1
STUDI EKSPLORASI KESULITAN GURU IPS SMP DI KOTA YOGYAKARTA DALAM PENILAIAN PEMBELAJARAN IPS BERDASARKAN KURIKULUM 2013 EXPLORATION STUDY OF DIFFICULTIES OF THE JHSs SOCIAL STUDIES TEACHERS IN THE YOGYAKARTA CITY IN ASSESSMENT OF SOCIAL STUDIES LEARNIG BASED ON 2013 CURRICULUM
Oleh: Vivi Novita Indah Sari, Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected]
Abstrak Kesulitan yang dialami guru dalam penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 merupakan suatu fenomena yang perlu diteliti. Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis-jenis kesulitan dan persentase Guru IPS SMP di Kota Yogyakarta yang mengalaminya selama melakukan penilaian berdasarkan Kurikulum 2013. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Populasi penelitian adalah Guru IPS SMP di Kota Yogyakarta yang pernah mengajar dengan Kurikulum 2013 sejumlah 129 guru. Jumlah sampel sebanyak 95 guru diambil berdasarkan tabel Isaac dan Michael dengan taraf kesalahan 5%. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Uji validitas instrumen dengan Korelasi Point Biserial dan uji reliabilitas dengan Kuder Richardson-20. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis kesulitan yang dialami Guru IPS SMP di Kota Yogyakarta selama melakukan penilaian pembelajaran IPS berdasarkan Kurikulum 2013 meliputi kesulitan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengolahan dan pelaporan, serta pemanfaatan hasil. Persentase Guru IPS SMP di Kota Yogyakarta yang mengalami kesulitan pada perencanaan sebesar 59,63%, pelaksanaan sebesar 51,71%, pengolahan dan pelaporan sebesar 63,05%, serta pemanfaatan hasil sebesar 50,88%. Kata Kunci: Kesulitan Guru IPS SMP, Penilaian Kurikulum 2013 Abstract The difficulties which experienced by teachers in the assessment based on 2013 Curriculum are phenomenon which need to be researched. This research purposed to discover the difficulty types and percentage of the JHSs Social Studies teachers in the Yogyakarta City who experienced it during the assessment based on 2013 Curriculum. This research is explorative research. Research populations are the JHSs Social Studies teachers in the Yogyakarta City who has been teaching with 2013 Curriculum amounted to 129 teachers. The number of samples as big as 95 teachers taken by Isaac and Michael tables with 5% error level. The samples were collected through the proportional cluster random sampling. The data were collected through a questionnaire and documentation. Instrument validity test through the Biserial Point Correlation and reliability test through the Kuder Richardson-20. Research’s results data were analyzed using descriptive statistical analysis technique. Research’s result showing if difficulties types were experienced by the JHSs Social Studies teachers in Yogyakarta City during the assessment of Social Studies learning based on 2013 Curriculum are includes difficulty of planning, implementation, processing and reporting, and result’s utilization. Percentage of the JHSs Social Studies teachers in the Yogyakarta City who experienced the difficulty on planning as big as 59,63%, implementation as big as 51,71%, processing and reporting as big as 63,05%, and result’s utilization as big as 50,88%. Keywords: The JHSs Social Studies Teachers’s Difficulties, 2013 Curriculum Assessment
2 Kurikulum 2013. Kesulitan tersebut timbul dari
PENDAHULUAN Kurikulum
2013
diterapkan
sebagai
adanya perubahan Sistem Penilaian Pendidikan,
kurikulum baru di Indonesia mulai tahun ajaran
yang
2013/2014.
penilaian, pendekatan penilaian, ruang lingkup
Kurikulum
pengembangan Kompetensi
tersebut
dari
(KBK)
merupakan
Kurikulum dan
Berbasis
Kurikulum
mencakup
jenis
penilaian, teknik dan
penilaian,
prinsip
instrumen penilaian,
2006.
