PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH ( STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA) SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh: Ignatius Leonokto 101314013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH ( STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA) SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh: Ignatius Leonokto 101314013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Bapak & Ibu tercinta Bapak Pujiono dan Ibu Plesia Anita, Mereka adalah orang tua hebat yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh kasih sayang. Terima kasih atas pengorbanan, nasehat dan doa yang tiada hentinya kalian berikan kepadaku selama ini. Adik- adik tersayang Marchelus Lenno dan Yosef Onnel Septian. Terima kasih atas dukungan serta doa kalian, semoga Tuhan Yesus Kristus membalas kebaikan kalian serta keluarga besar yang telah mengenalkanku arti sebuah keluarga, sahabat dan arti kebersamaan.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Kebanggaan Yang Terbesar Bukanlah Tidak Pernah Gagal, Tetapi Bangkit Kembali Setiap Kali Kita Jatuh -Confusius-
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil tetapi kita baru yakin jika kita telah berhasil melakukannya dengan baik. -Evelyn Underhill-
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH ( STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA ) Ignatius Leonokto Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan persepsi guru sejarah terhadap implementasi Kurikulum 2013, (2) mendeskripsikan persepsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013, (3) mendeskripsikan kendala dan solusi dari guru dalam implementasi Kurikulum 2013, (4) mendeskripsikan kendala dan solusi yang dialami siswa dalam implementasi kurikulum 2013. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Sampel dalam penelitian ini adalah guru sejarah dan siswa kelas XI dan XII IPS SMA Negeri 1 Depok yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan angket. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif interaktif Hasil penelitian ini adalah (1) persepsi guru sejarah negatif hal ini ditunjukkan dengan sosialisasi yang kurang terhadap para guru sejarah, miskonsepsi guru terhadap kurikulum 2013, guru tidak menggunakan Scientific Approach. (2) Persepsi siswa negatif hal ini ditunjukkan dengan siswa lambat menyesuaikan diri, bersifat pasif, tugas yang banyak membuat siswa jenuh , (3) kendala guru adalah kendala teknis dan non teknis. Solusi kendala teknis adalah melaporkan kepada pimpinan sekolah, sedangkan solusi untuk non teknis adalah meminta siswa untuk mencari sumber lain (4) kendala siswa adalah kendala teknis yaitu penyalahgunaan sarana dan prasarana oleh siswa, komputer masih mengalami gangguan, kendala non teknis yaitu buku acuan yang kurang. Solusi untuk kendala teknis adalah melaporkan pada guru, solusi non teknis adalah membentuk kelompok belajar dan mencari sumber di internet
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT TEACHER AND STUDENTS PERCEPTION ABOUT CURRICULUM 2013 IMPLEMENTATION IN HISTORY LEARNING ( CASE STUDY AT SMA NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA) Ignatius Leonokto Sanata Dharma University 2016 This study aims to: (1) to describe the perception of history teachers on the implementation of Curriculum 2013, (2) describe the students' perception of the implementation of Curriculum 2013, (3) describe the challenges and solutions of teachers in the implementation of Curriculum 2013, (4) describe the constraints and solutions experienced by students in the implementation of the curriculum in 2013. This research is a case study. The sample in this were study were history teacher and the students of class XI and XII IPS SMA Negeri 1 Depok who selected using purposive sampling technique. Data collected were through interviews and questionnaires. Technique data analysis was done descriptively interactive The results of this study are: (1) the perception of negative history teacher as shown by: lack of socialization for teachers of history, misconceptions of teachers to the curriculum in 2013, teachers do not use Scientific Approach. (2) the negative perception of students as indicated by: students slowly adjust, passive to, (3) the constraints of teachers are also technical and non-technical. Solutions technical problems are reported to the leadership of the school, while a solution for non-technical are asking students to look for other sources (4) constraints of students are: technical problem that the misuse of facilities and infrastructure by the students, the computer is still experiencing interference, obstacles non technical ie reference books that less. Solutions to technical problems are reported on teachers, non-technical solution is to form a study group and look for resources on the internet
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada TuhanYesus Kristus dan Bunda Maria, atas berkat, rahmat, perlindungan, dan bimbingan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul "Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Sejarah Di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta". Adapun penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, di program studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma. Dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari keterlibatan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Rohandi, PhD, selaku Dekan FKIP dan Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku ketua jurusan JPIPS Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis. 2. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah sekaligus dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengan baik selama penyusunan dan penyelesaian skripsi. 3. Bapak Drs. A. Kardiyat Wiharyanto, M.M., selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk nemberikan motivasi, bimbingan, dan arahan dengan sabar dan teliti kepada penulis selama penyusunan skripsi. x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Kedua orang tua tercinta, Bapak Pujiono dan Ibu Plesia Anita yang telah mendoakan, memberi nasehat, memberikan dukungan baik secara finansial maupun moral kepada penulis selama menempuh perkuliahan maupun dalam penyelesaian skripsi 5. Kedua adik tercinta, Marchelus Lenno dan Yosef Onnel Septian yang selalu mendoakan dan memberikan semangat pada penulis 6. Saudari Alvita Kartika Astari Pariadi yang selalu mendoakan, membantu, memberikan motivasi, kritik, saran, kebersamaaan serta mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan 2010 yang telah membantu memberikan motivasi dan dukungan selama penulis menempuh studi di Pendidikan Sejarah. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas doa dan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun skripsi ini. Penulis berharap semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini dapat berguna bagi pembaca Yogyakarta, 23 Februari 2016 Penulis
Ignatius Leonokto
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ....................................................................................................... . ix KATA PENGANTAR ......................................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR .............................................................. ..xv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian..................................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori............................................................................................... 9 1. Persepsi ................................................................................................. 9 2. Kurikulum 2013.................................................................................... 12 3. Pembelajaran Sejarah ........................................................................... 27 B. Kerangka Pikir........................................................................................... 31 xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 31 B. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................................. 32 C. Sumber Data .............................................................................................. 32 D. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 33 E. Teknik Cuplikan ........................................................................................ 35 F. Validitas Data ............................................................................................ 36 G. Analisis Data ............................................................................................. 38 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Latar .......................................................................................... 41 B. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................... 45 1. Persepsi Guru Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 ..................... 45 2. Persepsi Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 .................... 53 3. Kendala dan Solusi Guru Dalam Implementasi Kurikulum ................. 60 4. Kendala dan Solusi Siswa Dalam Implementasi Kurikulum .............. 61 C. Pembahasan ............................................................................................... 64 1. Persepsi Guru Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 .................... 64 2. Persepsi Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 .................. 76 3. Kendala dan Solusi Guru Dalam Implementasi Kurikulum ............... 85 4. Kendala dan Solusi Siswa Dalam Implementasi Kurikulum ............. 89 D. Kendala Penelitian .................................................................................... 89 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................... 91 B. Saran .......................................................................................................... 93 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 94 LAMPIRAN ......................................................................................................... 98
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1. Jadwal Penelitian..................................................................................... 31 Tabel 2. Kisi-kisi Wawancara Guru ...................................................................... 34 Tabel 3. Kisi-kisi Angket Siswa ........................................................................... 35 Tabel 4. Tabel Persiapan Siswa dalam mengahadapi Kurikulum 2013 ................ 53 Tabel 5. Tabel Pendapat Siswa Tentang Pembelajaran Sejarah Dengan Kurikulum 2013 ...................................................................................... 55 Tabel 6. Tabel Metode Mengajar Guru Sejarah .................................................... 56 Tabel 7. Efektifitas Pembelajaran Sejarah Dengan Kurikulum 2013 ................... 58 Tabel 8. Kendala Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan Kurikulum 2013 ....................................................................................... 61 Tabel 9. Upaya Siswa Mengatasi Kendala yang dialami ...................................... 63
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR
Bagan 1. Kerangka Pikir ....................................................................................... 30 Bagan 2. Analisis Data .......................................................................................... 39
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pertanyaan Wawancara................................................................. 100 Lampiran 2 Pertanyaan Angket ........................................................................ 102 Lampiran 3 Catatan Lapangan 1 ...................................................................... 105 Lampiran 4 Catatan Lapangan II...................................................................... 110 Lampiran 5 Dokumentasi Wawancara ............................................................. 116 Lampiran 6 RPP ............................................................................................... 118 Lampiran 7 Surat Izin Penelitian...................................................................... 137
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bila dikaji secara seksama pengertian kurikulum dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu yang pertama sebagai suatu rencana atau bahan tertulis yang dapat dijadikan pedoman bagi para guru di sekolah dan yang kedua sebagai program yang direncanakan dan dilaksanakan dalam situasi yang nyata di dalam kelas.1 Jika pada zaman dahulu, pengertian tradisional cenderung membatasi aktivitas kurikulum terbatas pada kegiatan di ruangan kelas dapat dimaklumi, karena kegiatan yang dilaksanakan di ruangan kelas masih sejalan dengan setting kebutuhan masyarakat tradisional yang masih sederhana. Program pembelajaran masih dinilai memadai untuk memberikan jawabanjawaban terhadap kebutuhan-kebutuhan individu atau masyarakat yang ada pada masa itu. Lain halnya untuk masa sekarang. Pemaknaan kurikulum tradisional sudah dinilai sangat sempit, sehingga tidak memadai lagi untuk diperhatikan. Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam pengertian kurikulum tradisional, maka muncul pengertian kurikulum modern bahwa makna kurikulum tersebut tidak lagi hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan formal seperti yang dilakukan di ruangan kelas, tetapi makna kurikulum sudah meluas mencakup kegiatan-kegiatan belajar yang terjadi di halaman dan di luar sekolah. Artinya, makna kurikulum mencakup keseluruhan kegiatan belajar peserta didik
1 H. Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Quantum Teaching, 2005, hlm.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang direncanakan oleh sekolah sepanjang anak didik tersebut masih terikat dengan lembaga pendidikan yang diikutinya. Hal ini berarti bahwa apa saja kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh seorang anak apakah itu di sekolah, di halaman atau di luar sekolah semuanya disebut kurikulum, sepanjang kegiatan itu masih mempunyai hubungan dengan kegiatan pendidikan yang dikembangkan di sekolah.2 Dalam sejarah kurikulum yang pernah digunakan di Indonesia ada 9 macam termasuk Kurikulum 2013. Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah Leer Plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, dan lebih popular ketimbang
curriculum yang merupakan istilah
bahasa Inggris . Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Kurikulum 1964 yang fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keterampilan, dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis. Pada masa Orde Baru dibuatlah Kurikulum 1968. Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis karena mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran 2
Lias Hasibuan, Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada, 2010, hlm
33-34.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Kurikulum 1975 yang menekankan pada tujuan agar pendidikan lebih efisien dan efektif. Kurikulum ini adalah kelajutan dari Kurikulum 1968. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Pada zaman telah ini dikenal istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1984, kurikulum ini mengusung pendekatan proses. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut kurikulum 1975 yang disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan, model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999. Kurikulum ini lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya terutama kurikulum 1975 dan 1984. Namun, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat., Dari muatan lokal hinga nasional. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum setelah itu
kurikulum 1994
menjelma menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi. Kurikulum 2004 atau biasa disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Di dalam kurikulum ini Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa tetapi, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa. Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan Kerangka Dasar (KD), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) di bawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kurikulum 2013 mendapat sorotan dari berbagai pihak. Salah satu dari segi persiapan, Kurikulum 2013 membutuhkan anggaran mencapai 2,5 triliun. Kurang optimalnya sosialisasi kepada seluruh pelaksana di lapangan membuat para guru masih banyak yang kebingungan terhadap Kurikulum 2013.3 Selain itu ada dua hal yang krusial, yaitu masalah guru dan buku. Persoalan guru dirasakan krusial karena apabila guru tidak siap mengimplementasikan kurikulum baru, maka kurikulum sebaik apa pun tidak akan membawa perubahan apa pun pada dunia pendidikan nasional. Sedangkan buku itu vital karena menjadi pegangan murid untuk belajar. Pemerintah menganggap kurikulum ini lebih berat dari pada kurikulumkurikulum sebelumnya. Guru sebagai ujung tombak implementasi Kurikulum 2013 sedangkan guru yang tidak profesional hanya dilatih beberapa bulan saja untuk mengubah pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013.4 Selain penguatan dan pendampingan dalam mengembangkan sikap dan karakter siswa yang ditekankan dalam Kurikulum 2013.5 Perubahan yang terdapat pada Kurikulum 2013 salah satunya adalah penggabungan mata pelajaran. Selain itu pemerintah juga berencana menambah jam pelajaran. Selain itu pemerintah juga berencana menambah jam pelajaran agar pembelajaran lebih mengedepankan karakter siswa.6 Adanya model pendekatan
3
Ibid., hlm 37 Ester Lince Napitupulu, Ujung Tombak Kurikulum Guru yang Selalu Kesepian, dalam A. Ferry T. Indriatno (eds), Menyambut Kurikulum 2013, Jakarta: PT KompasMedia Nusantara, 2013, hlm. 206-207. 5 Ibid., hlm.190. 6 Loeloek Endah Poerwanti dan Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013, Jakarta: PT. Prestasi Pustakakaraya,2013. hlm 282-283. 4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan penilaian baru yaitu pendekatan saintifik dan penilaian autentik menuntut persiapan guru untuk menerapkan secara konsisten dalam pembelajaran. Muhammad Nuh sebagai Menteri Pendidikan menegaskan bahwa kurikulum 2013 dirancang sebagai upaya mempersiapkan generasi Indonesia 2045 yaitu tepatnya 100 tahun Indonesia, sekaligus memanfaatkan populasi usia produktif yang jumlahnya sangat melimpah agar menjadi bonus demografi dan tidak menjadi bencana demografi.7 SMA Negeri 1 Depok merupakan salah satu sekolah yang sudah pernah mengimplementasikan Kurikulum 2013 selama 1 semester khususnya pada kelas XI dan kelas XII namun setelah itu sesuai kebijakan Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru bahwa sekolah yang belum 3 semester melaksanakan kurikulum 2013 akan kembali ke kurikulum 2006 atau KTSP. Dalam penelitian ini peneliti fokus pada sejarah wajib di SMA Negeri 1 Depok. Peneliti ingin menggali tentang persepsi guru dan siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah yang di SMA Negeri 1 Depok dan kendala yang dialami para guru dan siswa, serta solusi yang diambil untuk mengatasi kendala yang dialami dalam implementasi Kurikulum 2013. Penelitian ini memiliki relevansi di masa mendatang. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan berencana memberlakukan kembali Kurikulum 2013.
7 Mida Latifatul Muzamiroh, Kupas Tuntas Kurikulum 2013 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013, Kata Pena,2013, hlm. 111-112.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penelitian akan mengacu pada rumusan masalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana persepsi guru sejarah terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Depok?
2. Bagaimana persepsi siswa terhadap implementasi pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah SMA Negeri 1 Depok? 3. Apa saja kendala yang dirasakan oleh guru dalam pengimplementasikan Kurikulum 2013 serta solusi untuk mengatasi kendala tersebut ? 4.
Apa saja kendala yang dirasakan oleh guru dalam pengimplementasikan Kurikulum 2013 serta solusi untuk mengatasi kendala tersebut?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang : 1. Persepsi guru sejarah terhadap implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah 2. Persepsi siswa terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran sejarah 3. Kendala
yang dirasakan oleh guru sejarah serta solusi untuk mengatasi
kendala yang dialami tersebut 4. Kendala yang dirasakan oleh siswa serta solusi untuk mengatasi kendala yang dialami tersebut
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu dari aspek teoretis dan aspek praktis, yang akan dijelaskan sebagai berikut : 1.
Aspek Teoretis Pada tataran teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-
manfaat sebagai berikut: a.
Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang Kurikulum 2013, baik yang berkaitan dengan aspek kesiapan manajemen, pelaksanaan, keunggulan dan kekurangannya.
b.
Memberikan informasi berkaitan dengan adanya hambatan atau faktor penghambat dalam implementasi Kurikulum 2013 khususnya bagi guru Sejarah dan siswa.
2.
Aspek Praktis Pada tataran praktis penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang
besar bagi : a.
Kepala Sekolah atau bidang kesiswaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam melakukan pembenahan sehingga tercipta suasana baru yang lebih kondusif
b.
Guru khususnya dalam pembelajaran Sejarah mengetahui usaha yang perlu dapat dilakukan dalam penerapan konsep Kurikulum 2013.
c.
Universitas Sanata Dharma, sebagai bahan kajian keilmuan dan pengembangan kajian khususnya bidang kebijakan pendidikan
d.
Penulis, dapat melatih penulisan karya ilmiah.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1.
Persepsi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya yaitu indera pengelihatan, pendengar, peraba, dan pencium. Bagi seorang guru, mengetahui dan menerapkan prinsip prinsip yang bersangkutan dengan persepsi sangat penting karena : 1. Makin baik suatu objek, orang, peristiwa atau hubungan diketahui, makin baik objek, orang, peristiwa atau hubungan tersebut dapat di ingat 2. Dalam pengajaran, menghindari salah pengertian merupakan hal yang harus dapat dilakukan oleh seorang guru, sebab salah pengertian akan menjadikan siswa belajar sesuatu yang kelitu atau yang tidak relevan 3. Jika dalam mengajarkan sesuatu guru perlu mengganti benda yang sebenarnya dengan gambar atau potret dari benda tersebut maka guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
harus mengetahui bagaimana gambar atau potret tersebut harus dibuat agar tidak menjadi persepsi yang keliru.8 Dalam persepsi ada faktor faktor yang mempengaruhinya yaitu : 1. Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. 2. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang. 3. Perhatian Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek. Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek,
8
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta : Rineka Cipta, hlm. 102.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaan perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya.9 Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi ini juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya terhadap sesuatu. persepi adalah kecakapan untuk melihat, memahami kemudian menafsirkan suatu stimulus sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan menghasilkan penafsiran. Selain itu persepsi merupakan pengalaman terdahulu yang sering muncul dan menjadi suatu kebiasaan. Persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti. setelah individu melakukan interaksi dengan obyek-obyek yang dipersepsikan maka hasil persepsi dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1. Persepsi Positif : penilaian individu terhadap suatu objek atau informasi dengan pandangan yang positif atau sesuai dengan yang diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang ada
9
Ibid, hlm.102.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Persepsi Negatif : penilaian individu terhadap objek atau informasi tertentu dengan pandangan yang negatif, berlawanan dengan yang diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang ada. Penyebab munculnya persepsi positif seseorang karena adanya kepuasan individu terhadap objek yang menjadi sumber persepsinya, adanya pengetahuan individu, serta adanya pengalaman individu terhadap objek yang dipersepsikan. Sedangkan , penyebab munculnya persepsi negatif seseorang dapat muncul karena adanya ketidakpuasan individu terhadap objek yang menjadi sumber persepsinya, adanya ketidaktahuan individu serta tidak adanya pengalaman individu terhadap objek yang dipersepsikan dan sebaliknya. 10 1. Kurikulum 2013 Maurice Dulton mengatakan “Kurikulum dipahami sebagai pengalamanpengalaman yang didapatkan oleh pembelajar di bawah naungan sekolah”.11 Sekolah bertanggung jawab dalam memberikan pengalaman pembelajaran kepada peserta didik. Menurut George A. Beauchamp teori kurikulum secara konseptual berhubungan erat dengan pengembangan teori dan ilmu-ilmu lain. Hal-hal yang penting dalam pengembangan teori kurikulum adalah penggunaan istilah-istilah teknis yang tepat dan konsisten, analisis dan klasifikasi pengetahuan, penggunaan penelitian-penelitian prediktif untuk
10
Irwanto. Psikologi umum (buku panduan mahasiswa), Jakarta : PT. Prehallindo,2002, hlm.
71. 11 Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Bahan Ajar Dalam Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2012, hlm. 1-2.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menambah konsep, generalisasi atau kaidah-kaidah, sebagai prinsip-prinsip yang menjadi pegangan dalam menjelaskan fenomena kurikulum. Beauchamp merangkumkan perkembangan teori kurikulum antara tahun 1960 sampai dengan 1965. Ia mengidentifikasi adanya enam komponen kurikulum sebagai bidang studi yaitu: landasan kurikulum, isi kurikulum, desain kurikulum, rekayasa kurikulum, evaluasi dan penelitian, dan pengembangan teori. Dari semua uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan teori
kurikulum,
Beauchamp
mengemukakan
lima
prinsip
dalam
pengembangan teori kurikulum, yaitu: 1. Setiap teori kurikulum harus dimulai dengan perumusan (definisi) tentang rangkaian kejadian yang dicakupnya 2. Setiap teori kurikulum harus mempunyai kejelasan tentang nilai-nilai dan sumber-sumber pangkal tolaknya 3. Setiap teori kurikulum perlu menjelaskan karakteristik dari desain kurikulumnya 4. Setiap teori kurikulum harus menggambarkan proses-proses penentuan kurikulumnya serta interaksi di antara proses tersebut 5. Setiap teori kurikulum hendaknya menyiapkan diri bagi proses penyempurnaannya. Kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu teori yaitu teori kurikulum. Selain sebagai bidang studi kurikulum juga sebagai rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem (sistem kurikulum) yang merupakan
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bagian dari sistem persekolahan.
