PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS IB SD NEGERI PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Elly Oktafianti NIM 10108241060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MEI 2015
Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis .... (Elly Oktafianti) 1
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS IB SD NEGERI PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA Implementation of scientific approach based learning in 1st B grader of Pujokusuman 1 Yogyakarta Oleh: Elly Oktafianti, PPSD/PGSD
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran berbasis pendekatan saintifik di kelas IB SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa di kelas IB. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis Miles and Huberman dengan aktifitas yang meliputi reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pengujian keabsahan data dilakukan melalui uji kredibilitas dengan triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru tidak menyusun RPP kelas I semester 1 seluruhnya tetapi bersama-sama dalam kegiatan KKG se-Kecamatan Mergangsan. Komponen RPP yang disusun guru sudah lengkap. Guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis pendekatan saintifik sudah menerapkan kelima keterampilan ilmiah sesuai panduan Kemendikbud. Proses pembelajaran dimulai dari kegiatan pendahuluan dilanjutkan kegiatan inti yaitu mempraktekkan keterampilan ilmiah yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengolah informasi, dan mengkomunikasikan, serta diakhiri dengan kegiatan penutup. Siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan bimbingan guru. Guru menggunakan penilaian
otentik untuk menilai kompetensi siswa walaupun belum melaksanakan penilaian pada setiap kompetensi di setiap kali pembelajaran. Penilaian yang sudah dilaksanakan guru meliputi penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan Kata kunci: pembelajaran berbasis pendekatan saintifik Abstract This research was aimed to describe the implementation of scientific learning in 1 st B grader of Pujokusuman 1 Yogyakarta. This research used qualitative approach. The subject of the research was a class teacher and students of 1st B grader. The data were collected using observation, interviews, and documentation. The data were analyzed using Miles and Huberman analysis technique, which including data reduction, data display, conclusion, and verification. The data validated using credibility test with technique and source triangulation. The result of the research showed that teacher did not arrange the lesson plan for the 1st semester entirely but arranged it together in a teacher group work of Mergangsan sub district. The components of lesson plans that arranged by the teacher was complete already. The teacher had applied the five scientific skill based on Culture and Education Ministry guideline. The learning process started from the preliminary activities, then continued by main activities which consist of observing, questioning, experimenting, associating, and communicating, and ended with a closing activity. Students could carry out the learning activities with teacher guidance. Teacher used an authentic assessment to assess student competency although not carrying out the judgments on any competence in every learning time. The assessments done by the teacher were including attitude assessment, knowledge assessment, and skill assessment. Keyword: scientific approach based learning
menalar.
PENDAHULUAN
Hasil
survei
international
tentang
Zaman berubah, tuntutan pendidikan pun
kemampuan siswa Indonesia tahun 2007 yang
berubah. Pendidikan saat ini tidak seharusnya
berjudul “Trends in International Math and
fokus
sudah
Science” oleh Global Institute menyatakan bahwa
kadaluarsa, seperti menghafal, tetapi kemampuan
kemampuan menalar siswa Indonesia masih
mengajarkan
kecakapan
yang
2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 Tahun ke IV Mei 2015
rendah (Kemendiknas, 2012). Penilaian yang
ditambah unsur produktif, inovatif, serta afektif
menyebutkan hal serupa adalah penilaian yang
agar
dilakukan Programme for International Student
perkembangan
Assessment (PISA) di tahun 2012.
pemikiran yang demikian menjadi pertimbangan
Hasil survei
dapat
mengatasi
permasalahan
zamannya
nanti.
pada
Pemikiran-
menunjukkan bahwa Indonesia berada di urutan
dalam
melakukan pengembangan kurikulum
64. Lemahnya kemampuan memecahkan masalah
pendidikan Indonesia. Kurikulum 2013 menjadi
dan menalar/menganalisis adalah salah satu faktor
produk dari pemikiran pengembangan kurikulum
penyebab rendahnya prestasi siswa Indonesia (I
terbaru. Kurikulum 2013 adalah upaya pemerintah
Ketut Kertayasa, 2014). Salah satu faktor penyebab rendahnya
untuk
meningkatkan
mutu
pendidikan.
