLAH BAYI
KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP) L P L+P
L
P
L +P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Guguk Panjang
262
279
541
284
108,4
274
98,2
558
103,1
244
93,1
291
104,3
535
98,9
Perkotaan Rasimah Ahmad
175
185
360
158
90,3
177
95,7
335
93,1
158
90,3
169
91,4
327
90,8
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
256
286
542
274
107,0
266
93,0
540
99,6
265
103,5
237
82,9
502
92,6
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
164
167
331
165
100,6
161
96,4
326
98,5
157
95,7
143
85,6
300
90,6
Nilam Sari
140
138
278
134
95,7
135
97,8
269
96,8
147
105,0
122
88,4
269
96,8
51
59
110
54
105,9
55
93,2
109
99,1
51
100,0
57
96,6
108
98,2
127
134
261
139
109,4
129
96,3
268
102,7
115
90,6
144
107,5
259
99,2
1.175
1.248
2.423
1.208
102,8
1.197
95,9
2.405
99,3
1.137
96,8
1.163
93,2
2.300
94,9
Gulai Bancah Plus Mandiangin JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
TABEL 39 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 Guguk Panjang
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
Mandiangin Koto Selayan
L
P
L+P
4
5
6
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF USIA 0-6 BULAN L P L+P JUMLAH JUMLAH JUMLAH % % % 7
8
9
10
11
12
262
279
541
83
31,7
87
31,2
170
31,4
175
185
360
65
37,1
71
38,4
136
37,8
256
286
542
97
37,9
83
29,0
180
33,2
Mandiangin
164
167
331
92
56,1
94
56,3
186
56,2
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
140 51 127
138 59 134
278 110 261
64 21 45
45,7 41,2 35,4
75 23 49
54,3 39,0 36,6
139 44 94
50,0 40,0 36,0
1.175
1.248
2.423
467
39,7
482
38,6
949
39,2
2 Aur Birugo Tigo Baleh Tigo Baleh
3
JUMLAH BAYI
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
NB : Persentase berbeda dengan program karena pembaginya berbeda
TABEL 40 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO 1
1
KECAMATAN 2
Guguk Panjang
3
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
JUMLAH BAYI
PUSKESMAS
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
262
279
541
220
84,0
430
154,1
650
120,1
175
185
360
160
91,4
184
99,5
344
95,6
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
256
286
542
202
78,9
148
51,7
350
64,6
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
164
167
331
150
91,5
146
87,4
296
89,4
Nilam Sari
140
138
278
72
51,4
88
63,8
160
57,6
51
59
110
49
96,1
79
133,9
128
116,4
127
134
261
172
135,4
41
30,6
213
81,6
1.175
1.248
2.423
1.025
87,2
1.116
89
2.141
88,4
Gulai Bancah Plus Mandiangin JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
TABEL 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
2
1 Guguk Panjang
2 Aur Birugo Tigo Baleh 3
Mandiangin Koto Selayan
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/KELURAHAN
DESA/KELURAHAN UCI
% DESA/KELURAHAN UCI
3
4
5
6
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
3
3
100,0
4
3
75,0
Tigo Baleh
8
8
100,0
Mandiangin
2
2
100,0
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
4 1 2
4 1 2
100,0 100,0 100,0
24
23
95,8
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
TABEL 42 CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 BAYI DIIMUNISASI NO
1
KECAMATAN
PUSKESMAS
2
1 Guguk Panjang
3
JUMLAH LAHIR HIDUP
Hb < 7 hari P
L
L+P
BCG P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
284
274
558
237
83,45
255
93,07
492
88,17
249
87,68
262
95,62
511
91,58
158
177
335
153
96,84
156
88,14
309
92,24
166
105,06
172
97,18
338
100,90
86,47
488
90,37
253
92,34
245
92,11
498
92,22
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
274
266
540
258
94,16
230
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
165
161
326
129
78,18
150
93,17
279
85,58
150
90,91
168
104,35
318
97,55
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
134 54 139
135 55 129
269 109 268
130 46 130
97,01 85,19 93,53
135 45 125
100,00 81,82 96,90
265 91 255
98,51 83,49 95,15
125 50 124
93,28 92,59 89,21
144 57 127
106,67 103,64 98,45
269 107 251
100,00 98,17 93,66
1208
1197
2405
1083
89,65
1096
91,56
2179
90,60
1117
92,47
1175
98,16
2292
95,30
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Jmlh Lahir Hidup???
TABEL 43 CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 BAYI DIIMUNISASI NO
1
KECAMATAN
2
1
Guguk Panjang
PUSKESMAS
JUMLAH BAYI (SURVIVING INFANT)
POLIO 4a P
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 L
P
L+P
L
CAMPAK L+P
L
IMUNISASI DASAR LENGKAP
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
262
279
541
236
90
248
89
484
89
236
90,08
248
88,89
484
89,464
236
90,08
247
88,53
483
89,28
231
88,168
248
88,889
479
88,54
175
185
360
157
90
164
89
321
89
151
86,29
169
91,35
320
88,889
157
89,71
164
88,65
321
89,17
157
89,714
164
88,649
321
89,167
3
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
256
286
542
231
90
242
85
473
87
236
92,19
237
82,87
473
87,269
231
90,23
242
84,62
473
87,27
234
91,406
239
83,566
473
87,269
3
Mandiangin
Mandiangin
164
167
331
151
92
152
91
303
92
147
89,63
154
92,22
301
90,937
151
92,07
152
91,02
303
91,54
141
85,976
160
95,808
301
90,937
Nilam Sari
140
138
278
126
90
121
88
247
89
137
97,86
120
86,96
257
92,446
126
90,00
121
87,68
247
88,85
129
92,143
121
87,681
250
89,928
Gulai Bancah
51
59
110
47
92
53
90
100
91
46
90,20
52
88,14
98
89,091
47
92,16
53
89,83
100
90,91
46
90,196
55
93,22
101
91,818
Plus Mandiangin
127
134
261
114
90
121
90
235
90
114
89,76
121
90,30
235
90,038
114
89,76
121
90,30
235
90,04
114
89,764
119
88,806
233
89,272
1.175
1.248
2.423
1.062
90
1.101
88
2.163
89
1.067
90,81
1.101
88,22
2.168
89,476
1.062
90,383
1.100
88,14
2.162
89,23
1.052
89,532
1.106
88,622
2.158
89,063
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3
TABEL 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
1
KECAMATAN
2
1 Guguk Panjang
PUSKESMAS
3
JUMLAH BAYI L
P
L+P
BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A L P % % SƷ S 10
JUMLAH
L+P S
%
L 13
4
5
6
7
8
9
11
12
Guguk Panjang
262
279
541
252
96,2
207
74,2
459
84,8 1.046
Perkotaan Rasimah Ahmad
175
185
360
152
86,9
125
67,6
277
76,9
P 14
ANAK BALITA (12-59 BULAN) MENDAPAT VIT A L P L+P % % S S 15
16
17
18
19
JUMLAH
L+P S 20
%
L
21
22
P
25
943
72,09
771
55,23 1.714
63,39
875
922
1.797
706
80,69
577
62,58 1.283
71,40
65,18 1.655
76,37 1.280
1.429
2.709
1.038
81,09
849
59,41 1.887
69,66
816
78,01
668
59,80 1.484
68,61 1.308
700
737
1.437
629
89,86
515
69,88 1.144
79,61
1.143
2.167
910
88,87
745
27
28
29
%
24
2.704
2.163
26
L+P S
1.396
1.117
23
L+P
BALITA (6-59 BULAN) MENDAPAT VIT A L P % % S S
30
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
256
286
542
256
100,0
299
104,5
555
102,4 1.024
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
164
167
331
200
122,0
198
118,6
398
120,2
655
668
1.323
666
101,68
545
81,59 1.211
91,53
819
835
1.654
776
94,75
635
76,05 1.411
85,31
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
140 51 127
138 59 134
278 110 261
140 51 127
100,0 100,0 100,0
123 50 128
89,1 84,7 95,5
263 101 255
94,6 91,8 97,7
560 204 507
552 238 537
1.112 442 1.044
584 175 433
104,29 85,78 85,40
478 143 354
86,59 1.062 60,08 318 65,92 787
95,50 71,95 75,38
700 255 634
690 297 671
1.390 552 1.305
641 196 485
91,57 76,86 76,50
524 160 397
75,94 1.165 53,87 356 59,17 882
83,81 64,49 67,59
1.175
1.248
2.423
1.178
95,3 4.696
4.992
9.688
4.213
89,71 3.448
69,07 7.661
79,08 5.871
6.240
12.111
4.785
81,50 3.913
62,71 8.698
71,82
JUMLAH (KAB/KOTA)
100,3 1.130
90,5 2.308
Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK) Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus
TABEL 45 JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 ANAK 0-23 BULAN (BADUTA) NO
1
1
KECAMATAN
2
Guguk Panjang
PUSKESMAS
DITIMBANG
JUMLAH BADUTA DILAPORKAN (S)
JUMLAH (D)
% (D/S)
BGM P
L JUMLA H 13
JUMLA H 15
L+P JUMLA H 17
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
560
597
1.157
246
301
547
43,9
50,4
47,3
1
0,4
0
0,0
1
0,2
374
394
768
221
269
490
59,1
68
63,8
3
1,4
4
1,5
7
1,4
3
% 14
% 16
% 18
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
536
574
1.110
360
438
798
67,2
76
71,9
1
0,3
1
0,2
2
0,3
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
351
357
708
174
212
386
49,6
59
54,5
1
0,6
1
0,5
2
0,5
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
299 109 271
296 127 287
595 236 558