12
Dari pendapat-pendapat para ahli tentang
pengertian kurikulum, selanjutnya dikenal 3 konsep kurikulum: Kurikulum sebagai suatu substansi. Suatu kurikulum dipandang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi siswa di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat berarti suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal dan evaluasi. Kurikulum sebagai sistem, yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, serta upaya dalam menyempurnakannya. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi, yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli hukum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.13 Wiliam B. Ragan dalam M. Yamin menjelaskan arti kurikulum yaitu : all the experience of children for which the school accepts responsibility. It denotes the result of efforts on the part of the adult of the community and the nation to bring to the children finest, most whole some influences thatexist in the culture.
12
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung. : PT Remaja Rosdakarya, 2005, hlm. 4. 13 Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis dan Praktis, Bandung : Interes Media, 2014, hlm. 3.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
( Kurikulum mencakup semua program dan kehidupan dalam sekolah termasuk hubungan antara guru dan murid, metode mengajar, dan cara mengevaluasi ). 14 Menurut
David
Praff
kurikulum
adalah
seperangkat
organisasi
pendidikan formal atau pusat-pusat pelatihan. Definisi dari kurikulum bisa berupa rencana kegiatan yang berbentuk tulisan
dan berisikan tentang
beberapa poin seperti : pengembangan siswa, bahan atau materi apa yang di ajarkan, alat yang digunakan dalam membantu proses belajar mengajar, evaluasi terkait pembelajaran dan juga kualitas guru yang diperlukan dan juga kurikulum dilaksanakan dalam pendidikan yang formal. Penyusunan kurikulum dibuat secara sistematis dan terstruktur dan juga praktek mendapat fokus perhatian demi menunjang keberhasilan penerapan kurikulum oleh lembaga atau sekolah yang merupakan institusi formal tempat diberlakukan nya kurikulum.15 Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta tata cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai
14
M.Yamin, Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan, Yogyakarta : Diva Ress, 2012, hlm. 22-23. 15 Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta : Rineka Cipta, 2010, hlm. 7.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran 16 Rumusan yang terdapat di dalam sistem Pendidikan Nasional lebih spesifik mengandung pokok-pokok pikiran sebagai berikut : 1. Kurikulum merupakan suatu rencana atau perencanaan 2. Kurikulum
merupakan
pengaturan,
yang
berarti
mempunyai
sistematika dan struktur tertentu 3. Kurikulum memuat isi dan bahan pelajaran, menunjuk pada perangkat mata pelajaran atau bidang pelajaran tertentu 4. Kurikulum mengandung cara, metode, atau strategi penyampaian pengajaran 5. Kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar 6. Kendatipun tidak tertulis namun telah tersirat didalam kurikulum, yakni kurikulum dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan 7. Berdasarkan butir 6 maka kurikulum sebenarnya adalah suatu alat pendidikan Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dijelaskan tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana pengajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan dibawah tanggung jawab lembaga pendidikan.
16 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, hlm. 1.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang digunakan pada tahun ajaran 2013-2014. Kurikulum ini merupakan pengembangan dari kurikulum yang sudah ada yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ).Kurikulum ini menekankan pada pendidikan karakter dan pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Pembelajaran kurikulum ini lebih bersifat tematik disetiap mata pelajaran nya. Dengan demikian maka dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa
kurikulum
ini
menekankan
pada
keseimbangan kompetensi dan karakter atau dengan kata lain Hard Skill dan Soft Skill.17 Karena kurikulum 2013 ini berbeda dari kurikulum sebelum nya maka perlu diadakannya sosialisasi. Sosialisasi kurikulum dilakukan terhadap pihak yang terkait dalam implementasinya, serta terhadap seluruh warga sekolah, bahkan terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik. Sosialisasi ini penting terutama agar warga sekolah mengerti tentang kurikulum yang akan diimplementasikan. Bukan hanya sosialisasi saja tetapi perlu didukung oleh fasilitas untuk menunjang keberhasilan kurikulum 2013 yaitu laboratorium, pusat sumber belajar, perpustakaan. Fasilitas dan sumber belajar tersebut perlu digunakan, dipelihara, dan dioptimalkan sebaik mungkin.18
17
E.Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, hlm. 13. 18 Ibid, hlm. 35.
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum, dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didikdan menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Sedikitnya terdapat lima hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pengorganisasian pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013, yaitu pelaksanaan
pembelajaran,
pengadaan
dan
pembinaan
tenaga
ahli,
pendayagunaan tenaga ahli dan sumber daya masyarakat, serta pengembangan dan penataan kebijakan. Implementasi yang efektif merupakan hasil dari interaksi antara strategi implementasi, struktur kurikulum, tujuan pendidikan, dan kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu, pengoptimalan implementasi kurikulum 2013 diperlukan suatu upaya strategis untuk mensinergikan komponen-komponen tersebut, terutama guru dan kepala sekolah dalam membudayakan kurikulum.19 Pada kurikulum 2006 atau KTSP ditemukan beberapa kekurangan dan perlu digunakannya kurikulum 2013. Berikut adalah kekurangan KTSP : 1. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional 2. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangann kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills and hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum
19
Ibid, hlm. 99.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remidiasi secara berkala20 Selain itu juga dalam hal penilaian kurikulum 2006 atau KTSP belum dilakukan secara menyeluruh yang hanya menekankan pada aspek kognitif yang didapat melalui tes tertulis yang diberikan pada siswa, sementara dalam penilaian kurikulum 2013 dilakukan penilaian menyeluruh mulai persiapan siswa, proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa. Penilaian ini membantu guru untuk mengetahui pencapaian siswa yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan.21 Selain itu standar penilaian yang terlampir dalam Lampiran Permendikbud 104 Tahun 2014 mengisyaratkan bahwa penilaian yang bisa digunakan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah dengan tes tertulis, observasi terhadap diskusi, tanya jawab, percakapan, dan penugasan.22 a. Tujuan Kurikulum 2013 Mengacu pada penjelasan UU No 20 Tahun 2003 pasal 35 bahwa “Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati “ maka salah satu tujuan kurikulum 2013 adalah untuk meningkatkan daya saing dan kemampuan hidup manusia
20
M. Fadillah Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA, Yogyakarta : Ar-Ruz Media 2014, hlm 24 21 Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21, Bogor : Ghalia Indonesia, 2014, hlm 279-280 22 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah, hlm. 3.
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indonesia sehingga berkontribusi pada bangsa. 23 Mengingat kurikulum ini menitikberatkan
pada
keseimbangan
antara
kompetensi
sikap,
keterampilan, dan pengetahuan, yang nantinya akan membentuk manusia Indonesia yang mampu menghadapi tantangan ke depan. Kurikulum 2013 dirancang untuk menghasilkan peserta didik yang mempunyai produktifitas dan penuh inovasi melalui penguatan sikap, pengetahuan
dan
keterampilan
yang
terintegrasi.
Pengembangan
kurikulum difokuskan untuk pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik. Kurikulum 2013 memungkinkan guru untuk menilai hasil belajar siswa sehingga mereka mampu untuk mempersiapkan diri untuk menuju penguasaan kompetensi dan karakter tingkat selanjutnya.24 b. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 Ada tiga macam landasan pengembangan kurikulum 2013 yaitu secara filosofis, yuridis dan konseptual 1) Landasan Filosofis a. Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prisip dasar dalam pembangunan pendidikan b. Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik , dan masyarakat.25 2) Landasan Yuridis a. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
23
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. hlm. 4-5. 24 E. Mulyasa, op.cit., hlm 65-66. 25 Ibid , hlm. 64.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional c. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.26 3) Landasan Konseptual a. Relevansi pendidikan ( link and match ) b. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Karakter c. Pembelajaran Kontekstual ( contextual teaching and learning) d. Pembelajaran aktif ( student active learning) e. Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh Ketiga landasan pokok tersebut yang menjadi landasan pokok dalam pelaksanaan kurikulum 2013. 27 c. Karakteristik Kurikulum 2013 1) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik 2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa
26
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013; Rasional, Kerangka Dasar, Struktur, Implementasi, dan Evaluasi Kurikulum, hlm. 30. 27 E.Mulyasa, op.cit., hlm. 64.
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar 3) mengembangkan
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan
serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat 4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan 5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran 6) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti 7) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).28 d. Model Pembelajaran Kurikulum 2013 1. Discovery Learning penemuan atau discovery merupakan model pembelajaran untuk mengembangkan siswa aktif dengan menemukan dan menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan bermakna dan tersimpan dalam memori jangka panjang siswa. Model pembelajaran ini
28 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, hlm 3-4
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membuat para siswa mencari pengetahuan baru sendiri sehingga dapat berguna bagi siswa.29 2. Inquiry Model pembelajaran yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif, Guru wajib menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Guru perlu memberikan
penjelasan,
melontarkan
pertanyaan,
memberikan
komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi. Strategi pelaksanaan inquiry adalah: 1. Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan 2. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa. 3. Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik 4. Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya. Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai
29
Hosnan, op.cit,. hlm. 282.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan30 3. Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran
yang
menyajikan
masalah
kontekstual
sehingga
merancang peserta didik untuk belajar.31 Model pembelajaran ini sering juga disebut Problem-Based Learning. Adapun langkah langkah Problem-Based Learning meliputi : 1. orientasi siswa pada masalah 2. mengorganisasikan siswa untuk belajar 3. membimbing penyelidikan yang dilakukan siswa baik individu maupun kelompok 4. mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5. menganalisis dan mengevaluasi proyek pemecahan masalah.32 Salah satu prinsip pembelajaran Kurikulum 2013 adalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk aktif mencari, mengolah, mengkontruksi dan menggunakan pengetahuan.33 Selain itu juga dalam pembelajaran menggunankan kurikulum 2013 para siswa diminta untuk mengumpulkan informasi yaitu salah satunya dengan diskusi. Beberapa manfaat diskusi adalah : peserta didik memperoleh kesempatan untuk berpikir, peserta didik dapat berlatih mengeluarkan 30
E.Mulyasa, op.cit., hlm. 234. Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013 ,Yogyakarta : Gava Media, 2014, hlm. 29. 32 Hosnan, op.cit., hlm. 301. 33 Hosnan, op.cit ., hlm. 191. 31
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pendapat, diskusi dapat menumbuhkan parsitipasi aktif peserta didik, peserta didik belajar bersikap toleran sementara kelemahan diskusi antara lain: diskusi terlampau menyerap waktu, peserta didik tidak berlatih untuk melakukan diskusi dan menggunakan waktu diskusi dengan baik dan terkadang guru tidak memahami cara-cara melaksanakan diskusi, sehingga diskusi cenderung menjadi tanya jawab.34 Metode
karyawisata
dapat
dilakukan
untuk
menunjang
pembelajaran. Metode karya wisata ialah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan membawa murid langsung kepada objek yang dipelajari, dan objek itu terdapat diluar kelas. Didalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata ialah bahwa murid-murid akan mempelajari suatu objek ditempat mana objek itu berada.35 e. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 memang diharapkan menjadi sebuah kurikulum yang membawa perubahan pendidikan di Indonesia. Namun tetap saja ada kelebihan dan kelemahan dari kurikulum 2013 yaitu : Kelebihan : a. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah b. Adanya penilaian dari semua aspek meliputi nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain c. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah 34
Sagala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran ,Bandung: Alfabeta, 2010, hlm. 208 –
209. 35
Jusuf Djajadisastra, Metode-Metode Mengajar, Bandung: ANGKASA, 1982 , hlm. 10.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diintegrasikan kedalam semua program studi. d. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan pendidikan nasional e. Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan f. Kurikulum ini sangat tanggap dengan fenomena dan perubahan social g. Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional h. Sifat pembelajaran sangat kontekstual i. Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap oleh pemerintah. Kelemahan nya : a. Guru banyak salah paham, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru. b. guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013 ini. c. Kurangnya keterampilan guru merancang RPP d. Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik e. Terlalu banyak materi yang dikuasai siswa. f. Beban belajar siswa dan termasuk guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.36
36 Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan Surabaya : Kata Pena, 2014, hlm .33.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
Pembelajaran Sejarah a. Belajar Muhibbinsyah dalam Sugihartono mengatakan bahwa Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar. Belajar juga dipegaruhi beberapa faktor yaitu : 1.
faktor internal: meliputi keadaan jasmani dan rohani siswa
2.
faktor eksternal : kondisi lingkungan di sekitar siswa
3.
faktor pendekatan belajar : merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.37 Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.38 Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan seorang individu baik perubahan di bidang pengetahuan, sikap, kepribadian dan banyak aspek lain yang mengalami peningkatan akibat belajar.
37
Sugihartono dkk, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : UNY Press, 2007, hlm. 78. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya , Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010, hlm. 2. 38
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Pembelajaran Nasution berpendapat bahwa pembelajaran adalah suatu aktivitas mengorganisasi
atau
mengatur
lingkungan
sebaik-baiknya
dan
menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar yang efektif.39 Warsita dalam Trianto mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Sedangkan berpendapat,
Corey
pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan sehingga sangatlah penting bagaimana pembelajaran
menjadi
sesuatu
yang
penting
dalam
menunjang
pendidikan.40 c. Sejarah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sejarah adalah riwayat kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi. Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau yang di dalam nya juga termasuk tentang fakta-fakta masa lalu dan
39
Sugihartono dkk, op. cit., hlm. 80. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif , Jakarta: Kencana,2009, hlm.85. 40
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempunyai arti bila dihubungkan dan diberi penjelasan yang menekankan antara proses dan struktur.41 Depdiknas memberikan pengertian sejarah adalah mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga kini.42 Dari pengertian diatas pembelajaran sejarah adalah perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar yang di dalamnya mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang erat kaitannya dengan masa kini. Sejarah merupakan bidang studi yang terkait dengan fakta-fakta dalam ilmu sejarah namun tetap memperhatikan tujuan pendidikan pada umumnya.43 B. Kerangka Pikir Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan peradaban dunia. Berdasarkan tujuan ini maka Kurikulum 2013 di implementasikan di sekolah, salah satunya di implementasikan dalam pembelajaran sejarah. Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran
41
Sartono Kartodirdjo, Pengantar Sejarah Indonesia Pergerakan Nasional, dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme, Jakarta : Gramedia, 1990, hlm. 4. 42 Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta : Depdiknas, hlm. 1. 43 I Gde Widja, Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah, Jakarta : Depdikbud, 1989, hlm. 23.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sejarah tentunya ada permasalahan yang terjadi dan menyebabkan terhambatnya implementasi itu sendiri. Dalam impelementasi Kurikulum 2013 terutama pembelajaran sejarah melibatkan guru dan siswa, tentunya mereka memiliki persepsi tentang implementasi kurikulum 2013. Persepsi guru dan siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 merupakan hasil pengamatan melalui pengindraan oleh guru maupun siswa sehingga dapat memberikan pemahaman terhadap implementasi kurikulum 2013. Dari penjelasan di atas dapat dibuat kerangka pikir sebagai berikut :
Kurikulum 2013
Implementasi
Pembelajaran Sejarah
Guru dan siswa
Persepsi
Kendala
Bagan 1. Kerangka Pikir
30
Solusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Depok merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian. Sekolah ini berlokasi di Jl. Babarsari, yang terletak di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian dijadwalkan dimulai pada 1 Oktober 2015 hingga 31 Desember 2015, karena penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif, maka penelitian dapat melebihi batas waktu yang ditentukan. Meskipun demikian, jadwal penelitian yang telah ditentukan berkaitan erat dengan keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki oleh peneliti. Pengumpulan data tidak dilakukan lagi apabila dipandang telah mencukupi. Tabel 1 Jadwal Penelitian Bulan
No
Kegiatan
1
Penyusunan Proposal
2
Perizinan
3
Pengumpulan Data
4
Analisis Data
√
5
Penulisan Laporan
√
Agust
Sep
√
√
Okt
Nov
Des
Jan
√ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Bentuk dan Strategi Penelitian Penelitian ini, menggunakan jenis penelitian studi kasus (case study) yaitu sebuah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas antara fenomena dan konteks tidak tampak secara tegas atau jelas dan menggunakan berbagai sumber atau multisumber bukti. Studi kasus memungkinkan peneliti untuk mempertahankan makna dari peristiwa kehidupan nyata seperti kehidupan seseorang, organisasi, perubahan lingkungan sosial, hubungan internasional, dan kematangan industri.44 Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian deskripsi adalah karena dengan penelitian ini mampu memberikan gambaran yang mendalam untuk situasi tertentu dalam hal ini adalah tentang persepsi guru dan siswa terhadap Kurikulum 2013. C.
Sumber Data Data penelitian kualitatif diperoleh dari sumber data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang dapat dikelompokan ke dalam dua kategori yaitu metode yang bersifat interaktif dan noninteraktif. Teknik interaktif ini terdiri dari wawancara dan juga pengamatan berperan serta, sedangkan non interaktif meliputi pengamatan tak berperan serta, analisis isi dokumen dan arsip
45
Sumber
data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
44 45
Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, hlm. 2. Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remadja Karya, 1989, hlm.
122.
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran sejarah tentang pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah 2. Hasil angket atau kuesioner terhadap siswa tentang pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah D.
Teknik Pengumpulan Data 1.
Angket atau Kuesioner Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir yang berisi pertanyaan yang diajukan kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mendapatkan jawaban atau informasi penelitian untuk keperluan sang peneliti.46 Dalam hal ini peneliti menggunakan angket atau kuesioner semi terbuka yaitu dimana desain kuesioner atau angket ini memiliki pilihan dan juga diharapkan para responden mengungkapkan alasan ketika mereka memilih pilihan yang disediakan. Tabel 2 Kisi-kisi Kuesioner Siswa No 1 2 3 4 5 6
46
Butir-butir pertanyaan Persiapan dalam menghadapi kurikulum 2013 Proses belajar mengajar dengan kurikulum 2013 menyenangkan atau tidak Metode Pengajaran guru menggunakan kurikulum 2013 Persepsi tentang pembelajaran dengan kurikulum 2013 Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran dengan kurikulum 2013 Solusi untuk mengatasi kendala
Mardalis, Metode penelitian suatu pendekatan proposal,Jakarta : Bumi Aksara, 2008, hlm.
66.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang yang melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari orang lain dengan mengajukan pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.47 Pada tehnik ini peneliti datang berhadapan muka secara langsung dengan responden atau subjek yang diteliti. Mereka menanyakan sesuatu yang telah direncanakan kepada responden. Hasilnya dicatat sebagai informasi yang penting dalam penelitian.48 Berikut kisi – kisi wawancara yang akan peneliti gunakan : Tabel 3 Kisi-kisi wawancara guru No
Kisi KisiPertayaan
1
Perencanaan implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah
2
Langkah langkah yang dilaksanakan dalam implementasi kurikulum 2013 Perbedaan mendasar dari kurikulum 2013 dan kurikulum yang sebelumnya
3
4 5 6
3.
Indikator Pertanyaan Pelatihan SDM Silabusdan RPP Modul dan Sumber Evaluasi
Landasan Orientasi Metode Pengelolaan
Efektivitas Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah kendala yang terjadi ketika kurikulum 2013 diimplementasikan dalam mata pelajaran sejarah Solusi dari kendala yang telah ditemukan
Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan oleh 47 48
Dedi Mulyana, Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : Rosda, 2006 , hlm. 120. Sukardi, op.cit., hlm. 79.
