PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN DIY)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh : Andrius Akun NIM : 101314044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN DIY)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh : Andrius Akun NIM : 101314044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Dengan segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus Kupersembahkan Skripsi ini kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Antonius Jaimin dan Ibu Paulina Anyun), tiada kata dan tindakan yang mampu membalas semua kasih sayang, doa dan perhatian kepadaku. 2. Abangku Florensius Apin, terima kasih atas dukungan, semangat serta doa selama ini.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Tidak ada manusia super yang dapat menguasai banyak hal dan ahli dibanyak bidang. Untuk sukses cukup kuasai satu bidang, lalu perbanyak ribuan wawasan bidang lainnya. (Horace Wal Pole)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN DIY) Andrius Akun 101314044
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendeskripsikan persepsi guru terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam mata pembelajaran sejarah, (2) mendeskripsikan persepsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah, (3) mendeskripsikan kendala yang dirasakan oleh guru dalam pengimplementasian Kurikulum 2013 beserta solusi untuk mengatasi kendala tersebut, (4) mendeskripsikan kendala yang dirasakan oleh siswa dalam pengimplementasian Kurikulum 2013 beserta solusi untuk mengatasi kendala tersebut. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Sampel dalam penelitian ini adalah guru sejarah dan 88 siswa SMK Negeri 2 Depok yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling dan dikembangkan dengan teknik snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan angket. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Persepsi guru positif karena menyambut baik implementasi Kurikulum 2013, didukung sosialisasi dan pelatihan yang cukup, sehingga guru dapat menerapkan konsep pembelajaran sejarah sesuai dengan Kurikulum 2013 seperti penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, penilaian autentik, dan pendekatan saintifik. (2) Persepsi siswa positif karena senang dengan pembelajaran sejarah menggunakan Kurikulum 2013, serta aktif dalam pembelajaran. (3) Kendala guru berupa kendala teknis dan nonteknis. Guru mengatasi kendala tersebut dengan mengembangkan diri dan pengetahuan yang dimiliki. (4) Kendala siswa berupa tugas yang banyak dan materi yang sulit. Siswa mengatasi kendala tersebut dengan rajin belajar dan memanfaatkan berbagai sumber.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
TEACHER AND STUDENTS PERCEPTION ABOUT THE IMPLEMENTATION CURRICULUM 2013 IN LEARNING HISTORY (CASE STUDY AT SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN DIY)
Andrius Akun 101314044 This research aims to : (1) describe teacher perception about curriculum 2013 implementation in the teaching of history. (2) describe student perception about curruculum 2013 implementation in the teaching of history. (3) describe the perceived problems by teachers in the Curriculum 2013 implementation and the solution to overcome that problems. (4) describe the perceived problems by students in the Curriculum 2013 implementation and the solution to overcome that problems. This research is an qualitative case study. The sample in this research include history teacher and 88 students of SMK Negeri 2 depok who were selected using purposive sampling and developed with snowball sampling technique. Data were collected by means of interviews and questionnaires. Data analysis techniques is a descriptive interactive. The result of this research indicates that : (1) Teachers perception is positive because they welcomed the implementation of Curriculum 2013. It is supported by sufficient socialization and training, so that teachers can apply the concept of history teaching in accordance with the curriculum in 2013 like a design lesson plans, authentic assessment and scientific approach. (2) Students perception is positive because they were delighted with the teaching of history using the Curriculum 2013 and can be followed with active learning. (3) the teacher got problems in the form of technical and nontechnical. The teachers reduced the problems with developing themselves by knowledge possessed. (4) Students had difficulty in the form of many tasks and difficult materials. The students reduced the problems by being diligent and using various sources.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kasih atas segala limpahan rahmat-Nya dan anugerah-Nya, skripsi yang berjudul Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta dapat tersusun dangan baik. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu prasyarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyususnan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3.
Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini dan dapat terselesaikan dengan baik.
4.
Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
5.
Bapak Drs. A.K. Wiharyanto, M.M., sebagai Dosen Pembimbing II yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini dan dapat terselesaikan dengan baik.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
Dosen-dosenku yang baik: “Pak Anton, Pak A.K, Pak Musidi, Pak Bakti, Pak Padi, Pak Adi, Bu Sumini, Pak Hendra, Pak Yulius” Terimakasih atas ilmu dan didikan yang telah diberikan kepada saya selama ini.
7.
Pak Agus, selaku staff sekretarian Program Studi Pendidikan Sejarah yang selalu sabar dan telaten dalam memberikan pelayanan administrasi kepada penulis.
8.
Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Antonius Jaimin dan Ibu Paulina Anyun), tiada kata dan tindakan yang mampu membalas semua kasih sayang, doa dan perhatian kepadaku.
9.
Abangku Florensius Apin, terima kasih atas dukungan, semangat serta doa selama ini.
10. Sahabat-sahabatku. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................
iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .....................................................
vi
LEMBAR PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................
vii
ABSTRAK
.............................................................................................
viii
ABSTRACT .............................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ................................................................................
x
DAFTAR ISI .............................................................................................
xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xvi
BAB I PENDAHUAN A.
Latar Belakang ..............................................................................
1
B.
Rumusan Masalah .........................................................................
6
C.
Tujuan Penelitian ..........................................................................
7
D.
Manfaat Penelitian ........................................................................
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.
B.
Kajian Teori ..................................................................................
9
1.
Persepsi.....................................................................................
9
2.
Kurikulum 2013 .......................................................................
12
3.
Pembelajaran Sejarah ...............................................................
32
Kerangka Pikir ..............................................................................
35
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................
36
B.
Pendekatan Penelitian ...................................................................
36
C.
Sumber Data..................................................................................
38
D.
Metode Pengumpulan Data ...........................................................
38
E.
Teknik Cuplikan............................................................................
40
F.
Validitas Data................................................................................
41
G.
Analisis Data .................................................................................
43
BAB IV HASIL PENELITIAN A.
Deskripsi Lokasi Penelitian ..........................................................
46
B.
Hasil Penelitian .............................................................................
51
C.
1.
Persepsi Guru ...........................................................................
51
2.
Persepsi Siswa ..........................................................................
63
3.
Kendala dan Solusi Guru Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013
69
4.
Kendala dan Solusi Siswa Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013
70
Pembahasan...................................................................................
72
1.
Persepsi Guru ...........................................................................
72
2.
Persepsi Siswa ..........................................................................
86
3.
Kendala dan Solusi Guru Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013
91
4.
Kendala dan Solusi Siswa Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013
93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan ...................................................................................
95
B.
Saran .............................................................................................
97
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
98
LAMPIRAN .............................................................................................
101
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-kisi Wawancara Guru ............................................................
39
Tabel 2. Kisi-kisi Angket Siswa .................................................................
40
Tabel 3. Profil SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta .......................
46
Tabel 4. Persiapan Siswa Dalam Menghadapai Pembelajaran Sejarah Dengan Kurikulum 2013 ............................................................................
63
Tabel 5. Pendapat Siswa Tentang Pembelajaran Sejarah Dengan Kurikulum 2013 ............................................................................
65
Tabel 6. Metode Mengajar Guru Sejarah ....................................................
66
Tabel 7. Efektivitas Pembelajaran Sejarah Dengan Kurikulum 2013.........
68
Tabel 8. Kendala Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan Kurikulum 2013 ............................................................................
70
Tabel 9. Upaya Siswa Mengatasi Kendala yang dialami ............................
71
Tabel 10. Perubahan Pola Pikir KBK dan KTSP ke Kurikulum 2013........
84
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir ...............................................................
35
Gambar 2. Analisis Data .............................................................................
44
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Jadwal Penelitian ........................................................................................
102
Lembar Wawancara ....................................................................................
103
Angket
.............................................................................................
105
Catatan Lapangan 1 ....................................................................................
108
Catatan Lapangan 2 .....................................................................................
112
Catatan Lapangan 3 .....................................................................................
116
Catatan Lapangan 4 .....................................................................................
122
Dokumentasi Wawancara............................................................................
128
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..........................................................
131
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 ..........................................
143
Surat Izin
161
.............................................................................................
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal paling mendasar yang harus dimiliki setiap orang. Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara. Dengan pendidikan maka akan tercipta sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam menghadapi tantangan dan kompetisi pada era globalisasi seperti saat ini. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh sebuah negara agar warganya dapat mencapai kesejahteraan. Kualitas pendidikan suatu negara menjadi salah satu indikator untuk melihat kategori negara tersebut apakah tergolong ke dalam negara maju, berkembang, atau negara miskin. Dengan sumber daya manusia yang memiliki pendidikan yang tinggi maka negara tersebut akan mampu mengelola sumber daya yang dimiliki. Demikian halnya dengan Indonesia, kualitas kehidupan di Indonesia sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Pembaharuan di bidang pendidikan harus dilakukan
untuk
meningkatnya
meningkatkan
mutu
pendidikan
mutu di
pendidikan Indonesia
di maka
Indonesia. diharapkan
Dengan dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Perubahan dibidang pendidikan harus memperhatikan berbagai perubahan yang terjadi pada era global sehingga mampu menciptakan output yang mampu menghadapai tantangan pada era global saat ini. Perubahan dalam bidang pendidikan harus dilakukan dengan penataan sistem pendidikan secara utuh dan menyeluruh, terutama yang berkaitan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja pada saat ini. Dalam pendidikan, kegiatan belajar harus mampu memberikan bekal kecakapan hidup bagi peserta didik yang sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan dari peserta didik tersebut. Keberhasilan
penyelenggaraan
pendidikan
ditentukan
oleh
berbagai
komponen, diantaranya adalah kurikulum. Hal ini karena kurikulum adalah pedoman
penyelenggaraan
pembelajaran
dalam
sistem
pendidikan.
Dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan mengenai
bahwa tujuan,
kurikulum adalah isi,
dan
bahan
seperangkat pelajaran
rencana
serta
cara
dan pengaturan yang
digunakan
sebagaipedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam perjalanan sejarah pendidikan di Indonesia, kurikulum sebagai suatu komponen pendidikan sering mengalami pergantian, mulai dari Kurikulum 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, tahun 2004 diberlakukan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), tahun 2006 diberlakukan Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP),
dan
pada
tahun
2013
diberlakukan Kurikulum 2013 yang pelaksanaanya secara serentak pada bulan Juni 2014.1 Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya. Melalui
1
Zuhroh, 2011 dalam Akhinah, 2013 : 2, dalam I Nengah Ciptasari “ Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Sejarah (Studi Kasus Guru Sejarah Di Sman 1 S awan)”.Dalam Jurnal Widya Winayata 3.1 (2015),hlm. 1-2. http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS/article/viewFile/5312/4008, diakses 10 Agustus 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
pengembangan Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan berbasis kompetensi, diharapkan bangsa ini dapat menjadi bangsa yang bermartabat, masyarakatnya memiliki nilai tambah (added value), dan nilai jual yang bisa ditawarkan kepada orang lain dan bangsa lain di dunia, sehingga mampu untuk bersaing, bersanding, bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam era global. Hal ini dimungkinkan
jika
implementasi
Kurikulum
2013
benar-benar
dapat
menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi
lulusan
pada
setiap
satuan
pendidikan.
Melalui
implementasi
Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dan kontekstual diharapkan peserta didik mampu secara mandiri
meningkatkan
dan
menggunakan
pengetahuannya,
mengkaji
dan
menginternalisasi serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.2 Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, salah satu mata pelajaran yang turut mendapatkan sentuhan adalah mata pelajaran sejarah.
Proses pelaksanaan
Kurikulum 2013 terutama dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia untuk jenjang pendidikan Menengah tidak hanya mampu mengasah keterampilan dan sikap secara menyeluruh. Sejarah Indonesia adalah suatu mata pelajaran yang mampu membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang dimensi ruang dan waktu 2
E.Mulyasa. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2013. Hlm.7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia, keterampilan dalam menyajikan pengetahuan meletakan
yang mampu menghargai jasa para pahlawannya yang telah pondasi bangunan
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia,
serta
peninggalan-peninggalan kebudayaan yang masih di warisi sampai sekarang. Sehingga dengan diakumulasikannya beberapa kompetensi tersebut, peserta didik diharapkan mampu membentuk pola pemikiran yang sadar akan sejarah. 3 Dalam implementasi kurikulum setiap pengajar apakah di SD, SMP, SMA ataupun universitas ikut terlibat didalamnya. Kurikulum ditentukan oleh pihak atasan, misalnya Depdikbud masih berupa barang cetakan, jadi dapat dikatakan barang “mati”. Hanya guru yang dapat memberi hidup kepada pedoman kurikulum yang diterbitkan itu. Karena itu guru selalu merupakan tokoh utama untuk mewujudkan kurikulum itu agar terjadi perubahan kelakuan peserta didik menurut apa yang diharapkan. Agar hal itu terlaksana, guru harus lebih dahulu memahami kurikulum agar dapat menyajikannya dalam bentuk pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Jadi pada hakikatnya setiap kurikulum formal yang dikeluarkan oleh pemerintah hanya dapat direalisasikan berkat usaha guru dan karena itukurikulum seperti yang diwujudkan dalam kelas selalu mengandung unsur kepribadian guru. Walau kurikulum dikatakan “uniform” pelaksanaannya selalu melalui pribadi guru, jadi mengandung perbedaan individual. Guru hanya dapat melaksanakannya
3
Kemendikbud, 2013, dalam I Nengah Ciptasari"Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Sejarah (Studi Kasus Guru Sejarah Di Sman 1 Sawan)”. Dalam Jurnal Widya Winayata 3.1 (2015), hlm. 1-2. .http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS/article/viewFile/5312/4008, diakses 10 Agustus 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
menurut persepsi masing-masing, yang mungkin ada perbedaannya dengan apa yang dimaksud oleh para pengembang kurikulum pada tingkat atasan. Selain itu guru dapat pula berusaha menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan psikologis setiap peserta didik, atau dengan keadaan masyarakat tempat
sekolah
itu
berada.
Jadi kurikulum dalam pelaksanaannya selalu
melibatkan guru. Kurikulum yang diterbitkan oleh. Pemerintah masih bersifat umum berupa pedoman, jadi dapat disebut pedoman kurikulum. Dalambentuk yang demikian kurikulum belum dapat disampaikan kepada kelas. Ada beberapa langkah agar kurikulum siap untuk disajikan. Pertama : pedoman kurikulum harus dianalisis lebih lanjut dalam sejumlah topik, sub topik serta bahan yang lebih spesifik. Harus ditentukan lebih jelas apa yang akan diajarkan, apa sebab, apa tujuannya, dalam urutan yang bagaimana. Hal-hal seperti ini dimasukkan dalam apa yang disebut pedoman instruksional. Kedua : agar bahan pelajaran dapat disajikan kepada peserta didik dalam jam pelajaran
tertentu
guru
masih
harus
membuat
persiapan
pelajaran
yang
dilakukannya berdasarkan pedoman instruksional tersebut. Tiap pengajar harus membuat persiapan pelajaran sebelum dengan penuh tanggung jawab dapat memasuki kelas. Mengajar adalah tugas yang begitu kompleks dan sulit, tanpa persiapan guru tidak tahu dengan jelas ke mana peserta didik harus dibimbing, tujuan apa yang harus dicapai,
perubahan kelakuan apakah yang harus
dibangkitkan, hingga manakah tujuan pelajaran yang harus dicapai, kesulitan apa yang dihadapai, kelemahan apakah harus diperbaiki demi peningkatan mutu, tugas apakah yang harus dilakukan peserta didik untuk pelajaran berikutnya. Mutu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
pendidikan bergantung pada mutu guru, dan mutu guru turut ditentukan oleh pemahamannya tentang seluk-beluk kurikulum.4 Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta. Sekolah ini berada di Mrican, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. SMK Negeri 2 Depok merupakan salah satu sekolah menengah kerjuruan yang menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014, dengan kata lain sekolah ini merupakan sekolah percontohan pelaksanaan Kurikulum 2013. Peneliti
ingin
menggali
tentang
pelaksanaan
pembelajaran
sejarah
dengan
menggunakan Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok serta tanggapan guru dan siswa terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana persepsi guru terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah ?
2.
Bagaimana persepsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam mata pembelajaran sejarah ?
3.
Apa saja kendala yang dirasakan oleh guru dalam pengimplementasian Kurikulum 2013 serta solusi untuk mengatasi kendala tersebut ?
4.
Apa saja kendala yang dirasakan oleh siswa dalam pengimplementasian Kurikulum 2013 serta solusi untuk mengatasi kendala tersebut ?
4
S Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2010, hlm. 1-3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan : 1.
Persepsi guru terhadap implementasi
Kurikulum 2013 dalam pembelajaran
sejarah. 2.
Persepsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah.
3.
Kendala yang dirasakan oleh guru dalam pengimplementasian Kurikulum 2013 beserta solusi untuk mengatasi kendala tersebut.
4.
Kendala yang dirasakan oleh siswa dalam pengimplementasian Kurikulum 2013 beserta solusi untuk mengatasi kendala tersebut.
D. Manfaat Penelitian 1.
Secara Teoretis Pada tataran teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut : a. Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang Kurikulum 2013, baik yang
berkaitan
dengan
aspek
kesiapan
manajemen,
pelakasanaan,
keunggulan dan kekurangannya. b. Memberikan informasi berkaitan dengan adanya hambatan atau faktor penghambat dalam implementasi Kurikulum 2013 khususnya bagi guru sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
2.
Aspek Praktis Pada tataran praktis
penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat
yang besar bagi : a. Kepala Sekolah atau bidang kesiswaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam melakukan pembenahan sehingga tercipta suasana baru yang lebih kondusif b. Guru khususnya dalam pembelajaran Sejarah mengetahui usaha yang perlu dapat dilakukan dalam penerapan konsep Kurikulum 2013. c. Universitas
Sanata
Dharma,
sebagai
bahan
kajian
keilmuan
dan
pengembangan kajian khususnya bidang kebijakan pendidikan d. Penulis, dapat mengetahui implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.
Persepsi Persepsi
merupakan
suatu
proses
yang
didahului
oleh
proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses pesepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagai alat pengelihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat pembauan, lidah sebagai alat pengecap, kulit pada telapak tangan sebagai alat perabaan, kesemuanya merupakan alat indera yang digunakan untuk menerima stimulus dari luar individu. Alat indera tersebut merupakan alat penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Stimulus yang
diindera
itu
kemudian
oleh
individu
diorganisasikan
dan
diinterpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti tentang apa yang diindera itu, dan proses ini disebut persepsi. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa stimulus diterima oleh alat indera, yaitu yang dimaksud dengan penginderaan, dan melalui proses penginderaan tersebut stimulus itu menjadi sesuatu yang berarti setelah
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
diorganisasikan dan diinterpretasikan. Persepsi merupakan proses integratedd alam diri individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapat
dikemukakan
bahwa
persepsi
itu
merupakan
pengorganisasian,
penginterpetasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Karena itu dalam penginderaan orang akan mengaitkan dengan stimulus, sedangkan dalam persepsi orang akan mengaitkan dengan objek. Dengan persepsi individu akan menyadari tentang keadaan di sekitarnya dan juga keadaan diri sendiri.5
Persepsi adalah proses yang menyangkut
masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia
terus-meneurs
mengadakan
hubungan
dengan
lingkungannya.
Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan penciuman.6 Persepsi dibagi menjadi dua bentuk yaitu persepsi positif dan persepsi negatif. Persepsi positif merupakan penilaian
individu terhadap suatu objek
atau informasi dengan pandangan yang positif atau sesuai dengan yang diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang ada. Sedangkan, persepsi negatif merupakan persepsi individu terhadap objek atau informasi tertentu dengan pandangan yang negatif, berlawanan dengan yang diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang ada.
5
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (edisi revisi), Yogyakarta : CV. Andi offset, 2010, hlm 99-100. 6 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (edisi revisi), Jakarta : Rineka Cipta, 2010, hlm. 102.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
Penyebab munculnya persepsi negatif seseorang dapat muncul karena adanya ketidakpuasan individu terhadap objek yang menjadi sumber persepsinya, adanya ketidaktahuan individu serta tidak adanya pengalaman inidvidu terhadap objek yang dipersepsikan dan sebaliknya, penyebab munculnya persepsi positif seseorang karena adanya kepuasan individu terhadap objek yang menjadi sumber persepsinya, adanya pengetahuan individu, serta adanya pengalaman individu terhadap objek yang dipersepsikan. 7 Persepsi merupakn proses yang terintegrasi didalam diri individu sehingga apa yang ada dalam diri individu akan trurun serta dan aktif dalam persepsi. Persepsi individu dapat jauh berbeda dengan individu lain karena adanya perbedaan-perbedaan individual, perbedaan kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Sekalipun dalam situasi yang sama persepsi antar individu dapat berbeda antara individu satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi adalah sebagi berikut : 1. Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu.
7
Robbins Stephen P. 2002. Prinsip prinsip Perilaku Organisasi. (Edisi Kelima) Erlangga :Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus,di samping itu juga harus ada syaraf sensori sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
Sebagai alat untuk mengadakan respon
diperlukan syaraf motorik. 3. Perhatian Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan
pemusatan
atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. 2.
Kurikulum 2013 Dalam kamus
besar
bahasa
Indonesia,
implementasi didefiniskan
sebagai sebuah pelaksanaan atau penerapan. 8 Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner’s Dictionary di kemukakan bahwa implementasi ialah: “put something into effect”, (penerapan sesuatu yang memberikan efek dan dampak). 9
8 9
Depdiknas. 2008. KBBI ed. IV. Jakarta : PT. Gramedia, hlm.529. E.Mulyasa,op.cit, hlm. 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Istilah kurikulum yang berasal dari bahasa latin “curriculum” semula berarti”a running course, or race course, especially a chariot race course” dan terdapat pula dalam bahasa prancis “courier” artinya” to run, berlari”. Kemudian istilah itu digunakan untuk sejumlah “courses” atau matapelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah. 10 Hilda Taba dalam M. Yamin mendefinisikan kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk pelajaran anak. William B. Ragan dalam M. Yamin menjelaskan arti kurikulum sebagai all the experience of children for which the school accepts responsibility. It denotes the result of efforts on the part of the adults of the community and the nation to bring to the children the finest, most whole some influences thatexists in the culture. Ragan menggunakan kurikulum dalam arti yang luas mencakup semua program dan kehidupan dalam sekolah. Kurikulum tidak hanya mencakup bahan pelajaran, namun seluruh kehidupan dalam kelas, hubungan social antara guru dan murid, metode mengajar, dan cara mengevaluasi juga termasuk didalamnya.11 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan 10 11
S.Nasution. Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Alumni, 1986, hlm. 9 M.Yamin, Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan . Yogyakarta : Diva ress, 2012, hlm 22-23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. 12 Rumusan yang terdapat di dalam sistem Pendidikan Nasional lebih spesifik mengandung pokok-pokok pikiran sebagai berikut : 1) Kurikulum merupakan suatu rencana/perencanaan. 2) Kurikulum merupakan pengaturan, yang berarti mempunyai sistematika dan struktur tertentu. 3) Kurikulum memuat/berisikan isi dan bahan pelajaran, menunjuk kepada perangkat mata pelajaran atau bidang pelajaran tertentu. 4) Kurikulum
mengandung
cara,
metode,
atau
strategi
penyampaian
pengajaran. 5) Kurikulum
merupakan
pedoman
penyelenggaraan
kegiatan
belajara
mengajar. 6) Kendatipun tidak tertulis, namun telah tersirat didalam kurikulum, yakni kurikulum dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan. 7) Berdasarkan butir 6 maka kurikulum sebenarnya adalah suatu alat pendidikan. Istilah “kurikulum”memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahasa Latin, yakni “Curriculae” artinya jarak 12
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Alyah,hlm. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
yang harus ditempuh seseorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ke tempat lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu. Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan berikut ini.13 Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa
melakukan
berbagai
kegiatan
belajar,
sehingga
mendorong
perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, dengan program kurikuler tersebut, sekolah/lembaga pendidikan menyediakan lingkungan pendidikan bagi siswa untuk berkembang. Itu sebabnya kurikulum disusun sedemikian rupa yang memungkinkan
siswa
melakukan
beraneka
ragam
kegiatan
belajar.
Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran, namun meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti : bangunan
sekolah,
alat pelajaran,
perlengkapan sekolah,
perpustakaan,
karyawan tata usaha, gambar-gambar, halaman sekolah, daln lain-lain.14 13 14
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, hlm 16-17. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2013, hlm 65.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Lazimnya kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.15 Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, system, dan bidang studi yaitu : Kurikulum sebagai suatu substansi, suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana suatu kegiatan belajar bagi murid-muridnya di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.Suatu kurikulum juga dapat menunjuk pada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, provinsi, ataupun suatu negara. Kurikulum sebagai suatu
sistem,
yaitu sistem kurikulum.
Sistem
kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat.
Suatu sistem kurikulum mencakup struktur
personalia, dan prosedur kerja sebagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan,
15
mengevaluasi,
S.Nasution, op.cit, hlm 5.
dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis. Kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang
kurikulum mempelajari konsep-konsep
dasar tentang kurikulum
melalaui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.16 Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dijelaskan tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana pengajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di bawah tanggung jawab sekolah/lembaga pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2013/204. Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirilis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Hanya saja yang menjadi titik tekan pada Kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.Kemudian, kedudukan kompetensi yang semula diturunkan dari 16
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007, hlm 27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
mata
pelajaran
berubah
menjadi
mata
pelajaran
dikembangkan
dari
kompetensi.Selain itu, pembelajaran lebih bersifat tematik integrative dalam semua mata pelajaran. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skill dan hard skill yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan.17 Implementasi Kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntuk keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Saylor mengatakan bahwa “instruction is thus implementation of curriculum plan, usually, but not necessarily, involving teaching in the sense of student,teacher interaction in an education setting”. Dalam hal ini, guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika peserta didik belum dapat membentuk kompetensi dasar, apakah kegiatan pembelajaran dihentikan, diubah metodenya atau mengulang dulu pembelajaran yang lalu. Guru
harus
menguasai
prinsip-prinsip
pembelajaran,
pemilihan
media
pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, keterampilan menilai hasil-hasil belajar peserta didik, serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran.18
17
M. Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA, Yogyakarta : Ar- Ruzz Media, 2014,hlm 16. 18 E.Mulyasa,op.cit. hlm 99-100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
a.
Karakteristik Kurikulum 2013 Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah halaman 3 dijelaskan karakteristik kurikulum 2013 sebagai berikut : 1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; 2) Sekolah
merupakan
bagian
dari
masyarakat
yang
memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; 3) Mengembangkan
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan
serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; 4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran; 6) Kompetensi
inti
kelas
menjadi
unsur
pengorganisasi
(organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan
untuk
dinyatakan dalam kompetensi inti;
mencapai
kompetensi
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). b.
Tujuan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.19 Kurikulum
2013
bertujuan
untuk
menghadapi berbagai masalah
dan
tantangan masa depan yang semakin lama semakin rumit dan kompleks. Berbagai tantangan masa depan tersebut antara lain berkaitan dengan globalisasi dan pasar bebas, masalah lingkungan hidup, pesatnya kemajuan teknologi informasi,
konvergensi ilmu dan teknologi, ekonomi berbasis
pengetahuan, kebangkitan industry kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia,
pengaruh dan imbas teknosains,
mutu,
investasi dan
transformasi pada sektor pendidikan, serta materi TIMSS dan PISA yang harus dimiliki oleh peserta didik.20 Perlu adanya perubahan maupun pergantian kurikulum di Indonesia tentu
tidak
lepas
dari persoalan
perubahan
zaman.
Sebab,
hakikat
penyelenggaraan pendidikan adalah untuk menjadi solusi terhadap persoalan-
19
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 TentangKerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Alyah, hlm 4. 20 E.Mulyasa,op.cit. hlm 63-64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
persoalan yang dihadapi bangsa dan negara. Dengan kata lain, melalui pendidikan bangsa dan negara ini akan mengalami kemajuan. Oleh karena itu, pendidikan diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusanlulusan berkualitas yang memiliki kompetensi sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan sesuai standar nasional yang disepakati. 21 Pada dasarnya kurikulum ditentukan oleh guru (tenaga kependidikan). Guru (pelatih/widyaiswara) turut serta menyusun kurikulum, duduk dalam suatu panitia pengembang kurikulum, atau memberikan masukan kepada panitia pengembang kurikulum. Prosedur apapun yang ditempuh dalam pengembangan kurikulum, guru tetap memegang peran yang penting, karena guru merupakan unsur penting yang menentukan berhasil atau gagalnya pelaksanaan kurikulum pada suatu lembaga pendidikan (sekolah). Guru terlibat langsung secara aktif dalam pelaksanaan kurikulum bersama para siswa. Guru yang menentukan topik pengajaran, bahan-bahan yang akan diajarkan, metode yang digunakan, alat yang dipilih dan dipergunakan, serta mengevaluasi hasil pelaksanaan kurikulum. Guru memegang peran penting dalam penyusunan dan pelakasanaan kurikulum, dan oleh karenanya guru harus memahmi dengan baik masalah kurikulum. 22 Melalui pengembangan Kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan,
dan
pengetahuan
yang
terintegrasi.
Dalam
hal
ini,
pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan 21 22
M.Fadillah, op.cit, hlm 17. Oemar Hamalaik, 2008, op.cit, hlm 64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara konseptual. Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi dan karekter yang akan dijadikan sebagai standar
penilaian
hasil
belajar,
sehingga
para
peserta
didik
dapat
mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan karakter tertentu, sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya. 23 Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang
produktif,
Kurikulum 2013 konseptual menggunakan
kreatif,
dan
inovatif.
Hal ini dimungkinkan,
karena
ini berbasis karakter dan kompentensi, yang secara
memiliki
beberapa
pendekatan
yang
keunggulan.Pertama bersifat
alamiah
:
Kurikulum
(kontekstal),
2013 karena
berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan pontensinya masingmasing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar, dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (Transfer of Knowledge). 23
E.Mulyasa, op.cit, hlm 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Kedua : Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompentensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain.
Penguasaan
ilmu pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek keperibadian dapat dilakukan secara optimal berdasakan standar kompetensi tertentu. Ketiga : ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan. 24 c.
Pengembangan Kurikulum 2013 Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum bersifat dinamis serta harus selalu
dilakukan
perubahan
dan perkembangan,
agar dapat mengikuti
perkembangan dan tantangan zaman. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dijelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mendasari dikembangkannya Kurikulum 2013.25 Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Tantangan Internal Tantangan
internal antara
lain
terkait
dengan
kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, 24 25
Ibid Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 TentangKerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.hlm 1-2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 20202035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang
dihadapi adalah
bagaimana
mengupayakan
agar sumberdaya
manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi
sumberdaya
manusia
yang
memiliki
kompetensi
dan
keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban. 2) Tantangan Eksternal Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian
Nations
(ASEAN)
Community,
Asia-Pacific
Economic
Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga
menunjukkan
bahwa
capaian
anak-anak
Indonesia
tidak
menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia. 3) Penyempurnaan Pola Pikir Kurikulum 2013
dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir
sebagai berikut : a) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihanpilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; b) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran
interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-
lingkungan alam, sumber/media lainnya); c) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
d) pola
pembelajaran
pasif
menjadi
pembelajaran
aktif-mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains); e) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim) f)
pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
g) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; h) pola
pembelajaran
ilmu
pengetahuan
tunggal
(monodiscipline)
menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan i)
pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
4) Penguatan Tata Kelola Kurikulum Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar
matapelajaran.
Pendekatan
Kurikulum 2013
untuk
Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: a) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
b) penguatan
manajeman
manajemen
kepala
sekolah sekolah
melalui sebagai
penguatan pimpinan
kemampuan kependidikan
(educational leader); dan c) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran. 5) Penguatan Materi Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik d.
Landasan Pengembangan Kuriklum 2013 Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Atas/Madrasah
Aliyah,
terdapat
tiga
landasan
dalam
pengembangan Kurikulum 2013 yaitu, landasan filosofis, landasan teoritis, dan landasan yuridis26 . 1) Landasan Filosofis Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis
yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta
26
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 TentangKerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, hlm 5-6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi
pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum
yang
dapat
menghasilkan
manusia
yang
berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut: a) Pendidikan
berakar
pada
budaya
bangsa
untuk
membangun
kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam,
diarahkan untuk
membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi
tugas
utama
suatu
kurikulum.
Untuk
mempersiapkan
kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan
kemampuan mereka sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
pewaris
budaya
bangsa
dan
orang
yang
peduli
terhadap
permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini. b) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi
dirinya
menjadi
kemampuan
berpikir
rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional
dan
memposisikan
cemerlang keunggulan
dalam budaya
akademik,
Kurikulum
2013
tersebut
dipelajari
untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini. c) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik
melalui pendidikan disiplin ilmu.
Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan
intelektual
dan
kecemerlangan
akademik. d) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian,
dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa
yang
lebih
baik
(experimentalism
and
social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam
berpikir
masyarakat,
reflektif
dan
untuk
bagi
penyelesaian
membangun
masalah
kehidupan
sosial di masyarakat
demokratis yang lebih baik. Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama,
seni,
kreativitas,
berkomunikasi,
nilai dan berbagai dimensi
inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia. 2) Landasan Teoritis Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan,
dan
bertindak.
Kurikulum
2013
menganut:
(1)
pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum. 3) Landasan Yuridis Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah : a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; c) Undang-undang
Nomor
17
Tahun
2005
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang
dituangkan
Nasional;
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
d) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32
Tahun 2013
tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. e.
Kunci Sukses Kurikulum 2013 Keberhasilan
Kurikulum
2013
dalam
menghasilkan
insan
yang
produktif, kreatif, dan inovatif, serta dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat sangat ditentukan oleh berbagai faktor (kunci sukses). Kunci sukses tersebut antara lain berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar, lingkungan yang kondusif akademik, dan partisipasi warga sekolah. 27 3.
Pembelajaran Sejarah Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran dimaknai sebagai proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. 28 Artinya dengan kegiatan pembelajaran seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan
tentang
materi
yang
dipelajari.
Suyono
dan
Haryanto
menjelaskan bahwa istilah pembelajaran sendiri berasal dari kata dasar belajar,
yaitu
suatu
aktivitas
atau
suatu
proses
untuk
memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengukuhkan kepribadian. Pengertian ini lebih diarahkan kepada perubahan 27 28
E.Mulyasa, op.cit, hlm 39. Depdiknas. KBBI ed. IV. 2008. Jakarta : PT. Gramedia, hlm. 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
individu, baik menyangkut ilmu pengetahuan maupun berkaitan dengan sikap dan kepribadian dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, dalam UU No. 20 tahun
2003
tentang
sistem
pendidikan
nasional
dinyatakan
bahwa
pembelajran ialah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dari beberapa uraian tersebut secara umum definisi pembelajaran memiliki pengertian yang sama, yaitu proses interaksi antara pendidik dengan pserta didik maupun antar-peserta didik. Proses interaksi ini bisa dilakukan dengan berbagai media dan sumber belajar yang menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Oleh karenanya pembelajaran dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan
peserta
didik
dengan
peserta
didik
dalam rangka
memperoleh
pengetahuan yang baru dikehendaki dengan menggunakan berbagai media, metode, dan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan. Melalui proses inilah diharapkan peserta didik mampu mendapatkan bermacam-macam informasi baru yang akan menunjang kehidupannya dimasa yang akan datang.29 Kita perlu mempelajari Sejarah karena dengan Sejarah kita dapat mengkonsepsikan kehidupan dalam perjalanan waktu. Tujuan Sejarah adalah mengajarkan kita sebuah cara menentukan pilihan, untuk mempertimbangkan berbagai pendapat, untuk membawakan berbagai kisah. Sejarah itu bukan sekedar nama dan tanggal, tetapi menyangkut penilaian, kepedulian, dan 29
M.Fadillah, op.cit, hlm 172-173.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
kewaspadaan. Sejarah sendiri menyangkut persoalan kesinambungan dan perubahan, dari sejarahlah kita bisa belajar. Mata pelajaran sejarah dalam perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia, memiliki perkembangan yang demikian menarik untuk dicermati. Sejarah pada dasarnya merupakan ilmu yang akan terus berkembang dan tidak akan mati, sehingga sukar untuk dijadikan salah satu bagian dalam ujian nasional. Dalam kurikulum 1984 dan 1994, misalnya mata pelajaran Sejarah memiliki alokasi waktu 2 jam pelajaran per minggu (kelas 1-2-3). Selanjutnya pelajaran sejarah tidak terlalu banyak mendapat tempat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) khususnya di tingkat SMA. Sejarah hanya diberikan 1 jam pelajaran untuk kelas X dan 1 jam pelajaran untuk kelas IPA serta 3 jam pelajaran untuk IPS. Hal inilah yang dirasakan kurang karena penanaman karakter bangsa dan anak bangsa bisa dibangun dengan sejarah. Siswa lebih banyak diisikan mata pelajaran yang cenderung sains sentris, dan meminggirkan
mata
pelajaran sosial,
budaya atau humaniora.
Sebagai
pengembangan sesuai dengan tuntutan jaman, maka Kurikulum 2013 untuk SMA membagi sejarah pada dua mata pelajaran yaitu sejarah Indonesia dan pelajaran sejarah saja. Pembelajaran sejarah Indonesia merupakan pelajaran wajib (kelompok A) dengan alokasi 2 jam pelajaran setiap tingkatan kelas serta pelajaran sejarah menjadi pelajaran pilihan dengan alokasi 4 jam pelajaran untuk peminatan sosial.30
30
Eko Heru Prasetyo. ”Mapel Sejarah Dalam Kurikulum 2013” http://www.sosiosejarah.com/ 2013 /05 /mapel-sejarah-dalam-kurikulu m-2013. html. Diakses pada 20 Novemeber 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
B. Kerangka Pikir Alur kerangka pikir dalam penelitian ini diawali dari Kurikulum 2013 yang merupakan pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirilis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Salah satu pelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah pelajaran sejarah. Pengimplementasian Kurikulum 2013 pada pembelajaran sejarah merupakan sebuah pengalaman bagi guru maupun siswa. Pengalaman tersebut akan disimpulkan kedalam sebuah pendapat dan terbentuklah persepsi guru dan siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 pada
pembelajaran
sejarah.
Dari
pengalaman
dalam mengimplementasikan
Kurikulum 2013 tersebut tentunya guru dan siswa akan mendapat beberapa kendala, dari kendala tersebut maka guru dan siswa akan mencari solusi agar kendala tersebut bisa diatasi. Berdasarkan uraian tersebut dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut : Implementasi
Kurikulum 2013
Pembelajaran Sejarah
Guru dan Siswa
Persepsi
Kendala
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Solusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta. Sekolah ini berada di Mrican, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. SMK Negeri 2 Depok merupakan salah satu sekolah menengah kerjuruan yang menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014, dengan kata lain sekolah ini merupakan sekolah percontohan pelaksanaan Kurikulum 2013. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan mulai tanggal 02 Oktober 2015 sampai dengan 01 Januari 2016. B. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian kualitatif adalah kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu
atau
organisasi
ke
dalam
variabel
atau
hipotesis
tapi
perlu
memandangnya sebagai bagian dari keutuhan. 31 Penelitian kualitatif memperoleh data berupa kata-kata, perilaku dan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan perilaku orang yang diamati, diwawancarai dan terdokumentasi merupakan sumber utama dan dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video atau tape, pengambilan foto, atau film.32 Penelitian
31
Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. 2004. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. hlm 3. 32 Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, 1988, Bandung : Transito, hlm. 112.
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
deskriptif
kualitatif
adalah
metode
penelitian
yang
bertujuan
untuk
menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas sosial dan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi subjek penelitian sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat, dan model dari fenomena tersebut. 33 Studi kasus merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan databerdasarkan waktu yang telah ditentukan. 34 Penelitian deskriptif studi kasus berusaha memperoleh gambaran secara lengkap dan detail tentang kejadian dan fenomena tertentu pada suatu objek dan subjek yang memiliki kekhasan. Dengan demikian pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode studi kasus dalamnya
adalah
kemudian
menggali informasi sebanyak-banyaknya dan sedalammendeskripsikannya
dalam
bentuk
naratif
sehingga
memberikan gambaran secara utuh tentang fenomena yang terjadi. Dalam bidang pendidikan studi kasus dapat diartikan sebagai metode penelitian deskriptif untuk menjawab permasalahan pendidikan yang mendalam dan komperhensif dengan melibatkan subjek penelitian yang terbatas sesuai dengan jenis kasus yang diselidiki. Subjek penelitian dalam studi kasus bisa individu, kelompok, lembaga, atau golongan masyarakat tertentu. Segala aspek
33
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode dan Prosedur) , 2013, Jakarta : Kencana, hlm. 47 34 Stake (1995), dalam John W. Creswell, Research Design, pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixsed, edidi ke-3, 2013, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, hlm.20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
yang berkaitan dengan kasus dianalisis secara mendalam, sehingga diperoleh generalisasi yang utuh.35 C. Sumber Data Yang dimkasud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh.36 Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah katakata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lainlain.37 Adapun yang dijadikan data dalam penelitian ini adalah : 1.
Hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran Sejarah tentang pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran Sejarah.
2.
Hasil angket terhadap peserta didik tentang pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran Sejarah.
D. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan fokus penelitian ini maka yang dijadikan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1.
Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.38 Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru
35
Wina Sanjaya, op.cit, hlm. 75. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , 2010, Jakarta : PT Rineka Cipta, hlm.172 37 Lofland dan Lofland, 1984 : 47, dalam Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 2008, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. hlm 157. 36
38
Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
yang mengampu mata pelajaran sejarah. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai persepsi guru mengenai implementasi Kurkulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta. Berikut adalah kisi-kisi wawancara guru: Tabel 1. Kisi-kisi wawancara guru No
1
2
3
4 5 6
2.
Indikator Pertanyaan Pelatihan SDM perencanaan implementasi kurikulum 2013 dalam Silabus dan RPP mata pelajaran sejarah Modul dan Sumber Evaluasi langkah langkah yang dilaksanakan dalam implementasi kurikulum 2013 Landasan perbedaan mendasar dari kurikulum 2013 dan Orientasi kurikulum yg sebelumnya Metode Pengelolaan Efektivitas Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah kendala yang terjadi ketika kurikulum 2013 diimplementasikan dalam mata pelajaran sejarah solusi dari kendala yang telah ditemukan Kisi Kisi Pertayaan
Angket (kuesioner) Angket adalah instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan atau pernyataan secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh responden sesuai dengan petunjuk pengisiannya.
39
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau peryataan tertulis kepada responden untuk dijawab.40 Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket semi terbuka dimana sudah disediakan pilihan 39 40
Wina Sanjaya, op.cit, hlm. 255 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B, 2011, (cetakan ke-14), Bandung : ALFABETA, hlm. 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
jawaban, namun responden harus menyertakan alasan tertulis atas pilihan jawabannya tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai persepsi siswa mengenai implementasi Kurkulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta. Berikut adalah kisi-kisi pertanyaan angket siswa: Tabel 2. Kisi-kisi pertanyaan angket siswa No
Butir-butir pertanyaan
1
persiapan dalam menghadapi pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013
2
proses pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 menyenangkan atau tidak
3
Metode mengajar guru sejarah dengan Kurikulum 2013
4
Persepsi tentang pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013
5
Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013
6
Solusi untuk mengatasi kendala
E. Teknik Cuplikan Dalam penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi yang mendalam mengenai fokus penelitian maka digunakan teknik cuplikan berupa purposive sampling dan dikembangkang dengan menggunakan teknik snowball sampling. Didalam purposive sampling peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya sepenuhnya sebagai sumber data serta mengetahui permasalahan secara mendalam.41 Purposive sampling merupakan pemilihan
41
H.B. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan terapannya dalam penelitian , 2006, Surakarta : Universitas Sebelas Maret, hlm. 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
sampel yang didasarkan pada fokus penelitian dengan maksud untuk menjaring informasi sebanyak mungkin.42 Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel atas pertimbangan tertentu berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan informasi, sedangkan snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang bermula sedikit kemudian berkembang menjadi lebih banyak selaras dengan perkembangan pemenuhan informasi hingga data atau informasi yang didapat mengalami kejenuhan.43 Peneliti akan memilih informan yang dianggap mengetahui informasi tentang implementasi Kurikulum 2013 secara mendalam dan dapat dipercaya khususnya dalam mata pelajaran sejarah. Informan tersebut adalah guru sejarah di sekolah tempat penelitian dilakasanakan. Sementara itu responden angket atau kuesioner adalah peserta didik yang terlibat langsung dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan Kurikulum 2013 di sekolah tempat penelitian ini dilaksanakan. F. Validitas Data Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsiran makna sebagai hasil penelitian.44 Dalam penelitian kulaitatif terdapat beberapa macam cara untuk menguji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian, antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan 42
Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. 2011. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Hlm. 224 43 Sugiyono, op.cit, hlm. 300 44 H.B. Sutopo, op.cit, hlm. 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
memberchechk.45 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi dan menggunakan bahan referensi. Triangulasi merupakan cara pemerikasaan keabsahan data yang paling umum digunakan. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap hal tersebut. 46 Menurut Patton triangulasi ada empat macam yaitu :47 1. Triangulasi sumber yaitu pemeriksaan sumber yang memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis. Triangulasi sumber dilakukan untuk menguji kredibilitas data yang diperoleh
melalui beberapa
sumber.
Dalam penelitian ini peneliti
membandingkan data hasil wawancara guru dengan hasil angket siswa. 2.
Triangulasi metode yaitu pemeriksaan yang menekankan penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda untuk mengumpulkan data yang
sejenis.
Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan metode
wawancara dan angket untuk mengumpulkan data. 3. Triangulasi teori yaitu pemeriksaan
data menggunakan prespektif lebih
dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Dalam penelitian
ini
peneliti
membandingkan
rumusan
informasi
yang
diperoleh dengan prespektif teori yang digunakan.
45
Sugiyono, op.cit, hlm. 270 Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. 2007. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. hlm 178 47 H.B. Sutopo, op.cit, hlm. 92 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Selain triangulasi peneliti juga menggunakan Bahan Referensi. Bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan. Alat-alat bantu perekam data dalam penelitian kualitatif, seperti kamera, handycam, alat perekam suara sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti. Selain triangulasi, peneliti menggunakan bahan referensi pendukung berupa video hasil rekaman wawancara agar data yang telah diperoleh lebih dapat dipercaya. G. Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.48 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan konsep yang diberikan oleh Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data yaitu, data reduction, data display, dan conclusion drawinf/verification.49 Berikut adalah bagan analisis data yang digunakan :
48
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B, 2009, (cetakan ke-9), Bandung : ALFABETA, hlm. 329 49 Sugiyono, op cit, hlm. 246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Data collection
Data reduction
Data display
Conclusions : drawing/verifying
Sumber : Miles dan Huberman (1984) Gambar 2. Analisis data 1.
Data Reduction (Reduksi Data) Reduksi data adalah proses merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan
mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. 2.
