PRODUKTIVITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA OPERASIONAL PERUM BULOG DI 7 DIVISI REGIONAL Asmie Poniwati *) *)
Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya JL. A. Yani 114 Surabaya Email:
[email protected]
Abstract Skilled human resources is one important resource for BULOG, as with the human resources that are reliable will give a great contribution to the company. In the execution of public duties, Perum Bulog is supported by 26 offices Regional Division, 105 Office Sub regional divisions, 1,575 storage units scattered in various regions in Indonesia, 132 Processing Unit Grain Rice, 5,052 employees, 4,500 partners, 5,000 distribution points Raskin and systems online throughout Indonesia. BULOG operational performance as a measure of a company's success shows the company's ability to achieve the goals and objectives of the company. Based on the description of the background of the above, this study is expected to determine the productivity of human resources to operational performance BULOG. Analysis of the data obtained during this research that uses qualitative analysis. Qualitative analysis is based on factors that affect the high or low productivity of human resources. To find the best productivity from 7 Division is using CPI analysis. The study was conducted in BULOG in 7 Regional Divisions namely Aceh Jaya, West Java (Jabar), Central Java (Central Java), East Java (East Java), South Sulawesi (Sulawesi) and Nusa Tenggara Barat (NTB). CPI analysis results indicate that the productivity of the best human resources in 2009 was Divre Jabar with a total value of 205, the year 2010 Divre Jabar with a total value of 213, in 2011 Divre Central Java with a total value of 199 and 2012 Divre Java with a total value of 200. Keywords : Productivity, Human Resources, Performance
Abstrak Sumber daya manusia yang handal merupakan salah satu sumber daya penting bagi Perum BULOG, karena dengan sumber daya manusia yang handal akan memberi kontribusi yang besar bagi perusahaan. Di dalam pelaksanaan tugas publiknya, Perum BULOG didukung oleh 26 kantor Divisi Regional, 105 kantor Sub Divisi regional, 1.575 unit gudang yang tersebar diberbagai daerah di Indonesia, 132 Unit Pengolahan Gabah Beras, 5.052 karyawan, 4.500 mitra kerja, 5.000 titik distribusi raskin dan sistim online seluruh Indonesia. Kinerja operasional Perum BULOG sebagai ukuran keberhasilan perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Berdasarkan uraian yang melatarbelakangi hal tersebut diatas, maka penelitian ini diharapkan mampu mengetahui produktivitas sumber daya manusia terhadap kinerja operasional Perum BULOG. Analisis terhadap data yang didapatkan selama penelitian ini yaitu menggunakan analisis kualitatif. Analisis kualitatif didasarkan pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tinggi atau rendahnya produktivitas sumber daya manusia. Untuk mengetahui produktivitas terbaik dari 7 Divre yaitu menggunakan analisis CPI. Penelitian dilakukan di Perum BULOG di 7 Divisi Regional yaitu Aceh, DKI Jaya, Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Hasil analisis CPI menunjukkan bahwa produktivitas sumber daya manusia terbaik pada tahun 2009 adalah divre Jabar dengan total nilai 205, tahun 2010 divre Jabar dengan total nilai 213, tahun 2011 divre Jateng dengan total nilai 199 dan tahun 2012 divre Jatim dengan total nilai 200. Kata Kunci : Produktifitas, Sumber Daya Manusia, Kinerja
PENDAHULUAN
Semakin berkembangnya perekonomian saat ini, membuat dunia usaha mengalami pertumbuhan dan mendorong berkembang ke arah yang lebih baik. Dengan adanya pasar bebas, persaingan dalam dunia usaha akan semakin terasa. Agar perusahaan-perusahaan mampu bersaing, maka perusahaan harus melakukan perbaikan-perbaikan dalam berbagai hal. Perbaikan yang paling utama adalah dibidang sumber daya manusia, karena sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam kegiatan operasional perusahaan. Pembangunan sumber daya manusia merupakan salah satu upaya untuk peningkatan mutu dan kemampuan usaha. Dalam usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia, diperlukan suatu perencanaan dan strategi yang matang dengan aktivitas-aktivitas yang terencana dan terorganisir sehingga segala sesuatunya dapat berjalan dengan lancar. Salah satu tolak ukur di dalam perencanaan peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah produktivitas sumber daya manusia. Produktivitas sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting dan harus menjadi bagian yang tidak boleh dilupakan dalam menyusun strategi bisnis yang mencakup bidang produksi, pemasaran, keuangan dan bidangbidang lainnya. Dengan meningkatnya produktivitas sumber daya manusia ini, secara tidak langsung akan memberikan kepuasan kerja kepada para pekerja, selain itu juga akan mendorong motivasi para pekerja untuk meningkatkan kinerja menjadi lebih baik lagi. Perusahaan Umum BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Penugasan yang diberikan pemerintah kepada Perum BULOG terkait dengan tugas publik yaitu menjaga harga dasar pembelian gabah atau beras, stabilisasi harga khususnya pangan pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin (Raskin) dan pengelolaan stok pangan. Sumber daya manusia yang handal merupakan salah satu sumber daya penting bagi Perum BULOG, karena dengan sumber daya manusia yang handal akan memberi kontribusi yang besar bagi perusahaan. Di dalam pelaksanaan tugas publiknya, Perum BULOG didukung oleh 26 kantor Divisi Regional, 105 kantor Sub Divisi regional, 1.575 unit gudang yang tersebar diberbagai daerah di Indonesia, 132 Unit Pengolahan Gabah Beras, 5.052 karyawan, 4.500 mitra kerja, 5.000 titik distribusi raskin dan sistim online seluruh Indonesia.