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seorang psikolog dalam meneliti perkembangan seorang klien melalui catatan pribadinya.49 Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.50 Sumber dokumen umumnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu dokumentasi resmi yaitu surat keputusan, surat instruksi, dan surat bukti kegiatan yang dikeluarkan oleh kantor atau organisasi. serta sumber dokementasi yang tidak resmi seperti surat nota, surat pribadi.51 Dalam hal ini peneliti mempelajari tentang RPP dan modul serta contoh soal kurikulum 2013. E. Teknik Cuplikan Dalam penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi yang mendalam mengenai fokus penelitian, maka peneliti menggunakan teknik cuplikan (sampling) yaitu purposive sample atau sampel bertujuan. Teknik purposive sample adalah sampel yang dipilih bergantung pada tujuan penelitian tanpa memperhatikan kemampuan generalisasinya.52 Selain itu Teknik Purposive Sample merupakan pemilihan sampel yang didasarkan pada fokus penelitian dengan maksud untuk menjaring informasi sebanyak mungkin.53 Dalam hal ini narasumber wawancara adalah guru sejarah di SMA N 1 Depok yaitu Bapak Akhmad Johan dan Bapak Sigit Eko Susanto karena mereka
49
Abdurrahman Fatoni. Metodologi Penelitian dan tehnik Penyusunan Skripsi,Jakarta: PT. Rinekha cipta, 2006, hlm. 112. 50 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung : Alfabeta, 2009, cet. IX, hlm. 329. 51 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta : Bumi Aksara,2003, hlm. 81. 52 Afifudin, Metodologi Kualitatif, Bandung : Pustaka Setia, 2009, hlm. 130. 53 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Remadja Karya, 1989, hlm. 224.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merupakan pelaksana dan mengetahui tentang kurikulum 2013 di SMA N 1 Depok terutama dalam pembelajaran sejarah dan responden kuesioner adalah siswa kelas XI dan XII yang pernah melaksanakan kurikulum 2013. F. Validitas Data Penelitian kualitatif adalah salah satu penelitian yang berfokus pada pemahaman subyek sekitarnya. Wawancara dan observasi adalah salah satu tehnik yang digunakan untuk melakukan penelitian kualitatif. Metode ini mempunyai beberapa kelemahan yaitu salah satunya adalah sumber data yang terkadang kurang kredibel. Untuk menilai keabsahan data maka salah satu cara yang digunakan adalah triangulasi. Patton mengatakan bahwa triangulasi adalah salah satu cara pengecekan kredibilitas dengan membandingkan data terhadap sesuatu yang diluar dari cakupan data tersebut dan juga mengkonfirmasi data yang telah didapatkan kepada sumber sehingga data yang ada bisa mendukung untuk keperluan penelitian.54 Menurut Patton ada 4 macam tehnik triangulasi yang bisa digunakan untuk memeriksa keabsahan data yaitu: 1.
Triangulasi data, yaitu dengan cara mengkonfirmasi data yang telah didapatkan dengan sumber data dan ahli untuk memastikan tingkat kredibilitasnya. Dalam penelitian ini peneliti melakukan triangulasi data dengan mengambil data yang beragam yaitu dari guru dan juga dari siswa.
54 H.B. Sutopo, Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian, Surakarta : Universitas Sebelas Maret, 2006, hlm. 92.
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
Triangulasi Metode, yaitu cara peneliti menguji keabsahan data dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Dalam penelitian ini peneliti melakukan triangulasi metode dengan membagikan kuesioner pada siswa dan guru serta mewawancarai siswa dan guru.
3.
Triangulasi Peneliti, yaitu hasil penelitian baik data ataupun simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti. Dalam penelitian ini peneliti melakukan triangulasi peneliti dengan membandingkan penelitian dengan sesama rekan peneliti karena penelitian ini merupakan penelitian payung.
4.
Triangulasi teori, yaitu dalam menguji keabsahan data menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahanpermasalahan yang dikaji, sehingga dapat dianalisis dan ditarik kesimpulan yang lebih utuh dan menyeluruh. Dalam penelitian ini peneliti melakukan triangulasi teori dengan menghubungkan temuan penelitian dengan teori-teori yang berkaitan dengan hasil temuan penelitian.55
Selain itu bisa juga ditambah dengan Expert Opinion, yaitu dengan meminta orang yang lebih ahli untuk memberikan bimbingan kepada peneliti agar tetap mendapat arahan dalam melakukan penelitian, peneliti bisa berkonsultasi dengan dosennya untuk menyempurnakan hasil penelitiannya. Peneliti menggunakan 55
Denzin K. Denzin dkk, Handbook of Qualitative Research , terj oleh Dariyanto dkk, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hlm.210.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
triangulasi data dalam penelitian ini dimana peneliti membandingkan hasil wawancara guru dengan hasil kuesioner siswa. G. Analisis Data Analisis data disebut juga pengolahan dan penafsiran data. Analisis data dimaksudkan untuk merangkai kembali data-data hasil dari observasi, wawancara, dokumentasi sehingga menjadi sesuatu yang utuh dan menjadi sesuatu yang baru untuk orang lain.56 Langkah langkah yang perlu dilakukan adalah peneliti melihat kembali data yang sudah didapatkan agar rencana semula bisa dilanjutkan dan juga dapat mengembangkan data tersebut sesuai tujuan awal.57 Dalam penelitian kualitatif ada 2 jenis analisis yaitu deskriptif dan interpretatif. Deskriptif adalah penjelasan apa adanya yang sesuai dengan temuan peneliti sedangkan interpretatif sendiri lebih mencari sesuatu dibalik yang tampak atau berusaha mencari sesuatu yang tersembunyi dari sederetan fakta yang terkuak.58 Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis secara deskriptif untuk memaparkan temuan yang sudah didapatkan sesuai dengan data yang ada. Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara kontinyu hingga tuntas.59 Berikut bagan analisis data yang digunakan :
56
Noeng Muhajir, Metodologi penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996, hlm.104. Donald Ary dkk, Introduction to Research in Education, terj. Arief Furchan, Surabaya : Usaha Nasional, 1992 , hlm. 475. 58 Andi Mappiare AT, Dasar-dasar Metodologi Riset Kualitatif Untuk Ilmu Sosial dan Profesi, Malang: Jenggala Pustaka Utama, 2009, hlm. 80 59 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial,Bandung : PT Refika Aditama, 2009, hlm. 225. 57
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bagan 2 analisis data Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Kesimpulan : Penarikan dan Verifikasi
Sumber : Miles dan Huberman, 1992
1.
Reduksi Data Adalah proses penilaian dan juga penyederhanaan atau juga bisa dikatakan sebagai tahap memilah data yang sudah didapatkan sehingga apabila ada data yang tidak diperlukan dapat segera di eliminasi.
2. Penyajian Data Setelah melalui tahap reduksi data tadi maka data yang diperlukan akan diolah dan sebaiknya peneliti membuat tabel atau semacam skema sehingga akan terlihat gambaran secara umum tentang apa yang harus dilakukan oleh peneliti
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Menarik Kesimpulan (Verifikasi) Dengan data yang telah dikumpulkan maka peneliti dapat menarik kesimpulan selama penelitian dilaksanakan dan akan menjadi temuan baru bagi peneliti berikutnya.
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Latar Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Depok
Kecamatan Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah yang didirikan pada tahun 1977 dengan nama Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sleman beradasarkan SK Mendikbud RI No. 0478/O/1977. Dengan adanya SK tersebut Kakanwil Depdikbud Provinsi DI Yogyakarta menunjuk Kepala SMA 6 Yogyakarta untuk perintis SMA baru tersebut. Pimpinan SMA 6 Yogyakarta pada waktu itu dijabat oleh Drs Boedihardjo. Pada bulan Januari 1977, permulaan tahun ajaran 1977, SMA 2 Sleman mulai menerima pendaftaran siswa baru. Jumlah yang diterima pada saat itu 81 siswa. Jumlah ini cukup untuk memenuhi 2 kelas sesuai dengan jumlah ruang kelas yang tersedia pada waktu itu, yaitu di ruang selatan gedung induk SMA 6 Yogyakarta. Demi kelancaran pengelolaan pendidikan dan pengajaran, tahun ajaran 1977 SMA 2 Sleman masih bergabung dengan SMA 6 Yogyakarta, Ini berarti secara administratif dan edukatif masih di bawah satu pimpinan dengan SMA 6 Yogyakarta. Sesuai dengan penerapan kurikulum 1975, kurikulum yang berlaku saat itu, pada akhir Semester I tahun ajaran 1977 diadakan penjurusan dan terbentuk satu kelas IPS dan satu kelas IPA. Hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 1977, yaitu Senin 17 Januari 1977 olah Kepala Sekolah ditetapkan sebagai Hari Jadi SMA 2 Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada awal berdirinya SMA 2 Sleman mempunyai 7 orang Guru tetap dan 11 orang guru tiduk tetap yang juga merupakan guru pada SMA 6 Yogyakarta, Sedangkan karyawan (tenaga) Tata Usaha sebanyak 3 orang. Pada tahun 1997 terjadi perubahan nama dari Sekolah Menengah Atas 2 Sleman menjadi Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Depok.Berkat kerja sama yang baik antara pihak sekolah dengan orangtua/wali murid berhasil dibentuk susunan pengurus BP3 SMA 2 Sleman periods 1977/1978 yang diketuai oleh bapak Masri Al Rasyid. Untuk pertama kalinya BP3 telah menyurnbang sarana berupa meja kursi siswa. Pada bulan Desember 1977 unit gedung baru SMA 1 Depok telah selesai dibangun. Pada hari Kamis tanggal 5 Januari 1978 unit gedung baru beserta tanah seluas 6773 m2, diserahkan dari Pimpinan Proyek (Drs.Sunardjo) kepada Drs. GBPH Poeger selaku Kakanwil Depdikbud Prop. DI Yogyakarta. Dengan demikian secara resmi SMA 1 Depok telah mulai menempati unit gedung barunya di Babarsari, Yogyakarta. Saat ini yang menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA N 1 Depok adalah Drs.H.Maskur. SMA N 1 Depok menempati tanah seluas 7939 m2. Terdiri dari 8 unit bangunan. Kondisi fisik bangunan di SMA N 1 Depok cukup memadai untuk kegiatan belajar mengajar dan mempunyai tata letak gedung yang efisien. Terdapat juga fasilitas olahraga seperti lapangan basket dan volley. Adapun Lapangan Upacara yang cukup luas. Beberapa ruangan yang ada sudah cukup bagus namun juga masih terdapat ruangan yang kurang pencahayaan sehingga kurang menunjang kegiatan KBM. Ruang workshop yang biasa digunakan untuk acara maupun kegiatan KBM, namun harus memesan terlebih dahulu.
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gedung yang dimiliki SMA N 1 Depok terdiri dari 26 ruang kelas, 2 ruang kantor guru, 1 ruang UKS, 1 ruang Perpustakan, 1 ruang lab. Komputer, 1 ruang musik, langan olahraga dan aula Jumlah siswa SMA N 1 Depok pada tahun ajaran 2014/2015 khususnya kelas XI dan XII adalah 192 siswa. SMA N 1 Depok memilik Kepala Sekolah bernama Drs. H. Maskur. Sekolah memiliki 54 tenaga pengajar yang terdiri dari 44 guru tetap, 1 DPK, dan 9 guru tidak tetap. Hampir 90% tenaga pengajar adalah lulusan kependidikan dengan jenjang S1 serta terdapat 2 tenaga kependidikan dengan pendidikan jenjang S2. Masing-masing guru mengajar satu Mata Pelajaran. Guru pengajar disediakan oleh dinas pendidikan kabupaten sesuai kebutuhan sekolah. Mayoritas guru-guru di SMA N 1 Depok berada di umur 40 tahun sampai 50 tahun dan dalam keadaan yang mapan sehingga agak sulit untuk menerima perubahan – perubahan kebijakan terutama tentang kurikulum. Penerimaan siswa baru tahun ajaran 2014/2015, SMA Negeri 1 Depok menerima siswa SMP dengan jumlah nilai ujian terendah 34,85. Sementara yang paling tertinggi adalah 38.35. Apalagi dengan
kegiatan ekstrakurikuler yang
akademis maupun non akademis. Adapun kegiatan non akademis meliputi : pramuka, Cheerleading, bola basket, bola voli, sepak bola, baca tulis Al Quran, KIR, paduan suara, karate, bahasa Jepang dan jurnalistik. Sementara ekstrakulikuler yang akademik adalah: Kegiatan pengayaan Bahasa Inggris bagi kelas X, XI, dan XII, Kegiatan Lab. Komputer, Pembinaan kegiatan Olimpiade Sains, Kegiatan Lab. Bahasa, Kegiatan Lab. IPA meliputi Fisika, Kimia dan Biologi.
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Beberapa prestasi yang pernah didapatkan SMA N 1 Depok adalah Juara 1 Putra lomba lari tingkat Provinsi DIY pada tahun 2008, Juara 3 olimpiade ekonomi tingkat nasional tahun 2009, juara 1 lomba lari cepat 100 meter tingkat Kabupaten Sleman tahun 2008, juara 1 lomba akademik tingkat Provinsi DIY tahun 2009, juara 3 lomba cipta lagu dan pembuatan jingle tingkat Provinsi DIY tahun 2009, dan juga juara 1 lomba Adzan tingkat Kabupaten Sleman tahun 2010. Visi dan misi Sekolah SMA N 1 Depok menjadi fokus orientasi terhadap seluruh sistem dan program pendidikan SMA N 1 Depok di adalah sebagai berikut: 1. Visi Berprestasi Tinggi, Berkepribadian dan Kreatif 2. Misi a. Melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien b. Melaksanakan pembinaan iman dan taqwa warga sekolah c. Mengembangkan manajemen kelembagaan berdasarkan MPMBS d. Membina minat dan kreatifitas siswa SMA N 1 Depok adalah salah satu sekolah yang melaksanakan kurikulum 2013 pada awal tahun 2014, namun pada akhirnya ketika kebijakan
yang
dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru yaitu Anies Baswedan bahwa sekolah yang baru menerapkan kurikulum selama 1 semester harus kembali menggunakan kurikulum KTSP, maka SMA N 1 Depok menggunakan kembali kurikulum KTSP yang sebelumnya pernah mereka gunakan.
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan data - data yang di dapatkan oleh peneliti , maka hasil akan dijabarkan dalam 4 bagian yaitu : persepsi guru terhadap implementasi kurikulum 2013, persepsi siswa terhadap implementasi kurikulum 2013, dan kendala yang dialami oleh guru serta solusinya, dan dan kendala yang dialami oleh siswaserta solusinya,yang mana bagian hasil angket akan disertai dengan tabel dan alasan nya. berikut penjelasan dari hasil penelitian : 1.
Persepsi guru terhadap implementasi kurikulum 2013 a. Perencanaan implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah Tentang perubahan kurikulum dari kurikulum KTSP ke kurikulum 2013, Pak Johan mengatakan tidak masalah namun banyak hal yang harus dipersiapkan ketika sebuah kurikulum berubah. (CL 1) Berkaitan dengan perubahan kurikulum Pak Sigit mengungkapkan hal yang senada bahwa tidak menjadi masalah jikalau ada perubahan kurikulumhal itu bukanlah masalah.(CL 2) Berkaitan dengan mengapa kurikulum sebelumnya harus diganti Pak Johan mengatakan bahwa itu adalah kewenangan dari pembuat kebijakan dalam hal ini adalah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan karena idealnya kurikulum itu direvisi setiap 10 tahun sekali. Hal senada diungkapkan oleh Pak Sigit tetapi sebaiknya pembuatan kurikulum seharusnya melibatkan para guru di sekolah sehingga bisa diterapkan di sekolah dan namun pada kenyataan nya Kurikulum 2013 menjadi sesuatu yang bagus namun tidak mampu untuk dilaksanakan..
