518 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-5 2016
PROBLEMATIKA GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 DIKELAS 1V SDN NEGERI PUJOKUSUMAN 1 KOTA YOGYAKARTA TEACHERS AND STUDENTS’ PROBLEMS IN LEARNING BASED ON CURRICULUM 2013 IN GRADE IV OF SD PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA CITY Oleh: Muzdhalifah, Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui bagaimana pelaksanaan Kurikulum 2013, 2) hambatan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kurikulum 2013, 3) hambatan yang dihadapi siswa dalam menerima pembelajaran berbasis kurikulum 2013 di kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian guru dan siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Setelah itu, dilanjutkan dengan mengadakan reduksi data, menyajikan data, ke dalam tabel dan verifikasi untuk mengambil kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan trianggulasi teknik dan trianggulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan beberapa kesulitan yang di alami oleh guru adalah: 1) mengembangkan materi tematik integratif, 2) waktu kurang efektif dalam menerapkan saintifik, 3) penilaian authentik yang terlalu banyak mendeskripsikan hasil, dan 4) guru masih kesulitan menggunakan internet dalam mengembangkan pembelajaran. Sedangkan problem yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran kurikulum 2013 adalah: 1) pembelajaran tematik integratif yang lebih banyak menggunakan metode ceramah, 2) kesulitan dalam melaksanakan tahapan-tahapan saintifik, dan 3) siswa kesulitan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru Kata kunci: problematika, kurikulum 2013, SD Abstract This study aims to investigate: 1) the implementation of Curriculum 2013, 2) constraints that teachers face in the learning implementation based on Curriculum 2013, and 3) constraints that students face in learning based on Curriculum 2013 in Grade IV of SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta. The study employed the qualitative approach. The research subjects comprised teachers and students of Grade IV of SD Negeri Pujokusuman 1. The data were collected through: 1) interviews, 2) observations, and 3) documentation. Then, continued by do the reduction data, presenting data into tables and verification to take the conclusion. Data validity checking technique used triangulation technique and source. Research result showed the some difficulties experienced by teachers : 1) develop the integrative thematic material, 2) ineffective time in implementing the scientific, 3) authentic assessment that describe the result too much, and 4) the teachers still having trouble in using the internet to develop the learning. While the student’s problem in learning based curriculum 2013: 1) thematic integrative learning use too many lecture method, 2) difficulties in implementing the scientific steps, and 3) the students feel difficult in completing tasks provided by the teacher. Keywords: problems, curriculum 2013, elementary school
Probelamatika Guru dan Siswa.... (Muzdhalifah) 519
standar Nasional Pendidikan (SNP), yang telah
PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan zaman dan kurikulum yang sering mengalami perubahan, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyebutkan
bahwa
kurikulum
adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Berdasarkan
pengertian
tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan , isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. diberlakukan
Kurukulum pada
2013 tahun
yang ajaran
No
20
Tahun
2003
mengatakan dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Meskipun demikian, perubahan dan pengembangannya
harus
dilakukan
Pemerintah No. 32 Tahun 2013. Dalam hal ini, visi, misi dan strategi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tingkat provinsi dan kabupaten kota harus dapat mempertimbangkan dengan bijaksana kondisi nyata oragaisasi maupun lingkungannya, dan harus mendukung visi dan misi pendidikan nasional, serta harus mampu memelihara garis kebijaksanaan dari biokrasi yang lebih tinggi. Kurikulum dan pembelajaran, merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Sebagai suatu rencana atau program, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran. Demikian juga sebaliknya, tanpa kurikulum yang jelas sebagai acuan,
2013/2014memenuhi kedua dimensi itu. Undang-undang
dilakukan penataan kembali dalam peraturan
secara
sistematis dan terarah, tidak asal berubah. Perubahan dan pengembangan kurikulum tersebut harus harus memiliki visi dan arah yang jelas, mau dibawa kemana sistem pendidikan nasional dengan kurikulum tersebut. Pemerintah juga telah melakukan upaya penyempurnaan sistem pendidikan, baik melalui penataan perangkat lunak (Software) maupun perangkat keras (Hardware). Upaya tersebut, antar lain dengan dikeluarkan Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional pada tahun 2003, dan peraturan pemerintan No. 19 Tahun 2005 Tentang
maka
pembelajaran
tidak
akan
(2013:
231)
berlangsung secara afektif. Menurut
Oemar
Hamalik
mengatakan guru merupakan peran pertama atau sebagai titik sentral, yaitu sebagai ujung tombak dalam pengembangan kurikulum. Keberhasilan belajar mengajar antara lain ditentukan oleh kemampuan professional dan kepribadian guru. Dikarenakan pengembangkan kurikulum bertitik tolak
dari
dalam
kelas,
guru
hendaknya
mengusahakan gagasan kreatif dan melakukan uji coba
kurikulum
di
kelasnya.