180 97 128
218 119 157
398 216 285
60,2 89,0 47,2
74 94 55
66,9 91,5 51,1
1 2 0
0,6 2,1 0,0
3 2 0
1,4 1,7 0,0
4 4 0
1,0 1,9 0,0
2.500
2.632
5.132
1.406
1.714
3.120
56,2
65
60,8
9
0,6
11
0,6
20
0,6
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
TABEL 46 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 ANAK BALITA (12-59 BULAN) NO
1
1
KECAMATAN
2
Guguk Panjang
PUSKESMAS
3
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
1.046
1.117
2.163
869
83,1
1.068
95,6
1.937
89,6
700
737
1.437
508
72,6
593
80,5
1.101
76,6
1.024
1.143
2.167
882
86,1
841
73,6
1.723
79,5
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
655
668
1.323
499
76,2
553
82,8
1.052
79,5
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
560 204 507
552 238 537
1.112 442 1.044
330 175 201
58,9 85,8 39,6
343 176 209
62,1 73,9 38,9
673 351 410
60,5 79,4 39,3
4.696
4.992
9.688
3.464
73,8
3.783
75,8
7.247
74,8
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
TABEL 47 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 BALITA NO
1
1
KECAMATAN
2
Guguk Panjang
PUSKESMAS
3
DITIMBANG
JUMLAH BALITA DILAPORKAN (S)
JUMLAH (D)
% (D/S)
BGM P
L
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
JUMLA H 13
% 14
JUMLA H 15
L+P % 16
JUMLA H 17
% 18
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
1.322
1.416
2.738
507
620
1.127
38,4
43,8
41,2
4
0,8
3
0,5
7
0,6
876
930
1.806
530
648
1.178
60,5
70
65,2
1
0,2
1
0,2
2
0,2
1.275
1.367
2.642
848
1.037
1.885
66,5
76
71,3
2
0,2
1
0,1
3
0,2
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
834
854
1.688
498
608
1.106
59,7
71
65,5
1
0,2
2
0,3
3
0,3
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
698 257 638
694 300 679
1.392 557 1.317
449 223 265
548 273 323
997 496 588
64,3 86,8 41,5
79 91 48
71,6 89,0 44,6
2 2 0
0,4 0,9 0,0
1 1 0
0,2 0,4 0,0
3 3 0
0,3 0,6 0,0
6.240 12.140
3.320
4.057
7.377
56,3
65
60,8
12
0,4
9
0,2
21
0,3
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
5.900
TABEL 48 CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 Guguk Panjang
KASUS BALITA GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN L P
JUMLAH DITEMUKAN
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
2
1
3
2
100
1
100
3
100,0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,0
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
1
0
1
1
100
0
0
1
100,0
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
0
0
0
0
0
0
0
0
0,0
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
0 0 0
1 0 0
1 0 0
0 0 0
0 0 0
1 0 0
100 0 0
1 0 0
100,0 0,0 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
3
2
5
3
100,0
2
100,0
5
100,0
TABEL 49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) JUMLAH NO
KECAMATAN
L 1
1
2
Guguk Panjang
L
PUSKESMAS
3
P
4
5
P
SD DAN SETINGKAT
JUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
%
13
14
15
L+P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
6
7
8
9
10
11
12
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
243
260
503
243
100,0
260
100,0
503
100,0
12
12
100,00
163
171
334
163
100,0
171
100,0
334
100,0
12
12
100,00
13
13
100,00
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
238
266
504
238
100,0
266
100,0
504
100,0
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
152
155
307
152
100,0
155
100,0
307
100,0
7
7
100,00
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
130 48 118
128 55 125
258 103 243
130 48 118
100,0 100,0 100,0
128 55 125
100,0 100,0 100,0
258 103 243
100,0 100,0 100,0
10 3 5
10 3 5
100,00 100,00 100,00
1.092
1.160
2.252
1.092
100,0
1.160
100,0
2.252
100,0
62
62
100,00
JUMLAH (KAB/KOTA)
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
100,0
100,0
100,0
TABEL 50 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
2
1 Guguk Panjang
PUSKESMAS 3
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TUMPATAN GIGI PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/ TETAP TETAP PENCABUTAN 4
5
6
74
111
0,7
111
738
0,2
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
9
109
0,1
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
29
89
0,3
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
25 0 0
185 132 170
0,1 0,0 0,0
1.534
0,2
JUMLAH (KAB/ KOTA) Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
248
TABEL 51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 Guguk Panjang
JUMLAH JUMLAH SD/MI DGN SD/MI SIKAT GIGI MASSAL 4
5
%
JUMLAH SD/MI MENDAPAT YAN. GIGI
%
6
7
8
JUMLAH MURID SD/MI
MURID SD/MI DIPERIKSA
PERLU PERAWATAN
MENDAPAT PERAWATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
12
12
100,0
12
100,0
1.482
1.582
3.064
840
56,7
793
50,1
1.633
53,3
48
100
148
48
100
100
100
148
100
12
12
100,0
12
100,0
991
1.045
2.036
214
21,6
293
28,0
507
24,9
119
186
305
119
100
186
100
305
100
13
12
92,3
12
92,3
1.451
1.619
3.070
275
19,0
248
15,3
523
17,0
76
29
105
76
100
29
100
105
100
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
JUMLAH (KAB/ KOTA) Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
7
7
100,0
7
100,0
928
946
1.874
566
61,0
851
90,0
1.417
75,6
28
43
71
28
100
43
100
71
100
10 3 5
10 3 5
100,0 100,0 100,0
10 3 5
100,0 100,0 100,0
793 290 718
783 336 761
1.576 626 1.479
761 184 85
96,0 63,4 11,8
757 162 671
96,7 48,2 88,2
1.518 346 756
96,3 55,3 51,1
91 121 33
69 118 30
160 239 63
91 121 33
100 100 100
69 118 30
100 100 100
160 239 63
100 100 100
62
61
98,4
61
98,4
6.653
7.072
13.725
2.925
44,0
3.775
53,4
6.700
48,8
516
575
1.091
516
100
575
100
1.091
100
TABEL 52 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 USILA (60TAHUN+) NO 1
KECAMATAN 2
1 Guguk Panjang
PUSKESMAS
Mandiangin Koto Selayan
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1.088
1.161
2.249
264
24,26
1.191
102,58
1.455
64,70
728
767
1.495
345
47,39
315
41,07
660
44,15
1.041
1.116
2.157
284
27,28
504
45,16
788
36,53
Mandiangin
681
694
1.375
102
14,98
657
94,67
759
55,20
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
582 213 527
574 247 558
1.156 460 1.085
110 213 13
18,90 100,00 2,47
217 247 98
37,80 100,00 17,56
327 460 111
28,29 100,00 10,23
4.860
5.117
9.977
1.331
27,39
3.229
63,10
4.560
45,71
3
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
2 Aur Birugo Tigo Baleh Tigo Baleh
3
JUMLAH L
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Upaya Kesehatan (BUK)
TABEL 53 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 PESERTA JAMINAN KESEHATAN NO
JENIS JAMINAN KESEHATAN
1
1
2
Jaminan Kesehatan Nasional
L
JUMLAH P
L+P
L
% P
L+P
3
4
5
6
7
8
35.612
43.525
79.305
60,97
70,11
65,82
1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN
7.614
9.100
16.714
13,04
14,66
13,87
1.2 PBI APBD
5.850
7.150
13.000
10,02
11,52
10,79
18.828
23.011
41.839
32,24
37,06
34,72
3.488
4.264
7.752
5,97
6,87
6,43
1.5 Bukan pekerja (BP)
0
0,00
0,00
0,00
2
Jamkesda
0
0,00
0,00
0,00
3
Asuransi Swasta
0
0,00
0,00
0,00
4
Asuransi Perusahaan
0
0,00
0,00
0,00
79.305
61,26
70,11
65,82
1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri
JUMLAH (KAB/KOTA)
35.780
Sumber: Bidang Promosi dan Sumber Daya Kesehatan (PSDK)
43.525
TABEL 54 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 JUMLAH KUNJUNGAN NO
SARANA PELAYANAN KESEHATAN Baru
1
2
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
RAWAT JALAN Lama
L
P
L
P
3
4
5
6
L 7
P 8
JUMLAH
RAWAT INAP
Total L+P
L
9
10
P
L
P
L+P
L+P
11
12
13
14
15
1
Puskesmas Guguk panjang
4731
7843
4732
2721
9.463
10.564
20.027
0
0
0
0
0
0
2
Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad
5946
10341
6075
3491
12.021
13.832
25.853
0
0
0
0
0
0
5907 6422 6036 7321 11.943 4731 8123 4732 2721 9.463 2574 4495 3612 6499 6.186 472 3157 688 6032 1.160 2123 1973 2169 2966 4.292 26.484 42.354 28.044 31.751 54.528 40884 68433 40007 26145 80.891 9574 14570 9785 7701 19.359 5162 7503 11338 18245 16.500 905 1502 897 578 1.802 2831 4861 2807 1653 5.638 734 883 569 1.033 1.303 60.090 97.752 65.403 55.355 125.493 0 550 0 640 0 0 403 0 324 0 52 97 91 143 143 571 413 2.081 1.950 2.652 282 289 1388 1400 1.670 10631 19854 14663 19914 25.294 3849 4174 6568 7444 10.417 15.385 25.780 24.791 31.815 40.176 101.959 165.886 118.238 118.921 220.197
13.743 10.844 10.994 9.189 4.939 74.105 94.578 22.271 25.748 2.080 6.514 1.916 153.107 1.190 727 240 2.363 1.689 39.768 11.618 57.595 284.807