Kinerja operasional Perum BULOG sebagai ukuran keberhasilan perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Berdasarkan uraian yang melatarbelakangi hal tersebut diatas, maka penelitian ini diharapkan mampu mengetahui produktivitas sumber daya manusia terhadap kinerja operasional Perum BULOG. Produktivitas Sumber Daya Manusia Peningkatan kualitas sumber daya manusia pada dasarnya diperlukan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan oleh suatu instansi atau perusahaan, guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Perusahaan selalu ingin mengetahui sejauh mana jalannya operasional perusahaan, apakah perusahaannya dalam kategori berhasil atau tidak dalam meningkatkan produktivitas. Untuk itu perlu adanya pembinaan, pengarahan dan bimbingan bagi setiap sumber daya manusia atau karyawan agar lebih berdaya guna, sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan produktivitas karyawan merupakan tahapan untuk pendayagunaan karyawan secara maksimal (Ermiati dan Sembiring 2010). Menurut Sinungan (2005), produktivitas adalah sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang/jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai. Erniati dan Sembiring (2010) menyatakan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input) atau produktivitas diformulasikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input) di perusahaan industri dan ekonomi secara komprehensif. Produktivitas juga merupakan perbandingan antara sumber daya (input) dengan jumlah barang/jasa (output) yang dihasilkan. Simanjuntak (2001) manyatakan bahwa produktivitas merupakan perbandingan hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang digunakan per satuan waktu. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa produktivitas sumber daya manusia dapat diukur dengan membandingkan hasil yang dicapai oleh sumber daya manusia dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut.
Pengukuran produktivitas dapat bersifat prospektif dan berfungsi sebagai masukan untuk pengambilan keputusan strategik. Pengukuran produktivitas dapat dilakukan untuk setiap masukan secara terpisah atau secara total untuk keseluruhan masukan yang digunakan untuk menghasilkan keluaran. Produktivitas diukur dalam bentuk rasio antara keluaran dengan masukan, dan dapat dirumuskan sebagai berikut : Produktivitas
= Keluaran Masukan
Ukuran output dapat dinyatakan dalam bentuk antara lain jumlah satuan fisik produk/jasa, nilai rupiah produk/jasa, nilai tambah, jumlah pekerjaan/kerja, jumlah laba kotor. Sedangkan untuk input dapat dinyatakan dalam bentuk antara lain: Jumlah waktu, jumlah tenaga kerja, jumlah jam orang (man hour), jumlah jam mesin, jumlah penyusutan dan perawatan mesin, jumlah material, jumlah biaya material, jumlah seluruh biaya material, jumlah luas tanah. Dalam penelitian ini ukuran output yang digunakan yaitu volume kinerja operasional pengadaan setara beras (kg/tahun), penyaluran beras untuk rakyat miskin (kg/tahun), jumlah/luas wilayah (km2) kegiatan operasional dan total pengadaan dan penyaluran (kg/tahun). Sedangkan input adalah jumlah sumber daya manusia (orang). Sehingga produktivitas sumber daya manusia secara keseluruhan dapat dihitung dengan rumus: Produktivitas pengadaan = Volume pengadaan (kg/tahun) Jumlah sumber daya manusia (orang) Produktivitas penyaluran = Volume penyaluran (kg/tahun) Jumlah sumber daya manusia (orang) Produktivitas wilayah = luas wilayah (km2) Jumlah sumber daya manusia (orang)