Data Display (Penyajian Data) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif.
3.
Conclusion drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi) Setelah melalui dua tahapan diatas maka langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh buktibukti
yang
mengumpulkan
valid data,
dan
konsisten
maka
saat
kesimpulan
peneliti kembali ke yang
dikemukakan
lapangan merupakan
kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap, sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta. Sejak diresmikannya Sekolah dengan nama STM Pembangunan Yogyakarta pada tanggal 29 Juli 1972, jenjang pendidikan adalah 4 tahun dengan fasilitas lengkap dan posisi tamatan apabila sudah bekerja di Industri adalah Teknisi Industri. Pada tanggl 7 Maret 1997 dengan keputusna Mendikbud No. 036/O/1997 nama Sekolah berubah menjadi SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta dengan jenjang pendidikan tetap 4 tahun. SMK Negeri 2 Depok merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang menerapakan Kurikulum 2013 sejak tahun pelajaran 2013/2014. Dengan kata lain, SMK Negeri 2 Depok adalah salah satu sekolah menengah kejuruan yang menjadi sekolah percontohan penerapan Kurikulum 2013. Berikut adalah profil lengkap sekolah : Tabel 4. Profil SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta Tanggal Pendirian Nama Semula Nama Sekarang
29 Juni 1979, diresmikan oleh Presiden Soeharto STM Pembangunan SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta, berdasarkan SK Mendikbud No. 0034/0/1997, tanggal 7 Maret 1997 721040214001
No.Statistik Sekolah (NSS) No. Pokok Sekolah 20401315 Negeri (NPSN) Alamat Mrican, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. Telepon (0274) 513515, fax (0274) 513438 Status Sekolah Negeri Program 4 Tahun Luas Areal 42.077 m2 1. Visi, Misi, dan Tujuan SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
a. Visi Mewujudkan lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya
manusia
professional
yang
memenuhi
standar
pasar
kerja
Internasional. b. Misi 1) Melaksanakan dan mengembangkan manajemen mutu yang mengacu pada sistem manajemen muti ISO 9001 : 2008. 2) Melaksanakan proses diklat dengan pendekatan kurikulum berbasis kompetensi. 3) Menyediakan dan mengembangkan fasilitas sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan. 4) Mendidik, melatih, dan menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi
standar
nasional
dan
internasional,
serta
memiliki jiwa kewirausahaan. 5) Menyelenggarakan dan mengembangkan berbagai program unggulan. 6) Melaksanakan dan meningkatkan bimbingan kepemimpinan dan karis bagi para siswa. 7) Melaksanakan nda mengembangkan ketertiban siswa dan kedisiplinan siswa. 8) Membangun dan mengembangkan jaringan komunikasi dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait. 9) Mempersiapkan dan meningkatkan mutu guru dan tenaga pengajar secara profesional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
a. Tujuan 1) Menyiapkan peserta didik/siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2) Menyiapkan peserta didik/siswa untuk memasuki lapangan kerja atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 3) Menyiapkan
peserta
didik/siswa
agar
mampu
memilih
karier,
berkompetisi dan mengembangkan diri 4) Menyiapkan
tenaga
kerja
tingkat
menengah
untuk
memenuhi
kebutuhan dunia usaha dan dunia industri pada saat ini maupun yang akan datang 5) Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif 2.
Sarana dan perasarana Sarana dan prasarana yang menunjang merupakan salah satu faktor yang
mendukung
berhasilnya
implementasi
Kurikulum
2013.
Sebagai
penunjang proses belajar mengajar, SMK Negeri 2 Depok berusaha melengkapi fasilitas belajar yang diperlukan. Beberapa fasilitas yang dimiliki oleh SMK Negeri 2 Depok, antara lain:
1) Ruang Teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Ruang teori adalah ruangan yang dipakai siswa untuk belajar tentang teori. Ruang teori terdiri dari 30 ruangan. Bangunan ini mempunyai dua lantai dan berdiri mengitari taman sekolah. 2) Bengkel Untuk menyampaikan materi yang membutuhkan praktik, SMK Negeri 2 Depok memiliki 17 ruang prkatik (bengkel) sesuai dengan jurusan-jurusan yang dimiliki. 3) Perpustakaan Perpustakaan menjadi salah satu penunjang proses belajar mengajar di SMK Negeri 2 Depok. Ini menjadi Perpustakaan berada tersendiri di depan masjid. 4) Kantor Guru, Ruang Bimbingan dan Konseling, dan Tata Usaha Kantor Guru berada di deretan ruang teori. Ruang guru berada tepat di depan ruang BK. Sedangkan kantor tata usaha terletak di bagian depan sekolah di dekat Showroom. 5) Kantin SMK Negeri 2 Depok memiliki sebuah kantin yang terletak di ujung selatan. Kantin terdiri empat penjual yang menjual berbagai macam makanan. Kantin terletak di depan lapangan sepak bola.
6) Masjid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Masjid SMK Negeri 2 Depok berdiri di sebelah barat ruang guru dan ruang BK. Masjid selalu dipakai oleh seluruh warga sekolah untuk melakukan ibadah. 7) Ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) Kondisi ruang UKS cukup baik walaupun tidak begitu besar. Tujuan diadakannya UKS adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi siswa yang sakit selama mereka berada di sekolah. 8) Auditorium 9) Laboratorium SMK Negeri 2 Depok memiliki beberapa laboratorium yang digunakan sebagai penunjang pembelajaran. 10) Showroom 11) Ruang OSIS 12) Ruang Media 13) Peralatan Sekolah Peralatan menjadi sangat penting karena membantu terlaksananya proses belajar mengaja di kelas. Peralatan yang ada di SMK Negeri 2 Depok antara lain: 1.
Papan tulis (Hitam dan Putih)
2.
Spidol khusus papan tulis putih
3.
Penghapus papan tulis
4.
Penggaris
5.
Meja gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
6.
Alat-alat olahraga
7.
Pesawat telepon
8.
Meja dan kursi untuk belajar
B. Hasil Penelitian 1.
Persepsi Guru Persepsi guru terhadap implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok dibagi ke dalam beberapa kategori sebagai berikut : perencanaan implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah, langkah langkah yang
dilaksanakan
dalam
implementasi
kurikulum
2013,
perbedaan
Kurikulum 2013 dan kurikulum yang sebelumnya, dan Efektivitas Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah. a.
Perencanaan implementasi Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah Berkaitan
dengan
berubahnya
kurikulum
dari
KTSP
menjadi
Kurikulum 2013, guru yang mengampu mata pelajaran sejarah di SMK Negeri 2 Depok mengaku merasa senang dengan berubahnya kurikulum karena bisa bebas bereksplorasi dan perubahan kurikulum tersebut merupakan jawaban dari masa depan peserta didik. Ibu Nur Haryanti mengaku merasa senang dengan berubahnya kurikulum karena lebih diberi kebebasan, namun yang tidak menyenangkan adalah penilaian didalam Kurikulum 2013 yang rumit (CL.1). Sementara Ibu Evi Suryanti berpendapat bahwa dengan berubahnya kurikulum diharapkan peserta didik memiliki kompetensi yang mampu bersaing di dunia kerja, dan pendidikan (CL.2). Dilain pihak Ibu Chatarina menilai bahwa perubahan kurikulum adalah hal yang baik, dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
berubahnya kurikulum diharapkan peserta didik mampu untuk menjawab tantangan masa depan (CL.3). Senada dengan tiga guru sebelumnya Ibu Tiara menganggap perubahan kurikulum adalah hal yang sangat baik, asalkan semua perubahan itu juga dikikuti dengan perubahan yang baik oleh semua yang berkepentingan dan berkaitan dengan kurikulum (CL.4). Berkaitan dengan harus digantikannya KTSP dengan Kurikulum 2013, Ibu
Nur
Haryanti
mengatakan
bahwa
Kurikulum
2013
merupakan
pengembangan dari KTSP, sehingga ada beberapa penambahan di Kurikulum 2013, contonya seperti penilaian yang menjadi mengitu kompleks dan rumit (CL.1). Sementara Ibu Evi Suryanti menilai bahwa KTSP belum mampu untuk memberikan yang lebih kepada peserta didik, dan oleh karena itu harus diganti dengan Kurikulum 2013 (CL.2). Dipihak lain Ibu Chatarina menilai bahwa pergantian kurikulum harus dilakukan karena merupakan tuntutan jaman. Ibu Chatarina mengatakan bahwa dalam KTSP peserta didik tidak mendapat kesempatan untuk bereksplor, dalam KTSP juga masih bersifat guru oriented. Kurikulum 2013 adalah jawaban untuk menggali kemampuan peserta didik, dalam Kurikulum 2013 terdapat tahapan-tahapan yang mampu menggali kemampuan peserta didik. Ibu Chatarina juga menyatakan bahwa dalam Kurikulum 2013 peserta didik wajib untuk banyak membaca, dari membaca itu maka akan muncul why, what, dan who (CL.3). Sementara itu Ibu Tiara memberikan pendapat yang senada dengan Ibu Chatarina bahwa kurikulum itu harus diganti karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
merupakan tuntutan jaman, dan untuk menjawab tantangan masa depan peserta didik (CL.4). Selanjutnya
menanggapi
tentang
harapan
pemerintah
dengan
berubahnya kurikulum, Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa pemerintah sendiri mau mengeksplor, dan memberikan kebebasan kepada peserta didik dan guru sesuai dengan kreatifitas masing-masing (CL.1). Sementara ibu Evi Suryanti mengatakan bahwa pemerintah mengharapkan adanya masyarakat yang lebih maju, maka dari itu dilakukan perubahan dari pendidikan yaitu kurikulum
(CL.2).
Ibu
Chatarina
mengatakan
bahwa
pemerintah
mengharapkan output peserta didik yang siap untuk bersaing dalam era globalisasi,
Beliau juga menyebutkan beberapa contoh hal yang akan
dihadapi seperti pasar bebas ASIA, ASIA Pasific, MEA, APEC, kemudian kemajuan IPTEK dan tuntutan lingkungan (CL.3). Sementara Ibu Tiara mengatakan bahwa prodak atau hasil dari pendidikan itu harus terus berkembang, jadi dengan berubahnya kurikulum pemerintah ingin memenuhi kriteria tuntutan jaman, pemerintah ingin menghasilkan peserta didik yang terdidik sesuai dengan kebutuhan (CL.4). Pada tahap persiapan berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan yang dilakasakan baik oleh pemerintah dan pihak sekolah untuk mempersiapakan guru dalam melaksanakan Kurikulum 2013. Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa beliau sering mengikuti diklat baik itu tingkat kabupaten dan sekolah, namun untuk cukup atau tidaknya beliau tidak mengetahuinya, karena seorang guru harus tetap mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan (CL.1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Sementara Ibu Evi Suryanti mengatakan bahwa sudah mendapatkan diklat yang cukup (CL.2). Senada dengan Ibu Nur Haryanti dan Ibu Evi Suryanti, Ibu Chatarina mengatkan sudah mendapatkan diklat yang cukup, baik itu dari pemerintah dan pihak sekolah (CL.3). Sementara Ibu Tiara mengatakan bahwa dirinya belum mendapatkan diklat untuk melaksanakan Kurikulum 2013 (CL.4). Dalam penyusunan RPP mata pelajaran sejarah terdapat perbedaan antara Kurikulum 2013 dan KTSP, dalam hal ini Ibu Nur Haryanti mengatakan menyesuaikan
bahwa silabus,
penyusunan indikator
RPP
mata
dan
tujuan
pelajaran dari
sejarah
pemerintah.
harus Beliau
mengatakan dalam penyusunan RPP guru boleh menambah indikator dan tujuan, namun tidak boleh merubah indikator (CL.1). Sementara Ibu Evi Suryanti menjelaskan
lebih
rinci dalam penyusunan RPP,
mulai dari
mengembangkan KD, SKL, KI, tujuan pembelajaran, materi, kegiatan. Dari beberapa tahapan tersebut, Ibu Evi Suryanti menekankan pada proses pembelajaran seperti pengamatan, mengumpulkan data, mendiskusikan, dan mempresentasikan (CL.2). Senada dengan Ibu Nur Haryanti, Ibu Chatarina mengatakan bahwa dalam penyusunan RPP guru memiliki buku panduan, jadi guru sejarah tidak boleh membuat RPP diluar dari pedoman. Ibu Chatarina mengatakan bahwa didalam buku pedoman tersebut ada KI, KD, dan indikator. Indikator sendiri tidak boleh dirubah kata beliau, namun bisa ditambah asalkan sesuai dengan rambu-rambu (CL.3). Ibu Tiara sendiri memiliki pandangan yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
dengan ibu Chatarina tentang penyusunan RPP, Ibu Tiara mengatakan bahwa penyusunan RPP harus sesuai dengan rambu-rambu buku pedoman yang diberikan oleh pemerintah (CL.4). Berkaitan dengan modul dan sumber untuk menunjang pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013, Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa modul sudah memadai, namun beliau masih merasa belum cukup untuk materi sehingga beliau masih harus mencari dari berbagai sumber lain (CL.1). Sementara Ibu Evi Suryanti mengatakan bahwa modul dan sumber sudah memadai dan sudah disediakan oleh pemerintah. Untuk materi pembelajaran sejarah sendiri beliau tidak mendapatkan masalah (CL.2). Dalam hal ini Ibu Chatarina mengatakan bahwa untuk pembelajaran sejarah modul dan sumbernya sudah memadai, seperti buku panduan bagi guru dan buku khusus untuk peserta didik. Ibu Chatarina juga mengatakan bahwa selain yang disediakan oleh pemerintah sudah banyak penerbit yang menyediakan buku sejarah dengan Kurikulum 2013, bahkan sudah banyak LKS denga kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh beberapa penerbit (CL.3). Hampir senada dengan tiga guru lainnya Ibu Tiara juga mengatakan bahwa pedoman
pelaksanaan
Kurikulum
2013
sudah
memadai,
beliau
juga
mengatakan bahwa sudah banyak LKS dengan Kurikulum 2013 yang beredar, dan para penerbit tersebut sudah mempunyai pedoman sendiri untuk membuat LKS sehinggga dapat menunjang pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 (CL.4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Selanjutnya berkaitan dengan penyusunan evaluasi yang digunakan untuk melihat melihat seberapa jauh pencapaian siswa, Ibu Nur Haryanti mengatakan
bahwa dalam penyusunan evaluasi ada tiga aspek
yaitu
pengetahuan, sikap dan keterampilan, untuk pengetahuan harus sesuai dengan tujuan, kemudian yang berkaitan dengan sikap meliputi sosial, disiplin, keagamaan, personal. Dari beberapa aspek tersebut penyusunan evaluasi harus susuai dengan tujuan pembelajaran yang tercantum dalam pedoman, jadi didalam evaluasi tersebut terdapat banyak kolom penilaian (CL.1). Secara lebih rinci Ibu Evi Suryanti mengatakan bahwa dalam penyusunan evaluasi ada beberapa tahapan diantaranya adalah penilaian sikap diambil dari KI 1 dan KI 2, penilaian pengetahuan diambil dari KD 3, dan keterampilan diambil dari KD 4 beserta silabus. Penyusunan evaluasi yang dilakukan tujuannya untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa terutama dalam bersikap, seperti jujur, kerjasama, religius, toleransi, kemudian pengetahuan tentang sejauh mana peserta didik mengetahui dan paham pelajaran tersebut dan
bisa
keterampilan
digunakan digunakan
dalam untuk
kehidupannya mengukur
sekarang.
keterampilan
Kemudian siswa,
nilai
misalnya
membuat peta dan kliping (CL.2). Berikutnya Ibu Chatarina mengatakan bahwa evaluasi itu ada tiga, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotorik. Penyususnan evaluasi harus disesuaikan, untuk aspek kognitif itu membuat soal ulangan harian, UTS dan UAS, dan penyusunannya harus ada kisi-kisi,
soal,
lembar jawaban dan format
penilaian. Kemudian untuk keterampilan itu berupa penugasan-penugasan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
sedangkan untuk sikap itu membuat kuisioner berupa penilaian sesama teman dan diri sendiri, format yang digunkan tergantung dari apa yang akan dinilai (CL.3). Senada dengan tigas guru diatas Ibu Tiara mengatakan bahwa ada tiga aspek
didalam
evaluasi
pembelajaran
yaitu,
kognitif,
afektif,
dan
psikomotorik, dan untuk format penilaiannya harus menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan aspek apa yang akan dinilai (CL.4). b.
Langkah langkah yang dilaksanakan dalam implementasi Kurikulum 2013 Didalam langkah-langkah yang dilakukan untuk pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 khususnya pemilihan metode pembelajaran guruguru sejarah SMK
Negeri 2
Depok
memiliki cara tersendiri untuk
menyikapainya. Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa sejarah itu adalah pelajaran yang harus kontekstual, jadi guru harus membuat pembelajaran tersebut menarik dan siswa bisa menghubungkan atau mencari nilai-nilai yang bisa diterapkan untuk masa sekarang ini. Berkaitan dengan metode pembelajaran sejarah dalam Kurikulum 2013, Ibu Nur Haryanti menggunakan metode PBL (problem base learning) (CL.1). Sementara itu Ibu Evi Suryanti mengatakan bahwa ada bermacam-macam metode yang digunakan seperti dicovery learnig, PBL, dan lainnya, namun kaitanya dengan SMK maka yang digunakan adalah metode inquiri (CL.2). Dilain pihak Ibu Chatarina mengungkapkan bahwa ada beberapa petimbangan yang diperhatikan pada saat menentukan metode pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013, diantaranya adalah materi pembelajaran itu sendiri, infrastruktur, sarana dan prasarana, dan yang menjadi pertimbangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
terakhir adalah siswanya sendiri. Dari beberapa pertimbangan tersebut maka Ibu Chatarina menggunakan metode diskusi didalam pembelajaran sejarah (CL.3).
Hampir sependapat dengan Ibu Chatarina, Ibu Tiara mengatakan
bahwa ada berbagai pertimbangan yang diperharikan didalam memilih metode pembelajaran sejarah namu lebih disoroti adalah mengenai bobot dari materi yang akan disampaikan, dilihat terlebih dahulu apakah metode tersebut mampu untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut (CL.4). c.
Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP Berkaitan dengan perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP dari segi landasan pelaksanaan Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa di SMK pelajaran sejarah
masuk
kedalam
pelajaran
IPS,
namun
setelah
menggunakan
Kurikulum 2013 pelajaran sejarah menjadi berdiri sendiri (CL.1). Sementara itu Ibu Evi Suryanti mengatakan bahwa landasan pelaksanaan Kurikulum 2013 mengacu kepada peraturan pemerintah, namun Ibu Evi Suryanti tidak ingat peraturan pemerintah nomor berapa yang menjadi landasan tersebut. Ibu Evi Suryanti juga mengemukakan bahwa Kurikulum 2013 menmpunyai KI dan KD, sedangkan didalam KTSP tidak terdapat KI dan KD (CL.2). Berbeda dengan dua guru sebelumnya Ibu Chatarina mengatakan bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013 membuat anak lebih aktif, baik itu dalam menganalisis, bertanya, mengertajakan tugas sendiri, dan diskusi (CL.3). Dilain pihak Ibu Tiara mengatakan bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013 membantu guru karena lebih detail, Kurikulum 2013 tidak lagi guru sentris seperti KTSP,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Kurikulum 2013 lebih memberikan kesempatan siswa untuk interaktif dan komunikatif (CL.4). Selanjutnya berkaitan dengan perbedaan orientasi Kurikulum 2013 dan KTSP Ibu Evi Suryanti mengatakan bahwa sebenarnya KTSP dan Kurikulum 2013 hampir sama namun memiliki perbedaan, perbedaan dari orientasi pelaksanaan seperti siswa mengamati terlebih dahulu, mengumpulkan data, membuat jejaring, dan mengkomunikasikan, sementara KTSP tidak seperti itu (CL.2). Sementara itu Ibu Chatarina mengatakan bahwa orientasi Kurikulum 2013 dan KTSP jelas berbeda, Ibu Chatarina mengatakan bahwa Kurikulum 2013 orientasinya mencetak peserta didik yang komperhensif, tidak hanya cerdas, humanis, tanggung jawab, moral dan sikap (CL.3). Senada dengan Ibu Chatarina, Ibu Tiara mengatakan bahwa orientasi Kurikulum 2013 adalah untuk mencetak siswa yang cerdas dan komperhensif (CL.4). Selanjutnya berkaitan dengan motode yang digunakan guru didalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013, Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa
metode
yang
digunakan
itu
berbeda,
didalam KTSP
beliau
menggunakan metode diskusi tetapi didalam Kurikulum 2013 menggunakan PBL. Didalam Kurikulum 2013 siswa mengumpulkan data, diberi masalah, setelah mendapat data dan dianalisis kemudian hasilnya dipresentasikan. Dengan Kurikulum 2013 guru harus benar-benar menguasai materi (CL.1). Sementara itu Ibu Evi Suryanti mengatakan dalam pelaksaanaannya KTSP dan Kurikulum 2013 berbeda, didalam Kurikulum 2013 siswa dituntut lebih aktif, sedangkan KTSP cenderung guru sentris, karena itu Ibu Evi Suryanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
memilih menggunakan metode yang bervariasi diantaranya adalah PBL dan discovery llearning (CL.2). Dilain pihak Ibu Chatarina mengatakan bahwa metode yang digunakan adalah diskusi, baik itu didalam KTSP maupun Kurikulum 2013, namun Ibu Chatarina menekankan bahwa diskusi yang digunakan didalam Kurikulum 2013 berbeda dengan metode diksusi yang digunakan didalam KTSP. Lebih jelas Ibu Chatarina mengatakan bahwa diskusi dalam KTSP siswa masih kosong, tetapi dalam Kurikulum 2013 sebelum melakukan diskusi siswa bisa mengeksplor sendiri sepeti membaca buku dan browsing sehingga ketika berdiskusi peserta sudah mempunyai bekal pengetahuan yang mereka dapat sebelumnya.
Didalam memilih
metode
diskusi Ibu
Chatarina
memiliki
beberapa pertimbangan dalam memilih metode tersebut, Ibu Chatarina mengatakan bahwa dengan metode diskusi guru bisa menilai tiga aspek yaitu kognitif,
afektif
dan
psikomotorik
(CL.3).
