PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA BAGI SISWA SMA (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 DEPOK) Ali Hidayat (
[email protected]) ABSTRAK Tujuan utama dari tesis yang berjudul “Pengaruh Penggunaan E-Learning Terhadap Motivasi dan Efektivitas Pembelajaran Fisika Bagi Siswa SMA (Studi Kasus Di SMA Negeri 1 Depok)” ini adalah untuk mendeskripsikan sejauh mana pola pembelajaran e-learning berperan dalam memfasilitasi pengajaran dan pembelajaran disiplin ilmu fisika bagi siswa SMA Kelas X. Hasil yang diperoleh melalui penelitian tesis ini akan menjadi suatu parameter atau pembanding antara efektifitas pengajaran dan pembelajaran fisika konvensional dengan pola pembelajaran fisika berbasiskan elearning bagi siswa SMA Kelas X. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda kuantitatif eksplanasi eksperimen, yaitu metode yang menggunakan sampel penelitian untuk dilakukan generalisasi terhadap populasi. Metode ini digunakan karena dianggap sangat efektif untuk pengumpulan data guna pengukuran pengaruh atau efektivitas suatu alat, media atau kondisi tertentu. Setelah dilakukan penelitian, diketahui bahwa penggunaan e-learning dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga menumbuhkan semangat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dan mampu mendorong siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih tinggi. Kata Kunci: e-learning, efektivitas, motivasi 1.PENDAHULUAN Ada beberapa hal yang melatarbelakangi penyusunan tesis. Diantara faktorfaktor tersebut, hal yang menjadi faktor utamanya adalah kesulitan siswa SMA dalam mempelajari fisika dan adanya hipotesa bahwa pola pembelajaran e-learning merupakan alternatif solusi yang menjanjikan untuk menggantikan pola pengajaran konvensional di kelas dalam mempelajari mata pelajaran fisika bagi siswa SMA. Secara garis besar, setiap disiplin ilmu dapat ditunjang dengan suatu pembelajaran yang berbasiskan e-learning. Namun demikian, persoalan bagaimana atau sejauh mana e-learning dapat menunjang pembelajaran suatu disiplin ilmu pada akhirnya akan kembali kepada kekhasan sifat yang dimiliki oleh masing-masing disiplin ilmu. Fisika adalah suatu disiplin ilmu eksakta yang yang mempelajari tentang pola fenomena fisik alam dalam bentuk peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan sifat dan gejala-gejala materi abiotik. Pokok-pokok bahasan utama yang secara komprehensif dibahas dalam bidang studi IPA SMA antara lain mekanika, kalor, getaran, gelombang dan bunyi, cahaya, listrik dan magnet, bumi, tata surya dan angkasa luar, serta fisika modern. Masing-masing pokok bahasan memiliki beberapa materi subpokok dengan tingkat kompleksitas dan penjabaran konsep yang relatif berbeda yang harus didukung oleh hasil-hasil eksperimen. Hasil-hasil eksperimen juga digunakan untuk eksplorasi informasi-informasi yang diperlukan untuk membentuk teori lebih lanjut [5]. Data-data statistik di lapangan menunjukkan adanya suatu opini publik bahwa mata pelajaran Fisika merupakan momok yang ditakuti oleh siswa SMA IPA sekaligus mata pelajaran yang kurang diminati. Karena seluruh materi yang ada di pokok bahasan fisika merupakan suatu abstraksi atas fenomena alam yang membutuhkan penerjemahan-
penerjemahan perspektif dan dimensional, merupakan suatu hal yang relatif sulit bagi pengajar untuk menyampaikan materi dengan hanya melalui metode konvensional di kelas saat ini yang masih terpaku pada media pembelajaran statis dua dimensi, yaitu buku. Akibatnya, motivasi dan efektivitas siswa SMA IPA dalam mempelajari fisika tidak dapat dibina secara optimal karena relatif rendahnya tingkat pemahaman dan ketertarikan siswa yang bersangkutan dalam mempelajari fisika. Berangkat dari persoalan di atas, maka diperlukan suatu alternatif metode pembelajaran yang bersifat lebih menunjang aktivitas pembelajaran fisika di SMA sekaligus membangkitkan semangat dan motivasi siswa sebagai peserta didik. Elearning yang merupakan perangkat elektronik yang dinamis dan penuh kemudahan adalah solusi yang paling prospektif. E-learning dipercaya secara dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik dengan tipe belajar yang berbeda-beda, baik audio, visual, terlebih lagi peserta didik dengan tipe pembelajaran audio-visual. Menilik berbagai argumen tersebut di atas maka sistem pembelajaran yang berbasiskan e-learning secara kausatif dapat dipandang sebagai suatu alternatif solusi yang tepat dalam konteks pengoptimalan proses belajar. Dalam hal ini, pengoptimalan proses belajar diindikasikan dari adanya peningkatan motivasi dan efektivitas belajar dalam diri siswa atau peserta didik. 