PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA SIAGA KELAS I DAN II BERBASIS SKU DI SD NEGERI SERAYU ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Lu’lu’ Olivia Ningrum Kusuma Dewi NIM 11108241061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JUNI 2015 i
ii
Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pramuka...(Lu’lu’ Olivia) 1
PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA SIAGA KELAS I DAN II BERBASIS SKU DI SD NEGERI SERAYU SKU BASED IMPLEMENTATION OF SIAGA SCOUT GRADE I AND II IN SD NEGERI SERAYU Oleh: Lu’lu’ Olivia Ningrum Kusuma Dewi (PGSD FIP UNY)
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program ekstrakurikuler Pramuka, serta untuk mengetahui cara pengujian SKU Siaga kelas I dan II di SD Negeri Serayu. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan perencanaan program dibuat dengan memerhatikan SKU Siaga Mula dan kebutuhan gugusdepan serta melibatkan banyak pihak, tetapi administrasi kurang lengkap. Pelaksanaan program, yaitu latihan rutin dan wisata Siaga. Materi latihan rutin sudah sesuai SKU dan wisata Siaga dapat diintegrasikan dengan pembelajaran tematik, tetapi waktu latihan rutin kurang efektif. Evaluasi program dilaksanakan dengan evaluasi tertulis dan rekapitulasi presensi, tetapi belum ada evaluasi sikap. Ujian SKU dapat dilakukan secara perorangan kepada Pembina atau orang yang ahli, tetapi belum semua Siaga kelas I dan II melaksanakannya. Kata kunci: Pramuka, Siaga, SKU Abstract This study aims to identify the planning, the implementation, and the evaluation of the Scout extracurricular programs, and to identify how to test SKU in grade I and II SD Negeri Serayu. The type of this research is descriptive qualitative. The data collection techniques are observation, interview, and documentation. The results show that the planning is made by considering SKU Beginning Cub and needs of gugusdepan also involved many parties, but the administration is less complete. The implementation of the program, are routine exercise and Cub tour. The materials of routine exercise have been appropriate with SKU and the Cub tour can be integrated with thematic learning, but the time for routine exercise are less effective. The evaluation of the program is carried out by written evaluation and recapitulation of attendance, but there is no evaluation of attitude. SKU exams can be done individually through the Cubmaster or other experts people, but not all of the Cub grade I and II members doing. Keywords: Scout, Cub, SKU
mengembangkan
PENDAHULUAN Kegiatan
ekstrakurikuler
adalah
berkomunikasi,
kemampuan menemukan
kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa,
mengembangkan
yang dilakukan di sekolah atau di luar
dengan orang lain, dan memberikan manfaat
sekolah dengan tujuan untuk memperluas
sosial yang besar. Oleh karena itu, dilakukan
pengetahuan siswa, mengenai hubungan
kegiatan–kegiatan di lingkungan sekolah
antar mata pelajaran, menyalurkan bakat dan
(intramural) dan di luar sekolah (ekstramural)
minat, serta melengkapi pembinaan manusia
sebagai
seutuhnya Yudha M. Saputra (1998: 6).
pembentukan karakter bangsa yang berbudi
Melalui
pekerti luhur sesuai dengan nilai dan moral
partisipasinya
dalam
kegiatan
ekstrakurikuler, siswa dapat belajar dan
Pancasila.
upaya
potensi,
bekerja
dan
memperkuat
sama
proses
2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 11 Tahun ke IV Agustus 2015
Pendidikan kepramukaan dinilai sangat
Serayu disebut perintis karena jauh sebelum
penting dan sangat relevan sebagai wadah
adanya Kurikulum 2013 yaitu sekitar tahun
penanaman
nilai
1989,
Peraturan
Menteri
karakter.
Di
dalam
Pendidikan
dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62
sekolah
ini
telah
mewajibkan
ekstrakurikuler Pramuka bagi siswa kelas IVI.