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tentang harapan pemerintah dengan perubahan kurikulum, Pak Sigit dan mengatakan bahwa keinginan pemerintah adalah supaya terjadi peningkatan dalam kualitas pendidikan dan hal itu cukup bagus terutama dalam hal prinsip yang membuat para peserta didik menjadi berpikir analitis.(CL2)Hal yang sama juga diungkapkan oleh Pak Johan. Pak Johan mengatakan bahwa pemerintah mempunyai harapan yang baik dengan perubahan kurikulum karena untuk peningkatan kualitas peserta didik.(CL 1) Tentang persiapan terutama diklat (pendidikan dan pelatihan) Pak Johan mengatakan bahwa diklat yang didapatkan belum cukup karena pelaksanaan diklat dilakukan bersamaan dengan berjalannya kurikulum 2013 sehingga membuat para guru kebingungan dalam menerapkannya. Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Sigit bahwa diklat hanya 2 sampai 3 kali dan tutor atau pembimbing diklat mereka belum memiliki kesamaan persepsi tentang kurikulum 2013. Berkaitan dengan langkah penyusunan rpp dalam kurikulum 2013, Pak Johan mengatakan bahwa dalam penyusunan rpp kurikulum 2013 ada yang berbeda dari KTSP yaitu adanya kompetensi inti, karena kompetensi inti tidak terdapat dalam rpp KTSP dan ada contoh dari pemerintah yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk membuat rpp.(CL 1) Sementara
itu Pak Sigit lebih menyoroti tentang format
penilaian karena format penilaian di rpp Kurikulum 2013 lebih rinci
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dibandingkan di kurikulum KTSP terutama penilaian afektif yang memiliki banyak sub.(CL 2) Untuk modul dan sumber Pak Johan mengatakan bahwa dalam kurikulum 2013 ada buku pegangan siswa dan guru tetapi khususnya di SMA N 1 Depok yang ada hanya ada buku sejarah wajib untuk kelas 10 bukan sejarah peminatan (CL 1).Pernyataan yang berbeda diungkapkan oleh Pak Sigit menjawab untuk masalah modul dirinya mendapat dua modul untuk dinilai tetapi ada satu modul yang tidak sesuai karena ditulis oleh pemerhati dan pecinta sejarah bukan oleh ahli yang berkompeten di bidang sejarah. (CL 2) Terkait dengan masalah evaluasi yang digunakan Pak Johan mengatakan bahwa beliau menggunakan evaluasi berupa penilaian yang tercantum dalam kurikulum 2013 sehingga guru bisa menggunakan poin – poin yang ada dalam format penilaian tersebut(CL 1). Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Sigit bahwa evaluasi yang digunakan adalah penilaian yang terdapat pada format penilaian Kurikulum 2013 karena sudah cukup lengkap sub yang ada dalam lembar penilaian yang memuat banyak aspek penilaian. Terkait untuk penyusunan evaluasi yang dilakukan terutama untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa Pak Johan mengatakan bahwa pada dasarnya untuk penyusunan evaluasi di aspek kognitif sama dengan KTSP yaitu dengan pre test dan post test hanya bagian penilaian afektif dan psikomotorik saja yang berbeda.(CL 1) Pak Sigit memberikan
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pernyataan yang senada bahwa hanya hampir sama penyusunannya dan sebagai contoh dengan metode diskusi. Indikator yang yang digunakan untuk melihat pencapaian siswa adalah dengan melihat siswa tersebut aktif bertanya dan aktif menjawab sehingga dari penilaian itu dibuat pemetaan tentang keadaan siswa.(CL 2) b. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam implementasi kurikulum 2013 Berkaitan dengan langkah–langkahyang digunakan di
dalam
pembelajaran sejarah Pak Johan mengatakan bahwa hal itu tergantung kondisi siswa karena tidak semua metode yang ada dalam Kurikulum 2013 dapat di ikuti oleh para peserta didik, banyak hal yang membuat peserta didik belum bisa sepenuhnya untuk mengikuti dikarenakan karena buku penunjang selain buku pegangan wajib belum tentu ada di perpustakaan sekolah dan juga para siswa yang terlalu lama menggunakan kurikulum KTSP dan ketika terjadi perubahan kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013 mereka belum siap dengan perubahan pola pembelajaran yang digunakan dalam Kurikulum 2013 (CL 1). Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Sigit bahwa tidak semua langkah-langkah yang ada di kurikulum 2013 mereka gunakan karena para siswa belum siap sepenuhnya dengan langkah-langkah dalam kurikulum 2013 yang berbasis siswa dan guru hanya fasilitator saja, dan seringkali guru belum mengerti dengan konsep fasilitator akibatnya guru hanya diam saja di kelas dan membiarkan siswa nya untuk belajar sendiri tanpa ada bimbingan dari guruoleh karena itu pak Sigit memutuskan
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk memberikan ceramah agar siswa dapat memahami pembelajaran sejarah karena dengan menggunakan metode yang dianjurkan oleh Kurikulum 2013 para siswa belum terbiasa dan masih dalam proses penyesuaian. Metode ceramah diharapkan membantu para siswa untuk dapat memahami pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.(CL 2) c. Perbedaan mendasar antara kurikulum 2013 dengan kurikulum yang sebelumnya Tentang perbedaan mendasar dari segi landasan pelaksanaan Pak Johan mengatakan bahwa beliau tahu dengan landasan pelaksanaan kurikulum 2013 dalam peraturan menteri pendidikan namun mengenai detail tentang peraturan nya beliau mengatakan tidak ingat lagi karena para guru fokus dengan persiapan implementasinya bukan dengan landasan pelaksanaan dari Kurikulum 2013.(CL 1). Hal senada juga diungkapkan oleh Pak sigit yang mengatakan bahwa pernah diberikan tentang landasan pelaksanaan Kurikulum 2013 namun sama seperti Pak Johan beliau juga lupa tentang detail dari landasan pelaksanaan Kurikulum 2013.(CL 2) Berkaitandengan aspek orientasi Pak Sigit mengatakan bahwa kurikulum KTSP hanya untuk mencapai KKM saja ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) karena format penilaian belum lengkap seperti penilaian di Kurikulum 2013 karena itulah maka KTSP orientasinya masih dalam kognitif semata sementara kurikulum 2013 untuk membuat para siswa berpikir kritis.(CL 2) Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Johan
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahwa Kurikulum 2013 bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik
dan
juga
membuat
siswa
mengeksplorasi
diri
sehingga
pembelajaran siswa semakin lengkap dan hal ini bagus untuk pengembangan diri para peserta didik. (CL 1) Untuk metode yang digunakan dalam kurikulum 2013 apakah sama dengan KTSP Pak Johan mengatakan bahwa sebenarnya yang diamanatkan oleh kurikulum metode yang digunakan berbeda, namun karena guru juga dalam tahap belajar maka belum tentu berbeda tetapi beliau juga mencoba menggunakan metode Inquiry. (CL 1) Hal senada juga
diungkapkan
oleh
Pak
Sigit
bahwa
metode
yang
digunakanterkadang bisa sama atau tidak tergantung dari siswa terkadang ada kelas yang belum siap sepenuhnya menggunakan metode kurikulum 2013 maka guru harus memberi ceramah dengan durasi agak lama agar para siswa mengerti karena pada kenyataannya banyak siswa yang belum mengerti dengan metode yang ada di dalam Kurikulum 2013. (CL 2) Tentang metode yang paling efektif Pak Johan dan mengatakan dengan inqury tetapi bisa diubah tergantung pada keadaan di kelas dan siswa karena dikuatkan oleh ungkapan Pak Johan sebelumnya bahwa terkadang juga metode yang seharusnya digunakan dalam kurikulum 2013 membuat anak tidak mengerti dengan pembelajaran ( CL 1). Hal yang agak sedikit berbeda diungkapkan oleh Pak sigit bahwa beliau menggunakan metode presentasi kepada para siswa dengan memberikan penugasan kepada siswa namun hasil yang didapat ternyata kurang
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memuaskan diakibatkan karena ketidakpahaman para siswa dan pada akhirnya digunakan ceramah bervariasi untuk membuat siswa menjadi lebih paham. (CL 2) Dalam hal perbedaan pengelolaan KTSP dan kurikulum 2013 berkaitan dengan penyusunan hingga evaluasi Pak Sigit mengatakan bahwa hanya berbeda model saja dan pada bagian penilaian yang agak berbeda karena pada kurikulum 2013 lebih rinci dan detail pada bagian penilaiannya sementara pada penilaian KTSP siswa yang dirasa sudah baik cukup diberikan nilai A( CL 2) . Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Johan bahwa tidak terlalu jauh perbedaannya hanya di lembar penilaian saja yang cukup banyak selain itu tidak terlalu banyak perbedaan yang mencolok dari keduanya. (CL 1) Berkaitan tentang kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013 Pak Johan mengatakan bahwa kelebihan dari kurikulum adalah membuat siswa aktif sehingga para siswa mampu mengembangkan dirinya secara penuh atau mengaktualisasi diri namun dari segi kekurangan kurikulum 2013 adalah tugas yang banyak pada siswa sehingga para siswa merasa terbebani karena bukan hanya pelajaran sejarah saja tetapi juga pelajaran lainnya (CL 1).Sementara Pak Sigit mengatakan kelebihan dari Kurikulum 2013 adalah membuat siswa berpikir kritis sehingga siswa mampu membangun pengetahuan nya, dari segi kelemahan beliau mengatakan bahwa penilaian di dalam Kurikulum 2013 cukup bagus namunterlalu rumitsehingga sangat sulit untuk dilaksanakan mengingat
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jumlah peserta didik yang cukup banyak selain itu juga adanya kesalahpahaman dari guru yang sebagai fasilitator sehingga siswa juga dilepas sendiri dan tidak dibimbing. Untuk kelemahan kurikulum 2006 atau KTSP Pak Sigitmengatakan bahwa kurikulum tersebut hanya menekankan pada pencapaian KKM saja sehingga para siswa tidak diarahkan untuk berpikir lebih kritis sehingga lebih kental nuansa pngetahuan kognitif dibandingkan dengan pengetahuan afektif dan psikomotorik dan untuk kelebihan nya adalah penilaian yang tidak terlalu merepotkan guru sehingga para guru dengan cepat dapat memberi nilai pada siswa karena pada lembar penilaian KTSP tidak detail seperti lembar penilaian yang terdapat pada format penilaian Kurikulum 2013 (CL 2). d. Efektifitas kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah Berkaitan
tentang
efektifitas
kurikulum
2013
Pak
Johan
mengatakan belum efektif karena penerapan nya yang terlalu mendadak dan juga para siswa belum siap dengan perubahan kurikulum ini karena terlalu tiba-tiba dan juga pada SMA N 1 Depok baru berjalan selama 1 semester dan masih banyak kekurangan dari segi diklat dan persiapan lainnya yang akhirnya membuat para para guru menjadi belum paham sepenuhnya dengan apa yang akan dilakukan (CL 1). Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Sigit bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 belum efektif karena pelaksanaan nyaberdasarkan kebijakan pusat dan pada akhirnya cara belajarnya bukan
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berasal dari siswa itu sendiri apalagi baru berjalan selama 1 semester saja dan belum cukup waktu untuk mengatakan pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan efektif ( CL 2). 2.
Persepsi siswa terhadap implementasi kurikulum 2013 Berdasarkan angket yang disebarkan pada siswa maka didapat hasil sebagai berikut : a. Persiapan Siswa Menghadapi Pembelajaran dengan Kurikulum 2013 tentang persiapan mereka dalam menghadapi pembelajaran pada saat pelaksanaan kurikulum 2013 maka telah didapatkan hasil yang beragam yang tercantum dalam tabel dan akan diuraikan beserta alasan para siswa memilih pilihan yang disediakan, adapun tabel nya adalah sebagai berikut : Tabel 4 Tabel Persiapan Siswa dalam Mengahadapi Kurikulum 2013 No
Kelas
Pilihan Angket/kuesioner
Persentase %
Ya
Tidak
Ya
Tidak
1
XI IPS
7
20
25,9
74,1
2
XII IPS
3
17
15
85
Pada tabel 4 terlihat bahwa di kelas XI IPS sebanyak 7 orang atau 25,9% yang mengatakan bahwa mereka mempersiapkan diri dalam menghadapi pembelajaran dengan kurikulum 2013 sementara sisanya yaitu 20 orang atau 74,1% mengatakan tidak mempersiapkan diri untuk pembelajaran dengan kurikulum 2013.
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk kelas XII IPS jumlah siswa yang mempersiapkan diri untuk pembelajaran dengan Kurikulum 2013 adalah sebanyak 3 orang atau 15% dan sisanya 17 orang atau 85% mengatakan tidak mempersiapkan diri. Dari data diatas siswa yang kelas XI IPS yang mempersiapkan diri menyatakan bahwa mereka suka dengan kurikulum 2013 dan banyak mengekplorasi siswa sehingga mereka dapat berkembang dari segi kognitif, psikomotorik, dan afektif dan siswa yang tidak mempersiapkan diri mengatakan bahwa mereka tidak siap dan tidak mengerti dengan pelaksanaan kurikulum 2013 sehingga mereka menganggap bahwa kurikulum 2013 tidak efisien. Kelas XII IPS yang mengatakan bahwa mereka ada persiapan untuk pembelajaran dengan kurikulum 2013 mengatakan alasan yang sama seperti kelas XII bahwa mereka suka dengan kurikulum 2013 yang banyak mengekplorasi siswaSementara untuk yang tidak mempersiapkan diri mereka mengatakan bahwa kurikulum 2013 serba mendadak, tidak ada sosialisasi, sulit dilaksanakan karena kurikulum 2013 yang siswa sentris mengharuskan siswa aktif. b. Pembelajaran Sejarah dengan Kurikulum 2013 Berdasarkan hasil angket yang telah didapatkan peneliti tentang pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 maka akan dijelaskan dalam tabel berikut :
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5 Tabel Pendapat Siswa Tentang Pembelajaran Sejarah dengan Kurikulum 2013 Pilihan Angket/kuesioner No
Kelas
Menyenangkan
Tidak
Persentase %
Menyenangkan
1
XI IPS
11
16
40,7
59,3
2
XII IPS
8
12
40
60
Pada tabel 5 terlihat bahwa di kelas XI IPS sebanyak 11 orang atau 40,7% yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 menyenangkan sementara 16 orang siswa atau 59,3% mengatakan pembelajaran sejarah kurikulum 2013 tidak menyenangkan. Pada kelas XII IPS jumlah siswa yang mengatakan pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 menyenangkan adalah sebanyak 8 orang atau 40% dan sisanya 12 orang atau 60% mengatakan pembelajaran sejarah kurikulum 2013 tidak menyenangkan. Alasan siswa kelas XI IPS dan XII IPS yang menyenangi pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 adalah karena metode yang digunakan dalam pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 membuat siswa lebih aktif, dengan sumber yang tidak terbatas hanya dari
buku saja tetapi memanfaatkan teknologi
semisal dengan browsing di internet sehingga ada pembelajaran yang baru bagi siswa.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa kelas XI yang tidak menyenangi kurikulum 2013 yang mengatakan bahwa pembelajaran dengan kurikulum 2013 tidak menyenangkan memiliki alasan yang beragam seperti keluhan tentang permasalahan jaringan pada saat browsing sehingga menghambat mereka dalam pembelajaran Pada kelas XII yang tidak menyenangi pembelajaran dengan kurikulum 2013 mengatakan bahwa dalam pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk mempresentasikan hasil yang didapat namun dengan frekuensi yang cukup banyak sehingga membuat siswa agak sedikit bosan. c. Metode mengajar guru dalam membuat siswa berpikir analitis `Berdasarkan hasil angket yang didapat oleh peneliti tentang metode mengajar guru yang membuat siswa berpikir analitis maka akan dijelaskan berdasarkan tabel berikut : Tabel 6 Tabel metode mengajar guru yang membuat siswa berpikir kritis No
Kelas
Pilihan Angket/kuesioner
Persentase %
Ya
Tidak
Ya
Tidak
1
XI IPS
25
2
92,6
7,4
2
XII IPS
15
2
75
25
Pada tabel 6 terlihat bahwa di kelas XI IPS sebanyak 25 orang atau 92,6% yang mengatakan bahwa metode yang digunakan sudah mengarahkan mereka berfikir analitis sementara sisanya yaitu 2 orang
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau 4,7% mengatakan bahwa metode yang digunakan guru mereka belum mengarahkan mereka untuk berfikir analitis. Kelas XII IPS jumlah siswa yang mengatakan bahwa metode yang guru mereka gunakan sudah mengarahkan mereka berfikir analitis adalah sebanyak 15 orang atau 75% dan sisanya 2 orang atau 25% mengatakan metode yang digunakan guru mereka belum mengarahkan mereka berfikir analitis. Alasan siswa kelas XI IPS mengatakan bahwa metode yang digunakan guru mereka sudah mengarahkan mereka berfikir analitis adalah karena pada pembelajaran sejarah di kurikulum 2013 peran guru lebih banyak sebagai fasilitator dan membuat siswa berusaha untuk memecahkan masalah sehingga dari sini para siswa mampu merangkai pemikiran mereka yang analitis untuk mencari solusi dari permasalahan yang mereka temukan dalam pembelajaran selain itu juga mereka mengatakan bahwa cara guru mereka mengajar cukup baik dan enak sehingga mereka bersemangat dalam menjalankan pembelajaran sejarah yang merangsang mereka membentuk pemikiran analitis. Sementara
yang
mengatakan
metode
guru
mereka
tidak
mengarahkan mereka berfikir analitis beralasan bahwa mereka belum memahami berfikir analitis karena tuntutan materi yang banyak dan masih memerlukan bimbingan dalam membangun pemikiran analitis mereka.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk kelas XII yang mengatakan bahwa metode yang guru mereka gunakan sudah mengarahkan mereka berfikir analitis beralasan karena pada pembelajaran sejarah yang mereka dapat guru mereka mengajak siswa untuk berfikir secara global dimana para siswa mampu mengkonstruksi pengetahuan yang tersirat seperti masalah konspirasi dalam peristiwa sejarah dan juga karena adanya sesi diskusi yang membuat mereka bisa bertukar pikiran untuk mendiskusikan sesuatu sehingga dari kegiatan berdiskusi tersebut mereka mendapatkan ilmu baru dan merangkai informasi itu sehingga kemampuan mereka berfikir analitis menjadi terasah. Sementara yang menyatakan bahwa metode yang guru mereka gunakan tidak mengarahkan mereka berfikir analitis berpendapat bahwa guru hanya menjelaskan materi dan siswa hanya diajak berimajinasi dan para siswa ini berharap adanya kegiatan study tour agar pemikiran mereka lebih luas dan melatih mereka untuk membangun pemikiran analitis dengan melihat mereka mampu mengsingkronisasikan teori yang di dapat di sekolah dengan sesuatu yang konkret yang ada di lapangan. d. Keefektifan pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 Tabel 7 Tabel efektifitas pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 No
Kelas
Pilihan Angket/kuesioner
Persentase %
Ya
Tidak
Ya
Tidak
1
XI IPS
6
21
22,2
77,8
2
XII IPS
4
16
20
80
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada tabel 7 terlihat bahwa di kelas XI IPS sebanyak 6 orang atau 22,2% yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah efektif sementara 21 orang atau 77,8% mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 tidak efektif. Untuk kelas XII IPS jumlah siswa yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah efektif adalah sebanyak 4 orang atau 20% dan 16 orang atau 80% mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 tidak efektif. Siswa kelas XI IPS yang mengatakan pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah efektif beralasan bahwa dengan diberlakukannya pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 mereka merasa bahwa nilai mereka lebih baik dibandingkan ketika mereka menggunakan Kurikulum KTSP dan juga mereka menyukai cara mengajar guru sejarah sehingga bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Sementara siswa yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 tidak efektif beralasan bahwa kurangnya persiapan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 baik dari segi murid maupun guru dan juga pelaksanaan Kurikulum 2013 yang terkesan mendadak membuat buku sumber atau modul yang tidak lengkap menghambat mereka untuk mendapatkan pembelajaran yang efektif. Sementara untuk siswa kelas XII IPS yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah efektif beralasan
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahwa pengantar dari guru yang menarik dan menimbulkan pertanyaan yang harus dipecahkan siswa.Untuk siswa yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 tidak efektif mengatakan bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013 yang hanya satu semester membuat mereka belum mendapatkan hasil yang sesuai dengan kemauan siswa dan juga masalah terburu burunya pelaksanaan Kurikulum 2013 yang membagi sejarah menjadi dua yaitu wajib dan peminatan membuat mereka bingung. Siswa lain berpendapat bahwa penggunaan teknologi yang bertujuan untuk mencari materi yang berkaitan dengan pembelajaran sejarah justru disalahgunakan untuk membuka media sosial yang tidak berhubungan dengan pembelajaran sejarah. Hal ini tentu membuat tujuan pembelajaran tidak akan tercapai karena penyalahgunaan fasilitas oleh siswa. 3.
Kendala dan solusi dari guru dalam implementasi kurikulum 2013 Ketika peneliti bertanya tentang kendala yang dialami guru ketika mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah Pak Johan dan Pak Sigit menjawab bahwa masalah fasilitas dan juga masalah para guru harus mengerti teknologi untuk menunjang pembelajaran, buku buku pendukung kurang, serta masalah penilaian yang dirasa terlalu banyak sehingga menyulitkan guru. Dari kendala yang telah diungkapkan oleh para narasumber yaitu guru mereka mengambil beberapa solusi. Pak Johan menjawab Untuk solusi yang
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pertama masalah fasilitas mereka akan melaporkan keadaan itu pada pihak sekolah untuk diatasi dan untuk masalah buku buku pendukung kurang dan juga beliau menyarankan para siswa untuk mengekplorasi sendiri tetapi guru akan tetap mencari informasi tersebut. Pak Sigit menjawab untuk penilaian para guru mengaku apabila mereka sudah tahu mana anak yang baik dan yang tidak tetapi tidak secara detail sehingga berdasarkan itu guru memberi nilai yang bersifat perkiraan karena sebelumnya sudah tahu mana yang anak yang baik. Sehingga menjadi kurang obyektif dan para guru mengakui bahwa mereka kewalahan dengan system penilaian yang digunakan dalam kurikulum 2013, membuat waktu mereka habis untuk menilai siswa saja. 4.
Kendala dan solusi dari siswa dalam implementasi kurikulum 2013 Berdasarkan hasil angket yang didapatkan oleh peneliti maka untuk kendala dan solusi implementasi kurikulum 2013 maka dipaparkan sebagai berikut: Tabel 8 Tabel kendala yang dialami oleh siswa No
Kelas
Pilihan Angket/kuesioner
Persentase %
Ya
Tidak
Ya
Tidak
1
XI IPS
19
8
70,4
29,6
2
XII IPS
12
8
60
40
Pada tabel 1.7 terlihat bahwa di kelas XI IPS sebanyak 19 orang atau 70,4% yang mengatakan bahwa mereka mendapat kendala dalam
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sementara 8 orang atau 29,6% mengatakan bahwa mereka tidak mendapat kendala dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013. Kelas XII IPS jumlah siswa yang mengatakan bahwa mereka mendapat kendala dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 adalah sebanyak 12 orang atau 60% dan 8 orang atau 40% mengatakan bahwa mereka tidak mendapatkan kendala dalam pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013. Siswa kelas XI IPS yang mengatakan mereka mendapat kendala berpendapat bahwa banyak informasi yang tidak terpercaya atau tidak kredibel yang mereka dapat saat menggunakan internet dalam mencari materi yang berkaitan dengan pembelajaran sejarah sehingga mereka tidak bisa menggunakan informasi tersebut dalam pembelajaran, Siswa lain bependapat bahwa koneksi internet yang kurang stabil menghambat mereka untuk melakukan eksplorasi yang di tuntut oleh Kurikulum 2013, dan ada juga yang berpendapat bahwa mereka kekurangan buku acuan dan sumber dalam menjalankan pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sehingga menjadi kendala tersendiri dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Sementara 8 orang siswa yang mengatakan mereka tidak mendapatkan kendala beralasan bahwa selama mereka belajar dengan menggunakan Kurikulum 2013 mereka merasa semuanya
berjalan
dengan
lancar
62
sehingga
mereka
menikmati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran tersebut. Sementara untuk solusi dari siswa sebagai tindak lanjut untuk mengatasi kendala yang diperjelas pada tabel 9 berikut : Tabel 9 Tabel solusi yang diambil siswa untuk mengatasi kendala No
Kelas
Pilihan Angket/kuesioner
Persentase %
Ya
Tidak
Ya
Tidak
1
XI IPS
19
8
70,4
29,6
2
XII IPS
12
8
60
40
Pada tabel 1.8 terlihat bahwa di kelas XI IPS sebanyak 19 orang atau 70,4% yang mengatakan bahwa mereka melakukan tindakan untuk mengatasi kedala yang mereka alami dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sementara 8 orang atau 29,6% mengatakan bahwa mereka tidak melakukan tindakan untuk mengatasi kedala yang mereka alami dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013. Untuk kelas XII IPS jumlah siswa yang mengatakan bahwa mereka melakukan tindakan untuk mengatasi kedala yang mereka alami dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 adalah sebanyak 12 orang atau 60% dan 8 orang atau 40% mengatakan bahwa mereka tidak melakukan tindakan untuk mengatasi kedala yang mereka alami dalam pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013. Siswa Kelas XI IPS yang melakukan tindakan untuk mengatasi kendala yang mereka alami berpendapat bahwa mereka harus lebih banyak belajar lagi dan juga menyesuaikan diri dengan metode guru yang
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bersangkutan agar bisa fokus belajar dan juga ada yang berpendapat bahwa mereka mencari materi sendiri agar materi yang tidak mereka dapatkan di sekolah bisa mereka ketahui salah satu contoh nya adalah dengan mencari via internet atau browsing sehingga mereka bisa melengkapi pengetahuan mereka yang belum didapat di sekolah. Para siswa juga mengatakan bahwa mereka meminta soft copy materi kepada guru sehingga mereka bisa mempelajari lagi dirumah apa yang sudah di dipelajari di sekolah. Kelas XII IPS yang melakukan tindakan untuk mengatasi kendala yang mereka alami mengatakan bahwa solusi yang mereka ambil adalah bertanya kepada guru tentang materi yang kurang jelas sehingga mereka mendapat penjelasan yang lengkap dari guru dan memahami materi yang dipelajari, ada juga yang mengatakan bahwa mereka bertanya kepada teman yang lebih tahu dan meminta teman mereka untuk menjelaskan materi tersebut agar mereka lebih paham dan kebanyakan mereka berpendapat bahwa mereka memilih belajar sendiri dan mencari materi yang di rasa sulit baik melalui internet, perpustakaan dan media lain yang mereka anggap dapat membantu mereka memahami materi. C. Pembahasan 1.