mekanisme penilaian, serta pelaksanaan dan
Kurikulum 2013 berusaha mengembangkan dan
pelaporan penilaian. Penilaian dalam Kurikulum
menyeimbangkan soft skills dan hard skills yang
2013 berubah dari penilaian tes kognitif menjadi
terdiri atas kompetensi sikap, pengetahuan, dan
penilaian autentik, yaitu penilaian nyata dan
keterampilan.
menyeluruh
Penerapan
Kurikulum
2013
diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang
tidak
hanya
memiliki
pada
kompetensi
sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
kecerdasan
Berbagai masalah yang muncul dalam
intelektual, namun juga memiliki kecerdasan
penerapan
spiritual, sosial, dan emosional.
pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap
Sejak
awal
diberlakukan,
penerapan
Kurikulum
implementasi
2013
kurikulum
tersebut.
tersebut
lingkungan akademik. Agnes Tuti Rumiati
Keputusan hasil evaluasi tersebut tertuang dalam
(2014), Staf Khusus Menteri Pendidikan dan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Kebudayaan
Bidang
dan
(Permendikbud) Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pengendalian
Pembangunan
mengemukakan
Perberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum
bahwa
terdapat
beberapa
keputusan.
terkait
2013, antara lain: sekolah yang melaksanakan
Kurikulum 2013, antara lain: belum mampunya
Kurikulum 2013 sejak semester pertama tahun
guru dalam mewujudkan pembelajaran yang
ajaran
berpusat pada peserta didik, kesulitan yang
Kurikulum 2006. Kurikulum 2006 akan kembali
dialami guru dalam menerapkan pendekatan
diterapkan mulai semester kedua tahun ajaran
saintifik, serta masalah yang dihadapi guru
2014/2015
dalam
Kementerian Pendidikan untuk melanjutkan
melakukan
masalah
beberapa
Evaluasi
Kurikulum 2013 menimbulkan pro dan kontra di
Pengawasan
menghasilkan
mendorong
penilaian
berdasarkan
Kurikulum baru tersebut (m.okezone.com).
2014/2015
sampai
kembali
ada
melaksanakan
ketetapan
dari
Kurikulum 2013 paling lambat pada tahun ajaran
Hasil penelitian yang telah dilakukan
2019/2020. Adapun sekolah-sekolah yang telah
oleh Rizki Eka Pertiwi (2014), menunjukkan
melaksanakan Kurikulum 2013 selama tiga
bahwa Guru-guru IPS SMP di Kota Yogyakarta
semester tetap melanjutkan kurikulum tersebut
masih mengalami berbagai masalah dalam
dan dijadikan sebagai sekolah rintisan penerapan
penerapan Kurikulum 2013. Masalah yang
Kurikulum 2013. Selama penghentian sementara,
sangat dirasakan oleh Guru IPS SMP di Kota
Kurikulum 2013 akan terus dibenahi dan
Yogyakarta salah satunya yaitu kesulitan dalam
diperbaiki melalui sekolah rintisan tersebut.
penilaian
pembelajaran
IPS
berdasarkan
3 Terdapat 46 SMP yang ada di Kota
mendapatkan pandangan baru tentang suatu
Yogyakarta, 40 diantaranya harus kembali ke
gejala.
Kurikulum 2006. Sekolah-sekolah tersebut baru
Waktu dan Tempat Penelitian
menerapkan
satu
Penelitian ini dilaksanakan di SMP-SMP
menerapkan
yang berada dalam wilayah Kota Yogyakarta.
Kurikulum 2013 secara optimal. Adapun 6 SMP
Waktu penelitian yaitu pada bulan 13 Januari
lainnya masih menerapkan Kurikulum 2013 dan
2015 sampai dengan 13 Juli 2015.
dijadikan sekolah rintisan penerapan Kurikulum
Populasi dan Sampel Penelitian
semester
Kurikulum
dan
belum
2013
selama
mampu
2013.