25.686 20.307 17.180 10.349 9.231 128.633 175.469 41.630 42.248 3.882 12.152 3.219 278.600 1.190 727 383 5.015 3.359 65.062 22.035 97.771 505.004
0 0 0 0 0 0 6.543 19.359 5.199 375 1.143 30 32.649 0 0 21 0 0 0 2 23 32.672
0 0 0 0 0 0 7.998 22.271 7.151 1.202 1.396 35 40.053 354 0 81 0 53 0 479 967 41.020
0 0 0 0 0 0 14.541 41.630 12.350 1.577 2.539 65 72.702 354 0 102 0 53 0 481 990 73.692
0 45 16 2 0 63
0 58 0 1 0 59
242
294
0 125 28 0 0 395 0 0 0 0 0 0 0 0 458
0 123 40 0 0 457 0 0 0 0 0 0 0 0 516
0 103 16 3 0 122 536 0 248 68 0 0 852 0 0 0 0 0 0 0 0 974
3 Puskesmas Tigo Baleh 4 Puskesmas Mandiangin 5 Puskesmas Nilam Sari 6 Puskesmas Gulai Bancah 7 Puskesmas Plus Mandiangin SUB JUMLAH I 1 RS Achmad Mochtar 2 RS Stroke Nasional 3 RS Islam Ibnu Sina 4 RS Tk IV TNI-AD 5 RS Madina 6 RS THT Sitawa Sidingin SUB JUMLAH II 1 RB aria Bunda 2 RB Riri 3 RB Pertama 4 RB Fransiskus 5 RB Puti Bungsu 6 APOTEK …………….. 7 Praktek ………….. SUB JUMLAH III JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
58.408
62.083
58.408
62.083
58.408
62.083
120.491
58.408
62.083
120.491
174,6
267,2
202,4
191,6
377,0
458,8
419,1
55,9
66,1
61,2
Sumber: Puskesmas, Rumah Sakit ,praktek dokter swasta dan Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
TABEL 55 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO 1
NAMA RUMAH SAKITa
JUMLAH TEMPAT TIDUR
2
3
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT
PASIEN KELUAR MATI
GDR
NDR
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1 RS Achmad Mochtar
306
6543
7998
14541
477
582
1059
257
315
572
72,9
72,8
72,8
39,3
39,4
39,3
2 RS Stroke Nasional
190
19359
22271
41630
1560
1701
3261
730
810
1540
80,6
76,4
78,3
37,7
36,4
37,0
3 RS Islam Ibnu Sina
133
5.199
7.151
12350
173
151
324
79
40
119
33,3
21,1
26,2
15,2
5,6
9,6
4 RS Tk IV TNI-AD
50
375
1.202
1577
1
1
2
1
1
2
2,7
0,8
1,3
2,7
0,8
1,3
5 RS Madina
33
1.143
1.396
2539
29
20
49
0
0
0
25,4
14,3
19,3
RS THT Sitawa Sidingin
26
30
35
65
0
0
0
0
0
0
KABUPATEN/KOTA
738
32.649
40.053
6
Sumber: Rumah sakit se-kota Bukittinggi Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
72.702
2.240
2.455
4.695
1.067
1.166
2.233
0
6,9
0
6,1
0
6,5
0
0
0
0
0
0
3,3
2,9
3,1
TABEL 56 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
NAMA RUMAH SAKITa
1
2
1
RS Achmad Mochtar
306
14.541
79.717
43.533
71,4
47,52
2,20
3,0
2
RS Stroke Nasional
190
41.630
47.985
216.476
69,2
219,11
0,51
5,2
3
RS Islam Ibnu Sina
133
12.350
3.205
3.500
6,6
92,86
3,67
0,3
4
RS Tk IV TNI-AD
50
1.577
6.484
4.731
35,5
31,54
7,46
3,0
5
RS Madina
33
2.539
7.379
7.500
61,3
76,94
1,84
3,0
6
RS THT Sitawa Sidingin
26
65
250
175
2,6
2,50
142,15
2,7
738
72.702
145.020
275.915
53,8
98,51
1,7
3,80
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA DIRAWAT TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN 3
4
Sumber: Rumah sakit se-kota Bukittinggi a Keterangan: termasuk rumah sakit swasta
5
6
*
BOR (%)
BTO (KALI)
TOI (HARI)
ALOS (HARI)
7
8
9
10
TABEL 57 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 RUMAH TANGGA NO 1
KECAMATAN
PUSKESMAS
2
1 Guguk Panjang
2 Aur Birugo Tigo Baleh
3
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad Tigo Baleh
3 Mandiangin Koto Selayan Mandiangin Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Promosi dan Sumber Daya Kesehatan (PSDK)
JUMLAH
JUMLAH DIPANTAU
% DIPANTAU
JUMLAH BER- PHBS
% BER- PHBS
4
5
6
7
8
10.996
210
1,9
99
47,1
6.594
210
3,2
46
21,9
11.416
210
1,8
94
44,8
29.006
630
2,2
239
37,9
TABEL 58 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 2013 NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH SELURUH RUMAH
1
2
3
4
1 Guguk Panjang
Aur Birugo Tigo 2 Baleh Mandiangin Koto 3 Selayan
JUMLAH (KAB/KOTA)
2014
RUMAH MEMENUHI SYARAT (RUMAH SEHAT) JUMLAH
%
5
6
JUMLAH RUMAH YANG BELUM MEMENUHI 7
RUMAH DIBINA MEMENUHI SYARAT
RUMAH DIBINA
RUMAH MEMENUHI SYARAT (RUMAH SEHAT)
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
8
9
10
11
12
13
Guguk Panjang
5954
1293
21,72
4661
4.193
90,0
4193
100,0
5.486
92,1
Perkotaan Rasimah Ahmad
3666
424
11,57
3242
2.963
91,4
2963
100,0
3.387
92,4
Tigo Baleh
4339
2870
66,14
1469
1.127
76,7
1127
100,0
3.997
92,1
Mandiangin Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
2780 2365 756 2442
716 1995 455 2117
25,76 84,36 60,19 86,69
2064 370 301 325
2.692 183 249 255
130,4 49,5 82,7 78,5
1844 183 249 210
68,5 100,0 100,0 82,4
2.560 2.178 704 2.327
92,1 92,1 93,1 95,3
44,26
12432
11.662
93,81
10769
92,34
20.639
92,54
22.302
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
9.870
TABEL 59 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
28
29
30
MEMENUHI SYARAT
31
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
27
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
26
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
25
JUMLAH SARANA
24
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
23
JUMLAH SARANA
22
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
21
JUMLAH SARANA
20
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
19
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
18
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
17
JUMLAH SARANA
16
760
MEMENUHI SYARAT
32
33
6.148
1599
1599
0
0
0
0
7194
7194
0
0
0
0
467
467
16
16
105
105
16
16 12979 12979
1768
1768
4159
15,46
312
312
80
80
0
0
0
0
85
85
85
85
0
0
0
0
12
12
12
12
685
685
307
307 16193 16193
3901
3901
4385
24,53
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
26.954
11.282
11.282
4698
4698
0
0
0
0
472
472
430
430
0
0
0
0
34
34
0
0
29
29
0
0 13494 13494
9804
9804
14932
55,40
Mandiangin Koto 3 Selayan
Mandiangin
16.455
3.662
3.662
1995
1995
0
0
0
3380
3380
1907
1907
0
0
0
0
56
56
43
43
75
75
43
43
8005
8005
4465
4465
8453
51,37
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
13.832 5.496 12.979
6.086 300 800
6.086 300 800
84 262 49
84 262 49
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
3990 1946 541
3990 1946 541
16 1240 319
16 1240 319
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
54 0 0
54 0 0
0 0 0
0 0 0
258 949 1682
258 949 1682
0 0 0
0 0 0
2165 1310 9493
2165 1310 9493
0 210 61
0 210 61
100 1712 429
0,72 31,15 3,31
120.491
28.590
28590
8767
8767
1
0
0
0 17608
17608
4757
4757
0
0
0
0
623
623
71
71
3783
3783
366
366 63639 63639 20209
20209
34170
28,36
1
15
760
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
14
JUMLAH SARANA
13
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
12
JUMLAH SARANA
11
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
10
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA 9
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
8
JUMLAH SARANA
7
MEMENUHI SYARAT
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
6.148
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
6
MEMENUHI SYARAT
MATA AIR TERLINDUNG
17.874
JUMLAH (KAB/KOTA)
5
MEMENUHI SYARAT
TERMINAL AIR
26.901
2
4
MEMENUHI SYARAT
SUMUR BOR DENGAN POMPA
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
1 Guguk Panjang
3
SUMUR GALI DENGAN POMPA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
2
PENDUDU K
JUMLAH SARANA
1
PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
KECAMATAN
JUMLAH SARANA
SUMUR GALI TERLINDUNG
NO
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM LAYAK
%
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
JUMLAH
BUKAN JARINGAN PERPIPAAN
34
TABEL 61 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 JENIS SARANA JAMBAN
20
21
22
% PENDUDUK PENGGUNA
19
JUMLAH SARANA
18
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
17
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
16
JUMLAH SARANA
15
% PENDUDUK PENGGUNA
14
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA 13
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
12
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
11
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
10
JUMLAH SARANA
9
23
24
26901
0
0
0
0
0
5050
22769
838
18125
79,60
544
2454
45
203
8,27
219
987
5
Perkotaan Rasimah Ahmad
17874
9
576
8
274
47,57
2984
17282
1156
14689
85,00
0
0
0
0
0
2
0
0
0
83
8,92
3.420
19.428
3.420
17108
88,06
120
730
120
48
6,58
8
310
61
0
39,16
2.116
11.555
1.506
8.283
71,68
386
2.905
60
11,36
209
1.358
0 50 0
2.102 756 187