berhubungan dengan lingkungan perusahaan maupun kebijakan pemerintah secara keseluruhan, karena peran serta sumber daya manusia sangatlah penting dalam menentukan maju mundurnya perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja menurut Manulang (2002) : 1) tingkat pendidikan atau keterampilan, para karyawan yang memiliki tingkat pendidikan atau keterampilan yang lebih tinggi tentu produktivitasnya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan para pekerja yang memiliki tingkat pendidikan atau keterampilan yang rendah,2) kondisi fisik, apabila kondisi fisik para pekerja tersebut lebih baik, maka produktivitas akan lebih baik,3) sikap dan kebiasaan, untuk dapat meningkatkan produktivitas, maka para pekerja harus dapat menyesuaikan sikap dan kebiasaannya dengan keadaan perusahaan. Karena jika sikap yang ada tidak baik maka akan membawa pengaruh yang tidak baik terhadap produktivitas kerja, 4) Lingkungan pekerjaan, lingkungan kerja para karyawan tersusun dengan baik tentu akan menimbulkan semangat dan kegairahan para karyawan untuk bekerja lebih giat. Lingkungan pekerja yang lebih baik dapat merupakan tata ruang kantor yang rapi, 5) Metode kerja, untuk meningkatkan produktivitas kerja perlu juga ditinjau mengenai penggunaan metode kerja, apakah metode kerja yang sekarang digunakan masih relevan,6) Peralatan (sarana), perusahaan yang harus selalu memperhatikan peralatan (sarana) yang digunakan untuk bekerja, jika peralatan (sarana) yang digunakan kondisinya sudah baik, maka produktivitas akan dipertahankan bahkan ditingkatkan. Manfaat Pengukuran Produktivitas Sumber Daya Manusia yaitu manfaat pengukuran produktivitas sumber daya manusia adalah sebagai sarana manajemen khususnya untuk menganalisa dan mendorong efisiensi perusahaan, pentuan target atau sasaran tujuan yang nyata dan pertukaran informasi antara sumber daya manusia dan manajemen secara periodik terhadap masalah-masalah yang saling berkaitan.
Produktivitas pp = Volume pengadaan (kg/tahun) Jumlah sumber daya manusia (orang) Faktor yang mempengaruhi produktivitas sumber daya manusia yaitu banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang
KINERJA PERUSAHAAN Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian prilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam
mencapai tujuan organisasi. Pengertian kinerja menurut Hasibuan (2001) Kinerja adalah prestasi yang telah dicapai seseorang atau kelompok dalam melaksanakan tugasnya. Kinerja merupakan tolak ukur keberhasilan manajemen dalam menggunakan sumber daya secara optimal dalam kurun waktu tertentu. Weston (1991), menyatakan bahwa kinerja perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang dilakukan dan menggambarkan keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. Perusahaan dapat dikatakan berhasil bila dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Mulyadi (2001) terdapat tiga ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara kuantitatif yaitu ukuran kriteria tunggal, ukuran kriteria beragam, ukuran kriteria gabungan. Ukuran kriteria tunggal (single criterion) adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai. Ukuran kriteria beragam (multiple criteria) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai. Ukuran kriteria gabungan (composite criteria) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran memperhitungkan bobot masing-masing ukuran, dan menghitung rata-ratanya sebagai ukuran menyeluruh.Ukuran keberhasilan suatu perusahaan dibagi menjadi dua kategori seperti yang diungkapkan oleh Blocher/Chen/Lin yang diterjemahkan oleh Ambarriani (2000), dan ukuran itu adalah : 1) ukuran keberhasilan perusahaan yang bersifat keuangan adalah pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba, pertumbuhan dividen, tingkat obligasi dan piutang, aliran kas, peningkatan harga saham; 2) ukuran keberhasilan perusahaan yang bersifat non keuangan adalah ukuran dari sisi pelanggan (Costumer Measure) dalam hal : pangsa pasar dan pertumbuhan pasar, pelayanan kepada pelanggan, pengiriman tepat waktu, kepuasan pelanggan terhadap merk, proses Bisnis Internal (Internal Bussiness Process) dalam hal : kualitas produk yang tinggi, inovasi dalam pemanufakturan, produktivitas pemanufakturan yang tinggi, waktu siklus, hasil dan penurunan pemborosan, 3) inovasi dan pembelajaran (Inovation and Learning) SDM dalam hal : kompetensi dan integritas manajer, moral dan budaya perusahaan,