Persepsi guru terhadap implementasi kurikulum 2013 a. Perencanaan implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah Berdasarkan hasil penelitian para guru mengatakan bahwa tidak ada masalah dengan berubahnya kurikulum 2006 (KTSP) ke kurikulum
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2013. Pernyataan ini sesuai dengan teori persepsi diamana proses terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi ini juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya terhadap sesuatu.60 Di sini para guru sudah mengalami sendiri bagaimana melaksanakan kurikulum 2013 tersebut di sekolah dan mereka pernah merasakan, mengalami sehingga terjadi persepsi atau anggapan menurut masing masing guru terhadap pendapat mereka tentang perubahan kurikulum. Ketika membahas masalah alasan berubahnya kurikulum guru mengatakan bahwa itu adalah kewenangan dari pemerintah yaitu Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan hal ini juga sesuai dengan Landasan yuridis kurikulum yaitu Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.61 Dan juga ditambahkan oleh guru bahwa seharusnya mereka dilibatkan dalam penyusunan kurikulum karena mereka menganggap mereka mengerti dengan pendidikan karena status mereka sebagai seorang pengajar sekaligus pendidik. 60
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta : Rineka Cipta,
hlm.102. 61 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013; Rasional, Kerangka Dasar, Struktur, Implementasi, dan Evaluasi Kurikulum, hlm. 30.
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pernyataan ini juga diperkuat oleh teori konsep kurikulum dimana kurikulum sebagai bidang studi merupakan bidang kajian para ahli hukum dan ahli pendidikan dan pengajaran dan tujuannya sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.62Dari pernyataan ini terungkap bahwa para guru mengikuti program yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal ini adalah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan namun mereka berharap bahwa mereka juga ikut dilibatkan karena orang yang setiap hari bertatap muka dengan peserta didik adalah guru sehingga mereka mengetahui kebutuhan pembelajaran siswa. Untuk masalah tujuan pemerintah dengan berubahnya kurikulum para guru menjawab bahwa itu semua demi peningkatan kualitas pendidikan sehingga nantinya menghasilkan output siswa atau peserta didik yang bagus hal ini juga didukung oleh penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 35 bahwa “Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati”.63 Yang artinya bahwa pemerintah punya tujuan untuk meningkatkan daya saing sehingga para peserta didik nantinya mampu menghadapi tantangan ke depan dan juga Kurikulum 2013 dirancang untuk menghasilkan peserta didik yang mempunyai produktifitas dan penuh
62
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis dan Praktis, (Bandung : Interes Media, 2014), hal 3 63 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, hlm .3.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
inovasi melalui penguatan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang terintegrasi. Dilihat dari pemaparan para guru ini mereka mendukung tujuan pemerintah yaitu untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan siap untuk mengikuti apapun tujuan dari pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk masalah diklat ( pendidikan dan pelatihan ) para guru mengaku sebenarnya belum mendapatkan pelatihan yang cukup bagaimana melaksanakan kurikulum 2013, mereka memamparkan bahwa mereka hanya mendapatkan pelatihan sebanyak 2 sampai 3 kali dengan durasi 4 sampai 5 hari yang di rasa kurang cukup untuk persiapan mengimplementasikan kurikulum 2013, padahal Mulyasa mengatakan bahwa Sosialisasi kurikulum dilakukan terhadap pihak yang terkait dalam implementasinya, serta terhadap seluruh warga sekolah, bahkan terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik. Sosialisasi ini penting terutama agar warga sekolah mengerti tentang kurikulum yang akan diimplementasikan.64 Dari pernyataan diatas para guru mengakui bahwa sebenarnya mereka menginginkan lebih banyak pelatihan lagi untuk melaksanakan kurikulum 2013 karena hal tersebut menjadi salah satu cara yang digunakan untuk menunjang keberhasilan kurikulum 2013 dan juga para tutor yang mendampingi guru harus orang –orang yang menguasai secara
64 E.Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya), hlm 7
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
utuh tentang kurikulum agar dapat mengajari mereka sehingga ada kepastian penafsiran. Ketika ditanyakan tentang langkah-langkah penyusunan RPP para guru menjawab bahwa pada dasarnya hampir sama seperti KTSP hanya saja dalam RPP kurikulum 2013 ada tambahan berupa KI ( Kompetensi Inti ). Hal ini sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013 yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran dimana kompetensi inti
kelas
menjadi
unsur
pengorganisasi
(organizing
elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan
untuk
mencapai
kompetensi
yang
dinyatakan dalam kompetensi inti.65 Para guru sudah mulai memahami cara penyusunan RPP paling tidak tentang penambahan Kompetensi Inti yang merupakan salah satu bagian dari penyusunan RPP kurikulum 2013. Sementara dalam hal modul dan sumber guru mengatakan bahwa dalam kurikulum 2013 sejarah dibagi menjadi 2 yaitu sejarah wajib dan peminatan, buku wajib sudah ada sebagai sumber, tetapi justru yang peminatan tidak ada sampai ditutupnya kurikulum 2013 di SMA N 1 Depok, padahal menurut Mulyasa yang perlu dikembangkan dalam mendukung kurikulum 2013 adalah laboratorium, pusat sumber belajar, perpustakaan. 65 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. hlm 3-4
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Fasilitas dan sumber belajar tersebut perlu digunakan, dipelihara, dan
dioptimalkan
mungkin.66Sehingga
sebaik
pada
akhirnya
implementasi nya tidak optimal karena sumber belajar masih kurang. Untuk masalah modul ada 2 modul yang diberikan pada guru tetapi ada 1 modul yang tidak cocok digunakan karena ditulis oleh pemerhati sejarah bukan ahli di bidang sejarah atau orang yang berkompeten padahal teori konsep kurikulum mengatakan kurikulum sebagai bidang studi merupakan bidang kajian para ahli hukum dan ahli pendidikan dan pengajaran dan tujuannya sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.67Artinya bahwa masalah modul haruslah ditangani oleh para ahli atau orang-orang yang berkecimpung dalam bidang pendidikan. Hal ini membuktikan bahwa para guru hanya menerima apa yang di berikan oleh pemerintah terutama masalah sumber yang pada kurikulum 2013 disediakan oleh pemerintah tetapi pada akhirnya kekurangan pedoman untuk siswa menjadi keluhan para guru. Berkaitan dengan evaluasi yang digunakan berdasarkan data penelitian para guru menilai aspek kognitif sama dengan pada saat mereka menggunakan kurikulum 2006 (KTSP) dengan menggunakan pre test dan post test saja, padahal menurut Lampiran Permendikbud 104 Tahun 2014 ada beberapa cara yang bisa digunakan yaitu tes tertulis, observasi 66 67
terhadap
diskusi,
E.Mulyasa,op.cit, hlm .7. Abdul Majid, op.cit., hlm .3.
69
tanya
jawab,
percakapan,
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penugasan.68Dan untuk penilaian afektif dan psikomorotik digunakan sesuai penilaian dari kurikulum 2013. Sebagai contoh adalah metode diskusi dimana guru menilai siswa dari segi keaktifan dengan parameter keaktifan siswa dalam hal bertanya dan menjawab hal ini dikuatkan oleh Sagala bahwa salah satu kelebihan diskusi adalah dapat menumbuhkan parsitipasi aktif peserta didik. Dari pernyataan ini disimpulkan bahwa para guru belum sepenuhnya memahami tentang implementasi kurikulum 2013 karena penilaian kognitif hanya terbatas pada pre test dan post test saja padahal ada penugasan dan tanya jawab yang bisa dilakukan dan juga para guru sudah berusaha dengan menambahkan metode diskusi untuk memasukkan unsur pembelajaran seperti di kurikulum 2013. b. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam implementasi kurikulum 2013 Berdasarkan hasil penelitian tentang langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran sejarah maka didapatkan data bahwa para guru tidak murni menggunakan langkah - langkah yang ada dalam kurikulum 2013 yang berbasis siswa dan guru hanya sebagai fasilitator sehingga guru memutuskan untuk memberikan ceramah bervariasi padahal menurut Hosnan bahwa Salah satu prinsip pembelajaran Kurikulum 2013 adalah berpusat pada peserta didik.69 Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk aktif mencari, mengolah,
68
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. hlm 3-4 69 Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21, Bogor : Ghalia Indonesia, 2014, hlm. 191.
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengkontruksi dan menggunakan pengetahuan, Sehingga hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah merangsang anak untuk menjadi aktif dan membuat pembelajaran dengan kurikulum 2013 menjadi berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh kurikulum 2013 tersebut. Ini membuktikan bahwa kekurangan diklat berimplikasi pada pelaksanaan kurikulum terutama dalam langkah-langkah pengajaran guru yang masih mengambil langkah –langkah yang digunakan dalam kurikulum KTSP. c. Perbedaan mendasar antara kurikulum 2013 dengan kurikulum yang sebelumnya Berdasarkan hasil
penelitian tentang landasan pelaksanaan
kurikulum 2013 para guru mereka tahu bahwa salah satu dasar pelaksanaan kurikulum 2013 adalah Peraturan Menteri tetapi lupa akan isi keseluruhannya. Landasan yuridis dari kurikulum 2013 yaitu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.70 Dari pernyataan di atas sesungguhnya para guru tidak benar-benar mengerti tentang landasan kurikulum 2013 karena menurut mereka itu tidak terlalu penting dalam pengajaran, ini membuktikan bahwa para guru masih perlu bimbingan untuk memahami tentang kurikulum 2013. 70
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013; Rasional, Kerangka Dasar, Struktur, Implementasi, dan Evaluasi Kurikulum, hlm.30.
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk aspek orientasi para guru menjawab bahwa dalam kurikulum KTSP orientasinya hanya mencapai KKM saja ( Kriteria Ketuntasan Minimal) sementara dalam kurikulum 2013 orientasinya adalah membentuk karakter peserta didik dan juga untuk membuat para siswa berpikir kritis. Hal ini diperkuat pernyataan Fadillah bahwa kurikulum 2006 atau KTSP belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan juga belum diakomodasinya kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan yaitu pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills and hard skills.71 Para guru sudah mengerti tentang orientasi kurikulum 2013 yaitu untuk pembentukan karakter peserta didik sehingga ini bisa menjadi modal dalam melaksanakan kurikulum 2013. Untuk metode yang digunakan sama atau tidak dengan KTSP pada saat menggunakan kurikulum 2013 para guru menjawab bahwa terkadang bisa sama atau tidak tergantung dari siswa terkadang ada kelas yang belum siap sepenuhnya menggunakan metode kurikulum 2013 maka guru harus memberi ceramah dengan durasi agak lama agar para siswa mengerti. Dalam metode pembelajaran 2013 ada 3 tiga metode yang bisa dipakai yaitu Discovery Learning, Problem-Based Learning, dan
71
M. Fadillah Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA, Yogyakarta : Ar-Ruz Media 2014, hlm. 24.
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Inquiry.72 Sementara ketika ditanya tentang metode yang paling cocok digunakan untuk menerapkan pembelajaran sejarah para guru menjawab bahwa metode Inquiry yang paling cocok, hal ini didukung dengan teori tentang model pembelajaran kurikulum 2013 dengan metode Inquiry.73 Dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa guru belum sepenuhnya menggunakan metode yang ada di kurikulum 2013 karena ketidaksiapan guru dan siswa dengan implementasi kurikulum 2013 ini, belum bisa melakukan kegiatan pembelajaran seperti yang dikurikulum 2013. Dalam hal perbedaan pengelolaan KTSP dan kurikulum 2013 berkaitan dengan penyusunan hingga evaluasi para guru menjawab bahwa hanya pada bagian penilaian saja yang agak berbeda karena pada kurikulum 2013 lebih rinci dan detail pada bagian penilaiannya. Hal ini diperkuat pernyataan Hosnan bahwa dalam penilaian kurikulum 2013 dilakukan penilaian
menyeluruh mulai
persiapan siswa, proses
pembelajaran, dan hasil belajar siswa.Penilaian ini membantu guru untuk mengetahui pencapaian siswa yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan.74 Untuk masalah Kelebihan dan kekurangan dari kurikulum 2006 atau KTSP dibandingkan dengan kurikulum 2013 para guru menjawab bahwa kelebihan daripada kurikulum 2013 adalah membuat siswa aktif dan berpikir kritis namun dari segi kekurangan kurikulum 2013 adalah tugas yang banyak pada siswa, penilaian yang idealis tetapi tidak 72
Hosnan, op.cit., hlm. 282. E.Mulyasa, op.cit., hlm. 234. 74 Hosnan, op.cit., hlm. 279. 73
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
realistis, serta juga adanya kesalahpahaman dari guru yang sebagai fasilitator sehingga siswa juga dilepas sendiri dan tidak dibimbing.. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Imas Kurinasih dan Berlin Sani tentang kelebihan kurikulum 2013 yaitu Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah. Sementara kelemahan nya adalah guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik, beban belajar siswa dan termasuk guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama, guru banyak salah paham, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru.75 Untuk kelemahan kurikulum 2006 atau KTSP adalah kurikulum tersebut hanya menekankan pada pencapaian KKM saja dan untuk kelebihan nya adalah penilaian yang tidak terlalu merepotkan guru. Hosnan berpendapat bahwa Kurikulum 2006 atau KTSP belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remidiasi secara berkala.76 dari pernyataan tentang kelemahan dan kelebihan kurikulum KTSP atau 2006 terlihat bahwa kurikulum ini penilian nya tidak serumit
75
Imas Kurinasih dan Berlin Sani,Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan
Surabaya:Kata Pena, 2014, hlm. 33. Hosnan, op.cit., hlm. 279- 280.
76
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penilaian pada kurikulum 2013 dan juga dari segi kelemahan nya adalah hanya menargetkan peserta didik untuk mencapai KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) saja karena itu dikatakan kurikulum ini beum sepenuhnya memenuhi tujuan pendidikan. d. Efektivitas kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah Untuk
masalah
efektifitas
para
guru
mengatakan
bahwa
implementasi kurikulum 2013 belum efektif karena penerapan nya yang terlalu mendadak dan juga para siswa belum siap dengan perubahan kurikulum ini karena terlalu tiba-tiba dan juga pada SMA N 1 Depok baru berjalan selama 1 semester dan masih banyak kekurangan dari segi diklat dan persiapan lainnya yang akhirnya membuat para guru menjadi belum paham sepenuhnya dengan apa yang akan dilakukan. Hal ini berhubungan dengan teori belajar yang diungkapkan oleh Muhibbinsyah dalam Sugihartono yang mengatakan faktor -faktor dalam proses belajar yaitu : faktor internal yang meliputi keadaan jasmani dan rohani siswa, dan faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa.77 Faktor-faktor proses belajar ini berhubungan dengan efektifitas kurikulum 2013 karena para dikatakan para siswa belum siap untuk menerima karena sebelumnya mereka menggunakan kurikulum KTSP selain itu untuk masalah guru belum paham dengan apa yang harus dilakukan berkaitan dengan sosialisasi yang kurang.Padahal Mulyasa
77
Sugihartono dkk, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : UNY Press, 2007, hlm .78.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengatakan perlunya sosialisasi tentang kurikulum 2013 untuk warga sekolah agar mereka mengerti dengan kurikulum 2013.78 3. Berdasarkan pernyataan guru diatas dapat terlihat bahwa guru memiliki persepsi negatif terhadap implementasi kurikulum 2013 karena kurangnya pembekalan ( diklat ) serta tidak digunakan nya metode di Kurikulum 2013. Hal ini di perkuat dengan pengertian persepsi negatif yaitu penilaian individu terhadap objek atau informasi tertentu dengan pandangan yang negatif, berlawanan dengan yang diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang ada.79
2.
Persepsi siswa terhadap implementasi kurikulum 2013 a. persiapan dalam menghadapi pembelajaran dengan Kurikulum 2013 Berdasarkan data penelitian yang telah didapat maka sebanyak 7 orang atau 25,9% siswa kelas XI IPS yang mengatakan bahwa mereka mempersiapkan diri dalam menghadapi pembelajaran dengan kurikulum 2013 sementara sisanya yaitu 20 orang atau 74,1% mengatakan tidak mempersiapkan diri untuk pembelajaran dengan kurikulum 2013. Untuk kelas XII IPS jumlah siswa yang mempersiapkan diri untuk pembelajaran dengan Kurikulum 2013 adalah sebanyak 3 orang atau 15% dan sisanya 17 orang atau 85% mengatakan tidak mempersiapkan diri dikelas XI dan XII mempunyai alasan yang sama, para siswa yang mengatakan bahwa mereka mempersiapkan diri karena di dalam
78
E.Mulyasa,op.cit., hlm. 46. Irwanto, Psikologi Umum ( buku panduan mahasiswa), Jakarta : PT. Prehallindo,2002, hlm. 1-2.
79
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kurikulum 2013 mereka dapat mengekplorasi diri mereka sehingga membuat mereka berkembang dalam bidang kognitif, psikomotorik, dan afektif. Hal ini sesuai dengan landasan konseptual dari kurikulum 2013 dimana Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Karakter dan juga pembelajaran yang aktif.80 Hal ini dibuktikan dengan kesenangan para siswa menerima kurikulum 2013. Selain itu juga hal ini sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013 yang
mengatakan
bahwa
kurikulum
2013
mengembangkan
keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.81 Sementara pada siswa kelas XI dan XII yang menjawab mereka tidak mempersiapkan diri dalam pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 berpendapat bahwa pelaksanaan kurikulum 2013 serba mendadak, tidak ada sosialisasi, sulit dilaksanakan karena kurikulum 2013 yang siswa sentris mengharuskan siswa aktif. Padahal Mulyasa mengatakan bahwa perlunya sosialisasi kepada warga sekolah tentang kurikulum 2013 agar para warga sekolah dapat memahami tentang kurikulum 2013 dan juga para siswa yang menjawab bahwa mereka belum siap dengan model pembelajaran siswa sentris atau pembelajaran berbasis kepada siswa.82
80
E.Mulyasa, op.cit., hlm. 64. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. hlm 3-4 82 E.Mulyasa, op.cit., hlm. 64. 81
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Landasan konseptual dari kurikulum 2013 dimana diharapkan para peserta didik menjadi siswa yang aktif dan tidak hanya mengharapkan dari guru saja.83 karena hakekat dari kurikulum 2013 menuntut siswa berperan
aktif
dalam
pembelajaran.
Mayoritas
siswa
tidak
mempersiapkan diri dan cukup mengkhawatirkan karena dalam kategori yang tidak baik dalam implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah. b. Pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 Berdasarkan hasil penelitian siswa yang merasa senang dengan pembelajaran sejarah menggunakan kurikulum 2013 untuk kelas XI IPS adalah 16 orang atau 59,3%, sementara yang tidak merasa senang adalah sebanyak 11 orang atau 40,7%, untuk kelas XII IPS yang merasa senang adalah sebanyak 8 orang atau 40% dan sisanya 12 orang atau 60% mengatakan pembelajaran sejarah kurikulum 2013 tidak menyenangkan. Kelas XI IPS dan XII IPS yang mengatakan pembelajaran sejarah menyenangkan mengungkapkan alasan bahwa mereka bisa mencari materi bukan hanya dari buku saja tetapi bisa dari internet dengan melakukan browsing sehingga ada pembelajaran baru bagi siswa. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Mulyasa bahwa fasilitas yang harus dikembangkan dalam mendukung kurikulum 2013 adalah laboratorium,
83
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. hlm. 3-4.