Sementara
itu
Ibu
Tiara
mempunyai pendapat yang sama dengan Ibu Chatarina. Selanjutnya berkaitan dengan perbedaan pengelolaan Kurikulum 2013 dan KTSP dari segi penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ibu Nur Haryanti berpendapat bahwa yang berbeda hanya metode dan evaluasi, didalam evaluasi Kurikulum 2013
terdapat
penilaian
sikap,
keterampilan,
dan
pengetahuan (CL.1). Senada dengan Ibu Nur Haryanti, Ibu Evi Suryanti mengatakan
bahwa
didalam Kurikulum 2013
evaluasinya
ada
sikap,
keterampilan, dan pengetahuan, sedangkan di KTSP tidak sedetail itu. Ibu Evi Suryanti menambahkan bahwa dari segi pelaksanaan dan penyusunan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
berbeda, namun beliau tidak menjelaskan lebih jauh mengenai perbedaan tersebut (CL.2). Dilain pihak Ibu Chatarina mengatakan bahwa untuk penyusunan RPP khususnya bahwa ada format yang berubah, didalam KTSP formatnya ada SK, KD, indikator, dan materi, sedangkan dalam Kurikulum 2013 ada SK, KI, KD, indikator dan materi. Beliau juga menambahkan bahwa dalam Kurikulum 2013, KI dan indikator untuk sejarah sudah tersedia dari pemerintah (CL.3). Sementara itu Ibu Tiara menambahkan bahwa didalam KTSP ada EEK (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi), namun didalam Kurikulum 2013 lebih kompleks dan lebih jelas tahapan-tahapannya (CL.4). Bekaitan dengan kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013, Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa kelebihan Kurikulum 2013 adalah kebebasan untuk bereksplor, baik itu guru dan peserta didik. Sedangkan untuk kekurangan,
beliau mengatakan bahwa antara silabus dengan indikator
terkadang tidak sama, jadi guru harus menyesuaikan dan harus bisa mencocokan (CL.1). Sementara itu Ibu Evi Suryanti mengantakan kelebihan Kurikulum 2013 adalah dapat membuat peserta didik lebih aktif, membuka cakrawala yang lebih, mengobservasi dan mencari hal-hal baru, sehingga peserta didik menjadi mandiri. Sementara untuk kekurangannya Ibu Evi Suryanti mengatakan bila Kurikulum 2013 diterapkan di daerah-daerah yang IT nya masih kurang, karena dalam Kurikulum 2013 IT sangat dituntut, beliau juga mencotohkan jika Kurikulum 2013 diterapkan di SMK yang SDM nya masih rendah maka terkadang akan kurang berhasil (CL.2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Sementara
itu
Ibu
Chatarina mengatakan bahwa kelebihan dari
Kurikulum 2013 adalah dapat membuat peserta didik lebih aktif, lebih bertanggung jawab, dan mempunyai sikap yang lebih baik. Sementara untuk kekurangannya Ibu Chatarina mengatakan bahwa tugas guru menjadi lebih berat, demikian juga dengan peserta didik. Peserta didik mempunyai banyak sekali tugas yang harus diselesaikan (CL.3). Ibu Tiara mengatakan hal yang senada dengan Ibu Chatarina bahwa Kurikulum 2013 membuat peserta didik lebih aktif, bertanggung jawab, dan berkarakter, dan kekurangannya adalah tugas guru dan peserta didik menjadi berat (CL.4). d.
Efektivitas Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah Dalam hal efektivitas penerapan Kurikulum 2013 khususnya mata pelajaran sejarah di SMK Negeri 2 Depok, Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa sejarah cocok dengan Kurikulum 2013, peserta didik juga senang dengan pembelajaran sejarah pada Kurikulum 2013, namun Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa peseta didik tidak suka bila diberi tugas, beliau juga menambahkan bahwa peserta didik di SMK Negeri 2 Depok adalah peserta didik yang pintar-pintar, selain itu juga beliau mengatakan bahwa fasilitas yang dimiliki peserta didik sudah menunjang, demikian juga dengan sarana dan prasarana sekolah (CL.1).
Ibu Evi Suryanti mengatakan bahwa
Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok sangat efektif, SMK Negeri 2 Depok juga merupakan sekolah pilot dari Kurikulum 2013, selain itu beliau juga mengatakan bahwa SMK Negeri 2 Depok memiliki SDA yang sudah sangat memadai dan di tunjang dengan IT yang maju (CL.2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Ibu Chatarina mengatakan bahwa pembelajaran sejarah sudah efektif karena di SMK Negeri 2 Depok memiliki input siswa yang baik, gurugurunya sering mendapat pelatihan serta didukung dengan sarana dan prasarana yang baik (CL.3). Menurut Ibu Tiara pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok sudah aktif, karena SMK Negeri 2 Depok merupakan sekolah pilot project dari Kurikulum 2013 (CL.4). 2.
Persepsi Siswa Persepsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok dibagi ke dalam beberapa kategori sebagai berikut : persiapan dalam menghadapi kurikulum 2013, pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013, Metode mengajar yang digunakan oleh guru sejarah, Efektivitas pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013.
a.
Persiapan dalam menghadapi pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 Tabel 4. Persiapan siswa dalam menghadapi pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 Pilihan angket/kuisioner
Persentase
No
1
Ya
Tidak
Ya
Tidak
43
45
48.9%
51.1%
Pada tabel 4 terlihat bahwa 43 atau 48.9% siswa melakukan persiapan untuk menghadapai pembelajaran dengan Kurikulum 2013, sementara 45 siswa atau 51.1% siswa tidak melakukan persiapan untuk menghadapi pembelajaran dengan Kurikulum 2013. Dari data tersebut siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
melakukan persiapan menyatakan bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang menuntut siswa untuk aktif dan mandiri, dan guru merupakan fasilitator siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Siswa mengatakan bahwa
Kurikulum 2013 adalah tantangan yang harus mereka hadapi, Kurikulum 2013 adalah tantangan yang bisa merubah diri mereka menjadi lebih aktif dan mandiri. Dimata siswa Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang sangat berat, selain mereka harus aktif dan mandiri, mereka juga harus mengerjakan tugas yang banyak sekali, setiap mata pelajaran mempunyai tugas sendiri yang harus mereka selesaikan. Siswa mengatakan bahwa terkadang mereka tidak mempunyai waktu untuk bermain karena banyaknya tugas yang harus diselesaikan.
Karena berbagai alasan tersebut siswa harus melakukan
persiapan untuk menghadapi pembelajaran dengan Kurikulum 2013. Siswa yang mengatakan tidak melakukan persiapan dalam menghadapai pembelajaran dengan Kurikulum 2013 memiliki alasan yang berbeda-beda, diantaranya adalah karena siswa sudah terbiasa dengan KTSP sejak masih duduk di bangku SMP sehingga pada saat masuk SMK dengan Kurikulum 2013 mereka menjadi kaget dan tidak tahu harus mempersiapkan apa dalam menghadapai Kurikulum tersebut. Siswa mengatakan bahwa mereka masih terbawa dengan pembelajaran KTSP, mereka masih terbiasa dengan sistem pembelajaran dengan KTSP. Sementara itu ada siswa yang mengatakan bahwa mereka adalah angkatan pertama dan sebagai percobaan dalam Kurikulum 2013 ketika pertama kali diterapkan pada tahun 2013, siswa beranggapan bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum dadakan dan mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
belum mendapat sosialisasi mengenai Kurkulum 2013 ketika pertama kali diterapkan sehingga mereka tidak mengerti dan tidak tahu harus melakukan persiapan seperti apa. b.
Pendapat siswa tentang pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 Tabel 5. Pendapat siswa tentang pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 Pilihan angket/kuisioner No menyenangkan
Persentase Tidak
Tidak
menyenangkan
menyenangkan 1
75
menyenangkan
13
85.2%
14.8%
Pada tabel 5 terlihat bahwa 75 atau 85.2% siswa menyatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 menyenangkan, sedangkan 13 atau
14.8%
siswa
Kurikulum 2013 mengatakan
menyatakan
bahwa
pembelajaran
sejarah
dengan
tidak menyenangkan. Dari data tersebut siswa yang
pelajaran
sejarah
dengan
Kurikulum 2013
menyenangkan
mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 menjadi lebih berwarna, metode yang digunakan guru dalam pembelajaran menjadi beraneka ragam dan tidak membuat mereka merasa bosan dengan pelajaran sejarah. Siswa mengatakan bahwa mereka senang karena mereka bisa bebas untuk bereksplorasi dan mencari sendiri materi-materi pembelajaran sejarah, materi tersebut tidak hanya perpatokan pada buku, mereka bisa mencari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
materi dengan lebih luas seperti dari internet, media sosial, orang lain atau teman yang dianggap bisa, dan banyak lagi cara mereka untuk mendapatkan materi. Meraka mengatakan ketika sedang mencari materi mereka sering menmukan hal-hal baru dan kemudian mereka mecari tahu tentang hal-hal baru tersebut, jika mereka tidak bisa menemukan jawaban atau tidak mengerti maka mereka akan menanyakan kepada gurunya. Ketika menanyakan permasalahan tersebut guru tidak langsung menjawab, namun memberikan kesempatan kepada teman lain untuk memberikan jawaban, setelah itu guru akan lebih memperjelas permasalahan tersebut untuk mereka. Siswa yang menjawab pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 tidak menyenangkan memiliki beragam alasan. Siswa mengatakan bahwa pelajaran sejarah selalu berada pada siang atau sore, jadi mereka sudah tidak bersemangat lagi. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak suka bila menghafalkan fakta-fakta sejarah. Faktor guru dan metode pembelajaran juga menjadi alasan kenapa mereka tidak menyukai pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013. Dari beberapa alasan tersebut ada beberapa siswa yang mengatakan
bahwa
mereka
pada
dasarnya
memang
tidak
menyukai
pembelajaran sejarah. c.
Metode mengajar yang digunakan oleh guru sejarah Tabel 6. Metode mengajar yang digunakan guru sejarah Pilihan angket/kuisioner
Persentase
No
1
Ya
Tidak
Ya
Tidak
80
8
90.9%
9.1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Pada tabel 6 terlihat bahwa 80 atau 90.9% siswa menyatakan bahwa metode pembelajaran sejarah yang digunakan oleh guru sejarah mengarahkan mereka untuk berpikir analisis, sedangkan 8 atau 9.1% siswa menyatakan bahwa metode pembelajaran yang digunakan guru sejarah masih belum mengarahkan mereka untuk berpikir analisis. Siswa yang mengatakan bahwa metode mengajar guru sejarah sudah mengarahkan untuk berpikir analisis mempunyai pola jawaban yang sama. Siswa mengatakan bahwa metode pembelajaran sejarah yang digunakan guru sejarahnya selalu membuat mereka melakukan pemecahan masalah. Guru hanya memeberitahukan secara garis besar dan setelah itu siswa sendiri yang akan mecari sendiri. Garis besar yang disampaikan oleh guru membuat mereka penasaran dan semakin terpacu untuk mencari sendiri. Siswa mengatakan bahwa biasanya metode mengajar yang digunakan oleh
guru
sejarah
disampaikan,
bervariasi tergantung dari materi apa yang akan
namun
yang
biasa
digunakan
adalah
diskusi.
Sebelum
melakukan diskusi, guru memberikan gambaran secara garis besar tentang materi pembelajaran sejarah, dan setelah itu mereka diberikan permasalahanpermasalahan yang harus diselesaikan secara berkelompok. Sementara itu untuk siswa yang mengatakan bahwa metode mengajar guru sejarah tidak mengarahkan mereka berpikir analisis, mereka mempunya alasan tersendiri. Mereka mengatakan bahwa guru sejarah mengarahkan mereka
untuk
selalu
belajar
dan
tidak
untuk
menganalisis
materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
pembelajaran, mereka juga merasa bosan karena selalu melihat presentasi melalui proyektor, dan guru hanya membawa LKS saat proses pembelajaran. Dari beberapa alasa tersebut juga yang mengatakan bahwa mereka sulit untuk menganalisis materi pembelajaran sejarah yang begitu banyak, ditambah lagi dengan tidak suka terhadap pelajaran sejarah dan lebih menyukai pelajaran lain. d.
Efektivitas pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 Tabel 7. Efektivitas pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 Pilihan angket/kuisioner
Persentase
No
1
Ya
Tidak
Ya
Tidak
53
35
60.2%
39.8%
Tabel 7 menunjukan bahwa 53 atau 60.2% siswa menjawab bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan efektif, sedangkan 35 atau 39.8% siswa mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurkulum 2013 belum efektif. Siswa yang menyatakan efektif mengatakan bahwa pembelajaran sejarah sudah sesuai dengan kurikulum 2013 dimana mereka sebagai peserta didik menjadi lebih aktif didalam pembelajaran tanpa ketergantungan dengan guru. Guru merupakan fasilitator mereka didalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan guru merupakan tempat dimana mereka bertanya bila mereka menemukan materi atau permasalahan yang tidak dapat mereka selesaikan sendiri ataupun secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
berkelompok. Fasilitas yang ada disekolah juga sudah sangat memadai untuk menunjang pelaksanaan Kurikulum 2013. Sementara itu siswa yang menyatakan tidak efektif memiliki beragam alasan
diantaranya
adalah,
mereka memang mengakui bahwa metode
pembelajaran sejarah yang digunakan guru sudah menuntut mereka untuk menjadi lebih aktif dan mandiri namun dari pribadi mereka sendiri masih belum terbiasa dengan hal tersebut, mereka masih terbawa dengan suasana pembelajaran
menggunakan KTSP.
Siswa menilai bahwa pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013 masih belum aktif karena mereka masih benar-benar asing dengan Kurikulum 2013 ketika pertama kali diterapkan, mereka benar-benar membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan Kurikulum 2013. Selain itu siswa mengatakan bahwa mereka masih sulit mengikuti Kurikulum 2013 karena faktor diri sendiri dimana masih merasa malas, dan hal ini sangat bertentangan dengan Kurkulum 2013 yang menuntut siswa untuk lebih aktif dan mandiri. 3.
Kendala beserta solusi guru dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Dalam hal ini peneliti bertanya tentang kendala apa yang dihadapai dan apa solusi untuk mengatasi kendala tersebut. Dalam hal ini Ibu Nur Haryanti lebih menyoroti masalah jam pelajaran sejarah yang berada di atas pukul 14.00, karena peserta didik sudah menjadi tidak bersemangat, beliau juga mengatakan bahwa siswa SMK berbeda dengan siswa SMA. Untuk mengatasi kendala tersebut Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa dirinya berusaha proaktif membuat peserta didik lebih bersemangat untuk belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
sejarah, beliau juga membuat pembelajaran sejarah didalam kelas menjadi kontekstual. Sementara Ibu Evi Suryanti hanya mendapat kendala berupa halhal teknis seperti proyektor di kelas yang tidak bisa menyala. Berbeda dengan Ibu Nur Haryanti dan Ibu Evi Suryanti, Ibu Chatarina dan Ibu Tiara mengungkapkan kendala berupa kendala administratif seperti penilaian yang rumit dan kompleks. Untuk solusinya sendiri Ibu Chatarina mengatakan bahwa guru harus selau mengupdate ilmu yang dimiliki, Ibu Tiara sendiri memiliki jawaban yang sama dengan Ibu Chatarina bahwa guru harus selalu mengupdate ilmu yang dimiliki. 4.
Kendala beserta solusi siswa dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 Kendala dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013. Tabel 8. Kendala siswa dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 Pilihan angket/kuisioner
Persentase
No
1
Ya
Tidak
Ya
Tidak
64
24
72.7%
27.3%
Tabel 8 menunjukan bahwa ada 64 atau 72.2% siswa
mengalami
kendala dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013, sementara sisanya ada 24 atau 27.3% siswa tidak mendapat kendala dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013. Siswa mengatakan bahwa kendala yang dihadapi mereka adalah waktu mata pelajaran sejarah yang dinilai sangat sedikit sementara materi yang harus diselesaikan banyak. Siswa menilai bahwa Kurikulum 2013 terlalu memberatkan siswa dimana setiap mata pelajaran mereka mempunyai tugas yang harus diselesaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Siswa mengatakan bahwa pelajaran sejarah memiliki materi yang banyak, demikian pula dengan tugasnya, untuk menyelesaikan tugas dan memahami materi mereka membutuhkan waktu yang banyak, sementara itu mereka masih ada tugas lain yang harus diselesaikan dari mata pelajaran lain. Siswa juga menyoroti masalah jam pelajaran sejarah yang selalu berada pada jam-jam akhir diatas pukul 12.00, jam-jam siang tersebut menjadi kendala karena mereka sudah merasa lelah dan tidak bersemangat lagi untuk mengikuti proses pembelajaran. Selain masalah waktu dan tugas yang banyak siswa mengatakan mereka menemukan kesulitan untuk memahami beberapa materi sejarah yang dinilai sulit. Siswa yang tidak mendapat kendala mengatakan bahwa mereka sudah terbiasa dan bisa menyesuaikan diri dengan pembelajaran sejarah dalam Kurkulum 2013. Guru juga sudah mengajar dengan baik dan menyenangkan, selain
itu
siswa
mengatakan
bahwa
sejarah
adalah
pelaran
yang
menyenangkan dan mereka bisa mengikutinya dengan baik. Siswa juga mengaku lebih aktif dalam mencari materi sendiri, bahkan sebelum diarahkan oleh guru mereka sudah mengetahui materi apa yang akan dipelajari. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dialami Tabel 9. Upaya siswa mengatasi kendala yang dialami Pilihan angket/kuisioner
Persentase
No
1
Ya
Tidak
Ya
Tidak
64
24
72.7%
27.3%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Tabel 9 menunjukan bahwa ada 64 atau 72.7% siswa melakukan tindakan untuk mengatasi kendala yang mereka hadapai dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013, sementara sisanya tidak melakukan tindakan apa-apa karena mereka tidak mendapat kendala dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013. Untuk mengatasi kendala yang dihadapi siswa melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya, untuk materi yang sulit siswa berusaha untuk memahaminya dan mencari berbagai sumber yang membahas maeteri tersebut, baik itu dari buku, LKS, ataupun dari internet. Selanjutnya adalah jam pelajaran sejarah yang selalu berada diakhir jam sekolah, siswa tidak dapat berbuat apa-apa dengan hal tersebut karena merupakan kebijakan sekolah, dan untuk mengatasi rasa lemas dan malas dijam-jam akhir, siswa berusaha untuk lebih bersemangat saat pembelajaran sejarah sedang berlangsung. Sementara untuk tugas yang begitu banyak, siswa melatih diri agar lebih rajin lagi didalam mengerjakan tugas, karena tugas yang harus diselesaikan tidak hanya satu, dan jika mereka terus bermalas-malasan maka mereka takut akan tertinggal dengan teman-teman yang lain. C. Pembahasan 1.
Persepsi guru terhadap implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta Pengalaman dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 membentuk sebuah
persepsi
atau
pendapat
tersendiri bagi guru.
Guru
memiliki
pengalaman yang berbeda-beda pada saat mengimplemntasikan Kurikulum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
2013, hal ini kemudian menghasilkan persepsi yang berbeda-beda. Proses terjadinya persepsi diawali dengan objek, kemudian objek memberikan stimulus kepada alat indera. Dalam penelitian ini objek yang diteliti adalah persepsi
guru
sejarah
yang
terbentuk
dari
pengalaman
saat
mengimplementasikan Kurikulum 2013. Persepsi
merupakan
suatu
proses
yang
didahului
oleh
proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau juga disebut proses sensoris. 50 Stimulus berupa pengalalaman tersebut kemudian akan diteruskan ke otak. Stimulus tersebut diterima oleh otak kemudian diorganisasikan dan diintepretasikan, setalah itu pengalaman tersebut akan disimpulkan oleh otak. Pengalaman tersebut akan disimpulkan kedalam sebuah pendapat individu yang merasakannya dan terbentuklah persepsi guru sejarah terhadap implementasi Kurikulum 2013. a.
Perencanaan implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah Perlu adanya perubahan maupun pergantian kurikulum di Indonesia tentu
tidak
lepas
dari persoalan
perubahan
zaman.
Sebab,
hakikat
penyelenggaraan pendidikan adalah untuk menjadi solusi terhadap persoalanpersoalan yang dihadapi bangsa dan negara. Dengan kata lain, melalui pendidikan bangsa dan negara ini akan mengalami kemajuan. Oleh karena itu, pendidikan diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-
50
Bimo Walgito, op.cit, hlm 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
lulusan berkualitas yang memiliki kompetensi sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan sesuai standar nasional yang disepakati. 51 Guru sejarah SMK Negeri 2 Depok Yoygakarta yang menjadi narasumber dalam penelitian ini menyambut baik perubahan kurikulum 2006 (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Dengan berubahnya KTSP menjadi Kurikulum 2013 diharapkan peserta didik mampu untuk menjawab tantangan masa depan dan memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang mampu bersaing didunia kerja. Perubahan kurikulum juga harus disertai dengan perubahan yang baik dari semua pihak yang berkepentingan dan berkaitan dengan kurikulum. KTSP harus digantikan dengan Kurikulum 2013 karena KTSP dianggap belum mampu untuk menghasilkan output yang sesuai dengan perkembangan dan tuntujan zaman. Guru sejarah di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta berpendapat bahwa dengan diterapkannya Kurikulum 2013
pemerintah
menginginkan adanya masyarakat yang lebih maju dan siap bersaing di era globalisasi seperti saat ini. Perubahan tersebut harus dimulai dari pendidikan yaitu dengan berubahnya kurikulum, hasil dari pendidikan tersebut harus terus berkembang demi memenuhi kriteria tuntutan zaman, dengan demikian maka diharapkan peserta didik akan mampu untuk memenuhi kriteria tersebut. Salah satu kunci sukses Kurikulum 2013 adalah sosialisasi. Sosialisasi dalam implementasi kurikulum sangat penting dilakukan agar semua pihak
51
M.Fadillah, op.cit, hlm 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
yang terlibat dalam implementasinya di lapangan paham dengan perubahan yang
harus
dilakukan.
Sosialisasi kurikulum perlu
dilakukan terhadap
berbagai pihak yang terkait dalam implementasinya, serta terhadap seluruh warga sekolah, bahkan terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik. Pentingnya sosialisasi ini terutama agar seluruh warga sekolah mengenal dan memahami
visi
dan
misi
sekolah,
serta
kurikulum
yang
akan
diimplementasikan. Sosialaisasi dapat dilakukan oleh jajaran pendidikan di pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang bergerak dalam bidang pendidikan (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) secara proporsional dan profesional. Pada tingkat sekolah, sosialisasi bisa langsung oleh kepala sekolah atau dengan mengundang ahlinya yang ada dimasyarakat, baik dari kalangan pemerintah,
akademisi,
maupun
dari kalangan
penulis
atau
pengamat
pendidikan.52 Guru sejarah di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta sudah mendapatkan sosialisasi dan sering mengikuti pelatihan, baik itu yang dilakukan oleh pemerintah maupun pihak sekolah. Namun dari empat guru yang menjadi narasumber peneliti dalam penelitian ini,
ada satu guru yang belum
mendapatkan pelatihan mengenai implementasi Kurikulum 2013, hal ini karena guru tersebut merupakan guru yang baru lulus. Salah satu kunci sukses implementasi Kurikulum 2013 yang berikutnya adalah fasilitas dan sumber belajar. Fasilitas dan sumber belajar harus
52
E. Mulyasa, op.cit, hlm 48.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
memadai agar kurikulum yang sudah dirancang dapat dilaksanakan secara optimal. Dalam Implementasi Kurikulum 2013 pemerintah sudah menyiapkan sebagain besar buku-buku wajib yang harus dipelajari oleh peserta didik, termasuk buku guru, dan pedoman belajar peserta didik. Pemilihan buku pelajaran hendaknya mengutamakan buku wajib, yang langsung berkaitan dengan
pencapaian
kompetensi
tertentu.
Sedangkan
pemilihan
buku
pelengkap hendaknya tetap berpedoman pada rekomendasi atau pengesahan dari dinas pendidikan.53 Berkaitan dengan hal tersebut, guru sejarah SMK Negeri 2 Depok menyatakan bahwa panduan, buku wajib guru, dan buku untuk peserta didik telah memadai, khususnya mata pelajaran sejarah. SMK Negeri 2 Depok juga menyediakan buku dan LKS berbasis Kurikulum 2013 diluar dari yang disediakan oleh pemerintah. Berkaitan dengan penyusunan RPP guru sejarah SMK Negeri 2 Depok melakukan penyusunan dengan memperhatikan buku pedoman yang telah disediakan oleh pemerintah. Didalam buku pedoman tersebut terdapat KI, KD, dan indikator. RPP dijabarkan dari silabus yang telah dibuat oleh pemerintah untuk dijadikan arahan atau alur dalam proses pembelajaran. hal ini menunjukan bahwa guru sejarah SMK Negeri 2 Depok telah memahami konsep-konsep penyusunan RPP dalm Kurikulum 2013. Berdasarkan Kementrian dan Kebudayaan, penyusunan RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya
53
Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
mencapai KD.54 Hal ini juga sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013 dimana kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.55 Berkaitan dengan evaluasi, Guru sejarah SMK Negeri 2 Depok sudah menerapkan penilaian autentik seperti yang dicantumkan didalam Kurikulum 2013. Penilaian tersebut adalah penilaian sikap dimana siswa menilai diri sendiri, penilaian antar teman, dan penilaian guru melalui lembar observasi atau kuisioner. Penilaian pengetahuan diambil dari ulangan harian, ulangan tengah
semester,
dan
ulangan
akhir
semester.