ANALISA COMPARATIVE PERFORMANCE INDEX (READER DAN STAIR 2000) Metode CPI digunakan jika beberapa unsur yang akan dianalisa atau diambil kesimpulan memiliki satuan yang tidak seragam. Identifikasi kriteria dengan tren positif (semakin tinggi nilainya semakin baik) dan tren negatif (semakin rendah nilainya semakin baik). Untuk kriteria tren positif, nilai minimum pada setiap kriteria ditransformasi ke 100, sedangkan nilai lainnya ditransformasi secara proporsional lebih tinggi. Untuk kriteria tren negatif, nilai minimum pada setiap kriteria ditransformasi ke 100, sedangkan nilai lainnya ditransformasi secara proporsional lebih rendah. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang melihat status kelompok manusia, objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Analisis terhadap data yang didapatkan selama penelitian ini yaitu menggunakan analisis kualitatif. Analisis kualitatif didasarkan pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tinggi atau rendahnya produktivitas sumber daya manusia. Untuk mengetahui produktivitas terbaik dari 7 Divre yaitu menggunakan analisis CPI. Penelitian dilakukan di Perum BULOG di 7 Divisi Regional yaitu Aceh, DKI Jaya, Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas sumber daya manusia terhadap kinerja pengadaan Berdasarkan Gambar 1, diketahui bahwa tingkat produktivitas sumber daya manusia Perum BULOG terhadap kinerja pengadaan sejak tahun 2009 sampai dengan 2011 di Divre Jatim, Jabar dan DKI Jaya mengalami penurunan. Sedangkan Divre Aceh, Jateng, Sulsel, dan NTB mengalami penurunan pada tahun 2010, namun mengalami kenaikan pada tahun 2011. Pada
tahun 2011 sampai dengan 2012, produktivitas semua Divre mengalami kenaikan.
Aceh DKI Jaya Jabar Jateng Jatim Sulsel
Pada tahun 2009, produktivitas tertinggi terhadap pengadaan ditunjukkan divre Jatim sebesar 1.637.722 kg/th/org dan terendah divre DKI Jaya sebesar 331.411 kg/th/org. Sedangkan tahun 2010 tertinggi divre Jatim sebesar 983.451 kg/th/org dan terendah divre DKI Jaya sebesar 123.291 kg/th/org. Pada tahun 2011 tertinggi ditunjukkan divre Jateng 909.744 kg/th/org dan terendah divre DKI Jaya 26.871 kg/th/org. Untuk tahun 2012, produktivitas tertinggi ditunjukkan divre Jatim sebesar 2.010.061 kg/th/org dan terendah divre Aceh 320.457 kg/th/org. Data Produktivitas sumber daya manusia secara lengkap ditampilkan pada Tabel 1.
Gambar 1 Grafik produktivitas sumber daya manusia terhadap kinerja pengadaan di 7 divre
Tabel 1 Produktivitas sumber daya manusia terhadap kinerja pengadaan di 7 divre PRODUKTIVITAS DIVRE 2009 2010 2011 2012 (kg/th/org) (kg/th/org) (kg/th/org) (kg/th/org) ACEH 417.271 269.749 288.726 320.457 DKI JAYA 331.411 123.241 26.871 422.122 JABAR 1.366.537 904.802 539.555 1.393.069 JATENG 1.155.751 585.027 909.744 1.585.332 JATIM 1.637.722 983.451 709.935 2.010.061 SULSEL 1.042.121 423.201 743.326 1.265.096 NTB 1.364.795 729.021 906.685 1.161.904 Produktivitas rata-rata tertinggi dimiliki oleh divre Jatim, sedangkan produktivitas terendah ditampilkan oleh divre DKI Jaya. Faktor utama yang menyebabkan tingginya produktivitas divre Jatim, disamping kondisi lingkungan yaitu ketersediaan bahan baku, juga sangat ditunjang oleh tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki sumber daya manusia serta metode kerja yang diterapkan. Produktivitas rata-rata terendah dimiliki oleh divre DKI Jaya, lebih disebabkan oleh kondisi lingkungan yaitu ketersediaan bahan baku yang kurang. Produktivitas sumber daya terhadap kinerja penyaluran
manusia
Berdasarkan Gambar 2, diketahui bahwa tingkat produktivitas sumber daya manusia Perum BULOG terhadap kinerja penyaluran sejak tahun 2009 sampai dengan 2012 di Divre Jabar, Jateng, Jatim dan DKI Jaya mengalami kenaikan. Untuk divre Aceh dan NTB mengalami sedikit penurunan pada tahun 2012. Aceh DKI Jaya Jabar Jateng Jatim Sulsel NTB
Gambar 2 Grafik produktivitas sumber daya manusia terhadap kinerja penyaluran di 7 divre
sebesar 1.496.089 kg/th/org dan terendah divre Sulsel 296.234 kg/th/org. Data Produktivitas sumber daya manusia secara lengkap ditampilkan pada Tabel 2.