kemampuan siswa menalar dan memecahkan
Mendikbud (2012) menjelaskan bahwa tujuan
masalah adalah pendekatan pembelajaran yang
Kurikulum 2013 mengarah pada peningkatan
diterapkan.
kompetensi seimbang antara sikap (attitude),
Muhibbin
Syah
(2003:
155)
mengatakan bahwa faktor pendekatan belajar
keterampilan
berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses
(knowledge).
belajar
hanya
didukung 4 pilar yaitu produktif, kreatif, inovatif,
menekankan hafalan tidak membuat kemampuan
dan afektif. Proses pembelajaran pada Kurikulum
siswa menalar berkembang. Guru Besar Fakultas
2013 diubah dengan mengamanatkan pendekatan
Ekonomi Universitas Indonesia (Renald Kasali:
saintifik/ilmiah yang diterapkan secara tematik
2012) mengatakan bahwa sistem pembelajaran
terpadu dalam pembelajaran.
yang dikonsep dengan hafalan membuat bangsa
Pembelajaran
siswa.
Pembelajaran
yang
(skill),
dan
Ketiga
pengetahuan
kompetensi
berbasis
tersebut
pendekatan
tidak kreatif. Oleh karena itu, pendidikan
saintifik/ilmiah menerapkan lima keterampilan
Indonesia harus dirancang untuk siswa berpikir
ilmiah dalam pembelajaran yaitu keterampilan
secara
mengamati (observing), menanya (questioning),
kreatif
dengan
mendorong
mereka
memutar otak memecahkan suatu persoalan.
mencoba/mengumpulkan
Mendikbud (2012) mengatakan bahwa
(experimenting),
informasi mengasosiasi/menalar
bermodal pengetahuan saja tidaklah cukup. Siswa
(associating), dan mengkomunikasikan hasil
Indonesia membutuhkan kreatifitas. J.C. Coleman
temuan (networking) (Kemendikbud, 2013: 9)).
dan
Pembelajaran
C.L.
Hammen
(Rigina
Safitri:
2014)
berbasis
diharapkan
cara berpikir yang menghasilkan sesuatu yang
kepada siswa dalam mengenal dan memahami
baru dalam konsep, pengertian, penemuan, dan
berbagai
karya seni. Berpikir kreatif akan memudahkan
menggunakan metode ilmiah. Siswa diajarkan
hidup. Seseorang yang mampu berpikir kreatif
menalar dan bagaimana mengambil keputusan,
selalu memiliki jalan solutif dalam proses
bukan
pemecahan
Bangsa
mendengar dan menghafal semata. Siswa juga
Indonesia membutuhkan anak-anak yang kreatif
diberi pemahaman bahwa informasi bisa berasal
Ke
depannya
materi
berpikir
memberikan
saintifik
menambahkan bahwa berpikir kreatif merupakan
masalah.
dapat
pendekatan
yang
pemahaman
diberikan
mekanistis
dengan
dengan
hanya
Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis .... (Elly Oktafianti) 3
dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada
sudah menerapkan Kurikulum 2013 pada tahun
informasi yang diberikan guru. Oleh karena itu,
ajaran 2013/2014. Atas saran Kepala Sekolah
pembelajaran diarahkan untuk mendorong siswa
peneliti melakukan observasi di kelas IB. Hasil
aktif mencari tahu, mengembangkan kemampuan
observasi peneliti menunjukkan bahwa siswa
bernalar, dan membentuk siswa yang kreatif.
kelas IB dapat mengikuti pembelajaran berbasis
Pada awal tahun ajaran baru 2013/2014
pendekatan
saintifik
yang diterapkan
guru.
Kurikulum 2013 mulai diberlakukan untuk
Kelima keterampilan ilmiah dapat dipraktekkan
jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs, dan
oleh siswa meskipun belum efektif. Keterampilan
SMA/SMK. Kurikulum 2013 di SD mulai
siswa kelas IB dalam berbahasa dan melakukan
diterapkan di kelas I dan IV. Hasil pengamatan
pengamatan masih mulai berkembang. Siswa
peneliti tentang karakteristik siswa SD kelas I
kelas IB dapat melakukan kegiatan mengamati,
selama KKN-PPL diketahui bahwa siswa kelas I
menanya,
masih senang bermain, senang bergerak, tidak
mengkomunikasikan, kerja sama dalam kelompok
dapat
dapat
walaupun belum efektif. Siswa kelas IB juga
berkonsentrasi dalam waktu lama. Piaget (Wina
dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru
Sanjaya,
walaupun belum efisien dalam memanfaatkan
duduk
tenang,
2010:
dan
264)
tidak
mengatakan
bahwa
pengamatan dan pemahaman anak usia 2-7 tahun
(menganggap
mempunyai
pandangan
bahwa
siswa
kelas
IB
mulai
aktif
melaksanakan
keterampilan ilmiah, tidak pasif menerima materi
pada usia ini belum mampu
dari guru. Ibu Henny menambahkan bahwa
bekerja sama dalam kelompok secara efektif.
walaupun pembelajaran saintifik dapat diikuti
Padahal pembelajaran yang harus siswa ikuti
siswa kelas IB tetapi pendekatan tersebut tidak
yaitu
pendekatan
dapat dilakukan setiap kali pembelajaran. Siswa
saintifik/ilmiah mengarahkan siswa untuk aktif
kelas IB masih membutuhkan penjelasan dari
mengamati, mencari tahu, dan melakukan kerja
guru dengan metode ceramah untuk mengulang
sama dalam kelompok.
materi
pembelajaran
Piaget
sama
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
seperti
dirinya). Siswa
yang
orang lain
menalar,
waktu.
atau pra-operational periode masih bersifat egocentric
mencoba,
berbasis
(Nandang
sudah
dipelajari.
Berdasarkan
2006:44)
observasi di kelas IB tahun ajaran 2013/2014,
menambahkan bahwa keterampilan siswa kelas I
peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang
dalam
bagaimana
berbahasa
pembelajaran
mulai
berbasis
Budiman,
yang
berkembang pendekatan
tetapi
pelaksanaan pembelajaran berbasis
saintifik
pendekatan saintifik pada siswa kelas I pada
meminta siswa untuk dapat mempresentasikan
tahun ajaran 2014/2015 dengan mengetengahkan
hasil temuannya. Hal di atas menarik peneliti
judul
untuk meneliti lebih lanjut tentang pembelajaran
Pendekatan Saintifik di kelas IB SD Negeri
berbasis pendekatan saintifik di kelas I.
Pujokusuman 1 Yogyakarta”.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta
“Pelaksanaan
Pembelajaran
Berbasis
4
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 Tahun ke IV Mei 2015
METODE PENELITIAN
Keabsahan Data
Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan
Dalam uji keabsahan data, peneliti menggunakan
kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
dalam penelitian ini menggunakan triangulasi.
uji credibility/kredibilitas. Uji kredibilitas data
Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November
2014.
Penelitian
ini
dilaksanakan di kelas IB SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta.
sumber dan teknik. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru dan siswa kelas IB SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta sudah melaksanakan pembelajaran
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah satu guru dan 29 siswa kelas IB yang terdiri dari 16
berbasis pendekatan saintifik. Berikut deskripsi pelaksanaannya. 1. Perencanaan
siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
Pembelajaran
Berbasis
Pendekatan Saintifik di Kelas IB Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
guru tidak menyusun RPP kelas IB semester
Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
adalah
data
tentang
bagaimana
guru
merencanakan pembelajaran, bagaimana guru dan siswa kelas IB melaksanakan pembelajaran saintifik, dan bagaimana guru melaksanakan penilaian.
Teknik
pengumpulan
data
yang
digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi kelengkapan komponen RPP, pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran,
1 seluruhnya tetapi bersama-sama saat kegiatan KKG se-Kecamatan Mergangsan dan sudah selesai pada bulan Agustus 2014. Kegiatan menyusun RPP yang dilakukan guru tetapi
diperbolehkan Kemendikbud (2014) RPP
akan
lebih
cocok
jika
dikembangkan secara individu yaitu oleh guru sendiri dengan memperhatikan kondisi siswa yang diampu (sesuai prinsip kedua panduan penyusunan RPP). RPP
pedoman observasi penilaian, dan pedoman
yang
disusun
guru
sudah
memuat komponen minimal yang harus ada,
wawancara guru.
yaitu memuat tujuan pembelajaran, materi Teknik Analisis Data Penelitian ini
pembelajaran, menggunakan
teknik
metode
pembelajaran.
Komponen lain yang harus ada pada RPP
analisis data model Miles dan Huberman (1992)
adalah
dengan tahapan reduksi data, display data,
tema/subtema, kelas/semester, materi pokok,
menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi.
alikasi waktu, KI, KD, Indikator, media, alat
identitas
sekolah,
identitas
belajar, dan langkah-langkah pembelajaran juga sudah dicantumkan.n, sumber belajar,
Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis .... (Elly Oktafianti) 5
dan penilaian. Namun, format penulisan
mengumpulkan informasi/mencoba, menalar,
materi masih berdasarkan mapel seharusnya
dan mengkomunikasikan yang dideskripsikan
diorganisasikan menurut KD dan sering tidak
seperti berikut.
mencantumkan pedoman perskoran pada
a. Keterampilan Mengamati Pada kegiatan mengamati guru
komponen penilaian. 2. Pelaksanaan
Pembelajaran
Berbasis
sudah
memfasilitasi
siswa
untuk
melakukan pengamatan melalui kegiatan
Pendekatan Saintifik di Kelas IB Pelaksanaan pembelajaran di kelas IB
melihat, menyimak, mendengar, dan
kegiatan
membaca pada setiap kali pembelajaran.
pendahuluan, inti, dan kegiatan penutup.
Siswa sudah melaksanakan kegiatan
Tiga kegiatan yang dilaksanakan guru pada
melihat tetapi masih sebatas melihat
kegiatan pendahuluan yaitu menyiapkan fisik
gambar/gambar berseri/gambar ilustrasi
dan psikis siswa untuk siap belajar melalui
pada buku tema/papan tulis/slide yang
kegiatan meminta siswa untuk duduk tenang
sudah disiapkan guru/buku cerita yang
dikursi
masing-masing,
salam,
dibawa siswa. Guru belum menggunakan
berdoa,
dan
siswa;
alat peraga ataupun media konkret
mengajukan pertanyaan-pertanyaam tentang
padahal siswa SD kelas I yang rata-rata
materi yang sudah dipelajari dan terkait
berumur
dengan
memahami benda/hal-hal yang bersifat
diorganisasikan
ke
dalam
memberi
menanyakan
materi
yang
kabar
akan
dipelajari
6-7
tahun
lebih
mudah
tujuan
konkret daripada yang bersifat abstrak.
pembelajaran/KD yang akan dicapai sudah
Selain gambar dan benda, perilaku
sesuai
Pelatihan
manusia juga dapat diamati/diobservasi
Implmentasi Kurikulum 2013. Namun, guru
(Ridwan Abdullah Sani, 2014: 54).
hendaknya menambahkan satu kegiatan lagi
Misalnya pada pembelajaran tentang
yaitu
sikap tertib saat berolahraga yang ada
(apersepsi);
serta
dengan
menyampaikan
Buku
menyampaikan
Materi
penjelasan
tentang
kegiatan yang akan dilakukan siswa untuk menyelesaikan
permasalahan
atau
tugas
melaksanakan
dilanjutkan
kegiatan
inti.
Kegiatan
mengamati
selain
melihat adalah menyimak. Menyimak
ketika kegiatan pendahuluan. Pembelajaran
pada subtema Gemar Berolahraga.
dengan Langkah-
merupakan prasyarat mutlak untuk kita menguasai
informasi
(Kemendikbud:
langkah pembelajaran yang dilakukan guru
2014). Sebagian siswa kelas IB masih
dan siswa kelas IB sesuai dengan proses
belum melaksanakan kegiatan menyimak
pembelajaran
pada
dengan maksimal. Sikap siswa ketika
Permendikbud No 81 A Tahun 2013
guru menerangkan materi/membacakan
lampiran IV yaitu menggunakan pendekatan
cerita/teks/bacaan/
saintifik/ilmiah yang meliputi pelaksanaan
lagu/memperdengarkan lagu dari hp
keterampilan
adalah sebagian siswa terlihat menyimak
yang
tercantum
mengamati,
menanya,
menyanyikan
6
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 Tahun ke IV Mei 2015
ciri-cirinya melihat ke arah guru dan
menjadi PR guru agar siswa menjadi
tenang
lagi
suka membaca. Karena seperti yang di
berbicara/bercanda dengan siswa lain
sampaikan Martinis Yamin (2007: 106)
atau bermain-main dan ketika diberi
kesuksessan siswa dalam belajar banyak
pertanyaan siswa tidak dapat menjawab.
ditentukan oleh keterampilan membaca.
tetapi
sebagian
Kegiatan mendengar yang sudah dilaksanakan
siswa
kelas
IB
b. Keterampilan Menanya Kegiatan bertanya dari guru ke
yaitu
mendengarkan penjelasan guru tentang
siswa
tugas yang harus dikerjakan. Tujuan dari
mendiskusikan
kegiatan mendengar yang dikemukakan
dipelajari,
Tarigan
2009)
sudah paham atau belum. Pertanyaan yang
informasi,
diajukan guru sudah sesuai dengan ciri-
meliputi
(Farida
Arini
dkk.:
memperoleh
meningkatkan
keefektifan
ciri
meliputi
bertanya
materi
yang
menanyakan
pertanyaan
untuk sedang
apakah siswa
yang
baik
yang
berkomunikasi, mengumpulkan data, dan
diungkapkan Nasution (2010: 162) yaitu
memberikan respon yang tepat. Tujuan
menggunakan
mendengar tidak tercapai dengan baik
siswa, pertanyaan yang diajukan singkat
jika kondisi kelas ramai dan siswa tidak
dan jelas, dan menghendaki jawaban yang
mendengarkan
baik.
terurai. Fungsi bertanya yang diajukan
Pengkondisian saat kegiatan mendengar
guru sejalan dengan yang diungkapkan
sangat
mau
Ridwan Abdullah Sani (2014) yaitu untuk
dengan
melatih berpikir dan meningkatkan rasa
penting
mendengarkan
dengan
agar dan
siswa
paham
bahasa
yang
maksud yang disampaikan guru sehingga
keingintahuan
memperoleh respon yang baik. Kegiatan
Tingkatan
yang sering diupayakan guru untuk
(Kemendikbud, 2014: 65-66) pertanyaan
mengkondisikan siswa agar kembali
yang diajukan guru berada pada tingkatan
tenang adalah memperingatkan siswa
kognitif yang lebih rendah dengan sub-
untuk tenang atau meminta siswa yang
tingkatan pada pengetahuan, pemahaman,
ramai untuk bertukar tempat duduk.
dan penerapan.
Kegiatan
mengamati
siswa.
dipahami
Berdasarkan
Pertanyaan
Bloom
selain
Kegiatan bertanya dari siswa
melihat, menyimak, dan mendengar
ke guru yaitu bertanya tentang informasi
adalah membaca. Guru selalu meminta
yang tidak dipahami dari apa yang
siswa membaca teks pada buku siswa
diamati dan merumuskan pertanyaan
baik secara individu maupun kelompok
untuk
di awal pembelajaran. Siswa kelas IB
dilakukan walaupun tidak sering muncul.
masih ada yang belum lancar membaca
Pertanyaan
dan masih malas membaca ketika guru
menanyakan
meminta membaca serempak. Hal ini
dimengerti, menanyakan alat musik yang
menambah
yang kata
informasi
sudah
diajukan
seperti
yang
belum
Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis .... (Elly Oktafianti) 7
belum pernah dilihat, menanyakan asal
yaitu
lagu
subtema Gemar bernyanyi dan Menari,
Ampar-ampar
pisang,
dan
Cublak-cublak
Suweng
menanyakan warna nila. Siswa kelas IB
mempraktekkan
sudah melaksanakan kegiatan belajar
pencerminan
dalam keterampilan bertanya sesuai
Menggambar, dan mencoba membaca
kegiatan
dikonsep
puisi pada subtema Gemar Membaca.
Kegiatan
Kegiatan
belajar
Kemendikbud
yang
(2014:
19).
teknik
pada
pada
kolase
subtema
siswa
dan
Gemar
mencoba
kadang
bertanya siswa ke guru yang sering
melebihi waktu yang dijadwalkan. Guru
muncul hanya bertanya untuk konfirmasi
dapat meminimalisir kesalahan dalam
tentang tugas/soal yang belum jelas.
pemaknaan kegiatan eksperimen.
Kegiatan bertanya antara siswa dengan
siswa
walaupun
lain
tidak
sudah
sesering
d. Keterampilan Menalar
muncul kegiatan
Kegiatan
menalar
dalam
pembelajaran Kurikulum 2013 dengan
bertanya antara guru dengan siswa.
pendekatan
Pertanyaan yang biasa diajukan antara
siswa
siswa dengan siswa lain adalah bertanya
mengelompokkan
beragam
ide
maksud soal, bertanya karena tugas yang
mengasosiasikan
beragam
peristiwa
diberikan guru seperti membuat grafik
untuk kemudian memasukannya menjadi
tentang lagu kesukaan siswa di kelas,
penggalan memori. Pada pelaksanaannya
bertanya jawaban, apakah sudah sama
guru telah membantu siswa menalar
atau
dengan melakukan tanya jawab untuk
belum,
dan
bertanya
cara
mengerjakan soal.
mengharapkan
mempunyai
kemampuan dan
membantu siswa paham dengan materi
c. Keterampilan
Mengumpulkan
yang sedang diajarkan. Pengetahuan siswa yang didapat kemudian diarahkan
Informasi/Mencoba Tindak
saintifik
lanjut
dari
bertanya
guru untuk membuat suatu kesimpulan.
adalah menggali dan mengumpulkan
Guru sudah membantu siswa
informasi dari berbagai sumber dengan
melaksanakan kegiatan menalar secara
berbagai cara (Kemendikbud, 2013: 10).
teknis melalui kegiatan mengolah atau
Pelaksanaan kegiatan mencoba berjalan
membahas
cukup lancar walaupun ada siswa yang
menambah keleluasaan dan kedalaman
tidak
dengan
dan beberapa kali melakukan kegiatan
perintah/arahan yang diberikan guru.
menarik suatu kesimpulan. Kegiatan
Siswa kelas IB terlihat bersemangat
mengolah/membahas
melaksanakan kegiatan mencoba seperti
bersifat mencari solusi hanya muncul
mencoba mempraktekkan olahraga kasti
satu kali.