Orang
tua
merupakan peran kedua sebagai stakeholder dalam penyusunan kurikulum, hanya sebagaian orang tua siswa saja yang dilibatkan, yaitu mereka
yang
mempunyai
latar
belakang
memadai, peranan mereka lebih besar dalam pelaksanaan kurikulum, saat diperlukan adanya kerja sama yang sangat erat antara guru atau sekolah dengan orang tua siswa. Peran ketiga
520 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-5 2016
yaitu siswa. Dalam meningkatkan kualitas siswa,
menggunakan 5M yaitu: 1) mengamati, 2)
para Pembina kurikulum (dalam kedudukannya
mencoba, 3) menalar, 4) menanya, dan 5)
sebagai guru) hendaknya tidak melepaskan diri
mengkomunikasikan. Guru sudah menerapkan
dalam tanggung jawabnya sebagai pendidik dan
penilaian otentik kepada hasil belajar siswa. Guru
pembimbing. Sehingga partisipasi siswa tersebut
masih memiliki kendala dalam menggunakannya,
tidak
guru.misalnya
Dikarenakan penilaian dengan menggunakan
belajar,
autentik tidak hanya dengan angka saja, tetapi
lepas
memberikan
dari
bimbingan
motivasi
dalam
dan
guru juga harus menjelaskan tentang perilaku
dorongan untuk mengeluarkan pendapat. dalam
anak sehari-hari, mulai dari penilaian sikap,
implementasi kurikulum 2013 adalah pembinaan
pengetahuan dan keterampilan siswa. Selain itu
atau peningkatan kompetensi guru kelas dan guru
dalam memanfaatkan IT, sebagian guru sudah
bidang studi secara berkelanjutan. Telah banyak
bisa dalam memanfaatkannya, akan tetapi masih
program untuk membina kompetensi guru yaitu
ada guru yang tidak bisa menggunakan IT,
melalui pembinaan profesi dan karier. Pembinaan
sehingga
profesi guru meliputi pembinaan kompetensi
berkembang.
Peningkatan
kompetensi
guru
pedagogik, kepribadian, professional, dan sosial.
wawasan
peserta
didik
tidak
Sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah
Bentuknya melalui pendidikan, pelatihan, dan
melalui
kegiatan incidental seperti seminar dan lesson
pendidikan) kepada seluruh guru dirasa masih
study.Pembinaan karier meliputi penugasan dan
kurang.Fasilitator dalam sosialisasi juga masih
promosi. Aktivitas pengembangan profesi guru
kebingungan terhadap kurikulum 2013 ketika
yang bersifat terus-menerus dikenal dengan
ditanya.Oleh
pengembangan professional berkelanjutan (PPB)
pembelajaran guru masih bingung dengan materi
atau
Development
kurikulum 2013 yang sedikit dan mengharuskan
(CPD). Dalam implementasi kurikulum 2013
guru mencari sumber lain untuk mengajar. Siswa
peran guru sangat penting dalam menerapkan
dituntut
empat pilar yaitu: 1) pembelajaran tematik
jawabannya. Selain itu, sistem penilaian pada
integratif, 2) pembelajaran dengan menggunakan
kurikulum 2013 dikeluhkan para guru karena
pendekatan saintifik, 3) penilaian otentik, dan 4)
dianggap lebih rumit dan sangat membingungkan
pemanfaatan IT.