Sedangkan
penilaian
keterampilan diambil dari penugasan-penugasan yang diberikan oleh guru. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dijelaskan bahwa Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
54
Pendidik
menilai kompetensi keterampilan
melalui penilaian
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, PPT-3.1-1 Rambu-Rambu Penyusunan RPP, 2013, hlm. 2 55 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Nomor 69 Tahun 2013 TentangKerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.hlm 3-4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. 56 b.
Langkah langkah yang dilaksanakan dalam implementasi Kurikulum 2013 Dalam suatu pembelajaran diperlukan startegi yang tepat agar tujuan atau kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan strategi pembelajaran adalah karakteristik peserta didik, kompetensi dasar yang diharapkan, bahan ajar, alokasi waktu dan sarana/prasarana belajar.57 Mempersiapkan suatu pembelajaran adalah hal yang
wajib
dilakukan
oleh
seorang
guru
sebelum melakukan
suatu
pembelajaran. Dalam hal strategi pembelajaran guru sejarah SMK Negeri 2 Depok memiliki beberapa pentimbangan sebelum menentukan metode apa yang akan digunakan dalam pembelajaran. Beberapa pentimbangan tersebut adalah karakteristik peserta didik, materi yang akan diajarkan, infrastruktur, sarana dan prasarana. Kurikulum
2013
yang
berbasis
kompetensi dan
karakter
ingin
mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi ke
56
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. hlm. 4-5 57 Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep, dan Implementasi). Yogyakarta : Familia (Group Relasi Inti Media), hlm.73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik integratif dengan contextual teaching and learning (CTL). Oleh karena itu, pembelajaran harus banyak sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar mereka mampu bereksplorasi untuk
membentuk
kompetensi dengan
menggali berbagai
potensi, dan kebenaran secara ilmiah. Dalam kerangka inilah perlunya kreativitas guru, agar mereka mampu menjadi fasilitator dan mitra belajar bagi peserta didik. Guru harus kreatif dalam memberikan layanan dan kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. 58 Setelah melalui beberapa pertimbangan diatas
guru sejarah SMK
Negeri 2 Depok menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Guru sejarah SMK Negeri 2 Depok senantiasa mencari pendekatan-pendekatan dalam memecahkan masalah, tidak terpaku pada cara tertentu yang monoton, melaikan memilih variasi yang sesuai. Dari beberapa motode yang digunakan, ada beberapa metode yang lebih dominan digunakan diantaranya adalah Problem Base Learning (PBL), ikuiri, dan metode diskusi. Selain lebih dominan, metode tersebut juga dianggap paling efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran selama diterapkannya Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok. Pembelajaran sejarah adalah pembelajaran yang harus kontekstual dimana guru harus bisa membuat dan membantu peserta didik mengaitkan 58
E.Mulyasa, op.cit. hlm 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
materi pembelajaran dengan dunia kehidupannya. Hal ini bertujuan agar peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Demikian halnya dengan guru sejarah SMK Negeri 2 Depok, guru berusaha membuat pelajaran sejarah menarik dan menyenangkan, peserta didik diarahkan untuk bisa menghubungkan materi mata pelajaran sejarah yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. c.
Perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP Berdasarkan hasil penelitian, guru sejarah SMK Negeri 2 Depok mengungkapkan
perbedaan
Kurikulum
2013
dan
KTSP
berdasarkan
pengalaman yang telah dialami selama penerapan KTSP maupun Kurikulum 2013. Dalam hal landasan pelaksanaan guru hanya menjelaskan mengenai landasan konseptual pengembangan Kurikulum 2013 seperti pembelajaran aktif, penilaian yang menyeluruh, pendidikan yang berkarekter, dan relevansi pendidikan itu sendiri. Pada dasarnya guru sejarah SMK Negeri 2 Depok mengetahui tentang landasan lain pengembangan Kurikulum 2013 namun, tidak menyebutkan peraturan pemerintah dan undang-undang nomor berapa yang mengatur kebijakan tersebut. Landasan pengembangan Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut : 1) Landasan Filosofis a)
Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
b) Filosofi
pendidikan
yang
berbasis
pada
nilai-nilai
luhur,
nilai
akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat. 2) Landasan Yuridis a)
RPJMM
2010-2014
Sektor
Pendidikan,
tentang
Perbuahan
Metodologi Pembelajaran dan Penataan Kurikulum. b) PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. c)
INPRES Nomor 1 Tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan
Nasional,
penyempurnaan
kurikulum dan
metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa. 3) Landasan Konseptual a)
Relevansi pendidikan (link and match).
b) Kurikulum berbasis kompetensi, dan karakter. c)
Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning).
d) Pembelajaran aktif (student active learning). e)
Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh. Selain itu guru sejarah SMK Negeri 2 Depok mengungkapkan bahwa
Kurikulum 2013 akan mencetak peserta didik yang tidak hanya cerdas, humanis, bertanggung jawab, dan berkarakter. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam Kurikulum 2013 pembelajarannya diawalai dengan mengamati, menanya, mencoba, dan mempresentasikan. Dalam Kurikulum 2013 semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama, yaitu pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, dan menalar. Sedangkan KTSP tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang berbeda. 59 Guru sejarah SMK Negeri 2 Depok mengungkapkan bahwa KTSP dan Kurikulum 2013 memiliki perbedaan. Perbedaan yang dijelaskan oleh Guru SMK Negeri 2 Depok merupakan hasil dari pengalaman mereka didalam mengimplementasikan
Kurikulum
2013.
Pembelajaran
sejarah
dengan
Kurikulum 2013 merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, hal ini jelas berbeda dengan KTSP, dimana pembelajarannya lebih berpusat pada guru. Berkaitan dengan metode pembelajaran, guru sejarah SMK Negeri 2 Depok mengungkapkan bahwa dalam KTSP ada tiga langkah dalam metode pembelajarannya, yaitu elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi. Sedangkan dalam Kurikulum 2013 ada lima langkah, yaitu mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Pendekatan yang dimaksudkan oleh guru sejarah SMK Negeri 2 Depok merupakan pendekatan scientic appoach. meliputi
Pendekatan mengamati,
ini
dalam
menanya,
pembelajaran
mencoba,
sebagaimana
mengolah,
dimaksud
menyajikan,
dan
menyimpulkan.60 Selain itu, beberapa perbedaan lain juga diungkapkan oleh Guru sejaraj SMK Negeri 2 Depok diantaranya adalah penyusunan RPP dan evaluasi. Namun
dari kedua hal tersebut yang lebih disoroti adalah evaluasi
pembelajaran 59 60
dengan
Kurikulum
2013.
Evaluasi pembelajaran
dengan
E.Mulyasa, op.cit, hlm 172 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, PPT-2.1-1 Konsep Pendekatan Scientific Sejarah, 2013, hlm. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Kurikulum 2013
meliputi sikap,
keterampilan,
dan pengetahuan.
Dari
beberapa hal tersebut guru juga mengungkapkan kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum 2013. Kelebihan Kurikulum 2013 adalah mampu membuat peserta didik lehibaktif, membuka cakrawala yang lebih, mengobservasi dan mencari
hal-hal
baru
sehingga
peserta
didik
menjadi lebih
mandiri.
Kurikulum 2013 membuat peserta didik aktif, bertanggung jawab dan berkarakter. Adapun kekurangannya menurut guru adalah, tugas guru dan peserta didik menjadi lebih berat,
terkadang antara silabus dan indikator
tidak sama, dan kurikulum 2013 akan sulit diterapkan di daerah-daerah dengan teknologi informasi yang masih kurang. Perubahan dan pengembanagn kurikulum
dilakukan untuk menjawab
tantangn zaman yang terus berubah agar peserta didik mampu bersaing dimasa depan, dalam konteks nasional maupun global. Kurikulum 2013 merupakan
penyempurnaan
dari
KTSP,
karena
hal
ini
merupakan
penyempurnaan tentunya akan ada perbedaan-perbedaan dari kurikulum sebelumnya dengan kurikulum yang baru. Berikut adalah penyempurnaan pola pikir dari kurikulum KBK dan KTSP ke Kurikulum 2013 berdasarkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013. 61
61
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, PPT-1.1 Rasional Kurikulum 2013, 2013, hlm. 12-13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Tabel 10. Perubahan pola pikir KBK dan KTSP ke Kurikulum 2013 1
Berpusat pada guru
Berpusat pada siswa
2
Satu arah
interaktif
3
isolasi
Lingkungan jejaring
4
pasif
Aktif-menyelidiki
5
Maya/abstrak
Konteks dunia nyata
6
Pribadi
Pembelajaran berbasis tim
Luas (semua materi
Perilaku khas memberdayakan kaidah
diajarkan)
keterkaitan
Stimulasi rasa tunggal
Stimulasi ke segala penjuru (semua
(beberapa panca indra)
panca indra)
7
8
Alat multimedia (berbagai teknologi
9
Alat tunggal (papan tulis)
10
Hubungan satu arah
Kooperatif
Produksi masa (siswa
Kebutuhan pelanggan (siswa
memperoleh dokumen yang
mendapat dokumen sesuai dengan
sama)
ketertarikan sesuai potensinya)
Usaha sadar tunggal
Jamak (keberagaman inisiatif
(mengikuti cara seragam)
individu siswa)
11
12
Satu ilmu pengetahuan 13
bergeser (mempelajari satu sisi pandangan ilmu)
14
15
Pengetahuan disiplin jamak (pendekatan multidisiplin)
Kontrol terpusat (kontrol
Otonomi dan kepercayaan (siswa
oleh guru)
diberi tanggungjawab)
Pemikiran faktual Penyampaian pengetahuan
16
pendidikan)
(pemindahan ilmu dari guru ke siswa)
Kritis (membutuhkan pemikiran kreatif) Penukaran pengetahuan (antara guru dan siswa, siswa dan siswa lainya)
Sumber : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
d.
Efektivitas Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah Berkaitan dengan efetivitas, guru sejarah SMK Negeri 2 Depok menyatakan bahwa Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan efektif di SMK Negeri 2 Depok. Khusus mata pelajaran sejarah, peserta didik menyambut baik pelaksanaan Kurikulum 2013, namun guru sering mendapat keluhan tentang tugas yang begitu banyak dari peserta didik. Peserta didik di SMK Negeri 2
Depok berasal dari input yang baik dan cerdas, dengan
diterapkannya Kurikulum 2013 peserta didik menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. SMK Negeri 2 Depok juga sudah memiliki sarana dan prasarana serta fasilits yang menunjang pelaksanaan Kurkulum 2013. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan Kurikulum 2013 adalah fasilitas dan sumber belajar yang memadai. Fasilita dan sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam mendukung suksesnya implementasi kurikulum antara lain adalah laboratorium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga pengelola dan peningkatan kemampuan pengelolanya. Fasilitas dan sumber belajar tersebut perlu didayagunakan seoptimal mungkin, dipelihara, dan disimpan dengan sebaik-baiknya.62 Selain beberapa faktor tersebut, guru-guru di SMK Negeri 2 Depok juga
sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan yang cukup
melaksanakan Kurikulum 2013.
untuk
Guru sebagai fasilitatator pembelajaran
sudah disiapkan dengan baik. Selain mendapat pelatihan atau diklat dari pemerintah, guru-guru sejarah di SMK Negeri 2 Depok juga mendapat
62
E.Mulyasa, op.cit, hlm 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
pelatihan dari pihak sekolah sendiri. Berkat dari pelatihan yang didapatkan, guru-guru sejarah SMK Negeri 2 Depok menjadi lebih memahami konsep kurikulum itu sendiri, guru juga menjadi lebih kreatif. Kreativitas guru merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya implementasi Kurikulum 2013. Hal ini senada dengan penyataan Mulyasa dalam bukunya yang berjudul “Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013” bahwa salah satu kunci sukses yang menentukan keberhasilan implementasi merupakan
Kurikulum faktor
2013
penting
yang
adalah
kreativitas
guru,
besar pengaruhnya,
karena
bahkan
guru sangat
menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar. 63 2.
Persepsi Siswa Pengalaman dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 membentuk sebuah persepsi atau pendapat tersendiri bagi siswa. Siswa memiliki pengalaman yang berbeda-beda pada saat mengimplemntasikan Kurikulum 2013, hal ini kemudian menghasilkan persepsi yang berbeda-beda.
a.
Persiapan dalam menghadapi pembelajaran dengan Kurikulum 2013 Dalam
rangka
mengimpementasikan
Kurikulum
2013
diperlukan
sosialisasi yang cukup agar kurikulum tersebut dapat berjalan dengan baik. Sosialisasi kurikulum perlu dilakukan terhadap berbagai pihak yang terkait dalam implementasinya,
serta terhadap seluruh warga sekolah, bahkan
terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik. Pentingnya sosialisasi ini terutama agar seluruh warga sekolah mengenal dan memahami visi dan misi
63
Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
sekolah, serta kurikulum yang akan diimplementasikan. Sosialaisasi dapat dilakukan oleh jajaran pendidikan di pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang bergerak dalam bidang pendidikan (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) secara proporsional dan profesional. Pada tingkat sekolah, sosialisasi bisa langsung oleh kepala sekolah atau dengan mengundang ahlinya yang ada dimasyarakat, baik dari kalangan pemerintah, akademisi, maupun dari kalangan penulis atau pengamat pendidikan. 64 Sosialisasi berpengaruh terhadap persiapan siswa, dari 88 siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini hanya 48.9% siswa melakukan persiapan dalam menghadapai pembelajaran dengan Kurikulum 2013. Dari jawaban siswa tersebut dapat diketahui bahwa mereka sudah mendapatkan sosialisasi mengenai Kurikulum 2013. Hal diperkuat dengan jawaban siswa bahwa Kurikulum 2013 adalah tantangan yang harus mereka hadapi. Kurikulum 2013 menuntut mereka untuk lebih aktif dan mandiri, tidak bergantung pada guru. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berat bagi siswa, karena mereka memiliki tugas yang banyak. Sementara
itu
51.1%
siswa
tidak
melakukan
persiapan
dalam
menghadapi pembelajaran dengan Kuriklum 2013. Hal ini dikarenakan siswa tersebut baru pertama kali menggunakan Kurikulum 2013, walaupun sudah mendapatkan sosialaisasi tentang Kurikulum 2013, siswa masih kebingungan untuk
mempersiapkan
diri dalam menghadapai Kurikulum 2013
kegiatan pembelajaran sejarah. 64
Ibid
pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Penyebab lain siswa tidak melakukan persiapan mengahadapi kegiatan pembelajaran dengan
Kurikulum 2013 karena siswa masih terbiasa dengan
sistem pembelajaran
KTSP.
Dengan
kata lain siswa belum terbiasa
menggunakan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah, sehingga siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran sejarah secara maksimal. Namun seiring belajannya waktu siswa menjadi terbiasa dan merasa senang menggunakan Kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajaran sejarah. b.
Pendapat siswa tentang pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 Dari 88 siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini, 85.1% siswa mengatakan menyenagkan.
bahwa Siswa
pembelajaran
sejarah
dengan
Kurikulum
2013
mengatakan
bahwa
dengan
Kurikulum
2013
pembelajaran menjadi lebih berwarna karena metode pembelajaran yang digunakan guru bervariasi. Dalam implementasi Kurikulum 2013 guru harus menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi serta harus kreatif dalam memberikan layanan dan kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka.65 Dalam hal ini guru sejarah SMK Negeri 2 Depok telah berhasil melaksanakan
pembelajaran
denga
metode
yang
bervariasi
dan
menyenangkan sehingga peserta didik menyukai pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013.
65
Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Kendatipun guru dikatakan berhasil, namun masih terdapat siswa yang mengatakan
pembelajaran
sejarah
dengan
Kurikulum
2013
tidak
menyenangkan. Dari 88 siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, 14.8% siswa megatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 tidak menyenangkan. Siswa mengungkapkan bahwa pelajaran sejarah selalu berada pada siang atau sore hari, sehingga siswa sudah tidak bersemangat untuk
mengikuti pembelajaran.
Selain
itu siswa tidak
bisa mengikuti
pembelajaran dengan metode yang digunakan oleh guru sejarah karena memang tidak suka terhadap guru dan tidak menyukai mata pelajaran sejarah. c.
Metode mengajar yang digunakan oleh guru sejarah Berdasarkan hasil penelitian, dari 88 siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, 90.9% mengatakan bahwa metode pembelajaran yang digunakan guru sejarah mengarahkan mereka untuk berpikir analitis. Menurut siswa, guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, tergantung dari materi apa yang akan dibahas. Guru memberikan gambaran umum tentang materi yang akan dibahas, didalam menyampaikan gambaran tersebut guru membuat siswa penasaran terhadap materi yang hendak dibahas, sehingga siswa jadi terpacu untuk mencari materi tersebut. Setelah itu makan guru akan memberikan permasalahan-permasalahan yang akan dikerjakan oleh siswa baik secara berkelompok atau individiu. Hal ini menunjukan bahwa metode pembelajaran yang digunakan guru sejarah SMK Negeri 2 Depok sudah sesuai dengan salah satu kriteria pendekatan scientific. Dalam hal ini pembelajaran harus mendorong dan menginspirasi peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.66 Sementara itu dari 88 siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, 9.1% siswa mengatakan bahwa metode pembelajaran sejarah yang digunakan guru tidak mengarahkan mereka berpikir analitis. Adapun beberapa alasan siswa diantaranya, merasa terbebani karena harus belajar terus menerus, merasa bosan karena harus memperhatikan presetasi teman, sulit memahami materi pembelajaran sejarah yang dinilai begitu banyak, dan tidak suka terhadap pelajaran sejarah karena lebih menyukai pelajaran lain. d.
Efektivitas pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 Dari 88 siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, 60.2% mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan efektif. Pembelajaran sejarah sudah sesuai dengan Kurikulum 2013 menurut siswa, dimana mereka menjadi lebih aktif dan mandiri dalam pembelajaran tanpa ketergantungan pada guru. Guru merupakan fasilitator didalam untuk
mencapai tujuan pembelajaran, guru merupakan tempat
bertanya ketika siswa tidak dapat memecahkan masalah dalam pembelajaran. Dalam Kurikulum 2013 aktivitas peserta didik merupakan salah satu kunci keberhasilan implementasi kurikulum. Dalam rangka mendorong dan mengembangkan aktivitas peserta didik,
guru harus mampu membantu
peserta didik mengembangkan pola perilakunya.67 Dalam hal ini, guru sejarah
66
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, PPT-2.1-1 Konsep Pendekatan Scientific Sejarah, 2013, hlm. 9 67 E.Mulyasa, op.cit, hlm 45.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
SMK Negeri 2 Depok telah berupaya untuk mengembangkan aktivitas peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Selain itu, fasilitas yang ada di SMK Negeri 2 Depok sudah menunjang proses terlakasananya Kurikulum 2013. Meskipun pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah dapat dikatakan berhasil, namun dari 88 siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini terdapat 39.8% mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 belum berjalan dengan efektif. Dalam hal ini siswa mengatakan bahwa guru memang telah berupaya untuk membantu mereka didalam
mengembangkan
aktivitas
serta
menggunakan
metode
yang
bervariasi didalam pembelajaran, namun siswa masih mengalami masalah dengan pribadi masing-masing dimana siswa masih belum terbiasa untuk aktif
dan
mandiri
didalam
pembelajaran.
Selain
itu,
siswa
masih
membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan Kurikulum 2013. Sejak pembelajaran dengan Kurikulum 2013 diterapkan di SMK Negeri 2 Depok siswa jadi banyak tugas yang harus diselesaikan, tidak hanya tugas dari mata pelajaran sejarah namun dari mata pelajaran lainnya. Hal ini kemudian menimbulkan rasa malasa dari dalam diri siswa. 3.
Kendala beserta solusi guru dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 Berdasarkan hasil penelitian, guru sejarah SMK Negeri 2 Depok tidak mendapatakan kendala yang berarti didalam implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran sejarah. Beberapa kendala yang didapat diantaranya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
adalah, jam pelajaran sejarah yang selalu berada diatas pukul 12.00 sehingga siswa sudah lemas dan tidak bersemangat untuk mengikuti pembelajaran, kendala teknis seperti fasilitas pendukung media pembelajaran berupa proyektor yang tidak dapat menyala, dan yang terakhir adalah penilaian dalam Kurikulum 2013 yang begitu kompleks. Dalam rangka mengatasi beberapa kendala tersebut guru sejarah SMK Negeri 2 Depok berupaya untuk lebih proaktif untuk membuat peserta didik lebih bersemangat dalam pembelajaran sejarah. Dalam hal ini kreativitas guru sebagai seorang fasilitator sangat dibutuhkan untuk memberikan layanan dan kemudahan bagi seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat. Hal tersebut merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap beradaptasi,
menghadapi
berbagai
kemungkinan,
dan
memasuki
era
globalisasi yang penuh dengan tantangan. 68 Sedangkan untuk menyikapi penilaian yang dinilai begitu kompleks, guru sejarah SMK Negeri 2 Depok senantiasa mengembangkan diri dan menambah pengentahuan yang dimiliki. Dalam hal ini guru sejarah SMK Negeri depok menyadari bahwa guru merupakan ujung tombak dalam implementasi
kurikulum
dimana
guru
harus
mampu
melaksanakan
Kurikulum 2013 dengan tepat baik dari proses penilaian dan kompentensi.
68
Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Seorang guru harus
memilki pengetahuan yang luas mengenai jenis-jenis
belajar, kondisi internal dan eksternal peserta didik, serta cara melakukan pembelajaran yang efektif dan bermakna.69 4.
Kendala beserta solusi siswa dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 Berdasarkan hasil penelitian, dari 88 siswa 72.2% siswa mengalami kendala
dalam pembelajaran
sejarah
dengan Kurikulum 2013.
Siswa
mengungkapkan bahwa Kurikulum 2013 sangat memberatkan mereka dimana setiap mata pelajaran pasti ada tugas yang harus diselesaikan. Khusus untuk mata pelajaran sejarah, siswa mengungkapkan bahwa sejarah memiliki materi yang banyak, demikian pula dengan tugas, sehingga siswa membutuhkan waktu yang lebih untuk menyelesaikan tugas tersebut. Sementara itu, selain tugas mata pelajaran sejarah siswa masih memiliki tugas mata pelajaran lain yang harus diselesaikan, hal inilah yang dianggap sangat memberatkan bagi siswa. Selain itu ada beberapa kendala lain dihadapi siswa, diantaranya adalah jam pelajaran sejarah yang berada pada jam-jam akhir diatas jam 12.00 siang. Hal tersebut menjadi kendala karena pada jam-jam tersebut siswa sudah merasa lemas dan tidak bersemangat lagi untuk mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan kendala terakhir adalah adanya beberapa materi sejarah yang memang sulit untuk mereka pahami. Dalam rangka mengatasi kendala yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013, peserta didik melakukan berbagai upaya, diantaranya 69
Ibid
adalah
berusaha
memahami
materi
dengan
memanfaatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
berbagai sumber seperti buku, LKS, internet, dan bertanya kepada teman, guru atau orang yang dianggap mengerti tentang materi yang dianggap sulit tersebut. Kurikulum 2013 menuntut peserta didik untuk lebih aktif dan mandiri, dalam implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat mengubah sikap ketergantungan peserta didik menjadi tidak bergantung. 70 Sementara itu, untung mengatasi tugas yang begitu banyak peserta didik melatih diri untuk lebih rajin didalam mengerjakan tugas. Peserta didik di SMK Negeri 2 Depok menyadari bahwa berhasil atau tidaknya mereka didalam belajar terletak pada usaha
dan
kegiatannya
sendiri.