2. TINJAUAN PUSTAKA Definisi E-Learning Istilah e-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan dibidang pendidikan dalam bentuk sekolah "maya". Definisi lain dari e-learning adalah proses intruksi yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik dalam menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan, menilai dan memudahkan suatu proses belajar dimana pelajar sebagai pusatnya serta dilakukan secara interakktif kapanpun dan dimananpun. Menurut Turban E [7] e-learning adalah pengiriman informasi online untuk tujuan pendidikan, pelatihan, atau manejemen pengetahuan. Konsep E-Learning Faktanya, metode pengajaran konvensional dalam beberapa aspek dirasa kurang menunjang jika dibandingkan dengan metode pengajaran modern seperti e-learning. Namun demikian, dalam penelitian ini metode e-learning tidak serta merta dijadikan sebagai subtituen dari metode pengajaran konvensional, tetapi secara terintegrasi difungsikan sebagai suplemen materi pengajaran konvensional. Terkait dengan fungsinya sebagai suplemen penunjang metode pembelajaran konvensional, terdapat berbagai elemen yang terdapat dalam sistem e-learning, antara lain: • Soal-soal Materi dapat disediakan dalam bentuk modul, adanya soal-soal yang disediakan dan hasil pengerjaannya dapat ditampilkan. • Komunitas Para pelajar dapat mengembangkan komunitas online untuk memperoleh dukungan dan berbagai informasi yang salaing menguntuingkan. • Pengajar online Para pengajar selalu online untuk memberikan arahan kepada para pelajar, menjawab pertanyaan dan membantu dalam diskusi. • Kesempatan bekerja sama
•
Adanya perangkat lunak yang dapat mengatur pertemuan online sehingga belajar dapat dilakukan secara bersamaan atau realtime tanpa kendala jarak. Multimedia Penggunaan teknologi audio dan video, dalam penyampaian materi sehingga menarik minat dalam belajar seperti telepon, voice mail telephone, radio, audio, televisi, videotape, video text, video messaging.
3. METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif eksplanasi eksperimen. Penelitian dengan metode kuantitatif eksplanasi eksperimen umumnya menggunakan sampel penelitian untuk dilakukan generalisasi terhadap populasi. Metode ini juga menggunakan hipotesis penelitian untuk dapat diuji secara statistik. Metode kuantitatif eksplanasi eksperimen merupakan metoda penelitian yang dipakai untuk mengetahui pengaruh dari suatu media, alat, atau kondisi yang sengaja diadakan terhadap suatu gejala berupa kegiatan dan tingkah laku seseorang atau kelompok individu. Variabel Penelitian Dalam proses menganalisa objek penelitian harus ditetapkan variabel-variabel yang merepresentasikan item eksperimen. Hasil dari penelitian nantinya tergantung dari interrelasi antara variabel-variabel yang diteliti, dimana variabel merupakan suatu atribut, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini yang merupakan variabel adalah : 1. E-learning Fisika merupakan variabel bebas 2. Motivasi merupakan variabel terikat 3. Efektivitas merupakan variabel terikat Rancangan Percobaan Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X, XI, dan XII SMA Negeri 1 Depok yang mempelajari fisika dalam kurikulumnya. Pemilihan sampel dengan mengguanakan probability sampling, artinya penarikan sampel didasarkan atas pemikiran bahwa keseluruhan tingkatan kelas memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Dengan demikian, dalam rancangan ini tidak terdapat diskriminasi tingkatan kelas, baik kelas X, XI IPA dan XII IPA. Karena semua siswa dalam kelas yang menjadi sampel memiliki kesempatan yang sama, maka kelas X, XI IPA dan XII IPA harus dirandom. Sampel yang dihasilkan dari rancangan ini tetap merupakan sampel yang representatif. Metoda Pengumpulan Data Secara garis besar metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi tiga, yaitu : 1. Metode eksperimen untuk membuktikan hipotesis pertama, yaitu, “motivasi belajar siswa yang menggunakan e-learning dalam dalam proses pembelajaran”, digunakan metode pengumpulan data melalui kuesioner. Kuisioner digunakan karena bentuknya mudah disediakan, yaitu dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan terhadap para responden. Selain itu, kuisioner memiliki keuntungan lain yaitu lebih cepat dan lebih murah dari pada observasi. Kuisioner akan dikirimkan kepada responden langsung ditujukan kepada responden yang bersangkutan. Responden diminta untuk mengisi semua pertanyaan-pertanyaan yang ada pada kuisioner dengan memberi dua jenis skala Likert
yaitu (a) persepsi positif (favorable) (b) persepsi negatif (unfavorable)
2.