para guru.Sistem penilaian kurukulum 2013 tidak
Continuing
Professional
Hasil Observasi diatas didukung dengan
LPMP
(lembaga
karena
untuk
mandiri
penjaminan
itu,
dan
dalam
mencari
mutu
proses
tahu
hanya menilai dengan angka, tetapi guru harus
wawancara yang dilakukan pada tanggal 20
mendeskripsikan
November 2014 di SDN Pujokusuman 1, guru
menangkap pelajaran satu persatu. Hal ini
sudah menerapkan saintifik dalam pembelajaran.
berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang
Tetapi, guru masih mengalami kendala dalam
hanya memberikan angka tanpa mendeskripsikan
menerapkan saintifik, kendalanya adalah guru
alasannya, guru yang sudah lama menerapkan
dalam pembelajaran masih terbatas ke aktifan dan
kurikulum KTSP mengalami kesulitan dalam
kreatifnya,
melaksanakan kurikulum 2013. Oleh karena itu,
sehingga
masih
sulit
untuk
kemampuan
siswa
dalam
Probelamatika Guru dan Siswa.... (Muzdhalifah) 521
guru dituntut untuk kreatif dan inovatif ketika
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian
pembelajaran.Tetapi, dalam menggunakan IT
ini
dilaksanakan
dari
bulan
guru mengalami kesulitan dan bahkan tidak tahu
November sampai dengan Februari 2015. Tempat
dalam menggunakan IT. Sehingga pembelajaran
penelitian
tidak menambah wawasan peserta didik.
Pujokusuman 1.
Guru
mengalami
kesulitan
menerapkan
kurikulum
2013.
Hal
karenakan
adanya
penerapan
dalam ini
Sekolah
Dasar
Negeri
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan
di
dengan
adalah
siswa Sekolah
Dasar Negeri Pujokusman 1.
menggunakan 4 pilar yang harus dilakukan oleh
Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas
guru, yaitu : a) penerapan dengan menggunakan
IV SDN 1 Pujokusuman.
pendekatan
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
pembelajaran
Saintifik
yang
Dalam penelitian ini data dapat diperoleh
menekankan lima aspek penting yaitu mengamati, menanya,
mencoba,
menalar
dan
dengan menggunakan teknik penelitian sebagai
mengkomunikasikan, serta guru di wajibkan
berikut.
menggunakan kelima aspek tersebut dalam
1.
Observasi
pelaksanaan pembelajaran, b)pendekatan autentik
Dalam proses pelaksanaan pengumpulan
yang terbagi atas penilaian sikap, keterampilan
data peneliti menggunakan
dan pengetahuan, dalam penilaian guru tidak
instrumen terstruktur karena telah dirancang
hanya memberikan dengan skor angka, tetapi
secara sistematis, tentang apa yang akan diamati,
guru harus menyertakan penjelasan tentatang
kapan, dan dimana
kemampuan
tematik
penelitian. Peneliti mengobservasi guru dan siswa
integratif yang menggabungkan seluruh mata
untuk mengetahui problem yang dialami dalam
pelajaran yang menuntut guru untuk mencari
penerapan tematik integratif, saintifik, authentik
bahan ajar tambahan, karena materi ajar di buku
dan ilmu teknologi.
kurikulum 2013 tidak lengkap d) pemanfaatan IT
2. Wawancara
siswa,
c)
pendekatan
yang menuntut guru harus bisa menguasai ilmu
observasi dengan
tempatnya
berlangsung
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
teknologi, sementara masih banyak guru yang
wawancara
belum bisa dalam menggunakan ilmu teknologi.