Populasi dalam penelitian ini adalah Penelitian ini mengkaji kesulitan yang
seluruh Guru IPS SMP di Kota Yogyakarta yang
dialami Guru IPS SMP di Kota Yogyakarta
pernah
dalam
berdasarkan
sejumlah 129 guru. Penentuan jumlah sampel
Kurikulum 2013, sebab hal tersebut merupakan
dalam penelitian ini menggunakan tabel Isaac
suatu fenomena yang dipandang perlu untuk
dan
diteliti. Di sisi lain, permasalahan mengenai
(Sugiyono,
penilaian menjadi penting untuk dikaji, karena
pengambilan
penilaian
digunakan
menggunakan teknik sampel acak klaster secara
penentuan
tingkat
melakukan
penilaian
untuk
memperkuat
ketercapaian
kompetensi
mengajar
Michael
proporsional.
dengan
dengan
2012:
Kurikulum
taraf
86-87).
sampel
dalam
Bambang
2013
kesalahan Adapun
teknik
penelitian
Prasetyo
&
5%
ini
Lina
peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk
Miftahul Jannah (2011: 130) mengemukakan
mengetahui jenis-jenis kesulitan dan persentase
rumus penghitungan jumlah sampel pada setiap
Guru IPS SMP di Kota Yogyakarta yang
klaster, yaitu:
mengalaminya
Sampel1
selama
melakukan
penilaian
pembelajaran IPS berdasarkan Kurikulum 2013. Hasil
penelitian
memberikan
ini
diharapkan
sumbangan
mampu
dalam
upaya
pembenahan kurikulum baru tersebut, agar implementasi Kurikulum 2013 di kemudian hari dapat berjalan lebih baik.
Berdasarkan tabel Isaac dan Michael, dari populasi yang berjumlah 129 orang diambil sampel sebanyak 95 orang. Guru yang masih mengajar dengan Kurikulum 2013 sebanyak 21 orang. Adapun guru yang sudah tidak mengajar dengan Kurikulum 2013 sebanyak 74 orang. Prosedur Penelitian
METODE PENELITIAN
Deni
Jenis Penelitian
Sukandarrumidi
(2006:
103)
menjelaskan pengertian penelitian eksploratif, yaitu
penelitian
(2014:
49)
mengemukakan prosedur penelitian eksploratif
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksploratif.
Darmawan
penjajagan
atau
penelitian
formulatif yang bertujuan untuk mengenal atau
meliputi tinjauan kepustakaan, konsultasi dengan ahli, dan mengadakan eksplorasi kasus.
4 jika
Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
dalam
nilai
penghitungan
reliabilitasnya
menunjukkan angka minimal 0.65 (Purwanto,
penelitian ini yaitu:
2007: 112). Instrumen penelitian ini dikatakan
1. Kuesioner, untuk mengetahui jenis-jenis
reliabel, karena menunjukkan angka 0,930.
kesulitan dan persentase Guru IPS SMP di Kota Yogyakarta yang mengalaminya selama melakukan
penilaian
pembelajaran
IPS
berdasarkan Kurikulum 2013.
Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, yang meliputi penghitungan persentase Guru IPS SMP
2. Dokumentasi, digunakan untuk memperoleh
di Kota Yogyakarta yang mengalami kesulitan
informasi mengenai SMP yang ada di Kota
dalam melaksanakan penilaian pembelajaran IPS
Yogyakarta, alamat sekolah, data Guru IPS
berdasarkan Kurikulum 2013.
yang
diperoleh
yang
pernah
mengajar
dengan
melalui
kuesioner
Data yang dibandingkan
Kurikulum 2013 di setiap sekolah, serta
dengan dokumen penilaian milik beberapa
dokumen penilaian milik beberapa guru.
responden.
Langkah
selanjutnya
adalah
interpretasi data dan penarikan kesimpulan.
