MAKALAH ILMIAH
TANTANGAN PEMBELAJARAN GURU DALAM KURIKULUM 2013
Oleh : Desri Nora. AN, S.Pd., M.Pd NIP. 198112152010122001
JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014
0
i
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
: Tantangan Pembelajaran Guru dalam Kurikulum 2013
Biodata Pemakalah
:
Nama
: DESRI NORA. AN, S.Pd., M.Pd
NIP
: 19811215 201012 2 001
NIDN
: 0015128103
Jabatan Fungsional
: Asisten Ahli Madya
Jabatan Struktural
: -
Pekerjaan
: Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi FIS UNP
Alamat Kantor
: FIS UNP Padang, Jl.Prof. Hamka Air Tawar Padang
Tempat/Tgl. Lahir
: Solok / 15 Desember 1981
Alamat Rumah
: Perumahan Wahana IV Blok A 2 Kel. Gunung Sarik Kec. Kuranji Padang
No. Telp/Handphone
: 0813 74 736612
Alamat Email
:
[email protected]
Assessor
Prof. Dr. Syafri Anwar, M.Pd NIP. 196210011989031002
Padang, 20 Oktober 2014 Penulis
Desri Nora. AN, S.Pd., M.Pd
NIP. 198112152010122001
i ii
RINGKASAN MAKALAH
Makalah ini membahas tentang berbagai tatangan yang akan dimunculkan dalam pembelajaran yang diterapkan melalui kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013, setidaknya terdapat 4 subtansi perubahan yang sangat mempengaruhi pembelajaran yaitu: 1) Standar Kompetensi Lulusan; 2) Standar Isi; 3) Standar Proses, dan; 4) Standar Penilaian. Dengan adanya 4 subtansi perubahan tersebut, akan menimbulkan tantanga pembelajaran guru seperti: a) Tantangan kejenuhan peserta didik dalam belajar; b) Tantangan ketidakmenarikkan materi ajar; c) Tantangan kesalahpahaman kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik, dan; d) Tantangan penguasaan TIK dalam menyajikan pembelajaran. Agar tantangan pembelajaran tidak terjadi yang mengakibatkan kegagalan pembelajaran, maka guru hendaknya terlebih dahulu memahami konsep pembelajaran dalam kurikulum 2013, sebagaimana diuraikan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013 – Pedoman Umum Pembelajaran yang mengemukakan bahwa konsep pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Selain itu, penting pula untuk mengembangkan prinsip-prinsip pembelajaran dalam kurikulum 2013 yaitu: 1) Berpusat pada peserta didik; 2) Mengembangkan kreativitas peserta didik; 3) Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, dan; 4) Bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika. Selain itu, penting pula guru menekankan aspek motivasi pembelajaran dengan memberikan dorongan kepada peserta didik untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan waktu ia hidup.
ii iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur disampaikan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam tak lupa pula kita ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW, guru bagi seluruh guru, yang telah mendidik kita tentang hakikat iman yang sebenarnya. Dalam penulisan makalah ini, penulis sangat perlu mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan motivasi. Khususnya, kepada para pembaca yang telah menyediakan waktunya untuk membaca dan memanfaatkan makalah ini sebagai salah satu sumber pengetahuan yang menyajikan informasi sehingga dapat dijadikan bahan pembanding terhadap sumber-sumber lainnya. Akhirnya semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan dan pahala atas bantuan dorongan dan semangat yang diberikan serta mendapat ridho-Nya. Amin
iii iv
PRAKATA
Alhamdulillah, penulis ucapkan atas segala kesempatan dan kekuatan yang telah Allah SWT berikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ilmiah ini denga judul “Tantangan Pembelajaran Guru dalam Kurikulum 2013”. Tulisan ini bertujuan untuk mengemukakan beberapa analisis terhadap tantangan pembelajaran yang akan dihadapi guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Selanjutnya, penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya guru dan pemerhati pendidikan. Dalam hal penulisan makalah ilmiah ini, penulis sangat mengharapkan segala ide yang membangun untuk memberikan masukkan sebagai upaya kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, sungguh segala daya dan upaya yang bekerja di atas kelemahan penulis akan sepenuhnya dikerahkan untuk penyempurnaan tulisan ini namun hanya ridho Allah jualah yang menjadi penentu kesempurnaan tersebut. Terimakasih. Wassalam.