pengumpulan data karena jenis wawancara ini
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
semiterstruktur untuk pelaksanaan
tergolong dalam kategori in-depth interview, yang
Pujokusuman 1, yang terletak di kecamatan
dalam
Mergangsan, Kota Yogyakarta.
dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
METODE PENELITIAN
Wawancara ini bertujuan untuk menemukan
Jenis Penelitian
permasalahan secara lebih terbuka, sehingga
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.
pelaksanaannya
lebih
bebas
bila
peneliti dapat menambah pertanyaaan yang tidak ada pada pedoman wawancara agar dapat mengungkap responden.
pendapat
dan
ide-ide
dari
522 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-5 2016
3.
menggunakan metode ceramah siswa tanpak lesu,
Dokumentasi Untuk memperoleh data dokumentasi
tidak memahami pembelajaran dengan baik dan
proses pembelajaran yang menggunakan Tematik
tidak bersemangat. Hal ini dikarenakan guru tidak
integratif, Saintifik, Authentik dan IT, peneliti
menggunakan media untuk menarik perhatian
menggunakan dokumen catatan pribadi, buku
siswa, sehingga siswa merasa pembelajaran
harian, foto, dokumen-dokumen yang ada di
dengan menggunakan metode ceramah sangat
sekolah.
membosankan.
Teknik Analisis Data
pembelajaran
Menurut IPS
yang
siswa
ketika
membahas
tentang
Analisis data dilakukan dengan langkah data
peninggalan sejarah, guru tidak menggunakan
reduction, data display, dan conclusion drawing/
media dalam memberikan contoh peninggalan-
verification. Miles dan Huberman (Sugiyono
peninggalan
2012: 337).
memahaminya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
mengetahui bagaiman bentuk dari peninggalan-
A. HASIL PENELITIAN
peninggalan sejarah.
1. Tematik Integratif
2. Pendekatan Saintifik
Pelaksanaan
tematik
integratif
dalam
sejarah,
siswa
Dikarenakan
tidak
dapat
siswa
ingin
Guru sudah dapat menerapkan pendekatan
pembelajaran, guru sudah menggunakan tematik
saintifik
integratif dalam memadukan beberapa mata
mengalami kesulitan dalam melaksanakannya,
pembelajaran. Guru masih mengalami kesulitan
dikarenakan waktu yang tidak cukup dan guru
dalam menerapkan tematik integratif dikarenakan
harus menyelesaikan satu pembelajaran dalam
materi yang ada dibuku guru terlalu sempit dan
sehari. Sedangkan guru, harus melanjutkan
harus dikembangkan lagi. Sedangkan guru tidak
kepembelajaran
bisa
dalam
penilaian terhadap hasil kerja siswa, keseharian
mengembangkan materi ajar, dan guru lebih
siswa secara bersamaan.Sehingga guru dalam
banyak menggunakan metode ceramah. Sehingga
penerapan saintifik tidak dapat sepenuhnya dapat
adanya
menjalankan. Terutama, apabila guru meminta
mengaplikasikan
keterbatasan
masalah
bagi
internet
guru
siswa
menjadi
dalam
sumber
memahami
siswa
dalam
pembelajaran.
berikutnya
melakukan
diskusi
Guru
dan
masih
melakukan
kelompok
untuk
pembelajaran dengan menghadapi karakteristik
mengerjakan tugas, terlalu banyak menyita
siswa yang berbeda-beda. Akan tetapi, dengan
waktu, dan terkadang guru hanya meminta siswa
adanya pembelajaran tematik integratif kedekatan
untuk
antara guru dan siswa sangat erat.
mempersentasikannya. Hal ini diperkuat dengan
mengumpulkan
hasil
diskusi
tanpa
Siswa pembelajaran dengan menggunakan
hasil observasi yang peneliti lakukan selama
tematik integratif sangat menyenangkan dan
delapan kali pengamatan yang menunjukkan,
memudahkan
bahwa
siswa
dalam
memahami
guru
mengalami
kesulitan
dalam
pembelajaran. Selain itu, siswa tidak banyak
menerapkan saintifik. Dikarenakan keterbatas
membawa buku dan menulis. Akan tetapi, apabila
kreatifitas guru yang sudah lanjut usia, sehingga
guru
dalam
pembelajaran
lebih
banyak
Probelamatika Guru dan Siswa.... (Muzdhalifah) 523
dalam penerapan saintifik guru masih mengalami
mengalami
kesulitan
kesulitan.
menyelesaikan
tugas
dalam yang
menuntaskan/
diberikan
guru.