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pusat sumber belajar, perpustakaan dan itu perlu digunakan serta dioptimalkan sebaik mungkin.84 Maurice Dalton juga mengatakan bahwa kurikulum dipahami sebagai pengalaman – pengalaman yang didapatkan oleh pembelajar dibawah naungan sekolah.85 Sementara untuk kelas XI IPS yang tidak menyenangi pembelajaran dengan kurikulum 2013 mengatakan bahwa masalah
gangguan
jaringan
yang
menghambat
mereka
dalam
pembelajaran sehingga mereka tidak optimal dalam belajar. Hal ini justru bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh Mulyasa seperti diatas bahwa fasilitas perlu untuk mendukung kurikulum 2013 itu sendiri.86 Pada siswa kelas XII IPS yang tidak menyenangi pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 mengatakan bahwa para siswa dituntut untuk mempresentasikan hasil yang didapat namun dengan frekuensi yang cukup banyak sehingga membuat siswa agak sedikit bosan. Hal ini berhubungan dengan kelemahan kurikulum 2013 yaitubeban belajar siswa dan termasuk guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.87 Hal ini membuktikan bahwa mayoritas para siswa senang dengan pembelajaran sejarah dan ini cukup baik dan menjadi salah satu indikator bahwa metode kurikulum 2013 bisa diterima oleh siswa dan disenangi oleh siswa.
84
E.Mulyasa, op.cit., hlm. 64. Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Bahan Ajar Dalam Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 1-2. 86 E.Mulyasa, op.cit. , hlm . 64. 87 Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan Surabaya:kata pena, 2014, hlm.33. 85
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Metode mengajar guru membuat siswa berpikir analitis Berdasarkan hasil penelitian maka sebanyak 25 orang atau 92,6% dari kelas XI IPS mengatakan bahwa metode guru mereka sudah membuat mereka berpikir analitis, sementara sebanyak 2 orang atau 4,7% mengatakan sebaliknya, sementara sebanyak 15 orang atau 75% siswa kelas XII IPS mengatakan bahwa metode guru mereka sudah membuat mereka berpikir analitis dan sisanya sisanya 2 orang atau 25% mengatakan hal sebaliknya. Alasan siswa kelas XI IPS mengatakan bahwa metode mengajar guru membuat mereke berpikir kritis adalah karena pada pembelajaran sejarah di kurikulum 2013 peran guru lebih banyak sebagai fasilitator dan membuat siswa berusaha untuk memecahkan masalah sehingga dari sini para siswa mampu merangkai pemikiran mereka yang analitis untuk mencari solusi dari permasalahan yang mereka temukan dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik kurikulum 2013 yaitu mengembangkan kemampuan intelektual dan psikomotorik.88 Dalam hal ini pengembangan intelektual salah satunya adalah berpikir kritis dimana ini termasuk ranah kognitif diharapkan dengan pemikiran yang kritis para siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya untuk peningkatan kemampuan mereka sendiri. selain itu juga mereka mengatakan bahwa cara guru mereka mengajar cukup baik dan enak sehingga mereka bersemangat dalam 88
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. hlm 3-4
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjalankan pembelajaran sejarah yang merangsang mereka membentuk pemikiran analitis hal ini juga diperkuat oleh William B. Ragan dalam M. Yamin yang mengatakan bahwa kurikulum mancakup semua program kehidupan dalam sekolah termasuk hubungan antara guru dan murid, metode mengajar, dan cara mengevaluasinya.89 Dalam hal ini terlihat bahwa kepribadian guru menjadi salah satu indikator mengapa mereka menjadi bersemangat dalm pembelajaran. Untuk siswa kelas XI IPS yang mengatakan metode guru mereka tidak mengarahkan mereka berfikir analitis beralasan bahwa mereka belum memahami berfikir analitis karena tuntutan materi yang banyak dan masih memerlukan bimbingan dalam membangun pemikiran analitis mereka. Seperti yang dikatakan Imas Kurinasih dan Berlin Sani bahwa kelemahan kurikulum 2013 adalah terlalu banyak nya materi yang harus dikuasai oleh para siswa sehingga para siswa lebih fokus untuk menghafal materi saja dibandingkan dengan membangun pemikiran analitis.90 Sementara untuk kelas XII yang mengatakan bahwa metode yang guru mereka gunakan sudah mengarahkan mereka berfikir analitis beralasan karena pada pembelajaran sejarah yang mereka dapat guru mereka mengajak siswa untuk berfikir secara global dimana para siswa mampu mengkonstruksi pengetahuan yang tersirat seperti masalah konspirasi dalam peristiwa sejarah. 89
M.Yamin, Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan, Yogyakarta : Diva Ress, 2012, hlm .22-23. 90 Imas Kurinasih dan Berlin Sani, op.cit., hlm. 33.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hal ini juga sesuai dengan teori tentang pembelajaran sejarah yaitu perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar yang di dalamnya mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang erat kaitannya dengan masa kini.91 Hal ini dapat kita lihat dalam alasan siswa tentang pemikiran global yang berhubungan dengan masa kini dan juga tentang revolusi Perancis yang merupakan peristiwa dari masa lampau dan bagian dari materi pembelajaran tentang sejarah. Selain itu juga juga karena adanya sesi diskusi yang membuat mereka bisa bertukar pikiran untuk mendiskusikan sesuatu sehingga dari kegiatan berdiskusi tersebut mereka mendapatkan ilmu baru dan merangkai informasi itu sehingga kemampuan mereka berfikir analitis menjadi terasah hal ini juga didukung oleh pernyataan Sagala yang menyebutkan bahwa kelebihan sebuah diskusi adalah peserta didik mendapat kesempatan untuk berpikir.92 Untuk siswa kelas XII IPS yang menyatakan
bahwa metode
yang
guru
mereka
gunakan
tidak
mengarahkan mereka berfikir analitis berpendapat bahwa guru hanya menjelaskan materi dan siswa hanya diajak berimajinasi dan para siswa ini berharap adanya kegiatan study tour agar pemikiran mereka lebih luas. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Jusuf Djajadisastra yaitu Didalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian
91
I Gde Widja, Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah, Jakarta : Depdikbud, 1989, hlm. 23. 92 Sagala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran Bandung: Alfabeta, 2010, hlm. 208 – 209.
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karyawisata ialah bahwa murid-murid akan mempelajari suatu objek ditempat mana objek itu terdapat.93 Sehingga dengan melakukan study tour atau karyawisata para peserta didik berharap mereka mampu memahami pembelajaran secara utuh. Hal ini sudah cukup baik seperti yang di paparkan diatas bahwa sebagian besar siswa mengaku bahwa metode guru mereka sudah membuat mereka berpikir analitis dan ini keadaan yang cukup baik bagi kemajuan siswa karena berdasarkan hal ini bisa meningkatkan keberhasilan kurikulum 2013. d. Keefektifan pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 6 orang atau 22,2% siswa kelas XI IPS yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah efektif sementara sebanyak 21 orang atau 77,8% mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 tidak efektif. Untuk kelas XII IPS siswa yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah efektif adalah sebanyak 4 orang atau 20% dan 16 orang atau 80% mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 tidak efektif. Untuk siswa kelas XI IPS yang mengatakan efektif mereka beralasan bahwa nilai mereka lebih baik dibandingkan ketika mereka menggunakan Kurikulum KTSP dan menyukai cara mengajar guru mereka. Hal ini seperti teori pembelajaran yang diungkapkan oleh Nasution yaitu pembelajaran adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur
93
Jusuf Djajadisastra, Metode-Metode Mengajar, ( Bandung: ANGKASA, 1982 ), hlm 10
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar yang efektif.94 Sementara untuk siswa kelas XI yang mengatakan tidak efektif beralasan bahwa kurangnya persiapan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 baik dari segi murid maupun guru dan juga pelaksanaan Kurikulum 2013 yang terkesan mendadak membuat buku sumber atau modul yang tidak lengkap menghambat mereka untuk mendapatkan pembelajaran yang efektif padahal Mulyasa mengatakan bahwa Sosialisasi kurikulum dilakukan terhadap pihak yang terkait dalam implementasinya, serta terhadap seluruh warga sekolah, bahkan terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik.95 Sosialisasi ini penting terutama agar warga sekolah mengerti tentang kurikulum yang akan diimplementasikan. Untuk kelas XII IPS yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah efektif beralasan bahwa pegantar dari guru yang menarik dan menimbulkan pertanyaan yang harus dipecahkan siswa. Salah satu Karakteristik kurikulum 2013 yang berhubungan dengan alasan siswa kelas XII IPS ini adalah mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.96 Sementara untu siswa kelas XII IPS yang mengatakan tidak efektif adalah belum mendapatkan hasil yang sesuai dengan kemauan siswa dan juga
94
Sugihartono dkk, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : UNY Press, 2007, hlm. 80. E.Mulyasa, op.cit., hlm. 64. 96 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. hlm 3-4. 95
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
masalah terburu burunya pelaksanaan Kurikulum 2013 yang membagi sejarah menjadi dua yaitu wajib dan peminatan membuat mereka bingung. Hal ini berhubungan yang diungkapkan oleh Mulyasa tentang sosialisasi kurikulum yang harus diketahui oleh warga sekolah agar kurikulum 2013 dapat berjalan sukses.97 Selain itu ada yang berpendapat bahwa penggunaan teknologi yang bertujuan untuk mencari materi yang berkaitan dengan pembelajaran sejarah justru disalahgunakan untuk membuka media sosial yang tidak berhubungan dengan pembelajaran sejarah, padahal pembelajaran sejarah adalah perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar yang di dalamnya mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang erat kaitannya dengan masa kini.98 Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa para siswa mayoritas merasa ini tidak efektif karena dari awal mereka menganggap implementasi kurikulum ini tergesa – gesa dan pada akhirnya para siswa masih merasa terombang – ambing dalam pelaksanaan pembelajaran. 3.
Kendala dan solusi dari guru dalam implementasi kurikulum 2013 Berdasarkan hasil penelitian kendala – kendala yang dialami oleh para guru dalam implementasi kurikulum 2013 adalah masalah fasilitas yaitu tentang teknologi dimana para guru harus mengerti teknologi untuk mendukung pembelajaran dan buku buku pendukung kurang. Berbicara masalah fasilitas Mulyasa mengatakan bahwa Fasilitas yang perlu dikembangkan dalam mendukung kurikulum 2013 adalah laboratorium, pusat
97
E.Mulyasa, op.cit, hlm .64. I Gde Widja, Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah, Jakarta : Depdikbud, 1989, hlm. 23. 98
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sumber belajar, perpustakaan. Fasilitas dan sumber belajar tersebut perlu digunakan, dipelihara, dan dioptimalkan sebaik mungkin.99 Selain itu juga serta masalah penilaian yang dirasa terlalu banyak sehingga menyulitkan guru sama seperti yang dikatakn Hosnan yaitu penilaian kurikulum 2013 dilakukan penilaian menyeluruh mulai persiapan siswa, proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa.100 Untuk solusi yang diambil oleh para guru adalah melaporkan pada pihak sekolah untuk diatasi, menyarankan pada siswa untuk mengekplorasi sendiri tetapi guru akan tetap mencari informasi tersebut agar pada saat siswa belum memahami guru bisa memberikan pengarahan. Hal ini dikatakan dalam dengan landasan konseptual dari kurikulum 2013 dimana Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Karakter dan juga pembelajaran yang aktif.101 Untuk solusi masalah penilaian para guru memberi nilai yang bersifat perkiraan dan agak sedikit “ngarang” karena guru tidak mampu memperhatikan siswa satu per satu secara detail. Hal ini di muat didalam salah satu kelemahan dari kurikukulum 2013 yaitu guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013.102 Dari pemaparan diatas terlihat bahwa para guru berusaha untuk memenuhi tuntutan yang diberikan oleh kurikulum 2013 namun karena keterbatasan mereka akhirnya mereka menggunakan cara yang biasa mereka lakukan misalnya masalah penilaian sama seperti saat berlakunya kurikulum KTSP atau 2006.
99
E.Mulyasa, op.cit., hlm. 64. Hosnan, op.cit., hlm. 279- 280 101 E.Mulyasa, op.cit., hlm. 64. 102 Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Op.Cit., hlm. 33. 100
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.
Kendala Dan Solusi dari Siswa Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Berdasarkan data penelitian siswa kelas XI IPS yang mengalami kendala sebanyak 19 orang atau 70,4% dan yang tidak mengalami kendala sebanyak 8 orang atau 29,6%, sementara untuk kelas XII IPS siswa yang mengalami kendala sebanyak 12 orang atau 60% dan 8 orang atau 40% mengatakan bahwa mereka tidak mendapatkan kendala dalam pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013. Untuk jumlah siswa dan persentase siswa yang mengambil solusi jumlah nya sama seperti dalam jumlah siswa dan presentase siswa yang mengalami kendala. Para siswa mengatakan kendala yang mereka alami adalah banyak informasi yang tidak terpercaya atau tidak kredibel yang mereka dapat saat menggunakan internet dalam mencari materi yang berkaitan dengan pembelajaran sejarah sehingga mereka tidak bisa menggunakan informasi tersebut dalam pembelajaran, dan juga ada yang bependapat bahwa koneksi internet yang kurang stabil menghambat mereka untuk melakukan eksplorasi yang di tuntut oleh Kurikulum 2013. Siswa lain mengatakan bahwa mereka kekurangan buku acuan dan sumber dalam menjalankan pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sehingga menjadi kendala tersendiri dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Mulyasa mengatakan bahwa Fasilitas yang perlu dikembangkan dalam mendukung kurikulum 2013 adalah laboratorium, pusat sumber belajar,
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perpustakaan. Fasilitas dan sumber belajar tersebut perlu digunakan, dipelihara, dan dioptimalkan sebaik mungkin.103 Sementara solusi yang diambil oleh para siswa adalah Siswa Kelas XI IPS yang melakukan tindakan untuk mengatasi kendala yang mereka alami berpendapat bahwa mereka harus lebih banyak belajar lagi dan juga menyesuaikan diri dengan metode guru yang bersangkutan agar bisa fokus belajar dan juga ada yang berpendapat bahwa mereka mencari materi sendiri agar materi yang tidak mereka dapatkan di sekolah bisa mereka ketahui salah satu contoh nya adalah dengan mencari via internet atau browsing sehingga mereka bisa melengkapi pengetahuan mereka yang belum didapat di sekolah, ada juga yang mengatakan bahwa mereka meminta soft copy materi kepada guru sehingga mereka bisa mempelajari lagi dirumah apa yang sudah di dipelajari di sekolah. Mulyasa mengatakan fasilitas yang perlu dikembangkan dalam mendukung kurikulum 2013 adalah laboratorium, pusat sumber belajar, perpustakaan. Fasilitas dan sumber belajar tersebut perlu digunakan, dipelihara, dan dioptimalkan sebaik mungkin.104 Sementara yang melakukan tindakan untuk mengatasi kendala yang mereka alami mengatakan bahwa solusi yang mereka ambil adalah bertanya kepada guru tentang materi yang kurang jelas sehingga mereka mendapat penjelasan yang lengkap dari guru dan memahami materi yang dipelajari, ada juga yang mengatakan bahwa mereka bertanya kepada teman yang lebih tahu dan meminta teman mereka 103
E.Mulyasa. op.cit., hlm .64. Ibid
104
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk menjelaskan materi tersebut agar mereka lebih paham dan kebanyakan mereka berpendapat bahwa mereka memilih belajar sendiri dan mencari materi yang di rasa sulit baik melalui internet, perpustakaan dan media lain yang mereka anggap dapat membantu mereka memahami materi. Hal ini sesuai dengan Karakteristik kurikulum 2013 mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu,
kreativitas,
kerja
sama
dengan
kemampuan
intelektual
dan
psikomotorik.105 Dari pemaparan diatas para siswa sudah berusaha untuk mengatasi kendala yang mereka alami dengan semampunya sehingga terlihat ada usaha dari siswa untuk mensukseskan pembelajaran dengan kurikulum 2013. D. Kendala Penelitian Didalam penelitian ini peneliti mengalami beberapa kendala. Kendala yang pertama adalah Kurikulum 2013 tidak lagi dilaksanakan di SMA N 1 Depok, namun peneliti merekam data penelitian di saat pemerintah belum memutuskan untuk menarik kembali Kurikulum 2013, sehingga data yang didapat masih relevan untuk digunakan, diharapkan penelitian ini memiliki sumbangsih ketika Kurikulum 2013 akan diberlakukan kembali di masa mendatang. Kendala yang kedua adalah terbatasnya waktu wawancara dengan guru dikarenakan jadwal guru yang padat membagi waktu antara mengajar dan tugastugas lain sebagai guru, dan guru sudah bersedia diwawancarai dengan memanfaatkan waktu luang yang ada sehingga wawancara yang dilakukan tidak 105
E.Mulyasa, op.cit., hal 64.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terlalu mendalam tetapi hasil wawancara cukup untuk mejawab persoalan seputar implementasi guru terhadap Kurikulum 2013.
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1.
Persepsi guru terhadap implementasi Kurikulum 2013 adalah negatif hal ini ditunjukkan dengan : sosialisasi yang kurang terhadap guru oleh karena itu para guru belum paham sepenuhnya tentang Kurikulum 2013, miskonsepsi guru terhadap pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 karena dalam Kurikulum 2013 guru menjadi fasilitator namun yang terjadi adalah guru tidak membimbing siswa dan hanya memberi tugas tanpa ada pendampingan untuk siswa, guru tidak menggunakan metode Scientific Approach dan menggunakan metode ceramah bervariasi karena menggangap metode ceramah bervariasi masih cocok untuk siswa.
2.
Persespsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 adalah negatif, hal ini ditunjukkan antara lain dengan siswa belum siap menggunakan Kurikulum 2013 diakibatkan terlalu lama menggunakan KTSP sehingga para siswa lambat untuk menyesuaikan diri dengan Kurikulum 2013 ; para siswa masih bersifat pasif yaitu masih mengharapkan guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan siswa dan hal ini juga yang menyebabkan guru masih menggunakan ceramah bervariasi dalam pembelajaran sejarah, para siswa menjadi jenuh karena terlalu banyaknya tugas yang dibebankan pada mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
di dalam Kurikulum 2013 sehingga mengurangi minat mereka di dalam pembelajaran dengan Kurikulum 2013. 3.
Kendala dan upaya guru untuk mengatasi hambatan yang ditemui dalam implementasi kurikulum 2013 khususnya dalam pembelajaran sejarah adaalah sebagai berikut : a. Kendala teknis karena guru harus mengerti tentang teknologi sementara guru masih gagap teknologi sehingga menyulitkan implementasi Kurikulum 2013, selain itu banyak komputer di sekolah yang mengalami masalah. Upaya yang dilakukan guru adalah dengan meminta bantuan yang ahli untuk mendampingi mereka memahami tentang teknologi dan juga melaporkan kepada pihak sekolah untuk memperbaiki jaringan komputer yang mengalami gangguan. b. Kendala non teknis yaitu sumber dan penilaian karena buku sejarah wajib saja yang ada namun sejarah peminatan tidak ada. Upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kendala ini adalah meminta siswa untuk mencari dari sumber lain yang relevan sembari guru mencari informasi juga. Kendala dari segi penilaian adalah penilaian di kurikulum 2013 yang sangat banyak sehingga membuat guru bingung. Upaya yang dilakukan oleh guru adalah berusaha mengamati semampu mereka dan memberi nilai walaupun tidak mencerminkan penilaian yang sebenarnya.
4.
Kendala dan upaya siswa untuk mengatasi hambatan yang ditemui dalam implementasi kurikulum 2013 khususnya dalam pembelajaran sejarah adaalah sebagai berikut :
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a.
Kendala teknis yaitu masih ada sebagian siswa yang menggunakan komputer ataupun handphone untuk membuka media sosial yang justru bertentangan dengan tujuan pemanfaatan teknologi di dalam Kurikulum 2013 sebagai penunjang pembelajaran sejarah, gangguan jaringan yang menyebabkan para siswa tidak bisa menggunakan komputer untuk mencari materi yang digunakan dalam pembelajaran. Solusi yang diambil adalah dengan membentuk kelompok belajar untuk mencegah mereka membuka media sosial dan berkonsetrasi dalam mencari materi pembelajaran dan juga mereka melaporkan pada guru tentang gangguan jaringan
b. Kendala non teknis
yaitu buku atau sumber yang kurang dalam
menjalankan pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013. Upaya yang dilakukan adalah mereka mencari materi sendiri agar materi yang tidak mereka dapatkan di sekolah bisa mereka ketahui salah satu contoh nya adalah dengan mencari via internet atau browsing,
ada juga yang
mengatakan bahwa mereka meminta soft copy materi kepada guru sehingga mereka bisa mempelajari lagi dirumah apa yang sudah di dipelajari di sekolah.