13.061 4.497 958
2.102 396 62
10.021 4.097 758
76,725 91,11 79,12
151 0 0
0 0 0
112 2 572
130 8 2.932
28,82 16.615
89.550
9.480
73.081
81,61
8,94
1.124
5.725
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
26954
11
930
8
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
16455
132
664
92
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
13832 5496 12979 120.491
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
0 2 0 154
0 40 0 2.210
0 2 0 110
260 0 20 0 637
1.201
407 0 0 6.496
0 0 0 225
PENDUDUK DENGAN AKSES SANITASI LAYAK (JAMBAN SEHAT)
CEMPLUNG
Guguk Panjang
2
JUMLAH (KAB/KOTA)
8
MEMENUHI SYARAT JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
7
JUMLAH SARANA
6
PLENGSENGAN
% PENDUDUK PENGGUNA
5
% PENDUDUK PENGGUNA
4
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
3
LEHER ANGSA
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
2
1 Guguk Panjang
PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
1
KECAMATAN
JUMLAH SARANA
NO
JUMLAH PENDUDUK
KOMUNAL
330 0 0 0 581
22 0 6 94
23 2,3303
JUMLAH
%
25
26
18351
68,2
0
14963
83,7
0
17239
64,0
8,9102
8994
54,7
0 0 0 30 1,0232
12001 4117 788
86,8 74,9 6,1
121
174
3,0393
76.453
63,5
TABEL 62 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/ KELURAHAN
1
2
3
4
1 Guguk Panjang
2
Aur Birugo Tigo Baleh
3 Mandiangin
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DESA MELAKSANAKAN STBM
DESA STOP BABS (SBS)
DESA STBM
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
3
3
100
3
100
3
100
4
4
100,0
4
100
4
100
Tigo Baleh
8
8
100,0
8
100
8
100
Mandiangin Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
2 4 1 2
2 4 1 2
100,0 100,0 100,0 100,0
2 4 1 2
100 100 100 100
2 4 1 2
100 100 100 100
100,0
24
100
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
24
24
24
100
TABEL 63 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 TEMPAT-TEMPAT UMUM
1 Guguk Panjang
12
13
14
15
16
19
20
21
22
TEMPATTEMPAT UMUM
NON BINTANG
23
24
25
26
%
JUMLAH
%
18
JUMLAH
17
%
JUMLAH
JUMLAH
%
JUMLAH
11
BINTANG
JUMLAH
10
%
JUMLAH TTU
NON BINTANG
9
HOTEL
RUMAH SAKIT UMUM
JUMLAH
8
PUSKESMAS
%
7
BINTANG
RUMAH SAKIT UMUM
PUSKESMAS
6
SLTA
JUMLAH
5
SARANA KESEHATAN
SLTP
27
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
13
4
9
1
2
4
9
42
13
100
4
100
9
100
1
100
2
100
4
100
9
100
12
5
2
1
1
3
33
57
12
100
4
80
2
100
1
100
1
100
3
100
30
90,9091
53 92,98246
15
2
4
1
2
0
2
26
15
100
2
100
1
25
1
100
2
100
0
0
2
100
23 88,46154
7
3
0
1
0
1
2
14
5 71,42857
2 66,66667
0
0
1
100
0
0
1
100
1
50
10 71,42857
10 2 5
1 1 1
1 1 4
1 1 1
0 0 0
2 0 0
0 0 0
15 5 11
8 2 4
0 1 1
1 1 2
100 100 50
1 1 1
100 100 100
0 0 0
0 0 0
2 0 0
100 0 0
0 0 0
0 0 0
12 80 5 100 8 72,72727
100,0
10
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
JUMLAH (KAB/KOTA)
4
SD
%
3
SLTA
2
SLTP
1
HOTEL
PUSKESMAS
SD
KECAMATAN
SARANA PENDIDIKAN
SARANA KESEHATAN
SARANA PENDIDIKAN NO
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
%
YANG ADA
64
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
17
21
7
5
10
46
170
59
80 100 80 92,2
14
0 100 100 82,4
16
76,2
7
100,0
5
100,0
42
91,3
42
153
100
90
TABEL 64 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI NO
KECAMATAN
1
2
1 Guguk Panjang
PUSKESMAS
JUMLAH TPM
3
4
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
RUMAH DEPOT AIR JASA BOGA MAKAN/ MINUM RESTORAN (DAM) 5
6
7
MAKANAN JAJANAN
TOTAL
8
9
TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI %
JASA BOGA
10
11
RUMAH DEPOT AIR MAKAN/ MINUM RESTORAN (DAM) 12
13
MAKANAN JAJANAN
TOTAL
14
15
% 16
259
4
80
15
150
249
96,14
1
10
10
10
31
11,97
99
10
33
6
45
94
94,95
2
2
5
7
16
16,16
2
Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
84
0
24
21
34
79
94,05
0
4
5
5
14
16,67
3
Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin
88
6
8
8
61
83
94,32
2
1
4
12
19
21,59
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
89 31 41
1 0 2
24 8 8
9 5 7
55 16 19
89 0 36
100,00 0,00 87,80
0 0 1
4 0 2
0 4 5
10 5 4
14 9 12
15,73 0,00 29,27
691
23
185
71
380
630
91,17
6
23
33
53
115
16,64
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
TABEL 65
11
PERSENTASE TPM DIUJI PETIK
10
TOTAL
9
MAKANAN JAJANAN
8
DEPOT AIR MINUM (DAM)
7
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
6
JUMLAH TPM DIUJI PETIK JASA BOGA
5
JUMLAH TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
4
PERSENTASE TPM DIBINA
3
TOTAL
2
MAKANAN JAJANAN
1
DEPOT AIR MINUM (DAM)
PUSKESMAS
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
KECAMATAN
JUMLAH TPM DIBINA JASA BOGA
NO
JUMLAH TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
12
13
14
15
16
17
1 Guguk Panjang Guguk Panjang 4
2
3
4
0
0
0
4
100
33
0
0
0
0
0
0,00
2
2
3
12 19
100
76
0
0
0
0
0
0,00
5
5
13
112
0
0
0
0
0
0,00
13 9 0
61 0 0
88 16 0
463,16 114,29 0
83 89 0
0 0 0
8 0 0
13 0 0
0 0 0
21 0 0
25,30 0,00 0,00
8
12
19
41
341,67
36
0
0
12
6
18
50,00
25
37
97
173
161,68
429
0
8
25
6
39
9,09
Perkotaan Rasimah Ahmad
19
Aur Birugo Tigo Tigo Baleh Baleh
39
0
0
0
19 14 0
6 0 0
8 7 0
12
2
107
14
Mandiangin Koto Mandiangin Selayan Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
TABEL 66 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO 1
NAMA OBAT 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Alopurinol tablet 100 mg Aminofilin tablet 200 mg Aminofilin injeksi 24 mg/ml Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) Amoksisilin kapsul 250 mg Amoksisilin kaplet 500 mg Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg Metampiron tablet 500 mg Metampiron injeksi 250 mg Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg
11
Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + polimiksin 10.000 IU/g Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + Heksaklorofen 250 mg
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3% Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa 250 mg Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) Atropin sulfat tablet 0,5 mg Atropin tetes mata 0,5% Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) Betametason krim 0,1 % Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml Deksametason tablet 0,5 mg Dekstran 70-larutan infus 6% steril Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) Diazepam Injeksi 5mg/ml Diazepam tablet 2 mg Diazepam tablet 5 mg Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) Diagoksin tablet 0,25 mg Efedrin tablet 25 mg (HCL) Ekstrks belladona tablet 10 mg Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) Etakridin larutan 0,1% Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml Fenobarbital tablet 30 mg Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg Fenol Gliserol tetes telinga 10% Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg Furosemid tablet 40 mg Gameksan lotion 1 % Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g Gentian Violet Larutan 1 % Glibenklamida tablet 5 mg Gliseril Gualakolat tablet 100 mg Gliserin Glukosa larutan infus 5% Glukosa larutan infus 10% Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) Griseofulvin tablet 125 mg, micronized Haloperidol tablet 0,5 mg Haloperidol tablet 1,5 mg Haloperidol tablet 5 mg Hidroklorotiazida tablet 25 mg Hidrkortison krim 2,5% Ibuprofen tablet 200 mg Ibuprofen tablet 400 mg Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg Kaptopril tablet 12,5 mg Kaptopril tablet 25 mg
PERSENTASE TOTAL JUMLAH SISA STOK KETERSEDIAAN PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN OBAT/VAKSIN
SATUAN TERKECIL
KEBUTUHAN
3
4
5
14.400 19.800 5.400 54.000 271.400 4.050 -
11.900 14.400 3.700 34.460 210.800 5.516 8.000 139.700
tablet tablet tablet tablet kapsul kaplet botol tablet ampul tablet
181.000
tube supp pot tablet tablet vial tablet tablet tablet tablet botol ampul krim ampul tablet botol botol tablet ampul tablet tablet ampul tablet tablet tablet ampul botol ampul ampul tablet tablet tablet botol ampul tablet tablet botol sach botol tablet tablet botol botol botol ampul tablet tablet tablet tablet tablet tube tablet tablet tablet tablet tablet tablet
6
7
8
3.400 3.700 34 3.200 40.080 137.800 2.400 2.000
15300 18100,00 34,00 6900,00 74540,00 348600,00 7916,00 10000,00
98.100
237800,00
106,25 91,41 #DIV/0! 127,78 138,04 128,45 195,46 #DIV/0! #DIV/0! 131,38
-
#DIV/0!