Siswa sangat senang pembelajaran dengan
Karena, dalam pembelajaran guru memberikan
menggunakan pendekatan saintifik dikarenakan
waktu dalam menyelesaikan tugas dan siswa
banyak menggunakan kegiatan praktek dan bisa
lebih banyak bermain dalam mengerjakan tugas.
belajar sambil bermain. Siswa tampak senang,
Sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan tugas
aktif, mandiri serta bersemangat dalam mengikuti
yang diberikan guru. Hasil observasi juga
pembelajaran. Siswa masih mengalami kesulitan
menunjukkan
dalam mengikuti tahapan-tahapan pembelajaran
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
saintifik. Hal ini dikarenakan guru memberikan
dan siswa tidak mampu mengisi seluruh jawaban
batasan waktu kepada siswa dalam mengerjakan
dari pertanyaan yang diberikan guru. Hal ini
tugas baik itu mengamati, menanya, berdiskusi
dikarenakan
dan mengkomunikasikan. Sehingga siswa merasa
pembelajaran dan menjadikan siswa lalai dalam
terburu-buru
mengerjakan tugas.
oleh
waktu
dan
tidak
dapat
berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas dari guru. 3.
Guru
sudah
menggunakan
mengalami
penilaian
kesulitan
dalam
melaksanakannya, dikarena guru harus menilai tiga aspek siswa yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pertama penilaian sikap dilakukan dengan mengamati keseharian siswa/perilaku yang di deskripsikan secara rinci. Kedua guru harus menilai pengetahuan siswa melalui hasil belajar yang diperolehnya. Ketiga penilaian keterampilan melalui hasil karya siswa. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan ketiga penilaian tersebut, dikarenakan guru pada saat bersamaan
harus
menilai
sedetail
mungkin
prilaku dan sikap siswa. Sedangkan jumlah siswa dalam kelas 29-30 siswa, dan guru harus menilai aspek
pembelajaran sedangkan
tersebut
dimulai
sampai
akhir
guru
sibuk
tidak
dapat
bermain
dalam
dalam
pembelajaran
belum
bisa
menggunakan internet. Dikarena kemampuan
authentik kepada siswa. Dalam penerpannya guru masih
siswa
siswa
Pemanfaatan IT Guru
Penilaian Authentik
ketiga
4.
bahwa
harus
pembelajaran dalam satu hari.
dari
awal
pembelajaran. menyelesaikan
guru dalam mengaplikasikan komputer masih terbatas, dan tidak ada pelatihan-pelatihan untuk guru dalam menggunakan internet, terlebih lagi sebagian guru kelas IV sudah lanjut usia. Hal ini menjadi
problem
kurikulum, membutuhkan
karena sarana
besar
bagi
setiap dan
penerapan pembelajaran
prasarana
dalam
melaksanakannya seperti penggunaan media agar lebih mendekatkan benda tidak tanpak menjadi tampak. Dengan adanya masalah ini, guru menerapkan pembelajaran mengalami kesulitan. Siswa tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan internet. Hal ini dikarenakan siswa sering
menggunakan
internet
dan
adanya
pelatihan-pelatihan disekolah. Selain itu, ketika disekolah, apabila pembelajaran untuk esok harinya memerlukan internet, guru menyuruh siswa untuk membawa hp untuk mengembangkan atau menggali materi.
524 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-5 2016
B. Pembahasan
Metode ceramah dalam penerapan kurikulum
1.
Pelaksanaan Tematik Integratif
2013 tidak dihilangkan, akan tetapi dikurangi.