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Saran Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Bagi Kepala Sekolah hendaknya melakukan monitoring dan pelatihan terhadap pelaksanaan pembelajaran dan penilaian dalam Kurikulum 2013 untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada masa mendatang pada saat diberlakukan nya kembali kurikulum 2013 2. Bagi guru hendaknya tetap mempelajari dengan Kurikulum 2013 agar pada saat diberlakukannya kembali kurikulum 2013 guru bisa menjalankan kurikulum 2013 khususnya dalam pembelajaran sejarah dengan lebih baik 3. Bagi
siswa
hendaknya
mempersiapkan
diri
agar
pada
saat
diberlakukannya kembali kurikulum 2013 para siswa mampu mengikuti pembelajaran sejarah dengan lebih baik.
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. 2014 Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis dan Praktis. Bandung . Interes Media. Abdurrahman Fatoni. 2006. Metodologi Penelitian dan tehnik Penyusunan Skripsi. Jakarta. PT. Rinekha Cipta. Afifudin. 2009. Metodologi Kualitatif. Bandung. Pustaka Setia Andi AT Mappiare. 2009. Dasar-dasar Metodologi Riset Kualitatif Untuk Ilmu Sosial dan Profesi. Malang. Jenggala Pustaka Utama. Ary, Donald dkk. 1992. Introduction to Research in Education, terj. Arief Furchan, Surabaya. Usaha Nasional. Dakir. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta . Rineka Cipta. Daryanto. 2013. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum .Yogyakarta . Gava Media. 2014. Dedi Mulyana. 2006. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung. PT Remaja Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta : Depdiknas Depdiknas. 2014. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. Jakarta . Depdiknas. Dian Bayu Anggara. Pengertian dan Perkembangan Kurikulum di Indonesia. http://anggaradian.wordpress.com/2012/02/18/pengertian-dan-
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perkembangan-kurikulum-di-indonesia/. Diakses pada 29 oktober 2014 pukul 13.30 Endah Loloek Poerwanti dan Sofyan Amri. 2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta. PT Prestasi Pustaka Karya. Ester Lince Napitupulu. 2013. Ujung Tombak Kurikulum Guru yang Selalu Kesepian. Dalam A. Ferry T. Indriatno (eds). Menyambut Kurikulum 2013. Jakarta. PT Kompas Media Nusantara. Fadillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta . Ar-Ruz Media. Hafni Ladjid. 2005. Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Quantum Teaching Hasibuan, Lias. 2010. Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan. Jakarta. Gaung Persada Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor . Ghalia Indonesia I Gde Widja. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta : Depdikbud. Irwanto. 2002. Psikologi Umum ( Buku Panduan Mahasiswa). Jakarta. PT Prehallindo Jusuf Djajadisastra. 1982. Metode-Metode Mengajar. Bandung: ANGKASA. Kemendikbud. 2013. Kurikulum 2013; Rasional, Kerangka Dasar, Struktur, Implementasi, dan Evaluasi Kurikulum. Jakarta. Kualitatif, dan R&D, cet. IX). Bandung. Alfabeta.
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kurinasih, Imas dan Sani, Berlin. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan. Surabaya . Kata Pena. Mardalis. 2008. Metode penelitian suatu pendekatan proposal. Jakarta. Bumi Aksara. Mida Latifatul Muzamiroh. 2013 Kupas Tuntas Kurikulum 2013 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013. tk.: Kata Pena. Moh, Yamin. 2012. Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Yogyakarta . Diva Ress. Moleong, Lexy, J. 2002 . Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung . Remaja Rosdakarya. Mudlofir. 2012. Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Bahan Ajar Dalam Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Mulyasa, E, 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Noeng Muhajir. 1996. Metodologi penelitian Kualitatif. Yogyakarta. Rake Sarasin. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013. Tentang Kerangka dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah.
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Putu Laxman Pendit. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Suatu pengantar Diskusi Epistimologi dan Metodologi suatu penelitian. Jakarta. JIP-FSUI. Sagala Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta. Sartono Kartodirdjo .1990. Pengantar Sejarah Indonesia Pergerakan Nasional, dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme. Jakarta. Gramedia. Silalahi, Iber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung . PT Refika Aditama. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta. Rineka Cipta. Sugihartono dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta . UNY Press Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendeketan Kuantitatif, Sukardi.2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta. Bumi Aksara. Sutopo, H.B. 2006. Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian. Surakarta . Universitas Sebelas Maret Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif . Jakarta. Kencana. Yin, Robert K. 2008. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta. PT RajaGrafindo
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Lampiran 1 Pertanyaan Wawancara 1.
Berkaitan dengan Kurikulum 2013 ini, bagaimana pendapat bapak/ibu sendiri sebagai Guru dengan berubahnya kurikulum ?
2.
Menurut bapak/ibu mengapa kurikulum sebelumnya harus diganti dengan yang baru ?
3.
Menurut bapak/ibu apa yang diharapkan oleh pemerintah dengan berubahnya kurikulum?
4.
Apakah bapak/ibu sudah mendapatkan pelatihan yang cukup untuk melaksanakan Kurikulum 2013 khusus nya di mata pelajaran sejarah ?
5.
Bagaimana langkah – langkah yang dilakukan dalam penyusunan RPP kurikulum 2013 ?
6.
Bagaimana dengan modul dan sumber apakah sudah memadai untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ?
7.
Evaluasi apa yang akan digunakan ketika melaksanakan kurikulum 2013 ?
8.
Bagaimana penyusunan evaluasi yang bapak/ibu lakukan terutama yang tujuan nya untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa ?
9.
Menurut
bapak/ibu
langkah-langkah
apa
yang
digunakan
dalam
pembelajaran sejarah? Dalam hal memilih metode pembelajaran dan apa pertimbangan bapak/ibu dalam memlilih metode tersebut 10.
Apa yang membedakan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 dari segi landasan pelaksanaannya?
11.
Menurut bapak/ibu apakah orientasi kurikulum 2013 hampir sama dengan kurikulum KTSP? Ataukah kedunya memliki perbedaan orientasi?
12.
Apakah metode yang digunakan bapak/ibu dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dan KTSP itu sama?
13.
Selama menerapkan Kurikulum 2013, metode apa yang menurut bapak/ibu paling efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran khususnya mata pelajaran Sejarah ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
14.
Dalam pengelolaan kurikulum adakah yang berbeda dari kedua kurikulum tersebut? Baik dari penyusunan pelaksanaan, hingga evaluasi.
15.
Menurut pendapat bapak/ibu, apa saja kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum 2013 ?
16.
Sejauh ini seberapa efektif penerapan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Depok ?
17.
Kendala apa saja yang bapak/ibu alami ketika melaksanakan kurikulum 2013?
18.
Apa yang bapak/ibu lakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Lampiran 2
ANGKET TENTANG PERSEPSI SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA
Daftar angket yang kami sampaikan pada Anda kami harap diisi dengan jujur dan apa adanya, karena jawaban Anda akan kami gunakan untuk penelitian tentang PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA dan jawaban Anda sama sekali tidak berpengaruh terhadap prestasi sekolah Anda, kami sangat mengharapkan Anda dapat memberikan informasi yang sesuai. Atas kesediaan dan partisipasi Anda, kami ucapkan terimakasih. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai keadaan yang sesugguhnya dengan memberi tanda (X) pada salah satu huruf a atau b dan sertakan alasan Anda. PERTANYAAN 1.
Apakah Anda melakukan persiapan dalam menghadapi pembelajaran dengan Kurikulum 2013 ? a. Ya
b. Tidak
Alasan:.............................................................................................................. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 2.
Menurut Anda bagaimana pembelajaran Sejarah dengan Kurikulum 2013 ? a. Menyenangkan
b. Tidak menyenangkan
Alasan:.............................................................................................................. .......................................................................................................................... ..........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
.......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 3.
Apakah metode mengajar yang guru Sejarah Anda gunakan mengarahkan Anda untuk berfikir analitis ? a. Ya
b. Tidak
Alasan:.............................................................................................................. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 4.
Menurut pendapat Anda, apakah pembelajaran Sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan efektif ? a. Ya
b. Tidak
Alasan:.............................................................................................................. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 5.
Apakah dalam pembelajaran dengan Kurikulum 2013 khususnya mata pelajaran Sejarah Anda mendapat kendala ? a. Ya
b. Tidak
Alasan:.............................................................................................................. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 6.
Apakah Anda melakukan tindakan untuk mengatasi kendala yang Anda alami? a. Ya
b. Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Jika “Ya”, jelaskan yang Anda lakukan ! .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... ..........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Lampiran 3
CATATAN LAPANGAN 1 WAWANCARA Topik/ Judul
: Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta
Nama Peneliti
: Ignatius Leonokto
Responden
: Bapak Akhmad Johan
Waktu
: 1 November 2015
Keterangan
P : Peneliti I : Informan
P
:
Bagaimana pendapat Bapak dengan adanya perubahan kurikulum?
I
:
Saya pribadi yang pernah melaksanakan kurikulum tidak masalah karena Kurikulum 2013 membuat siswa menjadi lebih aktif
P
:
Menurut Bapak mengapa kurikulum 2006 harus diganti dengan kurikulum 2013?
I
: Kurikulum yang baik seharusnya setiap 10 tahun sekali ada revisi, setelah revisi menjadi produk baru dan diberi nama, kalau nama kurikulum itu terserah kebijakan puskur ( pusat kurikulum )
P
: Ketika kita berbicara tentang pergantian kurikulum, menurut Bapak apa yang diharapkan pemerintah dengan perubahan kurikulum?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
I
:
Berdasarkan sosialisasi dan diklat yang saya dapatkan, kurikulum sudah berjalan baru mendapat diklat, tetapi kemauan pemerintah adalah dengan hasil yang lebih baik, Cuma itu saja hanya caranya yang beebeda salah satunya dengan kurikulum
P
:
Apakah Pelatihan yang diberikan sudah cukup sebagai modal dalam melaksanakan Kurikulum 2013 ?
I
: Bisa cukup bisa tidak, secara teknis cukup tetapi itu adalah program pemerintah karena hanya dalam waktu 4 sampai 5 hari boleh dikatakan tidak menambah sesuatu dan hanya mendapatkan informasi yang beda format penyusunan rpp, buku wajib yang digunakan antara KTSP dan kurikulum 2013 juga beda jumlah mata pelajaran beda
P
: Bagaimana dengan langkah – langkah penyusunan RPP Kurikulum 2013?
I
: Yang berbeda hanya formatnya dari Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan sebagainya dengan kata lain atas bawahnya yang berbeda tapi begitu pripsipnya, ada contoh rpp yang dibuat pemerintah dan guru tinggal mengikuti, kalau 2006 wajib membuat sendiri karena merupakan hak guru yang bersangkutan.
P
: Berkaitan dengan masalah modul dan sumber apakah Bapak mendapatkan modul untuk guru yang bisa di jadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan Kurikulum 2013?
I
: Cukup dan tidak cukup, dalam kurikulum 2013 ditentukan buku pengangan guru dan siswa oleh pemerintah, sementara KTSP pemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
hanya merujuk dan mengesahkan sumber yang digunakan siswa. Masalahnya mata pelajaran sejarah dibagi menjadi menjadi 2 yaitu wajib dan peminatan. Disini buku untuk sejarah wajib ada tetapi yang peminatan tidak ada sampai ditutupnya kurikulum. P
: Evaluasi yang bapak gunakan di dalam Kurikulum 2013 ?
I
:
Saya menggunakan Pre test dan Post Test karena pada saat diklat kami mendapatkan materi tentang itu.
P
: Menurut Bapak evaluasi yang digunakan untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa ?
I
: Karena sedemikian banyak yang harus diamati dan masuk ke proses penilaian itu yang tidak tertangani dengan detail. Kalau yang kognitif sama dengan KTSP yang berbeda hanya afektif dan psikomotorik.
P
: Pertimbangan Bapak dalam menentukan metode yang digunakan untuk melihat pencapaian siswa ?
I
: Kondisi lingkungan, obyek yang dekat sekolah misalnya studi pustaka apakah itu mendukung atau tidak kalau di sini ( SMA Negeri 1 Depok ) tergantung dari kebijakan guru.
P
:
Menurut Bapak metode yang cocok digunakan oleh siswa khususnya di SMA Negeri 1 Depok dalam pembelajaran sejarah itu seperti apa ?
I
:
Setiap metode mempunyai kelemahan dan kelebihan, hampir semua metode bisa digunakan itu terganting guru, misalnya ketika guru menuntut metode studi pustaka tetapi perpustakaan tidak lengkap tetap tidak bisa. Sekali lagi sesuai kebijakan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
P
:
Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP ( 2006 ) dari segi landasan pelaksanaan nya ?
I
:
Hal itu tertuang di dalam peraturan pelaksanaan kurikulum 2013 tetapi detailnya saya lupa.
P
:
Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP ( 2006 ) dari segi orientasinya ?
I
:
Memang ada dalam peraturan tetapi yang jelas orientasi kurikulum 2013 adalah membentuk karakter siswa itu sendiri
P
:
Apakah
metode
yang
digunakan
dalam
pembelajaran
sejarah
menggunakan Kurikulum 2013 sama dengan metode yang digunakan di KTSP ? I
:
Maunya kurikulum itu berbeda, tetapi kemauan kurikulum harus dilakukan secara bertahap guru harus mulai belajar awal. Ketika dilapangan tidak serta merta berbubah, kalau kurikulum 2013 lebih baik dengan inquiry.
P
:
Menurut Bapak metode apa yang paling efektif dalam pembelajaran sejarah ?
I
:
Yang paling cocok untuk sejarah adalah inquiry karena metode inquiry ini menunjang pokok – pokok bahasan yang ada di dalam pembelajaran sejarah.
P
:
Dalam penyusunan RPP dari perencanaan hingga evaluasi apa perbedaan dari kedua kurikulum tersebut ?
I
:
Perbedaan yang paling besar yaitu pada format penilaian saja yang lainnya tidak terlalu terdapat perbedaan yang signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
P
:
Menurut Bapak apa kelebihan dan kekurangan dari kurikulum 2013?
I
:
Kelebihan dari Kurikulum 2013 adalah membuka kesempatan pada siswa menjadi lebih mengekplorasi kemampuan mereka dibanding KTSP, tetapi harus didukung dengan fasilitas yang bagus, sementara kekurangan nya adalah deengan tugas yang terlalu banyak sehingga memberatkan siswa dalam melaksanakan nya.
P
: Apakah pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Depok sudah efektif ?
I
:
Belum efektif, hanya berjalan setengah tahun untuk sebuah perubahan besar, tetapi dalam pembelajarannya sudah membantu siswa
P I
: Apa saja kendala yang dihadapi dalam melaksanakan Kurikulum 2013 ? :
Jaringan internet karena terkadang terjadi gangguan jaringan dan juga buku –buku pendukung kurang di perpustakaan.
P I
: Apa solusi yang diambil untuk mengatasi kendala tersebut ? :
Memberikan saran kepada siswa untuk secara bertahap untuk ekplorasi sendiri, guru juga harus selalu update topik ajaran baik hardware maupun sofware sehingga dapat membimbing siswa apabila kesulitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Lampiran 4
CATATAN LAPANGAN 2 WAWANCARA Topik/ Judul
: Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta
Nama Peneliti
: Ignatius Leonokto
Responden
: Bapak Sigit Eko Susanto
Waktu
: 2 November 2015
Keterangan
P : Peneliti I : Informan
P
:
Bagaimana pendapat Bapak dengan adanya perubahan kurikulum?
I
: Tidak masalah sebenarnya, hanya perbedaan cara berpikir diawali dengan menanya, mengamati, ekplorasi, menyimpulkan. Tuntutan keilmiahan lebih ke kurikulum 2013 walaupun ada embel – embel yang harus di isi.
P
:
Menurut Bapak mengapa kurikulum 2006 harus diganti dengan kurikulum 2013?
I
: Karena saya bukan pemutus kebijakan, tapi menurut saya dari Menteri pendidikan berfikir bahwa KTSP belum membawa perubahan seperti yang dinginkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
P
: Ketika kita berbicara tentang pergantian kurikulum, menurut Bapak apa yang diharapkan pemerintah dengan perubahan kurikulum?
I
: Saya berprasangka baik, pemerintah ingin kualitas meningkat harapannya. Cuma karena mereka tidak mengerti keadaan di lapangan sehingga hanya berdasarkan pengamatan, tidak mengerti apa yang harus ditingkatkan, tapi pada prinsipnya bagus
P
:
Apakah Pelatihan yang diberikan sudah cukup sebagai modal dalam melaksanakan Kurikulum 2013 ?
I
:
Diklat perlu untuk sosialisasi, saya ikut diklat 2 sampai 3 kali, hanya saja pada akhirnya tergantung pada penafsiran masing-masing guru karena ternyata tutor atau pengajar yang memberikan pelatihan itu bila ditanya sering berbeda pendapat maunya seperti apa. Belum ada tafsiran yang utuh karena tidak ada persamaan persepsi.
P
: Bagaimana dengan langkah – langkah penyusunan RPP Kurikulum 2013?
I
: Kurikulum 2013 harus ada kompetensi inti yang berjumlah 4 itu, ada penilaian spiritual dan sosial yang dimuat dan dicantumkan dalam tulisan, kalau KTSP tidak ada, tetapi guru tetap menyampaikan spiritual dan sosial dan sebagainya. Yang saya tidak setuju adalah masalah penilaian yang ada dalam kurikulum 2013 sangat idealis dan itu bagus kalau bisa diterapkan tapi kenyataannya sulit diterapkan. Coba bayangkan guru disuruh nilai kognitif, spiritual, kepribadian. Ada sekitar 5 sampai 10 penilaian. Kita diminta menilai peserta didik satu per satu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
sementara siswa SMA banyak waktu kita habis untuk menilai dan saya lihat penilaian ini diadopsi dari penilaian anak SD dan TK. P
: Berkaitan dengan masalah modul dan sumber apakah Bapak mendapatkan modul untuk guru yang bisa di jadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan Kurikulum 2013?
I
: Modul sudah diberikan dan kita para guru diminta menilai apakah itu cocok atau tidak. Ada 2 buku, yang satu sudah lumayan, yang satu kurang cocok karena penulisnya bukan orang sejarah tetapi oleh pecinta atau pemerhati sejarah
P I
: Evaluasi yang bapak gunakan di dalam Kurikulum 2013 ? : Menggunakan penilaian nya itu yang ada sikap, sosial, spiritual dan yang lainnya, maunya bagus terutama tentang berpikir ilmiah
P
: Menurut Bapak evaluasi yang digunakan untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa ?
I
: Hanya penilaian, misalnya kita menerapkan metode diskusi cara melihat pencapaian dengan anak aktif bertanya atau menjawab. Sebenarnya kurikulum 2013 sama dengan cara belajar siswa aktif. Cara belajar siswa aktif hanya kelemahannya terkadang guru mempunyai penafsiran salah, yang bekerja siswa dan guru hanya tinggal melihat saja karena guru tidak punya kerja apa-apa dan itu terjadi, bukannya membimbing anak justru para siswa dilepas sendiri.
P
: Pertimbangan Bapak dalam menentukan metode yang digunakan untuk melihat pencapaian siswa ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
I
: Menurut saya metode nya dalah metode inquiry, misalnya saya menayangkan gambar bendera Perancis, kemudin saya bertanya ini gambar apa? Para peserta didik menjawab bendera Perancis, saya menjelaskan bahwa yang akan dipelajari adalah Revolusi Perancis, kemudian peserta didik mencari tentang Revolusi Perancis dan minggu depan presentasi tetapi banyak anak yang tidak paham mereka hanya sekedar
mencatat
tetapi
secara
keilmuan
tidak
dapat,
hanya
menyelesaikan tugas, setelah itu menguap, karena setelah ditanya mereka mengatakan lebih baik dijelaskan oleh guru. P
:
Menurut Bapak metode yang cocok digunakan oleh siswa khususnya di SMA Negeri 1 Depok dalam pembelajaran sejarah itu seperti apa ?
I
:
Sebenarnya di kurikulum 2013 lebih dituntut inquiry tetapi kadang tergantung kondisi siswa, saya banyak menggunakan ceramah juga karena peserta didik tidak mengerti.
P
:
Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP ( 2006 ) dari segi landasan pelaksanaan nya ?
I
:
Landasanya ada di peraturan menteri tapi saya lupa secara keseluruhan isinya
P
:
Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP ( 2006 ) dari segi orientasinya ?
I
:
Kurikulum 2013 membuat peserta didik berfikir secara ilmiah sementara KTSP siswa di tuntut hanya sekedar mencapai KKM saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
P
:
Apakah
metode
yang
digunakan
dalam
pembelajaran
sejarah
menggunakan Kurikulum 2013 sama dengan metode yang digunakan di KTSP ? I
:
Ketika saya menggunakan metode presentasi secara nilai lebih jelek daripada ceramah bervariasi karena kurikulum 2013 kita menyuruh anak mengerjakan tugas tetapi pemahaman anak kurang sekali.