Sedangkan untuk membuktikan hipotesis kedua, yaitu, “ Ada perbedaan hasil belajar siswa belum menggunakan e-learning dalam proses pembelajaran dengan hasil belajar siswa sudah menggunakan e-learning”, dilaksanakan prosedur sebagai berikut : a. Menetapkan tujuan dilakukannya eksperimen. b. Mempersiapkan perlengkapan atau kebutuhan eksperimen. c. Menentukan kelompok eksperimen d. Pelaksanaan eksperimen kegiatan proses pembelajaran Data primer hasil belajar siswa dari kedua kelompok ini diuji secara statistik unutk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang sudah menggunakan e-learning dalam pembelajaran dengan hasil belajar yang belum menggunakan elearning dalam pembelajaran. 3. Untuk membuktikan hipotesis ketiga, yaitu “Ada korelasi motivasi belajar siswa dan efektivitas belajar siswa”, digunakan data yang telah dikumpulkan pada metode eksperimen dan data hasil kuesioner dengan teknik uji korelasi.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis dan Interpretasi Setelah melaksanakan serangkaian penelitian di SMA Negeri 1 Depok, penulis memperoleh sejumlah data yang dianggap cukup valid untuk menjelaskan variabel yang ada dalam penulisan ini, serta menguji hipotesa yang telah disebutkan di muka. Angkaangka yang dipergunakan untuk perhitungan statistik dalam analisa ini diperoleh dari jawaban responden atas kuesioner yang diajukan kepada responden, kemudian didapatkan skor untuk masing-masing variabel. Dalam penelitian ini siswa pada setiap tingkat kelas dikelompokkan ke dalam 2 katagori berdasarkan pola kelompok paralel yang ekuivalen, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang dikenakan variabel eksperimen, yaitu menggunakan e-learning dalam proses pembelajaran. Sedangkan kelompok kontrol, adalah kelompok siswa yang dikenakan pembelajaran secara konvensional. Dari keseluruhan sampel (130 siswa) pada penelitian ini diperoleh siswa kategori kelompok eksperimen sebanyak 63 siswa dan kategori kelompok sebanyak 33 siswa atau 52.38 % dan responden laki-laki sebanyak 30 siswa atau 47.62 %. Daftar pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner terdiri atas 50 item pertanyaan yang akan menjadi tolak ukur keterkaitan antara pengaruh penggunaan e-learning terhadap motivasi dan efektivitas siswa selama proses pembelajaran fisika dengan menggunakan sistem e-learning yang diperoleh dari siswa kelompok eksperimen (siswa). Sebelum melangkah kepada prosedur utama penelitian, dilakukan uji validasi data untuk menguji tingkat signifikansi korelasi (r). Uji validitas akan dilakukan dengan metoda Pearson atau metoda Product Moment, yaitu dengan mengkorelasikan skor butir pada kuesioner dengan skor totalnya. Jika nilai koefisiennya lebih dari 0,3 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Uji validitas ini menggunakan bantuan program SPSS 12 for windows Konstanta r hitung dapat dibandingkan dengan r tabel dengan taraf signifikansi minimal 95%. Dari data r tabel, dengan taraf signifikansi 95% dan N = 63 adalah sebesar 0,244. Setelah diadakan uji validitas, diketahui bahwa seluruh pertanyaan kuesioner memiliki rhitung > rtabel , berarti semua item pertanyaan dianggap valid dan dapat digunakan mengumpulkan data dalam penelitian.