Kegiatan
Kebanyakan sekolah dasar di Kota
Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Yogyakarta melaksanakan ekstrakurikuler
Pendidikan Menengah disebutkan bahwa
Pramuka pada kelas III-VI. Sekolah dasar di
kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan
Kota
kepramukaan
Pramuka di kelas I dan II dipengaruhi oleh
Tahun
2014
SD/MI,
tentang
diperuntukan
SMP/MTs,
bagi
SMA/MA,
siswa dan
Yogyakarta
beberapa
faktor
tidak yaitu,
melaksanakan sekolah
belum
SMK/MAK. Pendidikan kepramukaan yang
memiliki kebijakan untuk melaksanakan
ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler
ekstrakurikuler wajib Pramuka bagi siswa
wajib mengandung makna bahwa pendidikan
kelas I dan II, siswa kelas I dan II dirasa
kepramukaan sebagai wahana penguatan
masih terlalu dini untuk melaksanakan
psikologis-sosial-kultural
(reinfocement)
ekstrakurikuler wajib Pramuka, dan guru
keterampilan
kelas tidak memiliki kemampuan menjadi
Kurikulum 2013 yang secara psikopedagogis
pembina Pramuka. Ekstrakurikuler Pramuka
koheren dengan pengembangan sikap dan
di
kecakapan dalam pendidikan kepramukaan.
dilaksanakan untuk memenuhi kewajiban
perwujudan
sikap
dan
kelas
I
dan
II
terkadang
hanya
Pramuka di tingkat sekolah dasar
Kurikulum 2013 tanpa memerhatikan materi
dibagi ke dalam dua golongan, yaitu
apa yang seharusnya diberikan. Padahal
golongan Siaga dan golongan Penggalang.
materi yang diajarkan untuk Pramuka di
Sesuai dengan Kurikulum 2013, pada tahun
kelas I dan II sudah tertuang dalam Syarat
ajaran 2013/2014 siswa kelas I dan II
Kecakapan Umum golongan Siaga.
termasuk Pramuka golongan Siaga karena
Kajian
mengenai
usia yang berkisar antara 7-10 tahun. SD
ekstrakurikuler
Negeri Serayu merupakan sekolah pilot
dilakukan. Beberapa penelitian yang relevan
project
melaksanakan
dengan penelitian yang dilakukan adalah
Kurikulum 2013 selama tiga semester. Selain
“Penerapan Pendidikan Karakter Melalui
menjadi sekolah pilot project Kurikulum
Kepramukaan di SMA Kemala Bhayangkari
2013, SD Negeri Serayu juga merupakan
1 Kubu Raya” yang diteliti oleh Teguh
perintis dalam pelaksanaan ekstrakurikuler
Sumarto, Sulistyarini, dan Parijo pada tahun
wajib Pramuka sejak kelas I. SD Negeri
2012 yang membahas tentang penerapan
karena
telah
Pramuka
pelaksanaan telah
banyak
Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pramuka...(Lu’lu’ Olivia) 3
pendidikan karakter pada siswa, penerapan
Serayu, serta Siaga kelas I dan II SD Negeri
kepramukaan pada siswa anggota Penegak,
Serayu.
dan penerapan nila Dasa Dharma dalam
memberikan
Gerakan
peneliti tentang situasi dan kondisi yang
Pramuka
pada
siswa
anggota
Pihak-pihak
tersebut
informasi
yang
dapat
dibutuhkan
Penegak. Selain itu, ada pula penelitian
sebenarnya.
“Pelaksanaan
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
dalam
Ekstrakurikuler
Membangun
Sikap
Pramuka
Nasionalisme
Data
Siswa di SMP Negeri 1 Watulimo Kabupaten
Penelitian ini menggunakan sumber
Trenggalek” oleh Debrina Fajarwati, Rosyid
data primer dan data sekunder. Data primer
Al Atok, dan Siti Awaliyah pada tahun 2013
diperoleh melalui observasi, wawancara, dan
yang
dokumentasi.
membahas
tentang
pelaksanaan
Sementara
data
sekunder
ekstrakurikuler Pramuka dalam membangun
diperoleh melalui buku-buku kepramukaan,
sikap
Berdasarkan
Undang-undang, dan Peraturan Menteri.
penelitian terdahulu, peneliti ingin meneliti
Instrumen pada penelitian ini adalah peneliti
mengenai perencanaan program, pelaksanaan
itu sendiri. Observasi yang dilakukan peneliti
program, dan evaluasi program ekstrakurikuler
adalah
Pramuka,
mengikuti
nasionalisme
serta
siswa.
cara
pengujian
Syarat
observasi
partisipatif
kegiatan
dengan
latihan
rutin
Kecakapan Umum (SKU) golongan Siaga
ekstrakurikuler Pramuka kelas I dan II di SD
untuk kelas I dan II di SD Negeri Serayu.