Pada tahun 2009 sampai dengan 2012, produktivitas tertinggi terhadap penyaluran secara konsisten ditunjukkan divre Jabar dan terendah divre Sulsel. Tahun 2009 produktivitas sebesar 1.199.403 kg/th/org dan terendah divre Sulsel sebesar 294.398 kg/th/org. Tahun 2010 tertinggi divre Jabar sebesar 1.207.840 kg/th/org dan terendah divre Sulsel sebesar 271.793 kg/th/org. Pada tahun 2011 tertinggi ditunjukkan divre Jabar 1.313.679 kg/th/org dan terendah divre Sulsel 324.506 kg/th/org. Untuk tahun 2012, produktivitas tertinggi ditunjukkan divre Jabar Tabel 2 Produktivitas sumber daya manusia terhadap kinerja penyaluran di 7 divre PRODUKTIVITAS DIVRE 2009 2010 2011 2012 ACEH 635.377 690.170 765.197 575.019 DKI JAYA 421.203 523.043 663.930 734.970 JABAR 1.199.403 1.207.840 1.313.679 1.496.089 JATENG 962.157 940.654 1.099.863 1.156.699 JATIM 886.851 924.363 1.035.455 1.170.668 SULSEL 294.398 271.793 324.506 296.234 NTB 776.344 805.109 825.544 745.712 Produktivitas rata-rata tertinggi dimiliki oleh divre Jabar, sedangkan produktivitas terendah ditampilkan oleh divre Sulsel. Faktor utama yang menyebabkan tingginya produktivitas divre Jabar, disamping kondisi lingkungan yaitu tingginya penyaluran di wilayah Jabar, juga sangat ditunjang oleh tingkat keterampilan yang dimiliki sumber daya manusia dan sarana. Produktivitas ratarata terendah ditunjukkan oleh divre Sulsel, lebih disebabkan oleh kondisi lingkungan yaitu kurangnya penugasan penyaluran di wilayah tersebut.
Perbandingan sumber daya terhadap luas wilayah kerja
manusia
Berdasarkan Gambar 3, diketahui bahwa perbandingan sumber daya manusia Perum BULOG terhadap luas wilayah kerja sejak tahun 2009 sampai dengan 2012 untuk semua divre relatif meningkat, kecuali divre Aceh dan Sulsel yang mengalami penurunan pada tahun 2012 serta divre NTB yang menurun pada tahun 2011 dan 2012.