Padang, 20 Oktober 2014 Penulis
iv v
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................
Ii
RINGKASAN MAKALAH..........................................................................................
Iii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
Iiii
PRAKATA.................................................................................................................
Iiv
DAFTAR ISI.................................................................................................................
Iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
1
I.
Latar Belakang...................................................................................................
1
2.
Permasalahan (Fokus Pembahasan)...................................................................
3
3.
Tujuan.................................................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................
4
1.
Pengaruh Subtansi Perubahan dalam Kurikulum 2013 terhadap Proses Pembelajaran.......................................................................................................
4
2.
Tantangan Pembelajaran Guru dalam Kurikulum 2013.....................................
7
3.
Memahami Konsep Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 sebagai Solusi dalam Menghadapi Tantangan Pembelajaran.....................................................
9
BAB III KESIMPULAN................................................................................................
12
Daftar Isi........................................................................................................................
13
v vi
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang disiapkan oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Pada dasarnya, sebuah kurikulum memiliki peran yang esensial dalam sistem pendidikan. Sebuah kurikulum dibentuk untuk mampu menciptakan suatu proses pendidikan yang lebih baik daripada sebelumnya, melalui perancangan
berbagai
konsep
bahan
ajar
sampai
pada
penentuan
cara
dalam
mengembangkannya diharapkan mampu menjadi pedoman dalam perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru. Kurikulum 2013 yang telah dilaksanakan sejak pada bulan Juli 2013 atau diawal Tahun Ajaran 2013/2014 telah melalui proses pengkajian yang panjang dengan mengikuti 4 tahapan pelaksanaan, yaitu: a. Tahap penyusunan kurikulum 2013. Tahapan pertama ini dilakukan pada lingkungan internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dengan melibatkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi. b. Tahap Pemaparan Desain Kurikulum 2013. Pemaparan dilakukan dihadapan Wakil Presiden selaku Ketua Komite Pendidikan yang dilaksanakan pada 13 November 2012 serta di depan Komisi X DPR Republik Indonesia pada tanggal 22 November 2012 c. Tahap Pelaksanaan Uji Publik. Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen masyarakat melalui saluran jaringan on-line pada laman (webpage) http://kurikulum 2013.kemdikbud.go.id dan melalui media massa cetak d. Tahap Penyempurnaan yang dilanjutkan dengan penetapan Kurikulum 2013. (dalam http://panduanmu.blogspot.com/2012/12/pengembangan-kurikulum-2013.html) Dalam proses penyusunan, tahap pertama telah melibatkan para tokoh dari berbagai ahli seperti Goenawam Muhammad (budayawan), Yohanes Surya (fisikawan), Ratna Megawangi (pemerhati pendidikan), Taufik Abdullah (sejarawan) dan Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan. Bahkan untuk melihat kedalaman kelemahan kurikulum 2013, pihak Kemendikbud melakukan uji publik yang berlangsung dari akhir November sampai dengan akhir Desember 2012. Selanjutnya, kehadiran kurikulum 2013 juga telah memicu berbagai pandangan negatif dan permasalahan kependidikan sehingga melahirkan kritikkan, keraguan dan penolakkan seperti adanya penolakan dari organisasi massa Aliansi Revolusi 1
Pendidikan (HALUAN, 3 April 2013) yang menilai bahwa implementasi kurikulum 2013 terkesan diputuskan secara mendadak. Selain itu, permasalahan penetapan anggaran kurikulum 2013 yang sempat menjadi kajian panjang oleh Panitia Kerja (Panja) DPR RI. Pada dasarnya, hal utama terjadinya perubahan kurikulum 2013 adalah berkenaan dengan rendahnya kualitas produk pendidikan. Sebagaimana diungkapkan oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim (KOMPAS, 4 Desember 2012, hal. 1) menurutnya bahwa “Perubahan kurikulum merupakan keharusan. Kualitas pendidikan Indonesia sudah sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan negara lain. Perubahan kurikulum ini untuk mengatasi ketertinggalan Indonesia. Jika penerapan kurikulum ditunda, akan lebih lama kita mengejar ketertinggalan dari negara lain”. Kenyataan ini bukanlah tanpa data, berdasarkan sejumlah data yang dirangkum oleh Kemendikbud dan diperkuat oleh laporan McKinsey Global Institute “Indonesia today” yang mengemukakan tentang kompetensi pelajar Indonesia yang masih dibawah pelajar lain di Asia seperti Jepang, Thailand, Singapura dan Malaysia. Pelajar Indonesia hanya memiliki 5% tingkat berpikir analisis, sementara sebagian besarnya ada pada tingkat mengetahui. Untuk itu, Mendikbud Mohammad Nuh (KOMPAS, 3 Desember 2013) sangat berharap dengan kurikulum baru dapat menghasilkan lulusan dengan kompetensi tinggi dalam berpikir analisis. Sebuah pemahaman, dimana refleksi terhadap kelemahan kemampuan pelajar Indonesia menjadi sebuah objek kajian yang mesti dicermati secara mendalam. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang memungkinkan menjadi penyebab terjadinya kelemahan kemampuan pelajar tersebut. Dalam analisis awal, faktor metode yang digunakan guru dalam pembelajaran bisa saja menjadi salah satu aktor utama penyebab terjadinya kelemahan kemampuan pelajar. Persepektif tersebut bukanlah tidak beralasan, bila dicermati secara seksama kecenderungan pembelajaran yang menyajikan situasi menghafal atau mendengar penjelasan (ceramah) dan pada akhirnya belajar untuk lulus ujian (UN) menjadi situasi yang senantiasa terjadi, bahkan terkesan menjadi pembiaran meskipun proses Supervisi telah dilakukan oleh setiap komponen pendidik. Artinya, kelemahan kemampuan pelajar secara fundamental ada pada lemahnya pemberdayaan guru dalam membentuk pembelajaran yang menekankan pada aspek pengembangan kemampuan observasi, analisa, penalaran dan refleksi. Melihat dari pentingnya aspek pembelajaran sebagai dasar yang memperkuat eksistensi kurikulum 2013, tentulah menjadi fenomena yang menarik bagi guru untuk memaksimalkan
kemampuan
pembelajarannya
agar
terwujud
peningkatan
kualitas
kemampuan peserta didiknya. Untuk itu melalui tulisan ini, penulis akan melihat lebih dalam 2
tentang tantangan yang akan dihadapi guru dalam pembelajarannya sebagai upaya untuk mendukung tercapainya harapan dari pengimplementasian kurikulum 2013.
2. Permasalahan (Fokus Pembahasan) Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi fokus permasalahan dalam tulisan ini adalah bagaimana gambaran kemampuan pembelajaran yang harus disiapkan guru untuk meningkatkan kemampuan peserta didiknya dalam kurikulum 2013 ?. Adapun uraian permasalahan yang akan dibahas dalam pembahasan adalah: a. Bagaimana substansi perubahan dalam kurikulum 2013 yang berpengaruh terhadap perubahan pembelajaran ? b. Apa tantangan pembelajaran guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 ? c. Apa solusi menghadapi tantangan pembelajaran dalam kurikulum 2013 ? 3. Tujuan Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui tentang tantangan pembelajaran yang akan dihadapi guru dalam kurikulum 2013 sebagai upaya mendukung terwujudnya peningkatan kualitas pendidikan nasional melalui peningkatan kemampuan peserta didik. Permasalahan yang ada akan dianalisa dengan berbagai subtansi perubahan dalam kurikulum 2013 yang dikorelasikan dengan implikasi yang akan dihadapi guru dalam pembelajarannya serta dengan konsep-konsep ilmu pendidikan yang relevan. Hal ini mengingat masih terbatasnya referensi yang berbicara tentang kurikulum 2013.
3
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengaruh
Substansi
Perubahan
dalam
Kurikulum
2013
terhadap
Proses
Pembelajaran Sejak reformasi lahir, bangsa Indonesia telah ketiga kalinya melakukan proses penela’ahan dan pengembangan kurikulum dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam skala nasional. Dimulai dari merintis Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004, kemudian dilanjutkan dengan penyempurnaannya menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, dan sekarang lahir pula Kurikulum 2013. Publik tentu menanti perubahan penerapan yang bagaimana dan penawaran apa yang dapat dihasilkan dari kurikulum 2013 sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional. Secara umum, kurikulum memegang peranan penting dalam pendidikan sebagai pedoman untuk menentukan arah, isi dan proses pendidikan. Namun, eksistensi kurikulum tersebut akan memilik arti yang esensi jika guru dapat mengimplementasikannya dengan mudah dan tepat dalam proses pembelajaran. Artinya, sebagai suatu rencana atau program, kurikulum tidak akan bermakna tanpa adanya pembelajaran. Begitupun sebaliknya, tanpa kurikulum yang jelas dan dipahami, maka pembelajaran tidak akan efektif. Sehingga dapat dikatakan, secara mendasar apa pun kurikulumnya sangat tergantung pada proses pengimplementasiannya yang direalisasikan dalam pembelajaran. Kondisi yang sama tentunya terjadi pula pada kurikulum 2013, diperlukan sebuah upaya untuk memahami secara mendalam tentang pengimplementasiannya yang efektif dalam sebuah pembelajaran. Untuk itu, sebagai upaya awal perlunya mengetahui substansi perubahan yang terjadi dalam kurikulum 2013. Menurut Anita Lie (KOMPAS, 5 Desember 2012) bahwa “Secara mendasar, ada empat elemen perubahan dalam kurikulum 2013, yakni Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi (kompetensi inti dan kompetensi dasar), Standar Proses dan Standar Penilaian”. Berdasarkan pendapat tersebut, bila dicermati secara seksama maka keempat elemen perubahan kurikulum 2013 lebih menitiberatkan pada pemaksimalan aspek pembelajaran. Pemahaman ini diperkuat oleh jawaban Mendikbud, Mohammad Nuh (dalam
http://kemdiknas.go.id/kemdikbud/artikel-mendikbud-kurikulum2013
)
tentang
jawabannya terkait kebimbangan guru dalam menyambut kurikulum 2013, beliau menjelaskan bahwa: “Pada dasarnya kurikulum merupakan perencanaan pembelajaran yang dirancang berdasarkan tujuan antara di atas. Proses perancangannya diawali dengan 4
menentukan kompetensi lulusan (Standar Kompetensi Lulusan). Hasilnya, kurikulum jenjang satuan pendidikan”. Hal ini mengingat kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan pada kompetensi yang sangat diperlukan oleh peserta didik, sehingga pembelajaran menjadi unsur utama dalam keberhasilan kurikulum 2013. Untuk memahami lebih dalam empat substansi perubahan kurikulum 2013 dapat diuraikan sebagai berikut: a. Standar Kompetensi Lulusan Penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan dalam kurikulum 2013 memperhatikan aspek pengembangan nilai, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Pada setiap jenjang pendidikan, aspek pengembangan nilai tersebut dirumuskan menjadi empat kompetensi inti yaitu penghayatan dan pengamalan agama, sikap, keterampilan dan pengetahuan, yang selanjutnya menjadi landasan dalam pengembangan Kompetensi Dasar (KD) pada setiap kelas. b. Standar Isi Perubahan Standar Isi terdapat adanya perubahan dari kurikulum sebelumnya yang mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran kepada kompetensi apa yang harus disampaikan, berbalik menjadi kompetensi yang akan dikembangkan membentuk mata pelajaran-mata pelajaran yang diajarkan dan dikembangkan dengan penerapan pendekatan pembelajaran tematik-integratif. c. Standar Proses Perubahan pada Standar Proses akan berpengaruh pada strategi pembelajaran. Guru wajib merancang dan mengelola proses pembelajaran aktif yang menyenangkan dengan memberikan ruang yang luas kepada peserta didik untuk mengamati, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. Selain itu, dalam pendekatan pembelajaran tematik-integratif menuntut adanya pengintegrasian kompetensi dasar antara sebuah mata pelajaran terhadap mata pelajaran lainnya. Seperti yang terjadi pada jenjang Sekolah Dasar (SD) yang biasanya mata pelajaran IPA dan IPS merangkul kompetensi dalam mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia menjadi pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS ke dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Bahasa Indonesia dan Matematika. d. Standar Penilaian Perubahan Standar Penilaian terjadi pada pergeseran penilaian yang mengukur hasil pencapaian kompetensi kepada penilaian otentik yang mengukur keberhasilan pencapaian 5
kompetensi sikap, keterampilan serta pengetahuan berdasarkan hasil dan proses belajar. (dirangkum dari Anita Lie, KOMPAS 5 Desember 2012) Dalam penerapan empat substansi perubahan tersebut, selain telah berimplikasi pada penekanan aspek pembelajaran juga turut memberikan konsekwensi perubahan pada struktur penerapan kurikulum 2013, seperti pada jenjang Sekolah Dasar (SD) terjadi pengurangan mata pelajaran untuk jenjang SD yang dulunya 10 mata pelajaran (Agama, PPKn, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Seni dan Budaya, Olahraga, Muatan Lokal dan Pengembangan Diri) menjadi 6 mata pelajaran yaitu: Agama, PPKn, Matematika, Bahasa Indonesia, Seni dan Budaya, dan Olahraga. Selain itu, adanya penambahan jam pelajaran pada masing-masing kelas yakni: kelas 1 dulunya 26 jam menjadi 30 jam/minggu, kelas 2 dulunya 27 jam menjadi 32 jam/minggu, kelas 3 dulunya 28 jam menjadi 34 jam/minggu dan kelas 4 sampai dengan kelas 6 yang dulunya 32 jam menjadi 36 jam/minggu. Sedangkan untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) penambahan jam pelajaran yang dulunya 32 jam menjadi 38 jam/minggu. Selain itu, adanya penekanan terhadap mata pelajaran tertentu, seperti mata pelajaran Agama dan PPKn, dimana mata pelajaran Agama telah mendapat penambahan jam pelajaran menjadi 4 jam/minggu untuk SD dan 3 jam/minggu untuk SMP. Hal ini sebagai rangkaian upaya dalam memberikan penguatan terhadap terbentuknya pendidikan berkarakter (dirangkum dari Bahan Uji Publik Kurikulum 2013 Kemendikbud, pada slide 41, 42 dan 47 ). Secara fundamental, pengembangan kurikulum 2013 merupakan optimalisasi perwujudan pendidikan nasional yang berfungsi sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa yang berkarakter melalui pembentukan manusia yang berkualitas. Mengingat fungsi tersebut adalah amanat dari Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tentang pembentukan Pemerintah Negara Indonesia yang mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan upaya tersebut, pemerintah memberlakukan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan mengoptimalkan suatu Penyelenggaraan Pendidikan yang dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman. Untuk itu, dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi pribadi peserta didik (dirangkum dari Dokumen Kurikulum 2013 Kemendikbud, Desember 2012, hal 1 – 2).
6
2. Tantangan Pembelajaran Guru dalam Kurikulum 2013 Sebagai tenaga profesional, guru merupakan pintu gerbang inovasi menuju pembangunan bangsa yang terintegrasi. Mengingat, pembangunan akan terlaksana jika dimulai dari membangun sumber daya manusianya terlebih dahulu. Tanpa manusia yang berkualitas, upaya untuk mewujudkan pembangunan yang terintegritas tidak akan dapat terlaksana dengan baik. Untuk itu, setiap guru harus memahami konsep dasar pendidikan yang akan dijalankan dengan baik. Konsep dasar pendidikan yang dikembangkan dalam kurikulum, seperti kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan upaya nyata untuk menampilkan loyalitas profesional guru
dalam
memaksimalkan
kinerjanya,
melalui
penyajian
pembelajaran
yang
mengutamakan keberhasilan peserta didiknya. Bagi guru, keberhasilan peserta didiknya dalam belajar merupakan sebuah prestasi pribadi yang senantiasa menjadi kebanggaan sepanjang hidupnya. Sehingga, kemunculan kurukulum 2013 akan menjadi pelecut motivasi guru untuk menjadikannya sebagai suatu fenomena tanggung jawab dengan segala nuansa tantangan yang harus dihadapinya untuk lebih banyak belajar. Tantangan itu muncul sebagai konsekwensi terhadap segala perubahan yang terjadi, terutama tantangan pembelajaran yang dipengaruhi oleh adanya perubahan pada 4 substansi kurikulum 2013. Berdasarkan empat substansi perubahan tersebut, setidak ada 4 tantangan pembelajaran yang akan dihadapi guru yaitu: a. Tantangan kejenuhan peserta didik dalam belajar. Tantangan ini muncul disebabkan adanya penambahan jam belajar, khususnya untuk peserta didik yang ada di jenjang SD. Mengingat peserta didik yang biasanya belajar 5 sampai 6 jam/hari dalam satu minggu akan menjadi 7 sampai 8 jam/hari dalam satu minggu. Kondisi tersebut, akan mempermudah lahirnya rasa jenuh, bosan, letih dan kepasifan bahkan besar kemungkinan akan memunculkan pribadi memberontak dalam diri peserta didik. Penambahan jam pelajaran tidak hanya terjadi pada setiap jenjang satuan pendidikan, juga terjadi pada mata pelajaran-mata pelajaran tertentu seperti mata pelajaran Agama dan PPKn, tentunya kondisi emosional peserta didik yang sama bisa saja terjadi. b. Tantangan ketidakmenarikkan materi ajar. Penekanan terhadap mata pelajaran Agama dan PPKn dengan menambahkan jam pelajaran menjadi 3 dan 4 jam/minggu akan memberikan peluang kurang menariknya materi yang diajarkan disebabkan adanya pengulangan situasi materi ajar yang sama dari guru. c. Tantangan kesalahpahaman kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik. Penerapan pendekatan pembelajaran secara tematik-integratif dengan mengintegrasikan beberapa 7
mata pelajaran ke mata pelajaran lainnya akan mengakibatkan kesalahpahaman peserta didik terhadap kompetensi yang akan dicapai. Misalnya, pengintegrasian IPA dan IPS ke dalam Bahasa Indonesia, kompetensi Bahasa Indonesia mengharapkan peserta didik agar dapat “Melantunkan dan menyajikan teks pantun dan syair tentang bencana alam serta kehidupan berbangsa dan bernegara secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku” (dalam Kompetensi Dasar SD/MI Kurikulum 2013 Kemendikbud 2013 Kelas V Kompetensi Inti ke-4, KD 4.4, hal 76) kesalahpahaman terjadi ketika peserta didik lebih mengunggulkan keberhasilan dalam melantunkan dan