Negeri Serayu. Wawancara dilakukan secara mendalam dengan terlebih dahulu membuat
METODE PENELITIAN
pedoman
Jenis Penelitian
membuat janji dengan narasumber, dan
Penelitian
ini
menggunakan
wawancara,
menentukan
dan
menyiapkan alat perekam. Dokumentasi yang
pendekatan deskriprif kualitatif.
didapat adalah foto, rekaman wawancara, dan
Waktu dan Tempat Penelitian
berkas-berkas ekstrakurikuler Pramuka Siaga
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
Serayu
Kota
Yogyakarta
dan
dilaksanakan pada bulan Maret sampai
kelas I dan II. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan
dengan Mei 2015.
dalam penelitian ini adalah analisis data
Subjek Penelitian
selama
Subjek
penelitian
ini
di lapangan.
Sedangkan
model
adalah
analisis yaang digunakan adalah Model Miles
Koordinator Ekstrakurikuler Pramuka SD
and Huberman yang meliputi tiga hal, yaitu
Negeri Serayu, Pembina Pramuka Siaga SD
data reduction (reduksi data), data display
Negeri Serayu, Guru kelas I dan II SD Negeri
4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 11 Tahun ke IV Agustus 2015
(penyajian
data),
dan
conclusion
yang dikemukakan oleh Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993: 22-23) di mana
drawing/verification.
penyusunan HASIL
PENELITIAN
DAN
rencana
program
dan
pembiayaan dilakukan dengan melibatkan kepala sekolah, wali kelas, dan guru-guru.
PEMBAHASAN SD Negeri Serayu pada tahun ajaran
Pada
penyusunan
rencana
program
2014/2015 memiliki siswa kelas I dan II
ekstrakurikuler Pramuka, wali kelas belum
berjumlah 119 orang, terdiri dari 68 siswa
terlibat
laki-laki dan 51 siswa perempuan yang
pembuatannya. Namun, wali kelas juga
dibagi menjadi 16 barung. Di SD Negeri
berkoordinasi dengan Pembina pada saat
Serayu terdapat lima Pembina Satuan yang
pelaksanaan ekstrakurikuler Pramuka.
terdiri dari tiga Pembina Satuan Putra dan
secara
Perencanaan
langsung
program
dalam
kegiatan
dua Pembina Satuan Putri. Dua Pembina
ekstrakurikuler Pramuka Siaga kelas I dan II
membina Siaga dan tiga Pembina membina
yang telah dibuat yaitu rencana kerja
Penggalang. Pada pelaksanaannya kelima
anggaran kegiatan Pramuka yang kemudian
pembina saling mengisi dan kompak untuk
masuk dalam RAPBS SD Negeri Serayu.
saling membantu walaupun latihan rutin
Perencanaan program tersebut kurang sesuai
tersebut bukan termasuk tanggung jawabnya.
dengan penjelasan dari Pusat Pengembangan
pelaksanaan
Tenaga Kependidikan (2014: 31-33) yang
ekstrakurikuler Pramuka SD Negeri Serayu
menyebutkan bahwa perencanaan program
yang dimulai sejak kelas I ialah bahwa aturan
kegiatan
mengenai Pramuka sudah ada dalam UU
mutlak diperlukan meliputi: program kerja
Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan
kegiatan Pramuka, rencana kerja anggaran
Pramuka di mana Siaga dimulai pada usia 7
kegiatan
tahun. Tujuan yang ingin dicapai dari
program semester, silabus materi kegiatan
pelaksanaan
di
Pramuka, rencana pelaksanaan kegiatan, dan
kelas I dan II ialah untuk mewujudkan visi
kriteria penilaian kegiatan. Namun, program
dan misi SD Negeri Serayu.
kerja kegiatan Pramuka, program tahunan,
Latar
belakang
ekstrakurikuler
Pramuka
SD Negeri Serayu telah melaksanakan
ekstrakurikuler
Pramuka,
Pramuka
program
yang
tahunan,
program semester, silabus materi kegiatan
ekstrakurikuler
Pramuka, rencana pelaksanaan kegiatan, dan
Pramuka dengan melibatkan banyak pihak.
kriteria penilaian kegiatan tidak dibuat. Hal
Pihak-pihak tersebut antara lain, Pembina
tersebut dikarenakan Pembina yang sudah
Siaga, Pembina Gudep, kepala sekolah, dan
membuat rancangan tidak mengarsipkan
orang tua. Hal tersebut sesuai dengan teori
dokumen sehingga ketika arsip hilang tidak
perencanaan
program
Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pramuka...(Lu’lu’ Olivia) 5
dapat membuat lagi. Selain itu, Pembina
Pusdiklatda Wirajaya DIY (2011: 37) bahwa
sudah melaksanakan program dengan baik
kegiatan di Perindukan Siaga terdiri atas
sehingga
kegiatan latihan rutin dan pertemuan besar
merasa
tidak
memerlukan
Siaga. Latihan rutin dilaksanakan di lapangan
kelengkapan administrasi lain. Penyusunan program ekstrakurikuler
atau lingkungan sekitar sekolah. Apabila
Pramuka Siaga kelas I dan II di SD Negeri
hujan, latihan rutin Siaga langsung berpindah
Serayu direncanakan dengan memerhatikan
ke aula atau ruang kelas. Pelaksanaan latihan
Syarat Kecakapan Umum (SKU) Siaga dan
rutin Pramuka dilakukan dalam 3 tahap, yaitu
kebutuhan gugusdepan. Siswa kelas I dan II
upacara pembukaan latihan, inti latihan
yang merupakan masa pengenalan Pramuka,
(materi), dan upacara penutupan latihan.
diberikan perencanaan program yang lebih
Upacara pembukaan latihan dilakukan dalam
memerhatikan SKU Siaga Mula. Hal tersebut
posisi melingkar dan Yanda/Bunda berada di
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
tengah.
Agus Widodo (2014: 6-7) bahwa program
Yanda/Bunda kemudian memilih salah satu
latihan mingguan dapat disusun berdasarkan
Siaga untuk menjadi Sulung yang memimpin
silabus Syarat Kecakapan Umum (SKU),
upacara.. Upacara tersebut dipimpin oleh
indikator
pencapaian
Kecakapan
Sulung yang dipilih secara acak oleh
Khusus
(SKK),
kompetensi
Yanda/Bunda. Sulung dan petugas pembawa
Syarat standar
Setelah
bendera
kebutuhan gugusdepan.
dimaksudkan agar Siaga berani tampil di program
untuk
depan
dipilih
lingkaran,
keterampilan pramuka di alam terbuka, dan Pelaksanaan
yang
membentuk
teman-temannya
secara secara
acak spontan.
ekstrakurikuler Pramuka Siaga di kelas I dan
Melalui upacara pembukaan latihan dapat
II dimulai setelah adanya sosialisasi terkait
terlihat
kegiatan latihan rutin Pramuka. Program
disiplin, menanam jiwa patriotisme, dan
yang dilaksanakan untuk Siaga kelas I dan II
membentuk sikap berani Siaga. Latihan rutin
adalah latihan rutin dan Wisata Siaga.
tidak
Latihan rutin dilaksanakan seminggu sekali
pembukaan berbentuk lingkaran. Apabila
pada hari Sabtu sekitar pukul 10.00-11.00
waktu sudah
WIB. Pada saat pemberian materi dalam
dilakukan dengan baris berbanjar serta
latihan rutin terdapat penempuhan SKU
mengucapkan
Siaga Mula dan pemberian materi selingan.
Upacara
Sedangkan Wisata Siaga merupakan salah
dilaksanakan
satu kegiatan pertemuan besar Siaga. Hal
mendukung, seperti adanya hujan. Latihan
tersebut sesuai dengan penjelasan dari Tim
rutin pun langsung dilaksanakan di kelas
bahwa
selalu
Pembina
dibuka terlalu
dengan
apabila
upacara
siang, pembukaan
Pancasila
pembukaan
mengajarkan
dan juga
Dwidarma. bisa
cuaca
tidak tidak
6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 11 Tahun ke IV Agustus 2015
masing-masing
sesuai
dengan
Siaga kelas I dan II sudah menguasai
instruksi
beberapa
Pembina.
materi
SKU
pengembangan
dengan
spiritual yaitu poin 1 SKU Siaga Mula.
memberikan materi kepada Siaga. Materi
Materi-materi tersebut banyak didapat dari
yang telah diberikan untuk Siaga kelas I dan
pelajaran agama yang ada di sekolah. Pada
II saat latihan rutin sudah banyak disesuaikan
agama Islam, poin yang sudah diajarkan
dengan standar SKU Siaga Mula, sehingga
adalah dapat menyebutkan rukun iman dan
pemberian materi juga berarti belajar untuk
rukun Islam, dapat mengucapkan syahadat
menempuh SKU. Materi biasa diberikan
dan
dalam bentuk lembaran tugas. Masing-
menghafal Al-Fatihah dan menyebutkan
masing barung mendapatkan satu lembar
artinya. Pada materi SKU pengembangan
kertas yang berisi tugas kemudian diminta
emosional, Siaga kelas I dan II dalam proses
untuk mengerjakan bersama dalam satu
kearah penguasaan. Materi yang sudah
barung. Tugas tersebut bukanlah tugas
diberikan adalah Dwisatya dan Dwidarma
kelompok, namun tugas individu yang dapat
(poin 2) dan lambang Gerakan Pramuka dan
dikerjakan berdasarkan hasil diskusi dalam
penciptanya (poin 6).
Inti
latihan
dilakukan
barung masing-masing. Materi latihan rutin
menyebutkan
Pada
materi
artinya,
SKU
serta
dapat
pengembangan
untuk Siaga kelas I dan II disesuaikan dengan
sosial, hal-hal yang telah dipelajari Siaga
SKU Siaga Mula yang mengembangkan area
kelas I dan II adalah (1) dapat menyebutkan
spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan
identitas diri dan keluarga (poin 9), (2) dapat
fisik. Kompetensi dasar Siaga Mula masih
membedakan perbuatan baik dan perbuatan
dalam proses penguasaan oleh Siaga kelas I
buruk (poin 10), (3) dapat menghafal,
dan II. Siaga diberi materi sesuai kompetensi
menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia
dasar Siaga Mula yang tertuang dalam poin-
Raya bait pertama di depan perindukannya
poin SKU sehingga dapat menguasai materi
(poin 12), (4) dapat menyebutkan arti kiasan
tersebut sebelum melakukan ujian. Hal
warna Sang Merah Putih (poin 13), (5) dapat
tersebut sesuai dengan pendapat dari Jana T.
menyebutkan sedikitnya 3 hari besar nasional
Anggadiredja, dkk (2011: 11-15) yang
dan 3 hari besar keagamaan (poin 14), dan
mengemukakan
pendidikan
(6) dapat menyebutkan 5 peraturan keluarga
area-area
(poin 15). Pada materi SKU pengembangan
perkembangan yang meliputi pengembangan
intelektual Siaga Mula, Siaga kelas I dan II
spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan
dalam proses kearah penguasaan. Hal-hal
fisik.
yang telah dipelajari adalah (1) dapat
kepramukaan
bahwa mengembangkan
menyampaikan ucapan dengan baik dan
Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pramuka...(Lu’lu’ Olivia) 7
sopan serta hormat kepada orang tua, sesama
datar, menulis nama buah-buahan, tepuk
teman, dan orang lain (poin 18), (2) dapat
(tepuk Siaga, tepuk sambel, tepuk sapi, dan
menyebutkan ketua RT, ketua RW, Lurah,
tepuk kuda), menyanyikan lagu (Dari Sabang
dan Camat di sekitar tempat tinggalnya (poin
Sampai Merauke dan Minggir Donk), dan
19),
menulis nama-nama hewan sesuai gambar.
(3)
dapat
menyebutkan
sila-sila
Pancasila (poin 20), (4) dapat mengumpulkan
Latihan rutin diakhiri apabila waktu
keterangan untuk memperoleh pertolongan
latihan telah habis. Latihan rutin tidak selalu
pertama
dapat
ditutup dengan upacara penutupan latihan
menginformasikan kepada orang dewasa di
karena beberapa alasan. Sebagian barung
sekitarnya (poin 21), (5) dapat membaca jam
sudah menyelesaikan tugas yang diberikan,
digital dan analog (poin 22), dan (6) dapat
tetapi
berbahasa
menyelesaikannya.
pada
kecelakaan
Indonesia
dan
dalam
mengikuti
sebagian
lagi Barung
belum yang
telah
pertemuan-pertemuan Siaga (24). Sebagian
menyelesaikan tugas dari Pembina akan
besar Siaga kelas I dan II telah mengerti dan
merasa
menguasai materi SKU pengembangan fisik
sehingga akan bermain-main. Terlebih lagi
Siaga Mula. Poin SKU yang diajarkan
orang
mengenai pengembangan fisik adalah dapat
menjemput. Oleh karena itu, penutupan
menyebutkan organ tubuh (poin 26) dan
dilakukan dengan masing-masing barung
dapat
dibentuk
berdoa menurut agama masing-masing dan
menyerupai pesawat, kapal, flora, dan fauna
berpamitan kepada Pembina sebelum pulang.
(poin 33).
Hal tersebut belum sesuai dengan urutan
melipat
kertas
yang
bosan tua
menunggu
Siaga
sudah
barung banyak
lain yang
Materi yang diberikan tidak selalu
kegiatan latihan rutin di mana setelah
sesuai dengan SKU, tetapi ada pula variasi
pemberian materi diakhiri dengan upacara
materi yang disebut dengan materi selingan.
penutupan latihan. Namun, bila dilihat dari
Materi selingan merupakan materi yang
kondisi Siaga yang masih kelas I dan II,
diberikan sesuai dengan kehidupan anak
upacara
sehari-hari, tetapi tidak terdapat dalam SKU
dilaksanakan. Kondisi seperti itu dapat
Siaga Mula. Selain itu, materi selingan juga
disiasati sesuai dengan kebijakan masing-
dapat diberikan melalui koordinasi antara
masing Pembina.
penutupan
latihan
akan
sulit
wali kelas dengan Pembina. Materi yang
Pelaksanaan latihan rutin menimbulkan
pernah diberikan antara lain: menyusun
antusias yang tinggi dari Siaga karena
puzzle lambang negara, menyocokkan logo
Pembina menggunakan metode yang sesuai
dan semboyan kota/kabupaten, mewarnai
dengan karakteristik Siaga. Ada beberapa
gambar, menghitung bentuk-bentuk bangun
metode yang dilakukan oleh Pembina dalam
8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 11 Tahun ke IV Agustus 2015
melaksanakan latihan rutin, yaitu ceramah,
berbentuk bazar, permainan bersama, dan
cerita, tanya jawab, dan pemberian tugas.
darmawisata.
Wisata
Siaga
merupakan
Latihan rutin yang perencanaannya
kegiatan untuk Siaga kelas I dan II yang
dimulai sekitar pukul 10.00-11.00 WIB,
dilaksanakan di lingkungan sekitar sekolah
tetapi dalam pelaksanaannya terkadang kelas
atau tempat-tempat wisata seperti museum
I dan II tidak keluar bersamaan. Ada selisih
dan
waktu selesai pelajaran antara satu kelas
dilaksanakan satu semester sekali. Pada
dengan
upacara
semester 1 tahun ajaran 2014/2015 Wisata
pembukaan latihan tidak diikuti oleh semua
Siaga dilaksanakan di Museum Pusat TNI
Siaga. Hal tersebut terjadi karena adanya
AD
pemadatan jam pelajaran yang dirasa belum
semester 2 tahun ajaran 2014/2015 Wisata
cukup. Penerapan Kurikulum 2013 yang
Siaga tidak dilaksanakan karena terkendala
mengharuskan satu subtema diselesaikan
izin dari sekolah. Kegiatan ini selain
dalam waktu satu minggu mengakibatkan
melaksanakan program Pramuka juga dapat
adanya pemadatan jam pelajaran. Pemadatan
diintegrasikan dengan pembelajaran tematik
jam pelajaran tersebut dilakukan sesuai
di kelas.
kelas
lain,
sehingga
kebun
Dharma
binatang.
Wiratama.
Wisata
Namun,
Siaga
pada
dengan kebijakan wali kelas masing-masing,
Terdapat kelebihan dan kekurangan
sehingga satu kelas dan kelas lainnya
dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
memiliki waktu yang berbeda. Selain itu,
Pramuka Siaga kelas I dan II. Kelebihan
tanpa adanya pemadatan materi pelajaran,
yang dimaksud adalah di dalam latihan rutin
waktu selesai pelajaran juga dapat melebihi
sudah diberikan materi sesuai SKU Siaga
waktu seharusnya. Hal tersebut dikarenakan
Mula dan ada materi selingan. Ada pula
kemampuan setiap siswa berbeda, ada yang
kegiatan
cepat dalam mengerjakan tugas dan ada pula
diintegrasikan dengan pembelajaran tematik
yang kurang cepat.
di kelas. Selain kelebihan, terdapat pula
Wisata Siaga merupakan salah satu kegiatan
besar
Siaga.
Wisata
Siaga
dilaksanakan sekali dalam satu semester dan diikuti oleh Siaga kelas I dan II. Hal tersebut
Wisata
Siaga
yang
dapat
kekurangan, yaitu waktu latihan rutin yang kurang efektif karena jam selesai pelajaran kelas I dan II berbeda-beda. Evaluasi
program
ekstrakurikuler
sesuai dengan pendapat dari Tim Pusdiklatda
Pramuka Siaga kelas I dan II di SD Negeri
Wirajaya DIY (2011: 37) yang menyebutkan
Serayu dilakukan dengan evaluasi tertulis di
bahwa pertemuan besar Siaga dilaksanakan
akhir semester dan rekapitulasi presensi
pada waktu tertentu dan diikuti oleh beberapa
latihan rutin. Evaluasi tertulis dilaksanakan
perindukan
pada latihan rutin terakhir pada semester
Siaga.
Kegiatan
ini
dapat
Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pramuka...(Lu’lu’ Olivia) 9
tersebut, yaitu sebelum adanya ulangan akhir
yang
semester. Dengan demikian, Siaga masih
dilakukan secara perorangan. Pengujian SKU
dapat berkonsentrasi pada evaluasi Pramuka.
golongan Siaga dilakukan oleh Pembina
Sedangkan
rutin
setelah Siaga menyelesaikan tugas yang
direkapitulasi selama satu semester latihan
diberikan dan sambil menunggu teman yang
rutin. Hal yang telah disebutkan di atas tidak
belum selesai mengerjakan tugas. Pengujian
sesuai dengan pendapat dari Agus Widodo
juga dapat dilakukan kepada orang lain yang
(2014:
bahwa
lebih ahli di bidangnya, seperti pada poin
pendidikan
agama non Islam yang dapat diujikan kepada
dengan
guru agama di sekolah. Hal tersebut sesuai
bersifat
dengan pendapat dari Jana T. Anggadiredja
autentik (penilaian sikap dan keterampilan).
(2011: 69-70) yang menjelaskan bahwa
Berdasarkan hal tersebut, Pembina telah
penguji SKU adalah pembina atau pembantu
melakukan evaluasi keterampilan dengan
pembina yang langsung membina Siaga dan
baik. Namun, belum terlihat adanya evaluasi
apabila terdapat materi yang tidak diketahui,
terhadap
pembina dapat meminta orang yang lebih
presensi
7)
yang
menjelaskan
penilaian/evaluasi kepramukaan
latihan
dalam dilaksanakan
menggunakan
penilaian
sikap
Siaga.
yang
Padahal
tujuan
diselenggarakannya ekstrakurikuler Pramuka
sudah
dikuasai.
Pengujian
pun
ahli untuk melakukan pengujian SKU Ujian SKU golongan Siaga mulai rutin
adalah untuk meningkatkan karakter baik
dilaksanakan saat kelas III sehingga belum
dari Siaga. SD Negeri Serayu termasuk sekolah
ada target untuk penempuhan ujian SKU
melaksanakan
golongan Siaga di kelas I dan II. Pembina
ekstrakurikuler Pramuka. Bagi Siaga yang
belum berani menarget ujian SKU golongan
kurang aktif, nilai rapor akan dikosongi
Siaga Mula untuk kelas I dan II karena faktor
terlebih dahulu. Wali kelas akan memanggil
usia yang masih belum matang. Target secara
orang
umum adalah nilai Pramuka mendapat A di
yang
tegas
tua
dan
dalam
Siaga
tersebut
untuk
mengkonfirmasi alasan ketidakaktifan Siaga.
rapor.
Siaga pun akan mendapatkan tugas untuk membuat kliping agar dapat mendapatkan
SIMPULAN DAN SARAN
nilai di rapor.
Simpulan
Siaga kelas I dan II masih dalam tahap
Pelaksanaan ekstrakurikuler Pramuka
sehingga
golongan Siaga kelas I dan II berbasis Syarat
belum semua melakukan ujian SKU. Apabila
Kecakapan Umum (SKU) di SD Negeri
memungkinkan, Siaga dapat melakukan ujian
Serayu Kota Yogyakarta memiliki tiga tahap,
SKU kepada Pembina sesuai dengan poin
yaitu perencanaan program, pelaksanaan
pengenalan
kegiatan
Pramuka
10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 11 Tahun ke IV Agustus 2015
program, dan evaluasi program. Perencanaan
kelas I dan II pada setiap latihan rutin
program dibuat dengan memerhatikan SKU
sebagai
Siaga Mula dan kebutuhan gugusdepan serta
program ekstrakurikuler Pramuka Siaga.
salah
satu
bentuk
evaluasi
melibatkan banyak pihak, tetapi administrasi kurang lengkap. Pelaksanaan program dibagi
DAFTAR PUSTAKA
menjadi dua kegiatan, yaitu latihan rutin dan
Agus
Wisata Siaga. Di dalam latihan rutin sudah diberikan materi sesuai SKU Siaga Mula dan terdapat kegiatan Wisata Siaga yang dapat diintegrasikan dengan pembelajaran tematik di kelas. Namun, waktu latihan rutin kurang
Widodo. (2014). Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Makalah disajikan dalam Workshop Implementasi Ekstrakurikuler Wajib Pramuka dalam Kurikulum 2013 di Universitas Negeri Yogyakarta pada tanggal 29 November 2014.
efektif karena jam selesai pelajaran kelas I dan II berbeda-beda. Sedangkan evaluasi program
dilaksanakan
dengan
evaluasi
tertulis dan rekapitulasi presensi selama satu semester, tetapi belum ada evaluasi terhadap sikap Siaga. Pada
pelaksanaan
ekstrakurikuler
Pramuka golongan Siaga di kelas I dan II, terdapat pula pengujian SKU Siaga Mula. Ujian dapat dilakukan secara perorangan kepada Pembina atau orang yang ahli di bidangnya. Namun, belum semua Siaga melakukan ujian SKU. Saran Saran
pada
penelitian
ini
adalah
sebagai berikut. 1. Pembina
dan
wali
Debrina Fajarwati, Rosyid Al Atok, dan Siti Awaliyah. (2013). Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pramuka dalam Membangun Sikap Nasionalisme Siswa di SMP Negeri 1 Watulimo Kabupaten Trenggalek. Skripsi, tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Malang.
kelas
Jana T. Anggadiredja, dkk. (2011). Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Kemendikbud. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 958. Sekretariat Kemendikbud. Jakarta.
sebaiknya
berkoordinasi terkait waktu pelaksanaan latihan rutin sehingga kelas I dan II dapat memulai latihan rutin bersama-sama. 2. Kepala sekolah sebagai kamabigus dapat memberikan himbauan kepada Pembina agar menilai perkembangan sikap Siaga
Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kemendikbud. (2014). Kepramukaan: Bahan Ajar Implementasi Kurikulum 2013 untuk Kepala Sekolah. Jakarta:
Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pramuka...(Lu’lu’ Olivia) 11
Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan PSDMPK dan PMP Kemendikbud. Teguh Sumarto, Sulistyatini, dan Parijo. (2012). Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya. Skripsi, tidak dipublikasikan. Universitas Tanjungpura. Tim Pusdiklatda Wirajaya DIY. (2011). Buku Panduan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. Yogyakarta: Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY. Yudha M. Saputra. (1998). Pengembangan Kegiatan Ko dan Ekstra Kurikuler. Jakarta: Kemendikbud.