3.060
2.500
-
2500,00
81,70
720
377
744
1121,00
155,69
2.800
1.300 -
12.800
14100,00
503,57 #DIV/0!
321.000 2.500 -
471000,00 3000,00
30 1.350 51 70.900
30,00 3848,00 511,00 161900,00
4.350 93.200 10.200 5.750
6067,00 115200,00 13,00 42500,00 11000,00
1.600 14.000 15.000 155 111 20 87 200
3100,00 21000,00 18000,00 587,00 181,00 20,00 87,00 3300,00
600 80 9.400 4.200
1291,00 108,00 18600,00 6900,00
20.800
33100,00
336 15.900 160.000
482,00 36300,00 300000,00
288.000
2.800 198 141.000 4.842 80.000 270 25.000 7.250 700 19.000 360 90
5.000
792 54 13.100 2.200 19.100 396 25.500 129.000 8
9.900 700 22.500 200 15.000 4.152 42.900 63.500 3.100 209.000 95.100 76.800
150.000 500 2.498 460 91.000 1.717 22.000 13 32.300 5.250 1.500 7.000 3.000 432 70 3.100 691 28 9.200 2.700 12.300 146 20.400 140.000 16 9.100 1.900 19.400 700 17.000 2.957 29.600 44.800 1.900 161.000 82.400 26.200
29
4.600 3.100 10.600 5.100 16.000 3.912 20.600 30.300 2.800 49.000 34.300 72.100
45,00
13700,00 5000,00 30000,00 5800,00 33000,00 6869,00 50200,00 75100,00 4700,00 210000,00 116700,00 98300,00
#DIV/0! 163,54 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 137,43 258,08 114,82 #DIV/0! 125,30 144,00 4,81 170,00 151,72 #DIV/0! 442,86 110,53 #DIV/0! 163,06 201,11 #DIV/0! #DIV/0! 66,00 #DIV/0! #DIV/0! 163,01 200,00 141,98 313,64 #DIV/0! 173,30 121,72 142,35 232,56 #DIV/0! 562,50 #DIV/0! #DIV/0! 138,38 714,29 133,33 2900,00 220,00 165,44 117,02 118,27 151,61 100,48 122,71 127,99
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
NAMA OBAT
1
2
68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
Karbamazepim tablet 200 mg Ketamin Injeksi 10 mg/ml Klofazimin kapsul 100 mg microzine Kloramfenikol kapsul 250 mg Kloramfenikol tetes telinga 3 % Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 mg 79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg + Trimetoprim 40 mg/ 5 ml 80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg 81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg 82 Kuinin (kina) tablet 200 mg 83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml 84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml 85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml 86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml 87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram 88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml 89 Mebendazol tablet 100 mg 90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg 91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml 92 Metronidazol tablet 250 mg 93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg 94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % 95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % 96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % 97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g 98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g 99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) 100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % 101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml 102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml 103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml 104 Paracetamol tablet 100 mg 105 Paracetamol tablet 500 mg 106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) 107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg 108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) 109 Povidon Iodida larutan 10 % 110 Povidon Iodida larutan 10 % 111 Prednison tablet 5 mg 112 Primakuin tablet 15 mg 113 Propillitiourasil tablet 100 mg 114 Propanol tablet 40 mg (HCL) 115 Reserpin tablet 0,10 mg 116 Reserpin tablet 0,25 mg 117 Ringer Laktat larutan infus 118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% 119 Salisil bedak 2% 120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) 121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) 122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) 123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) 124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) 125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg 126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % 127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% 128 Tetrasiklin kapsul 250 mg 129 Tetrasiklin kapsul 500 mg 130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml 131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) 132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp 133 Triheksifenidil tablet 2 mg 134 Vaksin Rabies Vero 135 Vitamin B Kompleks tablet VAKSIN 136 BCG 137 T T 138 D T 139 CAMPAK 10 Dosis 140 POLIO 10 Dosis 141 DPT-HB 142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS 143 POLIO 20 Dosis 144 CAMPAK 20 Dosis
SATUAN TERKECIL
KEBUTUHAN
3
4
tablet vial kapsul kapsul botol tablet ampul ampul tablet tablet tablet
PERSENTASE TOTAL JUMLAH SISA STOK KETERSEDIAAN PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN OBAT/VAKSIN 5
3.500
3.500 600 463.000 15 2.000 14.000
6
5.600 2.900 380 334.000 33 11.000 -
500
7
8
6100
174,29 #DIV/0! #DIV/0! 982,86 91,33 128,08 340,00 #DIV/0!
31.500 168 259.000 18
34400,00 548,00 593000,00 51,00
3.000
14000,00
100,00 #DIV/0!
botol
2.160
1.591
1.800
3391,00
156,99
tablet
51.000
17.200
63.500
80700,00
158,24
tablet
400
1.600
2.500
4100,00
1025,00
1.706 3.200
240 60 2.100 -
240,00 60,00 3806,00
600
3800,00
#DIV/0! #DIV/0! 123,17 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 63,33
62 4.200 4.000 132 1.400 2.000 554 143 8.660 577.500 800 60.000 104 82 23.900 12.000 2.400 1.000 5.000 45 617
170 28.200 16.000
232,00 32400,00 20000,00
tablet ampul vial vial vial sach botol tablet tablet ampul tablet tablet botol botol ampul tablet tablet botol tube vial ampul botol tablet tablet botol tablet tablet botol botol tablet tablet tablet tablet tablet tablet botol tube kotak vial vial vial ampul vial ampul botol botol kapsul kapsul ampul tablet ampul tablet vial tablet vial vial vial vial vial vial vial vial vial
3.090
6.000 420 28.400 9.000 153
2.300 400 120 11.556 4.200 808.000 2.100 129.000 121 76 30.000 2.200 1.440 1.260 36 984 2.142
70
1.296 -
191.000 22.800 72 287.000 1.280 650 520 1.340 1.180 2.630 4.733
1.024 79 326 121.000 20.100 144 272.000 1.148 307 567 976 1.369 1.194 2.599
96
228,00
2.600 700
4000,00 2700,00
1.125
1679,00
80 5.376 905.700
223,00 14036,00
3.332 281.000 177 245 30.000 1.000 12.700 100 5.300 76 744
1483200,00 4132,00 341000,00 281,00 327,00 53900,00 13000,00 15100,00 1100,00 10300,00 121,00 1361,00
1.439
2463,00
68
147,00
1.050
1376,00
170.000
291000,00
16.000 76 104.400
36100,00 220,00 376400,00
863 72 63 211 602 190 703
2011,00 379,00 630,00 1187,00 1971,00 1384,00 3302,00
55,24 114,08 222,22 #DIV/0! 149,02 #DIV/0! #DIV/0! 117,39 #DIV/0! 419,75 #DIV/0! 185,83 121,46 183,56 #DIV/0! 196,76 264,34 232,23 430,26 179,67 #DIV/0! 686,36 76,39 #DIV/0! 817,46 336,11 138,31 114,99 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 210,00 #DIV/0! #DIV/0! 106,17 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 152,36 #DIV/0! 158,33 305,56 131,15 157,11 58,31 121,15 88,58 167,03 52,62 69,77 #DIV/0! #DIV/0!