menyajikan teks pantun dan syair ketimbang memahami pengetahuan ke-IPA-an dan ke-IPS-an tentang bencana alam dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Atau sebaliknya peserta didik lebih cenderung untuk memahami pengetahuan tentang bencana alam serta kehidupan berbangsa dan bernegara ketimbang harus memahami pengetahuan melantunkan dan menyajikan teks pantun dan syair. Selain itu, penerapan pendekatan pembelajaran tematik-integratif juga berimplikasi kebingungan pemahaman dari peserta didik, karena adanya penekanan kepada guru untuk memahami pengetahuan dari mata pelajaran lainnya. Jika terdapat perbedaan penjelasan dari guru yang satu dengan yang lainnya akan berakibat fatal dan keserbasalahan peserta didik untuk memilih penjelasan guru yang mana, yang harus diikuti. d. Tantangan penguasaan TIK dalam menyajikan pembelajaran. Di dalam Bahan Uji Publik Kurikulum 2013 Kemendikbud Slide ke-24 dikemukakan tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK bagi guru SMP. Kondisi tersebut, menekankan kepada guru untuk mengenal lebih dalam tentang media pembelajaran berbasis TIK. Bagi guru yang memiliki tingkat penguasaan TIK yang dalam dan luas akan menampilkan sebuah pembelajaran yang asyik dan menyenangkan. Pada dasarnya, konsep pembelajaran berbasis TIK tidak saja harus memiliki pengetahuan yang luas tentang TIK tetapi juga dibutuhkan kemampuan dalam merancang media pembelajaran yang dapat menarik minat dan perhatian peserta didik serta kemampuan lebih dari guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang aktif, kreatif dan komunikatif dengan peserta didik karena kelemahan
dalam
mengembangkan
strategi
pembelajaran
berbasis
TIK
akan
mengakibatkan kekakuan dalam pembelajaran yang hanya terfokus pada penampilan media pembelajaran, dimana guru dan peserta didik hanya tertuju pada tampilan media yang digunakan. Keempat tantangan pembelajaran guru di atas merupakan sebagian kecil pemikiran yang menjadi rangkuman sementara, karena tantangan sebenarnya ada pada guru sendiri yang 8
akan mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam pembelajarannya. Namun, setidaknya dari keempat tantangan tersebut, guru telah mendapat gambaran dalam mengoptimalisasikan kemampuannya untuk menyajikan sebuah pembelajaran yang efektif, efesien, kreatif, inovatif dan kritis sesuai yang diharapkan oleh kurikulum 2013.
3. Memahami
Konsep
Pembelajaran
dalam
Kurikulum
2013
sebagai
Solusi
Menghadapi Tantangan Pembelajaran Sebagai solusi untuk mengatasi tantangan pembelajaran yang akan dihadapi guru dalam pembelajarannya, hal pertama yang mesti dilakukan oleh para guru adalah memahami konsep pembelajaran dalam kurikulum 2013. Pemerintah, melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan peraturan tentang Implementasi Kurikulum 2013 – Pedoman Umum Pembelajaran Nomor 81A Tahun 2013. Dalam kebijakkan tersebut, dikemukakan bahwa konsep pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Untuk itu, kegiatan pembelajaran perlu diselenggarakan dengan mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran sebagai berikut: a.
Berpusat pada peserta didik
b.
Mengembangkan kreativitas peserta didik
c.
Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang
d.
Bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika.
e.
Menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Seiring dengan prinsip-prinsip pembelajaran, perlu dipahami dalam penerapan
kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran juga menekankan aspek motivasi dengan memberikan
dorongan
kepada
peserta
didik
untuk
menemukan
sendiri
dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan waktu ia hidup. Hal ini disebabkan adanya pandangan dasar tentang pengetahuan yang tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Secara fundamental, peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu 9
pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuannya, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ideidenya. Adapun, guru hendaknya dapat memberikan kemudahan dalam membentuk suasana belajar yang kondusif bagi peserta didik untuk menemukan, menerapkan ide-ide mereka sendiri, menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Untuk itu, guru hendaknya perlu memahami bahwa mengembangkan kemampuan belajar peserta didik ibarat meniti anak tangga yang membawa peserta didik kepemahaman yang lebih tinggi, yang semula dilakukan dengan bantuan guru tetapi semakin lama semakin mandiri. Sedangkan bagi peserta didik sendiri, pembelajaran harus bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif mencari tahu”. Dalam pembelajaran ada lima pokok pengalaman belajar yang mesti diterapkan oleh peserta didik yaitu: a)
Mengamati. Bentuk kegiatan: membaca, mendengar, melihat dan menyimak
b) Menanya. Bentuk kegiatan: Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati c)
Mengumpulkan informasi. Bentuk kegiatan: melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian, aktivitas dan wawancara dengan nara sumber
d) Mengasosiasikan/mengolah informasi. Bentuk kegiatan: (1) mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Dan (2) Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan e)
Mengkomunikasikan. Bentuk kegiatan: Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya Dalam kurikulum 2013, pembelajaran dikembangkan ke dalam dua modus proses
pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik 10
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dimana kelima pengalaman pokok belajar menjadi bagian yang terintegral dalam tahapan pembelajaran Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap. Dapat dipahami, berbagai tantangan yang akan dihadapi oleh guru dalam pembelajaran melalui pengimplementasian kurikulum 2013 dapat diatasi melalui pemahaman dan penerapan kebijakkan pembelajaran secara optimal. Namun, terlepas dari fenomena pembelajaran yang akan dimunculkan dan hasil yang akan diraih, sebuah harapan melalui penerapan kurikulum 2013 telah menjadi impian masyarakat, bangsa dan negara.
11
BAB III KESIMPULAN
Kurikulum 2013 merupakan refleksi terhadap lemahnya hasil pendidikan sehingga diperlukan suatu perubahan dalam proses pendidikan melalui pembelajaran. Dalam kurikulum 2013 dijelaskan bahwa konsep pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Namun, secara subtansial perubahan pembelajaran akan melahirkan tantangan tersendiri bagi guru diantaranya, yaitu: a. Tantangan kejenuhan peserta didik dalam belajar. b. Tantangan ketidakmenarikkan materi ajar. c. Tantangan kesalahpahaman kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik. d. Tantangan penguasaan TIK dalam menyajikan pembelajaran. Sebagai solusi untuk mengatasi tantangan pembelajaran yang akan dihadapi guru dalam pembelajarannya maka hendaknya kegiatan pembelajaran perlu diselenggarakan dengan mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran sebagai berikut: a.
Berpusat pada peserta didik
b.
Mengembangkan kreativitas peserta didik
c.
Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang
d.
Bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika.
e.
Menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna Selain itu, penting pula guru menekankan aspek motivasi pembelajaran dengan
memberikan
dorongan
kepada
peserta
didik
untuk
menemukan
sendiri
dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan waktu ia hidup. Dengan mengikuti prinsipprinsip pembelajaran diharapkan agar sasaran perubahan sebagai upaya dalam meningkatkan hasil pendidikan melalui kurikulum 2013 dapat tercapai.
12
DAFTAR PUSTAKA
Bahan Sosialisasi Kurikulum 2013 Wamendikbud, Sulawesi Selatan Tanggal 8 – 9 Februari 2013 Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. Kemendikbud. http: www.kemendikbud.co.id Dokumen Kurikulum 2013. Kemendikbud. http: www.kemendikbud.co.id Haluan, 12 April 2013 Kompas, 3 Desember 2012 Kompas, 4 Desember 2012 Kompas. 5 Desember 2012 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013 – Pedoman Umum Pembelajaran
13