P
:
Menurut Bapak metode apa yang paling efektif dalam pembelajaran sejarah ?
I
:
Sebenarnya di kurikulum 2013 lebih dituntut inquiry tetapi kadang tergantung kondisi siswa, saya banyak menggunakan ceramah juga karena peserta didik tidak mengerti.
P
:
Dalam penyusunan RPP dari perencanaan hingga evaluasi apa perbedaan dari kedua kurikulum tersebut ?
I
:
Cuma beda model, tetapi kurikulum 2013 lebih rinci penilaiannya sementara di KTSP semisalnya peserta didik sudah baik bisa diberi nilai A
P
:
Menurut Bapak apa kelebihan dan kekurangan dari kurikulum 2013?
I
:
Kelebihan dari Kurikulum 2013 adalah melatih anak untuk berpikir kritis, sementara kekurangan nya adalah Penilaian yang terlalu idealis tapi tidak realistis dan jugaMembuat guru jadi enak seandainya salah penafsiran, siswa yang bekerja tetapi guru yang enak, jika semua pelajaran penafsiran nya seperti itu maka siswanya yang susah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
P
: Apakah pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Depok sudah efektif ?
I
:
Karena hanya menaati peraturan saja dan itu tidak efektif pada pelaksanaan nya karena siswa belum terbiasa
P I
: Apa saja kendala yang dihadapi dalam melaksanakan Kurikulum 2013 ? :
Harus paham teknologi, membutuhkan fasilitas yang baik, dan juga penilaian nya yang banyak
P I
: Apa solusi yang diambil untuk mengatasi kendala tersebut ? :
Masalah penilaian sebenarnya guru mengerti anak yang baik dan yang tidak, tetapi tidak sampai mendalam, penilaian tidak betul – betul obyektif akhirnya penilaian agak ngarang tapi didasarkan pengamatan guru yang terbatas itu dan itu tidak valid karena apabila berdasarkan data yang valid guru tidak sanggup dan susah sekali, dan untuk Masalah teknologi sebisa mungkin saya kerjakan semisalnya saya tidak bisa saya meminta bantuan yang ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Lampiran 5
DOKUMENTASI WAWANCARA TANGGAL 2 NOVEMBER 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
DOKUMENTASI WAWANCARA TANGGAL 4 NOVEMBER 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: SMA N 1 DEPOK
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas/Semester
: X/Gasal
Materi Pokok
: Kegiatan Penelitian Manusia Purba
Sub Materi Pokok
: C. Mengenal Manusia Purba
Pertemuan ke
:2
Alokasi Waktu
: 2 x 45’
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli ( gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive, dan proaktif dalam menunjukan sikapsebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan , teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
kebangsaan , kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah kokret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.2.4. Menganalisis jenis manusia Praaksara 3.2.5. Mengidentifikasi corak kehidupan manusia Praaksara
D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui gambar dan bacaan teks,peserta didik dapat menganalisis Sangiran sebagai pusat perkembangan manusia purba 2. Melalui bacaan teks, peserta didik dapat mengidentifikasi temuan-temuan fosil di Sangiran 3. Melalui gambar dan diskusi, peserta didik dapat mengidentifikasi temuantemuan fosil di Trinil 4. Melalui gambar dan bacaan teks peserta didik dapat menganalisis jenis-jenis manusia purba zaman Praaksara 5. Melalui pembelajaran tentang situs purbakala Sangiran dan Trinil peserta didik dapat mengambil nilai-nilai dari kegiatan penelitian tentang manusia Praaksara
E. Materi Ajar 1. Sangiran 2. Trinil, Ngawi, Jawa Timur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
3. Nilai-nilai yang dapat diambil dari pembelajaran penelitan manusia Praaksara
F.
Metode/Model/Strategi Pembelajaran Metode
: observasi, diskusi, dan presentasi
Model
: Problem based introduction
Strategi Pembelajaran
: Stientific Approach
G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi
Alokasi Waktu
1.
Kegiatan
Pendahuluan
a. Guru mengucapkan salam
10 Menit
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik c. Guru meminta salah satu murid untuk menceritakan
peninggalan-peninggalan
yang ada di daerahnya d. Guru menyampaikan manfaat materi pembelajaran ( rasa syukur terhadap letak dan
kekayaan
alam
di
Kepuluan
Indonesia ) e. Guru menampilkan gambar penemuan manusia praaksara di Sangiran dan Trinil,
kemudian
memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk mengamatinya f. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan atau menyampaikan hasil pengamatan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
gambar tersebut g. Guru menuliskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
a. Mengamati
60 menit
Guru memberi waktu pada peserta didik untuk membaca materi atau browsing untuk memahami tentang manusia Praaksara b. Menanya Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya dan menyampaikan pendapat dari hasil pengamatan dan diskusinya c. Menalar Dari hasil pengamatan di lingkungan sekitar dan diskusi, peserta didik dapat
menganalisis
situs
sejarah
Sangiran dan Trinil Melalui diskusi, peserta didik dapat mengidentifikasi jenis-jenis manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
praaksara Presentasi, tanya jawab, dan apresiasi
d. Mencoba atau mengaitkan Peserta didik dapat menyampaikan nilai-nilai
tentang
zaman
kehidupan
Praaksara
di dan
membandingkan dengan kehidupan saat
ini
serta
memanfaatkannya
dengan arif dan humanis
e. Membentuk jejaring Antar kelompok mengkomunikasikan hasil
diskusi
untuk
dapat
menyimpulkan materi yang telah dipelajari 3. Penutup
1. Peserta didik menyampaikan nilai-nilai 10 menit apa saja yang diperoleh dari pelajaran hari ini 2. Konfirmasi 3. Pemberian tugas individu ( mengerjakan soal) atau kerja kelompok 4. Informasi rencana pembelajaran yang akan datang
H. Media dan Sumber belajar Media Belajar LCD, Internet, gambar tentang manusia zaman Praksara (Trinil dan Sangiran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
Sumber Belajar Buku sejarah Indonesia X, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013
I. Penilaian Hasil Belajar Teknik : Penilaian observasi dan Diskusi Bentuk : essay, unjuk kerja dan portofolio
J.
Instrumen Penilaian Tes dan Non Tes Instrumen Penilaian Tes 1.
Deskripsikan Sangiran sebagai pusat perkembangan manusia purba?
2.
Analisis lah fosil-fosil temuan di Sangiran dan Trinil!
3.
Identifikasikan lah jenis-jenis manusia purba zaman Praaksara?
4.
Tuliskan nilai-nilai yang kalian dapat setelah mempelajari tentang kehidupan manusia purba zaman praaksara
Instrumen Penilaian Non Tes 1.
Lembar pengamatan Kerja Kelompok/ diskusi terlampir
2.
Lembar pengamatan Presentasi ( terlampir )
3.
Daftar rujukan : Buku paket Sejarah Indonesia Kelas X untuk siswa halaman 6 – 15
Yogyakarta,22 Agustus 2013 Mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
Kepala Sekolah
Drs. Maskur NIP : 19560601 198403 1 008
Gambar – Gambar Penunjang
Guru Mata Pelajaran
Sigit Eko Susanto NIP :19760808 20060 4 018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
Lampiran 1: Materi Lampiran1: Materi Situs Kepurbakalaan Sangiran adalah situs arkeologi di Jawa, Indonesia. Tempat ini merupakan lokasi penemuan beberapa fosil manusia purba, sehingga sangat penting dalam sejarah perkembangan manusia dunia. Area ini memiliki luas kurang lebih 48 km² dan sebagian besar berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, 17 kilometer sebelah utara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
Kota Surakarta, di lembah Bengawan Solo dan di kaki Gunung Lawu. Ada sebagian yang merupakan bagian dari Kabupaten Karanganyar (Kecamatan Gondangrejo). Pada tahun 1977 Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya dan ada tahun 1996 situs ini terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Eugene Dubois pernah melakukan penelitian di sini pada akhir abad ke-19.Sejak tahun 1934, ahli antropologiGustav Heinrich Ralph von Koenigswald memulai penelitian di area tersebut, setelah mencermati laporan-laporan berbagai penemuan balung buta ("tulang buta/raksasa") oleh warga dan diperdagangkan. Saat itu perdagangan fosil mulai ramai akibat penemuan tengkorak dan tulang paha Pithecanthropus erectus ("Manusia Jawa") oleh Eugene Dubois di Trinil, Ngawi, tahun 1891. Trinil sendiri juga terletak di lembah Bengawan Solo, kira-kira 40 km timur Sangiran. Dengan dibantu oleh Toto Marsono, pemuda yang kelak menjadi lurah Desa Krikilan, setiap hari von Koenigswald meminta penduduk untuk mencari balung buta, yang kemudian ia bayar. Pada tahun-tahun berikutnya, hasil penggalian menemukan berbagai fosilHomo erectus lainnya. Ada sekitar 60 lebih fosil H. erectus atau hominid lainnya dengan variasi yang besar, termasuk seri Meganthropus palaeojavanicus, telah ditemukan di situs tersebut dan kawasan sekitarnya. Selain manusia purba, ditemukan pula berbagai fosil tulang-belulang hewan-hewan bertulang belakang (Vertebrata), seperti buaya (kelompok gavial dan Crocodilus), Hippopotamus (kuda nil), berbagai rusa, harimau purba, dan gajah purba (stegodon dan gajah modern). Penggalian oleh tim von Koenigswald berakhir 1941. Koleksi-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
koleksinya sebagian disimpan di bangunan yang didirikannya bersama Toto Marsono di Sangiran, yang kelak menjadi Museum Purbakala Sangiran, tetapi koleksi-koleksi pentingnya dikirim ke kawannya di Jerman, Franz Weidenreich.
Museum Purbakala Sangiran Di Museum Purbakala Sangiran, yang terletak di wilayah ini juga, dipaparkan sejarah manusia purba sejak sekitar dua juta tahun yang lalu hingga 200.000 tahun yang lalu, yaitu dari kala Pliosen akhir hingga akhir Pleistosen tengah. Di museum ini terdapat 13.086 koleksi fosil manusia purba dan merupakan situs manusia purba berdiri tegak (hominid) yang terlengkap di Asia. Selain itu juga dapat dipamerkan fosil berbagai hewan bertulang belakang, fosil binatang air, batuan, fosil tumbuhan laut, serta alat-alat batu. Pada awalnya penelitian Sangiran adalah sebuah kubah yang dinamakan Kubah Sangiran. Puncak kubah ini kemudian terbuka melalui proses erosi sehingga membentuk depresi. Pada depresi itulah dapat ditemukan lapisan tanah yang mengandung informasi tentang kehidupan pada masa lampau. Sangiran mencakup beberapa lapisan tanah/formasi tanah. Yang tertua adalah formasi "kalibeng" formasi ini diperkirakan berumur 3 juta - 1,8 juta tahun yang lalu. Pada formasi ini terdiri atas 4 lapisan yaitu lapisan bawah merupakan endapan laut dalam dengan ketebalan lapisan ini 107 meter Kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan sering disebut zaman praaksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
Masyarakat Indonesia mulai mengenal tulisan pada abad
5 M. Bukti mulainya
bangsa Indonesia mengenal tulisan berdasar prasasti yang tertulis pada Yupa (tugu peringatan) di Kalimantan Timur. Prasasti pada Yupa merupakan peninggalan Kerajaan Kutai berangka tahun 400. 1. Fosil Manusia Purba di Indonesia Fosil adalah sisa-sisa kehidupan organik, seperti manusia, binatang, dan tumbuhan pada masa lalu yang telah membatu. Di Indonesia, banyak dinemukan fosil di berbagai tempat. Biasanya mereka ditemukan dekat dengan aliran sungai atau tempat-tempat berair, seperti danau dan laut. Salah satu tempat terpenting dalam penemuan fosil manusia purba di Indonesia adalah lembah Sungai Bengawan Solo. Sungai ini memanjang dari Jawa Tengah sampai Jawa Timur. Penemu fosil pertama di Indonesia adalah E. Dubois di daerah Trinil, salah satu daerah dekat Ngawi Jawa Timur tahun 1890. Jenis manusia purba tersebut adalah Pithecanthropus Erectus. Awalnya, ditemukan sebagian dari tulang rahang, disusul penemuan sebuah geraham dan bagian atas tengkorak dan tulang paha kiri. Manusia pada zaman praaksara tidak meninggalkan bukti sejarah sehingga untuk mengetahui kehidupan pada masa tersebut, para ahli harus meneliti fosil-fosil manusia purba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
Pithecanthropus Erectus dikategorikan antara manusia dengan kera. Selain didasarkan pada volume otak, juga didasarkan pada ciri-ciri fisik yang lain. Tulang keningnya sangat menonjol ke muka dan di atas bagian hidung bergandeng menjadi satu. Di atas tulang kening tulang dahinya terus saja licin ke belakang sehingga dapat dikatakan dahinya tidak ada.
Gambar Manusia purba jenis Pithecanthropus Erectus.
Tulang pahanya lebih mempunyai sifat kemanusiaan sehingga nyata pemilik tulang dapat berjalan tegak. Dari ukuran tulang paha itu diperkirakan makhluk tersebut tingginya 165 cm. Gerahamnya lebih besar dari geraham terbesar jenis manusia biasa dan menunjukkan sifat-sifat kera. Dari ciri-ciri fisik tersebut, makhluk itu diberi nama Pithecanthropus Erectus (manusia kera yang berjalan tegak).
Homo Mojokertensis Von Koenigswald pada 1936 menemukan sebuah fosil tengkorak kanak-kanak di dekat Mojokerto. Dari gigi-giginya diperkirakan kanak-kanak tersebut belum melewati umur lima tahun. Makhluk itu dinamakan Homo Mojokertensis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
Meganthropus Paleojavanicus Pada tahun 1941, di daerah Sangiran (lembah Sungai Bengawan Solo) Von Koenigswald menemukan sebagian tulang rahang bawah yang jauh lebih besar dan kuat daripada rahang Pithecanthropus Erectus. Von Koenigswald menempatkan makhluk ini lebih tua daripada Pithecanthropus Erectus mana pun. Mengingat bentuk tubuhnya
yang
besar
(megas),
makhluk
itu
diberi
nama
Meganthropus
Paleojavanicus.
Pada masa itu, Sangiran adalah wilayah laut dalam. Hal itu bisa dibuktikan dengan endapan yang bisa dijumpai di sepanjang Sungai Puren tersingkap lapisan lempung biru dari formasi kalibeng yang merupakan daerah endapan daerah lingkungan lautan. Selain itu, juga banyak ditemui fosil-fosil moluska laut. Homo Soloensis Di dekat Ngandong (kawasan lembah Bengawan Solo, Kabupaten Blora), ditemukan sebelas fosil tengkorak oleh Von Koenigswald dan Weidenrich. Makhlukmakhluk itu lebih tinggi tingkatannya daripada Pithecanthropus Erectus, bahkan dapat dikatakan sebagai manusia. Oleh karena itu, fosil-fosil tersebut dinamakan Homo Soloensis atau disebut juga dengan manusia dari daerah Solo/Surakarta Mengenal Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
Para ahli membagi jenis manusia purba di Indonesia menjadi tiga. Pembagian tersebut berdasarkan hasil penemuan fosil manusia purba. Ketiga jenis manusia purba yang ada di Indonesia adalah Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo. Meganthropus (Manusia Besar) Meganthropus berasal dari dua kata. Megas artinya besar atau raksasa dan anthropus artinya manusia. Jenis manusia purba Meganthropus ditemukan oleh Van Koenigswald pada tahun 1936 di daerah Sangiran. Hasil penemuannya ini sering dikenal dengan nama Meganthropus Palaeojavanicus, artinya manusia raksasa dari Jawa. Jenis manusia ini memiliki rahang kuat dengan badan yang tegap. Mereka diperkirakan hidup dengan cara mengumpulkan bahan makanan, terutama tumbuhtumbuhan. Meganthropus diperkirakan hidup sekitar dua sampai satu juta tahun yang lalu sejak penelitian. Sampai saat ini sudah ditemukan 70 individu fosil Manusia Homo erectus di situs Sangiran. Jumlah ini merupakan 65% dari seluruh fosil Homo erectus yang ditemukan di Indonesia atau sekitar 50% dari populasi Homo erectus di seluruh dunia. Pithecanthropus (Manusia Kera Berjalan Tegak) Pithecanthropus merupakan jenis yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Hasil penemuan di Indonesia, antara lain Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Mojokertensis, dan Pithecanthropus Soloensis. Pithecanthropus Erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
1891 di Trinil. Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan di Jetis dekat Mojokerto Jawa Timur oleh Von Koenigswald. Pithecanthropus Soloensis sementara itu ditemukan di Ngandong, lembah Bengawan Solo oleh Von Koenigswald, Ter Haar, dan Oppenoorth. Beberapa ciri manusia Pithecanthropus, antara lain sebagai berikut. 1) Pada tengkorak, tonjolan keningnya tebal. 2) Hidungnya lebar, dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol. 3) Tinggi sekitar 165–180 cm. 4) Pemakan tumbuhan dan daging (pemakan segalanya). Penyelidikan fosil manusia selain dilakukan oleh orang-orang Eropa, juga oleh para ahli dari Indonesia, seperti Prof. Dr. Sartono, Prof. Dr. Teuku Jacob, Dr. Otto Sudarmadji dan Prof. Dr. Soejono. Homo Ada dua jenis fosil homo yang ditemukan di Indonesia, yaitu Homo Wajakensis dan Homo Soloensis. Homo Wajakensis berarti manusia dari Wajak. Eugene Dubois menemukan fosil ini pada tahun 1889 di dekat Wajak, Tulungagung Jawa Timur. Homo Wajakensis diperkirakan menjadi nenek moyang dari ras Australoid yang merupakan penduduk asli Australia. Homo Soloensis artinya manusia dari Solo ditemukan di Ngandong, lembah Bengawan Solo antara tahun 1931–1934. Penemunya adalah Ter Haar dan Oppenorth. Kehidupan Homo Soloensis sudah lebih maju dengan berbagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan hidup dari berbagai ancaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
Ciri-ciri homo, antara lain 1) muka lebar dengan hidung yang lebar; 2) mulutnya menonjol; 3) Dahinya juga masih menonjol, sekalipun tidak seperti jenis Pithecanthropus; 4) bentuk fisiknya sudah seperti manusia sekarang; 5) Tingginya 130–210 cm; 6) Berat badan 30–150 kg; 7) Hidupnya sekitar 40.000–25.000 tahun yang lalu. Homo Soloensis dan Homo Wajakensis kemudian mengalami perkembangan. Jenis homo ini diberi nama Homo Sapiens. Homo Sapiens lebih sempurna dilihat dari cara berpikir walaupun masih sangat sederhana. Homo Sapiens berarti manusia cerdas, diperkirakan hidup 40.000 tahun yang lalu setelah penelitian. Jenis inilah yang nantinya menjadi nenek moyang bangsa Indonesia.
Lampiran 2 :Lembar Pengamatan Penilaian Sikap dan Pedoman Penskoran Aspek Pengamatan No
Nama Siswa
Menghargai Jumlah Kerjasama
Toleransi
Keaktifan
Pendapat Teman
Skor
Nilai
Ket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
Cukup 1
2
Alfiansyah
3
2
3
2
10
62,5 Cukup
Dewi Kusuma
2
3
3
3
11
68,7 Baik
3
4
5
Siti Hajar
Fachrul Anwar Elisabeth W.N
3
3
3
3
12
75 Cukup
3
2
2
3
10
62,5 Cukup
3
2
2
3
Keterangan Skor : Masing-masing kolom diisi dengan kriteria: 4 = Baik Sekali 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
Keterangan nilai : A = 80-100 : Baik Sekali B = 70-79 : Baik C = 60-69 : Cukup
∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑥 100 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 ( 16 )
10
62,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
D = ˂60
: Kurang
Lampiran 3 :Rubrik Penilaian Presentasi Nama
Aspek Pengamatan
Jumlah
No.
Siswa
Komunikasi Wawasan Keberanian Penampilan
Skor
1
Alfiansyah
2 3 4
5
Dewi Kusuma Siti Hajar Fachrul Anwar
Elisabeth W.N
Nilai
Ket.
3
3
3
3
12
75
Baik
3
2
2
3
10
62,5
Cukup
2
3
2
3
10
62,5
Cukup
3
3
3
3
12
75
Baik
3
3
3
2
11
Keterangan Skor : Masing-masing kolom diisi dengan kriteria: 4 = Baik Sekali 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Keterangan nilai : A = 80-100
: Baik Sekali
B = 70-79
: Baik
C = 60-69
: Cukup
D = ˂60
: Kurang
68,7 Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138