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
NAMA OBAT
SATUAN TERKECIL
KEBUTUHAN
1
2
3
4
Sumber: …………………….. (sebutkan)
PERSENTASE TOTAL JUMLAH SISA STOK KETERSEDIAAN PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN OBAT/VAKSIN 5
6
7
8
TABEL 67 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 PEMILIKAN/PENGELOLA NO
FASILITAS KESEHATAN KEMENKES
1
2
PEM.PROV PEM.KAB/KOTA
3
RUMAH SAKIT 1 RUMAH SAKIT UMUM 2 RUMAH SAKIT KHUSUS PUSKESMAS DAN JARINGANNYA 1 PUSKESMAS RAWAT INAP - JUMLAH TEMPAT TIDUR 2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 3 PUSKESMAS KELILING 4 PUSKESMAS PEMBANTU SARANA PELAYANAN LAIN 1 RUMAH BERSALIN 2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 7 UNIT TRANSFUSI DARAH SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN 1 INDUSTRI FARMASI 2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 5 PEDAGANG BESAR FARMASI 6 APOTEK 7 TOKO OBAT 8 PENYALUR ALAT KESEHATAN
4
5
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
6
7
8
9
0 1
1 0
0 0
1 0
0 0
2 1
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 7 14 14
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
5 1 0 115 0 0 0
0 0 0 0 0 2 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: Puskesmas, Rumah Sakit ,praktek dokter swasta dan Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi
0 0 0 0 0 43 9 0
4 2
5 1 115 1 1 47 9 -
TABEL 68 PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
SARANA KESEHATAN
1
2
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH SARANA 3
JUMLAH
%
4
5
1 RUMAH SAKIT UMUM
4
4
100,00
2 RUMAH SAKIT KHUSUS
2
2
100,00
6
6
100,00
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Puskesmas, Rumah Sakit ,praktek dokter swasta dan Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi
TABEL 69 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 STRATA POSYANDU NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
PRATAMA JUMLAH
1 Guguk Panjang
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
Mandiangin Koto Selayan
%
4
5
JUMLAH
PURNAMA %
6
7
JUMLAH
%
8
9
POSYANDU AKTIF
MANDIRI JUMLAH
%
10
11
JUMLAH 12
JUMLAH
%
13
14
1
3,03
1
3,03
26
78,79
5
15,15
33
31
93,94
1
4,35
9
39,13
9
39,13
4
17,39
23
13
56,52
0
0,00
1
3,45
6
20,69
22
75,86
29
28
96,55
Mandiangin
0
0,00
0
0,00
14
100,00
0
0,00
14
14
100,00
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
0 1 0
0,00 16,67 0,00
0 0 11
0,00 0,00 84,62
9 2 2
64,29 33,33 15,38
5 3 0
35,71 50,00 0,00
14 6 13
14 5 2
100,00 83,33 15,38
3
2,27
22
16,67
68
51,52
39
29,55
132 1
107
81,06
2 Aur Birugo Tigo Baleh Tigo Baleh
3
MADYA
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
Sumber: Bidang Promosi dan Sumber Daya Kesehatan (PSDK)
TABEL 70 JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
DESA/ KELURAHAN
1
2
3
4
1 Guguk Panjang
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) POSKESDES POLINDES POSBINDU 5
6
7
Guguk Panjang Perkotaan Rasimah Ahmad
3
5
0,00
2
4
4
0,00
6
2 Aur Birugo Tigo Baleh
Tigo Baleh
8
8
0,00
6
3 Mandiangin Koto Selayan
Mandiangin Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
2 4 1 2
2 4 1 2
0,00 0,00 0,00 0,00
3 4 2 4
24
26
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Promosi dan Sumber Daya Kesehatan (PSDK)
0
27
TABEL 71 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
2
1 Guguk Panjang
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/ KELURAHAN
3
4
Mandiangin Koto Selayan
JUMLAH (KAB/KOTA)
PRATAMA
MADYA
PURNAMA
5
6
7
MANDIRI
JUMLAH
8
9
% 10
Guguk Panjang
3
3
0,00
0
0,00
3
100
Perkotaan Rasimah Ahmad
4
4
0,00
0
0,00
4
100
8
8
0,00
0
0,00
8
100
Mandiangin
2
2
0,00
0
0,00
2
100
Nilam Sari Gulai Bancah Plus Mandiangin
4 1 2
4 1 2
0,00 0,00 0,00
0 0 0
0,00 0,00 0,00
4 1 2
100 100 100
24
24
24
100,00
2 Aur Birugo Tigo Baleh Tigo Baleh
3
DESA/KELURAHAN SIAGA
Sumber: Bidang Promosi dan Sumber Daya Kesehatan (PSDK)
0
0
0
TABEL 72 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
DR SPESIALIS
UNIT KERJA
1
2
1 Puskesmas Guguk panjang 2 Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad 3 Puskesmas Tigo Baleh 4 Puskesmas Mandiangin 5 Puskesmas Nilam Sari 6 Puskesmas Gulai Bancah 7 Puskesmas Plus Mandiangin SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Achmad Mochtar 2 RS Stroke Nasional 3 RS Islam Ibnu Sina 4 RS Tk IV TNI-AD 5 RS Madina 6 RS THT Sitawa Sidingin 7 RB aria Bunda 8 RB Riri 9 RB Pertama 10 RB Fransiskus 11 RB Puti Bungsu 12 APOTEK …………….. 13 Praktek ………….. SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
a
TOTAL
DOKTER UMUM
DOKTER GIGI
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
0 0 0 0 0 0 0 0 32 9 31 9 16 3 2 1 0 0 2 0 0 105 0
0 1 0 0 0 0 0 1 13 6 9 5 3 2 0 0 0 0 2 0 0 40 0
0 1 0 0 0 0 0 1 45 15 40 14 19 5 2 1 0 0 4 0 0 145 0
0 0 1 0 0 0 1 2 11 12 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 27 0
2 3 1 1 2 1 0 10 19 19 10 4 5 0 0 1 0 0 1 0 0 59 0
2 3 2 1 2 1 1 12 30 31 11 4 6 1 0 1 0 1 1 0 0 86 0
0 0 1 0 0 0 1 2 43 21 32 9 17 4 2 1 0 1 2 0 0 132 0
2 4 1 1 2 1 0 11 32 25 19 9 8 2 0 1 0 0 3 0 0 99 0
2 4 2 1 2 1 1 13 75 46 51 18 25 6 2 2 0 1 5 0 0 231 0
0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 2 1 1 1 1 0 7 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0
0 1 0
0 1 0
0 2 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 1 0
0 1 0
0 2 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
1
1
2
0
0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0 106
0 42
0 148 122,83
0 29
0 69
1
POLTEKES PRODI KEBIDANAN
2
POLTEKES PRODI KESEHATAN GIGI
3
STIKES PRIMA NUSANTARA
4
AKBID PELITA ANDALAS
5
STIKES YARSI
6
STIKES FORT DE KOCK
7
STIKES PERINTIS
8
STIKES MUHAMMADIYAH
9
AKFAR DWI FARMA
10
AKFAR Yayasan Imam Bonjol (YIB)
11
SMF YIB
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
DOKTER GIGI SPESIALIS L P L+P
L
P
15
18
19
16
17
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0
1 2 1 1 1 1 1 8 3 4 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0
1 0
2 0 0
6 0 0
8 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0
1
1
0
0
0
0 98 81,334
0 135
0 111
Sumber: Puskesmas, Rumah Sakit ,praktek dokter swasta dan Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi Keterangan : a termasuk S3
TOTAL L+P 20
0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0
1 2 1 1 1 1 0 7 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0
1 2 1 1 1 1 1 8 4 4 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
2 0 0
6 0 0
8 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
2
2
6
8
0
0
0
2
6
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 246 204,16
0 7
0 19
0 26 21,578
0 1
0 0
0 1 0,8299
0 8
0 19
0 27 22,408
TABEL 73 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 NO
UNIT KERJA
BIDAN
1
2
3
1 Puskesmas Guguk panjang 2 Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad 3 Puskesmas Tigo Baleh 4 Puskesmas Mandiangin 5 Puskesmas Nilam Sari 6 Puskesmas Gulai Bancah 7 Puskesmas Plus Mandiangin SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Achmad Mochtar 2 RS Stroke Nasional 3 RS Islam Ibnu Sina 4 RS Tk IV TNI-AD 5 RS Madina 6 RS THT Sitawa Sidingin 7 RB aria Bunda 8 RB Riri 9 RB Pertama 10 RB Fransiskus 11 RB Puti Bungsu 12 APOTEK …………….. 13 Praktek ………….. SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 POLTEKES PRODI KEBIDANAN 2 POLTEKES PRODI KESEHATAN GIGI 3 STIKES PRIMA NUSANTARA
L
PERAWATa P
L+P
L
PERAWAT GIGI P
L+P
4
5
6
7
8
9
9 16 17 6 7 3 9 67 29 0 14 13 4 1 9 3 3 1 4 0 0 81
0 2 0 0 1 0 1 4 30 30 16 8 3 3 0 0 0 0 0 0 0 90
8 8 9 6 8 4 8 51 199 174 137 27 25 3 2 0 0 2 1 0 0 570
8 10 9 6 9 4 9 55 229 204 153 35 28 6 2 0 0 2 1 0 0 660
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
2 3 2 1 1 1 1 11 10 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14
2 3 2 1 1 1 1 11 11 3 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16
16
5
2
7
0
0
0
0
0
0
0
5
9
14
27
2
11
13
0
0
0
4 AKBID PELITA ANDALAS
6
0
0
0
0
0
0
5 STIKES YARSI
9
2
16
18
0
0
0
6 STIKES FORT DE KOCK
15
1
13
14
0
0
0
7 STIKES PERINTIS
13
7
16
23
0
0
0
8 STIKES MUHAMMADIYAH
6
1
8
9
0
0
0
9 AKFAR DWI FARMA
0
0
0
0
0
0
0
10 AKFAR Yayasan Imam Bonjol (YIB)
0
0
0
0
0
0
0
11 SMF YIB
0
0
0
0
0
0
0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
92
18
66
84
5
9
14
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
0
0
0
0
240
112
687
799
7
34
41
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
386,58
Sumber: Puskesmas, Rumah Sakit ,praktek dokter swasta dan Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi
Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
663,12
34,03
TABEL 74 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 TENAGA KEFARMASIAN NO
TENAGA TEKNIS KEFARMASIANa
UNIT KERJA
1
2
TOTAL
APOTEKER
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
L+P 11
1 Puskesmas Guguk panjang
0
2
2
0
0
0
0
2
2
2 Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad
0
2
2
0
1
1
0
3
3
3 Puskesmas Tigo Baleh
0
2
2
0
0
0
0
2
2
4 Puskesmas Mandiangin
1
1
2
0
0
0
1
1
2
5 Puskesmas Nilam Sari
0
1
1
0
0
0
0
1
1
6 Puskesmas Gulai Bancah
0
1
1
0
1
1
0
2
2
7 Puskesmas Plus Mandiangin
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
9
10
0
3
3
1
12
13
7
10
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Achmad Mochtar 2 RS Stroke Nasional
2 2
49 27
51 29
3 2
4
6
5 4
56 31
61 35
3 RS Islam Ibnu Sina
0
18
18
0
2
2
0
20
20
4 RS Tk IV TNI-AD
0
4
4
0
1
1
0
5
5
5 RS Madina
1
6
7
0
1
1
1
7
6 RS THT Sitawa Sidingin
1
2
3
2
2
4
3
4
8 7
7 RB aria Bunda
0
1
1
0
1
1
0
2
2
8 RB Riri
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9 RB Pertama
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10 RB Fransiskus
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11 RB Puti Bungsu
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12 APOTEK ……………..