Dari deskripsi data yang peneliti jabarkan
2.
Pendekatan Saintifik
guru sudah menerapkan tematik integratif dalam
Guru sudah melaksanakan pembelajaran
memadukan beberapa pembelajaran dengan tema.
dengan pendekatan saintifik dengan menerapkan
Namun, guru masih mengalami kesulitan dalam
kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar
mengembangkan
pembelajaran,
dan mengkomunikasikan kepada siswa. Dalam
dikarenakan guru belum bisa memanfaatkan
kegiatan mengamati, guru menyuruh siswa untuk
internet.
dan
mengamati garis paralel, mengamati gambar yang
Dengan
ada di buku, dan lingkungan. Kemudian guru
menggunakan tematik integratif, siswa lebih
menyuruh siswa untuk bertanya tentang apa yang
mandiri untuk mencoba sendiri, mencari tahu,
di amatinya. Guru
menemukan jawabannya sendiri dan mampu
beberapa kelompok, masing-masing kelompok
menarik kesimpulan.Sehingga dapat memberikan
terdiri dari 4 siswa untuk melakukan kegiatan
pengalaman belajar kepada siswa. Hal tersebut
diskusi. Siswa bersma teman-temanya melakukan
sesuai dengan pernyataan Abdul Majid (2014:
diskusi tentang apa yang diamatinya. Setelah
80), pembelajaran tematik adalah pembelajaran
diskusi
terpadu
mempresentasikan hasil diskusinya.
materi
Siswa
bersemangat
tanpak
dalam
yang
senang,
aktif,
pembelajaran.
menggunakan
tema
untuk
guru
membagi siswa menjadi
menyuruh
siswa
untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
Dengan demikian dapat menjadikan siswa
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
lebih aktif, mandiri, percaya diri dan dapat
murid. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan
menanya pertanyaan yang tidak jelas, mencoba
pokok
pembicaraan.
menemukan masalah, menarik kesimpulan, dan
Pembelajaran tematik merupakan salah satu
dapat menggali kemampuan siswa dalam belajar.
model
Hal tersebut sejalan dengan pernyataan M.
yang
menjadi
pembelajaran
instruction)
yang
pokok
terpadu
merupakan
(integrated suatu
sistem
Hosnan
(2014:
34),
pembelajaran
dengan
pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik
pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran
secara individu maupun kelompok aktif menggali
yang dirancang sedemikian rupa agar peserta
dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip
didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum
keilmuan holistik, bermakna, dan otentik.
atau prinsip-prinsip
Siswa merasa bosan dengan pembelajaran
mengamati
(untuk
melalui tahapan-tahapan mengidentifikasi
atau
menggunakan tema, apabila guru lebih banyak
menemukan masalah), merumuskan masalah,
menggunakan
mengajukan
metode
ceramah
kepada
atau
merumuskan
hipotesis,
siswa.Sehingga dalam belajar siswa tanpak tidak
mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
bersemangat
dengan
menganalisis data, menarik kesimpulan dan
temannya sendiri. Ketika guru banyak melakukan
mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip
kegiatan praktek dapat menarik perhatian siswa.
yang
dan
sibuk
bercerita
“ditemukan”.
Pendekatan
saintifik
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman
Probelamatika Guru dan Siswa.... (Muzdhalifah) 525
kepada peserta didik dalam mengenal, memahami
aktif, mandiri, rajin bertanya, dan menyampaikan
berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,
pendapatnya.
bahwa informasi bisa berasal dari mana saja,
kedekatan antara siswa dan guru semakin erat.
kapan saja, tidak bergantung pada informasi
Siswa masih mengalami kesulitan apabila guru
searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi
memberikan tugas kepada siswa, baik itu dalam
pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan
bentuk diskusi kelompok, maupun individu
untuk mendorong peserta didik dalam mencari
memberikan batas waktu dalam mengerjakannya.
tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan
Sehingga
bukan hanya diberi tahu.
mendiskusikan atau mengerjakan tugas, karena
Selain itu, guru masih mengalami kesulitan dalam menerapkan pendekatan saintifik kepada siswa, Dikarenakan waktu yang digunakan tidak
Melalui
siswa
pendekatan
kurang
saintifik
konsestrasi
dalam
siswa merasa terburu buru dalam waktu. 3.
Penilaian Authentik Guru melakukan penilaian otentik kepada
melakukan
siswa dimulai dari awal pembelajaran hingga
penilaian hasil belajar siswa secara bersamaan
akhir pembelajaran. Hal ini sejalan dengan
dari
pernyatan Ahmad Yani (2014: 145), penilaian
cukup,
sedangkan
awal
guru
harus
pembelajaran
hingga
akhir
pembelajaran. Sedangkan guru dituntut harus
otentik
menyelesaikan satu pembelajaran dalam sehari.
dibuktikan dengan kinerja dan atau hasil-hasil
Sehingga terkadang guru tidak bisa sepenuhnya
yang telah dibuat oleh peserta didik. Untuk
menerapkan kegiatan 5M (mengamati, menanya,
memperoleh hasil penilaian otentik dibutuhkan
mencoba, menalar dan mengkomunikasikan)
proses pengumpulan data selengkap mungkin
dalam pembelajaran. Dalam penerapan kurikulum
sehingga memberikan gambaran perkembangan
2013 metode ceramah tidak dilupakan, hanya
dan hasil belajar peserta didik. Manfaat penilaian
dikurangi takarannya. Proses mengamati dalam
otentik sifatnya berkelanjutan sejak peserta didik
pembelajaran dalam pembelajaran Matematika,
mulai sampai akhir pembelajaran. Fungsinya
Bahasa Indonesia, IPS, IPA merupakan suatu
tidak untuk menghakimi peserta didik tetapi
proses belajar yang sering digunakan. Guru harus
memberikan informasi perkembangan dari waktu
paham
ke waktu sehingga sejak dini peserta didik dapat
dan
mengusasi
materi
sebelum
menghadirkan benda-benda yang akan diamati siswa berhubungan dengan materi pembelajaran.
adalah
penilaian
yang
nyata
dan
dibina untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru
berperan
sangat
penting
dalam
sudah
penerapan penilaian authentik. Guru dan siswa
menggunakan kegiatan mengamati, menanya,
harus saling bekerja sama untuk mendapatkan
mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan
hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan
dalam
pernyataan
Siswa
dalam
pembelajaran
pembelajaran.
Siswa
sangat
senang
Abdul
majid
(2014:
2)
yang
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
mengatakan guru merupakan salah satu unsur
saintifik, dikarenakan siswa dapat mencoba
peting dalam pengembangan instrumen penilaian
sendiri
menarik
dan evaluasi sekaligus sebagai pelaksana. Oleh
kesimpulan sendiri. Selain itu, siswa menjadi
karenanya menilai dan evalusi merupakan salah
mencari
tahu
jawaban,
526 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-5 2016
satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
sumber belajar pada setiap materi pokok dan pada
pada aspek pedagogik. Guru berperan sangat
setiap materi pokok memiliki kebutuhan untuk
penting dalam penerapan penilaian authentik.
setiap tahap kegiatan pembelajaran yaitu media
Guru dan siswa harus saling bekerja sama untuk
dan sumber belajar untuk kegitan mengamati,
mendapatkan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan
menanya,
dengan pernyataan Abdul majid (2014: 2) yang
mengasosiasi, dan menyajikan. Dengan demikian,
mengatakan guru merupakan salah satu unsur
nampaknya sekolah perlu melakukan identifikasi,
peting dalam pengembangan instrumen penilaian
menyediakan, dan menajemen pengelolaan media
dan evaluasi sekaligus sebagai pelaksana. Oleh
dan sumber belajar.
karenanya menilai dan evalusi merupakan salah
KESIMPULAN DAN SARAN
satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
Berdasarkan pembahasan,
pada aspek pedagogik. Guru belum bisa memanfaatkan komputer
mengeksplorasi,
Guru
hasil
peneliti
dan
Siswa
eksperimen,
penelitian
dan
menyimpulkan
bahwa
dalam
pembelajaran
dalam
menggunakan Kurikulum 2013 masih mengalami
menggunakan
kesulitan dalam proses pembelajaran di kelas IV
tematik integratif. Sarana dan prasarana, sumber
SD Negeri Pujokusuman 1 yang dapat diperinci
dan media sangat diperlukan dalam pelasanaan
sebagai berikut.
untuk
membrowsing
mengembangkan
intenet
pembelajaran
pembelajaran.
Guru
mengaplikasikannya
tidak
dalam
dapat
pembelajaran,
1. Guru masih mengalami kesulitan dalam menerapkan
tematik
integratif
dalam
sehingga dalam mengembangkan pembelajaran
mengembangkan materi pembelajaran.
guru mengalami kesulitan dan guru belum terlihat
2. Guru mengalami kesulitan waktu dalam
memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah
menerapkan pendekatan saintifik yang
ada di sekolah, seperti ruang lab komputer guru.
menggunakan
Media seperti LCD yang ada di dalam kelas, belum dapat dimafaatkan guru untuk membantu siswa mengkongkritkan hal-hal yang tidak tanpak atau
sumber
belajar
lainnya
yang
dapat
menanya,
kegiatan
mencoba,
mangamati, menalar
dan
mengkomunikasikan dalam pembelajaran. 3. Guru
mengalami
melakukan penilaian
kesulitan
dalam
authentik kepada
membantu siswa lebih cepat dalam memahami
siswa
dengan
materi, serta membantu pelaksanaan dalam
sikap,
pengetahuan
menerapkan pendekatan saintifik kepada siswa
karena guru harus mendeskripsikan setiap
dalam pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan
siswa didalam kelas. Sedangkan guru harus
pernyataan Ahmad yani (2014: 209), media dan
menyelesaikan pembelajaran dalam saru
sumber belajar di sekolah menjadi tuntutan
hari
pembelajaran,
terutama
pembelajaran
dan
penilaian
keterampilan,
4. Guru belum bisa menggunakan internet
menggunakan pendekatan saintifik, kebutuhan
dalam
media dan sumber belajar sangat banyak. Setiap
Dikarenakan
mata pelajaran memiliki kebutuhan media dan
menggunakan
mengembangkan guru
materi belum
ajar. bisa
Probelamatika Guru dan Siswa.... (Muzdhalifah) 527
mengaplikasikan komputer dan tidak ada pelatihan terhadap guru. 5. Siswa
mengalami
memahami
kesulitan
dalam
pembelajaran
dengan
menggunakan tematik integratif yang lebih banyak menggunakan metode ceramah. 6. Siswa mengalami kesulitan waktu dalam menggunakan
tahapan-tahapan
saintifik
Abdul majid.(2014). Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. _________. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Daryanto.(2014).Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarata: PT. Gava Media.
dalam pembelajaran. Dikarenakan guru memberikan batas waktu ketika siswa menggunakan tahapan-tahapan saintifik. 7. Siswa tidak mengalami kesulitan dalam penilaian authentik. Dikarenakan siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas
yang
diberikan guru. 8. Siswa tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan internet. Dikarenakan siswa selalu
berlatih
menggunakan
internet
setelah pulang sekolah. SARAN 1.
Kepala sekolah hendaknya memberikan pelatihan-pelatihan kepada guru yang belum bisa menggunakan komputer.
2.
Guru harus memanfaatkan pertemuan dalam kegiatan KKG untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.
3.
Guru harus sering melakukan kegiatan diskusi dengan teman-teman seprofesi yang berkaitan dengan pembelajaran dan pendekatan saintifik.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Yani. (2014). Minsed Kurikulum 2013.Bandung: PT. Alfabeta.
Oemar Hamalik. (2013). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. M. Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: PT. Ghalia Indonesia.