Aceh DKI Jaya Jabar Jateng Jatim Sulsel NTB
Gambar 3 Grafik perbandingan sumber daya manusia terhadap luas kerja di 7 divre Pada tahun 2009 sampai dengan 2012, perbandingan tertinggi terhadap luas wilayah kerja konsisten ditunjukkan divre Aceh dan terendah divre DKI Jaya. Berturut-turut dari 2009 sampai dengan 2012, perbandingan tertinggi divre Aceh sebesar 386 km2/org, 408
km2/org, 429 km2/org dan 397 km2/org. Sedangkan terendah divre DKI sebesar 41 km2/org, 45 km2/org, 47 km2/org dan 51 km2/org. Data perbandingan sumber daya manusia secara lengkap ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Perbandingan sumber daya manusia terhadap luas wilayah kerja di 7 divre DIVRE ACEH DKI JAYA JABAR JATENG JATIM SULSEL NTB
2009 386 41 82 58 71 112 137
Perbandingan sumber daya manusia dengan luas wilayah kerja sangat berpengaruh terhadap produktivitas. Khususnya di Aceh yang memiliki luas wilayah terbesar namun jumlah tenaga kerja yang kurang menjadi salah satu penyebab produktivitas terhadap kinerja pengadaan maupun penyaluran menjadi rendah. Sedangkan untuk divre DKI Jaya yang memiliki perbandingan luas wilayahnya terkecil, idealnya memiliki produktivitas yang tinggi. Namun pada kenyataanya, produktivitasnya tidak menunjukkan yang tertinggi. Hal utama yang menyebabkan
PERBANDINGAN 2010 2011 408 429 45 47 85 86 63 64 78 82 119 129 145 141
2012 397 51 91 67 88 120 139
rendahnya produktivitas di Divre DKI Jaya lebih disebabkan oleh tingkat keterampilan yang kurang dibandingkan divre lainnya. Perbandingan sumber daya manusia terhadap kinerja pengadaan dan penyaluran Berdasarkan gambar 4, diketahui bahwa tingkat produktivitas sumber daya manusia Perum BULOG terhadap kinerja pengadaan dan penyaluran dari tahun 2009 sampai 2010 di semua divre mengalami penurunan. Tahun
2010 sampai dengan 2011, semua Divre mengalami kenaikan kecuali Jatim dan Jabar. Sedangkan tahun 2011 sampai dengan 2012, Semua divre mengalami kenaikan kecuali divre Aceh. Aceh DKI Jaya Jabar Jateng Jatim Sulsel NTB
Gambar 4 Grafik produktivitas sumber daya manusia terhadap kinerja pengadaan dan penyaluran di 7 divre Pada tahun 2009, produktivitas tertinggi terhadap pengadaan dan penyaluran ditunjukkan divre Jabar sebesar 2.565.939 kg/th/org dan terendah divre DKI Jaya sebesar 752.614 kg/th/org. Tahun 2010 tertinggi divre Jabar sebesar 2.112.642 kg/th/org dan terendah divre DKI Jaya sebesar 646.284 kg/th/org. Pada tahun 2011 tertinggi ditunjukkan divre Jateng 2.009.607 kg/th/org dan terendah divre DKI Jaya 690.801 kg/th/org. Untuk tahun 2012, produktivitas tertinggi ditunjukkan divre Jatim sebesar 3.180.729 kg/th/org dan terendah divre Aceh 895.477 kg/th/org. Data Produktivitas sumber daya manusia secara lengkap ditampilkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Produktivitas sumber daya manusia terhadap kinerja pengadaan dan penyaluran di 7 divre DIVRE ACEH DKI JAYA JABAR JATENG JATIM SULSEL NTB
2009 1.052.648 752.614 2.565.939 2.117.908 2.524.573 1.336.519 2.141.139
PRODUKTIVITAS 2010 2011 959.919 1.053.923 646.284 690.801 2.112.642 1.853.233 1.525.681 2.009.607 1.907.814 1.745.390 694.994 1.067.832 1.534.130 1.732.229
2012 895.477 1.157.093 2.889.158 2.742.031 3.180.729 1.561.330 1.907.617
Hasil analisis CPI Analisis CPI dilakukan untuk menentukan divre mana yang memiliki produktivitas terbaik untuk masing-masing tahunnya berdasarkan kinerja operasional pengadaan, penyaluran dan luas wilayah. Hasil analisis CPI tahun 2009 ditampilkan pada Tabel 5. Berdasarkan analisis CPI, total nilai berkisar pada 66 sampai dengan 205. Divre terbaik berdasarkan analisis CPI tahun 2009 adalah divre Jabar dengan total nilai 205.
DIVRE ACEH DKI JAYA JABAR JATENG JATIM
Tabel 5. Analisis CPI tahun 2009 di 7 divre CPI TAHUN 2009 PENGADAAN PENYALURAN WILAYAH 25 53 100 20 83 71 100
35 100 80 74
11 21 15 18
TOTAL 178 66 205 166 192
SULSEL 64 25 29 117 NTB 83 65 35 183 Hasil analisis CPI tahun 2010 ditampilkan pada Tabel 6. Berdasarkan analisis CPI, total nilai berkisar pada 67 sampai dengan 213. Divre terbaik berdasarkan analisis CPI tahun 2010 adalah divre Jateng dengan total nilai 213. Tabel 6. Analisis CPI tahun 2010 di 7 divre CPI TAHUN 2010 DIVRE PENGADAAN PENYALURAN WILAYAH TOTAL ACEH 27 57 100 185 DKI JAYA 13 43 11 67 JABAR 92 100 21 213 JATENG 59 78 15 153 JATIM 100 77 19 196 SULSEL 43 23 29 95 NTB 74 67 36 176 Hasil analisis CPI tahun 2011 ditampilkan pada Tabel 7. Berdasarkan analisis CPI, total nilai berkisar pada 64 sampai dengan 199. Divre terbaik berdasarkan analisis CPI tahun 2011 adalah divre Jateng dengan total nilai 199. Untuk hasil analisis CPI tahun 2012 ditampilkan pada Tabel 8, dengan total nilai berkisar pada 83 sampai dengan 2012. Divre terbaik berdasarkan analisis CPI tahun 2012 adalah divre Jatim dengan total nilai 200. Tabel 7. Analisis CPI tahun 2011 di 7 divre CPI TAHUN 2011
DIVRE PENGADAAN
PENYALURAN
32
58
100
190
3
51
11
64
JABAR
59
100
20
179
JATENG
100
84
15
199
78
79
19
176
25
30
136
63
33
195
ACEH DKI JAYA
JATIM SULSEL
82 NTB 100 Tabel 8. Analisis CPI tahun 2012 di 7 divre
WILAYAH
TOTAL
CPI TAHUN 2012
DIVRE PENGADAAN
PENYALURAN
ACEH
16
38
100
154
DKI JAYA
21
49
13
83
JABAR
69
100
23
192
JATENG
79
77
17
173
JATIM
WILAYAH
TOTAL
100
78
22
200
SULSEL
63
20
30
113
NTB
58
50
35
143
SIMPULAN Produktivitas sumber daya manusia terhadap pengadaan tahun 2009 sampai dengan
2012, berturut-turut berkisar antara 333.411 kg/th/org sampai dengan 1.637.722 kg/th/org, 123.241 kg/th/org sampai dengan 983.451
kg/th/org, 26.871 kg/th/org sampai dengan 909.744 kg/th/org dan 320.457 kg/th/org sampai dengan 2.010.061 kg/th/org.Produktivitas sumber daya manusia terhadap penyaluran tahun 2009 sampai dengan 2012, berturut-turut berkisar antara 294.398 kg/th/org sampai dengan 1.199.403 kg/th/org, 271.793 kg/th/org sampai dengan 1.207.840 kg/th/org, 324.506 kg/th/org sampai dengan 1.313.679 kg/th/org dan 296.234 kg/th/org sampai dengan 1.496.089 kg/th/org. Perbandingan sumber daya manusia terhadap luas wilayah kerja tahun 2009 sampai dengan 2012, berturut-turut berkisar antara 41 km2/org sampai dengan 386 km2/org, 45 km2/org sampai dengan 408 km2/org, 47 km2/org sampai dengan 429 km2/org dan 51 km2/org sampai dengan 397 km2/org. Hasil analisis CPI menunjukkan bahwa produktivitas sumber daya manusia terbaik pada tahun 2009 adalah divre Jabar dengan total nilai 205, tahun 2010 divre Jabar dengan total nilai 213, tahun 2011 divre Jateng dengan total nilai 199 dan tahun 2012 divre Jatim dengan total nilai 200. DAFTAR PUSTAKA Blocher, Edward J., Kung H. Chen., Thomas W. Lin. 2000. Cost Management a Strategic Emphasis (terjemahan susty ambarriani). Jakarta: Salemba empat Ermiati, Cut ; Sembiring, Teridah. 2010. Pengaruh fasilitas dan pengembangan sumber daya manusia terhadap produktivitas kerja karyawan, studi kasus PTPN II Kebun Sampali Medan. Jurnal Darma Agung Hasibuan, M.2001. Manajemen sumber daya manusia : Pengertian dasar, pengertian, dan masalah. Jakarta. PT. Toko Gunung Agung Manulang, M. 2002. Dasar-dasar manajemen. Jakarta. Ghalia Indonesia Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard Alat manajemen kontemporer untuk pelipatganda kinerja perusahaan. Jakarta. Salemba empat Sinungan, M.. 2005. Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara Simanjuntak, P.J. 2001. Ekonomi sumber daya manusia. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Weston, J Fred. 1991. Manajemen keuangan. Jakarta: Erlangga.