Instrumen Pengumpulan Data Lembar kuesioner disusun dalam bentuk pernyataan
dengan
alternatif
jawaban
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
menggunakan skala Guttman, yaitu sulit dan
Hasil Penelitian
tidak sulit. Sugiyono (2012: 96) menjelaskan
1. Kesulitan Perencanaan Penilaian
bahwa
skala
Guttman
digunakan
untuk
Persentase guru yang mengalami
mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
kesulitan
permasalahan yang ditanyakan. Jawaban setiap
umum, yaitu 59,63%. Indikator kesulitan
item instrumen dengan skala Guttman kemudian
perencanaan penilaian terdiri atas 9 sub
diberi skor untuk keperluan analisis data.
indikator, yaitu kesulitan dalam: membuat
Jawaban (sulit) diberikan skor 1, sedangkan
rencana penilaian sesuai silabus dan rencana
jawaban (tidak sulit) diberikan skor 0.
pembelajaran
sebesar
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
mengembangkan
indikator
Uji validitas instrumen dengan Korelasi
perencanaan
penilaian
secara
81,05%; pencapaian
kompetensi sebesar 64,56%; menentukan
Point Biserial. Apabila angka korelasi yang
teknik
dan
instrumen
penilaian
diperoleh lebih besar dari 0,300; maka item
indikator pencapaian kompetensi sebesar
instrumen dapat dikatakan valid (Sugiyono,
55,79%;
2012: 126). Dari 53 item instrumen yang ada,
dinilai beserta kriterianya sebesar 17,89%;
terdapat 44 item instrumen yang valid dan 9 item
menuangkan seluruh komponen penilaian
instrumen yang tidak valid/gugur.
dalam kisi-kisi sebesar 56,32%; membuat
menginformasikan
aspek
sesuai
yang
Uji reliabilitas dengan Kuder Richardson-
instrumen sesuai kisi-kisi disertai pedoman
20. Instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel
penyekoran sebesar 68,95%; menganalisis
5 kualitas
instrumen
sebesar
74,74%;
4. Kesulitan Pemanfaatan Hasil Penilaian
menetapkan bobot nilai dan rumus nilai akhir
Persentase guru yang mengalami
sebesar 50,53%; serta menetapkan acuan
kesulitan pemanfaatan hasil penilaian secara
kriteria berupa nilai KKM sebesar 70,53%.
umum, yaitu 50,88%. Indikator kesulitan
2. Kesulitan Pelaksanaan Penilaian
pemanfaatan hasil penilaian terdiri atas 5 sub
Persentase guru yang mengalami kesulitan
pelaksanaan
yaitu
kesulitan
dalam:
secara
mengklasifikasi peserta didik sesuai tingkat
umum, yaitu 51,71%. Indikator kesulitan
penguasaan KD dan deskripsinya sebesar
pelaksanaan penilaian terdiri atas 5 sub
67,89%; menyampaikan balikan, deskripsi ke
indikator, yaitu kesulitan dalam: melakukan
peserta didik dan saran tindak lanjut sebesar
prosedur
perencanaan
78,84%; melaksanakan remedial sebesar
sebesar 91,05%; menjamin ulangan/ujian
27,89%; melaksanakan pengayaan sebesar
yang bebas dari tindak kecurangan sebesar
32,63%; serta menggunakan hasil penilaian
37,89%; memeriksa, mengembalikan, serta
untuk evaluasi efektivitas pembelajaran dan
memberi balikan dan komentar sebesar
merencanakan tindak lanjut sebesar 47,37%.
penilaian
penilaian
indikator,
sesuai
65,26%; menindaklanjuti hasil pemeriksaan:
Pembahasan
remedial dan pengayaan sebesar 27,89%;
1. Kesulitan Perencanaan Penilaian
serta melaksanakan ujian ulang bagi yang
a. Kesulitan
membuat
rencana
penilaian
mengikuti remedial atau pengayaan sebesar
sesuai silabus dan RPP. M. Hosnan (2014:
36,32%.