pada
langsung
subtema
paham
Gemar
Berolahraga,
memperaktekkan permainan tradisional
informasi
yang
infomasi
bersifat
yang
8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 Tahun ke IV Mei 2015
selama pembelajaran. Penilaian pengetahuan
e. Keterampilan Mengkomunikasikan
dilaksanakan melalui tes tertulis melalui
Siswa kelas IB sudah melakukan secara
kegiatan Ulangan Harian, UTS, dan UAS
Kegiatan
serta penugasan berupa PR. Tes lisan belum
mengkomunikasikan secara lisan berupa
dilaksanakan oleh guru. Kegiatan siswa
menyampaikan jawaban dari pertanyaan
seperti praktek menyanyi dan membaca puisi
yang diajukan guru. Kegiatan seperti
di depan kelas sudah dilaksanakan tetapi
mempresentasikan hasil temuan di depan
guru tidak terlihat melakukan penilaian
kelas
Kegiatan
dengan lembar penilaian tetapi melihat dan
mengkomunikasikan selain secara lisan
memberi masukan. Kegiatan penilaian tidak
adalah secara tertulis yaitu menuliskan
dilakukan guru karena masih latihan. Guru
jawaban dari tugas-tugas yang diberikan
lebih mengajak siswa untuk berani tampil ke
guru baik di buku tulis/buku tema
depan kelas. Kegiatan menilai keterampilan
II/papantulis.
siswa terlihat dilaksanakan guru pada hasil
kegiatan lisan
mengkomunikasikan dan
tertulis.
tidak
muncul.
Kegiatan
menggambar dengan teknik kolase.
mengkomunikasikan berupa laporan dan media lain tidak muncul. Setelah
melaksanakan
kegiatan
pendahuluan dan inti rangkaian pelaksanaan pembelajaran
ditutup
dengan
kegiatan
akhir/penutup. Kegiatan yang dilaksanakan guru baru membuat rangkuman, memberikan tugas berupa PR secara individu, berdoa, dan mengucapkan salam. Kegiatan yang belum dilaksanakan dan perlu ditambahkan yaitu kegiatan penilaian/refleksi terhadap kegiatan yang
sudah
dilaksanakan,
kegiatan
memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil
pembelajaran,
kegiatan
merencanakan kegiatan tindak lanjut/remidi, dan
kegiatan
menyampaikan
rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 3. Penilaian Pembelajaran di Kelas IB Penilaian
proses
pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan pendekatan penilaian
otentik
(authentic
assesment).
Pelaksanaan penilaian sikap di kelas IB dilaksanakan melalui kegiatan pengamatan
PENUTUP Simpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1.
Guru dalam merencanakan pembelajaran tidak menyusun RPP kelas I semester 1 seluruhnya. RPP kelas I semester 1 disusun bersama-sama
saat
kegiatan
KKG
se-
kecamatan Mergangsan. Guru menyusun RPP sendiri saat diminta oleh Kepala Sekolah. Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam menyusun RPP adalah mengkaji mata
pelajaran,
KD,
langkah-langkah
pembelajaran, dan penilaian pada buku guru kemudian
menambah
atau
mengurangi
indikator dengan menyesuaikan kegiatan pada buku siswa. RPP yang disusun guru sudah
mencerminkan
langkah-langkah
pembelajaran saintifik dan sudah memuat komponen-komponen yang harus ada pada
Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis .... (Elly Oktafianti) 9
2.
RPP yaitu identitas sekolah, kelas/semester,
meliputi penilaian kompetensi sikap melalui
identitas tema, subtema, alokasi waktu,
kegiatan
kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
pengetahuan
tujuan, metode, media, alat, sumber belajar,
penugasan,
dan langkah-langkah pembelajaran.
dengan penilaian kinerja. Sebagian hasil
Guru
dan
siswa
melaksanakan
kelas
IB
pembelajaran
observasi/pengamatan, dengan dan
tes
penilaian
dalam
penilaian
(penilaian
sudah
pengetahuan)
dapat
penilaian
tertulis
dan
keterampilan
kompetensi
ditunjukan
guru,
menerapkan pendekatan saintifik. Kegiatan
sebagian sisanya (penilaian kompetensi sikap
pembelajaran
dan keterampilan) tidak karena dokumentasi
dimulai
dari
kegiatan
tidak tersedia.
pendahuluan dilanjutkan kegiatan inti dan diakhiri dengan kegiatan penutup. Kegiatan yang
dilakukan
guru
dalam
kegiatan
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
pendahuluan adalah menyiapkan fisik dan psikis siswa untuk siap belajar, memberikan
saran dalam penelitian ini sebagai berikut.
apersepsi,
1.
dan
menyampaikan
tujuan
Guru walaupun sudah menyusun RPP secara
pembelajaran. Pada kegiatan inti guru sudah
kelompok
namun
mengarahkan siswa untuk mempraktekkan
mempelajari
komponen-komponen
keterampilan
(a)
RPP agar pembelajaran yang berlangsung
keterampilan mengamati melalui kegiatan
tetap mengarah pada Kompetensi Dasar yang
melihat,
akan dicapai.
ilmiah
menyimak,
yang
meliputi
mendengar,
dan
membaca, (b) keterampilan menanya yang
2.
Pendekatan
guru
saintifik
sebaiknya
menekankan
dalam
pada
meliputi kegiatan bertanya dari guru ke
pentingnya kolaborasi dan kerjasama antar
siswa, dari siswa ke guru, dan antara siswa
siswa dalam menyelesaikan permasalahan
dengan
keterampilan
dalam pembelajaran. Untuk menerapkan hal
mengumpulkan informasi/mencoba dengan
tersebut guru dapat mengadakan kegiatan
kegiatan
keterampilan
kelompok lebih sering. Bekerja sama dalam
menalar/mengasosiasi dengan tanya jawab
kelompok juga dapat melatih siswa dalam
dan
berkomunikasi.
siswa
lain,
praktek,
diskusi,
serta
(c)
(d)
(e)
keterampilan
mengkomunikasikan secara lisan
berupa
3.
Guru
mencari
solusi
kegiatan
agar
menjawab pertanyaan secara lisan dan secara
melaksanakan
tulisan berupa kegiatan mengerjakan soal.
penilaian
Membuat rangkuman hasil kegiatan dan
kompetensi di setiap kali pembelajaran.
yang
penilaian
dibutuhkan
di
dapat sesuai setiap
memberikan tugas/PR adalah kegiatan yang dilakukan
guru
sebelum
berdoa
dan
mengucapkan salam pada kegiatan penutup. 3.
Guru
melaksanakan
penilaian
otentik.
Penilaian yang sudah dilaksanakan guru
DAFTAR PUSTAKA Benny N Joewono. (2012). Menghafal Membuat Bangsa Tak Kreatif. Diakses tanggal 7 Juni 2014, Jam 14.32 WIB dari http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/06
10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 Tahun ke IV Mei 2015
/21271433/Menghafal.Membuat.Bangsa.Ta k.Kreatif.
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/wa wancara-mendikbud-kurikulum-2013.
Farida Ariani dkk. (2009). Pembelajaran Mendengarkan. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa: Depdiknas. Diakses tanggal 7 April 2013, Jam 15.10 WIB dari http://www.slideshare.net/NASuprawoto/pe mbelajaran-mendengarkan.
Martinis Yamin. (2007). Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
I Ketut Kertayasa. (2014). Tentang Website. Diakses tanggal 7 Juni 2014, Jam 14.50 WIB dari http://www.indonesiapisacenter.com/2014/ 03/tentang-website.html. Kemendikbud. (2013). Panduan Teknis Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Dasar.
Miles, Matthew B dan Huberman, A.M. 1992. (Terjemahan). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press. Muhibbin Syah. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Nandang Budiman. (2006). Memahami Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Nasution. (2010). Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
___________. (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014.
Rigina Safitri. (2014). Lima Cara Melatih Berpikir Kreatif. Diakses tanggal 14 Juni 2014, Jam 20.55 WIB dari http://www.academia.edu/4930770/5.
Kemendiknas. (2012). Wawancara Mendikbud Kurikulum 2013 Bagian 3. Diakses tanggal 7 Juni 2014, Jam 14.55 WIB. dari http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/wa wancara-mendikbud-kurikulum-2013-3.
Ridwan Abdullah Sani. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.
___________. (2012). Wawancara Mendikbud Kurikulum 2013. Diakses tanggal 7 Juni 2014, Jam 14.45 WIB dari
Wina Sanjaya. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.