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13 Praktek …………..
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
107
113
7
18
25
13
125
138
1 POLTEKES PRODI KEBIDANAN
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2 POLTEKES PRODI KESEHATAN GIGI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3 STIKES PRIMA NUSANTARA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4 AKBID PELITA ANDALAS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5 STIKES YARSI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6 STIKES FORT DE KOCK
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7 STIKES PERINTIS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8 STIKES MUHAMMADIYAH
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9 AKFAR DWI FARMA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10 AKFAR Yayasan Imam Bonjol (YIB)
1
0
1
4
3
7
5
3
8
11 SMF YIB
3
6
9
3
6
9
6
12
18
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
4
6
10
7
9
16
11
15
26
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
0
0
0
0
0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
JUMLAH (KAB/KOTA)
11
122
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
133 110,4
Sumber: Puskesmas, Rumah Sakit ,praktek dokter swasta dan Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi
Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
14
30
44 36,5
25
152
0 177 146,9
TABEL 75 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 NO
UNIT KERJA
1
2
1 Puskesmas Guguk panjang 2 Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad 3 Puskesmas Tigo Baleh 4 Puskesmas Mandiangin 5 Puskesmas Nilam Sari 6 Puskesmas Gulai Bancah 7 Puskesmas Plus Mandiangin SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Achmad Mochtar 2 RS Stroke Nasional 3 RS Islam Ibnu Sina 4 RS Tk IV TNI-AD 5 RS Madina 6 RS THT Sitawa Sidingin 7 RB aria Bunda 8 RB Riri 9 RB Pertama 10 RB Fransiskus 11 RB Puti Bungsu 12 APOTEK …………….. 13 Praktek ………….. SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
L
KESEHATAN MASYARAKATa P L+P
3
4
L
5
KESEHATAN LINGKUNGANb P L+P
6
7
8
0 0 0 1 2 0 0 3 4 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12
1 2 1 1 0 2 1 8 6 9 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 18
1 2 1 2 2 2 1 11 10 17 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 30
0 0 1 0 0 0 0 1 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
1 1 0 2 1 1 1 7 2 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6
1 1 1 2 1 1 1 8 3 6 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10
1 POLTEKES PRODI KEBIDANAN
0
0
0
0
0
0
2 POLTEKES PRODI KESEHATAN GIGI
2
2
4
0
0
0
3 STIKES PRIMA NUSANTARA
5
4
9
0
0
0
4 AKBID PELITA ANDALAS
1
2
3
0
0
0
5 STIKES YARSI
1
2
3
0
0
0
6 STIKES FORT DE KOCK
2
9
11
0
0
0
7 STIKES PERINTIS
0
0
0
0
0
0
8 STIKES MUHAMMADIYAH
0
0
0
0
0
0
9 AKFAR DWI FARMA
0
0
0
0
0
0
10 AKFAR Yayasan Imam Bonjol (YIB)
0
0
0
0
0
0
11 SMF YIB
0
0
0
0
0
0
11
19
30
0
0
0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
0
0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
JUMLAH (KAB/KOTA)
26
45
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
71
5
58,93
Sumber: Puskesmas, Rumah Sakit ,praktek dokter swasta dan Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi
Keterangan : a
b
termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan, tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
13
0 18 14,94
TABEL 76 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
NUTRISIONIS
UNIT KERJA
1
2
DIETISIEN
TOTAL
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
L+P 11
1 Puskesmas Guguk panjang
0
1
1
0
0
0
0
1
1
2 Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad
0
1
1
0
0
0
0
1
1
3 Puskesmas Tigo Baleh
0
1
1
0
0
0
0
1
1
4 Puskesmas Mandiangin
0
1
1
0
0
0
0
1
1
5 Puskesmas Nilam Sari
0
1
1
0
0
0
0
1
1
6 Puskesmas Gulai Bancah
0
1
1
0
0
0
0
1
1
7 Puskesmas Plus Mandiangin
0
1
1
0
0
0
0
1
1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
0
7
7
0
0
0
0
7
7
1 RS Achmad Mochtar
2
14
16
0
0
0
2
14
16
2 RS Stroke Nasional
2
11
0
0
0
2
11
13
3 RS Islam Ibnu Sina
0
1
1
0
0
0
0
1
1
4 RS Tk IV TNI-AD
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5 RS Madina
0
1
1
0
1
1
0
2
2
6 RS THT Sitawa Sidingin
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7 RB aria Bunda
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8 RB Riri
0
1
1
0
0
0
0
1
1
9 RB Pertama
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10 RB Fransiskus
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11 RB Puti Bungsu
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12 APOTEK ……………..
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13 Praktek …………..
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
28
32
0
1
1
4
29
33
1 POLTEKES PRODI KEBIDANAN
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2 POLTEKES PRODI KESEHATAN GIGI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3 STIKES PRIMA NUSANTARA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4 AKBID PELITA ANDALAS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5 STIKES YARSI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6 STIKES FORT DE KOCK
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7 STIKES PERINTIS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8 STIKES MUHAMMADIYAH
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9 AKFAR DWI FARMA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10 AKFAR Yayasan Imam Bonjol (YIB)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11 SMF YIB
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
0
0
0
0
0
0
0
0
0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
0
0
0
0
0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
JUMLAH (KAB/KOTA)
4
35
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber: Puskesmas, Rumah Sakit ,praktek dokter swasta dan Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi
13
39
0
1
1
4
36
0 40 33,20
TABEL 77 JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
UNIT KERJA
1
2
1 Puskesmas Guguk panjang 2 Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad 3 Puskesmas Tigo Baleh 4 Puskesmas Mandiangin 5 Puskesmas Nilam Sari 6 Puskesmas Gulai Bancah 7 Puskesmas Plus Mandiangin SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Achmad Mochtar 2 RS Stroke Nasional 3 RS Islam Ibnu Sina 4 RS Tk IV TNI-AD 5 RS Madina 6 RS THT Sitawa Sidingin 7 RB aria Bunda 8 RB Riri 9 RB Pertama 10 RB Fransiskus 11 RB Puti Bungsu 12 APOTEK …………….. 13 Praktek ………….. SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
FISIOTERAPIS L P L+P
TENAGA KETERAPIAN FISIK OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA L P L+P L P L+P
3
6
4
5
7
8
9
10
L
11
TOTAL
AKUPUNKTUR P L+P
12
13
14
L
P
15
16
L+P 17
0 0 0 0 0 0 0 0 2 5 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 9
0 0 0 0 0 0 0 0 5 8 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14
0 0 0 0 0 0 0 0 7 13 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 23
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 2 10 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 14
0 0 0 0 0 0 0 0 6 12 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19
0 0 0 0 0 0 0 0 8 22 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 33
1 POLTEKES PRODI KEBIDANAN
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2 POLTEKES PRODI KESEHATAN GIGI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3 STIKES PRIMA NUSANTARA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4 AKBID PELITA ANDALAS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5 STIKES YARSI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6 STIKES FORT DE KOCK
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7 STIKES PERINTIS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8 STIKES MUHAMMADIYAH
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9 AKFAR DWI FARMA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10 AKFAR Yayasan Imam Bonjol (YIB)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11 SMF YIB
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
9
14
23
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber: Puskesmas, Rumah Sakit ,praktek dokter swasta dan Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi
1
2
3
3
3
6
1
0
1
14
19
0 33 27,4
TABEL 78 JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 TENAGA KETEKNISIAN MEDIS NO
UNIT KERJA
1
2
1 Puskesmas Guguk panjang 2 Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad 3 Puskesmas Tigo Baleh 4 Puskesmas Mandiangin 5 Puskesmas Nilam Sari 6 Puskesmas Gulai Bancah 7 Puskesmas Plus Mandiangin SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Achmad Mochtar 2 RS Stroke Nasional 3 RS Islam Ibnu Sina 4 RS Tk IV TNI-AD 5 RS Madina 6 RS THT Sitawa Sidingin 7 RB aria Bunda 8 RB Riri 9 RB Pertama 10 RB Fransiskus 11 RB Puti Bungsu 12 APOTEK …………….. 13 Praktek ………….. SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
RADIOGRAFER
RADIOTERAPIS
TEKNISI ELEKTROMEDIS
L
L+P
L
L+P
L
5
6
8
9
P
3
4
P 7
P 10
ANALISIS KESEHATAN
TEKNISI GIGI
L+P
L
11
12
P 13
L+P
L
14
15
P 16
REFRAKSIONIS OPTISIEN
L+P
L
17
18
P 19
ORTETIK PROSTETIK