Setelah uji validitas, dilakukan uji realibitas terhadap alat test (instrumen). Metoda yang digunakan pada uji reliabilitas adalah metoda Cronbach’s Alpha. Penghitungan Cronbach’s Alpha. Dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi di antara butirbutir pernyataan dalam kuesioner. Variabel dikatakan relibel jika nilai alphanya lebih dari 0,3 yang dilanjutkan dengan pengujian menggunakan rumus Sperman Brown. Sebagai hasil, dari korelasi antara skor item ganjil dan genap kuesioner, diketahui bahwa kuesioner penelitian layak digunakan sebagai instrumen pengumpulan data guna mengetahui apakah terdapat peningkatan motivasi belajar pada siswa yang menggunakan e-learning. Berikut disajikan hasil uji validitasi dan reabilitasi . Tabel 4-4 : Data validitasi item pertanyaan kusioner Indikator Item r Kehadiran di kelas
Mengikuti proses belajar mengajar di kelas
Belajar di rumah
Sikap terhadap kesulitan
Usaha mengatasi kesulitan
Kebiasaan dalam mengikuti proses belajar mengajar
Semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar
Keinginan unutk berprestasi
Validitas
a1 a2 a3 a4
0.71 0.89 0.87 0.69
Valid Valid Valid Valid
b1 b2 b3 b4 b5 b6 b7 b8 b9 b10 c1 c2 c3 d1 d2 d3 e1 e2 e3 f1 f2 f3 f4 g1 g2 g3 g4 g5 h1 h2
0.72 0.84 0.84 0.77 0.8 0.77 0.87 0.95 0.74 0.66 0.81 0.78 0.78 0.79 0.76 0.72 0.77 0.77 0.77 0.73 0.88 0.81 0.52 0.69 0.84 0.71 0.74 0.74 0.89 0.82
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Kualifikasi nilai
Penyelesaian tugas PR
Menggunakan kemampuan di luar jam pelajaran
h3 h4 h5 i1 i2 i3 j1 j2 j3 j4 j5 k1 k2 k3 k4 k5
0.71 0.86 0.93 0.85 0.77 0.8 0.74 0.86 0.81 0.88 0.75 0.8 0.73 0.76 0.88 0.9
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel validitas item pertanyaan kuesioner di atas dimana rhitung > rtabel , berarti semua item pertanyaan dianggap valid dan dapat digunakan mengumpulkan data dalam penelitian. Tabel 4-16 : Data reabilitas item pertanyaan kuesioner Indikator Jumlah item r11 rtabel Kehadiran di kelas 4 0,486 0,224 Mengikuti proses belajar mengajar 10 0,561 0,224 di kelas Belajar di rumah 3 0,336 0,224 Sikap terhadap kesulitan 3 0,473 0,224 Usaha mengatasi kesulitan 3 0,.862 0,224 Kebiasaan dalam mengikuti proses 4 0,329 0,224 belajar mengajar Semangat dalam mengikuti proses 5 0,549 0,224 belajar mengajar Keinginan unutk berprestasi 5 0,584 0,224 Kualifikasi nilai 3 0,329 0,224 Penyelesaian tugas Pekerjaan 5 0,625 0,224 Rumah Menggunakan kemampuan di luar 5 0,675 0,224 jam pelajaran
Reabilitas Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Berdasarkan data olahan tiap-tiap indikator di atas, maka untuk menguji apakah korelasi tersebut signifikan atau tidak, maka hasil r11 dapat dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikansi α = 0,05 dan dk = 63 – 2 =61, maka diperoleh rtabel = 0,224. Kaidah keputusan : Jika rhitung denagn rtabel . Jika r11 > rtabel , berarti reliabel. Dan jika r11 < rtabel , berarati tidak reliabel. Artinya seluruh item-item pada kuesioner dinyatakan reliabel, jika r11 > rtabel . Kuesioner ini layak digunakan sebagai instrumen pengumpulan data guna mengetahui apakah terdapat peningkatan motivasi belajar pada siswa yang menggunakan e-Learning.