389-340),
3. Kesulitan
Pengolahan
dan
Pelaporan
Penilaian
komponen
penilaian
dalam
Kurikulum 2013 mengalami perluasan, yaitu kompetensi sikap, pengetahuan dan
Persentase guru yang mengalami
keterampilan.
Hal
konsekuensi
secara umum,
penilaian yang harus digunakan, sehingga
63,05%.
Indikator
kesulitan pengolahan dan pelaporan penilaian
guru
terdiri atas 4 sub indikator, yaitu kesulitan
melaksanakannya.
dalam: menyekor setiap komponen yang
mengalami
b. Kesulitan
banyaknya
memberi
kesulitan pengolahan dan pelaporan penilaian yaitu
pada
ini
kendala
mengembangkan
teknik
dalam
indikator
dinilai dan interpretasinya sebesar 80,53%;
pencapaian KD. Hambatan guru dalam
menulis deskripsi skor sikap, pengetahuan,
mengembangkan indikator pencapaian KD
dan
dapat muncul dari jumlah peserta didik
keterampilan
menetapkan nilai
sebesar
84,74%;
angka dan deskripsi,
yang tidak sedikit.
menyampaikan ke wali kelas untuk ditulis
c. Kesulitan menentukan teknik penilaian
dalam 3 buku laporan sebesar 59,47%; serta
sesuai indikator pencapaian KD. Ada dua
menyampaikan hasil penilaian kepada wali
hal yang dapat menghambat guru dalam
murid sebesar 31,05%.
melakukan kegiatan ini, yaitu beragamnya
6 teknik dan instrumen penilaian yang harus
menetapkan rumus untuk menentukan nilai
digunakan oleh guru. dan kompleksnya
akhir bagi setiap peserta didik.
indikator pencapaian KD.
i. Kesulitan menetapkan acuan kriteria, yaitu
d. Kesulitan menginformasikan aspek yang akan
dinilai.
Banyaknya
nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
indikator
Kesulitan yang dialami oleh guru dalam
pencapaian KD yang harus disampaikan
menentukan nilai KKM terjadi karena guru
dapat membuat sejumlah guru mengalami
harus melakukan tiga hal yang tidak
kendala.
mudah,
e. Kesulitan menuangkan seluruh komponen
yaitu
analisis
karakteristik KD, daya dukung yang
penilaian ke dalam kisi-kisi penilaian.
dimiliki oleh sekolah, dan
Kendala guru dalam kegiatan ini dapat
peserta didik.
muncul dari adanya perluasan komponen
mengenai
karakteristik
2. Kesulitan Pelaksanaan Penilaian
penilaian Hal tersebut berkaitan dengan
a. Kesulitan melakukan prosedur penilaian
beragamnya teknik penilaian yang harus
sesuai dengan perencanaan. Kendala dalam
dimasukkan ke dalam kisi-kisi.
melakukan kegiatan ini dapat terjadi
f. Kesulitan membuat instrumen penilaian berdasarkan
kisi-kisi
dilengkapi
yang harus digunakan. Penerapan seluruh
pedoman penyekoran. Beragamnya teknik
teknik penilaian tersebut membutuhkan
dan instrumen yang harus digunakan untuk
waktu yang lebih lama dan kecermatan
menilai
lebih.
setiap
serta
karena banyaknya teknik dan instrumen
indikator
kompetensi
dapat
mengalami
kendala
pencapaian
menyebabkan dalam
guru
b. Kesulitan menjamin ujian yang bebas dari
menyusun
kecurangan. Tidak begitu banyak guru
semua instrumen penilaian tersebut.
yang mengalami kendala dalam hal ini,
g. Kesulitan menganalisis kualitas instrumen
karena kegiatan ini terdapat dalam standar
sesuai persyaratan. Kesulitan guru dalam
penilaian setiap kurikulum, tidak hanya
menganalisis kualitas instrumen sesuai
pada Kurikulum 2013.