L+P
L
20
21
P
L+P
22
23
REKAM MEDIS DAN TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI INFORMASI DARAH KARDIOVASKULER KESEHATAN L P L+P L P L+P L P L+P 24
25
26
27
28
29
30
31
32
JUMLAH L
P
L+P
33
34
35
0 0 0 0 0 0 0 0 7 2 1 5 2 0 0 0 0 0 0 0 0 17
0 0 0 0 0 0 0 0 8 4 3 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20
0 0 0 0 0 0 0 0 15 6 4 10 2 0 0 0 0 0 0 0 0 37
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17
0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
0 0 0 0 0 0 0 0 4 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
1 1 0 1 1 1 1 6 22 8 6 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 40
1 1 0 1 1 1 1 6 26 11 7 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 48
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 5
1 1 1 0 1 1 1 6 8 9 2 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 22
1 1 1 1 1 1 1 7 8 12 2 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 27
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 1 14 10 2 11 4 0 0 0 0 0 0 0 0 41
2 2 1 1 2 2 2 12 41 21 12 18 7 0 0 0 0 0 0 0 0 99
2 2 1 2 2 2 2 13 55 31 14 29 11 0 0 0 0 0 0 0 0 140
1 POLTEKES PRODI KEBIDANAN
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2 POLTEKES PRODI KESEHATAN GIGI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3 STIKES PRIMA NUSANTARA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4 AKBID PELITA ANDALAS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5 STIKES YARSI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6 STIKES FORT DE KOCK
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7 STIKES PERINTIS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8 STIKES MUHAMMADIYAH
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9 AKFAR DWI FARMA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10 AKFAR Yayasan Imam Bonjol (YIB)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11 SMF YIB
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
8
46
54
0
2
2
2
0
2
6
28
34
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
17
20
37
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber: Puskesmas, Rumah Sakit ,praktek dokter swasta dan Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi
4
13
17
3
2
5
2
42
111
0 153 126,98
TABEL 79 JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 TENAGA KESEHATAN LAIN NO
UNIT KERJA
1
2
1 Puskesmas Guguk panjang 2 Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad 3 Puskesmas Tigo Baleh 4 Puskesmas Mandiangin 5 Puskesmas Nilam Sari 6 Puskesmas Gulai Bancah 7 Puskesmas Plus Mandiangin SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Achmad Mochtar 2 RS Stroke Nasional 3 RS Islam Ibnu Sina 4 RS Tk IV TNI-AD 5 RS Madina 6 RS THT Sitawa Sidingin 7 RB aria Bunda 8 RB Riri 9 RB Pertama 10 RB Fransiskus 11 RB Puti Bungsu 12 APOTEK …………….. 13 Praktek ………….. SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN
TOTAL
TENAGA KESEHATAN LAINNYA
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
L+P 11
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 1 0 0 1 3 0 0 0 0 22 0 0 0 0 0 0 0 0 22
0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 21 0 0 0 0 0 0 0 0 21
0 1 0 3 0 0 1 5 0 0 0 0 43 0 0 0 0 0 0 0 0 43
0 1 0 1 0 0 1 3 0 0 0 0 23 0 0 0 0 0 0 0 0 23
0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 21 0 0 0 0 0 0 0 0 21
0 1 0 3 0 0 1 5 0 0 0 0 44 0 0 0 0 0 0 0 0 44
1 POLTEKES PRODI KEBIDANAN
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2 POLTEKES PRODI KESEHATAN GIGI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3 STIKES PRIMA NUSANTARA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4 AKBID PELITA ANDALAS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5 STIKES YARSI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6 STIKES FORT DE KOCK
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7 STIKES PERINTIS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8 STIKES MUHAMMADIYAH
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9 AKFAR DWI FARMA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10 AKFAR Yayasan Imam Bonjol (YIB)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11 SMF YIB
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
0
0
0
0
0
0
0
0
0
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
1
-
Sumber: Puskesmas, Rumah Sakit ,praktek dokter swasta dan Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi
1
25
23
48
26
23
0 49
TABEL 80 JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN NO
UNIT KERJA
1
2
1 Puskesmas Guguk panjang 2 Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad 3 Puskesmas Tigo Baleh 4 Puskesmas Mandiangin 5 Puskesmas Nilam Sari 6 Puskesmas Gulai Bancah 7 Puskesmas Plus Mandiangin SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Achmad Mochtar 2 RS Stroke Nasional 3 RS Islam Ibnu Sina 4 RS Tk IV TNI-AD 5 RS Madina 6 RS THT Sitawa Sidingin 7 RB aria Bunda 8 RB Riri 9 RB Pertama 10 RB Fransiskus 11 RB Puti Bungsu 12 APOTEK …………….. 13 Praktek ………….. SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
PEJABAT STRUKTURAL
STAF PENUNJANG ADMINISTRASI
L
P
L+P
L
3
4
5
6
P
STAF PENUNJANG TEKNOLOGI
L+P
7
L
8
P
9
STAF PENUNJANG PERENCANAAN
L+P
10
L
11
P
12
L+P
13
TENAGA KEPENDIDIKAN
TENAGA PENDIDIK L
14
P
15
L+P
16
L
17
P
18
L+P
19
1 1 1 1 1 1 1 7 11 10 3 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 28
1 1 1 1 1 1 1 7 17 8 18 0 10 0 0 2 0 0 0 0 0 55
2 2 2 2 2 2 2 14 28 18 21 0 14 0 0 2 0 0 0 0 0 83
0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 3 0 1 0 4 0 0 0 0 7 0 1 0 0 0 0 0 0 8
0 0 0 3 0 2 0 5 0 0 0 0 7 0 2 0 0 0 0 0 0 9
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 POLTEKES PRODI KEBIDANAN
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2 POLTEKES PRODI KESEHATAN GIGI
0
0
0
0
5
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
3 STIKES PRIMA NUSANTARA
0
0
0
8
5
13
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4 AKBID PELITA ANDALAS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
5 STIKES YARSI
3
17
20
3
9
12
2
0
2
0
0
0
0
0
0
6 STIKES FORT DE KOCK
2
8
10
3
6
9
0
0
0
0
0
0
0
0
7 STIKES PERINTIS
0
1
1
1
2
3
0
2
2
0
0
0
0
0
8 STIKES MUHAMMADIYAH
1
14
15
0
2
2
1
0
1
0
0
0
0
9 AKFAR DWI FARMA
JURU L
20
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P
21
L+P
22
23
TENAGA PENUNJANG KESEHATAN L P L+P
L
24
27
25
TOTAL
26
0 0 0 0 0 0 0 0 17 10 18 0 17 0 1 2 0 0 0 0 0 65
0 0 0 0 0 0 0 0 28 22 21 0 21 0 2 2 0 0 0 0 0 96
1 2 1 1 1 2 1 9 22 24 6 0 8 0 2 0 0 0 0 0 0 62
P
L+P
28
29
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 11 12 3 0 4 0 1 0 0 0 0 0 0 31
1 1 1 4 1 2 1 11 34 20 36 0 34 0 2 4 0 0 0 0 0 130
2 3 2 5 2 4 2 20 56 44 42 0 42 0 4 4 0 0 0 0 0 192
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
14
2
5
7
6
20
26
12
40
52
0
0
0
0
0
8
5
13
16
10
26
6
7
2
3
5
3
9
12
6
18
24
6
29
35
14
15
29
28
70
98
56
140
196
0
7
52
59
12
5
17
24
71
95
48
142
190
0
2
1
3
0
0
0
3
6
9
6
12
18
0
0
50
75
125
0
0
0
52
91
143
104
182
286
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10 AKFAR Yayasan Imam Bonjol (YIB)
0
1
1
3
1
4
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
5
6
0
0
0
5
7
12
10
14
24
11 SMF YIB
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
6
41
47
18
30
48
4
2
6
0
0
0
0
0
0
71
178
249
30
28
58
129
279
408
258
558
816
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
41
103
144
20
Sumber: Puskesmas, Rumah Sakit ,praktek dokter swasta dan Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi
42
62
4
2
6
2
2
4
-
-
-
71
178
249
31
28
59
160
344
504
329
699
0 1.028
TABEL 81 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA KABUPATEN/KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
NO
SUMBER BIAYA
1
2
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah
%
3
4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1 APBD KAB/KOTA
33.574.419.703
a. Belanja Langsung
15.480.875.602
b. Belanja Tidak Langsung
18.093.544.101
2 APBD PROVINSI
-
81,65
0,00
- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi - Pemantauan Status Gizi (PSG) - Program Kesehatan Ibu dan anak 3 APBN :
7.273.347.273
- Dana Alokasi Umum (DAU)
17,69 0,00
- Dana Alokasi Khusus (DAK)
3.300.097.273
8,03
- Dana Dekonsentrasi
1.136.635.000
2,76
31.260.000
0,08
b. Peningkatan Kesehatan Ibu
5.635.000
0,01
c. Peningkatan Kesehatan Anak
2.040.000
0,00
1.095.350.000
2,66
2.350.000
0,01
a. program gizi
d. Pengelolaan dan operasional Program jamkesmas
e. Pembuatan Profil Kesehatan Kab/Kota* - Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota
0,00
a. BOK b. Dana bansos Jamkesmas dan Jampersal
634.480.000
1,54
1.065.500.000
2,59
- Lain-lain (sebutkan)
0,00
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
0,00
GF TB GF AIDS
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN Pemeliharaan Kesehatan Akibat Rokok (DBH CHT)
21.741.400
0,05
225.908.750
0,55
271.399.094
0,66
271.399.094
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
41.119.166.070
TOTAL APBD KAB/KOTA
641.272.623.132
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA Sumber: Bagian Perencanaan Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi
5,24 341.263,38