Analisis Statistis Deskriptif Hasil Penelitian Berdasarkan 50 item pertanyaan yang merujuk kepada keterkaitan antara pengaruh penggunaan e-learning terhadap motivasi dan efektivitas pembelajaran fisika bagi siswa yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Depok, didapatkan data-data kuantitatif yang dapat dianalisis secara interpretatif. Meskipun secara teoritis pembelajaran fisika berbasis e-learning dipercaya memiliki korelasi positif dengan motivas dan efektivitas belajar siswa, namun ada hal-hal lain diluar pembelajaran e-learning itu sendiri yang juga turut mempengaruhi keberhasilan pembelajaran fisika dengan e-learning. Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi motivasi dan efektivitas siswa dalam pembelajaran fisika. Diantara faktor tersebut adalah animo siswa terhadap inovasi-inovasi pembelajaran, frekuensi kehadiran siswa di kelas, dan pemahaman siswa akan sistem e-learning itu sendiri. Statistik penelitian menunjukkan bahwa animo responden terhadap inovasi di bidang pembelajaran, dalam hal ini pembelajaran berbasis e-learning, masih terbilang kurang. Sebagian besar siswa masih menutup mata, dalam arti belum melihat pembelajaran berbasis e-learning sebagai suatu sarana yang mempermudah proses belajar mengajar di kelas sehingga semangat mereka pun tidak timbul. Sedangkan dari aspek frekuensi kehadiran, peneliti menemukan realitas bahwa selama mengikuti pembelajaran berbasis e-learning masih ada siswa yang izin keluar kelas. Pengetahuan mengenai frekuensi izin keluar kelas yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran e-learning penting mengingat efektivitas dan tingkat keberhasilan pembelajaran amat tergantung kepada durasi kehadiran siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Tingginya angka izin keluar kelas secara implisit telah menunjukkan bahwa durasi kehadiran siswa di kelas selama pembelajaran berbasis e-learning berkurang karena aktivitas tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemahaman akan e-learning juga sangat diperlukan dalam rangka memudahkan proses pembelajaran berbasiskan perangkat elektronik ini. Hal ini dikarenakan keberadaan siswa dalam pembelajaran e-learning tidak hanya sebagai objek semata, tetapi sekaligus juga sebagai subjek yang secara pro-aktif turut memanfaatkan fasilitas. Namun demikian, terlepas dari itu semua, ditemukan juga indikasi bahwa sebagian besar responden telah memiliki keinginan dalam dirinya untuk memanfaatkan fasilitas pembelajaran e-learning secara maksimal. Dari sini terlihat bahwa di pihak responden sudah ada minat yang cukup baik; sebagian besar responden telah melihat sisi positif dari pembelajaran e-learning sehingga mereka merasa pembelajaran berbasis e-learning perlu diimplementasikan dalam kegiatan belajar-mengajar fisika di kelas. Data statistik penelitian menunjukkan bahwa sudah ada minat positif yang signifikan terkait dengan kebutuhan akan e-learning dalam subjek pelajaran tertentu, dalam hal ini fisika. Minat positif ini disinyalir muncul karena siswa menyadari bahwa dibutuhkan suatu terobosan yang inovatif dalam rangka meningkatkan efektivitas pembelajaran dalam kurikulum yang bersifat dinamis seperti sekarang ini. Di dunia pendidikan, prestasi selalu diawali oleh minat. Ketertarikan siswa terhadap suatu bidang merupakan suatu batu loncatan yang menginisiasi cemerlangnya perolehan nilai siswa yang bersangkutan dalam subjek tertentu. Dalam hal ini, ada banyak faktor yang mendukung ketertarikan siswa terhadap suatu mata pelajaran atau bidang studi. Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh pembelajaran berbasis elearning adalah salah satunya. Berdasarkan salah satu item kuesioner, didapatkan bahwa lebih dari separuh responden menyetujui pernyataan berbagai kemudahan yang