Disampaing
faktor
kemauan,
minat,
ketekunan, tekad untuk sukses, dan cita-cita tinggi yang mendukung setiap usaha dan kegiatannya. Peserta didik akan berhasil jika berusaha semaksimal mungkin dengan cara belajar yang effisien sehingga meningkatkan hasil belajar.71
70 71
Ibid Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1.
Guru memiliki persepsi positif terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah karena guru menyambut baik perubahan KTSP menjadi Kurikulum 2013, hal ini didukung dengan persiapan melalui sosialisasi dan pelatihan dari pemerintah serta pihak sekolah yang sering diikuti oleh guru guna
memaksimalkan
implementasi
Kurikulum
2013.
Guru
dapat
menerapkan konsep-konsep Kurikulum 2013 pada pembelajaran sejarah seperti
penyusunan
Rancangan
Perencanaan
Pembelajaran
(RPP),
melaksanakan pembelajaran sejarah dengan pendekatan saintifik melalui mengamati,
menanya,
mencoba,
menalar,
dan mempresentasikan,
serta
menerapkan penilaian autentik seperti yang dicantumkan didalam Kurikulum 2013. 2.
Siswa memiliki persepsi positif terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah, karena siswa dapat mengikuti pembelajaran sejarah menggunakan Kurikulum 2013 dengan penuh keaktifan, siswa merasa senang dengan pembelajaran sejarah menggunakan Kurikulum 2013 karena bisa bereksplorasi. Pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 menjadi lebih berwarna dan menyenangkan karena metode yang digunakan guru bervariasi.
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
3.
Kendala guru dalam implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran sejarah di SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta diantaranya berupa kendala teknis dan nonteknis. Kendala teknis seperti fasilitas pendukung media pembelajaran berupa proyektor tidak dapat menyala. Upaya mentasinya adalah dengan melapor kepada pihak terkait. Selain itu, penilaian dalam Kurikulum 2013 yang kompleks juga merupakan kendala yang dialami oleh guru karena membutuhkan banyak waktu. Upaya guru untuk mengatasi kendala
tersebut
mengupadate
adalah
pengetahuan
dengan yang
senantiasa dimiliki.
mengembangkan
Sedangkan
diri dan
kendala nonteknis
berupa jam pelajaran sejarah yang selalu di atas pukul 12.00 sehingga siswa merasa lelah dan tidak bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran. Upaya guru mengatasi kendala tersebut adalah dengan bersikap lebih proaktif untuk membuat siswa lebih bersemangat dalam pelajaran sejarah. 4.
Kendala siswa dalam implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran sejarah di SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta diantaranya adalah tugas yang banyak sehingga membutuhkan waktu yang banyak juga untuk menyelesaikannya,
dalam
hal
ini
Kurikulum
2013
dianggap
terlalu
memberatkan siswa. Untuk mengatasi hal tersebut siswa senantiasa melatih diri untuk lebih rajin didalam mengerjakan tugas dan berusaha semaksimal mungkin untuk belajar. Selain itu kendala berupa jam pelajaran sejarah yang selalu di atas pukul 12.00 sehingga siswa merasa lelah dan tidak bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran. Upaya siswa dalam mengatasi hal tersebut adalah dengan membiasakan diri untuk lebih rajin dan bersemangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
dalam belajar. Rasa lelah dan tidak bersemangat siswa tersebut akan teratasi bila guru sudah memulai pembelajaran sejarah, hal ini karena guru mampu memotivasi siswa,
dan guru menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi dan menyenangkan. Selain dua kendala tersebut ada beberapa materi sejarah yang sulit dipahami oleh siswa. Untuk mengatasi kendala tersebut
siswa
melakukan
berbagai upaya diantaranya adalah dengan
memanfaatkan berbagai sumber seperti buku, LKS, internet, dan bertanya kepada teman, guru atau orang yang dianggap mengerti. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut : 1.
Bagi Kepala Sekolah diharapkan melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap fasilitas pendukung media pembelajaran seperti proyektor.
2.
Bagi
guru
diharapkan
agar
tidak
cepat
merasa
puas
dan
terus
mengembangkan diri serta mengupdate pengetahuan yang dimiliki. 3.
Bagi peserta didik diharapkan meningkatkan kreativitas dengan melengkapi sumber-sumber belajar serta membentuk kelompok dengan teman agar dapat meringankan beban dalam mengerjakan tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
DAFTAR PUSTAKA
Bimo Walgito. 2010. Pengantar Psikologi Umum (edisi revisi). Yogyakarta : CV. Andi offset. Creswell, John, W. 2013. Research Design, pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixsed. edidi ke-3.Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Depdiknas. 2008. KBBI ed. IV. Jakarta : PT. Gramedia. Fadillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA. Yogyakarta : Ar- Ruzz Media. Isriani Hardini, dan Dewi Puspitasari. Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep, dan Implementasi). Yogyakarta : Familia. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka
Dasar
Dan
Struktur
Kurikulum
Sekolah
Menengah
Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. . 2013. PPT 1.1 Rasional Kurikulum 2013. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. . 2013. PPT 2.1-1 Konsep Pendekatan Scientific Sejarah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. . 2013. PPT 3.1-1 Rambu-Rambu Penyusunan RPP. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Moleong Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. . 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Muh. Yamin. 2012. Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Yogyakarta : Diva ress. Mulyasa, H. E. 2013. Pengembangan dan ImplementasiKurikulum 2013. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nana Sukmadinata, S. 2007. Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nasution, S. 1986. Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Alumni. . 2010. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Nasution. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Transito. Oemar Hamalik. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.
Nomor 66 Tahun 2013
Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (edisi revisi). Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B,(cetakan ke9). Bandung : ALFABETA. . 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B, (cetakan ke-14). Bandung : ALFABETA. Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta. Sutopo, H. B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan terapannya dalam penelitian. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Wina Sanjaya. 2013. Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode dan Prosedur). Jakarta : Kencana. heru
Prasetyo,
E.
2013.
Mapel
Sejarah
Dalam
Kurikulum
http://www.sosiosejarah.com/2013/05/mapel-sejarah-dalam-kurikulum-2013.
2013 html.
Diakses pada 20 Novemeber 2014.
I Nengah Ciptasari. 2015. Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Sejarah (Studi Kasus Guru Sejarah DI SMA N 1 Sawan).
Jurnal
Widya
Winayata
id/index.php/JJPS/article/viewFile/5312/4008.
3.1.
http://ejournal.undiksha.ac.
Diakses 10
Agustus 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Jadwal Penelitian Bulan
No
Kegiatan
1
Penyusunan proposal
2
Perizinan
3
Pengumpulan data
4
Analisis data
√
5
penyusunan
√
Agu
Sep
√
√
Okt
Nov
Des
Jan
√ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Lembar Wawancara Guru Sejarah. 1.
Berkaitan dengan Kurikulum 2013 ini, bagaimana pendapat bapak/ibu sendiri sebagai Guru dengan berubahnya kurikulum ?
2.
Menurut bapak/ibu mengapa kurikulum sebelumnya harus diganti dengan yang baru ?
3.
Menurut
bapak/ibu
apa
yang
diharapkan
oleh
pemerintah
dengan
berubahnya kurikulum? 4.
Apakah
bapak/ibu
sudah
mendapatkan
pelatihan yang cukup
untuk
melaksanakan Kurikulum 2013 khusus nya di mata pelajaran sejarah? 5.
Bagaimana langkah – langkah yang dilakukan dalam penyusunan RPP kurikulum 2013?
6.
Bagaimana dengan modul dan sumber apakah sudah memadai untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan kurikulum 2013?
7.
Evaluasi apa yang akan digunakan ketika melaksanakan kurikulum 2013?
8.
Bagaimana penyusunan evaluasi yang bapak/ibu lakukan terutama yang tujuan nya untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa?
9.
Menurut
bapak/ibu
pembelajaran sejarah?
langkah-langkah
apa
yang
digunakan
dalam
Dalam hal memilih metode pembelajaran dan apa
pertimbangan bapak/ibu dalam memlilih metode tersebut 10.
Apa yang membedakan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 dari segi landasan pelaksanaannya?
11.
Menurut bapak/ibu apakah orientasi kurikulum 2013 hampir sama dengan kurikulum KTSP? Ataukah kedunya memliki perbedaan orientasi?
12.
Apakah metode yang digunakan bapak/ibu
dalam pelaksanaan kurikulum
2013 dan KTSP itu sama? 13.
Selama menerapkan Kurikulum 2013, metode apa yang menurut bapak/ibu paling
efektif dalam mencapai tujuan
pembelajaran
khususnya mata
pelajaran Sejarah ? 14.
Dalam pengelolaan kurikulum adakah yang berbeda dari kedua kurikulum tersebut? Baik dari penyusunan , pelaksanaan, hingga evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
15.
Menurut pendapat bapak/ibu, apa saja kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum 2013 ?
16.
Sejauh ini seberapa efektif penerapan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Depok ?
17.
Kendala apa saja yang bapak/ibu alami ketika melaksanakan kurikulum 2013?
18.
Apa yang bapak/ibu lakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
ANGKET TENTANG PERSEPSI SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMK NEGERI 2 DEPOK YOGYAKARTA Daftar angket yang kami sampaikan pada Anda kami harap diisi dengan jujur dan apa adanya, karena jawaban Anda akan kami gunakan untuk penelitian tentang PERSEPSI
GURU
KURIKULUM
DAN
2013
SISWA
DALAM
TERHADAP
PEMBELAJARAN
IMPLEMENTASI SEJARAH (STUDI
KASUS DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN DIY) dan jawaban Anda sama sekali
tidak
berpengaruh
terhadap
prestasi
sekolah
Anda,
kami sangat
mengharapkan Anda dapat memberikan informasi yang sesuai. Atas kesediaan dan partisipasi Anda, kami ucapkan terimakasih. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET Jawablah
pertanyaan di bawah ini sesuai keadaan yang sesugguhnya dengan
memberi tanda (X) pada salah satu huruf a atau b dan sertakan alasan Anda. IDENTITAS Nama :.................................................. Kelas :.................................................. PERTANYAAN 1.
Apakah
Anda
melakukan persiapan dalam menghadapi pembelajaran
dengan Kurikulum 2013 ? a. Ya
b. Tidak
Alasan:.............................................................................................................. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 2.
Menurut Anda bagaimana pembelajaran Sejarah dengan Kurikulum 2013 ? a. Menyenangkan
b. Tidak menyenangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Alasan:.............................................................................................................. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 3.
Apakah metode mengajar yang guru Sejarah Anda gunakan mengarahkan Anda untuk berfikir analitis ? a. Ya
b. Tidak
Alasan:.............................................................................................................. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 4.
Menurut pendapat Anda, apakah pembelajaran Sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan efektif ? a. Ya
b. Tidak
Alasan:.............................................................................................................. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 5.
Apakah dalam pembelajaran dengan Kurikulum 2013 khususnya mata pelajaran Sejarah Anda mendapat kendala ? a. Ya
b. Tidak
Alasan:.............................................................................................................. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... ..........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
6.
Apakah Anda melakukan tindakan untuk mengatasi kendala yang Anda alami? a. Ya
b. Tidak
Jika “Ya”, jelaskan yang Anda lakukan ! .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... ..........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
CATATAN LAPANGAN 1 WAWANCARA Topik/ Judul
: Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus di SMK Negeri 2 Depok, Sleman, DIY) Nama Peneliti : Andrius Akun Responden : Ibu Nur Haryanti Waktu : 31 Oktober 2015 Keterangan
P : Peneliti I : Informan
P : Berkaitan dengan Kurikulum 2013 ini, bagaimana pendapat Ibu sendiri sebagai Guru dengan berubahnya kurikulum ? I
: Senang, kita diberi kebebasan, tapi yang tidak senangnya penilaiannya rumit,
lain suka dan menyenangkan P : Menurut Ibu mengapa kurikulum sebelumnya harus diganti dengan yang baru ? I : Sebetulnya tidak beda antara KSTP dan Kurikulum 2013, yang berbeda cuma cara penilaiannya saja P : Menurut Ibu apa yang diharapkan oleh pemerintah dengan berubahnya kurikulum ? I
: mau mengeksplor, mau memberikan kebebasan kepada siswa ataupun guru,
sesuai dengan kreatifitas masing-masing. P : Apakah Ibu sudah mendapatkan pelatihan yang cukup untuk melaksanakan Kurikulum 2013 khusus nya di mata pelajaran sejarah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
I : kalau cukupnya saya tidak tahu tapi kalau ada pelatihan disuruh ikut, tingkat kabupaten dan sekolah juga sering. P : Bagaimana langkah – langkah yang dilakukan dalam penyusunan RPP kurikulum 2013? I : menyesuaikan silabus dari pemerintah, disesuiakan dengan indikatornya, nanti jika tidak sesuai kita sesuaikan, harus sesuai dengan tujuannya, jadi kita boleh menambah indikator, tujuan tapi tidak boleh merubah indikator. P : Bagaimana dengan modul dan sumber apakah sudah memadai untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ? I : kalau memadai belum, masih harus searching dan menambah dari sumber lain. P : Evaluasi apa yang akan digunakan ketika melaksanakan kurikulum 2013? Bagaimana penyusunan evaluasi yang ibu lakukan terutama yang tujuan nya untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa ? I : evaluasinya ada tiga pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pengetahuan sesuai dengan tujuannya apa, tarsus sikap ada sikap sosial, disiplin, keagamaan, personal atau keterampilan sesuai dengan tujuan, jadi ada banyak fom. P : Menurut Ibu langkah-langkah apa yang digunakan dalam pembelajaran sejarah?
Dalam hal memilih metode pembelajaran dan apa pertimbangan
bapak/ibu dalam memlilih metode tersebut ? I : sejarah itu kontekstual, faktanya sudah ada jadi kita tinggal menarik atau bagaimana diterapkan sekarang cocok
atau tidak,
metodenya disesuaikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
misalnya masa majapahit, disesuaikan sama anak-anak, ditarik dengan masa sekarang. Kalau metode selama ini untuk Kurikulum 2013 untuk sejarah itu PBL. P : Apa yang membedakan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 dari segi landasan pelaksanaannya?
I : untuk sejarah sendiri, karena kita SMK, sejarah masuk ke dalam pelajaran IPS, sejarah sosiologi dan ekonomi, terus jadi Kurikulum 2013 sejarah berdiri sendiri. P : Apakah metode yang digunakan Ibu dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dan KTSP itu sama? I : Berbeda, kalau kstp diskusi, diskusi boleh saja, sekarang tidak, tapi PBL, sekarang mengumpulkan data, kita beri masalah, mereka nanti mendapat data kemudian presentasi, guru lebih enak dengan Kurikulum 2013 tetapi harus lebih menguasai materi, tidak boleh menerangkan, tapi sejarah tidak bisa lepas dari menerangkan. P : Dalam pengelolaan kurikulum adakah yang berbeda dari kedua kurikulum tersebut? Baik dari penyusunan , pelaksanaan, hingga evaluasi. I
: yang berbeda cuma metode, penyusunan masih sama, yang jelas evaluasi
berbeda, karena ada sikap, keterampilan, pengetahuan, di KTSP juga ada pengetahuan P : Menurut pendapat Ibu, apa saja kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum 2013 ? I
: kita di beri kebebasan, siswa di beri kebebasan, jadi mengeksplor masing-
masing asal tidak melenceng dari tujuan. Kekurangan nya antara silabus dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
indikator terkadang tidak sama, kita harus menyesuaikan, harus pintar-pintar mencocokan, kita tidak mengikuti di situ IPK (indeks pencapaian kopetensi) nya, tapi indikatornya tetap. P : Sejauh ini seberapa efektif penerapan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Depok ? I : sejarah cocok dengan Kurikulum 2013, siswa juga suka, tidak sukanya disuruh buat tugas, tapi presentasinya senang, siswa disini aktif karna mereka pintarpintar, mereka sudah punya gadget, terus ada wifi sekolah. P : Kendala apa saja yang Ibu alami ketika melaksanakan kurikulum 2013? I : disini sampai sore, kalau siswa lebih dari jam 2 sudah loyo, tapi sejarah tidak mungkin di kasi pagi dan pasti siang, jadi kita harus pintar-pintar membuat siswa senang dengan sejarah, SMK berbeda dengan SMA. P : Apa yang Ibu lakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi? I
: kita harus proaktif, jangan terlalu tegang karna belajar masa lalu, sejarah
belajar masa lalu tapi sekarang sudah era seperti ini, saya harus bisa mengambil hati siswa, dan tidak galak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
CATATAN LAPANGAN 2 WAWANCARA Topik/ Judul
: Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus di SMK Negeri 2 Depok, Sleman, DIY) Nama Peneliti : Andrius Akun Responden : Ibu Evi Suryanti Waktu : 5 November 2015 Keterangan
P : Peneliti I : Informan
P : Berkaitan dengan Kurikulum 2013 ini, bagaimana pendapat Ibu sendiri sebagai Guru dengan berubahnya kurikulum ? I
: Dengan berubahnya kurikulum diharapkan peserta didik memiliki kompetensi
yang mampu bersaing di dunia kerja, pendidikan P : Menurut Ibu mengapa kurikulum sebelumnya harus diganti dengan yang baru ? I : KTSP dirasa belum mampu memberikan yang lebih kepada peserta didik P : Menurut Ibu apa yang diharapkan oleh pemerintah dengan berubahnya kurikulum ? I : Diharapkan nanti masyarakatnya bisa lebih maju P : Apakah Ibu sudah mendapatkan pelatihan yang cukup untuk melaksanakan Kurikulum 2013 khusus nya di mata pelajaran sejarah? I : Insyaa Allah sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
P : Bagaimana langkah – langkah yang dilakukan dalam penyusunan RPP kurikulum 2013? I : penyusunan RPP ya bikin KD, ada SKL, bikin KI KD,kemudian tujuan pembelajaran, kemudian materi, kemudian ada kegiatan, terus yang paling utama adalah pengamatan, megumpulkan data, mensharing ke teman-teman, kemudian mengkomunikasikan. P : Bagaimana dengan modul dan sumber apakah sudah memadai untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ? I
: Modulnya sudah ada, dan sumber buku juga sudah disediakan oleh
pemerintah, jadi ada buku acuan dan buku panduan guru, lalu untuk materi pembelajaran sejarah tidak ada masalah P : Evaluasi apa yang akan digunakan ketika melaksanakan kurikulum 2013? Bagaimana penyusunan evaluasi yang ibu lakukan terutama yang tujuan nya untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa ? I : Penilaian sikap diambil dari KI 1 dan KI2, penilaian pengetahuan diambil dari KD 3, dan keterampilan itu diambil dari KD 4 dan silabus. penyusunan evaluasi yang dilakukan tujuannya untuk menlihat seberapa jauh pencapaian siswa terutama dalam bersikap, bersikap itu jujur yang seperti apa, kerjasama seperti apa, religius seperti apa, toleransi, kemudian pengetahuan tentang sejauh mana mengetahui dan paham pelajaran tersebut, bisa digunakan dalam kehidupannya sekarang. Kemudian dengan nilai keterampilan, keterampilan siswa, misalnya membuat peta, kliping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
P : Menurut Ibu langkah-langkah apa yang digunakan dalam pembelajaran sejarah ?
Dalam hal memilih metode pembelajaran dan apa pertimbangan Ibu dalam
memlilih metode tersebut ? I : metodenya ada macam-macam, ada discovery learnig, PBL, namun kaitanya dengan SMA dan SMK yang digunakan adalah metode inquiri. P : Apa yang membedakan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 dari segi landasan pelaksanaannya? I
: Landasan pelaksanaannya mengacu pada peraturan pemerintah, Kurikulum
2013 mengacu pada PP nomor (lupa), Kurikulum 2013 ada KI dan ada KD, kalau KTSP ada KD tapi tidak ada KI. P : Menurut Ibu apakah orientasi kurikulum 2013 hampir sama dengan kurikulum KTSP? Ataukah kedunya memliki perbedaan orientasi? I
: sebenarnya
hampir mirip tetapi memiliki perbedaan, perbedaan dari
pelakasanaan itu ada siswa mengamati terlebih dahulu, mengumpulkan data, membuat jejaring, dan mengkomunikasikan, kalau KTSP kan tidak. P : Apakah metode yang digunakan Ibu dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dan KTSP itu sama ? I : Dalam pelaksaannya berbeda karena dalam kurikulum 2013 siswanya dituntut lebih aktif, kalau KTSP cenderung ke guru. Kurikulum 2013 siswa menemukan sendiri. P : Dalam pengelolaan kurikulum adakah yang berbeda dari kedua kurikulum tersebut? Baik dari penyusunan , pelaksanaan, hingga evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
I : Kurikulum 2013 ada sikap, keterampilan dan pengetahuan, kalau KTSP tidak. Itu dari segi evaluasi, dari segi pelaksanaan penyusunan juga berbeda. P : Menurut pendapat Ibu, apa saja kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum 2013 ? I
: kelebihannya, Kurikulum 2013 siswa bisa menjadi lebih aktif, bisa membuka
cakrawala yang lebih, mengobservasi dan mencari hal-hal yang baru, dan siswa bisa mencari sendiri, kalau ada kekurangannya diterapkan di daerah-daerah yang kurang ITnya, karena Kurikulum 2013 harus dituntu ITnya, misalnya diterapka di SMK yang SDM masih rendah terkadang mereka kurang mampu. P : Sejauh ini seberapa efektif penerapan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Depok ? I
: Efektif sekali karena SMK 2 Depok juga merupakan Pilot dari Kurikulum
2013, disini juga memiliki SDM yang sungguh luar biasa, dan juga ditunjang dengan IT nya yang sungguh sangat maju. P : Kendala apa saja yang Ibu alami ketika melaksanakan kurikulum 2013? I : kendalanya biasanya hanya pada alat saja, seperti LCD di kelas rusak, kendala teknis P : Apa yang Ibu lakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi? I : Lapor ke pihak yang bersangkutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
CATATAN LAPANGAN 3 WAWANCARA Topik/ Judul
: Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus di SMK Negeri 2 Depok, Sleman, DIY) Nama Peneliti : Andrius Akun Responden : Ibu Chatarina Waktu : 9 November 2015 Keterangan
P : Peneliti I : Informan
P : Berkaitan dengan Kurikulum 2013 ini, bagaimana pendapat Ibu sendiri sebagai Guru dengan berubahnya kurikulum ? I : Kurikulum 2013 itu sebagai jawaban untuk tantangan masa depan siswa P : Menurut Ibu mengapa kurikulum sebelumnya harus diganti dengan yang baru ? I : Harus diganti karena memang tuntutan jaman, karena dalam kurikulum sebelumnya itu, pembelajaran misalnya guru oriented, menerangkan, ceramahceramah dan peserta didik tidak diberi kesempatan bereksplor, sehingga dengan Kurikulum 2013 itu ada step step yang menggali kemampuan siswa, di KTSP tik ada itu. Maka dari Kurikulum 2013 itu hukum wajib siswa harus membaca, jadi tidak ada step yang tidak harus membaca, siswa harus membaca dulu baru nanti dari membaca itu muncul why, what, who, mesti itu muncul semua, dan itu guru menjawab dari ketidaktahuan anak yang bertanya, dan itu tidak boleh langsung menjawab, lemparkan lagi ke anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
P : Menurut Ibu apa yang diharapkan oleh pemerintah dengan berubahnya kurikulum ? I
: Siswa nanti outputnya siap globalisasi, nanti memasuki pasar bebas se Asia,
Asia Pasifik, dan Asia MEA sama APEC, kemudian juga kemajuan IPTEK, kemudian tuntutan lingkungan P : Apakah ibu sudah mendapatkan pelatihan yang cukup untuk melaksanakan Kurikulum 2013 khusus nya di mata pelajaran sejarah? I : Iya, pelatihan ini dilaksanakan oleh pemerintah dan juga pihak sekolah, jadi kita mendapatkan pelatihan dari pihak pemerintah dan sekolah. Pemerintah itu seperti yang dilakukan KEMENDIKBUD, kemudian yang dari sekolah itu sama dinasnya. P : Bagaimana langkah – langkah yang dilakukan dalam penyusunan RPP kurikulum 2013? I : Untuk Guru sejarah ada panduannya, panduanyaitu buku, , jadi seluruh guru sejarah tidak boleh membuat RPP diluar buku, itu dasar pembuatan RPP disitu ada KI KD nya, bahkan inikatornya pun kita tidak boleh dirubah, tetapi bisa ditambah sesuai dengan rambu-rambu P : Bagaimana dengan modul dan sumber apakah sudah memadai untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ? I
: Khusus sejarah itu ada buku khusus guru dan siswanya bahkan diluar dari
pengadaan pemerintah, diluar juga sudah banyak buku-buku sejarah untuk SMK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
untuk kurikulum 2013. Bahkan LKSnya pun ada beberapa penerbit yang membuat LKS Kurikulum 2013, sehingga pihak masyrakatpun ikut membantu dalam pelakasanaan Kurikulum 2013 berupa penerbitan buku-buku LKS. P : Evaluasi apa yang akan digunakan ketika melaksanakan kurikulum 2013? Bagaimana penyusunan evaluasi yang ibu lakukan terutama yang tujuan nya untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa ? I : Evaluasinya ada tiga,yaitu untuk
komperhensif,
kognitif,
sikap, sama
psikomotorik. Penyusunan evaluasi kita sesuaikan, kalau untuk kognitif kita membuat soal, ulangan harian, UTS, dan UAS, dan penyunsunannya itu harus ada kisi-kisi,
soal,
keterampilan
itu
lembar
jawaban
dan
penugasan-penugasan,
format
pernilaian.
sedangkan
untuk
Kemudian sikap
kita
untu buat
kuisioner, misalkan penilaian sesame teman, diri sendiri, untuk menumbuhkan rasa percaya diri, formatnya tergantung kita mau menilai apa. P : Menurut Ibu langkah-langkah apa yang digunakan dalam pembelajaran sejarah ?