persyaratan dapat terjadi karena minimnya waktu yang tersedia.
c. Kesulitan memeriksa dan mengembalikan hasil kerja peserta didik serta memberikan
h. Kesulitan menetapkan bobot penilaian dan
balikan dan komentar. Guru memiliki
menetapkan rumus penentuan nilai akhir.
beban pekerjaan yang lebih berat karena
Banyaknya komponen yang dinilai dan
jumlah peserta didik yang tidak sedikit
beragamnya
membuat
teknik
penilaian
yang
guru
terkendala
dalam
digunakan dapat membuat guru mengalami
memeriksa dan mengembalikan hasil kerja
kendala
bobot
setiap peserta didik serta memberikan
harus
balikan
penilaian.
dalam
menetapkan
Selanjutnya,
guru
dan
mendidik.
komentar
yang
bersifat
7 d. Kesulitan
menindaklanjuti
hasil
melaksanakan kegiatan penilaian tersebut.
pemeriksaan. Tidak begitu banyak guru
Guru harus memberikan skor (nilai) setiap
yang mengalami kesulitan dalam kegiatan
kompetensi bagi seluruh peserta didik.
tersebut,
menyelenggarakan
Selanjutnya guru perlu menulis deskripsi
pembelajaran remedial dan pengayaan juga
skor-skor tersebut secara rinci, sehingga
terdapat dalam standar penilaian setiap
beban pekerjaan guru semakin bertambah
kurikulum, tidak hanya pada Kurikulum
berat.
karena
2013.
c. Kesulitan menetapkan nilai angka dan
e. Kesulitan melaksanakan ujian ulang bagi
deskripsinya,
kemudian
menyampaikan
peserta didik yang mengikuti pembelajaran
kepada wali kelas untuk ditulis dalam 3
remedial dan pengayaan. Tidak banyak
bentuk buku laporan. Nilai angka yang
guru yang mengalami hambatan dalam
diperoleh peserta didik memiliki rentang
melaksanakan
ini.
antara 0,00-4,00. Guru perlu mengkonversi
Penyelenggaraan ujian ulang juga terdapat
hasil perolehan nilai peserta didik ke dalam
pada
kurikulum
rentang nilai tersebut. Guru juga harus
sebelumnya, sehingga para guru telah
menggolongkan nilai ke dalam kategori
terbiasa melakukan dua kegiatan tersebut.
sangat baik (A), baik (B), cukup (C), atau
kegiatan
standar
3. Kesulitan
penilaian
Pengolahan
dan
Pelaporan
kurang
(D).
Pekerjaan
yang
lebih
Penilaian
memberatkan guru ialah menulis deskripsi
a. Kesulitan menyekor setiap komponen yang
nilai tersebut, sebab jumlah peserta didik
dinilai
dan
memberikan
Kompetensi
sikap
dan
interpretasi. keterampilan
tidaklah sedikit. Selanjutnya, Guru IPS bertugas
menyampaikan nilai
tersebut
merupakan dua hal yang baru, sehingga
kepada wali kelas untuk ditulis dalam 3
para guru belum terlalu memahami dan
bentuk buku laporan.
belum terbiasa melakukan penilaian pada dua
kompetensi
tersebut.
d. Kesulitan menyampaikan hasil penilaian
Terlebih,
kepada wali murid. Tidak begitu banyak
kompetensi sikap (sikap spiritual dan
guru yang mengalami kesulitan dalam hal
sosial) merupakan suatu hal yang bersifat
tersebut,
abstrak dan tidak diajarkan dalam bentuk
penilaian kepada wali murid juga terdapat
materi
dalam standar penilaian setiap kurikulum,
pembelajaran,
sehingga
sulit
dilakukan penilaian secara objektif. b. Kesulitan
deskripsi
skor
sikap,
pengetahuan,
dan
a. Kesulitan mengklasifikasi peserta didik sesuai
didik
menyebabkan
harus guru
hasil
4. Kesulitan Pemanfaatan Hasil Penilaian
keterampilan. Banyaknya jumlah peserta yang
menyampaikan
tidak hanya pada Kurikulum 2013.
menulis
kompetensi
karena
tingkat
penguasaan kemampuan
KD.
dinilai
dapat
Pengklasifikasian
peserta
terhambat
dalam
didik tidak hanya berdasarkan penguasaan
8 kompetensi
pengetahuan,
namun
juga
penguasaan
kompetensi
sikap
dan
keterampilan.
Selain
untuk
mengevaluasi
efektivitas
dalam
pembelajaran dan merencanakan tindak
mengklasifikasi kemampuan peserta didik,
lanjut. Sebesar 47,37% guru mengalami
guru juga harus menyertakan deskripsi
kendala dalam melakukan kegiatan di atas,
penguasaan kompetensi tersebut. Jumlah
karena harus melakukan beberapa langkah
peserta didik yang tidak sedikit turut
yang tidak mudah. Pertama, mengevaluasi
menghambat
efisiensi
guru
itu,
e. Kesulitan menggunakan hasil penilaian
dalam
melakukan
kegiatan tersebut. b. Kesulitan
dilaksanakan.
menyampaikan
deskripsi
kepada
memberikan
pembelajaran Kedua,
telah
mengevaluasi
balikan
dan
efektivitas pencapaian tujuan pembelajaran
didik
serta
yang telah ditetapkan. Ketiga, menentukan
lanjut.
tindak lanjut yang tepat untuk mengatasi
peserta
saran
yang
tindak
Kompleksnya komponen penilaian dan
permasalahan dalam pembelajaran.
banyaknya jumlah peserta didik dapat membuat guru-guru tersebut terkendala
SIMPULAN DAN SARAN
dalam menyampaikan umpan balik kepada
Simpulan
setiap peserta didik. Selanjutnya, guru juga
Berdasarkan
hasil
analisis
dan
harus menentukan tindak lanjut yang tepat
pembahasan, dapat disimpulkan:
serta menyampaikannya kepada setiap
1. Jenis-jenis kesulitan yang dialami Guru IPS
peserta
didik,
yaitu
remedial
dan
pengayaan. c. Kesulitan
SMP di Kota Yogyakarta selama melakukan penilaian pembelajaran
pembelajaran
Kurikulum 2013 secara umum meliputi
remedial. Tidak begitu banyak guru yang
kesulitan dalam melakukan perencanaan
mengalami
karena
penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan
menyelenggarakan pembelajaran remedial
dan pelaporan penilaian, serta pemanfaatan
juga terdapat dalam standar penilaian
hasil penilaian.
setiap
melaksanakan
IPS berdasarkan
hal
kurikulum,
ini,
tidak
hanya
pada
2. Persentase
Guru
IPS
SMP
di
Kota
Kurikulum 2013, sehingga guru sudah
Yogyakarta yang mengalami kesulitan pada:
terbiasa melaksanakan kegiatan tersebut.
perencanaan
penilaian
sebesar
59,63%,
pelaksanaan
penilaian
sebesar
51,71%,
d. Kesulitan
memberikan
pembelajaran
pengayaan. Pada kegiatan tersebut, tidak
pengolahan dan pelaporan penilaian sebesar
terlalu banyak guru yang mengalami
63,05%, serta pemanfaatan hasil penilaian
hambatan, sebab guru juga sudah terbiasa
sebesar 50,88%.
menyelenggarakan
pembelajaran
pengayaan bagi peserta didik yang telah mencapai standar ketuntasan.
Saran 1. Bagi Pemerintah. Pemerintah hendaknya lebih giat menyelenggarakan pelatihan bagi