ditawarkan oleh pembelajaran berbasis e-learning membuat mereka semakin tertarik untuk mendalami subjek yang didukung oleh sistem tersebut. Dapat disimpulkan bahwa dalam konteks ini, e-learning merupakan batu loncatan yang kemudian akan mendorong peningkatan prestasi siswa dalam subjek yang diminatinya yang didukung oleh elearning. Dapat dikatakan mayoritas responden memandang e-learning sebagai suatu inovasi revolusioner yang menambah minat dan semangat mereka dalam belajar. Analisis Statistik Inferensial Analisis ststistik inferensial adalah ststistik yang berhubungan dengan analisis data. Analisis data ini dimadsudkan unuk melakukan uji terhadap hipotesis. Adapun hasil analisis statistik inferensial terhadap hipotesis pada penelitian ini Uji Hipotesis I Berdasarkan rata-rata total bobot jawaban responden yaitu 3,75 > 3, yang berarti bahwa H0 ditolak dan HI diterima. Jadi berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan motivasi belajar siswa yang menggunakan E-Learning dalam pembelajaran. • One-Sample T Test Tabel 4.69. Total nilai rat-rata jawaban item pertanyaan One-Sample Statistics N Motivasi
Mean 63
Std. Deviation 3,7530
Std. Error Mean
0,24350
0,03068
Tabel 4.70 Uji one-sample t test untuk mengetahui thitung One-Sample Test Test Value = 0
t
df
Mean Difference
Sig. (2-tailed)
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Motivasi
122,335
62
0,000
3,75302
Upper
3,6917
3,8143
Jika thitung < ttable, maka H0 diterima Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak Berdasarkan data diatas thitung 122,3 > ttabel 2,000, maka H0 ditolak. Jadi kesimpulannya ada peningkatan motivasi belajar siswa yang menggunakan pembelajaran elektronik (E-Learning). Uji Hipotesis II Tabel 4.71 Nilai rata-rata pembelajaran konvensional dan eLearning pbm test
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
konvensional
67
73,25
3,779
,462
elearning
63
80,05
3,461
,436
Tabel 4.72 Pengujian t berdasarkan probabilitas Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F
test
Equal variance s assumed Equal variance s not assumed
,053
Sig.
,818
t-test for Equality of Means
t
df
Sig.(2tailed)
Mean Differen ce
Std. Error Differ ence
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
-10,668
128
,000
-6,794
,637
-8,054
-5,534
-10,697
127, 91
,000
-6,794
,635
-8,051
-5,537
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa harga F = 0,053 dengan tingkat signifikasi 0,813. Dengan demikian, probabilitas 0,813 > 0,05. Kenyataan ini menunjukkan bahwa sesungguhnya kedua varians adalah sama. Dari harga t pada Equal Varians assumed yakni -10,668 dengan tingkat signifikans 0,000. Dengan demikian probabilitas 0,000 < 0,05. Kenyataan ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata konvensional berbeda dengan nilai rata-rata E-Learning. Untuk membuktikan kita mengecek pada bagian I. Dimana nilai rata-rata konvensional adalah 73,25 sedangkan nilai rata-rata e-Learning adalah 80,05. Dengan demikian, penggunaan e-Learning dalam pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas belajar (nilai siswa). Uji Hipotesis III Tabel 4.73 Kofesien korelasi antara motivasi dengan efektivitas Correlation
Motivasi
Efektivitas
Motivasi
Efektivitas
Pearson Correlation
1
,099
Sig. (2-tailed)
.
,210
N
63
63
Pearson Correlation
,099
1
Sig. (2-tailed)
,210
.
N
63
63
Jika thitung < ttabel , maka Ho diterima Jika thitung > ttabel , maka Ho ditolak Berdasarkan Tabel 4.73 bahwa besarnya hubungan antara variabel motivasi dengan variabel efektivitas yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,099 atau (r = 0,099). Berdasarkan perhitungan di atas, sehingga didapat ttabel = 0,254. Ternyata thitung lebih besar dari ttabel atau 0,777 > 0,254 signifikan artinya terdapat korelasi yang
signifikan antara variabel motivasi dengan variabel efektivitas. Hal ini menuujukan pengaruh yang kuat hubungan subtansial antara variabel motivasi dan variabel efektivitas. Atau dengan kata lain , makin tinggi motivasi belajar siswa naik makin tinggi pula efektivitas belajar juga naik. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan serta kajian pustaka yang telah dibahas terdahulu, dari hasil penelitian ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan e-learning dalam proses pembelajaran dengan hasil belajar siswa yang menggunakan cara konvensional dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, peningkatan motivasi belajar secara signifikan ditemukan pada siswa yang menggunakan e-learning dalam proses pembelajaran. Dari hasil penelitian dapat dirumuskan bahwa ada korelasi yang signifikan antara motivasi dengan peningkatan hasil belajar pada siswa menggunakan elearning dalam proses pembelajaran. Merujuk pada kesimpulan di atas dapat dinyatakan bahwa penggunaan e-learning dalam proses pembelajaran dapat meningkatakan motivasi belajar siswa sehingga menumbuhkan semangat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dan mampu mendorong siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih tinggi. Saran Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan anatara pemanfaatan e-learning dalam proses pembelajaran terhadap motivasi dan efektivitas belajar siswa. Menilik pada kesimpulan, ada beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan: 1. Komponen pendidik hendaknya memanfaatkan fungsi-fungsi pembelajaran berbasis e-learning secara optimal ke dalam proses belajar mengajar demi membangun motivasi siswa sehingga siswa dapat belajar dengan lebih giat. Lebih lanjut diharapkan agar nantinya motivasi siswa dapat berdampak pada meningkatnya efektivitas belajar siswa yang diukur dari peningkatan hasil belajar siswa 2. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Depok sebagai pengelola sekaligus supervisor pembelajaran di sekolah yang dipimpinnya perlu membantu menyosialisasiikan temuan penelitian ini dengan cara : a. Membuat kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar yang menggunakan e-learning sehingga e-learning dapat berjalan terarah dan terukur dalam usaha meningkatankan kualitas pendidikan. b. E-learning di SMA Negeri 1 Depok selayaknya sudah diakses secara online mengingat infrastruktur pendukung sudah cukup memadai selain sumber daya manusia yang cukup berkualitas. c. Mengadakan pelatihan untuk dewan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran yang berbasis e-learning. d. Bagi siswa diharapakan untuk menggunakan e-learning dalam pembelajaran yang sesuai dengan dunia pendidikan. 3. Pemerintah, khususnya dari jajaran Departemen Pendidikan Nasional, sebagai institusi formal kenegaraan yang memiliki wewenang terhadap kelangsunga pendidikan di tanah air seyogyanya dapat menyebarluaskan hasil penelitian ini
kepada pada sekolah lainnya untuk menggunakan e-learning dalam proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan kualitas kurikulum pendidikan. DAFTAR PUSTAKA [1]. Mcleod, R., Jr, 1997. Sistem Informasi Manajemen, Jilid 2 edisi ketujuh , PT Prehalindo Jakarta [2]. Purwo O.W.dkk.2001, "Teknologi e-Learning, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. [3]. Mayub, A, 2005, " e-Learning Fisika Berbasis Macromedia Flash MX, Edisi Pertama Graha Ilmu Yogyakarta. h 2 [4]. Ibid .,h 7 [5]. Sutrisno, 1993, Fisika Komputasi dan Kurikulum Inti Pendidikan Sarjana Fisika dan Sarjana Pendidikan Fisika :" Jurusan Fisika ITB, Bandung [6]. Mayub, A, op.cid, h 65 [7]. Turban, E, dkk,2005 Sistem Pendukung Keputusan dan Sitem Cerdas, Jilid 2 edisi 7 Penerbit Andi h.1014 [8]. Soekarwati (2002a), e-Learning: A new Strategy for Enhancing Greater Learning Opportunities in Indonesia. Invited paper presented in the International Seminar on ’Cooperatives Program on Excahange Experiences, Expoertise, Information, Science and Technology in Southeast Asia’, Jakarta, Indonesia. [9]. Bullen, M. (2001), E-Learning and the Internationalization Education, Malaysian Journal of Educational Technology, [10]. Loftus, Margaret. 2001. But What’s It like? Special Report on-Learning. (Diakses 20 Agustus 2006). h 9 Ibid. H.112 [11]. Tucker, Bill. 2000. E-learning and Non-Profit Sector, White Paper Discussion of the Potential of E-Learning to Improve Non-Profit management Training, Washington, SmarterOrg, Inc., (sumber dari internet: www.smarterorg.com). [12]. Lewis, Diane E. 2002. “A Departure from Training by the Book, More Companies Seeing Benefits of E-Learning”, The Boston Globe, Globe Staff, 5/26/02 (sumber Internet: http://bostonworks.boston.com/globe/articles/052602/elearn.html) [13]. Allan J. Henderson 2003,55 The e-learning Question and Answer Book, Amacom Div. America Mgmt Assn [14]. Anonymous (2000). The Dakar Framewoek for Action Education for All, World Education Forum, Dakar, Sinegal, [15]. Rosenberg 2001,121 E Learning: Strategies for Delivering Knowledge in the. Digital Age, New York 2001. [16]. Wulf, K. (1996). Training via the Internet: Where are We? Training and Development 50 No. 5. (sumber dari Internet: 20 September 2002). [17]. Siahaan, Sudirman. 2002. “Studi Penjajagan tentang Kemungkinan Pemanfaatan Internet untuk Pembelajaran di SLTA di Wilayah Jakarta dan Sekitarnya” dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Tahun Ke-8, No. 039, November 2002. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan-Departemen Pendidikan Nasional. [18]. Sardiman, A.M. 1986, Interaksi dan motivasi relajar mengajar. Jakarta: Rajawali. [19]. Herzberg, F. 1986. Work and the Nature of Man. New York: World Publishing Co Hersey 1986],82 [20]. Hardhono, A.P. 2002. Potensi Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam mendukung Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh di Indonesia dalam Jurnal
[21]. [22]. [23].
[24].
[25].
[26].
[27]. [28]. [29].
[30].
[31].
[32].
[33]. [34]. [35]. [36]. [37]. [38]. [39]. [40]. [41].
Pendidikanterbuka dan Jarak Jarauh Vol. 3, No. 1Maret 2002. Tangerang : Pusat Studi Indonesia, Lembaga Penelitian Universitas Terbuka.h 56 Lewis, Diane E. 2002. Op.cit.h.78 Hardhono, A.P Op.cit.h.77 Pethokoukis, James M. 2002. E-Learn and Earn. http://www.snew.com/edu/elearning/articles/020624elearning.htm. (Diakses 20 Agustus 2006) Brown, Mary Daniel. 2000. Education World: Technology in the Classroom: Virtual High Schools, Part 1, The Voices of Experience.http://www.educationworld.com/a_tech/tech052.shtml.(diakses 16 September 2006).75 Gibbon, Heather S. 2002. Process for Motivating Online Learnes from Recruitment through Degree Completion. Brenau University. [sumber dari internet 20 september 2006] McCracken, Holly. 2002. “The Importance of Learning Communities in Motivating and Retaining Online Learners”. University of Illinois at Springfield. H.75 Pethokoukis, James M. 2002 Op.cit.h 150 Ibid. h .170 Daniel, Sir John. 2000. Inventing the Online University. An Address on the occasion of the opening of the Open University of Hong Kong Learning Center on 4 December 2000, in Hong Kong. Alhabshi, Syed Othman. (2002). “e-Learning: A Malaysian Case Study”. A Paper presented at the Africa-Asia Workshop on Promoting Cooperation in Information and Communication Technologies Development, organized by United Nations Development Program (UNDP) and the Government of Malaysia at the National Institute of Public Administration (INTAN) on 26 March 2002, in Kuala Lumpur. Anggoro , Mohammad Toha, Tutorial Elektronika melalui internet dan Fax Internet dalam jurnal pendidikan Terbuka dan jarak jauh, Volume 2, No, 1, Maret 2001.Tangerang: Universitas Terbuka Prabandari 1998, Process Evaluation of Internet-based Education on Hospital and Health Service Management at Gajah Mada University, Yogyakarta, A Paper presented in the 4th International Symposium on open and Distance Learning. Wildavsky, Ben. 2001. “Want More From High School?” Special Report: ELearning 10/15/01, Sumber: http://www.usnews/edu/elearning/articles). Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT Kencana, 2005.h. 25 Ibid.h. 35 Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Cetakan ke-3, Yogyakarta: Rineca Cipta , 2005 Burhan Bungin Op.cit.h.50 Santoso, Singgih , Statistik Non Parametrik, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2001 Ibid.h. 92 Bangun 2005.146 Santoso, Singgih 2001 Op.cit.h.50