Dalam hal memilih metode pembelajaran dan apa pertimbangan Ibu dalam
memlilih metode tersebut ? I : Melihat materi, infrastruktur, sarana prasarana, tentu ini yang membedakan. Materinya sama, tetapi mungkin metodenya berbeda, sekolah yang satu dengan yang lain, tergantung siswanya, mungkin siswanya yang baik akan berbeda dengan
sekolah
yang
kurang
baik
untuk
penerapannya.
Kemudian
infrastrukturnya misalnya sekolah yang lengkap dengan teknologi yang mungkin ada wifinya dan yang lainya akan berbeda dengan yang lainya. Kebetulan disini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
semuanya ada, sehingga ini yang menunjang pelaksanaan Kurikulum 2013, metodenya kita menggunakan diskusi, pasti anak bilang “bu boleh searching bu” boleh, kemudian ketika hasil diskusi ditayangkan, presentasi berjalan karena kita punya LCD. Jadi metodenya seperti itu. P : Apa yang membedakan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 dari segi landasan pelaksanaannya? I
: Anak aktif, aktif menganalisi, pasti dalam pelaksanaannya nanti baca
kemudian apa yang di baca pasti muncul banyak pertanyaan, kemudian nanti menggali dari teman, diskusikan. P : Menurut Ibu apakah orientasi kurikulum 2013 hampir sama dengan kurikulum KTSP? Ataukah kedunya memliki perbedaan orientasi? I
: Kalau ini jelas berbeda antara KTSP dan Kurikulum 2013, tadi sudah
disampaikan
kalau
orientasinya
mencetak
peserta
didik
yang
memang
komperhensif, tidak hanya cerdas, humanis, kemudian tanggung jawab, kemudian punya moral, sikap dinilai dalam Kurikulum 2013 P : Apakah metode yang digunakan Ibu dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dan KTSP itu sama ? I : Tidak terlalu, misalnya KTSP ada diskusi, tetapi ketika diskusi anak-anak dalam KTSP
masih kosong,
tetapi kalau dalamKurikulum 2013 sebelum
melaksanakan diskusi anak-anak bisa eksplor dari browsing, bisa baca buku karena anak-anak
punya buku paket,
sehingga anak-anak
ketika diskusi
pemikiranya keluar semua. Tetapi dalam KTSP tidak dihalui dengan membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
P : Selama menerapkan Kurikulum 2013, metode apa yang menurut bapak/ibu paling efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran khususnya mata pelajaran Sejarah ? I kita
: Diskusi, nanti dikusi ini bisa kita nilai ketiga-tiganya, misalnya aspek sikap lihat
kerjasamanya,
menghargai temannya. menyelesaikan
akan
Kemudian
tugasnya,
terlihat yang
kemudian
tanggung
jawabnya,
keterampilan, dalam
kognitif
akan
terlihat
nanti bagaimana jelas
ada
dia
dalam
pengetahuannya, dalam diskusi dapat dinilai ketiga-tiganya P : Dalam pengelolaan kurikulum adakah yang berbeda dari kedua kurikulum tersebut? Baik dari penyusunan , pelaksanaan, hingga evaluasi. I : Untuk penyusunan RPP itu dulu formatnya SK KD indikator materi, sekarang SK itu tidak adanya KI KD indikator materi, jadi penyusunan itu berubah dan ini KI KD indikator sudah khusus untuk sejarah itu dari pemerintah. Jadi memang dalam pelaksanaan peserta didik itu terbantu. P : Menurut pendapat Ibu, apa saja kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum 2013 ? I
: Kelebihanya peserta didik bisa lebih aktif, lebih tanggung jawab, sikapnya
lebih baik, kemudian kekurangannya, tugas guru menjadi lebih berat, siswapun menjadi berat, karena dalam Kurikulum 2013 itu diakhir materi, akhir pertemuan, siswa harus diberi tugas. P : Sejauh ini seberapa efektif penerapan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Depok ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
I : Dari SDM nya input anak-anak baik, dari NEM yang baik, kemudian SDM guru-guru, guru-guru disini banyak diklat, saprasnya baik. P : Kendala apa saja yang Ibu alami ketika melaksanakan kurikulum 2013? I : Kendalanya administrasi, cukup rumit P : Apa yang Ibu lakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi? I : Guru harus selalu update ilmu, karena peserta didik diberi kebebasan mencari informasi sejarah
seluas-luasnya,
meskipun
itu
tidak
ceramah harus siap
menjawab jelajahan ilmu sejarah dari anak-anak, karena anak-anak belajar jadi kita harus lebih dahulu membaca, sehingga nanti ketika anak-anak bertanya kita sudah siap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
CATATAN LAPANGAN 4 WAWANCARA Topik/ Judul
: Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus di SMK Negeri 2 Depok, Sleman, DIY) Nama Peneliti : Andrius Akun Responden : Ibu Tiara Waktu : 9 November 2015 Keterangan
P : Peneliti I : Informan
P : Berkaitan dengan Kurikulum 2013 ini, bagaimana pendapat Ibu sendiri sebagai Guru dengan berubahnya kurikulum ? I
: Menurut saya juga baik, asalkan semua perubahan itu juga dikikuti dengan
perubahan
yang
baik
semua
yang
berkepentingan dan berkaitan dengan
kurikulum, kalau kirikulum yang dulu sudah berubah menuju baik tetapi aspek penunjang masih belum berarti masih kurang P : Menurut Ibu mengapa kurikulum sebelumnya harus diganti dengan yang baru ? I : Harus diganti karena memang tuntutan jaman, karena dalam kurikulum sebelumnya itu, pembelajaran misalnya guru oriented, menerangkan, ceramahceramah dan peserta didik tidak diberi kesempatan bereksplor, sehingga dengan Kurikulum 2013 itu ada step step yang menggali kemampuan siswa, di KTSP tidak ada itu. P : Menurut Ibu apa yang diharapkan oleh pemerintah dengan berubahnya kurikulum ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
I : Menurut saya, prodak atau hasil dari pendidikan itu harus terus berkembang, jadi dengan berbubahnya kurikum pemerintah ingin memenuhi kriteria. Seperti sekarang itu siswa dituntut yang intinya menghasilkan siswa yang terdidik sesuai dengan kebutuhan P : Apakah Ibu sudah mendapatkan pelatihan yang cukup untuk melaksanakan Kurikulum 2013 khusus nya di mata pelajaran sejarah? I : Belum mendapat P : Bagaimana langkah – langkah yang dilakukan dalam penyusunan RPP kurikulum 2013? I : Untuk Guru sejarah ada panduannya, panduanyaitu buku, , jadi seluruh guru sejarah tidak boleh membuat RPP diluar buku, itu dasar pembuatan RPP disitu ada KI KD nya, bahkan inikatornya pun kita tidak boleh dirubah, tetapi bisa ditambah sesuai dengan rambu-rambu P : Bagaimana dengan modul dan sumber apakah sudah memadai untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ? I : Buku guru itu ada, meskipun masih ada revisi dan bahkan penerbit LKS itu punya paduannya sendiri, untuk guru tetapi menurut LKS, ada filenya untuk guru, semua sudah bekerjasama dengan baik. P : Evaluasi apa yang akan digunakan ketika melaksanakan kurikulum 2013? Bagaimana penyusunan evaluasi yang ibu lakukan terutama yang tujuan nya untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
I
: Evaluasinya ada tiga,yaitu untuk komperhensif, kognitif, sikap, sama
psikomotorik. Penyusunan evaluasi kita sesuaikan, kalau untuk kognitif kita membuat soal, ulangan harian, UTS, dan UAS, dan penyunsunannya itu harus ada kisi-kisi, soal, lembar jawaban dan format pernilaian. P : Menurut Ibu langkah-langkah apa yang digunakan dalam pembelajaran sejarah ?
Dalam hal memilih metode pembelajaran dan apa pertimbangan Ibu dalam
memlilih metode tersebut ? I : Kalau memilih model dan metode itu disesuaikan dengan bobot materi P : Apa yang membedakan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 dari segi landasan pelaksanaannya? I : Kalau dalam pelaksanaannya kurikulum 2013 itu membantu guru karena lebih detail, lebih dijabarkan step-stepnya, jadi yang membedakan itu seperti evaluasi tadi, Kurikulum 2013 itu memang sudah dipisahkan sendiri penilaianya, ada kognitif sendiri, afektif sendiri, psikomotor sendiri, jadi itu juga sudah membantu guru, lalu perbedaannya lagi itu dengan pemilihan metode dan model karena kalu Kurikulum 2013 itu kan, sekarang anak lebih akan senang yaitu kalau menggali masalahnya, karena ada PBL, ada base learning jadi itu yang membedakan. Jadi tidak lagi guru sentries tetapi lebih ke siswa sentries, Kurikulum 2013 itu lebih memberikan
kesempatan
siswa
untuk
interaktif,
komunikatif,
mungkin
itu
beberapa diantaranya. P : Menurut Ibu apakah orientasi kurikulum 2013 hampir sama dengan kurikulum KTSP? Ataukah kedunya memliki perbedaan orientasi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
I : Orientasinya mencetak peserta didik yang memang komperhensif, tidak hanya cerdas, humanis, kemudian tanggung jawab, kemudian punya moral, sikap dinilai dalam Kurikulum 2013. P : Apakah metode yang digunakan Ibu dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dan KTSP itu sama ? I : Tidak terlalu, misalnya KTSP ada diskusi, tetapi ketika diskusi anak-anak dalam KTSP
masih kosong,
tetapi kalau dalamKurikulum 2013 sebelum
melaksanakan diskusi anak-anak bisa eksplor dari browsing, bisa baca buku karena anak-anak
punya buku paket,
sehingga anak-anak
ketika diskusi
pemikiranya keluar semua. Tetapi dalam KTSP tidak dihalui dengan membaca. P : Selama menerapkan Kurikulum 2013, metode apa yang menurut bapak/ibu paling efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran khususnya mata pelajaran Sejarah ? I kita
: Diskusi, nanti dikusi ini bisa kita nilai ketiga-tiganya, misalnya aspek sikap lihat
kerjasamanya,
menghargai temannya. menyelesaikan
akan
Kemudian
tugasnya,
terlihat yang
kemudian
tanggung
jawabnya,
keterampilan, dalam
kognitif
akan
terlihat
nanti bagaimana jelas
ada
dia
dalam
pengetahuannya, dalam diskusi dapat dinilai ketiga-tiganya P : Dalam pengelolaan kurikulum adakah yang berbeda dari kedua kurikulum tersebut? Baik dari penyusunan , pelaksanaan, hingga evaluasi. I : Kemudian untuk pelaksanaan ya tadi itu, mungkin kalau di KSTP itu ada EEK, kalau di Kurikulum 2013 itu lebih komplit, lebih jelas step-stepnya, seperti pertama dalam diskusi anak sudah dibekali, tidak kosong melompong karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
sudah membaca, baik internet atau buku. Lalu denga mengeksplor seperti itu, ada eksplorasi, mendemotrasikan atau mendiskusikan, terus nanti ada mengevaluasi ada asosiasi P : Menurut pendapat Ibu, apa saja kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum 2013 ? I
: Kelebihanya peserta didik bisa lebih aktif, lebih tanggung jawab, sikapnya
lebih baik, kemudian kekurangannya, tugas guru menjadi lebih berat, siswapun menjadi berat, karena dalam Kurikulum 2013 itu diakhir materi, akhir pertemuan, siswa harus diberi tugas. P : Sejauh ini seberapa efektif penerapan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Depok ? I
: Kalau menurut kami sudah efektif, karena memang tidak hanya ditahun ini
saja menerapkan Kurikulum 2013, kalau untuk mata pelajaran sejarah efektif karena dalam mata pelajaran sejarah itu diperlukan kekreatifan nanti untuk mendomplek siswa supaya tidak jenuh, karena kadang siswa “wah sejarah itu ini ini ini” nah dengan Kurikulum 2013 mengeksplor
diri,
kemungkinan
untuk
ini siswa diberi kebebasan untuk tugasnya
itu
mungkin
dibuat
lebih
fleksibel, efisien mungkin. P : Kendala apa saja yang Ibu alami ketika melaksanakan kurikulum 2013? I : Penilaian siswanya itu lebih kompleks, lebih detail, jadi maksudnya perangkat guru
untuk
menilai
ada
afektif,
psikomotorik,
kognitif.
Terus
perangkat
penilaiannya juga banyak, belum lagi untuk mempersiapkan kalau RPP mungkin hanya dirubah sedikit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
P : Apa yang Ibu lakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi? I : Harus banyak belajar dari sumber apapun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
DOKUMENTASI WAWANCARA GURU
Wawancara tanggal 31 Oktober 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
Wawancara tanggal 5 November 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
Wawancara tanggal 9 November 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1) Satuan Pendidikan
: SMK Negeri 2 Depok
Program Studi Keahlian
: Semua Program Studi Keahlian
Paket Keahlian
: Semua Paket Keahlian
Kelas/Semester
: X /gasal
Mata Pelajaran
: Sejarah Indonesia
Materi Pokok
: Menelusuri Peradaban Awal di Kepulauan Indonesia
Sub Materi Pokok
: - Konsep Berpikir Diakronis dan Sinkronis - Zaman Praaksara
Alokasi Waktu
: 2 X 45 Menit (90Menit)
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta, damai, responsive dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dalam lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusian, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta penerapan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1.1 Menghayati teladan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya 1.1.1 Peserta didik mampu menunjukkan nilai-nilai syukur pada ciptaan Tuhan YME berupa kepulauan Indonesia 2.2 Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsive dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya: 2.2.1 Peserta didik mampu menunjukkan sikap dan tindakan cinta damai dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya 2.2.2 Peserta didik mampu menunjukkan sikap responsif dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya ADMINISTRASI GURU 2015/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132 2.2.3 Peserta didik mampu menunjukkan sikap proaktif dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya 3.1 Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan
waktu dalam sejarah: 3.1.1 Menjelaskan pengertian diakronis dan sinkronis 3.1.2 Menerapkan berpikir diakronis dan sinkronis dalam memahami dan merekonstruksi sejarah yang dipelajari 3.2.1
Menjelaskan pengertian praaksara
4.1 Menyajikan informasi
mengenai keterkaitan antara konsep berpikir kronologis
(diakronik), sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah: 4.1.1 Membuat laporan dalam bentuk tertulis mengenai keterkaitan antara konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa mampu: 1. Menjelaskan pengertian diakronis dan sinkronis 2. Menerapkan berpikir diakronis dan sinkronis dalam memahami dan merekonstruksi sejarah yang dipelajari 3. Menjelaskan pengertian praaksara D. Materi Pembelajaran 1. Pengertian diakronis dan sinkronis 2. Contoh penerapan berpikir diakronis dan sinkronis dalam memahami dan merekonstruksi sejarah yang dipelajari 3. Pengertian praaksara E. Metode Pembelajaran Pendekatan pembelajaran
: Scientific Learning
Strategi
: Cooperatif Learning
Model pembelajaran
: Learning Community
Metode pembelajaran
: Observasi, membaca, browsing, ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, dan penugasan
F. Media, Alat dan Sumber Belajar 1. Media: a.
Buku teks
b.
Power point
2. Alat/bahan a. LCD, Lap Top, CD, white board, spidol ADMINISTRASI GURU 2015/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133 b. Gambar c. Internet 3. Sumber belajar - Hapsari Ratna dan Adil M. 2013. Sejarah Indonesia Untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga - Kemdikbud RI. 2014. Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta: Kemdikbud - Buku-buku lain yang relevan
G. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan ke-1 KEGIATAN Pendahuluan
Inti
DISKRIPSI
ALOKASI WAKTU
1. Orientasi 1 Menit Mengucapkan Salam Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas dan peserta didik Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Presensi siswa sebagai salah satu bentuk kedisplinan Menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti psoses pembelajaran Mempersiapkan materi ajar dan alat/media pembelajaran Menjelaskan secara singkat materi keseluruhan selama satu semester diawal semester gasal 2. Apersepsi Menjelaskan secara singkat materi keseluruhan selama satu semester diawal semester gasal Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan peserta didik dengan materi “Sinkronis dan diakronis, dan zaman praaksara” 3. Motivasi Menceritakan pengalaman hidup yang menarik serta memiliki nilai-nilai tertentu terutama bagi orang yang mengalami langsung pengalaman tersebut. Contoh, belajar disiplin waktu. Memberi pertanyaan yang menantang “Apakah siswa memiliki pengalaman menarik serta mampukah menceritakan pengalaman tersebut di depan temantemannya?” 4. Menyampaikan manfaat materi pembelajaran 5. Menyampaikan rencana kegiatan dan penilaian, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, dengan model belajar Learning Community. Penilaian meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap Indikator 60 Menit Nama Indikator (Pengetahuan) 1. Stimulation/ Pemberian Rangsangan Mengamati Peserta didik mengamati gambar contoh konsep diakronik
ADMINISTRASI GURU 2015/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134 KEGIATAN
DISKRIPSI dan sinkronik dan gambar pada zaman praaksara Peserta didik membaca buku teks (siswa) halaman 3-7, untuk memahami tentang “Diakronik dan sinkronik, serta zaman praaksara” Menanya Dengan mengamati tayangan gambar sinkronik dan diakronik dan video zaman praaksara, serta membaca buku teks (siswa) halaman 3-7, peserta didik diarahkan membuat pertanyaan yang berkaitan dengan diakronis dan sinkronis, serta zaman praaksara 2. Problem statement (pertanyaan/identifikasi masalah) Jika tidak ada pertanyaan, disiapkan oleh guru, misal: a. Mengapa belajar sejarah? b. Jelaskan keterkaitan antara berpikir diakronis dan sinkronis? c. Apa manfaat belajar zaman praaksara?
3. Data collection (pengumpulan data) Mengumpulkan informasi/eksperimen Guru secara singkat merespon setiap pertanyaan yang muncul dari peserta didik dan menegaskan kembali pentingnya topik ini Pertanyaan yang terkumpul dijadikan bahan diskusi Guru menegaskan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan model Learning Community 4. Data processing (pengolahan data) Mengasosiasikan/mengolah informasi Peserta didik dibagi dalam enam kelompok masing-masing beranggotakan 5/6 siswa (3 kelompok sebagai penyaji 3 kelompok sebagai pendebat) Peserta didik berdiskusi kelompok menjawab pertanyaan sesuai pertanyaan yang didapat dan sesuai tugas masingmasing 5. Verification (pembuktian) Mengasosiasikan/mengolah informasi Peserta didik berusaha mencari sumber-sumber yang ada untuk memecahkan masalah dari pertanyaan yang menjadi bagian dari kelompoknya Peserta didik mencatat hasil diskusi kelompok Peserta didik mebuat laporan hasil diskusi 6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Mengkomunikasikan Guru meminta setiap kelompok penyaji ADMINISTRASI GURU 2015/2016
ALOKASI WAKTU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135 KEGIATAN
DISKRIPSI mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok pendebat menanggapi Guru memberi penguatan kepada peserta didik yang sedang presentasi dan kelompok yang menanggapi Peserta didik mencatat/menyempurnakan hasil diskusinya di kelas Peserta didik mengumpulkan hasil diskusi masing-masing kelompok Indikator Nama Indikator (Keterampilan) 1. Stimulation Mengamati Guru menyampaikan target atau hasil yang harus dicapai siswa setelah membaca sumber belajar Siswa membaca Lembar Kerja Siswa halaman 7 untuk mengetahui hasil yang harus dicapai dari pembelajaran Siswa melaksanakan aktivitas untuk menganalisis tentang keterkaitan antara konsep berpikir kronologis (diakronis), sinkronis, ruang, dan waktu dalam sejarah Guru mengamati proses belajar siswa dan melakukan observasi Menanya Dengan mengamati Lembar Kerja Siswa halaman 7 dan membaca buku teks (siswa) halaman 3-7, peserta didik diarahkan membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi 2. Problem statement (pertanyaan/identifikasi masalah) Siswa mengidentifikasi masalah dan membuat hipotesis (ditulis pada Lembar Hasil Kegiatan Belajar Siswa) Guru mengamati proses belajar siswa dan melakukan observasi 3. Data collection (pengumpulan data) Mengumpulkan informasi/eksperimen Siswa mencari data dan informasi tambahan di internet, buku teks yang terkait dengan kegiatan siswa Siswa mencatat data dan inforamsi dari berbagai website pada Lembar Hasil Kegiatan Belajar Siswa 4. Data processing (pengolahan data) Mengasosiasikan/Mengolah informasi Siswa berdiskusi dalam kelompok mengolah hasil yang diperoleh dari eksperimen. Untuk menemukan: Indikator yang dicapai Hasil diskusi di catat pada Lembar Hasil Kegiatan Belajar Siswa
ADMINISTRASI GURU 2015/2016
ALOKASI WAKTU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136 KEGIATAN
DISKRIPSI 5. Verification (pembuktian) Mengasosiasikan/Mengolah informasi Siswa mempresentasikan hasil kegiatan belajar siswa, perwakilan kelompok presentasi, kelompok lain memperhatikan, menyanggah, mengoreksi dengan membandingkan hasil kerja kelompoknya Selama siswa presentasi dan diskusi, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk terlibat dalam kegiatan dan diskusi, serta mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh materi 6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Mengkomunikasikan Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan tentang: form login pada halaman web
Penutup
Catatan: Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: tanggung jawab dan kerjasama Peserta didik memberi ulasan singkat tentang kegiatan pembelajaran dan hasil belajarnya yang mana yang sudah baik dan mana yang masih harus ditingkatkan Peserta didik dapat ditanyakan apakah sudah memahami materi tersebut Sebagai refleksi, guru membimbing peserta didik untuk membuat klarifikasi/kesimpulan tentang pelajaran yang baru saja berlangsung dengan materi Sinkronik dan diakronik, dan zaman praaksara serta menanyakan kepada peserta didik apa manfaat yang diperoleh setelah mempelajari materi tersebut Peserta didik menjawab pertanyaan (acak) serta lisan untuk mendapatkan umpan balik atas pembelajaran yang baru saja dilakukan. Misal: A. Mengapa konsep berpikir sinkronis dalam sejarah sangat penting? B. Mengapa konsep berpikir sinkronis dan diakronis saling berkaitan dalam sejarah? C. Apa nilai-nilai yang dapat diperoleh dengan belajar sinkronis dan diakronis serta zaman praaksara Guru menegaskan kepada peserta didik untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugrahkan kekuatan serta ketegaran dalam menghadapi tantangan melalui kehidupan sehari-hari Memberikan tugas kepada peserta didik untuk memahami materi yang akan dipelajari minggu depan yaitu “Terbentuknya Kepulauan Indonesia” Menutup dengan salam
ADMINISTRASI GURU 2015/2016
ALOKASI WAKTU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137 H. Penilaian Hasil Belajar a. Tes 1. Uraian (terlampir) b. Non Tes 1. Lembar pengamatan kerja kelompok (terlampir) 2. Lembar pengamatan observasi (terlampir) 3. Membuat laporan dalam bentuk tertulis mengenai keterkaitan antara konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah
Catatan Pelaksanaan Pembelajaran untuk perbaikan RPP ........................................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................................... . ......................................................................................................................................................................
Sleman, 18 Agustus 2015 Mengetahui,
KPU
Guru Sejarah Indonesia
Dra. Yohana Umiyati
Dra.Catarina Setyawati Marsiana
NIP. 19610530 198903 2 001
NIP 19650801 200501 2 003
ADMINISTRASI GURU 2015/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
LAMPIRAN Lampiran 1: Materi Pembelajaran A. Ringkasan Materi Konsep Berpikir Diakronis, Sinkronis, Ruang, dan Waktu dalam Sejarah Sejarah akan membicarakan suatu peristiwa dari satu waktu sampai waktu tertentu secara berurutan berdasarkan waktu terjadinya (kronologis). Pada dasarnya, sejarah merupakan ilmu diakronis yang artinya sejarah itu memanjang dalam waktu. Maksudnya adalah sej arah sangat memperhatikan aspek waktu yang di dalamnya terdapat dinamika atau perubahan, seperti pertumbuhan, perkembangan, kejayaan, dan keruntuhan yang menghubungkan suatu waktu dengan waktu yang lain secara terus menerus. lebih mengutamakan memanjangnya gambaran yang berdimensi waktu dengan sedikit luasan ruangan. Dalam konsep waktu terdapat penanggalan penanggalan waktu yang disusun secara kronologis. Menurut sastrawan, sejarawan, dan kebudayawan Kuntowijoyo, model sinkronis kebanyakan digunakan oleh ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, politik, ekonomi, antropologi, dan arkeologi, sedangkan model diakronis digunakan oleh ilmu sejarah. Menurut Kuntowijoyo, pada dasarnya sejarah merupakan ilmu diakronis yang memanjang dalam waktu tetapi dalam ruang yang sempit. Ketika sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial, sejarah menjadi ilmu yang juga sinkronis. Artinya selain memanjang dalam waktu, sejarah juga melebar dalam luar. Dengan demikian, selain sebagai ilmu diakronis, dengan sumbangan ilmu lain telah menjadikan sejarah sebagai ilmu diakronis dan juga ilmu sinkronis, maka lengkaplah sejarah. Sejarah tidak semata-mata bertujuan untuk menceritakan kejadian, tetapi bermaksud menerangkan kejadian itu dengan melengkapi sebab-sebabnya, kondisi lingkungannya, konteks sosial budayanya, pendeknya secara mendalam akan diadakan analisis mengenai faktor-faktor kausal, kondisional, kontekstual tentang unsur-unsur yang merupakan komponen dan eksponen dari proses sejarah yang dikaji. Cara Berpikir Diakronis/kronologis dan Sinkronis a. Cara Berpikir Diakronis/Kronologis 1) Mempelajari kehidupan sosial secara memanjang berdimensi waktu 2) Konsep berpikir diakronis memandang masyarakat sebagai sesuatu yang terus bergerak dan memiliki hubungan kausalitas atau sebab akibat 3) Menguraikan proses transformasi yang terus berlangsung dari waktu ke waktu kehidupan masyarakat secara berkesinambungan 4) Menguraikan kehidupan masyarakat secara dinamis 5) Digunakan dalam ilmu sejarah b. Cara Berpikir Sinkronis ADMINISTRASI GURU 2015/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139 1) Kerangka berpikir sinkronis mengamati kehidupan sosial secara meluas berdimensi ruang. 2) Memandang kehidupan masyarakat sebagai sebuah sistem yang terstruktur saling berkaitan antara satu unit dan unit yang lainnya. 3) Menguraikan kehidupan masyarakat secara deskriptif dengan menjelaskan bagian demi bagian. 4) Menjelaskan struktur dan fungsi dari masing-masing unit dalam kondisi statis. 5) Digunakan oleh ilmu-ilmu sosial, seperti geografi, sosiologi, politik, ekonomi, antropologi, dan arkeologi. Sebelum Mengenal Tulisan (Zaman Praaksara) Praaksara adalah istilah baru untuk menggantikan istilah prasejarah. Penggunaan istilah prasejarah untuk menggambarkan perkembangan kehidupan dan budaya manusia saat belum mengenal rulisan adalah kurang tepat. Pra berarti sebelum dan sejarah adalah sejarah sehingga prasejarah berarti sebelum ada sejarah. Sebelum ada sejarah berarti sebelum ada aktivitas kehidupan manusia. Dalam kenyataannya sekalipun belum mengenal tulisan, makhluk yang dinamakan manusia sudah memiliki sejarah dan sudah menghasilkan kebudayaan. Oleh karena itu, para ahli mempopulerkan istilah pra-aksara untuk menggantikan istilah prasejarah. Pra-aksara berasal dari dua kata, yakni pra yang berarti sebelum dan aksara yang berarti tulisan. Dengan demikian zaman pra-aksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Ada istilah yang mirip dengan istilah pra-aksara, yakni istilah nirleka. Nir berarti tanpa dan leka berarti tulisan. Karena belum ada tulisan maka untuk mengetahui sejarah dan hasil -hasil kebudayaan manusia adalah dengan melihat beberapa sisa peninggalan yang dapat kita temukan. Zaman pra-aksara dimulai sudah tentu sejak manusia ada, itulah titik dimulainya masa pra-aksara. Zaman pra-aksara berakhir setelah manusianya mengenal tulisan. Sampai sekarang para ahli belum dapat secara pasti menunjuk waktu kapan mulai ada manusia di muka bumi ini. Untuk mengetahui hal tersebut, harus perlu memahami kronologi perjalanan kehidupan di permukaan bumi yang rentang waktunya sangat panjang. Bumi yang kita huni sekarang diperkirakan mulai terjadi sekitar 2.500 juta tahun yang lalu. Arti penting dari pembelajaran tentang sejarah kehidupan zaman pra-aksara pertama-tama adalah kesadaran akan asal usul manusia. Tumbuhan memiliki akar. Semakin tinggi tumbuhan itu, semakin dalam pula akarnya menghunjam ke bumi hingga tidak mudah tumbang dari terpaan angin badai atau bencana alam lainnya. Demikian pula halnya dengan manusia. Semakin berbudaya seseorang atau kelompok masyarakat, semakin dalam pula kesadaran kolektifnya tentang asal usul dan penghargaan terhadap tradisi. Jik tidak demikian, manusia yang melupakan budaya bangsanya akan mudah terombang-ambing oleh terpaan budaya asing yang lebih kuat, sehingga dengan sendirinya kehilangan identitas diri. Jadi bangsa yang gampang meninggalkan tradisi nenek moyangnya akan mudah didikte oleh budaya dominan dari luar yang bukan miliknya. ADMINISTRASI GURU 2015/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140 Lampiran 2: Instrumen Penilaian Soal Uraian Kerjakan soal beriku ini dengan tepat! a. Apa pengertian diakronis dan sinkronis? b. Berikan contoh penerapan berpikir diakronis dan sinkronis dalam memah ami dan merekonstruksi sejarah yang dipelajari! c. Jelaskan keterkaitan antara berpikir diakronis dan sinkronis! d. Apa pengertian praaksara? e. Apa nilai-nilai yang dapat diperoleh dengan belajar diakronis dan sinkronis serta zaman praaksara? Kunci Jawaban: 1. Diakronis merupakan suatu peristiwa dari satu waktu sampai waktu tertentu secara berurutan berdasarkan waktu terjadinya, dan sinkronis merupakan suatu peristiwa berdasarkan dimensi ruang 2. Contohnya, Jepang yang mengandalkan kekuatan lautnya mengalami kegagalan terutama karena Laksamana Yamamoto sebagai otak perang Pasifik pada akhirnya gugur, di negerinya sendiri Jepang mendapat gempuran hebat yang terus menerus dari Angkatan Udara Amerika. Bom-bom atom beruntun yang dijatuhkan oleh Angkatan Udara Amerika di Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945) memaksa Jepang untuk menyerah pada tanggal 15 Agustus 1945 dan perang Pasifik pun berakhir. 3. Keterkaitan antara berpikir diakronis dan sinkronis terutama ketika sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial, sejarah menjadi ilmu yang juga sinkronis. Artinya selain memanjang dalam waktu, sejarah juga melebar dalam ruang. Dengan demikian, selain sebagai ilmu diakronis, dengan sumbangan ilmu lain telah menjadikan sejarah sebagai ilmu diakronis dan juga ilmu sinkronis, maka lengkaplah sejarah. 4. Pra-aksara berasal dari dua kata, yakni pra yang berarti sebelum dan aksara yang berarti tulisan. Dengan demikian zaman pra-aksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Karena belum ada tulisan maka untuk mengetahui sejarah dan hasil-hasil kebudayaan manusia adalah dengan melihat beberapa sisa peninggalan yang dapat kita temukan. Zaman pra-aksara dimulai sudah tentu sejak manusia ada, itulah titik dimulainya masa pra-aksara. 5. Niai-nilai yang dapat kita peroleh dengan belajar diakronis dan sinkronis serta zaman praaksara yaitu nilai pelestarian akan segala sesuatu peninggalan masa praaksara dengan cara menjaga, mempertahankan, merawat peninggalan-peninggalan kebudayaan masa praaksara yang terdapat di lingkungan terdekat dan juga yang terdapat di tempat lain.
ADMINISTRASI GURU 2015/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141 Lampiran 3: Pedoman Penilaian dan Penskora Pedoman penilaian soal uraian No 1 2 3 4 5
Soal Apa pengertian diakronis dan sinkronis? Berikan contoh penerapan berpikir diakronis dan sinkronis dalam memahami dan merekonstruksi sejarah yang dipelajari! Jelaskan keterkaitan antara berpikir diakronis dan sinkronis! Apa pengertian praaksara? Apa nilai-nilai yang dapat diperoleh dengan belajar diakronis dan sinkronis serta zaman praaksara? Jumlah
Skor 20 20 20 20 20 100
Rubrik kegiatan diskusi N o
Nama peserta didik
1 2 3 4 5 6
Tonny Sri Titin Julia Teddy Putra
Mengkomunika sikan pendapat
Mendengark an
Toleransi
Keaktifan
4 3 3 3 3 2
4 4 3 3 2 2
4 3 3 3 2 2
4 4 4 2 3 2
Menghargai pendapat teman 4 4 3 3 2 2
Jumlah skor
Nilai
20 18 16 14 12 10
100 90 80 70 60 50
Keterangan Skor: Masing-masing kolom diisi dengan kriteria: 4 = Baik Sekali 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Kriteria Nilai A
= 80 – 100
: Baik Sekali
B
= 70 -79
: Baik
C
= 60 – 69
: Cukup
D
= < 60
: Kurang
Rubrik penilaian laporan No 1 2 3 4 5 6
Nama peserta didik Tonny Sri Titin Julia Teddy Putra
Keterangan Skor ADMINISTRASI GURU 2015/2016
Penulisan 4 3 4 3 3 2
Aspek yang dinilai EYD Isi 4 4 4 3 2 3 2 2 2 2 2 2
Makna 4 4 3 3 2 2
Skor
Nilai
16 14 12 10 9 8
100 90 80 70 60 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142 Masing-masing kolom diisi dengan kriteria 4 = Baik Sekali 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Kriteria Nilai A
= 80 – 100
: Baik Sekali
B
= 70 -79
: Baik
C
= 60 – 69
: Cukup
D
= < 60
: Kurang
Lampiran 4 : Penilaian Sikap Sosial Spritual
1
Tonny
3
4
3
4
Jumlah skor 14
2
Sri
4
4
4
4
16
100
3
Titin
3
3
3
3
12
80
4
Julia
2
2
2
2
8
50
5
Teddy
3
2
2
2
9
6
Putra
3
2
2
3
10
No
Nama peserta didik
Sikap spiritual Mensyukuri
Keterangan Skor Masing-masing kolom diisi dengan kriteria 4 = Baik Sekali 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Kriteria Nilai A
= 80 – 100
: Baik Sekali
B
= 70 -79
: Baik
C
= 60 – 69
: Cukup
D
= < 60
: Kurang
ADMINISTRASI GURU 2015/2016
Jujur
Sikap sosial Kerjasama
Harga diri
Nilai 90
60 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2013 TENTANG KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 77A ayat (3), Pasal 77C ayat (3), Pasal 77D ayat (3), Pasal 77E ayat (3), dan Pasal 77K ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Sistem Pendidikan Nasional perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 20102014; 5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011; 6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tatakerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011; dan 7. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 61/P Tahun 2012.
MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN
MENTERI
PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
TENTANG KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN.
Pasal 1
(1) Kerangka dasar kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan merupakan landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis yang berfungsi sebagai acuan pengembangan struktur kurikulum pada tingkat nasional dan pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah serta pedoman pengembangan kurikulum pada Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. (2) Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan merupakan pengorganisasian kompetensi inti, Mata pelajaran, beban belajar, dan kompetensi dasar pada setiap Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. (3) Kerangka dasar dan struktur kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
Pasal 2 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
MOHAMMAD NUH Diundangkan di Jakarta pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR TAHUN TENTANG KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN /MADRASAH ALIYAH KEJURUAN
KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pengertian Kurikulum Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut. 2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut: a. Tantangan Internal Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban. b. Tantangan Eksternal Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia. c. Penyempurnaan Pola Pikir Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut: 1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; 2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya); 3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); 4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains); 5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim); 6) pola pembelajaran alat berbasis alat multimedia;
tunggal
menjadi
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; 8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan 9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar Mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menegah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: 1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif; 2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan 3) penguatan sarana dan prasarana manajemen dan proses pembelajaran. e. Penguatan Materi
untuk
kepentingan
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. B. Karakteristik Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: 1) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; 2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; 3) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; 4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar Mata pelajaran; 6) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
7) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarMata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). C. Tujuan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. II. KERANGKA DASAR KURIKULUM A. Landasan Filosofis Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut: a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini. c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama Mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik. d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik. Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia. B. Landasan Teoritis Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluasluasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum. C. Landasan Yuridis Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah: 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan 4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. III. STRUKTUR KURIKULUM A. Kompetensi Inti Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
Kompetensi Kompetensi Kompetensi Kompetensi
Inti-1 Inti-2 Inti-3 Inti-4
(KI-1) (KI-2) (KI-3) (KI-4)
untuk untuk untuk untuk
kompetensi kompetensi kompetensi kompetensi
inti inti inti inti
sikap spiritual; sikap sosial; pengetahuan; dan keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dapat dilihat pada Tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
Tabel 1. Kompetensi Inti Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KELAS X KELAS XI KELAS XII 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran agama yang agama yang agama yang dianutnya. dianutnya. dianutnya. 2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
3. Memahami, 3. Memahami, menerapkan, dan menerapkan, menganalisis menganalisis, dan pengetahuan faktual, mengevaluasi konseptual, pengetahuan faktual, prosedural, dan konseptual, metakognitif prosedural, dan berdasarkan rasa metakognitif dalam ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, teknologi, seni, budaya, dan budaya, dan humaniora dengan humaniora dalam wawasan wawasan kemanusiaan, kemanusiaan, kebangsaan, kebangsaan, kenegaraan, dan kenegaraan, dan peradaban terkait peradaban terkait penyebab fenomena penyebab fenomena dan kejadian dalam dan kejadian dalam bidang kerja yang bidang kerja yang spesifik untuk spesifik untuk memecahkan memecahkan masalah. masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
KOMPETENSI INTI KELAS X 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
KOMPETENSI INTI KELAS XI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
KOMPETENSI INTI KELAS XII 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
Kompetensi Dasar Sejarah Indonesia Kelas X KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya. 1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman praaksara, Hindu-Buddha dan Islam. 2.2 Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya. 2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah.
3. Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah. 3.2 Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara. 3.3 Menganalisis asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid). 3.4 Menganalisis berdasarkan tipologi hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat. 3.5 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. 3.6 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan kebudayaan pada masa kerajaankerajaan Hindu-Buddha di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. 3.7 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. 3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR kebudayaan pada masa kerajaankerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
4.1 Menyajikan informasi mengenai keterkaitan antara konsep berpikir kronologis (diakronik ) , sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarah . 4.2 Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara dalam bentuk tulisan. 4.3 Menyajikan kesimpulan-kesimpulan dari informasi mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid) dalam bentuk tulisan. 4.4 Menalar informasi mengenai hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat dan menyajikannya dalam bentuk tertulis. 4.5 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Hindu-Buddha dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan. 4.6 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu-Buddha dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini. 4.7 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Islam dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan.
4.8 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
KELAS : XI KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.1 Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa dan negara Indonesia.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
2.1 Mengembangkan nilai dan perilaku mempertahankan harga diri bangsa dengan bercermin pada kegigihan para pejuang dalam melawan penjajah. 2.2 Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang dalam mewujudkan cita-cita mendirikan negara dan bangsa Indonesia dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2.3 Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang untuk meraih kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2.4 Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2.5 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Menganalisis perubahan, dan keberlanjutan dalam peristiwa sejarah pada masa penjajahan asing hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia. 3.2 Menganalisis proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Barat (Portugis, Belanda, Inggris) di Indonesia.
3.3 Menganalisis strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20. 3.4 Menganalisis persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda dan sesudahnya sampai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR Proklamasi Kemerdekaan. 3.5 Menganalisis peran tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam perjuangan menegakkan negara Republik Indonesia. 3.6 Menganalisis dampak politik, budaya, sosial-ekonomi dan pendidikan pada masa penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini. 3.7 Menganalisis peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik dan pendidikan bangsa Indonesia. 3.8 Menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini. 3.9 Menganalisis peran Bung Karno dan Bung Hatta sebagai proklamator serta tokoh-tokoh proklamasi lainnya. 3.10 Menganalisis perubahan dan perkembangan politik masa awal kemerdekaan. 3.11 Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Mengolah informasi tentang peristiwa menyaji dalam ranah sejarah pada masa penjajahan bangsa konkret dan ranah abstrak Barat berdasarkan konsep perubahan terkait dengan dan keberlanjutan, dan menyajikannya pengembangan dari yang dalam bentuk cerita sejarah. dipelajarinya di sekolah 4.2 Mengolah informasi tentang proses secara mandiri, bertindak masuk dan perkembangan penjajahan secara efektif dan kreatif, bangsa Barat di Indonesia dan serta mampu menggunakan menyajikannya dalam bentuk cerita metoda sesuai kaidah sejarah. keilmuan 4.3 Mengolah informasi tentang strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20 dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah. 4.4 Mengolah informasi tentang persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, pada masa Sumpah Pemuda, masa sesudahnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah. 4.5 Menulis sejarah tentang satu tokoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR nasional dan tokoh dari daerahnya yang berjuang melawan penjajahan kolonial Barat. 4.6 Menalar dampak politik, budaya, sosialekonomi dan pendidikan pada masa penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah. 4.7 Menalar peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan bangsa Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah. 4.8 Menalar peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah. 4.9 Menulis sejarah tentang perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta.serta tokohtokoh proklamasi lainnya. 4.10 Menalar perubahan dan perkembangan politik masa awal proklamasi dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah. 4.11 Mengolah informasi tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman, Sekutu, Belanda dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
KELAS: XII
KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KOMPETENSI DASAR 1.1 Mengamalkan hikmah kemerdekaan sebagai tanda syukur kepada Tuhan YME, dalam kegiatan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
2.1 Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2.2 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah. 2.3 Menunjukkan sikap peduli dan proaktif yang dipelajari dari peristiwa dan para pelaku sejarah dalam menyelesaikan permasalahan bangsa dan negara Indonesia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Mengevaluasi upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberontakan (antara lain: PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI, Permesta, G-30S/PKI). 3.2 Mengevaluasi peran tokoh Nasional dan Daerah yang berjuang mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia pada masa 1948 – 1965. 3.3 Mengevaluasi perkembangan kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Liberal. 3.4 Mengevaluasi perkembangan kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin. 3.5 Mengevaluasi kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa Orde Baru. 3.6 Mengevaluasi kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa awal Reformasi. 3.7 Mengevaluasi peran pelajar, mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam perubahan politik dan ketatanegaraan Indonesia.
3.8 Mengevaluasi kontribusi bangsa Indonesia dalam perdamaian dunia diantaranya : ASEAN, Non Blok, dan Misi Garuda. 3.9 Mengevaluasi perubahan demokrasi Indonesia dari tahun 1950 sampai dengan era Reformasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
KOMPETENSI INTI 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
KOMPETENSI DASAR 4.1 Merekonstruksi upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberontakan (antara lain: PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI, Permesta, G-30S/PKI) dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah. 4.2 Menulis sejarah tentang tokoh nasional dan daerah yang berjuang mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia pada masa 1948-1965. 4.3 Merekonstruksi perkembangan kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Liberal dan menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis. 4.4 Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin dan menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis. 4.5 Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa Orde Baru dan menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis. 4.6 Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa awal Reformasi dan menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis. 4.7 Menulis sejarah tentang peran pelajar, mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam perubahan politik dan ketatanegaraan Indonesia. 4.8 Menyajikan hasil telaah tentang kontribusi bangsa Indonesia dalam perdamaian dunia diantaranya : ASEAN, Non Blok, dan Misi Garuda serta menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis. 4.9 Membuat studi komparasi tentang ide dan gagasan perubahan demokrasi Indonesia 1950 sampai dengan era Reformasi dalam bentuk laporan tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI